PENGARUH AKTIVITAS FISIK TERHADAP TEKANAN DARAH …

13
Jurkessutra 9Jurnal Kesehatan Surya Nusantara) 288 PENGARUH AKTIVITAS FISIK TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI PANTI WERDAH PEMATANGSIANTAR Pipin Sumantrie. email. [email protected] Akademi Keperawatan Surya Nusantara. Pematangsiantar Pendahuluan. Proses menua diartikan sebagai proses biologi yang dicirikan dengan ada jaringan tubuh tertentu yang tidak tahan terhadap zat tersebut sehingga jaringan tubuh tersebut menjadi lemah, Sebagai contoh tambahan kelenjar timus yang ada pada usia dewasa berinvolusi dan semenjak itu terjadilah AutoImune (Goldteris, 1989). Proses menua yang terjadi pada lanjut usia secara linier dapat digambarkan melalui empat tahap yaitu, kelemahan (impairment), keterbatasan fungsional (functional limitation), ketidakmampuan (disability), dan keterhambatan (handicap) yang akan dialami secara bersamaan dengan proses kemunduran (Bondan, 2005).Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas makamasalah yang teridentifikasi adalah:”Apakah senam lansia dapat meningkatkan tekanan darah sistol pada lansia panti sosial Werdah di Pematangsiantar”? Metode. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen semu atau Quasi Eksperiment Design, Populasi dalam penelitian ini adalah para lansia yang ada di panti werdah Pematang Siantar. Pengambilan sample yang digunakan peneliti adalah Non Random (Non Probability) Sampling dengan teknik Accidental Random. Pembahasan. Hasil. Senam lansia dapat meningkatkan tekanan darah sistol dengan rata-rata peningkatan tekanan darah sistol 9,7 mmHg, dan menunjukkan perbedaan yang bermakna sebelum dan setelah perlakuan dengan nilai signifikansi 0,019 (p<0,05) menurut Mann Whitney Test dan tingkat keyakinanya 95%. Kesimpulan. Senam lansia dapat meningkatkan tekanan darah sistol dengan rata- rata peningkatan tekanan darah sistol 9,7 mmHg, dan menunjukkan perbedaan yang bermakna sebelum dan setelah perlakuan dengan nilai signifikansi 0,019 (p<0,05) menurut Mann Whitney Test dan tingkat keyakinanya 95%. Kata Kunci : senam manula, tekanan darah

Transcript of PENGARUH AKTIVITAS FISIK TERHADAP TEKANAN DARAH …

Page 1: PENGARUH AKTIVITAS FISIK TERHADAP TEKANAN DARAH …

Jurkessutra 9Jurnal Kesehatan Surya Nusantara)

288

PENGARUH AKTIVITAS FISIK TERHADAP TEKANAN DARAH

PADA LANSIA DI PANTI WERDAH PEMATANGSIANTAR

Pipin Sumantrie.

email. [email protected]

Akademi Keperawatan Surya Nusantara. Pematangsiantar

Pendahuluan. Proses menua diartikan sebagai proses biologi yang dicirikan

dengan ada jaringan tubuh tertentu yang tidak tahan terhadap zat tersebut sehingga

jaringan tubuh tersebut menjadi lemah, Sebagai contoh tambahan kelenjar timus

yang ada pada usia dewasa berinvolusi dan semenjak itu terjadilah AutoImune

(Goldteris, 1989). Proses menua yang terjadi pada lanjut usia secara linier dapat

digambarkan melalui empat tahap yaitu, kelemahan (impairment), keterbatasan

fungsional (functional limitation), ketidakmampuan (disability), dan

keterhambatan (handicap) yang akan dialami secara bersamaan dengan proses

kemunduran (Bondan, 2005).Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas

makamasalah yang teridentifikasi adalah:”Apakah senam lansia dapat

meningkatkan tekanan darah sistol pada lansia panti sosial Werdah di

Pematangsiantar”?

Metode. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen semu atau Quasi

Eksperiment Design, Populasi dalam penelitian ini adalah para lansia yang ada di

panti werdah Pematang Siantar. Pengambilan sample yang digunakan peneliti

adalah Non Random (Non Probability) Sampling dengan teknik Accidental

Random. Pembahasan.

