PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN, SERTIFIKASI ISO...
Transcript of PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN, SERTIFIKASI ISO...
PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN, SERTIFIKASI ISO
14001, LIPUTAN MEDIA, DAN KINERJA LINGKUNGAN TERHADAP
PENGUNGKAPAN LINGKUNGAN
(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Periode 2016-2018)
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Akuntansi
Oleh:
IRMA NURANISA
11160820000030
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1441 H/ 2020
ii
iii
iv
v
vi
vii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI
1. Nama : Irma Nuranisa
2. Tempat, Tanggal Lahir : Bogor, 17 Juni 1998
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Alamat : Kp. Kamurang RT 03/04, Kelurahan
Puspanegara, Kecamatan Citeureup,
Kabupaten Bogor
5. Telepon : 083876786522 / 085716806705
6. Email : [email protected]
II. PENDIDIKAN
1. TK (2003-2004) : TK/RA Nurul Iman
2. SD (2004-2010) : SDN Citeureup 03
3. SMP (2010-2013) : SMPN 1 Citeureup
4. SMA (2013-2016) : SMAN 1 Citeureup
5. S1 (2016-2020) : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
III. LATAR BELAKANG KELUARGA
1. Ayah : Encep Saepudin
2. Ibu : Masnun
3. Anak ke- : Pertama dari Dua Bersaudara
IV. PENGALAMAN ORGANISASI
1. Anggota Paduan Seni Swara Puspa Yuwana SMAN 1 Citeureup Periode
2013-2015
2. Anggota Divisi pendidikan LSO Galeri Investasi Syariah Fakultas
Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Periode 2017-
2018.
3. Anggota Divisi Penelitian dan Pengembangan Himpunan Mahasiswa
Jurusan Akuntansi Periode 2018-2019.
viii
THE EFFECT OF FIRM CHARACTERISTICS, CERTIFICATION OF ISO
14001, MEDIA EXPOSURE, AND ENVIRONMENTAL PERFORMANCE TO
ENVIRONMENTAL DISCLOSURE
ABSTRACT
The purpose of this research is to analyze the effect of firm characteristics,
certification of ISO 14001, media exposure, and environmental performance to
environmental disclosure. The research used the sample of all manufacturing
companies listed in Indonesian Stock Exchanged during 2016-2018 period. The
number manufacturing sampled in this research were 34 companies for 3 years,
total sample research is 102 annual reports. The method used is purposive
sampling method. Hypotesis testing in this research using multiple linear
regression analysis with the help of SPSS software version 25.
The results of this research indicate that firm size and environmental
performance have significant impact on environmental disclosure, while firm age,
profitability, certification ISO 14001, and media exposure have no effect on
environmental disclosure.
Keyword: Firm Size, Firm Age, Profitability, Certification ISO 14001, Media
Exposure, Environmental Performance, Environmental Disclosure
ix
PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN, SERTIFIKASI ISO
14001, LIPUTAN MEDIA, DAN KINERJA LINGKUNGAN TERHADAP
PENGUNGKAPAN LINGKUNGAN
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh karakteristik perusahaan,
sertifikasi ISO 14001, liputan media, dan kinerja lingkungan terhadap
pengungkapan lingkungan. Penelitian ini menggunakan sampel perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2016-2018.
Jumlah perusahaan manufaktur yang menjadi sampel penelitian ini yaitu 34
perusahaan selama 3 tahun, total sampel penelitian adalah 102 laporan tahunan.
Metode yang digunakan adalah metode purposive sampling. Pengujian hipotesis
yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linear
berganda dengan bantuan software SPSS versi 25.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ukuran perusahaan dan kinerja
lingkungan memiliki pengaruh signifikan terhadap pengungkapan lingkungan,
sementara itu umur perusahaan, profitabilitas, sertifikasi ISO 14001, dan liputan
media tidak memiliki pengaruh terhadap pengungkapan lingkungan.
Kata Kunci: Ukuran Perusahaan, Umur perusahaan, Profitabilitas, Sertifikasi ISO
14001, Liputan Media, Kinerja Lingkungan, Pengungkapan
Lingkungan
x
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warrahmatullahi wabarakatuh.
Syukur alhamdulillah, segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala yang
telah memberikan rahmat serta karunia dan hidayah-Nya sehingga penulis mampu
menyelesaikan tugas akhir skripsi ini yang berjudul ―Pengaruh Karakteristik
Perusahaan, ISO 140001, Liputan Media, dan Kinerja Lingkungan terhadap
Pengungkapan Lingkungan‖. Salawat serta salam tercurah limpahkan kepada
Nabi Muhammad Salallahu ‘alaihi wassalam, nabi akhir zaman, yang telah
membimbing umatnya menuju jalan kebenaran.
Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi syarat-syarat untuk
mencapai gelar Sarjana Akuntansi di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa banyak pihak yang
telah membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini. Oleh karena itu, syukur
alhamdulillah penulis haturkan atas kehendak dan ridho Allah SWT skripsi ini
dapat diselesaikan, selain itu penulis juga ingin menyampaikan ucapan terima
kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya atas bantuan, bimbingan,
dukungan, semangat dan doa, baik langsung maupun tidak langsung dalam
penyelesaian skripsi ini, kepada:
1. Bapak dan ibu yang telah menjadi sumber kekuatan penulis dan telah
dengan tulus memberi dukungan, doa, dan semangatnya dengan penuh
kasih sayang kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
ini.
2. Bapak Prof. DR. Amilin, SE., Ak., M.Si., CA., QIA., BKP., CRMP selaku
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Ibu Yessi Fitri, SE., M.Si., Ak., CA selaku Ketua Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Ibu Fitri Damayanti, SE., M.Si selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
xi
5. Ibu Atiqah, SE., M.S, AK selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah
bersedia meluangkan waktunya untuk membimbing penulis, terima kasih
sebanyak-banyaknya atas segala bantuan, masukan, dukungan, perhatian,
motivasi, dan nasihat kepada penulis yang telah diberikan selama ini.
6. Seluruh staf pengajar dan karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah banyak memberikan ilmu, bantuan,
dan pelayanan kepada penulis.
7. Dina Rahayu selaku sahabat penulis tempat berbagi senang dan susah yang
telah memberikan segala bentuk perhatian, bantuan, dan dukungan kepada
penulis sehingga penulis mampu menyelesaikan semua deadline tepat
waktu.
8. Annisa Putri Rahma, Shilfa Intan Diana, dan Nenda Syafitri selaku sahabat
penulis tempat berbagi cerita dan ilmu dari kegiatan perkuliahan hingga
penulis dapat selesai mengerjakan seluruh skripsi ini.
9. Dinda Fitria Utami, Meidyana Safitri, Eriesta Meilani, dan Isna
Mardotillah selaku teman seperbimbingan yang telah memberikan bantuan
dan dukungan serta tempat berbagi cerita dan ilmu hingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
10. Seluruh teman-teman akuntansi 2016 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
terima kasih untuk bantuan dan perjuangan bersamanya dalam
menghadapi berbagai keadaan kampus selama kurang lebih 4 tahun ini.
Semoga kita semua dimudahkan dalam mencapai kesuksesan.
11. Teman-teman kelompok KKN 193 Berwarna yang sampai KKN usai
masih tetap saling berkomunikasi, memberikan dukungan dan doa untuk
dapat lulus bersama.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari kata
sempurna dikarenakan keterbatasan pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki
penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta
masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak.
Wassalamu’alaikum warrahmatullahi wabarakatuh.
xii
Jakarta, Juni 2020
Irma Nuranisa
xiii
DAFTAR ISI
COVER .................................................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI .................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ....................................... iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ......................................................... v
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN ILMIAH............................................... vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP .............................................................................. vii
ABSTRACT ........................................................................................................... viii
ABSTRAK ............................................................................................................. ix
KATA PENGANTAR ............................................................................................. x
DAFTAR ISI ........................................................................................................ xiii
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xvi
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xviii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1
A. Latar Belakang ................................................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah ..................................................................................... 13
C. Pembatasan Masalah .................................................................................... 14
D. Rumusan Masalah ........................................................................................ 14
E. Tujuan Penulisan .......................................................................................... 15
F. Manfaat Penulisan ........................................................................................ 15
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................ 17
A. Tinjauan Literatur ......................................................................................... 17
1. Teori Legitimasi .................................................................................... 17
2. Stakeholder Theory................................................................................ 20
3. Pengungkapan Lingkungan ................................................................... 22
4. Ukuran Perusahaan ................................................................................ 24
5. Umur Perusahaan ................................................................................... 25
6. Profitabilitas .......................................................................................... 26
7. Sertifikasi ISO 14001 ............................................................................ 29
xiv
8. Liputan Media ....................................................................................... 31
9. Kinerja Lingkungan ............................................................................... 32
B. Hasil Penelitian Terdahulu ........................................................................... 35
C. Pengembangan Hipotesis .............................................................................. 49
1. Ukuran Perusahaan terhadap Pengungkapan Lingkungan ..................... 49
2. Umur Perusahaan terhadap Pengungkapan Lingkungan ........................ 50
3. Profitabilitas terhadap Pengungkapan Lingkungan ................................ 51
4. Sertifikasi ISO 14001 terhadap Pengungkapan Lingkungan .................. 53
5. Liputan Media terhadap Pengungkapan Lingkungan ............................. 54
6. Kinerja Lingkungan terhadap Pengungkapan Lingkungan .................... 55
D. Kerangka Pemikiran ..................................................................................... 57
BAB III METODOLOGI PENELITIAN............................................................... 59
A. Ruang Lingkup Penelitian ............................................................................ 59
B. Metode Penentuan Sampel ........................................................................... 59
1. Populasi dan Sampel ............................................................................... 59
2. Metode Pengambilan Data ..................................................................... 60
C. Metode Pegumpulan Data ............................................................................ 60
D. Operasionalisasi Variabel Penelitian ............................................................ 61
1. Pengungkapan Lingkungan (Y) .............................................................. 61
2. Ukuran Perusahaan (X1) ........................................................................ 65
3. Umur Perusahaan (X2) ........................................................................... 66
4. Profitabilitas (X3) ................................................................................... 66
5. Sertifikasi ISO 14001 ............................................................................. 67
6. Liputan Media ........................................................................................ 67
7. Kinerja Lingkungan ................................................................................ 68
E. Metode Analisis Data ................................................................................... 70
1. Analisis Statistik Deskriptif .................................................................... 70
2. Uji Asumsi Klasik .................................................................................. 71
3. Pengujian Hipotesis ................................................................................ 74
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ......................................................... 77
A. Gambaran Umum Objek Penelitian .............................................................. 77
xv
B. Hasil Uji Instrumen Penelitian ..................................................................... 79
1. Uji Analisis Statistik Deskriptif .............................................................. 79
2. Uji Asumsi Klasik .................................................................................. 82
3. Hasil Uji Hipotesis ................................................................................. 89
C. Pembahasan .................................................................................................. 95
1. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Pengungkapan Lingkungan ..... 95
2. Pengaruh Umur Perusahaan terhadap Pengungkapan Lingkungan ........ 97
3. Pengaruh Profitabilitas terhadap Pengungkapan Lingkungan ................ 99
4. Pengaruh Sertifikasi ISO 14001 terhadap Pengungkapan Lingkungan 103
5. Pengaruh Liputan Media terhadap Pengungkapan Lingkungan ........... 105
6. Pengaruh Kinerja Lingkungan terhadap Pengungkapan Lingkungan .. 108
BAB V PENUTUP ............................................................................................... 114
A. Simpulan ..................................................................................................... 114
B. Implikasi ..................................................................................................... 115
C. Keterbatasan ............................................................................................... 117
D. Saran ........................................................................................................... 118
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 119
LAMPIRAN ......................................................................................................... 125
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Fenomena Pencemaran Lingkungan ........................................................ 2
Tabel 1.2 Daftar Peringkat Asia Sustainability Reporting (SR) .............................. 5
Tabel 2.1 Peringkat Warna PROPER..................................................................... 33
Tabel 2.2 Item Hasil Penelitian Terdahulu ............................................................ 35
Tabel 3.1 Item GRI-G4 .......................................................................................... 62
Tabel 3.2 Operasionalisasi Variabel ...................................................................... 69
Tabel 4.1 Kriteria Penentuan Sampel..................................................................... 78
Tabel 4.2 Statistik Deskriptif ................................................................................. 79
Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov (K-S) ................... 84
Tabel 4.4 Hasil Uji Multikolinearitas .................................................................... 85
Tabel 4.5 Hasil Uji Autokorelasi dengan Runs Test .............................................. 86
Tabel 4.6 Hasil Uji Autokorelasi dengan Runs Test Setelah Transformasi Lag ... 87
Tabel 4.7 Hasil Uji Koefisien Determinasi ............................................................ 90
Tabel 4.8 Hasil Uji Signifikansi Simultan ............................................................. 91
Tabel 4.9 Hasil Uji Signifikansi Individual ........................................................... 92
Tabel 4.10 Summary Hasil Pembahasan .............................................................. 112
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Data Perusahaan yang Melakukan Pengungkapan ............................... 4
Gambar 2.1 Skema Kerangka Pemikiran ............................................................... 57
Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas dengan Histogram ............................................ 82
Gambar 4.2 Hasil Uji Normalitas dengan Grafik Normal Plot .............................. 83
Gambar 4.3 Hasil Uji Heteroskedastisitas dengan Scatterplot............................... 89
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 Data Perusahaan Sampel ............................................................. 126
LAMPIRAN 2 Perhitungan Ukuran Perusahaan ................................................. 127
LAMPIRAN 3 Perhitungan Umur Perusahaan .................................................... 128
LAMPIRAN 4 Perhitungan Profitabilitas ............................................................ 129
LAMPIRAN 5 Perhitungan Sertifikasi ISO 14001 .............................................. 130
LAMPIRAN 6 Perhitungan Liputan Media ......................................................... 131
LAMPIRAN 7 Perhitungan Kinerja Lingkungan ................................................ 132
LAMPIRAN 8 Perhitungan Pengungkapan Lingkungan ..................................... 133
LAMPIRAN 9 Hasil Output SPSS ...................................................................... 134
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dewasa kini, perkembangan dunia usaha banyak dipengaruhi oleh
adanya perubahan yang terjadi pada aspek lingkungan dan ekonomi (Rahayu
dan Anisyukurlillah, 2015). Pengaruh aktivitas perusahaan terhadap
lingkungan mendapatkan perhatian besar dari publik saat ini. Semakin
cepatnya pertumbuhan ekonomi memberikan dampak pada konsumsi sumber
daya dan pencemaran lingkungan yang semakin serius (Rahmawati dan
Budiwati, 2018). Pencemaran lingkungan yang terjadi disebabkan oleh
aktivitas perusahaan sehingga masyarakat mengharapkan adanya peningkatan
kepekaan dan kepedulian pihak perusahaan terhadap lingkungan (Sari,
Agustin, dan Mulyani, 2019).
Akhir-akhir ini terdapat adanya beberapa fenomena terkait pencemaran
lingkungan yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan di Indonesia.
Sepanjang tahun 2019 telah terdapat puluhan berita terkait pencemaran
lingkungan yang diakibatkan oleh aktivitas perusahaan. Beberapa fenomena
yang terjadi sepanjang tahun 2019 terkait lingkungan disajikan dalam tabel
1.1 berikut ini.
2
Tabel 1.1
Fenomena Pencemaran Lingkungan
No. Fenomena Sumber
1. Pada Agustus 2019, ratusan hektare terumbu
karang rusak akibat tercemar tumpahan
minyak PT Pertamina di perairan Karawang,
Jawa Barat. Tumpahan minyak
mengakibatkan terumbu karang mengalami
efek letal atau mengganggu sel terumbu
karang hingga mati. Selain itu tumpahan
minyak juga mencemari ekosistem
mangrove di wilayah Karawang. Dinas
perikanan dan Kelautan. Karawang telah
merilis sedikitnya terdapat 10 lokasi hutan
mangrove yang terindikasi tercemar akibat
tumpahan minyak.
Awaluddin (2019b).
Ratusan Hektare
Terumbu Karang
Rusak Tercemar
Tumpahan Minyak
Pertamina.
Diakses melalui:
www.detik.com pada
11 Januari 2020
2. Ratusan warga menuntut untuk ditutupnya
PT Rayon Utama Makmur (RUM) yang
dianggap mencemari lingkungan karena
aktivitas operasinya menimbulkan limbah
udara yang berbau menyengat. PT Rayon
Utama Makmur telah beroperasi lebih dari
dua tahun namun limbah udara yang
diakibatkannya belum dapat ditangani
maksimal sehingga mengganggu
kenyamanan warga sekitar. Akibat
pencemaran tersebut ratusan warga kembali
melakukan aksi demonstrasi untuk menutup
PT RUM yang dianggap belum bisa
mengurai pencemaran yang diakibatkannya.
Isnanto (2019). 2
Tahun Beroperasi dan
Didemo karena Bau,
Ini Kata PT RUM.
Diakses Diakses
melalui:
www.detik.com pada
11 Januari 2020.
3. Ditemukannya puluhan ton lumpur beracun
yang ditemukan di lahan pemukiman Desa
Darawolong, Purwasari, Karawang, Jawa
Barat yang ternyata berasal dari tiga
perusahaan tekstil di Bandung. Limbah yang
seharusnya dimusnahkan, namun limbah
tersebut malah dikubur di lahan pemukiman
warga. Hal ini sangatlah disayangkan,
karena mengorbankan kesejahteraan dan
kesehatan warga setempat hanya untuk
meraup keuntungan yang tinggi. Atas
perbuatannya tersebut, ketiga perusahaan
tekstil pun dikenakan sanksi pidana dan
denda.
Awaluddin (2019a).
Kasus Pencemaran
Lingkungan di
Karawang Sepanjang
2019.
Diakses melalui:
www.detik.com pada
11 Januari 2020.
Bersambung pada halaman selanjutnya
3
Tabel 1.1 (Lanjutan)
Fenomena Pencemaran Lingkungan
No. Fenomena Sumber
4. Pencemaran terjadi di Jombang, Jawa
Timur yang dilakukan oleh pabrik kertas
yang didukung oleh penemuan dua pipa
tersembunyi yang diduga digunakan untuk
membuang limbah ke sungai, sehingga
limbah terbawa air ke Sungai Avur Budug
Kesambi dan mengendap di dasar sungai.
Budianto (2019). Buang
Limbah Lewat Pipa
Tersembunyi, Pabrik
Kertas di Jombang
Langgar Izin.
Diakses melalui:
www.detik.com pada 21
Januari 2020.
5. Di Bogor, Jawa Barat terdapat beberapa
pabrik terjerat melakukan pencemaran
lingkungan di aliran sungai Cileungsi.
Aliran sungai Cileungsi kini menghitam
dan berbau akibat limbah pabrik,
pemerintah Kabupaten Bogor pun telah
menindak tegas pihak pabrik yang dengan
sengaja membuang limbah ke sungai
tersebut.
Berutu (2019). Bupati
Bogor Ancam Pabrik
Jerat Pencemar Sungai
Cileungsi Pakai UU LH.
Diakses melalui:
www.detik.com pada 21
Januari 2020
Upaya pemerintah untuk menekan permasalahan lingkungan
sebenarnya telah dilakukan yaitu dengan menerbitkan payung hukum berupa
Undang-Undang Perseroan Terbatas Nomor 40 Tahun 2007 (Pasal 74) yang
menyebutkan bahwa ―Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di
bidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan
tanggung jawab sosial dan lingkungan‖. Namun kurangnya pengawasan dari
pemerintah akan pengelolaan lingkungan yang dilakukan oleh perusahaan
mengakibatkan banyaknya perusahaan yang melakukan eksploitasi terhadap
sumber daya alam dan pencemaran lingkungan (Ciriyani dan Putra, 2016).
Corporate social and environmental disclosure merupakan sebuah
dialog antara perusahaan dan stakeholders perusahaan yaitu mereka yang
4
tertarik pada aktivitas sosial dan lingkungan perusahaan sehingga
menunjukkan tanggung jawab sosial dan lingkungan perusahaan kepada
stakeholders (Lu dan Abeysekera, 2014). Namun pengungkapan lingkungan
perusahaan ini masih bersifat sukarela (voluntary) dan menyebabkan sering
kali adanya saling tuding dan lempar tanggung jawab antara pemerintah,
perusahaan, dan masyarakat atas pencemaran dan kerusakan lingkungan yang
terjadi (Oktafianti dan Rizki, 2015).
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) hingga tahun 2017 lalu
sedikitnya terdapat 9% perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia telah
menerbitkan laporan keberlanjutan yang merupakan pengungkapan sosial dan
lingkungan perusahaan. Berikut ini adalah gambar diagram yang
menggambarkan persentase perusahaan berdasarkan sektor yang telah
menerbitkan dan mengungkapan pengungkapan sosial dan lingkungan secara
komprehensif.
Gambar 1.1
Data Perusahaan yang Melakukan Pengungkapan
Sumber: Otoritas Jasa Keuangan (2017)
5
Selain itu, National Center Sustainability Reporting (NCSR) yang
merupakan organisasi independen pertama yang mengembangkan pelaporan
keberlanjutan di Indonesia pada tahun 2005. Standar yang digunakan dalam
pelaporan berkelanjutan menurut National Center Sustainability Reporting
(NCSR) adalah GRI (Global Reporting Initiative). Di tahun 2018 lalu,
National Center Sustainability Reporting (2018) menyelenggarakan program
pemeringkatan Asia Sustainability Reporting (SR) yang diikuti oleh
perusahaan Indonesia dan perusahaan Internasional. Berikut ini adalah tabel
hasil program pemeringkatan Asia Sustainability Reporting (SR).
Tabel 1.2
Daftar Peringkat Asia Sustainability Reporting (SR)
Rating Indonesian Companies
Platinum PT Vale Indonesia Tbk
PT Perusahaan Gas Negara Tbk
PT Pupuk Kalimantan Timur
PT Pupuk Indonesia (Persero)
PT Pertamina Hulu Energi ONWJ (PHE ONWJ)
PT Wijaya Karya (Persero) Tbk
PT Antam Tbk
Gold Star Energy Geothermal Wayang Windu Ltd
PT Indo Tambangraya Megah Tbk
PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk
PT Indonesia Power
PT Bio Farma (Persero)
PT Perkebunan Nusantara XI
PT Kaltim Prima Coal
PT Pertamina EP Asset 4 Poleng Field
PT Austindo Nusantara Jaya Tbk.
PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk
Lembaga Pengembangan Masyarakat Amungme dan
Kamoro (LPMAK)
PT Bumi Resources Tbk.
PT Agincourt Resources
Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu
Minyak Dan Gas Bumi (SKK MIGAS)
Bersambung pada halaman selanjutnya
6
Tabel 1.2 (Lanjutan)
Daftar Peringkat Asia Sustainability Reporting (SR)
Rating Indonesian Companies
PT Bank Maybank Indonesia Tbk
PT Pertamina (Persero)
PT Bank Pembangunan Daerah Sumatera Selatan Dan
Bangka Belitung
PT Bank Bukopin, Tbk
PT Bank CIMB Niaga
PT Timah Tbk
PT United Tractors Tbk
Silver PT Pelni (Persero)
PT ABM Investama Tbk.
PT Reswara Minergi Hartama
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk.
Bronze PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero)
Asia Pulp & Paper
PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk
PT Pupuk Kujang
BPJS Ketenagakerjaan
PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten,
Tbk.
Sumber: National Center Sustainability Reporting (2018)
Berdasarkan data yang diperoleh dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
dan National Center Sustainability Reporting (NCSR) perusahaan yang telah
melakukan pengungkapan sosial dan lingkungan didominasi oleh sektor
pertambangan, agrikultur, keuangan, dan perusahaan BUMN. Hal tersebut
mengindikasikan bahwa masih minimnya motivasi perusahaan yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia untuk melakukan pengungkapan sosial dan
lingkungan secara komprehensif dalam laporan tahunan maupun laporan
keberlanjutannya.
Pengungkapan lingkungan sebenarnya memberikan banyak keuntungan
bagi berbagai pihak. Keuntungan terbesar yaitu dirasakan oleh perusahaan
karena semakin banyak informasi lingkungan yang diberikan perusahaan
7
maka akan memberikan citra positif di mata masyarakat (Solikhah dan
Winarsih, 2016). Pengungkapan lingkungan ini dapat dikatakan sebagai
upaya perusahaan untuk menjaga lingkungan sekitar dan menjalin hubungan
yang harmonis dengan lingkungan dan manusia (Noviani dan Suardana,
2019).
