PENGARUH DISIPLIN IBADAH SHOLAT, LINGKUNGAN …
Transcript of PENGARUH DISIPLIN IBADAH SHOLAT, LINGKUNGAN …
Website: http://jurnaledukasikemenag.org
EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan, 16(2), 2018, 166-178
EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan, p-ISSN: 1693-6418, e-ISSN: 2580-247X This is a open access article under CC-BY-SA license (http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/)
PENGARUH DISIPLIN IBADAH SHOLAT, LINGKUNGAN SEKOLAH, DAN INTELEGENSI TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK MATA
PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
THE INFLUENCE OF WORSHIP DISCIPLINE, SCHOOL ENVIRONMENT, AND
INTELIGENCE ON STUDENT’S LEARNING RESULT OF THE ISLAM EDUCATION (PAI)
LESSON
Wahyu Bagja Sulfemi Program Administrasi Pendidikan STKIP Muhammadiyah Bogor
Jl. Raya Leuwiliang No. 106 Bogor 16640
email: [email protected]
Naskah Diterima: 9 Mei 2018; Direvisi: 15 Agustus 2018; Disetujui: 28 Agustus 2018
Abstract
Research aimed to study the worship disciplin analysis, school environment, and inteligence on the
student’s learning result of the Islam Education (PAI) lesson at Senior High Schools (SMA) in all
sub-districts of Pamijahan, Bogor district. This research used survey method with correlation and
regression analysis. Population in this research was students from SMA Negeri (Public schools) in
all sub-districts of Pamijahan, Bogor district. Meanwhile, samples were 60 students chosen
randomly. Data collection obtained by delivering questionnaire and documentation. Data analysis
used descriptive statistics, Pearson multiple correlation, coefficient of determination, and
regression analysis. Statistical examination used t-test and F-test. Analysis results of worship
discipline, school environment, and intelligence on student’s learning result of the PAI lesson were:
(i) coefficient of correlation 0,865, (ii) coefficient of determination 73,67%, and (iii) linear
regression = -43,84+0,335 X1+0,283 X2+0,417 X3. Test analysis showed that the coefficient of
correlation and the coefficient of regression is significantly related. It showed the positive and
significant relationship between (i) worship discipline, (ii) school environment, and (iii) intelligence
and student’s learning result of the PAI lesson.
Keywords: Intelligence; Learning outcomes; Praying worship discipline; School environment
Abstrak
Penelitian bertujuan untuk mengetahui analisis disiplin ibadah sholat, lingkungan sekolah, dan
intelegensi terhadap hasil belajar peserta didik Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di
Sekolah Menengah Negeri se-Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor. Metode penelitian yang
digunakan adalah survey dengan analisis korelasi dan regresi. Populasi dari penelitian ini adalah
peserta didik SMA Negeri ke-Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor sedangkan sampel
berukuran 60 orang peserta didik yang dipilih secara random. Pengumpulan data dilakukan dengan
mengisi kuesioner dan dokumentasi. Analisa data menggunakan statistik deskriptif, korelasi ganda
Pearson, koefisien determinan dan analisis regresi. Uji statsitik dipergunakan uji-t dan uji-F. Hasil
analisis disiplin ibadah sholat, lingkungan sekolah dan intelegensi, terhadap hasil belajar peserta
didik pada mata pelajaran PAI diperoleh koefisien korelasi sebesar 0,865 dan koefisien determinasi
sebesar 73,67%, serta persamaan garis regresi = -43,84+0,335 X1+0,283 X2+0,417 X3. Melalui
analisa pengujian diperoleh bahwa koefisen korelasi dan koefisien regresi tersebut sangat
signifikan. Hal tersebut membuktikan bahwa terdapat hubungan yang positif dan sangat signifikan
antara disiplin ibadah sholat, lingkungan sekolah dan intelegensi, terhadap hasil belajar peserta
didik Mata Pelajaran PAI.
Kata kunci: Disiplin sholat; Hasil belajar; Intelegensi; Lingkungan sekolah
WAHYU BAGJA SULFEMI
167 | EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan, p-ISSN: 1693-6418, e-ISSN: 2580-247X
PENDAHULUAN
Essensi Pendidikan Agama Islam (PAI)
pada hakekatnya merupakan proses transfer
nilai, pengetahauan, keterampilan dari generasi
ke generasi berikutnya yang mencakup dua hal
yaitu; pertama, mendidik peserta didik untuk
berprilaku sesuai dengan nilai-nilai atau akhlak
Islam, kedua mendidik peserta didik untuk
mempelajari ajaran Islam berupa pengetahuan
tentang ajaran Islam. Salah satu esesensi ini
dituangkan dalam hasil belajar yang
merupakan kemampuan yang diperoleh anak
setelah melalui kegiatan belajar baik bersama
guru maupun secara mandiri. Apalagi jika
dilihat bahwa Pendidikan Agama Islam
menjadi mata pelajaran yang masuk dalam
Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN)
dan menjadi penentu kelulusan peserta didik
dari satuan pendidikan.1
Sekolah sebagai institusi pendidikan
harus melakukan pembinaan pendidikan untuk
peserta didiknya didasarkan pada kepercayaan
dan tuntutan lingkungan keluarga dan
masyarakat.2 Proses pembelajaran Pendidikan
Agama Islam (PAI) khususnya sekolah-
sekolah menengah (SMA) maupun SMK
belum dilaksanakan secara optimal, sehingga
perannya sebagai mata pelajaran yang
berorientasi pada pembentukan nilai-nilai
keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT
serta akhlak mulia belum dapat dicapai secara
efektif.
Akan tetapi di satu sisi Mata pelajaran
PAI oleh peserta didik dianggap tidak penting
bila dibandingkan mata pelajaran yang di UN-
kan dimana peserta didik sibuk mencari les
tambahan untuk untuk mata pelajaran yang di-
UN sehingga sangat mempegaruhi hasil
belajar. Hasil belajar harus dapat menunjukkan
suatu perubahan tingkah laku atau perolehan
perilaku yang baru dari peserta didik yang
bersifat menetap, fungsional, positif dan
disadari. Ada berbagai faktor yang dapat
mempengaruhi proses dan hasil belajar peserta
didik di sekolah yang secara garis besarnya
dapat dibagi dalam dua bagian yaitu faktor
internal dan faktor eksternal. Faktor eksternal
1BNSP, (2018). Tanya Jawab Pelaksanaan Ujian
Sekolah Berstandar Nasional (USBN) Tahun Pelajaran
2017/2018. Jakarta: BNSP. P. 5 2Hamalik, Omar, (1992). Metode Belajar dan
Kesulitan Belajar. Bandung: Tarsito. P. 145.
terdiri dari faktor lingkungan dan faktor
instrumental. Sedangkan faktor-faktor internal)
terdiri faktor fisiologis dan psikologis pada diri
peserta didik3.
Kecamatan Pamijahan merupakan
kecamatan baru di Kabupaten Bogor. Secara
geografis berada dibawah Gunung Salak
sehingga memilki udara yang nyaman dan
sejuk. Secara kateristik penduduknya
mayoritas beragama Islam dan memiliki
tingkat religius yang tinggi. faktor religiusitas
memiliki kontribusi besar dalam pembentukan
karakter dan hasil belajar peserta didik dalam
mengimplementasikan nilai-nilai keIslaman
dalam kehidupan sehari-hari4. Sekolah Negeri
biasanya dalam menerima peserta didik
melalui seleksi penjaringan sehingga memeliki
Inteligensi yang tinggi. Dengan demikian
disiplin ibadah shalat, lingkungan sekolah, dan
Inteligensi diasumsikan dapat membatu peserta
didik dalam meraih prestasi belajar yang
maksimal
Berdasarkan latar belakang masalah,
maka rumusan masalah penelitin ini adalah
sebagai berikut: 1) disiplin Ibadah shalat
berpengaruh terhadap hasil belajar PAI, 2)
lingkungan sekolah berpengaruh terhadap hasil
belajar PAI, 3) Inteligensi berpengaruh
terhadap hasil belajar PAI, 4) disiplin ibadah
shalat, lingkungan sekolah dan inteligensi,
secara bersama-sama berpengaruh terhadap
hasil belajar PAI.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui pengaruh sebagai berikut: 1)
disiplin Ibadah shalat terhadap hasil belajar
PAI. 2) lingkungan sekolah terhadap hasil
belajar PAI, 3) Inteligensi terhadap hasil
belajar PAI. 4) disiplin ibadah shalat,
lingkungan sekolah dan inteligensi, secara
bersama-sama terhadap hasil belajar PAI
peserta didik.