Hasil. Senam lansia dapat meningkatkan tekanan darah sistol dengan rata-rata

peningkatan tekanan darah sistol 9,7 mmHg, dan menunjukkan perbedaan yang

bermakna sebelum dan setelah perlakuan dengan nilai signifikansi 0,019 (p<0,05)

menurut Mann Whitney Test dan tingkat keyakinanya 95%.

Kesimpulan. Senam lansia dapat meningkatkan tekanan darah sistol dengan rata-

rata peningkatan tekanan darah sistol 9,7 mmHg, dan menunjukkan perbedaan

yang bermakna sebelum dan setelah perlakuan dengan nilai signifikansi 0,019

(p<0,05) menurut Mann Whitney Test dan tingkat keyakinanya 95%.

Kata Kunci : senam manula, tekanan darah

Page 2: PENGARUH AKTIVITAS FISIK TERHADAP TEKANAN DARAH …

Jurkessutra 9Jurnal Kesehatan Surya Nusantara)

289

PENDAHULUAN

Seiring dengan keberhasilan

Pemerintah dalam pembangunan

Nasional, telah mewujudkan hasil yang

positif diberbagai bidang, yaitu adanya

kemajuan ekonomi, perbaikan

lingkungan hidup, kemajuan ilmu

pengetahuan dan teknologi, terutama

dibidang medis atau ilmu kedokteran

sehingga dapat meningkatkan kualitas

kesehatan penduduk serta meningkatkan

umur harapan hidup manusia. Akibatnya

jumlah penduduk yang berusia lanjut

meningkat dan bertambah cenderung

lebih cepat.

Saat ini, diseluruh dunia jumlah lanjut

usia diperkirakan ada 500 juta dengan

usia rata-rata 60 tahun dan diperkirakan

pada tahun 2025 akan mencapai 1,2

miliyar. Secara demografi, menurut

sensus penduduk pada tahun 2010 di

Indonesia jumlah lansia sekitar 18,1

juta, dan umur harapan hidup 65-70

tahun. Angka persentasi penyebab

kematian lansia adalah 20,6%

meninggal disebabkan stroke, iskemik

6,9%, hipertensi 7,7%, penyakit jantung

lain 5,9%, infeksi paru kronik 10, 5%,

TBC 8,9%, penyakit hati 4,4%,

pneumonia 3,8%, NEC 7%, DM 4,9%

(Hamid, 2011).

Proses menua diartikan sebagai

proses biologi yang dicirikan dengan

ada jaringan tubuh tertentu yang tidak

tahan terhadap zat tersebut sehingga

jaringan tubuh tersebut menjadi lemah,

Sebagai contoh tambahan kelenjar timus

yang ada pada usia dewasa berinvolusi

dan semenjak itu terjadilah AutoImune

(Goldteris, 1989). Proses menua yang

terjadi pada lanjut usia secara linier

dapat digambarkan melalui empat tahap

yaitu, kelemahan (impairment),

keterbatasan fungsional (functional

limitation), ketidakmampuan

(disability), dan keterhambatan

(handicap) yang akan dialami secara

bersamaan dengan proses kemunduran

(Bondan, 2005).

Hasurungan (2002) dalam

penelitian pendahuluanya yang

bertujuan untuk melihat faktor-faktor

yang berhubungan peningkatan darah

pada lansia di Kota Depok pada tahun

2002 dengan mengambil sampel dalam

penelitian sebanyak 310 orang lansia

(181 perempuan dan 129 laki-laki)

berumur 53-93 tahun didapatkan

Page 3: PENGARUH AKTIVITAS FISIK TERHADAP TEKANAN DARAH …

Jurkessutra 9Jurnal Kesehatan Surya Nusantara)

290

proporsi tekanan darah sebesar 50%, dan

berdasarkan pada jenis kelamin laki-laki

sebesar 41,9%, sedangkan pada

perempuan 57,4%, dan angka ini jauh

lebih besar dari prevalensi peningkatan

tekanan darah yang telah ditetapkan oleh

Depkes RI (20-30%) untuk lansia di

tahun 2000.Responden dengan derajat

stress tinggi berpeluang mendapatkan

tekanan darah 3,02 kali dibandingkan

yang derajat stress rendah, dan

responden dengan derajat stress sedang

berpeluang mendapat tekanan darah

2,74 kali dibandingkan dengan derajat

stress rendah. Dilanjutkan dengan

penelitian Sing (2012) menjelaskan

bahwa peningkatan tekanan darah rata-

rata setelah senam lansia 11,6 mmHg,

yaitu tekanan darah sistolik rata-rata

sebelum perlakuan 135 mmHg dan

setelah perlakuan 146,6 mmHg. Data

ini menunjukkan peningkatan tekanan

darah setelah melakukan senam lansia.

