Pengantar teknik indutri

219

Click here to load reader

Transcript of Pengantar teknik indutri

Page 1: Pengantar teknik indutri

PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI

M. IMRON MAS’UD,ST

Prodi Teknik IndustriFakultas Teknik

Page 2: Pengantar teknik indutri

KOMPETENSI MATA KULIAH• Menguasai pengetahuan dan menerapkan teknik,

ketrampilan dan tools di bidang industri.• Memiliki kemampuan untuk mengaplikasikan pengetahuan

yang dimilikinya dan terbiasa dengan penggunaan prinsip matematik, fisika, sains, ekonomi teknik dan rekayasa untuk memecahkan persoalan industri.

• Memiliki kemampuan merancang, menanalisis, memperbaiki, mengoperasikan dan menginstalasi sistem integral yang terdiri dari manusia, material, peralatan, informasi dan sumber daya lain.

• Memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi, memformulasi, memecahkan persoalan dan keputusan sistem integral menggunakan alat-alat analitik, komputasional, dan atau eksperimental.

• Memiliki kemampuan untuk memahami tanggung jawab profesi, etika, dan sosial.

Page 3: Pengantar teknik indutri

KONTRAK PERKULIAHAN• Diskripsi Perkuliahan

Kuliah pengantar teknik industri terdiri dari 7 pokok bahasan meliputi : pengantar, perancangan sistem produksi, perancangan dan pengawasan operasi, perencanaan dan perancangan fasilitas, optimasi, analisis ekonomi teknik, pengendalian kualitas statistik.

• Strategi PerkuliahanKuliah tatap muka mengantarkan pokok bahasan dan menjelaskan isi dari sub pokok bahasan, pendalaman berupa diskusi, studi kasus, latihan mengerjakan soal-soal secara perorangan dan kelompok.

• Kriteria PenilaianUjian tengah semester (UTS) 20%Ujian akhir semester (UAS) 20%Tugas-tugas 50%Presensi 10%

Page 4: Pengantar teknik indutri

• Minggu 1 : Penjelasan GBPP dan Kontrak perkuliahan, pengantar sejarah perkembangan disiplin teknik industri.

• Minggu 2, 3 : Perancangan sistem produksi.• Minggu 4, 5 : Perancangan dan pengawasan

operasi.• Minggu 6, 7 : Perencanaan dan perancangan

fasilitas, • Minggu 8, 9 : UTS• Minggu 10, 11 : optimasi, • Minggu 12, 13 : Analisis ekonomi teknik,• Minggu 14, 15 : Ppengendalian kualitas statistik.

RENCANA PEMBELAJARAN

Page 5: Pengantar teknik indutri

BAHAN BACAAN 1. Hilk, Philip E., 1977, Introduction to Industrial

Engineering And Management Science, Mc Graw-Hill Kogukusha, Tokyo.

2. Hari Purnomo, 2004, Pengantar Teknik Industri, Graha Ilmu, Yogyakarta.

3. I Nyoman Pujawan, 1995, Ekonomi Teknik, Guna Widya, Jakarta

4. P. Siagian, 1987, Penelitian Operasional, Universitas Indonesia Press, Jakarta.

5. Sritomo Wignjosoebroto, 1995, Pengantar Teknik Industri, Guna Widya, Jakarta.

6. Wayne C. Turner, 1993, Introduction to Industrial And Systems Engineering, Prentice-Hall, Inc, New Jersey.

Page 6: Pengantar teknik indutri

MODUL I

Page 7: Pengantar teknik indutri

Kompetensi Pokok Bahasan : Memahami permasalahan dalam ruang

lingkup teknik industri yang melibatkan manusia, mesin, energi dan informasi

secara efisien dan efektif.

Sub Pokok bahasan :1.Definisi

2. Perkembangan teknik industri

3. Peranan disiplin teknik industri

4. Ilmu dasar disiplin teknik industri

Page 8: Pengantar teknik indutri

Profesi dimana suatu pengetahuan (Mat & IPA) melalui studi, pengalaman & praktek diaplikasikan dengan tujuan untuk mengembangkan cara-cara mendayagunakan, material dan kekuatan alam secara ekonomis untuk kemanfatan bagi manusia.

Menurut Engineering Council for Professional Development (ECPD) :

Definisi Teknik Industri

Page 9: Pengantar teknik indutri

Menurut Blanchard

Aplikasi sistematis dari kombinasi sumberdaya fisik dan alam dengan suatu cara tertentu untuk menciptakan, mengembangkan, memproduksi dan mendukung suatu produk atau suatu proses dimana secara ekonomis mencakup beberapa bentuk kegunaan bagi manusia.

Menurut Institute of Industrial Engineering (IIE) :Disiplin ilmu teknik/engineering yang menangani pekerjaan-pekerjaan perancangan (design), perbaikan (improvement), penginstalasian (installation), dan menangani masalah manusia, peralatan, bahan/material, informasi, energi secara efektif dan efisien.

Page 10: Pengantar teknik indutri

Aktifitas-aktivitas yg dpt dilakukan disiplin Teknil Industri (menurut American Institute of Industrial Engineering = AIIE) adalah :

1. Perencanaan dan pemilihan metode kerja dalam proses produksi

2. Pemilihan dan perancangan perkakas kerja serta peralatan yang dibutuhkan dalam proses

produksi

3. Desain fasilitas pabrik, termasuk perencanaan tata letak asilitas produksi, peralatan

pemindahan material.

Page 11: Pengantar teknik indutri

4. Desain dan perbaikan sistem perencanaan dan

pengendalian untuk distribusi barang/jasa, pengendalian persediaan, pengendalian kualitas

5. Pengembangan system pengendalian ongkos produksi (pengendalian budget, analisa biaya standar produksi, dll).

6. Perancangan dan pengembangan produk.

7. Desain dan pengembangan system pengukuran performans serta standar kerja.

Page 12: Pengantar teknik indutri

8. Pengembangan dan penerapan system pengupahan dan pemberian insentif.

9. Perencanaan dan pengembangan organisasi, prosedur kerja.

10. Analisa lokasi dengan mempertimbangkan pemasaran, bahan baku, suplai TK.

11. Aktivitas penyelidikan operasional dengan analisa matematik, simulasi, program

linier, teori pengambilan keputusan dll.

Page 13: Pengantar teknik indutri

Perkembangan dan Organisasi yang mendukung berdirinya disiplin Teknik Industri :

a. American Society of Mechanical Engineering (ASME). Organisasi ini pertama kali mendiskusikan konsep-konsep teknik industri dan merupakan persemaian dari timbulnya konsep teknik industri.

b. Pada thn 1912 berdiri organisasi bernama. The Efficiency Society dan The Society to Promote the Science of Management yang kemudian pada

tahun 1915 keduanya bergabung menjadi The Taylor Society. Org ini bertujuan mengembangkan konsep- konsep manajemen umum yang yang diperkenalkan oleh Frederick Winslow Taylor.

Page 14: Pengantar teknik indutri

c. Tahun 1917 berdiri Society of Industrial Engineering (SIE) yang mewadahi para spesialis produksi maupun para manajer sbg pembanding thd filosofi manajemen umum yang telah dikembangkan oleh Taylor.

d. Tahun 1917 berdiri Society of Industrial Engineering (SIE) yang mewadahi para spesialis produksi

maupun para manajer sbg pembanding thd filosofi manajemen umum yang telah dikembangkan oleh Taylor.

e. Tahun 1932 berdiri The Society of Manufacturing Engineer (SME) untuk mengembangkan pengetahuan

di bidang manufaktur.

Page 15: Pengantar teknik indutri

f. Tahun 1936 The taylor Society dan The Society of Industrial Engineering bergabung menjadi The Society for Advancement Management(SAM).

g. Program studi Teknik Industri pertama kali dibuka pada tahun 1908 di Pennsylvania State University

h. Tahun 1948 berdiri The American Society of Industrial Engineering dengan didukung sekitar 70 negara AIIE berkembang menjadi organisasi internasional dengan nama Institute of Industrial Engineering (IIE).

i. Pendidikan Teknik Industri di Indonesia diperkenalkan oleh Bapak Matthias Aroef pada tahun 1958 setelah menyelesaikan studi di Cornell University.

Page 16: Pengantar teknik indutri

j. Tahun 1960 membuka sub jurusan Teknik Produksi di Jurusan Teknik Mesin, sebagai embrio berdirinya Teknik Industri.

k.Tahun 1971 berdiri Jurusan Teknik Industri yang terpisah dengan Teknik Mesin yang kemudian mengawali pendidikan Teknik Industri di Indonesia.

l. Pada saat ini telah berkembang pendidikan Teknik Industri baik di PTN maupu PTS.

M. Tahun 1967 berdiri Persatuan Ahli Teknik Industri (Persati), kemudian pada tahun 1987 berdiri Ikatan Sarjana Teknik Industri dan Manajemen Industri Indonesia (ISTMI) sampai saat ini.

Page 17: Pengantar teknik indutri

Hubungan Disiplin Teknik Industri dengan Disiplin Ilmu lain :

Page 18: Pengantar teknik indutri

ILMU DASAR DISIPLIN TEKNIK INDUSTRI

• Analisis dan perancangan kerja. • Pengawasan operasi. • Manajemen operasi

Tiga kriteria yang harus dilakukan agar aplikasi TI dapat berhasil yaitu :• Kualitas. • Waktu. • Biaya

Ilmu-ilmu operasional yang meliputu :

Page 19: Pengantar teknik indutri

Tujuan TI ~ menjamin bahwa produk/jasa yang dihasilkan berkualitas, tepat waktu dan dengan biaya yang sesuai.

Ilmu yang termasuk dalam analisis dan perancangan operasi adalah :

Analisis Perancangan Kerja(Method engineering)

Merupakan studi yang mempelajari secara sistematis seluruh operasi langsung & tdk langsung unt mendapatkan perbaikan-perbaikan sistem kerja.

Page 20: Pengantar teknik indutri

Dalam ME dibahas studi kerja (work study) & pengukuran kerja (work measurement).

Studi kerja berkaitan dengan pencarian prosedur pelaksanaan kerja.

Pengukuran kerja berkaitan dengan penentuan waktu standar yang digunakan dalam melaksanaan kegiatan kerja.

Page 21: Pengantar teknik indutri

Ilmu ini muncul akibat banyaknya kesalahan yang dilakukan dalam proses kerja yaitu kesalahan dalam perancangan atau prosedur kerja. Sejumlah peralatan kerja dirancang tdk sesuai dengan kondisi fisik, psikis dan lingkungannya.

Ilmu yang mempelajari tentang keterkaitan orang dengan lingkungan kerjanya.

Ergonomi (Human factor)

Page 22: Pengantar teknik indutri

Empat dasar subkategori utama dlm ergonomi, yaitu : skeletal/muscular (kerangka/otot); sensory (alat indera); environmental (lingkungan) dan mental.

Perencanaan dan Perancangan FasilitasMeliputi penentuan/penempatan lokasi fasilitas, tat letak fasilitas. Tujuan dari perencanaan & perancangan fasilitas adalah untuk mendapatkan biaya yang minimaum. Material HandlingTujuan dari MH adalah untuk meminimumkan MHC, karena seringkali Mh menimbulkan biaya yang tdk sedikit.

Page 23: Pengantar teknik indutri

Riset Operasional

Meliputi penentuan pola-pola distribusi barang, pola-pola jaringan yang efisien dan optimalitas.

Sistem Produksi

Aktivitas mengolah atau mengatur penggunaan sumber daya (resources) yang ada dlm memproduksi barang/ jasa dengan tujuan efisiensi dan efektifitas dalam proses produksi.Termasuk dalam aktivitas proses produksi al : pemilihan mesin, estimasi biaya, sistem perawatan, sistem produksi tepat waktu (just in time), pengawasan persedian, pengendalian kualitas, dll.

Page 24: Pengantar teknik indutri

Manajemen

Merupakan karya seni dan ilmu dalam memerintah, mengatur orang dengan menggunakan fungsi-fungsi manajemen seperti perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), dan pengawasan (controlling).

Simulasi

Suatu metodologi untuk melakukan percobaan dengan menggunakan model dari sistem nyata. Seperti antrian orang di airport, antrian mobil di SPBU/parkir, nasabah di Bank, barang yang antri di proses produksi dll.

Page 25: Pengantar teknik indutri

Modul II : Perancangan dan Pengukuran Kerja

Kompetensi Pokok Bahasan : Mampu melakukan pengukuran kerja,

prosedur pengukuran kerja dengan beberapa metode pengukuran kerja (Stop Watch dan sampling Kerja).

Mampu melakukan evaluasi dan perbaikan metode kerja.

Mampu melaksanakan perancangan fasilitas dan alat kerja.

Page 26: Pengantar teknik indutri

Tujuan dari method engineering adalah melakukan perbaikan metode kerja disetiap bagian untuk meningkatkan fleksibilitas sistem kerja, kepuasan pelanggan dan meningkatkan produktivitas kerja.STUDI KERJA (WORK STUDY)Perbaikan proses, prosedur dan tata cara pelaksanaan penyelesaian pekerjaan.Perbaikan dan penghematan penggunaan material, mesin/fasilitas kerja serta tenaga kerja.

ANALISIS PERANCANGAN KERJA (METHOD ENGINEERING)

Page 27: Pengantar teknik indutri

Perbaikan tata ruang kerja yang mampu memberikan suasana kerja/lingkungan kerja yang lebih aman dan nyaman.Pendayagunaan usaha manusia dan pengurangan gerakan-gerakan (motion) kerja yang tidak perlu ataupun penyederhanaan kerja (work simplification).Tujuan penyederhanaan kerja : Mencari cara kerja yang terbaik (lebih mudah, lebih cepat, efisien, efektif, dan menghindari pemborosan material, waktu, tenaga dll).

Page 28: Pengantar teknik indutri

Lima langkah penyederhanaan kerja :1. Memilih kegiatan kerja : yaitu kegiatan yang tdk efisien atau

kegiatan yang penyelesaiannya lambat dan ingin diperbaiki.

2. Pengumpulan dan pencatatan data / fakta Yang berkaitan dengan metode kerja yang selama ini dilaksanakan : informasi yang berkaitan dg urutan kegiatan, gerakan-gerakan kerja, layout dll.

3. Analisa terhadap langkah-langkah kerja. Langkah2 yg tdk efisien dicari sebab-sebabnya.

4. Usulan altrnatif metode kerja yang lebih baik Diusulkan MK yg dianggap efisien dan efektif, sebelum usulan diputuskan terlebih dahulu di uji coba.

5. Aplikasi dan evaluasi metode kerja baru.

Mengaplikasikan alternatif MK yang lebih baik untuk menggantikan metode yang lama, evaluasi.

