Pengaruh Budaya Organisasi Dan Kinerja Guru Terhadap Prestasi Belajar Siswa Sekolah Menengah Atas...
-
Upload
ameersabry -
Category
Documents
-
view
253 -
download
0
Transcript of Pengaruh Budaya Organisasi Dan Kinerja Guru Terhadap Prestasi Belajar Siswa Sekolah Menengah Atas...
-
7/22/2019 Pengaruh Budaya Organisasi Dan Kinerja Guru Terhadap Prestasi Belajar Siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 1 K
1/87
PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN KINERJA GURU
TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWASEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1
KRUENG BARONA JAYA
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar
MAGISTER PENDIDIKAN
pada Program Studi Magister Administrasi Pendidikan
Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
OLEH
KHAIRANI
NIM 0909200050020
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
PROGRAM PASCASARJANA
DARUSSALAM, BANDA ACEH
2013
-
7/22/2019 Pengaruh Budaya Organisasi Dan Kinerja Guru Terhadap Prestasi Belajar Siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 1 K
2/87
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang MasalahPerkembangan Ilmu pengetahuan dan teknologi sangat pesat serta tuntutan
terhadap peningkatan kualitas sumber daya manusia dalam menghadapi persaingan
global semakin tinggi, hal ini menempatkan dunia pendidikan memegang posisi yang
sangat strategis untuk memenuhi tuntutan tersebut. Lembaga pendidikan menengah
diharapkan dapat menyelenggarakan program-program terbaik bagi generasi yang
akan datang sehingga mareka mampu menjadi anggota masyarakat masa depan yang
berkualitas serta mampu menyelesaikan permasalahan yang mereka hadapi dengan
menggunakan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Dalam upaya meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang
berkualitas,bidang pendidikan memegang peranan yang penting. Dengan pendidikan
diharapkan kemampuan, mutu pendidikan dan martabat manusia Indonesia dapat
ditingkatkan. Upaya meningkatkan SDM dilakukan melalui upaya sadar lewat jalur
pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. Perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi menuntut peningkatan mutu pendidikan. Peningkatan
mutu pendidikan dapat dilakukan dengan melakukan perbaikan,perubahan dan
pembaharuan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pendidikan.
Berbagai upaya yang dilakukan untuk meningkatkan sumber daya manusia
(SDM) yang dapat menggunakan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam menghadapi
era global. Lembaga pendidikan menengah dan pedidikan menengah atas merupakan
salah satu lembaga pendidikan yang diharapkan dapat berpartisipasi dalam mencetak
-
7/22/2019 Pengaruh Budaya Organisasi Dan Kinerja Guru Terhadap Prestasi Belajar Siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 1 K
3/87
3
SDM yang mengusaibasic knowledge yang siap memasuki peguruan tinggi. Untuk
mewujudkan hal tersebut maka salah satu faktor untuk mencapai tujuan pendidikan
sekolah dan peningkatan kinerja sekolah perlu dibangun budaya organisasi di
sekolah. Budaya sekolah dapat diartikan sekumpulan nilai yang melandasi perilaku,
tradisi, kebiasaan keseharian, dan simbol-simbol yang dipraktikkan oleh kepala
sekolah, guru, petugas administrasi, siswa, dan masyarakat sekitar sekolah.
Sekolah merupakan suatu organisasi, dan budaya yang ada di tingkat sekolah
merupakan budaya organisasi. Resep utama budaya organisasi adalah interpretasi
kolektif yang dilakukan oleh anggota-anggota organisasi berikut hasil aktivitasnya.
Budaya organisasi yang dimaksudkan disini ini adalah aspek-aspek non fisik,
misalnya komitmen kerja, pola komunikasi, sikap terhadap pekerjaan, semangat
kerja, sikap terhadap sesama, harapan, kepercayaan dan norma-norma serta nilai-
nilai kejujuran, keadilan dan kebenaran yang dirasakan oleh guru selaku anggota
organisasi sekolah.
Budaya organisasi merupakan norma-norma dan nilai-nilai yang
mengarahkan perilaku anggota organisasi. Budaya selalu mengalami perubahan, hal
ini sesuai dengan peranan sekolah sebagai agen perubahan yang selalu siap untuk
mengikuti perubahan yang terjadi. Maka budaya organisasi sekolah diharapkan juga
mampu mengikuti, menyeleksi, dan berinovasi terhadap perubahan yang terjadi.
Karena kebudayaan dan pendidikan merupakan dua unsur yang tidak dapat
dipisahkan karena saling mengikat. Budaya itu hidup dan berkembang karena proses
pendidikan, dan pendidikan itu hanya ada dalam suatu konteks kebudayaan. Yang
ada dalam arti kurikulum adalah sebagai rekayasa dari pembudayaan suatu
-
7/22/2019 Pengaruh Budaya Organisasi Dan Kinerja Guru Terhadap Prestasi Belajar Siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 1 K
4/87
4
masyarakat, sedangkan proses pendidikan itu pada hakekatnya merupakan suatu
proses pembudayaan yang dinamik.
Budaya organisasi dapat dikatakan baik jika mampu menggerakkan seluruh
personal secara sadar dan mampu memberikan kontribusi terhadap keefektifan serta
produktivitas kerja yang optimal. Dengan demikian budaya organisasi sekolah
sebagai bagian kebiasaan dalam suatu organisasi yang saling berinteraksi dengan
struktur formulanya untuk menciptakan norma perilaku pelaku organisasi dan
menentukan arah organisasi secara keseluruhan dalam rangka mencapai tujuan
organisasi sekolah.
Dalam persefektif Administrasi pendidikan keberhasilan organisasi sekolah
untuk meningkatkan prestasi dan hasil pendidikan yang bermutu tidak hanya di
tentukan oleh fungsi-fungsi manajemen seperti perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, dan pengawasan, (P4) saja tetapi juga di tentukan oleh implementasi
fungsi-fungsi manajemen tersebut dalam bentuk tindakan nyata yaitu budaya
organisasi sekolah.
Pendekatan budaya organisasi sekolah mengikat anggota organisasi sekolah
untuk mengacu satu tujuan yaitu tujuan sekolah, otonomi daerah membawa dampak
kepada organisasi bentukan budaya baru bagi organisasi sekolah yang sesuai dengan
konteks sekolah kewilayahan. Budaya organisasi meningkatkan pemahaman kepada
warga sekolah tentang hakekat tugas fungsi sekolah dalam masyarakat, strategi yang
di yakini sebagai asumsi ,dan nilai di tanam pada setiap anggota dalam organisasi
sehingga memiliki komitmen dan loyalitas yang tinggi terhadap organisasi.
Budaya organisasi merupakan jati diri sekolah, sehingga ketika orang luar
melihat kinerja sekolah dapat dilihat dari sikap dan tindakan yang dilakukan dalam
-
7/22/2019 Pengaruh Budaya Organisasi Dan Kinerja Guru Terhadap Prestasi Belajar Siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 1 K
5/87
5
bentuk manifestasi perilaku anggota organisasi, pembentukan budaya organisasi
dibutuhkan peran kepala sekolah yang kuat untuk mewarnai berbagai aktivitas
organisasi. Apakah budaya organisasi berorientasi pada tugas kebersamaan dan
birokratik sangat bergantung pada bagaimana kepala sekolah dan anggotanya
memainkan peranan, budaya kerja ideal yang dibutuhkan untuk mencapai prestasi
siswa standar nasional yang telah di tetapkan.
Sekolah harus mengembangkan budaya organisasi yang bermutu dan
meminimalkan budaya organisasi yang kurang bermutu yang menjadi penentu
keberhasilan sekolah dalam meningkatkan prestasi belajar siswa, budaya organisasi
sekolah yang bermutu menjadi pedoman melakukan tindakan dalam setiap kegiatan
baik kegiatan individu maupun kegiatan organisasi, budaya organisasi yang sebagai
pendukung keberhasilan kinerja organisasi sekolah lebih terbentuk melalui
manajemen berbasis sekolah terutama dalam upaya perbaikanperbaikan pengelolaan
sekolah yang lebih efektif dan efisien serta produktif.
Peran budaya organisasi sekolah adalah untuk menjaga dan memelihara
komitmen sehingga kelangsungan mekanisme dan fungsi yang telah disepakati oleh
organisasi dapat merealisasikan tujuan-tujuannya. Budaya organisasi yang kuat akan
mempengaruhi setiap perilaku. Hal itu tidak hanya membawa dampak pada
keuntungan organisasi sekolah secara umum, namun juga akan berdampak pada
perkembangan kemampuan dan efektivitas kerja guru itu sendiri. Nilai-nilai budaya
yang ditanamkan pimpinan akan mampu meningkatkan kemauan, kesetiaan, dan
kebanggaan serta lebih jauh menciptkaan efektivitas kerja. Hal ini sesuai dengan
-
7/22/2019 Pengaruh Budaya Organisasi Dan Kinerja Guru Terhadap Prestasi Belajar Siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 1 K
6/87
6
pandangan Greenberg dan Baron (Wibowo, 2010: 51) tentang peranan budaya
organisasi berikut ini:
Budaya memberikan rasa identitas, semakin jelas persepsi dan nilai-nilai
bersama organisasi didefinisikan, semakin kuat orang dapat disatukan dengan
misi organisasi dan merasa bagian penting darinya. Budaya membangkitkan
komitmen pada misi organisasi, apabila terdapatstrong culture, orang merasa
bahwa mereka menjadi bagian dari yang besar, dan terlibat dalam
keseluruhan kerja organisasi. Budaya memperjelas dan memperkuat standar
perilaku. Budaya membimbing kata dan perbuatan pekerja, membuat jelas
apa yang harus dilakukan dan kata-kata dalam situasi tertentu,terutama
berguna bagi pendatang baru.
Pada kenyataannya budaya organisasi sekolah selama ini belum seluruhnya
menunjukkan positif, masih ditemukan kebiasaan organisasi yang tidak baik, kaku
dan miskin atas inovasi. Budaya organisasi sekolah seperti ini ditunjukkan melalui
personil yang melaksanakan tugas tampak kurang produktif, realitas ini
menunjukkan bahwa budaya organisasi sekolah menjadi permasalahan karena masih
terdapat praktik yang kurang etis yakni mengesampingkan norma bersama yang ada
dalam berprilaku personil disekolah belum sepenuhnya dilaksanakan.
Selain itu, berkaitan dengan terwujudnya prestasi belajar siswa yang tinggi,
hal itu juga tidak terlepas dari kinerja guru yang berada di organisasi sekolah
tersebut. Kinerja guru pada dasarnya terfokus pada perilaku guru di dalam
pekerjaannya. Sedangkan perihal efektivitas kerja guru dapat dilihat sejauh mana
kinerja tersebut dapat memberikan pengaruh kepada anak didik. Secara spesifik
tujuan kinerja juga mengharuskan para guru membuat keputusan khusus dimana
tujuan pembelajaran dinyatakan dengan jelas dalam bentuk tingkah laku yang
kemudian ditransfer kepada peserta didik.
-
7/22/2019 Pengaruh Budaya Organisasi Dan Kinerja Guru Terhadap Prestasi Belajar Siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 1 K
7/87
7
Guna mewujudkan guru yang mempunyai kinerja yang tinggi, maka perlu
dikembangkan dengan segala potensi yang dimiliki guru. Pengembangan guru
dimaksud ialah suatu usaha untuk memajukan guru baik dari rekrutmen, kedisiplinan
dan prestasi kerja maupun peningkatan keterampilan dan kemampuan. Budaya
organisasi dan kinerja guru bila dikembangkan dengan baik maka akan menjadi
pendorong para guru dan sekaligus menjadi bahan masukan bagi sekolah untuk
meningkatkan kinerja guru dalam melaksanakan tugas mendidiknya.
