PENGARUH AKTIVA TETAP DAN MARJIN LABA TERHADAP...
Click here to load reader
Transcript of PENGARUH AKTIVA TETAP DAN MARJIN LABA TERHADAP...
JURNAL ILMIAH BUSSINESS PROGRESS ISSN 2339-1618
April 2015, Volume 3, No. 1, 15-25
15 PENGARUH AKTIVA TETAP DAN MARJIN LABA TERHADAP PENGEMBALIAN INVESTASI PADA PT. ULTRAJAYA, Tbk PERIODE 2006-2013
PENGARUH AKTIVA TETAP DAN MARJIN LABA TERHADAP PENGEMBALIAN
INVESTASI PADA PT. ULTRAJAYA, Tbk PERIODE 2006-2013
Pawer Darasa Panjaitan, SE, M.Si
STIE Bina Karya Tebing Tinggi
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktiva tetap pada PT. Ultrajaya Tbk, untuk
mengetahui margin laba pada PT. Ultrajaya Tbk, untuk mengetahui tingkat pengembalian investasi pada
PT. Ultrajaya Tbk dan bermaksud untuk mengetahui pengaruh aktiva tetap dan margin laba terhadap
tingkat pengembalian investasi secara parsial dan simultan pada PT. Ultrajaya Tbk.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dan verifikatif. Sedangkan data
yang di gunakan adalah data sekunder yaitu laporan keuangan PT. Ultrajaya, Tbk. terdiri dari data tahun
2006 sampai 2013. Metode analisis dilakukan dengan uji statistik, yaitu analisis regresi linear berganda,
korelasi pearson dan koefisien determinasi dengan bantuan program SPSS 18. Pengujian hipotesis
menggunakan uji t untuk menguji secara parsial dan uji F untuk menguji secara simultan, dengan tingkat
signifikan 5%.
Hasil penelitian menunjukan bahwa secara parsial, aktiva tetap berpengaruh signifikan terhadap
tingkat pengembalian investasi. Sedangakan margin laba tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat
pengembalian investasi.
Aktiva tetap memberikan pengaruh sebesar 77,1% sedangkan margin laba hanya memberikan
pengaruh sebesar 47,6% terhadap tingkat pengembalian investasi.Adapun secara simultan, aktiva tetap
dan margin laba berpengaruh signifikan terhadap tingkat pengembalian investasi dengan besar pengaruh
79,9%.
Kata kunci: Aktiva Tetap, Margin Laba, Tingkat Pengembalian Investasi.
PENDAHULUAN
Pengembalian investasi atau Return On
Investment merupakan salah satu jenis rasio
profitabilitas yang paling disukai oleh
perusahaan. Return On Investment ini
membandingkan berapa banyak laba yang
dihasilkan dari total aktiva yang ada. Aktiva
tetap merupakan aktiva yang dimiliki
perusahaan dan digunakan dalam operasi yang
bersifat permanen (aktiva tersebut mempunyai
umur kegunaan jangka panjang atau tidak akan
habis dipakai dalam satu periode kegiatan
perusahaan).
Margin Laba Usaha mencerminkan
kemampuan Manajemen untuk menghasilkan
laba setelah beban operasi/usaha dan harga
pokok penjualan dalam hubungannya dengan
penjualan yang dilakukan. Indonesia sebagai
negara yang berkembang, sedang berusaha
mensejajarkan diri dengan negara maju lainnya,
baik dalam bidang teknologi, industri maupun
bidang lain. Setiap perusahaan cenderung ingin
tumbuh menjadi lebih besar. Salah satunya
ukuran pertumbuhan perusahaan adalah dalam
peningkatan penjualan. Oleh karena itu biasanya
perusahaan menggunakan beberapa kebijakan
untuk mencapai tujuannya. Tujuan utama
perusahaan secara umum adalah meningkatkan
penjualan.
Untuk menghadapi semua hal diatas setiap
perusahaan dituntut untuk inovatif maupun
melakukan penyesuaian diri terhadap perubahan
khusunya dalam bidang perekonomian.
Perusahaan harus jalan, tumbuh dan
berkembang dan dibangun oleh manajemen
secara sistematis dengan berorientasi kepada
pertumbuhan melalui pemanfaatan seluruh
potensi seluruh sumber perusahaan.Untuk
mewujudkan semua tuntutan tersebut diperlukan
suatu pengelolaan yang efektif dan efisien
secara produktif terhadap semua kegiatan yang
ada didalam perusahaan serta ditunjang suatu
tindakan pengendalian untuk mencegah
timbulnya penyimpangan yang bersifat negatif
yang mengakibatkan terganggunya
keseimbangan perusahaan. Fungsi keuangan
merupakan salah satu fungsi terpenting dalam
kegiatan perusahaan seperti keputusan dalam
JURNAL ILMIAH BUSSINESS PROGRESS ISSN 2339-1618
April 2015, Volume 3, No. 1, 15-25
16 PENGARUH AKTIVA TETAP DAN MARJIN LABA TERHADAP PENGEMBALIAN INVESTASI PADA PT. ULTRAJAYA, Tbk PERIODE 2006-2013
investasi dan pendanaan. Bentuk investasi
meliputi investasi persediaan, saham, aktiva
tetap dan lain sebagainya. Investasi dalam
aktiva tetap merupakan investasi yang banyak
dilakukan oleh perusahaan. Begitupun sama
pentingnya laba menjadi bagian terpenting dari
beberapa tujuan yang ditetapkan perusahaan.
Agar tujuan tersebut tepat sasaran, perusahaan
harus mengukur perkembangan perusahaan
yang tercermin melalui laporan keuangannya,
salah satu analisis adalah marjin laba yang
digunakan untuk mengukur komposisi laba dari
setiap penjualan yang dilakukan.
Pertumbuhan aktiva dapat dilihat pada
laporan neraca perusahaan, sedangkan laporan
perolehan laba dapat dilihat pada laporan laba
rugi perusahaan, dengan begitu maka tingkat
pengembalian investasinya pun dapat dilihat
dari neraca. Dengan adanya laba usaha, maka
suatu perusahaan akan dapat mengukur
keuntungan yang dicapai yang selalu dikaitkan
dengan penjualan. Kekayan perusahaan yang
memeiliki wujud, mempunyai manfaat ekonomi
lebih dari satu tahun, dan diperoleh perusahaan
untuk melaksanakan kegiatan perusahaan bukan
untuk dijual kembali.
