Pengantar Hukum Pertambangan (12 Maret 2012)

2
Pengantar Hukum Pertambangan Hari/Tanggal : Kamis / 8 Maret 2012 Pukul : 14.00-16.00 Pembicara : Ray Aryaputra Singgih, S.H. (sesi 1) & Muhammad Reza Alfiandri, S.H. (sesi 2) Pertambangan adalah “Sebagian atau seuruh tahapan kegiatan dalam rangka penelitian, pengelolaan dan pengusahaan mineral atau batubara yang meliputi penyidikan umum, eksplorasi,studi kelayakan, konstruksi, penambangan, pengolahan dan pemurnian, pengangkutan dan penjualan, serta kegiatan pasca tambang (UU No. 4 tahun 2009). Mengapa hukum mengenai pertmbangan menjadi penting untuk diketahui dan dipahami? Hal ini dimulai dari sejarah adanya pertmbangan di dunia khusunya di Indonesia. Kegiatan pertambangan sudah mulai dilakukan sejak masa perdangangan dilakukan oleh VOC di Indonesia sekitar abad ke 18 Masehi. Dari yang mulanya dilakukan oleh orang perserorangan penambang seperti apa yang terjadi di Pulau Bangka yaitu penambangan Timah oleh Maysarakat Tionghoa, hingga adanya usaha-usaha melakukan Praktik Monopoli oleh VOC dengan melakukan perjanjian-perjanjian dengan pemegang kekuasaan sekitar seperti Raja-raja dan lain lain. Hukum mengenai pertambangan menjadi penting karena bahan tambang adalah bahan- bahan yang penting dan berharga yang dapat dipergunakan sebagai bahan baku maupun diperdagangkan seperti pada bahan tambang logam mulia dll. Pemerintahan Kolonial Belanda menerapkan suatu system untuk mengatur mengenai pertambangan, yaitu apa yang dikenal sebagai system Konsensi. Diterapkan pada tahun 1910 – 1960 di Indonesia. Yang perlu digarisbawahi didalam system ini adalah hak pemegang konsensi termasuk juga hak-hak atas tanah dan kuasa pertambangan. Selepas Indonesia merdeka dikeluarkanlah UU No. 11 tahun 1967 tentang Pokok-pokok Pertambangan yang berintikan : - Kontrak Karya Pasal 1 KepMen Pertambangan dan Energi No. 1409K/201/M.PE/1996 : Kontrak Karya adalah perjanjian antara Pemerintah RI dengan Perusahaan Swasta Asing atau patungan dengan berpedoman pada UU No. 11 tahun 1967. Adanya system Kontrak karya tersebut dimulai sejak ditandatanganinya perjanjian kerja sama dengan PT. Freeport pada tahun 1967. - Kuasa Pertambangan

description

Hukum Pertambangan

Transcript of Pengantar Hukum Pertambangan (12 Maret 2012)

Pengantar Hukum PertambanganHari/Tanggal : Kamis / 8 Maret 2012Pukul : 14.00-16.00Pembicara : Ray Aryaputra Singgih, S.H. (sesi 1) &Muhammad Reza Alfiandri, S.H. (sesi 2)Pertambangan adalah Sebagian atau seuruh tahapan kegiatan dalam rangka penelitian, pengelolaan dan pengusahaan mineral atau batubara yang meliputi penyidikan umum, eksplorasi,studi kelayakan, konstruksi, penambangan, pengolahan dan pemurnian, pengangkutan dan penjualan, serta kegiatan pasca tambang (UU No. 4 tahun 2009). Mengapa hukum mengenai pertmbangan menjadi penting untuk diketahui dan dipahami? Hal ini dimulai dari sejarah adanya pertmbangan di dunia khusunya di Indonesia. Kegiatan pertambangan sudah mulai dilakukan sejak masa perdangangan dilakukan oleh VOC di Indonesia sekitar abad ke 18 Masehi. Dari yang mulanya dilakukan oleh orang perserorangan penambang seperti apa yang terjadi di Pulau Bangka yaitu penambangan Timah oleh Maysarakat Tionghoa, hingga adanya usaha-usaha melakukan Praktik Monopoli oleh VOC dengan melakukan perjanjian-perjanjian dengan pemegang kekuasaan sekitar seperti Raja-raja dan lain lain. Hukum mengenai pertambangan menjadi penting karena bahan tambang adalah bahan-bahan yang penting dan berharga yang dapat dipergunakan sebagai bahan baku maupun diperdagangkan seperti pada bahan tambang logam mulia dll.Pemerintahan Kolonial Belanda menerapkan suatu system untuk mengatur mengenai pertambangan, yaitu apa yang dikenal sebagai system Konsensi. Diterapkan pada tahun 1910 1960 di Indonesia. Yang perlu digarisbawahi didalam system ini adalah hak pemegang konsensi termasuk juga hak-hak atas tanah dan kuasa pertambangan. Selepas Indonesia merdeka dikeluarkanlah UU No. 11 tahun 1967 tentang Pokok-pokok Pertambangan yang berintikan :- Kontrak KaryaPasal 1 KepMen Pertambangan dan Energi No. 1409K/201/M.PE/1996 : Kontrak Karya adalah perjanjian antara Pemerintah RI dengan Perusahaan Swasta Asing atau patungan dengan berpedoman pada UU No. 11 tahun 1967. Adanya system Kontrak karya tersebut dimulai sejak ditandatanganinya perjanjian kerja sama dengan PT. Freeport pada tahun 1967.- Kuasa PertambanganPasal 2 UU 11/1967 : Wewenang yang diberikan kepada badan atau perorangan untuk melaksanakan usaha pertambangan. Terdiri dari KP penyelidikan Umum, Eksplorasi, Eksploitasi, Pengolahan dan Pemurnian, Pengangkutan dan Penjualan.- Kuasa Pertambangan RakyatDiberikan kepada rakyat setempat untuk melakukan pertambangan.- Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan BatubaraBerlakunya UU No. 4 Tahun 2009 tentang Mineral dan BatubaraPada UU ini terjadi perubahan dari system kontrak menjadi sitem Izin Usaha Pertambangan. Adanya peraturan perundang-undangan yang baru ini juga lebih menjelaskan secara rinci daripada UU no 11 tahun 1967 yang hanya berupa pokok-pokok ketentuan saja. Seperti adanya Penggolongan Usaha pertambangan yang lebih luas , wilayah pertambangan yang lebih ditentukan, Hak dan Kewajiban pelaku usaha yang lebih mengikat sehingga dapat lebih menguntungkan rakyat banyak dan lain-lain. Pada UU ini juga ditentukan adanya kemungkinan ganti rugi bagi pihak-pihak yang terkena dampak negative dari usaha pertambangan tersebut sebagai wujud dari perlidungan masyarakat. Diharapkan dengan adanya UU Mineral dan Batubara ini pertambangan di Indonesia menjadi lebih baik dan memberikan dampak positif baik terhadap negara maupun warga negara Indonesia seluruhnya.