pengantar kependudukan - tenaga kerja

19
Pengantar Kependudukan “Tenaga Kerja, Angkatan Kerja, & Bukan Angkatan Kerja “ Disusun oleh : Komang Sri Ayu Puspitha Dewi (1215151003) Ni Putu Diantari (1215151015)

description

 

Transcript of pengantar kependudukan - tenaga kerja

Page 1: pengantar kependudukan - tenaga kerja

Pengantar Kependudukan

“Tenaga Kerja, Angkatan Kerja, & Bukan Angkatan Kerja “

Disusun oleh :

Komang Sri Ayu Puspitha Dewi (1215151003)

Ni Putu Diantari (1215151015)

Ni Kadek Sumita Dewi (1215151016)

I Kadek Sustiawan Dana Putra (1215151018)

Rizki Retno Sari (1215151022)

Ni Putu Ria Sasmitha (1215151023)

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS UDAYANA

Page 2: pengantar kependudukan - tenaga kerja

1. DEFINISI DAN KONSEP

Penduduk di suatu Negara mengonsumsi barang dan jasa untuk memenuhi

kebutuhannya, tetapi hanya sebagian dari mereka yang secara langsung terlibat

atau berusaha untuk terlibat dalam kegiatan memproduksi barang dan jasa

tersebut (disebut kegiatan produksi). Berdasarkan pemikiran tersebut dapat

dikatakan bahwa penduduk di suatu Negara dapat dikelompokan menjadi dua

bagian, yaitu:

1. Penduduk yang “aktif” secara ekonomi (economically active population)

2. Penduduk yang “tidak aktif” secara ekonomi (economically inactive population)

Penduduk yang aktif secara ekonomi terdiri dari dua kelompok. Kelompok pertama

adalah penduduk yang bekerja memproduksi barang dan jasa dalam perekonomian.

Kelompok kedua adalah penduduk yang belum bekerja, tetapi sedang aktif mencari

pekerjaan (termasuk mereka yang baru pertama kali mencari pekerjaan).

Penduduk yang tidak aktif secara ekonomi adalah mereka yang tidak bekerjaatau

tidak sedang mencari pekerjaan. Kelompok ini tidak memproduksi barang dan jasa,

dan hanya mengkonsumsi barang yang diproduksi orang lain.

Dalam studi kependudukan atau demografi terdapat beberapa konsep atau definisi

yang dipakai, seperti yang tertera di bawah ini.

KONSEP TENAGA KERJA (MANPOWER)

Dalam studi kependudukan sering disebut “tenaga kerja” yang diterjemahkan dari

istilah manpower, yakni seluruh penduduk yang dianggap mempunyai potensi

untuk bekerja secara produktif. Dulu Indonesia sering kali menyebutkan tenaga

kerja sebagai seluruh penduduk berusia 10 tahun ke atas (lihat hasil SP 1971, 1980,

dan 1990). Setelah itu dipakai ukuran 15 tahun ke atas yang disesuaikan dengan

ketentuan internasional. Dalam dunia industry atau bisnis konsep “tenaga kerja”

diartikan sebagai personel yang bekerja dalam industry atau bisnis.

Page 3: pengantar kependudukan - tenaga kerja

KONTROL GAINFUL WORKER

Konsep ini menunjukkan aktivitas ekonomi apakah seseorang pernah bekerja atau

yang biasanya dilakukan seseorang (usual activity), mungkin saat sensus atau

survey masih bekerja atau sudah tidak bekerja lagi. Dalam konsep gainful worker

ini tidak ditentukan referensi/batasan waktu tertentu, artinya kegiatan ekonomi

yang dilakukan atau pernah dilakukan selama hidup seseorang pada saat

pencacahan. Seseorang dapat saja melaporkan bekerja padahal sudah lama tidak

bekerja lagi. Oleh karena tak ada batasan waktu, maka kita tidak tahu kapan ia

bekerja, apakah pernah bekerja atau sedang bekerja. Lagi pula mereka yang sedang

mencari pekerjaan untuk pertama kali tidak tercatat sebagai economically active

population. Jumlah pengangguran yang tercatat memakai konsep ini akan sedikit

sekali. Konsep ini sudah jarang dipakai dalam analisis.

