Pengantar

5
 A. Pengantar Teori kognitif social dari Albert Bandura menenkankan kejadian yang tidak dis engaja walaupun juga menyadari bahwa pertemuan dan kejadian ini tidak selalu mengubah jalan hidup seseorang. Teori kognitid social memiliki beberapa asumsi dasar. Pertama, karakteristik yang menonjol dari manusia adalah plastisitas, yaitu bahwa manusia mempunyai fleksibilitas untuk belajar berbagai jenis perilaku dalam situasi yang berbeda-beda melalui pengalaman langsung. Kedua, melalui model triadic reciprocal causation yang meliputi perilaku, lingkungan, dan faktor pribadi, dapat terlihat bahwa manusia mempunyai kapasitas untuk mengontrol kehidupannya. Dua dorongan lingkungan yang penting dalam model triadic adalah pertemuan yang kebetulan dan kejadian tidak disengaja. Ketiga, teori kognitif social menggunakan perspektif agen, yaitu manusia mempunyai kapasitas untuk mengontrol sifat dan kualitas hidup mereka. Keempat, manusia mengontrol tingkah lakunya berdasarkan faktor-faktor internal dan eksternal. Faktor eksternal meliputi lingkungan fisik dan social dari seseorang, sedangkan faktor internal meliputi observasi diri, proses menilai, dan reaksi diri. Kelima, saat seseorang menemukan dirinya dalam situasi ambigu secara moral mereka biasanya berusaha untuk mengontrol perilaku mereka melalui agensi moral, yang me liputi mendefinisikan ulang suatu perilaku, merendahkan atau mendistorsi konsesuensi dari perilaku mereka. B. Biografi a. Albert Bandura lahir pada 4 Desember 1925, dikota Mundare bagian selatan Alberta, Kanada. Ia mulai sekolah dasar sampai dengan sekolah menengah di sekolah yang sederhana, dengan fasilitas yang kurang tapi dengan hasil yang rata-rata sangat memuaskan. Setelah selesai SMA, dia bekerja di perusahaan penggalian jalan raya Alaska Highway di Yukon. Dia menikah dengan Virginia Varns, seorang instruktur sekolah perawat, yang ditemuinya pada saat ia masih di Iowa. Dan mereka dikaruniai dua orang putri. Dia mendapt gelar Sarjana Muda dari University Of British Of Colombia tahun 1949. kemudian ia masuk di University Iowa, di tempat itulah ia mendapatkan gelar Ph.D tahun 1953. sete lah lulus dia meneruskan pendidikannnya di program Post-Doktoral di Wichita Guidance Center di Wichita, Kansas. dan setelah itu ia sangat berpengaruh terhadap tradisi behavioris dan teori pembelajaran. Pada tahun 1953, ia mulai mengajar di Stanford University , serta Bandura menjadi presiden APA tahun 1973, dan menerima APA award atas jasa-jasanya dalam Distinguised Scientific Contribution tahun 1980. dan sampai sekarang ia masih mengajar di Stanford University  C. Belajar Salah satu asumsi dasar dari teori kognisi social Bandura adalah manusia cukup fleksibel dan mampu mempelajari berbagai sikap kemampuan serta cukup banyak dari pemberlajaran tersebu yang merupakan hasil dari pengalaman tidak langsung.

Transcript of Pengantar

Page 1: Pengantar

5/14/2018 Pengantar - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pengantar-55ab4e5ac576f 1/5

A.  Pengantar

Teori kognitif social dari Albert Bandura menenkankan kejadian yang tidak disengaja

walaupun juga menyadari bahwa pertemuan dan kejadian ini tidak selalu mengubah jalan hidup

seseorang. Teori kognitid social memiliki beberapa asumsi dasar. Pertama, karakteristik yang

menonjol dari manusia adalah plastisitas, yaitu bahwa manusia mempunyai fleksibilitas untuk

belajar berbagai jenis perilaku dalam situasi yang berbeda-beda melalui pengalaman langsung.

Kedua, melalui model triadic reciprocal causation yang meliputi perilaku, lingkungan, dan faktor

pribadi, dapat terlihat bahwa manusia mempunyai kapasitas untuk mengontrol kehidupannya.

