PENGARUH INDEPENDENSI, PENERAPAN TEKNOLOGI INFORMASI, DAN ... · PDF filedari distribusi...

11
1 PENGARUH INDEPENDENSI, PENERAPAN TEKNOLOGI INFORMASI, DAN PEMAHAMAN GOOD GOVERNANCE TERHADAP KINERJA AUDITOR (Studi Kasus Pada Auditor di BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat) Muknisa Elda Dripani 1) , Dudi Pratomo 2) 1) Program Studi Akuntansi, Universitas Telkom Jl. Telekomunikasi, Terusan Buah Batu, Bandung 40257 email: [email protected] 2) Program Studi Akuntansi, Universitas Telkom Jl. Telekomunikasi, Terusan Buah Batu, Bandung 40257 email: [email protected] Abstrak - Dalam melaksanakan pemeriksaan, auditor BPK harus menjunjung tinggi independensi sehingga pendapat, simpulan dan rekomendasi dari hasil pemeriksaan yang dilaksanakan dapat mencerminkan keadaan yang sebenarnya dan sesuai fakta. Selain itu penerapan teknologi informasi juga sangat diperlukan dalam pelaksanaan tugas pemeriksaan dan juga pemahaman auditor terhadap good governance atau tata kelola yang baik sehingga pemeriksaan dapat berjalan dengan baik dan menghasilkan pemeriksaan yang berkualitas dan peningkatan kinerja auditor. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh independensi auditor, penerapan teknologi informasi dan pemahaman good governance terhadap kinerja auditor. Teknik sampling dalam penelitian ini menggunakan convenience sampling dengan 50 responden. Populasi penelitian ini adalah auditor di BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat. Data yang diolah adalah data primer melalui penyebaran kuesioner. Data kemudian dianalisis menggunakan garis kontinum untuk mendeskripsikan data, setelah itu dilakukan uji asumsi klasik, analisis regresi berganda, koefisien determinasi dan pengujian hipotesis. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa independensi auditor, penerapan teknologi informasi dan pemahaman good governance secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kinerja auditor. Secara parsial, independensi auditor dan pemahaman good governance tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja auditor, karna jika dilihat dari distribusi jawaban responden sebesar 20% tidak menyetujui pernyataan yang dipaparkan, sedangkan penerapan teknologi informasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja auditor. Kata Kunci : Independensi, Pemahaman Good Governance, Penerapan Teknologi Informasi, Kinerja Auditor.

Transcript of PENGARUH INDEPENDENSI, PENERAPAN TEKNOLOGI INFORMASI, DAN ... · PDF filedari distribusi...

Page 1: PENGARUH INDEPENDENSI, PENERAPAN TEKNOLOGI INFORMASI, DAN ... · PDF filedari distribusi jawaban responden sebesar 20% tidak ... Pengumpulan dan evaluasi bukti tentang informasi ...

1

PENGARUH INDEPENDENSI, PENERAPAN TEKNOLOGI INFORMASI,

DAN PEMAHAMAN GOOD GOVERNANCE TERHADAP KINERJA

AUDITOR

(Studi Kasus Pada Auditor di BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat)

Muknisa Elda Dripani

1), Dudi Pratomo

2) 1)Program Studi Akuntansi, Universitas Telkom

Jl. Telekomunikasi, Terusan Buah Batu, Bandung 40257

email: [email protected] 2)Program Studi Akuntansi, Universitas Telkom

Jl. Telekomunikasi, Terusan Buah Batu, Bandung 40257

email: [email protected]

Abstrak - Dalam melaksanakan pemeriksaan, auditor BPK harus menjunjung tinggi independensi sehingga

pendapat, simpulan dan rekomendasi dari hasil pemeriksaan yang dilaksanakan dapat mencerminkan keadaan yang

sebenarnya dan sesuai fakta. Selain itu penerapan teknologi informasi juga sangat diperlukan dalam pelaksanaan

tugas pemeriksaan dan juga pemahaman auditor terhadap good governance atau tata kelola yang baik sehingga

pemeriksaan dapat berjalan dengan baik dan menghasilkan pemeriksaan yang berkualitas dan peningkatan kinerja

auditor.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh independensi auditor, penerapan teknologi informasi

dan pemahaman good governance terhadap kinerja auditor. Teknik sampling dalam penelitian ini menggunakan

convenience sampling dengan 50 responden. Populasi penelitian ini adalah auditor di BPK RI Perwakilan Provinsi

Jawa Barat. Data yang diolah adalah data primer melalui penyebaran kuesioner. Data kemudian dianalisis

menggunakan garis kontinum untuk mendeskripsikan data, setelah itu dilakukan uji asumsi klasik, analisis regresi berganda, koefisien determinasi dan pengujian hipotesis.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa independensi auditor, penerapan teknologi informasi dan pemahaman

good governance secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kinerja auditor. Secara parsial, independensi

auditor dan pemahaman good governance tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja auditor, karna jika dilihat

dari distribusi jawaban responden sebesar 20% tidak menyetujui pernyataan yang dipaparkan, sedangkan

penerapan teknologi informasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja auditor.

Kata Kunci : Independensi, Pemahaman Good Governance, Penerapan Teknologi Informasi, Kinerja Auditor.

Page 2: PENGARUH INDEPENDENSI, PENERAPAN TEKNOLOGI INFORMASI, DAN ... · PDF filedari distribusi jawaban responden sebesar 20% tidak ... Pengumpulan dan evaluasi bukti tentang informasi ...

2

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Laporan keuangan negara pada dasarnya harus

dikelola secara transparan dan bertanggungjawab

dengan taat pada peraturan dan perundang-

undangan yang telah ditetapkan oleh pemerintah.

Tantangan yang dihadapi saat ini yaitu bagaimana

menghasilkan suatu laporan yang relevan, dapat

dipertanggungjawabkan, dan dapat ditelusuri.

Dalam beberapa tahun terakhir, permasalahan

hukum terutama berkaitan dengan korupsi, kolusi,

dan nepotisme (KKN) dengan segala praktiknya

seperti penyalahgunaan wewenang, penyuapan,

pemberian uang pelicin, pungutan liar, pemberian

imbalan atas dasar kolusi dan nepotisme serta

penggunaan uang negara untuk kepentingan pribadi

telah menjadi perhatian masyarakat dan menjadi

permasalahan besar negara saat ini.

