penerapan_geriatrik_kedokteran

download penerapan_geriatrik_kedokteran

of 23

Transcript of penerapan_geriatrik_kedokteran

  • 7/25/2019 penerapan_geriatrik_kedokteran

    1/23

    Universa Medicina Oktober-Desember 2006, Vol.25 No.4

    Penerapan geriatrik kedokteran menuju usia lanjut yang

    sehat

    Kris Pranarka

    Divisi Geriatrik, Departemen Ilmu Penyakit Dalam

    Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro

    ABSTRAK

    Pada lanjut usia gejala klinik penyakit seringkali berbeda dengan penderita usia lebih muda. Perubahan yang terjadi

    pada lanjut usia sejalan dengan periode penuaan menunjukkan adanya kelainan patologi yang multipel merupakan

    suatu tantangan dalam menilai gejala klinik, pemberian pengobatan dan rehabilitasi. Kedokteran geriatrik merupakan

    cabang dari ilmu penyakit dalam dan menaruh perhatian terhadap aspek klinik, pencegahan, pengobatan, dan psiko-

    sosial dari lanjut usia baik yang sakit maupun sehat. Tujuan dari kedokteran geriatrik adalah i) memelihara kesehatan

    lanjut usia dengan menghindari penyakit, ii) mempertahankan kemandirian yang maksimal, iii) deteksi dini dan

    pemberian pengobatan yang tepat, dan iv) memberikan perawatan yang simpatik dan mendukung pada penyakit

    terminal. Menua sehat seringkali digunakan sebagai sinonim dari bebas dari ketidakmampuan pada lanjut usia. Jadi

    menua sehat harus diikuti dengan lanjut usia yang aktif, senantiasa berperan serta pada aktifitas sosial, budaya,

    spiritual, ekonomi dan peristiwa di masyarakat. Sebuah organisasi kedokteran geriatrik yang tertata dengan baik

    mempunyai peranan penting untuk menuju usia lanjut yang sehat.

    Kata kunci : Lanjut usia, sehat, kedokteran geriatrik

    Practice of geriatric medicine towards healthy ageing

  • 7/25/2019 penerapan_geriatrik_kedokteran

    2/23

    ABSTRACT

    Clinical presentation of disease in old age is oftenly different from that in younger patients. This and the fact that old

    people also show the changes of ageing and of multiple pathology, make clinical assessment, treatment, and

    rehabilitation all the more challenging. Geriatric medicine is a branch of general internal medicine, concerned withthe clinical, preventive, remedial and psycho-social aspects of disease and health in the elderly. The aims of geriatric

    medicine are: (i) maintenance of health in old age, by avoidance of disease and continuing social engagement; (ii)

    maintenance of maximum independence; (iii) early detection and appropriate treatment of disease; and (iv)

    sympathetic care and support during terminal illness. Health according to WHO refers to physical, mental and social

    well being. Healthy ageing is commonly used as a synonym for disability-free life expectancy towards ageing. In its

    development, healthy ageing will be much influenced by endogenic as well as exogenic factors. Logically, healthy

    ageing must be followed by active ageing, continuing participation in social, cultural, spiritual, economic and civic

    affairs. A well organized geriatric medicine service has a major role in healthy ageing.

    Keywords : Old age, healthy ageing, geriatric medicine

    Korespondensi : aKris Pranarka

    Divisi Geriatrik, Departemen Ilmu Penyakit Dalam187Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

    Jl. Dr. Sutomo No.18 Semarang - Jawa Tengah

    E-Mail : [email protected]

    Pranarka

    LATAR BELAKANG

    Akibat keberhasilan pembangunan di bidang

    kesehatan terjadi penurunan angka kelahiran,

    angka kesakitan dan angka kematian serta

    peningkatan angka harapan hidup penduduk

    Indonesia. Terjadi peningkatan jumlah penduduk

    usia lanjut (60 tahun). Dalam angka absolut,populasi usia lanjut di Indonesia yang pada tahun

    1960 baru berjumlah 4,5 juta, meningkat menjadi

    8,0 juta pada tahun 1980, dan menjadi 14,9 jutapada tahun 2000. Jumlah penduduk usia lanjut

    pada tahun 2010 hampir sama dengan jumlah

    balita.(1)

    Menurut Badan Pusat Statistik, jika pada tahun

    1970 angka harapan hidup perempuan Indonesia

    48,1 tahun, maka pada tahun 2000 menjadi 70

    tahun, sedangkan angka harapan hidup laki-laki

    Indonesia meningkat dari 45 tahun menjadi 65

  • 7/25/2019 penerapan_geriatrik_kedokteran

    3/23

    tahun. Hal ini mengakibatkan peningkatan

    persentase usia lanjut. Persentase usia lanjut pada

    tahun 2020 diperkirakan akan meningkat menjadi

    11,4% dibandingkan tahun 2000 sebesar 7,4%.(2)

    Peningkatan persentase populasi usia lanjut

    berdampak pada peningkatan masalah kesehatanyang berhubungan dengan warga usia lanjut .

    Masalah kesehatan usia lanjut merupakan

    masalah kesehatan yang memiliki kekhususan.

    Proses menua mengakibatkan berkurangnya

    fungsi berbagai organ tubuh sehingga seringkali

    berbagai masalah kesehatan terjadi pada satu

    individu usia lanjut.