Dilanjutkan dalam penelitian Puskesmas

Denpasar selatan pada tanggal 13

januari 2012, jumlah lansia yang

menjadi responden 50 orang. Tekanan

sistol rata-rata sebelum senam 140,5

mmHg dan setelah senam tekanan rata-

rata sistolnya 150 mmHg. Data ini

menunjukkan peningkatan tekanan

darah setelah melakukan senam lansia

(Mursyida, 2012).

Menurut Dempsey dan Dempsey

(2002:6-64) mendefenisikan tinjauan

teoritis secara sederhana merupakan

penggunaan teori-teori yang terkait

untuk mendukung rasional (alasan)

dilakukanya studi dan memberikan

pedoman untuk menganalisa hasilnya.

Pada tinjauan teoritis ini akan

membahas tentang defenisi tekanan

darah, faktor-faktor yang mempengaruhi

tekanan darah, pengkajian tekanan

darah, konsep lanjut usia, perubahan

kondisi fisik lanjut usia, aspek fisiologi

senam lansia, prinsip program senam

lansia, pengaruh senam lansia terhadap

tekanan darah, dan kerangka pemikiran.

Pengertian Tekanan Darah

Tekanan darah adalah tekanan

yang ditimbulkan pada dinding arteri.

Tekanan ini sangat dipengaruhi oleh

beberapa faktor seperti curah jantung,

ketegangan arteri, dan volume, laju serta

kekentalan (viskositas) darah. Tekanan

darah terjadi akibat fenomena siklis.

Page 4: PENGARUH AKTIVITAS FISIK TERHADAP TEKANAN DARAH …

Jurkessutra 9Jurnal Kesehatan Surya Nusantara)

291

Tekanan puncak terjadi saat ventrikel

berkontraksi dan disebut tekanan

sistolik. Tekanan diastolik adalah

tekanan terendah, yang terjadi saat

jantung beristirahat. Tekanan darah

biasanya digambarkan sebagai rasio

tekanan sistolik terhadap tekanan

diastolik, dengan nilai dewasa

normalnya berkisar dari 100/60 sampai

140/90. Rata-rata tekanan darah normal

biasanya 120/80 (Brunner and Suddarth,

1996).

Tekanan darah merupakan salah

satu parameter hemodinamik yang

sederhana dan mudah dilakukan

pengukuranya. Tekanan darah

merupakan kekuatan lateral pada

dinding arteri oleh darah yang didoring

dengan tekanan dari jantung . Tekanan

sistemik atau arteri darah adalah tekanan

darah dalam sistem arteri tubuh yang

juga indikator yang baik tentang

kesehatan kardiovaskular (Ganong,

1999). Aliran darah mengalir pada

sistem sirkulasi karena perubahan

tekanan darah. Darah mengalir dari

daerah yang tekananya tinggi ke daerah

yang tekananya rendah. Kontraksi

jantung mendorong darah dengan

tekanan tinggi ke aorta. Puncak tekanan

maksimum saat ejeksi terjadi adalah

tekanan darah sistolik. Pada saat

ventrikel relaksasi, darah yang tetap

dalam arteri menimbulkan tekanan

diastolik atau minimum. Tekanan

diastolik adalah tekanan minimal yang

mendesak

Faktor Yang Mempengaruhi Tekanan

Darah

Faktor-faktor utama yang

mempengaruhi tekanan darah adalah

curah jantung, tekanan pembuluh darah

perifer, dan volume atau aliran darah.

