PENGARUH BI RATE, INFLASI, NILAI TUKAR RUPIAH, DAN …repository.radenfatah.ac.id/1037/1/REGA...

126
PENGARUH BI RATE, INFLASI, NILAI TUKAR RUPIAH, DAN SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH (SBIS) TERHADAP INDEKS SAHAM SYARIAH INDONESIA (ISSI) Oleh : Rega Saputra NIM : 13190220 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Raden Fatah untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E) PALEMBANG 2017

Transcript of PENGARUH BI RATE, INFLASI, NILAI TUKAR RUPIAH, DAN …repository.radenfatah.ac.id/1037/1/REGA...

  • PENGARUH BI RATE, INFLASI, NILAI TUKAR RUPIAH, DANSERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH (SBIS) TERHADAP

    INDEKS SAHAM SYARIAH INDONESIA (ISSI)

    Oleh :Rega Saputra

    NIM : 13190220

    SKRIPSI

    Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis IslamUIN Raden Fatah untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna

    Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)

    PALEMBANG2017

  • UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANGFAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

    PROGRAM STUDI EKONOMI ISLAMALAMAT: JALAN PROF.K.H.ZAINAL ABIDIN FIKRY KODE POS 30126 KOTAK POS: 54 TELP(0711)354668 PALEMBANG

    Formulir E.4

    LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI

    Nama : Rega SaputraNIM/Program Studi : 13190220/Ekonomi IslamJudul Skripsi : Pengaruh BI Rate, Inflasi, Nilai Tukar Rupiah Dan

    Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) TerhadapIndeks Saham Syariah Indonesia (ISSI)

    Telah Diterima Dalam Ujian Skripsi Tanggal 3 Mei 2017

    PANITIA UJIAN SKRIPSI

    Tanggal Pembimbing Utama : Dinnul Alfian Akbar, S.E., M.Si

    t.t :

    Tanggal Pembimbing Kedua : Erdah Litriani, S.E., M.Ec.Dev

    t.t :

    Tanggal Penguji Utama : Mismiwati, S.E., M.P

    t.t :

    Tanggal Penguji Kedua : Dessy Handayani, S.E., M.Si

    t.t :

    Tanggal Ketua : Titin Hartini, S.E., M.Si

    t.t :

    Tanggal Sekretaris : Sri Delasmi Jayanti, M.Acc., Ak., CA

    t.t :

  • UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANGFAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

    PROGRAM STUDI EKONOMI ISLAMALAMAT: JALAN PROF.K.H.ZAINAL ABIDIN FIKRY KODE POS 30126 KOTAK POS: 54 TELP(0711)354668 PALEMBANG

    LEMBAR PENGESAHAN

    Nama : Rega SaputraNIM : 13190220Program Studi : Ekonomi IslamJudul Skripsi : Pengaruh BI Rate, Inflasi, Nilai Tukar Rupiah Dan

    Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) TerhadapIndeks Saham Syariah Indonesia (ISSI)

    Telah dapat diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Strata Satu (S.1)Sarjana Ekonomi (S.E)

    Palembang, 3 Mei 2017Dekan,

    Dr. Qodariah Barkah, M.H.INIP. 197011261997032002

  • MOTTO

    Dan barang siapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan

    mencukupkan (keperluan) nya

    (Q.S. Ath-Tholaq : 3)

    Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan

    (Q.S. Al-Insyirah : 6)

    Rest Assured That Nothing Is Impossible,

    if you want you can do it

    (Rega Saputra)

    Jangan Terlalu Berharap Pada Orang Lain, Sebab Banyanganmu Saja Bisa

    Meninggalkanmu Saat Dikegelapan

    (Rega Saputra)

    Seorang Yang Optimis Hanya Akan Memandang Pada Bunga Mawar Saja,

    Sementara Seorang Yang Pesimis Hanya Akan Memandangi Duri Dan Acuh

    Pada Bunganya Yang Indah

    (Kahlil Gibran)

  • PERSEMBAHAN

    Kasih Sayangmu Sepanjang Waktu… Peluk Bahagia

    Hinggaku Dewasa…

    Khilaf Yang Pernah Aku Lakukan Dahulu… Tak Berniat

    Untuk Menyakiti Hatimu.. Ohh Ibu…

    Cintamu Tak Kenal Waktu… Kasihmu Menyadarkan Aku...

    Tak Ada Yang Lebih Darimu…

    Ohh Ibu Apakah Ku Mampu Membalas Semua Yang Pernah

    Kau Beri Dengan Ikhlas… Nyawapun Rela Kan Ku Lepas…

    Ibu Ridhomu Penuntun Jalanku… Cahaya Terang Dalam

    Gelap Langkahku…

    Menuju Surga Di Kakimu…

    Dengan mengucap hamdalah…

    Ku persembahkan rasa cinta dan terima kasihku serta skripsi ini

    kepada kedua orang tuaku tercinta. Ayah (Sudirman, S.Sos) dan Ibu

    (Ratnani, S.Pd) pastinya yang senantiasa selalu mencurahkan kasih

    sayangnya, perhatiannya, bimbingannya, pemikirannya tanpa putus

    untukku. Mungkin memang, perselisihan kecil diantara kita sering

    terjadi, tapi yang jelas dalam hatiku.. aku sangat menyayangi kalian..

    tiada tempat untuk ku kembali selain pada kalian… dan sekali lagi

    terima kasih banyak atas semua yang kalian beri untukku… aku tak

    akan mampu membalas semuanya, tapi yang jelas aku menjadi yang

    terbaik untuk kalian…

  • KATA PENGANTAR

    Assalamu’alaikum wr.wb.

    Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

    karunia-Nya, serta sholawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW. Sehingga

    penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh BI Rate, Inflasi,

    Nilai Tukar Rupiah Dan Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) Terhadap

    Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI)” ini dengan baik, sebagai syarat untuk

    memperoleh gelar Sarjana Strata 1 (S1). Penulis ingin menyampaikan rasa

    hormat, penghargaan dan terima kasih atas bantuan serta dukungan yang diberikan

    oleh semua pihak hingga selesainya skripsi ini kepada:

    1. Rektor UIN Raden Fatah Palembang Bapak Prof. Drs. H. M. Sirozi, M.A.,

    Ph.D. Wakil Rektor I UIN Raden Fatah Palembang Bapak Dr. Ismail.

    Bapak Wakil Rektor II UIN Raden Fatah Palembang Dr. Zainal Berlian,

    S.H., M.M., D.B.A. Ibu Wakil Rektor III UIN Raden Fatah Dr. Rr Rina

    Antasari, S.H., M.Hum.

    2. Ibu Dr. Qodariah Barkah, M.H.I selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

    Bisnis Islam UIN Raden Fatah Palembang beserta Wakil Dekan I Ibu

    Mafthukhatusholihah, M.Ag Wakil Dekan II Bapak Rudi Aryanto, S.Si.,

    M.Si dan Wakil Dekan III Ibu Nilawati, S.Ag., M.Hum.

    3. Ibu Titin Hartini, S.E., M.Si selaku Ketua Prodi Ekonomi Islam dan Ibu

    Mismiwati, S.E., M.P selaku sekretaris Prodi Ekonomi Islam.

  • 4. Bapak Dr. M. Rusydi, M.Ag selaku Penasehat Akademik saya selama

    menjalani perkuliahan.

    5. Bapak Dinnul Alfian Akbar, S.E., M.Si selaku Pembimbing I dan Ibu

    Erdah Litriani, S.E., M.Ec.Dev selaku pembimbing II yang telah

    meluangkan waktu untuk membimbing dan memberi pengarahan hingga

    selesainya skripsi ini.

    6. Para Dosen dan staf Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Raden Fatah

    Palembang yang telah memberikan bimbingan pelajaran dan membantu

    selama masa studi.

    7. Kedua orangtuaku tercinta, Ayahanda Sudirman, S.Sos dan Ibunda

    Ratnani, S.Pd. Saudara-saudaraku Andrean Raymando, S.Pd, yuk Puspa

    Sari, S.T, Ardiansyah, S.Pd beserta nenek Ranimah dan keponakan

    tersayang Azzahra Puspita Andriani.

    8. Sahabat-sahabatku yang sampai hari ini selalu setia nge-Band bareng,

    menjalani hobi bersama, tetap berkarya walaupun belum juga kaya.

    9. Rekan-rekan EKI 6 2013 yang selama kurang lebih 4 tahun menjalani

    kuliah bersama dengan suka duka. Serta rekan-rekan sealmamater kelas

    EKI 1’13 sampai EKI 8’13 dan semua pihak yang telah banyak membantu

    selama proses perkuliahan.

    Palembang, 3 Mei 2017

    Rega SaputraNIM. 13190220

  • ABSTRAK

    Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumenkeuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, salah satunya saham. Pasarmodal merupakan sarana pendanaan bagi perusahaan maupun institusi lain(misalnya pemerintah), dan sebagai sarana bagi kegiatan berinvestasi. Dengandemikian, pasar modal memfasilitasi berbagai sarana dan prasarana kegiatan jualbeli dan kegiatan terkait lainnya. Ada beberapa faktor makroekonomi dan moneteryang bisa mempengaruhi pergerakan saham seperti faktor BI Rate, Inflasi, NilaiTukar Rupiah dan Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS). Tujuan daripenelitian ini adalah untuk menguji dan mengetahui pengaruh BI Rate, Inflasi,Nilai Tukar Rupiah dan Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) TerhadapIndeks Saham Syariah Indonesia Periode Juni 2011 hingga Mei 2015. Penelitianini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode pengumpulandata sekunder. Penelitian ini menggunakan lima variabel oprasional yaitu BI Rate(X1), Inflasi (X2), Nilai Tukar Rupiah (X3), Sertifikat Bank Indonesia Syariah (X4)dan Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) (Y). Uji statistik yang digunakandalam penelitian ini adalah model analisis-statistik dengan menggunakan teknisanalisis kuantitatif, yakni regresi linier berganda. Dari hasil regresi linier bergandamenunjukkan bahwa secara simultan keempat variabel independen mempengaruhisecara positif signifikan terhadap Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) (Y) dansecara parsial hanya Nilai Tukar Rupiah (X3) yang berpengaruh positif signifikanterhadap Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) sementara BI Rate (X1), Inflasi(X2), dan Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) (X4) tidak menunjukkanpengaruhnya terhadap Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) (Y).

    Kata Kunci : Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI), BI Rate, Inflasi, Nilai

    Tukar Rupiah, Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS).

  • DAFTAR ISI

    HALAMAN

    HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i

    LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI ................................................................... ii

    PERNYATAAN KEASLIAN ............................................................................... iii

    LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. iv

    NOTA DINAS ...................................................................................................... v

    MOTTO ................................................................................................................ vi

    PERSEMBAHAN ................................................................................................ vii

    KATA PENGANTAR ........................................................................................ viii

    ABSTRAK ............................................................................................................. x

    DAFTAR ISI ......................................................................................................... xi

    DAFTAR TABEL ............................................................................................... xiii

    DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiv

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1

    B. Rumusan Masalah ................................................................................... 11

    C. Batasan Masalah ..................................................................................... 11

    D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ............................................................ 12

    E. Kontribusi Penelitian .............................................................................. 12

    F. Sistematika Penulisan ............................................................................. 14

    BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

    A. Saham ..................................................................................................... 15

    B. Jenis-jenis Saham ................................................................................... 16

    C. Indeks Saham ......................................................................................... 19

    D. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pergerakan Indeks Harga Saham .. 21

    E. Hukum Jual Beli Saham.......................................................................... 23

    F. BI Rate .................................................................................................... 24

    G. Inflasi ..................................................................................................... 26

    H. Nilai Tukar Rupiah ................................................................................ 30

    I. Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) ............................................. 32

  • J. Penelitian Terdahulu .............................................................................. 38

    K. Pengembangan Hipotesis ....................................................................... 42

    L. Kerangka Pemikiran ............................................................................... 50

    BAB III METODE PENELITIAN

    A. Setting Penelitian ................................................................................... 52

    B. Desain Penelitian ................................................................................... 52

    C. Jenis dan Sumber Data ........................................................................... 52

    D. Populasi dan Sampel Penelitian ............................................................. 53

    E. Teknik Pengumpulan Data ..................................................................... 54

    F. Teknik Analisis Data .............................................................................. 54

    G. Variabel-variabel Penelitian ................................................................... 60

    BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    A. Gambaran Umum Objek Penelitian ....................................................... 62