PT. Ultrajaya Tbk merupakan perusahaan
besar yang bergerak dalam bidang farmasi dan
produk-produk yang berkaitan dengan
kesehatan. Dalam perkembangan usahanya, PT.
Ultrajaya Tbk selalu berusaha meningkatkan
perolehan labanya. Peningkatan atas laba yang
didapatnya tidaklah selalu stabil.
Berikut ini merupakan perkembangan aktiva
tetap dan marjin laba yang diperoleh oleh PT.
Ultrajaya Tbk selama 8 periode dari tahun 2006-
2013:
Tabel 1
Perkembangan Aktiva Tetap, Marjin Laba dan
Pengembalian Investasi
Pada PT. Ultrajaya, Tbk 2006-2013
Tahun Aktiva Tetap
(Rp)
Margin
Laba
(%)
Tingkat
pengembalian
Investasi (%)
2006 453,339,190,642 20.10 10.71
2007 494,503,759,379 22.18 11.73
2008 859,117,129,272 18.06 13.51
2009 1,024,371,537,180 17.64 14.63
2010 1,204,147,773,194 16.12 13.73
2011 1,327,345,591,354 14.51 12.37
2012 1,398,127,877,081 17.23 14.33
2013 1,605,266,031,098 17.51 18.29
Sumber: Neraca dan Laporan keuangan PT. Ultrajaya, Tbk
yang telah diolah
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat selama
tahun 2010 dan 2011 terjadi penurunan pada
tingkat pengembalian investasi PT. Ultrajaya,
Tbk. Padahal pada periode tahun tersebut aktiva
tetap yang dimilki perusahaan meningkat, hal
itu dapat menjelaskan bahwa perusahaan tidak
dapat memanfaatkan aktiva yang dimilikinya
secara maksimal untuk memperoleh laba bersih.
Adanya krisis global bisa menjadi salah satu
penyebab masalah itu terjadi pada perusahaan,
dimana kemampuan perusahaan dalam
memperoleh laba menurun. Hal tersebut
diperkuat dengan terjadinya penurunan pada
marjin laba selama periode tahun tersebut, yang
berarti perolehan laba perusahaan tidak
sebanding dengan penjualan yang telah
dilakukan perusahaan.
Pada tahun 2013 margin laba yang diperoleh
PT. Ultrajaya,Tbk sebesar 17,51% atau
meningkat sebesar 0,28% dari tahun 2012.
Sementara tingkat pengembalian investasi yang
diperoleh perusahaan pada tahun 2013 mencapai
18,2% atau mengalami peningkatan sebesar
3,96% dari tahun 2012. Perkembangan tingkat
pengembalian investasi pada PT. Ultrajaya,Tbk
terlihat kontras jika dibandingkan dengan
perkembangan margin laba, pada saat marjin
laba stabil justru tingkat pengembalian investasi
pada perusahaan mengalami peningkatan yang
cukup besar. Hal ini tidak sesuai dengan konsep
yang mengatakan bahwa besarnya return on
investment akan berubah kalau ada perubahan
pada profit margin.
Faktor yang menyebabkan tingginya tingkat
pengembalian investasi pada tahun 2013 adalah
karena keberhasilan perusahaan menekan beban
lain-lain, seperti beban bunga dan beban selisih
kurs. Pada tahun 2013 PT. Ultrajaya,Tbk
diuntungkan oleh nilai tukar Rupiah terhadap
Dollar AS yang stabil dan cenderung menguat
sehingga harga impor bahan baku, yang
merupakan komponen utama produksi obat
berada dalam tingkat yang stabil. Pertumbuhan
tingkat pengembalian investasi perusahaan
ditunjang pula oleh kondisi perekonomian
makro Indonesia yang sangat positif sepanjang
tahun 2013.
Pada perusahaan yang sudah mapan seperti
PT. Ultrajaya,Tbk, efisiensi merupakan cara
yang paling efektif dalam meningkatkan tingkat
pengembalian investasi perusahaan. Dari data
diatas maka penulis ingin meneliti seberapa
JURNAL ILMIAH BUSSINESS PROGRESS ISSN 2339-1618
April 2015, Volume 3, No. 1, 15-25
17 PENGARUH AKTIVA TETAP DAN MARJIN LABA TERHADAP PENGEMBALIAN INVESTASI PADA PT. ULTRAJAYA, Tbk PERIODE 2006-2013
besar aktiva tetap dan penjualan yang dihasilkan
oleh perusahaan untuk memperoleh keuntungan.
RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah pada penelitian ini
adalah:
1. Apakah Aktiva tetap berpengaruh terhadap
Pengembalian Investasi pada PT.
Ultrajaya, Tbk Periode 2006-2013?
2. Apakah Marjin laba berpengaruh terhadap
Pengembalian Investasi pada PT.
Ultrajaya, Tbk Periode 2006-2013?
3. Apakah Aktiva tetap dan Marjin laba
secara bersama-sama berpengaruh
terhadap Pengembalian Investasi pada PT.
Ultrajaya, Tbk Periode 2006-2013?
TUJUAN PENELITIAN
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh
Aktiva tetap terhadap Pengembalian
Investasi pada PT. Ultrajaya, Tbk Periode
2006-2013
2. Untuk mengetahui bagaimana Marjin Laba
tetap terhadap Pengembalian Investasi
pada PT. Ultrajaya, Tbk Periode 2006-
2013
3. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh
Aktiva tetap dan Marjin Laba secara
simultan terhadap Pengembalian Investasi
pada PT. Ultrajaya, Tbk Periode 2006-
2013.
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengembalian Investasi
Pengembalian investasi atau Return On
Investment merupakan salah satu jenis rasio
profitabilitas yang paling disukai oleh
perusahaan. return on investment ini
membandingkan berapa banyak laba yang
dihasilkan dari total aktiva yang ada. Untuk
lebih jelasnya lagi, dikemukakan pendapat
beberapa ahli mengenai pengertian return on
investment (ROI). Return On Investment (ROI)
menurut Munawir (2007) adalah salah satu
bentuk dari rasio profitabilitas yang
dimaksudkan untuk dapat mengukur
kemampuan perusahaan dengan keseluruhan
dana yang ditanamkan dalam aktiva yang
digunakan untuk operasi perusahaan untuk
menghasilkan keuntungan. Menurut Suad
Husnan dan Enny Pudjiastuti (2004:74)
mengemukakan bahwa return on investment
(ROI) adalah rasio yang mengukur seberapa
banyak laba bersih yang bisa diperoleh dari
seluruh kekayaan yang dimiliki perusahaan.