Tuntutan masyarakat akan penyelenggaraan

pemerintahan yang bersih dan bebas KKN

menghendaki adanya pelaksanaan fungsi

pengawasan dan sistem pengendalian intern yang

baik atas pelaksanaan pemerintahan dan

pengelolaan keuangan negara untuk menjamin

bahwa pelaksanaan kegiatan telah sesuai dengan

kebijakan dan rencana yang telah ditetapkan serta

untuk menjamin bahwa tujuan tercapai secara

hemat, efisien, dan efektif.Untuk memeriksa

pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara

diadakan suatu badan pemeriksa keuangan yang

bebas dan mandiri. Audit yang dilakukan

pemerintah dilaksanakan oleh Badan Pemeriksaan

Keuangan Negara Republik Indonesia (BPK-RI)

sebagai auditor eksternal.

Perhatian pemangku kepentingan, baik dari

lembaga perwakilan, pemerintah, maupun

masyarakat umum terhadap hasil pemeriksaan BPK

juga semakin meningkat. Banyak pihak menantikan

dan memperhatikan opini BPK atas laporan

keuangan pemerintah. Dalam menjalankan fungsi

audit eksternal tersebut, maka BPK perlu didukung

oleh kinerja auditornya. Auditor memiliki peran

penting dalam menjalankan fungsi pemeriksaan.

Fungsi audit akan efektif dan optimum apabila

kinerja auditor ditentukan oleh perilaku auditor

tersebut.Kinerja (prestasi kerja) dapat diukur

melalui pengukuran tertentu (standar), dimana

kualitas adalah berkaitan dengan mutu kerja yang

dihasilkan, sedangkan kuantitas adalah jumlah hasil

kerja yang dihasilkan dalam kurun waktu tertentu,

dan ketepatan waktu adalah kesesuaian waktu yang

telah direncanakan (Trisnaningsih, 2007)

Fenomena yang terjadi terkait dengan

independensi auditor di BPK yakni seperti kasus

korupsi yang melibatkan oknum BPK RI

Perwakilan Provinsi Jawa Barat, terjadi di Kota

Bekasi. Pemkot Bekasi telah melakukan korupsi

penggunaan dana APBD periode 2010 untuk

melakukan penyuapan demi memperoleh Adipura

2010, untuk kota terbersih. Untuk mendapatkan

Adipura tersebut Pemkot Bekasi menyuap auditor

BPK. Saat penangkapan, penyidik menemukan

barang bukti uang tunai Rp272 juta di lokasi. Uang

itu terkait dengan upaya agar mendapatkan

penilaian wajar tanpa pengecualian dari

BPK.(http://politik.news.viva.co.id, 2014)

Dengan munculnya kasus KKN tersebut,

masyarakat mulai mempertanyakan eksistensi dari

BPK yang seharusnya sebagai lembaga independen

mampu menjaga komitmennya untuk tidak terlibat

dalam KKN dengan segala praktiknya seperti

penyalahgunaan wewenang, penyuapan, pemberian

uang pelican, pungutan liar, kesalahan prosedur

serta kolusi dan nepotisme. Oleh karenanya,

dengan tuntutan tersebut auditor BPK RI mulai

meningkatkan kinerjanya.

Keberhasilan kinerja auditor juga tidak terlepas

dari tersedianya teknologi informasi (TI) yang

dibutuhkan dalam pelaksanaan audit. Dalam

melakukan audit, auditor berhadapan dengan

sebuah sistem pengendalian intern dimana pada

saat ini auditee sudah banyak yang menerapkan

sistem teknologi informasi yang berbeda-beda.

Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) kini mulai

memakai teknologi informasi dalam pengumpulan

data terkait pemeriksaan pengelolaan dan tanggung

jawab keuangan Negara. Teknologi informasi

tersebut terkait pengembangan dan pengelolaan

sistem informasi untuk akses data dalam rangka

pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab

keuangan Negara yang disebut e-audit. Dengan e-

audit BPK menggabungkan data elektronik BPK

(e-BPK) dengan data elektronik auditee (e-

auditee).(www.bandung.bpk.go.id, 2014).

Auditor mempunyai peranan penting dalam

penyediaan informasi keuangan yang handal bagi

pemerintah, investor, kreditor, pemegang saham,

karyawan, debitur, juga bagimasyarakat dan pihak-

pihak lain yang berkepentingan, selain itu,

timbulnya kasus - kasus menimbulkan pertanyaan

bagi banyak pihak terutama terhadap tata kelola

perusahaan atau yang lebih dikenal dengan

Page 3: PENGARUH INDEPENDENSI, PENERAPAN TEKNOLOGI INFORMASI, DAN ... · PDF filedari distribusi jawaban responden sebesar 20% tidak ... Pengumpulan dan evaluasi bukti tentang informasi ...

3

corporate governance yang mengakibatkan

terungkapnya kenyataan bahwa mekanisme good

corporategovernance yang baik belum diterapkan.

Peran profesi akuntan selama ini masih belum

optimaldalam mewujudkan good governance. Oleh

karena itu, tuntutan terhadap terwujudnyagood

governance (tata kelola yang baik)sangat

diperlukan, baik oleh perusahaan bisnis manufaktur

maupun non manufaktur, sector publik termasuk

BPK dan KAP.

Beberapa penelitian sebelumnya telah

melakukan penelitian dengan variabel-variabel

pada penelitian ini. Namun hasil penelitian tersebut

tidak konsisten atau berbeda-beda. Penelitian yang

dilakukan Trisnaningsih (2007) menyatakan bahwa

pemahaman good governance tidak berpengaruh

lansung terhadap kinerja auditor. Namun

independensi berpengaruh terhadap kinerja auditor.

Sedangkan penelitian yang dilakukan E.Wati dkk

(2010) menyatakan bahwa independensi dan

pemahaman good governanceberpengaruh positif

terhadap kinerja auditor. Selanjutnya penelitian

yang dilakukan Gautama (2010) menyatakan

bahwa penerapan teknologi informasi berpengaruh

signifikan terhadap kinerja auditor.