    Telah diketahui bahwa penyakit dan kesehatan

    pada usia lanjut tidaklah sama dengan penyakit

    dan kesehatan pada golongan populasi usia

    lainnya, yaitu dalam hal: (i) penyakit pada usia

    lanjut cenderung bersifat multipel, merupakan

    gabungan antara penurunan fisiologik/alamiah

    dan berbagai proses patologik/penyakit; (ii)

    penyakit biasanya berjalan kronis, menimbulkan

    eriatrik kedokteran

    kecacatan dan secara lambat laun akan

    menyebabkan kematian; (iii) usia lanjut juga

    sangat rentan terhadap berbagai penyakit akut,

    serta diperberat dengan kondisi daya tahan yang

    menurun; (iv) kesehatan usia lanjut juga sangat

    dipengaruhi oleh faktor psikis, sosial danekonomi, dan (v) pada usia lanjut seringkali

    didapat penyakit iatrogenik (akibat banyak obat-

    obatan yang dikonsumsi).

    Geriatri (dari kata Geros= tua, iatrea= merumat)

    atau ilmu kesehatan usia lanjut adalah bagian

    ilmu penyakit dalam yang mempelajari aspek -

    aspek pencegahan, peningkatan, pengobatan,

    pemulihan serta aspek psikologis dan sosial dari

    penyakit-penyakit pada usia lanjut. Istilah geriatri

    pertama kali dipakai oleh Ignatz Nascher pada

    tahun 1909 .(3)Ilmu ini baru dikatakan

    berkembang dengan nyata tahun 1935 di Inggris

    oleh seorang dokter wanita Marjorie Warren (4)di

    West Middlesex Hospital, yang dianggap perintis

    ilmu geriatri. Di Indonesia, ilmu ini

    dikembangkan oleh Boedhi - Darmojo di

    Semarang sejak tahun 1968.

    Proses menua dan implikasi klinis

    Menurut Alex Comfort (1940)(5)dasar dari proses

    menua adalah kegagalan fungsi homeostatik

    penyesuaian diri terhadap faktor intrinsik danekstrinsik. Menua adalah proses yang mengubah

    seorang dewasa sehat menjadi seorang yang

    rapuh dengan berkurangnya sebagian besar

    cadangan sistem fisiologis dan meningkatnya

    kerentanan terhadap berbagai penyakit seiring

    dengan bertambahnya usia. Terjadi berbagai

    perubahan fisiologis yang tidak hanya

    berpengaruh terhadap penampilan fisik, namun

    juga terhadap fungsi dan tanggapan pada

    kehidupan sehari-hari. Namun harus dicermati,bahwa setiap individu mengalami perubahan-

    perubahan tersebut secara berbeda. Pada

    beberapa individu, laju penurunannya mungkin

    cepat dan dramatis, sementara pada individu

    188

    Universa Medicina

  • 7/25/2019 penerapan_geriatrik_kedokteran

    4/23

    lainnya, perubahannya kurang bermakna. Proses

    menua bukanlah sesuatu yang terjadi hanya pada

    orang berusia lanjut, melainkan suatu proses

    normal yang berlangsung sejak maturitas dan

    berakhir dengan kematian. Namun demikian, efek

    penuaan tersebut umumnya menjadi lebih terlihatsetelah usia 40 tahun. Proses menua seyogianya

    dianggap sebagai suatu proses normal dan tidak

    selalu menyebabkan gangguan fungsi organ atau

    penyakit. Berbagai faktor seperti faktor genetik,

    gaya hidup, dan lingkungan, mungkin lebih besar

    mengakibatkan gangguan fungsi daripada

    penambahan usia itu sendiri. Di sisi lain,

    hubungan antara usia dan penyakit amat erat.

    Laju kematian untuk banyak penyakit meningkat

    seiring dengan menuanya seseorang, terutamadisebabkan oleh menurunnya kemampuan orang

    usia lanjut berespon terhadap stres, baik stres

    fisik maupun stres psikologik. Secara umum

    dapat dikatakan terdapat kecenderungan

    menurunnya kapasitas fungsional baik pada

    tingkat selular maupun pada tingkat organ sejalan

    dengan proses menua. Akibat penurunan

    kapasitas fungsional tersebut, orang berusia lanjut

    umumnya tidak berespon secara efektif terhadap

    berbagai rangsangan, internal atau eksternal,seperti yang dapat dilakukan oleh orang yang

    lebih muda. Menurunnya kapasitas untuk

    berespons terhadap lingkungan internal yang

    berubah cenderung membuat orang usia lanjut

    sulit untuk memelihara kestabilan status fisik dan

    kimiawi dalam tubuh, atau memelihara

    homeostasis tubuh. Gangguan terhadap

    homeostasis tersebut dapat memudahkan

    terjadinya disfungsi berbagai sistem organ dan

    turunnya toleransi terhadap obat-obatan.

