PENGANTAR REDAKSI - Universitas Udayana · 2017. 12. 12. · spiner dan sealer di desa candi kuning...

14

Transcript of PENGANTAR REDAKSI - Universitas Udayana · 2017. 12. 12. · spiner dan sealer di desa candi kuning...

  • PENGANTAR REDAKSI

    Puji syukur kepada Ida Sang Hyang Widhi Waca/Tuhan Yang Maha Esa, berkat

    rahmat-Nya Buletin Udayana Mengabdi Volume 16 Nomor 1 Januari 2017 telah

    diterbitkan. Edisi ini memuat 30 artikel di bidang pengabdian kepada masyarakat

    khususnya dalam penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) berupa

    implementasi, penyuluhan dan sosialisasi konsep, model/prototipe, dan alat, yang

    merupakan hasil pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat. Desain

    konsep, model/prototipe dan alat merupakan hasil pemikiran/ide ataupun hasil

    dari penelitian yang kemudian diimplementasikan untuk meningkatkan partisipasi

    masyarakat dan pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan.

    Penghargaan setinggi-tingginya kami haturkan kepada Penyunting, Penulis dan

    semua pihak yang terlibat dalam penyusunan dan penerbitan Buletin Udayana

    Mengabdi Volume 16 Nomor 1 Januari 2017. Semoga Buletin ini dapat menambah

    wawasan dibidang keilmuan dan teknologi, dan penerapannya di masyarakat.

    Untuk meningkatkan mutu baik dari segi isi maupun tampilan, kami harapkan

    saran dan kritik untuk perbaikan di edisi berikutnya.

    Januari 2017

    Redaktur

  • Buletin Udayana Mengabdi, ISSN: 1412-0925

    D A F T A R I S I

    PENERAPAN TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN CAMPURAN 1-6 RUMPUT DAN LEGUM UNGGUL SEBAGAI SUMBER PAKAN SAPI

    BALI DI DESA KENDERAN KABUPATEN GIANYAR

    A. A. A. S. Trisnadewi, I W. Suarna, T. G. B. Yadnya, I G. L. O. Cakra, dan

    I K. M. Budiasa

    KETENTUAN HAK CIPTA BERKAITAN DENGAN 7-13 PEMBAYARAN ROYALTI ATAS PEMANFAATAN CIPTAAN LAGU SECARA KOMERSIAL PADA RESTORAN/CAFÉ DI

    DAERAH PARIWISATA JIMBARAN BALI

    N.K.S. Dharmawan, P.T.C. Landra, I.W. Wiryawan, I .N. Bagiastra, P.A.

    Samsithawrati

    SOSIALISASI PENTINGNYA BPSK TERHADAP 14-19 PERLINDUNGAN HUKUM KONSUMEN DI DESA BUAHAN KAJA, KECAMATAN PAYANGAN, KABUPATEN GIANYAR,

    PROPINSI BALI

    I.M.W. Putra, I.G.A.D. Widhiyaastuti, C.D. Dahana

    BIOFERMENTASI JERAMI PADI DENGAN PROBIOTIK MIKRO 20-24 ORGANISME EFEKTIF MENJADI PAKAN TERNAK SAPI DI

    DESA KERTA KECAMATAN PAYANGAN GIANYAR

    N.W. Siti, N.M. Witariadi, N.N.Candraasih K., N. Puja, N.M.S. Sukmawati

    dan N.G.K. Roni

    PENINGKATAN KUALITAS URINE SAPI MENJADI BIOURINE 25-30 DAN BIOPESTISIDA DI KELOMPOK TERNAK WIDYASMESTI

    DAN NANDAKA

    N.L.P. Sriyani, I.M. Mudita, W. Siti, I.N.T. Ariana

    PENGUATAN MANAJEMEN PADANG GEMBALA SAPI PUTIH 31-37 TARO UPAYA KONSERVASI PLASMA NUTFAH ASLI PULAU

    BALI

    I W. Suarna, N.N. Suryani, I G. Mahardika, A.A.A.S. Trisnadewi, dan K.M.

