PENGARUH CORPORATE GOVERNANCEe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8775/1/SCAN...MOTTO DAN...
Embed Size (px)
Transcript of PENGARUH CORPORATE GOVERNANCEe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8775/1/SCAN...MOTTO DAN...
-
i
JUDUL
PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE
TERHADAPPENGUNGKAPAN INTERNET
FINANCIAL REPORTING DENGAN
PROFITABILITAS SEBAGAI VARIABEL
INTERVENING PADA BANK UMUM SYARIAH
PERIODE 2014-2018
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)
Disusun Oleh:
ROHMATUL CHOSIAH
63010160227
PROGRAM STUDI S1 PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2020
-
ii
-
iii
PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE
TERHADAPPENGUNGKAPAN INTERNET
FINANCIAL REPORTING DENGAN
PROFITABILITAS SEBAGAI VARIABEL
INTERVENING PADA BANK UMUM SYARIAH
PERIODE 2014-2018
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)
Disusun Oleh:
ROHMATUL CHOSIAH
63010160227
PROGRAM STUDI S1 PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2020
-
iv
PERSETUJUAN PEMBIMBING
-
v
PENGESAHAN
-
vi
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
-
vii
PERNYATAAN PUBLIKASI SKRIPSI
-
viii
PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT
-
ix
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
َمْن َخَرَجِفىَطلَبُاْلِعْلِمفَُهَوفِىَسِبْيِل للِه َحتَّى يَْرِجعَا
“Barang siapa keluar untuk mencari ilmu, maka dia berada dijalan Allah.”
(HR. Turmudzi)
وجدجّدمن
“Barang siapa yang bersungguh-sungguh niscaya dia akan mendapatkan apa yang
dia inginkan.”
-
x
PERSEMBAHAN
Karya ini ku persembahkan dengan segenap cinta dan doa kepada :
Kedua orang tuaku yang tercinta, Bapak Sukarman dan Ibu Daryanti yang
selalu memberikan doa dan kasih sayang, semangat, dukungan moral yang
tiada henti-hentinya dari awal hingga skripsi ini telah selesai,
Adikku yang tersayang Naili Mursidah,
Keluarga besar penulis yang selalu mendukung dan memberikan motivasi
kepada penulis
Seluruh Keluarga Mahasiswa Sragen yang selalu memberikan motivasi dan
dukungan semangat.
Sahabat-sahabat terdekatku Dennia, Rosa, Arum, Rosidah, Indah, Meida, Aida,
Ria, dan Ofi yang menjadi tempat curahan keluh kesah hatiku yang saling
memberikan semangat untuk menyelesaikan skripsi,
Dan teman-teman seperjuangan perbankan syariah angkatan 2016.
-
xi
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi Robbil’alamin, segala puji penulis panjatkan kepada Allah
SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang serta junjungan nabi agung
Muhammad SAW, yang senantiasa kita nantikan syafaatnya di yaumul kiyamah.
Rasa syukur tidak lupa penulis panjatkan atas selesainya laporan penelitian ilmiah
berupa skripsi ini yang berjudul “Pengaruh Corporate Governance (CG)terhadap
PengungkapanInternet Financial Reporting dengan Profitabilitas sebagai
Variabel Intervening pada Bank Umum Syariah (Periode 2014-2018)”. Penulis
berharap dengan selesainya skripsi ini dapat bermanfaat bagi seluruh kalangan
masyarakat yang membutuhkan.
Dengan penulisan penelitian ini, penulis menyadari bahwa masih banyak
kesalahan serta kekurangan yang penulis lakukan, mulai dari penulisan, referensi,
sampai dengan lamanya waktu yang dibutuhkan dalam penyelesaian. Oleh karena
itu penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh pihak
yang membantu dalam proses penyelesaian penelitian ini. Ucapan terimakasih
penulis sampaikan kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Zakiyuddin, M. Ag selaku Rektor Institut Agama Islam
Negeri Salatiga.
2. Bapak Dr. Anton Bawono, M. Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam.
3. Bapak Ari Setiawan, S. Pd., M.M. selaku Ketua Program Studi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Salatiga.
4. Ibu Imanda Firmantyas Putri Pertiwi, S.E., M. Si. selaku dosen pembimbing
skripsi yang telah memberikan arahan, masukan dan menyempurnakan
skripsi ini.
5. Seluruh dosen Program Studi S1-Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam IAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu dan wawasan kepada
penulis selama perkuliahan.
6. Seluruh karyawan dan staff akademik Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
IAIN Salatiga atas pelayanannya.
-
xii
7. Kedua orang tuaku Bapak Sukarman dan Ibu Daryanti, serta Adikku Naili
Mursidah yang telah memberikan doa kasih sayang dan dukungannya.
8. Sahabat-sahabatku terkasih disaat suka dan duka; Dennia, Rosa, Arum,
Rosidah, Indah, Meida, Aida, Ria, dan Ofi yang selalu membantuku dan
memberikan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini
9. Seluruh Kelurga Mahasisma Sragen atas doa dan dukungannya dalam
mengerjakan skripsi ini.
10. Keluarga besar S1 Perbankan Syariah angkatan 2016 yang telah memberikan
warna tersendiri dalam hidupku, terimakasih atas kegembiraan dan
kebersamaannya selama kuliah.
11. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini yang tidak
dapat penulis sebutkan satu per satu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih sangat jauh dari kesempurnaan
dan penuh kekurangan, oleh karena itu dengan segenap kerendahan hari penulis
menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya, semoga skripsi ini
dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak. Aamiin.
Salatiga, 20 Mei 2020
Penulis
-
xiii
ABSTRAK
Chosiah, Rohmatul.2020. Pengaruh Corporate Governance (GCG) terhadap
Internet Financial Reporting (IFR) dengan Profitabilitas sebagai
Variabel Intervening Pada Bank Umum Syariah Periode 2014-2018.
Skripsi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi S1 Perbankan
Syariah, Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing Imanda
Firmantyas Putri Pertiwi, S. E., M. Si.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji: Pengaruh Kepemilikan Manajerial
(KM), Dewan Komisaris Independen (DKI), dan Komite Audit (KA) terhadap
Internet Financial Reporting (IFR) dengan Profitabilitas (ROA) sebagai Variabel
Intervening pada Bank Umum Syariah di Indonesia Periode 2014-2018. Penelitian
ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan menggunakan analisis regresi
berganda sebagai analisis data.
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Bank Umum Syariah
yang ada di Indonesia sebanyak 14 bank syariah. Teknik pengambilan sampel
dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Alat analisis yang digunakan
adalah dengan alat bantu aplikasi SPSS 23. Metode analisis data meliputi uji
asumsi klasik, uji regresi berganda, dan uji path analysis.
Hasil penelitian ini menunjukkan kepemilikan manajerial dan dewan
komisaris independen berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap
pengungkapan Internet Financial Reporting. Komite audit dan profitabilitas
berpengaruh positif dan signifikan terhadap pengungkapan Internet Financial
Reporting. Kepemilikan manajerial, dewan komisaris independen, dan komite
audit berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap profitabilitas. Berdasarkan
analisis jalur, variabel profitabilitas tidak dapat memediasi kepemilikan
manajerial, dewan komisaris independen, dan komite audit terhadap
pengungkapan Internet Financial Reporting (IFR).
Kata kunci : Kepemilikan Manajerial, Dewan Komisaris Independen, Komite
Audit, Internet Financial Reporting, Profitabilitas.
-
xiv
DAFTAR ISI
JUDUL ..................................................................................................................... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................................................... iv
PENGESAHAN ...................................................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN.............. Error! Bookmark not defined.
PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT ................................................................... viii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ......................................................................... ix
KATA PENGANTAR ........................................................................................... xi
ABSTRAK ........................................................................................................... xiii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ xiv
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xvi
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xviii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 6
C. Tujuan Penulisan .................................................................................. 6
D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 7
E. Sistematika Penulisan ........................................................................... 8
BAB II LANDASAN TEORI ....................................................................... 10
A. Telaah Pustaka .................................................................................... 10
B. Kerangka Teori ................................................................................... 17
1. Teori Keagenan (Agency Theory) ........................................... 17
2. Teori Sinyal (Signalling Theory) ............................................. 18
3. Bank Syariah ........................................................................... 19
4. Corporate Governance (CG) .................................................... 20
5. Mekanisme Corporate Governance (CG) ............................... 25
-
xv
6. Pengungkapan .......................................................................... 29
7. Internet Financial Reporting (IFR) ......................................... 30
8. Internet Financial Reporting Indeks (IFRI) ............................ 32
9. Profitabilitas ............................................................................ 34
C. Kerangka Pemikiran ........................................................................... 35
D. Hipotesis .............................................................................................. 36
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................ 50
A. Jenis Penelitian ................................................................................... 50
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................. 50
C. Populasi dan Sampel .......................................................................... 51
D. Metode Pengumpulan Data ............................................................... 54
E. Definisi Konsep dan Operasional ..................................................... 56
F. Uji Instrumen Penelitian..................................................................... 60
G. Alat Analisis ....................................................................................... 66
BAB IV ANALISIS DATA ............................................................................. 68
A. Deskripsi Objek Penelitian ................................................................ 68
B. Analisis Data ....................................................................................... 68
1. Statistik Deskriptif ................................................................... 68
2. Uji Model Regresi .................................................................. 71
3. Uji Asumsi Klasik ................................................................... 75
4. Uji Ketepatan Model ............................................................... 78
5. Uji Hipotesis ............................................................................ 80
6. Pembahasan Hipotesis ............................................................. 89
BAB V PENUTUP ....................................................................................... 106
A. Kesimpulan ....................................................................................... 106
B. Saran .................................................................................................. 110
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 111
LAMPIRAN-LAMPIRAN .................................................................................. 115
-
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 2. 1 Penelitian Terdahulu ............................................................................ 10
Tabel 3. 1 Daftar Populasi ..................................................................................... 51
Tabel 3. 2 Hasil Penentuan Sampel....................................................................... 53
Tabel 3. 3 Sampel Bank Umum Syariah ............................................................... 54
Tabel 4. 1 Hasil Analisis Deskriptive ................................................................... 69
Tabel 4. 2 Hasil Uji Regresi Berganda Persamaan I ............................................. 71
Tabel 4. 3 Hasil Uji Regresi Linier Berganda Persamaan II ................................. 73
Tabel 4. 4 Hasil Uji Normalitas ............................................................................ 75
Tabel 4. 5 Hasil Uji Multikolinieritas ................................................................... 76
Tabel 4. 6 Hasil Uji Heteroskedastisitas ............................................................... 77
Tabel 4. 7 Hasil Uji Autokorelasi Durbin-Waston................................................ 78
Tabel 4. 8 Hasil Uji Koefisien Determinasi Persamaan I ..................................... 79
Tabel 4. 9 Hasil Uji Koefisien Determinasi Persamaan II .................................... 79
Tabel 4. 10 Hasil Uji Statistik F ............................................................................ 80
Tabel 4. 11 Hasil Uji Statistik t Persamaan I ........................................................ 81
Tabel 4. 12 Hasil Uji Statistik t Persamaan II ....................................................... 82
Tabel 4. 13 Hasil Perhitungan Koefisien Jalur...................................................... 84
Tabel 4. 14 Kesimpulan Hasil Hipotesis ............................................................. 104
-
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 2 Kerangka Pemikiran ......................................................................... 36
-
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Tabel Indeks IFR ............................................................................. 115
Lampiran 2 Hasil Content Analysis Indeks IFR ................................................. 121
Lampiran 3 Data Perhitungan Sampel ................................................................ 131
Lampiran 4 Hasil Analisis Data .......................................................................... 133
Lampiran 5 .......................................................................................................... 138
Lampiran 6 .......................................................................................................... 139
-
1
BAB I PENDAHULUAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada era globalisasi yang maju saat ini, teknologi informasi sudah
berkembang sangat pesat dan mampu memberikan beberapa sebab
perubahan yang cukup besar dari berbagai sektor perusahaan.
