PENGARUH KECEPATAN PUTARAN KIPAS UDARA SEGAR …repository.usd.ac.id/34775/2/155214090_full.pdf ·...

109
i PENGARUH KECEPATAN PUTARAN KIPAS UDARA SEGAR TERHADAP KARAKTERISTIK WATER CHILLER 1/2 PK SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana Teknik di bidang Teknik Mesin Oleh : BERNARDUS ANGGI DWI RIZKIANTO NIM : 155214090 PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2019 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Transcript of PENGARUH KECEPATAN PUTARAN KIPAS UDARA SEGAR …repository.usd.ac.id/34775/2/155214090_full.pdf ·...

  • i

    PENGARUH KECEPATAN PUTARAN KIPAS UDARA SEGAR

    TERHADAP KARAKTERISTIK WATER CHILLER 1/2 PK

    SKRIPSI

    Untuk memenuhi sebagian persyaratan

    mencapai derajat Sarjana Teknik di bidang Teknik Mesin

    Oleh :

    BERNARDUS ANGGI DWI RIZKIANTO

    NIM : 155214090

    PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN

    JURUSAN TEKNIK MESIN

    FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

    UNIVERSITAS SANATA DHARMA

    YOGYAKARTA

    2019

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • ii

    EFFECT OF THE FRESH AIR FAN SPEED ON THE

    CHARACTERISTICS OF WATER CHILLER 1/2 PK

    FINAL PROJECT

    As partial fullfilment of the requirement

    to obtain the Sarjana Teknik degree in Mechanical Engineering

    By:

    BERNARDUS ANGGI DWI RIZKIANTO

    Student Number: 155214090

    MECHANICAL ENGINEERING STUDY PROGRAM

    MECHANICAL ENGINEERING DEPARTMENT

    SCIENCE AND TECHNOLOGY FACULTY

    SANATA DHARMA UNIVERSITY

    YOGYAKARTA

    2019

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • iii

    PENGARUH KECEPATAN PUTARAN KIPAS UDARA SEGAR

    TERHADAP KARAKTERISTIK WATER CHILLER 1/2 PK

    Disusun Oleh:

    BERNARDUS ANGGI DWI RIZKIANTO

    NIM: 155214090

    Telah disetujui oleh:

    Yogyakarta, 29 Mei 2019

    Dosen Pembimbing Skripsi

    Ir. Petrus Kanisius Purwadi, M.T.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • iv

    PENGARUH KECEPATAN PUTARAN KIPAS UDARA SEGAR

    TERHADAP KARAKTERISTIK WATER CHILLER 1/2 PK

    Dipersiapkan dan disusun Oleh :

    NAMA : BERNARDUS ANGGI DWI RIZKIANTO

    NIM : 155214090

    Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji

    Pada tanggal 29 Mei 2019

    Susunan Dewan Penguji

    Nama Lengkap Tanda Tangan

    Ketua : Ir. Dr. YB Lukiyanto, M.T. ...........................

    Sekretaris : Wibowo Kusbandono, S.T., M.T. ...........................

    Anggota : Ir. Petrus Kanisius Purwadi, M.T. ...........................

    Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan

    untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik

    Yogyakarta, 29 Mei 2019

    Fakultas Sains dan Teknologi

    Universitas Sanata Dharma

    Dekan

    Sudi Mungkasi, S.Si., M.Math.Sc., Ph. D.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • v

    PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

    Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Skripsi ini tidak terdapat karya

    yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan

    Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat

    yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis

    diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

    Yogyakarta, 29 Mei 2019

    Bernardus Anggi Dwi Rizkianto

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • vi

    LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

    KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

    Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata

    Dharma :

    Nama : Bernardus Anggi Dwi Rizkianto

    NIM : 155214090

    Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

    Universitas Sanata Dharma karya ilmiah yang berjudul :

    Pengaruh Kecepatan Putaran Kipas Udara Segar terhadap Karakteristik

    Water Chiller 1/2 PK

    Beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada

    Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan

    dalam bentuk media lain, mengolahnya di internet atau media lain untuk

    kepentingan akademis tanpa perlu ijin dari saya maupun memberikan royalti

    kepada saya selama tetap menyantumkan nama saya sebagai penulis.

    Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

    Yogyakarta, 29 Mei 2019

    Yang menyatakan,

    Bernardus Anggi Dwi Rizkianto

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • vii

    ABSTRAK

    Solusi dari permasalahan panasnya suhu udara di wilayah indonesia kini

    dapat diatasi dengan pembuatan suatu alat yang bisa mendinginkan udara

    didalam ruangan. Alat tersebut adalah mesin pendingin water chiller. Tujuan dari

    penelitian ini adalah : (a) merancang dan merakit water chiller yang bekerja

    dengan siklus kompresi uap, (b) mengetahui karakteristik water chiller yang

    telah dibuat atau dirakit : (1) nilai Win, (2) nilai Qout, (3) nilai Qin, (4) nilai

    COPaktual, COPideal, dan Efisiensi, (5) laju aliran massa refrigeran(ṁ). Penelitian dilakukan secara eksperimen di Laboratorium Teknik Mesin

    Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Mesin pendingin water chiller ini

    berjenis sistem tertutup. Dengan menggunakan komponen dari mesin AC dan

    Kulkas ½ PK, dan tambahan dua kipas yang digunakan untuk menyedot dan

    menghembuskan udara dengan daya 6,5 watt. Refrigeran yang digunakan adalah

    R-410. Variasi pada penelitian adalah kecepatan putaran kipas udara segar 800

    rpm, 1140 rpm, 1380 rpm.

    Dari hasil penelitian diperoleh : (a) mesin pendingin water chiller dapat

    bekerja dengan baik (b) mengetahui karakteristik water chiller meliputi : (1) nilai

    Win tertinggi yang dapat dicapai oleh water chiller sebesar 23,05 kJ/kg yang

    didapat dari variasi putaran kipas udara segar 800 rpm, (2) Nilai Qout tertinggi

    yang dapat dicapai oleh water chiller sebesar 176,46 kJ/kg yang didapat dari

    variasi putaran kipas udara segar 1380 rpm, (3) Nilai Qin tertinggi yang dapat

    dicapai oleh mesin water chiller sebesar 153,53 kJ/kg yang didapat dari variasi

    putaran kipas udara segar 1380 rpm, (4) Nilai COPaktual tertinggi yang dapat

    dicapai oleh water chiller sebesar 6,75 yang didapat dari variasi putaran kipas

    udara segar 1140 rpm, Nilai COPideal tertinggi yang dapat dicapai oleh water

    chiller sebesar 8,74 yang didapat dari variasi putaran kipas udara segar 1140

    rpm, Nilai efisiensi tertinggi yang dapat dicapai oleh water chiller sebesar 77,45

    % yang didapat dari variasi putaran kipas udara segar 1380 cm, laju aliran massa

    refrigeran(ṁ) yang dapat dicapai oleh water chiller sebesar 0,0125 kg/s yang didapat dari variasi putaran kipas udara segar 1140 rpm.

    Kata kunci : Mesin water chiller, kelembapan udara, siklus kompresi uap.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • viii

    ABSTRACT

    The solution to the problem of heat in the Indonesian region can now be

    overcome by making a device that can cool the air in the room. The tool is a

    water chiller cooling machine. The objectives of this study are: (a) designing and

    assembling water chillers that work with vapor compression cycles, (b) knowing

    the characteristics of water chillers that have been made or assembled: (1) Win

    values, (2) Qout values, (3) values Qin, (4) COPactual, COPideal, and Efficiency

    values, (5) refrigerant mass flow rate (ṁ).

    The study was conducted experimentally at the Mechanical Engineering

    Laboratory of Sanata Dharma University, Yogyakarta. This water chiller cooling

    machine is a closed system type. By using components from the AC and Fridge

    engines of 1/2 PK, and additional two fans are used to suck and blow air with the

    power 6,5 watt. The refrigerant used is R-410. Variations in the study are the

    speed of fan fresh air 800 rpm, 1140 rpm and 1380 rpm.

    From the results of the study obtained: (a) the water chiller cooling

    machine can work well (b) knowing the water chiller characteristics include: (1)

    the highest Win value that can be achieved by a water chiller of 23,05 kJ/kg

    obtained from variations in the rotation of the fresh air fan 800 rpm, (2) The

    highest Qout value that can be achieved by a water chiller is 176,46 kJ/kg

    obtained from variations in the fresh air fan rotation 1380 rpm, (3) The highest

    Qin value that can be achieved by a water chiller machine is 153,53 kJ/kg

    obtained from variations in the fan rotation of fresh air 1380 rpm, (4 ) The

    highest COPactual value that can be achieved by a water chiller is 6,75 obtained

    from variations in the fan rotation of fresh air 1140 rpm, the highest COPideal

    value that can be achieved by a water chiller is 8,74 obtained from variations in

    the fresh air fan rotation of fresh air 1140 rpm, the highest efficiency value that

    can be achieved by a water chiller of 77,45 % is obtained from variations in the

    rotation of the fresh air fan 1380 rpm, the mass flow rate of the refrigerant (ṁ)

    that can be achieved by a water chiller of 0,0125 kg/s obtained from variations in

    the fan rotation of fresh air 1140 rpm.

    Keywords: Water chiller machine, air humidity, vapor compression cycle

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • ix

    KATA PENGANTAR

    Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

    limpahan rahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan

    baik dan tepat pada waktunya.

    Skripsi ini merupakan salah satu syarat wajib bagi setiap mahasiswa

    Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Sanata

    Dharma, untuk mendapatkan gelar Sarjana Teknik di bidang Teknik Mesin.

    Berkat bimbingan, nasehat, dan doa yang diberikan oleh berbagai pihak,

    akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Oleh karena itu,

    dengan segala kerendahan hati dan ketulusan, penulis mengucapkan terima kasih

    sebesar-besarnya kepada :

    1. Sudi Mungkasi, S.Si., M.Math.Sc., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Sains dan

    Teknologi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

    2. Ir. Petrus Kanisius Purwadi, M.T., selaku Ketua Program Studi Teknik Mesin,

    Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta dan

    sekaligus sebagai Dosen Pembimbing Skripsi.

    3. Ir. Dr. YB Lukiyanto, M.T., selaku Dosen Pembimbing Akademik.

    4. Doddy Purwadianto, S.T., M.T., selaku Kepala Laboratorium Energi Teknik

    Mesin, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Sanata Dharma.

    5. Antonius Daryanto dan Dra. Sri Indarti sebagai orang tua yang selalu

    memberi semangat dan dorongan baik berupa materi maupun spiritual.

    6. Seluruh Dosen Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Sains dan Teknologi,

    Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta atas semua ilmu yang telah diberikan

    kepada penulis selama perkuliahan.

