PENGARUH ADANYA SENTRA IKAN BULAK (SIB) TERHADAP …repository.ub.ac.id/8233/1/LINTANG SEPTIANA...
Transcript of PENGARUH ADANYA SENTRA IKAN BULAK (SIB) TERHADAP …repository.ub.ac.id/8233/1/LINTANG SEPTIANA...
PENGARUH ADANYA SENTRA IKAN BULAK (SIB) TERHADAP MINAT BELI MASYARAKAT KOTA SURABAYA
SKRIPSI
OLEH :
LINTANG SEPTIANA DEWI
NIM. 135080400111074
PROGRAM STUDI AGROBISNIS PERIKANAN
JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERIKANAN DAN KELAUTAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2018
PENGARUH ADANYA SENTRA IKAN BULAK (SIB) TERHADAP MINAT BELI MASYARAKAT KOTA SURABAYA
SKRIPSI
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Meraih Gelar Sarjanan Perikanan di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Uniiversitas Brawijaya
OLEH :
LINTANG SEPTIANA DEWI
NIM. 135080400111074
PROGRAM STUDI AGROBISNIS PERIKANAN
JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERIKANAN DAN KELAUTAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2018
PERNYATAAN ORISINALITAS
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam laporan skripsi yang saya tulis ini
benar-benar merupakan hasil karya sendiri dan sepanjang pengetahuan saya juga
tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang
lain kecuali yang tertulis dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Apabila kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan laporan skripsi ini hasil
penjiplakan (plagiasi) maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut,
sesuai hokum yang berlaku di Indonesia.
Malang, Januari 2018
Mahasiswa
Lintang Septiana Dewi NIM. 135080400111074
UCAPAN TERIMAKASIH
Penyusunan laporan ini dapat dilaksanakan dengan baik berkat keterlibatan
berbagai pihak yang telah dengan tulus ikhlas memberikan bimbingan, motivasi,
materi atau fasilitas pendukung lainnya. Maka pada kesempatan ini disampaikan
ucapan terimakasih sebesar-besarnya kepada:
1. Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan hidayahnya yang selalu
menguatkan dan mengabulkan doa sehingga penulis diberikan kesempatan
untuk duduk dibangku kuliah dan berhasil meraih gelar Sarjana Perikanan.
2. Ayahanda Suradi yang selalu memberi masukan inspiratif, Ibunda Widarsini
yang selalu menjadi alasan untuk tetap tersenyum
3. Ibu Prof. Dr. Ir. Harsuko Riniwati, MP selaku pembimbing pertama dan Bapak
Prof. Dr. Ir. Nuddin Harahab, MP selaku pembimbing ke dua yang telah banyak
memberikan pengarahan serta informasi, meluangkan waktunya untuk
meberikan bimbingan sejak penyusunan usulan penelitian hingga penyusunan
laporan dan laporan ini dapat terselesaikan.
4. Staff pengajar dan pegawai Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan atas segala
ilmu, masukan dan bantuan yang diberikan kepada penulis.
5. Mas Andik selaku staff jurusan Sosial Ekonomi Perikanan yang telah banyak
memberi masukan dan bantuan.
6. Aji Pujiawan yang selalu sabar dan memberi semangat
7. Fiva, Karima, Retno, Dina, Elfa, Yeshinta, Nimas, Khusnul, Nia, yang selalu
memberi semangat dan masukan kepada penulis.
8. Sahabat sahabatku tercinta Agrobisnis Perikanan 2013 selama masa
perkuliahan yang selalu menguatkan satu sama lain.
9. Serta seluruh pihak yang ikut membantu, baik secara langsung maupun tidak
langsung. Penulis hanya bisa berdoa, semoga Allah membalas kebaikan
kebaikan mereka dengan setimpal. Amin
Malang, Desember 2017
Penulis
RINGKASAN
LINTANG SEPTIANA DEWI. Pengaruh Adanya Sentra Ikan Bulak (SIB) Terhadap
Minat Beli Masyarakat Kota Surabaya (Di bawah bimbingan Dr.Ir Harsuko Riniwati,
MP dan Prof. Dr. Ir. Nuddin Harahab, MP)
Sentra Ikan Bulak (SIB) yang berada di Kenjeran, Surabaya yang sudah diresmikan sejak 2012 lalu hingga sekarang masih terlihat sepi pengunjung dan tidak seramai di pasar ikan lainnya, belum tercapainya implementasi tujuan, kegunaan, dan manfaat menjadi alasan masih sepinya Sentra Ikan Bulak sehingga terdapat faktor faktor yang mempengaruhi minat beli masyarakat.
Tujuan penelitian ini adalah 1) Ketercapaian implementasi kebijakan
pembangunan Sentra Ikan Bulak (SIB) dilihat dari tujuan, kegunaan, dan manfaat, 2) . Pengaruh adanya Sentra Ikan Bulak terhadap minat beli ikan masyarakat Surabaya.
Teknik pengumpulan data adalah dengan cara observasi, wawancara,
kusioner, dokumentasi. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif yaitu dengan cara mengambil sampel dari suatu populasi untuk mengetahui perilaku wisatawan selaku konsumen untuk berkunjung ke Sentra Ikan Bulak. Adapun penentuan sampel dengan menggunakan 2 sampel yakni purposive sampling dan simple random sampling. Jumlah responden yang diambilsebanyak 72. Teknis analisis data dilakukan dengan menggunakan aplikasi SPSS 16,0 For Windows. Variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah variabel terikat dan variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini yakni minat beli. Sedangkan variabel bebas yang digunakan pada penelitian ini adalah faktor harga, kualitas produk, lokasi, dan suasana toko.
Karakteristik responden yang berkunjung di Wisata Pantai Bentar antara lain berdasarkan jenis kelamin didominasi oleh wisatawan berjenis kelamin perempuan. Responden yang berkunjung di Sentra Ikan Bulak mayoritas kalangan usia responden yang berkunjung di Wisata Pantai Bentar sebagian besar ialah usia muda yaitu 21-30 tahun. Status responden yang ada di Sentra Ikan Bulak ialah pelajar / mahasiswa. Berdasarkan tingkat pendidikan terakhir yakni SMA karena sebagian besar responden yang berkunjung di Sentra Ikan Bulak adalah mahasiswa.
Faktor – faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen terhadap minat beli ialah faktor harga, faktor kualitas produk, faktor lokasi, dan faktor suasana toko. Dari keempat faktor tersebut yang memiliki pengaruh tinggi ialah faktor harga karena pada faktor harga terdapat pernyataan bahwa responden yang berkunjung di Sentra Ikan Bulak yang sangat setuju bahwa harga produk yang dijual di SIB terjangkau semua kalangan.
Menurut hasil penelitian menunjukkan bahwa model telah lolos uji validitas, reliabilitas, uji asumsi klasik dan uji statistik. Koefisien determinasi yang dihasilkan pada penelitian ini ialah 0,33. Hal ini menunjukkan bahwa faktor harga, kualitas produk, lokasi, dan suasana toko mempengaruhi minat beli konsumen sebesar 33% dan sisanya 67% dipengaruhi oleh variabel lain diluar model. Model yang di dapatkan pada penelitian ini adalah Y = 0,143 + 0,505X1 + 0,155X2 + 0,327X3 + 0,042X4 + e. Berdasarkan hasil uji regresi linier berganda diketahui bahwa nilai
konsatanta sebesar 0,143 yang berarti bahwa apabila tidak ada faktor harga, kualitas produk, lokasi, dan suasana toko maka jumlah minat beli di Sentra Ikan Bulak sebesar 0,143. Berdasar dari hasil penelitian diketahui bahwa koefisien regresi b1 sebesar 0,505 yang menunjukkan nilai positif dan berarti bahwa setiap penambahan satu satuan variabel faktor harga (X1) maka minat beli masyarakat akan bertambah sebesar 0,505. Keempat variabel bebas yaitu harga, faktor kualitas produk, faktor lokasi, dan faktor suasana toko secara bersama-sama (simultan) berpengaruh nyata sebesar 9,741. Pada uji t harga diketahui nilai t hitung sebesar (3,464) > nilai t tabel (1,667) yang tingkat probabilitas sebesar 0,001 (Sig. 1%) < 0,05 (taraf nyata = 5%) yang berarti variabel harga berpengaruh nyata secara parsial terhadap minat beli masyarakat. Pada uji t kualitas produk diketahui nilai t hitung sebesar (1,023) < nilai t tabel (1,667) yang tingkat probabilitas sebesar 0,310 (Sig. 31%) > 0,05 (taraf nyata = 5%) yang berarti variabel kualitas produk tidak berpengaruh nyata secara parsial terhadap minat beli masyarakat. Pada uji t lokasi diketahui nilai t hitung sebesar (3,091) > nilai t tabel (1,667) yang tingkat probabilitas sebesar 0,03 (Sig. 3%) < 0,05 (taraf nyata = 5%) yang berarti variabel lokasi berpengaruh nyata secara parsial terhadap minat beli masyarakat. Pada uji t suasana toko diketahui nilai t hitung sebesar (0,319) < nilai t tabel (1,667) yang tingkat probabilitas sebesar 0,0751 (Sig. 7,51%) > 0,05 (taraf nyata = 5%) yang berarti variabel suasana toko tidak berpengaruh nyata secara parsial terhadap minat beli masyarakat.
Saran:1. Kepada Pemerintah Kota Surabaya diharapkan dapat mengoptimalkan operasional sarana dan prasarana transportasi yakni terminal Kedung Cowek dan Shelter Bulak agar memudahkan wisatawan berkunjung ke Sentra Ikan Bulak.. 2. Bagi Perguruan Tinggi diharapkan dapat memberikan pemberdayaan kepada nelayan Kedung Cowek tentang bagaimana penggunaan alat tangkap yang benar dan aman, penanganan timbunan limbah kulit kerang. Pemberdayaan kepada pedagang mengenai diversifikasi produk olahan perikanan dan kelautan dan analisis usahanya. 3. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan penelitian lebih lanjut mengenai pengembangan kawasan wisata di wilayah Kelurahan Kedung Cowek, strategi pengembangan Sentra Ikan Bulak, status keberlanjutan kebijakan pembangunan Sentra Ikan Bulak, implementasi kebijakan pembangunan Sentra Ikan Bulak, pola distribusi olahan hasil perikanan yang terjadi di Sentra Ikan Bulak, manajemen pengelolaan bidang perikanan Dinas Pertanian Kota Surabaya terhadap Sentra Ikan Bulak, studi kelayakan usaha perikanan di Sentra Ikan Bulak, pengaruh keberadaan Sentra Ikan Bulak terhadap daya beli masyarakat terhadap produk olahan hasil perikanan.
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah penulis haturkan kepada Allah SWT atas semua
izin dan ridho-Nya penulis mampu menyelesaikan laporan skripsi yang berjudul
“Pengaruh Adanya Sentra Ikan Bulak (SIB) Terhadap Minat Beli Masyarakat Kota
Surabaya”. Di dalam skripsi ini, disajikan pembahasan yang meliputi : karateristik
konsumen yang berkunjung ke Sentra Ikan Bulak, Ketercapaian implementasi
kebijakan pembangunan Sentra Ikan Bulak (SIB) dilihat dari tujuan, kegunaan, dan
manfaat, Faktor – faktor yang mempengaruhi minat beli, faktor dominan dengan uji t
dan uji F, uji instrumen data dan analisis data. Skripsi ini disusun sebagai salah satu
syarat untuk memperoleh gelar sarjana perikanan pada program studi Agrobisnis
Perikanan, jurusan Sosial Ekonomi Perikanan dan Kelautan, Fakultas Perikanan dan
Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya.
Penulis menyadari dalam pelaksanaan dan penulisan laporan skripsi ini
dengan kekurangan dan keterbatasan yang dimiliki peneliti, walaupun telah
berusaha untuk lebih teliti, tetapi laporan skripsi ini jauh dari sempurna dan masih
banyak kekurangan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
tepat dari pembaca dan penulis berharap semoga laporan skripsi ini bermanfaat bagi
pembaca atau semua pihak yang memerlukan.
Malang, Januari 2018
Penulis
DAFTAR ISI
PERNYATAAN ORISINALITAS .......................................................................... 4 UCAPAN TERIMAKASIH .................................................................................... 5 RINGKASAN ....................................................................................................... 7 KATA PENGANTAR ........................................................................................... 9 DAFTAR ISI ...................................................................................................... 11 DAFTAR TABEL ............................................................................................... 13 DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... 15 1. PENDAHULUAN ............................................. Error! Bookmark not defined.
1.1 Latar Belakang ...................................................Error! Bookmark not defined. 1.2 Rumusan Masalah ............................................Error! Bookmark not defined. 1.3 Tujuan Penelitian ...............................................Error! Bookmark not defined. 1.4 Kegunaan Penelitian .........................................Error! Bookmark not defined.
2. TINJAUAN PUSTAKA .................................... Error! Bookmark not defined. 2.1 Penelitian Terdahulu .........................................Error! Bookmark not defined. 2.2 Minat Beli ............................................................Error! Bookmark not defined. 2.3 Perilaku Konsumen ...........................................Error! Bookmark not defined. 2.4 Konsep Sektor Informal Kota ...........................Error! Bookmark not defined. 2.6 Pasar Ikan Higienis ...........................................Error! Bookmark not defined.
2.6.1 Kebutuhan Fasilitas Dasar ....................Error! Bookmark not defined. 2.7 Suasana Toko ....................................................Error! Bookmark not defined. 2.8 Kerangka Berpikir Penelitian ...........................Error! Bookmark not defined.
3. METODE PENELITIAN ................................... Error! Bookmark not defined. 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian .........................Error! Bookmark not defined. 3.2 Jenis Penelitian ............................................Error! Bookmark not defined. 3.3 Teknik Pengumpulan Data ........................Error! Bookmark not defined. 3.4 Jenis dan Sumber Data ..............................Error! Bookmark not defined.
3.4.1 Data Primer .............................................Error! Bookmark not defined. 3.4.2 Data Sekunder ........................................Error! Bookmark not defined.
3.5 Populasi dan Sample .....................................Error! Bookmark not defined. 3.6 Variabel Penelitian ............................................Error! Bookmark not defined.
3.6.1 Variabel Dependen ................................Error! Bookmark not defined. 3.6.2 Variabel Independen ..............................Error! Bookmark not defined.
3.7 Skala Pengukuran .........................................Error! Bookmark not defined. 3.8 Metode Analisis Data ........................................Error! Bookmark not defined.
3.8.1 Analisis Deskriptif ...................................Error! Bookmark not defined. 3.9 Uji Instrumen Data.............................................Error! Bookmark not defined.
3.9.2 Uji Reliabilitas .........................................Error! Bookmark not defined. 3.10 Uji Asumsi Klasik...........................................Error! Bookmark not defined.
3.10.2 Uji Multikolinearitas .............................Error! Bookmark not defined. 3.10.3 Uji Heteroskedastisitas ........................Error! Bookmark not defined.
3.11 Pengujian Model dan Analisa ........................Error! Bookmark not defined. 3.11.1 Analisis Regresi ....................................Error! Bookmark not defined.
3.11.2 Koefisien Determinasi..........................Error! Bookmark not defined. 3.11.3 Uji Parsial (Uji T) ..................................Error! Bookmark not defined. 3.11.4 Uji Simultan (Uji F) ..............................Error! Bookmark not defined.
4. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN ...... Error! Bookmark not defined. 4.1 Letak Geografis dan Keadaan Topografis .....Error! Bookmark not defined. 4.2 Kependudukan ..................................................Error! Bookmark not defined.
4.2.1 Berdasarkan Agama ............................Error! Bookmark not defined. 4.2.3 Berdasarkan Usia .................................Error! Bookmark not defined. 4.2.4 Berdasarkan Tingkat Pendidikan .......Error! Bookmark not defined. 4.2.5 Berdasarkan Mata Pencaharian .......Error! Bookmark not defined.
5. HASIL DAN PEMBAHASAN ........................... Error! Bookmark not defined. 5.1 Implementasi Pembangunan Sentra Ikan BulakError! Bookmark not defined.
5.1.1 Tujuan, Kegunaan, dan Manfaat Sentra Ikan BulakError! Bookmark not defined. 5.1.2 Analisis Implementasi Kebijakan Pembangunan Sentra Ikan Bulak ............................................................................Error! Bookmark not defined.
5.2 Karakteristik Responden ..................................Error! Bookmark not defined. 5.2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis KelaminError! Bookmark not defined. 5.2.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia .... Error! Bookmark not defined. 5.2.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Error! Bookmark not defined. 5.2.4 Karakteristik Responden Berdasarkan PekerjaanError! Bookmark not defined. 5.2.5 Karakteristik Responden Berdasarkan PengeluaranError! Bookmark not defined.
5.3 Distribusi Jawaban Responden .......................Error! Bookmark not defined. 5.4 Uji Instrumen Data.............................................Error! Bookmark not defined.
5.4.1 Uji Validitas ..............................................Error! Bookmark not defined. 5.4.2 Uji Reliabilitas .........................................Error! Bookmark not defined.
5.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat BeliError! Bookmark not defined. 5.5.1 Uji Asumsi Klasik ....................................Error! Bookmark not defined. 5.5.2 Analisis Regresi .....................................Error! Bookmark not defined.
5.6 Uji Statistik ..........................................................Error! Bookmark not defined. 5.6.1 Uji R2 (Koefisien Determinasi) ..............Error! Bookmark not defined. 5.6.2 Uji F (Simultan) .......................................Error! Bookmark not defined. 5.6.3 Uji t (Parsial) ............................................Error! Bookmark not defined. 5.6.4 Uji Faktor Dominan Minat Beli ..............Error! Bookmark not defined.
5.7 Implikasi Hasil Penelitian .................................Error! Bookmark not defined. 6. KESIMPULAN DAN SARAN ........................... Error! Bookmark not defined.
6.1 Kesimpulan .........................................................Error! Bookmark not defined. 6.2 Saran ..................................................................Error! Bookmark not defined.
DAFTAR PUSTAKA ................................................. Error! Bookmark not defined.
DAFTAR TABEL Tabel 1. Penelitian Terdahulu ............................... Error! Bookmark not defined.
Tabel 2. Variabel dan Indikator Penelitian ............. Error! Bookmark not defined.
Tabel 3. Kategorisasi Jawaban Responden .......... Error! Bookmark not defined.
Tabel 4. Interval Koefisien dan Tingkat Hubungan Antar-variabelError! Bookmark
not defined.
Tabel 5. Jumlah Mobilitas Penduduk .................... Error! Bookmark not defined.
Tabel 6. Perincian Jumlah Penduduk Berdasarkan Kategori Kelompok Pendidikan
dan Tenaga Kerja ................................................. Error! Bookmark not defined.
Tabel 7. Perincian Jumlah Penduduk Berdasarkan Kategori Pendidikan Formal dan
Non Formal ........................................................... Error! Bookmark not defined.
Tabel 8. Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata PencaharianError! Bookmark not
defined.
Tabel 9. Instrumen Analisis Pencapaian Tujuan, Kegunaan, dan Manfaat dari
Implementasi Kebijakan Pembangunan Sentra Ikan Bulak . Error! Bookmark not
defined.
Tabel 10. Tingkat Pencapaian Tujuan, Kegunaan, dan Manfaat dari Implementasi
Kebijakan Pembangunan Sentra Ikan Bulak ......... Error! Bookmark not defined.
Tabel 11. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis KelaminError! Bookmark not
defined.
Tabel 12. Karakteristik Responden Berdasarkan UsiaError! Bookmark not defined.
Tabel 13. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan .......... Error!
Bookmark not defined.
Tabel 14. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan Error! Bookmark not
defined.
Tabel 15. Karakteristik Responden Berdasarkan PengeluaranError! Bookmark not
defined.
Tabel 16. Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Variabel Minat Beli . Error!
Bookmark not defined.
Tabel 17. Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Variabel Harga ...... Error!
Bookmark not defined.
Tabel 18. Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Variabel Kualitas Produk
............................................................................. Error! Bookmark not defined.
Tabel 19. Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Variabel Lokasi ...... Error!
Bookmark not defined.
Tabel 20. Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Variabel Suasana Toko
............................................................................. Error! Bookmark not defined.
Tabel 21. Hasil Uji Validitas .................................. Error! Bookmark not defined.
Tabel 22. Hasil Uji Reliabilitas ............................... Error! Bookmark not defined.
Tabel 23. Hasil Uji Multikolinearitas ...................... Error! Bookmark not defined.
Tabel 24. Hasil Unstandarized Coefficients ........... Error! Bookmark not defined.
Tabel 25. Uji Regresi Linear Berganda ................. Error! Bookmark not defined.
Tabel 26. Hasil Uji T (Parsial) ............................... Error! Bookmark not defined.
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Siklus Kebijakan (UWS,2014)...............................Error! Bookmark not defined.
Gambar 2. Kerangka Berpikir ...........................................Error! Bookmark not defined.
Gambar 3. Hipotesis 1 ...........................................................Error! Bookmark not defined.
Gambar 4. Hipotesis 2 ...........................................................Error! Bookmark not defined.
Gambar 5. Hipotesis 3 ...........................................................Error! Bookmark not defined.
Gambar 6. Hipotesis 4 ...........................................................Error! Bookmark not defined.
Gambar 7. Denah Lokasi Penelitian di Kelurahan Kedungcowek (Google Maps, 2017)Error!
Bookmark not defined.
Gambar 8. Grafik P-Plot ........................................................Error! Bookmark not defined.
Gambar 9. Histogram ............................................................Error! Bookmark not defined.
Gambar 10. Nilai Kolmogorov-Smirnov ................................Error! Bookmark not defined.
Gambar 11. Hasil Scatterplot ................................................Error! Bookmark not defined.
Gambar 12. Hasil R Square....................................................Error! Bookmark not defined.
Gambar 13. Uji Regresi Linear Berganda ......................Error! Bookmark not defined.
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Dokumentasi Penelitian……………………………………………….117
Lampiran 2. Hasil Output Uji Validitas dan Reliabilitas………………………......119
Lampiran 3. Hasil Uji Regresi Linear Berganda…………………………………..124
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Persepsi masyarakat tentang pasar ikan yang kumuh dan tidak nyaman
menjadi salah satu faktor penghambat masyarakat dalam membeli ikan, hal ini
membuat masyarakat lebih tertparik dan memilih produk non ikan ditinjau dari kondisi
lokasi penjual atau yang biasa disebut pasar ikan. Sempitnya persepsi masyarakat
seperti itu membuat pedagang baik ikan segar maupun olahan ikan menjadi terbatas
penghasilannya. Sedangkan rata-rata pedagang di Sentra Ikan Bulak merupakan
keluarga nelayan Kenjeran.
