Penetapan Lemak Dengan Metode Ekstraksi Soxhlet

17
PENETAPAN LEMAK DENGAN METODE EKSTRAKSI SOXHLET I. TUJUAN PERCOBAAN 1. Mahasiswa dapat melakukan analisis kadar lemak dalam suatu bahan pangan 2. Mahasiswa dapat mengetahui kadar lemak dalam bahan pangan II. PERALATAN DAN BAHAN 1. Alat ekstraksi soxhlet lengkap dengan kondenser dan labu lemak 1 buah 2. Alat pemanas listrik 1 buah 3. Oven 1 buah 4. Timbangan analitik 1 buah 5. Erlenmeyer 1 buah 6. Bahan : Mayonaise 5 gr III. DASAR TEORI Minyak atau lemak merupkan komponen bahan makanan yang penting. Istilah minyak atau lemak sebenarnya tergantung apakah pada suhu kamar bahan tersebut dalam keadaan cair atau padat. Bila pada suhu kamar dalam keadaan cair, maka disebut minyak, sebaliknya bila dalam keadaan padat disebut lemak. Lipid atau lipida lebih merupakan istilah ilmiah, yang mencakup baik minyak maupun lemak. Dalam

description

laporan

Transcript of Penetapan Lemak Dengan Metode Ekstraksi Soxhlet

Page 1: Penetapan Lemak Dengan Metode Ekstraksi Soxhlet

PENETAPAN LEMAK DENGAN METODE EKSTRAKSI SOXHLET

I. TUJUAN PERCOBAAN

1. Mahasiswa dapat melakukan analisis kadar lemak dalam suatu bahan pangan

2. Mahasiswa dapat mengetahui kadar lemak dalam bahan pangan

II. PERALATAN DAN BAHAN

1. Alat ekstraksi soxhlet lengkap dengan kondenser dan labu lemak 1 buah

2. Alat pemanas listrik 1 buah

3. Oven 1 buah

4. Timbangan analitik 1 buah

5. Erlenmeyer 1 buah

6. Bahan : Mayonaise 5 gr

III. DASAR TEORI

Minyak atau lemak merupkan komponen bahan makanan yang penting. Istilah

minyak atau lemak sebenarnya tergantung apakah pada suhu kamar bahan tersebut

dalam keadaan cair atau padat. Bila pada suhu kamar dalam keadaan cair, maka

disebut minyak, sebaliknya bila dalam keadaan padat disebut lemak. Lipid atau lipida

lebih merupakan istilah ilmiah, yang mencakup baik minyak maupun lemak. Dalam

pustaka asing, lipida yang kita makan umumnya disebut ditery fat, yang dapat kita

terjemahkan lemak pangan. Lemak secara kimiawi tersusun oleh sekelompk senyawa

yang berbeda. Dalam bahan makanan lemak dapat terdiri dari dua bentuk, yaitu yang

tampak (visible) dan yang tidak tampak (invisible). Lemak yang tampak misalnya

mentega, margarin, minyak goreng dan sebagainya. Lemak yang tidak tampak

misalnya yang terdapat dalam berbagai bahan makanan seperti daging, kacang tanah,

susu, telur, dan sebagainya.

Fungsi dan manfaat lemak Sehubungan dengan fungsi lemak Sebagai bahan

makanan lemak mempunyai peranan yang penting, karena (Pyke, 1977)

mengemukakan bahwa:(1). Kandungan kalorinya sangat tinggi. Oleh karena itu

sangat penting untuk dikonsumsi oleh orang yang sedang mengerjakan

tugas/pekerjaan fisik yang berat. Selain itu adanya lemak dalam bahan makanan dapat

