Pengaruh Iklim Keselamatan Kerja Terhadap Produktivitas ...

26
Manajemen Usahawan Indonesia Vol. 41 No. 1 | Januari - Februari 2011 - 203 Pengaruh Iklim Keselamatan Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Perawat Studi Kasus di Rumah Sakit Awal Bros Bekasi1 Pengaruh Iklim Keselamatan Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Perawat (Studi Kasus di Rumah Sakit Awal Bros Bekasi) 1 Myta Kartika S Mone Stepanus ABSTRACT Hospital as one of the health service unit responsible for providing quality, effective and efficient in accordance with the standards to meet the needs and demands of society will need medication and health care. One influential factor in determining the quality of care in hospitals is the quality of human resources at the hospital. The objective of this study is to show the influence of work safety climate to work productivity of nurses. This research was conducted at Awal Bros Bekasi Hospital with sample of 150 nurses as respondents. Classic assumption test was conducted and it showed that the model was fit to be analyzed further by simple regression. Through a simple linear regression method, known to have a significant effect of the relationship between safety climate on the productivity of nurses working in Jakarta Awal Bros Hospital, amounting to 0.041 (<0.00 5) with an adjusted coefficient of determination of 0.021 units, or 2.1% . So it can be said that the safety climate affects work productivity of 2.1% nurses. The higher the existing safety climate will significantly influence the productivity of labor nurses. While as much as 0.97 units, or 97.9% more than the amount of work productivity, influenced by factors other than the research model. The results demonstrated that work safety climate is positively influence the nurses' productivity significantly. One result of this research proposal is the need to change the orientation training program for K3 which is based on knowledge based, K3 is equipped with skills training (skill based) with the aim of increasing safety based attitude and the knowledge. KEY WORDS : Work safety climate, work productivity, work safety and health 1 Tulisan ini merupakan ringkasan skripsi pada Program Ekstensi FEUI

Transcript of Pengaruh Iklim Keselamatan Kerja Terhadap Produktivitas ...

Page 1: Pengaruh Iklim Keselamatan Kerja Terhadap Produktivitas ...

Manajemen Usahawan Indonesia Vol. 41 No. 1 | Januari - Februari 2011 - 203

Pengaruh Iklim Keselamatan Kerja Terhadap Produktivitas Kerja PerawatStudi Kasus di Rumah Sakit Awal Bros Bekasi1

Pengaruh Iklim Keselamatan KerjaTerhadap Produktivitas Kerja Perawat(Studi Kasus di Rumah Sakit Awal Bros Bekasi)1

Myta Kartika SMone Stepanus

ABSTRACT

Hospital as one of the health service unit responsible for providing quality, effectiveand efficient in accordance with the standards to meet the needs and demands ofsociety will need medication and health care. One influential factor in determining thequality of care in hospitals is the quality of human resources at the hospital. Theobjective of this study is to show the influence of work safety climate to workproductivity of nurses. This research was conducted at Awal Bros Bekasi Hospital withsample of 150 nurses as respondents. Classic assumption test was conducted and itshowed that the model was fit to be analyzed further by simple regression. Througha simple linear regression method, known to have a significant effect of therelationship between safety climate on the productivity of nurses working in JakartaAwal Bros Hospital, amounting to 0.041 (<0.00 5) with an adjusted coefficient ofdetermination of 0.021 units, or 2.1% . So it can be said that the safety climate affectswork productivity of 2.1% nurses. The higher the existing safety climate willsignificantly influence the productivity of labor nurses. While as much as 0.97 units, or97.9% more than the amount of work productivity, influenced by factors other thanthe research model. The results demonstrated that work safety climate is positivelyinfluence the nurses' productivity significantly. One result of this research proposal isthe need to change the orientation training program for K3 which is based onknowledge based, K3 is equipped with skills training (skill based) with the aim ofincreasing safety based attitude and the knowledge.

KEY WORDS : Work safety climate, work productivity, work safety and health

1 Tulisan ini merupakan ringkasan skripsi pada Program Ekstensi FEUI

Page 2: Pengaruh Iklim Keselamatan Kerja Terhadap Produktivitas ...

204 - Manajemen Usahawan Indonesia Vol. 41 No. 1 | Januari - Februari 2011

Pengaruh Iklim Keselamatan Kerja Terhadap Produktivitas Kerja PerawatStudi Kasus di Rumah Sakit Awal Bros Bekasi

ABSTRAK

Rumah sakit sebagai salah satu unit pelayanan kesehatan bertanggung jawabmemberikan pelayanan yang bermutu, berhasil guna dan berdaya guna sesuai denganstandar untuk memenuhi kebutuhan dan tuntutan masyarakat akan kebutuhanpengobatan dan pelayanan kesehatan. Salah satu faktor yang berpengaruh dalammenentukan kualitas pelayanan di rumah sakit adalah kualitas sumber daya manusiayang ada di rumah sakit. Penelitian ini dilakukan untuk membuktikan adanya pengaruhiklim keselamatan kerja terhadap produktivitas kerja perawat. Penelitian dilakukan diRumah Sakit Awal Bros Bekasi dengan responden berjumlah 150 orang perawatdengan menggunakan metode regresi sederhana. Uji asumsi klasik menunjukkanbahwa model sudah fit dan pengujian dapat dilanjutkan dengan regresi sederhana.Melalui metode regresi linier secara sederhana, diketahui terdapat pengaruh yangsignifikan antara hubungan iklim keselamatan kerja terhadap produktivitas kerjaperawat di Rumah Sakit Awal Bros Bekasi, yaitu sebesar 0,041 (< 0,00 5) denganadjusted koefisien determinasi sebesar 0,021 satuan atau 2,1 %. Sehingga dapatdikatakan bahwa iklim keselamatan kerja mempengaruhi produktivitas kerja perawatsebesar 2,1 %. Semakin tinggi iklim keselamatan kerja yang ada maka akan berpengaruhsignifikan terhadap produktivitas kerja perawat. Sedangkan sebanyak 0,97 satuanatau 97,9 % jumlah lainnya dari produktivitas kerja, dipengaruhi faktor lain diluarmodel penelitian. Penelitian ini membuktikan bahwa iklim keselamatan kerja memilikipengaruh positif yang signifikan terhadap produktivitas kerja perawat. Salah satuusulan hasil penelitian ini adalah perlunya merubah orientasi program pelatihan K3yang selama ini berdasarkan knowledge based, dilengkapi dengan pelatihanketerampilan K3 (skill based) dengan tujuan peningkatan attitude based safety danmemperluas wawasan.

KATA KUNCI: Iklim keselamatan kerja, produktivitas kerja, keselamatan dankesehatan kerja

* Mone StepanusStaf Pengajar Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (FEUI) dan Peneliti padaLembaga Management FEUI; menyelesaikan pendidikan S2 pada Pascasarjana Psikologi KekhususanSDM, Fakultas Psikologi UI, tahun 2004 dan Maastricht School of Management, Belanda, tahun 2010.Alamat kontak: Lembaga Management FEUI, Jl. Salemba Raya No. 4, Jakarta Pusat, Tlp. (021) 3907410;Email: [email protected].

* Myta Kartika SLulusan Program Studi Ekstensi Fakultas Ekonomi Universitas Iindonesia; saat ini bekerja di RS AwalBros Bekasi. Alamat kontak: Jl. KH. Noer Ali Kav.17-18, Kalimalang, Bekasi 17144, telp : (021) 886 8888,fax : (021) 888 55210; Email: [email protected]

Page 3: Pengaruh Iklim Keselamatan Kerja Terhadap Produktivitas ...

