Pengabuan Kering Dan Analisis Mineral
-
Upload
iffah-kyfa -
Category
Documents
-
view
64 -
download
4
description
Transcript of Pengabuan Kering Dan Analisis Mineral
Pengabuan kering
Andarwulan, Nuri. Dkk. 2011. Analisis Pangan. Dian Rakyat. Jakarta
Prinsip
Abu dalam bahan ditetapkan dengan menimbang residu hasil pembakaran
komponen bahan organic pada suhu sekitar 550oC
Peralatan
Peralatan yang dibutuhkan pada pengabuan kering antara lain tanur pengabuan
(furnace), cawan bertutup, desikator, penjepit cawan, pemanas dan neraca
analitik.
Prosedur kerja
Cawan pengabuan dipersiapkan dengan cara dibakar di dalam tanur pada
suhu 100o-105o C, didinginkan dalam desikator selama 15 menit dan ditimbang.
Sebanyak 5-10 g sampel ditimbang di dalam cawan. Cawan berisi sampel dibakar
di atas pembakar burner dengan api sedang untuk menguapkan sebanyak mungkin
zat organic yang ada (sampai sampel tidak berasap lagi dan berwarna hitam).
Cawan dipindahkan ke dalam tanur dan dipanaskan pada suhu 300oC, kemudian
suhu dinaikkan menjadi 420o-550oC dengan waktu sesuai karakteristik bahan
(umumnya 5-7 jam). Jika diperkirakan semua karbon belum teroksidasi, cawan
diambil dari dalam tanur, lalu didinginkan dan ke dalam cawan ditambahkan 1-2
ml HNO3 pekat. Sampel diuapkan sampai kering dan dimasukkan kembali ke
dalam tanur sampai pengabuan dianggap selesai. Selanjutnya tanur dimatikan dan
dapat dibuka setelah suhunya mencapai 250oC atau kurang. Cawan diambil
dengan hati-hati dari dalam tanur kemudian ditimbang.
Perhitungan
Kadar abu dalam sampel dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
%abu = x 100
Keterangan : W2 = Berat cawan dan sampel setelah pengabuan (g)
W0 = Berat cawan kosong
W1 = Berat cawan dan sampel sebelum pengabuan
Analisis mineral dengan menggunakan Atomic Absorption Spektrofotometer
(AAS)
Prinsip
Larutan sampel dari pengabuan basah atau pengabuan kering disebarkan dalam
nyala api pada alat AAS, absorbansi atau emisi logam dapat dianalisis dan diukur
pada panjang gelombang tertentu
Prosedur kerja abu berasal dari pengabuan kering
Sebanyak 5-6 ml HCl 6N ditambahkan ke dalam cawan berisi abu. Cawan
dipanaskan dengan hati-hati diatas hot plate dengan pemanasan rendah sampai
kering. Ke dalam sampel ditambah 15 ml HCl 3N, cawan dipanaskan diatas
penangas sampai mulai mendidih. sampel didinginkan dan disaring melalui kertas
saring, filtrat yang diperoleh dimasukkan ke dalam labu takar yang sesuai.
Sebanyak 10 ml HCl 3N dimasukkan kedalam cawan, kemudian cawan
dipanaskan sampai mendidih. Cawan didinginkan, sampel dari cawan disaring dan
filtratnya dimasukkan ke dalam labu takar. Cawan dicuci dengan air paling sedikit
3 kali, air cucian disaring lalu dimasukkan ke dalam labu takar. Jika akan
menentukan kadar kalsium, tambahkan 5 ml larutan lanthanum klorida untuk
setiap 100 ml larutan. Labu didinginkan dan diencerkan sampai tanda batas
dengan air. Blangko disiapkan dengan menggunakan sejumlah peraksi yang sama.
Perhitungan
Konsentrasi logam dalam sampel ditentukan berdasarkan kurva standar yang
diperoleh
Keterangan : W = berat sampel yang dianalisis (g)
V = volume ekstrak (L)
A = konsentrasi larutan sampel (µ g / ml)
B = konsentrasi larutan sampel (µ g / ml)