PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO NON ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2589/1/Naskah...x...
Transcript of PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO NON ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2589/1/Naskah...x...
PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO, NON
PERFORMING FINANCING, GIRO WAJIB
MINIMUM, DAN FINANCING TO DEPOSIT RATIO
TERAHADAP RETURN ON ASSET DENGAN
FINANCING TO DEPOSIT RATIO SEBAGAI
VARIABEL INTERVENING
(Studi Kasus Bank Umum Syariah di Indonesia 2012-2016)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)
Disusun Oleh
FERLIYANSAH
NIM 213.13.087
PRODI S1 PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2017
PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO, NON
PERFORMING FINANCING, GIRO WAJIB
MINIMUM, DAN FINANCING TO DEPOSIT RATIO
TERAHADAP RETURN ON ASSET DENGAN
FINANCING TO DEPOSIT RATIO SEBAGAI
VARIABEL INTERVENING
(Studi Kasus Bank Umum Syariah di Indonesia 2012-2016)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)
Disusun Oleh
FERLIYANSAH
NIM 213.13.087
PRODI S1 PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2017
i
ii
iii
PENGESAHAN
iv
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
Man jadda wajadda
(barang siapa bersungguh-sungguh pastiakan berhasil)
Kemenangan yang seindah-indahnya dan sesukar-sukarnya yang boleh di rebut
oleh manusia ialah menundukkan diri sendiri (RA.KARTINI)
Harga kebaikan manusia adalah diukur menurut apa yang telah dilaksanakan
atau di perbuatnya ( Ali Bin Abi Thalib)
vi
PERSEMBAHAN
Untuk Kedua orang tuaku,
Saudara-saudaraku,
Para dosen-dosenku,
Sahabat-Sahabat seperjuanganku,
Dan Teman Spesialku yang selalu setia “menungguku”
Terima kasih atas segala bentuk dukungan yang telah diberikan
kepada penulis
vii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum. WR. WB.
Dengan meyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyang, puji
syukur hanya bagi Allah SWT atas segala hidayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Capital Adequacy Ratio, Non-
performing Financing, Giro Wajib Minimum dan Financing to Deposit Ratio
terhadap Return on Asset dengan Financing to Deposit Ratio sebagai Variabel
Intervening (Studi kasus pada Bank Umum Syariah di Indonesia 2012-2016)”
ini dengan baik. Sholawat serta salam semogga terlimpahkan pada jujungan Nabi
Besar Muhammad SAW, sahabat dan keluarganya.
Skripsi ini disusun guna memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana
Ekonomi (S.E) pada Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Penulis menyadari
bahwa skripsi ini tidak mungkin terselesaikan dengan baik tanpa dukungan,
bimbingan, bantuan, serta doa dari berbagai pihak selama penyusunan skripsi ini
berlangsung. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa hormat dan
ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Dr. Rahmad Haryadi M.Pd selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri
(IAIN) Salatiga.
2. Dr. Anton Bawono M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Institut Agama Islam Negeri Salatiga.
3. Fetria Eka Yudiana M.Si selaku Ketua Prodi S1-Perbankan Syariah
Institut Agama Islam Negeri Salatiga.
viii
4. Dr. Agus Waluyo M.Ag selaku Dosen Pembimbing atas arahan dan
bimbingannya.
5. Qi Mangku Bahjatullah Lc.,M.SI selaku Dosen Pembimbing Akademik
dan seluruh dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama
Islam Negeri Salatiga yang telah membekali berbagai ilmu pengetahuan,
sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini.
6. Ibu dan Bapak ku tercinta, Ibu Suamrtini dan Bapak Sarno, untuk doa,
pengorbanan, perjuangan, nasehat, kasih sayang, kesabaran, pengertian,
serta dukungan yang tiada henti.
7. Kedua Kakakku, Mba Diana Sari dan Mas Andriyanto, terima kasih untuk
dukungan, pengorbanan, perhatian, serta doa yang telah dipanjatkan.
8. Buat Dek Syafinatul Hidayah (Dek Fifin) yang selalu menemani, motivasi,
mendukung dan mendoakan penulis dalam menyelesaikan Skripsi.
9. Sahabat-sahabat yang selalu mendukung dan mendoakan: Dian, Kunny,
Isni, Fitra, Ratih, Dewi dan temen – temen Perbankan Syariah S1 angkatan
2013.
10. Teman-teman Posko 72 KKN tahun 2017 Desa Payungan,
Kec.Kaliwungu, Kab. Semarang: Misbach, Umam, Yanis, Ratih, Isna,
Ulya dan Rini.
11. Semua pihak yang tidak dapat di sebutkan satu per satu, tanpa mengurangi
rasa hormat, terimakasih atas dukungan dan bantuannya selama ini
sehingga karya sederhana ini dapat terwujud dan bermanfaat untuk
kepentingan bersama.
ix
Dengan segala rendah hati penulis menyadari bahwa skripsi ini masih
banyak kekurangan, untuk itu penulis mengharap kritik dan saran dari
pembaca semua. Semoga bermanfaat bagi kita semua. Aamin.
Semarang, 11 September 2017
Penulis,
FERLIYANSAH
NIM: 213 13 087
x
ABSTRAK
Ferliyansah. 2017. Pengaruh Capital Adequacy Ratio, Non-performing Financing,
Giro Wajib Minimum dan Financing to Deposit Ratio terhadap Return on
Asset dengan Financing to Deposit Ratio sebagai Variabel Intervening
(Studi kasus pada Bank Umum Syariah di Indonesia 2012-2016). Skripsi,
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Program Studi S1-Perbankan Syariah
IAIN Salatiga. Pembimbing: Dr. Agus Waluyo, M.Ag
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi dan menganalisis
faktor-faktor penentu Return on Asset (ROA) pada bank umum syariah periode
2012–2016. ROA merupakan variabel dependen pada penelitian ini, sebagai
indicator profitabilitas. Ada tiga variabel independen yang digunakan, yaitu
Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Financing (NPF), Giro Wajib
Minimum (GWM) dan Financing to Deposit Ratio (FDR) sebagai variabel
intervening.
Teknik pengambilan sampel yaitu purposive sampling dengan kriteria
tertentu, yaitu bank umum syariah yang ada diindonesia periode 2012–2016,
sehingga terdapat 11 bank umum syariah sebagai sampel dari 13 bank umum
syariah di Indonesia selama periode 2012-2016. Data diolah dengan
menggunakan teknik analisis Analisis ini meliputi uji stasioner, uji asumsi klasik
dan uji path analysis dengan menggunakan program SPSS 21.
Hasil Uji F untuk substruktur I secara simultan variabel CAR, NPF dan
GWM memiliki pengaruh positif signifikan terhadap FDR. Hasil uji t substruktur
I Secara parsial CAR berpengaruh positif signifikan terhadap FDR. NPF
berpengaruh positif tidak signifikan terhadap FDR. Dan GWM berpengaruh
positif tidak signifikan terhadap FDR. Hasil uji F substruktur II Secara simultan
variabel CAR, NPF, GWM dan FDR memiliki pengaruh positif signifikan
terhadap ROA. Uji t Substruktur II Secara parsial CAR berpengaruh negatif tidak
signifikan terhadap ROA. NPF memiliki pengaruh negatif signifikan terhadap
ROA. GWM berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap ROA. Dan FDR
berpengaruh positif tidak signifikan. Dari hasil analis jalur (Path analysis) didapat
hasil bahwa variabel FDR tidak mampu memediasi secara signifikan pengaruh
CAR, NPF dan GWM terhadap ROA.
Kata Kunci : Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Financing (NPF),
Giro Wajib Minimum (GWM), Financing to Deposit Ratio (FDR), Return on
Asset (ROA)
xi
DAFTAR ISI
PERSETUJUAN PEMBIMBING...........................................................................i
PENGESAHAN......................................................................................................ii
PERNYATAAN KEASILAN TULISAN..............................................................iii
PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT.....................................................................iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ........................................................................ v
KATA PENGANTAR ....................................................................................... vii
ABSTRAK .......................................................................................................... x
DAFTAR ISI ...................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xiv
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
A. Latar Belakang....................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 12
C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 13
D. Manfaat penelitian ............................................................................... 13
E. Sistematika Penulisan .......................................................................... 14
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................ 16
A. Telaah Pustaka ..................................................................................... 16
B. Kerangka Teori .................................................................................... 24
1. Signaling Theory (Teori Sinyal) ....................................................... 25
2. Bank Syariah .................................................................................... 26
3. Capital Adequacy Ratio (CAR) ........................................................ 29
4. Non Performing Financing (NPF) ..................................................... 31
5. Giro wajib Minimum (GWM) .......................................................... 33
6. Financing to Deposit Ratio (FDR) .................................................... 36
7. Return On Asset (ROA) ................................................................... 37
C. Kerangka Penelitian ............................................................................. 38
1 . Pengaruh CAR terhadap FDR. .......................................................... 39
2 . Pengaruh NPF terhadap FDR. .......................................................... 40
3 . Pengaruh GWM terhadap FDR. ........................................................ 40
xii
4 . Pengaruh CAR terhadap ROA. ......................................................... 41
5 . Pengaruh NPF terhadap ROA. .......................................................... 42
6 . Pengaruh GWM terhadap ROA. ....................................................... 43
7 . Pengaruh FDR terhadap ROA. ......................................................... 43
8 . Pengaruh CAR terhadap ROA yang di mediasi FDR. ....................... 45
9 . Pengaruh NPF terhadap ROA yang di mediasi FDR. ........................ 46
1 0 . Pengaruh GWM terhadap ROA yang dimediasi FDR......................47
D. Hipotesis .............................................................................................. 48
BAB III METODE PENELITIAN ..................................................................... 50
A. Jenis Penelitian .................................................................................... 50
B. Populasi dan Sampel ............................................................................ 50
C. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 51
D. Definisi Operasional ............................................................................ 52
E. Teknik Analisis Data ........................................................................... 56
BAB IV ANALISIS DATA ............................................................................... 64
A. Diskriptif Obyek Penelitian ................................................................. 64
B. Uji Stasioneritas ................................................................................... 64
C. Uji Asumsi Klasik................................................................................ 66
1. Uji Multikolonieritas ........................................................................ 66
2. Uji Autokorelasi ............................................................................... 68
3. Uji Heteroskedastisitas ..................................................................... 69
4. Uji Normalitas .................................................................................. 70
D. Persamaan Regresi Linier Berganda ..................................................... 72
E. Uji Hipotesis ........................................................................................ 73
1. Koefisien Determinasi ...................................................................... 73
2. Uji Signifikansi Simultan (Uji F) ...................................................... 74
3. Uji Signifikansi Parsial (Uji Statistik t) ............................................. 75
F. Analisis Jalur(Path Analysis) ............................................................... 80
G. Pembahasan ......................................................................................... 84
BAB V PENUTUP ............................................................................................ 93
A. Kesimpulan.......................................................................................... 93
B. Saran ................................................................................................... 94
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 95
LAMPIRAN ...................................................................................................... 99
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. 1. Nilai FDR dan ROA Perbankan Syariah Indonesia 2012-2016 ............ 4
Tabel 1. 2. Nilai CAR, NPF, GWM, FDR, dan ROA Perbankan Syariah Indonesia
2012-2016............................................................................................................ 7
Tabel 1. 3. Research Gap ................................................................................... 10 Tabel 4. 1. Hasil Pengujian Unit Root pada Level .............................................. 64
Tabel 4. 2 Uji Unit Root ..................................................................................... 65
Tabel 4. 3 Multikolonieritas Substruktur I. ......................................................... 66
Tabel 4. 4 Multikolonieritas Substruktur II. ........................................................ 67
Tabel 4. 5. Uji Autokorelasi Substruktur I .......................................................... 68
Tabel 4. 6. Uji Autokorelasi Substruktur II ......................................................... 68
Tabel 4. 7.Uji Heteroskedastisitas Metode Park Substruktur I ............................ 69
Tabel 4. 8. Uji Heteroskedastisitas Metode Park Substuktur II ........................... 70
Tabel 4. 9. Uji Normalitas Substruktur I ............................................................. 70
Tabel 4. 10. Uji Normalitas Substruktur II.......................................................... 71
Tabel 4. 11. Hasil Regresi Substruktur I ............................................................. 72
Tabel 4. 12. Tabel Regresi Substruktur II ........................................................... 73
Tabel 4. 13. Uji Koefisien Determinasi Substrukutr I ......................................... 73
Tabel 4. 14. Uji Koefisien Determinasi Substruktur II ........................................ 74
Tabel 4. 15. Uji F Subatruktur I.......................................................................... 74
Tabel 4. 16. Uji F Substruktur II ....................................................................... 75
Tabel 4. 17. Uji t Substuktur I ............................................................................ 75
Tabel 4. 18.Uji t Substruktur II .......................................................................... 77
Tabel 4. 20. Hasil Regresi pada Path Analysis Uji Sobel .................................... 82
Tabel 4. 19. Hasil Uji Hipotesis ......................................................................... 84
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1. Kerangka Penelitian ...................................................................... 38
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Krisis keuangan yang melanda Indonesia tahun 1997 telah
menghancurkan berbagai sendi perekonomian salah satunya adalah
perbankan hal tersebut mengakibatkan krisis kinerja perbankan mengalami
penurunan terparah dalam sejarah perbankan nasional. Adapun penyebab
terjadinya krisis tersebut adalah menurunnya kinerja perbankan, antara
lain a). semakin meningkatnya kredit bermasalah, yang menyebabkan
bank harus menyediakan cadangan penghapusan hutang yang cukup besar
sehingga mengakibatkan kemampuan bank memberikan kredit menjadi
terbatas b). dampak likuiditas bank yang mengakibatkan turunnya
kepercayaan masyarakat terhadap perbankan dan pemerintah, sehingga
memicu penarikan dana yang secara besar-besaran c). semakin turunnya
permodalan bank-bank d). banyak bank yang tidak mampu melunasi
kewajibannya karena menurunnya nilai tukar rupiah e). manajemen bank
yang tidak professional.
Melihat kondisi bermasalah tersebut, pemerintah menjalankan
kebijakan reformasi perbankan pada Maret 1999 dengan melakukan
penutupan bank, pengambil alihan 7 bank, rekapitulasi 9 bank, dan
menginstruksikan 73 bank untuk mempertahankan operasinya tanpa
melakukan rekapitulasi sehingga pada tahun 2001 jumlah bank yang
tersisa sebanyak 151 bank. Selain melaksanakan kebijakan reformasi
2
perbankan, pada tahun 2004 pemerintah melalui Bank Indonesia (BI)
melakukan pembenahan fundamental terhadap perbankan nasional yaitu
dengan dikeluarkannya API (Arsitektur Perbankan Indonesia). Tidak
hanya berhenti sampai disitu, untuk menunjukan keseriusannya terhadap
isu GCG, pada tanggal 30 Januari 2006 Bank Indonesia (BI)
mengeluarkan paket kebijakan perbankan yang lebih dikenal dengan
istilah Pakjan 2006, yang isinya mengenai peraturan baru tentang
pelaksanaan good corporate governance, bagi bank umum berupa
Peraturan Perbankan Indonesia (PBI) Nomor 8/4/PBI/2006 yang kemudian
diubah dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/14/PBI/2006.
Penerapan good corporate governance ini dinilai dapat
memperbaiki citra perbankan yang sempat buruk, melindungi kepentingan
stakeholders serta meningkatkan kepatuhan terhadap peraturan perundang-
undangan yang berlaku dan etika-etika umum pada industri perbankan
dalam rangka mencitrakan sistem perbankan yang sehat. Selain itu
penerapan good corporate governance di dalam perbankan diharapkan
dapat berpengaruh terhadap kinerja perbankan, dikarenakan penerapan
corporate governance ini dapat meningkatkan kinerja keuangan,
mengurangi resiko akibat tindakan pengelolaan yang cenderung
menguntungkan diri sendiri (Dewayanto,2010) serta mampu menjaga
persaingan kinerja bank dalam menghadapi era persaingan globalisasi
ekonomi.
3
Dalam persaingan globalisasi ekonomi, bank harus memelihara
kinerja keuangannya, pemeliharaan kinerja keuangan bank dapat
dilakukan dengan menjaga tingkat Profitabilitas. Profitabilitas merupakan
rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan keuntungan pada tingkat penjualan, asset, dan modal saham
tertentu (Mamduh, 2014:81). Dalam penilaian Profitabilitas bank, Bank
Indonesia lebih mementingkan penilaian profitabilitas dengan
menggunakan Return on Asset (ROA). Hal ini dikarenakan ROA
mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan
beradasarkan tingkat asset yang dananya berasal dari dana simpanan
masyarakat. Semakin besar ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat
keuntungan yang di capai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank
tersebut dari segi penggunaan aset (Dendawijaya, 2009:118). Menurut SK
DIR BI No.30/12/KEP/DIR dan SEBI No. 30/3/UPPB standar bank
dikatakan sehat apabila bank memiliki ROA diatas 1,215% (Defri ,2012).
Salah satu faktor yang memepengaruhi ROA adalah dengan menjaga
kesehatan bank. bank yang sehat adalah bank yang mampu mengolah dana
yang dihimpun dari masyarakat untuk kemudian disalurkan kembali dalam
bentuk pembiayaan yang nantinya dapat menambah pendapatan bank, baik
dalam bentuk bonus maupun bagi hasil, yang berarti profit bank syariah
juga akan meningkat.
Pemeliharaan kesehatan bank dapat dilakukan dengan menjaga
tingkat likuiditasnya sehingga bank bisa memenuhi kewajibannya kepada
4
semua pihak yang menarik atau mencairkan simpanannya sewaktu-waktu
(Ambarita, 2015) tingkat likuiditas bank dapat di ukur dengan financing to
deposit ratio (FDR) Semakin tinggi rasio tersebut memberikan indikasi
semakin rendahnya kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan. Hal
ini disebabkan jumlah dana yang diperlukan untuk membiayai Pembiayaan
menjadi semakin besar. Rasio ini juga merupakan kerawanan dan
kemampuan dari suatu bank. Sebagian praktisi perbankan menyepakati
bahwa Batas aman dari FDR suatu bank adalah sekitar 80 %. Namun,
batas berkisar sekitar 85%-100% (Dendawijaya, 2009:116).
Semakin tinggi FDR dalam batas tertentu, maka semakin
meningkat pula laba bank, dengan asumsi bank menyalurkan dananya
untuk pembiayaan yang efektif. Dengan meningkatnya laba, maka ROA
juga akan meningkat karena laba merupakan komponen yang membentuk
ROA (Mokoagow, 2015).
Tabel 1. 1.
Nilai FDR dan ROA
Perbankan Syariah Indonesia 2012-2016
Tahun FDR ROA
2012 100,00% 2,14%
2013 100,32% 2,00%
2014 91,50% 0,79%
2015 92,14% 0,84%
2016 88,78% 0,94%
Sumber: OJK, Bank Indonesia (diolah 2017)
Dari tabel 1.1. menunjukkan adanya hubungan yang tidak
konsisten antara variabel Financing to deposit Ratio (FDR) dengan Return
5
On Asset (ROA) yang dari tahun ketahun mengalami penurunan nilai.
Nilai ROA terus mengalami penurunan dari tahun 2012-2104, pada tahun
2014, 2015, 2016 ROA bisa dikatakan tidak sehat karena memiliki nilai
masing-masing 0,79%, 0,84% dan 0,094% karena nilai tersebut kurang
dari 1,215% dari ketentuan bank indonesia. Nilai FDR mengalami
fluktuatif dari tahun 2012-2016. Melihat hubungan FDR dengan ROA
apabila nilai FDR naik maka ROA juga akan naik begitu juga dengan
sebaliknya. tetapi nilai ROA pada tahun yang sama terus mengalami
penurunan. seharusnya apabila FDR menigkat nilai ROA pun akan
meningkat. Berdasarkan research problem tersebut, diduga ada faktor-
faktor lain yang mempengaruhi FDR dan ROA.
Beberapa faktor yang dapat berpengaruh terhadap FDR dan ROA
yaitu yang pertama Capital adequacy ratio (CAR) adalah rasio kinerja
bank untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk
menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan risiko.
Berdasarkan ketentuan yang dibuat bank Indonesia dalam rangka tata cara
penilaian tingkat kesehatan bank (Dendawiyaja, 2009:121). Nilai CAR
Semakin tinggi mengindikasikan bahwa bank telah mempunyai modal
yang cukup baik dalam menunjang kebutuhannya serta menanggung
risiko-risiko yang ditimbulkan termasuk didalamnya risiko Pembiayaan.
