Penetapan Hcg Dengan Teknik Imunokromatografi

17
PENETAPAN HCG DENGAN TEKNIK IMUNOKROMATOGRAFI Oleh: Nama : Laila Andini NIM : B1J012053 Kelompok : 2 Rombongan : III Asisten : Syarif Maulana Yusuf LAPORAN PRAKTIKUM IMUNOLOGI

description

laporan imunologi

Transcript of Penetapan Hcg Dengan Teknik Imunokromatografi

Page 1: Penetapan Hcg Dengan Teknik Imunokromatografi

PENETAPAN HCG DENGAN TEKNIK IMUNOKROMATOGRAFI

Oleh:

Nama : Laila AndiniNIM : B1J012053Kelompok : 2Rombongan : IIIAsisten : Syarif Maulana Yusuf

LAPORAN PRAKTIKUM IMUNOLOGI

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANUNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS BIOLOGIPURWOKERTO

2014

Page 2: Penetapan Hcg Dengan Teknik Imunokromatografi

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

HCG adalah hormon yang mendukung perkembangan telur dalam ovarium

dan merangsang telur dalam pelepasan telur dalam ovulasi. Hormon HCG

tersusun atas glikoprotein yang dihasilkan oleh protoblast dan bakal plasenta.

Pembentukan HCG maksimal pada 60-90 hari, kemudian turun ke kadar rendah

yang menetap selama kehamilan. Kadar HCG yang terus menerus rendah

berkaitan dengan gangguan perkembangan plasenta atau kehamilan. Kadar HCG

memiliki struktur yang sangat mirip dengan yang bekerja pada reseptor LH

sehingga usia korpus luteum memanjang. HCG mula-mula di produksi oleh sel

lapisan luar blastokista. Sel ini berdiferensiasi menjadi sel tropoblast,

sinsitiotropoblast yang berkembang dari tropoblast, terus menghasilkan HCG

yang disekresikan dan dapat dideteksi disekresi vagina sebelum inplantasi.

biasanya HCG dapat dideteksi di darah ibu 8-10 minggu (Frandson, 1993).

HCG (Human Chorionic Gonadotropin) merupakan suatu hormon yang

dihasilkan oleh jaringan plasenta yang masih muda dan dikeluarkan lewat urin.

Hormon ini juga dihasilkan bila terdapat proliferasi yang abnormal dari jaringan

epitel korion seperti molahidatidosa atau suatu chorio carsinoma. Kehamilan akan

ditandai dengan meningkatnya kadar HCG dalam urin pada trimester I, HCG

disekresikan 7 hari setelah ovulasi. Pemeriksaan HCG dengan metode

immunokromatograp merupakan cara yang paling efektif untuk mendeteksi

kehamilan dini (Harti, 2013). Penggunaan strip HCG urine test merupakan suatu

metode immunoassay untuk memastikan secara kualitatif adanya Human

Chorionic Gonadotropin (HCG) didalam urine sebagai deteksi dini adanya

kehamilan. Human Chorionic Gonadotropin merupakan sebuah hormon

glikopeptida yang dihasilkan oleh plasenta selama kehamilan. Adanya HCG dan

peningkatan konsentrasinya secara cepat didalam urin ibu membuatnya sebagai

penanda untuk memastikan kehamilan (Prawirohardjo, 1976).

Alat uji kehamilan untuk dipakai di rumah (home pregnancy test, HPT)

yang biasa dikenal dengan test pack merupakan alat praktis yang cukup akurat

untuk mendeteksi kehamilan pada tahap awal yang menggunakan urin. Urin

yang digunakan yaitu air seni pertama setelah bangun pagi, karena konsentrasi

Page 3: Penetapan Hcg Dengan Teknik Imunokromatografi

hormon HCG tinggi pada saat itu. Bentuk alat tes kehamilan (test pack) ada dua

macam, yaitu strip dan compact. Bedanya, bentuk strip harus dicelupkan ke urin

yang telah ditampung atau disentuhkan pada urin waktu buang air kecil sedangkan

compact sudah ada tempat untuk menampung urin yang akan diteteskan. Test

slide ini sangat tergantung pada kerja sama antibodi dan antigen. Antibodi ini zat