Menurut GRI (Global Reporting Initiative)-G4 dimensi keberlanjutan
lingkungan berkaitan dengan dampak organisasi pada sistem alam yang hidup
dan tidak hidup, termasuk tanah, udara, air, dan ekosistem. Terdapat dua
belas aspek dalam kategori lingkungan yaitu bahan, energi, air,
keanekaragaman hayati, emisi, efluen dan limbah, produk dan jasa,
kepatuhan, transportasi, lain-lain, asesmen pemasok atas lingkungan, dan
mekanisme pengaduan masalah lingkungan.
Terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan lingkungan
diantaranya karakteristik perusahaan yang terdiri dari ukuran perusahaan,
umur perusahaan, dan profitabilitas. Selain itu sertifikasi ISO 14001, liputan
media, dan kinerja lingkungan menjadi bagian dari faktor-faktor yang
mempengaruhi pengungkapan lingkungan. Menurut Oktafianti dan Rizki
(2015) perusahaan yang besar tentunya memiliki aset yang besar pula
sehingga akan memiliki aktivitas yang lebih luas, termasuk aktivitas yang
berdampak lingkungan sehingga memiliki tanggung jawab sosial dan
lingkungan yang lebih tinggi.
Penelitian Ramadhan dan Prastiwi (2014) menemukan bahwa ukuran
perusahaan memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap
8
pengungkapan lingkungan. Selain itu, penelitian Rahmawati dan Budiwati
(2018) juga menemukan bahwa ukuran perusahaan memiliki pengaruh postif
terhadap pengungkapan lingkungan. Sejalan dengan penelitian Rahmawati
dan Budiwati (2018) dan Ramadhan dan Prastiwi (2014), penelitian Noviani
dan Suardana (2019) menemukan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh
positif terhadap pengungkapan lingkungan.
Perusahaan yang memiliki umur yang lebih panjang merupakan
perusahaan yang mampu mempertahankan kelangsungan bisnis mereka.
Keberlangsungan hidup perusahaan ini dikarenakan adanya sebuah
pengakuan dari masyarakat yaitu legitimasi. Sehingga, apabila perusahaan
tersebut memiliki kemampuan bertahan lebih panjang, maka sebagai bentuk
tanggung jawabnya kepada masyarakat, perusahaan akan semakin royal
mengungkapkan informasi lingkungan pada laporan tahunan mereka
(Ciriyani dan Putra, 2016).
Penelitian Ciriyani dan Putra (2016) menemukan bahwa umur
perusahaan berpengaruh positif terhadap pengungkapan lingkungan. Sejalan
dengan Ciriyani dan Putra (2016), penelitian Rahmawati dan Budiwati (2018)
menemukan bahwa umur perusahaan berpengaruh positif siginifikan terhadap
pengungkapan lingkungan. Namun berbeda dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Khalid, Kouhy, dan Hassan (2017) yang menemukan bahwa
umur perusahaan tidak berpengaruh terhadap pengungkapan lingkungan.
Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
laba. Semakin tinggi profitabilitas yang dimiliki perusahaan maka akan
9
semakin besar sumber daya yang dimiliki perusahaan sehingga semakin
mudah dalam melakukan pengungkapan lingkungan dan mendapatkan
legitimasi dari masyarakat (Suhardjanto dalam Dewi dan Yasa, 2017).
Penelitian Elshabasy (2018) menemukan bahwa profitabilitas berpengaruh
positif terhadap pengungkapan lingkungan. Sejalan dengan penelitian
Elshabasy (2018), penelitian Asrori, Amal, dan Harjanto (2019) menemukan
bahwa profitabilitas berpengaruh terhadap pengungkapan lingkungan.
Namun hasil penelitian berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh
Khalid et al. (2017) yang menemukan bahwa profitabilitas tidak berpengaruh
terhadap pengungkapan lingkungan. Penelitian Dewi dan Yasa (2017) juga
menemukan bahwa profitabilitas tidak berpengaruh terhadap pengungkapan
lingkungan. Sejalan dengan penelitian Dewi dan Yasa (2017) dan Khalid et
al. (2017), penelitian yang dilakukan oleh Rahmawati dan Budiwati (2018)
menemukan bahwa profitabilitas tidak berpengaruh terhadap pengungkapan
lingkungan.
ISO 14001 merupakan sistem manajemen perusahaan yang berfungsi
untuk memastikan bahwa proses yang digunakan dan produk yang dihasilkan
perusahaan telah sesuai dan memenuhi kriteria dan komitmen terhadap
lingkungan, terutama dalam upaya pemenuhan terhadap peraturan di bidang
lingkungan, pencegahan pencemaran, dan komitmen terhadap perbaikan
berkelanjutan (Syahadah, 2017). Sertifikasi ISO 14001 merupakan standar
lingkungan internasional pertama di dunia yang diterbitkan pada tahun 1992.
10
Versi terbaru sertifikasi ISO 14001 yaitu ISO 14001:2015 yang diterbitkan
pada 15 September 2015 (Standar, 2016)
Sertifikasi ISO 14001 bertujuan untuk memastikan bahwa pengelolaan
organisasi telah selaras dengan arah strategis organisasi, meningkatkan
kesadaran organisasi terhadap kewajibannya menjaga lingkungan, dan
meningkatkan kinerja lingkungan. Bagi perusahaan adanya sertifikasi ISO
14001 bermanfaat untuk meningkatkan kinerja lingkungan dan kepedulian
sosial, mengurangi limbah dan melestarikan alam, meningkatkan tanggung
jawab organisasi untuk dapat memenuhi kebutuhan rantai pasokan, dan
membantu organisasi menjadi pesaing yang lebih konsisten di pasar (Standar,
2016). Penelitian Rahmawati dan Budiwati (2018) menemukan bahwa ISO
14001 berpengaruh positif terhadap pengungkapan lingkungan.
Keberadaan liputan media tentang lingkungan merupakan atribut
eksternal perusahaan yang dapat mempengaruhi pandangan masyarakat
terhadap komitmen perusahaan terhadap lingkungan. Maka dari itu liputan
media dianggap dapat meningkatkan reputasi perusahaan di mata masyarakat
(Solikhah dan Winarsih, 2016). Penelitian Zhang dan Zhang (2018)
menemukan bahwa media memiliki pengaruh positif terhadap pengungkapan
lingkungan. Sedangkan penelitian Solikhah dan Winarsih (2016) menemukan
bahwa liputan media tidak berpengaruh terhadap pengungkapan lingkungan.
Kinerja lingkungan merupakan upaya perusahaan untuk meminimalisir
dampak atas kegiatan operasionalnya terhadap lingkungan (Noviani dan
Suardana, 2019). Perusahaan dengan tingkat proaktif terhadap lingkungan
11
yang dibuktikan dengan peringkat PROPER memiliki dorongan untuk
melakukan pengungkapan secara sukarela untuk mengungkapkan efektivitas
strategi lingkungan yang digunakan kepada investor dan pihak eksternal
lainnya (Selviana dan Ratmono, 2019).
Penelitian Dewi dan Yasa (2017) menemukan bahwa kinerja
lingkungan berpengaruh positif terhadap pengungkapan lingkungan. Sejalan
dengan penelitian Dewi dan Yasa (2017), penelitian Ahmadi dan Bouri
(2017) menemukan bahwa kinerja lingkungan memiliki pengaruh positif
terhadap pengungkapan lingkungan. Penelitian Noviani dan Suardana (2019)
pun menemukan bahwa kinerja lingkungan berpengaruh positif terhadap
pengungkapan lingkungan.
Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian
terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan lingkungan.
Alasan penulis ingin meneliti tentang pengungkapan lingkungan adalah
karena pengungkapan lingkungan ini merupakan pengungkapan yang bersifat
sukarela sehingga pengungkapan ini bergantung pada kebijakan masing-
masing perusahaan. Sifatnya yang sukarela pula yang mengakibatkan
banyaknya perusahaan yang lalai akan tanggung jawabnya terhadap
lingkungan sehingga berdampak pada pencemaran. Selain itu, penulis ingin
mengetahui faktor apa saja yang sebenarnya yang dapat mempengaruhi
pengungkapan lingkungan oleh perusahaan.
Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Noviani dan
Suardana, (2019), Rahmawati dan Budiwati (2018), dan Zhang dan Zhang
12
(2018). Peneliti menggunakan variabel yang sama dengan Rahmawati dan
Budiwati (2018) yaitu karakteristik perusahaan, ISO 14001, dan
pengungkapan lingkungan. Perbedaannya yaitu pada penelitian ini
menambahkan variabel liputan media dan kinerja lingkungan sebagai variabel
independen. Selain itu, sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
perusahaan bidang manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia,
sedangkan penelitian sebelumnya menggunakan perusahaan pertambangan
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan Bursa Efek Thailand.
Penulis tidak menggunakan variabel political cost seperti penelitian
yang dilakukan oleh Noviani dan Suardana (2019). Selain itu penulis
menggunakan sampel perusahaan manufaktur secara keseluruhan sedangkan
penelitian sebelumnya hanya berfokus pada perusahaan sektor makanan dan
minuman. Pada penelitian Zhang dan Zhang (2018) menggunakan pengujian
analisis data panel pada perusahaan yang terdaftar di China, sedangkan dalam
penelitian ini penulis menggunakan analisis regresi linear berganda pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Alasan penulis menggunakan perusahaan manufaktur adalah
berdasarkan isu terkini terkait banyaknya perusahaan manufaktur yang
dijatuhi sanksi administratif akibat pencemaran lingkungan yang dilakukan.
Berdasarkan data Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta terdapat sebanyak 47
perusahaan dari 114 industri manufaktur yang memiliki cerobong asap
dijatuhi sanksi adminitratif atas pencemaran lingkungan yang dilakukan
(Wiguna, 2019). Menurut Indonesian Environment and Energy Center
13
menyebutkan bahwa industri manufaktur adalah industri yang berkaitan erat
dengan lingkungan hidup dan berpotensi mengakibatkan pencemaran
lingkungan.
Pencemaran lingkungan yang dapat ditimbulkan diantaranya
pencemaran suara yang dihasilkan dari suara-suara mesin produksi,
pencemaran udara yang dihasilkan dari alat-alat transportasi yang digunakan
dan gas-gas emisi yang dihasilkan dari proses produksi, dan pencemaran air
yang dihasilkan dari pemakaian air tanah yang berlebihan, air buangan bekas
produksi yang tidak memenuhi baku mutu, rembesan minyak dan bahan
kimia lainnya (Center, 2019).
Dengan demikian penulis memberi judul penelitian ini sebagai
“Pengaruh Karakteristik Perusahaan, Sertifikasi ISO 14001, Liputan
Media, dan Kinerja Lingkungan Terhadap Pengungkapan Lingkungan”.
Peneliti memfokuskan penelitian pada perusahaan manufaktur yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia periode 2016-2018.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka identifikasi masalah dalam penelitian
ini adalah menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan
lingkungan perusahaan.
14
C. Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah, penelitian ini terbatas hanya pada:
1. Faktor-faktor yang terdiri dari karakteristik perusahaan (ukuran
perusahaan, umur perusahaan, dan profitabilitas), sertifikasi ISO 14001,
liputan media, dan kinerja lingkungan.
2. Perusahaan bidang manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
periode 2016-2018.
D. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah.
1. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap pengungkapan
lingkungan?
2. Apakah umur perusahaan berpengaruh terhadap pengungkapan
lingkungan?
3. Apakah profitabilitas berpengaruh terhadap pengungkapan lingkungan?
4. Apakah sertifikasi ISO 14001 berpengaruh terhadap pengungkapan
lingkungan?
5. Apakah liputan media berpengaruh terhadap pengungkapan lingkungan?
6. Apakah kinerja lingkungan berpengaruh terhadap pengungkapan
lingkungan?
15
E. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah, penelitian ini bertujuan untuk
menemukan bukti empiris atas hal-hal sebagai berikut.
1. Pengaruh ukuran perusahaan terhadap pengungkapan lingkungan.
2. Pengaruh umur perusahaan terhadap pengungkapan lingkungan.
3. Pengaruh profitabilitas terhadap pengungkapan lingkungan.
4. Pengaruh sertifikasi ISO 14001 terhadap pengungkapan lingkungan.
5. Pengaruh liputan media terhadap pengungkapan lingkungan.
6. Pengaruh kinerja lingkungan terhadap pengungkapan lingkungan.
F. Manfaat Penulisan
a. Kontribusi teoritis
1) Bagi mahasiswa Jurusan Akuntansi, penelitian ini dapat menjadi
bahan referensi dan menambah ilmu pengetahuan terkait dengan
pengungkapan lingkungan.
2) Bagi masyarakat, penelitian ini menjadi sarana informasi dan
menambah pengetahuan terkait pengungkapan lingkungan.
3) Bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini dapat menjadi bahan referensi
bagi pihak yang akan melaksanakan penelitian terkait topik
pengungkapan lingkungan.
4) Bagi penulis, penelitian ini sebagai sarana untuk menambah wawasan
dan pengetahuan mengenai pengaruh karakteristik perusahaan,
16
sertifikasi ISO 14001, liputan media, dan kinerja lingkungan terhadap
pengungkapan lingkungan pada perusahaan manufaktur di Indonesia.
b. Kontribusi praktis
1) Bagi perusahaan, penelitian ini bermanfaat untuk mendorong
perusahaan agar dapat lebih meningkatkan kesadaran dalam
pengelolaan bisnis yang mengedepankan people, planet, dan profit.
2) Bagi investor, penelitian ini bermanfaat untuk membantu investor
dalam mengetahui dan memahami faktor-faktor yang mempengaruhi
pengungkapan lingkungan sehingga dapat membantu investor dalam
mengambil keputusan berinvestasi pada perusahaan.
17
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Literatur
1. Teori Legitimasi
Teori legitimasi berdasarkan pada gagasan tentang kontrak sosial
perusahaan dengan masyarakat. Teori legitimasi berawal dari adanya
asumsi bahwa suatu entitas tidak memiliki hak yang melekat untuk
bertahan dan eksis, melainkan hak tersebut diberikan oleh masyarakat.
(Magness, 2006). Menurut Lindblom dalam Brown dan Deegan (1998)
menyatakan bahwa:
―Legitimasi adalah suatu kondisi atau status yang ada saat sistem
nilai suatu entitas adalah kongruen dengan sistem nilai dari sistem sosial
yang lebih besar dari yang ada di entitas.‖
Teori legitimasi mengungkapkan bahwa transparansi informasi
merupakan gambaran dari adanya tekanan sosial dan politik yang
dihadapi oleh entitas (Zhang dan Zhang, 2018). Teori legitimasi
didasarkan atas persepsi, sehingga pengungkapan menjadi alternatif yang
harus digunakan manajemen untuk mengubah pandangan publik (Cornier
dan Gordon, 2001). Legitimasi publik menjadi hal yang krusial bagi
entitas untuk dapat mempertahankan eksistensinya dalam dunia bisnis.
Pengungkapan informasi secara terbuka dapat memberikan pengetahuan
dan pemahaman bagi publik untuk mengetahui lingkup bisnis yang
dijalankan oleh entitas.
18
Menurut Deegan (2002) berpendapat bahwa kelangsungan hidup
organisasi dapat terancam ketika masyarakat beranggapan bahwa
organisasi telah melanggar kontrak sosialnya. Masyarakat tidak dapat
menerima organisasi yang beroperasi dengan cara yang tidak sesuai atau
tidak sah, sehingga dengan mudah masyarakat dapat mencabut
legitimasinya. Dicabutnya legitimasi dapat berupa masyarakat
mengurangi bahkan tidak lagi melakukan permintaan produk, pemasok
mengurangi pasokan modalnya, dan konstituen meminta pemerintah
untuk memperkuat peraturan. Dengan kata lain, adanya legitimasi
memberikan kesempatan dan motivasi kepada entitas untuk dapat
melakukan kegiatan yang sesuai dengan sistem yang ada pada pihak
eksternal selain sistem yang berada pada internal entitas itu sendiri.
Terdapat empat strategi ketika entitas mengalami legitimasi yang
mungkin terancam yaitu pertama mendidik dan menginformasikan kepada
para pemangku kepentingan tentang perubahan dalam kinerja, kedua
mencari dan mengubah persepsi yang relevan, ketiga membelokkan
perhatian dari masalah menjadi perhatian atas prestasi, dan keempat
berusaha mengubah ekspektasi publik atas kinerjanya (Meng, Zeng, Shi,
Qi, dan Zhang, 2014). Selain itu, menurut Lindblom dalam Magness,
(2006) mengemukakan bahwa proses untuk mencapai legitimasi,
perusahaan dapat menggunakan tanggung jawab sosial untuk berdiskusi
tentang:
19
1. Kesalahpahaman dari kinerjanya yang dianggap tidak sesuai
dengan harapan publik.
2. Harapan kinerja yang diinginkan publik.
3. Kinerja perusahaan yang memiliki peningkatan.
4. Cerminan perhatian dan kinerja perusahaan.
Perspektif lingkungan menjadi perspektif yang krusial bagi
perusahaan karena legitimasi publik tertinggi terdapat pada perspektif
lingkungan. Lingkungan merupakan aspek yang paling melekat pada
masyarakat karena masyarakat dapat secara langsung maupun tidak
langsung merasakan dampak dan perubahan yang terjadi dari adanya
aktivitas perusahaan. Sehingga bagi perusahaan yang menjalankan
aktivitas operasional yang secara langsung maupun tidak langsung
bersentuhan dengan lingkungan harus cermat menanggapi perhatian
publik.
Pengungkapan lingkungan menjadi upaya yang dapat ditempuh
perusahaan untuk mendapatkan legitimasi publik. Semakin luas
pengungkapan informasi lingkungan yang diberikan perusahaan, maka
semakin besar legitimasi yang diberikan publik. Pengungkapan yang
disajikan perusahaan merupakan bentuk pertanggung jawaban perusahaan
kepada publik. Dengan adanya pengungkapan informasi oleh perusahaan
pun memberikan kesempatan kepada publik untuk menilai seberapa besar
tanggung jawab lingkungan perusahaan dan selanjutnya seberapa besar
tingkat legitimasi yang dapat publik berikan untuk perusahaan.
20
2. Stakeholders Theory
Teori stakeholder menyatakan bahwa perusahaan merupakan entitas
yang menjalankan bisnisnya tidak hanya untuk memenuhi kepentingan
pribadi tetapi juga untuk memberikan manfaat bagi para pemangku
kepentingan (Juniartha dan Dewi, 2017). Freeman et al. (2010)
mengemukakan definisi pemangku kepentingan sebagai tiap kelompok
atau individu yang dapat mempengaruhi atau dipengaruhi oleh capaian
organisasi. Kelompok stakeholder dibedakan menjadi stakeholder primer
dan sekunder. Stakeholder primer merupakan kelompok-kelompok yang
memiliki wewenang yang diperlukan perusahaan dan mungkin perusahaan
memiliki tugas khusus terhadap mereka. Sedangkan stakeholder sekunder
tidak memiliki klaim resmi terhadap perusahaan dan perusahaan pun tidak
memiliki tugas khusus terhadap mereka, namun perusahaan memiliki tugas
moral untuk mereka (Freeman et al., 2010).
Tanggung jawab sosial perusahaan merupakan literatur etika yang
berkaitan dengan teori stakeholder. Konsep tanggung jawab sosial
perusahaan diantaranya kinerja sosial perusahaan, respon sosial
perusahaan, kewarganegaraan perusahaan, tata kelola perusahaan,
akuntabilitas perusahaan, keberlanjutan dan triple bottom line, dan
kewirausahaan sosial perusahaan. Konsep-konsep tersebut merupakan
tujuan bersama dalam upaya memperluas kewajiban perusahaan untuk
dapat mengungkapkan lebih dari sekedar pertimbangan informasi
keuangan (Freeman et al., 2010).
21
Memberikan manfaat kepada stakeholder adalah hal yang perlu
menjadi pertimbangan bagi perusahaan salah satunya dikarenakan adanya
isu lingkungan yang memiliki isu sistemik terhadap lingkungan
(Ramadhan dan Prastiwi, 2014). Pengungkapan informasi perusahaan yang
lengkap, komprehensif, dan independen akan mendapatkan pandangan
positif yang lebih dari para pemangku kepentingan tentang tata kelola
tanggung jawab perusahaan (Juniartha dan Dewi, 2017). Pengungkapan
sosial dan lingkungan perusahaan diharapkan dapat menjadi upaya
manajemen dalam mempererat dan mempertahankan hubungan dengan
pemangku kepentingan (Lu dan Abeysekera, 2014).
Teori stakeholder memberikan peringatan bahwa kewajiban
perusahaan bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan internal perusahaan
saja melainkan juga untuk memenuhi kebutuhan para pemangku
kepentingan. Ketika pemangku kepentingan primer mendapatkan haknya
berupa keterlibatan dalam perusahaan dan keuntungan perusahaan,
pemangku kepentingan sekunder pun berhak mendapatkan haknya yang
berupa nilai moral perusahaan yang tercermin dalam pengungkapan
informasi. Pengungkapan yang diberikan perusahaan dapat menjadi
pertimbangan para pemangku kepentingan dalam mengambil keputusan
yang terbaik bagi kedua belah pihak.
22
3. Pengungkapan Lingkungan
Tanggung jawab perusahaan tidak terbatas hanya pada penyediaan
barang dan jasa yang diperlukan masyarakat, namun juga menjalin dan
mempertahankan hubungan sosial yang baik dengan masyarakat dan
meminimalisir dampak lingkungan (Oktafianti dan Rizki, 2015). Menurut
Suratno et al dalam Sari et al., (2019) pengungkapan lingkungan
merupakan pengungkapan informasi yang berkaitan dengan lingkungan
yang diungkapkan dalam laporan tahunan perusahaan. Pengungkapan
lingkungan adalah upaya pengungkapan yang dilakukan perusahaan untuk
memberikan pandangan kepada publik terkait informasi lingkungan yang
disajikan dalam laporan tahunan dan laporan keberlanjutan perusahaan.
Corporate social and environmental disclosure merupakan sebuah
dialog antara perusahaan dan stakeholders perusahaan yaitu mereka yang
tertarik pada aktivitas sosial dan lingkungan perusahaan sehingga
menunjukkan tanggung jawab sosial dan lingkungan perusahaan kepada
stakeholders (Lu dan Abeysekera, 2014). Peraturan tentang pengungkapan
lingkungan di Indonesia tercantum dalam Undang-Undang Perseroan
Terbatas Nomor 40 Tahun 2007 Pasal 74 (1) yang menyatakan bahwa bagi
perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau
berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan tanggung jawab
sosial dan lingkungan. Selain itu, dalam pasal 66 ayat 2c menyebutkan
bahwa perseoran diwajibkan untuk melaporkan laporan pelaksanaan
tanggung jawab sosial dan lingkungan.
23
Peraturan yang ditetapkan oleh pemerintah mengindikasikan adanya
kewajiban perusahaan untuk melaporkan kegiatan tanggung jawab sosial
dan lingkungannya sebagai bentuk pertanggung jawaban terhadap publik
dan lingkungan. Selain itu, pengungkapan lingkungan juga merupakan
upaya perusahaan untuk mendapatkan legitimasi para pemangku
kepentingan dan meningkatkan transparansi serta akuntabilitas perusahaan
(Solikhah dan Winarsih, 2016). Pengungkapan informasi lingkungan
berkaitan dengan adanya kontrak sosial. Kontrak sosial yang dimaksud
adalah kontrak antara perusahaan dengan masyarakat yang timbul karena
adanya interaksi perusahaan dengan lingkungan (Sari et al., 2019).
Adanya kontrak sosial tersebut mengakibatkan adanya konsekuensi
bagi perusahaan, yang mana perusahaan harus bertanggung jawab yang
tidak hanya kepada para pemegang saham melainkan juga memiliki
tanggung jawab sosial yaitu menjaga kelangsungan lingkungan hidup (Sari
et al., 2019). Pengungkapan lingkungan menjadi aspek penting yang paling
melekat pada masyarakat pada umumnya dan paling mudah untuk
dipahami. Hal tersebut dikarenakan dapat dirasakan secara lansung
maupun tidak langsung dan terkadang wujud realitanya dapat terlihat
dengan indera manusia.
Menurut GRI (Global Reporting Initiative)-G4 dimensi
keberlanjutan lingkungan berkaitan dengan dampak organisasi pada sistem
alam yang hidup dan tidak hidup, termasuk tanah, udara, air, dan
ekosistem. Terdapat dua belas aspek dalam kategori lingkungan yaitu
24
bahan, energi, air, keanekaragaman hayati, emisi, efluen dan limbah,
produk dan jasa, kepatuhan, transportasi, lain-lain, asesmen pemasok atas
lingkungan, dan mekanisme pengaduan masalah lingkungan. Aspek yang
terdapat dalam GRI-G4 ini menjadi indikator untuk menilai luas
pengungkapan lingkungan yang dilaporkan oleh perusahaan.
4. Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan merupakan gambaran yang menunjukkan tingkat
kepemilikan aset yang berpengaruh terhadap pandangan pemerintah,
pemangku kepentingan, dan masyarakat (Noviani dan Suardana, 2019).
Perusahaan dengan ukuran yang besar mengartikan bahwa perusahaan
tersebut memiliki kegiatan operasional yang lebih besar pula bahkan
mengindikasikan adanya dampak lingkungan yang akan ditimbulkan dari
kegiatannya tersebut. Semakin besar ukuran perusahaan pun maka akan
semakin besar pula perhatian publik terhadap aktivitas perusahaan
tersebut.
Besarnya perhatian publik terhadap perusahaan memberikan tekanan
kepada perusahaan dalam menjalankan aktivitas operasionalnya terutama
berkaitan dengan dampak lingkungan yang diakibatkannya. Pengungkapan
informasi lingkungan menjadi alternatif perusahaan untuk mendapatkan
legitimasi publik dan sebagai bentuk tanggung jawabnya atas kontrak
sosial dengan masyarakat.
25
Ukuran perusahaan dapat diklasifikasikan besar atau kecil dapat
dilihat dari beberapa indikator yaitu total aset atau aktiva, kapitalisasi
pasar, total penjualan, dan jumlah tenaga kerja (Rahmawati dan Budiwati,
2018). Semakin besar total aset perusahaan mencerminkan bahwa
perusahaan termasuk dalam kategori perusahaan yang besar. Begitu pun
sebaliknya, semakin kecil total aset perusahaan maka mencerminkan
bahwa perusahaan termasuk dalam kategori perusahaan yang kecil.
5. Umur Perusahaan
Umur perusahaan dapat dilihat dari lamanya perusahaan melakukan
penawaran saham di Bursa Efek Indonesia. Perusahaan dengan umur lebih
lama melakukan penawaran saham mengindikasikan bahwa perusahaan
dapat memahami dan memenuhi kebutuhan informasi yang dibutuhkan
para pemangku kepentingan (Ramadhan dan Prastiwi, 2014). Perusahaan
dengan umur yang lebih lama dianggap memiliki kemampuan dan
pengalaman tentang penyajian informasi yang dibutuhkan pihak-pihak
yang berkepentingan. Semakin lama umur perusahaan mengartikan bahwa
perusahaan mampu mempertahankan kepercayaan para stakeholder dan
masyarakat.
Perusahaan yang memiliki umur yang lebih panjang merupakan
perusahaan yang membuktikan eksistensinya untuk bertahan dalam bisnis
yang dijalaninya. Keberlangsungan perusahaan dapat terus berlanjut dan
bertahan dikarenakan adanya pengakuan dan kepercayaan masyarakat
26
yaitu legitimasi. Pengungkapan informasi lingkungan yang disajikan
merupakan bentuk tanggung jawab perusahaan terhadap legitimasi yang
telah diberikan masyarakat sehingga diharapkan masyarakat dapat terus
menerima keberadaan perusahaan dan mempertahankan legitimasi mereka
kepada perusahaan (Ciriyani dan Putra, 2016).
6. Profitabilitas
Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan laba (Ramadhan dan Prastiwi, 2014). Semakin tingginya
profitabilitas perusahaan maka semakin banyak dana yang tersedia untuk
membiayai penyediaan informasi yang lebih luas sebagai upaya untuk
mendapatkan legitimasi para pemangku kepentingan dan masyarakat
(Ciriyani dan Putra, 2016; Diantimala dan Amril, 2018). Tingginya
profitabilitas memberikan dukungan materil bagi perusahaan untuk dapat
meningkatkan kualitas pengungkapannya. Pengungkapan lingkungan yang
masih bersifat sukarela dapat menjadi pelengkap untuk melengkapi dan
meningkatkan kualitas pengungkapan perusahaan.
Bagi perusahaan dengan profitabilitas tinggi menyajikan
pengungkapan informasi lingkungan merupakan hal yang positif untuk
meningkatkan citra perusahaan di mata publik (Ciriyani dan Putra, 2016).
Bukan sekadar meningkatkan citra perusahaan, namun dengan
pengungkapan informasi yang luas pun akan meyakinkan para stakeholder
dan masyarakat untuk memberikan legitimasi kepada perusahaan. Selain
27
itu, semakin tinggi profitabilitas perusahaan maka semakin tinggi antusias
investor untuk menanamkan sahamnya, sehingga tanggung jawab
perusahaan akan pengungkapan informasi lingkungan semakin luas
(Rahmawati dan Budiwati, 2018).
Tingginya profitabilitas perusahaan memberikan peluang bagi
perusahaan untuk meningkatkan reputasinya. Dengan profitabilitas yang
tinggi dapat menarik minat investor untuk menanamkan sahamnya dan
akan meningkatkan nilai perusahaan tersebut. Tingginya profitabilitas
perusahaan memiliki kecukupan dana untuk dapat menyajikan informasi
lingkungan yang luas dan berkualitas. Dengan mengungkapkan informasi
yang luas dan berkualitas tersebut, perusahaan akan dipandang memiliki
reputasi dan citra yang baik di mata stakeholder dan masyarakat.
Menurut Keown, Martin, Petty, dan Scott (2015) menyatakan bahwa
profitabilitas dapat diukur dengan beberapa indikator, yaitu dengan Gross
Profit Margin, Operating Profit Margin, Net Profit Margin, Return on
Asset (ROA), Return on Equity (ROE), Return on Investment (ROI)
Earnings per Share (EPS), dan Price/Earning ratio. Namun Sutrisno
(2017) menyebutkan bahwa rasio profitabilitas terbagi menjadi Profit
Margin, Return on Asset (ROA), Return on Equity (ROE), Return on
Investment (ROI), dan Earning per Share (EPS).
Profit Margin adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan
keuntungan dibandingkan dengan penjualan yang dicapai. Indikator yang
28
digunakan diantaranya Gross Profit Margin, Profit Margin, dan Net Profit
Margin (Sutrisno, 2017). Rumusnya dapat dituliskan sebagai berikut.
Return on Asset (ROA) adalah kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba dengan semua aset yang dimiliki oleh perusahaan
(Sutrisno, 2017). Rumus dapat dituliskan sebagai berikut.
Return on Equity (ROE) adalah kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan keuntungan dengan modal sendiri yang dimiliki perusahaan
(Sutrisno, 2017). Rumus dapat dituliskan sebagai berikut.
Return on Investment (ROI) adalah kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan keuntungan yang akan digunakan untuk menutup investasi
yang dikeluarkan (Sutrisno, 2017). Rumus dapat dituliskan sebagai
berikut.
29
Earning per Share adalah kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan keuntungan per lembar saham (Sutrisno, 2017). Rumus
dapat dituliskan sebagai berikut.
7. Sertifikasi ISO 14001
ISO 14001 merupakan sistem manajemen perusahaan yang berfungsi
untuk memastikan bahwa proses yang digunakan dan produk yang
dihasilkan perusahaan telah sesuai dan memenuhi kriteria dan komitmen
terhadap lingkungan, terutama dalam upaya pemenuhan terhadap peraturan
di bidang lingkungan, pencegahan pencemaran, dan komitmen terhadap
perbaikan berkelanjutan (Syahadah, 2017). Sertifikasi ISO 14001
merupakan standar lingkungan internasional pertama di dunia yang
diterbitkan pada tahun 1992. Versi terbaru sertifikasi ISO 14001 yaitu ISO
14001:2015 yang diterbitkan pada 15 September 2015 (Standar, 2016) .
Sertifikasi ISO 14001 bertujuan untuk memastikan bahwa
pengelolaan lingkungan organisasi telah selaras dengan arah strategi
organisasi, supaya organisasi dapat mematuhi regulasi yang telah
ditetapkan, untuk memperkenalkan pendekatan yang terintegrasi dengan
standar sistem manajemen lainnya, meningkatkan kesadaran organisasi
untuk selalu menjaga lingkungan yang merupakan kewajiban bersama,
meningkatkan keterlibatan kepemimpinan bersama, dan meningkatkan
30
kinerja lingkungan. Adapun manfaat adanya sertifikasi ISO 14001 bagi
perusahaan diantaranya:
1. Untuk meningkatkan kinerja lingkungan juga kepedulian
sosial.
2. Menghemat biaya operasional organisasi.
3. Mengurangi limbah dan melestarikan sumber daya alam.
4. Meningkatkan manajemen resiko dan peluang serta
memastikan perbaikan dilakukan secara sistematis.
5. Meningkatkan manajeman siklus hidup untuk produk tertentu.
6. Membantu pemenuhan Undang-Undang, mengurangi bahkan
menghindari resiko denda dan publisitas yang merugikan
organisasi.
7. Untuk membangun kesadaran bersama dalam menjaga
lingkungan.
8. Meningkatkan tanggung jawab organisasi agar dapat
memenuhi kebutuhan rantai pasokan.
9. Membantu organisasi menjadi pesaing yang lebih konsisten di
pasar.
10. Memotivasi, mengikat, dan melibatkan staf kearah yang lebih
efektif dan efisien.
Perusahaan yang memiliki sertifikasi mengaharapkan bahwa produk
yang dihasilkannya memiliki reputasi yang tinggi dan dapat diterima oleh
para pemangku kepentingan dengan baik. Sebagai bentuk tanggung
31
jawabnya diharapkan perusahaan pun dapat melakukan pengungkapan
informasi lingkungan yang luas (Rahmawati dan Budiwati, 2018).
8. Liputan Media
Media telah banyak digunakan perusahaan untuk menyediakan
informasi. Bentuk informasi yang dapat dikomunikasikan dan dipublikasi
adalah kegiatan perusahaan yang menunjang lingkungan dan sosial. Media
merupakan sarana yang digunakan masyarakat untuk mendapatkan sebuah
informasi luas terkait perusahaan (Darma, Arza, dan Halmawati, 2019).
Media memberikan kemudahan bagi perusahaan dalam menyebarluaskan
informasi yang dimilikinya kepada publik. Bagi publik sendiri adanya
media memudahkan mereka mendapatkan informasi dan menilai aktivitas
perusahaan.
Media merupakan sarana yang digunakan masyarakat untuk
mendapatkan sebuah informasi luas terkait perusahaan. Keberadaan
liputan media tentang lingkungan merupakan atribut eksternal perusahaan
yang dapat membantu mempengaruhi pandangan publik atas komitmen
perusahaan terhadap lingkungannya. Liputan media dapat meningkatkan
reputasi dan citra perusahaan di mata publik sehingga membentuk
legitimasi para pemangku kepentingan (Solikhah dan Winarsih, 2016).
Menurut Zhang dan Zhang (2018) bagi pemangku kepentingan,
media merupakan cermin yang mencerminkan realitas. Bagi pemangku
kepentingan, transparansi informasi lingkungan dapat mengurangi
32
kekhawatiran ketidakpastian perusahaan, menghemat biaya untuk
mendapatkan informasi, dan meningkatkan efisiensi alokasi sumber daya.
Bagi perusahaan, media digunakan untuk menarik perhatian publik dan
meningkatkan asumsi publik terhadap citra perusahaan. Selain itu media
pun memiliki fungsi pengawasan yang independen dan terkontrol bagi
perusahaan sehingga dapat membentuk proses interaksi sosial dan
pembentukan nilai.
9. Kinerja Lingkungan
Kinerja lingkungan menurut Juniartha dan Dewi (2017) merupakan
penilaian atas kegiatan perusahaan dalam menjaga dan memperbaiki
kelestarian lingkungan. Di Indonesia kinerja lingkungan dapat diukur
menggunakan Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan
(PROPER). PROPER merupakan program yang diterbitkan Kemerterian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang bertujuan untuk mendorong
perusahaan menaati pengelolaan lingkungan hidup.
Penghargaan PROPER diberikan bertujuan untuk mendorong
perusahaan menaati peraturan lingkungan hidup sehingga dapat mencapai
keunggulan lingkungan melalui integrasi prinsip-prinsip pembangunan
yang berkelanjutan dalam proses memproduksi, penerapan sistem
manajemen lingkungan, 3R, efisiensi energi, konservasi sumber daya, dan
pelaksanaan bisnis beretika dan bertanggung jawab (Juniartha dan Dewi,
2017). Secara umum informasi mengenai penilaian kinerja lingkungan
33
melalui PROPER disimbolkan dengan warna. Tabel 2.1 berikut
menunjukkan simbol warna peringkat nilai dan disertai penjelasan setiap
warnanya.
Tabel 2.1
Peringkat Warna PROPER
Warna Penjelasan
Untuk usaha dan/atau kegiatan yang telah secara konsisten
menunjukkan keunggulan lingkungan dalam proses
produksi atau jasa, melaksanakan bisnis yang beretika dan
bertanggung jawab.
Untuk usaha dan/atau kegiatan yang telah melakukan
pengelolaan lingkungan lebih dari yang dipersyaratkan
dalam peraturan melalui pelaksanaan sistem pengelolaan
lingkungan, pemanfaatan sumber daya secara efisien dan
melakukan upaya tanggung jawab sosial dengan baik.
Untuk usaha dan/atau kegiatan yang telah melakukan
upaya pengelolaan lingkungan yang dipersyaratkan sesuai
dengan ketentuan atau peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
Upaya pengelolaan lingkungan yang dilakukan belum
sesuai dengan persyaratan sebagaimana diatur dalam
perundang-undangan.
Untuk usaha dan/atau kegiatan yang sengaja melakukan
perbuatan atau melakukan kelalaian yang mengakibatkan
pencemaran atau kerusakan lingkungan serta pelanggaran
terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku atau
tidak melaksanakan sanksi administrasi.
Sumber: Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (2018)
Perusahaan dengan tingkat proaktif terhadap lingkungan yang
dibuktikan dengan peringkat PROPER memiliki dorongan untuk
melakukan pengungkapan secara sukarela untuk mengungkapkan
efektivitas strategi lingkungan yang digunakan kepada investor dan pihak
eksternal lainnya (Selviana dan Ratmono, 2019). Perusahaan yang
34
memiliki kinerja lingkungan yang baik cenderung akan melakukan
pengungkapan lingkungan supaya pihak yang berkepentingan mengetahui
bahwa perusahaan telah menjalankan tanggung jawab lingkungannya (Sari
et al., 2019).
Dengan adanya PROPER yang diselenggarakan pemerintah,
memberikan motivasi bagi perusahaan dalam melakukan kegiatan
operasional yang ramah lingkungan dan dapat menekan dampak
lingkungan yang terjadi akibat aktivitas yang dilakukannya. Memelihara
dan menjaga kelangsungan hidup lingkungan adalah tanggung jawab
bersama. Sehingga dalam menjalankan aktivitas bisnis, perusahaan perlu
memerhatikan dampak lingkungan yang terjadi dan meminimalisir dampak
tersebut. PROPER menjadi pengingat perusahaan untuk selalu
bertanggung jawab atas lingkungan dan pengungkapan informasi
lingkungan menjadi bentuk pertanggung jawaban perusahaan atas
aktivitasnya terkait lingkungan.
35
B. Hasil Penelitian Terdahulu
Adapun hasil-hasil penelitian sebelumnya mengenai topik yang berkaitan dengan penelitian ini dapat dilihat dalam tabel
2.2
Tabel 2.2
Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu
No. Peneliti (Tahun) Judul Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
1. Yue Zhang and
Changjiang Zhang
(2018)
Environmental
performance,
environmental
disclosure and the
role of media
Variabel independen
kinerja lingkungan
dan media, variabel
dependen
pengungkapan
lingkungan.
Variabel independen
karakteristik
perusahaan dan ISO
14001, pengujian
menggunakan
analisis regresi
berganda.
Kinerja lingkungan
dan peran media
berpengaruh positif
terhadap
pengungkapan
lingkungan.
Bersambung ke halaman selanjutnya
36
Tabel 2.2 (Lanjutan)
No. Peneliti (Tahun) Judul Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
2. Yousra N.
Elshabasy (2018)
The impact of
corporate
characteristics on
environmental
information
disclosure: an
empirical study on
the listed firms in
Egypt
Variabel independen
karakteristik
perusahaan dan
variabel dependen
pengungkapan
lingkungan, pengujian
menggunakan analisis
regresi berganda.
Variabel independen
ISO 14001, liputan
media, dan kinerja
lingkungan.
Ukuran perusahaan
berpengaruh tidak
signifikan terhadap
pengungkapan
lingkungan, usia
perusahaan
berpengaruh negatif
signifikan terhadap
pengungkapan
lingkungan,
leverage
berpengaruh tidak
signifikan terhadap
pengungkapan
lingkungan, dan
profitabilitas
berpengaruh positif
signifikan terhadap
pengungkapan
lingkungan.
Bersambung ke halaman selanjutnya
37
Tabel 2.2 (Lanjutan)
No. Peneliti (Tahun) Judul Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
3. Tareq Bani-Khalid,
Reza Kouhy, and
Aminu Hassan
(2017)
The impact of
corporate
characteristics on
social and
environmental
disclosure (CSED):
The case of Jordan
Variabel independen
karakteristik
perusahaan yang
terdiri dari ukuran
perusahaan, umur
perusahaan, dan
profitabilitas serta
variabel dependen
pengungkapan
lingkungan.
Variabel independen
ISO 14001, liputan
media, dan kinerja
lingkungan,
pengujian
menggunakan
analisis regresi
berganda.
Ukuran perusahaan,
type of audit firm,
dan kinerja
keuangan
berpengaruh
signifikan terhadap
pengungkapan
lingkungan, namun
profitabilitas, umur
perusahaan, type of
industry, dan
kepemilikan tidak
berpengaruh
terhadap
pengungkapan
lingkungan.
4. X.H. Meng, S.X.
Zeng, Jonathan J.
Shi, G.Y. Qi, and
Z.B. Zhang (2014)
The relationship
between corporate
environmental
performance and
environmental
disclosure: An
empirical study in
China
Variabel independen
kinerja lingkungan
dan variabel dependen
pengungkapan
lingkungan, pengujian
menggunakan analisis
regresi berganda.
Variabel independen
karakteristik
perusahaan, ISO
14001, dan liputan
media.
Kinerja lingkungan
perusahaan
berpengaruh
terhadap
pengungkapan
lingkungan.
Bersambung ke halaman selanjutnya
38
Tabel 2.2 (Lanjutan)
No. Peneliti (Tahun) Judul Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
5. Yingjun Lu and
Indra Abeysekera
(2014)
Stakeholders’
power, corporate
characteristics, and
social and
environmental
disclosure: Evidence
from China
Variabel independen
karakteristik
perusahaan yang
terdiri dari ukuran
perusahaan dan
profitabilitas serta
variabel dependen
pengungkapan
lingkungan, pengujian
menggunakan analisis
regresi berganda.
Variabel independen
sertifikasi ISO
14001, liputan
media, dan proksi
karakteristik
perusahaan.
Stakeholders power,
ukuran perusahaan,
dan tipe industri
berpengaruh positif
signifikan terhadap
pengungkapan sosial
dan
lingkungan,sedangkan
profitabilitas tidak
berpengaruh pada
pengungkapan sosial
dan lingkungan.
6. Wiwi Hawin Sari,
Henri Agustin, dan
Erly Mulyani
(2019)
Pengaruh good
corporate
governance dan
kinerja lingkungan
terhadap
pengungkapan
lingkungan
Variabel independen
kinerja lingkungan,
variabel dependen
pengungkapan
lingkungan, sampel
menggunakan
perusahaan
manufaktur,
pengujian
menggunakan analisis
regresi berganda.
Variabel independen
karakteristik
perusahaan,
sertifikasi ISO
14001, dan liputan
media.
Kinerja lingkungan
berpengaruh positif
pada pengungkapan
lingkungan,
kepemilikan
institusional dan
proporsi komite audit
independen tidak
berpengaruh pada
pengungkapan
lingkungan.
Bersambung ke halaman selanjutnya
39
Tabel 2.2 (Lanjutan)
No. Peneliti (Tahun) Judul Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
7. Ni Kadek Dwi
Nana Ulan Noviani
dan Ketut Alit
Suardana (2019)
Pengaruh ukuran
perusahaan, political
cost, dan kinerja
lingkungan terhadap
environmental
disclosure dalam
laporan tahunan
Variabel independen
ukuran perusahaan
dan kinerja
lingkungan, variabel
dependen
pengungkapan
lingkungan, pengujian
menggunakan analisis
regresi berganda.
Variabel independen
umur perusahaan,
profitabilitas,
sertifikasi
ISO14001, dan
liputan media,
sampel
menggunakan
perusahaan
manufaktur yang
terdaftar pada Bursa
Efek Indonesia.
Ukuran perusahaan
berpengaruh positif
terhadap
pengungkapan
lingkungan,
political cost dan
kinerja lingkungan
berpengaruh
terhadap
pengungkapan
lingkungan.
8. Bima Dwi Darma,
Fefri Indra Arza,
dan Halmawati
(2019)
Pengaruh
pengungkapan
media, kinerja
lingkungan, dan
kepemilikan asing
terhadap corporate
social responsibility
Variabel independen
pengungkapan media
dan kinerja
lingkungan, variabel
dependen
pengungkapan
tanggung jawab sosial
perusahaan, metode
pengujian
menggunakan analisis
regresi berganda.
Variabel independen
karakteristik
perusahaan dan
sertifikasi ISO
14001, sampel
menggunakan
perusahaan
manufaktur yang
terdaftar pada Bursa
Efek Indonesia.
Pengungkapan
media berpengaruh
pada pengungkapan
corporate social
responsibility,
kinerja lingkungan
dan kepemilikan
asing tidak memiliki
pengaruh terhadap
pengungkapan
corporate social
responsibility.
Bersambung ke halaman selanjutnya
40
Tabel 2.2 (Lanjutan)
No. Peneliti (Tahun) Judul Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
9. Asrori, Muhammad
Ihlasul Amal, dan
Atta Putra Harjanto
(2019)
Company
characteristic on the
reporting index of
corporate social and
environmental
disclosure in
Indonesian public
companies
Variabel independen
ukuran perusahaan
dan profitabilitas,
variabel dependen
pengungkapan sosial
dan lingkungan
perusahaan, sampel
yaitu perusahaan
manufaktur, pengujian
menggunakan analisis
regresi berganda.
Variabel independen
umur perusahaan,
sertifikasi ISO
14001, liputan
media, dan kinerja
lingkungan.
Manajemen laba,
kepemilikan
manajerial, ukuran
perusahaan, dan
profitabilitas
berpengaruh positif
terhadap
pengungkapan
sosial dan
lingkungan
perusahaan.
10. Septalia
Rahmawati dan
Christiyaningsih
Budiwati (2018)
Karakteristik
perusahaan, ISO
14001, dan
pengungkapan
lingkungan: Studi
komparatif di
Indonesia dan
Thailand
Variabel independen
karakteristik
perusahaan dan ISO
14001, variabel
dependen
pengungkapan
lingkungan, pengujian
menggunakan analisis
regresi berganda.
Variabel independen
liputan media dan
kinerja lingkungan,
sampel
menggunakan
perusahaan
manufaktur yang
terdaftar di Bursa
Efek Indonesia.
Ukuran perusahaan,
umur perusahaan,
dan ISO 14001
berpengaruh positif
signifikan terhadap
pengungkapan
lingkungan namun
profitabilitas tidak
berpengaruh.
Bersambung ke halaman selanjutnya
41
Tabel 2.2 (Lanjutan)
No. Peneliti (Tahun) Judul Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
11. Yossi Diantimala
dan Tri Amalia
Amril (2018)
The effect of
ownership structure,
financial and
environmental
performances on
environmental
disclosure
Variabel independen
profitabilitas, ukuran
perusahaan, dan
kinerja lingkungan,
variabel dependen
pengungkapan
lingkungan, pengujian
menggunakan analisis
regresi berganda.
Variabel independen
umur perusahaan,
sertifikasi ISO
14001,dan liputan
media, sampel
menggunakan
perusahaan
manufaktur yang
terdaftar di Bursa
Efek Indonesia.
Kepemilikan
institusional, ukuran
perusahaan, sektor
industri, dan kinerja
lingkungan
berpengaruh positif
signifikan terhadap
pengungkapan
lingkungan,
sedangkan
kepemilikan
manajerial dan
kinerja keuangan
berpengaruh negatif
terhadap
pengungkapan
lingkungan.