Dengan modal yang besar maka suatu bank dapat menyalurkan
Pembiayaan lebih banyak, sejalan dengan Pembiayaan yang meningkat
6
maka akan meningkatkan FDR itu sendiridengan demikian besar kecilnya
FDR akan mempengaruhi nilai ROA.
Faktor Kedua adalah Non Performing Financing (NPF) adalah
rasio antara pembiayaan yang bermasalah dengan total pembiayaan yang
disalurkan oleh bank syariah. Berdasarkan kriteria yang sudah ditetapkan
oleh Bank Indonesia kategori yang termasuk dalam NPF adalah
pembiayaan kurang lancar, diragukan dan macet (Suhartatik, 2013).
Kriteria rasio NPF analog dengan NPL dibawah 5% (Granita dalam
Suhartatik 2013). NPF yang tinggi akan menimbulkan keengganan bank
untuk menyalurkan Pembiayaan karena harus membentuk cadangan
penghapusan yang besar, sehingga mengurangi jumlah Pembiayaan yang
diberikan oleh suatu bank dimana nantinya akan mempengaruhi rasio FDR
itu sendiri NPF mencerminkan risiko Pembiayaan yang ditanggung oleh
pihak bank, semakin kecil NPF maka semakin kecil pula risiko
Pembiayaan yang ditanggung pihak bank (Manurung 2004:395 dalam
martha 2015). Perubahan nilai NPF akan berdapat pada penyaluran
Pembiayaan kepada msyarakat, hal juga berpengaruh pada perubahan
ROA.
Faktor Ketiga adalah Giro wajib minimum (GWM) atau reserve
requirement adalah suatu simpanan minimum yang wajib dipelihara dalam
bentuk giro di indonesia bagi semua bank (Dendawijaya, 2009:115).
Besarnya giro wajib minimum berdasarkan surat edaran bank indonesia
No.23/17/13PPP tanggal 28 februari 1992, yang telah mengalami beberapa
7
kali perubahan dan sejak tahun 1997 sampai sekarang besarnya GWM
adalah 5% dari dana pihak ketiga (Dendawijaya, 2009:115). giro wajib
minimum (GWM) tinggi berarti bank harus menyisihkan lebih banyak
dana untuk disimpan dan akibatnya jumlah uang yang tersedia untuk
menyediakan Pembiayaan akan berkurang, demikian sebaliknya. Semakin
kecil persentase GWM, maka penyaluran Pembiayaan yang dilakukan dari
bank kepada masyarakat menjadi semakin besar, sehingga berdampak
pada nilai FDR perbankan yang semakin tinggi, demikian sebaliknya
(Abimayu,2016). Hal juga aka berpengaruh pada perubahan ROA.
Tabel 1. 2.
Nilai CAR, NPF, GWM, FDR, dan ROA Perbankan Syariah
Indonesia 2012-2016
Tahun CAR NPF GWM FDR ROA
2012 14,13% 2,22% 5,20% 100,00% 2,14%
2013 14,32% 2,62% 5,18% 100,32% 2,00%
2014 15,74% 4,33% 5,33% 91,50% 0,79%
2015 15,02% 4,34% 5,64% 92,14% 0,84%
2016 15,95% 4,16% 5,34% 88,78% 0,94%
Sumber : OJK, Bank Indonesia (diolah 2017)
Berdasarkan tabel 1.2. terdapat hubungan yang tidak konsiten
antara CAR terhadap FDR dan ROA. Dimana pada tahun 2014 Nilai CAR
meningkat tetapi nilai FDR dan ROA menurun. pada tahun 2015 nilai
CAR mengalami penurunan akan tetapi nilai FDR dan ROA mengalami
peningkatan, dan pada tahun 2016 nilai CAR mengalami kenaikan tetapi
nilai FDR mengalami penurunan sedangkan ROA meningkat. Sedangkan
NPF terjadi hubungan yang konsiten dengan FDR dimana apabila nilai
8
NPF meningkat maka nilai FDR dan ROA akan turun begitu juga
sebaliknya. Tetapi pada tahun 2013 nilai NPF naik FDR juga ikut naik dan
nilai ROA menurun, seharusnya apabila NPF naik maka FDR dan ROA
akan mengalami penurunan. Hal itu juga terjadi pada tahun 2016 dimana
nilai NPF turun tetatpi nilai FDR menurun dan ROA meningkat.
Hubungan yang konsisten terjadi antara variabel GWM terhadap FDR dan
ROA pada setiap tahun diman nilai GWM naik diiukti dengan penurunan
nilai FDR dan ROA. akan tetapi pada tahun 2016 dimana nilai GWMturun
diikuti pula dengan penurunan nilai FDR yang seharusnya FDR menigkat.
Dalam teori ekonomi, seharusnya apabila nilai FDR dan ROA meningkat
maka akan diikuti oleh menigkatnya nilai CAR, sedangkan nilai NPF dan
GWM akan mengalami penurunan.
Adanya hubungan yang tidak konsisten selama periode 2012-2016,
maka perlu dilakukan penelitian analisa bagaimana pengaruh CAR, NPF
dan GWM terhadap penyaluran pembiayaan yang diukur denga FDR dan
pengaruhnya terhadap profitabilitas yang diukur dengan ROA.
Capital Adequacy Ratio (CAR) yang diteliti oleh Barus (2011),
Mulatsih (2014), Mokoagow (2015), Aini (2013) dan Defri (2012)
menunjukkan pengaruh yang positif terhadap ROA. Dan menurut Buchory
(2014) menunjukkan pengaruh yang positif terhadap FDR, penelitian yang
dilakukan Ambarita (2015) menunjukan pengaruh positif terhadap FDR
dalam jangka pendek. Menurut Aini (2013) Non Performing Financing
(NPF) berpengaruh positif terhadap ROA. Penelitian yang dilakukan oleh
9
Mutia (2014) pada bank syariah, Irawan (2010) dan Ambarita(2015) dalam
jangka panjang, menghasilakan pengaruh positif terhadap FDR. Giro wajib
Minimum yang diteliti oleh Handayani (2016), Mokoagow (2015)
memiliki pengaruh positif terhadap ROA dan Yoel (2016) menunjukan
pengaruh positif penyaluran Kredit (FDR).
CAR yang diteliti oleh Dipura (2016),Widowati (2015) dan
Musyarofatun (2013) memiliki pengaruh negatif terhadap ROA. Penelitian
yang dilakukan Ummah (2015) dalam jangka pendek memiliki pengaruh
negatif terhadap ROA. dan menurut Ritha (2013) dan Yoel (2016)
memiliki pengaruh negatif terhadap FDR. NPF yang diteliti oleh Dipura
(2016), Mulatsih (2014), Sabir (2012) dan Musyarofatun (2013) memiliki
pengaruh negatif terhadap ROA, dan Ummah (2015) dalam jangka
panjang berpengaruh negatif terhadap ROA. penelitian Ambarita (2015)
dalam jangka pendek memiliki pengaruh negatif terhadap FDR. GWM
yang diteliti oleh Dipura (2016) dan Abimayu (2016) memiliki pengaruh
negatif terhadap ROA dan FDR.
Penelitian yang CAR yang dilakukan Sabir (2012), Dewi (2014),
Hakim (2016), dan peneitian jangka panjang Ummah (2015) tidak
berpengaruh terhadap ROA. Menurut Agustina (2013), Suhartatik (2013)
dan penelitian jangka panjang Ambarita (2015) CAR tidak berpengaruh
terhadap FDR. NPF yang diteliti oleh Widowati (2015) dan penelitan
jangka pendek Ummah (2015) tidak berpengaruh terhadap ROA. dan
penelitian Buchory (2014) NPF tidak berpengaruh terhadap FDR.
10
Penelitian yang dilakukan oleh Defri (2012), Mokoagow (2015),
Mulatsih (2014), Barus (2011), Aini (2013), dan Sabir (2012)
menunjukkan bahwa FDR berpengaruh Positif terhadap ROA. tetapi hasil
berbeda didapat dari penelitian Dipura(2016), Ummah (2015), Hakim
(2016), Musyarofatun (2013), Widowati (2015) dan penelitian bank
konvensional oleh Sabir (2012) menghasilkan bahwa FDR memiliki
pengaruh negatif terhadap ROA. Menurut Dewi (2014) FDR tidak
berpengaruh terhadap ROA.
Tabel 1. 3. Research Gap
Research Gap Hasil Penelitian Peneliti
Pengaruh
CAR terhadap
FDR
CAR berpengruh Positif terhadap
FDR (+) Ambarita (2015)
Buchory (2014)
CAR berpengaruh negatif
terhadap FDR (-) Yoel (2016)
Ritha dan
Raditiya(2013)
CAR tidak berpengaruh terhadap
FDR Suhartatik dan
Kusumaningtias
(2013)
Agustina dan
Wijaya (2013)
Pengaruh
NPF terhadap
FDR
NPF berpengaruh positif
terhadap FDR (+) Ambarita (2015),
dalam jangka
panjang
Irawan (2010)
Syahnur,dkk
(2014)
NPF berpengaruh negatif
terhadap FDR (-) Ritha dan Raditiya
(2013)
Ambarita (2015)
dalam jangka
pendek
NPF tidak berpengaruh terhadap FDR
Buchory (2014)
Pengaruh
GWM terhadap
FDR
GWM berpengaruh positif
terhadap FDR (+) Yoel (2016)
GWM berpengaruh negatif terhadap FDR (-)
Abimayu (2016)
Pengaruh
CAR terhadap
CAR berpengruh Positif terhadap
ROA (+) Barus dan Sulistiyo
(2011)
11
ROA Mulatsih (2014)
Defri (2012)
Mokoagow dan
Fuady (2015)
Aini (2013)
CAR berpengruh negatif
terhadap ROA (-) Widowati dan
Suryono (2015)
Dipura dan
Hartomo (2016)
Musyarofatun
(2013)
CAR tidak berpengaruh terhadap ROA
Umah dan
Suprapto (2015)
Habbe, dkk (2012)
Darmawan dkk
(2014)
Hakim dan
Rafsanjani (2016)
Pengaruh NPF terhadap
ROA
NPF berpengaruh positif terhadap ROA (+)
Aini (2013)
NPF berpengaruh Negatif
terhadap ROA (-) Mulatsih (2014)
Dipura dan
Hartomo (2016)
Musyarofatun
(2013)
Ummah dan
Suprapto (2015)dalam
jangka panjang
NPF tidak berpengaruh terhadap ROA
Habbe,dkk (2012)
Widowati dan
Suryono (2015)
Darmawan, dkk
(2014)
Ummah dan
Suprapto(2015)
dalam jangka
pendek
Pengaruh
GWM terhadap
ROA
GWM berpengaruh positif
terhadap ROA (+) Handayani dan
putra (2016)
Mokoagow dan
Fuady (2015)
GWM berpengaruh Negatif
terhadap ROA (-) Dipura dan
Hartomo (2016)
Pengaruh FDR terhadap
ROA
FDR berpengaruh positif terhadap ROA (+)
Barus dan Sulistiyo
(2011)
Mulatsih (2014)
Mokoagow dan
12
Fuady (2015)
Aini (2013)
Habbe, dkk (2012)
Defri (2012)
FDR berpengaruh negatif
terhadap ROA (-) Dipura dan
Hartomo (2016)
Musyarofatun
(2013)
Ummad
danSuprapto (2015)
Hakim dan
Rafsanjani (2016)
Widowati dan
Suryono (2015)
FDR tidak berpengaruh terhadap ROA
Darmawan, dkk
(2014)
Sumber : Jurnal dan Skripsi
Adanya hubungan yang tidak konsisten antara variabel CAR, NPF,
dan GWM terhadap FDR maupun ROA, serta adanya hasil penelitian yang
berbeda dari penelitian-penelitian terdahulu, maka berdasarkan latar
belakang tersebut penelitian ini mengangkat judul “Pengaruh Capital
Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Financing (NPF), Giro Wajib
Minimum (GWM) dan Financing to Deposit Ratio (FDR) terhadap
Return On Asset (ROA) dengan Financing to Deposit Ratio (FDR)
sebagai Variabel Intervening”
B. Rumusan Masalah
1 . Bagaimana pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing
Financing (NPF), dan Giro Wajib Minimum (GWM) terhadap
Financing to Deposit Ratio (FDR)?
13
2 . Bagaimana pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing
Financing (NPF), Giro Wajib Minimum (GWM) dan Financing to
Deposit Ratio (FDR) terhadap Return on Asset (ROA)?
3 . Bagaimana pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing
Financing (NPF), dan Giro Wajib Minimum (GWM) terhadap Return
on Asset (ROA) dengan dimediasi Financing to Deposit Ratio (FDR)?
C. Tujuan Penelitian
1 . Menganalisis pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) Non
Performing Financing (NPF), dan Giro Wajib Minimum (GWM)
terhadap Financing to Deposit Ratio (FDR).
2 . Menganalisis pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) Non
Performing Financing (NPF), Giro Wajib Minimum (GWM) dan
Financing to Deposit Ratio (FDR) terhadap Return on Asset (ROA).
3 . Menganalisis pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) Non
Performing Financing (NPF), dan Giro Wajib Minimum (GWM)
terhadap Return on Asset (ROA) dengan dimediasi Financing to
Deposit Ratio (FDR).
D. Manfaat penelitian
Adapun manfaat penulisan penelitian ini sebagai berikut:
1 . Bagi Perusahaan Perbankan.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan untuk
merencanakan pengelolaan dana dalam rangka meningkatkan laba
pada periode yang mendatang.
14
2 . Bagi Akademisi
Hasil Penelitian ini diharapakan dapat menambah pengetahuan dan
referensi untuk penelitian selanjutnya secara luas dan mendalam
mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi prositabilitas
perbankan syariah diindonesia.
3 . Bagi Penulis
Menambah wawasan dan pengetahuan tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi profitabilitas perbankan syariah khususnya di
Indonesia.
E. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini diuraikan latar belakang masalah yang merupakan landasan
pemikiran. Perumusan masalah merupakan pernyataan tentang keadaan
dan konsep yang memerlukan jawaban melalui penelitian. Tujuan dan
kegunaan penelitian merupakan hal yang ingin dicapai sesuai latar
belakang masalah, perumusan masalah dan hipotesis yang diajukan.
BAB II LANDASAN TEORI
Dalam bab ini berisi landasan teori yang merupakan penjabaran dari teori
teori yang mendukung perumusan hipotesis serta membantu dalam analisis
hasil penelitian. Kerangka pemikiran merupakan penjelasan secara singkat
tentang permasalahan yang akan diteliti. Hipotesis merupakan pernyataan
yang disimpulkan dari tinjauan pustaka, tinjauan penelitian merupakan
jawaban sementara terhadap masalah yang diteliti.
15
BAB III METODE PENELITIAN
Pada bab ini menguraikan tentang jenis penelitian, menentukan populasi
dan sampel, menguraikan variabel-variabel dalam penelitian yang
selanjutnya harus dapat didefinisikan secara operasional, menetukan
teknik pengumpulan data, serta metode analisis data.
BAB IV ANALISIS DATA
Dalam bagian ini, akan diuraikan deskripsi objek penelitian yang
merupakan gambaran singkat mengenai objek penelitian. Merupakan
penjelasan mengenai gambaran umum dan data deskriptif, serta hasil
analisis dan pembahasan.
BAB V PENUTUP
Bab terakhir ini berisi tentang kesimpulan dari hasil penelitian, merupakan
sajian yang telah diperoleh dari pembahasan. Saran yang diberikan
berkaitan dengan penelitian yang merupakan saran yang disampaikan
kepada pihak yang berkepentingan terhadap hasil penelitian.
DAFTARPUSTKA
LAMPIRAN
16
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Telaah Pustaka
Sabir, Ali dan Habbe (2012) dalam penelitian yang berjudul
“Pengaruh Rasio Kesehatan Bank Terhadap Kinerja Keuangan Bank
Umum Syariah dan Bank Konvensional di Indonesia”. Analisis yang
digunakan adalah regresi liner berganda dan uji beda dengan jumlah
sampel 4 bank umum syariah dan 4 bank konvensional. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa CAR tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA,
BOPO berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA, NOM
berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA, NPF tidak berpengaruh
signifikan terhadap ROA, FDR berpengaruh positif dan signifikan
terhadap ROA pada Bank Umum Syariah di Indonesia. CAR berpengaruh
positif dan signifikan terhadap ROA, BOPO tidak berpengaruh terhadap
ROA, NIM berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA, NPL
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA, LDR berpengaruh
negatif dan signifikan terhadap ROA pada Bank Konvensional di
Indonesia. Dan terdapat perbedaan Kinerja Keuangan antara Bank Umum
Syariah dengan Bank Konvensional di Indonesia.
Barus dan Sulistiyo (2011) dalam penelitian yang berjudul
“Hubungan Efesiensi Operasional dengan Kinerja Profitabilitas pada
Sektor Perbankan yang Go Public di Bursa Efek Indonesia”. Analisis yang
digunakan adalah analisis regresiliner berganda dengan menggunakan
17
sampel 25 bank go public yang terdaftar di BEI tahun 2005-2008. Hasil
pengujian membuktikan bahwa variable bebas memiliki pengaruh
terhadap variabel terikat. Variabel CAR mempengaruhi ROA secara
signifikan sedangkap MSDN/DPK dan LDR tidak berpengaruh signifikan
terhadap ROA pada perusahaan perbankan go public di Bursa Efek
Indonesia.
Mulatsih (2014) dalam penelitian yang berjudul “Pengaruh Rasio
Kuangan terhadap tingkat kinerja pada Bank Pembangunan Daerah”.
Analisis yang digunakan adalah analisis regresi berganda dengan sampel
bank pembangunan daerah (BPD) tahun 2006-2008. Hasil penelitiannya
menunjukkan bahwa CAR, NIM, ROE memiliki pengaruh yang positif
terhadap ROA. Sedangkan BOPO dan NPL memiliki pengaruh yang
negatif terhadap ROA.
Mokoagow dan Fuady (2015) dalampenelitian yang berjudul
“Faktor-faktor yang Mempengaruhi Profitabilitas Bank Umum Syariah di
Indonesia”. Analisis yang digunakan adalah analisis regresi data panel
dengan sampel Bank Umum Syariah diIndonesia tahun 2011-2013. Hasil
Penelitiannya yaitu pada variabel FDR dan GWM berpengaruh postif tidak
signifkan atau tidak terdapat hubungan bermakna yang dapat
mempengaruhi nilai ROA pada Bank Umum Syariah. Disisi lain, hasil
penelitian menunjukkan bahwa CAR memiliki pengaruh positif signifikan
terhadap ROA sedangkan KAP dan REO/BOPO memilikipengaruh negatif
signifikan terhadap ROA.
18
Ummah dan Suprapto (2015) dalam penelitian berjudul “Faktor-
faktor yang Mempengaruhi Profitabilitas pada Bank Muamalat Indonesia”.
Metode penelitian menggunakan Vector Eror Corection Model dengan
sampel Laporan Triwulan Bank Muamalat Indonesia (BMI) periode
desember 2000-september 2014. Hasil penelitian menunjukkan pada hasil
jangka pendek CAR dan NPF tidak berpengaruh signifikan terhadap
profitabilitas BMI, sedangkan BOPO dan FDR berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap profitabilitas BMI. Hasil jangka panjang
menunjukkan bahwa CAR tidak berpengaruh signifikan terhadap
profitabilitas bank. BOPO berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
profitabilitas BMI. NPF berpengaruh negative dan signifikan terhadap
profitabilitas BMI. FDR berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
profitabilitas BMI.
Defri (2012) dalam penelitian yang berjudul “Pengaruh Capital
Adequacy Ratio (CAR), Likuiditas dan Efesiensi Operasional terhadap
Profitabilitas Perusahaan Perbankan yang terdaftar di BEI”. Metode
penelitian menggunakan analisi regresi berganda dengan 57 sampel dari
19 perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI tahun 2008-2010. Hasil
penelitiannya menunjukkan bahwa CAR berpengaruh positif dan tidak
signifikan terhadap ROA pada perusahaan perbankan yang terdaftar di
BEI, LDR berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap ROA pada
perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI, dan BOPO berpengaruh
19
negatif dan signifikan terhadap ROA pada perusahaan perbankan yang
terdaftar di BEI.
