pengaruh budaya paternalistik dan komitmen organisasi terhadap ...
Transcript of pengaruh budaya paternalistik dan komitmen organisasi terhadap ...
ANALISA DETERMINAN KURANG ENERGI PROTEIN PADA BALITA DI KECAMATAN MEDAN DENAI KOTA
MEDAN TAHUN 2007
TESIS
Oleh
FAUZI ROMELI 037023007/AKK
SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2007
Fauzi Romeli: Analisa Determinan Kurang Energi Protein Pada Anak Balita Di Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2007, 2007. USU e-Repository © 2008
ANALISA DETERMINAN KURANG ENERGI PROTEIN PADA ANAK BALITA DI KECAMATAN MEDAN DENAI
KOTA MEDAN TAHUN 2007
Oleh : Fauzi Romeli
ABSTRAK
Masalah gizi merupakan masalah kesehatan masyarakat yang disebabkan oleh multifaktor. Anak usia dibawah lima tahun (balita) merupakan golongan yang rentan terhadap masalah kesehatan dan gizi diantaranya adalah masalah kurang energi protein yang merupakan salah satu masalah gizi utama di Indonesia.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keeratan hubungan faktor determinan (persediaan pangan keluarga, pola asuh anak balita, pengetahuan gizi ibu , tingkat pendapatan keluarga, pelayanan kesehatan) dengan kejadian kurang energi protein pada anak balita di Kecamatan Medan Denai Kota Medan.
Rancangan penelitian yang digunakan adalah studi kasus kelola (Case Control Study) dengan cara membandingkan 120 orang anak balita kurang energi protein dengan 120 orang anak balita tidak kurang energi protein dengan penyepadanan umur dan jenis kelamin di wilayah Kecamatan Medan Denai Kota Medan.
Hasil analisis bivariat dan multivariat regresi logistik ditemukan keluarga yang persediaan pangannya kurang secara bermakna proporsinya lebih tinggi pada kasus dibandingkan dengan kontrol (82,5% vs 48,2%, χ ² =29,468, p = 0,000; OR Adjusted = 4,748 ; CI 95% : 2,520 – 8,943), anak balita yang pola asuhnya tidak baik secara bermakna proporsinya lebih tinggi pada kasus dibandingkan dengan kontrol (15,8% vs 4,2%, χ² = 7,824, p = 0,005;OR Adjusted = 4,896;CI 95%:1,592 – 15,059), hasil analisis bivariat pengetahuan gizi ibu yang kurang secara bermakna proporsinya lebih tinggi pada kasus dibandingkan dengan kontrol (13,3% vs 4,2%, χ ² = 5,219, p = 0,022) namun pada analisis multivariat didapatkan hasil tidak ada hubungan yang bermakna pengetahuan gizi ibu dengan kejadian kurang energi protein (p = 0,077), keluarga dengan tingkat pendapatan tidak cukup secara bermakna proporsinya lebih tinggi pada kasus dibandingkan dengan kontrol (35,8% vs 15%, χ ² = 12,661, p = 0,000; OR Adjusted : 2,762; CI 95% : 1,397 – 5,461), anak balita dengan pelayanan kesehatan tidak baik secara bermakna proporsinya lebih tinggi pada kasus dibandingkan dengan kontrol (20% vs 6,7%, χ ² = 8,113 p = 0,004; OR Adjusted : 4,218; CI 95% : 1,669 – 10,665).
Faktor determinan yang paling dominan mempengaruhi kejadian kurang energi protein pada anak balita adalah pola asuh anak balita dengan OR adjusted 4,896.
Perlu ditekankan agar memberikan pengasuhan anak balita yang lebih baik kepada ibu yang mempunyai anak balita di Kecamatan Medan Denai Kota Medan. Kata kunci : Kurang energi protein, faktor determinan
Fauzi Romeli: Analisa Determinan Kurang Energi Protein Pada Anak Balita Di Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2007, 2007. USU e-Repository © 2008
ANALYSIS OF THE DETERMINANT OF LESS PROTEIN ENERGY
IN THE CHILDREN UNDER FIVE YEARS OLD IN THE SUBDISTRICT OF MEDAN DENAI
THE CITY OF MEDAN IN 2007
Fauzi Romeli
ABSTRACT The problem of nutrient is the problem of community health caused by multifactor. Children under five years old are at risk to the problem of health and nutrient such as less protein energy which is one of the nutrient problems in Indonesia. This study aims at examining the relationship between the determinant factor (supply of family food), pattern of nursing children under five years old, mother’s knowledge on nutrient, family income, health service) and the occurrence of less protein energy in the children under five years old in the subdistrict of Medan Denai in the city of Medan. The design of this study was case control by comparing 120 children under five years old who have less protein energy to 120 children under five years old who have adequate protein energy based on their age and sex in the subdistrict of Medan Denai, the city of Medan. The result of bivariate and multivariate logistic regression analysis reveals that family with less food supply have a significantly higher proportion in the case-group that that of control-group (82.5% vs. 48.2%, χ² = 29.468, p = 0.000; OR Adjusted = 4.748; CI 95%; 2.520 – 8.943), children under five years old with poor nursing pattern had a significantly higher proportion in the case-group that that of control-group (15.8% vs 4.2%, χ² = 7.824, p = 0.005; OR Adjusted = 4.896; CI 95%; 1.592 – 15.059), the result of bivariate analysis, mother’s less knowledge has a significantly higher proportion in the case-group that of control-group (13.3% vs 4.2%, χ² = 5.219, p = 0.022), but in the multivariate it was found out that there was no significant relationship between mother’s knowledge on nutrient and the occurrence of less protein energy (p = 0.077), family with inadequate income has a significantly higher proportion in the case-group that of control-group (35.8% vs 15%, χ² = 12.661, p = 0.000; OR Adjusted = 2.762; CI 95%; 1.397 – 5.461), children under five years old with poor health service had a significantly higher proportion in the case-group that that of control-group (20% vs 6.7 %, χ² = 8.113, p = 0.004; OR Adjusted = 4.218; CI 95%; 1.669 – 10.665). The most dominant factor of determinant influences the occurrence of less protein energy in the children under five years old was nursing pattern with OR Adjusted = 4.896. It suggested that mothers with children under five years old in the subdistrict of Medan Denai, Medan give a better nursing. Key words: Less protein energy, factor of determinant
Fauzi Romeli: Analisa Determinan Kurang Energi Protein Pada Anak Balita Di Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2007, 2007. USU e-Repository © 2008
Fauzi Romeli: Analisa Determinan Kurang Energi Protein Pada Anak Balita Di Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2007, 2007. USU e-Repository © 2008
DAFTAR ISI Halaman ABSTRAK ……………………………………………………………………. vi KATA PENGANTAR ………………………………………………………… vii DAFTAR RIWAYAT HIDUP ………………………………………………… ix DAFTAR ISI ………………………………………………………………….. x DAFTAR TABEL …………………………………………………………….. xii DAFTAR LAMPIRAN.………………………………………………………. xv DAFTAR SINGKATAN ……………………………………………………... xvi BAB 1 PENDAHULUAN …………………………………………….. 1
1.1. Latar Belakang ……………………………………………. 1
1.2. Perumusan Masalah……………………………………….. 4
1.3. Tujuan Penelitian ………………………………………….. 5
1.4. Hipotesa Penelitian .………………………………………. 5
1.5. Manfaat Penelitian ……………………………………….. 5
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ……………………………………… 6
2.1. Hasil Penelitian Terdahulu ……………………………….. 6
2.2. Teori- Teori Yang Berkaitan Dengan Penelitian…………. 7
2.2.1. Pengertian Masalah Gizi …………………………… 7
2.2.2. Penilaian Status Gizi Anak Balita …………………. 7
2.2.3. Kurang Energi Protein ……………………….……. 13
2.2.4. Faktor-Faktor Penyebab Kurang Energi Protein ….. 14
2.2.5. Akibat Yang Ditimbulkan Kurang Energi Protein … 15
2.2.6. Program Perbaikan Gizi …………………………… 16
Fauzi Romeli: Analisa Determinan Kurang Energi Protein Pada Anak Balita Di Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2007, 2007. USU e-Repository © 2008
2.3. Landasan Teori …………………………………………. 18
2.4. Kerangka Konsep Penelitian …………………………… 19
BAB 3 METODE PENELITIAN ………….………………………. 21
3.1. Jenis Penelitian ………………………………………….. 21
3.2. Lokasi Penelitian Dan Waktu Penelitian ………………… 22
3.3. Populasi Dan Sampel ……………………………………. 22
3.4. Metode Pengumpulan Data ……………………………… 26
3.5. Variabel Dan Defenisi Operasional ……………………... 27
3.6. Metode Pengukuran …………………………………….. 29
3.7. Metode Analisis Data …………………………………... 30
BAB 4 HASIL PENELITIAN ……………………………………… 32
4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ……………………. 32
4.2. Hasil Analisis …………………………………………… 36
BAB 5 PEMBAHASAN ………………………………………………. 61
5.1. Pembahasan Hasil Penelitian ……………………………… 61
5.2. Keterbatasan Penelitian …………………………………… 66
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ……………………………… 68
6.1. Kesimpulan ………………………………………………. 68
6.7. Saran ……………………………………………………… 69
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Fauzi Romeli: Analisa Determinan Kurang Energi Protein Pada Anak Balita Di Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2007, 2007. USU e-Repository © 2008
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat Rahmat dan
KaruniaNya, penulis dapat menyelesaikan tesis ini. Dalam membuat tesis, penulis
mendapat bantuan, dorongan dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu pada
kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih dan penghargaan kepada :
1. Ibu Prof.dr. Nerseri Barus,MPH, Bapak A.M. Marpaung,MPS dan Bapak
Dr. Saib Suwilo,MSc selaku komisi pembimbing yang telah banyak
membantu dalam penyusunan tennis ini dengan meluangkan waktu dan
pikiran dengan penuh kesabaran.
2. Bapak Prof.dr. Chairuddin P. Lubis,DTM&H,DSAK selaku Rektor
Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B, MSc selaku Direktur Program Pasca
Sarjana Universitas Sumatera Utara
4. Bapak Dr.Drs. Surya Utama, MS selaku Ketua Program Magister
Administrasi Dan Kebijakan Kesehatan
5. Ibu Ir. Zuraidah Nasution, M.Kes selaku Direktur Politeknik Kesehatan
Medan
6. Ibu Dr. Dra. Ida Yustina, MS dan Ibu Dra Jumirah,Apt, MKes sebagai
Penguji
Fauzi Romeli: Analisa Determinan Kurang Energi Protein Pada Anak Balita Di Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2007, 2007. USU e-Repository © 2008
7. Semua pihak yang telah membantu proses penyusunan tesis hingga selesai
Akhirnya penulis menghaturkan kasih dan sayang kepada istri tercinta
Halimah Harahap,SE dan ananda tersayang Najla Halizi, M. Naufal Rajby Halizi
yang telah memberikan dorongan moril dalam mengikuti pendidikan sampai
menyelesaikan tesis ini, semoga Allah S.W.T selalu memberikan rahmat dan hidayah
kepada kita.
Penulis menyadari bahwa tesis ini masih terdapat kekurangan, untuk itu kritik
dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan
tesis ini.
Medan, Desember 2007
Penulis
Fauzi Romeli: Analisa Determinan Kurang Energi Protein Pada Anak Balita Di Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2007, 2007. USU e-Repository © 2008
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Fauzi Romeli
Tempat/Tanggal Lahir : Jakarta, 28 April 1967
Agama : Islam
Alamat : Jl. STM/Suka Cerdas III No. 20 Medan
Telp : (061) 7883899
RIWAYAT PENDIDIKAN :
1. Tahun 1973 – 1979 : SDN Tegal Parang 02 Jakarta
2. Tahun 1979 – 1982 : SMPN 141 Jakarta
3. Tahun 1982 – 1985 : SMAN 26 Jakarta
4. Tahun 1985 – 1988 : Akademi Gizi Jakarta
5. Tahun 1995 – 1997 : Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sumatera Utara
6. Tahun 2003 – 2007 : Program Studi AKK/Epidemiologi
Pascasarjana Universitas Sumatera Utara
RIWAYAT PEKERJAAN :
1. Tahun 1989 – 1992 : Staf Dinas Kesehatan Labuhan Batu
2. Tahun 1992 - 2002 : Staf Pengajar Akademi Gizi Depkes R.I Lubuk Pakam
3. Tahun 2002 – 2004 : Staf Pengajar/Urusan Akademik Politeknik
Kesehatan Medan
4. Tahun 2004 – 2006 : Staf Pengajar/Plt. Ka.Subbag Adak Politeknik
Kesehatan Medan
5. Tahun 2006 – Sekarang : Staf Pengajar/Urusan Akademik Politeknik
Kesehatan Medan
Fauzi Romeli: Analisa Determinan Kurang Energi Protein Pada Anak Balita Di Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2007, 2007. USU e-Repository © 2008
Fauzi Romeli: Analisa Determinan Kurang Energi Protein Pada Anak Balita Di Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2007, 2007. USU e-Repository © 2008
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Tujuan utama pembangunan nasional adalah peningkatan kualitas sumber
daya manusia yang dilakukan secara berkelanjutan dan dijabarkan melalui visi
pembangunan nasional yaitu Indonesia Sehat 2010 (Pemerintah R.I, 2000).
Pembangunan kesehatan menuju Indonesia Sehat 2010 adalah meningkatkan
kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud
derajat kesehatan masyarakat yang optimal melalui terciptanya masyarakat, bangsa
dan negara Indonesia yang ditandai oleh penduduknya yang hidup dengan perilaku
dan dalam lingkungan sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan
kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan
yang optimal diseluruh wilayah Republik Indonesia (Depkes R.I, 1999).
Masalah gizi merupakan masalah kesehatan masyarakat yang disebabkan oleh
multifaktor. Di Indonesia masalah gizi yang dihadapi adalah masalah gizi ganda yaitu
masalah gizi kurang belum dapat diatasi secara menyeluruh, sudah muncul masalah
gizi baru berupa masalah gizi lebih.
Masalah gizi utama di Indonesia yaitu Kurang Energi Protein (KEP), Anemia
Gizi Besi, Gangguan Akibat kekurangan Yodium (GAKY) dan Kurang Vitamin A
(KVA) (Supariasa, 2002).
Fauzi Romeli: Analisa Determinan Kurang Energi Protein Pada Anak Balita Di Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2007, 2007. USU e-Repository © 2008
Anak usia dibawah lima tahun (balita) merupakan golongan yang rentan
terhadap masalah kesehatan dan gizi diantaranya adalah masalah kurang energi
protein yang merupakan salah satu masalah gizi utama di Indonesia (Depkes R.I,
2000).
Kurang energi protein (KEP) disebabkan karena kekurangan makan sumber
energi secara umum dan kekurangan sumber protein. Pada anak-anak, kurang energi
protein dapat menghambat pertumbuhan, rentan terhadap penyakit infeksi dan dapat
mengakibatkan rendahnya tingkat kecerdasan (Almatsier, 2002).
Anak yang menderita kurang energi protein mempunyai kemungkinan lebih
besar untuk menderita infeksi yang menyebabkan terjadinya diare dan campak. Gizi
dan penyakit infeksi merupakan lingkaran setan yang menjadi penyebab kematian
sebagian besar bayi dan anak balita (Moehji,1985).
Pada anak yang berstatus gizi kurang belum terlihat tanda-tanda yang khas
kecuali badan yang kelihatan lebih kurus tetapi pada anak balita penderita gizi buruk
tanda-tanda klinis sudah jelas yang dapat dibedakan menjadi tiga macam gizi buruk
yaitu marasmus, kwashiorkor dan marasmus-kwashiorkor (Sihadi,2005).
Anak yang mengalami kurang energi protein (KEP) mempunyai IQ lebih
rendah 10-13 skor dibandingkan anak yang tidak menderita kurang energi protein
(KEP) (Baliwati, 2004).
Status gizi dapat disebabkan oleh beberapa faktor secara langsung yaitu
konsumsi makanan dan kesehatan, sedangkan faktor tidak langsung adalah zat gizi
dalam makanan, ada tidaknya program pemberian makanan diluar keluarga, daya beli
Fauzi Romeli: Analisa Determinan Kurang Energi Protein Pada Anak Balita Di Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2007, 2007. USU e-Repository © 2008
keluarga, kebiasaan makan, pemeliharaan kesehatan dan lingkungan (Supariasa,
2002).
Menurut Unicef (1998), kurang gizi disebabkan karena faktor langsung yaitu
karena makanan tidak seimbang dan penyakit infeksi, sedangkan penyebab tidak
langsung adalah tidak cukupnya persediaan pangan, pola asuh anak tidak memadai,
sanitasi dan air bersih/pelayanan kesehatan dasar tidak memadai. Hal ini disebabkan
karena kurang pendidikan, pola asuh anak tidak memadai dan keterampilan (Baliwati,
2004).
Dari hasil analisis data Direktorat Bina Gizi Masyarakat tahun 1999, di
Indonesia terdapat 18,25% balita berstatus gizi kurang dan 8,11 % balita berstatus
gizi buruk.