Manajemen Usahawan Indonesia Vol. 41 No. 1 | Januari - Februari 2011 - 205

Pengaruh Iklim Keselamatan Kerja Terhadap Produktivitas Kerja PerawatStudi Kasus di Rumah Sakit Awal Bros Bekasi1

1. PENDAHULUAN

1.1. Latar BelakangPersaingan industri yang semakin ketat

menuntut perusahaan untuk mengoptimalkanseluruh sumber daya yang dimiliki dalammenghasilkan produk berkualitas tinggi. Sumberdaya manusia sebagai tenaga kerja tidak terlepasdari masalah-masalah yang berkaitan dengankeselamatan dan kesehatannya sewaktubekerja. Riset yang dilakukan badan dunia In-ternational Labour Organization (ILO)menghasilkan kesimpulan, setiap hari rata-rata6.000 orang meninggal, setara dengan satuorang setiap 15 detik atau 2,2 juta orangpertahun akibat sakit atau kecelakaan yangberkaitan dengan pekerjaan mereka. Secarakeseluruhan kecelakaan di tempat kerja telahmenewaskan 350.000 orang. Sisanya meninggalkarena sakit yang diderita dalam pekerjaanseperti membongkar zat kimia beracun (ILO,2003 dalam Suardi, 2005). Keselamatan danKesehatan Kerja (K3) adalah suatu programyang dibuat pekerja maupun pengusaha sebagaiupaya mencegah timbulnya kecelakaan danpenyakit akibat kerja dengan cara mengenalihal-hal yang berpotensi menimbulkankecelakaan dan penyakit akibat kerja sertatindakan antisipatif apabila terjadi kecelakaandan adanya paparan penyakit akibat kerja.

Tujuan dari dibuatnya program kesehatankeselamatan kerja (K3) adalah untukmengurangi biaya yang dikeluarkan olehperusahaan apabila timbul kecelakaan danpenyakit akibat kerja. Keselamatan kerjabersasaran di segala tempat kerja, baik didaratdidalam tanah, dipermukaan air, maupun diudara. Salah satu faktor psikososial yang belummendapat perhatian banyak dalam penelitian

kesehatan adalah “iklim dan budaya organisasi,”yang tercipta oleh faktor kontekstual atau latarbelakang seperti gaya kepemimpinan atau tujuanperusahaan yang terdapat di seluruh organisasidan setiap bidang pekerjaan. Contoh pentingdari budaya organisasi adalah “iklimkeselamatan”.

Pada tahun 2006, European Society forQuality in Health Care mengadopsi pengertiandari iklim keselamatan sebagai suatu pola yangterintegrasi dari perilaku individu dan organisasiberdasarkan nilai dan kepercayaan yang secaraberkelanjutan diteliti untuk meminimalkanbahaya pada keselamatan pasien. Iklimkeselamatan ditujukan sebagai “ringkasanpersepsi karyawan mengenai keselamatan dilingkungan pekerjaan”.

Penelitian mcGovern, et. Al (Neal & Grif-fin, 2002) menemukan bahwa iklim keselamatanmerupakan salah satu faktor yang dapatmempengaruhi kepatuhan terhadap peraturankeselamatan. Pelaksanaan Kesehatan danKeselamatan Kerja (K3) adalah salah satubentuk upaya untuk menciptakan tempat kerjayang aman, sehat, bebas dari pencemaranlingkungan, sehingga dapat mengurangi danatau bebas dari kecelakaan kerja dan penyakitakibat kerja yang pada akhirnya dapatmeningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja.

Rumah sakit sebagai salah satu unitpelayanan kesehatan bertanggung jawabmemberikan pelayanan yang bermutu, berhasilguna dan berdaya guna sesuai dengan standaruntuk memenuhi kebutuhan dan tuntutanmasyarakat akan kebutuhan pengobatan danpelayanan kesehatan. Rumah Sakit Awal BrosBekasi merupakan salah satu perusahaan yangbergerak di bidang jasa pelayanan kesehatanumum.

Page 4: Pengaruh Iklim Keselamatan Kerja Terhadap Produktivitas ...

206 - Manajemen Usahawan Indonesia Vol. 41 No. 1 | Januari - Februari 2011

Pengaruh Iklim Keselamatan Kerja Terhadap Produktivitas Kerja PerawatStudi Kasus di Rumah Sakit Awal Bros Bekasi

1.2. Rumusan MasalahPermasalahan yang ingin diteliti dalam

penelitian ini adalah apakah iklim keselamatankerja memiliki pengaruh yang signifikanterhadap produktivitas kerja perawat.

1.3. TujuanPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui

pengaruh antara iklim keselamatan kerjaterhadap produktivitas kerja perawat di rumahsakit awal bros bekasi.

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kesehatan dan Keselamatan KerjaDari sudut pandang perusahaan, konteks

perlindungan terhadap keselamatan dankesejahteraan pekerja diletakkan dalamkerangka upaya maksimalisasi profit dengancara meminimalkan kerugian perusahaan (riskmanagement). Perspektif risk managementstrategy dalam menghadapi resikokeselamatan kerja adalah sebagai berikut :1. Manajer puncak meninjau resiko dari

perspektif bisnis, sebagai peluang danancaman terhadap proses bisnis (kredibilitasperusahaan, ijin pengembangan, tuntutanhukum, kerugian finansial)

2. Manajer menengah meninjau resiko dariperspektif fungsional, sebagai ancamanterhadap kelangsungan proses produksi(pencapaian sasaran produksi, total opera-tion days, cost effectiveness)

3. Operator dan profesional K3 meninjau dariperspektif individual, sebagai potensibahaya kecelakaan, kesehatan (injuries,occupational disease).

Dari perspektif tersebut, maka (Ramussen,1998) mendefinisikan kecelakaan kerja sebagai“suatu akibat yang tidak diinginkan yangdisebabkan oleh pengambilan keputusan yangtidak tepat, ditinjau dari aspek kompetensi,unit kerja yang bertanggung jawab, levelstruktural, kerangka kegiatan dan atau waktu.”

(Turner B, 1976) menyatakan bahwa inisiatifprogram K3 dapat dibedakan dalam duakelompok:1. K3 berbasis proses, yang bertujuan untuk

mengembangkan proses kerja dan sistemmanajemen yang handal (technical ap-proach), sehingga mengurangikemungkinan terjadinya kecelakaan.Sasaran dari pendekatan ini adalah “safework process”.

2. K3 berbasis perilaku, yang bertujuan untukmerubah sikap dan perilaku pekerja (behav-ioral approach), sehingga meningkatkankeselamatan. Sasaran dari pendekatan iniadalah “safe work practices”.

Definisi sistem manajemen K3 adalah bagiandari keseluruhan manajemen yangmemudahkan pengelolaan resiko keselamatandan kesehatan kerja berkaitan dengan kegiatanorganisasi (OSHAS).

2.1.1. Pengertian Kesehatan KerjaParadigma baru dalam aspek kesehatan

mengupayakan agar yang sehat tetap sehatdan bukan sekedar mengobati, merawat ataumenyembuhkan gangguan kesehatan ataupenyakit. Status kesehatan seseorang, menurut(Blum, 1981) ditentukan oleh empat faktoryakni :

Page 5: Pengaruh Iklim Keselamatan Kerja Terhadap Produktivitas ...

Manajemen Usahawan Indonesia Vol. 41 No. 1 | Januari - Februari 2011 - 207

Pengaruh Iklim Keselamatan Kerja Terhadap Produktivitas Kerja PerawatStudi Kasus di Rumah Sakit Awal Bros Bekasi1

1. Lingkungan, berupa lingkungan fisik (alami,buatan) kimia (organik / anorganik, logamberat, debu), biologik (virus, bakteri,microorganisme) dan sosial budaya(ekonomi, pendidikan, pekerjaan).

2. Perilaku yang meliputi sikap, kebiasaan,tingkah laku.

3. Pelayanan kesehatan: promotif, perawatan,pengobatan, pencegahan kecacatan,rehabilitasi.

4. Genetik, yang merupakan faktor bawaansetiap manusia.

“pekerjaan mungkin berdampak negatifbagi kesehatan akan tetapi sebaliknyapekerjaan dapat pula memperbaiki tingkatkesehatan dan kesejahteraan pekerja biladikelola dengan baik.

2.1.2. Pengertian Keselamatan KerjaKeselamatan kerja atau Occupational

Safety, dalam istilah sehari hari sering disebutdengan safety, secara filosofi diartikan sebagaisuatu pemikiran dan upaya untuk menjaminkeutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniahmaupun rohaniah tenaga kerja pada khususnyadan manusia pada umumnya serta hasil budayadan karyanya. Dari segi keilmuan diartikansebagai suatu pengetahuan dan penerapannyadalam usaha mencegah kemungkinanterjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja.