Handayani dan Putra (2016) dalam penelitian yang berjudul
“Pengaruh Risk, Legal Reserve Reqruitment, dan Firm Risk pada
Profitabilitas Perbankan”. Metode analisis yang digunakan Regresi linier
berganda dengan sampel 24 pebankan yang terdaftar pada BEI tahun
2010-2014. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa Deposit Risk Ratio,
Legal Reserve Requirement, dan Firm Size secara parsial berpengaruh
positif pada profitabilitas bank.
Dipura dan Hartomo (2016) dalam penelitianyang berjudul “Faktor
Internal dan Kinerja Perbankan”. Metode analisis yang digunakan adalah
regresi linier berganda dengan sampel 27 perbankan yang terdaftar pada
BEI tahun 2011-2015. Hasil penelitiannya secara simultan model ini
berpengaruh terhadap ROA perbankan, tetapi secara parsial CAR memiliki
pengaruh signifikan negatif terhadap ROA, LDR memiliki pengaruh
signifikan negatif terhadap ROA, NPL memiliki pengaruh signifikan
negatif terhadap ROA, NIM memiliki pengaruh signifikan positif terhadap
ROA, dan GWM memiliki pengaruh signifikan negatif terhadap ROA.
Musyarofatun (2013) dalam penelitian yang berjudul “Analisis
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Bank Perkreditan Rakyat dikabupaten
Magelang”. Analisis dalampenelitian menggunakan analisis regresi linier
berganda dengan sampel 11 BPR di Kab. Magelang laporan triwulan tahun
2011. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa pertama, variabel
20
independen secara simultan berpengaruh terhadap ROA. Kedua, CAR
berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap ROA. Ketiga, NPL
berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap ROA. Keempat, LDR
berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap ROA. Kelima, BOPO
berpengaruh negatif signifikan terhadap ROA.
Aini (2013) dalam penelitian yang berjudul “Pengaruh CAR,
NIM,LDR, BOPO,dan KAP terhadap Perubahan Laba”. Analisis
menggunakan analisis regresi linier berganda berbasis OLS (Ordinary
Least Squerst), dengan sampel 61 Bank yang terdaftar di BEI tahun 2009-
2011. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa variabel CAR mempunyai
pengaruh terhadap Perubahan Laba dengan dengan nilai signifikansi, NIM
tidak berpengaruh terhadap Perubahan Laba, LDR berpengaruh tidak
signifikan terhadap Perubahan Laba, NPL berpengaruh positif tidak
signifikan terhadap Perubahan Laba, BOPO berpengaruh negatif
signifikan terhadap Perubahan Laba dan KAP berpengaruh negatif
signifikan.
Ambarita (2015) dalam penelitian berjudul “Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Loan to Deposit Ratio (LDR) Bank Umum diindonesia
Periode 2009-2013”. Analisis yang digunakan adalah Error Corection
Model (ECM) dengan sampel Bank Umum di Indonesia tahun 2009-2013.
Hasil Penelitiannya dalam jangka panjang CAR tidak berpengaruh
terhadap LDR, dalam jangka pendek CAR berpengaruh positif terhadap
LDR bank umum di Indonesia, dalam jangka panjang DPK berpengaruh
21
positif terhadap LDR dan dalam jangka pendek DPK tidak berpengaruh
terhadap LDR bank umum di Indonesia, dalam jangka panjang NPL
berpengaruh negatif terhadap LDR dan dalam jangka pendek NPL
berpengaruh positif terhadap LDR.
Buchory (2014) dalam penelitian berjudul “Analysis of The effect
of Capital, Credit Risk and Profitability to Implementation Banking
Intermediation Fuction”. Analisis yang digunakan adalah analisis regresi
linier berganda dengan sampel 26 BPD diindonesia tahun 2012. Hasil
penelitiannya menunjukan CAR dan ROA berpengaruh positif signifikan
terhadap LDR, sedangkan NPL bepengaruh negatif tidak signifikan
terhadap LDR.
Abimanyu (2016) dalam penelitian yang berjudul “Analisis
Pengaruh BI Rate, Kurs IDR/USD. PDB, dan GWM terhadap LDR Bank
Konvensionalyang Terdaftar pada BEI”. Analisis yang digunakan adalah
analisis regresi linier berganda dengan sampel 12 bank yang terdaftar pada
BEI tahun 2010-2014. Hasil Penelitiannya BI rate tidak berpengaruh
terhadap loan to deposit ratio. Kurs IDR/USD tidak berpengaruh terhadap
loan to deposit ratio. Produk domestik bruto berpengaruh positif dan
signifikan terhadap loan to deposit ratio. Giro wajib minimum
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap loan to deposit ratio. Secara
simultan BI rate, kurs IDR/USD, produk domestik bruto, dan giro wajib
minimum berpengaruh terhadap loan to deposit ratio.
22
Tabel 2. 1. Ringkasan Penelitian terdahulu
No Penulis Sampel Variabel Hasil
1. Sabir, Ali, dan Habbe (2012)
4 Bank Umum syariah dan 4
Bank Umum
konvensional
Dependen: ROA
Independen:
CAR, BOPO, NOM, NIM,
NPL, NPF,
LDR
CAR terhadap ROA tidak berpengaruh
BOPO terhadap ROA (-)
signifikan NOM terhadap ROA (+)
signifikan
NPL terhadap ROA (-) signifikan
LDR terhadap ROA (-)
signifikan
NIM terhadap ROA (+) signifikan
NPF terhadap ROA tidak
berpengaruh FDR terhadap ROA (+)
signifikan
2 Barus, dan
Sulistyo (2011)
25 Bank go
public terdaftar pada
BEI tahun
2005-2008
Dependen:
ROA Independen:
CAR, DPK,
LDR, BOPO
CAR terhadap ROA (+)
DPK terhadap ROA (+) LDR terhadap ROA (+)
BOPO terhadap ROA (-)
3 Mulatsih (2014) BPD tahun
2006-2008
Dependen:
ROA
Independen:
NIM, BOPO, LDR, CAR,
NPL dan ROE
CAR terhadap ROA (+)
NPL terhadap ROA (-)
LDR terhadap ROA (+)
NIM terhadap ROA (+) BOPO terhadap ROA (-)
ROE terhadap ROA (+)
4 Mokoagow dan Fuady
(2015)
BUS yang terdaftar pada
BI periode
2011-2013
Dependen: ROA
Independen:
CAR, KAP,
BOPO, FDR, GWM
CAR terhadap ROA (+) KAP terhadap ROA (-)
BOPO terhadap ROA (-)
FDR terhadap ROA (+)
GWM terhadap ROA (+) tidak signifikan (tidak
berpengaruh)
5 Ummah dan
Suprapto (2015)
Bank
Muamalat periode
Desember
2000- september
2014
Dependen:
ROA Independen:
CAR, BOPO,
NPF, FDR
Jangka Pendek
CAR, NPF terhadap ROA tidak berpengaruh
BOPO dan FDR terhadap
ROA (-) Jangka panjang
CAR terhadap ROA tidak
berpengaruh BOPO,NPF, FDR terhadap
ROA (-)
6 Defri (2012) 57 sampel dari
19 Bank yang terdaftar pada
Dependen:
ROA Independen:
CAR dan LDR terhadap
ROA (+) BOPO terhadap ROA (-)
23
BEI periode 2008-2010
CAR, LDR, BOPO
7 Handayani dan
Putra (2016)
24 Bank yang
tedaftar pada BEI tahun
2010-2014
Dependen:
ROA Independen:
Deposit risk
ratio (DRR),
legal reserve reqruitment
(LRR), firm
risk (FR)
DRR terhadap ROA (+)
LRR/GWM terhadap ROA (+)
FR terhadap ROA (+)
8 Dipura dan
Hartomo (2016)
27 perbankan
yang terdaftar
di BEI dan
memiliki laporan
keuangan
lengkap pada tahun 2011-
2015
Dependen:
ROA
Independen:
CAR, LDR, NPL, NIM,
GWM
CAR terhadap ROA (-)
signifikan
LDR terhadap ROA (-)
signifikan NPL terhadap ROA (-)
signifikan
NIM terhadap ROA (+) signifikan
GWM terhadap ROA (-)
signifikan
9 Musyarofatun (2013)
11 BPR kabpaten
magelang
lapran triwulan 2011
Dependen: ROA
Independen:
CAR, LDR. NPL, BOPO
CAR, LDR, NPF terhadap ROA (-) tidak signifikan
BOPO terhadap ROA (-)
signifikan.
10 Aini (2013) 61 perusahaan
perbankan,
yang terdaftar pada BEI
selama
periode tahun 2009 sampai
dengan 2011
Dependen:
Perubahan
Laba ROA Independen:
CAR,NIM
LDR. NPL, BOPO, KAP
CAR berpengaruh positif
dan signifikan
NIM berpengaruh negatif tidak signifikan
LDR berpengaruh positif
dan tidak signifikan NPL berpengaruh positif
dan tidak signifikan
BOPO berpengaruh negatif
dan signifikan KAP berpengaruh negatif
dan signifikan
11 Ambarita (2015)
Bank Umum di Indonesia
dengan
laporan time
series bulanan tahun 2009-
20013
Dependen: LDR
Independen:
CAR, DPK,
NPL
Jangka Pendek CAR terhadap LDR (+)
DPK terhadap LDR tidak
berpengaruh
NPL terhadap LDR (-) Jangka Panjang
CAR terhadap LDR Tidak
berpengaruh DPK terhadap LDR (+)
NPL terhadap LDR (+)
12 Buchory (2014) 26 BPD
diindonesia
Dependen:
LDR
CAR terhadap LDR (+)
NPL terhadap LDR (-)
24
hingga 31 Desember
2012
Independen: CAR, NPL,
ROA
tidak berpengaruh ROA terhadap LDR (+)
13 Abimayu (2016) 12 Bank yang terdaftar di
BEI tahun
2010-2014
Dependen: LDR
Independen:
BI rate, Kurs,
GWM, PDB
BI rate terhadap LDR tidak berpengaruh
Kurs terhadap LDR tidak
berpengaruh
GWM terhadap LDR (-) signifikan
PDB terhadap LDR (+)
signifikan
Sumber:Jurnal dan skripsi
Terdapat beberapa Perbedaan pada penelitian yang akan dilakukan
dengan penelitian terdahulu diantaranya:
1 . Obyek Penelitian
Obyek penelitian yang dilakukan semua bank umum syariah yang
terdaftar pada Bank Indonesia dalam Periode 2012-2016
2 . Tahun Penelitian
Tahun penelitian ini dilakukan dari tahun 2012 hingga tahun 2016
dalam kurun waktu 5 tahun diharapkan menampilkan hasil yang
baru dari penelitian terdahulu
3 . Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini variabel yang digunakan tidak hanya rasio
keuangan saja yang sudah sering digunakan dalam penelitian ini
menambahkaan indikator giro wajib minimum (GWM) dan
variabel intervening financing to deposit Ratio (FDR). Diharapkan
dengan penambahan indikator dapat menghasilkan informasi baru.
25
4 . Metode Analisis
Dalam penelitian ini menggunakan data sekunder dengan analisis
data Path analysis. FDR sebagai variabel mediasi antara CAR,
NPF,GWM terhadap ROA.
B. Kerangka Teori
1. Signaling Theory (Teori Sinyal)
Berdasarkan teori sinyal, jika manager mengharapkan
pertumbuhan perusahaan dimasa depan berada pada tingkat yang
tinggi mereka mencoba memberikan sinyal kepada investor
melalui laporan keuangan. Para manajer terdorong untuk
memberikan sinyal kepada investor. Konsekuensi logika dariteori
sinyal bahwa dorongan para manajer memberikan sinyal adalah
untuk mengharapkan profit, karena jika investor percaya pada
sinyal, harga saham akan naik dan pemegang saham akan
mendapatkan manfaat (Godfay, 2010, dalam Marlinah, 2014).
Teori sinyal menjelaskan mengapa perusahaan mempunyai
dorongan untukmemberikan informasi laporan keuangan kepada
pihak eksternal. Alasannya adalah terdapat asimetri informasi
antara perusahaan dan pihak luar. Perusahaan mempunyai
informasi yang lebih banyak daripada pihak luar (investor dan
kreditur). Untuk mengurangi asimetri informasi ini dapat dilakukan
dengan memberi sinyal pada pihak luar, salah satunya berupa
26
laporan keuangan yang dapat dipercaya dan akan mengurangi
ketidakpastian mengenai prospek perusahaan yang akan datang.
Untuk memberikan sinyal yang positif berupa laporan
keuangan yang baik pada pihak eksternal, maka perusahaan dapat
memberikan informasi mengenai modal kerja dan rasio-rasio
keuangan. Pemberian informasi-informasi ini dapat membuat pihak
eksternal menjadi lebih yakin mengenai laba yang disajikan oleh
perusahaan dalam laporan keuangannya adalah murni berupa hasil
kinerja perusahaan bukan merupakan laba yang direkayasa oleh
pihak perusahaan demi memberikan sinyal positif bagi pihak
eksternal (Lokollo dan Syahputra, 2013 dalam Marlinah, 2014).
2. Bank Syariah
Bank syariah adalah lembaga keuangan yang usaha
pokoknya memberikan pembiayaan dan jasa-jasa lain dalam lalu
lintas pembayaran serta peredaran uang yang beroperasi
disesuaikan dengan prinsip-prinsip syariah (Antonio,2001
dalamYudiana, 2014:2). Pengertian bank syariah sebenarnya telah
diatur dalam UU pasal 2 PBI No. 6/24/PBI/2004 tentang bank
umum yeng melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip
syariah, memberikan definisi bahwa bank umum syariah dalam
melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah yang
dalamkegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran
(Yudiana, 2014:2).
27
a. Fungsi bank syariah
Secara garis besar terdiri atas empat fungsi utama (Antonio,
2001 dalam Yudiana, 2014:3).
1) Fungsi bank syariah sebagai manajemen investasi.
Dalam hal ini bank syariah membantu masyarakat untuk
menyalurkan dananya dalam berbagai macam alternatif
investasi yang halal.
2) Fungsi Bank Syariah sebagai Intermediary agent.
Menurut Pasal 4 UU Perbenkan syariah No.21 Tahun
2008 bank syariah wajib menjalankan fungsi menghimpun
dan menyalurkan dana masyarakat. Bank syariah
akanmenginvestasikan dana yang dihimpun dari
masyarakat pada dunia usaha baik itu sebagai dana modal
maupun sebagai dana rekening investasi, dengan
menggunkan alat-alat investasi sesuai dengan syariat
islam. Dalam menjalankan fungsiini bank syariah hanya
bertindaksebgai perantara abtara pihakyang kelebihan
dana dan inigin menginvestasikan dananya dengan pihak
yang memerlukan dana (Yudiana, 2014:4).
3) Fungsi bank syariah sebagai jasa keunagan
Bank syariah juga dapat menawarakan beberapa jasa
keuangan dan mendapatkan upah dalam sebauah kontrak
perwakilan atau penyewaan (Yudiana, 2014:4).
28
4) Fungsi Bank Syariah sebagai jasa sosial.
Menurut pasal 4 UU perbankan syariah No. 21 tahun 2008
fungsi sosial bank syariah dalam bentuk lembaga baitul
mal, yang menerima dana yang berasal dari zakat, infak,
sedekah, hibah dan menyalurkannya kepada organisasi
pengolah zakat (Yudiana, 2014:5).
b. Tujuan Bank Syariah
Menurut UU Perbankan Syariah No. 21 Tahun 2008 pasal 3,
perbankan syariah bertujuan menunjang pelaksanaan
pembangunan nasional dalam meningkatkan keadilan,
kebersamaan, dan pemerataan kesejahteraan rakyat (Yudiana,
2014:7).
c. Prinsip Bank Syariah
Menurut Yudiana (2014:6-7) Pada dasarnya prinsip bank
syariah menghendaki semua dana yang diperoleh dalam sistem
perbankan syariah dikelola dengan integritas tinggi dan sagat
hati-hati.
1) Shidiq, memastikan bahwa pengelolaan bank syariah
dilakukan dengan moral yangmenjunjung tinggi nilai
kejujuran. Dengan nilai ini pengelola diperkenankan atau
diperbolehkan serta menjauhi cara-cara yang meragukan
terlebih lagiyang bersifat terlarang.
29
2) Amanah, menjaga dengan ketat prinsip kehati-hatian dan
kejujuran dalam mengelola dana yang diperoleh dari
pemilik atau shahibul maal sehingga timbul rasa saling
percaya antara pemilik dana dan pihak pengelola
investasiatau mudharib.
3) Tabliqh, secara berkesinambungan melakukan sosialisai
dan melakukan edukasi masyarakat mengenai prinsip-
prinsip, produk dan jasa perbankan syariah. Dalam
melakukakan sosialisasi tidak hanya mengedepakan
pemenuhan prinsipsyariah semata, namun juga harus
mampu mengedukasi masyarakat mengenai manfaat bagi
pengguna jasa perbankan syariah.
4) Fathanah, memasikan bahwa pengelolaan bank dilakukan
secara profesional dan kompetitif sehingga menghasilkan
keuntungan maksimumdalamtingkat resiko yang ditetapkan
oleh bank, termasuk didalamnya adalah pelayanan yang
penuh dengan kecermatan dan kesantunan serta penuh rasa
tanggung jawab.
3. Capital Adequacy Ratio (CAR)
Capital adequacy ratio adalah rasio kinerja bank untuk
mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang
aktiva yang mengandung atau menghasilkan risiko, misalnya kredit
yang diberikan. CAR merupakan indikator terhadap kemampuan
30
bank untuk menutupi penurunan aktivanya sebagai akibat dari
kerugian-kerugian bank yang disebabkan oleh aktiva yang berisiko.
Berdasarkan ketentuan yang dibuat bank Indonesia dalam
rangka tata cara penilaian tingkat kesehatan bank (Dendawiyaja,
2009:121), terdapat ketentuan bahwa modal bank terdiri atas modal
inti yang terdiri atas modal disetor dan cadangan-cadangan yang
dibentuk dari laba stelah pajak dan modal pelengkap yang terdiri
atas cadangan-cadangan yang tidak dibentuk dai laba setalah pajak
dan pinjaman yang sifatnya dapat dipersamakan dengan modal inti
(Dendawijaya, 2009:38-39).
Ketentuan yang berlaku diindonesia tentang CAR
mengikuti standar Bank for International Settlements (BIS).
Sejalan dengan standar tersebut, bank Indonesia mewajibkan setiap
bank umum menyediakan modal minimum sebesar 8% dari total
aktiva tertimbang menurut risiko (ATMR). Persentase kebutuhan
modal minimum yang diwajibkan menurut BIS ini disebut Capital
Adequacy Ratio (CAR). Dengan demikian CAR minimum bagi
bank-bank umum di Indonesia adalah sebesar 8% (Dendawijaya,
2009:40).
Capital adequacy ratio (CAR) dihitung dengan cara
membandingkan antara modal bank (Modal inti + modal
pelengkap) dan total ATMR (ATMZ aktiva neraca + ATMR aktiva
31
administratif). Rasio tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut
(Dendawijaya, 2009:41).
4. Non Performing Financing (NPF)
Non Performing Financing (NPF) adalah rasio antara
pembiayaan yang bermasalah dengan total pembiayaan yang
disalurkan oleh bank syariah. Berdasarkan kriteria yang sudah
ditetapkan oleh Bank Indonesia kategori yang termasuk dalam NPF
adalah pembiayaan kurang lancar, diragukan dan macet
(Suhartatik, 2013). Kriteria rasio NPF analog dengan NPL dibawah
5% (Granita dalam Suhartatik 2013). Apabila nilai NPF diatas 5%
maka bank tersebut tidak sehat. NPF yang tinggi menyebabkan
bank akan mengurangi penyaluran kreditnya. Bila ini terjadi maka
akan berpotensi terhadap kerugian bank, karena jumlah kredit
bermasalah semakin besar, yang mengakibatkan bank harus
menanggung kerugian dalam kegiatan operasionalnya sehingga
berpengaruh terhadap kurang berjalannya fungsi intermediasi yang
dilakukan bank (Muliaman, dalam Henny, 2013).