    7. Seluruh Tenaga Kependidikan Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Sains

    dan Teknologi, yang telah membantu penulis selama perkuliahan hingga

    selesainya penulisan skripsi ini.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • x

    8. Whandy Bagus Saputro, Andika Permana dan Maulana Yusuf Bachtiar selaku

    teman satu tim dalam pembuatan alat.

    9. Semua teman-teman Teknik Mesin dan pihak yang tidak dapat penulis

    sebutkan satu persatu yang telah memberikan bantuan moril maupun materi

    sehingga proses penyelesaian skripsi ini berjalan dengan baik.

    Akhir kata, penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidaklah

    sempurna, karena tidak ada gading yang retak sehingga kritik dan saran yang

    membangun dari pembaca sangat diharapkan demi penyempurnaan skripsi ini

    dikemudian hari. Akhirnya, besar harapan penulis agar skripsi ini dapat

    bermanfaat bagi kita semua.

    Yogyakarta, 29 Mei 2019

    Penulis

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xi

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i

    TITTLE PAGE ......................................................................................................... ii

    HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................... iii

    HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iv

    PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................. v

    HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ILMIAH ......................................... vi

    ABSTRAK ............................................................................................................ vii

    ABSTRACT ........................................................................................................... viii

    KATA PENGANTAR ........................................................................................... ix

    DAFTAR ISI .......................................................................................................... xi

    DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xv

    DAFTAR TABEL ................................................................................................ xix

    BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

    1.1. Latar Belakang ........................................................................................ 1

    1.2. Rumusan Masalah ................................................................................... 2

    1.3. Tujuan Penelitian .................................................................................... 2

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xii

    1.4. Batasan Masalah ..................................................................................... 3

    1.5. Manfaat Penelitian .................................................................................. 3

    BAB II DASAR TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA ........................................ 4

    2.1. Dasar Teori ............................................................................................. 4

    2.1.1. Prinsip Kerja Mesin Pendingin ....................................................... 4

    2.1.2. Siklus Kompresi Uap ...................................................................... 5

    2.1.2.1. Rangkaian Siklus Kompresi Uap .......................................... 5

    2.1.2.2. Siklus Kompresi Uap Pada Diagram P-h dan Diagram T-s.. 6

    2.1.2.3. Perhitungan pada Siklus Kompresi Uap ............................... 9

    2.1.2.4. Komponen-komponen Siklus Kompresi Uap ..................... 13

    2.1.3. Psychrometric Chart ..................................................................... 23

    2.1.3.1. Parameter-Parameter Udara pada Psychrometric Chart ..... 24

    2.1.3.2. Proses-proses Yang Terjadi pada Udara dalam

    Psychrometric Chart .......................................................... 26

    2.1.3.3. Proses-proses Yang Terjadi pada Mesin Water Chiller pada

    Psychrometric Chart .......................................................... 31

    2.2. Tinjauan Pustaka ................................................................................... 34

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xiii

    BAB III METODOLOGI PENELITIAN.............................................................. 37

    3.1. Objek Penelitian.................................................................................... 37

    3.2. Alat dan Bahan Mesin Water Chiller ................................................... 38

    3.2.1. Alat ................................................................................................ 38

    3.2.2. Bahan ............................................................................................ 41

    3.2.3. Alat Bantu Penelitian .................................................................... 50

    3.3. Alur Pelaksanaan Penelitian ................................................................. 52

    3.3.1. Pembuatan Mesin Water Chiller ................................................... 53

    3.4. Metode Penelitian ................................................................................. 53

    3.5. Variasi Penelitian .................................................................................. 53

    3.6. Skematik Pengambilan Data ................................................................. 54

    3.7. Cara Pengambilan Data ........................................................................ 55

    3.8. Cara Pengolahan Data........................................................................... 56

    3.9. Cara Mendapatkan Kesimpulan ............................................................ 57

    BAB IV HASIL PENGUJIAN, PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN ......... 58

    4.1. Hasil Penelitian ..................................................................................... 58

    4.2. Perhitungan ........................................................................................... 62

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xiv

    4.2.1. Analisa Siklus Kompresi Uap pada Diagram P-h ......................... 62

    4.2.1.1. Perhitungan pada Diagram P-h ........................................... 64

    4.2.2. Data pada Psychrometric Chart .................................................... 70

    4.3. Pembahasan .......................................................................................... 72

    4.3.1. Pengaruh Kecepatan Putaran Kipas Udara Segar terhadap Siklus

    Kompresi Uap ................................................................................ 72

    BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 78

    5.1. Kesimpulan ........................................................................................... 78

    5.2. Saran ..................................................................................................... 79

    DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 40

    LAMPIRAN .......................................................................................................... 80

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xv

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 2.1. Prinsip kerja mesin pendingin ............................................................ 4

    Gambar 2.2. Rangkaian komponen utama siklus kompresi uap ............................. 5

    Gambar 2.3. Siklus kompresi uap diagram P-h....................................................... 6

    Gambar 2.4. Siklus kompresi uap diagram T-s ....................................................... 7

    Gambar 2.5. Kompresor open type ....................................................................... 14

    Gambar 2.6. Kompresor scroll .............................................................................. 15

    Gambar 2.7. Kompresor semi hermetik ................................................................ 16

    Gambar 2.8. Kompresor hermetik ......................................................................... 17

    Gambar 2.9. Natural draught condensor ............................................................... 19

    Gambar 2.10. Force draught condensor ................................................................ 19

    Gambar 2.11. Evaporator jenis pipa dengan sirip ................................................. 21

    Gambar 2.12. Evaporator jenis pipa dengan jari-jari penguat .............................. 21

    Gambar 2.13. Evaporator jenis plat....................................................................... 22

    Gambar 2.14. Pipa kapiler ..................................................................................... 22

    Gambar 2.15. Refrigeran ....................................................................................... 23

    Gambar 2.16. Psycrometric chart ......................................................................... 24

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xvi

    Gambar 2.17. Proses-proses udara yang terjadi dalam psychrometric chart ........ 27

    Gambar 2.18. Proses cooling and dehumidifying ................................................. 27

    Gambar 2.19. Proses sensible heating .................................................................. 28

    Gambar 2.20. Proses cooling and humidifying ..................................................... 28

    Gambar 2.21. Proses sensible cooling .................................................................. 29

    Gambar 2.22. Proses humidifying ......................................................................... 29

    Gambar 2.23. Proses dehumidifying ..................................................................... 30

    Gambar 2.24. Proses heating and dehumidifying ................................................. 30

    Gambar 2.25. Proses heating and humidifying ..................................................... 31

    Gambar 2.26. Proses udara yang terjadi pada mesin water chiller ....................... 32

    Gambar 2.27. Proses-proses udara yang terjadi dalam mesin water chiller pada

    psychrometric chart ....................................................................... 32

    Gambar 3.1.Skematik mesin water chiller ............................................................ 37

    Gambar 3.2. Tube cutter....................................................................................... 39

    Gambar 3.3. Gas las .............................................................................................. 40

    Gambar 3.4. Manifold gauge ................................................................................ 41

    Gambar 3.5. Tang ampere ..................................................................................... 41

    Gambar 3.6. Kayu reng ......................................................................................... 42

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xvii

    Gambar 3.7. Kompresor rotary ............................................................................. 43

    Gambar 3.8. Kondensor ........................................................................................ 44

    Gambar 3.9. Pipa kapiler ....................................................................................... 45

    Gambar 3.10. Evaporator jenis pipa bersirip ........................................................ 45

    Gambar 3.11. Evaporator 2 ................................................................................... 46

    Gambar 3.12. Pompa air........................................................................................ 46

    Gambar 3.13. Pipa air............................................................................................ 47

    Gambar 3.14. Refrigeran ....................................................................................... 47

    Gambar 3.15. Alumunium foil .............................................................................. 48

    Gambar 3.16. Kipas pendingin ............................................................................. 49

    Gambar 3.17. Bak air ............................................................................................ 50

    Gambar 3.18. APPA dan termokopel .................................................................... 50

    Gambar 3.19. Hygrometer..................................................................................... 51

    Gambar 3.20. Stopwatch ....................................................................................... 51

    Gambar 3.21. Alur pelaksanaan penelitian ........................................................... 52

    Gambar 3.22. Skematik pengambilan data ........................................................... 54

    Gambar 3.23. Cara mendapatkan h1, h2, h3, dan h4 pada diagram P-h .................. 57

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xviii

    Gambar 4.1.Diagram P-h berdasarkan variasi kecepatan udara segar 800 rpm.... 63

    Gambar 4.2.Siklus udara pada psychrometric chart variasi kecepatan 800 rpm .. 71

    Gambar 4.3.Energi kalor yang diserap oleh evaporator untuk semua variasi ....... 73

    Gambar 4.4.Energi kalor yang dilepas oleh kondensor untuk semua variasi ....... 73

    Gambar 4.5. Kerja kompresor untuk semua variasi .............................................. 74

    Gambar 4.6.COPaktual untuk semua variasi ........................................................... 75

    Gambar 4.7. COPideal untuk semua variasi ............................................................ 75

    Gambar 4.8. Efisiensi mesin water chiller ............................................................ 76

    Gambar 4.9. Laju aliran massa refrigeran untuk semua variasi ............................ 77

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xix

    DAFTAR TABEL

    Tabel 3.1. Spesifikasi kipas ................................................................................... 49

    Tabel 3.2. Variasi penelitian ................................................................................. 54

    Tabel 3.3. Tabel pengambilan data ....................................................................... 56

    Tabel 4.1. Data hasil penelitian dengan kecepatan putaran kipas udara segar 800

    rpm ........................................................................................................ 59

    Tabel 4.2. Data hasil penelitian dengan kecepatan putaran kipas udara segar 1140

    rpm ........................................................................................................ 60

    Tabel 4.3. Data hasil penelitian dengan kecepatan putaran kipas udara segar 1380

    rpm ........................................................................................................ 61

    Tabel 4.4. Nilai tekanan dan entalpi semua variasi ............................................... 63

    Tabel 4.5. Nilai Qin untuk semua variasi ............................................................... 65

    Tabel 4.6. Nilai Qout untuk semua variasi ............................................................. 65

    Tabel 4.7. Hasil perhitungan Win untuk semua variasi ......................................... 66

    Tabel 4.8. Hasil perhitungan nilai COPaktual untuk semua variasi ......................... 67

    Tabel 4.9. Hasil perhitungan niali COPideal untuk semua variasi .......................... 69

    Tabel 4.10. Hasil perhitungan efisiensi untuk semua variasi ................................ 69

    Tabel 4.11. Hasil perhitungan laju aliran massa refrigeran untuk semua varasi ... 70

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang

    Di zaman yang modern ini teknologi berkembang sangat pesat, kemajuan

    teknologi yang terus terjadi terutama dalam kecanggihan alat-alat pedingin

    ruangan. Banyak macam pendingin ruangan yang dapat berguna bagi kebutuhan

    hidup manusia. Semua kebutuhan manusia berusaha untuk dikembangkan agar

    menjadi teknologi tepat guna. Agar semua bisa menjadi apa yang diinginkan,

    maka manusia berlomba-lomba untuk membuat teknologi yang sesuai dengan

    kebutuhannya. Seiring berkembangnya teknologi yang bermanfaat bagi manusia

    seperti AC ruangan, masyarakat berlomba-lomba menaikkan kualitas teknologi

    yang semakin maju dan berkembang.

