PENGARUH EFEKTIFITAS DEWAN KOMISARIS DAN KOMITE …

26
1 PENGARUH EFEKTIFITAS DEWAN KOMISARIS DAN KOMITE AUDIT TERHADAP MANAJEMEN LABA UNTUK PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2010 DAN 2011 Adi Fathoni dan Ancella A. Hermawan FAKULTAS EKONOMI PROGRAM S1 EKSTENSI AKUNTANSI UNIVERSITAS INDONESIA Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh efektifitas dewan komisaris dan komite audit terhadap manajemen laba. Efektifitas dewan komisaris dinilai menggunakan skor berdasarkan dengan checklist yang dikembangkan oleh Hermawan (2009). Skor efektifitas diukur berdasarkan karakteristik independensi, aktivitas, jumlah anggota, dan kompetensi dari dewan komisaris dan komite audit. Penelitian ini menggunakan metode Kothari et al. (2005) untuk perhitungan discretionary accruals. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dengan model regresi linier berganda yang menggunakan 406 observasi (firm-year) dan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2010 dan 2011. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa efektifitas dewan komisaris dan komite audit berpengaruh negatif terhadap manajemen laba. Hal ini berarti semakin efektif fungsi dewan komisaris dan komite audit, maka akan mengurangi praktek manajemen laba. Hasil ini mendukung temuan Abdillah (2011), namun pada pengujian sensitivitas, efektifitas komite audit tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. This study aimed to determine the effect of the effectiveness of the board and audit committee on earnings management. The effectiveness of the board of commissioners was assessed using a score based on a checklist developed by Hermawan (2009). Score effectiveness is measured based on the characteristics of independence, activity, number of members, and the competence of the board of directors and audit committee. This study uses Kothari et al. (2005) for the calculation of discretionary accruals. Testing the hypothesis in this study with multiple linear regression models using the 406 observations (firm-year) and companies listed on the Indonesia Stock Exchange in 2010 and 2011. The results of this study show that the effectiveness of the board of commissioners and audit committees negatively effect earnings management. This means that the effective functioning of the board of commissioners and audit committee will reduce the practice of earnings management. These results support the findings Abdillah (2011), but the sensitivity of the test, the effectiveness of the audit committee has no effect on earnings management. Kata Kunci/Keyword: Efektifitas dewan komisaris; efektifitas komite audit; manajemen laba Pengaruh efektifitas..., Adi Fathoni, FE UI, 2013

Transcript of PENGARUH EFEKTIFITAS DEWAN KOMISARIS DAN KOMITE …

Page 1: PENGARUH EFEKTIFITAS DEWAN KOMISARIS DAN KOMITE …

1

PENGARUH EFEKTIFITAS DEWAN KOMISARIS DAN KOMITE AUDIT

TERHADAP MANAJEMEN LABA UNTUK PERUSAHAAN YANG

TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2010 DAN 2011

Adi Fathoni dan Ancella A. Hermawan

FAKULTAS EKONOMI PROGRAM S1 EKSTENSI AKUNTANSI

UNIVERSITAS INDONESIA

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh efektifitas dewan komisaris dan komite audit

terhadap manajemen laba. Efektifitas dewan komisaris dinilai menggunakan skor berdasarkan

dengan checklist yang dikembangkan oleh Hermawan (2009). Skor efektifitas diukur berdasarkan

karakteristik independensi, aktivitas, jumlah anggota, dan kompetensi dari dewan komisaris dan

komite audit. Penelitian ini menggunakan metode Kothari et al. (2005) untuk perhitungan

discretionary accruals. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dengan model regresi linier

berganda yang menggunakan 406 observasi (firm-year) dan perusahaan yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia selama tahun 2010 dan 2011. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa efektifitas

dewan komisaris dan komite audit berpengaruh negatif terhadap manajemen laba. Hal ini berarti

semakin efektif fungsi dewan komisaris dan komite audit, maka akan mengurangi praktek

manajemen laba. Hasil ini mendukung temuan Abdillah (2011), namun pada pengujian

sensitivitas, efektifitas komite audit tidak berpengaruh terhadap manajemen laba.

This study aimed to determine the effect of the effectiveness of the board and audit committee on

earnings management. The effectiveness of the board of commissioners was assessed using a

score based on a checklist developed by Hermawan (2009). Score effectiveness is measured

based on the characteristics of independence, activity, number of members, and the competence

of the board of directors and audit committee. This study uses Kothari et al. (2005) for the

calculation of discretionary accruals. Testing the hypothesis in this study with multiple linear

regression models using the 406 observations (firm-year) and companies listed on the Indonesia

Stock Exchange in 2010 and 2011. The results of this study show that the effectiveness of the

board of commissioners and audit committees negatively effect earnings management. This

means that the effective functioning of the board of commissioners and audit committee will

reduce the practice of earnings management. These results support the findings Abdillah (2011),

but the sensitivity of the test, the effectiveness of the audit committee has no effect on earnings

management.

Kata Kunci/Keyword: Efektifitas dewan komisaris; efektifitas komite audit; manajemen laba

Pengaruh efektifitas..., Adi Fathoni, FE UI, 2013

Page 2: PENGARUH EFEKTIFITAS DEWAN KOMISARIS DAN KOMITE …

2

1. Pendahuluan

Dalam teori keagenan (agency theory), hubungan agensi muncul ketika prinsipal/pemilik

perusahaan memekerjakan agen/manajer untuk memberikan suatu jasa dan kemudian

mendelegasikan wewenang pengambilan keputusan kepada agen tersebut (Jensen dan Meckling,

1976). Manajer perusahaan, sebagai pihak yang memiliki kendali di dalam perusahaan, dapat

lebih mengetahui keadaan perusahaan yang sebenarnya daripada pemegang saham (Scott et al.,

2009). Berdasarkan informasi pribadi yang dimilikinya, manajer akan mencoba memindahkan

kekayaan pemegang saham kepada dirinya dengan melebih-lebihkan informasi performa

keuangan. Kondisi ini, yang merupakan suatu masalah keagenan, dikenal sebagai asimetri

informasi (information asymmetry).

Asimetri informasi (information asymmetry) sebagai suatu masalah keagenan menciptakan

kebutuhan akan penerapan GCG (Good Corporate Governance) untuk memonitor manajer dan

melindungi investor dari masalah keagenan (Fama dan Jensen, 1983). Corporate governance

merupakan suatu cara untuk menjamin bahwa manajemen bertindak yang terbaik untuk

kepentingan pemegang kepentingan (stakeholders). Penerapan corporate governance itu sendiri

ditujukan untuk peningkatan kinerja perusahaan melalui supervisi atau monitoring kinerja

manajemen dan menjamin akuntabilitas manajemen terhadap stakeholder dengan mendasarkan

pada peraturan yang telah diterapkan.

Dalam penelitian ini variabel corporate governance yang diwakili oleh efektivitas dewan

komisaris dan komite audit mencoba menghubungkannya dengan penerapan manajemen laba

oleh peruasahaan. Penelitian sebelumnya mencoba menghubungkan dampak dari penerapan

corporate governance terhadap manajemen laba. Diantaranya penelitian yang dilakukan oleh

Shen dan Chih (2007), Xie et al. (2003), Lai (2005), Chen et al. (2007), Liu dan Lu (2007),

Chung et al. (2008). Penelitian-penelitian tersebut menyimpulkan bahwa bahwa perusahaan yang

menerapkan good corporate governance cenderung melakukan manajemen laba yang rendah.