2.1.3. Faktor Risiko di Tempat KerjaIstilah hazard atau potensi bahaya

menunjukan adanya sesuatu yang potensialuntuk mengakibatkan cedera atau penyakit,kerusakan atau kerugian yang dapat dialamioleh tenaga kerja atau instansi. Sedangkemungkinan potensi bahaya menjadi mani-

fest, sering disebut resiko. Baik “hazard”maupun “resiko” tidak selamanya menjadibahaya, asalkan upaya pengendaliannyadilaksanakan dengan baik. Ditempat kerja,kesehatan dan kinerja seseorang pekerja sangatdipengaruhi oleh:• Beban Kerja berupa beban fisik, mental dan

sosial sehingga upaya penempatan pekerjayang sesuai dengan kemampuannya perludiperhatikan.

• Kapasitas Kerja yang banyak tergantungpada pendidikan, keterampilan, kesegaranjasmani, ukuran tubuh, keadaan gizi dansebagainya.

• Lingkungan Kerja sebagai beban tambahan,baik berupa faktor fisik, kimia, biologik,ergonomik, maupun aspek psikososial.

2.1.4. Ruang Lingkup KeselamatanKerja

Keselamatan kerja termasuk dalamperlindungan teknis, yaitu perlindunganterhadap pekerja/buruh agar selamat daribahaya yang dapat ditimbulkan oleh alat kerjaatau bahan yang dikerjakan. Keselamatan kerjatidak hanya memberikan perlindungan kepadapekerja/buruh, tetapi juga kepada pengusahadan pemerintah (Husni, 2004).a. Bagi pekerja/buruh, adanya jaminan

perlindungan keselamatan kerja akanmenimbulkan suasana kerja yang tenteramsehingga pekerja/buruh akan dapatmemusatkan perhatiannya padapekerjaannya semaksimal mungkin tanpakhawatir sewaktu-waktu akan tertimpakecelakaan kerja.

b. Bagi pengusaha, adanya pengaturankeselamatan kerja di perusahaannya dapatmengurangi terjadinya kecelakaan yang

Page 6: Pengaruh Iklim Keselamatan Kerja Terhadap Produktivitas ...

208 - Manajemen Usahawan Indonesia Vol. 41 No. 1 | Januari - Februari 2011

Pengaruh Iklim Keselamatan Kerja Terhadap Produktivitas Kerja PerawatStudi Kasus di Rumah Sakit Awal Bros Bekasi

mengakibatkan pengusaha harusmemberikan jaminan sosial.

c. Bagi pemerintah (dan masyarakat), denganadanya dan ditaatinya peraturan keselamat-an kerja, maka apa yang direncanakanpemerintah untuk menyejahterakanmasyarakat akan tercapai denganmeningkatnya produksi perusahaan baikkualitas maupun kuantitasnya.

2.2. Pengertian Iklim KeselamatanKerja

Iklim keselamatan didefinisikan sebagaipersepsi dari kekhawatiran karyawan terhadappraktek, prosedur dan perilaku sejenisnya yangdiberikan, didukung dan diharapkan dalamsuatu pengaturan (Schneider, 1990).

Iklim keselamatan didefinisikan sebagaiseperangkat persepsi dan sikap terhadapkeselamatan kerja yang dimiliki bersama olehpara pekerja dan mempengaruhi perilakumereka (Turner, 1989).

(Gambar 2.1.) menunjukkan sebuah modeliklim K3 berbasis sistem, dimana bagaimanakesadaran individual dalam keselamatan kerjaterbentuk dan dapat dikembangkan dalamkelompok.

2.2.1. Tipe Iklim Keselamatan KerjaBerdasarkan tahapan pengembangannya,

budaya K3 dapat dibedakan dalam tiga(Wetrum & Adamski, 1999) :1. Tipe Patologis

Pada tahapan ini suatu perusahaan belummemiliki program K3. Kegiatan unit kerjabersifat reaktif, yaitu dilakukan setelahterjadinya suatu kecelakaan. Program K3yang ada hanya menangani insiden(kebakaran, kecelakaan dan cedera). Sikapkritis pekerja dalam aspek-aspek K3cenderung dimusuhi. Akibatnya insiden K3cenderung ditutup-tutupi. Top manajemenmemandang penyebab masalah K3 adalahkarena kesalaahan, kelalaian atau kurangtrampilnya pekerja.

Page 7: Pengaruh Iklim Keselamatan Kerja Terhadap Produktivitas ...

Manajemen Usahawan Indonesia Vol. 41 No. 1 | Januari - Februari 2011 - 209

Pengaruh Iklim Keselamatan Kerja Terhadap Produktivitas Kerja PerawatStudi Kasus di Rumah Sakit Awal Bros Bekasi1

2. Tipe KalkulatifPada tahapan ini masalah K3 ditanggapisecara serius, program K3 disusun berdasar-kan kalkulasi profesional (berdasarkan acuanteoritis/peraturan perundang-undangan).Teknik kuantitatif risk asessment dan analisacost benefit digunakan sebagai bahanpertimbangan sasaran keselamatan dansebagai alat ukur dari efektivitas programK3. Pendekatannya bersifat birokratis,sehingga tugas dan tanggung jawab K3dibagi berdasarkan struktur organisasi dandiformalkan dalam bentuk peraturan K3dan prosedur keselamatan. Metode yangdigunakan pada umunya bersifat problemsolving. Insiden ditinjau sebagai kasus danpelakunya disidangkan berdasarkan tatatertib dan peraturan K3.

3. Tipe GeneratifPada tahap ini keyakinan terhadappentingnya nilai keselamatan kerja sangatdipahami oleh karyawan, baik dari sisi indi-vidual maupun tujuan organisasi. Insidenditinjau berdasarkan proses, dengan caramengevaluasi penyebabnya agar tidakterulang kembali. Pendekatan K3 bersifatproaktif, dengan parameter kinerja K3berupa safe work practices.

2.2.2. Pengukuran Iklim Keselamatankerja

Menurut (Gershon et al, 2000), dimensi dariiklim keselamatan ditujukan kepada“rangkuman dari persepsi yang dimiliki karyawanmenegenai lingkungan tempat bekerja”.Persepsi karyawan mengenai keselamatanadalah hal yang penting karena organisasidengan iklim keselamatan yang kuat, secarakonsisten melaporkan hanya beberapa

keselakaan kerja dibandingkan denganorganisasi yang memiliki iklim keselamatan yanglemah (Cincinnati (OH): NIOSH; 1975).Organisasi dengan iklim keselamatan yang kuattidak saja memiliki tempat bekerja yang dibangundengan baik dan program keselamatan yangbaik, tetapi juga karena program yang ada telahmemberikan semacam “arahan” kepadakaryawan tentang komitmen manajemen untukkeselamatan. Jika organisasi serius mengenaikepatuhan pada praktek ditempat kerja, makakaryawan akan mengikuti (Gambar 2. 2.). Dengankata lain, lingkungan kerja yang amanmendukung dan memperkuat perilaku amanindividu, dan lebih jauhnya mempengaruhiperilaku karyawan yang lainnya. Saat perilakuaman diadopsi dalam sebuah organisasi, akanmeningkatkan tekananannya dan “membawa”serta karyawan non compliers.

Secara umum persepsi karyawan rumahsakit tentang keselamatan jarang dievaluasiselama memperbaharui program keselamatan.(Taylor & Francis, 1995). Masalah ini sangatpenting untuk kesehatan kerja karena studiterbaru pengukuran secara global iklim

Page 8: Pengaruh Iklim Keselamatan Kerja Terhadap Produktivitas ...

210 - Manajemen Usahawan Indonesia Vol. 41 No. 1 | Januari - Februari 2011

Pengaruh Iklim Keselamatan Kerja Terhadap Produktivitas Kerja PerawatStudi Kasus di Rumah Sakit Awal Bros Bekasi

keselamatan kerja berhubungan denganpraktek kerja yang selamat dan kejadian darikecelakaan kerja (terkena darah atau cairantubuh lainnya) (J Occup Environ Med, 1999).Iklim keselamatan akan semakin penting saatlingkungan pelayanan kesehatan se-makin menekankan rekayasa ulang, restruktu-risasi dan peningkatan produktivitas. Menurut(Gershon et al., 1997) pengukuran iklimkeselamatan tersebut antara lain:1. Dukungan Manajemen

Dukungan nyata manajemen dalam pro-gram keselamatan yang sedang berjalan.

2. Tingkat Absensi Hambatan KerjaTingkat absensi yang tinggi akan menyulit-kan penerapan pelatihan kerja secara aman.

3. APD dan Kontrol PeralatanKetersediaan alat pelindung diri yang amandan peralatan yang kontrol terhadapperalatan kerja.

