PENGARUH INTENSITAS KEBISINGAN PADA PROSES SUGU … · diperlukan adanya infrastruktur jaringan ......

16

Transcript of PENGARUH INTENSITAS KEBISINGAN PADA PROSES SUGU … · diperlukan adanya infrastruktur jaringan ......

Page 1: PENGARUH INTENSITAS KEBISINGAN PADA PROSES SUGU … · diperlukan adanya infrastruktur jaringan ... untuk manajemen IP adalah dengan menggunakan variable length subnet mask ... jaringan
Page 2: PENGARUH INTENSITAS KEBISINGAN PADA PROSES SUGU … · diperlukan adanya infrastruktur jaringan ... untuk manajemen IP adalah dengan menggunakan variable length subnet mask ... jaringan
Page 3: PENGARUH INTENSITAS KEBISINGAN PADA PROSES SUGU … · diperlukan adanya infrastruktur jaringan ... untuk manajemen IP adalah dengan menggunakan variable length subnet mask ... jaringan
Page 4: PENGARUH INTENSITAS KEBISINGAN PADA PROSES SUGU … · diperlukan adanya infrastruktur jaringan ... untuk manajemen IP adalah dengan menggunakan variable length subnet mask ... jaringan
Page 5: PENGARUH INTENSITAS KEBISINGAN PADA PROSES SUGU … · diperlukan adanya infrastruktur jaringan ... untuk manajemen IP adalah dengan menggunakan variable length subnet mask ... jaringan
Page 6: PENGARUH INTENSITAS KEBISINGAN PADA PROSES SUGU … · diperlukan adanya infrastruktur jaringan ... untuk manajemen IP adalah dengan menggunakan variable length subnet mask ... jaringan

Desain dan Manajemen Jaringan Komputer di AMIK Lembah Dempo Pagaralam

(Arif Prambayun, M.Kom ) 44

DESAIN DAN MANAJEMEN JARINGAN KOMPUTER DI AMIK

LEMBAH DEMPO PAGARALAM

Arif Prambayun, M.Kom

Dosen AMIK Lembah Dempo

Jalan Sidik Adim No. 98 Jembatan Beringin Pagaralam

Pos-el : [email protected]

Abstract : Lack of computer networks system planning in AMIK Lembah Dempo

is one of the obstacles to develop strategic information system. The design and

management computer network in AMIK Lembah Dempo is designed by

dividing users into a number of networks in accordance with the work unit, the

network topology is designed in accordance with building architecture. IP

address management is performed by dividing IP according to network’s need

using VLSM method. The use of Dynamic routing protocol and DNS server is

as an effort to maximize computer network system in AMIK Lembah Dempo

Pagaralam.

Keywords: Computer network, network topology, vlsm, dynamic routing.

Abstrak : Belum adanya perencanaan sistem jaringan komputer di AMIK

Lembah Dempo menjadi salah satu kendala dalam pengembangan sistem

informasi strategis. Desain dan manajemen jaringan komputer di AMIK

Lembah Dempo Pagaralam dirancang dengan membagi pengguna komputer

menjadi beberapa network sesuai dengan unit kerja, topologi jaringan

dirancang sesuai dengan arsitektur bangunan. Manajemen IP address dilakukan

dengan membagi IP sesuai dengan kebutuhan network menggunakan metode

VLSM, penggunaan dynamic routing protocol dan DNS server juga dilakukan

dalam upaya memaksimalkan sistem jaringan komputer diAMIK Lembah

Dempo Pagaralam.

Kata kunci: Jaringan Komputer, topologi jaringan, vlsm, routing dinamik

1. PENDAHULUAN

Untuk meningkatkan keunggulan

kompetitif, AMIK Lembah Dempo

Pagaralam mempunyai perencanaan

strategis sistem informasi sesuai dengan

visi, misi dan tujuan organisasi (Rahmadi,

2015). Untuk mendukung hal tersebut

diperlukan adanya infrastruktur jaringan

yang baik sehingga sistem informasi di

AMIK Lembah Dempo dapat

diimplementasikan dan dimanfaatkan

secara optimal.

Observasi yang penulis lakukan di

AMIK Lembah Dempo menunjukkan

bahwa tidak adanya perencanaan dan

manajemen pada sistem jaringan komputer

di AMIK Lembah Dempo pagaralam.

