PENGARUH BAURAN PEMASARAN (7P) TERHADAP … · pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun...

69
PENGARUH BAURAN PEMASARAN (7P) TERHADAP LOYALITAS MELALUI KEPUASAN KONSUMEN PONDOK BANGLADESH RAJANYA MIE ACEH MUHAMMAD MUFTI AZIZ DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2015

Transcript of PENGARUH BAURAN PEMASARAN (7P) TERHADAP … · pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun...

Page 1: PENGARUH BAURAN PEMASARAN (7P) TERHADAP … · pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan ... ucapkan kepada Teuku Rid selaku pengelola Pondok Bangladesh Sektor

PENGARUH BAURAN PEMASARAN (7P) TERHADAP

LOYALITAS MELALUI KEPUASAN KONSUMEN

PONDOK BANGLADESH RAJANYA MIE ACEH

MUHAMMAD MUFTI AZIZ

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2015

Page 2: PENGARUH BAURAN PEMASARAN (7P) TERHADAP … · pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan ... ucapkan kepada Teuku Rid selaku pengelola Pondok Bangladesh Sektor
Page 3: PENGARUH BAURAN PEMASARAN (7P) TERHADAP … · pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan ... ucapkan kepada Teuku Rid selaku pengelola Pondok Bangladesh Sektor

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pengaruh Bauran

Pemasaran (7P) Terhadap Loyalitas Melalui Kepuasan Konsumen Pondok

Bangladesh Rajanya Mie Aceh adalah benar karya saya dengan arahan dari dosen

pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi

mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan

maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan

dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.

Bogor, Februari 2016

Muhammad Mufti Aziz

NIM H34110122

Page 4: PENGARUH BAURAN PEMASARAN (7P) TERHADAP … · pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan ... ucapkan kepada Teuku Rid selaku pengelola Pondok Bangladesh Sektor
Page 5: PENGARUH BAURAN PEMASARAN (7P) TERHADAP … · pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan ... ucapkan kepada Teuku Rid selaku pengelola Pondok Bangladesh Sektor

ABSTRAK

Kebenaran tentang persaingan yang ketat dari restoran, Pondok Bangladesh

Rajanya Mie Aceh, bisnis kuliner Aceh mie milik Pak Bahtiar harus

mengembangkan strategi pemasaran untuk mempertahankan kepuasan pelanggan

dan memaksimalkan pendapatan bisnisnya.Pondok Bangladesh Rajanya Mie Aceh

sudah menerapkan strategi bauran pemasaran 7P, tapi tidak ada bukti yang

menunjukkan bauran pemasaran apa yang signifikan mempengaruhi bisnis restoran

ini. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis dimensi bauran pemasaran

yang berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan dan loyalitas pelanggan,

untuk menganalisis indeks kepuasan pelanggan, untuk menganalisis loyalitas

pelanggan dan untuk memberikan saran tentang implikasi manajerial. Dalam

penelitian ini, penulis menggunakan metode model persamaan struktural, CSI dan

CLI. Berdasarkan hasil penelitian ini adalah bahwa dimensi yang berpengaruh

secara signifikan terhadap kepuasan dan loyalitas pelanggan adalah produk, proses

dan bukti fisik. Pada akhirnya, penelitian ini merekomendasikan Pondok

Bangladesh Rajanya Mie Aceh sebaiknya meningkatkan dimensi yang berpengaruh

secara signifikan terhadap kepuasan dan loyalitas pelanggan: produk, proses dan

sarana fisik. Sementara untuk dimensi yang tidak berpengaruh signifikan, yakni

harga, tempat promosi dan manusia, sebaiknya dirubah menurut kebijakan pemilik

bisnis itu sendiri.

Kata kunci: bauran pemasaran, kepuasan pelanggan, loyalitas pelanggan, implikasi

manajerial

ABSTRACT

Facing the truth about tight competition of restaurant, Pondok Bangladesh

Rajanya Mie Aceh, a culinary business Aceh noodle owned by Mr. Bahtiar has to

develop its marketing strategies in order to maintain customer satisfaction and to

maximize its business salary. Pondok Bangladesh Rajanya Mie Aceh already

implementing marketing mix strategy 7Ps, but there is no evidence that suggest

what marketing mix that significantly influence the business of this restaurant. The

purpose of the study is to analyze the dimensions of the marketing mix that

significantly influence customer satisfaction and loyalty, to analyze customer

satisfaction index, to analyze customer loyalty and to give an advice about

managerial implications. In this research, writer use a structural equation model

methode, CSI and CLI. Based on the result of this research is that the dimension

that significantly influence customer satisfaction and loyalty are product, process

and physical evidence. At the end, this research sugest that Pondok Bangladesh

Rajanya Mie Aceh should improve the dimensions that significantly influence

customer satisfaction and loyalty: product, process and physical evidence. The

dimensions of which do not have a significant effect, namely price, place,

Page 6: PENGARUH BAURAN PEMASARAN (7P) TERHADAP … · pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan ... ucapkan kepada Teuku Rid selaku pengelola Pondok Bangladesh Sektor

promotion and people should be changed at the discretion of the owner of the

business itself.

Keywords: marketing mix, customer satisfaction, customer loyalty, managerial

implications

Page 7: PENGARUH BAURAN PEMASARAN (7P) TERHADAP … · pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan ... ucapkan kepada Teuku Rid selaku pengelola Pondok Bangladesh Sektor

PENGARUH BAURAN PEMASARAN (7P) TERHADAP

LOYALITAS MELALUI KEPUASAN KONSUMEN

PONDOK BANGLADESH RAJANYA MIE ACEH

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Ekonomi

pada

Departemen Agribisnis

MUHAMMAD MUFTI AZIZ

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2015

Page 8: PENGARUH BAURAN PEMASARAN (7P) TERHADAP … · pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan ... ucapkan kepada Teuku Rid selaku pengelola Pondok Bangladesh Sektor
Page 9: PENGARUH BAURAN PEMASARAN (7P) TERHADAP … · pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan ... ucapkan kepada Teuku Rid selaku pengelola Pondok Bangladesh Sektor

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas

segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang

dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan pada bulan Mei 2015 ini ialah perilaku

konsumen dengan judul Pengaruh Bauran Pemasaran (7P) Terhadap Kepuasan dan

Loyalitas Konsumen Pondok Bangladesh Rajanya Mie Aceh.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Prof Dr Rita Nurmalina, MS selaku

dosen pembimbing yang dengan sabar telah memberikan bimbingan dan arahan

kepada penulis dalam menyusun skripsi ini dan kepada semua dosen Agribisnis

yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat bagi penulis. Disamping itu penulis

juga mengucapkan terimakasih kepada Bang Bahtiar selaku pemilik Pondok

Bangladesh Rajanya Mie Aceh yang telah mengizinkan penulis untuk melakukan

penelitian dan meluangkan waktunya untuk berdiskusi. Terimakasih juga penulis

ucapkan kepada Teuku Rid selaku pengelola Pondok Bangladesh Sektor Cibinong,

lalu para pegawai yang penulis tidak sebutkan satu persatu namanya. Ucapan

terimakasih dan rasa sayang sebanyak-banyaknya penulis sampaikan dan berikan

kepada kedua orang tua penulis Ridwan Aziz dan Tuti Nani Suryo. Selain itu

penulis juga mengucapkan terimakasih kepada saudara pembahas Dandy

Dharmawan yang telah bersedia menjadi pembahas dalam seminar penulis, dan

teman-teman Agribisnis 48 yang telah membantu penulis dalam proses penyusunan

skripsi.

Penulis menyadari masih terdapat kekurangan dalam skripsi ini. Namun,

semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang membaca.

Bogor, Februari 2016

Muhammad Mufti Aziz

Page 10: PENGARUH BAURAN PEMASARAN (7P) TERHADAP … · pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan ... ucapkan kepada Teuku Rid selaku pengelola Pondok Bangladesh Sektor
Page 11: PENGARUH BAURAN PEMASARAN (7P) TERHADAP … · pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan ... ucapkan kepada Teuku Rid selaku pengelola Pondok Bangladesh Sektor

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL v

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR LAMPIRAN vii

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Perumusan Masalah 4

Tujuan 5

Keguaan Penelitian 6

Ruang Lingkup Penelitian 6

TINJAUAN PUSTAKA 7

Kajian Penelitian Terdahulu 7

Hubungan antara Kajian Penelitian Terdahulu dengan Penelitian

yang Dilaksanakan 8

KERANGKA PEMIKIRAN 9

Kerangka Pemikiran Teoritis 10

Kerangka Pemikiran Operasional 17

METODE 18

Lokasi dan Waktu Penelitian 18

Jenis dan Sumber Data 18

Metode Penarikan Sampel 18

Metode Analisis Data 19

Definisi Operasional 32

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Gambaran Umum Usaha 34

Visi dan Misi 34

Struktur Organisasi 34

HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakteristik Demografi Responden 35

Signifikansi Pengaruh Bauran Pemasaran 7P yang mempengaruhi

Kepuasan danLoyalitas Konsumen 41

Kepuasan dan Loyalitas Konsumen 44

Implikasi Manajerial 46

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan 47

Saran 48

DAFTAR PUSTAKA 48

LAMPIRAN 50

Page 12: PENGARUH BAURAN PEMASARAN (7P) TERHADAP … · pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan ... ucapkan kepada Teuku Rid selaku pengelola Pondok Bangladesh Sektor

DAFTAR TABEL

1 Perkembangan produk domestik bruto (PDB) atas dasar harga

berlaku menurut lapangan usaha di Indonesia

tahun 2011 sampai 2014 2

2 Persentase pengeluaran per kapita dalam mengonsumsi

kelompok barang makanan 2

3 Hubungan antara kinerja dengan level ekspektasi

serta tingkat kepuasan konsumen 14

4 Uji kecocokan model beserta nilai kritis pada analisis

Structural Equation Model (SEM) 23

5 Tabel variabel laten eksogen dan endogen beserta indikatornya 29

6 Kriteria kepuasan konsumen 31

7 Kriteria loyalitas konsumen 32

8 Identitas usia responden 35

9 Identitas jenis kelamin responden 35

10 Identitas status perkawinan responden 36

11 Identitas pekerjaan responden 36

12 Identitas rata-rata pendapatan responden 36

13 Identitas frekuensi kunjungan 37

14 Identitas motif kunjungan 37

15 Indikator berpengaruh 38

16 Banyaknya porsi pesanan 38

17 Hari kunjungan 38

18 Waktu kunjungan 39

19 Menu makanan yang biasa dipesan 39

20 Besar pengeluaran 39

21 Pengujian goodness of fit model 43

22 Pengujian hipotesis teori 44

23 Tingkat kepuasan konsumen 44

24 Tingkat loyalitas konsumen 46

DAFTAR GAMBAR

1 Kerangka dasar pemasaran 10

2 Konsep pemasaran, konsep penjualan 11

3 Hubungan antara kepuasan dan loyalitas 15

4 Kerangka dasar operasional 17

5 Model penelitian SEM 28

6 T hitung 41

7 Standardized loading factor 42

Page 13: PENGARUH BAURAN PEMASARAN (7P) TERHADAP … · pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan ... ucapkan kepada Teuku Rid selaku pengelola Pondok Bangladesh Sektor

LAMPIRAN

1 Daftar menu beserta harga produk di Pondok Bangladesh 52

Rajanya Mie Aceh

2 Dokumentasi penelitian 53

3 Riwayat hidup 55

Page 14: PENGARUH BAURAN PEMASARAN (7P) TERHADAP … · pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan ... ucapkan kepada Teuku Rid selaku pengelola Pondok Bangladesh Sektor
Page 15: PENGARUH BAURAN PEMASARAN (7P) TERHADAP … · pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan ... ucapkan kepada Teuku Rid selaku pengelola Pondok Bangladesh Sektor

1

1 PENDAHULUAN

Latar Belakang

Indonesia merupakan negara berkembang dengan jumlah penduduk yang

tinggi dan padat. Tercatat bahwa Indonesia menempati urutan ke empat jumlah

penduduk terbanyak dunia setelah RRC, India dan Amerika. Jumlah populasi

penduduk indonesia per tahun 2009 ialah 240.714 juta jiwa. Lalu populasi

Indonesia tahun 2014 tercatat 253.609 juta jiwa (USDA 2015). Sejalan dengan

jumlah dan kepadatan penduduk yang tinggi, Indonesia menjadi pasar yang

potensial untuk dimasuki. Tiap-tiap penduduk indonesia merupaka konsumen, tidak

terlepas dari kebutuhannya akan produk domestik maupun mancanegara.

Kepadatan dan jumlah penduduk menyebabkan pula kebutuhan pangan yang sangat

besar.

Menurut Sumarwan (2011), pasar potensial dinyatakan sebagai jumlah

maksimum pelanggan (customer) yang dapat memasuki pasar. Hal ini berarti pasar

potensial merupakan salah satu aspek penting guna memahami market demand

karena menjelaskan customer yang membentuk potential maksimum terhadap

karakteristik pasar yang dikehendaki perusahaan. Hal ini pun bisa diartikan bahwa

pasar potensial merupaka ukuran jumlah customer potensial dalam pasar utama

yang merupakan jumlah pelanggan yang pasti dan strategis karena jumlah tersebut

berada pada batas atas yang pasti dari jumlah unit yang dikonsumsi.

Kepadatan penduduk tidak semata-mata terjadi karena makin banyak atau

bertambahnya populasi karena proses melahirkan, melainkan juga karena adanya

mobilitas sebagai perubahan gaya hidup. Sebagai contoh DKI Jakarta, selalu terjadi

penambahan penduduk akibat pekerja “ngelaju” yang berasal dari daerah

sekitarnya, contoh: Bogor, Depok, Tangerang, dll. Kepadatan penduduk yang

tercipta karena perubahan gaya hidup dan mobilitas ini akan memicu pergerakan

bisnis maupun lapangan usaha. Sebagai contoh bisnis perdagangan dan restoran.

Mengacu kepada kebutuhan pangan yang berkaitan dengan mobilitas, dewasa ini

pola hidup masyarakat ibukota dan sekitarnya membutuhkan pemenuhan konsumsi

yang harus serba cepat. Karena sebab itu, masyarakat yang memiliki tingkat

mobilisasi yang tinggi akan cenderung memenuhi kebutuhan konsumsinya dengan

cara yang serba instant.

Dalam lingkup kebutuhan pangan, maka sektor perdagangan pangan dan

restoran dapat menjadi pasar yang sangat potensial, khususnya untuk daerah

Jabodetabek yang memiliki kepadatan dan tingkat mobilisasi yang tinggi. Menurut

BPS tahun 2015, perkembangan produk domestik bruto (PDB) atas dasar harga

berlaku menurut lapangan usaha, produk domestik bruto semenjak tahun 2011

selalu mengalami peningkatan mulai dari 7 419 187.1 sampai tahun 2014 tercatat

10 094 928.9. Tabel ini juga memperlihatkan bahwa pada tahun 2014 proposi

lapangan usaha industri pengolahan memiliki proposi terbesar yaitu 23.3 persen.

Lalu disusul oleh peranan sektor perdagangan, hotel, dan restoran sebesar 14.6

Page 16: PENGARUH BAURAN PEMASARAN (7P) TERHADAP … · pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan ... ucapkan kepada Teuku Rid selaku pengelola Pondok Bangladesh Sektor

2

persen dan kemudiam sektor pertanian, perikanan, peternakan, dan kehutanan

dengan peranan sebesar 14.3 persen.