    B. Analisis Data .......................................................................................... 64

    C. Pembahasan Hasil Penelitian ................................................................. 77

    BAB V PENUTUP

    A. Kesimpulan Penelitian ........................................................................... 88

    B. Implikasi Penelitian ............................................................................... 89

    C. Keterbatasan Penelitian .......................................................................... 90

    D. Saran Untuk Penelitian Selanjutnya ....................................................... 90

    DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 92

    LAMPIRAN ........................................................................................................ 96

  • DAFTAR TABEL

    HALAMAN

    Tabel 1.1 : Perkembangan Harga Saham ISSI Juni 2011 – Mei 2015 ............. 5

    Tabel 1.2 : Research Gap BI Rate Terhadap Indeks Harga Saham ................. 7

    Tabel 1.3 : Research Gap Inflasi Terhadap Harga Saham................................ 8

    Tabel 1.4 : Research Gap Nilai Tukar Rupiah Terhadap Indeks Harga Saham

    ................................................................................................................................. 9

    Tabel 1.5 : Research Gap SBIS Terhadap Harga Saham .................................. 9

    Tabel 2.1 : Penelitian Terdahulu BI Rate Berpengaruh Negatif Terhadap

    Indeks Harga Saham .......................................................................................... 43

    Tabel 2.2 : Penelitian Terdahulu Inflasi Berpengaruh Negatif Terhadap

    Indeks Harga Saham .......................................................................................... 45

    Tabel 2.3 : Penelitian Terdahulu Nilai Tukar Rupiah Berpengaruh Positif

    Terhadap Indeks Harga Saham......................................................................... 47

    Tabel 2.4 : Penelitian Terdahulu SBIS Berpengaruh Negatif Terhadap

    Indeks Harga Saham .......................................................................................... 49

    Tabel 4.1 : Analisis Statistik Deskriptif ........................................................... 64

    Tabel 4.2 : Uji Autokorelasi ............................................................................... 68

    Tabel 4.3 : Uji Multikolinieritas ........................................................................ 69

    Tabel 4.4 : Analisis Regresi Linier Berganda................................................... 70

    Tabel 4.5 : Uji F (Secara Simultan) ................................................................... 72

    Tabel 4.6 : Uji T (Secara Parsial) ...................................................................... 73

    Tabel 4.7 : Koefisien Determinasi (Adjusted R2) .............................................. 76

  • DAFTAR GAMBAR

    HALAMAN

    Gambar 1.1 : Pergerakan Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) ................ 4

    Gambar 2.1 : Ilustrasi Pengaruh BI Rate Terhadap Indeks Harga Saham .. 42

    Gambar 2.2 : Ilustrasi Pengaruh Inflasi Terhadap Indeks Harga Saham .... 44

    Gambar 2.3 : Ilustrasi Pengaruh NilaiTukar Rupiah Terhadap Indeks Harga

    Saham................................................................................................................... 46

    Gambar 2.4 : Ilustrasi Pengaruh SBIS Terhadap Indeks Harga Saham ...... 48

    Gambar 2.5 : Kerangka Pemikiran................................................................... 50

    Gambar 4.1 : Uji Norma..................................................................................... 66

    Gambar 4.2 : Uji Heteroskedastisitas ............................................................... 67

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Pasar modal merupakan wadah akumulasi dana dan pembentukan modal yang

    ditujukan guna meningkatkan keikutsertaan masyarakat dalam mengarahkan dana.

    Pasar modal memiliki peran penting bagi negara, yaitu sebagai sarana pendanaan

    usaha atau sebagai sarana perusahaan untuk mendapatkan dana dari investor.

    Dana yang didapat dari pasar modal digunakan dalam melakukan pengembangan

    usaha, penambahan modal kerja, ekspansi bisnis, dan lain-lain. Selain itu, pasar

    modal berperan sebagai sarana masyarakat dalam berinvestasi pada instrumen

    keuangan seperti saham, obligasi, reksadana, dan lain-lain.1 Serta pasar modal

    memberikan kemungkinan dan kesempatan memperoleh keuntungan bagi

    investor, sesuai dengan karakteristik investasi yang dipilih.

    Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 pasal 1 ayat 13 mengartikan pasar

    modal sebagai suatu kegiatan yang penawaran umum dan perdagangan efek,

    perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga

    dan profesi yang berkaitan dengan efek. Pasar modal secara umum dapar diartikan

    sebagai pasar yang memperjualbelikan produk berupa dana yang bersifat abstrak.

    Sedangkan dalam bentuk konkritnya, produk yang diperjualbelikan di pasar modal

    berupa lembar-lembar surat surat berharga di bursa efek.2

    1 Indah Yuliani, Investasi Produk Keuangan Syariah, (Malang: UIN-MALIKI PRESS, 2010), hlm. 342 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal

  • Investasi di pasar modal merupakan salah satu investasi yang sedang

    berkembang di masyarakat. Selain sebagai wadah yang mempertemukan pihak-

    pihak yang membutuhkan dana (emiten) dengan pihak-pihak yang kelebihan dana

    (investor). Pasar modal syariah adalah pasar modal yang dijalankan dengan

    prinsip syariah, setiap transaksi surat berharga di pasar modal dilakukan sesuai

    dengan ketentuan syariah.3

    Konsep pasar modal syariah dan pasar modal konvensional sebenarnya tidak

    jauh berbeda. Karena dalam konsep pasar modal syariah yang diperdagangkan

    harus berdasar dari perusahaan yang bergerak dalam sektor yang memenuhi

    kriteria dan prinsip syariah, bebas dari unsur ribawi serta transaksi saham yang

    dilakukan dengan investor dapat menghindari berbagai praktek spekulasi.

    Sehingga pasar modal syariah dengan pasar modal konvensional memiliki

    perbedaan yang dapat dilihat pada nilai indeks saham, instrument dan mekanisme

    transaksinya.

    Keberadaan pasar modal memberikan manfaat sebagai sumber pembiayaan,

    sarana investasi, penyebaran kepemilikan perusahaan kepada masyarakat dan

    menciptakan lapangan pekerjaan. Pasar modal yang memiliki peranan penting

    dalam perekonomian suatu negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi,

    yaitu sebagai sarana bagi pendanaan usaha atau sebagai sarana perusahaan dalam

    mendapatkan dana dari masyarakat pemodal. Kedua, kedua pasar modal menjadi

    sarana bagi masyarakat untuk berinvestasi pada instrument keuangan seperti

    saham, obligasi, reksadana dan lain sebagainya. Dengan demikian masyarakat

    3 Adrian Sutedi, Pasar Modal Syariah Sarana Investasi Kuangan Berdasarkan Prinsip Syariah,(Jakarta: Sinar Grafika, 2011), hlm. 29

  • dapat menempatkan dana yang sesuai dengan karakteristik keuntungan dan risiko

    masing-masing instrumen.4

    Saham diartikan sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seorang atau badan

    dalam suatu perusahaan, dimana pemilik saham (investor) menjadi pemilik

    perusahaan tersebut sebesar modal yang ditanamkan. Jadi saham adalah satuan

    nilai atau pembukuan dalam berbagai instrumen finansial yang mengacu pada

    bagian kepemilikan sebuah perusahaan.5 Harga saham merupakan harga pasar

    yang tercatat setiap hari pada waktu penutupan (closing price) dari suatu saham.

    Harga saham di pasar modal selalu berfluktuasi dari waktu ke waktu. Faktor-

    faktor yang mempengaruhi fluktuasi saham dapat berasal dari internal dan

    eksternal perusahaan. Faktor internalnya adalah kinerja perusahaan, arus kas

    perusahaan, dividen, laba perusahaan dan tingkat penjualan, sedangkan faktor

    eksternalnya adalah tingkat suku bunga, laju inflasi, kebijakan pemerintah dan

    kondisi perekonomian.6

    Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) merupakan indeks saham yang

    mencerminkan keseluruhan saham syariah yang tercatat di Bursa Efek Indonesia.

    Konstituen ISSI direview setiap enam bulan sekali (Mei dan November) dan

    dipublikasi pada awal bulan berikutnya. Konstituen ISSI juga melakukan

    penyesuaian apabila ada saham syariah yang baru tercatat atau dihapuskan dari

    Daftar Efek Syariah (DES). Metode perhitungan indeks ISSI menggunakan rata-

    rata tertimbang dari kapitalisasi pasar. Tahun dasar yang digunakan dalam

    4 Bambang Susilo D, Pasar Modal, (Yogyakarta: UPP STIM YKPN Yogyakarta, 2009), hlm. 165 Ahmad Wardi Muslich, Fiqh Muamalat, (Jakarta: Amzah, 2010), hlm. 5706 http://forum.kompas.com/ekonomi-umum/312522-sistem-nilai-tukar-dan-aliran-modal-pasar-keuangan-global.html. (diakses: 30 Januari 2017).

  • perhitungan ISSI adalah awal penerbitan Daftar Efek Syariah (DES) yaitu

    Desember 2007. ISSI diluncurkan pada tanggal 12 Mei 2011. Terdapat 307 saham

    syariah dalam ISSI update Juli 2014.7 Perkembangan pasar modal akan

    mendorong kemajuan ekonomi suatu negara. Saham sebagai salah satu surat

    berharga yang ditransaksikan di pasar modal, yang nilainya selalu mengalami

    fluktuasi dari waktu ke waktu.

    Gambar 1.1Pergerakan ISSI 2011-2013

    Sumber: Bursa Efek Indonesia, http://www.idx.co.id. (Diolah 2017).

    Pada gambar 1.1 menunjukkan bahwa nilai Indeks Saham Syariah Indonesia

    selalu mengalami fluktuasi dari waktu ke waktu dengan sangat signifikan. Berikut

    adalah tabel perkembangan nilai Indeks Saham Syariah Indonesia:

    7 Bursa Efek Indonesia, http://www.idx.co.id. (diakses 11 September 2016).

  • Tabel 1.1

    Perkembangan INDEKS SAHAM SYARIAH INDONESIA (ISSI)

    Juni 2011 – Mei 2015

    INDEKS SAHAM SYARIAH INDONESIAPeriode 2011 2012 2013 2014 2015Januari - 129.712 147.259 145.313 168.757

    Februari - 132.629 151.413 149.119 172.325

    Maret - 135.207 159.953 156.076 172.881

    April - 138.980 163.874 160.450 170.755

    Mei - 135.316 169.426 161.674 167.920

    Juni 122.032 128.191 156.232 160.916 -

    Juli 129.368 135.072 144.030 165.204 -

    Agustus 126.638 137.129 146.780 169.395 -

    September 120.530 141.019 147.164 169.165 -

    Oktober 116.492 139.347 151.277 161.473 -

    November 121.396 146.085 146.823 163.075 -

    Desember 123.096 144.231 141.849 165.803 -

    Sumber:Bursa Efek Indonesia, http://www.idx.co.id (Data Diolah, 2017)Tabel 1.1 menunjukkan pergerakan harga saham Indeks Saham Syariah

    Indonesia (ISSI) selama periode Juni 2011 sampai Mei 2015. Dari tabel diatas

    terlihat bahwa pada bulan Juni 2011 nilai Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI)

    sebesar 122,032 poin. Pada periode berikut indeks saham mengalami pergerakan

    meningkat sebesar 129,368 poin pada bulan Juli 2011, setelah mengalami

    pergerakan meningkat Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) terkoreksi menurun

    pada periode Agustus dan September 2011 yaitu sebesar 126,638 poin dan

    120,530 poin. Dan pada bulan Oktober 2011 angkanya semakin menurun pada

    posisi 116.492 poin. Menurunnya harga saham pada Indeks Saham Syariah

    Indonesia (ISSI) memang tidak berlangsung lama sebab pada periode-periode

  • selanjutnya pergerakan Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) menunjukan tren

    positif hingga tahun kelima yakni pada bulan Mei 2015 sebesar 167,920 poin

    dimana secara garis besar mengalami pergerakan meningkat signifikan walaupun

    sesekali memang mengalami tren menurun.