4. Minim Konflik/Komunikasi yang BaikMeminimalkan adanya konflik dengan mem-bangun komunikasi yang efektif diantarasesama perawat.

5. Umpan Balik/PelatihanFrekuensi dan umpan balik perawat daripelatihan keselamatan yang diberikankoordinator kepada perawat.

6. Kebersihan dan Keteraturan Ruangan KerjaKebersihan dan keteraturan tempatperawat bekerja, pengaturan tata dan letakperalatan yang dibutuhkan. Selain itukebersihan meliputi persediaan air, kondisiruangan pekerjaan.

2.3. Pengertian Rumah SakitIstilah hospital (rumah sakit) berasal dari

kata Latin, hospes (tuan rumah), yang jugamenjadi akar kata hotel dan hospitality(keramahan).

Rumah sakit menurut WHO Expert Com-mittee On Organization Of Medical Care:

“..is an integral part of social and medicalorganization, the function of which is toprovide for the population complete healthcare, both curative and preventive andwhose out patient service reach out to thefamily and its home environment; thehospital is also a centre for the training ofhealth workers and for biosocial research.”

2.4. Pengertian PerawatKeperawatan adalah suatu bentuk pelayan-

an kesehatan profesional yang merupakanbagian integral dari pelayanan kesehatan ber-dasarkan ilmu dan kiat keperawatan, bentukpelayanannya biopsikososial dan spiritual yangkomprehensif di tujukan kepada individu,keluarga dan masyarakat baik sakit maupunsehat yang mencakup seluruh kehidupanmanusia. Perawat atau Nurse berasal dari bahasalatin yaitu dari kata Nutrix yang berarti merawatatau memelihara Fungsi Perawat

Dalam melaksanakan perannya, perawatmenjalankan fungsinya sebagai berikut :a. Mengkaji kebutuhan dan masalah

kesehatanb. Menyusun rencana asuhan keperawatanc. Melaksanakan asuhan keperawatand. Mengelola perawatan pasien sesuai dengan

lingkup dan tanggung jawab

Page 9: Pengaruh Iklim Keselamatan Kerja Terhadap Produktivitas ...

Manajemen Usahawan Indonesia Vol. 41 No. 1 | Januari - Februari 2011 - 211

Pengaruh Iklim Keselamatan Kerja Terhadap Produktivitas Kerja PerawatStudi Kasus di Rumah Sakit Awal Bros Bekasi1

2.5. Produktivitas KerjaProduktivitas merupakan sebuah alat

rangkuman tentang jumlah dan kualitasperforma pekerjaan, dengan mempertimbang-kan pemanfaatan sumber – sumber daya.Mengutamakan bekerja dengan mengacukepada unsur efesiensi dan efektivitas inilahyang merupakan penjabaran secara teknisdari konsep produktivitas.

2.5.1. Pengertian Produktivitas KerjaPengertian produktivitas kerja dipandang

sebagai konsep filosofis, merupakanpandangan hidup dan sikap mental yang selaluberusaha untuk meningkatkan mutukehidupan. Pandangan demikian akan men-dorong manusia untuk tidak cepat merasapuas, tetapi harus mengembangkan diri danmeningkatkan kemampuan kerja. Pengertianproduktivitas sebenarnya menyangkut aspekyang luas, yaitu modal (termasuk lahan), biaya,tenaga kerja, energi, alat, dan teknologi.

2.5.2. Faktor-Faktor Yang Mempeng-aruhi Produktivitas Kerja

Menurut (Siagian, 2002) faktor-faktor yangmempengaruhi produktivitas kerja adalah : a.Perbaikan terus-menerus. Pandangan ini bukanhanya merupakan salah satu kiat dalammengelola organisasi dengan baik, akan tetapimerupakan salah satu etos kerja yang pentingsebagai bagian filsafat manajemen mutakhir.Pentingnya etos kerja ini terlihat dengan lebihjelas apabila diingat bahwa suatu organisasiselalu dihadapkan kepada tuntutan yang terus-menerus berubah, baik secara internal maupunsecara eksternal. b. Peningkatan Mutu HasilKerja, tidak hanya berkaitan dengan produkyang dihasilkan dan dipasarkan, baik berupabarang maupun jasa, akan tetapi menyangkut

segala jenis kegiatan dimana organisasi terlibat.c. Pemberdayaan Sumber Daya Manusia,merupakan unsur yang paling strategis dalamorganisasi. Karena itu memberdayakan sumberdaya manusia merupakan etos kerja yangsangat mendasar yang harus dipegang teguholeh semua eselon manajemen dalam hirarkiorganisasi.

Rendahnya produktivitas karyawan yangdihadapi sebenarnya merupakan permasalahanklasik namun selalu up to date untukdidiskusikan. Jika membicarakan masalahproduktivitas muncul suatu situasi yangbertentangan karena belum adanyakesepakatan umum dari para ahli tentangmaksud pengertian produktivitas sertakriterianya dalam mengikuti petunjuk-petunjukproduktivitas. Secara umum produktivitasdiartikan atau dirumuskan sebagai perbanding-an antara keluaran (output) dengan masukan(input) (Hasibuan, 2003).

Internasional Labour Organization (ILO)mengungkapkan bahwa secara lebih sederhanamaksud dari produktivitas adalah perbandingansecara ilmu hitung antara jumlah yang dihasilkandan jumlah setiap sumber yang dipergunakanselama produksi berlangsung (Hasibuan, 2003).(Boediono, 1999) memberikan rumusanproduktivitas kerja sebagai berikut.

* Keterangan : Stok Kapital (modal), TenagaKerja, Sumber Daya, Teknologi

Produktivitas dalam organisasi keperawatandiwujudkan melalui pemberian asuhankeperawatan yang di jamin kualitas dankuantitasnya berdasarkan standar yang telah

Page 10: Pengaruh Iklim Keselamatan Kerja Terhadap Produktivitas ...

212 - Manajemen Usahawan Indonesia Vol. 41 No. 1 | Januari - Februari 2011

Pengaruh Iklim Keselamatan Kerja Terhadap Produktivitas Kerja PerawatStudi Kasus di Rumah Sakit Awal Bros Bekasi

ditentukan (Swansburg, 1999), serta efektifitasdan efisiensinya (Bettginies dalamAtmoseputro, 2001).

Variabel produktivitas kerja pada penelitianini merujuk pada dua hal yaitu konsep(Curtin,1999 dalam Hamid 2003) yang menyata-kan bahwa proses pengukuran produktivitaskerja dapat dilakukan dengan mengukur effi-cacy, efektifitas dan efisiensi seseorang dalambekerja dan konsep (Ranfte dalam Timpe,2000) yang mengemukakan tentang ciri-ciripegawai yang produktif.

Karakteristik Individu, dalam penelitian iniadalah karakteristik perawat yang terdiri dariusia, jenis kelamin,dan lama kerja yang merujukpada pendapat (Robbins, 1998), yang meng-emukakan bahwa karakteristik biografi ataukarakteristik pribadi merupakan dasar-dasaryang berhubungan dengan produktivitas kerjaindividu yang terdiri dari umur, jenis kelamindan masa kerja.

2.5.4. Pengukuran ProduktivitasPerawat

The Health and Work Questionnaire(HWQ) pada awalnya dikembangkan padatahun 2001 untuk mengetahui hubunganantara merokok dan produktivas di tempatkerja dari sisi kehadiran, absensi dan kinerja.Instrument ini diciptakan dengan dukunganfinansial dari GlaxoSmithKline yang padaawalnya HWQ terdiri dari 30 pertanyaandengan menggunakan penilaian 10 skala likertpada tiap bagian yang dikategorikan dalam 6sub-bagian yaitu : produktivitas itu sendiri,hubungan dengan atasan, kesabaran,konsentrasi, kepuasan kerja dan kepuasan(diluar kerja) individu. Kuesioner tersebutkemudian dinilai dari tiga (3) sudut pandangan

yang berbeda yaitu : diri sendiri, teman sejawat,dan atasan, gunanya adalah untukmeminimalkan kesenjangan sosial.