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis

tertarik untuk melakukan penelitian dengan

mengangkat judul “Pengaruh Independensi

Auditor, Penerapan Teknologi Informasi, dan

Pemahaman Good Governance Terhadap

Kinerja Auditor (Studi Kasus pada Auditor di

BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat)”.

II. LANDASAN TEORI

2.1 Tinjauan Pustaka

1. Audit dan Auditor

Menurut Arens et.al. (2008:4) auditing adalah

Pengumpulan dan evaluasi bukti tentang informasi

untuk menentukan dan melaporkan derajat

kesesuaian antara informasi itu dan kriteria yang

telah ditetapkan. Auditing harus dilakukan oleh

orang yang kompeten dan independen.

Menurut UU RI No 15 tahun 2004 tentang

Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab

Keuangan Negara Pasal 1, disebutkan bahwa

pemeriksaan atau auditing adalah proses

identifikasi masalah, analisis, dan evaluasi yang

dilakukan secara independen, objektif, dan

professional berdasarkan standar pemeriksaan,

untuk menilai kebenaran, kecermatan, kredibilitas,

dan keandalan informasi mengenai pengelolaan dan

tanggung jawab keuangan negara.

Auditor digolongkan menjadi tiga

kategori(Mulyadi, 2011:28), yaitu:

1. Auditor Independen: Auditor independen

adalah auditor profesional yang menyediakan

jasanya kepada masyarakat umum, terutama

dalam bidang audit atas laporan keuangan yang

dibuat oleh kliennya.

2. Auditor Pemerintah: Auditor pemerintah

adalah auditor profesional yang bekerja di

instansi pemerintah yang tugas pokoknya

melakukan audit atas pertanggungjawaban

keuangan yang disajikan oleh unit-unit

organisasi pemerintah atau

pertanggungjawaban keuangan yang ditujukan

kepada pemerintah.

3. Auditor Internal: Auditor internal adalah

auditor yang bekerja dalam perusahaan yang

tugas pokoknya adalah menentukan apakah

kebijakan dan prosedur yang ditetapkan oleh

manajemen puncak telah dipatuhi, menentukan

baik atau tidaknya penjagaan terhadap

kekayaan organisasi, menentukan efisiensi dan

efektivitas kegiatan organisasi serta

menentukan keandalan informasi yang

dihasilkan oleh berbagai bagian organisasi.

2. Independensi

Independensi menurut Arens et al.(2008:83)

dapat diartikan cara pandang yang tidak memihak

didalam pelaksanaan pengujian, evaluasi atas hasil

pemeriksaan dan penyusunan laporan audit.

Independensi menurut Mulyadi (2011:26) adalah

sikap mental yang bebas dari pengaruh, tidak

dikendalikan oleh pihak lain, tidak tergantung pada

orang lain.

Dalam Pernyataan standar umum kedua

(SPKN, 2007:24) menyatakan bahwa independensi

yaitu : “Dalam semua hal yangberkaitan dengan

pekerjaan pemeriksaan, organisasi pemeriksa dan

pemeriksa harusbebas dalam sikap mental dan

penampilan dari gangguan pribadi, ekstern, dan

organisasi yang dapat mempengaruhi

independensinya”.

3. Penerapan Teknologi Informasi

Teknologi informasi adalah satu dari banyak

alat yang digunakan untuk menghadapi perubahan.

Proses perancangan, pengembangan, implementasi,

dukungan, atau manajemen sistem informasi

berbasis komputer, khususnya aplikasi perangkat

lunak dan perangkat keras komputer. (Loudon,

2007: 21).

Page 4: PENGARUH INDEPENDENSI, PENERAPAN TEKNOLOGI INFORMASI, DAN ... · PDF filedari distribusi jawaban responden sebesar 20% tidak ... Pengumpulan dan evaluasi bukti tentang informasi ...

4

BPK saat ini menerapkan teknologi informasi

e-audit dalam melaksanakan pemeriksaannya.

Dengan diimplementasikannya e-audit, BPK RI

diharapkan dapat melaksanakan tugas dan

tanggung jawabnya secara lebih efektif dan efisien

yaitu melakukan pemeriksaan atas pengelolaan dan

tanggung jawab keuangan negara dan mendukung

terwujudnya tata kelola yang baik atas pelaksanaan

tugas utama BPK RI. (Hartoyo, 2011)

4. Pemahaman Good Governance

Good governance adalah tata kelola yang baik

pada suatu usaha yang dilandasi oleh etika

profesional dalam berusaha/berkarya. Good

Governance juga dimaksudkan sebagai suatu

kemampuan manajerial untuk mengelola sumber

daya dan urusan suatu negara dengan cara-cara

terbuka, transparan, akuntabel, equitable, dan

responsif terhadap kebutuhan masyarakat

(Widyananda, 2008).

5. Kinerja Auditor

Kinerja (prestasi kerja) adalah suatu hasil

karya yang dicapai oleh seseorang dalam

melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan

kepadanya yang didasarkan atas kecakapan,

pengalaman dan kesungguhan waktu yang diukur

dengan mempertimbangkan kuantitas, kualitas dan

ketepatan waktu. (Trisnaningsih, 2007). Kinerja

dibedakan menjadi dua, yaitu kinerja individu dan

kinerja organisasi. Kinerja individu adalah hasil

kerja karyawan baik dari segi kualitas maupun

kuantitas berdasarkan standar kerja yang telah

ditentukan, sedangkan kinerja organisasi adalah

gabungan dari kinerja individu dengan kinerja

kelompok (Mangkunegara, 2005:15).