    Dilihat dari pergerakan Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) yang

    mengalami perkembangan signifikan tentu hal tersebut dipengaruhi berbagai

    faktor. Terdapat beberapa faktor-faktor penting yang mampu mempengaruhi

    perkembangan saham yaitu dari Kondisi mikro dan makro ekonomi8 seperti

    Sertifikat Bank Indonesia Syariah sebagai instrumen pengendalian moneter,

    Inflasi, BI Rate, Jumlah Uang Beredar (JUB), Nilai tukar dan lain - lain.

    Sedangkan faktor internal yang mampu mempengaruhi adalah seperti kondisi

    ekonomi nasional, keamanan, kondisi politik, kebijakan pemerintah dan lain-lain.9

    Bank Indonesia pada umumnya akan menaikkan BI Rate apabila inflasi ke

    depan diperkirakan melampaui sasaran yang telah ditetapkan, sebaliknya Bank

    Indonesia akan menurunkan BI Rate apabila inflasi ke depan diperkirakan berada

    di bawah sasaran yang telah ditetapkan.10 Inflasi erat kaitannya dengan penurunan

    kemampuan daya beli, baik dalam ruang lingkup individu maupun perusahaan.

    Dalam beberapa definisi, inflasi merupakan suatu kenaikan harga yang terus

    menerus dari barang-barang dan jasa secara umum.11 Harga suatu komoditas atau

    barangdapat dikatakan naik jika menjadi lebih tinggi daripada harga pada periode

    8 Irham Fahmi, Manajemen Investasi Teori dan Soal Jawab, (Jakarta: Penerbit Salemba Empat,2012), hlm. 899 Alwi Iskandar Z, Pasar Modal, Teori, dan Aplikasi, (Jakarta: Nasindo Internusa, 2003), hlm. 8710 http://www.bi.go.id/id/moneter/bi-rate/penjelasan/Contents/Default.aspx. (diakses 30 Januari2017).11Iswandono Sp, Uang dan Bank, (Yogyakarta: BPFE, 1996), hlm. 214

  • sebelumnya. Tujuan jangka panjang pemerintah Indonesia adalah menjaga

    agartingkat inflasi yang berlaku berada pada tingkat yang sangat rendah.12 Nilai

    tukar uang atau kurs mata uang adalah catatan harga pasar dari mata uang asing

    dalam harga mata uang domestik, yaitu harga mata uang domestik dalam mata

    uang asing.13

    Dalam investasi syariah tidak hanya saham syariah saja yang menjadi

    instrumen investasi tetapi ada juga instrumen lain sebagai produk investasi syariah

    yaitu Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS). Sertifikat Bank Indonesia Syariah

    (SBIS) merupakan surat berharga berdasarkan prinsip syariah berjangka waktu

    pendek dalam mata uang rupiah yang diterbitkan oleh Bank Indonesia.14

    Berdasarkan hasil penelitian terdahulu, mengindikasikan adanya research gap

    dari empat variabel independen BI Rate, Inflasi, Nilai Tukar Rupiah dan Sertifikat

    Bank Indonesia Syariah (SBIS) yang mempengaruhi pergerakan Saham yaitu

    sebagai berikut.

    Tabel 1.2Research Gap BI Rate Terhadap Indeks Harga Saham

    Pengaruh BI RateTerhadap Indeks Harga

    Saham

    Hasil Penelitian PenelitiTerdapat pengaruh Positifantara BI Rate terhadapIndeks Harga Saham.

    1. Ria Manurung2. Rowland Bismark

    Fernando Pasaribudan Mikail Firdaus

    Tidak terdapat pengaruhantara BI Rate terhadapIndeks Harga Saham.

    1. Achmad AthThobarry

    Sumber: Dikumpulkan dari berbagai sumber (Diolah 2017)

    12Sadono Sukirno, Makro Ekonomi: Teori Pengantar Edisi Ke III, (Jakarta: PT. Raja GrafindoPersada, 2010), hlm. 33313Adiwarman Karim, Ekonomi Makro Islami, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2008), hlm. 15714BAB I Ketentuan Umum, Pasal 1 Ayat 4, Peraturan Bank Indonesia Nomor : 10/ 11 /PBI/2008Tentang Sertifikat Bank Indonesia Syariah.

  • BI Rate terhadap indeks harga saham yang diteliti oleh Ria Manurung serta

    Rowland Bismark Fernando dan Mikail Firdaus Pasaribu berpengaruh positif

    terhadap indeks harga saham. Hal ini bertentangan dengan hasil penelitian

    Achmad Ath Thobarry yang menunjukkan bahwa BI Rate tidak berpengaruh

    terhadap indeks harga saham.

    Tabel 1.3Research Gap Inflasi Terhadap Indeks Harga Saham

    Pengaruh InflasiTerhadap Indeks Harga

    Saham

    Hasil Penelitian PenelitiTerdapat pengaruh positifantara Inflasi terhadapIndeks Harga Saham.

    1. Neny Mulyani

    Tidak terdapat pengaruhantara Inflasi terhadapIndeks Harga Saham.

    1. Suramaya Suci Kewal2. Ditha Fitria Syari3. Erlangga Yudha

    UtamaSumber: Dikumpulkan dari berbagai sumber (Diolah 2017)

    Inflasi terhadap indeks harga saham yang diteliti oleh Neny Mulyani

    berpengaruh positif terhadap indeks harga saham. Hal ini bertentangan dengan

    hasil penelitian Suramaya Suci Kewal, Ditha Fitria Syari dan Erlangga Yudha

    Utama yang menunjukkan bahwa Inflasi tidak berpengaruh terhadap indeks harga

    saham.

    Tabel 1.4Research Gap Nilai Tukar Rupiah Terhadap Indeks Harga Saham

    Pengaruh Nilai TukarRupiah Terhadap Indeks

    Harga Saham

    Hasil Penelitian PenelitiTerdapat pengaruh Positifantara Kurs Rupiahterhadap Indeks HargaSaham.

    1. Imam Dwi Saputradan Leo Herlambang

    2. Ditha Fitria Syari

    Tidak terdapat pengaruhantara Kurs Rupiahterhadap Indeks HargaSaham.

    1. Siska Ulfia

    Sumber: Dikumpulkan dari berbagai sumber (Diolah 2017)

  • Nilai Tukar Rupiah (Kurs Rupiah) terhadap indeks harga saham yang diteliti

    oleh Imam Dwi Saputra dan Leo Herlambang serta Ditha Fitria Syari berpengaruh

    positif terhadap indeks harga saham. Hal ini bertentangan dengan hasil penelitian

    Siska Ulfia yang menunjukkan bahwa Nilai Tukar Rupiah (Kurs Rupiah) tidak

    berpengaruh terhadap indeks harga saham.

    Tabel 1.5Research Gap Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) Terhadap Indeks

    Harga Saham

    Pengaruh SertifikatBank Indonesia Syariah(SBIS) Terhadap Indeks

    Harga Saham

    Hasil Penelitian PenelitiTerdapat pengaruh Positifantara Sertifikat BankIndonesia Syariah (SBIS)terhadap Indeks HargaSaham.

    1. Dimas Prabowo

    Tidak erdapat pengaruhantara Sertifikat BankIndonesia Syariah (SBIS)terhadap Indeks HargaSaham.

    1. Yudhistira Ardana

    Sumber: Dikumpulkan dari berbagai sumber (Diolah 2017)Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) terhadap indeks harga saham yang

    diteliti oleh Dimas Prabowo menunjukkan bahwa Sertifikat Bank Indonesia

    Syariah (SBIS) berpengaruh positif terhadap indeks harga saham. Hal ini

    bertentangan dengan hasil penelitian Yudhistira Ardana yang menunjukkan bahwa

    Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) tidak berpengaruh terhadap indeks harga

    saham.

    Dari fenomena dan data tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa tidak

    setiapkejadian empiris sesuai dengan teori yang ada. Hal ini diperkuat dengan

    adanya research gap dalam penelitian-penelitian terdahulu. Berbagai penelitian

    diatas menunjukkan adanya pengaruh yang berbeda dari variabel BI Rate, Inflasi,

  • Nilai Tukar Rupiah, dan Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) terhadap

    indeks saham serta data yang menunujukkan pesatnya perkembangan Indeks

    Saham Syariah Indonesia (ISSI) selama lima tahun terakhir membuat penulis

    tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut guna mengetahui pengaruh BI

    Rate, Inflasi, Nilai Tukar Rupiah, serta Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS)

    terhadap Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) selama periode lima tahun

    dengan memilih judul ”Pengaruh BI Rate, Inflasi, Nilai Tukar Rupiah Dan

    Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) Terhadap Indeks Saham Syariah

    Indonesia (ISSI)”.

    B. Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijabarkan, dapat dirumuskan

    permasalahan yang akan dipecahkan dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:

    1. Bagaimana pengaruh BI Rate secara parsial terhadap Indeks Saham Syariah

    Indonesia (ISSI) periode Juni 2011 – Mei 2015?

    2. Bagaimana pengaruh Inflasi secara parsial terhadap Indeks Saham Syariah

    Indonesia (ISSI) periode Juni 2011 – Mei 2015?

    3. Bagaimana pengaruh Nilai Tukar Rupiah secara parsial terhadap Indeks

    Saham Syariah Indonesia (ISSI) periode Juni 2011 – Mei 2015?

    4. Bagaimana pengaruh Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) secara parsial

    terhadap Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) periode Juni 2011 – Mei

    2015?

  • 5. Bagaimana pengaruh BI Rate, Inflasi, Nilai Tukar Rupiah, dan Sertifikat

    Bank Indonesia Syariah (SBIS) secara simultan terhadap Indeks Saham

    Syariah Indonesia (ISSI) periode Juni 2011 – Mei 2015?

    C. Batasan Masalah

    1. Penelitian ini dibatasi pada Indeks Saham Syariah Indonesia tahun 2011

    hingga 2015.

    2. Periode yang diambil adalah 2011 - 2015 berupa data perbulan selama lima

    tahun terhitung dari Juni 2011 hingga Mei 2015.

    D. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian

    Berdasarkan penjabaran latar belakang dan rumusan masalah, penelitian ini

    bertujuan untuk mengetahui:

    1. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh BI Rate secara parsial terhadap

    Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) periode Juni 2011 – Mei 2015?

    2. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh Inflasi secara parsial terhadap Indeks

    Saham Syariah Indonesia (ISSI) periode Juni 2011 – Mei 2015?

    3. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh Nilai Tukar Rupiah secara parsial

    terhadap Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) periode Juni 2011 – Mei

    2015?

    4. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh Sertifikat Bank Indonesia Syariah

    (SBIS) secara parsial terhadap Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI)

    periode Juni 2011 – Mei 2015?

  • 5. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh BI Rate, Inflasi, Nilai Tukar Rupiah,

    dan Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) secara simultan terhadap Indeks

    Saham Syariah Indonesia (ISSI) periode Juni 2011 – Mei 2015?

    E. Kontribusi Penelitian

    Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah, serta tujuan dan kegunaan

    penelitian, diharapkan penelitian ini dapat memberikan kontribusi bagi:

    1. Bagi Civitas Akademik

    Diharapkan penelitian ini mampu memberikan sumbangsih pemikiran

    Ekonomi Islam serta berguna sebagai bahan pertimbangan dan informasi

    dalam kajian yang berkaitan dengan penelitian ini. Penelitian ini diharapkan

    juga dapat menambah wawasan kepustakaan bagi pihak-pihak yang

    membutuhkan dan semoga penelitian ini dapat menjadi masukan bagi

    penelitian-penelitian sejenis berikutnya.

    2. Bagi Pemerintah dan Investor

    Bagi Pemerintah sebagai bahan pertimbangan dalam fungsi pengambilan

    kebijakan yang akan ditempuh agar mampu menciptakan iklim investasi yang

    dapat menarik minat investor untuk berinvestasi. Bagi investor, dapat

    memberikan gambaran tentang keadaan saham perusahaan terutama pengaruh

    BI Rate, Inflasi, Nilai Tukar Rupiah, dan Sertifikat Bank Indonesia Syariah

    (SBIS) terhadap indeks saham syariah, sehingga dapat menerapkan strategi

    perdagangan di pasar modal.

  • 3. Bagi Peneliti

    Selain untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan

    Strata 1, tulisan ini memberikan pemahaman yang lebih signifikan atas ilmu

    yang didapat selama menempuh pendidikan di program studi Ekonomi Islam

    Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam di UIN Raden Fatah Palembang.

