PENETAPAN PARAMETER DAN KEBIJAKAN · PDF fileNo. Indikator NASION AL TAHUN 2014 Target RPJM N...

36
1 PENETAPAN PARAMETER DAN KEBIJAKAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL DIPROVINSI BENGKULU BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Undang-Undang No. 52 tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga yang menyatakan bahwa dalam mewujudkan penduduk sebagai modal dasar dan faktor dominan pembangunan harus menjadi titik sentral dalam pembangunan berkelanjutan. Melalui pertumbuhan penduduk yang seimbang dan keluarga berkualitas maka pengendalian angka kelahiran dan penurunan angka kematian, pengarahan mobilitas penduduk, pengembangan kualitas penduduk pada seluruh dimensinya dapat dikelola sesuai arah yang di amanatkan oleh undang-undang tersebut, dengan demikian penduduk menjadi sumber daya manusia yang tangguh bagi pembangunan pembangunan secara adil dan merata menuju masyarakat adil sejahtera. Keberhasilan dalam mewujudkan pertumbuhan penduduk yang seimbang dan mengembangkan kualitas penduduk serta keluarga di Provinsi Bengkulu ditandai dengan turun tingkat fertilitas dari 3 hasil SDKI tahun 2003 menjadi 2,23 hasil SDKI tahun 2007, tingkat penurunan mortalitas ditandai menurunnya angka kematian ibu 157,49 hasil Profil Kesehatan Provinsi Bengkulu tahun 2007 menjadi 114,4 pada tahun 2009 dan turunnya Kematian Bayi dari 53 hasil SDKI tahun 2003 menjadi 46 SDKI tahun 2007, sedangkan angka harapan hidup di Provinsi Bengkulu sebesar 69,2. Jumlah penduduk Provinsi Bengkulu tahun 2010 dari hasil sementara sensus penduduk sebesar 1.713.393 juta, dibandingkan dengan proyeksi menggunakan

Transcript of PENETAPAN PARAMETER DAN KEBIJAKAN · PDF fileNo. Indikator NASION AL TAHUN 2014 Target RPJM N...

1

PENETAPAN PARAMETER DAN KEBIJAKAN

KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL DIPROVINSI BENGKULU

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Undang-Undang No. 52 tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan

Pembangunan Keluarga yang menyatakan bahwa dalam mewujudkan penduduk

sebagai modal dasar dan faktor dominan pembangunan harus menjadi titik sentral

dalam pembangunan berkelanjutan. Melalui pertumbuhan penduduk yang

seimbang dan keluarga berkualitas maka pengendalian angka kelahiran dan

penurunan angka kematian, pengarahan mobilitas penduduk, pengembangan

kualitas penduduk pada seluruh dimensinya dapat dikelola sesuai arah yang di

amanatkan oleh undang-undang tersebut, dengan demikian penduduk menjadi

sumber daya manusia yang tangguh bagi pembangunan pembangunan secara adil

dan merata menuju masyarakat adil sejahtera.

Keberhasilan dalam mewujudkan pertumbuhan penduduk yang seimbang dan

mengembangkan kualitas penduduk serta keluarga di Provinsi Bengkulu

ditandai dengan turun tingkat fertilitas dari 3 hasil SDKI tahun 2003 menjadi 2,23

hasil SDKI tahun 2007, tingkat penurunan mortalitas ditandai menurunnya angka

kematian ibu 157,49 hasil Profil Kesehatan Provinsi Bengkulu tahun 2007 menjadi

114,4 pada tahun 2009 dan turunnya Kematian Bayi dari 53 hasil SDKI tahun 2003

menjadi 46 SDKI tahun 2007, sedangkan angka harapan hidup di Provinsi

Bengkulu sebesar 69,2.

Jumlah penduduk Provinsi Bengkulu tahun 2010 dari hasil sementara sensus

penduduk sebesar 1.713.393 juta, dibandingkan dengan proyeksi menggunakan

2

data dasar sensus penduduk tahun 2000, jumlah penduduk Provinsi Bengkulu

tahun 2010 belum melampaui proyeksi yaitu 1.784.500,

2. Permasalahan Kependudukan di Provinsi Bengkulu Permasalahan kependudukan berputar pada masalah pokok demografis, yaitu

fertilitas (kelahiran), morbiditas (kesakitan), mortalitas (kematian), dan mobilitas

(migrasi), permasalahan kependudukan dapat melebar ke berbagai permasalahan

sosial ekonomi. Ketenagakerjaan dan kemiskinan adalah dua isu yang sangat erat

dan sering dianggap sebagai bagian dari permasalahan kependudukan, arah, isi,

dan strategi implementasi kebijakan kependudukan perlu dirumuskan kembali.

a. Masalah Akibat Angka Kelahiran 1. Total Fertility Rate (TFR) di Provinsi Bengkulu hasil SDKI tahun 2007 sebesar

2,23 belum diikuti penurunan dari ASFR pada kelompok umur 15 – 19 secara

signifikan, dimana hasil SDKI tahun 2003 ASFR sebesar 54 menjadi 51 SDKI

tahun 2007,

2. Unmed Need hasil SDKI tahun 2003 sebesar 9,0 persen turun menjadi 6,1

persen tahun 2007,

3. Usia Kawin Pertama SDKI 2007 sebesar 19,3 dibandingkan SDKI 2004 naik

0,3 dari 19 tahun,

4. CPR Semua cara dari 71 persen hasil SDKI tahun 2003 menjadi 74 persen

pada SDKI 2007 namun di dominasi oleh Pasangan Usia Subur (PUS) tua

dan medode kontrasepsi Pil dan Suntik.

Bila Fertilitas naik akan memberikan dampak sebagai berikut :

a) Fertilitas semakin meningkat maka akan menjadi beban pemerintah dalam

hal penyediaan aspek fisik misalnya fasilitas kesehatan, pendidikan

ketimbang aspek intelektual.

b) Fertilitas meningkat maka pertumbuhan penduduk akan semakin

meningkat tinggi akibatnya bagi suatu negara berkembang akan

menunjukkan korelasi negative dengan tingkat kesejahteraan penduduknya.

3

c) ASFR 20- 24 terus meningkat maka akan berdampak kepada investasi SDM

yang semakin menurun.

b. Masalah akibat Angka Kematian Kematian Maternal (MMR) di Provinsi Bengkulu hasil profil Kesehatan provinsi

Bengkulu tahun 2007 yang dilaporkan sebesar 157,49, kondisi tahun 2009 turun

menjadi 114,4 per 100.000 kelahiran, tetapi tidak diikuti oleh turunnya ibu hamil

resiko tinggi berdasarkan profil kesehatan Bengkulu tahun 2007 ibu hamil resiko

tinggi sebesar 9,4 persen naik menjadi 12,8 persen pada tahun 2009 serta

pertologan kelahiran oleh dukun masih tinggi hasil SDKI tahun 2007 sebesar

25,5 %.

