PENERAPAN PERATURAN DEWAN PERS TENTANG …repositori.uin-alauddin.ac.id/12831/1/IRHAM...kalimat yang...

85
i PENERAPAN PERATURAN DEWAN PERS TENTANG PEDOMAN PEMBERITAAN MEDIA SIBER (Studi Kasus Kabarmakassar.com) JUDUL Skripsi Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat meraih gelar Sarjana Komunikasi Jurusan Jurnalistik Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Alauddin Makassar Oleh A.IRHAM HARYONO NIM. 50500112097 FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UIN ALAUDDIN MAKASSAR 2018

Transcript of PENERAPAN PERATURAN DEWAN PERS TENTANG …repositori.uin-alauddin.ac.id/12831/1/IRHAM...kalimat yang...

i

PENERAPAN PERATURAN DEWAN PERS TENTANG

PEDOMAN PEMBERITAAN MEDIA SIBER

(Studi Kasus Kabarmakassar.com)

JUDUL

Skripsi

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat meraih gelar Sarjana Komunikasi Jurusan Jurnalistik

Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Alauddin Makassar

Oleh

A.IRHAM HARYONO

NIM. 50500112097

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UIN ALAUDDIN MAKASSAR

2018

ii

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Mahasiswa yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : A.IRHAM HARYONO

NIM : 50500112097

Tempat/ Tanggal Lahir : EMPAGAE SIDRAP, 31 AGUSTUS 1992

Jurusan : JURNALISTIK

Fakultas : DAKWAH & KOMUNIKASI

Alamat : SAMATA, GOWA

Judul : Penerapan Peraturan Dewan Pers Tentang Pedoman

Pemberitaan Media Siber; Studi Kasus

Kabarmakassar.com

Menyatakan dengan sesungguhnya dan penuh kesadaran bahwa skripsi ini

benar adalah hasil karya sendiri. Jika dikemudian hari terbukti bahwa ia merupakan

duplikat, tiruan, plagiat, atau dibuat oleh orang lain, sebagian atau seluruhnya, maka

skripsi dan gelar yang diperoleh karena batal demi hukum.

Samata-Gowa, 2 Juli 2018

Penyusun

A.Irham Haryono

NIM. 50500112097

iii

PENGESAHAN SKRIPSI

Skripsi yang berjudul “Penerapan Peraturan Dewan Pers Tentang Pedoman

Pemberitaan Media Siber; Studi Kasus Kabarmakassar.com”, yang disusun oleh

A.Irham Haryono, NIM: 50500112097, mahasiswa jurusan Jurnalistik pada Fakultas

Dakwah dan Komunikasi UIN Alauddin Makassar, telah diuji dan dipertahankan

dalam sidang munaqasyah yang diselenggarakan pada hari Senin, tanggal 2 , Bulan

Juli Tahun 2018, dinyatakan telah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar sarjana Komunikasi pada Fakultas Dakwah dan Komunikasi,

Jurusan Jurnalistik (dengan beberapa perbaikan).

Samata-Gowa , 2 Juli 2018

DEWAN PENGUJI

Ketua : Dr. Syamsidar, M.Ag (…………………….)

Sekretaris : Drs. H. Muh. Kurdi, M.Hi (…………………….)

Pembimbing I : Rahmawati, SS., M.Si (…………………….)

PembimbingII : A. Fadly, S.Sos., M.Pd (…………………….)

Munaqisy I : Dr. Firdaus, M.Ag (…………………….)

Munaqisy II : Drs. Alamsyah, M. Hum (…………………….)

Diketahui Oleh Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Alauddin Makassar

Dr. H. Abd. Rasyid Masri, S.Ag., M.Pd.,M.Si NIP. 19690827 199603 1 004

iv

KATA PENGANTAR

سا. أشهد اى ال إلو إاله هللا كاى سساجا وقوسا هن الهر الحود لله سا، تبازك الهر سا بص بعباده خب

بعثو بالحق دا عبده وزسىلو الهر ها وأشهد اىه هحوه واء بسوجا وجعل ف سا جعل ف السه بش

س سا، وداعا إل الحق بإذنو وسساجا هن و وعل آلو وصحبو وسل ن تسلوا ونر ا. اللههنه صل عل

ا بعد سا. أهه كث

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan khadirat Allah Swt, karena rahmat

dan hidayah-Nyalah sehingga skripsi yang penulis susun dengan judul“Penerapan

Peraturan Dewan Pers Tentang Pedoman Pemberitaan Media Siber; Studi Kasus

Kabarmakassar.com”dapat diselesaikan,walaupun masih terdapat kekurangan-

kekurangan di dalamnya.

Tak lupa pula salawat dan taslim penulis haturkan kepada Nabi besar

Muhammad Saw, begitu pula kepada segenap keluarga, kepada sahabat-sahabatnya

maupun kepada orang yang senantiasa setia mengikuti beliau. Skripsi ini disusun

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar kesarjanaan strata satu (S1) pada

Jurusan Jurnalistik, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, UIN Alauddin

Makassar.Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini, penulis tidak lepas

dari bantuan berbagai pihak,baik yang bersifat material maupun yang bersifat

spiritual. Oleh karena itu sepatutnyalah penulis menyampaikan ucapan terimakasih

yang setingi-tingginya terutama kepada yang terhormat:

1. Prof.Dr. H. Musafir Pababbari, M.Si, selaku Rektor UIN Alauddin Makassar,

Prof. Dr.H. Mardan selaku Wakil Rektor 1, Prof.Dr. H. Lomba Sultan, M.A

selaku Wakil Rektor II dan Prof.Hj. Siti Aisyah , M.A.,Ph.D selaku Wakil

Rektor III, serta Wakil Rektor IV Prof. Hamdan Juhannis, M.A., Ph.D yang

v

telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menimba ilmu di UIN

Alauddin Makassar.

2. Dr. H. Abd. Rasyid Masri, S.Ag.,M.Pd.,M.Si.,M.M selaku Dekan Fakultas

Dakwah dan Komunikasi UIN Alauddin Makassar, beserta Dr.

H.Misbahuddin, M.Ag selaku Wakil Dekan I, Dr.H.Mahmuddin, M.Ag selaku

Wakil Dekan II, Dr. Nur Syamsiah, M.Pd.I selaku wakil Dekan III.

3. Drs. Alamsyah, M.Hum selaku Ketua Jurusan Jurnalistik dan Dr. Syamsidar

S.Ag., M.Ag selaku Sekretaris Jurusan Jurnalistik, Fakultas Dakwah dan

Komunikasi, UIN Alauddin Makassar dengan segala ketulusan hati telah

memberika nasihat, motivasi, serta bimbingan kepada penulis selama

menempuh proses perkuliahan.

4. Terima kasih kepada Rahmawati, SS., M.Si dan A. Fadly, S.Sos., M.Pd,

masing-masing selaku pembimbing I dan Pembimbing II penulis yang telah

beritikad baik dalam mengarahkan penulis selama dalam penyusunan skripsi

ini.

5. Dr. Firdaus, M.Ag, dan Drs. Alamsyah, M. Hum, masing-masing selaku

Munaqisy I dan Munaqisy II, yang telah memberikan saran dan masukan

dalam penulisan Skripsi ini.

6. Terima kasih pula kepada segenap staf Fakultas Dakwah dan Komunikasi dan

Pengelola perpustakaan baik tingkat fakultas maupun universitas, atas

bantuannya dalam menyediakan kelengkapan persuratan dan literatur ilmiah.

7. Terima kasih kepada bapak dan ibu dosen yang telah memberikan tanggung

jawab dalam pelaksanaan pendidikan dengan sebaik-baiknya.

8. Terima kasih kepada para informan yang telah memberikan data yang baik,

sehingga penulisan skripsi ini dapat di selesaikan.

vi

9. Terima kasih kepada kedua orang tua penulis, Muh. Amin M dan Hj. Hatima

Salman atas segala kasih sayang, pengorbanan, kesabaran, dukungan, dan doa

restunya dan dukungan dalam berbagai hal, demi suksesnya studi penulis

sejak memasuki perguruan tinggi sampai sekarang.

Penulis berdo‟a kepada Allah Swt, semoga bantuan yang telah diberikan oleh

semua pihak merupakan amal saleh dan dibalas dengan pahala yang berlipat ganda

dan dinilai sebagai amal jariyah, amin. Semoga skripsi yang sederhana ini dapat

memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam mengembangkan ilmu

pengetahuan.

Samata, Gowa 2 Juli 2018

Penyusun,

A.Irham Haryono

NIM. 50500112097

vii

DAFTAR ISI

JUDUL .......................................................................................................................... i PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI .................................................................... ii PENGESAHAN SKRIPSI ......................................................................................... iii KATA PENGANTAR ................................................................................................ iv DAFTAR TABEL & GAMBAR ............................................................................... ix PEDOMAN TRANSLITERASI ................................................................................ x

BAB IPENDAHULUAN ............................................................................................. 1 A. Latar Belakang Masalah ...................................................................................... 1 B. Fokus Penelitian dan Deskripsi Fokus ................................................................. 6 C. Rumusan Masalah ................................................................................................ 8 D. Kajian Pustaka ..................................................................................................... 8 E. Tujuan dan Kegunaan ........................................................................................ 10

BAB IITINJAUAN TEORETIS .............................................................................. 12 A. Komunikasi Massa ............................................................................................ 12 B. Jurnalistik Online ............................................................................................... 17 C. Teori Media Baru ............................................................................................... 22 D. Pedoman Pemberitaan Media Siber/Online ....................................................... 25

BAB IIIMETODE PENELITIAN ........................................................................... 29 A. Jenis Penelitian dan Lokasi Penelitian ............................................................... 29 B. Pendekatan Penelitian ........................................................................................ 30 C. Sumber Data ...................................................................................................... 30 D. Metode Pengumpulan Data ............................................................................... 31 E. Instrumen Penelitian .......................................................................................... 32 F. Teknik Analisis Data ......................................................................................... 33 G. Pengecekan Keabsahan Data ............................................................................. 35

BAB IVPENERAPAN PERATURAN DEWAN PERS TENTANGPEDOMAN PEMBERITAAN MEDIA SIBER ........................................................................... 36

A. Profil Kabarmakassar.com ................................................................................. 36 B. Pemahaman Wartawan Kabarmakassar.com tentang Pedoman Pemberitaan

Media Siber ........................................................................................................ 40 C. Penerapan Pedoman Pemberitaan Media Siber dalam Pemberitaan

Kabarmakassar.com ........................................................................................... 52

BAB VPENUTUP ...................................................................................................... 62 A. Kesimpulan ........................................................................................................ 62 B. Implikasi ............................................................................................................ 63

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 64 LAMPIRAN ............................................................................................................... 66

ix

DAFTAR TABEL & GAMBAR

Tabel 4.1 Daftar Informan Penelitian

Tabel 4.2 Daftar Wartawan Kabarmakassar.com yang telah mengikuti

UjiKompetensi Dewan Pers

Tabel 4.3 Sampel Keberimbangan Berita pada Kabarmakassar.com

Gambar 4.1 Logo Kabarmakassar.com

Gambar 4.2 Hasil Verifikasi Administrasi dan Faktual Dewan Pers Terhadap

Media Lokal di Sulawesi Selatan Periode 2018

Gambar 4.3 Sampel Isi Buatan Pengguna (Citizen Report) pada Portal

Kabarmakassar.com

x

PEDOMAN TRANSLITERASI

A. Transliterasi Arab-Latin

Daftar huruf bahasa Arab dan transliterasinya ke dalam huruf Latin dapat

dilihat pada tabel berikut :

1. Konsonan

Huruf Arab Nama Huruf Latin Nama

Alif Tidak dilambangkan Tidak dilambangkan ا

Ba B Be ب

Ta T Te ت

ṡa ṡ es (dengan titik diatas) ث

Jim J Je ج

ḥa ḥ ha (dengan titik dibawah) ح

Kha Kh ka dan ha خ

Dal D De د

Zal Z zet (dengan titik diatas) ذ

Ra R Er ز

Zai Z Zet ش

Sin S Es س

Syin Sy es dan ye ش

ṣad ṣ es (dengan titik dibawah) ص

ḍad ḍ de (dengan titik dibawah) ض

ṭa ṭ te (dengan titik dibawah) ط

ẓa ẓ zet (dengan titik dibawah) ظ

ain apostrof terbalik„ ع

Gain G Ge غ

Fa F Ef ف

Qaf Q Qi ق

Kaf K Ka ك

Lam L El ل

Mim M Em م

Nun N En ى

Wau W We و

Ha H Ha ه

Hamzah Apostrof ء

Ya Y Ye ي

Hamzah (ء) yang terletak di awal kata mengikuti vokalnya tanpa diberi tanda

apa pun. Jika ia terletak di tengah atau di akhir, maka ditulis dengan tanda ( ).

2. Vokal

Vokal bahasa Arab, seperti vokal bahasa Indonesia, terdiri atas vokal tunggal

atau monoftong dan vokal rangkap atau diftong. Vokal tunggal bahasa Arab yang

lambanya berupa tanda atau harakat, transliterasinya sebagai berikut:

xi

Tanda Nama Huruf Latin Nama

fatḥah a A ا

Kasrah i I ا

ḍammah u U ا

Vokal rangkap bahasa Arab yang lambangnya berupa gabungan antara harakat

dan huruf, transliterasinya berupa gabungan huruf, yaitu:

Tanda Nama Huruf Latin Nama

fatḥah dan y ai a dan i

fatḥah dan wau au a dan u و

Contoh:

kaifa : كيف

ل : haula

3. Maddah

Maddah atau vokal panjang yang lambangnya berupa harakat dan huruf,

transliterasinya berupa huruf dan tanda, yaitu:

Harakat dan

Huruf

Nama Huruf dan

tanda

Nama

Fatḥah dan alif atau y a dan garis di atas .… ا / …

Kasrah dan y ī i dan garis di atas

ḍammah dan wau ū u dan garis di atas و

Contoh:

m ta : يات

ram : ري

qīla : قيم

ت yamūtu: ي

4. Tā marbūṭah

Tramsliterasi untuk tā’ marbūṭah ada dua yaitu: tā’ marbūṭah yang hidup atau

mendapat harakat fatḥah, kasrah, dan ḍammah, transliterasinya adalah (t).

sedangkantā’ marbūṭah yang mati atau mendapat harakat sukun, transliterasinya

adalah (h). Kalau pada kata yang berakhir dengan tā’ marbūṭah diikuti oleh kata yang

menggunakan kata sandang al- serta bacaan kedua kata itu terpisah, maka tā’

marbūṭah itu ditransliterasikan dengan ha (h).

Contoh:

ضةانطفال rauḍah al-aṭf l : ر

ديةانفاضهة al-madīnah al-f ḍilah : ان

ة al-hikmah : الك

5. Syaddah (Tasydīd)

Syaddah atau tasydīdyang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan

sebuah tanda asydīd ( ), dalam transliterasi ini dilambangkan dengan perulangan

huruf (konsonan ganda) yang diberi tanda syaddah.

Contoh:

rabban : ربا

najjain : جيا

xii

Jika huruf ber-tasydid di akhir sebuah kata dan didahului oleh huruf kasrah

( ؠـــــ ), maka ia ditransliterasi seperti huruf maddah menjadi ī.

Contoh:

Ali (bukan „Aliyy atau „Aly)„ : عهي

Arabī (bukan „Arabiyy atau „Araby)„ : عربي

6. Kata Sandang

Kata sandang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan huruf ال (alif

lam ma‟arifah). Kata sandang ditransliterasi seperti biasa, al-,baik ketika ia diikuti

oleh huruf syamsyiah maupun huruf qamariah. Kata sandang tidak mengikuti bunyi

huruf langsung yang mengikutinya. Kata sandang ditulis terpisah dari kata yang

mengikutinya dan dihubungkan dengan garis mendatar ( - ).

Contoh :

س al-syamsu (bukan asy-syamsu) : انش

نزنة al-zalzalah (az-zalzalah) : انز

al-falsafah : انفهسفة

al- bil du : انبالد

7. Hamzah

Aturan transliterasi huruf hamzah menjadi apostrof ( „ ) hanya berlaku bagi

hamzah yang terletak di tengah dan akhir kata. Namun, bila hamzah terletah di awal

kata, ia tidak dilambangkan, karena dalam tulisan Arab ia berupa alif.

Contoh :

ta‟murūna : تأير

ع ‟al-nau : ان

syai‟un : شيء

umirtu : أيرت

8. Penulisan Kata Arab yang Lazim Digunakan dalam Bahasa Indonesia

Kata, istilah atau kalimat Arab yang ditransliterasi adalah kata, istilah atau

kalimat yang belum dibakukan dalam bahasa Indonesia. Kata, istilah atau kalimat

yang sudah lazim dan menjadi bagian dari perbendaharaan bahasa Indonesia, atau

sering ditulis dalam tulisan bahasa Indonesia, atau lazim digunakan dalam dunia

akademik tertentu, tidak lagi ditulis menurut cara transliterasi di atas. Misalnya, kata

al-Qur‟an (dari al-Qur‟ n), Alhamdulillah, dan munaqasyah. Namun, bila kata-kata

tersebut menjadi bagian dari satu rangkaian teks Arab, maka harus ditransliterasi

secara utuh. Contoh: Fī Ẓil l al-Qur‟ n atau Al-Sunnah qabl al-tadwīn

9. Lafẓ al-jalālah (هللا )

Kata “Allah” yang didahului partikel seperti huruf jarr dan huruf lainnya atau

berkedudukan sebagai muḍ ilaih (frasa nominal), ditransliterasi tanpa huruf hamzah.