Perkembangan internet yang saat ini dapat digunakan sebagai sebuah
sarana untuk menyebarkan berbagai macam informasi keuangan
perusahaan yang bisa dilakukan secara lebih mudah. Penyebarluasan
informasi keuangan yang dulunya dengan metode manual yang
membutuhkan waktu yang cukup lama sekarang berubah dengan adanya
penggunaan sistem internet (Saud et al., 2019).
Bagi pihak perusahaan suatu perkembangan internet dapat
dijadikan sebagai keuntungan perusahaan, karena internet saat ini dapat
dimanfaatkan sebagai media dalam menyediakan berbagai informasi
kepada para stakeholder mengenai suatu gambaran kondisi dari sebuah
perusahaan, informasi laporan keuangan dan lain sebagainya melalui
website diperusahaan. Dengan begitu, pihak-pihak yang berkepentingan
dapat mengaksesnya secara global dimanapun mereka berada.(Rizqiah &
Lubis, 2019).
Pengungkapan informasi keuangan disebut dengan Internet
Financial Reporting (IFR) merupakan sebuah metode penyebaran
1
-
2
informasi mengenai keuangan perusahaan yang dilakukan melalui koneksi
internet dalam suatu website yang ada perusahaan (Irwandi, 2016). Sebuah
perusahaan yang akan melakukan IFR harus melalui website yang
digunakan untuk melaporkan keuangan komprehensif yang meliputi
laporan audit, catatan kaki, serta laporan tahunan yang terkoneksi (Diyanty
& Virgiawan, 2015).
Internet Financial Reposrting (IFR) digunakan sebagai salah satu
contoh dari perkembangan teknologi yang menjadi media penyampaian
informasi keuangan yang seharusnya dapat dimanfaatkan secara efektif
oleh perusahaan khususnya perbankan. Karena penerapan IFR sendiri
memiliki peranan yang cukup penting bagi perbankan, diantaranya IFR
dapat digunakan sebagai media intermediasi dalam menghimpun dana
maupun menyalurkan dana kepada masyarakat luas.
Penerapan Internet Financial Reporting (IFR) memiliki banyak
manfaat yang akan dapat diperoleh oleh perusahaan, salah satunya sebagai
sinyal dari perusahaan kepada perusahaan dari luar berupa informasi yang
dapat dipercaya untuk mengurangi suatu ketidakpastian mengenai peluang
perusahaan yang akan datang. Meskipun terdapat banyak manfaat dari
penerapan IFR, tetapi masih ada beberapa perusahaan yang tidak
menerapkan IFR, karena sifat untuk penyampaian informasi keuangan
melalui website ini masih bersifat sukarela (Pertiwi, 2017). Serta ada
beberapa pertimbangan yang perlu diperhatikan perusahaan sebelum
memilih untuk menerapkan praktik IFR atau tidak (Saud et al., 2019).
-
3
Praktik mekanisme corporate governance dengan pengungkapan
internet financial reporting saling berhubungan satu sama lain,
dikarenakan IFR sebagai media alternatif yang dapat dimanfaatkan untuk
meningkatkan kualitas transparansi manajemen dan akuntabilitas
perusahaan yang mana adalah merupakan salah satu indikator terwujudnya
suatu corporate governance(Nurhidayah, 2014).
Didalam Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/33/PBI/2009 yang
membahas kewajiban mengenai transparansi tentang pelaksanaan Good
Corporate Governance bagi Bank Umum Syariah (BUS) yang
menyatakan bahwa sebuah perbankan syariah wajib melaksanakan
transparansi kondisi keuangan-nya kepada para stakeholder-nya(Rizqiah
& Lubis, 2019). Ada beberapa indikator yang digunakan untuk
mengetahui bagaimana pengaruh mekanisme good corporate governance
diantaranya kepemilikan manajerial, komisaris independen, komite audit.
Pertama, kepemilikan manajerial adalah sebuah proporsi pemegang
saham entitas yang dimiliki oleh manajemen dalam perusahaan. Manajer
perusahaan berperan sebagai pemegang saham entitas dalam perusahaan
(Puspitaningrum et al., 2012). Adanya kepemilikan manajerial akan
membuat manajemen dapat memperbaiki kinerja perusahaannya agar
dapat mencapai tingkat yang lebih baik dalam mengatur perusahaan.
Kedua, komisaris independen merupakan komisaris yang tidak
melakukan pengelolaan entitas, tetapi memiliki peran penting dalam
-
4
memantau proses akuntansi dalam meningkatkan kemajuan informasi
laporan keuangan (Puspitaningrum et al., 2012).
Ketiga, komite uudit merupakan sebuah komite yang telah
dibentuk oleh dewan komisaris suatu perusahaan, yang bertanggung jawab
untuk pelaporan informasi keuangan dan audit. Komite audit mengawasi
proses pelaporan keuangan perusahaan sehingga laporan keuangan
dikelola dengan kualitas dan objektivitas. Efektivitas komite audit sebagai
mekanisme tata kelola perusahaan yang mampu mencegah asimetri
informasi dan untuk menunjukkan bahwa laporan keuangan perusahaan
dapat dipercaya dan diverifikasi (Jao et al., 2019).
Menurut penelitian M.Riduan (2015) menyatakan kepemilikan
manajerial memiliki pengaruh yang positif terhadap pengungkapan
Internet Financial Reporting (IFR). Sedangkan penelitian menurut
Rahardhian (2016) menyatakan bahwa kepemilikan manajerial memiliki
pengaruh negatif terhadap pengungkapan Internet Financial Reporting
(IFR).
Menurut penelitian Rahardhian (2016) menyatakan bahwa
komisaris independen memiliki pengaruh positif terhadap pengungkapan
Internet Financial Reporting (IFR). Sedangkan penelitian menurut
Puspitaningrum et al., (2012) menyatakan bahwa komisaris independen
memiliki pengaruh negatif terhadap Internet Financial Reporting (IFR).
Menurut Penelitian Puspitaningrum et al., (2012) menyatakan
bahwa komite audit berpengaruh positif terhadap Internet Financial
-
5
Reporting (IFR), sedangkan penelitian menurut Rahardhian (2016) tidak
berpengaruh terhadap pengungkapan Intenet Financial Reporting (IFR).
Salah satu informasi yang penting bagi perusahaan yang berkaitan
dengan laporan keuangan adalah profitabilitas perusahaan (Maramis et al.,
2018). Dimana profitabilitas merupakan faktor penting bagi perusahaan
adalah untuk mengukur seberapa jauh keefektifan sebuah perusahaan
dalam pengelolaan asset untuk menghasilkan laba.
Penelitian ini, penulis memilih kinerja keuangan menggunakan
rasio profitabilitas yaitu Return On Asset (ROA) yang digunakan untuk
mengukur kemampuan manajemen sebuah perusahaan dalam memperoleh
keuntungan (laba) (Pertiwi, 2017). Menurut penelitian Andriyani &
Mudjiyanti (2017) profitabilitas (ROA) berpengaruh positif terhadap
Internet Financial Reporting (IFR), sedangkan penelitian Pertiwi (2017)
menyatakan bahwa ROA tidak dapat berpengaruh pada penggunaan
Internet Financial Reporting (IFR).
Berdasarkan dari uraian diatas yang membahas mengenai latar
belakang yang telah digambarkan, maka penulis ingin menguji bagaimana
pengaruh Corporate Governance (CG) terhadap Intenet Financial
Reporting (IFR) dengan Profitabilitas sebagai variabel intervening dengan
judul “Pengaruh Corporate Governance (CG) Terhadap Pengungkapan
Internet Financial Reporting (IFR) Dengan Profitabilitas Sebagai
Variabel Intervening” dengan objek penelitian Bank Umum Syariah di
Indonesia selama periode 2014-2018.
-
6
B. Rumusan Masalah
Rumusan dari penelitian ini yang berdasarkan pada latar belakang
masalah diatas, sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Apakah ada pengaruh kepemilikan manajerial terhadap internet
financial reporting (IFR) ?
2. Apakah ada pengaruh komisaris independen terhadap internet
financial reporting (IFR) ?
3. Apakah ada pengaruh komite audit terhadap internet financial
reporting (IFR) ?
4. Apakah ada pengaruh kepemilikan manajerial terhadap profitabilitas ?
5. Apakah ada pengaruh komisaris independen terhadap profitabilitas ?
6. Apakah ada pengaruh komite audit terhadap profitabilitas ?
7. Apakah ada pengaruh profitabilitas terhadap internet financial
reporting (IFR) ?