Kematian bayi di Provinsi Bengkulu masih tinggi 46 hasil SDKI tahun 2007,

terutama kematian dari neonatum 17 hasil SDKI pada tahun 2007.

Apabila tingkat mortalitas tinggi akan berdampak terhadap reputasi kesehatan

pemerintah Provinsi Bengkulu.

c. Masalah Komposisi Jumlah Penduduk

Penumpukan jumlah penduduk pada usia muda, yaitu usia 0 -4 tahun, usia 5-9

tahun, 10 -14 tahun dimana pada usia tersebut belum produktif masih tergantung

pada orang-orang lain terutama keluarga.

Proyeksi Penduduk di Provinsi Bengkulu tahun 2010 berdasarkan data dasar

Sensus Penduduk Tahun 2000 sebesar 1.784.500, pada kelompok umur 0 – 14

tahun sebesar 28,22 persen yang harus ditanggulangi oleh pemerintah daerah

maupun keluarga.

Masalah-masalah yang dapat timbul akibat keadaan demikian adalah :

1) Aspek ekonomi dan pemenuhan kebutuhan hidup keluarga.

2) Aspek pemenuhan gizi.

3) Aspek Pendidikan

4) Lapangan Kerja

4

d. Masalah Kependudukan dan Angkatan Kerja. Kualitas tenaga kerja tidak sesuai dengan kebutuhan dunia usaha sehingga

banyak tenaga kerja tidak terserap disektor formal.

Hasil Susenas tahun 2009 di Provinsi Bengkulu tenaga kerja yang pendidikan

tidak sekolah dan belum tamat SD sebesar 24,49 persen, pedidikan tamat SD

sebesar 37,37 persen, pendidikan SLTP sebsar 22,95 persen, pendidikan SLTA

sebesar 14,62 persen, pendidikan Akademi sebesar 0,07 persen dan pendidikan

Sarjana sebesar 0,50 persen.

Akibat dari kondisi ini menyebabkan :

(a) Produktifitas yang dihasilkan oleh sebagian kecil manusia kemungkinan bisa

habis dikonsumsi sebagian besar penduduk.

(b) Pendapatan perkapita akan rendah sehingga berpengaruh pada sektor

ekonomi masyarakat.

E. Masalah Mobilitas Penduduk di Indonesia

Penumpukan penduduk di perkotaan yang tidak diikuti keterampilan sehingga

tidak terserap disektor jasa dan ekonomi yang pada akhirnya dapat menimbulkan

kerawanan sosial dan tingginya angka kriminiltas.

Masalah migrasi penduduk di Indonesia menjadi isu politik kependudukan.

1) Mobilitas Antar Pulau

2) Mobilitas Penduduk antar Pulau Propinsi

3) Mobilitas Penduduk dari Desa ke Kota

5

BAB II KAJIAN PUSTAKA

1. Kerangka Pikir

Faktor-faktor yang mempengaruhi dinamika kependudukan seperti fertilitas,

mortalitas dan mobilitas apabila tidak dkendalikan akan mengakibatkan dampak

terhadap masalah sosial ekonomi (kemiskinan, angkatan kerja, ketersediaan

infrastruktur), daya dukung dan daya tampung lingkungan(lahan pemukiman,

perubahan iklim, pencemaran air, udara, tanah, makanan) dan stabilitas sosial dan

politik (ketahanan pangan, partisipasi politik, isu daerah perbatasan).

2. Parameter Demografi

Parameter demografi terdiri, fertilitas, mortalitas dan migrasi yang dapat

mempengaruhi terhadap permasalahan penduduk, sehingga perlu diperhatikan

dalam mewujudkan pembangunan berkelanjutan.

a. Total Fertility Rate (TFR ) yaitu Rata-rata jumlah anak yang dilahirkan oleh

seorang wanita sampai dengan akhir masa reproduksinya.

6

Ukuran tingkat kelahiran yang menunjukkan rata-rata jumlah anak yang akan

dilahirkan oleh seorang wanita, seandainya dia dapat hidup sampai akhir masa

reproduksinya (umur 15-49 tahun).

b. Mortalitas

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendefinisikan kematian sebagai suatu

peristiwa menghilangnya semua tanda-tanda kehidupan secara permanen, yang

bisa terjadi setiap saat setelah kelahiran hidup.

c. Mobilitas

Perpindahan penduduk dengan tujuan untuk menetap dari satu tempat ke tempat

lain melewati batas administrasi atau batas politik/Negara, Migrasi Risen

Migrasi yang dihitung berdasarkan tempat tinggal 5 tahun yang lalu dibandingkan

dengan tempat tinggal sekarang. Unit migrasi yang dipakai adalah pindah antar

Kabupaten/ Kota.

3. Kuantitas Kuantitas penduduk dipengaruhi oleh jumlah Penduduk dan Persebaran

4. Kualitas di pengaruhi oleh :

a. Pendidikan tingkat partisipasi sekolah

b. Kesehatan, kesehatan ibu dan anak, umur harapan hidup

c. Ekonomi, tingkat angka partisipasi tenaga kerja

5. Keluarga Rentan, menurut Departemen Sosial adalah keluarga muda yang baru

menikah (sampai dengan lima tahun usia pernikahan) yang mengalami masalah

sosial dan ekonomi (berpenghasilan sekitar 10% di atas garis kemiskinan) sehingga

kurang mampu memenuhi kebutuhan dasar keluarga.

6. Kemiskinan

Soetandyo Wignjosoebroto dalam “Kemiskinan Struktural : Masalah dan Kebijakan”

(1995:59) mendefinisikan “Kemiskinan struktural adalah kemiskinan yang ditengarai

tatanan kehidupan yang tak menguntungkan”. Kemiskinan menurut Departemen

Sosial tidak hanya sebatas ketidakmampuan ekonomi, tetapi juga kegagalan

pemenuhan hak-hak dasar dan perbedaan perlakuan bagi seseorang atau

sekelompok orang, laki-laki dan perempuan, dalam menjalani kehidupan secara

bermartabat.

7

BAB III ANALISA HASIL DINAMIKA KEPENDUDUKAN DAN

RENCANA TARGET TAHUN 2015

Pencapaian dari penduduk tumbuh seimbang pada tahun 2015, dapat terwujudnya bila

kebijakan lintas sector yang berkaitan dengan kependudukan sinergis, sehingga perlu

dilakukan pengkajian terhadap kebijakan-kebijakan yang mendukung masalah

kependudukan.