KONSEP ANGKATAN KERJA (LABOR FORCE CONCEPT)

Dalam SP 1940, United States Bureau of Census telah memelopori penggunaan

konsep baru yang disebut labor for concept, atau konsep angkatan kerja. Dua

perbaikan diusulkan dalam konsep ini yaitu:

1. Activity concept, bahwa yang termasuk dalam angkatan kerja (labor force)

haruslah orang yang secara aktif bekerja atau sedang aktif mencari pekerjaan.

2. Aktivitas tersebut dilakukan dalam suatu batasan waktu tertentu sebelum

wawancara. Dengan kata lain, konsep angkatan kerja umumnya disertai dengan

referensi waktu.

Berdasarkan konsep tersebut, angkatan kerja (labor force) dibagi menjadi dua,

yaitu :

1. Bekerja

2. Mencari pekerjaan (menganggur), yang dapat dibedakan antara:

- Mencari pekerjaan, tetapi sudah pernah bekerja sebelumnya

- Mencari pekerjaan untuk pertama kalinya (belum pernah bekerja

sebelumnya)

Page 4: pengantar kependudukan - tenaga kerja

Dari pengertian di atas, angkatan kerja dapat dikatakan sebagai bagian dari tenaga

kerja yang sesungguhnya terlibat atau berusaha untuk terlibat dalam kegiatan

produktif, yaitu memproduksi barang dan jasa dalam kurun waktu tertentu. Secara

demografis, besarnya angkatan kerja dapat dilihat melalui angka partisipasi

angkatan kerja, yaitu berapa persen dari jumlah tenaga kerja yang menjadi

angkatan kerja. Dalam konsep ini yang dimaksud bekerja adalah mereka yang

mempunyai pekerjaan yang menghasilkan pendapatan, baik berupa uang atau

barang.

KONSEP PEMANFAATAN TENAGA KERJA (LABOR UTILIZATION APPROACH)

Pendekatan labor utilization ini dimaksudkan untuk lebih menyempurnakan

konsep angkatan kerja, terutama supaya lebih sesuai dengan keadaan Negara

berkembang. Dalam konsep ini lebih ditunjukkan untuk melihat potensi tenaga

kerja, apakah telah dimanfaatkan secara penuh. Dengan konsep ini, angkatan kerja

dikelompokan sebagai berikut:

a. Pemanfaatan cukup (fully utilized)

b. Pemanfaatan kurang (under utilized)

c. Pengangguran terbuka (open unemployment)

Pengangguran terbuka dan pemanfaatan kurang karena jumlah jam kerja yang

rendah mencerminkan kelebihan penawaran tenaga kerja dibandingkan dengan

permintaan akan tenaga kerja. Sementara itu, pemanfaatan kurang karena

pendapatan atau gaji yang rendah dipakai untuk mengukur dimensi lain, yaitu

produktivitas yang rendah dari pekerja.

BUKAN ANGKATAN KERJA (NOT IN THE LABOR FORCE)

Bukan angkatan kerja adalah bagian dari tenaga kerja (manpower) yang tidak

bekerja atau mencari pekerjaan. Jadi, mereka adalah bagian dari tenaga kerja yang

sesungguhnya tidak terlibat atau tidak berusaha untuk terlibat dalam kegiatan

ekonomi. Dalam sensus penduduk di Indonesia dikemukakan bahwa penduduk

Page 5: pengantar kependudukan - tenaga kerja

berumur 10 tahun ke atas (atau 15 tahun ke atas setelah SP 1990) yang termasuk

dalam kelompok bukan angkatan kerja adalah mereka yang selama seminggu yang

lalu mempunyai kegiatan hanya:

Bersekolah

Mengurus rumah tangga

Pensiun / mendapatkan penghasilan bukan dari bekerja (warisan, deposito, dll)

Berada di rumah sakit dalam waktu lama, di lembaga permasyarakatan, dsb.