Kemudian menurut Agus Sartono
(2001:123), return on investment atau return on
assets menunjukan kemampuan perusahaan
menghasilkan laba dari aktiva yang digunakan.
Lebih lanjut, return on investment (ROI) atau
yang sering juga disebut dengan return on
assets menurut Lukman Syamsudin (2004;79)
adalah merupakan pengukuran kemampuan
perusahaan secara keseluruhan di dalam
menghasilkan keuntungan dengan jumlah
keseluruhan aktiva yang tersedia di dalam
perusahaan.
Dalam berinvestasi di suatu perusahaan, para
investor biasanya mencari perusahaan yang
keadaannya sedang menguntungkan agar
menjaga keamanan dana yang diinvestasikan.
Untuk melihatnya dapat digunakan alat ukur
rasio profitabilitas sehingga informasi yang
dibutuhkan akan terlihat. Rasio return on
investment (ROI) merupakan rasio yang
menggambarkan dan memberikan peramalan
berapa besar jumlah keuntungan yang sedang
terjadi di suatu perusahaan. Semakin tinggi
tingkat return on investment (ROI) suatu
perusahaan maka semakin baik pula keadaan
perusahaan tersebut karena return on investment
(ROI) menggambarkan keefisienan perusahaan
mengelola investasi perusahaan sehingga
menghasilkan laba yang maksimal.
Analisis return on investment (ROI) dalam
analisis laporan keuangan merupakan analisis
yang menyeluruh (komprehensif) dan lazim
digunakan untuk menilai efektivitas keseluruhan
investasi perusahaan. Analisis rasio ini
menghubungkan antara keuntungan yang
diperoleh perusahaan melalui kegiatan usahanya
dengan investasi yang ditanamkan dalam total
aktiva.
Dari beberapa pengertian di atas dapat
ditarik kesimpulan bahwa return on investment
(ROI) merupakan salah satu bagian dari rasio
profitabilitas yang digunakan untuk mengukur
tingkat laba yang dihasilkan dari investasi
aktiva perusahaan.
Dalam menghitung tingkat return on
investment, maka perlu diperhatikan adalah
bahwa perhitungan tersebut didasarkan atas laba
bersih sesudah pajak dibagi dengan total aktiva
perusahaan, baik dengan diinvestasikan di
JURNAL ILMIAH BUSSINESS PROGRESS ISSN 2339-1618
April 2015, Volume 3, No. 1, 15-25
18 PENGARUH AKTIVA TETAP DAN MARJIN LABA TERHADAP PENGEMBALIAN INVESTASI PADA PT. ULTRAJAYA, Tbk PERIODE 2006-2013
dalam maupun di luar perusahaan. Hal tersebut
disebabkan karena pengukuran ROI adalah
mengetahui tingkat keuntungan bersih yang
diperoleh dari seluruh modal yang telah
diinvestasikan.
B. Aktiva Tetap
Aktiva tetap merupakan aktiva yang dimiliki
perusahaan dan digunakan dalam operasi yang
bersifat permanen (aktiva tersebut mempunyai
umur kegunaan jangka panjang atau tidak akan
habis dipakai dalam satu periode kegiatan
perusahaan). Hampir seluruh perusahaan
menggunakan harta-harta yang bersifat tahan
lama dalam operasinya. Peranan aktiva tetap ini
sangat besar dalam perusahaan baik ditinjau dari
segi fungsinya, dari segi dana yang
diinvestasikan, dari segi pengolahannya yang
melibatkan banyak orang, dan dari segi
pembuatannya antara lain jangka panjang,
maupun dari segi pengawasannya yang rumit.
Menurut Mulyadi (2001 : 591), aktiva tetap
adalah kekayaan perusahaan yang memiliki
wujud, mempunyai manfaat ekonomi lebih dari
satu tahun, dan diperoleh perusahaan untuk
melaksanakan kegiatan perusahaan bukan untuk
dijual kembali. Menurut Haryono Jusuf (2001 :
153), aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang
digunakan dalam operasi perusahaan dan tidak
dimaksudkan untuk dijual dalam rangka
kegiatan normal perusahaan. kemudian menurut
S. Munawir (2007;17), aktiva Tetap adalah
kekayaan yang dimiliki perusahaan yang
phisiknya nampak (konkrit). Selanjutnya,
menurut Hennie Van Greuning (2005;170),
aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang
dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau
penyediaan barang atau jasa, seperti
penyewaaan kepada pihak lain atau untuk tujuan
administrasi dan diperkirakan akan digunakan
selama lebih dari satu periode.
Dari pengertian diatas, maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa aktiva tetap:
1. Merupakan aktiva milik perusahaan yang
berwujud dan mempunyai nilai yang
cukup material.
2. Diperoleh dalam bentuk siap pakai atau
melalui pembangunan pembuatan lebih
dahulu.
3. Mempunyai masa manfaat bagi perusahaan
lebih dari satu tahun.
4. Dibeli atau dibuat tidak dimaksudkan
untuk dijual kembali.
5. Dipergunakan secara terus menerus dalam
kegiatan normal perusahaan.
Aktiva tetap memiliki berbagai jenis, bentuk
dan umur manfaat. Ada aktiva tetap yang
umurnya tidak terbatas serta ada aktiva tetap
yang umurnya terbatas. Aktiva tetap yang
umurnya terbatas seperti kendaraan, sedangkan
aktiva tetap yang umurnya tidak terbatas adalah
tanah.
Zaki Baridwan (2002;278) mengemukakan
jenis-jenis aktiva tetap terdiri dari:
1. Tanah
2. Bangunan
3. Mesin dan Alat-alat
4. Alat-alat Kerja
5. Pattern dan Dies/cetakan-cetakan
6. Perabot dan Alat-alat Kantor
7. Kendaraan
8. Tempat barang yang dapat dikembalikan
(Returnable Container).
Menurut Wareen, Reeve and Fess yang
diterjemahkan oleh Aris Farahmita,
Amunugrahani dan Taufik Hendrawan
(2005;204) jenis-jenis aktiva tetap terdiri dari:
1. Peralatan
2. Perabotan
3. Alat-alat
4. Mesin-mesin
5. Bangunan
6. Tanah
Menurut S. Munawir (2007;17), Jenis-jenis
aktiva tetap adalah sebagai berikut:
1. Tanah yang diatasnya didirikan bangunan
atau digunakan operasi, misalnya sebagai
lapangan, halaman, tempat parkir dan lain
sebagainya.