Di Indonesia dari sekitar 5 juta anak balita (27,5 %) yang kekurangan gizi,
lebih kurang 3,6 juta anak (19,2 %) berstatus gizi kurang, dan 1,5 juta anak (8,3%)
berstatus gizi buruk (Soekirman, 2005).
Di Nusa Tenggara Barat, pada bulan Juni 2005 terdapat 655 anak balita
mengalami gizi kurang dan di Nusa Tenggara Timur terdapat 66.685 anak balita
mengalami gangguan gizi yang terdiri dari 55.543 orang berstatus gizi kurang,
11.015 berstatus gizi buruk, 112 orang marasmus dan 5 orang menderita kwashiorkor
(Kompas,2005).
Fauzi Romeli: Analisa Determinan Kurang Energi Protein Pada Anak Balita Di Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2007, 2007. USU e-Repository © 2008
Hasil pemantauan status gizi balita di Kota Medan tahun 2003 didapatkan
bahwa balita yang berstatus gizi kurang yaitu 12,89% dan 2,48% balita menderita gizi
buruk. Dari 21 Kecamatan yang ada diwilayah Kota Medan, Kecamatan Medan
Denai merupakan Kecamatan yang tertinggi prevalensi gizi buruknya yaitu 8,99%.
Berdasarkan profil kesehatan Kota Medan (2005), Kecamatan Medan Denai
ditemukan 405 orang balita yang berat badannya dibawah garis titik-titik (BGT) dan
43 orang balita berat badannya dibawah garis merah (BGM), hal ini jauh lebih tinggi
prevalensinya jika dibandingkan Kecamatan Medan Baru yang balitanya dengan berat
badan dibawah garis titik-titik (BGT) sebanyak 27 orang dan berat badan dibawah
garis merah (BGM) berjumlah 2 orang.
Berdasarkan hal diatas, perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui faktor
determinan kurang energi protein pada anak balita di Kecamatan Medan Denai tahun
2007
1.2 Perumusan masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka perumusan masalah
dalam penelitian ini adalah masih tingginya prevalensi kurang energi protein dan
belum diketahuinya faktor determinan yang dominan menyebabkan kurang energi
protein pada anak balita di Kecamatan Medan Denai tahun 2007
Fauzi Romeli: Analisa Determinan Kurang Energi Protein Pada Anak Balita Di Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2007, 2007. USU e-Repository © 2008
1.3 .Tujuan Penelitian
Mengetahui keeratan hubungan faktor determinan (persediaan pangan, pola
asuh, pengetahuan gizi, tingkat pendapatan, pelayanan kesehatan) dengan
kejadian kurang energi protein pada anak balita di Kecamatan Medan Denai
tahun 2007
1.4. Hipotesa Penelitian
Tingkat pendapatan keluarga yang tidak cukup merupakan faktor determinan
yang paling erat hubungannya dengan kejadian kurang energi protein pada
anak balita di Kecamatan Medan Denai tahun 2007
1.5. Manfaat Penelitian
1.5.1. Hasil penelitian dapat digunakan sebagai tambahan informasi bagi
pengelola program gizi dalam memahami faktor determinan kurang energi
protein di Kecamatan Medan Denai
1.5.2. Dengan diketahuinya faktor determinan yang dominan penyebab kurang
energi protein dapat digunakan sebagai informasi bagi pemerintahan
Kecamatan Medan Denai dalam menyusun rencana program perbaikan
gizi masyarakat
Fauzi Romeli: Analisa Determinan Kurang Energi Protein Pada Anak Balita Di Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2007, 2007. USU e-Repository © 2008
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Hasil Penelitian Terdahulu
Keadaan gizi kurang terjadi karena tubuh kekurangan satu atau beberapa jenis
zat gizi yang dibutuhkan. Gejala awal kurang energi protein dimulai dengan anak
yang tidak mengalami pertambahan tinggi maupun berat badan, bila keadaan lebih
lanjut maka anak akan menjadi kurus dan berat badan terus menurun serta mudah
terserang penyakit infeksi.
Masalah gizi sangat terkait dengan kemiskinan dan pola hidup yang tidak
sesuai dengan standard kesehatan. Kasus-kasus gizi buruk yang ditemukan di
provinsi Jawa Barat tidak saja ditemukan di kantong-kantong kemiskinan tetapi juga
ditemukan pada keluarga yang kaya. Di Jawa Barat diperkirakan 70% kasus gizi
buruk terjadi pada keluarga miskin dan 30% terjadi pada keluarga tidak miskin (Elly,
2002)
Hasil penelitian Kartini, didapatkan hasil bahwa terdapat hubungan yang
signifikan antara tingkat pendidikan ibu dengan status gizi anak balita dan tingkat
pendapatan keluarga dengan status gizi anak balita.
Hasil penelitian Tarigan U.I (2003), diketahui bahwa anak yang menderita
diare kemungkinan akan menderita gizi kurang 2,1 kali lebih tinggi dibandingkan
dengan anak yang tidak diare.
Fauzi Romeli: Analisa Determinan Kurang Energi Protein Pada Anak Balita Di Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2007, 2007. USU e-Repository © 2008
2.2. Teori-Teori Yang Berkaitan Dengan penelitian
2.2.1. Pengertian Masalah Gizi
Masalah gizi adalah gangguan pada beberapa segi kesejahteraan perorangan
dan atau masyarakat yang disebabkan oleh tidak terpenuhinya kebutuhan akan zat
gizi yang diperoleh dari makanan. Zat gizi merupakan zat kimia yang terdapat dalam
bahan makanan yang diperlukan manusia untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan tubuhnya dimana zat gizi dapat dikelompokkan menjadi zat gizi makro
( karbohidrat, lemak dan protein) dan zat gizi mikro (vitamin dan mineral)
(Soekirman, 2002).
Masalah gizi dapat dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu masalah gizi makro dan
masalah gizi mikro.Masalah gizi makro yang ada di Indonesia adalah kurang energi
protein sedangkan masalah gizi mikro adalah kurang vitamin A, kurang zat besi dan
kurang zat yodium (Soekirman, 2002).
2.2.2. Penilaian Status Gizi Anak balita
Penilaian status gizi anak balita dapat dilakukan secara langsung dan tidak
langsung. Secara langsung penilaian status gizi anak balita dapat dibagi menjadi 4
penilaian yaitu : Antropometri, Klinis, Biokimia dan Biofisik (Supariasa, 2002).
a. Penilaian Status Gizi Secara Antropometri
Antropometri digunakan untuk melihat ketidakseimbangan asupan protein
dan energi dimana ketidakseimbangan dapat terlihat pada pertumbuhan
fisik. Indeks antropometri yang umum digunakan adalah berat badan
Fauzi Romeli: Analisa Determinan Kurang Energi Protein Pada Anak Balita Di Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2007, 2007. USU e-Repository © 2008
terhadap umur (BB/U), tinggi badan terhadap umur (TB/U) dan berat
badan terhadap tinggi badan (BB/TB).
b. Penilaian Status Gizi Secara Klinis
Pemeriksaan klinis merupakan salah satu cara penilaian status gizi yang
didasarkan pada perubahan-perubahan yang terjadi yang dihubungkan
dengan ketidakcukupan zat gizi. Hal ini dapat dilihat pada jaringan epitel
seperti kulit, mata dan rambut. Penggunaan metode klinis biasanya untuk
survey klinis secara cepat dimana dapat mendeteksi secara cepat tanda-
tanda klinis umum dari kekurangan salah satu atau lebih zat gizi yang
dapat juga digunakan untuk mengetahui tingkat status gizi seseorang
dengan melakukan pemeriksaan fisik yaitu tanda dan gejala atau riwayat
penyakit.
c. Pemeriksaan Status Gizi Secara Biokimia
Penilaian status gizi dengan biokimia adalah pemeriksaan spesimen yang
diuji secara laboratorium yang dilakukan pada jaringan tubuh manusia
seperti darah, urine dan tinja. Metode ini digunakan untuk suatu
peringatan bahwa kemungkinan akan terjadi keadaan malnutrisi yang
lebih parah lagi.
Fauzi Romeli: Analisa Determinan Kurang Energi Protein Pada Anak Balita Di Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2007, 2007. USU e-Repository © 2008
d. Penilaian Status Gizi Secara Biofisik
Penilaian status gizi secara biofisik yaitu dengan melihat kemampuan
fungsi dan perubahan struktur dari jaringan tubuh misalnya tes adaptasi
gelap untuk melihat kejadian buta senja.
Dari ke 4 cara penilaian status gizi secara langsung, antropometri merupakan
cara yang sering digunakan untuk menilai status gizi anak balita karena pengukuran
antropometrik merupakan relatif paling sederhana. Dalam pengukuran antropometrik
dilakukan beberapa pengukuran yang menjadi indikator antropometri yaitu
pengukuran berat badan, tinggi badan, dan lingkar lengan atas kemudian indikator
tersebut dibandingkan dengan umur.
Indeks berat badan terhadap umur (BB/U) menunjukaan secara sensitif status
gizi saat ini karena mudah berubah, indeks TB/U dapat menggambarkan status gizi
masa lalu dan indeks BB/TB menggambarkan secara sensitif dan spesifik status gizi
saat ini (Soekirman, 2002).
a. Kelebihan dan kelemahan Indeks BB/U
a.1. Kelebihan Indeks BB/U
Kelebihan Indeks BB/U yaitu mudah dan cepat, Sensitif untuk
melihat perubahan status gizi dalam waktu pendek dan dapat
mendeteksi kegemukan
Fauzi Romeli: Analisa Determinan Kurang Energi Protein Pada Anak Balita Di Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2007, 2007. USU e-Repository © 2008
a.2. Kelemahan Indeks BB/U
Kelemahan Indeks BB/U yaitu Interpretasi status gizi dapat keliru
apabila terdapat oedeem, data umur yang akurat sering sulit diperoleh,
.kesalahan pada saat pengukuran dan masalah sosial budaya karena
anak balita tidak mau ditimbang.
b. Kelebihan dan kelemahan Indeks TB/U
b.1. Kelebihan Indeks TB/U
Kelebihan Indeks TB/U yaitu dapat memberikan gambaran keadaan
gizi masa lampau, dan dapat dijadikan indikator sosial ekonomi
penduduk.
b.2. Kelemahan Indeks TB/U
Kelemahan Indeks TB/U yaitu tidak dapat menggambarkan status gizi
saat ini, memerlukan data umur yang akurat yang sering sulit
diperoleh, dan kesalahan pada pembacaan skala ukur.
c. Kelebihan dan Kelemahan Indeks BB/TB
c.1. Kelebihan Indeks BB/TB
kelebihan Indeks BB/TB yaitu independen terhadap umur dan ras
dan dapat menilai status kurus dan gemuk.
c.2. Kelemahan Indeks BB/TB
Kelemahan Indeks BB/TB yaitu kesalahan pada waktu pengukuran,
Masalah sosial budaya karena anak balita tidak mau ditimbang,
Fauzi Romeli: Analisa Determinan Kurang Energi Protein Pada Anak Balita Di Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2007, 2007. USU e-Repository © 2008
kesulitan dalam mengukur tinggi badan dan kesalahan dalam
membaca skala ukur.
Status gizi yang diukur dengan BB/U, TB/U dan BB/TB dapat dikatakan
normal apabila angka atau nilainya terletak antara minus dua (-2) SD sampai dengan
plus dua (+2) SD dari nilai median standard WHO.
Status gizi dapat dikatakan kurang apabila angka atau nilainya kurang dari
minus dua (-2) SD dan jika dibawah minus tiga (-3) SD dikategorikan status gizi
buruk.
Penilaian status gizi secara tidak langsung dapat dibagi menjadi tiga yaitu :
survei konsumsi makanan, statistik vital dan faktor ekologi.
Survey konsumsi makanan adalah metode penilaian status gizi secara tidak
langsung dengan melihat jumlah dan jenis zat gizi yang dikonsumsi. Metode yang
dapat dilakukan untuk pengumpulan data pada survey konsumsi makanan adalah
(Baliwati,2004).
a. Recall Method
Metode ini digunakan untuk estimasi jumlah makanan yang
dimakanan oleh seseorang selama 24 jam yang lalu atau sehari sebelum
wawancara dilakukan. Dengan metode ini akan diketahui besarnya porsi
makanan berdasarkan ukuran rumah tangga kemudian dikonversi ke ukuran
metrik (gram).
Fauzi Romeli: Analisa Determinan Kurang Energi Protein Pada Anak Balita Di Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2007, 2007. USU e-Repository © 2008
b. Food records
Dengan metode ini responden mencatat semua makanan dan minuman
yang dikonsumsi selama seminggu dan pencatatan dilakukan oleh
responden dengan menggunakan ukuran rumah tangga atau menimbang
langsung berat makanan yang dimakan.
c. Weighing method
Metode penimbangan mengukur secara langsung berat setiap jenis
makanan yang dimakan oleh seseorang pada hari wawancara.
d. Food frequensi questionnaire
Metode ini dikenal metode frekwensimakanan dimana untuk memperoleh
infomasi pola konsumsi makanan seseorang. Oleh karena itu diperlukan
kuesioner yang terdiri dari daftar jenis makanan dan frekwensi konsumsi
makanan.
e. Dietary history
Metode ini sebagai metode riwayat pangan yang mempunyai tujuan untuk
menemukan pola inti pangan sehari-hari pada jangka waktu yang lama
untuk melihat kaitan anatara inti makanan dan kejadian penyakit tertentu.
Metode ini meliputi tiga komponen dasar yaitu wawancara mendalam pola
makan sehari-hari, cheklist frekuensi makanan dan pencatatan makanan
dua tiga hari sebagai teknik pemeriksaan silang.
Fauzi Romeli: Analisa Determinan Kurang Energi Protein Pada Anak Balita Di Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2007, 2007. USU e-Repository © 2008
2.2.3. Kurang Energi Protein
Kurang energi protein merupakan suatu bentuk masalah gizi yang
disebabkan oleh berbagai faktor terutama faktor makanan yang tidak
memenuhi kebutuhan anak akan energi dan protein serta kerena penyakit
infeksi yang berdampak pada penurunan status gizi anak dari berstatus gizi
baik menjadi berstatus gizi kurang atau gizi buruk.
Dua gejala kurang energi protein pada bayi yang terkenal adalah
marasmus dan kwashiorkor. Marasmus adalah gejala kelaparan yang hebat
sehingga badan menjadi sangat kecil dan tinggal kulit pembalut tulang, hal ini
disebabkan karena makanan yang dikonsumsi tidak dapat menyediakan kalori
untuk mempertahankan hidupnya dan memaksa metabolisme terus
berlangsung dengan cara menggunakan bahan makanan dari tubuhnya sendiri.
Bayi yang menderita marasmus biasanya kecil, kurus, kurang berat badan,
wajah seperti orang tua, kepala nampak membesar, malas, apatis dan sangat
peka.
Kwashiorkor merupakan penyakit yang disebabkan kekurangan protein
dan kalori dimana gejala utamanya adalah pertumbuhan terhalang dan badan
bengkak, tangan dan kaki serta wajah tampak sembab, pandangan kosong,
sering menangis, rambut berwarna coklat, perut buncit, serta kaki kurus dan
bengkok.
Fauzi Romeli: Analisa Determinan Kurang Energi Protein Pada Anak Balita Di Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2007, 2007. USU e-Repository © 2008
2.2.4. Faktor-Faktor Penyebab Kurang Energi Protein
Menurut Soekirman (2002), Kurang energi protein dapat disebabkan oleh
beberapa faktor yaitu faktor penyebab langsung dan faktor penyebab tidak langsung.
Faktor langsung penyebab terjadinya kurang energi protein yaitu konsumsi
makanan dan penyakit infeksi yang diderita oleh anak balita. Timbulnya kurang
energi protein tidak hanya karena makan yang kurang tetapi juga karena penyakit.
Anak balita yang mendapat makanan yang cukup baik tetapi sering diserang diare
atau demam akan dapat menderita kurang energi protein. Sebaliknya anak balita yang
mengkonsumsi makanan yang tidak cukup baik dapat mengakibatkan daya tahan
tubuhnya melemah yang akan mudah diserang penyakit infeksi yang akhirnya dapat
menderita kurang energi protein.
Faktor tidak langsung penyebab terjadinya kurang energi protein yaitu
ketahanan pangan dikeluarga, pola pengasuhan anak serta pelayanan kesehatan dan
kesehatan lingkungan.
Ketahanan pangan di keluarga adalah kemampuan keluarga untuk memenuhi
kebutuhan pangan seluruh keluarganya dalam jumlah yang cukup baik jumlah
maupun mutu gizinya.
Pola pengasuhan anak adalah kemampuan keluarga untuk menyediakan
waktu, perhatian dan dukungan terhadap anak agar dapat tumbuh kembang dengan
sebaik-baiknya secara fisik, mental dan sosial. Pola pengasuhan anak berupa sikap
dan perilaku ibu dalam hal kedekatannya dengan anak untuk memberikan makan,
merawat, kebersihan, kasih sayang dan sebagainya.