Sebelumnya terdapat penelitian yang dilakukan oleh Abdillah (2011) yang meneliti pengaruh

efektifitas dewan komisaris dan komite audit terhadap manajemen laba. Penelitian ini

mengembangkan penelitian Hermawan (2009) yang mengukur kualitas laba dengan earning

response coeffient (ERC), penelitian tersebut mengukur kualitas laba dengan discretionary

Pengaruh efektifitas..., Adi Fathoni, FE UI, 2013

Page 3: PENGARUH EFEKTIFITAS DEWAN KOMISARIS DAN KOMITE …

3

accruals dengan menggunakan sampel data yang digunakan hermawan (2009), yaitu perusahaan

yang terdaftar di BEI pada periode 2006 – 2007. Penelitian tersebut dalam perhitungan

disecretionary accruals mengggunakan Modified Jones Model, dan hasilnya menunjukkan bahwa

efektifitas dewan komisaris tidak berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba. Sedangkan

komite audit terbukti mempengaruhi manajemen laba. Perbedaan utama penelitian yang

dilakukan Abdillah (2011) dengan penelitian ini adalah dalam metode pengukuran discretionary

accruals serta sampel data yang dipakai dalam penelitian. Dimana penelitian ini menggunakan

metode Kothari et al. (2005) untuk perhitungan discretionary accruals, serta sampel yang

digunakan menggunakan tahun 2010 dan 2011 agar lebih menggambarkan kondisi terkini dan

lebih representatif.

Berdasarkan penelitian-penelitian yang telah dilakukan, Penelitian ini mencoba meneliti

mengenai pengaruh penerapan GCG terhadap praktik manajemen laba oleh perusahaan, dimana

penerapan GCG diproksikan dengan tingkat efektifitas dewan komisaris dan komite audit.

Karakteristik dari efektifitas dewan komisaris dan komite audit yang menjadi tolak ukur dalam

penelitian ini terdiri dari independensi, kompetensi, jumlah anggota (size), dan aktifitas (activity).

Karakteristik inilah yang akan menjadi penunjang efektifnya dewan komisaris dalam

menjalankan tugasnya mengawasi perusahaan. Dengan tercapainya good corporate governance,

maka praktik manajemen laba dapat diminimalisir.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, rumusan masalah yang akan diteliti

dalam penelitian ini adalah “Pengaruh Efektifitas Dewan Komisaris dan Komite Audit terhadap

Manajemen Laba “. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menemukan bukti empiris mengenai

pengaruh penerapan corporate governance terhadap manajemen laba di perusahaan yang

terdaftar di BEI dengan Menguji dan menganalisis pengaruh efektifitas dewan komisaris terhadap

manajemen laba serta Menguji dan menganalisis pengaruh efektifitas komite audit terhadap

manajemen laba.

Pengaruh efektifitas..., Adi Fathoni, FE UI, 2013

Page 4: PENGARUH EFEKTIFITAS DEWAN KOMISARIS DAN KOMITE …

4

2. Tinjauan Teoritis

2.1 Dewan Komisaris

Tugas dan fungsi dewan komisaris tertuang dalam undang-undang Perseroan Terbatas (UUPT)

Nomor 40 Tahun 2007, yaitu Pasal 108 UUPT, komisaris bertugas melakukan pengawasan atas

kebijakan pengurusan, jalannya pengurusan pada umumnya, baik mengenai perseroan maupun

usaha perseroan, dan member nasehat kepada direksi. Selanjutnya dalam Pasal 114 UUPT

menegaskan, bahwa komisaris wajib dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab menjalankan

fungsinya untuk kepentingan perseroan. Keberadaan komisaris independen sangatlah penting,

UUPT pasal 120 dan peraturan Pencatatan Efek No.I-A tentang Ketentuan Umum Pencatatan

Efek Bersifat Ekuitas di bursa (Lampiran II Kep-305/BEJ/07-2004) BEI menyatakan bahwa

komisaris independen wajib ada dalam dewan komisaris perusahaan. Berdasarkan peraturan

tersebut komisaris independen harus secara proporsional sebanding dengan jumlah saham yang

dimiliki oleh bukan pemegang saham pengendali dengan ketentuan jumlah komisaris independen

sekurang-kurangnya 30% (tiga puluh perseratus) dari jumlah seluruh anggota komisaris.

Merujuk pada penelitian yang dilakukan Hermawan (2009) dengan menguji empat faktor yang

menjadi tolak ukur dalam menilai efektifitas dewan komisaris di Indonesia, yaitu independensi,

kompetensi, jumlah anggota (size), dan aktifitas (activity).

2.1.1 Independensi Dewan Komisaris

Menurut Peraturan BAPEPAM-LK komisaris independen adalah anggota yang berasal dari luar

emiten atau perusahaan publik, tidak mempunyai saham baik langsung maupun tidak langsung

pada emiten atau perusahaan publik, tidak mempunyai hubungan afiliasi dengan emiten atau

perusahaan publik, komisaris, direksi, atau pemegang saham utama emiten atau perusahaan

publik, dan tidak memiliki hubungan usaha baik langsung maupun tidak langsung yang berkaitan

dengan kegiatan usaha emiten atau perusahaan publik.

Terdapat beberapa penelitian yang membahas mengenai independensi dewan komisaris, Qin dan

Liwen (2007) melalui penelitiannya menyimpulkan bahwa kemampuan board of directors dalam

hal melakukan pengawasan yang efektif akan meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah

Pengaruh efektifitas..., Adi Fathoni, FE UI, 2013

Page 5: PENGARUH EFEKTIFITAS DEWAN KOMISARIS DAN KOMITE …

5

board of directors yang independen di dalam suatu perusahaan, sebelumnya Klein (2002) juga

menyatakan bahwa board of directors dari pihak independen dapat lebih efektif dalam

melakukan pengawasan. Jaggi et al. (2009) menyebutkan bahwa dengan proporsi board of

directors independen yang lebih tinggi dikaitkan dengan pelaporan laba dengan kualitas lebih

tinggi. Sedangkan Lai (2005) menguji efektifitas komisaris independen dalam mengurangi

manajemen laba, hasilnya menyatakan bahwa komisaris independen efektif dalam mengurangi

manajemen laba ketika komisaris independen merupakan minoritas dalam dewan komisaris.

2.1.2 Aktivitas Dewan Komisaris

Aktivitas dan kegiatan yang dilakukan oleh dewan komisaris dalam perusahaan adalah meliputi

penyampaian laporan pertanggungjawaban pengawasan atas kinerja direksi, laporan keuangan,

serta prospek bisnis perusahaan yang telah dilakukan oleh pihak direksi. Selanjutnya dewan

komisaris juga memberikan saran atau rekomendasi kepada anggota direksi atas penelaahan yang

dilakukan oleh komite audit.

Anderson et al. (2003) dan Xie et al. (2003) juga menyatakan bahwa aktivitas board yang diukur

dengan frekuensi rapat juga dapat mempengaruhi efektifitas board. Penelitian yang dilakukan

oleh Brick dan Chidambaran (2010) menyatakan bahwa aktivitas board adalah meliputi frekuensi

dari jumlah rapat yang dihadiri oleh dewan dan perubahan struktur dalam board subcommittees,

serta aktivitas dari board akan menentukan tingkat kualitas pengawasan dari board. Frekuensi

rapat telah banyak dijadikan proksi untuk mengukur aktivitas dewan komisaris, semakin tinggi

frekuensi rapat akan meningkatkan efektivitas dewan komisaris. Hal ini karena semakin tinggi

aktivitas yang dilakukan board, maka akan meningkatkan pengungkapan informasi yang

akhirnya akan mengurangi tingkat information asymmetry.

2.1.3 Jumlah Anggota Dewan Komisaris

Jumlah anggota dewan komisaris dalam suatu perusahaan tidak memiliki ketetapan yang baku

mengenai jumlah yang harus ada. Industri serta operasi yang dijalankan oleh setiap perusahaan

berbeda-beda, sehingga kebutuhan akan jumlah dewan komisaris yang berbeda-beda pula. Hal ini

Pengaruh efektifitas..., Adi Fathoni, FE UI, 2013

Page 6: PENGARUH EFEKTIFITAS DEWAN KOMISARIS DAN KOMITE …

6

karena setiap industri dan operasi bisnis tertentu memiliki tingkat resiko yang berbeda dan

tingkat penanganan yang berbeda-beda. Semakin banyaknya jumlah dewan komisaris akan sangat

membantu dalam fungsinya sebagai pengawas kinerja manajemen, sehingga kualitas laporan

keuangan yang dihasilkan juga bisa terkelola dengan baik (Anderson et al., 2003).