Bersambung ke halaman selanjutnya
42
Tabel 2.2 (Lanjutan)
No. Peneliti (Tahun) Judul Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
12. Sri Wahyuni
Hadiningtiyas dan
Amir Mahmud
(2017).
Determinant of
Environmental
Disclosure on
Companies Listed in
Indonesia Stock
Exchange (IDX)
Variabel independen
kinerja lingkungan,
variabel dependen
pengungkapan
lingkungan, pengujian
menggunakan analisis
regresi berganda.
Variabel independen
karakteristik
perusahaan,
sertifikasi ISO
14001,dan liputan
media, sampel
menggunakan
perusahaan
manufaktur yang
terdaftar di Bursa
Efek Indonesia.
Kinerja lingkungan
dan sektor industri
berpengaruh positif
signifikan terhadap
pengungkapan
lingkungan, namun
kepemilikan
manajerial dan
sensitivitas
lingkungan tidak
berpengaruh
terhadap
pengungkapan
lingkungan.
Bersambung pada halaman selanjunya
43
Tabel 2.2 (Lanjutan)
No. Peneliti (Tahun) Judul Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
13. Ida Ayu Putu Oki
Yacintya Dewi dan
Gerianta Wirawan
Yasa (2017)
Pengaruh ukuran
perusahaan,
profitabilitas, tipe
industri, dan kinerja
lingkungan terhadap
environmental
disclosure
Variabel independen
ukuran perusahaan,
profitabilitas, dan
kinerja lingkungan,
variabel dependen
pengungkapan
lingkungan, pengujian
menggunakan analisis
regresi berganda
Variabel independen
umur perusahaan,
sertifikasi ISO
14001, dan liputan
media, sampel
menggunakan
perusahaan
manufaktur yang
terdaftar di Bursa
Efek Indonesia.
Ukuran perusahaan,
tipe industri, dan
kinerja lingkungan
berpengaruh positif
terhadap
pengungkapan
lingkungan,
sedangkan
profitabilitas tidak
berpengaruh
terhadap
pengungkapan
lingkungan.
Bersambung ke halaman selanjutnya
44
Tabel 2.2 (Lanjutan)
No. Peneliti (Tahun) Judul Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
14. I Made Juniartha
dan Raden
Rosiyana Dewi
(2017)
Pengaruh proporsi
komisaris
independen, kinerja
lingkungan, dan
pertumbuhan
perusahaan terhadap
pengungkapan
lingkungan
Variabel independen
kinerja lingkungan,
variabel dependen
pengungkapan
lingkungan, metode
pengujian
menggunakan analisis
regresi berganda.
Variabel independen
karakteristik
perusahaan,
sertifikasi ISO
14001, dan liputan
media, sampel
menggunakan
perusahaan
manufaktur yang
terdaftar di Bursa
Efek Indonesia.
Proposi komisaris
independen dan
kinerja lingkungan
berpengaruh positif
terhadap
pengungkapan
lingkungan, dan
proporsi
kepemilikan publik
dapat memoderasi
hubungan komisaris
independen dengan
pengungkapan
lingkungan dan
kinerja lingkungan
dengan
pengungkapan
lingkungan.
Bersambung ke halaman selanjutnya
45
Tabel 2.2 (Lanjutan)
No. Peneliti (Tahun) Judul Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
15. Badingatus
Solikhah dan Arga
Mustika Winarsih
(2016)
Pengaruh liputan
media, kepekaan
industri, dan struktur
tata kelola
perusahaan terhadap
kualitas
pengungkapan
lingkungan
Variabel independen
liputan media dan
variabel dependen
pengungkapan
lingkungan, sampel
menggunakan industri
manufaktur terdiri dari
energi, kimia, farmasi,
kosmetik, makanan
dan minuman.
Variabel independen
karakteristik
perusahaan,
sertifikasi ISO
14001, dan kinerja
lingkungan,
pengujian
menggunakan
analisis regresi
berganda.
Kepekaan industri,
multiple
directorship, dan
ukuran dewan
komisaris
berpengaruh positif
terhadap kualitas
pengungkapan
lingkungan,
komisaris
independen
berpengaruh negatif
terhadap
pengungkapan
lingkungan, dan
liputan media,
keragaman gender,
dan kepemilikan
institusional tidak
berpengaruh
terhadap kualitas
pengungkapan
lingkungan.
Bersambung ke halaman selanjutnya
46
Tabel 2.2 (Lanjutan)
No. Peneliti (Tahun) Judul Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
16. Ni Ketut Ciriyani
dan I Made Pande
Dwiana Putra
(2016)
Pengaruh ukuran
perusahaan,
profitabilitas, dan
umur perusahaan
pada pengungkapan
informasi
lingkungan
Variabel independen
ukuran perusahaan,
profitabilitas, dan
umur perusahaan,
variabel dependen
pengungkapan
lingkungan, pengujian
menggunakan analisis
regresi berganda.
Variabel independen
sertifikasi ISO
14001, liputan
media, dan kinerja
lingkungan, sampel
menggunakan
perusahaan yang
terdaftar di Bursa
Efek Indonesia.
Ukuran perusahaan
dan umur
perusahaan
berpengaruh positif
pada pengungkapan
informasi
lingkungan, dan
profitabilitas tidak
berpengaruh positif
pada pengungkapan
informasi
lingkungan.
Bersambung pada halaman selanjutnya
47
Tabel 2.2 (Lanjutan)
No. Peneliti (Tahun) Judul Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
17. Diana Oktafianti
dan Amalia Rizki
(2015)
Pengaruh
kepemilikan
manajerial, ukuran
perusahaan, dan
kinerja keuangan
terhadap corporate
environmental
disclosure sebagai
bentuk tanggung
jawab sosial dalam
laporan tahunan
Variabel independen
ukuran perusahaan
dan kinerja keuangan
yang disetarakan
dengan profitabilitas,
variabel dependen
pengungkapan
lingkungan.
Variabel independen
umur perusahaan,
sertifikasi ISO
14001, liputan
media, dan kinerja
lingkungan, sampel
menggunakan
perusahaan
manufaktur yang
terdaftar di Bursa
Efek Indonesia,
pengujian
menggunakan
analisis regresi
berganda.
Kepemilikan
manajerial dan
ukuran perusahaan
berpengaruh positif
terhadap corporate
environmental
disclosure,
sedangkan kinerja
keuangan (ROA)
berpengaruh negatif.
Bersambung pada halaman selanjutnya
48
Tabel 2.2 (Lanjutan)
No. Peneliti (Tahun) Judul Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
18. Nuzul Noor
Ramadhan dan
Andri Prastiwi
(2014)
Analisis faktor yang
mempengaruhi luas
pengungkapan sosial
dan lingkungan
melalui website
perusahaan
Variabel independen
profitabilitas, ukuran
perusahaan, dan umur
perusahaan, variabel
dependen
pengungkapan
lingkungan, pengujian
menggunakan analisis
regresi berganda.
Variabel independen
sertifikasi ISO
14001, liputan
media, dan kinerja
lingkungan, sampel
menggunakan
perushaan
manufaktur yang
terdaftar di Bursa
Efek Indonesia.
Jenis perusahaan,
ukuran perusahaan,
dan umur
perusahaan
berpengaruh positif
signifikan terhadap
pengungkapan
lingkungan melalui
website perusahaan,
sedangkan
profitabilitas dan
kepemilikan asing
tidak berpengaruh
signifikan terhadap
pengungkapan
lingkungan melalui
website perusahaan.
49
C. Pengembangan Hipotesis
1. Pengaruh ukuran perusahaan terhadap pengungkapan lingkungan
Ukuran perusahaan merupakan gambaran dari besar atau kecilnya
suatu perusahaan yang dapat diukur dari total aset, jumlah penjualan, rata-
rata total penjualan, dan rata-rata total aset (Dewi dan Yasa, 2017).
Perusahaan dengan ukuran yang besar mengartikan bahwa perusahaan
tersebut memiliki kegiatan operasional yang lebih besar pula bahkan
mengindikasikan adanya dampak lingkungan yang akan ditimbulkan dari
kegiatannya tersebut. Semakin besar ukuran perusahaan pun maka akan
semakin besar pula perhatian publik terhadap aktivitas perusahaan
tersebut.
Penelitian Ramadhan dan Prastiwi (2014) menemukan bahwa ukuran
perusahaan berpengaruh signifikan terhadap luas pengungkapan
lingkungan. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ciriyani dan
Putra (2016) yang menemukan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh
positif terhadap pengungkapan lingkungan. Penelitian Dewi dan Yasa
(2017) juga menemukan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif
terhadap pengungkapan lingkungan. Menurut Dewi dan Yasa (2017)
perusahaan besar yang diukur dengan tingkat aktiva akan mengungkapkan
tanggung jawab lingkungan yang lebih besar karena semakin besar ukuran
perusahaan maka semakin besar pula dampak lingkungan yang
ditimbulkan.
50
Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Rahmawati dan
Budiwati (2018) yang menemukan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh
positif terhadap pengungkapan lingkungan. Penelitian yang dilakukan
Noviani dan Suardana (2019) pun menemukan bahwa ukuran perusahaan
berpengaruh positif terhadap pengungkapan lingkungan. Berdasarkan
uraian tersebut, maka hipotesis alternatif sebagai berikut:
H1= Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap pengungkapan lingkungan.
2. Pengaruh umur perusahaan terhadap pengungkapan lingkungan
Perusahaan yang memiliki umur yang lebih panjang merupakan
perusahaan yang membuktikan eksistensinya untuk bertahan dalam bisnis
yang dijalaninya. Keberlangsungan perusahaan dapat terus berlanjut dan
bertahan dikarenakan adanya pengakuan dan kepercayaan masyarakat
yaitu legitimasi. Pengungkapan informasi lingkungan yang disajikan
merupakan bentuk tanggung jawab perusahaan terhadap legitimasi yang
telah diberikan masyarakat sehingga diharapkan masyarakat dapat terus
menerima keberadaan perusahaan dan mempertahankan legitimasi mereka
kepada perusahaan (Ciriyani dan Putra, 2016).
Penelitian Ramadhan dan Prastiwi (2014) menemukan bahwa umur
perusahaan berpengaruh terhadap pengungkapan lingkungan dan
menyatakan bahwa perusahaan yang memiliki umur lebih lama di Bursa
Efek Indonesia diasumsikan memiliki pengalaman yang lebih banyak
dalam mengungkapkan informasi dibandingkan dengan perusahaan yang
51
belum lama di Bursa Efek Indonesia. Sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Ciriyani dan Putra (2016) menemukan bahwa umur
perusahaan berpengaruh positif terhadap pengungkapan lingkungan dan
menyatakan bahwa semakin lama perusahaan mampu bertahan maka akan
semakin banyak informasi yang diungkapkan sebagai bentuk tanggung
jawabnya kepada masyarakat.
Selain itu penelitian Rahmawati dan Budiwati (2018) juga
menemukan bahwa umur perusahaan berpengaruh positif terhadap
pengungkapan lingkungan dan menyatakan bahwa semakin panjang umur
perusahaan maka perusahaan akan semakin memperbaiki kualitas
pengungkapannya. Namun hasil penelitian tidak sejalan dengan penelitian
yang dilakukan oleh Khalid et al. (2017) yang menunjukkan bahwa umur
perusahaan tidak berpengaruh terhadap pengungkapan lingkungan.
Penelitian Elshabasy (2018) juga menemukan bahwa umur perusahaan
berpengaruh negatif signifikan terhadap pengungkapan lingkungan.
Berdasarkan uraian tersebut, maka hipotesis alternatif sebagai berikut.
H2= Umur perusahaan berpengaruh terhadap pengungkapan lingkungan.
3. Pengaruh profitabilitas terhadap pengungkapan lingkungan
Profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan untuk
memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva, dan
ekuitas (Asrori et al., 2019). Tingginya profitabilitas perusahaan
memberikan peluang bagi perusahaan untuk meningkatkan reputasinya.
52
Dengan profitabilitas yang tinggi dapat menarik minat investor untuk
menanamkan sahamnya dan akan meningkatkan nilai perusahaan tersebut.
Tingginya profitabilitas perusahaan memiliki kecukupan dana untuk dapat
menyajikan informasi lingkungan yang luas dan berkualitas. Dengan
mengungkapkan informasi yang luas dan berkualitas tersebut, perusahaan
akan dipandang memiliki reputasi dan citra yang baik di mata stakeholder
dan masyarakat.
Penelitian yang dilakukan oleh Elshabasy (2018) menemukan bahwa
profitabilitas berpengaruh positif terhadap pengungkapan lingkungan.
Sejalan dengan penelitian Asrori et al. (2019) yang menemukan bahwa
profitabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap pengungkapan
lingkungan dan menyatakan bahwa semakin tingginya tingkat
profitabilitas maka akan semakin luas pengungkapan informasi sosial yang
disajikan perusahaan.
Namun penelitian yang dilakukan oleh Akbas (2014) yang
menemukan bahwa profitabilitas berpengaruh negatif terhadap
pengungkapan lingkungan. Sejalan dengan Akbas (2014), penelitian yang
dilakukan oleh Oktafianti dan Rizki (2015) yang menemukan bahwa
profitabilitas berpengaruh negatif terhadap pengungkapan lingkungan.
Penelitian yang dilakukan oleh Diantimala dan Amril (2018) juga
menemukan bahwa profitabilitas berpengaruh negatif signifikan terhadap
pengungkapan lingkungan perusahaan.
53
Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Ramadhan dan Prastiwi
(2014) menemukan bahwa profitabilitas tidak berpengaruh signifikan
terhadap luas pengungkapan lingkungan. Sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Rahmawati dan Budiwati (2018) yang juga menemukan
bahwa profitabilitas tidak memiliki pengaruh terhadap pengungkapan
lingkungan. Berdasarkan uraian tersebut, maka hipotesis alternatif sebagai
berikut.
H3= Profitabilitas berpengaruh terhadap pengungkapan lingkungan.
4. Pengaruh sertifikasi ISO 14001 terhadap pengungkapan lingkungan
Sertifikasi ISO 14001 merupakan sistem manajemen perusahaan
yang berfungsi untuk memastikan bahwa proses yang digunakan dan
produk yang dihasilkan perusahaan telah sesuai dan memenuhi kriteria dan
komitmen terhadap lingkungan. Perusahaan yang memiliki sertifikasi ISO
14001 akan termotivasi untuk berkontribusi dalam memperbaiki
lingkungan dan meningkatkan citra perusahaan. Perusahaan yang
bersertifikasi berharap akan produknya memiliki reputasi yang tinggi dan
dapat diterima oleh masyarakat dan stakeholdersnya dengan baik
(Rahmawati dan Budiwati, 2018).
Penelitian Rahmawati dan Budiwati (2018) menemukan bahwa
sertifikasi ISO 14001 berpengaruh positif terhadap pengungkapan
lingkungan dan menyatakan bahwa adanya sertifikasi ISO 14001 akan
memotivasi perusahaan untuk memperbaiki lingkungan karena sertifikasi
54
ISO 14001 memiliki komitmen terhadap lingkungan. Berdasarkan uraian
tersebut, maka hipotesis alternatif sebagai berikut.
H4= Sertifikasi ISO 14001 berpengaruh terhadap pengungkapan
lingkungan.
5. Pengaruh liputan media terhadap pengungkapan lingkungan
Media telah banyak digunakan perusahaan untuk menyediakan
informasi. Bentuk informasi yang dapat dikomunikasikan dan dipublikasi
adalah kegiatan perusahaan yang menunjang lingkungan dan sosial. Media
merupakan sarana yang digunakan masyarakat untuk mendapatkan sebuah
informasi luas terkait perusahaan (Darma et al., 2019). Media memberikan
kemudahan bagi perusahaan dalam menyebarluaskan informasi yang
dimilikinya kepada publik. Bagi publik sendiri adanya media memudahkan
mereka mendapatkan informasi dan menilai aktivitas perusahaan.
Keberadaan liputan media tentang lingkungan merupakan atribut
eksternal perusahaan yang dapat membantu mempengaruhi pandangan
publik atas komitmen perusahaan terhadap lingkungannya. Liputan media
dapat meningkatkan reputasi dan citra perusahaan di mata publik sehingga
membentuk legitimasi para pemangku kepentingan (Solikhah dan
Winarsih, 2016).
Penelitian Zhang dan Zhang (2018) menemukan bahwa media
berpengaruh positif terhadap pengungkapan lingkungan dan menyatakan
bahwa media digunakan oleh perusahaan sebagai sarana untuk
55
mempublikasikan konsep perlindungan lingkungan, investasi perlindungan
lingkungan, dan membangun reputasi lingkungan yang baik. Sejalan
dengan penelitian Darma et al. (2019) yang menemukan bahwa liputan
media berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial
perusahaan. Namun hasil penelitian berbeda dengan penelitian yang
dilakukan oleh Solikhah dan Winarsih (2016) yang menemukan bahwa
liputan media tidak berpengaruh terhadap pengungkapan lingkungan.
Berdasarkan uraian tersebut, maka hipotesis alternatif sebagai berikut.
H5= Liputan media berpengaruh terhadap pengungkapan lingkungan.
6. Pengaruh kinerja lingkungan terhadap pengungkapan lingkungan
Kinerja lingkungan merupakan upaya perusahaan dalam memelihara
dan meminimalisir dampak dari kegiatan operasionalnya terhadap
lingkungan (Noviani dan Suardana, 2019). Perusahaan dengan tingkat
proaktif terhadap lingkungan yang dibuktikan dengan peringkat PROPER
memiliki dorongan untuk melakukan pengungkapan secara sukarela untuk
mengungkapkan efektivitas strategi lingkungan yang digunakan kepada
investor dan pihak eksternal lainnya (Selviana dan Ratmono, 2019).
Perusahaan dengan kinerja lingkungan yang baik cenderung akan
menyajikan pengungkapan lingkungannya sebagai bentuk tanggung
jawabnya kepada publik.
Penelitian Noviani dan Suardana (2019) menemukan bahwa kinerja
lingkungan berpengaruh positif terhadap pengungkapan lingkungan dan
56
menyatakan perusahaan yang memiliki kinerja lingkungan yang baik
memenuhi tanggung jawabnya dalam pengungkapan lingkungan kepada
publik. Sejalan dengan penelitian Noviani dan Suardana (2019) penelitian
yang dilakukan oleh Zhang dan Zhang (2018) pun menemukan bahwa
kinerja lingkungan berpengaruh positif terhadap pengungkapan lingkungan
dan menyatakan bahwa semakin tinggi biaya modal lingkungan yang
mewakili kinerja lingkungan yang baik, maka perusahaan akan cenderung
melakukan pengungkapan lingkungan lebih lanjut.
Penelitian Diantimala dan Amril (2018) juga menemukan bahwa
kinerja lingkungan berpengaruh positif terhadap pengungkapan
lingkungan. Namun hasil penelitian bertolak belakang dengan penelitian
yang dilakukan oleh Darma et al. (2019) yang menemukan bahwa kinerja
lingkungan tidak berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab
sosial perusahaan. Berdasarkan uraian tersebut, maka hipotesis alternatif
sebagai berikut.
H6= Kinerja lingkungan berpengaruh terhadap pengungkapan lingkungan.
57
D. Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat digambarkan dalam
gambar 2.1.
Gambar 2.1
Skema Kerangka Pemikiran
Bersambung pada halaman selanjutnya
Publik dan stakeholder sering
kali memusatkan perhatian
pada aktivitas perusahaan yang
berdampak pada lingkungan.
Perusahaan berupaya
meminimalisir dampak
lingkungan yang terjadi akibat
aktivitasnya untuk mendapatkan
legitimasi stakeholder dan publik.
GAP
Pengaruh Karakteristik Perusahaan, Sertifikasi ISO 14001, Liputan Media, dan
Kinerja Lingkungan Terhadap Pengungkapan Lingkungan (Studi Empiris pada
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2016-
2018)
Basis Teori: Teori Legitimasi
dan Stakeholder Theory
Ukuran Perusahaan
Umur Perusahaan
Profitabilitas
Sertifikasi ISO 14001
Liputan Media
Kinerja Lingkungan
Pengungkapan
Lingkungan
H1
H2
H3
H4
H5
H6
58
Gambar 2.1
Skema Kerangka Pemikiran
Metode analisis: Regresi
Linear Berganda
Hasil dan Pembahasan
Kesimpulan, Implikasi, Keterbatasan, dan Saran
59
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang akan menguji
hubungan variabel independen yaitu ukuran perusahaan, umur perusahaan,
profitabilitas, sertifikasi ISO 14001, liputan media, dan kinerja lingkungan
terhadap variabel dependen yaitu pengungkapan lingkungan. Untuk
mendapatkan bukti empiris terkait data penelitian, maka peneliti
menggunakan data laporan tahunan perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia periode tahun 2016-2018.
B. Metode Penentuan Sampel
1. Populasi dan Sampel
Populasi adalah suatu kelompok dari elemen penelitian yang mana
elemen tersebut merupakan unit terkecil sumber dari data yang
dibutuhkan. Sedangkan sampel adalah sebagian dari populasi yang
terpilih sebagai sumber data (Kuncoro, 2013).
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2016-2018. Sedangkan sampel
dalam penelitian ini ditentukan dengan metode purposive sampling.
Purposive sampling adalah pengambilan sampel berdasarkan
pertimbangan subjektif peneliti, sampel dipilih berdasarkan kriteria yang
ditetapkan peneliti yang akan merepresentasikan penelitian yang
60
dilakukan. Adapun kriteria dalam penetapan sampel penelitian sebagai
berikut.
1. Merupakan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2016-2018.
2. Menerbitkan laporan tahunan lengkap selama periode 2016-2018.
3. Menyajikan laporan keuangan dalam satuan mata uang rupiah.
4. Perusahaan memiliki net income positif selama 2016-2018.
5. Perusahaan telah mengikuti PROPER yang diselenggarakan oleh
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutahan periode 2016-2018.
2. Metode Pengambilan Data
Jenis data dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder
adalah sumber data yang diperoleh peneliti secara tidak langsung
melainkan melalui media perantara. Data sekunder yang digunakan dalam
penelitian ini adalah laporan tahunan perusahaan dan surat kabar yang
dipublikasikan secara online.
C. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
penelitian pustaka dan penelitian laporan tahunan.
1. Penelitian pustaka
61
Peneliti memperoleh data yang berkaitan dengan topik penelitian yang
sedang diteliti melalui jurnal, skripsi, internet, dan media lainnya yang
dapat dijadikan sebagai sumber data dalam penelitian ini.
2. Penelitian laporan tahunan
Laporan tahunan adalah data utama yang digunakan peneliti dalam
penelitian ini. Laporan tahunan yang digunakan adalah laporan
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
tahun 2016-2018.
D. Operasionalisasi Variabel Penelitian
Operasionalisasi variabel menjelaskan terkait definisi dari masing-
masing variabel dan cara pengukuran yang digunakan. Penelitian ini
menggunakan 7 variabel, yaitu satu variabel dependen dan enam variabel
independen. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah pengungkapan
lingkungan. Variabel independen dalam penelitian ini meliputi ukuran
perusahaan, umur perusahaan, profitabilitas, sertifikasi ISO 14001, liputan
media, dan kinerja lingkungan.
1. Pengungkapan Lingkungan (Y)
Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau
dijelaskan oleh variabel independen. Variabel dependen dalam penelitian
ini adalah pengungkapan lingkungan. Pengungkapan lingkungan adalah
upaya pengungkapan yang dilakukan perusahaan untuk memberikan
pandangan kepada publik terkait informasi lingkungan yang disajikan
62
dalam laporan tahunan dan laporan keberlanjutan perusahaan. Dalam
penelitian ini pengungkapan lingkungan diukur menggunakan analisis
konten yang mengacu pada Indonesian Environmental Reporting (IER)
dari Global Reporting Initiatives (GRI-G4) (Rahmawati dan Budiwati,
2018).
Terdapat dua belas aspek dalam kategori lingkungan menurut GRI-
G4 yaitu bahan, energi, air, keanekaragaman hayati, emisi, efluen dan
limbah, produk dan jasa, kepatuhan, transportasi, lain-lain, asesmen
pemasok atas lingkungan, dan mekanisme pengaduan masalah
lingkungan. Secara keseluruhan item dari dua belas aspek lingkungan
menurut GRI-G4 terdapat 34 item. Berikut ini adalah tabel item dari GRI-
G4 (2013) untuk mengukur variabel pengungkapan lingkungan.