Pada konteks ini guru sebagai anggota organisasi sekolah akan lebih mudah
mencapai efektivitas kerja yang tinggi jika ia mempunyai perilaku dan komitmen.
Menyadari bahwa dirinya tidak hanya sebagai anggota dari organisasi sekolah tetapi
juga paham terhadap tujuan organsiasi sekolah tersebut. Dengan demikian seorang
guru akan dapat memahami sasaran dan kebijaksanaan organisasi yang pada
akhirnya dapat berbuat dan bekerja sepenuhnya untuk keberhasilan organisasi
sekolah.
Salah satu parameter yang digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan
pendidikan adalah prestasi belajar siswa. Namun terkadang ada beberapa siswa dapat
mengalami hal-hal yang menyebabkan ia tidak dapat belajar atau melakukan
kegiatan selama proses pembelajaran sedang berlangsung. Mungkin juga, si siswa
dapat belajar atau melakukan kegiatan selama proses pembelajaran sedang
berlangsung, namun tidak maksimal. Faktor penyebabnya dapat berasal dari dalam
diri si anak sendiri dan dapat juga dari luar seperti iklim dan kondisi sekolah juga
termasuk cara mengajar dan motivasi dari guru.
-
7/22/2019 Pengaruh Budaya Organisasi Dan Kinerja Guru Terhadap Prestasi Belajar Siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 1 K
8/87
8
Prestasi belajar siswa sebagai sumber daya manusia adalah suatu kekuatan
atau kemampuan dari siswa untuk menghasilkan sesuatu yang bersifat materi atau
non materi, baik yang bisa dinilai dengan uang ataupun tidak. Dengan adanya
prestasi belajar siswa yang tinggi, maka segala apa yang diprogramkan sekolah di
dalam tujuannya untuk mencapai tujuan umum akan segera tercapai. Akan tetapi,
tidak semua siswa itu mempunyai kualitas belajar yang tinggi, pasti ada berbagai
macam tingkat prestasi yang dimiliki oleh para siswa. Oleh karenanya sekolah harus
berupaya menciptakan suasana dan budaya yang menyenangkan sehingga siswa
termotivasi dan terpacu untuk meningkatkan prestasi belajarnya. Selain itu prestasi
siswa juga dapat ditingkatkan melaui programprogram pendidikan yang telah
ditetapkan sekolah dalam kegiatan meningkatkan kualitas dari siswanya, salah
satunya adalah dengan strategi pembelajaran yang tepat dan inovatif yang dilakukan
guru demi mencapai prestasi belajar siswa yang baik.
Sekolah Menengah Umum Negeri 1 Krueng Barona Jaya merupakan salah
satu sekolah yang terletak di wilayah Aceh Besar. Berdasarkan penelitian awal
peneliti, diperoleh permasalahan tentang prestasi belajar siswa yang masih
berkategori sedang pada sekolah tersebut hal ini terlihat pada nilai akhir siswa kelas
dua belas (XII) Tahun Pelajaran 2010/2011, baik nilai ujian nasional (UN) maupun
nilai sekolah (NS). Dari data kelulusan terlihat bahwa dari 173 siswa cuma 20 orang
yang mendapatkan nilai akhir delapan keatas, dan yang lain rata-rata nilai tujuh dan
ada beberapa orang yang bernilai enam. Padahal menurut pengamatan peneliti
-
7/22/2019 Pengaruh Budaya Organisasi Dan Kinerja Guru Terhadap Prestasi Belajar Siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 1 K
9/87
9
lingkungan, budaya organisasi, jumlah guru dan sarana prasarana sekolah sangat
mendukung dalam meningkatkan prestasi belajar siswa secara maksimal.
Sejalan dengan pernyataan tersebut, dengan melihat pentingnya budaya
organisasi dan kinerja guru, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian
tentang Pengaruh Budaya Organisasi Dan Kinerja Guru Terhadap Prestasi Belajar
Siswa Sekolah Menengah Umum Negeri 1 Krueng Barona Jaya Aceh Besar.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah yang
akan diteliti adalah Bagaimanakah pengaruh budaya organisasi dan kinerja guru
terhadap prestasi belajar siswa SMAN 1 Krueng Barona Jaya Kabupaten Aceh
Besar?
C. Tujuan Penelitian1. Tujuan Umum
Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan tersebut dan memperhatikan
variabel penelitian, maka secara umum penelitian ini bertujuan untuk
mendeskripsikan pengaruh budaya organisasi sekolah dan kinerja guru terhadap
prestasi belajar siswa SMAN 1 Krueng Barona Jaya Aceh Besar.
2. Tujuan KhususSedangkan secara khusus tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui :
1. Pengaruh budaya organisasi terhadap prestasi belajar siswa SMAN 1 Krueng
Barona Jaya Kabupaten Aceh Besar.
2. Pengaruh kinerja guru terhadap prestasi belajar siswa SMAN 1 Krueng Barona
Jaya Kabupaten Aceh Besar.
-
7/22/2019 Pengaruh Budaya Organisasi Dan Kinerja Guru Terhadap Prestasi Belajar Siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 1 K
10/87
10
3. Pengaruh budaya organisasi dan kinerja guru secara bersama-sama terhadap
prestasi belajar siswa SMAN 1 Krueng Barona Jaya Kabupaten Aceh Besar.
D. Manfaat Penelitian1. Manfaat Teoretis
Secara teoritis penelitian ini bermanfaat sebagai bahan kajian untuk
mengembangkan konsep-konsep administrasi pendidikan terutama mengenai konsep-
konsep tentang budaya organisasi sekolah, kinerja guru dan prestasi belajar siswa.
2. Manfaat PraktisSedangkan manfaat praktis penelitian ini diharapkan dapat bermamfaat bagi:
a. Kepala Dinas Pendidikan Kab. Aceh Besar, dalam memberikan kontribusi
pemikiran yang dapat dijadikan bahan masukan dalam penentuan prioritas
program pendidikan daerah berkaitan dengan budaya organisasi sekolah dan
kinerja guru.
b. Kepala Sekolah, dalam menciptakan budaya sekolah yang baik dan dalam
upaya pembinaan kinerja guru sehingga prestasi belajar siswa dapat
ditingkatkan secara maksimal.
c. Pengawas, dalam memberikan informasi yang dapat dijadikan bahan acuan
pengawasan mutu pendidikan dan pembinaan kinerja guru.
d. Guru, untuk meningkatkan mutu dan produktivitas pendidikan serta kualitas
kinerja mengajamya.
E. Hipotesis PenelitianBerdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian di atas dapat dirumuskan
hipotesis sebagai berikut:
-
7/22/2019 Pengaruh Budaya Organisasi Dan Kinerja Guru Terhadap Prestasi Belajar Siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 1 K
11/87
11
Hipotesis 1: Terdapat pengaruh positif dan signifikan budaya organisasi terhadap
prestasi belajar siswa pada SMAN 1 Krueng Barona Jaya Kabupaten
Aceh Besar.
Hipotesis 2: Terdapat pengaruh positif dan signifikankinerja guru terhadap prestasi
belajar siswa pada SMAN 1 Krueng Barona Jaya Kabupaten Aceh
Besar.
Hipotesis 3: Terdapat pengaruh positif dan signifikan daribudaya organisasi dan
kinerja guru terhadap prestasi belajar siswa pada SMAN 1 Krueng
Barona Jaya Kabupaten Aceh Besar
F. Penelitian Terdahulu yang RelevanAda beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya yang relevan
dengan permasalahan pada penelitian penulis diantaranya adalah penelitian yang
dilakukan oleh Mustafa (2006: 78) tentang pengaruh motivasi kerja dan disiplin kerja
terhadap prestasi belajar siswa. Tingkat disiplin guru sudah relatif baik namun masih
perlu ditingkatkan di masa yang datang. Sedangkan prestasi siswa memperlihatkan
peningkatan dibandingkan sebelumnya. Kesimpulan tersebut diambil dengan didasari
oleh oleh beberapa alasan tertentu dan dapat dipertanggung jawabkan melalui kajian
lapangan. Kaitan dengan penelitian penulis adalah kesamaan variabel yaitu prestasi
belajar siswa.
Handayani (2007:80), melakukan penelitian tentang pengaruh kepuasan kerja
dan kreativitas guru terhadap prestasi belajar siswa. hasil penelitian ini
memperlihatkan bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan antara kreativitas
guru dengan prestasi belajar siswa, dan terdapat hubungan positif dan signifikan
-
7/22/2019 Pengaruh Budaya Organisasi Dan Kinerja Guru Terhadap Prestasi Belajar Siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 1 K
12/87
12
antara kepuasan kerja guru terhadap prestasi belajar siswa. Selanjutnya secara
bersama terdapat hubungan positif dan signifikan antara kreativitas guru dan
kepuasan kerja guru terhadap prestasi belajar siswa.
Carroline (2011:62) melakukan penelitian tentang pengaruh kemampuan
professional dan motivasi kerja guru terhadap prestasi belajar siswa. hasil penelitian
ini memperlihatkan bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan antara
kemampuan professional dengan prestasi belajar siswa, dan terdapat hubungan
positif dan signifikan antara motivasi kerja guru terhadap prestasi belajar siswa.
Selanjutnya secara bersama terdapat hubungan positif dan signifikan antara
kemampuan professional dan motivasi kerja guru terhadap prestasi belajar siswa.
-
7/22/2019 Pengaruh Budaya Organisasi Dan Kinerja Guru Terhadap Prestasi Belajar Siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 1 K
13/87
13
BAB II
BUDAYA ORGANISASI, KINERJA GURU
DAN PRESTASI BELAJAR SISWA
A. Budaya Organisasi
1. Pengertian budaya organisasi
Budaya atau kebudayaan hanya terdapat dalam kehidupan manusia sebagai
makhluk sosial atau makhluk budaya. Dengan kata lain kebudayaan hanya terdapat
dalam kehidupan sosial atau kehidupan bersama dalam kebersamaan yang disebut
masyarakat. Dalam kenyataannya tidak ada masyarakat tanpa kebudayaan dan tidak
ada kebudayaan diluar sebuah masyarakat. Sehubungan dengan hal itu Schein
(Wibowo, 2010: 15) menyatakan pengertian budaya adalah:
Suatu pola asumsi dasar yang ditemukan dan dikembangkan oleh suatu
kelompok tertentu karena mempelajari dan menguasai masalah adaptasi
eksternal dan integral internal, yang telah bekerja dengan cukup baik untuk
dipertimbangkan secara layak dan karena itu diajarkan pada anggota baru
sebagai cara yang dipersepsikan, berfikir dan dirasakan dengan benar dalam
hubungan dengan masalah tersebut.
Menurut Fahmi (2010: 46) budaya adalah Hasil karya cipta manusia yang
dihasilkan dan telah dipakai sebagai bahagian dari tata kehidupan sehari-hari.
Adapun penerapan budaya tersebut di dalam organisasi menjadi budaya organisasi.
Dalam hal ini Sutrisno (2010 ; 2) mendefinisikan budaya organisasi sebagai
Perangkat sistem nilai-nilai (values), keyakinan-keyakinan (beliefs) atau norma-
-
7/22/2019 Pengaruh Budaya Organisasi Dan Kinerja Guru Terhadap Prestasi Belajar Siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 1 K
14/87
14
norma yang telah lama berlaku, disepakati dan diikuti oleh para anggota suatu
organisasi sebagai pedoman perilaku dan pemecahan masalah-masalah
organisasinya. Menurut Kreitner dan Kinicki (Wibowo, 2010:17) budaya organisasi
merupakan nilai-nilai dan keyakinan bersama yang mendasari identitas perusahaan.
