Pengaruh Absorbsi Karbon Aktif Kayu Akasia Dan Pasir Kali Progo Terhadap Efisiensi Transmisi Cahaya...
Click here to load reader
-
Upload
yohanna-nawangsasih -
Category
Documents
-
view
14 -
download
1
description
Transcript of Pengaruh Absorbsi Karbon Aktif Kayu Akasia Dan Pasir Kali Progo Terhadap Efisiensi Transmisi Cahaya...
PENGARUH ABSORBSI KARBON AKTIF KAYU AKASIA DAN PASIR KALI
PROGO TERHADAP EFISIENSI TRANSMISI CAHAYA PADA PROSES
PENJERNIHAN AIR SELOKAN MATARAM
Widyagusta Pujantoko, Suparno, Yuli Astono
Prodi Fisika, Jurusan Pendidikan Fisika, FMIPA, Universitas Negeri Yogyakarta
Jl. Colombo 1, Karangmalang, Sleman, Yogyakarta
Email: [email protected]
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh massa karbon aktif
dan pasir aktif terhadap efisiensi transmisi
cahaya yang dilewatkan pada sampel pada
proses penjernihan air selokan Mataram.
Proses penjernihan dilakukan dengan
filtrasi dalam kolom penukar ion dengan
menggunakan karbon aktif dari kayu
Akasia dan pasir aktif Kali Progo. Air
yang telah disaring diuji kejernihannya
dengan mengamati transmisi cahaya
dengan menggunakan luxmeter. Variabel
bebas dalam penelitian ini adalah volume
air dan massa karbon dan pasir aktif,
dengan variabel terikatnya adalah efisiensi
transmisi cahaya. Variabel terkontrolnya
adalah suhu aktivasi, waktu aktivasi, dan
jenis pasir dan karbon yang digunakan.
Efisiensi transmisi terbesar diperoleh pada
karbon aktif kayu Akasia pada volume air
Selokan Mataram sebesar 0.5 l dengan
massa karbon aktif sebesar 10 g dengan
efisiensi transmisi sebesar 91%. Hasil
penelitian juga menunjukkan bahwa
peningkatan absorbent (karbon atau pasir)
cenderung meningkatkan efisiensi
transmisi cahaya yang berhubungan
dengan penyiasatan efisiensi penyerapan
kotoran.
Kata Kunci: karbon aktif, pasir
aktif, absorbsi, intensitas cahaya,
transmisi cahaya.
ABSTRACT
This research is aimed to determine
the influence of the mass of activated
carbon and activated sand absorption
toward light transmission efficiency
thought the sample in Selokan Mataram
water purification process. Purification
process was done by filtrating selokan
Mataram water in the ion exchange
column using Akasia wood activated
carbon and Kali Progo activated sand.
Water that have been treated is measured
using luxmeter and the light transmission
is measured. The independent variable in
this research are the volume of water and
mass of activated carbon and sand, and the
dependent variable is the light
transmission efficiency. The controlled
variable are the activation temperature,
activation time, and type of sand and
carbon which was used. The greatest
transmission efficiency is Akasia wood
activated carbon on the 0.5 l volume of
Selokan Mataram water with 10 g mass of
activated carbon and 91% of transmision
efficiency. The result of observation was
indicated that the increase of absorbent
(carbon or sand) tends to increase the light
transmission efficiency which is related to
the increase of absorption efficiency.
Key Words: carbon, activated sand,
absorbtion, light intencity, light
transmision.
A. PENDAHULUAN
Selokan Mataram merupakan aliran
sungai yang berada di bagian utara
Yogyakarta dan memanjang dari barat ke
timur menghubungkan Sungai Progo dan
Sungai Opak. Manfaat selokan Mataram
antara lain sebagai irigasi dan sarana
pariwisata. Akan tetapi kondisi Selokan
Mataram sekarang sangat memprihatinkan
selain banyaknya sampah airnya juga
keruh.
Perawatan air untuk menjadi lebih
jernih belum diupayakan oleh pihak
manapun. Sehingga kami berinisiatif
mengembangkan suatu sistem untuk
menjernihkan air yaitu dengan
menggunakan filtrasi dengan karbon aktif
dan pasir aktif yang keduanya merupakan
bahan alami yang murah dan mudah
didapat.
Penelitian ini merupakan penelitian
payung yang melibatkan empat orang
mahasiswa dengan dibimbing oleh
Suparno, Ph.D. Beberapa jenis karbon dan
pasir diteliti kemampuan absorbsinya
terhadap kotoran yang larut di dalam air
selokan Mataram. Sebagian hasilnya telah
dipublikasikan dalam International Journal
of Basic and Applied Sciences [1]. Pada
penelitian ini menggunakan karbon dari
kayu Akasia dan Pasir dari Kali Progo.
