PENERAPAN TIPE KEPEMIMPINAN LAISSEZ-FAIRE DALAM ...repository.uinjambi.ac.id/1442/1/ISMAIL IPT....
Transcript of PENERAPAN TIPE KEPEMIMPINAN LAISSEZ-FAIRE DALAM ...repository.uinjambi.ac.id/1442/1/ISMAIL IPT....
PENERAPAN TIPE KEPEMIMPINAN LAISSEZ-FAIRE DALAM
MENINGKATKAN MUTU PELAYANAN PERPUSTAKAAN MADRASAH
ALIYAH NEGERI 2 KOTA JAMBI
SKRIPSI
Diajukan untuk Melengkapi Syarat-syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana
Strata Satu (S1) dalam Ilmu Perpustakaan
Oleh:
ISMAIL
IPT.150433
FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2019
ii
iii
iv
v
MOTTO
Artinya: “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada
yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di
antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah
memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah
Maha mendengar lagi Maha melihat”(Q.S. An-Nisa ayat 58).1
1 Al-Qodir, Al-Qur’anul Karim. Semarang: Karya Thoha Putra, 2009, hlm. 69
vi
PERSEMBAHAN
Dengan Rahmat Allah SWT
Sembah sujud serta rasa syukur kepada Allah SWT.
Taburan cinta dan kasih sayang-Mu telah memberikanku kekuatan dan
kesehatan. Shalawat dan salam yang selalu terlimpahkan kepada
baginda Rasulullah SAW.
Kubersujud dihadapan-Mu, Engkau berikan aku kesempatan untuk bisa
sampai di penghujung awal perjuanganku segala puji bagi-Mu ya Allah,
Ungkapan hati sebagai rasa terima kasih Ku persembahkan skripsiku ini
kepada malaikat nyataku yang tanpa mereka aku bukanlah siapa-siapa,
tetes demi tetes keringat yang dikorbankan hanya untuk
melihat anak-Nya sukses.
Kepada ayahanda tercinta (M. As’ad) dan ibunda yang tercinta (Salasiah) &
kakak-kakak dan abangku yang tercinta (Siti Rahmah, Ismawati dan M. Jefri )
terima kasih atas supportnya dan mendo’akanku selama ini, mungkin tidak
terbalaskan dengan jasa-jasa yang telah dia berikan kepadaku, Namun ku
hanya bisa membalasnya dengan Do’a agar diberikan
kesehatan dan panjang umur.
terima untuk semangat dan support dalam penyelesaian Skripsi ini.
Ucapkan terima kasih Skirpsi ini kupersembahkan.
vii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kepada hambanya
ilmu dan menjadikannya berakal agar menjadi khalifah dibumi ini. Sholawat serta
salam tak lupa pula kami haturkan kepada pembimbing umat ke jalan yang benar
yakni Nabi Agung kita Nabi Muhammad SAW yang mana beliaulah yang
membawa kita dari zaman jahiliyah menuju zaman modren ini yang penuh dengan
ilmu dan peradaban.
Dalam penulisan skripsi ini yang berjudul “Penerapan Tipe
Kepemimpinan Laissez-Faire dalam Meningkatkan Mutu Pelayanan
Pepustakaan Madrasah Aliyah Negeri 2 Kota Jambi”. Kemudian dalam
penyelesaian skripsi ini, peneliti akui, tidak sedikit hambatan dan rintangan yang
peneliti temui baik dalam mengumpulkan data maupun dalam penyusunannya.
Dan berkat adanya bantuan dari Pembimbing I: Prof. Dr. Maisah, M. Pd. I
sekaligus Dekan Fakultas Adab dan Humaniora serta Pembimbing II: Siti Asiah
Wahyuni H. SS., M. Hum. Maka skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Oleh
karena itu, hal yang pantas peneliti ucapkan adalah kata terima kasih kepada
semua pihak yang turut membantu penyelesaian skripsi ini, terutama sekali
kepada yang terhormat:
1. Bapak Prof. Dr. Su’aidi Asy’ari, MA., Ph.D, selaku Rektor (UIN) Sulthan
Thaha Saifuddin Jambi.
2. Bapak Dr. H. Hidayat, M. Pd dan Ibu Dr. Hj. Fadlilah, M. Pd, selaku
Wakil Rektor II dan III (UIN) Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
3. Bapak Dr. Alfian, S.Pd., M.Ed, Bapak Dr. H. Muhammad Fadhil, M.Ag
dan Ibu Dr. Raudhoh, S.Ag., SS., M.Pd.I selaku Wakil Dekan I, II, dan III
di lingkungan Fakultas Adab dan Humaniora (UIN) Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi.
viii
4. Bapak Muhammad Rum, S. Ag, SS., M. Si dan Ibu Masyrisal Miliani, SS.,
M. Hum selaku Ketua Jurusan dan Sekretaris Jurusan Ilmu Perpustakaan
dan Informasi Islam Fakultas Adab dan Humaniora (UIN) Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi.
5. Bapak dan ibu dosen, asisten dosen, dan seluruh karyawan/karyawati
Fakultas Adab dan Humaniora (UIN) Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
6. Bapak H. Ambo Pera Afrizal MA, selaku Kepala Sekolah Madrasah
Aliyah Negeri 2 Kota Jambi.
7. Ibu Dra. Juslina Ernawati, M. Pd dan Tri Indah Lestari, S. IP, Erma
Suryani, S. Pd, serta Neli Ruspika selaku dan staf Perpustakaan Madrasah
Aliyah Negeri 2 Kota Jambi yang telah membantu dan memberi izin dalam
pengumpulan data kepada peneliti untuk skripsi ini.
8. Teman-teman seperjuangan angkatan 2015 Jurusan Ilmu Perpustakaan
Fakultas Adab dan Humaniora (UIN) Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
Semoga bantuan dan dorongan yang diberikan kepada peneliti baik secara
langsung maupun tidak langsung menjadi amal baik serta diterima oleh Allah
SWT, dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi peneliti khususnya dari
pembaca pada umumnya, Aamiin Ya Rabbal’Alamin
Peneliti,
ISMAIL
IPT.150433
ix
ABSTRACT
Ismail. 2019. Application of Types of Laissez-Faire Leadership in Increasing
the Quality of Library Services for Madrasah Aliyah Negeri 2 Jambi City.
Department of Library and Information Faculty of Adab and Humanities
Advisor I: Prof. Dr. Maisah, M.Pd.I and Advisor II: Siti Asiah Wahyuni H.
M. Hum.
This study aims to determine how the application of the type of leadership
of laissez-faire in improving the quality of services of the City 2 Madrasah Aliyah
Library of the City of Jambi and to find out what are the factors constraints in the
application of the type of leadership of the laissez-faire in improving the quality of
service in the Library of the City of Madrasah Aliyah 2 Jambi City and to find out
what efforts to overcome obstacles in applying the type of laissez-faire leadership
to improve the quality of service in the Madrasa Aliyah Negeri 2 Jambi City
Library. This research uses descriptive qualitative method, the sampling method
uses purposive sampling. Based on the results of this study indicate that the head
of the Madrasa Aliyah Negeri 2 Jambi City library applies the laissez-faire
leadership type by giving freedom to carry out their duties to subordinates to
improve the quality of library services, such as planning, procurement, processing,
inventorying, classifying, cataloging, compiling books, serving circulation
(borrowing and repayment) and serving references. However, what happens is that
the tasks performed by subordinates are not optimal. Due to several constraints,
namely limited facilities and infrastructure, limited knowledge and work
experience regarding library science and the lack of work discipline for
subordinates in carrying out their respective duties and responsibilities. This is in
order to avoid continuous problems, efforts that must be made are holding
proposals annually, attending special training and guidance in library management
and increasing discipline by obeying all applicable regulations.
Keywords: Laissez-faire Leadership Type, and Quality of School Library
Services
x
ABSTRAK
Ismail. 2019. Penerapan Tipe Kepemimpinan Laissez Faire dalam
Meningkatkan Mutu Pelayanan Perpustakaan Madrasah Aliyah Negeri 2 Kota
Jambi. Jurusan Ilmu Perpustakaan dan Informasi Islam Fakultas Adab dan
Humaniora. Pembimbing I: Prof. Dr. Maisah, M.Pd.I dan Pembimbing II:
Siti Asiah Wahyuni H. M.Hum.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penerapan tipe
kepemimpinan laissez-faire dalam meningkatkan mutu pelayanan Perpustakaan
Madrasah Aliyah Negeri 2 Kota Jambi dan untuk mengetahui apa faktor-faktor
kendala dalam penerapan tipe kepemimpinan laissez-faire dalam meningkatkan
mutu pelayanan di Perpustakaan Madrasah Aliyah Negeri 2 Kota Jambi serta
untuk mengetahui apa upaya untuk mengatasi kendala dalam penerapan tipe
kepemimpinan laissez-faire untuk meningkatkan mutu pelayanan di Perpustakaan
Madrasah Aliyah Negeri 2 Kota Jambi. Penelitian ini menggunakan metode
kualitatif deskriptif, metode pengambilan sampel menggunakan purposive
sampling. Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kepala
perpustakaan Madrasah Aliyah Negeri 2 Kota Jambi menerapkan tipe
kepemimpinan laissez-faire dengan memberikan kebebasan dalam melaksanakan
tugasnya kepada bawahan untuk meningkatkan mutu pelayanan perpustakaan,
Seperti perencanaan, pengadaan, pengolahan, invetarisasi, mengklasifikasi,
katalogisasi, menyusun buku, melayani sirkulasi (peminjaman dan pengembalian)
serta melayani referensi. Namun, yang terjadi tugas yang dilakukan para bawahan
belum optimal. Disebabkan beberapa faktor kendala yakni keterbatasan sarana
dan prasarana, keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kerja mengenai
keilmuan perpustakaan serta kuranngnya kedisiplinan kerja pada bawahan dalam
menjalankan tugas dan tanggung jawabnya masing-masing. Hal ini agar tidak
terjadi masalah dengan terus–menerus, upaya yang harus dilakukan adalah
mengadakan proposal setiap tahunnya, mengikuti pelatihan dan bimbingan khusus
dalam pengelolaan perpustakaan serta meningkatkan kedisiplinan dengan mentaati
semua peraturan yang berlaku.
Kata Kunci : Tipe Kepemimpinan Laissez-Faire, dan Mutu Pelayanan
Perpustakaan Sekolah
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................................. i
NOTA DINAS ............................................................................................................. ii
LEMBARAN PENGESAHAN .................................................................................. iii
LEMBARAN PERNYATAAN ORISINALITAS ................................................... iv
MOTTO ...................................................................................................................... v
PERSEMBAHAN ....................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ................................................................................................ vii
ABSTRACK (B. Inggris) ............................................................................................ viii
ABSTRAK (B. Indonesia) ......................................................................................... ix
DAFTAR ISI ............................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ...................................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................. xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 5
D. Kegunaan Penelitian .................................................................................... 5
E. Batasan Masalah .......................................................................................... 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. KerangkaTeori
1. Pengertian Penerapan ........................................................................... 7
2. Defenisi Kepemimpinan ....................................................................... 7
3. Teori Kepemimpinan ............................................................................ 8
4. Fungsi Kepemimpinan.......................................................................... 9
5. Tipe Kepemimpinan Laissez-Faire ...................................................... 11
6. Indikator Tipe Kepemimpinan Laissez-Faire ...................................... 14
7. Mutu Pelayanan Perpustakaan .............................................................. 14
B. Studi Relevan ............................................................................................. 20
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian .................................................................. 23
B. Lokasi Penelitian ......................................................................................... 23
C. Jenis dan Sumber Data ................................................................................ 23
D. Subjek Penelitian ......................................................................................... 24
E. Teknik Pengumpulan Data .......................................................................... 25
F. Teknik Analisis Data ................................................................................... 26
G. Keabsahan Data ........................................................................................... 28
xii
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ........................................................ 29
1. Sejarah Madrasah Aliyah Negeri 2 Kota Jambi ................................... 29
2. Lokasi Perpustakaan Madrasah Aliyah Negeri 2 Kota Jambi .............. 31
3. Visi dan Misi Perpustakaan Madrasah Aliyah Negeri 2 Kota Jambi ... 32
4. Struktur Organisasi Perpustakaan Madrasah Aliyah Negeri 2 Kota
Jambi..................................................................................................... 33
5. Sumber Daya Manusia ......................................................................... 34
6. Masa Jabatan Kepala Perpustakaan Madrasah Aliyah Negeri 2 Kota
Jambi..................................................................................................... 34
7. Sarana dan prasarana Perpustakaan Madrasah Aliyah Negeri 2 Kota
Jambi..................................................................................................... 34
8. SOP Pelayanan peminjaman koleksi Perpustakaan Madrasah
Aliyah Negeri ....................................................................................... 37
B. Hasil dan Pembahasan .............................................................................. 41
1. Bagaimana penerapan tipe kepemimpinan laissez-faire dalam
meningkatkan mutu pelayanan Perpustakaan Madrasah Aliyah
Negeri 2 Kota Jambi ............................................................................ 41
2. Apa faktor-faktor kendala dalam penerapan tipe kepemimpinan
laissez-faire dalam meningkatkan mutu pelayanan di Perpustakaan
Madrasah Aliyah Negeri 2 Kota Jambi ................................................ 53
3. Apa upaya untuk mengatasi kendala dalam penerapan tipe
kepemimpinan laissez-faire untuk meningkatkan mutu pelayanan di
Perpustakaan Madrasah Aliyah Negeri 2 Kota Jambi .......................... 56
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................................ 59
B. Saran .......................................................................................................... 60
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN I INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA
LAMPIRAN II DAFTAR INFORMAN
LAMPIRAN III JADWAL PENELITIAN
LAMPIRAN IV KARTU KONSULTASI SKRIPSI
LAMPIRAN V FOTO-FOTO
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1: Masa Jabatan Kepala Perpustakaan ..................................................... 34
Tabel 4.2: Sarana dan Prasarana perpustakaan MAN 2 Kota Jambi .................. 34
Tabel 4.3: Daftar Buku Perpustakaan Sekolah ....................................................... 36
Tabel 5.4: Jadwal Penelitian ..................................................................................... 66
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1: Skema Flow Model .............................................................................. 27
Gambar 4.2: Lokasi Perpustakaan ........................................................................... 31
Gambar 4.3: Struktur Organisasi Perpustakaan MAN 2 Kota Jambi ................. 33
Gambar 4.4: Alur Peminjaman Koleksi Perpustakaan ......................................... 37
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam organisasi, kepemimpinan itu sangat penting. Karena organisasi
yang memiliki kepemimpinan yang baik akan mudah dalam meletakkan dasar
kepercayaan terhadap anggota-anggotanya, sedangkan organisasi yang tidak
memiliki kepemimpinan yang baik akan sulit untuk mendapatkan
kepercayaan dari para anggotanya. Organisasi tersebut akan kacau dan tujuan
organisasinya tidak akan tercapai. Kepemimpinan merupakan kemampuan
individu untuk mempengaruhi, memotivasi, dan membuat orang lain mampu
memberikan konstribusinya demi efektivitas dan keberhasilan organisasi.2
Kepemimpinan laissez-faire adalah memberikan kepada orang lain
dengan prinsip kebebasan, termasuk bawahan untuk melaksanakan tugasnya
dengan bebas sesuai dengan kehendak bawahan dan tipe ini dapat
dilaksanakan di sekolah yang memang benar-benar mempunyai sumber daya
manusia maupun alamnya dengan baik dan mampu merancang semua
kebutuhan sekolah dengan mandiri.3
Menurut Heidjrachman dan Husnan tipe kepemimpinan laissez-faire
adalah pemimpin akan menyerahkan keputusan kepada keinginan kelompok
serta bertanggung jawab atas pelaksanaan pekerjaan tersebut kepada
bawahan. Pemimpin tidak membuat peraturan tentang pelaksanaan pekerjaan
sehingga bawahan dituntut untuk memiliki kemampuan dan keahlian yang
tinggi.4
2Tintin, Pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja Pegawai pada SBU Pos Prima
Direktorat Operasi PT Pos Indonesia (PERSERO). Jurnal Manajemen Vol. 9, No.2 Mei 2010,
hlm.1 3Makplus, Pengertian Tipe Kepemimpinan Laissez-Faire. Diakses melalui
https://www.defenisi-pengertian.com/2015/06/pengertian-tipe-kepemimpinan-laissez-
faire.html?m=1 pada jam 19.50 Tanggal 25 Februari 2019. 4Nhyda, Tipe Kepemimpinan Laissez-Faire. Diakses melalui
https://www.scribd.com/document/348203200/Tipe-Kepemimpinan-Laissez-Faire, pada tanggal
29 Oktober 2018.
2
Berdasarkan penelitian dari Ahmad Anwar, kepemimpinan laissez-
faire di perpustakaan, maka tugas kepala perpustakaan adalah mengarahkan
tujuan dari perpustakaan. Selanjutnya memberikan kesempatan seluas-
luasnya kepada bawahan untuk bisa mewujudkan tujuan yang telah
ditentukan oleh kepala perpustakaan. Kebebasan yang diberikan kepada
bawahan adalah upaya untuk menumbuhkan rasa tanggung jawab pada
masing-masing individu. Untuk itu sebagai bentuk tanggung jawab bawahan
terhadap pimpinan maka terdapat rambu-rambu yang tetap harus di patuhi,
yaitu tidak melanggar aturan serta tidak melakukan overlopping tugas. Hal ini
dimaksudkan agar bawahan tetap dapat melakukan inovasi serta pengambilan
keputusan berdasarkan tugas yang dia peroleh pada bagian maupun unit
masing-masing.5
Keuntungan dari kepala perpustakaan menerapkan kepemimpinan
laissez faire adalah kecepatan dalam pengambilan keputusan sekaligus
pemberdayaan bawahan. Hal ini disebabkan pengambilan keputusan adalah
orang yang mengetahui masalahnya secara mendalam, sehingga masalah
cepat teratasi serta bawahan mampu meningkatkan kompetensinya dalam
bidang tersebut. Hal ini akan sangat membantu dalam menjalankan sebuah
organisasi yang efektif, ketika organisasi memiliki bawahan yang
berpengetahuan, memiliki keterampilan, dan pengalaman dalam menjalankan
tugas meraka masing-masing.6 Selanjutnya dijelaskan juga menurut Robbins
dan Coulter kepemimpinan laissez faire mengatakan keberhasilan suatu
organisasi bilamana staf/bawahan sangat berpengalaman pada pekerjaannya
sesuai dengan tanggung jawabnya.7
5 Ahmad Anwar, Tipe Kepemimpinan Profetik Konsep dan Implementasinya dalam
Kepemimpinan Perpustakaan. Jurnal. Pustakaloka, Volume 9 No.1, Juni 2017, hlm. 78. 6 Ahmad Anwar, Tipe Kepemimpinan Profetik Konsep dan Implementasinya dalam
Kepemimpinan Perpustakaan. hlm. 78 7 Aw Wardani. 2016. Gaya Kepemimpinan Laissez-Faire. Diakses melalui
http://thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2012-1-00252-MN%20Bab2001.pdf, pada tanggal 15 Februari
2019.