    F. Sistematika Penulisan

    Guna mendapatkan pembahasan secara tersusun, maka penulis perlu

    menyusun sistematika sedemikian rupa sehingga dapat menunjukan hasil yang

    mudah dipahami. Adapun sistematika tersebut adalah sebagai berikut:

    BAB I PENDAHULUAN, bab ini terdiri dari latar belakang penelitian, rumusan

    masalah, batasan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, kontribusi penelitian

    serta sistematika penulisan.

    BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS, dalam

    bab ini membahas teori-teori yang terkait dalam BI Rate, Inflasi, Nilai Tukar

    Rupiah dan Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) terhadap Indeks Saham

    Syariah Indonesia (ISSI) periode Juni 2011 hingga Mei 2015, kajian penelitian

    terdahulu, kerangka pemikiran serta pengembangan hipotesis.

    BAB III METODE PENELITIAN, bab ini menjelaskan bagaimana penelitian

    akan dilakukan secara operasional yang membahas ruang lingkup penelitian, jenis

    penelitian setting penelitian, desain penelitian, jenis data, sumber data, populasi

    dan sampel penelitian, metode pengumpulan data serta metode analisis yang

    digunakan dalam penelitian.

  • BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN, bab ini berisikan uraian

    tentang objek penelitian, analisis data dan pembahasan terhadap hasil penelitian

    yang sudah dilakukan.

    BAB V PENUTUP, bab ini terdiri atas kesimpulan dari penelitian yang

    dilaksanakan, implikasi penelitian, keterbatasan penelitian serta saran untuk

    penelitian selanjutnya.

  • BAB II

    LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

    A. Saham

    Secara singkat, saham diartikan sebagai bukti kepemilikan atas suatu

    perusahaan.15 Dalam definisi lain, saham adalah surat bukti kepemilikan atas

    suatu perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas.16 Saham juga dapat

    diartikan sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seorang atau badan dalam suatu

    perusahaan, dimana pemilik saham (investor) menjadi pemilik perusahaan

    tersebut sebesar modal yang ditanamkan. Jadi saham adalah satuan nilai atau

    pembukuan dalam berbagai instrumen finansial yang mengacu pada bagian

    kepemilikan sebuah perusahaan.17 Harga saham merupakan harga pasar yang

    tercatat setiap hari pada waktu penutupan (closing price) dari suatu saham. Harga

    saham di pasar modal selalu berfluktuasi dari waktu ke waktu. Faktor-faktor yang

    mempengaruhi fluktuasi harga saham dapat berasal dari internal dan eksternal

    perusahaan. Faktor internalnya adalah kinerja perusahaan, arus kas perusahaan,

    deviden, laba perusahaan dan tingkat penjualan, sedangkan faktor eksternalnya

    adalah tingkat suku bunga, laju inflasi, kebijakan pemerintah dan kondisi

    perekonomian.18

    15 Rusdarti dan Kusmuriyanto, Ekonomi. Fenomena di Sekitar Kita 2, (Jakarta: PT. Tiga SerangkaiPustaka Mandiri, 2008), hlm. 5916 Suad Husnan, Dasar-dasar Manajemen Keuangan, (Yogyakarta: UPP STIM YKPN, 2006), hlm.27917 Ahmad Wardi Muslich, Fiqh Muamalat, (Jakarta: Amzah, 2010), hlm. 57018 http://forum.kompas.com/ekonomi-umum/312522-sistem-nilai-tukar-dan-aliran-modal-pasar-keuangan-global.html. (diakses: 30 Januari 2017).

  • B. Jenis-jenis Saham

    Jenis-jenis saham bisa ditinjau dari beberapa segi, antara lain:19

    1. Dari Segi Cara Peralihan

    a. Saham Atas Unjuk (Bearer Stock)

    Merupakan saham yang tidak mempunyai nama atau tidaktertulis nama

    pemilik dalam saham tersebut.

    b. Saham Atas Nama (Registered Stock)

    Di dalam sahamtertulis nama pemilik saham tersebut dan untuk dialihkan

    kepada pihak lain diperlukan syarat dan prosedur tertentu.

    2. Ditinjau Dari Kinerja Perdagangan

    a. Blue Chip Stock

    Saham dari suatu perusahaan yang memiliki reputasi tinggi, sebagai

    leader di Industri sejenis, memiliki pendapatan yang stabil dan konsisten

    dalam membayar dividen.

    b. Income Stock

    Merupakan keadaan saham dimana dari suatu emiten yang mempunyai

    likuiditas deviden yang lebih kuat dari rata-rata yang dibayarkan pada

    tahun sebelumnya. Emiten yang demikian biasanya mampu menciptakan

    pendapatan yang lebih besar dan secara teratur membagi deviden tunai.

    Emiten yang demikian tidak akan menekan laba dan tidak mementingkan

    potensi.

    19 Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, (Jakarta: PT.Raja Grafindo Pustaka, 2012), hlm.185

  • c. Growth Stock

    Saham-saham dari emiten ini memiliki pertubuhan pendapatan yang

    tinggi sebagai leader di Industri sejenis yang mempunyai reputasi tinggi.

    d. Spekulative Stock

    Saham suatu perusahaan yang tidak bisa secara konsisten memperoleh

    penghasilan dari tahun ke tahun, akan tetapi mempunyai kemumkinan

    penghasilan yang tinggi dimasa mendatang, meskipun belum pasti.

    e. Counter Cyclical Stock

    Saham yang tidak akan terpengaruh atas kondisi ekonomi makro ataupun

    situasi bisnis secara umum. Pada masa resesi ekonomi, harga saham ini

    tetap pada posisi tinggi dimana para emitennya mampu memberikan

    deviden yang tinggi.

    3. Dari Segi Hak Tagih

    a. Saham Biasa (Common Stock)

    Saham jenis ini, hak untuk memperoleh deviden akan didahulukan lebih

    dulu kepada pemegang saham preferen. Beitu pula terhadap harta apabila

    perusahaan dilikuidasi. Sebagai pemilik perusahaan pemegang saham

    biasa mempunyai beberapa hak antara lain:

    a) Hak Kontrol

    Adalah hak pemegang saham biasa untuk memilih pemegang

    perusahaan.

  • b) Hak Menerima Pembagian Keuangan

    Adalah hak pemegang saham untuk mendapatkan bagian dari

    keuntungan perusahaan.

    c) Hak Preemtive

    Adalah hak untuk mendapatkan presentasi kepemilikkan yang sama

    jika perusahaan mengeluarkan tambahan lembar saham untuk tujuan

    melindungi hak kontrol dari pemegang saham lama dan melindungi

    harga saham lama dari kemerosotan nilai.

    b. Saham Preferen

    Merupakan saham yang memproleh hak utama dalam deviden dan harta

    apabila pada saat perusahaan dilikuidasi. Beberapa karakteristik dari

    saham prefere adalah:

    a) Hak Preferen

    Hak untuk menerima deviden terlebih dahulu dibandingkan dengan

    pemegang saham biasa.

    b) Hak Deviden Kumulatif

    Hak kepada pemegang saham preferen untuk menerima deviden

    tahun-tahun sebelumnya yang belum dibayarkan sebelum pemegang

    ssaham biasa menerima dibandingkan dengan saham biasa pada saat

    terjadi likuidasi.

  • C. Indeks Saham

    Menurut Sunariyah, indeks saham adalah catatan terhadap perubahan-

    perubahan maupun pergerakan harga saham sejak mulai pertama kali beredar

    sampai pada suatu saat tertentu.20 Adapun di Bursa Efek Indoneia terdapat enam

    jenis indeks, antara lain:21

    1. Indeks Individual

    Indeks Individual merupakan indeks harga masing-masing saham yang

    tercatat di Bursa Efek Indonesia dengan hargaj dasarnya.

    2. Indeks Harga Saham Sektoral

    Menggunakan semua saham yang termasuk dalam masing-masing sektor,

    missal sektor keuangan, pertambangan dan lain-lain.

    3. Indeks Harga Saham Gabungan

    Menggunakan semua saham yang tercatat sebagai komponen perhitungan

    saham. IHSG merupakan angka indeks harga saham yang diolah sedemikian

    rupa sehingga dapat digunakan membandingkan kejadian yang dapat berupa

    perubahanharga saham dari waktu ke waktu.

    4. Indeks LQ 45

    Yaitu indeks yang terdiri dari 45 saham pilihan yang mengacu pada likuiditas

    perdagangan dan kapitalisasi pasar.

    5. Indeks Saham Syariah

    Merupakan indeks yang mengimplementasikan prinsip syariat islam di

    dalamnya dalam melakukan setiap aktivitas.

    20 Sunariyah, Pengantar Pengetahuan Pasar Modal, (Yogyakarta: UPP AMP YKPN, 2003), hlm. 12221 Bursa Efek Indonesia, http:/www.idx.co.id, (diakses: 30 Januari 2017).

  • 6. Indeks Papan Utama

    Yaitu indeks harga saham yang secara khusus didasarkan pada kelompok

    saham yang tercatat di Bursa Efek Indonesia.

    Saham syariah sendiri merupakan saham-saham yang memiliki karakteristik

    sesuai dengan syariah islam. Karena tidak semua saham bisa dikatakan syariah22

    Berdasarkan arahan dari Dewan Syariah Nasional dan peraturan Bapepam-LK

    Nomor IX.A.13 Tentang Penerbitan Efek Syariah, ruang lingkup emiten yang

    bertentangan dengan prinsip hukum syariah adalah:23

    1. Usaha perjudian dan permainan yang tergolong judi atau perdagangan yang

    dilarang.

    2. Usaha lembaga keuangan konvensional (ribawi) termasuk perbankan dan

    asuransi konvensional

    3. Usaha yang memproduksi, mendistribusi, serta memperdagangkan makanan

    dan minuman yang tergolong haram.

    4. Usaha yang memproduksi, mendistribusi, serta menyediakan barang-barang

    atau jasa yang merusak moral dan bersifat mudhorat.

    D. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pergerakan Indeks Harga Saham

    Harga saham selalu mengalami fluktuaktif, pergerakan baik kenaikan maupun

    penurunan harga saham. Harga saham di pasar modal dipengaruhi oleh

    permintaan dan penawaran terhadap saham tersebut. Semakin banyak orang

    22 http://syariah.ojk.go.id/pengenalan_produk_syariah.html, (diakses: 30 Januari 2017).23 Nurul Huda dan Mustofa Edwin Nasution, Investasi Pada Pasar Modal Syariahi, (Jakarta:Kencana Prenada, 2001),hlm. 24

  • membeli suatu saham, maka harga saham tersebut cenderung mengalami

    kenaikan. Demikian sebaliknya, apabila semakin banyak orang yang menjual

    saham suatu perusahaan, maka harga saham perusahaan tersebut akan cenderung

    mengalami penurunan. Fluktuasi harga saham juga dipengaruhi oleh beberapa

    situasi dan kondisi, baik itu dari segi mikro ekonomi maupun makro ekonomi

    serta situasi lainnya. Faktor yang mempengaruhi harga saham tersebut adalah:24

    1. Kebijakan perusahaan dalam memutuskan untuk ekspansi (perluasan usaha),

    seperti membuka kantor cabang baru (brand office) dan kantor cabang

    pembantu (sub-brand office), baik yang dibuka di domestik maupun luar

    negeri.

    2. Pergantian direksi secara tiba-tiba.

    3. Adanya direksi atau pihak komisaris perusahaan yang terlibat tindak pidana

    dan kasusnya sudah masuk ke pengadilan.

    4. Kinerja perusahaan yang terus mengalami penurunan dalam setiap waktunya.

    5. Risiko sistematis, yaitu suatu bentuk risiko yang terjadi secara menyeluruh

    dan telah ikut menyebabkan perusahaan ikut terlibat.