8. Apakah ada pengaruh kepemilikan manajerial terhadap internet
financial reporting (IFR) yang di mediasi oleh profitabilitas
9. Apakah ada pengaruh komisaris independen terhadap internet
financial reporting (IFR) yang di mediasi oleh profitabilitas ?
10. Apakah ada pengaruh komite audit terhadap internet financial
reporting (IFR) yang di mediasi oleh profitabilitas ?
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah ada, maka penulisan
masalah ini bertujuan untuk :
-
7
1. Dapat memahami pengaruh kepemilikan manajerial terhadap internet
financial reporting (IFR).
2. Dapat memahami pengaruh komisaris independen terhadap internet
financial reporting (IFR).
3. Dapat memahami pengaruh komite audit terhadap internet financial
reporting (IFR).
4. Dapat memahami pengaruh kepemilikan manajerial terhadap
profitabilitas.
5. Dapat memahami pengaruh komisaris independen terhadap
profitabilitas.
6. Dapat memahami pengaruh komite audit terhadap profitabilitas.
7. Dapat memahami pengaruh profitabilitas terhadap internet financial
reporting (IFR).
8. Dapat memahami pengaruh kepemilikan manajerial terhadap internet
financial reporting (IFR) yang di mediasi oleh profitabilitas.
9. Dapat memahami pengaruh komisaris independen terhadap internet
financial reporting (IFR) yang di mediasi oleh profitabilitas.
10. Dapat memahami pengaruh komite audit terhadap internet financial
reporting (IFR) yang di mediasi oleh profitabilitas.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini bagi pihak
yang bersangkutan, baik secara teoritis maupun praktis adalah sebagai
berikut :
-
8
1. Manfaat Teoritis
a. Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan
wawasan bagi pembaca tentang kepemilikan manajerial, dewan
komisaris independen, komite audit, Internet Financial Reporting, dan
profitabilitas yang dapat berguna untuk waktu yang akan datang dan
nantinya bisa dijadikan bahan referensi bagi penelitian-penelitian
selanjutnya.
b. Bagi Akademisi
Dengan adanya penelitian ini, maka diharapkan dapat memberikan
beberapa informasi dan bahan rujukan untuk penelitian selanjutnya yang
berkaitan dengan Internet Financial Reporting (IFR) dan Rasio
Profitabilitas di Perbankan Syariah Indonesia.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Perbankan
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan
referensi dan masukan untuk penggunaan sistem Internet Financial
Reporting (IFR) dalam memaksimalkan kinerja keuangan perusahaan
di Perbankan Syariah Indonesia
E. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan ini dibuat untuk memudahkan dalam memahami
penelitian yang telah diuraikan oleh penulis. Sistematika penulisan disusun
secara runtut yang terdiri dari lima bab, yaitu sebagai berikut :
-
9
Bab I Pendahuluan. Bab satu berisi tentang pendahuluan yang mencakup
diantaranya; latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian dan sistematika penulisan penelitian.
Bab II Landasan Teori. Bab dua berisi tentang landasan teori yang
mencakup tinjauan pustaka sebagai ringkasan penelitian terdahulu, kerangka
teori yang menjelaskan tentang variabel penelitian, kerangka penelitian yang
berupa model hipotesis penelitian.
Bab III Metode Penelitian. Bab tiga berisi tentang metode penelitian yang
mencakup jenis penelitian yang digunakan berupa populasi, sampel, jenis
data dan sumber data, teknik pengumpulan data, definisi konsep dan
operasional, serta teknik analisis.
Bab IV Analisa Data. Bab empat berisi tentang analisa penelitian yang
mencakup objek penelitian dan analisis data yang didapat dari data laporan
keuangan.
Bab V Penutup. Bab lima berisi tentang penutup yang mencakup mengenai
kesimpulan dari penelitian dan saran untuk penelitian selanjutnya.
-
10
BAB II LANDASAN TEORI
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Telaah Pustaka
Telaah pustaka berisi ringkasan dari penelitian terdahulu yang telah
dikerjakan oleh peneliti-peneliti terdahulu yang memiliki kaitan dengan
penelitian yang akan dilakukan. Sehingga, peneliti menggambarkan
penelitiannya dengan membandingkan hasil dari penelitian yang terdahulu
sebagai gambaran (Amelia, 2019).
Penelitian mengenai Pengaruh Corporate Governance terhadap
Internet Financial Reporting (IFR) dengan Profitabilitas sebagai Variabel
Intervening sudah dilakukan oleh beberapa peneliti. Penelitian-penelitian
terdahulu yang juga membahas mengenai pengungkapan IFR masih sangat
terbatas. Penelitian ini ingin mengetahui bagaimana pengaruh Corporate
Governance terhadap Internet Financial Reporting (IFR) dengan
Profitabilitas sebagai variabel intervening pada Bank Umum Syariah tahun
2014-2018. Tabel menunjukkan beberapa penelitian terdahulu :
Tabel 2. 1 Penelitian Terdahulu
No Penelitian Variabel Hasil Penelitian
Corporate Governance dan Profitabilitas terhadap IFR
1. Putri dan Febrina
(2017) “Pengaruh
GCG Dan Kinerja
Keuangan Terhadap
Kualitas Pelaporan
Keuangan Internet”
Independen :
kepemilikan
institusional,
frekuensi
pertemuan
dewan
komisaris,
proporsi
dewan
Hasil penelitian kepemilikan
institusional, frekuensi
pertemuan dewan komisaris,
proporsi dewan komisaris,
dan ROA tidak berpengaruh
signifikan terhadap pada
kualitas pelaporan
keuangan internet.
10
-
11
komisaris,
profitabilitas.
Dependen :
IFR
2. M. Riduan Abdillah
(2015) “Pengaruh
Kepemilikan Saham
dan Kinerja
Keuangan Terhadap
Pengungkapan
Internet Financial
Reporting (IFR)”
Independen :
Kepemilikan
manajerial,
kepemilikan
blockholder,
Profitabilitas
Dependen :
IFR
Hasil penelitian menemukan
bahwa kepemilikan
manajerial dan kepemilikan
blokholder mempunyai
pengaruh positif terhadap
pengungkapan Internet
Financial Reporting (IFR).
Kinerja keuangan tidak
berpengaruh signifikan
terhadap pengungkapan
Internet Financial
Reporting (IFR).
3. Imanda Firmantyas
(2017) “Kinerja
Keuangan dan
Internet Financial
Reporting Index
(IFRI): Sebuah Studi
Relevansi Pada
Sektor Perbankan
Syariah di Kawasan
ASEAN”.
Independen :
Profitabilitas
(ROA), CAR,
NPF, FDR.
Dependen :
IFRI
FDR dan CAR secara
signifiksan mempengaruhi
indeks IFR, sedangkan NPF
dan ROA tidak dapat
mempengaruhi indeks IFR.
4. Monica & Indrianita
(2016) “Pengaruh
Mekanisme
Corporate
Governance Dan
Kepemilikan
Keluarga Terhadap
Internet Financial
Reporting (IFR)”
Independen :
Efektivitas
dewan
komisaris,
komite audit
Dependen :
IFR
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa
efektivitas dewan komisaris,
komite audit, dan
kepemilikan keluarga tidak
berpengaruh signifikan pada
IFR.
5. Dara Puspitaningrum
& Sari Atmini
(2012) “Corporate
Governance dan
Tingkat Pelaporan
Keuangan Internet”
Independen : Kepemilikan
manajerial,
kepemilikan
blockholder,
komisaris
independen,
frekuensi
pertemuan
komite audit,
kompetensi
Penelitian ini berhasil
menemukan bukti bahwa
komite audit berpengaruh
positif pada tingkat IFR.
Sedangkan kepemilikan
manajerial, kepemilikan
blockholder, komisaris
independen, dan kompetensi
komite audit tidak
mempengaruhi tingkat IFR.
-
12
komite audit.
Dependen :
IFR
6. Niwayan & Soni
(2016) “Pengaruh
ukuran perusahaan,
kinerja keuangan,
daftar umur dan
kualitas audit atas
Laporan Keuangan
Internet”
Independen :
Ukuran
perusahaan,
profitabilitas,
likuiditas,lever
age, daftar usia
dam reputasi
auditor.
Dependen :
IFR
Hasil menunjukkan ukuran
perusahaan berpengaruh
signifikan terhadap Laporan
Keuangan Internet.
Sedangkan, profitabilitas,
likuiditas, leverage, daftar
umur, dan reputasi auditor
tidak berpengaruh signifikan
terhadap Laporan Keuangan
Internet.
7. Riyan dan Rina
(2017) “Pengaruh
Tingkat
Profitabilitas,
Leverage, Jumlah
Dewan Komisaris
Independen Dan
Kepemilikan
Institusional
Terhadap
Pengungkapan
Internet
Financial Reporting
(Ifr) Di Bursa Efek
Indonesia”
Independen :
profitabilitas,
leverage,
jumlah dewan
komisaris
independen,
kepemilikan
institusional.
Dependen :
IFR
Hasil penelitian menunjukan
profitabilitas, leverage dan
jumlah dewan komisaris
independen berpengaruh
positif terhadap Internet
Financial Reporting (IFR).
Sedangkan kepemilikan
institusional berpengaruh
negatif terhadap Internet
Financial Reporting (IFR).
8. Robert et al. (2019)
“Pengaruh Dewan
Komisaris dan
Komite Audit
Efektivitas
Pelaporan Keuangan
Internet”
Independen :
dewan
komisaris,
komite audit
Dependen :
IFR
Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa dewan
komisaris tidak berpengaruh
signifikan terhadap
pelaporan keuangan
internet. Sedangkan komite
audit memiliki
pengaruh positif dan
signifikan terhadap
pelaporan keuangan
internet.
9. Abdul Rozak (2012)
“Pengaruh Tingkat
Profitabilitas,
Ukuran Perusahaan,
Kepemilikan Saham
Oleh Publik,
Independen :
Tingkat
profitabilitas,
ukuran
perusahaan,
kepemilikan
Variabel tingkat
profitabilitas & ukuran
perusahaan berpengaruh
signifikan terhadap Tingkat
Internet Financial
Reporting (IFR). Sementara
-
13
Leverage Dan
Kelompok Industri
Terhadap Tingkat
Internet Financial
Reporting (IFR)”
saham oleh
publik,
leverage, dan
kelompok
industri.