Kajian literatur
Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam (PAI)
Menurut Anita menyatakan belajar
adalah suatu proses dimana suatu organisme
3Sabri, Alisuf. (1996). Psikologi Pendidikan.
Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya. P 59. 4Uno, H. (2008). Orientasi Baru dalam Psikologi
Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. P. 143
PENGARUH DISIPLIN IBADAH SHOLAT, LINGKUNGAN SEKOLAH, DAN INTELEGENSI TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan, p-ISSN: 1693-6418, e-ISSN: 2580-247X | 168
berubah perilakunya sebagai akibat
pengalaman serta merupakan proses perubahan
tingkah laku yang diperoleh melalui latihan.
Perubahan ini di sebabkan oleh adanya
dukungan dari lingkungan yang positif yang
menyebabkan terjadinya interaksi edukatif.5
Hasil belajar harus menunjukkan suatu
perubahan tingkah laku atau perolehan perilaku
yang baru dari peserta didik yang bersifat
menetap, fungsional, positif dan disadari. Ada
berbagai faktor yang dapat mempengaruhi
proses dan hasil belajar peserta didik di
sekolah yang secara garis besarnya dapat
dibagi dalam dua bagian yaitu faktor internal
dan faktor eksternal peserta didik. Faktor-
faktor yang berasal dari luar diri peserta didik
(eksternal) terdiri dari faktor lingkungan dan
faktor instrumental. Sedangkan faktor-faktor
yang berasal dari dalam diri peserta didik
(internal); adalah berupa faktor fisiologis dan
psikologis pada diri peserta didik6. Hasil
belajar tertuang dalam taksonomi Bloom,
yakni dikelompokkan dalam tiga domain yaitu
domain kognitif atau kemampuan berpikir,
domain afektif atau sikap, dan domain
psikomotor atau keterampilan. Hasil belajar
seseorang dapat dilakukan melalui pengukuran
melalui tes dan pengukuran. Keduanya sebagai
dengan alat dalam mengumpulkan data yang
disebut dengan instrumen penilaian hasil
belajar. 7
Dalam Garis-Garis Besar Program
Pembelajaran (GBPP) PAI merupakan usaha
sadar untuk menyiapkan peserta didik dalam
meyakini, memahami, menghayati, dan
mengamalkan agama Islam melalui kegiatan
bimbingan, pembelajaran, atau latihan untuk
menghormati agama lain dalam hubungan
kerukunan antar umat beragama dalam
masyarakat untuk mewujudkan persatuan
nasional.8 PAI memberikan tuntunan bahwa
agama diajarkan kepada manusia dengan visi
untuk mewujudkan manusia yang bertakwa
5Anitah W, Sri dkk, (2014). Strategi
Pembelajaran di SD Tangerang Selatan: Universitas Terbuka, P. 1.3
6Sabri, Alisuf. (1996). Psikologi Pendidikan.
Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, P. 59. 7Sudjana, (2009). Penilaian Hasil Proses Belajar
Mengajar. Bandung: PT. Ramaja Rosdakarya, P. 22 8Muhaimi, et.al. (2001). Paradigma Pendidikan
Islam: Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama Islam
di Sekolah. Bandung: Remaja Rosdakarya, P. 75
kepada Allah Swt. dan berakhlak mulia, serta
bertujuan untuk menghasilkan manusia yang
berbudi pekerti, etis, jujur, adil, menghargai,
disiplin, harmonis dan produktif, baik secara
personal maupun sosial. PAI memilki tujaun
untuk menghasilkan manusia yang
menyempurnakan iman, takwa, dan akhlak,
serta aktif membangun peradaban dan
keharmonisan kehidupan, khususnya dalam
memajukan peradaban bangsa yang
bermartabat.9
Mata pelajaran PAI jika dirumuskan
mengandung pengertian bahwa proses PAI
yang dilalui dan dialami oleh peserta didik di
sekolah dimulai dari tahapan kognisi, yakni
pengetahuan dan pemahaman peserta didik
terhadap ajaran-ajaran dan nilai-nilai yang
terkandung ajaran Islam, menuju ke tahapan
afeksi, yakni terjadinya proses internalisasi
ajaran dan nilai agama ke dalam diri peserta
didik, dalam arti menghayati dan meyakininya.
Tahapan ini berkaitan dengan kognisi, karena
keyakinan dan penghayatan peserta didik akan
menjadi kokoh jika dilandasi oleh ilmu,
pengetahuan dan pemahamannya terhadap
ajaran dan nilai agama Islam. Tahapan afeksi
dapat menumbumbuhkan motivasi dalam diri
peserta didik dan tergerak untuk mengamalkan
dan menaati ajaran Islam sebagai tahapan
psikomotorik yang telah diinternalisasikan
dalam dirinya sehingga terbentuk manusia
muslim bertakwa, beriman, dan berakhlak
mulia.
Disiplin Ibadah Sholat
Disiplin berasal dan bahasa dalam Latin
disciplina yang berarti pengajaran atau latihan.
Ada juga yang mengatakan berasal dari kata
disciple yang berarti pengikut setia, penganut
terhadap paham seorang guru, dan ajaran atasi
aliran seni.10 Ibadah dari bahasa Arab abida-
ya’budu-‘abdan-‘ibaadatan yang berarti taat,
tunduk, patuh dan merendahkan diri. Taimiyah
menyampaikan mencakup segala sesuatu yang
dicintai dan diridhai oleh Allah Swt. berupa
9Zakiah Daradjat, dkk, (1992), Ilmu Pendidikan
Islam, Jakarta; Bumi Aksara, Cet ke-2, P. 76 10Poerwadarminta, W. J. S. (2008). Kamus
Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. P. 237
WAHYU BAGJA SULFEMI
169 | EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan, p-ISSN: 1693-6418, e-ISSN: 2580-247X
perkataan atau perbuatan baik amalan batin
ataupun yang dhahir (nyata). 11
Shalat secara etimologi berarti do’a,
sedangkan secara lahiriah beberapa ucapan dan
perbuatan yang dimulai dengan takbir dan
diakhiri dengan salam, dengan syarat yang
telah ditentukan12. Lebih lanjut Hasbi Asy
Syidiqi menyampaikan bahwa sholat
berhadapan hati (jiwa) kepada Allah, yang
mendatangkan takut kepada-Nya serta
menumbuhkan di dalam jiwa rasa
kebesarannya dan kesempurnaan kekuasaan-
Nya.13 Menurut Assayuthi14, shalat merupakan
salah satu sarana komunikasi antara hamba
dengan Tuhannya sebagai bentuk ibadah yang
di dalamnya merupakan amalan yang tersusun
dari beberapa perkataan dan perbuatan yang
dimulai dengan takbiratul ikhram dan diakhiri
dengan salam, serta sesuai dengan syarat dan
rukun yang telah ditentukan syara. Menurut
Haryanto15 shalat merupakan rangkaian ucapan
dan perbuatan (gerakan) yang dimulai dengan
takbir dan diakhiri dengan salam, dalam sehari
semalam terdiri dari shalat subuh, shalat
dzuhur, shalat ashar, shalat maghrib dan shalat
isya.
Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa kedisipilinan melaksanakan shalat wajib
adalah suatu kepatuhan dan kesanggupan
menjalankan ibadah shalat dalam sehari
semalam sebanyak lima kali dan harus
dikerjakan pada waktunya masing-masing
dengan tidak meninggalkan satupun waktu
sholat.
Lingkungan Sekolah
Menurut Muhibbin lingkungan sekolah
yaitu keadaan sekolah tempat belajar yang
turut mempengaruhi tingkat keberhasilan
belajar. Keadaan gedung sekolahnya dan
letaknya, serta alat-alat belajar yang juga ikut
menentukan keberhasilan belajar peserta
11A Rahman Ritonga Zainuddin. (1997). Fiqh
Ibadah, Jakarta: Gaya Mdia Pratama, P.1 12Sidi Gazalba. (1975) Asas Agama Islam,
Jakarta: Bulan Bintang, P. 88 13Hasbi Asy Syidiqi, (1976). Pedoman Shalat,
Jakarta: Bulan Bintang, P. 59 14Imam Basori Assuyuti, (1998), Bimbingan
Shalat Lengkap, Mitra Umat, P. 30 15Haryanto, S. (2005). Psikologi Shalat.
Yogyakarta: Pusktaka Pelajar.
didik16. Hamalik menyampaikan bahwa
lingkungan sekolah adalah suatu lembaga yang
menyelenggarakan pengajaran dan kesempatan
belajar harus memenuhi bermacam-macam
persyaratan antara lain: murid, guru, program
pendidikan, asrama, sarana dan fasilitas.
Segala sesuatunya telah diatur dan
disusun sesuai pola dan sistematika tertentu
sehingga memungkinkan kegiatan belajar dan
mengajar berlangsung dan terarah pada
pembentukan dan pengembangan peserta
didik17. Selanjutnya menurut Slameto faktor-
faktor sekolah yang mempengaruhi belajar
mencakup 1) Metode mengajar, 2) Kurikulum,
3) Relasi guru dengan peserta didik, 4) Relasi
peserta didik dengan peserta didik, 5) Disiplin
sekolah, 6) Alat pelajaran dan, 7) Waktu
sekolah. 18
Dengan demikian untuk menciptakan
lingkungan belajar yang efektif perlu adanya
kerjasama dan kesesuaian antara kondisi
lingkungan belajar dan peserta pembelajaran
dalam hal ini peserta didik dan guru. Oleh
karena itu perlu ditumbuhkan rasa sadar akan
pentingnya lingkungan belajar yang efektif,
sehingga tujuan pembelajaran bisa tercapai
dengan baik.
Inteligensi
Menurut Casmini intelegensi berasal dari
Bahasa Latin yaitu intelligere yang berati
mengorganisasikan, menghubungkan, atau
menyatukan satu dengan yang lain (toorganize,
to relate, to bind together). Casmini
mendefinisikan dua jalan yaitu secara
kuantitatif yaitu melalui proses belajar untuk
memecahkan masalah yang dapat diukur
dengan tes inteligensi, dan secara kualitatif
agar berpikir untuk membentuk konstruksi
yang menghubungkan dan mengelola
informasi dari luar yang sesuai dirinya.19
Selanjutnya Efendi20, intelegesi adalah
16Syah, Muhibbin. (2009), Psikologi Pendidikan
dengan Pendekatan Baru. Bandung: Remaja
Rosdakarya, P.152 17Hamalik, Oemar. (2006). Proses Belajar
Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara, p.6 18Slameto (.2003).Belajar dan Faktor-faktor yang
Mempengaruhiny, .Jakarta:Rineka Cipta. P.64 19Casmini. (2007). Emotional Parenting.
Yogyakarta: Pilar Media, P.14 20Efendi, A. (2005). Revolusi Kecerdasan Abad
21. Bandung: Alfabeta, P 81
PENGARUH DISIPLIN IBADAH SHOLAT, LINGKUNGAN SEKOLAH, DAN INTELEGENSI TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan, p-ISSN: 1693-6418, e-ISSN: 2580-247X | 170
kemampuan untuk memecahkan atau
menciptakan sesuatu yang bernilai bagi budaya
tertentu.
Suryabrata mengelompokkan inteligensi
menjadi lima kelompok, yaitu: 1) Konsepsi
yang bersifat spekulatif, Dimana konsep ini
memandang inteligensi sebagai taraf umum
dari sejumlah besar daya khusus; 2) Konsepsi
yang bersifat pragmatis, yaiitu inteligensi
adalah apa yang dites oleh tes inteligensi
(intelligence is what the tests test); 3) Konsepsi
yang didasarkan pada analisis faktor, dimana
penyelidikan dan pencarian sifat hakikat
inteligensi harus mempergunakan teknik
analisis faktor; 4) Konsepsi yang bersifat
operasional. Konsepsi ini, menyampaikan
bahwa faktor-faktor yang mendukung sifat dan
hakikat inteligensi sudah diketahui, 5)
Konsepsi yang didasarkan pada analisis
fungsional. Konsepsi ini menjelaskan bahwa
sifat dan hakikat inteligensi disusun
berdasarkan bagaimana berfungsinya
inteligensi.21
Berdasarkan teori tersebut maka dapat
disimpulkan inteligensi merupakan salah satu
kemampuan manusia yag bersifat potensial dan
merupakan kecakapan umum dalam
menciptakan sesuatu yang bernilai bagi budaya
tertentu. Kecakapan ini dapat terwujud menjadi
sebuah kecakapan yang kongkrit dengan
bantuan lingkungan.
Dari landasan teoritis dan kerangka
berpikir yang telah diuraikan di atas, dapat
diajukan hipotesis sebagai berikut 1) Terdapat
pengaruh yang signifikan kedisiplinan ibadah
sholat terhadap hasil PAI. 2) Tidak terdapat
pengaruh yang signifikan kedisiplinan ibadah
sholat terhadap hasil belajar PAI. 3) Terdapat
pengaruh yang signifikan linkungan sekolah
terhadap hasil belajar PAI. 4) Tidak terdapat
pengaruh yang signifikan linkungan sekolah
terhadap hasil belajar PAI. 5) terdapat
pengaruh yang signifikan intelegensi terhadap
hasil belajar PAI. 6) Tidak terdapat pengaruh
yang signifikan intelegensi terhadap hasil
belajar PAI. 7) Terdapat pengaruh yang
signifikan kedisiplinan ibadah sholat,
lingkungan sekolah dan intelegensi secara
21Suryabrata, Sumadi. 2002. Psikologi
pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, P.124 –
134
bersama-sama terhadap hasil belajar PAI. 8)
Tidak terdapat pengaruh yang signifikan
kedisiplinan ibadah sholat, Lingkungan
sekolah dan intelegensi secara bersama-sama
terhadap hasil belajar PAI.
METODOLOGI PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian
ini adalah metode survei dengan teknik analisis
jalur (path analysis) untuk memperoleh fakta-
fakta dari gejala-gejala yang ada dan mencari
keterangan secara faktual22 dengan
menggunakan pendekatan kuantitatif sebagai
tumpuan analisis teknik regresi.