2. TENAGA KERJA, ANGKATAN KERJA, DAN BUKAN

ANGKATAN KERJA

Tenaga Kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna

menghasilkan barang dan/atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri

maupun untuk masyarakat (UU No 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan).

Adapun undang –undang sebelumnya yakni UU No 25 tahun 1997 mendefinisikan

tenaga kerja sebagai penduduk yang sudah memasuki usia 15 tahun atau lebih.

Dengan demikian, mereka yang berusia di luar itu termasuk bukan tenaga kerja.

Namun, Undang-undang terbaru tentang ketenagakerjaan yaitu UU No 13 tahun

2003 tidak memberikan batasan usia yang jelas dalam definisi tenaga kerja. UU

tersebut hanya melarang mempekerjakan anak. Anak menurut UU tersebut adalah

setiap orang yang berumur di bawah 18 (delapan belas) tahun. Lebih lanjut UU

tersebut mengungkapkan bahwa anak yang berumur antara 13 tahun sampai 15

tahun dapat dipekerjakan sepanjang tidak mengganggu perkembangan dan

kesehatan fisik, mental dan sosialnya.

Sebagian dari tenaga kerja ada yang tidak siap, tidak bersedia, tidak mampu dan

atau tidak sedang mencari pekerjaan, mereka disebut dengan bukan angkatan kerja.

Sedangkan tenaga kerja yang siap dan mampu bekerja, baik yang sudah mendapat

pekerjaan maupun sedang mencari pekerjaan disebut dengan angkatan kerja.

Dengan demikian, tenaga kerja dapat dikelompokkan menjadi dua sebagai berikut:

Page 6: pengantar kependudukan - tenaga kerja

1. ANGKATAN KERJA (LABOR FORCE)

Adalah tenaga kerja yang siap, mampu dan berkeinginan atau bersedia untuk

bekerja jika terdapat kesempatan kerja. Baik yang sudah mendapat pekerjaan

maupun yang sedang mencari pekerjaan. Angkatan kerja yang sudah mendapat

pekerjaan disebut pekerja, sedangkan angkatan kerja yang sedang mencari atau

belum mendapat pekerjaan di sebut pengangguran.

Pekerja adalah orang-orang yang mempunyai pekerjaan, mencakup orang yang

mempunyai pekerjaan dan (saat disensus atau disurvai) memang sedang

bekerja, serta orang yang mempunyai pekerjaan, namun untuk sementara

waktu kebetulan sedang tidak bekerja, cotohnya petani yang sedang menanti

panen atau wanita karir yang tengah menjalani cuti melahirkan. Pengangguran

adalah orang yang tidak mempunyai pekerjaan, atau orang yang tidak bekerja

dan masih atau sedang mencari pekerjaan.

2. BUKAN ANGKATAN KERJA (NOTIN THE LABOR FORCE)

Adalah tenaga kerja yang tidak bekerja, tidak mempunyai pekerjaan dan sedang

tidak mencari pekerjaan. Tenaga kerja yang bukan angkatan kerja dibedakan

menjadi penduduk dalam usia kerja yang sedang bersekolah atau kuliah,

mengurus rumah tangga (tanpa mendapat upah), serta penerima pendapatan

lain yakni mereka yang tidak melakukan suatu kegiatan ekonomi tetapi

memperoleh pendapatan seperti tunjangan pensiun, bunga atas simpanan, atau

sewa atas milik, serta mereka yang hidupnya tergantung dari orang lain, seperti

karena lanjut usia, cacat, di penjara atau sakit kronis.