Dependen :
IFR
variabel kepemilikan saham
oleh publik, leverage dan
kelompok industri tidak
berpengaruh secara
signifikan terhadap Tingkat
Internet Financial
Reporting (IFR).
Corporate Governance terhadap Profitabilitas
1. Agung & Nila
(2017) “Pengaruh
Corporate
Governance
terhadap
Profitabilitas (Studi
Pada Perusahaan
Perbankan yang
Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia
Periode 2013-2015)”
Independen :
Proporsi
dewan
komisaris
independen,
komite audit,
kepemilikan
manajerial,
kepemilikan
institusional.
Dependen :
Profitabilitas
Proporsi dewan komisaris
independen tidak memiliki
pengaruh yang signifikan
terhadap profitabilitas.
Komite audit tidak
berpengaruh signifikan
terhadap profitabilitas.
Kepemilikan manajerial
tidak berpengaruh signifikan
terhadap profitabilitas. Serta
kepemilikan institusional
memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap
profitabilitas.
2. Luh Putu & I Putu
(2017) “Pengaruh
Good Corporate
Governance
Terhadap
Profitabilitas Pada
Perusahaan
Perbankan Yang
Terdaftar Di Bei”
Independen :
Kepemilikan
institusional,
dewan
komisaris
independen,
komite audit
dan dewan
direksi
Dependen :
Profitabilitas
Hasil penelitian mengatakan
jika kepemilikan
institusional dan dewan
komisaris independen
mempunyai pengaruh
negatif signifikan terhadap
profitabilitas, sementara
komite audit berpengaruh
positif signifikan terhadap
profitabilitas. Dewan direksi
berpengaruh negtif namun
tidak signifikan terhadap
profitabilitas.
3. Thahya, Nana, &
Trisnani (2018)
“Analisis Pengaruh
Corporate
Governance
Terhadap Kinerja
Keuangan Sektor
Perbankan Yang
Terdaftar Di BEI
Tahun 2012-2016”
Independen :
Ukuran dewan
komisaris,
ukuran direksi,
kepemilikan
institusional,
dewan
komisaris
independen,
ukuran
perusahaan.
Dewan komisaris
berpengaruh positif terhadap
kinerja keuangan (ROA).
Ukuran direksi tidak
berpengaruh positif terhadap
kinerja keuangan.
Kepemilikan institusional
berpengaruh positif terhadap
kinerja keuangan. Dewan
komisaris independen ber-
pengaruh positif terhadap
-
14
Dependen :
Profitabilitas
kinerja keuangan. Ukuran
perusahaan berpengaruh
negatif terhadap
4. Capry & Aminar
(2017) : “Pengaruh
Good Corporate
Governance dan
Leverage Terhadap
Kinerja Keuangan
Perbankan Yang
Terdaftar Di Bursa
Efek Indonesia”
Independen :
Kepemilikan
manajerial,
dewan direksi,
leverage
Dependen : Profitabilitas
Kepemilikan manajerial
ber-pengaruh positif dan
signifikan terhadap
profitabilitas. Dewan direksi
berpengaruh positif terhadap
profitabilitas. Leverage
berpengaruh positif terhadap
profitabilitas.
Mengacu pada tabel diatas maka variabel bebas yang digunakan
dalam penelitian ini adalah kepemilikan manajerial, komisaris independen,
dan komite audit. Variabel terikat yang digunakan penelitian ini adalah
Internet Financial Reporting (IFR). Dan variabel intervening dalam
penelitian ini adalah profitabilitas.
Penelitian yang berkaitan dengan kepemilikan manajerial terhadap
Internet Financial Reporting (IFR) antara lain penelitian yang dilakukan
oleh M.Riduan (2015) menyatakan kepemilikan manajerial berpengaruh
positif signifikan terhadap pengungkapan Internet Financial Reporting
(IFR), sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Puspitaningrum &
Atmini (2012) menyatakan kepemilikan manajerial berpengaruh negatif
terhadap pengungkapan Internet Financial Reporting (IFR).
Penelitian yang berkaitan dengan komisaris independen terhadap
Internet Financial Reporting (IFR) antara lain penelitian yang dilakukan
oleh Riyan dan Rina (2017) menyatakan dewan komisaris independen
berpengaruh positif terhadap Internet Financial Reporting. Sedangkan
-
15
penelitian yang dilakukan oleh Puspitaningrum & Atmini (2012)
menyatakan komisaris independen tidak berpengaruh terhadap
pengungkapan Internet Financial Reporting (IFR).
Penelitian yang berkaitan dengan komite audit terhadap Internet
Financial Reporting (IFR) antara lain penelitian yang dilakukan oleh
Robert Jao et al. (2019) menyatakan komite audit berpengaruh positif dan
signifikan terhadap pengungkapan Internet Financial Reporting (IFR),
sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Monica &Indrianita (2016)
menyatakan komite audit tidak berpengaruh signifikan terhadap
pengungkapan Internet Financial Reporting (IFR).
Penelitian yang berkaitan dengan profitabilitas terhadap Internet
Financial Reporting (IFR) antara lain penelitian yang dilakukan oleh
Riyan & Rina (2017) dan Abdul Rozak (2012) menyatakan profitabilitas
berpengaruh terhadap Internet Financial Reporting (IFR), sedangkan
penelitian yang dilakukan oleh Putri & Febriana (2017), M.Riduan (2015),
Imanda (2017), Niwayan & Soni (2016) menyatakan profitabilitas tidak
berpengaruh terhadap Internet Financial Reporting (IFR).
Penelitian yang berkaitan dengan kepemilikan manajerial terhadap
profitabilitas antara lain penelitian yang dilakukan oleh Capry & Aminar
(2017) menyatakan kepemilikan manajerial berpengaruh positif dan
signifikan terhadap profitabilitas. Sedangkan menurut Agung dan Nila
(2017) menyatakan kepemilikan manajerial tidak memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap profitabilitas.
-
16
Penelitian yang berkaitan dengan komisaris independen terhadap
profitabilitas antara lain penelitian yang dilakukan oleh Thahya et al.
(2018) menyatakan komisaris independen berpengaruh positif dan
signifikan terhadap profitabilitas. Sedangkan penelitian menurut Luh Putu
& I Putu (2017) dan Agung & Nila (2017) menyatakan komisaris
independen berpengaruh negatif signifikan terhadap profitabilitas.
Penelitian yang berkaitan dengan komite audit terhadap
profitabilitas antara lain penelitian yang dilakukan oleh Luh Putu & I Putu
(2017) menyatakan komite audit berpengaruh positif signifikan terhadap
profitabilitas. Sedangkan Agung & Nila (2017) menyatakan komite audit
tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap profitabilitas.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian-penelitian sebelumnya,
diantaranya: data yang didapat oleh peneliti menggunakan data yang
terbaru yaitu periode 2014-2018, maka hasil yang akan diperoleh dapat
menggambarkan kondisi perusahaan saat ini. Objek yang digunakan dalam
penelitian adalah Bank Umum Syariah (BUS). Selain itu, penelitian ini
menggunakan variabel intervening yang memediasi hubungan antara
variabel independen dan variabel dependen. Penelitian ini menggunakan
profitabilitas sebagai variabel intervening, sedangkan pada penelitian
terdahulu kebanyakan profitabilitas digunakan sebagai variabel
independen maupun dependen.
-
17
B. Kerangka Teori
1. Teori Keagenan (Agency Theory)
Menurut Jensen and Meckling (1976) menyatakan hubungan
keagenan adalah sebuah kontrak dimana pemilik (principal) dengan
manajer (agent) untuk melaksanakan pekerjaan untuk kepentingan mereka
dengan cara mendelegasikan beberapa kebijakan dan pengambilan
keputusan dalam perusahaan. Teori ini berhubungan serat dengan
corporate governance, karena hubungan antara agent dan principal
menjadi fokus utama (Fadillah, 2017).
Menurut Almilia (2008) dalam teori keagenan, pengungkapan
sukarela adalah merupakan suatu mekanisme untuk mengendalikan kinerja
manajer dan mengurangi terjadinya asimetri informasi dan dapat
memonitor biaya keagenan. Pengungkapan dan transparansi merupakan
aspek utama dalam implementasi corporate governance(Rahadhian &
Septiani, 2014). Semakin transparan dalam pengungkapan informasi suatu
perusahaan secara sukarela melalui Internet Financial Reporting (IFR)
maka akan mengindikasikan bahwa sebuah perusahaan tersebut
mempunyai kualitas corporate govenance yang baik.
Pada dasarnya teori ini berupaya untuk mengatasi adanya
perbedaan kepentingan di antara prinsipal dan agen, salah satunya dengan
memberikan informasi akuntansi yang relevan sehingga dapat
memaksimalkan pendapatan yang akan diperoleh dengan
-
18
mempertimbangkan kerugian yang mungkin timbul dan berdampak pada
pihak lain (Saud et al., 2019).
2. Teori Sinyal (Signalling Theory)
Signalling Theory merupakan teori yang digunakan untuk
memprediksi kualitas pengungkapan pada perusahaan, yaitu dengan
penggunaan internet sebagai media pengungkapan perusahaan yang dapat
meningkatkan kualitas pengungkapan (Almilia, 2008). Teori sinyal
memiliki fungsi sebagai sinyal atas informasi dalam pengungkapan sebuah
laporan keuangan di perusahaan kepada pihak eksternal. Sinyal dapat
berupa informasi mengenai kegiatan yang akan manajemen lakukan
sebagai upaya untuk mewujudkan sebuah keinginan pemilik dan
pemegang saham (Widari et al., 2018).
Teori sinyal dipergunakan untuk memprekdisi kualitas
pengungkapan informasi perusahaan yang menggunakan internet sebagai
medianya. Dengan pelaksanaan IFR secara baik dan maksimal serta dapat
memberikan sinyal kepada para pemangku kepentingan bahwa bank
syariah telah melakukan pelaporan keuangan dengan baik. Hal ini tentunya
menjadi sinyal positif dan akan memberikan keuntungan bagi bank
syariah. (Hayati & Suprayogi, 2018). Sinyal-sinyal tersebut dapat berupa
laba/rugi yang dialami oleh perusahaan, beban atau biaya dikeluarkan
perusahaan, dan data-data keuangan lainnya (Zarviana et al., 2017)
-
19
3. Bank Syariah
Bank Syariah merupakan perusahaan perbankan yang melakukan
sistem operasi dengan tidak mengandalkan pada bunga. Bank syariah
sendiri adalah suatu lembaga keuangan yang operasional dan produknnya
dikembangkan belandaskan pada Al-Qur’an dan Hadist Nabi Muhammad
SAW. Atau dapat dikatakan, Bank Syariah adalah suatu lembaga keuangan
yang usaha pokoknya memberikan pembiayaan serta jasa-jasa lainnya
seperti peredaran uang yang pengoperasiannya dilakukan disesuaikan pada
prinsip-prinsip syariat Islam (Desiana, 2016).