Page 2: Penetapan Lemak Dengan Metode Ekstraksi Soxhlet

memberikan citarasa kelezatan yang lebih menarik.(2). Kandungan asam lemak

sangat penting, yang disebut asam lemak esensial, karena dapat merupakan prekursor

pembentukan hormon tertentu seperti prostaglandin. Selain itu juga sebagai penyusun

membran yang sangat penting untuk berbagai tugas metabolisme.(3). Lemak juga

dapat melarutkan berbagai vitamin, yaitu vitamin A, D, E dan K. Oleh karena itu

mengkonsumsi bahan makanan yang mengandung lemak akan menjamin penyediaan

vitamin-vitamin tersebut untuk keperluan tubuh.(4). Lemak dalam tubuh mempunyai

peranan yang penting, karena lemak cadangan yang ada yang ada dalam tubuh dapat

melindungi berbagai organ yang penting, seperti ginjal, hati dan sebagainya, tidak saja

sebagai isolator, tetapi juga kerusakan fisik yang mungkin terjadi padawaktu

kecelakaan.

Angka Kecukupan Gizi (AKG)

Angka kecukupan gizi (AKG) adalah nilai yang menunjukkan jumlah zat gizi

yang diperlukan untuk hidup sehat setiap hari bagi hampir semua penduduk menurut

kelompok umur, jenis kelamin, dan kondisi fisiologis, seperti kehamilan dan

menyusui. Konsep kecukupan energi kelompok penduduk adalah nilai rata-rata

kebutuhan, sedangkan pada kecukupan protein dan zat gizi lain adalah nilai rata-rata

kebutuhan ditambah dengan 2 kali simpangan baku (2 SD) (Sediaoetama, A,B, 1989

dan Muhilal dkk 1998).

Lemak dan minyak yang terdapat di dalam makanan berperan sebagai

sumber dan cadangan energi, membantu penyerapan vitamin A,D,E dan K, sumber

asam lemak esensial, penyebab makanan mempunyai tekstur khusus (lunak atau

keras) dan menambah lezat hidangan serta memberikan rasa kenyang yang lebih

lama (Sediaoetama, A,B, 1989 dan Muhilal dkk 1998).

Berdasarkan kemudahan proses pencernaan, lemak dibagi 3 yaitu : lemak

yang mengandung asam lemak tak jenuh ganda, asam lemak tak jenuh tunggal dan

asam lemak jenuh (Depkes 1995). Asam lemak tak jenuh ganda dan asam lemak tak

jenuh tunggal mudah dicerna dan berasal dari sumber pangan nabati (kecuali minyak

kelapa). Asam lemak jenuh tidak mudah dicerna dan berasal dari sumber pangan

hewani.

Konsumsi lemak hewani yang berlebihan dapat menyebabkan penyempitan

pembuluh darah arteri dan penyakit jantung koroner. Oleh karena itu mengkonsumsi

lemak atau minyak perlu dibatasi 1/4 dari kecukupan energi atau jika dalam bentuk

Page 3: Penetapan Lemak Dengan Metode Ekstraksi Soxhlet

minyak antara 2-4 sendok makan sehari. Dalam hidangan sehari-hari, cukup makan

2-4 jenis makanan yang berminyak atau berlemak (Depkes 1995)

Metode yang digunakan adalah metode Soxhlet. Soxhlet merupakan suatu

peralatan yang digunakan untuk mengekstrak suatu bahan dengan pelarutan yang

berulang-ulang dengan pelarut yang sesuai. Sampel yang akan diekstraksi

ditempatkan dalam suatu timbel yang permeabel terhadap pelarut dan diletakkan di

atas tabung destilasi, dididihkan dan dikondensaasikan di atas sampel. Kondesat akan

jatuh ke dalam timbel dan merendam sampel dan diakumulasi sekeliling timbel.

Setelah sampai batas tertentu, pelarut akan kembali masuk ke dalam tabung destilasi

secara otomastis. Proses ini berulang terus dengan sendirinya di dalam alat terutama

dalam peralatan.

Soxhlet yang digunakan untuk ekstraksi lipida (Wirakusumah 2007). Soxhletasi

merupakan penyarian simplisia secara berkesinambungan, cairan penyari dipanaskan

sehingga menguap, uap cairan penyari terkondensasi menjadi molekul-molekul air

oleh pendingin balik dan turun menyari simplisia dalam klongsong dan selanjutnya

masuk kembali ke dalam labu alas bulat setelah melewati pipa sifon. Sampel yang

bisa diperiksa meliputi pemeriksaan lemak,trigliserida,kolesterol.