B. KAJIAN TEORI
1. Karbon Aktif
Karbon aktif adalah suatu bentuk
karbon atau karbon yang mempunyai daya
absorbsi sangat baik terhadap limbah,
khususnya limbah cair. Hal itu disebabkan
dalam suatu karbon atau karbon terdapat
pori-pori atau rongga yang terdapat pada
struktur molekulnya [2]. Karbon aktif juga
dikatakan sebagai bahan berupa karbon
yang telah mengalami perlakuan khusus
berupa proses aktivasi baik secara fisik
maupun secara kimia. Proses aktivasi
mengakibatkan pori-pori yang terdapat
pada struktur molekulnya menjadi semakin
besar, sehingga daya serap karbon aktif
akan semakin besar baik untuk fase cair
maupun pada fase gas [3].
Gambar 1. Struktur Pori karbon a).Struktur
Pori Karbon Tanpa Aktivasi b). Struktur
Pori Karbon dengan Aktivasi [4]
2. Proses Aktivasi
Proses aktivasi pada karbon berguna
untuk meningkatkan daya serap karbon
tersebut, dengan pengaktifan tersebut akan
menambah lebar lubang pori pada karbon
tersebut sehingga bahan yang terserap juga
akan semakin banyak. Dekomposisi dan
perluasan pori-pori, dapat dilakukan
dengan uap panas kering (steaming) dan
CO2 sebagai aktifator. Proses aktivasi
dapat dilakukan dengan dua cara yaitu
aktivasi kimia dan aktivasi fisika [5].
C. METODE PENELITIAN
1. Alat dan Bahan
a. Alat-alat yang diperlukan
1) Kolom penukar ion
2) Unit penguji intensitas cahaya
3) Luxmeter
4) Meja kayu
5) Bohlam 60 Watt merk Dopp
6) Akuarium ukuran 7 cm x 10
cm x 10 cm
7) Statif
b. Bahan-bahan yang diperlukan
1. Karbon aktif kayu Akasia
2. Pasir aktif Kali Progo
3. Glasswool
2. Aktivasi
Pasir aktif dan karbon aktif diperoleh dari
pasir Kali Progo dan karbon kayu Akasia yang
telah diaktivasi yang dalam percobaan ini
menggunakan aktivasi fisika. Karbon Akasia
ini ditumbuk sampai halus sebanyak satu
kilogram. Dengan wadah loyang, karbon
Akasia dan pasir Kali Progo ini
dipanaskan di oven selama dua jam dengan
suhu 200° C. Setelah itu karbon Akasia
dan pasir Kali Progo ini divariasi dengan
massa 2 g, 4 g, 6 g, 8 g dan 10 g. Masing-
masing lima kali karena dalam percobaan
menggunakan air selokan Mataram dengan
variasi lima volume yaitu 500 ml, 1000 ml,
1500 ml, 2000 ml dan 2500 ml.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
3. Filtrasi
Proses filtrasi atau penyaringan
menggunakan alat kolom penukar ion yang
pada bagian dalamnya terdapat karbon aktif
atau pasir aktif yang dipergunakan sebagai
absorben. Susunannya yaitu pasir atau
arangnya ditahan oleh glasswool atas dan
bawahnya agar tidak menyebar.
1. Pengukuran Intensitas Cahaya
1) Kolom Penukar Ion
2) Susunan glasswool dan arang aktif
atau pasir aktif
3) Botol
4) dudukan statif
5) statif
4. Pengukuran intensitas cahaya
Pengukuran intensitas cahaya
menggunakan alat transmisi cahaya yang
disusun secara mandiri di laboratorium.
Gambar 3. Kolom penukar ion
2
1
4 3
5
Gambar 2. Tahapan proses aktivasi fisika
Gambar 4. Skema Alat Transmisi Cahaya
1) Sumber cahaya (lampu pijar 60 watt)
2) Tempat air sampel
3) Detektor intensitas cahaya (lux meter)
4) Hole (tempat berjalanya cahaya)
5) Hole (tempat berjalanya cahaya)
6) Sumber tegangan PLN
5. HASIL DAN PEMBAHASAN
Setelah didapatkan air hasil
penyaringan dan diukur intensitas
cahayanya, lalu dikonversi menjadi
efisiensi transmisi cahaya. Transmisi
cahaya yang diamati pada semua sampel
dibandingkan dengan transmisi cahaya
pada air bersih yang diambil pada kran
laboratorium Fisika untuk mendapatka
efisiensi transmisi cahaya. Efisiensi cahaya
disajikan dalam satuan persen dengan
menggunakan persamaan
Ep = 𝐼𝑡
𝐼0 × 100%
Keterangan : Ep = efisiensi transmisi cahaya (%)
𝐼𝑡 = Intensitas Air penyaringan (lux)
𝐼0 = Intensitas awal (lux)
2 4 6 8 10
60
65
70
75
80
85
90
95
100
Gambar 5. Grafik Pengaruh Massa Karbon Aktif terhadap Efisiensi Transmisi Cahaya
0.5 L Air Selokan 2 L Air Selokan
1 L Air Selokan 2.5 L Air Selokan
1.5 L Air Selokan
Efis
ien
si T
ran
smis
i Ca
ha
ya (
%)
Massa Karbon Aktif (g)
Gambar 5 menunjukkan pengaruh
massa karbon aktif terhadap efisiensi
transmisi cahaya. Dari Gambar tersebut
terlihat bahwa efisiensi tertinggi terdapat
pada karbon aktif yang dilewatkan dalam
0.5 l air Selokan Mataram dan yang
terendah ada pada karbon aktif yang
dilewatkan dalam 2.5 l air Selokan
Mataram. Pola yang terbentuk keseluruhan
cenderung berpola meningkat dengan
massa yang relatif besar maka kekuatan
bahan penyerap akan lebih besar boleh jadi
karena tersedia rongga yang lebih banyak
pula.
