Penerapan Permainan Mengarang Gotong Royong Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Sederhana...

100
1 PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. JUDUL PENELITIAN “Penerapan Permainan Mengarang Gotong Royong Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Sederhana Siswa Kelas III SDN. Sukaraja I Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang” B. BIDANG KAJIAN Bidang kajian yang menjadi fokus penelitian tindakan kelas adalah masalah dalam pembelajaran menulis karangan berdasarkan pengalaman sendiri di kelas III SDN Sukaraja I Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang dengan menggunakan permainan mengarang gotong royong. Dengan alat bantu dan media yang digunakan adalah gambar seri yang sekaligus sebagai sumber belajar. Prosedur penilaian yang digunakan adalah hasil belajar dengan bentuk penilaian tulisan dan sebagai alat penilaianya menggunakan format penilaian. C. PENDAHULUAN Dengan bahasa, seseorang dapat menjadikannya sebagai alat untuk berinteraksi dengan sesamanya dan bisa mengungkapkan keinginan, perasaannya, kehendaknya, pendapatnya, dan lain-lain. Melihat peran bahasa

Transcript of Penerapan Permainan Mengarang Gotong Royong Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Sederhana...

Page 1: Penerapan Permainan Mengarang Gotong Royong Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Sederhana Siswa Kelas III SDN. Sukaraja I Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang

1

PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS

A. JUDUL PENELITIAN

“Penerapan Permainan Mengarang Gotong Royong Untuk

Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Sederhana Siswa Kelas III

SDN. Sukaraja I Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang”

B. BIDANG KAJIAN

Bidang kajian yang menjadi fokus penelitian tindakan kelas adalah

masalah dalam pembelajaran menulis karangan berdasarkan pengalaman

sendiri di kelas III SDN Sukaraja I Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten

Sumedang dengan menggunakan permainan mengarang gotong royong.

Dengan alat bantu dan media yang digunakan adalah gambar seri yang

sekaligus sebagai sumber belajar. Prosedur penilaian yang digunakan adalah

hasil belajar dengan bentuk penilaian tulisan dan sebagai alat penilaianya

menggunakan format penilaian.

C. PENDAHULUAN

Dengan bahasa, seseorang dapat menjadikannya sebagai alat untuk

berinteraksi dengan sesamanya dan bisa mengungkapkan keinginan,

perasaannya, kehendaknya, pendapatnya, dan lain-lain. Melihat peran bahasa

Page 2: Penerapan Permainan Mengarang Gotong Royong Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Sederhana Siswa Kelas III SDN. Sukaraja I Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang

2

yang sangat penting bagi kehidupan, maka bahasa perlu diajarkan kepada anak

agar mereka memiliki kemampuan berbahasa yang baik dan benar serta dapat

berinteraksi dengan dunia luar yang lebih luas mengingat zaman yang semakin

maju. Tentunya dunia pendidikan harus lebih memantapkan siswa didiknya

dalam menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

Mata Pelajaran Bahasa Indonesia diajarkan di semua jenjang pendidikan formal. Adapun tujuan utamanya adalah siswa mampu berkomunikasi dengan Bahasa Indonesia secara lisan maupun tertulis. Selain itu, siswa dapat mengembangkan potensi dirinya sesuai dengan kemampuan, bakat, minat, motif serta menumbuh kembangkan setiap penghargaan terhadap budaya, nilai-nilai dan hasil karya bangsa sendiri (Depdiknas, 2006).

Pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah dasar tidak hanya

diarahkan untuk meningkatkan pengetahuan saja, namun sebagai suatu upaya

untuk meningkatkan keterampilan berbahasa. Keterampilan berbahasa yang

dimaksud, yaitu keterampilan menyimak, bebicara, membaca, dan menulis.

Dalam hal ini siswa dituntut untuk menggunakan Bahasa Indonesia baik

secara lisan maupun tulisan dengan baik dan benar.

Setiap keterampilan berbahasa berhubungan dengan proses-proses

yang mendasari bahasa. Bahasa seseorang mencerminkan pikirannya semakin

terampil seseorang berbahasa, semakin cerah pula jalan pikirannya.

Keterampilan hanya dapat diperoleh dan dikuasai dengan jalan praktek dan

banyak latihan.’Melatih keterampilan berbahasa berarti pula melatih

keterampilan berpikir’, menurut Dawson (Tarigan, 1980/1981 : 2).

Page 3: Penerapan Permainan Mengarang Gotong Royong Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Sederhana Siswa Kelas III SDN. Sukaraja I Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang

3

Pengajaran Bahasa Indonesia dalam aspek membaca dan menulis

sebagaimana tercantum dalam kurikulum sekolah dasar Tahun 2006, salah

satunya adalah “Siswa mampu menyampaikan informasi secara lisan dan

tertulis sesuai dengan konteks dan keadaan”. (Depdiknas, 2006: 19).

Sedangkan Haryadi (1997: 75) mengatakan bahwa, “Menulis memiliki

peranan penting dalam rangka meningkatkan aktivitas komunikasi dan

mengembangkan ilmu pengetahuan”. Hal ini berarti cukup menjelaskan

kemampuan berbahasa, khususnya keterampilan membaca dan menulis

merupakan keterampilan dasar yang harus dimiliki oleh siswa sekolah dasar,

baik dalam rangka meningkatkan aktivitas komunikasi maupun untuk

mengembangkan ilmu pengetahuan pada jenjang pendidikan berikutnya.

Meskipun menulis merupakan suatu keterampilan yang sulit dan

kompleks, tetapi keterampilan menulis sangatlah penting untuk dikuasai oleh

siswa. Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang sangat

penting selain dari tiga keterampilan berbahasa lainnya seperti menyimak,

berbicara dan membaca. Kegiatan menulis berperan penting dalam

pengembangan kemampuan berbahasa seseorang terutama para siswa.

Pembelajaran menulis bukan semata-mata penyajian materi dengan

menuliskan segala sesuatu informasi, melainkan ada proses pemahaman yang

harus dikembangkan.

Seperti yang diungkapkan oleh Suriamiharja (Djuanda,2008: 180)

mengemukakan bahwa ”menulis adalah kegiatan melahirkan pikiran dan

perasaan dengan tulisan. Menulis juga dapat diartikan berkomunikasi

Page 4: Penerapan Permainan Mengarang Gotong Royong Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Sederhana Siswa Kelas III SDN. Sukaraja I Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang

4

mengungkapkan pikiran, perasaan dan kehendak kepada orang lain secara

tertulis”.

Salah satu pembelajaran menulis di Sekolah Dasar adalah menulis

fiksi, yang di dalamnya terkandung mengarang. Pada dasarnya mengarang

sudah diajarkan semenjak kelas rendah (mengarang permulaan). Syarat-syarat

mengarang dapat diajarkan berangsur-angsur, yang penting siswa secara

spontan dan timbul keberaniannya untuk menyatakan isi hatinya dalam

bentuk tulisan.

Di dalam menulis karangan diharapkan siswa tidak hanya dapat

mengembangkan kemampuan membuat karangan, tetapi memiliki

kemampuan untuk menuangkan ide atau gagasan dengan cara membuat

karangan yang menarik untuk dibaca. Selain itu siswa pun dalam menulis

sebuah karangan memiliki kemampuan dalam penggunaan kata-kata yang

baik dan benar tentunya sesuai dengan ejaan yang telah dibakukan (EYD).

Sehingga siswa secara tidak langsung dapat melatih kemampuan

berbahasanya dalam bentuk tulisan dan kesalahan dalam berbahasa yang

sering dijumpai di sekolah dasar dapat diminimalisir.

Dalam pembelajaran menulis karangan, guru harus dapat

menyediakan, menunjukkan, membimbing dan memberikan motivasi kepada

siswa agar siswa mampu berkreasi dan mengungkapkan gagasan serta idenya

dengan berbagai sumber yang ada karena dengan begitu siswa dapat

mengembangkan segala potensi yang dimilikinya. Selain itu, guru harus

Page 5: Penerapan Permainan Mengarang Gotong Royong Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Sederhana Siswa Kelas III SDN. Sukaraja I Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang

5

mampu memiliki dan menggunakan media yang sesuai dengan materi

sehingga dapat membantu siswa dalam membuat karangan.

Keterampilan menulis memang harus diterapkan kepada siswa sekolah

dasar dikelas rendah, sehingga siswa terlatih kemampuan menulisnya dan

lebih siap untuk menulis karangan di kelas tinggi. Namun dalam

pembelajaran keterampilan menulis karangan yang ada di Sekolah Dasar,

sering ditemukan berbagai hambatan, terutama tentang kurang tepatnya

penggunaan teknik maupun model dalam pembelajaran mengarang. Demikian

juga, pada pembelajaran mengarang di kelas III SDN Sukaraja 1. Penulis

menemukan ada beberapa kendala atau masalah yang ditimbulkan baik oleh

guru maupun siswanya, serta dalam penggunaan strategi, teknik, media dan

evaluasi yang digunakan dalam pembelajaran mengarang.

Penulisan ejaan yang digunakan pada masa sekarang adalah ejaan

yang berdasarkan pada keputusan menteri Pendidikan dan Kebudayaan

Republik Indonesia Nomor : 0543a/u/1987, tanggal 9 September 1987 yaitu

Ejaan Bahasa Indonesia yang disempurnakan.

Ejaan menurut Suriamiharja (1997: 80) adalah penggambaran bunyi bahasa dengan kaidah tulis-menulis yang distandarisasikan yang lazimnya mempunyai tiga aspek yaitu aspek fonologis yang menyangkut penggambaran fonem dengan huruf dan penyusunan abjad; aspek morfologis yang menyangkut penggambaran satuan-satuan morfem, aspek sintaksis yang menyangkut penanda ujaran berupa tanda baca.

Dengan demikian, pada awal siswa mulai menulis sudah dituntut

untuk mampu menggunakan ejaan, kosakata, membuat kalimat dan

menghubung-hubungkan kalimat yang runtut dan dalam satu paragraf mereka

Page 6: Penerapan Permainan Mengarang Gotong Royong Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Sederhana Siswa Kelas III SDN. Sukaraja I Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang

6

perlu peningkatan dalam pembelajaran bahasa Indonesia khususnya dalam

pembelajaran menulis karangan.

Berdasarkan hasil penelitian awal yang diperoleh dari lapangan,

penulis menemukan adanya permasalahan yang dihadapi oleh siswa kelas III

SDN Sukaraja I dalam menulis karangan sederhana dengan memperhatikan

pemilihan kata dan penggunaan ejaan.

Siswa yang dinyatakan tuntas dalam pembelajaran menulis karangan

sederhana jika dipersentasekan sebanyak 11% sedangkan yang belum tuntas

sebanyak 89%. Dimana siswa yang mendapatkan skor 3 untuk pemilihan kata

sebannyak 8%, yang mendapatkan skor 2 sebanyak 89%, dan yang

mendapatkan skor 1 sebanyak 3%. Dan untuk siswa yang mendapatkan skor 3

untuk penggunaan huruf capital diawal kalimat sebanyak 11%, skor 2

sebanyak 36%, dan skor 1 sebanyak 53%. Serta siswa yang mendapatkan

skor 3 untuk ketepatan dalam menempatkan tanda titik di akhir kalimat

sebanyak 5%, skor 2 sebanyak 31%, dan skor 1 sebanyak 64%. Hal tersebut

membuktikan bahwa kemampuan siswa dalam menulis karangan sederhana

perlu ditingkatkan kembali terutama dalam hal pembelajarannya.

Dalam pembelajaran ini, guru menggunakan teknik secara klasikal

sehingga perhatian siswa kurang terpokus pada pembelajaran dan media yang

digunakan hanya terpaku pada buku paket saja, sehingga siswa mengalami

kesulitan dalam menulis karangan pengalaman yang pernah dialami. Padahal

Page 7: Penerapan Permainan Mengarang Gotong Royong Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Sederhana Siswa Kelas III SDN. Sukaraja I Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang

7

pembelajaran akan berhasil bila ditunjang dengan Penerapan metode dan

teknik yang tepat.

Pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru tersebut dirasakan kurang

tepat, karena dalam pembelajaran menulis karangan diperlukan metode dan

teknik yang sangat mendukung serta penggunaan media untuk mencapai hasil

yang diharapkan sesuai dengan indikator. Berkaitan dengan masalah di atas

maka penulis mencoba mengatasi masalah tersebut yang terjadi pada siswa

kelas III SDN Sukaraja I Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten

Sumedang Tahun 2010/2011.

Dalam menulis karangan, guru memegang peranan penting bagi

keberhasilan proses dan hasil pembelajaran, karena keberhasilan proses

belajar banyak dipengaruhi oleh faktor kemampuan guru itu sendiri dalam

merencanakan dan melaksanakan kegiatan pembelajaran. Dalam upaya

meningkatkan pembelajaran menulis karangan pengalaman sendiri, guru

sebaiknya menggunakan teknik dan media yang tepat untuk melatih

keterampilan menulis karangan. Dalam proses pelaksanaan pembelajaran

menulis karangan pada siswa kelas III SDN Sukaraja I Kecamatan Sumedang

Selatan Kabupaten Sumedang masih ditemukan berbagai kendala, terutama

yang berkaitan dengan teknik dan media yang tepat dalam pembelajaran

menulis karangan sederhana sesuai dengan gambar seri.

Permainan bahasa mengarang gotong royong dapat membantu siswa

dalam meminimalisir kesalahan dalam pemilihan kata. Penggunaan kata yang

Page 8: Penerapan Permainan Mengarang Gotong Royong Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Sederhana Siswa Kelas III SDN. Sukaraja I Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang

8

kurang baik dan benar tentunya dikarenakan siswa kurang memiliki kosakata

atau pembendaharaan kata yang cukup. Untuk itu dengan mengarang gotong

royong siswa akan dilatih dalam membuat kalimat yang akan menjadi sebuah

paragraf dalam karangan. Permainan gotong royong tentunya akan dikemas

dalam kegiatan menulis proses. Dimana siswa dalam kegiatan menulis proses

akan mengalami kegiatan pembelajaran editing, dimana siswa akan saling

mengoreksi hasil karangan dengan teman-temannya. Tahapan ini tentunya

dapat membantu siswa dalam meminimalisir terjadinya kesalahan

penggunaan ejaan dalam menulis sebuah karangan sederhana. Serta bantuan

media gambar seri dan LKS sebagai sumber ajar dapat membantu siswa untuk

melatih pemilihan kata yang sesuai dengan EYD yang telah dibakukan.

D. PERUMUSAN DAN PEMECAHAN MASALAH

1. Perumusan Masalah

Peneliti akan melakukan penelitian tindakan kelas dengan

permasalahan, yaitu kesulitan siswa dalam menulis karangan sederhana

dengan memperhatikan penggunaan pilihan kata yang sesuai dengan bahasa

Indonesia yang baik dan benar, penggunaan huruf kapital di awal kalimat

dengan tepat, serta penempatan tanda titik di akhir kalimat dengan tepat di

kelas III SDN. Sukaraja I Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten

Sumedang, yang didasarkan pada hasil observasi, wawancara yang

dilakukan pada siswa dan guru, dan hasil belajar siswa, yang menunjukan

Page 9: Penerapan Permainan Mengarang Gotong Royong Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Sederhana Siswa Kelas III SDN. Sukaraja I Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang

9

bahwa pembelajaran menulis karangan sederhana di kelas III belum

berhasil. Tindakan yang dilakukan oleh peneliti adalah menggunakan

permainan bahasa mengarang gotong royong, maka peneliti merumuskan

masalah sebagai berikut:

a. Bagaimana perencanaan permainan mengarang gotong royong dalam

meningkatkan kemampuan pemilihan kata yang sesuai dengan bahasa

indonesia yanng baik dan benar dalam menulis karangan sederhana.

Pada siswa kelas III SDN Sukaraja I Kecamatan Sumedang Selatan

Kabupaten Sumedang?

b. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran menulis karangan sederhana

dalam permainan mengarang gotong royong untuk meningkatkan

kemampuan penggunaan ejaan (penggunaan huruf kapital di awal

kalimat dan penempatan tanda titik di akhir kalimat) dengan tepat dalam

menulis karangan sederhana. Pada siswa kelas III SDN Sukaraja I

Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang?

c. Bagaimana peningkatan aktifitas siswa dalam pembelajaran menulis

karangan sederhana dalam permainan mengarang gotong royong untuk

meningkatkan kemampuan penggunaan ejaan (penggunaan huruf kapital

di awal kalimat dan penempatan tanda titik di akhir kalimat) dengan

tepat dalam menulis karangan sederhana. Pada siswa kelas III SDN

Sukaraja I Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang?