Pada tahun 2004, Richard Shikiara, MichaelT. Halpernb, Anne M. Rentz and Zeba M. Khandmelakukan penelitian dengan menggunakanHWQ untuk menyediakan informasi tambahandalam perkembangan dan awal karakterisasiHWQ, selain itu untuk membantu peneliti laindalam mengevaluasi instrumen, khususnyanaskah laporan perkembangan, deskripsi danvalidasi awal dari HWQ dan sub-bagiannya,serta hubungan antara respon HWQ dan tujuanpenilaian produktivitas. Pengembang-an HWQ untuk menilai berbagai aspekproduktivitas tanpa mengandalkan hanya padaperkiraan subjektif langsung dan dengan tujuanuntuk memvalidasi instrumen ter-hadap objektivitas yang diperoleh daripengukuran produktivitas.

Beberapa bagian dari HWQ ini merupakanpertanyaan ganda. Pertanyaan tersebut untukmengukur produktivitas dengan mengguna-kan pendekatan kesehatan karyawan sebagaiberikut :1. Produktivitas Pekerjaan

Berhasil melakukan pekerjaan dengan baik(kualitas pekerjaan), pekerjaan dapat selesaitepat pada waktunya dan menghasilkanefisiensi bagi perusahaan.

2. KesabaranKesabaran dalam menghadapi perilakudengan teman kerja (adanya konflik)

3. Konsentrasi dan FokusKejenuhan dalam pekerjaan yang dilakukanmenjadi rutinitas sehingga mengakibatkanadanya stress dan mudah lelah.

Page 11: Pengaruh Iklim Keselamatan Kerja Terhadap Produktivitas ...

Manajemen Usahawan Indonesia Vol. 41 No. 1 | Januari - Februari 2011 - 213

Pengaruh Iklim Keselamatan Kerja Terhadap Produktivitas Kerja PerawatStudi Kasus di Rumah Sakit Awal Bros Bekasi1

4. Kepuasan Terhadap PekerjaanRasa puas terhadap lingkungan tempatbekerja, pekerjaan yang dijalankan danmanfaat yang berhasil diperoleh daripekerjaan yang diselesaikan.

5. Hubungan dengan AtasanAdanya komunikasi yang efektif antarastaf dengan koordinator

6. Kehidupan PribadiKemudahan dalam mendapatkan informasimengenai keluarga atau teman di luartempat bekerja.

3. METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Jenis PenelitianMetode yang digunakan adalah deskriptif

korelatif. Jenis penelitian yang digunakanadalah kuantitatif, kemudian dihubungkanmenggunakan analisis regresi linier sederhana.

3.2. Sampel PenelitianMenggunakan total sampling, keseluruhan

perawat RS Awal Bros Bekasi berjumlah ±150orang meliputi rawat inap dan rawat jalan(poliklinik dr. Spesialis).

3.3. TEKNIK PENGUMPULAN DATAData primer diperoleh langsung dari survei

jawaban responden yang disebar melaluikuesioner. Adapun beberapa data sekunderlainnya, yang berupa :a) Profil RS Awal Bros bekasib) Thesis mengenai K3

3.4. Pengukuran PenelitianPenelitian menggunakan skala Likert

dengan nilai skala interval 1-6 sebagai berikut:

1 = Sangat tidak setuju, 2 = Tidak setuju, 3 =Agak Tidak Setuju, 4 = Agak Setuju, 5 = Setuju,6 = Sangat Setuju

Kuesioner digolongkan ke dalam 3 (tiga)kelompok bagian :1. Kuesioner Isian Data Responden (Profil

Responden)Berisikan variabel pertanyaan yangmenggambarkan identitas responden.Terdiri dari subvariabel :(1) Jenis kelamin(2) Umur(3) Pendidikan(4) Jumlah Jam Kerja/Minggu(5) Keberadaan Koordinator(6) Pengalaman Kerja

2. Kuesioner A (Iklim Keselamatan Kerja)Berisikan variabel pertanyaan yangmengukur tentang aplikasi iklim keselamatankerja di rumah sakit awal bros bekasi. Terdiridari dimensi :(1) Dukungan Manajemen (4 items),(2) Tingkat Absensi Hambatan Kerja(3 items),(3) APD dan Kontrol Peralatan (2 items),(4) Minim Konflik/Komunikasi yang Baik (3

items),(5) Umpan Balik/Pelatihan (5 items), dan(6) Kebersihan dan Keteraturan Ruangan

Kerja (3 items)

Dikembangkan berdasarkan konsep teoridari Dr Robyn R. M. Gershon, The JohnsHopkins. University, School of PublicHealth, Department of EnvironmentalHealth Sciences. Menggunakan pendekatanberdasarkan safe work practices and work-place eksposure incidents.

Page 12: Pengaruh Iklim Keselamatan Kerja Terhadap Produktivitas ...

214 - Manajemen Usahawan Indonesia Vol. 41 No. 1 | Januari - Februari 2011

Pengaruh Iklim Keselamatan Kerja Terhadap Produktivitas Kerja PerawatStudi Kasus di Rumah Sakit Awal Bros Bekasi

3. Kuesioner B (Produktivitas Kerja Perawat)Berisikan variabel pertanyaan yangmengukur produktivitas kerja perawat dirumah sakit awal bros bekasi. Terdiri daridimensi :1) Produktivitas Pekerjaan,2) Kesabaran,3) Konsentrasi dan Fokus,4) Kepuasan Terhadap Pekerjaan,5) Hubungan dengan Atasan, dan6) Kehidupan Pribadi

Dikembangkan berdasarkan konsep teori dariRichard Shikiara (a), Michael T. Halpernb (b),Anne M. Rentz (c) and Zeba M. Khand (d)a. EDTAP International, Seattle WA, USAb Exponent, Alexandria, VA, USAc. EDTAP International, Bethesda, MD, USAd. GlaxoSmithKline, Research Triangle Park,

NC, USA

Menggunakan pendekatan berdasarkan De-velopment of the Health and Work Ques-tionnaire (HWQ) hubungannya dengankesehatan karyawan secara spesifik.

3.5. Hipotesis PenelitianHipotesis yang diajukan dalam penelitian

ini adalah :· Hipotesa Null (H0):

Iklim keselamatan kerja tidak berpengaruhterhadap produktivitas kerja perawat.

· Hipotesa Alternatif (HA):Iklim keselamatan kerja berpengaruhterhadap produktivitas kerja perawat

3.6. Model dan OperasionalisasiVariabel Penelitian

3.6.1. Model Penelitian :

Page 13: Pengaruh Iklim Keselamatan Kerja Terhadap Produktivitas ...

Manajemen Usahawan Indonesia Vol. 41 No. 1 | Januari - Februari 2011 - 215

Pengaruh Iklim Keselamatan Kerja Terhadap Produktivitas Kerja PerawatStudi Kasus di Rumah Sakit Awal Bros Bekasi1

3.6.2. Operasionalisasi Variabel

Independent Variabel (X) : Iklim Keselamatan KerjaDr Robyn R. M. Gershon, The Johns Hopkins. University, School of Public Health, Department ofEnvironmental Health Sciences

Page 14: Pengaruh Iklim Keselamatan Kerja Terhadap Produktivitas ...

216 - Manajemen Usahawan Indonesia Vol. 41 No. 1 | Januari - Februari 2011

Pengaruh Iklim Keselamatan Kerja Terhadap Produktivitas Kerja PerawatStudi Kasus di Rumah Sakit Awal Bros Bekasi

Dependent Variabel (Y) : Produktivitas Kerja PerawatRichard Shikiara (a), Michael T. Halpernb (b), Anne M. Rentz (c) and Zeba M. Khand (d)

Page 15: Pengaruh Iklim Keselamatan Kerja Terhadap Produktivitas ...

Manajemen Usahawan Indonesia Vol. 41 No. 1 | Januari - Februari 2011 - 217

Pengaruh Iklim Keselamatan Kerja Terhadap Produktivitas Kerja PerawatStudi Kasus di Rumah Sakit Awal Bros Bekasi1

4. PROFIL PERUSAHAANRS Awal Bros Bekasi merupakan salah satu

anak perusahaan dari PT. Famon Awal Brosyang bergerak dalam bidang kesehatan. PT.Famon Awal Bros didirikan oleh Haji Awaluddinyang pada awalnya merupakan firma-(sekarang PT) menjadi transporter BBM padaPertamina Unit PPDN-1 Medan di Depot Sei Siakdan Depot Dumai. Sekarang ini PT. FamonAwal Bros dimiliki sepenuhnya oleh Ir. ArfanAwaluddin, yang merupakan anak bungsudari Haji Awaludin.