Tabel 1. Perkembangan produk domestik bruto (PDB) atas dasar harga berlaku

menurut lapangan usaha, di Indonesia tahun 2011 sampai 2014

Lapangan Usaha

Tahun (Miliar Rupiah)

2011 2012 2013* 2014**

Pertanian, Perikanan,

Peternakan, dan

Kehutanan

1 091 447.1

(14.7)

1 193

452.9

(14.45)

1 310

427.3

(14.4)

1 446 722.3

(14.3)

Pertambangan 876 983.8

(11.8)

972

458.4

(11.2)

1 026

297.0

(11.3)

1 058 750.2

(10.4) Industri Pengolahan 1 806 140.5

(24.3)

1 972

523.6

(23.9)

2 152

802.8

(23.6)

2 394 004.9

(23.7)

Listrik, Gas, dan Air

Bersih

55 882.3

(0.75)

62 271.6

(0.75)

70 339.6

(0.77)

81 131.0

(0.80) Konstruksi 753 554.6

(10.1)

844

090.9

(10.2)

907 267.0

(9.9)

1 014 540.8

(10)

Perdagangan,

Hotel, dan

Restoran

1 023 724.8

(13.8)

1 148

791.0

(14)

1 301

175.0

(14.3)

1 473 559.7

(14.6)

Pengangkutan dan

Komunikasi

491 287.0

(6.6)

549

105.4

(6.6)

635 302.9

(6.9)

745 648.2

(7.3)

Keuangan, Real

Estate, dan Jasa

Perusahaan

535 152.9

(7.2)

598

433.3

(7.2)

682 973.2

(7.5)

771 961.5

(7.6)

Jasa-jasa 785 014.1

(10.5)

889

798.8

(10.8)

1 000

691.7

(11)

1 108 610.3

(10.9)

Produk Domestik Bruto 7 419 187.1 8 230

925.9

9 087

276.5

10 094

928.9

Keterangan:

1. * Angka sementara

2. ** Angka sangat sementara

Angka dalam kurung menunjukkan presentase distribusi

Sumber: Badan Pusat Staristik (2015)

Secara keseluruhan, tiap-tiap sektor lapangan usaha mengalami

peningkatan. Akan tetapi yang memiliki peranan terbesar seperti industri

pengolahan dan perdagangan, hotel, dan restoran pasti akan dinilai sebagai pasar

yang lebih berpotensi karena memiliki PDB yang besar dengan peranan masing-

masing ditahun 2014 sebesar 2 394 004.9 untuk sektor industri pengolahan dan 1

473 559.7 untuk sektor perdagangan, hotel, dan restoran.

Page 17: PENGARUH BAURAN PEMASARAN (7P) TERHADAP … · pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan ... ucapkan kepada Teuku Rid selaku pengelola Pondok Bangladesh Sektor

3

Sejak tahun 2010 hingga tahun 2013 menurut data BPS, persentase

pengeluaran rata-rata per kapita dalam sebulan menurut kelompok barang,

Indonesia, kelompok makanan cenderung mengalami peningkatan. Sebagai contoh

padi-padian, daging, telur susu, dll.

Tabel 2. Persentase pengeluaran rata-rata per kapita dalam mengonsumsi kelompok

barang makanan.

Kelompok

Barang

2011 2012 2013

Maret September Maret September Maret September

Makanan:

Padi-padian 7.48 8.37 9.14 7.9 8.24 7.46

Umbi-

umbian

0.51 0.48 0.44 0.42 0.45 0.47

Ikan 4.27 4.12 4.20 4.08 4.03 3.98

Daging 1.85 2.19 2.06 2.26 1.88 1.8

Telur dan

susu

2.88 2.86 3.00 2.74 3.06 2.85

Sayur-

sayuran

4.31 3.72 3.78 3.62 4.43 3.91

Kacang-

kacangan

1.26 1.31 1.33 1.32 1.34 1.24

Buah-

buahan

2.15 2.06 2.44 2.28 2.33 1.84

Minyak

dan lemak

1.91 1.79 1.95 1.79 1.64 1.56

Bahan

minuman

1.80 1.93 1.73 1.68 1.90 1.74

Bumbu-

bumbuan

1.06 1.02 1.02 0.96 0.96 0.94

Konsumsi

lainnya

1.07 1.07 1.1 1.01 1.04 0.94

Makanan

jadi

13.73* 11.83* 12.7* 11.65* 13.11* 12.46*

Minuman

beralkohol

- - - - - -

-

Tembakau

dan sirih

5.16 5.73 6.16 6.00 6.24 6.01

Sumber : Survei Sosial Ekonomi Nasional. Tahun 2011 sampai 2013 merupakan data Susenas

Triwulan I dan Triwulan III (Maret dan September ) dengan sampel 75 000 rumah tangga (dalam

BPS).

Catatan: tanda *) termasuk minuman beralkohol

Page 18: PENGARUH BAURAN PEMASARAN (7P) TERHADAP … · pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan ... ucapkan kepada Teuku Rid selaku pengelola Pondok Bangladesh Sektor

4

Tabel diatas menunjukkan persentase pengeluaran rata-rata per kapita

dalam mengonsumsi kelompok barang makanan. Komposisi pengeluaran untuk

makanan jadi per bulan september 2013 memiliki besaran 12.46 persen.

Berdasarkan informasi tabel tersebut, dapat menguatkan bukti bahwa sektor

lapangan usaha restoran merupakan pasar yang potensial.

Bisnis restoran merupakan bisnis yang saat ini sedang menjamur, khususnya

dikawasan padat penduduk. Salah satu contohnya adalah Pondok Bangladesh

Rajanya Mie Aceh. Didirikan pertama kali pada tahun 1978 dan merupakan pionir

bisnis rumah makan mie aceh pertama di Jakarta, dan sekarang seluruh keluarga

Pondok Bangladesh Rajanya Mie Aceh sudah tersebar di Jabodetabek. Bahkan ada

pula cabang restoran ini yang terletak di Bali dan Makassar.

Bisnis ini mengutamakan rasa dari menu hidangan yang ditawarkan. Walaupun

dalam praktiknya rumah makan ini sudah ada sejak tahun 78, tetapi menurut hasil

wawancara dengan pemilik Pondok Bangladesh Rajanya Mie Aceh mengatakan

bahwa rumah makan mie aceh baru mulai berkembang setelah terjadi peristiwa

tsunami Aceh tahun 2004. Itu berarti, baru sepuluh tahun terakhir restoran mie aceh

ini terlihat penyebarannya.

Menurut hasil wawancara dan pengamatan penulis di lapangan (di Pondok

Bangladesh Rajanya Mie Aceh milik Bang Bahtiar), cabang-cabang Pondok

Bangladesh Rajanya Mie Aceh tersebut sangan sering sepi pengunjung. Hal ini

terlihat dari pengunjung tidak sampai menempati 40% jumlah kursi dalam satu

cabang Pondok Bangladesh Rajanya Mie Aceh. Selain itu Pondok Bangladesh

Rajanya Mie Aceh memiliki jumlah omset harian yang fluktuatif. Biasanya hari

Sabtu dan Minggu merupakan puncak ramainya Pondok Bangladesh Rajanya Mie

Aceh oleh konsumen, lalu terjadi penurunan omset pada hari Selasa dan Rabu,

kemudia meningkat lagi pada hari Kamis dan Jumat.

Perumusan Masalah

Perkembangan bisnis restoran ini merupakan bukti dari adanya ragam

peningkatan permintaan konsumen. Dalam menghadapi arus perubahan ini,

restoran laiknya harus selalu mengevaluasi kinerjanya.

Di daerah jabodetabek, restoran yang memiliki pertumbuhan yang cukup

besar ialah Pondok Bangladesh Rajanya Mie Aceh, yang merupakan bentuk rumah

makan mie aceh. Pondok Bangladesh Rajanya Mie Aceh ini berdiri sejak tahun

1978. Awal mulanya, Pondok Bangladesh Rajanya Mie Aceh ini hanya sebuah

bisnis makanan mie aceh dengan menggunakan sebuah gerobak dorong. Menurut

hasil wawancara, saat ini keluarga Pondok Bangladesh Rajanya Mie Aceh memiliki

dua puluh cabang yang tersebar di jabodetabek termasuk didalamnya cabang dikota

Malang, Makassar, dan Bali. Pondok Bangladesh Rajanya Mie Aceh ini berpusat

didaerah Depok Jalan Raya Sawangan.

Page 19: PENGARUH BAURAN PEMASARAN (7P) TERHADAP … · pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan ... ucapkan kepada Teuku Rid selaku pengelola Pondok Bangladesh Sektor

5

Pondok Bangladesh Rajanya Mie Aceh menyajikan menu makanan khas

Aceh seperti mie, nasi goreng, roti cane, martabak dengan berbagai varian untuk

tiap-tiap jenis makanan. Rata-rata pengunjung rumah makan ini dalam satu hari

berjumlah delapan puluh orang dengan kapasitas tempat duduknya untuk satu

rumah makan dapat mencapai seratus kursi. Pondok Bangladesh Rajanya Mie ini

dimiliki oleh Bapak Bahtiar dengan modal awal Rp2 000 000 dan saat ini, Bapak

Bahtiar memiliki sepuluh Pondok Bangladesh Rajanya Mie Aceh.

Sampai sekarang, masih banyak orang yang belum mengenal dan

merasakan makanan mie khas Aceh. Menurut hasil wawancara dengan Bapak

Bahtiar, biasanya pelanggan yang kembali lagi untuk mengunjungi rumah makan

ini karena rasa makanannya yang cocok. Tapi belum dilakukan penelitian mengenai

apa yang menyebabkan seseorang untuk kembali lagi ke Restoran Pondok

Bangladesh ini.

Dari segi kualitas, rasa dan bentuk produk dan kepuasan berkunjung selama

ini dinilai sebagai senjata utama untuk menarik kembali konsumen Pondok

Bangladesh Rajanya Mie Aceh untuk kembali lagi. Akan tetapi jika dilihat dari sisi

pemilik bisnis restoran, segala aspek bauran pemasaran harus menjadi

pertimbangan dalam merumuskan berbagai kebijakan maupun strategi dalam

praktik bisnisnya. Sejak dimulai tahun 2002, Pondok Bangladesh yang dimiliki oleh

Bapak Bahtiar ini sudah melakukan berbagai strategi bauran pemasaran. Bauran

pemasaran ini mencakup product, price, place, promotion, people, process dan

physical evidence. Pondok Bangladesh rajanya Mie Aceh tidak saja menjual barang

jadi atau barang lepas, tapi juga memberikan service/ pelayanan kepada konsumen

Pondok Bangladesh Rajanya Mie Aceh. Oleh karena itu strategi pemasaran dengan

mempertimbangkan proses, orang-orang dan keadaan fisik menjadi hal pokok yang

harus dimiliki Pondok Bangladesh Rajanya Mie Aceh. Berdasarkan cakupan bauran

pemasaran ini, pengembangan strategi usaha akan sangat bergantung kepada

kecaapan dalam merumuskan strategi pemasaran.

Dewasa ini, tidak hanya Pondok Bangladesh Rajanya Mie Aceh saja yang

tersebar di Jabodetabek. Tetapi ada pula restoran lain yang sudah memiliki nama

ataupun sekedar rumah makan yang memang sudah memiliki pelanggan tetap. Oleh

karena itu, untuk menjaga dan meningkatkan kepuasan dan loyalitas pelanggan,

dibutuhkan studi mengenai kepuasan dan loyalitas komsumen mie aceh itu sendiri.

Berdasarkan uraian diatas, rumusan masalah penelitian ini mencakup:

1. Dalam bauran pemasaran (7P), dimensi apa yang memiliki peranan besar

dalam mempengaruhi kepuasan dan loyalitas pengunjung Pondok

Bangladesh Rajanya Mie Aceh.

2. Menganalisis tingkat kepuasan dan loyalitas pengunjung Pondok

Bangladesh Rajanya Mie Aceh.

3. Melihat implikasi manajerial dari hasil evaluasi bauran pemasaran (7P)

yang dilakukan Pondok Bangladesh Rajanya Mie Aceh.

Page 20: PENGARUH BAURAN PEMASARAN (7P) TERHADAP … · pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan ... ucapkan kepada Teuku Rid selaku pengelola Pondok Bangladesh Sektor

6

Tujuan Penelitian

1. Menganalisis faktor dimensi bauran pemasaran apa yang paling

berpengaruh dalam kepuasan dan loyalitas pengunjung Restoran Mie Aceh

Pondok Bangladesh

2. Menganalisis tingkat kepuasan dan loyalitas pengunjung Restoran Mie

Aceh Pondok Bangladesh

3. Melihat implikasi manajerial sebagai hasil dari evaluasi bauran pemasaran

(7P) yang dilakukan oleh Restoran Mie Aceh Pondok Bangladesh.

Kegunaan Penelitian

Pengukuran pengaruh bauran pemasaran 7P terhadap kepuasan dan loyalitas

konsumen ini sangat bermanfaat bagi pihak pengelola Pondok Bangladesh Rajanya

Mie Aceh dalam rangka pengevaluasian. Berbagai hal yang sudah dimiliki Pondok

Bangladesh Rajanya Mie Aceh yang berpengaruh signifikan terhadap kepuasan dan

loyalitas pelanggan akan menjadi tolak ukur dalam penentuan keputusan bisnis.

Penelitian ini juga dapat menjadi umpan balik para pelanggan untuk menilai dan

menyampaikan keluhan kepada pengelola Restoran Pondok Bangladesh saat ini.

Diharapkan, penelitian ini dapat memberikan kontribusi dalam penerapan

strategi kebijakan pihak restoran melalui analisis bauran pemasaran 7P kepada

pihak pengelola Restoran Pondok Bangladesh. Dan juga dapat menilai kebutuhan

konsumen yang loyal saat ini berdasarkan tingkat harapan. Dengan demikian,

penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan dapat dijadikan:

1. Penelitian ini diharapkan dapat diperolehnya pengalaman dalam

mengaplikasikan ilmu teori yang didapat dari kegiatan perkuliahan.

2. Bahan referensi bagi para pembaca, khususnya yang melakukan penelitian

maupun mendapatkan tambahan pengetahuan dan wawasan mengenai

bauran pemasaran, kepuasan dan loyalitas konsumen.

3. Sebagai bahan bacaan ilmiah bagi civitas akademika pada program Sarjana

Agribisnis, Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor, dan sebagai referensi dalam penerapannya didunia

bisnis.

4. Sebagai informasi bagi Pondok Bangladesh Rajanya Mie Aceh dalam

menganalisis strategi kebijakan yang diterapkan dimasa yang akan datang

dan mengevaluasi strategi yang selama ini dijalankan agar diperbaiki

kekurangan dan kelemahannya.

Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini hanya akan membahas signifikansi pengaruh bauran

pemasaran (7P) terhadap kepuasan, besar pengaruh indikator terhadap kepuasan,

seberapa besar kepuasan dan loyalitas konsumen Pondok Bangladesh Rajanya Mie

Page 21: PENGARUH BAURAN PEMASARAN (7P) TERHADAP … · pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan ... ucapkan kepada Teuku Rid selaku pengelola Pondok Bangladesh Sektor

7

Aceh. Dengan analisis deskriptif, peneliti dapat melihat keragaman penunjung yang

datang ke Pondok Bangladesh Rajanya Mie Aceh. Setelah itu dengan structural

equation model, peneliti dapat melihat hubungan antara indikator dimensi bauran

pemasaran dengan kepuasan konsumen. Dari hasil analisis melalui SEM, peneliti

dapat melakukan perhitungan untuk melihat status tingkat kepuasan konsumen

yang dilanjutkan dengan perhitungan untuk melihat status loyalitas konsumen

melalui CSI dan CLI.

2 TINJAUAN PUSTAKA

Kajian Penelitian Terdahulu

Penelitian ini tidak terlepas dari kajian penelitian yang dilakukan

sebelumnya, khususnya yang berkaitan dengan kepuasan dan loyalitas konsumen.

Hasil penelitian sebelumnya diyakini akan memberikan banyak informasi,

wawasan, pengetahuan, serta panduan penting terkait dengan penelitian yang akan

dilaksanakan.

Penelitian yang pernah dilakukan tersebut antara lain menganalisis rumah

makan, wisata, bisnis produk minuman dan lain sebagainya (Mahendraswari 2014;

Shah Putera 2009; Maharani 2009; Kartika Sari 2009; Meiri 2010; Amrilla Utomo

2011; Afit Zulat 2014; Nur Nafisah 2014; Dhyani Swietenia 2015; Kamila

Kurdiana 2012; Setiadi 2010; Utami Hapsari 2010). Dimensi indikator merupakan

unsur terpenting dalam penelitian mengenai kepuasan dan loyalitas konsumen. Hal

ini dikarenakan indikator tersebut diduga memiliki pengaruh terhadap kapuasan

konsumen yang selanjutnya dapat berpengaruh juga terhadap loyalitas konsumen.