3. BEBERAPA UKURAN DALAM ANGKATAN KERJA

Dalam studi ketenagakerjaan, ada beberapa ukuran yang dipakai menggambarkan

situasi ketenagakerjaan suatu Negara atau sekelompok masyarakat. Umumnya,

indicator ketenagakerjaan memakai angka kasar (rate), seperti angka partisipasi

Page 7: pengantar kependudukan - tenaga kerja

angkatan kerja (labor force participation rate) yang menggambarkan perbandingan

jumlah angkatan kerja terhadap jumlah tenaga kerja (penduduk 15 tahun ke atas).

Angka ini sering disebut angka partisipasi umum, tetapi untuk analisis yang lebih

mendalam dipakai ukuran yang lebih spesifik.

ANGKA AKTIVITAS KASAR (CRUDE ACTIVITY RATE)

Angka aktivitas kasar adalah jumlah angkatan kerja dibagi dengan jumlah

seluruh penduduk 15 tahun ke atas dan dinyatakan dalam persentase. Angka

ini dikatakan kasar sebab belum mencerminkan factor-faktor yang

mempengaruhi jumlah angkatan kerja, antara lain komposisi umur penduduk

dan jenis kelamin. RUMUS :

CAR= Jumlah Angkatan KerjaJumlahTenagaKerja ¿¿

ANGKA AKTIVITAS MENURUT UMUR DAN JENIS KELAMIN (AGE-SEX-

SPECIFIC ACTIVITY RATE)

Perhitungan ini paling banyak digunakan dalam analisis ketenagakerjaan dan

biasa disebut dengan angka partisipasi angkatan kerja (APAK) menurut umur

dan jenis kelamin. Angka ini merupakan angka dasar (basic rate) yang

dipelajari dan menjadi dasar untuk membuat proyeksi angkatan kerja. RUMUS :

APAK umur tertentu= Jumlah Angkatan KerjaUmur TertentuJumlah Penduduk15+UmurTertentu

×100%

ANGKA AKTIVITAS MENURUT JENIS KELAMIN (SEX-SPECIFIC ACTIVITY

RATE)

Angka aktivitas menurut jenis kelamin adalah jika angka aktivitas (atau angka

partisipasi) disajikan terpisah untuk laki-laki dan untuk perempuan. Dilihat

Page 8: pengantar kependudukan - tenaga kerja

dari perbedaan, biasanya angka aktivitas untuk laki-laki lebih tinggi dari pada

angka aktivitas untuk perempuan. RUMUS :

APAK Laki−laki= Jumlah AngkatanKerja Laki−lakiJumlah Penduduk 15+Laki−laki

×100%

ANGKA PENYERAPAN ANGKATAN KERJA (EMPLOYMENT RATE)

Angka penyerapan angkatan kerja adalah angka yang menunjukkan berapa

banyak dari jumlah angkatan kerja yang menyatakan sedang bekerja pada saat

terjadi pencacahas. RUMUS :

Angka employment= Jumlah Angkatan Kerja yangBekerjaJumlah Angkatan KerjaTotal

×100%

4. KONSEP DAN UKURAN DASAR PENGANGGURAN

Secara singkat, pengangguran diartikan sebagai kelompok angkatan kerja yang

ingin berkerja, tetapi belum mendapat pekerjaan. Menurut data dari Bappenas

tahun 2005, penduduk Indonesia yang termasuk kategori pengangguran terbuka,

yaitu penduduk yang betul-betul tidak memiliki pekerjaan adalah sebesar 11

sampai dengan 12 juta jiwa. Selain itu, ada yang dikategorikan sebagai

pengangguran terselubung dan jika dijumlahkan dengan pengangguran terbuka

maka jumlah total pengangguran di Indonesia sampai dengan tahun 2005 adalah

sebesar 40 juta jiwa. Dalam istilah pengangguran ada yang disebut sebagai tingkat

pengangguran, yaitu perbandingan jumlah pengangguran dengan jumlah angkatan

kerja yang dinyatakan dalam persen. Pengangguran pada dasarnya dapat dibagi

menjadi sebagai berikut:

Page 9: pengantar kependudukan - tenaga kerja

PENGANGGURAN TERBUKA (OPEN UNEMPLOYMENT)

Pengangguran terbuka yaitu mereka yang benar-benar menganggur atau tidak

memiliki pekerjaan. Pengangguran terbuka terdiri dari (sakernas 2006,

semester 1, Februari 2006):

- Mereka yang mencari pekerjaan

- Mereka yang mempersiapkan usaha

- Mereka yang tidak mencari pekerjaan, karena merasa tidak mungkin

mendapat pekerjaan (discouraged workers)

- Mereka yang sudah punya pekerjaan, tetapi belum mulai bekerja.