3
Mutu pelayanan perpustakaan merupakan suatu kondisi dinamis yang
berhubungan dengan produk, jasa, sumber daya manusia dan lingkungan yang
memenuhi harapan. Dalam meningkatkan mutu layanan di perpustakaan
merupakan suatu hal yang perlu diperhatikan oleh pihak perpustakaan,
dengan mutu pelayanan tinggi, perpustakaan tersebut akan memperoleh
banyak pengunjung, mendapat pengakuan dan penghargaan dari para
pembaca. Upaya untuk meningkatkan mutu layanan di perpustakaan tidak
boleh dipisahkan dari kegiatan pustakawan sehari-hari. Rendahnya mutu
pelayanan di perpustakaan tersebut, tentu disebabkan oleh banyak faktor.
Faktor-faktor tesebut antara lain masih rendahnya peran pemimpin, kinerja
karyawan, komunikasi interpersonal, komitmen karyawan, terhadap tugas dan
lain-lainnya. 8
Jadi, seorang pemimpin dalam sebuah organisasi perpustakaan
mempunyai tanggung jawab atas keberhasilan organisasi yang dipimpinnya.
Peran pemimpin dalam hubungannya dengan karyawan. Dalam hal ini
pustakawan merupakan hal yang penting karena dari sikap dari seorang
pemimpin juga akan menentukan serta mempengaruhi perilaku pustakawan
yang dipimpinnya yang berujung pada meningkatkan mutu pelayanan
perpustakaan yang diberikan kepada pengguna jasa perpustakaan.
Perpustakaan Madrasah Aliyah Negeri 2 Kota Jambi memiliki 1 kepala
perpustakaan, dan dibantu 3 staf perpustakaan. Perpustakaan ini memiliki
beberapa layanan di perpustakaan seperti layanan sirkulasi dan layanan
referensi, dan layanan audio visual dan serta dilengkapi dengan ruang baca
siswa.
8 Skripsi: Safruddin Aziz, Strategi Peningkatan Mutu Pelayanan Perpustakaan Perguruan
Tinggi. Artikel Perpustakaan Dan Kepustakawanan, Semarang: UNIKA Soegiyapranata, 2010,
hlm.49, melaui http://digilib.undip.ac.id/v2/2012/06/04/ diakses pada 25 Oktober 2018.
4
Berdasarkan observasi awal peneliti di Perpustakaan Madrasah Aliyah
Negeri 2 Kota Jambi masih banyak terdapat keterbatasan baik dari segi sarana
dan prasarana seperti kurangnya rak koleksi, komputer, dan ruang
pengolahan. Rendahnya tingkat pengetahuan dan pengalaman kerja para
bawahan seperti kurangnya pemahaman teknologi tentang perpustakaan
misalnya automasi perpustakaan. Selanjutnya rendahnya tingkat kedisiplinan
para bawahan dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya misalnya
jam buka pelayanan perpustakaan. Dalam hal ini perlu meningkatkan para
bawahan yang berkompeten dalam melaksanakan kegiatan perpustakaan dan
faktor pendukung dalam kegiatan perpustakaan misalnya kegiatan pengadaan
sarana dan prasarana. Bahwa tidak mungkin bagi sebuah perpustakaan ini jika
menerapkan tipe kepemimpinan laissez-faire akan efektif dan efesien kalau
sarana dan prasarana masih minim dan para bawahan belum mempunyai
pengetahuan dan pengalaman kerja tentang perpustakaan.
Berdasarkan permasalahan di atas peneliti tertarik untuk mengangkat
judul “Penerapan Tipe Kepemimpinan Laissez-Faire dalam
Meningkatkan Mutu Pelayanan Perpustakaan Madrasah Aliyah Negeri
2 Kota Jambi”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, peneliti dapat membuat
rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Bagaimana penerapan tipe kepemimpinan laissez-faire dalam
meningkatkan mutu pelayanan perpustakaan Madrasah Aliyah Negeri 2
Kota Jambi?
2. Apa faktor-faktor kendala dalam penerapan tipe kepemimpinan laissez-
faire dalam meningkatkan mutu pelayanan di perpustakaan Madrasah
Aliyah Negeri 2 Kota Jambi?
3. Apa upaya untuk mengatasi kendala dalam penerapan tipe kepemimpinan
laissez-faire untuk meningkatkan mutu pelayanan di perpustakaan
Madrasah Aliyah Negeri 2 Kota Jambi?
5
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian diantaranya
sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui bagaimana penerapan tipe kepemimpinan laissez-faire
dalam meningkatkan mutu pelayanan perpustakaan Madrasah Aliyah
Negeri 2 Kota Jambi.
2. Untuk mengetahui apa faktor-faktor kendala dalam penerapan tipe
kepemimpinan laissez-faire dalam meningkatkan mutu pelayanan di
perpustakaan Madrasah Aliyah Negeri 2 Kota Jambi.
3. Untuk mengetahui apa upaya untuk mengatasi kendala dalam penerapan
tipe kepemimpinan laissez-faire untuk meningkatkan mutu pelayanan di
perpustakaan Madrasah Aliyah Negeri 2 Kota Jambi.
D. Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Penelitian ini di harapkan agar dapat dijadikan sebagi sumber referensi
untuk memperkaya ilmu dan pengetahuan bagi mahasiswa UIN Sulthan
Thaha Saifuddin Jambi, khususnya bagi mahasiswa Jurusan Ilmu
Perpustakaan dan Informasi Islam.
2. Untuk memberikan sumber motivasi dan masukan bagi kepala
perpustakaan, dan sebagai bahan rujukan/referensi untuk Perpustakaan
Sekolah Madrasah Aliyah Negeri 2 Kota Jambi
3. Untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan studi sarjana strata satu
(S-1) jurusan Ilmu Perpustakaan dan Informasi Islam, terutama
menambahkan wawasan dan cakrawala bagi peneliti.
6
E. Batasan Masalah
Pembatasan masalah dilakukan dengan tujuan untuk membatasi ruang
lingkup dan pendekatan agar kegiatan penelitian tidak terlalu luas dan
disesuaikan dengan keterbatasan kemampuan penelitian.
Untuk memperjelas dan memberi arah yang tepat, maka peneliti mem-
batasi penelitian hanya membahas tipe kepemimpinan laissez-faire dan mutu
pelayanan perpustakaan Madrasah Aliyah Negeri 2 Kota Jambi.
7
BAB II
KERANGKA TEORI
A. Kerangka Teori
1. Penerapan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia penerapan adalah proses,
atau cara menerapkan, memasang, pemanfaatan, perihal mempraktekan.9
Adapun menurut J.S Badudu dan Sutan Mohammad Zain, penerapan
adalah hal, cara atau hasil. Berdasarkan pengertian tersebut dapat
disimpulkan bahwa penerapan merupakan sebuah tindakan yang
dilakukan baik secara individu maupun kelompok dengan maksud untuk
mencapai tujuan yang telah dirumuskan.
2. Defenisi Kepemimpinan
Untuk memahami tentang definisi kepemimpinan, kita akan
kemukakan tiga definisi di bawah ini:
a. Kepemimpinan merupakan kemampuan individu untuk
mempengaruhi, memotivasi, dan membuat orang lain mampu
memberikan konstribusinya demi efektivitas dan keberhasilan
organisasi.10
b. Kepemimpinan adalah sebagai konsep manajemen di dalam
kehidupan organisasi, mempunyai kedudukan strategis dan merupakan
gejala sosial yang selalu di perlukan dalam kehidupan kelompok.11
c. Kepemimpinan yang efektif dipengaruhi oleh motivasi, kemampuan
melaksanakan tugas, dan kepuasan dari parapengikutnya.12
9 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia
Pustaka, 2018, hlm. 1448 10
Tintin, Pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja Pegawai pada SBU Pos Prima
Direktorat Operasi PT Pos Indonesia (PERSERO). hlm.1 11
Sri Rahayu, Pengaruh Model Kepemimpinan terhadap Mutu Pelayanan Perpustakaan.
Jambi: UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, 2015, hlm. 10. 12
Michael Maccoby, Sang Pemimpin: Wajah Baru Bagi Manajemen Dewasa Ini (The
Leader: A New For American Management). Jakarta: Gramedia, 1991, hlm. 9
8
3. Teori Kepemimpinan
Untuk memperkuat dari uraian definisi kepemimpinan di atas,
maka perlu didukung dengan tiga teori kepemimpinan sebagai berikut:
a. Kaswan, kepemimpinan yaitu pengaruh dan hubungan interpersonal.
Kemampuan mempengaruhi dan menjalin hubungan interpersonal
dengan kelompok atau tim yang dipimpinnya sangat menentukan
kesuksesan pemimpin.13
b. Stoner, kepemimpinan adalah suatu proses pengarahan dan pemberian
pengaruh pada kegiatan-kegiatan dari sekelompok anggota yang
saling berhubungan tugasnya.14
c. Katz dan Kahn (dalam Watkin), berbagai defenisi kepemimpinan pada
dasarnya dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelompok besar yakni,
“sebagai atribut atau kelengkapan dari suatu kedudukan, sebagai
karakteristik seseorang, dan sebagai kategori perilaku”.15
d. Wegen dan Davies, Kepemimpinan adalah aktivitas terkait
pemanfaatan kekuatan orang untuk mencapai tujuan oganisasi.16
Adapun kepemimpinan perpustakaan sekolah pada hakekatnya
adalah interaksi antara pemimpin dan yang dipimpin. Hubungan dua
elemen ini mempengaruhi kinerja perpustakaan sekolah. Kepala
perpustakaan sekolah terdorong oleh motivasi kekuasaan dan mereka
yang dipimpin terdorong oleh berbagai macam motivasi untuk memenuhi
kebutuhan masing-masing.17
13
Kaswan, Leadership and Teamworking: Membangun Tim yang Efektif dan Berkinerja
Tinggi Melalui Kepemimpinan. Cimahi: Alfabeta, 2014, hlm. 2. 14
Irine Diana Sari Wijayanti, Manajemen. Yogyakarta: Nuha Medika, 2012, hlm. 105 15
Sri Rahayu, Pengaruh Model Kepemimpinan terhadap Mutu Pelayanan Perpustakaan.
hlm 10. 16
Safrudin Aziz, Manajemen Mutu Perguruan Tinggi: Koreksi dan Implementasi.
Yogyakarta: Gava Media, 2016, hlm.70. 17
Lasa Hs, Manajemen Perpustakaan Sekolah. Yogyakarta: Pinus Book Publisher, 2009,
hlm. 32.
9
Kepala perpustakaan merupakan seseorang yang diberi tanggung
jawab untuk mengelola perpustakaan sekolah. Pemimpin harus ahli di
bidang pengelolaan, seperti merencanakan, mengorganisasi,
mengevaluasi, juga harus mampu memimpin staf-stafnya. Sehingga tidak
hanya menyandang sebagai “leader” tetapi juga “functional leader”.18
Jadi, dapat disimpulkan dari defenisi dan teori kepemimpinan di
atas bahwa kepemimpinan adalah kemampuan seseorang untuk
mempengaruhi dan menjalin hubungan interpersonal dengan kelompok
yang dipimpinnya sangat menentukan kesuksesan pemimpin dalam suatu
organisasi.
4. Fungsi Kepemimpinan
Fungsi kepemimpinan berhubungan langsung dengan situasi sosial
dalam kehidupan kelompok/organisasi masing-masing, yang
mengisyaratkan bahwa setiap pemimpin berada didalam dan bukan diluar
situasi ini. Fungsi kepemimpinan merupakan gejala sosial, karena harus
diwujudkan dalam intraksi antar individu didalam situasi sosial suatu
kelompok/organisasi.
Secara operasional fungsi kepemimpinan dibedakan menjadi lima
fungsi pokok kepemimpinan, yaitu:
a. Fungsi Intruksi
Fungsi ini bersifat komunikasi satu arah. Pemimpin sebagai
komunikator merupakan pihak yang menentukan apa, bagaimana,
bilamana, dan dimana perintah itu dikerjakan agar keputusan dapat
dilaksanakan secara efektif. Pemimpin yang efektif memerlukan
kemampuan untuk menggerakkan dan memotivasi agar orang lain
mau melaksanakan perintah.
18
Ibrahim Bafadal, Pengelolaan Perpustakaan Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara, 2009, hlm.
176-177.
10
b. Fungsi Konsultasi
Fungsi ini besifat komunikasi dua arah. Pada tahap pertama
dalam usaha menetapkan keputusan, pemimpin kerapkali memerlukan
bahan pertimbangan yang mengharuskannya bekomunikasi dengan
orang-orang yang dipimpinnya.
c. Fungsi Partisipasi
Fungsi ini pemimpin berusaha mengaktifkan orang-orang yang
dipimpinnya, baik dalam keikutsertaan mengambil keputusan dan
maupun dalam melaksanakanya. Partisifasi bukan berarti bebas
berbuat semuanya, tetapi dilakukan secara terkendali dan terarah
berupa kerja sama dengan tidak mencampuri atau mengambil tugas
pokok orang lain. Keikutsertaan pemimpin tetap harus tetap dalam
fungsi sebagai pemimpin dan bukan pelaksana.
d. Fungsi Delegasi
Fungsi ini dilaksanakan memberikan pelimpahan wewenang
menetapkan/membuat keputusan, baik melalui persetujuan dari
pemimpin. Pada dasarnya adalah kepercayaan. Orang-orang penerima
delegasi itu harus diyakini merupakan pembantu pemimpin yang
memiliki kesamaan prinsip, persepsi, dan aspirasi.
e. Fungsi Pengendalian
Fungsi Pengendalian bermaksud bahwa kepemimpinan yang
sukses/efektif mampu mengatur aktivitas anggotanya secara terarah
dan dalam koordinasinya yang efektif sehinga fungsi pengendalian
dapat diwujudkan melalui kegiatan bimbingan, pengarahan,
koordinasi dan pegawasan.19
19 Veithizal Rivai, Kepemimpinan dan Prilaku Organisasi. Jakarta: Rajawali Pers, 2012,
hlm. 34-35.
11
5. Tipe Kepemimpinan Laissez-Faire
Menurut Subry Sutikno, membagi tiga tipe kepemimpinan, salah
satunya kepemimpinan laissez faire sebagai berikut:
a. Kepemimpinan Laissez-Faire
Kepemimpinan jenis ini hanya terlihat dalam kualitas yang
kecil dimana para bawahannya yang secara efektif menentukan tujuan
dan penyelesaian masalah yang dihadapi, sehingga model ini hanya
bisa berjalan apabila bawahan memperlihatkan tingkat kompetensi
dan keyakinan akan mengejar tujuan dan sasaran cukup tinggi. Dalam
model kepemimpinan ini, pemimpin sedikit sekali menggunakan
kekuasaannya atau sama sekali membiarkan bawahannya untuk
berbuat sesuka hatinya.