    Budiasa

    PENGEMBANGAN AGROWISATA DESA BUAHAN KAJA 38-45 MELALUI IDENTIFIKASI POTENSI, PENGEMASAN PAKET

    WISATA, DAN PELATIHAN SUMBERDAYA MANUSIA

    I.N. Rai, I.P. Sudana, C.G.A. Semarajaya, I.W. Wiraatmaja

    Volume 16 Nomor 1, Januari 2017

  • Buletin Udayana Mengabdi, ISSN: 1412-0925

    PENGEMBANGAN KETERAMPILAN PEMBUATAN KREASI 46-50 KUE TRADISIONAL BAGI WARGA BINAAN DI LEMBAGA

    PEMASYARAKATAN WANITA KELAS IIA TANGERANG

    Yustisia Kristiana dan Vasco A. H. Goeltom

    HAMA DAN PENYAKIT PADA TANAMAN JERUK SERTA 51-56

    PENGENDALIANNYA

    I N. Wijaya, W. Adiartayasa, I G.P. Wirawan, M. Sritamin,

    M. Puspawati dan I M. Sudarma

    PELATIHAN BUDIDAYA TANAMAN JERUK BEBAS PENYAKIT 57-63

    CVPD DI DESA KERTA GIANYAR

    W. Adiartayasa, I N. Wijaya, N.N. Darmiati dan I K. Siadi, I G.P. Wirawan

    INTERVENSI KESEHATAN PADA TERNAK SAPI DAN BABI DI 64-71 WILAYAH DESA GETASAN, KECAMATAN PETANG, KABUPATEN

    BADUNG

    I N. Suarsana, I. W. Suardana, I K.M. Budiasa

    PENERAPAN TEKNOLOGI FERMENTASI BIO-MOL PADA 72-77 PENGOLAHAN PUPUK ORGANIK ECENG GONDOK DALAM

    UPAYA UNTUK MENJAGA KELESTARIAN DANAU BUYAN

    DESA PANCASARI DAN WANAGIRI, KECAMATAN SUKASADA-

    BULELENG

    I.G. Suranjaya, N.L. Kartini, L.R. Purnawan

    PENGELOLAAN LIMBAH TERNAK BABI MENJADI PUPUK 78-81

    ORGANIK UNTUK MENDUKUNG PERTANIAN ORGANIK

    I N. Puja, I G.P. Ratna Adi, N.L.G. Sumardani, P. Dyatmikawati

    PENGEMBANGAN PRODUKSI PUPUK ORGANIK KAYA Mg (PUPUK 82-86

    PEMANIS BUAH)

    N.M Witariadi, Tati Budi Kusmiyarti, Budi Rahayu Tanama Putri

    APLIKASI TEKNOLOGI FERMENTASI DALAM PRODUKSI PUPUK 87-91 ORGANIK UNTUK MENUNJANG PERTANIAN PADI LOKAL ORGANIK DI KECAMATAN PENEBEL, KABUPATEN TABANAN,

    PROPINSI BALI

    I G.P. Ratna Adi, N.W. Siti, I K. Sardiana

    PENGEMBANGAN BURUNG HANTU (TYTO ALBA) SEBAGAI 92-98 PENGENDALI HAMA TIKUS DI DESA BABAHAN

    DAN SENGANAN, PENEBEL, TABANAN, BALI

    N. M. S. Sukmawati, N.W. Siti, N.N.Candraasih K.

    Volume 16 Nomor 1, Januari 2017

  • Buletin Udayana Mengabdi, ISSN: 1412-0925

    USAHA JAJANAN BALI KERING DENGAN PENERAPAN ALAT 99-103

    SPINER DAN SEALER DI DESA CANDI KUNING

    I.A.R.P. Pudja, P. K. D. Kencana, dan I M. Nada

    REHABILITASI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKRO HIDRO 104-109

