PENERAPAN TEORI ARSITEKTUR HIJAU PADA …

10
Iqbal Prasetyo, Hari Yuliarso, Suparno/ Jurnal SENTHONG 2019 247 PENERAPAN TEORI ARSITEKTUR HIJAU PADA PENGOLAHAN TAPAK TERMINAL BUS TIPE A DI KULON PROGO Iqbal Prasetyo, Hari Yuliarso, Suparno Prodi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta [email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk memecahkan permasalahan bangunan terminal yang boros energi juga menghasilkan banyak polusi udara dan suara. Pemecahan masalah tersebut salah satunya dengan cara pengolahan tapak dengan penerapan teori arsitektur hijau. Pengolahan tapak dilakukan dengan menerapkan beberapa teori arsitektur hijau pada proses perancangan tapak terminal bus tipe A. Teori arsitektur hijau mendorong perancangan secara efisien, hemat energi, dan ramah lingkungan yang diterapkan pada rancangan objek arsitektur. Teori tersebut ditetapkan oleh Green Building Council Indonesia melalui standar acuan greenship. Teori tersebut memiliki tiga prinsip pokok. Prinsip pertama adalah prinsip tepat guna lahan. Prinsip ini bertujuan memecahkan permasalahan lokasi tapak, efisiensi pengolahan lahan, dan pengolahan air hujan dalam tapak. Hasil dari penerapan prinsip pertama ini berupa rancangan pemilihan lokasi, sirkulasi dan pencapaian, aksesibilitas, pengendalian iklim mikro, pengolahan lanskap, dan manajemen pengolahan air hujan. Prinsip kedua adalah efisiensi dan konservasi energi yang bertujuan memecahkan permasalahan penggunaan dan penghematan energi. Hasil dari penerapan prinsip kedua berupa rancangan respon tapak terhadap kondisi klimatologis dan rancangan kolam penampung air hujan. Prinsip ketiga adalah kesehatan dan kenyamanan ruang. Prinsip ini bertujuan menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan kualitas visual dan kebisingan di dalam tapak. Hasil penerapan prinsip ketiga berupa rancangan respon terhadap kebisingan dan pemandang keluar maupun ke dalam tapak. Kata kunci: Rancangan, Terminal, Tapak, Arsitektur Hijau 1. PENDAHULUAN Terminal bus adalah pangkalan kendaraan bermotor umum yang digunakan untuk mengatur kedatangan dan keberangkatan, menaikkan dan menurunkan orang dan atau barang, serta perpindahan moda angkutan. (D.P.R. Republik Indonesia, 2009). Kabupaten Kulon Progo telah memiliki dua tipe terminal, yaitu: terminal tipe B yang merupakan terminal induk terletak di Kecamatan Wates dan terminal tipe C yang terletak di Kecamatan Temon, Kecamatan Galur, Kecamatan, Sentolo, Kecamatan Nanggulan, dan Kecamatan Kalibawang. Terminal yang tersedia belum dapat melayani kebutuhan penumpang dan penyedia jasa transportasi. Kondisi terminal juga tidak memiliki lahan yang cukup untuk dapat mewadahi seluruh pengguna terminal serta pemenuhan fasilitas sesuai standar terminal yang sudah ditetapkan. Kabupaten Kulon Progo dipilih sebagai lokasi terminal bus tipe A karena lokasi ini terletak di jalur yang strategis. Wilayah ini dilalui jalur Nasional III yang merupakan akses darat utama penghubung antara Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dengan Provinsi Jawa Tengah. Selain itu, wilayah ini merupakan daerah berkembang yang sedang mengalami banyak pembangunan infrastruktur dan pengembangan sektor pariwisata. Pembangunan dan pengembangan daerah memberikan efek peningkatan jumlah pengunjung ke Kabupaten Kulon Progo. Badan Pusat Statistik mencatat kenaikan pengunjung yang terjadi sebesar 3,03 % atau sebanyak 534.249 orang pada tahun 2016 (B.P.S. Kulon Progo 2017). Peningkatan jumlah pengunjung ini akan berdampak pada peningkatan permintaan moda transportasi untuk mempermudah mobilitas. Salah satu bentuk moda transportasi yang dibutuhkan untuk menjawab permintaan moda transportasi darat adalah bus atau