Menurut Undang-undang No. 21 tahun 2008 tentang perbankan :
Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam
bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk
kredit atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup
rakyat banyak.Undang-undang tersebut menjelaskan asas dan tujuan
perbankan syariah adalah menunjang pelaksanaan pembangunan nasional
dalam rangka untuk meningkatkan keadilan, kebersamaan dan
kesejahteraan rakyat.
Perbankan memiliki fungsi intermediasi yaitu sebagai media yang
menghubungkan pihak-pihak yang mempunyai kelebihan dana dan yang
kekurangan dana (Desiana, 2016). Bank Syariah mempunyai banyak
keistimewaan, diantaranya : Ada ikatan kuat antara pemegang saham,
pengelola bank dan nasabahnya sehingga timbul rasa kebersamaan dalam
-
20
menghadapi risiko usaha dan membagi keuntungan secara adil dan jujur,
diterapkannya suatu sistem bagi hasil untuk pengganti bunga.
4. Corporate Governance (CG)
Corporate Governance (CG) menurut bank dunia dalam (Desiana,
2016) adalah aturan, standar, dan organisasi pada bidang ekonomi yang
mengatur perilaku para pemilik perusahaan, direktur dan manajer serta
perincian dan penjabaran mengenai tugas dan wewenang serta
pertanggungjawabannya kepada para investor (pemegang saham dan
kreditur).
Menurut Forum Corporate Governance in Indonesia (FCGI),
Corporate Governnace adalah seperangkat peraturan yang menata
hubungan antara para pemegang saham, pengelola perusahaan, pihak
kreditur, pemerintah, karyawan, serta pemegang kepentingan intern dan
ekstern lainnya yang berkaitan dengan hak-hak serta kewajiban mereka
atas suatu sistem yang mengatur dan mengendalikan perusahaan.
Berdasarkan penelitian menurut Maramis et al., (2018)Corporate
Governance merupakan bentuk pengelolaan perusahaan yang baik, di
dalamnya tercakup suatu bentuk perlindungan terhadap kepentingan
pemegang saham sebagai seorang pemilik perusahaan dan kreditur sebagai
penyandang dana ekstern. Sistem yang baik akan memberikan
perlindungan efektif kepaa pemegang saham dan kreditur untuk
memperoleh kembali atas investasi dengan wajar, tepat, dan seefisien
-
21
mungkin, serta memastikan bahwa manajemen bertindak baik yang
dilakukannya untuk kepentingan perusahaan.
Dari berbagai definisi yang telah ditemukan, sehingga dapat
diambil kesimpulan bahwa Corporate Governance merupakan sistem yang
mengatur hubungan antara pemegang saham, pengelola perusahaan dan
pihak kreditur yang dirancang untuk mengarahkan pengelolaan perusahaan
secara profesional berdasarkan prinsip-prinsip transparansi, akuntanbilitas,
tanggungjawab, independen, kewajaran, dan keseteraan.
a. Tujuan dan Manfaat
Penerapan Corporate Governance memiliki beberapa manfaat
berdasarkan Forum Corporate Governance in Indonesia (FCGI), antara
lain :
1. Meningkatkan kinerja perusahaan melalui terciptanya sistem
pengambilan sebuah keputusan yang lebih baik, menambah efisiensi
operasional pada perusahaan serta lebih menaikkan corporate value.
2. Mempermudah didapatkannya dana pembiayaan yang lebih murah
sehingga dapat meningkatkan corporate value.
3. Mengembalikan kepercayaan investor untuk menanamkan
modalnya di Indonesia.
4. Pemegang saham akan merasa puas dengan kinerja perusahaan
karena sekaligus akan meningkatkan stakeholders value dan
dividen.
-
22
Tujuan dari adanya sebuah Corporate Governance antara lain,
sebagai berikut :
1. Mengurangi agency cost, biaya yang diakibatkan karena terjadinya
penyalahgunaan wewenang.
2. Mengurangi anggaran modal yang muncul dari manajemen yang
baik, yang mampu meminimalisir resiko.
3. Mengoptimalkan nilai saham pada perusahaan, yang dapat
meningkatkan citra perusahaan dimata publik dalam jangka
panjang.
4. Memajukan pengelolaan perbankan secara transparan, efisien,
professional, memberdayakan fungsi serta meningkatkan
kemandirian dewan komisaris, direksi, dan RUPS.
5. Mendorong dewan komisaris, anggota direksi, pemegang saham
dalam pembuatan keputusan dan melaksanakan tindakan yang
dilandasi modal tinggi serta kepatuhan terhadap perundang-
undangan yang berlaku.
b. Prinsip-prinsip Corporate Governance
Terdapat lima prinsip dasar dalam melaksanakan tata kelola
perusahaan yaitu : (1) transparansi mengandung unsur pengungkapan,
(2) akuntanbilitas mengandung unsur kejelasan fungsi dalam organisasi
dan cara mempertanggungjawabkannya, (3) responbilitas mengandung
unsur kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan dan ketentuan
internal bank serta tanggung jawab bank terhadap masyarakat dan
-
23
lingkungan, (4) independensi mengandung unsur kemandirian dalam
melakukan tugas serta kewajibannya, dan (5) kewajaran yang berisi
unsur perlakuan yang adil dan kesempatan yang sama sesuai dengan
proporsinya (KNKG 2012) dalam (Hartono & Nugrahanti, 2014).
Prinsip-prinsip dalam melaksanakan tata kelola perusahaan yang
baik tersebut, diperjelas lagi sebagai berikut :
1. Transparansi (Transparency)
a. Bank harus menyampaikan sebuah informasi secara tepat waktu,
memadai, jelas, akurat dan dapat diperbandingkan serta mudah
diakses oleh stakeholders sesuai dengan haknya.
b. Informasi yang diungkapkan meliputi hal-hal yang berhubungan
dengan visi, misi, sasaran usaha, strategi perusahaan, kondisi
keuangan, susunan dan kompensasi pengurus, pemegang saham
pengendali, pejabat eksekutif, pengelolaan risiko (risk
management),sistem dan pengoperasian GCG serta kejadian penting
yang dapat mempengaruhi kondisi suatu bank.
c. Prinsip keterbukaan yang dianut oleh bank tidak mengurai
kewajiban untuk memenuhi ketentuan rahasia bank sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku, serta hak-hak pribadi.
2. Akuntanbilitas (Accountability)
a. Bank harus menetapkan tanggung jawab yang jeals dari masing-
masing organ organisasi yang selaras dengan visi, misi, sasaran
usaha dan strategi perusahaan.
-
24
b. Bank harus meyakini bahwa organisasi bank mempunyai
kompetensi sesuai dengan tanggung jawabnya dan memahami
perannya dalam pelasanaan GCG.
c. Bank harus memastikan terdapatnya check and balance system
dalam pengelolaan bank.
3. Responsibilitas (Responbility)
a. Untuk menjaga kelangsungan usahanya, bank harus berpegang pada
prinsip kehati-hatian (prudential banking practices) dan menjamin
dilaksanakannya ketetapan yang berlaku.
b. Bank harus bertindak sebagai good corporate citizen (warga
perusahaan yang baik) termasuk perduli terhadap lingkungan dan
menjalankan tanggung jawab sosial.
4. Independensi (Independency)
a. Bank harus menghindari terjadinya dominasi yang tidak wajar oleh
stakeholder manapun dan tidak terpengaruh oleh kepentingan
sepihak serta bebas dari benturan kepentingan.
b. Bank dalam membuat keputusan harus objektif dan bebas dari
segala tekanan dari pihak manapun.
5. Kewajaran (Fairness)
a. Bank harus selalu memperhatikan kepentingan seluruh
stakeholders berdasarkan dengan azas kesetaraan dan kewajaran
(equal treatment).
-
25
b. Bank harus memberikan kesempatan kepada seluruh stakeholders
untuk membagikan masukan dan menyampaikan pendapat bagi
kepentingan bank serta memiliki akses terhadap informasi sesuai
dengan prinsip keterbukaan.
5. Mekanisme Corporate Governance (CG)
Purno dan Khafid dalam (Hartono & Nugrahanti, 2014)
mengemukakan bahwa mekanisme dalam corporate governance dapat
menurunkan masalah keagenan yang kemudian dapat meningkatkan
kinerja perusahaan. Mekanisme ini dibagi menjadi dua kelompok yaitu
internal dan eksternal. Mekanisme internal yaitu mengoperasikan
perusahaan dengan cara memanfaatkan struktur dan proses internal
perusahaan seperti RUPS, komposisi dewan direksi, komposisi dewan
komisaris dan pertemuan dengan board of director. Sedangkan mekanisme
eksternal seperti pengelolaan perusahaan dan mekanisme pasar.
Dengan adanya mekanisme ini mampu menjadi alat untuk
memantau dan memonitor kinerja perusahaan (Zarviana et al., 2017).
Mekanisme corporate governance yang digunakan dalam penelitian ini
ada tiga yang bertujuan untuk mengurangi konflik keagenan, yaitu
kepemilikan manajerial, komisaris independen, dan komite audit.
1. Kepemilikan Manajerial
Kepemilikan manajerial merupakan perwujudan dari prinsip
transparansi dari GCG. Dalam mengelola suatu perusahaan manajemen
harus menerapkan transparansi agar tidak terbentuk konflik kepentingan
-
26
dengan pemegang saham sebagai pemilik. Menurut (Hartono &
Nugrahanti, 2014) Kepemilikan manajerial adalah seorang pemegang
saham yang berarti pemilik dalam suatu perusahaan dari pihak manajemen
(direktur dan komisaris) yang terlibat secara aktif dalam pengambilan
keputusan diperusahaan.