    Dengan permasalahan yang terjadi, manusia membuat berbagai macam

    pendingin ruangan seperti water chiller. Water chiller itu sendiri berguna untuk

    mendinginkan ruangan seperti di hotel, mall, dan rumah sakit yang mempunyai

    banyak ruangan. Sistem water chiller menggunakan refrigeran sekunder berupa

    air untuk mendinginkan udara yang berada di dalam ruangan. Refrigeran primer

    dari water chiller mempergunakan freon dan refrigeran sekunder mempergunakan

    air. Dengan mengacu persoalan diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan

    sebuah penelitian model water chiller yang dapat mendinginkan ruangan dengan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 2

    refrigeran sekunder berupa air. Lalu air dingin tersebut dihembuskan ke dalam

    ruangan sebagai pendingin.

    1.2. Rumusan Masalah

    Rumusan masalah dinyatakan dengan pertanyaan-pertanyaan sebagai

    berikut :

    a. Bagaimanakah merancang dan merakit model water chiller yang bekerja

    dengan siklus kompresi uap yang dipergunakan untuk pengkondisian udara

    di dalam ruangan?

    b. Bagaimanakah karakteristik dari model water chiller yang telah dibuatnya?

    1.3. Tujuan Penelitian

    Tujuan penelitian ini adalah :

    a. Merancang dan merakit model water chiller yang bekerja dengan siklus

    kompresi uap yang digunakan untuk mengkondisikan udara.

    b. Mengetahui karakteristik model water chiller yang telah dibuatnya meliputi :

    1. Besarnya kerja kompresor persatuan massa refrigeran (Win).

    2. Besarnya kalor yang dilepas kondensor persatuan massa refrigeran (Qout).

    3. Besarnya kalor yang diserap evaporator persatuan massa refrigeran (Qin)

    4. Besarnya actual coefficient of perfomance (COPaktual).

    5. Besarnya COPideal water chiller.

    6. Besarnya efisiensi water chiller.

    7. Menghitung laju aliran massa refrigeran.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 3

    1.4. Batasan Masalah

    Batasan yang digunakan di dalam pembuatan model chiller yang bekerja

    dengan kompresi uap adalah:

    a. Komponen utama chiller yang terdiri dari kompresor, kondensor, pipa

    kapiler, evaporator, filter, dan komponen pendukung : tempat pendinginan

    air, pompa, dan sistem perpipaan.

    b. Kompresor dan kondensor dengan daya 1/2 PK, Jenis kompresor rotary.

    Ukuran komponen utama yang lain menyesuaikan dengan besarnya daya

    kompresor.

    c. Refrigeran dalam mesin pendingin adalah R410.

    d. Pipa kapiler dengan panjang 1,25 m dan diameter 0,054 inchi.

    e. Beban pendinginan yang digunakan adalah air dengan volume 20 liter yang

    di tempatkan di ruang pendingin.

    1.5. Manfaat Penelitian

    Manfaat pelaksanaan pengujian mesin pendingin water chiller ini adalah :

    a. Mempunyai pengalaman dalam pembuatan water chiller untuk

    pengkondisian udara.

    b. Mampu memahami karakteristik water chiller untuk pengkondisian udara.

    c. Dapat digunakan sebagai referensi bagi yang ingin membuat water chiller.

    d. Hasil penelitian dapat digunakan untuk menambah kasanah ilmu

    pengetahuan yang dapat ditempatkan di perpustakaan atau dipublikasi pada

    khalayak ramai.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 4

    BAB II

    DASAR TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Dasar Teori

    2.1.1 Prinsip Kerja Mesin Pendingin

    Mesin pendingin adalah peralatan yang berfungsi untuk memindahkan

    kalor dari dalam ruangan ke luar ruangan atau menyerap kalor dari lingkungan

    bersuhu rendah kemudian dipindahkan ke lingkungan bersuhu tinggi. Mesin

    pendingin yang mempergunakan siklus kompresi uap mempunyai komponen

    utama yaitu : kompresor, evaporator, kondensor, dan katup ekspansi atau pipa

    kapiler. Fluida yang dipergunakan pada siklus kompresi uap dinamakan dengan

    refrigeran. Gambar 2.1 memperlihatkan prinsip dasar kerja mesin pendingin.

    Gambar 2. 1 Prinsip Kerja Mesin Pendingin

    Qout

    Lingkungan bersuhu

    tinggi

    Mesin

    pendingin

    Lingkungan bersuhu

    rendah

    Qin

    Win

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 5

    Mesin pendingin telah digunakan dalam banyak hal. Diantaranya sebagai

    pengawet bahan makanan ( kulkas, freezer, cold storage, dll ), pengawet minuman

    (show case, kulkas, dll), pengkondisi udara ruangan (AC, water chiller, dll) dan

    pembuat es (ice maker). Dengan berkembangnya informasi dan teknologi

    sekarang ini, manusia telah merasakan dampak positif dari teknologi mesin

    pendingin.

    2.1.2 Siklus Kompresi Uap

    2.1.2.1 Rangkaian Komponen Siklus Kompresi Uap

    Rangkaian komponen pada siklus kompresi uap dapat dilihat pada Gambar

    2.2. Komponen utama siklus kompresi uap meliputi : kompresor, kondensor, pipa

    kapiler dan evaporator.

    Gambar 2. 2 Rangkaian komponen utama siklus kompresi uap

    3

    4 1

    2

    Qout

    Qin

    kondensor

    pipa kapiler

    evaporator

    kompresor

    Win

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 6

    h3=h4 h1 h2 entalpi

    P

    1a 1

    3a

    Siklus refrigeran berlangsung dari kompresor menuju kondensor, dari

    kondensor menuju pipa kapiler, dari pipa kapiler menuju evaporator dan dari

    evaporator kembali menuju kompresor. Qin adalah besarnya kalor yang diserap

    evaporator persatuan massa refrigeran. Qout adalah besarnya kalor yang dilepas

    kondensor persatuan massa refrigeran dan Win adalah kerja kompresor persatuan

    massa refrigeran.

    2.1.2.2 Siklus Kompresi Uap Pada Diagram P-h dan Diagram T-s

    Siklus kompresi uap bila digambarkan pada diagram P-h dan diagram T-s

    seperti tersaji pada Gambar 2.3 dan Gambar 2.4. Proses-proses yang terjadi pada

    siklus kompresi uap adalah (a) proses kompresi, (b) proses desuperheating, (c)

    proses kondensasi, (d) proses pendinginan lanjut, (e) proses penurunan tekanan,

    (f) proses evaporasi, dan (g) proses pemanasan lanjut (superheating).

    Gambar 2. 3 Siklus kompresi uap diagram P-h

    h

    3

    4

    2a 2

    Qout

    Qin

    Win

    Tek

    anan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 7

    4

    2a

    1a

    1

    3a

    Entropi

    Gambar 2. 4 Siklus kompresi uap diagram T-s

    a. Proses kompresi (1-2)

    Proses kompresi dilakukan oleh kompresor terjadi pada tahap 1 – 2 dan

    berlangsung secara isentropik adiabatik (isoentropi atau entropi konstan). Kondisi

    awal refrigeran pada saat masuk ke dalam kompresor adalah gas panas lanjut

    bertekanan rendah, setelah mengalami kompresi refrigeran akan menjadi gas

    panas lanjut bertekanan tinggi. Karena proses ini berlangsung secara isentropik,

    maka temperatur ke luar kompresor pun meningkat.

    b. Proses penurunan suhu gas panas lanjut menjadi gas jenuh (proses 2-2a)

    Proses pendinginan dari gas panas lanjut menjadi gas jenuh terjadi pada

    tahap 2 – 2a. Proses ini juga dinamakan desuperheating. Refrigeran mengalami

    penurunan suhu pada tekanan tetap. Hal ini disebabkan adanya kalor yang

    s

    3

    2 Qout

    Qin

    Win

    T T

    emper

    atur

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 8

    mengalir dari refrigeran ke lingkungan karena suhu refrigeran lebih tinggi dari

    suhu lingkungan.

    c. Proses kondensasi (2a-3a)

    Proses kondensasi terjadi pada tahap 2a-3a berlangsung di dalam

    kondensor. Pada proses ini gas jenuh mengalami perubahan fase menjadi cair

    jenuh. Proses berlangsung pada suhu dan tekanan tetap. Pada proses ini terjadi

    aliran kalor dari kondensor ke lingkungan karena suhu kondensor lebih tinggi dari

    suhu udara lingkungan.

    d. Proses pendinginan lanjut (3a – 3)

    Proses pendinginan lanjut terjadi pada tahap 3a – 3. Proses pendinginan

    lanjut merupakan proses penurunan suhu refrigeran pada keadaan refrigeran cair.

    Proses ini berlangsung pada tekanan konstan. Proses ini diperlukan agar kondisi

    refrigeran yang keluar dari kondensor benar – benar berada dalam fase cair, untuk

    memudahkan mengalir di dalam pipa kapiler.

    e. Proses penurunan tekanan (3-4)

    Proses penurunan tekanan terjadi pada tahap 3–4 berlangsung di pipa

    kapiler secara isoentalpi (entalpi sama). Dalam fasa cair, refrigeran mengalir

    menuju ke komponen pipa kapiler dan mengalami penurunan tekanan dan suhu.

    Sehingga suhu dari refrigeran lebih rendah dari temperatur lingkungan. Pada tahap

    ini fasa berubah dari cair menjadi fase campuran cair dan gas.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 9

    f. Proses penguapan/evaporasi ( 4 – 1a)

    Proses evaporasi terjadi pada tahap 4 – 1a. Proses ini berlangsung di

    evaporator secara isobar (tekanan sama) dan isotermal (suhu sama). Dalam fasa

    campuran cair dan gas, refrigeran yang mengalir ke evaporator menerima kalor

    dari lingkungan, sehingga akan mengubah seluruh fasa fluida dari refrigeran

    berubah menjadi gas jenuh.

    g. Proses pemanasan lanjut (1a – 1)

    Proses pemanasan lanjut terjadi pada tahap 1a – 1. Proses ini merupakan

    proses dimana uap refrigeran yang meninggalkan evaporator akan mengalami

    pemanasan lanjut sebelum memasuki kompresor. Hal ini di maksudkan agar

    kondisi refrigeran benar-benar dalam keadaan gas agar proses kompresi dapat

    berjalan dengan baik dan kerja kompresor menjadi ringan.