Kepemilikan RS ABB merupakan kerjasamaantara Ir. Awaluddin (sebagai pemilik PT. FamonAwal Bros) dengan Prof. Yos E. Susanto(sebagai pemilik RS ABB). RS Awal Bros Bekasiterletak di kota Bekasi, tepatnya di Jl. KH. NoerAli Kav. 17-18 (Kalimalang). Lokasi yang strategisdekat dengan kawasan industri di kota bekasiserta gerbang Tol dengan akses jalan tol Jakarta– Cikampek. Dengan fasilitas Unit Gawat Darurat24 Jam, Rawat Inap, Rawat Jalan, MedicalCheck Up, Farmasi, Radiologi dan Laboratorium24 Jam. Medical Center dilengkapi oleh dokterspesialis dan subspesialis seperti Bedah, Anak,Kebidanan & Kandungan, Penyakit Dalam,Mata, THT, Syaraf, Kulit, Alergi & Imunology,serta Gizi. Pelayanan Khusus lainnya adalahlayanan Endoskopi, Hemodialisa (cuci darah),Rehabilitasi Medik, Diabetes, Akupunktur.Ruang perawatan yang lengkap mulai dariPerawatan Intensif (ICU, ICCU, PICU, NICU)serta Kamar Perawatan (SVIP, VIP, Kelas I, II, III).

5. HASIL PENELITIAN DANPEMBAHASAN

5.1. Profil Responden

5.1.1. Data Responden Berdasarkan JenisKelamin :

Terdapat 2 (dua) kelompok gender Pria danWanita. Responden terbanyak perawat wanita108 orang (72 %), kemudian perawat pria 42orang (28 %).

5.1.2. Data Responden BerdasarkanUmur:

Terdapat (4) empat kelompok rentang usia.Responden terbanyak adalah pada perawatdengan rentang umur < 30 tahun 99 orang (66%), kemudian perawat dengan rentang umur30-35 tahun 38 orang (25,3 %), perawat denganrentang umur 36-40 tahun 11 orang (7,3 %)dan perawat dengan rentang umur > 40 tahunmemiliki jumlah paling sedikit yaitu 2 orang (1,3%).

5.1.3. Data Responden BerdasarkanPendidikan :

Terdapat (4) empat kelompok Pendidikan.Responden terbanyak adalah perawat dengantingkat pendidikan D3/Akademi 125 orang (83,3%), kemudian yang memiliki tingkat pendidikanS1 23 orang (15,3 %) dan yang memiliki tingkatpendidikan mencapai S2 hanya 2 orang (1,3 %).

5.1.4. Data Responden BerdasarkanJumlah Jam Kerja/Minggu :

Terdapat (4) empat kelompok Jumlah JamKerja/Minggu. Responden terbanyak memlihjumlah jam kerja > 40 jam sebagai waktu kerjayang mereka gunakan dalam waktu satuminggu, yaitu 92 orang (61,3 %), kemudian

Page 16: Pengaruh Iklim Keselamatan Kerja Terhadap Produktivitas ...

218 - Manajemen Usahawan Indonesia Vol. 41 No. 1 | Januari - Februari 2011

Pengaruh Iklim Keselamatan Kerja Terhadap Produktivitas Kerja PerawatStudi Kasus di Rumah Sakit Awal Bros Bekasi

jumlah jam kerja = 40 jam dalam satu minggu48 orang (32 %), sedangkan jumlah jam kerja< 40 jam dalam satu minggu hanya 10 orang(10 %).

5.1.5. Data Responden BerdasarkanKeberadaan Koordinator :

Terdapat hanya (1) satu kelompokkeberadaan koordinator. DiperolehKeseluruhan total perawat 150 orang (100 %)dari bagian rawat inap dan rawat jalan (poliklinikdr. Spesialis) memiliki koordinator.

5.1.6. Data Responden BerdasarkanPengalaman Kerja :Terdapat (4) empat kelompok rentang

Pengalaman Kerja. Responden terbanyakadalah perawat yang memiliki pengalamankerja selama 1-5 tahun, yaitu 84 orang (56 %).Kemudian dengan pengalaman kerja < 1 tahunadalah 39 orang (26 %), sedangkan yangmemiliki pengalaman kerja > 10 tahun adalah16 orang (10,7 %). Dan yang terakhir yangmemiliki pengalaman kerja 6-10 tahun 11 or-ang (7,3 %).

Terdapat 2 bagian yang digolongkanmenjadi bagian medis dan non medis. bagianmedis biasanya berhubungan langsungdengan pasien, sedangkan bagian non-medisberhubungan administrasi atau data-datapasien lain yang diperlukan oleh pihak rumahsakit. Khusus untuk bagian medis, didalamnyaterdapat bagian rawat inap dan rawat jalan.Untuk bagian rawat inap, produktivitas palingtinggi terjadi di bagian rawat inap ICU, karenapada umumnya pasien ruang ICU adalah pasienyang memiliki riwayat sakit yang cukup kritis.Tipe pasien pada bagian ini memiliki perhatianyang sangat tinggi karena kondisinya mudahberubah sewaktu-waktu.

Sedangkan untuk bagian rawat jalan, bagianyang memiliki tingkat produktivitas paling tinggiadalah UGD, dikarenakan unit tersebut biasanyamemiliki pasien dengan kondisi darurat sepertikorban kecelakaan atau lainnya. Selain itu UGDjuga menjadi perawatan awal bagi pasien yangakan masuk ke rawat inap.

5.2. Hasil Uji Validitas Dan ReliabilitasKuesioner

5.2.1. Validitas Iklim Keselamatan Kerjadan Produktivitas Kerja Perawat

Pearson Correlation (Product Moment),yaitu mengkorelasikan antara skor tiap itemdengan skor total instrument.

Batasan r tabel untuk sampel sebanyak 30responden sebesar 0,361.• Keseluruhan item IKK dapat dinyatakan valid

karena memiliki r > 0, 361. Adapun item IKK5 memiliki bintang satu yang berarti signifikansipada tingkat 0,05. Sedangkan item IKK yanglainnya memiliki bintang 2 yang berartisignifikansi berada pada tingkat 0,01.

• Keseluruhan item PKP dapat dinyatakanvalid karena memiliki r > 0, 361. Adapunitem PKP 3, PKP 6, PKP 8 dan PKP 9 memilikibintang satu yang berarti signifikansi padatingkat 0,05. Sedangkan item IKK yanglainnya memiliki bintang 2 yang berartisignifikansi berada pada tingkat 0,01..

5.2.2. Reliabilitas Iklim KeselamatanKerja

Perhitungan uji Reabilitas dapat dilakukandengan cara sebagai berikut :• Corrected Item – Total Correlation yaitu

mengkorelasikan tiap item dengan skortotal kemudian hasil dikoreksi agar tidakover-estimasi.

Page 17: Pengaruh Iklim Keselamatan Kerja Terhadap Produktivitas ...

Manajemen Usahawan Indonesia Vol. 41 No. 1 | Januari - Februari 2011 - 219

Pengaruh Iklim Keselamatan Kerja Terhadap Produktivitas Kerja PerawatStudi Kasus di Rumah Sakit Awal Bros Bekasi1

Batasan r tabel untuk sampel sebanyak 30responden ditentukan yaitu sebesar 0,361(sama seperti r table pada uji validitas).

Diketahui data valid sebanyak 30 (100 %)responden, lalu output kedua nilai cronbach’salpha IKK sebesar 0, 893. Adapun keseluruhannilai item IKK memiliki nilai r > 0,361 dinyatakanvalid.

Page 18: Pengaruh Iklim Keselamatan Kerja Terhadap Produktivitas ...

220 - Manajemen Usahawan Indonesia Vol. 41 No. 1 | Januari - Februari 2011

Pengaruh Iklim Keselamatan Kerja Terhadap Produktivitas Kerja PerawatStudi Kasus di Rumah Sakit Awal Bros Bekasi

5.2.3. Reliabilitas Produktivitas KerjaPerawat

Diketahui data valid sebanyak 30 (100 %)responden, lalu output kedua nilai cronbach’salpha PKP sebesar 0, 864. Adapun keseluruhannilai item PKP memiliki nilai r > 0,361 dinyatakanvalid.

Page 19: Pengaruh Iklim Keselamatan Kerja Terhadap Produktivitas ...