Rumahtangga nelayan memiliki ciri khusus seperti penggunaan wilayah pesisir
dan laut (common property) sebagai faktor produksi, jam kerja harus mengikuti kondisi
oseanografis (melaut hanya rata-rata sekitar 20 hari dalam satu bulan, sisanya relatif
menganggur). Demikian juga pekerjaan menangkap ikan adalah pekerjaan yang
penuh resiko, sehingga pekerjaan ini umumnya dikerjakan oleh lelaki. Hal ini
mengandung arti bahwa keluarga yang lain tidak dapat membantu secara penuh,
sehingga masyarakat yang tinggal di wilayah pesisir pada umumnya sering
diidentikkan dengan masyarakat miskin
Kawasan wisata pantai Kenjeran merupakan salah satu tempat wisata di
Surabaya yang mempunyai potensi utama yang dapat dikembangkan dan
dimanfaatkan bagi pembangunan kawasan, yakni dengan adanya karakteristik pada
kehidupan sosial-ekonomi nelayan yang ada disekitarnya. Keberadaan permukiman
nelayan, sudah cukup lama dan telah menjadi bagian dari ekosistem kehidupan di
kawasan wisata pantai tersebut. Oleh karena itu di lingkungan permukiman tersebut
terdapat kegiatan sosial-ekonomi seperti kegiatan mencari dan mengolah hasil /
2
produk laut misalnya, ikan dan kerang. Kehidupan sosial-ekonomi tersebut
mempengaruhi kondisi fisik lingkungan huniannya. Di lingkungan hunian tersebut,
banyak warga setempat yang membuat kerajinan kerang, menjemur dan mengolah
produk laut (seperti kerang, ikan, udang, terung, lorjuk dll). Hasil dari kegiatan usaha
tersebut khususnya dipasarkan di lingkungan sekitar wisata pantai Kenjeran.
Karakteristik sosial-ekonomi nelayan tersebut di atas dapat dimanfaatkan untuk
menarik wisatawan yang ingin mengamati, mempelajari atau menikmati suasana
permukiman nelayan. Dan untuk meningkatkan eksistensi permukiman nelayan
tersebut diperlukan suatu perencanaan dalam pengembangan kawasan yang sesuai
dengan karakteristik sosial-ekonomi nelayan pada kawasan wisata pantai Kenjeran
Surabaya.
Pembangunan perkotaan secara berencana diharapkan lebih memperhatikan
keserasian hubungan antara kota dengan daerah sekitarnya, serta keserasian
pertumbuhan kota itu sendirI. Selain itu pembinaan kota merupakan usaha untuk
meningkatkan kualitas hidup masyarakat kota, terutama bagi golongan yang
berpenghasilan rendah akan ditingkatkan dan dilaksanakan secara bertahap.
Salah satu bentuk pembinaan kota adalah program penataan ruang wilayah
kota, kegiatan yang termasuk dalam program ini antara lain: perencanaan
pengembangan kawasan kota. Dalam hal ini perencanaan pengembangan kawasan
wisata pantai di Kenjeran Surabaya. Wilayah Kenjeran merupakan salah satu unit
pengembangan yang diperuntukan untuk kegiatan industri, perumahan dan
pariwisata. Industri yang dikembangkan pada wilayah ini merupakan industri ringan,
pengembangan lainnya Kenjeran merupakan salah satu tempat wisata pantai.
Adanya kebijakan Pemerintah Kota Surabaya ini selain untuk memperindah
tatanan wilayah Kenjeran tetapi juga untuk memajukan kesejahteraan keluarga
3
nelayan kenjeran yang mayoritas merupakan Pedagang Kaki Lima (PKL) di kenjeran.
Menurut McGee dan Yeung (1977), Pedagang Kaki Lima (PKL) adalah sebuah
pekerjaan akibat semakin sempitnya lapangan pekerjaan di sektor formal sehingga
sebagian masyarakat beralih ke sektor informal demi kelangsungan hidupnya. PKL
mempunyai pengertian yang sama dengan “hawkers”, yang didefinisikan sebagai
orang-orang yang menjajakan barang dan jasa untuk dijual di tempat yang merupakan
ruang untuk kepentingan umum, terutama di pinggir jalan dan trotoar.
Kondisi awal sebelum adanya kebijakan ini adalah banyaknya pedagang yang
berjualan di pinggir jalan, kawasan bebatuan sekitar Pantai Kenjeran Kecamatan
Bulak. Pedagang tersebut terdiri dari pedagang ikan asap, kerupuk ikan, makanan,
dan minuman, serta kerajinan kulit kerang. Kondisi tersebut menimbulkan
permasalahan antara lain macet, lingkungan menjadi tidak teratur. Maka dari itu tujuan
dari pembangunan Sentra Ikan Bulak tersebut adalah untuk pemberdayaan UKM
bidang perikanan dan kelautan dalam hal penyediaan tempat berdagang, mengurangi
tingkat kepadatan dan kemacetan jalan sekitar kecamatan Bulak, meningkatkan
pendapatan masyarakat dan daerah, mengatur tata ruang kota terutama di wilayah
kecamatan Bulak, alternative wisata baru, memperkenalkan produk khas olahan hasil
perikanan wilayah Pantai Kenjeran Surabaya (Anggriawan, 2014).
Di Surabaya, menurut data Bagian Perekonomian Pemerintah Kota saat ini
jumlah Pedagang Kaki Lima yang ada diperkirakan telah mencapai 70 ribu orang
lebih. Padahal, daya tampung daerah-daerah strategis yang ada di kota dikalkulasi
hanya sekitar 5-10 ribu PKL. Ini berarti telah terjadi kelebihan PKL hingga puluhan kali
lipat, sehingga wajar jika kemudian berdampak buruk bagi banyak pihak. Sehingga
kebijakan pemerintah kota tentang relokasi PKL Kenjeran dan pembangunan Sentra
Ikan Bulak (SIB) menjadi harapan penting untuk merubah persepsi masyarakat
4
tentang pasar ikan yang kumuh karena pembangunan Sentra Ikan Bulak sendiri
dikonsep modern dan nyaman bahkan untuk anak muda sekedar “nongkrong”. Karena
saat ini konsumen juga mementingkan suasana lokasi usaha, dan kualitas pelayanan
sehingga dibangunnya Sentra Ikan Bulak diharapkan dapat menarik konsumen untuk
membeli ikan dengan bersih dan higienis tanpa harus beralih ke pasar modern atau
supermarket. Dengan begitu juga dapat mengangkat persaingan pasar tradisional dan
memajukan kesejahteraan keluarga nelayan.
Minat beli merupakan salah satu tahap penting lainnya yang harus diperhatikan
oleh para pemasar. Hal ini dikarenakan minat merupakan suatu kondisi yang
mendahului individu mempertimbangkan atau membuat keputusan untuk memilih
sebuah produk atau layanan jasa. Seperti yang dikemukakam oleh (Axelrod, 1998)
bahwa minat beli merupakan suatu perilaku awal yang dimiliki konsumen dalam
memprediksi pembelian.
Minat dalam pembelian menicptakan sutu motivasi yang terus terekam dalam
benak konsumen dan menjadi suatu keinginan yang sangat kuat yang pada akhirnya
ketika seseorang konsumen harus memenuhi kebutuhannya, maka mereka akan
mengaktualisasikan apa yang ada didalam benaknya. Menurut (Schiffman & Kanuk,
2008) minat beli menunjukan bahawa konsumen akan mengikuti pengalaman mereka,
preferensi dan lingkungan eksternal untuk mengumpulkan informasi, mengevaluasi
alternatif terhadap suatu produk dan layanan jasa. Preferensi dan motivasi yang
dikemukakan disini dapat dikaikan dengan sebuat faktor pendukung, yaitu faktor
kenyamanan berbelanja yang meliputi kebersihan tempat, pelayanan, suasana, harga
dan kualitas produk serta lokasi tempat menjadi pemicu munculnya minat beli
masyarakat terkait adanya indikator-indikator tersebut sehingga diharapkan dengan
adanya Sentra Ikan Bulak ini dapat menarik minat beli konsumen.
5
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan dari uraian latar belakang masalah tersebut, maka peneliti
mengajukan rumusan masalah sebagai berikut:
1) Bagaimana ketercapaian implementasi kebijakan pembangunan Sentra Ikan
Bulak (SIB) dilihat dari tujuan, kegunaan, dan manfaat?
2) Bagaimana Pengaruh adanya Sentra Ikan Bulak terhadap minat beli ikan
masyarakat Surabaya?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui dan menganalisis :
1) Ketercapaian implementasi kebijakan pembangunan Sentra Ikan Bulak (SIB)
dilihat dari tujuan, kegunaan, dan manfaat.
2) Pengaruh adanya Sentra Ikan Bulak terhadap minat beli ikan masyarakat
Surabaya.
1.4 Kegunaan Penelitian
1) Sebagai masukan bagi pihak Sentra Ikan Bulak mengenai faktor-faktor yang
mempengaruhi kepuasan pelanggannya, sehingga dapat dijadikan pertimbangan
dalam pengembangan strategi di masa yang akan datang.
2) Sebagai masukan untuk Pemerintah Kota Surabaya agar dapat meningkatkan
strategi penjualan ikan dengan memperbaiki segi kenyamanan di lokasi usaha.
3) Sebagai bahan masukan atau tambahan pengetahuan bagi rekan-rekan
mahasiswa serta masyarakat umum mengenai kepuasan pelanggan.
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu ini meliputi berbagai penelitian yang mengimplikasikan
adanya perubahan suatu output atau hasil apabila diberikan intervensi seperti
kebijakan ataupun program. Penelitian terdahulu ini diperoleh dalam bentuk skripsi
maupun jurnal. Ringkasan dari penelitian terdahulu dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 1. Penelitian Terdahulu
No. Peneliti / Tahun / Judul
Variabel dan Metode Analisis
Hasil Penelitian
1. Purwaningsih, Ayu/ 2013 / Pengaruh Suasana Toko Terhadap Minat Beli Konsumen Pada Swalayan “Jadi Baru” di Kebumen.
Variabel: - Minat beli (Y) - Suasana toko (X)
Metode: - Penelitian Kuantitatif
dengan metode analisis data dilakukan dengan wawancara dan observasi lapang
- Hipotesis pertama, kedua, ke tiga, dank e empat terbukti ada pengaruh positif variable Y
- Variabel X1 secara signifikan berpengaruh positif terhadap Y dengan taraf signifikansi Pvalue 0.009<0.005
- Variabel X2 secara signifikan berpengaruh positif terhadap Y dengan taraf signifikansi Pvalue 0.002<0.05
- Variabel X3 secara signifikan berpengaruh positif terhadap Y dengan taraf signifikansi Pvalue 0.016<0.05
- Variabel X4 secara signifikan berpengaruh positif terhadap Y dengan taraf signifikansi Pvalue 0.003<0.05
7
2. Mohamad, Hestin / 2015 / Pengaruh Lokasi Usaha Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pada PT. Sinar Galesong Pratama Gorontalo
Variabel: - Keputusan pembelian
konsumen (Y) - Lokasi usaha (X)
Metode: - Metode analisis
kuantitaif
- Pengaruh lokasi usaha terhadap keputusan pembelian di PT. Sinar Galesong Pratama Gorontalo sebesar 20,8%
3. Wibowo, Bangun Adi / 2015 / Pengaruh Suasana Toko, Promosi dan Lokasi Terhadap Minat Beli di Planet Distro Kota Banjarnegara / Banjarnegara
Variabel: - Minat Beli Konsumen
(Y) - Suasana toko (X1) - Promosi (X2) - Lokasi (X3)
Metode: - Penelitian Asosiatif kausal dengan analisis hubungan atau pengaruh sebab akibat
- Suasana toko berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli konsumen dari hasil uji t sebesar 3,404 dengan signifikansi 0,001, dan koefisien regresi 0,242.
- Promosi berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli konsumen. Hal tersebut ditunjukkan dari hasil uji t hitung sebesar 4.702 dengan signifikansi 0.001, dan koefisien regresi 0.349.
- Lokasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli konsumen. Ditunjukkan dari hasil uji t hitung sebesar 3.279 dengan signifikansi 0.001, dan koefisien regresi 0.299.
- Suasana toko, promosi dan lokasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli konsumen. Hal tersebut ditunjukkan dari hasil uji F hitung sebesar 38.713 67 dengan signifikansi 0.000, dan koefisien korelasi 0.693.
4. Harjanto, Danny / 2016 / Pengaruh Harga dan Lokasi Terhadap
Variabel: - Keputusan pembelian
rumah (Y) - Harga (X1)
- Harga berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian rumah berdasarkan
8
Keputusan Pembelian Rumah Pada CV. Interhouse Design / Surabaya
- Lokasi (X2)
Metode: - Metode pengumpulan
data menggunakan kuesioner dengan skala Likert
- Analisis Kuantitatif
hasil uji t sebesar 7,360 dengan tingkat signifikan sebesar 0,000
- Lokasi berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian rumah berdasarkan hasil uji t sebesar 3,845 dengan tingkat signifikan sebesar 0,000.
- Terdapat hubungan kuat antara harga (X1) dan lokasi (X2) terhadap keputusan pembelian (Y). nilai koefisien determinasi (R square) sebesar 0,744 variabel harga (X1) dan lokasi )X2) mampu menjelaskan variable keputusan pembelian (Y).
5. Hayat, Afra Wibawa Makna / 2015 / Pengaruh Lokasi dan Citra Merk Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pada Distro Ouval Research Di Buahbatu Bandung / Bandung
Variabel: - Keputusan pembelian
konsumen (Y) - Lokasi (X1) - Citra merk (X2) Metode: - Metode deskriptif dan
survey - Metode explanatory
survey
- Lokasi dan citra merk mempunyai korelasi yang positif dan signifikan terhadap variable keputusan pembelian konsumen pada Distro Ouval Research di Buahbatu Bandung baik secara simultan maupun parsial.
6. Purwaningsih, Ayu/ 2013 / Pengaruh Suasana Toko Terhadap Minat Beli Konsumen Pada Swalayan Jadi Baru Kebumen / Kebumen
- Minat beli konsumen (Y)
- Suasana toko (X)
Metode analisis yang digunakan menggunakan analisis regresi linear berganda.
- Nilai koefisien sebesar 0.219 dengan tingkat signifikan 0.009 < 0.05 (α= 5%) sehingga terdapat pengaruh positif dan signifikan bagian luar toko terhadap minat beli konsumen.
- Nilai koefisien sebesar 0.291 dengan tingkat signifikan 0.002 < 0.05 (α= 5%) sehingga
9
terdapat pengaruh positif dan signifikan bagian dalam toko terhadap minat beli konsumen.
- Nilai koefisien sebesar 0.244 dengan tingkat signifikan 0.016 < 0.05 (α= 5%) sehingga terdapat pengaruh positif dan signifikan tata letak toko terhadap minat beli konsumen.
2.2 Minat Beli
Retailer sebenarnya tidak banyak mengetahui tentang apa yang ada dalam
pikiran konsumen pada waktu sebelum, sedang, dan setelah membeli. Perilaku
konsumen tersebut melibatkan suatu pemahaman atas minat, yaitu muncul rasa
tertarik terhadap objek yang dikenakan usaha pemasaran tersebut (Purnama, 2011).
Minat beli diperoleh dari proses belajar dan suatu proses pemikiran yang membentuk
suatu persepsi, minat yang muncul saat melakukan pembelian merupakan suatu
motivasi yang terus terekam dalam benak konsumen dan pada akhirnya konsumen
harus memenuhi kebutuhannya yaitu kunjungan ke outlet, pencarian informasi lanjut,
kemauan untuk memahami produk, keinginan untuk mencoba produk (Spiro and
McGee dalam Eva, 2007).
Minat beli merupakan rasa ketertarikan yang dialami oleh konsumen terhadap
suatu produk (barang atau jasa) yang dipengaruhi oleh sikap diluar konsumen dan di
dalamnya konsumen itu sendiri (Ashari, 2012). Sedangkan menurut Hidayat, Elita,
dan Setiaman (2012) minat beli adalah sesuatu yang timbul setelah menerima
rangsangan dari produk yang dilihatnya, dari sana timbul ketertarikan untuk mencoba
10
produk tersebut sampai pada akhirnya timbul keinginan untuk membeli agar dapat
untuk memilikinya.
Pendapat lain mengatakan bahwa minat beli merupakan sesuatu yang
berhubungan dengan rencana konsumen untuk membeli produk tertentu serta berapa
banyak unit produk yang dibutuhkan pada periode tertentu (Meldarianda & Lisan
2010). Lebih lanjut dikatakan bahwa minat beli merupakan instruksi diri konsumen
untuk melakukan pembelian atas suatu produk, melakukan perencanaan, mengambil
tindakan-tindakan yang relevan seperti mengusulkan, merekomendasikan, memilih,
dan akhirnya mengambil keputusan untuk melakukan pembelian.
Adapun Indikator-indikator minat beli menurut Crow (dalam Astuti, 2010) sebagai
berikut
a. Ketertarikan, yaitu ketertarikan konsumen yang menimbulkan rasa senang, puas,
dalam diri seseorang yang dapat membangkitkan rasa ingin membeli
b. Perhatian, yaitu keaktifan pikiran, akal, ingatan yang dapat membangkitkan rasa
ingin membeli
c. Pencarian informasi, yaitu adanya rasa ingin tahu yang membangkitkan rasa ingin
membeli
Menurut Engel (2005), minat membeli merupakan suatu kekuatan pendorong
atau sebagai motif yang bersifat intrinsik yang mampu mendorong seseorang untuk
menaruh perhatian secara spontan, wajar, mudah, tanpa paksaan, dan selektif pada
suatu produk untuk kemudian mengambil keputusan untuk membeli atau tidak.
Berdasarkan keterangan diatas maka pengertian membeli adalah pemusatan
perhatian terhadap sesuatu yang disertai dengan perasaan senang terhadap barang
11
tersebut, kemudian minat individu tersebut menimbulkan keinginan sehingga timbul
perasaan yang meyakinkan bahwa barang tersebut mempunyai manfaat sehingga
individu ingin memiliki barang tersebut.
Niat beli yang terdapat pada diri seseorang untuk melakukan suatu perilaku
dipengaruhi oleh sikap maupun variabel lainnya. Beberapa hal yang perlu
diperhatikan pada variabel niat ini adalah :
1) Niat dianggap sebagai penangkap atau perantara faktor-faktor motivasional yang
mempunyai dampak pada suatu perilaku
2) Niat menunjukkan seberapa kuat seseorang berani mencoba
3) Niat juga menunjukkan seberapa banyak upaya yang direncanakan seseorang
untuk dilakukan
4) Niat adalah paling dekat berhubungan dengan perilaku selanjutnya
Menurut Kinnear dan Taylor, (2003) dalam Sukmawati, (1994), yaitu merupakan
bagian dari komponen perilaku konsumen dalam sikap mengkonsumsi,
kecenderungan responden untuk bertindak sebelum keputusan membeli benar-benar
dilaksanakan.
Lucas dan Britt (2003) dalam Natalia (2008) mengatakan bahwa aspek-aspek
yang terdapat dalam minat beli antara lain :
a. Perhatian, adanya perhatian yang besar dari konsumen terhadap suatu produk
(barang atau jasa).
b. Ketertarikan, setelah adanya perhatian maka akan timbul rasa tertarik pada
konsumen.
12
c. Keinginan, berlanjut pada perasaan untuk mengingini atau memiliki suatu produk
tersebut.
d. Keyakinan, kemudian timbul keyakinan pada diri individu terhadap produk tersebut
sehingga menimbulkan keputusan (proses akhir) untuk memperolehnya dengan
tindakan yang disebut membeli.
e. Keputusan pembeli
Disimpulkan bahwa aspek-aspek dalam minat beli adalah sebagai berikut:
1. Ketertarikan (interest) yang menunjukkan adanya pemusatan perhatian dan
perasaan senang.
2. Keinginan (desire) ditunjukkan dengan adanya dorongan untuk ingin memiliki.
3. Keyakinan (conviction) ditunjukkan dengan adanya perasaan percaya diri individu
terhadap kualitas, daya guna dan keuntungan dari produk yang akan dibeli.
Aspek perhatian tidak digunakan karena masih berupa perhatian belum bisa
dikatakan sebagai minat, karena tidak adanya dorongan untuk memiliki. Tidak
digunakannya keputusan dan perbuatan adalah sah bukan merupakan minat lagi
namun adalah menimbulkan reaksi lebih lanjut yaitu keputusan membeli.
Minat beli merupakan perilaku konsumen yang menunjukkan sejauh mana
komitmennya untuk melakukan pembelian. Kebutuhan dan keinginan konsumen akan
barang dan jasa berkembang dari masa ke masa dan mempengaruhi perilaku mereka
dalam pembelian produk. Dalam istilah asing, perilaku konsumen disebut consumer
buying behaviour atau consumer’s behaviour. Perilaku konsumen dapat didefinisikan
sebagai kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan
13
mempergunakan barang-barang dan jasa-jasa termasuk di dalamnya proses
pengambilan keputusan pada persiapan dan penentuan kegiatan-kegiatan tersebut
(Swastha, 1994). Perilaku konsumen dalam mengambil keputusan membeli
mempertimbangkan barang dan jasa apa yang akan dibeli, dimana, kapan,
bagaimana, berapa jumlah, dan mengapa membeli produk tersebut.
2.3 Perilaku Konsumen
Perilaku konsumen adalah perilaku pembelian konsumen akhir baik individu
maupun rumah tangga yang membeli produk untuk konsumsi personal (Kotler dan
Amstrong,2000). Sedangkan Mowen Et Al, 2001(dalam Hurriyati, 2005) Perilaku
konsumen adalah studi tentang unit pembelian (Buying Units) dan proses pertukaran
(exchange process) yang melibatkan perolehan, konsumsi, dan pembuangan barang
dan jasa , pengalaman, serta ide-ide.
Menurut Nitisusastro (2010), perilaku Konsumen adalah seluruh rangkaian
kegiatan yang dilakukan konsumen pada saat akan memutuskan untuk membeli
produk guna memenuhi kebutuhan dan keinginannya. Dari beberapa pengertian
diatas, maka dapat disimpulkan bahwa perilaku konsumen adalah dimana seseorang
ingin mendapatkan barang dengan melalui proses pertukaran sesuai keinginan dan
kebutuhannya.
Perilaku konsumen adalah tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan,
mengkonsumsi dan menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang
mendahului dan menyusuli tindakan ini. Perilaku konsumen biasanya penuh arti dan
berorientasi tujuan. Produk dan jasa diterima atau ditolak berdasarkan sejauh mana
keduanya dipandang relevan dengan kebutuhan dan gaya hidup (Engel et al, 1994).
14
Secara sederhana variabel-variabel perilaku konsumen dapat dibagi dalam tiga
bagian, yaitu:
1. Faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi perilaku konsumen. Faktor-faktor
tersebut terdiri dari kebudayaan, kelas sosial, kelompok-kelompok sosial dan
referensi, serta keluarga.
2. Faktor-faktor individu yang menentukan perilaku. Faktor-faktor intern terdiri dari
motivasi, persepsi, kepribadian dan konsep diri, belajar, dan sikap dari individu.
3. Proses pengambilan keputusan dari konsumen.
Proses pengambilan keputusan terdiri atas lima tahap, yaitu :
1. Menganalisa keinginan dan kebutuhan,
2. Pencarian informasi dari sumber-sumber yang ada,
3. Penilaian dan pemilihan (seleksi) terhadap alternatif pembelian,
4. Keputusan untuk membeli,
5. Perilaku sesudah pembelian (Dharmmesta dan Handoko, 1997).
Perilaku konsumen menggambarkan bagaimana konsumen membuat
keputusan-keputusan pembelian dan bagaimana mereka menggunakan dan
mengatur pembelian barang atau jasa. Pelajaran mengenai perilaku konsumen juga
menyangkut analisa faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian dan
penggunaan produk. Memahami bagaimana konsumen membuat keputusan
pembelian dapat membantu manajer pemasaran dalam banyak hal (Lamb et al, 2001).