Sedangkan menurut Fahmi (2010: 47) budaya organisasi adalah suatu
kebiasaan yang telah berlangsung lama dan dipakai serta diterapkan dalam
kehidupan aktivitas kerja sebagai salah satu pendorong untuk meningkatkan kualitas
kerja para karyawan dan manajer perusahaan. Selanjutnya Robbin ( Wibowo,
2010:17) menyatakan bahwa budaya organisasi itu adalah sebuah persepsi umum
yang dipegang oleh anggota organisasi, suatu sistem tentang keberartian
kebersamaan.
Lebih lanjut Wahab (2008: 297) menyatakan bahwa budaya organisasi
(termasuk sekolah) adalah Shared orientations that hold the unit together and give
together and give it a distinctive identity. Hal tersebut bisa diartikan sebagai
Orientasi bersama yang memegang unit bersama-sama dan memberikan bersama-
sama dan memberikan identitas yang berbeda. Dari pengertian ini dapat dipahami
bahwa dalam budaya yang kuat, keyakinan dan nilai dipegang teguh, dibagi luas dan
menjadi perilaku organisasi. Budaya dimanivestasikan dalam norma-norma, nilai
yang dibagikan dan asumsi-asumsi dasar dengan tingkat kedalaman dan abstraksi
yang berbeda.
Dari berbagai definisi tersebut di atas pada prinsipnya budaya organisasi
merupakan nilai, anggapan, asumsi, sikap dan norma perilaku yang telah melembaga
-
7/22/2019 Pengaruh Budaya Organisasi Dan Kinerja Guru Terhadap Prestasi Belajar Siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 1 K
15/87
15
kemudian mewujud dalam penampilan, sikap dan tindakan, sehingga menjadi
identitas dari organisasi tertentu.
Budaya organisasi mengarah pada kualitas lingkungan internal organisasi
yang dialami orang yang berada di dalamnya. Budaya organisasi sebagai keadaan
lingkungan kerja yang dipersiapkan oleh para anggotanya, baik secara langsung
maupun tidak langsung, dan diasumsikan berpengaruh terhadap motivasi serta
perilaku anggotanya.
Budaya organisasi biasanya tidak tertulis tetapi keberadaannya sangat
menentukan kehidupan organisasi. Budaya berhubungan erat dengan kekuasaan
dalam membentuk sistem nilai organisasi. Kekuasaan dan budaya organisasi
mencakup faktor manusia, yakni non rasionalitas, kepentingan yang beragam, koalisi
dominan, keuasaan dan otoritas serta keyakinan, tata nilai dan persepsi umum yang
berteman.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan
budaya organisasi adalah suatu keadaan yang berlaku dalam lingkungan kerja yang
mengatur anggotanya untuk taat terhadap segenap nilai, norma dan aturan yang
sudah ditetapkan dalam rangka mewujudkan tujuan organisasi.
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Budaya Organisasi
Budaya organisasi mempunyai pengertian sebagai aturan main yang ada
didalam perusahaan yang akan menjadi pegangan dari masyarakat organisasi
dalam menjalankan kewajibannya dan nilai-nilai untuk berperilaku didalam
organisasi tersebut.
-
7/22/2019 Pengaruh Budaya Organisasi Dan Kinerja Guru Terhadap Prestasi Belajar Siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 1 K
16/87
16
Budaya organisasi dapat dibangun melalui berbagai macam sumber, baik dari
internal maupun eksternal organisasi. Dapat pula karena ditanamkan oleh pendiri,
pengalaman yang dibawa oleh para pemimpin berikutnya, maupun sumber daya
manuasia lain yang dibawa masuk dalam ke dalam orgasisasi.
Vecchio (Wibowo, 2010:65) mengidentifikasi adanya empat faktor yang
dapat mempengaruhi budaya organisasi, yaitu:
1) Keyakinan dan nilai-nilai pendiri organisasi dapat menjadi pengaruh kuatpada penciptaan budaya organisasi.
2) Norma sosial organisasi juga dapat memainkan peran dalam menentukanbudaya organisasi.
3) Masalah adaptasi eksternal dan sikap terhadap kelangsungan hidupmerupakan tantangan bagi organisasi yang harus dihadapi anggotanyamelalui penciptaan budaya organisasi.
4) Masalah integrasi internal dapat mengarahkan pada pembentukan budayaorganisasi.
Dari pandangan tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa sumber budaya
organisasi terutama berasal dari keyakinan, nilai-nilai, norma-norma, adaptasi dan
integrasi internal. Keempat sumber budaya organisasi ini sangat berpengaruh kuat
terhadap pembentukan dan penciptaan organisasi sehingga harus dapat dipertahankan
dan dikembangkan secara maksimal.
Sementara itu, menurut Baron (Wibowo, 2010:65) ada tiga sumber yang
dapat menciptakan budaya organisasi, yaitu:
1) Company founder (pendiri perusahaan).
2) Experimence with the environment (pengalaman dengan lingkungan).
3) Contach with others (kontak dengan orang lain).
Dari pandangan di atas dapat disimpulkan bahwa sumber budaya organisasi
terutama berasal dari pendiri organisasi yang memiliki kemampuan berdasar
-
7/22/2019 Pengaruh Budaya Organisasi Dan Kinerja Guru Terhadap Prestasi Belajar Siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 1 K
17/87
17
pengalaman melakukan adaptasi dan integrasi dengan lingkungan internal dan
eksternalnya.
3. Budaya Organisasi SekolahSecara umum, penerapan konsep budaya organisasi di sekolah sebenarnya
tidak jauh berbeda dengan penerapan konsep budaya organisasi lainnya. Kalaupun
terdapat perbedaan mungkin hanya terletak pada jenis nilai dominan yang
dikembangkannya dan karakateristik dari para pendukungnya.
Nilai-nilai yang dikembangkan di sekolah, tentunya tidak dapat dilepaskan
dari keberadaan sekolah itu sendiri sebagai organisasi pendidikan, yang memiliki
peran dan fungsi untuk berusaha mengembangkan, melestarikan dan mewariskan
nilai-nilai budaya kepada para siswanya. Nilai-nilai yang mungkin dikembangkan di
sekolah tentunya sangat beragam. Jika merujuk pada pemikiran Spranger
(Suryabrata, 2010: 101), maka setidaknya terdapat enam jenis nilai yang seyogyanya
dikembangkan di sekolah. Dalam tabel 1 berikut ini dikemukakan keenam jenis nilai
dari Spranger beserta perilaku dasarnya.
Tabel 1. Jenis Nilai dan Perilaku Dasarnya menurut Spranger
No Nilai Perilaku Dasar
1 Ilmu Pengetahuan Berfikir
2 Ekonomi Bekerja
3 Kesenian Menikmati keindahan
4 Keagamaan Memuja
5 Kemasyarakatan Berbakti/berkorban
6 Politik/kenegaraan Berkuasa/memerintah
Sumber : Modifikasi dari Sumadi Suryabrata. 2010. Psikologi Pendidikan. Jakarta:
RajaGrafindo Persada.
Sebagaimana telah digambarkan dalam pengetian di atas bahwa budaya
sekolah terdiri dari sejumlah norma-norma, ritual, keyakinan, nilai-nilai, sikap dan
-
7/22/2019 Pengaruh Budaya Organisasi Dan Kinerja Guru Terhadap Prestasi Belajar Siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 1 K
18/87
18
kebiasaan yang terbentuk dalam sekolah. Bentuk budaya sekolah secara intrinsik
muncul sebagai suatu fenomena yang unik dan menarik, karena pandangan sikap,
perilaku yang hidup dan berkembang dalam sekolah pada dasarnya mencerminkan
kepercayaan dan keyakinan yang mendalam dan khas dari warga sekolah.
Lebih khusus lagi Beare (Suryabrata, 2010: 48) mendeskripsikan unsur-unsur
budaya sekolah dalam dua kategori, yakni unsur kasat mata dan unsur yang tidak
kasat mata. Unsur yang kasat mata mempunyai makna kalau barkaitan atau
mencerminkan apa yang tidak kasata mata. Yang tidak kasat mata itu adalah filsafat
atau pandangan dasar sekolah mengenai kenyataan yang luas, makna hidup atau yang
di anggap penting dan harus diperjuangkan oleh sekolah. Dan itu harus dinyatakan
secara konseptual dalam rumusan visi, misi, tujuan dan sasaran yang lebih kongkrit
yang akan di capai oleh sekolah.
Sedangkan unsur yang kasat mata masih menurut Beare (Suryabrata, 2010:
48) dapat termenifestasi secara konseptual yang meliputi :
1)visi,misi, tujuan dan sasaran, 2) kurikulum, 3) bahasa komunikasi, 4)
narasi sekolah, 5) narasi tokoh-tokoh, 6) struktur organisasi, 7) ritual, 8)
upacara, 9) prosedur belajar mengajar, 10)peraturan sistem ganjaran/
hukuman, 11) layanan psikologi sosial, 12) pola interaksi sekolah dengan
orang tua, masyarakat dan yang meteriil dapat berupa : fasilitas dan
peralatan, artifiak dan tanda kenangan serta pakaian seragam.
Unsur-unsur budaya sekolah jika ditinjau dari usaha peningkatan kualitas
pendidikan terbagi sebagai berikut :
a. Kultur sekolah yang positif
-
7/22/2019 Pengaruh Budaya Organisasi Dan Kinerja Guru Terhadap Prestasi Belajar Siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 1 K
19/87
19
Kultur sekolah yang positif adalah kegiatan-kegiatan yang mendukung
peningkatan kualitas pendidikan, misalnya kerjasama dalam mencapai prestasi,
penghargaan terhadap prestasi, dan komitmen terhadap belajar.
b. Kultur sekolah yang negatif
Kultur sekolah yang negatif adalah kultur yang kontra terhadap peningkatan
mutu pendidikan. Artinya resisten terhadap perubahan, misalnya dapat berupa: siswa
takut salah, siswa takut bertanya, dan siswa jarang melakukan kerja sama dalam
memecahkan masalah.
c. Kultur sekolah yang netral
Yaitu kultur yang tidak berfokus pada satu sisi namun dapat memberikan
konstribusi positif tehadap perkembangan peningkatan mutu pendidikan. Hal ini bisa
berupa arisan keluarga sekolah, seragam guru, seragam siswa dan lain-lain.
Selanjutnya karakteristik budaya organisasi di sekolah, yaitu terdiri dari:
obeserved behavioral regularities; (2) norms; (3) dominant value. (4) philosophy;
(5) rulesdan (6) organizationclimate.Karakteristik di atas dapat diuraikan sebagai
berikut:
(1)Obeserved behavioral regularities;budaya organisasi di sekolah ditandai dengan
adanya keberaturan cara bertindak dari seluruh anggota sekolah yang dapat
diamati. Keberaturan berperilaku ini dapat berbentuk acara-acara ritual tertentu,
bahasa umum yang digunakan atau simbol-simbol tertentu, yang mencerminkan
nilai-nilai yang dianut oleh anggota sekolah.
-
7/22/2019 Pengaruh Budaya Organisasi Dan Kinerja Guru Terhadap Prestasi Belajar Siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 1 K
20/87
20
(2)Norms; budaya organisasi di sekolah ditandai pula oleh adanya norma-norma
yang berisi tentang standar perilaku dari anggota sekolah, baik bagi siswa
maupun guru. Standar perilaku ini bisa berdasarkan pada kebijakan intern
sekolah itu sendiri maupun pada kebijakan pemerintah daerah dan pemerintah
pusat. Standar perilaku siswa terutama berhubungan dengan pencapaian hasil
belajar siswa, yang akan menentukan apakah seorang siswa dapat dinyatakan
lulus/naik kelas atau tidak. Standar perilaku siswa tidak hanya berkenaan
dengan aspek kognitif atau akademik semata namun menyangkut seluruh aspek
kepribadian.