Page 29: Pengantar teknik indutri

PETA PETA KERJA PETA PROSES (PROCESS CHART)

Pendekatan tradisional yang digunakan untuk menganalisis metode kerja. Merupakan alat yang menggambarkan kegiatan kerja secara sistematis dari tahap awal sampai akhir.Lambang yang digunakan :

= Operasi

= Transportasi = Pemeriksaan

= Penyimpanan = Menunggu

Page 30: Pengantar teknik indutri

MACAM PETA KERJA

Peta Proses Operasi Peta Proses Operasi Diagram Aliran Peta Pekerja dan Mesin Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan

Peta Proses OperasiDiagram yang menggambarkan langkah-langkah proses yang akan

dialami bahan baku mengenai urut-urutan operasi dan pemeriksaan. Kegunan peta aliran proses1. Mengetahui aliran bahan mulai masuk proses sampai aktivitas

berakhir.2. Mengetahui jumlah kegiatan yang dialami bahan selama proses

berlangsung.3. Sebagai alat untuk melakukan perbaikan proses atau metode kerja4. Memberikan informasi waktu penyelesaian suatu proses.

Page 31: Pengantar teknik indutri

Perbedaan Peta Aliran Proses dan Peta Proses Operasi.1. Peta aliran proses memperlihatkan semua aktivitas-

aktivitas dasar termasuk transportasi, menunggu dan penyimpanan. Sedangkan peta proses operasi terbatas pada operasi dan pemeriksaan saja.

2. Peta aliran proses menganalisa setiap komponen yang diproses secara lebih lengkap dibandingkan peta proses operasi.

3. Peta aliran proses tidak bisa digunakan untuk menggambarkan proses perakitan secara keseluruhan.

4. Peta aliran proses hanya menggambarkan dan digunakan untuk menganalisa salah satu komponen dari produk yang dirakit.

Page 32: Pengantar teknik indutri

Tugas 1 :Pembuatan Peta Kerja (OPC dab FPC) Tugas 2 :Pengukuran kerja ( mencari Waktu siklus, Waktu normal dan Waktu baku).

Page 33: Pengantar teknik indutri

PENGUKURAN KERJA(WORK MEASUREMENT)

1.Suatu aktivitas untuk menentukan waktu rata-rata yang dibutuhkan oleh seorang operator (yg memiliki skill rata-rata dan terlatih) dalam melaksanakan kegiatan kerja dalam kondisi dan tempo kerja yang normal.

2.Kriteria pengukuran kerja adalah pengukuran waktu (time study), yaitu waktu standar atau waktu baku.

Page 34: Pengantar teknik indutri

Pengukuran waktu :

1.Pengukuran waktu secara langsung :

• Pengukuran dengan stop watch• Sampling kerja2.Pengukuran waktu secara tidak

langsung• Data waktu baku• Data waktu gerakan, dll.

Page 35: Pengantar teknik indutri

Pengukuran Waktu dengan Stop Watch Prosedur/urutan Pengukuran Waktu Kerja

Waktu

Siklus

Waktu Siklus

Rata-rata

Waktu Normal

Waktu Standar

(Baku)

Pengujian Kecukupan

data

Pengujian

keseragaman data

Faktor Penyesuaian

Faktor

Kelonggaran

Page 36: Pengantar teknik indutri

PENGUJIAN DATA

Uji kecukupan data. Untuk memastikan bahwa data yang telah

dikumpulkantelah cukup secara obyektif. Pengujian kecukupan data dilakukan dengan berpedoman pada konsep statistik, yaitu derajat ketelitian dan tingkat keyakinan/ kepercayaan. Derajat ketelitian dan tingkat keyakinan adalah mencerminkan tingkat kepastian yang diinginkan oleh pengukur setelah memutuskan tidak akan melakukan pengukuran dalam jumlah yang banyak (populasi).

Page 37: Pengantar teknik indutri

Derajat ketelitian (degree of accuracy)Menunjukkan penyimpangan maksimum hasil

pengukuran dari waktu penyelesaian sebenarnya.

Tingkat keyakinan (convidence level)Menunjukkan besarnya keyakinan pengukur akan ketelitian data waktu yang telah diamati dan dikumpulkan.Uji kecukupan data digunakan rumus sbb. :

• Derajat ketelitian (degree of accuracy)Menunjukkan penyimpangan maksimum hasil pengukuran dari waktu penyelesaian sebenarnya.

• Tingkat keyakinan (convidence level)Menunjukkan besarnya keyakinan pengukur akan ketelitian data waktu yang telah diamati dan dikumpulkan.

Page 38: Pengantar teknik indutri

Uji kecukupan data digunakan rumus sbb. :

2

22/

X

XXNsk N’ =

Dengan :k = Tingkat keyakinank = 99% = 3k = 95% = 2s = Derajat ketelitianN = Jumlah data pengamatanN’ = Jumlah data teoritis

Jika N’ ≤ N, maka data dianggap cukup, jika N’ > N data dianggap tidak cukup (kurang) dan perlu dilakukan penambahan data.

Page 39: Pengantar teknik indutri

Contoh :Suatu pengukuran elemen kerja dilakukan sebanyak 15 kali dengan menggunakan stop watch. Bila tingkat keyakinan 95% dan derajat ketelitian 10%, apakah jumlah pengamatan cukup?

Pengamatan (menit)

Pengamatan ke 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

Data Pengamt. 8 7 7 6 8 6 9 8 9 6 8 5 5 9 6

X = 107(X)2 = 11449X2 = 791k = 95% = 2s = 10%

N’ =

222/

X

XXNsk 53,14107

11449791151,0/22

x

Page 40: Pengantar teknik indutri

Karena N’ < N , maka data dianggap cukup.

Uji Keseragaman data

Untuk memastikan bahwa data yang terkumpul berasal dari system yang sama dan untuk memisahkan data yang memiliki karakteristik yang berbeda. BKA = X + k BKB = X - k

= 1

2

NXX )(

Page 41: Pengantar teknik indutri

Dengan :BKA = Batas Kontrol AtasBKB = Batas Kontrol Bawah X = Nilai Rata-rata = Standar Deviasi k = Tingkat Keyakinan

Contoh:Suatu pengukuran elemen kerja dilakukan sebanyak 15 kali dengan menggunakan stop watch, jika batas kontrol ± 3. Tentukan apakah data seragam atau tidak.

Page 42: Pengantar teknik indutri

Pengamatan (menit)

Pengamatan ke 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

Data Pengamt. 8 7 7 6 8 6 9 8 9 6 8 5 5 9 6

X = 7,13 (X – X)2 = 27,73 = 1,4BKA = 7,13 + 3 (1,4) = 11,33BKB = 7,13 – 3 (1,4) = 2,93 Semua data masuk dalam range antara BKA dan BKB, maka data dikatakan seragam

Page 43: Pengantar teknik indutri

• Sering terjadi bahwa operator dalam melakukan pekerjaannya tdk selamanya bekerja dlm kondisi wajar, ketidakwajaran dapat terjadi misalanya tanpa kesungguhan, sangat cepat seolah-olah diburu waktu, atau karena terjadi kesulitan-kesulitan sehingga menjadi lamban dalam bekerja.

• Bila terjadi demikian maka pengukur harus mengetahui dan menilai seberapa jauh ketidakwajaran tersebut dan pengukur harus menormalkannya dengan melakukan penyesuaian.

• Penyesuaian dapat dilakukan dengan mengalikan waktu siklus rata-rata dengan faktor penyesuaian (p).

• Tiga kondisi faktor penyesuaian yaitu :

- Bila operator bekerja diatas normal (terlalu cepat), maka harga p nya lebih besar dari satu (p > 1).

- Operator bekerja dibawah normal (terlalu lambat), maka harga p nya lebih kecil dari satu (p< 1).

- Operator bekerja dengan wajar, maka harga p nya sama dengan satu (p = 1).

Penyesuaian (Rating Factor)

Page 44: Pengantar teknik indutri

Metode-metode untuk menentukan penyesuaian

1. The Westing House SystemSistem ini dikembangkan oleh Westing House

Electric Corporation dengan mempertimbangkan empat factor al : ketrampilan, usaha, kondisi dan konsistensi. 2. Synthetic Rating

Dikembangkan oleh Morrow, Synthetic Rating meng- evaluasi kecepatan operator dari nilai waktu gerakan yang sudah ditetapkan terlebih dahulu.

3. Speed Rating/Performance RatingSistem ini mengevaluasi performansi dengan mempertimbangkan tingkat ketrampilan

persatuan waktu saja.

Page 45: Pengantar teknik indutri

4. Objective RatingDikembangkan oleh Munder dan Danner, Metode

ini tdk hanya menentukan kecepatan aktivitas, tetapi juga mempertimbangkan tingkat kesulitan pekerjaan. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kesulitan pekerjaan adalah : jumlah anggota badan yang digunakan, pedal kaki, penggunaan kedua tangan, koordinasi mata dengan

tangan, penanganan dan bobot.

Kelonggaran (Allowance)Adalah faktor koreksi yang harus diberikan kepada waktu kerja operator, karena operator dalam melakukan pekerjaannya sering tergangu pada hal-hal yang tidak diinginkan namun bersifat alamiah, sehingga waktu penyelesaian menjadi lebih panjang (lama).

Page 46: Pengantar teknik indutri

Kelonggaran dapat dibedakan menjadi tiga yaitu :

1. Kelonggaran untuk kebutuhan pribadi.Kegiatan yang termasuk kebutuhan pribadi : minum untuk menghilangkan rasa haus, pergi ke kamar kecil, bercakap-cakap dengan sesama pekerja, dll.

2. Kelonggaran untuk menghilangkan kelelahan (fatigue). Rasa fatigue tercermin antara lain dari menurunnya hasil produksi, bila rasa fatique ini berlangsung terus maka akan terjadi fatigue total, yaitu anggota badan tdk dapat melakukan gerakan kerja sama sekali. Untuk mengurangi kelelahan si pekerja dapat mengatur kecepatan kerjanya sedemikian rupa sehingga lambatnya gerakan-gerakan kerja ditujukan untuk mengilangkan rasa fatigue tersebut.

Page 47: Pengantar teknik indutri

4. Kelonggaran untuk hambatan-hambatan yang tidak dapat dihindari.Beberapa kelonggaran untuk hambatan tak terhindarkan :

Menerima atau meminta petunjuk pada pengawas. Memperbaiki kemacetan-kemacetan singkat seperti

mengganti alat potong (komponen) yang patah, memasang kembali komponen yang lepas dll.

Mengambil alat-alat khusus atau bahan-bahan khusus dari gudang.

Mesin berhenti karena aliran listrik mati, dll.

Page 48: Pengantar teknik indutri

Waktu Baku (Waktun Standar)

Setelah penentuan penyesuaian dan kelonggaran, maka untuk menghitung waktu baku dapat menggunakan formulasi sebagai berikut :

WB = [ W siklus x RF ] x Waktu Normal Keterangan :WB = waktu bakuRF = Penyesuaian (Rating Faktor/Performance Rating) All = Kelonggaran (Allowance)

ALL100100

Page 49: Pengantar teknik indutri

Contoh Suatu pekerjaan pengemasan barang dalam kotak kardus terdiri dari empat elemen kegiatan dengan setiap elemen kegiatan dilakukan 10 kali pengamatan seperti pada table berikut. Apabila kelonggaran adalah 15% Tentukan waktu standar.

unitmenit /61,015100

100

ElemenKegiatan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 X X RF WN

1 Mengambil Kotak Kardus

0,06 0,08 0,07 0,05 0,07 0,06 0,08 0,08 0,07 0,06 0,68 0,07 1,1 0,07

2 Memasukkan Barang

0,15 0,17 0,14 0,14 0,16 0,15 0,17 0,15 0,14 0,16 1,53 0,15 0,9 0,13

3 MenutupKotak Kardus

0,21 0,23 0,22 0,21 0,25 0,24 0,23 0,26 0,22 0,22 2,29 0,23 1,05 0,24

4 Meletakan Hasil

0,08 0,10 0,09 0,12 0,11 0,08 0,08 0,11 0,12 0,08 0,97 0,09 0,95 0,08

Waktu Normal = 0,52 menit/unit

Waktu Baku = 0,52 x unitmenit /61,015100

100

Page 50: Pengantar teknik indutri

Pengukuran Waktu dengan Sampling Kerja• Melakukan pengamatan dengan mengamati

apakah tk dalam kondisi kerja atau menganggur. • Pengamatan tidak dilakukan secara terus-menerus

melainkan hanya sesaat pada waktu yang telah ditentukan secara acak/random.

• Melakukan kunjungan ke tk yang akan diukur waktunya secara acak, yaitu setiap kali kunjungan dengan selang waktu yang tidak sama dan didasarkan pada bilangan random yang dikonversi ke satuan waktu.

• Misal, kunjungan dilakukan sebanyak 100 kali dengan waktu pengamatan secara acak dan 90 kali pengamatan tk dalam kondisi kerja/sibuk, maka prosentase tk dalam kondisi sibuk adalah 90/100 = 0,9. Tk dalam kondisi idle/menganggur adalah 10/100 =0,1

Page 51: Pengantar teknik indutri

Pengujian Data• Kecukupan Data SP =

N’ = Dengan : S = Derajat ketelitian

p = Prosentase sibuk/produktifk = Tingkat keyakinanN’ = Ukuran sample/data

nppk )( 1

pS

pk212

Page 52: Pengantar teknik indutri

Batas kontrol untuk p BKA = BKB = Dengan pengertian sbb: BKA = Batas kontrol atas BKB = Batas kontrol bawah p = Prosentase sibuk/produktif k = Tingkat keyakinan

nppkp )1(

nppkp )1(

• Keseragaman Data

Contoh :Suatu pengamatan sampling kerja dilakukan selama 10 hari kerja dengan waktu pengamatan setiap hari kerja adalah 6 jam. Ukuran sample adalah 50 setiap hari, tingkat keyakinan 99% dan derajat ketelitian 5%. Tentukan kecukupan dan keseragaman data.

Page 53: Pengantar teknik indutri

Tgl Pengamatan 1/1 2/1 3/1 4/1 5/1 6/1 7/1 8/1 9/1 10/1

Kondisi idle 5 6 8 10 7 3 4 5 6 4

Kondisi kerja 45 46 42 40 43 47 46 45 44 46

Prosentase idle 0,1 0,12 0,16 0,2 0,16 0,06 0,08 0,1 0,12 0,08

Prosentase kerja 0,9 0,88 0,84 0,8 0,86 0,94 0,92 0,9 0,88 0,92

Prosentase idle = 0,116, prosentase kerja (p) = 1 –0,016 = 0,884k = 99% = 3 N = 500S = 0,05 n = 50N’ = Karena N’ < N, maka data dianggap cukup

BKA =

BKB =

019,150

)664,01(884,03884,0

748,050

)664,01(884,03884,0

39,472)884,0()05,0(

)884,01(32

2

Page 54: Pengantar teknik indutri

Karena nilai prosentase kerja semuanya masuk dalam range BKA dan BKB, maka data seragam.