Dua dorongan lingkungan yang penting dalam model triadic adalah pertemuan yang kebetulan

dan kejadian tidak disengaja. Ketiga, teori kognitif social menggunakan perspektif agen, yaitu

manusia mempunyai kapasitas untuk mengontrol sifat dan kualitas hidup mereka. Keempat,

manusia mengontrol tingkah lakunya berdasarkan faktor-faktor internal dan eksternal. Faktor

eksternal meliputi lingkungan fisik dan social dari seseorang, sedangkan faktor internal meliputi

observasi diri, proses menilai, dan reaksi diri. Kelima, saat seseorang menemukan dirinya dalam

situasi ambigu secara moral mereka biasanya berusaha untuk mengontrol perilaku mereka

melalui agensi moral, yang meliputi mendefinisikan ulang suatu perilaku, merendahkan atau

mendistorsi konsesuensi dari perilaku mereka.

B.  Biografi

a.  Albert Bandura lahir pada 4 Desember 1925, dikota Mundare bagian selatan Alberta,

Kanada. Ia mulai sekolah dasar sampai dengan sekolah menengah di sekolah yang sederhana,

dengan fasilitas yang kurang tapi dengan hasil yang rata-rata sangat memuaskan. Setelah selesai

SMA, dia bekerja di perusahaan penggalian jalan raya Alaska Highway di Yukon. Dia menikahdengan Virginia Varns, seorang instruktur sekolah perawat, yang ditemuinya pada saat ia masih

di Iowa. Dan mereka dikaruniai dua orang putri. 

Dia mendapt gelar Sarjana Muda dari University Of British Of Colombia tahun 1949. kemudian ia

masuk di University Iowa, di tempat itulah ia mendapatkan gelar Ph.D tahun 1953. setelah lulus

dia meneruskan pendidikannnya di program Post-Doktoral diWichita Guidance Center di

Wichita, Kansas. dan setelah itu ia sangat berpengaruh terhadap tradisi behavioris dan teori

pembelajaran. Pada tahun 1953, ia mulai mengajar di Stanford University , serta Bandura

menjadi presiden APA tahun 1973, dan menerima APA award atas jasa-jasanya

dalam Distinguised Scientific Contribution tahun 1980. dan sampai sekarang ia masih mengajar

di Stanford University  

C.  Belajar

Salah satu asumsi dasar dari teori kognisi social Bandura adalah manusia cukup fleksibel

dan mampu mempelajari berbagai sikap kemampuan serta cukup banyak dari pemberlajaran

tersebu yang merupakan hasil dari pengalaman tidak langsung.

Page 2: Pengantar

5/14/2018 Pengantar - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pengantar-55ab4e5ac576f 2/5

1.Pembelajaran melalui observasi 

Pembelajaran sosial klasik menyatakan bahwa orang-orang belajar perilaku sosial yang sesuai

dengan mengobservasi dan mengimitasi model yang mereka lakukan dengan melihat orang

lain. Proses ini di kenal sebagai modeling atau pembelajaran observasional.

Pembelajaran observasional (observational learning) adalah belajar dengan melihat apa yang

dilakukan orang lain dan apa yang terjadi setelahnya karena melakukan hal tersebut. Tetapi

para ahli sosial-kognitif percaya bahwa pada manusia, pembelajaran melalui observasi ini tidak

dapat benar-benar dipahami tanpa mengikutsertakan proses berpikir (Meltzoff & Gopnik,

1993). Mereka menekankan pada pengetahuan yang dihasilkan ketika seseorang melihat orang

lain melakukan sesuatu dalam cara tertentu dan mendapatkan konsekuensi dari perilaku

tersebut (Bandura, 1997).

Bandura (1962) berpendapat bahwa di dalam situasi-situasi sosial, manusia sering kali belajar

 jauh lebih cepat hanya dengan mengamati tingkah laku orang lain. Sebagai contohnya, ketika

anak-anak belajar lagu-lagu baru atau bermain rumah-rumahan meniru sikap orang tua, maka

mereka sering kali mereproduksi secara instant urutan panjang tingkah laku baru. Mereka

tampaknya bisa memperoleh sebagian besar segmen tingkah laku baru ini sekaligus hanya

melalui pengamatan saja.