Berdasarkan permasalahan tersebut,

maka peneliti mencoba melakukan

penelitian untuk membuat desain topologi

Page 7: PENGARUH INTENSITAS KEBISINGAN PADA PROSES SUGU … · diperlukan adanya infrastruktur jaringan ... untuk manajemen IP adalah dengan menggunakan variable length subnet mask ... jaringan

Desain dan Manajemen Jaringan Komputer di AMIK Lembah Dempo Pagaralam

(Arif Prambayun, M.Kom ) 45

jaringan komputer dan melakukan

perencanaan manajemen pada jaringan

komputer di AMIK Lembah Dempo.

Konsep manajemen terdiri dari pembagian

jaringan lokal area network (LAN) untuk

setiap gedung, penggunaan routing

protocol yang baik dan manajemen web

server untuk sistem informasi strategis.

2. LANDASAN TEORI

Jaringan komputer adalah himpunan

"interkoneksi" antara 2 komputer

autonomous atau lebih yang terhubung

dengan media transmisi kabel atau tanpa

kabel (wireless) agar dapat saling bertukar

data/informasi dan berbagi resource seperti

dokumen, image, audio dll (Syafrizal,

2005).

Manajemen IP adalah istilah umum

yang diberikan untuk sekumpulan tools dan

teknik yang dapat digunakan oleh suatu

institusi untuk adalah alat perencanaan,

pelacakan, dan mengelola ruang alamat

Internet Protocol yang digunakan dalam

jaringan. Salah satu metode yang digunakan

untuk manajemen IP adalah dengan

menggunakan variable length subnet mask

(netara, n.d.).

Variable Length Subnet Mask

(VLSM) adalah sebuah metode membagi

jaringan dan menggunakan subnetmask

yang berbeda untuk setiap network yang

berbeda dalam rencana pengalamatan IP

address (Empson, 2005). Metode tersebut

dilakukan dengan memecah alamat IP ke

subnet (beberapa tingkat) dan

mengalokasikan sesuai dengan kebutuhan

host pada jaringan.

Dynamic routing adalah cara yang

digunakan untuk melepaskan kewajiban

mengisi entri-entri forwarding table secara

manual. Protokol routing mengatur router-

router sehingga dapat berkomunikasi satu

dengan yang lain dan saling memberikan

informasi routing yang dapat mengubah isi

forwarding table, tergantung keadaan

jaringannya (Syafrizal, 2005). Salah satu

dynamic routing yang banyak digunakan

adalah Routing protocol RIP. Dalam

penelitian ini peneliti menggunakan routing

protocol RIP versi 2 dimana protokol ini

sudah mendukung VLSM.

3. METODE PENELITIAN

Dalam melakukan penelitian, peneliti

menggunakan metode penelitian action

research, dimana action research adalah

salah satu strategi pemecahan masalah yang

memanfaatkan tindakan nyata dalam

bentuk proses pengembangan inovatif yang

“dicoba sambil jalan” dalam mendeteksi

dan memecahkan masalah (Suharsimi,

2006). Adapun metodologi penelitian yang

dilakukan meliputi :

3.1 Objek Penelitian

Dalam penelitian tindakan yang

dilakukan, yang menjadi objek penelitian

Page 8: PENGARUH INTENSITAS KEBISINGAN PADA PROSES SUGU … · diperlukan adanya infrastruktur jaringan ... untuk manajemen IP adalah dengan menggunakan variable length subnet mask ... jaringan

Desain dan Manajemen Jaringan Komputer di AMIK Lembah Dempo Pagaralam

(Arif Prambayun, M.Kom ) 46

adalah sistem jaringan komputer di AMIK

Lembah Dempo Pagaralam. Sedangkan

simulasi dilakukan menggunakan software

simulasi packet tracer.

3.2 Batasan Variabel Penelitian

Agar penelitian yang dilakukan

berjalan efektif, peneliti membuat batasan

penelitian sebagai berikut :

1. Tidak membahas keamanan jaringan

2. Perencanaan dilakukan dengan

menggunakan software simulasi packet

tracer.

3. Simulasi dilakukan dengan

menggunakan maksimal dua client untuk

setiap LAN.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang

dilakukan peneliti adalah melakukan

observasi secara langsung dengan

mengamati struktur organisasi yang

menggunakan komputer, kondisi jaringan,

tata letak bangunan dan kebutuhan user

yang akan terkoneksi dengan jaringan

komputer. Selain itu peneliti juga

melakukan wawancara dengan Ketua UPT

ICT dan Lab Komputer untuk mengetahui

data pengguna komputer dan rencana

pengembangan sistem informasi strategis.