• Waktu Baku Penentuan waktu baku dengan sampling kerja

dihitung dengan menggunakan rumus : Waktu Normal =

Waktu Baku =

dihasilkanyangprodukJumlahRFFactorRatingxsibukosentasexwaktuTotal )(Pr

)(100100

AllnKelonggaraxNormalWaktu

Page 55: Pengantar teknik indutri

Waktu Normal (Wn) =

Waktu Baku (Wb) =

Output Standar =

Jadi, pekerja mampu mengerjakan penyortiran surat sebanyak 4 surat per menit. Tugas 2 : Penentuan Waktu Baku (Stop Watch & sampling Kerja)

Contoh :Seorang pekerja kantor pos bekerja delapan jam sehari untuk melakukan penyortiran surat-surat. Dari pengamatan yang dilakukan ternyata 85% pekerja tersebut dalam kondisi bekerja dan 15% dalam kondisi menganggur. Apabila jumlah surat yang disortir sebanyak 2345 surat, maka tentukan waktu bakunya dengan asumsi rating factor adalah 115% dan kelonggaran 20%.

suratmenitxxmenit /2,02345

15,185,0480

suratmenitx /25,020100

1002,0

menitsuratWb

/425,011

Page 56: Pengantar teknik indutri

Modul III : Perencanaan dan Pengawasan Operasi

Kompetensi Pokok Bahasan : Mampu melakukan peramalan produksi dengan beberapa metode peramalan. Mampu melakukan perencanaan produksi

berdasarkan hasil peramalan. Mampu melakukan pengawasan dan perencanaan persediaan dengan beberapa

metode.

Page 57: Pengantar teknik indutri

• Aktivitas utama dalam system produksi adalah perencanaan dan pengawasan operasi.

• Sistem produksi adalah suatu aktivitas untuk mengatur penggunaan sumber daya (resources) yang ada dalam proses pembuatan produk/barang atau jasa yang bermanfaat dengan melakukan optimasi terhadap tujuan perusahaan.

Perencanaan dan Pengawasan Operasi

Page 58: Pengantar teknik indutri

Produk/Jasa

Bahan - TK - Mesin - Fasilitas - Dll.

Proses transformasi atau perubahan

Informasi umpan balik hasil untuk pengawasan proses

Page 59: Pengantar teknik indutri

1.Peramalan Perkiraan atau estimasi tingkat permintaan

suatu produk untuk periode yang akan datang berdasarkan data penjualan masa lampau yang dianalisis dengan cara tertentu.

2. Perencanaan Operasi/produksi• Digunakan untuk mengetahui jumlah barang

yang harus diproduksi dengan didasarkan pada hasil peramalan dan persediaan yang ada.

• Merupakan pegangan untuk merancang jadual produksi.

Kegiatan Perencanaan & Pengawasan Operasi al :

Page 60: Pengantar teknik indutri

3. Pengawasan dan Perencanaan Persediaan

Persediaan : sumber daya menganggur (idle resources) yang menunggu proses lebih lanjut, berupa kegiatan produksi pada system manufaktur, kegiatan pemasaran pada system distribusi atau kegiatan konsumsi pada system rumah tangga.

Persediaan digunakan untuk mempermudah atau memperlancar jalannya opersi perusahaan yang dilakukan berturut-turut untuk memproduksi barang untuk dipasarkan pada konsumen.

Page 61: Pengantar teknik indutri

4. Material Requirement Planning Metode Perencanaan Kebutuhan Material adalah

prosedur logis, aturan keputusan dan teknik pencatatan terkomputerisasi yang dirancang untuk menterjemahkan Jadwal Induk Produksi (Master Production Schedule) menjadi kebutuhan bersih (net requirement) material untuk semua item komponen produk.

5. Line Balancing (Keseimbangan Lintasan) Upaya untuk meminimumkan

ketidakseimbangan diantara mesin-mesin untuk mendapatkan waktu yang sama di setiap stasiun kerja sesuai dengan kecepatan produksi yang diinginkan.

Page 62: Pengantar teknik indutri

6. Konsep Just In Time. Memproduksi output yang diperlukan, pada

waktu dibutuhkan, dalam jumlah sesuai kebutuhan. Pada setiap tahap proses dalam system produksi. Dengan cara yang paling ekonomis dan efisien.

Page 63: Pengantar teknik indutri

Peramalan(Forecast)

1. Peramalan Subyektif. Menekankan pada keputusan-keputusan hasil

diskusi, pendapat pribadi dan institusi. - Metode Delphi. peramalan yang didasarkan pada keputusan

bersama dari suatu grup yang terdiri dari para ahli yang berbeda.

- Metode Penelitian Pasar : metode ini menganalisa fakta secara sistematis

pada bidang yang berhubungan dengan pemasaran. (teknik survei konsumen : kuisioner).

Metode Peramalan

Page 64: Pengantar teknik indutri

2.Peramalan Obyektif. Prosedur peramalan yang mengikuti aturan-

aturan matematis dan statistik.

• Metode Intrinsik Peramalan yang hanya berdasarkan proyeksi

permintaan histories tanpa mempertimbangkan faktor-faktor eksternal yang mungkin mempengaruhi besarnya permintaan.

– Untuk peramalan jangka pendek, Analisis deret waktu (Time Series)

• Metode Ekstrinsik Memepertimbangkan faktor-faktor eksternal yang

mungkin mempengaruhi besarnya permintaan dimasa datang.

Page 65: Pengantar teknik indutri

– Peramalan jangka panjang, karena dapat menunjukkan hubungan sebab-akibat (disebut metode kausal), Metode Regresi.

Regresi Linier Dalam metode regresi linear, pola hubungan antara

suatu variabel yang mempengaruhinya dapat dinyatakan dengan suatu garis lurus.

Persamaan regresi linear dapat dinyatakan sbb: Y = a + bx

a = b = Dengan : Y = Besarnya nilai yang diramal a = Nilai trend pada periode dasar b = Tingkat perkembangan nilai yang diramal x = Unit tahun yang dihitung dari periode dasar

Nxby

Nxby

22 xxN

yxxyN

Page 66: Pengantar teknik indutri

ContohData penjualan produk PT “ABC” seperti pada tabel berikut, kemudian perusahaan ingin meramal penjualan pada periode ke 11, 12, 13, 14, 15.

Penjualan (Y) Periode (X) X2 XY45 1 1 4535 2 4 7030 3 9 9050 4 16 20040 5 25 20060 6 36 36030 7 49 21045 8 64 36055 9 81 49465 10 100 650

455 55 385 2680

Page 67: Pengantar teknik indutri

b = a =

Persamaan garis regresinya adalah :Y = 33,675 + 2,15 (X)

Ramalan ke 11 Y = 33,675 + 2,15 (11) = 57,325

Ramalan ke 12 Y = 33,675 + 2,15 (12) = 59,325

Ramalan ke 13 Y = 33,675 + 2,15 (13) = 61,325

Ramalan ke 14 Y = 33,675 + 2,15 (14) = 63,475

Ramalan ke 15 Y = 33,675 + 2,15 (15) = 65,925

Rata-rata Bergerak Tunggal Tujuan utama dari penggunaan metode rata-rata bergerak adalah untuk menghilangkan atau mengurangi acakan (randomness) dalam deret waktu.

152555538510

55455268010,

675331055152

10455 ,,

Page 68: Pengantar teknik indutri

Rumus yang digunakan :

F(t+1) =

F(t+2) =

F(t+3) =

dst.

Dengan :

F(t+i)= Peramalan pada periode t+1Xi = Nilai aktual

t = Periode rata-rata bergerak

t

i

t

tX

1

t

itX t

1

1

2

t

itX t

2

3

t

itX t

Page 69: Pengantar teknik indutri

Bulan Data Rata-rata bergerakTiga bulanan

Rata-rata bergerakLima bulanan

1 386 - -2 340 - -3 390 - -4 368 372 -5 425 366 -6 440 394,3 381,87 410 411 392,68 466 425 406,69 330 438,7 421,810 350 402 414,211 375 382 399,212 380 351,7 386,2

Contoh :

Page 70: Pengantar teknik indutri

Digunakan untuk mengetahui jumlah barang/produk yang harus diproduksi dengan didasarkan pada hasil peramalan dan persediaan yang ada, juga merupakan pegangan untuk merancang jadual produksi.

Fungsi lain :- Menjamin rencana penjualan dan rencana produksi konsisten terhadap rencana strategi perusahaan.- Menjamin kemampuan produksi konsisten terhadap rencana produksi.- Sebagai alat monitor hasil produksi aktual terhadap rencana produksi.- Mengatur persediaan produk jadi untuk mencapai target produksi dan rencana produksi.- Mengarahkan penyusunan dan pelaksanaan jadual induk produksi.

PERENCANAAN OPERASI / PRODUKSI

Page 71: Pengantar teknik indutri

Untuk melakukan perencanaan produksi dapat dilakukan dengan beberapa strategi :

• Dengan mengendalikan persediaan, (dilakukan pada saat kapasitas produksi dibawah permintaan dan digunakan pada saat diatas kapasitas produksi)

• Dengan mengendaliakan jumlah tenaga kerja sesuai dengan laju produksi yang diinginkan.

• Mengadakan subkontrak untuk menaikan kapasitas pada saat perusahaan dalam keadaan sibuk.

• Mempengaruhi permintaan (potongan harga, pemberian hadiah, layanan-layanan khusus).

Perencanaan Operasi dapat diklasifikasikan menjadi dua metode yaitu :

Page 72: Pengantar teknik indutri

1. Metode Kualitatif : Rasio persediaan, konsensus manajemen, grafik dll. 2. Metode Kuantitattif : Heuristik, model matematik, simulasi dll. Contoh : Data dari hasil peramalan :

Bulan Peramalan Komulatif

1 103 1032 117 2203 115 3354 121 4565 123 5796 109 6887 89 7778 74 8519 71 922

10 73 99511 81 1.07612 98 1.174

Page 73: Pengantar teknik indutri

Berdasarkan hasil peramalan maka dapat dilakukan rencana produksi untuk 12 periode.

Dimisalkan pada rencana 1 tingkat produksi adalah 70 unit/ bln dengan menganggap persediaan awal adalah 340 unit.

Pada rencana 2 tingkat produksi 120 unit/bln untuk 6 bulan pertama dan 60 unit/bln untuk 6 bulan terakhir, dengan persediaan awal 100 unit, sehingga hasil akhir persediaan seperti pada table berikut :

Page 74: Pengantar teknik indutri

Tabel Rencana ProduksiBln Perama lan Komu latif Rencana Produksi 1 Rencana Produksi 2

Persediaan Awal

Produksi Persediaan Akhir

Persedia an Awal

Produksi Persediaan Akhir

1 103 103 340 70 307 100 120 117

2 117 220 307 70 260 117 120 120

3 115 335 260 70 215 120 120 125

4 121 456 215 70 164 125 120 124

5 123 579 164 70 111 124 120 121

6 109 688 111 70 72 121 120 132

7 89 777 72 70 53 132 60 103

8 74 851 53 70 49 103 60 89

9 71 922 49 70 48 89 60 78

10 73 995 48 70 45 78 60 65

11 81 1.076 45 70 34 65 60 44

12 98 1.174 34 70 6 44 60 6

Page 75: Pengantar teknik indutri

Dari dua rencana produksi tersebut akan dipilih salah satu dari rencana yang ada dengan mempertimbangkan biaya yang terjadi, yaitu biaya terkecil yang akan digunakan sebagai rencana produksi.

PENGAWASAN DAN PERENCANAAN PERSEDIAAN

Fungsi utama persediaan yaitu : - Sebagai penyangga, penghubung antar proses produksi

dan distribusi untuk memperoleh efisiensi. - Sebagai stabilitor harga terhadap fluktuasi permintaan.

Page 76: Pengantar teknik indutri

1. Masalah kuantitatif : semua hal yang berhubungan dengan penentuan kebijakan persediaan al: - Berapa banyak jumlah barang yang akan dipesan. - Kapan pemesanan barang harus dilakukan. - Berapa jumlah persediaan pengaman. - Metode pengendalian persediaan mana yang paling tepat.

Masalah umum persediaan dalam suatu system dapat dibedakan menjadi dua, yaitu masalah kuantitatif dan masalah kualitatif.

2. Masalah kualitatif : Semua hal yang berhubungan dg

system pengoperasian persediaan al: - Jenis bahan/barang apa yang masih ada - Dimana barang tersebut ditempatkan

- Berapa banyak barang dalam proses pemesanan - Siapa saja yang ditunjuk sebagai pemasok, dsb.

Page 77: Pengantar teknik indutri

Komponen biaya dlm rangka penentuan persediaan

1. Biaya pembelian (Purchasing Cost = c - Biaya yang dikeluarkan untuk membeli barang persediaan.- Besarnya biaya tergantung dari jumlah barang yang dibeli dari harga satuan.

2. Biaya pengadaan (Procurement Cost)

Biaya pengadaan dibedakan atas 2 jenis yaitu : - Biaya pemesanan (Ordering Cost = k) Semua pengeluaran yang timbul untuk mendatangkan barang dari luar. - Biaya penentuan pemasok, administrasi pesanan, pengiriman pesanan, pengangkutan, penerimaan dsb.

Page 78: Pengantar teknik indutri

Biaya persiapan (Setup Cost = k) - Semua pengeluaran yang timbul dalam mempersiap- kan produksi suatu barang. - Biaya menyusun peralatan produksi, menyetel mesin, persiapan gambar kerja dsb.Biaya penyimpanan (Holding Cost = h)Semua pengeluaran yang timbul akibat menyimpan barang, meliputi : - Biaya modal

- Biaya gudang - Biaya asuransi- Biaya administrasi - Biaya kadaluarsa- Biaya kerusakan dan penyusutan

Page 79: Pengantar teknik indutri

4. Biaya kekurangan persediaan/kehabisan stock (Shortage Cost = p)

• Biaya yang timbul sebagai akibat terjadinya persediaan lebih kecil dari jumlah yang diperlukan.

• Metode Pengendalian Persediaan– Metode Tradisional– Metode perencanaan kebutuhan material

(MRP)– Metode Kanban Metode Pengendalian Persediaan Tradisional/EOQ

Dalam metode ini pada dasarnya mencari jawaban optimal dalam menentukan :

- Jumlah ukuran pemesanan ekonomis (EOQ) - Titik pemesanan kembali (RO) - Jumlah cadangan pengaman yang diperlukan (SS)

Page 80: Pengantar teknik indutri

Model EOQ didasarkan pada asumsi-asumsi sbb :

Hanya satu item barang (produk) yang diperhitungkan

Kebutuhan (permintaan) setiap periode diketahui

Barang yang dipesan diasumsikan dapat segera tersedia

Waktu ancang-ancang (lead time) bersifat konstan

Setiap pesanan dikirim dan langsung digunakan

Tidak ada pesanan ulang (back order)Tidak ada diskon

Tujuan model ini adalah menentukan jumlah ekonomis setiap kali pemesanan (EOQ) sehingga total biaya persediaan minimal.

Page 81: Pengantar teknik indutri

Biaya Total Persediaan = Ordering cost + Holding cost + Purchasing cost.

Parameter yang dipakai adalah : D : jumlah kebutuhan barang selama satu periode k : ordering cost sekali pesan h : holding cost persatuan nilai persediaan

persatuan waktu c : purchasing cost persatuan nilai persediaan t : waktu antara satu pesanan ke pesanan

berikutnya

Page 82: Pengantar teknik indutri

Titik saat pemesanan diterima (order point)

Rata-rata persediaan = Q/2

Waktu ( t )

Ting

kat P

e rs e

diaa

n (Q

)

t = Q/D

Model Persediaan EOQ

Biaya Total Persediaan = Ordering cost + Holding cost + Purchasing cost.