Fauzi Romeli: Analisa Determinan Kurang Energi Protein Pada Anak Balita Di Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2007, 2007. USU e-Repository © 2008
Pelayanan kesehatan dan air bersih merupakan faktor tidak langsung
penyebab terjadinya kurang energi protein, dimana pelayanan kesehatan yang perlu
diperhatikan adalah imunisasi, pemeriksaan kehamilan, pertolongan persalinan,
penimbangan anak, pendidikan kesehatan dan gizi serta sarana kesehatan seperti
posyandu, puskesmas, praktek bidan, dokter dan rumah sakit. Tersedianya air bersih
yang cukup untuk keluarga dan mudahnya jangkauan pelayanan kesehatan serta
pemahaman ibu terhadap kesehatan dapat memperkecil resiko anak balita terkena
penyakit kurang energi protein.
Ketiga faktor tidak langsung penyebab kurang energi protein tersebut saling
berkaitan dan bersumber pada akar masalah yaitu pendidikan dan ekonomi keluarga.
2.2.5. Akibat Yang Ditimbulkan Dari Kurang Energi Protein
Anak balita yang menderita kurang energi protein akan mengalami akibat
sebagai berikut :
a. Frekwensi kemungkinan terserang penyakit bertambah tinggi dan penyakit
yang dideritanya bertambah berat
b. Pertumbuhan badan anak balita tidak sempurna
c. Dapat menyebabkan kematian
d. Dapat menghambat perkembangan fisik dan mental ( Winarno F.G, 1987)
Keadaan kurang energi dan protein yang terjadi pada usia yang sangat muda
mempengaruhi perkembangan fisik dan kecerdasan. Penelitian di Korea terhadap 141
anak perempuan yang terdiri dari 42 orang penderita KEP berat, 52 orang anak
Fauzi Romeli: Analisa Determinan Kurang Energi Protein Pada Anak Balita Di Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2007, 2007. USU e-Repository © 2008
menderita KEP ringan dan sedang dan 47 orang anak berstatus gizi baik didapatkan
hasil bahwa anak-anak yang sebelumnya menderita kurang energi protein, tinggi
badannya lebih rendah dari anak yang berstatus gizi baik rata-rata IQ anak yang
sebelumnya menderita KEP berat adalah 102.5, KEP ringan dan sedang adalah
105.95 dan anak berstatus gizi baik adalah 111.68. (Muchtar, 1999).
Anak balita yang berstatus gizi kurang akan menciptakan generasi yang secara
fisik dan mental lemah dan menjadi beban masyarakat dan pemerintah. Akibat dari
gizi kurang pada anak balita dapat menyebabkan tingginya angka kematian pada anak
balita yang sebenarnya dapat dicegah apabila keadaan gizi anak balitanya baik.
(Pemerintah R.I, 2000).
Dari penelitian di 5 negara berkembang (Bangladesh, India, Malawi, Tanzania
dan Papua New Guinea) menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang kuat antara
kurang energi protein dan kematian. Resiko kematian anak yang menderita kurang
energi protein ringan, sedang dan berat yaitu 2,5; 4,6; dan 8,4 kali dari anak yang
tidak menderita kurang energi protein. (Soekirman, 2002).
2.2.6. Program Perbaikan Gizi
Dalam rencana pembangunan kesehatan menuju Indonesia Sehat 2010 telah
dibuat pokok program upaya kesehatan yang salah satunya adalah program perbaikan
gizi.
Program perbaikan gizi bertujuan untuk meningkatkan status gizi masyarakat
maupun di institusi dalam rangka meningkatkan kemandirian, intelektualitas dan
produktifitas sumber daya manusia.
Fauzi Romeli: Analisa Determinan Kurang Energi Protein Pada Anak Balita Di Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2007, 2007. USU e-Repository © 2008
Sasaran program perbaikan gizi ;
1. Turunnya prevalensi KEP Total menjadi setinggi-tingginya 16%.
2. Prevalensi GAKY berdasarkan prevalensi gondok total menurun dari
18,0% menjadi 13%.
3. Prevalensi anemia gizi pada ibu hamil turun menjadi 20%, pada anak
balita menjadi 16% dan pada wanita pekerja menjadi 13%.
4. Terbebasnya masyarakat dari masalah kekurangan vitamin A.
5. Sekurang-kurangnya 80% ibu menyusui memberikan ASI secara ekslusif.
6. 80% remaja di perkotaan dan 70% ramaja di pedesaan mempunyai tinggi
badan normal.
7. Meningkatnya penduduk yang mengkonsumsi gizi seimbang dan
menurunnya jumlah penduduk yang mengalami gizi kurang atau gizi
lebih.
8. Meningkatnya penganekaragaman pangan menuju swasembada pangan.
Kegiatan Program Perbaikan Gizi :
1. Penyuluhan gizi masyarakat, penanggulangan kurang energi protein.
2. Penanggulangan anemia gizi besi dan kekurangan vitamin A.
3. Penanggulangan gizi mikro.
4. Penanggulangan gizi lebih.
5. Pembinaan dan peningkatan status gizi.
6. Pemantapan pelaksanaan sistem kewaspadaan pangan dan gizi.
Fauzi Romeli: Analisa Determinan Kurang Energi Protein Pada Anak Balita Di Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2007, 2007. USU e-Repository © 2008
2.3. Landasan Teori
Status gizi anak balita dipengaruhi oleh beberapa faktor. Menurut
Unicef (1998), penyebab kurang gizi pada anak balita sebagaimana terlihat pada
bagan 1.
Bagan 1. Penyebab kurang energi protein pada anak balita (UNICEF,1998)
Dampak Kurang Gizi
Penyebab Makanan tidak seimbang Penyakit Infeksi langsung
Penyebab Tidak cukup Pola asuh anak Sanitasi danair bersih/yankes Tidak persediaan pangan tidak memadai dasar tidak memadai Langsung
Kurang pendidikan, pengetahuan dan keterampilan
Pokok masalah Kurang pemberdayaan wanita dan keluarga, Di Masyarakat Kurang pemanfaatan SDM
Pengangguran, inflasi,kurang pangan dan kemiskinan
Akar masalah Krisis ekonomi,politik dan sosial Nasional
Bagan 1. menjelaskan bahwa kurang gizi disebabkan karena faktor langsung
yaitu karena makanan tidak seimbang dan penyakit infeksi yang mungkin diderita
anak.Timbulnya gizi kurang tidak hanya karena makanan yang kurang, tetapi juga
Fauzi Romeli: Analisa Determinan Kurang Energi Protein Pada Anak Balita Di Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2007, 2007. USU e-Repository © 2008
karena penyakit. Penyebab tidak langsung kurang gizi adalah tidak cukupnya
persediaan pangan, pola asuh anak tidak memadai, sanitasi dan air bersih/pelayanan
kesehatan dasar tidak memadai. Hal ini disebabkan karena kurang pendidikan, pola
asuh anak tidak memadai dan keterampilan. Pokok masalah yang terjadi di
masyarakat adalah kurangnya pemberdayaan wanita, keluarga dan pemanfaatan SDM
dan pokok masalah nasional adalah kriris ekonomi, politik dan sosial yang
mengakibatkan pengangguran, inflasi, kurang pangan dan kemiskinan (Baliwati,
2004).
2.4. Kerangka Konsep Penelitian Persediaan Pangan Keluarga
Konsumsi Makanan Pengetahuan Gizi Ibu Tingkat Pendapatan Keluarga Status Gizi Anak Balita Pola Asuh Anak Balita Penyakit Infeksi Pelayanan Kesehatan
Keterangan :
__________ : Variabel yang diteliti
--------------- : Variabel yang tidak diteliti
Bagan 2. Kerangka Konsep Penelitian
Fauzi Romeli: Analisa Determinan Kurang Energi Protein Pada Anak Balita Di Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2007, 2007. USU e-Repository © 2008
Kerangka konsep penelitian pada bagan 2 terlihat bahwa Status gizi pada
anak balita dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor langsung yaitu
konsumsi makanan dan penyakit infeksi sedangkan faktor tidak langsung yaitu
persediaan pangan keluarga, pola asuh anak balita, pengetahuan gizi ibu, tingkat
pendapatan keluarga dan pelayanan kesehatan.
Fauzi Romeli: Analisa Determinan Kurang Energi Protein Pada Anak Balita Di Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2007, 2007. USU e-Repository © 2008
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian studi analitik observasional dengan disain
studi kasus kelola (Case Control Study) dengan memilih kasus (Anak balita yang
menderita kurang energi protein) dan kontrol (Anak balita yang tidak menderita
kurang energi protein). Peneliti kemudian mengukur paparan yang dialami subyek
pada waktu yang lalu (retrospektif) dengan cara mengkaji data yang dikumpulkan
melalui responden.
Dalam penelitian studi kasus kelola dibuat rancangan penelitian sebagaimana
terlihat pada bagan 3
KASUS Persediaan Pangan Keluarga
(Anak Balita KEP) Pola Asuh Anak Balita Pengetahuan Gizi Ibu
KONTROL Tingkat Pendapatan Keluarga (Anak Balita Tidak KEP) Pelayanan Kesehatan
Bagan 3. Rancangan Penelitian
Fauzi Romeli: Analisa Determinan Kurang Energi Protein Pada Anak Balita Di Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2007, 2007. USU e-Repository © 2008
Rancangan penelitian pada bagan 3. terlihat bahwa Kurang Energi Protein
pada anak balita dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu persediaan pangan,
pola asuh, pengetahuan gizi, tingkat pendapatan, pelayanan kesehatan dan diketahui
faktor determinan yang dominan penyebab terjadinya kurang energi protein pada
anak balita.
3.2. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Medan Denai Kota Medan selama 6
(enam) bulan dari Bulan Pebruari sampai Juli 2007.
3.3. Populasi, Sampel dan Responden
3.3.1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah semua anak balita yang datang ke
posyandu dan bertempat tinggal di Kecamatan Medan Denai Kota Medan.
3.3.2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian dari populasi. Sampel terdiri
kasus dan kontrol. Untuk mengurangi kemungkinan adanya bias, maka kasus dan
kontrol diambil dalam satu populasi dengan kriteria :
a. Kasus adalah anak balita usia 12 – 59 bulan yang menderita kurang energi
protein yang telah diukur status gizinya dengan menggunakan metode
antropometri dengan indeks berat badan menurut tinggi badan (BB/TB)
atau berat badan menurut panjang badan (BB/PB).
Fauzi Romeli: Analisa Determinan Kurang Energi Protein Pada Anak Balita Di Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2007, 2007. USU e-Repository © 2008
b. Kontrol adalah anak balita yang tidak menderita kurang energi protein
dengan karakteristik yang sama dengan kasus.
Perbandingan kasus dan kontrol adalah 1:1
3.3.3. Besar Sampel
Untuk menentukan besar sampel digunakan rumus Stanley Lemeshow,dkk
(1991) yaitu :
n = ⎨Z1-α/2 √ [ 2P2*(1-P2*) ] + Z1-β √ [ P1*( 1 – P1*) + P2*(1-P2*) ] }2
(P1* - P2*)2 P1* = (OR) P2* ___________________ (OR) P2* + (1-P2*) Diketahui : OR = 2,1 (Hasil dari penelitian Ukur Tarigan dengan variabel penyakit infeksi)
P = 28% ( Proporsi keadaan gizi kurang pada anak balita di Kecamatan Medan Denai Tahun 2003)
P1* = 2,1 x 0,28 (2,1 x 0,28) + (0,72) = 0,59/ 1,31 = 0,45 n = { 1,96 √ 2 x 0,28 x 0,72 + 0,842 √ (0,45 x 0,55 + 0,28 x 0,72) }2 ( 0,45 – 0,28) 2 n = { 1,96√ 0,40 + 0,842 √ 0,247 + 0,201 } 2
(0,17 )2
Fauzi Romeli: Analisa Determinan Kurang Energi Protein Pada Anak Balita Di Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2007, 2007. USU e-Repository © 2008
n = ( 1,239 + 0,564) 2
0,029
= 3,251 / 0,029 = 112,1 digenapkan menjadi 120 orang
3.3.4. Metode Pengambilan Sampel
Kecamatan Medan Denai terdapat 4 (empat) Puskesmas yaitu : Puskesmas
Medan Denai, Puskesmas Desa Binjei, Puskesmas Tegal Sari dan Puskesmas Bromo.
Sampel diambil dari anak balita yang menderita kurang energi protein (kasus) dan
anak balita yang tidak menderita kurang energi protein (kontrol) yang mempunyai
karakteristik yang sama dalam hal umur dan jenis kelamin yang didapat dari hasil
pengukuran BB/TB atau BB/PB yang berkunjung ke posyandu pada saat
pengumpulan data di wilayah kerja Puskesmas di Kecamatan Medan Denai.
Besar sampel pada setiap Puskesmas dihitung secara proporsional dengan rumus :
n nx = NX ─ (Ariawan, 1998) N
Keterangan :
N = besar total populasi
nx = besar sampel setiap stratum
NX = besar populasi (kasus di stratum X)
n = besar sampel keseluruhan (120 orang)
Besar sampel untuk masing-masing puskesmas dapat dilihat pada Tabel 3.1.
Fauzi Romeli: Analisa Determinan Kurang Energi Protein Pada Anak Balita Di Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2007, 2007. USU e-Repository © 2008
Tabel 3.1. Jumlah Populasi dan Sampel di Puskesmas Wilayah Kecamatan Medan Denai Kota Medan Yang Akan Diteliti Tahun 2007
No Puskesmas Jumlah Populasi Jumlah Sampel
1 Desa Binjei 62 21
2 Tegal Sari 74 25
3 Medan Denai 163 55
4 Bromo 59 20
J u m l a h 358 120
Pengambilan sample yang terdiri kasus dan kontrol di setiap Puskesmas
ditetapkan dengan cara systematic random sampling.
Kasus diambil dengan membuat daftar dari anak penderita kurang energi
protein dan diberikan penomoran, lalu dibagi jumlah sampel yang akan diambil.
Angka yang diperoleh merupakan interval dan ditetapkan kasusnya adalah setiap
kelipatan interval (Notoatmojo,2002) untuk masing-masing puskesmas dapat dilihat
pada Tabel 3.2.
Tabel 3.2. Interval kasus terpilih di Puskesmas Wilayah Kecamatan Medan Denai Kota Medan Yang Akan Diteliti Tahun 2007
No Puskesmas Kelipatan
1 Desa Binjei 3
2 Tegal Sari 3
3 Medan Denai 3
4 Bromo 3
Kontrol diambil dengan membuat daftar dari anak yang tidak menderita
kurang energi protein dengan karakteristik yang sama dengan kasus yaitu umur dan
Fauzi Romeli: Analisa Determinan Kurang Energi Protein Pada Anak Balita Di Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2007, 2007. USU e-Repository © 2008
jenis kelamin kemudian diambil berpadanan secara individual dengan masing-
masing kasus.
3.3.5. Responden
Pada penelitian ini yang dijadikan responden adalah ibu-ibu yang mempunyai
anak balita yang dijadikan sampel penelitian.
3.4. Metode Pengumpulan Data
3.4.1. Data Primer yaitu data yang diambil dari wawancara langsung dengan ibu
yang mempunyai anak balita yang dijadikan responden dan berpedoman pada
instrument yang telah dipersiapkan. Data berat badan anak balita diperoleh
dengan melakukan pengukuran berat badan menggunakan timbangan dacin,
tinggi badan anak balita diukur dengan menggunakan microtoice dan panjang
badan anak balita diukur dengan menggunakan alat ukur panjang badan.Data
persediaan pangan keluarga dikumpulkan dengan menggunakan formulir
food account. Data pengetahuan gizi ibu, tingkat pendapatan keluarga, pola
asuh anak balita dan pelayanan kesehatan diperoleh dengan menggunakan
kuesioner.
3.4.2. Data Sekunder yaitu data yang diperoleh dari Posyandu, Puskesmas dan
Kecamatan.
3.4.3. Pengumpulan data dilakukan oleh delapan orang Ahli Gizi yang sudah terlatih
dan memahami isi instrumen, cara mengisi dan tehnik wawancara yang baik.
Fauzi Romeli: Analisa Determinan Kurang Energi Protein Pada Anak Balita Di Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2007, 2007. USU e-Repository © 2008
3.5. Variabel dan Definisi Operasional
3.5.1. Variabel
Variabel independent (bebas) dalam penelitian ini adalah persediaan pangan,
pola asuh, pengetahuan gizi, tingkat pendapatan, dan pelayanan kesehatan. Variabel
dependent (terikat) adalah status gizi anak balita yaitu anak balita yang menderita
kurang energi protein (kasus) dan anak balita yang tidak menderita kurang energi
protein (kontrol).
