PENGARUH CALISTUNG (BACA TULIS HITUNG) TERHADAP...

12
PENGARUH CALISTUNG (BACA TULIS HITUNG) TERHADAP KEJADIAN MENTAL HECTIC PADA ANAK USIA SEKOLAH DI SDN KEPATIHAN 05 JEMBER Masyita Mira Safifa 1 , Mohammad Ali Hamid 2 , Yeni Suryaningsih 3 1 Mahasiswa Fikes Universitas Muhammadiyah Jember ([email protected]) 2 Dosen Fikes Universitas Muhammadiyah Jember ([email protected]) 3 Dosen Fikes Universitas Muhammadiyah Jember ([email protected]) ABSTRACT Elementary school (SD) has high standard competence. The candidate of students must follow reading, writing and arithmetic test to join that school. Actually studying at kinder garden (TK) and on a level haven’t demanded children to master reading, writing and arithmetic, calistung only as introductory. The design of this study is correlational with cross sectional technique and use retrospectif approach. Population of this study are class 2 and 3 and sample are whole students on class 2 and 3 as many 180 students that use purposive sampling technique. Bivariate analysis use chi square test. Basis taking decision acceptance hypothesis base on level of significant (value α) is 5%. The result of this study is got that many of student who got calistung when early age is 173 respondents (96.1%), 196 respondents (93.9%) experience mental hetic whereas 11 respondents (6.1%) didn’t experience mental hetic, and the result of chi square test got p value = 0.005 insignificant on α (0.05). The conclusion of this study is that there is effect of Calistung (Baca Tulis Hitung) to Mental Hectic case on children at SDN Kepatihan 05 Jember. Recommendation of this study is hope the government become active participation to control the school that held calistung test. It is necessary become reference in order that mistake didn’t happen again. Because sometimes the warning is ignored when controlling was not strictly. So that violation of principle of caalistung test necessary get controlling from the state and party that care to the condition of national education. PENDAHULUAN Pada saat ini banyak Sekolah Dasar (SD) memiliki Standart kompetensi yang tinggi. Dimana calon siswa SD harus mengikuti ujian membaca, menulis dan menghitung (Calistung) untuk masuk SD. Padahal pembelajaran di Taman Kanak-kanak (TK) dan sederajat belum menuntut anak-anak menguasai membaca menulis dan berhitung, calistung hanya sebagai pengenalan. Program pembelajaran TK lebih ditekankan pada aktivitas bermain sekaligus

Transcript of PENGARUH CALISTUNG (BACA TULIS HITUNG) TERHADAP...

Page 1: PENGARUH CALISTUNG (BACA TULIS HITUNG) TERHADAP …digilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/69/umj-1x-masyitamir-3423-1... · menumbuhkan budaya bersih dan ... buruk menimpanya, (2)

PENGARUH CALISTUNG (BACA TULIS HITUNG) TERHADAP

KEJADIAN MENTAL HECTIC PADA ANAK USIA SEKOLAH DI SDN

KEPATIHAN 05 JEMBER

Masyita Mira Safifa1, Mohammad Ali Hamid

2, Yeni Suryaningsih

3

1Mahasiswa Fikes Universitas Muhammadiyah Jember ([email protected]) 2Dosen Fikes Universitas Muhammadiyah Jember ([email protected])

3Dosen Fikes Universitas Muhammadiyah Jember

([email protected])

ABSTRACT

Elementary school (SD) has high standard competence. The candidate of students

must follow reading, writing and arithmetic test to join that school. Actually

studying at kinder garden (TK) and on a level haven’t demanded children to master

reading, writing and arithmetic, calistung only as introductory. The design of this

study is correlational with cross sectional technique and use retrospectif approach.