15
2.4 Konsep Sektor Informal Kota
Konsep sektor informal mulai dikenal sejak Keith Hart seorang antropolog
Inggris dari University of Menchester menerbitkan tulisannya pada tahun 1973. Keith
Hart pertama kali menggunakan istilah sektor informal ketika melakukan penelitian
tentang peranan wiraswasta ukuran kecil di kota Accra dan Nima, Ghana. Menurut
Keith Hart kesempatan memperoleh penghasilan di kota dapat dibagi dalam tiga
kelompok, yaitu formal, informal, sah dan tidak sah (Manning dan Effendi, 1991 dalam
Karnaji, 2005). Dari hasil penelitian ini konsep sektor informal kemudian
dikembangkan dan diterapkan oleh International Labour Office (ILO) dalam penelitian
di delapan kota Dunia Ketiga yaitu Free Town (Siera Leone), Lagos dan Kana
(Nigeria), Kumasi (Ghana), Kolombo, Jakarta, Manila, Kordoba, dan Campina (Brazil)
(Sethuraman, 1981: 188 dalam Mustafa, 2008)
Definisi yang dikemukakan Hidayat (1979 dalam Karnaji, 2005), menjelaskan
sektor informal dari tiga sudut pandang. (1) Sektor yang tidak menerima bantuan atau
proteksi ekonomi dari pemerintah, seperti perlindungan tarif terhadap barang dan
jasa, pemberian kredit dengan bunga rendah, pembimbingan teknis, perlindungan dan
perawatan tenaga kerja, hak paten; (2) sektor yang belum mempergunakan bantuan
ekonomi pemerintah meskipun bantuan telah tersedia dan (3) sektor yang telah
menerima dan menggunakan bantuan atau fasilitas yang disediakan oleh pemerintah
tetapi bantuan tersebut belum sanggup membuat unit usaha berdikari.
1.5 Kebijakan Pembangunan
2.5.1 Definisi Kebijakan Pembangunan
Suatu negara untuk melakukan sebuah pembangunan pastinya terlebih dahulu
membuat kebijakan yang menyangkut kehidupan warga negaranya. Kebijakan
16
merupakan proses pengambilan keputusan yang sebelumnya didasari oleh pemilihan
pedoman dan tindakan. Istilah pembangunan dan kebijakan tidak dapat dipisahkan
melainkan terkait satu sama lain. Pembangunan sendiri merupakan pelaksanaan dari
sebuah kebijakan yang dibuat. Sedangkan kebijakan dapat diartikan sebagai
rancangan dari sebuah pembangunan.Tujuan dari pembangunan adalah untuk
meningkatkan kualitas hidup manusia yang diaplikasikan dalam proyek maupun
program tertentu (Suharto, 2014).
2.5.2 Siklus Kebijakan
Menurut UWS (2014), siklus kebijakan terdiri dari beberapa langkah yakni
pertimbangan awal, riset dan analisis, penyiapan rancangan, konsultasi mengenai
rancangan, penyerahan rancangan, persetujuan rancangan, komunikasi dan
implementasi, evaluasi. Hal pertama dalam siklus kebijakan adalah pertimbangan
awal yang mencakup identifikasi permasalahan yang ada di masyarakat untuk
digunakan sebagai referensi bahan diskusi para pemangku kepentingan. Terjadi
pembentukan kelompok dalam membahas isu-isu publik. Setelah itu dilakukan riset
dan analisis mengenai cakupan dan isi dari kebijakan yang akan dibuat dengan
pertimbangan dampak yang ditimbulkan nantinya.
Hasil dari riset dan analisis berupa rancangan kebijakan sesuai kebutuhan
masyarakat sebagai upaya mengatasi permasalahan publik. Kembali diadakan
konsultasi mengenai rancangan kebijakan oleh para pemangku kepentingan perihal
kelayakan dan kesesuaian rancangan terhadap isu-isu publik yang terjadi di
masyarakat. Kemudian dilakukan penyerahan rancangan kebijakan kepada
pemangku kepentingan dengan kekuasaan tertinggi untuk dtinjau ulang. Setelah
dinyatakan layak untuk dijalankan, maka rancangan kebijakan mendapat persetujuan.
17
Tahap selanjutnya adalah menyampaikan wacana publik mengenai kebijakan
yang telah dibuat kepada masyarakat. Implementasi kebijakan dilakukan setelah
masyarakat memberi respon positif terhadap kebijakan yang dibuat. Perlu dilakukan
evaluasi mengenai umpan balik berupa kritik, saran dari masyarakat mengenai
kebijakan yang telah diberlakukan. Keefektifan pelaksanaan kebijakan dalam
menyelesaikan permasalahan di masyarakat ditinjau ulang guna pengadaan
perubahan kebijakan yang lebih baik lagi. Siklus kebijakan dapat dilihat pada Gambar
1.
Identifikasi kebutuhan
dan cakupan kebijakan
Keterlibatan para
pemangku kepentingan
dalam membentuk
Riset dan analisis
Implementasi kebijakan
Diskusi untuk menyusun
rancangan kebijakan
Pemberian komentar
dan diskusi perihal
perilisan kebijakan
Penyerahan
rancangan
Persetujuan kebijakan
Wacana pengesahan
Kebijakan dan
implementasinya
Umpan balik, kritik
dan evaluasi
Meninjau ulang dampak
dan keefektifan
18
Identifikasi kebutuhan
dan cakupan kebijakan
Keterlibatan para
pemangku kepentingan
dalam membentuk
Riset dan analisis
Implementasi kebijakan
Diskusi untuk menyusun
rancangan kebijakan
Pemberian komentar
dan diskusi perihal
perilisan kebijakan
Penyerahan
rancangan
Persetujuan kebijakan
Wacana pengesahan
Kebijakan dan
implementasinya
Umpan balik, kritik
dan evaluasi
Meninjau ulang dampak
dan keefektifan
Gambar 1. Siklus Kebijakan (UWS,2014)
19
2.5.3 Implementasi Pembangunan
Menurut Dunn (1994), implementasi merupakan proses keterlibatan berbagai
sumber yakni manusia, material, dan sejumlah pelaksanaan kegiatan oleh pemerintah
maupun swasta. Dengan kata lain implementasi kebijakan pembangunan merupakan
wujud nyata dari sebuah kebijakan yang sudah terlaksana dalam waktu tertentu.
2.5.4 Perkembangan Kebijakan Pembangunan Perikanan
Menurut Suhana (2012) dalam Bidayani (2014), Berdasarkan Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005-2025, Indonesia menargetkan menjadi
sebuah negara maritim yang maju sesuai dengan visi rencana pembangunan
perikanan 2010-2014 yang menyatakan bahwa negara Indonesia diperkirakan
sebagai penghasil produk laut perikanan terbesar tahun 2015. Sedangkan misinya
menyatakan bahwa akan mengusahakan kesejahteraan masyarakat kelautan dan
perikanan. Kebijakan pembangunan yang dilakukan fokus pada pengelolaan
sumberdaya perikanan dan kelautan, peningkatan produktivitas, daya saing, dan
mengusahakan perluasan akses pasar domestik dan internasional.
2.5.5 Sentra Ikan Bulak
Menurut Humas Kota Surabaya (2012), pengembangan sektor perikanan dan
kelautan yang dilakukan pemerintah Kota Surabaya ditandai dengan kebijakan
pembangunan Sentra Ikan Bulak pada 2009-2012. Tujuan dari dibangunnya Sentra
Ikan Bulak adalah sebagai wadah yang layak bagi UKM bidang perikanan dan
kelautan dalam mengembangkan usahanya, upaya memperkenalkan hasil produk
olahan perikanan khas Kota Surabaya. Peresmian Sentra Ikan Bulak oleh wali Kota
Surabaya Tri Rismaharini pada 27 Desember 2012. Pihak pengelola dan pengawas
Sentra Ikan Bulak diserahkan pada Dinas Pertanian Kota Surabaya. Kepala Dinas
20
Pertanian Kota Surabaya berharap dengan adanya SIB, maka dapat meningkatkan
kesejahteraan nelayan di Kelurahan Kedung Cowek, Kecamatan Bulak.
2.6 Pasar Ikan Higienis
Pasar adalah salah satu dari bagian system, institusi, prosedur, hubungan
social, dan infrastruktur dimana usaha jual beli, jasa dan tenaga kerja untuk orang-
orang dengan imbalan uang (KBBI). Sedangkan ikan adalah anggota vertebrata
poikilotermik hidup di air dan bernafas dengan insang (KBBI). Dan higienis adalah
berkenan dengan ilmu kesehatan, bersih dan bebas penyakit (KBBI). Secara garis
besar, pasar ikan merupakan tempat calon pembeli dan calon penjual barang dan jasa
yang berupa ikan segar. Higienis adalah berkaitan langsung dengan ilmu kesehatan.
Jadi pasar ikan higienis itu sendiri mempunyai arti pasar ikan yang mengutamakan
kesehatan dari pembeli atau kesehatan penjual. Dengan adanya pasar ikan higienis
masyarakat yang awalnya enggan untuk ke pasar ikan yang identic dengan pasar ikan
yang kotor menjadi masyarakat yang senang ke pasar ikan.
2.6.1 Kebutuhan Fasilitas Dasar
Kebutuhan fasilitas dasar Pusat Pemasaran Hasil Laut dan Ikan Terpadu harus
mengacu pada konsepsi HACCP (Havard Analysis Critical Control Point) untuk
penanganan dan pemasaran hasil laut dan ikan yang meliputi :
1. Penerapan SSOP (Standard Sanitasion Operation Procedures) dan GMktP (Good
Marketing Practice).
2. Adanya pemodaman HACCP (HACCP Plan) yang meliputi aktivitas analisis
hazard (bahaya), penetapan batas kritis (Critical Limit), identifikasi pengendalian
titik kritis (CCP), dan adanya pencacatan aktivitas pemantauan pada lembar
perkeaman (Record Keeping).
21
Kebutuhan Fasilitas Operasional dan Bangunan didasarkan pada :
1. Arus barang bongkar muat, penyimpanan, persiapan penjualan, pajangan dan
transaksi.
2. Arus pelaku pasar kedatangan penjual dan pembelian. (Danyati, Nia. 2014)
2.7 Suasana Toko
Suasana toko merupakan salah satu bagian dari bauran eceran yang memiliki
arti yang sangat penting dalam menjalankan bisnis ritel. Dengan adanya suasana toko
yang baik, maka akan menarik pengunjung dan melakukan pembelian. Suasana toko
adalah suatu karakteristik fisik yang sangat penting bagi setiap bisnis ritel hal ini
berperan sebagai penciptaan suasana yang nyaman sesuai dengan keinginan
konsumen dan membuat konsumen ingin berlama-lama berada di dalam toko dan
secara tidak langsung merangsang konsumen untuk melakukan pembelian (Purnama,
2011).
Suasana toko adalah suasan terencana yang sesuai dengan pasar sasarannya
dan yang dapat menarik konsumen untuk membeli (Kotler 2005). Suasana toko
mempengaruhi keadaan emosi pembeli yang menyebabkan atau mempengaruhi
pembelian. Keadaan emosional akan membuat dua perasaan yang dominan yaitu
perasaan senang dan membangkitkan keinginan.
Suasana toko memiliki elemen-elemen yang semuanya berpengaruh terhadap
suasana toko yang ingin diciptakan. Elemen-elemen suasana toko menurut Berman
dan Evans dalam Purnama (2011), terdiri dari empat elemen sebagai berikut:
22
A. Bagian luar toko
Bagian luar toko adalah merupakan keseluruhan fisik bagian luar dari sebuah toko
yang memberikan kesan menarik. Termasuk di dalamnya adalah bagian depan toko,
pintu masuk, tempat parkir, tinggi dan luas bangunan.
B. Bagian dalam toko
Bagian dalam toko yang memberikan kesan yang nyaman dan menyenangkan. Kesan
ini dapat diciptakan misalnya dengan warna dinding dan lantai toko yang menarik,
suhu udara di dalam toko, wiraniaga, dan kebersihan di dalam toko.
C. Tata letak toko
Rencana untuk menentukan lokasi tertentu dan pengaturan dari peralatan barang
dagangan di dalam toko, serta fasilitas toko antara pengelompokan barang,
pengaturan lalu-lintas toko, pengaturan gang dan alokasi ruang.
D. Tanda-tanda informasi
Informasi yang ditunjukan kepada konsumen yang berbelanja. Yang termasuk di
dalamnya seperti penataan rak, tanda spesial promo, poster dan tampilan produk.
2.8 Kerangka Berpikir Penelitian
Suasana toko merupakaan unsur senjata yang harus dimiliki toko. Penciptaan
suasana yang menyenangkan, menarik, serta bisa membuat konsumen merasa
nyaman ketika berada di dalam toko merupakan salah satu cara agar bisa menarik
konsumen untuk melakukan tindakan pembelian (Levy dan Weitz dalam achmad,
2012). Semakin nyaman suasana toko tersebut maka semakin besar minat konsumen
untuk membeli. Apa lagi dalam pasar ikan yang selama ini dikenal kumuh dan tidak
nyaman membuat masyarakat semakin tidak berminat untuk menginsumsi ikan,
dalam hal ini Pemerintah Kota Surabaya mendirikan sebuah tempat disamping untuk
menertibkan PKL (Pedagang Kaki Lima) di kawasan wisata Kenjeran juga untuk
23
menumbuhkan minat konsumsi masyarakat terhadap produk perikanan. Jika suasana
toko dan lokasi sudah tertata dengan baik membuat nyaman pengunjung makan akan
menumbuhkan minat beli di benak konsumen.
Sentra Ikan Bulak
(SIB)
Ketidakteraturan kondisi beberapa lokasi
di kawasan Pantai Kenjeran yang
disebabkan oleh jajaran PKL
Kebijakan Wali Kota Surabaya Tri
Rismaharini dalam Pembangunan Sentra
Ikan Bulak pada 2009-2012 (Humas Kota
Surabaya,2012)
Pengaruh adanya
SIB terhadap minat
beli ikan
masyarakat
aspek harga, kualitas
produk, lokasi dan
kenyamanan berbelanja
menjadi indikator SIB
dalam menganalisis
pengaruhnya terhadap
minat beli konsumen
Gambar 2. Kerangka Berpikir
Minat beli
masyarakat
meningkat
24
Pada kerangka pikir penelitian diatas menjelaskan bagaimana awal mula Sentra
Ikan Bulak didirikan dengan tujuan tertentu sehingga mempengaruhi minat beli
masyarakat yang didasari oleh aspek harga, kualitas produk, lokasi, dan kenyamanan
berbelanja di Sentra Ikan Bulak.
2.9 Hipotesis Penelitian
Hipotesis penelitian adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk
pertanyaan. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan
pada teori. Hipotesis dirumuskan atas dasar kerangka pikir yang merupakan jawaban
sementara atas masalah yang dirumuskan. (Sugiyono, 2009)
Pada penelitian ini, hipotesa yang akan diuji adalah:
Hipotesis I
H1 : Harga memiliki pengaruh positif terhadap minat beli konsumen.
Hipotesis II
H2 : Kualitas produk memiliki pengaruh positif terhadap minat beli konsumen.
Hipotesis III
Harga Minat beli
H1
11
Kualitas Produk Minat beli
H2
11
Lokasi Minat beli
H1
11
Gambar 3. Hipotesis 1
Gambar 4. Hipotesis 2
25
H3 : Lokasi memiliki pengaruh positif terhadap minat beli konsumen.
Hipotesis IV
H4 : Suasana toko memiliki pengaruh positif terhadap minat beli konsumen.
Suasana Toko Minat beli
H1
11
Gambar 5. Hipotesis 3
Gambar 6. Hipotesis 4
3. METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Sentra Ikan Bulak (SIB) yang berlokasi di kawasan
wisata Pantai Kenjeran Kecamatan Bulak Kota Surabaya. Alasan peneliti memilih
lokasi ini adalah lokasi ini merupakan satu satunya sentra penjualan produk perikanan
di Jawa Timur dengan fasilitas menengah yang dibangun oleh Pemerintah Kota
Surabaya yang bertujuan untuk menertibkan PKL (Pedagang Kaki Lima) di kawasan
wisata Pantai Kenjeran yang memiliki dampak besar terhadap potensi penjualan
produk perikanan dan pertumbuhan minat beli konsumen terhadap produk perikanan.
Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2017 sampai data yang dibutuhkan
terpenuhi.
3.2 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan jenis
penelitian survei. Dan menggunakan metode kuantitatif dengan tujuan memberikan
gambaran tentang pengaruh tempat usaha terhadap minat beli konsumen. Dalam
penelitian survei, informasi yang dikumpulkan dari responden dengan menggunakan
kuesioner. Berdasarkan tingkat eksplanasinya, penelitian ini digolongkan kedalam
penelitian asosiatif kausal. Penelitian asosiatif kausal merupakan penelitian yang
mencari hubungan atau pengaruh sebab akibat yaitu hubungan atau pengaruh
variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y), Sugiyono (2008).
3.3 Teknik Pengumpulan Data
27
Teknik pengumpulan data merupakan suatu cara yang digunakan pada suatu
penelitian untuk mendapatkan data yang sistematis, sehingga memperoleh data yang
diperlukan. Teknik pengumupulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
observasi, wawancara, kuesioner, dan dokumentasi. Untuk memperoleh data dari
responden yang akan digunakan dalam penelitian ini, maka peneliti menggunakan
teknik pengumpulan data berupa :
1. Observasi
Observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun
dari berbagai proses biologis dan psikologis yang diantara nya adalah proses
pengamatan dan ingatan. Observasi sebagai teknik pengumpulan data mengacu
pada tidak terbatasnya pengamatan yang dilakukan oleh peneliti terhadap subjek
maupun objek yang diamati. Observasi dilakukan apabila proses penelitian berkaitan
dengan perilaku manusia di dalam proses kerja serta gejala gejala alam dengan
ketentuan responden yang diamati tidak terlalu besar (Sugiyono, 2014).
2. Wawancara
Wawancara sering digunakan untuk mendapatkan informasi dari orang atau
masyarakat. Setiap interaksi orang per-orang di antara dua atau lebih individu dengan
tujuan yang spefisik dalam pemikirannya. Menurut Sugiyono (2014), wawancara
digunakan apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan
permasalahan yang harus diteliti serta mengetahui hal – hal dari responden secara
mendalam dengan ketentuan jumlah responden sedikit atau kecil. Metode wawancara
dibagi atas wawancara terstruktur dan tidak terstruktur. Pada metode wawancara
terstruktur digunakan instrument pengumpulan data berupa daftar pertanyaan yang
tertulis. Sementara metode wawancara tidak terstruktur, adalah wawancara yang
28
bebas di mana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun
secara sistematis (Sugiyono, 2014).
3. Dokumentasi
Metode dokumentasi merupakan suatu cara untuk memperoleh data informasi
mengenai hal yang berkaitan dengan penelitian dengan jalan melihat laporan tertulis
baik berupa angka maupun keterangan (Arikunto, 2006 dalam Sa’idy, 2013).
4. Kuesioner
Kuesioner adalah daftar pertanyaan yang mencakup semua pertanyaan dan
pertanyaan yang akan digunakan bisa melalui telepon, surat ataupun tatap muka
(Ferdinand, 2006). Pertanyaan yang di ajukan pada responden harus jelas dan tidak
meragukan responden. Dengan melakukan penyebaran kuesioner untuk mengukur
persepsi responden digunakan Skala Likert yang dikembangkan oleh Rensis Likert.
Skala Likert umumnya menggunakan 5 angka penelitian, yaitu: (1) sangat setuju, (2)
setuju, (3) netral, (4) tidak setuju dan (5) sangat tidak setuju. Urutan setuju atau tidak
setuju dapat dibalik mulai dari sangat tidak setuju sampai dengan sangat setuju
(Indriantoro dan Supomo, 1999).
3.4 Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam pengumpulan data pada peneliti ini adalah
data primer dan data sekunder.
3.4.1 Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh atau di kumpulkan oleh peneliti secara
langsung dari sumber datanya. Untuk mendapatkan data primer, peneliti harus
mengumpulkan data secara langsung (Hermawan, 2005).
Data primer yaitu data yang diambil langsung oleh peneliti dari objek yang diteliti,
seperti data yang dikumpulkan dari beberapa konsumen sebagai responden. Data
29
primer yang di dapat untuk penelitian adalah kuesioner yaitu membagikan kuesinoer
kepada responden yang secara langsung bertemu dengan obyek peneliti.
3.4.2 Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari penelitian yang telah ada,
dihimpun dan telah ditulis oleh pihak lain. Sumber data dapat berasal dari internet,
buku, jurnal, perpustakan umum, website, lembaga pendidikan yang mengkhususkan
diri untuk menyajikan data sekunder (Hermawan, 2005).
Data sekunder yang diambil penelitian ini adalah yang mencakup tentang :
Keadaan umum lokasi penelitian
Profil lokasi penelitian
Data sekunder ini diperoleh dari internet dan pihak terkait.
3.5 Populasi dan Sample
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek atau subyek yang
mempunyai kualitas dan karateristik tertentu yang di tetapkan oleh peneliti untuk di
pelajari dan kemudian di tarik kesimpulanya. Sedangkan sampel adalah bagian dari
jumlah dan karateristik yang di miliki oleh populasi.bila populasi besar, dan peneliti
tidak mungkin memepelajari semua yang ada pada populasi karena keterbatasan
dana, tenaga, dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel itu,
kesimpulanya akan dapat di berlakukan untuk populasi.Untuk itu sampel yang di ambil
dari populasi haru betul-betul representative (Sugiyono, 2014). Populasi dalam
penelitian ini yaitu konsumen atau masyarakat Surabaya yang mengunjungi Sentra
Ikan Bulak.
Sampel adalah suatu himpunan bagian (subset) dari unit populasi yang
diharapkan dapat mewakili populasi penelitian. Agar informasi yang diperoleh dari
30
sampel benar-benar mewakili populasi, sampel tersebut harus mewakili karakteristik
populasi yang diwakilinya. Untuk memperoleh sampel yang dapat mewakili
karakteristik populasi, diperlukan metode pemilihan sampel yang tepat. Informasi dari
sampel yang baik akan dapat mencerminkan informasi dari populasi secara
keseluruhan (Kuncoro, 2003: 103).
Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive
sampling, yakni penentuan responden dari populasi dengan kriteria tertentu.
Purposive sampling termasuk dalam metode nonprobability sampling (Sugiyono,
2011). Adapun sampel dalam penelitian ini adalah konsumen Sentra Ikan Bulak yang
memiliki kriteria sebagai berikut:
1.) Pernah berbelanja atau mengunjungi Sentra Ikan Bulak 2 bulan terakhir
2.) Pernah berbelanja atau mengunjungi kawasan PKL Pantai Kenjeran
Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin memepelajari semua yang ada
pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga, dan waktu, maka peneliti
dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Untuk itu sampel yang
diambil dari populasi harus betul-betul mewakili (representative).
Untuk mengetahui besarnya ukuran sampel yang akan digunakan dalam
penelitian ini, digunakan rumus pendekatan Linier Time Function karena dapat
dilakukan bila jumlah populasinya tidak diketahui secara pasti (Umar, 2003).
Pengambuilan sampel berdasarkan Linier Time Function dapt dlakukan apabila jumlah
populasiya tidak diketahui ecara pasti. Besarnya sampel yang dihitung berdasarkan
Linier Time Function dengan rumus sebagai berikut:
T = T0 + T1n
31
Penelitian ini dilakukan selama 7 hari dalam yaitu dimulai hari Senin sampai
Minggu karena datangnya konsumen tidak bisa hanya dipastikan berdasarkan hari
weekend saja tetapi juga disaat hari kerja. Pengambilan data dalam sehari
diperkirakan sekitar 20 menit. Dengan demikian maka jumlah sampel dapat dihitung
dengan rumus sebagai berikut:
Dimana: N = jumlah responden
T = Waktu penelitian (menit)
T0 = Periode waktu harian (menit)
T1 = waktu pengisian kuesioner (menit)
Berdasarkan rumus tersebut diperoleh jumlah sampel sebanyak 45 responden.