Kebijakan kependudukan pada tingkat tataran wilayah baik Provinsi maupun

Kabupaten/Kota dalam rangka mendukung Visi dan Misi dari daerah baik Provinsi

maupun Kabupaten/Kota.

1. VISI DAERAH PROVINSI BENGKULU 2011 – 2015 “Terwujudnya Masyarakat Bengkulu yang Maju dan Sejahtera”

Masyarakat Bengkulu dalam lima tahun ke depan harus maju dan sejahtera yang

ditandai dengan meningkatnya angka pertumbuhan ekonomi, Indeks Pembangunan

Manusia (IPM) dan angka pendapatan perkapita serta menurunnya angka

kemiskinan dan angka pengangguran

MISI DAERAH PROVINSI BENGKULU 2011 – 2015 a. Mewujudkan perekonomian rakyat yang berdaya saing

b. Mewujudkan sumber daya manusia yang unggul dan sejahtera

c. Mengembangkan sumber daya alam, lingkungan hidup, infrastruktur dasar dan

mitigasi bencana dalam rangka menunjang daya saing perekonomian daerah

d. Menyelenggarakan pemerintahan yang profesional dan akuntabel serta

mewujudkan sistem politik, hukum dan keamanan yang mengayomi masyarakat

8

2. VISI DAN MISI KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA “ Penduduk Tumbuh Seimbang 2015”. Mewujudkan pertumbuhan penduduk yang seimbang dan keluarga berkualitas yang

ditandai dengan menurunnya angka fertilitas (TFR) menjadi 2,1 dan Net

Reproductive Rate ( NRR ) sebesar 1, Laju Pertumbuhan Penduduk 1,1 Usia Kawin

Pertama 21 tahun, ASFR penduduk kelompok umur 15 – 19 sebesar 30

Misi Kependudukan dan Keluarga Berencana “ Mewujudkan Pembangunan yang Berwawasan Kependudukan dan Mewujudkan Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera “

Dilakukan melalui :

1. Penyerasian kebijakan pengendalian penduduk

2. Penetapan parameter penduduk

3. Peningkatan penyediaan dan kualitas analisis data dan informasi

4. Pengendalian penduduk dalam pembangunan kependudukan dan KB

5. Mendorong stakeholder dan mitra kerja untuk menyelenggarakan pembangunan

KB

3. HASIL DINAMIKA KEPENDUDUKAN DAN TARGET TAHUN 2015

a. Pertumbuhan ekonomi, kemiskinan dan pengangguran Provinsi Bengkulu

No Sasaran Pencapaian (%)

Sasaran 2015 (%)

1

2

3

4

5

Pertumbuhan Ekonomi

PDRB Perkapita ADHB

IPM

Angka Pengangguran

Angka Kemiskinan

6,02

10,3

73,06

4,22

18,3

7,2

15 Juta

75,3

2,21

14,14

9

Indeks Pembangunan Manusia Provinsi Bengkulu

TAHUN 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011

PROVIINSIBENGKULU

71.09 71.28 71.57 72.14 72.5 72.82* 73.19*

*NASIONAL 69.6 70.1 70.59 71.7

RANKING NASIONAL

17/33 15.33 11/33 10/33

N o . Ind ikato r N A SIO N ALT A H U N 2 014

Ta rget R PJM N u n tu k P rov.

B en gk u lu T ah u n201 4

T arg et R P JM D U ntu k T ahu n 2 015

1 . Pertu m b uhan E konom i(% )

7 ,0 6 ,2 -6 ,9 7 ,0 -7 ,2

2 . K em iskina n (% ) 8 -10 12 ,03 -11 ,91 14 ,14 -1 3 ,26

3 . Penga ng gu ran (% ) 5-6 1 ,6 -1 ,9 2 ,2 1 -1 ,8

b. Program Kependudukan dan Keluarga Berencana

No Indikator Sasaran

KKP 2010

Pencapaian

2010(%)

Sasaran

KKP 2011

1

A

B

C

D

E

Peserta KB Baru diluar KB

Pria

IUD

MOW

Implant

Suntikan

Pil

84.122

3.947

750

8.600

36.780

34.045

115,36

75,25

93,07

115,14

136,86

97,32

98.469

3.529

720

10.750

50.336

33.134

10

2 Peserta KB Baru Pria

MOP

Kondom

8.140

100

8.040

109,53

148

109,05

8.916

148

8.768

3 Jumlah Peserta KB Baru 92.262 114,84 107.385

No Indikator Sasaran

(KKP) 2010

Pencapaian

2010(%)

Sasaran

(KKP) 2011

1

A

B

C

PIK Remaja

Tahap Tumbuh

Tahap Tegak

Tahap Tegar

227

173

34

20

103,96

102,89

111,76

100

204

43

23

2 Keluarga memiliki Balita aktif

BKB

7.566 118,23 8.729

3 Keluarga memiliki Remaja

aktif BKR

5.139 82,29 5.160

4 Jumlah Kelompok UPPKS

yang terdaftar pada direktori

data basis on line UPPKS

478 113,18

5 Jumlah kelompok UPPKS

yang dapat akses modal

215 81,86

6 % PUS keluarga Pra S dan

KS I anggota UPPKS Pra S

dan KS I yang menjadi

peserta KB

84,71% 96,5 87,5%

7 Jumlah Kabupaten/Kota

penerima DAK yang melapor

setiap triwulan

100% 100

11

c. Kesehatan Ibu dan Anak

Variabel RISKESDAS

2010 (%)

Target Tahun

2015 (%)

Kesehatan Ibu

Pemeriksaan kehamilan :

a. Pemeriksaan kehamilan ke

Tenaga Kes

b. Pemeriksaan kehamilan ke Nakes

dan Dukun

c. Pemeriksaan kehamilan ke dukun

d. Tidak periksa kehamilan

Cakupan K1, K4 dari kehamilan anak

terakhir :

a. K1

b. K1-nakes

c. K4 nakes

Tempat Bersalin :

a. Fasilitas kesehatan

b. Polindes/Poskesdas

c. Rumah/Lainnya

Kunjungan Nifas Pertama :

a. 0 -1 hr

b. 2 hr

c. 3-7 hr

d. 8 - 42 hr

e. > 42 hr

f. Tidak tahu kapan

g. Tidak dikunjungi

Memiliki KMS Bumil/Buku KIA

berdasarkan kehamilan anak terakhir

a. Ya diperlihatkan

78,8 %

13,3 %

2,8

5,1

92,1

68

55,8

27,1

0

72,9

35,3

18,7

8,4

1,2

0

4,4

32

24

100 %

95%

12

b. Ya tidak diperlihatkan

c. Tidak

Pemeriksaan kehamilan pertama kali

Umur Kandungan :

a. Memeriksa kehamilan pertama

kali 0-1 bln

b. Memeriksa kehamilan pertama

kali 2 bln

c. Memeriksa kehamilan pertama

kali 3 bln

d. Memeriksa kehamilanpertama kali

4+ bln

e. Tidak tahu

Suntikan TT selama kehamilan :

a. Suntikan TT selama hamil 1 kali

b. Suntikan TT selama hamil 2 kali

c. Suntikan TT selama hamil tidak

dpt

d. Tidak tahu

Mendapat penjelasan tanda-tanda

bahaya kehamilan :

a. Penjelasan bahaya kehamilan

b. Tidak mendapat penjelasan

c. Tidak tahu

56,8

19,2

15,9

21,2

36,4

16,7

9,8

13,3

62,3

19,2

5,3

39,7

54,3

6

Variabel RISKESDAS

2010 (%)