Seorang pemimpin yang menggunakan tipe kepemimpinan ini
menginginkan seluruh anggota kelompoknya berpartisipasi tanpa
memaksakan atau menuntut kewenangan yang dimilikinya, tindakan
komunikasi dari pemimpin ini cendrung berlaku sebagai seorang
penghubung yang menghubungkan konstribusi atau sumbangan
pemikiran dari anggota kelompoknya.20
Sedangkan menurut Soekarto
kepemimpinan laissez-faire adalah pemimpin yang mengkehendaki
supaya kepada bawahannya diberikan banyak kebebasan.21
Adapun menurut Syahrizal Abbas dalam Safruddin Aziz
kepemimpinan laissez-faire adalah membiarkan stafnya untuk berbuat
berdasarkan kehendak sendiri dan pemimpin tidak berpartisipasi aktif
dalam kegiatan kelompoknya. Semua pekerjaan dan tanggung jawab
harus dilakukan oleh bawahannya.22
20
Subry Sutikno, Pemimpin dan Kepemimpinan. Lombok: Holistica, 2014, hlm. 45-46. 21
Soekarto Indra Fachrudi, Bagaimana Memimpin Sekolah Yang Efektif. Malang: Ghalia
Indonesia, 2006, hlm.17 22
Safrudin Aziz, Manajemen Mutu Perguruan Tinggi: Koreksi Dan Implementasi. hlm.76
12
a. Ciri-ciri khusus kepemimpinan laissez-faire menurut para ahli
adalah sebagai berikut:23
1) Pemimpin menyerahkan tanggung jawab pada pelaksanaan
pekerjaan kepada bawahan,
2) Pemimpin memberikan kebebasan kepada bawahan untuk
mengemukakan ide, saran, dab pendapat.
3) Pemimpin menyerahkan kepada bawahan sepenuhnya dalam
hal pengambilan keputusan.
4) Pemimpin percaya bawahannya mampu melaksanakan tugas-
tugasnya dengan baik.
5) Pemimpin membiarkan bawahannya memilih cara-cara yang
dikehendaki dalam menyelesaikan tugas
b. Kebaikan dari tipe kepemimpinan laissez-faire adalah sebagai
berikut:
1) Pemimpin akan menyerahkan keputusan kepada keinginan
kelompok sehingga keputusan yang dihasilkan menjadi
keputusan bersama.
2) Ada kemungkinan bawahan dapat mengembangkan
kemampuannya, daya kreativitasnya untuk memikirkan dan
memecahkan persoalan serta mengembangkan rasa tanggung
jawab.
3) Bawahan lebih bebas untuk menunjukkan persoalan yang ia
anggap penting dan tidak bergantung pada atasan sehingga
proses yang lebih cepat.
c. Kelemahan kepemimpinan laissez-faire adalah sebagai berikut:
1) Bila bawahan terlalu bebas tanpa pengawasan, ada
kemungkinan terjadi penyimpangan dari peraturan yang
berlaku dari bawahan serta dapat mengakibatkan salah tindak
dan memakan banyak waktu bila bawahan kurang
berpengalaman.
23
Subry Sutikno, Pemimpin dan Kepemimpinan. hlm. 47-48
13
2) Pemimpin sering sibuk sendiri dengan tugas-tugas dan terpisah
dari bawahan. Beberapa tidak membuat tujuan tanpa suatu
peraturan tertentu.
3) Tidak mampu melakukan koordinasi dan pengawasan yang
baik.
Menurut Handoko, bahwa gaya kepemimpinan dibagi menjadi 3
bagian, sebagai berikut: 1, kepemimpinan demokratis, kepemimpinan
otoriter, dan kepemimpinan laisses-faire: ciri-ciri kepemimpinan laissez-
faire sebagai berikut: a) pemimpinan membiarkan bawahannya untuk
mengatur dirinya sendiri, b) pemimpin hanya menentukan kebijakan dan
tujuan umum, c) bawahan dapat mengambil keputusan yang relavan untuk
mencapai tujuan dalam segala hal yang mereka anggap cocok.
Sedangkan menurut Lippits dan White dalam Nursalam terdapat 3
gaya kepemimpinan sebagai berikut: 1) Kepemimpinan Demokratis, 2)
Kepemimpinan Otoriter, dan 3) Kepemimpinan Laissez Faire,
kepemimpinan laissez-faire adalah kemampuan mempengaruhi orang lain
agar bersedia bekerja sama untuk mencapai tujuan dengan cara berbagai
kegiatan dan pelaksanaan yang dilakukan lebih banyak diserahkan kepada
bawahannya.24
Ciri-ciri kepemimpinan laissez faire adalah memberikan
kebebasan sepenuhnya kepada bawahan untuk melakukan tindakan yang
dianggap sesuai dengan tugasnya.25
24 Ruslan, Pengaruh Gaya Kepemimpinan Otokratis, Demokratis, Bebas terhadap
Kepuasan Kerja Karyawan pada Kantor Pusat PT. Bank Sulselbar Makassar. Skripsi. Makassar:
Universitas Hasanuddin Makassar, 2014, hlm. 17-18. diakses melalui
http://repository.unhas.ac.id/handle/123456789/9110.
25Pawit M. Yusup, Persepktif Manajemen Pengetahuan, Informasi, Komunikasi,
Pendidikan, dan Perpustakaan. Jakarta: Rajawali Pers, 2012, hlm.122.
14
6. Indikator Tipe Kepemimpinan Laissez Faire
Menurut Robbin dan Coulter, indikator tipe kepemimpinan laissez
faire sebagai berikut:
a. Tidak memberikan kontrol dan koreksi terhadap anggota
kelompoknya.
b. Keleluasaan dan tanggung jawab bersimpang siur.
c. Tidak merata posisi para anggotanya dalam melaksanakan
tugasnya.
d. Kebijaksanaan suatu institusi berada ditangan anggota.26
7. Mutu Pelayanan Perpustakaan
a. Mutu
Bagi penyelenggara Pendidikan mutu merupakan keniscayaan
yang tidak dapat ditangguhkan, Pendidikan antara lain bertujuan untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa serta melahirkan generasi penerus
kreatif, produktif, berdaya saing tinggi, mensyaratkan mutu. Dalam
konteks globalisasi dan persaingan antara bangsa Pendidikan
diharapkan dapat menghasilkan lulusan yang memiliki daya saing
(comparative advantage).
Goetsch & Davis yang mendefinisikan mutu sebagai “kondisi
dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, proses lingkungan,
dan sumber daya manusia”.27
Sedangkan menurut Feigenbaum, mutu
diartikan sebagai bentuk kepuasan pelanggan sepenuhnya (full
cuctomer satisfaction). Lebih spesifiknya bahwa suatu produk atau
jasa yang dihasilkan oleh sebuah oganisasi dapat dikatakan bermutu
apabila mampu memberikan harapan sekaligus kepuasan kepada
pelanggan.28
26
Robbin Covey, Stephen, Kepemimpinan yang Berprinsip. Jakarta: Binarupa Aksara,
1997, hlm. 77. 27
Yahya Sudarya, Jurnal Pendidikan Dasar (Service Quality Satisfaction dalam Layanan
Pendidikan: Kajian Teorites. Nomor: 8 Oktober 2007, hlm.3 28
Safrudin Aziz, Manajemen Mutu Perguruan Tinggi: Koreksi dan Implementasi. hlm. 18.
15
b. Pelayanan Perpustakaan
Perpustakaan adalah pelayanan. Pelayanan berarti kesibukan.
Umumnya pelayanan di perpustakaan dapat diartikan suatu kegiatan
atau aktivitas dalam memberikan jasa layanan kepada pengunjung
perpustakaan tanpa membedakan status sosial, ekonomi, kepercayaan
maupun status lainnya.
Pelayanan perpustakaan merupakan salah satu kegiatan utama
di perpustakaan. Pelayanan tersebut merupakan kegiatan yang
berlangsung berhubungan dengan masyarakat, dan sekaligus
merupakan barometer keberhasilan penyelenggaran perpustakaan.
Oleh karena itu dari meja layanan akan dikembangkan gambaran dan
citra perpustakaan, sehingga seluruh kegiatan perpustakaan akan
diarahkan dan terfokus kepada bagaimana memberikan pelayanan
yang baik sebagaimana dikehendaki oleh masyarakat pemakai.
Pelayanan yang baik adalah yang dapat memberikan rasa
senang dan puas kepada pemakai. Bentuk rill pelayanan perpustakaan
tersebut antara lain:29
1) Pelayanan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan yang
dikehendaki masyarakat pemakai.
2) Berorientasi kepada pemakai.
3) Berlangsung cepat waktu dan tepat sasaran.
4) Berjalan mudah, sederhana, Murah dan ekonomis.
5) Menarik menyenangkan, menimbulkan rasa simpati.
6) Bervariatif, Mengundang rasa ingin kembali dan Ramah tamah.
7) Bersifat informatif, membimbing Dan mengarahkan.
8) Mengembangkan hal-hal yang baru/inovatif
9) Mampu berkompetensi dengan pelayanan di bidang lain.
10) Mampu menumbuhkan rasa percaya bagi pemakai
29
Sutarno, Manajemen Perpustakaan Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Sangung Seto,
2006, hlm. 90-91.
16
Sebagaimana tertera dalam UU Nomor 43 Tahun 2007 tentang
Perpustakaan. Bahwa poin terpenting dalam layanan perpustakaan
adalah sebagai berikut:
1) Harus prima dan berorientasi pada pemustaka
2) Harus memenuhi standar Perpustakaan Nasional
3) Dikembangkan memakai dan mengikuti perkembangan teknologi
informasi dan komunikasi (TIK)
4) Dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan pemustaka dengan
memanfaatkan secara optimal sumber daya perpustakaan sendiri
atau perpustakaan lain.
5) Layanan perpustakaan tepadu dengan mewujudkan kerja sama
antar perpustakaan,
6) Kerja sama ini dilakukan melalui jejaring telematika.30
Adapun pelayanan perpustakaan menurut sifatnya dibagi dua,
yaitu sebagai berikut:
1) Pelayanan langsung
Pemberian pelayanan langsung oleh petugas perpustakaan
kepada pengguna perpustakaan dan hasilnya bisa secara langsung
diterima oleh pengguna. Seperti: layanan sirkulasi, layanan
referensi, dan pelayanan bimbingan kepada pengguna/pembaca.
2) Pelayanan tidak langsung
Pemberian pelayanan secara tidak langsung memberikan
hasil seketika, tanpa berhadapan dengan pengguna. Bentuk
pelayanan ini merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan oleh
perpustakaan dalam rangka pembinaan dan pemberian motivasi
kepada siswa dan pengguna lainnya agar kesinambungan
pendayagunaan koleksi perpustakaan tetap terpelihara. seperti:
30
Undang-undang Nomor 43 tahun 2007 tentang Perpustakaan pasal 14, hlm. 13
17
kerja sama dengan guru, dan pembinaan minat baca dan promosi
perpustakaan.31
c. Mutu Pelayanan Perpustakaan
Mutu pelayanan perpustakaan pada hakekatnya memang tidak
bisa dirumuskan secara mutlak, karena rumusannya akan bergantung
pada seberapa luasnya perspektif yang hendak dijangkau dan siapa
yang hendak merumuskan.
Mutu pelayanan perpustakaan adalah suatu kondisi dinamis
yang berhubungan dengan produk berupa buku, jasa berupa (layanan),
manusia dan lingkungan yang memenuhi dan melebihi harapan.
Namun mutu perpustakaan sering kali dirumuskan sebagai akhir dari
sebuah pencapaian yang dilakukan melalui serangkaian proses.
Serangkaian proses pencapaian mutu pelayanan perpustakaan
dapat dispesifikan dalam tiga hal, sebagai berikut: 32
1) Mutu Input Perpustakaan
Meliputi kecakapan pustakawan, pengelola/kepala
perpustakaan, staf layanan dan administrasi.
2) Mutu Proses dan Konteks
Proses pencapaian mutu pelayanan perpustakaan melalui
layanan, mutu koleksi dan mutu efektif serta efesiensi dalam proses
penelusuran sebuah informasi, serta dukungan lembaga dan
masyarakat.
3) Mutu Outcome
Meliputi layanan perpustakaan yang prima, memuaskan
dan koleksi yang bermutu serta sangat menunjang terhadap proses
pembelajaran civitas akademianya.
31
Pawit, M. Yusuf, dan Yaya Suhendar. 2013. Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan
Sekolah. Jakarta: Fajar Interpratama Mandiri, hlm. 78-82. 32
Safruddin Aziz, Strategi Peningkatan Mutu Pelayanan Perpustakaan Perguruan Tinggi.
Artikel Perpustakaan dan Kepustakawanan, Skripsi. Semarang: UNIKA Soegiyapranata, 2010,
hlm.49-50, melalui http: digilib.undip.ac.id/v2/2012/06/04/ diakses pada 25 Oktober 2018.
18
Proses pencapaian mutu pelayanan perpustakaan adalah
adanya input yang memiliki kesiapan mental, adanya proses
layanan yang didukung dan disesuaikan dengan kebutuhan
pengguna serta menghasilkan outcome yang berkualitas sebagai
produk dari rangkaian proses sebelumnya.
Meningkatkan mutu layanan di perpustakaan merupakan
suatu hal yang perlu diperhatikan oleh pihak perpustakaan, dengan
mutu pelayanan tinggi, perpustakaan tersebut akan memperoleh
banyak pengunjung, mendapat pengakuan dan penghargaan dari
para pembaca.
Upaya untuk meningkatkan mutu layanan di perpustakaan
tidak boleh dipisahkan dari kegiatan pustakawan sehari-hari.
Banyak upaya yang dapat dikerjakan, sebagai berikut:
(a) Sikap ramah dan penampilan pustakawan yang baik dalam
memberikan pelayanan kepada pembaca akan menentukan
berhasil tidaknya pekerjaan. Melalui penampilan yang ramah,
siap untuk memberikan bantuan, pustakawan dapat
menggiatkan pembaca sebanyak mungkin.
(b) Menyediakan brosur tentang kegiatan yang ada di
perpustakaan. Brosur memiliki keampuhan yang luar biasa
untuk meningkatkan mutu layanan perpustakaan.
(c) Mengadakan berbagai perlombaaan, dan study tour di
perpustakaan.
(d) Mengundang seorang pakar untuk mengadakan talkshow/
seminar dan menceritakan pengalamannya.
(e) Membuat jadwal kegiatan yang teratur, memetik manfaat dari
bahan yang di miliki perpustakaan.33
33
Safruddin Aziz. 2010. Strategi Peningkatan Mutu Pelayanan Perpustakaan Perguruan
Tinggi. hlm. 50
19
Adapun beberapa yang harus diperhatikan untuk
meningkatkan mutu pelayanan perpustakaan antara lain layanan
ruang baca merupakan bagian pokok dalam kegiatan layanan
perpustakaan, selain layanan sirkulasi dan layanan teknis.34
Dalam
penjelasan ini layanan ruang baca terbagi sebagai berikut:
(1) Layanan ruang baca buku rujukan
Buku rujukan adalah bahan perpustakaan yang sangat penting
karena dari buku-buku ini, biasanya ada petugas atau
pustakawan rujukan yang siap sedia memberikan bantuan.
Jawaban pertanyaan rujukan tidak semua diperoleh dari buku,
tetapi dapat juga dari pengalaman petugas perpustakaan.
Lengkap tidaknya koleksi buku rujukan menunjukkan mutu
pelayanan yang diberikan perpustakaan. Buku-buku rujukan ini
tidak boleh dipinjamkan keluar perpustakaan. Perpustakaan
yang sudah maju dan mempunyai biaya biasanya menyediakan
mesin foto kopi.
(2) Fasilitas untuk ruang baca yang baik
Ruang baca hendaknya dilengkapi berbagai fasilitas untuk
menunjang kenyamanan. Pemasangan AC atau jendela yang
luas, dapat mempelancarkan sirkulasi udara. Penerangan harus
memadai. Dianjurkan, perpustakaan memiliki pengontrol sinar
pada setiap jendela, misalnya dengan krey (blind fold).
(3) Layanan ruang baca berupa meja belajar kelompok
Ruang baca jenis ini terdapat di berbagai perpustakaan.
Kelemahan meja baca ini ialah saling menganggu diantara para
pembaca. Keunggulannya, pertama menghemat dan fasilitas
perpustakaan. Kedua, karena melihat teman sebangkunya
membaca, ia sendiri mungkin akan berbuat demikian.