Page 10: Penerapan Permainan Mengarang Gotong Royong Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Sederhana Siswa Kelas III SDN. Sukaraja I Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang

10

Berdasarkan hasil penelitian awal yang diperoleh dari lapangan,

penulis menemukan adanya permasalahan yang dihadapi oleh siswa kelas III

SDN Sukaraja I dalam menulis karangan sederhana dengan memperhatikan

pemilihan kata dan penggunaan ejaan.

Siswa yang dinyatakan tuntas dalam pembelajaran menulis

karangan sederhana jika dipersentasekan sebanyak 11% sedangkan yang

belum tuntas sebanyak 89%. Dimana siswa yang mendapatkan skor 3 untuk

pemilihan kata sebannyak 8%, yang mendapatkan skor 2 sebanyak 89%, dan

yang mendapatkan skor 1 sebanyak 3%. Dan untuk siswa yang mendapatkan

skor 3 untuk penggunaan huruf capital diawal kalimat sebanyak 11%, skor 2

sebanyak 36%, dan skor 1 sebanyak 53%. Serta siswa yang mendapatkan

skor 3 untuk ketepatan dalam menempatkan tanda titik di akhir kalimat

sebanyak 5%, skor 2 sebanyak 31%, dan skor 1 sebanyak 64%. Hal tersebut

membuktikan bahwa kemampuan siswa dalam menulis karangan sederhana

perlu ditingkatkan kembali terutama dalam hal pembelajarannya.

2. Pemecahan Masalah

Dalam pembelajaran menulis cerita atau karangan banyak digunakan

berbagai media dan metode yang diharapkan dapat meningkatkan

kemampuan siswa dalam belajar menulis cerita atau karangan. Permasalahan

yang ditemukan di lapangan. Memerlukan suatu pemecahan masalah yang

tepat, yaitu dengan menggunakan permainan bahasa mengarang gotong

Page 11: Penerapan Permainan Mengarang Gotong Royong Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Sederhana Siswa Kelas III SDN. Sukaraja I Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang

11

royong yang akan mampu meningkatkan kemampuan menulis cerita atau

karangan sederhana kelas III SDN Sukaraja I. Karena permainan bahasa

mengarang gotong royong dapat melatih siswa dalam menulis sebuah

karangan yang menggunakan bahasa indonesia yang dan benar. Dimana

siswa dalam setiap kelompok akan membuat sebuah kalimat yang sesuai

dengan benda yang telah disiapkan oleh guru. Metode permainan bahasa

mengarang gotong akan dikemas dalam writing process saat pembelajaran

menulis karangan sederhana.

Tahapan dalam menulis proses menurut Tomkins (Djuanda, 2008:

184) ada beberapa tahapan, yaitu.

1) Pra Menulis (Pre Writing)Pada tahap pra menulis siswa berusaha mengemukakan apa yang akan mereka tulis. Dalam hal ini guru dapat menggunakan berbagai strategi untuk membantu siswa memperoleh gagasan untuk dituliskan dan memilih tema tulisan. Pra menulis sebagai satu tahapan dari rangkaian proses akan tampak ketika penulis mengenali, menggali, memahami dan menyeleksi pengetahuan awalnya (Prior Knowledge) sesuai dengan topik tulisannya. Dengan memulai aktivitas-aktivitas tersebut siswa dapat mengeksplorasi gagasan dan dapat memilih atau menentukan.

2) Penyusunan dan Pemaparan Konsep (Drafting)Tahap ini siswa membuat karangannya dalam bentuk kasar. Dalam tulisan kasar inilah penulis berupaya untuk menarik pembaca dengan tulisannya. Dengan demikian konsep tulisan yang masih kasar ini lebih mengutamakan isi bukan hal-hal yang bersifat mekanis. Siswa dibiarkan menuangkan gagasannya sebebas mungkin, tidak harus terikat dengan ejaan, tanda baca, kesalahan berbahasa, atau kerapihan tulisan. Biarkan siswa menumpahkan gagasan yang ada di kepalanya. Hal ini bertujuan agar siswa tidak ragu-ragu, karena pada tahap merevisi akan diperbaiki, diubah, dan disusun ulang. Untuk membantu siswa mengembangkan ide dan menyusun konsep tulisannya, dapat dilakukan dengan pemetaan pikiran yang sudah dibuatnya pada langkah pra menulis.

Page 12: Penerapan Permainan Mengarang Gotong Royong Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Sederhana Siswa Kelas III SDN. Sukaraja I Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang

12

3) Merevisi (Revising)Pada tahap perbaikan siswa membaca kembali tulisannya untuk selanjutnya menambah, mengganti, atau menghilangkan sebagian ide berkaitan dengan penggarapan tulisannya. Siswa diberi kesempatan untuk merevisi kekeliruan yang dibuatnya. Perbaikan tersebut bisa hasil pemikirannya atau hasil diskusi dalam kelompok, balikan dari teman-teman kelompoknya. Siswa bertukar hasil pikirannya berupa draf kasar dengan temannya.

4) Mengedit (Editing)Mengedit merupakan tahap penyempurnaan tulisan sebelum dipublikasikan. Pada tahap ini siswa mengedit kesalahan mekanikal yang dibuatnya pada menulis draf kasar. Pengeditan lebih diarahkan pada ejaan, tanda baca, dan kesalahan mekanikal lainnya. Dapat dilakukan melalui kelompok. Tulisan siswa bisa diedit oleh siswa lain baik dalam kelompok maupun dalam kelas. Pelaksanaan pengeditan ini siswa bisa dibekali buku-buku teori yang terikat dengan ejaan, misalnya. Ejaan Yang Disempurnakan. Yang terpenting dari ini, siswa harus menyadari kesalahannya sendiri hasil mengoreksinya.

5) Publikasi (Publishing)Sebagai tahap akhir adalah publikasi, dapat dilakukan melalui kegiatan penugasan untuk membacakan hasil karangan atau ditempel pada majalah dinding sekolah atau di depan kelas. Jadi, publikasi yang dimaksud ialah menyampaikan hasil tulisannya kepada audien, teman, dan orang tua sehingga memperoleh kesadaran bahwa ia adalah pengarang, bahwa apa yang ditulisnya bisa dibaca dan dinikmati orang lain.

Melalui penerapan metode permainan mengarang gotong royong

diharapkan dapat mengatasi permasalahan siswa dalam menulis karangan

sederhana sehingga kemampuan menulis karangan pada siswa kelas III SDN

Sukaraja I meningkat. Dimana kemampuan siswa mengenai pilihan kata,

penggunaan huruf kapital, tanda titik, dan tanda koma dalam menulis

karangan sederhana di kelas III SDN Sukaraja I dianggap sudah tuntas.

E. TUJUAN PENELITIAN

Page 13: Penerapan Permainan Mengarang Gotong Royong Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Sederhana Siswa Kelas III SDN. Sukaraja I Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang

13

Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kegiatan

pembelajaran menulis karangan sederhana dengan penerapan metode

permainan mengarang gotong royong dalam meningkatkan kemampuan

penggunaan ejaan yaitu huruf capital diawal kalimat dan tanda titik diakhir

kalimat serta penggunaan media gambar seri dalam meningkatkan

kemampuan pemilihan kata bahasa indonesia yang baik dan benar dalam

menulis karangan sederhana pada siswa kelas III SDN Sukaraja I Kecamatan

sumedang Selatan Kabupaten Sumedang. Sedangkan secara khusus bertujuan

untuk.

1. Mengetahui perencanaan permainan mengarang gotong royong dalam

meningkatkan kemampuan pemilihan kata yang sesuai dengan bahasa

indonesia yanng baik dan benar dalam menulis karangan sederhana. Pada

siswa kelas III SDN Sukaraja I Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten

Sumedang?

2. Mengetahui pelaksanaan pembelajaran menulis karangan sederhana dalam

permainan mengarang gotong royong untuk meningkatkan kemampuan

penggunaan ejaan (penggunaan huruf kapital di awal kalimat dan

penempatan tanda titik di akhir kalimat) dengan tepat dalam menulis

karangan sederhana. Pada siswa kelas III SDN Sukaraja I Kecamatan

Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang?

3. Mengetahui peningkatan aktifitas siswa dalam pembelajaran menulis

karangan sederhana dalam permainan mengarang gotong royong untuk

Page 14: Penerapan Permainan Mengarang Gotong Royong Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Sederhana Siswa Kelas III SDN. Sukaraja I Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang

14

meningkatkan kemampuan penggunaan ejaan (penggunaan huruf kapital

di awal kalimat dan penempatan tanda titik di akhir kalimat) dengan tepat

dalam menulis karangan sederhana. Pada siswa kelas III SDN Sukaraja I

Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang?

F. MANFAAT HASIL PENELITIAN

Dengan diadakannya penelitian tindakan kelas (PTK) ini, diharapkan

dapat memberi manfaat sebagai berikut.

1. Bagi Siswa

Dapat mengeluarkan ide/gagasan, pikiran, perasaan, kepada orang lain

atau dirinya dengan minat dan kebebasannya, membiasakan untuk menulis

karangan pengalaman yang pernah dialamai, belajar mengoreksi kesalahan

orang lain pada menulis karangan, dapat mengetahui kesalahan tulisan

sendiri, dan dapat meningkatkan kemampuan penggunaan pilihan kata dan

ejaan pada kalimat dalam menulis karangan dengan baik dan benar. Dapat

bekerja sama dalam membuat sebuah karangan sederhana.

2. Bagi Guru

Dapat menjadi alternatif metode pembelajaran untuk meningkatkan

keterampilan menulis karangan sederhana. Sehingga dalam pembelajaran

mengarang tidak monoton.

3. Bagi Lembaga

Page 15: Penerapan Permainan Mengarang Gotong Royong Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Sederhana Siswa Kelas III SDN. Sukaraja I Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang

15

Dapat memberikan kontribusi dalam meningkatkan kualitas

pembelajaran di tingkat pendidikan.

4. Bagi Peneliti

Sebagai bahan data atau informasi tentang penerapan metode

kolaborasi dalam memecahkan masalah pembelajaran menulis karangan

sederhana.

G. Batasan Istilah

Batasan istilah perlu dicantumkan agar tidak ada salah persepsi antara

penulis dan pembaca serta sebagai penjelas makna kalimat yang dipakai

dalam judul proposal penelitian ini. Berikut istilah-istilah yang dipakai dalam

penelitian ini.

a. Penerapan adalah proses, cara perbuatan menerapkan, perihal

mempraktekkan. (Depdiknas, 2005: 1180)

b. Menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik

yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang

sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut

kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik tersebut.

(Suriamiharja, dkk., 1997: 1)

c. Mengarang adalah segenap rangkaian kegiatan seseorang

mengungkapkan gagasan dan menyampaikannya melalui bahasa tulis

kepada masyarakat pembaca untuk dipahami. (The Liang Gie, 2002:

3).

Page 16: Penerapan Permainan Mengarang Gotong Royong Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Sederhana Siswa Kelas III SDN. Sukaraja I Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang

16

d. Mengarang gotong royong menurut Djuanda (Kopendas.2009).

Tempatkan beberapa benda ke dalam tas atau kotak. Buatlah

kelompok belajar. Suruhlah salah seorang siswa pertama wakil dari

kelompok mengambil satu benda, dan dia harus membuat kalimat

yang berkaitan dengan benda tersebut. Bantulah bila siswa

membutuhkan bantuan guru. Kemudian siswa yang lain dalam

kelompok yang sama membuat sebuah kalimat dari benda tersebut dan

terus sampai siswa yang terakhir dalam kelompok terebut. Permainan

ini tentunya melatih keterampilan menulis (menyusun gagasan) dan

membuat kalimat.

e. Meningkatkan adalah usaha untuk menaikkan kemampuan, yakni

menaikkan kemampuan siswa dalam menulis karangan sederhana.

H. KAJIAN PUSTAKA

a. Kajian Pustaka

Dalam kehidupan sehari-hari kita mengenal dua macam cara

berkomunikasi, yaitu komunikasi langsung dan komunikasi tidak langsung.

Komunikasi langsung yaitu kegiatan berbicara dan mendengar. Sedangkan

komunikasi tidak langsung yaitu kegiatan menulis dan membaca.

Bahasa memiliki peran yang sangat penting dalam perkembangan

intelektual, sosial, dan emosional siswa didik dan merupakan penunjang

Page 17: Penerapan Permainan Mengarang Gotong Royong Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Sederhana Siswa Kelas III SDN. Sukaraja I Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang

17

keberhasilan dalam mampelajari semua bidang studi. Pembelajaran bahasa

diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan

budaya orang lain, mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi

dalam masyarakat yang menggunakan bahasa tersebut.

Ruang lingkup mata pelajaran Bahasa Indonesia mencakup

komponen kemampuan berbahasa dan bersastra yang meliputi aspek

mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. (Depdiknas, 2006: 13).

Menulis merupakan salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh siswa

Sekolah Dasar. Dengan memiliki kemampuan menulis seseorang dapat

mengungkapkan pikiran dan gagasan untuk mencapai maksud dan tujuan.

Di bawah ini akan dijelaskan beberapa pengertian menulis menurut para

ahli.

a.Pengertian Menulis

Pengertian menulis menurut Djuanda(2008: 180) “menulis adalah

suatu proses dan aktivitas melahirkan gagasan, pikiran, perasaan, kepada

orang lain atau dirinya melalui media bahasa berupa tulisan”.

Sedangkan menurut Robert Lado (Suriamiharja, 1997 : 1)

mengungkapkan bahwa ”Menulis adalah menempatkan simbol-simbol

Page 18: Penerapan Permainan Mengarang Gotong Royong Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Sederhana Siswa Kelas III SDN. Sukaraja I Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang

18

grafis yang menggambarkan suatu bahasa yang dimengerti oleh

seseorang”.

Selanjutnya Sabarti Akhaidah, dkk(1996 : 8). mengemukakan

bahwa menulis adalah.

1.1) Merupakan suatu bentuk komunikasi1.2) Merupakan suatu proses pemikiran yang dimulai dengan pemikiran tentang gagasan yang akan disampaikan1.3) Adalah bentuk komunikasi yang berbeda dengan bercakap-cakap, dalam tulisan tidak terdapat intonasi ekspresi wajah, gerakan fisik, serta situasi yang menyertai percakapan1.4) Merupakan suatu ragam komunikasi yang perlu dilengkapi dengan ”alat-alat penjelas serta aturan ejaan dan tanda baca1.5) Merupakan bentuk komunikasi untuk menyampaikan gagasan penulis kepada khalayak pembaca yang dibatasi oleh jarak, tempat, dan waktu.

Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa

menulis adalah suatu bentuk komunikasi untuk menyampaikan gagasan,

pikiran, dan perasaan seseorang agar dapat dipahami oleh pembaca.

b. Fungsi Menulis

Menurut Tarigan (Djuanda, 2008: 181) menulis memiliki bermacam-

macam fungsi yaitu sebagai berikut.

a. Fungsi PenataanPada saat seseorang mengarang terjadi penataan terhadap gagasan, pikiran pendapat, imajinasi, dan yang lainnya, serta terhadap penggunaan bahasa untuk mewujudkannya secara tersusun dengan runtut.

b. Fungsi PengawetanMengarang mempunyai fungsi untuk mengawetkan pengutaraan sesuatu dalam wujud dokumen tertulis yang sangat berharga,

Page 19: Penerapan Permainan Mengarang Gotong Royong Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Sederhana Siswa Kelas III SDN. Sukaraja I Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang

19

misalnya untuk mengungkapkan kehidupan yang terjadi pada zaman dahulu.

c. Fungsi PenciptaanDengan mengarang dapat menciptakan sesuatu yang mewujudkan fungsi penciptaan. Begitu pula karangan filsafat dan keilmuan.

d. Fungsi PenyampaianPenyampaian terjadi bukan saja kepada orang yang berdekatan saja, akan tetapi dengan orang yang berjauhan juga. Dengan demikian fungsi menulis selain sebagai alat untuk berkomunikasi juga berfungsi sebagai penataan, pengawetan, penciptaan, dan penyampaian.

c. Manfaat Menulis

Menurut Akhadiah, dkk. (Djuanda, 2008: 182) ada delapan kegunaan

atau manfaat dari menulis, yaitu.

a. Menulis dapat mengenali kemampuan dan potensi dirinya, dengan menulis penulis dapat mengetahui sampai di mana pengetahuannya tentang suatu topik.

b. Penulis dapat terlatih dalam menggunakan berbagai gagasan. Dengan menulis, penulis terpaksa bernalar, menghubungkan, serta membanding-bandingkan fakta untuk mengembangkan berbagai gagasannya.

c. Penulis dapat lebih banyak menyerap, mencari serta menguasai informasi sehubungan dengan topik yang ditulis. Kegiatan menulis dapat memperluas wawasan penulisan secara teoritis mengenai fakta-fakta yang berhubungan.

d. Penulis dapat terlatih dalam mengorganisasikan gagasan secara tesurat.

e. Penulis dapat meninjau serta menilai gagasannya sendiri secara objektif.

f. Dengan menulis sesuatu di atas kertas, penulis akan lebih mudah memecahkan permasalahannya, yaitu dengan menganalisanya secara tersurat dalam konteks yang lebih konkret.

g. Dengan menulis, penulis terdorong untuk terus belajar secara aktif. Penulis menjadi penemu sekaligus pemecah masalah, bukan sekedar menjadi penyadap informasi dari orang lain.