Tabel 3.1
Item GRI-G4
No. Aspek Item Skor
1. Bahan Bahan yang digunakan berdasarkan berat
atau volume
1
Persentase bahan yang digunakan yang
merupakan bahan input daur ulang
1
2. Energi Konsumsi energi dalam organisasi 1
Konsumsi energi di luar organisasi 1
Intensitas energi 1
Pengurangan konsumsi energi 1
Pengurangan kebutuhan energi pada
produk dan jasa
1
3. Air Total pengambilan air berdasarkan
sumber
1
Bersambung pada halaman selanjutnya
63
Tabel 3.1 (Lanjutan)
Item GRI-G4
No. Aspek Item Skor
Sumber air yang secara signifikan
dipengaruhi oleh pengambilan air
1
Persentase dan total volume air yang
didaur ulang dan digunakan kembali
1
4. Keanekaragam
an hayati
Lokasi-lokasi operasional yang dimiliki,
disewa, dikelola di dalam, atau yang
berdekatan dengan, kawasan lindung dan
kawasan dengan nilai keanekaragaman
hayati tinggi di luar kawasan lindung
1
Uraian dampak signifikan, produk, dan
jasa terhadap keanekaragaman hayati di
kawasan lindung dan kawasan dengan
nilai keanekaragaman hayati tinggi di
luar kawasan lindung
1
Habitat yang dilindungi dan dipulihkan 1
Jumlah total spesies dalam IUCN Red list
dan spesies dalam daftar spesies yang
dilindungi nasional dengan habitat di
tempat yang dipengaruhi operasional,
berdasarkan tingkat risiko kepunahan
1
5. Emisi Emisi gas rumah kaca (GRK) langsung 1
Emisi gas rumah kaca (GRK) tidak
langsung
1
Emisi gas rumah kaca (GRK) tidak
langsung lainnya
1
Intensitas emisi gas rumah kaca (GRK) 1
Pengurangan emisi gas rumah kaca
(GRK)
1
Emisi bahan perusak ozon (BPO) 1
NOx, SOx, dan emisi udara signifikan
lainnya
1
6. Efluen dan
limbah
Total air yang dibuang berdasarkan
kualitas dan tujuan
1
Bersambung ke halaman selanjutnya
64
Tabel 3.1 (Lanjutan)
Item GRI-G4
No. Aspek Item Skor
Bobot total limbah berdasarkan jenis dan
metode pembuangan
1
Jumlah dan volume total tumpahan
signifikan
1
Bobot limbah yang dianggap berbahaya
menurut ketentuan yang diangkut,
diimpor, diekspor, atau diolah, dan
persentase limbah yang diangkut untuk
pengiriman internasional
1
7. Produk dan
jasa
Tingkat mitigasi dampak terhadap
dampak lingkungan produk dan jasa
1
Presentase produk yang terjual dan
kemasannya yang direklamasi menurut
kategori
1
8. Kepatuhan Nilai moneter denda signifikan dan
jumlah total sanksi non-moneter karena
ketidakpatuhan terhadap undang-undang
dan peraturan lingkungan
1
9. Transportasi Dampak lingkungan signifikan dari
pengangkutan produk dan barang lain
serta bahan untuk operasional organisasi,
dan pengangkutan tenaga kerja
1
10. Lain-lain Total pengeluaran dan investasi
perlindungan lingkungan berdasarkan
jenis
1
11. Asesmen
pemasok atas
lingkungan
Persentase penapisan pemasok baru
menggunakan kriteria lingkungan
1
Dampak lingkungan negatif signifikan
aktual dan potensial dalam rantai pasokan
dan tindakan yang diambil
1
12. Mekanisme
pengaduan
masalah
lingkungan
Jumlah pengaduan tentang dampak
lingkungan yang diajukan, ditangani, dan
diselesaikan melalui mekanisme
pengaduan resmi
1
Jumlah skor 34
65
Setiap item yang diungkapkan oleh perusahaan diukur
menggunakan variabel dummy, yaitu apabila perusahaan mengungkapkan
item maka diberi nilai 1, namun apabila tidak maka diberi nilai 0. Jumlah
item yang diungkapkan selanjutnya dibagi dengan jumlah keseluruhan
item pada kategori lingkungan berdasarkan GRI-G4. Rumus dapat
dituliskan sebagai berikut.
Keterangan:
ED = Indeks pengungkapan lingkungan
Xi = Jumlah item yang diungkapkan
N = Jumlah item pengungkapan lingkungan menurut GRI-G4
2. Ukuran Perusahaan (X1)
Ukuran perusahaan merupakan gambaran yang menunjukkan
tingkat kepemilikan aset yang berpengaruh terhadap pandangan
pemerintah, pemangku kepentingan, dan masyarakat (Noviani dan
Suardana, 2019). Dalam penelitian ini ukuran perusahaan diukur dengan
logaritma untuk mencerminkan nilai ukuran perusahaan (Dewi dan Yasa,
2017). Rumus dapat dituliskan sebagai berikut.
66
3. Umur Perusahaan (X2)
Umur perusahaan merupakan seberapa lamanya perusahaan
melakukan penawaran saham kepada publik melalui Bursa Efek
Indonesia. Perusahaan dengan umur lebih lama melakukan penawaran
saham mengindikasikan bahwa perusahaan dapat memahami dan
memenuhi kebutuhan informasi yang dibutuhkan para pemangku
kepentingan. Dalam penelitian ini umur perusahaan diperoleh dari jumlah
tahun perusahaan tercatat melakukan penawaran saham di Bursa Efek
Indonesia (Ramadhan dan Prastiwi, 2014).
4. Profitabilitas (X3)
Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan laba (Ramadhan dan Prastiwi, 2014). Dalam penelitian ini
profitabilitas diukur dengan menggunakan Return on Asset (ROA). ROA
digunakan untuk menunjukkan level profitabilitas. ROA dapat diperoleh
dari laba bersih dibagi dengan total aset (Diantimala dan Amril, 2018).
Rumus dapat dituliskan sebagai berikut.
Keterangan:
ROA = Return on Asset
Net Income = Laba bersih perusahaan
Total Asset = Jumlah aset yang dimiliki perusahaan
67
5. Sertifikasi ISO 14001 (X4)
ISO 14001 merupakan sistem manajemen perusahaan yang
berfungsi untuk memastikan bahwa proses yang digunakan dan produk
yang dihasilkan perusahaan telah sesuai dan memenuhi kriteria dan
komitmen terhadap lingkungan, terutama dalam upaya pemenuhan
terhadap peraturan di bidang lingkungan, pencegahan pencemaran, dan
komitmen terhadap perbaikan berkelanjutan (Syahadah, 2017). Dalam
penelitian ini sertifikasi ISO 14001 diukur dengan menggunakan variabel
dummy, yaitu apabila perusahaan memiliki sertifikasi ISO 14001 maka
diberi nilai 1, namun apabila tidak memiliki sertifikasi ISO 14001 maka
diberi nilai 0 (Rahmawati dan Budiwati, 2018).
6. Liputan Media (X5)
Media merupakan sarana yang digunakan masyarakat untuk
mendapatkan sebuah informasi luas terkait perusahaan. Dalam penelitian
ini liputan media diukur dengan menggunakan rumus Janis-Fadner
koefisien. Koefisien ini digunakan untuk mengukur proporsi relatif dari
liputan media yang positif dan negatif untuk setiap perusahaan dalam
setahun. Koefisien ini memiliki kegunaan, yaitu (1) titik nol yang
bermakna ketika jumlah liputan positif dan liputan negatif sama, (2)
penurunan koefisien ketika jumlah liputan negatif meningkat, dan (3)
peningkatan koefisien ketika jumlah liputan positif meningkat
(Deephouse, 1996).
68
Media yang digunakan untuk mengukur variabel ini adalah surat
kabar yang dipublikasikan secara online diantaranya (Kompas; Detik;
Antara News; CNN Indonesia; dan website perusahaan itu sendiri)
(Solikhah dan Winarsih, 2016). Rumus dapat dituliskan sebagai berikut.
if e > c
if e < c
if e = c
Keterangan:
e = jumlah artikel positif tentang lingkungan
c = jumlah artikel negatif tentang lingkungan
t = jumlah e + c
7. Kinerja Lingkungan (X6)
Kinerja lingkungan menurut Juniartha dan Dewi (2017) merupakan
penilaian atas kegiatan perusahaan dalam menjaga dan memperbaiki
kelestarian lingkungan. Dalam penelitian ini kinerja lingkungan diukur
menggunakan penilaian PROPER yang diterbitkan oleh Kementerian
Lingkungan Hidup. Terdapat lima kategori yang disimbolkan dengan
warna dalam penilaian PROPER yaitu (Sari et al., 2019):
Emas : sangat baik sekali, skor 5
Hijau : sangat baik, skor 4
Biru : baik, skor 3
Merah : buruk, skor 2
69
Hitam : sangat buruk, skor 1
Tabel 3.2
Operasionalisasi Variabel
No. Variabel Pengukuran Skala
1. Pengungkapan
lingkungan
(Rahmawati dan
Budiwati, 2018)
Rasio
2. Ukuran
Perusahaan
(Dewi dan Yasa,
2017)
Rasio
3. Umur
Perusahaan
(Ramadhan dan
Prastiwi, 2014)
Jumlah tahun perusahaan
tercatat melakukan penawaran
saham di Bursa Efek Indonesia
Nominal
4. Profitabilitas
(Diantimala dan
Amril, 2018)
Rasio
5. Sertifikasi ISO
14001
(Rahmawati dan
Budiwati, 2018)
Diukur dengan memiliki atau
tidaknya sertifikasi ISO 14001
pada perusahaan.
Variabel dummy di mana:
1 apabila memiliki
0 apabila tidak memiliki
Nominal
6. Liputan Media
(Solikhah dan
Winarsih, 2016)
if e > c
if e < c
if e
= c
Rasio
Bersambung pada halaman selanjutnya
70
Tabel 3.2 (Lanjutan)
Operasionalisasi Variabel
No. Variabel Pengukuran Skala
7. Kinerja
lingkungan (Sari
et al., 2019)
Peringkat PROPER (skor 1-5) Ordinal
E. Metode Analisis Data
Penelitian ini mengasumsikan adanya hubungan secara langsung antara
ukuran perusahaan, umur perusahaan, profitabilitas, sertifikasi ISO 14001,
liputan media, dan kinerja lingkungan sebagai variabel independen terhadap
pengungkapan lingkungan sebagai variabel dependen. Metode analisis yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis kuantitatif. Analisis
kuantitatif dilakukan dengan cara mengkuantifikasi data yang dijadikan
sampel penelitian sehingga menghasilkan informasi yang dibutuhkan dalam
proses analisis. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode analisis regresi linear berganda. Metode analisis dilakukan dengan
bantuan software IBM SPSS versi 25.
1. Analisis Statistik Deskriptif
Analisis statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi
suatu data yang dilihat berdasarkan nilai rata-rata (mean), standar deviasi,
varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis, dan skewness
(kemencengan distribusi) (Ghozali, 2018).
71
2. Uji Asumsi Klasik
Sebelum melakukan pengujian hipotesis menggunakan analisis
regresi, perlu dilakukan uji asumsi klasik terlebih dahulu. Tujuan dari uji
asumsi klasik ini adalah untuk memastikan bahwa variabel-variabel
terdistribusi secara normal, tidak terjadi multikolonieritas, tidak terjadi
autokorelasi, dan tidak terjadi heteroskedastisitas.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal.
Uji t dan uji F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti
distribusi normal. Jika asumsi tersebut dilanggar maka uji statistik
tidak valid untuk jumlah sampel yang kecil. Terdapat dua cara untuk
mendeteksi apakah variabel terdistribusi normal atau tidak yaitu
dengan menggunakan analisis grafik dan uji statistik (Ghozali, 2018).
Dalam penelitian ini, uji normalitas yang digunakan untuk
mendeteksi apakah variabel terdistribusi normal atau tidak yaitu
dengan analisis grafik dan uji statistik. Analisis grafik dilakukan
dengan melihat gambar grafik histogram maupun grafik probability
plot (P-Plot). Residual dikatakan terdistribusi normal jika titik-titik
menyebar disekitar garis diagonal dan penyebarannya mengikuti arah
garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola seperti
lonceng. Kedua grafik ini dapat digunakan untuk melihat normalitas
72
residual atau data sehingga data memenuhi syarat untuk model
regresi.
Selain itu, uji normalitas juga dapat dilihat dari hasil uji statistik
non-parametik Kolmogorov-Smirnov, pengujian ini dilakukan dengan
melihat perbandingan probabilitas (p-value) yang diperoleh dengan
tingkat signifikansi sebesar 5%. Jika nilai signifikansi lebih besar dari
5% atau diatas 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa residual data
menyebar, namun jika nilai signifikansi lebih kecil dari 5% atau
dibawah 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa residual data tidak
menyebar normal (Ghozali, 2018).
b. Uji Multikolonieritas
Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen).
Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar
variabel independen. Apabila terjadi korelasi antar variabel, maka
variabel-variabel tersebut tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah
variabel independen yang nilai korelasi antar variabel independen
sama dengan nol. Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolonieritas
antar variabel independen dapat menggunakan nilai tolerance dan
variance inflation factor (VIF). Batas dari tolerance value adalah >
0,10 atau nilai VIF < 10. Jika nilai tolerance dibawah 0,10 atau nilai
VIF diatas 10, maka terjadi multikoloniaritas (Ghozali, 2018).
73
c. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi linear terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada
periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1
(sebelumnya). Dalam penelitian ini menggunakan uji statistik
parametik Run Test untuk mendeteksi apakah terdapat korelasi yang
tinggi antar residual atau tidak. Jika antar residual tidak terdapat
hubungan korelasi maka dikatakan bahwa residual adalah acak atau
random. Kriteria pengujian ini adalah jika p < 0,05 maka residual
tidak random atau terjadi korelasi, namun jika p > 0,05 maka residual
random atau tidak terjadi korelasi (Ghozali, 2018).
d. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu
pengamatan ke pengamatan lainnya. Apabila varians dari residual satu
pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut
homoskedastisitas sedangkan apabila berbeda maka disebut
heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang tidak terjadi
heteroskedastisitas (Ghozali, 2018).
Dalam penelitian ini menggunakan scatterplot untuk medeteksi
terjadi atau tidaknya heteroskedastisitas. Dengan melihat grafik plot
antara nilai prediksi variabel dependen yaitu ZPRED dengan
74
residualnya SRESID. Deteksi dilakukan dengan melihat ada tidaknya
pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID (residual) dengan
ZPRED (variabel dependen). Dasar analisis pengujian ini adalah
(Ghozali, 2018):
1) Jika terdapat pola tertentu, seperti titik-titik yang
membentuk pola yang teratur (bergelombang, melebar,
kemudian menyempit), maka diasumsikan telah terjadi
heteroskedastisitas.
2) Jika tidak terdapat pola yang jelas dan titik-titik menyebar di
atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi
heteroskedastisitas.
3. Pengujian Hipotesis
a. Uji Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur
seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel
dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai
R2
yang kecil mengindikasikan kemampuan variabel-variabel
independen dalam menjelaskan variabel dependen sangat terbatas.
Jika nilai R2
mendekati satu maka variabel-variabel independen dapat
memberikan informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel
dependen (Ghozali, 2018).
75
b. Uji Signifikansi Parameter Simultan (Uji Statistik F)
Uji statistik F digunakan untuk mengetahui apakah semua
variabel independen yang dimasukkan dalam model regresi memiliki
pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Ketentuan
dalam pengujian ini adalah jika nilai signifikansi < 0,05 maka semua
variabel independen dinyatakan berpengaruh secara simultan terhadap
variabel dependen (Ghozali, 2018).
c. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)
Uji statistik t digunakan untuk menunjukkan seberapa jauh
pengaruh satu variabel independen secara individual dalam
menerangkan variabel dependen. Ketentuan pengujian ini adalah
(Ghozali, 2018):
1) Jika nilai signifikansi < 0,05 maka dapat dikatakan bahwa
suatu variabel independen secara individual berpengaruh
terhadap variabel dependen.
2) Jika nilai signifikansi > 0,05 maka dapat dikatakan bahwa
suatu variabel independen secara individual tidak
berpengaruh terhadap variabel dependen.
Model penelitian dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Y= α + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + b6X6 + e
76
Keterangan:
Y = Pengungkapan lingkungan
α = Konstanta
b = Koefisien regresi
X1 = Ukuran perusahaan
X2 = Umur perusahaan
X3 = Profitabilitas
X4 = Sertifikasi ISO 14001
X5 = Liputan Media
X6 = Kinerja lingkungan
77
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Sedangkan sampel dalam penelitian
ini adalah perusahaan yang bergerak dibidang manufaktur dengan rentang
periode tahun 2016-2018. Sampel perusahaan yang berhasil diperoleh dalam
penelitian ini sebanyak 34 perusahaan sektor manufaktur dengan total data
102 data laporan tahunan perusahaan dan sebanyak 157 artikel dari surat
kabar online dan laman website perusahaan yang memuat informasi
pengungkapan lingkungan perusahaan manufaktur yang menjadi sampel
penelitian ini.
Sampel yang digunakan dalam penelitian dipilih menggunakan
metode purposive sampling, yaitu penentuan sampel berdasarkan kriteria
tertentu. Berdasarkan kriteria sampel yang telah ditetapkan, diperoleh total 34
perusahaan yang memenuhi kriteria sampel dan dapat diolah. Data yang
digunakan adalah data sekunder yang berasal dari laporan tahunan perusahaan
2016-2018 melalui situs resmi Bursa Efek Indonesia pada laman website
(www.idx.co.id dan www.sahamok.co.id) dan artikel dari surat kabar online
yaitu Kompas, Detik, Antara News, dan CNN Indonesia.
Berikut ini adalah perincian perolehan sampel kriteria-kriteria yang
telah ditetapkan yang disajikan dalam tabel 4.1.
78
Tabel 4.1
Kriteria Penentuan Sampel
No. Kriteria Jumlah
1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia tahun 2018
158
2. Perusahaan tidak secara lengkap menerbitkan laporan
tahunan selama periode 2016-2018
(50)
3. Perusahaan tidak menyajikan laporan keuangan dalam
satuan mata uang rupiah
(26)
4. Perusahaan memiliki net income negatif tahun 2016-2018 (26)
5. Perusahaan tidak mengikuti PROPER yang
diselenggarakan KLHK tahun 2016-2018
(22)
6. Jumlah perusahaan yang memenuhi kriteria 34
Tahun penelitian 3
Total sampel data selama tiga tahun penelitian dari tahun
2016 sampai dengan tahun 2018
102
Sumber: data sekunder yang diolah (2020)
Berdasarkan data dalam tabel 4.1 terdapat 158 perusahaan manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2018. Sebanyak 50 perusahaan
yang tidak secara lengkap menerbitkan laporan tahunannya selama periode
2016-2018 di website Bursa Efek Indonesia. Selain itu, terdapat 26
perusahaan yang tidak menyajikan laporan keuangannya dalam satuan mata
uang rupiah. Sebanyak 26 perusahaan yang memiliki net income negatif
tahun 2016-2018. Terdapat 22 perusahaan yang tidak mengikuti PROPER
yang diselenggarakan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
periode 2016-2018. Sehingga perusahaan yang dapat digunakan sebagai
sampel hanya sebanyak 34 perusahaan per tahunnya. Total sampel data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 102 perusahaan.
79
B. Hasil Uji Instrumen Penelitian
1. Hasil Uji Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data
yang dilihat berdasarkan nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian,
maksimum, minimum, sum, range, kurtosis, dan skewness (kemencengan
distribusi) (Ghozali, 2018). Analisis statistik deskriptif dalam penelitian
ini meliputi nilai rata-rata (mean), maksimum, minimum, dan standar
deviasi masing-masing variabel penelitian. Variabel penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini meliputi ukuran perusahaan, umur
perusahaan, profitabilitas, sertifikasi ISO 14001, liputan media, kinerja
lingkungan sebagai variabel independen, dan pengungkapan lingkungan
sebagai variabel dependen. Variabel tersebut akan diuji statistik deskriptif
menggunakan program aplikasi SPSS versi 25. Hasil uji statistik
deskriptif dijelaskan sebagai berikut.
Tabel 4.2
Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean
Std.
Deviation
TA 102 26,71 33,47 29,4042 1,58181
AGE 102 1 36 20,09 9,451
ROA 102 0,00 0,53 0,1042 0,10450
ISO 102 0 1 0,71 0,458
JFC 102 0,00 1,00 0,3244 0,46054
PROPER 102 2 4 3,16 0,439
ED 102 0,18 0,94 0,5239 0,21481
Valid N
(listwise)
102
Sumber: output SPSS 25 yang diolah
80
Berdasarkan tabel hasil statistik deskriptif diperoleh data sebanyak
102 data observasi yang diperoleh dari hasil perkalian periode 3 tahun
periode penelitian dari 2016-2018 dengan jumlah sampel sebanyak 34
perusahaan. Tabel 4.2 menggambarkan statistik deskriptif untuk variabel
independen (ukuran perusahaan, umur perusahaan, profitabilitas,
sertifikasi ISO 14001, liputan media, dan kinerja lingkungan) dan variabel
dependen (pengungkapan lingkungan) yang dapat dijelaskan bahwa:
a. Variabel ukuran perusahaan (TA) memiliki nilai minimum sebesar
26,71 dimiliki oleh CINT tahun 2016 dan nilai maksimum sebesar
33,47 dimiliki oleh ASII tahun 2018. Nilai rata-ratanya adalah
29,4042 dan standar deviasinya 1,58181.
b. Variabel umur perusahaan (AGE) memiliki nilai minimum 1 yang
dimiliki oleh BOLT dan KINO yang baru tercatat pada Bursa Efek
Indonesia tahun 2016 dan nilai maksimum 36 yang dimiliki oleh
UNRV yang telah tercatat pada Bursa Efek Indonesia dari tahun
1982. Nilai rata-ratanya adalah 20,09 dan standar deviasinya 9,541.
c. Variabel profitabilitas (ROA) memiliki nilai minimum sebesar 0,00
dimiliki oleh AMFG (2018) dan nilai maksimum sebesar 0,53
dimiliki MLBI (2017). Nilai rata-ratanya adalah 0,1042 dan standar
deviasinya 0,10450.
d. Variabel sertifikasi ISO 14001 (ISO) memiliki nilai minimum 0 dan
nilai maksimum 1. Hal tersebut karena variabel ISO 14001
81
menggunakan dummy. Nilai rata-ratanya adalah 0,71 dan standar
deviasinya 0,458.
e. Variabel liputan media (JFC) memiliki nilai minimum 0,00 dan nilai
maksimum 1,00. Hal tersebut karena variabel liputan media
menggunakan perhitungan janis-fadner coefficient yang memiliki
ketentuan, jika artikel pro > dari artikel kontra maka nilainya positif
dan maksimal bernilai 1, jika artikel pro < artikel kontra maka
nilainya negatif dan maksimal bernilai -1, dan jika artikel pro =
artikel kontra maka nilainya seimbang atau 0. Nilai rata-ratanya
adalah 0,3244 dan standar deviasinya 0,46054.
f. Variabel kinerja lingkungan (PROPER) memiliki nilai minimum 2
dimiliki oleh KBLI (2017 dan 2018) dan KBLM (2017) dan nilai
maksimum 4 dimiliki oleh AMFG (2016), ASII (2018), HMSP
(2017), ICBP (2016 dan 2017), INDF (2016 dan 2017), INTP (2016
dan 2018), KLBF (2017), MLBI (2017 dan 2018), SIDO (2016,
2017, dan 2018), SMGR (2016, 2017, dan 2018), dan UNRV (2016).
Nilai rata-ratanya adalah 3,16 dan standar deviasinya 0,439.
g. Variabel pengungkapan lingkungan (ED) memiliki nilai minimum
0,18 dimiliki oleh TRIS (2016) dan nilai maksimum 0,94 dimiliki
oleh INTP (2017 dan 2018) dan SMGR (2018). Nilai rata-ratanya
adalah 0,5239 dan standar deviasinya 0,21481.
82
2. Hasil Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data
terdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dalam penelitian ini
dilakukan menggunakan analisis grafik dan uji statistik. Analisis
grafik yang digunakan yaitu grafik histogram dan normal probability
plot. Sedangkan uji statistik yang digunakan yaitu uji statistik non
parametik Kolomogorov-Smirnov (K-S). Berikut ini hasil analisis
grafik dan uji statistik beserta penjelasannya.
Gambar 4.1
Hasil Uji Normalitas dengan Histogram
Sumber: Output SPSS 25 yang diolah
Pada gambar 4.1 diatas dapat dilihat bahwa grafik histogram
menggambarkan bentuk simetris, artinya tidak melenceng ke kanan
maupun ke kiri. Berdasarkan grafik histogram tersebut, dapat
disimpulkan bahwa data yang terdapat di dalam penelitian ini
terdistribusi normal. Selain itu, untuk mendukung hasil analisis grafik
83
histogram, maka dilakukan analisis grafik normal probability plot
seperti gambar berikut.