Dimensi indikator yang banyak digunakan dalam penelitian mengenai

kepuasan dan loyalitas konsumen adalah dimensi bauran pemasaran seperti yang

digunakan oleh Mahendraswari (2014), Afit Zulat (2014), Utami Hapsari (2010),

Dhyani Swietenia (2015), Kamila Kurdiana (2012) dan Nur Nafisah (2014). Secara

umum, bauran pemasaran mempunyai empat dimensi (4P) diantaranya berupa

product, price, place, dan promotion. Dimensi pemasaran ini dinamakan bauran

pemasaran tradisional. Namun, ada bauran pemasaran lain yang memiliki tujuh

dimensi (7P), yang didalamnya berupa unsur 4P ditambah people, process dan

physycal evidence. Untuk kasus dengan topik penelitian rumah makan, bauran

pemasaran (7P) lebih tepat digunakan dibandingkan dengan bauran pemasaran

(4P). Hal ini dikarenakan rumah makan sebagai bisnis jasa dan juga sebagai

produsen barang yang dapat direpresentasikan oleh indikator-indikator yang

terdapat di bauran pemasaran. Hal tersebut telah dibuktikan dalam penelitian yang

telah dilakukan oleh Mahendraswari (2014), Afif Zulat (2014), Utami Hapsari

(2010), Dhyani Swietenia (2015), Kamila Kurdiana (2012) dan Nur Nafisah (2014).

Page 22: PENGARUH BAURAN PEMASARAN (7P) TERHADAP … · pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan ... ucapkan kepada Teuku Rid selaku pengelola Pondok Bangladesh Sektor

8

Metode penarikan sampel yang digunakan dari penelitian sebelumnya

biasanya berupa non probability sampling seperti convenience sampling, purposive

sampling, serta quota sampling. Peneliti dengan metode sampling akan melakukan

screening terlebih dahulu untuk menyaring respondon agar karakteristiknya dapat

sesuai dengan tujuan. Seperti yang dilakukan oleh Kamila Kurdiana (2012), Shah

Putera (2009), Maharani (2009), Mahendraswari (2014), mereka melakukan

metode penelitian sampling dalam mengumpulkan data. Data yang diperoleh

bersumber dari keterangan pihak-pihak yang terkait dalam penelitian seperti

pemilik bisnis, karyawan, konsumen, pustaka literatur dan lain sebagainya. Semua

informasi itu dipadukan agar dapat memperoleh informasi yang saling berkaitan

yang sesuai dengan penelitian.

Unsur penting lain yang harus dilihat mengenai kepuasan dan loyalitas

konsumen adalah metode analisis. Metodel analisis yang biasa digunakan dalam

penelitian mengenai kepuasan dan loyalitas konsumen adalah Structural Equation

Model (SEM), Customer Satisfaction Index (CSI), Customer Loyalty Index (CLI)

seperti yang dilakukan oleh Mahendraswari (2014), Maharani (2009), Meiri (2010),

Amrilla Utomo (2011), Afit Zulat (2014), Nur Hafisah (2014). Structural Equation

Model digunakan untuk mengetahui pengaruh antara dimensi indikator dan

kepuasan. Sementara customer Satisfaction Index digunakan untuk mengetahui

status dari tingkat kepuasan konsumen. Dari hasil analisis melalui SEM dan CSI,

peneliti dapat mengetahui indeks loyalitas konsumen dari perhitungan yang telah

dilakukan melalui SEM dan CSI.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Mahendraswari (2014),

Shah Putera (2009), Kartika Sari (2009), ditemukan bahwa kepuasan konsumen

memiliki pengaruh terhadap loyalitas.

Hubungan antara Kajian Penelitian Terdahulu dengan Penelitian yang

Dilaksanakan

Topik pada penelitian ini adalah mengkaji pengaruh kepuasan dan loyalitas

konsumen. Perbedaanya terletak kepada lokasi tempat dilaksanakannya penelitian.

Pada penelitian ini, lokasi diambil berdasarkan tujuan penelitan, yakni di Pondok

Bangladesh Rajanya Mie Aceh. Tempat penelitian yang digunakan adalah lima

cabang dari Restoran Pondok Bangladesh. Dari tiap cabang Restoran Pondok

Bangladesh, peneliti akan mengambil 35 sampel yang akan dijadikan responden

dalam penelitian ini.

Penelitian ini menggunakan pendekatan bauran pemasaran (7P) dalam

menentukan indikator pada tiap dimensi yang diujikan. Bauran pemasaran (7P),

dinilai lebih tepat dalam penentuan indikator karena kajiannya lebih luas dan secara

menyeluruh jika dibandingkan dengan dimensi bauran pemasaran (4P).

Metode sampling yang digunakan adalah convenience sampling dengan

melakukan screening terlebih dahulu. Metode pengumpulan data yang dilakukan

dalam penelitian ini adalah studi pustaka, wawancara mendalam dan kuisioner. Alat

Page 23: PENGARUH BAURAN PEMASARAN (7P) TERHADAP … · pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan ... ucapkan kepada Teuku Rid selaku pengelola Pondok Bangladesh Sektor

9

analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah structural equation model

(SEM), customer satisfaction index (CSI) dan customer loyalty index (CLI).

3 KERANGKA PEMIKIRAN

Kerangka Pemikiran Teoritis

Konsep Pemasaran

Menurut Kotler et al (2009), definisi terpendek pemasaran adalah

”memenuhi kebutuhan secara menguntungkan”. Asosiasi Pemasaran Amerika

(2004) dalam Kotler et al (2009) memberikan definisi formal pemasaran yang

berbunyi “pemasaran merupakan suatu fungsi organisasi dan seperangkat proses

untuk menciptakan, mengomunikasikan, dan menyerahkan nilai kepada pelanggan

dan mengelola hubungan pelanggan dengan cara yang menguntungkan organisasi

dan para pemilik sahamnya. Menurut McKitterick dalam Kotler et al (2009),

konsep pemasaran muculpada pertengahan 1950-an. Sebagai ganti filosofi “buat

dan jual” yang berpusat pada produk, kita bergeser ke filosofi “pahami dan

tanggapi”. Sebagai ganti “berburu,” pemasaran adalah “berkebun.” Konsep

pemasaran menegaskan bahwa kunci untuk mencapai tujuan organisasi yang

ditetapkan adalah perusahaan tersebut harus menjadi lebih efektif dibandingkan

para pesaing dalam menciptakan, menyerahkan, dan mengomunikasikannilai

pelanggan kepada pasar sasaran yang terpilih.

Levit (1960) dalam Kotler et al (2009) juga menambahkan penggambaran

perbedaan pemikiran yang kontras antara konsep penjualan dan pemasaran.

Penjualan berfokus pada kebutuhan penjual sementara pemasaran berfokus pada

kebutuhan pembeli. Penjualan memberi perhatian pada kebutuhan penjual untuk

mengubah produknya menjadi uang tunai, sementara pemasar mempunyai gagasan

untuk memuaskan kebutuhan pelanggan lewat sarana-sarana produk dan

keseluruhan kelompok barang yang dihubungkan dengan hal menciptakan,

menyerahkan dan akhirnya mengonsumsinya.

Sumarwan (2015) mengemukakan kerangka dasar pemasaran. Pasar adalah

pertemuan antara penjual dan pembeli. Namun, dalam perkembangan berikutnya,

pasar bisa diartikan sebagai sekelompok konsumen yang membutuhkan produk atau

jasa tertentu. Oleh karena ada kebutuhan, pemasar berusaha mengenali kebutuhan

dan menawarkan produk atau jasa yang sesuai dengan kebutuhan tersebut.

Kerangka dasar pemasaran dimaksudkan untuk menguraikan unsur-unsur pokok

yang berada dalam lingkup pemasaran, yaitu 1) Kebutuhan, keinginan dan

permintaan; 2) Produk, jasa atau bentuk lainnya; 3) Nilai, kualitas dan kepuasan;

dan 4) Pasar, pertukaran dan transaksi. Kerangka dasar itu diilustrasikan Gambar

1.1 berikut.

Page 24: PENGARUH BAURAN PEMASARAN (7P) TERHADAP … · pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan ... ucapkan kepada Teuku Rid selaku pengelola Pondok Bangladesh Sektor

10

Gambar 1.1 Kerangka dasar pemasaran

1. Kebutuhan, keinginan, dan permintaan

Pemasar harus memahami pasar target dengan meneliti apa yang

menjadi kebutuhan, apa yang menjadi keinginan dan yang akhirnya

membentuk permintaan terhadap produk yang ditawarkan.

2. Produk, jasa atau tawaran lain

Merupakan respons dari pemasar yang berusaha membantu

memecahkan masalah konsumen dalam bentuk merancang konsep

produk atau jasa yang sesuai dengan kebutuhan atau selera konsumen.

3. Nilai, kualitas, dan kepuasan

Tawaran pasar akan berhasil jika tawaran itu memberikan nilai dan

kepuasan bagi pembeli yang dijadikan pasar target. Pembeli akan selalu

memilih di antara berbagai tawaran pasar yang dianggap mampu

memberikan nilai paling memuaskan.

4. Pasar, pertukaran, dan transaksi

Jika konsumen mengalami masalah, dalam kasus ia sakit perut, maka ia

akan mencari obat sakit perut. Obat ini telah dirancang produsen sesuai

dengan kebutuhan konsumen tersebut. Tentu saja dalam proses

demikian akan terjadi pertukaran (exchange), yang dilanjutkan dengan

transaksi (transaction) ekonomi.

Orientasi terhadap pasar

Sumarwan (2015) mengatakan bahwa orientasi perusahaan terhadap pasar

dapat dibedakan antara konsep produksi, konsep produk, konsep penjualan, konsep

pemasaran, konsep pelanggan, dan konsep pemasaran sosial.

1. Konsep produksi

Memiliki asumsi bahwa konsumen akan lebih memilih barang yang

didistribusikan secara meluas dan dijual dengan harga yang murah.

Kebutuhan, Keinginan,

Permintaan

Nilai, Kualitas, Kepuasan Pasar, Pertukaran, Transaksi

Produk, Jasa, atau Lainnya

Page 25: PENGARUH BAURAN PEMASARAN (7P) TERHADAP … · pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan ... ucapkan kepada Teuku Rid selaku pengelola Pondok Bangladesh Sektor

11

2. Konsep produk

Perusahaan yang berorientasi pada konsep ini akan menganggap bahwa

konsumen lebih memilih tawaran pasar berupa produk-produk

berkualitas tinggi, kinerja bagus dan fitur-fitur inovatif.

3. Konsep penjualan

Perusahaan yang berorientasi pada konsep ini menganggap jika

konsumen dibiarkan saja dan tidak dipengaruhi, maka tidak akan

membeli produk perusahaan.

4. Konsep pemasaran merupakan konsep yang menjawab tantangan ketiga

konsep sebelumnya. Daripada menggunakan falsafah produk yaitu

“bikin dan jual”, konsep pemasaran bergeser ke orientasi-pelanggan.

Ilustrasi perbedaan konsep pemasaran dengan konsep penjualan dapat

dilihat pada gambar 1.2 berikut.

Titik awal: Fokus: Tindakan:

Laba via penjualan

(a) Selling Concept

Laba via kepuasan

pelanggan

(b) Marketing Concept

Gambar 1.2 Konsep pemasaran dan konsep penjualan

5. Konsep pelanggan

Konsep ini cenderung memilah-milah tawaran, layanan, dan pesan

kepada pelanggan individual.

6. Konsep pemasaran sosial

Konsep ini menganggap bahwa tugas perusahaan adalah menentukan

kebutuhan, keinginan, dan selera pasar target dan memenuhi kepuasan

pelanggan secara lebih efisien dan efektif daripada pesaing.

7. Konsep pemasaran holistik

Dalam perkembangan selanjutnya, pemikiran mengenai pemasaran

disempurnakan dengan filosofi bisnis berkelanjutan, dan bisa

diistilahkan dengan konsep pemasaran holistik (holistic marketing

concept) atau konsep pemasaran berkelanjutan (sustainable marketing

concept).

PabrikProdukPromosi

KonsumenKebutuhanPemasaranTerpadu

Page 26: PENGARUH BAURAN PEMASARAN (7P) TERHADAP … · pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan ... ucapkan kepada Teuku Rid selaku pengelola Pondok Bangladesh Sektor

12

Menurut Sumarwan (2011), pemasaran adalah suatu proses bagaimana

mengidentifikasikan kebutuhan konsumen kemudian memproduksi barang atau

jasa yang dibutuhkan konsumen tersebut dan meyakinkan konsumen bahwa mereka

membutuhkan barang atau jasa tersebut, sehingga terjadi transaksi atau pertukaran

antara konsumen dengan produsen. Sumarwan (2011) juga menambahkan, konsep

pemasaran adalah suatu konsep bisnis yang menekankan bahwa strategi pemasaran

yang berhasil adalah strategi yang dibangun berdasarkan kepada pemahaman yang

lebih baik dari perilaku konsumen. Pemahaman yang baik kepada perilaku

konsumen akan membantu para manajer pemasaran untuk melakukan hal-hal

berikut.

1. Analisis lingkungan

2. Riset pasar

3. Segmentasi

4. Positioning dan diferensiasi

5. Bauran pemasaran

Konsep Bauran Pemasaran

Menurut Sumarwan (2011), bauran pemasaran atau marketing mix adalah

sejumlah alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mencapat tujuan-tujuan

perusahaannya. Alat pemasaran yang sangat populer dibagi ke dalam empat

kelompok yang dikenal dengan nama 4P, yaitu product, price, place, promotion.

Alat pemasaran untuk jasa dikenal dengan sebutan 7P (4P + 3P) atau 4P yang

diperluas. Ke 3P itu adalah people, process, dan proof. Hurriyati (2010) juga

menambahkan marketing mix merupakan unsur-unsur pemasaran yang saling

terkait, dibaurkan, diorganisir dan digunakan dengan tepat, sehingga perusahaan

dapat mencapai tujuan pemasaran yang efektif, sekaligus memuaskan kebutuhan

dan keinginan konsumen.

1. Product

Merupakan sesuatu yang dirancang harus sesuai dengan kebutuhan

konsumen dan memberikan manfaat untuk pemecahan masalah yang

dihadapi konsumen

2. Price

Adalah biaya untuk mendapatkan produk yang dibutuhkannya, karena itu

perusahaan harus mampu menetapkan harga produk yang dapat terjangkau

oleh konsumen yang akan membeli produk tersebut.

3. Place

Tempat atau distribusi adalah bagaimana perusahaan dapat

mendistribusikan produknya sehingga dapat dengan mudah diperoleh

konsumen.

Page 27: PENGARUH BAURAN PEMASARAN (7P) TERHADAP … · pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan ... ucapkan kepada Teuku Rid selaku pengelola Pondok Bangladesh Sektor

13

4. Promotion

Adalah bagaimana produsen menyampaikan pesan mengenai produk-

produknya, sehingga konsumen mengenal produk dan dapat diyakinkan

bahwa produk tersebut dibutuhkan konsumen dan dapat memberikan

manfaat untuk dapat memecahkan masalah yang dihadapi konsumen.

5. People

Orang-orang adalah staf atau karyawan perusahaan yang merupakan unsur

penting yang akan memberikan jasa yang dibutuhkan konsumen. Orang-

orang tersebut harus memiliki kompetensi dan karakter tertentu, sehingga

dapat memberikan jasa dengan standar kualitas yang dibutuhkan konsumen.

6. Proses

Adalah bagaimana suatu produk disampaikan dan dikonsumsi oleh

konsumen.

7. Physical evidence

Menurut Zeithaml dan Bitner dalam Hurriyati (2010), sarana fisik

merupakan suatu hal yang secara nyata turut mempengaruhi keputusan

konsumen untuk membeli dan menggunakan produk jasa yang ditawarkan.

Unsur yang terbasuk di dalam sarana fisik antara lain lingkungan fisik,

dalam hal ini bangunan fisik, peralatan, perlengkapan, logo, warna, dan

barang-barang lainnya yang disatukan dengan service yang diberikan

seperti tiket, sampul, label dan lain sebagainya.

Konsumen

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Online (KBBI Online), konsumen

merupakan pemakai barang hasil produksi (bahan pakaian, makanan, dan

sebagainya), sebagai penerima pesan iklan, dan pemakai jasa (pelanggan dan

sebagainya). Sumarwan (2011), konsumen merupakan pelanggan, pemakai,

pengguna, pembeli dan pengambil keputusan.