Page 20: Penerapan Permainan Mengarang Gotong Royong Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Sederhana Siswa Kelas III SDN. Sukaraja I Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang

20

h. Dengan kegiatan menulis yang terencanakan membiasakan penulis berfikir serta berbahasa secara tertib dan benar.

d.Proses Menulis (Writing Process) Dalam Pembelajaran Menulis

Menurut Tomkins (Djuanda, 2008: 184) ada beberapa tahapan dalam

proses menulis yaitu.

a.Pra Menulis (Pre Writing)Pada tahap pra menulis siswa berusaha mengemukakan apa yang akan mereka tulis. Dalam hal ini guru dapat menggunakan berbagai strategi untuk membantu siswa memperoleh gagasan untuk dituliskan dan memilih tema tulisan. Pra menulis sebagai satu tahapan dari rangkaian proses akan tampak ketika penulis mengenali, menggali, memahami dan menyeleksi pengetahuan awalnya (Prior Knowledge) sesuai dengan topik tulisannya. Dengan memulai aktivitas-aktivitas tersebut siswa dapat mengeksplorasi gagasan dan dapat memilih atau menentukan.

b.Penyusunan dan Pemaparan Konsep (Drafting)Tahap ini siswa membuat karangannya dalam bentuk kasar. Dalam tulisan kasar inilah penulis berupaya untuk menarik pembaca dengan tulisannya. Dengan demikian konsep tulisan yang masih kasar ini lebih mengutamakan isi bukan hal-hal yang bersifat mekanis. Siswa dibiarkan menuangkan gagasannya sebebas mungkin, tidak harus terikat dengan ejaan, tanda baca, kesalahan berbahasa, atau kerapihan tulisan. Biarkan siswa menumpahkan gagasan yang ada di kepalanya. Hal ini bertujuan agar siswa tidak ragu-ragu, karena pada tahap merevisi akan diperbaiki, diubah, dan disusun ulang. Untuk membantu siswa mengembangkan ide dan menyusun konsep tulisannya, dapat dilakukan dengan pemetaan pikiran yang sudah dibuatnya pada langkah pra menulis.

c.Merevisi (Revising)Pada tahap perbaikan siswa membaca kembali tulisannya untuk selanjutnya menambah, mengganti, atau menghilangkan sebagian ide berkaitan dengan penggarapan tulisannya. Siswa diberi kesempatan untuk merevisi kekeliruan yang dibuatnya. Perbaikan tersebut bisa hasil pemikirannya atau hasil diskusi dalam kelompok, balikan dari teman-teman kelompoknya. Siswa bertukar hasil pikirannya berupa draf kasar dengan temannya.

Page 21: Penerapan Permainan Mengarang Gotong Royong Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Sederhana Siswa Kelas III SDN. Sukaraja I Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang

21

d.Mengedit (Editing)Mengedit merupakan tahap penyempurnaan tulisan sebelum dipublikasikan. Pada tahap ini siswa mengedit kesalahan mekanikal yang dibuatnya pada menulis draf kasar. Pengeditan lebih diarahkan pada ejaan, tanda baca, dan kesalahan mekanikal lainnya. Dapat dilakukan melalui kelompok. Tulisan siswa bisa diedit oleh siswa lain baik dalam kelompok maupun dalam kelas. Pelaksanaan pengeditan ini siswa bisa dibekali buku-buku teori yang terikat dengan ejaan, misalnya. Ejaan Yang Disempurnakan. Yang terpenting dari ini, siswa harus menyadari kesalahannya sendiri hasil mengoreksinya.

e.Publikasi (Publishing)Sebagai tahap akhir adalah publikasi, dapat dilakukan melalui kegiatan penugasan untuk membacakan hasil karangan atau ditempel pada majalah dinding sekolah atau di depan kelas. Jadi, publikasi yang dimaksud ialah menyampaikan hasil tulisannya kepada audien, teman, dan orang tua sehingga memperoleh kesadaran bahwa ia adalah pengarang, bahwa apa yang ditulisnya bisa dibaca dan dinikmati orang lain.

e.Macam-macam Menulis

Menurut Djuanda (2008:183) macam-macam menulis yang dapat

diajarkan di sekolah dasar berdasarkan tingkatannya, isi/bentuknya, dan

susunannya adalah sebagai berikut:

a. Menurut Tingkatannyaa) Menulis permulaan (kelas 1 dan 2)b) Menulis lanjut (kelas 3 dan 6)

b. Menurut Isi/Bentuknyab.i.1. Karangan Verslag (laporan), umumnya diberikan di kelas rendah; misalnya menceritakan kembali (secara tertulis) apa yang dialami dalam pengajaran lingkungan.b.i.2. Karangan fantasi; mengeluarkan isi jiwa sendiri (ekspresi jiwa), misalnya : ”Cita-citaku setelah tamat SD”, ”Seandainya Aku Jadi Presiden”.b.i.3. Karangan reproduksi, umumnya bersifat menceritakan/ menguraikan suatu perkara yang telah dipelajari atau dipahami.b.i.4. Karangan argumentasi; karangan berdasarkan alasan tertentu. Siswa dibiasakan menyatakan pendapat ataupun pikirannya berdasarkan alasan yang tepat.

c. Menurut Susunannyac.i.1. Karangan terikatc.i.2. Karangan bebas

Page 22: Penerapan Permainan Mengarang Gotong Royong Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Sederhana Siswa Kelas III SDN. Sukaraja I Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang

22

c.i.3. Karangan setengah bebas setengah terikatf. Mengarang

a.i.a.1) Pengertian Mengarang

Untuk memulai mengembangkan diri agar dapat mengarang

sesuatu melalui tulisan, setiap peminat perlu terlebih dahulu mengerti

dan memahami pengertian tentang mengarang.

The Liang Gie(2002:3)menjelaskan bahwa “Mengarang adalah

segenap rangkaian kegiatan seseorang mengungkapkan gagasan dan

menyampaikannya melalui bahasa tulis kepada masyarakat pembaca

untuk dipahami”.

Berdasarkan kutipan di atas, dapat penulis simpulkan bahwa setiap

gagasan yang disampaikan melalui tulisan dapat disebut sebagai

kegiatan mengarang. Hasil perwujudan gagasan yang tertulis tersebut

disebut karangan, dan penulis karangannya disebut sebagai pengarang.

a.i.a.2) Unsur-unsur Mengarang

Mengarang sebagai kegiatan mengungkapkan gagasan-gagasan

melalui bahasa tulis meliputi 4 unsur sebagai berikut :

a) Gagasan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:326), “Gagasan

adalah hasil pemikiran atau ide”.

Gagasan tersebut dapat berupa pendapat, pengalaman, atau

pengetahuan yang ada dalam pikiran seseorang.

Page 23: Penerapan Permainan Mengarang Gotong Royong Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Sederhana Siswa Kelas III SDN. Sukaraja I Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang

23

b) Tuturan

Tuturan adalah bentuk pengungkapan gagasan agar karangan

dapat dipahami pembaca. Adapun bentuk-bentuk pengungkapan

tersebut, dimana keempat unsur tersebut harus saling terkait untuk

mewujudkan karangan yang runtut. (The Lian Gie, 2002:4-5), yakni

sebagai berikut :

(1.a.a) PenceritaanBentuk pengungkapan yang menyampaikan sesuatu

peristiwa/pengalaman dalam kerangka urutan waktu kepada pembaca dengan maksud untuk meninggalkan kesan tentang perubahan atau gerak sesuatu dari awal sampai akhir.

(1.a.b) PelukisanBentuk pengungkapan yang menggambarkan berbagai cerapan pengarang dengan segenap inderanya yang bermaksud menimbulkan citra yang sama dalam diri pembaca. Melalui pelukisan itu, pembaca diharapkan dapat mencerap atau mengalami macam-macam hal yang berada dalam susunan ruang (misalnya pemandangan indah, lagu merdu, bunga harum, mangga manis, atau sutra halus).

(1.a.c)PemaparanBentuk pengungkapan yang menyajikan fakta-fakta secara teratur, logis, dan terpadu dengan maksud untuk memberi penjelasan kepada pembaca mengenai suatu ide, persoalan, proses, atau peralatan.

(1.a.d) Perbincangan

Bentuk pengungkapan dengan maksud meyakinkan pembaca agar mengubah pikiran, pendapat, atau sikapnya sesuai dengan yang diharapkan oleh pengarang.

c) Tatanan

Page 24: Penerapan Permainan Mengarang Gotong Royong Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Sederhana Siswa Kelas III SDN. Sukaraja I Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang

24

Tatanan ialah tertib pengaturan dan penyusunan

gagasan dengan mengindahkan berbagai asas, aturan, dan teknik

sampai merencanakan rangka dan langkah.

d).Wahana

Wahana ialah sarana penghantar gagasan berupa bahasa

tulis yang terutama menyangkut kosa kata, gramatika, dan retorika

(seni memakai bahasa secara efektif). Untuk dapat menyampaikan

gagasan secara lincah dan kuat, seorang penulis perlu memiliki

perbendaharaan kata yang memadai, terampil menyusun kata-kata

itu menjadi aneka kalimat yang jelas, dan mahir memakai bahasa

secara efektif.

a.i.a.3) Tahap-tahap Pembelajaran Mengarang

Menurut Haryadi, dkk. (1996/1997) proses pembelajaran

mengarang melalui berbagai tahapan, yaitu.

a). MencontohMencontoh merupakan aktivitas mekanis, tetapi bukan berarti murid-murid tidak belajar apa-apa. Keuntungan yang dapat diperoleh lewat kegiatan mencontoh, misalnya berlatih menulis dengan tepat sesuai dengan contoh, belajar mengeja dengan tepat, dan membiasakan dan menggunakan bahasa yang baik.

b). MereproduksiKegiatan reproduksi yaitu menulis apa yang telah dipelajari secara lisan dan tulisan. Kegiatan ini diawali dengan kegiatan menyimak atau membaca, dan hasilnya dituangkan dalam bentuk karangan yang disusun dengan kata-katanya sendiri.

c). Rekombinasi dan Transformasi

Page 25: Penerapan Permainan Mengarang Gotong Royong Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Sederhana Siswa Kelas III SDN. Sukaraja I Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang

25

Rekombinasi merupakan latihan menggabungkan beberapa karangan menjadi satu karangan. Sedangkan transformasi ialah mengubah salah satu bentuk karangan ke dalam bentuk karangan yang lain.

d) Mengarang Terpimpin

Mengarang terpimpin atau menulis terpimpin dapat dilakukan dengan bantuan gambar dan kerangka karangan.

e). Mengarang BebasMengarang bebas merupakan karangan yang ditulis secara bebas. Sebagai tahap akhir dari pengajaran mengarang dengan cara memberi tugas kepada siswa untuk membuat karangan secara bebas. Namun ada baiknya apabila judul karangan atau tema dan jumlah kata ditentukan oleh guru.

a.i.a.4) Macam-macam Karangan

a) Karangan Deskripsi

Karangan deskripsi adalah suatu bentuk karangan yang

melukiskan sesuatu sesuai dengan keadaan sebenarnya, sehingga

pembaca dapat mencitrai (melihat, mendengar, mencium, dan

merasakan) apa yang dilukiskan itu sesuai dengan citra penulisnya.

Karangan ini bertujuan untuk menyampaikan kesan-kesan tentang

sesuatu, dengan sifat dan gerak-geriknya atau sesuatu yang lain

kepada pembaca. Karangan deskripsi merupakan karangan yang

disusun untuk melukiskan sesuatu dengan maksud untuk

menghidupkan kesan dan daya khayal mendalam pada si pembaca.

b). Karangan Narasi

Karangan narasi adalah suatu bentuk karangan yang menyajikan

serangkaian peristiwa menurut urut kejadian atau kronologis dengan

Page 26: Penerapan Permainan Mengarang Gotong Royong Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Sederhana Siswa Kelas III SDN. Sukaraja I Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang

26

maksud memberi arti kepada seluruh atau serentetan kejadian,

sehingga pembaca dapat memetik hikmah dari cerita tersebut.

Tujuan menulis narasi adalah untuk:

(1) Memberikan informasi/wawasan dan memperluas pengetahuan

pembaca.

(2) Memberikan pengalaman estetis kepada pembaca.

c) Karangan Eksposisi

Karangan eksposisi adalah suatu bentuk karangan yang

bertujuan untuk memberitahu, mengupas, menguraikan atau

menerangkaan sesuatu. Dalam karangan eksposisi sesuatu yang

dikomunikasikan itu adalah informasi berupa.

(1) Data faktual, tentang sesuatu kondisi yang benar terjadi.

(2) Suatu analisis atau penafsiran yang objektif terhadap

seperangkat fakta.

(3) Fakta tentang pendirian yang khusus dari seseorang.

Gagasan disusun secara teratur sehingga mudah dipahami. Agar

karangan eksposisi lebih jelas, disertakan pula gambar, denah,

peta dan angka-angka.

d) Karangan Argumentasi

Karangan argumentasi adalah karangan yang terdiri atas

paparan alasan dan penyintesisan pendapat untuk membangun

Page 27: Penerapan Permainan Mengarang Gotong Royong Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Sederhana Siswa Kelas III SDN. Sukaraja I Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang

27

suatu kesimpulan. Ditulis dengan maksud untuk memberikan

alasan, untuk memperkuat atau menolak suatu pendapat, pendirian,

atau gagasan. Pada setiap karangan argumentasi selalu kita dapati

alasan maupun bantahan yang memperkuat ataupun menolak

sesuatu secara sedemikian rupa guna mempengaruhi keyakinan

pembaca sehingga berpihak kepada atau sependapat dengan

penulis.

e) Karangan PersuasiKarangan persuasi adalah karangan yang berisi paparan

berdaya bujuk, berdaya ajuk, ataupun berdaya himbau yang membangkitkan ketergiuran pembaca untuk meyakini dan menuruti himbauan penulis. Karangan persuasi dimaksudkan bertujuan untuk mempengaruhi pembaca atau mengarahkan pembaca melakukan sesuatu atau sikap tertentu. (Resmini, dkk., 2006)

a.i.a.5) Susunan Karangan

Suriamiharja (1997) mengemukakan bahwa untuk menyusun

tulisan diperlukan pengetahuan tentang;

a) Kata

(1) Kata dan Pilihan Kata

Kata adalah unsur bahasa yang diucapkan atau dituliskan yang

merupakan perwujudan kesatuan perasaan dan pikiran yang dapat

digunakan dalam berbahasa. Kata merupakan salah satu unsur dasar

bahasa yang sangat penting. Dengan kata-kata kita berpikir,

menyatakan perasaan, serta gagasan.

(2) Pilihan Kata

Page 28: Penerapan Permainan Mengarang Gotong Royong Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Sederhana Siswa Kelas III SDN. Sukaraja I Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang

28

Untuk menyampaikan gagasan, pikiran dan perasaan dalam

tulisan diperlukan pemilihan kata.

Ada dua hal yang harus diperhatikan sebagai persyaratan pokok

dalam memilih kata, yaitu ketepatan dan kesesuaian.

(3) Penggolongan Kata

Kaitannya dengan pilihan kata, kosakata bahasa indonesia dapat

digolongkan.

(4) Makna Kata

Secara garis besar makna kata dapat dibedakan atas makna

denotasi dan makna konotasi. Makna denotasi ialah konsep dasar yang

didukung oleh suatu kata, sedangkan makna konotasi adalah nilai rasa

atau gambaran tambahan yang ada di samping denotasi.

b) Kalimat

Kalimat ialah satuan bahasa yang secara relatif berdiri sendiri,

mempunyai pola intonasi final dan secara aktual maupun potensial

terdiri dari klausa. Kalimat juga turut membangun karangan.

Kalimat efektif dalam bahasa tulis harus.

(1) Secara tepat dapat mewakili gagasan penulis.