Sedangkan berkenaan dengan standar perilaku guru, tentunya erat kaitannya
dengan standar kompetensi yang harus dimiliki guru, yang akan menopang terhadap
kinerjanya. Dalam perspektif kebijakan pendidikan nasional, pemerintah telah
merumuskan empat jenis kompetensi guru sebagaimana tercantum dalam Penjelasan
Peraturan Pemerintah No 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, yaitu:
a. Kompetensi pedagogik yaitu merupakan kemampuan dalampengelolaan peserta didik yang meliputi: (a) pemahaman wawasan atau
landasan kependidikan; (b) pemahaman terhadap peserta didik;
(c)pengembangan kurikulum/ silabus; (d) perancangan pembelajaran;
(e) pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis; (f) evaluasi
hasil belajar; dan (g) pengembangan peserta didik untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.
b. Kompetensi kepribadian yaitu merupakan kemampuan kepribadianyang: (a) mantap; (b) stabil; (c) dewasa; (d) arif dan bijaksana; (e)berwibawa; (f) berakhlak mulia; (g) menjadi teladan bagi peserta didik
dan masyarakat; (h) mengevaluasi kinerja sendiri; dan (i)
mengembangkan diri secara berkelanjutan.
c. Kompetensi sosial yaitu merupakan kemampuan pendidik sebagaibagian dari masyarakat untuk : (a) berkomunikasi lisan dan tulisan; (b)
menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional;
(c) bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga
kependidikan, orangtua/wali peserta didik; dan (d) bergaul secara
santun dengan masyarakat sekitar.
-
7/22/2019 Pengaruh Budaya Organisasi Dan Kinerja Guru Terhadap Prestasi Belajar Siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 1 K
21/87
21
d. Kompetensi profesional merupakan kemampuan penguasaan materipembelajaran secara luas dan mendalam yang meliputi: (a) konsep,
struktur, dan metoda keilmuan/teknologi/seni yang menaungi/koherendengan materi ajar; (b) materi ajar yang ada dalam kurikulum sekolah;
(c) hubungan konsep antar mata pelajaran terkait; (d) penerapan
konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari; dan (e)
kompetisi secara profesional dalam konteks global dengan tetap
melestarikan nilai dan budaya nasional.
(3)Dominant values; jika dihubungkan dengan tantangan pendidikan Indonesia
dewasa ini yaitu tentang pencapaian mutu pendidikan, maka budaya organisasi
di sekolah seyogyanya diletakkan dalam kerangka pencapaian mutu pendidikan
di sekolah. Nilai dan keyakinan akan pencapaian mutu pendidikan di sekolah
hendaknya menjadi hal yang utama bagi seluruh warga sekolah. Pada aspek
input, mutu pendidikan ditunjukkan melalui tingkat kesiapan dan ketersediaan
sumber daya, perangkat lunak, dan harapan-harapan. Makin tinggi tingkat
kesiapan input, makin tinggi pula mutu input tersebut. Sedangkan pada aspek
proses, mutu pendidikan ditunjukkan melalui pengkoordinasian dan penyerasian
serta pemanduan input sekolah dilakukan secara harmonis, sehingga mampu
menciptakan situasi pembelajaran yang menyenangkan (enjoyable learning),
mampu mendorong motivasi dan minat belajar, dan benar-benar mampu
memberdayakan peserta didik. Sementara, dari aspek out put, mutu pendidikan
dapat dilihat dari prestasi sekolah, khususnya prestasi siswa, baik dalam bidang
akademik maupun non akademik.
(4)Philosophy; budaya organisasi ditandai dengan adanya keyakinan dari seluruh
anggota organisasi dalam memandang tentang sesuatu secara hakiki, misalnya
tentang waktu, manusia, dan sebagainya, yang dijadikan sebagai kebijakan
organisasi. Jika kita mengadopsi filosofi dalam dunia bisnis yang memang telah
-
7/22/2019 Pengaruh Budaya Organisasi Dan Kinerja Guru Terhadap Prestasi Belajar Siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 1 K
22/87
22
terbukti memberikan keunggulan pada perusahaan, di mana filosofi ini diletakkan
pada upaya memberikan kepuasan kepada para pelanggan, maka sekolah pun
seyogyanya memiliki keyakinan akan pentingnya upaya untuk memberikan
kepuasan kepada pelanggan.
(5)Rules; budaya organisasi ditandai dengan adanya ketentuan dan aturan main yang
mengikat seluruh anggota organisasi. Setiap sekolah memiliki ketentuan dan
aturan main tertentu, baik yang bersumber dari kebijakan sekolah setempat,
maupun dari pemerintah, yang mengikat seluruh warga sekolah dalam
berperilaku dan bertindak dalam organisasi. Aturan umum di sekolah ini
dikemas dalam bentuk tata- tertib sekolah (school discipline), di dalamnya
berisikan tentang apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh warga sekolah,
sekaligus dilengkapi pula dengan ketentuan sanksi, jika melakukan pelanggaran.
(6)Organization climate; budaya organisasi ditandai dengan adanya iklim
organisasi. Di sekolah terjadi interaksi yang saling mempengaruhi antara individu
dengan lingkungannya, baik lingkungan fisik maupun sosial. Lingkungan ini
akan dipersepsi dan dirasakan oleh individu tersebut sehingga menimbulkan
kesan dan perasaan tertentu. Dalam hal ini, sekolah harus dapat menciptakan
suasana lingkungan kerja yang kondusif dan menyenangkan bagi setiap anggota
sekolah, melalui berbagai penataan lingkungan, baik fisik maupun sosialnya.
Berkaitan dengan budaya sekolah Deal ( Wahab, 2008: 298) mengatakan
bahwa sekolah yang efektif mempunyai budaya yang kuat dengan karakteristik
sebagai berikut:
-
7/22/2019 Pengaruh Budaya Organisasi Dan Kinerja Guru Terhadap Prestasi Belajar Siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 1 K
23/87
23
a)Nilai yang dibagi dan konsensustentang bagaimana kita
mengerjakan sesuatu di sini.
b) Kepala sekolah sebagai pahlawan yang menanamkan nilai-nilai inti.c) Ritual-ritual berbeda yang menanamkan keyakinan yang dibagikan
secara luas.
d) Pegawai sebagai pahlawan situasional.
e) Ritual-ritual sebagai akulturasi dan pembaharuan budaya.
f) Ritual yang signifikan untuk memperingati dan mentransform nilai-
nilai inti.
g) Keseimbangan antara inovasi dan tradisi dan antara otonomi dan
control.
h) Partisipasi yang luas dalam ritual-ritual budaya.
Dari uraian diatas dapat dipahami bahwa pentingnya membangun budaya
organisasi di sekolah terutama berkenaan dengan upaya pencapaian tujuan
pendidikan sekolah dan peningkatan kinerja sekolah. Agar budaya organisasi yang
dibutuhkan untuk pencapaian visi, misi dan tujuan organisasi (sekolah) tidak sekedar
menjadi slogan namun terbagi dan tertanam dalam diri individu-individu dalam
organisasi maka budaya organisasi harus dikembangkan. Upaya untuk
mengembangkan budaya organisasi di sekolah terutama berkenaan tugas kepala
sekolah selaku leader dan manajer di sekolah. Dalam hal ini, kepala sekolah
hendaknya mampu melihat lingkungan sekolahnya secara holistik, sehingga
diperoleh kerangka kerja yang lebih luas guna memahami masalah-masalah yang
sulit dan hubungan-hubungan yang kompleks di sekolahnya. Melalui pendalaman
pemahamannya tentang budaya organisasi di sekolah, maka ia akan lebih baik lagi
dalam memberikan penajaman tentang nilai, keyakinan dan sikap yang penting guna
meningkatkan stabilitas dan pemeliharaan lingkungan belajarnya.
-
7/22/2019 Pengaruh Budaya Organisasi Dan Kinerja Guru Terhadap Prestasi Belajar Siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 1 K
24/87
24
B. Konsep Kinerja guruKinerja merupakan artikulasi terdekat dari kata atau istilah bahasa Inggris
performance. Kata kinerja sering diartikan dengan unjuk kerja, pelaksanaan kerja,
pencapaian kerja atau penampilan kerja. Kinerja yang baik dapat dipengaruhi oleh
kemampuan dan motivasi. Kinerja juga bisa diartikan prestasi yang dapat dicapai
oleh seseorang atau organisasi berdasarkan kriteria dan ulut ukur tertentu. Dibawah
ini akan dijelaskan tentang pengertian kinerja guru, faktor-faktor yang
mempengaruhi kinerja, penilaian kinerja dan indikator kinerja.
1. Pengertian Kinerja GuruKinerja diterjemahkan sebagai hasil kerja atau prestasi kerja yang dicapai
seseorang. Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia (2005: 570), kinerja dinyatakan
sebagai sesuatu yang dicapai, prestasi yang diperlihatkan, kemampuan kerja. Jadi
kinerja sama dengan job performance, yakni hasil yang dicapai oleh seseorang
menurut standar yang berlaku untuk pekerjaan yang bersangkutan.
Menurut Bastian ( Fahmi: 2010: 2), Kinerja adalah gambaran mengenai
tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/program/kebijaksanaan dalam
mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi yang tertuang dalam
perumusan skema strategis (strategic planning) suatu organisasi. Smith (Usman
2007:74) menyatakan performance atau kinerja merupakan hasil kerja dari suatu
proses.
Dari dua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah hasil kerja
yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugas yang dibebankan
kepadanya berupa prestasi.
-
7/22/2019 Pengaruh Budaya Organisasi Dan Kinerja Guru Terhadap Prestasi Belajar Siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 1 K
25/87
25
Selanjutnya dari perspektif administrasi pendidikan, definisi kinerja dapat
dikemukakan sebagaimana pendapat pakar berikut: menurut Usman (2007:74),
kinerja merupakan unjuk kerja seseorang dalam melakukan tugas-tugas yang telah
dipercayakan kepadanya sesuai dengan fungsi dan kedudukannya. Menurut Fahmi
(2010:2) Kinerja adalah hasil yang diperoleh oleh suatu organisasi tersebut bersifat
profit orienteddannon profit orientedyang dihasilkan selama satu periode tertentu.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja dapat diartikan suatu
tindakan atau kegiatan yang ditampilkan oleh seseorang dalam melaksanakan
aktivitas tertentu, yang dapat dimaknai bahwa ia merupakan suatu prestasi kerja yang
dicapai oleh seseorang dan hasilnya memenuhi persyaratan kualitas, baik jumlah
maupun kecepatan, sesuai dengan rencana awal sebelum melakukan pekerjaan.
Kinerja guru akan nampak pada situasi dan kondisi kerja sehari-hari dalam
melaksanakan pembelajaran. Aktivitas-aktivitas yang dilakukan guru dalam
melaksanakan pembelajaran akan menggambarkan bagaimana ia berusaha mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Kinerja adalah akumulasi dari tiga elemen yang saling
berkaitan yaitu keterampilan, upaya, dan sifat-sifat keadaan eksternal. Keterampilan
dasar yang dibawa seseorang guru dalam pembelajaran dapat berupa pengetahuan,
kemampuan, kecakapan interpersonaldan keterampilan teknis.
Menurut Wibowo (2011:7) Kinerja adalah melakukan pekerjaan dan hasil
yang dicapai dari pekerjaan tersebut.Dalam hal ini dapat dipahami bahwa kinerja
adalah hasil yang dicapsi seseorang setelah melakukan suatu pekerjaan.