Perilaku Konsumen

Menurut Engel (1994), perilaku konsumen didefinisikan sebagai tindakan

yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengonsumsi, dan menghabiskan

produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusuli

tindakan ini. Schiffman dan Kanuk (2010) dalam Sumarwan (2011)

mendefinisnikan perilaku konsumen sebagai perilaku yang diperlihatkan konsumen

dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi, dan menghabiskan produk

dan jasa yang mereka harapkan akan memuaskan kebutuhan mereka. Sumarwan

(2010) juga menyimpulkan bahwa perilaku konsumen adalah semua kegiatan,

tindakan, serta proses psikologis yang mendorong tindakan tersebut pada saat

sebelum membeli, ketika membeli, meggunakan, menghabiskan produk dan jasa

setelah mereka melakukan hal-hal tersebut atau kegiatan mengevaluasi.

Menurut Sumarwan (2011) terdapat dua tipe konsumen, konsumen individu

dan konsumen organisasi. Konsumen individu merupakan konsumen yang membeli

Page 28: PENGARUH BAURAN PEMASARAN (7P) TERHADAP … · pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan ... ucapkan kepada Teuku Rid selaku pengelola Pondok Bangladesh Sektor

14

barang dan jasa untuk digunakan sendiri, digunakan anggota keluarga lain/ seluruh

anggoa keluarga, atau mungkin untuk hadiah. Sementara konsumen organisasi

meliputi organisasi bisnis, yayasan, lembaga sosial, kantor pemerintah, dan

lembaga lainnya (sekolah, perguruan tinggi, dan rumah sakit), dimana mereka harus

membeli produk peralatan dan jasa-jasa lainnya untuk menjalankan seluruh

kegiatan organisasinya.

Kepuasan Konsumen

Menurut Mothersbaugh (2010), pembelian akan diikuti oleh sejumlah

proses termasuk diantaranya penggunaan, evaluasi, dan dalam beberapa kasus

kepuasan dan respon konsumen terkait kepada kepuasan yang mencakup pembelian

kembali, rekomendasi antar orang yang bersifat positif, dan loyalitas. Evaluasi

dapat juga menjadi ketidakpuasan yang dalam sewaktu-waktu berhubungan dengan

keluhan, yang sejalan dengan menurunnya loyalitas, beralih ke produk yang lain

atau membeli produk lain, dan rekomendasi yang bersifat negatif antar orang.

Mothersbaugh juga menjabarkan hubungan antara kinerja dengan level ekspektasi

serta tingkat kepuasan konsumen seperti pada tabel berikut ini:

Tabel 3. Hubungan antara kinerja dengan level ekspektasi serta tingkat kepuasan

konsumen

Expectation level

Perceived Performance

Retalive to Expectation

Below Minimum

Desired Performance

Above Minimum

Desired Performance

Better Satisfaction Satisfaction/

Commitment

Same Nonsatisfaction Satisfaction

Worse Dissatisfaction Dissatisfaction

Loyalitas Konsumen

Griffin (2005) juga menambahkan, faktor lain yang menentukan loyalitas

pelanggan terhadap produk atau jasa tertentu adalah pembelian ulang. Empat jenis

loyalitas yang berbeda muncul bila keterkaitan rendah dan tinggi diklasifikasi-

silang dengan pola pembelian ulang yang rendah dan tinggi. Diantaranya:

1. Tanpa loyalitas

Pelanggan yang tidak mengembangkan loyalitas terhadap produk atau jasa

tertentu.

2. Loyalitas yang lemah

Pelanggan yang memiliki keterikatan yang rendah digabung dengan

pembelian berulang yang tinggi menghasilkan loyalitas yang lemah (inertia

loyalty). Menjadi pelanggan karena faktor kebiasaan.

Page 29: PENGARUH BAURAN PEMASARAN (7P) TERHADAP … · pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan ... ucapkan kepada Teuku Rid selaku pengelola Pondok Bangladesh Sektor

15

3. Loyalitas tersembunyi

Pelanggan yang memiliki tingkat preferensi yang relatif tinggi digabung

dengan tingkat pembelian berulang yang rendah menunjukkan loyalitas

tersembunyi (latent loyalty).

4. Loyalitas premium

Meruakan jenis loyalitas yang paling dapat ditingkatkan, terjadi bila ada

tingkat keterikatan yang tinggi dan tingkat pembelian ulang yang tinggi.

Mothersbaugh juga menambahkan penjabaran hubungan antara kepuasan

dan loyalitas yang tergambar dalam bentuk berikut:

Gambar 1.3 Hubungan antara kepuasan dan loyalitas

Bagan diatas menunjukkan keterkaitan antara prosees pembelian dengan

kepuasan dan loyalitas konsumen. Tepat setelah melakukan proses pembelian dan

sebelum dimulainya proses penggunaan, terdapat keraguan atau kecemasan yang

dialami konsumen yang dinamakan pembelian disonansi.

Kepuasan merupakan pendorong penting bagi loyalitas konsumen, dan

banyak organisasi akan melakukan investasi dalam program peningkatakn

kepuasan konsumen. Pembeli yang melakukan pembelian berulang akan membeli

merek yang sama meskipun mereka tidak memiliki ikatan dalam emosi. Pembelian

berulang dapat terjadi karena satu kebiasaan, atau karena tidak ada pilihan lain yang

layak bagi para konsumen untuk melakukan pembelian.

Purchase

Usage

Evaluation

Nonuse

Satisfaction

Postpurchase

dissonance

Product

disposal Complaint

behavior

Commited

customers

Discontinue

d use

Brand

Switching

Increased

use

Repeat

Purchases

Page 30: PENGARUH BAURAN PEMASARAN (7P) TERHADAP … · pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan ... ucapkan kepada Teuku Rid selaku pengelola Pondok Bangladesh Sektor

16

Gambar 1.4 Kerangka pemikiran operasional

- Makin tingginya pertumbuhan bisnis

kuliner sebagai pemicu persaingan yang

semakin ketat.

- Pondok Bangladesh Rajanya Mie Aceh

belum memiliki kepastian strategi

bauran pemasaran.

Pengembangan Strategi Pemasaran

Evaluasi Bauran Pemasaran

- Product

- Price

- Place

- Promotion

- People

- Process

- Physical evidence

Analisis

Deskriptif

Perilaku Pembelian

Konsumen Karakteristik Konsumen

Riset Konsumen

Analisis

Deskriptif

Rekomendasi bagi Pengembangan Strategi

Pemasaran Restoran Mie Aceh Pondok

Bangladesh

Implikasi manajerial

Tingkat Loyalitas Konsumen

Tingkat Kepuasan Konsumen

Dimensi yang Mempengaruhi

Kepuasan dan Loyalitas

Structuran Equation Model

(SEM)

Customer Loyalty Index

Customer Satisfaction Index

Page 31: PENGARUH BAURAN PEMASARAN (7P) TERHADAP … · pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan ... ucapkan kepada Teuku Rid selaku pengelola Pondok Bangladesh Sektor

17

4 METODE PENELITIAN

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Pondok Bangladesh Rajanya Mie Aceh yang

berlokasi di lima tempat. Yakni di Padjajaran, Palaedang, Depok, Jalan Raya Bogor

dan Cibinong Pemda. Teknik pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja

(purposive), dengan pertimbangan linkungan sekitar lokasi yang dinilai ramai dan

memiliki omzet perhari terbesar. Selain itu, riset dengan obyek rumah makan Mie

Aceh Pondok Bangladesh belum pernah dilakukan, khususnya yang terkait tentang

kepuasan dan loyalitas konsumen. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei 2015

sampai dengan September 2015 dengan asumsi tidak ada perubahan implementasi

bauran pemasaran (7P) di Pondok Bangladesh Rajanya Mie Aceh.

Jenis dan Sumber Data

Data dalam penelitian ini memiliki satuan unit konsumen, hal tersebut

dikarenakan data diperoleh dari keterangan konsumen. Data yang digunakan dalam

penelitian ini terbagi atas dua jenis, yakni data primer dan data sekunder. Data

primer bersumber dari hasil wawancara dengan pemilik, karyawan, serta konsumen

Pondok Bangladesh Rajanya Mie Aceh. Selain itu data primer dalam penelitian ini

juga bersumber dari kuisioner yang diisi oleh para konsumen yang dijadikan

responden dalam penelitian ini.

Data sekunder dalam penelitian ini adalah studi literatur buku teks, jurnal

lokal dan internasional, laporan penelitian terdahulu (skripsi dan tesis), serta data

statistik Badan Pusat Statistik, USDA yang ditransformasikan kedalam bentuk

tabulasi agar lebih mudah dalam melakukan pengolahan dan interpretasi data.

Metode Penarikan Sampel

Metode penarikan sampel yang dilakukan dalam penelitian ini adalah

convenience sampling dengan adanya screening terlebih dahulu. Peneliti memilih

sampel berdasarkan kenyamanan memilih, dengan terlebih dahulu melakukan

penilaian terhadap beberapa karakteristik anggota sampel yang disesuaikan dengan

tujuan penelitian. Penelitian ini melibatkan sampel yang telah mengunjungi Pondok

Bangladehs Rajanya Mie Aceh sebanyak lebih dari dua kali. Dengan terpenuhinya

syarat tersebut maka sampel diyakini telah melakukan proses pengambilan

keputusan pembelian yang baik.

Total sampel yang terlibat dalam penelitian ini yakni berjumlah 180 orang..

Adapun kriteria lain telah dipenuhi yakni berupa kriteria Slovin. Kriteria slovin

digunakan untuk mengetahui berapa minimal sampel yang dibutuhkan jika ukuran

populasi.

Page 32: PENGARUH BAURAN PEMASARAN (7P) TERHADAP … · pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan ... ucapkan kepada Teuku Rid selaku pengelola Pondok Bangladesh Sektor

18

n = 𝑁

1+𝑁𝑒^2

Keterangan: n = Ukuran Sampel N = Ukuran Populasi e = Kelonggaran ketidaktelitian yang dapat ditolerir. Jumlah populasi Pondok Bangladesh Rajanya Mie Aceh didapatkan melalui total omset rata-rata tiap minggu sejumlah Rp2 5000 000 yang dibagi dengan rata-rata harga mie Pondok Bangladesh Rajanya Mie Aceh pada saat penelitian berlangsung (Rp14 000).

Berdasarkan dari perhitungan dengan menggunakan rumus tersebut,

didapatkan ukuran sampel sebesar 64, dengan asumsi jumlah populasi digambarkan

oleh rata-rata omset perhari dibagi dengan rata-rata harga makanan lalu dikali

dengan hari dalam satu bulan. Maka ditemukanlah jumlah rata-rata pengunjung

Pondok Bangladesh Rajanya Mie Aceh pada tahun 2015 serta kelonggaran

ketidaktelitian yang dapat ditolerir adalah sebesar 10%. Perhitungan tersebut dapat

diuraikan sebagai berikut:

n = 178

1+(178∗0.12) = 64

Selain telah memenuhi kriteria-kriteria tersebut, jumlah sampel dalam

penelitian ini juga telah memenuhi kriteria jumlah sampel dalam analisis Structural

Equation Model (SEM). Pada analisis Structural Equation Model (SEM), jumlah

sampel yang diambil dari populasi ditentukan sebesar lima sampai sepuluh kali dari

jumlah indikator yang digunakan dalam model penelitian, serta sekurang-

kurangnya seratus sampai dua ratus sampel (Hair et al 1995 dalam Mahendraswari

2014). Penelitian ini menggunakan indikator sejumlah 35 buah, sehingga jumlah

sampel minimum yang disarankan yakni 175 sampel dimana merupakan lima kali

lipat dari jumlah indikator yang digunakan dalam model penelitian. Junglah sampel

yang diambil dari cabang Sawangan Depok berjunglah lima puluh orang, dari

cabang Cibinong lima puluh orang, dari cabang Padjajaran Bogor lima puluh orang,

dari cabang Cibinong Pemda lima belas orang dan dari cabang Palaedang bogor

lima belas orang.

Metode Analisis Data

Data yang diperoleh dari responden ditransformasi kedalam bentuk tabulasi

agar lebih mudah dibaca dan dipahami. Data yang telah mengalami transformasi

digunakan sebagai input untuk proses analisis selanjutnya. Pada dasarnya, metode

analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Structural Equation Model

(SEM), Customer Satisfaction Index (CSI), dan Customer Loyalty Index (CLI).

Page 33: PENGARUH BAURAN PEMASARAN (7P) TERHADAP … · pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan ... ucapkan kepada Teuku Rid selaku pengelola Pondok Bangladesh Sektor

19

Structural Equation Model (SEM)

Menurut Nokelainen, sebagai sebuah konsep, Structural Equation Model

(SEM) adalah kombinasi teknik statistik seperti analisis faktor eksploratori dan

regresi berganda. Tujuan dari Structural Equation model (SEM) adalah untuk

memeriksa satu set hubungan antara satu atau lebih variabel independen dan satu

atau lebih variabel dependen. Kedua variabel independen dan variabel dependen ini

dapat menjadi terus berkesinambungan atau diskrit. Variabel bebas biasanya

dianggap seperti prediktor atau variabel kausal karena hal tersebut dapat

memprediksi atau menyebabkan variabel dependen (respon atau hasil variabel).

Structural Equation Model (SEM) juga dikenal sebagai kausal modeling atau

analisis struktur kovarians.

Santoso (2007) juga mengemukakan bahwa SEM (Structural Equation

Modelling) adalah alat analisis statistik yang semakin populer dewasa ini. Jika

dilihat dari penyusunan model serta cara kerjanya, sebenarnya SEM adalah

gabungan dari analisis faktor dan analisis regresi. SEM merupakan teknik statistik

multivariat yang merupakan kombinasi antara analisis faktor dan analisis regresi

(korelasi), yang bertujuan untuk menguji hubungan-hubungan antar variabel yang

ada pada sebuah model, baik itu antar indikator dengan konstruknya, ataupun

hubungan antar konstruk.

Isi sebuah model SEM adalah variabel-variabel. Baik itu variabel laten,

maupun variabel manifest. Jika terdapat sebuah variabel laten, pasti akan ada dua

atau lebih variabel manifest. Variabel laten adalah variabel yang tidak dapat diukur

secara langsung kecuali diukur dengan satu atau lebih variabel manifest. Sedangkan

variabel manifest adalah variabel yang digunakan untuk menjelaskan atau

mengukur sebuah variabel laten.

Santoso menambahkan, dalam sebuah model SEM, sebuah variabel laten

dapat berfungsi sebagai variabel eksogen atau variabel endogen. Variabel eksogen

adalah variabel independen yang mempengaruhi variabel dependen. Pada model

SEM, variabel eksogen ditunjukkan dengan adanya anak panah yang berasal dari

variabel tersebut menuju kearah variabel endogen. Sementara variabelendogen

adalah variabel dependen yang dipengaruhi oleh veriabel independen (eksogen).

Pada model SEM, variabel eksogen ditunjukkan dengan adanya anak panah yang

menuju variabel tersebut.

Structural Equation Model (SEM) merupakan suatu metodel analisis yang

dapat menjelaskan hubungan-hubungan diantara variabel-variabel tertentu.

Pendekatan yang digunakan dalam Structural Equation Model (SEM) merupakan

pendekatan model statistika. Model pengukuran adalah bagian dari Structural

Equation Model (SEM) yang menggambarkan hubungan antara variabel laten

dengan indikatornya, sedangkan model struktural merupakan model yang

Page 34: PENGARUH BAURAN PEMASARAN (7P) TERHADAP … · pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan ... ucapkan kepada Teuku Rid selaku pengelola Pondok Bangladesh Sektor

20

menggambarkan antar variabel laten, baik eksogen maupun endogen. Analisis ini

menggunakan data-data mengenai kinerja indikator dalam model penelitian.

Adapun skor yang digunakan untuk menilai tingkat kinerja indikator adalah

sebagai berikut

1 = Sangat Tidak Setuju

2 = Tidak Setuju

3 = Netral

4 = Setuju

5 = Sangat Setuju

Keuntungan SEM

Menurut Latan (2013) jika suatu model penelitian hanya menggunakan variabel

independen dan variabel dependen saja, maka suatu teknik regresi (regresi linear

sederhana maupun regresi linear berganda) dapat digunakan untuk menyelesaikan

persoalan tersebut. Namun, apabila suatu model penelitian menggunakan beberapa

variabel independen dan variabel dependenserta menambahkan variabel

moderating maupun intervening ke dalam model, maka persoalannya akan menjadi

rumit karena harus menggunakan beberapa persamaan regresi untuk

menyelesaikannya, sehingga dianggap kurang tepat dan dibutuhkan teknik analisis

lain yang lebih komprehensif. Untuk menjawab persoalan tersebut, maka teknik

analisis yang dimaksud adalah model persamaan struktural (Structural Equation

Modeling). Lebih spesifik, SEM memampukan peneliti untuk:

1. Membangun model penelitian dengan banyak variabel;

2. Dapat meneliti variabel atau konstruk yang tidak teramati atau tidak dapat

diukur secara langsung (unobserved variables);

3. Menguji kesalahan pengukuran (measurement error) untuk variabel atau

konstruk yang teramati (observed variables);

4. Mengonfirmasi teori sesuai dengan data penelitian (confirmatory facror

analysis).