Prinsip Soxhlet ialah ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru

yang umumnya sehingga terjadi ekstraksi kontiyu dengan jumlah pelarut konstan

dengan adanya pendingin balik. Soxhlet terdiri dari pengaduk atau granul anti-

bumping, still pot (wadah penyuling, bypass sidearm, thimble selulosa,extraction

liquid, syphon arm inlet, syphon arm outlet, expansion adapter, condenser

(pendingin), cooling water in, dan cooling water out (Darmasih 1997).

Langkah-langkah dalam metode Soxhlet adalah : menimbang tabung

pendidihan ; menuangkan eter anhydrous dalam tabung pendidihan, susun tabung

pendidihan, tabung Soxhlet, dan kondensator ; ekstraksi dalam Soxhlet ;

mengeringkan tabung pendidihan yang berisi lemak yang terekstraksi pada oven

1000C selama 30 menit ; didinginkan dalam desikator lalu ditimbang (Nielsen

1998).

Page 4: Penetapan Lemak Dengan Metode Ekstraksi Soxhlet

Sampel yang sudah dihaluskan, ditimbang 5 sampai dengan 10 gram dan

kemudian dibungkus atau ditempatkan dalam “Thimble” (selongsong tempat

sampel) , di atas sampel ditutup dengan kapas. Pelarut yang digunakan adalah

petroleum spiritus dengan titik didih 60 sampai dengan 80°C. Selanjutnya, labu

kosong diisi butir batu didih. Fungsi batu didih ialah untuk meratakan panas.

Setelah dikeringkan dan didinginkan, labu diisi dengan petroleum spiritus 60 –

80°C sebanyak 175 ml. Digunakan petroleum spiritus karena kelarutan lemak

pada pelarut organik. Thimble yang sudah terisi sampel dimasukan ke dalam

Soxhlet. Soxhlet disambungkan dengan labu dan ditempatkan pada alat pemanas

listrik serta kondensor . Alat pendingin disambungkan dengan Soxhlet. Air untuk

pendingin dijalankan dan alat ekstraksi lemak kemudian mulai dipanaskan

(Darmasih 1997).

Ketika pelarut dididihkan, uapnya naik melewati Soxhlet menuju ke pipa

pendingin. Air dingin yang dialirkan melewati bagian luar kondensor

mengembunkan uap pelarut sehingga kembali ke fase cair, kemudian menetes

ke thimble. Pelarut melarutkan lemak dalam thimble, larutan sari ini terkumpul

dalam thimble dan bila volumenya telah mencukupi, sari akan dialirkan lewat

sifon menuju  labu. Proses dari pengembunan hingga pengaliran disebut sebagai

refluks. Proses ekstraksi lemak kasar dilakukan selama 6 jam. Setelah proses

ekstraksi selesai, pelarut dan lemak dipisahkan melalui proses penyulingan dan

dikeringkan (Darmasih 1997).

Keuntungan metode ini adalah :

1.  Dapat digunakan untuk sampel dengan tekstur yang lunak dan tidak tahan

terhadap pemanasan secara langsung.

2.      Digunakan pelarut yang lebih sedikit

3.      Pemanasannya dapat diatur

Kerugian dari metode ini :

Page 5: Penetapan Lemak Dengan Metode Ekstraksi Soxhlet

1.      Karena pelarut didaur ulang, ekstrak yang terkumpul pada wadah di sebelah

bawah terus-menerus dipanaskan sehingga dapat menyebabkan reaksi peruraian

oleh panas.

2.      Jumlah total senyawa-senyawa yang diekstraksi akan melampaui

kelarutannya dalam pelarut tertentu sehingga dapat mengendap dalam wadah dan

membutuhkan volume pelarut yang lebih banyak untuk melarutkannya.

3.      Bila dilakukan dalam skala besar, mungkin tidak cocok untuk menggunakan

pelarut dengan titik didih yang terlalu tinggi, seperti metanol atau air, karena

seluruh alat yang berada di bawah komdensor perlu berada pada temperatur ini

untuk pergerakan uap pelarut yang efektif.