Menurut Hermawan (2009), semakin banyak dewan komisaris dalam suatu organisasi akan dapat

memudahkan pekerjaan karena pekerjaan dapat dibagi-bagi ke lebih banyak orang dan lebih

mudah melakukan spesialisasi karena mempunyai jumlah pakar yang lebih banyak dan

bervariasi. Penelitian Uadiale (2010) menunjukkan bahwa perusahaan dengan jumlah anggota

board of directors yang besar akan lebih efektif melakukan pengawasan, sehingga dapat

meningkatkan kinerja keuangan perusahaan dibandingkan dengan perusahaan yang mempunyai

jumlah anggota board of directors yang lebih sedikit.

2.1.4 Kompetensi Dewan Komisaris

Agar board dapat berjalan dengan efektif, dewan komisaris yang ada dalam suatu perusahaan

harus memiliki kompetensi yang memadai. Kompetensi dapat dilihat dari latar belakang

pendidikan dan pengalaman dari anggota dewan komisaris. Untuk dapat mampu memahami dan

mengawasi proses penyajian laporan keuangan perusahaan, secara spesifik diharapkan anggota

dewan komisaris memiliki pengetahuan atau latar belakang di bidang keuangan dan akuntansi

(Hermawan, 2009).

2.2 Komite Audit

Menurut KNKG (2006), komite audit bertugas membantu dewan komisaris untuk memastikan

bahwa:

i) laporan keuangan disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku

umum,

ii) struktur pengendalian internal perusahaan dilaksanakan dengan baik,

Pengaruh efektifitas..., Adi Fathoni, FE UI, 2013

Page 7: PENGARUH EFEKTIFITAS DEWAN KOMISARIS DAN KOMITE …

7

iii) pelaksanaan audit internal maupun eksternal dilaksanakan sesuai dengan standar audit

yang berlaku, dan ;

iv) tindak lanjut temuan hasil audit dilaksanakan oleh manajemen.

Menurut Peraturan Bapepam-LK No. IX.I.5, komite audit adalah komite yang dibentuk oleh

dewan komisaris dalam rangka membantu melaksanakan tugas dan fungsinya. Sesuai Keputusan

Menteri BUMN Nomor: Kep-103/MBU/2002, komite audit adalah suatu badan yang berada

dibawah komisaris yang sekurang-kurangnya minimal satu orang anggota komisaris, dan dua

orang ahli yang bukan merupakan pegawai BUMN yang bersangkutan yang bersifat mandiri baik

dalam pelaksanaan tugasnya maupun pelaporannya dan bertanggungjawab langsung kepada

komisaris atau dewan pengawas.

Komite audit bertugas membantu dewan komisaris untuk memonitor proses pelaporan keuangan

oleh manajemen untuk meningkatkan kredibilitas laporan keuangan (Bradbury et al., 2006).

Selanjutnya Bradbury et al. (2006) juga menjelaskan bahwa dalam pelaksanaan tugasnya komite

menyediakan komunikasi formal antara dewan, manajemen, auditor eksternal, dan auditor

internal. Hermawan (2009), menjelaskan bahwa efektifitas sebuah komite audit dapat

dipengaruhi oleh tiga karakteristik dari dewan komisaris, yaitu meliputi kompetensi, jumlah

anggota (size), dan aktivitas (activity).

2.2.1 Kompetensi Komite Audit

Karakteristik komite audit yang mempengaruhi efektifitas komite audit sesuai dengan penelitian

yang dilakukan oleh Hermawan (2009) kompetensi. Dalam peraturan BAPEPAM-LK Nomor

Kep-29/PM/2004 mengenai Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit,

anggota komite audit diwajibkan untuk memenuhi persyaratan yaitu memiliki latar belakang

pendidikan akuntansi dan keuangan (minimal 1 orang). Tentunya dengan kompetensi yang

memadai dari anggota komite audit, diharapakan keberadaan komite audit akan menjadi efektif

dalam rangka penerapan Good Corporate Governance yang efektif.

Pengaruh efektifitas..., Adi Fathoni, FE UI, 2013

Page 8: PENGARUH EFEKTIFITAS DEWAN KOMISARIS DAN KOMITE …

8

2.2.2 Jumlah Anggota Komite Audit

Berdasarkan Surat Edaran dari Direksi PT. Bursa Efek Jakarta No. SE-008/BEJ/12-2001 tanggal

7 Desember 2001 perihal keanggotaan komite audit, disebutkan bahwa jumlah anggota komite

audit sekurang-kurangnya 3 (tiga) orang, di mana di dalamnya termasuk ketua komite audit.

Ketua komite audit adalah komisaris independen menjabat di dalam perusahaan tersebut.

Anggota lainnya dari komite audit berasal dari pihak eksternal yang independen. Penelitian

Uadiale (2010) menunjukkan bahwa perusahaan dengan jumlah anggota board of directors yang

besar akan lebih efektif melakukan pengawasan, sehingga dapat meningkatkan kinerja keuangan

perusahaan dibandingkan dengan perusahaan yang mempunyai jumlah anggota board of

directors yang lebih sedikit. Shen dan Chih (2007) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa

penerapan good corporate governance akan efektif mengurangi manajemen laba.

2.2.3 Aktivitas Komite Audit

Vafeas (1999) dan Adams (2005) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa frekuensi dari rapat

yang dilakukan oleh board akan meninngkatkan nilai perusahaan, semakin tinggi frekuensi rapat

yang dilakukan maka kegiatan pengawasan oleh board akan semakin tinggi. Penelitian yang

dilakukan oleh Byun (2007) juga menyebutkan bahwa aktivitas komite audit dapat mencakup

aktivitas dalam mengadakan rapat dengan sesama anggota komite maupun dengan board.

2.3 Manajemen Laba

Copeland (1968) mendefinisikan manajemen laba sebagai, “some ability to increase or decrease

reported net income at will.” Ini berarti bahwa manajemen laba mencakup usaha manajemen

untuk memaksimalkan, atau meminimalkan laba, termasuk perataan laba sesuai dengan keinginan

manajemen. Sedangkan scott (2000) mendefinisikan manajemen laba sebagai suatu cara yang

digunakan oleh manajer untuk mempengaruhi angka laba secara sistematis dan sengaja dengan

cara memilih kebijakan akuntansi dan prosedur akuntansi tertentu yang bertujuan untuk

memaksimumkan utilitas manajer dan atau nilai pasar dari perusahaan.

Pengaruh efektifitas..., Adi Fathoni, FE UI, 2013

Page 9: PENGARUH EFEKTIFITAS DEWAN KOMISARIS DAN KOMITE …

9

Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa manajemen laba merupakan perilaku

oportunistik manajemen dengan cara memanipulasi proses pelaporan keuangan untuk mengejar

tujuan pribadinya sendiri sehingga dapat menyesatkan pihak-pihak yang berkepentingan dengan

perusahaan.

2.3.1 Discretionary Accruals

Deteksi atas kemungkinan dilakukannya manajemen laba dalam laporan keuangan secara umum

diteliti melalui penggunaan akrual. Pemilihan basis akrual ditujukan untuk menjadikan laporan

keuangan yang lebih informatif yaitu laporan keuangan yang mencerminkan kondisi yang

sebenarnya. Penggunaan akrual ini dapat dirubah, ini sering dijadikan peluang bagi manajer

untuk mengambil keuntungan demi mendapatkan insentif atas kinerja keuangan mereka. Standar

akuntansi keuangan menggunakan dasar akrual dalam penyusunan laporan keuangan untuk dapat

mencapai tujuan pelaporan keuangan. Tujuan utama dari akrual akuntansi adalah untuk

melindungi investor dalam menaksir kinerja ekonomi perusahaan selama satu periode, melalui

penggunaan prinsip akuntansi dasar seperti pengakuan pendapatan.