    2.1.2.3 Perhitungan pada Siklus Kompresi uap

    Diagram tekanan entalpi siklus kompresi uap dapat digunakan untuk

    menganalisa unjuk kerja mesin pendingin kompresi uap yang meliputi kerja

    kompresor, energi yang dilepas kondensor, energi yang diserap evaporator,

    COPaktual, COPideal, efisiensi dan laju aliran massa refrigeran.

    a. Kerja kompresor (Win).

    Kerja kompresor persatuan massa refrigeran merupakan perubahan entalpi

    pada diagram P-h titik 1-2 dapat dihitung menggunakan Persamaan (2.1) :

    Win = h2-h1 ...(2.1)

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 10

    Pada Persamaan (2.1) :

    Win : Kerja kompresor persatuan massa refrigeran (kJ/kg).

    h1 : Nilai entalpi refrigeran saat masuk kompresor (kJ/kg).

    h2 : Nilai entalpi refrigeran saat keluar kompresor (kJ/kg).

    b. Energi kalor persatuan massa refrigeran yang dilepas oleh kondensor (Qout).

    Energi kalor persatuan massa refrigeran yang dilepaskan oleh kondensor

    merupakan perubahan entalpi pada titik 2-3, perubahan tersebut dapat dihitung

    dengan Persamaan (2.2) :

    Qout = h2-h3 ...(2.2)

    Pada Persamaan (2.2) :

    Qout : Energi kalor yang diserap evaporator persatuan massa refrigeran

    (kJ/kg).

    h2 : Nilai entalpi saat masuk kondensor (kJ/kg).

    h3 : Nilai entalpi refrigeran keluar kondensor atau masuk pipa kapiler

    (kJ/kg).

    c. Energi kalor yang diserap oleh evaporator (Qin).

    Energi kalor yang diserap oleh evaporator persatuan massa refrigeran

    merupakan perubahan entalpi pada titik 4-1, perubahan entalpi tersebut dapat

    dihitung dengan Persamaan (2.3) :

    Qin = h1-h4 ...(2.3)

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 11

    Pada Persamaan (2.3) :

    Qin : Energi kalor yang diserap evaporator persatuan massa refrigeran

    (kJ/kg).

    h1 : Nilai entalpi refrigeran saat keluar evaporator atau sama dengan nilai

    entalpi pada saat masuk kompresor (kJ/kg).

    h4 : Nilai entalpi refrigeran saat masuk evaporator atau sama dengan nilai

    entalpi saat keluar dari pipa kapiler. Nilai h4= h3 (kJ/kg).

    d. Coefficient of Performance actual ( COPaktual).

    Koefisien prestasi siklus kompresi uap standar adalah perbandingan antara

    kalor yang diserap evaporator dengan kerja yang yang diberikan kompresor.

    Energi kalor persatuan massa yang diserap evaporator dibagi kerja kompresi,

    dapat dihitung dengan Persamaan (2.4) :

    COPaktual = (Qin/Win) =[ (h1-h4) / (h2-h3)] ...(2.4)

    Pada Persamaan (2.4) :

    Qin : Energi kalor yang diserap evaporator persatuan massa refrigeran

    (kJ/kg).

    Win : Kerja kompresor persatuan massa refrigeran (kJ/kg).

    h1 : Nilai entalpi refrigeran saat keluar evaporator atau sama dengan

    nilai entalpi pada saat masuk kompresor (kJ/kg).

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 12

    h2 : Nilai entalpi saat masuk kondensor (kJ/kg).

    h4 : Nilai entalpi refrigeran saat masuk evaporator atau sama dengan

    nilai entalpi saat keluar dari pipa kapiler. Nilai h4= h3 (kJ/kg).

    e. Coefficient Of Performance ideal (COPideal).

    Koefisien prestasi ideal pada siklus kompresi uap standar dapat dihitung

    dengan Persamaan (2.5) berikut ini :

    COPideal = (Tevap) / (Tcond-Tevap) ...(2.5)

    Pada Persamaan (2.5) :

    COPideal : Koefisien prestasi ideal.

    Tcond : Suhu kerja mutlak kondensor (K).

    Tevap : Suhu kerja mutlak evaporator (K).

    f. Efisiensi mesin kompresi uap (η).

    Efisiensi mesin kompresi uap dapat dihitung dengan Persamaan (2.6) :

    ɳ = (COPaktual / COPideal) x 100% ...(2.6)

    Pada Persamaan (2.6) :

    COPaktual : Koefisien prestasi aktual mesin kompresi uap.

    COPideal : Koefisien prestasi ideal mesin kompresi uap.

    g. Daya Kompresor Mesin (P)

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 13

    Daya untuk kompresor dapat dihitung dengan menggunakan Persamaan (2.7) :

    P = V × I ...(2.7)

    Pada Persamaan (2.7) :

    P : daya kompresor (J/det).

    V : voltage (volt).

    I : arus listrik kompresor (A).

    h. Laju Aliran Massa Refrigeran (ṁ).

    Laju aliran massa refrigeran dapat dihitung dengan Persamaan (2.8) :

    ṁ = (V x I) / (Win x 1000) ...(2.8)

    Pada Persamaan (2.8) :

    ṁ : laju aliran massa refrigeran (kg/s).

    I : arus listrik (A).

    V : voltage (volt).

    Win : kerja yang dilakukan kompresor (kJ/kg).

    2.1.2.4 Komponen-komponen Siklus Kompresi Uap

    Komponen utama dari mesin dengan siklus kompresi uap terdiri dari

    kompresor, kondensor, evaporator dan pipa kapiler. Komponen tambahan mesin

    siklus kompresi uap terdiri dari filter, thermostat dan kipas.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 14

    a. Kompresor

    Kompresor adalah unit mesin pendingin siklus kompresi uap yang

    berfungsi untuk menaikkan tekanan dan mensirkulasi refrigeran yang mengalir

    dalam unit mesin pendingin. Dari cara kerja mensirkulasikan refrigeran,

    kompresor dapat dikalsifikasikan menjadi beberapa jenis yaitu :

    1. Kompresor Open Unit (open type compresor)

    Pada jenis kompresor ini letak kompresor terpisah dari tenaga

    penggeraknya. Masing-masing bergerak sendiri dalam keadaan terpisah. Tenaga

    penggerak kompresor umumnya motor listrik. Salah satu ujung poros engkol dari

    kompresor menonjol keluar, sebuah puli dari luar dipasang pada ujung poros

    tersebut. Melalui belt puli dihubungkan dengan tenaga penggeraknya. Karena

    ujung poros engkol keluar dari rumah kompresor, maka harus diberi perapat agar

    refrigeran tidak bocor keluar.

    Gambar 2. 5 Kompresor Open Type

    (https://hvactutorial.files.wordpress.com/2012/03/bitzer-open-type-.jpg)

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

    https://hvactutorial.files.wordpress.com/2012/03/bitzer-open-type-.jpg

  • 15

    2. Kompresor Sentrifugal

    Prinsip dari kompresor sentrifugal adalah menggunakan gaya sentrifugal

    untuk mendapatkan energi kinetik pada impeller sudu dan energi kinetik ini

    diubah menjadi tekanan potensial. Tekanan dan kecepatan uap yang rendah dari

    saluran sunction dihisap kedalam lubang masuk atau mata roda impeller oleh aksi

    dari shaft rotor, dan kemudian diarahkan dari ujung-ujung pisau ke rumah

    kompresor untuk diubah menjadi tekanan yang bertambah.

    3. Kompresor Scroll

    Prinsip kerja dari kompresor scroll adalah menggunakan dua buah scroll

    (pusaran). Satu scroll dipasang tetap dan salah satu scroll lainnya berputar pada

    orbit. Refrigeran dengan tekanan rendah dihisap dari saluran hisap oleh scroll dan

    dikeluarkan melalui saluran tekan yang letaknya pada pusat orbit dari scroll

    tersebut.

    Gambar 2.6 Kompresor scroll

    (www.indotrading.com)

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 16

    4. Kompresor Sekrup

    Uap refrigeran memasuki satu ujung kompresor dan meninggalkan

    kompresor dari ujung yang lain. Pada posisi langkah hisap terbentuk ruang hampa

    sehingga uap mengalir kedalam. Nilai putaran terus berlanjut, refrigeran yang

    terkurung digerakan mengelilingi rumah kompresor. Pada putaran selanjutnya

    terjadi penangkapan kuping rotor jantan oleh lekuk rotor betina, sehingga

    memperkecil volume rongga dan menekan refrigeran tersebut keluar melalui

    saluran buang.

    5. Kompresor Semi Hermetik

    Pada kontruksi semi hermetik bagian kompresor dan elektro motor

    masing-masing berdiri sendiri dalam keadaan terpisah. Untuk menggerakan

    kompresor poros motor listrik dihubungkan dengan poros kompresornya

    langsung.

    Gambar 2.7 Kompresor semi hermetik

    (www.indotrading.com)

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 17

    6. Kompresor Hermetik

    Pada dasarnya, kompresor hermetik hampir sama dengan semi-hermetik,

    perbedaannya hanya terletak pada cara penyambungan rumah (baja) kompresor

    dengan stator motor penggeraknya. Pada kompresor hermetik dipergunakan

    sambungan las sehingga rapat udara. Pada kompresor semi-hermetik dengan

    rumah terbuat dari besi tuang, bagian-bagian penutup dan penyambungnya masih

    dapat dibuka. Sebaliknya dengan kompresor hermetic, rumah kompresor dibuat

    dari baja dengan pengerjaan las, sehingga baik kompresor maupun motor

    listriknya tak dapat diperiksa tanpa memotong rumah kompresor.