Populasi target dalam penelitian ini
adalah seluruh peserta didik SMA Negeri se-
Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor yang
berjumlah 397 peserta didik. Populasi
terjangkau dalam penelitian ini adalah seluruh
peserta didik kelas XI SMA Negeri 1
Pamijahan Kabupaten Bogor tahun pelajaran
2016/2017 yang berjumlah 154 peserta didik
yang terbagi dalam 4 kelas paralel. Teknik
pemilihan sampel dalam penelitian ini
menggunakan teknik gabungan antara cluster
dan random. Teknik cluster digunakan dalam
mengelompokkan calon responden menurut
kelas paralelnya, sedangkan teknik random
digunakan dalam memilih anggota sampel dari
setiap cluster yang ada. Jumlah anggota sampel
dalam penelitian ini ditetapkan sebanyak 60
orang, karena terdapat 4 kelas paralel maka
banyaknya anggota sampel dari setiap kelas
adalah 15 peserta didik dengan teknik sample
random samplingyaitu pengambilan anggota
sampel dari populasi dilakukan secara acak
tanpa memperhatikan strata yang ada dalam
populasi itu dan cara demikian dilakukan bila
anggota pupulasi dianggap homogen.23
Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri
se-Kecamatan Pamijahan karena secara
geografis Kecamatan Pamijahan berada
dibawah Gunung Salak sehingga memilki
udara yang nyaman dan sejuk. Secara kateristik
penduduknya mayoritas beragama Islam dan
memiliki tingkat religius yang tinggi. faktor
22Hanun, Farida, 2013. Pengaruh Efikasi Diri,
Iklim Kerja, dan Motivasi Berprestasi Terhadap Kinerja
Kepala Madrasah (Survey Di Madrasah Ibtidaiyah Kota
Bekasi). Jurnal Analisa, 20 (01). 99-114 23Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif,
Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta. P. 82
WAHYU BAGJA SULFEMI
171 | EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan, p-ISSN: 1693-6418, e-ISSN: 2580-247X
religiusitas memiliki kontribusi besar dalam
pembentukan karakter dan hasil belajar peserta
didik dalam mengimplementasikan nilai-nilai
keIslaman dalam kehidupan sehari-hari.
Selanjutnya biasanya sekolah negeri dalam
menerima peserta didik melalui seleksi
penjaringan sehingga memeliki inteligensi
yang tinggi. Dengan demikian disiplin ibadah
shalat, lingkungan sekolah, dan inteligensi
diasumsikan dapat membatu peserta didik
dalam meraih prestasi belajar yang maksimal.
Penelitian ini dilaksanakan lima bulan yaitu
mulai dari bulan Mei 2016 sampai dengan
bulan September 2016.
Sesuai dengan variabel penelitian, ada
empat jenis data yang dikumpulkan, yaitu
Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam (Y)
sebagai variabel terikat (dependent variable),
Disiplin Ibadah Shalat (X1), Lingkungan
Sekolah (X2), Inteligensi (X3) sebagai variabel
bebas (independent variable).
Data hasil belajar PAI peserta didik
diambil dari dokumen sekolah yaitu nilai hasil
Ulangan Umum Semester I kelas XI tahun
pelajaran 2016/2017. Data intelegensi
diperoleh dari dokumen sekolah yaitu hasil tes
psikologi yang dilakukan oleh lembaga
konsultasi psikologi pada saat siswa duduk di
kelas X. Data tentang kedisiplinan ibadah
sholat dan lingkungan sekolah diperoleh
melalui angket/kuesioner.
Instrumen penelitian disiplin ibadah
shalat disusun berdasarkan indikator yang
terdiri 30 butir pertanyaan yang diuji validitas
butir dan reliabilitas instrumen sehingga layak
digunakan sebagai intrumen penelitian.
Instrumen yang digunakan untuk
mengumpulkan data tentang Disiplin Ibadah
Shalat berbentuk kuesioner dengan
menggunakan rating scale. Model rating scale
yang digunakan dalam bentuk kontinum
dengan 5 (lima) kategori, yaitu nilai jawaban
selalu= 5, sering= 4, kadang-kadang= 3,
pernah= 2, dan tidak pernah= 1. Semua
pertanyaan diatur sedemikian rupa semua
bermakna positif.
Instrumen lingkungan sekolah yang
terdiri dari 45 butir pertanyaan dengan
menggunakan rating scale. Model rating scale
yang digunakan dalam bentuk kontinum
dengan 5 (lima) kategori, yaitu nilai jawaban
selalu= 5, sering= 4, kadang-kadang= 3,
pernah= 2, dan tidak pernah= 1. Semua
pertanyaan diatur sedemikian rupa semua
bermakna positif.
Teknik analisis data yang akan
digunakan dalam penelitian ini meliputi dua
tahap, yaitu: (1) pengujian persyaratan analisis
dan (2) pengujian hipotesis penelitian.
Sebelum dilakukan pengujian persyaratan
analisis, data dari setiap variabel dianalisis
deskriptif untuk mendapat gambaran secara
umum hasil penelitian. Data yang diperoleh
akan disajikan dalam besaran statistik
deskriptif seperti rata-rata (mean), nilai tengah
(median), frekuensi terbanyak (modus),
simpangan baku (standar deviasi). Selanjutnya
data disajikan dalam bentuk distribusi
frekwensi dan histogram dari masing-masing
perlakuan.
Data hasil penelitian yang akan dianalisis
dengan menggunakan analisis variansi harus
memenuhi persyaratan, yaitu skor galat baku
taksiran Y atas X berdistribusi normal. Uji
normalitas ini dilakukan dengan menggunakan
metode Liliefors. Pengujian homogenitas
varians berkelompok skor Y ditinjau dari skor
X dilakukan dengan menggunakan metode
Barlett. Pengujian hipotesis dilakukan dengan
menggunakan analisis regresi sederhana untuk
masing-masing variabel bebas terhadap
variabel terikat, dan regresi ganda untuk
keseluruhan variabel bebas secara bersama-
sama dengan variabel terikat, serta korelasional
sederhana dan korelasional jamak serta parsial.
Dari landasan teoritis dan kerangka
berpikir yang telah diuraikan di atas, dapat
diajukan hipotesis sebagai berikut: Pertama,
H0: ρy1= 0, dan H1: ρy1 >0, artinya H0: tidak
terdapat pengaruh yang signifikan kedisiplinan
ibadah sholat terhadap hasil belajar PAI dan
H1: terdapat pengaruh yang signifikan
kedisiplinan ibadah sholat terhadap hasil PAI.
Kedua, H0: ρy2= 0 dan H1: ρy2 >0, artinya, H0:
terdapat pengaruh yang signifikan linkungan
sekolah terhadap hasil belajar PAI dan H1:
tidak terdapat pengaruh yang signifikan
linkungan sekolah terhadap hasil belajar PAI.
Ketiga, H0: ρy2= 0 dan H1: ρy2 >0, artinya H0:
terdapat pengaruh yang signifikan intelegensi
terhadap hasil belajar PAI dan H1: tidak
terdapat pengaruh yang signifikan intelegensi
terhadap hasil belajar PAI. Keempat, H0: ρ123=
0 dan H1: ρ123 >0, artinya, H0: terdapat
PENGARUH DISIPLIN IBADAH SHOLAT, LINGKUNGAN SEKOLAH, DAN INTELEGENSI TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan, p-ISSN: 1693-6418, e-ISSN: 2580-247X | 172
pengaruh yang signifikan kedisiplinan ibadah
sholat, lingkungan sekolah dan intelegensi
secara bersama-sama terhadap hasil belajar
PAI dan H1: tidak terdapat pengaruh yang
signifikan kedisiplinan ibadah sholat,
lingkungan sekolah dan intelegensi secara
bersama-sama terhadap hasil belajar.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Data
Sumber data yang digunakan hasil
belajar Pendidikan Agama Islam (Y) adalah
dokumen sekolah, yaitu hasil Ulangan Umum
Semester II tahun pelajaran 2016/2017. Data
hasil belajar diperoleh nilai rata-rata 71,20
dengan simpangan baku 14,71 dan median
sebesar 72. Nilai KKM mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri
Pamijahan adalah 70, maka banyaknya
responden yang tuntas sebanyak 36 orang atau
60 %. Jadi jika dilihat dari ketuntasan, maka
hasil belajar peserta didik tergolong sedang.