Population of this study are class 2 and 3 and sample are whole students on class 2

and 3 as many 180 students that use purposive sampling technique. Bivariate

analysis use chi square test. Basis taking decision acceptance hypothesis base on

level of significant (value α) is 5%. The result of this study is got that many of

student who got calistung when early age is 173 respondents (96.1%), 196

respondents (93.9%) experience mental hetic whereas 11 respondents (6.1%) didn’t

experience mental hetic, and the result of chi square test got p value = 0.005

insignificant on α (0.05). The conclusion of this study is that there is effect of

Calistung (Baca Tulis Hitung) to Mental Hectic case on children at SDN Kepatihan

05 Jember. Recommendation of this study is hope the government become active

participation to control the school that held calistung test. It is necessary become

reference in order that mistake didn’t happen again. Because sometimes the warning

is ignored when controlling was not strictly. So that violation of principle of

caalistung test necessary get controlling from the state and party that care to the

condition of national education.

PENDAHULUAN

Pada saat ini banyak Sekolah

Dasar (SD) memiliki Standart

kompetensi yang tinggi. Dimana calon

siswa SD harus mengikuti ujian

membaca, menulis dan menghitung

(Calistung) untuk masuk SD. Padahal

pembelajaran di Taman Kanak-kanak

(TK) dan sederajat belum menuntut

anak-anak menguasai membaca

menulis dan berhitung, calistung

hanya sebagai pengenalan. Program

pembelajaran TK lebih ditekankan

pada aktivitas bermain sekaligus

Page 2: PENGARUH CALISTUNG (BACA TULIS HITUNG) TERHADAP …digilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/69/umj-1x-masyitamir-3423-1... · menumbuhkan budaya bersih dan ... buruk menimpanya, (2)

pembentukan karakter. Penekanan

pendidikan berkarakter untuk anak TK

menumbuhkan budaya bersih dan

budaya disiplin. Kenyataan yang

terjadi, banyak TK bahkan kelompok

bermain terutama di kota-kota besar

sudah mengajarkan calistung dan

mempunyai target menguasai calistung

setelah mereka keluar (Sudjarwo,

2010).

Bedasarkan kurikulum

pendidikan yang berlaku di Indonesia

telah menetapkan pembelajaran

calistung baru dimulai ketika

menginjak jenjang SD. Anak usia di

bawah lima tahun (balita) sebaiknya

tidak terburu-buru untuk diajarkan

baca tulis dan hitung (calistung). Jika

dipaksakan calistung anak akan

terkena ‘Mental Hectic’. (Sudjarwo,

2010)

Pada kenyataan yang terjadi di

TK, pembelajaran calistung pada anak

usia dini menyebabkan terjadinya

Mental Hectic ketika anak menempuh

pendidikan di Sekolah Dasar. Ketika

memasuki Sekolah Dasar ataupun

yang sederajat, Pasal 69 (5) PP No.

17/2010 tersebut menyebutkan

“penerimaan peserta didik kelas 1

(satu) SD/MI atau bentuk lain yang

sederajat tidak didasarkan pada hasil

tes kemampuan membaca, menulis,

dan berhitung, atau bentuk tes lain“.

Sehingga ada kewajiban bagi Dinas

Pendidikan Kabupaten/Kota, dibantu

Dinas Pendidikan Provinsi untuk

melakukan pemantauan terhadap

penyelenggara pendidikan agar tidak

memberlakukan model penerimaan

yang menjadi beban bagi anak

(Kemdiknas, 2010).

Sekolah sebagai instansi

pemerintahan seharusnya membaca

Peraturan Pemerintah Nomor 17

Tahun 2010 tentang pengelolaan dan

Penyelenggaraan Pendidikan. Dalam

pasal 69 disebutkan “ Penerimaan

peserta didik kelas satu SD dan

sederajat tidak berdasarkan hasil tes

kemampuan calistung”. Sedangkan

dalam pasal 70 menyebutkan “ Jika

jumlah calon peserta didik melebihi

daya tampung, maka pemilihan peserta

didik berdasarkan usia, jarak tempat

tinggal dan prioritas siapa yang

mendaftar lebih awal” (Saputra, 2012).