Transcript of PENERAPAN TEORI ARSITEKTUR HIJAU PADA …

Page 1: PENERAPAN TEORI ARSITEKTUR HIJAU PADA …

IqbalPrasetyo,HariYuliarso,Suparno/JurnalSENTHONG2019

247

PENERAPANTEORIARSITEKTURHIJAU

PADAPENGOLAHANTAPAKTERMINALBUSTIPEADIKULONPROGO

IqbalPrasetyo,HariYuliarso,SuparnoProdiArsitekturFakultasTeknikUniversitasSebelasMaretSurakarta

[email protected]

AbstrakPenelitianinibertujuanuntukmemecahkanpermasalahanbangunanterminalyangborosenergijuga

menghasilkan banyak polusi udara dan suara. Pemecahan masalah tersebut salah satunya dengan carapengolahantapakdenganpenerapanteoriarsitekturhijau.Pengolahantapakdilakukandenganmenerapkanbeberapa teori arsitektur hijau pada proses perancangan tapak terminal bus tipe A. Teori arsitektur hijaumendorongperancangansecaraefisien,hematenergi,danramahlingkunganyangditerapkanpadarancanganobjek arsitektur. Teori tersebut ditetapkan oleh Green Building Council Indonesia melalui standar acuangreenship.Teoritersebutmemilikitigaprinsippokok.Prinsippertamaadalahprinsiptepatgunalahan.Prinsipinibertujuanmemecahkanpermasalahanlokasitapak,efisiensipengolahanlahan,danpengolahanairhujandalam tapak. Hasil dari penerapan prinsip pertama ini berupa rancangan pemilihan lokasi, sirkulasi danpencapaian,aksesibilitas,pengendalianiklimmikro,pengolahanlanskap,danmanajemenpengolahanairhujan.Prinsipkeduaadalahefisiensidankonservasienergiyangbertujuanmemecahkanpermasalahanpenggunaandanpenghematanenergi.Hasildaripenerapanprinsipkeduaberuparancanganrespontapakterhadapkondisiklimatologis dan rancangan kolampenampungair hujan. Prinsip ketigaadalah kesehatandan kenyamananruang.Prinsipinibertujuanmenyelesaikanpermasalahanyangberkaitandengankualitasvisualdankebisingandidalamtapak.Hasilpenerapanprinsipketigaberuparancanganresponterhadapkebisingandanpemandangkeluarmaupunkedalamtapak.

Katakunci:Rancangan,Terminal,Tapak,ArsitekturHijau

1.PENDAHULUAN

Terminalbusadalahpangkalankendaraanbermotorumumyangdigunakanuntukmengaturkedatangan dan keberangkatan, menaikkan dan menurunkan orang dan atau barang, sertaperpindahan moda angkutan. (D.P.R. Republik Indonesia, 2009). Kabupaten Kulon Progo telahmemiliki dua tipe terminal, yaitu: terminal tipe B yang merupakan terminal induk terletak diKecamatan Wates dan terminal tipe C yang terletak di Kecamatan Temon, Kecamatan Galur,Kecamatan, Sentolo, Kecamatan Nanggulan, dan Kecamatan Kalibawang. Terminal yang tersediabelumdapatmelayanikebutuhanpenumpangdanpenyediajasatransportasi.Kondisiterminaljugatidakmemilikilahanyangcukupuntukdapatmewadahiseluruhpenggunaterminalsertapemenuhanfasilitassesuaistandarterminalyangsudahditetapkan.

KabupatenKulonProgodipilihsebagai lokasi terminalbustipeAkarena lokasi ini terletakdijalur yang strategis. Wilayah ini dilalui jalur Nasional III yang merupakan akses darat utamapenghubungantaraProvinsiDaerah IstimewaYogyakartadenganProvinsi JawaTengah.Selain itu,wilayah ini merupakan daerah berkembang yang sedang mengalami banyak pembangunaninfrastruktur dan pengembangan sektor pariwisata. Pembangunan dan pengembangan daerahmemberikanefekpeningkatanjumlahpengunjungkeKabupatenKulonProgo.BadanPusatStatistikmencatatkenaikanpengunjungyangterjadisebesar3,03%atausebanyak534.249orangpadatahun2016 (B.P.S. Kulon Progo 2017). Peningkatan jumlah pengunjung ini akan berdampak padapeningkatanpermintaanmodatransportasiuntukmempermudahmobilitas.Salahsatubentukmodatransportasiyangdibutuhkanuntukmenjawabpermintaanmodatransportasidaratadalahbusatau

Page 2: PENERAPAN TEORI ARSITEKTUR HIJAU PADA …

SENTHONG,Vol.2,No.1,Januari2019

248

angkutanumum.Peningkatanjumlahbusdanangkutanumummemerlukanfasilitasberupaterminaluntukwadahpemberhentianbusdanpemberangkatanpenumpang.