34
Safruddin Aziz. 2010. Strategi Peningkatan Mutu Pelayanan Perpustakaan Perguruan
Tinggi. hlm. 51
20
(4) Perluasan berupa ruang untuk diskusi
Ruang ini dapat digunakan oleh sekelompok pembaca yang
memiliki minat yang sama untuk membahas sesuatu. Buku-
buku dibawa dari perpustakaan kemudian dibicarakan
Bersama-sama disana.
(5) Ruang santai
Ruang ini dapat digunakan oleh pembaca yang telah lelah
membaca agar segar kembali. Sambil beristirahat ia dapat
membaca dan menonton televisi.35
B. Studi Relevan
1. Diah Fitri. 2017. Dampak Gaya Kepemimpinan Laissez-Faire terhadap
Kinerja Pustakawan (Studi terhadap Kepala Perpustakaan Universitas
Jambi). Rumusan Masalah: Bagaimana gaya kepemimpinan laissez-faire
terhadap kinerja pustakawan di Perpustakaan Universitas Jambi dan apa
dampak gaya kepemimpinan terhadap kinerja pustakawan di
Perpustakaan Universitas Jambi. Hasil penelitian gaya kepemimpinan
kepala perpustakaan di Perpustakaan Universitas Jambi menggunakan
dua gaya kepemimpinan transaksional dan gaya kepemimpinan bebas
dengan merumuskan konsep kinerja bersama pustakawan dalam aktivitas
sehari-sehari di perpustakaan. Dan dampaknya kinerja tidak disiplin.36
35
Safruddin Aziz. 2010. Strategi Peningkatan Mutu Pelayanan Perpustakaan Perguruan
Tinggi. hlm. 51 36
Skripsi: Diah Fitri, Dampak Gaya Kepemimpinan Laissez-Faire terhadap Kinerja
Pustakawan (Studi terhadap Kepala Perpustakaan Universitas Jambi). Jambi: UIN STS Jambi,
2017.
21
2. Sri Rahayu. 2015. Pengaruh Model Kepemimpinan terhadap Mutu
Pelayanan Perpustakaan (studi terhadap Badan Perpustakaan Arsip dan
Dokumentasi Kota Jambi. Rumusan Masalah: Seberapa besar pengaruh
model kepemimpinan terhadap mutu pelayanan di BPAD Kota Jambi.
Berdasarkan hasil uji korelasi tingkat hubungan antara variabel (X)
model kepemimpinan dan variabel (Y) mutu pelayanan adalah sebesar
0,431 angka tersebut menunjukkan bahwa tingkat hubungan antara kedua
variabel masuk dalam kategori sedang.37
3. Rusady Ruslan. 2014. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Otokratis,
Demokratis, Bebas terhadap Kepuasan Kerja Karyawan pada Kantor
Pusat PT. Bank Sulselbar Makassar. Rumusan Masalah: 1) Apakah gaya
kepemimpinan otokritas, demokratis, dan bebas berpangaruh terhadap
kepuasan kerja karyawan pada PT. Bank Sulselbar Makassar. 2) Dari
ketiga gaya kepemimpinan tersebut, gaya manakah paling berpengaruh
terdahap kepuasan kerja karyawan pada PT. Bank Sulselbar Makassar?.
Berdasarkan hasil penelitian bahwa Terdapat pengaruh signifikan antara
variabel gaya kepemimpinan otokratis, demokratis dan bebas terhadap
kepuasan kerja karyawan, terutama gaya kepemimpinan demokratis,
sangat berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan pada PT. Bank
Sulselbar Makassar. 38
37
Skripsi: Sri Rahayu, Pengaruh Model Kepemimpinan Terhadap Mutu Pelayanan
Perpustakaan. Jambi: UIN STS Jambi, 2015. 38
Skripsi: Rusady Ruslan, Pengaruh Gaya Kepemimpinan Otokratis, Demokrasi, Bebas
terhadap Kepuasan Kerja Karyawan pada Kantor Pusat PT. Bank Sulselbar Makassar. Makassar:
Universitas Hasanuddin Makassar, 2014. Diakses melalui
http://repository.unhas.ac.id/handle/123456789/9110.
22
a) Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang terdahulu (Studi
Relevan)
Berdasarkan keterangan studi relevan yang ada di atas dapat
dilihat dari segi judul penelitian, persamaannya adalah sama-sama
membahas tipe/gaya/ model kepemimpinan laissez-faire dan metode
penelitian menggunakan metode kualitatif deskriptif. Teknik
pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dokumentasi.
b) Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang terdahulu (Studi
Relevan)
Berdasarkan keterangan studi relevan yang ada di atas dapat dilihat
dari segi judul penelitian, perbedaannya adalah terletak pada objek
tempat penelitian dan rumusan masalah.
23
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang
berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan meneliti pada kondisi
obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah ekspremen) dimana peneliti
adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara
trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil
penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.39
Maka
peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif.
B. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Perpustakaan Madrasah Aliyah Negeri 2 Kota
Jambi Jl. Adityawarman Thehok Jambi Selatan Kota Jambi – Kode Pos. 36138
website: http://manmodel-jambi.sch.id. Pada tahun 2018/2019.
C. Jenis dan Sumber Data
Untuk memudahkan pengumpulan data yang peneliti lakukan dalam
penelitian ini, maka peneliti menggolongkan data menjadi dua golongan
yaitu:
1. Data Primer
Data primer adalah data yang dikumpulkan oleh peneliti itu sendiri,
yang berupa hasil teks wawancara. Data yang dikumpulkan yaitu data
yang belum pernah dikumpulkan sebelumnya, baik dengan cara tertentu
atau pada priode waktu tertentu.40
Jadi, data primer yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah data yang diambil dari hasil observasi dan wawancara
kepada kepala perpustakaan, dan staf perpustakaan Madrasah Aliyah Negeri
2 Kota Jambi.
39
Sugiono, Metodologi Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta,
2016, hlm. 9
40
Nurudin, Jenis-jenis dan Sumber Data. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2010, hlm. 13
24
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang dikumpulkan, diolah dan di sajikan
oleh pihak lain yang biasanya dalam bentuk publikasi atau jurnal. Sumber
data ini berupa literatur yang berhubungan dengan penelitian ini dan
dokumentasi.41
Data sekunder merupakan data yang kedua yang diambil
secara tidak langsung dari sumbernya, yang bersifat sebagai pendukung
sumber data yang pertama.
3. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah subyek dari mana data
diperoleh. Apabila peneliti mengunakan wawancara dalam pengumpulan
datanya, maka sumber data tersebut disebut responden, yaitu orang yang
merespon atau menjawab pertanyaan-pertanyaan penulis, baik tertulis
maupun lisan. Adapun yang menjadi Sumber data dalam penelitian ini
meliputi:
a. 1 orang kepala perpustakaan, 3 orang staf perpustakaan.
b. 3 orang pemustaka yang sering keperpustakaan.
c. Berupa dokumen, yaitu semua yang berkaitan dengan penelitian ini
yang diperoleh dari perpustakaan dan majalah, jurnal, laporan
penelitian, internet serta data yang diperoleh dari dokumentasi
perpustatakaan Madrasah Aliyah Negeri 2 Kota Jambi.
D. Subjek Penelitian
Subjek penelitian merujuk pada orang/individu atau kelompok yang
disajikan unit atau satuan (kasus), gambaran yang diteliti. Peneliti
memfokuskan penelitiannya kepada subjek penelitian sekaligus menjadi
informan yaitu orang/individu atau sekelompok yang mempunyai peran
sebagai pegawai disuatu perpustakaan. Untuk mempermudah peneliti dalam
menentukan subyek penelitian, peneliti memilih dengan cara pengambilan
subyek dengan menggunakan metode purposive sampling.
41
Tim Penyusun Buku Pedoman Skripsi, Pedoman Penelitian Skripsi: Fakultas Adab-
Sastra dan Kebudayaan Islam, Jambi: IAIN STS Jambi, 2013, hlm. 14.
25
Purposive sampling yaitu menentukan pengambilan sampel dengan
cara purposive itu kita dengan sengaja mendatangi sampel sesuai dengan
kriteria yang kita inginkan sampai apa yang diinginkan bisa terjawab (Key
Informan: Kepala Sekolah).42
Orang yang sebagai informannya adalah
sebagai berikut: Kepala Perpustakaan, Staf Perpustakaan dan pemustaka
E. Teknik Pengunpulan Data
1. Observasi
Observasi adalah metode pengumpulan data melalui pengamatan
langsung atau peninjauan secara cermat dan langsung atau lokasi
penelitian.43
Kemudian dari pengamatan kepada kepala perpustakaan,
Metode ini di gunakan untuk mengumpulkan sebanyak-banyaknya
informasi yang berhubungan dengan fokus masalah yang diteliti.
2. Wawancara (Interview)
Wawancara (bahasa Inggris: interview) merupakan percakapan
antara dua orang atau lebih dan berlangsung antara narasumber dan
pewawancara. Tujuan dari melakukan wawancara untuk mendapatkan
keterangan (informasi) dengan cara tanya jawab sambil tatap muka
dengan informan.
Jenis wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah
wawancara terstruktur. Wawancara terstruktur adalah wawancara yang
pewawancaranya menetapkan sendiri masalah dan pertanyaan-pertanyaan
yang diajukan. Pokok-pokok yang menjadi dasar pertanyaan diatur sangat
terstruktur, wawancara ini bertujuan untuk mencari jawaban penelitian.44
42
Sugiono, Metodologi Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. hlm. 173. 43
Lexy. J. Meleong, Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya, 1997,
hlm. 81. 44
Lexy J. Meleong, Metode Penelitian Kualitatif. hlm.190
26
3. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sedang berlalu,
dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar/foto, atau karya-karya
monumental.45
Pengumpulan data melalui dokumentasi di perlukan
seperangkat alat atau instrumen yang memandu untuk pengambilan data-
data dokumen. Metode ini untuk melengkapi metode observasi dan
wawancara dalam pengambilan data.
Metode dokumentasi ini dapat berupa dokumen yang ada
hubunganya dengan topik yang peneliti angkat. Metode ini peneliti
gunakan untuk mendapatkan informasi atau data yang terjadi ruang
lingkup perpustakaan Madrasah Aliyah Negeri 2 Kota Jambi.
F. Teknis Analisis Data
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bersifat deskriptif dan
cendrung menggunakan analisis dengan pendekatan induktif. Proses dan
makna lebih ditonjolkan dalam penelitian kualitatif. Landasan teori
dimanfaatkan sebagai pemandu agar fokus penelitian sesuai dengan fakta di
lapangan. Selain itu landasan teori juga bermanfaat untuk memberikan
gambaran umum tentang latar penelitian dan sebagai bahan pembahasan hasil
penelitian.46
Ada beberapa elemen penting dalam analisis data kualitatif yang perlu
dilakukan dalam melakukan kegiatan analisis data yang dikemukakan oleh
Miles dan Huberman yang mencakup sebagai berikut:
1. Reduksi data
Proses analisis data mestinya dengan menelaah seluruh data yang
tersedia dari berbagai sumber. Setelah dikaji, langkah berikutnya adalah
membuat rangkuman untuk setiap kontak atau pertemuan dengan
responden. Kegiatan lain yang masih dalam mereduksi data yaitu
kegiatan yang memfokuskan, menyederhanakan dan mentransfer data
45
Sugiono, Metodologi Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. hlm. 225. 46
Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif: Teori & Praktik. Jakarta: Bumi Aksara,
2014, hlm. 209.
27
kasar yang muncul dari catatan-catatan di lapangan. Dalam peneltian
kualitatif ini merupakan kegiatan kontiyu dan oleh karena itu peneliti
perlu sering memeriksa dengan cermat hasil catatan yang diperoleh dari
setiap peneliti dengan responden.
2. Penyajian Data
Pada proses ini peneliti berusaha menyusun data yang relavan,
sehingga menjadi informasi yang dapat disimpulkan dan memiliki makna
tertentu dengan cara menampilkan dan membuat hubungan antar variabel
agar peneliti lain atau pembaca laporan penelitian mengerti apa yang
telah terjadi dan apa yang perlu ditindak lanjuti untuk mencapai tujuan
penelitian.
Setelah melakukan reduksi data, langkah berikutnya adalah
penyajian data atau sekumpulan informasi yang memungkin peniliti
melakukan penarikan kesimpulan.Bentuk penyajian data yang umum
dilakukan dalam penelitian kualitatif adalah teks naratif yang
menceritakan secara panjang lebar temuan penelitian.Namun untuk teks
naratif telah banyak dialihkan menjadi bentuk matrik, naratif, jaringan
kerja, dan tabel.Untuk itu dalam penelitian ini peneliti akan
menggunakan kedua bentuk penyajian data tersebut di atas. Untuk lebih
jelasnya mengenai hal ini dapat dilihat pada skema dibawah ini:
Masa Pengumpulan Data
Gambar. 3.1 Skema Flow Model47
47
Matthew B. Miles dan A. Michel Huberman. Analisis Data Kualitatif. Terj. Tjejep
Rohedi, (Jakarta: UI Press, 2007), hlm. 16-20
28
Skema tersebut ada tiga alur utama pada penelitian kualitatif yaitu
reduksi data, penyajian data, dan verifikasi/kesimpulan. Sebagai suatu
jalin menjalin pada saat sebelum, selama dan sesudah pengumpulan data
dalam bentuk sejajar, untuk membangun wawasan umum yang disebut
analisis dan kegiatan pengumpulan data itu sendiri merupakan siklus dan
interaktif.
3. Menarik Kesimpulan
Pada langkah ini sebagian peneliti juga terkadang masih ragu-ragu
untuk menyakinkan dirinya apakah mereka dapat mencapai pada tingkat
final, untuk dapat menggambarkan dan menjelaskan kesimpulan dari
hasil lapangan seorang peneliti pada umumnya dihadapkan mengerti
tentang menarik serta menjelaskan hasil dari kesimpulan.48
G. Keabsahan Data
Trianggulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain untuk keperluan pengecekan atau sebagai
perbandingan terhadap data itu. Teknik pengecekkan yang sering digunakan
ialah pemeriksaan melalui sumber lainnya.49
Trianggulasi dilakukan untuk
pengecekan ulang terhadap sumber-sumber data. Pengecekan data ini dapat
dilakukan dengan cara:
a. Membandingkan data hasil pengamatan yang diperoleh melalui observasi
dengan data yang diperoleh melalui wawancara.
b. Membandingkan apa yang dikatakan orang didepan orang dengan apa
yang dikatakan secara pribadi.
c. Membandingkan data yang diperoleh melalui wawancara dengan isi
dokumen.
d. Membandingkan apa yang dikatakan orang tentang situasi atau keadaan
penelitian dengan yang dikatakan sepanjang waktu.
48 Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif: Teori & Praktik. hlm.210-211.
49
Lexy J. Meleong, Metode Penelitian Kualitatif. hlm.33.
29
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Sejarah Madrasah Aliyah Negeri 2 Kota Jambi
Madrasah Aliyah Negeri 2 Kota Jambi adalah salah satu sekolah
yang berada di bawah naungan Departemen Pendidikan Agama. Saat ini,
Madrasah Aliyah Negeri 2 Kota Jambi adalah sekolah Islam terbaik yang
ada di Kota Jambi.
Madrasah Aliyah Negeri 2 Kota Jambi yang berada dikomplek
peguruan Jl. Adityawarman Thehok adalah berasal dari komplek PGAN
Jambi yang luasnya mencapai 4.3 Ha. Di beli dari dana anggaran Negara
melalui DIP tahun 1969 oleh Asy’ari Thoha, BA. PGAN 6 tahun Jambi
semula berada dikomplek sekolah di Jelutung bersama SMPN 4 Jambi
sejak tahun 1967-1975, adapun sejarah awal dari keberadaan PGAN Jambi
adalah sebagai beikut:
Pada tahun 1959/1960 PGAN 4 tahun mulai didirikan dan
berlokasi di Pakuan Baru dipimpin oleh H. Nurdin Yusuf yang merupakan
masa periode awal hingga tahun 1965. Mulai tahun ajaran 1963-1964
PGAN 4 Jambi kemudian dikembangkan menjadi PGAN 6 tahun Jambi
yang berlokasi di Pakuan Baru kemudian pindah di komplek sekolah bekas
sekolah cina di Jelutung Jl. Hayam Wuruk Jambi. Tahun 1978 PGAN
Jambi 3 setingkat SMA dan MTsN Jambi 3 tahun setingkat SMP yang saat
itu masih di bawah pimpinan Asy’ari Thoha, BA (periode 3). Tahun 1983
PGAN Jambi dipimpin oleh Drs. H.A. Razak Hazzal hingga tahun 1989
(periode 4). Sebagai realisasi kementerian agama RI Nomor 64 tahun 1990
tanggal 25 April 1990, maka PGAN Jambi yang dipimpin oleh Drs.