Berikut ini adalah perhitungan yang dilakukan untuk menentukan jumlah sampel:
Dimana: T = Waktu penelitian (4 hari x 5 jam/hari x 60 menit)
T0 = Periode waktu harian (5 jam/hari x 60 menit)
T1 = waktu pengisian kuesioner (20 menit)
N = jumlah responden
T = T0 + T1n
N = (T - T0)/ T1
N = (T - T0)/ T1
= (1680 – 240) / 20
= 72 responden
32
3.6 Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek
atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian ini terdapat dua
variabel pokok yaitu variabel bebas atau independent variable dan variabel terikat atau
dependent variable. Menurut Sugiyono (2004) yang disebut variabel bebas adalah
variabel yang mempengaruhi variabel terikat.
3.6.1 Variabel Dependen
Variabel dependen adalah variabel yang menjadi pusat perhatian penelitian
(Ferdinand, 2006). Variabel dependen yaitu variable yang dipengaruhi oleh variable
independen.Variabel dependen sering disebut dengan variabel respon dimana dalam
penelitian ini adalah Minat Beli yang dilambangkan dengan Y.
Definisi minat beli adalah kecenderungan konsumen untuk membeli suatu merek
atau mengambil tindakan yang berhubungan dengan pembelian yang diukur dengan
tingkat kemungkinan konsumen melakukan pembelian. Instrumen yang digunakan
untuk mengukur minat beli berdasarkan instrumen yang dikembangkan oleh Kamela
dan Junaedi (2009), sejumlah 10 item pertanyaan, item pertanyaan tersebut
mendasarkan pada indikator attention (menarik perhatian), interest (menimbulkan
minat lebih dalam), action (melakukan pembelian), dan satisfaction (menimbulkan
kepuasan).
3.6.2 Variabel Independen
Variabel independen adalah variable yang mempengaruhi variable dependen,
baik yang pengaruhnya positif maupun maupun pengaruhnya negative. (Ferdinand,
2006). Pada penelitian ini yang sebagai variabel independen yakni suasana toko,
33
promosi, dan lokasi. Variabel independen sering sebagai prediktor yang
dilambangkan dengan X. Variabel
independen dalam penelitian ini terdiri dari :
34
A. Harga
Dari sudut pandang pemasaran, harga merupakan satuan moneter atau ukuran
lainnya (termasuk barang dan jasa lainnya) yang ditukarkan agar memperoleh hak
kepemilikan atau penggunaan suatu barang atau jasa (Tjiptono, 1999). Perusahaan
harus menetapkan harga secara tepat agar dapat sukses dalam memasarkan barang
atau jasa. Harga merupakan satu-satunya unsur bauran pemasaran yang
memberikan pemasukan atau pendapatan bagi perusahaan, sedangkan ketiga unsur
lain (produk, distribusi dan promosi) menyebabkan timbulnya biaya. Disamping itu,
harga merupakan unsur bauran pemasaran yang bersifat fleksibel, artinya dapat
diubah dengan cepat (Tjiptono, 1999).
Dalam Lupiyoadi (2011) Strategi penentuan harga (pricing) sangat signifikan
dalam pemberian value kepada konsumen dan mempengaruhi image produk, serta
keputusan konsumen untuk membeli. Harga juga berhubungan dengan pendapatan
dan turut mempengaruhi supply atau marketing channels. Akan tetapi, yang paling
penting adalah keputusan dalam harga harus konsisten dengan strategi pemasaran
secara keseluruhan.
Dalam penelitian ini harga yang dimaksud yaitu bagaimana keterjangkauan
harga yang dipasang dengan masyarakat, bagaimana kesesuaian harga dengan
kualitas produk, bagaimana daya saing harga, dan bagaimana kesesuaian harga
dengan manfaat.
B. Kualitas Produk
Menurut Kotler (2009) produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan
ke dalam pasar untuk diperhatikan, dimiliki, dipakai atau dikonsumsi sehingga dapat
memuaskan keinginannya atau kebutuhannya. Oleh karena itu perusahaan harus
mengerti apa yang menjadi kebutuhan dan keinginan konsumen.
35
Kualitas produk adalah kondisi dinamis suatu produk atau barang yang
memiliki nilai guna bagi konsumen dan sesuai dengan harapan konsumen.
Variabel ini diukur menggunakan 4 indikator yang dikembangkan oleh Kotler&
Gery (2008) yang meliputi:
a. Spesifikasi produk
b. Kinerja produk
c. Tampilan produk
d. Kepuasan pelanggan terhadap kualitas produk
Pada penelitian ini kualitas produk adalah keseluruhan ciri serta sifat dari
semua produk yang dijual di Sentra Ikan Bulak apakah semua produk yang dijual
memiliki kualitas yang baik atau tidak baik dari segi kemasan maupun isi.
C. Lokasi
Lokasi adalah letak atau toko pengecer pada daerah strategis sehingga dapat
memaksimumkan laba (Basu Swasta dan Irawan, 2008). Instrument yang digunakan
untuk mengukur promosi berdasarkan instrumen yang dikembangkan oleh Engel dkk
(1995) , sejumlah 11 item pertanyaan, item pertanyaan tersebut mendasarkan pada
indikator penggambaran tempat (ukuran,bentuk), rasio parkir, arus pejalan kaki, arus
lalu lintas (jumlah dan rata-rata kecepatan), jalan keluar/jalan masuk, akses
transportasi umum, penandaan, daya gabung (tetangga), dan akses ke area
perdagangan.
Lokasi fasilitas jasa merupakan salah satu faktor krusial yang berpengaruh
terhadap kesuksesan suatu jasa, karena lokasi erat kaitannya dengan pasar
potensial penyedia jasa (Tjiptono dan Chandra, 2005). Secara garis besar, ada dua
kemungkinan pertimbangan dalam hal lokasi fasilitas jasa. Pertama, pelanggan
mendatangi lokasi fasilitas jasa dan yang kedua adalah penyedia jasa yang
36
mendatangi pelanggan. Selain itu, penyedia jasa dimungkinkan mengkombinasikan
keduanya.
Pada penelitian ini lokasi yang akan diteliti adalah bagaimana keamanan di
sekitar lokasi, bagaimana akses transportasi umum menuju lokasi, bagaiamana rasio
parker yang tersedia di lokasi, bagaimana arus lalu lintas menuju lokasi, dan apakah
kondisi lingkungan disekitar lokasi nyaman.
D. Suasana Toko
Suasana toko adalah penciptaan suatu citra untuk sebuah toko tergantung
pada penyesuaian kombinasi fisik yang mengarah pada kemampuan untuk
mengembangkan nilai artistik dari lingkungan toko sehingga mampu memicu daya
tarik bagi konsumen (Barry dan Evans, 2004). Instrument yang digunakan untuk
mengukur suasana toko berdasarkan instrumen yang dikembangkan oleh Barry dan
Evans (2004), sejumlah 14 item pertanyaan, item pertanyaan tersebut mendasarkan
pada indikator exterior (bagian luar toko), interior ( bagian dalam toko), layout
ruangan (tata letak toko), dan interior point of interest display (dekorasi pemikat
dalam toko).
Suasana toko merupakan salah satu bagian dari bauran eceran yang memiliki
arti yang sangat penting dalam menjalankan bisnis ritel. Dengan adanya suasana toko
yang baik, maka akan menarik pengunjung dan melakukan pembelian. Suasana toko
adalah suatu karakteristik fisik yang sangat penting bagi setiap bisnis ritel hal ini
berperan sebagai penciptaan suasana yang nyaman sesuai dengan keinginan
konsumen dan membuat konsumen ingin berlama-lama berada di dalam toko dan
secara tidak langsung merangsang konsumen untuk melakukan pembelian (Purnama,
2011).
37
Pada penelitian ini suasana toko yang akan diteliti yaitu keadaan exterior Sentra
Ikan Bulak, keadaan interior Sentra Ikan Bulak, layout ruangan Sentra Ikan Bulak, dan
Interior Point of Interest Display.
Tabel 1. Variabel dan Indikator Penelitian
No Variabel Referensi Indikator
1 Minat Beli (Karmela dan
Junardi,
2009)
Attention (menarik perhatian)
Interest (memberikan minat lebih
dalam)
Action (melakukan pembelian)
Satisfaction (menimbulkan kepuasan)
2 Harga (Ardhana,
Oldy. 2010)
Keterjangkauan harga
Daya saing harga
Kesesuaian harga dengan manfaat
3 Kualitas Produk (Kotler,2008) Spesifikasi produk
Kinerja Produk
Tampiulan Produk
Kepuasan pelanggan terhadap
kualitas produk
4 Lokasi (Ardhana,
Oldy. 2010)
Keamanan di sekitar lokasi
Akses transportasi umum
Rasio parker
Arus lalu lintas menuju lokasi
Kondisi lingkungan nyaman
5 Suasana Toko Exterior
38
(Barry dan
Evans, 2004)
Interior
Layout ruangan
Interior Point of Interest Display
3.7 Skala Pengukuran
Skala Pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan
skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan presepsi seseorang atau
sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam penelitian, fenomena sosial telah
di tetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variabel
penelitian maka variabel yang akan di ukur dijabarkan menjadi variabel variabel.
Kemudian variabel tersebut dijadikan titik tolak untuk menyusun item-item instrumen
yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan. Jawaban setiap item instrumen yang
menggunakan skala Likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai negatif
(Sugiyono, 2014).
Untuk keperluan analisis kuantitatif, maka jawaban itu dapat di beri skor :
1. Setuju/selalu/sangat positif diberi Skor 5
2. Setuju/selalu/positif diberi Skor 4
3. Ragu-ragu/kadang-kadang/netral diberi Skor 3
4. Tidak setuju/hampir tidak pernah/negatif diberi Skor 2
5. Sangat tidak setuju/tidak pernah diberi Skor 1
Instrumen penelitian yang menggunakan skala Likert dapat dibuat dalam bentuk
Checklist ataupun pilihan ganda.
39
3.8 Metode Analisis Data
Analisis data adalah suatu keadaan untuk meneliti, memeriksa, mempelajari,
membandingkan, data yang ada dan membuat indepretasi 37 yang diperlukan. Selain
itu, analisis data dapat digunakan untuk mengidentifikasi ada tidaknya masalah
3.8.1 Analisis Deskriptif
Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menggambarkan atau
menganalisis suatu hasil penelitian. Analisis ini memberikan penjelasan tentang
subyek yang dibahas tanpa menggunakan perhitungan angka. Statistik Deskriptif
memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata
(mean), standar deviasi, varian, nilai maksimum, nlai minimum, sum, range, kurtosis
dan kemencengan distribusi (Ghozali, 2011)
Adapun berdarasarkan kriteria yang dipakai pada kategori jawaban responden
responden, maka untuk lebih memudahkan digunakan 3 kategori yaitu: tinggi, sedang,
dan rendah. Cara pengkategorian data berdasarkan rumus dari Azwar, (2009) adalah
sebagai berikut :
Tabel 2. Kategorisasi Jawaban Responden
Tinggi : X ≥ M + Sd
Sedang : M – Sd ≤ X < M + Sd
Rendah : X < M – Sd
Keterangan:
M : Mean
Sd : Standart deviasi
40
X : Jumlah skor
3.9 Uji Instrumen Data
Instrumen adalah alat bantu penelitian dalam kegiatan pengukuran objek atau
variabel, dengan kata lain instrument adalah alat ukur variabel, alat ukur untuk
mengukur objek penelitian yang merupakan data primer dapat dengan menggunakan
“kuisioner”. Maka dapat disimpulkan bahwa kuisioner ini digunakan sebagai alat
pengumpul atau pengukur yang menghasilkan data, selain itu juga harus memenuhi
persyaratan valid dan reliabel (Mustafa, 2013).
Uji instrumen data merupakan tolak ukur untuk mengetahui sejauh mana
kepercayaan dapat diberikan pada kesimpulan penelitian tergantung pada beberapa
hal diantaranya akurasi dan kecermatan data hasil pengukuran tergantung pada
validitas dan reliabilitas alat ukurnya (Azwar, 2013).
3.9.1 Uji Validitas
Validitas atau kesahihan suatu instrument adalah seberapa tepat instrumen itu
mampu menghasilkan data sesuai dengan ukuran yang sesungguhnya yang ingin
diukur (Mustafa, 2013). Uji validitas digunakan dalam penelitian ini untuk mengetahui
kevalidan dari kuisioner. Kuisioner dikatakan valid apabila pertanyaan yang terdapat
pada kuisioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh
kuisioner tersebut.
Tipe validitas pada penelitian ini adalah validitas kriteria (criteria validity),
pengujian validitas kriteria dilakukan dengan membandingkan atau mengkorelasikan
antara nilai (skor) hasil pengukuran instrumen dengan kriteria atau standar tertentu
yang dipercaya dapat digunakan untuk mengukur suatu variabel. Dengan demikian
pengujian validitas kriteria dilakukan dengan menghitung harga koefisien korelasi
sederhana (Peason Correlation) (Mustafa, 2013).
41
Korelasi sederhana (Pearson Correlation) memiliki kriteria paling sesuai dengan
penelitian (Neolaka, 2014). Koefisien korelasi menunjukan kekuatan hubungan linier
dan arah hubungan dua variabel acak, jika koefisien korelasi positif, maka kedua
variabel mempunyai hubungan searah. artinya jika nilai variabel X tinggi, maka nilai
variabel Y akan tinggi pula. Sebaliknya jika koefisien korelasi negatif, maka kedua
variabel mempunyai hubungan terbalik, artinya jika nilai variabel X tinggi, maka nilai
variabel Y akan menjadi rendah. Dapat dikatakan bahwa koefisien korelasi adalah
tingkat keeratan hubungan antara variabel-variabel yang ditujukan dengan nilai r
hitung (Mustafa, 2013). Pengukuran dihitung dengan bantuan komputer program
SPSS. Bila korelasi tiap butir instrmen tersebut positif dan besarnya diatas 0,3, maka
tiap butir instrument tersebut memiliki hubungan yang kuat, sebaliknya jika korelasi
tiap butir instrumen besarnya dibawah 0,3 maka butir instrumen tersebut tidak valid
(Sugiyono, 2008 dalam (Tobing, 2013).
Adapun interpretasi kekuatan antar variabel menurut Neolaka (2014) dapat
dilihat pada Tabel 4 sebagai berikut:
Tabel 3. Interval Koefisien dan Tingkat Hubungan Antar-variabel
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 Tidak ada korelasi
>0,00 – 0,199 Sangat rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 0,999 Sangat kuat
1,00 Korelasi sempurna
42
3.9.2 Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah ukuran yang menunjukan seberapa tinggi suatu instrument
dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Dengan kata lain, reliabilitas menyangkut
ketetapan alat ukur. Seperti contoh jika suatu set objek dilakukan pengukuran berkali-
kali dengan alat ukur yang sama, jika didapatkan hasil yang sama maka instrument
yang bersangkutan memiliki derajat/tingkat reliabilitas yang tinggi. Terdapat beberapa
metode yang digunakan untuk mengukur tingkat reliabilitas instrumen, namun yang
sering digunakan dalam penelitian adalah metode internal consistency (Mustafa,
2013). Metode tersebut dapat dihitung menggunakan program SPSS yaitu pada uji
statistik Alpha Cronbach ().Jika nilai koefisien reliabilitas atau Alpha Cronbach lebih
besar dari tahap signifikan 60% atau 0,6 maka kuisioner tersebut dikatakan reliabel
(Janti, 2014).
3.10 Uji Asumsi Klasik
Untuk menguji kelayakan model regresi yang digunakan, maka harus terlebih
dahulu memenuhi uji asumsi klasik. Uji asumsi klasik dalam penelitian ini terdiri dari
uji normalitas, uji multikolineritas, dan uji heteroskedastisitas.
3.10.1 Uji Normalitas
Menurut Suliyanto (2005) uji normalitas dimaksudkan untuk mengetahui
apakah residual yang diteliti berdistribusi normal atau tidak. Tujuan uji normalitas
adalah untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel dependen,
variabel independen atau ketiganya mempunyai distribusi normal atau mendekati
normal.
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data peneliti ketiga variable
terdistribusi secara normal.Uji normalitas ini dilakukan dengan menggunakan uji one
43
sample Kolmogorov-Smirnov dengan bantuan SPSS for Windows versi 20.0. Data
dikatakan terdistribusi normal jika nilai p > 0,05.
3.10.2 Uji Multikolinearitas
Pengujian multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
yang ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas. Model regresi yang baik
seharusnya tidak terjadi korelasi siantara variabel bebas (Ghozali, 2011)
3.10.3 Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain (Ghzali,
2006). Jika varian dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain
tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut
heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau
tidak terjadi heteroskedastisitas.
3.11 Pengujian Model dan Analisa
3.11.1 Analisis Regresi
Analisis regresi merupakan suatu metode sederhana yang digunakan untuk
menguji hubungan fungsional diantara beberapa variabel yang kemudian diwujudkan
dalam model matematis. Variabel dalam model regresi tersebut dibedakan menjadi
variabel terikat/bergantung (dependent variable) dan variabel penduga/bebas
(independent variable). Nilai Y menyatakan variabel terikat dan X menyatakan
variabel bebas. Nilai dugaan yang diberikan oleh model regresi tidak selalu sama
persis dengan nilai sebenarnya tetapi terdapat selisih. Selisih inilah yang kemudian
44
disebut dengan error atau residu (). Model regresi terbagi menjadi dua model yaitu
regresi linier sederhana dan regresi linier berganda (Nawari, 2010).
Pada penelitian ini menggunakan analisis regresi linier sederhana. Analisis ini
digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Sentra Ikan Bulak terhadap
minat beli masyarakat. Teknik regresi digunanakan untuk melakukan prediksi
seberapa jauh nilai variabel independen mempengaruhi variabel dependen. Adapun
formulasi dari regresi sederhana pada penelitian ini terdapat beberapa model yaitu
sebagai berikut:
Persamaan regresi untuk Hipotesis I ini adalah
Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + b4 X4 e
Dimana:
Y = Minat beli
X1 = Harga
X2 = Kualitas Produk
X3 = Lokasi
X4 = Suasana Toko
= Error
3.11.2 Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi berguna untuk mengukur seberapa jauh kemampuan
model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi
adalah antara 0 (nol) dan 1 (satu). Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-
variabel dependen sangat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel
independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk
memprediksi variabel dependen. (Ghozali, 2009 dalam Murti, 2014). Apabila koefisien
determinasi semakin mendekati satu, maka dapat dikatakan baha variabel indepeden
berpengaru terhadap variabel dependen. Koefisien determinasi juga digunakan untuk
45
mengetahui persentase perubahan variabel terikat (Y) yang disebabkan oleh variabel
bebas (X) (Gzozali, 2009 dalam Dyah, 2014). Misalnya dalam sebuah penelitian
didapatkan hasil koefisien determinasi (R2) sebesar 89%, maka dapat diasumsikan
bahwa variabel X berkontribusi/berpengaruh terhadap variabel Y sebesar 89% dan
sisanya sebesar 11% dipengaruhi oleh faktor lain. Dalam penelitian ini untuk
mengetahui nilai determinasi dengan menggunakan program SPSS, hasil dilihat pada
koefisien determinasi nilai Adjusted R2.
3.11.3 Uji Parsial (Uji T)
Uji t digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen secara parsial
terhadap variabel dependen. Pengujian ini dilakukan dengan uji t pada tingkat
keyakinan 95% dengan ketentuan sebagai berikut:
Dengan menggunakan nilai probabilitas signifikansi:
a. Jika tingkat signifikansi lebih besar 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa Ho
diterima, sebaliknya Ha ditolak.
b. Jika tingkat signifikansi lebih kecil 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa Ho
ditolak, sebaliknya Ha diterima.
Hipotesis yang telah diajukan dalam penelitian dirumuskan
sebagai berikut:
a. 0, artinya variable harga ( ) tidak berpengaruh positif
terhadap variabel minat beli ( Y ).
1>0, artinya variabel harga ( ) berpengaruh positif terhadap variable minat
beli ( Y ).
b. 0, artinya variabel kualitas produk ) tidak berpengaruh positif
terhadap variabel minat beli ( Y ).
46
2>0, artinya variabel kualitas produk ) berpengaruh positif terhadap
variabel minat beli ( Y ).
c. 0, artinya variabel lokasi ) tidak berpengaruh positif terhadap
variabel minat beli ( Y ).
3>0, artinya variabel lokasi ) berpengaruh positif terhadap variabel minat
beli ( Y ).
d. 0, artinya variabel suasana toko ) tidak berpengaruh positif
terhadap variabel minat beli ( Y ).
3>0, artinya variabel i ) berpengaruh positif terhadap variabel minat beli (
Y ).
3.11.4 Uji Simultan (Uji F)
Uji F digunakan untuk mengetahui pengaruh seluruh variabel independen
terhadap variabel dependen. Pengujian ini dilakukan pada tingkat keyakinan 95%
dengan ketentuan sebagai berikut:
Dengan menggunakan nilai probabilitas signifikansi:
a. Jika tingkat signifikansi lebih besar 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa Ho
diterima, sebaliknya Ha ditolak.
b. Jika tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa Ho
ditolak, sebaliknya Ha diterima.
Keterangan: F hitung diperoleh dengan menggunakan dk1 = 3 (variabel bebas)
dengan dk2 = n-k-1 (100-3-1) = 96.
Berdasarkan dk1 = 3 = 0,05 dan dk2 = 96 diperoleh F tabel = 2,70
(Sugiyono,2004).
4. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN
4.1 Letak Geografis dan Keadaan Topografis
Lokasi peneltian ini dilaksanakan di Sentra Ikan Bulak yang beralamat di Jalan
Bulak Cumpat No. 1, Kelurahan Kedung Cowek, Kecamatan Bulak, Kota Surabaya,
Propinsi Jawa Timur. Secara astronomis wilayah Kedung Cowek terletak pada
112°47’16,07” Bujur Timur dan 7°13’31,54” Lintang Selatan. Luas wilayah Kelurahan
Kedung Cowek adalah 91,926 Ha. Kondisi geografis Kedung Cowek terletak pada
ketinggian 1 m dari permukaan laut. Batas wilayah dari Kelurahan Kedung Cowek
yakni :
Sebelah Utara : Selat Madura
Sebelah Timur : Selat Madura
Sebelah Selatan : Kecamatan Bulak
Sebelah Barat : Kelurahan Tanah Kali Kedinding
(Sumber : Kelurahan Kedung Cowek, 2017)
Letak wilayah Kelurahan Kedung Cowek yang sangat strategis yakni
berbatasan langsung dengan Selat Madura membentuk pola masyarakat yang
bermata pencaharian sebagai nelayan dan pedagang pengolah ikan. Upaya
memenuhi kebutuhan hidupnya, masyarakat pesisir Kelurahan Kedung Cowek
bergantung pada sumberdaya perikanan di Selat Madura. Wilayah Kelurahan Kedung
Cowek termasuk dalam kategori topografi rendah. Suhu udara rata-rata mencapai
36°C. Berdasarkan orbitrasinya, Kelurahan Kedung Cowek memiliki jarak 1 km dari
Pusat Pemerintahan Kecamatan, 15 km dari Pusat Pemerintahan Kota, 20 km dari
48
Pusat Pemerintahan Propinsi, dan 1016 km dari Ibukota Negara (Kelurahan Kedung
Cowek,2017).