3.5.2. Definisi Operasional
Variabel bebas :
1. Persediaan pangan keluarga adalah kemampuan keluarga yang memiliki
anak balita untuk memenuhi kebutuhan pangan seluruh keluarganya
dalam jumlah yang cukup baik dalam jumlah maupun mutu gizinya yang
dikategorikan :
1. Cukup : Jika persediaan pangan ≥ 2500 kalori perkapita perhari
2. Kurang : Jika persediaan pangan < 2500 kalori perkapita perhari
2. Pola asuh anak balita adalah sikap dan tindakan ibu atau pengasuh lain
dalam pemilihan bahan makanan, mengolah, memberikan dan merawat
termasuk kebersihan dan memberikan kasih sayang pada anak balita yang
diukur dengan menanyakan seperangkat pertanyaan dan diberi nilai dari
setiap pertanyaan dan dikategorikan :
Fauzi Romeli: Analisa Determinan Kurang Energi Protein Pada Anak Balita Di Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2007, 2007. USU e-Repository © 2008
1. Baik : Jika jumlah nilai jawaban ≥ 70
2. Tidak baik : Jika jumlah nilai jawaban < 70
3. Pengetahuan gizi ibu adalah pengetahuan gizi ibu yang mempunyai anak
balita yang dijadikan sample yang diukur dengan menanyakan
seperangkat pertanyaan dan diberi nilai dari setiap pertanyaan dan
diketegorikan :
1. Baik : Jika jumlah nilai jawaban ≥ 40
2. Kurang : Jika jumlah nilai jawaban < 40
4. Tingkat pendapatan keluarga adalah penghasilan keluarga yang diukur
dengan tingkat pengeluaran keluarga perkapita pertahun yang
dikategorikan :
1. Cukup : Jika pengeluaran ≥ 480 kg beras/perkapita/tahun
2. Tidak cukup : Jika pengeluaran < 480kg beras/perkapita/tahun
5. Pelayanan kesehatan adalah tersedianya sarana pelayanan kesehatan dasar
yang terjangkau oleh setiap keluarga yang memiliki anak balita yang
diukur dengan menanyakan seperangkat pertanyaan dan diberi nilai dari
setiap pertanyaan dan dikategorikan :
1. Baik : Jika jumlah nilai jawaban ≥ 24
2. Tidak Baik : Jika jumlah nilai jawaban < 24
Variabel terikat :
Fauzi Romeli: Analisa Determinan Kurang Energi Protein Pada Anak Balita Di Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2007, 2007. USU e-Repository © 2008
1. Status Gizi adalah Keadaan gizi anak balita yang diukur secara
antropometri berdasarkan BB/TB atau BB/PB dengan menggunakan
standar Z Score yang dikategorikan :
1. Gizi Baik : Z Score : -2 SD s-d + 2 SD
2. Gizi Kurang : Z Score : < - 2 SD s-d ≥ - 3 SD
2. Anak balita kurang energi protein adalah anak balita yang memiliki status
gizi kurang dan gizi buruk (KEP Total) yang diukur secara antropometri
menurut BB/TB atau BB/PB yang dikategorikan :
1. KEP : < - 2 SD
2. Tidak KEP : ≥ - 2 SD
3.6. Metode Pengukuran
Variabel Sumber data Metode Pengumpulan data
Alat Ukur Skala Ukur
Persediaan pangan keluarga
Primer/ ibu anak balita
Wawancara langsung
Kuesioner Ordinal
Pola asuh anak balita
Primer/ ibu anak balita
Wawancara langsung
Kuesioner Ordinal
Pengetahuan gizi ibu
Primer/ ibu anak balita
Wawancara langsung
Kuesioner Ordinal
Tingkat pendapatan keluarga
Primer/ ibu anak balita
Wawancara langsung
Kuesioner Ordinal
Pelayanan Kesehatan
Primer/ ibu anak balita
Wawancara langsung
Kuesioner Ordinal
Kurangenergi protein
Primer/ anak balita
Antropometri Timbangan BB/Panjang Badan/ Microtoice
Ordinal
Fauzi Romeli: Analisa Determinan Kurang Energi Protein Pada Anak Balita Di Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2007, 2007. USU e-Repository © 2008
3.7. Metode Analisa Data
3.7.1. Analisa Univariat
Analisa Univariat digunakan untuk mendapatkan gambaran distribusi
frekwensi atau besarnya proporsi menurut berbagai karakteristik variabel yang
diteliti, baik untuk variabel bebas maupun variabel terikat.
3.7.2. Analisa Bivariat
Analisa Bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas
dengan variabel terikat, yang dilakukan secara statistik dengan menggunakan
uji Chi-Square pada tingkat kemaknaan 95%. (α = 0,05).
3.7.3. Analisa Multivariat
Analisa Multivariat dilakukan untuk mengetahui faktor yang paling dominan
mempengaruhi gizi kurang pada anak balita dengan menggunakan uji regresi
logistik berganda dengan menggunakan rumus :
p logit (p) = ln _____ = βo + β1X1 + ……… +βiXi 1 - p
Perkiraan probabilitas jadi kasus :
p = 1 ___________
1 + e – ( βo + β1X1 + β2X2 + …. + βiXi )
Proses analisa multivariate :
a. Variabel bebas yang memiliki nilai p < 0,25 dimasukkan dalam proses analisis
multivariate regresi logistik
Fauzi Romeli: Analisa Determinan Kurang Energi Protein Pada Anak Balita Di Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2007, 2007. USU e-Repository © 2008
b. Semua variabel bebas yang masuk dalam pemodelan dianalisa dengan cara
mengeluarkan variabel bebas dengan nilai p terbesar sehingga didapatkan model
awal dengan variabel faktor penentu yang memiliki nilai p ≤ 0,05
c. Hasil uji multivariat yang mempunyai nilai p ≤ 0,05 merupakan model akhir dari
penentu faktor determinan yang berhubungan dengan kejadian kurang energi
protein pada anak balita di Kecamatan Medan Denai.
Fauzi Romeli: Analisa Determinan Kurang Energi Protein Pada Anak Balita Di Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2007, 2007. USU e-Repository © 2008
BAB 4
HASIL PENELITIAN
4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
4.1.1. Keadaan Geografi
Kecamatan Medan Denai terletak 8 meter diatas permukaan laut dengan luas
wilayah 8,85 km ² . Batas wilayah Kecamatan Medan Denai sebagai berikut :
Sebelah Utara : Kecamatan Medan Tembung
Sebelah Selatan : Kecamatan Medan Amplas
Sebelah Barat : Kecamatan Medan Area
Sebelah Timur : Kecamatan Percut Sei Tuan
Kecamatan Medan Denai memiliki 4 (empat) buah Puskesmas yaitu
Puskesmas Medan Denai, Puskesmas Tegal Sari, Puskesmas Desa Binjai dan
Puskesmas Bromo dengan keadaan geografis sebagaimana terlihat pada Tabel 4.1
Tabel 4.1 Keadaan Geografis Wilayah Kerja Empat Puskesmas Di Kecamatan
Medan Denai Tahun 2005 No Puskesmas Luas Wilayah (Km²) Jumlah Kelurahan
1 Medan Denai 2,3 2
2 Tegal Sari 1,63 2
3 Desa Binjai 3,96 1
4 Bromo 0,96 1
J u m l a h 8,85 6 Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Medan 2006
Fauzi Romeli: Analisa Determinan Kurang Energi Protein Pada Anak Balita Di Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2007, 2007. USU e-Repository © 2008
Puskesmas Medan Denai mempunyai wilayah kerja seluas 2,3 Km yang
terdiri dari 2 Kelurahan yaitu Kelurahan Denai dan Kelurahan Medan Tenggara.
Puskesmas Tegal Sari mempunyai wilayah kerja seluas 1,63 Km² yang terdiri dari 2
Kelurahan yaitu Kelurahan Tegal Sari Mandala I dan Kelurahan Tegal Sari Mandala
III. Puskesmas Desa Binjei terdiri dari 1 Kelurahan yaitu Kelurahan Binjei yang
mempuyai luas 3,96 Km². Puskesmas Bromo mempunyai luas wilayah kerja 0,96
Km² yang terdiri dari 1 kelurahan yaitu Kelurahan Tegal Sari Mandala II
4.1.2. Kependudukan
Distribusi penduduk berdasarkan jumlah keluarga dan jenis kelamin di
wilayah kerja 4 (empat) Puskesmas di Kecamatan Medan Denai Kota Medan tahun
2005 dapat dilihat pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2 Distribusi Penduduk Berdasarkan Jumlah Keluarga dan Jenis Kelamin di Wilayah Kerja 4 (empat) Puskesmas di Kecamatan Medan Denai Kota Medan tahun 2005
Penduduk
KK Laki-laki Perempuan
Jumlah
Total
No Wilayah
Kerja
Puskesmas N % n % n % n %
1 Medan Denai 6129 21,41 15611 11,52 15759 11,63 31370 23,15
2 Tegal Sari 9499 33,18 21926 16,18 20105 14,83 42031 31,01
3 Desa Binjai 9031 31,54 20854 15,39 21301 15,71 42155 31,10
4 Bromo 3973 13,87 9772 7,21 10199 7,53 19971 14,74
J u m l a h 28632 100 68164 50,30 67363 49,70 135527 100,00
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Medan 2006
Fauzi Romeli: Analisa Determinan Kurang Energi Protein Pada Anak Balita Di Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2007, 2007. USU e-Repository © 2008
Jumlah penduduk Kecamatan Medan Denai pada tahun 2005 sebanyak
135.527 jiwa yang terdiri dari 68.164 laki-laki (50,30%) dan 67.363 perempuan
(49,70%).
4.1.3. Mata Pencaharian
Distribusi penduduk berdasarkan mata pencaharian diwilayah kerja 4 (empat)
Puskesmas di Kecamatan Medan Denai Kota Medan tahun 2005 dapat dilihat pada
Tabel 4.3.
Tabel 4.3 Distribusi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian di Wilayah Kerja 4 (empat) Puskesmas di Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2005
Pegawai
Negeri Swasta ABRI Petani Pedagang Pensiunan Jumlah
Total No Puskesmas
n % n % n % n % n % n % n %
1 Medan
Denai
581 2,11 2962 10,79 107 0,39 64 0,23 1781 6,49 201 0,73 5696 20,75
2 Tegal Sari 532 1,94 6647 24,22 28 0,10 34 0,12 2131 7,76 193 0,70 9565 34,85
3 Desa
Binjai
1047 3,82 5735 20,89 212 0,77 30 0,11 1283 4,67 295 1,08 8602 31,34
4 Bromo 293 1,07 2535 9,24 30 0,11 29 0,11 545 1,99 152 0,55 3584 13,06
Jumlah 2453 8,94 17879 65,14 377 1,37 157 0,57 5740 20,91 841 3,06 27447 100
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Medan 2006
Penduduk Kecamatan Medan Denai sebagian besar bermata pencaharian
pegawai swasta yaitu 65,14%, pedagang 20,91%, pegawai negeri 8,98%, pensiunan
3,06%, ABRI 1,37% dan petani 0,57%.
4.1.4. Tingkat Pendidikan Responden
Distribusi responden berdasarkan tingkat pendidikan di Kecamatan Medan
Denai Kota Medan Tahun 2007 dapat dilihat pada Tabel 4.4.
Fauzi Romeli: Analisa Determinan Kurang Energi Protein Pada Anak Balita Di Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2007, 2007. USU e-Repository © 2008
Tabel 4.4 Distribusi Proporsi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2007
Kasus Kontrol No Tingkat Pendidikan
n % n %
1 Sekolah Dasar (SD) 26 21,67 13 10,83
2 Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) 48 40,00 27 22,50
3 Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) 42 35,00 71 59,17
4 Perguruan Tinggi (PT) 4 3,33 9 7,50
J u m l a h 120 100 120 100
Berdasarkan Tabel 4.4. sebagian besar responden pada kasus (ibu yang
memiliki anak balita kurang energi protein) memiliki tingkat pendidikan sekolah
lanjutan tingkat pertama (SLTP) 40%, sekolah lanjutan tingkat atas (SLTA) 35%,
sekolah dasar (SD) 21,67% dan perguruan tinggi (PT) 3,3%. Responden pada kontrol
(ibu yang memiliki anak balita tidak kurang energi protein) sebagian besar
berpendidikan sekolah lanjutan atas (SLTA) yaitu 59,17%, sekolah lanjutan tingkat
pertama (SLTP) 22,50%, sekolah dasar (SD) 10,83% dan perguruan tinggi (PT)
7,5%.
4.1.5. Karakteristik Sampel
Pada penelitian ini dilakukan penyepadanan antara kasus dan kontrol dengan
melihat karakteristik sampel yang dapat dilihat pada Tabel 4.5.
Fauzi Romeli: Analisa Determinan Kurang Energi Protein Pada Anak Balita Di Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2007, 2007. USU e-Repository © 2008
Tebel 4.5 Distribusi Proporsi Sampel Berdasarkan Karakteristik Umur dan Jenis Kelamin di Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2007
Kasus Kontrol No Karakteristik
n % n % 1 Umur
- 12 – 23 bulan - 24 – 35 bulan - 36 – 47 bulan - 48 – 59 bulan
54 38 17 11
45,00 31,67 14,17 9,16
54 38 17 11
45,00 31,67 14,17 9,16
J u m l a h 120 100 120 100 2 Jenis Kelamin
- Laki-laki - Perempuan
45 75
37,50 62,50
45 75
37,50 62,50
J u m l a h 120 100 120 100 Berdasarkan Tabel 4.5. sampel sebagian besar berumur 12 – 23 bulan yaitu
45%, 31,67% berumur 24 – 35 bulan, 14,17% berumur 36 - 47 bulan dan 9,16%
berumur 48 – 59 bulan. Jenis kelamin sampel sebagian besar adalah perempuan yaitu
62,50% dan laki-laki 37,50%.
4.2. Hasil Analisis
Hasil analisis digambarkan secara berurutan. Pertama analisis univariat yang
meliputi distribusi frekwensi dari faktor-faktor yang diteliti, kemudian analisis
bivariat untuk mengetahui bagaimana hubungan faktor-faktor yang diteliti dengan
kejadian kurang energi protein. Selanjutnya analisis multivariat untuk mengetahui
pengaruh faktor-faktor yang diteliti secara bersama-sama hubungannya dengan
kejadian kurang energi protein.
Fauzi Romeli: Analisa Determinan Kurang Energi Protein Pada Anak Balita Di Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2007, 2007. USU e-Repository © 2008
4.2.1. Analisis Univariat
Pada penelitian ini setelah dilakukan pengumpulan data, diedit dan diolah
menggunakan piranti lunak komputer diperoleh gambaran responden dalam bentuk
distribusi frekwensi atau besarnya proporsi menurut karakteristik variabel yang
diteliti.
4.2.1.1. Persediaan Pangan Keluarga Dan Kejadian Kurang Energi Protein
Untuk memperoleh gambaran persediaan pangan keluarga dan kejadian
kurang energi protein dapat dilihat pada Tabel 4.6.
Tabel 4.6 Distribusi Proporsi Subyek Berdasarkan Persediaan Pangan Keluarga dan Kejadian Kurang Energi Protein di Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2007
Kasus Kontrol Persediaan Pangan Keluarga
n % n %
Cukup 21 17,5 62 51,7
Kurang 99 82,5 58 48,3
Jumlah 120 100 120 100
Berdasarkan Tabel 4.6. didapatkan bahwa pada kasus terdapat 21 keluarga
(17,5%) persediaan pangannya cukup dan 99 keluarga (82,5%) persediaan
pangannya kurang. Pada kontrol terdapat 62 keluarga (51,7%) persediaan pangannya
cukup dan 58 keluarga (48,3%) persediaan pangannya kurang.
4.2.1.2. Pola Asuh Anak Balita Dan Kejadian Kurang Energi Protein
Untuk memperoleh gambaran pola asuh anak balita dan kejadian kurang energi
protein dapat dilihat pada Tabel 4.7.
Fauzi Romeli: Analisa Determinan Kurang Energi Protein Pada Anak Balita Di Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2007, 2007. USU e-Repository © 2008
Tabel 4.7 Distribusi Proporsi Subyek Berdasarkan Pola Asuh Anak Balita dan Kejadian Kurang Energi Protein di Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2007
Kasus Kontrol Pola Asuh
Anak Balita n % n %
Baik 101 84,2 115 95,8
Tidak Baik 19 15,8 5 4,2
Jumlah 120 100 120 100
Berdasarkan Tabel 4.7. didapatkan bahwa pada kasus terdapat 101 keluarga
(84,2%) pola asuh anak balitanya baik dan 19 keluarga (15,8%) pola asuh anak
balitanya tidak baik. Pada kontrol terdapat 115 keluarga (95,8%) pola asuh anak
balitanya baik dan 5 keluarga (4,2%) pola asuh anak balitanya tidak baik.
Adapun distribusi pola asuh anak balita berdasarkan jawaban dari responden
dapat dilihat pada Tabel 4.8.