Gambar 4.2
Hasil Uji Normalitas dengan Grafik Normal Plot
Sumber: Output SPSS 25 yang diolah
Tampilan grafik normal probability plot pada gambar 4.2
menunjukkan bahwa titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal dan
memiliki arah yang searah dengan garis diagonal. Pola penyebaran
tersebut menunjukkan bahwa data terdistribusi normal, sehingga dapat
disimpulkan bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas dan
layak digunakan untuk pengujian selanjutnya. Selain analisis grafik,
dalam penelitian ini juga menggunakan uji statistik nonparametik
Kolmogorov-Smirnov (K-S) untuk menguji normalitas data dengan
hasil seperti yang disajikan pada tabel berikut ini.
84
Tabel 4.3
Hasil Uji Normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov (K-S)
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 102
Normal Parametersa,b Mean 0,0000000
Std.
Deviation
0,15172719
Most Extreme Differences Absolute 0,073
Positive 0,073
Negative -0,040
Test Statistic 0,073
Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
Sumber: Output SPSS 25 yang diolah
Berdasarkan tabel Kolmogorov-Smirnov (K-S) diatas
menunjukkan bahwa nilai Asymp. Sig (2-Tailed) sebesar 0,200. Nilai
tersebut lebih besar dari tingkat signifikansi 5% atau 0,05. Dapat
disimpulkan bahwa data terdistribusi normal dan sesuai dengan hasil
analisis grafik.
b. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas merupakan pengujian untuk melihat
apakah terdapat korelasi antara variabel independen yang satu dengan
variabel independen lainnya. Metode yang digunakan untuk
mendeteksi multikolinearitas dalam penelitian ini adalah tolerance –
Variance Inflation Factor (VIF). Multikolinearitas terjadi apabila nilai
tolerance < 0,10 dan VIF > 10. Jika nilai tolerance > 0,10 dan VIF <
85
10, maka dapat dikatakan bahwa tidak terjadi multikolinearitas antar
variabel independen. Hasil uji multikolinearitas disajikan pada tabel
4.4 berikut ini.
Tabel 4.4
Hasil Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Model
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 (Constant)
TA 0,603 1,658
AGE 0,720 1,389
ROA 0,661 1,514
ISO 0,892 1,121
JFC 0,638 1,566
PROPER 0,746 1,340
a. Dependent Variable: ED
Sumber: Output SPSS 25 yang diolah
Berdasarkan tabel 4.4 diatas, hasil uji multikolinearitas
menunjukkan bahwa nilai tolerance > 0,10 dan VIF < 10. Maka dapat
disimpulkan bahwa variabel independen dalam penelitian ini tidak
saling berkorelasi atau tidak terjadi gejala multikolinearitas antar
variabel independen.
c. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu
model regresi linear terdapat korelasi antara kesalahan penganggu
pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (tahun sebelumnya).
Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang
waktu yang berkaitan satu sama lain. Pada penelitian ini, uji
86
autokorelasi dilakukan dengan menggunakan Runs Test. Hasil uji
autokorelasi dengan Runs Test disajikan pada tabel 4.5 berikut ini.
Tabel 4.5
Hasil Uji Autokorelasi dengan Runs Test
Runs Test
Unstandardized Residual
Test Valuea -0,01619
Cases < Test Value 51
Cases >= Test Value 51
Total Cases 102
Number of Runs 28
Z -4,776
Asymp. Sig. (2-tailed) 0,000
a. Median
Sumber: Output SPSS 25 yang diolah
Hasil Runs Test pada tabel 4.5 menunjukkan nilai test sebesar -
0,01619 dan Asymp. Sig (2-Tailed) sebesar 0,000. Nilai Asymp. Sig (2-
Tailed) sebesar 0,000 berada dibawah nilai signifikansi yaitu 0,05
yang dapat disimpulkan bahwa residual tidak random (acak) atau
terjadi autokorelasi antar nilai residual. Model regresi yang baik
adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Oleh karena itu, menurut
Ghazali (2018) perlu dilakukan pengobatan autokorelasi dengan cara
transformasi. Transformasi dalam penelitian ini dilakukan dengan
metode The Cochrane-Orcutt procedure sebagai pengobatan.
Dalam metode The Cochrane-Orcutt procedure perlu diketahui
terlebih dahulu nilai koefisien korelasi (ρ). Langkah pertama adalah
melakukan transformasi Lag pada variabel residual yang diperoleh
dari data asli. Transformasi Lag bertujuan untuk mengembalikan
87
variabel baru yang merupakan hasil pengurangan nilai dari sampel ke-
i dikurangi sampel ke-i – 1. Selanjutnya langkah kedua yaitu
melakukan regresi dengan variabel dependen RES_1 dan variabel
Lag_RES1 maka akan diperoleh nilai β pada tabel coeffients. Nilai β
tersebut yang disebut dengan koefisien korelasi (ρ).
Setelah diperoleh nilai ρ maka selanjutnya adalah melakukan
transformasi Lag setiap variabel dependen dan variabel independen
dalam penelitian ini dengan rumus:
Variabel hasil dari transformasi Lag merupakan variabel yang
peneliti gunakan dalam proses pengujian statistik selanjutnya.
Pengujian autokorelasi dengan menggunakan variabel hasil
transformasi Lag dilakukan menggunakan uji Runs-Test. Hasil uji
autokorelasi Runs-Test setelah transformasi Lag disajikan pada tabel
4.6 berikut ini.
Tabel 4.6
Hasil Uji Autokorelasi dengan Runs-Test
Setelah Transformasi Lag
Runs Test
Unstandardized Residual
Test Valuea -0,01566
Cases < Test Value 50
Cases >= Test Value 51
Total Cases 101
Number of Runs 42
Z -1,899
Asymp. Sig. (2-tailed) 0,058
a. Median
Sumber: Output SPSS 25 yang diolah
88
Hasil Runs-Test pada tabel 4.6 menunjukkan nilai test sebesar -
0,01566 dan Asymp.Sig (2-Tailed) sebesar 0,058. Nilai Asymp.Sig (2-
Tailed) sebesar 0,058 tersebut berada di atas nilai signifikansi yaitu
0,05 yang dapat disimpulkan bahwa residual random (acak) atau tidak
terjadi autokorelasi antar nilai residual.
d. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah nilai
model regresi terdapat ketidaksamaan varians dari residual satu
pengamatan ke pengamatan lainnya. Jika varians dari residual satu
pengamatan ke pengamatan lainnya tetap, maka disebut
homokesdastisitas dan jika berbeda maka disebut heteroskedastisitas.
Model regresi yang baik adalah yang tidak terjadi heteroskedastisitas
atau yang homokedastisitas. Pola pada grafik scatterplot digunakan
dalam penelitian ini untuk mendeteksi terjadi atau tidaknya
heteroskedastisitas. Hasil uji heteroskedastisitas dengan scatterplot
disajikan dalam gambar 4.3 berikut ini.
89
Gambar 4.3
Hasil Uji Heteroskedastisitas dengan Scatterplot
Sumber: Output SPSS 25 yang diolah
Berdasarkan gambar 4.3 di atas, hasil uji heteroskedastisitas
dengan grafik scatterplot menunjukkan bahwa tidak terdapat pola
yang jelas pada gambar. Selain itu, titik-titik menyebar di atas dan di
bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa pada
model regresi ini tidak terjadi heteroskedastisitas.
3. Hasil Uji Hipotesis
a. Uji Koefisien Deteminasi (R2)
Uji koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur
seperapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel
dependen. Hasil koefisien determinasi (R2) dapat dilihat pada tabel 4.7
berikut ini.
90
Tabel 4.7
Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted
R Square
Std. Error of the
Estimate
1 ,699a 0,488 0,455 0,13085
a. Predictors: (Constant), Lag_Transform_PROPER, Lag_Transform_AGE,
Lag_Transform_JFC, Lag_Transform_ISO, Lag_Transform_ROA,
Lag_Transform_TA
b. Dependent Variable: Lag_Transform_ED
Sumber: Output SPSS 25 yang diolah
Berdasarkan tabel 4.7 dapat diketahui bahwa nilai Adjusted R2
diperoleh sebesar 0,455 atau 45,5%. Jadi dapat disimpulkan bahwa
45,5% besarnya pegungkapan lingkungan di sektor manufaktur yang
terdapat di Bursa Efek Indonesia periode 2016-2018 dapat dijelaskan
oleh variabel ukuran perusahaan (TA), umur perusahaan (AGE),
profitabilitas (ROA), sertifikasi ISO 14001 (ISO), liputan media
(JFC), dan kinerja lingkungan (PROPER).
Sedangkan sisanya 54,5% dijelaskan oleh variabel lain yang
tidak diteliti dalam penelitian ini, seperti kepekaan industri (Solikhah
dan Winarsih, 2016), tipe industri (Dewi dan Yasa, 2017), struktur
kepemilikan (Diantimala dan Amril, 2018), good corporate
governance (Sari et al., 2019), dan political cost (Noviani dan
Suardana, 2019).
b. Uji Signifikansi Parameter Simultan (Uji Statistik F)
Uji signifikansi parameter simultan atau uji statistik F digunakan
untuk mengetahui adanya pengaruh secara bersama-sama antar
variabel independen (karakteristik perusahaan yang diproksikan pada
91
ukuran perusahaan, umur perusahaan, profitabilitas, sertifikasi ISO
14001, liputan media, dan kinerja lingkungan) terhadap variabel
dependen (pengungkapan lingkungan). Jika nilai signifikansi < 0,05
maka Ha diterima. Nilai F dapat dilihat pada tabel ANOVA berikut
ini.
Tabel 4.8
Hasil Uji Signifikansi Simultan
ANOVAa
Model
Sum of
Squares Df
Mean
Square F Sig.
1 Regression 1,534 6 0,256 14,936 ,000b
Residual 1,609 94 0,017
Total 3,144 100
a. Dependent Variable: Lag_Transform_ED
b. Predictors: (Constant), Lag_Transform_PROPER, Lag_Transform_AGE,
Lag_Transform_JFC, Lag_Transform_ISO, Lag_Transform_ROA, Lag_Transform_TA
Sumber: Output SPSS 25 yang diolah
Berdasarkan tabel 4.8 menunjukkan nilai F hitung sebesar
14,936 dengan nilai sig. sebesar 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa
nilai signifikansi < 0,05. Maka dapat disimpulkan terdapat pengaruh
yang signifikan secara simultan antara ukuran perusahaan, umur
perusahaan, profitabilitas, sertifikasi ISO 14001, liputan media, dan
kinerja lingkungan terhadap pengungkapan lingkungan.
c. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)
Uji signifikansi parameter individual atau uji statistik t
digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel
independen terhadap variabel dependen. Dasar pengambilan
kesimpulan pada uji statistik t dalam penelitian ini adalah apabila
92
tingkat signifikansinya < 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima.
Tabel 4.9 berikut ini menunjukkan hasil uji statistik t.
Tabel 4.9
Hasil Uji Signifikansi Individual
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B
Std.
Error Beta
1 (Constant) -0,870 0,178 -4,875 0,000
Lag_Transform_TA 0,064 0,013 0,441 4,828 0,000
Lag_Transform_AGE 0,003 0,002 0,146 1,706 0,091
Lag_Transform_ROA 0,365 0,198 0,159 1,843 0,068
Lag_Transform_ISO 0,047 0,040 0,094 1,165 0,247
Lag_Transform_JFC 0,013 0,031 0,035 0,412 0,681
Lag_Transform_PROPER 0,085 0,034 0,197 2,494 0,014
a. Dependent Variable: Lag_Transform_ED
Sumber: Output SPSS 25 yang diolah
Pada tabel 4.9 dapat dilihat bahwa terdapat enam variabel
independen yaitu ukuran perusahaan, umur perusahaan, profitabilitas,
sertifikasi ISO 14001, liputan media, dan kinerja lingkungan. Dari
keenam variabel independen terdapat 2 variabel yang berpengaruh
terhadap pengungkapan lingkungan yaitu ukuran perusahaan dan
kinerja lingkungan. Ukuran perusahaan dengan signifikansi 0,000 dan
kinerja lingkungan dengan signifikansi 0,014 yang berarti lebih kecil
dari 0,05.
Sedangkan variabel umur perusahaan, profitabilitas, sertifikasi
ISO 14001, dan liputan media tidak berpengaruh terhadap
pengungkapan lingkungan. Umur perusahaan dengan signifikansi
93
0,091, profitabilitas dengan signifikansi 0,068, sertifikasi ISO 14001
dengan signifikansi 0,247, dan liputan media dengan signifikansi
0,681 yang berarti lebih besar dari 0,05.
Berdasarkan hasil pada tabel 4.9 maka dapat disimpulkan
persamaan regresi berganda sebagai berikut.
ED = -0,870 + 0,064 Lag_Transform_TA + 0,003
Lag_Transform_AGE + 0,365 Lag_Transform_ROA + 0,047
Lag_Transform_ISO + 0,013 Lag_Transform_JFC + 0,085
Lag_Transform_PROPER
Dari model di atas dapat dilihat bahwa nilai konstanta sebesar -
0,870 yang artinya tanpa adanya penambahan total aset sebagai
indikator ukuran perusahaan, tanpa adanya besar umur perusahaan,
tanpa adanya profitabilitas, tanpa adanya sertifikasi ISO 14001, tanpa
adanya liputan media, dan tanpa adanya kinerja lingkungan, maka
pengungkapan lingkungan akan turun sebesar -0,870 pada tahun 2016-
2018. Nilai koefisien Lag_Transform_TA adalah sebesar 0,064
menunjukkan hasil positif, yang artinya setiap kenaikan besarnya total
aset sebagai indikator ukuran perusahaan sebesar 1%, maka akan
meningkatkan pengungkapan lingkungan oleh perusahaan manufaktur
sebesar 0,064 kali pada periode 2016-2018 dengan asumsi variabel
lain dalam persamaan regresi tetap.
Nilai koefisien Lag_Transform_AGE adalah sebesar 0,003
menunjukkan hasil positif, yang artinya setiap bertambahnya umur
94
perusahaan, maka akan meningkatkan pengungkapan lingkungan oleh
perusahaan manufaktur sebesar 0,003 kali pada periode 2016-2018
dengan asumsi variabel lain dalam persamaan regresi tetap. Nilai
koefisien Lag_Transform_ROA adalah sebesar 0,365 menunjukkan
hasil positif, yang artinya setiap kenaikan besarnya profitabilitas
sebesar 1%, maka akan meningkatkan pengungkapan lingkungan oleh
perusahaan manufaktur sebesar 0,365 kali pada periode 2016-2018
dengan asumsi variabel lain dalam persamaan regresi tetap.
Nilai koefisien Lag_Transform_ISO adalah sebesar 0,047
menunjukkan hasil positif, yang artinya setiap perusahaan yang telah
tersertifikasi ISO 14001, maka akan meningkatkan pengungkapan
lingkungan perusahaan manufaktur sebesar 0,047 kali pada periode
2016-2018 dengan asumsi variabel lain dalam persamaan regresi
tetap. Nilai koefisien Lag_Transform_JFC adalah sebesar 0,013
menunjukkan hasil positif, yang artinya setiap adanya liputan media
terkait lingkungan pada perusahaan, maka akan meningkatkan
pengungkapan lingkungan pada perusahaan manufaktur sebesar 0,013
kali pada periode 2016-2018 dengan asumsi variabel lain dalam
persamaan regresi tetap.
Nilai koefisien Lag_Transform_PROPER adalah sebesar 0,085
menunjukkan hasil positif, yang artinya setiap adanya penilaian
PROPER oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, maka
akan meningkatkan pengungkapan lingkungan pada perusahaan
95
manufaktur sebesar 0,085 kali pada periode 2016-2018 dengan asumsi
variabel lain dalam persamaan regresi tetap.
C. Pembahasan
1. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Pengungkapan Lingkungan
Berdasarkan tabel 4.9 hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
ukuran perusahaan memiliki nilai t sebesar 4,828 dengan tingkat
signifikansi sebesar 0,000. Hal tersebut menunjukkan bahwa tingkat
signifikansi berada di bawah 0,05. Penelitian ini pun menunjukkan arah
positif dengan nilai unstandardized coefficient beta sebesar 0,064.
Berdasarkan hasil tersebut, maka H1 diterima, yang berarti ukuran
perusahaan berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan lingkungan.
Hal ini menunjukkan bahwa ukuran perusahaan mempengaruhi
pengungkapan lingkungan perusahaan. Hasil penelitian ini mendukung
penelitian Khalid et al. (2017) yang menyatakan bahwa ukuran
perusahaan berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan lingkungan.
Perusahaan yang besar cenderung memiliki tekanan yang lebih besar dari
para pemangku kepentingan sehingga perusahaan harus mampu
memenuhi kebutuhan informasi melalui pengungkapan yang lebih luas
dan salah satunya terkait pengungkapan lingkungan. Selain itu, tujuan lain
perusahaan melakukan pengungkapan lingkungan adalah untuk menjaga
hubungan baik dengan para pemangku kepentingan dan sebagai bentuk
96
pemenuhan legitimasi oleh perusahaan terhadap lingkungan dan
masyarakat.
Perusahaan berskala besar akan mendapatkan perhatian dan
pengawasan lebih besar dari publik dan pemangku kepentingan. Kegiatan
operasional yang memberikan dampak bagi lingkungan sekitar menjadi
perhatian besar dari publik dan pemangku kepentingan. Pemenuhan
kebutuhan informasi terkait lingkungan menjadi kewajiban perusahaan
sebagai bentuk tanggung jawabnya untuk mengedepankan people, planet,
dan profit. Perusahaan dengan ukuran yang besar tentu menginginkan
citra yang positif dari publik atas kegiatan operasionalnya, sehingga
dengan adanya pengungkapan lingkungan oleh perusahaan diharapkan
dapat memberikan pandangan positif kepada publik dan mendapatkan
legitimasi dari publik.
Selain itu, hasil penelitian ini juga mendukung penelitian Ciriyani
dan Putra (2016), Lu dan Abeysekera (2014), dan Ramadhan dan Prastiwi
(2014) yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh
signifikan terhadap pengungkapan lingkungan. Perusahaan dengan tingkat
aktiva yang besar akan memiliki tanggung jawab pengungkapan
lingkungan yang lebih besar karena semakin besar ukuran perusahaan
maka akan semakin besar pula dampak lingkungan yang ditimbulkan dari
kegiatan operasional perusahaan.
Hasil penelitian juga mendukung penelitian Noviani dan Suardana
(2019) dan Rahmawati dan Budiwati (2018) yang menyatakan bahwa
97
ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan
lingkungan. Sejalan dengan teori stakeholder yang menyatakan bahwa
perusahaan yang besar cenderung dimiliki oleh banyak investor, sehingga
dengan adanya pengungkapan informasi dari perusahaan menjadi
alternatif pemangku kepentingan untuk mengawasi dan mengontrol
perusahaan. Begitu pula dengan teori legitimasi yang menjelaskan bahwa
perusahaan dengan ukuran besar memiliki tekanan yang lebih besar dan
lebih dikenal masyarakat sehingga dibutuhkan pengungkapan informasi
yang luas sebagai pemenuhan tanggung jawabnya.
2. Pengaruh Umur Perusahaan terhadap Pengungkapan Lingkungan
Berdasarkan tabel 4.9 hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
umur perusahaan memiliki nilai t sebesar 1,706 dengan tingkat
signifikansi sebesar 0, 091. Hal tersebut menunjukkan bahwa tingkat
signifikansi berada di atas 0,05. Penelitian ini juga menunjukkan arah
positif, nilai unstandardized coefficient beta sebesar 0,003. Berdasarkan
hasil tersebut, maka H2 ditolak, yang berarti umur perusahaan tidak
berpengaruh terhadap pengungkapan lingkungan.
Hasil ini menunjukkan bahwa umur perusahaan tidak dapat
mempengaruhi pengungkapan lingkungan oleh perusahaan. Hasil
penelitian ini mendukung penelitian Elshabasy (2018) dan Khalid et al.
(2017) yang menyatakan bahwa umur perusahaan tidak berpengaruh
terhadap pengungkapan lingkungan. Hal ini dikarenakan umur perusahaan
98
belum dapat menjamin bahwa semakin tua umur perusahaan akan
semakin luas pengungkapan yang diberikan terutama terkait lingkungan.
Pengungkapan informasi lebih dikaitkan dengan komitmen perusahaan
dalam mempertahankan reputasinya. Di indikasikan bahwa sebagian besar
perusahaan melakukan pengungkapan lingkungan sebagai pemenuhan
kewajibannya atas persyaratan hukum dan memperbaiki serta
meningkatkan citra perusahaan di mata publik. Hal tersebut
mencerminkan bahwa umur perusahaan bukan menjadi tolok ukur
perusahaan dalam melakukan pengungkapan lingkungan.
Namun, hasil penelitian ini bertolak belakang dengan penelitian
Ciriyani dan Putra (2016), Rahmawati dan Budiwati (2018), dan
Ramadhan dan Prastiwi (2014) yang menyatakan bahwa umur perusahaan
berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan lingkungan. Perusahaan
yang memiliki umur lebih tua akan mengungkapkan informasi yang lebih
komprehensif dibandingkan dengan perusahaan yang lebih muda.
Semakin tua umur perusahaan, maka perusahaan akan semakin berusaha
terus untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas dan luas
pengungkapan informasi perusahaan terkait lingkungan.
Hasil penelitian ini bertolak belakang dengan teori legitimasi yang
menyatakan bahwa kelangsungan hidup perusahaan akan terancam ketika
publik berasumsi bahwa perusahaan telah melanggar kontraknya (Deegan,
2002). Artinya, adanya legitimasi publik memberikan motivasi kepada
perusahaan untuk dapat memperbaiki dan meningkatkan kinerjanya sesuai
99
dengan sistem yang terdapat di pihak internal maupun eksternal. Salah
satu kontrak yang terikat antara perusahaan dengan publik adalah terkait
dampak lingkungan yang ditimbulkan dari adanya aktivitas operasional
perusahaan. Semakin panjang umur perusahaan seharusnya perusahaan
tersebut dapat dikatakan berhasil secara keberlanjutan untuk terus
memperbaiki dan meningkatkan kinerja lingkungan dengan sistem dari
pihak internal maupun eksternal yang diungkapkannya melalui
pengungkapan informasi lingkungan secara luas sehingga perusahaan
mendapatkan legitimasi publik.
Selain itu, hasil penelitian ini juga bertolak belakang dengan teori
stakeholder yang menyatakan bahwa kewajiban perusahaan bukan hanya
memenuhi kebutuhan internal perusahaan saja melainkan juga memenuhi
kebutuhan para pemangku kepentingan. Semakin panjang umur
perusahaan seharusnya perusahaan telah mampu memenuhi kebutuhan
informasi para pemangku kepentingan. Informasi yang dibutuhkan oleh
pemangku kepentingan bukan sekedar informasi keuangan saja melainkan
juga informasi lain yang berkaitan dengan tanggung jawabnya untuk
mengedepankan triple bottom line yaitu people, planet, dan profit.
3. Pengaruh Profitabilitas terhadap Pengungkapan Lingkungan
Berdasarkan tabel 4.9 hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
profitabilitas memiliki nilai t sebesar 1,843 dengan tingkat signifikansi
sebesar 0,068. Hal tersebut menunjukkan bahwa tingkat signifikansi
100
berada di atas 0,05. Penelitian ini juga menunjukkan arah positif, nilai
unstandardized coefficient beta sebesar 0,365. Berdasarkan hasil tersebut,
maka H3 ditolak, yang berarti profitabilitas tidak berpengaruh terhadap
pengungkapan lingkungan.
Hal ini menunjukkan bahwa profitabilitas tidak dapat
mempengaruhi pengungkapan lingkungan oleh perusahaan. Hasil
penelitian ini mendukung penelitian Khalid et al. (2017) dan Rahmawati
dan Budiwati (2018) yang menyatakan bahwa profitabilitas tidak
berpengaruh terhadap pengungkapan lingkungan. Perusahaan dengan
profitabilitas yang tinggi tidak dapat menjadi jaminan bahwa perusahaan
akan melakukan pengungkapan lingkungan. Menurut Capaldi (2005)
luasnya pengungkapan dengan profitabilitas adalah bergantung kepada
cara pandang perusahaan terhadap perusahaannya. Tidak selalu
profitabilitas tersebut akan berpengaruh terhadap luasnya pengungkapan
informasi tersebut.