PERANAN LEMAK DALAM MAYONAISE

Mayonnaise adalah jenis bahan pangan berupa emulsi setengah padat yang

dibuat dari minyak nabati, cuka/lemon juice atau asam sitrat, kuning telur, dan

beberapa bumbu yaitu garam, gula, paprika, dan MSG. Kadar minyak mayonnaise

tidak boleh lebih dari 65%berat, dan membentuk emulsi yang sangat halus dalam

cuka atau lemon juice. Mayonnaise merupakan emulsi minyak dalam air dengan

kuning telur berfungsi sebagai emulsifier.

Mayonnaise merupakan salah satu contoh produk proses emulsi, selain itu

french dressing, cheese cream , juga merupakan beberapa contoh produk dengan

proses emulsi yang banyak dimanfaatkan dalam jenis makanan kita. Emulsi

merupakan suatu dispersi atau suspensi suatu cairan dalam cairan yang lain, yang

molekul-molekul kedua cairan tersebut tidak saling berbaur tetapi saling antagonistik.

Pada suatu emulsi terdapat tiga bagian utama, yaitu bagian yang terdispersi

yang terdiri dari butir-butir yang biasanya terdiri dari lemak, bagian kedua disebut

media pendispersi yang juga dikenal sebagai continuous phase, yang biasanya terdiri

dari air, dan bagian ketiga adalah emulsifier yang berfungsi menjaga agar butir

minyak tadi tetap tersuspensi di dalam air. Emulsifier ini mampu membentuk sebuah

selaput (film) di sekeliling butiran yang terdispersi, sehingga mencegah bersatunya

Page 6: Penetapan Lemak Dengan Metode Ekstraksi Soxhlet

kembali butir-butir tersebut atau dengan kata lain dapat dikatakan untuk mencegah

terjadinya pemisahan kembali antara lemak (bagian terdispersi) dan air (bagian

pendispersi). Senyawa emulsifier ini molekul-molekulnya mempunyai aftinitas

terhadap kedua cairan tersebut. Daya aftinitasnya harus parsial dan tidak sama

terhadap kedua cairan tersebut. Sebenarnya ada beberapa istilah yang digunakan

uuuntuk bahan/bagain yang ketiga, diantaranya adalah emulsifier, stabilizer, atau

emlsifyng agent. Beberapa bahan yang dapat berfungsi sebagai emulsifier adalah

kuning telur, telur utuh, gelatin, pektin, pasta kanji, kasein, albumin, atau beberapa

tepung yang sangat halus seperti misalnya tepung paprika atau mustard.

Pada produk mayonnaise bagian yang terdispersi adalah minyak nabati, bagian

yang mendispersi (media pendispersi) asam cuka atau lemon juice, dan bagian

emulsifiernya adalah kuning telur. Kuning telur merupakan emulsifier yang sangat

kuat (terdapat sejenis bahan yang memiliki tingkat kesukaan terhadap air dan minyak

sekaligus). Satu ujung molekul tersebut suka air dan ujung yang lainnya suka minyak.

Oleh karenanya bahan itu dapat dijadikan jembatan untuk mencampurkan antara

bahan lemak dan bahan air. Sifat seperti itu sangat dibutuhkan dalam pengolahan

berbagai jenis makanan, seperti dalam pembuatan biskuit, cake, kue, mayonaise, dan

sebagainya.

paling sedikit sepertiga kuning telur terdiri dari lemak, tetapi yang

menyebabkan daya emulsifier yang kuat adalah kandungan lesitinnya yang terdapat

dalam bentuk kompleks sebagai lesitin-protein. Lecithin adalah istilah umum pada

setiap kelompok warna kecoklatan dan zat-kuning lemak yang terdapat pada hewan

dan jaringan tumbuhan, serta kuning telur yang terdiri dari asam fosfat , kolin , asam

lemak , gliserol , glycolipids , trigliserida , dan fosfolipid (misalnya, fosfatidilkolin ,

phosphatidylethanolamine , dan phosphatidylinositol ).  Fosfatidilkolin merupakan

jenis fosfolipid di lesitin. Fosfolipid termasuk dalam kelompok lemak/lipid yang

komponen utamanya membrane sel karena fosfolipid dapat membentuk bilayers lipid.