Kepemilikan manajerial yaitu kondisi yang memperlihatkan bahwa
manajer memiliki saham dalam perusahaan yang sekaligus sebagai
pemegang saham dalam perusahaan. Kepemilikan manajerial akan
mendorong manajer untuk berhati-hati dalam menarik sebuah keputusan
karena mereka ikut merasakan secara langsung manfaat dari keputusan
yang diambil dan ikut menanggung kerugian dari konsekuensi
pengambilan keputusan yang salah.
Berdasarkan teori keagenan, dengan adanya kepemilikan
manajerial dalam perusahaan akan dapat meredakan konflik keagenan
(Fadillah, 2017). Dalam hal ini, diperlukan mekanisme pengawasan untuk
menyelamatkan kepentingan pemegang saham. Mekanisme tersebut dapat
dilakukan dengan adanya kepentingan saham oleh pihak manajemen atau
kepemilikan manajerial. Kepemilikan manajerial merupakan kepemilikan
saham oleh pihak manajemen yang dapat memberikan dorongan untuk
menentukan kebijaksanaan dalam pengambilan keputusan.
Keberadaan kepemilikan saham oleh pihak manajemen dapat
berperan aktif dalam pengambilan keputusan di perusahaan, seperti
direktur, dewan komisaris, dan manajer. Karena dengan adanya
-
27
kepemilikan saham manajemen, maka manajemen akan ikut mencapai
manfaat secara langsung atas keputusan yang diambilnya, namun juga
akan menanggung risiko secara langsung bila keputusan itu salah.
2. Komisaris Independen
Komisaris independen merupakan bagian dewan komisaris yang
berasal dari luar perusahaan yang tidak mempunyai hubungan keuangan,
kepengurusan, kepemilikan saham atau jalinan keluarga dengan anggota
dewan komisaris lainnya, direksi atau pemegang saham, pengendali,
maupun hubungan lain yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk
bertindak independen (Fristanto, 2017).
FCGI (2003) dalam (Fristanto, 2017) mengatakan bahwa komisaris
independen memiliki peranan yang penting dalam memonitor suatu
perusahaan. Keberadaan komisaris independen ini diharapkan mampu
mendorong dan melahirkan iklim yang lebih objektif dan meletakkan
kesetaraan (fairness) sebagai prinsip utama dalam memperhatikan
kepentingan saham dan stakeholders lainnya.
Komisaris independen harus bisa menjamin agar operasi
pengawasan bekerja secara efektif dan sesuai pada peraturan perundang-
undangan. Dalam rangka memberdayakan fungsi pengawasan dewan
komisaris, keberadaan komisaris independen adalah sangat diperlukan.
Karena didalam praktek terkadang ditemukan transaksi yang mengandung
benturan kepentingan yang melalaikan kepentingan pemegang saham
publik (pemegang saham minoritas) serta stakeholders lainnya.
-
28
Komisaris independen mempunyai kewajiban pokok untuk
mendorong prinsip Corporate Governance didalam perusahaan melalui
pemberdayaan dewan komisaris agar dapat menjalankan tugas pengawasan
dan pemberian nasihat kepada direksi secara efektif dan lebih memberikan
nilai tambah bagi perusahaan. Tugas komisaris independen sebagaimana
yang dimaksud, antara lain berupa :
a. Menjamin adanya transparansi dan keterbukaan terhadap laporan
keuangan perusahaan.
b. Perlakuan yang seimbang kepada para pemegang saham minoritas dan
stakeholders yang lain.
c. Diungkapkannya transaksi yang mengandung adanya benturan
kepentingan secara wajar dan adil.
3. Komite Audit
Komite audit adalah komite yang dibangun oleh dewan komisaris
dan bertanggung jawab kepada dewan komisaris dengan tugas serta
tanggung jawab utama untuk memastikan prinsip-prinsip corporate
governance (Hartono & Nugrahanti, 2014). Komite audit berkewajiban
untuk mengawasi laporan keuangan, audit eksternal, dan mengamati
sistem pengendalian internal yang termasuk juga audit internal. Komite
audit ditempatkan sebagai mekanisme pengawasan manajemen dengan
pihak eksternal (Anjani & Yadnya, 2017).
Komite audit dibuat dalam perusahaan dimana para anggotanya
dapat diberhentikan sewaktu-waktu oleh dewan komisaris. Semakin
-
29
banyak anggota dari komite audit yang dimiliki maka pihak manajemen
perusahaan akan semakin luas untuk melakukan pengungkapan informasi
keuangan perusahaan. Dengan semakin banyak anggota komite audit,
tugas pengawasan yang dikerjakan akan menjadi lebih efektif. Hal ini
mengindikasikan bahwa komite audit mempunyai pengaruh terhadap
pengungkapan informasi melalui internet.
Kurnianingsih dan Supomo (1990) dalam (Anjani & Yadnya, 2017)
menjelaskan bahwa komite audit pada aspek akuntansi dan pelaporan
keuangan diharapkan mampu melaksanakan fungsinya, yaitu: mendalami
semua laporan keuangan untuk menjamin objektifitas, kreditabilitas,
reliabilitas, integritas, akurasi, dan ketepatan waktu dalam penyajian
laporan keuangan; mengevaluasi kemungkinan timbulnya penipuan dan
penyelewengan pada perusahaan; menilai kebijakan dan penilaian
manajemen yang dipertimbangkan memiliki dampak material terhadap
laporan keuangan.
6. Pengungkapan
Pengungkapan adalah komponen dari sebuah pelaporan keungan.
Secara konseptual, pengungkapan merupakan bagian integral dari
pelaporan keuangan. Sedangan secara teknis, pengungkapan merupakan
langkah terakhir pada operasi akuntansi yaitu penyampaian informasi
dalam bentuk keuangan (Rizqiah & Lubis, 2019). Menurut Hendriksen
(2002) dalam (Rizqiah & Lubis, 2019) terdapat tiga konsep pengungkapan
yang umum dan biasa diusulkan, yaitu :
-
30
a. Adequate Disclosure(pengungkapan cukup), yaitu konsep yang kerap
digunakan adalah pengungkapan yang cukup, yang mana
pengungkapan minimum disyaratkan oleh ketentuan yang berlaku,
dimana angka-angka yang disajikan sapat diinterprestasikan dengan
benar oleh para investor.
b. Fair Disclosure (pengungkapan wajar), yaitu pengungkapan yang
secara tidak langsung dengan tujuan etis agar memberikan perlakuan
yang sama kepada seluruh pengguna laporan dengan menyediakan
informasi yang layal terhadap pembaca potensial.
c. Full Disclosure (pengungkapan penuh), yaitu pengungkapan
melibatkan keseluruhan penyajian informasi yang diungkapkan secara
relevan.
7. Internet Financial Reporting (IFR)
Internet Financial Reporting (IFR) merupakan suatu cara untuk
memberitahukan informasi keuangan melalui website perusahaan.
Websiteperusahaan yang mempunyai kapasitas IFR yang bagus akan
membagikan informasi yang lengkap serta mempermudah investor untuk
memperoleh informasi yang dibutuhkan (Hayati & Suprayogi, 2018).
Penggunaan IFR pada perusahaan memberikan kegunaan bagi para
pemakainya, diantaranya yaitu meningkatkan ketepatan waktu dan
efisiensi dalam memperoleh informasi keuangan, membuat proses
keputusan investasi lebih mudah lebih cepat, dan memberikan informasi
dengan biaya yang murah (Hayati & Suprayogi, 2018). Internet Financial
-
31
Reporting (IFR) termasuk salah satu pengungkapan sukarela yang
dilakukan oleh perusahaan (Pernamasari, 2019). Namun dalam
penerapannya tidak ada ketentuan yang mengatur secara rinci.
Penerapan Internet Financing Reporting (IFR) dilakukan sesuai
dengan tujuan masing-masing perusahaan yaitu untuk pelaporan informasi
keuangan dan informasi perusahaan lainnya yang nantinya dianggap akan
dapat membantu meningkatkan kredibilitas perusahaan (Widari et al.,
2018). Dalam melakukan penerapan IFR, setiap perusahaan biasanya
memiliki alasannya tersendiri. Financial Accounting Standard Board
(FASB) dalam Rizqiah & Lubis (2019) menyebutkan beberapa motif yang
melatarbelakangi dilakukannya pelaporan keuangan melalui website pada
suatu perusahaan, yaitu:
a. Mengurangi biaya dan waktu untuk mendistribusikan informasi.
b. Berkomunikasi dengan pengguna informasi yang tak dikenal.
c. Melengkapi praktik pengungkapan informasi yang biasa dilakukan
dengan format cetak.
d. Meningkatkan jumlah dan jenis data yang diungkapkan.
e. Meningkatkan akses kepada investor potensial bagi perusahaan kecil
Internet Financial Reporting (IFR) sebagai media pengungkapan
ikut menawarkan berbagai keuntungan baik bagi pihak internal perusahaan
maupun pihak pengguna seperti investor, pelanggan, dll. Keuntungan
tersebut di antaranya (Khanet al. 2013; Umoren & Asogwa, 2013; Ojah &
Mokoaleli-Mokoteli, 2012; Pervan, 2006) dalam (Rizqiah & Lubis, 2019):
-
32
a. Mempromosikan perusahaan kepada masyarakat umum sehingga
mampu menarik investor domestik maupun asing.
b. Menyediakan ruang lingkup yang lebih luas dibandingkan dengan
bentuk laporan keuangan tradisional serta memungkinkan tersedianya
format laporan yang cocok untuk perhitungan.
c. Meningkatkan efisiensi dan ketepatan waktu dalam memperoleh
informasi keuangan untuk membantu pengguna dalam proses
pengambilan keputusan.
d. Meningkatkan transparansi pelaporan keuangan perusahaan.
e. Menyediakan informasi perusahaan secara real time dan dapat
diperbarui secara terus menerus dengan biaya yang relatif lebih rendah
daripada laporan berbasis kertas.
f. Menyediakan perangkat seperti hyperlink, mesin pencari, multimedia
dan keterkaitan antar dokumen untuk mendukung tampilan
pengungkapan.
g. Memungkinkan untuk mencari, menyaring, mengunduh, mendapatkan
kembali dan bahkan mengkonfigurasi ulang informasi tersebut dengan
biaya rendah dalam waktu singkat.
