PENGANTAR

9
I. Pengantar Carrageenin bahan dari spesies alga merah Chondus Crispus. Bersifat gel pada suhu tertentu dan reversibel. Ketika diinjeksikan dalam tubuh mampu menginduksi response inflammatory. Induksi inflamasi oleh carrageenan. Menurut winter (i) bersifat akut, non immune, dapat diamati dengan baik dn dapat dilakukan berulang kali II. Teori Inflamasi adalah respon dari suatu organisme terhadap pathogen dan alterasi mekanis dalam jaringan, berupa rangkaian reaksi yang terjadi pada tempat jaringan yang mengalami cedera, seperti karena terbakar, atau terinfeksi. Radang atau inflamasi adalah satu dari respon utama system kekebalan terhadap infeksi dan iritasi. Radang terjadi saat suatu mediator inflamasi (misal terdapat luka) terdeteksi oleh tubuh kita. Lalu permeabilitas sel di tempat tersebut meningkat diikuti keluarnya cairan ke tempat inflamasi maka terjadilah pembengkakan. Kemudian terjadi vasodilatasi (pelebaran) pembuluh darah perifer sehingga aliran darah dipacu ke tempat tersebut, akibatnya timbul warna merah dan terjadi migrasi sel-sel darah putih sebagai pasukan pertahanan tubuh kita. Inflamasi

description

PENGANTAR

Transcript of PENGANTAR

I. Pengantar Carrageenin bahan dari spesies alga merah Chondus Crispus. Bersifat gel pada suhu tertentu dan reversibel. Ketika diinjeksikan dalam tubuh mampu menginduksi response inflammatory. Induksi inflamasi oleh carrageenan. Menurut winter (i) bersifat akut, non immune, dapat diamati dengan baik dn dapat dilakukan berulang kali