Page 83: Pengantar teknik indutri

a). Biaya pesan =

k : biaya pesan setiap kali pesan D : permintaan per periode Q : jumlah pemesanan optimal

b). Biaya simpan =

h : biaya simpan per unit per periode Q : jumlah pemesanan optimal

c). Biaya pembelian = cRumus persediaan model Q (EOQ) adalah sbb :

Q (EOQ) =

QDk

QDk

hDk2

Page 84: Pengantar teknik indutri

to (waktu antar pemesanan optimal) diperoleh :

t o =

Contoh : Permintaan harian suatu jenis barang diperkirakan 100 unit, Biaya pemesanan diketahui Rp 100,- setiap kali pesan. Biaya penyimpanan harian setiap unit persediaan Rp 0,02,- tentukan jumlah pemesanan yang ekonomis dan waktu antar pemesanan yang optimal.Diketahui : D = 100 unit/hari

k = Rp 100,-/pesanh = Rp 0,02,-/unit/hari

DEOQ

Page 85: Pengantar teknik indutri

Jumlah pemesanan ekonomis :

EOQ =

Waktu antar pemesanan :

to =

unitxxhDk 1000

02,010010022

hariDEOQ 10

1001000

Page 86: Pengantar teknik indutri

Modul IV : Perencanaan & Perancangan Tata Letak FasilitasKompetensi Pokok Bahasan : Memahami aspek-aspek yang berkaitan

dengan penetapan lokasi fasilitas/pabrik Memahami teknik dan mampu melakukan

perancangan tata letak fasilitas produksi Memahami permasalahan yang berkaitan

dengan pemindahan bahan (material handling).

Memahami macam/type tata letak fasilitas produksi.

Page 87: Pengantar teknik indutri

Perencanaan Fasilitas :- Perancangan dari fasilitas-fasilitas industri yang akan dibangun/didirikan, dengan tujuan menempatkan fasilitas-

fasilitas/pabrik yang sesuai dari segi biaya dan keuntungan.

Dua hal pokok dalam Perancangan Fasilitas :- Perancangan lokasi pabrik- Perancangan fasilitas produksiPenentuan Lokasi Pabrik/Fasilitas :Lokasi pabrik yang ideal adalah terletak pada tempat yang akan mampu memberikan total biaya dari proses produksi dan distribusi yang rendah serta harga dan volume penjualan produk yang mampu memberikan keuntungan yang maksimal.

Perencenaan & Perancangan Tata Letak Fasilitas

Page 88: Pengantar teknik indutri

Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam penentuan lokasi pabrik :

1. Market location 5. Climate2. Raw material location 6. Labor & wage

salary3. Transportation 7. Law & taxation4. Power 8. Water & waste

Model-model Analisa Lokasi FasilitasCara yang dapat dipergunakan untuk menganalisis dan mengambil keputusan untuk memilih lokasi pabrik/ perusahaan.

Page 89: Pengantar teknik indutri

Metode Pendekatan

- Kontinyu (Penentuan satu/lebih lokasi optimal) . Metode Analisa Pusat Gravitasi “Gravity”

- Analisis Kuantitatif (Faktor Obyektifitas) . Metode Analisis Transportasi Program Linier

- Analisis Hibrid (Kombinasi Faktor Obyektif & Subyektif) . Metode “Brown-Gibson” Analisa Pusat Gravitasi :Dalam metode ini ada dua faktor yang dapat mempengaruhi yaitu : - Lokasi sumber bhn baku/material (input produksi). - Lokasi daerah pemasaran (output produksi).

Page 90: Pengantar teknik indutri

Dalam metode ini diasumsikan bahwa :Biaya produksi dan distribusi tidak diperhitungkan (biaya produksi dan distribusi untuk masing-masing lokasi baik dari sumber material, pemasaran menuju lokasi pabrik dianggap sama).

Untuk menganalisa dengan metode ini input yang diperlukan adalah :- Kebutuhan/demand produk jadi atau baham baku dari masing daerah pemasaran atau lokasi sumber bhn baku. - Koordinat geografis dari lokasi pabrik yang direncanakan, daerah pemasaran ataupun daerah sumber bhn baku.

Page 91: Pengantar teknik indutri

Fungsi Tujuan adalah : m nMinimum f (X,Y) = Wj . di I=1 j=1

Dimana :di = [ ( Xi –aj ) 2 + ( Yi – bj ) 2 ] 1/2

m = banyaknya alternatif lokasi yang akan dipilihn = banyaknya daerah pemasaran/sumber bhn bakuWj = Kebutuhan/demand produk jadi atau kapasitas suplay dari sumber bhn baku.

( Xi ; Yi ) = koordinat alternatif lokasi, 1, 2, 3, 4,…., m( aj ; bj ) = koordinat lokasi daerah pemasaran atau lokasi sumber bhn baku, 1, 2, 3, 4,…., n

Page 92: Pengantar teknik indutri

Soal Latihan :

Sebuah perusahaan Elektronik bermaksud mendirikan pabrik baru, berdasarkan hasil studi kelayakan diperoleh alternatif dan jarak koordinat lokasi (dalam satuan puluhan kilometer) sebagai berikut :

• Alternatif lokasi P (-10, 7)• Alternatif lokasi Q (5, -30)• Alternatif lokasi R (10, 0)

Daerah pemasaran yang harus dipenuhi kebutuhannya terletak di 5 (lima) kota dengan koordinat dan kebutuhan masing-masing (dalam satuan ton) sebagai berikut :

Page 93: Pengantar teknik indutri

Daerah Pemasaran : Demand (ton)Pemasaran A (2, -15) 5Pemasaran B (-5, -10) 10Pemasaran C (8, 8) 8Pemasaran D (0, -7) 15Pemasaran E (-15, 8) 20

Dengan menggunakan analisa gravitasi, tentukan lokasi perusahaan perminyakan mana yang seharusnya dipilih ?

Page 94: Pengantar teknik indutri

Metode KuantitatifTransportasi Program LinierAplikasi metode transportasi digunakan untuk menentukan pola distribusi yang terbaik dari lokasi pabrik ke daerah pemasaran tertentu. Keputusan yang dipilih didasarkan pada lokasi yang memberikan total biaya terkecil.

Dalam menyelesaikan masalah trensportasi ada beberapa cara/metode yang dapat digunakan yaitu : cara/metode heuristics, vogel dan north west corner.

Page 95: Pengantar teknik indutri

Contoh persoalan pemakaian metode transportasi untuk memilih lokasi yang baik.

Perusahan XYZ mempunyai dua pabrik di kota Semarang dan Bandung yang mensuplai produk ke empat daerah pemasaran yaitu : Jogja, Solo, Purwokerto dan Magelang. Berkaitan dengan permintaan produk yang terus meningkat perusahaan merencanakan untuk membangun sebuah pabrik baru lagi.

Page 96: Pengantar teknik indutri

Alternatif lokasi yang diusulkan adalah : di kota Surabaya atau kota Malang Data mengenai kapasitas produksi, biaya transportasi, serta data kebutuhan (demand) untuk masing-masing daerah seperti dalam tabel berikut (dlm puluhan ribu rp) :

Lokasi Daerah Pemasaran Kapasitas(ton/mgg)

Jogja Solo P Kerto Mg-lang

Semarang 18 20 25 15 650

Bandung 40 45 30 42 600

Surabaya 55 50 60 55 tak terbatas

Malang 58 55 62 60 tak terbatas

Demand(ton/mgg)

400 500 300 450 1650

Page 97: Pengantar teknik indutri

Dengan analisa secara terpisah antara alternatif lokasi di kota Surabaya dan Malang, maka dapat dialokasikan ke setiap daerah pemasaran dengan memperhatikan kapasitas masing-masing pabrik yang ada.

Alternatif lokasi SurabayaLokasi Daerah Pemasaran Kapasitas

(ton/mgg)Jogja Solo P Kerto Mg-lang

Semarang 18 20 25 15 650

Bandung 40 45 30 42 600

Surabaya 55 50 60 55 400

Demand(ton/mgg)

400 500 300 450 1650

Page 98: Pengantar teknik indutri

Iterasi 1 analisa untuk alternatif lokasi pabrik di Surabaya

Lokasi Daerah Pemasaran Kapasitas(ton/mgg)Jogja Solo P Kerto Mg-lang

Semarang 18

200

20 25 15

450650

Bandung 40

200

45

100

30

300

42600

Surabaya 55 50

400

60 55400

Demand(ton/mgg) 400 500 300 450 1650

Page 99: Pengantar teknik indutri

Perhitungan transportasi iterasi 1 unt alternatif lokasi SBY

From To Shipment Cost/profit Oport.Cost

Semarang Jogja 200 18 0

Semarang Solo 0 20 -3

Semarang P Kerto 0 25 17

Semarang Magelang 450 15 0

Bandung Jogja 200 40 0

Bandung Solo 100 45 0

Bandung P Kerto 300 30 0

Bandung Magelang 0 42 5

Surabaya Jogja 0 55 10

Surabaya Solo 400 50 0

Surabaya P Kerto 0 60 25

Surabaya Magelang 0 55 13

Minimized OBJ = 51.850

Page 100: Pengantar teknik indutri

Iterasi 2 (perbaikan) unt alternatif lokasi pabrik di Sby.

18 40 45 18 40 45 30 55 50 60

Lokasi Daerah Pemasaran Kapasitas(ton/mgg)

Jogja Solo P Kerto Mg-lang

Semarang 18

100

20

100

25 15

450650

Bandung 40

300

45 30

300

30600

Surabaya 50 50

400

60 55400

Demand(ton/mgg) 400 500 300 450 1650

Page 101: Pengantar teknik indutri

Perhitungan Transportasi Iterasi 2 unt alternatif lokasi SBY

From To Shipment Cost/profit Oport.Cost

Semarang Jogja 100 18 0

Semarang Solo 100 20 0

Semarang P Kerto 0 25 17

Semarang Magelang 450 15 0

Bandung Jogja 300 40 0

Bandung Solo 0 45 3

Bandung P Kerto 300 30 0

Bandung Magelang 0 42 5

Surabaya Jogja 0 55 7

Surabaya Solo 400 50 0

Surabaya P Kerto 0 60 22

Surabaya Magelang 0 55 10

Minimized OBJ = 51.550

Page 102: Pengantar teknik indutri

Alternatif lokasi Malang

18 40 58

Lokasi Daerah Pemasaran Kapasitas(ton/mgg)

Jogja Solo P Kerto Mg-lang

Semarang 18 20 25 15

650

Bandung 40 45 30 42

600

Malang 58 55 62 60

400

Demand(ton/mgg) 400 500 300 450 1650

Page 103: Pengantar teknik indutri

Iterasi 1 analisa untuk alternatif lokasi pabrik di Malang

18 40 45 58Lokasi

Daerah Pemasaran Kapasitas(ton/mgg)

Jogja Solo P Kerto Mg-lang

Semarang 18

200

20 25 15

450650

Bandung 40

200

45

100

30

300

42600

Malang 58 55

400

62 60400

Demand(ton/mgg) 400 500 300 450 1650

Page 104: Pengantar teknik indutri

Perhitungan transportasi iterasi 1 unt alternatif lokasi Mlg.

From To Shipment Cost/profit Oport.Cost

Semarang Jogja 200 18 0

Semarang Solo 0 20 -3

Semarang P Kerto 0 25 17

Semarang Magelang 450 15 0

Bandung Jogja 200 40 0

Bandung Solo 100 45 0

Bandung P Kerto 300 30 0

Bandung Magelang 0 42 3

Malang Jogja 0 58 8

Malang Solo 400 55 0

Malang P Kerto 0 62 19

Malang Magelang 0 60 13

Minimized OBJ = 53.850

Page 105: Pengantar teknik indutri

Iterasi 2 (perbaikan) untuk alternatif lokasi pabrik di Malang

LokasiDaerah Pemasaran Kapasitas

(ton/mgg)Jogja Solo P Kerto Mg-lang

Semarang 18

100

20

100

25 15

450650

Bandung 40

300

45 30

300

42600

Malang 58 55

400

62 60400

Demand(ton/mgg) 400 500 300 450 1650

Page 106: Pengantar teknik indutri

Perhitungan transportasi iterasi 2 untuk alternatif lokasi Mlg

From To Shipment Cost/profit Oport.Cost

Semarang Jogja 100 18 0

Semarang Solo 100 20 0

Semarang P Kerto 0 25 17

Semarang Magelang 450 15 0

Bandung Jogja 300 40 0

Bandung Solo 0 45 3

Bandung P Kerto 300 30 0

Bandung Magelang 0 42 5

Malang Jogja 0 58 5

Malang Solo 400 55 0

Malang P Kerto 0 62 19

Malang Magelang 0 60 10

Minimized OBJ = 53.550

Page 107: Pengantar teknik indutri

Berdasarkan perhitungan diatas jika dibangun pabrik di lokasi Surabaya biaya transportasinya sebesar Rp 51.550,- dan jika dibangun pabrik di lokasi Malang biaya transportasinya sebesar Rp 53.550-, dengan demikian pendirian pabrik yang lebih menguntungkan adalah di lokasi Surabaya.

Page 108: Pengantar teknik indutri

• Tata Letak Produk (Product Lay Out = Aliran produk). • Tata Letak Proses (Process Lay Out = Aliran proses). • Tata Letak Posisi Tetap (Fixed Position Lay Out). • Tata Letak Kelompok Produk (Product Famili/Group Teknologi)

Macam Tipe Tata Letak Fasilitas

Page 109: Pengantar teknik indutri

Tata Letak Produk :

• Semua fasilitas produksi diatur/ditempatkan dalam satu departemen khusus.

• Diaplikasikan untuk industri skala besar dan proses produksinya berlangsung secara kontinyu.

• Industri Gula, semen, kertas, perakitan (mobil, elektronik).

Pertimbangan atas dasar Tata Letak Produk :1. Produk yang dibuat hanya satu atau beberapa

produk standar.2. Produk dibuat dalam jumlah/volume besar

untuk jangka waktu relatif lama.3. Keseimbangan lintasan produksi lebih baik.

Page 110: Pengantar teknik indutri

4. Satu mesin hanya digunakan unt satu macam proses kerja.

5. Aktivitas inspeksi selama proses produksi relatif sedikit.

6. Aktivitas MH dari satu SK ke SK yang lain dapat dilaksanakan secara mekanis.

Page 111: Pengantar teknik indutri

A

Bahan Baku

Gudang Bahan Baku

SK-1 SK-2 SK-3 SK-4 Gudang Produk

Jadi

Produk Jadi

A

Press

A

B

B

1

1 2 3

1 2

3

4

4

2

Bubut DrillPenge- pakan

Gerinda Frais Bubut

Penge- pakan

Tata Letak Aliran Produk

Page 112: Pengantar teknik indutri

Keuntungan :1. MHC rendah sebagai akibat Lay Out disusun

berdasarkan urutan operasi, shg jarak perpindahan bahan minimum.

2. Total waktu yang dipergunakan untuk produksi relatif singkat.

3. Work In Procces jarang terjadi karena lintasan produksi sudah seimbang. Output satu proses langsung dipergunakan sebagai input proses berikutnya.

