PENGAMBILAN DAN PENGAWETAN HIPOFISA
-
Upload
fadila-maharani -
Category
Documents
-
view
601 -
download
46
Transcript of PENGAMBILAN DAN PENGAWETAN HIPOFISA
-
7/22/2019 PENGAMBILAN DAN PENGAWETAN HIPOFISA
1/11
Hari/Tanggal : Senin, 30 September 2013
Kelompok : 2
Nama Asisten : Akhmad Mukhlis Hidayat
Muhamamd Idris
Ahmad Fahrul S
M. Firdaus
Hasan NasrullahAnna Nurkhasanah
Ardila Maratun Q
Muhammad Idris
Ayi Siti
Rahmadani
DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013
PENGAMBILAN DAN PENGAWETAN HIPOFISA
Laporan Praktikum ke-3
M.K. Fisiologi Reproduksi
Organisme Akuatik
Ahmad Fajrin F C14120002
Lasmria Manik C14120004
Muhammad Rifa'I C14120020
Muhammad Sapta J C14120034
Fajriyani C14120037
Fadhila Maharani P C14120055
Andreanto Yusuf C14120091
-
7/22/2019 PENGAMBILAN DAN PENGAWETAN HIPOFISA
2/11
-
7/22/2019 PENGAMBILAN DAN PENGAWETAN HIPOFISA
3/11
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pemijahan dalam dunia budidaya, khususnya perairan biasanya
dilakukan dengan dua cara, yakni: pemijahan secara alami dan pemijahan
secara buatan. Pemijahan secara buatan adalah pemijahan yang dilakukan
dengan menyuntikan hormon gonadotropin kepada tubuh ikan. Teknik
pemijahan secara buatan ini biasa dikenal sebagai hipofisasi. Hipofisasi
adalah teknik rangasangan pemijahan dengan cara menyuntikkan ekstrak
kelenjar hipofisa ke induk yang akan dipijahkan. Rangsangan pemijahan
biasa diberikan kepada ikan betina, pasalnya ikan jantan tidak terlalu
membutuhkan rangsangan untuk memijah (Khairuman 2013).
Pemijahan secara buatan telah dilakukan sejak tahun 1943 di Brazil.
Teknik hipofisasi biasanya dilakukan guna merangsang ovulasi pada indukbetina. Dalam kegiatan budidaya terdapat beberapa jenis ikan yang
mebutuhkan bantuan dalam proses pemijahannya atau memerlukan waktu
tertentu untuk melakukan pemijahan. Hal ini berkaitan dengan kondisi ikan
di dalam kolam budidaya yang tidak cukup mendapat stimulasi untuk
berfungsinya kelenjar endokrin reproduksi. Ikan-ikan seperti: ikan Patin
(Pangasius hypophthalmus), ikan Lele dumbo (Clarias gariepinus) dan ikan
Bawal air tawar (Colossoma macropomum cuvier) membutuhkan induksi
hormon secara eksternal untuk menembah kecukupan LHRH-nya yang
secara alami terganggu oleh mekanisme introduksi budidaya (Najmiyati,
Lisyastuti, dan Hedianto 2006).
Teknik hipofisasi dapat meningkatkan kadar hormon LH pada ikanyang kadarnya tidak cukup untuk menghasilkan kematangan gonad tingkat
akhir dan ovulasi pada betina. Akan tetapi kelenjar hipofisa baru bisa
didapatkan jika membunuh ikan donor, ini merupakan salah satu kelemahan
dari teknik hipofisasi.
Tujuan Praktikum
Praktikum ini dilaksanakan dengan tujuan mempelajari teknik
pengambilan hipofisa pada ikan Lele (Clarias bathracus) dan ikan Mas
(Cyprinus carpio) serta mampu mengawetkan hipofisa ikan dengan
menggunakan dua metode, yakni metode pengawetan basah dan kering.
METODE
Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada Senin, tanggal 30 September 2013
di Kolam Percobaan Babakan Darmaga, Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
-
7/22/2019 PENGAMBILAN DAN PENGAWETAN HIPOFISA
4/11
2
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah seperangkat
alat bedah, kantung plastik, lap, tissue, alkohol absolut, botol film, tusuk
gigi, label, pisau atau golok, trash bag, dan alat tulis. Sedangkan bahan yang
digunakan adalah ikan Mas (Cyprinus carpio), dan ikan Lele (Clarias
batrachus).
Prosedur Kerja
Pengambilan Hiposfisa Ikan Mas (Cypr inus carpio)Kepala ikan mas dipotong sampai bagian belakang operkulum.