Contoh:

bill h باهللا dīnull h ديهللا

Adapun tā’ marbūṭah di akhir kata yang disandarkan kepada lafẓ al-jal lah,

ditransliterasi dengan huruf (t).contoh:

فيرحةانهى hum fī raḥmatill h

xiii

10. Huruf Kapital

Walau sistem tulisan Arab tidak mengenal huruf capital (All caps), dalam

transliterasinya huruf-huruf tersebut dikenai ketentuan tentang penggunaan huruf

capital berdasarkan pedoman ejaan Bahasa Indonesia yang berlaku (EYD). Huruf

capital, misalnya, digunakan untuk menulis huruf awal nama diri (orang, tempat,

bulan) dan huruf pertama permulaan kalimat. Bila nama diri didahului oleh kata

sandang (al-), maka yang ditulis dengan huruf kapital tetap dengan huruf awal nama

diri tersebut, bukan huruf awal kata sandangnya. Jika terletak pada awal kalimat,

maka huruf A dari kata sandang tersebut menggunakan huruf kapital (Al-). Ketentuan

yang sama juga berlaku untuk huruf awal dari judul referensi yang didahului oleh

kata sandang al-, baik ketika ia ditulis dalam teks maupun dalam catatan rujukan (CK,

DP, CDK, dan DR). contoh:

Wa m Muḥammadun ill rasūl

Inna awwala baitin wuḍi‟a linn si lallaẓī bi bakkata mub rakan

Syahru Ramaḍ n al-lażī unzila fih al-Qur‟ n

Naṣīr al-Dīn al-Ṭūsī

Abū Naṣr al-Far bī

Al-Munqiż min al-Ḋal l

B. Daftar Singkatan

Beberapa singkatan yang dibakukan adalah:

swt. : subḥ nahū wa ta‟ l

saw. : ṣallall hu „alaihi wa sallam

a.s. : „alaihi al-sal m

H : Hijrah

M : Masehi

SM : Sebelum Masehi

l. : Lahir tahun (untuk orang yang masih hidup saja)

w. : Wafat tahun

QS…/…: 4 : QS al-Baqarah/2: 4 atau QS Āli „Imr n/3: 4

HR : Hadis Riwayat

Untuk karya ilmiah berbahasa Arab, terdapat beberapa singkatan berikut:

صفحة = ص

بديكا = دو

صههللاعهيسهى = صهعى

طبعة = ط

بداشر = د

اناخر\اناخرا = انخ

جزء = ج

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan zaman yang semakin pesat dan canggih dengan masuknya era

globalisasi, mempunyai pengaruh besar terhadap perkembangan sarana media

komunikasi dan informasi. Hal ini memudahkan setiap manusia untuk berkomunikasi

dengan sesamanya tanpa mengenal batas wilayah, jarak dan waktu. Proses

penyampaian informasi dan penerimaan informasi menjadi sangat praktis dan mudah,

tidak harus menunggu lama berhari-hari. Hingga sekarang ini, banyak sekali sarana

media komunikasi dan informasi yang digunakan manusia untuk saling berhubungan

satu sama lain baik itu melalui media sosial atau media massa.

Namun perkembangan media komunikasi menuntut manusia untuk menerima

segala konsekuensinya. Media dan teknologi komunikasi mengalami perkembangan

yang cepat. Media siber (cybermedia) merupakan bagian tidak terpisahkan dari

perkembangan tersebut. Kehadirannya bagaikan dua sisi mata uang. Selain menjadi

media baru yang mudah diakses dan murah, namun juga menyebabkan tergerusnya

media tradisional sebagai produk layanan. Keberadaanya tidak hanya menambah

keragaman media, tetapi juga telah menjadi salah satu pesaing industri media dalam

penjualan dan periklanan.1

Kehadiran internet telah memacu aktivitas jurnalistik menjadi lebih efisien

dan efektif, utamanya dari sisi penggunaan waktu. Akibatnya, jurnalistik tradisional

1Rulli Nasrullah, Teori dan Riset Media Siber – Cybermedia (Jakarta: Kencana Prenadamedia

Group, 2014), h. 1

2

pun terjun dalam format online. Meski berubah format, produk jurnalistikonlineatau

yang biasa disebut media siber, tidak berbeda jauh dengan jurnalistik tradisional,

produk tersebut di antaranya berita, feature, iklan dan lain sebagainya. Karakteristik

immediacy yang melekat pada media online membuatnya tidak bisa tersaingi oleh

media tradisional. Informasi media siber mampu di-update sesering mungkin dan real

time. Media siber telah menghapus dimensi waktu. Hal ini membuat masyarakat

mampu memperoleh informasi ketika peristiwa sedang terjadi.

Ward dalam uraian Romli menyebutkan karakteristik lain dari media siber,

yakni dapat menghadirkan ratusan halaman (multiple pagination) yang terkait satu

sama lain dan bisa dibuka tersendiri. Media siberdapat juga terarsipkan (archieving)

berdasarkan kategori tertentu sehingga memudahkan khalayak saat membacanya.

Sementara Foust dalam uraian Romli juga menjelaskan bahwa media online memberi

keleluasaan kepada khalayak dalam memilih berita (audience control) dan tidak

berbatas (unlimited space) seperti halnya televisi atau radio yang dibatasi durasi.2

Dewasa ini media sibertelah mendapatkan perhatian lebih dari khalayak,

keberadaannya menjadi favorit bagi seluruh lapisan masyarakat seiring

berkembangnya media komunikasi handphone/smartphone yang dapat dengan mudah

mengakses internet. Dengan media internet ini, banyak orang memanfaatkan sebagai

sarana berkomunikasi juga sebagai sarana berbisnis dengan cara online, hal ini

membuat semua kegiatan menjadi serba instan. Meskipun bagitu hal ini tidak

membuat media massa internet menjadi media massa paling sempurna. Terdapat

banyak hal yang masih perlu dievaluasi dalam bisnis media yang sarat teknologi ini.

2AS. Romli, Jurnalistik Online (Bandung: Nuansa Cendikia, 2012), h.13-16.

3

Menurut Aliansi Wartawan Independen Indonesia (AJI) masalah pokok dalam

dunia jurnalistik online adalah kualitas dan kredibilitas informasi yang sampai ke

masyarakat. Masalah kualitas dan kredibilitas ini berawal dari kecenderungan media

siber menyampaikan informasi secara cepat. Media siber kadang terjebak

menyampaikan informasi yang belum final terverifikasi kepada masyarakat luas

sehingga terkadang menimbulkan mispersepsi dan misinterpretasi fakta.3

Selain itu, lazimnyamedia-media siber mempraktikkan gaya penulisan berita

yang khas yaitu update berita sepotong-sepotong atau berita yang dipecah-pecah. Ada

yang menyebut berita online adalah jurnalisme empat paragraf karena dalam satu

berita isinya hanya empat paragraf. Ada argumentasi yang menyatakan berita-berita

yang sepotong-sepotong itu adalah nature online karena berita online harus cepat dan

merupakan rangkaian perkembangan atas suatu peristiwa.4

Pada objek penelitian ini yaitu Kabarmakassar.com juga mengalami

permasalahan serupa dengan media online lainnya jika melihat kecenderungannya

mengedepankan logika cepat dan update seperti yang dilakukan Detik.com sebagai

kiblat bagi kebanyakan situs-situs media online, sehingga yang terjadi adalah

kompetisi adu cepat antar situs online. Adu cepat ini lantas membawa sebuah

implikasi serius, seringkali berita-berita tayang tanpa akurasi, mulai dari hal yang

sederhana hingga yang paling serius yaitu substansi berita. Atas nama kecepatan,

media seolah tidak mempedulikan hak masyarakat untuk memperoleh informasi yang

benar sebagaimana tercantum pada Pasal 1, 2 dan 3 Kode Etik Jurnalistik:

3J. Heru Margianto dan Asep Syaefullah, Media Online; Antara Pembaca, Laba, Etika dan

Problematika Praktik Jurnalisme Online di Indonesia (Jakarta: Divisi Penyiaran dan Media Baru AJI

Indonesia, 2010), h. vi

4J. Heru Margianto dan Asep Syaefullah, Media Online,h. 32

4

(1) Wartawan Indonesia bersikap independen, menghasilkan berita yang akurat, berimbang, dan tidak beritikad buruk. (2) Wartawan Indonesia menempuh cara-cara yang profesional dalam melaksanakan tugas jurnalistik. (3) Wartawan Indonesia selalu menguji informasi, memberitakan secara berimbang, tidak mencampurkan fakta dan opini yang menghakimi, serta menerapkan asas praduga tak bersalah.

Meskipun kecepatan memang pilihan mutlak bagai wartawan media siber,

namun hendaknya ia bersikap jujur dalam penulisan berita dengan menyatakan bahwa

berita yang diunggah belum terverifikasi atau terkonfirmasi. Tujuannya bukan untuk

membelenggu media, tapi mendorong media untuk bertangggunjawab terhadap

pemberitaan yang dibuatnya. Berkenaan dengan akurasi dan kecepatan berita, Kovach

dan Rosenstiel menyatakan bahwa kewajiban pertama wartawanme adalah pada

kebenaran. Prinsip pertama wartawanme ini yaitu pengejaran akan kebenaran yang

tidak berat sebelah adalah yang paling membedakannya dari semua bentuk

komunikasi lain. Selanjutnya, Kovach dan Rosenstiel menuturkan, demi mengejar

kebenaran itu, intisari wartawanme adalah disiplin verifikasi.5

Ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, memperkirakan jumlah media online

(siber) di Indonesia mencapai 43.300 media dan menjadi fenomena mencolok di

tahun 2017. Sementara asosiasi media siber di Indonesia juga telah banyak terbentuk,

antara lain Serikat Media Siber Indonesia (SMSI), Asosiasi Media Siber Indonesia

(AMSI), Asosiasi Media Online Indonesia (AMI), Asosiasi Media Digital Indonesia

(AMDI),Indonesian Digital Association (IDA), Ikatan Wartawan Online Indonesia

(IWO) dan Forum Pimpinan Media Digital Indonesia (FPMDI).

Lebih lanjut Prasetyo mengatakan, Dewan Pers belum memiliki data yang

pasti sampai proses verifikasi faktual selesai dilakukan di akhir tahun 2017, namun,

5Bill Kovach dan Tom Rosenstiel., The Element of Journalism. ed., Stanley, Penerjemah;

Yusi A. Pareanom, (Jakarta; Institut Studi Arus Informasi, 2004), h. 39

5

bila merujuk pada proses pendataan yang pernah dilakukan dan kemudian diterbitkan

menjadi buku berjudul “Data Pers 2015”, media online yang memenuhi syarat disebut

perusahaan pers dan profesional berjumlah 168 perusahaan.

Selain UU Pers dan KEJ yang mengatur produk pers, terdapat kode etik baru

yang menjadi aturan pemberitaan media siber. Menurut Sudibyo, karakter media siber

memerlukan pedoman khusus agar dapat dilaksanakan secara profesional, memenuhi

fungsi, hak dan kewajiban sesuai UU Pers dan KEJ. Aturan ini kemudian disebut

sebagai ”Pedoman Pemberitaan Media Siber” yang disusun oleh Dewan Pers bersama

organisasi pers, pengelola media siber, dan masyarakat.6Keberadaan media siber di

Indonesia merupakan bagian dari kemerdekaan berpendapat, kemerdekaan

berekspresi, dan kemerdekaan pers. Media siber memiliki karakter khusus sehingga

memerlukan pedoman agar pengelolaannya dapat dilaksanakan secara profesional,

memenuhi fungsi, hak, dan kewajibannya sesuai Undang-Undang Nomor 40 Tahun

1999 tentang Pers dan Kode etik jurnalistik.

Adanya pedoman itu didasarkan pada banyaknya keluhan dari kalangan media

yang meminta adanya panduan bersama dalam pengelolaan media siber.

Perkembangan media siber yang semakin pesat belakangan ini di Indonesia yang

mengedepankan kecepatan, interaksi, dan kelugasan ikut menjadi faktor pendorong

lainnya dalam penyusunan pedoman tersebut. Kehadiran Pedoman Pemberitaan

Media Siber perlu ditelaah karena dahulu belum ada regulasi yang secara spesifik

mengatur pemeberitaan media siber, kemudian pedoman tersebut baru ditetapkan dan

6“Pedoman Pemberitaan Media Siber” Situs Resmi Dewan Pers”, http://dewanpers.or.id

(Diakses 28 Februaril 2018)

6

diberlakukan pada tahun 2012 dan belum diketahui secara komprehensif bagaimana

penerapannya pada realitas pemberitaan wartawan media siber.

Dari uraian permasalahan yang telah dikemukakan sebelumnya, peneliti

tertarik untuk menganalisis secara komprehensif mengenai penerapan Pedoman

Pemberitaan Media Siber pada Kabarmakassar.com. Media tersebut dipilih karena

merupakan salah satu media siber yang terkemuka di wilayah Sulawesi Selatan dan

telah melalui verifikasi faktual oleh Dewan Pers pada akhir tahun 2017.

B. Fokus Penelitian dan Deskripsi Fokus

1. Fokus Penelitian

Berdasarkan hasil identifikasi permasalahan pada latar belakang di atas, maka

fokus penelitian ini adalah penerapan Pedoman Pemberitaan Media Siber pada

Kabarmakassar.com. Untuk memenuhi kebutuhan penelitian ini, maka peneliti

memfokuskan pasal-pasal dalam Pedoman Pemberitaan Media Siber. Peneliti

berfokus pada poin 2, 3 dan 4 yang mengatur tentang penulisan berita.

2. Deskripsi Fokus

Fokus penelitian yang telah dipaparkan di atas, memiliki beberapa konsep

yang perlu didefinisikan secara konseptual untuk menghindari penafsiran yang keliru

dan agar penelitian ini tidak meyimpang dari orientasi dan tujuannya. Berikut

dikemukakan beberapa konsep dalam fokus penelitian:

a. Penerapan

Arti kata penerapan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah”proses,

cara, perbuatan menerapkan, pemanfaatan dan perihal mempraktikkan”.Pada

pembahasan penelitian ini, kata penerapan yang dimaksud adalah praktik jurnalistik

7

atau bagaimana wartawan menerapkan suatu aturan atau pedoman penulisan berita

yang lazimnya disebut sebagai kode etik.

b. Pedoman Pemberitaan Media Siber

Media Siber adalah segala bentuk media yang menggunakan wahana internet

dalam melaksanakan kegiatan jurnalistik. Sementara yang dimaksud dengan

”Pedoman Pemberitaan Media Siber” adalah salah satu peraturan Dewan Pers yang

mengatur pemberitaan pada media siber dengan kewajiban mencantumkan syarat dan

ketentuan mengenai isi buatan pengguna yang tidak bertentangan dengan Undang-

Undang No. 40 tahun 1999 tentang Pers dan Kode etik jurnalistik.

Isi dari media siber adalah segala yang dibuat atau dipublikasikan oleh

penggunanya antara lain artikel, gambar, komentar, suara, video, dan berbagai bentuk

unggahan yang melekat pada media siber, seperti blog, forum, komentar pembaca

atau pemirsa, dan bentuk lain. Adapun pokok-pokok bahasan dalam Pedoman

Pemberitaan Media Siber adalah; Verifikasi dan keberimbangan berita, Isi Buatan

Pengguna (User Generated Content), Ralat, Koreksi, dan Hak Jawab, Pencabutan

Berita, Iklan, Hak cipta, Pencantuman Pedoman, dan Sengketa.

c. Kabarmakassar.com

Kabarmakassar.com adalah salah satu media media onlinedi Makassar,

Sulawesi Selatan di bawah naungan PT. Kabar Group Indonesia.Media tersebut

dipilih karena merupakan salah satu media siber yang terkemuka di wilayah Sulawesi

Selatan yang telah melalui verifikasi faktual oleh lembaga Dewan Pers pada akhir

tahun 2017. Kabarmakassar.com juga termasuk salah satu media online yang

tergabung dalam Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI).

8

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan fokus penelitian yang telah diuraikan,

maka permasalahan pokok penelitian ini adalah bagaimana penerapan Pedoman

Pemberitaan Media Siber pada media Kabarmakassar.com?.Masalah pokok tersebut

diperinci ke dalam sub permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana pemahaman wartawan Kabarmakassar.com tentang pedoman

pemberitaan media siber?

2. Bagaimana penerapan pedoman pemberitaan media siber dalam pemberitaan

Kabarmakassar.com?

D. Kajian Pustaka

Hasil kajian pustaka menunjukkan beberapa penelitian mahasiswa yang

mengambil objek tentang penerapan Pedoman Pemberitaan Media Siber, namun di

antara penelitian tersebut memiliki perbedaan fokus dan pendekatan penelitian.

Peneliti dalam hal ini berfokus pada permasalahan tentang penerapan Pedoman

Pemberitaan Media Siber dalam pemberitaan Kabarmakassar.com. Untuk lebih

jelasnya berikut diuraikan beberapa hasil penelitian terdahulu yang relevan

dibandingkan dengan orientasi penelitian ini.

3. Meiselina Irmayanti; ”Profesionalisme Wartawan Media Online: Analisis

dengan Menggunakan Semiotika Charles Morris”. Jurnal Komunikasi

Indonesia Volume III, Nomor 2 Oktober 2014

Penelitian Irmayanti mengamati berita sebagai karya jurnalistik sekaligus

sebagai bukti untuk menggambarkan kinerja profesional wartawan dengan

menerapkan teori deontologis sebagai pisau analisis penelitian. Hasil penelitian

Irmayanti menunjukkan bahwa bahasa dimodifikasi untuk mengelabui pembaca dan

9

untuk memenuhi kepentingan pemilik, ekonomi dan politik. Selain itu, wartawan

“menghilangkan” hak klarifikasi pihak-pihak yang terkait fenomena yang menjadi

pemberitaan di media online. Secara statistik, 262 berita Detik.com, 264 berita

Kompas.com dan 163 berita Republik. co.id tidak objektif dalam melaporkan

peristiwa. Selain itu, terbukti media online selalu melakukan kesalahan kaidah bahasa

dengan intensitas 4-6 kali untuk 150-250 kata dalam satu berita.