Hasil penelitian ini juga mendukung penelitian Ciriyani dan Putra
(2016), Dewi dan Yasa (2017), Oktafianti dan Rizki (2015), dan
Ramadhan dan Prastiwi (2014) yang menyatakan bahwa profitabilitas
tidak berpengaruh terhadap pengungkapan lingkungan. Ketika perusahaan
rendah dalam melakukan pengungkapan lingkungan namun memiliki
tingkat profitabilitas yang tinggi, maka hal ini mengindikasikan bahwa
perusahaan hanya berorientasi pada laba. Perusahaan mengganggap
101
bahwa tidak perlu melakukan pengungkapan lingkungan karena telah
berhasil dalam kinerja keuangan perusahaan.
Hubungan antara profitabilitas dan pengungkapan lebih didominasi
pada cara pandang perusahaan. Ketika perusahaan telah memperoleh
profitabilitas yang baik dan memandang bahwa kegiatan lingkungan akan
mengeluarkan banyak biaya sehingga akan berpengaruh terhadap laba
yang didapatkannya, maka perusahaan akan lebih memilih untuk
meminimalisir atau tidak melakukan pengungkapan lingkungan. Hal ini
dikarenakan adanya asumsi bahwa tanpa pengungkapan lingkungan,
perusahaan akan mendapatkan reputasi yang baik akan kinerja
keuangannya.
Namun, hasil penelitian ini bertolak belakang dengan penelitian
Asrori et al. (2019) dan Elshabasy (2018) yang menyatakan bahwa
profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan lingkungan.
Profitabilitas merupakan faktor yang memberikan kebebasan manajemen
dalam melakukan pengungkapan informasi kepada para pemangku
kepentingan. Pengungkapan informasi bukan sebatas informasi terkait
kegiatan operasional perusahaan saja, melainkan program tanggung jawab
sosial dan lingkungan perusahaan. Ketika perusahaan melengkapi
pengungkapan informasi secara keseluruhan kepada pemangku
kepentingan, maka reputasi dan citra perusahaan akan semakin dipandang
baik oleh pemangku kepentingan dan bukan tidak mungkin akan
102
mendatangkan manfaat di masa mendatang untuk meningkatkan
profitabilitas.
Hasil penelitian ini juga bertolak belakang dengan teori legitimasi
yang menyatakan bahwa untuk mempertahankan eksistensi perusahaan
dalam dunia bisnis tidak hanya diperlukan kinerja keuangan yang baik
melainkan diperlukan juga legitimasi publik. Legitimasi publik sendiri
umumnya adalah terkait dengan tanggung jawab perusahaan diluar dari
aktivitas operasional utama perusahaan yaitu mengenai dampak
lingkungan. Perusahaan yang telah mencapai profitabilitas yang baik
seharusnya lebih mampu memberikan pengungkapan informasi yang
lebih luas dan terbuka terutama terkait lingkungan.
Selain itu, penelitian pun bertolak belakang dengan teori
stakeholder yang menyatakan bahwa perusahaan memiliki kewajiban
etika yang merupakan kewajiban perusahaan yang lebih luas
dibandingkan sekedar pertimbangan informasi keuangan (Freeman et al.,
2010). Hal ini mengartikan bahwa kewajiban perusahaan bukan hanya
sekedar mengungkapkan informasi keuangan saja kepada pemangku
kepentingan, melainkan juga perusahaan memiliki kewajiban dalam
mengungkapkan informasi yang bernilai moral untuk pemangku
kepentingan, salah satunya adalah terkait pengungkapan informasi
lingkungan.
103
4. Pengaruh Sertifikasi ISO 14001 terhadap Pengungkapan Lingkungan
Berdasarkan tabel 4.9 hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
sertifikasi ISO 14001 memiliki nilai t sebesar 1,165 dengan tingkat
signifikansi sebesar 0,247. Hal tersebut menunjukkan bahwa tingkat
signifikansi berada di atas 0,05. Penelitian ini juga menunjukkan arah
positif, nilai unstandardized coefficient beta sebesar 0,047. Berdasarkan
hasil tersebut, maka H4 ditolak, yang berarti sertifikasi ISO 14001 tidak
berpengaruh terhadap pengungkapan lingkungan.
Hal ini menunjukkan bahwa sertifikasi ISO 14001 tidak dapat
mempengaruhi pengungkapan lingkungan oleh perusahaan. Hasil
penelitian ini mendukung penelitian Dianawati (2016) yang menyatakan
bahwa sertifikasi ISO 14001 tidak berpengaruh terhadap pengungkapan
tanggung jawab sosial dan lingkungan perusahaan. Perusahaan yang
memperoleh sertifikasi maupun tidak memperoleh sertifikasi ISO 14001
sebagian besar tidak memiliki perbedaan dalam pengungkapan
lingkungan. Dalam penelitian ini mayoritas sampel perusahaan yang
digunakan telah bersertifikasi ISO 14001, namun minoritas sampel
perusahaan yang bersertifikasi tersebut melakukan pengungkapan
lingkungan secara komprehensif.
Namun, hasil penelitian ini bertolak belakang dengan penelitian
Rahmawati dan Budiwati (2018) yang menyatakan bahwa sertifikasi ISO
14001 berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan lingkungan.
Perusahaan yang telah memiliki sertifikasi ISO 14001 mengindikasikan
104
bahwa perusahaan telah berkomitmen melakukan perbaikan secara
berkelanjutan, bertahap, dan bersifat kesesuaian bukan kinerja.
Perusahaan yang telah bersertifikasi ISO 14001 menginginkan reputasi
yang tinggi dan mendapatkan kepercayaan dari pemangku kepentingan
dan publik, sehingga perusahaan akan cenderung melakukan
pengungkapan lingkungan.
Hasil penelitian ini bertolak belakang dengan teori legitimasi yang
menyatakan bahwa pengungkapan informasi merupakan upaya
perusahaan memberikan pengetahuan dan pemahaman bagi publik untuk
mengetahui lingkup bisnis yang dijalankan oleh perusahaan. Ketika
perusahaan telah memperoleh sertifikasi, publik cenderung akan lebih
yakin bahwa perusahaan telah menjalankan bisnisnya sesuai dengan
prosedur yang berlaku. Namun, sertifikasi ternyata belum cukup apabila
tidak disertai dengan pengungkapan informasinya secara luas dan terbuka.
Hal ini dikarenakan publik berhak mendapatkan pengetahuan dan
pemahaman lebih lanjut terkait bisnis yang dijalankan perusahaan untuk
dapat menilai realisasi dari adanya sertifikasi tersebut sehingga dapat
memberikan legitimasinya.
Hasil penelitian ini juga bertolak belakang dengan teori
stakeholder yang menyatakan bahwa pemangku kepentingan adalah
kelompok atau individu yang dapat mempengaruhi atau dipengaruhi oleh
capaian organisasi (Freeman et al., 2010). Ketika perusahaan telah
105
tersertifikasi oleh suatu lembaga atau badan sertifikasi maka hal itu
merupakan salah satu pencapaian perusahaan.
Adanya pencapaian perusahaan berupa sertifikasi, dalam hal ini,
maka para pemangku kepentingan seharusnya dapat mempengaruhi dan
dipengaruhi perusahaan. Mempengaruhi artinya dengan adanya sertifikasi
sebagai pencapaian perusahaan, pemangku kepentingan dapat lebih
memperketat pengawasan dan kinerja perusahaan sehingga dapat
membuktikan bahwa memang perusahaannya layak mendapatkan
sertifikasi melalui pengungkapan informasi secara luas. Dipengaruhi
artinya dengan adanya sertifikasi yang dicapai perusahaan dan
lengkapnya informasi yang dibutuhkan dapat memudahkan pemangku
kepentingan dalam mengambil keputusan untuk keberlangsungan
perusahaan.
5. Pengaruh Liputan Media terhadap Pengungkapan Lingkungan
Berdasarkan tabel 4.9 hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
liputan media memiliki nilai t sebesar 0,412 dengan tingkat signifikansi
sebesar 0,681. Hal tersebut menunjukkan bahwa tingkat signifikansi
berada di atas 0,05. Penelitian ini juga menunjukkan arah positif, nilai
unstandardized coefficient beta sebesar 0,013. Berdasarkan hasil tersebut,
maka H5 ditolak, yang berarti liputan media tidak berpengaruh terhadap
pengungkapan lingkungan.
106
Hal ini menunjukkan bahwa liputan media tidak dapat
mempengaruhi pengungkapan lingkungan oleh perusahaan. Hasil
penelitian ini mendukung penelitian Solikhah dan Winarsih (2016) yang
menyatakan bahwa liputan media tidak berpengaruh terhadap
pengungkapan lingkungan. Hal tersebut dikarenakan mayoritas liputan
yang dipublikasikan merupakan isu-isu yang besar saja, sehingga tidak
semua isu dibahas dan dipublikasikan di media.
Dalam penelitian ini, sumber media yang digunakan hanya sumber
berita online yaitu Kompas, Detik, Antara News, CNN Indonesia, dan
website perusahaan sehingga liputan terkait pengungkapan lingkungan
oleh perusahaan pun memiliki keterbatasan. Selain itu, tidak semua
perusahaan yang dijadikan sampel dan tidak setiap kegiatan lingkungan
perusahaan tersebut tersorot media dan dipublikasikan oleh perusahaan.
Mayoritas perusahaan pun mempublikasikan kegiatan lingkungan hanya
untuk kegiatan atau program yang besar saja, begitu pula pada media
berita yang mana hanya mempublikasikan isu-isu yang dianggap besar
saja, sehingga liputan media belum mampu untuk mempengaruhi
pengungkapan lingkungan oleh perusahaan.
Walaupun secara teknologi saat ini media dapat dijadikan sebagai
alternatif untuk memudahkan penyampaian informasi, namun faktanya
hal ini belum seutuhnya dapat membuat perusahaan untuk melakukan
pengungkapan informasi perusahaan secara lengkap terutama terkait
lingkungan. Liputan media digunakan perusahaan sebatas
107
mempublikasikan informasi dan isu yang besar saja, namun tidak
mempengaruhi perusahaan untuk melakukan pengungkapan lingkungan
dalam laporan tahunannya.
Namun, hasil penelitian ini bertolak belakang dengan penelitian
Darma et al. (2019) dan Zhang dan Zhang (2018) yang menyatakan
bahwa liputan media berpengaruh positif signifikan terhadap
pengungkapan lingkungan. Dengan adanya perhatian media akan
meningkatkan pengungkapan lingkungan perusahaan secara signifikan.
Media digunakan perusahaan untuk mengkomunikasikan informasi
lingkungan kepada publik untuk membangun reputasi lingkungan yang
baik.
Hasil penelitian ini bertolak belakang dengan teori legitimasi yang
menyatakan bahwa legitimasi didasarkan atas persepsi, sehingga
pengungkapan menjadi alternatif yang dapat digunakan manajemen untuk
mengubah pandangan publik (Cornier dan Gordon, 2001). Penggunaan
media saat ini dapat digunakan perusahaan sebagai alternatif untuk
memberikan informasi kepada publik. Bahkan publik saat ini cenderung
lebih mudah dipengaruhi melalui adanya liputan media karena mudahnya
akses media. Seharusnya, hal tersebut dapat memotivasi perusahaan untuk
memberikan pengungkapan informasi lebih terbuka sebagai upaya untuk
mempertahankan legitimasi publik dan eksistensi perusahaan.
Hasil penelitian ini juga bertolak belakang dengan teori
stakeholder yang menyatakan bahwa pemangku kepentingan bukan hanya
108
kelompok tertentu yang memiliki klaim resmi terhadap perusahaan
melainkan juga terdapat kelompok yang memiliki klaim secara sosial dan
moral terhadap perusahaan yaitu publik. Media saat ini seharusnya dapat
memberikan kemudahan kepada perusahaan untuk memenuhi kebutuhan
informasi para pemangku kepentingan. Mudahnya akses media
seharusnya memotivasi perusahaan untuk memperluas pengungkapan
informasi untuk meningkatkan eksistensinya dalam bisnis dan
memberikan pengetahuan dan pemahaman kepada pemangku kepentingan
terkait lingkup bisnis perusahaan.
6. Pengaruh Kinerja Lingkungan terhadap Pengungkapan Lingkungan
Berdasarkan tabel 4.9 hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja
lingkungan memiliki nilai t sebesar 2,494 dengan tingkat signifikansi
sebesar 0,014. Hal tersebut menunjukkan bahwa tingkat signifikansi
berada di bawah 0,05. Penelitian ini juga menunjukkan arah positif, nilai
unstandardized coefficient beta sebesar 0,085. Berdasarkan hasil tersebut,
maka H6 diterima, yang berarti kinerja lingkungan berpengaruh
signifikan terhadap pengungkapan lingkungan.
Hal ini menunjukkan bahwa kinerja lingkungan mempengaruhi
pengungkapan lingkungan. Hasil penelitian ini mendukung penelitian
Meng et al. (2014) dan Zhang dan Zhang (2018) yang menyatakan bahwa
kinerja lingkungan berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan
lingkungan. Kinerja lingkungan perusahaan yang baik maupun buruk
109
memiliki kewajiban dalam pengungkapan lingkungan sebagai alat untuk
berkomunikasi dengan para pemangku kepentingan terkait tanggung
jawab perusahaan terhadap lingkungan. Bagi perusahaan dengan kinerja
lingkungan yang baik cenderung akan menyajikan pengungkapan
lingkungan dengan lebih solid dan objektif sedangkan bagi perusahaan
dengan kinerja lingkungan yang kurang baik atau buruk cenderung akan
menyajikan pengungkapan lingkungan lebih lembut dan universal.
Bagi perusahaan, saat ini kinerja lingkungan menjadi salah satu
alternatif perusahaan untuk mendapatkan citra positif dari publik dan
pemangku kepentingan. Adanya penilaian kinerja lingkungan oleh
lembaga pemerintah khususnya di Indonesia yang dilakukan oleh
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menjadi ajang untuk
perusahaan dalam memperoleh penghargaan di bidang lingkungan selain
dari kegiatan operasional utamanya. Cerminan hasil kinerja lingkungan
tersebut dapat tersaji dalam pengungkapan lingkungan perusahaan yang
dijadikan sebagai alat komunikasi kepada publik atas tanggung jawabnya
terhadap lingkungan.
Hasil penelitian ini juga mendukung penelitian Diantimala dan
Amril (2018), Hadiningtiyas dan Mahmud (2017), Noviani dan Suardana
(2019), dan Sari et al. (2019) yang menyatakan bahwa kinerja lingkungan
berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan lingkungan. Perusahaan
dengan kinerja lingkungan yang baik memiliki peluang yang besar untuk
memberikan informasi yang pro aktif dan strategis tentang lingkungan
110
kepada pemangku kepentingan dan investor sebagai alternatif untuk
meningkatkan ekspektasi dan citra perusahaan.
Dampak positif dari kinerja lingkungan pada pengungkapan
lingkungan adalah legitimasi. Teori legitimasi menjelaskan bahwa
perusahaan secara berkelanjutan melaksanakan kegiatan operasional
dengan batasan dan nilai yang diterima masyarakat sebagai upaya untuk
mendapatkan kepercayaan masyarakat. Kinerja lingkungan perusahaan
yang baik akan mengungkapkan pengungkapan lingkungan sebagai
bentuk transparansi perusahaan kepada publik dalam memenuhi
kewajiban perusahaan memberikan informasi lingkungan sehingga
perusahaan mendapatkan kepercayaan dari publik (Hadiningtiyas dan
Mahmud, 2017).
Hasil penelitian ini juga sejalan dengan teori stakeholder yang
menjelaskan bahwa konsep tanggung jawab sosial perusahaan yang salah
satunya adalah kinerja sosial perusahaan dan triple bottom line
merupakan literatur etika yang harus dipenuhi oleh perusahaan. Dengan
adanya pengungkapan lingkungan maka perusahaan dapat disebut telah
memenuhi kewajibannya untuk para pemangku kepentingan. Terlebih
untuk kelompok stakeholder sekunder yang memiliki hak moral bagi
perusahaan terutama terkait kinerja lingkungan yang merupakan upaya
perusahaan dalam meminimalisir dampak lingkungan dari kegiatan
operasionalnya.
111
Namun, hasil penelitian ini bertolak belakang dengan penelitian
Darma et al. (2019) yang menyatakan bahwa kinerja lingkungan tidak
berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial dan
lingkungan perusahaan. Penilaian kinerja lingkungan yang dilakukan oleh
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) melalui
Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan (PROPER) telah
memberikan gambaran tentang kondisi dampak lingkungan yang
disebabkan oleh kegiatan operasional perusahaan yang didasarkan pada
kriteria lingkungan yang telah ditetapkan untuk mendapatkan legitimasi
publik. Adanya PROPER yang diikuti oleh perusahaan menurut Darma
et al (2019) membuat perusahaan tidak perlu lagi mengungkapkan
pengungkapan tanggung jawab sosial dan lingkungan secara terperinci
pada laporan tahunan.
112
Tabel 4.10
Summary Hasil Pembahasan
Ha β Sig. Hasil Mendukung Penelitian Tidak Mendukung
Penelitian
Teori
Legitimasi
Stakeholders
Theory
H1 0,064 0,000 Diterima Ciriyani dan Putra
(2016); Khalid et al.,
(2017); Lu dan
Abeysekera (2014);
Noviani dan Suardana
(2019); Rahmawati dan
Budiwati (2018);
Ramadhan dan Prastiwi
(2014).
- Konsisten Konsisten
H2 0,003 0,091 Ditolak Elshabasy (2018) dan
Khalid et al., (2017).
Ciriyani dan Putra
(2016); Rahmawati
dan Budiwati
(2018); Ramadhan
dan Prastiwi (2014).
Tidak
Konsisten
Tidak
Konsisten
H3 0,365 0,068 Ditolak Ciriyani dan Putra,
(2016); Dewi dan Yasa,
(2017); Khalid et al.,
(2017); Oktafianti dan
Rizki (2015); Rahmawati
dan Budiwati (2018);
Ramadhan dan Prastiwi
(2014).
Asrori et al., (2019)
dan Elshabasy
(2018).
Tidak
Konsisten
Tidak
Konsisten
Bersambung pada halaman selanjutnya
113
Tabel 4.10 (Lanjutan)
Summary Hasil Pembahasan
Ha β Sig. Hasil Mendukung Penelitian Tidak Mendukung
Penelitian
Teori
Legitimasi
Stakeholders
Theory
H4 0,047 0,247 Ditolak Dianawati (2016). Rahmawati dan
Budiwati (2018).
Tidak
Konsisten
Tidak
Konsisten
H5 0,013 0,681 Ditolak Solikhah dan Winarsih
(2016).
Darma et al., (2019)
dan Zhang dan
Zhang (2018).
Tidak
Konsisten
Tidak
Konsisten
H6 0,085 0,014 Diterima Diantimala dan Amril
(2018); Hadiningtiyas dan
Mahmud (2017); Meng et
al., (2014); Noviani dan
Suardana (2019); Sari et
al., (2019); Zhang dan
Zhang (2018).
Darma et al., (2019).
Konsisten Konsisten
114
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil pengujian, penelitian ini menghasilkan temuan yang
dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan
lingkungan. Penelitian ini konsisten dengan penelitian Ciriyani dan Putra
(2016), Khalid et al. (2017), Lu dan Abeysekera (2014), Noviani dan
Suardana (2019), Rahmawati dan Budiwati (2018), dan Ramadhan dan
Prastiwi (2014).
2. Umur perusahaan tidak berpengaruh terhadap pengungkapan lingkungan.
Penelitian ini konsisten dengan penelitian Elshabasy (2018) dan Khalid et
al. (2017). Namun penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian
Ciriyani dan Putra (2016), Rahmawati dan Budiwati (2018), dan
Ramadhan dan Prastiwi (2014).
3. Profitabilitas tidak berpengaruh terhadap pengungkapan lingkungan.
Penelitian ini konsisten dengan penelitian Ciriyani dan Putra (2016),
Dewi dan Yasa (2017), Khalid et al. (2017), Oktafianti dan Rizki (2015),
Rahmawati dan Budiwati (2018), dan Ramadhan dan Prastiwi (2014).
Namun penelitian ini bertolak belakang dengan penelitian Asrori et al.
(2019 dan Elshabasy (2018).
4. Sertifikasi ISO 14001 tidak berpengaruh terhadap pengungkapan
lingkungan. Penelitian ini konsisten dengan penelitian (Dianawati, 2016).
115
Namun penelitian ini bertolak belakang dengan penelitian Rahmawati dan
Budiwati (2018).
5. Liputan media tidak berpengaruh terhadap pengungkapan lingkungan.
Penelitian ini konsisten dengan penelitian Solikhah dan Winarsih (2016).
Namun penelitian ini bertolak belakang dengan penelitian Darma et al.
(2019) dan Zhang dan Zhang (2018).
6. Kinerja lingkungan berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan
lingkungan. Penelitian ini konsisten dengan penelitian Diantimala dan
Amril (2018), Hadiningtiyas dan Mahmud (2017), Meng et al. (2014),
Noviani dan Suardana (2019), Sari et al. (2019), dan Zhang dan Zhang
(2018). Namun penelitian ini bertolak belakang dengan penelitian Darma
et al. (2019).
B. Implikasi
Penulis berharap hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi
dalam pengembangan ilmu akuntansi mengenai karakteristik perusahaan,
sertifikasi ISO 14001, liputan media, dan kinerja lingkungan terhadap
pengungkapan lingkungan. Selain itu, penulis juga berharap dapat
memberikan informasi tambahan mengenai dampak karakteristik perusahaan,
sertifikasi ISO 14001, liputan media, dan kinerja lingkungan terhadap
pengungkapan lingkungan oleh perusahaan.
Implikasi penelitian ini adalah diharapkan dapat membantu perusahaan
untuk mendapatkan informasi sebagai dasar pertimbangan membuat
116
keputusan dalam upaya meningkatkan dan memperluas pengungkapan
informasi lingkungan mengingat bahwa hal tersebut kini menjadi salah satu
pertimbangan publik dan investor dalam menilai kinerja perusahaan. Selain
itu, perusahaan seharusnya mampu untuk menyeimbangkan triple bottom line
yaitu people, planet, dan profit sebagai tujuan utama perusahaan dalam
menjalankan bisnisnya.
Perusahaan dengan ukuran yang besar cenderung akan lebih
mendapatkan perhatian besar dari publik dan pemangku kepentingan
sehingga seharusnya perusahaan mampu untuk memenuhi kebutuhan
informasi secara luas kepada publik dan pemangku kepentingan. Terlebih lagi
apabila perusahaan telah berumur lebih tua dan memiliki kinerja keuangan
yang baik, sudah semestinya perusahaan mampu meningkatkan kualitas
informasi secara terperinci.
Perusahaan juga harus mampu mempertahankan bahkan meningkatkan
reputasinya ketika telah mendapatkan sertifikasi. Walaupun sertifikasi ISO
14001 tidak berpengaruh terhadap pengungkapan lingkungan, ada
kemungkinan karena masih minimnya motivasi perusahaan dalam
memberikan informasi lingkungan secara lebih luas sehingga tidak dapat
mempengaruhi pengungkapan lingkungan. Sertifikasi perusahaan seharusnya
dapat menjadi motivasi bagi perusahaan untuk memberikan informasi yang
terperinci karena dengan adanya sertifikasi maka publik dan para pemangku
kepentingan dapat menilai bahwa kinerja perusahaan telah sesuai dan
memenuhi standar sehingga reputasi perusahaan akan semakin meningkat.
117
Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan kontribusi
kepada pengembangan penelitian baru, khususnya yang berkaitan dengan
faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan lingkungan.
C. Keterbatasan
Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan yang mungkin
menimbulkan bias atau ketidakakuratan pada hasil penelitian, diantaranya:
1. Penelitian ini hanya menguji variabel ukuran perusahaan, umur
perusahaan, profitabilitas, sertifikasi ISO 14001, liputan media, dan
kinerja lingkungan. Variabel lain yang berpengaruh terhadap
pengungkapan lingkungan seperti stakeholders power (Lu dan
Abeysekera, 2014), kepekaan industri (Solikhah dan Winarsih, 2016),
sektor industri (Diantimala dan Amril, 2018), political cost (Noviani dan
Suardana, 2019), dan variabel lainnya yang tidak diuji dalam penelitian
ini.
2. Jumlah sampel relatif sedikit, yaitu hanya 34 perusahaan. Hal tersebut
karena sampel yang digunakan hanya menggunakan perusahaan
manufaktur, dan tidak semua perusahaan manufaktur memenuhi kriteria
sampel dalam penelitian ini.