Kebanyakan fosfolipid terdiri dari diglycerid, gugus fosfat, dan molekul organic

sederhana seperti kolin, kecuali sphingomyelin yang merupakan turunan dari

sphingosine bukan dari gliserol. Identifikasi fosfolipid pertamakali yaitu lesitin, atau

fosfatidilkolin dalam kuning telur.

Page 7: Penetapan Lemak Dengan Metode Ekstraksi Soxhlet

Mekanisme lesitin dapat menyatukan minyak (lemak) dan air (asam cuka/lemn

juice pada pembuatan mayonnaise) adalah fosfolipid yang merupakan pembentuk

lesitin terdiri dari bagian yang polar (air) dan bagian yang non polar (minyak/lemak).

Bagian kepala fosfolipid merupakan bagian yang hidrofilik (tertarik pada air) dan

bagian ekor yaitu tertarik pada hidrofobik (tidak suka dengan air/menjauhi air dan

lebih terikat pada minyak/lemak). Kepala hidrofilik berisi gugus fosfat bermuatan

negative, yang kemungkinan juga terdiri dari kelompok/jenis polar yang lainnya.

Ekornya yang bersifat hidrofobik terdiri dari asam lemak rantai hidrokarbon. Ketika

berada pada kondisi di dalam air fosfolipid tersebut membentuk berbagai struktur

tergantung pada sifat spesifiknya dan dalam hal pembuatan mayonnaise fosfolipid

tersebut membentuk/berperan sebagai emulsifier dimana yang berperan dalam

menyatukan antara minyak nabati dan sam cuka/lemon juice yang merupakan bahan

utama pembuatan mayonnaise menjadi suatu emulsi setengah padat yang

kompak/mantap atau sering disebut juga emulsi permanen. Emulsi permanen yang

dimaksud disini yaitu pada campuran tersebut antara minyak nabati dan asam

cuka/lemon juice yang dicampurkan tidak terpisah lagi, berbeda dengan emulsi

temporer yang terjadi pada french dressing yang selalu memisah antara minyak dan

air jika tidak dikocok, oleh karenanya pada penggunaan French dressing ini harus

segera digunakan sesaat etelah dilakukan pengocokan karena pada saat pengocokan

inilah minyak dan air dapat bersatu namun jika tidak langsung digunakan maka akan

cepat memisah. Hal ini berbeda dengan mayonnaise yang stabil dan tidak memisah

lagi walaupun lama didiamkan/tidak langsung digunakan.

Page 8: Penetapan Lemak Dengan Metode Ekstraksi Soxhlet

IV. PROSEDUR KERJA

1. Mengambil labu lemak yang ukuran sesuai dengan alat ekstraksi soxhlet yang

akan digunakan, mengeringkan dalam oven, mendinginkan dalam desikator

dan menimbangnya

2. Menimbang 5 gr sampel dalam bentuk tepung langsung dalam saringan

timbel, yang sesuai ukurannya, kemudian menutup dengan kapas wool yang

bebas lemak. Sebagai alternatif sampel dapat dibungkus dengan kertas saring.

3. Meletakkan timbel atau kertas saring yang berisi sampel tersebut dalam alat

ekstraksi soxhlet, kemudian memasang alat kondenser diatasnya dan labu

lemak di bawahnya.

4. Menuangkan pelarut heksan atau dietil eter ke dalam labu lemak secukupnya,

sesuai dengan ukuran soxhlet yang digunakan.

5. Melakukan refluks minimun 2 jam sampai pelarut Yang turun kembali ke labu

lemak bewarna jernih.

6. Mendistilasi pelarut yang ada di dalam labu lemak, menampung pelarutnya.

Selanjutnya labu lemak yang berisi lemak hasil ektraksi dipanaskan dalam

oven pada suhu 1050C.