Page 3: PENGARUH CALISTUNG (BACA TULIS HITUNG) TERHADAP …digilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/69/umj-1x-masyitamir-3423-1... · menumbuhkan budaya bersih dan ... buruk menimpanya, (2)

Maka ketika ada penolakan

anak masuk SD karena gagal tes

calistung seharusnya layak

dipertanyakan proses kesehatan

pendidikan sekolah dasar. Menurut

Komisi Perlindungan Anak Indonesia

Pelanggaran terhadap hak anak ini

semakin membuktikan kebenaran

survey. Menurut data Komisi Nasional

Perlindungan Anak menyebutkan pada

Maret 2012 terjadi 2.386 kasus

pelanggaran dan pengabaian terhadap

anak sepanjang tahun 2011. Angka ini

naik 98% dibanding tahun lalu.

Mayoritas anak stres karena

kehilangan masa bermainnya akibat

munculnya aktivitas kontrapoduktif

yang melanggar hak anak (Saputra,

2012).

.

METODOLOGI

Desain penelitian yang

digunakan adalah korelasional dengan

teknik cross sectional yaitu jenis

penelitian yang menekankan waktu

pengukuran atau observasi data

variabel independen dan variabel

dependen hanya satu kali pada satu

saat . pada jenis ini variabel

independen dan dependen dinilai

secara simultan pada suatu saat, jadi

tidak ada tindak lanjut (Nursalam,

2008).

Populasi penelitian yaitu

jumlah populasi kelas 2 dan 3 dengan

sampel semua anak kelas 2 dan 3

sebanyak 180 anak menggunakan

teknik sampling jenuh. Instrumen

penelitian menggunakan kuesioner

serta analisis bivariat menggunakan

uji chi square dengan dasar

pengambilan keputusan penerimaan

hipotesis berdasarkan tingkat

signifikan (nilai α) sebesar 5%.

HASIL PENELITIAN

1. Distribusi Calistung

Tabel 5.1 Distribusi Mempelajari

Calistung pada usia dini di SDN

Kepatihan 05 Jember April 2014

Dari Tabel 5.1 menunjukkan bahwa

sebagian besar siswa menerima

No

.

Kejadia

n Mental

Hectic

Jumla

h

Persentas

e

1.

2.

Mental

Hectic

Tidak

Mental

Hectic

169

11

93,9%

6,1%

Jumlah 180 100%

Page 4: PENGARUH CALISTUNG (BACA TULIS HITUNG) TERHADAP …digilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/69/umj-1x-masyitamir-3423-1... · menumbuhkan budaya bersih dan ... buruk menimpanya, (2)

calistung pada usia dini yaitu sebesar

173 responden (96,1%) sedangkan 7

responden (3,9 %) tidak menerima

calistung.

2. Kejadian Mental Hectic

Tabel 5.2 Distribusi Tingkat

Kejadian Mental Hectic di SDN

Kepatihan 05 Jember April 2014

No Calistung

Jml

Persentase

1.

2.

Menerima

Calistung

Tidak

Menerima

Calistung

173

7

96,1%

3,9%

Jumlah 180 100%

Dari Tabel 5.2 menunjukan bahwa

sebanyak 169 responden (93,9%)

mengalami mental hectic sedangkan

11 responden (6,1%) tidak mengalami

Mental Hectic.

3. Pengaruh Calistung dengan

Kejadian Mental Hectic

Tabel 5.3 Distribusi Pengaruh

Calistung Terhadap Kejadian

Mental Hectic Pada Anak Di

SDN Kepatihan 05 Jember April

2014

Dari tabel 5.3 menunjukkan bahwa

siswa menerima calistung masih tinggi

yaitu 173 responden (96,1%)

menerima calistung pada usia dini dan

kejadian mental hectic tinggi yaitu 169

responden (93,9%). Sedangkan

responden yang tidak menerima

calistung sebesar 7 responden (3,9%)

dan tidak mengalami kejadian mental

hectic rendah yaitu 11 responden

(6,1%).

PEMBAHASAN

Identifikasi Pembelajaran Calistung

Waktu TK Pada Anak Di SDN

Kepatihan 05 Jember.

Hasil penelitian pada tabel 5.1

menunjukan bahwa sebanyak 173

responden (96,1%) menerima

calistung pada usia dini dan sebanyak

7 responden (3,9%) tidak menerima

calistung pada usia dini. Dari hasil

penelitian yang didapat pada

kenyataannya yang terjadi adalah

pembelajaran calistung diberikan saat

anak berada di jenjang taman kanak-

kanak (TK) dan anak menjalani tes

seleksi masuk SD. Sehingga

berbanding terbalik dengan teori yang

ada yaitu teori psikologi

perkembangan dari Jean Piaget.