4. Annisa AnindityaWibawa; ”Etika Dan Prinsip Wartawanme Media

Siber Detikcom Mengenai Mekanisme Pemberitaan Tewasnya WNI di

Kerusuhan Mesir”. eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vol. 1,

No. 1, 2012

Hasil peneltian Annisa menyimpulkan bahwa pada pemberitaan tewasnya

seorang WNI di kerusuhan Mesir ini, Detikcom tidak memenuhi beberapa poin pada

pasal-pasal KEJ. Melalui pemberitaan tewasnya Imanda Amalia di kerusuhan Mesir,

Detikcom telah melanggar Pasal 1 yang berbunyi “Wartawan Indonesia bersikap

independen, menghasilkan berita yang akurat, berimbang, dan tidak beritikad buruk”.

Pada Pedoman Pemberitaan Media Siber, Detikcom melanggar poin Verifikasi dan

Keberimbangan Berita. Meski begitu, Detikcom bertanggung jawab dengan

melakukan koreksi atas kesalahan pemberitaan yang dilakukannya. Pada poin Ralat,

Koreksi, dan Hak Jawab, dalam pedoman ini disebut bahwa berita koreksi harus

ditautkan pada berita yang dikoreksi. Namun Detikcom tidak melakukan hal ini.

5. Dedi Kurnaedi; ”Pemahaman Wartawan terhadap Pedoman

Pemberitaan Media Siber di Radarcirebon.com”.

Penelitian Kurnaedi bertujuan untuk mendapatkan data bagaimana proses

kerja wartawan media online radrcirebon.com,, data pemahaman wartawan terhadap

verifikasi dan keberimbangan berita. Hasil penelitian Kurnaedi menyimpulkan bahwa

media online radarcirebon.com telah benar memahami dan mengaplikasikan apa yang

10

telah diatur pada Pedoman Pemberitaan Media Siber hal ini terbukti dari berita yang

telah di muat di laman web radarcirebon.com. Pada praktiknya proses kerja wartawan

radarcirebon.com dilaksanakan satu arah. Dimana wartawan tidak secara langsung

meng-upload informasi tersebut, melainkan peng-uploadan informasi dilakukan oleh

bagian redaksi. Setiap berita yang dimuat di laman web radarcirebon.com telah

melakukan verifikasi terlebih dahulu. Dalam melakukan verifikasinya secara lebih

lanjut media online radarcirebon.com menggunakan teknik running news. Terkait

keberimbangan data, radarcirebon.com menggunakan strategi tertentu (alasan bisnis

media) dalam penulisannya tetapi tetap berpedoman pada cover both side. Dalam

menangani pengaduan dari pembaca media onlineradarcirebon.commemberikan hak

jawab dan hak koreksi.

E. Tujuan dan Kegunaan

1. Tujuan penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah, fokus penelitian dan rumusan masalah,

maka tujuanpenelitian ini adalah:

a. Untuk mengetahuipemahaman wartawan Kabarmakassar.comtentang pedoman

pemberitaan media siber

b. Untuk mengetahui penerapan pedoman pemberitaan media siberdalam

pemberitaanKabarmakassar.com

2. Kegunaan penelitian

c. Hasil penelitian ini diharapkan berkontribusi dalam pengembangan ilmu

komunikasi dan jurnalistik melalui studi tentang penerapan Pedoman Pemberitaan

Media Siber dalam pemberitaan media online.

11

a. Hasil penelitian ini diharapkan berguna bagi semua pihak yang berkompeten, baik

untuk akademisi, praktisi media dan wartawan, lembaga pemerintah dan institusi

yang bergelut di bidang pers-media massa dan masyarakat pada umumnya sebagai

acuan praktis dan literasi ilmiah tentang penerapan regulasi dalam mekanisme

media jurnalistikonline.

12

BAB II

TINJAUAN TEORETIS

A. Komunikasi Massa

1. Definisi Komunikasi Massa

Komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa (media cetak dan

elektronik). Massa dalam arti komunikasi massa lebih menunjuk pada penerima

pesan yang berkaitan dengan media massa. Dengan kata lain, massa yang dalam sikap

dan perilakunya berkaitan dengan peran media massa. Karena itu, massa di sini

menunjuk kepada khalayak, audience, penonton, pemirsa, atau pembaca.1

Adapun yang menjadi media antara lain: televisi, radio, internet, majalah,

koran, tabloid, buku, dan film. Devito dalam uraian Nurudin, menjelaskan definisi

komunikasi massa secara terperinci yaitu:

First, mass communication is communication addressed to masses, to an extremely large society. This does not mean that the audience include all people or everyone who reads or everyone who watches television; rather it means an audience that is large and generally rather poorly defined. Second, mass communication is communication mediated by audio and or visual transmitter. Mass communication is perhaps most easily and most logically defined by its; television, radio, newspaper. Magazines, films, books, tapes.

2

Pengertian di atas menunjukkan bahwa komunikasi massa merupakan

komunikasi yang ditujukan kepada khalayak yang sangat banyak, atau biasa disebut

massa. Tapi ini tidak berarti bahwa massa yang dimaksud adalah orang-orang yang

hanya menonton televisi atau membaca koran, melainkan dapat diartikan sebagai

masyarakat dalam arti luas. Disebutkan juga bahwa komunikasi massa adalah

komunikasi yang disalurkan melalui pemancar-pemancar audio dan atau visual.

1Nurudin, Pengantar Komunikasi Massa. (Cet. 1; Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2007),

h. 2

2Nurudin, Pengantar Komunikasi Massa, h. 11-12

13

Komunikasi mungkin akan lebih mudah dimengerti apabila didefinisikan dengan

media penunjangnya, seperti televisi, radio, koran, majalah, buku, dan film.

Menurut Mulyana, komunikasi massa adalah komunikasi yang menggunakan

media massa, baik cetak (majalah, surat kabar) atau elektronik (radio, televisi) yang

dikelola oleh suatu lembaga atu orang yang dilembagakan, yang ditujukan kepada

sejumlah besar orang yang tersebar di banyak tempat, anonym dan heterogen. Pesan-

pesannya bersifat umum, disampaikan secara tepat, serentak dan selintas (khususnya

media elektronik).3

Definisi yang lebih spesifik menekankan penggunaan media massa adalah

pendapat yang dikemukakan oleh Bittner sebagaimana yang dikutip oleh

Rakhmatdalam bukunya “Psikologi Komunikasi”, dijelaskan bahwa komuniakasi

massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar

orang.4 Sementara menurut Severin, Tan dan Wright dalam Liliweri, komunikasi

massa merupakan bentuk komunikasi yang menggunakan saluran (media) dalam

menghubungkan komunikator dan komunikan secara massal, berjumlah banyak,

bertempat tinggal yang jauh berpencar, sangat heterogen dan menimbulkan efek

tertentu.5

Selanjutnya menurut Wright sebagaimana yang dikutip oleh Wahyuni dalam

bukunya “Komunikasi Massa”, komunikasi massa didefinisikan dalam tiga ciri

sebagai berikut:

3Dedy Mulyana, Ilmu Komunikasi; Suatu Pengantar (Cet. 12; Bandung: Remaja Rosdakarya,

2008), h. 75

4Rakhmat, Psikologi Komunikasi (Cet. 28, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012), h. 188

5Isti Nursih Wahyuni, Komunikasi Massa (Cet.1, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2014), h. 1-2.

Lihat juga Alo Liliweri, Memahami Peran Komunikasi Massa Dalam Masyarakat (Bandung: PT. Citra

Aditya Bakti, 1991), h. 36

14

a. Komunikasi massa diarahkan kepada audiens yang relatif besar, heterogen dan

anonim.

b. Pesan-pesan yang disebarkan secara umum, sering dijadualkan untuk mencapai

sebanyak mungkin anggota audiens secara serempak dan sifatnya sementara.

c. Komunikator cenderung berada atau beroperasi dalam sebuah organisasi yang

komplek yang mungkin membutuhkan biaya yang besar.6

Menurut Gerbner sebagaimana yang dikutip oleh Rakhmat dalam bukunya

“Psikologi Komunikasi”, komunikasi massa adalah produksi dan distribusi yang

berlandaskan teknologi dan lembaga dari arus pesan yang kontinyu serta paling luas

dimiliki orang dalam masyarakat industri adalah pesan yang dikomunikasikan

melalui media massa pada sejumlah besar orang.7

2. Karakteristik Komunikasi Massa

Menurut Effendy dalam bukunya “Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek”,

komunikasi massa merupakan salah satu dari komunikasi yang memiliki perbedaaan

dengan bentuk komunikasi yang lain, karena memiliki sejumlah ciri atau karakteristik

yang khas,8 diantaranya :

a. Komunikator Terlembaga

Dalam komunikasi massa, komunikator atau sumber yang menyampaikan

pesan bukanlah secara personal, namun bersifat melembaga. Lembaga penyampai

pesan komunikasi massa inilah yang dinamakan media massa, seperti televisi, surat

kabar, radio, internet.

6Isti Nursih Wahyuni, Komunikasi Massa, h. 2

7Rakhmat, Psikologi Komunikasi, h. 186

8Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek (Cet. 2; Bandung: Mandar

Maju, 2004), h. 22. Lihat juga Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi (Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada, 2006).

15

b. Pesan bersifat umum

Dalam proses komunikasi massa pesan-pesan yang disampaikan oleh

komunikator ditujukan kepada khalayak luas atau masyarakat umum. Dengan

demikian, maka proses komunikasi massa bersifat terbuka. Hal ini dikarenakan,

komunikan tersebar di berbagai tempat yang tersebar.

c. Komunikan Heterogen

Komunikan atau penerima informasi dalam komunikasi massa bersifat

heterogen. Hal ini dikarenakan komunikasi massa menyampaikan pesan secara umum

pada seluruh masyarakat, tanpa membedakan suku, ras, agama serta memiliki

beragam karakter psikologi, usia, jenis kelamin, tempat tinggal, adat budaya, maupun

strata sosial.

d. Media massa bersifat Keserempakan

Artinya media massa adalah kontak dengan sejumlah besar penduduk dalam

jarak yang jauh dengan komunikator, dan penduduk tersebut satu sama lainnya

berada dalam keadaan terpisah.

e. Pesan yang disampaikan satu arah

Artinya tidak terjadi satu interaksi antara komunikator dan komunikan secara

langsung, sehingga komunikator aktif menyampaikan pesan sementara komunikan

pun aktif menerima pesan namun tidak ada intekasi diantar kedua yang menyebabkan

tidak terjadinya proses pengendalian arus informasi.

f. Umpan Balik Tertunda (Delayed Feedback)

Artinya bahwa seorang sumber atau komunikator tidak dapat dengan segera

mengetahui reaksi khalayak terhadap pesan yang telah disampaikannya. Umpan balik

dari komunikan atau khalayak dapat disampaikan melalui telepon, email, atau surat

16

yang tidak langsung (indirect) diterima komunikator dan proses pengiriman feedback

membuthkan waktu tertentu (delayed)

3. Fungsi Komunikasi Massa

Effendy dalam bukunya “Ilmu Komunikasi; Teori dan Praktek”

mengemukakan fungsi komunikasi massa secara umum antara lain sebagai berikut:

a. Fungsi Informasi

Fungsi memberikan informasi ini diartikan bahwa media massa adalah

penyebar informasi bagi pembaca, pendengar atau pemirsa.

b. Fungsi Pendidikan

Media massa merupakan sarana pendidikan bagi khalayaknya, karena media

massa banyak menyajikan hal-hal yang sifatnya mendidik. Salah satu cara

mendidikyang dilakukan media massa adalah melalui pengajaran nilai, etika, serta

aturan-aturan yang berlaku kepada pemirsa atau pembaca.

c. Fungsi Memengaruhi

Fungsi memengaruhi dari media massa secara implisit terdapat pada

tajuk/editorial, feature, iklan, artikel, dan sebagainya.9

Fungsi komunikasi massa yang lainnya adalah sebagai berikut:

a. Pengawasan (Surveillance)

Sebagai alat bantu khalayak masyarakat guna mendapatkan peringatan dari

media massa yang menginformasikan tentang ancaman.

b. Penafsiran (Interpretation)

Fungsi penafsiran hampir mirip dengan fungsi pengawasan. Media massa

tidak hanya memasok fakta dan data, tetapi juga memberikan penafsiran atau

9Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, h. 22

17

tanggapan sementara terhadap kejadian-kejadian penting. Organisasi atau industri

media memilih dan memutuskan peristiwa-peristiwa yang dimuat atau ditayangkan.

c. Pertalian (Linkage)

Media massa dapat menyatukan anggota masyarakat yang beragam sehingga

membentuk linkage (pertalian) berdasarkan kepentingan dan minat yang sama

tentang sesuatu.

d. Penyebaran Nilai-Nilai (Transmission of Values)

Media massa memperlihatkan kepada khalayak bagaimana mereka bertindak

dan apa yang mereka harapkan.Media mewakili khalayak dengan model peran yang

khalayakamati dan harapan untuk menirunya.

e. Hiburan (Entertainment)

Fungsi media massa sebagai fungsi meghibur tiada lain tujuannya adalah

untuk mengurangi ketengangan pikiran khalayak.

B. JurnalistikOnline

Terdapat varian pengertian tentang apa yang dimaksud dengan jurnalistik.

Menurut Stephens sebagaimana yang dikutip oleh Kovach dalam bukunya “The

Element of Journalism” menjelaskan bahwa ”Manusia telah saling bertukar aneka

macam berita sepanjang sejarah dan lintas budaya”. Dapat sisimpulkan dari

pernyataan Stephens, bahwa aktifitas jurnalistik (mengumpulkan informasi) dan

kriteria dasar suatu berita telah dilakukan sepaniang seiarah peradaban

manusia.10

Istilah jurnalistik secara konseptual dipahami melalui pengertian etimologi

(bahasa) dan terminologi (istilah).

10Bill Kovach dan Rosenstiel., The Element of Journalism, ed., Stanley, Penerjemah; Yusi A.

Pareanom, (Jakarta; Institut Studi Arus Informasi, 2004), h. 1

18

Menurut Kusumaningrat dalam bukunya “Jurnalistik; Teori dan Praktik”,

istilah jurnalistik atau journalismberasal dari bahasa Latin, yaitu diurnalisyang berarti

harian atau tiap hari.11

Sementara Effendy menjelaskan bahwa istilah jurnalistik

berawal dari bahasa Belanda yaitu journalistiek dan bahasa Inggris jornalistic atau

journalism, yang disadur dari bahasa latin; diurna (harian atau setiap hari).12

Kamus Oxford Advanced Learners Dictionary of Current English,

sebagaimana yang diuraikan oleh Nuruddin dalam bukunya “Jurnalisme Masa Kini”,

dijelaskan pengertian jurnalistik sebagai “the work of profession of producing;

writngfor journal and newspaper” yaitu profesi yang berkaitan dengan memproduksi

tulisan untuk jurnal dan surat kabar.13

Kasman dalam bukunya “Jurnalisme Universal:

Menelusuri Prinsip-Prinsip Da'wah Bi Al-Oalam dalam Al-Qur'an”, menjelaskan

pengertian jurnalistikadalah”semacam kepandaian karang-mengarang yangpokoknya

memberi perkabaran pada masyarakat dengan selekas-lekasnya agar tersiar seluas-

luasnya”.14

Perspektif hukum pers Indonesia, menyatakan bahwa kegiatan jurnalistik

meliputi mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah dan menyampaikan

informasi baik dalam bentuk tulisan, suara, gambar, suara dan gambar, serta data dan

grafik maupun dalam bentuk lainnya dengan menggunakan media cetak, media

elektronik dan segala jenis saluran yang tersedia.15

11Hikmat Kusumaningrat dan Purnama Kusumaningrat, Jurnalistik; Teori dan Praktik

(Bandung; Remaja Rosdakarya, 2006), h. 15.

12Onong Uchjana Effendy, Dinamika Komunikasi (Bandung; Remaja Rosdakarya, 2008), h.66

13Nuruddin, Jurnalisme Masa Kini (Cet.I; Jakarta: Rajawali Pers, 2009), h. 6.

14Suf Kasman., Jurnalisme Universal: Menelusuri Prinsip-Prinsip Da'wah Bi Al-Oalam

dalam Al-Qur'an (Jakarta; Penerbit Teraju, 2004), h. 22-23.

15Nuruddin, Jurnalisme Masa Kini, h.321

19

Kesimpulan dari uraian di atas, menurut penulispengertian jurnalistik adalah

rangkaian aktifitas wartawan dalam mengkonstruksi informasi menjadi berita,

bertujuan memberi informasi (to inform) yang mengandung pengetahuan

(knowledge), pendidikan (education), nilai (value) dan pengaruh (influence), melalui

media massa (cetak dan elektronik) kepada khalayak secara massif serempak, dengan

atau tanpa respon (feedback) khalayak itu sendiri. Pengertian jurnalistik secara garis

besarnya juga dapat dilihat dalam konteks metode jurnalistik (method journalistic)

dan keahlian jurnalistik (expertise journalistic).