(2) Sanggup menimbulkan gagasan yang sama tepatnya dalam

pikiran pembaca seperti yang dipikirkan penulis.

c) Paragraf

Page 29: Penerapan Permainan Mengarang Gotong Royong Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Sederhana Siswa Kelas III SDN. Sukaraja I Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang

29

(1) Pengertian Paragraf

’’Paragraf adalah satuan bahasa yang mengandung satu tema

perkembangannya” (Kridalaksana, 1984: 140). ”Paragraf

merupakan bagian dari satu karangan (biasanya mengandung satu

ide pokok dan dimulai penulisannya dengan garis baru), alinea,

tanda” (Muliono (ed.), 1990: 648). ”Paragraf merupakan satu

model karangan yang terkecil” (Parera, 1984: 13). ”Paragraf

merupakan inti penuangan buah pikiran dalam bentuk karangan”

(Akhadiah, dkk., 1991: 144).

g. Metode Pembelajaran

1) Pengertian Metode

Menurut T. Raka Joni (1993) dalam Abimanyu, dkk. (2008: 2-5)

mengartikan metode sebagai cara kerja yang bersifat relatif umum yang

sesuai untuk mencapai tujuan tertentu. Metode dapat juga diartikan

sebagai cara atau jalan menyajikan atau melaksanakan kegiatan untuk

mencapai tujuan.

2) Macam-macam Metode Pembelajaran

(a.i.a.5.i.a) Metode Ceramah

Sumantri dan Permana (1998/1999) dalam Abimanyu, dkk.

(2008) menyatakan bahwa metode ceramah adalah ”cara mengajar

yang paling popular dan banyak dilakukan oleh guru. Disajikan

dengan cara memberikan penjelasan secara lisan kepada siswa”.

Page 30: Penerapan Permainan Mengarang Gotong Royong Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Sederhana Siswa Kelas III SDN. Sukaraja I Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang

30

(a.i.b) Metode Tanya Jawab

Metode tanya jawab adalah cara penyampaian suatu

pelajaran melalui interaksi dua arah dari guru kepada siswa atau dari

siswa kepada guru agar diperoleh jawaban kepastian materi melalui

jawaban lisan guru atau siswa.

(a.i.c) Metode Diskusi

Sanjaya (2006), dan Sumantri dan Permana (1998/1999)

dalam Abimanyu, dkk. (2008) menyatakan bahwa metode diskusi

dapat diartikan sebagai siasat untuk menyampaikan bahan pelajaran

yang melibatkan siswa secara aktif untuk membicarakan dan

menemukan alternatif pemecahan suatu topik bahasan yang bersifat

problematis.

(d) Permainan Bahasa

Permainan merupakan suatu aktifitas untuk memperoleh

suatu keterampilan tertentu dengan cara menggembirakan. Masalah

permaianan hampir tidak terpisahkann dari kehidupan manusia.

Dengan jalan bermain, kita memperoeh suatu kegembiraan dan

kesenangan. Kegembiraan tersebut bukan saja karena kita dapat

menjadi pemenang dalam sebuah permainan namun ketika

permainan itu berlangsung kita memperoleh kegembiraan juga.

Waktu untuk seorang anak bermain tentunya sebanding dengan

waktu orang dewasa bekerja. Untuk itu bagaimana kita mengemas

Page 31: Penerapan Permainan Mengarang Gotong Royong Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Sederhana Siswa Kelas III SDN. Sukaraja I Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang

31

sebuah pembelajaran dalam bentuk permainan akan membuat siswa

didik belajar lebih bermakna.

a. Macam-macam permainan.

1) Bisik berantai, Dimana setiap pemain secara berurutan harus

membisikan suatu kalimat kepada pemain berikutnya. Kalimat

yang dibisikan itu adalah kalimat yang dibisikkan pemain

laiinnya. Tujuan permainan ini adalah untuk melatih anak didik

menyimak.

2) Perintah bersyarat, dalam permainan ini pemain harus

mengikuti suatu perintah yang diberikan oleh guru dengan

syarat-syarat tertentu. Permainan ini bertujuan untuk melatih

keterampilan menyimak.

3) Sambung Suku, yang dapat dilaksanakan secara lisan dan

tertulis. Dalam permainan ini pemain disuruh menyambung

suatu akhir suatu kata yanng menjadi kata baru. Tujuan dari

permainan ini adalah untuk memupuk penguasaan kosakata.

4) Mengarang gotong royong menurut Djuanda (Kopendas.2009).

Tempatkan beberapa benda ke dalam tas atau kotak. Buatlah

kelompok belajar. Suruhlah salah seorang siswa pertama wakil

dari kelompok mengambil satu benda, dan dia harus membuat

kalimat yang berkaitan dengan benda tersebut. Bantulah bila

siswa membutuhkan bantuan guru. Kemudian siswa yang lain

Page 32: Penerapan Permainan Mengarang Gotong Royong Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Sederhana Siswa Kelas III SDN. Sukaraja I Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang

32

dalam kelompok yang sama membuat sebuah kalimat dari

benda tersebut dan terus sampai siswa yang terakhir dalam

kelompok terebut. Permainan ini tentunya melatih keterampilan

menulis (menyusun gagasan) dan membuat kalimat.

h. Media

a.i.1.a.i.1.1) Pengertian Media

Istilah media berasal dari bahasa latin yang merupakan

bentuk jamak dari “medium” yang secara harfiah berarti perantara

atau pengantar. Makna umumnya adalah segala sesuatu yang dapat

meyakinkan informasi dari sumber informasi kepada penerima

informasi. Terdapat beberapa pengertian media, diantaranya :

a) Mc.Luhan dalam Basuki Wibawa (1992/1993: 7), menjelaskan

bahwa “Media adalah semua saluran pesan yang dapat

digunakan sebagai sarana komunikasi dari seseorang ke orang

lain yang tidak ada di hadapannya”.

b) Menurut Rimoszowski dalam Basuki Wibawa (1992/1993: 8),

“Media ialah pembawa pesan yang berasal dari suatu sumber

pesan (yang dapat berupa orang atau benda) kepada penerima

pesan”.

c) AECT (dalam Rahardi, 2003: 9) mengatakan bahwa “media

adalah segala sesuatu yang digunakan orang dalam meyakinkan

pesan”.

Page 33: Penerapan Permainan Mengarang Gotong Royong Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Sederhana Siswa Kelas III SDN. Sukaraja I Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang

33

d) Angkowo, Robertus, dkk. (2007: 10) menjelaskan bahwa :

Media dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat

dipergunakan untuk menyalurkan pesan, merangsang pikiran,

perasaan, perhatian dan kemauan siswa sehingga dapat

terdorong terlibat dalam proses pembelajaran.

Dari berbagai batasan di atas, dapat penulis simpulkan

bahwa media adalah merupakan segala sesuatu yang dapat

dipergunakan untuk menyampaikan pesan hingga dapat

merangsang pikiran, dapat membangkitkan semangat, perhatian,

dan kemauan siswa dalam proses pembelajaran.

a.i.1.a.i.1.2) Manfaat Media

Secara umum, manfaat media dalam proses pembelajaran

adalah memperlancar interaksi antara guru dengan siswa sehingga

kegiatan pembelajaran lebih efektif dan efisien. Tetapi secara lebih

khusus ada beberapa manfaat media yang lebih rinci. Kemp dan

Dayton (1985: 15), misalnya mengidentifikasi beberapa manfaat

media dalam pembelajaran, yaitu.

a.i.1.a.i.a) Penyampaian materi pembelajaran dapat

diseragamkan.

a.i.1.a.i.b) Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan

menarik.

a.i.1.a.i.c) Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif.

Page 34: Penerapan Permainan Mengarang Gotong Royong Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Sederhana Siswa Kelas III SDN. Sukaraja I Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang

34

a.i.1.a.i.d) Efisiensi dalam waktu dan tenaga.

a.i.1.a.i.e) Meningkatkan kualitas hasil belajar siswa.

a.i.1.a.i.f) Media memungkinkan proses belajar dapat

dilakukan di mana saja dan kapan saja.

a.i.1.a.i.g) Media dapat menumbuhkan sikap positif siswa

terhadap materi dan proses belajar.

a.i.1.a.i.h) Merubah peran guru ke arah yang lebih positif dan

produktif.

a.i.1.a.i.1.3) Jenis-jenis Media

Ada beberapa jenis media pembelajaran yang dapat

dipergunakan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, yaitu

a.i.1.a.i.1) Media Audio

Media ini terdiri dari perangkat keras yang berupa alat

perekam (tape recorder) dan perangkat lunak yang berupa

program dalam pita rekaman. Media ini sangat sesuai untuk

melatih keterampilan ekspresi lisan dan menyimak, contohnya

radio, tape recorder dan pita audio.

a.i.1.a.i.2) Media Visual

Media visual artinya media pembelajaran yang dapat dilihat

dengan indera penglihatan, misalnya : gambar datar, media

proyeksi diam, media grafis. (Kamus Besar Bahasa Indonesia,

2005: 1262)

Page 35: Penerapan Permainan Mengarang Gotong Royong Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Sederhana Siswa Kelas III SDN. Sukaraja I Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang

35

a.i.1.a.i.3) Media Audio Visual

Media audio visual merupakan perpaduan antara media

visual dan media audio. Keduanya dimunculkan bersama-sama

untuk mengkomunikasikan program pembelajaran. Contohnya:

televisi (TV), film, video.

a.i.1.a.i.4) Media Serba Aneka

Media serba aneka merupakan media pengajaran yang

berasal dari potensi di suatu daerah di sekitar sekolah atau di

masyarakat yang dapat dimanfaatkan sebagai media pengajaran,

contohnya: papan tulis, papan buletin, papan flannel, papan

magnetik.

a.i.1.a.i.5) Media Tiga Dimensi

Media tiga dimensi merupakan media yang dapat

memberikan suatu perasaan akan realita karena lebih banyak

pengertian yang mendalam dan pemahaman yang lebih lengkap

akan benda-benda nyata. Contohnya: model dan miniatur,

diorama.

a.i.1.a.i.6) Media Gambar

Media gambar merupakan salah satu dari jenis media

visual. media gambar adalah penyajian visual dua dimensi yang

memanfaatkan rancangan gambar sebagai sarana pertimbangan

mengenai kehidupan sehari-hari, misalnya yang menyangkut

Page 36: Penerapan Permainan Mengarang Gotong Royong Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Sederhana Siswa Kelas III SDN. Sukaraja I Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang

36

manusia, peristiwa, benda-benda, tempat, dan sebagainya.

Menurut Sudjana, dkk. (2001: 68) dalam Angkoro, Robertus

(2007: 26), ”media gambar adalah media yang

mengkombinasikan fakta dan gagasan secara jelas dan kuat

melalui kombinasi pengungkapan kata-kata dengan gambar-

gambar”

Media gambar adalah media yang paling umum dipakai.

Media ini berfungsi menyalurkan pesan dari sumber informasi

ke penerima pesan. Secara khusus, media gambar berfungsi

untuk menarik perhatian, memperjelas sajian ide,

mengilustrasikan atau memberi variasi pada fakta yang

kemungkinan dilupakan atau diabaikan. Media gambar

merupakan media sederhana, mudah dalam pembuatannya, dan

ditinjau dari pembiayaan termasuk media yang murah harganya.

media gambar atau media grafis terdiri atas gambar, bagan,

diagram, grafik, poster, kartu dan komik.

Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa media

gambar adalah foto atau sejenisnya yang menampakkan benda

yang banyak dan umum digunakan, mudah dimengerti dan

dinikmati dalam pembelajaran, serta untuk mengatasi kesulitan

menampilkan benda aslinya di dalam kelas.

Page 37: Penerapan Permainan Mengarang Gotong Royong Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Sederhana Siswa Kelas III SDN. Sukaraja I Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang

37

Penggunaan media gambar yang efektif harus mempunyai

tujuan yang jelas, pasti, dan terperinci. Dengan demikian media

gambar yang dapat digunakan adalah media gambar yang ada

hubungannya dengan pelajaran yang sedang dibahas atau

masalah yang dihadapi. (Angkoro, Robertus 2002: 25-28).

Beberapa kelebihan media gambar antara lain.

a.Sifatnya konkrit.

b.Dapat mengatasi batasan ruang, waktu dan indera.

c.Harganya relatif murah serta mudah dibuat dan digunakan

dalam pembelajaran di kelas.

Selain kelebihan, media gambar juga memiliki

kelemahannya, antara lain.

a. Hanya menekankan persepsi indera mata, ukurannya

terbatas, hanya terlihat oleh sekelompok siswa.

b. Jika gambar terlalu komplek, kurang efektif untuk tujuan

pembelajaran

i. Ejaan

a.i.1.1) Sejarah Singkat Ejaan

Sejak Bahasa Indonesia dijadikan bahasa nasional, bahasa

pengantar, dan bahasa resmi, Bahasa Indonesia sudah mengalami

beberapa kali perubahaan ejaan, yaitu.

a) Pada tahun 1901 lahir ejaan Van Ophuysen. Ejaan ini berlandaskan aturan ejaan Melayu dengan huruf latin.

Page 38: Penerapan Permainan Mengarang Gotong Royong Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Sederhana Siswa Kelas III SDN. Sukaraja I Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang

38

b) Pada tahun 1938 Kongres Bahasa Indonesia Pertama. Kongres menyarankan agar ejaan lebih diinternasionalkan.

c) Pada tahun 1945 Kongres Bahasa Indonesia Kedua dibicarakan asal-usul Bahasa Indonesia juga penyusunan peraturan ejaan yang praktis bagi bahasa indonesia.

d) Pada tanggal 19 Maret 1947 Mendikbud menetapkan ejaan Republik sebagai ejaan resmi.

e) Pada tahun 1945 lahir ejaan Melindo (Melayu – Indonesia).f) Pada tahun 1967 dirumuskan rancangan peraturan ejaan sebagai

bahan pengembangan bahasa nasional, Indonesia dan Malaysia.g) Pada tanggal 17 Agustus 1972 diresmikannya EYD (Ejaan Yang

Disempurnakan).(Hoerudin, dkk., 2006)

a.i.1.2) Pemakaian dan Penulisan Huruf

Pemakaian-pemakaian dan penulisan huruf serta penulisan

kata menjadi penting dalam bahasa tulis karena penyampaian

gagasan dalam bahasa tulis lebih sulit daripada bahasa lisan.

Penyampaian gagasan dengan bahasa lisan lebih cepat dipahami

karena disertai gerak-gerik, mimik, intonasi, irama, jeda, serta

unsur-unsur non bahasa lainnya. Hal semacam itu tidak terdapat di

dalam bahasa tulis dan dapat menimbulkan kesalahpahaman

(miscommunication). Oleh sebab itu, ejaan dan pungtuasi (tanda

baca) berperan penting menggantikan unsur-unsur non bahasa

untuk memperjelas gagasan atau pesan.

Tulisan yang sudah diberi pungtuasi dan diperbaiki

ejaannya, lebih mudah dan lebih cepat dipahami. Itulah sebabnya,

unsur ejaan dan pungtuasi merupakan salah satu syarat yang harus

dipenuhi dalam tulis-menulis.

Page 39: Penerapan Permainan Mengarang Gotong Royong Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Sederhana Siswa Kelas III SDN. Sukaraja I Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang

39

a) Pemakaian Huruf

Pemakaian huruf terdiri atas.

(1) Huruf Abjad

Abjad yang digunakan dalam ejaan Bahasa Indonesia ada

26 huruf, yaitu a, b, c, d, e, f, g, h, i, j, k, l, m, n, o, p, q, r, s, t, u,

v, w, x, y, dan z.

(2) Huruf Vokal

Huruf yang melambangkan vokal dalam Bahasa Indonesia

terdiri atas huruf a, i, u, e, o.

(3) Huruf Konsonan

Huruf yang melambangkan konsonan dalam Bahasa

Indonesia terdiri atas b, c, d, f, g, h, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, v, w,

x, y, dan z.

(4) Huruf Diftong

Di dalam bahasa Indonesia terdapat diftong yang

dilambangkan dengan ai, au, dan oi.

(5) Gabungan Huruf Konsonan

Di dalam bahasa Indonesia terdapat empat gabungan huruf

yang melambangkan konsonan, yaitu kh, ng, ny, dan sy.

Page 40: Penerapan Permainan Mengarang Gotong Royong Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Sederhana Siswa Kelas III SDN. Sukaraja I Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang

40

b) Pemakaian Huruf Kapital

Huruf kapital atau huruf besar, dipakai sebagai huruf

pertama pada.

(1) Awal kalimat. Misalnya: Dia mengamuk

(2) Petikan langsung.Misalnya: Adik bertanya, ”Kapan kita

pulang?”

(3) Dalam ungkapan yang berhubungan dengan nama Tuhan

dan kitab suci, termasuk kata ganti untuk Tuhan.

Misalnya: Allah, Yang Mahakuasa.

Nama gelar kehormatan, katurunan, dan keagamaan yang

diikuti nama orang. Misalnya: Sultan Hasanudin. Huruf

kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama gelar

kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang tidak diikuti

nama orang. Misalnya : Dia baru saja diangkat menjadi

sultan.

c) Pemakaian Tanda Baca

(1) Tanda Titik (.)

Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan

pertanyaan atau seruan. Misalnya : Ayahku tinggal di Solo.

2. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan rumusan dan pemecahan masalah di atas peneliti mengajukan

hipotesis sebagai berikut : ”Jika pembelajaran menulis karangan menggunakan

Page 41: Penerapan Permainan Mengarang Gotong Royong Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Sederhana Siswa Kelas III SDN. Sukaraja I Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang

41

metode kolaborasi dan permainan bahasa mengarang gotong royong, maka

kemampuan menulis karangan pengalaman siswa kelas III SDN Sukaraja I akan

meningkat”.

I. RENCANA DAN PROSEDUR PENELITIAN

1. Rencana Penelitian

a. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilaksanakan di wilayah Sumedang kota yang

berdekatan dengan alun-alun kota Sumedang, beralamatkan di jalan

empang no.04 tepat bersebrangan dengan pemda kabupaten

Sumedang. Tentunya SDN Sukaraja I ini memiliki letak yang sangat

strategis karena berada di kawasan Pusat kota sumedang. Lokasi ini

dipilih atas pertimbangan bahwa peneliti pernah melakukan observasi

di SDN Sukaraja 1, sehingga peneliti tidak merasa ragu untuk memilih

lokasi ini.

b. Subjek Penelitian

Subjek penelitian yang dilakukan adalah siswa kelas III semester II tahun

ajaran 2009/2010 SDN Sukaraja I Kec. Sumedang Selatan Kab.

Sumedang. Dimana Siswa kelas III ini berjumlah 37 orang siswa.

Alasan peneliti melaksanakan penelitian di kelas III ini adalah siswa

tidak mampu menulis karangan sederhana dengan memperhatikan

Page 42: Penerapan Permainan Mengarang Gotong Royong Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Sederhana Siswa Kelas III SDN. Sukaraja I Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang

42

penggunaan pilihan kata yang sesuai dengan bahasa Indonesia yang

baik dan benar serta penggunaan ejaan dengan tepat sehingga

memerlukan perbaikan sesegera mungkin.

c. Waktu Penelitian

Waktu yang digunakan untuk penelitian ini yaitu sekitar lima bulan yang

terhitung dari bulan Februari samapai dengan bulan Juni. Dimana

siklus yang akan digunakan dalam penelitian ini sebannyak tiga siklus.

Masing-masing siklus akan dilakukan dalam satu kali pertemuan

dimana penerapan metode kolaborasi dan penggunaan media gambar

akan tercapainya tujuan pembelajaran.

2. Metode dan Desain Penelitian

a. Metode Penelitian

Penelitian yang penulis lakukan bercorak Penelitian Tindakan

Kelas (PTK). Metode yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah

metode deskriptif kualitatif sejalan dengan pendapat Bogdan dan Taylor

(moleong, 1994: 3) mendefinisikan bahwa, ”Metodologi kualitatif

prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata

tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati”.

Dalam penelitian ini penulis memilih menggunakan pendekatan

kualitatif, alasan memilih penelitian kualitatif adalah berdasarkan dari

pendapat Moleong (1994: 5), yaitu.

Page 43: Penerapan Permainan Mengarang Gotong Royong Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Sederhana Siswa Kelas III SDN. Sukaraja I Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang

43

Pertama, menyesuaikan metode lebih mudah apabila berhadapan dengan kenyataan ganda; kedua, metode ini menyajikan secara langsung hakikat berhubungan antara peneliti dan responden; ketiga, metode ini lebih peka dan lebih dapat menyesuaikan diri dengan banyak penajaman pengaruh bersama dan terhadap pola- pola nilai yang dihadapi.

Sedangkan menurut Wiriaatmadja (2005: 10-11), karakteristik

penelitian kualitatif adalah sebagai berikut:

1) Penelitian kualitatif berlangsung dalam latar alamiah, tempat kejadian dan perilaku manusia berlangsung;

2) Peneliti adalah instrumen utama penelitian dalam pengumpulan data;

3) Data yang dihasilkan bersifat deskriptif

4) Fokus diarahkan persepsi dan pengalaman partisipan;

5) Proses sama pentingnya dengan produk;

6) Penafsiran dalam pemahaman ideografis, perhatian kepada particular, bukan kepada membuat generalisasi;

7) Memunculkan desain, peneliti mencoba mengkonstruksikan penafsiran dan pemahaman dengan sumber data manusia;

8) Objektifitas dan kebenaran dijungjung tinggi.

Dengan demikian proses dan hasil penelitian yang akan dilakukan

penulis akan dideskripsikan dengan jelas dan rinci melalui penggunaan

kata-kata dengan bantuan persentase.

b. Desain Penelitian

Rancangan penelitian yang akan dilakukan dalam penelitian

tindakan kelas ini adalah berbentuk siklus, setiap siklus terdiri dari

satu pertemuan. Pada akhir pertemuan diharapkan tercapainya tujuan

yang ingin dicapai yaitu peningkatan kemampuan menulis karangan.

Page 44: Penerapan Permainan Mengarang Gotong Royong Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Sederhana Siswa Kelas III SDN. Sukaraja I Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang

44

Dalam penelitian tindakan kelas ini, peneliti menggunakan spiral

Kemmis dan Mc Taggart (Wiriaatmadja, 2005: 66), yaitu model siklus

yang dilakukan secara berulang, berkelanjutan artinya semakin lama

diharapkan semakin meningkat perubahan atau pencapaian hasilnya.

Seperti nampak pada gambar berikut

Gambar 1

Model Spiral Kemmis dan Mc. Taggart

(Wiriaatmadja, 2005: 66)

Secara mendetail Kemmis dan Taggart (Wiriaatmadja: 2006 )

menjelaskan tahap-tahap penelitian tindakan yang dilakukannya adalah

sebagai berikut.

1. Tahap perencanaan (plan), Pada tahap ini disusun rancangan strategi

bertanya untuk mendorong siswa menjawab pertanyaannya sendiri.

Page 45: Penerapan Permainan Mengarang Gotong Royong Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Sederhana Siswa Kelas III SDN. Sukaraja I Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang

45

2. Tahap tindakan (act),pada tahap ini guru mulai mengajukan beberapa

pertanyaan kepada siswa untuk mendorong siswa mengatakan apa yang

mereka pahami, dan minati.

3. Tahap pengamatan (observe), pada tahap ini pertanyaan dan jawaban

siswa dicatat atau direkam untuk melihat apa yang sedang terjadi.

4. Tahap refleksi (reflect), pada tahap ini dilakukan pertimbangan baik

buruknya atau berhasil belum berhasilnya tindakan, kemudian dianalisis

untuk memberikan arahan bagi perbaikan tindakan selanjutnya.

Pada siklus berikutnya tahapan-tahapan tindakan dilakukan

semakin baik sehingga proses pembelajaran dapat dilakukan dengan

lebih baik dan tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan optimal.

3. Prosedur Penelitian Tindakan

a. Tahapan Perencanaan

Bagian awal dari rancangan Penelitian Tindakan Kelas berisi

rencana tindakan yang akan dilakukan untuk memecahkan masalah

yang telah ditetapkan. Menurut Hasan dalam (Kasbolah, 1999: 81) hal-

hal yang dilakukan dalam rencana tindakan adalah sebagai berikut.

Penentuan bukti yang akan dijadikan indikator untuk mengukur

pencapaian pemecahan masalah sebagai akibat dilakukannya tindakan.

Penetapan bukti-bukti yang akan dijadikan indikator tindakan untuk

menentukan tingkat keberhasilan pemecahan masalah sebagai akibat

Page 46: Penerapan Permainan Mengarang Gotong Royong Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Sederhana Siswa Kelas III SDN. Sukaraja I Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang

46

dilakukannya tindakan merupakan hal yang sangat penting untuk

mengetahui apakah tindakan yang dilakukan sudah berhasil atau belum.

Adapun permasalahan dalam penelitian ini adalah rendahnya

kemampuan siswa kelas III dalam menulis karangan mengenai

penempatan pilihan kata, penggunaan huruf kapital, dan tanda titik.

Pada tahapan ini ditetapkan indikator dan deskriptor yang akan

dijadikan sebagai acuan dalam mengukur keberhasilan pembelajaran

menulis karangan.

b. Tahapan pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan tindakan penelitian ini akan dilaksanakan

secara kolaborasi antara praktisi dengan peneliti. Dalam hal ini peneliti

mengarahkan praktisi agar tindakannya sesuai dengan perencanaan

pembelajaran yang telah disusun. Bersamaan dengan dilakukannya

tindakan, peneliti melakukan pengamatan terhadap pelaksanaan tindakan

dengan menggunakan alat pengumpul data, yaitu lembar observasi

kinerja guru dan aktivitas siswa serta hasil tindakan dengan

menggunakan lembar tes.

Sebelum melaksanakan tindakan perlu disusun langkah operasional

dari tindakan yang akan dilakukan agar semua komponen yang

diperlukan dapat dikelola dengan baik. Langkah- langkah tersebut

adalah.

Page 47: Penerapan Permainan Mengarang Gotong Royong Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Sederhana Siswa Kelas III SDN. Sukaraja I Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang

47

1) Memberikan informasi kepada guru mengenai cara melakukan

tindakan atau melatih guru melakukan tindakan sesuai dengan rencana

yang telah sisusun dalam RPP.

2) Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan di

kelas, seperti berbagai jenis media pembelajaran dan peralatan yang

diperlukan sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai.

3) Menyiapkan contoh-contoh atau suruhan melakukan tindakan secara

jelas misalnya petunjuk yang dirumuskan dalam LKS.

4) Mempersiapkan cara-cara melakukan observasi terhadap hasil yang

dicapai dan mempersiapkan segala alat yang diperlukan.

5) Menyusun skenario mengenai segala hal yang akan dilakukan oleh

guru, peneliti, dan apa yang akan dikerjakan oleh siswa dalam

pelaksanaan tindakan yang sudah direncanakan.

6) Jika semuanya sudah dipersiapkan, maka skenario tindakan dapat

dilaksanakan. Pada akhir tindakan dilakukan pengamatan atau

pengukuran hasil tindakan untuk dibandingkan dengan hasil

pengukuran awal sehingga dapat diketahui peningkatan dari hasil

pembelajaran yang telah dilakukan. Agar pelaksanaan tindakan dapat

menjamin tercapainya tujuan perlu adanya pengelolaan dan

pengendalian. Pengelolaan mencakup pengorganisasian kegiatan,

waktu, sarana dan prasarana yang digunakan. Dengan pengelolaan yang

baik, maka efisiensi dan efektivitas kegiatan dapat dicapai. Sedangkan

Page 48: Penerapan Permainan Mengarang Gotong Royong Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Sederhana Siswa Kelas III SDN. Sukaraja I Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang

48

pengendalian untuk mengontrol pelaksanaan tindakan agar tetap

menuju ke arah sasaran yang hendak dicapai.

c. Tahapan Observasi

Tahapan ini terdiri dari proses pengumpulan data dan mencatat

segala kegiatan yang bertujuan untuk perbaikan selama tindakan itu

berlangsung. Hal ini untuk mengetahui sejauh mana kinerja guru dan

aktifitass siswa dalam pembelajaran. Pada tahap ini dilakukan dengan

mengisi lembar observasi untuk mengamati segala aktifitas selama

kegiatan berlangsung.

d. Tahapan Analisis dan Refleksi

Kegiatan refleksi adalah melakukan evaluasi terhadap

keberhasilan dan pencapaian tujuan tindakan. Refleksi tentunya

dilakukan untuk mengetahui segala hal yang terjadi dan diperoleh dalam

proses dan hasil dalam pembelajaran.

Pada pelaksanaannya, peneliti bersama praktisi dan teman

sejawat yang telah memahami permasalahan yang diteliti melakukan

analisis, interpretasi dan evaluasi atas data yang berhasil diperoleh

melalui kegiatan observasi. Data yang berhasil diperoleh perlu diurai,

dipahami, diuji, dibandingkan dengan pengalaman sebelumnya,

kemudian dicarikan keterkaitannya dengan teori tertentu yang relevan.

Page 49: Penerapan Permainan Mengarang Gotong Royong Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Sederhana Siswa Kelas III SDN. Sukaraja I Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang

49

Hasil data yang sudah dianalisis-sintesis tersebut kemudian melalui

proses refleksi ditarik kesimpulan yang mantap dan tajam.

Tahap refleksi sangat penting untuk memberikan gambaran

yang jelas tentang hasil tindakan yang telah dilaksanakan. Refleksi juga

bermanfaat untuk meningkatkan kemampuan peneliti dalam melakukan

penelitian tindakan kelas.

Melalui kegiatan refleksi ini semua unsur yang terlibat/para

pelaku (peneliti, praktisi, rekan guru, dan kepala sekolah) mempunyai

banyak kesempatan yang sama untuk meningkatkan profesionalismenya

dalam memperbaiki proses pembelajaran yang dilakukan dan pelayanan

yang diberikan secara berkelanjutan.

Hasil tahap refleksi ini dijadikan sumber untuk melakukan

tindakan selanjutnya, yaitu perbaikan dan penyempurnaan dari tindakan

sebelumnya. Pada akhirnya refleksi akan menghasilkan dan mendorong

dalam merancang rencana-rencana baru untuk perbaikan pembelajaran

selanjutnya.

J. INSTRUMEN PENELITIAN

Instrumen penelitian merupakan alat pengumpul data yang berpusat

pada peneliti itu sendiri, karena peneliti berperan penuh dalam menentukan

skenario secara keseluruhan Ia sekaligus sebagai perencana, pelaksana,

pengumpul data, analisis, penafsiran data, dan pada akhirnya ia menjadi

pelapor hasil penelitiannya.

Page 50: Penerapan Permainan Mengarang Gotong Royong Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Sederhana Siswa Kelas III SDN. Sukaraja I Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang

50

Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut.

a.1.a.a.i.1. Format Observasi

Observasi adalah suatu pengumpulan datayang dilakukan dengan

cara melakukanpengamatan secara langsung maupun tidak langsung,

pada kegiatan-kegiatan yang sedang berlangsung baik di lingkungan

sekolah maupun di lingkungan luar sekolah.

Penulis melakukan observasi pada tanggal 3 Desember 2010

dengan melakukan pengamatanterhadap proses pembelajaran bahasa

indonesia di kelas IIIB SD Negeri Sukaraja I.

Observasi ini dilakukan untuk mencatat dan mengetahui kinerja

guru dan aktivitas siswa kelas III SD Sukaraja 1 dalam Proses

pemebelajaran menulis karangan sederhana

Format observasi adalah alat untuk mengetahui aktivitas dan

tingkah laku siswa atau guru dalam proses belajar pembelajaran

menulis karangan sederhana dengan metode permainan bahasa

mengarang gotong-royong

a.1.a.a.i.2. Pedoman Wawancara

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila

peneliti telah mengetahui dengan pasti tentang informasi yang akan

diperoleh. Dalam melakukan wawancara, pengumpul data telah

Page 51: Penerapan Permainan Mengarang Gotong Royong Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Sederhana Siswa Kelas III SDN. Sukaraja I Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang

51

menyiapkan instrumen penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan

tertulis yang alternatif jawabannya pun telah disiapkan.

a.1.a.a.i.3. Tes Hasil Belajar

Tes dapat dipandang sebagai teknik dan alat yang paling utama

digunakan untuk mengetahui kemampuan atau perilaku siswa sesuai

dengan tujuan instruksional yang ingin diukur. Tes dapat memberikan

gambaran tingkat intensitas perilaku seseorang baik dibandingkan

dengan siswa lainnya maupun dengan tolok ukur tertentu.

K. TEKNIK PENGOLAHAN DATA

1. Pengolahan Data Proses

Pengolahan data dimulai pada saat melakukan refleksi dari setiap siklus

yang dilaksanakan dalam penelitian. Proses yang dilakukan yaitu dengan

memasukkan data-data yang telah diperoleh dalam proses pembelajaran ke

dalam lembar observasi yang memuat kriteria aspek-aspek yang dinilai

berdasarkan deskriptor yang telah ditentukan dalam penilaian proses

pembelajaran. Adapun penilain proses terdiri dari lembar observasi aktivitas

siswa dan lembar observasi kinerja guru. Berikut adalah pengolahan data

proses.

4.1.a.a.a. Keaktifan

Page 52: Penerapan Permainan Mengarang Gotong Royong Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Sederhana Siswa Kelas III SDN. Sukaraja I Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang

52

(3) : Jika siswa dapat memberikan pendapat dan pertanyaan saat

pembelajaran berlangsung

(2) : Jika siswa dapat memberikan pendapat saja atau pertanyaan saja

saat pembelajaran berlangsung

(1) :Jika siswa tidak dapat memberikan pendapat dan pertanyaan saat

pembelajaran berlangsung

4.1.a.a.b. Kerjasama

(3) : Jika siswa saling membantu mengoreksi karangan dalam

kelompoknya.

