PENGANTAR REDAKSI - Universitas Udayana · 2017. 12. 12. · spiner dan sealer di desa candi kuning...
Transcript of PENGANTAR REDAKSI - Universitas Udayana · 2017. 12. 12. · spiner dan sealer di desa candi kuning...
-
PENGANTAR REDAKSI
Puji syukur kepada Ida Sang Hyang Widhi Waca/Tuhan Yang Maha Esa, berkat
rahmat-Nya Buletin Udayana Mengabdi Volume 16 Nomor 1 Januari 2017 telah
diterbitkan. Edisi ini memuat 30 artikel di bidang pengabdian kepada masyarakat
khususnya dalam penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) berupa
implementasi, penyuluhan dan sosialisasi konsep, model/prototipe, dan alat, yang
merupakan hasil pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat. Desain
konsep, model/prototipe dan alat merupakan hasil pemikiran/ide ataupun hasil
dari penelitian yang kemudian diimplementasikan untuk meningkatkan partisipasi
masyarakat dan pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan.
Penghargaan setinggi-tingginya kami haturkan kepada Penyunting, Penulis dan
semua pihak yang terlibat dalam penyusunan dan penerbitan Buletin Udayana
Mengabdi Volume 16 Nomor 1 Januari 2017. Semoga Buletin ini dapat menambah
wawasan dibidang keilmuan dan teknologi, dan penerapannya di masyarakat.
Untuk meningkatkan mutu baik dari segi isi maupun tampilan, kami harapkan
saran dan kritik untuk perbaikan di edisi berikutnya.
Januari 2017
Redaktur
-
Buletin Udayana Mengabdi, ISSN: 1412-0925
D A F T A R I S I
PENERAPAN TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN CAMPURAN 1-6 RUMPUT DAN LEGUM UNGGUL SEBAGAI SUMBER PAKAN SAPI
BALI DI DESA KENDERAN KABUPATEN GIANYAR
A. A. A. S. Trisnadewi, I W. Suarna, T. G. B. Yadnya, I G. L. O. Cakra, dan
I K. M. Budiasa
KETENTUAN HAK CIPTA BERKAITAN DENGAN 7-13 PEMBAYARAN ROYALTI ATAS PEMANFAATAN CIPTAAN LAGU SECARA KOMERSIAL PADA RESTORAN/CAFÉ DI
DAERAH PARIWISATA JIMBARAN BALI
N.K.S. Dharmawan, P.T.C. Landra, I.W. Wiryawan, I .N. Bagiastra, P.A.
Samsithawrati
SOSIALISASI PENTINGNYA BPSK TERHADAP 14-19 PERLINDUNGAN HUKUM KONSUMEN DI DESA BUAHAN KAJA, KECAMATAN PAYANGAN, KABUPATEN GIANYAR,
PROPINSI BALI
I.M.W. Putra, I.G.A.D. Widhiyaastuti, C.D. Dahana
BIOFERMENTASI JERAMI PADI DENGAN PROBIOTIK MIKRO 20-24 ORGANISME EFEKTIF MENJADI PAKAN TERNAK SAPI DI
DESA KERTA KECAMATAN PAYANGAN GIANYAR
N.W. Siti, N.M. Witariadi, N.N.Candraasih K., N. Puja, N.M.S. Sukmawati
dan N.G.K. Roni
PENINGKATAN KUALITAS URINE SAPI MENJADI BIOURINE 25-30 DAN BIOPESTISIDA DI KELOMPOK TERNAK WIDYASMESTI
DAN NANDAKA
N.L.P. Sriyani, I.M. Mudita, W. Siti, I.N.T. Ariana
PENGUATAN MANAJEMEN PADANG GEMBALA SAPI PUTIH 31-37 TARO UPAYA KONSERVASI PLASMA NUTFAH ASLI PULAU
BALI
I W. Suarna, N.N. Suryani, I G. Mahardika, A.A.A.S. Trisnadewi, dan K.M.