Method journalistic, yaitu mencakup metode penyampaian informasi yang

sistematis dan konstruktif. Sistematis dalam hal ini rangkaian proses jurnalistik yang

terencana dan bertahap, dimulai dari; penelusuran, pengumpulan, pengelolaan,

publikasi informasi-berita kepada khalayak melalui media massa (cetak dan

elektronik, hingga proses tersebut berjalan secara simultan. Sedang konstruktif yang

dimaksud, sebab jurnalistik bukan sekedar penyampaian fakta informasi (faktual-

objektif), namun substansi informasi-berita adalah wujud konstruksi makna realitas

yang tidak terlepas dariideologi redaksional media.16

Expertise journalistic, yaitu selain menguasai keterampilan (skill) di bidang

jurnalistik, wartawan berwawasan luas atau menguasai ilmu pengetahuan dan

teknologi, tanggap terhadap dinamika sosial dan bangsa, akuntabel-bertanggung

jawab sosial, berdedikasi tinggi terhadap profesinya, berakhlak mulia, dan taat

menjalankan aturan-disiplin profesional. Oleh karena itu, jurnalistik bukan sekedar

keahlian praktis wartawan meliput dan mengelola informasi, namun secara luas

pengertian jurnalistik berpautan dengan suatu keahlian yang berlandaskan moralitas.

16Eriyanto., Analisis Wacana; Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta; LKiS, 2008), h

.47-61.

20

Berdasarkan definisi tersebut di atas maka pengertian jurnalistik adalah

keterampilan atau kegiatan mengulang bahan berita mulai dari peliputan sampai

kepada penyusunan yang layak disebarluaskan kepada masyarakat. Namun demikian,

setiap informasitidak harussemuanya disebarkan atau disampaikan ke semua orang.

Misalnya akhir-akhir ini media dipenuhi dengan berita provokatif yang ingin

memecah belah umat muslim.Berita provokatifdari berbagai media fasiq itu muncul

karena mereka menikmati kehancuran Islam, menunggu robohnya persatuan kaum

muslimin. Karenanya umat muslim harus waspada dan bijak dalam menerima berita,

sadar dan peka untuk tidak mudah menerimaberita yang menyesatkan serta wajib

untuk meneliti kebenaran berita itu sebelum melakukan sesuatu.Allah swt berfirman

dalam QS. Al-Hujurat/49: 6:

ها يأ يو ي قونا بهلة ٱلذ ن تصيبوا

أ إن جاءكم فاسق بنبإ فتبيذيوا ءانيوا

ن ٦ا فعلتم ندنني فتصبحوا لع

Terjemahnya:

Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, Maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.

17

Dalam tafsir Al-Misbah sebagaimana yang diuraikan Shihab, dijelaskan ayat

ini menolak berita orang-orang fasiq dan mensyaratkan keadilan, baik dia perawi

ataupun saksidan membolehkan umat menerima kabar/berita seorang yang adil.

Secara historis, bahwa yang melakukan perbuatan fasiq dalam ayat tersebut adalah

orang muslim,18

sehingga tidak ada jaminan bahwa jika seseorang telah memeluk

17Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahnya, h.

18M. Quraisy Shihab,Tafsir Al Misbah Volume XIII (Jakarta: Lantera Hati, 2002), h. 237

21

agama Islam telah berlaku baik dalam segala aspek. Lebih lanjut Shihab menjelaskan

prinsip seorang mukmin haruslah jujur (apalagi mereka adalah seorang sahabat,

tentunya mempunyai keimanan yang lebih tinggi daripada generasi penerusnya), juga

dikerenakan orang-orang fasik mengetahui bahwa kaum beriman tidaklah mudah

dibohongi dan bahwa mereka akan meneliti kebenaran setiap informasi, sehingga

seorang fasik dapat dipermalukan dengan kebohongannya.19

Kata naba’ digunakan dalam arti berita penting. Berbeda dengan kata khabara

yang berarti kabar secara umum, baik penting maupun tidak. Dari sini terlihat

perlunya memilah informasi. Apakah itu penting atau tidak, dan memilah pula

pembawa informasi apakah dapat dipercaya atau tidak. Orang beriman tidak dituntut

untuk menyelidiki kebenaran informasi dari siapa pun yang tidak penting, bahkan

didengarkan tidak wajar, karena jika demikian akan banyak energi dan waktu yang

dihamburkan untuk hal-hal yang tidak penting.20

Selanjutnya dalam dalam Q.S. An

Nur/24: 19, Allah swt berfirman:

يو إنذ ن تشيع ٱلذيو ف ٱلفحشة يبون أ لم ف ٱلذ

لهم عذاب أ نياءانيوا ٱدل

و ٱألخرة و ىتم ل تعلهون ٱللذ ١٩يعلم وأ

Terjemahnya:

Sesungguhnya orang-orang yang ingin agar perbuatan yang sangat keji itu (berita bohong) tersiar di kalangan orang-orang yang beriman, mereka mendapat azab yang pedih di dunia dan di akhirat. Dan Allah Mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.

Sesungguhnya orang-orang yang suka menyebarkan keburukan di kalangan

orang-orang Mukmin akan mendapatkan siksa yang menyakitkan di dunia dengan

19

M. Quraisy Shihab,Tafsir Al Misbah, h. 238

20M. Quraisy Shihab,Tafsir Al Misbah, h. 238

22

hukum yang telah ditentukan. Sedangkan di akhirat, ia akan memperoleh siksa

neraka, jika mereka tidak segera bertobat. Dan Allah sungguh Maha Mengetahui

segala kondisi kalian, baik yang tampak maupun yang tidak tampak, sedang kalian

tidak tahu apa yang diketahui oleh Allah.21

Proses jurnalistik harus dilakukan secara sistematis mulai dari memperoleh

dan menulis fakta, didukung pula dengan professionalisme sebagai wartawan baik

dalam meliput suatu peristiwa yang terjadi yang mengandung nilai berita, maupun

idealisme sebagai wartawan untuk mencari kebenaran, serta ketelitian dan sikap kritis

dan serba ingin tahu yang harus dipertahankan. Oleh karena itu, seorang wartawan

surat kabar harus memiliki skill atau keterampilan yang berlandaskan teoritis,

pendidikan dengan mengutamakan kecepatan, ketepatan, kebenaran, kejujuran,

keadilan, keseimbangan, dan tidak berprasangka (praduga tak bersalah), sehingga

informasi yang disuguhkan tidak akan merugikan baik untuk institusinya maupun

personalnya.

C. Teori Media Baru

Media baru (new media) merupakan penyederhanaan terhadap bentuk media

di luar lima media massa besar konvensional, televisi, radio, majalah, koran dan film.

Diperkenalkan mulai tahun 1990-an, istilah media baru (new media) pada awalnya

mengandung arti negletik (penolakan); media baru bukan media massa, terutama

televisi. Sifat media baru adalah cair (fluids), konektivitas individual dan menjadi

sarana untuk membagi peran kontrol dan kebebasan.22

21M. Quraisy Shihab,Tafsir Al Misbah Volume XIII (Jakarta: Lantera Hati, 2002), h. 237

22W. H. Chun, dan T. Keenan, New Media, Old Media; a History and Theory Reader (New

York: Routledge, 2006), h. 1.

23

Media baru merujuk pada perkembangan teknologi digital namun media baru

sendiri tidak serta merta berarti media baru.Video, teks, gambar, grafik yang diubah

menjadi data-data digital berbentuk byte, hanya merujuk pada sisi teknologi

mutlimedia, salah satu dari unsur dalam media baru adalah memiliki ciri interaktif

dan intertekstual.Mengangkat isu jurnalistik di media baru, berarti mengangkat

pertanyaan baru tentang medium (saluran).

John Vernon Pavlik menulis bahwa jika koran merupakan medium bagi editor

dan televisi merupakan medium bagi produser, maka internet sebagai satu bentuk

media baru merupakan medium bagi para wartawan. Internet tidak hanya memiliki

semua kemampuan yang selama ini dimiliki oleh media massa konvensional (teks,

images, grafis, video ataupun audio) tetapi juga menawarkan spektrum yang lebih

luas, seperti interaktivitas, akses mandiri, kontrol pengguna dan personalisasi.23

Munculnya fenomena konvergensi media, memaksa media konvensional

melebarkan sayap dan masuk ke dalam jaringan internet untuk dapat

mempertahankan atau memperluas bisnisnya.Konvergensi jurnalistik melibatkan

kerjasama antara wartawan media cetak, media siar, dan media web untuk

menghasilkan berita terbaik yang dimungkinkan, dengan menggunakan berbagai

sistem penyampaian.Hal ini menyebabkan berkembangnya media konvensional

menjadi digital.Transformasi media cetak ke arah konvergensi dapat mengadopsi

jenis konvergensi yang dikemukakan oleh Grant.24

Konvergensi jurnalistik mensyaratkan perubahan cara berpikir media tentang

berita dan peliputannya. Bagaimana media memproduksi berita dan bagaimana media

23John Vernon Pavlik, Journalism and New Media (New York: Columbia University Press,

2001), h. 3.

24Grant A. E. dan Wilkinson, J. S, Understanding Media Convergence; The State of the Field

(New York: Oxford University Press, 2009), h.33.

24

menyampaikan berita kepada khalayaknya. Namun, praktik konvergensi saat ini

masih sebatas pada cara menyampaikan berita melalui platform yang berbeda yaitu

media cetak, penyiaran, dan online.

Tahapan perkembangan isi berita dalam edisi online internet menurut Pavlik

telah melewati tiga tahap sebagai berikut:

1. Surat kabar online hanya memindahkan ulang versi cetaknya ke online

(repurpose content from their mother ship).

2. Surat kabar sudah membuat isi inovatif-kreatif dalam websitenya dengan fitur

interaktif seperti hyperlinks dan search engines, yangdapat memudahkan

pengguna mencari materi dengan topik-topik khusus yang sesuai dengan

ukuran kebutuhannya, misalnya dengan katagori berita dan informasi yang

dipilihnya.

3. Ketiga, isi berita telah didesain secara khusus untuk media web sebagai

sebuah medium komunikasi.25

Menurut Ariyanti, dalam konvergensi jurnalistik juga dikenal adanya tiga

model, yaitu konvergensi newsroom, konvergensi newsgathering, dan konvergensi

konten.Konvergensi newsroom. Wartawan yang berbeda platform, misalnya dari

surat kabar, online, dan televisi menyatukan dirinya dalam satu ruang produksi berita.

Mereka mengerjakan tugas sesuai dengan platform medianya.

Konvergensi newsgathering. Dalam menjalankan model ini, seorang

wartawan dituntut untuk mampu mencapai tingkatan multitasking. Dengan melalui

pelatihan atau training khusus, seorang wartawan dituntut untuk dapat melakukan

pekerjaan yang dilakukan oleh media dengan platform lain dalam satu grup.

25Hadi, “Khalayak Maya Dalam Media Online; Studi Reception Analysis tentang

Interaktivitas pada Teks Suara Surabaya.net”, Jurnal Ilmiah Scriptura, Vol. 1 No.2 Juli, 2007.

25

Misalnya, seorang wartawan cetak harus mampu membuat berita untuk cetak, online,

dan sekaligus untuk televisi.Selain itu juga dituntut untuk mengambil foto atau video.

Konvergensi content.Berita akhirnya disuguhkan dalam bentuk multimedia,

yang merupakan kombinasi antara teks, gambar, audio, video, blogs, podcasts, atau

slideshows. Pilihannya terus berkembang dan diprediksi akan terus berkembang,

seperti medium hybrid baru mengkombinasikan antara audio dan video tv, sifat

responsif dan sumber dari website, kemudahan dibawa dan kualitas cetak dari koran.

Editor dan reporter akan menjadi content producer yang dilatih untuk memilih cerita

mana yang paling efektif, teknik yang paling menghibur dari menu biasa hingga

pilihan multimedia.26

D. Pedoman Pemberitaan Media Siber/Online

Kemerdekaan berpendapat, kemerdekaan berekspresi, dan kemerdekaan pers

adalah hak asasi manusia yang dilindungi Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945,

dan Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia PBB. Keberadaan media siber di

Indonesia juga merupakan bagian dari kemerdekaan berpendapat, kemerdekaan

berekspresi, dan kemerdekaan pers.Media siber memiliki karakter khusus sehingga

memerlukan pedoman agar pengelolaannya dapat dilaksanakan secara profesional,

memenuhi fungsi, hak, dan kewajibannya sesuai Undang-Undang Nomor 40 Tahun

1999 tentang Pers dan Kode Etik Jurnalistik. Untuk itu Dewan Pers bersama

organisasi pers, pengelola media siber, dan masyarakat menyusun Pedoman

26Dian Metha Ariyanti, “Konvergensi Parsial di Media; Studi Kasus di Media Group”, Tesis

Pascasarjana UI, Jakarta 2011, h. 31-32.

26

Pemberitaan Media Siber.Berikut pedoman pemberitaan media siber yang

dikeluarkan Dewan Pers.27

1. Ruang Lingkup

a. Media Siber adalah segala bentuk media yang menggunakan wahana internet dan

melaksanakan kegiatan jurnalistik, serta memenuhi persyaratan Undang-Undang

Pers dan Standar Perusahaan Pers yang ditetapkan Dewan Pers.

b. Isi Buatan Pengguna (User Generated Content) adalah segala isi yang dibuat dan

atau dipublikasikan oleh pengguna media siber, antara lain, artikel, gambar,

komentar, suara, video dan berbagai bentuk unggahan yang melekat pada media

siber, seperti blog, forum, komentar pembaca atau pemirsa, dan bentuk lain.28

2. Verifikasi dan keberimbangan berita

a. Pada prinsipnya setiap berita harus melalui verifikasi.

b. Berita yang dapat merugikan pihak lain memerlukan verifikasi pada berita yang

sama untuk memenuhi prinsip akurasi dan keberimbangan.

c. Ketentuan dalam butir (a) di atas dikecualikan, dengan syarat:

1) Berita benar-benar mengandung kepentingan publik yang bersifat mendesak

2) Sumber berita yang pertama adalah sumber yang jelas disebutkan

identitasnya, kredibel dan kompeten

3) Subyek berita yang harus dikonfirmasi tidakdiketahui keberadaannya dan atau

tidak dapat diwawancarai

4) Media memberikan penjelasan kepadapembaca bahwa berita tersebut masih

27J. Heru Margianto dan Asep Syaefullah, Media Online; Antara Pembaca, Laba, Etika dan

Problematika Praktik Jurnalisme Online di Indonesia (Jakarta: Divisi Penyiaran dan Media Baru AJI

Indonesia, 2010), h. 56

28J. Heru Margianto dan Asep Syaefullah, Media Onlina, h. 57-62

27

memerlukan verifikasi lebih lanjut yang diupayakan dalam waktu secepatnya.

Penjelasan dimuat pada bagian akhir dari berita yang sama, di dalam kurung

dan menggunakan huruf miring.

d. Setelah memuat berita sesuai dengan butir (c), media wajib meneruskan upaya

verifikasi, dan setelah verifikasi didapatkan, hasil verifikasi dicantumkan pada

berita pemutakhiran (update) dengan tautan pada berita yang belum terverifikasi.

3. Isi Buatan Pengguna (User Generated Content)

a. Media siber wajib mencantumkan syarat danketentuan mengenai Isi Buatan

Pengguna yangtidak bertentangan dengan Undang-UndangNo. 40 tahun 1999

tentang Pers dan Kode EtikJurnalistik, yang ditempatkan secara terang danjelas.

b. Media siber mewajibkan setiap pengguna untuk melakukan registrasi

keanggotaan dan melakukan proses log-in terlebih dahulu untuk dapat

mempublikasikan semua bentuk Isi Buatan Pengguna. Ketentuan mengenai log-in

akan diatur lebih lanjut.

c. Dalam registrasi tersebut, media siber mewajibkan pengguna memberi

persetujuan tertulis bahwa Isi Buatan Pengguna yang dipublikasikan:

a. Tidak memuat isi bohong, fitnah, sadis dan cabul;

b. Tidak memuat isi yang mengandung prasangka dan kebencian terkait dengan

suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA), serta menganjurkan tindakan

kekerasan;

c. Tidak memuat isi diskriminatif atas dasar perbedaan jenis kelamin dan

bahasa, serta tidak merendahkan martabat orang lemah, miskin, sakit, cacat

jiwa, atau cacat jasmani.

d. Media siber memiliki kewenangan mutlak untuk mengedit atau menghapus Isi

Buatan Pengguna yang bertentangan dengan butir (c).

28

e. Media siber wajib menyediakan mekanisme pengaduan Isi Buatan Pengguna yang

dinilai melanggar ketentuan pada butir (c). Mekanisme tersebut harus disediakan

di tempat yang dengan mudah dapat diakses pengguna.

f. Media siber wajib menyunting, menghapus, dan melakukan tindakan koreksi

setiap Isi Buatan Pengguna yang dilaporkan dan melanggar ketentuan butir (c),

sesegera mungkin secara proporsional selambat-lambatnya 2 x 24 setelah

pengaduan diterima.

g. Media siber yang telah memenuhi ketentuan pada butir (a), (b), (c), dan (f) tidak

dibebani tanggung jawab atas masalah yang ditimbulkan akibat pemuatan isi yang

melanggar ketentuan pada butir (c).

h. Media siber bertanggung jawab atas Isi Buatan Pengguna yang dilaporkan bila

tidak mengambiltindakan koreksi setelah batas waktu sebagaimanatersebut pada

butir (f).

29

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian dan Lokasi Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah kualitatif atau sebuah pendekatan induktif terhadap

seluruh proses penelitian yang cenderung mengkonstruksi format penelitian dan

strategi memperoleh data di lapangan (field research).1 Menurut Bogdan dan Taylor

sebagaimana yang dikutip oleh Pawito, mengatakan bahwa penelitian kualitatif

adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata tertulis atau

lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.2Penelitian ini bertujuan

menganalisis penerapan Pedoman Pemberitaan Media Siber dalam pemberitaan

Kabarmakassar.com dan menganalisis faktor apa saja yang menghambat penerapan

Pedoman Pemberitaan Media Siber dalam pemberitaan Kabarmakassar.com.