4. Tiap unit produksi atau SK memerlukan luas area yang minimal karena tidak diperlukan WIP Storege.

Page 113: Pengantar teknik indutri

Kerugian :1. Breakdown dari satu mesin menyebabkan

terhentinya seluruh aliran produksi. 2. Jika terjadi perubahan terhadap desain produk,

maka akan merubah aliran produk dan lay out. 3. Kelancaran proses produksi akan ditentukan

oleh proses mesin yang paling lambat. 4. Memerlukan investasi mesin tinggi (Special

Purpose Machine).

Tata Letak Proses :• Denaturant dan penempatan mesin/fasilitas

produksi yang semacam dalam satu departemen.

• Semua fasilitas produksi yang memiliki ciri/fungsi kerja yang sama diletakan dalam satu departemen.

• Diaplikasikan pada industri berskala kecil.• Faktor manufaktur dan jasa pelayanan.

Page 114: Pengantar teknik indutri

Pertimbangan :

1. Produk yang dibuat berbagai macam model/type dan tiap model dibuat dalam jumlah kecil serta jangka waktu yang relatif singkat.

2. Aktivitas berubah-ubah sehingga studi waktu dan gerak untuk menentukan metode dan waktu standar sulit dilakukan.

3. Sulit mengatur line balanchng antar operator dan mesin.

4. Memerlukan pengawasan yang ekstra selama proses operasi.

5. Satu jenis mesin dapat melakukan bebagai macam produk (General Purpose).

6. Banyak menggunakan peralatan berat untuk kegiatan MH.

Page 115: Pengantar teknik indutri

A

Bahan Baku

Gudang Bahan Baku SK-1 SK-2 SK-3 SK-4

Gudang Produk Jadi

Produk Jadi

A A

B B

Bubut Press Drill Gerinda

1

1

1

3

2

3

4

2

4

4

4 2

Penge- coran

Frais

Pengepakan

Tata Letak Aliran Proses

Page 116: Pengantar teknik indutri

Keuntungan :1. Investasi mesin dan fasilitas produksi rendah,

karena mesin yang digunakan mesin-mesin type umum (General Purpose).

2. Jika terjadi breakdown mesin mudah diatasi, yaitu dengan memindahkan ke mesin lain.

3. Karena ada spesialisasi kerja, aktivitas supervisi lebih baik dan efisien.

Kerugian :4. Karenna lintasan produksi lebih panjang, MHC

lebih mahal. 5. Total waktu produksi lebih lama, WIP lebih

banyak dijumpai karena waktu operasi sulit diseimbangkan.

6. Karena diversifikasi produk adalah job order, maka diperlukan operator skill tinggi.

Page 117: Pengantar teknik indutri

Tata Letak Posisi Tetap :• Material dan komponen dari produk utama

akan ditempatkan pada posisi tetap, sedangkan fasilitas produksi seperti tools, mesin, manusia serta komponen-komponen kecil akan bergerak menuju lokasi material atau komponen produk utama.

• Diaplikasikan pada industri yang menghasilkan produk-produk skala ukuran besar : Industri pesawat, kapal dll.

Mesin-2

Mesin-2 Mesin-2

Tata Letak Fixed Position

Produk Utama

Page 118: Pengantar teknik indutri

Keuntungan :

1. Karena posisi material dan komponen produk utama tetap, maka MH dapat dikurangi.

2. Fleksibilitas kerja tinggi, karena fasilitas produksi dapat diakomodasikan untuk mengantisipasi perubahan dalam rancangan produk. Kerugian :

1. Adanya peningkatan frekuensi pemindahan fasilitas produksi atau operato pada saat proses operasi.

2. Memerlukan operator dengan skill tinggi.3. Membutuhkan space area yang luas untuk peralatan

kerja dan WIP. 4. Memerlukan pengawasan dan koordinasi kerja yang

ketat.

Page 119: Pengantar teknik indutri

Keuntungan :• Dengan pengelompokan produk sesuai dengan proses

pembuatannya, maka pendayagunaan mesin akan diperoleh secara maksimal.

• Jarak perpindahan material lebih pendek sehingga lintasan aliran lebih lancar.

• Memiliki keuntungan yang bisa diperoleh dari produk lay out dan proses lay out.

• Umumnya menggunakan mesin-mesin general purpose sehingga investasinya juga lebih rendah.

Product Family (Group Tecnology) : Didasarkan pada pengelompokan produk atau

komponen yang akan dibuat. Pada dasarnya merupakan kombinasi dari product lay

out dan procces lay out. Produk-produk yang tidak identik dikelompokan

berdasarkan langkah pemrosesan, bentuk, mesin atau peralatan.

Page 120: Pengantar teknik indutri

A Bubut Bor Gerinda Perakitan

Milling Perakitan Bor Finising

BC

Press Bubut Bor Press Perakitan

Gerinda Bor Perakitan Bor Gerinda

Tata Letak Group Teknologi

Page 121: Pengantar teknik indutri

Kerugian :1. Diperlukan TK dengan skill tinggi.2. Kelancaran kerja sangat tergantung pada

kegiatan pengendalian produksi terutama aliran kerja.

3. Jika keseimbangan aliran sulit dicapai maka diperlukan WIP Storage.

4. Beberapa kerugian dari product dan procces lay out juga akan dijumpai.

5. Kesempatan untuk mengaplikasikan faslitas produksi tipe special purpose sulit dilakukan.

Page 122: Pengantar teknik indutri

Modul V : Optimasi

Kompetensi Pokok Bahasan : Mampu melakukan penilaian/evaluasi,

membandingkan dan menjaring berbagai pilihan jawaban, sehingga dapat mengambil keputusan yang terbaik.

Mampu menyelesaikan persoalan-persoalan dengan pertimbangan criteria-criteria dan pembatas-pembatas tertentu dengan tujuan mengoptimalkan hasil yang ingin dicapai.

Page 123: Pengantar teknik indutri

OPTIMASI : PROGRAM DINAMIS• Program Dinamis Suatu teknik optimasi untuk menyelesaikan

masalah yang melibatkan sekumpulan pengambilan keputusan yang saling berhubungan, dengan tujuan agar secara keseluruhan mencapai keefektifan.

• Prinsip Optimasi Bellman : Menyatakan bahwa suatu kebijakan menyeluruh

yang optimal harus dibentuk oleh sub-sub kebijakan yang optimal pula.

Dalam program dinamis keputusan mendatang ditentukan berdasarkan keputusan saat ini, keputusan saat ini ditentukan berdasarkan keputusan kemarin dan keduanya saling mempengaruhi.

Page 124: Pengantar teknik indutri

Penggunaan Program Dinamis :1. Pemilihan route/jalur terpendek. - Seseorang yang akan pergi kesuatu tujuan. - Pembuatan jaringan pipa/listrik dll.2. Permasalah Produksi. - Pemesanan persediaan. - Perencanaan produksi. - Penjadwalan perbaikan mesin dll.

Keputusan mendatang Keputuam saat ini

Keputusan saat ini Keputusan kemarin

dipengaruhi

Page 125: Pengantar teknik indutri

Contoh :Skema jaringan jalan beserta lama waktu tempuhnya dalam menit, seperti di bawah ini. Pilihlah route state A (asal) ke state I (tujuan) yang dapat ditempuh paling cepat.

G H I

CBA

E

3

3

7

10

10

8

Stage 1 Stage 2 Stage 3

Stage 4

Stage 5

9 7

5

12

F D

Page 126: Pengantar teknik indutri

Penyelesaian :Perhitungan dari I ke A secara mundur daimulai dari stage (tahap) 4

Tahap 4 :Jika dimulai dari tahap 4, terdapat dua route submasalah dimulai dari H (state H) ke I dan dimulai dari D ke I. Berarti hanya terdapat satu pilihan, route manakah yang mempunyai waktu tercepat. Sudah barang tentu route H-I mempunyai waktu tercepat 10 menit, dan keputusan optimumnya adalah route H-I.

State Keputusan KeputusanOptimum

Waktu tercepatke I (menit)I

H 10 I 10

D 11 I 11

Page 127: Pengantar teknik indutri

Tahap 3 :• Dari tahap 3, terdapat tiga route submasalah,

yaitu dari state G, E, C. Route manakah yang tercepat apabila tujuannya ke I.

• Untuk mencapai ke I harus terlebih dahulu melewati D atau H. Berarti hanya tersedia dua keputusan. Jika keputusannya adalah route G-H waktu yang ditempuh adalah 8 menit. Dengan demikian total waktu yang ditempuh adalah 18 menit (tercepat).

• Jika route yang ditempuh adalah E-H, maka waktu yang dempuh untuk mencapai I adalah 7 menit ditambah jarak dari H ke I (10 menit), sehingga total waktu yang ditempuh adalah 17 menit.

• Jika route yang ditempuh adalah E-D, maka waktu yang ditempuh 7 menit ditambah 11 menit, sehingga total 18 menit.

• Jika dimulai route C-D, maka waktu yang ditempuh adalah 9 menit ditambah 11 menit, sehingga total waktu yang ditempu adalah 20 menit.

Page 128: Pengantar teknik indutri

Tahap 2 :Dengan cara yang sama seperti dalam tahap 4 dan 3, maka tabel analisa tahap 2 adalah sebagai berikut :

State Keputusan KeputusanOptimum

Waktu tercepatke I (menit)H D

G 18 - H 18

E 17 18 H 17

C - 20 D 20

State Keputusan KeputusanOptimum

Waktu tercepatke I (menit)

G E C

F 21 26 - G 21

B - 22 32 E 22

Page 129: Pengantar teknik indutri

Tahap 1 :Dalam tahap 1, hasil analisa route terpendek adalah sebagai berikut :

State Keputusan KeputusanOptimum

Waktu tercepatke I (menit)

F B

A 31 30 B 30

Dari tabel tahap 1, dapat disimpulkan bahwa apabila kita mengambil route A-F, maka waktu yang harus ditempuh menuju ke I adalah 31 menit. Apabila kita mengambil route A-B, maka waktu yang harus ditempuh untuk menuju ke I adalah 30 menit. Jadi route yang memiliki waktu tempuh tercepat dari A ke I adalah route A – B – E - H – I, dengan total waktu tempuh 30 menit.

Page 130: Pengantar teknik indutri

CA B

F E D

G H I

3

8

9

7

5

7

11

9

8

10

12

10

Page 131: Pengantar teknik indutri

SISTEM ANTRIAN

Keberadaan sistem antrian diperlukan/ dipergunakan ketika para pelanggan (konsumen) menunggu untuk mendapatkan jasa pelayanan.Beberapa contoh sistem antrian digunakan dalam melancarkan pelayanan kpd pelanggan atau konsumen :• Pelanggan menunggu pelayanan didepan kasir.• Mahasiswa menunggu untuk regristrasi dan

pembayaran uang kuliah.• Para penumpang Kereta Api menunggu pelayanan

loket penjualan karcis.• Para pengendara kendaraan menunggu untuk men-

dapatkan pelayanan pengisian bahan bakar.• Beberapa peralatan menunggu untuk disservice.

dll.

Page 132: Pengantar teknik indutri

Struktur Sistem Antrian

Model antrian memiliki dua komponen utama yaitu :– Garis tunggu atau antrian (queue).– Fasilitas pelayanan (service facility)

Pelanggan atau konsumen menunggu untuk mendapat-kan pelayanan : menunggu giliran memasuki fasilitas pelayanan, menerima pelayanan, dan akhirnya keluar dari sistem pelayanan.

Page 133: Pengantar teknik indutri

Pelanggan masuk ke dalam sistem antrian

Garis tunggu atau antrian Pelanggan

keluar dari sistem

Fasilitas pelayanan

1

2

S

Page 134: Pengantar teknik indutri

Langkah-langkah dalam analisa antrian 1.Tentukan sistem antrian apa yang harus

dipelajari.2.Tentukan model antrian yg cocok dlm

menggambakan sistem.3.Gunakan formulasi matematik atau metode

simulasi untuk menganalisa model antrian.

Sistem Antrian memiliki beberapa komponen sbb:• Populasi masukan (input population) ~

banyaknya pelanggan potensial yang dapat memasuki system antrian.

• Distribusi kedatangan (arrival distribution) ~ Menggambarkan bagaimana distribusi pelanggan memasuki system.

• Para pelanggan datang setiap lima menit (constan arrival distribution) atau datang secara acak (arrival patern random).

Page 135: Pengantar teknik indutri

• Disiplin pelayanan ~ menunjukkan pelanggan yang mana yang akan dilayani lebih dulu.

• FCFS (first come, first served) atau LCFS (last come, first served).

• Fasilitas pelayanan ~ mengelompokan fasilitas pelayanan menurut jumlah yang tersedia.

Sistem single channel = satu saluran untuk memasuki sistem pelayanan dengan satu fasilitas pelayanan.

Kedatangan

Fasilitas pelayanan

Keberangkatan

Antrian

Multiple channel = mempunyai beberapa saluran.

Page 136: Pengantar teknik indutri

Pelanggan masuk dalam sistem antrian

Pelanggan keluar dari sistem

Konsumen antri dalam garis tunggu Fasilitas

pelayanan

1

2

3

• Distribusi pelayanan ~ (1) Berapa banyak pelanggan yang dapat dilayani per satuan waktu, atau (2) Berapa lama setiap pelanggan dapat dilayani.

Page 137: Pengantar teknik indutri

• Kapasitas sistem pelayanan ~ memaksimumkan jumlah pelanggan yang diperbolehkan masuk dalam sistem.

• Notasi dalam Sistem Antrian N = Jumlah pelanggan dalam sistem. Pn = Probabilitas kepastian n pelanggan dalam

sistem. = Jumlah rata-rata pelanggan yg datang

per satuan waktu. µ = Jumlah rata-rata pelanggan yang dilayani

per satuan waktu. Po = Probabilitas tdk ada pelanggan dalam

system. P = Tingkat intensitas fasilitas pelayanan. L = Jumlah rata-rata pelanggan yang

diharapkan dalam sistem. Lq = Jumlah pelanggan yang diharapkan

menunggu dalam antrian.

Page 138: Pengantar teknik indutri

W = Waktu yang diharapkan oleh pelanggan selama dalam sistem.

Wq = Waktu yang diharapkan oleh pelanggan selama menunggu dalam antrian.

1/µ = Waktu rata-rata pelayanan. 1/ = Waktu rata-rata antar kedatangan. S = Jumlah fasilitas pelayanan.

Salah satu model antrian yang paling sederhana adalah model saluran tunggal (single channel model) yang ditulis dengan notasi “sistem M/M/1 “ Komponen dari sistem ini adalah sbb :

Page 139: Pengantar teknik indutri

• Populasi input tak terbatas yaitu jumlah kedatangan pelanggan tak terbatas.

• Distribusi pelanggan potensial mengikuti distribusi poison. Rata-rata jumlah kedatangan pelanggan per satuan waktu adalah variable random. Dalam notasi “ M/M/1” M pertama menunjukkan rata-rata kedatangan yang mengikuti distribusi probabilitas poison. M yang kedua menunjukkan tingkat pelayanan yang mengikuti distribusi probabilitas poison. Angka 1 (satu) menunjukkan jumlah fasilitas pelayanan dalam sistem atau saluran (one channel).