Target Tahun

2015 (%)

Status Gizi menurut Berat

Badan/Usia

Balita Gizi Buruk

Balita Gizi Kurang

4,3

11

13

Balita Gizi Baik

Balita Gizi Lebih

Status Gizi menurut Berat

Badan/Tinggi Badan :

Balita sangat kurus

Balita kurus

Balita normal

Balita Gemuk

Jenis imunisasi dasar umur 12-23

bln:

1. BGC

2. Polio

3. DPT-HB

4. Campak

Kelengkapan Imunisasi Dasar :

1. Lengkap

2. Tidak Lengkap

3. Tidak Imunisasi

Frekuensi penimbangan umur 6-59

bl:

1. >4 kali

2. 1 - 3 kali

3. Tdk pernah

Berat Badan baru lahir :

Berat < 2500 gr sebesar

Berat 2500 – 3999 gr sebesar

Berat > 4000 gr sebesar

Kunjungan Neonatus (KN):

1. Lengkap

2. tidak lengkap

73,7

10,9

9,7

8,1

66,7

15,5

74,2

62,1

51,6

73,3

46,7

36,7

16,7

32,8

20,7

46,6

8,7

81,9

9,4

23

58,6

14

3. Tidak pernah KN

Kepemilikan KMS:

1. Dapat menunjukkan

2. Disimpan di tempat lain

3. Sudah Hilang

4. Tidak pernah memiliki

Kepemiliki KIA :

1. Dapat menunjukkan

2. Disimpan di tempat lain

3. Sudah Hilang

4. Tidak pernah memiliki

Proses mulai menyusui :

1. <1 jam

2. 1 – 6 jam

3. 7 – 23 jam

4. 24 – 47 jam 8

5. 48 jam

Perilaku terhadap kolostrom :

1. Diberikan semua

2. Dibuang sebagian

3. Dibuang semua

18,4

21,3

23,2

40

15,5

15,6

18,8

29,2

36,4

29,6

38,9

3,7

14,8

13

72,5

13,7

13,7

d. Pendidikan Proyeksi Penduduk Provinsi Bengkulu Usia Sekolah (Data Dasar Sensus

Penduduk Tahun 2000)

No Umur Tahun

2011

Tahun 2015

1 < 15 29,66 % 27,78 %

2 5 – 19 505.400 510.151

3 5 – 6 66.801(3,66) 68.143(3,48)

15

4 7 – 13 237.165(13,01) 235.637(12,05)

5 14 – 16 101.029(5,54) 102.803(5,26)

6 17 – 19 100.406(5,51) 104.217(5,33)

Variabel dalam memperbaiki mutu pendidikan sebagai berikut :

Variabel Susenas

Tahun 2009(%)

Target

Tahun 2015(%)

Partisipasi sekolah menurut jalus

pendidikan formal maupun non

formal sebagai berikut

SD/MI/Paket A

SMP/MIN/Paket B

SMA/MAN/Paket C

Angka Partisipasi Kasar ( APK)

SD/MI/Paket A

SMP/MIN/Paket B

Rata-rata lama sekolah penduduk

usia 15 tahun keatas

a. Penduduk laki-laki

b. Penduduk perempuan

Angka Melek Huruf penduduk usia

15 tahun keatas

a. Penduduk laki-laki

b. Penduduk perempuan

Penduduk diatas 10 tahun menurut

pendidikan ditamatkan :

a. Tidak Sekolah

b. Tamat SD

c. Tamat SLTP

94,98

69,84

48,99

110,46

84,45

8,2

8,6

7,8

94,90

97,46

92,35

26,27

26,92

19,06

16

d. Tamat SLTA

e. Tamat DI/II

f. Tamat Akademi/DIII

g. Tamat Universitas

Penduduk diatas 15 tahun menurut

pendidikan ditamatkan :

a. Tidak Sekolah

b. Tamat SD

c. Tamat SLTP

d. Tamat SLTA

e. Tamat DI/II

f. Tamat Akademi/DIII

g. Tamat Universitas

21,02

0,89

1,28

4,57

21,31

25,05

21,71

24,18

1,02

1,47

5,26

Pencapaian Pada Tahun 2009

No Sasaran Pencapaian Sasaran 2014 Nasional Bengkulu Nasional Bengkulu 1 Tercapainya Keluasan dan Kemerataan Akses PAUD Bermutu dan

Berkesetaraan Gender di Semua Provinsi, Kabupaten, dan Kota yang dicirikan dengan:

a b c d

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) APK PAUD Kualifikasi untuk pendidik PAUD formal (TK/TKLB) berpendidikan minimal S-1/D-4 Pendidik PAUD nonformal diharapkan

53,7 %

12,3 %

6%

72,9%

85%

55 %

60%

17

2 Tercapainya Keluasan dan Kemerataan Akses Pendidikan Dasar Universal Bermutu dan Berkesetaraan Gender di Semua Provinsi, Kabupaten, dan Kota yang berindikasikan sebagai berikut.

a b c d e f g

APK SD/MI/Paket A APM SD/MI/Paket A APK SMP/MTs/ Paket B Angka Putus Sekolah SD Angka Putus Sekolah SMP maksimal Angka melanjutkan SD/MI/Paket A ke SMP/MTs/Paket B Hasil ujian nasional SD/SDLB dan SMP/SMPLB sekurang-kurangnya 7 selama 5 tahun berturut-turut;

117 % 95% 98,3 % 1,7 % 1,99 90 7

119,1 96 110 0,7% 1% 97%

7

95 95

3 Tercapainya Keluasan dan Kemerataan Akses Pendidikan Menengah Bermutu, Berkesetaraan Gender, dan Relevan dengan Kebutuhan Masyarakat, di Semua Provinsi, Kabupaten, dan Kota yang berindikasikan sebagai berikut.

a b c d e

APK minimal Rasio peserta didik SMA:SMK SMA/SMLB berakreditasi SMK berakreditasi, SMA/SMLB/SMK melaksanakan PuP3B;

69,6 64,7 70 0

85 33:67 95 90 80

80

18

4 Tercapainya Keluasan dan Kemerataan Akses Pendidikan Orang Dewasa

Berkelanjutan yang Berkesetaraan Gender dan Relevan dengan Kebutuhan

Masyarakat yang berindikasikan sebagai berikut.