(2) :Jika siswa mengoreksi sendiri karangan temannya

(1) :Jika siswa tidak dapat mengoreksi karangan temannya.

4.1.a.a.c. Ketepatan

(3) : Jika siswa dapat menyelesaikan tugasnya dengan tuntas dan

tepat waktu

(2) : Jika siswa dapat menyelesaikan tugasnya dengan tuntas tetapi

tidak tepat waktu

(1) : Jika siswa tidak dapat menyelesaikan tugasnya

Kriteria Penskoran

Page 53: Penerapan Permainan Mengarang Gotong Royong Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Sederhana Siswa Kelas III SDN. Sukaraja I Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang

53

- Pada kolom format aktivitas siswa diisi dengan menggunakan tanda (√)

sesuai dengan indikator yang dilaksanakan

- Skor ideal = 9

- Dibuang rentang 3, maka :

- Jika skor 7 – 9 = Baik

skor 4 – 6 = Cukup

skor 1 – 3 = Kurang

- Rumus Persentase :

% = x 100

X = Jumlah Perolehan Skor

N = Jumlah Siswa Keseluruhan

100 = Angka Baku

2. Pengolahan Data Hasil

Pengolahan data hasil belajar siswa dilakukan setelah melaksanakan

tes hasil belajar. Hasil karangan siswa dinilai dengan berpedoman

kepada deskriptor penilaian yang telah dirumuskan. Setelah data hasil

penilaian menulis karangan terkumpul selanjutnya data tersebut diolah

berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah

ditentukan. Adapun kriteria aspek-aspek penilaian menulis karangan

adalah sebagai berikut.

Page 54: Penerapan Permainan Mengarang Gotong Royong Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Sederhana Siswa Kelas III SDN. Sukaraja I Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang

54

A. Pilihan Kata

Pilihan Kata 1

3 jika dalam menulis karangana sederhana terdapat penggunaan

bahasa daerah minimal 0-2 kata dari 6 kalimat di awal.

2 jika dalam menulis karangana sederhana terdapat penggunaan

bahasa daerah minimal 3-4 kata dari 6 kalimat di awal.

1 jika dalam menulis karangana sederhana terdapat penggunaan

bahasa daerah minimal 5-6 kata dari 6 kalimat di awal.

Pilihan Kata 2

3 jika dalam menulis karangan sederhana terdapat pengulangan

konjungsi 0-2 kata dari 6 kalimat di awal

2 jika dalam menulis karangan sederhana terdapat pengulangan

konjungsi 3-4 kata dari 6 kalimat di awal

1 jika dalam menulis karangan sederhana terdapat pengulangan

konjungsi 5-6 kata dari 6 kalimat di awal

Pilihan Kata 3

3 jika dalam menulis karangan sederhana terdapat kesalahan

imbuhan 0-2 kata dari 6 kalimat di awal

2 jika dalam menulis karangan sederhana terdapat kesalahan

imbuhan 3-4 kata dari 6 kalimat di awal

1 jika dalam menulis karangan sederhana terdapat kesalahan

imbuhan 5-6 kata dari 6 kalimat di awal

Page 55: Penerapan Permainan Mengarang Gotong Royong Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Sederhana Siswa Kelas III SDN. Sukaraja I Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang

55

B. Penggunaan Huruf Kapital

(3) : jika siswa dalam menulis karangan dapat menggunakan huruf

kapital di awal kalimat (minimal enam kalimat di awal).

(2) : jika siswa dalam menulis karangan dapat menggunakan huruf

kapital di awal kalimat (minimal empat kalimat di awal).

(1) : jika siswa dalam menulis karangan dapat menggunakan huruf

kapital di awal kalimat (minimal dua kalimat di awal).

3. Penempatan tanda titik di akhir kalimat.

(3) : jika siswa dalam menulis karangan dapat menempatkan tanda

titik di akhir kalimat dengan tepat(minimal enam kalimat di awal).

(2) : jika siswa dalam menulis karangan dapat menempatkan tanda

titik di akhir kalimat dengan tepat(minimal empat kalimat di awal).

(1) : jika siswa dalam menulis karangan dapat menempatkan tanda

titik di akhir kalimat dengan tepat(minimal dua kalimat di awal).

Page 56: Penerapan Permainan Mengarang Gotong Royong Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Sederhana Siswa Kelas III SDN. Sukaraja I Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang

56

.

Nilai Akhir = X 100

Teknik pengolahan data hasil dilakukan dengan cara sebagai

berikut.

a. Menentukan skor dari setiap nomor soal.

b. Menghitung jumlah skor yang diperoleh tiap siswa.

c. Memberi nilai angka dengan cara seperti berikut ini.

Nilai akhir=Jumlah Skor yang Benar52 x 100

d. Menghitung persentase ketuntasan dengan cara berikut.

Jumlah siswa yang tuntasJumlah siswa seluruhnya x 100%

e. Nilai batas ketuntasan tiap siswa ditetapkan dengan menggunakan

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dengan ketentuan sebagai

berikut.

1) Rambu-rambu

1.a.1.a.a) KKM ditetapkan

pada awal tahun pelajaran

1.a.1.a.b) KKM ditetapkan

oleh forum KKG

Page 57: Penerapan Permainan Mengarang Gotong Royong Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Sederhana Siswa Kelas III SDN. Sukaraja I Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang

57

1.a.1.a.c) Nilai KKM

dinyatakan dalam bentuk bilangan bulat dengan rentang 0-100

1.a.1.a.d) Nilai ketuntasan

belajar maksimal adalah 100

1.a.1.a.e) Kriteria ditetapkan

untuk masing-masing indikator, idealnya berkisar 75%

1.a.1.a.f) Sekolah dapat

menetapakan KKM dibawah kriteria ideal

1.a.1.a.g) Nilai KKM dapat

dicantumkan dalam LHBS sesuai model yang dipilih sekolah

2) Kriteria Penetapan KKM

2.a) Kompleksitas indikator (kesulitan dan kerumitan)

2.b) Daya dukung (sarana/prasarana, kemapuan guru,

lingkungan, dan biaya)

2.c)Intake siswa (kemampuan rata-rata siswa)

3) Penafsiran kriteria KKM menjadi nilai KKM

Cara menafsirkan kriteria KKM menjadi nilai KKM dengan tiga

cara, yaitu:

3.a) dengan memberikan point pada setiap kriteria

3.b) dengan memberikan rentang nilai pada setiap kriteria

Page 58: Penerapan Permainan Mengarang Gotong Royong Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Sederhana Siswa Kelas III SDN. Sukaraja I Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang

58

3.c) dengan memberikan proffesional judgment pada setiap

kriteria

Adapun aturan penentuan KKM yang ditetapkan di SD

Negeri Sukaraja 1 dengan tafsiran memberikan point pada setiap

kriteria.

Tabel Point pada setiap Kriteria :

Kriteria Kategori Point

Kompleksitas Tinggi 1

Sedang 2

Rendah 3

Daya Dukung Tinggi 3

Sedang 2

Rendah 1

Intake siswa Tinggi 3

Sedang 2

Rendah 1

Tabel Kriteria KKM menjadi Nilai KKM

Standar Kompertensi Kriteri Penentuan KKM KKM

Page 59: Penerapan Permainan Mengarang Gotong Royong Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Sederhana Siswa Kelas III SDN. Sukaraja I Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang

59

Kompetensi dasar dan Indikator

Komplek sitas

Daya dukung Intake Siswa

Jumlah Bobot

Guru Sarpras

Menghitung luas bangun datar sederhana dan menggunakannya dalam pemecahan masalah

2 3 2 2 9 75

Menghitung luas trapesium dan layang-layang •Menentukan luas layang-layang

(2 + 3 + 2 + 2 ) × 100 = 75

12

Persentase ketuntasan klasikal diperoleh dari :

Jumlah siswa yang mencapai ketuntasan ≥ 75 × 100%

Jumlah siswa

L. VALIDASI DATA

Teknik validasi data yang digunakan untuk mengetahui validitas sebuah

data antara lain.

Page 60: Penerapan Permainan Mengarang Gotong Royong Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Sederhana Siswa Kelas III SDN. Sukaraja I Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang

60

1. Member Check

Member Check adalah meninjau kembali keterangan-keterangan atau

informasi data yang diperoleh selama observasi atau wawancara, dengan cara

mengkonfirmasikannya dengan guru, siswa, nara sumber, atau siapapun yang

berhubungan dengan penelitian ini melalui kegiatan relatif-kolaboratif pada

setiap akhir kegiatan pembelajaran. Kegiatan ini dilakukan untuk mendapatkan

keterangan, informasi, atau penjelasan apakah tetap sifatnya atau tidak berubah

sehingga dapat dipastikan keajegan dan kebenarannya. Hal ini berguna untuk

memperoleh tanggapan, sanggahan atau informasi tambahan baik dari guru

maupun siswa, sehingga terjaring data yang benar dan memiliki derajat validasi

yang tinggi. (Wiriaatmadja, 2006). Contoh pelaksanaannya adalah pada saat

peneliti mengecek kembali keterangan atau informasi mengenai penerapan

metode kolaborasi baik kelebihan maupun kekurangannya melalui diskusi

dengan siswa dan mitra pengamat di sekolah untuk memperoleh kebenaran data

yang jelas dan benar adanya.

2.Triangulasi

Trianglasi adalah pemeriksa kebenaran data yang diperoleh peneliti, dengan

membandingkan terhadap hasil yang diperoleh sumber lain yakni guru dan

siswa. Tujuannya untuk memperoleh derajat kepercayaan data yang maksimal.

Kegiatan triangulasi dalam kegiatan ini dilakukan melalui kegiatan reflektif

kolaboratif antara guru dan peneliti. Selain itu juga dilakukan kegiatan

wawancara dengan siswa, dengan tujuan untuk mendapat gambaran tentang

persepsi siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode

Page 61: Penerapan Permainan Mengarang Gotong Royong Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Sederhana Siswa Kelas III SDN. Sukaraja I Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang

61

kolaborasi. Hasil triangulasi ini kemudian dijabarkan dalam bentuk catatan

lapangan. (Moleong: 2004). Contoh triangulasi dilakukan pada saat peneliti

membandingkan aktifitas guru dan siswa selama proses pembelajaran serta hasil

yang dicapai dalam menulis karangan dengan menggunakan metode kolaborasi.

Hasilnya dicatat dalam catatan lapangan agar dapat diketahui peningkatannya.

3. Audit Trail

Audit Trail mengecek kebenaran prosedur dan metode pengumpulan data

dengan cara mendiskusikannya dengan guru, pembimbing, peneliti senior, dan

teman-teman peneliti untuk mengetahui kesalahan-kesalahan prosedur atau

metode yang digunakan peneliti dengan cara memeriksa catatan-catatan yang

ditulis oleh peneliti maupun pengamat mitra penelitian lainnya untuk mengambil

kesimpulan mengenai tindakan yang telah dilaksanakan. Kegiatan ini dilakukan

untuk memperoleh data dengan validasi yang tinggi. (Wiriaatmadja, 2006).

Contohnya, pada saat peneliti melakukan diskusi dengan guru atau pengamat

penelitian membahas kesalahan-kesalahan atau kekurangan metode kolaborasi

dalam pembelajaran menulis karangan.

4.Expert Opinion

Expert Opinion dilakukan dengan cara mengkonsultasikan hasil temuan

peneliti kepada para ahli. Dalam kegiatan ini, peneliti mengkonsultasikan hasil

temuan peneliti kepada pembimbing mengenai masalah-masalah penelitian yang

ditemukan untuk memperoleh arahan dan masukan berupa perbaikan, modifikasi

atau penghalusan untuk meningkatkan derajat keterpercayaan terhadap

penelitian yang sedang dilakukan sehingga validasi temuan penelitian dapat

Page 62: Penerapan Permainan Mengarang Gotong Royong Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Sederhana Siswa Kelas III SDN. Sukaraja I Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang

62

dipertanggungjawabkan. (Wiriaatmadja, 2006). Sebagai contoh pelaksanaan

kegiatan ini adalah peneliti selalu melakukan konsultasi dan bimbingan dengan

dosen pembimbing dan guru-guru di sekolah sebagai mitra pengamat penelitan

dari mulai tahap perencanaan, pelaksanaan sampai penelitian selesai

dilaksanakan.

Berdasarkan penjelasan validasi data di atas, peneliti menggunakan

validasi data yaitu member check dan triangulasi. Validasi data dengan member

check digunakan setelah mengobservasi kinerja guru dan aktivitas siswa dalam

pelajaran menulis karangan serta setelah melakukan wawancara guru dan siswa.

Peneliti akan memeriksa kembali hasil observasi dan wawancara. Apakah hasil

temuan tersebut benar-benar sesuai dengan yang dilakukan atau ada yang belum

tercatat dalam observasi dan wawancara.

Validasi data dengan triangulasi dilakukan setelah observasi kinerja guru

dan aktivitas siswa dengan cara peneliti membandingkan dan mendiskusikan

hasil observasi tersebut dengan guru yang melakukan observasi di kelas V saat

pembelajaran menulis karangan. Validasi data dengan audit trail dilakukan

untuk mengecek kebenaran dan keabsahan data dengan berdiskusi bersama guru,

pembimbing, peneliti senior dan teman-teman penelitian.

Page 63: Penerapan Permainan Mengarang Gotong Royong Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Sederhana Siswa Kelas III SDN. Sukaraja I Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang

63

M. JADWAL PENELITIAN

Penelitian ini direncanakan memerlukan waktu pelaksanaan selama lima

bulan, yaitu mulai bulan februari sampai dengan bulan juni 2011.

NO

Uraian

Kegiatan

Januari

2011

Februari

2011

Maret

2011

April

2011

Mei

2011

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

1 Pembuatan

Proposal

√ √

2 Seminar

Proposal

√ √

3 Perencanaan √ √ √

4 Pelaksanaan √ √ √ √

5 Pembuatan

Laporan

√ √ √ √

Page 64: Penerapan Permainan Mengarang Gotong Royong Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Sederhana Siswa Kelas III SDN. Sukaraja I Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang

64

N. DAFTAR PUSTAKA

Abimanyu, Solih, dkk. 2008. Strategi Pembelajaran. Jakarta : Depdiknas

Akhadiah, Sabarti, dkk. 1997. Menulis. Jakarta : Depdikbud.

Depdiknas. 2006. KTSP. Jakarta : Depdiknas.

Djuanda, D. (2006). Pembinaan dan Pengembangan Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Bandung : UPI Press.

Djuanda, Dadan, dkk. 2008. Pembelajaran Keterampilan Berbahasa Indonesia Di SD. Bandung : Pustaka Latfiah.

Gie. L. (2002). Terampil Mengarang. Yogyakarta : Andi.

Page 65: Penerapan Permainan Mengarang Gotong Royong Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Sederhana Siswa Kelas III SDN. Sukaraja I Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang

65

Haryadi-Zamzam. 1997. Peningkatan Keterampilan Berbahasa Indonesia. Jakarta : Depdikbud.

Hidayat, K., dkk. (1994). Evaluasi Pendidikan dan Penerapan Dalam Pengajaran Bahasa Indonesia. Bandung : Alpabeta

Kasbollah, K. 1999. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Depdikbud

Moleong, L.J. 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Rosdakarya

Suriamihardja, Agus. (1997). Petunjuk Praktek Menulis. Jakarta : Depdikbud

LAMPIRAN-LAMPIRAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANLAMPIRAN 1

Page 66: Penerapan Permainan Mengarang Gotong Royong Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Sederhana Siswa Kelas III SDN. Sukaraja I Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang

66

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Materi Pokok : Menulis Karangan Narasi

Kelas/semester : V/I (Lima/Satu)

Waktu : 2 x 35 menit

I. KEMAMPUAN DASAR

A. Standar Kompetensi : 4. Mengungkapkan pikiran, perasaan,

informasi, dan pengalaman secara tertulis dalam bentuk karangan, surat

undangan, dan dialog tertulis.

B. Kompetensi Dasar : 4.1 Menulis karangan berdasarkan pengalaman dan

memperhatikan pilihan kata dan penggunaan ejaan.

C. Indikator :

1. Menulis karangan dengan menggunakan pilihan kata yang tepat.

2. Menulis karangan dengan memperhatikan penggunaan ejaan yang

tepat.

D. Tujuan Pembelajaran :

1. Siswa dapat Menulis karangan dengan menggunakan pilihan kata

yang tepat.

Page 67: Penerapan Permainan Mengarang Gotong Royong Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Sederhana Siswa Kelas III SDN. Sukaraja I Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang

67

2. Siswa dapat menulis karangan dengan menggunakan huruf kapital

diawal kalimat.

3. Siswa dapat menulis karangan dengan memperhatikan penempatan

tanda titik di akhir kalimat.