    Perubahan akibat proses menua

    Semakin bertambah usia seseorang semakin

    banyak terjadi perubahan pada berbagai sistem

    dalam tubuh. Perubahan yang terjadi cenderungmengarah pada penurunan

    Oktober-Desember 2006, Vol.25 No.4

    berbagai fungsi tersebut. Pada sistem saraf pusat

    terjadi pengurangan massa otak, aliran darah

    otak, densitas koneksi dendritik, reseptor

    glukokortikoid hipokampal, dan terganggunya

    autoregulasi perfusi. Timbul proliferasi astrosit

    dan berubahnya neurotransmiter, termasuk

    dopamin dan serotonin. Terjadi peningkatan

    aktivitas monoamin oksidase dan melambatnya

    proses sentral dan waktu reaksi.

    Pada fungsi kognitif terjadi penurunan

    kemampuan meningkatkan fungsi intelektual;

    berkurangnya efisiensi transmisi saraf di otak

    yang menyebabkan proses informasi melambat

    dan banyak informasi hilang selama transmisi;

    berkurangnya kemampuan mengakumulasi

    informasi baru dan mengambil informasi dari

    memori. Kemampuan mengingat kejadian masa

    lalu lebih baik dibandingkan kemampuan

    mengingat kejadian yang baru saja terjadi. Pada

    fungsi penglihatan terjadi gangguan adaptasi

    gelap; pengeruhan pada lensa; ketidakmampuan

    untuk fokus pada benda-benda jarak dekat

    (presbiopia); berkurangnya sensitivitas terhadap

    kontras dan lakrimasi. Hilangnya nada

    berfrekuensi tinggi secara bilateral timbul pada

    funsgsi pendengaran. Di samping itu pada usia

    lanjut terjadi kesulitan untuk membedakan

    sumber bunyi dan terganggunya kemampuan

    membedakan target dari noise.Pada sistem

    kardiovaskuler, pengisian ventrikel kiri dan sel

    pacu jantung (pacemaker) di nodus SA

    berkurang; terjadi hipertrofi atrium kiri; kontraksi

    dan relaksasi ventrikel kiri bertambah lama;

    respons inotropik, kronotropik, terhadap stimulasi

    beta-adrenergik berkurang; menurunnya curah

    jantung maksimal; peningkatan atrial natriuretic

    peptide(ANP) serum dan resistensi vaskular

    perifer.(6,7)Pada fungsi paru-paru terjadi

  • 7/25/2019 penerapan_geriatrik_kedokteran

    5/23

    penurunanforcedexpiration volume 1 second

    (FEVI) danforced volume capacity (FVC);

    berkurangnyaefektivitas batuk dan fungsi silia

    dan meningkatnya volume residual. Adanya

    189

    Pranarka

    ventilation-perfusion mismatching yang

    menyebabkan PaO2menurun seiring

    bertambahnya usia : 100 (0,32 x umur).

    Pada fungsi gastrointestinal terjadi penururan

    ukuran dan aliran darah ke hati, terganggunya

    bersihan (clearance) obat oleh hati sehingga

    membutuhkan metabolisme fase I yang lebih

    ekstensif. Terganggunya respons terhadap cedera

    pada mukosa lambung, berkurangnya massa

    pankreas dan cadangan enzimatik, berkurangnya

    kontraksi kolon yang efektif dan absorpsi

    kalsium.(8)Menurunnya bersihan kreatinin

    (creatinin clearance) dan laju filtrasi glomerulus(GFR) 10 ml/dekade terjadi dengan semakin

    bertambahnya usia seseorang.(8)Penurunan massa

    ginjal sebanyak 25%, terutama dari korteks

    dengan peningkatan relatif perfusi nefron

    jukstamedular. Aksentuasi pelepasan anti

    diuretic hormone (ADH) sebagai respons

    terhadap dehidrasi berkurang dan meningkatnya

    ketergantungan prostaglandin ginjal untuk

    mempertahankan perfusi. Pada saluran kemih dan

    kelamin timbul perpanjangan waktu refrakter

    untuk ereksi pada pria, berkurangnya intensitas

    orgasme pada pria maupun wanita, berkurangnya

    sekresi prostat di urin dan pengosongan kandung

    kemih yang tidak sempurna serta peningkatan

    volume residual urin. Toleransi glukosa

    terganggu (gula darah puasa meningkat 1

    mg/dl/dekade; gula darah postprandial meningkat

    10 mg/dl/dekade). Insulin serum meningkat,

    HbA1C meningkat, IGF-1 berkurang. Penurunan

    yang bermakna pada dehidroepiandrosteron

    (DHEA), hormon T3, testosteron bebas maupun

    yang bioavailable, dan produksi vitamin D oleh

    kulitserta peningkatan hormon paratiroid (PTH).

    Ovarian failure disertai menurunnya hormon

    ovarium.

    Pada sistem saraf perifer lanjut usia mengalami

    hilangnya neuron motor spinal, berkurangnya

    sensasi getar, terutama di kaki, berkurangnyasensitivitas termal (hangat-

    eriatrik kedokteran

    dingin), berkurangnya amplitudo aksi potensial

    yang termielinasi dan meningkatnyaheterogenitas selaput akson myelin. Massa otot

    berkurang secara bermakna (sarkopenia) karena

    berkurangnya serat otot.(9)

    Efek penuaan paling kecil pada otot diafragma;

    berkurangnya sintesis rantai berat miosin,

    inervasi, meningkatnya jumlah miofibril per unit

    otot dan berkurangnya laju basal metabolik

    (berkurang 4%/dekade setelah usia 50). Pada

    sistem imun terjadi penurunan imunitas yang

    dimediasi sel, rendahnya produksi antibodi,

    meningkatnya autoantibodi, berkurangnya

    hipersensitivitas tipe lambat, berkurangnya

    produksi sel B oleh sumsum tulang; dan

    meningkatnya IL-6 dalam sirkulasi.