Faktor-faktor yang meregulasi tekanan

darah bekerja untuk periode jangka

pendek dan jangka panjang

Regulasi Tekanan Darah Jangka

Panjang

Walaupun baroreseptor bekerja

untuk jangka pendek, akan tetapi

baroreseptor dengan cepat dapat

beradaptasi untuk meregulasi

peningkatan atau penurunan tekanan

darah yang berlangsung lama atau

keadaan yang kronik. Ginjal

mempertahankan homeostasis tekanan

Page 5: PENGARUH AKTIVITAS FISIK TERHADAP TEKANAN DARAH …

Jurkessutra 9Jurnal Kesehatan Surya Nusantara)

292

darah dengan meregulasi volume darah.

Walaupun volume darah bervariasi

berdasarkan usia dan jenis kelamin,

mekanisme ginjal mempertahankanya

kira-kira 5 L (Price, 1996).

Seperti telah diketahui bahwa

volume darah merupakan faktor penentu

utama dari curah jantung (melalui

pengaruhnya terhadap tekanan vena,

aliran balik, volume akhir diastolik, dan

isi sekuncup). Peningkatan volume

darah diikuti dengan peningkatan

tekanan darah dan semua hal yang

meningkatkan darah seperti komsumsi

garam yang berlebihan akan

menyebabkan penahanan air yang

selanjutnya meningkatkan arteri rata-

rata. Dengan proses yang sama,

penurunan volume cairan akan

menurunkan tekanan darah. Peningkatan

volume darah juga merangsang ginjal

untuk mengeluarkan cairan (Price,

1996).

Ginjal bekerja secara langsung

maupun tidak langsung dalam

meregulasi tekanan arteri dan bekerja

untuk mekanisme jangka panjang dalam

mengontrol tekanan darah. Mekanisme

pengaruh langsung menggambarkan

kemampuan ginjal untuk mempengaruhi

volume darah. Saat volume darah atau

tekanan darah meningkat, kecepatan

filtrasi cairan di ginjal di percepat. Pada

keadaan demikian, ginjal tidak mampu

untuk memproses lebih cepat hasil

filtrasi, dengan demikian akan lebih

banyak cairan yang meninggalkan tubuh

lewat urine, akibatnya volume darah

akan menurun yang diikuti dengan

penurunan tekanan darah. Sebaliknya,

saat tekanan darah atau volume darah

menurun, maka air akan ditahan dan

kembali ke sistem aliran darah (Guyton,

1999).

Konsep Lanjut Usia

Usia lanjutadalahsuatuproses

alamiyang tidakdapat dihindarkan.

Proses menjadi tua disebabkan oleh

faktor biologik yang terdiri dari tiga

fase yaitu fase progresif, fase stabil,

fase regresi. Dalam fase regresif

mekanisme lebih kearah kemunduran

yang dimulai dalamsel, komponen

terkecil manusia. Sel-sel menjadi aus

Page 6: PENGARUH AKTIVITAS FISIK TERHADAP TEKANAN DARAH …

Jurkessutra 9Jurnal Kesehatan Surya Nusantara)

293

karena lama berfungsi sehingga

mengakibatkan kemunduran yang

dominan dibandingkan terjadinya

pemulihan. Di dalam struktur anatomi

proses menjadi tua terlihat sebagai

kemunduran di dalam sel. Proses ini

berlangsung secara alamiah, terus

menerus dan berkesinambungan, yang

selanjutnya akan menyebabkan

perubahan anatomi, fisiologis dan

biokimia pada jaringan tubuh dan

akhirnya akan mempengaruhi fungsi

dan kemampuan badan secara

keseluruhan.

Perubahan-Perubahan Psikososial

Nilai seseorang sering dinilai

dari segi produktivitasnya dan identitas

sering dikaitkan dengan peranan dalam

pekerjaan. Bila lansia pensiun ia akan

mengalami kehilangan sebagai berikut:

a. Kehilangan finansial atau

income berkurang.

b. Kehilangan status atau dulu

mempunyai jabatan yang cukup

tinggi dan setelah lansia ia

kehilangan jabatan tersebut.

c. Kehilangan teman atau relasi.

d. Lansia sadar akan mengalami

kematian, perubahan dalam cara

hidup, dan penyakit kronis dan

ketidakmampuan.