Budiasa
PENGEMBANGAN AGROWISATA DESA BUAHAN KAJA 38-45 MELALUI IDENTIFIKASI POTENSI, PENGEMASAN PAKET
WISATA, DAN PELATIHAN SUMBERDAYA MANUSIA
I.N. Rai, I.P. Sudana, C.G.A. Semarajaya, I.W. Wiraatmaja
Volume 16 Nomor 1, Januari 2017
-
Buletin Udayana Mengabdi, ISSN: 1412-0925
PENGEMBANGAN KETERAMPILAN PEMBUATAN KREASI 46-50 KUE TRADISIONAL BAGI WARGA BINAAN DI LEMBAGA
PEMASYARAKATAN WANITA KELAS IIA TANGERANG
Yustisia Kristiana dan Vasco A. H. Goeltom
HAMA DAN PENYAKIT PADA TANAMAN JERUK SERTA 51-56
PENGENDALIANNYA
I N. Wijaya, W. Adiartayasa, I G.P. Wirawan, M. Sritamin,
M. Puspawati dan I M. Sudarma
PELATIHAN BUDIDAYA TANAMAN JERUK BEBAS PENYAKIT 57-63
CVPD DI DESA KERTA GIANYAR
W. Adiartayasa, I N. Wijaya, N.N. Darmiati dan I K. Siadi, I G.P. Wirawan
INTERVENSI KESEHATAN PADA TERNAK SAPI DAN BABI DI 64-71 WILAYAH DESA GETASAN, KECAMATAN PETANG, KABUPATEN
BADUNG
I N. Suarsana, I. W. Suardana, I K.M. Budiasa
PENERAPAN TEKNOLOGI FERMENTASI BIO-MOL PADA 72-77 PENGOLAHAN PUPUK ORGANIK ECENG GONDOK DALAM
UPAYA UNTUK MENJAGA KELESTARIAN DANAU BUYAN
DESA PANCASARI DAN WANAGIRI, KECAMATAN SUKASADA-
BULELENG
I.G. Suranjaya, N.L. Kartini, L.R. Purnawan
PENGELOLAAN LIMBAH TERNAK BABI MENJADI PUPUK 78-81
ORGANIK UNTUK MENDUKUNG PERTANIAN ORGANIK
I N. Puja, I G.P. Ratna Adi, N.L.G. Sumardani, P. Dyatmikawati
PENGEMBANGAN PRODUKSI PUPUK ORGANIK KAYA Mg (PUPUK 82-86
PEMANIS BUAH)
N.M Witariadi, Tati Budi Kusmiyarti, Budi Rahayu Tanama Putri
APLIKASI TEKNOLOGI FERMENTASI DALAM PRODUKSI PUPUK 87-91 ORGANIK UNTUK MENUNJANG PERTANIAN PADI LOKAL ORGANIK DI KECAMATAN PENEBEL, KABUPATEN TABANAN,
PROPINSI BALI
I G.P. Ratna Adi, N.W. Siti, I K. Sardiana
PENGEMBANGAN BURUNG HANTU (TYTO ALBA) SEBAGAI 92-98 PENGENDALI HAMA TIKUS DI DESA BABAHAN
DAN SENGANAN, PENEBEL, TABANAN, BALI
N. M. S. Sukmawati, N.W. Siti, N.N.Candraasih K.
Volume 16 Nomor 1, Januari 2017
-
Buletin Udayana Mengabdi, ISSN: 1412-0925
USAHA JAJANAN BALI KERING DENGAN PENERAPAN ALAT 99-103
SPINER DAN SEALER DI DESA CANDI KUNING
I.A.R.P. Pudja, P. K. D. Kencana, dan I M. Nada
REHABILITASI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKRO HIDRO 104-109
SINAR CATUR TUNGGAL DI DESA PAKISAN
A.A.A. Suryawan, M. Suarda, I N. Suweden, dan I G.N.O. Suputra,
SOSIALISASI DAN DEMONTRASI UNJUK KERJA 110-115
BEL SEKOLAH OTOMATIS DI SDN 5 KERAMAS
I G.A.P.R. Agung, I N. Setiawan, G. Sukadarmika dan I G.A.K. D. D. Hartawan
DEMO PENINGKATAN NILAI NUTRISI DEDAK PADI DENGAN 116-120 TEKNIK FERMENTASI PADA KELOMPOK TERNAK UNGGAS DI
DESA PENGOTAN KABUPATEN BANGLI
I.G.N.G. Bidura, D.P.M.A., Candrawati, A.A.P.P. Wibawa, I.A.P. Utami dan E.