Tabel 4.8 Distribusi Pola Asuh Anak Balita Berdasarkan Jawaban Responden Di Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2007
Kasus Kontrol No Apakah setiap bulan anak ibu dibawa ke posyandu n % n %
1 Selalu 79 65,83 105 87,502 Kadang-kadang 39 32,50 15 12,503 Tidak pernah 2 1,67 0 0
J u m l a h 120 100 120 100No Siapa yang membawa anak ibu ke posyandu n % n % 1 Ibu sendiri 98 81,67 107 89,172 Keluarga 20 16,66 13 10,833 Pembantu 2 1,67 0 0
J u m l a h 120 100 120 100
Fauzi Romeli: Analisa Determinan Kurang Energi Protein Pada Anak Balita Di Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2007, 2007. USU e-Repository © 2008
Lanjutan Tabel 4.8 Distribusi Pola Asuh Anak Balita Berdasarkan Jawaban Responden Di Kecamatan Medan Denai Kota Medan tahun 2007
Kasus Kontrol No Apakah anak ibu sudah diimunisasi
lengkap sesuai dengan umurnya n % n % 1 Lengkap 45 37,50 97 80,83 2 Kurang lengkap 73 60,83 23 19,17 3 Tidak diimunisasi 2 1,67 0 0
J u m l a h 120 100 120 100 No Berapa kali anak ibu makan dalam sehari n % n % 1 3 kali sehari 91 75,83 102 85,002 2 kali sehari 29 24,17 18 15,003 1 kali sehari 0 0 0 0
J u m l a h 120 100 120 100 No Bila anak ibu tidak mau makan, apa yang
dilakukan n % n %
1 Membujuk anak agar mau makan 72 60,00 98 81,672 Dipaksa agar mau makan 48 40,00 20 16,673 Dibiarkan saja 0 0 2 1,66
J u m l a h 120 100 120 100 No Siapakah yang paling sering memberikan/
menyuapi anak makan n % n %
1 Ibu sendiri 96 80,00 101 84,17 2 Keluarga 24 20,00 18 15,00 3 Pembantu 0 0 1 0,83
J u m l a h 120 100 120 100 No Siapakah yang memasak makanan untuk
anak n % n %
1 Ibu sendiri 96 80,00 102 85,00 2 Keluarga 24 20,00 18 15,00 3 Pembantu 0 0 0 0
J u m l a h 120 100 120 100 No Apakah anak diberikan ASI pertama kali
keluar n % n %
1 Diberikan 75 62,50 96 80,00 2 Diberikan tetapi sebentar 22 18,33 15 12,50 3 Tidak diberikan 23 19,17 9 7,50
J u m l a h 120 100 120 100
Fauzi Romeli: Analisa Determinan Kurang Energi Protein Pada Anak Balita Di Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2007, 2007. USU e-Repository © 2008
Lanjutan Tabel 4.8 Distribusi Pola Asuh Anak Balita Berdasarkan Jawaban Responden Di Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2007
Kasus Kontrol No Apakah anak diberikan ASI Ekslusif (ASI
saja sampai umur 6 bulan) n % n % 1 Diberikan ASI Ekslusif 38 31,67 45 37,50 2 ASI diberikan sampai umur < 6 bulan 46 38,33 46 38,33 3 Tidak diberikan ASI 36 30,00 29 24,17
J u m l a h 120 100 120 100 No Makanan yang diberikan kepada anak balita n % n % 1 Zat tenaga + zat pembangun + zat pengatur 70 58,33 86 71,67 2 Zat tenaga + zat pembangun/zat pengatur 28 23,34 22 18,33 3 Zat tenaga 22 18,33 12 10,00
J u m l a h 120 100 120 100 No Apakah pemberian makan kepada anak
balita dihentikan,jika sudah kenyang tetapi makannya belum habis
n % n %
1 Dihentikan sebentar, lalu diberikan lagi 35 29,17 42 35,00 2 Kadang-kadang diberikan kembali 45 37,50 40 33,33 3 Dihentikan 40 33,33 38 31,67
J u m l a h 120 100 120 100 No Apakah makanan anak balita lebih
diutamakan dari anggota lain n % n %
1 Diutamakan 78 65,00 92 76,66 2 Kadang-kadang 24 20,00 14 11,67 3 Sama saja dengan anggota keluarga lain 18 15,00 14 11,67
J u m l a h 120 100 120 100 No Apakah makanan anak diberikan bervariasi
antara pagi hingga sore n % n %
1 Bervariasi 22 18,33 42 35,00 2 Kadang-kadang 73 60,84 67 55,83 3 Tidak bervariasi 25 20,83 11 9,17
J u m l a h 120 100 120 100 No Jika anak tidak suka makanan tertentu,
apakah ibu mengganti dengan makanan lain n % n %
1 Mencarikan pengganti makanan lain 74 61,67 94 78,34 2 Kadang-kadang, jika mau 37 30,83 22 18,33 3 Tidak mencari pengganti makanan lain 9 7,50 4 3,33
Fauzi Romeli: Analisa Determinan Kurang Energi Protein Pada Anak Balita Di Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2007, 2007. USU e-Repository © 2008
Lanjutan Tabel 4.8. Distribusi Pola Asuh Anak Balita Berdasarkan Jawaban Responden Di Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2007
Kasus Kontrol No Sejak umur berapa anak diberikan makanan
selingan n % n % 1 Anak berumur 1 tahun 56 46,67 75 62,50 2 Anak berumur 6 bulan 58 48,33 42 35,00 3 Sejak lahir 6 5,00 3 2,50
J u m l a h 120 100 120 100 No Sejak umur berapa anak diberikan susu
formula n % n %
1 Anak berusia 6 bulan 28 23,33 37 30,83 2 Sejak lahir 73 60,83 62 51,67 3 Tidak diberikan 19 15,84 21 17,50
J u m l a h 120 100 120 100 No Berapa kali anak mandi dalam satu hari n % n % 1 2 (dua) kali 102 85,00 116 96,67 2 1 (satu) kali 18 15,00 4 3,33 3 Tidak pernah 0 0 0 0
J u m l a h 120 100 120 100 No Siapakah yang sering memandikan anak n % n % 1 Ibu sendiri 98 81,67 104 86,67 2 Keluarga 22 18,33 15 12,50 3 Pembantu 0 0 1 0,83
J u m l a h 120 100 120 100 No Siapakah yang mengurus, jika anak
BAB/BAK n % n %
1 Ibu sendiri 95 79,17 104 86,67 2 Keluarga 25 20,83 15 12,50 3 Pembantu 0 0 1 1
J u m l a h 120 100 120 100 No Apabila anak BAB/BAK, bagaimakah
tindakan ibu n % n %
1 Segera dibersihkan 103 85,83 105 87,50 2 Dibiarkan sementara 17 14,17 15 12,50 3 Tidak dibersihkan 0 0 0 0
J u m l a h 120 100 120 100
Fauzi Romeli: Analisa Determinan Kurang Energi Protein Pada Anak Balita Di Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2007, 2007. USU e-Repository © 2008
Lanjutan Tabel 4.8. Distribusi Pola Asuh Anak Balita Berdasarkan Jawaban Responden Di Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2007
Kasus Kontrol No Jika anak ibu sakit, apa tindakan ibu
n % n % 1 Dibawa ke dokter 92 76,67 99 82,50 2 Diobati sendiri 28 23,33 21 17,50 3 Dibiarkan saja 0 0 0 0
J u m l a h 120 100 120 100 No Berapa lama ibu mengasuh anak dalam
sehari n % n %
1 > 6 jam 85 70,83 87 72,50 2 4 – 6 jam 35 29,17 33 27,50 3 < 4 jam 0 0 0 0
J u m l a h 120 100 120 100 No Apakah ibu selalu menemani anak pada saat
makan n % n %
1 Selalu 82 68,33 92 76,67 2 Kadang-kadang 38 31,67 28 23,33 3 Tidak 0 0 0 0
J u m l a h 120 100 120 100 No Apakah ibu selalu menemani anak pada saat
tidur n % n %
1 Selalu 79 65,83 95 79,17 2 Kadang-kadang 38 31,67 20 16,67 3 Tidak 3 2,50 5 4,16
J u m l a h 120 100 120 100 No Apakah ibu selalu memberikan contoh
bermain/melakukan sesuatu dalam memberikan pengajaran kepada nak
n % n %
1 Selalu 50 41,67 60 50,00 2 Kadang-kadang 65 54,17 58 48,33 3 Tidak 5 4,17 2 1,67
J u m l a h 120 100 120 100 No Apakah ibu menyediakan alat-alat bermain
anak di rumah n % n %
1 Tersedia 34 28,33 49 40,83 2 Kadang-kadang 58 48,33 62 51,67 3 Tidak tersedia 28 23,34 9 7,50
J u m l a h 120 100 120 100
Fauzi Romeli: Analisa Determinan Kurang Energi Protein Pada Anak Balita Di Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2007, 2007. USU e-Repository © 2008
Lanjutan Tabel 4.8. Distribusi Pola Asuh Anak Balita Berdasarkan Jawaban Responden Di Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2007
Kasus Kontrol No Apakah anak biasa dibersihkan mulutnya/
menggosok gigi n % n % 1 Selalu dibersihkan 40 3,33 51 42,50 2 Kadang-kadang 54 45,00 57 47,50 3 Tidak 26 21,67 12 10,00
J u m l a h 120 100 120 100 No Jika anak main diluar rumah, apakah anak
menggunakan alas kaki n % n %
1 Selalu menggunakan alas kaki 75 62,50 74 61,67 2 Kadang-kadang beralas kaki 45 37,50 43 35,83 3 Tidak beralas kaki 0 0 3 2,50
J u m l a h 120 100 120 100 No Jika anak menangis, apa yang ibu lakukan n % n % 1 Mendiamkan dengan penuh kasih saying 93 77,50 108 90,00 2 Mendiamkan dengan dimarahi 24 20,00 10 8,33 3 Dibiarkn sampai berhenti menangis 3 2,50 2 1,67
J u m l a h 120 100 120 100 No Jika anak mau tidur, apakah selalu
dibersihkan kakinya sebelum tidur n % n %
1 Selalu dibersihkan 64 53,33 85 70.83 2 Kadang-kadang 56 46,67 35 29,17 3 Tidak dibersihkan 0 0 0 0
J u m l a h 120 100 120 100 No Jika anak menangis Karena lapar atau haus,
apa yang ibu lakukan n % n %
1 Segera memberikan makan atau minum 116 96,66 114 95,00 2 Dimarahi, baru diberikan makan atau
minum 2 1,67 5 4,17
3 Dibiarkan saja 2 1,67 1 0,83 J u m l a h 120 100 120 100
No Apakah tindakan ibu, jika anak bermain ditanah
n % n %
1 Segera dibersihkan 69 57,50 77 64,17 2 Dibiarkan sementara 51 42,50 43 35,83 3 Dibiarkan saja 0 0 0 0
J u m l a h 120 100 120 100
Fauzi Romeli: Analisa Determinan Kurang Energi Protein Pada Anak Balita Di Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2007, 2007. USU e-Repository © 2008
Lanjutan Tabel 4.8. Distribusi Pola Asuh Anak Balita Berdasarkan Jawaban Responden Di Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2007
Kasus Kontrol No Siapa yang banyak waktu mengasuh anak
n % n % 1 Ibu sendiri 94 78,33 102 85,00 2 Keluarga 26 21,67 17 14,17 3 Pembantu 0 0 1 0,83
J u m l a h 120 100 120 100 Berdasarkan Tabel 4.8 didapatkan bahwa 87,50% anak balita tidak KEP
(kontrol) selalu dibawa ke posyandu setiap bulannya dan pada anak balita KEP
(kasus) 65,83%. 80,83% anak balita tidak KEP (kontrol) telah mendapatkan
imunisasi lengkap sesuai dengan umurnya, sedangkan pada anak balita KEP (kasus)
hanya 37,50% yang telah mendapatkan imunisasi lengkap.71,67% anak balita tidak
KEP diberikan makanan menu seimbang sedangkan pada anak balita KEP (kasus)
41,67% diberikan makanan tidak menu seimbang. 80% anak balita tidak KEP
(kontrol) diberikan ASI pertama sekali keluar dan pada anak balita KEP (kasus)
37,50% tidak diberikan ASI pertama sekali keluar.78,34% anak balita tidak KEP
(kontrol) dicarikan makanan pengganti jika tidak suka dengan makanan yang
diberikan dan pada anak balita KEP (kasus) sebesar 61,6%. 65% anak balita tidak
KEP (kontrol) diberikan makanan yang kadang-kadang bervariasi/tidak bervariasi
sedangkan pada anak balita KEP (kasus) 81,67% makanan yang diberikan kadang-
kadang bervariasi/tidak bervariasi. Anak balita tidak KEP (kontrol), 82,50% dibawa
ke dokter jika sedang sakit dan 23,33% anak balita KEP (kasus) diobati sendiri jika
Fauzi Romeli: Analisa Determinan Kurang Energi Protein Pada Anak Balita Di Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2007, 2007. USU e-Repository © 2008
sedang sakit.85% anak balita tidak KEP (kontro) diasuh oleh ibunya sendiri dan
21,67% anak balita KEP (kasus) diasuh oleh keluarga.
4.2.1.3. Pengetahuan Gizi Ibu Dan Kejadian Kurang Energi Protein
Untuk memperoleh gambaran pengetahuan gizi ibu dan kejadian kurang
energi protein dapat dilihat pada Tabel 4.9.
Tabel 4.9 Distribusi Proporsi subyek Berdasarkan Pengetahuan Gizi ibu dan Kejadian Kurang Energi Protein di Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2007
Kasus Kontrol Pengetahuan Gizi Ibu
n % n %
Baik 104 86,7 115 95,8
Kurang 16 13,3 5 4,2
Jumlah 120 100 120 100
Berdasarkan Tabel 4.9. didapatkan bahwa pada kasus terdapat 104 keluarga
(86,7%) pengetahuan gizi ibunya baik dan 16 keluarga (13,3%) pengetahuan gizi
ibunya kurang. Pada kontrol terdapat 115 keluarga (95,8%) pengetahun gizi ibunya
baik dan 5 keluarga (4,2%) pengetahuan gizi ibunya kurang.
Adapun distribusi pengetahuan gizi ibu berdasarkan jawaban dari responden
dapat dilihat pada Tabel 4.10.