Bertahun-tahun yang lalu, Albert Bandura dan para koleganya menunjukkan betapa pentingnya

pembelajaran observasional ini, terutama pada anak-anak yang sedang belajar mengenai

aturan dan perilaku sosial (Bandura, Ross. & Ross, 1963). Para peneliti ini meminta anak-anak di

kelompok bermain untuk menonton film tentang dua orang, Miley dan Johnny, yang sedang

bermain dengan mainan. Dalam film tersebut, Johnny menolak untuk berbagi mainannya

dengan Miley, dan Miley memukulnya. Perilaku agresif Miley ini kemudian membuahkan hasil

karena berakhir dengan ia menguasai semua mainan. Johnny yang malang akhirnya hanya

duduk di sudut ruangan, sementara Miley bermain dengan sekarung penuh mainan.

Setelah melihat film tersebut, setiap anak dibiarkan sendiri selama 20 menit dalam sebuah

ruang bermain yang penuh mainan, termasuk juga mainan-mainan yang ada dalam film

tersebut. Dengan menyaksikan dari balik kaca satu arah, para peneliti menemukan bahwa

Page 3: Pengantar

5/14/2018 Pengantar - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pengantar-55ab4e5ac576f 3/5

anak-anak menjadi lebih agresif dalam permainannya. Beberapa anak mengikuti apa yang

dilihat dalam film tersebut hampir sama persis!

Kekuatan dari pembelajaran lewat pengamatan ini terdokumentasikan dengan baik dalam

literatur-literatur antropologis (Bandura dan Walter, 1963, bab 2; Honigman, 1967, h.180). Di

salah satu subkultur Guatemala, anak-anak gadis belajar menenun hanya dari melihat model

bekerja. Guru tenun menunjukkan cara mengoperasikan mesin tekstil sementara si gadis kecil

mengamati saja. Kemudian, ketika si anak merasa siap, dia mulai mengoperasikan mesin dan

biasanya langsung mampu mengoperasikannya dengan penuh kecakapan dalam percobaan

pertama mereka. Si gadis kecil menunjukkan, dalam istilah Bandura (1965a), pembelajaran

tanpa coba-coba (no-trial error ), yaitu memperoleh tingkah laku yang baru seluruhnya dalam

sekejap hanya dengan mengamati. Dia tidak perlu jatuh-bangun lewat proses-belajartrial-and-

error yang sangat menyakitkan dan yang harus didampingi oleh penguatan yang berbeda-beda

di tiap respons kecilnya.

Jika tingkah laku baru dicapai hanya melalui pengamatan, maka pembelajaran seperti ini bisa

dikatakan bersifat kognitif. Bandura menyebut proses vicarious reinforcement (penguatan

lewat pengamatan yang empatik, merasa seolah-olah kita yang melakukannya). Penguatan

seperti ini termasuk dalam proses kognitf  – kita merumuskan ekspektasi terhadap hasil dari

tingkah laku tanpa bertindak langsung dari kita sendiri.

EMPAT KOMPONEN PEMBELAJARAN OPERASIONAL 

1. Proses Perhatian 

Awalnya, kita tidak bisa mengimitasi sebuah model kecuali kita memberikan perhatian yang

cukup kepada model tersebut. Model-model sering kali menarik perhatian kita karena mereka

berbeda, atau karena mereka memiliki pemikat berupa keberhasilan, prestise, kekuasaan atau

kualitas kemenangan lainnya (Bandura, 1971, h.17). Perhatian juga diatur oleh karakter

psikologis pengamatnya – seperti kebutuhan dan minat mereka – meski sedikit saja yang bisa

diketahui tentang variabel-variabel yang demikian (Bandura, 1977, h.25).

Page 4: Pengantar

5/14/2018 Pengantar - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pengantar-55ab4e5ac576f 4/5

2. Proses Retensi  

Mengingat tindakan-tindakan dalam bentuk simbolik dari kacamata hubungan stimulus yang

serempak (stimulus contiguity ), yaitu asosiasi di antara stimuli yang muncul bersamaan

(Bandura, 1965a; 1971, h.17).