Secara Sistematis Non Performing Financing (NPF) dapat
dirumuskan sebagai berikut: (Kasmir, 2013):
32
NPF yang tinggi akan memperbesar biaya, baik biaya
pencadangan aktiva produktif maupun biaya lainnya sehingga
berpotensi terhadap kerugian bank. Semakin tinggi rasio ini,
semakin buruk kualitas kredit bank yang menyebabkan jumlah
kredit bermasalah semakin besar
Kredit bermasalah sering juga dikenal dengan non
performing loan dalam perbankan konvensional dan non
performing financing pada perbankan syariah, dapat diukur dari
kolektibilitasnya. Kolektibilitasnya merupakan gambaran kondisi
pembayaran pokok dan bunga pinjaman serta tingkat kemungkinan
diterimanya kembali dana yang ditanamkan dalam surat-surat
berharga. Penilaian kolektibilitas kredit digolongkan ke dalam 5
kelompok yaitu: lancar (pass), dalam perhatian khusus
(special mention), kurang lancar (substandard), diragukan
(doubtful), dan macet (loss) (Siamat,2005dalam Poetry, 2011).
NPF risiko kredit pada bank yang bersifat secara konsumtif
dan produktif yang berprinsipkan bunga untuk memperoleh
keuntungan. Sedangkan NPF risiko kredit yang bersifat produktif
saja dengan pembiayaan yang diberikan oleh bank berprinsipkan
jualbeli dan bagi hasil. Seperti pembiayaan murabahah, salam,
isthisna, dan mudharabah (Heryanto, 2013).
33
5. Giro wajib Minimum (GWM)
Giro wajib minimum (GWM) atau reserve requirement
adalah suatu simpanan minimum yang wajib dipelihara dalam
bentuk giro di indonesia bagi semua bank (Dendawijaya,
2009:115). setiap bank umum diharuskan untuk menyetor giro
wajib minimum yang jumlahnya sekian persen dari deposito yang
dikuasai bank atau dari dana pihak ketiga (Darmawi, 2011:39).
Besarnya giro wajib minimum berdasarkan surat edaran
bank indonesia No.23/17/13PPP tanggal 28 februari 1992 , yang
telah mengalami beberapa kali perubahan dan sejak tahun 1997
sampai sekarang besarnya GWM adalah 5% dari dana pihak ketiga
(Dendawijaya, 2009:115). Kemudian menurut PBI
No.6/15/PBI/2004 selain memenuhi ketentuan diatas terjadi
perubahan dimana terjadinya peningkatan GWM, dengan
ketentuan sebagai berikut :
a. Bank yang memiliki DPK dalam rupiah lebih besar dari 1 – 10
triliun rupiah, wajib memelihara tambahan GWM dalam rupiah
sebesar 1% menjadi 6% dari DPK dalam rupiah.
b. Bank yang memiliki DPK dalam rupiah lebih besar dari 10 –
50 triliun , wajib memelihara tambahan GWM dalam rupiah
sebesar 2% menjadi 7% dari DPK dalam rupiah.
34
c. Bank yang memiliki DPK dalam rupiah lebih besar dari 50
triliun rupiah, wajib memelihara tambahan GWM sebesar 3%
menjadi 8% dari DPK dalam rupiah.
d. Bank yang memiliki DPK sampai dengan 1 triliun rupiah tidak
dikenakan tambahan GWM.
Untuk dapat mengetahui besarnya GWM dapat
menggunakan perbandingan berikut (Dendawijaya, 2009:115).
Pengertian alat likuid dalam rasio diatas terdiri atas dua hal
sebagai berikut:
a. Kas
Kas ini pada neraca bank terdiri atas uang kertas dan uang
logam yang dikeluarkan oleh bank indonesia.
b. Giro pada Bank Indonesia
Giro milik bank pelapor pada bank indonesia jumlah tersebut
tidak boleh dikurangi dengan kredit yang diberikan oleh bank
indonesia kepada bank pelapor dan tidak boleh ditambah
dengan fasilitas kredit yang sudah disetujui bank indonesia
tetapi belum digunakan.
35
Komponen dana pihak ketiga terdiri atas.
a. Giro.
Simpanan nasabah pada bank yang penarikannya dapat
dilakukan setiap saat dengan menggunkan cek, atau surat
perintah pembayaran atau dengan perintah pemindahbukuan,
termasuk penarikan melalui ATM (Darmawi, 2011:45).
b. Deposito berjangka
Simpanan pada bank yang jangka waktunya atau jatuh
temponya ditentukan oleh nasabah (Darmawi, 2011:46)
c. Sertifikat deposito
Instrumen financial yang terbitkan oleh sebuah bankdengan
karakteristik atas unjuk yangdidalamnya tercantum jumlah
dana, tingkat bunga, jangka waktu (jatuh tempo) (Darmawi,
2011:47)
d. Tabungan
Simpanan pada bank yang penarikannya dapat dilakukan setiap
saat melalui buku tabungan atau ATM (Darmawi, 2011:46).
e. Kewajiban jangka pendek lainnya
Semua kewajiban bank, termasuk kantornya diluar negeri , baik
dalam rupiah maupun valuta asing yang setiap waktu dapat
ditagih oleh pemiliknya dan harus segera dibayar oleh
pemiliknya. Pada pos ini dimasukkan pula kiriman uang, kupon
36
yang sudah jatuh tempo dan semua kewajiban yang berjangka
waktu kurang dari 15 hari (dendawijaya, 2009:34).
6. Financing to Deposit Ratio (FDR)
Financing to deposit ratio (FDR) merupakan rasio yang
digunakan untuk mengukur komposisi jumlah kredit yang
diberikan dibandingkan dengan jumlah dana masyarakat dari
modal sendiri yang digunakan (Kasmir, 2014:225). Financing to
Deposit (FDR) menyatakan seberapa jauh kemampuan bank dalam
membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan
dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber
likuiditasnya. Dengan kata lain, seberapa jauh pemberian kredit
pada nasabah kredit dapat mengimbangi kewajiban bank untuk
segera memenuhi permintaan deposan yang ingin menarik kembali
uangnya yang telah digunakan oleh bank untuk memberikan kredit.
Semakin tinggi rasio tersebut memberikan indikasi semakin
rendahnya kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan. Hal ini
disebabkan jumlah dana yang diperlukan untuk membiayai kredit
menjadi semakin besar. Rasio ini juga merupakan kerawanan dan
kemampuan dari suatu bank. Sebagian praktisi perbankan
menyepakati bahwa Batas aman dari FDR suatu bank adalah
sekitar 80 %. Namun, batas berkisar sekitar 85%-100%.
(Dendawijaya, 2009:116).
37
Besarnya FDR dapat dihitung dengan rumus berikut:
Jumlah kredit yang diberikan dalam rumus diatas adalah
redit yang diberikan bank yang sudah ditarik/dicairkan. Dana pihak
ketiga meliputi simpanan masyarakat yang berupa giro, tabungan,
dan berbagai jenis deposito, sedangkan KLBI adalah volume
pemberian pinjaman (kredit) yang diberikan bank indonesia kepada
bank yang bersangkutan.
Berdasarkan ketetapan yang ditetapkan bank indonesia,
modal inti bank terdiri atas modal yang telah disetor pemilik bank,
agio saham (terutama bank yang telah go public), berbagai
cadangan, laba ditahan (setelah diputuskan oleh rapat umum
pemegang saham bank), serta laba tahun berjalan (Dendawijaya,
2009:147-148).
7. Return On Asset (ROA)
Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan
manajemen bank dalam memperoleh keuntungan atau laba secara
keseluruhan. Semakin besar ROA suatu bank, semakin besar pula
tingkat keuntungan yang dicapai oleh bank. Dan semakin baik pula
posisi bank tersebut dari segi penggunaan aset (Dendawijaya,
2009:118). Bank indonesia lebih mementingkan penilaian kinerja
bank dengan menghitung besarnya nilai Return On Asset (ROA).
38
Hal ini dikarenakan bank indonesia sebagai pengawas dan pembina
perbankan lebih mengutamakan profitabilitas suatu bank yang
diukur dengan asset yang dananya sebagian besar dananya berasal
dari simpanan masyarakat (Dendawijaya, 2009:118). Dalam
kerangka penilaian kesehatan bank, BI akan menentukan bank itu
sehat apabila bank memiliki ROA diatas 1,215% menurut SK DIR
BI No. 30/12/KEP/DIR dan SEBI No. 30/3/UPPB masing-masing
tanggal 30 April 1997 (Defri ,2012).
Rasio ROA dapat dihitung dengan membandingan antara
laba bersih setelah pajak dengan total aktiva, rasio tersebut dapat
dirumuskan sebagai berikut (Dendawijaya, 2009:118).
C. Kerangka Penelitian
Gambar 2. 1. Kerangka Penelitian
Sumber: Konsep yang dikembangkan untuk penelitian ini, 2017
Capital Adequacy Ratio
(CAR) (X1)
Financing to
Deposit Ratio
(FDR) (Z)
Return On
Asset (ROA)
(Y)
Non Performing
Financing (NPF) (X2)
Giro Wajib Minimum
(GWM) (X3)
H4
H5
H6
H7
H1
H2
H3
39
1 . Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap Financing to
Deposit Ratio (FDR).
CAR merupakan rasio kinerja bank untuk memperlihatkan
seberapa jauh seluruh aktiva bank yang mengandung risiko (kredit,
penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dari
dana modal sendiri bank, disamping memperoleh dana-dana dari
sumber-sumber diluar bank, seperti dana masyarakat, pinjaman (utang),
dan lain-lain (Dendawijaya, 2009:121).
Semakin tinggi nilai CAR mengindikasikan bahwa bank telah
mempunyai modal yang cukup baik dalam menunjang kebutuhannya
serta menanggung risiko-risiko yang ditimbulkan termasuk didalamnya
risiko kredit. Dengan modal yang besar maka suatu bank dapat
menyalurkan kredit lebih banyak, sejalan dengan kredit yang meningkat
maka akan meningkatkan FDR itu sendiri (Ambarita, 2015). Sesuai
dengan Ketentuan yang berlaku diindonesia tentang CAR bank
Indonesia mewajibkan setiap bank umum menyediakan modal
minimum sebesar 8% dari total aktiva tertimbang menurut risiko
(ATMR). Sejalan dengan standar Bank for International Settlements
(BIS) (Dendawijaya, 2009:40). Penelitian yang dilakukan Buchory
(2014), Ambarita (2015) menghasilkan CAR berpengaruh positif
terhadap FDR. Dengan demikian dapat ditarik Hipotesis
H1: CAR memiliki pengaruh positif terhadap FDR
40
2 . Pengaruh Non Performing Financing (NPF) terhadap Financing to
Deposit Ratio (FDR).
Non Performing Financing (NPF) adalah rasio antara
pembiayaan yang bermasalah dengan total pembiayaan yang disalurkan
oleh bank syariah (Suhartatik, 2013). Kredit bermasalah yang tinggi
dapat menimbulkan keengganan bank untuk menyalurkan kredit karena
harus membentuk cadangan penghapusan yang besar, sehingga
mengurangi jumlah kredit yang diberikan oleh suatu bank dimana
nantinya akan mempengaruhi rasio FDR itu sendiri NPF mencerminkan
risiko kredit yang ditanggung oleh pihak bank, semakin kecil NPF
maka semakin kecil pula risiko kredit yang ditanggung pihak bank.
Terkait dengan risiko ini maka bank harus melakukan analisis terlebih
dahulu sebelum menyalurkannya pada masyarakat (Manurung
2004:395 dalam Ambarita 2015). Penelitian yang dilakukan Ritha dan
Raditiya (2013) menghasilkan NPF bepengaruh negatif terhadap FDR.
Ambarita (2015), dalam Jangka pendek mengahsilkan pengaruh negatif.
Dengan demikian dapat ditarik hipotesis
H2: NPF memeiliki pengaruh negatif terhadap FDR
3 . Pengaruh Giro Wajib Minimum (GWM) terhadap Financing to
Deposit Ratio (FDR).
Giro wajib minimum (GWM) atau reserve requirement adalah
suatu simpanan minimum yang wajib dipelihara dalam bentuk giro di
indonesia bagi semua bank Besarnya giro wajib minimum berdasarkan
41
surat edaran bank indonesia No.23/17/13PPP tanggal 28 februari 1992 ,
yang telah mengalami beberapa kali perubahan dan sejak tahun 1997
sampai sekarang besarnya GWM adalah 5% - 8% dari dana pihak
ketiga (Dendawijaya, 2009:115).
Apabila giro wajib minimum (GWM) tinggi berarti bank harus
menyisihkan lebih banyak dana untuk disimpan dan akibatnya jumlah
uang yang tersedia untuk menyediakan kredit akan berkurang, demikian
sebaliknya. Semakin kecil persentase GWM, maka penyaluran kredit
yang dilakukan dari bank kepada masyarakat menjadi semakin besar,
sehingga berdampak pada nilai loan to deposit ratio perbankan yang
semakin tinggi, demikian sebaliknya (Abimanyu, 2016). Penelitian
yang dilakukan Abimanyu (2016) menghasilkan GWM berpengaruh
negatif terhadap FDR. Dengan demikian dapat ditarik Hipotesis
H3: GWM memiliki pengaruh negatif terhadap FDR
4 . Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap Return On Asset
(ROA).
Modal merupakan salah satu faktor penting dalam rangka
pengembangan usaha bisnis dan menampung risiko kerugian, semakin
tinggi CAR maka semakin kuat kemampuan bank tersebut untuk
menanggung risiko dari setiap kredit/aktiva produktif yang berisiko
(Ruslim dalam Hakim dan Rafsanjani, 2016).
Jika nilai CAR tinggi maka bank tersebut mampu membiayai
kegiatan operasionalnya dan memberikan kontribusi yang cukup besar
42
bagi profitabilitas. Modal yang cukup besar dari bank dapat melindungi
deposan dan akan meningkatkan kepercayaan deposan terhadap bank,
sehingga juga akan dapat meningkatkan profitabilitas bank
bersangkutan (Wibowo dalam Widowati dan Suryono, 2015). Dengan
demikian CAR berpengaruh Positif terhadap ROA. Penlitian yang
dilakukan oleh Barus (2011), Mulatsih (2014), Mokoagow (2015), Aini
(2013) dan Defri (2012), menghasilkan CAR berpengaruh positif
terhadap ROA. Dengan demikian dapat ditarik hipotesis
H4 : CAR Memiliki pengaruh positif terhadap ROA
5 . Pengaruh Non Performing Financing (NPF) terhadap Return On
Asset (ROA).
Non Performing financing Ratio menunjukkan rasio
pembiayaan yang bermasalah terhadap pembiayaannya. Semakin tinggi
Non Performing financing mengakibatkan semakin tinggi tunggakan
bunga kredit yang berpotensi menurunkan pendapatan bunga serta
menurunkan perubahan laba. Demikian sebaliknya semakin rendahnya
Non Performing Financing Ratio akan semakin tinggi perubahan laba.
Penelitian yang dilakukan Dipura (2016), Mulatsih (2014), Sabir (2012)
dan Musyarofatun (2013 dan Ummah (2015), mengahsilkan bahwa
NPF berpengaruh negatif terhadap ROA. Dengan demikian dapat
ditarik hipotesis
H5 : NPF memiliki pengaruh negatif terhadap ROA
43
6 . Pengaruh Giro Wajib Minimum (GWM) terhadap Return On Asset
(ROA).
GWM merupakan tingkat likuiditas yang dijamin oleh bank
sentral (Bank Indonesia) yang ditunjukkan dengan besarnya giro yang
disetorkan oleh bank kepada BI. Semakin tinggi GWM semakin besar
likuiditas bank dijamin oleh BI, sehingga jika terjadi kesulitan likuiditas
bank tersebut dapat meminjam secara langsung kepada BI. Aturan yang
ketat mengenai GWM sering kali menjadi suatu tekanan bagi
perbankan karena aturan ini menyebabkan perbankan harus menyimpan
dananya dalam bentuk Saldo Giro pada BI sehingga menjadi adanya
aktiva yang tidak menghasilkan sebesar GWM utama yakni 5% - 8%
dari Dana Pihak Ketiga. Pada penelitian yang dilakukan oleh Dipura
(2016) menunjukkan GWM berpengaruh Negatif terhadap ROA. Hal
ini diduga cost of fund akan mengurangi pendapatan bank.
H6: GWM memiliki pengaruh Negatif terhadap ROA
7 . Pengaruh Financing to Deposit Ratio (FDR) terhadap Return On
Asset (ROA).
Financing to Deposit (FDR) menyatakan seberapa jauh
kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang
dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai
sumber likuiditasnya. Dengan kata lain, seberapa jauh pemberian kredit
pada nasabah kredit dapat mengimbangi kewajiban bank untuk segera
44
memenuhi permintaan deposan yang ingin menarik kembali uangnya
yang telah digunakan oleh bank untuk memberikan kredit.
Semakin tinggi rasio tersebut memberikan indikasi semakin
rendahnya kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan. Hal ini
disebabkan jumlah dana yang diperlukan untuk membiayai kredit
menjadi semakin besar (Dendawijaya, 2009:116).
Sebaliknya semakin rendah FDR menunjukkan kurangnya
efektifitas bank dalam pembiayaan. Oleh karena itu pihak manajemen
harus dapat mengelola dana yang dihimpun dari masyarakat untuk
kemudian disalurkan kembali dalam bentuk pembiayaan yang nantinya
dapat menambah pendapatan bank, baik dalam bentuk bonus maupun
bagi hasil, yang berarti profit bank syariah juga akan meningkat.
Semakin tinggi FDR dalam batas tertentu, maka semakin
meningkat pula laba bank, dengan asumsi bank menyalurkan dananya
untuk pembiayaan yang efektif. Dengan meningkatnya laba, maka ROA
juga akan meningkat karena laba merupakan komponen yang
membentuk ROA (Mokoagow, 2015). Dengan demikian FDR memiliki
pengaruh positif terhadap ROA. Penelitian yang dilakukan oleh Defri
(2012), Mokoagow (2015), Mulatsih (2014), Barus (2011), Aini (2013),
dan Sabir (2012) menghasilkan FDR berpengaruh Positif terhadap
ROA, dengan demikian dapat ditarik Hipotesis
H7: FDR memiliki pengaruh Positif terhadap ROA
45
8 . Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap Return On Asset
(ROA) yang di mediasi Financing to Deposit Ratio (FDR).
Modal merupakan salah satu faktor penting dalam rangka
pengembangan usaha bisnis dan menampung risiko kerugian, semakin
tinggi CAR maka semakin kuat kemampuan bank tersebut untuk
menanggung risiko dari setiap kredit/aktiva produktif yang berisiko
(Ruslim dalam Hakim dan Rafsanjani, 2016).
Jika nilai CAR tinggi maka bank tersebut mampu membiayai
kegiatan operasionalnya dan memberikan kontribusi yang cukup besar
bagi profitabilitas. Modal yang cukup besar dari bank dapat melindungi
deposan dan akan meningkatkan kepercayaan deposan terhadap bank,
sehingga juga akan dapat meningkatkan profitabilitas bank
bersangkutan (Wibowo dalam Widowati, 2015). Penlitian yang
dilakukan oleh Barus (2011), Mulatsih (2014), Mokoagow (2015), Aini
(2013) dan Defri (2012), menghasilkan CAR berpengaruh positif
terhadap ROA.
Menurut laporan perekonomian Indonesia sumber utama
keuntungan suatu bank diperoleh dari kredit yang disalurkan tersebut.
Besarnya kredit yang disalurkan akan menentukan keuntungan bank
(Kasmir, 2004 dalam Wityasari, 2014).
Semakin tinggi nilai CAR mengindikasikan bahwa bank telah
mempunyai modal yang cukup baik dalam menunjang kebutuhannya
serta menanggung risiko-risiko yang ditimbulkan termasuk didalamnya
46
risiko kredit. Dengan modal yang besar maka suatu bank dapat
menyalurkan kredit lebih banyak, sejalan dengan kredit yang meningkat
maka akan meningkatkan FDR itu sendiri (Ambaroaita, 2015).
Semakin tinggi FDR dalam batas tertentu, maka semakin
meningkat pula laba bank, dengan asumsi bank menyalurkan dananya
untuk pembiayaan yang efektif. Dengan meningkatnya laba, maka ROA
juga akan meningkat karena laba merupakan komponen yang
membentuk ROA (Mokoagow, 2015). Penelitian yang dilakukan
Buchory (2014), Ambaroaita (2015), menghasilkan CAR berpengaruh
positif terhadap FDR. Dengan demikian dapatditarik Hipotesis
H8: CAR berpengaruh signifikan terhadap ROA yang
dimediasi oleh FDR.
9 . Pengaruh Non Performing Financing (NPF) terhadap Return On
Asset (ROA) yang di mediasi Financing to Deposit Ratio (FDR).