7. Menimbang labu lemak hasil pengeringan sampai beratnya tetap dan

didinginkan dalam desikator.

8. Menghitung berat lemak dengan rumus

% lemak =Berat lemak (gr )

Berat sampel (gr )x100 %

Page 9: Penetapan Lemak Dengan Metode Ekstraksi Soxhlet

V. DATA PENGAMATAN

Sampel yang digunakan = 5 gram mayonnaise

Pada saat ekstraksi, terjadi 4 siklus, dengan waktu:

- Siklus pertama = 21 menit

- Siklus kedua = 15 menit

- Siklus ketiga = 13 menit

- Siklus keempat = 9 menit

Berat lemak yang dihasilkan = 3,1 gram

% lemak = 62 %

VI. PERHITUNGAN

Berat sampel = 5 gram

Berat lemak = 3,1 gram

% Lemak= berat lemakberat sampel

x 100 %

¿ 3,1 gram5 gram

x100 %

¿62 %

Page 10: Penetapan Lemak Dengan Metode Ekstraksi Soxhlet

VII. ANALISA PERCOBAAN

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan yaitu “Penetapan Kadar Lemak pada

Mayonaise Menggunakan Metode Soxhlet (metode ekstraksi kering)” dapat dianalisa

bahwa Soxhlet merupakan alat yang terdiri dari pengaduk atau granul anti-bumping,

still pot (wadah penyuling) bypass sidearm, thimble selulosa, extraction liquid, syphon

arm inlet, syphon arm outlet, expansion adapter, condenser (pendingin), cooling water

in, dan cooling water out. Soxhlet biasa digunakan dalam pengekstrasian emak pada

suatu bahan makanan.

Metode soxhlet ini dipilih karena pelarut yang digunakan lebih sedikit (efesiensi

bahan) dan larutan sari yang dialirkan melalui sifon tetap tinggal dalam labu, sehingga

pelarut yang digunakan untuk mengekstrak sampel selalu baru dan meningkatkan laju

ekstraksi. Waktu yang digunakan lebih cepat. Kerugian metode ini ialah pelarut yang

digunakan harus mudah menguap dan hanya digunakan untuk ekstraksi senyawa yang

tahan panas. Prinsip soxhlet ialah ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru yang

umumnya sehingga terjadi ekstraksi kontiyu dengan jumlah pelarut konstan dengan

adanya pendingin balik.

Penetapan kadar lemak dengan metode soxhlet ini dilakukan dengan cara

mengeluarkan lemak dari bahan dengan pelarut anhydrous. Pelarut anhydrous

merupakan pelarut yang benar-benar bebas air. Hal tersebut bertujuan supaya bahan-

bahan yang larut air tidak terekstrak dan terhitung sebagai lemak serta keaktifan pelarut

tersebut tidak berkurang.  Selain pelarut tersebut dan memiliki polaritas yang sama

dengan pelarut yang digunakan sehingga lemak dapat dikeluarkan dari mayonaise.

Tahapan pertama yang kami lakukan ialah menimbang sampel sebanyak 5 gram

dan kemudian dibungkus atau ditempatkan dalam thimble (selongsong tempat sampel),

di atas sample ditutup dengan kapas. Setelah dikeringkan labu lemak diisi dengan

pelarut anhydrous.

Thimble yang sudah terisi sampel dimasukan ke dalam soxhlet. Soxhlet

disambungkan dengan labu dan ditempatkan pada alat pemanas listrik serta kondensor.

Alat pendingin disambungkan dengan soxhlet. Air untuk pendingin dijalankan dan alat

ekstraksi lemak mulai dipanaskan. Pada saat ekstraksi air pendingin pada kondenser

harus dijaga karena semakin rendah suhu maka cairan akan cepat menetes.