Tahapan Prosedur pada Structural Equation Model (SEM)

Data kuisioner direkapitulasi dengan menggunakan Microsoft excel 2013 serta

ditransformasi kedalam bentuk lain dengan menggunakan bantuan IBM SPSS

Statistics 22. Bentuk data perlu ditransformasi karena program Lisrel 8.7 sebagai

media analisis Structural Equation Model (SEM) tidak dapat menganalisis data

dengan bentuk lainnya seperti pada program Microsoft excel 2013. Prosedur dalam

analisis Structural Equation Model (SEM) mengandung tahap-tahap sebagai

berikut:

1. Spesifikasi Model

Dilakukan dengan menspesifikasikan model pengukuran serta model

struktural. Spesifikasi model pengukuran meliputi aktivitas

mengidentifikasikan variabel laten beserta indikatornya, dan

mendefinisikan hubungan antar keduanya. Spesifikasi model struktural

Page 35: PENGARUH BAURAN PEMASARAN (7P) TERHADAP … · pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan ... ucapkan kepada Teuku Rid selaku pengelola Pondok Bangladesh Sektor

21

dilakukan dengan mendefinisikan hubungan diantara variabel laten, baik

eksogen maupun endogen.

2. Identifikasi

Dimaksudkan untuk menjaga agar model yang dispesifikasi bukan

merupakan model under-identified atau unidentified. Hal tersebut dilakukan

agar dapat diperoleh model dengan jumlah parameter yang diestimasi lebih

kecil dari jumlah yang diketahui.

3. Estimasi

Dilakukan untuk memperoleh nilai dari paramenter yang ada dalam model

sedemikian rupa sehingga matrik kovarian yang diturunkan dari model

sedekat mungkin atau sama dengan matrik kovarian populasi untuk masing-

masing variabel yang diamati. Estimasi terhadap model dapat dilakukan

dengan metode estimasi yang tersedia, seperti unweighted least squares.

4. Uji validitas dan Reabilitas Variabel

Suatu variabel dikatakan valid jika muatan faktor (loading factor) variabel

berada lebih besar sama dengan 0.5. selain itu, variabel diaktakan reliabel

jika nilai constrict reability (CR) nya lebih dari sama dengan 0.7 atau

mendekatinya, serta variance extracted (VE) nya lebih dari sama dengan

0.5 atau mendekatinya.

5. Uji kecocokan

Tahapan ini ditunjukan untuk mengevaluasi derajat kecocokan atau

Goodness of Ftir (GOF) antara model dengan data. Penilaian derajat

kecocokan pada analisis Structural Equation Model (SEM) secara

menyeluruh tidak dapat dijalankan langsung sebagaimana pada metode

multivariat yang lain. Hal tersebut lantas dikembangkan beberapa ukuran

derajat kecocokan yang dapat digunakan dalam penelitian. Uji kecocokan

model pada penelitian ini beserta nilai kritisnya dapat dilihat pada tabel

berikut ini:

Tabel 4. Uji kecocokan model beserta nilai kritis pada analisis

Structural Equation Model (SEM)

Uraian Nilai Kritis

Significance Probability (P-Value) ≥ 0.05

Root Mean Square Residual

(RMR)

≤ 0.05 atau ≤ 0.1

Root Mean Square Error of

Approximate (RMSEA)

≤ 0,08

Goodness of Fit (GFI) ≥ 0.90

Adjusted Goodness of Fit Index

(AGFI)

≥ 0.90

Comparative Fit Index (CFI) ≥ 0.90

Normed Fit Index (NFI) ≥ 0.95 Sumber: Wijanto (2008)

Page 36: PENGARUH BAURAN PEMASARAN (7P) TERHADAP … · pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan ... ucapkan kepada Teuku Rid selaku pengelola Pondok Bangladesh Sektor

22

6. Respisifikasi Model

Dilakukan untuk menspesifikasi ulang model yang ada demi memperoleh

derajat kecocokan yang lebih baik. Tahapan yang dimulai dengan

melakukan spesifikasi model awal lalu dilanjutkan dengan pengumpulan

data empiris. Selanjutnya, dilakukan analisis dan pengujian kecocokan

model dengan data. Jika tingkat kecocokannya kurang baik, maka model

dimodifikasi dan diuji kembali dengan data yang sama. Respesifikasi model

perlu dilakukan jika model tidak memiliki kemampuan seerti yang

diharapan. Proses ini dpat dilakukan berulang-ulang sampai mendapatkan

derajat kecocokan terbaik atau memenuhi nilai ktiris.

Prosedur SEM secara umum akan mengandung tahap-tahap sabagai berikut

(Bollen dan Long, 1993 dalam Wijanto 2008)

Implementasi Structural Equation Model (SEM)

Structural Equation model (SEM) dalam penelitian ini terdiri dari tujuh

variabel laten eksogen dan dua variabel laten endogen. Variabel laten eksogen dan

endogen memiliki 35 indikator. Hubungan antar indikator, model pengukuran, serta

model strukturalnya dapat digambarkan dalam diagram lintas (path diagram) yang

sekaligus menjadi model penelitian.

Dalam SEM, terdapat dua jenis model, yakni model pengukuran

(measurement model) dan model struktural (structural model). Alat analis yang

digunakan dalam penelitian ini adalah confirmatory factor analysis (CFA). Alat

analisis ini digunakan untuk menguji sebuah measurement model. Dengan alat ini,

akan diketahui apakah indikator-indikator yang ada memang benar-benar dapat

menjelaskan sebuah konstruk. Dengan melakukan CFA, dapat saja sebuah indikator

dianggap tidak secara kuat berpengaruh atau dapat menyelesaikan konstruk.

Demikian juga dengan kedua variabel laten lainnya, CFA dapat digunakan untuk

menguji indikator dengan konstruk (Santoso 2007). Wijanto 2008 menambahkan,

model pengukuran dalam Structural Equation Model (SEM) memanfaatkan

Confirmatory Factor Analisys (CFA). Confirmatory Factor Analisys (CFA) adalah

suatu bentuk model pengukuran seperti pengukuran variabel laten oleh satu atau

lebih indikator. CFA didasarkan atas alasan bahwa variabel-variabel teramati

adalah indikator-indikator yang tidak sempurna dari variabel laten atau konstruk

tertentu yang mendasarinya.

CFA merupakan salah satu dari dua pendekatan utama dalam analisis faktor.

Pada CFA, model dibentuk terlebih dahulu, jumlah variabel laten ditentukan oleh

analisis, pengaruh suatu variabel laten terhadap variabel teramati ditentukan

terlebih dahulu, beberapa efek langsung variabel laten terhadap variabel teramati

dapat ditetapkan sama dengan nol atau seuatu konstanta, kesalahan pengukuran

boleh dikorelasi, kovarian variabel-variabel laten dapat dieliminasi atau ditetapkan

pada nilai tertentu, dan identifikasi parameter diperlukan. Pada penelitian ini,

Page 37: PENGARUH BAURAN PEMASARAN (7P) TERHADAP … · pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan ... ucapkan kepada Teuku Rid selaku pengelola Pondok Bangladesh Sektor

23

kepuasan merupakan efek mediasi atau variabel mediator yang merupakan

penghubung atau antara tujuh variabel laten eksogen dengan loyalitas.

Konstruk dengan indikator reflektif

Konstruk dengan indikator reflektif mengasumsikan bahwa kovarian

diantara pengukuran model dijelaskan oleh varian yang merupakan manifestasi

damain konstruknya. Arah indikatornya yaitu dari konstruk ke indikator. Pada

setiap indikatornya harus ditambah dengan error terms atau kesalahan pengukuran.

Menurut Jarvis et al. (2003) dan MacKenzie et al. (2005) dalam Latan

(2013) konstruk dengan indikator reflektif mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

1. Arah kausalitas dari konstruk ke indikator (items).

2. Indikator manifestasi terhadap konstruk.

3. Perubahan pada indikator tidak menyebabkan perubahan pada konstruk.

4. Perubahan pada konstruk mengakibatkan perubahan pada indikator.

5. Indikator dapat dipertukarkan.

6. Indikator harus memiliki konten yang sama dan indikator perlu memiliki

tema yang sama.

7. Menghilangkan satu indikator tidak akan mengubah makna konstruk.

8. Indikator diharapkan memiliki kovarian sati sama lainnya.

9. Indikator disyaratkan memiliki anteseden dan konsekuen yang sama.

Analisis SEM dengan variabel laten

Dalam satu model, umumnya arah hubungan yang dihipotesiskan antara satu

konstruk dengan konstruk lainnya mempunyai satu arah kausalitas. Model

struktural seperti ini dalam SEM dinamakan model recusive yaitu model persamaan

struktural yang hanya mempunyai satu arah kausalitas. Akan tetapi, terdapat juga

model struktural yang menungkinkan adanya hubungan timbal-balik antar konstruk

sehingga mempunyai dua arah kausalitas. Model struktural saperti ini dalam SEM

dinamakan model non-recusive yaitu model persamaan struktural yang

memungkinkan adanya hubungna timbal-balik (reciprocal) antar konstruk dalam

model.Model penelitian yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat di

gambar berikut:

Page 38: PENGARUH BAURAN PEMASARAN (7P) TERHADAP … · pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan ... ucapkan kepada Teuku Rid selaku pengelola Pondok Bangladesh Sektor

24

Gambar 1.5 Model penelitian SEM

Page 39: PENGARUH BAURAN PEMASARAN (7P) TERHADAP … · pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan ... ucapkan kepada Teuku Rid selaku pengelola Pondok Bangladesh Sektor

25

Berdasarkan model penelitian yang telah dibangun, dapat dilihat terdapat

variabel-variabel laten, baik eksogen maupun endogen. Adapun keterangan dari

masing-masing variabel laten tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 5. Variabel laten eksogen dan endogen beserta indikatornya

Variabel Laten Indikator (manifest) Notasi

Eksogen

Produk Kualitas rasa makanan X11

Konsistensi rasa makanan X12

Tingkat kesegaran makanan X13

Tampilan sajian X14

Variasi menu X15

Kebersihan makanan dan

minuman

X16

Tampilan pembungkus

makanan

X17

Harga Harga produk makanan

bersaing

X21

Harga produk makanan

sesuai porsi

X22

Tempat dan

Distribusi

Akses angkutan menuju

restoran

X31

Lokasi yang strategis X32

Promosi Promosi menarik X41

Informasi promosi lengkap X42

Papan nama menarik X43

Papan nama mudah dilihat X44

Manusia Kerapihan pakaian karyawan X51

Keterampilan karyawan X52

Karyawan ramah dan sopan X53

Kesediaan karyawan dalam

menangani keluhan

X54

Kemampuan karwayan

menangani anak-anak dan

penderita disabilitas

X55

Proses Kecepatan waktu penyajian X61

Pihak restoran sigap

menangani keluhan

X62

Proses memasak hidangan X63

Konsistensi kinerja restoran X64

Sarana fisik Kapasitas tempat duduk X71

Desain restoran menarik X72

Kebersihan restoran dan

perlengkapan makan

X73

Kebersihan toilet, westafel,

dan mushola

X74

Kapasitas lahan parkir X75

Page 40: PENGARUH BAURAN PEMASARAN (7P) TERHADAP … · pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan ... ucapkan kepada Teuku Rid selaku pengelola Pondok Bangladesh Sektor

26

Endogen

Kepuasan Kepuasan dengan makanan Y11

Kepuasan dengan pelayanan Y12

Loyalitas Pengunjungan kembali Y21

Pengunjungan kembali

dengan kenaikan harga

Y22

Rekomendasi kepada pihak

lain

Y23

Advokasi kepada pihak lain Y24

Customer Satisfaction Index (CSI)

Digunakan untuk mengukur tingkat kepuasan konsumen melalui

perhitungan penilaian konsumen terhadap kinerja dari indikator yang melekat pada

suatu barang/ jasa. Customer Satisfaction Index (CSI) merupakan kelengkapan dari

analisis Structural Equation Model (SEM). Melalui metode analisis Structural

Equation Model (SEM), peneliti hanya dapt memperoleh bobot, hubungan, serta

pengaruh indikator maupun variabel laten terhadap kepuasan, namun belum mampu

menunjukkan status tingkat kepuasan konsumen.

Cara untuk mengukur Customer Satisfaction Index (CSI) dapat dilakukan

melalui teknik pembobotan (weighted CSI) pada tiap indikator yang digunakan

untuk menyusun kepuasan (yang terdapat pada laten eksogen). Hal tersebut terkait

dengan masing-masing indikator memiliki kontribusi yang berbeda satu sama lain

terhadap kepuasan konsumen.Bobot pada masing-masing indikator dapat diperoleh

dari hasil analisis pada Structural Equation Model (SEM) yakni berupa pembagian

antara besar pengaruh per indikator dengan total loading factor dengan koefisien

konstruk.

Setelah bobot diperoleh, hal lain yang harus dilakukan adalah menghitung

presentase jumlah jawaban puas yang dirasakan oleh konsumen untuk setiap

indikator pada laten eksogen. Jawaban puas mengacu pada top two boxes dalam

perhitungan jawabaan setuju (skor 4) dan sangat setuju (skor 5) untuk masing-

masing indikator pada laten Eksogen. Selanjutnya bobot dikalikan dengan

presentase jumlah jawaban puas yang telah dihitung untuk masing-masing

indikator.

Secara umum, rumus perhitungan Customer Satisfaction Index (CSI)

adalah:

CSI = ∑ (Bobot * Presentase Jumlah Jawaban Puas dan Sangat Puas)/ 2

Tingkat kepuasan konsumen dapat dilihat dari kriteria kepuasan konsumen.

Kepuasan tertinggi akan dicapai apabila Customer Satisfaction Index (CSI) dalam

kriteria kepasan konsumen menunjukkan rentang 100.00% atau 1.00. adapun

kriteria kepuasan konsumen adalah sebagai berikut:

Page 41: PENGARUH BAURAN PEMASARAN (7P) TERHADAP … · pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan ... ucapkan kepada Teuku Rid selaku pengelola Pondok Bangladesh Sektor

27

Tabel 6. Kriteria Kepuasan Konsumen

Kriteria Kepuasan Konsumen Index Kepuasan Kosumen (%)

Sangat Puas 80 < n ≤100

Puas 60 < n ≤ 80

Biasa Saja 40 < n ≤ 60

Tidak Puas 20 < n ≤ 40

Sangat Tidak Puas 0 < n ≤ 20

Customer Loyalty Index (CLI)

Hayes (2008) menyatakan bahwa Customer Loyalty Index (CSI) merupakan

suatu metode riset yang mengitegrasikan faktor-faktor penghubung kunci (variabel)

yang mendorong terciptanya loyalitas konsumen. Pengukuran Customer

Satisfaction Index (CSI) serupa dengan Customer Satisfaction Index (CSI), hanya

saja indikator yang digunakan mengacu pada laten endogen.

Perhitugan Customer Loyalty Index (CLI) juga dilakukan melalui teknik

pembobotan (weighted CLI) pada tiap indikator yang digunakan untuk menyusun

loyalitas (laten endogen). Bobot pada masing-masing indikator dapat diperoleh dari

hasil analisis pada Structural Equation Model (SEM) yakni berupa pembagian

antara besar pengaruh per indikator dengan total besar pengaruh, dimana besar

pengaruh sendiri merupakan perkalian antara loading factor dengan koefisien

konstruk.