Berdasarkan teori-teori

psikologi yang membahas tentang

Calistung

Mental Hectic

Jumlah

Mental

Hectic

Tidak

Mental

Hectic

P

value

Menerima

Calistung

Tidak

Menerima

Calistung

165

(91,7%)

4

(2,2%)

8

(4,4%)

3

(1,7%)

173

(96,1%)

7

(3,9%)

0,005

Jumlah

169

(93,9%)

11

(6,1%)

180

(100%)

Page 5: PENGARUH CALISTUNG (BACA TULIS HITUNG) TERHADAP …digilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/69/umj-1x-masyitamir-3423-1... · menumbuhkan budaya bersih dan ... buruk menimpanya, (2)

perkembangan kognisi dan sosial

seorang anak membuktikan bahwa

tidak layaknya tes calistung diberikan

pada anak yang baru memasuki usia 5-

7 tahun. Di usia tersebut seorang anak

masih menginginkan hal-hal yang

bersifat menyenangkan. Dan

kemapuan yang sangat dikuasai pada

saat memasuki usia tersebut adalah

menghafal dan mengenali apa-apa saja

yang ada disekitar mereka. Akan lebih

sangat efektif jika pihak sekolah

melaksanakan tes yang sesuai dengan

kemampuan mereka, seperti hafalan

doa-doa sehari, pancasila, dan lain

sebagaimana yang tidak memaksakan

kemampuan kognitif yang lebih berat.

Jika ingin melatih kemapuan

membaca, mungkin cukup dengan

meminta para calon siswa menuliskan

nama mereka dan orang tua mereka.

Tes tersebut sudah sangat layak dalam

mengukur tingkat kemampuan anak

untuk menerima proses pengajaran

yang terdapat di sekolah-sekolah.

Sasampai saat sekarang ini

tidak ditemukan alasan apa yang

mendasari pihak sekolah menetapkan

tes calistung sebagai prasyarat

diterimanya anak dalam mengikuti

proses pembelajaran di sekolah

tersebut. Kebanyakan dari sekolah-

sekolah yang berstandar nasional yang

menerapkan tes tersebut, sehingga

tidak menuntut kemungkinan tes

calistung ditiru oleh banyak sekolah

lainnya. Sebagian dari mereka

berpendapat bahwa jika tes tersebut

berhasil diterapkan, maka akan sangat

memudahkan siwa dan guru untuk

memberi pemahaman anak ketika

proses pembelajaran berlangsung.

Namun, tidak dapat dipastikan jika

pihak sekolah memberikan tes tersebut

pada awal penerimaan siswa baru akan

menghasilkan peserta didik yang

memiliki kemampuan dalam bidang

akademik yang baik, dan apakah jika

proses pembelajaran calistung itu

diberikan terlambat menurut

perkiraaan usia yang telah ditetapkan

pihak sekolah akan membuat anak-

anak susah dan mungkin tidak bisa

memiliki kemampuan calistung yang

baik. Tentu saja tidak, karena anak-

anak memiliki usia yang layak

diberikan pembelajaran dan

kemampuan dalam bidang calistung

Page 6: PENGARUH CALISTUNG (BACA TULIS HITUNG) TERHADAP …digilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/69/umj-1x-masyitamir-3423-1... · menumbuhkan budaya bersih dan ... buruk menimpanya, (2)

seperti yang telah dijabarkan pada

teori-tori psikologi diatas. Sehingga

mereka akan memiliki kemampuan

yang baik jika proses pembelajaran

tersebut diberikan pada waktu yang

tepat.

Identifikasi Kejadian Mental Hectic

Pada Anak Di SDN Kepatihan 05

Jember.