    Konsep menua sehat

  • 7/25/2019 penerapan_geriatrik_kedokteran

    6/23

    Konsep menua sehat pada hakikatnya sesuai

    dengan slogan Tahun Usia Lanjut WHO tahun

    1982 adalah : Do not put years into life,but life

    into years, yang berarti usia panjangtidaklah

    ada artinya bila tidak berguna dan bahagia serta

    mandiri sejauh mungkin, dengan mempunyai

    kualitas hidup yang baik. Long lifewithout

    continous usefulness, productivity and good

    quality of life is not a blessing.(10)

    Tujuan hidup manusia adalah menjadi tua tetap

    sehat (healthy ageing).Healthy agingartinya

    menjadi tua dalam keadaan sehat.Healthy ageing

    akan dipengaruhi oleh beberapafaktor : i)

    endogenic ageing, yaitu yang dimulai dengan

    cellular aging, lewat tissuedan anatomical

    ageing ke arah proses menuanyaorgan tubuh,

    proses ini seperti jarum jam yang terus berputar;ii) exogenic factor, yang dapat dibagi dalam

    sebab lingkungan (environment) di mana

    seseorang hidup dan faktor sosio budaya yang

    paling tepat disebut gaya hidup (life-style). Faktor

    exogenic ageingini, sekarang lebih dikenal

    dengan sebutan faktor risiko. Boedhi Darmojo(11)

    menggambarkan dalam bentuk di bawah ini

    (Gambar 1).

    190

  • 7/25/2019 penerapan_geriatrik_kedokteran

    7/23

    Universa Medicina Oktober-Desember 2006, Vol.25 No.4

    Gambar 1. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap healthy aging(11)

    Selanjutnya menua sehat (healthy ageing) harus

    diikuti dengan menua-aktif (activeageing).

    Menua-aktif adalah suatu proses yang

    mengoptimalkan kesempatan untuk sehat,

  • 7/25/2019 penerapan_geriatrik_kedokteran

    8/23

    partisipatif dan kesejahteraan dalam tujuan

    meningkatkan kualitas hidup saat seseorang

    menua. Menua aktif ini terjadi baik pada

    individu maupun sekelompok orang. Kata aktif

    menunjukkan peran serta berkelanjutan dalam

    bidang sosial, ekonomi, kultural, spiritual dan

    pemerintahan. Sedangkan kata sehat, merujuk ke

    masalah kesehatan fisik, mental dan sosial seperti

    tercantum di definisi WHO tentang arti sehat.

  • 7/25/2019 penerapan_geriatrik_kedokteran

    9/23

    Gambar 2. The determinants of active ageing(10)

    191

    Pranarka

    Sebenarnya menua sehat, ada dalam konsep

    menua aktif. Menjaga kelangsungan otonomi dan

    kemandirian saat seseorang menjadi tua adalah

    tujuan utama setiap orang. Istilah menua-aktif

    (active ageing) diambil dari WHO tahun 1990,

    yang lebih rinci dari menua-sehat, untukmengenali faktor-faktor yang dapat

    mempengaruhi bagaimana proses penuaan

    seseorang atau sebuah populasi.

    Beberapa contoh dari faktor-faktor yang

    mempengaruhi proses menua sehat dan aktif

    disajikan pada Gambar 2.(10)

    Faktor pelayanan kesehatan dan sosial

    Prevalensi yang masih tinggi dari infeksi/

    penyakit menular

    Masalah malnutrisi

    eriatrik kedokteran

    Kebalikannya mungkin cukup mampu/ kaya

    sehingga mengundang risiko obesitas, dan

    penyakit-penyakit lain akibat gaya hidup

    yang kurang baik.

    Masalah-masalah lain menyangkut pendidikan

    seseorang, kepribadian yang sehat dan berbahagia

    serta lingkungan yang ramah, mempunyai

    dampak yang besar untuk menjadi tua sehat dan

    aktif. Menurut WHO(10): biarpun gen mungkin

    berperan untuk terjadinya penyakit, tetapi untuksebagian besar penyakit, faktor external dan

    lingkungan mempunyai peran yang lebih besar

    dibanding genetik dan internal. Sehingga dapat

    ditarik kesimpulan bahwa tujuan mencapai proses

    menua sehat dan aktif ini adalah juga upaya

    pencegahan untuk penyakit-

    Makin banyak penyakit-penyakit penyakit kronik degeneratif yang biasanya

    degeneratif

    Fasilitas pelayanan kesehatan yang masih

    kurang Faktor ekonomik

    Menurunnya pendapatan

    Mungkin tidak memiliki asuransi atau pensiun

  • 7/25/2019 penerapan_geriatrik_kedokteran

    10/23

    diderita populasi lanjut usia. Boedhi-Darmojo(13)menunjukkan lebih jelas

    hubungan faktor-faktor risiko dan penyakit-

    penyakit degeneratif ini dalam bentuk gambaran

    laba-laba seperti di bawah ini (Gambar 3).