    SINAR CATUR TUNGGAL DI DESA PAKISAN

    A.A.A. Suryawan, M. Suarda, I N. Suweden, dan I G.N.O. Suputra,

    SOSIALISASI DAN DEMONTRASI UNJUK KERJA 110-115

    BEL SEKOLAH OTOMATIS DI SDN 5 KERAMAS

    I G.A.P.R. Agung, I N. Setiawan, G. Sukadarmika dan I G.A.K. D. D. Hartawan

    DEMO PENINGKATAN NILAI NUTRISI DEDAK PADI DENGAN 116-120 TEKNIK FERMENTASI PADA KELOMPOK TERNAK UNGGAS DI

    DESA PENGOTAN KABUPATEN BANGLI

    I.G.N.G. Bidura, D.P.M.A., Candrawati, A.A.P.P. Wibawa, I.A.P. Utami dan E.

    Puspani

    PEMBINAAN DAN PENDAMPINGAN KELOMPOK WANITA TANI 121-127 RUMPUT LAUT DESA KUTUH DALAM PENGEMBANGAN

    PRODUKSI NUGGET RUMPUT LAUT

    N.L. Ari Yusasrini, Luh Putu T. Darmayanti, dan I.K. Suter

    PEMANFAATAN LIMBAH CANGKAN TIRAM UNTUK 128-132

    MEMURNIKAN BIOGAS DARI PENGOTOR KARBON DIOKSIDA

    T.G.T. Nindhia, I.W. Surata, dan R. Antara

    PENDEKATAN ERGONOMI TOTAL DAN KEARIFAN LOKAL 133-138 DALAM PERENCANAAN TEKNIS PENATAAN PURA DALEM

    BABADAN DESA ADAT TUMBAK BAYUH MENGWI-BADUNG

    I.N. Sutarja, I.G.N. Suditha, I.K. Sudarsana, I.N. Lanus dan A.A.G.A. Yana

    PENINGKATAN PRODUKSI BIOGAS KELOMPOK TERNAK 139-145

    DESA TIMUHUN KLUNGKUNG

    I N.S. Winaya, R.S. Hartati, I W.G. Ariastina, I B. Alit Swamardika

    PEMANFAATAN KOTORAN SAPI SEBAGAI BAHAN BIOGAS SKALA 146-149 RUMAH TANGGA ANGGOTA SUBAK BANYUMATI DESA UMA

    ANYAR SERIRIT BULELENG

    P. Suardana, M. Sumadiyasa, W. G. Suharta, A. A. Ngr. Gunawan, K. N. Suarbawa

    Volume 16 Nomor 1, Januari 2017

  • Buletin Udayana Mengabdi, ISSN: 1412-0925

    PELATIHAN PENCEGAHAN DAN PERTOLONGAN JATUH 150-155

    PADA LANSIA BAGI KELUARGA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS

    II DENPASAR TIMUR

    P.A.S.Utami, M.O.A. Kamayani, L.M. Puspita, N.A.J. Raya

    PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI SEBAGAI UPAYA 156-161

    PEMASARAN POTENSI AGROWISATA DI DESA CATUR

    KECAMATAN KINTAMANI BANGLI

    P. A. W. Sagita, I. N. Sudiarta, I. M. K. Negara, N. M. O. Karini

    PENGGUNAAN METODE PROBLEM BASE LEARNING (PBL) PADA 162-165

    MATA KULIAH STATISTIKA NONPARAMETRIK

    N.L.P Suciptawati, dan M. Asih

    APLIKASI TEKNOLOGI BUDIDAYA IKAN LELE KOMBINASI 166-170 SISTEM SIRKULASI AIR TERTUTUP DAN TEKNOLOGI BIOFLOK DI

    DESA KETEWEL KECAMATAN SUKAWATI KABUPATEN GIANYAR

    N.L.G. Sumardani, I.G. Suranjaya, N.N. Soniari, I.M. Radiawan

    PENERAPAN METODE SAVI UNTUK PENINGKATAN 171-177 KEBERHASILAN BELAJAR PADA OPERASI HITUNG BILANGAN

    BULAT DI KELAS V SD 12 JIMBARAN

    Ni Made Asih, Ni Luh Putu Suciptawati, G.K Gandhiadi dan Nyoman Widana

    Volume 16 Nomor 1, Januari 2017

  • BULETIN UDAYANA MENGABDI, VOLUME 16 NO. 1, JANUARI 2017

    PENGEMBANGAN PRODUKSI PUPUK ORGANIK KAYA Mg

    (PUPUK PEMANIS BUAH)