Berdasarkan isu dan permasalahan yang telah dipaparkan, maka perencanaan danperancanganterminalbustipeAdiKabupatenKulonProgosangatdibutuhkan.Perancanganterminalbus akan mengoptimalkan penggunaan lahan yang tersedia dengan memperhatikan kedaaanlingkungansekitar.TerminalbustipeAiniakanmelayanipenumpangdenganfasilitasyanglayakdanmenampung moda transportasi dengan kapasitas yang lebih banyak dalam jangka waktu yangpanjang.

Permasalahan terminal bus yangboros energi danmenghasilkanpolusi dapat diselesaikandengan teori arsitektur hijau. Teori ini fokus pada kondisi dan kelestarian lingkungan sekitar.PerancangandanperencanaanterminalakanmenerapkantigaprinsiparsitekturhijauyangditetapkanolehGreenBuildingCouncil Indonesia.Terdapattigaprinsiparsitekturhijauyangditerapkandalampengolahantapakterminal.Pertama,prinsiptepatgunalahan(approprietesitedevelopment)yangakanmenghasilkan rancanganpemilihanlokasi,sirkulasidanpencapaian,aksesibilitas,pengendalianiklimmikro,pengolahanlandscape,danmanajemenpengolahanairhujan.Perancangansirkulasitidakakandibahassecaramendalampadapenelitian ini.Permasalahantentangsirkulasidalamdan luarterminal dapat diselesaikan dengan teori pendekatan lain yang lebih berkonsentrasi dalampengaturan sirkulasi tapak seperti pendekatan wayfinding. Prinsip kedua adalah efisiensi dankonservasienergi (energyefficiencyandconservation) yangmenghasilkan rancangan respon tapakterhadap kondisi klimatologis dan rancangan kolam penampung air hujan. Prinsip ketiga adalahkesehatandankenyamananruang(indoorhealthandcomfort)yangakanmenghasilkanrancanganresponterhadapkebisingandanviewkeluarmaupunkedalamtapak.

2.METODEPENELITIAN

Penyelesaian permasalahan pada penelitian ini menggunakan teori arsitektur hijau. TeoridiperolehdariliteraturgreenshipyangdikeluarkanolehGreenBulidingCouncilIndonesia.Greenshiptersebutterdiritigaprinsip,yaitu:tepatgunalahan,efisiensidankonservarsienergi,sertakesehatandankenyamanan.

Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian terapan. Tahap awal dimulai denganmerumuskan masalah berdasarkan fenomena yang terjadi di sekitar. Rumusan permasalahandidapatkansetelahmelakukanobservasiawaldanprediksikondisidimasayangakandatang.TahapselanjutnyamendefinisikanperencanaandanperancanganterminaltipeAyangakandirancangsertamengkajiprinsip-prinsiparsitekturhijaumelaluiliteratur.LiteraturyangdigunakanadalahGreenshipversi1.2yangditetapkanolehGreenBuildingCouncilIndonesia.Pedomangreenshipmemilikikriteria-kriteria yang harus dipenuhi untukmenghasilkan rancangan hemat energi dan ramah lingkungan.Kriteria-kriteriatersebutditerapkanpadaseluruhprosesanalisispengolahantapakyangdilakukan.Prosesanalisisyangtelahmenggunakankriteria-kriteriaarsitekturhijauakanmenghasilkanbeberaparancanganpengolahantapakdiantaranya: pemilihanlokasi,sirkulasi,responterhadapklimatologis,respon terhadap kebisingan, view, orientasi bangunan, tata masa, pengolahan hardscape dansoftscape,sertasistempengolahanairhujan.