kimia yang dihasilkan oleh limfosit dan struktur lain di dalam tubuh. Sedangkan

antigen, zat asing yang masuk dan merangsang reaksi kimia tubuh. Jika antigen

masuk ke dalam jaringan tubuh, antibodi bereaksi sehingga antigen tidak

berbahaya lagi. Tiap antibodi hanya bereaksi terhadap antigen tertentu. Antibodi-

antibodi itulah yang “ditambatkan” pada media test, yang mempunyai dua strip

(garis) indikator (Pearce, 1997).

B. Tinjauan Pustaka

Metode tes kehamilan yang dilakukan adalah metode imunokromatografi

dengan menggunakan sampel berupa air seni (urin). Alat yang digunakan untuk

pemeriksaan merupakan alat yang dijual secara bebas dan dapat dipergunakan

kapanpun dan oleh siapapun. Keuntungan strip uji kehamilan adalah bisa

dilakukan sendiri di rumah, prosedur pengujian yang mudah dilakukan, harga strip

yang relatif murah, jenis alat tes bervariasi, akurasi hasil uji yang tinggi (97 –

99%), serta dapat mendeteksi kehamilan lebih dini (Rao et al., 1981). Hormon

kehamilan ini hanya ditemukan pada tubuh seorang wanita hamil yang dibuat oleh

embrio segera setelah pembuahan dan karena pertumbuhan jaringan plasenta.

Hormon kehamilan yang dihasilkan oleh villi choriales ini berdampak pada

meningkatnya produksi progesteron oleh indung telur sehingga menekan

menstruasi dan menjaga kehamilan. Produksi HCG akan meningkat hingga sekitar

hari ke 70 dan akan menurun selama sisa kehamilan. Hormon kehamilan HCG

mungkin mempunyai fungsi tambahan, sebagai contoh diperkirakan HCG

mempengaruhi toleransi imunitas pada kehamilan. Hormon ini merupakan

indikator yang dideteksi oleh alat test kehamilan yang melalui air seni. Jika, alat

test kehamilan mendeteksi adanya peningkatan kadar hormon HCG dalam urin,

maka alat test kehamilan akan mengindikasikan sebagai terjadinya kehamilan atau

Page 4: Penetapan Hcg Dengan Teknik Imunokromatografi

hasil test positif. Dampak kadar HCG yang tinggi dalam darah menyebabkan

mual-muntah (morning sickness) (Johnson, 1994).

Pengumpulan dan penyimpanan urin sebaiknya menggunakan urin pagi

hari karena berisi konsentrasi HCG yang paling tinggi sehingga baik untuk

pemeriksaan sampel urin. Meskipun demikian, urin sewaktu dapat juga

digunakan. Urin spesimen dikumpulkan pada gelas atau penampung plastik yang

bersih. Jika spesimen tidak digunakan segera maka harus disimpan pada suhu 2 -

8 C dan letakkan pada suhu temperatur sebelum digunakan, tetapi penyimpanan

ini tidak boleh lebih dari 48 jam (Vitthala, 2012).

Tingkat sekresi HCG meningkat dengan cepat selama kehamilan awal

untuk menyelamatkan korpus luteum dari kematian. Sekresi puncak HCG

berlangsung sekitar 60 hari setelah periode haid terakhir. Pada minggu kesepuluh

kehamilan, pengeluaran HCG menurun sehingga tingkat sekresinya rendah yang

kemudian dipertahankan selama kehamilan. Turunnya HCG terjadi pada saat

korpus luteum tidak lagi diperlukan untuk menghasilkan hormon-hormon steroid

karena plasenta sudah mulai mengeluarkan estrogen dan progesterone dalam

jumlah bermakna. Korpus luteum kehamilan mengalami regresi parsial seiring

dengan turunnya sekresi HCG (Saifuddin, 2002).

C. Tujuan

Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui cara penetapan kadar

HCG dengan menggunakan teknik imunokromatografi melalui tes kehamilan.