2 4 6 8 10
60
65
70
75
80
85
90
95
100
Gambar 6. Grafik Pengaruh Massa Pasir Aktif terhadap Efisiensi Transmisi Cahaya
0.5 L Air Selokan 2 L Air Selokan
1 L Air Selokan 2.5 L Air Selokan
1.5 L Air Selokan
Efisie
nsi T
ran
sm
isi C
ahaya (
%)
Massa Pasir Aktif (g)
Gambar 6 menunjukkan pengaruh
massa pasir aktif terhadap efisiensi
transmisi cahaya. Dari Gambar tersebut
terlihat bahwa efisiensi tertinggi terdapat
pada pasir aktif yang dilewatkan dalam 0.5
2
2
3
3
1
6
5 4
l air Selokan Mataram dan yang terendah
ada pada pasir aktif yang dilewatkan dalam
2.5 l air Selokan Mataram. Pola yang
terbentuk cenderung naik. Anomali yang
terjadi boleh jadi disebabkan oleh berbagai
hal, misalnya karena terlalu banyaknya
persiapan sehingga terjadi kesalahan.
6. KESIMPULAN
1. Massa karbon aktif kayu Akasia
mempengaruhi efisiensi transmisi
cahaya pada proses penjernihan air
Selokan Mataram. Semakin besar
massa karbon aktif kayu Akasia yang
digunakan sebagai bahan absorber
maka efisiensi transmisi cahayanya
cenderung semakin besar.
2. Massa pasir aktif Kali Progo
berpengaruh terhadap efisiensi
transmisi cahaya pada proses
penjernihan air Selokan Mataram.
Semakin besar massa pasir aktif Kali
Progo yang digunakan sebagai bahan
absorber maka efisiensi transmisi
cahayanya cenderung semakin besar.
3. Bahan yang menghasilkan efisiensi
transmisi cahaya terbesar adalah
karbon aktif kayu Akasia pada volume
air Selokan Mataram sebesar 0.5 l
dengan massa karbon aktif sebesar 10
g dengan efisiensi transmisi sebesar
91%.
7. DAFTAR PUSTAKA
[1] Suparno, Subuhul F.R.N., Unangalim
A., Widyagusta P., and Lien P. (2012).
The use of Indrayanti Beach Sand and
Coconut Shell Carbon as Absorbents
in Selokan Mataram Canal Water
Filtration System. International
Journal of Basic and Applied Sciences
Vol:12 No:06
[2] Sunarto. (2000). Pembuatan dan
Karakterisasi arbon Aktif Tempurung
Kelapa Dengan Aktifator Dan
Temperatur Pemanasan Terhadap
Daya Absorbsi. Jurnal IPTEK dan
Humaniora UNY Tahun V Desember
2000
[3] Sembiring, Meilita Triana dan Tuti
Sarma Sinaga. (2003). Arang Aktif
(Pengenalan dan Proses Pembuatan).
www.library.ac.id. diakses pada
tanggal 28 Juli 2012
[4] Harsanti dan N.A Asep. (2011). Arang
Aktif Meningkatkan Kualitas
Lingkungan. Sinar Tani Edisi 6-12
April 2011 No.3400 Tahun XLI.
Badan Litbang Pertanian
[5] Hidayat, Roman. (2010). Analisis gas
buang kendaraan bermotor dengan
media Absorbsi karbon aktif jenis gac
dan pac. Jakarta. Universitas
Gunadarma
Dosen Pembimbing I
Suparno, Ph.D
NIP. 19600814 198803 1 003
Dosen Penguji I
Yusman Wiyatmo, M.Si
NIP. 19680712 199303 1 004