2.2 Kerangka Pemikiran

1. Pengaruh Independensi Auditor terhadap

Kinerja Auditor

Menurut Standar Pemeriksaan Keuangan

Negara (SPKN, 2007:24), dalam pekerjaan

pemeriksaan, organisasi pemeriksa dan para

pemeriksanya bertanggung jawab untuk dapat

mempertahankan independensinya sedemikian

rupa, sehingga pendapat, simpulan, pertimbangan

atau rekomendasi dari hasil pemeriksaan yang

dilaksanakan tidak memihak dan dipandang tidak

memihak oleh pihak manapun. Pemeriksa harus

bebas dari gangguan pribadi, gangguan ekstern, dan

gangguan organisasi yang dapat mempengaruhi

independensi nya.Dalam E.Wati, dkk (2010)

mengungkapkan bahwa semakin independen

seorang auditor pemerintah dalam melakukan audit,

maka hasil pemeriksaannya akan sesuai dengan

fakta-fakta yang ada sehingga kinerja auditor

pemerintah akan semakin baik, dan dalam

penelitian tersebut menunjukkan bahwa

independensi auditor berpengaruh signifikan

terhadap kinerja auditor.

2. Pengaruh Penerapan Teknologi Informasi

terhadap Kinerja Auditor

Penerapan teknologi informasi oleh auditor

akan memberikan kemudahan serta mempercepat

proses penyelesaian pemeriksaan, dengan demikian

akan memberikan manfaat dalam peningkatan

kinerjanya. Penelitian yang dilakukan Gautama dan

Arfan (2010) membuktikan bahwa penerapan

teknologi informasi secara parsial berpengaruh

signifikan terhadap kinerja auditor, artinya

peningkatan kinerja auditor dapat tercapai dengan

adanya penerapan teknologi informasi.

3. Pengaruh Pemahaman Good Governance

terhadap Kinerja Auditor

Penerapan good governance dalam akuntan

publik berarti membangun kultur, nilai-nilai serta

etika bisnis yang melandasi pengembangan

perilaku profesional akuntan.Seorang akuntan yang

memahami good governance secara benar maka

akan mempengaruhi perilaku profesional akuntan

dalam berkarya dengan orientasi pada kinerja yang

tinggi untuk mencapai tujuan akhir sebagaimana

diharapkan oleh berbagai pihak (Trisnaningsih,

2007). Berdasarkan uraian di atas bahwa seorang

auditor pemerintah yang memahami good

governance dengan baik maka dia akan bekerja

sesuai dengan aturan yang ada, sehingga kinerja

auditor pemerintah akan menjadi lebih baik.

Penelitian E.Wati, dkk (2010) menyatakan bahwa

Page 5: PENGARUH INDEPENDENSI, PENERAPAN TEKNOLOGI INFORMASI, DAN ... · PDF filedari distribusi jawaban responden sebesar 20% tidak ... Pengumpulan dan evaluasi bukti tentang informasi ...

5

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja

auditor.

2.3 Hipotesis Penelitian

H1: Independensi Auditor, Penerapan Teknologi

Informasi dan Pemahaman Good

Governance berpengaruh secara simultan

terhadap kinerja auditor.

H2: Independensi Auditor berpengaruh secara

parsial terhadap kinerja auditor. H3: Penerapan Teknologi Informasi berpengaruh

secara parsial terhadap kinerja auditor.

H4: Pemahaman Good Governanceberpengaruh

secara parsial terhadap kinerja auditor.

III. METODE PENELITIAN

3.1 Variabel Operasional

1. Variabel Independen

Menurut Sugiyono (2010:59) variabel bebas

adalah variabel yang memperngaruhi atau

yang menjadi sebab perubahannya atau

timbulnya variabel dependen (terikat).

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah:

(1) Independensi, (2) Penerapan Teknologi

Informasi, (3) Pemahaman Good

Governance

2. Variabel Dependen

Variabel terikat (dependen) merupakan variabel yang menjadi perhatian utama

peneliti. Tujuan peneliti adalah memahami

dan membuat variabel terikat, menjelaskan

variabilitasnya, atau

memprediksinya.Dengan kata lain, variabel

terikat merupakan variabel utama yang

menjadi faktor yang berlaku dalam

investigasi (Sekaran, 2011:118). Variabel

dependen dalam penelitian ini adalah

Kinerja Auditor.

3.2 Populasi dan Sampel

Populasi yang digunakan pada penelitian ini

adalah karyawan dari subbagian auditor pada

Badan Pemeriksa Keuangan Provinsi Jawa Barat.

Jumlah populasi pada subbagian auditor BPK

berjumlah 90 orang. Dalam penelitian ini

pengambilan sampel dilakukan secara

nonprobability sampling yaitu teknik pengambilan

sampel yang tidak memberi peluang yang sama

setiap populasi untuk dipilih menjadi sampel

(Sugiyono, 2010:82) dengan metode pemilihan sampel incidental atau yang disebut juga

convenience sampling. Convenience Sampling

yaitu teknik penentuan sampel berdasarkab

kebetulan, yaitu siapa sajaa yang secara kebetulan

bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai

sampel, bila dipandang orang yang kebetulan

ditemui itu cocok sebagai sumber data.

3.3 Teknik Analisis Data 1. Analisis Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif digunakan untuk

menganalisis data dengan cara

mendeskripsikan atau menggambarkan data

yang telah terkumpul sebagaimana adanya

tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang

berlaku umum (Sugiyono, 2010: 147).Untuk

melihat tingkat gradasi dari sangat setuju

sampai sangat tidak setuju pada tiap indikator

digunakan alat ukur yaitu garis kontinum

2. Uji Asumsi Klasik

Pada penelitian ini digunakan tiga buah alat uji

asumsi klasik, yaitu uji normalitas, uji multikolinearitas, dan uji heterokedastisitas

3. Analisis Regresi Linear Berganda

Mengingat penelitian ini menggunakan empat

variabel bebas, maka persamaan regresinya

sebagai berikut :

Y = β0 + β1X1 + β2X2

+ β3X3 + ε

Keterangan:

Y = Kinerja Auditor

β0 = Bilangan Konstanta β1…β3 = Koefisien arah regresi

X1 = Independensi Auditor

X2 = Penerapan Teknologi Informasi

X3 = Pemahaman Good Governance

4. Pengujian Hipotesis

a. Uji Statistik t. Pada dasarnya menunjukan

seberapa jauh pengaruh satu variabel

penjelas/independen secara individu dalam

menerangkan variasi variabel dependen.

b. Uji Statistik F. Pada dasarnya menunjukan

apakah semua variabel independen atau

bebas yang dimasukan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-

sama terhadap variabel dependen/terikat.