Page 5: Penetapan Hcg Dengan Teknik Imunokromatografi

II. MATERI DAN METODE

A. Materi

Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah tempat urin

(botol film), teststrip Acon (antigen HCG), sampel urin wanita hamil, dan sampel

urin wanita tidak hamil.

B. Metode

1. Urin dituang pada botol film.

2. Teststrip dibuka, kemudian dicelupkan ke dalam botol film yang berisi urin

(dalam mencelupkan teststrip, tidak boleh melebihi tanda garis pada teststrip).

3. Hasil dibaca setelah 5 menit.

Page 6: Penetapan Hcg Dengan Teknik Imunokromatografi

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Tabel 3.1 Hasil Pengujian Urin Rombongan IV.Kelompok Positif Negatif

1 2 3 4

Gambar 3.1 Hasil Uji Urin Menggunakan Testrip

Page 7: Penetapan Hcg Dengan Teknik Imunokromatografi

B.Pembahasan

Metode pemeriksaan kehamilan yang dilakukan saat praktikum adalah

Immunokromatografi, yaitu urin dimasukkan ke dalam botol film dan dibiarkan

berpindah (migrasi) melalui membran hingga mencapai lubang akhir tes kurang

lebih 5 menit. Urin yang mampu menembus melalui membran menunjukkan

bahwa urin membawa anti-alpha HCG antibodi-colloid complex. Urin dan

antibodi-colloid complex pindah melalui daerah tangkapan antibodi anti bHCG

yang berhenti dan kemudian masuk ke bagian akhir dari membran. Terdapat dua

bagian dalam test trip yaitu:

a. Garis melintang adalah anti bHCG-HCG yang direkatkan pada membrane

(nitrocelulosa). Garis melintang akan selalu mengikat konjugat dan membentuk

warna.

b. Garis membujur adalah anti bHCG jika urin mengandung HCG, bagian b

terikat pada garis membujur ini, bagian alfa akan mengikat konjugat dan

membentuk warna.

Berdasarkan hasil pengamatan kadar HCG pada urin wanita hamil dan

wanita tidak hamil, didapatkan bahwa pada urin wanita hamil diperoleh kadar

HCG dalam jumlah tinggi, dimana ditandai dengan muculnya dua garis merah

pada test trip. Sedangkan, pada wanita tidak hamil tidak ditemukan kadar HCG,

ditandai garis merah hanya muncul pada area kontrol. Strip yang berfungsi

sebagai kontrol akan tetap berwarna merah pada kondisi positif atau negatif,

sehingga kontrol menjadi tanda acuan ketepatan hasil tes. Perubahan warna terjadi

akibat adanya antibodi yang telah direaksikan dengan zat-zat tertentu bereaksi

dengan antigen. Sampel kedua yang menunjukkan hasil negatif, maka hanya pada

kontrol saja terjadi perubahan warnanya, karena tidak terjadi reaksi antigen-

antibodi pada sampel urin yang diujikan. Hal ini menunjukkan bila kedua garis di

strip tersebut menunjukkan perubahan warna pada kontrol dan tes, maka sampel

yang ujikan tersebut mengandung HCG dan wanita akan positif hamil.

Sedangkan, apabila hanya kontrolnya saja yang berubah warna, maka urin sampel

tidak mengandung HCG dan wanita tersebut tidak hamil. Jika pada tes didapatkan

kedua garis kontrol dan tes sama-sama tidak mengalami perubahan warna, maka

dapat dipastikan bahwa alat tersebut sudah rusak. Begitu pula, jika dibagian tes

Page 8: Penetapan Hcg Dengan Teknik Imunokromatografi

hasilnya menunjukkan perubahan warna sedangkan pada kontrol tidak, maka

dapat dinyatakan alat tersebut sudah rusak (Eliss, 2007).