3.HASILDANPEMBAHASAN

Proses kajian pustaka dan eksplorasi menghasilakn penerapan arsitektur hijau denganmemperhatikantigaprinsippentingdalampengolahantapakterminalbus,yaitu: tepatguna lahan(approprietesitedevelopment),efisiensidankonservasienergi(energyefficiencyandconservation),kesehatan dan kenyamanan ruang (indoor health and comfort). Penerapan tiga prinsip ini akan

Page 3: PENERAPAN TEORI ARSITEKTUR HIJAU PADA …

IqbalPrasetyo,HariYuliarso,Suparno/JurnalSENTHONG2019

249

menghasilkanrancanganpengolahantapakyangefisienterhadapenergidanmenjagalingkungandidalamtapak.

Prinsip pertama adalah tepat guna lahan. Prinsip ini bertujuan untuk memecahkanpermasalahan lokasi tapak, efiensi pengolahan tapak, dan pengolahan air hujan yang berkaitandengan peningkatan kualitas iklim mikro, mengurangi beban sistem drainase, dan menjagaketersediaann air tanah. Prinsip di atasmemiliki beberapa kriteria, di antaranya: pemilihan lokasitapak, sirkulasi dan pencapaian, pengolahan aksesibilitas komunitas, area dasar hijau danpengendalianiklimmikro,danmanajemenpengolahanairhujan.Kriteriapertamaadalahpemilihanlokasitapakyangmemilikiketersediaaninfrastruktrursaranadanprasaranakota,yaitu:jaringanjalan,jaringanpeneranganlistrik,jaringandrainase,sistempembuangansampah,jaringanfiberoptic,jalurtelepon,danjaringanairbersih.LokasiyangterpilihterletakpadaJalanNasionalIII,yaituJalanWates-

PurworejoKM.5,Triharjo,Wates,KulonProgo.

Gambar1Ketersediaaninfrastrukturkotaditapak

Kriteriakeduaadalahpengolahansirkulasidanpencapaiandiareatapak.Pengolahansirkulasidan pencapaian bertujuan untuk menghemat penggunaan energi dan memudahkan pengunjunguntuk mencapai tapak. Sirkulasi dibedakan menjadi dua, yaitu: sirkulasi untuk kendaraan modatransportasidankendaraanpribadi.Sirkulasidirancangsecaraterpisahdisetiapfungsibangunandanmengitari fungsi bangunan yang berbeda tersebut. Pemisahan sirkulasi dan pengitaran bangunanditujukan agar pengunjung lebihmudahmencapai fungsi bangunan yang dibutuhkan tanpa harusmengitaribangunanlain,sehinggadapatmenghematenergidalamprosespencapaiannya.

Pencapaianutamamenuju tapakdipilihdari sisi selatan.Pencapaiandari sisi inidigunakansecarakhususuntukproseskeluardanmasukkendaraanbus.Adapununtukkendaraanpribadi,aksesdisisiselatanhanyauntukjalurmasukkendaraan.Sisiselatandipilihsebabmenghadaplangsungkejalanutamadanmudahdiakses. Pencapaian sekunder terletakdi sisi selatan tapak yang langsungmenujujalandesa.Pencapaianinidigunakanuntukjalurmasukdankeluarkendaraanpribadisertasebagai pemisah antara jalur keluar dengan kendaraan bus agar tidak terjadi kekacauan dalamsirkulasikendaraan.

Page 4: PENERAPAN TEORI ARSITEKTUR HIJAU PADA …

SENTHONG,Vol.2,No.1,Januari2019

250

Gambar2Pengolahansirkulasidanpencapaian

Kriteriaketigaadalahpengolahanaksesibilitaskomunitasdalam tapak.Akses inidirancanguntukmeminimalisirpenggunaankendaraanbermotordidalamtapaksehinggadapatmengurangiproduksipolusi.Pengolahanaksesibilitasdidalamtapakterdiriaksesuntukpengendarasepedadanpejalan kaki. Akses pengendara sepeda dan pejalan kaki terletak di tengah tapak yang dirancangsebagai penghubung bagi pejalan kaki dan sekaligus pemisah antara area bus AKDP dan AKAP.Aksesibilitasantarapejalankakidanpengendarasepedadipisahdenganareajalurhijausehinggatidakterjadikekacauandiantaraaksesibiitastersebut.Aksespejalankakidirancanglandaidenganukuranyangdapatdilaluipenggunakursiroda.