Selamat Wasito (masa tugas 1989-1994 periode PGAN ke-5) dialihkan
menjadi Madrasah Aliyah Negeri Jambi.
30
Tahun ajaran 1990-1991 merupakan tahun pertama penerimaan
mahasiswa kelas I Madrasah Aliyah Negeri Kota Jambi dengan jumlah
siswa-siswi yang diterima sebanyak 299 orang berjalan dengan program
kegiatan belajar mengajar II dan kelas III PGAN Jambi. Tahun Ajaran
1992-1993 adalah masa berakhirnya siswa PGAN Jambi secara
keseluruhannya yang berarti bahwa Madrasah Aliyah Negeri Jambi telah
memiliki kelas I, II, dan III dengan jumlah 521 orang.
Madrasah Aliyah Negeri Jambi selanjutnya mengalami perubahan
diawal kepemimpinan Dr. Arfah Hap (mulai bertugas sejak 9 September
1994 yang merupakan masa bhakti periode II kepala MAN Jambi tahun
1994 hingga tahun 2002). Mulai tahun ajaran 1998-1999 MAN Jambi
mengalami perubahan status menjadi MAN Model Jambi berdasarkan
keputusan Dirjen Bimbingan Islam Departemen Agama RI No.
8.IV/PP.00.6/Kep/17A/1998 tanggal 20 Januari 1998. Nama MAN Model
Jambi selanjutnya berubah menjadi MAN 2 Kota Jambi berdasarkan P.
MA No. 681 Tahun 2016. Perubahan nama diresmikan pada tanggal 28
April 2018 oleh KakanWil Prov. Jambi Bapak H. Muhammad pada masa
kepemimpinan H. Ambo Pera Afrizal, MA.50
Sekolah ini menyediakan berbagai fasilitas penunjang pendidikan
bagi anak didiknya. Terdapat guru-guru dengan kualitas tebaik yang
kompeten dibidangnya, kegiatan penunjang pembelajaran seperti
ekstrakurikuler (ekskul), organisasi siswa, komunitas belajar, tim olahraga,
dan perpustakaan sehingga siswa dapat belajar secara maksimal. Proses
belajar dibuat senyaman mungkin bagi murid dan siswa.51
50 Profil MAN Model Jambi, Sejarah Madrasah Aliyah Negeri 2 Kota Jambi. diakses
melalui http://man2kotajambi.mdrsh.id/ pada jam 19.00 wib, Tanggal 15-Februari-2019.
51
Profil MAN Model Jambi, Sejarah Madrasah Aliyah Negeri Model Jambi. Jambi:
MAN 2 Kota jambi, diakses melalui https://idalamat.com, pada jam 19.30 wib, Tanggal 15
Februari 2019.
31
Gedung perpustakaan didirikan pada tahun 1973. Sejak berdirinya
gedung perpustakaan, maka berbagai sumber belajar, seperti buku paket,
alat peraga, dan media pembelajaran lainnya mulai ditata sesuai dengan
fungsi dan tujuannya. Penataan terus dilakukan, baik berkaitan dengan
ruangan maupun sarana dan prasarana pendukung secara berkelanjutan.
Berbagai upaya yang dilakukan untuk meningkat perbendaharaan koleksi
dan pelayanan perpustakaan kepada pemustaka sekolah.
2. Lokasi Perpustakaan
Lokasi perpustakaan Madrasah Aliyah Negeri 2 Kota Jambi
terletak di lantai 2 gedung kantor, di tengah-tengah antara ruangan guru
dan ruang kelas sehingga letaknya sangat representatif.52
Kantor Perpustakaan Tata Usaha
Lapangan
Ruang Belajar
Gambar: 4.2
52
Dokumen profil Perpustakaan MAN 2 Kota Jambi 2017.
32
3. Visi dan Misi Perpustakaan MAN 2 Kota Jambi
a. Visi
"Menjadikan Perpustakaan yang berkualitas, Mencerdaskan dan
Menyenangkan".
b. Misi
1) Menjadikan Perpustakaan sebagai Jantungnya Pendidikan di
sekolah.
2) Memberikan Pelayanan yang baik, santun, dan ramah.
3) Menumbuhkan minat baca dan budaya gemar membaca di
kalangan siswa.
4) Perpustakaan sebagai media proses Kegiatan Belajar Mengajar
(KBM).
5) Membina dan mengembangkan kerja sama dan kemitraan dengan
lembaga yang dapat memberikan nilai tambah dan penyediaan
informasi dan kualitas pelayanan.
33
4. Struktur Organisasi Perpustakaan Madrasah Aliyah Negeri 2 Kota
Jambi
Gambar: 4.3
Struktur Organisasi Perpustakaan
KEPALA SEKOLAH
H. Ambo Pera Afrizal, MA
KEPALA
PERPUSTAKAAN
Dra. Juslina Ernawati, M. Pd
STAF
Tri Indah Sari, S. IP
STAF
Erma Suryani, S.Pd
STAF
Neli Ruspika
Pemustaka
34
5. Sumber Daya Manusia
Status tenaga perpustakaan yang terdiri dari : fungsional guru
sebagai kepala perpustakaan dan dibantu oleh 3 (tiga) orang pergawai
biasa/ honorer.53
6. Masa Jabatan Kepala Perpustakaan Madrasah Aliyah Negeri 2 Kota
Jambi
NO. Nama Kepala Tahun jabatan
1 Darmiyati, M. Pd 2009-2011
2 Dra. Juslina Ernawati, M. Pd 2011-2014
3 Butit Noperita, S. Pd 2014-2017
4 Dra. Juslina Ernawati, M. Pd 2017 s/d Sekarang
Table:4.1
(Masa Jabatan Kepala Perpustakaan)
7. Sarana dan Prasarana perpustakaan Madrasah Aliyah Negeri 2 Kota
Jambi
Sarana dan prasana yang digunakan selama kegiatan perpustakaan
berupa:54
a. Prabot Perpustakaan
NO. Nama Barang Jumlah
1 Meja Sirkulasi 1
2 Meja Pengolahan 1
3 Meja Baca 15
4 Meja Komputer 2
5 Kursi Kayu 2
6 Almari Buku Referensi 3
7 Almari Katalog 1
53
Dokumen profil Perpustakaan MAN 2 Kota Jambi 2017.
54
Dokumen profil Perpustakaan MAN 2 Kota Jambi 2017 .
35
8 Almari Kitab Suci, Makalah, dan Cerpen 2
9 Rak Buku Paket 13
10 Rak Buku Non Fiksi 1
11 Rak Buku Fiksi 1
12 Rak Majalah 2
13 Loker Siswa 1
14 Kursi dan Meja Kepala Perpustakaan 1
15 Komputer 1
16 Printer cannon 1
17 DVD 1
18 Kipas Angin 4
19 Laptop 1
Table:4.2
(Sarana dan Prasarana Perpustakaan)
b. Perlengkapan Perpustakaan
Perlengkapan Perpustakaan antara lain:
1) Buku daftar pengunjung
2) Kartu katalog
3) Kartu peminjam siswa
4) Buku induk
5) Label buku stempel
6) Alat tulis
7) Grafik pengunjung dan peminjaman buku perpustakaan
8) Daftar buku-buku perpustakaan
9) Buku tamu.55
55
Dokumen profil Perpustakaan MAN 2 Kota Jambi 2017.
36
c. Daftar Buku Pada Tahun 2017/2018
NO. Call
Number
Bidang Ilmu Jmlh
Judul
Jmlh
Eksmplr
1 000 Karya Umum 83 690
2 100 Filsafat 307 5198
3 200 Agama 854 7052
4 300 Ilmu-Ilmu Sosial 244 6395
5 400 Bahasa 110 2136
6 500 Ilmu-Ilmu Murni 251 12733
7 600 Ilmu Terapan Teknologi 158 763
8 700 Kesenian & Olahraga 6 72
9 800 Kesusasteraan 40 1117
10 900 Sejarah dan Geografi 61 312
11 Referensi 99 1301
12 Fiksi 78 312
Jumlah 2.291 38.081
Tabel. 4.3
(Daftar Buku Perpustakaan Sekolah MAN 2 Kota Jambi)
37
8. SOP Pelayanan Peminjaman Koleksi Perpustakaan Madrasah Aliyah
Negeri 2 Kota Jambi
Gambar 4.4
(Alur Peminjaman Koleksi Perpustakaan)
Mencari Buku pada Rak Buku atau
Melalui Katalog
Membawa Buku Yang Akan Di
Pinjam Pada Petugas Pengelola
Perpustakaan
Memeriksa Pemustaka Apakah
Memiliki Kartu Anggota
Perpustakaan Atau Tidak
Menyiapkan Buku Peminjaman,
Pemustaka Diharuskan
Menuliskan Identitas Dan Buku
yang dipinjam
Memasukan Nomor Anggota
Dan Data Buku Yang Dipinjam
Tulis Tanggal Kembali Buku
Serahkan Buku Pada Peminjam
Dan Simpan Buku Peminjaman
38
a. Kegiatan-kegiatan Perpustakaan
1) Di dalam ruang Perpustakaan
Kegiatan yang dilaksanakan di dalam perpustakaan
merupakan kegiatan siswa, guru, maupun karyawan dengan
menggunakan fasilitas yang ada diperpustakaan.56
2) Peningkatan Mutu
Tenaga: baik koordinator maupun petugas perpustakaan
selalu berupaya meningkatkan mutu dengan cara
meningkatkan pelayanan yang lebih baik, menambah koleksi
buku-buku baru, dan menambah fasilitas yang lebih bagus.
3) Program Kerja Perpustakaan
Program kerja perpustakaan sebagai berikut:
(a) Kegiatan Umum
1) Menyusun Program Kerja
2) Melakukan Survey Bahan Pustaka
3) Melakukan Pengembangan Pemustaka
4) Menyusun Pendoman Teknis Pustaka
(b) Unit Tata Usaha
1) Surat Menyurat/Administrasi
2) Keuangan
3) Personalia
4) Pengadaan, Pemeliharaan Sarana dan Prasarana
(c) Unit Pelayanan Teknis
1) Pengadaan Bahan Pustaka
2) Inventarisasi Bahan Pustaka
3) Klasifikasi
4) Katalogisasi
5) Membuat Perlengkapan Buku
6) Menyusun Buku
7) Pemeliharaan Bahan Pustaka
56
Dokumen profil Perpustakaan MAN 2 Kota Jambi 2017
39
(d) Unit Pelayanan Pembaca
1) Melayani Sirkulasi Buku
2) Bimbingan Membaca/Minat Baca
3) Layanan Perkembangan Minat Baca
4) Batuan Informasi/Penelusuran Literatur
5) Layanan Studi Penelitian (Research)
6) Memberikan Layanan Pandang Dengar
4) Jadwal Penggunaan Perpustakaan
Tidak terjadwal, namun penggunaan perpustakaan secara
insidental dalam rangka pemenuhan kebutuhan sarana dan
fasilitas perpustakaan yang menunjang kegiatan yang
dilakukan secara insidental, misalnya:
(a) Peminjaman dan pengembalian buku
(b) Membaca buku di perpustakaan
(c) Belajar di perpustakaan di saat jam kosong.57
b. Tata tertib pemustaka Madrasah Aliyah Negeri 2 Kota Jambi
1) Umum
(a) Pemustaka perpustakan Madrasah Aliyah Negeri 2 Kota
Jambi adalah warga Madrasah Aliyah Negeri 2 Kota Jambi
yang terdiri dari guru, karyawan dan siswa.
(b) Pemustaka bukan dari Madrasah Aliyah Negeri 2 Kota
Jambi adalah anggota JID Kota Jambi harus seizin kepala
sekolah.
(c) Pemustaka wajib mengisi daftar hadir/ buku tamu, berlaku
tertib, sopan, menjaga kebersihan dan ketenangan.
(d) Pemustaka bertanggung jawab atas keutuhan dan
kelengkapan buku-buku dan barang-barang lain milik
perpustakaan.
57
Dokumen profil Perpustakaan MAN 2 Kota Jambi 2017.
40
(e) Pemustaka yang merusak/ menghilangkan buku/barang lain
milik perpustakaan wajib mengganti dan memperbaiki.
(f) Peminjaman buku yang melewati batas pinjam dikenai
denda Rp. 50,- per hari per buku.
(g) Peminjam buku yang menghilangkan buku wajib mengganti
dengan judul buku yang sama atau mengganti uang dengan
ketentuan yang berlaku buku teks sebesar Rp. 60.000,- dan
buku non teks sebesar Rp. 40.000,-.
(h) Pemustaka dilarang:
(1) Membawa tas ke dalam ruang perpustakaan (tas
diletakkan di rak yang tersedia)
(2) Merokok di dalam ruangan perpustakaan
(3) Mengganggu ketertiban dan ketenangan
2) Khusus
(a) Peminjaman buku untuk kelas X, XI, XII dilayani setiap
hari.
(b) Peminjaman buku mingguan harus menggunakan Kartu
Anggota.58
58
Dokumen profil Perpustakaan MAN 2 Kota Jambi 2017.
41
B. Hasil dan Pembahasan Penelitian
1. Bagaimana Penerapan Tipe Kepemimpinan Laissez-Faire dalam
Meningkatkan Mutu Pelayanan Perpustakaan Madrasah Aliyah
Negeri 2 Kota Jambi
Tipe kepemimpinan laissez-faire merupakan kemampuan
mempengaruhi orang lain agar bersedia bekerja sama untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan dengan cara berbagai kegiatan diserahkan
kepada bawahan. Karena arti laissez adalah mengizinkan dan faire
adalah bebas. Jadi pengertian laissez-faire adalah memberikan kepada
orang lain dengan prinsip kebebasan, termasuk bawahan untuk
melaksanakan tugasnya dengan bebas sesuai dengan kehendak bawahan
dan tipe ini dapat dilaksanakan di perpustakaan sekolah yang memang
mempunyai sumber daya manusia dengan baik dan mampu merancang
semua kebutuhan perpustakaan dengan mandiri.
Penerapan tipe kepemimpinan sangat dipengaruhi oleh tingkat
kematangan yang dipimpin. Kepemimpinan yang tepat untuk diterapkan
dengan tingkat kematangan yang dipimpin agar diperoleh ketaatan dan
pengaruh yang memadai. Kematangan bukan dalam arti usia atau
stabilitas emosional, melainkan keinginan dan kemampuman serta
pengalaman yang berhubungan dengan tugas.
42
a. Tipe kepemimpinan laissez-faire
1) Tidak Memberikan kontrol dan koreksi terhadap anggota
kelompok
Wawancara dengan kepala perpustakaan, yaitu Dra. Juslina
Ernawati, M.Pd. sebagai berikut:
“Saya memang memberikan kebebasan kepada bawahan
dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan perpustakaan itu
tanpa diawasi, karena saya percayakan kepada bawahan
saya. Terserah apa yang mereka lakukan yang penting
perpustakaan ini bisa lebih maju dan baik seperti di
perpustakaan di luar sana”.59
Penyataan tersebut juga diperkuat oleh seorang staf
perpustakaan yakni: Tri Indah Lestari, S.IP sebagai berikut:
“Bahwasanya memang pimpinan kami disini memberikan
kebebasan tanpa pengawasan ketika kami melaksanakan
tugas dan kegiatan-kegiatan yang ada di pepustakaan ini.
Kecuali menurut dia masih perlu diperbaiki maka kami
lakukan apa yang harus diperbaiki”.60
Peneliti mewawancarai juga salah satu staf Perpustakaan
Madrasah Aliyah Negeri 2 Kota Jambi yakni: Erma Suryani, S.Pd.
“Menurut saya, kepala memang tidak ada pengawasan yang
dilakukan oleh pimpinan disaat kami melakukan tugas
perpustakaan”.61
Peneliti mewawancarai juga salah satu staf Perpustakaan
Madrasah Aliyah Negeri 2 Kota Jambi yakni: Neli Ruspika sebagai
berikut:
“Kami disini melakukan tugas perpustakaan sesuai dengan
apa yang kami kerjakan dan selama ini pimpinan juga tidak
memberikan pengawasan kepada kami ketika melaksanakan
kegiatan-kegiatan perpustakaan”.62
59
Wawancara, tanggal 04 Oktober 2019. 60
Wawancara, tanggal 04 Oktober 2019. 61
Wawancara, tanggal 04 Oktober 2019. 62
Wawancara, tanggal 04 Oktober 2019.
43
Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan informan di
atas, bahwa kepala perpustakaan Madrasah Aliyah Negeri 2 Kota
Jambi menunjukkan dalam kepemimpinannya tidak memberikan
kontrol atau koreksi terhadap anggotanya mengenai tugas dan
tanggung jawab perpustakaan.