Senam Lanjut Usia (Senam Lansia)

Senam adalah suatu bentuk

latihan fisik yang teratur yang

merupakan representasi dari ciri

kehidupan. Senam merupakan suatu

bentuk latihan fisik yang dikemas

secara sistematis yang tersusun dalam

suatu program yang bertujuan untuk

meningkatkan kesegaran tubuh.

Memberikan pengaruh baik (positif)

terhadap kemampuan fisik seseorang,

apabila dilakukan secara baik dan

benar.

Hasil survey pembuatan norma

kesegaran jasmani pada usia lanjut yang

dilakukan oleh Departemen Kesehatan

pada tahun 1992-1993 menemukan

bahwa sekitar 90% usia lanjut

memiliki tingkat kesegaran jasmani

yang rendah, terutama pada komponen

daya tahan kardio, respiratori dan

kekuatan otot.

Page 7: PENGARUH AKTIVITAS FISIK TERHADAP TEKANAN DARAH …

Jurkessutra 9Jurnal Kesehatan Surya Nusantara)

294

Hal tersebut dapat dicegah

dengan melakukan latihan fisik yang

baik dan benar. Manfaat latihan fisik

bagi kesehatan adalah sebagai upaya

promotif, preventif, kuratif, dan

rehabilitatif. Manfaat tersebut ditinjau

secara fisiologis, psikologis dan sosial.

Salah satu faktor yang sangat

menentukan tingkat kemandirian pada

usia lanjut adalah keadaan mental,

karena pada usia lanjut sering

mengalami apa yang disebut dementia

yaitu kemunduran dalam fungsi

berfikir. Gangguan biasanya dimulai

dengan sukar mengingat apa yang

didengar atau dibaca sampai dengan

bicara tanpa ada ujung pangkalnya.

Gangguan kesehatan pada usia lanjut

seringkali disebabkan oleh proses

degenerative yang dialami oleh usia

lanjut. Hasil survey rumah tangga

(Anonim,1995).

Aspek Fisiologi Senam Lansia

Selama melakukan senam lansia

terjadi kontraksi skletal (rangka) yang

akan menyebakan respons mekanik dan

kimiawi. Menurut Ronny (2009),

respons mekanik pada saat otot

berkontraksi dan berelaksasi

menyebabkan kerja katup vena menjadi

optimal sehingga darah yang balik

keventrikel kanan menjadi meningkat.

Aliran balik jantung yang meningkat

mempengaruhi peningkatan regangan

pada ventrikel kiri jantung sehingga

curah jantung meningkat sampai

mencapai 4-5 kali dibandingkan curah

jantung saat istirahat

(Latief,2002).Respons kimiawi

menghasilkan penurunan Ph dan kadar

PO2, terakumulasinya asam laktat,

adenosin dan K+

oleh metabolisme

selama otot aktif berkontraksi (Ronny,

2009). Akumulasi zat metabolik ini

menyebabkan pembuluh darah

mengalami dilatasi yang akan

menurunkan tekanan arteri, namun

berlangsung sementara karena adanya

respon arterial baroreseptor dengan

meningkatkan denyut jantung dan isi

sekuncup sehingga tekanan darah

meningkat (Latief,2002).

Tekanan darah yang

meningkatkan stimulus impuls pada

pusat baroresptor di arteri karotis dan

aorta. Impuls ini akan menuju pusat

pengendalian kardiovaskuler di medula

Page 8: PENGARUH AKTIVITAS FISIK TERHADAP TEKANAN DARAH …

Jurkessutra 9Jurnal Kesehatan Surya Nusantara)

295

oblongata melalui neuron sensorik

yang akan mempengaruhi kerja saraf

simpatis dan melepaskan NE

(norepinephrin dan epinephrin). Saraf

parasimpatis yang akan melepaskan

lebih banyak ACH yang mempengaruhi

SA node yang akan menurunkan

tekanan darah (Guyton,2001).