Gambar3Aksesibilitaspengendarasepedadanpejalankaki

Page 5: PENERAPAN TEORI ARSITEKTUR HIJAU PADA …

IqbalPrasetyo,HariYuliarso,Suparno/JurnalSENTHONG2019

251

Kriteria keempat adalah areadasar hijaudanpengendalian iklimmikro. Tujuan kriteria iniadalahuntukmenjagakondisiiklimmikrodalamtapakmelaluipengolahanlanskapsehinggaterciptakestabilantermal.Kriteriakeempatsangatberkaitandenganpengelolaansoftcapedanhardscapedidalamtapak.Areadasarhijauyangdisyaratkanolehteoriarsitekturhijauminimal10%dariluaslahanberupa softcape dan hardscape. Pengolahan tapak yang dirancang memiliki luasan softcape danhardscape kurang lebih 60% dari luas lahan yang ada. Pengolahan didominasi oleh penggunaanhardscape sebagai jalur sirkulasi danparkir kendaraan. Penataan softscape yangdigunakandalamtapakberupavegetasijenispeneduh,yaitupohonKiaraPayungyangdapatmengurangipantulansinarmatahariyangjatuhketapaksehinggadapatmenghindariefekheatisland.Selainitu,diarealahanyangtidakdigunakanjalursirkulasiditutupdenganvegetasirumputyangcenderungdapatmenyerapsinarmataharidandapatmenyerapair.Penataanhardscapeyangdigunakanberupaperkerasanaspaldi jalursirkulasi,perkerasanbeton,grassblockdiareataman,dankolam.Pengolahankolamdalamtapakmemilikiperanpentinguntukpengendalianpanaslingkungan.Airyangterdapatdalamkolamdapatmenjagasuhudiareatapakkarenasifatairyangdapatmenyerappanaslingkungansekitardanmenimbulkankesansejuk.

Gambar4Pengolahansoftscapedanhardscapesebagaipengendalianiklimmikro

Kriteriakelimayaitumanajemenpengolahanairhujan.Tujuanpengolahanairhujanadalahuntukmenghematpenggunaanairbersihdanpeningkatankualitasairtanahyangadaditapak.Airhujanyangjatuhdiareatapakterminaldiharapkandapatdigunakanuntukmenunjangkebutuhanairsehinggadapatmengurangikonsumsiairbersih.Airhujanyangjatuhditapakterminaldibagimenjaditigabagian,yaitu:airhujanyangjatuhdiatap,airhujanyangjatuhkeperkerasan,danairhujanyangjatuhke tanah.Pertama,airhujanyang jatuhkeatapakanditangkapdandialirkandengansistemsiphonic yang kemudian ditampung ke kolam untuk dapat digunakan kembali sebagai air untukmenyiramlanskap.Jenisairhujankeduaadalahairyangjatuhkeperkerasandalamtapak.Jenisairinidialirkankesaluranairsekitarbangunankemudianbermuarakesumurresapan.Limpahanairdari

Page 6: PENERAPAN TEORI ARSITEKTUR HIJAU PADA …

SENTHONG,Vol.2,No.1,Januari2019

252

sumurresapanakandibebankankeriolkota.Sumurresapanyangdirancangterletakdibeberapatitiksehinggadapatmengurangibebansistemriolkota.Jenisairhujanketigaadalahairhujanyangjatuhketanah.Jenisairhujaniniakandiseraplangsungketanahmelaluibioporididalamareahijauyangtidak mengalami perkerasan. Sumur resapan dan biopori memiliki peran penting dalammenjagakualitasairtanahdidalamtapak.

Gambar5Pengolahanmanajemenpengolahanairhujandalamtapak

Prinsiparsitekturhijau keduaadalahefisiensidankonservasi energi (energyefficiencyandconservation). Prinsip ini bertujuan untuk mengendalikan penggunaan energi sehingga dapatmenghemat penggunaan energi yang ada dengan mengoptimalkan potensi energi alam sekitar.Prinsip ini memiliki beberapa kriteria terkait dengan pengolahan tapak, yaitu penggunaanpencahayaan dan penghawaan alami di dalam tapak. Kriteria prinsip tersebut berkaitan denganrespon terhadap kondisi klimatologis yang terjadi di tapak. Pencahayaan dan penghawaan alamidilakukan dengan memanfaatkan arah pergerakan matahari dan angin yang memberikan responterhadappenentuanorientasidanolahantatamassabangunandidalamtapak.