Jadi, dapat ditarik kesimpulan bahwa kepala perpustakaan
Madrasah Aliyah Negeri 2 Kota Jambi memberikan kebebasan
sepenuhnya kepada pegawainya dalam melaksanakan tugas dan
fungsinya masing-masing.
2) Keleluasaan para bawahan
Seorang pemimpin dalam menghadapi para bawahan
dengan memakai metode pemberian keleluasaan pada bawahan
seluas-luasnya. Jadi pemimpin memberikan peluang besar pada
kegiatan organisasi. Hal ini hanya cocok pada perpustakaan yang
sudah mempunyai para bawahan yang berkompeten dan bisa
dipertanggungjawabkan, tetapi bila para bawahan tidak
berkompeten maka perpustakaan tersebut tidak akan berjalan
dengan baik. Selanjutnya akan dijelaskan lagi dari beberapa
informan untuk di wawancararai sebagai berikut:
Wawancara dengan kepala perpustakaan, yaitu Dra. Juslina
Ernawati, M.Pd. sebagai berikut:
“Saya sebagai Kepala perpustakaan telah memberikan
kebebasan kepada bawahannya dalam melaksanakan
kegiatan-kegiatan perpustakaan sesuai dengan petunjuk
teknis (Juknis). Kebebasan yang diberikan kepada bawahan
adalah upaya untuk menumbuhkan rasa tanggung jawab
pada masing-masing individu. Namun terdapat rambu-
rambu yang tetap harus di patuhi, yaitu tidak melanggar
aturan yang berlaku di perpustakaan”.63
63
Wawancara, Tanggal 09 April 2019.
44
Penyataan tersebut juga diperkuat oleh seorang staf
perpustakaan yakni: Tri Indah Lestari, S.IP sebagai berikut:
“Bahwasanya kepala perpustakaan disini memberikan
kebebasan kepada bawahannya dalam melaksanakan
tugas dan kegiatan-kegiatan yang di pepustakaan seperti
pengolahan, inventarisasi, mengklasifikasi, katalogisasi,
menyusun buku, pembuatan punggung buku, melayani
sirkulasi (peminjaman dan pengembalian) dan melayani
referensi”. sedangkan dalam melaksanakan kegiatan-
kegiatan di perpustakaan ini, berdasarkan keilmuan tentang
ilmu pepustakaan saya yang melakukan seperti pengolahan
bahan pustaka, inventarisasi, mengklasifikasi katalogisasi
dan membuat punggung buku. Namun dilakukan secara
bergotong royong”.64
Peneliti mewawancarai staf Perpustakaan Madrasah Aliyah
Negeri 2 Kota Jambi yakni: Erma Suryani, S.Pd.
“Iya, Bahwa kepala perpustakaan disini memberikan
kebebasan kepada bawahannya dalam melaksanakan
kegiatan-kegiatan yang ada di perpustakaan ini, Namun
saya pribadi tidak paham banyak mengenai tentang
perpustakaan seperti katalogisasi, menglasifikasi,
inventarisasi karna saya bukan dari bidang ahli
perpustakaan. Tetapi, saya hanya membantu dalam
kelancaran dan menyusun buku, menempel nomor kelas,
membuat pungung buku serta melayani pemustaka”.65
Peneliti mewawancarai juga salah satu staf Perpustakaan
yakni: Neli Ruspika
“Iya, kepala perpustakaan disini telah memberikan
kebebasan bawahannya dalam melaksanakan kegiatan di
perpustakaan. Namun saya tidak mengerti banyak mengenai
tentang perpustakaan seperti katalogisasi, menglasifikasi,
inventarisasi karna saya bukan dari bidang ahli
perpustakaan. Tetapi, saya hanya membantu dalam
menyusun buku, menempel nomor kelas, membuat
pungung buku dan melayani pemustaka biasanya kami
melaksanakannya secara bersama-sama”.66
64 Wawancara, Tanggal 15 Maret 2019.
65 Wawancara, Tanggal 16 Maret 2019.
66 Wawancara, Tanggal 18 Maret 2019.
45
Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan informan di
atas, bahwa kepala perpustakaan Madrasah Aliyah Negeri 2 Kota
Jambi telah menerapkan tipe kepemimpinan laissez-faire dalam
meningkatkan mutu pelayanan perpustakaan yang mana pimpinan
memberikan kebebasan kepada bawahannya dalam melaksanakan
kegiatan-kegiatan perpustakaan sesuai dengan petunjuk teknis
(Juknis), seperti: perencanaan, pengolahan, inventarisasi,
mengklasifikasi, katalogisasi, menyusun buku, pembuatan
punggung buku, melayani sirkulasi (peminjaman dan
pengembalian) dan melayani referensi. Tetapi para bawahan
mengerjakannya dengan cara bergotong royong dalam
melaksanakan kegiatan perpustakaan. Dalam ketentuan tidak
keluar dari aturan yang berlaku di Perpustakaan Madrasah Aliyah
Negeri 2 Kota Jambi.
Jadi, dapat ditarik kesimpulan bahwa perpustakaan
Madrasah Aliyah Negeri 2 Kota Jambi telah menerapkan tipe
kepemimpinan laissez faire kepada pegawai perpustakaan dalam
melaksanakan tugas dan fungsinya masing-masing. Tetapi tugas
yang dilakukan para bawahan masih belum efektif dan efesien.
Karena tenaga pustakawan di perpustakaan Madrasah Aliyah
Negeri 2 Kota Jambi belum memenuhi Standar Nasional
Perpustakaan yang mana para bawahannya masih belum mengerti
tentang ilmu perpustakaan.
3) Tanggung Jawab Bersimpang Siur pada Bawahan.
Pimpinan yang telah memberikan kebebasannya kepada
bawahannya dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya
biasanya ini merupakan Teknik untuk mencari aman dalam masa
kepemimpinannya agar tidak terjadi masalah di suatu
perpustakaan.
46
Wawancara dengan Dra. Juslina Ernawati, M. Pd, mengenai
tugas dan tanggung jawab para bawahan.
“Ya karena saya memberikan kebebasan kepada bawahan
saya, otomatis saya tidak tahu apa pernah terjadi benturan
antara bawahan yang saya lihat itu jarang sekali terjadi
kesalahan, karena mereka mengerjakan tugasnya masing-
masing, bagian pelayanan, pengolahan yang mana mereka
mengerjakan fungsi masing-masing. Selama saya berada di
perpustakaan ini tidak pernah terjadi benturan-benturan
antara bawahan tersebut. Bahkan mereka melakukan saling
kerjasama dan saling membantu. Karena kita mempunyai 1
staf yang memang dari perpustakaan jadi dari 2 staf ini
banyak belajar dengan yang ahli tentang ilmu
perpustakaan”.67
Peneliti mewawancarai juga dengan Tri Indah Lestari, S.IP,
mengenai tanggung jawab para bawahan, sebagai berikut:
“Memang kami disini semua untuk tanggung jawab para
bawahan itu berdasarkan fungsinya, tetapi kami
melaksanakan tanggung jawabnya tidak menentu misalnya
dalam pelayanan, siapa yang ada di tempat itu yang melayani
pemustaka. Namun, menurut kami ini bukan merupakan
kesalahan atau benturan-benturan dalam pelaksanaan
tanggung jawab yang telah diberikan. Melainkan tugas yang
kami lakukan bisa cepat selesai bila dilakukan secara
bersama-sama”.68
Peneliti mewawancarai juga dengan Erma Suryani, S.Pd,
mengenai tanggung jawab para bawahan, sebagai berikut:
“Memang pernah terjadi kesalahan dalam tanggung jawab
yang kami lakukan di bagian tugas pelayanan. Tetapi itu
bukan masalah yang fatal, karena kami sepakat dan saling
percaya satu sama lainnya. Siapa yang di tempat maka ia
yang melayani”.69
67
Wawancara, tanggal 09 April 2019. 68
Wawancara, tanggal 15 Maret 2019. 69
Wawancara, tanggal 16 Maret 2019.
47
Peneliti mewawancarai juga salah satu staf Perpustakaan
yakni: Neli Ruspika, sebagai berikut:
“Pernah, tapi sangat jarang terjadi bersimpang siur atau
kesalahan itu. Melainkan kami saling akrab dan saling
membantu dalam melaksanakan tanggung jawab itu bersama-
sama”.70
Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan informan di
atas, informasi yang di peroleh bahwa para bawahan pernah terjadi
kesalah pahaman terhadap tanggung jawabnya di dalam tugasnya.
Namun mereka menganggap semua itu bukan menjadi kesalahan
yang fatal. Melainkan tugas yang mereka lakukan bisa cepat selesai
bila dilakukan secara bersama-sama.
Jadi, dapat ditarik kesimpulan dari jawaban di atas,
bahwasanya terdapat kesalahan antara bawahan/stafnya dalam
tanggung jawabnya. Tetapi mereka menganggap itu semua hal
biasa yang pasti terjadi di suatu organisasi. Mereka juga
melakukannya secara bekerja sama sehingga tidak ada terjadi
benturan-benturan antara bawahannya. Hal ini merupakan
keinginan pemimpin sebagai kepala perpustakaan Madrasah Aliyah
Negeri 2 Kota Jambi dalam penerapan tipe kepemimpinan laissez-
faire yang dilakukan berjalan dengan baik. Karena para bawahan
tidak terdapat terjadi benturan-benturan atau kesalahan-kesalahan
dalam tanggung jawabnya.
70
Wawancara, tanggal 18 Maret 2019.
48
4) Posisi Tugasnya Para Bawahan Tidak Merata dalam
Melaksanakan Tugasnya
Setiap instansi atau perpustakaan harus dapat memilih dan
menentukan Sumber Daya Manusia yang berkompeten untuk
mengisi jabatan yang kosong agar tugas pokok pada jabatan
tersebut dapat dilaksanakan dengan baik. Untuk itu harus diperoleh
pekerja yang memiliki kemampuan sesuai dengan jabatan yang
akan menjadi tanggung jawabnya untuk dapat melaksanakan
pekerjaan dalam suatu jabatan secara efektif dan efesien.
Selanjutnya akan dijelaskan lagi dari kepala perpustakaan dan staf
Perpustaakaan Madrasah Aliyah Negeri 2 Kota Jambi sebagai
berikut:
Wawancara dengan kepala perpustakaan, yaitu Dra. Juslina
Ernawati, M.Pd sebagai berikut:
“Ya, karena sesuai dengan petunjuk teknisnya masing-masing
mereka melakukan pekerjaannya”.71
Wawancara dengan Tri Indah Lestari, S.IP, mengenai posisi
kerja/tugasnya sebagai berikut:
“Kami tidak menggunakan sistem rolling, tetapi kami
melaksanakannya dengan mengerjakan secara bersama-sama
(gotong royong). Jadi kalau cuma kami bertiga maka
melaksanakannya bergotong royong. Terutama dalam
pelayanan juga kami saling kerja sama dan tidak ada
terjadwal siapa yang harus melayani. Siapa yang ada
ditempat dia yang melayani”.72
71
Wawancara, tanggal 09 April 2019. 72
Wawancara, Tanggal 15 Maret 2019.
49
Peneliti mewawancarai juga salah satu staf Perpustakaan
Madrasah Aliyah Negeri 2 Kota Jambi yakni: Erma Suryani, S. Pd,
sebagai berikut:
“Ya, kalau untuk posisi kerja kami memang berbeda, tapi
kami melakukannya dengan bersama-sama dalam
melaksanakan kegiatan perpustakaan seperti melayani,
mengkelas, pembuatan katalog, membuat kantung buku dan
lain sebagainya”.73
Peneliti mewawancarai salah satu staf Perpustakaan
Madrasah Aliyah Negeri 2 Kota Jambi yakni: Neli Ruspika,
sebagai berikut:
“Ya, memang tentunya kami disini untuk posisi kerjanya
sesuai dengan tugas dan fungsinya, cuman dikarenakan
kami bertiga cewek semua maka kami melaksanakan
kegiatan perpustakaan ini dengan cara bergotong royong
seperti melayani pemustaka, membuat nomor kelas atau
mengklasifikasi dan pengolahan bahan pustaka”.74
Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan kepala dan staf
perpustakaan Madrasah Aliyah Negeri 2 Kota Jambi bahwa untuk
posisi kerja para bawahan memang berdasarkan tugas dan
fungsinya masing-masing. Namun para bawahan melakukan secara
bersama-sama dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan
perpustakaan seperti yang dinyatakan di atas melayani pemustaka,
pengolahan bahan pustaka, mengkelasifikasi, membuat kantung
buku dan lain sebagainya.
73
Wawancara, Tanggal 16 Maret 2019. 74
Wawancara, Tanggal 18 Maret 2019.
50
Jadi, dapat ditarik kesimpulan bahwa perpustakaan Madrasah
Aliyah Negeri 2 Kota Jambi untuk posisi kerja staf perpustakaan
memang sesuai dengan TUPOKSI-Nya masing-masing. Tetapi
yang terjadi di lapangan posisi tugasnya belum menetap sehingga
para bawahan melaksanakan tugasnya dengan cara bergotong
royong. Hal ini disebabkan tenaga pustakawan Madrasah Aliyah
Negeri 2 Kota Jambi juga masih belum professional dalam
melaksanakan tugasnya. Hal ini akan berdampak baik jika para
bawahan melaksanakan tugasnya dengan cepat dan optimal. Begitu
juga bisa berdampak buruk jika salah satu para bawahan masih ada
belum paham kegiatan pengelolaan perpustakaan maka tidak akan
berjalan dengan efektif dan efesien.
5) Kebijaksanaan berada ditangan anggotanya
Untuk membangun kepercayaan pimpinan perlu
menunjukkan bahwa mereka jujur, dapat diandalkan, dan setia. Ini
berarti setiap pemimpin mampu menjaga janji mereka dan
memberikan integritas contoh setiap saat. Setiap para bawahan
dituntut untuk melakukan pengambilan keputusan mereka dengan
penuh rasa tanggung jawabnya. Selanjutnya akan dijelaskan oleh
kepala perpustakaan dan staf Perpustakaan Madrasah Aliyah
Negeri 2 Kota Jambi sebagai berikut:
Wawancara dengan kepala perpustakaan, yaitu Dra. Juslina
Ernawati, M.Pd sebagai berikut:
“Bahwasanya saya sebagai kepala disini, tentunya saya
sangat mempercayai segala apa yang dilakukan oleh bawahan
saya. Karena saya yakin mereka mempunyai pengetahuan
dan pengalaman tentang perpustakaan ini”.75
75
Wawancara, tanggal 09 April 2019.
51
Wawancara dengan salah satu staf perpustakaan yakni: Tri
Indah Lestari, S.IP sebagai berikut:
“Kami disini memang sangat diberikan kepercayaan pada
pimpinan baik dari segi inovasi, keputusan, dan kegiatan
perpustakaan. Tentunya ini merupakan tanggung jawab yang
besar bagi kami ketika pimpinan memberikan
kepercayaannya kepada kami”.76
Peneliti mewawancarai juga salah satu staf Perpustakaan
Madrasah Aliyah Negeri 2 Kota Jambi yakni: Erma Suryani, S. Pd,
sebagai berikut:
“Saya bekerja di perpustakaan ini sesuai kemampuan yang
saya miliki. Walaupun bukan dari ahli bidang perpustakaan
tersebut. Pimpinan juga sangat memberikan kepercayaan
pada kami. Tentunya ini merupakan tanggung jawab yang
besar bagi kami ketika pimpinan memberikan
kepercayaannya kepada kami”.77
Peneliti mewawancarai juga salah satu staf Perpustakaan
Madrasah Aliyah Negeri 2 Kota Jambi yakni: Neli Ruspika sebagai
berikut:
“Saya bekerja di perpustakaan ini sesuai kemampuan yang
saya miliki. Walaupun bukan dari ahli bidang perpustakaan
tersebut. Pimpinan juga sangat memberikan kepercayaan
pada kami. Tentunya ini merupakan tanggung jawab yang
besar bagi kami ketika pimpinan memberikan
kepercayaannya kepada kami”.78
Berdasarkan hasil wawancara di atas, bahwa pimpinan kepala
perpustakaan memberikan kepercayaannya terhadap anggota
bawahannya dalam kegiatan perpustakaan. Karena kepala
perpustakaan Madrasah Aliyah Negeri 2 Kota Jambi yakin para
bawahannya mempunyai kemampuan baik pengetahuan dan
pengalaman kerja dibidang perpustakaan. Jadi berhasilnya suatu
tujuan perpustakaan sekolah ini tergantung pada pustakawan.
76
Wawancara, tanggal 15 Maret 2019. 77
Wawancara, tanggal 16 Maret 2019. 78
Wawancara, tanggal 18 Maret 2019.