Terdapat dua konsep akrual yaitu: discretionary accrual dan non discretionary accrual.

Discretionary accrual adalah pengakuan akrual laba atau beban yang bebas, tidak diatur dan

merupakan pilihan kebijakan manajemen, seperti pemilihan standar akuntansi, pos laba rugi luar

biasa (extraordinary gains and losses) serta kebijakan lainnya. Discretionary accruals

merupakan strategi yang dilakukan manajemen sehingga pendeteksiannya memerlukan

investigasi data dan analisis yang lebih rinci (Ahmad et al., 2007). Non discretionary accrual

adalah pengakuan akrual laba yang wajar, yang tunduk pada suatu standar atau prinsip akuntansi

yang berlaku umum. Non discretionary accrual merupakan akrual yang wajar, dan apabila

dilanggar akan mempengaruhi kualitas laporan keuangan (tidak wajar), oleh karena itu bentuk

akrual yang dianalisis dalam penelitian ini adalah bentuk discretionary accrual yang merupakan

akrual tidak normal dan merupakan pilihan kebijakan manajemen dalam pemilihan metode

akuntansi.

Pengaruh efektifitas..., Adi Fathoni, FE UI, 2013

Page 10: PENGARUH EFEKTIFITAS DEWAN KOMISARIS DAN KOMITE …

10

2.4 Pengembangan Hipotesis

Perusahaan menerapkan berbagai kebijakan akuntansi demi mencapai tujuan perusahaan.

Manajemen laba merupakan usaha manajemen untuk memaksimalkan atau meminimalkan laba,

termasuk perataan laba sesui dengan keinginan manajemen. Tindakan manajer ini akan

mengubah laporan keuangan yang dilaporkan dan tentunya akan menyesatkan bagi para

pengguna laporan keuangan seperti pemegang saham. Karakteristik perusahaan yang menerapkan

Good Corporate Governance dapat membatasi praktek-praktek manajemen laba.

Penelitian yang dilakukan Chen et al. (2007) yang secara khusus menguji apakah independensi,

keahlian finansial dan informasi sukarela dewan direksi independen berhubungan dengan nilai

absolut discretionary accrual. Hasilnya menyatakan bahwa independensi pengawas, keahlian

finansial direksi independen, dan formasi sukarela dewan direksi independen berhubungan

dengan makin rendahnya kecenderungan manajemen laba.

Qin dan Liwen (2007) dalam penelitiannya menyatakan bahwa kemampuan board of directors

dalam hal pengawasan yang efektif akan meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah board

of directors yanh independen di dalam suatu perusahaan, sebelumnya penelitian Klein (2002)

juga menyatkan bahwa board of directors yang independen dapat lebih efektif dalam melakukan

pengawasan. Penelitian lainnya menyebutkan bahwa aktivitas dari board dapat meningkatkan

efektifitas board (Vafeas, 1999), aktivitas yang dimaksud adalah frekuensi rapat para dewan

komisaris sehingga fungsi pengawasan akan lebih efektif.

Penelitian yang dilakukan oleh Chen et al (2007) serta Liu dan Lu (2007), secara empiris

menunjukkan bukti empiris bahwa corporate governance berhubungan dengan manajemen laba,

hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Lai (2005). Selain itu Xie et al. (2003)

secara empiris juga telah membuktikan bahwa komisaris independen dan komite audit yang aktif

dan memiliki pengetahuan tentang keuangan menjadi faktor penting dalam pencegahan

kecenderungan manajer untuk melakukan manajemen laba. Selain itu dinyatakan pula bahwa

persentase dewan komisaris dari luar perusahaan yang independen berpengaruh negatif secara

signifikan terhadap discretionary accrual. Berdasarkan literatur dan pemaparan yang telah

dibahas, maka hipotesis yang dapat disimpulkan adalah :

Pengaruh efektifitas..., Adi Fathoni, FE UI, 2013

Page 11: PENGARUH EFEKTIFITAS DEWAN KOMISARIS DAN KOMITE …

11

H1a : Skor efektifitas dewan komisaris berpengaruh negatif terhadap discretionary accrual

H2a : Skor efektifitas komite audit berpengaruh negatif terhadap discretionary accrual

3. Metode penelitian

3.1 Model Penelitian

Dalam penelitian ini untuk menguji hipotesis pengaruh efektifitas dewan komisaris dan komite

audit terhadap manajemen laba akan mengggunakan model penelitian sebagai berikut:

Model

DACit : β0 + β1BOCSCOREit + β2AUDCOMSCOREit + β3SIZEit + β4LEVit +

β5AGEit + εi

Keterangan

DAC : Discretionary accruals pada perusahaan i pada tahun t

BOCSCORE : Efektifitas dewan komisaris pada perusahaan i pada tahun t

AUDCOMSCORE : Efektifitas komite audit pada perusahaan i pada tahun t

SIZE : Ukuran perusahaan berdasarkan logaritma natural total aset perusahaan i

pada akhir tahun t

LEV : Tingkat leverage pada perusahaan i pada tahun t

AGE : Umur listing dibursa untuk perusahaan i pada tahun t

Pengaruh efektifitas..., Adi Fathoni, FE UI, 2013

Page 12: PENGARUH EFEKTIFITAS DEWAN KOMISARIS DAN KOMITE …

12

3.2 Definisi dan Pengukuran Variabel Penelitian

3.2.1 Variabel Dependen

Dalam penelitian ini variabel dependen yang digunakan adalah manajemen laba. Dalam

penelitian ini untuk mengukur akrual mengikuti model pengukuran akrual yang dilakukan oleh

Kothari et al. (2005). Kothari et al. (2005) ingin mencocokan nilai discretionary accrual dengan

performa perusahaan yang diproksikan dengan return on assets (ROA). Berikut adalah model

perhitungan akrual yang dilakukan Kothari et al. (2005) :

TACit = β0 + β1(1/ Assetit-1) + β2[ΔSalesit - ΔRecit) / Assetit-1] + β3 (PPEit / Assetit-1) + δ4ROAit -1) +

εit ……….(1)

Dimana :

TACit = Total accrual perusahaan i pada tahun t

Assetit = Total asset perusahaan i pada tahun t-1

ΔSalesit = Perubahan penjualan perusahaan i antara tahun t dan tahun t-1

ΔRecit = Perubahan piutang perusahaan i antara tahun t dan tahun t-1

PPEit = Nilai perolehan aktiva tetap pada perusahaan i dan tahun t

ROAit = Rasio Return On Asset pada perusahaan i dan tahun t

εit = error term

Total accrual pada model tersebut dapat dihitung dengan:

TACit = Operating Incomeit - CFOit …………………...(2)

Non Discretionary Accrual (NDAC) merupakan nilai prediksi dari model (1), serta Discretionary

Accrual (DAC) merupakan selisih dari Total Accrual (TAC) dengan Non Discretionary Accrual

(NDAC), berikut perhitungannya:

DACit = TACit – NDACit ……………………………...(3)

Pengaruh efektifitas..., Adi Fathoni, FE UI, 2013

Page 13: PENGARUH EFEKTIFITAS DEWAN KOMISARIS DAN KOMITE …

13

3.2.2 Variabel Independen

3.2.2.1 Skor Efektifitas Dewan Komisaris dan Komite Audit

Variabel independen dalam penelitian ini adalah skor efektifitas dewan komisaris dan komite

audit. Skor efektifitas dewan komisaris dan komite audit ini diperoleh berdasarkan daftar

pertanyaan (checklist) yang berasal dari penelitian Hermawan (2009). Daftar pertanyaan tersebut

disusun berdasarkan karakteristik yang dianggap dapat meningkatkan efektifitas dewan komisaris

dan komite audit, yaitu independensi, aktivitas, jumlah anggota (size), dan kompetensi. Checklist

pada penelitian ini menghitung skor efektifitas dewan komisaris dan komite audit pada tahun