Data menunjukkan perbedaan jawaban antar
responden termasuk tinggi, responden cukup
beragam.
Kuesioner disiplin ibadah shalat ini yang
disusun dalam 30 butir pertanyaan yang
selanjutnya diuji validitas butir dan reliabilitas
instrumen. Hasil validitas butir kuesioner
disiplin ibadah sholat (X1) menggunakan
rumus korelasi product moment pearson,
dimana kriteria penerimaan butir instrumen
valid atau tidak digunakan uji validitas
instrumen dengan rtabel, yang ditentukan uji
satu sisi dengan taraf signifikansi (α)= 0,05
dan derajat kepercayaan (df)= k-2 (dimana k=
banyaknya responden uji coba). Hasil
perhitungan uji coba validitas instrumen butir
pertanyaan yang tidak valid dibuang dan tidak
digunakan. Untuk perhitungan reabilitas
koesioner menggunakan rumus Alpha
Cronbach. Angka reliabilitas yang diperoleh
dari perhitungan selanjutnya dibandingkan
dengan rtabel pada uji satu sisi dengan taraf
signifikansi Dari hasil perhitungan uji coba
reliabilitas instrumen pada diperoleh bahwa
instrumen tersebut reliabel.
Berdasarkan angket yang disebar ke
reponden diperoleh Skor disiplin ibadah sholat
(X1) diperoleh rata-rata 100,18 dengan
simpangan baku 17,35 dan median 101. Skor
rata-rata tiap pertanyaan adalah 3,71 atau
74,21%, ini menunjukkan bahwa rata-rata
disiplin ibadah sholat dari para responden
termasuk tinggi. Perbedaan jawaban antar
responden termasuk tinggi dan para responden
cukup beragam. Hasil rata-rata dan dan nilai
tengah hampir sama, sehingga penelitian ini
cukup representatif dan memiliki sebaran yang
cenderung normal.
Hasil validitas butir kuesioner
Lingkungan Sekolah (X2) menggunakan rumus
korelasi product moment pearson, diperoleh
nilai rtabel adalah 0,3783. Untuk perhitungan
reabilitas koesioner digunakan rumus Alpha
Cronbach, diperoleh nilai rtabel adalah 0.2642.
Dari hasil perhitungan uji coba reliabilitas
instrumen diperoleh bahwa nilai koefisien
korelasi reliabilitasnya adalah sebesar 0,96,
yang berarti bahwa instrumen tersebut reliabel.
Hasil Skor Lingkungan Sekolah (X2)
yang diperoleh dari para responden
mempunyai rata-rata 131,75 dengan
simpangan baku 18,21 dan median sebesar
134,5. Banyaknya butir pertanyaan dalam
instrumen Lingkungan Sekolah adalah 40 butir
dengan skor maksimum tiap butir pertanyaan
adalah 5, maka skor rata-rata tiap pertanyaan
adalah 3,29 atau 65,88%, hal ini menunjukkan
bahwa rata-rata skor Lingkungan Sekolah
responden termasuk sedang, responden tidak
banyak beragam. Dari nilai rata-rata dan dan
median menunjukkan penelitian ini cukup
representatif sehingga memiliki sebaran yang
cenderung normal.
Data Inteligensi (X3) diambil dari hasil
tes IQ yang dilaksanakan oleh pihak sekolah.
Hasil data tersebut diperoleh nilai rata-ratanya
106,08 dengan simpangan baku 10,53 dan
median sebesar 105,5. Data ini bisa dikatakan
bahwa data inteligensi (X3) dari para
responden termasuk normal. Hasil skor
simpangan tersebut menunjukkan perbedaan
intelegensi dari responden sedang-sedang saja.
Hal ini menunjukkan bahwa data dari
responden tidak banyak beragam. Dari nilai
rata-rata dan dan nilai tengah yang jauh
berbeda, menunjukkan bahwa data intelegensi
yang diperoleh cukup representatif dan
memiliki sebaran yang cenderung normal.
Hasil pengujian normalitas (X1), (X2),
dan (X3) terhadap (Y) berdistribusi normal hal
ini yang disajikan dalam Tabel 1.
WAHYU BAGJA SULFEMI
173 | EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan, p-ISSN: 1693-6418, e-ISSN: 2580-247X
Tabel 1. Rangkuman uji normalitas galat baku taksiran Y –
No. Galat L0–maks Ltabel Kesimpulan
1 Y – 0,08473 0,1118 Normal
2 Y – 0,10883 0,1118 Normal
3 Y – 0,08953 0,1118 Normal
Syarat Normal: L0–maks <Ltabel
Dari perhitungan pengujian
homogenitas pengelompokan (X1), (X2), dan
(X3) terhadap (Y) dari populasi yang homogen
(Tabel 2.)
Tabel 2. Rangkuman hasil uji homogenitas
No. Galat 2hitung 2
tabel Kesimpulan
1 Y atas X1 0,978 3,84 Homogen
2 Y atas X2 2,848 3,84 Homogen
2 Y atas X3 3,542 3,84 Homogen
Syarat Homogen: 2hitung <
2tabel
Dari hasil perhitungan diperoleh
koefisien korelasi partial antara variabel bebas
Disiplin ibadah sholat dengan variabel terikat
hasil belajar adalah sebesar 0,757,
menunjukkan hubungan kedua variabel
tersebut adalah kuat. Sedangkan koefisien
determinasi sebesar 57,30% menunjukkan
bahwa besarnya kontribusi Disiplin ibadah
sholat mempengaruhi Hasil belajar adalah
sebesar 57,30%, sisanya (42,70%) karena
pengaruh faktor lain. Hasil pengujian
signifikansi koefisien korelasi, dari hasil
perhitungan diperoleh nilai thitung= 8,82
sedangkan nilai ttabel= 1,67. Dengan demikian
maka koefisien korelasi tersebut signifikan,
dengan kata lain terdapat hubungan yang
positif signifikan antara disiplin ibadah sholat
dengan hasil belajar. Untuk membuktikan
hipotesis tersebut juga dilakukan dengan
menggunakan analisis regresi diperhitungan,
yaitu diperoleh = 6,91+0,64 X1.
Persyaratan linieritas adalah jika Fhitung <
Ftabel maka garis regresi tersebut linier. Karena
nilai Fhitung= -27,94 sedangkan nilai Ftabel untuk
taraf nyata = 5%, n= 60 k= 4 (dk pembilang=
2 dan dk penyebut= 58) adalah 2,27 maka
Fhitung <Ftabel, yang berarti bahwa garis regresi
tersebut linier. Karena nilai Fhitung= 77,825
sedangkan nilai Ftabel untuk taraf nyata = 5%,
n= 60 k= 1 (dk pembilang= 1 dan dk
penyebut= 58) adalah 4,01 maka koefisien
regresi tersebut signifikan bahkan cenderung
sangat signifikan, sehingga jelas bahwa
terdapat pengaruh yang signifikan variabel
bebas X1 terhadap variabel terikat Y. Jadi
hipotesis di atas adalah benar.
Dari hasil perhitungan diperoleh
koefisien korelasi partial antara adalah sebesar
0,718, maka menurut kriteria yang ada
menunjukkan bahwa hubungan kedua variabel
tersebut adalah kuat. Sedangkan koefisien
determinasi sebesar 51,48% menunjukkan
bahwa besarnya kontribusi Lingkungan
Sekolah peserta didik mempengaruhi Hasil
belajar adalah sebesar 51,48%, sisanya
(48,52%) karena pengaruh faktor lain.
Dalam analisis korelasi ini, hipotesis
bahwa terdapat hubungan positif antara (X2)
dengan (Y) diuji melalui uji signifikansi
koefisien korelasi dengan menggunakan uji t.
Dari hasil perhitungan diperoleh nilai thitung=
7,85 sedangkan nilai ttabel= 1,67. Dengan
demikian terdapat hubungan yang positif dan
signifikan antara lingkungan Sekolah dengan
hasil belajar.