• Disiplin pelayanan mengikuti pedoman FCFS. • Fasilitas terdiri dari saluran tunggal.• Jumlah rata-rata kedatangan pelanggan per

satuan waktu lebih kecil dari rata-rata jumlah pelanggan yang dilayani per satuan waktu (< µ).

• Kapasitas system diasumsikan tak terbatas.• Tidak ada penolakan maupun pengingkaran.

Page 140: Pengantar teknik indutri

P

)1( PPPn n

PPL

1

PPLq

1)(

22

1W

)(

qW

Persamaan yang digunakan dalam system (M/M/1) :1.

2.

3.

4.

5.

6.

Page 141: Pengantar teknik indutri

Modul VI : Analisa Ekonomi TeknikKompetensi Pokok Bahasan : Memahami konsep nilai uang terhadap

perubahan waktu Memahami konsep bunga dan mampu

menghitung bunga dengan metode-metode perhitungan bunga.

Memahami berbagai teknik ekivalensi untuk berbagai pola cash flow.

Memahami dan mampu mengitung depresiasi.

Page 142: Pengantar teknik indutri

Ekonomi TeknikDifinisi Ekonomi Teknik :Adalah ilmu yang mempelajari tentang analisis ekonomi untuk pekerjaan teknik dengan kriteria efisiensi ekonomi agar diperoleh suatu keputusan yang baik secara ekonomi.

• Tujuan mempelajari ekonomi teknik secara garis besar adalah untuk memberikan dasar-dasar pemikiran tentang pengambilan keputusan dalam investasi yang dilakukan dengan kriteria efisiensi ekonomi.

• Dua investasi : investasi finansial dan investasi nyata.

• Dua faktor yang terlibat dalam investasi yaitu factor waktu dan resiko.

Page 143: Pengantar teknik indutri

• Proses pengambilan keputusan pada Ekonomi Teknik terjadi karena (1) setiap investasi/proyek bias dikerjakan lebih dari satu cara, shg harus ada proses pemilihan, (2) karena sd yang tersedia untuk melakukan investasi selalu terbatas, shg tidak semua alternatif bias dikerjakan, namun harus dipilih yang paling menguntungkan.

• Ada tiga sudut pandang yang berbeda dalam kaitannya pengambilan keputusan pada ekonomi teknik, yaitu sudut pandang seorang akuntan dan sudut pandang seorang ahli ekonomi teknik serta manajer teknik.

Page 144: Pengantar teknik indutri

Ongkos dalam Ekonomi Teknik- Ongkos siklus hidup- Ongkos histories- Ongkos mendatang- Ongkos langsun & tidak langsung- Ongkos tetap & variabel

Konsep Nilai Uang dari Waktu

Kesempatan untuk mendapatkan bunga

$ 1 + bunga $ 1

0 1 2 N-1 n

Page 145: Pengantar teknik indutri

• Tahun sekarang, harga suatu barang x rp, lima thn yang akan datang menjadi y rp (nilai uang berubah turun dengan berjalannya waktu) “Inflasi”

• lima thn yang lalu, investasi uang, x rp, saat ini akan dating menjadi [x + i(bunga)] rp (uang x rp pada lima thn yang lalu scr finansial sama dengan (x + I) pada saat ini.

• Kesamaan nilai finansial “Ekivalensi”

Bunga (interest) dapat didifinisikan sebagai : • Sejumlah uang yang diterima sebagai hasil dari

menanam modal. Bunga dalam hal ini disebut sebagai keuntungan (profit).

• Sejumlah uang yang dibayarkan sebagai kewajiban karena meminjam modal. Bunga dalam hal ini disebut sebagai biaya (cost).

Tingkat suku bunga (interest rate)• Perbandingan antara keuntungan yang diperoleh

dari penanaman modal dengan modal yang ditanam dalam periode waktu tertentu

Page 146: Pengantar teknik indutri

Atau perbandingan antara jumlah uang yang jarus dibayarkan untuk penggunaan modal dengan modal yang digunakan tersebut. Bunga 20 %, berarti tingkat suku bunga 20 % per tahun.

Cara Pembayaran Hutang• Hutang dapat dibayar kembali dalam berbagai

cara, sesuai dengan perjanjian antara yang berhutang dan yang berpiutang.

• Seperti diketahui bahwa nilai uang sangat dipengaruhi oleh waktu, dengan demikian jumlah bunga yang harus dibayar dalam berhutang juga sangat dipengaruhi oleh lamanya/ waktu peminjaman. Oleh karena itu perlu dipahami pengertian bunga sederhana (simple interest) dan bunga majemuk (compound interest).

Bunga Sederhana Adalah bunga yang harus dibayar untuk sejumlah

hutang yang besarnya sebanding dengan jangka waktu peminjaman uang tersebut.

Page 147: Pengantar teknik indutri

Misalnya sejumlah P rupiah dipinjam untuk jangka n periode dengan tingkat bunga i, maka besar bunga (sederhana) yang harus dibayar adalah : I = P . n . iMisalnya, uang sejumlah Rp 10.000 dipinjam dalam jangka waktu 2 thn. dengan tingkat bunga 18% per thn.. Besar bunga yang harus dibayar setelah 2 thn. adalah I = (Rp 10.000)(2)(0,18) = Rp 3.600. Dengan demikian sipeminjam harus mengembalikan pinjamannya ditambah bunga, seluruhnya berjumlah Rp 13.600 pada akhir tahn ke 2.

Bunga Majemuk,Adalah bila pembayaran hutang dilakukan dalam beberapa kali periode bunga, dimana bunga dihiung pada akhir tiap periode.

Page 148: Pengantar teknik indutri

Cara I : Bunga dibayar setiap tahun, tetapi modal/ hutang pokok dibayar pada periode terakhir.

Cara II : Dalam setiap akhir periode , selain dibayar bunga hutang pokok diangsur secara sistematis dengan jumlah yang sama.

Cara III: Dalam setiap akhir periode besarnya angsuran dibuat seragam. Pembayaran bunga ditambah angsuran hutang pokok pada setiap periode besarnya sama.

Cara IV:Hutang pokok dan bunga dibayar serentak pada periode yang paling akhir.

Terdapat beberapa cara pembayaran hutang yang umum dilakukan :Misal P = 10.000.000 ; n = 4 tahun ; i = 20 %

Page 149: Pengantar teknik indutri

Cara Thn. Bunga padaawal tahun.

(Rp)

Jumlah hutang se-belum pembayaran

akhir tahun. (Rp)

Pembayaran akhir tahun.

(Rp)

Jumlah hutang se-telah pembayaran

akhir tahun. (Rp)

I 0 1 2 3 4

- 2.000.000 2.000.000 2.000.000 2.000.000

- 12.000.000 12.000.000 12.000.000 12.000.000

- 2.000.000 2.000.000 2.000.000 12.000.000

10.000.000 10.000.000 10.000.000 10.000.000 0

II 0 1 2 3 4

- 2.000.000 1.500.000 1.000.000 500.000

- 12.000.000 9.000.000 6.000.000 3.000.000

- 4.500.000 4.000.000 3.500.000 3.000.000

10.000.000 7.500.000 5.000.000 2.500.000 0

III 0 1 2 3 4

- 2.000.000 1.627.422 1.180.327 643.815

- 12.000.000 9.764.531 7.081.967 3.862.891

= 3.862.891 3.862.891 3.862.891 3.862.891

10.000.000 8.137.109 5.901.640 3.219.076 0

IV 0 1 2 3 4

- 2.000.000 2.400.000 2.880.000 3.456.000

- 12.000.000 14.400.000 17.280.000 20.736.000

- 0 0 0 20.736.000

10.000.000 12.000.000 14.400.000 17.280.000 0

Page 150: Pengantar teknik indutri

SUKU BUNGA NOMINAL DAN SUKU BUNGA EFEKTIF

• Suku bunga nominal dan efektif dipertimbangkan apabila periode pembungaan kurang dari satu tahun.

• Misal suku bunga 24% per tahun, jika dibayarkan setiap bulan menjadi 24% : 12 = 2% per bulan. Suku bunga yang bernilai 2% per bulan disebut “suku bunga nominal “.

• “Suku bunga efektif” yaitu suku bunga yang diterima sebenarnya yang besarnya lebih besar dari suku bunga per tahun.

• Misal uang Rp 25.000 ditabung di sebuah bank dengan tingkat suku bunga 12% per tahun. Berapa uang yang diterima satu tahun kemudian?

Page 151: Pengantar teknik indutri

F = P ( 1 + i )n = Rp 100.000,- ( 1 + 0.12 )1 = Rp 112.000,-Jika suku bunga tersebut dibayarkan setiap 6 bulan

sekali, maka suku bunga menjadi 12% : 2 = 6% per bulan, maka nilai uang satu tahun (12 bulan) kemudian menjadi :

F = P ( 1 + i )n = Rp 100.000,- ( 1 + 0.06 )2 = Rp 112.360,- Jadi suku bunga efektif = 12,360- Dari perhitungan diatas dapat diketahui

hubungan antara tingkat suku bunga nominal dan efektif sebagai berikut :

( 1 + i ) = ( 1 + r/t ) t i = ( 1 + r/t ) t – 1

Dimana : i = suku bunga efektif r = suku bunga nominal

t = jumlah periode pembungaan

Page 152: Pengantar teknik indutri

RUMUS-RUMUS BUNGA MAJEMUK DAN EKIVALENSINYA

Notasi yang dipergunakan dalam rumus bunga, yaitu :i (Interest) = tingkat suku bunga per periode.n (Number) = jumlah periode bunga. P (Present Worth) = jumlah uang/modal pada saat

sekarang (awal periode/tahun).F (Future Worth) = jumlah uang/modal pada masa menda- tang (akhir periode/tahun).A (Annual Worth) = pembayaran/penerimaan yang tetap pd tiap periode/tahun. G (Gradient) = pembayaran/penerimaan dimana dari

satu periode ke periode berikutnya ter-

jadi penambahan/ pengurangan yang

besarnya sama.

Page 153: Pengantar teknik indutri

Bila digambarkan dalam bentuk grafik cash flow dari masing-masing notasi diatas adalah sebagai berikut :

Bila digambarkan dalam bentuk grafik cash flow dari masing-masing notasi diatas adalah sebagai berikut :

• 0 1 2 3 n-2 n-1 n

• 0 1 2 3 n-2 n-1 n

• 0 1 2 3 n-2 n-1 n • 0 1 2 3 n-2 n-1 n

P

P

F

F A A

Page 154: Pengantar teknik indutri

P : Selalu terjadi pada awal tahun pertama (titik 0).A : Selalu terjadi pada setiap akhir tahun, mulai tahun ke-1 sampai tahun ke-n, dengan besar yang sama. F : Selalu terjadi pada akhir tahun terakhir yg ditinjau (titik n).

Berdasarkan cara pembayarannya, rumus-rumus bunga majemuk dapat dikelompokkan menjadi :

A. Pembayaran Tunggal (Single Payment)1. Compoun Amount Factor (Mencari F bila

diketahui P) 2. Present Wort Factor (Mencari P bila diketahui F)B. Deret Seragam (Uniform Series ) 1. Sinking Fund Factor (Mencari A bila diketahui F) 2. Compound Amount Factor (Mencari F bila diketahui A)

Page 155: Pengantar teknik indutri

3. Capital Recovery Factor (Mencari A bila diketahui P) 4. Present Wort Factor (Mencari P bila diketahui A)

A. Pembayaran Tunggal Single payment, yaitu pembayaran dan penerimaan

uang masing-masing dibayarkan sekaligus pada awal atau akhir dari suatu periode.

1. Mencari F bila diketahui P Bila modal sebesar P rupiah diinvestasikan sekarang

(t = 0) dengan tingkat bunga i% , dibayar per periode selama n periode, berapa jumlah uang yang akan diperoleh pada peroide terakhir ?

Page 156: Pengantar teknik indutri

Rumus : F = P ( 1 + i ) n

atau F = P ( F/P, i, n )

P

F

/ /O 1 2 3 .... n-2 n-1 n

Cash flow diagram

Contoh :Seseorang menginvestasikan uang di sebuah Bank sebesar Rp 20.000.000,00 dengan tingkat bunga 6% per tahun. Berapa jumlah uang setelah diinvestasikan selama 5 tahun ?.

Page 157: Pengantar teknik indutri

Penyelesaian :P = Rp 20.000.000,00 ; i = 6% ; n = 5F = P (1 + i )n

= ( Rp 20.000.000,00) ( 1 + 0,06)5

atau :F = P (F/P, i, n)

= (Rp 20.000.000,00)*(1,338) = Rp 26.760.000,00

2. Mencari P bila diketahui FBerapa modal P yang harus diinvestasikan pada

saat sekarang (t = 0), dengan tingkat bunga i%, per tahun, sehingga pada akhir n periode didapat uang sebesar F rupiah.

Page 158: Pengantar teknik indutri

Rumus : P = F 1 / ( 1 + i ) n

atau P = F ( P/F, i, n )

Contoh :Seseorang memperhitungkan bahwa 15 tahun yang akan datang anaknya yang sulung akan masuk perguruan tinggi, untuk itu diperkirakan membutuhkan biaya sebesar Rp 35.000.000,00. Bila tingkat bunga adalah 5 %, maka berapa ia harus menabungkan uangnya sekarang ?

Penyelesaian :F = Rp 35.000.000,00 ; i = 5% ; n = 15 P = (Rp 35.000.000,00) (P/F, 5 , 15) = (Rp 35.000.000,00) (0,4810)

= Rp 16.835.000,00

Page 159: Pengantar teknik indutri

B. Deret Seragam (Uniform Series ) 1. Sinking Factor (Mencari A bila diketahui

F) Agar pada akhir periode n dapat

diperoleh uang sejumlah F rupiah, maka berapa A rupiah yg harus dibayarkan pada setiap akhir periode dengan tingkat bunga i% ?

/ /• 0 1 2 3 4 n-2 n-1 n

A A A A A A A

F

Rumus : A = F i / ( 1 + i ) n - 1

Page 160: Pengantar teknik indutri

Contoh :Tuan Sastro ingin mengumpulkan uang untuk membeli rumah setelah dia pensiun. Diperkirakan 10 tahun lagi dia pensiun. Jumlah uang yang diperlukan Rp 225.000.000,00. Tingkat bunga 12 % setahun. Berapa jumlah yang harus ditabung setiap tahunnya ?

Penyelesaian : F = Rp 225.000.000,00 ; i = 12% ; n = 10

A = (Rp 225.000.000,00)(A/F, 12% , 10) = (Rp 225.000.000,00)( 0,0570) = Rp 12.825.000,00.

atau A = F ( A/F, i, n )

Page 161: Pengantar teknik indutri

2. Compound Amount Factor (Mencari F bila diketahui A)

Bila uang sebesar A rupiah dibayarkan pada setiap akhir periode selama n periode dengan tingkat bunga i%, maka berapa besar F rupiah yang terkumpul pada akhir periode tersebut ?.

Rumus: F = A { (1 + i) n - 1} / i

atau F = A ( F/A, i , n )

Contoh :Bila setiap tahun ditabung uang sebesar Rp 12.000.000,00 selama 8 tahun dengan tingkat bunga 6%. Berapa besar uang yang akan terkumpul setelah akhir periode tersebut ?.