II. MATERI PEMBELAJARAN

Mengarang adalah segenap rangkaian kegiatan seseorang mengungkapkan

gagasan dan menyampaikannya melalui bahasa tulis kepada masyarakat untuk

dipahami. Huruf capital diagunakan di awal kalimat, tanda titk di akhir

kalimat.

III. METODE

1. Ceramah.

2. Tanya jawab.

3. Penugasan.

IV. MEDIA DAN SUMBER BELAJAR

Media

Gambar seri

Benda-benda yang sering dijumpai siswa (dimasukan dalam kotak).

Sumber Belajar

Page 68: Penerapan Permainan Mengarang Gotong Royong Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Sederhana Siswa Kelas III SDN. Sukaraja I Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang

68

1. Kurikulum KTSP 2006 Depdikbud.Pb Dharma Bakti

2. Tim Bina Karya Guru(2007)Bina Bahasa Indonesia kelas 3 semester

2.Jakarata:Erlangga.

A. Kegiatan Awal (5 menit)

1. Siswa mengucapkan salam.

2. KM (Ketua Murid) memimpin doa.

3. Siswa duduk sesuai dengan kelompoknya masing-masing

yang telah ditentukan sebelumnya.

4. Siswa dengan guru mengecek daftar hadir.

5. Guru memberikan apersepsi yang berhubungan dengan

materi yang akan diberikan, serta memberikan motivasi kepada

siswa agar lebih siap untuk mengikuti pembelajaran.

6. Siswa mendengarkan dan memahami tujuan pembelajaran

yang harus dicapai dari penjelasan guru.

B. Kegitan Inti

1. Guru menjelaskan kegiatan pembelajaran yang akan

berlangsung saat itu. Dimana siswa akan mengikuti sebuah

pembelajaran yang dikemas dalam bentuk permainan

Page 69: Penerapan Permainan Mengarang Gotong Royong Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Sederhana Siswa Kelas III SDN. Sukaraja I Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang

69

mengarang gotong royong. Dan guru tidak lupa menjelaskan

aturan permainan yang harus dilakukan oleh siswa.

2. Siswa yang sudah bergabung dengan kelompoknya masing-

masing, menyimak penjelasan dari guru.

3. Guru mendemonstrasikan permainan yang mengarang gotong

royong akan dimainkan oleh siswa. Hal tersebut dilakukan agar

siswa lebih memahami penjelasan dari guru.

4. Kemudian siswa mendengarkan penjelasan teori mengenai

materi pelajaran dari guru. Dengan menggunkan metode

ceramah. (hal ini sangat penting sebelum permainan dimulai)

5. Siswa melakukan Tanya jawab untuk memahami materi yang

belum dipahami oleh siswa.

6. Semua kelompok mulai bersiap-siap untuk mengikuti

permainan mengarang gotong royong yang telah dijelaskan

tadi.

7. Seorang siswa pertama wakil dari setiap kelompok mengambil

sebuah benda yang disimpan didalam kotak (benda tersebut

sudah disiapkan sebelumya dan disimpan ditempat dimana

setiap kelompok menempati tempatnya masing-masing).

8. Siswa yang telah bertugas mengambil benda harus membuat

sebuah kalimat yang berkaitan dengan benda tersebut dengan

Page 70: Penerapan Permainan Mengarang Gotong Royong Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Sederhana Siswa Kelas III SDN. Sukaraja I Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang

70

menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Siswa

yang lain dari kelompok yang sama mendapat giliran untuk

membuat kalimat dari benda tersebut, terus sampai anggota

terakhir dari kelompok tersebut. Begitupun dengan kelompok

yang lainnya.

9. Guru membimbing siswa bila mengalami kesulitan dalam

membuat sebuah karangan.

10.Setelah selesai perwakilan setiap kelompok secara bergiliran

maju ke depan untuk membacakan hasil karangannya.

Kelompok yang lain menyimak dan mengamati apakah kalimat

yang disusun sudah runtut dan sesuai dengan kalimat pertama

yang dibuat oleh anggota pertama. (angggota yang maju diberi

bintang).

11.Siswa kembali bergabung dengan kelompoknya masing-

masing.

12.Setiap anggota di semua kelompok kembali mendapatkan

kejutan dari guru, yaitu amplop yang bertuliskan “bukalah aku,

rangkailah aku, dan deskripsikalah aku sesuka hatimu”

13.Guru membimbing siswa untuk membuka amplop kemudian

mulai mengerjakan suruhan yang dituliskan dalam amplop

tersebut.

Page 71: Penerapan Permainan Mengarang Gotong Royong Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Sederhana Siswa Kelas III SDN. Sukaraja I Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang

71

14.Siswa mengerjakan mulai membuat sebuah karangan dari

gambar seri yang dimasukan ke dalam amplop tadi.

15.Guru membimbing siswa dalam menulis sebuah karangan.

16.Setelah selesai setiap anggota menyerahkan hasil pekerjaannya

kepada ketua kelompok untuk dikoreksi oleh kelompok yang

lain.

17.Guru membagikan LKS kepada setiap kelompok dan bolpoin

berwarna sebanyak jumlah siswa yang ada dalam kelompok

tersebut. (bolpoin warna merah untuk kelompok yang

memeriksa huruf kapital, warna hijau untuk kelompok yang

memeriksa tanda titik di akhir kalimat).

18.Guru membagikan hasil karangan siswa secara acak kepada

masing-masing kelompok untuk dikoreksi sesuai dengan

tugasnya masing-masing.

19.Siswa dalam kelompoknya saling membantu mengoreksi

karangan teman-temannya dengan menggarisbawahi kesalahan-

kesalahan penulisan karangan sesuai tugasnya dengan

menggunakan tinta yang diberikan oleh guru. Apabila ada

tulisan yang kurang dimengerti atau kurang jelas siswa yang

mengoreksi dapat menanyakan langsung kepada penulisnya.

Page 72: Penerapan Permainan Mengarang Gotong Royong Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Sederhana Siswa Kelas III SDN. Sukaraja I Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang

72

20. Guru berkeliling memberikan bantuan dan

bimbingan kepada siswa yang mengalami kesulitan.

21. Kemudian hasil koreksi tersebut dikembalikan

kepada masing-masing pemiliknya untuk diperbaiki

kesalahannya dan ditulis ulang , kemudian dikembalikan

kepada guru.

C. Kegiatan Akhir

1. Siswa bersama guru menyimpulkan pembelajaran yang telah

berlangsung.

2. Berdoa.

V. EVALUASI

Prosedur Evaluasi : Proses dan Hasil belajar.

Bentuk Evaluasi : Tes tertulis.

Soal yang diberikan :

Nama :

No. Absen :

Kelas :

Buatlah sebuah karangan sederhana yang sesuai dengan gambar yang

telah disiapkan dengan menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar,

Page 73: Penerapan Permainan Mengarang Gotong Royong Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Sederhana Siswa Kelas III SDN. Sukaraja I Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang

73

penggunaan huruf kapital diawal kalimat dengan tepat, serta penempatan tanda

titik di akhir kalimat dengan tepat.

Aspek yang dinilai dan deskriptor yang digunakan adalah sebagai berikut.

C. Pilihan Kata

Pilihan Kata 1

3 jika dalam menulis karangana sederhana terdapat penggunaan

bahasa daerah minimal 0-2 kata dari 6 kalimat di awal.

2 jika dalam menulis karangana sederhana terdapat penggunaan

bahasa daerah minimal 3-4 kata dari 6 kalimat di awal.

1 jika dalam menulis karangana sederhana terdapat penggunaan

bahasa daerah minimal 5-6 kata dari 6 kalimat di awal.

Pilihan Kata 2

3 jika dalam menulis karangan sederhana terdapat pengulangan

konjungsi 0-2 kata dari 6 kalimat di awal.

2 jika dalam menulis karangan sederhana terdapat pengulangan

konjungsi 3-4 kata dari 6 kalimat di awal.

1 jika dalam menulis karangan sederhana terdapat pengulangan

konjungsi 5-6 kata dari 6 kalimat di awal.

Pilihan Kata 3

3 jika dalam menulis karangan sederhana terdapat kesalahan imbuhan

0-2 kata dari 6 kalimat di awal.

Page 74: Penerapan Permainan Mengarang Gotong Royong Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Sederhana Siswa Kelas III SDN. Sukaraja I Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang

74

2 jika dalam menulis karangan sederhana terdapat kesalahan imbuhan

3-4 kata dari 6 kalimat di awal.

1 jika dalam menulis karangan sederhana terdapat kesalahan imbuhan

5-6 kata dari 6 kalimat di awal.

D. Penggunaan Huruf Kapital

(3) : jika siswa dalam menulis karangan dapat menggunakan huruf

kapital di awal kalimat (minimal enam kalimat di awal).

(2) : jika siswa dalam menulis karangan dapat menggunakan huruf

kapital di awal kalimat (minimal empat kalimat di awal).

(1) : jika siswa dalam menulis karangan dapat menggunakan huruf

kapital di awal kalimat (minimal dua kalimat di awal).

3. Penempatan tanda titik di akhir kalimat.

(3) : jika siswa dalam menulis karangan dapat menempatkan tanda

titik di akhir kalimat dengan tepat(minimal enam kalimat di awal).

(2) : jika siswa dalam menulis karangan dapat menempatkan tanda

titik di akhir kalimat dengan tepat(minimal empat kalimat di awal).

(1) : jika siswa dalam menulis karangan dapat menempatkan tanda

titik di akhir kalimat dengan tepat(minimal dua kalimat di awal).

Nilai Akhir = X 100

Page 75: Penerapan Permainan Mengarang Gotong Royong Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Sederhana Siswa Kelas III SDN. Sukaraja I Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang

75

PEDOMAN WAWANCARA UNTUK GURU

Nama Responden : ................................................................

Tanggal Wawancara : ................................................................

No Pertanyaan Ringkasan Jawaban

1. Bagaimana menurut pendapat Ibu mengenai penerapan permainan mengarang gotong royong dalam pembelajaran menulis karangan?

2. Kesulitan apa yang Ibu temukan pada saat menerapkan permainan mengarang gotong royong?

3. Berdasarkan pengamatan Ibu pada saat pembelajaran, apakah anak-anak senang dengan permainan mengarang gotong royong?

4. Apakah sebelumnya Ibu pernah menggunakan permainan mengarang gotong royong dalam pembelajaran menulis karangan?

5. Menurut Ibu apa kelebihan dari permainan mengarang gotong royong?

Kesimpulan :

....................................................................................................................................

....................................................................................................................................

....................................................................................................................................

LAMPIRAN 2

Page 76: Penerapan Permainan Mengarang Gotong Royong Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Sederhana Siswa Kelas III SDN. Sukaraja I Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang

76

PEDOMAN WAWANCARA UNTUK SISWA

Nama Responden : ................................................................

Tanggal Wawancara : ................................................................

No Pertanyaan Ringkasan Jawaban

1. Apa yang kamu lakukan pada saat diskusi tadi?

2. Apa yang kamu periksa dalam karangan temanmu itu, dan dibagaimanakan?

3. Apakah sebelumnya kamu pernah melakukan hal seperti ini?

4. Apakah kamu senang membaca karangan temanmu?

5. Apakah manfaat dari mengoreksi karangan teman?

Kesimpulan hasil wawancara :

....................................................................................................................................

....................................................................................................................................

FORMAT CATATAN LAPANGAN

LAMPIRAN 3

LAMPIRAN 4

Page 77: Penerapan Permainan Mengarang Gotong Royong Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Sederhana Siswa Kelas III SDN. Sukaraja I Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang

77

Tanggal Pengamatan :

Topik Pengamatan :

Aktivitas Guru Aktivitas Siswa

LEMBAR OBSERVASI KINERJA GURU

Sumedang, Februari 2010

Observer

LAMPIRAN 5

Page 78: Penerapan Permainan Mengarang Gotong Royong Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Sederhana Siswa Kelas III SDN. Sukaraja I Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang

78

Yang diamati : Sikap dan perilaku guru dalam melaksanakan

pembelajaran

Nama guru : ……………………………………………………

Hari / Tanggal : ……………………………………………………

Waktu : ……………………………………………………

Nama observer : ……………………………………………………

Berilah tanda “√” pada kolom kualifikasi yang sesuai dengan pengamatan.

No. Aspek yang diamati Skor

nilai

Jml

skor

Ket.

3 2 1I. Tahap Perencanaan

A. Guru mempersiapkan Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran.

B. Guru mempersiapkan media

pembelajaran.

C. Guru mempersiapkan lembar

penilaian.II Tahap Pelaksanaan

A. Kegiatan Awal

1. Guru melakukan apersepsi.

2. Guru menyampaikan tujuan

pembelajaran.

B. Kegiatan Inti

Page 79: Penerapan Permainan Mengarang Gotong Royong Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Sederhana Siswa Kelas III SDN. Sukaraja I Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang

79

1. Guru menjelaskan tentang

pembelajaran yang akan berlangsung.

Dimana guru menjelaskan aturan

dalam permainan mengarang gotong

royong.

2. Guru mendemontrasikan permainan mengarang

gotong royong.

3. Guru menjelaskan materi pokok tentang

mengarang.

4. Guru memberikan kesempatan untuk bertanya.

3. Guru memberikan intruksi kepada

seluruh kelompok, agar menyiapkan

perwakilan dari setiap kelompok untuk

membuka kotak yang telah disiapkan

oleh guru.

4. Guru menyuruh siswa untuk membuat

kalimat dari benda tersebut.

Dilanjutkan oleh anggota lain dari

kelompok yang sama.

5. Guru membimbing dan membantu

siswa yang mengalami kesulitan.

6. Guru menyuruh perwakilan di setiap

kelompok untuk membacakan hasil

Page 80: Penerapan Permainan Mengarang Gotong Royong Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Sederhana Siswa Kelas III SDN. Sukaraja I Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang

80

karangannya.

7. Guru memberikan amplop yang berisi

gambar kepada setiap siswa untuk

dibuat sebuah karangan sederhana.

8. Guru membimbing siswa dalam

menulis sebuah karangan berdasarkan

gambar seri.

9. Guru membagikan LKS kepada setiap

kelompok dan bolpoin warna sesuai

jumlah anggota kelompok.

10. Guru membagikan hasil karangan

siswa secara acak kepada setiap

kelompok untuk dikoreksi.

11. Guru berkeliling membimbing dan

memberikan bantuan kepada siswa

yang mengalami kesulitan.

12. Guru memberikan intruksi kepada

setiap siswa untuk mengembalikan

hasil koreksi kepada pemiliknya untuk

ditulis ulang. Dan dikembalikan

kepada guru.

C.Kegiatan akhir

1. Guru menyimpulkan pembelajaran

Page 81: Penerapan Permainan Mengarang Gotong Royong Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Sederhana Siswa Kelas III SDN. Sukaraja I Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang

81

yang telah dilakukan.

2. Guru menyampaikan gambaran

pembelajaran selanjutnya.Jumlah

Persentasi

DESKRIPTOR

I. TAHAP PERENCANAAN

A. Skor 3 jika ke 6 komponen dalam RPP lengkap.

Skor 2 jika dalam RPP terdapat 3-4 komponen.

Skor 1 jika dalam RPP terdapat 1-2 komponen.

B. Skor 3 jika media yang digunakan sesuai dengan materi yang akan

disampaikan dan merata untuk semua kelompok

Skor 2 jika media yang digunakan sesuai dengan materi yang akan disampaikan

namun tidak merata untuk semua kelompok.

Skor 1 jika media yang digunakan tidak sesuai dengan materi dan tidak merata

untuk semua kelompok.

C. Skor 3 jika lembar penilaian dibuat secara lengkap dan mengacu pada

tujuan pembelajaran.

Skor 2 jika lembar penilaian dibuat lengkap namun tidak mengacu pada tujuan

atau sebaliknya.

Page 82: Penerapan Permainan Mengarang Gotong Royong Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Sederhana Siswa Kelas III SDN. Sukaraja I Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang

82

Skor 1 jika lembar penilaian dibuat secara tidak lengkap dan tidak mengacu pada

tujuan pembelajaran.

II. TAHAP PELAKSANAAN

A. Kegiatan Awal

1. Skor 3 jika apersepsi disampaikan sesuai dengan pengetahuan awal anak

dan mengacu pada materi yang akan disampaikan.

Skor 2 jika apersepsi disampaikan sesuai dengan pengetahuan awal

anak namun tidak mengacu pada materi yang akan disampaikan atau

sebaliknya.

Skor 1 jika apersepsi disampaikan tidak sesuai dengan pengetahuan

awal anak dan tidak mengacu pada materi yang akan disampaikan.

2. Skor 3 jika guru menyampaikan 3 tujuan yang ada dalam RPP.

Skor 2 jika guru hanya menyampaikan 2 tujuan yang ada dalam RPP\

Skor 1 jika guru hanya menyampaikan 1 tujuan yang ada dalam RPP.