Manajemen Usahawan Indonesia Vol. 41 No. 1 | Januari - Februari 2011 - 221

Pengaruh Iklim Keselamatan Kerja Terhadap Produktivitas Kerja PerawatStudi Kasus di Rumah Sakit Awal Bros Bekasi1

5.3. Uji Asumsi Klasik

5.3.1. Uji Normalitas

Pada output diketahui bahwa dataIklim Keselamatan Kerja (X) terhadapProduktivitas Kerja Perawat (Y) memiliki nilaiKolmogorov Smirnov Z sebesar 1,230 dan nilaiAsymp.sig (2-tailed) sebesar 0,097 yang berartidata tersebut berdistribusi normal karena >0,05 dan memenuhi asumsi H0 dapat diterima.

Data diatas diketahui menyebar mengikutigaris diagonal, sehingga model asumsi dapatdikatakan normal.

Page 20: Pengaruh Iklim Keselamatan Kerja Terhadap Produktivitas ...

222 - Manajemen Usahawan Indonesia Vol. 41 No. 1 | Januari - Februari 2011

Pengaruh Iklim Keselamatan Kerja Terhadap Produktivitas Kerja PerawatStudi Kasus di Rumah Sakit Awal Bros Bekasi

5.3.2. Uji LinieritasUji linieritas dilakukan dengan mencari

persamaan garis regresi variabel bebasterhadap variabel terikat. Menggunakan tabelAnova apabila linearity < 0,05 dan deviationfrom linearity (dfl) > 0,05 maka model tersebutdapat dikatakan linear.

Hasil uji linieritas dapat diketahui dari tabelAnova dengan signifikansi pada linier sebesar0,045. Karena signifikansi yang diperoleh <0,05 dan dfl diketahui 0,757 jadi hubunganantara iklim keselamatan kerja denganproduktivitas kerja perawat dinyatakan linier.

5.3.3. Uji Multikolinearitas

Nilai dibandingkan dengan r2 dari korelasiantar variabel. Dari output di atas dapatdiketahui nilai r2 adalah 0,021 sedangkan nilaiR2 dari hasil regresi linier sederhana didapat0.028 maka dapat disimpulkan bahwa padamodel terjadi masalah multikolinearitas.

Page 21: Pengaruh Iklim Keselamatan Kerja Terhadap Produktivitas ...

Manajemen Usahawan Indonesia Vol. 41 No. 1 | Januari - Februari 2011 - 223

Pengaruh Iklim Keselamatan Kerja Terhadap Produktivitas Kerja PerawatStudi Kasus di Rumah Sakit Awal Bros Bekasi1

Dari tabel Coefficientsdiketahui bahwa nilai Tolerancevariabel independent (IklimKeselamatan Kerja) > 0,1 yaitusebesar 1 dan VIF < 10 yaitusebesar 1, dapat disimpulkanbahwa dalam model regresi tidakterjadi masalah multikolinearitas.

5.3.4. Uji Heteroskedas-tisitas

Dari tabel 4.20 diketahuibahwa nilai signifikansi variabelX (Unstandarized Residual danIklim Keselamatan Kerja) sebesar0,903, karena nilai signifikansi >0,05 maka disimpulkan bahwadalam model regresi tidak terjadimasalah heteroskedastisitas.

Page 22: Pengaruh Iklim Keselamatan Kerja Terhadap Produktivitas ...

224 - Manajemen Usahawan Indonesia Vol. 41 No. 1 | Januari - Februari 2011

Pengaruh Iklim Keselamatan Kerja Terhadap Produktivitas Kerja PerawatStudi Kasus di Rumah Sakit Awal Bros Bekasi

Metode pengambilan keputusan pada ujiheteroskedastisitas dengan melihat scatterplotdiketahui bahwa titik-titik menyebar denganpola yang tidak jelas secara acak di atas dan dibawah angka pada sumbu Y tidak membentuksuatu pola tertentu, maka disimpulkan bahwapada model regresi tidak terjadi masalahheteroskedastisitas.

5.3.5. Uji Autokorelasi

Uji Durbin-Watson yaitu dengan mem-bandingkan nilai Durbin-Watson dari hasilregresi dengan Durbin-Watson tabel.a. Nilai Durbin-Watson yang

didapat dari hasil regresi adalah1,974 satuan

b. Menentukan nilai dL dan dUNilai dL dan dU dapat dilihatpada tabel Durbin-Watson padasignifikansi á = 0,05, n = 150 dank = 1 (n adalah jumlah data dank adalah jumlah variabel independent).Didapat dL = 1.720 dan dU = 1.747 . Jadidapat dihitung bahwa nilai 4-dU = 2.253dan 4-dL = 2.280.

Kesimpulan : 1,747 < 1.974 < 2.253 : tidakada autokorelasi pada model regresi.

5.3.6. Uji HipotesisAnalisis Regresi LinierSederhana

Adapun persamaan yangdigunakan dalam penelitianadalah:

Y = a + âX + e

Pada output pertama, yaitu table variableremoved dijelaskan tidak ada variabel yangdihilangkan dalam penelitian. Metode yangdigunakan adalah enter (single step).

Pada output kedua yaitu table Model Sum-mary menjelaskan tentang nilai besarnya ad-justed R sebesar 0,021 berarti 2,1 % variasiproduktivitas kerja perawat yang dapatdijelaskam oleh variasi iklim keselamatan kerja.Sedangkan sisanya (100 % - 2,1 % = 97,9 %)dijelaskan oleh sebab-sebab lain diluar model.

Page 23: Pengaruh Iklim Keselamatan Kerja Terhadap Produktivitas ...

Manajemen Usahawan Indonesia Vol. 41 No. 1 | Januari - Februari 2011 - 225

Pengaruh Iklim Keselamatan Kerja Terhadap Produktivitas Kerja PerawatStudi Kasus di Rumah Sakit Awal Bros Bekasi1

Pada output ketiga (ANOVA)yaitu menjelaskan pengujiantingkat signifikansi dari uji F,didapatkan F hitung sebesar 4,266dengan tingkat probabilitas 0,041(signifikan), karena ukuransignifikansi < 0,05 maka adapengaruh antara variabel iklimkeselamatan kerja terhadapvariabel produktivitas kerjaperawat. Sedangkan untukF tabel dengan :• Signifikansi á= 0,05• df 1(pembilang) = k

(jumlah variabel) - 1 =>2- 1 = 1

• df2 (penyebut) = n(jumlah data) - k (jumlahvariabel) => 150 - 2 = 148Didapat F tabel 3,91

Hipotesis pengambilan keputusanperhitungan F :• Ha : b1 ‘“ 0

Hasil : Fhitung < Ftabel = 4,266 < 3,91 H0

ditolak, iklim keselamatan kerjaberpengaruh terhadap produktivitas kerjaperawat.

Dan pada output ke empat (Coefficients)menjelaskan tentang uji t, jika signifikansi <0,05 maka ada pengaruh antara variabel iklimkeselamatan kerja terhadap variabelproduktivitas kerja perawat. Unstandardizedbeta coefficient : variable iklim keselamatankerja yang dimasukkan kedalam model,signifikan pada 0,041.

Page 24: Pengaruh Iklim Keselamatan Kerja Terhadap Produktivitas ...

226 - Manajemen Usahawan Indonesia Vol. 41 No. 1 | Januari - Februari 2011

Pengaruh Iklim Keselamatan Kerja Terhadap Produktivitas Kerja PerawatStudi Kasus di Rumah Sakit Awal Bros Bekasi

Sedangkan untuk t tabel dengan :• Signifikansi á= 0,05 / 2 => 0,025 (uji 2 sisi)• t hitung = - 2,065

df = n - k (jumlah variabel indp) - 1 => 150- 1 -1 = 148

Didapat t tabel 1,97612

Hipotesis pengambilan keputusanperhitungan t :• Ha : b1 ‘“ 0

Hasil : t hitung < t tabel = - 2,065 < 1,97612H0 diterima, iklimkeselamatan kerjab e r p e n g a r u h

terhadap produktivitas kerja perawat.Signifikansi Pengaruh Iklim Keselamatan

Kerja Terhadap Produktivitas kerja Perawatberdasarkan uji F dan uji T pada regresi liniersederhana :

Hasil : 0,041 < 0,05 ditolak, iklimkeselamatan kerja berpengaruh ter-hadap produktivitas kerja perawat.