Bagian atas kepala dipotong sejajar. Potong diatas bagian otak agar bagian
otak dan hipofisa tidak terpotong. Bersihkan lemak dan darah yang ada di
kepala dengan tisu secara perlahan sampai bagian otak terlihat. Angkat otak
ikan mas dengan menggunakan tusuk gigi secara perlahan sampai hipofisayang berwarna putih susu dan berukuran sangat kecil terlihat. Ambil
hipofisa menggunakan tusuk gigi secara perlahan dan hati-hati agar hipofisa
tidak pecah atau rusak. Hipofisa yang sudah diambil ditempatkan dalam
botol film.
Pengambilan Hipofisa Ikan Lele (Clar ias batrachus)Pisahkan bagian kepala ikan lele dari tubuhnya dengan cara dipotong.
Potong kepala ikan lele secara melintang dimulai dari bagian mulut
menggunakan gunting. Pisahkan organ insang dan arboresen. Potong tulang
basioccipital dengan hati-hati agar hipofisa tidak pecah atau rusak. Ambil
hipofisa yang ada di bawah otak menggunakan tusuk gigi secara perlahan.Hipofisa yang sudah diambil ditempatkan dalam botol film.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
1. Pengambilan Hipofisa Ikan Mas (Cyprinus carpio)
Sumber: Dokumentasi Pribadi
Gambar 1 Pemotongan Kepala Ikan Mas (Cyprinus carpio)
-
7/22/2019 PENGAMBILAN DAN PENGAWETAN HIPOFISA
5/11
3
Sumber: Dokumentasi Pribadi
Gambar 2 Pemotongan Tempurung Kepala Ikan Mas untuk Mendapatkan Hipofisa
Sumber: Dokumentasi Pribadi
Gambar 3 Pembersihan dan Pengambilan Hipofisa dengan tissue dan tusuk gigi
Sumber: Dokumentasi Pribadi
Gambar 4 Pengambilan Hipofisa
-
7/22/2019 PENGAMBILAN DAN PENGAWETAN HIPOFISA
6/11
4
2. Pengambilan Hipofisa Ikan Lele (Clarias batrachus)
Sumber: Dokumentasi Pribadi
Gambar 5 Pemotongan Kepala ikan Lele (Clarias batrachus)
Sumber: Dokumentasi Pribadi
Sumber: Dokumentasi Pribadi
Gambar 6 Pembelahan Kepala ikan Lele (Clarias batrachus)
Gambar 7 Struktur Kepala ikan Lele (Clarias batrachus)
-
7/22/2019 PENGAMBILAN DAN PENGAWETAN HIPOFISA
7/11
5
Sumber: Dokumentasi Pribadi
Gambar 8 Hipofisa pada ikan Lele (Clarias batrachus)
Proses pengambilan hipofisa pada ikan lele (Clarias batrachus) dan
ikan mas (Cyprinus carpio) tidak jauh berbeda. Proses pengambilan diawali
dengan pemisahan kepala ikan dan badannya. Setelah kepala dipisahkan,pada ikan Lele kepala dibelah dua dari bagian mulut; sementara pada ikan
Mas bagian atas kepala dipotong untuk didapatkan letak otak ikan. Usai
pembelahan kepala ikan dan ditemukan bagian otak, bagian tersebut
dibersihkan untuk mendapatkan hipofisa ikan.
Pembahasan
Kelenjar hipofisa (atau yang disebut juga kelenjar pituitary)
merupakan sebuah kelenjar sebesar kacang polong, yang terletak di dalam
struktur tulang (sella turcica) di dasar otak. Hipofisa mengendalikan fungsi
dari sebagian besar kelenjar endokrinlainnya. Hipofisa dikendalikanoleh hipotalamus, yaitu bagian otak yang terletak tepat diatas
hipofisa. Pertumbuhan dari hipofisa berasal dari dua macam organ, yaitu:
NeurohipofisisdanAdenohipofiza.Neurohipofisisdibentuk dari bagian alas
diencephalon (infundibulum) sedangkan adenohipofiza, terbentuk dari
perlekukan bagian ektodermal dari rongga mulut embrio (stomodaeum),
disebut kantong hipofisa atau kantung rathke(Rachdian 2012).
Menurut Rachdian (2012) adenohipofizaterdiri ataspars distalisdan
pars intermedia, sedangkan neurohipofisis hanya terdiri atas pars nervosa
yang berfungsi mensekresi oxytocin, arginine vasotocindan isotocin. Pars
distalis merupakan bagian utama adenohipofiza yang mengandung sel-sel
pesekresi hormon prolaktin, hormon adrenocorticotropic(ACTH), hormon
pelepas tiroid (Thyroid Stimulating Hormone), hormon pertumbuhan (STH-
Somatropin), dan gonadotropin serta pars intermedia mensekresi hormon
pelepas melanosit (Melanocyte Stimulating Hormone), yang mana
pelepasan hormonnya diatur oleh faktor-faktor yang berasal dari
hipotalamus. Fungsi hormon prolaktin berkaitan dengan reproduksi dan
perawatan anak serta osmoregulasi. Tingkah laku reproduksi yang
dipengaruhinya adalah pembuatan sarang, persiapan migrasi prapemijahan,
sekresi vesikula seminalis, dan lain-lain. Sedangkan yang berhubungan
dengan osmoregulasi adalah ekskresi ginjal dan sekresi mucuskulit.