Pada penelitian ini juga menggunakan asumsi top two boxes dalam

perhitungan presentase jumlah jawaban loyal. Jawaban loyal yang dihitung

meruakan jawabaan setuju (skor 4) dan sangat setuju (skor 5) untuk masing-masing

indikator pada laten endogen. Setelah mendapatkan total perkalian antara bobot

dengan presentase jumlah jawaban loyal untuk masing-masing indikator yang

berjumlah “n” buah, peneliti harus menambahkan nilai Customer Satisfaction Index

(CSI) ke dalam total perhitungan tersebut lalu membaginya menjadi dua, untuk

selanjutnya didapatkan Customer Loyalty Index (CLI)

Secara umum. Perhitungan Customer loyalty index (CLI) adalah:

CLI = [ ∑(Bobot * Presentase Jumlah Jawaban Loyal dan Sangat Loyal) + CSI]/ 2

Tingkat Loyalitas Konsumen dapat dilihat dari kriteria konsumen. Loyalitas

tertinggi akan dicapai apabila customer Loyalty Index (CLI) dalam kriteria loyalitas

konsumen menunjukkan rentang 100.00% atau 1.00. adapun kriteria loyalitas

konsumen adalah sebagai berikut:

Page 42: PENGARUH BAURAN PEMASARAN (7P) TERHADAP … · pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan ... ucapkan kepada Teuku Rid selaku pengelola Pondok Bangladesh Sektor

28

Tabel 7. Kriteria Loyalitas Konsumen

Kriteria Loyalitas Konsumen Index Kepuasan Kosumen (%)

Sangat Loyal 80 < n ≤100

Loyal 60 < n ≤ 80

Biasa Saja 40 < n ≤ 60

Tidak Loyal 20 < n ≤ 40

Sangat Tidak Loyal 0 < n ≤ 20

Definisi Operasional

Penelitian ini menggunakan indikator yang digunakan untuk

menggambarkan suatu fenomena. Karena indokator tidak dapat diperhitungkan

dalam analisa suatu bisnis, maka definisi operasional digunakan untuk memberikan

penjelasan agar pandangan pembaca terhadap indikator yang dipergunakan dalam

penelitian ini sama.

Adapun uraian definisi operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Konsumen adalah orang yang melakukan pembelian di R.M. Pondok

Bangladesh.

2. Responden adalah orang yang mau mengisi kuisioner dan pernah

berkunjung ke R.M. Pondok Bangladesh sebelumnya minimal sebanyak

satu kali sebelum diberikan kuisioner penelitian.

3. Usia adalah umur responden saat mengisi kuisioner penelitian.

4. Jenis kelamin adalah identitas gender responden untuk membedakan pria

dan wanita

5. Alamat/ Domisili adalah tempat tinggal utama responden atau asal

responden saat mengisi kuisioner.

6. Status perkawinan adalah hubungan legal responden dengan pendamping

hidup (suami/ istri).

7. Pekerjaan adalah mata pencarian utama responden.

8. Pendapatan adalah penerimaan uang responden atas pekerjaan yang

dilakukan dalam satu bulan dan dikukur dalam satuan mata uang Rupiah.

Jika responden merupakan pelajar atau mahasiswa dapat menjadi uang saku

per bulan.

9. Kualitas rasa makanan adalah kesesuaian rasa yang dinilai responden atas

makanan yang dikonsumsi di R.M. Pondok Bangladesh.

10. Konsistensi rasa makanan adalah ketetapan rasa makanan yang dikonsumsi

responden.

11. Tingkat kesegaran makanan adalah rasa makanan yang dinilai oleh

responden karena kondisinya yang dinilai masih segar.

12. Tampilan sajian makanan adalah bentuk makanan yang dinilai menarik oleh

responden.

Page 43: PENGARUH BAURAN PEMASARAN (7P) TERHADAP … · pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan ... ucapkan kepada Teuku Rid selaku pengelola Pondok Bangladesh Sektor

29

13. Variasi menu adalah selingan menu makanan yang tertera di menu.

14. Kebersihan makanan dan minuman adalah makanan dan minuman yang

bebas dari kotoran yang dinilai melalui indera pengelihatan dan peraba

responden.

15. Tampilan pembungkus adalah bentuk bungkus atau balutan makanan atau

minuman yang dipergunakan R.M. Pondok Bangladesh jika konsumen

menginginkan pesanan dibawa pulang.

16. Harga adalah sejumlah biaya dalam bentuk mata uang Rupiah yang harus

dikeluarkan responden atas makanan dan atau minuman yang dikonsumsi.

17. Akses angkutan menuju lokasi adalah nilai kemudahan menuju R.M.

Pondok Bangladesh jika mereka membawa atau mempergunakan angkutan

untuk berkunjung.

18. Lokasi strategis adalah letak tempat yang dinilai menguntungkan baik dari

segi produsen maupun konsumen dalam lingkungan bisnis.

19. Promosi adalah cara yang digunakan R.M Pondok Bangladesh untuk

memperkenalkan produknya.

20. Papan nama adalah tanda pengenal atau identitas yang bertuliskan Pondok

Bangladesh Rajanya Mie Aceh.

21. Orang adalah karyawan R.M. Pondok Bangladesh yang terlibat dalam

penyampaian dan pembuatan sajian hidangan.

22. Kemampuan karyawan dalam menangani penderita disabilitas adalah

kecakapan karyawan dalam memperlakukan pengunjung yang memiliki

keterbatasan fisik atau mental/ intelektual.

Page 44: PENGARUH BAURAN PEMASARAN (7P) TERHADAP … · pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan ... ucapkan kepada Teuku Rid selaku pengelola Pondok Bangladesh Sektor

30

Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Pondok Bangledesh Rajanya Mie Aceh merupakan rumah makan aceh milik

keluarga. Dinamakan Pondok Bangladesh karena keluarga pemilik bisnis rumah

makan ini merupakan keturunan orang Bangladesh. Pondok Bangladesh Rajanya

Mie Aceh berdiri sejak tahun 1978, dan didirikan oleh kakak dari Bapak Bahtiar.

Status kepemilikan Pondok Bangladesh Rajanya Mie Aceh merupakan milik

perseorangan dan diberlakukan sistem frencishe. Sementara Bapak Bahtiar mulai

mendirikan bisnis ini sejak tahun 2002 dengan modal Rp2 000 000. Pondok

Bangladesh Rajanya Mie Aceh Buka setiap hari, termasuk hari libur nasional.

Kecuali pada hari raya idul fitri, pondok bangladesh hanya tutup satu hari,

kemudian pada esok harinya dibuka kembali. Waktu operasional resmi Pondok

Bangladesh Rajanya Mie Aceh ini mulai dari jam 11.00 WIB sampai dengan 24.00

WIB.

Sesuai dengan nama rumah makan, Pondok Bangladesh Rajanya Mia Aceh

menjual varian menu mie aceh. Varian makanan yang disediakan berkisar antara

2000 sampai 50 000. Mulai dari kue khas aceh seperti timpan, sampai varian mie

kepiting yang menempati urutan dengan harga tertinggi. Sementara varian

minuman berkisar antara. 1 000 sampai 10 000.

Visi dan Misi

Visi: Menjadi bisnis kuliner yang terus berkembang

Misi: Membuka franchise dan mengembangkan bisnis seluas luasnya

Membuka dan mengembangkan bisnis “mie aceh ijo-ijo”.rumah makan yang

memiliki konsep serba hijau.

Struktur Organisasi

Sampai saat ini, Pondok Bangladesh Rajanya Mie Aceh belum memiliki

struktur organisasi yang bersifat resmi. Secara sederhana, rantai komando yang

dipergunakan dalam menjalanan Pondok Bangladesh Rajanya Mie Aceh dimulai

dari Bapak Bahtiar selaku pemilik bisnis. Lalu dibawah komandonya, terdapat

pengelola Pondok Bangladesh Rajanya Mie Aceh yang berfungsi sebagai kontrol

dan kasir. Lalu pada tingkatan paling bawah, terdapat karyawan yang memiliki

fungsi masing-masing. Antara lain: koki mie dan nasi goreng, koki roti cane dan

martabak, bagian kebersihan, pelayan/ waitress, pembuat minum, petugas belanja.

Dalam praktiknya, Pondok Bangladesh Rajanya Mie Aceh memiliki SOP

yang harus dipenuhi oleh karyawan, yaitu dalam satu minggu kegiatan operasional

Pondok Bangladesh Rajanya Mie Aceh Berjalan, minimal karyawan harus

mengenakan seragam yang sudah disediakan sebanyak empat kali. Biasanya Senin

dan Selasa merupakan hari bebas seragam. Strategi harga, ditetapkan sebelum

harga- harga umum naik dan bukan melalui pengurangan porsi.

Page 45: PENGARUH BAURAN PEMASARAN (7P) TERHADAP … · pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan ... ucapkan kepada Teuku Rid selaku pengelola Pondok Bangladesh Sektor

31

6 HASIL DAN PEMBAHASAN

Sebaran Identitas Responden (Karakteristik Demografi)

Idenitas responden secara umum dapat dijelaskan melalui karakteristik

demografi 180 konsumen yang menjadi responden penelitian. Variabel-variabel

yang diukur antara lain adalah umur, jenis kalamin, status perkawinan, pekerjaan,

rata-rata pendapatan, frekuensi pembelian, indikator benrpengaruh, banyaknya

porsi pesanan, hari kunjungan, waktu kunjungan, menu makanan yang dipesan dan

besar pengeluaran. Karekteristik demografi yang menilai identitas responden secara

umum diurakan dalam bentuk persentase terhadap total jawaban. Data tersebut

tersaji dalam bentuk tabulasi.

Tabel 8. Sebaran responden berdasarkan usia

Usia Jumlah Responden (Orang) Persentase (%)

<25 tahun 52 28.89

25 s.d. 37 tahun 78 43.33

38 s.d. 62 tahun 48 26.67

>62 tahun 2 1.11

Total 180 100.00

Tabel diatas menunjukkan bahwa mayoritas konsumen Pondok Bangladesh

Rajanya Mie Aceh merupakan konsumen dengan usia kerja produktif. Usia tersebut

terdapat pada usia antara 25 tahun sampai 48 tahun.

Tabel 9. Sebaran responden berdasarkan jenis kelamin

Jenis kelamin Jumlah Responden Persentase (%)

Laki-laki 103 57.22

Perempuan 77 42.78

Total 180 100.00

Mayoritas Konsumen Pondok Bangladesh Rajanya Mie Aceh adalah berjenis

kelamin laki-laki. Tidak hanya untuk konsumen yang makan ditempat, tapi berlaku

juga untuk konsumen yang memesan untuk dibawa pulang.

Tabel 10. Sebaran responden berdasarkan status perkawinan

Status Perkawinan Jumlah Responden Persentase (%)

Belum Kawin 70 38.89

Kawin 110 61.11

Total 180 100.00

Biasanya, Pondok Bangladesh Rajanya Mie Aceh ramai karena dikunjungi

oleh keluarga yang berkunjung. Pembuktiannya dapat dilihat melalui mayoritas

Page 46: PENGARUH BAURAN PEMASARAN (7P) TERHADAP … · pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan ... ucapkan kepada Teuku Rid selaku pengelola Pondok Bangladesh Sektor

32

konsumen Pondok Bangladesh Rajanya Mie Aceh memiliki status perkawinan. Hal

ini mengindikasikan bahwa Pondok Bangladesh sebagai rumah makan mie aceh

merupakan tempat makan yang cocok untuk keluarga.

Tabel 11. Sebaran responden berdasarkan pekerjaan

Pekerjaan Jumlah Responden Persentase (%)

Pelajar/ Mahasiswa 31 17.22

Pegawai Negeri 20 11.11

Pegawai Swasta 63 35.00

Wiraswasta 39 21.67

Pensiunan 3 1.67

Ibu Rumah Tangga 17 9.44

Lainnya 7 3.89

Total 180 100.00

Melalui hasil sebaran responden berdasarkan pekerjaan, mayoritas

konsumen Pondok Bangladesh Rajanya Mie Aceh merupakan pekerja atau

karyawan. Biasanya mereka datang berkunjung untuk makan setelah pulang kerja.

Tabel 12. Sebaran responden berdasarkan rata-rata pendapatan

Rata-rata Pendapatan Jumlah Responden Persentase (%)

< Rp500 000 12 6.67

Rp500 000 sampai Rp1 499 999 35 19.44

Rp1 500 000 sampai Rp2 499 999 21 11.67

Rp2 500 000 sampai Rp3 499 999 23 12.78

Rp3 500 000 sampai Rp4 499 999 32 17.78

> Rp4 500 000 57 31.67

Total 180 100.00

Rata-rata konsumen Pondok Bangladesh Rajanya Mie Aceh adalah orang

dengan penghasilan menengah keatas. Biasanya, konsumen dengan pendapatan

yang rendah akan memilih untuk makan di rumah makan mie aceh yang memiliki

harga per porsi yang lebih kecil dari Pondok Bangladesh Rajanya Mie Aceh. Bang

Bahtiar selaku pemilik juga mengatakan bahwa, Pondok Bangladesh Rajanya Mie

Aceh menawarkan produk dengan harga yang lebih tinggi dari pesaingnya.

Tabel 13. Sebaran responden berdasarkan frekuensi kunjungan

Frekuensi Kunjungan Jumlah Responden Persentase (%)

1 kali 62 34.44

2 kali 46 25.56

3 kali 24 13.33

4 kali 24 13.33

< 1 kali 6 3.33

> 5 kali 8 4.44

Tidak Tentu 10 5.56

Total 180 100.00

Page 47: PENGARUH BAURAN PEMASARAN (7P) TERHADAP … · pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan ... ucapkan kepada Teuku Rid selaku pengelola Pondok Bangladesh Sektor

33

Konsumen yang datang ke Pondok Bangladesh Rajanya Mie Aceh biasanya

merupakan konsumen yang datang seminggu atau dua minggu sekali dalam sebulan

ke Pondok Bangladehs Rajanya Mie Aceh.

Tabel 14. Sebaran responden berdasarkan motif kunjungan

Motif Kunjungan Jumlah Responden Persentase (%)

Sebagai Makanan Utama 31 17.22

Sebagai Makanan Selingan 99 55.00

Kebutuhan Berkumpul dan

Sosialisasi

8 4.44

Mencoba Menu Khas Aceh 37 20.56

Lainnya 5 2.78

Total 180 100.00

Mayoritas konsumen yang datang, memiliki motif untuk memenuhi sebagai

makanan selingan dalam pengunjungan ke Pondok Bangladesh Rajanya Mie Aceh.

Tapi tidak jarang pula pengunjung datang hanya untuk berkumpul dan coba-coba

makanan khas Aceh.

Tabel 15. Sebaran responden berdasarkan indikator berpengaruh

Indikator Berpengaruh Jumlah Responden Persentase (%)

Kualitas Rasa 134 74.44

Harga 3 1.67

Pelayanan 5 2.78

Lokasi Restoran 19 10.56

Lahan Parkir 0 0.00

Kebersihan Restoran 4 2.22

Lainnya 2 1.11

Total 180 100.00

Menurut mayoritas konsumen, indikator kualitas rasa merupakan indikator

yang dianggap paling penting karena dinilai paling berpengaruh. kualitas rasa ini

juga merupakan senjata utama Pondok Bangladesh Rajanya Mie Aceh dalam

menarik pengunjung.

Tabel 16. Sebaran responden berdasarkan banyaknya porsi pesanan

Banyaknya Porsi Jumlah Responden Persentase (%)

Satu porsi 102 56.67

Dua porsi 52 28.89

Tiga porsi 12 6.67

Empat porsi 9 5.00

> lima porsi 4 2.22

Tiga atau empat porsi 1 0.56

Total 180 100.00

Page 48: PENGARUH BAURAN PEMASARAN (7P) TERHADAP … · pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan ... ucapkan kepada Teuku Rid selaku pengelola Pondok Bangladesh Sektor

34

Walaupun mayoritas konsumen yang datang merupakan keluarga, tetapi porsi

yang dipesan per pengunjung dalam sekali datang tetap sama dengan jumlah

pengunjung itu sendiri.

Tabel 17. Sebaran responden berdasarkan hari kunjungan

Hari Kunjungan Jumlah Responden Persentase (%)

Hari Kerja 30 16.67

Hari Sabtu/ Hari Minggu/

Libur Nasional

81 45.00

Tidak Menentu 67 37.22

Hari Kerja dan Hari Sabtu/

Minggu/ Libur Nasional

2 1.11

Total 180 100.00

Pondok Bangladesh Rajanya Mie Aceh memiliki hari paling ramai yaitu

hari Sabtu dan Minggu. Biasanya omset yang dihasilkan pada hari itu dapat

mencapat Rp6 000 000.