3. Periode penelitian yang digunakan hanya tiga tahun yaitu 2016 – 2018.
4. Dalam pengukuran liputan media, peneliti hanya menggunakan empat
media berita online dan website perusahaan dengan rentang periode yang
118
singkat yaitu hanya tiga tahun sehingga liputan yang dapat dimuat hanya
sedikit.
D. Saran
Penelitian dimasa mendatang diharapkan mampu menyajikan hasil
penelitian yang lebih berkualitas. Saran untuk penelitian selanjutnya adalah
sebagai berikut.
1. Bagi peneliti selanjutnya dapat menambah atau mengganti variabel bebas
yang dapat mempengaruhi variabel pengungkapan lingkungan, seperti
stakeholders power, kepekaan industri, sektor industri, dan political cost.
2. Bagi peneliti selanjutnya dapat memperluas sampel dengan menggunakan
semua sektor perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia supaya
dapat mengeneralisasi hasil penelitian.
3. Bagi peneliti selanjutnya dapat memperpanjang periode pengamatan
supaya konsistensi variabel penelitian lebih terlihat.
4. Bagi peneliti selanjutnya dapat menggunakan media berita online yang
lebih banyak dan terpercaya untuk mengukur variabel liputan media
sehingga dapat memperoleh artikel liputan yang lebih banyak.
119
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, A., & Bouri, A. (2017). The relationship between financial attributes,
environmental performance and environmental disclosure; empirical
investigation on French firms listed on CAC 40. Management of
Environmental Quality: An International Journal, 28(4).
https://doi.org/10.1108/MEQ-07-2015-0132
Akbas, H. E. (2014). Company Characteristics and Environmental Disclosure : An
Empirical Investigation on Companies Listed on Borsa Istanbul 100 Index.
The Journal of Accounting and Finance, 145–164.
Asrori, A., Amal, M. I., & Harjanto, A. P. (2019). Company Characteristics on the
Reporting Index of Corporate Social and Environmental Disclosure in
Indonesian Public Companies. International Journal of Energy Economics
and Policy, 9(5), 481–488.
Awaluddin, L. (2019a). Kasus Pencemaran Lingkungan di Karawang Sepanjang
2019. Detik News. Retrieved from www.detik.com
Awaluddin, L. (2019b). Ratusan Hektare Terumbu Karang Rusak Tercemar
Tumpahan Minyak Pertamina. Detik News. Retrieved from www.detik.com
Berutu, S. A. (2019). Bupati Bogor Ancam Pabrik Jerat Pencemar Sungai
Cileungsi Pakai UU LH. Detik News. Retrieved from www.detik.com
Brown, N., & Deegan, C. (1998). The Public Disclosure of Environmental
Performance Information—a Dual Test of Media Agenda Setting Theory and
Legitimacy Theory. Accounting and Business Research, 29(1), 21–41.
https://doi.org/10.1080/00014788.1998.9729564
Budianto, E. E. (2019). Buang Limbah Lewat Pipa Tersembunyi, Pabrik Kertas di
Jombang Langgar Izin. Detik News. Retrieved from www.detik.com
Capaldi, N. (2005). Corporate Social Responsibility and The Bottom Line.
International Journal of Social Economics, 32(5), 408–423.
120
https://doi.org/10.1108/03068290510591263
Center, I. E. and E. (2019). Implementasi ISO 14001 pada Industri Manufaktur.
Ciriyani, N. K., & Putra, dan I. M. P. D. (2016). Pengaruh Ukuran Perusahaan,
Profitabilitas, dan Umur Perusahaan pada Pengungkapan Informasi
Lingkungan. E-Jurnal Akuntansi, 17(3), 2091–2119.
Cornier, D., & Gordon, I. M. (2001). An Examination of Social and
Environmental Reporting Strategies. Accounting, Auditing, and
Accountability Journal, 14(5), 587–616.
Darma, B. D., Arza, F. I., & Halmawati. (2019). Pengaruh Pengungkapan Media,
Kinerja Lingkungan, dan Kepemilikan Asing Terhadap Pengungkapan
Corporate Social Responsibility. Jurnal Eksplorasi Akuntansi, 1(1), 78–89.
Deegan, C. (2002). Introduction: The Legitimising Effect of Social and
Environmental Disclosures – a Theoritical Foudation. Accounting, Auditing,
and Accountability Journal, 15(3), 282–311.
https://doi.org/10.1108/09513570210435852
Deephouse, D. L. (1996). Does Isomorphism Legitimate? Academy of
Management Journal, 39(4), 1024–1039.
Dewi, I. O. P. Y., & Yasa, G. W. (2017). Pengaruh Ukuran Perusahaan,
Profitabilitas, Tipe Industri, dan Kinerja Lingkungan terhadap Environmental
Disclosure. E-Jurnal Akuntansi, 20(3), 2362–2391.
Dianawati, W. (2016). Pengaruh Karakteristik Perusahaan dan Sertifikasi
Lingkungan terhadap Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR).
Ekuitas: Jurnal Ekonomi Dan Keuangan, 20(2), 226–241.
Diantimala, Y., & Amril, T. A. (2018). The Effect of Ownership Structure ,
Financial and Environmental Performances on Environmental Disclosure.
Accounting Analysis Journal, 7(1), 70–77.
https://doi.org/10.15294/aaj.v5i3.20019
121
Elshabasy, Y. N. (2018). The Impact of Corporate Characteristics on
Environmental Information Disclosure : An Empirical Study on the Listed
Firms in Egypt. Journal of Business and Retail Management Research,
12(2), 232–241.
Freeman, R. E., Parmar, B. L., Harrison, S., Wicks, A. C., Purnell, L., & Colle, S.
De. (2010). Stakeholder Theory: The State of The Art. The Academy of
Management Annals, 4(1), 403–445.
Ghozali, I. (2018). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 25
(9th ed.). Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
GRI. (2013). Prinsip-Prinsip Pelaporan dan Pengungkapan Standar. Retrieved
from www.globalreporting.org
Hadiningtiyas, S. W. H., & Mahmud, A. (2017). Determinant of Environmental
Disclosure on Companies Listed in Indonesia Stock. Accounting Analysis
Journal, 6(3), 380–393.
Isnanto, B. A. (2019). 2 Tahun Beroperasi dan Didemo karena Bau, Ini Kata PT
RUM. Detik News. Retrieved from www.detik.com
Juniartha, I. M., & Dewi, R. R. (2017). Pengaruh Proporsi Komisaris Independen,
Kinerja Lingkungan, dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Pengungkapan
Lingkungan. Jurnal Akuntansi Trisakti, 4(2), 117–140.
Keown, A. J., Martin, J. D., Petty, J. W., & Scott, D. F. (2015). Manajemen
Keuangan: Prinsip dan Penerapan (10th ed.). Jakarta: Indeks.
Khalid, T. B., Kouhy, R., & Hassan, A. (2017). The Impact of Corporate
Characteristics on Social and Environmental Disclosure ( CSED ): The Case
of Jordan. Journal of Accounting and Auditing: Research & Practice, 1–28.
https://doi.org/10.5171/2017.
Kuncoro, M. (2013). Metode Riset Untuk Bisnis & Ekonomi: Bagaimana Meneliti
& Menulis Tesis? Jakarta: Penerbit Erlangga.
122
Lu, Y., & Abeysekera, I. (2014). Stakeholders’ Power, Corporate Characteristics,
and Social and Environmental Disclosure: Evidence from China. Journal of
Cleaner Production, 64, 426–436.
https://doi.org/10.1016/j.jclepro.2013.10.005
Magness, V. (2006). Financial Performance, and Environmental Disclosure.
Accounting, Auditing, and Accountability Jaournal, 19(4), 540–563.
https://doi.org/10.1108/09513570610679128
Meng, X. H., Zeng, S. X., Shi, J. J., Qi, G. Y., & Zhang, Z. B. (2014). The
relationship between corporate environmental performance and
environmental disclosure: An empirical study in China. Journal of
Environmental Management, 145, 357–367.
NCSR. (2018). Daftar Peringkat - Asia Sustainability Reporting (SR) Rating
2018. Retrieved from National Center for Sustainability Reporting website:
https://www.ncsr-id.org/id/2018/12/19/winner-asia-sustainability-reporting-
sr-rating-2018/
Noviani, N. K. D. N. U., & Suardana, K. A. (2019). Pengaruh Ukuran Perusahaan,
Political Cost dan Kinerja Lingkungan Terhadap Environmental Disclosure
Dalam Laporan Tahunan. E-Jurnal Akuntansi, 28(3), 1904–1919.
OJK. (2017). Infografis Lembaga Jasa Keuangan dan Emiten Penerbit
Sustainability Report. Retrieved from Otoritas Jasa Keuangan website:
https://www.ojk.go.id/sustainable-finance/id/publikasi/riset-dan-
statistik/Pages/Sustainability-Report-bagi-Lembaga-Jasa-Keuangan-dan-
Emiten.aspx
Oktafianti, D., & Rizki, A. (2015). Pengaruh Kepemilikan Manajerial , Ukuran
Perusahaan dan Kinerja Keuangan Terhadap Corporate Environmental
Disclosure Sebagai Bentuk Tanggung Jawab Sosial dalam Laporan Tahunan
( Studi pada Perusahaan Peserta Proper 2011-2013 ). Simposium Nasional
Akuntansi XVIII, Lampung.
123
Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan (PROPER). (2018). Retrieved
from Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia
website: http://proper.menlhk.go.id/
Rahayu, P., & Anisyukurlillah, I. (2015). Pengaruh Kepemilikan Saham Publik,
Profitabilitas, dan Media terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial.
Accounting Analysis Journal, 4(3), 1–9.
Rahmawati, S., & Budiwati, C. (2018). Karakteristik Perusahaan, ISO 14001, dan
Pengungkapan Lingkungan: Studi Komparatif di Indonesia dan Thailand.
Jurnal Akuntansi Dan Bisnis, 18(1), 74–87.
Ramadhan, N. N., & Prastiwi, A. (2014). Analisis Faktor yang Mempengaruhi
Luas Pengungkapan Sosial dan Lingkungan melalui Website Perusahaan.
Diponegoro Journal of Accounting, 3(4), 1–10.
Sari, W. H., Agustin, H., & Mulyani, E. (2019). Pengaruh Good Corporate
Governance dan Kinerja Lingkungan terhadap Pengungkapan Lingkungan.
Jurnal Eksplorasi Akuntansi, 1(1), 18–34.
Selviana, & Ratmono, D. (2019). Pengaruh Kinerja Karbon, Karakteristik
Perusahaan, dan Kinerja Lingkungan terhadap Pengungkapan Emisi Karbon.
Diponegoro Journal of Accounting, 8(3), 1–10.
Solikhah, B., & Winarsih, A. M. (2016). Pengaruh Liputan Media, Kepekaan
Industri, dan Struktur Tata Kelola Perusahaan terhadap Kualitas
Pengungkapan Lingkungan. Jurnal Akuntansi Dan Keuangan Indonesia,
13(1), 1–22.
Standar, I. S. (2016). Lembaga Sertifikasi ISO 14001: 2015. Retrieved from
https://www.sertifikasiisoindonesia.com/lembaga-sertifikasi-iso-140012015
Sutrisno. (2017). Manajemen Keuangan: Teori, Konsep, dan Aplikasi (Kedua).
Yogyakarta: EKONISIA.
Syahadah, R. (2017). Manfaat Mendapatkan ISO 14001 bagi Produsen dan
124
Lingkungan. Retrieved from https://environment-indonesia.com/apa-itu-iso-
14001/
Undang-Undang Perseroan Terbatas Nomor 40 Tahun 2007. (n.d.).
Wiguna, D. K. S. (2019). Dinas LK DKI: 47 Perusahaan Dijatuhi Sanksi
Pencemaran Lingkungan. Antara News. Retrieved from
www.antaranews.com
www.antaranews.com
www.cnnindonesia.com
www.detik.com
www.idx.co.id
www.kompas.com
www.detik.com
www.sahamok.co.id
Zhang, Y., & Zhang, C. (2018). Environmental Performance , Environmental
Disclosure and the Role of media. Advances in Economics, Business and
Management Research, 51, 221–226.
125
LAMPIRAN – LAMPIRAN
126
LAMPIRAN 1
DAFTAR PERUSAHAAN SAMPEL
No. Kode Perusahaan Keterangan
1. ADES Akasha Wira International Tbk
2. AMFG Asahimas Flat Glass Tbk
3. ARNA Arwana Citra Mulia Tbk
4. ASII Astra International Tbk
5. AUTO Astra Otoparts Tbk
6. BOLT Garuda Metalindo Tbk
7. BUDI Budi Starch and Sweetener Tbk
8. CEKA Wilmar Cahaya Indonesia Tbk
9. CINT Chitose International Tbk
10. CPIN Charoen Pokphand Indonesia Tbk
11. DLTA Delta Djakarta Tbk
12. GGRM Gudang Garam Tbk
13. HMSP HM Sampoerna Tbk
14. ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
15. INAI Indal Aluminium Industry Tbk
16. INDF Indofood Sukses Makmur Tbk
17. INDS Indospring Tbk
18. INTP Indocement Tunggal Prakarsa Tbk
19. ISSP Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk
20. JPFA Japfa Comfeed Indonesia Tbk
21. KAEF Kimia Farma (Persero) Tbk
22. KBLI KMI Wire and Cable Tbk
23. KBLM Kabelindo Murni Tbk
24. KINO Kino Indonesia Tbk
25. KLBF Kalbe Farma Tbk
26. MAIN Malindo Feedmil Tbk
27. MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk
28. SIDO Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk
29. SMGR Semen Indonesia Tbk
30. SPMA Suparma Tbk
31. TOTO Surya Toto Indonesia Tbk
32. TRIS Trisula International Tbk
33. ULTJ Ultrajaya Milk Industry and Trading Company
Tbk
34. UNRV Unilever Indonesia Tbk
127
LAMPIRAN 2
PERHITUNGAN UKURAN PERUSAHAAN
No. Kode Perusahaan 2016 2017 2018
1. ADES 27,36638 27,45695 27,50464
2. AMFG 29,33666 29,46645 29,76313
3. ARNA 28,06489 28,10187 28,13356
4. ASII 33,19881 33,3208 33,47373
5. AUTO 30,31288 30,32309 30,39669
6. BOLT 27,8184 27,80396 27,90286
7. BUDI 28,70657 28,70924 28,85272
8. CEKA 27,98587 27,96222 27,78713
9. CINT 26,71307 26,88989 26,92048
10. CPIN 30,81781 30,83101 30,95047
11. DLTA 27,8115 27,92432 28,05204
12. GGRM 31,77339 31,83212 31,86653
13. HMSP 31,38072 31,39549 31,47267
14. ICBP 30,99493 31,08479 31,16812
15. INAI 27,92296 27,82487 27,96798
16. INDF 32,03987 32,10767 32,20095
17. INDS 28,53818 28,52082 28,54022
18. INTP 31,03722 30,9936 30,95565
19. ISSP 29,42972 29,46669 29,50191
20. JPFA 30,53534 30,62473 30,76817
21. KAEF 29,1598 29,43868 29,87813
22. KBLI 28,25772 28,7342 28,80808
23. KBLM 27,18331 27,84225 27,89212
24. KINO 28,82023 28,80585 28,90977
25. KLBF 30,35403 30,4414 30,52948
26. MAIN 28,97307 29,03521 29,09793
27. MLBI 28,45301 28,55133 28,6921
28. SIDO 28,72549 28,78102 28,83628
29. SMGR 31,42035 31,52209 31,56589
30. SPMA 28,40059 28,40835 28,45644
31. TOTO 28,57936 28,67006 28,69474
32. TRIS 27,18427 27,02399 27,17379
33. ULTJ 29,07539 29,27503 29,34588
34. UNRV 30,44916 30,57052 30,60261
128
LAMPIRAN 3
PERHITUNGAN UMUR PERUSAHAAN
No. Kode Perusahaan 2016 2017 2018
1. ADES 22 23 24
2. AMFG 21 22 23
3. ARNA 15 16 17
4. ASII 26 27 28
5. AUTO 18 19 20
6. BOLT 1 2 3
7. BUDI 21 22 23
8. CEKA 20 21 22
9. CINT 2 3 4
10. CPIN 25 26 27
11. DLTA 32 33 34
12. GGRM 26 27 28
13. HMSP 26 27 28
14. ICBP 6 7 8
15. INAI 22 23 24
16. INDF 22 23 24
17. INDS 26 27 28
18. INTP 27 28 29
19. ISSP 3 4 5
20. JPFA 27 28 29
21. KAEF 15 16 17
22. KBLI 24 25 26
23. KBLM 24 25 25
24. KINO 1 2 3
25. KLBF 25 26 27
26. MAIN 10 11 12
27. MLBI 22 23 24
28. SIDO 3 4 5
29. SMGR 25 26 27
30. SPMA 22 23 24
31. TOTO 26 27 28
32. TRIS 4 5 6
33. ULTJ 26 27 28
34. UNRV 34 35 36
129
LAMPIRAN 4
PERHITUNGAN PROFITABILTAS
No. Kode Perusahaan 2016 2017 2018
1. ADES 0,0729 0,04551 0,06009
2. AMFG 0,04731 0,00615 0,00078
3. ARNA 0,05921 0,0763 0,09571
4. ASII 0,06989 0,0783 0,0794
5. AUTO 0,03308 0,0371 0,04284
6. BOLT 0,09258 0,07842 0,05771
7. BUDI 0,01317 0,01554 0,01487
8. CEKA 0,1751 0,07713 0,07925
9. CINT 0,05163 0,06221 0,02758
10. CPIN 0,09191 0,1019 0,16464
11. DLTA 0,21248 0,20865 0,22194
12. GGRM 0,10599 0,11617 0,11278
13. HMSP 0,30022 0,2937 0,2905
14. ICBP 0,12564 0,11205 0,13556
15. INAI 0,02655 0,03184 0,02889
16. INDF 0,06409 0,05796 0,05139
17. INDS 0,02 0,04667 0,04459
18. INTP 0,12837 0,06443 0,04124
19. ISSP 0,01703 0,00138 0,0075
20. JPFA 0,11897 0,0555 0,0978
21. KAEF 0,05888 0,05441 0,04247
22. KBLI 0,17865 0,11911 0,07262
23. KBLM 0,03324 0,03561 0,03132
24. KINO 0,05514 0,03388 0,04179
25. KLBF 0,1543 0,14764 0,13761
26. MAIN 0,05538 0,01196 0,06555
27. MLBI 0,43169 0,5267 0,42388
28. SIDO 0,16084 0,16902 0,19889
29. SMGR 0,10254 0,03369 0,06031
30. SPMA 0,03754 0,04241 0,03602
31. TOTO 0,06529 0,09869 0,11967
32. TRIS 0,03941 0,02605 0,03106
33. ULTJ 0,16744 0,13879 0,12628
34. UNRV 0,38163 0,37049 0,4666
130
LAMPIRAN 5
PERHITUNGAN SERTIFIKASI ISO 14001
No. Kode Perusahaan 2016 2017 2018
1. ADES 0 0 0
2. AMFG 1 1 1
3. ARNA 1 1 1
4. ASII 1 1 1
5. AUTO 1 1 1
6. BOLT 1 1 1
7. BUDI 0 0 0
8. CEKA 1 1 1
9. CINT 0 0 0
10. CPIN 0 0 0
11. DLTA 0 0 1
12. GGRM 0 0 0
13. HMSP 1 1 1
14. ICBP 1 1 1
15. INAI 0 0 0
16. INDF 1 1 1
17. INDS 0 0 0
18. INTP 1 1 1
19. ISSP 0 0 0
20. JPFA 1 1 1
21. KAEF 1 1 1
22. KBLI 1 1 1
23. KBLM 1 1 1
24. KINO 1 1 1
25. KLBF 1 1 1
26. MAIN 0 0 0
27. MLBI 0 1 1
28. SIDO 1 1 1
29. SMGR 1 1 1
30. SPMA 1 1 1
31. TOTO 1 1 1
32. TRIS 1 1 1
33. ULTJ 1 1 1
34. UNRV 1 1 1
131
LAMPIRAN 6
PERHITUNGAN LIPUTAN MEDIA
No. Kode Perusahaan 2016 2017 2018
1. ADES 0 0 0
2. AMFG 0 0 0
3. ARNA 0 1 0
4. ASII 1 1 1
5. AUTO 0 0 1
6. BOLT 0 0 0
7. BUDI 0 0 0
8. CEKA 0 0 0
9. CINT 0 0 0
10. CPIN 1 0 1
11. DLTA 0 0 0
12. GGRM 1 0 0
13. HMSP 1 1 0,22222
14. ICBP 0 0 0
15. INAI 0 0 0
16. INDF 0 1 0
17. INDS 0 0 0
18. INTP 0,48 1 1
19. ISSP 0 0 0
20. JPFA 0 1 1
21. KAEF 0 0 1
22. KBLI 0 1 0
23. KBLM 0 0 0
24. KINO 1 1 0
25. KLBF 1 0 1
26. MAIN 0 0 0
27. MLBI 1 1 1
28. SIDO 1 1 1
29. SMGR 0,30612 0,22222 0,855
30. SPMA 0 0 0
31. TOTO 0 1 0
32. TRIS 0 0 0
33. ULTJ 0 0 0
34. UNRV 1 1 1
132
LAMPIRAN 7
PERHITUNGAN KINERJA LINGKUNGAN
No. Kode Perusahaan 2016 2017 2018
1. ADES 3 3 3
2. AMFG 4 3 3
3. ARNA 3 3 3
4. ASII 3 3 4
5. AUTO 3 3 3
6. BOLT 3 3 3
7. BUDI 3 3 3
8. CEKA 3 3 3
9. CINT 3 3 3
10. CPIN 3 3 3
11. DLTA 3 3 3
12. GGRM 3 3 3
13. HMSP 3 4 3
14. ICBP 4 4 3
15. INAI 3 3 3
16. INDF 4 4 3
17. INDS 3 3 3
18. INTP 4 3 4
19. ISSP 3 3 3
20. JPFA 3 3 3
21. KAEF 3 3 3
22. KBLI 3 2 2
23. KBLM 3 2 3
24. KINO 3 3 3
25. KLBF 3 4 3
26. MAIN 3 3 3
27. MLBI 3 4 4
28. SIDO 4 4 4
29. SMGR 4 4 4
30. SPMA 3 3 3
31. TOTO 3 3 3
32. TRIS 3 3 3
33. ULTJ 3 3 3
34. UNRV 4 3 3
133
LAMPIRAN 8
PERHITUNGAN PENGUNGKAPAN LINGKUNGAN
No. Kode Perusahaan 2016 2017 2018
1. ADES 0,32353 0,32353 0,32353
2. AMFG 0,61764 0,70588 0,70588
3. ARNA 0,32353 0,32353 0,32353
4. ASII 0,47059 0,47059 0,47059
5. AUTO 0,52941 0,67647 0,67647
6. BOLT 0,23529 0,23529 0,23529
7. BUDI 0,79411 0,79411 0,79411
8. CEKA 0,47059 0,41176 0,47059
9. CINT 0,41176 0,41176 0,44118
10. CPIN 0,52941 0,52941 0,52941
11. DLTA 0,52941 0,52941 0,52941
12. GGRM 0,52941 0,52941 0,52941
13. HMSP 0,61765 0,70588 0,73528
14. ICBP 0,70588 0,85294 0,85294
15. INAI 0,32353 0,32353 0,32353
16. INDF 0,7647 0,85294 0,85294
17. INDS 0,23529 0,2647 0,2647
18. INTP 0,88235 0,94118 0,94118
19. ISSP 0,38235 0,44118 0,44118
20. JPFA 0,55882 0,79412 0,82353
21. KAEF 0,52941 0,52941 0,52941
22. KBLI 0,38235 0,38235 0,5
23. KBLM 0,41176 0,41176 0,47059
24. KINO 0,29412 0,29412 0,47059
25. KLBF 0,47059 0,55882 0,61765
26. MAIN 0,20588 0,29412 0,29412
27. MLBI 0,73529 0,82353 0,82353
28. SIDO 0,55882 0,7647 0,79412
29. SMGR 0,91176 0,91176 0,94118
30. SPMA 0,35294 0,41176 0,41176
31. TOTO 0,32353 0,32353 0,32353
32. TRIS 0,17647 0,20588 0,20588
33. ULTJ 0,2647 0,2647 0,2647
34. UNRV 0,79412 0,79412 0,79412
134
LAMPIRAN 9
HASIL OUTPUT SPSS
135
136
137