Hasil perhitungan menggunakan analisis
regresi, untuk mengetahui pengaruh X2
terhadap variabel terikat Y tersebut diperoleh,
yaitu = -5,16+0,58 X3. Dari uji signifikansi
koefisien regresi dan linieritas garis regresi.
Karena nilai Fhitung= -27,93 sedangkan nilai
Ftabel untuk taraf nyata = 5%, n= 60 k= 4 (dk
pembilang= 2 dan dk penyebut= 58) adalah
2,27 maka Fhitung <Ftabel, yang berarti bahwa
garis regresi tersebut linier.
PENGARUH DISIPLIN IBADAH SHOLAT, LINGKUNGAN SEKOLAH, DAN INTELEGENSI TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan, p-ISSN: 1693-6418, e-ISSN: 2580-247X | 174
Persyaratan koefisien regresi signifikan
adalah jika Fhitung >Ftabel. Karena nilai Fhitung =
61,545 sedangkan nilai Ftabel untuk taraf nyata
= 5%, n= 60 k= 1 (dk pembilang= 1 dan dk
penyebut= 58) adalah 4,01 maka Fhitung >Ftabel,
yang berarti bahwa koefisien regresi tersebut
signifikan bahkan cenderung sangat signifikan,
sehingga jelas bahwa terdapat pengaruh yang
signifikan variabel bebas Lingkungan Sekolah
terhadap variabel terikat Hasil belajar. Jadi
hipotesis di atas adalah benar. Dari garis
regresi tesebut terlihat bahwa karena nilai
koefisien regresi (b) positif yaitu 0,58 maka
garisnya naik secara terjal, sehingga dapat
dikatakan bahwa hubungan variabel bebas
lingkungan Sekolah terhadap variabel terikat
hasil belajar cukup tinggi.
Untuk membuktikan hipotesis Pengaruh
antara Intelegensi terhadap hasil belajar
tersebut maka dilakukan pengujian koefisien
korelasi. Dari hasil perhitungan pada diperoleh
koefisien korelasi partial adalah sebesar 0,662,
maka menurut kriteria yang ada menunjukkan
bahwa hubungan kedua variabel tersebut
adalah kuat. Sedangkan koefisien determinasi
sebesar 43,88% menunjukkan bahwa besarnya
kontribusi Intelegensi peserta didik
mempengaruhii hasil belajar adalah sebesar
43,88%, sisanya (56,12%) karena pengaruh
faktor lain. Dalam analisis korelasi ini,
hipotesis bahwa terdapat hubungan positif
antara Intelegensi dengan hasil belajar. Melalui
uji signifikansi koefisien korelasi dengan
menggunakan uji t. Dari hasil perhitungan
diperoleh nilai thitung= 6,73 sedangkan nilai
ttabel= 1,67. Hasil analisis regresi, terutama
untuk mengetahui pengaruh variabel bebas
Intelegensi terhadap variabel terikat hasil
belajar diperoleh persaaan regresi yaitu = -
26,99+0,926 X3.
Untuk menguji hipotesis maka dilakukan
uji signifikansi koefisien regresi dan linieritas
garis regresi. Persyaratan linieritas adalah jika
Fhitung <Ftabel maka garis regresi tersebut linier.
Karena nilai Fhitung= -27,92 sedangkan nilai
Ftabel untuk taraf nyata = 5%, n= 60 k= 4 (dk
pembilang= 2 dan dk penyebut= 58) adalah
2,27 maka Fhitung <Ftabel, yang berarti bahwa
garis regresi tersebut linier.
Persyaratan koefisien regresi signifikan
adalah jika Fhitung >Ftabel. Karena nilai Fhitung=
86,466 sedangkan nilai Ftabel untuk taraf nyata
= 5%, n= 60 k= 1 (dk pembilang= 1 dan dk
penyebut= 58) adalah 4,01 maka Fhitung >Ftabel,
yang berarti bahwa terdapat pengaruh yang
signifikan variabel bebas intelegensi terhadap
variabel terikat hasil belajar peserta didik. Dari
gambar garis regresi juga terlihat bahwa karena
nilai koefisien regresi (b) positif yaitu 0,926
maka garisnya naik secara terjal, sehingga
dapat dikatakan bahwa hubungan variabel
bebas Intelegensi terhadap variabel terikat hasil
belajar cukup tinggi. Jadi hipotesis di atas
adalah benar.
Untuk analisis korelasi, dari hasil
perhitungan dari program SPSS tabel Model
Summary diperoleh koefisien korelasi ganda
antara variabel bebas X1, X2, dan X3 dengan
variabel terikat Y adalah sebesar 0,865, maka
menurut kriteria yang ada menunjukkan bahwa
hubungan kedua variabel tersebut adalah
sangat kuat. Sedangkan koefisien determinasi
sebesar 74,82% menunjukkan bahwa besarnya
kontribusi Intelegensi peserta didik
mempengaruhi hasil belajar adalah sebesar
74,82%, sisanya (25,18%) karena pengaruh
faktor lain.
Dalam analisis korelasi ini, hipotesis
bahwa terdapat hubungan positif dan
signifikan antara X1, X2 dan X3 dengan
variabel terikat Y diuji melalui uji signifikansi
koefisien korelasi dengan menggunakan uji F.
Sesuai hasil perhitungan diperoleh nilai thitung
sebesar 55,47. Sedangkan berdasarkan Tabel t,
untuk taraf nyata 5%, derajat kebebasan (dk)
pembilang= k, dan dk penyebut= (n-k-1),
dimana k adalah banyaknya variabel bebas,
nilai ttabel adalah sebesar 3,16. Persyaratan
koefisien korelasi signifikan adalah jika thitung
>ttabel, maka terbukti bahwa koefisien korelasi
ganda tersebut signifikan. Dengan kata lain
benar bahwa terdapat hubungan yang positif
dan signifikan antara variabel bebas X1, X2 dan
X3 dengan variabel terikat Y.
Sedangkan dengan analasis regresi,
hubungan fungsional antara X1, X2 dan X3
dengan Y tersebut juga dapat disajikan dalam
bentuk persamaan regresi yang diperoleh = -
43,84+0,335 X1+0,283 X2+0,417 X3. Karena
nilai koefisien regresi (a1, a2 dan a3) positif dan
cukup besar yaitu 0,335, 0,283 dan 0,417 hal
ini dapat dikatakan bahwa hubungan variabel
bebas X1, X2, dan X3 dengan variabel terikat Y
cukup tinggi.
WAHYU BAGJA SULFEMI
175 | EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan, p-ISSN: 1693-6418, e-ISSN: 2580-247X
Dari hasil perhitungan pengujian
signifikansi koefisien regresi yang dilakukan
dengan program SPSS tabel ANOVA dimana
hasil perhitungan tersebut bisa dilihat pada
Tabel 3.
Tabel 3. Hasil perhitungan pengujian signifikansi koefisien regresi ganda
Sumber
Variasi Dk JK RJK Fhitung
Ftabel α=
0,05
Ftabel α=
0,01 Kesimpulan
Regresi 3 9542,189 3180,73 55,327 2,78 4,16
sangat
signifikan Sisa 56 3219,411 57,4895
Total 59 12761,600
Syarat Signifikan: Fhitung > Ftabel
Persyaratan koefisien regresi signifikan
adalah jika Fhitung >Ftabel. Karena nilai Fhitung=
55,527 sedangkan nilai Ftabel untuk taraf nyata
= 5%, n= 60 k= 3 (dk pembilang= 3 dan dk
penyebut= 56) adalah 2,78 maka Fhitung >Ftabel,
yang berarti bahwa koefisien regresi tersebut
signifikan atau dengan kata lain terdapat
pengaruh yang signifikan variabel bebas X1
(Disiplin ibadah sholat), X2 (Lingkungan
Sekolah), dan X3 (Intelegensi) terhadap
variabel terikat Y (Hasil belajar). Jadi hipotesis
tersebut benar.