Non Performing Financing (NPF) adalah rasio antara
pembiayaan yang bermasalah dengan total pembiayaan yang disalurkan
oleh bank syariah (Suhartatik, 2013). Non Performing financing Ratio
menunjukkan rasio pembiayaan yang bermasalah terhadap
pembiayaannya. Semakin tinggi Non Performing financing
mengakibatkan semakin tinggi tunggakan bunga kredit yang berpotensi
menurunkan pendapatan bunga serta menurunkan perubahan laba.
Demikian sebaliknya semakin rendahnya Non Performing Financing
Ratio akan semakin tinggi perubahan laba. Penelitian menunjukkan
47
bahwa Non Performing Financing berpengaruh negatif terhadap
perubahan laba (Harun, 2016). Penelitian yang dilakukan Mutlasih
(2014), Ummah (2015), Sabir (2012), Musyarofatun (2013)
mengahsilkan bahwa NPF berpengaruh negatif terhadap ROA
Kredit bermasalah yang tinggi dapat menimbulkan keengganan
bank untuk menyalurkan kredit karena harus membentuk cadangan
penghapusan yang besar, sehingga mengurangi jumlah kredit yang
diberikan oleh suatu bank dimana nantinya akan mempengaruhi rasio
FDR itu sendiri NPF mencerminkan risiko kredit yang ditanggung oleh
pihak bank, semakin kecil NPF maka semakin kecil pula risiko kredit
yang ditanggung pihak bank (Ambaroaita, 2015). Penelitian yang
dilakukan, Ambaroaita (2015) menghasilkan NPF bepengaruh negatif
terhadap FDR dalam Jangka pendek. Dengan demikian dapat ditarik
hipotesis
H9: NPF berpengaruh signifikan terhadap ROA yang
dimediasi oleh FDR.
1 0 . Pengaruh Giro Wajib Minimum (GWM) terhadap Return On Asset
(ROA) yang di mediasi Financing to Deposit Ratio (FDR).
Aturan yang ketat mengenai GWM sering kali menjadi suatu
tekanan bagi perbankan karena aturan ini menyebabkan perbankan
harus menyimpan dananya dalam bentuk Saldo Giro pada BI sehingga
menjadi adanya aktiva yang tidak menghasilkan sebesar GWM utama
yakni 5% - 8% dari Dana Pihak Ketiga. Pada penelitian yang dilakukan
48
oleh Dipura (2016) menunjukkan GWM berpengaruh Negatif terhadap
ROA. Hal ini diduga cost of fund akan mengurangi pendapatan bank.
Sedangakan Apabila giro wajib minimum (GWM) tinggi berarti
bank harus menyisihkan lebih banyak dana untuk disimpan dan
akibatnya jumlah uang yang tersedia untuk menyediakan kredit akan
berkurang, demikian sebaliknya. Semakin kecil persentase GWM, maka
penyaluran kredit yang dilakukan dari bank kepada masyarakat menjadi
semakin besar, sehingga berdampak pada nilai loan to deposit ratio
perbankan yang semakin tinggi, demikian sebaliknya (Abimanyu,
2016). Penelitian yang dilakukan Abimanyu (2016) menghasilkan
GWM berpengaruh negatif terhadap FDR. Dengan demikian dapat
ditarik hipotesis
H10: GWM berpengaruh Signifikan terhadap ROA yang dimediasi
oleh FDR.
D. Hipotesis
Berdasarkan hubungan antara tujuan penelitian serta kerangka
pemikiran teoritis terhadap rumusan masalah penelitian ini, maka hipotesis
yang diajukan adalah sebagai berikut :
H1 : CAR memiliki pengaruh positif terhadap FDR
H2 : NPF memeiliki pengaruh negatif terhadap FDR
H3 : GWM memiliki pengaruh negatif terhadap FDR
H4 : CAR memiliki pengaruh positif terhadap ROA
H5 : NPF memiliki pengaruh negatif terhadap ROA
H6 : GWM memiliki pengaruh negatif terhadap ROA
49
H7 : FDR memiliki pengaruh positif terhadap ROA
H8 : CAR berpengaruh signifikan terhadap ROA yang dimediasi oleh FDR
H9 : NPF berpengaruh signifikan terhadap ROA yang dimediasi oleh FDR.
H10: GWM berpengaruh Signifikan terhadap ROA yang dimediasi oleh FDR.
50
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pendekatan penelitian kuantitatif yaitu penelitian yang menggunakan data
yang dapat diukur dalam skala angka dengan menggunakan data skunder.
Periode yang digunakan adalah laporan tahun 2012-2016. Penelitian ini
menganalisa pengaruh variabel-variabel dalam rasio keuangan terhadap
profitabilitas bank umum syariah di Indonesia.
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas
obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh penelitian untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulan (Sugiyono, 2010:61). Dalam penelitian ini yang menjadi
populasi adalah Bank Umum Syariah yang tercatat pada Bank
Indonesia dari tahun 2012 – 2016 jumlahnya sebanyak 13 bank.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 2010:62). Dalam penelitian ini
teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik Purposive
sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan
51
tertentu (Sugiyono, 2010:68). Jadi dapat diartikan bahwa purposive
sampling adalah pengambilan sampel secara sengaja sesuai dengan
kriteria sampel yang diperlukan. Adapaun kriteria dalam pengambilan
sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Tabel 3. 1. Kriteria Sampel
Kriteria Sampel Ket
a. Bank yang akan diteliti adalah bank umum syariah yang ada
di indonesia 13
b. Bank yang akan diteliti adalah bank umum syariah yang
terdaftar di OJK dari tahun 2012-2016 13
c.
Bank yang akan diteliti memiliki laporan keuangan yang telah
di publikasikan di website resmi OJK atau dari website resmi
BUS dari tahun 2012-2016
11
d. Tersedianya rasio-rasio serta data keuangan lainnya pada
laporan yang telah adapada tahun 2012-2016 11
Berdasarkan kriteria sampel, maka dalam penelitian ini akan
menggunakan 11 bank umum syariah yang ada di indonesia sebagai
sampel yaitu:
Tabel 3. 2. Jumlah Sampel
No Nama Bank No Nama Bank
1 Bank Muamalat Indonesia 7 Bank Panin Syariah
2 Bank Victoria Syariah 8 Maybank Syariah
3 Bank Negara Indonesia Syariah 9 Bank Mandiri Syariah
4 Bank Bukopin Syariah 10 Bank Panin Syariah
5 Bank Central Asia Syariah 11 Bank Jabar Banten Syariah
6 Bank Rakyat Indonesia Syariah
Sumber:OJK 2017
C. Teknik Pengumpulan Data
Data dalam penelitian ini berupa data sekunder yang diperoleh dari
publikasi laporan keuangan perbankan syariah. Laporan keuangan tersebut
dapat diambil dari website resmi masing-masing bank dengan mengambil
52
beberapa variabel rasio keuangan yang di butuhkan dalam penelitian ini
yaitu Capital Adequacy Ratio, Non Performing Financing, Giro Wajib
Minimum, Financing to Deposit Ratio dan Return On Asset. selain itu
data-data penelitian ini juga berasal dari sumber-sumber yang relvan
antara lain jurnal, buku, dan website, dll. Dalam penggunaan teknik
pengumpulan data, peneliti memerlukan instrument yaitu alat bantu agar
pengerjaan pengumpulan data menjadi lebih mudah. Teknik pengumpulan
data dalam penelitian ini adalah
Dokumentasi Yaitu pengumpulan data dengan cara memepelajari
dokumen-dokumen atau arsip-arsip yang berkaitan dengan obyek
penelitian. Pengambilan data diperoleh melalui website resmi masing-
masing bank yang laporannya dipublikasikan peda periode 2012-2016,
data yang diambil berupa informasi laporan keuangan bank umum syariah
serta informasi lainnya yang menunjang penelitian.
D. Definisi Operasional
Definisi Operasional variabel adalah segala sesuatu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi
tentang data penelitian tersebut (Sugiyono, 2010). Berikut adalah definisi
operasional dari variabel yang diteliti:
53
Variabel Dependen (Y)
1. Return On Asset (ROA)
ROA merupakan Rasio ini digunakan untuk mengukur
kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan atau
laba secara keseluruhan (Dendawijaya, 2009:118).
Rasio ROA dapat dihitung dengan membandingan antara laba
bersih setelah pajak dengan total aktiva, rasio tersebut dapat
dirumuskan sebagai berikut (Dendawijaya, 2009:118)
Variabel Independen(X)
2. Capital Adequasy Ratio (CAR)
Capital adequacy ratio adalah rasio kinerja bank untuk
mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang
aktiva yang mengandung atau menghasilkan risiko, misalnya kredit
yang diberikan (Dendawiyaja, 2009:121).
Capital adequacy ratio (CAR) dihitung dengan cara
membandingkan antara modal bank (Modal inti + modal pelengkap)
dan total ATMR (ATMZ aktiva neraca + ATMR aktiva administratif).
Rasio tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut (Dendawijaya,
2009:41).
54
3. Non Performing Financing (NPF)
Non Performing Financing (NPF) adalah rasio antara
pembiayaan yang bermasalah dengan total pembiayaan yang
disalurkan oleh bank syariah (Suhartatik, 2013).
Secara sistematis Non Performing Financing (NPF) dapat
dirumuskan sebagai berikut: (Kasmir, 2003).
4. Giro Wajib Minimum (GWM)
Giro wajib minimum (GWM) atau Reserve Requirement adalah
suatu simpanan minimum yang wajib dipelihara dalam bentuk giro di
indonesia bagi semua bank (Dendawijaya, 2009:115).
Untuk dapat mengetahui besarnya GWM dapat menggunakan
perbandingan berikut (Dendawijaya, 2009:115)
Variabel Intervening (Z)
5. Financing to Deposit Ratio (FDR)
Financing to deposit ratio (FDR) sama dengan Loan to deposit
ratio (LDR) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
komposisi jumlah kredit yang diberikan dibandingkan dengan jumlah
55
dana masyarakat dari modal sendiri yang digunakan (Kasmir,
2014:225).
Besarnya LDR atau FDR dapat dihitung dengan rumus berikut
(Dendawijaya, 2009:146).
Definisi operasional dapat diringkas dalam tabel 3.1 berikut ini:
Tabel 3. 3. Definisi Operasional
No Variabel Definisi Variabel Pengukuran Skala
1
Return On
Asset (ROA)
Rasio yang
Membandingkan
antara laba bersih setelah pajak dengan
total aktiva
Rasio
2
Capital
Adequacy Ratio (CAR)
Rasio yang
membandingkan antara modal bank dan
total ATMR
Rasio
3
Non
Performing Financing
(NPF)
Rasio perbandingan
antara pembiayaan yang bermasalah
dengan total
pembiayaan
Rasio
4
Giro Wajib
Minimum
(GWM)
Rasio perbandingan
alat likid dengan dana
pihak ketiga Rasio
5
Financing to
Deposit
Ratio (FDR)
Rasio yang digunakan untuk mengukur
komposisi jumlah
kredit yang diberikan dibandingkan dengan
jumlah dana
masyarakat dari modal
sendiri yang digunakan
Rasio
Sumber : Dendawijaya dan kasmir
56
E. Teknik Analisis Data
Penelitian ini bertujuan untuk melihat penagruh hubungan antara
variabel-variabel independen terhadap variabel dependen dengana variabel
intervening. Sesuai dengan model yang dikembangkan dalam penelitian
ini maka teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
analisis jalur (Path analysis) yang merupakan perluasan dari analisis
regresi liner berganda, atau anlisis jalur adalah penggunaan analisis regresi
untuk menaksir hubungan kausalitas antar variabel (model causal) yang
telah ditetapkan sebelumnya berdasakan teori (Ghozali, 2013:249).
Disamping itu analisis jalur juga dapat mengukur hubungan langsung antar
variabel dalam model maupun hubungan tidak langsung antar variabel
dalam model. Model dalam penelitian ini dibagi menjadi dua substruktur
dengan persamaan strukturalnya yaitu:
FDR = β1CAR + β2NPF + β3GWM + e1 (1)
ROA = β4CAR + β5NPF + β6GWM + β7FDR + e2 (2)
Dimana:
FDR : Financing to Deposit Ratio
ROA : Return On Asset
CAR : Capital Adequacy Ratio
NPF : Non Performing Financing
GWM : Giro Wajib Minimum
β1-7 : Koefisien Standardized Regression
e1-2 : Error of Term atau variabel pengganggu
57
Standardized koefisien pada Substruktur 1 akan memberikan nilai
pengaruh tidak langsung variabel independen (CAR, NPF, GWM)
terhadap variabel dependen (ROA) melalui variabel intervening (FDR).
Sedangkan koefisien pada Substruktur 2 akan memberikan nilai pengaruh
langsung variabel independen (CAR, NPF, GWM) dan variabel
intervening (FDR) terhadap variabel dependen (ROA).
1. Sobel Test
Sobel test menghendaki asumsi jumlah sampel besar dan nilai
koefisien mediasi berdistribusi normal, tetapi asumsi ini telah banyak
dikritik. Menurut Bollen dan Stine (1990) pada sampel yang kecil
distribusi umumnya tidak normal, bahkan koefisien mediasi yang
merupakan hasil perkalian koefisien dua variabel biasanya distribusinya
menceng positif (positively skewed) sehingga symmetric confidence
interval berdasarkan pada asumsi normalitas akan menghasilkan
underpower test mediasi. Langkah awal untuk menguji pengaruh tidak
langsung adalah dengan menghitung standard error dari koefisien tidak
langsung (indirect effect) dan selanjutnya dihitung pula nilai t statistik dari
koefisien pengaruh mediasi tersebut dengan rumus sebagai berikut:
Sp2p3 =
Bersarkan hasil Sp2p3 ini dapat digunakan untuk menghitung t
statistik pengaruh mediasi Sebagai berikut :
t=
58
dimana,
Sp2p3 = Standar error koefisien indirect effect
p2 = Koefisien regresi pada kolom unstandardized coefficients untuk
pengaruh variabel independen terhadap variabel intervening
p3 = Koefisien regresi pada kolom unstandardized coefficients untuk
pengaruh variabel intervening terhadap variabel dependen
Sp2 = Standard error pada kolom unstandardized untuk pengaruh variabel
independen terhadap variabel intervening
Sp3 = Standard error pada kolom unstandardized untuk pengaruh variabel
intervening terhadap variabel dependen
t = Nilai statistik dari koefisien pengaruh mediasi
2. Uji Stasioneritas
Stasioner merupakan suatu kondisi data time series yang jika rata-
rata, varian dan covarian dari peubah-peubah tersebut seluruhnya tidak
dipengaruhi oleh waktu (Juanda dan Junaidi, 2012). Metode pengujian
stasioneritas dan akar unit yang akan digunakan disini adalah metode
Augmented Dickey Fuller (ADF) dan Phillips Perron (PP). Prosedur untuk
mengetahui data stasioner atau tidak dengan cara membandingkan antara
nilai statistik ADF atau PP dengan nilai kritis distribusi Mac Kinnon. Nilai
statistik ADF atau PP ditunjukkan oleh nilai t statistik. Jika nilai absolut
statistik ADF atau PP lebih besar dari nilai kritisnya, maka data yang
59
diamati menunjukkan stasioner dan jika sebaliknya nilai statistik ADF atau
PP lebih kecil dari nilai kritisnya maka data tidak stasioner. Model
persamaannya sebagai berikut:
ΔYt = a0 + γYt-1+ ∑ βΔYt-1+1+ et
Keterangan:
Y : variabel yang diamati
ΔYt : Yt – Yt-1
T : Trend waktu
3. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Multikolonieritas
Uji multikolonieritas ini bertujuan untuk menguji apakah terjadi
korelasi pada model regresi diantara variabel bebas (independen).
Multikolonieritas dapat dilihat dari nilai Tolerance dan Variance
Inflation Factor (VIF). Tolerance mengukur variabilitas variabel
independen yang dipilih yang tidak dijelaskan oleh variabel lainnya.
adapun nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tingi (karena
VIF=1/Tolerance). Nilai cutoff untuk melihat adanya multikolonieritas
adalah nilai tolerance , atau VIF (Ghazali, 2013).
b. Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi ini bertujuan untuk menguji apakah terdapat
korelasi antara kesalahan penganggu pada periode waktu observasi.
Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang
60
waktu yang berkaitan satu sama lainnya pada data runtut waktu (time
series) atau crossection.
Adapun pengujiannya dapat dilakukan dengan Uji Durbin-
Watson (DW test) dengan ketentuan adanya intercept (konstanta)
dalam model regresi dan tidak ada variabel lag diantara variabel
independen(Ghazali, 2013).
1) maka ditolak
2) maka tidak terdapat desicion
3) maka ditolak
4) maka tidak terdapat desicion
5) maka diterima
c. Uji Heteroskedastisitas
Dalam Ghozali Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji
apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari
residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika dalam satu
pengamatan ke pengamatan yang lain memiliki variansi dari residual
yang sama atau tetap, maka hal ini disebut dengan homokedastisitas.
Namun jika variansi berbeda, hal ini yang disebut dengan
heteroskedastisitas.
Heteroskedastisitas mencerminkan model regresi yang baik.
Model regresi tidak mengandung heteroskedastisitas jika tidak
61
terdapat satupun variabel independen yang signifikan secara statistik
yang mempengaruhi variabel dependen nilai LnU2i dimana terlihat
dari probabilitas signifikansinya di atas tingkat kepercayaan 5%
(Ghozali, 2013).
d. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal
atau tidak karena diketahui bahwa uji t dan F mengasumsikan bahwa
nilai residual mengikuti distribusi normal. Dan jika asumsi ini
dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampe
kecil (Ghozali, 2013:160).
Uji normalitas dapat dilakukan dengan uji statistik non-
parametrik Kolmogorov-Smirnov (KS). Uji ini dilakukan dengan
membuat hipotesis, dimana hipotesis yang dikemukakan adalah :
Ho : Data residual berdistribusi normal
Ha : Data residual tidak berdistribusi normal
4. Uji Hipotesis
a. Koefisien determinasi (R2)
Koefisien determinan ini digunakan untuk mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen.
Nilai R2 adalah nol atau satu. Adapun nilai R
2 yang kecil berarti
kemampuan variabel–variabel independen dalam menjelaskan variasi
variabel terbatas. Sedangkan nilai R2
yang mendekati satu berarti
62
variabel-variabel independen dapat memberikan informasi yang
dibutuhkanuntuk memprediksi variasi variabel dependen.
Nilai Adjusted R2
perlu digunakan dalam mengevaluasi model
regresi yang terbaik. Berbeda dengan nilai R2, nilai Adjusted R
2 ini
dapat naik turun apabila satu variabel independen ditambahkan ke
dalam model. Jika dalam uji empiris nilai Adjusted R2
adalah negatif,
maka nilainya dianggap nol. Secara matematis jika nilai R2 =1, maka
nilai Adjusted R2 = R
2 = 1. Sedangkan jika nilai R
2 = 0, maka nilai
Adjusted R2 =(1-k)/(n-k). Jika k > 1, maka nilai Adjusted R
2 akan
bernilai negatif (Ghozali, 2013).
b. Uji Signifikan Simultan (Uji Statistik F)
Uji statistik F digunakan untuk menguji apakah variabel
independen mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel
dependen. Uji F dilakukan dengan cara membandingkan nilai
dengan . Untuk mencar digunakan rumus sebagai berikut
(Ghazali, 2013):
: R = Koefisien korelasi ganda
k = Jumlah variabel independen
n = Jumlah anggota sampel
63
harga koefisien kemudian di bandingkan dengan pada
tingkat alpha yang ditetapkan yaitu 5%, dengan dk pembilang k, dan
dk penyebut (n-k-1). Kriteria ujinya adalah sebagai berikut:
Apabila > , maka H0 ditolak dan Ha diterima
Apabila < , maka H0 diterima dan Ha ditolak
c. Uji Signifikansi parameter individual (Uji Statistik t)
Uji signifikan t (t-test) digunakan untuk meguji koefisien secara
parsial dari variabel independen terhadap variabel dependen. Apakah
koefisien korelasi dapat digeneralisasikan (berlaku pada populasi
dimana sampel diambil) atau tidak. Uji t dilakukan dengan cara
membandingkan antara dengan . Adapun dapat
dicari dengan rumus (Ghazali, 2013):
Keterangan : r = Koefisien korelasi
n = Jumlah data
Menggunakan harga koefisien yang dibandingkan dengan
untuk tingkat alpha 5% dengan dk=(n-2) atau =
Kriteria ujinya adalah sebagai berikut:
Apabila > , maka H0 ditolak dan Ha diterima
Apabila < , maka H0 diterima dan Ha ditolak
64
BAB IV
ANALISIS DATA
A. Diskriptif Obyek Penelitian
Penelitian ini berjudul pengaruh capital adequacy ratio, non-
performing financing, giro wajib minimum dan financing to deposit ratio
terhadap return on asset dengan financing to deposit ratio sebagai
intervening study kasus pada Bank Umum Syariah yang terdapat di
indonesia periode 2012-2016. Dalam penelitian ini variable independen
adalah capital adequacy ratio, non-performing financing, giro wajib
minimum dan variable intervening financing to deposit ratio.