2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Makassar Sulawesi Selatan dengan objek

penelitian media online Kabarmakassar.com. Kantor redaksi media ini beralamat di

Jl. Sungai Saddang, Kompleks Latanete Plaza F/15 Makassar. Pemilihan lokasi

tersebut didasarkan pertimbangan bahwa di tempat ini terdapat informan yang akan

dipilih sebagai subjek penelitian yang akan menjawab fokus permasalahan penelitian.

1Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif (Jakarta: Prenada Media Group, 2008), h. 28. Lihat

juga Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kulitatif (Cet.XV; Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001),

h. 2-3

2Pawito, Penelitian Komunikasi Kualitatif (Cet.II, Yogyakarta: LKiS Pelangi Aksara, 2008),

h. 84.

30

Rentang waktu yang digunakan untuk meneliti berkisar 2 bulan sejak proses

observasi awal dilaksanakan hingga tahap akhir penelitian.

B. Pendekatan Penelitian

Dalam kerangka umum suatu penelitian, metode pendekatan terdiri atas dua

perspektif, yakni pendekatan keilmuan dan pendekatan metode.3Pendekatan keilmuan

yang digunakan adalah ilmu komunikasi khususnya teori komunikasi massa dan ilmu

jurnalistik berkenaan dengan teori etika jurnalistik.Sedang aspek metodologi yang

dimaksud adalah metode penelitian kualitatif dengan desain penelitian lapangan atau

pendekatan studi kasus.

C. Sumber Data

Menurut Lofland dalam kutipan Moleong, sumber data dalam penelitian

kualitatif adalah kata-kata dan tindakan, data tertulis, dokumen, grafik dan

statistik.4Sumber data dalam penelitian ini terdiri dari dua rangkaian data, yaitu data

primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang bersumber dari penelitian

lapangan (studi kasus) berupa hasil wawancara, observasi, dan studi

dokumen.Sedangkan data sekunder yang dimaksud berupa data-data literatur atau

hasil kajian pustaka (library resaerch) berupa jurnal penelitian, referensi buku ilmiah,

majalah, surat kabar, referensi internet dan data tertulis lainnya yang relevan dengan

orientasi penelitian.

3Muljono Damopolii, Pedoman Penelitian Karya Tulis Ilmiah; Makalah, Skripsi, Disertasi

dan Laporan Penelitian (Cet.I; Makassar: Alauddin Press, 2013), h. 16.

4Lexy Johannes Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, h. 112.

31

D. Metode Pengumpulan Data

1. Wawancara

Menurut Lincoln dan Guba, tujuan wawancara adalah untuk mengkonstruksi

mengenai orang, kejadian, organisasi, perasaan, motivasi, tuntutan, memverifikasi,

mengubah, dan memperluas informasi yang diperoleh dari orang lain.5Adapun jenis

wawancara yang digunakan yaitu wawancara tidak terstruktur yakni wawancara

secara mendalam.Tujuan wawancara adalah untuk memperoleh dan menggali data

secara jelas dan konkret tentang penelitian dengan informan yakni redaktur dan para

wartawan Kabarmakassar.com serta beberapa informan yang dianggap mampu

memberikan data-data penelitian. Informan tersebut dipilih berdasarkan teknik

purpossive sampling dengan menggunakan panduan wawancara (interview guide).

Tabel 4.1 Daftar Informan Penelitian

No Nama Usia Pendidikan Status/Jabatan

1 Upi Asmaradhana - S1 Pemimpin Umum

2 Uslimin - S1 Pemimpin Redaksi

3 Yusrifar 24 tahun S1 Manager Social Media Officer

4 Frist V.Wongkar 32 tahun S1 Koordinator Liputan

5 M.Fajar Nur 25 tahun S1 Reporter

6 Marwah Ismail 25 tahun S1 Reporter

Sumber: Data Primer (Olah Data, 2018)

5Lexy Johannes Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, h. 186

32

2. Observasi

Observasi adalah proses pengamatan terhadap aktivitas wartawan dan

redakturKabarmakassar.com serta mengamati berita yang dipublikasi

Kabarmakassar.com. Dalam penelitian ini, metode observasi berisfat partisipatif,

namunpeneliti dalam kategori pasif. Maksudnya, peneliti tidak sepenuhnya terlibat

dalam kegiatan wartawanKabarmakassar.com. Dalam proses observasi digunakan

instrumen penelitian berupa alat bantu rekam peristiwa, seperti camcorder, kamera

foto, maupun catatan lapangan.

3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah suatu cara yang digunakan untuk mengumpulkan data

dalam bentuk dokumen, yaitu catatan peristiwa yang telah berlalu baik berupa tulisan

maupun gambar yang digunakan sebagai pelengkap penggunaan metode observasi

dan wawancara dalam penelitian.6Data dokumentasi yang dimaksud terutama

bersumber dari arsip Kabarmakassar.comyang memuat profil organisasi dan

dokumen relevan lainnya.

E. Instrumen Penelitian

Penelitian kualitatif dilakukan pada kondisi alamiah dan peneliti adalah

instrumen kunci.Kedudukan peneliti sebagai instrumen dalam penelitian kualitatif

adalah hal yang utama karena sekaligus sebagai perencana, pelaksana pengumpulan

data, analisis dan penafsir data serta pelapor hasil penelitian.7Dalam kaitan ini,

peneliti bertindak sebagai instrumen penelitian dengan menggunakan catatan

6Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif, Kualitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2009), h.

204.

7Lexy Johannes Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, h. 112.

33

pengamatan (fieldnote) dan alat bantu rekam peristiwa seperti camcorder dan kamera

foto. Selain itu proses wawancara terhadap subjek/informan memungkinkan adanya

penggunaan instrumen berupa teks wawancara yang berfungsi sebagai pedoman bagi

peneliti dan informan untuk mengungkap suatu permasalahan.

F. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang

diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi dengan cara

mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit,

melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang

akan dipelajari serta membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami.8Jadi teknik

analisis data adalah metode yang digunakan dalam menganalisis data-data penelitian

yang telah dikumpulkan.

Adapun metode yang peneliti gunakan dalam metode analisis data dalam

penelitian ini adalah model interaksi Miles dan Huberman, yakni analisis data

dilakukan saat pengumpulan data berlangsung dan setelah pengumpulan data dalam

periode tertentu.9 Teknik analisis data tersebut dijelaskan sebagai berikut:

1. Data Reduction (Reduksi Data)

Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, maka perlu

dicatat secara teliti dan rinci. Semakin lama peneliti kelapangan, maka jumlah data

akan semakin banyak, kompleks dan rumit. Untuk itu perlu dilakukan analisis data

melalui reduksi data. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang

8Sugiyono,Metode Penelitian Kualitatif, h. 89.

9Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif, h. 246.

34

pokok, menfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya. Dengan

demikian data yang telah direduksi akanmemberikan gambaran yang lebih jelas, dan

mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, mencari bila

diperlukan. Reduksi data dapat dibantu dengan peralatan elektronik seperti komputer

mini, dengan memberikan kode pada aspek-aspek tertentu.10

2. Data Display (Penyajian Data)

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data.

Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian

singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya. Yang paling

sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan

teks yang bersifat naratif. Dengan mendisplaykan data, akan memudahkan untuk

memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang

telah dipahami tersebut.11

3. Conclusion Drawing/Verification

Langkah ke tiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan Huberman

adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan

masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti kuat

yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila

kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang

valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka

kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.Kesimpulan

dalam penelitian kualitatif dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak

10Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif, h. 247

11Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif, h. 249

35

awal, tetapi mungkin juga tidak, karena masalah dan rumusan masalah dalam

penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah penelitian

berada dilapangan.12

G. Pengecekan Keabsahan Data

Pengecekan keabsahan data penelitian ini dilakukan melalui tahap pengecekan

kredibilitas data dengan teknik triangulation yaitu mengecek balik derajat

kepercayaan suatu informasi yang diperoleh dengan triangulasi sumber, metode dan

teori.13

Adapun model trianggulasi yang digunakan adalah memberchek, yaitu proses

pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada pemberi data.

Tujuan memberchek adalah untuk mengetahuiseberapa jauh data yang

diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan oleh pemberi data. Apabila data yang

ditemukan disepakati oleh para pemberi data berarti datanya telah valid, sehingga

semakin kredibel dan dapat dipercaya, tetapi apabila data yang ditemukan peneliti

dengan berbagai penafsirannya tidak disepakati oleh pemberi data maka peneliti perlu

melakukan diskusi dengan pemberi data, dan apabila perbedaannya tajam, maka

peneliti harus merubah temuannya dan harus menyesuaikan dengan apa yang

diberikan oleh pemberi data.

12Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif, h. 252

13Lexy Johannes Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, h. 330

36

BAB IV

PENERAPAN PERATURAN DEWAN PERS TENTANG PEDOMAN

PEMBERITAAN MEDIA SIBER

A. Profil Kabarmakassar.com

1. Sejarah dan Perkembangan Kabarmakassar.com

Kabarmakassar.com (KM) adalah portal berita online pertama di Sulawesi

Selatan yang eksis sejak diluncurkan pertama kali ke publik pada tanggal 17

Ramadhan 1430 H atau tanggal 29 Agustus 2009. Tokoh pers nasional Upi

Asmaradhana bersama Dirjen Kemenkum HAM RI, Aidir Amin Daud dan Mantan

Ketua KPK RI Abraham Samad menjadi penggagas portal berita lokal ini. Kemudian

Kabarmakassar.com resmi beroperasi usai launching di Hotel Clarion pada 29

Agustus 2010. Kabarmakassar.com diresmikan keberadaannya oleh Gubernur

Sulawesi Selatan, Syahrul Yasin Limpo dan Wakil Walikota Makassar Supomo

Guntur pada 2 Februari 2011.

Kabarmakassar.com lahir tanpa dukungan korporasi dan sindikasi media besar

di daerah Sulawesi Selatan pada khususnya dan Indonesia Timur pada umumnya.

Selain menjadi pionir keberadaan media-media sejenis di kota Makassar,

Kabarmakassar.com juga menjadi salah satu media yang tercatat sebagai pendiri dan

presidium Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) di Jakarta. Saat ini,

Kabarmakassar.com beralamat di Kompleks Latanete Plaza, F-15, Jalan Sungai

Saddang Makassar, Sulawesi Selatan.

Kabarmakassar.com juga sudah dinyatakan lolos verifikasi Administrasi dan

Faktual oleh Dewan Pers pada 25 Januari 2018. Kabarmakassar.com senantiasa

mengedepankan karya-karya jurnalistik yang tetap berpedoman pada Kode etik

37

Jurnalistik. Bahkan sesuai cita-citanya, Kabarmakassar.com akan menjadikan dirinya

sebagai kantor berita, pada 2025 mendatang, dengan Makassar sebagai kantor

pusatnya. Saat ini Kabarmakassar.com, dibawah bendera PT Kabar Group Indonesia

(KGI), telah membuka cabang di Jakarta, Manado, Kendari, Toraja, Tana Luwu dan

Kepulauan Selayar, serta sindikasi pemberitaan di Medan dan Papua. KM saat ini,

juga memiliki portal berbahasa asing, kabaraustralia.com dan Layanan Video dengan

Platform KabarVideo.com

Gambar 4.1 Logo Kabarmakassar.com Sumber: https://www.kabarmakassar.com (Diakses 12 April 2018)

2. Visi dan Misi Kabarmakassar.com

a. Visi

Menjadi perusahaan terkemuka dalam memberi informasi digital

b. Misi

1) Menciptakan informasi yang edukatif dan inspiratif bagi pembaca.

2) Menjadi mitra strategis dalam memasarkan produk dan merek perusahaan.

3) Memberikan parameter objektif dalam produksi program promosi produk

maupun sosialisasi kebijakan institusi/perusahaan

3. Rubrik Kabarmakassar.com

a. Rubrik Headline adalah laporan tentang peristiwa paling aktual, penting dan

mendesak yang memiliki bobot utama bagi pembaca dan masyarakat

b. Rubrik Fokus memuat berita fakta yang akan dibuat dalam bentuk laporan

komprehensif dan investigasi

38

c. Rubrik Umum ini membuat berita tentang seputar Makassar, Sulawesi Selatan

dan Nasional

d. Rubrik Pariwisata ini sangat penting untuk kembali mengangkat budaya-budaya

lokal Sulawesi Selatan Khususnya di Makassar

e. Rubrik Komunitas diperuntukkan untuk kegiatan dan informasi komunitas yang

berada di makassar

f. Gaya hidup liputan lifestyle dan hiburan berupa kuliner, traveling dan musik dan

sastra

g. Kabar Video ini berbasis berita video konten di platform youtube.com dan

website kabarvideo.com.

h. Kabar Foto menyajikan foto-foto peristiwa terkini yang terjadi di Sulsel

khususnya Makassar

i. Rubrik ini adalah tajuk opini berisi pendapat dan sikap resmi suatu media sebagai

institusi penerbitan terhadap persoalan aktual, fenomenal, atau kontroversial

yang berkembang di masyarakat

j. Tajuk adalah opini redaksi kabar makassar terhadap persoalan faktual yang

berkembang di masyarakat

k. Opini, tulisan dan ulasan tentang fenomena sosial dari para penulis tetap dan

Review ulusan peristiwa dan kejadian di kota Makassar

l. Advetorial berita bersponsor dan berbayar

m. Rubrik Wawancara Khusus ini memuat informasi tambahan berupa data-data

yang terkait, latar belakang peristiwa, atau hasil wawancara dengan pengamat,

atau ahli

n. News Stiker berita info liputan terkini dari lapangan

39

o. Rubrik Liputan Khas ini merupakan rubrik berupa penggalian informasi ke latar

belakang sebuah peristiwa yang berada di Sulsel khususnya di Makassar yang

berbasis data dan berisikan info grafik

p. Rubrik Siaran pers adalah sebuah tulisan dengan tujuan untuk mengumumkan di

media dan membuat angle peristiwa yang dapat menarik perhatian khalayak

q. Citizen Report Kabarmakassar.com memberi ruang kepada pembacanya untuk

menulis tentang apa saja yang berkaitan dengan Sulsel khususnya Makassar

4. Struktur Manajemen dan Redaksi

a. PT. Kabar Grup Indonesia (KGI)

CEO : Upi Asmaradhana

CDO : Slamet Wiryawan

CCO : Uslimin

COO : Hajriani Ashadi

CorSec : Andi Putri Permatasari

Legal Advisor : Hendraya SH, MH

b. Redaksi Kabarmakassar.com

Pemimpin Umum : Upi Asmaradhana

Pemimpin Perusahaan : Andi Nur Ahmad

Penanggung Jawab Redaksi : Upi Asmaradhana

Pemimpin Redaksi : Uslimin

Editor Kompartemen : Hendra Nick Arthur, Frits Vecky Wongkar, Marwah

Ismail, Andi Sinrang, Andi Nur Ahmad, Imran,

Slamet Wiryawan

Uploader : Nur Dilla, Lina Astuti

40

Reporter : Wawan Indrawan, Nur Marwah, Tiwa, Fajar Nur

Fotografer : Imran Arief

Manager Marketing : Rina Tristiwanti Putri

Manager Even Organizer: Amelia Mahmud

Manager Desain Grafis/Sosmed Managemen : Yusrifar Tula

Even Organizer : Andi Lasinrang, Andi Ifrianti

Ombudsman : Mappinawang SH.MH, Hendrayana SH.MH, Dahlan

Abu Bakar. MM, Ir. Sri Endang Sukarsi Mp

B. Pemahaman Wartawan Kabarmakassar.com tentang Pedoman Pemberitaan

Media Siber

Pada pembahasan awal penelitian ini diuraikan temuan data penelitian yang

diperoleh dari hasil wawancara mendalam terhadap seluruh informan penelitian.

Subjek yang menjadi informan penelitian adalah sejumlah orang yang telah dipilih

sebelumnya, yakni redaktur dan para wartawan Kabarmakassar.com. Pada

pembahasan ini diuraikan hasil wawancara terhadap wartawan Kabarmakassar.com

yang menanggapi keberadaan media siber di Indonesia, khususnya di wilayah

Sulawesi Selatan.Pembahasan ini dimaksudkan untuk mengetahui latar historis,

perkembangan, dan motif pendirian media siber utamanya dalam sudut pandang

wartawan yang berkarir di media tersebut.Berdasarkan temuan data lapangan,

diketahui bahwa eksistensi Kabarmakassar.com sebagai media media siberberbeda

dengan jenis media surat kabar, televisi, dan radio. Perbedaan eksistensi media siber

dengan media konvensional ini seperti yang dikemukakan oleh Frist V.Wongkar:

41

Cukup bagus dan sudah banyak yang tahu tentang media online selama ini orang hanya tahu media cetak, dan kabarmakassar.com pertama media online di Sulawesi Selatan berdiri ± 9 tahun dan termasuk media masa depan.

1

Keterangan informan tersebut mengindikasikan adanya perbedaan antara

media siber dengan media konvensional, meskipun media surat kabar atau televisikini

juga hadir dalam platform digital atau dapat diakses secara online. Sebagian media

cetak surat kabar dan media elektronik televisi saat ini melakukan konvergensi atau

mendayagunakan teknologi komunikasi dan informasi dan internet dalam mekanisme

kerja redaksinya. Karena itu produk jurnalistik pada media konvensional juga hadir

dalam bentuk baru, misalnya surat kabar digital (e-paper) dan siaran online (live

streaming) yang dapat diakses publik melalui beragam media (multiplatform) yang

terkoneksi dengan jaringan internet.