    N.M Witariadi 1, Tati Budi Kusmiyarti

    2, Budi Rahayu Tanama Putri

    3

    ABSTRAK

    Kegiatan bertujuan untuk mengembangkan produksi pupuk organik kaya Mg untuk meningkatkan rasa manis pada buah. Metode pelaksanaan meliputi : bahan baku, produksi dan proses produksi. Bahan baku berupa kotoran ayam, mineral kiserit dan ampas anggur. Produk yang dihasilkan berupa pupuk organik kaya mineral magnesium (Mg). Proses produksi dimulai dari suplai bahan baku, pengembangan ipteks produksi pupuk (fermentasi), pengawasan mutu (analisa produk) dan packaging. Hasil kegiatan berupa pupuk organik yang kaya mineral magnesium (Mg) untuk meningkatkan rasa manis pada buah. Hasil analisa laboratorium diperoleh kandungan unsur hara sebagai berikut: C/N = 12%, pH: 6,90, C-organik 14% : 2,90 % N, 2,37 %

    P2O5, 1,39 % K2O dan Mg 22,58% . Dapat disimpulkan bahwa pengembangan produksi pupuk organik kaya

    Mg disesuaikan dengan syarat dan kualitas pupuk organik di Indonesia.

    Kata kunci : produksi, pupuk organik, mineral Mg, fermentasi.

    ABSTRACT

    Activities aimed at developing the production of organic fertilizer to increase the Mg- rich sweet taste of

    fruit. Methods of execution include: raw materials, production and production processes. Raw materials such

    as chicken manure, mineral kiserit and wine dregs. Products produced in the form of organic fertilizer rich in

    mineral magnesium (Mg). The production process starts from the supply of raw materials, development of

    science and technology fertilizer production (fermentation), quality control (product analysis) and packaging.

    The results of activities in the form of organic fertilizer rich in mineral magnesium (Mg) to increase the

    sweetness in the fruit. Results of laboratory analysis of the nutrient content is obtained as follows: C / N =

    12%, pH: 6.90, 14% organic C: 2.90% N, 2.37% P2O5, 1.39% K2O and Mg 22 58%. It is concluded that the

    development of Mg-rich organic fertilizer production adapted to the requirements and quality of organic

    fertilizer in Indonesia.

    Keywords : production, organic fertilizer, mineral Mg, fermentation.

    1. PENDAHULUAN

    Perkembangan pertanian organik di Bali lima tahun terakhir mengalami perkembangan yang sangat

    pesat, sejalan dengan kebijakan pemerintah Provinsi Bali yang mengembangkan program “Bali

    Clean dan Green”. Kebijakan ini dilatar belakangi oleh berbagai alasan diantaranya, mahalnya

    harga pupuk kimia sintesis, munculnya berbagai persoalan lingkungan akibat pencemaran residu

    1 Staf Pengajar Fakultas Peternakan Universitas Udayana, [email protected] 2 Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Udayana, 3 Staf Pengajar Fakultas Peternakan Universitas Udayana,