1.1.1.B. Kegiatan Inti

Page 83: Penerapan Permainan Mengarang Gotong Royong Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Sederhana Siswa Kelas III SDN. Sukaraja I Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang

83

1. Skor 3 jika guru menjelaskan tentang aturan main kegiatan

pembelajaran dari awal sampai akhir yang akan diikuti oleh siswa.

Skor 2 jika guru menjelaskan tentang aturan main kegiatan

pembelajaran dari awal sampai akhir namun sulit dipahami siswa.

Skor 1 jika guru tidak menjelaskan tentang aturan main kegiatan

pembelajaran dari awal sampai akhir.

2. Skor 3 jika guru membimbing semua kelompok.

Skor 2 jika guru membimbing sebagian kelompok

Skor 1 jika guru tidak membimbing semua kelompok.

3. Skor 3 jika guru mendemonstrasikan permainan mengarang gotong

royong dengan jelas sampai siswa memahaminya.

Skor 2 jika guru hanya mendemonstrasikan sebagian kecil saja.

Skor 1 jika guru tidak mendemonstrasikan permainan tersebut.

4. Skor 3 jika guru menjelaskan sebagian besar materi pokok.

Skor 2 jika guru menjelaskan sebagian kecil materi pokok.

Skor 1 jika guru tidak menjelaskan materi pokok.

5. Skor 3 jika guru membimbing siswa di setiap kelompok secara

merata.

Skor 2 jika guru membimbing sebagian siswa di setiap kelompok.

Page 84: Penerapan Permainan Mengarang Gotong Royong Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Sederhana Siswa Kelas III SDN. Sukaraja I Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang

84

Skor 1 jika guru tidak membimbing siswa disetiap kelompok.

6. Skor 3 jika guru menyuruh perwakilan ssetiap kelompok untuk

membacakan hasil karangannya.

Skor 2 jika guru menyuruh perwakilan dari beberapa kelompok saja

untuk membacakan hasil karangannya.

Skor 1 jika guru tidak menyuruh perwakilan dari setiap kelompok

untuk membacakan hasil karangannya.

7. Skor 3 jika guru memberikan amplop secara merata kepada seluruh

siswa di setiap kelompok.

Skor 2 jika guru memberikan amplop kepada sebagian besar siswa

di setiap kelompok.

Skor 1 jika guru memberikan amplop kepada sebagian kecil siswa

disetiap kelompok..

8. Skor 3 jika guru membimbing siswa disetiap kelompok secara

merata.

Skor 2 jika guru membimbing sebagian siswa di setiap kelompok.

Skor 1 jka guru tidak membimbing siswa.

Page 85: Penerapan Permainan Mengarang Gotong Royong Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Sederhana Siswa Kelas III SDN. Sukaraja I Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang

85

9. Skor 3 jika guru membagikan amplop dan bolpoin sejumlah siswa

disetiap kelompok sesuai dengan tugasnya.

Skor 2 jika guru membagikan amplop dan bolpoin tidak

berdasarkan jumlah siswa dalam kelompok namun warna bolpoin

sesuai dengan tugasnya. Atau sebaliknya.

Skor 1 jika guru tidak membagikan amplop dan bolpoin tidak

sebanyak jumlah siswa dan warna bolpoin tidak sesuai dengan

tugasnya

10.Skor 3 jika guru membagikan karangan secara acak.

Skor 2 jika guru membagikan karangan kepada kelompok terdekat

saja.

Skor 1 jika guru tidak membagikan hasil karangan tersebut kepada

kelompok lain.

11.Skor 3 Skor 3 jika guru membimbing siswa disetiap kelompok

secara merata.

Skor 2 jika guru membimbing sebagian siswa di setiap kelompok.

Skor 1 jka guru tidak membimbing siswa

12.Skor 3 jika guru memberikan intruksi kepada siswa untuk

mengembalikan hasil koreksi kepada pemiliknya untuk ditulis

ulang.

Page 86: Penerapan Permainan Mengarang Gotong Royong Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Sederhana Siswa Kelas III SDN. Sukaraja I Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang

86

Skor 2 jika guru memberikan intruksi kepada siswa untuk

mengembalikan hasil koreksi kepada pemiliknya namun tidak

menyuruhnya untuk ditulis ulang.

Skor 1 jika tidak memberikan intruksi apapun.

1.1.1.C. Kegiatan Akhir

1. Skor 3 jika guru mengajak siswa menyimpulkan materi yang telah

dipelajari.

Skor 2 jika guru langsung menyimpulkan sendiri materi ynag telah

dipelajari.

Skor 1 jika guru tidak menyimpulkan materi yang telah dipelajari.

2. Skor 3 jika guru menyampaikan pembelajaran selanjutnya

dihubungkan dengan materi yang telah dipelajari

Skor 2 jika guru menyampaikan pembelajaran selanjutnya namun

tidak dihubungkan dengan materi yang telah dipelajari.

Skor 1 jika guru tidak menyampaikan pembelajaran selanjutnya.

Nilai akhir = skor perolehan x 100

skor ideal (57)

Page 87: Penerapan Permainan Mengarang Gotong Royong Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Sederhana Siswa Kelas III SDN. Sukaraja I Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang

87

=

Keterangan

A = 90-100

B = 80-89

C = 70-79

D = 60-69

E = 0-59

LEMBAR OBSERVASI KINERJA SISWA

No Fokus Kegiatan

Skor Jumlah

skor

Ket.

1 2 3

LAMPIRAN 6

Page 88: Penerapan Permainan Mengarang Gotong Royong Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Sederhana Siswa Kelas III SDN. Sukaraja I Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang

88

I. A. Kegiatan awal

1. Siswa menyimak apersepsi

dari guru.

2. KM memimpin doa.

3. Siswa menyimak penjelasan

tujuan.

B. Kegiatan Inti

1. Siswa menyimak penjelasan

aturan pembelajaran dari guru.

2 Siswa menyimak saat guru

mendemonstrasikan permainan

mengarang gotong royong.

3. Siswa menyimak penjelasan

teori.

4. Siswa melakukan Tanya jawab

5. Siswa membuat kalimat secara

bergantian dari benda yang

disiapkan guru.

6. Perwakilan kelompok maju ke

Page 89: Penerapan Permainan Mengarang Gotong Royong Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Sederhana Siswa Kelas III SDN. Sukaraja I Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang

89

depan untuk membacakan hasil

karangannya.

7. Setiap siswa menulis karangan

dari gambar seri yang disimpan

didalam amplop.

8. Semua siswa di setiap

kelompok mengumpulkan hasil

karangannya untuk dikoreksi

kelompok lain.

9. Setiap siswa di dalam

kelompok mengoreksi hasil

karangan temannya.

10. Siswa menulis ulang karangan

yang telah diperiksa temannya

untuk di perbaiki.

C. Kegiatan Akhir

1. Siswa dan guru menyimpulkan

pembelajaran yang telah

berlangsung.

2. Siswa menyimak penjelasan

tentang pembelajaran

Page 90: Penerapan Permainan Mengarang Gotong Royong Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Sederhana Siswa Kelas III SDN. Sukaraja I Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang

90

selanjutnya.

Jumlah

Persentasi

Deskriptor:

A. Kegiatan Awal

1. Skor 3 jika seluruh siswa menyimak dengan seksama.

Skor 2 jika sebagian besar siswa menyimak dengan seksama.

Skor 1 jika sebagian kecil siswa menyimak dengan seksama.

2. Skor 3 jika semua siswa membaca doa dengan khidmat.

Skor 2 jika sebagian besar siswa membaca doa dengan khidmat.

Skor 1 jika sebagian kecil siswa membaca doa dengan khidmat.

3. Skor 3 jika seluruh siswa menyimak penjelasan tujuan dengan seksama.

Skor 2 jika sebagian besar siswa menyimak penjelasan tujuan dengan seksama.

Skor 1 jika sebagian kecil siswa menyimak penjelasan tujuan dengan seksama.

B.Kegiatan Inti

Page 91: Penerapan Permainan Mengarang Gotong Royong Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Sederhana Siswa Kelas III SDN. Sukaraja I Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang

91

1. Skor 3 jika siswa menyimak aturan pembelajaran yang akan berlangsung

dengan seksama.

Skor 2 jika sebagian besar siswa menyimak aturan pembelajaran dengan

seksama.

Skor 1 jika sebagian kecil siswa menyimak aturan pembelajaran dengan

seksama.

2. Skor 3 jika siswa menyimak saat guru mendemonstrasikan permainan

dengan seksama

Skor 2 jika sebagian besar siswa menyimak saat guru mendemonstrasikan

permainan dengan seksama.

Skor 1 jika sebagian kecil siswa menyimak saat guru mendemonstrasikan

permainan saat guru mendemonstrasikan permainan dengan seksama.

3. Skor 3 jika siswa menyimak penjelasan teori dengan seksama.

Skor 2 jika sebagian besar siswa menyimak penjelasan teori dengan

seksama.

Skor 1 jika sebagian kecil siswa menyimak penjelasan teori dengan

seksama.

4. Skor 3 jika ada 6 kelompok yang bertanya mengenai materi.

Skor 2 jika hanya ada 3-4 kelompok yang bertanya mengenai materi.

Page 92: Penerapan Permainan Mengarang Gotong Royong Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Sederhana Siswa Kelas III SDN. Sukaraja I Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang

92

Skor 1 jika hanya ada 1-2 kelompok yang bertanya mengenai materi.

5. Skor 3 jika setiap siswa didalam kelompoknya masing-masing membuat

kalimat secara bergantian.

Skor 2 jika hanya ada sebagian besar siswa saja yang bergantian membuat

membuat kalimat.

Skor 1 jika hanya ada sebagian kecil siswa saja yang bergantian membuat kalimat.

6. Skor 3 jika ke 6 kelompok membacakan hasil karangannya.

Skor 2 jika hanya ada 3-4 kelompok saja yang membacakan hasil karangannya.

Skor 1 jika hanya ada 1-2 kelompok saja yang membacakan hasil karangannya.

7. Skor 3 Jika semua anggota didalam kelompok menulis karangan

berdasarkan gambar seri.

Skor 2 jika sebagian besar anggota di dalam kelompok menulis karangan

berdasarkan gambar seri.

Skor 1 jika jika sebagian kecil anggota di dalam kelompok menulis karangan

berdasarkan gambar seri..

8. Skor 3 jika seluruh siswa mengumpulkan hasil karangannya.

Skor 2 jika sebagian besar siswa mengumpulkan hasil karangannya.

Skor 1 jika sebagian kecil siswa mengumpulkan hasil karangannya.

Page 93: Penerapan Permainan Mengarang Gotong Royong Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Sederhana Siswa Kelas III SDN. Sukaraja I Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang

93

9. Skor 3 jika seluruh siswa mengoreksi hasil karangan temannya dengan

seksama.

Skor 2 jika sebagian besar siswa mengoreksi hasil karangan temannya

dengan seksama.

Skor 1 jika sebagian kecil siswa mengoreksi hasil karangan temannya dengan

seksama.

10. Skor 3 jika seluruh siswa menulis ulang karangan hasil koreksi temannya.

Skor 2 jika sebagian besar siswa menulis ulang karangan hasil koreksi

temannya

Skor 1 jika sebagian kecil siswa menulis ulang karangan hasil koreksi

temannya.

A. Kegiatan Akhir

Skor 3 jika seluruh siswa menyimpulkan pembelajaran yang telah

berlangsung.

Skor 2 jika sebagian besar siswa menyimpulkan pembelajaran yang telah

berlangsung.

Skor 1 jika sebagian kecil siswa menyimpulkan pembelajaran yang telah

berlangsung.

Page 94: Penerapan Permainan Mengarang Gotong Royong Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Sederhana Siswa Kelas III SDN. Sukaraja I Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang

94

Skor 3 jika seluruh siswa menyimak penjelasan guru dengan seksama.

Skor 2 jika sebagian besar menyimak penjelasan guru dengan seksama.

Skor 1 jika sebagian kecil menyimak penjelasan guru dengan seksama.

Nilai akhir = skor perolehan x 100

skor ideal (45)

=

Keterangan

A = 90-100

B = 80-89

C = 70-79

D = 60-69

E = 0 -59

FORMAT PENILAIAN MENULIS KARANGAN SEDERHANA

LAMPIRAN 7

Page 95: Penerapan Permainan Mengarang Gotong Royong Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Sederhana Siswa Kelas III SDN. Sukaraja I Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang

95

No Nama Siswa

Aspek

yang

dinilai

Skor

Nilai

Ket

Penggunaan

Hurup kapital

Pilihan Kat

a

Penggunaan

Tanda

Baca

(titik)

T BT

Pilihan.

kata 1

Pilihan

.

kata 2

Pilihan

kata 3

3 2 1 3 2 1 3 2 1 3 2 1 3 2 1

1. S1

2. S2

3. S3

4. S4

5. S5

6. S6

7. S7

8. S8

9. S9

10.

S10

11.

S11

12.

S12

13.

S13

Page 96: Penerapan Permainan Mengarang Gotong Royong Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Sederhana Siswa Kelas III SDN. Sukaraja I Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang

96

No Nama Siswa

Aspek

yang

dinilai

Skor

Nilai

Ket

Penggunaan

Hurup kapital

Pilihan Kat

a

Penggunaan

Tanda

Baca

(titik)

T BT

Pilihan.

kata 1

Pilihan

.

kata 2

Pilihan

kata 3

3 2 1 3 2 1 3 2 1 3 2 1 3 2 1

14.

S14

15.

S15

16.

S16

17.

S17

18 S18

19 S19

20 S20

21

S21

22

S22

23

S23

24

S24

Page 97: Penerapan Permainan Mengarang Gotong Royong Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Sederhana Siswa Kelas III SDN. Sukaraja I Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang

97

No Nama Siswa

Aspek

yang

dinilai

Skor

Nilai

Ket

Penggunaan

Hurup kapital

Pilihan Kat

a

Penggunaan

Tanda

Baca

(titik)

T BT

Pilihan.

kata 1

Pilihan

.

kata 2

Pilihan

kata 3

3 2 1 3 2 1 3 2 1 3 2 1 3 2 1

25

S25

26

S26

27

S27

28 S28

29 S29

30 S30

31 S31

32 S32

33 S33

34 S34

Page 98: Penerapan Permainan Mengarang Gotong Royong Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Sederhana Siswa Kelas III SDN. Sukaraja I Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang

98

No Nama Siswa

Aspek

yang

dinilai

Skor

Nilai

Ket

Penggunaan

Hurup kapital

Pilihan Kat

a

Penggunaan

Tanda

Baca

(titik)

T BT

Pilihan.

kata 1

Pilihan

.

kata 2

Pilihan

kata 3

3 2 1 3 2 1 3 2 1 3 2 1 3 2 1

35 S35

36 S36

Jumla

h

Persentase (%)

LEMBAR KERJA SISWA

LAMPIRAN 8

Page 99: Penerapan Permainan Mengarang Gotong Royong Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Sederhana Siswa Kelas III SDN. Sukaraja I Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang

99

Kelompok : ....................................................

Nama Siswa : 1. ..............................................

2. ..............................................

3. .............................................

4. .............................................

5. .............................................

6. ............................................

Mata Pelajaran : ....................................................

Hari/Tanggal : ....................................................

Tujuan : Siswa dapat mengoreksi karangan dalam hal pilihan kata, peng

gunaan huruf kapital, tanda titik, dan tanda koma.

Petunjuk Pengerjaan!

1. Bacalah kriteria pilihan kata dan penggunaan ejaan di bawah ini!

2. Kemudian analisis karangan temanmu berdasarkan panduan tersebut!

3. Mulailah mengoreksi dari judul karangan, kemudian baca dengan teliti tiap

kalimat pada karangan! Adakah kesalahan dalam pilihan kata dan penggunaan

ejaan?

Page 100: Penerapan Permainan Mengarang Gotong Royong Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Sederhana Siswa Kelas III SDN. Sukaraja I Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang

100

4. Garis bawahi kesalahan yang ada dalam karangan dengan ballpoint warna

merah untuk pemilihan kata, warna hijau untuk penggunaan huruf kapital, dan

warna biru untuk penempatan tanda titik!

5. Kembalikan karangan yang sudah dikoreksi kepada penulisnya untuk

direvisi kesalahan-kesalahannya!

1. Kriteria pilihan kata di bawah ini!

a.i.1.a.i.1.a. Bila dalam menulis

karangan ada pengulangan kata secara berdekatan.

a.i.1.a.i.1.b. Bila menggunakan

bahasa campur kode (misalnya: Bahasa Sunda dan Bahasa Indonesia).

2. Penggunaan Ejaan

Huruf kapital atau huruf besar, dipakai sebagai huruf pertama pada.

a. Awal kalimat. Misalnya: Dia mengamuk

Tanda titik dipakai pada.

a. Akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan. Misalnya :

Ayahku tinggal di Solo.