8. Internet Financial Reporting Indeks (IFRI)
Internet Financial Reporting Indeks (IFRI) merupakan sebuah
media ukur yang digunakan untuk mengukur kualitas internet financial
reporting dalam website perusahaan (Hayati & Suprayogi, 2018). Indeks
yang dikembangkan oleh Cheng et al (2000) dalam (Handayani & Almilia,
-
33
2013)yang memilki empat komponen yang melingkupi isi/content,
ketepatwaktuan/timeline, pemanfaatan teknologi/technology dan dukungan
pengguna/user support, diantaranya sebagai berikut.
a. Content
Content merupakan isi dari website perbankan syariah mengenai
kelengkapan informasi keuangan yang disajikan. Informasi keuangan yang
diungkapkan dalam format html lebih mempermudahkan pemakai untuk
mengakses informasi keuangan secara efektif dan cepat. Sehingga,
informasi keuangan dalam bentuk html memiliki skor yang lebih tinggi.
b. Timeliness
Timeliness bersangkutan dengan penyampaian informasi keuangan
perusahaan secara tepat waktu. Pelaporan informasi baik bentuk keuangan
maupun data perusahaan secara tepat waktu akan mempermudah investor
dalam pengambilan keputusan. Penilaian timeliness dikatakan tepat waktu
apabila penyampaian berita atau informasi yang disampaikan adalah untuk
minggu ini. Jika penyajian berita atau informasi lebih dari satu minggu
maka nilainya akanlebih rendah.
c. Technology
Technology berkaitan dengan penggunaan teknologi yang difungsikan
oleh perusahaan dalam pelaporan informasi keuangan melalui internet,
yang tidak dapat disediakan oleh media cetak (Handayani & Almilia,
2013). Penggunaan teknologi pada website perusahaan dapat memudahkan
pengguna dalam mengaks1es informasi. Semakin berkualitas komponen
-
34
teknologi yang dipergunakan dalam website perusahaan maka indeksnya
akan semakin tinggi.
d. User Support
User support merupakan keberagaman pelayanan yang disediakan
perusahaan di dalam website nya untuk memudahkan penggunanya saat
mengakses sistem. Layanan tersebut antara lain helpand frequently asked
question (FAQ), link to homepage, link to top, site map, site search,
consistency of web page design, number of click to get financial
information. Indeks perusahaan akan semakin tinggi apabila perusahaan
mampu menerapkan secara optimal semua sarana dalam website
perusahaan.
9. Profitabilitas
Salah satu informasi yang berpengaruh bagi perusahaan yang
berkaitan dengan laporan keuangan adalah profitabilitas (Maramis et al.,
2018). Profitabilitas merupakan suatu bagian terpenting yang dapat
dijadikan rujukan oleh investor atau pemilik untuk mengukur kinerja
manajemen dalam mengendalikan sistem keuangan suatu perusahaan
(Andriyani & Mudjiyanti, 2017).
Perusahaan tersebut apabila memiliki profitabilitas yang rendah
hindari penggunaan pelaporan seperti IFR sebab akan dapat
menyembunyikan badnews. Sedangkan perusahaan yang mempunyai
profitabilitas tinggi maka dapat menggunakan IFR untuk menyebarluaskan
-
35
goodnews. Hal tersebut bertujuan agar dapat meningkatkan kepercayaan
para investor terhadap perusahaan tersebut (Rozak, 2012).
Rasio profitabilitas menjadi salah satu rasio dalam analisis laporan
keuangan perusahaan (Putra & Nuzula, 2017). Penelitian ini menggunakan
rasio profitabilitas yaitu Return On Asset (ROA) yang dapat
menggambarkan efisiensi kinerja keuangan suatu bank.
ROA digunakan perusahaan mengukur seberapa besar kesanggupan
manajemen bank tersebut untuk memperoleh keuntungan (laba) yang
diukur dengan jumlah aset produktif yang dimiliki oleh perusahaan
(Pertiwi, 2017). Semakin besar tingkat ROA pada suatu bank, maka
semakin besar juga kualitas laba yang akan didapatkan oleh bank tersebut,
dan akan semakin baik juga kinerja pada bank tersebut.
C. Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran yang dapat disusun dari kajian teoritis mengenai
pengaruh antara masing-masing variabel independen terhadap variabel
dependen dan pengaruh antara masing-masing variabel independen terhadap
variabel dependen yang di mediasi dengan variabel intervening dengan
ditambahi oleh variabel kontrol.
-
36
H1 H1
H8
H4
H9
H5 H7
H2 H2
H6
H10
H3
Gambar 2. 1 Kerangka Pemikiran
Keterangan :
: Pengaruh variabel X ke variabel Y
: Pengaruh variabel X ke variabel Y yang mediasi variabel Z
: Pengaruh Variabel Kontrol
D. Hipotesis
Berdasarkan pada latar belakang masalah, perumusan masalah,
tujuan penelitian serta tinjauan pustaka yang telah diuraikan dalam
penelitian ini, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
Kepemilikan
Manajerial (X1)
Komisaris
Independen (X2)
Komite Audit
(X3)
Profitabilitas
(Z)
Internet
Financial
Reporting
(Y)
Variabel Kontrol
-Size
- Age
-
37
1. Pengaruh Kepemilikan Manajerial terhadap Internet Financial
Reporting (IFR).
Kepemilikan manajerial adalah sebagai proporsi saham biasa yang
dimiliki oleh para manajemen, direksi dan komisaris (Fadillah, 2017).Di
dalam menjalankan operasional secara langsung, manajemen sebagai
anggota dari pemegang saham tentu saja akan menghindari pengambilan
keputusan yang dapat merugikan perusahaan.
Pihak manajemen akan berupaya semaksimal mungkin untuk terus
menjaga stabilitas bahkan berupaya untuk terus meningkatkan nilai
perusahaan yang tentu saja akan berdampak pada kesejahteraan pihak
manajemen tersebut sebagai pemegang saham maupun kesejahteraan para
pemegang saham (shareholders) lainnya.Teori keagenan menyatakan
bahwa kepemilikan manajerial merekonsiliasi konflik keagenan yang
potensial antara manajer dan pemegang saham.
Kepemilikan manajerial menunjukkan bagian kepemilikan saham
perusahaan yang dimiliki oleh pihak manajemen perusahaan. Semakin
besar kepemilikan saham yang dipunyai oleh manajemen perusahaan maka
permintaan terhadap pengungkapan informasi akan semakin sedikit. Hal
ini dapat terjadi karena dengan adanya kepemilikan manajerial,
memungkinkan perusahaan menggunakan informasi yang dimiliki
manajemen untuk kepentingan internal perusahaan. Hal inilah yang
menandakan bahwa kepemilikan manajerial mempunyai jaringan terhadap
pengungkapan informasi.
-
38
Hal ini didukung pada penelitian yang dilakukan oleh M.Riduan
(2015) dan Achmad dan Primastuti (2012) yang menyatakan
kepemilikan manajerial berpengaruh positif terhadap pengungkapan
Internet Financial Reporting (IFR). Hipotesis yang dirumuskan dalam
penelitian adalah sebagai berikut :
H1 = Kepemilikan Manajerial berpengaruh terhadap Internet
Financial Reporting (IFR)
2. Pengaruh Komisaris Independen terhadap Internet Financial
Reporting (IFR).
Komisaris independen adalah komisaris yang bukan manajemen
entitas. Teori keagenan menilai komisaris independen dibutuhkan pada
dewan komisaris untuk memantau dan mengontrol segala kegiatan direksi,
yang berhubungan dengan perilaku oportunistik mereka.
Komisaris independen mempunyai suatu kewajiban pokok untuk
mendorong diterapkannya prinsip tata kelola perusahaan yang baik (good
corporate governance) di dalam suatu perusahaan yaitu dengan
pemberdayaan dewan komisaris agar dapat melaksanakan tugas
pengawasan dan pemberian nasihat kepada direksi secara efektif dan lebih
memberikan nilai tambah bagi perusahaan (KNKG, 2006).
Tujuan dari adanya aktivitas pengawasan oleh dewan komisaris
independen adalah untuk memberikan signal kepada perusahaan mengenai
reputasi aktivitas pengawasan yang efektif di dalam perusahaan. Semakin
-
39
profesional dewan komisaris independen maka semakin menurunkan
kemungkinan tingkat kecurangan dalam pelaporan keuangan. Komisaris
independen adalah pihak netral yang mampu menjembatani asimetri
informasi terbentuk antara pemegang saham dengan pihak manajemen
suatu perusahaan. Sehingga dewan komisaris sanggup menekan
manajemen untuk mengungkapkan informasi keuangan secara lebih luas.
Hal ini didukung penelitian yang dilakukan oleh Riyan dan Rina
(2017) yang menyatakan komisaris independen berpengaruh positif
terhadap pengungkapan Internet Financial Reporting (IFR). Hipotesis
yang dirumuskan dalam penelitian adalah sebagai berikut :
H2 = Komisaris Independen berpengaruh terhadap Internet
Financial Reporting (IFR)
3. Pengaruh Komite Audit tehadap Internet Financial Reporting
(IFR).
Komite audit bekerja membantu dewan komisaris dalam memantau
persiapan laporan keuangan, mekanisme pengendalian internal, dan
pelaksanaan tata kelola perusahaan yang baik (Puspitaningrum et al.,
2012). Semakin tinggi kekerapan pertemuan yang diselenggarakan komite
audit, tingkat pengungkapan perusahaan akan meningkat sejalan
meningkatnya penerapan good corporate governance perusahaan. Menurut
teori sinyal, hal ini dapat menjadi sinyal positif berkaitan dengan kinerja
perusahaan terhadap pemangku kepentingan.
-
40
Komite audit merupakan komite yang dibangun dalam perusahaan
dimana para anggotanya bisa saja diberhentikan sewaktu-waktu oleh
dewan komisaris. Semakin banyak anggota komite audit yang dimiliki
maka pihak manajemen perusahaan akan semakin luas dalam
mengungkapkan informasi keuangan perusahaan. Dengan semakin
banyaknya anggota, tugas pengawasan yang dikerjakan akan menjadi lebih
efektif. Hal ini menerangkan bahwa komite audit memiliki pengaruh
terhadap pengungkapan informasi melalui internet.