    6. Efek dari psikologi pasar yang ternyata mampu menekan kondisi teknikal jual

    beli saham

    7. Kondisi mikro dan makro ekonomi.

    Sementara dalam teori lain dijelaskan secara lebih lengkap bahwa faktor-

    faktor yang mempengaruhi harga saham adalah:25

    24 Irham Fahmi, Manajemen Investasi Teori dan Soal Jawab, (Jakarta: Penerbit Salemba Empat,2012), hlm. 8925 Alwi Iskandar Z, Pasar Modal, Teori, dan Aplikasi, (Jakarta: Nasindo Internusa, 2003), hlm. 87

  • 1. Faktor Internal

    a. Pengumuman pendanaan (financing announcements), berhubungan dengan

    ekuitas dan hutang.pengumuman badan direksi manajemen (management

    board of director announcements) seperti perubahan dan pergantian

    direktur, manajemen dan struktur organisasi.

    b. Pengumuman pengambilan alih diversifikasi, seperti laporan marger,

    invetasi ekuitas, laporan take over oleh pengakuisisian dan diakuisisi.

    c. Pengumuman laporan keuangan perusahaan, seperti peramalan laba

    sebelum akhir tahun fiskal dan setelah akhir tahun fiskal, Earnig Per

    Share (EPS), Deviden Per Share (DPS), Price Earning Ratio (PER), Net

    Profit Margin (NPM), Return On Asset (ROA) dan lain-lain.

    2. Faktor Eksternal

    a. Pengumuman dari pemerintah, seperti perubahan suku bunga tabungan dan

    deposito, kurs valuta asing, inflasi, serta berbagai regulasi dan deregulasi

    ekonomi yang dikeluarkan pemerintah.

    b. Pengumuman industry sekuritas (Securities Announcement) seperti laporan

    pertemuan tahunan, insider trading, volume atau harga saham

    perdagangan, pembatasan atau penundaan trading.

    c. Gejolak politik dalam negeri dan fluktuasi nilai tukar juga merupakan

    faktor yang akan berpengaruh signifikan pada terjadinya pergerakan saham

    di Bursa Efek di suatu negara.

    d. Berbagai isu baik dalam maupun luar negeri.

  • E. Hukum Jual Beli Saham

    Aktivitas jual beli saham di pasar modal dilaksanakan pada pasar sekunder

    dan pasar perdana. Pada pasar perdana, seseorang yang melakukan transaksi

    bertujuan menginvestasikan dananya dalam jangka waktu yang lama untuk

    mendapatkan deviden. Sedangkan pada pasar sekunder seseorang melakukan

    transaksi jual beli saham dalam rangka untuk mendapatkan capital gain. Jual beli

    saham sama halnya seperti mudharabah, yang mana mudharabah adalah bentuk

    organisasi bisnis yang di dalamnya seseorang memberi modal kepada orang lain

    untuk berbisnis lalu keduanya membagi laba dengan bagian masing-masing sesuai

    kesepakatan (akad). Pemasok modal disebut shahibul mal (investor) dan

    pengelola dana disebut mudharib (emiten).26

    Adapun hukum dalam jual beli saham yang dilandaskan berdasarkan dalil-

    dalill Alquran dibeberapa surat. Pada surat Al-baqarah ayat 275 yang berbunyi

    “…Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba...”27. Dan pada

    surat Al-baqarah ayat 278 yang berbunyi “…Hai orang-orang beriman,

    bertakwalah kapada Allah dan tinggalkan sisa riba jika kamu orang yang

    beriman…”28. Dari dua ayat tersebut dapat disimpulkan bahwa setiap aktivitas

    muamalah atau transaksi jual beli saham yang mengandung unsur ribawi di

    dalamnya hukumnya adalah haram dan sebagai umat yang beriman harus

    meninggalkannya.

    26 Muhammad Sharif Chaudry, Sistem Ekonomi Islam Prinsip Dasar, (Jakarta: Kencana PrenadaMedia Group, 2012), hlm. 20927 Q.S. Al-baqarah [2] : 275. Alquran dan Terjemahnya.28 Q.S. Al-baqarah [2] : 278. Alquran dan Terjemahnya.

  • Dalam aktivitas jual beli islam mengajarkan untuk melakukan akad atau

    perjanjian agar tidak ada pihak yang dirugikan dan melarang setiap aktivitas

    muamalah dengan jalan yang batil. Perintah itu tertuang dalam surat Al-maidah

    ayat 1 yang berbunyi “...Hai orang-orang beriman, Tunaikanlah akad-akad

    itu...”29 dan An-nisa ayat 29 yang berbunyi “...Hai orang-orang beriman!

    Janganlah kalian memakan atau mengambil harta orang lain secara batil, kecuali

    jika berupa perdagangan yang dilandasi atas sukarela di antara kalian...”30

    Berdasarkan dalil-dalil diatas, jual beli saham akan menjadi haram apabila

    terdapat unsur riba didalamnya, sebab riba dalam bentuk apapun dilarang dalam

    hukum Allah swt. Selain itu, dalam bermuamalah umat diperintahkan untuk

    melakukan akad-akad atau perjanjian-perjanjian yang disepakati antara penjual

    dan pembeli serta tidak mengambil harta melalui jalan yang batil seperti

    melakukan praktek spekulasi dalam jual beli saham.

    F. BI Rate

    1. Definisi Dan Fungsi BI Rate

    BI Rate adalah suku bunga kebijakan yang mencerminkan sikap atau stance

    kebijakan moneter yang ditetapkan oleh bank Indonesia dan diumumkan kepada

    publik. BI Rate diumumkan oleh Dewan Gubernur Bank Indonesia setiap Rapat

    Dewan Gubernur bulanan dan diimplementasikan pada operasi moneter yang

    dilakukan Bank Indonesia melalui pengelolaan likuiditas (liquidity management)

    di pasar uang untuk mencapai sasaran operasional kebijakan moneter. Sasaran

    29 Q.S. Al-maidah [5] : 1, Alquran dan Terjemahnya.30 Q.S. An-nisa [4] : 29, Alquran dan Terjemahnya.

  • operasional kebijakan moneter dicerminkan pada perkembangan suku bunga Pasar

    Uang Antar Bank Overnight (PUAB O/N). Pergerakan di suku bunga PUAB ini

    diharapkan akan diikuti oleh perkembangan di suku bunga deposito, dan pada

    gilirannya suku bunga kredit perbankan. Dengan mempertimbangkan pula faktor-

    faktor lain dalam perekonomian, Bank Indonesia pada umumnya akan menaikkan

    BI Rate apabila inflasi ke depan diperkirakan melampaui sasaran yang telah

    ditetapkan, sebaliknya Bank Indonesia akan menurunkan BI Rate apabila inflasi

    ke depan diperkirakan berada di bawah sasaran yang telah ditetapkan.

    Bank Indonesia melakukan penguatan kerangka operasi moneter dengan

    memperkenalkan suku bunga acuan atau suku bunga kebijakan baru yaitu BI 7-

    Day Repo Rate, yang akan berlaku efektif sejak 19 Agustus 2016. Selain BI Rate

    yang digunakan saat ini, perkenalan suku bunga kebijakan yang baru ini tidak

    mengubah stance kebijakan moneter yang sedang diterapkan. Dalam prosesnya

    jadwal penentuan atau penetapan respons (stance) kebijakan moneter dilakukan

    setiap bulan melalui mekanisme RDG Bulanan dengan cakupan materi bulanan.

    a. Respon kebijakan moneter (BI Rate) ditetapkan berlaku sampai dengan RDG

    berikutnya

    b. Penetapan respon kebijakan moneter (BI Rate) dilakukan dengan

    memperhatikan efek tunda kebijakan moneter (lag of monetary policy) dalam

    memengaruhi inflasi.

  • c. Dalam hal terjadi perkembangan di luar prakiraan semula, penetapan stance

    Kebijakan Moneter dapat dilakukan sebelum RDG Bulanan melalui RDG

    Mingguan.31

    G. Inflasi

    1. Definisi Inflasi

    Inflasi erat kaitannya dengan penurunan kemampuan daya beli, baik dalam

    ruang lingkup individu maupun perusahaan. Dalam beberapa definisi, inflasi

    merupakan suatu kenaikan harga yang terus menerus dari barang-barang dan jasa

    secara umum.32 Harga suatu komoditas atau barang dapat dikatakan naik jika

    menjadi lebih tinggi daripada harga pada periode sebelumnya. Tujuan jangka

    panjang pemerintah Indonesia adalah menjaga agar tingkat inflasi yang berlaku

    berada pada tingkat yang sangat rendah.33

    Gangguan utama terhadap inflasi adalah adanya perubahan pada keseluruhan

    akan demand terhadap barang maupun jasa oleh pengguna dalam ekonomi.

    Perubahan pada investasi, pengeluaran pemerintah, atau ekspor yang dapat

    mengubah permintaan agregat dan mendorong output yang lebih besar. Dalam

    dunia investasi, inflasi sangat berpengaruh terlihat dari setiap terjadi kenaikan atau

    penurunan angka inflasi akan mempengaruhi otoritas moneter dalam membuat

    kebijakan yang pada akhirnya akan mempengaruhi investor dalam penempatan

    dana investasinya.

    31 http://www.bi.go.id/id/moneter/bi-rate/penjelasan/Contents/Default.aspx. (diakses 30 Januari2017).32 Iswandono Sp, Uang dan Bank, (Yogyakarta: BPFE, 1996), hlm. 21433 Sadono Sukirno, Makro Ekonomi: Teori Pengantar Edisi Ke III, (Jakarta: PT. Raja GrafindoPersada, 2010), hlm. 333

  • Inflasi yang tinggi dapat memberikan dampak negatif kepada kondisi sosial

    ekonomi masyarakat, dampak tersebut adalah:34

    a. Menyebabkan pendapatan riil masyarakatakan terus menurun sehingga

    standar hidup dari masyarakat turun.

    b. Inflasi yang tidak stabil akan menciptakan ketidakpastian bagi pelaku

    ekonomi dalam mengambil keputusan. Inflasi yang tidak stabil akan

    menyulitkan masyarakat dalam melakukan aktivitas konsumsi, investasi dan

    produksi hingga pada akhirnya menurunkan pertumbuhan ekonomi.

    c. Tingkat inflasi domestik yang lebih tinggi dibanding dengan inflasi di negara

    tetangga menjadikan tingkat bunga domestik riil menjadi tidak komprehensif

    sehingga dapat memberikan tekanan pada nilai rupiah.

    Inflasi yang tinggi dan berlebihan akan berdampak negatif tehadap pasar

    modal, yaitu dengan turunnya harga-harga saham sebagai cerminan imbal hasil

    perusahaan dan akibat lainnya akan menurunkan dividen pemegang saham.inflasi

    yang stabil merupakan syarat yang mendasar dalam mencapai pertumbuhan

    ekonomi yang berkelanjutan.

    2. Macam-macam Inflasi

    a. Berdasarkan Ukuran Inflasi

    Macam-macam inflasi berdasarkan ukuran dibagi dalam tiga kategori

    utama:35

    a) Inflasi Ringan

    34 Sujoko, Analisis Pengaruh Suku Bunga, Inflasi, Kurs Mata Uang, IHSG Dan Dana KelolaanTerhadap Imbal Hasil Reksadana Saham, Jurnal Ilmu Ekonomi dan Manajemen Volume 5 No 2,(Surabaya: Fakultas Ekonomi dan Program Pascasarjana Universitas 17 Agustus 1945, 2009), hlm.143(tidak diterbitkan)35 Sadono Sukirno, Pengantar Teori Makro Ekonomi, (Jakarta: Rajawali Pers , 2004), hlm. 337

  • Inflasi ringan adalah tingkat inflasi yang berada dibawah 10% dalam

    periode satu tahun.

    b) Inflasi Sedang

    Inflasi sedang, adalah tingkat inflasi yang berada antara 10-30% dalam

    periode satu tahun. Inflasi ini biasanya ditandai dengan naiknya harga-

    harga secara cepat dan relatif besar. Angka inflasi pada kondisi ini biasa

    disebut inflasi dua digit.

    c) Inflasi Berat

    Inflasi berat, adalah tingkat inflasi yang berada antara 30-100% dalam

    periode satu tahun. Dalam kondisi ini harga-harga secara umum naik dan

    berubah.

    d) Inflasi Tinggi (Hyperinflation)

    Inflasi tinggi (Hyperinflation), adalah tingkat inflasi yang berkisar lebih

    dari 100% dalam periode satu tahun. Pada konidisi ini masyarakat tidak

    ingin menyimpan uang, dikarenakan nilainya yang sangat merosot tajam.