-
7/22/2019 PENGAMBILAN DAN PENGAWETAN HIPOFISA
8/11
6
Hormon Gonadotropin adalah hormon pituitary yang berperan dalam
produksi telur dan sperma. Gonadotropin pada hipofisa ikan adalah FSH
(Follikel Stimulating Hormone)dan semacam LH (Luteinizing Hormone)
pada mamalia. FSH dan LH bekerja sama untuk menstimulasi pematangan
folikel dan pelepasan estrogen pada individu betina, serta menstimulasipelepasan androgen oleh sel-sel interstitial pada individu jantan untuk
mematangkan sperma. TSH (Tirotrofin) adalah merangsang kelenjar tiroid
untuk membentuk dan melepaskan hormon-hormon tiroid (Rachdian 2012).
Apabila menggunakan ekstrak kelenjar hipofisa maka harus
disiapkan ikan donor untuk diambil kelenjar hipofisanya. Adapun
persyaratan ikan donor adalah ikan jantan yang telah matang gonad.
Perbandingan berat ikan jantan dengan ikan betina adalah 1,5 : 1 jadi ikan
jantan seberat 1,5 kg digunakan untuk hipofisasi induk betina yang memiliki
berat 1 kg. Perbandingan diatas berguna jika donor dan penerima berasal
dari satu spesies, jika menggunakan donor dari lain spesies maka dosisnya
harus ditambah. Ikan harus berkelamin jantan karena ikan jantan akanmatang gonad sepanjang tahun, tidak seperti ikan betina. Selain itu ikan
jantan biasanya lebih mudah didapat dalam kolam pembudidayaan. Ikan
donor juga harus dalam keadaan hidup dan tidak sakit. Persyaratan induk
resipien yaitu ikan betina yang telah matang kelamin dan siap memijah
(TKG IV), merupakan ikan hasil budidaya dan domestika, badan sehat dan
tidak cacat, merupakan induk pilihan (Dardiani dan Intan 2010).
Metode pengawetan hipofisa terbagi menjadi dua macam yaitu metode
pengawetan kering dan metode pengawetan basah. Metode pengawetan
hipofisa kering adalah metode pengawetan yang dilakukan dengan cara
menyimpan kelenjar hipofisis dengan mengeringkan terlebih dahulu dalamlarutan aseton. Pengeringan merupakan prinsip utama dalam pengawetan
berbagai material biologi, termasuk kelenjar hipofisis. Penyimpanan ini
tidak merusak potensi biologi atau kapasitas hormonalnya. Metode ini
dilakukan karena untuk mengatasi rendahnya sekresi hormone asal hipofisis
pada seekor induk. Sekresi hormone Luteinizing hormone (LH) yang
berkurang dari kelenjar hipofisis pada beberapa jenis ikan akan
mengakibatkan terganggunya proses pematangan akhir oosit, ovulasi,
spermiasi dan pemijahan. Metode ini sangat praktis dan sederhana, namun
teknik hipofisasi ini mengakibatkan hilangnya ikan donor yang diambil
hipofisisnya (Najmiyati, Lisyatuti, Hedianto 2006).
Metode pengawetan hipofisa basah yaitu metode pengawetan yangdilakukan dengan adanya penambahan alkohol pada hipofisa tersebut.
Hipofisa dalam keadaan utuh diawetkan dengan menggunakan alkohol. Cara
untuk mengawetkan hipofisa ini yaitu hipofisa yang telah dikeluarkan dari
kepala ikan tersebut dibersihkan dengan kertas hisap. Setelah itu, kelenjar
hipofisa tersebut dimasukkan ke dalam botol kecil yang berisi alkohol.
Setiap 24 jam sekali larutan dibuang dan diganti dengan larutan yang baru.
Hal ini diulangi sampai tiga kali untuk menghilangkan air dan lemak.
Setelah itu, hipofisa dipindahkan ke dalam botol yang berisi cairan alkohol
dan disimpan ke dalam lemari es. Hipofisa yang diawetkan dengan etil
alkohol hasilnya lebih baik daripada aseton (Sutomo 1988).