Pengaruh Senam Lansia Terhadap

Tekanan Darah

Penelitian pendahuluan

hasurungan tahun 2002 yang bertujuan

untuk melihat faktor-faktor yang

berhubungan peningkatan darah pada

lansia di Kota Depok pada tahun 2002

dengan mengambil sampel dalam

penelitian sebanyak 310 orang lansia

(181 perempuan dan 129 laki-laki)

berumur 53-93 tahun didapatkan

proporsi tekanan darah sebesar 50%, dan

berdasarkan pada jenis kelamin laki-laki

sebesar 41,9%, sedangkan pada

perempuan 57,4%, dan angka ini jauh

lebih besar dari prevalensi peningkatan

tekanan darah yang telah ditetapkan oleh

Depkes RI (20-30%) untuk lansia di

tahun 2000. Responden dengan derajat

stress tinggi berpeluang mendapatkan

tekanan darah 3,02 kali dibandingkan

yang derajat stress rendah, dan

responden dengan derajat stress sedang

berpeluang mendapat tekanan darah

2,74 kali dibandingkan dengan derajat

stress rendah. Responden dengan senam

lansia berpeluang mendapat

peningkatan tekanan darah 2,73 kali

dibandingkan dengan yang tidak senam.

Responden yang tidak kawin berpeluang

mendapat peningkatan tekanan darah

2,07 kali dibandingkan dengan yang

kawin. Selanjutnya disimpulkan dari 5

variabel tersebut, derajat stress tinggi

merupakan variabel yang paling

dominan berhubungan dengan

peningkatan tekanan darah (Hasurungan,

2002).

METODOLOGI PENELITIAN

Desain penelitian ini, adalah

Eksperiment Semu Desain. Menurut

Soekidjo Notoatmojo (2010: 60)

menjelaskan metode eksperimen semu

adalah metode yang tidak mempunyai

pembatasan digunakan dalam penelitian

ini adalah metode eksperimen semu atau

Quasi yang ketat terhadap randomisasi,

dan pada saat yang sama dapat

Page 9: PENGARUH AKTIVITAS FISIK TERHADAP TEKANAN DARAH …

Jurkessutra 9Jurnal Kesehatan Surya Nusantara)

296

mengontrol ancaman-ancaman validitas.

Rancangan yang digunakan dalam

penelitian ini adalah rancangan one-

group pretest-posttest design yang

memungkinkan dapat membandingkan

hasil intervensi yang diberikan.

Rancangan ini juga tidak ada kelompok

pembanding (kontrol), tetapi paling

tidak sudah dilakukan observasi pertama

(Pretest) yang memungkinkan menguji

perubahan-perubahan yang terjadi

setelah adanya eksperimen (Program).

Bentuk rancangan ini yang tertera

seperti pada Tabel 1

Tabel 1.Rancangan Eksperiment

Pretest Perlakuan Postest

01 X 02

Populasi dalam penelitian ini

adalah para lansia yang ada di panti

werdah Pematang Siantar. Sedangkan

sample, pengambilan sample yang

digunakan peneliti adalah Non Random

(Non Probability) Sampling dengan

teknik Accidental Random. Menurut

Soekidjo Notoadmojo (2010: 124-125)

menjelaskan Non Random (Non

Probability) Sampling adalah

pengambilan sample bukan yang tidak

didasarkan atas kemungkinan yang

dapat diperhitungkan.

HASIL PENELITIAN

Analisa Data

Analisa data yang digunakan

adalah statistik Non-Parametrik, yaitu

statistik bebas sebaran (tidak

mensyaratkan sebaran parameter

populasi baik normal atau tidak). Ciri-

ciri Non-Parametrik:

1. Tidak membutuhkan asumsi

normalitas.

2. Secara umum metode statistik Non-

Parametrik lebih mudah dikerjakan

dan lebih mudah dimengerti

dibandingkan dengan statistik

Parametrik karena statistik Non

Parametrik tidak membutuhkan

perhitungan mate-matik yang rumit.

Page 10: PENGARUH AKTIVITAS FISIK TERHADAP TEKANAN DARAH …

Jurkessutra 9Jurnal Kesehatan Surya Nusantara)

297

Tabel 2 menunjukkan hasil observasi tekanan darah, beserta hasi nilai meannya.