SETENGAH MENGANGGUR (UNDEREMPLOYED)

Setengah menganggur adalah mereka yang bekerja di bawah jam kerja normal

(kurang dari 35 jam seminggu). Setengah menganggur terdiri dari:

- Setengah pengangguran terpaksa, yakni mereka yang bekerja di bawah jam

kerja normal (35 jam seminggu) dan masih mencari pekrjaan atau masih

bersedia menerima pekerjaan.

- Setengah pengangguran sukarela, yakni mereka yang bekerja di bawah jam

kerja normal dan tidak bersedia menerima pekerjaan lain (sebagian pihak

menyebutkan sebagai pekerja paruh waktu atau part time worker)

PENGANGGURAN TIDAK KENTARA (DISGUISED UNEMPLOYMENT)

Sementara itu, dalam konsep angkatan kerja, pengangguran tidak kentara

dimasukkan dalam kegiatan bekerja, karena mereka memenuhi persyaratan

dari definisi “bekerja”. Akan tetapi, jika dilihat dari segi produktivitas dalam

pekerjaan, maka mereka adalah penganggur. Sebagai contoh, ada empat orang

pekerja membuat sebuah kursi, padahal sebenarnya bobot pekerjaan cukup

dikerjakan oleh dua orang saja dengan waktu yang sama. Kondisi seperti ini

umumnya disebut pengangguran tidak kentara . pengangguran semcam ini

biasanya terjadi karena dalam pasar kerja terjadi kelebihan penawaran tenaga

kerja dan sempitnya lapangan kerja.

Page 10: pengantar kependudukan - tenaga kerja

PENGANGGURAN FRIKSIONAL

Seseorang yang sudah berhenti bekerja karena ingin pindah pekerjaan, sering

kali tidak langsung mendapatkan pekerjaan yang baru. Selama sesorang aktif

mencari pekerjaan yang baru maka ia berstatus penganggur. Jadi,

pengangguran friksional sebenernya adalah pengangguran karena tenggang

waktu sebelum mendapatkan pekerjaan. Dalam analisis ketenagakerjaan,

tenggang waktu itu sering disebut “waiting time”.

Terdapat beberapa cara mengatasi pengangguran yang dapat dilakukan, baik oleh

pemerintah maupun oleh pihak swasta, yaitu sebagai berikut.

Pengembangan sektor informal seperti home industry.

Pengembangan program transmigrasi untuk menyerap tenaga kerja di sektor

agraris dan sektor informal lainya di wilayah tertentu.

Perluasan kesempatan kerja, misalnya melalui pembukaan industri padat karya

di wilayah yang banyak mengalami pengangguran.

Peningkatan investasi, baik yang bersifat pengembangan maupun investasi

untuk mendirikan usaha-usaha baru yang dapat menyerap tenaga kerja.

Pembukaan proyek-proyek umum. Hal ini bisa dilakukan oleh pemerintah

seperti pembangunan jalan raya, jembatan, dan lain-lain.

Mengadakan pendidikan dan pelatihan yang bersifat praktis sehingga seseorang

tidak harus menunggu kesempatan kerja yang tidak sebanding dengan para

pencari kerja, melainkan ia sendiri mengembangkan usaha sendiri yang

menjadikannya bisa memperoleh pekerjaan dan pendapatan sendiri.