    82

  • N.M Witariadi, Tati Budi Kusmiyarti, dan Budi Rahayu Tanama Putri

    pupuk kimia, dan permintaan akan produk organik untuk memenuhi kebutuhan wisatawan dan

    agrowisata. Untuk mendukung kebijakan itu, pemerintah Provinsi Bali memberikan subsidi pupuk

    organik sebanyak 19.650 ton pada tahun 2014 meningkat menjadi 23.000 ton pada tahun 2015, dan

    akan terus meningkat pada tahun mendatang. Sementara, untuk kabupaten Tabanan sebagai sentra

    pertanian padi dan sayuran mengembangkan program padi dan sayuran organik yang mampu

    menyerap pupuk organik mencapai 10.000 ton per tahun. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa

    pengembangan usaha memproduksi pupuk organik sangat prospektif dilakukan dan berpeluang

    besar memperoleh keuntungan.

    Pupuk organik berkualitas berarti bahwa pupuk tersebut sesuai standar nasional Indonesia (SNI)

    serta mengandung hara untuk tanaman yang lebih lengkap dengan dosis yang lebih tinggi.

    Tehnologi fermentasi menggunakan dekomposer efektif yang mampu menguraikan bahan organik

    secara lebih sempurna dalam waktu yang lebih singkat. Salah satu hasil dari studi ini adalah pupuk

    organik yang diformulasikan dengan material dengan kadar mineral magnesium (Mg) dosis tinggi

    (>20%) dan mineral kiserit. Mineral kiserit adalah senyawa Mg dan sulfat yang memiliki

    kandungan Mg dalam dosis tinggi. Material tersebut diperoleh dari hasil penambangan batuan

    limestone di daerah Bukit Jimbaran Kabupaten Badung. Material tersebut diformulasikan dengan

    limbah kotoran ayam serta limbah ampas anggur yang dihasilkan oleh pabrik pembuatan anggur di

    Kabupaten Tabanan. Kotoran ayam mengandung senyawa kalium yang lebih tinggi dari limbah

    ternak lainnya yaitu mencapai 1,5%.Kandungan Mg dan kalium yang tinggi pada pupuk organik

    organoplus telah memacu kandungan gula yang lebih tinggi pada buah-buahan yang dipupuk

    dengan pupuk organik tersebut. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa buah tanaman yang

    dipupuk dengan organoplus secara organoleptic lebih renyah, daya simpan lebih lama, dan lebih

    manis. Indayati Lanya dkk (2009) melaporkan bahwa pemberian 5 ton per hektar mampu

    meningkatkan kadar gula sebesar 20,14% pada tanaman melon, kemudian Merit dkk (2011)

    mendapatkan pada pemberian 6 ton/ha meningkatkan kadar gula rata-rata sebesar 24,34% pada

    tanaman anggur, dan Sardiana (2010) mencatat terjadi peningkatan kadar gula buah stroberri rata-

    rata sebesar 26,12% pada pemberian 8 ton/ha, dan pemberian organoplus pada tanaman manggis

    telah meningkatkan kadar gula sebesar 16,26% dan menurunkan serangan penyakit getah kuning

    pada buah manggis sebesar 30,32%.

    Pupuk organik adalah sarana strategis untuk meningkatkan kesuburan tanah dan meningkatkan

    produksi pertanian, dan menghindari pencemaran lingkungan. Penerapan IPTEK bakteri pengurai

    sebagai fermentor, melakukan rancang bangun alat, serta pengujian produk di lapangan akan dapat

    dihasilkan pupuk organik yang lebih murah dan kualitas yang distandarisasi untuk dipakai

    meningkatkan produksi tanaman pertanian. Bahan baku yang dipakai berupa limbah (ampas anggur,

    kotoran ternak, dan limestone kaya mineral Mg) yang tidak mempunyai nilai ekonomi, tetapi

    setelah diolah akan menjadi produk komersial yang membawa keuntungan secara ekonomi.