Data rasio keuangan sesuai periode penelitian yaitu tahun 2012-
2016, di dapat dari laporan tahunan perbankan syariah yang dipublikasikan
melalui website masing-masing bank. Kinerja bank berdasarkan rasio-rasio
keuangan (CAR, NPF, GWM, FDR dan ROA) yang disajikan oleh
masing-masing Bank.
B. Uji Stasioneritas
Tabel 4. 1. Hasil Pengujian Unit Root pada Level
Variabel ADF
Statistic
Nilai Kritis McKinnon Keterangan
1% 5% 10%
CAR -3.562510 -3.557472 -2.916566 -2.596116 Stasioner
NPF -6.431900 -3.557472 -2.916566 -2.596116 Stasioner
GWM -6.486424 -3.557472 -2.916566 -2.596116 Stasioner
FDR -5.693451 -3.557472 -2.916566 -2.596116 Stasioner
ROA -7.543398 -3.557472 -2.916566 -2.596116 Stasioner
Sumber :Data Sekunder yang diolah 2017
65
Pengujian Unit Root pada tingkat level menunjukkan bahwa data
sudah stasioner. Hal ini terlihat dari nilai absolut statistik ADF yang lebih
besar dari McKinnon Critical Value pada nilai kritis 1%, 5%, dan 10%.
Dengan demikian semua dapat dijelaskan bahwa seluruh variabel yang
akan diestimasi dalam penelitian ini telah stasioner pada tingkat yang sama
yaitu pada tingkat level.
Tabel 4. 2 Uji Unit Root
Variabel Prob
ADF Alpha 5% Keterangan
CAR 0.0099 0,05 Stasioner
NPF 0.0000 0,05 Stasioner
GWM 0.0000 0,05 Stasioner
FDR 0.0000 0,05 Stasioner
ROA 0.0000 0,05 Stasioner
Sumber :Data Sekunder yang diolah 2017
Pengujian Unit Root pada tingkat level menunjukkan bahwa data
sudah stasioner. Hal ini terlihat dari nilai Prob statistik ADF yang lebih
Kecil dari Alpha 0,05 McKinnon Dengan demikian semua dapat
dijelaskan bahwa seluruh variabel yang akan diestimasi dalam penelitian
ini telah stasioner pada tingkat yang sama yaitu pada tingkat level.
66
C. Uji Asumsi Klasik
1. Uji Multikolonieritas
Tabel 4. 3.
Uji Multikolonieritas Substruktur I
Model Collinearity
Statistics
Tolerance VIF
1
(Constant)
CAR ,867 1,154
NPF ,915 1,093
GWM ,944 1,059
Sumber :Data Sekunder yang diolah 2017
Pada hasil Uji Multikolonieritas Substruktur I
Menunjukkan nilai Tolerance untuk variabel CAR, NPF dan GWM
masing-masing sebesar 0,867, 0,915, dan 0,944. Nilai Tolerance
yang diperoleh pada variabel tersebut lebih dari 0,1 serta nilai VIF
untuk variabel CAR, NPF dan GWM yaitu masing-masing sebesar
1,154, 1,093 dan 1,059 dimana nilai VIF pada variabel tersebut
kurang dari 10. Berdasarkan nilai tersebut dapat disimpulkan
bahwa tidak terjadi gejala multikolonieritas pada model
substrukturI.
67
Tabel 4. 4.
Uji Multikolnieritas Substrukur II
Sumber :Data Sekunder yang diolah 2017
Pada hasil Uji Multikolonieritas Substruktur II Menunjukkan nilai
Tolerance untuk variabel CAR, NPF, GWM dan FDR masing-masing
sebesar 0,445, 0,913, 0,922 dan 0,449. Nilai Tolerance yang diperoleh
pada variabel tersebut lebih dari 0,1 serta nilai VIF untuk variabel CAR,
NPF, GWM dan FDR yaitu masing-masing sebesar 2,249, 1,095, 1,085
dan 2,230 dimana nilai VIF pada variabel tersebut kurang dari 10.
Berdasarkan nilai tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi gejala
multikolonieritas pada model substruktur II.
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1
(Constant)
CAR ,445 2,249
NPF ,913 1,095
GWM ,922 1,085
FDR ,449 2,230
68
2. Uji Autokorelasi
Tabel 4. 5. Uji Autokorelasi Substruktur I
Dari tabel 4.5 uji autokorelasi Substruktur I dengan jumlah
sampel 55 (n=55) dan jumlah variabel independen 3 (k=3), didapat
nilai Durbin-Watson (DW) hitung sebesar 1,830. Beasarnya DW tabel
untuk dl (batas bawah) = 1,490 dan DW tabel untuk du (batas atas) =
1,681. Besarnya nilai d-du (4 - 1,681= 2,319)
Nilai DW hitung 1,830 lebih besar dari batas atas (du)
1,681 dan kurang dari (4-du) 2,319 maka dapat disimpulkan bahwa
tidak ada auokorelasi pada model regresi substruktur I.
Tabel 4. 6. Uji Autokorelasi Substruktur II
Model Summaryb
Model R R
Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
Durbin-Watson
1 ,624a ,389 ,352 ,11108 1,830
a. Predictors: (Constant), GWM_1, NPF_1, CAR_1
b. Dependent Variable: FDR_1
Sumber :Data Sekunder yang diolah 2017
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
Durbin-
Watson
1 ,499a ,249 ,168 ,81258 1,824
a. Predictors: (Constant), FDR_2, NPF_2, GWM_2, CAR_2 b. Dependent Variable: ROA_2
Sumber :Data Sekunder yang diolah 2017
69
Dari tabel 4.6 uji autokorelasi Substruktur II dengan jumlah
sampel 55 (n=55) dan jumlah variabel independen 4 (k=4), didapat
nilai Durbin-Watson (DW) hitung sebesar 1,824. Beasarnya DW
tabel untuk dl (batas bawah) = 1,452 dan DW tabel untuk du (batas
atas) = 1,724. Besarnya nilai d-du (4 - 1,724 = 2,276).
Nilai DW hitung 1,830 lebih besar dari batas atas (du) 1,724
dan kurang dari (4-du) 2,276 maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada
auokorelasi pada model regresi substruktur II.
3. Uji Heteroskedastisitas
Tabel 4. 7.Uji Heteroskedastisitas Metode Park Substruktur I
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) -13,832 5,218 -2,651 ,011
LnCAR ,494 ,849 ,086 ,582 ,563
LnNPF ,137 ,291 ,066 ,470 ,641
LnGWM 3,807 3,246 ,169 1,173 ,246
a. Dependent Variable: LnRES_FDR1
Sumber :Data Sekunder yang diolah 2017
Berdasarkan Uji Park pada tabel 4.7. uji heteroskedasitisitas
terlihat bahwa nilai signifikan variabel independen CAR, NPF dan
GWM masing-masing sebesar 0,563, 0,642 dan 0,246. Nilai masing-
masing variabel tersebut lebih besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan
bahwa model regresi substruktur I tidak terjadi heteroskedastisitas.
70
Tabel 4. 8. Uji Heteroskedastisitas Metode Park Substuktur II
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) -3,004 9,114 -,330 ,743
LnCAR -,960 1,197 -,170 -,802 ,427
LnNPF -,291 ,406 -,133 -,717 ,477
LnGWM 2,809 3,379 ,138 ,831 ,410
LnFDR -,149 2,226 -,012 -,067 ,947
a. Dependent Variable: LnRES_ROA1
Sumber :Data Sekunder yang diolah 2017
Berdasarkan Uji Park pada tabel 4.8. uji heteroskedasitisitas
terlihat bahwa nilai signifikan variabel independen CAR, NPF, GWM
dan FDR masing-masing sebesar 0,427, 0,477, 0,410 dan 0,947. Nilai
masing-masing variabel tersebut lebih besar dari 0,05 maka dapat
disimpulkan bahwa model regresi substruktur II tidak terjadi
heteroskedastisitas.
4. Uji Normalitas
Tabel 4. 9. Uji Normalitas Substruktur I
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardize
d Residual
N 55
Normal Parametersa,b
Mean ,0000000
Std. Deviation 14,26598958
Most Extreme
Differences
Absolute ,124
Positive ,124
Negative -,123
Kolmogorov-Smirnov Z ,919
Asymp. Sig. (2-tailed) ,367
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber :Data Sekunder yang diolah 2017
71
Pada hasil uji dari statistik non-parametrik kolmogorov-
smirnov untuk substrukur I menyatakan koefisien Asymp.sig (2-
tailed) sebesar 0,367 sedangkan tingkat signifikansi yang digunakan
adalah 0,05. Hasil ini menunjukkan bahwa data yang digunakan
adalah data yang berdistribusi normal karena nilai Asymp.sig (2-
tailed) lebih besar dari 0,05 (0,367>0,05).
Tabel 4. 10. Uji Normalitas Substruktur II
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardize
d Residual
N 55
Normal Parametersa,b
Mean ,0000000
Std. Deviation 1,68149542
Most Extreme
Differences
Absolute ,147
Positive ,134
Negative -,147
Kolmogorov-Smirnov Z 1,093
Asymp. Sig. (2-tailed) ,183
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber :Data Sekunder yang diolah 2017
Pada hasil uji dari statistik non-parametrik kolmogorov-
smirnov untuk substrukur II menyatakan koefisien Asymp.sig (2-
tailed) sebesar 0,183 sedangkan tingkat signifikansi yang digunakan
adalah 0,05. Hasil ini menunjukkan bahwa data yang digunakan
adalah data yang berdistribusi normal karena nilai Asymp.sig (2-
tailed) lebih besar dari 0,05 (0,183>0,05).
72
D. Persamaan Regresi Linier Berganda
Regresi berganda digunakan untuk menjelaskan hubungan antara
variabel independen terhadap variabel dependen. Penelitian ini
menggunakan model persamaan regresi linier berganda yang disusun
untukmengetahui pengaruh CAR, NPF, GWM dan FDR terhadap ROA
dengan Intervenig FDR adalah sebagai berikut:
Substruktur I
1. Financing to Deposit Ratio (FDR)
= αo+ β1CAR + β2NPF +β3GWM + ε..............................................(1)
Substruktur II
2. Return on Asset (ROA)
= αo+ β4CAR + β5NPF +β6GWM + β7GWM + β8FDR + ε................(2)
Tabel 4. 11. Hasil Regresi Substruktur I
Sumber :Data Sekunder yang diolah 2017
Berdasarkan tabel 4.11. pada unstandardized coefficients Beta
diperoleh data sebagai berikut : nilai konstanta α = 53,546 dan koefisien
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 53,546 13,849 3,866 ,000
CAR 1,233 ,177 ,701 6,956 ,000
NPF ,093 ,284 ,032 ,327 ,745
GWM 2,953 2,644 ,108 1,117 ,269
a. Dependent Variable: FDR
73
regresi β1= 1,233, β2 = 0,093 dan β3 = 2,953. Berdasarkan data tersebut
diperoleh persamaan substruktur I sebagai berikut :
FDR = 53,546 +1,233CAR+0,093NPF+2,953GWM ....................(3)
Tabel 4. 12. Tabel Regresi Substruktur II
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) ,418 1,875 ,223 ,824
CAR -,003 ,029 -,010 -,098 ,922
NPF -,437 ,034 -,904 -12,934 ,000
GWM -,102 ,319 -,022 -,319 ,751
FDR ,028 ,017 ,168 1,680 ,099
a. Dependent Variable: ROA
Sumber :Data Sekunder yang diolah 2017
Berdasarkan tabel 4.12. pada unstandardized coefficients Beta
diperoleh data sebgai berikut : nilai konstanta α = 0.418 dan koefisien
regresi β4= -0,003, β5 = -0,437, β6 = -0,102 dan β7 = 0,028. Berdasarkan
data tersebut diperoleh persamaan substruktur I sebagai berikut :
ROA = 0,418 - 0,003CAR - 0,437NPF - 0,102GWM + 0,028FDR .....(4)
E. Uji Hipotesis
1. Koefisien Determinasi
Tabel 4. 13. Uji Koefisien Determinasi Substrukutr I
Model Summary
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 ,743a ,551 ,525 14,67958%
a. Predictors: (Constant), GWM, NPF, CAR
Sumber :Data Sekunder yang diolah 2017
74
Dari tabel 4.13 output SPSS substruktur I model Summary
besarnya Adjusted R Square adalah 0,525, hal ini berarti 52,5%
variabel FDR dapat dijelaskan oleh variabel independen GWM, NPF
dan CAR. Sedangan sisanya (100% - 52,5% = 47,5%) dijelaskan oleh
sebab-sebab yang lain diluar variabel independen.
Tabel 4. 14. Uji Koefisien Determinasi Substruktur II
Model Summary
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
1 ,881a ,777 ,759 1,74746%
a. Predictors: (Constant), FDR, NPF, GWM, CAR
Sumber :Data Sekunder yang diolah 2017
Dari tabel 4.14 output SPSS substruktur II model Summary
besarnya Adjusted R Square adalah 0,759, hal ini berarti 75,9%
variabel ROA dapat dijelaskan oleh variabel independen FDR, GWM,
NPF dan CAR. Sedangan sisanya (100% - 75,9% = 24,1%) dijelaskan
oleh sebab-sebab yang lain diluar variabel independen.
2. Uji Signifikansi Simultan (Uji F)
Tabel 4. 15. Uji F Subatruktur I
ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1
Regression 13513,801 3 4504,600 20,904 ,000b
Residual 10989,997 51 215,490
Total 24503,798 54 a. Dependent Variable: FDR b. Predictors: (Constant), GWM, NPF, CAR
Sumber :Data Sekunder yang diolah 2017
Dari Uji ANOVA atau F test untuk Substruktur I didapat nilai
hitung sebesar 20,904 dengan probabilitas 0,000. Karena probabilitas
jauh lebih kecil dari 0,05, maka model regresi dapat dapat digunakan
75
untuk meprediksi FDR atau dapat dikatakan bahwa GWM, NPF, dan
CAR secara bersama-sama berpengaruh terhadap FDR.
Tabel 4. 16. Uji F Substruktur II
Dari Uji ANOVA atau F test untuk Substruktur II didapat nilai
hitung sebesar 43,506 dengan probabilitas 0,000. Karena probabilitas
jauh lebih kecil dari 0,05, maka model regresi dapat dapat digunakan
untuk meprediksi ROA atau dapat dikatakan bahwa FDR, GWM, NPF,
dan CAR secara bersama-sama berpengaruh terhadap ROA.
3. Uji Signifikansi Parsial (Uji Statistik t)
Tabel 4. 17. Uji t Substuktur I
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 53,546 13,849 3,866 ,000
CAR 1,233 ,177 ,701 6,956 ,000
NPF ,093 ,284 ,032 ,327 ,745
GWM 2,953 2,644 ,108 1,117 ,269
a. Dependent Variable: FDR
Sumber :Data Sekunder yang diolah 2017
ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1
Regression 531,400 4 132,850 43,506 ,000b
Residual 152,681 50 3,054
Total 684,081 54 a. Dependent Variable: ROA b. Predictors: (Constant), FDR, NPF, GWM, CAR
Sumber :Data Sekunder yang diolah 2017
76
a. Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap Financing to
Deposit Ratio (FDR).
H0 : variabel Capital Adequacy Ratio tidak berpengaruh positif
terhadap variabel Fianancing to deposit ratio.
H1 : variabel Capital Adequacy Ratio berpengaruh positif
terhadap variabel financing to deposit ratio.
Berdasarkan tabel 4.17 ditunjukkan hasil pengujian parsial
(uji t) antara variabel CAR terhadap FDR dengan koefisien regresi
sebesar 1,233, sedangkan nilai probabilitas sebesar 0,000 lebih
kecil dari 0,05. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa CAR
berpengaruh terhadap FDR, sehingga hipotesis pertama yang
menyatakan (H1) dinyatakan diterima.
b. Pengaruh Non-performing financing (NPF) terhadap financing
to depositratio (FDR)
H0 : Variabel Non-performing financing tidak berpengaruh negatif
terhadap variabel Financing to deposit ratio.
H2 : Variabel Non-performing financing berpengaruh negatif
terhadap variabel financing to deposit ratio.
Berdasarkan tabel 4.17 ditunjukkan hasil pengujian parsial
(uji t) antara variabel NPF terhadap FDR dengan koefisien regresi
sebesar 0,093, sedangkan nilai probabilitas sebesar 0,745 lebih
besar dari 0,05. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa NPF
77
tidak berpengaruh terhadap FDR, sehingga hipotesis kedua (H2)
dinyatakan ditolak.
c. Pengaruh giro wajib minimum (GWM) terhadap financing to
depositratio (FDR)
H0 : Variabel giro wajib minimum tidak berpengaruh negatif
terhadap variabel financing to deposit ratio.
H3 : Variabel giro wajib minimum berpengaruh negatif terhadap
variabel financing to deposit ratio.
Berdasarkan tabel 4.17 ditunjukkan hasil pengujian parsial
(uji t) antara variabel GWM terhadap FDR dengan koefisien
regresi sebesar 2,953, sedangkan nilai probabilitas sebesar 0,269
lebih besar dari 0,05. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa
GWM tidak berpengaruh terhadap FDR, sehingga hipotesis ketiga
(H3) dinyatakan ditolak.
Tabel 4. 18.Uji t Substruktur II
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) ,418 1,875 ,223 ,824
CAR -,003 ,029 -,010 -,098 ,922
NPF -,437 ,034 -,904 -12,934 ,000
GWM -,102 ,319 -,022 -,319 ,751
FDR ,028 ,017 ,168 1,680 ,099
a. Dependent Variable: ROA
Sumber :Data Sekunder yang diolah 2017
78
d. Pengaruh capital adequacy ratio (CAR) terhadap return on
asset (ROA)
H0 : Variabel capital adequacy ratio (CAR) tidak berpengaruh
positif terhadap variabel return on asset (ROA)
H4 : Variabel capital adequacy ratio (CAR) berpengaruh positif
terhadap variabel return on asset (ROA)
Berdasarkan tabel 4.18 ditunjukkan hasil pengujian parsial
(uji t) antara variabel CAR terhadap ROA dengan koefisien regresi
sebesar -0,003, sedangkan nilai probabilitas sebesar 0,992 lebih
besar dari 0,05. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa CAR
tidak berpengaruh terhadap ROA, sehingga hipotesis keemapat
(H4) dinyatakan ditolak.
e. Pengaruh Non-performning financing (NPF) terhadap return
on asset (ROA)
H0 : Variabel Non-performning financing (NPF) tidak berpengaruh
negatif terhadap variabel return on asset (ROA)
H5 : Variabel Non-performning financing (NPF) berpengaruh
negatif terhadap variabel return on asset (ROA)
Berdasarkan tabel 4.18. ditunjukkan hasil pengujian parsial
(uji t) antara variabel NPF terhadap ROA dengan koefisien regresi
sebesar -0,437, sedangkan nilai probabilitas sebesar 0,000 lebih
kecil dari 0,05. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa NPF
79
berpengaruh terhadap ROA, sehingga hipotesis kelima (H5)
dinyatakan diterima.
f. Pengaruh Giro Wajib Minimum (GWM) terhadap return on
asset (ROA)
H0 : Variabel giro wajib minimum (GWM) tidak berpengaruh
negatif terhadap variabel return on asset (ROA)
H6 : Variabel giro wajib minimum (GWM) berpengaruh negatif
terhadap variabel return on asset (ROA)
Berdasarkan tabel 4.18 ditunjukkan hasil pengujian parsial
(uji t) antara variabel GWM terhadap ROA dengan koefisien
regresi sebesar -0,102, sedangkan nilai probabilitas sebesar 0,751
lebih besar dari 0,05. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa
GWM tidak berpengaruh terhadap ROA, sehingga hipotesis
keenam (H6) dinyatakan ditolak.
g. Pengaruh financing to deposit ratio (FDR) terhadap return on
asset (ROA)
H0 : Variabel financing to deposit ratio (FDR) tidak berpengaruh
positif terhadap variabel return on asset (ROA)
H7 : Variabel financing to deposit ratio (FDR) berpengaruh positif
terhadap variabel return on asset (ROA)
Berdasarkan tabel 4.18 ditunjukkan hasil pengujian parsial
(uji t) antara variabel FDR terhadap ROA dengan koefisien regresi
sebesar 0,028, sedangkan nilai probabilitas sebesar 0,099 lebih
80
besar dari 0,05. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa FDR
tidak berpengaruh terhadap ROA, sehingga hipotesis ketujuh (H7)
dinyatakan ditolak.