3.4 Tindakan Penelitian

Setelah mendapatkan data penelitian,

maka peneliti melakukan tindakan

penelitian yang meliputi perancangan

topologi jaringan komputer sesuai dengan

arsitektur dan tata letak bangunan pada

objek penelitian, mengatur pengalamatan IP

setiap client menggunakan VLSM,

kemudian melakukan konfigurasi pada

hardware untuk membuat koneksi agar

setiap client terhubung.

3.5 Analisa Hasil Penelitian

Dari tindakan penelitian yang sudah

dilakukan kemudian peneliti melakukan

analisa apakah tindakan penelitian yang

dilakukan dapat menjawab permasalahan

yang menjadi latar belakang penelitian.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Setelah peneliti melakukan observasi

pada objek penelitian, maka peneliti

membuat denah tata letak bangunan AMIK

Lembah Dempo Pagaralam, denah tersebut

dapat dilihat pada gambar 1.

Page 9: PENGARUH INTENSITAS KEBISINGAN PADA PROSES SUGU … · diperlukan adanya infrastruktur jaringan ... untuk manajemen IP adalah dengan menggunakan variable length subnet mask ... jaringan

Desain dan Manajemen Jaringan Komputer di AMIK Lembah Dempo Pagaralam

(Arif Prambayun, M.Kom ) 47

Gambar 1. Denah Bangunan AMIK

Lembah Dempo

Hasil observasi dan wawancara

dengan pengelola ICT AMIK Lembah

Dempo, peneliti juga mendapatkan data

berupa pengguna komputer yang terhubung

dengan jaringan komputer, daftar pengguna

komputer (host) dibuat dalam kelompok

local area network (LAN) berdasarkan

struktur organisasi dan tata letak bangunan

maka, kelompok LAN sesuai dengan jumlah

host dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1. Kebutuhan Host Sistem

Jaringan Komputer AMIK Lembah

Dempo

LAN Jumlah Host

Bagian Akademik 10

Bagian Keuangan, Personalia &

Pimpinan 10

Lab. Komputer 1 40

Lab. Komputer 2 40

Ruang ICT 10

Perpustakaan 10

Hotspot Area 500

4.1. Site Floor Jaringan Komputer

Berdasarkan arsitektur bangunan

AMIK Lembah Dempo, secara lebih detail

site floor dari sistem jaringan komputer

setiap ruangan adalah sebagai berikut :

Gambar 2. Site floor pengguna

komputer ruangan akademik

Gambar 3. Site floor pengguna

komputer ruangan Keuangan dan SDM

Gambar 3. Site floor pengguna

komputer ruangan Pimpinan

Gambar 4. Site floor pengguna

komputer ruang ICT & Lab Komputer

Page 10: PENGARUH INTENSITAS KEBISINGAN PADA PROSES SUGU … · diperlukan adanya infrastruktur jaringan ... untuk manajemen IP adalah dengan menggunakan variable length subnet mask ... jaringan

Desain dan Manajemen Jaringan Komputer di AMIK Lembah Dempo Pagaralam

(Arif Prambayun, M.Kom ) 48

Gambar 5. Site floor pengguna

komputer ruang perpustakaan

4.2. Desain Topologi Jaringan

Komputer

Berdasarkan jumlah kebutuhan host

dan arsitektur bangunan, peneliti membuat

topologi jaringan komputer, topologi dibuat

dengan menggunakan software simulasi

jaringan packet tracer, berikut topologi

jaringan yang dapat dilihat pada gambar 6.

Gambar 6. Desain Topologi Jaringan

Komputer

Berdasarkan topologi pada gambar 6,

sistem jaringan komputer di AMIK Lembah

Dempo membutuhkan 9 router untuk

membagi jaringan ke dalam beberapa sub

network, sedangkan switch yang

dibutuhkan berjumlah 7 switch sesuai

dengan kelompok LAN yang dibutuhkan.