2. Bangunan, baik bangunan kantor, toko
maupun bangunan untuk pabrik.
3. Mesin.
4. Inventaris.
5. Kendaraan dan perlengkapan atau alat-alat
lainnya.
Menurut AI. Haryono Jusup (2001;155),
Aktiva tetap biasanya digolongkan menjadi
empat kelompok, yaitu:
1. Tanah, seperti tanah yang digunakan
sebagai tempat berdirinya gedung-gedung
perusahaan.
2. Perbaikan Tanah, seperti jalan-jalan di
seputar lokasi perusahaan yang dibangun
perusahaan, tempat parkir, pagar, dan
saluran air bawah tanah.
JURNAL ILMIAH BUSSINESS PROGRESS ISSN 2339-1618
April 2015, Volume 3, No. 1, 15-25
19 PENGARUH AKTIVA TETAP DAN MARJIN LABA TERHADAP PENGEMBALIAN INVESTASI PADA PT. ULTRAJAYA, Tbk PERIODE 2006-2013
3. Gedung, seperti gedung yang digunakan
untuk kantor, toko, pabrik, dan gedung.
4. Peralatan, seperti peralatan kantor,
peralatan pabrik, mesin-mesin, kendaraan,
dan meubel.
C. Marjin Laba
Setiap perusahaan selalu berusaha untuk
dapat meningkatkan keuntungan atau laba. Laba
terbagi menjadi dua yaitu laba bersih dan laba
usaha. Laba usaha dapat diketahui dengan cara
mengurangi total penjualan dengan biaya-biaya
dalam proses produksi dan operasionalnya.
Sedangkan laba bersih dapat diketahui dengan
cara mengurangi laba usaha dengan pajak.
Dengan adanya laba usaha maka perusahaan
dapat mengukur tingkat keuntungan yang
dicapai dihubungkan dengan penjualan atau
yang dikenal dengan istilah Profit Margin.
Menurut Bambang Riyanto (2001:37), profit
margin adalah perbandingan antara net
operating income dengan net sales. Kemudian
menurut S. Munawir (2007:89), profit margin
mengukur tingkat keuntungan yang dapat
dicapai oleh perusahaan dihubungkan dengan
penjualannya. Lalu, Husein Umar (2005:216)
mengatakan bahwa margin laba usaha
mencerminkan kemampuan manajemen untuk
menghasilkan laba setelah beban operasi/usaha
dan harga pokok penjualan dalam hubungannya
dengan penjualan yang dilakukan. Selanjutnya,
Dalam menghitung profit margin,
maka perlu diperhatikan adalah bahwa
perhitungan tersebut didasarkan atas laba usaha
dibagi dengan penjualan yang dilakukan
perusahaan. Adapun rumus profit margin
menurut Husein Umar (2005:216) adalah
sebagai berikut:
Profit Margin = Laba Usaha X 100%
Penjualan Neto
Berdasarkan beberapa pengertian tentang
marjin laba di atas maka dapat disimpulkan
bahwa marjin laba ialah rasio yang digunakan
untuk mengetahui efisiensi perusahaan dengan
melihat kepada besar kecilnya laba usaha dalam
hubungannya dengan penjualan.
Menurut Bambang Riyanto (2001:39) Besar
kecilnya profit margin pada setiap transaksi
sales ditentukan oleh 2 faktor, yaitu net sales
dan laba usaha. Besar kecilnya laba usaha atau
net operating income tergantung kepada
pendapatan dari sales dan besarnya biaya usaha
(operating expense). Dengan jumlah operating
expense tertentu, profit margin dapat diperbesar
dengan menekan atau memperkecil sales, atau
dengan menekan atau memperkecil operating
expanse.
Rasio ini bisa diinterpretasikan juga sebagai
kemampuan perusahaan menekan biaya-biaya
diperusahaan pada periode tertentu. Marjin laba
yang tinggi menandakan kemampuan
perusahaan menghasilkan laba yang tinggi pada
tingkat penjualan tertentu. Marjin laba yang
rendah menandakan penjualan yang terlalu
rendah untuk tingkat biaya tertentu, atau biaya
yang terlalu tinggi untuk tingkat penjualan
tertentu, atau kombinasi dari kedua hal tersebut.
Dengan demikian maka ada 2 alternatif
dalam usaha untuk memperbesar marjin laba,
yaitu:
1. Dengan menambah biaya usaha (operating
expenses) sampai tingkat tertentu
diusahakan tercapainya tambahan sales
yang sebesar-besarnya, atau dengan kata
lain, tambahan sales harus lebih besar
daripada tambahan operating expenses.
Perubahan besarnya sales dapat dapat
disebabkan karena perubahan harga per
unit apabila volume sales dalam unit sudah
tertentu (tetap), atau disebabkan karena
bertambahnya luas penjualan dalam unit
kalau tingkat harga penjualan per unit
produk sudah tertentu. Dengan demikian
dapatlah dikatakan bahwa pengertian
menaikkan tingkat sales di sini dapat
berarti memperbesar pendapatan dari sales
dengan jalan:
a) Memperbesar volume sales per unit
pada tingkat harga penjualan tertentu
atau,
b) Menaikkan harga penjualan per unit
produk pada luas sales dalam unit
tertentu.
2. Dengan mengurangi pendapatan dari sales
sampai tingkat tertentu diusahakan adanya
pengurangan operating expenses yang
sebesar-besarnya, atau dengan kata lain
mengurangi biaya usaha relatif lebih besar
daripada berkurangnya pendapatan dari
sales. Meskipun jumlah sales selama
periode tertentu berkurang, tetapi oleh
karena disertai dengan berkurangnya
operating expenses yang lebih sebanding
JURNAL ILMIAH BUSSINESS PROGRESS ISSN 2339-1618
April 2015, Volume 3, No. 1, 15-25
20 PENGARUH AKTIVA TETAP DAN MARJIN LABA TERHADAP PENGEMBALIAN INVESTASI PADA PT. ULTRAJAYA, Tbk PERIODE 2006-2013
maka akibatnya ialah bahwa marjin
labanya makin besar.