2010 dan 2011 yang diperoleh dari sambutan dewan komisaris, laporan tata kelola perusahaan

(corporate governance), dan laporan komite audit pada laporan tahunan perusahaan tahun 2010

dan 2011. Penelitian Hermawan (2009) yang mengacu pada penelitian Dahliwal (2007). Untuk

setiap pertanyaan, penilaian akan terdiri dari 2 (dua) kemungkinan jawaban, yaitu good dan poor,

atau 3 (tiga) kemungkinan jawaban yaitu good, fair, poor. Untuk setiap nilai good akan diberi

nilai 3, fair akan diberi nilai 2, dan poor akan diberi nilai 1. Untuk pertanyaan yang tidak dapat

diperoleh informasinya dari laporan tahunan perusahaan, maka akan diberi nilai poor atau 1.

Untuk menguji keandalan dari pertanyaan-pertanyaan yang digunakan dalam checklist skor

dewan komisaris, komite audit, dan tingkat pengungkapan sukarela, akan dilakukan pengujian

Cronbach Alpha atas hasil checklist yang telah diperoleh.

3.2.2.2 Ukuran Perusahaan

Size dalam penelitian ini merupakan ukuran perusahaan yang dinilai berdasarkan total aset yang

dimiliki perusahaan pada akhir tahun t. Variabel ukuran perusahaan (Size) dihitung dengan

logaritma natural total asset.

3.2.2.3 Tingkat Leverage

Variabel leverage dalam penelitian ini merupakan tingkat penggunaan utang untuk pembiayaan

(financing) dalam kegiatan operasi perusahaan. Tingkat leverage ini akan menggambarkan

ketergantungan perusahaan akan hutang (debt) serta hubungannya dengan tingkat kewenangan

yang dimiliki oleh pihak kreditur (debtholders) dibandingkan dengan para shareholders.

Pengaruh efektifitas..., Adi Fathoni, FE UI, 2013

Page 14: PENGARUH EFEKTIFITAS DEWAN KOMISARIS DAN KOMITE …

14

3.2.2.4 Umur Perusahaan

Age merupakan variabel kontrol yang menunjukkan ukuran umur perusahaan yang dihitung

berdasarkan seberapa lama perusahaan tersebut listing di Bursa Efek Indonesia. AGE diperoleh

dengan ((age current year) – (age listing year)).

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi yang digunakan adalah seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

pada tahun 2010 dan 2011. Penelitian ini menggunakan data cross section dan dengan

pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling.

3.4 Metode Pengumpulan Data

Pengujian dalam penelitian ini menggunakan data sekunder, yaitu berupa informasi-informasi

yang disajikan dalam annual report (laporan tahunan) perusahaan. Metode pengumpulan data

dengan penelitian lapangan (field research) yang dihimpun secara langsung data-data yang

digunakan sebagai variabel penelitian dari laporan tahunan perusahaan. Data ini dapat diperoleh

dengan mengakses www.idx.co.id atau dengan mengakses langsung website milik perusahaan,

cara yang sama juga dilakukan untuk memperoleh laporan tahunan perusahaan untuk tahun 2010

dan 2011.

3.5 Metode Analisis Data

Metode analisis data yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah uji validitas skor dewan

komisaris dan komite audit, analisis deskriptif, analisis korelasi, analisis regresi linier berganda,

uji asumsi klasik, serta analisis sensitivitas.

Pengaruh efektifitas..., Adi Fathoni, FE UI, 2013

Page 15: PENGARUH EFEKTIFITAS DEWAN KOMISARIS DAN KOMITE …

15

4. Hasil Penelitian

4.1 Sampel Penelitian

Penentuan sampel dalam penelitian ini dengan menggunakan beberapa kriteria untuk

mendapatkan sampel yang sesuai. Kriteria yang ditetapkan dalam penelitian ini disajikan dalam

Tabel 1 (lampiran). Sesuai dengan kriteria yang ditetapkan maka didapatkan 406 observasi

perusahaan.

4.2 Uji Reliabilitas dan Validitas Skor Dewan Komisaris dan Komite Audit

Dari hasil pengujian cronbach’s coefficient alpha di atas, variabel BOCSCORE didapatkan

koefisien alphanya sebesar 0,628, dan variabel AUDCOMSCORE nilai koefisien alphanya

sebesar 0,761. Dari kedua variabel tersebut memiliki nilai koefisien alpha > 0,6 sehingga dapat

disimpulkan bahwa variabel skor efektifitas dewan komisaris dan skor efektifitas komite audit

adalah reliable dan valid (Sekaran dan Bougie, 2010) untuk digunakan dalam penelitian ini.

4.3 Analisis Statistik Deskriptif

DAC adalah Discretionary accruals pada perusahaan i pada tahun t. Tabel 2 (lampiran)

menunjukkan bahwa rata-rata nilai DAC adalah 0,0000 dengan standar deviasi sebesar 0,0848.

Nilai terendah DAC adalah -0,3141 dan nilai tertinggi yang didapat adalah 0,3205. Nilai ini

menunjukkan penerapan discretionary accrual yang beragam, baik penerapan discretionary

berupa menaikkan serta menurunkan laba.

Rata-rata nilai BOCSCORE adalah 0,7269 dengan standar deviasi sebesar 0,0838. Nilai terendah

pada nilai BOCSCORE adalah 0,4394 dan nilai tertinggi yang diperoleh adalah 0,9394.

Perusahaan dengan nilai BOCSCORE tertinggi yaitu dengan skor 0,9394 untuk tahun 2010 dan

2011 masing-masing adalah PT Lippo Karawaci Tbk PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk.

Sedangkan perusahaan yang mendapatkan nilai terendah di tahun 2010 adalah PT Tempo Scan

Pacific Tbk dengan nilai 0,4394 dan pada tahun 2011 adalah PT Nippon Indosari Corpindo Tbk

dengan nilai 0,5303.

Pengaruh efektifitas..., Adi Fathoni, FE UI, 2013

Page 16: PENGARUH EFEKTIFITAS DEWAN KOMISARIS DAN KOMITE …

16

Skor AUDCOMSCORE rata-ratanya adalah 0,7185 dengan standar deviasi sebesar 0,1425. Nilai

terendah pada nilai AUDCOMSCORE adalah 0,3333 dan nilai tertinggi yang didapat

AUDCOMSCORE adalah 0,9697. Pada tahun 2010 perusahaan yang mendapatkan nilai

AUDCOMSCORE tertinggi adalah PT Ancora Indonesia Resources Tbk, dan juga untuk tahun

2011. Sehingga dapat disimpulkan bahwa PT Ancora Indonesia Resources Tbk memiliki komite

audit yang lebih efektif jika dibandingkan perusahaan lain dalam observasi penelitian. Sedangkan

perusahaan yang mendapatkan nilai terendah di tahun 2010 dan 2011 adalah PT Fast Food

Indonesia Tbk dengan nilai skor 0,3333, artinya komite audit belum berjalan secara efektif

dibanding dengan perusahaan lain.