  • 7/25/2019 penerapan_geriatrik_kedokteran

    11/23

    Gambar 3. Spider model: the relationship between risk factors and degenerative diseases(13)

    192

  • 7/25/2019 penerapan_geriatrik_kedokteran

    12/23

    Universa Medicina Oktober-Desember 2006, Vol.25 No.4

    PELAYANAN KESEHATAN PADALANJUT USIA; MENGAPA HARUS

    DIKHUSUSKAN ?

    Mengingat sifat penyakit dan perubahan fungsi

    organ karena proses menua pada usia lanjut yang

    sangat khusus tersebut, maka dalam ilmu geriatri

    terdapat beberapa tatacara yang merupakan

    keharusan untuk dilakukan agar upaya kesehatan

    bagi usia lanjut tersebut dapat dilaksanakan

    secara optimal. Tatacara tersebut adalah yang

    disebut sebagai asesmen geriatri yang bekerja

    secara tim.

    Asesmen geriatri adalah suatu proses diagnostik

    multidisiplin (banyak disiplin ilmu kesehatan)

    yang biasanya dilaksanakan secara interdisipliner

    (dengan satu tujuan) oleh seorang dokter/geriatris

    dan atau suatu tim interdisiplin geriatrik untuk

    menentukan masalah dan kapabilitas medis,

    psikososial dan fungsional guna merencanakan

    terapi menyeluruh serta pemantauan kesehatan

    yang berkesinambungan bagi seorang penderita

    usia lanjut.

    Prinsip pelayanan kesehatan usia lanjut yang

    menyeluruh yang diinginkan untuk dilaksanakandi Indonesia dapat dibagi atas 3 bentuk, yaitu :

    Pelayanan kesehatan usia lanjut berbasis rumah

    sakit (hospital based geriatricservices ), karena

    pada dasarnya RSmerupakan pusat/tempat

    rujukan dari pelayanan kesehatan dasar usia

    lanjut. Oleh karenanya pelayanan di rumah sakit

    ini seyogyanya menyelenggarakan/ menyediakan

    semua jenis upaya pelayanan kesehatan, mulai

    dari promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif,

    dengan sarana dan sumberdaya manusia yang

    lengkap. Tentu saja tergantung dari kelas rumah

    sakit, berbagai pelayanan tersebut bisa

    dilaksanakan tergantung dari kemampuan serta

    dana yang tersedia.

    Pelayanan kesehatan usia lanjut oleh masyarakat

    berbasis rumah sakit (hospitalbased community

    geriatric services), dimana pusat-pusat

    pelayanan kesehatan usia lanjut di RS bertindak

    sebagai konsultan terhadap pelayanan usia lanjut

    di masyarakat, dan dengan penuh tanggung jawab

    mengikuti keadaan usia lanjut yang sebelumnya

    dirawat atau mendapat pelayanan di RS tersebut.

    Termasuk dalam upaya kesehatan usia lanjut ini

    adalah pelayanan di luar rumah sakit, berupa

    pembinaan oleh institusi yang lebih tinggi

    terhadap institusi yang lebih rendah di wilayah

    kerjanya dalam kegiatan rujukan timbal balik.

    Pelayanan kesehatan usia lanjut berbasis

    masyarakat (community based geriatricservices),

    yaitu pelayanan dari masyarakatuntuk

    masyarakat, sehingga masyarakat sendiri

    diikutsertakan dalam pelayanan kesehatan usia

    lanjut, tentu saja setelah

    diberi tambahan pengetahuan secukupnya. Ketiga

    sistem pelayanan kesehatan usia lanjut tersebut

    di atas haruslah berkesinambungan serta saling

    mendukung, sehingga pada akhirnya setiap orang

    usia lanjut dapat memperoleh pelayanan sesuai

    dengan jenis

    dan derajat penyakit yang dideritanya.

  • 7/25/2019 penerapan_geriatrik_kedokteran

    13/23

    JENIS-JENIS PELAYANAN GERIATRI

    Poliklinik Geriatri

    Tempat pelayanan ini memberikan jasa

    mengadakan pemeriksaan menyeluruh, tindakan

    pengobatan sederhana dan konsultasi bagi

    penderita rawat jalan, baik di masyarakat,

    puskesmas, maupun antar poliklinik. Tenaga

    minimal yang dibutuhkan adalah dokter umumatau dokter ahli penyakit dalam yang telah

    mendapat kursus geriatri, atau seorang dokter

    spesialis geriatri/geriatris, seorang perawat, dan

    seorang petugas sosial medik.

    193

  • 7/25/2019 penerapan_geriatrik_kedokteran

    14/23

    Pranarka eriatrik kedokteran

    Bangsal Geriatri Akut

    Di bangsal ini pada dasarnya hanya dirawat

    pasien usia lanjut yang mempunyai penyakit akut

    atau semi-akut. Terhadap penderita ini dilakukan

    asesmen, tindakan pengobatan dan rehabilitasi

    secepat mungkin setelah keadaannya

    memungkinkan.