Hasil penelitian pada tabel 5.2

menunjukan bahwa 169 responden

(93,9%) mengalami mental hectic dan

sebanyak 11 responden (6.1%) tidak

mengalami mental hectic. Hasil

tersebut dapat dilihat dari penjabaran

persentase sub soal kuisoner yang

telah diberikan sebelumnya yaitu

sebagai berikut : (1) 74% dari 180

responden berpikir harus mengerjakan

sesuatu dengan benar sebelum hal

buruk menimpanya, (2) 84,8% kurang

mampu berkonsentrasi saat berada di

dalam kelas, (3) 92,5% menunjukkan

sikap marah saat tidak mampu

menyelesaikan tugas yang diberikan,

(4) 85,7% melakukan semua perintah

dengan terpaksa, (5) 94,4% memilih

diam saat tidak mampu mengutarakan

pendapat, (6)81,4% saat marah tidak

mampu mengkontrol amarah, (7)

86,2% menolak saat tidak

mengkehendaki apa yang

diperintahkan, (8) 85,1% berperilaku

terlalu aktif saat menerima pelajaran,

(9) 76,8% menuntut orang lain untuk

membantu melakukan semua tugas

yang diberikan.

Kejadian mental hectic ini

berdampak sangat buruk atau bisa

dibilang kronis pada anak dan bersifat

jangka panjang. Sebab mentalitas anak

menjadi rusak karena metode

pembelajaran yang salah, paksaan dari

orang tua dan intervensi kurikulum

yang selalu berubah-ubah.

Perkembangan kognitif, afektif dan

psikomotorik anak menjadi tidak

wajar. Akhirnya membenarkan

kesalahan yang terus terjadi sehingga

menjadi sebuah kebiasaan. Anak

mendapatkan tekanan mental untuk

membaca, menulis dan berhitung

tanpa mempertimbangkan

kelangsungan psikologis yang

mengancam tumbuh kembang anak.

Sekolah sebaiknya diberikan

pemahaman menyeluruh baik secara

Page 7: PENGARUH CALISTUNG (BACA TULIS HITUNG) TERHADAP …digilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/69/umj-1x-masyitamir-3423-1... · menumbuhkan budaya bersih dan ... buruk menimpanya, (2)

konstitusi dan psikologis. Adanya

teguran diharapkan membuat pihak

sekolah menyadari kesalahannya

sebagai bahan pembelajaran di masa

mendatang. Terjadi penyakit mental

hectic pada anak usia dini bisa dicegah

dengan metode pembelajaran pada

anak usia dini dengan konsep-konsep

dasar kehidupan seperti bersosialisasi,

bergaul dan tidak terburu untuk

mengajarkan calistung. Serta faktor

orang tua yang memberi dukungan

kepada anak-anak, bukan memaksakan

keinginan orang tua tanpa melihat

kemampuan anak.

Analisis Pengaruh Calistung

Terhadap Kejadian Mental Hectic

Pada Anak Di SDN Kepatihan 05

Jember.

Hasil uji statistik menggunakan

uji chi square diperoleh p value =

0,005 lebih kecil dari α (≤ 0,05) yang

berarti ada pengaruh calistung

terhadap kejadian mental hectic pada

anak di SDN Kepatihan 05 Jember.

Berdasarkan hasil penelitian

didapatkan hasil sebanyak 165

responden (91,7%) anak menerima

calistung dan mengalami kejadian

mental hectic, 4 responden (2,2%)

anak tidak menerima calistung tetapi

mengalami kejadian mental hectic,

sedangkan 8 responden (4,4%) anak

menerima calistung tetapi tidak

mengalami kejadian mental hectic, dan

3 responden (1,7%) tidak menerima

calistung dan tidak mengalami mental

hectic.