D. Hubungan Aktiva Tetap dan
Pengembalian Investasi
Adanya penambahan aktiva tetap yang lebih
ekonomis dan efisien bila dibandingkan dengan
aktiva yang lama, selain dapat meningkatkan
hasil dan kualitas produksi, juga dapat
mengurangi biaya produksi yang harus
dikeluarkan sehingga dapat meningkatkan laba
perusahaan, laba yang diperoleh merupakan
pengembalian dari investasi yang dilakukan
perusahaan.
Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan
oleh M. Manullang (2005; 89) bahwa investasi
dalam aktiva tetap adalah suatu bentuk
penanaman modal dengan harapan perusahaan
tersebut dapat menghasilkan keuntungan
melalui operasinya.
E. Hubungan Marjin Laba dan
Pengembalian Investasi
Berdasarkan teori-teori tersebut di atas
dapatlah dikatakan bahwa profit margin
dimaksudkan untuk mengetahui efisiensi
perusahaan dengan melihat kepada besar
kecilnya laba usaha dalam hubungannya dengan
penjualan, sedangkan operating turnover
dimaksudkan untuk mengetahui efisiensi
perusahaan dengan melihat kepada kecepatan
perputaran aktiva yang digunakan untuk
kegiatan operasional dalam suatu periode
tertentu.
Hasil akhir dari percampuran kedua efisiensi
profit margin dan operating assets turnover
menentukan tinggi rendahnya keuntungan yang
dapat dihasilkan oleh perusahaan tersebut. Oleh
karena itu makin tingginya tingkat profit margin
atau operating assets turnover masing-masing
atau keduanya akan mengakibatkan naiknya
keuntungan yang dapat dihasilkan oleh
perusahaan tersebut.
Seperti yang dikemukakan Munawir
(2007:89) bahwa besarnya return on investment
akan berubah kalau ada perubahan profit margin
atau asset turn over, baik masing-masing atau
keduanya.
F. Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian terdahulu yang
mengangkat tentang aktiva tetap, marjin laba
dan pengembalian investasi:
1) Penelitian Fernando Junior (2004)
Tujuan penelitian ini adalah untuk Untuk
mengetahui tingkat pengelolaan aktiva tetap
pada PT. Dwipapuri Asri. Masalah yang diteliti
adalah seberapa besar pengaruh pengelolaan
aktiva tetap ditinjau dari segi perputaran aktiva
tetap terhadap ROI selama periode 2001 sampai
dengan 2002, maka dilakukan analisis dengan
menggunakan rasio perputaran aktiva tetap.
Sedangkan untuk mengukur seberapa besar
pengaruh pengelolaan aktiva tetap terhadap
tingkat rentabilitas. Hasil penelitian menunjukan
bahwa terdapat hubungan antara rasio
perputaran aktiva tetap terhadap return on
investment (ROI).
2) Penelitian Handayani (2007)
Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui analisis perputaran investasi dan
marjin laba dan pengaruhnya terhadap return on
investment (ROI). Diawali dengan adanya
fenomena kinerja keuangan KPBS Pangalengan
yang meliputi rasio Likuiditas, Solvabilitas, dan
Rentabilitas selama lima periode
perkembangannya fluktuatif, bahkan rata-rata
pertumbuhan kinerja keuangannya menurun dan
lebih spesifik lagi dalam rasio rentabilitas, Hasil
penelitian menunjukkan bahwa secara parsial
terdapat pengaruh yang positif dan signifikan
antara perputaran investasi terhadap ROI, secara
parsial terdapat pengaruh yang positif dan
signifikan antara marjin laba terhadap ROI, dan
secara simultan terdapat pengaruh yang positif
dan signifikan antara perputaran investasi dan
marjin laba terhadap ROI.
3) Penelitian Widowati (2004)
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh perputaran aktiva terhadap return on
investment. Tingkat efisiensi penggunaan
keseluruhan aktiva di dalam koperasi untuk
menghasilkan volume penjualan tertentu akan
terlihat dari perputaran aktiva koperasi tersebut.
Semakin efisien penggunaan keseluruhan
Aktiva maka semakin meningkat perolehan
laba yang selanjutnya akan mempengaruhi
return on investment-nya. Dari penelitian yang
telah dilakukan, diperoleh hasil bahwa
penurunan perputaran aktiva menyebabkan
penurunan return on investment. Setelah
dilakukan pengujian hipotesis dengan alat
statistik uji-t diketahui bahwa perputaran aktiva
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
JURNAL ILMIAH BUSSINESS PROGRESS ISSN 2339-1618
April 2015, Volume 3, No. 1, 15-25
21 PENGARUH AKTIVA TETAP DAN MARJIN LABA TERHADAP PENGEMBALIAN INVESTASI PADA PT. ULTRAJAYA, Tbk PERIODE 2006-2013
return on investment. Sementara dari nilai
koefisien korelasi diketahui bahwa terdapat
hubungan yang searah dan sangat kuat antara
perputaran aktiva dengan return on investment.
METODE
Lokasi Waktu dan Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di Kota
Tebing Tinggi melalui media internet pada juli
2013 hingga Mei 2014.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian
ini adalah dokumentasi dan penelitian
kepustakaan.
Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah
keseluruhan data laporan keuangan tahunan
(annual report) PT. Ultrajaya, Tbk khususnya
yang menyangkut dengan data yang
berhubungan dengan aktiva tetap dan Profit
Margin (Marjin Laba). Sampel pada penelitian
ini adalah neraca dan laporan laba rugi PT.
Ultrajaya, Tbk tahun 2006-2013.
Teknik sampling yang digunakan dalam
penelitian ini adalah nonprobability sampling
design yaitu dengan menggunakan purposive
sampling dimana tidak semua unit populasi
memiliki kesempatan untuk dijadikan sample
penelitian.
Hipotesis
Hipotesis yang digunakan dalam penelitian
ini adalah:
Ha1 : Aktiva tetap berpengaruh terhadap
Pengembalian Investasi pada PT.
Ultrajaya, Tbk Periode 2006-2013.
Ha2 : Marjin laba berpengaruh terhadap
Pengembalian Investasi pada PT.
Ultrajaya, Tbk Periode 2006-2013.
Ha3 : Aktiva tetap dan Marjin laba secara
bersama-sama berpengaruh terhadap
Pengembalian Investasi pada PT.
Ultrajaya, Tbk Periode 2006-2013.