Puspani
PEMBINAAN DAN PENDAMPINGAN KELOMPOK WANITA TANI 121-127 RUMPUT LAUT DESA KUTUH DALAM PENGEMBANGAN
PRODUKSI NUGGET RUMPUT LAUT
N.L. Ari Yusasrini, Luh Putu T. Darmayanti, dan I.K. Suter
PEMANFAATAN LIMBAH CANGKAN TIRAM UNTUK 128-132
MEMURNIKAN BIOGAS DARI PENGOTOR KARBON DIOKSIDA
T.G.T. Nindhia, I.W. Surata, dan R. Antara
PENDEKATAN ERGONOMI TOTAL DAN KEARIFAN LOKAL 133-138 DALAM PERENCANAAN TEKNIS PENATAAN PURA DALEM
BABADAN DESA ADAT TUMBAK BAYUH MENGWI-BADUNG
I.N. Sutarja, I.G.N. Suditha, I.K. Sudarsana, I.N. Lanus dan A.A.G.A. Yana
PENINGKATAN PRODUKSI BIOGAS KELOMPOK TERNAK 139-145
DESA TIMUHUN KLUNGKUNG
I N.S. Winaya, R.S. Hartati, I W.G. Ariastina, I B. Alit Swamardika
PEMANFAATAN KOTORAN SAPI SEBAGAI BAHAN BIOGAS SKALA 146-149 RUMAH TANGGA ANGGOTA SUBAK BANYUMATI DESA UMA
ANYAR SERIRIT BULELENG
P. Suardana, M. Sumadiyasa, W. G. Suharta, A. A. Ngr. Gunawan, K. N. Suarbawa
Volume 16 Nomor 1, Januari 2017
-
Buletin Udayana Mengabdi, ISSN: 1412-0925
PELATIHAN PENCEGAHAN DAN PERTOLONGAN JATUH 150-155
PADA LANSIA BAGI KELUARGA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
II DENPASAR TIMUR
P.A.S.Utami, M.O.A. Kamayani, L.M. Puspita, N.A.J. Raya
PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI SEBAGAI UPAYA 156-161
PEMASARAN POTENSI AGROWISATA DI DESA CATUR
KECAMATAN KINTAMANI BANGLI
P. A. W. Sagita, I. N. Sudiarta, I. M. K. Negara, N. M. O. Karini
PENGGUNAAN METODE PROBLEM BASE LEARNING (PBL) PADA 162-165
MATA KULIAH STATISTIKA NONPARAMETRIK
N.L.P Suciptawati, dan M. Asih
APLIKASI TEKNOLOGI BUDIDAYA IKAN LELE KOMBINASI 166-170 SISTEM SIRKULASI AIR TERTUTUP DAN TEKNOLOGI BIOFLOK DI
DESA KETEWEL KECAMATAN SUKAWATI KABUPATEN GIANYAR
N.L.G. Sumardani, I.G. Suranjaya, N.N. Soniari, I.M. Radiawan
PENERAPAN METODE SAVI UNTUK PENINGKATAN 171-177 KEBERHASILAN BELAJAR PADA OPERASI HITUNG BILANGAN
BULAT DI KELAS V SD 12 JIMBARAN
Ni Made Asih, Ni Luh Putu Suciptawati, G.K Gandhiadi dan Nyoman Widana
Volume 16 Nomor 1, Januari 2017
-
BULETIN UDAYANA MENGABDI, VOLUME 16 NO. 1, JANUARI 2017
PENGEMBANGAN PRODUKSI PUPUK ORGANIK KAYA Mg
(PUPUK PEMANIS BUAH)
N.M Witariadi 1, Tati Budi Kusmiyarti
2, Budi Rahayu Tanama Putri
3
ABSTRAK
Kegiatan bertujuan untuk mengembangkan produksi pupuk organik kaya Mg untuk meningkatkan rasa manis pada buah. Metode pelaksanaan meliputi : bahan baku, produksi dan proses produksi. Bahan baku berupa kotoran ayam, mineral kiserit dan ampas anggur. Produk yang dihasilkan berupa pupuk organik kaya mineral magnesium (Mg). Proses produksi dimulai dari suplai bahan baku, pengembangan ipteks produksi pupuk (fermentasi), pengawasan mutu (analisa produk) dan packaging. Hasil kegiatan berupa pupuk organik yang kaya mineral magnesium (Mg) untuk meningkatkan rasa manis pada buah. Hasil analisa laboratorium diperoleh kandungan unsur hara sebagai berikut: C/N = 12%, pH: 6,90, C-organik 14% : 2,90 % N, 2,37 %
P2O5, 1,39 % K2O dan Mg 22,58% . Dapat disimpulkan bahwa pengembangan produksi pupuk organik kaya
Mg disesuaikan dengan syarat dan kualitas pupuk organik di Indonesia.