    Bangsal Geriatri Kronis

    Bangsal ini diperlukan untuk merawat pasien

    usia lanjut dengan penyakit kronis yang

    memerlukan rawat inap dalam jangka waktu

    lama, dan karenanya memerlukan biaya yang

    tinggi. Mengingat turn over rate-nya yang sangat

    rendah, keberadaan bangsal ini di suatu RS

    Pemerintah di Indonesia, sementara ini bisa

    digantikan oleh bangsal penyakit dalam,

    sedangkan di RS Swasta keberadaanya masih

    dimungkinkan.

    Klinik Asuhan Siang

    Di tempat ini dapat dilaksanakan semua tindakan

    seperti yang dilakukan di bangsal akut, akan

    tetapi pasien tidak harus rawat inap dan

    pelayanan hanya di lakukan pada jam kerja saja.

    Jasa yang dapat diberikan meliputi pemeriksaan

    menyeluruh, tindakan pengobatan, rehabilitasi

    dan rekreasi. Oleh karenanya tenaga yang

    dibutuhkan selain dokter geriatris juga macam-

    macam tenaga rehabilitasi medik ditambah ahli

    gizi dan sebagainya.

    Konsultasi Geriatri

    Pasien yang dirawat oleh bagian lain dapat

    dikonsultasikan ke tim geriatri untuk

    mendapatkan pemeriksaan menyeluruh, berbagai

    tindakan lain, atau bahkan dipindahkan ke

    bangsal lanjut usia.

    Penitipan

    Orang lanjut usia yang relatif sehat, tidak ada

    eksaserbasi akut dari penyakit yang mungkin

    diderita, dapat dititipkan selama maksimal dua

    minggu di Instalasi Geriatri yang lengkap,

    misalnya di Paviliun Lanjut Usia Boedhi-Darmojo RS. Dr. Kariadi Semarang. Tujuan

    pelayanan ini antara lain memberi istirahat pada

    keluarga yang merawat agar segar kembali.

    Perawatan Terminal

    Pelayanan kesehatan sejak dulu diarahkan untuk

    menyembuhkan penyakit dan mencegah

    kematian, tetapi ada kalanya dokter dihadapkan

    pada keadaan menjelang ajal yang tidak dapat

    dielakan.Hospice care(asuhan sakit) merupakan

    salah satu bentuk layanan geriatri dengan ciri-

    ciri: (i) harapan hidup penderita diperkirakan

    kurang dari enam bulan; (ii) pendekatan paliatif,

    dengan penekanan pada pengelolaan nyeri dan

    gejala; (iii) koordinasi oleh tim interdisiplin,

  • 7/25/2019 penerapan_geriatrik_kedokteran

    15/23

    terdiri atas tenaga medik, rohaniwan, keluarga

    dan relawan/pekerja sosial. Asuhan sakit ini

    dapat dilakukan di rumah sakit, atau di rumah

    penderita.

    Pendidikan & Riset

    Hal ini merupakan bagian implisit dari suatu

    pemberian pelayanan geriatri, antara lain

    dilaksanakan untuk pendidikan tenaga medis,

    paramedis, terapis-rehabilitasi, dan mahasiswa

    dari berbagai bidang keilmuan serta riset, yang

    pada gilirannya diperlukan untuk meningkatkan

    pelayanan serta pengembangan ilmu geriatri.

    Rehabilitasi Medik

    Penyakit pada usia lanjut selalu mempunyaikecenderungan untuk terjadinya kecacatan,

    sehingga oleh WHO selalu diharapkan

    penegakan diagnosis pasien usia lanjut dalam

    aspek gangguan organ (disease), penyakit

    (impairment), keterbatasan (disability) yang

    diakibatkan dan kecacatan (handicap). Oleh

    karenanya rehabilitasi medik selalu merupakan

    aspek yang harus terdapat dalam pelayanan

    kesehatan usia lanjut. Rehabilitasi dilaksanakan

    sesegera mungkin sejak pasien masuk sampai

    194

  • 7/25/2019 penerapan_geriatrik_kedokteran

    16/23

    Universa Medicina Oktober-Desember 2006, Vol.25 No.4

    pulang, sesuai kebutuhannya. Bila latihan-latihanyang diberikan berjangka lama, sebaiknya

    dilakukan di instalasi rehabilitasi medik.

    Panti Rawat Wredha

    Panti Rawat Wredha atau nursing home bukansuatu keharusan untuk diadakan pada suatu RS.

    Bagian ini merupakan bentuk peralihan antara

    pelayanan RS dan pelayanan di rumah/di panti

    wredha, di mana pasien sudah tidak banyak

    memerlukan tindakan RS (asesmen dan kuratif)

    akan tetapi masih mempunyai masalah kesehatan

    kronis yang memerlukan perawatan (care),

    sehingga tidak dimungkinkan untuk dirawat di

    rumah atau di panti wredha biasa. Keberadaannya

    di suatu RS besar memberikan nilai tambah untukkepentingan pendidikan dan riset, dan walaupun

    tidak sempurna dapat untuk menggantikan

    bangsal kronis.