Pada saat pelarut dididihkan, uapnya naik melewati soxhlet menuju ke pipa

pendingin. Cairan penyari dipanaskan sehingga menguap, uap cairan penyari

Page 11: Penetapan Lemak Dengan Metode Ekstraksi Soxhlet

terkondensasi menjadi molekul-molekul air oleh pendingin balik dan turun menyari

simplisia dalam slongsong dan selanjutnya masuk kembali ke dalam labu alas bulat

setelah melewati pipa sifon kemudian menetes ke thimble. Pelarut melarutkan lemak

dalam thimble, larutan sari ini terkumpul dalam thimble dan bila volumenya telah

mencukupi, sari akan dialirkan lewat sifon menuju labu. Proses dari pengembunan

hingga pengaliran disebut sebagai refluks. Kondesat akan jatuh ke dalam timbel dan

merendam sampel dan diakumulasi sekeliling timbel. Proses ini terjadi ekstraksi

kontiyu dengan jumlah pelarut konstan dengan adanya pendingin balik.

Proses ekstraksi dilakukan sampai tidak ada lagi lemak yang terkandung dalam

bahan. Tetapi pada praktikum hanya dilakukan sampai siklus ke 4 Hal ini disebabkan

karena keterbatasan waktu dalam praktikum. Hal ini bisa menyebabkan kadar lemak

dalam sampel rendah karena lemak dalam sampel belum terekstrak secara sempurna.

Selanjutnya sampel dipisahkan dengan cara didestilasi, pemisahan tersebut

berdasarkan titik didih yang mana pelarut akan lebih cepat berubah menjadi fase gas

sehingga yang tertinggal pada labu hanyalah lemak.

Hasil dari percobaan ini diperoleh persentasi kadar lemak sebesar 62%. Kadar

lemak diperoleh melalui selisih berat labu lemak akhir dengan berat labu lemak awal,

dibagi dengan berat sampel, kemudian dikalikan 100%.

Selanjutnya mayonnaise yang telah diuji kadar lemaknya dibandingkan dengan

Standar Nasional Indonesia No 01-4473-1998. Berdasarkan tabel Standar Nasional

Indonesia No. 01-4473-1998 disebutkan bahwa persentase kadar lemak pada

Mayonnaise yaitu minimal 65%. Dengan demikian, kadar lemak pada mayonnaise yang

diperoleh dari percobaan ini tidak sesuai dengan literatur karena persentase kadar lemak

mayonnaise hasil percobaan ini lebih rendah dari persentase kadar lemak pada literatur.

Faktor-faktor yang mempengaruhi laju ekstraksi adalah tipe persiapan sampel,

waktu ekstraksi, kuantitas pelarut, suhu pelarut, tipe pelarut. Berdasarkan literatur

tersebut, kesalahan pada percobaan ini dapat disebabkan karena ketidaktepatan faktor-

faktor tersebut, misalnya pada percobaan ini proses ekstraksi hanya dilakukan sampai

siklus ke empat. Kesalahan tersebut termasuk kesalahan waktu ekstraksi. Selain itu,

kuantitas pelarut yang digunakan juga harus tepat sehingga lemak yang ada dalam

sampel terekstrak semua.

VIII. KESIMPULAN

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa:

Page 12: Penetapan Lemak Dengan Metode Ekstraksi Soxhlet

- Prinsip Soxhlet ialah ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru yang

umumnya sehingga terjadi ekstraksi kontiyu dengan jumlah pelarut konstan

dengan adanya pendingin balik. Soxhlet terdiri dari pengaduk atau granul anti-

bumping, still pot (wadah penyuling, bypass sidearm, thimble selulosa,extraction

liquid, syphon arm inlet, syphon arm outlet, expansion adapter, condenser

(pendingin), cooling water in, dan cooling water out (

- Menentukan persen kadar lemak yang terkandung dalam suatu bahan dapat

dilakukan dengan cara menghitung selisih berat labu lemak akhir dengan berat

labu lemak awal, dibagi dengan berat sampel, kemudian dikalikan 100%.

- Kadar lemak yang dihasilkan adalah sebesar 62 %.

- Berdasarkan table SNI No. 01-4473-1998 kadar lemak pada mayonnaise minimal

65% sehingga hasil dari percobaan ini tidak sesuai dengan literature karena

hasilnya lebih kecil dari literature.