Sementara itu media siber tidak terkategori sebagai media massa yang

melakukan konvergensi, karena media siber merupakan entitas tersendiri sebagai

media baru (new media) yang sejak lahirnya berbasis internet. Dewan Pers sendiri

membuat definisi tentang apa yang dimaksud media siber, yaitu dalam Pasal 1 huruf

(a) Pedoman Pemberitaan Media Siber,disebutkan ”Media Siber adalah segala bentuk

media yang menggunakan wahana internet dan melaksanakan kegiatan jurnalistik,

serta memenuhi persyaratan Undang-Undang Pers dan Standar Perusahaan Pers yang

ditetapkan Dewan Pers”.Jadi ada tiga kriteria yang melekat pada media siber, yaitu

media yang menggunakan wahana internet, melaksanakan kegiatan jurnalistik, dan

memenuhi peraturan atau regulasi pers.

Pada dasarnya keberadaan media siber di Indonesiadilindungi oleh undang-

undang sebagai bentuk kemerdekaan pers seperti yang ditegaskan dalam Pedoman

1Frist V.Wongkar (32 tahun), Koordinator Liputan Kabarmakassar.com. Wawancara,

Makassar, 27 Maret 2018

42

Pemberitaan Media Siber. Namun demikian, sebagian besar media siber yang ada di

Indonesia tidak dikelola secara profesional dan sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Karena itu, Dewan Pers melakukan pengawasan terhadap media siber melalui proses

verifikasi administrasi dan faktual sebagaimana yang diungkapkan oleh Yusrifar:

Keberadaan Media Siber Indonesia merupakan sebagai bentuk wacana yang ada di masyarakat dan dituangkan melalui media online. Perkembangan media online di seluruh Indonesia sangatlah pesat terutama diwilayah Makassar. Hasil riset yang didapatkan oleh keberadaan 1.320 media siber yang ada di Makassar dan yang sudah diverifikasi Dewan Pers adalah 4 media yaitu harian Fajar, Tribun Timur, Celebes Tv, Kabarmakassar, verifikasi merupakan legalitas media/lisensi media yang terdaftar di Dewan Pers.

2

Fakta yang diuangkapkan oleh informan tersebut menunjukkan bahwa media

siber khususnya di wilayah Makassar meningkat pesat dengan jumlah lebih kurang

1320 media siber. Namun dari sekian banyak media siber tersebut, hanya 4 (empat)

yang sudah diverifikasi faktual oleh Dewan Pers, salah satunya Kabarmakassar.com

sebagai salah satu media siber di Sulawesi Selatan yang lolos verisfikasi

faktual.Upaya Dewan Pers ini tentunya mendukung pengelolaan media siber sesuai

ketentuan regulasi pers terutama Pedoman Pemberitaan Media Siber sehingga dapat

meingkatkan kepercayaan publik terhadap sajian informasi media siber. M.Fajar Nur

berpendapat bahwa kehadiran media siber di tengah masyarakat sangat penting

sebagai bentuk kontrol informasi media yang tidak melalui proses jurnalisitik:

Kehadiran media siber sebenarnya sangat penting, mengingat penyebaran informasi sekarang tidak hanya melalui media mainstream melainkan juga sosial media. Kehadiran media online/siber berperan penting sebagai counterbalance atas banyaknya penyebaran berita di sosial media yang tidak melalui proses-proses jurnalistik sehingga menciptakan berita hoax dan

2Yusrifar (24 tahun) Manager Social Media Officer Kabarmakassar.com. Wawancara,

Makassar, 24 Maret 2018

43

sebagainya yang tidak mendidik hingga dapat mengancam keamanan masyarakat.

3

Keterangan informan tersebut menunjukkan bahwa kini masyarakat tidak

hanya mengakses informasi melalui media konvensional, seperti informasi yang

tersaji di media surat kabar dan televisi, tetapi juga melalui media sosial dan media

siber. Namun berita dan informasi pada media sosial ditengarai banyak yang

menyesatkan (hoax), karena itu kehadiran media siber dengan proses kerja jurnalistik

dan sesuai regulasi pers dianggap mampu memberikan informasi yang benar kepada

publik. Kecenderungan masyarakat untuk mengakses informasi melalui media siber

tidak dapat dihindari karena piranti teknologi komunikasi seperti smartphone yang

menyediakan jaringan internet juga sudah hampir dimiliki oleh semua kalangan

masyarakat, sehingga mempermudah penyebaran informasi pada media siber. Hal ini

seperti yang dikemukakan oleh Marwah Ismail:

Media Siber saat ini sudah semakin menjamur apalagi semakin mudah orang mengakses hanya melalui internet. Di Sulawesi Selatan banyak yang memafaatkan media siber sebagai bisnis murah dan media kampanye.

4

Berdasarkan paparan data yang telah diuraikan, dapat disimpulkan beberapa

pandangan wartawan tentang eksistensi media siber. Pertama, media siber berbeda

dengan konvergensi pada media masa cetak dan elektronik yang dalam proses

produksi dan penyebaran informasinya mengintegrasikan media konvesional dan

media online.Media siber merupakan entitas sebagai media baru (new media) yang

berbasis internet dan multiplatform, baik melalui portal/web maupun media

sosial.Kedua, media siber diakui kedudukannya dalam hukum pers sebagai salah satu

3M.Fajar Nur (25 tahun), Reporter Kabarmakassar.com. Wawancara, Makassar, 31 Maret

2018

4Marwah Ismail (25 tahun) Reporter Kabarmakassar.com. Wawancara, Makassar, 24 Maret

2018

44

jenis media massa sebab melakukan kegiatan jurnalistik dan memiliki peraturan

tersendiri dalam pengelolaannya yaitu Pedoman Pemberitaan Media Siber.Ketiga,

kehadiran media siber dengan proses kerja jurnalistik yang sesuai regulasi pers sangat

penting dalam rangka memberikan informasi yang benar kepada publik, mengingat

penyebaran berita dan informasi melalui wahana internet saat ini cenderung banyak

yang tidak melalui proses jurnalistik dan sesuai regulasi pers sehingga menciptakan

berita dan informasi yang sesat dan tidak mendidik masyarakat.

Salah satu aspek pentingnya kajian tentang pemahaman wartawan terhadap

regulasi pers, baik Undang-Undang Pers, Kode Etik Jurnalistik, dan Pedoman

Pemberitaan Media Siber, karena wartawan dituntut memiliki ”kesadaran

hukum”sebagaiindikator utama kompetensi wartawan. Hal ini dijelaskan dalam

rumusan Dewan Pers tentang standar kompetensi wartawan yang terdiri atas tiga

aspek, yaitu (a) kesadaran etika, hukum dan karir, (b) pengetahuan, mencakup

pengetahan umum dan khusus, dan (c) keterampilan mencakup keterampilan menulis,

wawancara, riset, investigasi, penggunaan berbagai peralatan, seperti komputer,

kamera, faksimili dan sebagainya.5

Kompetensi hukum pada wartawan menuntut penghargaan pada hukum,

batasan-batasan hukum, dan memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan yang

tepat dan berani untuk memenuhi kepentingan publik dan menjaga demokrasi.Hukum

yang dimaksud adalah hukum pers yang mengikat kinerja wartawan, antara lain

Undang-UndangNomor 40 Tahun 1999 tentang Pers dan Kode EtikJurnalistik.

Sementara peraturan terbaru di bidang pers adalah ”Pedoman Pemberitaan Media

5Depkominfo RI dan PWI, Wajah Pers Indonesia (Jakarta; Bunga Bangsa, 2006), h. 65.

45

Siber” sebagai implikasi hadirnya media siber di Indonesia yang perlu diatur secara

tersendiri mengingat karakter khusus pada media siber.

Berkaitan dengan hasil penelitian ini, diketahui bahwa wartawan

Kabarmakassar.comtelah memahami peraturan Dewan Pers tentang Pedoman

Pemberitaan Media Siber, baik pemahaman terhadap isi peraturan maupun pada

konteks penerapannya. Halini misalnya dikemukakan oleh Frist V.Wongkar, yang

menyatakan bahwa wartawan Kabarmakassar.com ”sudah mengetahui bahkan wajib

memahami Pedoman Pemberitaan Media Siber”.6Pemahaman hukum pada wartawan

Kabarmakassar.com juga diungkapkan oleh Yusrifar, bahwa Pedoman Pemberitaan

Media Siber merupakan sebuah aturan dari Dewan Pers yang perlu ditaati oleh semua

media siber dalam rangka mengatasi pemberitaan yang manipulatif atau Hoax:

Sangat penting, Pedoman Pemberitaan Media Siber merupakan syarat yang dikeluarkan Dewan Pers untuk menaati sebuah aturan atau konsistensi kepada semua media agar tidak terjadinya pemberitaan yang sifatnya pembohongan publik/Hoax.

7

Keterangan informan tersebut menunjukkan bahwa wartawan media siber

sangat penting untuk memahamisecara detil aturan yang tercantum pada Pedoman

Pemberitaan Media Siber, sebab untuk menghindari pemberitaan yang manipulatif

atau Hoax harus dimulai dari wartawan itu sendiri, utamanya ketika wartawan

mengkonstruksi sebuah berita. Hal ini sesuai dengaan ketentuan Pasal 2 huruf (a)

PPMS yang berbunyi ”pada prinsipnya setiap berita harus melalui verifikasi, dan

Pasal 3 huruf (c) butir (1) ”tidak memuat isi bohong, fitnah, sadis dan cabul”.Sejalan

6Frist V.Wongkar (32 tahun) Koordinator Liputan Kabarmakassar.com. Wawancara,

Makassar, 27 Maret 2018

7Yusrifar (24 tahun) Manager Social Media Officer Kabarmakassar.com. Wawancara,

Makassar, 24 Maret 2018

46

dengan ketentuan ini, Marwah menanggapi bahwa saat ini banyak orang yang

terpengaruh dengan berita palsu yang disebarkan oleh media siber:

Sangat penting, mengingat media siber sangat mudah diakses, sehingga semua kalangan dapat mengakses. Secara rasional saat ini sudah banyak orang terpengaruh dari adanya berita palsu (Hoax) semua dari media sosial dan media siber.

8

Dari keterangan informan tersebut, dapat diketahui bahwa wartawan sangat

penting memahami isi Pedoman Pemberitaan Media Siber, karena menjadi instrumen

hukum untuk pencegahan sekaligus penindakan apabila ditemukan berita bohong

(hoax) yang sengaja dikonstruksi baik oleh wartawan media siber maupun isi buatan

pengguna (user generated content). Keberadaan Pedoman Pemberitaan Media

Sibertidak hanya mengikat wartawan secara individual, tetapi juga kelembagaan

media siber yang menaungi wartawan tersebut. Pada kenyataannya media siber di

Indonesia berkembang pesat, sehingga kehadiran Pedoman Pemberitaan Media Siber

menjadi relevan agar media siber dikelola secara profesional dan sesuai regulasinya.

Pentingnya pemahaman wartawan terhadap Pedoman Pemberitaan Media

Siber, juga diungkapkan oleh M.Fajar Nur, yang mengaitkan gejala perkembangan

media siber di Indonesia, dimana saat ini banyak media siber yang tidak dikelola

secara profesional dan hanya berorientasi pada kepentingan tertentu:

Sangat penting, mengingat sekarang banyaknya kemunculan media online baru yang bersifat abal-abal atau bahkan hanya muncul karena kepentingan individu tertentu di dunia politik dan hilang ketika kepentingan tersebut sudah tidak ada.

9

8Marwah Ismail (25 tahun) Reporter Kabarmakassar.com. Wawancara, Makassar, 24 Maret

2018

9M.Fajar Nur (25 tahun) Reporter Kabarmakassar.com. Wawancara, Makassar, 31 Maret

2018

47

Berdasarkan hasil analisis terhadap keterangan wawancara dari seluruh

informan, dapat diketahui bahwa wartawan Kabarmakassar.com sebagian besar telah

memahami peraturan Dewan Pers tentang Pedoman Pemberitaan Media Siber.

Sementara itu, wartawan yang belum memahami peraturan tersebut hanya

karenafaktor kondisional dalam statusnya sebagai wartawan baru

diKabarmakassar.com. Dengan kata lain, wartawan ini baru beradaptasi dengan

kondisi kerja dan segala peraturan yang mengikat pekerjaannya sebagai wartawan

media siber. Hal ini terindikasi dari keterangan wawancara dengan M.Fajar Nur:

Kalau terkait aspek yang menjadi penilaian Dewan Pers saya kurang begitu paham mengingat saya belum genap setahun di Kabarmakassar dan saat proses verifikasi saya belum aktif di Kabarmakassar, namun sejauh pemahaman saya dan diskusi dengan rekan-rekan yang telah lama menjelaskan salah satu alat ukur Dewan Pers adalah adanya wartawan yang telah mengikuti uji kompetensi wartawan sebagai salah satu bukti bahwa proses jurnalistik di media tersebut berjalansecara professional.

10

Sejalan dengan informasi yang diperoleh dari informan tersebut, temuan data

lapangan menunjukkan bahwa proses wartawan untuk mengenal lalu kemudian

memahami secara mendalam berbagai konten hukum pers, terutamaPedoman

Pemberitaan Media Siber, dilakukan secara mandiri oleh wartawan dan tidak

terkecuali melalui proses sosialisasi di internalKabarmakassar.com. Proses sosialisasi

hukum pers yang dimaksud, seperti yang diungkapkan oleh Frist V.Wongkar dan

Marwah Ismail, yakni melalui program khusus atau pelatihan jurnalistik bagi

wartawan. Selain itu, dilakukan pembekalan bagi wartawan baru (dikarantina 1

10M.Fajar Nur (25 tahun) Reporter Kabarmakassar.com. Wawancara, Makassar, 31 Maret

2018

48

bulan) sebelum diterjunkan ke lapangan, dan termasuk wartawan diaktifkan dalam

organisasi kewartawanan.11

Tabel 4.2 Daftar Wartawan Kabarmakassar.com yang telah mengikuti

UjiKompetensi Dewan Pers

No Nama Wartawan Status Uji Kompetensi

Keterangan Sudah Belum Nilai

1 Upi Asmardana Wartawan Utama

2 Uslimin Wartawan Utama

3 Frits Vecky Wongkar Wartawan Muda

4 Baba Duppa Wartawan Muda

5 Marwah Ismail Wartawan Muda

6 Andi Nur Ahmad

7 Hendra Nick Arthur

8 Andi Sinrang

9 Imran

10 Slamet Wiryawan

11 Nur Dillah

12 Lina Astuti

13 Wawan Indrawan

14 Nur Marwah

15 Tiwa

16 Muh. Fajar Nur

17 Imran Arief

18 Rina Tristiwanti Putri

19 Amelia Mahmud

20 Yusrifar Tula

21 Andi Lasinrang

22 Andi Ifrianti

Sumber: Data Primer (Olah Data, 2018).

11Frist V.Wongkar (32 tahun) Koordinator Liputan Kabarmakassar.com. Wawancara,

Makassar, 27 Maret 2018, dan Marwah Ismail (25 tahun) Reporter Kabarmakassar.com. Wawancara,

Makassar, 24 Maret 2018

49

Demikian halnya secara eksternal, keterlibatan Dewan Pers dalam hal uji

kompetensi wartawan, merupakan bukti nyata sejauhmana pemahaman wartawan

Kabarmakassar.com terhadap Pedoman Pemberitaan Media Siber. Sejalan dengan

keterangan Frist V.Wongkar yang telah diuraikan sebelumnya, temuan data juga

menunjukkan bahwa sebagian besar wartawan Kabarmakassar.com telah mengikuti

uji kompetensi wartawan (lihat Tabel 4.2). Selain data hasil uji kompetensi wartawan,

secara kelembagaaan Kabarmakassar.com juga telah melalui proses verifikasi

administrasi dan faktual oleh Dewan Pers. Berdasarkan temuan data penelitian (lihat

Gambar 4.2), diketahui pada Januari 2018,Kabarmakassar.com tercatat sebagai satu-

satunya media siber di Sulawesi Selatan yang dinyatakan lolos verifikasi administrasi

dan faktual oleh Dewan Pers.

Gambar 4.2 Hasil Verifikasi Administrasi dan Faktual Dewan Pers Terhadap Media Lokal di Sulawesi Selatan Periode 2018

Sumber: http://dewanpers.or.id/data/perusahaanpers (Diakses 24 Maret 2018)

50

Temuan data tersebut di atas membuktikan bahwa Kabarmakassar.com

sebagai salah satu media siberdi Sulawesi Selatan telah dikelola secara profesional

dan tentunya wartawan Kabarmakassar.com juga sudah melaksanakan Pedoman

Pemberitaan Media Siber sebagai salah satu indikator penilaian Dewan Pers untuk

melakukan verifikasi administrasi dan faktual.Terkait dengan hal ini, Frist

V.Wongkar berpendapat:

Sudah pantas dan wajar karena dari awal berdirinya konsisten memberikan informasi akurat dan berimbang, menyajikan berita tidak memihak dan wartawan konsisten dan tidak pernah pindah-pindah. Jumlah wartawan Kabarmakassar.com 22 orang khusus daerah Makassar.

12

Berdasarkan data yang telah dihimpun melalui wawancara dengan Yusrifar13

dan Marwah Ismail,14

dapat diuraikan beberapa indikator penilaian Dewan Pers

terkait verifikasi administrasi dan faktual terhadap Kabarmakassar.com, antara lain:

a. Memiliki kantor

b. Jumlah karyawan

c. Memiliki PT/landasan hukum

d. Independen dalam penulisan berita

e. Nilai berita dan data berita akurat

f. No Hoax.

g. Berintegritas

h. Jurnalisnya memiliki sertifikat kompetensi

12Frist V.Wongkar (32 tahun) Koordinator Liputan Kabarmakassar.com. Wawancara,

Makassar, 27 Maret 2018

13Yusrifar (24 tahun) Manager Social Media Officer Kabarmakassar.com. Wawancara,

Makassar, 24 Maret 2018

14Marwah Ismail (25 tahun) Reporter Kabarmakassar.com. Wawancara, Makassar, 24 Maret

2018

51

i. Netral dalam pemberitaan, bersifat tidak memihak siapapun

j. Konten berita yang berunsur Human Interest, Edukatif, dan menghibur.