4.3. Manajemen IP Address

Manajemen IP adalah istilah umum

yang diberikan untuk sekumpulan tools dan

teknik yang dapat digunakan oleh suatu

institusi sebagai alat perencanaan,

pelacakan, dan mengelola ruang alamat

Internet Protocol yang digunakan dalam

jaringan komputer. Salah satu teknik yang

digunakan dalam manajemen IP Address

adalah menggunakan VLSM (Variable

Length Subnet Mask). Berdasarkan kondisi

network dan kebutuhan host yang telah

direncanakan, ip address yang digunakan

adalah IP dengan network 172.16.0.0/22

yang merupakan IP address kelas B,

kemudian dengan menggunakan VLSM

disusun pembagian sub network dengan

pengalamatan IP yang dapat dilihat pada

tabel 2.

Tabel 2. IP Address berdasarkan hasil

VLSM

Network Range host Broadcast Jumlah

host

172.16.0.0/23 172.16.0.1–

172.16.1.254 172.16.1.255 500

172.16.2.0/26 172.16.2.1 –

172.16.2.62 172.16.2.63 40

172.16.2.64/26 172.16.2.65 –

172.16.2.126 172.16.2.127 40

172.16.2.128/28

172.16.2.129

172.16.2.142

172.16.2.143 10

172.16.2.144/28

172.16.2.145

172.16.2.158

172.16.2.159 10

172.16.2.160/28

172.16.2.161

172.16.2.174

172.16.2.175 10

Page 11: PENGARUH INTENSITAS KEBISINGAN PADA PROSES SUGU … · diperlukan adanya infrastruktur jaringan ... untuk manajemen IP adalah dengan menggunakan variable length subnet mask ... jaringan

Desain dan Manajemen Jaringan Komputer di AMIK Lembah Dempo Pagaralam

(Arif Prambayun, M.Kom ) 49

172.16.2.176/28

172.16.2.177

172.16.2.190

172.16.2.191 10

172.16.2.192/30

172.16.2.193

192.16.2.194

172.16.2.195 2

172.16.2.196/30

172.16.2.197

192.16.2.198

172.16.2.199 2

172.16.2.200/30

172.16.2.201

192.16.2.202

172.16.2.203 2

172.16.2.204/30

172.16.2.205

192.16.2.206

172.16.2.207 2

172.16.2.208/30

172.16.2.209

192.16.2.210

172.16.2.211 2

172.16.2.212/30

172.16.2.213

192.16.2.214

172.16.2.215 2

172.16.2.216/30

172.16.2.217

192.16.2.218

172.16.2.219 2

172.16.2.220/30

172.16.2.221

192.16.2.222

172.16.2.223 2

4.4. Konfigurasi Router Cisco

Tahapan selanjutnya setelah

mendapatkan tabel pengalamatan IP adalah

melakukan konfigurasi pemberian IP

Address untuk setiap port yang terhubung

baik pada router maupun pada setiap host,

karena pada penelitian ini menggunakan

static IP address maka pemberian IP

Address dilakukan secara manual sesuai

dengan tabel pengalamatan IP address.

Berikut konfigurasi untuk setiap router.

Konfigurasi router “Main Router” :

Router>en

Router#conf t

Enter configuration commands, one per

line. End with CNTL/Z.

Router(config)#hostname MainRouter

MainRouter(config)#interface serial 1/0

MainRouter(config-if)#ip add

172.16.2.193 255.255.255.252

MainRouter(config-if)#clock rate 9600

MainRouter(config-if)#no shut

%LINK-5-CHANGED: Interface Serial1/0,

changed state to down

MainRouter(config-if)#exit

MainRouter(config)#interface serial 1/1

MainRouter(config-if)#ip add

172.16.2.201 255.255.255.252

MainRouter(config-if)#clock rate 9600

MainRouter(config-if)#no shut

%LINK-5-CHANGED: Interface Serial1/1,

changed state to down

MainRouter(config-if)#exit

MainRouter(config)#interface serial 1/2

MainRouter(config-if)#ip add

172.16.2.205 255.255.255.252

MainRouter(config-if)#clock rate 9600

MainRouter(config-if)#no shut

%LINK-5-CHANGED: Interface Serial1/2,

changed state to down

MainRouter(config-if)#exit

MainRouter(config)#interface serial 1/3

MainRouter(config-if)#ip add

172.16.2.197 255.255.255.252

MainRouter(config-if)#clock rate 9600

MainRouter(config-if)#no shut

%LINK-5-CHANGED: Interface Serial1/3,

changed state to down

MainRouter(config-if)#exit

Konfigurasi router “Area Hotspot

Mahasiswa” :

Router>enable

Router#configure terminal

Enter configuration commands, one per

line. End with CNTL/Z.