Teori agensi menegaskan bahwa asimetri informasi dan masalah
keagenan dapat teratasi dengan terciptanya good corporate governance.
Penelitian yang dilakukan oleh Kelton dan Yang (2008) serta
Puspitaningrum dan Atmini (2012) menghasilkan bukti empiris bahwa
frekuensi pertemuan komite audit mempengaruhi pengungkapan Internet
Financial Reporting (IFR) secara positif. Sehingga hipotesis yang
dirumuskan dalam penelitian adalah sebagai berikut :
H3 = Komite audit berpengaruh terhadap Internet Financial
Reporting (IFR)
4. Pengaruh Kepemilikan Manajerial terhadap Profitabilitas.
Struktur kepemilikan dimana salah satunya adalah kepemilikan
manajerial yang merupakan mekanisme corporate governance yang dapat
mengatasi masalah keagenan yang ada di dalam suatu perusahaan atau
-
41
perbankan. Kepemilikan manajerial adalah jenis kepemilikan yang saham-
sahamnya dimiliki oleh para direksi dan direktur.
Kepemilikan manajerial merupakan kondisi yang menunjukkan
bahwa manajer memiliki saham dalam perusahaan yang sekaligus sebagai
pemegang saham dalam perusahaan. Kepemilikan manajerial akan
mendorong manajer untuk berhati-hati dalam membuat keputusan karena
mereka ikut merasakan secara langsung manfaat dari keputusan yang
diambil dan ikut menanggung kerugian dari konsekuensi pengambilan
keputusan yang salah.
Semakin besar kepemilikan saham yang dimiliki oleh seorang
manajer dalam suatu perusahaan, maka semakin akan produktif kegiatan
manajer dalam memaksimalkan kinerja perusahaan untuk meningkatkan
profitabilitas pada perusahaan. Manajer yang mempunyai saham dalam
perusahaan cenderung mengelola perusahaan lebih baik karena
bersangkutan dengan kepentingan manajer tersebut. Pengelolaan
perusahaan yang baik akan berpengaruh pada tingginya kinerja keuangan
suatu perusahaan.
Hal ini didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Capry &
Aminar (2017) menyatakan kepemilikan manajerial berpengaruh positif
terhadap profitabilitas. Hipotesis yang dirumuskan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut :
H4 = Kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap
profitabilitas
-
42
5. Pengaruh Komisaris Independen terhadap Profitabilitas.
Komisaris independen bekerja sebagai wakil dari stakeholder untuk
mengawasi jalannya kegiatan perusahaan. Komisaris independen
merupakan kedudukan terbaik untuk meengoperasikan fungsi monitoring
agar tercipta perusahaan yang good corporate governance (Fadillah,
2017).Kehadiran komisaris independen diharapkan mampu mendorong
dan melahirkan iklim yang lebih objektif, dan menempatkan kesetaraan
(fairness) sebagai prinsip utama dalam memperhatikan kepentingan
pemegang saham minoritas dan stakeholders lainnya.
Berdasarkan teori keagenan bahwa kehadiran komisaris independen
merupakan mekanisme yang diharapkan dapat melaksanakan pengawasan
dan mengontrol konflik kepentingan antara controlling shareholders dan
monority shareholders sehingga terjadi efisiensi dalam manajemen
perusahaan.
Ketentuan-ketentuan yang dilakukan manajemen dapat sejalan
sesuai dengan tujuan, yaitu dengan memaksimalkan kinerja perusahaan
dan yang paling penting adalah dewan komisaris independen dapat
memperlihatkan pengaruh efektivitas yang tinggi dalam meningkatkan
kinerja keuangan perusahaan. Semakin besar keseimbangan komisaris
independen, maka semakin efektif peranan komisaris independen di dalam
melaksanakan fungsi monitoring dan pengawasan terhadap perilaku
oportunis manajemen. Sehingga semakin besar komisaris independen,
-
43
maka pengawasan terhadap manajemen perusahaan akan semakin baik
yang akan dapat meningkatkan profitabilitas suatu perusahaan.
Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Tyahya et al
(2018) yang menyatakan bahwa komisaris independen berpengaruh positif
terhadap profitabiltas. Hipotesis yang dirumuskan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut
H5 = Komisaris Independen berpengaruh terhadap
profitabilitas
6. Pengaruh Komite Audit terhadap Profitabilitas.
Komite audit merupakan pihak yang bertanggung jawab langsung
kepada dewan komisaris. Komite audit berperan untuk membantu dewan
komisaris dalam memastikan efektivitas sistem pengendalian internal.
Komite audit bertanggung jawab untuk mengawasi laporan keuangan,
mengawasi audit eksternal, dan mengamati sistem pengendaliab internal
termasuk audit internal. Komite audit ditempatkan sebagai mekanisme
pengawasan antara manajemen dengan pihak eksternal.
Fungsi komite audit salah satunya adalah menjembatani antara
pemegang saham dan dewan komisaris dengan kegiatan pengendalian.
Komite audit pada umumnya memiliki akses langsung dengan setiap unsur
pengendalian dalam perusahaan, apabila banyak masukan yang diberikan
antara komite audit dengan pihak yang berkepentingan akan menghasilkan
-
44
peningkatan terutama untuk aspek pengendalian, sehingga dapat
meningkatkan profitabilitas (Effendi, 2016).
Komite audit merupakan salah satu karakteristik yang mendukung
efektifitas kinerja komite audit dalam suatu perusahaan. Semakin besar
ukuran komite audit tentu akan lebih baik bagi perusahaan. Hal tersebut
menunjukkan pengawasan yang lebih maksimal yang dapat meningkatkan
profitabilitas bagi perusahaan.
Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Luh Putu & I
Putu (2017) yang menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh positif
terhadap profitabilitas. Hipotesis yang dirumuskan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut :
H6 = Komite Audit berpengaruh terhadap profitabilitas
7. Pengaruh Profitabilitas terhadap Internet Financial Reporting
(IFR)
Profitabilitas adalah menggambarkan suatu kemampuan yang ada
pada perusahaan untuk mendapatkan keuntungan. Semakin besar
profitabilitas suatu perusahaan maka akan semakin besar kemungkinan
perusahaan melakukan praktik IFR sebagai salah satu untuk
menyebarluaskan goodnews (Andriyani & Mudjiyanti, 2017). Perilaku ini
didasarkan pada signalling theory (Kiki et al., 2018).
Berdasarkan teori sinyal yang sudah ada, manajemen akan
memiliki dorongan yang kuat dalam menyebarluaskan informasi yang
dimiliki perusahaan terutama informasi keuangan perusahaan yang
-
45
gunanya untuk meningkatkan kepercayaan pada pihak investor. Jika suatu
perusahaan memiliki kinerja yang buruk maka akan banyak pihak internal
akan menghindari pengungkapan melalui internet. Dampaknya banyak
perusahaan akan berusaha untuk menyembunyikan berita buruk agar
banyak investor mau menanamkan modalnya pada perusahaan.
Perusahaan dengan profitabilitas yang tinggi, akan memanfaatkan
media internet untuk mempermudah dan mempercepat dalam
menyebarluaskan berita yang dianggap baik oleh perusahaan yang
bertujuan untuk menarik perhatian dari investor dan pihak eksternal.
Perusahaan yang memiliki kinerja yang baik akan termotivasi untuk
mengungkapkan pelaporan keuangan melalui internet atau Internet
Financial Reporting agar dapat diketahui oleh investor. Oleh karena itu,
perusahaan dengan profitabilitas tinggi akan meningkatkan pengungkapan
laporan keuangannya melalui internet.
Hal ini didukung oleh penelitian Ryan & Rina, (2017) dan Rozak,
(2012) yang menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh positif secara
signifikan terhadap Internet Financial Reporting. Hipotesis yang
dirumuskan untuk penelitian ini adalah sebagai berikut :
H7 = Profitabilitas berpengaruh secara signifikan terhadap
Internet Financial Reporting (IFR)
-
46
8. Pengaruh Kepemilikan Manajerial terhadap Internet Financial
Reporting (IFR) yang di mediasi oleh Profitabilitas
Kepemilikan manajerial merupakan representasi dari proporsi
kepemilikan saham yang dimiliki oleh manajemen perusahaan. Menurut
teori keagenan menjelaskan bahwa kepemilikan manajerial mendorong
manajemen bertindak sesuai dengan keinginan pemegang saham yang
termasuk dirinya sendiri dan semakin bertanggung jawab dalam mengelola
perusahaan, sehingga kinerja perusahaan menjadi lebih baik dan hal itu
mendorong perusahaan secepat mungkin untuk memperbaharui informasi
keuangan terkini perusahaan melalui internet.
Manajer yang sekaligus juga bertindak sebagai pemegang saham
(shareholders) perusahaan akan mempunyai motivasi yang tinggi demi
meningkatkan kinerja keuangan perushaan termasuk dalam pengungkapan
informasi keuangan. Semakin besar kepemilikan saham yang dimiliki
manajemen maka akan menjadikan manajemen berupaya meningkatkan
kesejahteraan mereka karena mereka bagian dari pemegang saham
sehingga dengan begitu perilaku opportunistic manajer akan menurun yang
berdampak pada menurunnya juga biaya agensi yang dilakukan para
pemegang saham (shareholders).
Manajer yang memiliki saham dalam perusahaan cenderung
mengelola perusahaan lebih baik karena berkaitan dengan kepentingan
manajer tersebut. Sehingga akan membuat pihak manajerial menjalankan
tugasnya dengan baik (Fadillah, 2017).
-
47
H8 = Profitabilitas mampu memediasi Kepemilikan Manajerial
terhadap Internet Financial Reporting (IFR)
9. Pengaruh Komisaris Independen terhadap Internet Financial
Reporting (IFR) yang di mediasi oleh Protabilitas.
Komisaris independen merupakan komisaris yang bukan dari pihak
internal perusahaan. Dalam teori agensi, komisaris independen dapat
mengurangi kesempatan yang dimiliki oleh manajemen untuk
menyembunyikan informasi. Semakin besar jumlah komisaris independen
yang dimiliki dalam suatu perusahaan, maka dapat mendorong
peningkatan pengungkapan informasi yang diberikan.
Berdasarkan teori keagenan, kehadiran komisaris independen
diharapkan dapat melakukan pengawasan dan mengontrol konflik
kepentingan antara controll