Beberapa potensi wisata lainnya yang berdekatan dengan Sentra Ikan Bulak
yakni Jembatan Suramadu, Jembatan Kenjeran, THP Kenjeran, dan Ken Park. Jarak
antara Jembatan Suramadu menuju Sentra Ikan Bulak ± 3 km melewati Jalan
Nambangan dan Kyai Tambak Deres. Namun kedua akses jalan ini masih belum
optimal karena lebarnya yang masih sempit karena belum tersentuh kebijakan
pengembangan jalan. Sekitar Sentra Ikan Bulak terdapat desa pesisir Cumpat dan
Nambangan. Jembatan Kenjeran yang menghubungkan wilayah Sukolilo Lor dengan
Pantai Kenjeran berjarak ± 1,5km dari Sentra Ikan Bulak melewati Jalan Kenjeran.
Sedangkan pesona wisata Ken Park berjarak ± 5 km dari Sentra Ikan Bulak melewati
Jalan Kenjeran dan Sukolilo. Peta lokasi penelitian dapat dilihat pada Gambar 4.
Gambar 1. Denah Lokasi Penelitian di Kelurahan Kedungcowek (Google Maps, 2017)
49
4.2 Kependudukan
Menurut Rusli (1995) penduduk merupakan jumlah orang yang bertempat
tinggal di suatu wilayah pada waktu tertentu dan merupakan hasil proses-proses
demografi yaitu fertilitas, mortalitas, dan migrasi. Selain itu Rusli juga menjelaskan
bahwa komposisi penduduk menggambarkan susunan penduduk yang dibuat
berdasarkan pengelompokan penduduk menurut karateristik yang sama seperti etnis,
agama, kewarganegaraan, bahasa, pendidikan, jenis kelamin, dan golongan
pendapatan.
Berdasarkan data monografi Kelurahan Kedung Cowek tahun 2017, total
keseluruhan penduduk yang termasuk Warga Negara Indonesia mencapai 5.584 jiwa.
Jumlah kepala keluarga sebanyak 1.323 jiwa. Keseluruhan total penduduk memiliki
rincian jumlah laki-laki 2.957 dan perempuan 2.627 jiwa. Tingkat kependudukan suatu
wilayah ada yang bersifat tetap maupun sementara. Hal itu bisa diukur dari jumlah
angka fertilitas (kelahiran), mortalitas (kematian), dan perpindahan (migrasi). Ukuran
tersebut untuk menyatakan suatu mobilitas (gerak) dari penduduk. Rincian jumlah
mobilitas penduduk Kelurahan Kedung Cowek, Kecamatan Bulak bisa dilihat pada
Tabel 5.
Tabel 1. Jumlah Mobilitas Penduduk
No Jenis Mobilitas Penduduk
Jenis Kelamin
Laki-laki Perempuan
1 Kelahiran (Fertilitas) 4 6 2 Kematian (Mortalitas) 6 2 3 Datang 14 14 4 Pindah 16 20
Sumber: Kelurahan Kedung Cowek, 2017
Jumlah mobilitas penduduk di wilayah Kelurahan Kedung Cowek tergolong
kecil dan dapat dikatakan keseluruhan jumlah penduduknya adalah tetap. Untuk
50
mobilitas penduduk yaitu perpindahan yang dilihat dari penduduk datang dan pergi
biasanya dikarenakan perubahan pekerjaan yang mengharuskan seseorang menetap
atau harus berpindah ke wilayah lain.
4.2.1 Berdasarkan Agama
Berdasarkan data monografi Kelurahan Kedung Cowek tahun 2017, jumlah
penduduk berdasarkan agama yang dianut yakni sebesar 5.565 jiwa (99%) dominan
menganut agama Islam. Sedangkan sisanya 1% menganut agama Kristen 12 jiwa dan
Katholik 7 jiwa. Terdapat fasilitas keagamaan berupa Masjid 2 unit dan Musholla 8
unit di Kelurahan Kedung Cowek, Kecamatan Bulak.
4.2.3 Berdasarkan Usia
Penduduk berdasarkan usia biasanya masih dibagi lagi menjadi kelompok
pendidikan dan tenaga kerja. Berdasarkan data monografi Kelurahan Kedung Cowek
tahun 2017, jumlah penduduk yang masuk dalam kategori kelompok pendidikan
berjumlah 5.503 jiwa. Sedangkan jumlah penduduk yang masuk dalam kategori
kelompok tenaga kerja berjumlah 4.509 jiwa. Perincian jumlah penduduk yang masuk
dalam kategori kelompok pendidikan dan tenaga kerja dapat dilihat pada Tabel 6.
51
Tabel 2. Perincian Jumlah Penduduk Berdasarkan Kategori Kelompok
Pendidikan dan Tenaga Kerja
Kategori No
Kelompok Pendidikan Kategori No
Kelompok Tenaga Kerja
Rentang Usia
(tahun)
Jumlah (jiwa)
Rentang Usia
(tahun)
Jumlah (jiwa)
1 < 4 466 1 10-14 - 2 5-6 701 2 15-19 7 3 7-13 541 3 20-26 623 4 14-17 283 4 27-40 823 5 18-23 791 5 41-56 1.099 6 > 24 2.721 6 > 56 1.963
Jumlah 5.503 Jumlah 4.509
Sumber: Kelurahan Kedung Cowek, 2017
4.2.4 Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Kualitas sumberdaya manusia sangat ditentukan dari tingkat pendidikan yang
telah dituntaskan. Semakin tinggi tingkat pendidikan akan mendorong peningkatan
kecerdasan dan ketrampilan seseorang. Pendidikan terbagi ke dalam formal dan non
formal. Pendidikan secara formal dapat diperoleh melalui proses belajar mengajar di
bangku sekolah, sedangkan secara non formal diperoleh melalui lingkungan keluarga
atau masyarakat.
Berdasarkan data monografi Kelurahan Kedung Cowek tahun 2017, jumlah
penduduk yang masuk dalam kategori pendidikan formal sebanyak 4.710 jiwa.
Sedangkan untuk jumlah penduduk yang masuk dalam kategori pendidikan non
formal sebanyak 490 jiwa. Pendidikan formal meliputi Taman Kanak-Kanak, Sekolah
Dasar, SMP/SLTP, SMU/SLTA, Akademi (D1-D3), dan Sarjana (S1-S3). Sedangkan
pendidikan non formal terdiri dari Pondok Pesantren, Madrasah, Pendidikan
Keagamaan, Sekolah Luar Biasa, dan Kursus Ketrampilan. Perincian jumlah
penduduk yang masuk dalam kategori pendidikan formal dan non formal bisa dilihat
pada Tabel 7.
52
Tabel 3. Perincian Jumlah Penduduk Berdasarkan Kategori Pendidikan Formal
dan Non Formal
Kategori No
Pendidikan Formal Kategori No
Pendidikan Non Formal
Tingkatan Pendidikan
Jumlah (jiwa)
Jenis Jumlah (jiwa)
1 TK 397 1 Madrasah 248 2 SD 1.498 2 Pendidikan
Keagamaan 277
3 SMP 1.186 3 Kursus Ketrampilan
15
4 SMA 1.914 5 Akademi
(D1-D3) 28
6 Sarjana (S1-S3)
21
Total 5.044 Total 540
Sumber: Kelurahan Kedung Cowek, 2017
Terdapat beberapa fasilitas pendidikan antara lain TK berjumlah 4 unit
(swasta), SD berjumlah 6 unit (2 negeri dan 4 swasta), dan SMP 1 unit (swasta). Untuk
fasilitas pendidikan setingkat SMA berada di luar wilayah Kelurahan Kedung Cowek.
Berdasarkan data tersebut dapat dikatakan fasilitas pendidikan di wilayah Kelurahan
Kedung Cowek kurang memadai.
4.2.5 Berdasarkan Mata Pencaharian
Kebutuhan hidup manusia tak terbatas. Untuk dapat memenuhi kebutuhan
hidupnya, seseorang membutuhkan pekerjaan. Setiap pekerjaan yang dilakukan
seseorang pastinya akan mendapatkan upah sebagai balas jasanya. Upah yang
diterima dari hasil perkerjaan bisa berupa barang/ uang yang digunakan memenuhi
kebutuhan sehari-hari. Pekerjaan bisa berwujud beberapa bidang yakni agraris,
maritim, perdagangan, jasa, dan lain sebagainya.
Wilayah Kelurahan Kedung Cowek yang berbatasan langsung dengan Selat
Madura menjadikan 14,2% dari total penduduknya bermata pencaharian sebagai
nelayan. Mata pencaharian lain yakni pedagang sebesar 7,8%, di bidang agraris
53
sebagai petani/peternak sebesar 0,8%. Penduduk yang memiliki usaha sendiri
(wiraswasta) sebesar 1,6%, sedangkan swasta sebesar 5,9%. Pegawai Negeri Sipil
sebesar 0,6%, TNI dan POLRI sebesar 0,3%. Sisanya yang mendominasi adalah
masih masuk dalam kategori pelajar sebesar 27,7%, 36,4% sebagai ibu rumah
tangga, dan sebagai pensiunan sebesar 1%. Untuk rincian mata pencaharian
penduduk Kelurahan Kedung Cowek bisa dilihat pada Tabel 8 (Kelurahan Kedung
Cowek, 2017).
Tabel 4. Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian
No Jenis Pekerjaan Jumlah (Jiwa) Persentase (%)
1 PNS 35 0,6 2 TNI dan POLRI 16 0,3 3 Swasta 330 5,9 4 Pensiunan/Purnawirawan 57 1 5 Wiraswasta 88 1,6 6 Tani/Ternak 46 0,8 7 Pelajar 1.547 27,7 8 Pedagang 436 7,8 9 Nelayan 789 14,2 10 Ibu Rumah Tangga 2.031 36,4 11 Belum Bekerja 209 3,7
Total 5.584 100
Sumber: Kelurahan Kedung Cowek, 2017
Letak wilayah Kelurahan Kedung Cowek yang berbatasan langsung dengan Selat
Madura memiliki pengaruh terhadap jenis pekerjaan aktif yang diambil yakni sebagai
nelayan dengan jumlah 789 orang (14,2%). Jumlah tersebut tergolong lebih tinggi
jika dibandingkan dengan jenis pekerjaan aktif lainnya antara lain PNS, TNI dan
POLRI, swasta, wiraswasta, tani/ternak, dan pedagang. Dari pernyataan tersebut
bisa dikatakan bahwa sebagian besar masyarakat pesisir Kelurahan Kedung Cowek
menggantungkan hidupnya dari sektor perikanan di Selat Madura dan sekitarnya.
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Implementasi Pembangunan Sentra Ikan Bulak
Kebijakan pembangunan SIB adalah wujud nyata dari Visi pembangunan kota
Surabaya yang berbunyi, “Menuju Surabaya sebagai Kota Jasa dan Perdagangan
yang Cerdas, Manusiawi, Bermartabat, dan Berwawasan Lingkungan.” Sasaran
pembangunan tersebut adalah peningkatan kondisi sosial ekonomi masyarakat
pesisir Kelurahan Kedung Cowek, Kecamatan Bulak. Pembangunan wilayah pesisir
di Surabaya bagian Utara bersifat berkelanjutan hingga tahun 2019. Pembangunan
SIB dilaksanakan pada tahun 2009 hingga 2012. Hasil dari pembangunan setidaknya
mengubah struktur kondisi sosial ekonomi di wilayah Kelurahan Kedung Cowek,
Kecamatan Bulak meliputi penambahan sarana dan prasarana, mata rantai hubungan
antar masyarakat, alternatif perubahan mata pencaharian, struktur kependudukan,
inovasi teknologi, dan respon masyarakat terhadap kebijakan pemerintah.
5.1.1 Tujuan, Kegunaan, dan Manfaat Sentra Ikan Bulak
Sentra Ikan Bulak dibangun sebagai wadah masyarakat pesisir Kelurahan
Kedung Cowek dalam menjual hasil tangkapan dari laut berupa ikan segar maupun
bentuk olahan berupa ikan asap, olahan kerupuk dan ikan kering, serta makanan dan
minuman berbasis perikanan. Menurut Kurnia (2016) tujuan diadakannya Sentra Ikan
Bulak yaitu:
a) Memberikan tempat usaha bagi UKM bidang perikanan dan kelautan yang layak,
sehat dan juga modern.
55
b) Mempromosikan dan memperkenalkan kepada masyarakat luas tentang
berbagai produk hasil perikanan khas kota Surabaya terutama wilayah
Kelurahan Kedung Cowek.
c) Sebagai pusat wisata kuliner produk perikanan dan kelautan, yang terintegrasi
dengan kawasan wisata Jembatan Suramadu, THP kenjeran, Ken Park, serta
potensi wisata laindi Kota Surabaya Bagian Utara yang lebih dahulu ada.
Bangunan SIB yang didirikan di Jalan Cumpat No. 1 memiliki beberapa
kegunaan bagi masyarakat pesisir Kelurahan kedung Cowek, Kecamatan Bulak yakni
sebagai berikut:
a) Mengurangi tingkat kepadatan dan kemacetan lalu lintas yang disebabkan
aktivitas pedagang di tepi jalan sekitar Kelurahan Kedung Cowek. Didirikannya
Sentra Ikan Bulak juga diimbangi dengan adanya pelebaran jalan di sekitarnya.
b) Mengatur tata letak kota Surabaya bagian Utara terutama desa pesisir
Kelurahan Kedung Cowek, Kecamatan Bulak yang terkesan kumuh agar
menjadi lebih bersih dan indah.
c) Menjadikan alternatif wisata kuliner terbarudi Kota Surabaya untuk menarik
minat wisatawan domestik maupun mancanegara. Hal ini didukung oleh
pembangunan fasilitas pendukung lain di sekitarnya yakni taman di bagian
depan, area bermain anak-anak, dan jembatan Kenjeran.
d) Memperkenalkan produk olahan khas berbasis perikanan dan kelautan yang
ada di kota Surabaya.
e) Menjadikan sebagai perantara dalam menjual produk olahan masyarakat pesisir
(nelayan dan pedagang) Kecamatan Bulak.
f) Menggantikan peran dari Tempat Pelelangan Ikan di sekitar Kecamatan Bulak
yang tidak berfungsi lagi.
56
Keberadaan Sentra Ikan Bulak diharapkan dapat memberi manfaat bagi
beberapa pihak yaitu bagi masyarakat pesisir Kelurahan Kedung Cowek dan wilayah
lain, serta pemerintah kota Surabaya selaku pembuat kebijakan.
a) Manfaat bagi masyarakat pesisir Kelurahan Kedung Cowek dan wilayah lain
Sebagai wadah bagi masyarakat pesisir (nelayan dan pedagang) di
Kelurahan Kedung Cowek dalam menjual produk olahan perikanan dan
kelautan.
Kemudahan akses transportasi melalui perbaikan infrastruktur penunjang
keberadaan Sentra Ikan Bulak di wilayah desa pesisir Kedung Cowek. Hal
itu didukung dari adanya Shelter Bulak dan Terminal Kedung Cowek di
sekitarnya.
Terciptanya alternatif lapangan pekerjaan baru yang masih dalam seputar
dunia perikanan dan kelautan tanpa meninggalkan ciri khas wilayah
Kedung Cowek.
b) Manfaat bagi pemerintah kota Surabaya
Terpenuhinya visi dari pemerintah Kota Surabaya yang berbunyi “Menuju
Surabaya sebagai Kota Jasa dan Perdagangan yang Cerdas, Manusiawi,
Bermartabat, dan Berwawasan Lingkungan.” Ini sebagai persiapan
menyongsong era Masyarakat Ekonomi ASEAN tahun 2015.
Fungsi pengaturan dan pengawasan oleh Pemerintah Kota Surabaya
terhadap perkembangan kawasan seputar Sentra Ikan Bulak yang
semakin mudah dilakukan.
Pemerintah kota Surabaya meresmikan bangunan SIB yang berada di Jalan
Cumpat No. 1 pada tanggal 27 Desember 2012. Terdapat 212 stan yang ada di dalam
57
SIB. Awal peresmian seluruh stan dipenuhi para pelaku usaha di bidang perikanan
dan kelautan. Pelaku usaha tersebut tidak lain adalah pedagang makanan dan
minuman, ikan asap dan segar, kerajinan kulit kerang, serta olahan kerupuk dan ikan
kering.
Sementara belum adanya UPTD khusus yang mengurus SIB, maka
instansi/lembaga pemerintah yang diberi tugas melakukan fungsi pengelolaan dan
pengawasan adalah Dinas Perikanan Kota Surabaya. Telah diketahui bahwa untuk
lembaga Perikanan tersebut masih di dalam bagian Dinas Pertanian Kota Surabaya.
Fungsi pengelolaan dan pengawasan dilakukan dengan menempatkan koordinator
dan beberapa orang bagian keamanan di area Sentra Ikan Bulak.
Selepas peresmian SIB didapatkan fakta dari hasil penelitian lapang bahwa
jumlah pedagang yang menempati stan semakin berkurang drastis. Banyak faktor
yang menyebabkan hal tersebut terjadi, salah satunya adalah kekuatiran pedagang
perihal menurunnya pendapatan mereka karena sepinya pembeli dan kurangnya daya
tarik untuk berkunjung ke SIB. Selain itu belum optimalnya pengoperasian
infrastruktur seperti Shelter dan Terminal Kedung Cowek sebagai penunjang
keberadaan SIB. Banyak pedagang yang kembali ke tempat semula yakni wilayah
batu-batu sekitar jalan Kelurahan Kedung Cowek, Kecamatan Bulak.
Adanya SIB telah menimbulkan pro dan kontra dari masyarakat pesisir
sekitarnya. Terdapat dua kubu yang berbeda pandangan yakni masyarakat pesisir
Kedung Cowek yang mengikuti program pemerintah kota Surabaya dan tetap
bertahan mengisi stan di dalam SIB. Pihak lain adalah masyarakat pesisir Kedung
Cowek yang kurang mendukung adanya SIB, sehingga memutuskan untuk tidak
menempati stan yang telah disediakan pemerintah untuk pengembangan usahanya
dan kembali ke tempat semula. Sekelompok nelayan Kelurahan Kedung Cowek
58
memutuskan untuk tetap melaut karena hal ini satu-satunya sumber penghidupan
keluarganya. Keberadaan SIB dianggap pembangunan yang gagal dan mengancam
perubahan kampung nelayan dengan isu penggusuran karena pelebaran jalan. Bagi
mereka yang masih bertahan menempati stan di SIB beranggapan bahwa seiring
berjalannya waktu akan mampu meningkatkan kondisi sosial ekonomi masyarakat
sekitar, oleh karena proyek pembangunan ini berjangka panjang. Perbedaan pola pikir
masyarakat pesisir Kedung Cowek tersebut akan mempengaruhi keberlanjutan dari
SIB.
5.1.2 Analisis Implementasi Kebijakan Pembangunan Sentra Ikan Bulak
Sejauh ini adanya Sentra Ikan Bulak belum mampu memenuhi harapan
pemerintah dalam mewujudkan Sentra Ikan Bulak sebagai pusat kuliner perikanan.
Dilihat dari tujuan, kegunaan, dan manfaat dari pembangunan Sentra Ikan Bulak
belum tercapai seluruhnya. Sedangkan untuk rincian indikator tingkat pencapaian
tujuan, kegunaan, dan manfaat dari implementasi kebijakan pembangunan Sentra
Ikan Bulak dapat dilihat pada Tabel 9.
Tabel 1. Instrumen Analisis Pencapaian Tujuan, Kegunaan, dan Manfaat dari
Implementasi Kebijakan Pembangunan Sentra Ikan Bulak
No Indikator Implementasi Analisis
1 Tujuan : a) Memberikan tempat usaha
bagi UKM bidang perikanan dan kelautan yang layak, sehat dan juga modern.
a) Bangunan SIB yang terdiri
dari dua lantai dilengkapi 212 stan dan fasilitas pendukung lainnya disediakan untuk nelayan dan pedagang (kerupuk dan ikan kering, makanan dan minuman, ikan asap dan segar, serta kerajinan kulit kerang).
a) Hanya tersisa 3
pedagang ikan asap, 20 pedagang makanan dan minuman, 3 pedagang kerupuk dan ikan kering di SIB. Pedagang yang tidak bertahan memilih kembali ke lokasi awal. Untuk nelayan kembali ke aktivitas melautnya. Pedagang kerajinan kulit kerang hanya
59
b) Mempromosikan dan
memperkenalkan kepada masyarakat luas tentang berbagai produk hasil perikanan khas kota Surabaya terutama wilayah Kelurahan Kedung Cowek.
c) Sebagai pusat wisata kuliner produk perikanan dan kelautan, yang terintegrasi dengan kawasan wisata Jembatan Suramadu, THP kenjeran, Ken Park, serta potensi wisata lain di Kota Surabaya Bagian Utara yang lebih dahulu ada.
b) Upaya mempromosikan Sentra Ikan Bulak dengan diadakannya sejumlah agenda acara rutin dan resmi oleh pihak pemerintah kota Surabaya.
c) Pengembangan kawasan Surabaya bagian Utara menghasilkan potensi wisata Jembatan Suramadu, THP Kenjeran, Ken Park, dan Sentra Ikan Bulak.
menempati stan ketika ada sejumlah agenda acara di Sentra Ikan Bulak.
b) Meskipun telah diadakan sejumlah agenda acara namun suasana Sentra Ikan Bulak tetaplah sepi pengunjung.
c) Keberadaan SIB masih jauh dari harapan dalam segi banyaknya pengunjung dan tertinggal dari potensi wisata yang sudah ada sebelumnya.
2 Kegunaan : a) Mengurangi tingkat
kepadatan dan kemacetan lalu lintas yang disebabkan aktivitas pedagang di tepi jalan sekitar Kelurahan Kedung Cowek. Didirikannya Sentra Ikan Bulak juga diimbangi dengan adanya pelebaran jalan di sekitarnya.
b) Mengatur tata letak kota Surabaya bagian Utara terutama desa pesisir Kelurahan Kedung Cowek, Kecamatan Bulak yang terkesan kumuh agar menjadi lebih bersih dan indah.
c) Menjadikan alternatif wisata kuliner terbaru di Kota Surabaya untuk menarik minat wisatawan domestik maupun mancanegara. Hal ini didukung oleh pembangunan fasilitas
a) Sudah tidak terjadi
kemacetan di kawasan berjualan pedagang sebelumnya yakni wilayah bebatuan Pantai Kenjeran. Pelebaran jalan hanya dilakukan di sekitar SIB, sedangkan wilayah lain belum, seperti dusun pesisir Nambangan dan Cumpat.
b) Penambahan sarana dan prasarana seperti SIB, terminal Kedung Cowek, taman bermain anak-anak, taman Internasional, dan lainnya semakin memperindah kawasan Surabaya bagian Utara.
c) Pembangunan SIB
sebagai ikon baru wisata kuliner khas kota Surabaya. Dilanjutkan oleh penambahan sarana dan prasarana penunjang lainnya untuk menarik
a) Jalan di dusun pesisir
Cumpat dan Nambangan masih terlihat sempit dan belum tersentuh pelebaran jalan. Tidak jarang masih terjadi kemacetan di wilayah dusun pesisir tersebut.
b) Belum tersentuhnya kawasan dusun pesisir Kedung Cowek yang masih terlihat banyaknya tumpukan limbah kulit kerang
c) Jumlah pengunjung di SIB masih tergolong rendah karena beberapa akses jalan di sekitar kawasan Kedung Cowek belum tersentuh kebijakan pemerintah..