F. Analisis Jalur(Path Analysis)
Berdasarkan tabel 4.17 dan 4.18 dapat dilakukan uji analisis jalur,
Analisis jalur yaitu menunjukkan bahwa variabel independen dapat
berpengaruh langsung ke variabel dependen dan dapat juga berpengaruh
tidak langsung ke variabel dependen melalui variabel intervening.
Besarnya pengaruh tidak langsung dalam penelitian ini dapat dihitung sbb
1. Pengaruh CAR ke FDR ke ROA (p2xp3)= 1,233 x 0,028 = 0,034524
Pengaruh mediasi yang ditunjukan dari perkalian tersebut signifikan
atau tidak dapat dilakukan dengan uji sobel test sebagai berikut:
Hitung standar eror dari koefisien indirect effect (Sp2p3)
Sp2p3 =
=
= 0,021748093
Bersarkan hasil Sp2p3 ini dapat digunakan untuk menghitung t
statistik pengaruh mediasi Sebagai berikut :
t= = = 1,58745
2. Pengaruh NPF ke FDR ke ROA (p2xp3)= 0,093 x 0,028 = 0,002604
Pengaruh mediasi yang ditunjukan dari perkalian tersebut signifikan
atau tidak dapat dilakukan dengan uji sobel test sebagai berikut:
81
Hitung standar eror dari koefisien indirect effect (Sp2p3)
Sp2p3 =
=
= 0,009436284
Bersarkan hasil Sp2p3 ini dapat digunakan untuk menghitung t
statistik pengaruh mediasi Sebagai berikut :
t= = = 0,275956
3. Pengaruh GWM ke FDR ke ROA (p2xp3)= 2,953 x 0,028 = 0,082684
Pengaruh mediasi yang ditunjukan dari perkalian tersebut signifikan
atau tidak dapat dilakukan dengan uji sobel test sebagai berikut:
Hitung standar eror dari koefisien indirect effect (Sp2p3)
Sp2p3 =
=
= 0,100105945
Bersarkan hasil Sp2p3 ini dapat digunakan untuk menghitung t
statistik pengaruh mediasi Sebagai berikut :
t= = = 0,092438453
Hasil Uji Sobel diatas kemudian di bandingankan dengan t tabel
untuk menguji apakah hasil analisis jalur tersebut berpengaruh signifikan
atau tidak. Jika t hitung kurang dari t tabel maka model tidak berpengaruh
82
signifikan dan apabila t hitung lebih besar dari t tabel model berpengaruh
signifikan. Dibawah ini tabel hasil uji sobel pada analisis jalur.
Tabel 4. 19. Hasil Regresi pada Path Analysis Uji Sobel
Model Koefisien Uji Sobel Test
(t hitung) t tabel Keteranagan
CAR ke FDR ke
ROA 0,034524 1,58745 2,0066
Tidak
Signifikan
NPF ke FDR ke
ROA 0,002604 0,275956 2,0066
Tidak
signifikan
GWM ke FDR ke
ROA 0,082684 0,825965 2,0066
Tidak
signifikan
Sumber :Data Sekunder yang diolah 2017
1. Pengaruh capital adequacy ratio (CAR) terhadap return on asset
(ROA) yang dimediasi financing to deposit ratio (FDR).
H0 : Capital adequacy ratio (CAR) tidak berpengaruh signifikan
terhadap return on asset (ROA) yang dimediasi oleh financing to
deposit ratio (FDR)
H8 : Capital adequacy ratio (CAR) berpengaruh signifikan terhadap
return on asset (ROA) yang dimediasi oleh financing to deposit ratio
(FDR)
Berdasarkan tabel 4.19 ditunjukkan hasil pengujian sobel test
antara variabel CAR terhadap ROA yang dimediasi oleh FDR dengan
koefisien sebesar 0,034524, sedangkan nilai t hitung 1,58745 kurang
dari t tabel 2,0066. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa CAR
terhadap ROA yang dimediasi oleh FDR tidak berpengaruh signifikan,
sehingga hipotesis kedelapan (H8) dinyatakan ditolak
83
2. Pengaruh non-performing Financing (NPF) terhadap return on
asset (ROA) yang dimediasi financing to deposit ratio (FDR).
H0 : non-performing financing (NPF) tidak berpengaruh signifikan
terhadap return on asset (ROA) yang dimediasi oleh financing to
deposit ratio (FDR)
H9 : non-performing financing (NPF) berpengaruh signifikan terhadap
return on asset (ROA) yang dimediasi oleh financing to deposit ratio
(FDR)
Berdasarkan tabel 4.19 ditunjukkan hasil pengujian sobel test
antara variabel NPF terhadap ROA yang dimediasi oleh FDR dengan
koefisien sebesar 0,002604, sedangkan nilai t hitung sebesar 0,275956
kurang dari t tabel 2,0066. Dengan demikian, dapat disimpulkan
bahwa NPF terhadap ROA yang dimediasi oleh FDR tidak
berpengaruh signifikan, sehingga hipotesis kesembilan (H9)
dinyatakan ditolak
3. Pengaruh Giro wajib minimum (GWM) terhadap return on asset
(ROA) yang dimediasi financing to deposit ratio (FDR).
H0 : giro wajib minimum (GWM) tidak berpengaruh signifikan
terhadap return on asset (ROA) yang dimediasi oleh financing to
deposit ratio (FDR)
H10 : giro wajib minimum (GWM) berpengaruh signifikan terhadap
return on asset (ROA) yang dimediasi oleh financing to deposit ratio
(FDR).
84
Berdasarkan tabel 4.19 ditunjukkan hasil pengujian sobel test
antara variabel GWM terhadap ROA yang dimediasi oleh FDR dengan
koefisien sebesar 0,082684, sedangkan nilai t hitung 0,825965 lebih
kecil dari t tabel 2,0066. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa
GWM terhadap ROA yang dimediasi oleh FDR tidak berpengaruh
signifikan, sehingga hipotesis kesepuluh (H10) dinyatakan ditolak.
Tabel 4. 20. Hasil Uji Hipotesis
No Hipotesis Kesimpulan
1 H1 : CAR memiliki pengaruh positif terhadap FDR Diterima
2 H2 : NPF memiliki pengaruh negatif terhadap FDR Ditolak
3 H3 : GWM memiliki pengaruh negatif terhadap
FDR
Ditolak
4 H4 : CAR memiliki pengaruh positif terhadap ROA Ditolak
5 H5 : NPF memeiliki pengaruh negatif terhadap
ROA
Diterima
6 H6 : GWM memiliki pengaruh negatif terhadap
ROA
Ditolak
7 H7 : FDR memiliki pengaruh positif terhadap ROA Ditolak
8 H8 : CAR berpengaruh signifikan terhadap ROA
yang dimediasi oleh FDR
Ditolak
9 H9 : NPF berpengaruh signifikan terhadap ROA
yang dimediasi oleh FDR
Ditolak
10 H10 : GWM berpengaruh Signifikan terhadap ROA
yang dimediasi oleh FDR
Ditolak
G. Pembahasan
1. Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap Financing to
Deposit Ratio (FDR).
Berdasarkan analisis dan pengujian data yang dilakukan dalam
penelitian ini antara variabel CAR terhadap FDR dengan koefisien
regresi sebesar 1,233 kearah positif hal ini menunjukan CAR memiliki
pengaruh positif terhadap FDR, sedangkan nilai probabilitas sebesar
85
0,000 lebih kecil dari 0,05. Dengan demikian, dapat disimpulkan
bahwa CAR berpengaruh signifikan terhadap terhadap FDR. Hal ini
menyatakan bahwa setiap penambahan CAR sebesar 1% akan
meningkatkan FDR sebesar 1,233% dengan asumsi faktor lain konstan.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Buchory (2014), dan Ambarita (2015).
Hal ini dikarenakan dengan modal yang besar maka suatu bank
dapat menyalurkan kredit lebih banyak, sejalan dengan kredit yang
meningkat maka akan meningkatkan FDR itu sendiri (Ambarita,
2015).
2. Pengaruh Non-Performig Financing (NPF) terhadap Financing to
Deposit Ratio (FDR).
Berdasarkan analisis dan pengujian data yang dilakukan dalam
penelitian ini antara variabel NPF terhadap FDR dengan koefisien
regresi sebesar 0,093 kearah positif hal ini menunjukan NPF memiliki
pengaruh positif terhadap FDR, sedangkan nilai probabilitas sebesar
0,745 lebih besar dari 0,05. Dengan demikian, dapat disimpulkan
bahwa NPF tidak berpengaruh signifikan terhadap terhadap FDR. Hal
ini menyatakan bahwa setiap kenaikan NPF tidak serta merta diikuti
oleh kenaikan FDR. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Irawan (2014), dan Syahnur (2014)
Hal ini dikarenakan perbankan dalam aktifitas penyalurkan
kredit/pembiayaan lebih memilih kredit/pembiayaan tanpa terpengaruh
86
suku bunga kredit yang ditetapkan. Hal tersebut juga mengindikasikan
bahwa iklim investasi atau usaha di Indonesia telah mampu
mendukung penyaluran kredit atau pembiayaan perbankan (Irawan,
2014).
3. Pengaruh Giro Wajib Minimum (GWM) terhadap Financing to
Deposit Ratio (FDR).
Berdasarkan analisis dan pengujian data yang dilakukan dalam
penelitian ini antara variabel GWM terhadap FDR dengan koefisien
regresi sebesar 2,953 kearah positif hal ini menunjukan GWM
memiliki pengaruh positif terhadap FDR, sedangkan nilai probabilitas
sebesar 0,269 lebih besar dari 0,05. Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa GWM tidak berpengaruh signifikan terhadap
terhadap FDR. Hal ini menyatakan bahwa setiap kenaikan GWM tidak
serta merta diikuti oleh kenaikan FDR. Hasil penelitian ini sejalan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Yoel (2016).
Hal ini dikarenakan GWM yang dibayarkan oleh bank masih
sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia. Sehingga GWM yang
dibayarkan oleh bank tidak mempengaruhi FDR yang dikeluarkan oleh
bank.
4. Pengaruh terhadap Capital Adequacy Ratio (CAR) Return on Asset
(ROA).
Berdasarkan analisis dan pengujian data yang dilakukan dalam
penelitian ini antara variabel CAR terhadap ROA dengan koefisien
87
regresi sebesar -0,003 kearah negatif hal ini menunjukan CAR
memiliki pengaruh negatif terhadap FDR, sedangkan nilai probabilitas
sebesar 0,922 lebih besar dari 0,05. Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa CAR tidak berpengaruh signifikan terhadap
terhadap ROA. Hal ini menyatakan bahwa setiap penambahan CAR
sebesar 1% akan meninurukan ROA sebesar 0,003% dengan asumsi
faktor lain konstan meski. Hasil penelitian ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh musyarofatun (2013) dan dipura
(2016).
Modal adalah faktor penggerak utama pengembangan usaha
bisnis, dengan demikian semakin besar CAR maka semakin tinggi
profitabilitas yang dimiliki bank. Namun terjadi perbedaan pada hasil
penelitian ini, bahwa variabel CAR berpengaruh negatif tidak
signifikan terhadap profitabilitas, hal ini disebabkan bank lebih
cenderung untuk menginvestasikan dananya dengan hati-hati dan lebih
menekankan pada survival (Dipura,2016).
5. Pengaruh Non-Performig Financing (NPF) terhadap Return on
Asset (ROA).
Berdasarkan analisis dan pengujian data yang dilakukan dalam
penelitian ini antara variabel NPF terhadap ROA dengan koefisien
regresi sebesar -0,437 kearah negatif hal ini menunjukan CAR
memiliki pengaruh negatif terhadap FDR, sedangkan nilai probabilitas
sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05. Dengan demikian, dapat
88
disimpulkan bahwa NPF berpengaruh signifikan terhadap terhadap
ROA. Hal ini menyatakan bahwa setiap penambahan NPF sebesar 1%
akan menurunkan ROA sebesar 0,437% dengan asumsi faktor lain
konstan meski. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Dipura (2016), Mulatsih (2014), Sabir (2012) dan
Musyarofatun (2013 dan Ummah (2015).
Pengaruh negatif yang ditunjukkan oleh NPF mengindikasikan
bahwa semakin tinggi kredit macet dalam pengelolaan kredit bank
yang ditunjukkan dalam NPF maka akan menurunkan tingkat
pendapatan bank yang tercermin melalui ROA. Bank harus
mencadangkan labanya untuk meng-cover adanya kerugian atas kredit,
sehingga akan mengurangi laba bersih bank (Dipura,2016).
6. Pengaruh Giro Wajib Minimum (GWM) terhadap Return on Asset
(ROA).
Berdasarkan analisis dan pengujian data yang dilakukan dalam
penelitian ini antara variabel GWM terhadap ROA dengan koefisien
regresi sebesar -0,102 kearah negatif hal ini menunjukan GWM
memiliki pengaruh negatif terhadap ROA, sedangkan nilai probabilitas
sebesar 0,751 lebih besar dari 0,05. Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa GWM tidak berpengaruh signifikan terhadap
terhadap ROA. Hal ini menyatakan bahwa setiap kenaikan GWM tidak
serta merta diikuti oleh kenaikan ROA. Hasil penelitian ini sejalan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Dipura (2016)
89
Hal ini dikarenakan aturan yang ketat mengenai GWM menjadi
suatu tekanan bagi perbankan karena aturan ini menyebabkan
perbankan harus menyimpan dananya dalam bentuk Saldo Giro pada
BI sehingga menjadi adanya aktiva yang tidak menghasilkan sebesar
GWM utama yakni 5% dari Dana Pihak Ketiga sehingga dari dana
yang tidak produktif ini menimbulkan cost of fund yang tentu saja akan
mengurangi pendapatan bank (Dipura,2016).
7. Pengaruh Financing to Deposit Ratio (FDR) terhadap Return on
Asset (ROA).
Berdasarkan analisis dan pengujian data yang dilakukan dalam
penelitian ini antara variabel FDR terhadap ROA dengan koefisien
regresi sebesar 0,028 kearah positif hal ini menunjukan GWM
memiliki pengaruh positif terhadap ROA, sedangkan nilai probabilitas
sebesar 0,099 lebih besar dari 0,05. Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa FDR tidak berpengaruh signifikan terhadap
terhadap ROA. Hal ini menyatakan bahwa setiap kenaikan FDR tidak
serta merta diikuti oleh kenaikan ROA. Hasil penelitian ini sejalan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Darmawan,dkk (2014)
Hal ini disebabkan tingginya biaya operasional yang ditanggung
oleh bank, sehingga walaupun dana yang diterima oleh bank cukup tinggi,
namun bank juga harus mempergunakan dana tersebut untuk membiaya
kegiatan operasionalnya, yang menyebabkan turunnya kemampuan bank
dalam mengahsilkan laba (Darmawan,dkk, 2014).
90
8. Pengaruh capital adequacy ratio (CAR) terhadap return on asset
(ROA) yang dimediasi oleh financing to deposit ratio (FDR).
Berdasarkan analisis jalur dan uji sobel menunjukkan bahwa
FDR tidak mampu memediasi pengaruh CAR terhadap ROA hal ini
dibuktikan dengan nilai koefisien regresi tidak langsung sebesar
0,034524 lebih besar dari koefisien regresi langsung sebesar -0,003
(0,034524>-0,003) dan nilai t-hitung 1,58745 kurang dari t-tabel
(1,58745<2,0066) yang menyatakan bahwa FDR memediasi CAR
terhadap ROA tidak signifikan. Penlitian sebelumnya antara CAR
terhadap ROA berpengaruh negatif tidak signifikan dan berpengaruh
positif signifikan antara CAR terhadap FDR hasil penelitian ini sejalan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Musyarofatun (2013), Buchory
(2014) dan Ambarita (2015).
Hal ini dikarenakan bank yang memiliki FDR yang tinggi
mampu menyalurkan dana pihak ketiga dalam bentuk kredit. Kredit
yang disalurkan oleh bank memberikan pendapatan bunga yang
selanjutnya akan meningkatkan ROA bank.
9. Pengaruh non-performing financing (NPF) terhadap return on
asset (ROA) yang dimediasi oleh financing to deposit ratio (FDR).
Berdasarkan analisis jalur dan uji sobel menunjukkan bahwa
FDR tidak mampu memediasi pengaruh NPF terhadap ROA hal ini
dibuktikan dengan nilai koefisien regresi tidak langsung sebesar
0,002604 lebih besar dari koefisien regresi langsung sebesar -0,437
91
(0,002604>-0,437) dan nilai t-hitung 0,0275956 kurang dari t-tabel
(0,0275956<2,0066) hipotesis ditolak atau tidak berpengaruh
signifikan. hasil penelitian sebelumnya antara NPF terhadap ROA
berpengaruh negatif signifikan dan positif tidak signifikan antara NPF
terhadap FDR. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
oleh Dipura (2016), Mulatsih (2014), Sabir (2012) Musyarofatun
(2013 dan Ummah (2015), Irawan (2014), Syahnur (2014).
Pengaruh negatif yang ditunjukkan oleh NPF mengindikasikan
bahwa semakin tinggi kredit macet dalam pengelolaan kredit bank
yang ditunjukkan dalam NPF maka akan menurunkan tingkat
pendapatan bank yang tercermin melalui ROA. Bank harus
mencadangkan labanya untuk meng-cover adanya kerugian atas kredit,
sehingga akan mengurangi laba bersih bank (dipura,2016). Sedangkan
pengaruh positif antara NPF terhadap FDR dikarenakan perbankan
dalam aktifitas penyalurkan kredit/pembiayaan lebih memilih
kredit/pembiayaan tanpa terpengaruh suku bunga kredit yang
ditetapkan. Hal tersebut juga mengindikasikan bahwa iklim investasi
atau usaha di Indonesia telah mampu mendukung penyaluran kredit
atau pembiayaan perbankan (Irawan, 2014).
10. Pengaruh giro wajib minimum (GWM) terhadap return on asset
(ROA) yang dimediasi oleh financing to deposit ratio (FDR).
Berdasarkan analisis jalur dan uji sobel, FDR tidak mampu
memediasi pengaruh GWM terhadap ROA hal ini dibuktikan dengan
92
nilai koefisien regresi tidak langsung sebesar 0,082684 lebih besar dari
koefisien regresi langsung sebesar -0,102 (0,082684>-0,102) dan nilai
t-hitung 0,825965 kurang dari t-tabel (0,825965<2,0066) hipotesis
ditolak atau tidak berpengaruh signifikan. Penelitian sebelumnya
antara GWM terhadap ROA berpengaruh negatif tidak signifikan dan
positif tidak signifikan antara GWM terhadap FDR. penelitian ini
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Dipura (2016) dan Yoel
(2016).
Pengaruh Negatif dikarenakan aturan yang ketat mengenai
GWM menjadi suatu tekanan bagi perbankan karena aturan ini
menyebabkan perbankan harus menyimpan dananya dalam bentuk
Saldo Giro pada BI sehingga menjadi adanya aktiva yang tidak
menghasilkan sebesar GWM utama yakni 5% dari Dana Pihak Ketiga
sehingga dari dana yang tidak produktif ini menimbulkan cost of fund
yang tentu saja akan mengurangi pendapatan bank (dipura,2016).
Sedangakan pengaruh positif dikarenakan giro yang dibayarkan bank
ke BI masih sesuai dengan aturan yang dikeluarkan sehingga
pembiayaan/kredit dari dana pihak ketiga masih dapat disalurkan
secara optimal.