Berdasarkan hasil praktikum didapatkan hasil bahwa urin yang dipakai

kelompok 2 merupakan urin wanita yang tidak hamil. Hal ini ditandai dengan

garis merah yang hanya terdapat 1 strip saja. Sesuai dengan pernyataan George

(2008) strip HCG urin adalah tes menggunakan metode imunoassay kromatografi

dimana menggunakan antibodi spesifik untuk secara selektif mengidentifikasi

adanya HCG didalam urin dengan derajat sensitivitas yang tinggi. Peningkatan

level HCG sebesar 20 mIU/ml dapat dideteksi hanya dalam 3 menit. Prinsip dari

test ini adalah penambahan urin ke peralatan test dan membiarkannya berjalan di

sepanjang absorban. Penanda antibodi yang menafsirkan warna melekat ke HCG

pada daerah tes dan menghasilkan pita berwarna merah ketika konsentrasi HCG

sama dengan atau lebih dari 20 mIU/ml. Saat keadaan tidak adanya hormon HCG,

maka tidak akan terbentuk pita di daerah test. Reaksi pencampuran berlanjut di

sepanjang absorban melewati daerah test dan kontrol. Konjugasi yang tidak

berikatan ke reagen pada daerah kontrol menghasilkan pita berwarna merah, yang

menunjukkan bahwa reagen dan peralatan masih berfungsi secara baik.

Adapun mekanisme kerja testrip yang lebih rinci adalah urin yang

diperiksa akan bergerak dari zona yang satu ke zona yang lain, dimulai dari zona

yang terdapat mobile anti HCG1. Anti HCG1 akan ikut terbawa oleh urin ke zona

anti HCG2. Disinilah penentuan positif atau negatifnya suatu tes. Jika pada urin

terdapat molekul HCG, maka molekul ini yang sebelumnya sudah berikatan

dengan anti-HCG1 akan berikatan dengan anti-HCG 2 sehingga akan terbentuk

warna atau garis pada strip ataupun kaset pemeriksaan. Jika pada urin tidak

terdapat molekul HCG, maka anti-HCG 2 tidak akan terikat. Selanjutnya urin

bergerak ke zona anti-anti HCG. Pada zona ini, baik urin yang mengandung

molekul HCG maupun yang tidak, akan terbentuk warna ataupun garis. Hal ini

dikarenakan anti-anti HCG berikatan dengan anti-HCG1 yang ikut terbawa oleh

urin. Zona ini disebut control (Hanifa, 2005).

Strip HCG urin adalah tes menggunakan metode imunoassay kromatografi

dimana menggunakan antibodi spesifik untuk secara selektif mengidentifikasi

adanya HCG didalam urin dengan derajat sensitivitas yang tinggi. Peningkatan

Page 9: Penetapan Hcg Dengan Teknik Imunokromatografi

level HCG sebesar 20 mIU/ml dapat dideteksi hanya dalam 3 menit (Cunningham,

2010). Strip HCG urin adalah tes menggunakan metode imunoassay kromatografi

dimana menggunakan antibodi spesifik untuk secara selektif mengidentifikasi

adanya HCG didalam urin dengan derajat sensitivitas  yang tinggi. Peningkatan

level HCG sebesar 20 mIU/ml dapat dideteksi hanya dalam 3 menit. Tidak adanya

hormon HCG, maka tidak akan terbentuk pita di daerah tes. Reaksi pencampuran

berlanjut di sepanjang absorban melewati daerah tes dan kontrol. Konjugasi yang

tidak berikatan ke reagen pada daerah kontrol menghasilkan pita berwarna ungu,

yang menunjukkan bahwa reagen dan peralatan masih berfungsi secara baik

(Eliss, 2007). Keuntungan penggunaan teknik imunokromatografi:

1. Mudah dilakukan.

2. Hasil cepat (3-10 menit)

3. Bersifat spesifik

4. Sensitifitas sampai 99,7%

Keuntungan immunoassay cara cepat menggunakan lateks pada lempeng

kaca adalah lebih baik dan cepat, tidak perlu disentifugasi, spesifik kalau

kandungan protein rendah (<50 mg/dl) dan tidak ada obat yang mempengaruhi

ikatan lateks HCG kovalen. Sedangkan, kerugiannya relatif tidak sensitif, angka

kesalahan teknis tinggi (1, 5 – 3,0 %) akibat pencampuran teknik yang tidak tepat

dan hasil positif palsu yang kadang-kadang terjadi disebabkan oleh protein protein

yang jelas. Teknik imunokromatografi ini memiliki keuntungan dan kerugian.