-
7/22/2019 PENGAMBILAN DAN PENGAWETAN HIPOFISA
9/11
7
Berdasarkan resipien hipofisa, donor hipofisa terbagi atas tiga jenis,
yakni: homoplastik, heteroplastik, dan universal. Donor homoplastik yaitu
donor yang hanya bisa dilakukan dengan sesama jenis atau spesies. Jika
pendonoran dilakukan kepada ikan yang berbeda jenis, ikan tidak dapat
menerima rangsangan dari hormon yang dibuat oleh kelenjar hipofisasehingga tidak dapat direspon oleh ikan resipien. Dampak dari pemberian
cairan hipofisa kepada ikan yang tidak sesuai adalah terjadi penggumpalan
darahyang dapat menyebabkan kematian. Contoh spesies ikan yang bersifat
donor homoplastik adalah ikan Lele (Clarias bathracus) yang digunakan
dalam praktikum ini dan ikan Patin (Pangasius hypophthalmus) (Afrianto
dan Liviawati 1998).
Donor heteroplastik adalah donor hipofisa yang dapat dilakukan
kepada ikan dengan spesies berbeda, namun tidak dapat didonorkan kepada
semua jenis ikan. Pendonoran dengan cara heteroplastik harus sesuai dengan
asam amino pada ikan resipien. Jika tidak sama asam amino antara ikan
donor dan resipien, ikan resipien akan mengalami penggumpalan darah atausakit akibat tertular dari hipofisa pada ikan donor (Susanto, H 2001).
Donor universal adalah ikan yang kelenjar hipofisanya secara umum
dapat digunakan untuk berbagai jenis ikan. Ikan Mas (Cyprinus carpio)
yang merupakan salah satu ikan yang digunakan dalam praktikum ini adalah
contoh dari tipe donor universal. Hal ini disebabkan hipofisa yang didapat
dari ikan Mas dapat digunakan secara efektif pada berbagai jenis ikan baik
dalam satu famili ataupun tidak. Ikan Mas memiliki golongan darah O-
negatif, inilah yang menyebabkan ikan Mas dapat mendonorkan darah
ataupun hipofisanya kepada semua golongan darah ikan ABO. Namun ikan
Mas hanya dapat menerima darah atau hipofisa dari ikan yang bergolongandarah O-negatif juga atau sesama jenis ikan Mas (Sutisna 2005).
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Hipofisa sebuah kelenjar yang terletak di sella tursika. Pengambilan
hipofisa diawali dengan pemenggalan kepala ikan hingga pembersihan
lemak dan darah pada begian otak ikan. Terdapat dua teknik pengawetan
hipofisa, yakni: teknik pengawetan basah dan kering.
Saran
Ikan yang digunakan dalam pengambilan hipofisa, hendaknya ikan
yang berukuran sedang hingga besar, agar mudah ditemukan kelenjar
hipofisanya.
-
7/22/2019 PENGAMBILAN DAN PENGAWETAN HIPOFISA
10/11
8
DAFTAR PUSTAKA
Afrianto I, Liviawati E. 1998.Beberapa Metode Budidaya Ikan. Yogyakarta
(ID): Kanisius.Dardiani, Intan. 2010. Manajemen Pemijahan Ikan. Jakarta (ID): Penebar
Swadaya.
Khairuman H. 2013. Budi Daya Ikan Mas. Jakarta (ID): PT AgroMedia
Pustaka.
Najmiyati E, Lisyastuti E, Hedianto YE. 2006. Biopotensi kelenjar hipofisis
ikan Patin (Pangasius pangasius) setelah penyempinan kering selama
0,1,2,3,4 dan 4 bulan,BPPT. 7(3): 311-316.
Rachdian Y. 2012. Pengertian hipofisa. [internet]. [diacu 2013 Oktober 5].
Tersedia dari: http://www.dheanbj.com/2012/10/definisi-kelenjar-hipofisis.html
Sutisna DH. 2005.Pembenihan Ikan Air Tawar. Yogyakarta (ID): Kanisius.
Sutomo I. 1988. Peranan hipofisa dalam produksi benih ikan. Oseana.8(3):
109-123.
Susanto H. 2001. Teknik Kawin Suntik Ikan Ekonomis. Jakarta (ID): Penebar
Swadaya.
-
7/22/2019 PENGAMBILAN DAN PENGAWETAN HIPOFISA
11/11
9
Lampiran 1 Pembagian Kerja
Nama Tugas
Ahmad Fajrin F Tipe Donor Ikan
Lasmaria Manik Pengertian hipofisa dan syarat donor dan resipenMuhammad RifaI Hasil Pengamatan
Muhammad Sapta J Bab Metode Penelitian
Fajriyani Metode Pengawetan Hipofisa
Fadhila Maharani P Bab Pendahuluan dan Editing
Andreanto Yusuf Hasil Pengamatan