Dari semua peandangan dan pendapat tentang kinerja yang dipaparkan di atas
dapat diambil kesimpulan bahwa dalam mengartikan suatu kinerja, berbagai ahli
memiliki pendapat berbeda, tergantung dari sudut pandang dan kepentingan masing-
-
7/22/2019 Pengaruh Budaya Organisasi Dan Kinerja Guru Terhadap Prestasi Belajar Siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 1 K
26/87
26
masing. Namun rumusan mereka pada hakikatnya memiliki kesamaan arti. Dalam
kaitan ini, secara sederhana kinerja dapat diartikan unjuk kerja sebagai hasil dari
suatu proses. Unjuk kerja ini didasarkan atas deskripsi dan spesifikasi suatu
pekerjaan yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya. Jadi kinerja merupakan
perwujudan yang sinergik dari kemampuan dan motivasi dalam pekerjaan. Dengan
demikian kinerja seseorang akan terlihat dari produktivitasnya dalam melaksanakan
pekerjaannya. Dari berbagai definisi yang dipaparkan diatas, dapat disimpulkan
bahwa kinerja merupakan hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh
seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai tanggung jawab yang
diberikan. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa semakin mutu hasil kerja guru
dalam melaksanakan pembelajaran, maka semakin baik pula kinerjanya dalam
sekolah yang akhirnya akan berkontribusi bagi peningkatan kinerja sekolah secara
keseluruhan.
Selanjutnya berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwakinerja
mengajar guru adalah sejauh mana kemampuan kerja atau hasil kerja yang diperlihat
oleh guru dalam proses pelaksanaan tugas dan tanggung jawab untuk mencapai
tujuan pendidikan yang telah ditetapkan berdasarkan persyaratan- persyaratan
tertentu. Oleh karena itu, untuk dapat melaksanakan tugas mengajar dengan baik,
guru barus memiliki pengetahuan, keterampilan serta sikap yang baik.Guru mampu
dan terampil melaksanakan tugas mengajar dengan baik, apabila guru memiliki
kemampuan profesional, yaitu terpenuhinya 10 kompetensi profesional guru.
Berdasarkan pendapat para ahli yang telah dikemukakan tersebut, maka
dimensi dan indikator kinerja mengajar guru dapat dilihat dari aspek-aspek
kompetensi profesional seorang guru dalam mengajarnya, yaitu dengan diwujudkan
-
7/22/2019 Pengaruh Budaya Organisasi Dan Kinerja Guru Terhadap Prestasi Belajar Siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 1 K
27/87
27
dengan indikator-indikator sebagai berikut: (a) menguasai bahan, (b) mengelola
program belajar mengajar; (c) mengelola kelas; (d) menggunakan media sumber; (e)
menguasai landasan kependidikan; (f) mengelola interaksi belajar mengajar; (g)
memlai prestasi belajar siswa untuk kepentingan pengajaran; (h) mengenal fungsi
dan program pelayanan bimbingan dan penyuluhan; (i) mengenal dan
menyelenggarakan admimstrasi sekolah; (j) memahami prinsip-prinsip dan
menafsirkan hasil penelitian pendidikan guna keperluan pengajaran.
2. Faktor- Faktor yang Mempengaruhi KinerjaKinerja menunjukan suatu penampilan kerja seseorang dalam menjalankan
peran dan fungsinya dalam suatu lingkungan tertentu termasuk dalam organisasi.
Dalam kenyataannya, banyak faktor yang mempengaruhi prilaku seseorang, sehingga
bila diterapkan pada pekerja, maka bagaimana dia bekerja akan dapat menjadi dasar
untuk analisis latar belakang yang mempengaruhi.
Sutermeister (Usman, 2007:74) mengemukakan bahwa:
Kinerja merupakan hasil perpaduan dari kecakapan dan motivasi, dimana
masing-masing variabelnya dihasilkan dari sejumlah faktor lain yang saling
mempengaruhi. Secara matematik dapat dirumuskan dan dirinci definisi
kinerja sebagai berikut : Job Performance = Ability x motivation.Faktor-
faktor yang mempengaruhi kinerja adalah Faktor kemampuan (ability) =
pengetahuan (knowledge) + keterampilan (skill), dan faktor motivasi
(motivation) = sikap (attitude) + situasi kerja (situation).
Dari pendapat di atas ada dua dimensi utama yang sangat berpengaruh
terhadap kinerja seseorang. Kedua dimensi itu adalah: kemampuan (ability) dan
motivasi (motivation). Artinya, Seseorang akan bekerja secara profesional bila
memiliki kemampuan kerja yang tinggi dan memiliki motivasi untuk mengerjakan
tugas dengan sebaik-baiknya. Sebaliknya, seseorang tidak akan bisa bekerja secara
-
7/22/2019 Pengaruh Budaya Organisasi Dan Kinerja Guru Terhadap Prestasi Belajar Siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 1 K
28/87
28
profesional bila hanya memenuhi salah satu diantara dua aspek tersebut, misalnya
kemampuan saja atau motivasi saja. Untuk lebih jelas dibawah ini akan dirincikan
tentang faktor kemampuan dan faktor motivasi yang mempengaruhi kinerja guru.
a. Faktor KemampuanKemampuan (ability) diartikan sebagai kesanggupan seseorang dalam
melaksanakan aktivitas terhadap tugas atau pekerjaan yang diembannya yang
mencapai sasaran dan memperoleh hasil. Usman (2007:75)
menyebutkan,Kemampuan merupakan hasil perpaduan antara pendidikan, pelatihan
dan pengalaman. Pernyataan ini menegaskan, bahwa untuk dapat melaksanakan
suatu tugas atau pekerjaan maka seseorang harus mempunyai pengetahuan dan
ketrampilan yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas tersebut. Pengetahuan dan
keterampilan dimaksud dapat diperoleh dari berbagai sumber, baik melalui berbagai
pelatihan-pelatihan dan penataran ( in-service training dan on-service training), atau
pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh melalui pengalaman yang panjang dan
dalam waktu yang lama saat melaksanakan tugas.
Menurut Mitchell (Usman, 2007: 77), kemampuan meliputi beberapa aspek,
yaitu: (1) mutu pekerjaan (quality of work), (2) Ketepatan waktu (promptness), (3)
inisiatif (initiative), (4) kemampuan (capability), dan (5) komunikasi
(communication). Kelima aspek ini dapat dijadikan ukuran dalam mengadakan
pengkajian tingkat kemampuan seseorang.
Kemampuan personal erat kaitannya dengan cara mengadakan penilaian
terhadap pekerjaan seseorang. Dalam hal ini, pilihan seseorang terhadap suatu
pekerjaan akan melahirkan komitmen yang harus dipatuhi. Komitmen ini erat
-
7/22/2019 Pengaruh Budaya Organisasi Dan Kinerja Guru Terhadap Prestasi Belajar Siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 1 K
29/87
29
kaitannya dengan tanggung jawab moral seseorang terhadap keputusan yang
diambilnya terhadap suatu hal, khususnya dalam pekerjaan. Indikator yang
menunjukkan komitmen seseorang terhadap pekerjaannya akan terlihat dari
kemampuannya untuk menempatkan kepentingan pekerjaan tersebut diatas
kepentingan pribadinya.
b. Faktor Motivasi
Motivasi diartikan suatu sikap (attitude) kepala sekolah dan guru terhadap
situasi kerja (situation) di lingkungan sekolahnya. Mereka yang bersikap positif (pro)
terhadap situasi kerjanya akan menunjukkan motivasi kerja tinggi dan sebaliknya
jika mereka bersikap negatif (kontra) terhadap situasi kerjanya akan menunjukkan
motivasi kerja yang rendah. Situasi kerja yang dimaksud mencakup antar lain
hubungan kerja, fasilitas kerja, iklim kerja, kebijakan pemimpin, pola kepemimpinan
kerja dan kondisi kerja.
Robin, S (2006: 213) juga menyatakan terdapat empat faktor yang
mempengaruhi kinerja yaitu: 1) Tanggung jawab, 2) Komitmen, 3) Disiplin, 4)
Motivasi. Tanggung jawab guru yang utama adalah bagaimana mengkondisikan
lingkungan belajar siswa yang menyenangkan agar dapat membangkitkan rasa ingin
tahu peserta didik sehingga tumbuh minat dan nafsu untuk belajar. Guru bukan saja
bertanggung jawab terhadap aspek pengetahuan tetapi juga terhadap aspek mendidik
kepribadian anak dalam hal disiplin, tanggung jawab dan mandiri. Komitmen guru
sangat menentukan keberhasilan sekolah dalam menjalankan tugasnya sebagai guru.
Kesungguhan guru terhadap tugas mengajar diimplikasikan melalui kesungguhan
kerja terhadap tugas untuk kemajuan dalam pendidikan, untuk meningkatkan prestasi
belajar.
3. Penilaian Kinerja
-
7/22/2019 Pengaruh Budaya Organisasi Dan Kinerja Guru Terhadap Prestasi Belajar Siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 1 K
30/87
30
Penilaian kinerja merupakan satu tugas yang paling penting untuk dilakukan
dengan tujuan adanya perbaikan, peningkatan dan pengembangan produktivitas
kerja. Setiap personal pada posisi atau jabatannya dituntut untuk bekerja secara
tertentu sesuai dengan hakikat tugasnya. Dalam melaksanakan tugas secara tertentu
sesuai dengan hakikat tugasnya. Dalam melaksanakan tugas secara tertentu itulah
mereka dinilai, terutama sejauhmana mereka mempunyai konstribusi terhadap
pencapaian-pencapaian tujuan organisasi dan potensi-potensi apa yang masih dapat
aktual untuk ditingkatkan dan dikembangkan untuk kepentingan organisasi.
Sehingga, dibutuhkanlah penilaian kinerja personal sebagai rangkaian kegiatan
tindak lanjut dari penugasan personal pada jabatan tertentu.
Kinerja yang baik akan terwujud dalam bentuk produktivitas dan kualitas
kerja yang dapat diukur. Dalam menilai kinerja seseorang, dibutuhkan suatu sistem,
standar, dan tujuan yang jelas digunakan dalam penilaian. Jadi, apabila
diterjemahkan ke dalam standar kerja, pengukuran seperti ini berarti memberikan
kesempatan bagi karyawan untuk mengetahui tingkat kinerjanya. Penilaian prestasi
kerja merupakan suatu proses yang dinamis serta memerlukan bimbingan atau
pengarahan yang aktif, analitis dan penuh pertimbangan dalam pengambilan
keputusan.
Menurut Usman (2007:105), alasan pentingnya dilakukan penilaian kinerja
adalah sebagai berikut:
(1) Sebagai masukan pokok dalam penerapan sistem reward dan
punishment yang bersifat formal.
(2) Sebagai kriteria untuk melakukan validasi tes,
(3) Memberikan umpan balik kepada pegawai sehingga dapat berfungsi
sebagai wahana pengembangan pribadi dan karir.
(4) Menentukan tujuan program pelatihan, dan
-
7/22/2019 Pengaruh Budaya Organisasi Dan Kinerja Guru Terhadap Prestasi Belajar Siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 1 K
31/87
31
(5) Membantu dan mendiagnosa masalah-masalah organisasi. Dengan
demikian, melalui penilaian kinerja akan diketahui, apakah seorang
karyawan dalam melaksanakan tugas telah mencapai performa yangmaksimal sehingga akan berimbas kepada kinerja organisasi.
Berkaitan penilaian kinerja, Mulianto (2006:291) menegaskan, Penilaian
prestasi kerja dilakukan dalam rangka memperoleh masukan yang tepat dan objektif
untuk menunjang keberhasilan dalam mengambil keputusan berkenaan dengan
karyawan yang bersangkutan. Pendapat ini didukung Robert (Fahmi, 2010:65) yang
menyatakan bahwa Penilaian kinerja merupakan proses mengevaluasi seberapa
baik karyawan mengerjakan pekerjaan mereka ketika dibandingkan dengan satu set
standar, dan kemudian mengomunikasikan informasi tersebut . penilaian yang
dilakukan tersebut nantinya akan menjadi bahan masukan yang berarti dalam menilai
kinerja yang dilakukan dan selanjutnya dapat dilakukan perbaikan, atau yang biasa
disebut perbaikan yang berkelanjutan.