Produktivitas kerja (Y) = 90,415 – 0,187 iklimkeselamatan kerja (X) + e

* keterangan :a = Konstanta sebesar90,415 menyatakanbahwa jika variableindependen dianggapkonstan, maka rata-rataproduktivitas kerjasebesar 90,415 satuan.â = Jika iklimkeselamatan kerjameningkat sebesar

satu satuan, maka variabel produktivitaskerja perawat akan menurun sebesar 0,187satuan

Page 25: Pengaruh Iklim Keselamatan Kerja Terhadap Produktivitas ...

Manajemen Usahawan Indonesia Vol. 41 No. 1 | Januari - Februari 2011 - 227

Pengaruh Iklim Keselamatan Kerja Terhadap Produktivitas Kerja PerawatStudi Kasus di Rumah Sakit Awal Bros Bekasi1

6.1. KesimpulanHasil penelitian melihat pengaruh iklim

keselamatan kerja terhadap produktivitas kerjaperawat di RS Awal Bros Bekasi menunjukkanhasil yang positif diantara kedua variabel yangditeliti. Kesimpulan yang diperoleh adalah :a. Melalui metode regresi linier secara

sederhana, diketahui terdapat pengaruhyang signifikan antara hubungan iklimkeselamatan kerja terhadap produktivitaskerja perawat di Rumah Sakit Awal BrosBekasi, yaitu sebesar 0,041 ( < 0,00 5)dengan adjusted koefisien determinasisebesar 0,021 satuan atau 2,1 %. Sehinggadapat dikatakan bahwa iklim keselamatankerja mempengaruhi produktivitas kerjaperawat sebesar 2,1 %. Semakin tinggiiklim keselamatan kerja yang ada makaakan berpengaruh signifikan terhadapproduktivitas kerja perawat. Sedangkansebanyak 0,97 satuan atau 97,9 % jumlahlainnya dari produktivitas kerja, dipengaruhifaktor lain diluar model penelitian. Darikonsep (Curtin, 1999 dalam Hamid 2003)yang menyatakan bahwa prosespengukuran produktivitas kerja dapatdilakukan dengan mengukur efficacy,efektifitas dan efisiensi seseorang dalambekerja dan konsep (Ranfte dalam Timpe,2000) yang mengemukakan tentangpegawai produktif.

b. Perlu merubah orientasi program pelatihanK3 yang selama ini berdasarkan knowl-edge based, dilengkapi dengan pelatihanketerampilan K3 (skill based) dengan tujuanpeningkatan attitude based safety danmemperluas wawasan.

c. Dari hasil perhitungan statistik pernyataandari variabel iklim keselamatan kerja,diketahui bahwa belum tersedianya salinanmanual mengenai K3.

6.2. Saran

6.2.1. Implikasi Untuk Rumah SakitAwal Bros Bekasi

Dukungan manajemen yang nyata danterlihat yang ditujukkan oleh:• Senior manajemen tingkat tinggi melakukan

kontrol infeksi dan komite keselamatanserta melibatkan karyawan dalam masalahkeselamatan.

Tingkat Absensi Hambatan Kerja:• Mengirimkan informasi kepada karyawan

mengenai kebutuhan melindungi diri daribahaya K3 dan tetap memberikanperawatan pasien optimal.

APD dan Kontrol Peralatan :• Mengatur APD dengan baik untuk

mengidentifikasi masalah dan mendapatkansolusinya (misalnya penggunaan eye pro-tection).

Minim Konflik/Komunikasi yang baik :• Mengevaluasi kemampuan kepemimpinan

koordinator (evaluasi tahunan).Umpan Balik/Pelatihan :

• Kebijakan K3 haruslah up to date. Danmenyediakan salinan manual mengenai K3pada setiap bagian di rumah sakit awalbros bekasi.

Page 26: Pengaruh Iklim Keselamatan Kerja Terhadap Produktivitas ...

228 - Manajemen Usahawan Indonesia Vol. 41 No. 1 | Januari - Februari 2011

Pengaruh Iklim Keselamatan Kerja Terhadap Produktivitas Kerja PerawatStudi Kasus di Rumah Sakit Awal Bros Bekasi

Kebersihan dan Keteraturan Ruangan Kerja :• Melakukan “hari pembersihan” untuk

mengurangi resiko paparan penyakit

6.2.2. Implikasi Untuk PenelitianBerikutnya

a. Memperluas sampel penelitian, meliputikeseluruhan karyawan, termasuk tenagamedis (dokter, bidan dsb) dan non medis.

b. Melakukan penelitian mengenai pengaruhiklim keselamatan kerja terhadapproduktivitas kerja perawat denganmenggunakan variabel lain (sebanyak 97,9%) yang dapat diambil dari teori ahli.

6.3. Keterbatasan PenelitianPeneliti menyadari bahwa terdapat beberapa

keterbatasan dalam pelaksanaan penelitianini, diantaranya adalah :a. Penelitian ini untuk mengetahui persepsi

perawat mengenai iklim keselamatan kerjadengan menggunakan pendekatan safework practices and workplace eksposureinciden dan. belum meliputi program K3yang ada. Kuesioner penelitian untukproduktivitas yang berasal dari Health andWork Questionnaire (HWQ), tidaksepenuhnya mengakses untuk pengukuranproduktivitas secara objektif. HWQ hanyaditujukan untuk perilaku kesehatan yangspesifik.

b. Meskipun berpengaruh secara signifikan,pengaruh iklim keselamatan kerja terhadapproduktivitas kerja perawat sangat kecilyang ditunjukkan dengan R square 2,1%.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian SuatuPendekatan Praktek ; Cet. 1. Jakarta: Rineka Ciptasantoso, 2000:212

As ad, M. (1987). Psikologi Industri. Edisi ketiga.Yogyakarta: Liberty

Asyhadie, Zaeni SH.M.Hum. (2004). HukumKetenagakerjaan Indonesia. Jakarta : Rajawali Press.

Atmoseputro, K. (2001). Produktivitas aktualisasibudaya perusahaan. Jakarta : PT Gramedia

Gershon, M. Robyn. et al. (2000). “Hospital SafetyClimate and it’s Relationship with safe workpractices and workplace exposure incident”.Journal of Safety Climate: 211-221.

Ghozali, Imam (2005). Aplikasi Analisis Multivariatedengan program SPSS. Semarang: Badan PenerbitUniversitas Diponegoro.

Gray, Colin D. Kinnear, Paul R. (2011). IBM SPSSStatistics 19 Made Simple. Paperback

Hasibuan, S.P. (2003). Organisasi dan Motivasi; DasarPeningkatan Produktivitas, Jakarta: Bumi Aksara.

Lestari, T. Trisyulianti, Erlin (2007). HubunganKeselamatan dan Kesehatan (K3) denganProduktivitas Kerja Karyawan (Studi Kasus: BagianPengolahan PTPN VIII Gunung Mas, Bogor).Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi danManajemen IPB.

Massofa (2008). “Pengertian dan Faktor-Faktor yangMempengaruhi Produktivitas Kerja.” http://www.wordpress.com (diunduh tanggal 25 Oktober2011).

Priyatno, Duwi (2010). Teknik Mudah dan CepatMelakukan Analisis Data Penelitian dengan SPSS.Yogyakarta: Gava Media

Rohadi, C. Setyo (2003). “Analisa Profil Budaya IklimK3 di PT. Pupuk Kujang.” Program Pasca SarjanaUniversitas Indonesia: Tesis tidak dipublikasikan.

Setiadi (2009). “Analisis Hubungan Antara Iklim Kerja,Etos Kerja dan Dispilin Kerja Dengan ProduktivitasKerja Perawat Pelaksana Non Militer di RSAL dr.Ramelan Profil.” Program Pasca SarjanaUniversitas Indonesia: Tesis tidak dipublikasikan.

Shikiar, Richard (2003). “Development of The Healthand Work Questionnaire (HWQ): an instrument forassesing workplace productivity in relation toworker health.” Journal of Productivity. 219-226.

Sinungan, S. (2008). Produktivitas: Apa danBagaimana. Cetakan ketujuh. Jakarta: Bumi Aksara.

Swanburg, C.R & Swanburg, J.R. (2000). Introductionmanagamenet and Leadership for Nurses : aninteractive text. 2th Ed. Toronto: Jones and BartlettPublisher.

Timpe, D.A. (2000). Sari Mananejemen Sumber DayaManusia: Produktivitas. Edisi 5. Alih bahasa :Dimas Samudra. Jakarta: PT Gramedia.