    Gambar 2.8 Kompresor Hermetik

    (http://hzqjcc.id.bossgoo.com)

    b. Kondensor

    Kondensor adalah alat penukar kalor untuk mengubah wujud gas

    refrigeran pada suhu dan tekanan tinggi menjadi wujud cair. Jenis kondensor yang

    banyak digunakan pada teknologi saat ini adalah kondensor dengan pendingin

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 18

    udara. Kondensor seperti ini memiliki bentuk yang sederhana dan tidak

    memerlukan perawatan khusus. Saat mesin pendingin bekerja, kondensor akan

    terasa hangat bila dipegang. Agar proses perubahan wujud yang diinginkan ini

    dapat terjadi, maka kalor atau panas yang ada dalam gas refrigeran yang

    bertekanan tinggi harus dibuang keluar dari sistem. Kondensor mempunyai fungsi

    melepaskan panas yang diserap refrigeran di evaporator dan kerja kompresor

    selama proses kompresi. Dilihat dari sisi media yang digunakan kondensor dapat

    dibedakan 2 macam yaitu:

    1. Kondensor Berpendingin Udara (Air Cooled Condenser)

    Air cooled condenser adalah kondensor yang menggunakan udara sebagai

    media pendingin. Air cooled codenser mempunyai dua tipe yaitu : (1) Natural

    Draught Condenser (2) Force Draught Condenser.

    a. Natural Draught Condenser

    Pada tipe ini proses perpindahan kalornya berlangsung secara konveksi

    bebas atau konveksi alami. Aliran udara berlangsung karenanya adanya beda

    massa jenis. Pada proses ini ada peralatan tambahan yang dipergunakan untuk

    menggerakan aliran udara . Kondensor jenis ini dapat ditemui pada kondensor

    kulkas satu pintu, show case, chest freezer maupun frezeer.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 19

    Gambar 2.9 Natural Draught Condensor

    (http://fazarjaya.blogspot.com)

    b. Force Draught Condenser

    Pada tipe ini proses perpindahan kalornya berlangsung secara konveksi

    paksa. Aliran udara berlangsung karena adanya kipas udara atau blower. Jenis ini

    ditemui pada mesin kulkas dua pintu maupun pada mesin AC.

    Gambar 2.10 Force Draught Condensor

    (http://wongsocool.com)

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

    http://fazarjaya.blogspot.com/http://wongsocool.com/

  • 20

    2. Kondensor Berpendingin Air (Water Cooled Condenser)

    Water cooled condenser adalah kondensor yang menggunakan air sebagai

    media pendinginnya. Menurut proses aliran yang ada pada kondensor ini terbagi

    menjadi dua jenis yaitu :

    a. Wate Water System

    Suatu sistem dimana air yang dipergunakan untuk mendinginkan

    kondensor, diambil dari pusat-pusat air kemudian dialirkan melewati kondensor

    setelah itu air dibuang keluar dan tidak dipergunakan lagi.

    b. Recirculating Water System

    Suatu sistem dimana air yang di pergunakan untuk mendinginkan

    kondensor dan telah meninggalkan kondensor disalurkan ke dalam cooling tower,

    untuk diturunkan temperaturnya sesuai pada temperatur yang dikehendaki.

    Selanjutnya air dipergunakan lagi dan di beri kembali ke kondensor.

    c. Evaporator

    Evaporator merupakan tempat perubahan fase dari cair menjadi gas,atau

    dapat disebut juga sebagai tempat penguapan. Saat perubahan fase, diperlukan

    energi kalor. Energi kalor tersebut diambil dari lingkungan evaporator. Hal

    tersebut terjadi karena temperatur refrigeran lebih rendah dari pada temperatur

    sekelilingnya, sehingga panas dapat mengalir ke refrigeran. Proses penguapan

    refrigeran di evaporator berlangsung dalam tekanan tetap dan suhu tetap. Berbagai

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 21

    jenis evaporator yang sering digunakan pada mesin siklus kompresi uap adalah

    jenis pipa dengan sirip, pipa-pipa dengan jari-jari penguat dan jenis plat.

    Gambar 2.11 Evaporator jenis pipa dengan sirip

    (https://indonesian.alibaba.com)

    Gambar 2.12 Evaporator jenis pipa dengan jari-jari penguat

    (https://encrypted-tbn0.gstatic.com)

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

    https://encrypted-tbn0.gstatic.com/

  • 22

    Gambar 2.13 Evaporator jenis plat

    (https://tommyji.en.made-in-china.com)

    d. Pipa kapiler

    Pipa kapiler berfungsi untuk menurunkan tekanan refrigeran pada siklus

    kompresi uap yang ditempatkan antara sisi tekanan tinggi dan sisi tekanan

    rendah.Penggunaan pipa kapiler pada mesin siklus kompresi uap mempermudah

    kerja kompresor pada waktu start, karena tekanan kondensor dan evaporator sama.

    Gambar 2.14 Pipa kapiler

    (https://indonesian.alibaba.com)

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 23

    e. Refrigeran

    Refrigeran adalah fluida kerja mesin pendingin yang berfungsi untuk

    menyerap kalor dari suatu benda. Refrigeran dapat dipakai sebagai fluida kerja

    mesin pendingin siklus kompresi uap apabila memenuhi sifat-sifat aman seperti

    tidak mudah terbakar, tidak beracun, tidak menyebabkan korosi pada logam yang

    dipakai pada sistem mesin pendingin dan tidak berkontaminasi dengan produk

    apapun. Refrigeran dipilih sebagai fluida kerja karena memiliki titik didih yang

    rendah serta tidak membutuhkan waktu yang lama dan tekanan yang tinggi untuk

    menaikkan suhu fluida kerja.

    Gambar 2.15 Refrigeran

    (https://www.indiamart.com)

    2.1.3 Psychrometric Chart

    Psychrometric chart merupakan grafik termodinamis udara yang

    digunakan untuk menentukan properti-properti dari udara pada kondisi tertentu .

    Dengan Psychrometric chart dapat diketahui hubungan antara berbagai

    parameterudara secara cepat dan cukup presisi. Untuk mengetahui nilai dari

    properti-properti ( Tdb, Twb, W, RH, H, SpV ) bisa dilakukan apabila minimal dua

    buah parameter tersebut sudah diketahui.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 24

    2.1.3.1 Parameter-parameter Udara pada Psychrometric Chart

    Parameter-parameter udara Psychrometric chart meliputi : (a) Dry-bulb

    Temperature (Tdb), (b) Wet-bulb Temperature (Twb), (c) Dew-point Temperature

    (Tdp), (d) Specific Humidity (W),(e) Relative Humidity (%RH), (f) Enthalpy (H)

    dan (g) Volume Spesific (SpV). Contoh Psychrometric chart disajikan pada

    Gambar 2.18.

    Gambar 2.16 Psychrometric chart

    (http://www.ref-wiki.com/img_article/163e.jpg)

    a. Dry-bulb Temperature (Tdb)

    Dry-bulb Temperature adalah suhu udara pada keadaan kering yang

    diperoleh melalui pengukuran menggunakan termometer dengan kondisi bulb

    tidak basah (tidak diselimuti kain basah). Tdb diposisikan sebagai garis vertikal

    yang berawal dari garis sumbu mendatar yang terdapat di bagian bawah

    psychrometric chart.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 25

    b. Wet-bulb Temperature (Twb)

    Wet-bulb Temperature adalah suhu udara pada keadaan kering yang

    diperoleh melalui pengukuran menggunakan termometer dengan kondisi bulb

    dalam kondisi basah (diselimuti kain basah). Twb diposisikan sebagai garis miring

    ke bawah yang berawal dari garis saturasi yang terletak di bagian kanan

    psychrometric chart.

    c. Dew-point Temperature (Tdp)

    Dew-point Temperature adalah suhu dimana udara mulai menunjukkan

    terjadinya pengembunan ketika didinginkan/diturunkan suhunya dan

    menyebabkan adanya perubahan kandungan uap air di udara. Tdp ditandai

    sepanjang titik saturasi.

    d. Specific Humidity (W)

    Specific Humidity adalah jumlah uap air yang terkandung di udara dalam

    setiap kilogram udara kering (kg air/kg udara kering). Pada Psychrometric chart

    W diposisikan pada garis sumbu vertikal yang berada di samping kanan

    psychrometric chart.

    e. Relative Humidity (%RH)

    Relative Humidity adalah perbandingan jumlah air yang terkandung dalam

    1m3 dengan jumlah air maksimum yang dapat terkandung dalam 1m

    3 dalam

    bentuk persentase.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 26

    f. Enthalpy (H)

    Enthalpy adalah jumlah panas total yang terkandung dalam campuran

    udara dan uap air persatuan massa. Dinyatakan dalam satuan Btu/lb udara.

    g. Volume Spesific (SpV)

    Volume Spesific adalah volume dari udara campuran dengan satuan meter

    kubik persatuan kilogram udara kering.

    2.1.3.2 Proses-proses Yang Terjadi pada Udara dalam Psychrometric Chart

    Proses-proses yang terjadi pada udara dalam psychometric chart adalah

    sebagai berikut (a) proses pendinginan dan penurunan kelembapan (cooling and

    dehumidifying), (b) proses pemanasan sensibel (sensible heating), (c) proses

    pendinginan dan menaikkan kelembapan (cooling and humidifying), (d) proses

    pendinginan sensibel (sensible cooling), (e) proses humidifying, (f) proses

    dehumidifying, (g) proses pemanasan dan penurunan kelembapan (heating and

    dehumidifying), (h) proses pemanasan dan menaikkan kelembapan (heating and

    humidifying). Proses-proses ini dapat dilihat seperti pada Gambar 2.19.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 27

    Gambar 2.17 Proses-proses udara yang terjadi dalam Psychrometric chart

    (https://sustainabilityworkshop.autodesk.com /psycrometric_porcess.jpg)

    a. Proses pendinginan dan penurunan kelembapan (cooling and dehumidifying)

    Proses pendinginan dan penurunan kelembapan (cooling and

    dehumidifying) adalah proses penurunan kalor sensibel dan penurunan kalor laten

    ke udara. Pada proses ini terjadi penurunan temperatur pada bola kering,

    temperatur bola basah, entalpi, volume spesifik, temperatur titik embun, dan

    kelembapan spesifik. Sedangkan kelembapan relatif dapat mengalami peningkatan

    dan dapat mengalami penurunan, tergantung dari prosesnya.

    Gambar 2.18 Proses Cooling and Dehumidifying

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 28

    b. Proses pemanasan sensibel (sensible heating)

    Proses pemanasan (sensible heating) adalah proses penambahan kalor

    sensibel ke udara. Pada proses pemanasan, terjadi peningkatan temperatur bola

    kering, temperatur bola basah, entalpi, dan volume spesifik. Sedangkan

    temperatur titik embun dan kelembapan spesifik tetap konstan. Namun

    kelembapan relatif mengalami penurunan.

    Gambar 2.19 Proses sensible Heating

    c. Proses pendinginan dan menaikkan kelembapan (cooling and humidifying)

    Proses pendinginan dan menaikkan kelembapan (cooling and humidifying)

    berfungsi menurunkan temperatur dan menaikkan kandungan uap air di udara.

    Proses ini menyebabkan perubahan temperatur bola kering, temperatur bola basah

    dan volume spesifik. Selain itu, terjadi peningkatan temperatur bola basah, titik

    embun, kelembapan relatif dan kelembapan spesifik.

    Gambar 2.20 Proses Cooling and Humidifying

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 29

    d. Proses pendinginan sensibel (sensible cooling)

    Proses pendinginan (sensible cooling) adalah pengambilan kalor sensibel

    dari udara sehingga temperatur udara mengalami penurunan. Pada proses ini,

    terjadi penurunan pada suhu bola kering, suhu bola basah dan volume

    spesifik,namun terjadi peningkatan kelembapan relatif. Pada kelembapan spesifik

    dan suhu titik embun tidak terjadi perubahan atau konstan.