Penilaian kinerja yang baik tentu harus dapat memberikan gambaran yang
akurat tentang yang diukur. Artinya, penilaian tersebut benar-benar menilai prestasi
pekerjaan yang telah dicapai. Hasil penilaian kinerja yang menggambarkan
kompetensi dan prestasi kerja seseorang akan dapat diperoleh secara benar apabila
penilaian yang dilakukan mempunyai standar yang jelas, dapat digunakan kapanpun
oleh siapapun dan relevan dengan maksud penilaian.
Dari berbagai pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa penilaian prestasi
kerja merupakan suatu proses yang dinamis serta memerlukan bimbingan atau
pengarahan yang aktif, analistis dan penuh pertimbangan dalam pengambilan
keputusan. Selain itu, penilaian prestasi kerja dalam pelaksanaannya harus
diselenggarakan secara jujur, konsisten, objektif dan bersikap membantu serta harus
dilihat dan diletakkan sebagai tanggung jawab langsung dari pimpinan dimana
-
7/22/2019 Pengaruh Budaya Organisasi Dan Kinerja Guru Terhadap Prestasi Belajar Siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 1 K
32/87
32
pimpinan harus secara teratur dan terus menerus mendorong mereka yang
mempunyai prestasi kerja baik. Sebaliknya, bagi mereka yang mempunyai prestasi
kerja kurang baik, maka pimpinan harus secara tegas berupaya untuk memperbaiki
dan membina, bahkan jika perlu memberikan sanksi yang edukatif.
1. Indikator Penilaian KinerjaPenilaian kinerja guru difokuskan kepada usaha meningkatkan kinerja guru,
indikator penilaian guru yang perlu diperhatikan dalam kinerja guru adalah
Kepribadian guru secara umum, pemahaman guru terhadap visi, misi dan tujuan
sekolah, kualitas kerja guru, kemampuan mengelola proses pembelajaran, dan
pengembangan profesi guru.
Selanjutnya prinsip penilaian kinerja guru, yaitu: Adanya kepercayaan
antara kepala sekolah ke guru senior yang lain dan guru yang sedang dinilai, guru
secara jujur dapat mengakui perlunya bantuan, dan dorongan, penilaian (kepala
sekolah dan staf pengajar senior) harus seorang yang benar-benar profesional dan
disegani karena memiliki kemampuan yang lebih.
Menurut Hasibuan (2010: 94), terdapat beberapa unsur yang dinilai dalam
kinerja, yaitu sebagai berikut: a) Kesetiaan; b) Prestasi Kerja ; c) Kejujuran; d)
Kedisiplinan; e) Kreativitas; f) Kerja sama; g) Kepemimpinan; h) Kepribadian; i)
Prakarsa; j) Kecakapan/ketrampilan; k) dan tanggung jawab.
Lebih rinci unsur-unsur yang dinilai dalam kinerja bisa dijelaskan sebagai
berikut: Kesetiaan dicerminkan oleh kesediaan guru menjaga dan membela sekolah
didalam maupun diluar pekerjaan dari rongrongan orang yang tidak bertanggung
jawab. Prestasi kerja adalah menilai hasil kerja, baik kualitas maupun kuantitas yang
-
7/22/2019 Pengaruh Budaya Organisasi Dan Kinerja Guru Terhadap Prestasi Belajar Siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 1 K
33/87
33
dapat dihasilkan oleh karyawan tersebut dari uraian pekerjaannya. Kejujuran adalah
Menilai kejujuran dalam melaksanakan tugas-tugasnya memenuhi perjanjian baik
bagi dirinya sendiri maupun terhadap orang lain, seperti bawahannnya.
Selanjutnya kedisiplinan adalah menilai disiplin guru dalam mematuhi
peraturan-peraturan yang ada dan mengerjakan pekerjaannya sesuai dengan instruksi
yang diberikan kepadanya. Kreativitas adalah menilai kemampuan guru dalam
mengembangkan kreativitasnya untuk menyelesaikan pekerjannya, sehingga bekerja
lebih berdaya guna dan berhasil guna. Kerja sama adalah menilai kesediaan guru
berpartisipasi dan bekerja sama dengan guru lainnya, vertikal atau horizontal,
didalam maupun diluar pekerjaan sehingga hasil pekerjaan akan semakin baik.
Kepemimpinan adalah menilai kemampuan untuk memimpin, berpengaruh,
mempunyai pribadi yang kuat, dihormati, berwibawa, dan dapat memotivasi orang
lain atau bawahannya untuk bekerja secara efektif. Kepribadian menilai sikap
perilaku, kesopanan, periang, disukai, memberi kesan menyenangkan,
memperlihatkan sikap baik, dan penampilan yang simpatik serta wajar dari guru
tersebut. Prakarsa adalah menilai kemampuan berfikir yang orisinil dan berdasarkan
inisiatif sendiri untuk menganalisis, menilai, menciptakan, memberi alasan,
mendapatkan kesimpulan, dan membuat keputusan penyelesaian masalah yang
dihadapinya. Kecakapan/ketrampilan adalah menilai kecakapan karyawan dalam
menyatukan dan menyelaraskan bermacam-macam elemen yang semuanya terlibat
dalam penyusunan kebijaksanaan dan didalam manajemen. Dan Tanggung jawab
adalah menilai kesediaan guru dalam mempertanggungjawabkan kebijaksanaannya,
pekerjaan dan hasil kerjanya, sarana dan prasarana yang dapat dipergunakannya,
-
7/22/2019 Pengaruh Budaya Organisasi Dan Kinerja Guru Terhadap Prestasi Belajar Siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 1 K
34/87
34
perilaku serta hasil kerja dari bawahannya.
Berdasarkan penilaian di atas, penilaian kinerja dapat diartikan sebagai proses
penilaian dan pengukuran tentang pencapaian kemampuan guru secara individu pada
lingkungan guru tempat mengajar, mendidik anak.
C. Indikator KinerjaIndikator kinerja atau performance indicators kadang-kadang dipergunakan
secara bergantian dengan ukuran kinerja (performance measures), tetapi banyak pula
yang membedakan. Menurut Wibowo (2009: 161) yaitu: terdapat tujuh indikator
kinerja. Dua diantaranya mempunyai peran sangat penting, yaitu tujuan dan motif.
Ketujuh indikator tersebut dapat terlihat seperti gambar 2 dibawah ini:
Gambar 2. Indikator kinerja
Sumber: Paul Harsey, Kenneth H.Blanchard, dan Dewey E. Johnson (Wibowo, 2011:102)
Kaitan diantara ketujuh indikator tersebut dijelaskan sebagai berikut:
Tujuan merupakan keadaan yang berbeda yang secara aktif dicari oleh
seorang individu atau organisasi untuk dicapai. Tujuan merupakan sesuatu keadaan
yang lebih baik yang ingin dicapai. Standar mempunyai arti penting karena
memberitahukan kapan suatu tujuan dapat diselesaikan. Standar merupakan ukuran
apakah tujuan yang diinginkan dapat dicapai. Tanpa standar, tidak dapat diketahui
kapan suatu tujuan tercapai. Kinerja seseorang dikatakan berhasil apabila mampu
competence feedback
motive goals
means opportunity standard
-
7/22/2019 Pengaruh Budaya Organisasi Dan Kinerja Guru Terhadap Prestasi Belajar Siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 1 K
35/87
35
mencapai standar yang ditentukan atau disepakati bersama antara atasan dan
bawahan. Sedangkan umpan balik merupakan masukan yang dipergunakan untuk
mengukur kemajuan kinerja, standar kinerja dan pencapaian tujuan. Dengan umpan
balik dilakukan evauasi terhadap kinerja dan sebagai hasilnya dapat dilakukan
perbaikan kinerja.
Selanjutnya alat atau sarana merupakan faktor penunjang untuk pencapaian
tujuan. Tanpa alat atau sarana, tugas pekerjaan spesifik tidak dapat dilakukan dan
tujuan tidak dapat diselesaikan sebagaimana seharusnya. Tanpa alat tidak mungkin
dapat melakukan pekerjaan. Kompetensi merupakan persyaratan utama dalam
kinerja. Kompetensi merupakan kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk
menjalankan pekerjaan yang diberikan kepadanya dengan baik. Kompetensi
memungkinkan seseorang mewujudkan tugas yang berkaitan dengan pekerjaan yang
diperlukan untuk mencapai tujuan. Motif merupakan alasan atau pendorong bagi
seseorang untuk melakukan sesuatu. Sedangkan Peluang adalah dimana pekerja perlu
mendapatkan kesempatan untuk menunjukkan prestasi kerjanya. Terdapat dua faktor
yang menyumbangkan pada adanya kekurangan kesempatan untuk berprestasi, yaitu
ketersediaan waktu dan kemampuan untuk memenuhi syarat.
Kinerja guru adalah seperangkat perilaku nyata ditunjukkan guru pada waktu
memberikan pelajaran kepada siswanya. Indikator-indikator kinerja guru menurut
Rebore (Usman, 2012:95) menyangkut dengan: (1) kinerja pembelajaran, (2) kinerja
profesional, dan (3) kinerja personal.
-
7/22/2019 Pengaruh Budaya Organisasi Dan Kinerja Guru Terhadap Prestasi Belajar Siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 1 K
36/87
36
Dari indikator diatas, kinerja guru dalam penelitian ini menggunakan ketiga
indikator kinerja tersebut dengan menggabungkan beberapa poin yang dianggap
sesuai dengan fokus penelitian. Menurut Usman (2012:95-96) kinerja pembelajaran
diuraikan sebagai berikut:
(a)Merencanakan dan mengorganisasikan pengajaran: (1) pelajarandirencanakan dengan baik, (2) seperangkat sasaran yang pasti dan
partisipasi siswa, (3) memberikan tugas yang jelas, (4) memahami
pedoman dan menggunakan pedoman itu dalam proses belajar-
mengajar, (5) menyiapkan pembelajaran baik kepada kelompok maupun
individu.
(b)Kemampuan menjelaskan dan mengajukan pertanyaan: (1) mengajukanpertanyaan yang membangkitkan daya pikir, (2) memberikan penjelasan
yang jelas tentang bahan ajar, (3) menghadapkan siswa pada beberapa
pandangan, (4) sadar akan penolakan dan penerimaan pendapat siswa.
(c)Menstimulasi belajar melalui aktivitas yang inovatif dan sumberbelajar: (1) menggalakkan diskusi kelas, siswa bertanya, dan
demonstrasi siswa, (2) menggunakan bermacam-macam alat peraga dan
sumber belajar.
(d)Menunjukkan pengetahuan dan antusias terhadap mata pelajaran yangdiajarkan: (1) menunjukkan pengetahuan tentang mata pelajaran yang
diajarkan, (2) antusias.
(e)Menyiapkan suasana kelas yang kondusif untuk belajar: (1) menjagalingkungan yang sehat dan fleksibel untuk belajar, (2) menjaga
peralatan dan bahan pembelajaran.
(f) Memelihara catatan yang sesuai dan teliti: (1) memelihara catatantentang kemajuan siswa.
(g)Mempunyai hubungan yang baik dengan siswa: (1) memahami danbekerja dengan siswa sebagai individu, (2) menggalakkan hubungan
yang saling menghormati dan bersahabat, (3) menggunakan bahasa
yang positif dengan siswa dan jauh dari rasa ejekan.
(h)Berinisitiatif pengelola kelas dengan disiplin yang baik: (1)dikembangkan aturan tatatertib siswa dan guru selalu mengawasinya,
(2) dikembangkan aturan keselamatan dan guru selalu mengawasinya.