Kata kunci : produksi, pupuk organik, mineral Mg, fermentasi.
ABSTRACT
Activities aimed at developing the production of organic fertilizer to increase the Mg- rich sweet taste of
fruit. Methods of execution include: raw materials, production and production processes. Raw materials such
as chicken manure, mineral kiserit and wine dregs. Products produced in the form of organic fertilizer rich in
mineral magnesium (Mg). The production process starts from the supply of raw materials, development of
science and technology fertilizer production (fermentation), quality control (product analysis) and packaging.
The results of activities in the form of organic fertilizer rich in mineral magnesium (Mg) to increase the
sweetness in the fruit. Results of laboratory analysis of the nutrient content is obtained as follows: C / N =
12%, pH: 6.90, 14% organic C: 2.90% N, 2.37% P2O5, 1.39% K2O and Mg 22 58%. It is concluded that the
development of Mg-rich organic fertilizer production adapted to the requirements and quality of organic
fertilizer in Indonesia.
Keywords : production, organic fertilizer, mineral Mg, fermentation.
1. PENDAHULUAN
Perkembangan pertanian organik di Bali lima tahun terakhir mengalami perkembangan yang sangat
pesat, sejalan dengan kebijakan pemerintah Provinsi Bali yang mengembangkan program “Bali
Clean dan Green”. Kebijakan ini dilatar belakangi oleh berbagai alasan diantaranya, mahalnya
harga pupuk kimia sintesis, munculnya berbagai persoalan lingkungan akibat pencemaran residu
1 Staf Pengajar Fakultas Peternakan Universitas Udayana, [email protected] 2 Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Udayana, 3 Staf Pengajar Fakultas Peternakan Universitas Udayana,
82
-
N.M Witariadi, Tati Budi Kusmiyarti, dan Budi Rahayu Tanama Putri
pupuk kimia, dan permintaan akan produk organik untuk memenuhi kebutuhan wisatawan dan
agrowisata. Untuk mendukung kebijakan itu, pemerintah Provinsi Bali memberikan subsidi pupuk
organik sebanyak 19.650 ton pada tahun 2014 meningkat menjadi 23.000 ton pada tahun 2015, dan
akan terus meningkat pada tahun mendatang. Sementara, untuk kabupaten Tabanan sebagai sentra
pertanian padi dan sayuran mengembangkan program padi dan sayuran organik yang mampu
menyerap pupuk organik mencapai 10.000 ton per tahun. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa
pengembangan usaha memproduksi pupuk organik sangat prospektif dilakukan dan berpeluang
besar memperoleh keuntungan.
Pupuk organik berkualitas berarti bahwa pupuk tersebut sesuai standar nasional Indonesia (SNI)
serta mengandung hara untuk tanaman yang lebih lengkap dengan dosis yang lebih tinggi.
Tehnologi fermentasi menggunakan dekomposer efektif yang mampu menguraikan bahan organik
secara lebih sempurna dalam waktu yang lebih singkat. Salah satu hasil dari studi ini adalah pupuk
organik yang diformulasikan dengan material dengan kadar mineral magnesium (Mg) dosis tinggi
(>20%) dan mineral kiserit. Mineral kiserit adalah senyawa Mg dan sulfat yang memiliki
kandungan Mg dalam dosis tinggi. Material tersebut diperoleh dari hasil penambangan batuan
limestone di daerah Bukit Jimbaran Kabupaten Badung. Material tersebut diformulasikan dengan
limbah kotoran ayam serta limbah ampas anggur yang dihasilkan oleh pabrik pembuatan anggur di
Kabupaten Tabanan. Kotoran ayam mengandung senyawa kalium yang lebih tinggi dari limbah
ternak lainnya yaitu mencapai 1,5%.Kandungan Mg dan kalium yang tinggi pada pupuk organik
organoplus telah memacu kandungan gula yang lebih tinggi pada buah-buahan yang dipupuk
dengan pupuk organik tersebut. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa buah tanaman yang
dipupuk dengan organoplus secara organoleptic lebih renyah, daya simpan lebih lama, dan lebih
manis. Indayati Lanya dkk (2009) melaporkan bahwa pemberian 5 ton per hektar mampu
meningkatkan kadar gula sebesar 20,14% pada tanaman melon, kemudian Merit dkk (2011)
mendapatkan pada pemberian 6 ton/ha meningkatkan kadar gula rata-rata sebesar 24,34% pada
tanaman anggur, dan Sardiana (2010) mencatat terjadi peningkatan kadar gula buah stroberri rata-
rata sebesar 26,12% pada pemberian 8 ton/ha, dan pemberian organoplus pada tanaman manggis
telah meningkatkan kadar gula sebesar 16,26% dan menurunkan serangan penyakit getah kuning
pada buah manggis sebesar 30,32%.