    Penyediaan pupuk organik kaya Mg akan mendorong peningkatan kualitas produk buah-buahan.

    Signifikansi penggunaan pupuk organoplus terhadap kualitas produksi buah-buahan menyebabkan

    permintaan pupuk ini semakin meningkat.

    2. METODE PELAKSANAAN

    Jenis bahan baku yang dipakai dalam memproduksi organoplus adalah kotoran ayam petelur sebanyak 60 % sebagai sumber Nitrogen (N), limbah anggur sebagai sumber Phosphat (P) dan Kalium (K) sebanyak 15-20 %, bahan mineral magnesium karbonat (kadar Mg>20%) 15-20 % dan

    5% kisrit (CaMgSO4) sebagai sumber Mg. Bahan utama dicampur dan difermentasi sehingga dihasilkan pupuk organik yang sudah distandardisasi memakai Peraturan Menteri Pertanian. Kotoran ayam diperoleh dari kelompok peternak ayam binaan Fakultas Peternakan Universitas Udayana di Desa Babahan Penebel. Kandungan kotoran ayam adalah sebagai berikut: 2.79 % N,

    0.52 % P2O5, 2.29 % K2O. Kelompok ini menghasilkan rata-rata 5-10 ton kotoran ayam per hari. VOLUME 16 NO. 1, JANUARI 2017 | 83

  • PENGEMBANGAN PRODUKSI PUPUK ORGANIK KAYA Mg (PUPUK PEMANIS BUAH)

    Material sumber mineral Mg diperoleh dari penambang limestone yang dilakukan petani di daerah

    Bukit Jimbaran di sekitar kampus Universitas Udayana. Ampas anggur diperoleh dari perusahan

    anggur di Tabanan mempunyai kadar C-organik 45.3%, N 2.98%, P 0.18% dan K 2.26%, selain itu

    akan memberikan unsur Ca, Mg, Mn, Fe, Cu, dan Zn (Laboratorium Tanah, 2005).

    Produksi pupuk Organoplus (organo-mineral pemanis buah), merupakan usaha pengembangan

    produksi pupuk organik yang terfortifikasi mineral Mg. Keunggulan dari produk yang dihasilkan

    dibandingkan dengan usaha sejenis terletak pada penerapan teknologi formulasi material organik

    dengan bahan mineral sumber Mg dan dekomposer yang dihasilkan dari mikroba dekomposer lokal

    yang bekerja dengan efektif. Melalui aplikasi teknologi ini dimungkinkan diproduksi pupuk

    organik yang kaya Mg, sehingga selain berfungsi seperti pupuk organik pada umumnya yaitu

    memperbaiki struktur tanah, sebagai sumber karbon, hara makro serta hara mikro, juga dapat

    berfungsi sebagai pemanis buah dan memperbaiki kualitas buah (hasil tanaman) karena kandungan

    Mg-nya yang tinggi. Magnesium merupakan komponen utama penyusun klorofil dan sebagai

    katalis dalam fotosintesis yang memproduksi karbohidrat yang memberi rasa manis pada buah-

    buahan. Proses produksi pupuk organoplus dilakukan melalui tahapan sebagai berikut :

    1. Persiapan material pupuk a) material Kapur karbonat merupakan kapur yang dihasilkan bukan melalui proses

    pembakaran tetapi digiling langsung, kapur karbonat ini mengandung kalsium oksida dan

    magnesium oksida (47%) serta kalsium karbonat dan magnesium karbonat (85%), diperoleh dari hasil galian masyarakat lokal yang telah secara tradisional mengetahui

    karakteristik batuan tersebut di daerah Bukit Jimbaran, Badung b) Material Kiserit, Kiserit adalah mineral magnesium sulfat yang sangat tidak stabil

    berkomposisi MgSO4H2O, tidak dihasilkan di Indonesia tetapi diimport diperoleh melalui kerjasama dengan penjual zat kimia keperluan analisis laboratorium. Zat ini digunakan untuk fortifikasi batuan mineral Mg agar memenuhi standar baku yang diperlukan.