II. Teori

Inflamasiadalah respon dari suatu organisme terhadap pathogen dan alterasi mekanis dalam jaringan, berupa rangkaian reaksi yang terjadi pada tempat jaringan yang mengalamicedera, seperti karena terbakar, atau terinfeksi. Radang atau inflamasi adalah satu dari respon utamasystem kekebalanterhadapinfeksidaniritasi. Radang terjadi saat suatu mediator inflamasi (misal terdapat luka) terdeteksi oleh tubuh kita. Lalu permeabilitas sel di tempat tersebut meningkat diikuti keluarnya cairan ke tempat inflamasi maka terjadilah pembengkakan. Kemudian terjadi vasodilatasi (pelebaran) pembuluh darah perifer sehingga aliran darah dipacu ke tempat tersebut, akibatnya timbul warna merah dan terjadi migrasi sel-sel darah putih sebagai pasukan pertahanan tubuh kita. Inflamasi distimulasi oleh factor kimia (histamin, bradikinin, serotonin, leukotrien danprostaglandin) yang dilepaskan oleh sel yang berperan sebagai mediator radang di dalamsystem kekebalanuntuk melindungi jaringan sekitar dari penyebaran infeksi.Radang sendiri dibagi menjadi 2, yaitu:1. Inflamasi non imunologis : tidak melibatkan system imun (tidak ada reaksi alergi) misalnya karena luka, cederafisik, dsb.2. Inflamasi imunologis : Melibatkan system imun, terjadi reaksi antigen-antibodi. Misalnya pada asma.Prostaglandin merupakan mediator pada inflamasi yang menyebabkan kita merasa perih, nyeri, dan panas. Prostaglandin dapat menjadi salah satudonatorpenyebab nyeri kepala primer.Di membrane sel terdapat phosphatidylcholine dan phosphatidylinositol. Saat terjadi luka, membrane tersebut akan terkena dampaknya juga. Phosphatidylcholine dan phosphatidylinositol diubah menjadi asam arakidonat. Asam arakidonat nantinya bercabang menjadi dua yaitu jalur siklooksigenasi (COX) dan jalur lipooksigenase.Pada jalur COX ini terbentuk prostaglandin dan thromboxanes. Sedangkan pada jalur lipooksigenase terbentuk leukotriene.1.Prostaglandin sebagai mediator inflamasi dan nyeri. Juga menyebabkan vasodilatasi dan edema (pembengkakan).2.Thromboxane menyebabkan vasokonstriksi dan agregasi (penggumpalan) platelet.3. Leukotriene menyebabkan vasokontriksi,bronkokonstriksi.Radang mempunyai tiga peran penting dalam perlawanan terhadap infeksi :1. Memungkinkan penambahan molekul dan sel efektor ke lokasi infeksi untuk meningkatkan performa makrofaga.2. Menyediakan rintangan untuk mencegah penyebaran infeksi.3. Mencetuskan proses perbaikan untuk jaringan yang rusak.Respon peradangan dapat dikenali dari rasa sakit, kulit lebam, demam, dll.yang disebabkan karena terjadi perubahan padapembuluh darahdi area infeksi :1. Pembesaran diameter pembuluh darah, disertai peningkatan aliran darah di daerah infeksi. Hal ini dapat menyebabkan kulit tampak lebam kemerahan dan penurunan tekanan darah terutama pada pembuluh kecil.2. Aktivasimolekul adhesiuntuk merekatkan endothelia dengan pembuluh darah.3. Kombinasi dari turunnya tekanan darah dan aktivasi molekul adhesi, akan memungkinkan sel darah putih bermigrasi ke endothelium dan masuk ke dalamjaringan. Proses ini dikenal sebagaiekstravasasi.Bagian tubuh yang mengalami peradangan memiliki tanda-tanda sebagai berikut :1. Tumoratau membengkak2. Caloratau menghangat3. Doloratau nyeri4. Ruboratau memerah5. Functiolaesaatau daya pergerakan menurun,dan kemungkinan disfungsi organAnti inflamasiadalah obat yang dapat menghilangkan radang yang disebabkan bukan karena mikroorganisme (non infeksi).Gejala inflamasi dapat disertaidengangejalapanas, kemerahan, bengkak, nyeri/sakit, fungsinya terganggu. Proses inflamasi meliputi kerusakan mikrovaskuler, meningkatnya permeabilitas vaskuler dan migrasi leukosit ke jaringan radang, dengan gejala panas, kemerahan, bengkak, nyeri/sakit, fungsinya terganggu. Mediator yang dilepaskan antara lain histamin, bradikinin, leukotrin, prostaglandin dan PAF. Agen yang dapat menyebabkan cedera pada jaringan, yang kemudian diikuti oleh radang adalah kuman (mikroorganisme), benda (pisau, peluru, dsb.), suhu (panas atau dingin), berbagai jenis sinar (sinar X atau sinar ultraviolet), listrik, zat-zat kimia, dan lain-lain. Cedera radang yang ditimbulkan oleh berbagai agen ini menunjukkan proses yang mempunyai pokok-pokok yang sama, yaitu terjadi cedera jaringan berupa degenerasi (kemunduran) atau nekrosis (kematian) jaringan, pelebaran kapiler yang disertai oleh cedera dinding kapiler, terkumpulnya cairan dan sel (cairan plasma, sel darah, dan sel jaringan) pada tempat radang yang disertai oleh proliferasi sel jaringan makrofag dan fibroblas, terjadinya proses fagositosis, dan terjadinya perubahan-perubahan imunologik.Euthanasia adalah suatu tindakan pembunuhan dalam segi medis yang disengaja dengan aksi atau dengan penghilangan suatu hak pengobatan yang seharusnya didapatkan oleh pasien agar pasien tersebut dapat meningal secara wajar.III. Tujuan

Memahami efek anti inflamasi bahan obat terhadap hewan coba yang diinduksi carageenan

IV. Bahan

1. Animals

Spesies

= Rat Mouse

Strain

= Wistar, Albino Swiss

Sex

= Male Male

Weight

= 165 220 gr 25 35 gr

Hewan coba di persiapkan dengan baik , diberi minum sepuasnya.