5. Analisis Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi (R²) pada intinya

mengukur seberapa jauh kemampuan model

dalam menerangkan variasi variabel

dependen.

IV. HASIL PENELITIAN DAN

PEMBAHASAN

4.1 Analisis Statistik Deskriptif

Hasil pengujian statistik deskriptif dari penelitian

ini yaitu sebagai berikut:

1. Rata-rata auditor di BPK RI Perwakilan

Provinsi Jawa Barat yang diteliti, sebesar

87,75% menyutujui pernyataan yang

dipaparkan mengenai independensi auditor.

Hal ini menunjukkan bahwa secara

keseluruhan auditor di BPK RI Perwakilan

Provinsi Jawa Barat memiliki independensi

Page 6: PENGARUH INDEPENDENSI, PENERAPAN TEKNOLOGI INFORMASI, DAN ... · PDF filedari distribusi jawaban responden sebesar 20% tidak ... Pengumpulan dan evaluasi bukti tentang informasi ...

6

yang tinggi. Karena secara garis besar dapat

dilihat bahwa auditor telah dapat menjaga

independensinya dari gangguan pribadi,

gangguan ekstern dan gangguan organisasi.

2. Auditor BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa

Barat yang diteliti sebanyak 91,94%

menyetujui pernyataan yang dipaparkan

mengenai penerapan teknologi informasi.

Secara garis besar auditor di BPK RI

Perwakilan Provinsi Jawa Barat telah

menerapkan Teknologi Informasi dalam

melaksanakan pemeriksaannya. Dilihat dari

indikator perangkat lunak dan perangkat keras

komputer auditor telah menggunakan

teknologi informasi tersebut dengan baik. Dan

menurut auditor tersebut penerapan teknologi

informasi dapat memberikan manfaat dalam

pemeriksaan seperti pemeriksaan dapat

dilakukan dengan lebih cepat, efektif dan

efisien dan dapat meningkat kualitas hasil

pekerjaan auditor.

3. Auditor di BPK RI Perwakilan Provinsi

Jawa Barat yang diteliti sebanyak 89,70%

menyutujui pernyataan yang dipaparkan

mengenai pemahaman good governance. Hal

ini menggambarkan bahwa pemahaman

good governance telah dilakukan dengan

cukup baik dalam melaksanakan tugas

pemeriksaan oleh para auditor.

4. Auditor di BPK RI Perwakilan Jawa Barat

yang diteliti sebanyak 85,12% menyutujui

pernyataan yang dipaparkan mengenai kinerja

auditor. Hal ini berarti kinerja auditor di BPK

RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat dalam

melaksanakan pemeriksaan dapat dikatakan

sangat baik.

4.2 Uji Asumsi Klasik

1. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk memeriksa

apakah data berdistribusi normal atau tidak. Dalam

penelitian ini, uji normalitas menggunakan uji

Kolmogorov-Smirnov (K-S)(Ghozalli, 2013: 164).

Berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan dengan SPSS, penulis memperoleh hasil uji

normalitas sebagai berikut:

Tabel 2

Berdasarkan hasil perhitungan pada Tabel 2,

dapat diketahui bahwa nilai signifikansi (Asympt.

Sig 2-tailed) sebesar 0,124. Dapat dilihat bahwa

nilai signifikasi lebih besar dari 0,05, sehingga

dapat disimpulkan bahwa data pada penelitian ini

telah memenuhi asumsi normalitas.

2. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas digunakan untuk

mendeteksi apakah ada korelasi yang erat diantara

variabel indpenden dalam model regresi. Ada

beberapa cara mendeteksi ada atau tidaknya

multikolinearitas. Dalam penelitian ini

menggunakan metode analisis nilai tolerance dan

variance inflation factor (VIF). Multikolinearitas

terjadi jika nilai VIF ≥ 10 dan nilai tolerance ≥ 0,1.

Berikut ini tabel 3 yang menunjukkan hasil uji

multikolinearitas:

Tabel 3

Hasil Uji Multikolinearitas

Dari tabel 3 dapat diketahui bahwa nilai

tolerance ketiga variabel independen lebih daro

0,10 dan nilai VIF masing-masing kurang dari 10.

Maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi

masalah multikolinearitas pada model regresi.

3. Uji Heterokedesitas

Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk

menguji apakah dalam model regresi terdapat

masalah heterokedesitas atau tidak, yaitu untuk

melihat apakah terdapat ketidaksamaan varians dari

residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain.

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode

scatter plot dengan memplotkan nilai ZPRED (nilai

prediksi) dengan SRESID (nilai residualnya).

Gambar 2 berikut ini menyajikan grafik Scatterplot

yang menunjukkan hasil uji Heteroskedastisitas

Gambar 2

Hasil Uji Heterokedesitas

Page 7: PENGARUH INDEPENDENSI, PENERAPAN TEKNOLOGI INFORMASI, DAN ... · PDF filedari distribusi jawaban responden sebesar 20% tidak ... Pengumpulan dan evaluasi bukti tentang informasi ...

7

Sumber:Output SPSS (2014)

Dari gambar 2 dapat diketahui bahwa titik-titik

tidak membentuk pola tertentu yang jelas. Titik-

titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 dan

sumbu Y. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak

terjadi masalah heterokedesitas dalam model

regresi.

4.3 Koefisien Determinasi

Tabel 4

Uji Koefisien Determinasi

Berdasarkan output pada Tabel 4, diperoleh

angka R square sebesar 40,5%. Hal ini

menunjukkan bahwa kemampuan variabel-variabel

independen dalam menjelaskan variasi variabel

dependen mencapai 40,5%. Atau variasi variabel

bebas yang digunakan dalam model mampu

menjelaskan variasi variabel kinerja auditor sebesar

40,5%. Sedangkan sisanya sebesar 59,5%

dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak

dimasukkan dalam model penelitian ini.