Keuntungan yang diperoleh pada teknik ini yaitu baik dan cepat, sentrifugasi atau

filtrasi tidak diperlukan, Spesifik kalau kandungan protein urin rendah, Tidak ada

obat yang mempengaruhi ikatan lateks. Kerugian teknik ini, yaitu relatif tidak

sensitif dibanding uji kehamilan lainnya, diperlukan kadar HCG minimal 1,5-2,5

IU/ml hingga muncul reaksi positif, sehingga pada kadar yang lebih rendah tidak

akan bereaksi, dan dapat menimbulkan hasil uji yang palsu, angka kesalahan

teknis tinggi (1,5-3,0%).

Penentuan kehamilan secara imunologik dapat dilakukan secara langsung

dengan cara Direct Latex Agglutination (DLA). Dewasa ini untuk pemeriksaan

kehamilan di laboratorium-laboratorium yang paling banyak digunakan adalah

cara imunologik dengan cara Latex Agglutination Inhibition. Prinsip tes

Page 10: Penetapan Hcg Dengan Teknik Imunokromatografi

imunologik ini adalah berdasarkan terjadinya reaksi imunologis kimiawi antara

HCG dalam urin dengan antobodi HCG (anti HCG). Suspensi lateks mengandung

antibody monoclonal anti HCG dengan natrium azida sebagai pengawet sebagai

anti HCG dan hormon HCG yang terkandung dalam urin sebagai antigen. Ketika

anti HCG (antibodi) bertemu dengan antigen (hormon HCG) maka terbentuklah

kompleks imun (Cunningham, 2010).

Page 11: Penetapan Hcg Dengan Teknik Imunokromatografi

IV. KESIMPULAN

Kesimpulan yang didapat praktikum ini adalah :

1. Penetapan HCG dengan teknik imunokromatografi merupakan uji

laboratorium bagi wanita untuk mengetahui kehamilan.

2. Uji HCG pada wanita yang tidak hamil ditunjukkan oleh terbentuknya satu

garis merah pada zona kontrol.

Page 12: Penetapan Hcg Dengan Teknik Imunokromatografi

DAFTAR REFERENSI

Cunningham, G. 2010. Williams Obstetrics, 23ed, Mc-Graw Hill, inc. Health Profession Division, Toronto, International edition, 117-120.

Eliss, 2007, Mekanisme Tes Kehamilan, http//www.humanmedicinework .com/teshamil.htm. dikunjungi 9 april 2014

Frandson, R.D. 1993. Anatomi dan Fisiologi Ternak. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

George Adriaans. 2008. Asuhan Antenatal Jaringan Nasional Pelatihan Klinik Kesehatan Reproduksi. Surabaya : Bina Pustaka.

Hanifa,W dan Saifuddin,A.B. 2005. Ilmu Kebidanan Edisi 3. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Harti, Agnes S., Estuningsih, Heni Nurkusumawati. 2013. Pemeriksaan HCG (Human Chorionic Gonadotropin) untuk Deteksi Kehamilan Dini Secara Immunokromatografi. Jurnal KesMaDaSka .

Johnson K. E. 1994. Hormon-Hormon Kehamilan. Jakarta : Binarupa Aksara.

Pearce, E. 1997. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Prawirohardjo, S. 1976. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.

Rao, A, Jagannadha  S. G. Kotagi,  and N. R. Moudgal. 1981. Effect Of Human Chorionic Gonadotropin On Serum Levels Of Progesterone And Estrogens In The Pregnant Bonnet Monkev (Macaca Radiata), March 1981; Vol. 3: No: 1, 83-88.

Saifuddin. 2002. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.

Vitthala, S., Jerome Bouaziz, Amanda Tozer, Ariel Zosmer, And Talha AlShawaf. 2012. Tingkat Fsh Serum Pada Program Meluncur Pada Hari Hcg Dan Hasil Klinis Mereka Di Ivf Icsi ± Cycles. Jurnal Endokrinologi P. 1-7.