    b. Berdasarkan Penyebab dan Sumber Inflasi

    Berdasarkan penyebabnya, umumnya inflasi dibedakan menjadi tiga

    bentuk, yaitu:36

    a) Demand Pull Inflation

    Inflasi ini timbul karena adanya permintaan keseluruhan yang tinggi di

    satu pihak. Di pihak lain, kondisi produksi telah mencapai kesempatan

    kerja penuh (full employment), akibatnya adalah sesuai dengan hukum

    36 Iskandar Putong, Pengaruh Ekonomi Mikro dan Makro, Edisi Kedua, (Jakarta: Ghalia Indonesia,2002), hlm. 260

  • permintaan, bila permintaan banyak sementara penawaran tetap maka

    harga akan naik. Oleh karena itu, untuk mengatassinya diperlukan adanya

    pembuka kapasitas produksi baru dengan penambahan tenaga kerja baru.

    b) Cost Push Inflation

    Inflasi ini disebabkan oleh turunnya produksi karena naiknya biaya

    produksi. Akibat naiknya biaya produksi, maka dua hal yang bisa

    dilakukan oleh produsen adalah langsunng menaikkan harga produknya

    dengan jumlah penawaran yang sama atau harga produknya naik (karena

    tarik menarik permintaan dan penawaran) karena penurunan jumlah

    produksi.

    c) Inflasi Dari Dalam Negeri (Domestic Inflation)

    Infasi yang timbul karena adanya defisit pembiayaan dan belanja negara

    yang terlihat pada anggaran dan belanja negara. Untuk mengatasinya

    biasanya pemerintah mencetak uang baru.

    d) Inflasi Dari Luar Negeri

    Inflasi ini disebabkan karena negara-negara yang menjadi mitra dagang

    suatu negara mengalami inflasi yang tinggi.perlu diketahui bahwa harga-

    harga barang dan juga ongkos produksi relatif mahal sehingga bila

    terpaksa nagara lain harus mengimpor barang tersebut maka harga jualnya

    di dalam negeri tentu saja bertambah mahal.

  • H. Nilai Tukar Rupiah

    1. Definisi Nilai Tukar Rupiah

    Nilai tukar uang atau kurs mata uang adalah catatan harga pasar dari mata

    uang asing dalam harga mata uang domestik, yaitu harga mata uang domestik

    dalam mata uang asing.37 Nilai tukar uang merepresentasikan tingkat harga

    pertukaran dari satu mata uang ke mata uang yang lain dan digunakan dalam

    berbagai transaksi, termasuk investasi. Dalam banyak kasus, merosotnya nilai

    tukar rupiah dapat menyebabkan menurunya permintaan masyarakat terhadap

    mata uang rupiah kerena menurunnya peran perekonomian nasional atau karena

    meningkatnya permintaan mata uang asing sebagai alat pembayaran internasional.

    Jika semakin kuat kurs rupiah menggambarkan kinerja di pasar uang semakin

    menunjukkan perbaikan dan nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing

    mempunyai pengaruh negatif terhadap ekonomi dan pasar modal.

    Definisi lain menyebutkan nilai tukar mata uang asing adalah harga satuan

    uang dalam satuan mata uang negara lain. Nilai tukar valuta asing ditentukan

    dalam pasar pasar valuta asing, yaitu pasar tempat berbagai mata uang yang

    berbeda diperdagangkan.38 Kurs merupakan salah satu harga yang terpenting

    dalam perekonomian terbuka mengingat pengaruh yang demikian besar bagi

    neraca transaksi berjalan maupun variabel-variabel makro ekonomi yang lain.

    Ada dua pendekatan yang digunakan dalam menentukan nilai tukar mata

    uang, yaitu pendekatan moneter dan pendekatan pasar. Dalam pendekatan

    37 Adiwarman Karim, Ekonomi Makro Islami, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2008), hlm. 15738 Samuel dan Nordhaus, Ilmu Makroekonomi, Edisi Tujuh Belas, (Jakarta: PT. Media GlobalEdukasi, 2004), hlm. 306

  • moneter, nilai tukar mata uang didefinisikan sebagai harga dimana mata uang

    asing diperjualbelikan terhadap mata uang domestik dan harga tersebut

    berhubungan dengan permintaan dan penawaran uang.

    Naik turunnya nilai tukar mata uang bisa terjadi dengan berbagai cara, bisa

    dengan cara yang dilakukan secara resmi olehh pemerintah suatu negara yang

    menganut sistem managed floating exchange rate, atau bisa juga karena tarik

    menariknya kekuatan-kekuatan penawaran dan permintaan di dalam pasar (market

    mechanism). Kurs merupakan salah satu alat pengukur yang digunakan untuk

    menilai keteguhan suatu ekonomi. Kurs valuta asing menunjukkan harga atau nilai

    mata uang suatu negara yang dinyatakan dalam nilai mata uang negara lain.

    Dengan kata lain, kuars adalah banyaknya uang domestik yang diperlukan untuk

    membeli atau memperoleh satu unit valuta asing tertentu.39

    2. Jenis-jenis Nilai Tukar

    a. Kurs Tetap (Fix Exchange Rate)

    Kurs tetap merupakan sistem nilai tukar dimana pemegang otoritas

    moneter tertinggi suatu negara (Central Bank) menetapkan nilai tukar

    dalam negeri terhadap negaara lain yang dietapkan pada tingkat tertentu

    tanpa melihat aktivitas penawaran dan permintaan di pasar uang.

    b. Kurs Mengambang Terkendali (Managed Floating Exchange Rate)

    Penetapan kurs ini tidak sepenuhnya terjadi dari aktivitas pasar valuta.

    Dalam hal ini masih ada campur tangan pemerintah melalui alat ekonomi

    39 Sadono Sukirno, Makro Ekonomi Teori Pengantar, Edisi Ke-3, (Jakarta: PT. Raja GrafindoPersada, 2004), hlm. 397

  • moneter dan fiskal yang ada. Jadi dalam pasar valuta ini tidak murni

    berasal dari permintaan dan penawaran uang.

    c. Kurs Mengambang Bebas (Free Floating Rate)

    Kurs mengambang bebas merupakan suatu sistem ekonomi yang ditujukan

    bagi suatu negara yang perekonomiannya sudah mapan. Sistem nilai tukar

    ini akan menyerahkan seluruhnya kepada pasar untuk mencapai kondisi

    equilibrium yang sesui dengan kondisi internal dan eksternal. Jadi sistem

    nilai tukar ini hampir tidak ada campur tangan pemerintah.40

    I. Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS)

    1. Definisi Sertfikat Bank Indonesia Syariah (SBIS)

    Keberadaan SBI sebagai instrumen kebijakan moneter memiliki tingkat

    keberhasilan yang signifikan. Akan tetapi SBI dengan sistem diskontonya tentu

    saja membuat bank syariah tidak dapat ikut serta dalam upaya pengendalian

    jumlah uang beredar tersebut. Untuk itu, kemudian Bank Indonesia menyiapkan

    instrumen lain berupa Sertifikat Wadiah Bank Indnesia. Akan tetapi, karakteristik

    dasarnya yang berprinsip wadiah rupanya kurang efektif . Maka dari itu, untuk

    meningkatkan efektifitas pengendalian moneter, maka Bank Indonesia

    menyiapkan sebuah instrumen yang bernama Sertifikat Bank Indonesia Syariah

    (SBIS). Menurut Peraturan Bank Indonesia Nomor 10/11/PBI tanggal 31 Maret

    2008 tentang Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) adalah surat berharga

    berdasarkan Prinsip Syariah berjangka waktu pendek dalam mata uang rupiah

    40 http://forum.kompas.com/ekonomi-umum/312522-sistem-nilai-tukar-dan-aliran-modal-pasar-keuangan-global.html. (diakses: 31 Januari 2017).

  • yang diterbitkan oleh Bank Indonesia.41 SBIS tentu saja tidak menggunakan

    sistem diskonto. Akad yang dapat digunakan dalam SBIS adalah akad

    Mudharabah (Muqaradhah)/Qiradh, Musyarakah,, Ju'alah, Wadi'ah, Qardh, dan

    Wakalah. Dari keenam akad di atas, yang saat ini telah digunakan hanyalah SBIS

    berdasarkan akad Ju’alah42. Ju’alah adalah janji atau komitmen (iltizam) untuk

    memberikan imbalan (reward/iwadh//ju’l) tertentu atas pencapaian hasil (natijah)

    yang ditentukan dari suatu pekerjaan.43

    2. Karakteristik SBIS saat ini adalah:44

    a. Menggunakan akad Ju’alah namun, berdasarkan fatwa DSN-MUI, SBI

    Syariah juga dapat diterbitkan dengan menggunakan akad mudharabah,

    musyarakah, wadiah, qardh, dan wakalah).

    b. Bersatuan unit sebesar Rp1.000.000

    c. Berjangka waktu paling kurang satu bulan dan paling lama 12 bulan,

    d. Diterbitkan tanpa warkat (scripless)

    e. Dapat diagunkan kepada Bank Indonesia,

    f. Tidak dapat diperdagangkan di pasar sekunder (non-negotiable).

    Seperti halnya SBI, SBIS adalah juga instrumen Bank Indonesia untuk

    operasi pasar terbuka, utamanya melalui mekanisme perbankan syariah.

    41 BAB I Ketentuan Umum, Pasal 1 Ayat 4, Peraturan Bank Indonesia Nomor : 10/ 11 /PBI/2008Tentang Sertifikat Bank Indonesia Syariah.42 Pasal 3, Penjelasan Bank Indonesia Nomor : 10/ 11 /PBI/2008 Tentang Sertifikat Bank IndonesiaSyariah.43 Bab III Akad Dan Karakteristik SBIS Pasal 3, Peraturan Bank Indonesia Nomor : 10/ 11 /PBI/2008Tentang Sertifikat Bank Indonesia Syariah.44 Ibid., Pasal 4, Peraturan Bank Indonesia Nomor : 10/ 11 /PBI/2008 Tentang Sertifikat BankIndonesia Syariah.

  • Mekanisme penerbitan SBIS adalah lewat cara lelang. Pihak yang dapat

    diikutsertakan dalam proses pelelangan SBIS adalah sebagai berikut:45

    a. Bank Umum Syariah (BUS) atau Unit Usaha Syariah (UUS) atau pialang

    yang bertindak untuk dan atas nama BUS/UUS,

    b. BUS atau UUS, baik sebagai peserta langsung maupun peserta tidak

    langsung, wajib memenuhi persyaratan Financing to Deposit Ratio (FDR)

    yang ditetapkan Bank Indonesia.

    Bank Indonesia memberikan imbalan terhadap SBIS yang diterbitkan.

    Sedangkan hasil dari transaksi lelang SBIS dapat dibatalkan dengan cara sebagai

    berikut:46

    a. Hasil lelang SBIS dapat dibatalkan oleh Bank Indonesia.

    b. Transaksi SBIS (setelmen lelang SBIS, setelmen first leg Repo SBIS, dan

    setelmen second leg Repo SBIS) dinyatakan batal apabila saldo rekening

    giro dan saldo rekening surat berharga BUS atau UUS di Bank Indonesia

    tidak mencukupi.

    Akad pada SBIS yang digunakan saat ini adalah Ju’alah. Akad Ju’alah

    adalah janji atau komitmen untuk memberikan imbalan tertentu atas pencapaian

    hasil yang ditentukan dari suatu hasil pekerjaan.47 Adapun rukun dan syarat

    sahnya Ju’alah adalah sebagai berikut:48

    a. Rukun Ju’Alah:

    45 BAB V Mekanisme Penerbitan Pasal 6, Peraturan Bank Indonesia Nomor : 10/ 11 /PBI/2008Tentang Sertifikat Bank Indonesia Syariah.46 Pasal 8, Penjelasan Bank Indonesia Nomor : 10/ 11 /PBI/2008 Tentang Sertifikat Bank IndonesiaSyariah.47 Ibid., Pasal 3.48 Fatwa DSN MUI NO: 62/DSN-MUI/XII/2007 Tentang Ketentuan Rukun dan Syarat Sah SertifikatBank Indonesia Syariah Ju’alah.