Page 162: Pengantar teknik indutri

Penyelesaian :A = Rp 12.000.000,00 ; i = 6% ; n = 8 F = ( Rp 12.000.000,00 )( F/A, 6%, 8 ) = ( Rp 12.000.000,00 )( 9,897 ) = Rp 118.764.000,00

3. Capital Recovery Factor (Mencari A bila diketahui P) Bila uang sebesar P rupiah diinvestasikan pada saat

sekarang dengan tingkat bunga i%, maka berapa A rupiah yang dapat diterima setiap akhir periode selama n periode, sehinggga jumlah uang yang diterima selama n periode tersebut sesuai dengan modal P rupiah yang ditanam pada awal periode pertama.

Page 163: Pengantar teknik indutri

Contoh :Seorang ayah menabung uang sebesar Rp 17.500.000,00 disebuah bank. Bank tersebut akan membayar sejumlah uang setiap tahun yang besarnya sama kepada udin anaknya, sebagai biaya pendidikan. Pembayaran dimulai akhir tahun pertama selama 7 tahun. Jika tingkat bunga 10% setahun, berapa jumlah yang akan diterima oleh udin setiap tahunnya ?.

Penyelesaian : P = Rp 17.500.000,00 ; i = 10% ; n = 7

A = ( Rp 17.500.000,00 )( A/P, 10% , 7 ) = ( Rp 17.500.000,00 )( 0,2054 ) = Rp 3.594.500,00

Page 164: Pengantar teknik indutri

4. Present Wort Factor (Mencari P bila diketahui A)

Untuk dapat menerima uang sebesar A rupiah setiap akhir periode, selama n periode dengan tingkat bunga i, maka berapa besar modal yang harus ditanam pada awal periode pertama ?. Rumus : P = A { ( 1 + i ) n – 1} / { i ( 1 + i ) n }

atau P = A ( P/A, i , n )

Page 165: Pengantar teknik indutri

Contoh :Perusahaan Go Public mempunyai kewajiban untuk membayar ‘royalti’ sebesar Rp 250.000,00 setiap akhir tahun selama 5 tahun berturut-turut. Jika perusahaan tersebut menyetujui membayar sekaligus pada awal tahun pertama dengan tingkat bunga sebesar 15%, maka berapa jumlah uang yang harus dibayar oleh perusahaan tersebut ?.

Penyelesaian :A = Rp 250.000,00; i = 15%; n = 5 P = ( Rp 250.000,00 )( P/A , 15%, 5 ) = ( Rp 250.000,00 )( 3,3522 )

= Rp 838.050,00.

Page 166: Pengantar teknik indutri

C. Uniform Gradient Series Factor

Pembayaran per periode kadang-kadang tidak dilakukan dalam suatu seri pembayaran yang besarnya sama, tetapi dilakukan dengan penambahan/pengurangan yang seragam pada setiap akhir periode.

Misalnya : Rp 100.000,00 ; Rp 90.000,00 ; Rp 80.000,00 ; dst, untuk seri pembayaran dengan penurunan yang seragam atau Rp 100.000,00 ; Rp 150.000,00 ; Rp 200.000,00 ; dst, untuk seri pembayaran dengan kenaikan yang seragam.

Cara pembayaran tersebut di atas dapat dinyatakan sebagai berikut :

Page 167: Pengantar teknik indutri

Rumus : A = A1 + A2 A2 = G [ 1/i - n/(1 + i)n – 1] = G (A/G, i , n) Keterangan : A = pembayaran per periode dengan

jumlah yang sama

/ /

A+(n-1)G

A1+(n-2)G A1+2G

A1+G

A1

• 0 1 2 3 n-1 n

Page 168: Pengantar teknik indutri

Contoh :Si Doel pada thn pertama merencanakan menginvestasikan uangnya sebesar Rp 10.000.000,00 dari sebagian hasil usahanya. Ia merasa bahwa kemampuannya menginvestasikan uangnya bertambah Rp 200.000,00 tiap tahun, dimana hal ini berlangsung selama 9 tahun berikutnya. Bila tingkat bunga adalah 8%, berapa rata-rata tabungan Si Doel setiap tahunnya?

Keterangan : A = pembayaran per periode dengan jumlah yang sama

A1 = pembayaran pada akhir peroide pertama

G = “gradient”, perubahan per periode n = jumlah periode

Page 169: Pengantar teknik indutri

Penyelesaian :

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

11.811.6

11.4

11.211

10.8

10.610.4

10.210 jt

Page 170: Pengantar teknik indutri

A = A1 + A2 = A1 + G (A/G, 8, 10) = Rp 10.000.000,00 + Rp 200.000,00 (3,8713) = Rp 10.000.000,00 + Rp 774.260,00 = Rp 10.744.260,00

D. Aliran Kas Yang Tidak TeraturPada pembahasan sebelumnya aliran kas yang

teratur dimana aliran kas terjadi sekali (tunggal) atau terjadi beberapa kali atau terjadi perubahan tetapi secara seragam. Pada aliran kas yang tidak teratur besarnya aliran kas pada tiap periode tidak memiliki pola yang teratur.

Untuk itu menangani permasalahan aliran kas yang tidak teratur harus melakukan konversi satu persatu ke awal atau ke akhir periode sehingga didapat nilai total dari P, F atau A dari aliran kas tersebut.

Page 171: Pengantar teknik indutri

Contoh :Dari diagram alir gambar dibawah, dengan tingkat bunga 12% tentukan nilai P, F dan A dari keseluruhan aliran kas tersebut.

Gambar Cash Flow : 0 1 2 3 4 5

Rp 6.000

Rp 10.000

Rp 3.000

Rp 12.000

Rp 8.000

Untuk memperoleh nilai P dari keseluruhan diagram, maka dilakukan konversi pada setiap ada aliran kas ke nilai sekarang/awal (pada titik/tahun 0), sehingga :

Page 172: Pengantar teknik indutri

P0 = Rp 6.000P1 = Rp 10.000 (P/F, 12%, 1) = Rp 10.000 (0.8929)

= Rp 8.929P2 = Rp 3.000 (P/F, 12%, 2) = Rp 3.000 (0.7972)

= Rp 2.391,6P3 = 0P4 = Rp 12.000 (P/F, 12%, 4) = Rp 12.000 (0.6355)

= Rp 7.626P5 = Rp 8.000 (P/F, 12%, 5) = Rp 8.000 (0.5674)

= Rp 4.359,2

Nilai P dari keseluruhan aliran kas tersebut adalah :

Page 173: Pengantar teknik indutri

P = P0 + P1 + P2 + P3 + P4 + P5 = Rp 6.000 + Rp 8.929 + Rp 2.391,6 + 0 + Rp

7.626 + Rp 4.359,2= Rp 29.485,8

Dengan didapatkannya nilai P maka Nilai F (pada tahun ke 5) dan Nilai A (selama 5 tahun) dapat dihitung sebagai berikut :F = P (F/P, i%, N)

= Rp 29.485,8 (F/P, 12%, 5)= Rp 29.485,8 (1.762) = Rp 51.95398 dan

A = P (A/P, i%, N)= Rp 29.485,8 (A/P, 12%, 5) = Rp 29.485,8 (0.27741)= Rp 8.179,66

Page 174: Pengantar teknik indutri

Soal-soal Latihan1. Seorang investor meminjam uang dari sebuah bank

sebesar $ 100.000 dengan suku bunga pertahun sebesar 12%. Investor bermaksud mengembalikan

pinjamannya tersebut pada akhir tahun ke 10. Berapakah uang yang harus dibayarkan kelak?

2. Seorang investor berkeinginan mengivestasikan uangnya pada tahun ini pada sebuah bank yang memberikan suku bunga 15% pertahun. Dia berharap

setelah 10 tahun jumlah uang yang diinvestasikan akan mencapai jumlah sebesar $200.000. Berapakah

uang yang harus diinvestasikan sekarang?

Tentukan besarnya nilai sekarang (Present Value) dari cash flow berikut ini dengan suku bunga 10 % per tahun :

Page 175: Pengantar teknik indutri

0 1 2 3 4 5 6 7 8

( + )

( - ) $ 3.000

$ 3.000 $ 2.000 $ 4.000 $ 2.000

4. Berapa nilai cash flow diatas pada akhir periode ke 8 ?

5. Pada awal tahun 2000, seorang investor menyimpan uang sebesar 50 juta, dan sebesar 30 juta pada awal tahun 2004. Mulai tahun 2000 s/d 2005 setiap akhir tahun dia selalu meminjam dari Bank yang sama

masing-masing Rp 10 juta /tahun.

3.

Page 176: Pengantar teknik indutri

6. Pada awal tahun 2003 karena keperluan mendadak dia mengambil pinjaman tambahan 20 juta rupiah. Berapakah kekayaan investor tersebut pada tahun 2007? Bunga Bank yang berlaku 10%/tahun.7. Seorang investor menyimpan uang di Bank sebesar Rp 40 juta pada awal tahun 2000. Kemudian dari tahun 2002 s/d 2006 dia meminjam uang dari Bank yang sama yang besarnya adalah sebagai berikut :

Akhir tahun Pinjaman 2002 10 juta 2002 10 juta 2003 30 juta 2004 20 juta 2006 20 juta

Page 177: Pengantar teknik indutri

Investor tersebut bermaksud melihat apakah masih ada sisa atau bahkan berhutang pada bank yang sama pada akhir tahun 2008. Berapakah sisa uang atau hutang tersebut pada akhir tahun 2008? Suku bunga bank yang berlaku 10 %/tahun.

Page 178: Pengantar teknik indutri

DEPRESIASI

Depresiasi merupakan penurunan nilai dari suatu barang sebagai akibat berlangsungnya waktu. Depresiasi didefinisikan sebagai :“Sejumlah biaya yang harus disediakan oleh seseorang atau suatu perusahaan atau unit-unit tertentu pada setiap periode waktu untuk melakukan penggantian dari mesin, peralatan, ataupun fasilitas-fasilitas lain setelah umur dari mesin, peralatan, ataupun fasilitas-fasilitas lain tersebut dilampaui”.

Page 179: Pengantar teknik indutri

Karena depresiasi merupakan penurunan nilai, maka perrlu didefinisikan arti nilai yang sebenarnya. Nilai merupakan suatu pengertian komersial dari semua pendapatan yang diterima sebagai akibat adanya kegiatan usaha ditinjau dari waktu sekarang.

Page 180: Pengantar teknik indutri

Jenis depresiasi :1. Depresiasi Fisis : Sebagai akibat dari penggunaan/operasi

yang mengakibatkan menurunnya kemampuan secara fisis yang berarti kemampuan operasional dari suatu barang/peralatan menurun. Salah satu cara untuk mengurangi kecepatan menurunnya kemampuan fisis suatu barang/peralatan adalah dengan melakukan perawatan yang baik.

Page 181: Pengantar teknik indutri

2. Depresiasi Fungsional : Permintaan suatu produk yang meningkat

dan tidak simbang dengan kapasitas produksinya, sehingga perusahaan tidak dapat lagi sepenuhnya melakukan fungsi pemilikan atas permintaan.

3. Depresiasi Teknologi : Adanya penemuan baru mengakibatkan

peralatan yang sudah ada menjadi tidak ekonomis lagi yang

disebabkan oleh kemajuan teknologi.

Page 182: Pengantar teknik indutri

Metode-metode Depresiasi

Banyak metode yang bisa digunakan untuk menentukan beban depresiasi tahunan dari suatu aset. Diantara metode tersebut yang sering digunakan adalah : 1. Metode garis lurus (straight line = SL). 2. Metode jumlah anka tahun (sum of year

digit = SOYD). 3. Metode keseimbangan menurun (declining balance = DB). 4. Metode dana sinking (sinking found = SF). 5. Metode unit produksi (production unit =

UP).

Page 183: Pengantar teknik indutri

1. Metode garis lurus (SL) Metode ini merupakan metode yang paling sederhan dan paling mudah dimengerti. Dalam

metode ini ongkos depresiasi merupakan harga yang konstan (tetap), sehingga nilai buku (book value) besarnya berkurang secara linier akibat adanya depresiasi .Besarnya depresiasi per tahun dihitung dengan rumus :

Page 184: Pengantar teknik indutri

P - SV Dt = n BVt = P - t Dt d = 1/n

Keterangan :Dt = nilai depresiasi tahunan

t = tahun (t = 1,2,3 ........,n) P = investasi awal/first cost n = periode pendapatan (umur depresiasi

yg diharapkan) Bvt = book value d = tingkat depresiasi

Page 185: Pengantar teknik indutri

Contoh :Jika diketahui nilai investasi awal adalah $ 50.000 dengan nilai sisa $ 10.000 setelah 5 tahun, maka hitungkah nilai depresiasi tahunan, book value.

Dt = P - SV / n = $ 50.000 - $ 10.000 / 5 = $ 8.000/tahun

Perhitungan depresiasi selama umur pakai dapat dilihat pada tabel berikut :

Akhir tahun ke-t Besarnya penyusutan pada tahun ke-t

Nilai buku pada akhir tahun ke-t

0 1 2 3 4 5

- $ 8.000 8.000 8.000 8.000 8.000

$ 50.000 42.000 34.000 26.000 18.000 10.000 (salveVa lue)

Page 186: Pengantar teknik indutri

2. Metode jumlah angka tahun Metode ini menghasilkan ongkos depresiasi yang pada awal periode paling besar, sedangkan pada tahun-tahun berikutnya makin mengecil hingga akhir umur ekonomisnya. Ongkos depresiasi setiap tahun dihitung dengan membagi sisa umur hidup pada awal tahun terhadap jumlah angka tahun dari umur hidup seluruhnya dan dikalikan dengan jumlah ongkos yang didepresiasikan.Hubungan tersebut di atas dapat dinyatakan sebagai :

Deprecible year remainingDt = (first cost - salvage value) sum of year digits atau n - t + 1Dt = (P - SV) S

Page 187: Pengantar teknik indutri

n n (n + 1)S = j =

j = 1 2

t (n - t/2 + 0.5) Bvt = P - (P - SV)

S

n - t + 1 dt

S =

Page 188: Pengantar teknik indutri

Keterangan : Dt = nilai depresiasiS = sum of year digit (sampai n)n = periode depresiasiBvt = book value periode ke tdt = tingkat depresiasiP = Fisrt costSV = salvage value

Contoh : Hitung depresiasi untuk 3 tahun pertama serta book value untuk tahun ke 3, jika diketahui first cost = $ 25.000 dengan salvage value = $ 4.000 dan umur = 8 tahun. (8 - 1 + 1)

D1 = (25.000 - 4.000) = $ 4.667 36

Page 189: Pengantar teknik indutri

(8 - 2 + 1) D2 = (25.000 - 4.000) = $ 4.083

36 (8 - 3 + 1)

D3 = (25.000 - 4.000) = $ 3.500 36

Nilai depresiasi berkurang (D1>D2>D3)

3 (3 - 3/2 + 1/2) BV3 = 25.000 - (25.000 - 4.000)

36 3 (7)

= 25.000 - (21.000) = $ 1275036

Page 190: Pengantar teknik indutri

Modul VII : Pengendalian Kualitas Statistik

Kompetensi Pokok Bahasan : Memahami definisi kualitas serta

peranannya sebagai salah satu strategi manajemen.