Router(config)#hostname AreaHotspot

AreaHotspot(config)#interface serial

0/0/0

AreaHotspot(config-if)#ip address

172.16.2.194 255.255.255.252

AreaHotspot(config-if)#no shut

%LINK-5-CHANGED: Interface Serial0/0/0,

changed state to up

AreaHotspot(config-if)#exit

AreaHotspot(config)#interface

fastEthernet 0/1

AreaHotspot(config-if)#ip address

172.16.0.1 255.255.254.0

AreaHotspot(config-if)#no shutdown

AreaHotspot(config-if)#

%LINK-5-CHANGED: Interface

FastEthernet0/1, changed state to up

AreaHotspot(config)#exit

AreaHotspot#

%SYS-5-CONFIG_I: Configured from console

by console

Konfigurasi router “Gedung Pimpinan” :

Router>enable

Router#configure terminal

Enter configuration commands, one per

line. End with CNTL/Z.

Router(config)#hostname GedungPimpinan

GedungPimpinan(config)#interface serial

0/0/0

Page 12: PENGARUH INTENSITAS KEBISINGAN PADA PROSES SUGU … · diperlukan adanya infrastruktur jaringan ... untuk manajemen IP adalah dengan menggunakan variable length subnet mask ... jaringan

Desain dan Manajemen Jaringan Komputer di AMIK Lembah Dempo Pagaralam

(Arif Prambayun, M.Kom ) 50

GedungPimpinan(config-if)#ip address

172.16.2.201 255.255.255.252

GedungPimpinan(config-if)#no shut

%LINK-5-CHANGED: Interface Serial0/0/0,

changed state to up

GedungPimpinan(config-if)#exit

GedungPimpinan(config)#interface

fastEthernet 0/1

GedungPimpinan(config-if)#ip address

172.16.2.145 255.255.255.240

GedungPimpinan(config-if)#no shutdown

GedungPimpinan(config-if)#

%LINK-5-CHANGED: Interface

FastEthernet0/1, changed state to up

GedungPimpinan(config)#exit

GedungPimpinan#

%SYS-5-CONFIG_I: Configured from console

by console

Konfigurasi router “Gedung Akademik”

:

Router>enable

Router#configure terminal

Enter configuration commands, one per

line. End with CNTL/Z.

Router(config)#hostname GedungAkademik

GedungAkademik(config)#interface serial

0/0/0

GedungAkademik(config-if)#ip address

172.16.2.197 255.255.255.252

GedungAkademik(config-if)#no shut

%LINK-5-CHANGED: Interface Serial0/0/0,

changed state to up

GedungAkademik(config-if)#exit

GedungAkademik(config)#interface

fastEthernet 0/1

GedungAkademik(config-if)#ip address

172.16.2.129 255.255.255.240

GedungAkademik(config-if)#no shutdown

GedungAkademik(config-if)#

%LINK-5-CHANGED: Interface

FastEthernet0/1, changed state to up

GedungAkademik(config)#exit

GedungAkademik#

%SYS-5-CONFIG_I: Configured from console

by console

Konfigurasi router “ICT Room” :

Router>enable

Router#configure terminal

Enter configuration commands, one per

line. End with CNTL/Z.

Router(config)#hostname ICT_Room

ICT_Room(config)#interface serial 0/0/0

ICT_Room(config-if)#ip address

172.16.2.218 255.255.255.252

ICT_Room(config-if)#no shut

%LINK-5-CHANGED: Interface Serial0/0/0,

changed state to up

ICT_Room(config-if)#exit

ICT_Room(config)#interface fastEthernet

0/1

ICT_Room(config-if)#ip address

172.16.2.161 255.255.255.240

ICT_Room(config-if)#no shutdown

ICT_Room(config-if)#

%LINK-5-CHANGED: Interface

FastEthernet0/1, changed state to up

ICT_Room(config)#exit

ICT_Room#

%SYS-5-CONFIG_I: Configured from console

by console

Konfigurasi router “UPT Perpustakaan”

:

Router>enable

Router#configure terminal

Enter configuration commands, one per

line. End with CNTL/Z.