  • a) Sighat, hendaknya kalimat itu mengandung arti izin kepada yang akan

    bekerja juga tidak ditentukan waktunya.

    b) Ja’il, yaitu pihak yang berjanji akan memberikan imbalan tertentu dari

    hasil pencapaian atas suatu pekerjaan yang telah dijanjikan sebelumnya.

    c) Maj’ulah adalah orang yang melaksanakan akad Ju’alah.

    d) Maj’ulaih adalah pekerjaan yang dilaksanakan.

    e) Upah.

    b. Syarat Sah Akad Ju’Alah:

    a) Orang yang menjanjikan hadiah atau upah harus orang yang cakap untuk

    melakukan tindakan hukum. Yaitu: baliqh, berakal, dan cerdas.

    b) Objek Ju’alah harus berupa pekerjaan yang tidak dilarang oleh syariah.

    c) Upah atau hadiah yang dijanjikan harus terdiri dari sesuatu yang berharga

    atau bernilai dan harus jelas juga nilainya.

    d) Ijab harus disampaikan dengan jelas oleh pihak yang menjanjikan upah

    walaupun tanpa ucapan qabul dari pihak yang melaksanakan pekerjaan.

    e) Pekerjaan yang mengharapkan hasilnya itu harus mengandung manfaat

    yang jelas dan boleh di manfaatkan menurut hukum syar’i.

    Dalam SBIS Ju’alah, Bank Indonesia bertindak bertindak sebagai ja’il

    (pemberi pekerjaan) dan Bank Syariah bertindak sebagai maj’ullah (penerima

    pekerjaan) dan objek Ju’alah (mahall al-aqd) adalah partisipasi Bank Syariah

    untuk membantu tugas Bank Indonesia dalam pengendalian moneter melalui

    penyerapan likuiditas dari masyarakat dan menempatkannya di Bank Indonesia

    dalam jumlah dan jangka waktu tertentu.

  • Dalam hal supaya akad ini menjadi sah, rukun dan syarat Ju’alah pun harus

    dipenuhi atas beberapa ketentuan-ketentuan akad. Ketentuan tersebut adalah

    sebagai berikut:49

    a. SBIS Ju’alah sebagai instrumen moneter boleh diterbitkan untuk

    pengendalian moneter dan pengelolaan likuiditas perbankan syariah.

    b. Dalam SBIS Ju’alah, Bank Indonesia bertindak sebagai ja’il (pemberi

    pekerjaan); Bank Syariah bertindak sebagai maj’ul lah (penerima pekerjaan);

    dan objek Ju’alah (mahall al-aqd) adalah partisipasi bank syariah untuk

    membantu tugas Bank Indonesia dalam pengendalian moneter melalui

    penyerapan likuiditas dari masyarakat dan menepatkannya di Bank Indonesia

    dalam jumlah dan jangka waktu tertentu.

    c. Bank Indonesia dalam operasi moneternya melalui penertiban SBIS

    mengumumkan target penyerapan likuiditas kepada bank-bank syariah

    sebagai upaya pengendalian moneter dan menjanjikan imbalan

    (reward/iwadh/ju’l) tertentu bagi yang turut berpartisipasi dalam

    pelaksanaannya.

    Adapun ketentuan hukum dari SBIS Ju’alah adalah sebagai berikut:50

    a. Bank Indonesia wajib memberikan imbalan (reward/iwadh/ju’l) yang telah

    dijanjikan kepada Bank Syariah yang telah membantu Bank Indonesia dalam

    upaya pengendalian moneter dengan cara menempatkan dana di Bank

    Indonesia dalam jangka waktu tertentu, melalui "pembelian" SBIS Ju'alah.

    49 Fatwa DSN MUI NO: 64/DSN-MUI/XII/2007 Tentang Ketentuan Akad dan Ketentuan hukumSertifikat Bank Indonesia Syariah Ju‟alah.50 Fatwa DSN MUI NO: 64/DSN-MUI/XII/2007 Tentang Ketentuan Akad dan Ketentuan hukumSertifikat Bank Indonesia Syariah Ju‟alah.

  • b. Dana Bank Syariah yang ditempatkan di Bank Indonesia melalui SBIS adalah

    wadi’ah amanah khusus yang ditempatkan dalam rekening SBIS Ju’alah,

    yaitu titipan dalam jangka waktu tertentu berdasarkan kesepakatan atau

    ketentuan Bank Indonesia, dan tidak dipergunakan oleh Bank Indonesia

    selaku penerima titipan, serta tidak boleh ditarik oleh Bank Syariah sebelum

    jatuh tempo.

    c. Dalam hal Bank Syariah selaku pihak penitip dana (mudi’) memerlukan

    likuiditas sebelum jatuh tempo, ia dapat me-repokan SBIS Ju’alah -nya dan

    Bank Indonesia dapat mengenakan denda (gharamah) dalam jumlah tertentu

    sebagai ta'zir.

    d. Bank Indonesia berkewajiban mengembalikan dana SBIS Ju’alah kepada

    pemegangnya pada saat jatuh tempo.

    e. Bank syariah hanya boleh atau dapat menempatkan kelebihan likuiditasnya

    pada SBIS Ju’alah sepanjang belum dapat menyalurkannya ke sektor rii

    SBIS Ju’alah merupakan instrumen moneter yang tidak dapat diperjualbelikan

    (non tradeable) atau dipindahtangankan, dan bukan merupakan bagian dari

    portofolio investasi bank syariah.

  • J. Penelitian Terdahulu

    Beberapa penelitian terdahulu tentang pengaruh variabel makto ekonomi

    terhadap kinerja indeks harga saham menunjukan hasil yang berbeda-beda.

    Penelitian sebelumnya merupakan kumpulan beberapa hasil penelitian yang telah

    dilakukan oleh peneliti terdahulu yang ada kaitannya terhadap penelitian yang

    akan dilakukan ini. Hasil – hasil dari penelitian sebelumnya ini dapat dijadikan

    bahan referensi untuk penelitian yang akan dilakukan ini. Dari beberapa penelitian

    terdahulu disajikan secara tersusun seperti berikut ini:

    1. Pengaruh Variabel Makroekonomi Terhadap Indeks Harga Saham: Studi

    Kasus IHSG Periode Januari 2006 – Desember 2010. Berdasarkan hasil dari

    penelitian ini, disimpulkan bahwa jangka pendek variabel GDP dan inflasi

    tidak berpengaruh terhadap harga saham. Sedangkan suku bunga SBI dan

    kurs rupiah terhadap dollar AS berpengaruh terhadap harga saham IHSG.

    Dalam jangka panjang, GDP tidak berpengaruh terhadap pergerakan IHSG,

    namun inflasi, suku bunga SBI, dan kurs rupiah terhadap dollar AS

    berpengaruh terhadap harga saham.51

    2. Analisis Pengaruh Inflasi Dan Nilai Tukar Rupiah Terhadap Indeks Harga

    Saham Gabungan Studi Kasus: 5 Negara Asean Periode 2006 – 2011. Dalam

    penelitian ini menyimpulkan bahwa secara simultan semua variabel

    independen berpengaruh secara signifikan terhadap indeks harga saham

    gabungan di lima negara ASEAN pada periode penelitian tahun 2006 – 2011.

    Secara parsial, inflasi dan nilai tukar rupiah sama-sama berpengaruh negatif

    51 Slamet Widodo, Pengaruh Variabel Makroekonomi Terhadap Indeks Harga Saham: StudiKasus IHSG Periode Januari 2006 – Desember 2010, Skripsi, (Jakarta: Fakultas Ekonomi danBisnis UIN Syarif Hidayatullah, 2011), hlm. 115 (tidak diterbitkan)

  • dan signifikan terhadap indeks harga saham gabungan di lima negara di

    ASEAN.52

    3. Analisis Pengaruh Inflasi, Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS), Dan

    Jumlah Uang Beredar (JUB) Terhadap Indeks Syariah Yang Terdaftar Di

    Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI). Dalam penelitian yang menggunakan

    regresi berganda ini peneliti menyimpulkan bahwa inflasi tidak berpengaruh

    terhadap indeks syariah.53

    4. Pengaruh Inflasi Dan Nilai Tukar Rupiah Terhadap Harga Saham Index

    Saham Syariah Indonesia (ISSI) Periode Juli 2011 – Juni 2014. Penelitian ini

    menyimpulkan bahwa terjadi hubungan positif antara inflasi dan nilai tukar

    rupiah terhadap harga saham ISSI yang artinya apabila inflasi turun maka

    harga ISSI akan naik, namun posisi mata uang rupiah menguat terhadap mata

    uang asing maka harga saham ISSI akan terdongkrak naik.54

    5. Dalam penelitian yang berjudul Pengaruh Kurs Rupiah Terhadap Indeks

    Harga Saham (Studi Pada Indeks Saham Syariah Indonesia Periode 2011-

    2013), kurs rupiah berpengaruh signifikan secara parsial terhadap indeks

    harga saham Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) periode 2011-2013.

    52 Finesya Mauli Margakarta, Analisis Pengaruh Inflasi Dan Nilai Tukar Rupiah Terhadap IndeksHarga Saham Gabungan Studi Kasus: 5 Negara Asean Periode 2006 – 2011, Skripsi, ( Jakarta:Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah, 2014), hlm. 112-113 (tidak diterbitkan)53 Dimas Prabowo, Analisis Pengaruh Inflasi, Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS), Dan JumlahUang Beredar (JUB) Terhadap Indeks Syariah Yang Terdaftar Di Indeks Saham Syariah Indonesia(ISSI), Skripsi, (Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah, 2013), hlm. 72-73(tidak diterbitkan)54 Ditha Fitria Syari, Pengaruh Inflasi Dan Nilai Tukar Rupiah Terhadap Harga Saham Index SahamSyariah Indonesia (ISSI) Periode Juli 2011 – Juni 2014, Skripsi, (Palembang: Fakultas Ekonomi danBisnis Islam UIN Raden Fatah, 2015), hlm. 75 (tidak diterbitkan)

  • Pengaruh signifikan kurs rupiah terhadap indeks harga saham ISSI adalah

    positif.56

    6. Dalam penelitian yang berjudul Analisis Pengaruh Variabel Makroekonomi

    Terhadap Indeks Saham Syariah Indonesia. Menyimpulkan bahwa tingkat

    inflasi memiliki hubungan yang negatif terhadap Indeks Saham Syariah

    Indonesia. sementara tingkat suku bunga BI memiliki pengaruh positif

    terhadap Indeks Saham Syariah Indonesia.57

    7. Dalam penelitian yang berjudul Analisis Pengaruh Inflasi, Suku Bunga, Nilai

    Tukar Rupiah, Dan Produk Domestik Bruto Terhadap Jakarta Islamic Index.

    Inflasi berpengaruh positif terhadap Jakarta Islamic Index, Suku bunga

    berpengaruh negatif terhadap Jakarta Islamic Index. Nilai tukar rupiah

    terhadap dollar Amerika berpengaruh negatif terhadap Jakarta Islamic Index.

    Produk Domestik Bruto berpengaruh positif terhadap Jakarta Islamic Index.