93
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan melalui tahap
pengumpulan data, pengolahan data analisis data mengenai pengaruh
capital adequacy ratio (CAR), non-performing financing (NPF), giro
wajib minimum (GWM) dan financing to deposit ratio (FDR) terhadap
return on asset (ROA) dengan financing to deposit ratio (FDR) sebagai
variabel intervening pada bank umum syariah diindonesia tahun 2012-
2016, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa:
1. Berdasarkan Uji Simultan (Uji F), variabel CAR, NPF dan GWM
memiliki pengaruh positif signifikan terhadap FDR. Sedangkan Uji
parsial (Uji t), didapat hasil bahwa CAR berpengaruh positif
signifikan terhadap FDR. NPF berpengaruh positif tidak signifikan
terhadap FDR. Dan GWM berpengaruh positif tidak signifikan
terhadap FDR.
2. Berdasarkan Uji simultan (Uji F) variabel CAR, NPF, GWM dan FDR
memiliki pengaruh positif signifikan terhadap ROA. Sedangkan Uji
parsial (Uji t) didapat bahwa CAR berpengaruh negatif tidak
signifikan terhadap ROA. NPF berpengaruh negatif signifikan
terhadap ROA. GWM berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap
ROA. Dan FDR berpengaruh positif tidak signifikan terhadap ROA.
94
3. Dari uji Path Analyisis dan uji sobel, Didapat didapat hasil bahawa
variabel FDR tidak mampu memediasi secara signifikan pengaruh
CAR, NPF dan GWM terhadap ROA.
B. Saran
Saran untuk penelitian selanjutnya :
1. Menambah jumlah sampel penelitian yang tidak hanya terbatas pada
bank umum syariah yang ada diIndonesia, melainkan dapat
menambahkan jenis bank lainnya seperti bank pembangunan daerah
(BPD), bank konvensional, BPRS dan yang lainnya yang terdaftar di
Bank Indonesia dan atau Otoritas Jasa Keuangan.
2. Menambah jumlah tahun periode penelitian tidak hanya 5 tahun saja.
3. Menggunakan variabel kesehatan bank lainnya dan juga menambah
dengan variabel makro ekonomi, sehingga akan diperoleh gambaran
perbandingan yang lebih baik tentang kondisi perbankan nasional
serta usahanya dalam memenuhi rentangan nilai Return on asset
optimal yang telah ditentukan oleh Bank Indonesia.
4. Bisa Menggunakan variabel moderating untuk mengetahui
perbandingan anatara variabel intervening dalam penelitian
selanjutnya.
95
DAFTAR PUSTAKA
BUKU
Darmawi, H. (2011). Manajemen Perbankan. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Dendawijaya, L. (2009). Manajemen Perbakan (2 ed.). Jakarta: Ghalia Indonesia.
Ghozali, I. (2013). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS 21 (7
ed.). Semarang: Badan Penerbit UNDIP.
Kasmir. (2014). Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Rajawali Pres.
Sugiyono. (2010). Statistik Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Yudiana, F. E. (2014). Manajemen Pembiayaan Bank Syariah. Salatiga: STAIN
Salatiga Press.
JURNAL DAN SKRIPSI
Abimanyu, Y. (2016). Analisa Pengaruh BI Rate, Kurs, IDR/USD, PDB dan
GWM terhadap LDR Bank Konvensional Yang Terdaftar Pada BEI.
Yogyakarta: Skripsi UNY.
Agustina, & Wijaya, A. (2015). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Loan
Deposit Ratio Bank Swasta Nasional di Bank Indonesia. Jurnal Wira
Ekonomi Mikroskil , 3(2).
Aini, N. (2013). Pengaruh CAR, NIM, LDR, BOPO dan KAP terhadap Perubahan
Laba (Studi Empiris pada Perusahaan Perbankan yang terdaftar di BEI
tahun 2009-2011). Jurnal Dinamika Akuntansi Keuangan dan
Perbankan, 2(1).
Ambarita, M. N. (2015). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Loan to Deposit
Ratio (LDR) Bank Umum di Indonesia Periode 2009-2013. Economics
Development Analysis Journal (EDAJ) , 4(3).
Barus, A. C., & Sulistiya, D. (2011). Hubungan Efisiensi Operasional dengan
Kinerja Profitabilitas pada Sektor Perbankan Go Public di Bursa Efek
Indonesia. JurnalWira Ekonomi Mikroskil , 1(2).
Buchory, H. A. (2014). Analysis of the Effect of Capital, Credit Risk and
Profitability to Implementation Banking Intermediation Function.
Internasional Journal of Business Economics and Law , 4 (1).
96
Defri. (2012). Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Likuiditas dan Efisiensi
Operasional Terhadap Profitabilitas Perusahaan Perbankan yang
Terdaftar di BEI. Jurnal Manajemen , 1 (1).
Dewi, K. A., Sinarwati, N. K., & Darmawan, N. A. (2014). Pengaruh Capital
Adequacy Ratio (CAR), Loan to Deposit Ratio (LDR), dan Perbandingan
BIaya Operasional dengan Pendapatan Operasional (BOPO) trehadap
Return on Asset (ROA) pada Bank Umum yang Terdaftar di BEI tahun
2008-2012. Jurnal Akuntansi , 2 (1).
Dipura, F. S., & Hartomo, D. D. (2016). Faktor Internal dan Kinerja Perbankan.
Jurnal Bisnis dan Manajemen , 16 (2).
Hakim, N., & Rafsanjani, H. (2016). Pengaruh Internal Capital Adequacy Ratio
(CAR), Financing to Deposit Ratio (FDR), dan Biaya Operasional per
Pendapatan Operasional (BOPO) dalam Pengingkatan Profitabilitas
Industri Bank Syariah diindonesia. Jurnal Aplikasi Manajemen (JAM) ,
14 (1).
Handayani, I. A., & Putra, I. W. (2016). Pengaruh Risk, Legal Reserve
Requirement, dan Firm Size Pada Profitabilitas Perbankan. E-Jurnal
Akuntansi Unuversitas Udayana , 14 (2).
Heryanto, Eric. (2013). Analisis Perbandingan Kredit Macet Antara Pebankan
Syariah dengan Perbankan Konvensional. Jakart: Skripsi Universitas
Gunadarma.
Irawan, L. N. (2010). Tinjauan Terhadap Fungsi dan Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Perbankan Nasional. Trikonomika , 9 (2).
Marlinah, Aan. (2014). Pengaruh Kebijakan Modal Kerja dan Faktor Lainnya
terhadap Profitabilitas Perusahaan Manufaktur. Jurnal Bisnis dan
Akuntansi, 16 (2).
Mokoagow, S. W., & Fuady, M. (2015). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Profitabilitas Bank Umum Syariah di Indonesia. Jurnal EBANK , 6 (1).
Mulatsih. (2014). Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Tingkat Kinerja Pada Bank
Pembangunan Daerah. Jurnal Etikonomi , 13 (2).
Musyarofatun, L. D. (2013). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Bank
Perkreditan Rakyat di Kabupaten Magelang. Accounting Analysis
Journal , 2 (1).
Mutia, R., Masbar, R., & Syahnur, S. (2014). Analisis Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Fungsi Intermediasi Bank Umum di Kota Banda Aceh.
Jurnal Ilmu Ekonomi , 2 (4).
97
Poetry, Zakiyah. D., &Yulizar, D.S. (2011). Pengaruh Variabel Makro dan Mikro
Terhadap NPL terhadap Perbankan Konvensional dan NPF terhadap
Perbankan Syariah. Jurnal TAZKIA, 6(2)
Ritha, H., & Raditiya, E. (2013). Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal
Terhadap Fingsi Intermediasi pada Bank Umum Swasta Nasional
(BUSN) Devisa Periode 2006-2010. Jurnal BIJAK , 11 (2).
Sabir, M., Ali, M., & Habbe, A. H. (2012). Pengaruh Rasio Kesehatan Bank
Terhadap Kinerja Keuangan Bank Umum Syariah dan Bank
Konvensional di Indonesia. Jurnal Analisis , 1 (1).
Suhartatik, N., & Kusumaningtias, R. (2013). Determinan Financing to Deposit
Ratio Perbanan Syariah di Indonesia (2008-2012). Jurnal Ilmu
Manajemen , 1 (4).
Ummah, F. K., & Suprapto, E. (2015). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Profitabilitas Pada Bank Muamalat Indonesia. Jurnal Ekonomi dan
Perbankan Syariah , 3 (2).
Widowati, S. A., & Suryono, B. (2015). Pengaruh Rasio Keuangan terhadap
Profitabilitas Perbankan di Indonesia. Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi , 4
(6).
Yoel, E. M. (2016). Pengaruh Kebijakan Makroprudensial terhadap Siklus Kredit
(Studi Penggunaan Instrumen CAR dan GWM Perbankan Indonesia
2006-2013). Jurnal Bina Ekonomi , 20 (1).
WEBSITE
www.bankmuamalat.co.id
www.bankvictoriasyariah.co.id
www.bcasyariah.co.id
www.bjbsyariah.co.id
www.bnisyariah.co.id
www.brisyariah.co.id
www.maybanksyraiah.co.id
www.megasyariah.co.id
www.paninsyariah.co.id
www.syariahmandiri.co.id
LAMPIRAN
Data Laporan Perbankan
Tahun Bank CAR NPF GWM FDR ROA
2012 BVS 28,08% 3,19% 5,03% 46,08% 1,43%
2013 BVS 18,40% 3,71% 5,04% 84,65% 0,50%
2014 BVS 15,27% 7,10% 5,01% 95,19% -1,87%
2015 BVS 16,14% 9,80% 5,03% 95,29% -2,36%
2016 BVS 15,98% 7,31% 5,03% 100,67% -2,19%
2012 BMI 11,57% 5,77% 5,12% 94,15% 1,54%
2013 BMI 17,27% 5,61% 5,10% 99,99% 1,37%
2014 BMI 13,91% 6,55% 5,12% 84,14% 0,17%
2015 BMI 12,36% 7,11% 5,10% 90,30% 0,20%
2016 BMI 12,74% 3,83% 5,58% 95,13% 0,22%
2012 MBS 63,89% 2,49% 5,79% 197,70% 2,88%
2013 MBS 59,41% 2,69% 5,57% 152,87% 2,87%
2014 MBS 52,13% 5,04% 7,20% 157,77% 3,61%
2015 MBS 38,40% 35,15% 5,70% 110,54% -20,13%
2016 MBS 55,06% 43,99% 5,25% 134,73% -9,51%
2012 BRIS 11,35% 3,00% 5,03% 100,96% 1,19%
2013 BRIS 14,49% 4,06% 5,03% 102,70% 1,15%
2014 BRIS 12,89% 4,60% 5,05% 93,90% 0,08%
2015 BRIS 13,94% 4,86% 5,05% 84,16% 0,76%
2016 BRIS 20,63% 3,19% 5,02% 81,42% 0,95%
2012 BBS 12,78% 4,59% 5,04% 91,98% 0,55%
2013 BBS 11,10% 4,27% 5,03% 100,29% 0,69%
2014 BBS 14,80% 4,07% 5,02% 92,89% 0,27%
2015 BBS 16,31% 2,99% 5,01% 90,56% 0,79%
2016 BBS 17,00% 3,17% 5,02% 88,18% 0,76%
2012 BNIS 19,07% 2,02% 5,57% 84,99% 1,48%
2013 BNIS 16,23% 1,86% 5,12% 97,86% 1,37%
2014 BNIS 18,43% 1,86% 5,21% 92,60% 1,27%
2015 BNIS 18,11% 2,53% 5,15% 91,94% 1,43%
2016 BNIS 17,81% 2,94% 5,19% 84,57% 1,44%
2012 BCAS 31,50% 0,10% 5,15% 79,90% 0,80%
2013 BCAS 22,40% 0,10% 5,03% 83,50% 1,00%
2014 BCAS 29,60% 0,10% 5,02% 91,20% 0,80%
2015 BCAS 34,30% 0,70% 5,32% 91,40% 1,00%
2016 BCAS 36,70% 0,50% 5,50% 90,10% 1,10%
2012 PBS 32,20% 0,20% 5,25% 105,66% 3,48%
2013 PBS 20,83% 1,02% 5,57% 90,40% 1,03%
2014 PBS 25,69% 0,53% 5,20% 94,04% 1,99%
2015 PBS 20,30% 2,63% 5,20% 96,43% 1,14%
2016 PBS 18,17% 2,26% 5,20% 91,99% 0,37%
2012 BSM 13,82% 2,82% 5,06% 94,40% 2,25%
2013 BSM 14,10% 4,32% 5,22% 89,37% 1,53%
2014 BSM 14,12% 6,84% 5,05% 81,92% -0,04%
2015 BSM 12,85% 6,06% 5,09% 81,99% 0,56%
2016 BSM 14,01% 4,92% 5,14% 79,19% 0,59%
2012 BMS 13,51% 2,67% 5,18% 88,88% 3,81%
2013 BMS 12,99% 2,98% 5,26% 93,37% 2,33%
2014 BMS 19,26% 3,89% 5,70% 93,61% 0,29%
2015 BMS 18,74% 4,26% 10,40% 98,49% 0,30%
2016 BMS 23,53% 3,30% 5,49% 95,24% 2,63%
2012 BJBS 21,09% 4,46% 5,01% 87,99% -0,59%
2013 BJBS 17,99% 1,86% 5,01% 97,40% 0,91%
2014 BJBS 15,78% 5,91% 5,01% 84,02% 0,72%
2015 BJBS 22,53% 6,93% 5,00% 104,75% 0,25%
2016 BJBS 18,25% 17,91% 5,11% 98,73% -8,09%
Keterangan
BVS : Bank Victoria Syariah
BMI : Bank Muamalat Indonesia
BMS : Bank Mega Syariah
BSM : Bank Mandiri Syariah
PBS : Panin Bank Syariah
BBS : Bank Bukopin Syariah
BNIS : Bank Negara Indonesia Syariah
BRIS : Bank Rakyat Indonesia Syariah
BJBS : Bank Jabar Banten Syariah
MBS : May Bank Syariah
BCAS : Bank Central Asia Syariah
Hasil Uji Stasioner Unit Root Augment Dickey-Fuller (ADF)
1. Output E-Views 7 Variabel CAR
Null Hypothesis: CAR has a unit root
Exogenous: Constant
Lag Length: 0 (Automatic based on SIC, MAXLAG=10)
t-Statistic Prob.*
Augmented Dickey-Fuller test statistic -3.562510 0.0099
Test critical values: 1% level -3.557472
5% level -2.916566
10% level -2.596116
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
2. Output E-Views 7 Variabel NPF
3. Output E-Views 7 Variabel GWM
Null Hypothesis: NPF has a unit root
Exogenous: Constant
Lag Length: 0 (Automatic based on SIC, MAXLAG=10)
t-Statistic Prob.*
Augmented Dickey-Fuller test statistic -6.431900 0.0000
Test critical values: 1% level -3.557472
5% level -2.916566
10% level -2.596116
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Null Hypothesis: GWM has a unit root
Exogenous: Constant
Lag Length: 0 (Automatic based on SIC, MAXLAG=10)
t-Statistic Prob.*
Augmented Dickey-Fuller test statistic -6.486424 0.0000
Test critical values: 1% level -3.557472
5% level -2.916566
10% level -2.596116
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
4. Output E-Views 7 Variabel FDR
5. Output E-Views 7 Variabel ROA
UJI AUTOKORELASI
Substruktur I
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
Durbin-Watson
1 ,624a ,389 ,352 ,11108 1,830
a. Predictors: (Constant), GWM_1, NPF_1, CAR_1
b. Dependent Variable: FDR_1
SubstrukturII
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
Durbin-Watson
1 ,499a ,249 ,168 ,81258 1,824
a. Predictors: (Constant), FDR_2, NPF_2, GWM_2, CAR_2
b. Dependent Variable: ROA_2
Null Hypothesis: FDR has a unit root
Exogenous: Constant
Lag Length: 0 (Automatic based on SIC, MAXLAG=10)
t-Statistic Prob.*
Augmented Dickey-Fuller test statistic -5.693451 0.0000
Test critical values: 1% level -3.557472
5% level -2.916566
10% level -2.596116
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Null Hypothesis: ROA has a unit root
Exogenous: Constant
Lag Length: 0 (Automatic based on SIC, MAXLAG=10)
t-Statistic Prob.*
Augmented Dickey-Fuller test statistic -7.543398 0.0000
Test critical values: 1% level -3.557472
5% level -2.916566
10% level -2.596116
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
UJI MULTIKOLONIERITAS
Subustruktur I
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1
(Constant) ,418 1,875 ,223 ,824
CAR -,003 ,029 -,010 -,098 ,922 ,445 2,249
NPF -,437 ,034 -,904 -12,934 ,000 ,913 1,095
GWM -,102 ,319 -,022 -,319 ,751 ,922 1,085
FDR ,028 ,017 ,168 1,680 ,099 ,449 2,230
a. Dependent Variable: ROA
Substruktur II
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1
(Constant) 53,546 13,849 3,866 ,000
CAR 1,233 ,177 ,701 6,956 ,000 ,867 1,154
NPF ,093 ,284 ,032 ,327 ,745 ,915 1,093
GWM 2,953 2,644 ,108 1,117 ,269 ,944 1,059
a. Dependent Variable: FDR
UJI NORMALITAS
Substuktur I
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 55
Normal Parametersa,b
Mean ,0000000
Std. Deviation 14,26598958
Most Extreme Differences
Absolute ,124
Positive ,124
Negative -,123
Kolmogorov-Smirnov Z ,919
Asymp. Sig. (2-tailed) ,367
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Substruktur II
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 55
Normal Parametersa,b
Mean ,0000000
Std. Deviation 1,68149542
Most Extreme Differences
Absolute ,147
Positive ,134
Negative -,147
Kolmogorov-Smirnov Z 1,093
Asymp. Sig. (2-tailed) ,183
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
UJI HETROSKEDITAS Uji Park
Substruktur I
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) -13,832 5,218 -2,651 ,011
LnCAR ,494 ,849 ,086 ,582 ,563
LnNPF ,137 ,291 ,066 ,470 ,641
LnGWM 3,807 3,246 ,169 1,173 ,246
a. Dependent Variable: LnRES_FDR1
Substruktur II
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) -3,004 9,114 -,330 ,743
LnCAR -,960 1,197 -,170 -,802 ,427
LnNPF -,291 ,406 -,133 -,717 ,477
LnGWM 2,809 3,379 ,138 ,831 ,410
LnFDR -,149 2,226 -,012 -,067 ,947
a. Dependent Variable: LnRES_ROA1
a. Koefisien Determinasi
Substruktur I
Model Summary
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 ,743a ,551 ,525 14,67958%
a. Predictors: (Constant), GWM, NPF, CAR
Substruktur II
Model Summary
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 ,881a ,777 ,759 1,74746%
a. Predictors: (Constant), FDR, NPF, GWM, CAR
a. Uji Signifikansi Simultan (Uji F)
Substruktur I
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression 13513,801 3 4504,600 20,904 ,000b
Residual 10989,997 51 215,490
Total 24503,798 54
a. Dependent Variable: FDR
b. Predictors: (Constant), GWM, NPF, CAR
Substruktur II
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression 531,400 4 132,850 43,506 ,000b
Residual 152,681 50 3,054
Total 684,081 54
a. Dependent Variable: ROA
b. Predictors: (Constant), FDR, NPF, GWM, CAR
Uji Signifikansi Parsial (Uji Statistik t)
Substruktur I
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 53,546 13,849 3,866 ,000
CAR 1,233 ,177 ,701 6,956 ,000
NPF ,093 ,284 ,032 ,327 ,745
GWM 2,953 2,644 ,108 1,117 ,269
a. Dependent Variable: FDR
Substruktur II
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) ,418 1,875 ,223 ,824
CAR -,003 ,029 -,010 -,098 ,922
NPF -,437 ,034 -,904 -12,934 ,000
GWM -,102 ,319 -,022 -,319 ,751
FDR ,028 ,017 ,168 1,680 ,099
a. Dependent Variable: ROA
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Ferliyansah
Tempat & Tanggal Lahir : Kab. Semarang, 04 Desember 1994
Kewarganegaraan : Indonesia
Agama : Islam
Alamat : Bakalrejo Rw.IV/Rt.12, Susukan, Semarang
Status : Belum Menikah
No.HP/Whatsapp : 0857-8664-4001
Email : [email protected]
Daftar Pendidikan Formal
1. SD N Bakalrejo 1, Lulus Tahun 2007
2. SMP N 2 Karanggede, Lulus Tahun 2010
3. SMA N 1 Simo, Lulus Tahun 2013
4. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN SALATIGA
Demikian daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenarnya.
Salatiga, 11 September 2017
Yang Membuat
FERLIYANSAH
NIM.213.13.087
DECLARATIO