Penyebab Mental hectic pada

anak usia dini selain pembelajaran

calistung, orang tua juga menjadi

faktor anak usia dini menderita Mental

Hectic. Banyak Orang tua membebani

dan menuntut anak-anak dengan

berbagai macam kegiatan. Orang tua

bangga bila anaknya disebut juara di

kelas, anak dipicu untuk belajar, dan

belajar, supaya menjadi pintar dan

menjadi juara. Tetapi dampak yang

diperolehnya dari cara belajar seperti

ini tidak menguntungkan. Dalam arti

dampak yang paling ringan adalah

anak-anak pintar di TK, mungkin

pintar di kelas 1, 2, ataupun 3, tetapi

menurut penelitian oleh Universitas

Indonesia (1981), makin lama menjadi

makin tidak pintar. Sedangkan,

mereka yang kebutuhan mainnya

Page 8: PENGARUH CALISTUNG (BACA TULIS HITUNG) TERHADAP …digilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/69/umj-1x-masyitamir-3423-1... · menumbuhkan budaya bersih dan ... buruk menimpanya, (2)

terpenuhi, makin tumbuh dengan

memiliki keterampilan mental yang

lebih tinggi, untuk menjelajahi

duniannya lebih lanjut dan menjadi

manusia yang memiliki kebebasan

mental untuk tumbuh dan berkembang

sesuai potensi yang demilikinya,

menjadi manusia yang bermartabat

dan mandiri. Lebih dari itu, ia terlatih

untuk terus menerus meningkatkan

diri mencapai kemajuan (Semiawan,

2008).

Karena hakikatnya, rasa ingin

tahu adalah pintu awal terjadinya

proses pembelajaran dan pendidikan.

Pengertian dari pendidikan itu sendiri

adalah usaha-usaha yang sengaja

dipilih untuk mempengaruhi dan

membantu anak dengan tujuan

peningkatan keilmuan jasmani dan

akhlak sehingga secara bertahap dapat

mengantarkan anak kepada tujuannya

yang paling tinggi, agar anak hidup

bahagia serta seluruh kegiatan yang

dilakukanya menjadi bermanfaat bagi

dirinya dan masyarakat. Sehingga

dapat ditarik kesimpulan bahwa

pendidikan adalah usaha sadar dan

terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar

peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk

memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,

serta keterampilan yang diperlukan

dirinya dan masyarakat. Pendidikan

meliputi pengajaran keahlian khusus,

dan juga sesuatu yang tidak dapat

dilihat. Dari pengertian tersebut sangat

jelas bahwa tujuan dari pendidikan

bukan hanya untuk menghasilkan

manusia yang hanya beorientasi pada

intelektual, namun juga untuk

menciptakan manusia yang memiliki

emosional yang sehat guna untuk

menciptakan kesejahteraan dan

kerukunan dalam bermasyarakat serta

kehidupan yang bahagia di masa

depan. Seperti yang terdapat pada UU

Nomor 2 tahun 1989 secara jelas

disebutkan bahwa tujuan pendidikan

nasional yaitu, “Mencerdaskan

kehidupan bangsa dan

mengembangkan manusia Indonesia

seutuhnya, yaitu manusia yang

beriman dan bertakwa terhadap Tuhan

Yang Maha Esa dan berbudi pekerti

Page 9: PENGARUH CALISTUNG (BACA TULIS HITUNG) TERHADAP …digilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/69/umj-1x-masyitamir-3423-1... · menumbuhkan budaya bersih dan ... buruk menimpanya, (2)

luhur, memiliki pengetahuan dan

ketrampilan, kesehatan jasmani dan

rohani, kepribadian yang mantap dan

mandiri serta rasa tanggung jawab

kemasyarakatan dan kebangsaan.”

Sesuai dengan undang-undang diatas

maka pemerintah juga telah

menetapkan hal-hal apa saja yang akan

didapatkan oleh anak didik setelah

mereka menempuh suatu pendidikan.

“Anak didik adalah setiap orang yang

menerima pengaruh dari seseorang

atau sekelompok orang yang

menjalankan kegiatan pendidikan.

Sedang dalam arti sempit anak didik

ialah anak (pribadi yang belum

dewasa) yang diserahkan kepada

tanggung jawab pendidik. Salah satu

pertanda bahwa seseorang telah

belajar adalah adanya perubahan

tingkah laku dalam dirinya. Dengan

demikian, pendidikan berusaha untuk

membawa anak yang semula serba

tidak berdaya, yang hampir

keseluruhan hidupnya

menggantungkan diri pada orang lain,

ke tingkat dewasa, yaitu keadaan di

mana anak sanggup berdiri sendiri dan

bertanggung jawab terhadap dirinya,

baik secara individual, secara sosial

maupun secara susila” (UU. Nomor 2.