2. Carrageenan (Lambda Form FMC Marine Colloids Division, Mj or type IV, sigma Aldrich, Poole, UK) dibuat larutan 1 % w/v dalam 0,9% saline , tidak lebih dari 24 jam sebelum dipakai. Hati hati mearutkan serbuk carrageenan dapat mengendap

3. 25 gauge hypodermic needles five eights - in long. Becton dickinson, oxford, UK. www.bd.com

4. 1 ml disposable plastic syringes. Becton Dickinson, Oxford, UK, www.bd.com5. 100 - L gas tight syringe. Hamilton CO, 1700 series, cat. No. 81001 . www.hamitoimcompany.com6. Piethysmometer, cat. No. 7150 www.ugobasile.com7. Digital calipers with computer Link, Digimatic 500, www.mitutoyo.comV. Metode dan Pengamatan

Induksi Inflamasi

1. Ditimbang hewan coba, lalu di random ( n = 6 ) dibuat kondisi yang baik dan jauh dari bahan pembuat iflamasi

2. Hewan coba diberi identitas

3. Volume bengkak pre injection paw / paws diukur sebelum diberi injeksi carrageen an

4. Carrageenan disuntikkan ( ditandai ) pada daerah yang diinginkan lalu di catat waktunya. Diamati efek yang ditimbulkannya serta aktivitas hewan coba

5. NSAIDs seperti Indomethacin ( 5 mg / kg per oral ) diberi sebagai pembanding . Amati efeknya. Lihat volume oddemnya

6. Carrageenan yang di injeksi pada kali hewan setiap 15 menit di ukur volumenya dan pada 24 jam

7. Selanjutnya hewan coba dapat dieuthanasia untuk pemeriksaan parameter inflamasi yang ( jika perlu )

Lakukan pengamatan dengan menggunakan alat pengukur volume bengkak melalui perubahan volume air raksa.

VI. HASIL PENGAMATAN

Group 1Vo= 0,3

V1 = 0,290

V2= 0,280

V3 = 0,275

V4 = 0,260

Group 2Vo = 0,60

V1 = 0,580

V2 = 0,570

V3 = 0,560

V4= 0,540

VII. PEMBAHASAN

Pada Group 1 hewan uji coba hanya diberikan carrageenan dan Dapat dilihat dari hasil pengamatan,volume awal yaitu 0,30. Setelah kaki dicelupkan volume naik keatas yang menunjukkan angka 0,290,begitu seterusnya sampai volume keempat.Pada Group 2 hewan uji coba diberikan carrageenan dan bahan obat 1 (indomethacin) bersamaan.(preventif) dan dapat dilihat dari hasil pengamatan pada group 2,volume awal yaitu 0,60. Setelah kaki dicelupkan volume naik keatas yang menunjukkan angka 0,580,pada v2 dan v3 hanya naik satu garis sehingga menjadi 0,570 dan 0,560 kemudian divolume terakhir v4 naik kembali 2 garis menjadi 0,540.

VIII. KESIMPULAN

Dilihat dari hasil pengamatan,pada group 1 carrageenan diberikan untuk memberikan efek bengkak terhadap kaki/paws hewan coba dengan menyuntikkan sebanyak 0,1 ml.Sedangkan pada Group 2 carrageenan diberikan bersamaan dengan bahan obat 1 (indometachin).

Indomethacin ditambahakan sebagai preventif atau tindak pencegahan dari odem.

Indometachin diberikan secara oral 0,5 ml.

Jika dilihat pada group 2 memang volume naik keatas sebanyak 2 garis yang menandakan pembengkakan mengalami penurunan skala. (efek anti inflamasi).