Metode Analisis Data
Analisis Regresi Berganda
Metode analisis yang digunakan adalah
model regresi berganda yang persamaannya
dapat dituliskan sebagai berikut:
Y = a + b1 X1 + b2 X2
Keterangan:
Y = Pengembalian Investasi
X1 = Aktiva tetap
X2 = marjin Laba
b 1… b2 = Koefisien regresi
α = konstanta
e = error term
Uji t
Uji t digunakan untuk menguji signifikansi
pengaruh Aktiva tetap dan Marjin Laba
terhadap Pengembalian Investasi PT.
Ultrajaya, Tbk. Oleh karena itu uji t ini
digunakan untuk menguji hipotesis Ha1 dan
Ha2. Tingkat signifikansi (α) sebesar 0,05. Nilai
t hitung dapat dicari dengan rumus (Gujarati,
1999):
t Hitung = 𝐾𝑜𝑒𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑅𝑒𝑔𝑟𝑒𝑠𝑖
𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 𝑑𝑒𝑣𝑖𝑎𝑠𝑖
1. Bila t-tabel < t-hitung dan t-hitung < t-
tabel, variabel bebas (independen) secara
individu tak berpengaruh terhadap variabel
dependen.
1) Bila t-hitung > t-tabel dan t- hitung < t -
tabel, variabel bebas (independen) secara
individu berpengaruh terhadap variabel
dependen.
Uji F
Uji F digunakan untuk menguji signifikansi
pengaruh Aktiva tetap dan Marjin Laba secara
simultan. Tingkat signifikansi yaitu sebesar 0,05
(α = 0,05). Nilai F hitung dapat dicari dengan
rumus (Gujarati, 1999):
F Hitung = R2 / (k −1)
(1 −𝑅2 ) / (𝑁 − 𝑘)
Dimana:
R2 = Koefisien Determinasi
K = Banyaknya koefisien regresi
N = Banyaknya Observasi
1. Bila F hitung < F tabel, variabel bebas
secara bersama-sama tidak berpengaruh
terhadap variabel dependen.
2. Bila F hitung > F tabel, variabel bebas
secara bersama-sama berpengaruh
terhadap variabel dependen.
Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinansi (R2) digunakan
untuk mengukur seberapa jauh kemampuan
model dalam menerangkan variasi variabel
dependen. Koefisien determinasi dapat dicari
dengan rumus (Gujarati, 1999):
JURNAL ILMIAH BUSSINESS PROGRESS ISSN 2339-1618
April 2015, Volume 3, No. 1, 15-25
22 PENGARUH AKTIVA TETAP DAN MARJIN LABA TERHADAP PENGEMBALIAN INVESTASI PADA PT. ULTRAJAYA, Tbk PERIODE 2006-2013
R2 =
𝐸𝑆𝑆
𝑇𝑆𝑆
Nilai koefisien determinansi adalah antara 0
dan 1. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan
variabel-variabel independen dalam
menjelaskan variasi variabel dependen amat
terbatas (Ghozali, 2008). Nilai yang mendekati
1 (satu) berarti variabel–variabel independen
memberikan hampir semua informasi yang
dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel
dependen.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Analisis Regresi Berganda
Tabel 2 Hasil Perhitungan Regresi
Model
Unstandardized Coefficients
B Std. Error
1 (Constant) -5.880 .009
Aktiva_Tetap 7.22E-012 .148
Marjin_Laba .669 .005
a. Dependent Variable: ROI
Sumber : Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 17
Dengan melihat tabel diatas, dapat disusun
persamaan regresi linear berganda sebagai
berikut:
ROI = -5,880 +0,00000000000722Aktiva
Tetap + 0,669 Marjin laba
Persamaan regresi di atas mempunyai makna
sebagai berikut:
1. Nilai konstanta sebesar 5,880 bertanda
negatif menunjukan nilai prediksi rata-rata
return on investment perusahaan apabila
aktiva tetap dan margin laba sama dengan
nol.
2. Koefisien aktiva tetap sebesar
0,00000000000722 bertanda positif
menunjukkan bahwa setiap kenaikan atau
peningkatan aktiva tetap perusahaan
sebesar satu triliun rupiah diprediksi akan
meningkatkan return on investment
perusahaan sebesar 7,22 persen dengan
asumsi margin laba perusahaan tidak
mengalami perubahan.
3. Koefisien margin laba sebesar 0,669
bertanda menunjukkan bahwa setiap
kenaikan atau peningkatan margin laba
sebesar 1% diprediksi akan menurunkan
return on investment perusahaan sebesar
0,669% dengan asumsi aktiva tetap tidak
berubah.
Dengan demikian hasil analisis pengaruh
variabel independen terhadap variabel dependen
yang telah dilakukan ini sesuai dengan kerangka
pemikiran yang diajukan oleh peneliti.
Uji t
Hasil perhitungan analisis regresi guna
menguji hipotesis-hipotesis yang diajukan dapat
dilihat pada tabel sebagai berikut:
Tabel 3 Hasil Uji t
Model
Standardized Coefficients
t Sig. Beta
1 (Constant) -.821 .449
Aktiva_tetap .015 4.110 .009
Margin_laba -.110 2.132 .086
a. Dependent Variable:ROI
Sumber : Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 17
Berdasarkan keluaran software SPSS
seperti terlihat pada tabel 3 diperoleh nilai
thitung variabel aktiva tetap sebesar 4,110
dengan nilai signifikansi sebesar 0,009. Karena
nilai thitung (4,110) lebih besar dari ttabel
(2,571) maka pada tingkat kekeliruan 5%
diputuskan untuk menerima Ho1. Artinya
dengan tingkat kepercayaan 95% dapat
disimpulkan bahwa aktiva tetap memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap tingkat
pengembalian investasi pada PT. Ultrajaya,
Tbk. Arah pengaruh bertanda positif
menunjukkan bahwa aktiva tetap yang makin
tinggi membuat tingkat pengembalian investasi
menjadi meningkat.
Nilai t hitung variabel margin laba sebesar
2,132 dengan nilai signifikansi sebesar 0,086.
Karena nilai thitung (2,132) berada diantara
negatif ttabel (-2,571) dan positif ttabel (2,571)
maka pada tingkat kekeliruan 5% diputuskan
untuk menerima Ho2 sehingga Ha2 ditolak.
Artinya dengan tingkat kepercayaan 95% dapat
disimpulkan bahwa margin laba tidak memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap tingkat
pengembalian investasi pada PT. Ultrajaya,
Tbk.