60
pendukung lain di sekitarnya yakni taman di bagian depan, area bermain anak-anak, dan jembatan Kenjeran.
d) Memperkenalkan produk
olahan khas berbasis perikanan dan kelautan yang ada di kota Surabaya.
pengunjung dalam dan luar negeri
d) stan di SIB menawarkan produk khas kota Surabaya tepatnya Kedung Cowek, seperti: ikan asap, olahan kerupuk dan ikan kering, lontong kupang, sate kerang, dan lain-lain.
d) Terlihat hingga sekarang hanya stan makanan dan minuman yang jumlah pengunjungnya meningkat ketika hari beranjak malam
3 Manfaat Bagi Masyarakat :
a) Kemudahan akses transportasi melalui perbaikan infrastruktur penunjang keberadaan Sentra Ikan Bulak di wilayah desa pesisir Kedung Cowek. Hal itu didukung dari adanya Shelter Bulak dan Terminal Kedung Cowek di sekitarnya.
b) Terciptanya alternatif lapangan pekerjaan baru yang masih dalam seputar dunia perikanan dan kelautan tanpa meninggalkan ciri khas wilayah Kedung Cowek
Manfaat Bagi Pemerintah:
a) Terpenuhinya visi dari pemerintah Kota Surabaya yang berbunyi “Menuju
a) Pembangunan Shelter Bulak dan Terminal Kedung Cowek untuk menunjang keberadaan Sentra Ikan Bulak.
b) Adanya SIB
menyediakan lapangan pekerjaan baru berupa pelaku usaha kecil menengah seperti pedagang ikan asap, makanan dan minuman, kerajinan kulit kerang, dan olahan kerupuk ikan.
a) Keberadaan Shelter Bulak dan Terminal Kedung Cowek belum berjalan sesuai dengan fungsinya untuk kemudahan akses transportasi. Semakin menjamurnya kepemilikan kendaraan bermotor mengakibatkan sepinya Shelter dan Terminal di Kedung Cowek. Layanan angkutan/Lyn juga tidak dapat beroperasi lagi.
b) Pedagang yang menempati stan Sentra Ikan Bulak mengalami perubahan profesi yakni yang sebelumnya sebagai bakul ikan kini menjadi pedagang makanan dan minuman. Responden yang awalnya sebagai karyawan swasta kini mencoba menjadi pedagang olahan kerupuk ikan.
61
Surabaya sebagai Kota Jasa dan Perdagangan yang Cerdas, Manusiawi, Bermartabat, dan Berwawasan Lingkungan.” Ini sebagai persiapan menyongsong era Masyarakat Ekonomi ASEAN tahun 2015.
b) Fungsi pengaturan dan pengawasan oleh Pemerintah Kota Surabaya terhadap perkembangan kawasan seputar Sentra Ikan Bulak yang semakin mudah dilakukan.
a) Pemenuhan visi pemerintah kota Surabaya diwujudkan dengan adanya pengembangan wisata berupa Sentra Ikan Bulak di kawasan Kedung Cowek. Adanya SIB sebagai upaya pemberdayaan pelaku usaha kecil menengah berbasis perikanan dan kelautan dalam menyongsong MEA 2015.
b) Fungsi pengelolaan dan pengawasan SIB diserahkan ke Bidang Perikanan dan Kelautan Dinas Pertanian Kota Surabaya.
a) Pemberdayaan masyarakat pesisir masih belum maksimal dari adanya SIB. Terlihat hanya beberapa pedagang yang menempati stan SIB. Untuk nelayan tetap menggantungkan hidupnya pada hasil melaut.
b) belum adanya UPTD khusus sebagai pihak pengelola SIB. Pengawasan SIB hanya diserahkan pada 1 koordinator dan beberapa bagian keamanan. Upaya memperkenalkan SIB masih sebatas dari beberapa agenda acara rutin maupun khusus.
Implementasi kebijakan pembangunan Sentra Ikan Bulak kurang tercapai
dilihat dari segi tujuan, kegunaan, dan manfaat. Sebesar 54,5% kurang tercapai
dalam hal menjadikan SIB sebagai alternatif wisata kuliner terbaru karena masih
tergolong sepi pengunjung dan pengelolaan SIB belum optimal. Sebesar 18,2% tidak
tercapai dalam hal operasional sarana dan prasarana penunjang SIB yang belum
optimal. Ketercapaian sebesar 27,3% dalam hal pengaplikasian dari visi pemerintah
kota Surabaya untuk mengembangkan dan menciptakan lapangan pekerjaan baru
bagi masyarakat pesisir di Kelurahan Kedung Cowek.
62
Implementasi sebuah kebijakan pembangunan di suatu wilayah tertentu tidak
sepenuhnya berjalan lancar. Biasanya ketercapaian implementasi di ukur dengan
persentase tingkat indikator tertentu. Hal tersebut sejalan dengan hasil penelitian
Setiawan (2008) tentang “Evaluasi Pelaksanaan dan Dampak Kebijakan
Pembangunan Sentra Aquabis Perikanan (SAP) dalam Meningkatkan Kesejahteraan
pembenih Lele (Clarias gariepinus) di Kecamatan Badas, Kabupaten Kediri, Jawa
Timur,” yang menyatakan bahwa persentase implementasi kebijakan pembangunan
Sentra Aquabis Perikanan hanya 35% tercapai, sisanya 65% belum tercapai.
Ketercapaian tersebut dilihat dari fungsi sosial dan ekonomi bagi masyarakat sekitar
SAP.
Tabel 2. Tingkat Pencapaian Tujuan, Kegunaan, dan Manfaat dari
Implementasi Kebijakan Pembangunan Sentra Ikan Bulak
No Jenis Implementasi
Poin
Indikator Tingkat Pencapaian Implementasi
Tercapai Kurang Tercapai
Tidak Tercapai
1 Tujuan
1 V
2 V
3 V
2 Kegunaan
1 V
2 V
3 V
4 V
3
Manfaat: a. Bagi masyarakat
1 V
2 V
b. Bagi pemerintah 1 V
2 V
Jumlah 3 6 2
Persentase (%)
27,3 54,5 18,2
Berdasarkan tabel diatas hanya 27,3% dari keseluruhan indikator yang tercapai
sisanya masih kurang tercapai sebanyak 54,5% dan yang tidak tercapai sebanyak
18,2%.
63
27,3% indikator berhasil tercapai yaitu indikator yang tercapai yaitu pada poin
kegunaan nomor 4 yang bertujuan untuk memperkenalkan produk olahan khas
berbasis perikanan dan kelautan karena implementasinya stan di SIB menawarkan
produk khas Kota Surabaya. pada indikator manfaat bagi masyarakat poin ke 2 yaitu
terciptanya alternatif lapangan pekerjaan baru yang masih dalam seputar dunia
perikanan dan kelautan tanpa meninggalkan ciri khas wilayah Kedungcowek. Dan
pada indikator manfaat bagi pemerintah poin ke 1 yaitu terpenuhnya visi misi Kota
Surabaya yang berbunyi “Menuju Surabaya sebagai Kota Jasa dan Perdagangan
yang Cerdas, Manusiawi, Bermartabat, dan Berwawasan Lingkungan” ini sebagai
persiapan menyongsong era Masyarakat Ekonomi ASEAN tahun 2015.
Sedangkan sebanyak 54,5% indikator masih kurang tercapai tujuan yaitu pada
indikator tujuan poin 1&2, yang isinya memberikan tempat usaha UKM bidang
perikanan yang layak, sehat, dan juga modern. Tujuan tersebut belum tercapai karena
pada kenyataannya pedagang di kios SIB memilih kembali ke tempat semula
berdagang. Pada tujuan ke 2 mempromosikan dan memperkenalkan kepada
masyarakat luas tentang berbagai produk hasil perikanan khas kota Surabaya
terutama wilayah Kelurahan Kedung Cowek dinyatakan belum tercapai karena pada
kenyataannya upaya mempromosikan Sentra Ikan Bulak dengan diadakannya
sejumlah agenda acara rutin dan resmi oleh pihak pemerintah kota Surabaya. Pada
indikator kegunaan nomor 1,2, dan 3 juga belum tercapai serta indikator manfaat bagi
pemerintah poin ke 2.
Sisanya sebanyak 18,2% indikator tidak tercapai yaitu pada indikator tujuan ke
3 poin SIB sebagai pusat wisata kuliner produk perikanan dan kelautan karena
kenyataanya keberadaan SIB masih jauh dari harapan dalam segi banyaknya
pengunjung dan tertinggal dari potensi wisata yang sudah ada sebelumnya, serta
64
pada poin kemudahan akses transportasi melalui perbaikan infrastruktur penunjang
keberadaan SIB, karena pada kenyataannya keberadaan shelter Bulak dan Terminal
Kedungcowek belum berjalan sesuai fungsinya. Sehingga jika disimpulakn terdapat
27,3% indikator yang tercapai dan 72,7% yang belum tercapai ataui tidak tercapai.
5.2 Karakteristik Responden
Deskripsi karakteristik responden yang berkunjung ke Sentra Ikan Bulak
berdasarkan gambaran umum dalam pengukuran jumlah sampel dengan
menggunakan rumus linear time function maka jumlah pengunjung diwakili oleh 72
sampel diharapkan dapat menjadi responden yang mewakili semua pengunjung dan
mampu menggambarkan kondisi yang sebenarnya di tempat tersebut. Pengambilan
sampel dilakukan pada hari Senin sampai Minggu. Pada hari tersebut jumlah
pengunjung paling banyak adalah di hari Sabtu dan Minggu dikarenakan merupakan
hari weekend. Karakteristik responden yang dibahas pada penelitian ini berdasarkan
jenis kelamin, usia, pendidikan, pengeluaran per bulan, pekerjaan.
5.2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Pada penelitian ini responden yang diambil tidak membedakan jenis kelamin
karena jenis kelamin merupakan salah satu karakteristik yang berperan penting dalam
menentukan suatu minat. Hasil karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin
dapat dilihat pada tabel 11 adalah sebagai berikut
Tabel 3. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
No. Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%)
1. Laki-laki 38 53
2. Perempuan 34 47
Jumlah 72 100
65
Berdasarkan dari hasil kuesioner, karakteristik responden dari jenis kelamin
menjelaskan bahwa responden yang mendominasi adalah pengunjung yang berjenis
kelamin laki-laki. Hal ini dikarenakan mereka mengunjungi Sentra Ikan Bulak untuk
sekedar nongkrong bersama kelompoknya karena adanya fasilitas foodcourt yang
disediakan. Dari sisi peneliti, interaksi lebih mudah antara peneliti dengan pengunjung
yang berjenis kelamin perempuan.
5.2.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Usia seseorang dapat mempengaruhi sikap atau tindakan dalam menentukan
pengalaman hidupnya, salah satunya dalam berbelanja. Usia seseorang dapat
mencerminkan kemampuan dan kondisi seseorang secara fisik, yang memungkinkan
terjadinya pertimbangan bagi seseorang tersebut dalam berbelanja. Berikut ini
merupakan hasil kuesioner karakteristik responden berdasarkan usia dapat
dilihat pada tabel 12.
Tabel 4. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
No. Usia (Tahun) Jumlah (Orang)
Persentase (%)
1. 21– 30 Tahun 43 60
2. 31 – 40 Tahun 21 29
3. 41 – 50 Tahun 7 10
4. >50 Tahun 1 1
Jumlah 72 100
Berdasarkan hasil kuesioner pada penelitian ini, usia pengunjung dominan
dengan usia 21-30 tahun. Hal ini dikarenakan pada usia tersebut terbilang produktif.
Karena pada usia tersebut responden dapat mengambil keputusan dan keinginan
dengan tepat.
66
5.2.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan
Tingkat pendidikan seseorang merupakan karakteristik yang mendukung untuk
mengetahui dan menentukan perilaku seseorang dalam melakukan tindakan.
Berikut ini merupakan hasil kuesioner karakteristik responden berdasarkan
pendapatan per bulan dapat dilihat pada tabel 13
Tabel 5. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
No. Tingkat Pendidikan Jumlah (Orang)
Persentase (%)
1. SMP 18 25
2. SMA 28 39
3. Akademi/D3 15 21
4. Universitas (S1/S2) 11 15
Jumlah 72 100
Berdasarkan hasil kuesioner pada penelitian ini, dapat dijelaskan bahwa
mayoritas pengunjung yang berkunjung di Sentra Ikan Bulak merupakan lulusan
SMA . Hal ini dikarenakan sebagian besar adalah responden yang berkunjung
Sentra Ikan Bulak adalah pemuda-pemudi yang hanya ingin bermain atau sekedar
nongkrong dengan teman sesamanya.
5.2.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan
Pekerjaan seseorang merupakan karakteristik yang dipilih untuk mengetahui
pendapatan seseorang dalam melakukan kunjungan. Berikut ini merupakan hasil
kuesioner karakteristik responden berdasarkan pekerjaan dapat dilihat pada
tabel 14.
Tabel 6. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan
No. Status Jumlah Orang Persentase (%)
67
1. Pegawai Negeri/Swasta 23 32
2. Wiraswasta 10 14
3. Mahasiswa/Pelajar 39 54
4. Profesional (dokter,insinyur, dll)
0 0
Jumlah 72 100
Berdasarkan hasil kuesioner pada penelitian ini, dapat diketahui bahwa
pengunjung yang berkunjung ke Sentra Ikan Bulak sebagian besar berprofesi
sebagai pelajar / mahasiswa. Hal ini dikarenakan mereka memiliki waktu lebih
luang sehingga bebas mengunjungi Sentra Ikan Bulak kapan saja.
5.2.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Pengeluaran
Pengeluaran seseorang merupakan karakteristik yang dipilih untuk
mengetahui berapa pengeluaran seseorang dalam satu bulan. Berikut ini
merupakan hasil kuesioner karakteristik responden berdasarkan pengeluaran
dapat dilihat pada tabel 15.
Tabel 7. Karakteristik Responden Berdasarkan Pengeluaran
No. Pengeluaran per Bulan Jumlah (Orang)
Persentase (%)
1. < Rp.1500.000 32 44
2. Rp.1.500.000 – Rp.2.500.000
7 10
3. Rp.2.500.000 – Rp.3.500.000
18 25
4. >Rp.3.500.000 15 21
Jumlah 72 100
Berdasarkan hasil kuesioner pada penelitian ini, dapat dijelaskan bahwa
mayoritas pengunjung di Sentra Ikan Bulak dengan pengeluaran
<Rp.1500.000. Hal ini dikarenakan sebagian besar responden yang berkunjung
ke Sentra Ikan Bulak adalah pelajar / mahasiswa yang hanya mendapatkan uang
saku dari orang tua mereka.
68
5.3 Distribusi Jawaban Responden
Distribusi jawaban responden dibutuhkan untuk mengetahui sikap masing-
masing responden dalam memberikan pendapat maupun penilaian terhadap
Wisata Pantai Bentar. Distribusi jawaban responden dilihat berdasarkan
frekuensi dan presentase pada kuesioner. Terdapat 5 skala yang digunakan
untuk mengukur jawaban responden yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Netral
(N), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS). Distribusi data jawaban
responden untuk variabel minat berkunjung yang berjumlah 72 orang dapat dilihat
pada tabel 16 berikut:
69
Tabel 8. Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Variabel Minat Beli
No. Indikator Skor Frekuensi Persentase (%)
1. Saya tertarik
mengunjungi SIB untuk
bersantai maupun
mencoba kulinernya.
Sangat Setuju (SS) 28 39
Setuju (S) 33 46
Netral (N) 11 15
Tidak Setuju (TS) 0 0
Sangat Tidak Setuju
(STS)
0 0
Jumlah 72 100
2
Saya lebih berminat
membeli produk di SIB
daripada di PKL luar
Sangat Setuju (SS) 6 8
Setuju (S) 31 43
Netral (N) 27 38
Tidak Setuju (TS) 8 11
Sangat Tidak Setuju
(STS)
0 0
Jumlah 72 100
3 Saya tidak hanya
mengunjungi tetapi juga
membeli produk-produk
yang dijual di SIB
Sangat Setuju (SS) 28 39
Setuju (S) 31 43
Netral (N) 13 18
Tidak Setuju (TS) 0 0
Sangat Tidak Setuju
(STS)
0 0
Jumlah 72 100
4 Saya puas membeli
produk-produk yang
dijual di SIB
Sangat Setuju (SS) 26 36
Setuju (S) 35 48
Netral (N) 9 13
Tidak Setuju (TS) 2 3
Sangat Tidak Setuju
(STS)
0 0
Jumlah 72 100
Hasil jawaban dari responden pengunjung Sentra Ikan Bulak pada indikator ke
1 menyatakan sebagian besar responden (85%) setuju bahwa mereka tertarik
70
mengunjungi SIB untuk bersantai maupun mencoba kulinernya dan sebanyak 15%
responden menyatakan netral. Pada indikator ke 2 menyatakan sebagian besar
responden (51%) setuju bahwa mereka lebih berminat membeli produk di SIB
daripada di pedagang kaki lima diluar dan sebanyak 11% responden tidak setuju
dengan pernyataan tersebut, sisanya sebesar 38% responden menyatakan netral.
Pada indikator ke 3 menyatakan sebagian besar responden (82%) setuju dengan
pernyataan bahwa mereka tidak hanya mengunjungi tetapi juga membeli produk-
produk yang dijual di SIB, sisanya sebesar 18% responden menyatakan netral. Pada
poin ke 4 sebagian besar responden (84%) setuju bahwa mereka puas membeli
produk-produk yang dijual di SIB, dan hanya sebesar 3% responden yang tidak setuju
dengan pernyataan tersebut, sisanya sebesar 13% beranggapan netral.
71
Tabel 9. Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Variabel Harga
No. Indikator Skor Frekuensi Persentase (%)
1. Harga produk-produk
yang dijual di SIB
terjangkau oleh semua
kalangan
Sangat Setuju (SS) 26 36
Setuju (S) 35 49
Netral (N) 9 12
Tidak Setuju (TS) 2 3
Sangat Tidak Setuju
(STS)
0 0
Jumlah 72 100
2 Harga produk-produk
yang dijual di SIB
bersaing dengan yang
dijual di tempat lain
Sangat Setuju (SS) 26 36
Setuju (S) 35 49
Netral (N) 9 12
Tidak Setuju (TS) 2 3
Sangat Tidak Setuju
(STS)
0 0
Jumlah 72 100
3 Saya tidak menyesal
membeli produk di SIB
karena harganya sesuai
dengan kualitasnya
Sangat Setuju (SS) 26 36
Setuju (S) 35 49
Netral (N) 10 14
Tidak Setuju (TS) 1 1
Sangat Tidak Setuju
(STS)
0 0
Jumlah 72 100
Hasil jawaban dari responden pengunjung Sentra Ikan Bulak pada poin ke
1 sebagian besar menyatakan setuju (85%) dengan pernyataan bahwa harga
produk-produk yang dijual di SIB terjangkau oleh semua kalangan, dan sebanyak
3% responden tidak setuju dengan pernyataan tersebut, sisanya sebesar 12%
responden beranggapan netral. Pada poin ke 2 sebagian besar responden (85%)
menyatakan setuju dengan pernyataan bahwa harga produk-produk yang dijual di
SIB bersaing dengan yang dijual di tempat lain, dan hanya 3% responden yang
72
tidak setuju dengan pernyataan tersebut, sisanya sebesar 12% responden
beranggapan netral. Pada poin ke 3 sebagian besar responden menyatakan setuju
(85%) dengan pernyataan bahwa mereka tidak menyesal membeli produk di SIB
dan hanya 1% responden yang tidak setuju dengan pernyataan tersebut, sisanya
sebesar 14% responden beranggapan netral.
Tabel 10. Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Variabel Kualitas Produk
No. Indikator Skor Frekuensi Persentase (%)
1. Terdapat banyak variasi
produk olahan ikan yang
dijual di SIB
Sangat Setuju (SS) 22 31
Setuju (S) 42 58
Netral (N) 8 11
Tidak Setuju (TS) 0 0
Sangat Tidak Setuju
(STS)
0 0
Jumlah 72 100
2
Kandungan gizi yang
terdapat dalam produ-
produk yang dijual di SIB
sangat baik
Sangat Setuju (SS) 21 29
Setuju (S) 44 61
Netral (N) 7 10
Tidak Setuju (TS) 0 0
Sangat Tidak Setuju
(STS)
0 0
Jumlah 72 100
3 Tampilan produk yang
dijual di SIB menarik
perhatian
Sangat Setuju (SS) 21 29
Setuju (S) 45 63
Netral (N) 6 8
Tidak Setuju (TS) 0 0
Sangat Tidak Setuju
(STS)
0 0
Jumlah 72 100
4 Saya puas dengan
kualitas produk-produk
yang dijual di SIB
Sangat Setuju (SS) 22 31
Setuju (S) 43 60
Netral (N) 7 9
Tidak Setuju (TS) 0 0
73
Sangat Tidak Setuju
(STS)
0 0
Jumlah 72 100
Sumber : Data Primer yang diolah
Hasil jawaban dari responden pengunjung Sentra Ikan Bulak pada poin ke
1 menyatakan sebanyak 89% responden setuju dengan pernyataan bahwa
terdapat banyak variasi produk olahan ikan yang dijual di SIB, sisanya sebanyak
11% beranggapan netral dengan pernyataan tersebut. Pada poin ke 2 sebanyak
90% responden setuju dengan pernyataan bahwa kandungan gizi yang terdapat
dalam produk yang dijual di SIB sangat baik, dan hanya sebesar 10% yang
beranggapan netral dengan pernyataan tersebut. Pada poin ke 3 sebesar 92%
responden menyatakan setuju dengan pernyataan bahwa tampilan produk yang
dijual di SIB menarik perhatian mereka, dan hanya 8% responden yang
beranggapan netral dengan pernyataan tersebut. Pada poin ke 4 sebanyak 91%
responden menyatakan setuju dengan pernyataan bahwa mereka puas dengan
kualitas produk yang dijual di SIB, dan sisanya sebanyak 9% responden netral
dengan pernyataan tersebut.