Pupuk organik adalah sarana strategis untuk meningkatkan kesuburan tanah dan meningkatkan
produksi pertanian, dan menghindari pencemaran lingkungan. Penerapan IPTEK bakteri pengurai
sebagai fermentor, melakukan rancang bangun alat, serta pengujian produk di lapangan akan dapat
dihasilkan pupuk organik yang lebih murah dan kualitas yang distandarisasi untuk dipakai
meningkatkan produksi tanaman pertanian. Bahan baku yang dipakai berupa limbah (ampas anggur,
kotoran ternak, dan limestone kaya mineral Mg) yang tidak mempunyai nilai ekonomi, tetapi
setelah diolah akan menjadi produk komersial yang membawa keuntungan secara ekonomi.
Penyediaan pupuk organik kaya Mg akan mendorong peningkatan kualitas produk buah-buahan.
Signifikansi penggunaan pupuk organoplus terhadap kualitas produksi buah-buahan menyebabkan
permintaan pupuk ini semakin meningkat.
2. METODE PELAKSANAAN
Jenis bahan baku yang dipakai dalam memproduksi organoplus adalah kotoran ayam petelur sebanyak 60 % sebagai sumber Nitrogen (N), limbah anggur sebagai sumber Phosphat (P) dan Kalium (K) sebanyak 15-20 %, bahan mineral magnesium karbonat (kadar Mg>20%) 15-20 % dan
5% kisrit (CaMgSO4) sebagai sumber Mg. Bahan utama dicampur dan difermentasi sehingga dihasilkan pupuk organik yang sudah distandardisasi memakai Peraturan Menteri Pertanian. Kotoran ayam diperoleh dari kelompok peternak ayam binaan Fakultas Peternakan Universitas Udayana di Desa Babahan Penebel. Kandungan kotoran ayam adalah sebagai berikut: 2.79 % N,
0.52 % P2O5, 2.29 % K2O. Kelompok ini menghasilkan rata-rata 5-10 ton kotoran ayam per hari. VOLUME 16 NO. 1, JANUARI 2017 | 83
-
PENGEMBANGAN PRODUKSI PUPUK ORGANIK KAYA Mg (PUPUK PEMANIS BUAH)
Material sumber mineral Mg diperoleh dari penambang limestone yang dilakukan petani di daerah
Bukit Jimbaran di sekitar kampus Universitas Udayana. Ampas anggur diperoleh dari perusahan
anggur di Tabanan mempunyai kadar C-organik 45.3%, N 2.98%, P 0.18% dan K 2.26%, selain itu
akan memberikan unsur Ca, Mg, Mn, Fe, Cu, dan Zn (Laboratorium Tanah, 2005).