Tapakselalumendapatkanpencahyaanalamisepanjangharikarena lokasi tapakberadadidaerahpersawahanyang tidakmemilikipenghalang.Waktupagi, siang,dan sore cahayamataharidapatmenyinaritapaksecaraoptimal.Kondisiinidimanfaatkandenganpengolahanbeberapamasabangunan yang diletakkan di sisi timur dan barat tapak. Peletakan orientasi bangunan langsungmenuju pergerakanmatahari akanmemudahkan terjadinya pencahahayaan alami secara optimal.Arah orientasi tersebut akan memiliki dampak paparan sinar matahari yang berlebih di dalambangunan.Salahsatupembatasanintensitassinarmataharidilakukandengansalahsatucaradenganpengolahan vegetasi dalam tapak. Vegetasi KiaraPayung yangdapat penghalang cahayamataharidiletakkandisisibaratdantimurtapak.

Page 7: PENERAPAN TEORI ARSITEKTUR HIJAU PADA …

IqbalPrasetyo,HariYuliarso,Suparno/JurnalSENTHONG2019

253

Faktorpergerakanangin jugaakanmenentukanolahanorentasidantatamassabangunan.Penentuan tata massa dan orientasi bangunan di dalam tapak dipertimbangkan menurut arahpergerakananginagardapatmengoptimalkanpenghawaansecaraalami.Pergerakanangindidalamtapakberasaldarisisiselatanmenujuutara.Hembusanangincukupkencangkarenalokasiberadaditengah area persawahan dan tidak jauh dari area pantai. Pengolahan tapak dilakukan denganmerancang arah orientasi bangunan utama menghadap arah selatan mengikuti arah pergerakanangin.Bangunanutamadiharapkanmendapatkanpenghawaanalamisecaraoptimalsehinggatidakperlumenggunakanbantuanpenghawaanbuatanyangbanyakmemakanenergi.Hembusananginyang cukup kencang tersebut dibatasi dengan penataan vegetasi dalam tapak untuk mengurangikecepatan angin yang berlebih. Vegetasi tersebut berupa pohon Kiara Payung yang ditata di sisiselatandanutaratapak.

Gambar6Pengolahantapakterhadapresponklimatologis

Kriteria selanjutnya adalah keberadaan fasilitas penampung air hujan. Air hujan yangditampung diharapkan dapat digunakan kembali sehingga mengurangi beban sistem riol kota.Perancangankolamdalam tapakmemiliki lima titik kolamyangdigunakan sebagaipenampungairhujansekaligusdigunakansebagaipengaturiklimmikrodiareatapak.Perancanganjumlahkolamyangcukup banyak ini disebabkan oleh luasan tapak yang besar. Jumlah kolam diharapkan dapatmenampungairhujandalamtapaksecaraoptimaldandapatdigunakankembali.Selain itukolam-kolamtersebutjugadimanfaatkanuntukmemperindahareatamandalamtapak.

Page 8: PENERAPAN TEORI ARSITEKTUR HIJAU PADA …

SENTHONG,Vol.2,No.1,Januari2019

254

Gambar7

Pengolahanpeletakkankolampenampungairhujandalamtapak

Prinsiparsitekturhijauketigayangdigunakandalampengolahantapakadalahkesehatandankenyamananruang.Prinsipinibertujuanuntukmemberikankenyamananakustikdenganmengurangikebisingan dan kenyamanan visual di area tapak. Konsep yang dimunculkan adalah respon tapakterhadap kebisingan dan view ke dalam dan keluar tapak. Konsep perancangan tersebutmempertimbangkankriteriakenyamananakustikdanpemandangankeluargedung.

Konsep perancangan kenyamanan akustik didapat dengan menganalisis kebisingan yangterjadidisekitartapak.SumberkebisinganutamaberasaldariJalanWates-Purworejoyangberadadiselatan tapak. Kebisingan tersebut berasal dari aktivitas kendaraan yang berada di jalan tersebut.Responyangdilakukanadalahmemposisikantapakyangdiolahmenjauhisumberkebisingan.Tapaktersebutdirancangberjarak100meterdarijalanutamatersebut.Selainitu,pemberianvegetasidisisiselatantapakjugadapatmengurangiintensitaskebisingandariaktivitasjalanutama.