Router(config)#hostname Perpustakaan

Perpustakaan(config)#interface serial

0/0/0

Perpustakaan(config-if)#ip address

172.16.2.222 255.255.255.252

Perpustakaan(config-if)#no shut

%LINK-5-CHANGED: Interface Serial0/0/0,

changed state to up

Perpustakaan(config-if)#exit

Perpustakaan(config)#interface

fastEthernet 0/1

Perpustakaan(config-if)#ip address

172.16.2.177 255.255.255.240

Perpustakaan(config-if)#no shutdown

Perpustakaan(config-if)#

%LINK-5-CHANGED: Interface

FastEthernet0/1, changed state to up

Perpustakaan(config)#exit

Perpustakaan#

%SYS-5-CONFIG_I: Configured from console

by console

Konfigurasi router “Gedung Lab

Komputer” :

Router>enable

Router#configure terminal

Enter configuration commands, one per

line. End with CNTL/Z.

Router(config)#hostname UPT_Lab

UPT_Lab(config)#interface serial 1/0

UPT_Lab(config-if)#ip address

172.16.2.206 255.255.255.252

UPT_Lab(config-if)#no shutdown

%LINK-5-CHANGED: Interface Serial1/0,

changed state to up

UPT_Lab(config-if)#exit

UPT_Lab(config)#interface serial 1/1

UPT_Lab(config-if)#ip address

172.16.2.209 255.255.255.252

UPT_Lab(config-if)#clock rate 9600

UPT_Lab(config-if)#no shutdown

%LINK-5-CHANGED: Interface Serial1/1,

changed state to down

Page 13: PENGARUH INTENSITAS KEBISINGAN PADA PROSES SUGU … · diperlukan adanya infrastruktur jaringan ... untuk manajemen IP adalah dengan menggunakan variable length subnet mask ... jaringan

Desain dan Manajemen Jaringan Komputer di AMIK Lembah Dempo Pagaralam

(Arif Prambayun, M.Kom ) 51

UPT_Lab(config-if)#exit

UPT_Lab(config)#interface serial 1/2

UPT_Lab(config-if)#ip address

172.16.2.213 255.255.255.252

UPT_Lab(config-if)#clock rate 9600

UPT_Lab(config-if)#no shutdown

%LINK-5-CHANGED: Interface Serial1/2,

changed state to down

UPT_Lab(config-if)#exit

UPT_Lab(config)#interface serial 1/3

UPT_Lab(config-if)#ip address

172.16.2.217 255.255.255.252

UPT_Lab(config-if)#clock rate 9600

UPT_Lab(config-if)#no shutdown

%LINK-5-CHANGED: Interface Serial1/3,

changed state to down

UPT_Lab(config-if)#exit

UPT_Lab(config)#interface serial 1/4

UPT_Lab(config-if)#ip address

172.16.2.221 255.255.255.252

UPT_Lab(config-if)#clock rate 9600

UPT_Lab(config-if)#no shutdown

%LINK-5-CHANGED: Interface Serial1/4,

changed state to down

UPT_Lab(config-if)#exit

UPT_Lab(config)#exit

UPT_Lab#

%SYS-5-CONFIG_I: Configured from console

by console

Konfigurasi router “Lab Komp 1” :

Router>enable

Router#configure terminal

Enter configuration commands, one per

line. End with CNTL/Z.

Router(config)#hostname Lab1

Lab1(config)#interface serial 0/0/0

Lab1(config-if)#ip address 172.16.2.210

255.255.255.252

Lab1(config-if)#no shutdown

%LINK-5-CHANGED: Interface Serial0/0/0,

changed state to up

Lab1(config-if)#exit

Lab1(config)#interface fastEthernet 0/1

Lab1(config-if)#ip address 172.16.2.1

255.255.255.192

Lab1(config-if)#no shutdown

Lab1(config-if)#

%LINK-5-CHANGED: Interface

FastEthernet0/1, changed state to up

Lab1(config)#exit

Lab1#

%SYS-5-CONFIG_I: Configured from console

by console

Konfigurasi router “Lab Komp 2” :

Router>enable

Router#configure terminal

Enter configuration commands, one per

line. End with CNTL/Z.