JURNAL ILMIAH BUSSINESS PROGRESS ISSN 2339-1618
April 2015, Volume 3, No. 1, 15-25
23 PENGARUH AKTIVA TETAP DAN MARJIN LABA TERHADAP PENGEMBALIAN INVESTASI PADA PT. ULTRAJAYA, Tbk PERIODE 2006-2013
a. Pengujian Hipotesis 1
Hipotesis pertama yang diajukan
menyatakan bahwa Aktiva tetap berpengaruh
signifikan terhadap ROI. Nilai thitung variabel
aktiva tetap sebesar 4,110 dengan nilai
signifikansi sebesar 0,009. Karena nilai t hitung
(4,110) lebih besar dari t-tabel (2,571) maka
pada tingkat kekeliruan 5% diputuskan untuk
menerima hipotesis 1. Artinya dengan tingkat
kepercayaan 95% dapat disimpulkan bahwa
aktiva tetap memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap tingkat pengembalian investasi pada
PT. Ultrajaya, Tbk. Arah pengaruh bertanda
positif menunjukkan bahwa aktiva tetap yang
makin tinggi membuat tingkat pengembalian
investasi menjadi meningkat. Artinya hipotesis
1 diterima.
b. Pengujian Hipotesis 2
Hipotesis kedua yang diajukan
menyatakan bahwa marjin Laba berpengaruh
signifikan terhadapi ROI. Nilai thitung variabel
margin laba sebesar 2,132 dengan nilai
signifikansi sebesar 0,086. Karena nilai thitung
(2,132) berada diantara negatif ttabel (-2,571)
dan positif ttabel (2,571) maka pada tingkat
kekeliruan 5% diputuskan untuk menolak
hipotesis 2. Artinya dengan tingkat kepercayaan
95% dapat disimpulkan bahwa margin laba
tidak memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap tingkat pengembalian investasi pada
PT. Ultrajaya, Tbk.
Uji F
Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan
apakah semua variabel independen yang
dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh
secara bersama-sama terhadap variabel
dependennya. Hasil perhitungan Uji F ini dapat
dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4
ANOVAb
Model Sum of
Squares df Mean
Square F Sig.
1 Regression .000 2 .000 9.926 .018a
Residual .031 5 .001
Total .031 7
a. Predictors: (Constant), Margin_laba, Aktiva_tetapa
b. Dependent Variable: ROI
Sumber : Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 17
Berdasarkan tabel anova di atas dapat dilihat
nilai F hitung dari hasil pengolahan data
diperoleh sebesar 9,926 dengan nilai
signifikansi sebesar 0,018. Nilai ini menjadi
statistik uji yang akan dibandingkan dengan
nilai F dari tabel. Dari tabel F pada α = 0.05 dan
derajat bebas (2;5) diperoleh nilai Ftabel sebesar
5,786. Karena Fhitung (9,926) lebih besar dari
Ftabel (5,786) maka pada tingkat kekeliruan 5%
(α=0.05) diputuskan untuk menerima hipotesis
3. Artinya dengan tingkat kepercayaan 95%
dapat disimpulkan bahwa aktiva tetap dan
margin laba secara bersama-sama (simultan)
berpengaruh signifikan terhadap tingkat
pengembalian investasi pada PT. Ultrajaya,
Tbk.
Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) pada intinya
mengukur seberapa jauh kemampuan model
dalam menerangkan variasi variabel
dependennya. Nilai R2
yang mendekati satu
berarti variabel-variabel independennya
memberikan hampir semua informasi yang
dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel
dependen (Ghozali, 2006). Hasil perhitungan
koefisien determinasi tersebut dapat terlihat
pada tabel berikut:
Tabel 5 Hasil Perhitungan Koefisien Determinasi (R2)
Model Summaryb
Model R R
Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate
1 .894a .799 .718 .02619
a. Predictors: (Constant), Margin_laba, Aktiva_Tetap
b. Dependent Variable: ROI
Sumber : Hasil pengolahan data mengunakan SPSS 17
Nilai R pada tabel 4.5 menunjukkan
kekuatan hubungan kedua variabel independen
(aktiva tetap dan margin laba) secara bersama-
sama/simultan dengan tingkat pengembalian
investasi perusahaan. Jadi pada permasalahan
yang sedang diteliti diketahui bahwa secara
simultan kedua variabel independen (aktiva
tetap dan margin laba) memiliki hubungan yang
sangat kuat dengan tingkat pengembalian
investasi perusahaan. Hal ini terlihat dari nilai
korelasi berganda (R) sebesar 0,894 berada
diantara 0,80 hingga 1,00 yang tergolong dalan
kriteria korelasi sangat kuat.
JURNAL ILMIAH BUSSINESS PROGRESS ISSN 2339-1618
April 2015, Volume 3, No. 1, 15-25
24 PENGARUH AKTIVA TETAP DAN MARJIN LABA TERHADAP PENGEMBALIAN INVESTASI PADA PT. ULTRAJAYA, Tbk PERIODE 2006-2013
Sementara nilai R-Square sebesar 0,799 atau
79,9 persen, menunjukkan bahwa kedua
variabel independen yang terdiri dari aktiva
tetap dan margin laba secara simultan mampu
menerangkan perubahan yang terjadi pada
tingkat pengembalian investasi sebesar 79,9
persen. Dengan kata lain secara bersama-sama
kedua variabel independen (aktiva tetap dan
margin laba) memberikan kontribusi/pengaruh
sebesar 79,9% terhadap tingkat pengembalian
investasi pada PT. Ultrajaya, Tbk. Sisanya
pengaruh faktor-faktor lain yang tidak diamati
adalah sebesar 20,1%, dan merupakan pengaruh
faktor lain diluar kedua variabel independen
(aktiva tetap dan margin laba).
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat
disimpulkan:
1. Hipotesis pertama yang diajukan
menyatakan bahwa Aktiva tetap
berpengaruh signifikan terhadap ROI.
Nilai t hitung variabel aktiva tetap sebesar
4,110 dengan nilai signifikansi sebesar
0,009. Karena nilai thitung (4,110) lebih
besar dari t tabel (2,571) maka pada
tingkat kekeliruan 5% diputuskan untuk
menerima hipotesis 1. Artinya dengan
tingkat kepercayaan 95% dapat
disimpulkan bahwa aktiva tetap memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap tingkat
pengembalian investasi pada PT.
Ultrajaya, Tbk. Arah pengaruh bertanda
positif menunjukkan bahwa aktiva tetap
yang makin tinggi membuat tingkat
pengembalian investasi menjadi
meningkat. Artinya hipotesis 1 diterima.