    Gambar 2.21 Proses Sensible cooling

    e. Proses humidifying

    Proses humidifying merupakan penambahan kandungan uap air ke udara

    tanpa merubah suhu bola kering sehingga terjadi kenaikan entalpi, suhu bola

    basah, titik embun dan kelembapan spesifik.

    Gambar 2.22 Proses Humidifying

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 30

    f. Proses dehumidifying

    Proses dehumidifying merupakan proses pengurangan kandungan uap air

    pada udara tanpa merubah suhu bola kering sehingga terjadi penurunan entalpi,

    suhu bola basah, titik embun dan kelembapan spesifik.

    Gambar 2.23 Proses Dehumidifying

    g. Proses pemanasan dan penurunan kelembapan (heating and dehumidifying)

    Proses pemanasan dan penurunan kelembapan (heating and

    dehumidifying) berfungsi untuk menaikkan suhu bala kering dan menurunkan

    kandungan uap air pada udara. Pada proses ini terjadi penurunan kelembapan

    spesifik, entalpi, suhu bola basah dan kelembapan relatif tetapi terjadi peningkatan

    suhu bola kering.

    Gambar 2.24 Proses Heating and Dehumidifying

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 31

    h. Proses pemanasan dan menaikkan kelembapan (heating and humidifying)

    Pada proses ini udara dipanaskan disertai penambahan uap air. Pada proses

    ini terjadi kenaikan kelembapan spesifik, entalpi, suhu bola basah, dan suhu bola

    kering.

    Gambar 2.25 Proses Heating and Humidifying

    2.1.3.3 Proses-proses Yang Terjadi pada Mesin Water Chiller pada

    Psychrometric Chart

    Proses-proses yang terjadi pada mesin penyejuk udara dalam

    Psychrometric chart adalah sebagai berikut (a) Proses pencampuran udara luar

    dan udara yang dikondisikan, (b) Proses pendinginan sensibel atau sensible

    cooling, (c) Proses pendinginan dan penurunan kelembapan atau cooling and

    dehumidifying, (d) Proses pemanasan dan menaikkan kelembapan atau heating

    and humidifying.

    Pada Gambar 2.28, titik A adalah udara luar lingkungan yang masuk

    melalui kipas udara segar, titik B adalah udara di dalam ruangan yang telah

    dikondisikan, titik C adalah udara campuran antara udara balik dan udara segar,

    titik E adalah udara yang masuk ke dalam evaporator 2, titik F adalah udara yang

    keluar dari evaporator 2.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 32

    Gambar 2.26 Proses udara yang terjadi pada mesin water chiller

    Gambar 2.27 Proses-proses udara yang terjadi dalam mesin water chiller pada

    psychrometric chart

    (www.ref-wiki.com)

    a. Proses pencampuran udara luar dan udara yang dikondisikan pada ruangan (titik

    A-B),

    Proses (A-B) merupakan proses pencampuran udara luar dan udara yang

    dikondisikan pada ruangan. Pada proses ini udara luar akan bercampur dengan

    Ruang yang

    dikondisikan

    (A)

    (B) (C)

    (E)

    (F)

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 33

    udara yang ada pada ruangan dan akan membentuk titik C (titik campuran antara

    udara luar (titik A) dan titik udara didalam ruangan C).

    b. Proses pendinginan sensibel atau sensible cooling (titik C-D).

    Pada proses ini terjadi penurunan temperatur bola kering, temperatur bola

    basah, dan volume spesifik dari udara, namun terjadi peningkatan kelembaban

    relatif. Titik C merupakan titik awal sebelum proses sensible cooling, sedangkan

    titik B merupakan titik akhir setelah proses sensible cooling diperoleh dengan

    menarik garis lurus secara horizontal menuju garis lengkung yang menunjukkan

    kelembaban relatif 100 %.

    c. Proses pendinginan dan penurunan kelembapan atau cooling and dehumidifying

    titik (D-E).

    Proses (D-F) merupakan proses penurunan suhu udara basah dan penurunan

    suhu udara kering, nilai entalpi, volume spesifik, temperatur titik embun, dan

    kelembaban spesifik mengalami penurunan. Sedangkan kelembaban relatif tetap

    pada nilai 100 %.

    d. Proses pemanasan dan menaikkan kelembapan atau heating and humidifying

    (titik F-B).

    Pada proses ini udara dipanaskan disertai penambahan uap air. pada proses ini

    terjadi kenaikan kelembaban spesifik, entalpi, suhu bola basah, suhu bola kering.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 34

    2.2 Tinjauan Pustaka

    Komang Metty Trisna Negara,dkk (2010) telah meneliti tentang

    performansi sistem pendingin ruangan dan efisiensi energi listrik pada sistem

    water chiller dengan penerapan metode cooled energy storage. Penelitian

    dilakukan dengan cara eksperimental dengan menggunakan dua variasi yaitu full

    sistem dan half sistem. Performansi sistem pendingin dengan penggunaan full

    sistem lebih rendah daripada performansi sistem pendingin pada penggunaan half

    sistem. Hal ini dapat dilihat pada hasil perhitungan kerja kompresi, dampak

    refrigrasi dan COP. Hasil yang diperoleh adalah dengan penggunaan half sistem

    konsumsi energi selama 1 jam lebih sedikit sebesar 0,4449 kWh dibandingkan

    penggunaan full sistem sebesar 0,8650 kWh atau dengan selisih 0,4201 kWh.

    Namun temperatur udara yang dicapai half sistem lebih tinggi yaitu 17,8°C

    dibandingkan dengan full sistem yaitu 12,9°C.

    Rahmat Iman Mainil dan Afdhal Kurniawan Mainil (2011) telah meneliti

    tentang simulasi pemanfaatan panas buang chiller untuk kebutuhan air panas di

    perhotelan. Penelitian dilakukan dengan cara eksperimental dengan menggunakan

    variasi waktu yaitu setiap 20 menit, 40 menit dan 60 menit. Penelitian dilakukan

    secara eksperimental dan simulasi telah dilakukan untuk pemanfaatan kembali

    limbah panas dari chiller jenis 30RB60 dalam kebutuhan air panas di hotel. Hasil

    penelitian ini adalah Potensi energi yang dapat dihemat dengan pemanfaatan

    panas buang kondensor ini adalah 90% dari total energi yang dibutuhkan oleh

    pemanas air listrik, untuk menaikkan temperatur air dari 20 °C hingga 60 °C.

    Panas buang dari chiller yang dapat dimanfaatkan untuk memanaskan air adalah

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 35

    sebesar 383901,221 kJ setara dengan penghematan biaya listrik Rp.37,915,488.-

    per tahun.

    Iskandar R (2010) telah meneliti tentang karakteristik pipa kapiler dan

    katup ekspansi termostatik pada sistem pendingin water chiller. Penelitian ini

    dilakukan secara eksperimental dengan menggunakan empat variasi beban

    pendinginan yaitu dengan debit 0,0002 m3/

    s, 0,0004 m3/

    s, 0,0006 m3/

    s 0,0008

    m3/

    s. Untuk kebutuhan pendinginan yang optimal, maka sangat penting untuk

    mengetahui karakteristik dari mesin pendingin ini. Penelitian ini mengkaji

    seberapa jauh pengaruh penggunaan pipa kapiler dan katup ekspansi termostatik

    sebagai alat ekspansi pada sistem pendingin water chiller. Hasil penelitian

    menunjukkan bahwa performa katup ekspansi termostatik lebih baik dari pipa

    kapiler. Sistem pendingin dengan katup ekspansi mempunyai nilai COP antara

    3,21 hingga 3,66, sedangkan pipa kapiler 2,15 hingga 2,46. Kondisi aktual, katup

    ekspansi mempunyai COP antara 3,21 – 3,66, sedangkan pipa kapiler mempunyai

    COP antara 2,15 – 2,46. Katup ekspansi termostatik mempunyai performana yang

    lebih baik dibandingkan dengan pipa kapiler.

    I Made Rasta (2007) telah meneliti pengaruh laju aliran volume chilled

    water terhadap NTU. Penelitian ini dilakukan secara eksperimental dan

    menggunakan beberapa variasi laju aliran volume yaitu dari 13 liter/menit sampai

    5 liter/menit dengan selisih 0,5 liter/menit setiap pengujian. Untuk mengetahui

    penyerapan panas terjadi secara maksimal oleh air dapat dilakukan dengan

    menganalisa NTU dari sistem water chiller tersebut. Hasil pengolahan data dan

    analisa grafik didapat bahwa NTU terbesar yaitu 2,01 dicapai pada laju aliran

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 36

    volume 12 ltr/mnt yaitu sebesar 2,01, kemudian turun dan stabil. Semakin besar

    laju aliran volume maka NTU juga mengalami peningkatan.

    Agung Nugroho (2012) telah meneliti sistem mesin pendingin water

    chiller yang menggunakan fluida kerja R12 dengan variasi puli kompresor.

    Penelitian tersebut dilakukan secaara eksperimental dengan menggunakan tiga

    variasi yaitu kecepatan puli kompresor dari P1, P2 dan P3 dimana P1 adalah 2480

    rpm. Perubahan kecepatan puli kompresor dimana P1 > P2 > P3. Tujuan

    penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara putaran kipas kompresor

    dan mencari performa mesin water chiller. Hasil pada pengujian ini terlihat

    bahwa kecepatan kompresor semakin besar maka COP semakin turun nilainya, hal

    ini disebabkan karena peningkatan kompresor tidak sebanding dengan

    peningkatan kapasitas refrigerasi atau dengan kata lain peningkatan kapasitas

    refrigerasi lebih kecil dibandingkan dengan peningkatan daya kompresor.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 37

    BAB III

    METODOLOGI PENELITIAN

    3.1. Objek Penelitian

    Objek penelitian ini adalah mesin water chiller dengan menggunakan

    kompresor 1/2 PK. Ukuran mesin water chiller yang diteliti memiliki panjang 2 m

    x lebar 1 m x tinggi 1 m. Gambar skematik alat disajikan pada Gambar 3.1 dan

    gambar mesin water chiller dapat dilihat pada Gambar L.1 dan Gambar L.2.