SIZE (ukuran) perusahaan yang diukur dengan logaritma natural total aset. Nilai rata-rata ukuran

perusahaan adalah 14,4331. Total aset yang menjadi tolak ukur sampel penelitian bervariasi

dengan rentang yang cukup besar, yaitu nilai terendah 9,4442 dan nilai tertinggi 18,8493 yang

hampir dua kali lipat, serta dengan standar deviasi sebesar 1,6841. Untuk variabel LEV, rata-rata

tingkat leverage sebesar 0,4676, nilai minimumnya sebesar 0,0113 dan dengan nilai maksimum

1,1528. Hasil ini menunjukkan bahwa rata-rata perusahaan menggunakan hutang untuk

membiayai kegiatan operasionalnya, ada perusahaan yang rasio hutangnya cukup rendah namun

ada pula perusahaan yang asetnya lebih dari 100% dibiayai oleh hutang. AGE (umur) perusahaan,

diukur dari berapa lama perusahaan tersebut listing di BEI. Rata-rata umur perusahaan yang

listing di BEI pada tahun 2010 dan 2011 adalah 13,0812 tahun, dengan umur tertinggi sebesar 34

tahun dan umur terendah 1 tahun. Standar deviasi yang dicapai dari variabel ini mencapai 7,5167

tahun atau jika dibulatkan menjadi 7 tahun.

4.4 Analisis Korelasi

Tabel 3 (lampiran) menunjukkan Pearson Correlation antar variabel di dalam model penelitian,

di mana variabel DAC sebagai variabel dependennya. Pada tabel ini, BOCSCORE dan

AUDCOMSCORE berkorelasi negatif terhadap variabel dependen DAC pada signifikansi 5%.

Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi skor efektifitas dewan komisaris dan komite audit

suatu perusahaan, maka berhubungan dengan semakin rendahnya discretionary accrual yang ada

dalam perusahaan tersebut. Untuk variabel kontrol pada model penelitian, yang berkorelasi

Pengaruh efektifitas..., Adi Fathoni, FE UI, 2013

Page 17: PENGARUH EFEKTIFITAS DEWAN KOMISARIS DAN KOMITE …

17

signifikan terhadap DAC hanyalah variabel AGE. Artinya SIZE dan LEV tidak mempengaruhi

tingkat penerapan discretionary accruals dalam perusahaan.

4.5 Pembahasan

4.5.1 Analisis Hasil Pengujian Hipotesis

4.5.1.1 Pengaruh Efektifitas Dewan Komisaris Terhadap Manajemen Laba

Pengujian hipotesis 1 ditujukan untuk menguji pengaruh dari efektifitas dewan komisaris

terhadap manajemen laba. Tabel 4 (lampiran) menunjukkan BOCSCORE memiliki koefisien

negatif dan marginal signifikan pada α = 1%. Hasil ini menunjukkan bahwa efektifitas dari

dewan komisaris dapat menurunkan tingkat manajemen laba yang dilakukan perusahaan dengan

signifikan. Hasil ini berarti mendukung hipotesis 1, sehingga hipotesis penelitian 1 diterima.

Perusahaan dengan tingkat efektifitas dewan komisarisnya yang tinggi tentunya akan

meningkatkan mekanismen pengendalian dan monitoring, sehingga penerapan manajemen laba

yang dilakukan oleh manajemen dapat diminimalisir.

4.5.1.2 Pengaruh Efektifitas Komite Audit Terhadap Manajemen Laba

Pengujian hipotesis 2 ditujukan untuk menguji pengaruh dari efektifitas komite audit terhadap

tingkat manajemen laba. Tabel 4 menunjukkan bahwa variabel AUDCOMSCORE memiliki

koefisien negatif dan signifikan pada α = 5%. Artinya efektifitas komite audit berpengaruh untuk

menurunkan tingkat penerapan manajemen laba yang dilakukan oleh perusahaan. Hasil ini berarti

mendukung hipotesis 2, sehingga hipotesis penelitian 2 diterima. Komite audit yang merupakan

bagian dari organ dewan komisaris dimana fungsi utamanya adalah membantu dewan komisaris

dalam menjalankan tugas-tugasnya, diharapkan dapat membantu meningkatkan pengawasan

terhadap perilaku manajemen. Efektifnya fungsi dari komite audit ini tentunya akan mengurangi

asimetri informasi bagi investor dan tentunya akan menurunkan praktik manajemen laba.

Pengaruh efektifitas..., Adi Fathoni, FE UI, 2013

Page 18: PENGARUH EFEKTIFITAS DEWAN KOMISARIS DAN KOMITE …

18

4.5.1.3 Pengaruh Ukuran Perusahaan, Leverage, dan Umur Perusahaan Terhadap

Manajemen Laba

Variabel LEV memiliki koefisien negatif dan signifikan pada level α = 10%. Artinya semakin

besar rasio leverage, maka makin semakin tinggi praktik manajemen laba yang dilakukan oleh

perusahaan. Tingkat leverage yang tinggi akan memicu manajemen untuk mempercantik kinerja

mereka, tentunya dengan tujuan agar para kreditur tetap percaya dengan pengembalian hutang

perusahaan. SIZE memiliki koefisien yang positif dan tidak signifikan terhadap penerapan

manajemen laba oleh perusahaan. Artinya semakin besar nilai aset yang dimiliki oleh suatu

perusahaan, maka tidak akan berpengaruh terhadap penerapan manajemen laba. Harapannya

dengan semakin besar nilai aset yang dimiliki perusahaan maka akan semakin rendah penerapan

manajemen laba. Diasumsikan perusahaan yang besar merupakan sumber pemberitaan dan

cenderung menjadi perhatian utama para analis. Sehingga kecenderungan untuk melakukan

praktek manajemen laba diharapkan akan rendah untuk perusahaan besar. AGE memiliki

koefisien negatif dan signifikan pada level α = 10%. Hal ini berarti semakin lama umur sebuah

perusahaan listing di bursa, maka semakin rendah praktik manajemen laba yang dilakukan oleh

perusahaan tersebut. Semakin lama umur suatu perusahaan listing di bursa, maka perusahaan

tersebut sudah memiliki pengalaman yang cukup dan telah dikenal baik oleh publik dan investor,

sehingga akan semakin baik tatakelola perusahaan yang dimilikinya. Perusahaan yang telah

dikenal baik baik oleh publik diasumsikan setiap kebijakan perusahaan mendapat pengawasan

langsung dari pasar dan berdampak langsung terhadap nama baik perusahaan di pasaran.

4.5.2 Analisis Sensitivitas Model Penelitian

Berdasarkan hasil dari tabel 5 (lampiran) terlihat bahwa yang memiliki pengaruh signifikan

terhadap variabel DAC adalah BOCSCORE, variabel kontrol LEV dan AGE. Variabel

BOCSCORE memiliki koefisien yang negatif dan signifikan pada α = 5%, yang berarti bahwa

skor dewan komisaris berpengaruh secara negatif dan signifikan terhadap DAC. Hasil ini

konsisten dengan hasil penelitian yang diperoleh pada pengujian model utama. Namun untuk

variabel AUDCOMSCORE memiliki koefisien negatif dan tidak signifikan terhadap DAC,

artinya berapapun skor dewan komisaris tidak memiliki pengaruh terhadap tindakan manajemen

Pengaruh efektifitas..., Adi Fathoni, FE UI, 2013

Page 19: PENGARUH EFEKTIFITAS DEWAN KOMISARIS DAN KOMITE …

19

laba. Sedangkan pada pengujian utama variabel AUDCOMSCORE memiliki koefisien negatif

dan signifikan pada α = 5%. Selanjutnya untuk variabel kontrol SIZE memiliki koefisien positif

dan tidak signifikan terhadap DAC, yang berarti ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap

perilaku manajemen laba yang dilakukan perusahaan. Hal ini konsisten dengan hasil pengujian

model utama sebelumnya. Variabel LEV memiliki koefisien negatif dan signifikan pada α = 5%,

artinya rasio leverage berpengaruh negatif terhadap perilaku manajemen laba. Hasil ini konsisten

dengan hasil pengujian model utama. Terakhir untuk variabel kontrol AGE memiliki koefisien

negatif dan signifikan pada level α = 1%, artinya umur perusahaan berpengaruh signifikan

terhadap DAC dan hasil ini konsisten dengan pengujian model utama.