Router(config)#hostname Lab2

Lab2(config)#interface serial 0/0/0

Lab2(config-if)#ip address 172.16.2.214

255.255.255.252

Lab2(config-if)#no shutdown

%LINK-5-CHANGED: Interface Serial0/0/0,

changed state to up

Lab2(config-if)#exit

Lab2(config)#interface fastEthernet 0/1

Lab2(config-if)#ip address 172.16.2.65

255.255.255.192

Lab2(config-if)#no shutdown

Lab2(config-if)#

%LINK-5-CHANGED: Interface

FastEthernet0/1, changed state to up

Lab2(config)#exit

Lab2#

%SYS-5-CONFIG_I: Configured from console

by console

Pada setiap host yang terhubung

dapat diberi IP Address static dengan

menambahkan gateway sesuai dengan sub

jaringannya. Setelah konfigurasi selesai

dilakukan, maka setiap port yang terhubung

akan berwarna hijau seperti pada gambar 7

yang menandakan bahwa port dalam

keadaan terkoneksi (State Up).

Gambar 7. Sistem Jaringan Komputer

Dalam Kondisi Terkoneksi (State Up)

4.5. Routing Protocol

Ketika jaringan dalam kondisi state

up, jaringan belum masih belum dapat

digunakan, karena setiap router hanya bisa

berkomunikasi dengan area yang berada

dalam satu network dengan router tersebut.

Untuk itu perlu dilakukan konfigurasi jalur

Page 14: PENGARUH INTENSITAS KEBISINGAN PADA PROSES SUGU … · diperlukan adanya infrastruktur jaringan ... untuk manajemen IP adalah dengan menggunakan variable length subnet mask ... jaringan

Desain dan Manajemen Jaringan Komputer di AMIK Lembah Dempo Pagaralam

(Arif Prambayun, M.Kom ) 52

komunikasi setiap router, atau dalam

jaringan komputer disebut dengan routing

protocol, dalam penelitian ini peneliti

menggunakan dynamic routing porotokol

yaitu RIP versi 2. Karena RIP versi 2 sudah

mendukung VLSM, maka konfigurasi

untuk setiap router berlaku sama yaitu

dengan menambahkan ip network utama

sebelum disubnet yaitu 172.16.0.0. Berikut

konfigurasi routing RIP untuk setiap router

:

Router>enable

Router#configure terminal

Enter configuration commands, one per

line. End with CNTL/Z.

Router(config)#router rip

Router(config)#version 2

Router(config)#network 172.16.0.0

Router(config)#no auto-summary

Router(config)#end

Setelah router RIP berhasil

dikonfigurasi maka seluruh jaringan

komputer yang terkoneksi dapat

berkomunikasi dan berbagi resource sesuai

dengan kebutuhan user.

4.6. Web server

Setelah infrastruktur jaringan

berhasil dibangun dan setiap user dapat

saling berkomunikasi, maka selanjutnya

menyediakan sebuah server yang akan

digunakan sebagai pusat sistem informasi

strategis di AMIK Lembah Dempo

Pagaralam.

Web server diinstal pada ICT Server

yang terletak di ruang ICT, beberapa

aplikasi kebutuhan untuk server di instal

pada server ini seperti apache, mysql, mail

server, ftp, dan beberapa service sesuai

dengan kebutuhan sistem informasi

strategis yang digunakan.

ICT Server diberikan alamat

172.16.2.163 dengan subnetmask

255.255.255.240. Sehingga setiap user

yang akan mengakses sistem informasi

dapat mengakses melalui alamat tersebut.

Untuk menghindari lupa dan

kesulitan dalam mengingat alamat ip server,

maka diberikan konfigurasi berupa

penambahan DNS server untuk mengganti

alamat ip address menjadi alamat yang

mudah diingat oleh user. Gambar 7

menunjukkan konfigurasi DNS Server.

Gambar 7. Konfigurasi DNS Server

Setelah konfigurasi berhasil

ditambahkan, maka setiap host juga harus

menambahkan DNS Server pada

pengaturan IP Address seperti yang terlihat

pada gambar 8.

Page 15: PENGARUH INTENSITAS KEBISINGAN PADA PROSES SUGU … · diperlukan adanya infrastruktur jaringan ... untuk manajemen IP adalah dengan menggunakan variable length subnet mask ... jaringan

Desain dan Manajemen Jaringan Komputer di AMIK Lembah Dempo Pagaralam

(Arif Prambayun, M.Kom ) 53

Gambar 8. Penambahan alamat DNS

Server pada host PC1

4.7. Analisa dan Pengujian

Setelah konfigurasi dilakukan maka

tahapan terakhir adalah melakukan

pengujian terhadap sistem jaringan yang

berhasil dilakukan.