Indikator Pencapaian Target Tahun 2015

Nasional Bengkulu Nasional Bengkulu

a

b

c

d

e

f

Tingkat literasi nasional

penduduk usia ≥ 15 tahun

Sekurang-kurangnya anak

remaja usia16-20 tahun

yang putus sekolah atau

tidak melanjutkan

mengikuti pendidikan

kesetaraan dan/atau

pendidikan kecakapan

hidup;

Sekurang-kurangnya

program keahlian lembaga

kursus dan pelatihan

berakreditasi, dan

25% lulusan program

kecakapan hidup (PKH)

bersertifikat kompetensi;

Sekurang-kurangnya

kabupaten dan kota

memiliki SKB;

Sekurang-kurangnya

kecamatan memiliki PKBM

dan TBM;

Sekurang-kurangnya

PKBM berakreditasi;

95

12

3

75,9

40

1,3

98

30%

30

90%

80%

25%

95

19

e. Mobilitas Migrasi Netto Provinsi Bengkulu Susenas tahun 2009 Umur Laki-Laki Perempuan Laki-Laki

Perempuan

0 - 4 3,19 3,19 6,38

5 - 9 3,43 3,6 7,03

10 - 14 3,09 2,99 6,08

15 - 19 4,69 4,66 9,35

20 - 24 8,14 5,27 13,41

25 - 29 10,66 8,81 19,47

30 - 34 9,03 6,69 15,72

35 - 39 6,23 4,24 10,47

40 - 44 5,16 3,77 8,93

45 - 49 4,2 2,07 6,27

50 - 54 3,91 2,63 6,54

55 - 59 3,05 2,14 5,19

60 - 64 3,35 2 5,35

65 - 69 2,79 2,32 5,11

70 - 74 2,39 2,06 4,45

75 2,57 2,19 4,76

f. Tenaga Kerja

Variabel Susenas 2009

Jumlah Angkatan Kerja

a. Bekerja

b. Sedang Mencari Kerja

Tingkat Pendidikan yang bekerja

usia 15 tahun ke atas

a. Tidak Sekolah/Belum Tamat

SD

b. Tamat SD

867.760

821.706 (94,69)

46.054 (5,31)

24,49 %

37,37 %

20

c. Tamat SLTP

d. Tamat SLTA

e. Tamat Akademi

f. Tamat Sarjana

Penduduk bekerja menurut lapangan

pekerjaan :

a. Pertanian

b. Pertambangan

c. Industri

d. Listrik/Air Minum

e. Konstruksi

f. Perdagangan

g. Angkutan/Komunikasi

h. Bank dan Lembaga Keuangan

i. Jasa-jasa lainnya

Bukan angkatan kerja :

a. Sekolah

b. Mengurus Rumah Tangga

Tingkat Pendidikan

a. Tidak Sekolah/Belum Tamat

SD

b. Tamat SLTP

c. Tamat SLTA

d. Tamat Akademi

e. Tamat Sarjana

22,95 %

14,62 %

0,07 %

0,50 %

63,37 %

1,24 %

3,46 %

0,10 %

3,75 %

12,60 %

3,90 %

0,77 %

10,91 %

303.415

97.229(32,04 %)

206.186(67,96 %)

1.500 (6,06 %)

5.444(22 %)

6.775(27,38 %)

7.330(29,63 %)

3.693(14,93 %)

21

g. Dinas Sosial

No Sasaran Pencapaian Sasaran 2014

Nasional Bengkulu Nasional Bengkulu

Anak Balita Terlantar

Anak Terlantar

Anak Jalanan

Anak Nakal

Korban Tindak kekerasan

Anak Cacat

Korban Penyalahgunaan

NAPZA

Wanita Rawan Sosial

EKONOMI

Wanita Korban Tindak

Kekerasan

Tuna Susila

Penyandang Cacat

Penyandang Cacat Eks

Penyakit Kornis

Gelandangan

Pengemis

Eks Narapidana

Lanjut Usia Terlantar

Lanjut Usia Korban Tindak

Kekerasan

Keluarga Bermasalah

sosial Ekonomi

Keluarga Fakir Miskin

Keluarga yang Tinggal

dirumah tak layak huni

3.555

5.125

575

2.390

1.776

59

5.508

178

5.107

74

195

875

6.673

47.863

41.204

22

Korban Bencana Alam

Masyarakat Yang Tinggal

di daerah Rawan Bencana

Komunitas Adat Terpencil

Pekerja Migran Terlantar

Korban Bencana Sosial/

Pengungsi Penyandang

HIV/AIDS Keluarga

Rentan*)(Depsos)

8.327

2.066

386

496

6

1.652

h. Lingkungan Hidup Bengkulu IKLH 2009 Peringkat 4 Nilai 79,58 Data Umum Luas Wilayah 19.919 (km2) Jumlah Penduduk 1 1.667 (x 1000) Kepadatan Penduduk 88 (orang/km2) PDRB per Kapita 2 8.411 (x Rp. 1000) 1 Tahun 2009

2 Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2008

PDRB menurut Lapangan Usaha, Tahun 2006 Pertanian 39,69 % Pertambangan 3,20 % Industri Pengolahan 4,08 % Listrik dan Air Bersih 0,44 % Bangunan 2,90 % Perdagangan, Hotel, Restoran 20,27 % Angkutan/Komunikasi 8,54 % Bank/Keuangan/Perumahan 4,70 % Jasa 16,19 % Data Indikator

Nilai Target Keterangan

Kualitas Air Sungai - TSS (mg/l) 11,8 - 689,3 50,00 PP 82 Tahun

2001 - COD (mg/l) 2,4 - 51,2 25,00 PP 82 Tahun

2001 - DO (mg/l) 0,9 - 3,4 > 4 PP 82 Tahun

2001 Kualitas Udara - SO2 (µg/m3) 6,5 - 24,6 60,00 PP 41 Tahun

1999 - NO2 (µg/m3) 32,7 - 137,4 100,00 PP 41 Tahun

23

1999 Luas Tutupan Hutan (Ha)

841.606 920.964 SK: 420/Kpts-II/1999

Masalah-Masalah Lingkungan :

1. Kerusakan Hutan : Masalah utama lingkungan di Propinsi Bengkulu adalah masalah kerusakan

hutan. Sebagai contoh di Kabupaten Lebong yang mempunyai hutan seluas

134.834,72 ha yang terdiri dari 20.777,40 ha hutan lindung dan 114.057,72

ha berupa hutan konservasi, sebanyak 7.895,41 ha hutan lindung dan

2.970,37 ha cagar alam telah mengalami kerusakan. Kerusakan hutan di

kabupaten/kota lain di Propinsi Bengkulu lebih parah lagi. Pada tahun 2006,

hutan di Propinsi Bengkulu hanya tinggal 46%, yang tentu saja semakin

menurun pada tahun 2009.