    Gambar 3.1. Skematik mesin water chiller

    Keterangan pada Gambar 3.1 :

    a. Kondensor

    b. Pipa kapiler

    c. Evaporator 1

    d. Pompa air

    Ruang yang

    Dikondisikan

    a

    b

    c

    d

    f

    e

    g

    h

    h1

    h2

    i

    j

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 38

    e. Kompresor

    f. Pressure gauge / Manifold gauge

    g. Air

    h. Kipas evaporator 2

    h1. Kipas udara segar

    h2. Kipas udara balik

    i. Evaporator 2

    j. Bak air

    3.2. Alat dan Bahan Mesin Water Chiller

    Dalam proses pembuatan mesin water chiller diperlukan alat dan bahan

    sebagai berikut :

    3.2.1. Alat

    Peralatan yang digunakan untuk membuat mesin water chiller antara lain :

    a. Gergaji kayu

    Gergaji kayu digunakan untuk memotong kayu dan triplek yang akan dijadikan

    untuk membuat ruangan pendingin pada mesin water chiller.

    b. Gergaji besi

    Gergaji besi digunakan untuk memotong besi yang akan dijadikan untuk

    tempat penampungan air dingin.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 39

    c. Palu

    Palu digunakan untuk memukul paku dalam pembuatan ruangan pendingin

    berbahan dasar triplek.

    d. Kunci Ring

    Kunci pas digunakan untuk mengencangkan baut dalam proses pembuatan bak

    penampungan air water chiller.

    e. Meteran

    Meteran digunakan untuk mengukur panjang suatu benda pada mesin water

    chiller.

    f. Tube cutter

    Tube cutter digunakan untuk memotong pipa tembaga pada mesin water

    chiller.

    Gambar 3.2 Tube cutter

    (www.amazon.com)

    g. Pisau cutter

    Pisau Cutter digunakan untuk memotong suatu benda pada mesin water chiller.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

    http://www.amazon.com/

  • 40

    h. Tang

    Tang digunakan untuk memotong dan mengencangkan sambungan kabel pada

    komponen mesin water chiller.

    i. Obeng

    Obeng digunakan untuk mengencangkan baut pada dinding ruangan mesin

    water chiller.

    j. Gas las

    Gas las digunakan untuk menyambung pipa tembaga yang berada pada

    komponen mesin water chiller.

    Gambar 3.3 Gas las

    (www.tokopedia.com)

    k. Manifold gauge

    Manifold gauge digunakan untuk mengukur tekanan refrigeran masuk

    kompresor (biru) dan tekanan refrigeran keluar kompresor (merah) yang berada di

    dalam komponen mesin water chiller.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

    http://www.tokopedia.com/

  • 41

    Gambar 3.4 Manifold gauge

    l. Tang ampere

    Tang ampere digunakan untuk mengukur arus listrik yang berada pada

    komponen mesin water chiller.

    Gambar 3.5 Tang ampere

    (www.indotranding.com)

    3.2.2. Bahan

    Bahan yang digunakan untuk pembuatan mesin water chiller antara lain :

    a. Kayu Reng

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

    http://www.indotranding.com/

  • 42

    Kayu reng digunakan untuk membuat kerangka ruangan pada mesin water

    chiller dengan luas ruangan 1m x 1m.

    Gambar 3.6 Kayu reng

    (www.tokopedia.com)

    b. Triplek

    Triplek digunakan untuk membuat ruangan yang didinginkan dengan panjang

    1m dan lebar 1m.

    c. Paku

    Paku digunakan untuk menyatukan kayu dan papan dalam pembuatan ruangan

    pendingin.

    d. Mur dan baut

    Mur dan baut digunakan untuk mengencangkan kerangka besi dalam

    pembuatan mesin water chiller.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

    http://www.tokopedia.com/

  • 43

    e. Sekrup

    Sekrup digunakan untuk mengencangkan kipas dan radiator yang menempel

    pada triplek.

    f. Lakban

    Lakban digunakan untuk menutup celah-celah pada bagian ruangan mesin

    water chiller.

    g. Kompresor

    Kompresor merupakan alat yang berfungsi untuk mensirkulasikan refrigeran

    dalam komponen siklus kompresi uap yang lainnya melalui pipa-pipa tembaga

    dengan cara menghisap dan memompa refrigeran. Jenis kompresor yang

    digunakan adalah kompresor rotary dengan daya 1/2 PK, tinggi kompresor 23 cm,

    diameter kompresor 11 cm, tegangan yang digunakan sebesar 220 V, dan arus

    yang bekerja pada kompresor adalah 1,7 A.

    Gambar 3.7 Kompresor rotary

    (indonesia.alibaba.com)

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 44

    h. Kondensor

    Kondensor merupakan suatu alat penukar kalor yang berfungsi untuk

    mengkondisikan refrigeran dari fase uap menjadi fase cair. Agar dapat mengubah

    fase dari uap menjadi cair diperlukan suhu lingkungan yang lebih rendah dari suhu

    refrigeran sehingga dapat terjadi pelepasan kalor ke lingkungan oleh kondensor.

    Jenis kondensor yang digunakan adalah kondensor pipa bersirip dengan ukuran

    panjang kondensor 33 cm, lebar 30 cm dan tebal 12 cm, sirip kondensor

    berjumlah 102 dan jarak antar sirip 1 mm. Sirip dan pipa kondensor berbahan

    alumunium, tebal sirip kondensor 1 mm.

    Gambar 3.8 Kondensor

    (http://wongsocool.com)

    i. Pipa kapiler

    Pipa kapiler adalah alat yang berfungsi untuk menurunkan tekanan refrigeran

    dari tekanan tinggi ke tekanan rendah sebelum masuk ke evaporator. Ketika

    refrigeran mengalami penurunan tekanan, temperatur refrigeran juga mengalami

    penurunan. Pipa kapiler yang digunakan ini berukuran panjang 150 cm dan

    berdiameter luar 0,054 inchi.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

    http://wongsocool.com/

  • 45

    Gambar 3.9 Pipa kapiler

    (https://indonesian.alibaba.com)

    j. Evaporator 1

    Evaporator 1 berfungsi untuk mendinginkan air dengan suhu yang diinginkan.

    Jenis evaporator ini adalah evaporator dengan pipa bersirip dengan panjang 30

    cm, lebar 20 cm dan tebal 6 cm. Evaporator yang digunakan berdaya 1/5 PK. Sirip

    dan pipa berbahan alumunium. Jumlah sirip 184, jarak atar sirip 10 mm, tebal

    sirip 1 mm dan diameter pipa 5 mm.

    Gambar 3.10 Evaporator jenis pipa bersirip

    (https://indonesian.alibaba.com)

    k. Evaporator 2

    Evaporator 2 berfungsi sebagai peralatan pendingin udara yang dipergunakan

    untuk mengkondisikan udara yang ada di dalam ruangan. Evaporator 2 berbahan

    alumunium, ukuran evaporator 2 memiliki panjang 46 cm, lebar 18 cm dan tebal

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

    https://indonesian.alibaba.com/https://indonesian.alibaba.com/

  • 46

    3 cm. Sirip evaporator 2 berjumlah 8900, tebal sirip 1 mm dan jarak antar sirip 1

    mm.

    Gambar 3.11 Evaporator 2

    l. Pompa air

    Pompa air digunakan untuk mengalirkan fluida air dari bak penampungan

    hingga ke dalam evaporator 2. Pompa yang digunakan memiliki daya 38 watt,

    bertegangan 220V dan head pompa 2 m. Pompa air memiliki panjang 9 cm, lebar

    8 cm dan tinggi 12 cm.

    Gambar 3.12 Pompa air

    (www.sentralpompa.com)

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 47

    m. Pipa air

    Pipa air digunakan sebagai saluran aliran air dari bak penampungan hingga ke

    dalam evaporator 2. Pipa yang digunakan berdiameter 1/2 inchi dan 2 inchi.

    Gambar 3.13 Pipa air

    (www.isibangunan.com)

    n. Refrigeran

    Refrigeran merupakan jenis gas yang digunakan sebagai fluida pendingin atau

    fluida kerja siklus kompresi uap. Refrigeran berfungsi untuk menyerap atau

    melepas kalor dari lingkungan sekitar. Jenis refrigeran yang digunakan adalah

    R410. Dipilih yang ramah lingkungan dan tidak merusak lapisan ozon.

    Gambar 3.14 Refrigeran

    (www.indiamart.com)

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

    http://www.indiamart.com/

  • 48

    o. Air

    Air sebagai media pedingin sekunder atau sebagai refrigeran sekunder yang

    melewati evaporator 2 sehingga udara yang melewati evaporator 2 menjadi

    bersuhu rendah.

    p. Alumunium foil

    Alumunium foil digunakan untuk melapisi styrofoam dalam bak penampungan

    air di mesin water chiller.

    Gambar 3.15 Alumunium foil

    q. Kipas pendingin

    Kipas digunakan untuk mensirkulasikan udara agar melewati evaporator 2

    menuju ruangan yang dikondisikan. Dalam mesin water chiller ini menggunakan

    3 buah kipas. Kipas 1 berada di depan evaporator 2, kipas 2 di dalam ruangan dan

    kipas 3 pada pipa udara segar. Spesifikasi kipas tersebut sebagai berikut :

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 49

    1. Kipas 14 inchi 2. Kipas 16 inchi

    (Kipas di depan evaporator 2) (Kipas di dalam ruangan)

    3. Kipas DC 24v

    (Kipas udara segar)

    Gambar 3.16 Kipas pendingin

    (www.tokopedia.com)

    Tabel 3.1 Spesifikasi kipas

    Kipas Jumlah Sudu Diameter Sudu Daya Tegangan

    Kipas 1 3 6 inchi 41 watt 220v

    Kipas 2 3 14 inchi 15 watt 220v

    Kipas 3 7 4 inchi 6,5 watt 12v

    r. Bak air

    Bak air digunakan untuk menampung air yang didinginkan oleh evaporator 1

    pada komponen mesin water chiller.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

    http://www.tokopedia.com/

  • 50

    Gambar 3.17 Bak air

    (www.olx.co.id)

    3.2.3. Alat Bantu Penelitian

    a. Penampil suhu digital dan termokopel

    Termokopel berfungsi untuk mengukur perubahan temperatur pada saat

    penelitian. Ujung dari termokopel diletakkan pada bagian yang akan diukur

    temperaturnya, maka temperatur akan tertampil pada layar APPA atau penampil

    suhu digital.

    Gambar 3.18 APPA dan termokopel

    (www.hargano.com)

    b. Hygrometer

    Hygrometer berfungsi untuk mengetahui kelembaban udara. Hygrometer

    memiliki termometer bola kering (Tdb) dan termometer bola basah (Twb).

    Termometer bola kering (a) digunakan untuk mengukur suhu udara kering,

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

    http://www.olx.co.id/http://www.hargano.com/

  • 51

    sedangkan termometer bola basah (b) digunakan untuk mengukur suhu udara

    basah. Suhu udara kering dan basah yang terbaca adalah yang melewati

    termometer tersebut seperti Gambar 3.19. Dengan diketahui suhu udara bola

    kering dan suhu udara bola basah maka dapat diketahui kelembaban udaranya.