1989).

Semaraknya persaingan antara

sekolah untuk menciptakan lembaga

pendidikan yang bermutu membuat

pihak sekolah menciptakan tes

penerimaan yang tidak sesuai dengan

standar kemampuan calon siswa baru

seperti tes membaca, menulis dan

menghitung. Hal yang sangat

disayangkan adalah tes tersebut

menjadi salah satu kewajiban bagi

anak-anak yang ingin memasuki

sekolah dasar. Padahal, sampai saat ini

tidak ada peraturan yang secara khusus

mewajibkan calon siswa untuk

memiliki kemampuan membaca,

menulis dan berhitung ketika hendak

memasuki sekolah dasar.

Fase pengenalan calistung

bergeser menjadi penguasaan

keterampilan calistung. Padahal

pengenalan calistung dilakukan

melalui pendekatan yang sesuai

dengan tahap perkembangan anak. Itu

sebabnya, pendidikan di TK tidak

diperkenankan mengajarkan materi

calistung secara langsung sebagai

Page 10: PENGARUH CALISTUNG (BACA TULIS HITUNG) TERHADAP …digilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/69/umj-1x-masyitamir-3423-1... · menumbuhkan budaya bersih dan ... buruk menimpanya, (2)

pembelajaran sendiri-sendiri

(fragmented) kepada anak-anak.

Konteks pembelajaran calistung di TK

hendaknya dilakukan dalam kerangka

pengembangan seluruh aspek tumbuh

kembang anak, dilakukan melalui

pendekatan bermain dan disesuaikan

dengan tugas perkembangan anak.

Idealnya, pendidikan di TK membantu

tumbuh kembang anak sesuai tahap

psikologi perkembangan lewat

permainan kreativitas. Membantu anak

usia dini untuk mengenal huruf dan

angka dengan cara kreatif jauh lebih

bijak daripada mengajarkan baca tulis

hitung. Memeberikan pelajaran

calistung di usia dini akan akan

mengakibatkan kontraproduktif

terhadap pertumbuhan saraf-saraf

kreatifnya. Ketika anak sudah bisa

calistung, mereka tidak paham untuk

mengetahui apa sebenarnya

kemampuan calistung itu, karena

mereka tidak memiliki rasa ingin tahu

yang besar dan mendalam.

Selain itu cara pengajaran guru

yang bersifat instruksional,

pembelajaran calistung juga seringkali

disertai target, misalnya dalam jangka

waktu tertentu, guru harus bisa

mencapai target materi tertentu. Target

ini ditetapkan oleh guru karena

sebagian besar orang tua

menginginkan anak mereka bisa

membaca ketika di sekolah TK. Ini

berarti, anak diberi "beban" untuk

terus mencapai target. Di samping itu,

para guru telah lupa bahwa meskipun

usia para siswa-siswanya sama tetapi

kemampuan setiap anak berbeda-beda.

Ada yang sudah siap menangkap

materi tertentu dan ada yang belum.

Anak-anak yang belum siap

menangkap materi bisa menjadi

frustasi dan mengalami mental hectic.

Jika melihat praktik pengajaran yang

terjadi di lapangan, tentulah sulit

tercapainya kemampuan calistung

seorang anak yang sesuai dengan

perkembangannya. Sesuatu yang

dipaksakan, tidak baik juga hasilnya.

Ibarat buah, yang matang betul dari

pohon rasanya lebih enak daripada

buah yang matang karena dikarbit.

Anak tentu bukanlah buah yang harus

dikarbit, ibu harus memperhatikan

betul apakah anak sudah siap dilatih

calistung. Karena menurut seorang

Page 11: PENGARUH CALISTUNG (BACA TULIS HITUNG) TERHADAP …digilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/69/umj-1x-masyitamir-3423-1... · menumbuhkan budaya bersih dan ... buruk menimpanya, (2)

ahli, pembelajaran calistung dan

bentuk stimulasi lainnya tidak akan

punya peranan jika anak belum

memiliki kematangan/kesiapan untuk

dilatih calistung. Bahkan harus

berhati-hati untuk tidak terlalu

memberikan beban kepada anak

sebelum anak memiliki kematangan,

hal ini penting untuk mencegah

terjadinya gangguan mental hectic.