Produksi pupuk Organoplus (organo-mineral pemanis buah), merupakan usaha pengembangan
produksi pupuk organik yang terfortifikasi mineral Mg. Keunggulan dari produk yang dihasilkan
dibandingkan dengan usaha sejenis terletak pada penerapan teknologi formulasi material organik
dengan bahan mineral sumber Mg dan dekomposer yang dihasilkan dari mikroba dekomposer lokal
yang bekerja dengan efektif. Melalui aplikasi teknologi ini dimungkinkan diproduksi pupuk
organik yang kaya Mg, sehingga selain berfungsi seperti pupuk organik pada umumnya yaitu
memperbaiki struktur tanah, sebagai sumber karbon, hara makro serta hara mikro, juga dapat
berfungsi sebagai pemanis buah dan memperbaiki kualitas buah (hasil tanaman) karena kandungan
Mg-nya yang tinggi. Magnesium merupakan komponen utama penyusun klorofil dan sebagai
katalis dalam fotosintesis yang memproduksi karbohidrat yang memberi rasa manis pada buah-
buahan. Proses produksi pupuk organoplus dilakukan melalui tahapan sebagai berikut :
1. Persiapan material pupuk a) material Kapur karbonat merupakan kapur yang dihasilkan bukan melalui proses
pembakaran tetapi digiling langsung, kapur karbonat ini mengandung kalsium oksida dan
magnesium oksida (47%) serta kalsium karbonat dan magnesium karbonat (85%), diperoleh dari hasil galian masyarakat lokal yang telah secara tradisional mengetahui
karakteristik batuan tersebut di daerah Bukit Jimbaran, Badung b) Material Kiserit, Kiserit adalah mineral magnesium sulfat yang sangat tidak stabil
berkomposisi MgSO4H2O, tidak dihasilkan di Indonesia tetapi diimport diperoleh melalui kerjasama dengan penjual zat kimia keperluan analisis laboratorium. Zat ini digunakan untuk fortifikasi batuan mineral Mg agar memenuhi standar baku yang diperlukan.
c) Fermentor (probiotik) efektif berupa bioinokulan berbasis limbah cairan rumen yang memiliki daya urai efektif, sehingga mampu menguraikan material bahan organik secara
lebih cepat dan sempurna. d) Limbah kotoran ayam ras diperoleh dari kelompok peternak binaan Universitas Udayana
di sentra peternakan ayam ras masyarakat di Desa Babahan Kecamatan Penebel
Kabupaten Tabanan e) Ampas anggur yang diperoleh dari pabrik wine di Kecamatan Kerambitan Kabupaten
Tabanan.
2. Pengolahan a) Material pupuk : komposisi material pupuk adalah: 60% kotoran ayam, 20% ampas anggur,
15% kapur karbonat, dan 5% kiserit . Untuk memproduksi 1 ton pupuk organoplus
diperlukan : 600 kg kotoran ayam, 200 kg ampas anggur,150 kg kapur karbonat, 5 kg
kiserit, dan 4 botol dekomposer. b) Campuran ditimbun dan ditutup rapat dengan terpal dan bagian pinggir terpal diberi beban
sehingga jika ada angin terpal tidak terbuka.
c) Diamkan selama 3 hari, kemudian terpal dibuka dan timbunan diaduk untuk tujuan pemberikan airasi pada proses pengomposan. Proses pengomposan yang berhasil akan
timbul panas dan dapat dirasakan saat pembongkaran gundukan. d) Perkirakan setelah 2 minggu pupuk sudah bisa dibongkar dan diangin- anginkan supaya
menghilangkan bau amoniak dan sudah dapat dipakai.
e) Pupuk yang sudah masak selanjutnya di ayak sesuai keinginan kemudian di kemas. Untuk
bentuk granular, langkah berikutnya di masukkan ke mesin granular kemudian dikeringkan
dan selanjutnya dikemas.
84 | BULETIN UDAYANA MENGABDI
-
N.M Witariadi, Tati Budi Kusmiyarti, dan Budi Rahayu Tanama Putri
Gambar 1.
Kotoran ayam bahan baku pupuk
Gambar
2.
Pencampuran
material
organoplus
menggunakan handtractor
Gambar 3. Pencampuran Pupuk Gambar 4. Pupuk Organo Plus
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Produk utama yang dihasilkan adalah Pupuk Organo Plus (pupuk organo-mineral pemanis buah).
Pupuk Organo Plus adalah pupuk organik kaya mineral Mg yang berfungsi meningkatkan kadar
gula buah dan mencegah serangan jamur pada tanaman hortikultura, sehingga buah yang dihasilkan
menjadi lebih berkualitas yaitu lebih manis, daya tahan lebih lama, dan menekan getah kuning
(pada buah manggis). Usaha pegembangan Pupuk Organo Plus (organo-mineral pemanis buah),
merupakan usaha produksi pupuk organik yang terfortifikasi mineral Mg. Usaha ini sangat unik,
spesifik dan belum ada di Bali, dimana keunggulan dari produk yang dihasilkan terletak pada
penerapan teknologi formulasi material organik dengan bahan mineral sumber Mg dan dekomposer
yang dihasilkan dari mikroba dekomposer lokal yang bekerja dengan efektif. Magnesium
merupakan komponen utama penyusun klorofil dan sebagai katalis dalam fotosintesis yang
memproduksi karbohidrat yang memberi rasa manis pada buah-buahan.