Tabel 18. Sebaran responden berdasarkan waktu kunjungan

Waktu Kunjungan Jumlah Responden Persentase (%)

Siang 10 5.56

Sore 24 13.33

Malam 130 72.22

Tidak Tentu 8 4.44

Siang, Sore, Malam 3 1.67

Siang, Sore 4 2.22

Sore, Malam 1 0.56

Total 180 100.00

Pondok Bangladesh Rajanya Mie Aceh biasanya ramai pada waktu malam.

Hal ini sesuai dengan kebutuhan karyawan dan pekerja yang mampir ke Pondok

Bangladesh Rajanya Mie Aceh untuk makan setelah mereka pulang kerja.

Tabel 19. Sebaran responden berdasarkan menu makanan yang biasa dipesan

Menu Makanan Jumlah Responden Persentase (%)

Mie Aceh 156 86.67

Nasi Goreng Aceh 17 9.44

Martabak Aceh 2 1.11

Roti Cane 4 2.22

Lainnya 1 0.56

Total 180 100.00

Sesuai dengan namanya, Pondok Bangladesh Rajanya Mie Aceh, maka

hidangan utama yang paling sering dipesan ialah mie aceh. Meskipun dengan

bumbu yang sama, tetapi nasi goreng aceh tidak memiliki proporsi yang cukup

banyak seperti halnya mie aceh.

Page 49: PENGARUH BAURAN PEMASARAN (7P) TERHADAP … · pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan ... ucapkan kepada Teuku Rid selaku pengelola Pondok Bangladesh Sektor

35

Tabel 20. Sebaran responden berdasarkan besar pengeluaran

Besar Pengeluaran Jumlah Responden Persentase (%)

< Rp25 000 10 5.56

Rp25 000 sampai Rp50 000 69 38.33

Rp50 001 sampai Rp100 000 82 45.56

> Rp100 000 19 10.56

Total 180 100.00

Konsumen yang datang untuk makan di tempat, biasanya tidak hanya

memesan hidangan makanan saja, tetapi juga minuman dan terkadang makanan

selingan makanan seperti roti cane yang memiliki porsi sebagai makanan selingan.

Hasil SEM

Dalam pengujian SEM, hal pertama yang harus diperhatikan sebelum

pembahasan hasil adalah uji model. Hal ini dimaksudkan agar model yang

dirancang, sudah baik. Untuk menilai baik tidaknya model sem yang diracang,

adalah dengan melihat goodness of fit model. Pengujian goodness of fit pada

umumnya adalah dengan melihat P-value dan RMSEA (seperti pada penelitian Nur

Hafisah 2014 dan Mahendraswari 2014).

Tabel 21. Pengujian goodness of fit model

Goodness-of-Fit Cutt-off-Value Hasil Kesimpulan

P-value (X² - Chi-square) ≥ 0.05 0.08 Good fit

RMSEA ≤ 0.08 0.02 Good fit

GFI > 0.90 0.97 Good fit

IFI > 0.90 1.00 Good fit

NFI > 0.90 0.97 Good fit

CFI > 0.90 1.00 Good fit

Pada tabel diatas. Hasil pengolahan untuk pengujian goodness of fit

menunjukkan dengan menggunakan pengujian chisquare diperoleh kesimpulan p-

value 0.082 > 0.05 sehingga Ho ditolak dan Ha diterima yang artinya model yang

dihasilkan sudah goodness of fit. Salah satu kelemahan dari model SEM adalah

sensitif dengan jumlah sampel dimana jumlah sampel yang besar cenderung akan

menghasilkan nilai chisquare yang tinggi yang mengakibatkan model tidak

goodness of fit. Oleh karena itu SEM memberikan alternatif penggunaan indikator

goodness of fit yang lain.

Kriteria RMSEA menghasilkan nilai 0.022 ≤ 0.08 yang artinya model

yang dihasilkan sudah goodnes of fit. Penggunaan kriteria goodness of fit yang lain

yaitu GFI, IFI, NFI dan CFI menghasilkan nilai > 0.90 yang artinya model yang

dihasilkan sudah goodness of fit. Karena hasil kesimpulan beberapa indikator

menghasilkan kesimpulan model goodness of fit maka pengujian hipotesis teori

dapat dilakukan.

Page 50: PENGARUH BAURAN PEMASARAN (7P) TERHADAP … · pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan ... ucapkan kepada Teuku Rid selaku pengelola Pondok Bangladesh Sektor

36

Signifikansi Pengaruh Bauran Pemasaran (7P) Terhadap Kepuasan dan

Loyalitas Konsumen

Uji T

Pada penelitian ini, uji T yang dilakukan adalah pengujian dengan tingkat

signifikansi 5% atau alpha sama dengan 0.05. Uji T, digunakan untuk melihat

segnifikansi pengaruh. Suatu indikator atau variabel laten dinyatakan memiliki

pengaruh signifikan jika |t hitung|> t tabel (1.96). Jika terdapat hasil perhitungan

yang signifikan, tatapi angka output bertanda negatif (-), maka ada kemungkinan

multikolinearitas. Angka yang menjadi hasil dalam veriabel menyatakan bahwa

angka tersebut mewakili hasil perhitungan |t hitung| software.

Dari Hasil |t hitung| di bawah dapat dikatahui bahwa terdapat tiga variabel

laten yang berpengaruh signifikan terhadap loyalitas melalui kepuasan konsumen.

Ketiga variabel laten tersebut diantaranya adalah product, process dan physical

memiliki pengaruh signifikan karena memiliki |t hitung| yang masing-masing

sebesar 3.43, 2.49 dan 2.29. Sementara variabel laten yang tidak berpengaruh

signifikan terhadap loyalitas melalui kepuasan konsumen terdapat lima variabel

laten. Variabel laten tersebut diantaranya adalah price, place, promotion dan

people tidak berpengaruh signifikan. Dari gambar dibawah, dapat terlihat bahwa

price bernilai 0.44, place bernilai 0.07, promotion bernilai -0.34, dan people

bernilai 0.34.

Variabel laten yang berpengaruh signifikan terhadap loyalitas disebabkan

karena mayoritas pengunjung hanya memperhitungkan bagaimana makanan atau

hidangan Pondok Bangladesh Rajanya Mie Aceh tersebut, penilaian konsumen

terhadap proses pelayanan maupun performa dari Pondok Bangladesh Rajanya Mie

Aceh dan sarana fisik yang menunjang kenyamanan konsumen untuk datang dan

makan di Pondok Bangladesh Rajanya Mie Aceh

Sementara variabel laten yang tidak berpengaruh signifikan terhadap

loyalitas melalui kepuasan konsumen Pondok Bangladesh Rajanya Mie Aceh

disebabkan karena variabel laten tersebut dianggap tidak penting bagi pengunjung

atau konsumen atau variabel laten tersebut sudah pasti ada dalam strategi

pemasaran Pondok Bangladesh Rajanya Mie Aceh sehingga tidak lagi dianggap

penting.

Page 51: PENGARUH BAURAN PEMASARAN (7P) TERHADAP … · pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan ... ucapkan kepada Teuku Rid selaku pengelola Pondok Bangladesh Sektor

37

Gambar 1.5 T-Hitung

Page 52: PENGARUH BAURAN PEMASARAN (7P) TERHADAP … · pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan ... ucapkan kepada Teuku Rid selaku pengelola Pondok Bangladesh Sektor

38

Dalam melakukan analisis Structural Equation Model (SEM), adapun hal

lain yang harus diperhatikan yakni nilai estimasi koefisien jalur atau biasa disebut

sebagai loading factor. Loading factor merupakan koefisien yang menunjukan

kontibusi relatif dari setiap indikator dalam membentuk variabel laten eksogen

(Wijayanto 2008).Sementara hasil standardized loading factor digunakan untuk melihat

loading factor (indikator) yang dalam hal ini memiliki pengertian besar satuan pengaruh.

Indikator dalam standardized loading factor juga mempunyai arti sebagai penunjuk

kontribusi indikator terhadap latennya. Besar pengaruh dari masing-masing indikator

hanya dinilai untuk masing-masing variabelnya. Sebagai contoh, kualitas rasa makanan

(X11) dinilai hanya untuk variabel product saja. Variabel laten yang disebut konstruk

terdiri atas variabel laten eksogen (variabel yang mempengaruhi) dan variabel endogen

(variabel yang dipengaruhi). Standardized loading factor memiliki ukuran terbesar sama

dengan 1.

Pengujian Hipotesis Teori

Tabel 22. Hasil estimasi model SEM

Variabel

Standardized loading

factor |t-hit| >

1.96 Kesimpulan

Langsung

Tidak

Langsun

g

Product Kepuasan 0.31 - 3.43 Signifikan

Price Kepuasan 0.07 - 0.44 Tidak Signifikan

Place Kepuasan 0.01 - 0.07 Tidak Signifikan

Promotion Kepuasan -0.03 - 0.34 Tidak Signifikan

People Kepuasan 0.05 - 0.34 Tidak Signifikan

Process Kepuasan 0.31 - 2.49 Signifikan

Physical Kepuasan 0.25 - 2.29 Signifikan

Kepuasan Loyalitas 0.82 - 21.43 Signifikan

Kontribusi Indikator terhadap Variabel Produk (Product)

Variabel produk memiliki tujuh indikator sebagai media pengukuran.

Ketujuh indikator tersebut antara lain kualitas rasa makanan, konsistensi rasa

makanan, tingkat kesegaran makanan,tampilan sajian, variasi menu, kebersihan

makanan dan minuman dan tampilan pembungkus makanan. Diantara ketujuh

indikator tersebut, tingkat kesegaran makanan merupakan indikator yang memiliki

pengaruh terbesar dengan nilai loading factor yakni 0.83. Tingkat kesegaran

makanan memang satu hal yang paling dipertimbangkan oleh konsumen dalam

menentukan kualitas produk secara umum. Seluruh indikator pada variabel produk

memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel produk. Hal itu dikarenakan |t-

hitung| > t-tabel (1.96) untuk setiap indikator.

Page 53: PENGARUH BAURAN PEMASARAN (7P) TERHADAP … · pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan ... ucapkan kepada Teuku Rid selaku pengelola Pondok Bangladesh Sektor

39

Kontribusi Indikator terhadap Variabel Proses (Process)

Variabel proses memiliki empat indikator sebagai media pengukuran.

Keempat indikator tersebut antara lain kecepatan waktu penyajian, pihak restoran

sigap menangani kepulan pelanggan, proses memasak hidangan cepat dan

konsistensi kinerja restoran. Diantara keempat indikator tersebut, proses memasak

hidangan merupakan indikator yang memiliki pengaruh terbesar dengan nilai

loading factor yakni 0.83. Seluruh indikator pada variabel produk memiliki

pengaruh signifikan terhadap variabel produk. Hal itu dikarenakan |t-hitung| > t-

tabel (1.96) untuk setiap indikator.

Kontribusi Indikator terhadap Variabel Sarana Fisik (Physical Evidence)

Variabel sarana fisik memiliki lima indikator sebagai media pengukuran.

Kelima indikator tersebut antara lain kapasitas tempat duduk, desain restoran

menarik, kebersihan restoran dan perlengkapannya, toilet westafel dan mushola

bersih dan lahan perkir yang memadai. Diantara kelima indikator tersebut, kapasitas

tempat dudul merupakan indikator yang memiliki pengaruh terbesar dengan nilai

loading factor yakni 0.87. Seluruh indikator pada variabel produk memiliki

pengaruh signifikan terhadap variabel produk. Hal itu dikarenakan |t-hitung| > t-

tabel (1.96) untuk setiap indikator.

Kontribusi Variabel Laten yang Tidak Berpengaruh Signifikan

Variabel laten yang tidak berpengaruh signifikan bukan berarti variabel

laten tersebut tidak berarti atau tidak berpengaruh terhadap loyalitas melalui

kepuasan konsumen Pondok Bangladesh Rajanya Mie Aceh. Akan tetapi, variabel

laten tersebut tetap memiliki pengaruh, tetapi dengan hasil perhitungan yang sangat

kecil. Oleh karena itu, Pondok Bangladesh Rajanya Mie Aceh sebaiknya tetap

melakukan strategi pemasaran (7P) tetapi dengan cara yang berbeda. Karena

melalui Perhitungan SEM, strategi pemasaran yang tidak berpengaruh signifikan

dianggap tidak berhasil dalam menunjang pemecahan permasalahan Pondok

Bangladesh Rajanya Mie Aceh.

Page 54: PENGARUH BAURAN PEMASARAN (7P) TERHADAP … · pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan ... ucapkan kepada Teuku Rid selaku pengelola Pondok Bangladesh Sektor

40

Gambar 1.6 Standardized loading factor

Page 55: PENGARUH BAURAN PEMASARAN (7P) TERHADAP … · pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan ... ucapkan kepada Teuku Rid selaku pengelola Pondok Bangladesh Sektor

41

Kepuasan dan Loyalitas Konsumen

Untuk menilai hubungan antara top 2 box yang merupakan hasil

perhitungan presentase jumlah komsumen yang memilih jawaban puas dan sangat

puas dengan loading factor dapat dilihat dari tabel dibawah berikut.

Tabel 23. Tingkat kepuasan konsumen

Indikator Top 2

Box (%)

Loading

Factor

Koefisien

Konstruk

Besar

Pengaruh

Bobot CSI

Product

Kualitas Rasa 93.33 0.79 0.31 0.24 0.07 6.18

Konsistensi Rasa 85.56 0.59 0.31 0.18 0.05 4.23

Tingkat Kesegaran 82.78 0.83 0.31 0.26 0.07 5.76

Tampilan Sajian 64.44 0.64 0.31 0.20 0.05 3.46

Variasi Menu 79.44 0.71 0.31 0.22 0.06 4.73

Kebersihan Makanan 73.89 0.74 0.31 0.23 0.06 4.58

Tampilan Pembungkus 46.11 0.70 0.31 0.22 0.06 2.70

Price

Harga Bersaing 71.11 0.80 0.07 0.06 0.02 1.08

Harga Sesuai Porsi 71.67 0.93 0.07 0.07 0.02 1.26

Place

Akses Menuju Lokasi

Mudah

86.11 0.83 0.01 0.01 0.00 0.19

Lokasi Strategis 86.11 0.91 0.01 0.01 0.00 0.21

Promotion

Promosi Menarik 31.67 0.92 -0.03 -0.03 -0.01 -0.24

Informasi Promosi

Lengkap

32.22 0.88 -0.03 -0.03 -0.01 -0.23

Papan Nama Menarik 38.33 0.66 -0.03 -0.02 -0.01 -0.21

Papan Nama Mudah

Dilihat

60.56 0.76 -0.03 -0.02 -0.01 -0.37

People

Pakaian Karyawan

Bersih

48.33 0.71 0.05 0.04 0.01 0.46

Karyawan Terampil 60.00 0.88 0.05 0.04 0.01 0.71

Karyawan Ramah 61.67 0.78 0.05 0.04 0.01 0.65

Ketersediaan

Karyawan

58.33 0.74 0.05 0.04 0.01 0.58

Kemampuan Karyawan

Menangani Anak-anak

dan Penderita

Disabilitas

22.78 0.52 0.05 0.03 0.01 0.16

Process

Penyajian Cepat 56.11 0.76 0.31 0.24 0.06 3.57

Sigap Menangani

Keluhan

57.22 0.74 0.31 0.23 0.06 3.55

Proses Memasak Baik 71.67 0.83 0.31 0.26 0.07 4.98

Page 56: PENGARUH BAURAN PEMASARAN (7P) TERHADAP … · pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan ... ucapkan kepada Teuku Rid selaku pengelola Pondok Bangladesh Sektor

42

Indikator Top 2

box (%)

Loading

Factor

Koefisien

Konstruk

Besar

Pengaruh

Bobot CSI

Kinerja Restoran

Konsisten

63.89 0.82 0.31 0.25 0.07 4.39

Physical Evidence

Kapasitas Tempat

Duduk

69.44 0.87 0.25 0.22 0.06 4.08

Desain dan Tata Ruang

Menarik

28.33 0.70 0.25 0.18 0.05 1.34

Kebersihan Tempat 42.78 0.83 0.25 0.21 0.06 2.40

Kebersihan Toilet

Westafel dan Mushola

21.67 0.70 0.25 0.18 0.05 1.02

Lahan Parkir 31.67 0.70 0.25 0.18 0.05 1.50

Total 3.70 1.00 62.74

Tabel 23. Lanjutan

Untuk variabel product, Pondok Bangladesh Rajanya Mie Aceh memiliki

permasalahan dalam tampilan pembungkus makanan. Hal ini dapat terlihat dari

indikator tampilan pembungkus merupakan bagian dari variabel product yang

merupakan variabel yang berpengaruh signifikan terhadap loyalitas. Tetapi

responden penelitian yang memilih jawaban puas dan sangat puas dalam penelitian

ini hanya 46.11%.yang berarti dalam skala tingkat kepuasan dan loyalitas (tabel hal.