Pembahasan/Interpretasi Hasil Penelitian
Dari hasil penelitian terdapatnya
hubungan positif dan signifikan antara variabel
bebas Disiplin ibadah shalat peserta didik
SMA Negeri di Kecamatan Pamijahan
Kabupaten Bogor dengan variabel terikat Hasil
belajar PAI. Hal ini membuktikan bahwa salah
satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar
adalah faktor disiplin ibadah shalat walaupun
faktor lain lain yang mempengaruhinya.
Masyarakat Kecamatan Pamijahan
Kabupaten Bogor yang religius berdampak
kepada kedisiplinan ibadah peserta didik di
SMA Negeri Pamijahan. Shalat merupakan
pelatihan pembinaan disiplin dan kontrol diri
dengan melaksanakan secara tertib dan baik,
sikap disiplin akan timbul dengan sendirinya
dan melekat kuat dalam diri seseorang. Sikap
disiplin ini dapat diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari. Seorang peserta didik yang
melaksanakan ibadah shalat tepat pada
waktunya, maka sikap disiplin juga akan
melekat kuat dalam diri peserta didik. Tugas
seorang peserta didik adalah belajar, sehingga
sikap disiplin dapat diterapkan dalam kegiatan
belajar di sekolah dan di rumah, Peserta didik
dapat mengelompokkan waktu, memanfaatkan
waktu luang dan lebih tertib dalam kegiatan
belajar. Disiplin ibadah shalat yang baik
menciptakan kepatuhan terhadap tugas yang
diberikan gurunya. Dengan demikian, jika
seorang peserta didik disiplin pula dalam
beribadah shalat sehingga tujuan belajar dapat
tercapai dengan baik
Menerapkan sikap disiplin pada peserta
didik memang tidaklah mudah, diperlukan
sikap yang tegas bahkan dapat berujung pada
sanksi berupa hukuman. Walaupun diberikan
sanksi berkali-kali tetapi tidak membuat
peserta didik merasa jera. Kedisiplinan dalam
kehidupan sehari-hari memerlukan
pembiasaan. Seorang ingin disiplin waktu ia
harus membiasakan diri tepat waktu dalam
aktivitasnya, Shalat dapat mendidik dari
kedisiplinan hingga komitmen terhadap ucapan
sikap dan perbuatan.
Peserta didik yang memiliki disiplin
ibadah shalat yang baik akan selalu ingat
kepada Allah yang memberikan hidup dan
kehidupan. Mengingat Allah akan
menghindarkan dari segala bentuk kemalasan
dan kelesuan, serta rasa tidak tenang dan
ketakutan saat melakukan kesalahan dan
kelalaian dalam menjalankan kewajiban
sehingga peserta didik dapat konsentrasi
peserta didik dalam belajar. Dengan ibadah
shalat mendidik perbuatan baik, tertib dan jujur
sehinggga akan menuntun peserta didik untuk
tidak berlaku curang terutama untuk tidak
mencontek. Semakin baik mutu shalat peserta
didik maka semakin efektiflah dalam
membentengi dari perbuatan makasiat. Peserta
didik yang shalat dengan khusu tidak akan
ditemukan melakukan perbuta zina, maksiat,
merampok dan sebagainya, peserta didik
mampu menahan untuk tidak berbuat
kenakalan seperti membolos sekolah,
terpengaruh obat-obatan hingga perilaku
PENGARUH DISIPLIN IBADAH SHOLAT, LINGKUNGAN SEKOLAH, DAN INTELEGENSI TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan, p-ISSN: 1693-6418, e-ISSN: 2580-247X | 176
seksual menyimpang yang mengganggu dalam
belajarnya. Peserta didik SMA yang rata-rata
remaja dimana ada pada masa puncak emosi
dan pencarian jati diri. Kondisi ini dapat dapat
dikontrol dengan ibadah sholat sehingga
mereka dapat berkonsentrasi dalam belajar.
Dengan demikian peserta didik yang
memiliki sikap disiplin yang tinggi dalam
mengerjakan ibadah shalat, memiliki tingkat
hasil belajar yang tinggi pula. Sebaliknya,
peserta didik yang miliki sikap disiplin ibadah
shalat yang rendah dalam melaksanakan, maka
akan memiliki tingkat hasil belajar PAI yang
rendah pula.
Dari perhitungan dimana terdapat
hubungan positif dan signifikan antara variabel
bebas lingkungan sekolah dengan variabel
terikat hasil belajar serta sisa dipengaruhi
faktor lainya. Dengan demikian Peserta didik
yang berada dalam lingkungan sekolah
kondusif umumnya hasil belajarnya bagus.
Sebaliknya jika lingkungan yang ada kurang
mendukung untuk belajar, maka hasil belajar
yang diraih oleh peserta didik juga kurang
memuaskan. Hal ini sesuai dengan pendapat
dari Ngalim Purwanto (2006:148) bahwa
lingkungan sekolah itu mendukung dan
berperan besar dalam keberhasilan belajar anak
didik. Lingkungan sekolah merupakan segala
sesuatu yang berhubungan dengan tempat
proses pembelajaran dilaksanakan, sedangkan
kondusif berarti kondisi yang benar-benar
sesuai dan mendukung keberlangsungan proses
pembelajaran. Oleh karena itu, lingkungan
Sekolah bagi peserta didik merupakan hal yang
sangat penting karena pada hakekatnya belajar
adalah berinteraksi dengan lingkungan.
Lingkungan sekolah yang nyaman dapat
membangkitkan motivasi peserta didik untuk
mencapai hasil belajar yang lebih baik. Dengan
lingkungan sekolah baik dapat bermanfaat bagi
peserta didik yaitu 1) Dapat membuat peserta
didik lebih mendalami semua mata pelajaran
yang ada di sekolah 2) Membuat peserta didik
lebih rajin dalam menuntut ilmu 3) Membuat
peserta didik lebih aktif di kelas dan
berprestasi di kelas 4) Dapat memberikan
peserta didik motifasi belajar di dalam
maupun di luar kelas 5) Sebagai wujud
kepedulian peserta didik untuk lebih mencintai
lingkungan sekitar sekolah 6) Dapat
memberikan peserta didik pengalaman belajar
di lingkungan luar sekolah. Dari penelitian ini
bahwa lingkungan sekolah memiliki hubungan
positif dengan hasil belajar. Kondisi ini juga
ditunjang oleh kondisi geografis Kecamatan
Pamijahan yang berada dibawah kaki gunung
Salak yang nyaman, sejuk dan asri
Dari perhitungan terdapat hubungan
positif dan signifikan antara variabel bebas
Intelegensi dengan variabel terikat Hasil
Belajar. SMA negeri biasanya melakukan
seleksi terahadap calon peserta didiknya
demikian pula dengan peserta didik yang akan
masuk ke SMA Negeri yang berada di
Kecamatan Pamijahan sudah barang tentu
sudah tersaring. Sehingga peserta didik di
SMA negeri di Kecamatan Pamijahan memilki
intelegensi normal bahkan tinggi. Peserta didik
yang memiliki Intelegensi yang tinggi
memiliki kemampuan belajar disertai
kecakapan untuk menetapkan dan
mempertahankan suatu tujuan, untuk
mengadakan suatu penyesuaian dalam rangka
mencapai tujuan itu dan untuk menilai keadaan
diri secara kritis dan objektif. Dengan
kemampuan ini memberikan kondisi yang
memungkinkan tercapainya pengetahuan,
kecakapan, atau keterampilan tertentu setelah
melalui suatu latihan oleh peserta didik. Taraf
inteligensi ini sangat mempengaruhi hasil
belajar seorang peserta didik, di mana peserta
didik yang memiliki taraf inteligensi tinggi
mempunyai peluang lebih besar untuk
mencapai prestasi belajar yang lebih tinggi.