Memahami konsep pengendalian kualitas statistik.

Memahami pengendalian proses statistik (aplikasi peta kendali variabel dan atribut)

Page 191: Pengantar teknik indutri

Pengendalian Kualitas Statistik

Kualitas / Mutu : Ukuran tingkat kesesuaian barang/ jasa dg standar/spesifikasi yang telah ditentukan/ ditetapkan.

Pengendalian Kualitas Statistik (PKS) :Ilmu yang mempelajari tentang teknik /metode pengendalian kualitas berda-sarkan prinsip/ konsep statistik.

Page 192: Pengantar teknik indutri

Cara menggambarkan ukuran kualitas

Variabel : karakteristik kualitas suatu produk dinyatakan dengan besaran yang dapat diukur (besaran kontinue). Seperti : panjang, berat, temperatur, dll.

Attribut : karakteristik kualitas suatu produk dinyatakan dengan apakah produk tersebut memenuhi kondisi/persyaratan tertentu, bersifat dikotomi, jadi hanya ada dua kemungkinan baik dan buruk. Seperti produk cacat atau produk baik, dll.

Page 193: Pengantar teknik indutri

Tujuan : Memperoleh jaminan kualitas (quality Assuran-ce)

dapat dilakukan dengan Aceceptance sampling Plans.

Menjaga konsistensi Kualitas, dilaksanakan dengan Control Chart.

Keuntungan : Untuk mempertinggi kualitas atau mengurangi

biaya. Menjaga kualitas lebih uniform. Penggunaan alat produksi lebih efisien. Mengurangi rework dan pembuangan. Inspeksi yang lebih baik. Memperbaiki hubungan produsen-

konsumen. Spesifikasi lebih baik.

Page 194: Pengantar teknik indutri

Teknik Pengendalian Kualitas Statistik

Ada 4 metode Statistik yang dapat digunakan :1. Distribusi Frekuensi

Suatu tabulasi atau cacah (tally) yang menyatakan banyaknya suatu ciri kualitas muncul dalam sampel yang diamati.

Untuk melihat kualitas sampel dpt digunakan :a. Kualitas rata-ratab. Penyebaran kualitasc. Perbandingan kualitas dengan spesifikasi

yang diinginkan.

Page 195: Pengantar teknik indutri

2. Peta kontrol/kendali (control chart)Grafik yang menyajikan keadaan produksi secara kronologi (jam per jam atau hari per hari).

Tiga macam control chart :a. Control Chart Shewart

Peta ini disebut peta untuk variabel atau peta untuk x dan R (mean dan range) dan peta untuk x dan σ (mean

dan deviasi standard).b. Peta kontrol untuk proporsi atau perbandingan antara

banyaknya produk yang cacat dengan seluruh produksi, disebut peta-p (p-chart).

c. Peta kontrol untuk jumlah cacat per unit, disebut peta-c (c- chart).

Page 196: Pengantar teknik indutri

3. Tabel samplingTabel yang terdiri dari jadual pengamatan kualitas, biasanya dalam bentuk presentase.

4. Metode KhususMetode ini digunakan untuk pengendalian kualitas dalam industri, al : korelasi, analisis

variansi, analisis toleransi, dll.

Page 197: Pengantar teknik indutri

PETA KENDALI (CONTROL CHART)Metode Statistik untuk menggambarkan adanya

variasi atau penyimpangan dari mutu (kualitas) hasil produksi yang diinginkan.

Dengan Peta kendali : Dapat dibuat batas-batas dimana hasil produksi

menyimpang dari ketentuan. Dapat diawasi dengan mudah apakah proses

dalam kondisi stabil atau tidak. Bila terjadi banyak variasi atau penyimpangan

suatu produk dapat segera menentukan keputusan apa yang harus diambil.

Page 198: Pengantar teknik indutri

Macam Variasi : Variasi dalam objek

Mis : kehalusan dari salah satu sisi daru suatu produk tidak sama dengan sisi yang lain, lebar bagian atas suatu produk tidak sama dengan lebar bagian bawah, dll.

Variasi antar objekMis : sautu produk yang diproduksi pada saat yang hampir sama mempunyai kualitas yang berbeda/ bervariasi.

Page 199: Pengantar teknik indutri

Variasi yg ditimbulkan oleh perbedaan waktu produksi

Mis : produksi pagi hari berbeda hasil produksi siang hari.

Penyebab Timbulnya Variasi Penyebab Khusus (Special Causes of

Variation) Man, tool, mat, ling, metode, dll. (berada di luar batas kendali)

Penyebab Umum (Common Causes of Variation)

Melekat pada sistem. (berada di dalam batas kendali)

Page 200: Pengantar teknik indutri

Jenis Peta Kendali

Peta Kendali Variabel (Shewart)Peta kendali untuk data variabel :

- Peta X dan R, Peta X dan S, dll.

Peta Kendali AttributPeta kendali untuk data atribut :- Peta-P, Peta-C dan peta-U, dll.

Page 201: Pengantar teknik indutri

Peta X dan RPeta kendal X :

Memantau perubahan suatu sebaran atau distribusi suatu variabel asal dalam hal lokasinya (pemusatannya).

Apakah proses masih berada dalam batas-batas pengendalian atau tidak.

Apakah rata-rata produk yang dihasilkan sesuai dengan standar yang telah ditentukan.

Peta kendali R : Memantau perubahan dalam hal spread-nya

(penyebarannya). Memantau tingkat keakurasian/ketepatan proses

yang diukur dengan mencari range dari sampel yang diambil.

Page 202: Pengantar teknik indutri

Langkah dalam pembuatan Peta X dan R

1. Tentukan ukuran subgrup (n = 3, 4, 5, ……).2. Tentukan banyaknya subgrup (k) sedikitnya 20

subgrup.3. Hitung nilai rata-rata dari setiap subgrup, yaitu

X.4. Hitung nilai rata-rata seluruh X, yaitu X, yang

merupakan center line dari peta kendali X.5. Hitung nilai selisih data terbesar dengan data

terkecil dari setiap subgrup, yaitu Range ( R ).

Page 203: Pengantar teknik indutri

6. Hitung nilai rata-rata dari seluruh R, yaitu R yang merupakan center line dari peta kendali R.

7. Hitung batas kendali dari peta kendali X :

UCL = X + (A2 . R) … A2 = LCL = X – (A2 . R)

8. Hitung batas kendali untuk peta kendali RUCL = D4 . R LCL = D3 . R

9. Plot data X dan R pada peta kendali X dan R serta amati apakah data tersebut berada dalam

pengendalian atau tidak.

nd 2

3

Page 204: Pengantar teknik indutri

Hitung Indeks Kapabilitas Proses (Cp)

Cp =

Dimana :

S = atau S = R/d2

Kriteria penilaian :Jika Cp > 1,33 , maka kapabilitas proses sangat

baikJika 1,00 ≤ Cp ≤ 1,33, maka kapabilitas proses

baikJika Cp < 1,00, maka kapabilitas proses rendah

SLSLUSL

6

1

22

NN

XXN ii

Page 205: Pengantar teknik indutri

Hitung Indeks Cpk :Cpk = Minimum { CPU ; CPL }

Dimana :

CPU = dan CPL =

Kriteria penilaian :Jika Cpk = Cp, maka proses terjadi ditengahJika Cpk = 1, maka proses menghasilan produk

yang sesuai dengan spesifikasiJika Cpk < 1, maka proses menghasilkan produk

yang tidak sesuai dengan spesifikasi Kondisi Ideal : Cp > 1,33 dan Cp = Cpk

SXUSL

3

SLSLX

3

Page 206: Pengantar teknik indutri

Contoh Kasus

PT XYZ adalah suatu perusahaan pembuatan suatu produk industri. Ditetapkan spesifikasi adalah : 2.40 ± 0,05 mm. Untuk mengetahui kemampuan proses dan mengendalikan proses itu bagian pengendalian PT XYZ telah melakukan pengukuran terhadap 20 sampel. Masing-masing berukuran 5 unit (n=5).

Page 207: Pengantar teknik indutri

Hasil Pengukuran

Sampel X1 X2 X3 X4 X51 2,38 2,45 2,40 2,35 2,422 2,39 2,40 2,43 2,34 2,403 2,40 2,37 2,36 2,36 2,354 2,39 2,35 2,37 2,39 2,385 2,38 2,42 2,39 2,35 2,416 2,41 2,38 2,37 2,42 2,427 2,36 2,38 2,35 2,38 2,378 2,39 2,39 2,36 2,41 2,369 2,35 2,38 2,37 2,37 2,3910 2,43 2,39 2,36 2,42 2,3711 2,39 2,36 2,42 2,39 2,3612 2,38 2,35 2,35 2,35 2,3913 2,42 2,37 2,40 2,43 2,4114 2,36 2,38 2,38 2,36 2,3615 2,45 2,43 2,41 2,45 2,4516 2,36 2,42 2,42 2,43 2,3717 2,38 2,43 2,37 2,39 2,3818 2,40 2,35 2,39 2,35 2,3519 2,39 2,45 2,44 2,38 2,3720 2,35 2,41 2,45 2,47 2,35

Page 208: Pengantar teknik indutri

PerhitunganSampel Rata-rata Range1 2,40 0,102 2,39 0,093 2,37 0,054 2,38 0,045 2,39 0,076 2,40 0,057 2,37 0,038 2,38 0,059 2,37 0,0410 2,39 0,0711 2,38 0,0612 2,36 0,0413 2,41 0,0614 2,37 0,0215 2,44 0,0416 2,40 0,0717 2,39 0,0618 2,37 0,0519 2,41 0,0820 2,41 0,12Jumlah 47,38 1,19Rata-rata dari jumlah 2,39 0,06

Page 209: Pengantar teknik indutri

X = (Σ X)/k = 47.78 / 20 = 2.39R = (Σ R)/k = 1.19 / 20 = 0.06

Peta Kendali X :CL = X = 2.39UCL = X + (A2 * R) = 2.39 + (0.577*0.06) = 2.42LCL = X - (A2 * R) = 2.39 – (0.577*0.06) = 2.36

Peta Kendali RCL = R = 0.06UCL = D4 * R = 2.114 * 0.06 = 0.12LCL = D3 * R = 0 * 0.06 = 0

Pada Peta X ada data yang out of control, maka data pada sampel tersebut dibuang

Page 210: Pengantar teknik indutri

PerhitunganSampel Rata-rata Range1 2,40 0,102 2,39 0,093 2,37 0,054 2,38 0,045 2,39 0,076 2,40 0,057 2,37 0,038 2,38 0,059 2,37 0,0410 2,39 0,0711 2,38 0,0612 2,36 0,0413 2,41 0,0614 2,37 0,0216 2,40 0,0717 2,39 0,0618 2,37 0,0519 2,41 0,0820 2,41 0,12Jumlah 45,34 1,15Rata-rata dari jumlah 2,386 0,0605

Data setelah perbaikan

Page 211: Pengantar teknik indutri

X = (Σ X)/k = 45.34 / 19 = 2.386R = (Σ R)/k = 1.15 / 19 = 0.0605Peta Kendali X :CL = X = 2.386UCL = X + (A2 * R) = 2.386 + (0.577*0.0605) = 2.4209LCL = X - (A2 * R) = 2.386 – (0.577*0.0605) = 2.3511Peta Kendali RCL = R = 0.0605UCL = D4 * R = 2.114 * 0.0605 = 0.1280LCL = D3 * R = 0 * 0.06 = 0Karena sudah tdk ada data yang out of control, maka langkah selanjutnya adalah menghitung kapabilitas proses.

Page 212: Pengantar teknik indutri

Perhitungan Kapabilitas Proses :

S = atau S = R/d2 = 0.0605/2.326 = 0.026

Cp = =

CPU = =

CPL = =

Cpk = Minimum { CPU ; CPL } = 0.4615

1

22

NN

XXN ii

SXUSL

3

SLSLX

3

SLSLUSL

6 64100

0606352542 ,),(,,

820500603

3862452 ,),(

,,

461500603

3523862 ,),(,,

Page 213: Pengantar teknik indutri

Kesimpulan :Nilai Cpk sebesar 0.4615 yang diambil dari nilai CPL menunjukkan bahwa proses cenderung mendekati batas spesifikasi bawah.

Nilai Cp sebesar 0.6410 ternyata kurang dari 1, hal ini menunjukkan kapabilitas proses untuk memenuhi spesifikasi yang ditentukan rendah.

Page 214: Pengantar teknik indutri

Peta Kontrol Untuk Atribut1. Peta Kendali - p : untuk proporsi cacat

Dan peta kendali np untuk proporsi unit cacatnya relaitif kecil.

2. Peta Kendali – c : untuk cacat (defective)3. Peta Kendali – u : untuk cacat per unit.

Peta kendali – pPerbandingan antara banyaknya cacat dengan

semua pengamatan, yaitu setiap produk yang diklasifikasikan sebagai “diterima” atau “ditolak” (yang diperhatikan banyaknya produk cacat).

Page 215: Pengantar teknik indutri

Langkah-langkah pembuatan peta kendali - p :1. Tentukan ukuran contoh/subgrup yang cukup

besar (n > 30),2. Kumpulkan banyaknya subgrup (k) sedikitnya

20–25 sub-grup,3. Hitung untuk setiap subgrup nilai proporsi unit

yang cacat, yaitu : p = jumlah unit cacat/ukuran subgrup

4. Hitung nilai rata-rata dari p, yaitu p dapat

dihitung dengan :p = total cacat/total inspeksi.

Page 216: Pengantar teknik indutri

5. Hitung batas kendali dari peta kendali p :

UCL = p + 3

LCL = p – 3

6. Plot data proporsi (persentase) unit cacat serta amati apakah data tersebut berada dalam pengendalian atau diluar pengendalian.

npp 1

npp 1

Page 217: Pengantar teknik indutri

Contoh :

Sebuah perusahaan ingin membuat peta kendali untuk periode mendatang dengan mengadakan inspeksi terhadap proses produksi pada bulan ini. Perusahaan melakukan 20 kali observasi dengan mengambil 50 buah sample untuk setiap kali observasi. Hasil selengkapnya adalah :

Page 218: Pengantar teknik indutri

Observasi Ukuran Banyaknya ProporsiSampel Produk Cacat Cacat

1 50 4 0,082 50 2 0,043 50 5 0,104 50 3 0,065 50 2 0,046 50 1 0,027 50 3 0,068 50 2 0,049 50 5 0,10

10 50 4 0,0811 50 3 0,0612 50 5 0,1013 50 5 0,1014 50 2 0,0415 50 3 0,0616 50 2 0,0417 50 4 0,0818 50 5 0,1019 50 4 0,0820 50 4 0,08

Jumlah 1000 68 1,30

Page 219: Pengantar teknik indutri

p = (pi)/k = 1,30/20 = 0,065

UCL = p + 3

= 0,065 + 3

= 0,17

LCL = p – 3

= 0,065 – 3

= - 0,039

npp 1

50

065010650 ,,

npp 1

50

065010650 ,,