4.4 Pengujian Hipotesis

1. Hasil Pengujian Hipotesis Secara Simultan

(Uji F)

Tabel 5

Hasil Pengujian Hipotesis Secara

Simultan

Sumber: Output SPSS (2014)

Berdasarkan output pada Tabel 4.16, diperoleh

nilai F hitung sebesar 10,452. Dengan

menggunakan tingkat keyakinan 95%, α = 5%, df 1

(jumlah variabel-1) atau 4-1 yaitu sebesar 3, dan df

2 (n-k-1) atau 50-3-1 yaitu sebesar 46, maka

diperoleh F tabel sebesar 2,806. Karena F hitung >

F tabel (10,452 > 2,806), maka H0ditolak dan

H1diterima. Sehingga dapat disimpulkan

bahwaindependensi auditor, penerapan teknologi

informasi dan pemahaman good governance secara

simultan berpengaruh terhadap kinerja auditor.

2.Hasil Pengujian Hipotesis Secara Parsial(Uji t)

Tabel 6

Uji Regresi Linear Berganda

3. Pengaruh Independensi Auditor (X1)

terhadap Kinerja Auditor (Y) secara parsial

Berdasarkan tabel 6 dari hasil pengolahan

software SPSS, diperoleh tingkat signifikansi

variabel independensi (X1) sebesar 0,705 lebih

besar dari α = 0,05, dengan t hitung 0,381 < dari

2,012, sehingga dapat disimpulkan bahwa

Ha1ditolak dan H01diterima. Hal ini berarti secara

parsial independensi auditor tidak berpengaruh

signifikan terhadap kinerja auditor. Independensi

auditor tidak berpengaruh terhadap kinerja auditor,

ini berarti bahwa jika auditor mempertahankan

independensinya atau tidak, kinerja auditor nya

tetap baik. Ketidakgsignifikan ini jika dilihat dari

distribusi jawaban responden dengan jawaban tidak

setuju sekitar 20% untuk beberapa pernyataan.

Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian

E.Wati dkk (2010) yang menyatakan independensi

berpengaruh signifikan terhadap kinerja auditor,

namun penelitian ini sejalan dengan penelitian A.

Ningrum(2012) dan Rina Ani (2011) yang

menyatakan bahwa independensi tidak berpengaruh

signifikan terhadap kinerja auditor tetapi memiliki

arah hubungan yang positif.

4. Pengaruh Penerapan Teknologi Informasi

(X2) terhadap Kinerja Auditor (Y) secara

parsial

Page 8: PENGARUH INDEPENDENSI, PENERAPAN TEKNOLOGI INFORMASI, DAN ... · PDF filedari distribusi jawaban responden sebesar 20% tidak ... Pengumpulan dan evaluasi bukti tentang informasi ...

8

Berdasarkan tabel 6 dari hasil pengolahan

software SPSS, diperoleh tingkat signifikansi

variabel penerapan teknologi informasi (X2)

sebesar 0,021 lebih kecil dari α = 0,05 dengan t

hitung > t tabel yaitu 2,390 > 2,012, sehingga dapat

disimpulkan bahwa H02ditolak dan Ha2diterima,

hal ini berarti secara parsial penerapan teknologi

informasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja

auditor. Penelitian ini juga menunjukkan arah

hubungan yang positif, yaitu penerapan teknologi

informasi memiliki arah positif terhadap kinerja

auditor. Artinya semakin baik penerapan teknologi

informasi bagi auditor maka semakin tinggi pula

kinerja auditor yang dihasilkan. Hasil pengujian

hipotesis ini sejalan dengan hasil penelitian yang

dilakukan Gautama (2010) yang menyatakan

bahwa penerapan teknologi informasi berpengaruh

signifikan terhadap kinerja auditor. Hal ini

dikarenakan bahwa penerapan teknologi informasi

diperlukan auditor dalam melaksanakan

pemeriksaan.

5. Pengaruh Pemahaman Good Governance

(X3) terhadap Kinerja Auditor (Y) secara

parsial

Berdasarkan tabel 4.14 dari hasil pengolahan

software SPSS, diperoleh tingkat signifikansi

variabel pemahaman good governance (X3)

sebesar 0,437 lebih besar dari α = 0,05, dengan t

hitung < t tabel yaitu 0,784 < 2,012, sehingga dapat

disimpulkan bahwa Ha3 ditolak dan H03 diterima,

hal ini berarti secara parsial pemahaman good

governance tidak berpengaruh signifikan terhadap

kinerja auditor. Pemahaman good governance tidak

berpengaruh signifikan terhadap kinerja auditor

dapat dilihat dari poin-poin pernyataan kuesioner,

pada indikator-indikator pemahaman good

governance tidak memiliki pengaruh pada

indikator-indikator kinerja auditor, jika dilihat dari

pernyataan kuesioner pada pemahaman good

governance tidak memiliki keterkaitan atau

hubungan dengan pernyataan kuesioner pada

kinerja auditor. Maka dari itu hasil penelitian pada

variabel pemahaman good governance tidak

berpengaruh signifikan terhadap kinerja auditor.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian

Trisnaningsih (2007) dan Elizabeth (2013) yang

menyatakan bahwa pemahaman good governance

memiliki arah positif terhadap kinerja auditor

namun tidak berpengaruh signifikan terhadap

kinerja auditor.

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Independensi Auditor, Penerapan Teknologi

Informasi, Pemahaman Good Governance

dan Kinerja Auditor di BPK RI Perwakilan

Provinsi Jawa Barat

a. Kemampuan para auditor BPK RI Perwakilan

Provinsi Jawa Barat dalam mempertahankan

sikap independensi dapat dikatakan sangat baik

dengan persentase sebesar 87,75%. Ini berarti

mereka tetap menjaga independensinya dari

gangguan pribadi, gangguan ekstern dan

gangguan organisasi.

b. Auditor di BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa

Barat sudah sangat baik dalam penerapan

teknologi informasi dalam melaksanakan

auditnya. Hal ini dapat dilihat dari persentase

sebesar 91,94% auditor telah menggunakan

penerapan teknologi informasi dalam dengan

baik. Dapat disimpulkan bahwa penerapan

teknologi auditor sudah cukup baik dalam

pelaksanaan tugas pemeriksaan.

c. Pemahaman Good Governance pada auditor

BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat dapat

dikatakan sangat baik dengan persentase

sebesar 89,70%. Dapat disimpulkan bahwa

auditor telah memahami tata kelola atau good

governance dengan cukup baik dalam

melaksanakan tugas pemeriksaan sehingga

dapat melaksanakan pemeriksaan dengan baik

dan memberikan laporan hasil pemeriksaan

yang handal.

d. Kinerja auditor di BPK RI Perwakilan Provinsi

Jawa Barat termasuk kategori sangat baik

dengan persentase 85,12%. Hal ini

mengindikasikan bahwa kinerja auditor dalam

melaksanakan pemeriksaan sudah cukup baik

sehingga dapat melaporkan hasil pemeriksaan

yang tepat waktu, sesuai dengan fakta dan

bertanggungjawab.