Tabel 4.10 Distribusi Pengetahuan Gizi Ibu Berdasarkan Jawaban Responden Di Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2007
Kasus Kontrol No Apakah kegunaan makanan untuk tubuh n % n %
1 Menjaga kesehatan tubuh 106 88,33 112 93,33 2 Menghilangkan rasa lapar 14 11,67 8 6,67 3 Menimbulkan rasa puas 0 0 0 0
J u m l a h 120 100 120 100
Fauzi Romeli: Analisa Determinan Kurang Energi Protein Pada Anak Balita Di Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2007, 2007. USU e-Repository © 2008
Lanjutan Tabel 4.10 Distribusi Pengetahuan Gizi Ibu Berdasarkan Jawaban Responden Di Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2007
Kasus Kontrol No Apakah kegunaan nasi atau bahan makanan
pengganti bagi tubuh n % n % 1 Mendapatkan tenaga, bekerja atau berjalan 62 51,67 88 73,33 2 Pertumbuhan tubuh 47 39,16 29 24,17 3 Menghilangkan rasa lapar 11 9,17 3 2,50
J u m l a h 120 100 120 100 No Apakah kegunaan lauk pauk (ikan,telur) bagi
tubuh seseorang n % n %
1 Pertumbuhan tubuh 94 78,33 112 93,33 2 Menghilangkan rasa lapar 14 11,67 3 2,50 3 Menimbulkan rasa puas 12 10,00 5 4,17
J u m l a h 120 100 120 100 No Apakah kegunaan sayur dan buah bagi tubuh
seseorang n % n %
1 Mengatur kegiatan dalam tubuh 83 69,17 102 85,00 2 Mengeyangkan 22 18,33 14 11,67 3 Menimbulkan rasa puas 15 12,50 4 3,33
J u m l a h 120 100 120 100 No Bila ibu sedang hamil, sebaiknya ibu makan n % n % 1 Lebih dari biasa 72 60,00 94 78,33 2 Tetap seperti biasa 33 27,50 26 21,67 3 Kurang dari biasa 15 12,50 0 0
J u m l a h 120 100 120 100 No Bila ibu sedang menyusui, sebaiknya ibu
makan n % n %
1 Lebih dari biasa 77 64,17 89 74,17 2 Tetap seperti biasa 42 35,00 30 25,00 3 Kurang dari biasa 1 0,83 1 0,83
J u m l a h 120 100 120 100 No Dalam memilih sayuran, dilihat dari gizinya n % n %
1 Sayuran yang berwarna 65 54,17 81 67,50 2 Sayuran yang mudah didapat dan terjangkau 38 31,67 25 20,83 3 Menurut selera 17 14,16 14 11,67
J u m l a h 120 100 120 100
Fauzi Romeli: Analisa Determinan Kurang Energi Protein Pada Anak Balita Di Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2007, 2007. USU e-Repository © 2008
Lanjutan Tabel 4.10 Distribusi Pengetahuan Gizi Ibu Berdasarkan Jawaban Responden Di Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2007
Kasus Kontrol No Bahan makanan yang mengdung sumber
Vitamin A n % n % 1 Daun singkong 33 27,50 31 25,83 2 Sayuran berwarna 66 55,00 71 59,17 3 Pisang 21 17,50 18 1,50
J u m l a h 120 100 120 100 No Apakah tanda-tanda anak kekurangan Vit.A n % n % 1 Anak pada waktu maghrib tidak dapat
melihat jelas 82 68,33 100 83,33
2 Anak kurang sehat 27 22,50 19 15,84 3 Anak kurus 11 9,17 1 0,83
J u m l a h 120 100 120 100 No Apakah bahaya anak menderita buta senja
bila tidak diobati n % n %
1 Anak menjadi buta 88 73,33 97 80,83 2 Sakit mata 29 24,17 21 17,50 3 Anak sembuh sendiri 3 2,50 2 1,67
J u m l a h 120 100 120 100 No Ibu hamil sering kekurangan zat gizi besi
yang menyebabkan merasa lelah, muka pecat. Hal ini disebabkan karena
n % n %
1 Anemia 29 24,17 50 41,67 2 Kurang darah 83 69,17 66 55,00 3 Kurang makan 8 6,66 4 3,33
J u m l a h 120 100 120 100 No Sampai umur berapakah sebaiknya anak ibu
disusui n % n %
1 2 tahun 77 64,17 98 81,67 2 1,5 tahun 36 30,00 16 13,33 3 1 tahun 7 5,83 6 5,00
J u m l a h 120 100 120 100 No Apakah penyebab anak mengalami diare n % n %
1 Memakan makanan yang tidak dicuci atau basi
68 56,67 63 52,50
2 Memakan makanan yang tidak dimasak 47 39,17 57 47,50 3 Minum air susu ibu 5 4,16 0 0
J u m l a h 120 100 120 100
Fauzi Romeli: Analisa Determinan Kurang Energi Protein Pada Anak Balita Di Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2007, 2007. USU e-Repository © 2008
Lanjutan Tabel 4.10 Distribusi Pengetahuan Gizi Ibu Berdasarkan Jawaban Responden Di Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2007
Kasus Kontrol No Menurut ibu, apakah bahaya jika anak diare/
mencret terus menerus n % n % 1 Anak menjadi lesu akibat kekurangan cairan
yang akan mengakibatkan kematian 88 73,33 105 87,50
2 Anak menjadi kurus 24 20,00 13 10,83 3 Anak tidak naik berat badannya 8 6,67 2 1,67
J u m l a h 120 100 120 100 No Bila anak ibu diare/mencret, tindakan apa
sebaiknya pertama kali dilakukan n % n %
1 Diberi larutan gula garam atau oralit 98 81,67 102 85,00 2 Diberi air the hangat 17 14,17 9 7,50 3 Diberi air putih 5 4,16 9 7,50
J u m l a h 120 100 120 100 No Apakah manfaat imunisasi n % n % 1 Untuk mencegah penyakit 94 78,33 99 82,50 2 Untuk pengobatan penyakit 22 18,33 19 15,83 3 Kurang bermanfaat 4 3,34 2 1,67
J u m l a h 120 100 120 100 No Apakah guna penimbangan di posyandu n % n % 1 Untuk mengetahui pertumbuhan dan
perkemba ngan anak 58 48,33 95 79,17
2 Untuk mengetahui berat badan anak 60 50,00 24 20,00 3 Untuk mengetahui penyakit anak 2 1,67 1 0,83
J u m l a h 120 100 120 100 No Apakah artinya jika berat badan anak berada
dibawah garis merah n % n %
1 Pertumbuhan anak terganggu dan anak dalam keadaan kurang sehat
80 66,67 84 70,00
2 Berat badan anak turun 37 30,83 31 25,83 3 Berat badan anak naik 3 2,50 5 4,17
J u m l a h 120 100 120 100 No Apakah artinya jika berat badan anak berada
pada garis hijau n % n %
1 Anak sehat 97 80,83 106 88,33 2 Pertumbuhan anak tidak terganggu 22 18,33 12 10,00 3 Berat badfan anak terganggu 1 0,83 2 1,67
J u m l a h 120 100 120 100
Fauzi Romeli: Analisa Determinan Kurang Energi Protein Pada Anak Balita Di Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2007, 2007. USU e-Repository © 2008
Lanjutan Tabel 4.10. Distribusi Pengetahuan Gizi Ibu Berdasarkan Jawaban Responden Di Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2007
Kasus Kontrol No Apakah artinya jika berat badan anak berada
dibawah garis titik pada KMS n % n % 1 Pertumbuhan dan perkembangan anak
kurang baik 73 60,83 77 64,17
2 Anak tidak sehat 30 25,00 37 30,83 3 Berat badan anak naik 17 14,17 6 5,00
J u m l a h 120 100 120 100
Berdasarkan Tabel 4.10 didapatkan bahwa 93,33 % responden anak balita
tidak KEP (kontrol) sudah mengetahui kegunaan makanan untuk menjaga kesehatan
tubuh dan 11,67% responden anak balita KEP (kasus) berasumsi bahwa kegunaan
makanan untuk menghilangkan rasa lapar. 78,33% responden anak balita tidak KEP
(kontrol) sudah mengetahui makanan ibu hamil dan 27,5% responden anak balita
KEP (kasus) mengetahui makanan ibu hamil sama seperti makanan orang biasa.
74,17% responden anak balita tidak KEP (kontrol) sudah mengetahui makanan ibu
menyusui dan 35% responden anak balita KEP (kasus) mengetahui makanan ibu
menyusui sama seperti makanan orang biasa. 67,5% responden anak balita tidak KEP
(kontrol) sudah mengetahui dalam memilih sayuran bergizi dan 45,73% responden
anak balita KEP (kasus) belum mengetahui dalam memilih sayuran yang
bergizi.83,33% responden anak balita tidak KEP (kontrol) sudah mengetahui tanda-
tanda anak kekurangan vitamin A dan responden anak balita KEP (kasus) yang sudah
mengetahui tanda-tanda kekurangan vitamin A sebesar 68,33%. 81,67% responden
anak balita tidak KEP (kontrol) sudah mengetahui batas umur anak untuk disusui dan
Fauzi Romeli: Analisa Determinan Kurang Energi Protein Pada Anak Balita Di Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2007, 2007. USU e-Repository © 2008
36% responden anak balita KEP (kasus) belum mengetahui batas umur anak untuk
disusui. 87,5 % responden anak balita tidak KEP (kontrol) sudah mengetahui bahaya
diare bagi anak balita dan responden anak balita KEP (kasus) yang sudah mengetahui
bahaya diare bagi anak balita sebesar 73,33%. 85% responden anak balita tidak KEP
(kontrol) sudah mengetahui tindakan pertama sekali untuk menanggulangi anak diare
dan responden anak balita KEP (kasus) yang sudah mengetahui tindakan pertama
sekali dalam menanggulangi anak diare sebesar 81,67%. 79,17% responden anak
balita tidak KEP (kontrol) sudah mengetahui kegunaan penimbangan anak balita di
posyandu dan responden anak balita KEP (kasus) yang sudah mengetahui kegunaan
penimbangan anak balita di posyandu hanya 48,33%.
4.2.1.4.Tingkat Pendapatan Keluarga Dan Kejadian Kurang Energi Protein
Untuk memperoleh gambaran tingkat pendapatan keluarga dan kejadian
kurang energi protein dapat dilihat pada Tabel 4.11.
Tabel 4.11. Distribusi Proporsi Subyek Berdasarkan Tingkat Pendapatan Keluarga dan Kejadian Kurang Energi Protein di Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2007
Kasus Kontrol Tingkat Pendapatan
Keluarga n % n %
Cukup 77 64,2 102 85
Tidak Cukup 43 35,8 18 15
Jumlah 120 100 120 100
Fauzi Romeli: Analisa Determinan Kurang Energi Protein Pada Anak Balita Di Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2007, 2007. USU e-Repository © 2008
Berdasarkan Tabel 4.11. didapatkan bahwa pada kasus terdapat 77 keluarga
(64,2%) tingkat pendapatan keluarganya cukup dan 43 keluarga (35,8%) tingkat
pendapatan keluarganya tidak cukup. Pada kontrol terdapat 102 keluarga (85%)
tingkat pendapatn keluarganya cukup dan 18 keluarga (15%) tingkat pendapatan
keluarganya tidak cukup.
4.2.1.5. Pelayanan Kesehatan Dan Kejadian Kurang Energi Protein
Untuk memperoleh gambaran pelayanan kesehatan dan kejadian kurang
energi protein dapat dilihat pada Tabel 4.12.
Tabel 4.12 Distribusi Proporsi Subyek Berdasarkan Pelayanan Kesehatan dan Kejadian Kurang Energi Protein di Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2007
Kasus Kontrol Pelayanan Kesehatan
n % n %
Baik 96 80 112 93,3
Tidak Baik 24 20 8 6,7
Jumlah 120 100 120 100
Berdasarkan Tabel 4.12. didapatkan bahwa pada kasus terdapat 96 keluarga
(80%) pelayan kesehatannya baik dan 24 keluarga (20%) pelayanan kesehatannya
tidak baik. Pada kontrol terdapat 112 keluarga (93,3%) pelayan kesehatannya baik
dan 8 keluarga (6,7%) pelayanan kesehatannya tidak baik.
4.2.2. Analisis Bivariat Faktor Determinan dengan Kurang Energi Protein Pada penelitian ini setelah dilakukan analisis univariat, dilakukan analisis
bivariat dengan menggunakan test kemaknaan Chi-Square pada derajat kepercayaan
Fauzi Romeli: Analisa Determinan Kurang Energi Protein Pada Anak Balita Di Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2007, 2007. USU e-Repository © 2008
95%. Apabila hasil perhitungan statistik mempunyai nilai p < 0,05 artinya terdapat
hubungan yang signifikan antara variabel independen (bebas) dan variabel
dependen (terikat).
4.2.2.1. Hubungan Persediaan Pangan Keluarga Dengan Kejadian Kurang Energi Protein
Untuk mengetahui hubungan persediaan pangan keluarga dengan kejadian
kurang energi protein dapat dilihat pada Tabel 4.13.
Tabel 4.13 Distribusi Proporsi Subyek Berdasarkan Persediaan Pangan Keluarga dan Kejadian Kurang Energi Protein, χ ², p value, OR, CI 95% di Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2007
Kasus Kontrol Persediaan
Pangan Keluarga n % n %
χ ² p
value
OR CI 95%
Cukup 21 17,5 62 51,7
Kurang 99 82,5 58 48,3
Jumlah 120 100 120 100
29,468
0,000
5,039
2,789 –
9,105
Berdasarkan Tabel 4.13, hasil uji statistik χ ² didapatkan nilai p = 0,000
berarti ada hubungan yang bermakna antara persediaan pangan keluarga dengan
kejadian kurang energi protein yaitu keluarga yang persediaan pangannya kurang
secara bermakna proporsinya lebih tinggi pada kasus dibandingkan dengan kontrol.
Nilai OR 5,039 , (CI 95% : 2,789 – 9,105) menunjukkan bahwa anak balita kurang
energi protein kemungkinan persediaan pangan keluarga kurang 5,039 kali lebih
besar dibandingkan dengan anak balita yang tidak kurang energi protein, pada tingkat
kepercayaan 95%, diyakini nilai OR berada pada interval 2,789 – 9,105.
Fauzi Romeli: Analisa Determinan Kurang Energi Protein Pada Anak Balita Di Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2007, 2007. USU e-Repository © 2008
4.2.2.2. Hubungan Pola Asuh Anak Balita Dengan Kejadian Kurang Energi
Protein
Untuk mengetahui hubungan pola asuh anak balita dengan kejadian kurang
energi protein dapat dilihat pada Tabel 4.14.
Tabel 4.14. Distribusi Proporsi Subyek Berdasarkan Pola Asuh Anak Balita dan Kejadian Kurang Energi Protein , χ ², p value, OR, CI 95% di Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2007
Kasus Kontrol Pola Asuh
Anak Balita n % n %
χ ² p
value
OR CI 95%
Baik 101 84,2 115 95,8
Tidak Baik 19 15,8 5 4,2
Jumlah 120 100 120 100
7,824
0,005
4,327
1,559 –
12,008
Berdasarkan Tabel 4.14, hasil uji statistik χ ² didapatkan nila p = 0,005 berarti
ada hubungan yang bermakna antara pola asuh anak balita dengan kejadian kurang
energi protein yaitu anak balita yang pola asuhnya tidak baik secara bermakna
proporsinya lebih tinggi pada kasus dibandingkan dengan kontrol. Nilai OR 4,327 ,
(CI 95% : 1,559 – 12,008) menunjukkan bahwa anak balita kurang energi protein
kemungkinan pola asuh tidak baik 4,327 kali lebih besar dibandingkan dengan anak
balita yang tidak kurang energi protein, pada tingkat kepercayaan 95% diyakini nilai
OR berada pada interval 1,559 – 12,008.
Fauzi Romeli: Analisa Determinan Kurang Energi Protein Pada Anak Balita Di Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2007, 2007. USU e-Repository © 2008
4.2.2.3. Hubungan Pengetahuan Gizi ibu Dengan Kejadian Kurang Energi Protein
Untuk mengetahui hubungan pengetahuan gizi ibu dengan kejadian kurang
energi protein dapat dilihat pada Tabel 4.15.
Tabel 4.15 Distribusi Proporsi Subyek Berdasarkan Pengetahuan Gizi ibu dan Kejadian Kurang Energi Protein, χ ², p value, OR, CI 95% di Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2007
Kasus Kontrol Pengetahuan
Gizi Ibu n % n %
χ ² p
value
OR CI 95%
Baik 104 86,7 115 95,8
Kurang 16 13,3 5 4,2
Jumlah 120 100 120 100
5,219
0,022
3,538
1,252 –
9,997
Berdasarkan Tabel 4.15, hasil uji statistik χ ² didapatkan nilai p = 0,022 berarti
ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan gizi ibu dengan kejadian kurang
energi protein yaitu ibu yang pengetahuan gizinya kurang secara bermakna
proporsinya lebih tinggi pada kasus dibandingkan dengan kontrol. Nilai OR 3,538 ,
(CI 95% : 1,252 – 9,997) menunjukkan bahwa anak balita kurang energi protein
kemungkinan pengetahuan gizi ibunya kurang 3,538 kali lebih besar dibandingkan
dengan anak balita yang tidak kurang energi protein, pada tingkat kepercayaan 95%,
diyakini nilai OR berada pada interval 1,252 – 9,997.
4.2.2.4. Hubungan Tingkat Pendapatan Keluarga Dengan Kejadian Kurang Energi Protein
Untuk mengetahui hubungan tingkat pendapatan keluarga dengan kejadian
kurang energi protein dapat dilihat pada Tabel 4.16.
Fauzi Romeli: Analisa Determinan Kurang Energi Protein Pada Anak Balita Di Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2007, 2007. USU e-Repository © 2008
Tabel 4.16 Distribusi Proporsi Subyek Berdasarkan Tingkat Pendapatan Keluarga dan Kejadian Kurang Energi Protein, χ ², p value, OR, CI 95% di Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2007
Kasus Kontrol Tingkat
Pendapatan
Keluarga
n % n %
Χ ² p
value
OR CI 95%
Cukup 77 64,2 102 85
Tidak Cukup 43 35,8 18 15
Jumlah 120 100 120 100
12,661
0,000
3,165
1,694 –
5,911
Berdasarkan Tabel 4.16. hasil uji statistik χ ² didapatkan nilai p = 0,000 berarti
ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendapatan keluarga dengan kejadian
kurang energi protein yaitu keluarga yang tingkat pendapatannya tidak cukup secara
bermakna proporsinya lebih tinggi pada kasus dibandingkan dengan kontrol. Nilai
OR 3,165 , (CI 95% : 1,694 – 5,911) menunjukkan bahwa anak balita kurang energi
protein kemungkinan tingkat pendapatan keluarganya tidak cukup 3,165 kali lebih
besar dibandingkan dengan anak balita yang tidak kurang energi protein, pada tingkat
kepercayaan 95%, diyakini nilai OR berada pada interval 1,694 – 5,911.
4.2.2.5. Hubungan Pelayanan Kesehatan Dengan Kejadian Kurang Energi Protein
Untuk mengetahui hubungan pelayanan kesehatan dengan kejadian kurang
energi protein dapat dilihat pada Tabel 4.17.
Fauzi Romeli: Analisa Determinan Kurang Energi Protein Pada Anak Balita Di Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2007, 2007. USU e-Repository © 2008
Tabel 4.17 Distribusi Proporsi Subyek Berdasarkan Pelayanan Kesehatan dan Kejadian Kurang Energi Protein, χ ², p value, OR, CI 95% di Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2007
Kasus Kontrol Pelayanan
Kesehatan n % n %
χ ² p
value
OR CI 95%
Baik 96 80 112 93,3
Tidak Baik 24 20 8 6,7
Jumlah 120 100 120 100
8,113
0,004
3,500
1,503 –
8,150
Berdasarkan Tabel 4.18. hasil uji statistik χ ² didapatkan nilai p = 0,004 berarti
ada hubungan yang bermakna antara pelayanan kesehatan dengan kejadian kurang
energi protein yaitu anak balita yang pelayan kesehatannya tidak baik secara
bermakna proporsinya lebih tinggi pada kasus dibandingkan dengan kontrol . Nilai
OR 3,500 (CI 95% : 1,503 – 8,150) menunjukkan bahwa anak balita kurang energi
protein kemungkinan pelayanan kesehatannya tidak baik 3,500 kali lebih besar
dibandingkan dengan anak balita yang tidak kurang energi protein, pada tingkat
kepercayaan 95%, diyakini nilai OR berada pada interval 1,503 – 8,150.