DAMPAK DARI PENGANGGURAN

Dewasa ini jika kita mengamati berbagai berita yang disampaikan oleh media massa

dan elektronik, setiap harinya tidak lepas dari berita-berita miring, mulai dari

pencurian yang diikuti dengan pembunuhan, kasus-kasus pencabulan, penodongan,

penipuan, dan sebagainya. Para pelaku biasanya mereka yang tidak memiliki

Page 11: pengantar kependudukan - tenaga kerja

pekerjaan atau para pengangguran. Kasus-kasus tersebut merupakan bagian dari

dampak pengangguran yang terjadi. Semakin tinggi tingkat pengangguran di suatu

negara maka semakin besar peluang untuk terjadinya tindakan-tindakan kriminal.

1. Dampak Pengangguran terhadap Perekonomian Nasional

Pengangguran pada dasarnya akan berdampak buruk terhadap perekonomian

suatu bangsa. Di antara dampak yang bisa kita ketahui adalah sebagai berikut.

- Pengangguran dapat menyebabkan masyarakat tidak dapat

memaksimumkan tingkat kemakmuran yang dapat dicapainya. Hal ini

terjadi karena ketika ada pengangguran maka pendapatan ril masayakat

akan lebih rendah daripada pendapatan potensialnya sehingga tingkat

kemakmurannya akan rendah pula.

- Pengangguran bisa menimbulkan turunnya tingkat pendapatan negara dari

pajak. Hal ini terjadi karena ketika ada pengangguran maka kegiatan

ekonomi masyarakat turun. Dengan demikian, tingkat pendapatannya pun

turun sehingga berdampak pula kepada kemampuannya untuk membayar

pajak.

- Pengangguran bisa mendorong naiknya tingkat kriminalitas. Hal ini dapat

meningkatkan risiko usaha akibat kondisi keamanan yang terjamin dan

akibatnya investasi.

- Pengangguran akan menyebabkan daya beli masyarakat turun sehingga

berdampak pula terhadap tingkat permintaan terhadap barang dan jasa.

2. Dampak Pengangguran terhadap Individu yang Mengalaminya serta

terhadap Masyarakat

Secara psikologis, pengangguran akan berdampak negatif terhadap individu

yang mengalaminya. Begitu pun terhadap masyarakat dikarenakan tingginya

tingkat pengangguran dapat membuka peluang terjadinya tindakan-tindakan

kriminal. Untuk lebih rincinya dapat diuraikan sebagai berikut:

- Pengangguran dapat menghilangkan mata pencarian dan pendapatan

individu yang mengalaminya

Page 12: pengantar kependudukan - tenaga kerja

- Pengangguran dapat menghilangkan keterampilan

- Pengangguran dapat menimbulkan ketidakstabilan politik dan sosial.

ANGKA PENGANGGURAN (UNEMPLOYMENT RATE-UER)

Angka pegangguran adalah angka yang menunjukkan berapa banyak dari jumlah

angkatan kerja yang sedang aktif mencari pekerjaan. Dalam literature tentang

ketenagakerjaan sering ditemukan istilah “tingkat pengangguran” atau juga “angka

pengangguran”. Akan tetapi kedua istilah tersebut mempunyai arti yang sama.

RUMUS :

UER= Jumlah Angkatan Kerja yangMencari PekerjaanJumlah Angkatan Kerja

×100%

Dalam menganalisis tingkat atau angka pengangguran, perlu diingat tentang definisi

bekerja dan referensi waktu yang digunakan dalam pengumpulan data dilapangan,

karena konsep bekerja dan referensi waktu berubah-ubah menurut kapan sensus

atau survey yang mengumpulkan data ketenagakerjaan itu dilakukan.

Page 13: pengantar kependudukan - tenaga kerja

Daftar Pustaka

Salemba Empat. (2010) Dasar-dasar Demografi. Jakarta : Fakultas Ekonomi UI.

Firmansyah, H & Ramdani, D. (2009) Ilmu Pengetahuan Sosial – Kelas VII.

Jakarta: Pusat Pembukuan