Tabel 2. Hasil Observasi Tekanan Darah

Responden(X) T1(mmHg) T2(mmHg) T3(mmHg) Mean(mmHg)

X1 5 14 10 9,6

X2 10 14 10 11,3

X3 10 10 10 10

X4 10 10 10 10

X5 10 10 10 10

X6 16 10 10 12

X7 10 10 10 10

X8 10 10 10 10

X9 8 12 10 10

X10 10 10 6 8,6

X11 10 5 10 8,3

X12 10 10 10 10

X13 10 10 10 10

X14 12 10 10 10,6

X15 10 10 10 10

X16 10 10 10 10

X17 6 10 10 8,6

X18 4 10 10 8

X19 10 10 10 10

X20 14 10 10 11,3

X21 12 10 10 10,6

X22 10 10 10 10

X23 10 10 10 10

X24 12 10 10 10,6

X25 10 10 10 10

X26 10 10 10 10

X27 10 10 10 10

X28 10 10 10 10

X29 4 10 10 8

X30 4 10 10 8

Dan pengujian data yang

digunakan peneliti adalah Mann

Whitney Test, hasil analisis Mann

Whitney Test dengan tingkat

kepercayaan 95% ( p≤ 0,05) yang

dimana dapat diolah melalui program

SPSS dan manual. Peneliti disini

menggunakan yang manual untuk

mencari nilai p. Dengan rumus:

U1 = ƞ + ƞ (ƞ +1) / 2 - ∑R2

U2= ƞ – U1

Z= U – ƞ/2/

√ ƞ(ƞ+ƞ)/12

Page 11: PENGARUH AKTIVITAS FISIK TERHADAP TEKANAN DARAH …

Jurkessutra 9Jurnal Kesehatan Surya Nusantara)

29

Tabel 3. Ranking Pretest Postest Tekanan Darah

Responden(x) Rata pre Ranking Rata Post Ranking

X1 135,3 6 145 9

X2 126,6 4,5 138 7

X3 146,6 10 156,6 13,5

X4 116,6 2 126,6 3

X5 126,6 4,5 136,6 6,5

X6 110 1,5 125 2

X7 126,6 4,5 136,6 6,5

X8 110 1,5 120 1

X9 148,6 12,5 156,6 13,5

X10 131,3 5 140 8

X11 145 9 153,3 12

X12 120 3,5 130 4,5

X13 120 3,5 130 4,5

X14 148 11 158,6 14

X15 156 14,5 166 16,5

X16 150 13 160 15

X17 158 15 166,6 17,5

X18 148,6 12,5 156,6 13,5

X19 126,6 4,5 136,6 6,5

X20 138 7 149,3 10

X21 139,3 8,5 150 11,5

X22 156 14,5 166 16,5

X23 158,6 16 166,6 16,5

X24 139,3 8,5 150 11,5

X25 126,6 4,5 136,6 6,5

X26 126,6 4,5 136,6 6,5

X27 126,6 4,5 136,6 6,5

X28 126,6 4,5 133,3 5

X29 126,6 4,5 136,6 6,5

X30 148,6 12,5 ∑R1=

228

156,6 13,5 ∑R2=271

Page 12: PENGARUH AKTIVITAS FISIK TERHADAP TEKANAN DARAH …

Jurkessutra 9Jurnal Kesehatan Surya Nusantara)

299

U1 = ƞ + ƞ (ƞ +1) / 2 - ∑R2

= 30 +30(30+1)/2-271

= 224

U2= ƞ – U1

=30 -224

= - 194

Z= U – ƞ/2/

√ ƞ(ƞ+ƞ)/12

=-194-30/2/

√30(30+30)/12

=209/10800

= 0,019

Menurut nilai perhitungan diatas

yakni p= 0,019, jadi sesuai dengan teori hasil

analisis data menggunakan Mann Whitney U

Test dengan tingkat kepercayaan 95% (p

≤0,05). jadi menurut hasil perhitungan diatas

yakni p= 0,019, dengan arti sudah memenuhi

nilai yang ditentukan oleh Mann Whitney U

Test dengan tingkat kepercayaan 95%.

Interpretasi Data

Dari hasil analisa data diatas maka

peneliti membuat interpretasi data bahwa

kedua hasil observasi tekanan darah terdapat

perbedaan rata-rata 9,7 mmHg dan

mempunyai nilai signifikansi 0,019. Nilai

signifikansi yang normal menurut Mann

Whitney U Test dibawah 0,05, maka hasil

tersebut mempunyai pengaruh yang positif

dengan tingkat kepercayaan 95%.