4.2.6. Analisis Multivariat
Analisis multivariat bertujuan untuk menguji beberapa variabel yang
dilakukan secara bersama-sama berpengaruh dalam hubungannya dengan kejadian
kurang energi protein
Berdasarkan hasil uji bivariat, ternyata semua variabel independen (bebas)
yang diteliti (5 variabel) memiliki nilai p < 0,25 sehingga kelima variable yaitu
Fauzi Romeli: Analisa Determinan Kurang Energi Protein Pada Anak Balita Di Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2007, 2007. USU e-Repository © 2008
persediaan pangan keluarga, pola asuh anak balita, pengetahuan gizi ibu, tingkat
pendapatan keluarga dan pelayanan kesehatan diikutkan dalam analisa multivariate
Selain untuk melihat hubungan beberapa variabel independen (bebas) secara
bersama-sama terhadap variabel dependen (terikat), analisis multivariat bertujuan
untuk mendapatkan model yang terbaik dan juga untuk menentukan variabel yang
paling dominan yang mempengaruhi kejadian kurang energi protein. Dalam
pemodelan ini seluruh variabel dicobakan bersama-sama, kemudian variabel yang
memiliki nilai p ≥ 0,05 akan dikeluarkan secara berurutan dimulai dari p value
terbesar.
Tabel 4.19 Hasil Analisis Multivariat Regresi Logistik Ganda Lima Variabel Yang
Berhubungan Bermakna Dengan Kejadian Kurang Energi Protein Di Kecamatan Medan Denai Tahun 2007
Variabel Independen B P OR
(Adjusted)
CI 95%
Persediaan Pangan Keluarga 1,550 0,000 4,713 2,491-8,916
Pola Asuh Anak Balita 1,523 0,008 4,585 1,484-14,165
Pengetahuan Gizi Ibu 1,509 0,077 2,884 0,890-9,346
Tingkat Pendapatan Keluarga 1,037 0,003 2,822 1,418-5,616
Pelayanan Kesehatan 1,380 0,004 3,974 1,556-10,145
Hasil penelitian berdasarkan analisis multivariat regresi logistik, didapatkan 1
(satu ) varibel yaitu pengetahuan gizi ibu memiliki p value > 0,05 yaitu 0,077. Dari
hasil ini, maka variabel pengetahuan gizi dikeluarkan dari pemodelan.
Fauzi Romeli: Analisa Determinan Kurang Energi Protein Pada Anak Balita Di Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2007, 2007. USU e-Repository © 2008
Setelah variabel pengetahuan gizi dikeluarkan dari pemodelan, proses
selanjutnya adalah analisis multivariat variabel persediaan pangan keluarga, pola asuh
anak balita, tingkat pendapatan ibu dan pelayanan kesehatan dengan kejadian kurang
energi protein sebagaimana terlihat pada Tabel 4.20.
Tabel 4.20. Hasil Analisis Multivariat Regresi Logistik Ganda Empat Variabel Yang Berhubungan Bermakna Dengan Kejadian Kurang Energi Protein Di Kecamatan Medan Denai Tahun 2007
Variabel Independen B P OR
(Adjusted)
CI 95%
Persediaan Pangan Keluarga 1,558 0,000 4,748 2,520-8,943
Pola Asuh Anak Balita 1,588 0,006 4,896 1,592-15,059
Tingkat Pendapatan Keluarga 1,016 0,003 2,762 1,397-5,461
Pelayanan Kesehatan 1,439 0,002 4,218 1,669-10,665
Constant -3,990 0,000 0,019
Overall Percentage : 69,6%
Hasil analisis multivariat diatas didapatkan bahwa semua variable : persediaan
pangan keluarga, pola asuh anak balita, tingkat pendapatan keluarga, pelayanan
kesehatan mempunyai hubungan yang bermakna dengan kejadian kurang energi
protein pada anak balita.
Dari 4 (empat) variabel yang masuk kedalam multivariat ternyata variabel
yang paling dominan berpengaruh dengan kejadian kurang energi protein pada anak
balita adalah variabel pola asuh anak balita dengan nilai Odds Ratio Adjusted
tertinggi yaitu 4,896. Nilai odds ratio 4,896 menunjukkan bahwa anak balita kurang
energi protein kemungkinan pola asuh anak balitanya tidak baik 4,896 kali lebih
Fauzi Romeli: Analisa Determinan Kurang Energi Protein Pada Anak Balita Di Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2007, 2007. USU e-Repository © 2008
besar dibandingkan dengan anak balita yang tidak kurang energi protein setelah tiga
variable lainnya dikontrol.Variabel persediaan pangan, setelah tiga variabel lainnya
dikontrol, didapat odds ratio adjusted : 4,748. Ini menunjukkan anak balita kurang
energi protein kemungkinan persediaan pangan keluargnya kurang 4,748 kali lebih
besar dibandingkan dengan anak yang tidak kurang energi protein. Variabel tingkat
pendapatan , setelah tiga variabel lainnya dikontrol didapat odds ratio adjusted :
2,762. Ini menunjukkan anak balita kurang energi protein kemungkinan tingkat
pendapatan keluarganya tidak cukup 2,762 kali lebih besar dibandingkan dengan anak
yang tidak kurang energi protein. Varibel pelayanan kesehatan setelah tiga variabel
lainnya dikontrol didapat odds ratio adjusted : 4,218 berarti anak balita kurang energi
protein kemungkinan pelayanan kesehatannya tidak baik 4,218 kali lebih besar
dibandingkan anak balita yang tidak kurang energi protein
Dengan demikian dapat dihasilkan model regresi logistik dalam bentuk
persamaan sebagai berikut :
Logit (p) = -3,99 + 1,588 (pola asuh anak balita) +1,558 (persediaan pangan keluarga) + 1,439 (pelayanan kesehatan) + 1,016 (tingkat pendapatan keluarga) Dari model diatas didapatkan suatu turunan perhitungan matematik tentang probabilitas anak balita untuk menderita kurang energi protein adalah :
p = 1_____________________________________
1 + e – (-3,99+1,588 pola asuh anak balita+1,558 persediaan pangan keluarga+1,439 pelayanan kesehatan+1,016 tingakt pendapatn keluarga)
Melalui model ini juga dapat diperkirakan bahwa pengaruh faktor determinan
: pola asuh anak balita tidak baik, persediaan pangan keluarga kurang, pelayanan
kesehatan anak balita tidak baik, tingkat pendapatan keluarga tidak cukup secara
Fauzi Romeli: Analisa Determinan Kurang Energi Protein Pada Anak Balita Di Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2007, 2007. USU e-Repository © 2008
bersama-sama berhubungan dengan kejadian kurang energi protein pada anak balita
sebesar : 69,6% (overall percentage = 69,6%)
Fauzi Romeli: Analisa Determinan Kurang Energi Protein Pada Anak Balita Di Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2007, 2007. USU e-Repository © 2008
BAB 5
PEMBAHASAN
5.1. Hubungan Persediaan Pangan Keluarga Dengan Kejadian Kurang Energi Protein
Ketahanan pangan ditingkat rumah tangga sangat tergantung dari cukup
tidaknya pangan dikonsumsi oleh setiap anggota keluarga untuk mencapai gizi
baik,oleh karena itu perlu adanya persediaan pangan di tingkat keluarga.
Hasil analisis bivariat diperoleh variabel persediaan pangan keluarga kurang
pada kelompok kasus sebesar 82,5%, sedangkan pada kelompok kontrol sebesar
48,3% perbedaan ini signifikan dengan p = 0,000 dan OR : 5,039.
Setelah dilakukan analisis multivariat terhadap 5 variabel independen
didapatkan hasil p = 0,000 yang berarti ada hubungan yang bermakna antara
persediaan pangan keluarga dengan kejadian kurang energi protein dan OR berubah
menjadi 4,713 (OR Adjusted). Hasil akhir analisis multivariat terhadap 4 variabel
didapatkan hasil p = 0,000 dan OR berubah menjadi 4,748 (OR Adjusted). Dengan
demikian dalam penelitian ini persediaan pangan keluarga mempengaruhi kejadian
kurang energi protein. Hal ini sesuai dengan penelitian Andra Fikar di Kecamatan
Kuranji Kota Padang Tahun 2003 dengan hasilnya ada hubungan yang signifikan
antara ketersediaan pangan dengan terjadinya kurang energi protein dengan nilai odds
ratio 3,668.
Fauzi Romeli: Analisa Determinan Kurang Energi Protein Pada Anak Balita Di Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2007, 2007. USU e-Repository © 2008
5.2. Hubungan Pola Asuh Anak Balita Dengan Kejadian Kurang Energi Protein
Pola asuh orang tua yang salah terhadap anak balita dapat mengakibatkan
anak menderita kurang energi protein. Seorang anak balita mengalami kurang energi
protein yang diakibatkan kurang makan biasanya terjadi pada keluarga miskin,
sedangkan untuk pola asuh yang salah terjadi pada keluarga mampu yang kurang
memperhatikan keseimbangan gizi makanan anaknya.
Anak balita kurang energi protein di Kecamatan Medan Denai masih banyak
ditemukan imunisasinya kurang lengkap sesuai dengan umur yaitu 60,83%, 41,67%
diberikan menu makanan yang tidak seimbang, 37,5% tidak diberikan air susu ibu
pertama kali keluar, makanan anak balita yang kurang bervariasi (81,67%) sehingga
makanan yang dimakan tidak habis. Penyakit infeksi yang ditemukan pada anak
balita kurang energi protein yaitu diare, campak dan cacar air.
Hasil analisis bivariat diperoleh variabel pola asuh anak balita tidak baik pada
kelompok kasus sebesar 15,8%, sedangkan pada kelompok kontrol sebesar 4,2%
perbedaan ini signifikan dengan p = 0,005 dan OR : 4,327.
Setelah dilakukan analisis multivariat terhadap 5 variabel independen
didapatkan hasil p = 0,008 yang berarti ada hubungan yang bermakna antara pola
asuh anak balita dengan kejadian kurang energi protein dan OR berubah menjadi
4,585 (OR Adjusted). Hasil akhir analisis multivariat terhadap 4 variabel didapatkan
hasil p = 0,006 dan OR berubah menjadi 4,896 (OR Adjusted). Dengan demikian
Fauzi Romeli: Analisa Determinan Kurang Energi Protein Pada Anak Balita Di Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2007, 2007. USU e-Repository © 2008
dalam penelitian ini pola asuh anak balita mempengaruhi kejadian kurang energi
protein. Hal ini sesuai dengan penelitian Zul Amri di Provinsi Sumatera Barat Tahun
2003 yang didapatkan hasil ada hubungan yang signifikan antara pola asuh anak
dengan status gizi dengan odds ratio 1,30.
5.3 Hubungan Pengetahuan Gizi ibu Dengan Kejadian Kurang Energi Protein
Pada umumnya ibu yang mempunyai anak balita kurang energi protein di
Kecamatan Medan Denai Kota Medan sudah mengetahui kegunaan makanan untuk
menjaga kesehatan tubuh (88,33%; ), kegunaan lauk pauk (78,33%), kegunaan sayur
dan buah (69,17%), tanda-tanda kurang vitamin A (68,33%), umur anak untuk
mendapatkan air susu ibu (64,17%), bahaya akibat terjadinya diare pada anak balita
(73,33%), tindakan pertama dalam menanggulangi diare (81,67%), manfaat imunisasi
(78,33%), sedangkan pengetahuan yang belum dipahami yaitu kegunaan
penimbangan anak di posyandu (51,67%), bahan makanan sumber vitamin A
(72,50%) dan anemia (75,83%)
Hasil analisis bivariat diperoleh variabel pengetahuan gizi ibu kurang pada
kelompok kasus sebesar 13,3%, sedangkan pada kelompok kontrol sebesar 4,2%
perbedaan ini signifikan dengan p = 0,022 dan OR : 3,538.
Dengan demikian dalam penelitian ini pengetahuan gizi ibu mempengaruhi
kejadian kurang energi protein hal ini sesuai dengan penelitian Andra Fikar di
Kecamatan Kuranji Kota Padang Tahun 2003 yang didapatkan hasil ada hubungan
Fauzi Romeli: Analisa Determinan Kurang Energi Protein Pada Anak Balita Di Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2007, 2007. USU e-Repository © 2008
yang bermakna antara tingkat pengetahuan dengan kurang energi protein dengan odds
ratio 3,428.
Setelah dilakukan analisis multivariat terhadap 5 variabel independen
didapatkan hasil p = 0,077 yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara
pengetahuan gizi ibu dengan kejadian kurang energi protein dan OR berubah
menjadi 2,884 (OR Adjusted) setelah 4 variabel lainnya dikontrol.
5..4. Hubungan Tingkat Pendapatan Keluarga Dengan Kejadian Kurang Energi Protein
Para ahli ekonomi berpendapat bahwa investasi ekonomi merupakan salah
satu cara untuk memperbaiki keadaan gizi masyarakat.
Hasil analisis bivariat diperoleh variabel tingkat pendapatan keluarga tidak
cukup pada kelompok kasus sebesar 35,8%, sedangkan pada kelompok kontrol
sebesar 15% perbedaan ini signifikan dengan p = 0,000 dan OR : 3,165.
Setelah dilakukan analisis multivariat terhadap 5 variabel independen
didapatkan hasil p = 0,003 yang berarti ada hubungan yang bermakna antara tingkat
pendapatan keluarga dengan kejadian kurang energi protein dan OR berubah menjadi
2,822 (OR Adjusted). Hasil akhir analisis multivariat terhadap 4 variabel didapatkan
hasil p = 0,003 dan OR berubah menjadi 2,762 (OR Adjusted).
Dengan demikian dalam penelitian ini tingkat pendapatan keluarga
mempengaruhi kejadian kurang energi protein, hal ini sesuai dengan penelitian Jhon
Taruna di Kabupaten Kampar Provinsi Riau Tahun 2002 yang hasilnya ada hubungan
Fauzi Romeli: Analisa Determinan Kurang Energi Protein Pada Anak Balita Di Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2007, 2007. USU e-Repository © 2008
yang bermakna antara tingkat ekonomi kurang dengan terjadinya gizi buruk dengan
nilai odds ratio 3,501
5.5. Hubungan Pelayanan Kesehatan Dengan Kejadian Kurang Energi Protein
Hasil analisis bivariat diperoleh variabel pelayanan kesehatan tidak baik pada
kelompok kasus sebesar 20%, sedangkan pada kelompok kontrol sebesar 6,7%
perbedaan ini signifikan dengan p = 0,004 dan OR : 3,5.
Setelah dilakukan analisis multivariat terhadap 5 variabel independen
didapatkan hasil p = 0,004 yang berarti ada hubungan yang bermakna antara
pelayanan kesehatan dengan kejadian kurang energi protein dan OR berubah menjadi
3,974 (OR Adjusted). Hasil akhir analisis multivariate terhadap 4 variabel didapatkan
hasil p = 0,002 dan OR berubah menjadi 4,218 (OR Adjusted).
Dengan demikian dalam penelitian ini pelayanan kesehatan mempengaruhi
kejadian kurang energi protein hal ini sesuai dengan penelitian Mustafa di Kota
Banda Aceh Tahun 2005 yang hasilnya ada hubungan bermakna antara pelayanan
kesehatan dengan status gizi anak balita dan susuai dengan teori unicef bahwa
pelayanan kesehatan dasar yang kurang memadai dapat menyebabkan kurang gizi
pada balita.
Pada hipotesa diduga bahwa variabel tingkat pendapatan keluarga yang tidak
cukup merupakan faktor determinan yang paling erat hubungannya dengan kejadian
kurang energi protein pada anak balita, tetapi setelah dianalisis multivariat ternyata
variabel yang paling dominan mempengaruhi kejadian kurang energi protein adalah
Fauzi Romeli: Analisa Determinan Kurang Energi Protein Pada Anak Balita Di Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2007, 2007. USU e-Repository © 2008
pola asuh anak balita dengan odds ratio adjusted = 4,896.Walaupun tingkat
pendapatan keluarga tidak cukup, ternyata masih ditemukan anak balita yang tidak
kurang energi protein bila pola asuh anak balitanya baik.
Bila faktor determinan persediaan pangan keluarga yang kurang, pola asuh
anak balita yang tidak baik, tingkat pendapatan keluarga yang tidak cukup, pelayanan
kesehatan anak balita yang tidak baik secara bersama-sama dihilangkan , diperkirakan
69,6% kejadian kurang energi protein pada anak balita dapat diturunkan (overall
percentage = 69,6%).