3. Proses Reproduksi Motorik  

Untuk mereproduksi tingkah laku secara akurat kita harus memiliki kemampuan motorik yang

dibutuhkan dan baru dapat dikuasai seiring dengan pertumbuhan fisik dan praktik secara

teratur (Bandura, 1977, h.27).

4. Proses Penguatan dan Motivasi  

Bandura, membedakan antara perolehan (acquisition) dan pelaksanaan ( performance) respons-

respons baru. Pelaksanaan respons dipengaruhi juga olehvicarious reinforcement , yaitu

konsekuensi yang berkaitan dengan tindakan si model. Jika si anak melihat temannya dipuji

karena bersumpah serapah, dia akan mengimitasinya dengan baik. Namun, jika si model

dihukum karena bersumpah serapah, dia tidak akan mau menirunya (Bandura, 1971, h.46;

1977, h.117-124).

2. Belajar aktif 

Bandura beranggapan bahwa pembelajaran aktif memberikan jalan bagi manusia untuk

mendapatkan pola baru bagi perolaku kompleks melalui pengalaman langsung, dengan memikirkan

dan mengevaluasi konsekuensi dari tingkah laku mereka. Proses belajar ini memberikan manusia

suatu kemampuan untuk melakukan control dalam interaksi timbale balik antara lingkungan manusa

dan perilaku.

D.  Triadic Reciprocal Causation

Bandura mengadopsi suatu pendirian yang cukup berbeda. Teori kognisi socialnya

menjelaskan fungsi triadic reciprocal causation. Sistem ini mengasumsikan bahwa tindakan

manusia hasil dari interaksi antara tiga variable yaitu lingkungan perilaku dan manusia. Triadicreciprocal causation ini direpresentasikan secara sistematis dalam B mengimpilkasikan perlaku

(behavior); E merepresentasikan lingkungan eksternal (eksternal environment) dan P

merepresentasikan manusia itu sendiri (person). Bandura sendiri menggunakan istilah timbale

balik 9reciprocal) untuk mengindikasikan adanya interaksi dari dorongan-dorongan tidak hanya

suatu tindakan yang sama atau yang berlainan.

Page 5: Pengantar

5/14/2018 Pengantar - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pengantar-55ab4e5ac576f 5/5

  Sebuah contoh triadic reciprocal causation

Ketika ada seorang anak meminta kue untuk kedua kalinya dan ada ayah yang secara

otomatis member kue maka konsep ini akan sama dengan pengondisian Skinner namun

menurut teori Bandura sang ayah akan berpikir mengenai konsekuensi dari memberikan

kue yang kedua kalinya, dari peristiwa ini kita dapat melihat adanya timbale balik antara tiga

variable yaitu perilaku lingkungan dan personal dari sudut pandang ayah. Sang ayah dengan

keutamaan yang dimiliki dari peranan dan statusnya sebgai seorang ayah dan mungkin

berkaitan dengan ukuran dan kekuatanannya mempunyai dampak yang cukup menentukan

pada anaknya. Oleh karena itu kaitan kausalitas yang terakhir telah utuh.

  Pertemuan secara kebetulan dan peristiwa tidak disengaja

Bandura mendefinisikan pertemuian yang kebetulan sebagai pertemuan yang tidak sengaja

dari oprang-orang yang tidak saling mengenal satu sama lain, sedangkan peristiwa yang

tidak disengaja adalah pengalaman dari lingkungan yang tidak terduga dan dan tidak

disengaja. Pertemuan yang kebetulan dan kejadian yang tidak disengaja tidak selalu dapat

dikontrol. Malah, manusia dapat membuat sesuatu terjadi. Bandura mengutip perkataan

dari Louis Pasteur ‘ kemungkinan hanya berpihak pada mereka yang memiliki pikiran siap’.

Dengan melalukakn antisipasi dan mengambil langkah dapat meminimalisasi dampak

negated yang mungkin terjadi dalam perkembangan selanjutnya.