    Inflasi, suku bunga, nilai tukar rupiah dan produk domestik bruto secara

    simultan berpengaruh terhadap Jakarta Islamic Index.58

    8. Dalam penelitian yang berjudul Pengaruh Variabel Makroekonomi Terhadap

    Indeks Saham Syariah Di Indonesia: Model ECM. Menunjukkan bahwa

    56 Imam Dwi Saputra dan Leo Herlambang, Pengaruh Kurs Rupiah Terhadap Indeks Harga Saham(Studi Pada Indeks Saham Syariah Indonesia Periode 2011-2013), JESTT Vol. 1 No. 12, (Surabaya:Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga, 2014), hlm. 8 (tidak diterbitkan)57 Rowland Bismark Fernando Pasaribu dan Mikail Firdaus, Analisis Pengaruh VariabelMakroekonomi Terhadap Indeks Saham Syariah Indonesia, Jurnal Ekonomi & Bisnis Vol.7 No. 2,(Depok: Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma), hlm. 17 (tidak diterbitkan)58 Neny Mulyani, Analisis Pengaruh Inflasi, Suku Bunga, Nilai Tukar Rupiah, Dan Produk DomestikBruto Terhadap Jakarta Islamic Index, Jurnal Bisnis dan Manajemen Eksekutif Vol. 1 No. 1, artikel10, (Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Terbuka, 2014), hlm. 11 (tidak diterbitkan)

  • variabel BI Rate, Inflasi, dan Oil Price tidak berpengaruh signifikan terhadap Indeks Saham Syariah

    Indonesia, sementara untuk variabel Nilai Tukar Rupiah berpengaruh terhadap Indeks Saham Syariah Indonesia.59

    9. Pada penelitian dengan judul Analisis Dampak Variabel Makro Ekonomi

    Terhadap Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) menyimpulkan bahwa

    Variabel Inflasi dan Nilai Tukar IDR/USD mempunyai pengaruh negatif

    signifikan terhadap Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) sementara

    Variabel Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) dan Harga Minyak Dunia

    mempunyai pengaruh tidak signifikan terhadap Indeks Saham Syariah

    Indonesia (ISSI)60

    10. Analisis Pengaruh Nilai Tukar, Suku Bunga, Laju Inflasi Dan Pertumbuhan

    GDP Terhadap Indeks Harga Saham Sektor Properti (Kajian Empiris Pada

    Bursa Efek Indonesia Periode Pengamatan Tahun 2000-2008). Berdasarkan

    hasil penelitian, diketahui bahwa Nilai tukar, SBI, Inflasi dan pertumbuhan

    GDP secara simultan dapat mempengaruhi nilai resiko sistematis pada

    kelompok Properti. Jika dihitung secara parsial variabel Nilai tukar

    berpengaruh positif signifikan dan Inflasi berpengaruh negatif signifikan

    terhadap indeks harga saham sektor properti. Untuk Variabel SBI dan

    pertumbuhan GDP secara parsial tidak signifikan dalam mempengaruhi

    indeks Properti.61

    59 Yudhistira Ardana, Pengaruh Variabel Makroekonomi Terhadap Indeks Saham Syariah DiIndonesia: Model ECM, Jurnal Bisnis dan Manajemen, (Yogyakarta: STMIK Pringsewu, 2016), hlm.26 (tidak diterbitkan)60 Siti Aisiyah Suciningtias dan Rizki Khoiroh, Analisis Dampak Variabel Makro Ekonomi TerhadapIndeks Saham Syariah Indonesia (ISSI), Jurnal Vol.2 No.1, (Semarang: Universitas Islam SultanAgung, 2015), hlm. 410 (tidak diterbitkan)61 Achmad Ath Thobarry, Analisis Pengaruh Nilai Tukar, Suku Bunga, Laju Inflasi DanPertumbuhan GDP Terhadap Indeks Harga Saham Sektor Properti (Kajian Empiris Pada Bursa

  • K. Pengembangan Hipotesis

    1. Pengaruh BI Rate terhadap Indeks Harga Saham

    Gambar 2.1

    Ilustrasi Pengaruh BI Rate Terhadap Indeks Harga Saham

    Sumber: (N.Gregory Mankiw, Diolah 2017)

    Berdasarkan teori, harga saham diantaranya dipengaruhi oleh aktivitas makro

    ekonomi suatu negara. BI Rate yang merupakan bagian dari instrument moneter

    Bank Indonesia selaku Bank Sentral dalam dalam mengendalikan laju tingkat

    inflasi di Indonesia. BI Rate merupakan ukuran biaya modal yang harus

    dikeluarkan oleh pelaku usaha atau suatu perusahaan untuk menggunakan dana

    dari para investor, naiknya tingkat suku bunga dapat menarik perhatian investor

    untuk menyimpan uangnya di bank, tingkat suku bunga yang terlampau tinggi

    akan mempengaruhi aliran kas perusahaan, sehingga kesempatan-kesempatan

    untuk berinvestasi yang ada tidak akan menarik lagi.62 Dari penjelasan di atas,

    apabila terjadi kenaikan pada BI Rate maka akan memicu turunnya harga saham

    Efek Indonesia Periode Pengamatan Tahun 2000-2008), Tesis, (Semarang: UniversitasDiponegoro, 2009), hlm.80 (tidak diterbitkan)62 Mankiw N.Gregory, Makroekonomi, (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2007), hlm. 91

    BI Rate

    BI RateNaik

    BI RateTurun

    DepositoNaik

    InvestasiNaik

    PembelianSaham Turun

    Harga SahamNaik

    PenjualanSaham Turun

    Harga SahamTurun

  • dan penjualan saham yang sekaligus mampu memicu naiknya pembelian saham,

    namun jika BI Rate mengalami penurunan maka akan memicu naiknya harga

    saham dan penjualan saham yang sekaligus mampu memicu turunnya pembelian

    saham. Naik ataupun turunnya BI Rate akan berdampak pada naik turunnya harga

    saham serta aktvitas saham di pasar modal.

    Tabel 2.1

    BI Rate Berpengaruh Negatif Terhadap Indeks Harga Saham

    No. Peneliti Judul Hasil Persamaan Perbedaan1. Neny

    Mulyani(2014)

    AnalisisPengaruhInflasi,SukuBunga,NilaiTukarRupiah,DanProdukDomestikBrutoTerhadapJII.

    Inflasiberpengaruhpositif,Suku bungaberpengaruhnegatif,Nilai tukarrupiahberpengaruhnegatif danProdukDomestikBrutoberpengaruhpositifterhadap JII.

    Sama-samamenggunakanvariabel SukuBunga, Inflasi,dan NilaiTukar Rupiah.

    Penelitian inimenggunakanobjek danperiode yangberbeda sertapenelitian inimenggunakanvariabel PDB.

    Sumber: Dikumpulkan dari berbagai sumber (Diolah 2017)

    Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan hipotesis sebagai berikut:

    H1 : Diduga terdapat pengaruh negatif signifikan antara BI Rate terhadap harga

    saham Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI).

  • 2. Pengaruh Inflasi terhadap Indeks Harga Saham

    Gambar 2.2

    Ilustrasi Pengaruh Inflasi Terhadap Harga Saham

    Sumber: (Siti Aisiyah Suciningtias dan Rizki Khoiroh, Diolah 2017)

    Peningkatan inflasi mampu meningkatan biaya produksi lebih tinggi dari

    meningkatnya harga bahan baku dibandingkan peningkatan harga yang dapat

    ditetapkan oleh perusahaan. Hal tersebut mampu menurunkan profitabilitas

    perusahaan dengan asumsi penjualan tetap bahkan menurun dan meningkatkan

    risiko dalam melakukan investasi. Dimana menurunnya profitabilitas perusahaan

    merupakan berita kurang baik bagi perusahaan sebab para investor menilai bahwa

    berinvestasi di pasar modal bukan hal yang menarik dan lebih memiliki risiko

    yang lebih tinggi. Menurunya minat investor melakukan investasi dapat

    menyebabkan turunnya harga saham perusahaan serta dapat menurunkan indeks

    saham. Sedangkan ketika inflasi turun atau rendah hal tersebut mampu

    meningkatkan profitabilitas dimana biaya produksi berkurang sebab harga bahan

    baku murah serta harga penjualan yang tetap. Meningkatnya profitabilitas

    perusahaan akan berakibat meningkatnya harga saham perusahaan sebab banyak

    Inflasi

    InflasiTurun

    HargaSahamNaik

    InflasiNaik

    HargaSahamTurun

  • investor yang ingin berinvestasi pada perusahaan tersebut dan akan berakibat

    meningkatnya indeks saham.63

    Tabel 2.2

    Inflasi Berpengaruh Negatif Terhadap Indeks Harga Saham

    No. Peneliti Judul Hasil Persamaan Perbedaan1. Joko

    Susanto(2013)

    AnalisisPengaruhInflasi,TingkatSukuBunga (BIRate),JumlahUangBeredar(M2)TerhadapIndeksHargaSahamSyariahIndonesia .

    Inflasiberpengaruhnegatifsedangkan BIRate dan M2berpengaruhPositif.

    Sama-samamenggunakanvariabel inflasidan BI Ratedalampenelitiannya.

    Penelitian inimenggunakanvariabel M2serta periodedatanyaberbeda.

    Sumber: Dikumpulkan dari berbagai sumber (Diolah 2017)

    Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan hipotesis sebagai berikut:

    H2 : Diduga terdapat pengaruh negatif signifikan antara Inflasi terhadap harga

    saham Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI).

    63 Siti Aisiyah Suciningtias dan Rizki Khoiroh, Analisis Dampak Variabel Makro Ekonomi TerhadapIndeks Saham Syariah Indonesia (ISSI), Jurnal Vol.2 No.1, (Semarang: Universitas Islam SultanAgung, 2015), hlm. 402 (tidak diterbitkan)

  • 3. Pengaruh Nilai Tukar Rupiah terhadap Indeks Harga Saham

    Gambar 2.3

    Ilustrasi Pengaruh Nilai Tukar Rupiah Terhadap Indeks Harga Saham

    Sumber: (Siti Aisiyah Suciningtias dan Rizki Khoiroh, Diolah 2017)

    Nilai tukar rupiah terhadap dollar merupakan salah satu variabel yang mampu

    mempengaruhi pergerakan indeks harga saham pada pasar modal. Nilai tukar

    rupiah terhadap dollar yang mengalami depresiasi akan memberikan dampak yang

    berbeda bagi perusahaan – perusahaan dalam kategori perusahaan impor ataupun

    perusahaan ekspor. Perusahaan yang menggunakan bahan baku impor akan

    menanggung biaya yang lebih tinggi dari semula karena adanya pelemahan mata

    uang domestik, dengan adanya peningkatan biaya tentu akan mengurangi

    pendapatan perusahaan. Sama halnya pada perusahaan yang memiliki hutang

    dalam dollar tentu akan menanggung kewajiban pembayaran yang lebih besar.

    Apabila peningkatan biaya yang lebih tinggi dari pendapatan yang diterima maka

    profitabilitas perusahaan akan turun yang berakibat pada penurunan dividen yang

    akan diterima investor serta mengakibatkan turunnya harga saham. Dalam

    kategori perusahaan ekspor atau perusahaan yang memiliki piutang luar negeri,

    Kurs

    KursMelemah

    HargaSahamTurun

    KursMenguat

    HargaSahamNaik

  • nilai tukar yang mengalami depresiasi tentu akan mendapat dampak positif

    dimana tingkat ekspor akan meningkat. Meningkatnya ekspor tentu akan

    menambah profitabilitas pada perusahaan tersebut serta meningkatkan dividen

    yang diterima oleh investor. Tingginya dividen yang akan diterima tentunya akan

    menarik investor untuk berinvestasi serta akan meningkatkan harga saham dan

    indeks saham peruhasaan. Hal sebaliknya akan terjadi ketika nilai tukar rupiah

    mengalami apresiasi atau mengalami penguatan.64

    Tabel 2.3

    Nilai Tukar Rupiah Berpengaruh Positif Terhadap Indeks Harga Saham

    No. Peneliti Judul Hasil Persamaan Perbedaan1. Achmad

    AthThobbary(2009)

    AnalisisPengaruhEkonomiMakroTerhadapIndeksHargaSahamSektorProperti(KajianEmpirisPada BursaEfekIndonesia)2000-2008.

    Nilai TukarRupiahberpengaruhPositif, SBI,Inflasi, danGDPberpengaruhNegatif.

    Penelitian inimenggunakanvariabel kurs,inflasi, danmodelregresinyajuga berganda.

    Penelitian inimenggunakanvariabel sukubunga danGDP, sektorsahamnyadan periodedatanyaberbeda.

    Sumber: Dikumpulkan dari berbagai sumber (Diolah 2017)

    Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan hipotesis sebagai berikut:

    H3 : Diduga terdapat pengaruh positif signifikan antara Nilai Tukar Rupiah

    terhadap harga saham Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI).

    64 Siti Aisiyah Suciningtias, Rizki Khoiroh, Analisis Dampak Variabel Makro Ekonomi TerhadapIndeks Saham Syariah Indonesia (ISSI), Jurnal. Vol. 2 No. 1, (Semarang: Fakultas EkonomiUniversitas Islam Sultan Agung, 2015), hlm. 402-403 (tidak diterbitkan)

  • 4. Pengaruh Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) terhadap Indeks

    Harga Saham

    Gambar 2.4

    Ilustrasi Pengaruh SBIS Terhadap Indeks Harga Saham

    Sumber: (Siti Aisiyah Suciningtias dan Rizki Khoiroh, Diolah 2017)

    Tujuan terbentuknya SBIS sebagai pengendali moneter tentu perubahan

    kebijakan yang dibuat oleh Bank Indonesia mampu