Pengaruh Senam Lansia Terhadap

Peningkatan Tekanan Darah

Selama melakukan senam lansia

terjadi kontraksi skletal (rangka) yang akan

menyebakan respons mekanik dan kimiawi.

Menurut Ronny (2009), respons mekanik

pada saat otot berkontraksi dan berelaksasi

menyebabkan kerja katup vena menjadi

optimal sehingga darah yang balik

keventrikel kanan menjadi meningkat.

Aliran balik jantung yang meningkat

mempengaruhi peningkatan regangan pada

ventrikel kiri jantung sehingga curah

jantung meningkat sampai mencapai 4-5

kali dibandingkan curah jantung saat

istirahat (Latief,2002).

Akumulasi zat metabolik ini

menyebabkan pembuluh darah mengalami

dilatasi yang akan menurunkan tekanan

arteri, namun berlangsung sementara karena

adanya respon arterial baroreseptor dengan

meningkatkan denyut jantung dan isi

sekuncup sehingga tekanan darah meningkat

(Latief,2002).

Tekanan darah yang meningkatkan

stimulus impuls pada pusat baroresptor di

arteri karotis dan aorta. Impuls ini akan

menuju pusat pengendalian kardiovaskuler

di medula oblongata melalui neuron

sensorik yang akan mempengaruhi kerja

saraf simpatis dan melepaskan NE

(norepinephrin dan epinephrin). Saraf

Page 13: PENGARUH AKTIVITAS FISIK TERHADAP TEKANAN DARAH …

Jurkessutra 9Jurnal Kesehatan Surya Nusantara)

300

parasimpatis yang akan melepaskan lebih

banyak ACH yang mempengaruhi SA node

yang akan menurunkan tekanan darah

(Guyton,2001).

Rata-rata tekanan darah sistolik

sebelum perlakuan 135,4 dan setelah

perlakuan tekanan darah sistoliknya rata-rata

145,25. Tekanan darah sistolik sebelum dan

sesudah perlakuan menunjukkan perbedaan

yang bermakna dengan hasil perhitungan

statistik menurut Menurut nilai perhitungan

diatas yakni p= 0,019, jadi sesuai dengan

teori hasil analisis data menggunakan Mann

Whitney U Test dengan tingkat kepercayaan

95% (p ≤0,05). jadi menurut hasil

perhitungan diatas yakni p= 0,019, dengan

arti sudah memenuhi nilai yang ditentukan

oleh Mann Whitney U Test dengan tingkat

kepercayaan 95%.

KESIMPULAN

Dengan demikian didapati suatu

kesimpulan sebagai berikut: Senam lansia

dapat meningkatkan tekanan darah sistol

dengan rata-rata peningkatan tekanan darah

sistol 9,7 mmHg, dan menunjukkan

perbedaan yang bermakna sebelum dan

setelah perlakuan dengan nilai signifikansi

0,019 (p<0,05) menurut Mann Whitney Test

dan tingkat keyakinanya 95%.

DAFTAR PUSTAKA

Brunner dan Suddarth. (1997). Keperawatan

Medikal Bedah. Volume 2.

Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran

EGC.

Bandiyah, S. (2009). Lanjut Usia dan

Keperawatan Gerontik. Yogyakarta:

Penerbit Nuha Medika.

Dempsey, P., dan Arthur D. Dempsey.

(1997). Riset Keperawatan: Buku

Ajar Dan Latihan (Edisi 4).

Trans.Palupi Wudyastuti.

Jakarta:EGC

Muttaqin, A. (2009). Pengkajian

Keperawatan.Banjarmasin:

Penerbit Salemba Medika.

Nugroho, W.(2000). Keperawatan Gerontik

(Edisi 2). Jakarta: EGC.

Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi

Penelitian Kesehatan. Jakarta:

Penerbit Rineka Cipta.

Stanley, M., dan Patricia G. Bare. (2006).

Buku Ajar Keperawatan Gerontik

Edisi 2. Trans. Netty Juniarty Dan Sari

Kurnianingsih. Jakarta: EGC.