2. Penurunan Keanekaragaman Hayati Kegiatan monokultur dapat menyebabkan sebagian flora, fauna dan mikrobia

musnah, kegiatan pembukaan lahan yang kurang ramah lingkungan seperti

lahan disemprot dapat menyebabkan telur-telur dan flora lainnya menjadi

tidak berkembang. Satwa liar menjadi menurun dan kemudian masuk kriteria

dilindungi. Ada delapan jenis kura-kura yang ada di Bengkulu yaitu kura

nanas, kura garis hitam, kura patah dada, beiyogo, baning coklat, labi-labi

hutan, kura pipi putih dan bulus. Baning coklat berstatus dilindungi dan

sudah terancam punah. Flora langka yang ada di Bengkulu adalah Raflesia

arnoldi, bunga bangkai dan anggrek pensil.

Punahnya ekosistem yang seimbang akan berakibat lebih lanjut berupa

ancaman yang tidak terkira seperti rawannya sumber pangan, banjir,

produksi oksigen dan lain-lain. Jadi pada akhirnya juga kerusakan ekosistem

akan dirasakan oleh manusia itu sendiri.

24

3. Kualitas Air Air yang digunakan oleh PDAM juga terindikasi tercemar batubara. Air sumur

di daerah peternakan ayam mengandung banyak E. coli yang sangat tinggi,

kerusakan hutan juga dapat menurunkan mutu air sebagai akibat

peningkatan zat padat terlarut dan zat padat tersuspensi serta kekeruhan,

Kerusakan hutan juga disinyalir sebagai salah satu sebab turunnya volume

air di danau Dendam.

Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) provinsi Bengkulu tahun 2010,

jenis air yang digunakan bersumber dari :

No Sasaran Pencapaian Riskesdas

Tahun 2010 (%)

Sasaran 2014

Nasional Bengkulu Nasional Bengkulu

a. Air Ledeng

b. Air ledeng membeli

c. Sumur bor

d. Sumur terlindungi

e. Sumur tak terlindungi

f. Mata air terlindungi

g. Mata air tak terlindungi

h. Penampungan air hujan

i. Air sungai/danau

j. Lainnya

16,1

0,8

6,5

41,1

22,1

2,6

5,4

0,2

4,6

0,6

Sedang jenis sumber air minum :

No Sasaran Pencapaian Riskesdas

Tahun 2010 (%)

Sasaran 2014

Nasional Bengkulu Nasional Bengkulu

a. Air kemasan

b. Depot air minum

c. Air ledeng/Pam

1

7,9

13,2

25

d. Ledeng eceran

e. Sumur bor/Pompa

f. Sumur gali terlindung

g. Sumur gali tak

terlindung

h. Mata air terlindung

i. Mata air tak terlindung

j. PAh

k. Air sungai/danau/

irigrasi

l. Lainnya

0,6

7,2

39,6

22,1

0,5

2,9

0,4

4,1

0,5

Akses terhadap air minum “berkualitas” terdiri : a) Kurang baik sebesar 49;

b) Baik sebesar 51,1.

Kualitas Fisik Air Minum :

No Sasaran Pencapaian Riskesdas

Tahun 2010 (%)

Sasaran 2014

Nasional Bengkulu Nasional Bengkulu

a. Keruh

b. Berwarna

c. Berasa

d. Berbusa

e. Berbau

f. Baik

10,3

6

7,8

1,3

3,4

84,1

4. Pengaruh Industri Aktivitas industri yang paling besar di Propinsi Bengkulu adalah

penambangan batubara dan indutri pertanian (perkebunan). Penambangan

batubara mempengaruhi mutu air di DAS Bengkulu-Lemau, DAS Seluma

Atas dan DAS Dikit Seblat. Pengaruh industri batubara antara lain

26

meningkatkan zat padat tersuspensi, zat padat terlarut, kekeruhan, zat besi,

sulfat dan ion hidrogen dalam air yang dapat menurunkan pH.

Perkebunan di Bengkulu terutama karet dan kelapa sawit. Akibat aktivitas ini

terjadi peningkatan senyawa organik pada air, adanya sisa-sisa pestisida di

DAS, peningkatan zat pada tersuspensi dan terlarut, peningkatan kadar

amonia, peningkatan kadar minyak dan lemak, mempengaruhi pH dll. DAS

yang terkena aktivitas ini adalah DAS Dikit Seblat, DAS Bengkulu-Lemau,

badan sungai Pisang (Ipuh), sungai Betung (Muko-muko), sungai Simpang

Tiga (Tais), sungai Bengkulu, dan sungai Sinaba (Ketahun).

5. Persampahan

Sampah adalah suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari sumber hasil

aktivitas manusia maupun alam yang belum memiliki nilai ekonomis, sampah

cukup menjadi masalah di lokasi-lokasi tertentu seperti pasar, terminal,

pertokoan dan tempat-tempat lain yang padat penduduknya. Di Propinsi

Bengkulu setiap rumah tangga menghasilkan limbah kira-kira sebanyak 0,8

kg/hari atau 288 kg per tahun.

Hasil Riset Kesehatan dasar (RISKESDAS) Provinsi Bengkulu tahun 2010

Cara penanganan sampah a) Kurang Baik sebesar 76,3; b) Baik sebesar

23,7, penangan sampah dilakukan dengan cara :

No Sasaran Pencapaian Riskesdas

Tahun 2010 (%)

Sasaran 2014

Nasional Bengkulu Nasional Bengkulu

a. Diangkut petugas

b. Ditimbun dalam tanah

c. Dibuat kompos

d. Dibakar

e. Dibuang ke

kali/parit/laut

f. Dibuang sembarang

19,7

3

0,9

53,4

11,7

11,3

27

Penampungan air limbah

No Sasaran Pencapaian Riskesdas

Tahun 2010 (%)

Sasaran 2014

Nasional Bengkulu Nasional Bengkulu

a. Sarana penampungan

air limbah

b. Penampungan tertutup

di pekarangan

c. Penampungan terbuka

di pekarangan

d. Penampungan diluar

pekarangan

e. Tanpa penampungan

f. Langsung ke got/sungai

9,6

5,9

21,1

7,4

32,9

23,1

i . Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Pada tahun 2009 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga

konstan di Provinsi Bengkulu dalam triliun/rupiah dari sektor Migas sebesar 7,7

dan sektor tanpa migas 7,7, sedangkan laju pertumbuhan ekonomi dari migas

4,04 dan tanpa migas 4,04.