4.6 Kesimpulan

Hasil penelitian ini membuktikan bahwa efektifitas dewan komisaris, yang diproksikan oleh

empat kategori atau karakterisitik dewan komisaris, yaitu independensi, aktivitas, jumlah

anggota, dan kompetensi memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap manajemen laba

yang diproksikan dengan nilai discretionary accruals. Hal ini menunjukkan keberadaan dewan

komisaris yang efektif dapat meningkatkan fungsi pengawasan terhadap manajemen sehingga

laporan keuangan yang dihasilkan merupakan laporan keuangan yang berkualitas dan

menurunkan praktik manajemen laba yang dilakukan perusahaan. Analisis sensitivitas

menunjukkan hasil yang konsisten dengan pengujian model utama, yaitu efektifitas dewan

komisaris dan komite audit berpengaruh negatif terhadap manajemen laba.

Hasil penelitian ini membuktikan bahwa efektifitas komite audit, yang diproksikan oleh tiga

kategori atau karakteristik komite audit, yaitu aktivitas, jumlah anggota, dan kompetensi

memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap manajemen laba. Hasil ini menunjukkan

bahwa keberadaan komite audit untuk membantu tugas komisaris dalam melakukan pengawasan

perusahaan telah mampu menurunkan praktik manajemen laba. Keberadaan komite audit

tentunya akan meningkatkan pengawasan internal perusahaan, baik itu berupa pelaksanaan audit

internal, sampai dengan penyajian laporan keuangan yang harus sesuai dengan prinsip akuntansi

yang berlaku umum. Efektifnya peran dan tugas komite audit telah mampu menurunkan praktik

manajemen laba yang dilakukan oleh manajemen. Hasil dari analisis sensitivitas menunjukan

Pengaruh efektifitas..., Adi Fathoni, FE UI, 2013

Page 20: PENGARUH EFEKTIFITAS DEWAN KOMISARIS DAN KOMITE …

20

hasil yang tidak konsisten dengan dengan hasil pengujian model utama. Dimana hasil dari

analisis sensitivitas menunjukkan bahwa efektifitas komite audit tidak berpengaruh terhadap

manajemen laba.

4.7 Saran

Penelitian ini tidak lepas dari berbagai keterbatasan, berikut keterbatasan yang dihadap serta

saran untuk penelitian selanjutnya:

1. Sampel terbatas untuk 2 tahun observasi saja, yaitu tahun 2010 dan 2011. Selain itu

terdapat kesulitan mendapatkan laporan beberapa perusahaan sehingga membatasi jumlah

sampel yang dapat digunakan dalam penelitian ini. Kesulitan ini berupa adanya

perusahaan yang belum/tidak menerbitkan laporan tahunannya. Penelitian selanjutnya

diharapkan dapat memperbanyak observasi penelitian yang digunakan. Misalnya dengan

menambah periode observasi penelitian. Selain itu untuk informasi yang sulit ditemukan

mungkin dapat diminta langsung ke perusahaan terkait.

2. Banyak sekali sampel dalam penelitian ini yang tidak menyediakan informasi dengan

lengkap mengenai komite audit dan dewan komisaris. Asumsi yang digunakan pada

penelitian ini adalah memberikan nilai poor pada perusahaan dengan informasi yang tidak

lengkap. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat mencari sumber informasi lain selain

laporan tahunan. Misalnya saja dengan melakukan observasi langsung ke perusahaan

terkait, atau juga yang bersumber dari surat kabar.

3. Pengukuran nilai efektifitas dewan komisaris dalam penelitian ini mengikuti yang telah

dilakukan sebelumnya dalam Hermawan (2009), yaitu berdasarkan daftar pertanyaan

yang dikembangkan oleh IICD dan Hermawan sendiri. Kelemahan yang dapat terjadi

adalah bahwa pertanyaan-pertanyaan yang digunakan untuk mengukur setiap karakteristik

(kecuali untuk jumlah anggota) kurang mencerminkan karakteristik yang ingin diukur.

Tingkat cronbach alpha yang dibawah 0.8 untuk seluruh pertanyaan-pertanyaan yang

digunakan dalam perhitungan skor dewan komisaris mencerminkan adanya kelemahan

tersebut. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat mendalami mengenai peran dewan

komisaris serta komite audit dengan pendekatan studi kasus atau dengan melakukan

Pengaruh efektifitas..., Adi Fathoni, FE UI, 2013

Page 21: PENGARUH EFEKTIFITAS DEWAN KOMISARIS DAN KOMITE …

21

survei langsung, sehingga dapat mengobservasi langsung proses kegiatan pengawasan

dewan komisaris dan komite audit di perusahaan serta karakteristiknya yang

mempengaruhi efektifitas perannya.

Pengaruh efektifitas..., Adi Fathoni, FE UI, 2013

Page 22: PENGARUH EFEKTIFITAS DEWAN KOMISARIS DAN KOMITE …

22

Daftar Referensi

Abdilalah, Musavie. 2011. Pengaruh Efektifitas Dewan Komisaris dan Komite Audit Terhadap

Manajemen Laba. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Tesis.

Adams, R.B., dan Hamid, M. 2005. Corporate performance, board structure and its determinants

in the Banking Industry. Working paper. SSRN

Ahmad-Zaluki, N.A., K. Campbell, dan A. Goodarce. (2007) “Earnings management in initial

public offerings: an investigation of pervasiveness,determinants and long run

performance” Working paper, University ofStirling

Anderson, K.L., Deli, D.N. dan Gillan, S.L. 2003. Boards of directors, audit committees, and the

information content of earnings. Working Paper Series, University of Delaware. SSRN.

Anderson, R.C. dan Reeb, D.M. 2003. Founding-family ownership and firm performance:

evidence from the S&P 500. The Journal of Finance, 58 (3), 1301-1328.

Brick, I.E. dan Chidambaran, N.K. (2010). Board meetings, committee structure, and firm value.

Journal of Corporate Finance. 16. 533-553.

Chen, K.Y., R.J. Elder, dan Y.M. Hsieh. 2007. Corporate governance and earnings management:

The implications of corporate governance best-practice principles for Taiwanese listed

companies. Journal of Contemporary Accounting & Economics 3: 73-105.

Chung, H., H-J. Sheu, dan J-L. Wang. 2009. Do Firm’ earnings management practices affect their

equity liquidity?. Finance Research Letters, 6, 152-158

Copeland, R.M. 1968. Income Smoothing. Journal Accounting Research, Empirical Research In

Accounting, Selected Studies 6 (Supplement): 101-116

Dhaliwal, D., Naiker, V., dan Navissi, F. 2006. Audit committee financial expertise, corporate

governance and accruals quality: an empirical analysis. Working Paper. SSRN.

Fama, E dan Jensen, M. 1983. Separation of ownership and control. Journal of Law and

Economics, 301-325.

Hermawan, Ancella A. 2009. Pengaruh efektifitas dewan komisaris dan komite audit,

kepemilikan oleh keluarga dan peran monitoring bank terhadap kandungan informasi

laba. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Disertasi.

Jaggi, B., Sidney, L., dan Ferdinand, G. 2009. Family control, board independence and earnings

management: Evidence based on Hong kong firms. Journal Accounting Public Policy.

Jensen, M. C. dan Meckling, W. H. 1976. Theory of the firm: managerial behavior, agency costs

and ownership structure. Journal of Financial Economics 3, 305-360.

Jones, J.J. 1991. Earnings management during import relief investigations. Journal of Accounting

Research 29 2: 193-228

Pengaruh efektifitas..., Adi Fathoni, FE UI, 2013

Page 23: PENGARUH EFEKTIFITAS DEWAN KOMISARIS DAN KOMITE …

23

Klein, A. (2002). Audit committee, board of director characteristics, and earnings management.

Journal of Accounting and Economics, 33, 375–400.