52
Menyangkut dalam penelitian ini yang berkenaan dengan tipe
kepemimpinan laissez-faire dalam meningkatkan mutu pelayanan
perpustakaan perlu juga kita ketahui bagaimana hasil yang
dilakukan oleh Perpustakaan Madrasah Aliyah Negeri 2 Kota
Jambi dalam memberikan pelayanan kepada pemustaka. Hal ini
merupakan suatu alat pendukung bagi peneliti sejauh mana yang
dilakukan oleh petugas perpustakaan sebagai penentu dalam
meningkatkan mutu pelayanan perpustakaan tersebut. Selanjutnya
akan dijelasakan lagi oleh pemustaka yang sering keperpustakaan
Perpustakaan Madrasah Aliyah Negeri 2 Kota Jambi sebagai
berikut:
Wawancara kepada pemustaka yakni Najla Khodijah berikut
penjelasanya:
“Menurut saya, selama saya datang keperpustakaan ini
pelayanan cukup lumayan baik, dari segi melayani mencari
koleksi, peminjaman dan pengembalian buku. Hanya saja
terdapat yang tidak mengenakkan yaitu sering terjadi pada
jam buka pelayanan perpustakaan sering telat yang dilakukan
para petugas perpustakaan”.79
Wawancara kepada pemustaka yakni Muhammad Farhan
berikut penjelasanya:
“Menurut saya, pelayanan yang dilakukan oleh petugas disini
sudah cukup baik, seperti cara bicara kepada pemustaka dan
mudah saling komunikasi. Tetapi, kadang-kadang jam
pelayanan masih belum teratur yang dilakukan petugas
disini”.80
Wawancara kepada pemustaka yakni Muhammad Farhan
berikut penjelasanya:
“Menurut saya, selama datang keperpustakaan ini pelayanan
perpustakaannya kurang memuaskan. Karena ketika kami
datang keperpustakaan diwaktu pagi kesini ya memang sudah
seharusnya perpustakaan ini sudah buka. Tetapi perpustakaan
79
Wawancara, tanggal 05 Oktober 2019. 80
Wawancara, tanggal 05 Oktober 2019.
53
ini sering terlambat dalam jam buka pelayanan
perpustakaan”.81
Jadi, dapat ditarik kesimpulan dari beberapa indikator di atas,
mengenai penerapan tipe kepemimpinan laissez-faire dalam
meningkatkan mutu pelayanan perpustakaan Madrasah Aliyah
Negeri 2 Kota Jambi bahwa kepala perpustakaan memberikan
kebebasan kepada bawahannya dalam melaksanakan tugas dan
tanggung jawabnya. Misalnya perencanaan, pengolahan,
inventarisasi, mengklasifikasi, katalogisasi, menyusun buku,
pembuatan punggung buku, melayani sirkulasi (peminjaman dan
pengembalian) serta melayani referensi. Dengan tujuan untuk
mengembangkan kreativitas para bawahan dalam meningkatkan
mutu pelayanan perpustakaan. Namun, yang terjadi di
Perpustakaan Madrasah Aliyah Negeri 2 Kota Jambi itu tidak
berjalan dengan optimal dalam meningkatan mutu pelayanan
perpustakaan.
2. Apa Faktor-faktor Kendala dalam Penerapan Tipe Kepemimpinan
Laissez-Faire dalam Meningkatkan Mutu Pelayanan di
Perpustakaan Madrasah Aliyah Negeri 2 Kota Jambi
Dalam tipe kepemimpinan ini setiap kelompok bergerak sendiri-
sendiri sehingga semua aspek kepemimpinan tidak dapat diwujudkan
dan dikembangkan dengan baik. Tipe kepemimpinan laissez-faire
dalam kontek pendidikan Indonesia sangat sulit untuk dilaksanakan
karena keadaannya kita masih mengalami beberapa kendala mulai dari
masalah pendanaan, sumber daya manusia, kemandirian dan lain
sebagainya. Menurut Imam Suprayogo, tipe kepemimpinan ini sangat
cocok sekali untuk orang yang betul-betul dewasa dan benar-benar tau
apa tujuan dan cita-cita Bersama yang harus dicapai.
81
Wawancara, tanggal 05 Oktober 2019.
54
Mewawancarai kepala perpustakaan yaitu: Dra. Juslina
Ernawati, M.Pd. sebagai berikut:
“Saya pikir tidak ada masalah yang prinsip, karena sesuai
dengan apa yang kita harapkan. Mereka juga sudah mengerjakan
sesuai dengan tugas masing-masing, mulai dari perencanaan,
pelayanan, pengolahan, penambahan koleksi dan sebagainya.
Hanya saja masih terdapat banyak kekurangan sarana dan
prasana perpustakaan dan kurangnya kedisiplinan kerja yang
dilakukan para bawahan. Selanjutnya diantara 3 orang ini ada 2
orang yang memang bukan dari jurusan ilmu perpustakaan yang
mana mereka tidak paham tentang kegiatan-kegiatan
perpustakaan. Namun mereka tetap belajar sama yang bisa atau
ahli tentang ilmu perpustakaan. Tapi bila ada masalah diantara
para bawahan ini mereka langsung koordinasi dengan pimpinan
untuk mencari jalan keluarnya”.82
Peneliti mewawancarai juga salah satu staf perpustakaan yakni:
Tri Indah Lestari, S.IP menyatakan sebagai berikut:
“Faktor kendala yang dihadapi disini seperti sarana dan
prasarana masih kurang, koleksi yang sudah di olah dan diproses
itu belum ditata di rak, karena kekuarangan rak. Padahal sudah
diajukan kepada pimpinan kepala perpustakaan. Namun belum
diproses atau diabaikan, terutama faktor kendala yaitu Sumber
Daya Manusia masih kurang mengerti tentang perpustakaan
seperti mengoperasikan komputer tentang opac”.83
Peneliti mewawancarai salah satu staf Perpustakaan yaitu Erma
Suryani S.Pd, sebagai berikut:
“Faktor kendala yang dihadapi di perpustakaan ini, fasilitas
yang kurang memadai. Terutama dari saya sebagai staf yang
memang bukan ahli dibidang ilmu perpustakaan saya banyak
tidak paham dan pengalaman tentang perpustakaan, maka bagi
saya ini merupakan faktor kendala dalam kegiatan
pengembangan perpustakaan untuk meningkatkan mutu
pelayanan perpustakaan”.84
82
Wawancara, Tanggal 09 April 2019.
83
Wawancara, Tanggal 15 Maret 2019. 84
Wawancara, Tanggal 16 Maret 2019.
55
Peneliti mewawancarai salah satu staf Perpustakaan yakni: Neli
Ruspika, sebagai berikut:
“Menurut saya, Faktor kendala yang dihadapi di perpustakaan
Madrasah Aliyah ini, sarana dan prasana yang kurang memadai.
Terutama dari saya sebagai staf yang memang bukan ahli
dibidang ilmu perpustakaan saya banyak tidak paham dan
pengalaman tentang perpustakaan, maka bagi saya ini
merupakan faktor penghambat dalam kegiatan pengembangan
perpustakaan untuk meningkatkan mutu pelayanan
perpustakaan. Tetapi kami selalu belajar sama kak indah secara
Bersama-sama”.85
Berdasarkan hasil wawancara dengan informan di atas,
informasi yang di peroleh bahwa faktor kendala di perpustakaan
Madrasah Aliyah Negeri 2 Kota Jambi ialah keterbatasan sarana dan
prasana perpustakaan masih kurang memadai. Selain itu rendahnya
tingkat pengetahuan dan pengalaman kerja mengenai perpustakaan.
Disebabkan diantara pegawainya bukan ahli di bidang ilmu
perpustakaan serta kurangnya kedisiplinan jam kerja di perpustakaan.
Jadi, dapat ditarik kesimpulan dari jawaban diatas, bahwasanya
faktor kendala dalam penerapan tipe kepemimpinan laissez-faire untuk
meningkatkan mutu pelayanan perpustakaan ialah keterbatasan sarana
& prasarana yang kurang memadai dan rendahnya tingkat pengetahuan
dan pengalaman Sumber Daya Manusia serta kurangnya kedisiplinan
jam kerja yang dilakukan para bawahan. Jadi perpustakaan tersebut
masih perlu peningkatan baik dari segi koleksi, rak buku, komputer dan
pelatihan/ bimbingan Sumber Daya Manusia dan meningkatkan
kedisiplinan jam kerja agar dalam penerapan yang dilaksanakan oleh
kepala perpustakaan bisa berjalan dengan efektif dan efesien.
85
Wawancara, Tanggal 18 Maret 2019.
56
3. Apa Upaya untuk Mengatasi Kendala dalam Penerapan Tipe
Kepemimpinan Laissez-Faire untuk Meningkatkan Mutu
Pelayanan di Perpustakaan Madrasah Aliyah Negeri 2 Kota Jambi.
Upaya merupakan tindakan. Maka banyak hal yang harus
diketahui upaya yang perlu diperhatikan dalam tipe kepemimpinan ini
untuk meningkatkan mutu pelayanan perpustakaan seperti mengadakan
workshop dan diskusi untuk meningkatkan kompetensi bawahan/staf
perpustakaan dalam tugas pokok dan fungsinya, mengadakan pelatihan
untuk para bawahan/staf agar dapat memanfaatkan alat teknologi
informasi dan lain sebagainya.
Mewawancarai kepala perpustakaan yaitu: Dra. Juslina
Ernawati, M.Pd.
“Saya selaku pimpinan disini berupaya semaksimal mungkin
demi kemajuan perpustakaan ini, baik dari sarana dan prasarana
dalam kegiatan pengelolaan perpustakaan, mencari solusi jika
masalah tersebut belum selesai. Terutama saya sebagai
pimpinan untuk memberikan kesempatan untuk belajar kepada
yang ahli tentang perpustakaan dan ikut pelatihan atau seminar
yang berkenaan dengan kegiatan manajemen pengelolaan
perpustakaan. Agar mereka paham tentang bagaimana
pengelolaan perpustakaan dengan baik, sehingga apa yang akan
diharapkan kedepannya bisa tercapai”.86
Peneliti mewawancarai Tri Indah Lestari, S.IP sebagai berikut:
“Dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan pepustakaan maka
yang ingin dilakukan seperti mengadakan lemari khusus bahan
pustaka untuk di pajang, tesedia wifi, menyediakan tempat
khusus ruang baca, menerapkan automasi perpustakaan, dan
menerapkan 5 S. (Salam, Sapa, Senyum, Sopan Dan Santun).
Karena tidak mudah untuk menghadapi anak-anak yang
berbagai sifat dan prilaku yang berbeda-beda. Jika dalam upaya
yang kami harapkan tidak tercapai. Maka untuk mengatasi
kendala Kami selalu mengadakan proposal setiap tahun di
tujukan kepada komite dan dari Sumber Daya Manusia kami
akan mengadakan pelatihan dan bimbingan dalam mengelola
sebuah perpustakaan”.87
86
Wawancara, Tanggal 09 April 2019.
87
Wawancara, Tanggal 15 Maret 2019.
57
Peneliti mewawancarai salah satu staf perpustakaan Madrasah
Aliyah Negeri 2 Kota Jambi yakni: Erma Suryani, S.Pd sebagai berikut:
“Menurut saya, upaya untuk mengatasi kendala dalam
penerapan tipe kepemimpinan laissez faire untuk meningkatkan
mutu pelayanan di perpustakaan Madrasah Aliyah Negeri 2
Kota Jambi, kami sebagai staf perpustakaan perlu dukungan dari
atasan dalam meningkatkan kualitas yang ada di perpustakaan.
Jika sarana dan prasarana masih kurang memadai, seperti wifi,
rak koleksi, dan komputer. Kami dari bawahan berinisiatif untuk
mengadakan proposal setiap tahun dalam pengadaan sarana dan
prasana Perpustakaan Madrasah Aliyah Negeri 2 Kota Jambi.
Serta berupaya meningkatkan tingkat kedisiplinan jam kerja.
Walaupun kami sebagai staf perpustakaan yang memang belum
paham tentang perpustakaan kami berupaya semaksimal
mungkin dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan perpustakaan
dengan sebaik-baiknya”.88
Peneliti mewawancarai juga salah satu staf Perpustakaan
Madrasah Aliyah Negeri 2 Kota Jambi yakni: Neli Ruspika.
“Menurut saya, upaya untuk mengatasi kendala tersebut,
pertama: kami dari bawahan sepakat dalam melaksanakan atau
mengadakan proposal dalam satu tahun sekali jika sarana dan
prasana perpustakaan disini kurang memadai yang mana di
tujukan bagian adminstrasi keuangan sekolah atau juga bisa
melalui komite. Kedua: untuk yang memang kami bukan ahli
bidang ilmu perpustakaan, Maka kami berusaha untuk
melakukan yang terbaik dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan
perpustakaan dan juga selalu ikut pelatihan mengenai
pengelolaan perpustakaan serta berupaya untuk lebih
meningkatan kedisiplinan jam kerja. Agar Perpustakaan
Madrasah Aliyah Negeri 2 Kota Jambi ini kedepannya bisa yang
lebih baik”.89
88
Wawancara, Tanggal 16 Maret 2019. 89
Wawancara, Tanggal 18 Maret 2019.
58
Berdasarkan hasil wawancara dengan informan sesuai dengan
kendala yang dialami di atas, bahwa upaya yang dilakukan dengan
mengadakan proposal pengadaan sarana dan prasarana setiap tahun yang
di tujukan kepada administrasi keuangan sekolah atau komite, dan tenaga
pustakawan berupaya selalu mengikuti pelatihan, seminar dan lain
sebagainya serta meningkatkan kedisiplinan jam kerja agar perpustakaan
Madrasah Aliyah Negeri 2 Kota Jambi kedepannya bisa lebih baik.
Jadi, dapat disimpulkan dari jawaban informan di atas, bahwa
Perpustakaan Madrasah Aliyah Negeri 2 Kota Jambi berupaya untuk
meningkatkan mutu perpustakaan, 1) mengadakan proposal pengadaan
sarana dan prasarana setiap tahun, 2) meningkatan kualitas para bawahan,
dengan mengikuti berbagai pelatihan atau workshop mengenai
pengelolaan perpustakaan yang dilakukan dari berbagai instansi
perpustakaan, 3) berupaya selalu meningkatkan kedisiplinan jam kerja
pelayanan perpustakaan dalam tujuan untuk meningkatkan mutu pelayanan
Perpustakaan Madrasah Aliyah Negeri 2 Kota Jambi yang lebih baik.
59
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan informan di atas,
sebagai berikut:
1. Penerapan tipe kepemimpinan laissez-faire di perpustakaan Madrasah
Aliyah Negeri 2 Kota Jambi, bahwa kepala perpustakaan menerapkan
tipe kepemimpinan laissez-faire dalam meningkatkan mutu pelayanan
perpustakaan dengan memberikan kebebasan kepada bawahannya untuk
melaksanakan kegiatan perpustakaan sesuai dengan tugas dan tanggung
jawabnya. Misalnya perencanaan, pengolahan, inventarisasi,
mengklasifikasi, katalogisasi, menyusun buku, pembuatan punggung
buku, melayani sirkulasi (peminjaman dan pengembalian) serta melayani
referensi. Dengan tujuan untuk mengembangkan kreativitas para bawahan
dalam meningkatkan mutu pelayanan perpustakaan. Namun, hasil yang
terjadi di Perpustakaan Madrasah Aliyah Negeri 2 Kota Jambi itu tidak
berjalan dengan efektif dan efesien.
2. Faktor kendala dalam penerapan tipe kepemimpinan laissez-faire di
Perpustakaan Madrasah Aliyah Negeri 2 Kota Jambi, diantaranya: 1)
keterbatasan sarana dan prasarana kurang memadai, sehingga tidak bisa
mendukung dalam kegiatan-kegiatan perpustakaan. 2) Keterbatasan
Kompetensi Sumber Daya Manusia yang masih rendahnya tingkat
pengetahuan dan pengalaman kerja tentang keilmuan perpustakaan. 3)
Kurangnya kedisiplinan jam kerja para bawahan sehingga dalam
penerapan tipe kepemimpinan ini masih belum efektif dan efesien untuk
meningkatkan mutu pelayanan Perpustakaan Madrasah Aliyah Negeri 2
Kota Jambi.
60
3. Upaya yang dilakukan Perpustakaan Madrasah Aliyah Negeri 2 Kota
Jambi. Diantaranya: 1) Selalu mengadakan proposal setiap tahun di
tujukan kepada komite. 2) Mengadakan pelatihan serta bimbingan khusus
bagi Sumber Daya Manusia dalam mengelola sebuah perpustakaan. 3)
Meningkatkan kedisiplinan jam kerja dengan mentaati semua peraturan
yang berlaku di perpustakaan.