Berdasarkan temuan data yang telah diuraikan tersebut, maka dapat

disimpulkan beberapa aspek terkait pemahaman wartawan Kabarmakassar.com

terhadap Pedoman Pemberitaan Media Siber. Pertama, wartawan

Kabarmakassar.com telah memahami peraturan Dewan Pers tentang Pedoman

Pemberitaan Media Siber, baik pemahaman terhadap isi peraturan maupun pada

konteks penerapannya.Pemahaman wartawan ini dilandasi atas kesadaran individu

untuk mentaati hukum pers yang berlaku agar pengelolaan berita dan informasi pada

Kabarmakassar.com dapat dikelola secara profesional, memenuhi fungsi, hak dan

kewajibannya sesuai Pedoman Pemberitaan Media Siber.

Kedua, proses wartawan untuk mengenal dan kemudian memahami hukum

pers, khususnya Pedoman Pemberitaan Media Siber, dilakukan secara mandiri oleh

wartawan atau dengan mengaktifkan diri pada organisasi kewartawanan dan juga

melalui proses sosialisasi di internal Kabarmakassar.com, di antaranya melalui

pembekalan atau pelatihan jurnalistik. Selain itu, penilaian tentang sejauhmana

pemahaman wartawan terhadap Pedoman Pemberitaan Media Siber juga dapat

dicermati melaluiuji kompetensi wartawan. Temuan data menunjukkan bahwa

sebagian besar wartawan Kabarmakassar.com telah melaksanakan proses uji

kompetensi, sehingga hal ini menjadi salah satu bukti yang valid bahwa wartawan

Kabarmakassar.com sudah memahami Pedoman Pemberitaan Media Siber.

52

C. Penerapan Pedoman Pemberitaan Media Siber dalam Pemberitaan

Kabarmakassar.com

Berdasarkan temuan data yang telah dijelaskan sebelumnya, diketahui bahwa

wartawan Kabarmakassar.comtelah memahami peraturan Dewan Pers tentang

Pedoman Pemberitaan Media Siber. Atas dasar pemahaman wartawan tersebut, maka

perlu dianalisis konteks penerapan Pedoman Pemberitaan Media Siber khususnya

dalam pengkonstruksian berita Kabarmakassar.com. Sebelum membahas tentang

penerapan Pedoman Pemberitaan Media Siber, terlebih dahulu diuraikan mengenai

proses produksi berita yang menggambarkan alur atau tahapan kerja, tugas dan fungsi

pada tiap komponen redaksi dan keterkaitan di antaranya.

Berdasarkan temuan data lapangan, diketahui bahwa proses produksi berita

pada Kabarmakassar.com sama dengan proses produksi berita pada media massa

lainnya, yang secara garis besarnya terdiri atas tiga tahap yaitu pra produksi,

pelaksanaan produksi, dan pasca produksi. Proses produksi berita ini seperti yang

dijelaskan oleh Marwah Ismail, Frist V.Wongkar dan M.Fajar Nur:

Dengan mengadakan rapat redaksi membahas materi isu pemberitaan.

15Sebelum terjun ke lapangan rapat dulu dan ditentukan yang

dipimpin oleh pimpinan redaksi berita dari isu-isu yang berkembang dan saling koordinasi lewat whatshapp grup.

16Ada reporter lapangan yang

mengirimkan ke teman-teman di dapur redaksi, komunikasi terkait berita kemudian dikelola oleh para editor dan pimpinan redaksi.

17

Keterangan dari ketiga informan tersebut menunjukkan proses produksi berita

pada Kabarmakassar.com. Pada tahap pra produksi, sebelum terjun ke lapangan

15Marwah Ismail (25 tahun) Reporter Kabarmakassar.com. Wawancara, Makassar, 24 Maret

2018

16Frist V.Wongkar (32 tahun) Koordinator Liputan Kabarmakassar.com. Wawancara,

Makassar, 27 Maret 2018

17M.Fajar Nur (25 tahun) Reporter Kabarmakassar.com. Wawancara, Makassar, 24 Maret

2018

53

seluruh wartawan Kabarmakassar.com melakukan rapat redaksi untuk menentukan

isu-isu pemberitaan yang akan diliput. Selanjutnya tahap pelaksanaan produksi,

reporter melaporkan hasil liputannya kepada editor dan pimpinan redaksi untuk

dilakukan editing atau penyuntingan berita yang akan dipublikasi. Kemudian tahap

akhir atau pasca produksi juga dilaksanakan melalui rapat redaksi untuk

mengevaluasi pemberitaan yang telah dipublikasi.

1. Verifikasi dan Keberimbangan Berita

Penerapan Pedoman Pemberitaan Media Siber pada praktiknya berkaitan erat

dengan tahap pelaksanaan produksi berita, sebab konten pemberitaaan disusun pada

tahapan ini dengan melibatkan wartawan, redaktur dan pimpinan redaksi. Pedoman

Pemberitaan Media Siber secara khusus mengatur tentang pemberitaan pada Pasal 2

”Verifikasi dan Keberimbangan Berita”, Pasal 3 ”Isi Buatan Pengguna, Pasal 4

”Ralat, Koreksi dan Hak jawab, dan Pasal 5 ”Pencabutan Berita”.Khususnya aspek

verifikasi dan keberimbangan berita, M.Fajar Nur menjelaskan sebagai berikut:

Untuk verifikasi dan keberimbangan berita, Kabarmakassar mengutamakan berita faktual yang dibutuhkan wawancara langsung maupun tidak langsung dari narasumber terkait, bahkan jika ada rilis berita kami ditekankan untuk mengkonfirmasi narasumber terkait. Untuk keberimbangan berita terkhusus dalam politik Kabarmakassar biasa melihat seberapa banyak berita positif yang telah naik, dan menganalisis berita-berita untuk counterbalance berita tersebut agar memberikan pandangan yang beragam pada pembaca. Begitu pula dengan ralat koreksi dan hak jawab, selalu terbuka dengan metodenya salah satunya adalah mengirimkan link berita kepada narasumber untuk melihat apakah ada kesalahan dan hal yang bisa dikoreksi (terutama untuk data yang berkaitan dengan waktu dan nomor) dan untuk pencabutan berita saya belum tau sejauh ini bagaimana prosesnya.

18

Keterangan informan tersebut menunjukkan bahwa pemberitaan

Kabarmakassar.com telah memenuhi syarat yang ditentukan dalam Pedoman

18M.Fajar Nur (25 tahun) Reporter Kabarmakassar.com. Wawancara, Makassar, 31 Maret

2018

54

Pemberitaan Media Siber terutama aspek verifikasidan keberimbangan berita. Berita

yang disajikan oleh Kabarmakassar.com adalah berita faktual dalam arti verifikasi

harus dilakukan terhadap sumber informasi atau narasumber melalui wawancara

langsung maupun tidak langsung. Meskipun data berita yang diperoleh wartawan

dalam bentuk rilis dari individu atau lembaga tertentu, wartawan tetap diwajibkan

untuk mengkonfirmasi narasumber terkait. Sementara terkait dengan keberimbangan

berita, Kabarmakassar.com juga berupaya menyajikan berita yang berimbang agar

memberikan pandangan yang beragam pada pembaca.

Sejalan dengan keterangan informan sebelumnya, Frist V.Wongkar juga

menjelaskan tentang beberapa indikator penerapan Pedoman Pemberitaan Media

Siber khususnya aspek verifikasi dan keberimbangan berita pada proses konstruksi

berita Kabarmakassar.com.

Verifikasi dan keberimbangan berita yang dimaksud misalnya menghubungi narasumber melalui wawancara langsung atau by phone dan verifikasi tersebut tidak hanya dilakukan pada satu narasumber tetapi beberapa pihak yang terkait dengan pemberitaan dengan tujuan keberimbangan berita.Kabarmakassar.com memilik pola pemberitaan, yaitu (a) tidak terlalu cepat dalam menyajikan berita, (b) menunggu rangkuman-rangkuman berita sebelum di share, dan (c) berita berbasis data (news with data).

19

Keterangan informan tersebut menunjukkan bahwa dalam suatu liputan

peristiwa, wartawan harus melalui proses verifikasi dalam arti wawancara langsung

atau menghubungi narasumber melalui telepon. Narasumber yang dimaksudkan oleh

informan tidak hanya satu orang, tetapi beberapa pihak yang diwawancarai atau

diminta keterangannya terkait dengan peristiwa tertentu. Dengan demikian, proses

verifikasi ini menjadi faktor penentu keberimbangan berita, sebab wartawan dituntut

19Frist V.Wongkar (32 tahun) Koordinator Liputan Kabarmakassar.com. Wawancara,

Makassar, 27 Maret 2018

55

melakukan konfirmasi tidak hanya pada satu narasumber, tetapi semua narasumber

yang signifikan atau berhubungan langsung dengan suatu peristiwa agar berita

menunjukkan akurasi data dan keberimbangan berita.

Verifikasi dan keberimbangan berita ini juga mencerminkan independensi

media seperti yang dijelaskan oleh Yusrifar bahwa Kabarmakassar.com sangat

independen dalam penulisan berita:

Sangat penting menjaga sebuah verifikasi dan keberimbangan dalam pemberitaan karena di Kabarmakassar sangat independen dalam penulisan pemberitaan. Dewan pers menilai dan meriset sebuah berita, namun masalah penulisan yang berimbang di Kabarmakassar masih kurang dan ini menjadi tugas kami di Kabarmakassar.

20

Selain keterangan informan yang telah diuraikan, temuan data observasi juga

menunjukkan bentuk penerapan Pedoman Pemberitaan Media Siber yang terkait

dengan verifikasi dan keberimbangan pada pemberitaan Kabarmakassar.com. Kedua

sampel berita di bawah ini (lihat Tabel 4.3) menunjukkan aspek keberimbangan berita

pada Kabarmakassar.com. Berita tersebut tidak hanya menyajikan fakta peristiwa

terjadinya aksi demonstrasi dari pihak penyandang kusta yang meras tidak

mendapatkan pelayanan optimal dari pihak Rumah Sakit Dr Tadjuddin Chalid. Dalam

peristiwa ini, wartawan juga mengkonfirmasi pihak rumah sakit dengan memaparkan

kutipan wawancara dari narasumber yang menyatakan bahwa pihak rumah sakit tidak

pernah menolak pasien kusta dan pelayanan bagi pasien kusta lebih diutamakan atau

difokuskan. Dari contoh kasus pemberitaan ini, dapat diketahui bahwa verifikasi dan

keberimbangan berita merupakan suatu rangkaian yang saling terkait satu sama

lainnya dan harus dilalui oleh wartawan ketika meliput sebuah persitiwa.

20Yusrifar (24 tahun) Manager Social Media Officer Kabarmakassar.com. Wawancara,

Makassar, 24 Maret 2018

56

Tabel 4.3 Sampel Keberimbangan Berita pada Kabarmakassar.com

Judul Berita Teks Berita Terlantarkan Pasien Kusta, RS Tajuddin Chalid Didemo

KabarMakassar.com – Rumah Sakit (RS) Dr Tajuddin Chalid siang ini pukul 10:00 wita bakal didemo oleh sejumlah penderita penyakit kusta baik dari Makassar maupun didaerah Sulawesi Selatan. Hal ini terkait dengan tidak fokusnya pelayanan untuk penderita kusta, justru pelayanan kini difokuskan kepada pasien umum. Merasa tidak dipedulikan pengunjuk rasa dari penderita kusta ini melakukan aksinya di depan RS Dr Tadjuddin Chalid di Jalan Pajjaiang, Daya Kota Makassar. Selasa 20 Maret 2018.

RS Tajuddin Chalid Bantah Diskriminasi Pasien Kusta

RS Tajuddin Chalid Bantah Diskriminasi Pasien Kusta. Aksi demo yang dilakukan sejumlah penyandang kusta didepan kantor Rumah sakit Tajuddin Chalid di Pajjaiang, Daya Makassar, Selasa 20 Maret 2018 … Sementara itu pihak rumah sakit Dr Tajuddin Chalid, Riri Andi Syahrir mengatakan jika pihak rumah sakit tidak pernah menolak pasien kusta. Bahkan ia menyebutkan pelayanan bagi pasien kusta tersebut lebih diutamakan dan memang difokuskan. Hanya saja beberapa kebijakan berubah yang membuat pasien tersebut tekendala seperti pengurusan BPJS dan Jamkesmas. ”Tidak pernah kita menolak pasien kusta, apalagi diskriminasi seperti itu. Inikan rumah sakit yang awalnya menangani penyandang kusta,jadi jelas kita prioritaskan. Hanya saja ada regulasi yang berubah dan itu membuat mereka terkendala seperti pengurusan BPJS dan juga Jamkesmas mereka” kata Riri Andi Syahris Direktur Keuangan, Saran Prasarana dan Personalia RS Tajuddin Chalid.

Sumber: Data Primer (Olah Data, 2018).

Keterkaitan antara verifikasi dan keberimbangan berita tersebut ditegaskan

dalam Pasal 2 huruf (a) Pedoman Pemberitaan Media Siber, yang menyebutkan

bahwa ”pada prinsipnya setiap berita harus melalui verifikasi” dan huruf (b) berita

yang dapat merugikan pihak lain memerlukan verifikasi pada berita yang sama untuk

memenuhi prinsip akurasi dan keberimbangan”.Dengan demikian, berita tidak dapat

dikatakan akurat dan berimbang tanpa melalui proses verifikasi terutama berita yang

berpotensi merugikan pihak lain dimana wartawan hanya menyajikan fakta atau

keterangan sepihak.

57

2. Isi Buatan Pengguna

Pedoman Pemberitaan Media Siber juga mengatur secara khusus tentang isi

buatan pengggunan (user generated content). Ketentuan Pasal 3 huruf (a) Pedoman

Pemberitaan Media Siber menjelaskan bahwa “media siber wajib mencantumkan

syarat dan ketentuan mengenai isi buatan pengguna yang sesuai dengan Undang-

Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers dan Kode Etik Jurnalistik, yang

ditempatkan secara jelas dan terang”. Dengan demikian, seluruh media Siber di

Indonesia, tidak terkecuali Kabarmakassar.com, diamanatkan untuk mengatur isi

buatan pengguna dalam rangka menghindari pemberitaan yang tidak sesuai dengan

ketentuan undang undang pers dan Kode Etik Jurnalistik. Dalam Pasal 3 huruf (c)

disebutkan bahwa “dalam registrasi tersebut, media siber mewajibkan pengguna

memberi persetujuan tertulis bahwa Isi Buatan Pengguna yang dipublikasikan:

(a) Tidak memuat isi bohong, fitnah, sadis dan cabul. (b) Tidak memuat isi yang mengandung prasangka dan kebencian terkait dengan suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) serta menganjurkan tindakan kekerasan (c) Tidak memuat isi diskriminatif atas dasar perbedaan jenis kelamin, dan bahasa serta tidak merendahkan martabat orang lemah, miskin, sakit, cacat jiwa atau cacat jasmani.

Terkait dengan pelaksanaan peraturan tersebut, Kabarmakassar.com

mempunyai wewenang untuk mengatur isi buatan pengguna, di antaranya mengedit

atau menghapus isi buatan pengguna jika bertentangan dengan Pasal 3 huruf (c),

menyediakan mekanisme pengaduan isi buatan pengguna yang dinilai melanggar

ketentuan Pasal 3 huruf (c), menyunting, menghapus, dan melakukan tindakan

koreksi setiap isi buatan pengguna yang dilaporkan dan melanggar ketentuan Pasal 3

huruf (c).Pada dasarnya ketentuan ini harus dilaksanakan oleh pengelola media siber

dalam rangka menjamin akurasi dan validitas pemberitaaan, sebab sumber informasi

58

dan berita pada media siber sangat beragam bukan hanya bertumpu dari hasil liputan

wartawan di lapangan.

Sebagaimana yang diketahui, Kabarmakassar juga menyediakan akses bagi

publik untuk menyalurkan informasi dan berita untuk dipublikasikan kepada

khalayak. Dalam hal ini, ada rubrik Citizen Report Kabarmakassar.com yang

menyediakan ruang kepada pembaca untuk menulis tentang apa saja yang berkaitan

dengan Sulsel khususnya Makassar. Berikut ini ditampilkan data tentang rubrik

Citizen Reportpada Kabarmakassar.com:

Gambar 4.3Sampel Isi Buatan Pengguna (Citizen Report) pada Portal

Kabarmakassar.com Sumber: https://www.kabarmakassar.com/citizens (Diakses 24 Maret 2018)

Data rubrik Citizen Report pada gambar tersebut membuktikan bahwa

Kabarmakassar.com sudah menyajikan konten/isi buatan pengguna khususnya

masyarakat pembaca yang hendak mempublikasikan informasi atau berita yang telah

diliputnya sendiri. Namun demikian, berita dari citizen reporter tidak sertamerta

dipublikaasikan tetapi melalui proses editing atau penyuntingan oleh pihak redaktur

Kabarmakassar.com seperti yang diamanatkan dalam Pedoman Pemberitaan Media

59

Siber tentang kewenangan media siber untuk mengedit bahkan menghapus isi buatan

pengguna jika dinilai melanggar ketentuan tersebut.