Tabel 11. Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Variabel Lokasi
No. Indikator Skor Frekuensi Persentase (%)
1. Kondisi di dalam SIB
maupun di sekitar lokasi
aman
Sangat Setuju (SS) 28 39
Setuju (S) 33 46
Netral (N) 11 15
Tidak Setuju (TS) 0 0
Sangat Tidak Setuju
(STS)
0 0
Jumlah 72 100
2 SIB berada di kawasan
strategis sehingga
Sangat Setuju (SS) 27 38
Setuju (S) 30 42
74
banyak dilewati
kendaraan umum
Netral (N) 12 16
Tidak Setuju (TS) 3 4
Sangat Tidak Setuju
(STS)
0 0
Jumlah 72 100
3 Fasilitas parker yang
ada di SIB luas dan
nyaman
Sangat Setuju (SS) 27 38
Setuju (S) 34 47
Netral (N) 11 15
Tidak Setuju (TS) 0 0
Sangat Tidak Setuju
(STS)
0 0
Jumlah 72 100
4 Lalu lintas di sekitar SIB
lancer dan tidak
semrawut
Sangat Setuju (SS) 29 40
Setuju (S) 32 44
Netral (N) 11 16
Tidak Setuju (TS) 0 0
Sangat Tidak Setuju
(STS)
0 0
Jumlah 72 100
5 Kebersihan baik di lokasi
dan sekitar lokasi terjaga
baik
Sangat Setuju (SS) 28 39
Setuju (S) 31 43
Netral (N) 13 18
Tidak Setuju (TS) 0 0
Sangat Tidak Setuju
(STS)
0 0
Jumlah 72 100
Hasil jawaban dari responden pengunjung Sentra Ikan Bulak pada poin ke
1 sebagian besar responden (85%) menyatakian seuju dengan pernyataan bahwa
kondisi di dalam SIB maupun di sekitar lokasi aman, dan sisanya sebesar 15%
beranggapan netral dengan pernyataan tersebut. Pada poin ke 2 sebesar 80%
75
responden setuju dengan pernyataan bahwa SIB berada di kawasan strategis
sehingga banyak dilewati kendaraan umum, sebesar 4% responden beranggapan
netral dengan pernyataan tersebut, dan sisanya sebesar 16% responden
beranggapan tidak setuju dengan pernyataan tersebut. Pada poin ke 3 sebesar
85% responden setuju dengan pernyataan bahwa fasilitas parker yang ada di SIB
luas dan nyaman, sisanya sebesar 15% responden beranggapan netral dengan
pernyataan tersebut. Pada poin ke 4 sebagian besar responde (84%) setuju
dengan pernyataan bahwa lalu lintas di sekitar SIB lancer, sisanya sebesar 16%
responden menyatakan netral dengan pernyataan tersebut. Pada poin ke 5
sebagian besar responden (82%) menyatakan setuju dengan pernyataan bahwa
kebersihan di lokasi terjaga dengan baik, dan hanya 18% yang beranggapan netral
dengan pernyataan tersebut.
Tabel 12. Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Variabel Suasana Toko
No. Indikator Skor Frekuensi Persentase (%)
1. Adanya fasilitas
tambahan yang
memadai seperti
mushola, toilet, ruang
tunggu, dan taman
bermain
Sangat Setuju (SS) 26 36
Setuju (S) 35 49
Netral (N) 9 12
Tidak Setuju (TS) 2 3
Sangat Tidak Setuju
(STS)
0 0
Jumlah 72 100
2
Pencahayaan ruangan
dana roma di dalam SIB
baik
Sangat Setuju (SS) 6 8
Setuju (S) 30 42
Netral (N) 27 38
Tidak Setuju (TS) 9 12
Sangat Tidak Setuju
(STS)
0 0
Jumlah 72 100
Sangat Setuju (SS) 27 38
76
3 System penataan kios
dan ruang santai baik
Setuju (S) 30 42
Netral (N) 12 16
Tidak Setuju (TS) 3 4
Sangat Tidak Setuju
(STS)
0 0
Jumlah 72 100
4 Pemasangan tanda
produk promosi di dalam
SIB mempermudah
dalam mencari produk
yang diinginkan
Sangat Setuju (SS) 15 21
Setuju (S) 29 40
Netral (N) 22 31
Tidak Setuju (TS) 6 8
Sangat Tidak Setuju
(STS)
0 0
Jumlah 72 100
Hasil jawaban dari responden pengunjung Sentra Ikan Bulak pada poin ke
1 sebagian besar responden (85%) setuju dengan pernyataan bahwa adanya
fasilitas tambahan yang memadai di SIB, dan sebesar 3% responden menyatakan
tidak setuju dengan pernyataan tersebut. Sisanya sebesar 12% beranggapan
netral. Pada poin ke 2 sebagian besar responden (50%) setuju dengan pernyataan
bahwa pencahayaan dan aroma di dalam SIB baik, sebanyak 12% responden
menyatakan tidak setuju dengan pernyataan tersebut, sisanya sebesar 38%
responden menyatakan netral. Pada poin ke 4 sebanyak 80% responden setuju
dengan pernyataan bahwa system penataan kios dan ruang santai tertata baik,
dan sebesar 4% responden tidak setuju dengan pernyataan tersebut, sisanya
sebesar 16% beranggapan netral. Pada poin ke 4 sebagian besar responden
(61%) menyatakan setuju dengan pernyataan bahwa pemasangan tanda produk
promosi dalam SIB mempermudah dalam mencari produk yang diinginkan, dan
77
sebesar 8% tidak setuju dengan pernyataan tersebut, sisanya sebesar 31%
responden menyatakan netral.
78
5.4 Uji Instrumen Data
Pengujian instrumen data dilakukan untuk menguji apakah instrumen yang
digunakan dalam penelitian dapat mengukur item-item penelitian secara tepat dan
sesuai dengan yang ingin diteliti dengan tingkat kevalidan dan keabsahan yang
sudah teruji. Maka untuk mendapatkan instrument yang sesuai dilakukan pengujian
menggunakan uji validitas dan reliabilitas..
5.4.1 Uji Validitas
Uji validitas merupakan derajat ketepatan antar data yang terjadi pada obyek
penelitian dengan data yang dapat dilaporkan oleh peneliti. Uji validitas bertujuan
untuk mengetahui valid atau tidaknya pertanyaan- pertanyaan pada kuesioner. Uji
validitas dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung dengan r tabel. Indikator
dinyatakan valid apabila nilai dari r hitungnya lebih besar dari r tabel. Hasil uji validitas
dapat dilihat pada tabel berikut dalam penelitian Hasil uji validitas dapat dilihat pada
tabel 21 berikut:
Tabel 13. Hasil Uji Validitas
Variabel r hitung Signifikansi Keterangan
Harga (X1) X1.1 0, 577 0,000 Valid
X1.2 0, 642 0,000 Valid
X1.3 0, 677 0,000 Valid
Kualitas Produk
(X2)
X 2.1 0, 721 0,000 Valid
X2.2 0, 353 0,000 Valid X2.3 0, 600 0,000 Valid X2.4 0, 408 0,000 Valid
Lokasi (X3) X3.1 0, 477 0,000 Valid X3.2 0, 698 0,000 Valid X 3.3 0, 288 0,000 Valid
X3.4 0, 473 0,000 Valid X3.5 0, 731 0,000 Valid Suasana Toko
(X4) X4.1 0, 386 0,000 Valid X 4.2 0, 559 0,000 Valid
X 4.3 0, 390 0,000 Valid
79
X4.4 0, 469 0,000 Valid Y Minat Beli Y 1.1 0, 666 0,000 Valid
Y 1.2 0, 600 0,000 Valid
Y1.3 0, 504 0,000 Valid
Y1.4 0, 653 0,000 Valid
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa butir pertanyaan pada
kuesioner yang digunakan pada penelitian adalah valid. Hali ini dikarenakan bahwa
pada item pertanyaan memiliki nilai r hitung > r tabel (0,1954) dengan nilai signifikansi
yang lebih kecil dari alpha 0,05 sehingga tidak ada item pertanyaan yang harus
dikeluarkan pada pengujian ini. Hal ini sesuai dengan konsep pengambilan keputusan
menurut Sahid Raharjo (2014) yang mengatakan bahwa Uji Validitas Product Momen
Pearson Corelation menggunakan prinsip mengkorelasikan atau menghubungkan
antara masing – masing skor item dengan skor total yang diperoleh dalam penelitian
yang memiliki konsep pengambilan keputusan yakni
1. Apabila nilai r hitung > dari nilai r tabel, maka angket tersebut dinyatakan
valid
2. Apabila nilai r hitung < dari nilai r tabel, maka angket tersebut dinyatakan
tidak valid
5.4.2 Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas adalah pengujian untuk mengukur suatu kuesioner yang
merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel
atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil
dari waktu ke waktu. Pengukuran reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan dengan
cara one shot (pengukuran sekali saja). Hasil uji reliabilitas dapat dilihat pada tabel 22
Tabel 14. Hasil Uji Reliabilitas
No. Variabel Cronbach Alpha Keterangan
80
1. Harga (X1) 0, 721 Reliabel 2. Kualitas Produk (X2) 0, 650 Reliabel 3. Lokasi (X3) 0, 694 Reliabel 4. Suasana Toko (X4) 0, 731 Reliabel 5. Minat Beli (Y) 0, 724 Reliabel
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa semua indikator pertanyaan adalah
reliabel, kemudian dapat dilakukan tahap uji asumsi klasik. Hal ini dikarenakan dari
variabel minat beli (Y), harga (X1), kualitas produk (X2), lokasi (X3) dan suasaan toko
(X4) menunjukkan nilai koefisien Cronbach Alpha lebih besar dari 0,60. Menurut Janti
(2014), bahwa suatu kuesioner dapat dinyatakan reliabel apabila hasil koefisien Alpha
lebih besar dari tahap signifikansi 60% atau 0,60. Menurut penelitian Hasan, et al.
(2013), menyatakan nilai Cronbach’s Alpha yang baik adalah nilai yang mendekati 1.
5.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Beli
Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi minta beli konsumen dalam
melakukan kunjungan ke Sentra Ikan Bulak dengan melakukan analisis regresi yang
meliputi Uji Asumsi Klasik.
5.5.1 Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik adalah persyaratan statistic yang harus dipenuhi pada analisis
regresi linear berganda dan berbasis ordinary least square (ols). Uji asumsi klasik
yang sering digunakan yaitu uji normalitas, uji multikolinearitas, uji
heterokesdastisitas, dan uji autokorelasi.
5.5.1.1 Uji Normalitas
Uji normalitas data bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel dependen maupun independen mempunyai distribusi normal atau tidak.
Model regresi yang baik adalah yang memiliki distribusi normal atau mendekati norma
(Imam Ghozali, 2005)
81
Uji normalitas digunakan untuk menguji data variabel terikat (Y) dan variabel
bebas (X) pada persamaan regresi yang dihasilkan, apakah berdistribusi secara
normal atau berdistribusi secara tidak normal. Untuk menguji suatu data berdistribusi
normal atau tidak normal dapat diketahui menggunakan grafik normal Plot, histogram,
dan nilai Kolmogorov-Smimov yang dapat dilihat pada gambar 8 berikut:
Gambar 1. Grafik P-Plot
Berdasarkan grafik P-Plot pada gambar 8 diketahui bahwa data menyebar
disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, sehingga dapat dikatakan
bahwa data terdistribusi secara normal dan telah mengikuti asumsi asumsi normalitas.
Menurut Ghozali (2011), menyatakan bahwa model regresi yang memenuhi asumsi
normalitas yaitu jika data tersebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal. Uji normalitas juga dapat dilihat pada Histogram gambar 9 sebagai berikut:
82
Gambar 2. Histogram
Pada dasarnya uji normaltas bertujuan untuk mengetahui apakah nilai Error
terdistribusi secara normal. Apabila hasil regresi berbentuk seperti lonceng artinya
regresi tersebut telah lulus uji normalitas. Berdasarkan gambar histogram di atas,
dapat dilihat bahwa histogram berbentuk seperti lonceng, artinya data tersebut
berdistribusi secara normal dimana data errornya terdistribusi secara normal.
Gambar 3. Nilai Kolmogorov-Smirnov
Berdasarkan gambar diatas diketahui bahwa nilai Kolmogorov Smirnov
adalah 0,593 dengan nilai Asymp. Sig sebesar 0,873 lebih besar dari signifikansi
yang digunakan 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi secara
83
normal. Hal ini selaras dengan penelitian Jainuri (2013), yang menyatakan bahwa uji
normalitas pada model regresi dapat dilihat melalui Asymp. Sig yang harus diatas
signifikansi yang digunakan, maka data dikatakan berdistribusi secara normal.
5.5.1.2 Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas digunakan untuk menguji sebuah model regresi ditemukan
ada tidaknya korelasi antar variabel independen. Asumsi multikolinearitas
menyatakan bahwa variabel bebas harus terbebas dari gejala multikoinearitas. Jika
terjadi korelasi maka terdapat masalah multikolinearitas. Hasil dari uji
multikolinearitas dapat dilihat pada tabel 23 berikut :
84
Tabel 15. Hasil Uji Multikolinearitas
Variabel Collinearity Statistics Keterangan
Tolerance VIF Harga (X1) 0.796 1.256 Tidak terjadi multikolinieritas
Kualitas Produk (X2) 0.939 1.065 Tidak terjadi multikolinieritas
Lokasi (X3) 0.775 1.290 Tidak terjadi multikolinieritas
Suasana Toko (X4) 0.678 1.475 Tidak terjadi multikolinieritas
Pengujian multikolinearitas dilakukan dengan melihat nilai dari Variance
Infation Factor (VIF) dan Tolerancenya yang dapat mengidentifikasi ada atau tidaknya
gejala multikolinearitas. Model regresi yang digunakan pada penelitian ini dianggap
tidak memiliki masalah multikolinearitas apabila nilai VIF<10 dan nilai Tolerance > 0,1.
Berdasarkan tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa variabel X1, X2, X3 dan X4 masing
– masing memiliki nilai tolerance kurang dari 1, demikian juga angka VIF masih
diantara angka 1-10, artinya tidak terjadi multikolinieritas.
5.5.1.3 Uji Heterokesdastisitas
Uji heterokedastisitas dipergunakan untuk menguji dalam regresi yang
dilakukan oleh peneliti terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu dengan
residual yang lain. Jika varian tetap maka disebut homokedastisitas dan jika berbeda
maka terjadi heteroskedastisitas. Pada setiap penelitian yang diharapkan data pada
varian dari residual bersifat homokedastisitas yang berarti tidak terjadi
heterokedastisitas. Untuk uji heterokedastisitas hasil dari pengujian dapat dilihat
pada gambar 11:
85
Gambar 4. Hasil Scatterplot
Berdasarkan hasil scatterplot diatas menunjukkan bahwa data tersebut titik
menyebar secara acak dan tidak membentuk sebuah pola yang terlihat secara jelas,
serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini berarti
pada hasil uji tidak terjadi heteroskedastisitas sehingga model regresi layak
digunakan untuk prediksi minat berkunjung berdasarkan masukan faktor harga,
kualitas produk, lokasi, dan suasana toko.
5.5.1.4 Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi merupakan pengujian asumsi dalam regresi dimana variabel
terikat tidak berkorelasi dengan dirinya sendiri. Uji autokorelasi digunakan untuk
mengetahui apakah dalam mode regresi terdapa korelasi antara kesalahan
pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (periode
sebelumnya). Uji autokorelasi dapat dilakukan dengan pengujian Durbin Watson (DW)
sebagai berikut:
86
Gambar 5. Hasil R Square
Durbin Watson berfungsi untuk mendeteksi autokorelasi dengan ketentuan:
Apabila nilai DW terletak diantara Du dan 4 – Du maka koefisien autokorekasi =
0 maka tidak terjadi autokorelasi.
Apabila nilai DW < Dl maka koefisien autokorelasi > 0 berarti terjadi autokorelasi
positif.
Apabila nilai DW > 4 – Dl maka koefisien autokorelasi < 0 berarti telah terjadi
autokorelasi negatif.
Apabila nilai DW terletak antara Du dan Dl atau DW terletak antara 4 – Du dan 4
– Dl maka hasilnya inconclusive atau tidak terdefinisi.
Terjadi
autokorelasi
Positif
Inconlusive tidak ada
autokorelasi Inconclusive
Terjadi
autokorelasi
Negatif
0 Dl Du DW 4– Du 4 – Dl 4
1,502 1,736 1,897 2,498 2,264
Dari hasil tabel diatas didapatkan nilai statistik uji Durbin Watson sebesar
1,897. Nilai Durbin Watson (DW) pada tabel dengan tingkat signifikansi 5% didapatkan
nilai dL = 1,502 dan nilai dU = 1,736. Dan nilai DW terletak antara dU = 2,498 dan 4-
dU = 2,264 sehingga pada hasil uji Durbin Watson dapat disimpulkan bahwa model
87
regresi ini tidak terjadi autokorelasi. Hal ini sependapat dengan Gurajati (2003), yang
menyatakan bahwa apabila pada model regresi diketahui nilai DW terletak diantara
dU dan 4 – dU maka model dinyatakan tidak terjadi autokorelasi.
5.5.2 Analisis Regresi
Analisis ini bertujuan untuk mengetahui arah hubungan antara variabel bebas
yaitu: faktor budaya (X1), faktor sosial (X2), dan faktor individu (X3), faktor
psikologis(X4) terhadap variabel terikat yaitu minat berkunjung (y). Hasil uji regresi
linier berganda dapat dilihat pada tabel 24 berikut:
Tabel 16. Hasil Unstandarized Coefficients
Model Unstandardized
Coefficients
sig
B Std. Error
1 (Constant) .143 3.244 .047
Harga (X1) .505 .146 .138
Kualitas
Produk (X2)
.155 .152 .602
Lokasi (X3) .327 .106 .934
Suasana Toko
(X4)
.048 .152 .934
a. Dependent Variable: Minat Beli (Y)
Berdasarkan hasil analisis regresi diatas dapat dibuat persamaan regresi
berganda sebagai berikut:
Y = α + b1 X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4b + e
Y = 0,143 + 0,505X1 + 0,155X2 + 0,327X3 + 0,042X4 + e
88
Keterangan :
Y : minat beli
α : konstanta
X1 : faktor harga
X2 : faktor kualitas produk
X3 : faktor lokasi
X4 : faktor suasana toko
b : koefisiensi variabel bebas
e : standar error atau kesalahan pengganggu
Dari persamaan regresi linear berganda diatas dapat diinterpretasikan sebagai
berikut :
1. α = 0,143
Berdasarkan hasil uji regresi linier berganda diketahui bahwa nilai konsatanta
sebesar 0,143 yang berarti bahwa apabila tidak ada faktor harga, kualitas produk,
lokasi, dan suasana toko maka jumlah minat beli di Sentra Ikan Bulak sebesar 0,143.
2. b1 = 0,505
Berdasar dari hasil penelitian diketahui bahwa koefisien regresi b1 sebesar
0,505 yang menunjukkan nilai positif dan berarti bahwa setiap penambahan satu
satuan variabel faktor harga (X1) maka minat beli masyarakat akan bertambah
sebesar 0,505. Dalam hal ini variable harga yang dimaksud adalah sesuai indikator
pada kuisioner yang mengacu pada penelitian sebelumnya (Ardhana, Oldy. 2010)
yaitu keterjangkauan harga, daya saing harga, kesesuaian harga dengan manfaat.
89
Sehingga pada variable ini jika ke tiga indikator tersebut terdapat penambahan satu
satuan maka akan mempengaruhi minat beli masyarakat sebesar 0,505.
3. b2 = 0,155
Berdasarkan dari hasil penelitian, diketahui koefisien regresi b2 sebesar 0, 155
yang menunjukkan nilai positif dan berarti bahwa setiap penambahan satu satuan
variabel faktor kualitas produk(X2) maka minat beli masyarakat akan bertambah
sebesar 0,155. Hal ini variable kualitas produk yang dimaksud adalah sesuai indikator
pada kuisioner yang mengacu pada teori menurut Kotler (2008) yaitu spesifikasi
produk, kinerja produk, tampilan produk, kepuasan pelanggan terhadap kualitas
produk. Sehingga jika ke empat indikator tersebut dinaikkan satu satuan maka akan
mempengaruhi minat beli sebesar 0,155.
4. b3 = 0,327
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa koefisien regresi b3 0, 327 yang
menunjukkan nilai positif dan berarti bahwa setiap penambahan satu satuan variabel
faktor lokasi (X3) maka minat beli masyarakat akan bertambah sebesar 0,327. Dalam
hal ini variable lokasi yang dimaksud adalah sesuai pada kuisioner yang mengacu
pada penelitian sebelumnya (Ardhana, Oldy. 2010) yaitu keamanan disekitar lokasi,
akses transportasi umum, rasio parker, arus lalu lintas menuju lokasi, kondisi
lingkungan nyaman. Sehingga ke lima indikator tersebut jika dinaikkan satu satuan
maka akan mempengaruhi minat beli sebesar 0,327.
5. b4 = 0,042
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa koefisien regresi b2 0, 042 yang
menunjukkan nilai positif dan berarti bahwa setiap penambahan satu satuan variabel
90
faktor suasana toko (X4) maka minat beli masyarakat akan bertambah sebesar 0,042.
Dalam hal ini variable suasana toko yang dimaksud adalah sesuai pada kuisioner
yang mengacu pada teori menurut Barry dan Evans (2004) yaitu exterior, interior,
layout ruangan, interior point of interest display. Sehingga jika ke empat indikator
tersebut dinaikkan satu satuan maka akan mempengaruhi minat beli sebesar 0,042.
5.6 Uji Statistik
Uji statistik berfungsi untuk melihat hubungan antara variabel bebas dengan
variabel terikat. Jenis uji statistik yaitu sebagai berikut:
5.6.1 Uji R2 (Koefisien Determinasi)
Koefisien determinasi atau R2 merupakan uji untuk mengetahui tingkat
ketepatan yang paling baik dalam analisis regresi. Koefisien determinasi atau R2 pada
model regresi berkisar antara 0 dan 1. Koefisien determinasi dengan nilai 0 berarti
variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen. Apabila
koefisien determinasi mendekati 1 maka variabel independen memiliki pengaruh yang
semakin kuat. Menurut Ghozali (2011), koefisien determinasi masih bisa terhadap
jumlah variabel independen yang dimasukkan dalam model. Sehingga peneliti
menyarankan untuk menggunakan R2 adjusted, karena jumlah variabel independen
akan berpengaruh terhadap koefisien yang dihasilkan. Hasil R2 adjusted dapat dilihat
pada tabel 25 berikut ini:
Tabel 17. Uji Regresi Linear Berganda
Model R R Square Adjusted R Square
1 0.606 0.368 0.330
Berdasarkan tabel 33 diatas diketahui nilai R2 adjusted sebesar 0,330 yang
berarti 33 % minat masyarakat secara bersama-sama dapat dijelaskan oleh variasi
91
dari keempat variabel independen yaitu faktor harga, kualitas produk, lokasi, dan
suasana toko. Sedangkan sisanya sebesar 67 % dipengaruhi oleh variabel lain yang
tidak termasuk pada penelitian. Nilai tersebut sudah mampu dikatakan baik dalam
menjelaskan pengaruh keempat variabel (faktor harga, faktor kualitas produk, faktor
lokasi, dan faktor suasana toko) terhadap minat beli. Hal ini karena data yang
digunakan merupakan data time series. Data runtun waktu atau time series biasanya
memang mempuyai nilai koefisien yang relatif besar. Menurut penelitian yang
dilakukan oleh Ardiansyah dan Kartawinata (2013), menyatakan bahwa nilai koefisien
determinasi adalah bekisar antara nol sampai dengan satu. Apabila koefisien
determinasi sama dengan nol maka variabel bebas tidak akan berpengaruh sama
sekali terhadap variabel terikat. Variabel bebas akan semakin berpengaruh besar
apabila nilai koefisien determinasi mendekati angka satu.
5.6.2 Uji F (Simultan)
Uji F digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh antara variabel
bebas dengan variabel terikat secara bersama-sama, maka dapat digunakan uji F. Uji
F dapat dilakukan dengan cara membandingkan nilai F hitung dengan F tabel dengan
syarat:
Apabila F hitung > pada F tabel, maka variabel independen berpengaruh secara
bersana-sama terhadap variabel dependen.
Apabila F hitung < pada F tabel, maka variabel dependen tidak berpengaruh
secara bersama-sama terhadap variabel dependen.