Komite Nasional Kebijakan Governance. (2006). Pedoman umum good corporate governance di

Indonesia. Jakarta: KNKG

Kothari, S.P., Andrew J.L., dan Charles E.W. 2005. Performance matched discretionary accrual

measures. Journal of Accounting and Economics 39: 163-197.

Lai, L.H. 2005. “Are Independent Directors Effective in Lowering EarningManagement in

China.” A Dissertation. Texas A & M University. pp. 1-85.

Liu, Q. dan Z. Lu. 2007. Corporate governance dan earnings management in the Chinese listed

companies: A tunneling perspective. Journal of Corporate Finance 13: 881-906.

Qin, L. dan Liwen, T. (2007). An empirical analysis of the relation between board independence

and earnings management. School of Economics and Management,Wuhan University,

P.R.China, 430072.

Scott, F., Hoje. J., Shih. C.T. 2009. Agency problem in stock market-driven acquisitions. Review

of Accounting and Finance. Vol. 8 Iss: 4, pp. 388-430

Shen, Chung-Hua, & Chih, Hsiang-Lin (2007). Earnings management and corporate governance

in Asia's emerging markets. Journal Compilation, 15(5), 999–1021.

Uadiale, O.M (2010). The impact of board structure on corporate financial performance in

Nigeria. International Journal of Business and Management. Vol. 5, No.10.

Undang-Undang Perseroan Terbatas Nomor 40 tahun 2007.

Vafeas, N. (1999). Board meeting frequency and firm performance. Journal of Financial

Economics, 53, 113-142.

Xie, B., Davidson III, W.N., dan Dadalt, P.J. (2003). Earnings management and corporate

governance: the role of the board and the audit committee. Journal of Corporate

Finance, 9, 295–316

Pengaruh efektifitas..., Adi Fathoni, FE UI, 2013

Page 24: PENGARUH EFEKTIFITAS DEWAN KOMISARIS DAN KOMITE …

24

Lampiran

Tabel 1 Deskripsi Sampel

Deskripsi Jumlah

Sampel

Jumlah perusahaan tercatat per Desember 2011 445

Jumlah yang bergerak di industri keuangan (72)

Jumlah outlier (32)

Jumlah perusahaan yang tidak dapat diperoleh laporan

tahunan

(139)

Jumlah sampel 202

Jumlah perusahaan yang terdapat di tahun 2010 dan 2011 186

Sampel perusahaan yang terdapat di tahun 2010 saja 18

Jumlah sampel di tahun 2010 204

Sampel perusahaan yang terdapat di yahun 2011 202

Total 406

Tabel 2 Statistik Deskriptif Variabel Penelitian

Variabel

Jumlah

Observ

asi

Min Max Mean Std.

Deviation

2010 - 2011

DAC 406 -0,3141 0,3205 0,0000 0,0848

BOCSCORE 406 0,4394 0,9394 0,7269 0,0838

AUDCOMSCORE 406 0,3333 0,9697 0,7185 0,1425

SIZE 406 9,4442 18,8493 14,4331 1,6841

LEV 406 0,0113 1,1528 0,4676 0,2119

AGE 406 1 34 13,0812 7,5167

Sumber : data hasil pengolahan SPSS 17.0

Jumlah observasi 406.

DAC = Discretionary accruals pada perusahaan i pada tahun t, BOARDSCORE : Skor

efektifitas dewan komisaris perusahaan i pada tahun t, AUDCOMSCORE = Skor efektifitas

komite audit pada perusahaan i pada tahun t, SIZE = ukuran perusahaan diukur dengan

logaritma natural dari total aset perusahaan i pada tahun t, LEV = tingkat leverage pada

perusahaan i pada tahun t, AGE = umur listing perusahaan di bursa pada perusahaan i pada

tahun t.

Pengaruh efektifitas..., Adi Fathoni, FE UI, 2013

Page 25: PENGARUH EFEKTIFITAS DEWAN KOMISARIS DAN KOMITE …

25

Tabel 3 Pearson Correlation Matrix Model

DAC BOCSCORE AUDCOMSCORE SIZE LEV AGE

DAC 1

BOCSCORE -0,164** 1

0.0009

AUDCOMSCORE -0,137** 0,396** 1

0,0056 0.0000

SIZE -0,0097 .475** 0,313** 1

0,8456 0,0000 0.0000

LEV 0,0597 -0,0002 0,109* 0,100* 1

0,2301 0,9976 0,0283 0,0444

AGE -0,0790 0,0172 0,0939 -0,0065 0,0771 1

0,1121 0,7294 0,0587 0,8956 0,1208

Sumber : data hasil pengolahan SPSS 17.0

** Signifikan pada level α = 1% (2-tailed)

* Signifikan pada level α = 5% (2-tailed)

Angka di dalam kurung menunjukkan P-value

Tabel 4 Hasil Regresi Model Penelitian

Expexted

Sign

Unstandardized

Coefficient t Sig,

B

(Constant) 0,1044 2,2904 0,0113

BOCSCORE - -0,1654 -2,6996 0,0036***

AUDCOMSCORE - -0,0589 -1,7771 0,03815**

SIZE - 0,0037 0,2466 0,1067

LEV + 0,0329 0,5719 0,0584*

AGE - -0,0008 -1,4102 0,0000***

Adjusted R-Squared 0,0881

Durbin-Watson Stat 1,9583

F-Statistic 7,5074

Prob (F-Statistic) 0,0000

Sumber : data hasil pengolahan EViews 6

*** Signifikan pada level α = 1% (1-tailed)

** Signifikan pada level α = 5% (1-tailed)

* Signifikan pada level α = 10% (1-tailed)

Jumlah observasi 406

DAC = Discretionary accruals pada perusahaan i pada tahun t, BOARDSCORE : Skor efektifitas

dewan komisaris perusahaan i pada tahun t, AUDCOMSCORE = Skor efektifitas komite audit

pada perusahaan i pada tahun t, SIZE = ukuran perusahaan diukur dengan logaritma natural dari

total aset perusahaan i pada tahun t, LEV = tingkat leverage pada perusahaan i pada tahun t, AGE

= umur listing perusahaan di bursa pada perusahaan i pada tahun t.

Pengaruh efektifitas..., Adi Fathoni, FE UI, 2013

Page 26: PENGARUH EFEKTIFITAS DEWAN KOMISARIS DAN KOMITE …

26

Tabel 5 Hasil Regresi Analisis Sensitivitas Model Penelitian

Expexted

Sign

Unstandardized

Coefficient t Sig,

B

(Constant) 0,0714 1,8157 0,0351

BOCSCORE - -0,0918 -1,7338 0,0419**

AUDCOMSCORE - -0,0265 -1,2714 0,1022

SIZE - 0,0017 0,6627 0,2539

LEV + 0,0316 1,7473 0,0407**

AGE - -0,0014 -2,6256 0,0045***

Adjusted R-Squared 0,0761

Durbin-Watson Stat 1,9522

F-Statistic 6,5426

Prob (F-Statistic) 0,0000

Sumber : data hasil pengolahan EViews 6

*** Signifikan pada level α = 1% (1-tailed)

** Signifikan pada level α = 5% (1-tailed)

* Signifikan pada level α = 10% (1-tailed)

Jumlah observasi 406

DAC = Discretionary accruals pada perusahaan i pada tahun t, BOARDSCORE : Skor efektifitas

dewan komisaris perusahaan i pada tahun t, AUDCOMSCORE = Skor efektifitas komite audit

pada perusahaan i pada tahun t, SIZE = ukuran perusahaan diukur dengan logaritma natural dari

total aset perusahaan i pada tahun t, LEV = tingkat leverage pada perusahaan i pada tahun t, AGE

= umur listing perusahaan di bursa pada perusahaan i pada tahun t.

Pengaruh efektifitas..., Adi Fathoni, FE UI, 2013