    c) Fermentor (probiotik) efektif berupa bioinokulan berbasis limbah cairan rumen yang memiliki daya urai efektif, sehingga mampu menguraikan material bahan organik secara

    lebih cepat dan sempurna. d) Limbah kotoran ayam ras diperoleh dari kelompok peternak binaan Universitas Udayana

    di sentra peternakan ayam ras masyarakat di Desa Babahan Kecamatan Penebel

    Kabupaten Tabanan e) Ampas anggur yang diperoleh dari pabrik wine di Kecamatan Kerambitan Kabupaten

    Tabanan.

    2. Pengolahan a) Material pupuk : komposisi material pupuk adalah: 60% kotoran ayam, 20% ampas anggur,

    15% kapur karbonat, dan 5% kiserit . Untuk memproduksi 1 ton pupuk organoplus

    diperlukan : 600 kg kotoran ayam, 200 kg ampas anggur,150 kg kapur karbonat, 5 kg

    kiserit, dan 4 botol dekomposer. b) Campuran ditimbun dan ditutup rapat dengan terpal dan bagian pinggir terpal diberi beban

    sehingga jika ada angin terpal tidak terbuka.

    c) Diamkan selama 3 hari, kemudian terpal dibuka dan timbunan diaduk untuk tujuan pemberikan airasi pada proses pengomposan. Proses pengomposan yang berhasil akan

    timbul panas dan dapat dirasakan saat pembongkaran gundukan. d) Perkirakan setelah 2 minggu pupuk sudah bisa dibongkar dan diangin- anginkan supaya

    menghilangkan bau amoniak dan sudah dapat dipakai.

    e) Pupuk yang sudah masak selanjutnya di ayak sesuai keinginan kemudian di kemas. Untuk

    bentuk granular, langkah berikutnya di masukkan ke mesin granular kemudian dikeringkan

    dan selanjutnya dikemas.

    84 | BULETIN UDAYANA MENGABDI

  • N.M Witariadi, Tati Budi Kusmiyarti, dan Budi Rahayu Tanama Putri

    Gambar 1.

    Kotoran ayam bahan baku pupuk

    Gambar

    2.

    Pencampuran

    material

    organoplus

    menggunakan handtractor

    Gambar 3. Pencampuran Pupuk Gambar 4. Pupuk Organo Plus

    3. HASIL DAN PEMBAHASAN

    Produk utama yang dihasilkan adalah Pupuk Organo Plus (pupuk organo-mineral pemanis buah).

    Pupuk Organo Plus adalah pupuk organik kaya mineral Mg yang berfungsi meningkatkan kadar

    gula buah dan mencegah serangan jamur pada tanaman hortikultura, sehingga buah yang dihasilkan

    menjadi lebih berkualitas yaitu lebih manis, daya tahan lebih lama, dan menekan getah kuning

    (pada buah manggis). Usaha pegembangan Pupuk Organo Plus (organo-mineral pemanis buah),

    merupakan usaha produksi pupuk organik yang terfortifikasi mineral Mg. Usaha ini sangat unik,

    spesifik dan belum ada di Bali, dimana keunggulan dari produk yang dihasilkan terletak pada

    penerapan teknologi formulasi material organik dengan bahan mineral sumber Mg dan dekomposer

    yang dihasilkan dari mikroba dekomposer lokal yang bekerja dengan efektif. Magnesium

    merupakan komponen utama penyusun klorofil dan sebagai katalis dalam fotosintesis yang

    memproduksi karbohidrat yang memberi rasa manis pada buah-buahan.