2. Hipotesis kedua yang diajukan
menyatakan bahwa marjin laba
berpengaruh signifikan terhadapi ROI.
Nilai t hitung variabel margin laba sebesar
2,132 dengan nilai signifikansi sebesar
0,086. Karena nilai thitung (2,132) berada
diantara negatif ttabel (-2,571) dan positif t
tabel (2,571) maka pada tingkat kekeliruan
5% diputuskan untuk menolak hipotesis 2.
Artinya dengan tingkat kepercayaan 95%
dapat disimpulkan bahwa margin laba
tidak memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap tingkat pengembalian investasi
pada PT. Ultrajaya, Tbk.
3. Hasil pengujian hipotesis 3 menunjukkan
bahwa hipotesis 3 yang menyebutkan
variabel aktiva tetap dan margin laba
secara bersama-sama (simultan)
berpengaruh signifikan terhadap tingkat
pengembalian investasi pada PT.
Ultrajaya, Tbk. dapat diterima. Hal ini
ditunjukkan dari tabel F pada α = 0.05 dan
derajat bebas (2;5) diperoleh nilai Ftabel
sebesar 5,786. Karena Fhitung (9,926)
lebih besar dari Ftabel (5,786) maka pada
tingkat kekeliruan 5% (α=0.05) diputuskan
untuk menerima hipotesis 3. Artinya
dengan tingkat kepercayaan 95% dapat
disimpulkan bahwa aktiva tetap dan
margin laba secara bersama-sama
(simultan) berpengaruh signifikan terhadap
tingkat pengembalian investasi pada PT.
Ultrajaya, Tbk.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian, saran yang
dapat diberikan adaah:
1. Aktiva tetap berfungsi sebagai investasi
perusahaan dalam jangka waktu panjang.
Dengan demikian diharapkan perusahaan
mengalokasikan kelebihan dananya pada
aktiva tetap yang nilai penyusutannya
rendah, seperti tanah dan bangunan.
2. Untuk meningkatkan margin laba,
perusahaan perlu melakukan efisiensi pada
beban penjualan dengan mengurangi biaya
iklan. Dengan mengurangi iklan di media
elektronik perusahaan bisa menghemat
biaya yang selanjutnya bisa dialokasikan
untuk biaya pameran. Bagi perusahaan
farmasi seperti PT. Ultrajaya, Tbk
melakukan pameran lebih efektif dalam
melakukan promosi dibanding iklan di
media elektronik, karena melalui pameran
perusahaan bisa menjelaskan secara detail
tentang produk perusahaan.
3. Sama halnya dengan margin laba, untuk
meningkatkan Return On Investment,
perusahaan perlu melakukan efisiensi
biaya. Namun disamping efisiensi biaya,
perusahaan juga bisa meningkatkan
pendapatan lain-lain berupa penghasilan
bunga atau laba atas penjualan investasi.
4. Penelitian selanjutnya juga disarankan
untuk menggunakan rentan waktu yang
lebih luas untuk mendapatkan fluktuasi
harga saham yang lebih besar.
JURNAL ILMIAH BUSSINESS PROGRESS ISSN 2339-1618
April 2015, Volume 3, No. 1, 15-25
25 PENGARUH AKTIVA TETAP DAN MARJIN LABA TERHADAP PENGEMBALIAN INVESTASI PADA PT. ULTRAJAYA, Tbk PERIODE 2006-2013
5. Dalam pengambilan keputusan investasi
terhadap suatu saham, sebaiknya investor
mempertimbangkan faktor-faktor internal
emiten meliputi keadaan keuangannya dan
corporate action emiten yang
bersangkutan, serta faktor-faktor eksternal
seperti keadaan perekonomian suatu
negara secara makro dan aspek psikologis
investor di pasar modal.
DAFTAR PUSTAKA
Baridwan, Zaki. 2004. Intermediate Accounting.
Edisi 8. BPFE: Yogyakarta.
Effendi, M, I. 2005. Pengaruh Besarnya
Investasi Aktiva Tetap Pembangkitan
terhadap Return On Investment.
http://digilib.fe.unpad.ac.id/digilib/libra
ry/informasi/skripsi/372. Diakses
tanggal 4 Mei 2011.
Greuning, Hennie Van. 2005. Standar
Pelaporan Keuangan Internasional :
Pedoman Praktis. Salemba Empat:
Jakarta.
Handayani. 2007. Analisis Perputaran Investasi
dan Marjin Laba serta Pengaruhnya
terhadap Return on Investment (ROI)
pada PT. KBPS H.
Haryono Jusuf. 2001. Dasar-Dasar Akuntansi.
STIE YKPN: Yogyakarta.
Husein Umar. 2005. Metode Penelitian Untuk
Skripsi dan Tesis Bisnis. PT. Raja
Grafindo Persada: Jakarta
Husnan, S & Pudjiastuti, E. 2004. Dasar-Dasar
Manajemen Keuangan. UPP AMP
YKPN: Yogyakarta.
Indonesia Stock Exchange. 2011. Laporan
Keuangan Tahunan. www.idx.co.id.
Diakses tanggal 10 April 2011.
Junior, Fernando. 2004. Pengaruh Pengelolaan
Aktiva Tetap Terhadap Return On
Investment Pada PT. Dwipapuri Asri.
Munawir, S. 2007. Analisa Laporan Keuangan.
Liberty: Yogyakarta.
Narimawati, Umi. 2008. Metodologi Penelitian
Kualitatif dan Kuantitatif. Fakultas
Ekonomi Universitas Komputer
Indonesia: Bandung.
R, Agus, Sartono. 2001. Manajemen Keuangan
Teori dan Aplikasi, Edisi Empat.
BPFE: Yogyakarta.
Riyanto, Bambang. 2001. Dasar-dasar
Pembelanjaan Perusahaan. Edisi
Empat. Yayasan Badan Penerbit Gajah
Mada: Yogyakarta.
Sugiyono. 2008. Statistik Untuk Penelitian.
Alfabeta: Bandung.
Syamsudin, Lukman. 2007. Manajemen
Keuangan Perusahaan. Raja Grafindo:
Jakarta.
Warrent, Carl, S, Reeve, James, M dan Fess,
Philip E. 2005. Pengantar Akuntansi.
Buku 1. Edisi 21. Salemba Empat:
Jakarta.
Widowati. 2004. Pengaruh Perputaran Aktiva
TERHADAP RETURN ON Investment
pada KUD Eka Arsa. 1(5), 41-50.