    Gambar 3.19 Hygrometer

    (www.tokopedia.com)

    c. Stopwatch

    Stopwatch digunakan untuk mengukur waktu yang dibutuhkan untuk proses

    pengambilan data.

    Gambar 3.20 Stopwatch

    (mailsport.co.u)

    a b

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

    http://www.tokopedia.com/

  • 52

    3.3. Alur Pelaksanaan Penelitian

    Alur pelaksanaan penelitian tersaji pada Gambar 3.21.

    Gambar 3.21 Alur pelaksanaan penelitian

    Mulai

    Perancangan Mesin Water Chiller

    Persiapan Alat dan Bahan

    Pembuatan Mesin Water Chiller

    Pengisian Refrigeran R410

    Uji Coba

    Baik?

    Melakukan Variasi Putaran Kipas Udara Segar

    (a) 800 rpm (b) 1140 rpm (c)1380 rpm

    Pengambilan Data

    Melanjutkan Variasi Putaran Kipas?

    Pengolahan Data, Analisis Data,

    Kesimpulan, dan Saran

    Selesai

    ya

    tidak

    tidak

    ya

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 53

    3.3.1. Pembuatan Mesin Water Chiller

    Langkah-langkah pembuatan mesin water chiller sebagai berikut :

    a. Merancang atau desain mesin water chiller.

    b. Membuat kerangka bak penampung air.

    c. Pemasangan pipa air dari bak ke evaporator 2.

    d. Membuat ruangan dengan bahan kayu dan triplek.

    e. Pemasangan pipa udara balik di atas ruangan pendingin.

    f. Pemasangan kipas dan evaporator 2 pada ruangan pendingin.

    g. Pemasangan komponen-komponen siklus kompresi uap.

    h. Pemasangan pressure gauge pada siklus kompresi uap water chiller.

    i. Pemasangan komponen kelistrikan pada mesin water chiller.

    j. Pemasangan pompa air dan kipas-kipas yang digunakan sebagai variasi.

    3.4. Metode Penelitian

    Metode penelitian ini dilakukan dengan cara eksperimental di laboratorium

    Teknik Mesin Universitas Sanata Dharma. Mesin yang diteliti adalah mesin water

    chiller dengan siklus kompresi uap.

    3.5. Variasi Penelitian

    Variasi penelitian dilakukan terhadap kecepatan putaran kipas udara segar.

    Variasi besarnya kecepatan putaran kipas dapat dilihat pada Tabel 3.2.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 54

    Tabel 3.2 Variasi penelitian

    No Variasi Penelitian Kecepatan Putaran Kipas

    1 Kecepatan putaran kipas 1 800 rpm

    2 Kecepatan putaran kipas 2 1140 rpm

    3 Kecepatan putaran kipas 3 1380 rpm

    3.6. Skematik Pengambilan Data

    Posisi alat ukur untuk pengambilan data pada mesin water chiller dapat

    diihat pada Gambar 3.22.

    Gambar 3.22 Skematik Pengambilan data

    Keterangan Gambar 3.22 :

    TA : Suhu udara lingkungan yang diketahui dengan menggunakan hygrometer 1.

    TB : Suhu udara dalam ruangan yang diukur dengan hygrometer 2.

    TC : Suhu campuran (pertemuan udara balik dan udara segar).

    TE : Suhu evaporator 2.

    TB

    TA

    TC

    TE

    TF

    P2

    P1

    T1

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 55

    TF : Suhu yang keluar dari evaporator 2.

    P1 : Tekanan kerja evaporator pada siklus kompresi uap.

    P2 : Tekanan kerja kondensor pada siklus kompresi uap.

    T1 : Suhu air yang sudah didinginkan oleh evaporator (sebagai parameter dalam

    pengambilan data).

    3.7. Cara Pengambilan Data

    Langkah-langkah pengambilan data dapat dilakukan sebagai berikut :

    a. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknik Mesin Universitas Sanata

    Dharma, suhu udara sekitar lingkungan penelitian dianggap tetap.

    b. Sebelum pengambilan data, termokopel dikalibrasi terlebih dahulu agar

    mendapatkan hasil yang akurat.

    c. Mengisi air di dalam bak air yang akan didinginkan.

    d. Menyalakan mesin water chiller dan stopwatch.

    e. Setelah suhu air mencapai target, maka siap melakukan pengambilan data.

    f. Yang perlu dicatat pada saat penelitian adalah T1, P1, P2, TA, TB,TC, TE, dan TF

    sesuai data yang dibutuhkan.

    g. Pengambilan data dilakukan setiap 15 menit dan data diambil selama 2 jam.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 56

    Tabel 3.3 Tabel pengambilan data

    3.8. Cara Pengolahan Data

    Dari data yang didapatkan, maka dapat dibuat siklus kompresi uap pada P-h

    diagram. Dari P-h diagram tersebut dapat diketahui nilai-nilai entalpi, temperatur

    kerja kondensor dan temperatur kerja evaporator. Nilai-nilai entalpi tersebut dapat

    digunakan untuk menghitung Win, Qout, Qin, COP, efisiensi, dan laju aliran massa

    refrigeran mesin water chiller, P-h diagram juga dapat mengetahui karakteristik

    refrigeran R410. P-h diagram yang disajikan seperti pada Gambar 3.33 berikut ini.

    No Waktu P1 P2 T1 TA TB TC TE TF I

    Menit (MPa) (MPa) (°C) (°C) (°C) (°C) (°C) (°C) (A)

    1 0

    2 15

    3 30

    4 45

    5 ....

    6 120

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 57

    Gambar 3.23 Cara mendapatkan h1,h2,h3 dan h4 pada diagram P-h

    3.9. Cara Mendapatkan Kesimpulan

    Kesimpulan dapat diperoleh berdasarkan data yang didapat pada mesin water

    chiller. Kesimpulan yang didapat merupakan hasil dari proses analisis penelitian

    dan kesimpulan harus bisa menjawab tujuan penelitian.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 58

    BAB IV

    HASIL PENGUJIAN, PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN

    4.1 Hasil Penelitian

    Hasil penelitian pada mesin water chiller disajikan berdasarkan variasi

    kecepatan putaran kipas udara segar. Kecepatan putaran kipas diukur dengan

    menggunakan takometer (rpm). Data penelitian yang dicatat meliputi: tekanan

    kerja evaporator (Pevap), tekanan kerja kondensor (Pkond), suhu udara kering (Twb,

    A) dan suhu udara basah (Tdb, A) di lingkungan sekitar penelitian, suhu udara

    kering (Twb, B) dan suhu udara basah (Tdb, B), suhu kering udara campuran (Tdb,

    C), suhu di dalam evaporator 2 (Tdb, E) dan suhu keluar evaporator 2 (Tdb, F).

    Untuk mengetahui suhu kerja evaporator 1 dan suhu kerja kondensor dilakukan

    dengan cara interpolasi menggunakan tabel DuPontTM

    Suva® 410A. Pengujian

    untuk setiap variasi dilakukan sebanyak tiga kali dan kemudian menghitung rata-

    rata dari ketiga data yang diperoleh tersebut. Data penelitian akan dianalisis

    menggunakan p-h diagram dan psychrometric chart. Hasil data penelitian akan di

    tampilkan pada Tabel 4.1 sampai dengan Tabel 4.3. Data penelitian yang disajikan

    merupakan data hasil pengukuran dimana Pevap dan Pkond belum ditambah dengan

    tekanan udara lingkungan sekitar yaitu 1 atm (0,101 MPa). Dalam perhitungan

    nanti data penelitian yang telah didapatkan akan dijumlahkan 1 atm agar menjadi

    tekananan absolut.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 59

    Tab

    el 4

    .1 D

    ata

    has

    il p

    enel

    itia

    n d

    engan

    kec

    epat

    an p

    uta

    ran k

    ipas

    udar

    a se

    gar

    800 r

    pm

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 60

    Tab

    el 4

    .2 D

    ata

    has

    il p

    enel

    itia

    n d

    engan

    kec

    epat

    an p

    uta

    ran k

    ipas

    udar

    a se

    gar

    1140 r

    pm

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 61

    Tab

    el 4

    .3 D

    ata

    has

    il p

    enel

    itia

    n d

    engan

    kec

    epat

    an p

    uta

    ran k

    ipas

    udar

    a se

    gar

    1380 r

    pm

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 62

    4.2. Perhitungan

    4.2.1. Analisa siklus kompresi uap pada diagram P-h

    Perhitungan pada siklus kompresi uap dapat diselesaikan setelah membuat

    diagram p-h berdasarkan hasil penelitian. Data yang digunakan untuk melakukan

    penggambaran pada diagram p-h adalah tekanan kerja evaporator (Pevap) dan

    tekanan kerja kondensor (Pkond). Berdasarkan data hasil penelitian yang

    didapatkan pada Tabel 4.1 sampai dengan Tabel 4.3 adalah tekanan pengukuran,

    jadi untuk mendapatkan tekanan absolut maka tekanan pengukuran ditambah

    dengan tekanan udara lingkungan sekitar yaitu 1 atm (0,101 MPa). Gambar siklus

    kompresi uap pada diagram p-h yang disajikan pada Gambar 4.1, diketahui dari

    tekanan kerja evaporator (Pevap) = 1,091 MPa dan tekanan kerja kondensor (Pkond)

    = 2,601 MPa, tekanan tersebut adalah tekanan absolut. Siklus kompresi uap

    mengasumsikan proses pendinginan lanjut dan proses pemanasan lanjut tidak

    terjadi. Siklus kompresi uap pada penelitian ini terdiri dari proses kompresi,

    proses desuperheating, proses kondensasi, proses penurunan tekanan dan proses

    evaporasi.

    Pada Gambar 4.1 menyajikan gambar diagram p-h pada variasi kecepatan 800

    rpm yang akan dijadikan sebagai contoh analisis dan perhitungan. Gambar

    diagram p-h pada variasi kecepatan 1140 rpm dan 1380 rpm dapat dilihat pada

    Gambar L.4 dan Gambar L.5. Dari perhitungan dengan menggunakan tabel

    DuPontTM

    Suva® 410A dapat diperoleh data-data sekunder sebagai berikut : nilai

    entalpi refrigeran saat keluar evaporator (h1), nilai entalpi refrigeran saat keluar

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 63

    kompresor (h2), nilai entalpi refrigeran saat masuk kondensor (h3), nilai entalpi

    refrigeran saat keluar pipa kapiler (h4), tekanan kerja evaporator (Pevap), tekanan

    kerja kondensor (Pkond). Hasil penelitian dapat tersaji pada tabel 4.4.

    Gambar 4.1 Diagram p-h berdasarkan variasi kecepatan udara segar 800 rpm

    Tabel 4.4 Nilai