    Spesifikasi pengembangan Produk Organo Plus mengaplikasikan teknologi formulasi material organik dengan mineral sumber Mg dan dekomposer (mikroba lokal) dan Pupuk yang dihasilkan berupa pupuk organo-mineral kaya Mg pemanis buah. Kualitas atau Standar Produk pupuk Organo Plus disesuaikan dan memenuhi SNI atau standar nasional. Pupuk Organo Plus merupakan hasil fermentasi skala industri yang akan distandarisasi sesuai dengan Peraturan Menteri Pertanian: No. 28/Permentan/2009 menyebutkan bahwa syarat dan kualitas pupuk organik di Indonesia adalah:

    C/N = 12 - 20%, pH: 4-8, kadar air: 15%, C-organik minimal 12%. : 2.79 % N, 0.52 % P2O5, 2.29

    % K2O dan Mg 4,26% dengan konsentrasi yang lebih tinggi dari pupuk organik lainnya, serta VOLUME 16 NO. 1, JANUARI 2017 | 85

  • PENGEMBANGAN PRODUKSI PUPUK ORGANIK KAYA Mg (PUPUK PEMANIS BUAH)

    mengandung unsur mikro seperti seng (Zn), tembaga (Cu), besi (Fe), molybdenum (Mo). Hasil uji laboratorium terhadap komposisi unsur hara yang terkandung pada pupuk Organo Plus ( Pupuk

    Organik kaya Mg) adalah : C/N = 12%, pH: 6,90, C-organik 14% : 2,90 % N, 2,37 % P2O 5, 1,39

    % K2O dan Mg 22,58%. Hasil uji laboratorium terhadap pupuk Organo Plus bahwa kandungan hara yang diperoleh sudah sesuai dengan standarisasi pupuk organik , sehingga pupuk OrganoPlus bisa dipasarkan sehingga aplikasi pada tanaman dapat dilihat dari produksi yang dihasilkan.

    4. SIMPULAN DAN SARAN

    Berdasarkan hasil kegiatan diatas maka dapat disimpulkan bahwa pegembangan produksi pupuk

    organik kaya Mg (pemanis buah), sudah memenuhi kualitas sesuai dengan Standar Nasional

    Indonesia (SNI).

    Saran yang diajukan bahwa produksi pupuk organoplus harus dijaga kualitasnya dengan melakukan

    uji laborartorium, untuk menjaga kandungan haranya tetap terjaga.

    Tabel 3.1. Komposisi Campuran Pupuk Organoplus No Bahan Jumlah

    1 Kotoran Ayam 60%

    2 Limbah Anggur 15%

    3 Mineral Magnesium karbonat 20%

    4 Kisrit (CaMgSO4) 5%

    Tabel 3.2. Kandungan Hara Pupuk Organo Plus No Unsur Hara Kandungan Hara

    1 C/N Ratio 12%

    2 pH 6,90

    3 C-Organik 14%

    4 N 2,90%

    5 P2O5 2,37%

    6 K2O 1,39

    7 Mg 22,58%

    UCAPAN TERIMA KASIH

    Penulis mengucapkan terimakasih kepada Rektor Universitas Udayana, melalui ketua LPPM Universitas

    Udayana yang telah memberikan dana, sehingga kegiatan pengabdian (IbIKK) terlaksana sesuai dengan

    rencana.

    DAFTAR PUSTAKA

    Mosher, A. T. 1987. Menggerakkan dan Membangun Pertanian. CV Yasaguna,

    Jakarta Mubyarto, 1989.Pengantar Ekonomi Pertanian. LP3ES, Jakarta.

    Suparta, I.N., Budiartha,I.W., Suciani, Putri,B.R.T., Agribisnis Peternakan Meraih Kesempatan Menuju

    Sukses. Pustaka Nayottama, Denpasar.

    Suryana. 2008. Kewirausahaan. Pedoman Praktis: Kiat dan Proses Menuju Sukses. Edisi Ketiga. Salemba

    Empat, Jakarta.

    86 | BULETIN UDAYANA MENGABDI