Hasil uji simulan ditunjukkan pada gambar 13 berikut :
92
Gambar 6. Uji Regresi Linear Berganda
Dengan tingkat probabilitas 5% (α=0,05) dan nilai df (degree of freedom) = (n
– k – 1) = (72 – 4 – 1) = 67, maka dapat diketahui nilai f tabel sebesar 2,74. Hasil
output regresi menunjukkan nilai f hitung > dari f tabel yaitu 9,741 > 2,74 dan angka
probabilitas 0,000. Hal ini berarti bahwa keempat variabel bebas yaitu harga, faktor
kualitas produk, faktor lokasi, dan faktor suasana toko secara bersama-sama
(simultan) berpengaruh nyata (signifikan terhadap minat beli masyarakat). Nilai nyata
tersebut dibuktikan oleh nilai signifikansi pada uji F yang lebih besar dari nilai
signifikansi yang digunakan (0,000 < 0,05). Menurut Ghozali (2011), menyatakan
bahwa variabel bebas berpengaruh simultan terhadap variabel terikat yaitu apabila
nilai F hitung lebih besar dari pada F tabel. Sehingga dapat disimpulkan bahwa model
regresi (Y = 0,143 + 0,505 X1 + 0,155 X2 + 0,327 X3 + 0,042 X4 e) yang dihasilkan
dapat digunakan untuk memprediksi pengaruh yang terjadi antara variabel
independen dengan variabel dependen.
5.6.3 Uji t (Parsial)
Uji t digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh dari masing-
masing variabel bebas secara individu maka dapat dilakukan uji t. Uji t ini dapat
diketahui dengan melihat nilai t hitung dan membandingkannya dengan nilai t tabel.
Variabel bebas dikatakan berpengaruh secara parsial apabila nilai t hitung > dari t
tabel. Hasil uji t dapat dilihat pada tabel 26 berikut:
93
Tabel 18. Hasil Uji t (Parsial)
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) .143 3.244 .044 .965
Harga (X1) .505 .146 .377 3.464 .001
Kualitas Produk
(X2)
.155 .152 .103 1.023 .310
Lokasi (X3) .327 .106 .341 3.091 .003
Suasana Toko
(X4)
.048 .152 .038 .319 .0751
a. Dependent Variable: Minat Berkunjung (Y)
Dengan angka signifikan 5% (α=0,05) dan nilai df (degree of freedom) n – k- 1
(72 – 4 - 1) = 68, maka dapat diketahui t tabel sebesar 1,667. Menurut perhitungan
menggunakan program SPSS 16,0 diperoleh hasil bahwa :
Variabel Harga
Pada tabel diketahui nilai t hitung sebesar (3,464) > nilai t tabel (1,667) yang
tingkat probabilitas sebesar 0,001 (Sig. 1%) < 0,05 (taraf nyata = 5%) yang berarti
variabel harga berpengaruh nyata secara parsial terhadap minat beli masyarakat.
Selain itu dengan adanya uji t yang menunjukkan nilai signifikan, hal ini sudah sesuai
pada salah satu indikator yaitu harga produk yang dijual di Sentra Ikan Bulak bersaing
dengan yang dijual di tempat lain. Dengan demikian hal tersebut merupakan salah
satu alasan bahwa variabel harga memiliki pengaruh nyata terhadap minat beli
masyarakat. Hasil yang sama pada Kris (2016) yang menyatakan bahwa harga secara
parsial berpengaruh positif terhadap minat beli. Variable harga memberikan pengaruh
lebih besar terhadap minat beli disbanding variable kualitas produk dan citra merk.
Variabel Kualitas Produk
Pada tabel diketahui nilai t hitung sebesar (1,023) < nilai t tabel (1,667) yang
tingkat probabilitas sebesar 0,310 (Sig. 31%) > 0,05 (taraf nyata = 5%) yang berarti
94
variabel kualitas produk tidak berpengaruh nyata secara parsial terhadap minat beli
masyarakat. Berdasarkan hasil yang di dapatkan dari kuesioner bahwa pembeli yang
dominan memilih untuk setuju terhadap item indikator terdapat banyaknya variasi
produk olahan ikan yang dijual di Sentra Ikan Bulak. Hal ini dapat disimpulkan bahwa
dengan semakin meningkatnya variasi produk dan kualitas produk dapat
meningkatkan minat beli masyarakat. Dengan demikian hal tersebut merupakan salah
satu alasan bahwa variabel kualita produk memiliki pengaruh nyata terhadap minat
beli masyarakat. Hasil yang sama pada Kris (2016) yang menyatakan bahwa pada
kualitas produk terbukti secara parsial tidak berpengaruh positif terhadap minat beli.
Kualitas produk sangat perlu ditingkatkan meskipun citranya sudah bagus di mata
konsumen
Variabel Lokasi
Pada tabel diketahui nilai t hitung sebesar (3,091) > nilai t tabel (1,667) yang
tingkat probabilitas sebesar 0,03 (Sig. 3%) < 0,05 (taraf nyata = 5%) yang berarti
variabel lokasi berpengaruh nyata secara parsial terhadap minat beli masyarakat. Hal
ini dikarenakan semakin banyak fasilitas-fasilitas di Sentra Ikan Bulak yang
menunjang akan meningkatkan minat beli masyarakat. Dengan demikian hal tersebut
merupakan salah satu alasan bahwa variabel lokasi memiliki pengaruh nyata terhadap
minat beli masyarakat. Hasil yang sama pada Hidayat (2015) yang menyatakan
bahwa Lokasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli konsumen. Hal
ini berarti pemilihan lokasi yang strategis sangat penting dilakukan untuk
meningkatkan minat beli konsumen terhadap produk yang ada.
Variabel Suasana Toko
95
Pada tabel diketahui nilai t hitung sebesar (0,319) < nilai t tabel (1,667) yang
tingkat probabilitas sebesar 0,0751 (Sig. 7,51%) > 0,05 (taraf nyata = 5%) yang berarti
variabel suasana toko tidak berpengaruh nyata secara parsial terhadap minat beli
masyarakat. Hal ini disebabkan adanya fasilitas-fasilitas mendukung yang disediakan
di Sentra Ikan Bulak terutama area foodcourt yang berada di lantai 2 menjadi tujuan
utama masyarakat, adanya 40 kios makanan dan area foodcourt ini membuat
masyarakat mengunjungi Sentra Ikan Bulak dengan tujuan utama menikmati kuliner
yang disediakan, bukan untuk membeli produk perikanan yang disediakan di lantai 1.
Dengan demikian variable suasana toko tidak memiliki pengaruh nyata secara parsial
terhadao minat beli ikan masyarakat. Hasil yang sama pada Hidayat (2015) yang
menyatakan bahwa suasana toko tidak berpengaruh signifikan terhadap minat beli.
Hal ini berarti penciptaan suasana toko yang baikdan sesuai dengan selera konsumen
sangat penting dilakukan, terutama untuk menjaga minat beli konsumen.
5.6.4 Uji Faktor Dominan Minat Beli
Analisis regresi linear berganda merupakan alat analisis untuk mengetahui
pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen (Usman, 2000).
Berdasarkan ketentuan adapun persamaan regresi linear berganda sebagai berikut:
Y = α + b1 X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4b + e
Berdasarkan hasil regresi diperoleh sebagai berikut :
Y = 0,143 + 0,505 + 0,155 + 0,327 + 0,042 + e
dimana:
α= 0,143 yaitu apabila tidak ada faktor harga, kualitas produk, lokasi, dan suasana
toko maka jumlah minat beli sebesar 0,143.
96
0,505= Jika X1 variabel faktor harga ditambah satu satuan maka minat beli akan
bertambah sebesar 0,505.
0,155= Jika X2 variabel faktor kualitas produk ditambah satu satuan maka minat beli
akan bertambah sebesar 0,155.
0,327= Jika X3 variabel faktor lokasi ditambah satu satuan maka minat beli akan
bertambah sebesar 0,327.
0,042= Jika X4 variabel faktor suasana toko ditambah satu satuan maka minat beli
akan bertambah sebesar 0,042.
Berdasarkan hasil dari uji dominan diatas dapat disimpulkan bahwa variabel
faktor harga X1 menunjukkan pengaruh yang paling dominan terhadap minat beli
masyarakat karena memiliki nilai yang paling besar diantara variabel lainnnya. Selain
itu jawaban responden dominan pada pernyataan harga produk yang bersaing. Hal
ini selaras dengan fakta yang ada karena responden yang didominasi oleh pelajar
maupun mahasiswa yang masih terbatas uang sakunya.
5.7 Implikasi Hasil Penelitian
Berdasarkan analisis data yang dilakukan pada penelitian ini yang
menggunakan metode analisis linier berganda, terdapat beberapa implikasi yang
perlu diterapkan atau digunakan bagi:
1. Pengelola Sentra Ikan Bulak
Berdasarkan penelitian yang dilakukan diperoleh hasil bahwa terdapat18,2%
indikator tidak tercapai yaitu tujuan ke 3 sebagai pusat wisata kuliner produk perikanan
dan kelautan yang terintegrasi dengan kawasan wisata Jembatan Suramadu, THP
Kenjeran, Kenpark karena pada kenyataannya keberadaan SIB masih jauh dari
harapan dalam segi banyaknya pengunjung dan tertinggal dari potensi wisata yang
97
sudah ada sebelumnya dari model regresi pada nilai R2 adjusted sebesar 0,330 yang
berarti bahwa model tersebut belum cukup mampu membuktikan bahwa minat beli
ikan masyarakat dipengaruhi oleh 4 faktor yaitu faktor harga, faktor kualitas produk,
faktor lokasi, dan faktor suasana took, karena masih ada 0,64 atau 64% variable-
variabel lain yang mempengaruhi minat beli ikan masyarakat. Dengan demikian dari
model tersebut pengelola dapat menambah faktor faktor lain diluar model yang dapat
mempengaruhi minat beli masyarakat.
Dari hasil Uji t yang telah dilakukan pada penelitian, pengelola Sentra Ikan
Bulak perlu memanfaatkan faktor harga, dan lokasi karena terbukti memiliki pengaruh
secara nyata parsial terhadap minat beli masyarakat. Dengan variabel harga, dan
lokasi memiliki pengaruh yang paling dominan terhadap minat beli. Adapun pengelola
dapat melakukan beberapa hal sebagai berikut:
Meningkatkan kualitas produk terutama dengan memperbanyak variasi produk
baik itu olahan maupun berupa ikan segar, karena di jaman sekarang semua
makanan dapat dijadikan frozen food maka ada baiknya jika penjual dapat
menyediakan produk instan yang digemari banyak masyarakat
Meningkatkan fasilitas sarana dan prasarana sehingga dapat memenuhi
kebutuhan konsumen baik itu pengunjung maupun pembeli.
Lebih meningkatkan kenyamanan dan kebersihan tempat agar lebih diminati
sebagai tempat refreshing.
Dari hasil Uji F yang telah dilakukan pada penelitian, hasil dari perhitungan
yang dilaksanakan dengan membandingkan f tabel dengan f hitung didapatkan hasil
bahwa ke empat faktor yang digunakan yakni faktor harga, faktor kualitas produk,
faktor lokasi, dan faktor suasana toko mempunya pengaruh yang signifikan secara
98
simulltan atau bersama – sama terhadap minat beli. Jadi sepinya pengunjung
berdasarkan hasil uji statistic disebabkan oleh suasana toko dalam SIB yang masih
belum mampu menarik pengunjung serta kurangnya varian produk yang dijual di SIB
serta masih banyak lagi variable-variabel lain diluar penelitian yang berpengaruh
terhadap minat beli konsumen.
Pada indikator manfaat bagi masyarakat ke 1 yaitu kemudahan akses
transportasi melalui perbaikan infrastruktur penunjang keberadaan Sentra Ikan Bulak
di wilayah pesisir Kedungcowek. Hal itu didukung dari adanya Shelter Bulak dan
Terminal Kedungcowek disekitarnya tidak tercapai karena pada kenyataannya Shelter
Bulak dan Terminal Kedungcowek belum berjalan sesuai dengan fungsinya. Semakin
menjamurnya kepemilikan kendaraan bermotor mengakibatkan sepinya Shelter Bulak
dan Terminal Kedungcowek. Layanan angkutan juga tidak dapat beroperasi. Hal ini
mempengaruhi sepinya pengunjung di SIB sehingga Pemerintah dapat
mengoptimalkan fasilitas umum tersebut untuk pemerataan ekonomi masyarakat
Kedungcowek.
2. Peneliti
Nilai R2 adjusted pada penelitian ini menunjukkan cukup mampu membuktikan
bahwa minat berkunjung pada Wisata Pantai Bentar dipengaruhi oleh 4 faktor yaitu
yaitu faktor budaya, faktor sosial, faktor individu, dan faktor psikologis. Nilai tersebut
sudah tergolong tinggi meskipun demikian peneliti berikutnya diharapkan untuk
meningkatkan nilai tersebut dengan cara menambah jumlah responden ataupun
jumlah responden yang digunakan pada penelitian. Selain itu juga diharapkan untuk
melakukan penelitian dengan kurun waktu yang lebih runtun sehingga dapat
dihasilkan model yang lebih baik lagi. Kemudian dalam penyusunan kuesioner untuk
99
wawancara, peneliti berikutnya diharapkan untuk lebih teliti dan lebih detail sehingga
kuesioner dapat dimaknai dengan jelas.
1. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian ini didapatkan kesimpulan sebagai berikut :
Ketercapaian implementasi kebijakan pemerintah mengenai Sentra Ikan Bulak
dilihat dari segi tujuan, kegunaan, dan manfaat yakni sebesar 54,5% kurang
tercapai dalam hal menjadikan SIB sebagai alternatif wisata kuliner terbaru
karena masih tergolong sepi pengunjung dan pengelolaan SIB belum optimal.
Sebesar 18,2% tidak tercapai dalam hal operasional sarana dan prasarana
penunjang SIB yang belum optimal. Sebesar 27,3% tercapai dalam hal
pengaplikasian dari visi pemerintah kota Surabaya untuk mengembangkan
dan menciptakan lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat pesisir di
Kelurahan Kedung Cowek.
Minat beli masyarakat dipengaruhi oleh faktor harga dan lokasi.
Diantara seluruh variable hanya variable kualitas produk dan suasana toko
yang tidak berpengaruh signifikan terhadap minat beli konsumen. Sehingga
konsumen tidak melihat dari segi kualitas produk dan suasana toko, tetapi
melihat harga, dan lokasi SIB.
Berdasarkan hasil penelitian ini ketercapaian implementasi kebijakan
pemerintah mengenai SIB yang berhasil hanya 27,3% dan sisanya sebanyak
72,7% belum tercapai hal tersebut dikarenakan masih sepinya pengunjung
SIB yang didasari oleh beberapa faktor yaitu faktor kualitas produk dan faktor
suasana toko yang belum mampu menarik minat beli konsumen.
101
6.2 Saran
Saran yang diberikan peneliti untuk keberlanjutan pengembangan Sentra Ikan
Bulak Kelurahan Kedung Cowek adalah sebagai berikut:
1) Pemerintah
Kepada Pemerintah Kota Surabaya diharapkan dapat mengoptimalkan
operasional sarana dan prasarana transportasi yakni terminal Kedung Cowek
dan Shelter Bulak agar memudahkan wisatawan berkunjung ke Sentra Ikan
Bulak.
Untuk meningkatkan jumlah pengunjung di SIB hendaknya semakin gencar
melakukan aktivitas promosi melalui sejumlah agenda acara besar yang
semakin rutin dilakukan dalam kurun waktu tertentu.
Diharapkan Pemerintah Kota Surabaya melakukan tindak cepat dalam
penanganan tumpukan limbah kulit kerang di kampung pesisir Kedung
Cowek.
Diharapkan Pemerintah Kota Surabaya memberikan jaminan bahwa tidak
ada penggusuran nantinya terhadap kampung nelayan di Kelurahan Kedung
Cowek.
Diharapkan pemerintah lebih rutin mengadakan pelatihan terhadap
pengolahan produk perikanan dan kelautan sehingga masyarakat pesisir
Kedung Cowek dapat melakukan diversifikasi produk untuk meningkatkan
perekonomiannya.
Himbauan berupa ajakan kepada nelayan dan pedagang untuk menempati
stan di SIB. Kepada pihak Pemerintah dan Dinas Pertanian Kota Surabaya
hendaknya membentuk UPTD khusus untuk pengelolaan dan pengawasan
102
SIB. Adanya UPTD khusus setidaknya bisa mengatur kondisi stan dan
macam pedagang yang ada di SIB sehingga terlihat penuh. Sejumlah agenda
acara seharusnya dilakukan secara rutin dan bukan saat tertentu saja.
Dengan begitu dapat menarik pengunjung ke SIB.
2) Perguruan Tinggi
Memberikan pemberdayaan kepada nelayan Kedung Cowek tentang
bagaimana penggunaan alat tangkap yang benar dan aman, penanganan
timbunan limbah kulit kerang. Pemberdayaan kepada pedagang mengenai
diversifikasi produk olahan perikanan dan kelautan dan analisis usahanya.
Membantu dalam mempromosikan Sentra Ikan Bulak dengan pembuatan
website khusus.
3) Peneliti
Saran untuk penelitian lebih lanjut mengenai pengembangan kawasan
wisata di wilayah Kelurahan Kedung Cowek, strategi pengembangan
Sentra Ikan Bulak, status keberlanjutan kebijakan pembangunan Sentra
Ikan Bulak, implementasi kebijakan pembangunan Sentra Ikan Bulak, pola
distribusi olahan hasil perikanan yang terjadi di Sentra Ikan Bulak,
manajemen pengelolaan bidang perikanan Dinas Pertanian Kota
Surabaya terhadap Sentra Ikan Bulak, studi kelayakan usaha perikanan di
Sentra Ikan Bulak, pengaruh keberadaan Sentra Ikan Bulak terhadap daya
beli masyarakat terhadap produk olahan hasil perikanan.
Kepada peneliti selanjutnyta diharapkan dapat menambahkan variable-
variabel lain diluar penelitian ini karena keterbatasan peneliti penetapan
103
variable masih kurang dilihat dari hasil koefisien determinasi yang hanya
sebesar 33%.
104
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta, Jakarta. Ashari, A. (2012). Pengaruh promosi penjualan pakaian wanita di group blackberry messanger terhadap minat beli mahasiswi Ilmu Komunikasi Universitas Hasanudin. Skripsi, Universitas Hasanudin, Makasar. Astuti, Sri Rahayu Tri. (2010). Analisis Pengaruh Iklan, Kepercayaan Merek, dan Citra Merek Terhadap Minat Beli Konsumen.Skripsi. Azwar, S. (2009). Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Dharmmesta dan Handoko Hani (1997). Analisa Perilaku Konsumen. Edisi I. Yogyakarta : BPFE. Djarwanto, Metode Penelitian, Ghalia Indonesia, Jakarta, 2000. Engel, James F, Blackwell, Roger D, and Miniard, Paul W. (2005), Perilaku Konsumen, Terjemahan Budiyanto. Jakarta: Binarupa Aksara. Eva, Sheilla R. 2007. Analisis Pengaruh Kualitas Layanan dan Citra Merk Terhadap Minat Beli dan Dampaknya Pada Keputusan Pembelian Pada Pengguna Telepon Seluler Merk Sony Ericson di Kota Semarang. Skripsi Ferdinand, Augusty. 2006. Metode Penelitian Manajemen: Pedoman Penelitian untuk Skripsi, Tesis dan Disertai Ilmu Manajemen. Semarang: Universitas Diponegoro. Handoko, Hani (2000). Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. Penerbit BFEE. Yogyakarta.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Hermawan, Asep. 2005. Penelitian Bisnis Paradigma Kuantitaif. Jakarta: Gramedia Media Sarana Indonesia. Hidayat, Elita, Setiaman. (2012). Hubungan Antara Atribut Produk Dengan Minat Beli Konsumen.Universitas Padjajaran. Vol 1. No 1 Hurriyati, Ratih. 2005. Bauran Pemasaran dan Loyalitas Konsumen. Bandung:
Alfabeta http://www.kumpulanskripsi.blogspot.com/2008/11/pengaruh-kualitas-produk-promosidan.html di akses tanggal 28 maret 2016.
Indriantoro dan Supomo. 1999. Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan
Manajemen. Edisi Pertama. BPFE Yogyakarta. Yogyakarta.
105
Junianto. 2003. Teknik Penanganan Ikan. Jakarta: Penebar Swadaya Karnaji. 2005. Kalangan Marginal di Perkotaan Study Kasus Perlawanan Ex Pedagang Kaki Lima Taman Surya Surabaya. Surabaya. Tesis. Fisip Universitas Airlangga Kinnear, Thomas C. and James R. Taylor, 1995. Marketing Research: An Applied Approach. New York: McGraw Hill. Kottler, Philip, (2005). Manajemen Pemasaran. Edisi kesebelas. Jilid 2.Edisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Penerbit Indeks. Kotler dan Armstrong, 2001, Prinsip-Prinsip Pemasaran, Jakarta: Erlangga. Kuncoro, Mudrajad. 2003. Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi. Jakarta : Erlangga Lamb, Charles. W. et.al. 2001. Pemasaran. Buku I Edisi Pertama. Salemba Empat. Jakarta Levy, M., &Weitz, B. A. (2012). Retailing Management Information Center. New York: McGraw Hill Higher Education. Manning, Chris dan Effendi, Tadjuddin Noer. 1991. Urbanisasi Pengangguran dan Sektor Informal di Kota. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia.
Asuransi Kumpulan AJB Bumi Indonesia, Desember, Vol. III, No. 2: 289-308. Mc.Gee,T.G aand Yeung,Y.M. Hawkers In South East Asian Cities: Planning for The Bazaar Economy, International Development Research Centre, Ottawa, Canada, 1977. Meldarianda, Resti.,Lisan, H.S. (2010). Pengaruh Store Atmosphere terhadap Minat Beli Konsumen pada Café Atmosphere Bandung, Vol17 (2), Hal 97-108. Mowen, C.J. & Minor, M. (2002). Perilaku konsumen Jilid 2, Edisi kelima (terjemahan). Jakarta: Erlangga Mustafa, Ali Achsan DR. 2008. Transformasi Sosial Masyarakat Marginal: Mengukuhkan Eksistensi Pedagang Kaki Lima dalam Pusaran Modernitas. Malang. InTrans kerja sama dengan INSPIRE Natalia, Lia. 2008. Analisis Fakor Persepsi yang Mempengaruhi Minat Konsumen
Untuk Berbelanja Pada Giant Hypermarket Bekasi. Jakarta: Univeritas Gunadarma.
Nitisusastro, Mulyadi. 2010. Kewirausahaan & Manajemen Usaha kecil. Bandung:
Alfabeta
106
Purnama, Luvi. (2011). Pengaruh Store Atmosphere dan Harga terhadap Minat Beli Konsumen di Toko Alfamart Cabang Margahayu Bandung: Skripsi. Universitas Pasundan. Satria, A., 2004. Paradigma Perikanan Berkelanjutan. Republika, 16 Juli 2004 Swastha. 2003. Manajemen pemasaran Modern Edisi Kedua. Yogyakarta: Liberty
offist Sebenan, R.D. 2007. Strategi pemberdayaan rumahtangga nelayan di Desa Gangga
II kecamatan Likupang Barat Kabupaten Minahasa Utara. Fakultas Perikanan dan llmu Kelautan, Universitas Sam Ratulangi, Manado.
Sugiyono, (2008). Metode Penelitian Bisnis. Bandung. Alfabeta. Sugiyono, (2008). Metode Penelitian Kunatitatif Kualitatif dan R&D. Bandung Alfabeta Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif Dan
R&D. Bandung: Alfabeta.
ik Bintang Idola Iklan (Celebrity Endoser) Terhadap Minat Beli Konsumen Sebuah Merek Multivitamin (Studi Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas
Suliyanto, 2005. Analisis Data dalam Aplikasi Pemasaran, Bogor: Ghalia Indonesia.