5.6. Keterbatasan Penelitian
5.6.1. Aspek Disain Penelitian
Penelitian ini menggunakan disain kasus kontrol yang meneliti suatu kejadian
setelah peristiwa itu terjadi, kemudian menyelidiki apa penyebabnya atau faktor
determinannya. Pada disain kasus kontrol memiliki kelemahan yaitu tidak dapat
dihitung angka insiden dan ukuran asosiasi yang dihasilkan adalah odds ratio yang
tidak sebaik ukuran asosiasi studi kohort , dimana odds ratio hanya merupakan
estimated relative risk.
5.6.2. Kualitas data
Data yang diambil pada penelitian ini diperoleh dengan mengandalkan daya
ingat responden, sehingga kejadian recall bias. Hal ini karena responden lupa atau
sulit mengingat apa yang telah dibelinya, baik untuk kebutuhan pangan maupun non
pangan.
Fauzi Romeli: Analisa Determinan Kurang Energi Protein Pada Anak Balita Di Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2007, 2007. USU e-Repository © 2008
5.6.3. Parameter
Parameter yang digunakan untuk mengukur berbagai variabel dalam
penelitian ini terbatas, tidak menutup kemungkinan adanya parameter lain yang lebih
tepat untuk menggambarkan tiap-tiap variabel.
5.6.4. Aspek peneliti
Penguasaan ilmu pengetahuan peneliti tentang kurang energi protein terasa
masih kurang, disamping dana dan sarana yang dapat menyebabkan kurang
sempurnanya penelitian.
Kemungkinan masih ada variabel-variabel lain yang menyebabkan terjadinya
kurang energi protein. 5 (lima) variabel yang dijadikan faktor determinan penyebab
kurang energi protein yang diteliti sudah memenuhi syarat dengan nilai R Square =
0,294 (29,4%).
Fauzi Romeli: Analisa Determinan Kurang Energi Protein Pada Anak Balita Di Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2007, 2007. USU e-Repository © 2008
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat dikemukakan
kesimpulan mengenai determinan kurang energi protein pada anak balita di
Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2007 :
6.1.1. Persediaan pangan keluarga kurang, proporsinya secara bermakna lebih tinggi
pada anak balita kurang energi protein daripada anak balita yang tidak kurang
energi protein (82,5% vs 48,3%, χ ² = 29,468, p = 0,000, OR Adjusted = 4,748
CI 95% : 2,520 – 8,943).
6.1.2. Pola asuh anak balita tidak baik, proporsinya secara bermakna lebih tinggi
pada anak balita kurang energi protein daripada anak balita yang tidak kurang
energi protein (15,8% vs 4,2%, χ ² = 7,824, p = 0,005, OR Adjusted = 4,896
CI 95% : 1,592 – 15,059).
6.1.3. Tingkat pendapatan keluarga tidak cukup, proporsinya secara bermakna lebih
tinggi pada anak balita kurang energi protein daripada anak balita yang tidak
kurang energi protein (35,8% vs 15%, χ ² = 12,661, p = 0,000, OR Adjusted =
2,762 CI 95% : 1,397 – 5,461).
Fauzi Romeli: Analisa Determinan Kurang Energi Protein Pada Anak Balita Di Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2007, 2007. USU e-Repository © 2008
6.1.4. Pelayanan kesehatan tidak baik, proporsinya secara bermakna lebih tinggi pada
anak balita kurang energi protein daripada anak balita yang tidak kurang
energi protein (20% vs 6,7%, χ ² = 8,113, p = 0,004, OR Adjusted = 4,218
CI 95% : 1,669 – 10,665)
6.1.5. Variabel yang paling dominan mempengaruhi hubungan faktor pemapar
dengan kejadian kurang energi protein adalah pola asuh anak balita yang tidak
baik dengan odds ratio adjusted 4,896. Walaupun tingkat pendapatan
keluarga tidak cukup, masih ditemukan anak balita yang tidak kurang energi
protein bila pola asuh anak balita baik.
6.2. Saran
6.2.1. Memberikan penyuluhan gizi dan kesehatan kepada ibu yang mempunyai anak
balita terutama penekanan tentang pola asuh anak balita di Kecamatan Medan
Denai Kota Medan
6.2.2. Penanggulangan kurang energi protein pada anak balita harus memperhatikan
semua faktor determinan dengan menghilangkan atau meminimalisasi secara
bersama-sama dan terpadu melalui strategi penanggulangan kurang energi
protein pada anak balita
6.2.3. Memberdayakan wanita dalam program perbaikan gizi keluarga
Fauzi Romeli: Analisa Determinan Kurang Energi Protein Pada Anak Balita Di Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2007, 2007. USU e-Repository © 2008
Fauzi Romeli: Analisa Determinan Kurang Energi Protein Pada Anak Balita Di Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2007, 2007. USU e-Repository © 2008
ANALISA DETERMINAN KURANG ENERGI PROTEIN
PADA ANAK BALITA DI KECAMATAN
MEDAN DENAI KOTA MEDAN
TAHUN 2007
T E S I S
OLEH :
F A U Z I R O M E L I
037023007/AKK
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2007
Fauzi Romeli: Analisa Determinan Kurang Energi Protein Pada Anak Balita Di Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2007, 2007. USU e-Repository © 2008
DAFTAR PUSTAKA
Agung NG.G.I, 1998 Metode Penelitian Sosial 2 Pengertian Dan Pemakaian Praktis. Jakarta Gramedia Pustaka Utma
Almatsier S, 2002. Prinsip Dasar Ilmu Gizi, Jakarta, Gramedia Pustaka Utama
Amri Z, 2003, Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian KEP Pada Anak 6-23 Bulan Di Provinsi Sumatera Barat Tahun 2002, Program Studi IKM Program Pascasarjana Universitas Indonesia
Ariawan I,1998, Besar Dan Metode Sampel Pada penelitian Kesehatan, Jakarta,
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Badan Pusat Statistik,2006, Kecamatan Medan Denai Dalam Angka Tahun 2006 Basuki B, Aplikasi Metode Kasus Kontrol, Jakarta, Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia Baliwati F.Y,Khomsan A, Dwiriani M.C, 2004. Pengantar Pangan Dan Gizi,Jakarta,
Penebar Swadaya Biro Pusat Statistik, 2006, Tingkat Kemiskinan di Indonesia Tahun 2005-2006,
Jakarta, Berita Resmi Statistik No.47/IX/1 September/2006
Dinas Kesehatan Kota Medan, 2004, Profil Kesehatan Kota Medan
Dinas Kesehatan Kota Medan , 2006, Profil Kesehatan Kota Medan
Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara, 2004, Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Utara
Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara, 2006, Profil Kesehatan Provinsi Sumatera
Utara Depkes R.I, 1999, Rencana Pembangunan Kesehatan Menuju Indonesia Sehat 2010,
Jakarta _________, 2002, Klasifikasi Status Gizi Anak Bawah Lima Tahun (Balita), Jakarta
Fauzi Romeli: Analisa Determinan Kurang Energi Protein Pada Anak Balita Di Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2007, 2007. USU e-Repository © 2008
Elly M, 2002, Gizi Buruk Hantui Anak-anak Terkait Dengan Kemiskinan dan Pola Hidup Yang Tidak sehat, Bandung, Pikiran Rakyat
Elly M, 2004, Pola Asuh Yang salah Menyebabkan Gizi Buruk, Jakarta, Kompas
Kompas, 2005, 66.685 Anak Balita di NTT Menderita Gizi Buruk
Fikar A, 2003, faktor Determinan KEP Pada Anak Usia 6 Bulan – 3 Tahun di Kecamatan Kuranji Kota Padang Tahun 2003, Program Studi IKM Program Pascasarjana Universitas Indonesia
Lemeshow S, Lwanga S.K, 1991, Sample Size Determination In Health Studies, A
Practical Manual, WHO, Geneva Moehji S, 1985, Pemeliharaan Gizi Bayi Dan Anak Balita, Jakarta, Bhratara Karya
Aksara Mukhtar, 1999, Gizi Buruk Dan Generasi Yang Hilang, Jakarta, Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia Murti B, 2003. Prinsip Dan Metode Riset Epidemiologi, Jogjakarta, Universitas
Gajah Mada Nazir M,1988, Metode Penelitian, Jakarta, Ghalia Indonesia
Pemerintah R.I, WHO, 2000, Rencana Aksi Pangan Dan Gizi Nasional
Sasro.A.S, 1995, Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis, Jakarta, Binarupa Aksara Sihadi, 2005, Rajin Ke Posyandu Cegah Gizi Buruk, Jakarta, Kompas
Soekirman, 2002, Ilmu Gizi Dan Aplikasinya Untuk Keluarga Dan Masyarakat, Jakarta , Departemen Pendidikan Nasional
Supariasa N.D.I, Bakri B, Fajar I, 2002, Penilaian Status Gizi, Jakarta, Peneribit Buku
Kedokteran Sutanto,P,H, 2001, Analisis Data, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas
Indonesia
Fauzi Romeli: Analisa Determinan Kurang Energi Protein Pada Anak Balita Di Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2007, 2007. USU e-Repository © 2008
Taruna . J, 2002, Hubungan Status Ekonomi Keluarga Dengan Terjadinya Kasus Gizi Buruk Pada Anak Balita di Kabupaten Kampar Provinsi Riau, Program Studi IKM Program Pascasarjana Universitas Indonesia.
Tarigan U.I, 2003, Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Status Gizi Anak Umur
6-36 Bulan Sebelum Dan Saat Krisis Ekonomi di Jawa Tengah, Buletin Penelitian Vol.31 No.1 Kesehatan, Badan Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan
Zetlin M, 2000, Balita di Negara-negara Berkembang, Peran Pola Asuh Anak,
Permanfaatan Hasil Studi Penyimpangan Positif Untuk Program Gizi, Jakarta, Prosiding Widya Karya Nasional Pangan Dan Gizi VII
Fauzi Romeli: Analisa Determinan Kurang Energi Protein Pada Anak Balita Di Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2007, 2007. USU e-Repository © 2008
ANALISA DETERMINAN KURANG ENERGI PROTEIN PADA ANAK BALITA DI KECAMATAN MEDAN DENAI
KOTA MEDAN TAHUN 2007
T E S I S
Untuk memperoleh Gelar Magister Kesehatan (M.Kes) dalam Program Magister Administrasi Dan Kebijakan Kesehatan
Konsentrasi Administrasi Kesehatan Komunitas/Epidemiologi Pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara
Oleh
F A U Z I R O M E L I
037023007/AKK
SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2007
Fauzi Romeli: Analisa Determinan Kurang Energi Protein Pada Anak Balita Di Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2007, 2007. USU e-Repository © 2008
Telah diuji
Pada tanggal : 11 Desember 2007
Panitia Penguji Tesis
Ketua : Prof.dr. Nerseri Barus, MPH
Anggota : 1. Dr. Saib, Suwilo, MSc
2. A.M. Marpaung, MPS
3. Dr. Dra. Ida Yustina, MS
4. Dra. Djumirah,Apt, M.Kes
Fauzi Romeli: Analisa Determinan Kurang Energi Protein Pada Anak Balita Di Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2007, 2007. USU e-Repository © 2008
PERNYATAAN
ANALISA DETERMINAN KURANG ENERGI PROTEIN
PADA ANAK BALITA DI KECAMATAN MEDAN DENAI KOTA MEDAN TAHUN 2007
T E S I S Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Medan, Desember 2007
(Fauzi Romeli)
Fauzi Romeli: Analisa Determinan Kurang Energi Protein Pada Anak Balita Di Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2007, 2007. USU e-Repository © 2008
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1. Jumlah Populasi dan Sampel di Puskesmas Wilayah Kecamatan
Medan Denai Kota Medan Tahun 2007………………………… 24
Tabel 3.2. Interval Kasus Terpilih di Puskesmas Wilayah Kecamatan
Medan Denai Kota Medan Tahun 2007………………………… 25
Tabel 4.1. Keadaan Geografis Wilayah Kerja Empat Puskesmas di Kecamatan
Medan Denai Tahun 2005 ………………………………………… 32
Tabel 4.2. Distribusi Penduduk Berdasarkan Jumlah Keluarga dan Jenis Kelamin
Di Wilayah Kerja Empat Puskesmas di Kecamatan Medan Denai Kota
Medan Tahun 2005 ………………………………………………….. 33
Tabel 4.3. Distribusi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian di Wilayah Kerja
Empat Puskesmas di Kecamatan Medan Denai Kota Medan
Tahun 2005 ………………………………………………….. ……… 34
Tabel 4.4. Distribusi Proporsi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan di
Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2007 ……….. ……… 35
Tabel 4.5. Distribusi Proporsi Sampel Berdasarkan Tingkat Umur dan Jenis
Kelamin di Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2007 ….. 36
Tabel 4.6. Distribusi Proporsi Subyek Berdasarkan Persediaan Pangan Keluarga
dan Kejadian Kurang Energi Protein di Kecamatan Medan Denai Kota
Medan Tahun 2007 …………………………………...……….….. 37
Fauzi Romeli: Analisa Determinan Kurang Energi Protein Pada Anak Balita Di Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2007, 2007. USU e-Repository © 2008
Tabel 4.7. Distribusi Proporsi Subyek Berdasarkan Pola Asuh Anak Balita
dan Kejadian Kurang Energi Protein di Kecamatan Medan Denai Kota
Medan Tahun 2007 …………………………………...……….….. 38
Tabel 4.8. Distribusi Pola Asuh Anak Balita Berdasarkan Jawaban Responden
di Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2007 ...…….….. 38
Tabel 4.9. Distribusi Proporsi Subyek Berdasarkan Pengetahuan Gizi Ibu
dan Kejadian Kurang Energi Proteindi- Kecamatan Medan Denai
Kota Medan Tahun 2007 …………………………...………….….. 45
Tabel 4.10. Distribusi Pengetahuan Gizi Ibu Berdasarkan Jawaban Responden
di Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2007 ...…….….. 45
Tabel 4.11. Distribusi Proporsi Subyek Berdasarkan Tingkat Pendapatan
Keluarga dan Kejadian Kurang Energi Protein di Kecamatan Medan
Denai Kota Medan Tahun 2007 …………………...………….….. 50
Tabel 4.12. Distribusi Proporsi Subyek Berdasarkan Pelayanan Kesehatan dan
Kejadian Kurang Energi Protein di Kecamatan Medan Denai Kota
Medan Tahun 2007 ………………………………...………….….. 51
Tabel 4.13. Distribusi Proporsi Subyek Berdasarkan Persediaan Pangan Keluarga
dan Kejadian Kurang Energi Protein, χ ² , p value, OR, CI 95% di-
Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2007 ………….….. 52
Tabel 4.14. Distribusi Proporsi Subyek Berdasarkan Pola Asuh Anak Balita dan
Kejadian Kurang Energi Protein, χ ² , p value, OR, CI 95% di -
Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2007 …..…….……. 53
Fauzi Romeli: Analisa Determinan Kurang Energi Protein Pada Anak Balita Di Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2007, 2007. USU e-Repository © 2008
Tabel 4.15. Distribusi Proporsi Subyek Berdasarkan Pengetahuan Gizi Ibu dan
Kejadian Kurang Energi Protein, χ ² , p value, OR, CI 95% di-
Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2007 ...……………. 54
Tabel 4.16. Distribusi Proporsi Subyek Berdasarkan Tingkat Pendapatan Keluarga
dan Kejadian Kurang Energi Protein, χ ² , p value, OR, CI 95%
di Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2007 .……….…… 55
Tabel 4.17. Distribusi Proporsi Subyek Berdasarkan Pelayanan Kesehatan dan
Kejadian Kurang Energi Protein, χ ² , p value, OR, CI 95% di -
Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2007 ……………… 56
Tabel 4.18. Hasil Analisis Multivariat Regresi Logistik Ganda Lima Variabel
Yang Berhubungan Dengan Kejadian Kurang Energi Portein di
Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2007 ………….…… 57
Tabel 4.20. Hasil Analisis Multivariat Regresi Logistik Ganda Empat Variabel
Yang Berhubungan Dengan Kejadian Kurang Energi Portein di
Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2007 ………….…… 58
Fauzi Romeli: Analisa Determinan Kurang Energi Protein Pada Anak Balita Di Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2007, 2007. USU e-Repository © 2008
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Izin Penelitian
Lampiran 2. Kuesioner Penelitian Determinan Kurang Energi Protein
Lampiran 3. Hasil Uji Statistik
Fauzi Romeli: Analisa Determinan Kurang Energi Protein Pada Anak Balita Di Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2007, 2007. USU e-Repository © 2008
DAFTAR SINGKATAN
BB : Berat Badan
BGM : Bawah Garis Merah
BGT : Bawah Garis Titik-titik
KEP : Kurang Energi Protein
OR : Odds Ratio
PB : Panjang Badan
PT : Perguruan Tinggi
SD : Sekolah Dasar
SLTP : Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama
SLTA : Sekolah Lanjutan Tingkat Atas
TB : Tinggi Badan
U : Umur
χ ² : Chi Square
α : Alpa
Fauzi Romeli: Analisa Determinan Kurang Energi Protein Pada Anak Balita Di Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2007, 2007. USU e-Repository © 2008
Fauzi Romeli: Analisa Determinan Kurang Energi Protein Pada Anak Balita Di Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2007, 2007. USU e-Repository © 2008