Spesifikasi pengembangan Produk Organo Plus mengaplikasikan teknologi formulasi material organik dengan mineral sumber Mg dan dekomposer (mikroba lokal) dan Pupuk yang dihasilkan berupa pupuk organo-mineral kaya Mg pemanis buah. Kualitas atau Standar Produk pupuk Organo Plus disesuaikan dan memenuhi SNI atau standar nasional. Pupuk Organo Plus merupakan hasil fermentasi skala industri yang akan distandarisasi sesuai dengan Peraturan Menteri Pertanian: No. 28/Permentan/2009 menyebutkan bahwa syarat dan kualitas pupuk organik di Indonesia adalah:
C/N = 12 - 20%, pH: 4-8, kadar air: 15%, C-organik minimal 12%. : 2.79 % N, 0.52 % P2O5, 2.29
% K2O dan Mg 4,26% dengan konsentrasi yang lebih tinggi dari pupuk organik lainnya, serta VOLUME 16 NO. 1, JANUARI 2017 | 85
-
PENGEMBANGAN PRODUKSI PUPUK ORGANIK KAYA Mg (PUPUK PEMANIS BUAH)
mengandung unsur mikro seperti seng (Zn), tembaga (Cu), besi (Fe), molybdenum (Mo). Hasil uji laboratorium terhadap komposisi unsur hara yang terkandung pada pupuk Organo Plus ( Pupuk
Organik kaya Mg) adalah : C/N = 12%, pH: 6,90, C-organik 14% : 2,90 % N, 2,37 % P2O 5, 1,39
% K2O dan Mg 22,58%. Hasil uji laboratorium terhadap pupuk Organo Plus bahwa kandungan hara yang diperoleh sudah sesuai dengan standarisasi pupuk organik , sehingga pupuk OrganoPlus bisa dipasarkan sehingga aplikasi pada tanaman dapat dilihat dari produksi yang dihasilkan.
4. SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil kegiatan diatas maka dapat disimpulkan bahwa pegembangan produksi pupuk
organik kaya Mg (pemanis buah), sudah memenuhi kualitas sesuai dengan Standar Nasional
Indonesia (SNI).
Saran yang diajukan bahwa produksi pupuk organoplus harus dijaga kualitasnya dengan melakukan
uji laborartorium, untuk menjaga kandungan haranya tetap terjaga.
Tabel 3.1. Komposisi Campuran Pupuk Organoplus No Bahan Jumlah
1 Kotoran Ayam 60%
2 Limbah Anggur 15%
3 Mineral Magnesium karbonat 20%
4 Kisrit (CaMgSO4) 5%
Tabel 3.2. Kandungan Hara Pupuk Organo Plus No Unsur Hara Kandungan Hara
1 C/N Ratio 12%
2 pH 6,90
3 C-Organik 14%
4 N 2,90%
5 P2O5 2,37%
6 K2O 1,39
7 Mg 22,58%
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis mengucapkan terimakasih kepada Rektor Universitas Udayana, melalui ketua LPPM Universitas
Udayana yang telah memberikan dana, sehingga kegiatan pengabdian (IbIKK) terlaksana sesuai dengan
rencana.
DAFTAR PUSTAKA
Mosher, A. T. 1987. Menggerakkan dan Membangun Pertanian. CV Yasaguna,
Jakarta Mubyarto, 1989.Pengantar Ekonomi Pertanian. LP3ES, Jakarta.
Suparta, I.N., Budiartha,I.W., Suciani, Putri,B.R.T., Agribisnis Peternakan Meraih Kesempatan Menuju
Sukses. Pustaka Nayottama, Denpasar.
Suryana. 2008. Kewirausahaan. Pedoman Praktis: Kiat dan Proses Menuju Sukses. Edisi Ketiga. Salemba
Empat, Jakarta.
86 | BULETIN UDAYANA MENGABDI