Konsep view keluar dan ke dalam tapak berdasarkan kriterai kenyamanan pemandangankeluar gedung. View tapak yang diperoleh adalah pemandangan persawahan di sisi selatan danperebukitanMenoreh di sisi utara. Hal ini didukung dengan oreintasi bangunan yangmenghadapselatan-utarasehinggaviewyangdidapatkantertangkapsecaraoptimal.Viewkedalamtapakyangdidapatadalahtaman-tamanyangdirancangdisisiselatantapakdanareatengahtapak.Viewtamaninidapatdigunakanuntukmemberikankenyamananpemandangankeluargedung.

Page 9: PENERAPAN TEORI ARSITEKTUR HIJAU PADA …

IqbalPrasetyo,HariYuliarso,Suparno/JurnalSENTHONG2019

255

Gambar8

Pengolahantapaksebagairesponterhadapkebisingandanviewditapak

4.KESIMPULANDANSARAN

Berdasarkan teori arsitektur hijau dari buku pedoman greenship versi 1.2 oleh GBCIdidapatkan prinsip-prinsip dan kriteria-kriteria yang digunakan untuk pengolahan tapak terminal.Prinsip-prinsip tersebut adalah prinsip tepat guna lahan, efisiensi dan konservasi energi, sertakesehatan dan kenyamanan ruang yangmemunculkan beberapa kriteria. Penerapan prinsip tepatguna lahanmemunculkan rancanganpemilihan lokasi tapak, sirkulasidanpencapaian,pengolahanaksesibilitaskomunitas,pengolahanareadasarhijaudanpengendalianiklimmikro,sertamanajemenpengolahan air hujan dalam tapak terminal bus. Penerapan prinsip kedua yaitu efisiensi dankonservasienergiyangmenghasilkankonsepperancanganarahorientasidantatamasaberdasarakankonsepklimatologisdiareatapakterminalbus.Prinsipketigayaituprinsipkesehatandankenyamananruangyangmenghasilkankonsepperancanganresponterhadapkebisingandanviewkeluarmaupunkedalamtapak.Penerapanbeberapaprinsipdankriteriatersebutdiharapkandapatmenyelesaikanpermasalahan tentang efisiensi penggunaan energi dan permasalahan polusi yang dihasilkan dariaktivitasterminal.

Ada dua rekomendasi untuk penelitian perencanaan dan perencangan pengolahan tapakterminaltipeAdenganteoriarsitekturhijau.Rekomendasipertamaadalahmelakukanpenelitianlebihlanjutmengenaipengolahansirkulasididalamdandiluartapak.Penelitiantentangsirkulasiakanlebihbaikapabiladilakukandenganpengamatanlangsungdandiselesaikandenganteoripendekatanyangmenekankanpadaprosesperancangansirkulasi.Rekomendasikeduaadalahmemberikandatayangvaliduntukmendukungpenerapanprinsipefisiensidankonservasienergi.Prinsiptersebutakanlebihvalid apabila terdapat perhitungan berdasarkan standar OTTV yang telah ditetapkan danmenggunakansoftwareyangdapatmengidentifikasikeadaanpencahayaandanpenghawaandidalamtapak.

Page 10: PENERAPAN TEORI ARSITEKTUR HIJAU PADA …

SENTHONG,Vol.2,No.1,Januari2019

256

REFERENSI

El-Shimy,R.,Armani,&Ghada,R.(2016).GreenArchitecture:AconceptOfSustainability.JurnalofUrban Planning and Architecture Development, 216, 778–787. Retrieved fromhttp://isiarticles.com/bundles/Article/pre/pdf/53509.pdf

GREENBUILDINGCOUNCILINDONESIA.(2013).GREENBUILDINGCOUNCILINDONESIAPERANGKATPENILAIANGREENSHIPGREENSHIPRATINGTOOLS.Retrievedfromwww.gbcindonesia.org

Kulon Progo, B.P.S.(2017) Kulon Progo dalam Angka (pp. 61 & 331). Retrieved fromhttps://kulonprogokab.bps.go.id/.../kabupaten-kulon-progo-dalam-angka-2017.html

RepublikIndonesia,D.P.R.(2009)UUNo.22tahun2009tentangLaluLintasdanAgkutanJalan(2009).Retrievedfromwww.dpr.go.id/dokjdih/document/uu/UU_2009_22.pdf%0A