Dari uraian di atas dapat dijelaskan bahwa poin-poin di atas sangat penting
dimiliki oleh seorang guru dalam meningkatkan kinerja pembelajarannya. Dengan
meningkatnya kinerja pembelajaran guru diharapkan dapat meningkatkan mutu
pembelajaran itu sendiri sehingga prestasi belajar siswa juga meningkat.
-
7/22/2019 Pengaruh Budaya Organisasi Dan Kinerja Guru Terhadap Prestasi Belajar Siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 1 K
37/87
37
Sedangkan kinerja professional Menurut Usman (2012:96) diuraikan sebagai
berikut:
(a) Pengakuan dan penerimaan tanggung jawab di luar kelas: (1)berpartisipasi dalam aktivitas sekolah, (2) kadang-kadang dengan
sukarela mengerjakan tugas tambahan, dan (3) ikut menjadi panitia di
sekolah
(b)Hubungan di sekolah: (1) bekerjasama dengan baik dan menyenangkandengan kawan sekerja, administrasi, dan dengan personel lainnya.
(c)Hubungan dengan masyarakat luar: (1) bekerja sama dengan baik danmenyenangkan dengan orang tua siswa, dan (2) menjalankan hubungan
yang baik antara sekolah dan masyarakat.
(d)Pertumbuhan professional dan visi: (1) menerima kritik yangmembangun, (2) partisipasi dalam seminar, workshop, dan belajar, dan
(3) mencoba metode dan bahan baru,
(e)Pemanfaatan pelayanan staf: (1) memanfaatkan layanan yang tersediadengan baik ( perpustakaan),
(f) Mengerti pola pertumbuhan dan perilaku siswa pada tahap-tahapperkembangan dan dapat menguasai situasi yang terjadi: tidak berharap
akan adanya kesamaan perilaku siswa, tetapi masing-masing siswa
mempunyai perbedaan individu,
(g)Sopan santun: (1) menjaga penggunaan data yang rahasia, dan (2)mendukung profesi mengajar.
Dari uraian di atas dapat dijelaskan bahwa poin-poin di atas sangat penting
dimiliki oleh seorang guru dalam meningkatkan kinerja profesionalnya. Semakin
professional seorang guru maka semakin bagus kinerja yang akan ditampilkannya
sehingga ini akan berdampak positif terhadap peningkatan prestasi belajar siswa.
Selanjutnya uraian kinerja personal menurut Usman (2012: 97) adalah
sebagai berikut:
(a)Kesehatan dan gairah: (1) mempunyai recordkehadiran yang baik, (2)selalu gembira, dan (3) menunjukkan sikap yang humoris,
(b)Berbicara: (1) artikulasi bicaranya baik, menggunakan grammar denganbenar, (2) dapat didengar dan dimengerti oleh siswa seluruh kelas, dan
(3) berbicara pada tingkat pengertian siswa,
(c)Cara berpakaian dan kerapian: (1) selalu rapi, ketepatan dalammemenuhi tugas: (1) hadir di kelas tepat pada waktunya, (2)
menjalankan tugas tepat pada waktunya, dan (3) membuat laporan tepat
pada waktunya.
-
7/22/2019 Pengaruh Budaya Organisasi Dan Kinerja Guru Terhadap Prestasi Belajar Siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 1 K
38/87
38
Uraian kinerja personal di atas sudah seharusnya dimiliki oleh setiap guru
sehingga guru dalam melaksanakan tugasnya selalu semangat dan optimis. Dengan
adanya suasana gembira maka guru selalu termotivasi dalam meningkatkan
kinerjanya.
Menurut Uno (2007: 19), kompetensi kinerja profesi keguruan (generic
teaching competencies) dalam proses pembelajaran atau pengajaran minimal
memiliki indikator sebagai berikut: Merencanakan Sistem pembelajaran;
melaksanakan sistem pembelajaran, mengevaluasi sistem pembelajaran, dan
mengembangkan sistem pembelajaran.
Dari pendapat di atas jelaslah bahwa proses pembelajaran merupakan inti dari
proses pendidikan formal dengan guru sebagai pemegang peranan utama. Dalam
proses pembelajaran sebagian besar belajar peserta didik ditentukan oleh peranan
guru. Guru yang kompeten akan lebih mampu menciptakan lingkungan belajar yang
efektif dan akan lebih mampu mengelola proses pembelajaran, sehingga hasil belajar
siswa berada pada tingkat yang lebih optimal. Jadi keberhasilan proses pembelajaran
sangat ditentukan oleh kemampuan guru dalam mengelola proses pembelajaran.
D. Prestasi Belajar SiswaDalam kegiatan apapun prestasi merupakan tujuan yang ingin di capai,
termasuk didalam prestasi belajar siswa. Prestasi belajar di bidang pendidikan adalah
hasil dari pengukuran terhadap peserta didik yang meliputi faktor kognitif, afektif
dan psikomotor setelah mengikuti proses pembelajaran yang diukur dengan
menggunakan instrumen tes atau instrumen yang relevan.
Prestasi belajar dapat diukur melalui tes yang sering dikenal dengan tes
prestasi belajar. Tes prestasi belajar bila dilihat dari tujuannya yaitu mengungkap
keberhasilan sesorang dalam belajar. Testing pada hakikatnya menggali informasi
-
7/22/2019 Pengaruh Budaya Organisasi Dan Kinerja Guru Terhadap Prestasi Belajar Siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 1 K
39/87
39
yang dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan. Tes prestasi belajar
berupa tes yang disusun secara terrencana untuk mengungkap performasi maksimal
subyek dalam menguasai bahan-bahan atau materi yang telah diajarkan. Dalam
kegiatan pendidikan formal tes prestasi belajar dapat berbentuk ulangan harian, tes
formatif, tes sumatif, bahkan ebtanas dan ujian-ujian masuk perguruan tinggi.
Untuk melihat prestasi belajar mencakup tiga ranah atau bidang tujuan bidang
tujuan tersebut dilakukan pengukuran atau evaluasi. Pengukuran berupa suatu
deskripsi kuantitatif tentang prestasi yang di berikan oleh seseorang siswa dalam
rangka evaluasi produk, pengukuran tentang prestasi yang di berikan oleh seorang
siswa memegang peranan penting pengungkapan dan pengukuran hasil belajar,
merupakan hasil penyusunan deskreptif baik secara kuantitatif maupun secara
kualitatif. Dibawah ini akan diuraikan pengertian prestasi belajar dan faktor-faktor
yang mempengaruhinya.
1. Pengertian Prestasi BelajarKemampuan intelektual siswa sangat menentukan keberhasilan siswa dalam
memperoleh prestasi. Untuk mengetahui berhasil tidaknya seseorang dalam belajar
maka perlu dilakukan suatu evaluasi, tujuannya untuk mengetahui prestasi yang
diperoleh siswa setelah proses belajar mengajar berlangsung.
Adapun prestasi dapat diartikan hasil diperoleh karena adanya aktivitas
belajar yang telah dilakukan. Namun banyak orang beranggapan bahwa yang
dimaksud dengan belajar adalah mencari ilmu dan menuntut ilmu. Ada lagi yang
lebih khusus mengartikan bahwa belajar adalah menyerap pengetahuan. Belajar
adalah perubahan yang terjadi dalam tingkah laku manusia. Proses tersebut tidak
akan terjadi apabila tidak ada suatu yang mendorong pribadi yang bersangkutan.
-
7/22/2019 Pengaruh Budaya Organisasi Dan Kinerja Guru Terhadap Prestasi Belajar Siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 1 K
40/87
40
Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar,
karena kegiatan belajar merupakan proses, sedangkan prestasi merupakan hasil dari
proses belajar. Memahami pengertian prestasi belajar secara garis besar harus bertitik
tolak kepada pengertian belajar itu sendiri. Untuk itu para ahli mengemukakan
pendapatnya yang berbeda-beda sesuai dengan pandangan yang mereka anut. Namun
dari pendapat yang berbeda itu dapat kita temukan satu titik persamaan. Sehubungan
dengan prestasi belajar, Syah Muhibbin (2005:28) memberikan pengertian prestasi
belajar yaitu hasil yang dicapai oleh seseorang dalam usaha belajar sebagaimana
yang dinyatakan dalam raport.
Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat dijelaskan bahwa prestasi belajar
merupakan tingkat kemanusiaan yang dimiliki siswa dalam menerima, menolak dan
menilai informasi-informasi yang diperoleh dalam proses belajar mengajar. Prestasi
belajar seseorang sesuai dengan tingkat keberhasilan sesuatu dalam mempelajari
materi pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau raport setiap bidang studi
setelah mengalami proses belajar mengajar. Prestasi belajar siswa dapat diketahui
setelah diadakan evaluasi. Hasil dari evaluasi dapat memperlihatkan tentang tinggi
atau rendahnya prestasi belajar siswa.
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi BelajarUntuk mencapai prestasi belajar siswa sebagaimana yang diharapkan, maka
perlu diperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar antara lain;
faktor yang terdapat dalam diri siswa (faktor intern), dan faktor yang terdiri dari luar
siswa (faktor ekstern). Faktor-faktor yang berasal dari dalam diri anak bersifat
-
7/22/2019 Pengaruh Budaya Organisasi Dan Kinerja Guru Terhadap Prestasi Belajar Siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 1 K
41/87
41
biologis sedangkan faktor yang berasal dari luar diri anak antara lain adalah faktor
keluarga, sekolah, masyarakat dan sebagainya.
a. Faktor Intern
Faktor intern adalah faktor yang timbul dari dalam diri individu itu sendiri,
adapun yang dapat digolongkan ke dalam faktor intern yaitu kecedersan/intelegensi,
bakat, minat dan motivasi.
a). Kecerdasan/intelegensi
Kecerdasan adalah kemampuan belajar disertai kecakapan untuk
menyesuaikan diri dengan keadaan yang dihadapinya. Kemampuan ini sangat
ditentukan oleh tinggi rendahnya intelegensi yang normal selalu menunjukkan
kecakapan sesuai dengan tingkat perkembangan sebaya. Adakalany perkembangan
ini ditandai oleh kemajuan-kemajuan yang berbeda antara satu anak dengan anak
yang lainnya, sehingga seseorang anak pada usia tertentu sudah memiliki tingkat
kecerdasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan kawan sebayanya. Oleh karena itu
jelas bahwa faktor intelegensi merupakan suatu hal yang tidak diabaikan dalam
kegiatan belajar mengajar.
Slameto (2006:56) mengatakan bahwa tingkat intelegensi yang tinggi akan
lebih berhasil daripada yang mempunyai tingkat intelegensi yang rendah.
Muhibbin (2008:135) berpendapat bahwa intelegensi adalah semakin tinggi
kemampuan intelegensi seseorang siswa maka semakin besar peluangnya untuk
meraih sukses. Sebaliknya, semakin rendah kemampuan intelegensi seseorang siswa
maka semakin kecil peluangnya untuk meraih sukses.
-
7/22/2019 Pengaruh Budaya Organisasi Dan Kinerja Guru Terhadap Prestasi Belajar Siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 1 K
42/87
42
Dari pendapat di atas jelaslah bahwa intelegensi yang baik atau kecerdasan
yang tinggi merupakan faktor yang sangat penting bagi seorang anak dalam usaha
belajar.
b). Bakat
Bakat adalah kemampuan tertentu yang telah dimiliki seseorang sebagai
kecakapan pembawaan. Ungkapan ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh
Purwanto (2009:28) bahwa bakat dalam hal ini lebih dekat pengertiannya dengan
kata aptitude yang berarti kecakapan, yaitu mengenai kesanggupan-kesanggupan
tertentu. Selain itu menurut Muhibbin (2008:136) mengatakan bakat diartikan
sebagai kemampuan indivedu untuk melakukan tugas tanpa banyak bergantung pada
upaya pendidikan dan latihan.