29) berada pada taraf biasa saja.

Untuk variabel process,Pondok Bangladesh Rajanya Mie Aceh memiliki

hasil top 2 box yang cenderung biasa saja. Seperti halnya penyajian yang cepat,

sigap menagapi keluhan, dan kinerja restoran. Variabel ini berpengaruh signifikan

terhadap loyalitas melalui kepuasan konsumen, tetapi memiliki nilai top 2 box yang

kurang baik. Terlihat dari indikator-indikator tersebut hanya memperoleh hasil top

2 box sebesar 56.11, 57.22 dan 63.89.

Sementara untuk variabel phisical evidence memiliki nilai yang paling

buruk meskipun variabel tersebut berpengaruh signifikan terhadap loyalitas melalui

kepuasan konsumen. Dari hasil top 2 box diatas, terlihat bahwa hanya kapasitas

tempat duduk saja yang dinilai baik dan sangat baik oleh konsumen, karena dari

180 responden 69.44% menjawab puas atau sangat puas. Sementara hasil top 2 box

dari indikator desain dan tata ruang (28.33), kebersihan toilet, westafel dan mushola

(42.78), kebersihan tempat (21.67) dan lahan parkir (31.67) dinilai buruk oleh

konsumen.

Tabel tingkat kepuasan konsumen diatas menunjukkan bahwa total CSI

bernilai 62.74 yang artinya melalui perhitungan ini, dapat dikatakan bahwa

konsumen Pondok bangladesh Rajanya Mie Aceh berada pada taraf puas yang

berada pada range 61 < n ≤ 80.

Page 57: PENGARUH BAURAN PEMASARAN (7P) TERHADAP … · pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan ... ucapkan kepada Teuku Rid selaku pengelola Pondok Bangladesh Sektor

43

Tabel 24. Tingkat loyalitas konsumen

Indikator Top 2

Box

(%)

Loading

Factor

Koefisien

Konstruk

Besar

Pengaruh

Bobot CLI

Kepuasan

Puas Dengan

Makanan

85.00 0.88 0.82 0.72 0.17 5.17

Puas Dengan

Pelayanan

72.22 0.96 0.82 0.79 0.19 5.17

Loyalitas

Pengunjungan

Kembali

88.33 0.94 0.82 0.77 0.18 5.17

Pengunjungan

Kembali Dengan

Kenaikan Harga

63.89 0.79 0.82 0.65 0.15 5.17

Rekomendasi 75.00 0.87 0.82 0.71 0.17 5.17

Advokasi 47.78 0.73 0.82 0.60 0.14 5.17

Total 4.24 62.39

Secara keseluruhan, konsumen Pondok Bangladesh Rajanya Mie Aceh

memang loyal. Hal ini dapat terlihat dari loading factor yang tinggi dan didukung

oleh hasil top 2 box yang cukup baik. Konsumen pada umumnya akan

merekomendasikan Pondok Bangladesh Rajanya Mie Aceh, tetapi tidak melakukan

advokasi yang sifatnya paksaan untuk mendatangi Pondok Bangladesh Rajanya

Mie Aceh.

Tabel tingkat loyalitas konsumen diatas menunjukkan bahwa konsumen

Pondok Bangladesh Rajanya Mie Aceh berada pada taraf loyal, yaitu 62.39% yang

berada pada range 60 < n ≤ 80.

Implikasi Manajerial

Dipergunakan sebagai langkah lanjutan setelah analisis dimensi bauran

pemasaran yang mempengaruhi kepuasan dan loyalitas serta tingkat kepuasan dan

loyalitas. Langkah ini merupakan rekomendasi terhadap langkah manajerial dimasa

yang akan datang sebagai strandar ukur dalam penentuan kebijakan.

Variabel laten eksogen product, process dan physical merupakan variabel

yang berpengaruh signifikan terhadap kepuasan dan loyalitas konsumen.

Berdasarkan hasil pengolahan data, implikasi manajerial dalam dimensi bauran

pemasaran yang berpengaruh signifikan terhadap kepuasan dan loyalitas konsumen

adalah sebagai berikut:

Page 58: PENGARUH BAURAN PEMASARAN (7P) TERHADAP … · pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan ... ucapkan kepada Teuku Rid selaku pengelola Pondok Bangladesh Sektor

44

Product

Sebaiknya, Pondok Bangladesh Rajanya Mie Aceh mengembangkan atau

menggunakan bungkus makanan yang lebih baik. Seperti bungkus stereofoam

yang didalamnya dilapisi plastik tahan panas. Perbaikan ini diharapkan dapat

meningkatkan loyalitas melalui kepuasan konsumen dimana hasil top 2 box

untuk tampilan pembungkus makanan akan meningkat.

Process

Dalam prosesnya, Pondok Bangladesh Rajanya Mie Aceh sebaiknya terus

meningkatkan kecepatan penyajian. Dalam hal penanganan terhadap keluhan

pelanggan yang biasanya terjadi karena adanya perbedaan menu yang dipesan

dengan menu yang disajikan sebaiknya mulai diterapkan. Sementara kinerja

Restoran yang konsisten hanya bertaraf puas minimum (63.83%). Sebaiknya

kinerja Pondok Bangladesh Rajanya Mie Aceh ditingkatkan. Hal ini akan

berdampak pada kepuasan konsumen yang selanjutnya akan berdampak juga

kepada loyalitas konsumen.

Physical

Dalam penentuan untuk mendirikan Pondok Bangladesh Rajanya Mie Aceh,

variabel ini dapat menjadi acuan standar yang harus terpenuhi. Hal ini terlihat

bahwa hasil pengolahan data, mengindikasikan bahwa kapasitas tempat

duduk yang memadai, kebersihan restoran dan perlengkapan makan dan

toilet, westafel dan mushola yang bersih merupakan hal penting lainnya yang

berpengaruh signifikan terhadap kepuasan dan loyalitas konsumen. Selain itu

lahan parkir yang tersedia juga dapat menjadi suatu standar bahwa Pondok

Bangladesh Rajanya Mie Aceh sebaiknya memiliki lahan parkir disetiap

tempat bisnisnya. Selain itu, sebaiknya Pihak Pondok Bangladesh Rajanya

Mie aceh juga menetapkan standar untuk desain dan tata ruang.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan, beberapa simpulan yang dapat

diambil adalah:

1. Dimensi bauran pemasaran yang berpengaruh signifikan terhadap kepuasan dan

loyalitas konsumen adalah product, process dan physical. Dimensi dengan

pengaruh terbesar adalah product dan process lalu physical. Sementara dimensi

yang tidak berpengaruh signifikan adalah price, place, promotion dan people.

2. Berdasarkan hasil perhitungan CSI dan CLI, dapat disimpulkan bahwa secara

umum, konsumen Pondok Bangladesh Rajanya Mie Aceh memiliki tingkat

kepuasan dengan taraf puas dan memiliki tingkat loyalitas dengan taraf loyal.

Page 59: PENGARUH BAURAN PEMASARAN (7P) TERHADAP … · pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan ... ucapkan kepada Teuku Rid selaku pengelola Pondok Bangladesh Sektor

45

Saran

1. Pondok Bangladesh Rajanya Mie Aceh diharapkan lebih profesional lagi dalam

menangani keluhan pelanggan. Sebagai contoh, jika ada konsumen yang antara

pesanan dan hidangan yang diberikan berbeda, sebaiknya diganti sesuai dengan

apa yang konsumen pesan.

2. Karena dapur Pondok Bangladesh Rajanya Mie Aceh berada didepan, sebaiknya

diberikan sekat kaca antara dapur yang berada didalam bangunan dengan

halaman luar. Hal ini dimaksudkan untuk mebjaga kebersihan agar udara dan

kotoran dari luar tidak masuk kedalam dapur. Selain itu hal ini juga dapat

memperindah desain dan tata ruang Pondok Bangladesh Rajanya Mie Aceh

menjadi lebih bersih dan menarik.

3. Untuk pembukaan cabang-cabang baru, sebaiknya Pondok Bangladesh Rajanya

Mie Aceh mulai memperhitungkan keberadaan toilet, westafel dan mushola

sebagai SOP yang wajib ada di Pondok Bangladesh Rajanya Mie Aceh.

4. Untuk penelitian lanjutan, disarankan untuk melihat strategi kekuatan

kelemahan, peluang dan ancaman Pondok Bangladesh Rajanya Mie Aceh

terhadap para pesaingnya.

DAFTAR PUSTAKA

Afit Zulat, Budi. 2014. Analisis Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Kepuasan

dan Loyalitas Konsumen Ultramilk di Kota Bogor. [SKRIPSI]. Bogor (ID):

Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian

Bogor.

Amrilla Utomo, Dini. 2011. Analisi Kepuasan dan Loyalitas Konsumen Prima

Fresh Mart (pendekatan Service Quality). [SKRIPSI]. Bogor (ID):

Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian

Bogor.

Amir Elbany, Mohamad. 2009. Analisis Kepuasan dan Loyalitas Konsumen

Restoran Pujasega Garut Jawa Barat. [SKRIPSI]. Bogor (ID): Departemen

Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor.

Asmarantaka, Ratna Winandi., 2012. Pemasaran Agribisnis (Agrimarketing).

Bogor (ID): Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen –

IPB.

Engel, James F., et al. 1994. Perilaku Konsumen Edisi Keenam. Binarupa Aksara.

Grace. Maharani. 2009. Analisis Kepuasan, Loyalitas, dan Preferensi Konsumen

Martabak Air Mancur Bogor. [SKRIPSI]. Bogor (ID): Departemen

Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor.

Page 60: PENGARUH BAURAN PEMASARAN (7P) TERHADAP … · pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan ... ucapkan kepada Teuku Rid selaku pengelola Pondok Bangladesh Sektor

46

Griffin, Jill. 2003. Customer Loyality Edisi Revisi dan Terbaru. Jakarta (ID):

Erlangga.

Hayes BE. 2008. Measuring Customer Satisfaction and Loyalty: American Society

for Quality. USA (ID): Quality Press.

Hurriyati, Ratih. 2010. Bauran Pemasaran dan Loyalitas Konsumen. Bandung (ID):

Alfabeta.

Kartika Sari, Karina. 2009. Analisis Kepuasan Konsumen Restoran Ayam Geprek

Istimewa Bogor. [SKRIPSI]. Bogor (ID): Departemen Agribisnis Fakultas

Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor.

KBBI Online. 2015. http://kbbi.web.id/konsumen.

Kotler, Philip., Keller, Kevin Lane. 2009. Manajemen Pemasaran Edisi 12. Indeks.

Kwong, Ken., Wong, Kay. 2013. Partial Least Squares Structural Equation

Modeling (PLS-SEM) Techniques Using SmartPLS. Marketing Bulletin,

Technical Note1.

Latan, Henky. 2013. Structural Equation modeling Konsep dan Aplikasi

menggunakan program LISREL 8.80. Bandung (ID): Alfabeta.

Mahendraswari, Rekha. 2014. Pengaruh Bauran Pemasaran (7P) Terhadap

Kepuasan dan Loyalitas Konsumen Rumah Makan Bebek Gendut di Kota

Bogor. [THESIS]. Bogor (ID): Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian

Bogor.

Meiri, Anggi. 2010. Analisis Kepuasan dan Loyalitas Pengunjung Taman Rekreasi

Kampoeng Wisata Cinangneng Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor

(Pendekatan Structural Equation Model (SEM)). [SKRIPSI]. Bogor (ID):

Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian

Bogor.

Mothersbaugh. Hawkins. 2013. Consumer Behavior Building Marketing Strategy

Twelfth Edition. McGraw-Hill.

Nokelainen, Petri. 2015. Structural Equation Modeling. School of Education

University of Tampere, Findland (ID).

Nugraha et al. 2014. Usulan Peningkatan Kualitas Pelayanan Jasa pada Bengkel

“X” Berdasarkan Hasil Matrix Importance-Performance Analysis* (Studi

Kasus di Bengkel AHASS PD. Sumber Motor Karawang) [Internet];

[diunduh 2015 November 11]; Vol. 01: Bandung (ID).

Nur Nafisah, Sarah. 2014. Pengaruh Bauran Pemasaran (4P) terhadap Kepuasan

dan Loyalitas Konsumen Jeruk Siam di Ritel Modern Kota Bogor. [THESIS].

Bogor (ID): Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.

Santoso, Singgih. 2007. Structural Equation Modelling konsep dan aplikasi dengan

AMOS. Jakarta (ID): Elex Media Komputindo.

Sumarwan, Ujang. 2011. Perilaku Konsumen Teori dan Penerapannya dalam

Pemasaran Edisi Kedua. Jakarta (ID): Ghalia Indonesia.

Sumarwan, Ujang. Et al. 2011. Pemasaran Strategik Perspektif Value-Based

Marketing dan Pengukuran Kinerja. Bogor (ID): IPB Press.

Page 61: PENGARUH BAURAN PEMASARAN (7P) TERHADAP … · pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan ... ucapkan kepada Teuku Rid selaku pengelola Pondok Bangladesh Sektor

47

Sumarwan, Ujang. Et al. 2015. Pemasaran Strategik: Perspektif Perilaku Konsumen

dan Marketing Plan. Bogor (ID): IPB Press.

Syah Putera, Febry. 2009. Analisis Loyalitas Pelanggan Pada Restoran Cippes,

Tebet Jakarta. [SKRIPSI]. Bogor (ID): Departemen Agribisnis Fakultas

Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor.

Wijanto, Setyo Hari. 2008. Sructural Equation Modeling dengan Lisrel 8.8. Jakarta

(ID): Graha Ilmu.

Page 62: PENGARUH BAURAN PEMASARAN (7P) TERHADAP … · pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan ... ucapkan kepada Teuku Rid selaku pengelola Pondok Bangladesh Sektor

48

Lampiran 1. Daftar menu beserta harga produk di Pondok Bangladesh Rajanya Mie

Aceh.

Page 63: PENGARUH BAURAN PEMASARAN (7P) TERHADAP … · pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan ... ucapkan kepada Teuku Rid selaku pengelola Pondok Bangladesh Sektor

49

Lampiran 2 Dokumentasi penelitian

Page 64: PENGARUH BAURAN PEMASARAN (7P) TERHADAP … · pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan ... ucapkan kepada Teuku Rid selaku pengelola Pondok Bangladesh Sektor

50

Page 65: PENGARUH BAURAN PEMASARAN (7P) TERHADAP … · pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan ... ucapkan kepada Teuku Rid selaku pengelola Pondok Bangladesh Sektor

51

Page 66: PENGARUH BAURAN PEMASARAN (7P) TERHADAP … · pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan ... ucapkan kepada Teuku Rid selaku pengelola Pondok Bangladesh Sektor

52

Page 67: PENGARUH BAURAN PEMASARAN (7P) TERHADAP … · pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan ... ucapkan kepada Teuku Rid selaku pengelola Pondok Bangladesh Sektor

53

Page 68: PENGARUH BAURAN PEMASARAN (7P) TERHADAP … · pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan ... ucapkan kepada Teuku Rid selaku pengelola Pondok Bangladesh Sektor

54

Page 69: PENGARUH BAURAN PEMASARAN (7P) TERHADAP … · pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan ... ucapkan kepada Teuku Rid selaku pengelola Pondok Bangladesh Sektor

55

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 15 Juni 1993 dari ayah Ridwan

Aziz dan ibu Tuti Nani Suryo. Penulis adalah putra pertama dari empat bersaudara.

Tahun 2011 penulis lulus dari SMA Negeri 12 Jakarta dan pada tahun yang sama

penulis lulus seleksi masuk Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur Ujian

Talenta Mandiri IPB dan diterima di Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan

Manajemen. Pada masa perkuliahan, penulis menerima beasiswa angkatan 16.

Selama mengikuti perkuliahan, penilis aktif mengikuti kepanitiaan pada

acara-acara yang diselenggarakan di Institut Pertanian Bogor (IPB) seperti Masa

Perkenalan Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Manajemen (MPF), serta Masa

Perkenalan Mahasiswa Departemen Agribisnis (MPD), Season 9 SES-C IPB, The

7th Sportakuler.