    KAPITA SELEKTA BEBERAPA

    PERSOALAN KHUSUS DI BIDANG

    GERIATRI

    Polifarmasi

    Penderita usia lanjut umumnya mengalami

    beberapa penyakit secara bersamaan, dan ada

    kemungkinan dokter (beberapa dokter) berusaha

    memberikan obat untuk setiap penyakit. Jumlah

    obat-obat yang banyak ini dapat menimbulkan

    masalah baru antara lain karena efek samping dan

    interaksi obat. Walaupun tidak mudah mengelola

    penderita lanjut usia dengan multipatologi,

    beberapa pedoman dapat dipakai sebagai

    pegangan, antara lain: Langkah-langkah untuk

    menghindari polifarmasi(14,15)

    catat semua obat yang dipakai, untuk review dan

    monitoring

    kenali nama generik dan golongan obat

    kenali indikasi klinik untuk setiap obat

    ketahui profil efek samping setiap obat

    kenali faktor risiko sesuatu efek yang tak terduga

    hentikan pemberian obat tanpa manfaat

    penyembuhan

    hentikan pemberian obat tanpa indikasi klinik

    gantilah dengan obat yang lebih aman

    jangan menangani efek tak terduga suatu obat

    dengan obat lagi

  • 7/25/2019 penerapan_geriatrik_kedokteran

    17/23

    gunakan obat tunggal bila cara pemberiannya

    tidak sering

    Obat-obat herbal yang banyak beredar di

    masyarakat dan dikonsumsi juga oleh golongan

    lanjut usia tidak boleh dianggap sepenuhnya

    aman. Fitofarmaka dengan menggunakan obat-

    obat ini dapat menyebabkan efek samping dan

    interaksi obat yang berat sama dengan obat-obat

    sintetik.

    Nutrisi pada lanjut usia

    Orang lanjut usia dapat mempunyai risiko

    malnutrisi karena terjadi penurunan asupan

    makanan akibat perubahan fungsi saluran cerna,

    metabolisme yang tidak efektif, defek utilisasi

    nutrien dan kegagalan organ. Keadaan tersebut

    diperberat dengan koinsidensi dari penyakit akut

    atau kronik, trauma, keadaan hiperkatabolik, dan

    terapi obat yang dapat mempengaruhi status

    nutrisi. Kris Pranarka et al(16)pada penelitianterhadap 104 penderita yang dirawat di Instalasi

    Geriatri selama periode Juli 2004 sampai dengan

    Juni 2005, mendapatkan hubungan yang

    bermakna antara status gizi saat penderita masuk

    rumah sakit di mana didapatkan lebih dari 50%

    penderita mengalami undernutrisi, dengan lama

    perawatan, angka mortalitas dan perubahan AKS

    saat keluar dari rumah sakit.

    Demensia

    Demensia adalah gangguan fungsi intelektual dan

    memori didapat, yang disebabkan oleh penyakit

    otak, dan tidak disertai dengan

    195

  • 7/25/2019 penerapan_geriatrik_kedokteran

    18/23

    Pranarka eriatrik kedokteran

    gangguan tingkat kesadaran. Demensia merujuk

    sindroma klinis yang mempunyai bermacam

    penyebab. Penderita dengan demensia harus

    mempunyai gangguan memori selain

    kemampuan mental lain seperti berpikir abstrak,

    penilaian, kepribadian, bahasa, praksis dan

    visuospasial.

    Defisit yang terjadi harus cukup berat sehingga

    mempengaruhi aktifitas kerja dan sosial secarabermakna. Jenis terbanyak dari demensia adalah

    penyakit Alzheimer. Ika S dan Kris Pranarka et

    al(15)di klinik memori Instalasi Geriatri RS . Dr.

    Kariadi mencoba mengembangkan tes mini

    mental state examination untuk mendeteksi dini

    adanya gangguan pada fungsi kognitif. Dari 55

    penderita yang berhasil diperiksa antara tahun

    20042005, dengan rerata umur 69,5 tahun

    didapatkan 32% menderita gangguan fungsi

    kognitif ringan sampai berat.

    Gangguan keseimbangan dan jatuh

    Gangguan keseimbangan dikaitkan dengan risiko

    terjadinya peristiwa jatuh yang akan berdampak

    masalah psikososial antara lain :

    (i) rasa kurang percaya diri; (ii) rasa takut; cemas

    dan depresi; dan (iii) ketergantungan bahkan

    terisolasi dari masyarakat sekitar.

    Dampak psikososial ini sering kurang

    diperhatikan oleh para dokter, yang lebih terpusat

    perhatiannya pada masalah-masalah fisik. Orang

    lanjut usia yang pernah mengalami gangguan

    keseimbangan dan kemudian jatuh, dapat

    demikian takut untuk jatuh lagi. Jatuh adalah

    salah satu peristiwa yang sering dialami oleh

    seorang lanjut usia. Jatuh dikaitkan dengan

    peningkatan morbiditas dan mortalitas serta

    penurunan fungsi dan kemandirian. Jatuh

    biasanya terjadi akibat rangkaian beberapa faktor

    risiko, yang sebagian besar dapat dikoreksi.