Dari pendapat di atas jelaslah bahwa tumbuhnya keahlian tertentu pada
seseorang sangat ditentukan oleh bakat yang dimilikinya sehubungan dengan bakat
ini dapat mempunyai tinggi rendahnya prestasi belajar bidang-bidang studi tertentu.
Dalam proses belajar terutama belajat keterampilan, bakat memegang peranan
penting dalam mencapai suatu hasil akan prestasi yang baik. Apalagi seorang guru
atau orang tua memaksa anaknya untuk melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan
bakatnya maka akan merusak keinginan anak tersebut.
c). Minat
Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenai
beberapa kegiatan. Kegiatan yang dimiliki seseorang diperhatikan terus menerus
yang disertai dengan rasa sayang. Menurut Mulyasa (2009:93) minat adalah
-
7/22/2019 Pengaruh Budaya Organisasi Dan Kinerja Guru Terhadap Prestasi Belajar Siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 1 K
43/87
43
kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap
sesuatu. Selanjutnya Slameto (2006:57) mengemukakan bahwa minat adalah
kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan,
kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus yang disertai dengan rasa
senang.
Kemudian Sardiman (2007:76) mengemukakan minat adalah suatu kondisi
yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atai arti sementara situasi yang
dihubungkan dengan keinginan-keinginan atau kebutuhan-kebutuhannya sendiri.
Berdasarkan pendapat di atas, jelaslah bahwa minat besar pengaruhnya terhadap
belajar atau kegiatan. Bahkan pelajaran yang menarik minat siswa lebih mudah
dipelajari dan disimpan karena minat menambah kegiatan belajar. Untuk menambah
minat seorang siswa di dalam menerima pelajaran di sekolah siswa diharapkan dapat
mengembangkan minat untuk melakukannya sendiri. Minat belajar yang telah
dimiliki siswa merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil
belajarnya. Apabila seseorang mempunyai minat yang tinggi terhadap sesuatu hal
maka akan terus berusaha untuk melakukan sehingga apa yang diinginkannya dapat
tercapai sesuai dengan keinginannya.
d). Motivasi
Motivasi dalam belajar adalah faktor yang penting karena hal tersebut
merupakan keadaan yang mendorong keadaan siswa untuk melakukan belajar.
Persoalan mengenai motivasi dalam belajar adalah bagaimana cara mengatur agar
motivasi dapat ditingkatkan. Demikian pula dalam kegiatan belajar mengajar sorang
-
7/22/2019 Pengaruh Budaya Organisasi Dan Kinerja Guru Terhadap Prestasi Belajar Siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 1 K
44/87
44
anak didik akan berhasil jika mempunyai motivasi untuk belajar.
motivasi adalah segala daya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu.
Dalam hal ini Sardiman (2007:77) mengatakan bahwa motivasi adalah
menggerakkan siswa untuk melakukan sesuatu atau ingin melakukan sesuatu.
Dalam perkembangannya motivasi dapat dibedakan menjadi dua macam
yaitu (a) motivasi instrinsik dan (b) motivasi ekstrinsik. Motivasi instrinsik
dimaksudkan dengan motivasi yang bersumber dari dalam diri seseorang yang atas
dasarnya kesadaran sendiri untuk melakukan sesuatu pekerjaan belajar. Sedangkan
motivasi ekstrinsik dimaksudkan dengan motivasi yang datangnya dari luar diri
seseorang siswa yang menyebabkan siswa tersebut melakukan kegiatan belajar.
Dalam memberikan motivasi seorang guru harus berusaha dengan segala
kemampuan yang ada untuk mengarahkan perhatian siswa kepada sasaran tertentu.
Dengan adanya dorongan ini dalam diri siswa akan timbul inisiatif dengan alasan
mengapa ia menekuni pelajaran. Untuk membangkitkan motivasi kepada mereka,
supaya dapat melakukan kegiatan belajar dengan kehendak sendiri dan belajar secara
aktif.
b. Faktor Ekstern
Faktor ekstern adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar
yang sifatnya di luar diri siswa, yaitu beberapa pengalaman-pengalaman, keadaan
keluarga, lingkungan sekitarnya dan sebagainya. Pengaruh lingkungan ini pada
umumnya bersifat positif dan tidak memberikan paksaan kepada individu. Menurut
Slameto (2006:60) faktor ekstern yang dapat mempengaruhi belajar adalah keadaan
keluarga, keadaan sekolah dan lingkungan masyarakat.
a). Keadaan Keluarga
-
7/22/2019 Pengaruh Budaya Organisasi Dan Kinerja Guru Terhadap Prestasi Belajar Siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 1 K
45/87
45
Keluarga merupakan lingkungan terkecil dalam masyarakat tempat seseorang
dilahirkan dan dibesarkan. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Slameto bahwa:
Keluarga adalah lembaga pendidikan pertama dan utama. Keluarga yanng sehat
besar artinya untuk pendidikan kecil, tetapi bersifat menentukan dalam ukuran besar
yaitu pendidikan bangsa, negara dan dunia.
Adanya rasa aman dalam keluarga sangat penting dalam keberhasilan
seseorang dalam belajar. Rasa aman itu membuat seseorang akan terdorong untuk
belajar secara aktif, karena rasa aman merupakan salah satu kekuatan pendorong dari
luar yang menambah motivasi untuk belajar.
Dalam hal ini Hasbullah (2006:46) mengatakan: Keluarga merupakan
lingkungan pendidikan yang pertama, karena dalam keluarga inilah anak pertama-
tama mendapatkan pendidikan dan bimbingan, sedangkan tugas utama dalam
keluarga bagi pendidikan anak ialah sebagai peletak dasar bagi pendidikan akhlak
dan pandangan hidup keagamaan.
Oleh karena itu orang tua hendaknya menyadari bahwa pendidikan dimulai
dari keluarga. Sedangkan sekolah merupakan pendidikan lanjutan. Peralihan
pendidikan informal ke lembaga-lembaga formal memerlukan kerjasama yang baik
antara orang tua dan guru sebagai pendidik dalam usaha meningkatkan hasil belajar
anak. Jalan kerjasama yang perlu ditingkatkan, dimana orang tua harus menaruh
perhatian yang serius tentang cara belajar anak di rumah. Perhatian orang tua dapat
memberikan dorongan dan motivasi sehingga anak dapat belajar dengan tekun.
Karena anak memerlukan waktu, tempat dan keadaan yang baik untuk belajar.
b). Keadaan Sekolah
Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal pertama yang sangat penting
dalam menentukan keberhasilan belajar siswa, karena itu lingkungan sekolah yang
-
7/22/2019 Pengaruh Budaya Organisasi Dan Kinerja Guru Terhadap Prestasi Belajar Siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 1 K
46/87
46
baik dapat mendorong untuk belajar yang lebih giat. Keadaan sekolah ini meliputi
cara penyajian pelajaran, hubungan guru dengan siswa, alat-alat pelajaran dan
kurikulum. Hubungan antara guru dan siswa kurang baik akan mempengaruhi hasil-
hasil belajarnya.
c). Lingkungan Masyarakat
Di samping orang tua, lingkungan juga merupakan salah satu faktor yang
tidak sedikit pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa dalm proses pelaksanaan
pendidikan. Karena lingkungan alam sekitar sangat besar pengaruhnya terhadap
perkembangan pribadi anak, sebab dalam kehidupan sehari-hari anak akan lebih
banyak bergaul dengan lingkungan dimana anak itu berada.
Dengan demikian dapat dikatakan lingkungan membentuk kepribadian anak,
karena dalam pergaulan sehari-hari seorang anak akan selalu menyesuaikan dirinya
dengan kebiasaan-kebiasaan lingkungannya. Oleh karena itu, apabila seorang siswa
bertempat tinggal di suatu lingkungan temannya yang rajin belajar maka
kemungkinan besar hal tersebut akan membawa pengaruh pada dirinya, sehingga ia
akan turut belajar sebagaimana temannya.
Dari uraian di atas jelas bahwa banyak faktor yang dapat mempengaruhi
prestasi belajar siswa termasuk budaya organisasi disekolah dan kinerja guru yang
keduanya merupakan faktor ekstern. Dengan budaya sekolah yang bermutu dan
kinerja guru yang tinggi diharapkan dapat menjadi sumber motivasi bagi siswa dalam
meningkatkan prestasi belajarnya.
-
7/22/2019 Pengaruh Budaya Organisasi Dan Kinerja Guru Terhadap Prestasi Belajar Siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 1 K
47/87
47
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
A. Pendekatan dan Rancangan PenelitianJenis penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan
pendekatan kuantitatif. Hal ini dikarenakan tujuan penelitian ini adalah untuk
memperoleh gambaran mengenai budaya organisasi, kinerja guru dan prestasi belajar
siswa. Menurut Sugiyono (2008:29) statistik deskriptif adalah statistik yang
berfunfsi untuk mendeskripsikan atau member gamnbaran terhadap obyek yang
diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya, tanpa melakukan
analisis dan membuat kesimpulan berlaku umum. Pengambilan data deskriptif ini
dapat dilakukan melalui kegiatan observasi non partisipatif dan partisipatif,
wawancara, studi dokumentasi, rekaman foto atau video. Jenis penelitian deskriptif
ini memfokuskan pada pengungkapan hubungan kausal antar variabel, yaitu budaya
organisasi (X1) kinerja guru (X2) prestasi belajar siswa(Y).
Penelitian ini juga menuntut ketelitian, ketekunan dan sikap kritis dalam
menjaring data dan sumbernya, untuk itu diperlukan kejelasan sumber data yaitu
-
7/22/2019 Pengaruh Budaya Organisasi Dan Kinerja Guru Terhadap Prestasi Belajar Siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 1 K
48/87
48
populasi dan sampel dan sisi homogenitas, volume dan sebarannya. Karena data hasil
penelitian berupa angka-angka yang harus diolah secara statistik, maka antar
variabel-variabel yang dijadikan objek penelitian harus jelas korelasinya sehingga
dapat ditentukan pendekatan statistik yang akan digunakan sebagai pengolah data
yang pada gilirannya hasil analisis dapat dipercaya (reliabilitas dan validitas), dengan
demikian mudah untuk digeneralisasikan sehingga rekomendasi yang dihasilkan
dapat dijadikan rujukan yang cukup akurat.
B. Lokasi dan WaktuLokasi penelitian ini adalah SMAN 1 Krueng Barona Jaya Kabupaten Aceh
Besar. Sedangkan pelaksanaan penelitian ini dilakukan dari tanggal 22 Juni s/d 20
Desember 2012.
C. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin, baik hasil menghitung
ataupun pengukuran, kuantitatif maupun kualitatif dan karakteristik tertentu
mengenai sekumpulan objek yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifat-
sifatnya (Sudjana, 2005:6). Sedangkan sampel adalah Bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 2008:62). Pada umumnya
pengertian deskriptif dibatasi pada penelitian yang datanya dikumpulkan dari sampel
atas populasi untuk mewakili seluruh populasi. Populasi penelitian ini adalah guru
SMA Negeri 1 krueng barona jaya yang berjumlah 70 orang. Karena terbatasnya
jumlah populasi, maka keseluruh anggota populasi dijadikan sampel penelitian,
sehingga metode pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik sensus atau
sampel jenuh.
-
7/22/2019 Pengaruh Budaya Organisasi Dan Kinerja Guru Terhadap Prestasi Belajar Siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 1 K
49/87
49
D. Instrumen
Menurut Riduwan (2010: 98) instrumen pengumpulan data adalah alat bantu
yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar
kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya. Selanjutnya
instrumen yang diartikan sebagai alat bantu merupakan saran yang dapat diwujudkan
dalam benda, seperti angket, daftar cocok (checklist), skala, pedoman wawancara