3. Ralat, Koreksi, Hak Jawab dan Pencabutan Berita

Pada dasarnya isi Pedoman Pemberitaan Media Siber menjabarkan beberapa

ketentuan dalam Kode Etik Jurnalistik. Selain aturan tentang verifikasi dan

keberimbangan, larangan membuat berita bohong, fitnah, sadis dan cabul, tidak

menulis berita yang memuat prasangka dan diskriminasi, Pedoman Pemberitaan

Media Siber juga mengadopsi Pasal 10 dan 11 Kode Etik Jurnalistik tentang ralat,

koreksi, hak jawab, dan pencabutan berita.Sementara itu, Kabarmakassar.com sudah

menerapkan peraturan terkait ralat, koreksi, hak jawab, dan pencabutan berita seperti

yang dicontohkan olehFrist V.Wongkar:

Contoh kasus di Tana Toraja, kondisi tilang di jalan yang dilakukan oleh pihak Polantas tanpa menggunakan papan pengumuman. Dalam peristiwa ini wartawan bertanya kepada Polantas pada saat proses pemeriksaan tersebut, namun Polantas tidak menjawab, maka dibuatkanlah berita dengan narasumber masyarakat dan orang yang ditilang polisi yang hanya berjumlah 3 orang. Dalam kasus ini, Polantas protes atas pemberitaan tersebut, maka pihak Kabarmakassar memberikan hak jawab.Demikian halnya koreksi, Kabarmakassar.com terbuka kepada publik untuk mengoreksi pemberitaan yang salah atau keliru.

21

Dari contoh kasus tersebut, diketahui bahwa wartawan Kabarmakassar.com

telah melalui proses verifikasi atau konfirmasi langsung terhadap seluruh pihak yang

terlibat dalam peristiwa tersebut, baik pihak polantas maupun warga yang ditilang

atau dianggap melanggar peraturan lalu lintas. Dalam kasus ini, pihak polantas tidak

kooperatif ketika diwawancarai sehingga wartawan tanpa unsur kesengajaan tidak

menulis keterangan dari pihak polantas. Kemudian hari polantas protes atas

21Frist V.Wongkar (32 tahun) Koordinator Liputan Kabarmakassar.com. Wawancara,

Makassar, 27 Maret 2018

60

pemberitaan tersebut, maka solusi yang diberikan oleh Kabarmakassar.com adalah

memberikan ruang hak jawab untuk polantas sesuai ketentuan Pedoman Pemberitaan

Media Siber. Demikian halnya koreksi pemberitaan, menurut Frist V.Wongkar,

Kabarmakassar.com terbuka kepada publik untuk mengoreksi pemberitaan yang salah

atau keliru, dan Kabarmakassar.com belum pernah melakukan pencabutan berita.22

Berdasarkan temuan data observasi dan hasil wawancara dari seluruh

informan, dapat disimpulkan bahwa pemberitaan Kabarmakassar.com telah

memenuhi empat syarat yang ditentukan dalam Pedoman Pemberitaan Media Siber.

Pertama, dari aspek verifikasi pemberitaan, berita yang disajikan oleh

Kabarmakassar.com adalah berita faktual dalam arti verifikasi harus dilakukan

terhadap sumber informasi atau narasumber melalui wawancara langsung maupun

tidak langsung, meskipun data berita yang diperoleh wartawan dalam bentuk rilis dari

individu atau lembaga tertentu, wartawan tetap diwajibkan untuk mengkonfirmasi

narasumber terkait. Adapun keberimbangan berita, Kabarmakassar.com berupaya

menyajikan berita yang berimbang dan counterbalance agar memberikan pandangan

yang beragam pada pembaca.

Kedua, terkait isi buatan pengguna,Kabarmakassar.com telah melaksanakan

kewenangannya untuk menyunting, menghapus serta tindakan koreksi terhadap isi

buatan penggunan yang salah satunya dilakukan terhadap berita dan informasi dari

citizen reporter. Ketiga, berkaitan dengan ralat koreksi dan hak jawab,

Kabarmakassar.com terbuka dengan menyediakan akses bagi publik untuk

melayangkan koreksi dan hak jawabnya apabila ditemukan kesalahan pada

22Frist V.Wongkar (32 tahun) Koordinator Liputan Kabarmakassar.com. Wawancara,

Makassar, 27 Maret 2018

61

pemberitaan Kabarmakassar.com.Keempat, berkaitan dengan pencabutan berita,

temuan data menunjukkan bahwa Kabarmakassar.com belum pernah melakukan

pencabutan berita.

62

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah diuraikan, maka dapat

disimpulkan beberapa aspek terkait pemahaman wartawan Kabarmakassar.com

terhadap Pedoman Pemberitaan Media Siber dan bentuk penerapan pedoman

pemberitaan media siber dalam pemberitaan Kabarmakassar.com sebagai berikut:

1. Pemahaman wartawan Kabarmakassar.com tentang pedoman

pemberitaan media siber

Wartawan Kabarmakassar.com telah memahami peraturan Dewan Pers

tentang Pedoman Pemberitaan Media Siber, baik pemahaman terhadap isi peraturan

maupun pada konteks penerapannya. Proses wartawan untuk mengenal dan kemudian

memahami hukum pers, khususnya Pedoman Pemberitaan Media Siber, dilakukan

secara mandiri oleh wartawan atau dengan mengaktifkan diri pada organisasi

kewartawanan dan juga melalui proses sosialisasi di internal Kabarmakassar.com, di

antaranya melalui pembekalan atau pelatihan jurnalistik. Selain itu, penilaian tentang

sejauhmana pemahaman wartawan terhadap Pedoman Pemberitaan Media Siber juga

dapat dicermati melalui uji kompetensi wartawan di mana sebagian wartawan

Kabarmakassar.com telah melaksanakan proses uji kompetensi, sehingga hal ini

menjadi bukti bahwa wartawan Kabarmakassar.com sudah memahami Pedoman

Pemberitaan Media Siber.

2. Penerapan pedoman pemberitaan media siber dalam pemberitaan

Kabarmakassar.com

Pemberitaan Kabarmakassar.com telah memenuhi empat syarat yang

ditentukan dalam Pedoman Pemberitaan Media Siber. Pertama, dari aspek verifikasi

63

pemberitaan, berita yang disajikan oleh Kabarmakassar.com adalah berita faktual

dalam arti verifikasi harus dilakukan terhadap sumber informasi atau narasumber

melalui wawancara langsung maupun tidak langsung. Adapun keberimbangan berita,

Kabarmakassar.com berupaya menyajikan berita yang berimbang dan counterbalance

agar memberikan pandangan yang beragam pada pembaca.Kedua, terkait isi buatan

pengguna,Kabarmakassar.com telah melaksanakan kewenangannya untuk

menyunting, menghapus serta tindakan koreksi terhadap isi buatan penggunan yang

salah satunya dilakukan terhadap berita dan informasi dari citizen reporter. Ketiga,

berkaitan dengan ralat koreksi dan hak jawab, Kabarmakassar.com terbuka dengan

menyediakan akses bagi publik untuk melayangkan koreksi dan hak jawabnya apabila

ditemukan kesalahan pada pemberitaan Kabarmakassar.com. Keempat, berkaitan

dengan pencabutan berita, temuan data menunjukkan bahwa Kabarmakassar.com

belum pernah melakukan pencabutan berita.

B. Implikasi

Berdasarkan uraian terdahulu, peneliti merekomendasikan beberapa aspek

penting terkait implikasi dari hasil analisis penelitian. Implikasi dari hasil penelitian

pada aspek praktis, Kabarmakassar.com diharapkan meningkatkan profesionalisme

dan kompetensi seluruh jurnalisnya agar mampu melahirkan karya jurnalistik onlinne

yang berkualitas. Pada aspek kebijakan, redaksi harus mampu mewujudkan visi misi

Kabarmakassar.com untuk menjadi perusahaan terkemuka dalam memberi informasi

digital dan menciptakan informasi yang edukatif dan inspiratif bagi pembaca.

64

DAFTAR PUSTAKA

Bungin, M. Burhan. Penelitian Kualitatif. Cet.II; Jakarta: Prenada Media Group, 2008.

Cangara, Hafied. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2006

_______, Abdul Khalik dan M. Galib. Dasar-dasar Jurnalistik. Makassar: Alauddin Press, 2006.

Chun, W.H. dan T. Keenan, New Media, Old Media; a History and Theory Reader. New York: Routledge, 2006

Damopolii, Muljono. Pedoman Penelitian Karya Tulis Ilmiah; Makalah, Skripsi, Disertasi dan Laporan Penelitian. Cet.I; Makassar: Alauddin Press, 2013

Departemen Komunikasi dan Informatika RI, Persatuan Wartawan Indonesia, Wajah Pers Indonesia. Jakarta: PT. Bunga Bangsa, 2007.

Effendy, Onong Uchjana. Dinamika Komunikasi. Cet.VII. Bandung; Rosdakarya, 2008.

_______. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Cet.II; Bandung: Mandar Maju, 2004

Eriyanto. Analisis Wacana; Pengantar Analisis Teks Media. Yogyakarta; LKiS, 2008

Grant A. E. dan Wilkinson, J. S, Understanding Media Convergence; The State of the Field. New York: Oxford University Press, 2009

Junaedhie, Kurniawan. Ensiklopedi Pers Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1991.

Kusumaningrat, Hikmat, Purnama Kusumaningrat Ningrat. Jurnalistik : Teori dan Praktek. Cet.II; Bandung: Rosdakarya, 2006.

Kovach, Bill, Tom Rosenstiel. Sembilan Elemen Wartawanme. ed. Agus Sopian. Cet.III. Jakarta: Yayasan Pantau, 2006.

Liliweri, Alo. Memahami Peran Komunikasi Massa Dalam Masyarakat. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 1991

Margianto, J.Heru dan Asep Syaefullah, Media Online; Antara Pembaca, Laba, Etika dan Problematika Praktik Wartawanme Online di Indonesia. Jakarta: Divisi Penyiaran dan Media Baru AJI Indonesia, 2010

Mulyana, Deddy.Ilmu Komunikasi; Suatu Pengantar. Cet.XII; Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008

Moleong, Lexi Johannes. Metodologi Penelitian Kulalitatif. Cet.XV; Bandung: Rosdakarya, 2001.

Nasrullah, Rulli. Teori dan Riset Media Siber – Cybermedia. Cet.II; Jakarta: Kencana Prenadamedia Group, 2014

Nurudin.Pengantar Komunikasi Massa. Cet.I; Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2007

_______.Jurmalisme Massa Kini. Cet.I; Jakarta: Rajawali Pers, 2009

65

Nugroho, Siregar, dan Laksmi, Memetakan Kebijakan Media di Indonesia; Edisi Bahasa Indonesia. Jakarta: CIPG dan HIVOS, 2012.

Pavlik, John Vernon. Journalism and New Media. New York: Columbia University Press, 2001

Rakhmat, Jalaluddin. Psikologi Komunikasi. Cet.XXVIII, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012

Romli, AS. JurnalistikOnline. Bandung: Nuansa Cendikia, 2012

Sobur, Alex. Etika Pers Profesionalisme Dengan Nurani. Cet.I; Bandung: Humaniora Utama Press, 2001.

Sugiyono. Metode Penelitian Kualitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta, 2009

Shihab, M. Quraisy. Tafsir Al Misbah Volume XIII. Jakarta: Lantera Hati, 2002

Syah, Sirikit. Rambu-Rambu Jurnalistik; Dari Undang-Undang Hingga Hati Nurani. Cet.I; Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011

Wahyuni, Isti Nursih, Komunikasi Massa. Cet.I, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2014

Zaenuddin, H.M. The Journalist. Cet. I; Jakarta: Pustakaraya, 2007.

Sumber Online

Dewan Pers. ”Cyber Media News Coverage Guidelines”, Situs Resmi Dewan Pers, http://dewanpers.or.id (Diakses 18 Februari 2018)

_______. “Pedoman Pemberitaan Media Siber” Situs Resmi Dewan Pers, http://dewanpers.or.id (Diakses 28 Februaril 2018)

_______. ”Konferensi dan Lokakarya Nasional Pendidikan Wartawanme; Tantangan dan Kompetensi”, Jurnal Etika Dewan Pers, Edisi No. 48, April 2007. http://dewanpers.or.id (Diakses 18 Februari 2018)

Dian Metha Ariyanti, “Konvergensi Parsial di Media; Studi Kasus di Media Group”, Tesis Pascasarjana UI, Jakarta 2011(Diakses 18 Februari 2018)

Hadi, “Khalayak Maya Dalam Media Online; Studi Reception Analysis tentang Interaktivitas pada Teks Suara Surabaya.net”, Jurnal Ilmiah Scriptura, Vol. 1 No.2 Juli, 2007 (Diakses 18 Februari 2018)

“Dewan Pers: Media online ada 43.300, tapi cuma 0,04 persen yang profesional”. Portal Merdeka.com. https://www.merdeka.com

http://www.ida.or.id

http://www.amsi.or.id

http://smsindonesia.co

66

LAMPIRAN 1. PEDOMAN WAWANCARA

LAMPIRAN

A. Teks Wawancara

Fokus Pertama : Pemahaman wartawan Kabarmakassar.com tentang Pedoman Pemberitaan Media Siber

1. Bagaimana pandangan bapak/ibu tentang keberadaan media siber/online di

Indonesia, khususnya di Sulawesi Selatan?

2. Sebagaimana yang diketahui, kabarmakassar.com adalah satu-satunya media

platform online di Sulawesi Selatan yang dinyatakan lolos verifikasi faktual

Dewan Pers. Kemukakanlah aspek apa saja yang menjadi penilaian Dewan

Pers terkait verifikasi faktual tersebut?

3. Menurut penilaian bapak/ibu, seberapa pentingnya regulasi atau Pedoman

Pemberitaan Media Siber (PPMS) diterapkan pada kegiatan jurnalistik media

online?

4. Apakah kabarmakassar.com memiliki kode etik tersendiri sebagai bentuk

penjabaran UU Pers, Kode Etik Jurnalistik dan PPMS?

5. Menurut hasil kajian bapak/ibu, hal-hal pokok apa saja yang diatur dalam

peraturan Dewan Pers tentang PPMS?

6. Menurut hasil evaluasi internal lembaga, apakah semua wartawan

kabarmakassar.com sudah mengetahui/memahami isi serta teknis penerapan

PPMS?

Fokus Kedua : Penerapan Pedoman Pemberitaan Media Siber dalam pemberitaan Kabarmakassar.com

1. Bagaimana proses kerja wartawan dan redaktur dalam mengkonstruksi berita

kabarmakassar.com?

2. Bagaimana gambaran penerapan PPMS dalam proses konstruksi berita pada

kabarmakassar.com, khususnya terkait aspek berikut yang disertai contohnya:

a. Verifikasi dan Keberimbangan Berita

b. Isi Buatan Pengguna

c. Ralat Koreksi dan Hak Jawab

d. Pencabutan Berita

3. Bagaimana tindakan yang dilakukan oleh pihak redaksi apabila ditemukannya

pelanggaran terhadap PPMS yang dilakukan oleh wartawan

kabarmakassar.com?

67

4. Upaya apa saja yang dilakukan guna membekali pemahaman para wartawan

tentang UU Pers, Kode Etik Jurnalistik dan PPMS?

5. Menurut pandangan bapak/ibu, faktor apa sajakah yang dianggap

menghambat penerapan PPMS pada wartawan kabarmakassar.com dan

bagaimana mengatasi hambatan tersebut?

B. ITEM OBSERVASI/DOKUMENTASI

1. Data Profil media kabarmakassar.com

2. Data Profil masing-masing wartawan yang menjadi informan

3. Data sampel berita publikasi online kabarmakassar.com (sesuai syarat atau

memenuhii kriteria PPMS)

4. Dokumentasi foto suasana kerja keredaksian (news room)

5. Dokumentasi foto kegiatan Diklat, Seminar, Pelatihan Jurnalistik oleh

wartawan kabarmakassar.com

6. Dokumentasi foto peneliti bersama informan yang diwawancarai

68

LAMPIRAN 2. DOKUMENTASI FOTO PENELITIAN

69

70

71

72

73

BIOGRAFI PENELITI

A.IRHAM HARYONO. Lahir di Empagae Sidrap pada

Tanggal 31 Agustus 1992. Putera dari pasangan Muh. Amin M

dan Hj. Hatima Salman, merupakan anak pertama dari 3

bersaudara. Memulai pendidikan di bangku Taman Kanak-

Kanak (TK) Pertiwi kab.Sidrap, lanjut di Sekolah Dasar (SD) 1

Watang Sidenreng kab.Sidrap tahun 1999 s.d 2005, kemudian

Madrasah Tsanawiyah as‟adiyah putera II Sengkang tahun 2005

s.d 2008, dan menamatkan studi di SMKN 1 Panca Rijang kab.

Sidrap tahun 2008 s.d 2011.

Pada tahun 2011 terdaftar sebagai mahasiswa Universitas Negeri Makassar

Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi, namun tidak terselesaikan dan

melanjutkan Studi pada kampus Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar

jurusan Jurnalistik Fakultas Dakwah & Komunikasi pada tahun 2012 s.d 2018.

Selama menjalani pendidikan di Jurusan Jurnalistik Fakultas Dakwah & Komunikasi

UIN Alauddin Makassar, penulis pernah aktif berorganisasi intra dan ekstra kampus,

diantaranya Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) cabang Gowa Raya pada tahun 2012,

Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) LIMA Washilah UIN Alauddin Makassar pada

tahun 2013 kemudian Himpunan Mahasiswa Jurusan Jurnalistik (HMJ) UIN

Alauddin Makassar dua periode pada tahun 2014 s.d 2016.

Untuk memperoleh gelar sarjana Ilmu Komunikasi, penulis menyelesaikan

skripsi dengan judul “Penerapan Peranan Dewan Pers Tentang Pedoman Pemberitaan

Media Siber (Studi kasus Kabarmakassar.com)”, penulis berharap semoga skripsi ini

dapat bermanfaat bagi semua orang, untuk menghubungi penulis dapat melalui e-mail

[email protected]