    Sering orang lanjut usia tidak menyadari atau

    mengenali faktor risiko ini, dan tidak melaporkan

    pada dokter sehingga upaya

    pencegahan jatuh diabaikan, dan faktor-faktor

    risiko ini baru menjadi kenyataan setelah terjadi

    peristiwa jatuh. Menurut Guideline For The

    Prevention of Falls in Older Person,(17)dari

    seluruh populasi lanjut usia 65 tahun yang

    tampak sehat di masyarakat sekitar 35-40%

    mengalami jatuh setiap tahun. Terutama bila

    terjadi akibat-akibat jatuh yang menyebabkan

    harus dirawat dan ada kecacatan. Terjadi isolasi

    sosial atau ketergantungan sehingga kesehatan

    dan kemandirian menjadi terganggu. Penurunan

    aktifitas fisik menyebabkan kemunduran dan

    kelemahan otot-otot, sendi menjadi lebih sulit

    digerakkan, dan kewaspadaan terhadap

    lingkungan juga berkurang. Semua ini akan

    memperburuk disfungsi sosial. Gangguan

    keseimbangan yang dapat membawa akibat jatuh,

    sangat mahal nilainya pada lanjut usia baik dari

    segi ketergantungan dan gangguan fungsi fisik

    maupun biaya.

    KESIMPULAN

  • 7/25/2019 penerapan_geriatrik_kedokteran

    19/23

    Akibat dari kemajuan di bidang kesehatan,

    terjadi peningkatan dari populasi lanjut usia.

    Tetapi kalau lanjut usia ini berkaitan dengan

    kerapuhan dan kecacatan, maka beban pada

    sarana dan pelayanan kesehatan juga bertambah

    berat. Suatu pelayanan geriatri yang rapi danterorganisasi sangat berperan dalam pengelolaan

    dari konsekuensi demografik ini. Kebanyakan

    orang lanjut usia di atas 60 tahun masih hidup

    cukup mandiri di masyarakat. Adalah tugas

    utama dari pelayanan geriatri untuk

    mempertahankan kemandirian ini, sehingga

    dapat menua sehat. Konsep sehat menurut WHO

    meliputi fisik, mental dan sosial. Dengan

    demikian menua sehat dapat diharapkan juga

    akan berlanjut dengan menua aktif secara sosial,spiritual dan kultural bahkan ekonomi dan

    pemerintahan untuk menuju pada menua

    (dengan) sukses.

    196

  • 7/25/2019 penerapan_geriatrik_kedokteran

    20/23

    Universa Medicina Oktober-Desember 2006, Vol.25 No.4

    Daftar Pustaka

    United Nations Population Division. World population

    prospects: 2002 revision. New York: United Nation;

    2003.

    Badan Pusat Statistik. Proyeksi penduduk Indonesia

    2000-2025. Jakarta: Badan Perencanaan Pembangunan

    Nasional, Badan Pusat Statistik, United Nations

    Population Funds; 2005.

    Nascher IL. What is geriatric? Cited by: Gray L.

    Addressing the need of geriatric education. Elderly

    1997; 7: 14.

    Warren M. Care of the chronic aged sick.Lancet

    1946; i: 841-843. Cited by Young J, Robinson J,

    Dickinson E. Rehabilitation for older people. BMJ

    1998; 316: 1108-9.

    5.Comfort A. The process of ageing. New York:

    Signet; 1964. Cited by : Jeste DV. Psychiatry of old

    age is coming of age. Am J Psychiatry 1997;

    154: 1356-8.

    Sussman MA, Anversa P. Myocardial aging and

    senescence. Ann Rev Physiol 2004; 66: 29-48.

    Edelberg JM, Reed MJ. Aging and angiogenesis.

    Frontiers Bioscience 2003; 8: 1199-209.

    Taliaferro PM, Price CA. Aging increases risk for

    medication problems. Senior Series 2001; 127: 1-3.

    Samson MM, Meeuwsen IBA, Crowe A, Dessens

    JAG, Duursma SA, Verhaar HJJ. Relatonship between

    physical performance measures, age, height and body

    weight in healthy adults. Age Aging 2000; 29: 235-42.

    World Health Organization. Active ageing, a policy

    framework. Geneva: World Health Organization;

    2002.

    Darmojo RB, Martono HH. Buku Ajar Geriatri.

    Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran

    Universitas Indonesia; 1999.

    Kalache AA. Active ageing in the 21stcentury.

    Brazilia: World Health Organization; 2005.

    Darmojo RB. Determinants of active vital ageing and

    prevention of disease in the elderly, Kongres Nasional

    Gerontologi, Jakarta, Oktober, 2003.

    Carlson JE. Perils of polypharmacy: 10 steps to

    prudent prescribing. Geriatrics 1996; 51: 26-30.

    Supartondo, Roosheroe AG. Pedoman memberi obat

    pada pasien geriatric serta mengatasi masalah

    polifarmasi. Dalam: Buku ajar geriatric ilmu penyakit

    dalam. Jilid III. Jakarta: Geriatri; 2006. hal. 1437-8.

  • 7/25/2019 penerapan_geriatrik_kedokteran

    21/23

    Ika SH, Pranarka K, Joni B, Andayani R, Martono H.

    Deteksi dini gangguan fungsi kognitif dengan MMSE.

    Temu Ilmiah Geriatri, Jakarta, 2005.

    The Department of Health, USA: Guideline for the

    promotion of active ageing in older adults. Formeset

    Cape Printers, June 2000.

  • 7/25/2019 penerapan_geriatrik_kedokteran

    22/23

  • 7/25/2019 penerapan_geriatrik_kedokteran

    23/23

    197