Pada pengujian pertama, peneliti

menguji koneksi dengan mengirimkan

pesan PING melalui command prompt PC1

(Ruang Akademik) menuju ICT Server.

Hasil pengujian dapat dilihat pada gambar

9.

Gambar 9. Pengujian melalui command

prompt

Skenario pengujian selanjutnya

adalah melakukan pengujian melalui web

browser pada PC3 (Hotspot Area) dengan

membuka alamat

http://lembahdempo.ac.id. Hasil pengujian

dapat dilihat pada gambar 10.

Gambar 10. Pengujian menggunakan

web browser.

Dari pengujian pertama

menunjukkan bahwa hasil PING dari PC1

mendapatkan jawaban dari ICT server, hal

ini menunjukkan bahwa kedua host dapat

berkomunikasi pada sistem jaringan,

sedangkan hasil pengujian kedua, PC3

dapat membuka sistem informasi yang

tersedia pada ICT Server melalui web

browser, hal ini menunjukkan bahwa web

server dan DNS server telah bekerja dengan

baik sehingga mampu memberikan service

sesuai dengan keinginan user.

Dari dua skenario pengujian yang

telah dilakukan menunjukkan bahwa desain

sistem jaringan komputer AMIK Lembah

Dempo telah berfungsi dan dapat digunakan

sebagai infrastruktur pengembangan sistem

Page 16: PENGARUH INTENSITAS KEBISINGAN PADA PROSES SUGU … · diperlukan adanya infrastruktur jaringan ... untuk manajemen IP adalah dengan menggunakan variable length subnet mask ... jaringan

Desain dan Manajemen Jaringan Komputer di AMIK Lembah Dempo Pagaralam

(Arif Prambayun, M.Kom ) 54

informasi strategis di AMIK Lembah

Dempo Pagaralam.

5. SIMPULAN DAN SARAN

Untuk menunjang pengembangan

sistem informasi strategis guna

meningkatkan keunggulan kompetitif

perguruan tinggi, AMIK Lembah Dempo

memerlukan sistem jaringan komputer

sebagai salah satu infrastruktur

pengembangan sistem informasi strategis.

Sistem jaringan komputer didesain sesuai

dengan kebutuhan pengguna dan arsitektur

tata letak bangunan AMIK Lembah Dempo.

Sistem jaringan komputer AMIK

Lembah Dempo dibagi menjadi 7 kelompok

LAN yang dan 2 kelompok network sebagai

penghubung LAN. Desain sistem jaringan

membutuhkan 9 router sebagai penghubung

network dan 7 switch sebagai penghubung

local area network. Pengalamatan IP

address dilakukan dengan membagi IP

menjadi 11 sub-network menggunakan

metode VLSM.

Sebagai infrastruktur Sistem

Informasi, perlu adanya sebuah server

khusus yang terdiri dari aplikasi web server,

Database server, DNS Server, dan aplikasi

untuk mengontrol sistem jaringan.

Sebagai saran untuk penelitian

selanjutnya, penelitian dapat dilanjutkan

dengan menghubungkan sistem jaringan

dengan internet agar web server dapat

diakses oleh pengguna diluar kampus.

Kemudian management bandwith juga

diperlukan agar penggunaan internet lebih

efektif.

DAFTAR RUJUKAN

Referensi dari buku:

Empson, S. (2005). CCNA Portable

Command Guide. Cisco Press.

Rahmadi, L. (2015). Perencanaan

Strategis Sistem Informasi Untuk

Meningkatkan Keunggulan

Kompetitif Di AMIK Lembah

Dempo Pagaralam. STMIK

AMIKOM, Yogyakarta.

Suharsimi, A. (2006). Prosedur penelitian

suatu pendekatan praktek. Jakarta:

Rineka Cipta.

Syafrizal, M. (2005). Pengantar Jaringan

Komputer. Penerbit Andi.

Retrieved from

Referensi dari internet

netara. (n.d.). Manajemen IP. Retrieved

February 29, 2016, from

http://www.netara.net.id/index.php/

about/egovt-services/76-

manajemen-ip