KESIMPULAN

1. Sebagian besar siswa menerima

calistung pada usia dini yaitu 173

responden (96,1%)

2. Siswa yang mengalami mental

hectic sebesar 169 responden

(93,9%) sedangkan 11 responden

(6,1%) tidak mengalami mental

hectic.

3. Ada pengaruh calistung terhadap

kejadian mental hectic pada anak

di SDN Kepatihan 05 Jember

dengan p value = 0,005

SARAN

1. Bagi Peserta Didik

Mampu meningkatkan kembali

minat dan motivasi untuk belajar

serta mampu mengendalikan

emosi dengan baik

2. Bagi Orang Tua

Health education tentang upaya

mengatasi dampak mental hectic

mengingat serius akibat yang

ditimbulkan dimasa yang akan

datang.

3. Bagi Instansi Pendidikan

Diharapkan pemerintah berperan

aktif mengawasi sekolah yang

mengadakan tes calistung hal ini

perlu dijadikan rujukan agar

kesalahan tidak terulang kembali.

Sebab teguran (baik teguran

tertulis dan lisan) terkadang

diabaikan ketika pengawasan

berjalan tidak ketat. Sehingga

pelanggaran kebijakan tes

calistung perlu mendapatkan

pengawasan dan pengawalan dari

negara dan pihak yang peduli

terhadap kondisi pendidikan

nasional.

Page 12: PENGARUH CALISTUNG (BACA TULIS HITUNG) TERHADAP …digilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/69/umj-1x-masyitamir-3423-1... · menumbuhkan budaya bersih dan ... buruk menimpanya, (2)

4. Bagi Penelitian

Dapat dijadikan acuan untuk

penelitian tentang mental hectic

dimasa yang akan datang. Perlu

dilakukan penelitian lanjutan

tentang pengaruh calistung

terhadap kejadian mental hectic

pada anak di sekolah dasar

dengan menggunakan responden

lebih banyak dan instrumen yang

lebih represntatif.

DAFTAR PUSTAKA

Adiwarsito. 2010 Stress Dan Respon

Biologis.

http://adiwarsito.files.wordpr

ess.com/2010/03/6224830-

otak-manusia-

neurotransmiter-dan-stress-

by-dr-liza-pasca-sarjana-

stain-cirebon.pdf . Diakses

tanggal 16 April 2014

Indriyani, dkk. (2013). Panduan

Penulisan Skripsi. Jember:

Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah

Jember.

Kemdiknas. (2010). Peraturan

Pemerintah.

http://www.kemdiknas.go.id/,

Diakses tangga 10 maret

2014

Mualifatus, L. (2013). Pendidikan

Karakter Anak Usia Dini.

Jogjakarta : Ar-Ruzz Media

Mujib. (2011) Kepribadian Dalam

Psikologi Islam. Jakarta. Raja

Grafindo Persada

Mulyasa. (2012). Manajemen

Pendidikan Anak Usia Dini

(PAUD). Bandung : PT.

Remaja Rosdakarya

Nursalam. (2008). Konsep dan

Penerapan Metodologi

Penelitian Ilmu Keperawatan.

Jakarta: Salemba Medika.

Rohmah, N. (2009). Buku Ajar

Keperawatan Anak. Jember,

tidak dipublikasikan

Saputra. 2012. Dampak Calistung,

(online),

(http://komunitaspendidikan.c

om/index.php/forum/menyeh

atkan-pendidikan-anak-

indonesia/394), diakses 10

maret 2014

Semiawan, C. (2008). Belajar dan

Pembelajaran Prasekolah

dan Sekolah Dasar.

Jogjakarta : Indeks

Sudjarwo. (2010). Balita Diajarkan

Calistung Potensial Terkena

Mental Hectic. Diakses

tanggal 10 Maret 2014 dari

http://www.paud.kemdiknas.g

o.id/