Sebaliknya, peserta didik yang memiliki taraf
inteligensi yang rendah diperkirakan juga akan
memiliki hasil belajar yang rendah. Hipotesisi
ini sesuai yang disampaikan Muhibbin (1999)
Dari perhitungan dimana terdapat
Hubungan positif dan signifikan antara
variabel bebas X1 (Disiplin ibadah shalat), X2
(lingkungan sekolah), dan X3 (Intelegensi),
dengan variabel terikat Y (hasil belajar).
Dengan demikian, jika seseorang terbiasa
dengan suasana disiplin dan khusyu’ dalam
menjalankan sholat maka dalam hal belajar
pun juga akan selalu disiplin dan mudah untuk
berkosentrasi. Dengan disiplin dan kosentrasi
yang tinggi dalam belajar maka niscaya akan
diperoleh hasil atau hasil belajar yang tinggi.
Lingkungan sekolah merupakan suatu sarana
belajar yang penting dan perlu ada dalam
sebuah sekolah. Karena tanpa lingkungan
WAHYU BAGJA SULFEMI
177 | EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan, p-ISSN: 1693-6418, e-ISSN: 2580-247X
sekolah semua proses belajar mengajar tidak
dapat dilaksanakan dengan baik dan
berlangsung tepat. Peserta didik yang
memiliki kemampuan atau kekuatan yang
dimiliki seseorang untuk menyelesaikan atau
memecahkan berbagai masalah yang
dihadapinya, sehingga semakin tinggi
kemampuan seorang peserta didik dalam
menyelesaikan persoalan yang dihadapi maka
semakin tinggi pula hasil belajar. Dari
penelitian ini bahwa disiplin ibadah sholat,
lingkungan sekolah dan intelegensi
mempunyai pengaruh yang positif dan
signifikan terhadap hasil belajar peserta didik.
PENUTUP
Berdasarkan deskripsi data penelitian
dan setelah dikalukan analisis maka dapat
disimpulkan 1). Terdapat pengaruh yang
positif dan sangat signifikan disiplin ibadah
sholat terhadap hasil belajar peserta didik. 2).
Terdapat pengaruh yang positif dan sangat
signifikan lingkungan sekolah terhadap hasil
belajar peserta didik. 3). Terdapat pengaruh
yang positif dan sangat signifikan intelegensi
terhadap hasil belajar peserta didik. 4).
Terdapat pengaruh yang positif dan sangat
signifikan disiplin ibadah sholat, lingkungan
Sekolah, dan intelegensi, secara bersama-sama
terhadap hasil belajar peserta didik.
Dari simpulan diatas dapat disaran
sebagai berikut Pertama, hendaknya para guru,
para pengelola lembaga pendidikan, serta para
orang tua memperhatikan kedisiplinan peserta
didiknya/anaknya dalam menjalankan ibadah.
Bagi yang beragama Islam tentunya
kedisiplinan dalam menjalankan ibadah sholat,
karena menurut hasil penelitian ini kedisipinan
dalam beribadah sholat mempunyai pengaruh
yang positif dan signifikan terhadap hasil
belajar.
Kedua hendaknya para guru, para
pengelola lembaga pendidikan, serta para
orang tua senantiasa membuat lingkunga
sekolah senyaman yang asri, bersih, aman dan
nyaman sehingga proses belajar mengajar
berlangsung dengan kondusif. sehingga
memberikan motivasi kepada peserta
didiknya/putranya agar mereka mempunyai
semangat belajar, berprestasi dan berkompetisi
untuk meraih kesuksesan yang setinggi-
tingginya,
Ketiga hendaknya para guru, para
pengelola lembaga pendidikan, serta para
orang tua memperhatikan tingkat intelegensi
para peserta didik nya/putranya, agar bisa
memberi arah pembinaan yang tepat dalam
proses pembelajaran, bekal ketrampilan,
maupun pembinaan budi pekerti.
Keempat, hendaknya para guru, para
pengelola lembaga pendidikan, serta para
orang tua bisa memadukan intelegensi,
kedisiplinan dalam ibadah sholat, dan motivasi
berprestasi dari para peserta didiknya/putranya,
agar peserta didiknya/putranya bisa
memperoleh hasil belajar yang sebaik
mungkin.
UCAPAN TERIMA KASIH
Penelitian ini terwujud atas bantuan dari
banyak pihak. Untuk itu penulis mengucapkan
terima kasih kepada SMA Negeri 1 Pamijahan
Kabupaten Bogor yang telah menjadi
responden dalam penelitian ini. Tak juga
penulis mengucapkan terima kasih kepapa
Edukasi yang telah bersedia memuat tulisan
penulis.
DAFTAR PUSTAKA
Anitah W, Sri dkk, (2014). Strategi
Pembelajaran di SD. Tangerang Selatan:
Universita.
Assuyuti, Imam Basori. (1998). Bimbingan
Shalat Lengkap, Jakarta: Mitra Umat.
BNSP, (2018). Tanya Jawab Pelaksanaan
Ujian Sekolah Berstandar Nasional
(USBN) Tahun Pelajaran 2017/2018.
Jakarta: BNSP.
Casmini. (2007). Emotional Parenting.
Yogyakarta: Pilar Media.
Daradjat, Zakiah. dkk, (1992). Ilmu
Pendidikan Islam. Jakarta; Bumi Aksara.
Efendi, A. (2005). Revolusi Kecerdasan Abad
21. Bandung: Alfabeta.
Gazalba, Sidi. (1975). Asas Agama Islam,
Jakarta: Bulan Bintang.
Hamalik, Oemar. 2006. Proses Belajar
Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Hamalik, Oemar. (1992). Metode Belajar dan
Kesulitan Belajar. Bandung: Tarsito.
Haryanto, S. (2005). Psikologi Shalat.
Yogyakarta: Pusktaka Pelajar.
Hanun, Farida, (2013). Pengaruh Efikasi Diri,
Iklim Kerja, dan Motivasi Berprestasi
PENGARUH DISIPLIN IBADAH SHOLAT, LINGKUNGAN SEKOLAH, DAN INTELEGENSI TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan, p-ISSN: 1693-6418, e-ISSN: 2580-247X | 178
Terhadap Kinerja Kepala Madrasah
(Survey Di Madrasah Ibtidaiyah Kota
Bekasi). Jurnal Analisa, 20 (01). 99-114
Karimm, B, (2001), Nilai-nilai Pedagogik
dalam Ibadah Sholat, Disertasi, Jakarta:
Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Syarif Hidayatullah.
Kasim, Anwar. (2005). Bimbingan Konseling
Belajar. Jakarta: Universitas Jakarta.
Muhaimi, et.al. (2001). Paradigma Pendidikan
Islam: Upaya Mengefektifkan
Pendidikan Agama Islam di Sekolah.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Syidiqi, Hasbi Asy. (1976). Pedoman Shalat.
Jakarta: Bulan Bintang.
Sabri, Alisuf. (1996). Psikologi Pendidikan.
Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya.
Sudjana, (2009). Penilaian Hasil Proses
Belajar Mengajar. Bandung: PT. Ramaja
Rosdakarya.
Slameto, (2003). Belajar dan Faktor-faktor
yang Mempengaruhinya.Jakarta: Rineka
Cipta.
Soemanto, Wasty. (2006). Psikologi
Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Syah, Muhibbin. (2009), Psikologi Pendidikan
dengan Pendekatan Baru. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Poerwadarminta, W. J. S. (2008) . Kamus
Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka.
Uno, H. (2008). Orientasi Baru dalam
Psikologi Pembelajaran. Jakarta: Bumi
Aksara.