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku di Provinsi

Bengkulu tahun 2009 dalam triliun/rupiah dari Migas sebesar 15,5 dan tanpa

migas 15,5, sedangka laju pertumbuhan ekonomi dari migas 0,34 dan tanpa

migas 0,37.

Rata-rata pengeluaran per Kapitan sebulan tahun 2009 secara total 377.419 dan

pengeluaran makanan 204.646.

Ukuran kemerataan pendapatan melalui Gini Rasio, untuk Provinsi Bengkulu

pada tahun 2007 sebesar 0,34, tahun 2008 sebesar 0,33 dan tahun 2009

sebesar 0,30.

Indeks Pembangunan Manusia di Provinsi Bengkulu tahun 2009 sebesar 72,55

posisi pada ranking 12 dari 33 provinsi seluruh Indonesia.

28

j. Kemiskinan

No Sasaran

Bengkulu Bengkulu

1

A

B

2

3

4

Penduduk Miskin

Perkotaan

Perdesaan

Pendapatan

a. Perkotaan

b. Perdesaan

Kedalaman kemiskinan

a. Perkotaan

b. Perdesaan

Keparahan Kemiskinan

c. Perkotaan

d. Perdesaan

324.900(18,30 %)

117.200(18,75%)

207.700(18,05%)

Rp. 255.762

Rp. 209.616

2,75 %

3,16%

2,53%

0,69%

0,93 %

0,56%

29

BAB IV PEMBAHASAN KEBIJAKAN DAN STRATEGI

1. Prioritas RPJMD dan Isu Pembangunan Daerah Provinsi Bengkulu 2011 - 2015

a. PRIORITAS RPJMD PROVINSI BENGKULU TAHUN 2011 – 2015 1. Perekonomian rakyat dan iklim investasi

2. Sumber daya manusia (pendidikan, kesehatan, pemuda olahraga,

pemberdayaan perempuan-KB)

3. Kesejahteraan rakyat dan penanggulangan kemiskinan

4. Revitalisasi pertanian, ketahanan pangan serta pengelolaan sumber daya

perikanan dan kelautan yang berkelanjutan

5. Infrastruktur dasar (bina marga, cipta karya, irigasi, perhubungan,

telekomunikasi dan energi)

6. Sumber daya alam, lingkungan hidup dan penanggulangan bencana

7. Pariwisata, kebudayaan, kreativitas dan inovasi teknologi

8. Pemerintahan, hukum dan ketertiban umum

b. Isu-isu strategis daerah 1. Sistem pengendalian intern pemerintah (SPIP) belum optimal

2. Kualitas SDM & aparatur rendah

3. Sarana dan prasana penunjang ekonomi belum optimal

4. Investasi rendah

5. Produktivitas dan daya saing rendah

6. Ekonomi kerakyatan belum optimal

7. Sarana dan akses kesehatan dan pendidikan belum optimal

30

8. 6 kabupaten masih tertinggal

9. Pengelolaan Sumber Daya Alam belum optimal

10. Pendapatan Aanggaran Daerah rendah

11. Penanggulangan bencana

2. Kebijakan dan Sasaran Strategis Instansi

a. Departemen Kesehatan

Visi “ Masyarakat Sehat yang Mandiri dan Berkeadilan”

Misi

1. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui pemberdayaan

masyarakat, termasuk swasta dan masyarakat madani

2. Melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamin tersedianya upaya

kesehatan yang paripurna, merata, bermutu, dan berkeadilan

3. Menjamin ketersediaan dan pemerataan sumberdaa kesehatan

4. Menciptakan tata kelola kepemerintahan yang baik.

Prioritas Pembangunan Kesehatan pada tahun 2010-2014 pada delapan

fokus prioritas, yaitu :

1. Peningkatan kesehatan ibu, bayi, balita, dan Keluarga Berencana (KB);

2. Perbaikan status gizi masyarakat;

3. Pengendalian penyakit menular serta penyakit tidak menular diikuti

penyehatan lingkungan;

4. Pemenuhan, pengembangan, dan pemberdayaan SDM kesehatan;

5. Peningkatan ketersediaan, keterjangkauan, pemerataan, keamanan, mutu

dan penggunaan obat serta pengawasan obat dan makanan;

6. Pengembangan sistem Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas);

7. Pemberdayaan masyarakat dan penanggulangan bencana dan krisis

kesehatan;

8. Peningkatan pelayanan kesehatan primer, sekunder dan tersier.

31

b. Pendidikan Nasional

Visi Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2010 - 2014

“Menjadi Organisasi yang Modern, Efektif dan Efisien untuk Mewujudkan

Pranata Pendidikan Menuju Terciptanya Insan Indonesia Cerdas

Komprehensif, Kompetitif dan Bermartabat”

Misi Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2010 - 2014

1. Memperluas dan memeratakan akses PAUD bermutu dan berkesetaraan

gender di semua provinsi, kabupaten, dan kota;

2. Memperluas dan memeratakan akses pendidikan dasar universal bermutu

dan berkesetaraan gender di semua provinsi, kabupaten, dan kota;

3. Memperluas dan memeratakan akses pendidikan menengah bermutu,

berkesetaraan gender, dan relevan dengan kebutuhan masyarakat, di

semua provinsi, kabupaten, dan kota;

4. Memperluas dan memeratakan akses pendidikan tinggi bermutu, berdaya

saing internasional, berkesetaraan gender, dan relevan dengan kebutuhan

bangsa dan negara;

5. Memperluas dan memeratakan akses pendidikan orang dewasa

berkelanjutan yang berkesetaraan gender dan relevan dengan kebutuhan

masyarakat;

6. Mewujudkan tata kelola, sistem pengendalian manajemen, dan system

pengawasan intern yang modern, efektif, dan efisien.

c. Dinas Sosial

Visi Pembangunan Kesejahteraan Sosial di Provinsi Bengkulu : “Terwujudnya kualitas kehidupan masyarakat yang layak dan bermartabat

dengan memberikan perhatian utama pada dasar manusia”.

32

Misi Pembangunan Kesejahteraan Sosial Provinsi Bengkulu adalah: 1. Meningkatkan aksesibilitas perlindungan sosial untuk menjamin

pemenuhan kebutuhan dasar, pelayanan sosial, pemberdayaan sosial,

dan jaminan kesejahteraan sosial bagi PMKS;

2. Mengembangkan perlindungan dan jaminan sosial bagi PMKS;

3. Meningkatkan profesionalisme penyelenggaraan perlindungan sosial

dalam bentuk bantuan sosial, rehabilitasi, pemberdayaan, dan jaminan

sebagai metode penanggulangan kemiskinan;

4. Meningkatkan profesionalisme penyelenggaraan perlindungan sosial

dalam bentuk bantuan sosial, rehabilitasi, pemberdayaan, dan jaminan

sebagai metode penanggulangan kemiskinan;

5. Meningkatkan dan melestarikan nilai-nilai kepahlawanan, keperintisan,dan

kesetiakawanan sosial untuk menjamin keberlanjutan peran serta

masyarakat dalam penyelenggaran kesejahteraan sosial;

6. Meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam penyelenggaraan

kesejahteraan sosial.