B. Saran
Berdasarkan hasil kesimpulan di atas peneliti menemukan berbagai
macam problematika, peneliti memberikan saran kepada seluruh pegawai
perpustakaan agar selalu tetap solid dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan
perpustakaan, saling percaya, menghormati, saling memberikan saran, dan
terutama berikan pelatihan khusus bagi sumber daya manusia serta mentaati
peraturan yang berlaku demi kemajuan Perpustakaan Madrasah Aliyah
Negeri 2 Kota Jambi.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Anwar. 2017. Tipe Kepemimpinan Profetik Konsep dan Implementasinya
dalam Kepemimpinan Pepustakaan. Volume 9 No.1, Jurnal. Pustakaloka.
Al-Hafizh Zaki Al-Din. 2013. Ringkasan Shahih Muslim. Bandung: Mizan
Pustaka.
Al-Qodir. 2009. Al-Qur’anul Karim. Semarang: Karya Thoha Putra.
Aw-Wardani. 2016. Gaya Kepemimpinan Laissez-Faire. Diakses melalui
http://thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2012-1-0252MN%20Bab2001.pdf, pada
Tanggal 15 Februari 2019.
Departemen Pendidikan Nasional. 2018. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:
Gramedia Pustaka.
Diah Fitri. 2017. Dampak Gaya Kepemimpinan Laissez Faire terhadap Kinerja
Puustakawan (Studi Terhadap Kepala Perpustakaan Universitas Jambi).
Skripsi. Jambi: UIN STS Jambi.
Profil MAN Model Jambi. Sejarah Madrasah Aliyah Negeri 2 Kota Jambi. Jambi:
MAN Model Jambi, diakses melalui http://man2kotajambi.mdrsh.id/ pada
jam 19.00 wib, Tanggal 15-Februari-2019.
Ibrahim Bafadal. 2009. Pengelolaan Perpustakaan Sekolah. Jakarta: Bumi
Aksara.
Imam Gunawan. 2014. Metode Penelitian Kualitatif: Teori & Praktik. Jakarta:
Bumi Aksara.
Irine Diana Sari Wijayanti. 2012. Manajemen. Yogyakarta: Nuha Medika.
Kaswan. 2014. Leadership And Teamworking: Membangun Tim yang Efektif dan
Berkinerja Tinggi Melalui Kepemimpinan. Cimahi: Alfabeta.
Lasa Hs. 2009. Manajemen Perpustakaan Sekolah. Yogyakarta: Pinus Book
Publisher.
Lexy. J. Meleong. 1997. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda
Karya.
Makplus. 2015. Pengertian Tipe Kepemimpinan Laissez-Faire. Diakses melalui
https://www.defenisi-pengertian.com/pengertian-tipe-kepemimpinan-
laissez-faire.html?m=1 pada Tanggal 25-Februari-2019.
Profil MAN Model Jambi. Sejarah Madrasah Aliyah Negeri Model Jambi. Jambi:
MAN 2 Kota jambi. Diakses melalui https://idalamat.com. pada Tanggal
15 Februari 2019.
Matthew B. Miles dan A. Michel Huberman. 2007. Analisis Data Kualitatif.
Jakarta: UI Press.
Michael Maccoby. 1991. Sang Pemimpin: Wajah Baru Bagi Manajemen Dewasa
Ini (The Leader: A New For American Management). Jakarta: Gramedia.
Nhyda. 2008. Tipe Kepemimpinan Laissez-Faire. diakses melalui
https://www.scribd.com/document/348203200/Tipe-Kepemimpinan-
Laissez-Faire. pada tanggal 29 Oktober 2018.
Nurudin. 2010. Jenis-jenis dan Sumber Data, Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Pawit M. Yusup. 2012. Perspektif Manajemen Pengetahuan, Informasi,
Komunikasi, Pendidikan, dan Perpustakaan. Jakarta: Rajawali Pers.
Pawit, M. Yusuf, dan Yaya Suhendar. 2013. Pedoman Penyelenggaraan
Perpustakaan Sekolah. Jakarta: Fajar Interpratama Mandiri.
Robbin Covey, Stephen. 1997. Kepemimpinan yang Berprinsip. Jakarta: Binarupa
Aksara.
Ruslan. 2014. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Otokratis, Demokratis, Bebas
terhadap Kepuasan Kerja Karyawan pada Kantor Pusat PT. Bank
Sulselbar Makassar. Skripsi. Makassar: Universitas Hasanuddin
Makassar, diakses http://repository.unhas.ac.id/handle/123456789/9110.
Safruddin Aziz. 2010. Strategi Peningkatan Mutu Pelayanan Perpustakaan
Perguruan Tinggi. Artikel Perpustakaan dan Kepustakawanan, Skripsi.
Semarang: UNIKA Soegiyapranata, diakses melalui http:
digilib.undip.ac.id/v2/2012/06/04/, pada tanggal 25 Oktober 2018.
Safrudin Aziz. 2016. Manajemen Mutu Perguruan Tinggi: Koreksi dan
Implementasi. Yogyakarta: Gava Media.
Soekarto Indra Fachrudi. 2006. Bagaimana Memimpin Sekolah yang Efektif.
Malang: Ghalia Indonesia.
Sri Rahayu. 2015. Pengaruh Model Kepemimpinan terhadap Mutu Pelayanan
Perpustakaan. Skripsi. Jambi: UIN STS Jambi.
Subry Sutikno. 2014. Pemimpin dan Kepemimpinan. Lombok: Holistica.
Sugiono. 2016. Metodologi Penelitian Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.
Sutarno. 2006. Manajemen Perpustakaan Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Sangung Seto.
Tim Penyusun Buku Pedoman Skripsi. 2013. Pedoman Penelitian Skripsi:
Fakultas Adab-Sastra dan Kebudayaan Islam. Jambi: IAIN STS Jambi.
Tim Penyusun Buku Pedoman Skripsi. 2018. Panduan Penelitian Skripsi FAH
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. Jambi: UIN STS Jambi.
Tintin. 2010. Pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja Pegawai pada
SBU Pos Prima Direktorat Operasi PT Pos Indonesia (PERSERO). Jurnal
Manajemen Vol. 9, No.2.
Undang-undang Republik Indonesia. 2007. Undang-undang Perpustakaan Nomor
43 tahun 2007 tentang Perpustakaan. Yogyakarta: Pustaka Mahardika,
Veithizal Rivai. 2012. Kepemimpinan dan Prilaku Organisasi. Jakarta: Rajawali
Pers.
Yahya Sudarya. 2007. Jurnal Pendidikan Dasar (Service Quality Satisfaction
dalam Layanan Pendidikan: Kajian Teorites. Nomor: 8 Oktober.
LAMPIRAN I:
INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA
Nama : ISMAIL
NIM : IPT150433
Jurusan : Ilmu Perpustakaan
Judul :“Penerapan Tipe Kepemimpinan Laissez Faire dalam
Meningkatkan Mutu Pelayanan Perpustakaan Madrasah Aliyah
Negeri 2 Kota Jambi”.
A. Observasi
1. Mengamati tipe kepemimpinan laissez-faire oleh kepala perpustakaan di
perpustakaan Madrasah Aliyah Negeri 2 Kota Jambi.
2. Mengamati pelaksanaan kegiatan tipe kepemimpinan kepala perpustakaan
di perpustakaan Madrasah Aliyah Negeri 2 Kota Jambi.
3. Mengamati faktor-faktor kendala dalam penerapan tipe kepemimpinan
laisses-faire oleh Perpustakaan Madrasah Aliyah Negeri 2 Kota Jambi.
4. Mengamati apa upaya yang dilakukan oleh kepala perpustakaan Madrasah
Aliyah Negeri 2 Kota Jambi.
B. Wawancara Terstruktur
Tabel 3: Instrumen Pengumpulan Data
No. Variabel Penelitian Indikator
1.
Tipe
Kepemimpinan
Laissez- Faire
(Robbin dan
Coulter)
1. Tidak memberikan kontrol dan koreksi
terhadap anggota kelompok.
a. Memberikan kebebasan kepada
bawahannya tanpa pengawasan
2. Keleluasaan dan tanggung jawab bersimpang
siur.
b. Memberikan kebebasan bertindak kepada
bawahan dalam melaksanakan kegiatan
perpustakaan.
c. Tugas dan tangung jawab sering terjadi
kesalahan antara bawahan.
3. Tidak merata posisi para anggotanya dalam
melaksanakan tugasnya.
d. Posisi kerja tidak menetap.
4. Kebijaksanaan berada ditangan anggotanya.
e. Kepercayaan pimpinan terhadap bawahan.
2 Mutu Layanan
Perpustakaan
5. Mutu pelayanan prima
3 . Dokumentasi
1. Sejarah Perpustakaan Madrasah Aliyah Negeri 2 Kota Jambi: visi, misi
perpustakaan
2. Struktur organisasi perpustakaan Madrasah Aliyah Negeri 2 Kota Jambi.
3. Keadaan sarana dan prasana Perpustakaan Madrasah Aliyah Negeri 2 Kota
Jambi.
LAMPIRAN I:
INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA
Nama : ISMAIL
NIM : IPT150433
Judul : “Penerapan Tipe Kepemimpinan Laissez-Faire dalam
Meningkatkan Mutu Pelayanan Perpustakaan Madrasah Aliyah
Negeri 2 Kota Jambi”.
A. Wawancara Terstruktur
1. Kepala Perpustakaan MAN 2 Kota Jambi
a. Apakah kepala perpustakaan telah memberikan kebebasan kepada
bawahannya tanpa pengawasan?
b. Apakah kepala perpustakaan telah memberikan secara kebebasan
bertindak kepada bawahan sesuai dengan TUPOKSI masing-masing?
c. Apakah dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya para
sering terjadi bersimpang siur antara bawahan?
d. Apakah posisi tugasnya para bawahan tidak merata dalam
melaksanakan tugasnya?
e. Apakah kepala perpustakaan memberikan kepercayaan penuh kepada
anggota bawahannya dalam kegiatan perpustakaan?
f. Bagaimana penerapan tipe kepemimpinan laissez-faire dalam
meningkatkan mutu pelayanan Perpustakaan Madrasah Aliyah Negeri
2 Kota Jambi?
g. Apa faktor kendala dalam penerapan tipe kepemimpinan laissez-faire
dalam meningkatkan mutu pelayanan Perpustakaan Madrasah Aliyah
Negeri 2 Kota Jambi?
h. Apa upaya untuk mengatasi kendala dalam penerapan tipe
kepemimpinan laissez-faire dalam meningkatkan mutu pelayanan
Perpustakaan Madrasah Aliyah Negeri 2 Kota Jambi?
2. Staf Perpustakaan Madrasah Aliyah Negeri 2 Kota Jambi
a. Apakah kepala perpustakaan telah memberikan kebebasan kepada
bawahannya tanpa pengawasan?
b. Apakah kepala perpustakaan memberikan kebebasan pada anggota
tanpa pemeriksaan?
c. Apakah kepala perpustakaan memberikan secara kebebasan bertindak
kepada bawahan sesuai dengan TUPOKSI masing-masing?
d. Apakah dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sering
terjadi bersimpang siur antara bawahan?
e. Apakah posisi kerja anggota dalam melaksanakan tugasnyat tidak
menetap?
f. Apakah pustakawan bekerja berdasarkan kompetensi yang
berdasarkan kepercayaan penuh dari pimpinan?
g. Bagaimana penerapan tipe kepemimpinan laissez-faire dalam
meningkatkan mutu pelayanan Perpustakaan Madrasah Aliyah Negeri
2 Kota Jambi?
h. Apa saja faktor kendala dalam penerapan tipe kepemimpinan laissez-
faire dalam meningkatkan mutu pelayanan Perpustakaan Madrasah
Aliyah Negeri 2 Kota Jambi?
i. Apa saja upaya untuk mengatasi kendala dalam penerapan tipe
kepemimpinan laissez-faire dalam meningkatkan mutu pelayanan
Perpustakaan Madrasah Aliyah Negeri 2 Kota Jambi?
3. Pemustaka
a. Bagaimana menurut anda tentang mutu pelayanan yang diberikan oleh
petugas perpustakaan kepada pemustaka?
B. Dokumentasi
1. Dokumentasi Sejarah singkat Madrasah Aliyah Negeri 2 Kota Jambi
2. Dokumentasi keadaan Struktur Organisasi Perpustakaan
3. Dokumentasi keadaan sarana dan prasana Perpustakaan Madrasah Aliyah
Negeri 2 Kota Jambi
LAMPIRAN II:
DAFTAR NAMA INFORMAN
PERPUSTAKAAN MADRASAH ALIYAH NEGERI 2 KOTA JAMBI
Key Informan: H. Ambo Pera Afrizal MA selaku Kepala Sekolah Madrasah
Aliyah Negeri 2 Kota Jambi.
NO. NAMA TTL PENDIDIKAN JABATAN
1 Dra. Juslina
Ernawati, M.Pd
Jambi, 15 Juli
1966
S.2 Bahasa
dan Sastra
Indonesia
Kepala
Perpustakaan
2 Tri Indah Sari,
S.IP
Jambi, 31-08-
1988
S.1 Ilmu
Perpustakaan Staf
3 Erma Suryani,
S.Pd
Ma. Bungo,
12-08-1992
S.1
Pendidikan
MTK
Staf
4 Neli Ruspika Jambi, 21-03-
1998 SMA Staf
6 Najla Khodijah Jambi, 11-04-
2002 MAN Siswi
7 Muhammad Farhan Jambi, 20-06-
2002 MAN Siswa
8 Zulfa Malika Amana Jambi, 17-09-
2002 MAN Siswi
LAMPIRAN III
Jadwal Penelitian
Jadwal penelitian ini sebagai acuan agar mempermudah di dalam
penelitian ke lapangan nantinya, yang tercantum dalam tabel berikut:
Tabel 5.4: Jadwal Penelitian
No. Jenis Kegiatan
Penelitian
Bulan
I
September
2018
II
Oktober
2018
III
Novmbr
2018
IV
Desmbr
2018
V
Agustus
2019
VI
Oktobe
r2019
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pembuatan
Proposal √
2 Pengajuan
proposal dan
pengajuan
dosen
pembimbing
√
√
3 Konsultasi dan
perbaikan
proposal
√
√
√
√
√
4 Seminar
Proposal dan
Perbaikan
Hasil Seminar
√
√
√
5 Pengesahan
Judul Dan Izin
Riset
√
6 Pengumpulan
Data dan
Penyusunan
Data
√
√
7 Penulisan Dan
Analisi Data √
8 Peyempurnaan
dan
Penggandaan
Skripsi
√
√
9 Ujian Skripsi √
LAMPIRAN V:
Dokumentasi Wawancara di Perpustakaan Madrasah Aliyah Negeri 2 Kota
Jambi, Tahun 2019.
(
(Dokumentasi Kepala Perpustakaan)
Gambar 1, 2 dan 3 Dokumentasi Wawancara 3 Staf.
1. Keadaan Perpustakaan Madrasah Aliyah Negeri 2 Kota Jambi
(a) Ruang Sirkulasi.
(b) Koleksi yang sudah diolah
(c) Ruang Pengolahan.
(d) Ruang baca
2. Pelayanan Perpustakaan Madrasah Aliyah Negeri 2 Kota Jambi
(a) Pelayanan Pemustaka di Ruang Sirkulasi.
( b) Pojok baca BI Corner Perpustakaan MAN 2 Kota Jambi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. Identitas Diri
Nama/NIM : ISMAIL/IPT.150433
Tempat/Tanggal Lahir : Betara Kiri, 10 November 1996
Jenis kelamin : Laki-Laki
Agama : Islam
Status : Mahasiswa
Kebangsaan : Indonesia
Alamat
1. Alamat Asal : Dusun Utara, RT. 013, Kel. Desa Tanjung Pasir,
Kec. Kuala Betara. Kab. Tanjab Barat.
2. Alamat Sekarang : Jl. Adam Malik, RT.04, Kel. Handil Jaya, Kec.
Jelutung, Jambi.
No. Hp./WA : 0852-6921-1337
Alamat Email : [email protected]
B. Riwayat Pendidikan
NO. PENDIDIKAN NAMA SEKOLAH TAHUN LULUS
1. Sekolah Dasar SDN 144 Kuala
Betara 2009
2. Sekolah Menengah
Pertama
SMP Negeri Satu Atap
1 Betara 2012
3. Sekolah Menengah Atas Madrasah Aliyah
Mafatihul Huda 2015
4 Perguruan Tinggi UIN STS JAMBI 2019
C. Pengalaman Organisasi
1. Ketua Umum Sahabat Literasi Jambi (2017-2018).
2. Ketua Dep. Agama Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (2016-2017).
3. Ketua Dep. Agama Himpunan Mahasiswa Jurusan IPT (2015-2017).
4. Ketua Dep. Pembinaan Organisasi Rayon Adab & DEMA FAH (2018).