2. Pengaruh Independensi Auditor (X1),

Penerapan Teknologi Informasi (X2) dan

Pemahaman Good Governance(X3)

terhadap Kinerja Auditor (Y) secara

Simultan.

Secara simultan variabel independensi auditor,

penerapan teknologi informasi dan pemahaman

good governance mempunyai pengaruh signifikan

terhadap kinerja auditor. Dan kemampuan

Page 9: PENGARUH INDEPENDENSI, PENERAPAN TEKNOLOGI INFORMASI, DAN ... · PDF filedari distribusi jawaban responden sebesar 20% tidak ... Pengumpulan dan evaluasi bukti tentang informasi ...

9

variabel-variabel independen dalam menjelaskan

variasi variabel dependen mencapai 40,5%.

Sedangkan sisanya sebesar 59,5% dipengaruhi

variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model

penelitian ini.

3. Pengaruh Independensi Auditor (X1),

Penerapan Teknologi Informasi (X2) dan

Pemahaman Good Governance(X3)

terhadap Kinerja Auditor (Y) secara Parsial

Berikut ini adalah pengaruh variabel

independen terhadap variabel dependen

secara parsial:

a. Variabel independensi auditor (X1) secara

parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap

kinerja auditor (Y) dan menunjukkan arah

hubungan positif.

b. Variabel penerapan teknologi informasi (X2)

secara parsial berpengaruh signifikan terhadap

kinerja auditor (Y) dan menunjukkan arah

hubungan yang positif.

c. Variabel pemahaman good governance(X3)

secara parsial berpengaruh signifikan terhadap

kinerja auditor (Y) dan menunjukkan arah

hubungan yang positif.

5.2 Saran

1. Saran Bagi Peneliti Selanjutnya

a. Memperluas objek penelitian, dengan

melakukan penelitian di BPK Perwakilan

provinsi lain dan BPK RI pusat.

b. Disarankan untuk melakukan penelitian bukan

pada musim pucak audit (April – Mei) agar

jumlah responden yang dijadikan sampel dapat

eningkat sehingga generalisasi simpulannya

lebih baik.

c. Penelitian selanjutnya disarankan untuk dapat

menambahakan variabel lain yang

mempengaruhi kinerja seperti kompetensi,

profesionalisme, integritas, sistem

pengendalian internal BPK, penerapan kode

etik dan lain-lain

5.3 Saran Bagi BPK RI Perwakilan Provinsi

Jawa Barat dan Auditor

a. BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat

sebagai organisasi pemeriksa disarankan untuk

dapat lebih bebas dari pengaruh pihak-pihak

ekstern yang dapat mengganggu independensi

auditor. Dengan begitu auditor dapat

mempertahankan independensinya sehingga

mampu memberikan penilaian yang objektif

dan tidak memihak terhadap semua hal yang

terkait dalam pemeriksaan dan pelaporan hasil

pemeriksaan.

b. BPK sebagai organisasi bagi auditor

disarankan untuk dapat lebih memberikan

motivasi untuk para auditor agar auditor lebih

termotivasi berbuat yang terbaik dalam

melaksanakan tugas pemeriksaannya

c. Auditor diharapkan dalam melakukan

pemeriksaan harus bebas dari gangguan-

gangguan yang dapat mempengaruhi

independensinya. Auditor dapat memberitahu

atau melaporkan pada organisasi atau

atasannya apabila merasa terdapat gangguan

pribadi, gangguan ekstern dan gangguan

organisasi dalam melaksanakan pemeriksaan,

d. Auditor diharapkan dapat lebih termotivasi

dari apa yang diperoleh atau diberikan

organisasi sehingga dapat melaksanakan tugas

pemeriksaan dengan baik dan diharapkan dapat

meningkatkan kinerja auditor dan kualitas hasil

pemeriksaan sehingga dapat memberiksan

laporan hasil pemeriksaan yang aktual dan

sesuai dengan fakta yang sebenarnya.

DAFTAR PUSTAKA

Amijaya, Gilang Rizky. (2010). Pengaruh Teknologi Informasi, Kemudahan, Risiko

dan Fitur Layanan terhadap Minat Ulang

Nasabah dalam Menggunakan Internet

Banking. Semarang: UniversitasDiponegoro.

Arens, Alvin A, Elder, Randal J., & Beasley, Mark

S. (2008). Auditing dan Jasa Assurance

Pendekatan Terintegrasi. (Edisi Kedua

Belas). Jakarta: Erlangga

Arista, Ningrum Rizky. (2012). Pengaruh

Independensi, Komitmen Organisasi, Gaya

Kepemimpinan, dan Pemahaman Good

Governance Terhadap Kinerja Auditor.

STIE Perbanas Surabaya.

Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia.

(2007). Petunjuk Teknis Pemeriksaan atas

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat.

Jakarta

Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia.

(2007). Standar Pemeriksaan Keuangan

Negara. Jakarta: Badan Pemeriksa Keuangan RI.

Badan Pemeriksa Keuangan RI Perwakilan

Provinsi Jawa Barat. (2011). Profil Badan

Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia

Perwakilan Provinsi Jawa Barat. Bandung.

Page 10: PENGARUH INDEPENDENSI, PENERAPAN TEKNOLOGI INFORMASI, DAN ... · PDF filedari distribusi jawaban responden sebesar 20% tidak ... Pengumpulan dan evaluasi bukti tentang informasi ...

10

Donald R. Cooper, Pamela S. Schindler. (2011).

Bussiness Research Methods – II/E. New

York: McGraw Hill.

Elmansyah, Rio. (2012). Pengaruh Independensi,

Komitmen Organisasi, Gaya Kepemimipinan

dan Pemahaman Good Governance

Terhadap Kinerja Auditor. Akuntansi

Fakultas Ekonomi Universitas Riau.

Gautama, Ibnu.,Arfan, M. (2010). Pengaruh

Kepuasan Kerja, Profesionalisme, dan Penerapan Teknologi Informasi Terhadap

Kinerja Auditor. Jurnal Telaah dan Riset

Akuntansi Vol. 3 No. 2. Juli 2010.

Ghozali, Imam. (2013). Aplikasi Analisis

Multivariate dengan Program IBM SPSS 21,

(Ed 7). Semarang: Badan Penerbit

Universitas Diponegoro.

Hanna, Eizabeth.,Firnanti Friska. (2013). Faktor-

faktor yang Mempengaruhi Kinerja Auditor.

Jurnal Bisnis dan Akuntansi Vol. 14, No.1.

Juni 2013. STIE Trisakti.

Hartoyo, Dwi Agung. (2011). Upaya Peningkatan

Kinerja Pemeriksaan BPK RI Menggunakan

Computer Assisted Audit Techniques. Jurnal

e-Indonesia Initiative. Konferensi Teknologi

Informasi dan Komunikasi. 14-15 Juni 2011.

Bandung

Ikatan Akuntan Publik Indonesia. (2011). Standar

Profesional Akuntan Publik. Jakarta: SalembaEmpat.

Irham fahmi(2010). Manajemen Kinerja Teori dan

Aplikasi. Bandung: CV Alfabeta.

Irham Fahmi (2012). Manajemen Kepemimpinan

Teori dan Aplikasi. Bandung: CV Alfabeta.

Kadir, Abdul., Terra CH Triwahyuni. (2007)

Pengenalan Teknologi Informasi.

Yogyakarta: ANDI.

Kenneth C.Loudon.(2007). Sistem Informasi

Manajemen. Jakarta: Salemba Empat.

Mangkunegara.(2004). Manajemen Sumber Daya

Manusia Perusahaan. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya

Mulyadi. (2011). Auditing. (Buku 1 Edisi Keenam).

Jakarta: Salemba Empat.

Robbins, Timothi A. Judge (2009). Perilaku

Organisasi. Jakarta: Salemba Empat.

Sapariyah, Rina. (2011). Pengaruh Good

Governance dan Independensi Auditor

Terhadap Kinerja Auditor dan Komitmen

Organisasi. STIE “AUB” Surakarta.

Sekaran, Uma. (2011). Research Method

ForBussines Methodology, Penelitian Untuk

Bisnis. (Buku 1 Edisike 4). Jakarta: Salemba

Empat.

Sekaran, Uma. (2011). Research Method

ForBussines Methodology, Penelitian Untuk

Bisnis. (Buku 2 Edisike 4). Jakarta: Salemba

Empat.

Sevilla, Consuelo G. et. al (2007). Research

Methods. Rex Printing Company. Quezon City.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif,

Kualitatif dan R&D. Bandung: CV Alfabeta.

Sugiyono. (2012). Stataistika untuk Penelitian.

Bandung: CV Alfabeta.

Sunyoto, Danang. (2009). Analisis Regresi dan Uji

Hipotesis. Yogyakarta: Media Pressindo.

Sutarman. (2009). Pengantar Teknologi Informasi.

Jakarta: Bumi Aksara.

Suwatno dan Priansa.(2011). Manajemen SDM

dalam Organisasi Publik dan Bisnis.

Bandung: CV Alfabeta.

Trisnaningsih, Sri. (2007). Independensi Auditor

dan Komitmen Organisasi Sebagai Mediasi

Pengaruh Pemahaman Good Governance, Gaya Kepemimpinan dan Budaya

Organisasi Terhadap Kinerja Auditor.

Simposium Nasional Akuntansi X. Unhas

Makasar.

Undang-undang No.4. (2010). Jabatan Fungsional

Pemeriksa pada Badan Pemeriksa

Keuangan. Bandung.

Undang-Undang No. 15. (2006). Tentang Badan

Pemeriksa Keuangan. Jakarta.

Undang-Undang No. 15. (2004). Tentang

Pemeriksaan dan Pengelolaan dan

Tanggung Jawab Keuangan Negara. Jakarta.

Wati, Elya.,Lismawati, Aprilla Nila. (2010).

Pengaruh Independensi, Gaya

Kepemimpinan, Komitmen Organiasi,

Pemahaman Good Governance Terhadap

Kinerja Auditor. Simposium Nasional

Akuntasnsi XIII. Universitas Jendral Soedirman Purwokerto.

Wibowo, Muhammad Prabu. (2008). Analisis

Tingkat Kematangan (Maturity Level)

Pengawasan dan Evaluasi Kinerja Teknologi

Informasi Otomasi.

Page 11: PENGARUH INDEPENDENSI, PENERAPAN TEKNOLOGI INFORMASI, DAN ... · PDF filedari distribusi jawaban responden sebesar 20% tidak ... Pengumpulan dan evaluasi bukti tentang informasi ...

11

Widoyoko, Eko Putro. (2012). Teknik Penyusunan

Instrumen Penelitian. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar.

Widyananda, Herman. 2008. Revitalisasi Peran

Internal Auditor Pemerintah Untuk

Penegakan Good Governance di Indonesia.

Publikasi, Seminar, makalah, dan Sambutan.

Universitas Padjadjaran.

Yuskar. Devisia, Selly. (2011). Pengaruh

Independensi Auditor, Komitmen Organisasi, Pemahaman Good Governance,

Integritas Auditor, Budaya Organisasi, dan

Etos Kerja Terhadap Kinerja Auditor.

Simposium Nasional Akuntansi XIV Aceh.

Universitas Syiah Kuala Banda Aceh.

www.bpk.go.id,23 Maret 2014

www.bandung.bpk.go.id, 23 Maret 2014

www.detiknews.com, 8 April 2014

www.harianterbit.com, 8 April 2014

www.kompasiana.com, 8 April 2014

www.politik.news.viva.co.id, 23 Maret 2014