KEBIJAKAN

1. Meningkatkan keberfungsian sosial Penyandang Masalah Kesejahteraan

Sosial (PMKS)

2. Meningkatkan pemberdayan fakir miskin dan meningkatkan fasilitas

pelayanan dan bantuan dasar kesejahteraan sosial kepada warga

Komunikasi Adat Terpencil dan penyandang masalah sosial lainya.

3. Mengembangkan sistem perlindungan sosial dan jaminan sosial yg

menyeluruh.

4. Meningkatkan kualitas manajemen pelayanan kesejahteraan sosial dalam

mendayagunakan sumber-sumber kesejahteraan sosial.

5. Meningkatkan prakarsa dan peran aktif masyarakat termasuk masyarakat

mampu, dunia usaha, perguruan tinggi, Organisasi Sosial/LSM dalam

penyelenggaraan pembangunan kesejahteraan sosial secara terpadu dan

berkelanjutan.

33

6. Meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap program-program

pembangunan kesejahteraan sosial.

7. Mengembangkan dan menyerasikan kebijakan penanganan masalah-

masalah strategis yang menyangkut masalah kesejahteraan sosial.

8. Meningkatkan kualitas hidup bagi PMKS terhadap pelayanan sosial dasar,

fasilitas pelayanan publik, dan jaminan kesejahteraan sosial.

9. Meningkatkan sarana dan prasarana gedung dalam rangka menunjang

pelayanan kesejahteraan sosial yang berbasis panti yang semakin

profesional.

d. BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

VISI “ Penduduk Tumbuh Seimbang 2015”. Misi “ Mewujudkan Pembangunan yang Berwawasan Kependudukan dan Mewujudkan Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera “

KEBIJAKAN DI PROVINSI BENGKULU;

1. Penyerasian kebijakan pembangunan dengan pembangunan dibidang

kependudukan dalam rangka mempercepat terwujudnya penduduk tumbuh

seimbang pada th 2015.

2. Peningkatan Akses ,kualitas dan kemitraan:

a. Jalur Pemerintah

b. Jalur Swasta

c. Diwilayah miskin dan Galsitas

3. Peningkatan kesertaan MKJP

4. Peningkatan kesertaan PUSMUDA

5. Peningkatan penggarapan wilayah Unmeet need tinggi

6. Peningkatan integrasi pelayanan KB dan KR (KHIBA dan PMKR)

7. Peningkatan Akses Program PKBR setiap Kecamatan minimal terbentuk

satu kelompok PKBR.

8. Pengembangan peta kerja kegiatan ketahanan keluarga balita,anak, lansia

dan keluarga rentan

34

9. Pengembangan jejaring kemitraan dalam pembinaan ketahanan keluarga

dan kesejahteraan keluarga

10. Peningkatan kualitas pengelola dan mitra kerja pembinaan ketahanan dan

kesejahteraan keluarga

11. Peningkatan pembinaan kualitas monitoring dan evaluasi kegiatan

ketahanan keluarga dan kesejahteraan keluarga.

e. Departemen Tenaga Kerja

Strategi Organisasi.

1.Penciptaan lapangan kerja di dalam dan di luar negeri melalui pengembangan

informasi pasar kerja, penyuluhan bimbingan jabatan, pengembangan wirausaha

mandiri bagi angkatan kerja muda dan pengembangan padat karya produktif ;

2.Revitalisasi dan renovasi sarana prasarana dan peningkatan kualitas SDM dan

kuantitas instruktur UPT. Pelatihan Kerja serta pendayagunaan Lembaga Pelatihan

Swasta untuk meningkatkan kualitas dan produktivitas tenaga kerja berbasis

kompetensi ;

3.Mengembangkan hubungan industrial yang harmonis dan perbaikan syarat kerja ;

4.Peningkatan kualitas dan kuantitas petugas pengawas ketenagakerjaan untuk

peningkatan perlindungan, kesehatan dan keselamatan kerja serta perlindungan

terhadap pekerja anak serta petugas fungsional ketenagakerjaan lainnya ;

5.Memperkuat jejaring kerjasama antara pemerintah pusat, propinsi dan kab/kota

dalam penyusunan perencanaan tenaga kerja dan pelaksanaan standar pelayanan

minimal di bidang ketenagakerjaan.

6.Pemberian peluang kepada penduduk miskin dan penganggur di wilayah asal

dalam memperoleh aset tempat tinggal, peluang usaha dan atau kesempatan

bekerja secara berkelanjutan;

7.Mendorong pelaksanaan Transmigrasi Swakarsa Mandiri (TSM) dan Transmigrasi

Swakarsa Berbantuan (TSB) pada wilayah strategis dan cepat tumbuh ;

8.Peningkatan SDM dalam pengelolaan dan pengembangan sistem administrasi

kependudukan (SAK) di Kabupaten/Kota.

35

F Kementerian Kehutanan

VISI DARI KEMENTERIAN KEHUTANAN

“ Hutan Lestari Untuk Kesejahteraan Masyarakat Yang Berkeadilan “ MISI, ditetapkan sebagai berikut: 1. Memantapkan kepastian status kawasan hutan serta kualitas data dan

informasi kehutanan.

2. Meningkatkan Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (PHPL).

3. Memantapkan penyelenggaraan perlindungan dan konservasi sumberdaya

alam.

4. Memelihara dan meningkatkanfungsidandayadukungdaerahaliransungai

(DAS).

5. Menyediakanteknologidasardanterapan

6. Memantapkan kelembagaan penyelenggaraan tata kelolake hutanan

Kementerian Kehutanan.

7. Mewujudkan sumber daya manusia kehutanan yang profesional.

Enam kebijakan prioritas pembangunan kehutanan yaitu:

(1) Pemantapan kawasan hutan;

(2) Rehabilitasi hutan dan peningkatan daya dukung DAS;

(3) Pengamanan hutan dan pengendalian kebakaran hutan;

(4) Konservasi keanekaragaman hayati;

(5) Revitalisasi pemanfaatan hutan dan industri kehutanan;

(6) Pemberdayaan masyarakat di sekitar hutan. Sasaran strategis yang akan

dicapai dalam pelaksanaan Renstra Tahun 2010-2014

36

BAB V PENUTUP

1. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI