PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING ( · PDF file( Studi Pada Siswa Kelas X1.IPS SMA Negeri...

130
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING ( PBL ) DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR ( Studi Pada Siswa Kelas X1.IPS SMA Negeri 1 Purwokerto Tahun Pelajaran 2012/2013 ) TESIS Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Pendidikan Sejarah Disusun Oleh : Erlina Supriyati Martiningrum NIM. S 861108004 PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013

Transcript of PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING ( · PDF file( Studi Pada Siswa Kelas X1.IPS SMA Negeri...

Page 1: PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING ( · PDF file( Studi Pada Siswa Kelas X1.IPS SMA Negeri 1 ... Tabel 6 Peningkatan Nilai Ulangan Harian ... Negeri 1 Purwokerto pada semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING ( PBL ) DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH UNTUK MENINGKATKAN

KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR ( Studi Pada Siswa Kelas X1.IPS SMA Negeri 1 Purwokerto

Tahun Pelajaran 2012/2013 )

TESIS

Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister

Program Studi Pendidikan Sejarah

Disusun Oleh :

Erlina Supriyati Martiningrum

NIM. S 861108004

PROGRAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

2013

Page 2: PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING ( · PDF file( Studi Pada Siswa Kelas X1.IPS SMA Negeri 1 ... Tabel 6 Peningkatan Nilai Ulangan Harian ... Negeri 1 Purwokerto pada semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING ( PBL ) DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN

BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR ( Studi Pada Siswa Kelas X1.IPS SMA Negeri 1 Purwokerto

Tahun Pelajaran 2012/2013 )

TESIS

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister

Program Studi Sejarah

Disusun Oleh :

Erlina Supriyati Martiningrum

NIM. S 861108004

Telah Disetujui Oleh Tim Pembimbing

Komisi Pembimbing

Jabatan Nama Tanda Tangan Tanggal

Pembimbing I Prof. Dr. H. Mulyoto, M.Pd ............. .......................

NIP. 19430712 197301 1 001

Pembimbing II Drs. Leo Agung S, M.Pd ............. .....................

NIP.19560515 198203 1 005

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Sejarah

Dr. Hermanu Joebagyo, M.Pd

NIP.19560303 198603 1 001

Page 3: PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING ( · PDF file( Studi Pada Siswa Kelas X1.IPS SMA Negeri 1 ... Tabel 6 Peningkatan Nilai Ulangan Harian ... Negeri 1 Purwokerto pada semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING ( PBL ) DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN

BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR ( Studi Pada Siswa Kelas X1.IPS SMA Negeri 1 Purwokerto

Tahun Pelajaran 2012/2013 )

TESIS

Oleh Erlina Supriyati Martiningrum NIM. S 861108004

Tim Penguji

Jabatan Nama Tanda Tangan Tanggal

Ketua Dr. Hermanu Joebagyo, M.Pd ...................... Januari 2013 NIP. 19560303 198603 1 001

Sekertaris Dr. Sariyatun,M.Pd, M.Hum ...................... Januari 2013 NIP. 19610318 198903 2 001

Anggota : I. Prof.Dr.H.Mulyoto, M.Pd ..................... Januari 2013 NIP. 19430712 197301 1 001

II. Drs.Leo Agung S, M.Pd ...................... Januari 2013 NIP.19560515 198203 1 005

Telah dipertahankan di depan penguji Dinyatakan telah memenuhi syarat

pada tanggal ................ 2013

Direktur Program Pascasarjana UNS Ketua Program Studi Pendidikan Sejarah

Prof.Dr.Ir.Ahmad Yunus,MS Dr, Hermanu Joebagyo, M.Pd NIP. 19610717 198601 1 001 NIP. 19560303 198603 1 001

Page 4: PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING ( · PDF file( Studi Pada Siswa Kelas X1.IPS SMA Negeri 1 ... Tabel 6 Peningkatan Nilai Ulangan Harian ... Negeri 1 Purwokerto pada semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini,

Nama : Erlina Supriyati Martiningrum

NIM : S861108004

Program Studi : Pendidkan Sejarah Program Pascasarjana Universitas Sebelas

Maret, Surakarta.

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis berjudul PENERAPAN MODEL

PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH

UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL

BELAJAR (STUDI PADA SISWA KELAS XI.IPS SMA NEGERI 1 PURWOKERTO

TAHUN PELAJARAN 2012/2013) adalah benar-benar karya sendiri dan bebas plagiat,

serta tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh

gelar akademik serta tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau

diterbitkan oleh orang lain kecuali secara tertulis digunakan sebagai acuan dalam naskah

ini dan disebutkan dalam sumber acuan serta daftar pustaka.

Apabila di kemudian hari terbukti terdapat plagiat dalam karya ilmiah ini, maka saya

bersedia menerima sanksi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan

(Permendiknas No.17 tahun 2010).

Surakarta, Januari 2013 Yang membuat pernyataan

Erlina Supriyati Martiningrum

NIM. S861108004

Page 5: PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING ( · PDF file( Studi Pada Siswa Kelas X1.IPS SMA Negeri 1 ... Tabel 6 Peningkatan Nilai Ulangan Harian ... Negeri 1 Purwokerto pada semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO :

Orang yang segera bertindak akan jauh lebih sukses, dari pada orang yang cepat

berkomentar tetapi lamban memulai ( Mario Teguh )

Keberhasilan yang paling manis adalah dapat menggapai yang dikatakan oleh orang

lain sebagai tidak mungkin. ( Mario Teguh )

Sekali Layar Terkembang, Surut Kita Berpantang ...!

PERSEMBAHAN :

Tesis ini kupersembahkan untuk orang-orang yang kusayangi dan kuhormati yang telah

memberikan dukungan dan motivasi :

1. Ibu Marchamah Soemargo,HS, ibuku tersayang

2. Drs.Budi Raharjo, suamiku tercinta

3. Nurlita Permata Dewi dan Agung Budi Prakoso, permata hatiku tersayang

4. Kakak, adik, dan semua keponakanku tersayang

Page 6: PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING ( · PDF file( Studi Pada Siswa Kelas X1.IPS SMA Negeri 1 ... Tabel 6 Peningkatan Nilai Ulangan Harian ... Negeri 1 Purwokerto pada semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan

rahmat, taufiq serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis yang

penulis wujudkan dalam bentuk Penelitian Tindakan Kelas dengan judul : Penerapan

Model Problem Based Learning (PBL) Dalam Pembelajaran Sejarah Untuk

Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Hasil Belajar (Studi Pada Siswa Kelas

X1.IPS SMA Negeri 1 Purwokerto Tahun Pelajaran 2012/2013).

Dalam penyelesaian tesis ini, penulis mengakui telah banyak mendapatkan

bantuan , motivasi, dan dukungan dari berbagai pihak, maka dengan penuh santun,

hormat, dan kerendahan hati yang mendalam penulis sampaikan terima kasih yang

setulus-tulusnya kepada :

1. Prof.Dr.Ravik Karsidi,MS, selaku Rektor Universitas Sebelas Maret yang

telah memberikan ijin belajar di Program Pascasarjana Universitas Sebelas

Maret.

2. Prof.Dr.Ir.Ahmad Yunus,MS selaku Direktur Program Pascasarjana

Universitas Sebelas Maret, yang memberikan kesempatan untuk melanjutkan

studi di Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret, dan membantu

proses ijin penelitian

3. Dr.Hermanu Joebagio,M.Pd, sebagai Ketua Program Studi Pendidikan

Sejarah PPS UNS yang telah memberikan motivasi dan bimbingan dalam

penyusunan tesis

Page 7: PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING ( · PDF file( Studi Pada Siswa Kelas X1.IPS SMA Negeri 1 ... Tabel 6 Peningkatan Nilai Ulangan Harian ... Negeri 1 Purwokerto pada semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

4. Dr.Sariyatun,M.Pd,M.Hum, sebagai Sekertaris Program Studi Pendidikan

Sejarah PPS UNS yang juga telah memberikan motivasi dan bimbingan dalam

penyusunan tesis

5. Prof.Dr.H.Mulyoto,M.Pd selaku dosen pembimbing pertama yang telah

membimbing dan mengarahkan penulis dalam proses penyusunan tesis

6. Drs.Leo Agung S, M.Pd selaku dosen pembimbing kedua yang juga telah

membimbing dan mengarahkan penulis dalam proses penyusunan tesis

7. Semua dosen di Program Pascasarjana Pendidikan Sejarah yang telah

memberikan dukungan moral dan semangat, sehingga penulis dapat

menyelesaikan penyusunan tesis ini

8. Drs.H.Dayono,M M selaku Kepala SMA Negeri 1 Purwokerto yang telah

memberikan ijin sekaligus membantu penulis dalam memberikan informasi

data yang dibutuhkan dalam penyusunan tesis

9. Suami, anak, dan keluarga tercinta yang telah memberikan dukungan moral

dan semangat sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan tesis

10. Semua pihak yang telah membantu dan mendukung penulis dalam proses

penyusunan tesis

Dalam penyusunan tesis ini, penulis sangat menyadari masih jauh dari

kesempurnaan. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis mengharap saran

dan kritik yang bersifat membangun dari berbagai pihak untuk menyempurnakan karya

penulis berikutnya.

Page 8: PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING ( · PDF file( Studi Pada Siswa Kelas X1.IPS SMA Negeri 1 ... Tabel 6 Peningkatan Nilai Ulangan Harian ... Negeri 1 Purwokerto pada semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

Akhirnya penulis mohon maaf apabila ada kesalahan dan kekhilafan. Semoga

laporan ini dapat menambah khasanah atau cakrawala pemikiran penulis khususnya dan

pembaca pada umumnya bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya yang terkait

dengan pembelajaran. Amin.

Purwokerto, Januari 2013

Penulis

Page 9: PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING ( · PDF file( Studi Pada Siswa Kelas X1.IPS SMA Negeri 1 ... Tabel 6 Peningkatan Nilai Ulangan Harian ... Negeri 1 Purwokerto pada semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ......................................................................................... ... i

HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. .... ii

PENGESAHAN PENGUJI ................................................................................ ...... iii

PERNYATAAN .............................................................................................. ......... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ....................................................................... .... v

KATA PENGANTAR ....................................................................................... ....... vi

DAFTAR ISI ................................................................................................... ....... vii

DAFTAR TABEL ............................................................................................... ..... xi

DAFTAR BAGAN ............................................................................................. ...... xii

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... ...... xiii

ABSTRAK ......................................................................................................... ...... xvi

ABSTRACT ...................................................................................................... ....... xvii

BAB I : PENDAHULUAN ................................................................... ....... 1

A. Latar Belakang ......................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ....................................................... ......... 8

C. PembatasanMasalah ........................................................ ........ 9

D. Rumusan Masalah ............................................................... .... 10

E. Tujuan Penelitian ................................................................. .... 10

F. Manfaat Penelitian .............................................................. .... 11

BAB II : LANDASAN TEORI ................................................................... .... 14

A. Kajian Teori .......................................................................... .... 14

1. Model Pembelajaran Problem Based Learning

( PBL) ................................................................................ . 14

2. Pembelajaran Sejarah ...................................................... ... 22

3. Berpikir Kritis ................................................................. .... 33

4. Hasil Belajar ................................................................. ...... 39

B. Penelitian Yang Relevan .................................................. ........ 42

C. Kerangka Berpikir ............................................................. ....... 45

D. Hipotesis Tindakan ............................................................ ....... 46

Page 10: PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING ( · PDF file( Studi Pada Siswa Kelas X1.IPS SMA Negeri 1 ... Tabel 6 Peningkatan Nilai Ulangan Harian ... Negeri 1 Purwokerto pada semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN ............................................. ......... 48

A. Jenis dan Desain Penelitian ............................................... ....... 48

B. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................ ...... 50

C. Subyek Penelitian .............................................................. ....... 51

D. Prosedur Penelitian .................................................................... 52

E. Sumber Data ...................................................................... ....... 59

F. Teknik Pengumpulan Data ................................................. ...... 60

G. Teknik Validasi Data ......................................................... ....... 60

H. Analisis Data ...................................................................... ..... 61

I. Indikator Kinerja ....................................................................... 62

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN....................... ........ 63

A. Deskripsi dan Tempat Penelitian ........................................... ..... 63

B. Kondisi awal pelaksanaan kegiatan pembelajaran ................ ...... 67

C. Pelaksanaan Kegiatan Peneltian ............................................ ..... 71

D. Hasil Penelitian ............................... ............................................ 92

E. Pembahasan ........................................................................... ..... 103

BAB V : SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ................................... ... 110

A. Simpulan ............................................................................... ...... 110

B. Implikasi ................................................................................. .... 112

C. Saran ....................................................................................... .... 114

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... ..... 116

Page 11: PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING ( · PDF file( Studi Pada Siswa Kelas X1.IPS SMA Negeri 1 ... Tabel 6 Peningkatan Nilai Ulangan Harian ... Negeri 1 Purwokerto pada semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 Jadwal Kegiatan .................................................. 51

Tabel 2 Jumlah Siswa SMA Negeri 1 Purwokerto Tahun

Pelajaran 2012/2013 ...... 65

Tabel 3 Tingkat PendidikanTenaga Pendidikan dan Kependidikan

SMA Negeri 1 Purwokerto Tahun Pelajaran 2012/2013 ..... 66

Tabel 4 Kriteria Ketuntasan Minimal ( KKM ) SMA Negeri 1

Purwokerto Tahun Pe;ajaran 2012/2013.................................. 68

Tabel 5 Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Selama

......................................................................... 100

Tabel 6 Peningkatan Nilai Ulangan Harian Selama ..... 103

.

Page 12: PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING ( · PDF file( Studi Pada Siswa Kelas X1.IPS SMA Negeri 1 ... Tabel 6 Peningkatan Nilai Ulangan Harian ... Negeri 1 Purwokerto pada semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

DAFTAR BAGAN

Halaman

Bagan 1 Tahapan Tiap ....... 54

Page 13: PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING ( · PDF file( Studi Pada Siswa Kelas X1.IPS SMA Negeri 1 ... Tabel 6 Peningkatan Nilai Ulangan Harian ... Negeri 1 Purwokerto pada semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Ijin ....................... 120

Lampiran 2 . 123

Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan 142

3,1, . 143

3.2. . 156

3.3. .. 167

Lampiran 4 Lembar Diskusi ................. 179

4.1. Materi Diskusi Siklus I............................................ 180

4.2. Materi Diskusi Siklus 2........................................... 182

4.3. Materi Diskusi Siklus 3........................................... 184

Lampiran 5 Lembar Soal Post Test 186

5.1. Soal Post Test Pra Siklus ........................................ 187

5.2. Soal Post Test .. 193

5.3. Soal Post Test 197

5.4. Soal Post Test 201

Lampiran 6 Catatan 205

6.1. Hasil Wawancara dengan Kepala Sekolah (CL 01-03) 206

6.4. Hasil Wawancara dengan Sie Kurikulum (CL 04-05) 210

6.6. Hasil Wawancara dengan Waka Urusan

Sar-Pras ( CL06 ) ..................................................... 213

6.7. Hasil Wawancara dengan Siswa Siklus I (CL 07-08) 214

6.9. Hasil Wawancara dengan Siswa Siklus 2 (CL 09-10). 217

6.11. Hasil Wawancara dengan Siswa Siklus 3 (CL 11-12) 220

Lampiran 7 Catatan Pengamatan Proses 223

7.1. Catatan Pengamatan tentang Kondisi

Pembelajaran Sejarah Sebelum PTK ( CP 01 ) . 224

7.2. Catatan Pengamatan tentang Pelaksanaan Tes

Pra-Siklus ( CP 02 )................................................... 225

7.3. Catatan Pengamatan Kegiatan Pembiasaan

Page 14: PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING ( · PDF file( Studi Pada Siswa Kelas X1.IPS SMA Negeri 1 ... Tabel 6 Peningkatan Nilai Ulangan Harian ... Negeri 1 Purwokerto pada semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

dalam PTK ( CP 03 ).................................................. 226

7.4. Catatan PengamatanTahap-tahap Pembelajaran Model

PBL ( CP 04 ).......................................................... 228

7.5. Catatan Pengamatan Pembagian Kelompok Siklus 1

Pertemuan Pertama ( CP 05 ) 229

7.6. Catatan Pengamatan Kegiatan Pembelajaran

Siklus 1 ( CP 06 )..................................................... 230

7.7. Catatan Pengamatan Pembelajaran Siklus 1

Pertemuan Kedua( CP 07 ) 235

7.8. Catatan Pengamatan Pembagian Kelompok Siklus 2

Pertemuan Pertama ( CP 08 ) . 238

7.9. Catatan Pengamatan Kegiatan Pembelajaran Siklus 2

Pertemuan Pertama ( CP 09 ) . 239

7.10. Catatan Pengamatan Kegiatan Pembelajaran Siklus 2

Pertemuan Kedua ( CP 10 ) ... 245

7.11. Catatan Pengamatan Pembagian Kelompok Siklus 3

Pertemuan Pertama ( CP 11 ) . 248

7.12. Catatan Pengamatan Kegiatan Pembelajaran Siklus 3

Pertemuan Pertama ( CP 12 ) ... 249

7.13. Catatan Pengamatan Kegiatan Pembelajaran Siklus 3

Pertemuan Kedua ( CP 13 ) .... 255

7.14. Catatan Pengamatan Peningkatan Kemampuan Berpikir

Kritis Siklus 1 ( CP 14 ) . 258

7..15. Catatan Pengamatan Peningkatan Kemampuan Berpikir

Kritis Siklus 2 ( CP 15 ) . 259

7.16. Catatan Pengamatan Peningkatan Kemampuan Berpikir

Kritis Siklus 3 ( CP 16 ) ............................................ 261

Lampiran 8 Lembar Data Nilai Post Tes ............................... 262

8.1. Data Nilai Post Tes Pra- 263

8.2. Data Nilai Post Tes Siklus 1 .... 265

8.3. Data Nilai Post Tes Siklus 2 .... 267

8.4 Data Nilai Post Tes Siklus 3 ... 269

Page 15: PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING ( · PDF file( Studi Pada Siswa Kelas X1.IPS SMA Negeri 1 ... Tabel 6 Peningkatan Nilai Ulangan Harian ... Negeri 1 Purwokerto pada semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

Lampiran 9 Lembar Kisi-Kisi dan Soal Tes Kemampuan Berpikir

Kritis ............................................................................. 271

Lampiran 10 Lembar Data Nilai Tes Kemampuan Berpikir Kritis .... 277

Lampiran 11 Lembar Pengamatan Kegiatan Siklus ........................... 284

11.1 Data Hasil Pengamatan Kegiatan Siklus 1 .................... 285

11.2 Data Hasil Pengamatan Kegiatan Siklus 2 .................... 287

11.3 Data Hasil Pengamatan Kegiatan Siklus 3 .................... 289

Lampiran 12 Contoh Sintak Kegiatan Pembelajaran .......................... 291

Lampiran 13 Foto Dokumentasi Kegiatan Siklus................................ 301

Page 16: PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING ( · PDF file( Studi Pada Siswa Kelas X1.IPS SMA Negeri 1 ... Tabel 6 Peningkatan Nilai Ulangan Harian ... Negeri 1 Purwokerto pada semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

ABSTRAK

Erlina Supriyati Martiningrum - S861108004, 2012: Penerapan Model Problem Based Learning (PBL) Dalam Pembelajaran Sejarah Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Hasil Belajar : Studi Pada Siswa Kelas X1.IPS SMA Negeri 1 PurwokertoTahun Pelajaran 2012/2013, TESIS. Pembimbing I: Prof.Dr.Muyoto, M.Pd, II: Drs.Leo Agung S,M.Pd. Program Studi Pendidikan Sejarah, Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui bagaimanakah penerapan model Problem Based Learning (PBL) dalam pembelajaran sejarah untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar Sejarah pada siswa kelas X1.IPS SMA Negeri 1 Purwokerto pada semester 1 Tahun Pelajaran 2012/2013. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dari hasil penelitian tindakan kelas (PTK) berupa perlakuan (treatment) khusus dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Subyek penelitian adalah siswa kelas XI.IPS.2 SMA Negeri 1 Purwokerto, Kabupaten Banyumas, pada semester 1 tahun pelajaran 2012/2013 berjumlah 38 siswa yang terdiri dari 15 siswa laki-laki dan 23 siswa perempuan. Data penelitian diperoleh dari peristiwa selama pembelajaran berlangsung, informan dari siswa, wakil kepala sekolah, kepala sekolah dan warga sekolah lainnya, pengamatan, dokumen arsip dan foto kegiatan. Melalui tahapan planning, acting, observing dan reflecting, penelitian ini dilaksanakan dalam tiga siklus dengan langkah-langkah pembelajaran model Problem Based Learning (PBL) yang terdiri dari orientasi siswa pada masalah (appersepsi), mengorganisasi siswa untuk belajar (elaborasi), membimbing diskusi kelompok (eksplorasi), mengembangkan dan menyajikan hasil karya (eksplorasi), dan kemudian menganalisis serta mengevaluasi proses pemecahan masalah (konfirmasi ). Untuk memperlancar kegiatan pembelajaran model Problem Based Learning (PBL) dirancang skenario pembelajaran, media pendukung, alat dan bahan yang diperlukan dan instrumen penelitian tindakan. Untuk Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) Sejarah kelas XI.IPS di SMAN.1 Purwokerto adalah 79,00 sedangkan prosentasi ketuntasan klasikal minimal 75%. Dan skor minimal untuk kemampuan berpikir kritis adalah 90,00. Setelah pemberian perlakuan (treatment) selama tiga siklus peningkatan yang dicapai antara lain kemampuan berpikir kritis siswa, peningkatan yang dicapai adalah siswa pada siklus 1 memperoleh skor 74, siklus 2 memperoleh 85, dan siklus 3 meningkat pesat yaitu 140. Peningkatan hasil belajar siswa dapat dilihat dari rata-rata nilai ulangan harian siswa pada siklus 1: 75,39 , kemudian pada siklus 2 meningkat menjadi 81,84 dan akhirnya pada siklus 3 meningkat lagi menjadi 83,82. Sedangkan untuk prosentase ketuntasan belajar klasikal pada siklus 1 ; 63,16%, kemudian pada siklus 2 meningkat menjadi 73,68% dan pada siklus 3 meningkat lagi menjadi sebesar 92,11%.

Kata Kunci : Pembelajaran Model Problem Based Learning, Kemampuan Berpikir Kritis, dan Hasil Belajar

Page 17: PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING ( · PDF file( Studi Pada Siswa Kelas X1.IPS SMA Negeri 1 ... Tabel 6 Peningkatan Nilai Ulangan Harian ... Negeri 1 Purwokerto pada semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvii

ABSTRACT

Erlina Supriyati Martiningrum - S861108004 : The Implementation of Problem Based Learning (PBL) Model in Teaching History To Improving Critical Thinking Skills and Learning Outcomes: A Study at SMA X1 Social Negeri 1 Purwokerto Period 2012/2013, THESIS. Supervisor I: Prof.Dr.Muyoto, M.Pd, II: Drs.Leo Agung S,M.Pd. Progrm Study of History Education Program, Postgraduate Program of Sebelas Maret University, Surakarta.

The purpose of the research is to determine how the implementation of the Problem Based Learning (PBL) in the teaching of history to promote critical thinking skills and student learning results in the classroom X1 Social of History SMA Negeri 1 Purwokerto in Semester 1 in the Academic Year 2012/2013. The method used in this research is qualitative description of Classroom Action Research (CAR) in which is entitled the treatment of using a particular model of learning Problem Based Learning (PBL). The subjects were XI Social 2 graders SMA Negeri 1 Purwokerto, Banyumas, in the semester 1 of the school year 2012/2013 with 38 students consisting of 15 male and 23 female students. Datas were obtained from the events during the learning process, informants of students, assistant principal, principal and other school communities, observations, archival documents and photograph of activities. Through the stage of planning, acting, observing and reflecting, the research was conducted in three cycles with a model of Problem Based Learning (PBL), which consists of student orientation to the problem (appersepsi), organizing students to learn (elaboration), guided group discussion (exploration), develop and present work (exploration), and then analyze and evaluate the problem solving process (confirmation). To expedite the learning model of Problem Based Learning (PBL) tailored learning scenarios, media support, tools and the necessary materials and instruments of action research.

For Completeness Criteria Minimal for history lesson in XI.IPS in SMAN.1 Purwokerto is 79.00 while the classical completeness percentage is 75%. And the minimum score for critical thinking skills is 90.00. After administering treatment for three cycles of improvement achieved include students' critical thinking skills, improvement was achieved in Cycle 1 students scored 74, cycle 2 gained 85, and cycle 3 increased rapidly in 140. Improved student learning outcomes can be seen from the average value of daily tests of students in cycle 1: 75.39, then in cycle 2 increased to 81.84 and finally at cycle 3 increased to 83.82. As for the percentage of mastery learning classical in cycle 1: 63.16%, then in cycle 2 increased to 73.68% and rose again on the third cycle amounted to 92.11%.

Keywords: Learning Problem Based Learning (PBL), Critical Thinking Skills, and Learning Outcomes.

Page 18: PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING ( · PDF file( Studi Pada Siswa Kelas X1.IPS SMA Negeri 1 ... Tabel 6 Peningkatan Nilai Ulangan Harian ... Negeri 1 Purwokerto pada semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Masalah mendasar yang dihadapi dunia pendidikan dewasa ini diantaranya

adalah bagaimana meningkatkan kualitas pendidikan. Kualitas pendidikan tidak

dapat dilepaskan dari kualitas proses pembelajaran di kelas, sedangkan kualitas

pembelajaran dapat dilihat dari aspek proses hasil (prestasi) belajar peserta didik.

Proses belajar yang baik akan mendorong siswa untuk selalu terlibat secara aktif,

kreatif, dan bersikap kritis sehingga dapat mencapai prestasi dan hasil belajar

yang maksimal.

Sementara itu proses pendidikan di era globalisasi yang bersifat kompetitif

diharapkan mampu menghasilkan generasi yang cerdas, kreatif, memiliki

moralitas yang tinggi,dan bersikap kritis terhadap situasi yang terjadi di

sekitarnya. Manusia yang cerdas, kreatif, dan kritis menjadi faktor dominan yang

sangat dibutuhkan dalam menghadapi era persaingan global.

Dalam pelaksanaan pembelajaran, khususnya pembelajaran di dalam kelas

masih banyak sekolah yang masih menggunakan metode pembelajaran konven

sional karena guru masih mendominasi dalam kegiatan pembelajaran dengan

mengutamakan penggunaan metode yang konvensional. Apabila hal ini dilakukan

secara terus menerus maka kondisi pembelajaran di dalam kelas menjadi sulit

untuk berkembang. Karena peserta didik dalam proses pembelajaran tidak dapat

menyampaikan ide, gagasan maupun pendapatnya ketika dia menemukan suatu

permasalahan yang memerlukan pemecahan. Keadaan ini semakin diperburuk lagi

Page 19: PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING ( · PDF file( Studi Pada Siswa Kelas X1.IPS SMA Negeri 1 ... Tabel 6 Peningkatan Nilai Ulangan Harian ... Negeri 1 Purwokerto pada semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

2

dengan penerapan metode pembelajaran yang kurang melibatkan partsipasi peser

ta didik. Peserta didik kurang diperlakukan sebagai subyek belajar, namun masih

lebih banyak diperlakukan sebagai obyek dalam pembelajaran.

Kondisi seperti itu terjadi juga pada kegiatan pembelajaran sejarah, karena

sebagian besar masyarakat khususnya peserta didik masih memandang sebelah

mata terhadap mata pelajaran sejarah yang dianggap sebagai mata pelajaran yang

membosankan, tidak menarik, mengutamakan pembahasan materi yang berkutat

pada hafalan rentetan peristiwa saja. Hal ini diperkuat lagi dengan posisi mata

pelajaran Sejarah yang bukan termasuk dalam mata pelajaran yang di ujikan

secara nasional. Sehingga memperkuat posisi mata pelajaran Sejarah sebagai mata

pelajaran yang diremehkan dan dianggap tidak penting oleh siswa.

Padahal apabila kita hubungkan dengan isi Permendiknas No.22 Taahun

2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, mata

pelajaran sejarah memiliki arti strategis dalam pembentukan watak dan peradaban

bangsa yang bermartabat, serta dalam pembentukan manusia Indonesia yang

memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air.(Aman, 2011:101).

Oleh karena itu pengajaran sejarah harus mampu mendorong siswa untuk

berpikir kritis-analisis dalam memanfaatkan pengetahuan tentang masa lampau

untuk memahami kehidupan masa kini dan masa yang akan datang;

mengembangkan kemampuan intelektual dan keterampilan untuk memahami

proses perubahan dalam kehidupan masyarakat melalui dimensi waktu (Djoko

Suryo dalam Aman, 2011:71-72). Terkait dengan peran Sejarah dalam kehidupan

berbangsa History teaches us the most valuable lessons, how diversity, and

Page 20: PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING ( · PDF file( Studi Pada Siswa Kelas X1.IPS SMA Negeri 1 ... Tabel 6 Peningkatan Nilai Ulangan Harian ... Negeri 1 Purwokerto pada semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

3

transfer of ideas bring us to the gate of independence. Through the transfer of

ideas we learn much on tolerance and openness performed by the founding fathers

to accept various opinion and critics at the time . We are also able to see the

willingness of the founding fathers to be united in one nation identity, so that the

diversity is not a question for them.

Sejarah mengajarkan kepada kita pelajaran yang paling berharga,

bagaimana keragaman, dan transfer ide membawa kita ke gerbang kemerdekaan.

Melalui transfer ide-ide kita belajar banyak pada toleransi dan keterbukaan yang

dilakukan oleh para pendiri untuk menerima pendapat berbagai kritik pada saat

itu. Kami juga dapat melihat kesediaan para pendiri untuk bersatu dalam satu

identitas bangsa, sehingga keragaman bukan pertanyaan untuk mereka. ( Sumber :

Journal of Education Research and Policy , Volume 3, Number 1, 2011 )

Terkait dengan pembelajaran Sejarah, S.K.Kochhar dalam bukunya yang

berjudul Teaching of History (2008: 27-37) berpendapat bahwa sasaran umum

pembelajaran sejarah adalah :

1. Mengembangkan pemahaman tentang diri sendiri

2. Memberikan gambaran yang tepat tentang konsep waktu, ruang dan

masyarakat

3. Membuat masyarakat mampu mengevaluasi nilai-nilai dan hasil yang telah

dicapai oleh generasinya

4. Mengajarkan toleransi

5. Menanamkan sikap intelektual (berpikir obyektif dan komprehensif disertai

pembuktian yang akurat)

Page 21: PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING ( · PDF file( Studi Pada Siswa Kelas X1.IPS SMA Negeri 1 ... Tabel 6 Peningkatan Nilai Ulangan Harian ... Negeri 1 Purwokerto pada semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

4

6. Memperluas cakrawala intelektualitas

7. Mengajarkan prinsip-prinsip moral

8. Menanamkan orientasi ke masa depan

9. Memberikan pelatihan mental

10. Melatih siswa menangani isu-isu kontroversial

11. Membantu mencarikan jalan keluar bagi berbagai masalah sosial dan

perseorangan

12. Memperkokoh rasa nasionalisme

13. Mengembangkan pemahaman internasional

14. Mengembangkan keterampilan-keterampilan yang berguna (keterampilan

menggunakan, mengartikan dan menyiapkan media pembelajaran,

keterampilan membaca maupun berdiskusi)

Sementara itu di sisi lain kita juga harus menyadari bahwa kegiatan

pembelajaran di sekolah adalah kegiatan pendidikan yang menjadikan peserta

didik menuju pada keadaan yang lebih baik. Pendidikan dalam hal ini sekolah

tidak dapat lepas dari peran guru sebagai fasilitator dalam penyampaian materi.

Profesionalisme seorang guru sangat dibutuhkan untuk terciptanya suasana

proses belajar mengajar yang efisien dan efektif dalam pengembangan peserta

didik yang memiliki kemampuan beragam. Pembelajaran pada dasarnya adalah

proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya, sehingga terjadi

perubahan perilaku kearah yang lebih baik.

Pemecahan masalah merupakan fokus dalam pembelajaran yang artinya

sebelum peserta didik belajar harus melalui sesuatu yang berkaitan dengan

Page 22: PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING ( · PDF file( Studi Pada Siswa Kelas X1.IPS SMA Negeri 1 ... Tabel 6 Peningkatan Nilai Ulangan Harian ... Negeri 1 Purwokerto pada semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

5

kehidupan sehari hari yang masalahnya bersifat tertutup maupun terbuka. Oleh

karena itu pada proses pembelajaran guru perlu meningkatkan kemampuan untuk

menjadi guru yang professional dan kreatif dalam mengembangkan kemampuan

mengajar sehingga peserta didik dapat lebih maksimal baik pada saat mengikuti

kegiatan pembelajaran maupun hasil evaluasi pembelajarannya, walaupun dalam

kenyataannya guru-guru di Indonesia sebagian besar masih mempertahankan

metode-metode pembelajaran lama. Kemampuan guru sebagai salah satu usaha

meningkatkan mutu pendidikan di sekolah di mana guru merupakan elemen di

sekolah yang secara langsung dan aktif bersinggungan dengan peserta didik ,

kemampuan yang dimaksudkan adalah kemampuan mengajar dengan menerapkan

model pembelajarn yang tepat, efisien dan efektif.

Terkait dengan harapan kita untuk lebih memposisikan peserta didik

sebagai subyek belajar, maka terdapat gagasan invatif dari UNESCO yang

disampaikan oleh Delors dalam Hadiwinarto (2009: 1208-1209) tentang empat

pilar pendidikan, yakni: learning to know, learning to do, learning to be, and

learning to live together. Artinya bahwa dalam proses pendidikan harus

mencakup proses belajar mengetahui, belajar berbuat, belajar menjadi diri sendiri

dan belajar hidup bersama.

Sementara itu menurut Keputusan Menpan No. 26/MENPAN/1989,

tanggal 2 Mei 1989 dikemukakan bahwa, guru terlibat langsung dalam proses

pendidikan, karena guru memegang peranan yang sangat menentukan bagi

tercapainya tujuan pendidikan. Guru selalu harus meningkatkan kemampuan

Page 23: PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING ( · PDF file( Studi Pada Siswa Kelas X1.IPS SMA Negeri 1 ... Tabel 6 Peningkatan Nilai Ulangan Harian ... Negeri 1 Purwokerto pada semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

6

profesinya agar dapat melaksanakan tugasnya dengan baik. (Trianto, 2009: 245-

246).

Di pihak lain dalam Undang-Undang No.20 tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3 menyebutkan bahwa Pendidikan Nasional

berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta

peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan

bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi agar menjadi manusia yang

beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,

berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta

bertanggung jawab.

Kita juga menyadari bahwa dalam pembelajaran sejarah, guru mempunyai

kewajiban untuk menanamkan nilai-nilai kebangsaan, patriotisme dan cinta tanah

air. Pembelajaran sejarah selain bertugas memberikan pengetahuan sejarah

(kognitif), juga memperkenalkan nilai-nilai luhur bangsanya. Seperti yang

diungkapkan oleh Sartono Kartodirdjo dalam Aman (1982:86) tentang fungsi

pembelajaran sejarah, yaitu: 1) untuk membangkitkan minat kepada sejarah tanah

airnya , 2) untuk mendapatkan inspirasi dari peristiwa sejarah, baik dari kisah

kepahlawanan maupun peristiwa yang merupakan tragedi nasional, 3) memberi

pola berpikir ke arah berpikir secara rasional, kritis, dan empiris, dan 4)

mengembangkan sikap mau menghargai nilai-nilai kemanusiaan.

Seyogyanya pembelajaran di dalam kelas sekarang ini sudah diarahkan

untuk membantu peserta didik untuk menjadi manusia yang mandiri dalam

menyelesaikan berbagai permasalahan yang dijumpainya ketika dia dihadapkan

Page 24: PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING ( · PDF file( Studi Pada Siswa Kelas X1.IPS SMA Negeri 1 ... Tabel 6 Peningkatan Nilai Ulangan Harian ... Negeri 1 Purwokerto pada semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

7

pada permasalahan di kehidupan nyata. Banyaknya model pembelajaran pada

metode kooperatif dapat menjadi salah satu pilihan seorang pendidik untuk

mengurangi dominasi pembelajaran di dalam kelas. Peserta didik sudah harus

aktif untuk mengaplikasikan antara materi yang ada dengan permasalahan yang

akan dihadapi dalam dunia nyata. Hal ini dapat menguntungkan peserta didik,

apabila peserta didik dapat berkreasi dan berpikir kritis dengan ide-ide yang ada

dalam setiap permasalahan yang ada, maka seorang peserta didik akan terbiasa

menghadapi permasalahan yang berkaitan dengan materi yang telah dipelajarinya

secara bijaksana.

Menyadari betapa penting dan strategisnya pembelajaran sejarah di negara

kita, serta juga dalam rangka menggali dan meningkatkan sikap berpikir kritis,

kualitas moral, jati diri dan intelektual bangsa khususnya peserta didik, maka

dibutuhkan model dan strategi pembelajaran yang sesuai, salah satunya adalah

model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Pembelajaran PBL adalah

suatu model pembelajaran kooperatif yang berdasarkan pada prinsip penggunaan

permasalahan sebagai titik awal untuk penggunaan pengetahuan baru. Pendekatan

pemecahan masalah ini menempatkan guru sebagai fasilitator di mana kegiatan

belajar mengajar akan dititik beratkan pada keaktifan peserta didik, kegiatan

belajar ini dapat mengasah kemampuan peserta didik dalam memahami konsep,

menggunakan penalaran, memecahkan masalah, mengemukakan gagasan atau ide

dan mampu bekerjasama. Proses pembelajaran yang mengikut sertakan peserta

didik secara aktif baik diterapkan secara individu maupun kelompok, akan lebih

bermakna karena dalam proses pembelajaran peserta didik mempunyai lebih

Page 25: PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING ( · PDF file( Studi Pada Siswa Kelas X1.IPS SMA Negeri 1 ... Tabel 6 Peningkatan Nilai Ulangan Harian ... Negeri 1 Purwokerto pada semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

8

banyak pengalaman. Dengan menggunakan model pembelajaran PBL peserta

didik akan lebih kreatif, aktif, dan juga memacu peserta didik berpikir dan

bersikap kritis.

Terkait dengan model pembelajaran Problem Based Learning ini, ada

pendapat dari Barbara J.Duch dalam tesis yang disusun oleh M.Wijayanto

berjudul Pengaruh Penerapan Model Problem Based Learning (PBL) dan

Cooperative Learning Terhadap Pretasi Belajar Matematika Ditinjau Dari

Motivasi Belajar Siswa, yang menyatakan bahwa PBL adalah satu model yang

kerjasama di dalam kelompok-kelompok untuk mencari pemecahan masalah

dalam dunia nyata. Permasalahan ini digunakan untuk menghubungkan pokok

materi pelajaran terhadap rasa keingintahuan siswa. PBL mempersiapkan para

siswa untuk berpikir kritis dan secara analitis, serta untuk menentukan dan

menggunakan sumber belajar yang sesuai.

Model pembelajaran PBL dapat mengurangi dominasi guru dalam

mengajar di dalam kelas. Model pembelajaran ini juga dapat mengorganisir

peserta didik dalam menyelesaikan masalah yang diberikan guru pada kegiatan

pembelajaran. Disamping itu model pembelajaran ini dapat membiasakan peserta

didik untuk bekerja sama dengan teman dalam sebuah kelompok kecil untuk

menyelesaikan masalah yang diberikan guru dalam proses pembelajaran, sehingga

pada akhirnya akan diperoleh hasil belajar yang maksimal.

Bila kita cermati model pembelajaran PBL ternyata ada persamaannya

dengan model pembelajaran Problem Based Instruction (PBI). Yaitu sama-sama

Page 26: PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING ( · PDF file( Studi Pada Siswa Kelas X1.IPS SMA Negeri 1 ... Tabel 6 Peningkatan Nilai Ulangan Harian ... Negeri 1 Purwokerto pada semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

9

merupakan model pembelajaran yang bersifat student centered. Hal ini dipertegas

lagi dari pendapat Janulis P.Purba yang dikutip oleh Prayekti dalam karya tulis

Problem Based Instruction sebagai alternatif model pembelajaran fisika

mengatakan bahwa peran guru dalam PBI salah satunya adalah mengajukan

masalah dan memfasilitasi penyelidikan serta melakukan dialog dengan siswa,

sampai masalah tersebut terselesaikan. Dan diharapkan dengan PBI ini siswa

dapat memproses informasi yang baru diperolehnya itu menjadi bermakna.

il dan Mc.Mahon (2005) yang dikutip Endang

-

sejak

munculnya pendekatan konstruktivisme dalam pendidikan, maka proses belajar-

mengajar yang secara konvensional berpusat pada guru telah bergeser menjadi

berpusat pada siswa. Proses pergeseran tersebut tentunya tidak terjadi secara

drastis melainkan sedikit demi sedikit namun kontinue. Peran guru bergeser menja

di kolaborator dan fasilitator dalam kegiatan belajar.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan deskripsi singkat yang diuraikan pada latar belakang masalah

seperti tesebut diatas, maka dapat diutarakan bahwa menurunnya minat dan

kemampuan peserta didik dalam mempelajari dan memahami materi pembelajaran

antara lain sebagai berikut:

1. Kurangnya pengetahuan guru tentang model pembelajaran yang mampu

mengembangkan potensi dan kreatifitas peserta didik secara maksimal.

Page 27: PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING ( · PDF file( Studi Pada Siswa Kelas X1.IPS SMA Negeri 1 ... Tabel 6 Peningkatan Nilai Ulangan Harian ... Negeri 1 Purwokerto pada semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

10

2. Kurangnya kemampuan guru dalam mengimplementasikan teknik

mentransfer ilmu pengetahuan yang bervariasi dalam kegiatan pembelajaran

sehingga proses pembelajaran cenderung membosankan.

3. Sumber belajar yang dimiliki peserta didik masih belum memadai, dan

bersifat statis dari waktu ke waktu sehingga berdampak terhadap kurangnya

motivasi peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran

4. Guru jarang melatih peserta didik untuk berpikir kritis dengan memberikan

pertanyaan yang diawali dengan kata mengapa, bagaimana, apa sebab

melalui proses pembelajaran, sebaliknya masih mendominasi pertanyaan

yang diawali dengan kata siapa, kapan, dan di mana, dalam proses

pembelajaran.

5. Hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran Sejarah di SMA Negeri 1

Purwokerto yang masih rendah dan ini menandakan juga masih rendahnya

kualitas sistem pendidikan dan pembelajaran kita.

C. Pembatasan Masalah

Dari beberapa masalah yang sudah diidentifikasi tersebut di atas, maka perlu

adanya pembatasan masalah agar pelaksanaan dan proses penelitian dapat lebih

spesifik dan terarah. Oleh karena itu pembatasan masalah dalam penelitian ini

adalah :

1. Materi pembelajaran yang diajarkan adalah Perkembangan kehidupan Kerajaan

- Kerajaan Hindu-Budha dan Islam di Indonesia.

2. Model pembelajaran yang digunakan adalah Problem Based Learning (PBL)

yang dilaksanakan melalui diskusi kelompok

Page 28: PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING ( · PDF file( Studi Pada Siswa Kelas X1.IPS SMA Negeri 1 ... Tabel 6 Peningkatan Nilai Ulangan Harian ... Negeri 1 Purwokerto pada semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

11

3. Sikap berpikir kritis dan upaya peningkatan hasil belajar siswa untuk mata

pelajaran Sejarah di SMA Negeri 1 Purwokerto

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pemaparan singkat yang disampaikan pada latar belakang

masalah dan juga mengacu pada judul penelitian ini, maka yang menjadi

permasalahan pokok dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimanakah implementasi model PBL dalam pembelajaran sejarah ?

2. Apakah model PBL dalam pembelajaran sejarah dapat meningkatkan

kemampuan berpikir kritis peserta didik ?

3. Apakah model PBL dalam pembelajaran sejarah dapat meningkatkan hasil

belajar peserta didik ?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang telah dipaparkaan di

atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui efektifitas implementasi model PBL dalam

pembelajaran sejarah

2. Untuk mengetahui implementasi model PBL dalam pembelajaran

sejarah untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis peserta didik.

3. Untuk mengetahui implementasi model PBL dalam pembelajaran

sejarah untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah :

1. Teoritis :

Page 29: PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING ( · PDF file( Studi Pada Siswa Kelas X1.IPS SMA Negeri 1 ... Tabel 6 Peningkatan Nilai Ulangan Harian ... Negeri 1 Purwokerto pada semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

12

Menambah wawasan pengetahuan dan pemahaman guru tentang

model pembelajaran PBL yaitu merupakan salah model pembelajaran

yang efektif dalam proses pembelajaran tingkat tinggi karena dapat

membantu dan melatih peserta didik untuk memproses informasi yang

sudah ada dalam benaknya dan menyusun pengetahuan mereka sendiri

tentang dunia sosial dan lingkungan di sekitarnya

2. Praktis :

a. Siswa, yaitu :

1) Penggunaan model pembelajaran PBL dalam pembelajaran

sejarah dapat menggali dan mengembangkan pengetahuan

tentang peristiwa masa lampau yang dapat menjadi tolak ukur

dalam menentukan sikap dan pemikirannya pada masa

sekarang dan yang akan datang.

2) Penggunaan model pembelajaran PBL dalam pembelajaran

sejarah dapat menggali dan meningkatkan kemampuan

berpikir kritis peserta didik sehingga dapat sebagai modal

untuk meningkatkan kualitas diri dan lingkungan sekitar.

3) Penggunaan model pembelajaran PBL dalam pembelajaran

sejarah dapat meningkatkan hasil prestasi belajar.

b. Guru :

1) Untuk meningkatkan kemampuan dan kreatifitas guru dalam

menyusun rancangan program pembelajaran, melaksanakan

KBM dan mengevaluasi proses pembelajaran agar seluruh

Page 30: PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING ( · PDF file( Studi Pada Siswa Kelas X1.IPS SMA Negeri 1 ... Tabel 6 Peningkatan Nilai Ulangan Harian ... Negeri 1 Purwokerto pada semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

13

domain pembelajaran dapat dikuasai secara maksimal dan

menyeluruh.

2) Guru dapat memilih dan mengembangkan model

pembelajaran yang sesuai dengan materi dan karakteristik

peserta didik sehingga mampu menggali dan mengembangkan

sikap berpikir peserta didik serta dapat meningkatkan hasil

belajar siswa.

c. Sekolah :

1) Untuk dijadikan tolak ukur bagi peningkatan kualitas dan

eksistensi lembaga / institusi sekolah.

2) Untuk memberi masukan kepada sekolah tentang model

pembelajaran konstruktive yang sesuai dengan kondisi sekolah

dan juga peserta didik, sehingga dapat ditularkan kepada guru

lain di sekolah tersebut.

Page 31: PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING ( · PDF file( Studi Pada Siswa Kelas X1.IPS SMA Negeri 1 ... Tabel 6 Peningkatan Nilai Ulangan Harian ... Negeri 1 Purwokerto pada semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Teori

1. Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)

a. Pengertian Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)

Problem Based Learning (Pembelajaran berbasis masalah) merupakan

pembelajaran terpusat melalui masalah-masalah yang relevan. Terpusat karena

berisi scenario, tema, unit yang menempatkan kembali pada pembelajaran yang di

inginkan. Tujuan dalam proses pembelajaran ini adalah kemampuan siswa dalam

menyelesaikan masalah, menguraikan masalah dan merevisinya ketika melakukan

presentasi sehingga akan menambah informasi sesuai kompetensinya. Salah satu

metode yang banyak diadopsi untuk menunjang pendekatan pembelajaran Learner

Centered (Student Centered) dan yang dapat memberdayakan peserta didik adalah

metode Problem Base Learning (M.Taufik Amir, 2011: 12)

Terkait dengan pembahasan tentang masalah model pembelajaran ini, maka

Howard Barrows dan Kelson dalam M.Taufik Amir, (2011: 21) berpendapat

bahwa yang dimaksud dengan PBL adalah kurikulum dan proses pembelajaran,

yang di dalamnya dirancang masalah-masalah yang menuntut mahasiswa

mendapatkan pengetahuan yang penting, membuat mereka mahir dalam

memecahkan masalah, dan memiliki strategi belajar sendiri serta memiliki

kecakapan berpartisipasi dalam tim. Proses pembelajarannya menggunakan

pendekatan yang sistemik untuk memecahkan masalah atau menghadapi

tantangan yang nanti diperlukan dalam karir dan kehidupan sehari-hari. Pendapat

Page 32: PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING ( · PDF file( Studi Pada Siswa Kelas X1.IPS SMA Negeri 1 ... Tabel 6 Peningkatan Nilai Ulangan Harian ... Negeri 1 Purwokerto pada semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

Dutch dalam M.Taufik Amir, (2011: 21) menyatakan bahwa PBL merupakan

bekerja sama dalam kelompok untuk mencari solusi bagi masalah yang nyata.

Masalah ini digunakan untuk mengaitkan rasa keingintahuan serta kemampuan

analisis mahasiswa dan inisiatif atas materi pelajaran. PBL mempersiapkan

mahasiswa untuk kritis dan analitis, dan untuk mencari serta menggunakan

sumber pembelajaran yang sesuai.

Sementara itu Bruner dalam Trianto (2011: 91) mengatakan bahwa berusaha

sendiri untuk mencari pemecahan masalah serta pengetahuan yang menyertainya,

menghasilkan pengetahuan yang benar-benar bermakna. Sedangkan menurut John

Dewey dalam Trianto (2011: 91), belajar berdasarkan masalah adalah interaksi

antara stimulus dan respons, merupakan hubungan antara dua arah belajar dan

lingkungan. Lingkungan memberi masukan pada siswa berupa bantuan dan

masalah, sedangkan sistem syaraf otak berfungsi menafsirkan bantuan itu secara

efektif sehingga masalah yang dihadapi dapat diselidiki, dinilai, dianalisis serta

dicari pemecahannya dengan baik.

Terkait tentang karakteristik dari model pembelajaran PBL menurut Ong-Seng

Tan dalam M.Taufik Amir (2010: 22) telah menyampaikan pendapatnya sebagai

berikut :

1. Masalah digunakan sebagai awal pembelajaran

2. Biasanya masalah yang digunakan merupakan masalah dunia nyata yang

disajikan secara mengambang (ill-srtuctured)

3. Masalah biasanya menuntut perspektif majemuk (multiple perspektive)

Page 33: PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING ( · PDF file( Studi Pada Siswa Kelas X1.IPS SMA Negeri 1 ... Tabel 6 Peningkatan Nilai Ulangan Harian ... Negeri 1 Purwokerto pada semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

4. Masalah membuat pemelajar tertantang untuk mendapatkan pembelajaran di

ranah pembelajaran yang baru

5. Sangat mengutamakan belajar mandiri (self derected learning)

6. Memanfaatkan sumber pengetahuan yang bervariasi, tidak dari satu sumber

saja

7. Pembelajarannya kolaboratif, komunikatif, dan kooperatif. Peserta didik

bekerja dalam kelompok, berinteraksi, saling mengajarkan (peer teaching)

dan melakukan presentasi.

Dari penjelasan di atas dapat diketahui bahwa tujuan dari pembelajaran berbasis

masalah (Problem Base Learning) antara lain adalah :

1. Membantu peserta didik mengembangkan keterampilan berpikir dan

keterampilana memecahkan masalah.

2. Belajar berperan sebagai orang dewasa yang autentik (nyata)

3. Menjadi peserta didik yang mandiri. (Trianto, 2011: 95)

Menurut Suparno dalam Aunurrahman (2011: 22-24) peran guru dalam proses

pembelajaran, antara lain :

1. Menyediakan pengalaman belajar yang memungkinkan peserta didik

bertanggung jawab dalam membuat rancangan, proses dan penelitian.

2. Memberikan kegiatan yang merangsang keingintahuan peserta didik dan

membantu mereka untuk mengekspresikan gagasan-gagasannya serta ide-ide

ilmiahnya.

3. Memonitor, mengevaluasi dan menunjukkan apakah pemikiran-pemikiran

peserta didik dapat didorong secara aktif.

Page 34: PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING ( · PDF file( Studi Pada Siswa Kelas X1.IPS SMA Negeri 1 ... Tabel 6 Peningkatan Nilai Ulangan Harian ... Negeri 1 Purwokerto pada semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

Adapun manfaat model pembelajaran PBL menurut M.Taufiq Amir (2010: 27-29)

antara lain yaitu:

1. Menjadi lebih ingat dan meningkat pemahamannya tentang materi yang

diajarkan

2. Meningkatkan fokus pada pengetahuan yang relevan

3. Mendorong untuk berpikir kritis

4. Membangun kerjasama tim, kepemimpinan dan ketrampilan sosial

5. Membangun kecakapan belajar (life-long learning skills)

6. Memotivasi pemelajar untuk menyelesaikan masalah sendiri

Norman & Schmid dalam Dorothy H. Evensen and Cindy E. Hmelo (2000: 6)

menyampaikan pendapat bahwa :

Research in psychology predicts several advantages for student in PBL curricula compared with those in traditional medical education contexts PBL student may be more highly motivated, betterat problem solving and self-directed learning, better able to learn and recall information (http://www.questia.com/PM.qst?a=o&d=27763577, diunduh tanggal 19 Januari 2013) Maksudnya bahwa menurut hasil penelitian ilmu Psikologi, ada beberapa

keuntungan yang diperoleh siswa dalam pembelajaran PBLdibandingkan dengan

pada saan mereka masih belajar pada pendidikan kedokteran dalam konteks

pembelajaran tradisional. Peserta didik lebih termotivasi pada pemecahan masalah

dan belajar mandiri, lebih mampu belajar dan mengingat informasi.

Sebenarnya model pengajaran berdasarkan masalah ini telah dikenalkan sejak

lama oleh John Dewey. Menurut Dewey dalam Trianto (2009: 91) belajar

berdasarkan masalah adalah interaksi antara stimulus dan respon, merupakan

Page 35: PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING ( · PDF file( Studi Pada Siswa Kelas X1.IPS SMA Negeri 1 ... Tabel 6 Peningkatan Nilai Ulangan Harian ... Negeri 1 Purwokerto pada semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

hubungan antara dua arah belajar dan lingkungan. Lingkungan memberikan

masukan kepada siswa berupa bantuan dan masalah, sedangkan sistem saraf otak

berfungsi menafsirkan bantuan itu secara efektif sehingga masalah yang dihadapi

dapat diselidiki, dinilai, dianalisis, serta dicari pemecahannya dengan baik.

Sementara itu menurut Bader Shamsan and AT Syed dalam artikelnya berjudul

Evaluation of Problem Based Learning

(http://ijhs.org.sa/index.php/journal/article/view/3 diunduh tanggal 19 Januari

2013) yang mengungkap tentang keunggulan model pembelajaran PBL yaitu

bahwa :

The study reveals that the PBL system helps developing student skill particularly

problem solving skill and help sharpening analytic skills .

Maksudnya bahwa Model pembelajaran PBL membantu mengembangkan

keterampilan peserta didik terutama keteranpilan pemecahan masalahdan

membantu mengasah keterampilan analisis.

Pengajaran berdasarkan masalah merupakan pendekatan yang efektif untuk

pengajaran proses berfikir tingkat tinggi. Pembelajaran ini membantu siswa untuk

memproses informasi yang sudah jadi dalam benaknya dan menyusun

pengetahuan mereka sendiri tentang dunia sosial dan sekitarnya. Pembelajaran ini

cocok untuk mengembangkan pengetahuan dasar maupun kompleks (Ratumanan

dalam Trianto, 2011: 92).

Model pembelajaran berdasarkan masalah dilandasi teori konstruktivis. Pada

model ini pembelajaran dimulai dengan menyajikan masalah nyata yang

penyelesaiannya membutuhkan kerjasama antara siswa, guru memandu siswa

Page 36: PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING ( · PDF file( Studi Pada Siswa Kelas X1.IPS SMA Negeri 1 ... Tabel 6 Peningkatan Nilai Ulangan Harian ... Negeri 1 Purwokerto pada semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

menguraikan rencana pemecahan masalah menjadi tahap-tahap kegiatan, guru

memberi contoh mengenai penggunaan keterampilan dan strategi yang dibutuhkan

supaya tugas-tugas tersebut dapat diselessaikan. Guru menciptakan suasana kelas

yang fleksibel dan berorientasi pada upaya penyelidikan oleh siswa.(Trianto,

2011: 92)

Sementara itu seorang psikolog terkenal Gestalt menyarankan bahwa dalam

pembelajaran berbasis masalah sebaiknya : a) pada saat membuat tugas belajar

atau memberikan masalah sebaiknya dalam situasi yang kongkrit dan aktual, b)

pendampingan selama pemecahan masalah tidak boleh berupa prosedur

pengulangan atau peniruan, c) pembelajaran tidak boleh berupa seperangkat

masalah yang sudah usang yang dapat dipecahkan dengan mempelajari

serangkaian langkah hafalan saja.(Margareth E.Gredler, 2011: 74-75).

Dengan kata lain dalam memilih materi pembelajaran berbasis masalah materi

harus yang aktual dan bersifat problematik, sehingga menarik untuk di diskusikan

dalam bentuk model pembelajaran berbasis masalah. Sehingga guru diharapkan

selektif dalam memilih materi yang sesuai dengan model pembelajaran yang akan

diterapkan dalam proses pembelajaran.

b. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Problem Based

Learning ( PBL )

Setiap model pembelajaran selalu terdapat kelebihan dan kelemahannya.

Demikian juga dengan model pembelajaran PBL . Menurut Wina Sanjaya (2011:

220), penerapan model pembelajaran PBL memiliki beberapa keunggulan, antara

lain :

Page 37: PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING ( · PDF file( Studi Pada Siswa Kelas X1.IPS SMA Negeri 1 ... Tabel 6 Peningkatan Nilai Ulangan Harian ... Negeri 1 Purwokerto pada semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

a. Pemecahan masalah merupakan teknik yang cukup bagus untuk lebih

memahami isi pelajaran, sehingga pembelajaran lebih bermakna.

b. Pemecahan masalah dapat menantang kemampuan siswa serta memberikan

kepuasan untuk menemukan pengetahuan baru bagi siswa

c. Pemecahan masalah dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran siswa

d. Pemecahan masalah dapat membantu siswa bagaimana menstranfer

pengetahuan siswa untuk memahami masalah dalam kehidupan nyata

e. Pemecahan masalah dapat membantu siswa untuk mengembangkankan

pengetahuan barunya dan bertanggung jawab dalam pembelajaran yang

dilakukan.

f. Melalui pemecahan masalah bisa memperlihatkan kepada siswa bahwa setiap

mata pelajaran pada dasarnya merupakan cara berpikir, dan sesuatu yang harus

dimengerti oleh siswa, bukan hanya sekedar dari guru atau dari buku saja.

g. Pemecahan masalah dianggap lebih menyenangkan dan disukai siswa

h. Pemecahan masalah dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk berpikir

kritis dan menyesuaikan dengan pengetahuan baru.

Disamping mengungkapkan tentang kelebihan model PBL, Wina Sanjaya (2011:

221) juga menyampaikan kekurangan dari model pembelajaran PBL, diantaranya

yaitu :

1) Manakala siswa tidak tidak memiliki minat atau siswa berasumsi bahwa

masalah yang dipelajari sulit dipecahkan, maka akan merasa enggan untuk

mencoba.

Page 38: PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING ( · PDF file( Studi Pada Siswa Kelas X1.IPS SMA Negeri 1 ... Tabel 6 Peningkatan Nilai Ulangan Harian ... Negeri 1 Purwokerto pada semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

2) Keberhasilan model pembelajaran PBL membutuhkan cukup waktu untuk

persiapan.

3) Tanpa pemahaman mengapa siwa berusaha memecahkan masalah yang

dipelajari. Maka siswa tidak akan belajar apa yang ingin dipelajari.

c. Sintaks Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)

Sintaks pembelajaran berisi langkah-langkah praktis yang harus dilakukan

oleh guru dan siswa dalam suatu kegiatan. Dalam pembelajaran berdasarkan

masalah, ada 5 langkah utama yaitu : (Trianto 2011: 98)

Tahapan Aktifitas Guru Aktifitas siswa

Tahap-1 Orientasi siswa pada masalah ( Apersepsi )

Menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan sarana yang dibutuhkan, mengajukan fenomena atau demonstrasi atau informasi (sesuai KD yang akan diajarkan) untuk memunculkan masalah, memotivasi siswa untuk terlibat dalam pemecahan masalah yang dipilih.

Menyimak penjelasan guru dan menyiapkan diri untuk membentuk kelompok diskusi dengan arahan guru.

Tahap-2 Mengorganisasi siswa untuk belajar ( Elaborasi )

Membantu siswa untuk mendefinisikan dan mengorganisasi tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut

Melaksanakan diskui pemecahan masalah yang diberikan guru secara kelompok.

Tahap-3 Membimbing kegiatan diskusi kelompok ( Eksplorasi )

Mendorong/memotifasi siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan diskusi kelompok untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah. Juga menugaskan untuk mencari sumber data dengan melakukan wawancara dengan nara sumber yang relevan dan juga sumber kapustakan.

Mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas secara kelompok

Tahap-4 Mengembangkan

Membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan

Melanjutkan mempresentasikan hasil

Page 39: PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING ( · PDF file( Studi Pada Siswa Kelas X1.IPS SMA Negeri 1 ... Tabel 6 Peningkatan Nilai Ulangan Harian ... Negeri 1 Purwokerto pada semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

dan menyajikan hasil karya (Eksplorasi )

laporan hasil diskusi serta membantu mereka untuk berbagi tugas dengan temannya dalam menyusun dan membuat laporan.

diskusi di depan kelas secara kelompok

Tahap-5 Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah ( Konfirmasi )

Membantu siswa untuk melakukan mempresentasikan hasil diskusi kelompok, melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan.

Bersama-sama guru menyimpulkan materi.

Tahap 6 Penutup

Memberikan Post Tes tertulis dan langsung dikumpulkan. Menyampaikan tugas untuk pertemuan berikutnya.

Mengerjakan Post tes

2. Pembelajaran Sejarah

a. Pembelajaran

Apabila kita akan membahas mengenai istilah pembelajaran, maka kita tidak akan

bisa lepas dari pembahasan masalah belajar. Terkait dengan istilah belajar ini,

Burton dalam Aunurrahman (2011: 35), merumuskan pengertian belajar sebagai

perubahan tingkah laku pada diri individu dengan individu dan individu dengan

lingkungannya sehingga mereka mampu berinteraksi dengan lingkungannya.

Pendapat lain dikemukakan oleh Abdillah, dalam Aunurrahman (2011: 35),

yang mengemukakan bahwa belajar adalah suatu usaha sadar yang dilakukan oleh

individu dalam perubahan tingkah laku baik melalui latihan dan pengalaman yang

menyangkut aspek-aspek kognitif, afektif dan psikomotorik untuk memperoleh

tujuan tertentu.

Gagne, dalam Deni Darmawan dan Permasih (2011: 124), juga

menyumbangkan pendapatnya dengan menyatakan bahwa belajar adalah suatu

Page 40: PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING ( · PDF file( Studi Pada Siswa Kelas X1.IPS SMA Negeri 1 ... Tabel 6 Peningkatan Nilai Ulangan Harian ... Negeri 1 Purwokerto pada semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

proses di mana suatu organisme/individu berubah perilakunya sebagai akibat

pengalaman. Dari pengertian tersebut disimpulkan bahwa terdapat tiga unsur

pokok dalam belajar, yaitu: (a) proses, (b) perubahan perilaku, (c) pengalaman.

(a) Proses, maksudnya belajar adalah proses mental dan emosional atau proses

berpikir dan merasakan. Seseorang dikatakan belajar apabila pikiran dan

perasaannya aktif.

(b) Perubahan perilaku, maksudnya hasil belajar akan tampak pada perubahan

perilaku individu yang belajar.

(c) Pengalaman, maksudnya belajar dapat dilakukan melalui pengalaman

langsung maupun pengalaman tidak langsung.

Selanjutnya Sudjana dalam Deni Darmawan dan Permasih (2011: 127),

menyatakan bahwa hakikat belajar adalah proses interaksi terhadap semua situasi

yang ada di sekitar individu. Belajar juga merupakan proses melihat, mengamati

dan memahami sesuatu. Sedangkan menurut Degeng dalam La Maskone (2011:

42) belajar adalah proses perubahan tingkah laku pada diri sendiri disebabkan

adanya interaksi antar individu, dan individu dengan lingkungannya. Belajar

menjadi lebih mudah dan menyenangkan bagi siswa apabila dilakukan dengan

metode yang lebih efektif, efisien, dan memiliki daya tarik yang tinggi.

Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa seseorang telah mengalami

proses belajar apabila terjadi peerubahan, dari sebelumnya tidak mengetahui

sesuatu menjadi mengetahui dan juga merupakan proses melihat, mengamati dan

memahami sesuatu, baik dengan bantuan orang lain maupun secara otodidak.

Page 41: PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING ( · PDF file( Studi Pada Siswa Kelas X1.IPS SMA Negeri 1 ... Tabel 6 Peningkatan Nilai Ulangan Harian ... Negeri 1 Purwokerto pada semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

. Dan kalau kita cermati pada prinsipnya hal-hal yang menyangkut

pengertian belajar diantaranya adalah :

1. Belajar merupakan suatu proses, yaitu kegiatan yang berkesinambungan yang

dimulai sejak lahir dan terus berlangsung seumur hidup

2. Dalam belajar terjadi adanya perubahan tingkah laku yang bersifat relatif

permanen

3. Hasil belajar ditunjukkan dengan aktifitas tingkah laku secara keseluruhan

4. Adanya peranan kepribadian dalam proses belajar, antara lain aspek motivasi,

emosional, sikap, dan sebagainya, (Deni Darmawan dan Permasih, 2011:

127)

Adapun ciri-ciri umum kegiatan belajar menurut Wragg, dalam Aunurrahman

(2011: 35-37) adalah sebagai berikut :

1. Belajar menunjukkan suatu aktifitas pada diri seseorang yang

disadari/disengaja

2. Belajar merupakan interaksi individu dengan lingkungannya

3. Belajar ditandai dengan perubahan tingkah laku

Terkait tentang masalah belajar, Nana Sudjana (2011: 22) menyampaikan

pendapatnya tentang adanya penggolongan atau tingkatan jenis perilaku belajar

itu sendiri yang terdiri dari tiga ranah (diambil dari pendapat Benyamin S.Bloom),

yaitu ;

1. Ranah kognitif, terdiri dari enam jenis atau tingkatan perilaku :

a. Pengetahuan, mencakup kemampuan ingatan tentang hal-hal yang telah

dipelajari dan tersimpan di dalam ingatan.

Page 42: PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING ( · PDF file( Studi Pada Siswa Kelas X1.IPS SMA Negeri 1 ... Tabel 6 Peningkatan Nilai Ulangan Harian ... Negeri 1 Purwokerto pada semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

b. Pemahaman, mencakup kemampuan menangkap sari dan makna tentang hal-hal

yang dipelajari.

c. Penerapan, mencakup kemampuan menerapkan metode, dan kaidah untuk

menghadapi masalah yang nyata dan baru.

d. Analisis, mencakup kemampuan merinci suatu kesatuan ke dalam bagian-

bagian sehingga struktur keseluruhan dapat dipahami dengan baik.

e. Sintesis, mencakup kemampuan membentuk suatu pola baru

f. Evaluasi, mencakup kemampuan membentuk pendapat tentang beberapa hal

berdasarkan kriteria tertentu.

2. Ranah Afektif menurut Krathwohl & Bloom dkk dalam Aunurrahman (2011:

50-51), terdiri dari tujuh jenis perilaku, yaitu :

a. Penerimaan, yang mencakup kepekaan tentang hal tertentu dan kesediaan

memperhatikan hal tersebut.

b. Partisipasi, yang mencakup kerelaan, kesediaan memperhatikan dan

berpartisipasi dalam suatu kegiatan

c. Penilaian dan penetuan sikap, yang mencakup penerimaan terhadap suartu nilai,

menghargai, mengakui, dan menentukan sikap.

d. Organisasi, yang mencakup kemampuan membentuk suatu sistem nilai sebagai

pedoman dan pegangan hidup.

e. Pembentukan pola hidup, yang mencakup kemampuan menghayati nilai,

dan membentuknya menjadi pola nilai kehidupan pribadi.

3. Ranah Psikomotor (Simpson dalam Aunurrahman, 2011: 52), terdiri dari tujuh

kemampuan motorik, yaitu :

Page 43: PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING ( · PDF file( Studi Pada Siswa Kelas X1.IPS SMA Negeri 1 ... Tabel 6 Peningkatan Nilai Ulangan Harian ... Negeri 1 Purwokerto pada semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

a. Persepsi, yang mencakup kemampuan memilah-milah/mendeskripsikan sesuatu

secara khusus dan menyadari adanya perbedaan antara sesuatu tersebut.

b. Kesiapan, yang mencakup kemampuan menempatkan diri dalam suatu keadaan

dimana akan terjadi suatu gerakan atau rangkaian gerakan.

c. Gerakan terbimbing, yang mencakup kemampuan melakukan gerakan sesuai

contoh atau gerakan peniruan.

d. Gerakan terbiasa, yang mencakup kemampuan gerakan-gerakan tanpa contoh.

e. Gerakan kompleks, yang mencakup kemampuan melakukan gerakan atau

keterampilan terdiri dari banyak tahap secara lancar, efisien dan tepat.

f. Penyesuaian pola gerakan, yang mencakup kemampuan melakukan perubahan

dan penyesuaian pola gerak dengan persyaratan khusus yang berlaku.

g. Kreativitas, yang mencakup kemampuan melahirkan pola-pola gerakan yang

baru atas dasar prakarsa sendiri.

Aktifitas belajar secara sistematis dan kontinyu dapat kita jumpai dalam proses

pembelajaran. Terkait dengan istilah pembelajaran, Trianto (2009:17),

berpendapat bahwa pembelajaran pada hakekatnya adalah usaha sadar dari

seorang guru untuk membelajarkan siswanya (mengarahkan interaksi siswa

dengan sumber belajar lainnya) dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan.

Jadi dengan kata lain pembelajaran merupakan interaksi dua arah dari seorang

guru dan peserta didik, di mana antara keduany terjadi komunikasi (transfer) yang

intens dan terarah menuju pada suatu target yang ditetapkan sebelumnya.

Clements & Battista, dalam Trianto (2011:18), menyatakan bahwa pembelajaran

hanya sekedar penyampaian fakta, konsep, prinsip, dan keterampilan kepada

Page 44: PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING ( · PDF file( Studi Pada Siswa Kelas X1.IPS SMA Negeri 1 ... Tabel 6 Peningkatan Nilai Ulangan Harian ... Negeri 1 Purwokerto pada semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

siswa. Pendapat lain tentang pembelajaran juga didampaikan oleh Margaret

E.Gredler (2011: 248), yang menyatakan bahwa proses pembelajaran adalah

kegiatan yang bertujuan untuk mengembangkan potensi diri peserta didik tentang

kekayaan pengetahuan yang dimiliki dan strategi efektif untuk memahami dan

menguasai informasi dalam ranah yang berbeda-beda. Sedangkan komponen

utama dalam pembelajaran itu sendiri terdiri dari : a) menstrukturisasi kerangka

belajar, maksudnya menangani kerangka belajar yang terdiri pengetahuan peserta

didik dan organisasi informasi yang akan dipelajari, b) memfasilitai perhatian

pemelajar/peserta didik, maksudnya menciptakan lingkungan yang membuat

siswa dapat fokus pada tugasnya dan kemudian memberikan penilaian informal

atas persepsi peseta didik, c) memfasilitasi pengkodean informasi, maksudnya

riset laboratoris menunjukkan bahwa tes sebelum penilaian akhir akan dapat

memperkuat ingatan dan pemahaman peserta didik, dan d) mengajari siswa

mengonstruksi makna untuk memperkaya pemahaman mereka atas pengetahuan

yang bersifat tekstual maupun kontekstual.

Syarifah Mursidah dalam Subiyanto (2007:117) juga memberikan sumbangan

pemikirannya dengan mengatakan bahwa pembelajaran adalah suatu kegiatan

yang bernilai edukatif, nilai tersebut mewarnai interaksi yang terjadi antara guru

dengan peserta didik. Interaksi dalam kegiatan pembelajaran dikatakan bernilai

edukatif karena diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu yang telah dirumuskan

sebelum pengajaran dilakukan.

Dari uraian di atas maka disimpulkan bahwa pembelajaran pada dasarnya adalah

interaksi antara guru dengan peserta didik dalam kegiatan mentransfer ilmu

Page 45: PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING ( · PDF file( Studi Pada Siswa Kelas X1.IPS SMA Negeri 1 ... Tabel 6 Peningkatan Nilai Ulangan Harian ... Negeri 1 Purwokerto pada semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

pengetahuan di kelas dengan tujuan untuk tercapainya pemahaman dari tidak tahu

menjadi tahu dan adanya perubahan sikap dan tingkah laku peserta didik kepada

kondisi yang lebih baik dan berkualitas.

Sementara itu kita menyadari bahwa kegiatan pembelajaran merupakan

kegiatan terencana dan terprogram dengan memiliki ciri-ciri yang spesifik sebagai

berikut :

1. Siswa terlibat aktif dalam belajarnya, maksudnya siswa belajar

materi/pengetahuan yang bermakna dengan bekerja dan berpikir

2. Dalam proses pembelajaran informasi baru harus dikaitkan dengan informasi

sebelumnya, sehingga menyatu dengan skemata yang dimiliki siswa.

(Hudojo dalam Trianto, 2009:19)

Senada dengan hal tersebut, Gagne dalam Margaret E.Gredler (2011: 195)

berpendapat bahwa karakter/prinsip-prisip pembelajaran yaitu sebagai berikut :

1. Kegiatan pembelajaran merupakan kegiatan eksternal yang mempengaruhi

pemelajar/peserta didik pada saat melakukan kegiatan belajar

2. Pembelajaran tidak memiliki tujuan tunggal, sebaliknya pembelajaran

memiliki fungsi yang sesuai dengan tahapan pemrosesan informasi dalam

belajar.

3. Keputusan tentang pembelajaran harus dibuat dalam konteks keterampilan

atau keterampilan yang akan dipelajari.

Dalam proses pembelajaran guru harus menyiapkan desain pembelajaran agar

dalam pelaksanaannya dapat berlangsung lebih baik. Terkait dengan masalah

persiapan untuk membuat dan menyusun desain pembelajaran, menurut Gagne

Page 46: PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING ( · PDF file( Studi Pada Siswa Kelas X1.IPS SMA Negeri 1 ... Tabel 6 Peningkatan Nilai Ulangan Harian ... Negeri 1 Purwokerto pada semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

dalam Margaret E. Gredler ( 2011:195 ) terdapat lima kriteria dalam desain

pembelajaran, yaitu :

1. Pembelajaran harus dirancang untuk memfailitasi belajar siswa secara

individu

2. Kegiatan pembelajaran jangka panjang maupun menengah harus dimasukkan

dalam desain pembelajaran

3. Perencanaan pembelajaran tidak boleh sembarangan

4. Pembelajaran harus di desain dengan menggunakan pendekatan sistem

5. Desain pembelajaran harus didasarkan pada cara manusia belajar

Proses pembelajaran yang kita harapkan adalah bentuk proses pembelajaran yang

baik dan ideal serta dapat diimplementasikan oleh guru dalam kegiatan

pembelajaran mereka.

Adapun kriteria atau ciri-ciri kegiatan pembelajaran yang baik menurut Toto

Fathoni (2011:161-162) adalah :

1) Memiliki tingkat relevansi epistemologi yang tinggi, artinya proses belajar

yang dilakukan peserta didik relevan dengan hakekat ilmu yang sedang

dipelajari peserta didik.

2) Memiliki tingkat relevansi psikologis; dalam hal ini ilmu dipandang sebagai

alat berpikir. Makin tinggi kadar berpikir peserta didik di dalam kegiatan

belajar makin berkualitas proses pembelajaran tersebut.

3) Memiliki tingkat relevansi sosiologis, maksudnya proses pembelajaran yang

baik akan memberi kesempatan kepada peserta didik untuk menghayati nilai-

Page 47: PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING ( · PDF file( Studi Pada Siswa Kelas X1.IPS SMA Negeri 1 ... Tabel 6 Peningkatan Nilai Ulangan Harian ... Negeri 1 Purwokerto pada semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

nilai sosial yang ada, seperti saling menghargai pendapat, bekerja sama, dan

sebagainya.

4) Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk berpartisipasi secara optimal.

Karena proses pembelajaran yang terlalu didominasi oleh guru dinilai tidak

baik.

5) Memiliki tingkat efisiensi dan efektifitas yang tinggi. Hal ini dapat dilihat dari

tingkat pencapaian tujuan yang optimal dan komprehensif serta dengan sumber

daya yang relatif hemat.

b. Sejarah

Kita sudah sering mendengarkan istilah sejarah dalam kehidupan sehari-hari.

Terutama apabila kita akan menelusuri asal-usul terjadinya suatu peristiwa yang

kita alami atau kita jumpai sekarang ini.

Oleh karena itu untuk lebih jelasnya akan penulis sampaikan penjelasan tentang

makna sejarah itu sendiri. Menurut Permendiknas No.22 Tahun 2006 tentang

Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, menyebutkan bahwa

sejarah merupakan cabang ilmu pengetahuan yang menelaah tentang asal-usul dan

perkembangan serta peranan masyarakat di masa lampau berdasarkan metode

tertentu.

Disamping itu Kuntowidjojo dalam Aman (2011: 15) menyatakan bahwa sejarah

merupakan rekonstruksi masa lampau dan yang direkonstuksi sejarah adalah apa

saja yang sudah dipikirkan, dikatakan, dikerjakan, dirasakan, dan dialami oleh

manusia. Sidi Gazalba dalam Aman (2011:15) juga mengemukakan bahwa sejarah

adalah gambaran masa lalu tentang manusia dan sekitarnya sebagai makhluk

Page 48: PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING ( · PDF file( Studi Pada Siswa Kelas X1.IPS SMA Negeri 1 ... Tabel 6 Peningkatan Nilai Ulangan Harian ... Negeri 1 Purwokerto pada semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

sosial, yang disusun secara ilmiah dan lengkap, meliputi urutan fakta masa

tersebut dengan tafsiran dan penjelasan, yang memberi pengertian dan kepahaman

tentang apa yang telah berlalu itu. Sedangkan menurut Sartono Kartodirdjo dalam

Aman ( 2011:22 ) yang dimaksud dengan sejarah adalah cerita tentang

pengalaman kolektif suatu komunitas atau bangsa di masa lampau yang akan

membentuk kepribadian nasional dan sekaligus menentukan identitas nasional

bangsa tersebut.

Dari beberapa uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa sejarah adalah suatu

ilmu pengetahuan yang mempelajari segala peristiwa atau kejadian yang telah

benar-benar terjadi pada masa lampau dalam kehidupan umat manusia.

Dalam Permendiknas No.22 tahun 2006 Standar Isi : 523 dijelaskan bahwa mata

pelajaran Sejarah memiliki arti strategis dalam pembentukan watak dan peradaban

bangsa yang bermartabat serta dalam pembentukan manusia Indonesia yang

memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air, karena materi sejarah:

1. Mengandung nilai-nilai kepahlawanan, keteladanan, kepeloporan,

patriotisme, nasionalisme, dan semangat pantang menyerah yang mendasari

proses pembentukan watak dan kepribadian peserta didik;

2. Memuat khasanah mengenai peradaban bangsa-bangsa, termasuk peradaban

bangsa Indonesia. Materi tersebut merupakan bahan pendidikan yang

mendasar bagi proses pembentukan dan penciptaan peradaban bangsa

Indonesia di masa depan;

3. Menanamkan kesadaran persatuan dan persaudaraan serta solidaritas untuk

menjadi perekat bangsa dalam menghadapi ancaman disintegrasi bangsa;

Page 49: PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING ( · PDF file( Studi Pada Siswa Kelas X1.IPS SMA Negeri 1 ... Tabel 6 Peningkatan Nilai Ulangan Harian ... Negeri 1 Purwokerto pada semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

4. Sarat dengan ajaran moral dan kearifan yang berguna dalam mengatasi krisis

multidimensi yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari;

5. Berguna untuk menanamkan dan mengembangkan sikap bertanggung jawab

dalam memelihara keseimbangan dan kelestarian lingkungan hidup.

Sementara itu mata pelajaran Sejarah juga mempunyai tujuan agar peserta didik

memiliki kemampuan sebagai berikut (Permendiknas No.22 tahun 2006 Standar

Isi : 524) :

1. Membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya waktu dan tempat

yang merupakan sebuah proses dari masa lampau, masa kini, dan masa depan

2. Melatih daya kritis peserta didik untuk memahami fakta sejarah secara benar

dengan didasarkan pada pendekatan ilmiah dan metodologi keilmuan

3. Menumbuhkan apresiasi dan penghargaan peserta didik terhadap peninggalan

sejarah sebagai bukti peradaban bangsa Indonesia di masa lampau

4. Menumbuhkan pemahaman peserta didik terhadap proses terbentuknya bangsa

Indonesia melalui sejarah yang panjang dan masih berproses hingga masa

kini dan masa yang akan datang

5. Menumbuhkan kesadaran dalam diri peserta didik sebagai bagian dari bangsa

Indonesia yang memiliki rasa bangga dan cinta tanah air yang dapat

diimplementasikan dalam berbagai bidang kehidupan baik nasional maupun

internasional.

Dari penjelasan diatas maka disimpukan bahwa pembelajaran sejarah adalah

proses interaksi antara guru dengan peserta didik dalam kegiatan mentransfer

Page 50: PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING ( · PDF file( Studi Pada Siswa Kelas X1.IPS SMA Negeri 1 ... Tabel 6 Peningkatan Nilai Ulangan Harian ... Negeri 1 Purwokerto pada semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

ilmu pengetahuan sejarah di kelas dengan tujuan agar peserta didik dapat menjadi

manusia yang mempunyai rasa kebangsaan, patriotisme dan cinta tanah air.

3. Berpikir Kritis

a. Pengertian Berpikir Kritis

Berpikir kritis bukanlah sesuatu yang sulit dan esoteris yang hanya bisa

dilakukan oleh manusia yang memiliki nilai IQ berkategori genius. Sebaliknya,

berpikir kritis merupakan sesuatu yang dapat dilakukan oleh semua orang.

Berpikir kritis membantu kita memandang diri sendiri, bagaimana kita

memandang dunia, dan bagaimana kita berhubungan dengan orang lain. Berpikir

kritis membantu kita meneliti perilaku kita dan menilai nilai-nilai kita. Berpikir

kritis merupakan sebuah keterampilan hidup, bukan hobi dibidang akademik

(Ruggiero dalam Elaine B.Johnson, 2011: 189). Karena berpikir kritis adalah hobi

berpikir yang bisa dikembangkan oleh setiap orang, maka hobi ini harus diajarkan

siswa di SD,SMP dan SMA.

Menurut John Dewey dalam Elaine B.Johnson (2011: 187), berpikir kritis adalah

berpikir dengan baik, dan merenungkan tentang proses berpikir merupakan bagian

dari berpikir dengan baik. John Dewey juga mengatakan bahwa sekolah harus

mengajarkan cara berpikir yang benar pada anak-anak. Sementara itu Vincent

Ruggiero dalam Elaine B.Johnson (2011: 187), mengartikan berpikir sebagai

membuat keputusan, atau memenuhi keinginan untuk memahami dan berpikir

Page 51: PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING ( · PDF file( Studi Pada Siswa Kelas X1.IPS SMA Negeri 1 ... Tabel 6 Peningkatan Nilai Ulangan Harian ... Negeri 1 Purwokerto pada semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

Terkait dengan kemampuan berpikir kritis, buku Panduan Teknis Pembelajaran

Yang Mengembangkan Critical Thinking mengutip pendapat Arthur L.Costa

(2009: 11) yang mengatakan bahwa berpikir kritis adalah aktivitas mental yang

dilakukan untuk mengevaluasi kebenaran sebuah pernyataan. Pada umumnya

evaluasi berakhir dengan keputusan untuk menerima, menyangkal, atau

meragukan kebenaran pernyataan yang bersangkutan.

Sementara itu Direktur Pusat Bahasa dan Pemikiran Kritis di LaGuardi College,

City Unuverity of New York (CUNY), John Chaffee dalam Elaine B.Johnson

(2011: 187) menjelaskan bahwa berpikir kritis sebagai berpikir untuk menyelidiki

secara sistematis proses berpikir itu sendiri. Maksudnya tidak hanya memikirkan

dengan sengaja, tetapi juga meneliti bagaimana kita dan orang lain menggunakan

bukti dan logika.

Ada keterkaitan antara berpikir kritis dengan berpikir kreatif. Menurut Filsaime

dalam Yuli Nurul Fauziah, Wahyu Sopandi, Mubiar Agustin (2010: 61) berpikir

kreatif adalah proses berpikir yang memiliki ciri-ciri kelancaran (fluency),

keluwesan (flexibellity), keaslian atau originalitas (originallity) dan merinci atau

elaborasi (elaborate).

Kelancaran adalah kemampuan mengeluarkan ide atau gagasan yang benar

sebanyak mungkin secara jelas. Keluwesan adalah kemampuan untuk

mengeluarkan banyak ide atau gagasan yang beragam dan tidak monoton dengan

melihat dari berbagai sudut pandang. Originalitas adalah kemampuan

mengeluarkan ide atau gagasan yang unik dan tidak biasa. Elaborasi adalah

Page 52: PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING ( · PDF file( Studi Pada Siswa Kelas X1.IPS SMA Negeri 1 ... Tabel 6 Peningkatan Nilai Ulangan Harian ... Negeri 1 Purwokerto pada semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

kemampuan untuk menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi dan menambah

kerincian dari ide atau gagasannya sehingga lebih menjadi lebih bernilai.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa berpikir kritis adalah

kemampuan mengaplikasikan rasional, dan kegiatan berpikir tingkat tinggi, yang

meliputi kegiatan menganalisis, mensintesis, mengenal permasalahan dan

pemecahannya, menyimpulkan dan mengevaluasi.

b. Delapan Langkah untuk Menjadi Pemikir Kritis

Menurut pendapat Elaine B.Johnson (2011: 192-200) untuk menjadi pemikir kritis

sebaiknya melalui tahapan-tahapan sistematis. Menurut beliau ada delapan

langkah untuk menjadi pemikir kritis. Kedelapan langkah tersebut disajikan dalam

bentuk sebuah pertanyaan karena dengan menjawab pertanyaan, para siswa

dilibatkan dalam kegiatan mental yang mereka perlukan untuk mendapatkan

pemahaman yang mendalam :

1. Apa sebenarnya isu, masalah, keputusan, atau kegiatan yang sedang

dipertimbangkan? Ungkapkan dengan jelas !

Sebuah masalah atau isu mustahil bisa diteliti sebelum masalah atau isu tersebut

digambarkan dengan jelas. Oleh karena itu, subyek yang akan diteliti harus

dijelaskan dengan setepat-tepatnya.

2. Apa sudut pandangnya ?

Sudut pandang, sudut pribadi yang kita gunakan dalam memandang sesuatu, dapat

membutakan kita dari kebenaraan.

3. Apa alasan yang diajukan ?

Page 53: PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING ( · PDF file( Studi Pada Siswa Kelas X1.IPS SMA Negeri 1 ... Tabel 6 Peningkatan Nilai Ulangan Harian ... Negeri 1 Purwokerto pada semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

Sebenarnya kita semua percaya bahwa keyakinan dan tindakan kita didasarkan

pada alasan yang masuk akal.

4. Asumsi-asumsi apa saja yang dibuat ?

Asumsi adalah ide-ide yang kita terima apa adanya.

5. Apakah bahasanya jelas ?

Pemikir kritis berusaha untuk memahami. Dalam mencari makna, mereka sangat

memperhatikan kata-kata/bahasa.

6. Apakah alasan didasarkan pada bukti-bukti yang meyakinkan ?

Bukti adalah informasi yang akurat dan dapat dipercaya.

7. Kesimpulan apa yang ditawarkan ?

Setelah mengumpulkan dan mengevaluasi informasi untuk memecahkan masalah,

mengembangkan sebuah proyek, atau memutuskan sebuah perkara, pemikir kritis

mulai merumuskan kesimpulan yang tepat.

8. Apakah implikasi dari kesimpulan-kesimpulan yang sudah diambil ?

Kesimpulan yang menyangkut persoalan pribadi maupun publik hampir selalu

memiliki efek samping yang tidak diharapkan

c. Proses Berpikir Kritis

Perilaku berpikir kritis sebaiknya dibiasakan dalam kehidupan sehari-hari.

Adapun tahapan dalam proses berpikir kritis adalah sebagai berikut :

1) bermula dari ilmu pengetahuan, semua dimulai dengan mengetahui serta

meningkatkan pemahaman mengenai topik yang dipikirkan.

2) meningkatkan pemahaman, ini adalah tahap seseorang mengerti tentang apa

yang dipikirkannya.

Page 54: PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING ( · PDF file( Studi Pada Siswa Kelas X1.IPS SMA Negeri 1 ... Tabel 6 Peningkatan Nilai Ulangan Harian ... Negeri 1 Purwokerto pada semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

3) Aplikasi, jika tidak dapat mengaplikasikan pemikiran dan pengetahuan pada

kehidupan nyata, menerapkannya untuk hal yang bermanfaat bagi

kehidupan, maka anda sesungguhnya tidak mengehui pentingnya

memikirkan suatu topik. Oleh karena itu, carilah sesuatu yang bermanfaat

untuk anda pikirkan.

4) Analisis topik yang sedang anda pikirkan, membagi informasi ke dalam

kategori dan sub kategori, memilih dan memilah berbagai hal yang masuk

ke dalam bagian yang lebih penting.

5) Sintesis, ini adalah langkah dalam mengorganisir, menyusun konsep,

mengubah (menyusun), dan menciptakan hal baru yang anda kembangkan

dari yang sudah ada.

6) Evaluasi, lihat kembali produk akhir anda. Jika anda menyukainya, maka

tuntaskan. Jika tidak, kembali ke langkah awal dengan sasaran dan tujuan

yang berbeda. Ingat, jangan menyelesaikan sesuatu yang anda tidak sukai.

( http://gurupembaharu.com/home/berpikir-kritis/ diunduh tgl 7 Januari 2011)

Model di atas menggambarkan tahap-tahap berpikir kritis yang digunakan dalam

pentahapan dalam ranah kognitif Benyamin S Bloom. Dalam pengem bangan

yang terakhir justru evaluasi tidak menjadi puncak kemampuan berpikir kritis.

Puncak yang sesungguhnya adalah kemampuan untuk mengubah ide menjadi

karya yang inovatif.

Dalam Panduan Teknis Pembelajaran yang Mengembangkan Critical Thinking

(2009: 18) dijelaskan bahwa indikator untuk mengukur kemampuan berpikir kritis

Page 55: PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING ( · PDF file( Studi Pada Siswa Kelas X1.IPS SMA Negeri 1 ... Tabel 6 Peningkatan Nilai Ulangan Harian ... Negeri 1 Purwokerto pada semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

antara lain : 1) membandingkan, 2) hubungan sebab akibat, 3) memberi alasan, 4)

meringkas, 5) menyimpulkan, 6) berpendapat,7) mengelompokkan, 8)

menciptakan, 9) menerapkan, 10) analisis, 11) sintesis, 12) evaluasi.

Sedangkan karakteristik berpikir kritis menurut Robert Duron, dkk yang dikutip

dalam Panduan Teknis Pembelajaran yang Mengembangkan Critical Thinking

(2009: 19) yaitu :1) kegiatan merumuskan pertanyaan, 2) membatasi

permasalahan, 3) menguji data, 4) menguji berbagai pendapat dan bias,

5) menghindari pertimbangan yang emosional, 6) menghindari penyederhanaan

berlebihan, 7) mempertimbangkan berbagai interpretasi, 8) mempertimbangkan

toleransi ambiguitas.

Adapun cara untuk mengembangkan kompetensi berpikir kritis, diantaranya

adalah :

1) kuasai terlebih dahulu kemampuan-kemampuan berpikir dasar ( induktif,

deduktif dan reflektif )

2) selalu bersikap skeptis tentang segala sesuatu

3) Tanamkan dalam diri kita bahwa tidak ada kebenaran yang mutlak selain

yang datang dari Allah SWT

4) Yakini bahwa selalu ada kemungkinan kekeliruan atau kesalahan dari suatu

pernyataan

5) Yakini bahwa tidak ada larangan untuk berpikir kritis dan berpendapat lain

6) Yakini bahwa pendapat orang banyak belum tentu benar

7) Yakini bahwa berpikir kritis adalah juga kunci untuk maju

Page 56: PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING ( · PDF file( Studi Pada Siswa Kelas X1.IPS SMA Negeri 1 ... Tabel 6 Peningkatan Nilai Ulangan Harian ... Negeri 1 Purwokerto pada semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

8) Selalu dahului keputusan yang kita ambil sekecil apapun dengan berpikir

nalar (menggunakan logika)

9) Jika kita berpikir kritis, jangan lupa bahwa orang lainpun mau.

(http://didin-uninus.blogspot.com/2008/03/berpikir-kritis-dan

pengembangannya.html)

4. Hasil Belajar

Untuk mengetahui efektivitas kegiatan pembelajaran, guru perlu melihat hasil

prestasi belajar peserta didik. Pembelajaran adalah pemerolehan pengetahuan

tentang sesuatu hal atau keterampilan melalui belajar pengalaman dan pengajaran.

Dan yang dimaksud dengan pengajaran itu sendiri adalah usaha untuk

menunjukkan atau membantu seseorang untuk menjadi mengerti. ( Brown dalam

Darmiyati, 2009: 540). Lebih jauh Brown dalam Darmiyati (2009: 540)

mengemukakan bahwa terdapat tujuh macam konsep pembelajaran yaitu: 1)

pembelajaran menyangkut hal yang praktis, 2) pembelajaran adalah penyampaian

informasi, 3) pembelajaran adalah penyusunan organisasi, 4) pembelajaran

memerlukan kearifan dan kesadaran, 5) pembelajaran relatif permanen, 6)

pembelajaran menvakup hal yang praktis, 7) pembelajaran adalah perubahan

tingkah laku.

Sementara itu menurut Dimyati dalam Sri Hastuti Lastyawati ( MIIPS Volume

11 No.2 September 2010 yang dimaksud dengan evaluasi hasil belajar merupakan

proses untuk menentukan nilai hasil belajar siswa melalui kegiatan penilaian

dan/atau pengukuran hasil belajar. Tujuan utamanya adalah untuk mengetahui

tingkat keberhasilan yang dicapai siswa setelah mengikuti suatu kegiatan

Page 57: PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING ( · PDF file( Studi Pada Siswa Kelas X1.IPS SMA Negeri 1 ... Tabel 6 Peningkatan Nilai Ulangan Harian ... Negeri 1 Purwokerto pada semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

pembelajaran, dimana tingkat keberhasilan tersebut kemudian ditandai dengan

skala nilai berupa huruf , kata atau simbol. Sedangkan menurut Sudjana dalam Sri

Hastuti Lastyawati ( MIIPS Volume 11 No.2 September 2010 ) penilaian hasil

belajar adalah proses pemberian nilai terhadap hasil-hasil belajar yang dicapai

siswa dengan kriteria tertentu. Hal ini mengisyaratkan bahwa obyek yang

dinilainya adalah hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa pada hakekatnya adalah

perubahan tingkah laku. Penilaian proses belajar adalah upaya memberi nilai

terhadap kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh siswa dan guru dalam

mencapai tujuan-tujuan pengajaran.

Sedangkan menurut Gagne dalam Nurdin Ibrahim (2009: 111) yang

dimaksud dengan belajar adalah seperangkat proses kognitif yang mengubah sifat

stimulasi dari lingkungan menjadiyang diperlukan beberapa tahapan pengolahan

informasi yang diperlukan untuk memperoleh kapabilitasyang baru. Kapabilitas

inilah yang disebut dengan hasi belajar.

Menurut Gagne dan Briggs dalam Nurdin Ibrahim (2009: 111) terdapat 5 kategori

kapabilitas hasil belajar, yaitu : 1) keterampilan intelektual (intellectual skill), 2)

strategi kognitif (cognitive strategies), 3) informasi verbal (verbal information),

4) keterampilan motorik (motor skill), dan 5) sikap (atitudes).

Sedangkan menurut Reigeluth dalam Nurdin Ibrahim (2009: 112) yang dimaksud

hasil belajar adalah suatu kinerja (performance) yang diindikasikan sebagai suatu

kapabilitas (kemampuan) yang telah diperoleh.

Terkait dengan masalah hasil belajar, Winkel dalam Mery Noviyanti (2011: 82)

menyampaikan pendapatnya tentang prestasi belajar. Menurut mereka yang

Page 58: PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING ( · PDF file( Studi Pada Siswa Kelas X1.IPS SMA Negeri 1 ... Tabel 6 Peningkatan Nilai Ulangan Harian ... Negeri 1 Purwokerto pada semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

dimaksud dengan prestasi belajar adalah bukti keberhasilan yang telah dicapai

peserta didik yang mana setiap kegiatan belajar dapat menimbulkan suatu

perubahan yang khas/spesifik. Senada dengan Winkel, Arikunto dalam Mery

Noviyanti (2011: 82-83) mengatakan bahwa pencapaian tujuan pembelajaran yang

berupa prestasi belajar merupakan hasil dari kegiatan belajar mengajar semata.

Sedangkan Gagne&Briggs dalam Sukiniarti (2006:13) menyatakan bahwa hasil

belajar merupakan kemampuan internal yang meliputi pengetahuan, keterampilan

dan sikap yang telah menjadi milik pribadi sesorang dan memungkinkan orang itu

melakukan sesuatu. Jadi pada prinsipnya hasil belajar itu merupakan kemampuan

yang diperoleh seseorang setelah melakukan kegiatan belajar.

Sementara itu menurut Djamarah dalam Darmansyah dalam Arlis Efi Adriani

(2010: 4) yang dimaksud dengan hasil belajar adalah penilaian pendidikan tentang

kemampuan siswa setelah melakukan aktifitas belajar. Disisi lain Zamroni dalam

Zamrefrida dalam Arlis Efi Adriani (2010: 4) mengatakan bahwa hasil belajar

dapat digunakan memotivasi peserta didik dan guru agar dapat melakukan

perbaikan dan peningkatan kualitas pembelajaran.

Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar itu merupakan

bentuk perilaku berupa pengetahuan, keterampilan, sikap, informasi, dan atau

strategi kognitif yang baru diperolaeh siswa setelah berinteraksi dengan

lingkungan dalam suatu suasana atau kondisi pembelajaran.

Page 59: PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING ( · PDF file( Studi Pada Siswa Kelas X1.IPS SMA Negeri 1 ... Tabel 6 Peningkatan Nilai Ulangan Harian ... Negeri 1 Purwokerto pada semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

B. Penelitian Yang Relevan

1. Arinawati Dwi Lestari, 2010 Model Problem Based-Learning (PBL)

Untuk Meningkatkan Partisipasi Dan Prestasi Belajar Ilmu Pengetahuan Alam

(IPA) Pada Siswa Kelas X1 di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Teknologi

Informatika Pelita Nusantara Kediri Tahun Pelajaran 2010/2011.

Dalam hasil penelitiannya dibuktikan bahwa :

(1) Pembelajaran dengan model PBL dapat meningkatkan partisipasi siswa

dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi. Partisipasi siswa dalam

pembelajaran yang menggunakan model PBLdari siklus ke siklus mengalami

peningkatan, Pada siklus 1 mencapai 13,3% siklus ke 2 menjadi 40% dan siklus

ke 3 meningkat menjadi 83,3% yang berarti telah mencapai batas yang telah

ditetapkan yaitu 80%.

(2) Pembelajaran dengan model PBL dapat meningkatan prestasi belajar siswa.

Prestasi siswa dalam pembelajaran yang menggunakan model PBL dari siklus ke

siklus mengalami pengingkatan. Berdasarkan data prestasi belajar, jumlah siswa

yang mencapai KKM dalam siklus 1 sejumlah 33,3% pada siklus 2 mengingkat

menjadi 53,3% dan pada siklus 3 menjadi 80% yang berarti ketuntasan belajar

IPA pada pokok bahasan manajemen limbah telah terpenuhi dan

(3) Peningkatan partisipasi siswa dikarenakan siswa menggunakan berbagai

sumber informasi diantaranya dengan melaksanakan diskusi antar kelompok,

mencari narasumber serta mendapatkan informasi secara on-line guna

menyelesaikan masalah. Sedangkan peningkatan prestasi belajar siswa

dipengaruhi faktor minat , guru dan sumber belajar . Guru sebagai faktor eksternal

Page 60: PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING ( · PDF file( Studi Pada Siswa Kelas X1.IPS SMA Negeri 1 ... Tabel 6 Peningkatan Nilai Ulangan Harian ... Negeri 1 Purwokerto pada semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

mengembangkan dan memberikan penalaran teknik serta melatih dalam

menggunakan berbagai sumber belajar supaya minat siswa dalam pembelajaran

meningkat. Para siswa yang kurang mempunyai partisipasi dan prestasi belajar

yang baik dikarenakan rasa kurang nyaman dalam proses pengolahan limbah ,

memiliki sifat mudah menyerah dalam menghadapi masalah dan tidak memiliki

kemauan serta kemampuan yang cukup dalam mengikuti pembelajaran .

2. Gino, 2007 Pengaruh Model Pembelajaran Preoblem Based Learning,

Cooperative Learning Dan Ekspositorik Terhadap Prestasi Belajar Pendidikan

Kewarganegaraan Ditinjau Dari Tingkat Intelegensi Siswa Smp Di Kec.

Jatisrono, Wonogiri.

Berdasar penelitiannya dibuktikan bahwa:

(1) Ada pengaruh yang signifikan model pembelajaran terhadap potensi belajar

Pendidikan Kewarganegaraan, Model Problem Based Learning memiliki

pengaruh yang paling signifikan, didiikuti Cooperative Learning dan Ekspositori,

(2) Ada pengaruh yang signifikan tingkat siswa terhadap prestasi belajar

Pendidikan Kewarganagaraan. Dari hasil penelitian dibuktikan bahwa siswa yang

memiliki IQ tinggi lebih baik prestasi belajarnya daripada siswa yang memiliki IQ

rendah,

(3) Ada interaksi pengaruh yang signifikan antara model pembelajaran dan

tingkat intelegensi siswa terhadap prestasi belajar Pendidikan Kewarganagaraan.

Berdasar uji penelitian secara umum model PBL memiliki pengaruh signifikan

yang paling kuat, diikuti Cooperative Learning dan Ekspositori. Namun bila

ditinjau secara khusus pada tingkat IQ rendah, model pembelajaran PBL sama

Page 61: PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING ( · PDF file( Studi Pada Siswa Kelas X1.IPS SMA Negeri 1 ... Tabel 6 Peningkatan Nilai Ulangan Harian ... Negeri 1 Purwokerto pada semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

pengaruhnya dengan Cooperative Learning dan dengan model Ekspositori,

prestasi belajarnya lebih baik.

Model pembelajaran PBL menekankan pada pemecahan masalah pada

kehidupan nyata. Model Cooperatiove Learning menekankan pada aspek kerja

sama kelompok sedangkan model Ekpositori menekankan presentasi. Guru

hendaknya mampu menerapkan model pembelajaran yang tepat sesuai

karakteristik siswa termasuk tingkat intelegensinya. Guna meningkatkan

kemampuan berfikir kritis dan prestasi belajar siswa, guru disarankan

mengembangkan pembelajaran seperti model PBL.

Page 62: PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING ( · PDF file( Studi Pada Siswa Kelas X1.IPS SMA Negeri 1 ... Tabel 6 Peningkatan Nilai Ulangan Harian ... Negeri 1 Purwokerto pada semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

C. Kerangka Berpikir

Judul : Penerapan Model Problem Based Learning ( PBL ) Dalam Pembelajaran Sejarah Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Hasil Belajar ( Studi Pada Siswa Kelas X1.IPS. SMA Negeri 1 Purwokerto Tahun Pelajaran 2012/2013 )

Keterangan Skema :

1. Kondisi awal, maksudnya bahwa kondisi peserta didik sebelum diterapkannya

model pembelajaran PBL prestasi hasil belajar khususnya untuk mata pelajaran

sejarah. Hal ini terjadi antara lain karena kegiatan pembelajaran masih bersifat

teacher centered , dan juga metode yang kurang variatif sehingga cenderung

Page 63: PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING ( · PDF file( Studi Pada Siswa Kelas X1.IPS SMA Negeri 1 ... Tabel 6 Peningkatan Nilai Ulangan Harian ... Negeri 1 Purwokerto pada semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

membosankan. Kondisi ini akhirnya menyebabkan prestasi belajar siswa menjadi

tidak bisa maksimal.

2. Dengan latar belakang tersebut maka guru kemudian melakukan tindakan

menerapkan salah satu model pembelajaran yang bersifat student centered, yaitu

model pembelajaran PBL dalam rangka untuk meningkatkan kemampuan berpikir

kritis dan hasil belajar siswa.

3. Setelah guru menerapkan model pembelajaran PBL maka peserta didik mulai

terlatih untuk dapat berpikir kritis dan akhirnya hasil prestasi belajar khususnya

mata pelajaran Sejarah menjadi meningkat melampaui batas ketuntasan minimal

(KKM).

D. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian teori di atas, maka hipotesis tindakan penelitian ini di

rumuskan sebagai berikut:

1. Penerapan model PBL dalam pembelajaran Sejarah,meliputi tahap

perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.

2. Penerapan model pembelajaran PBL dapat meningkatkan kemampuan

berpikir kritis siswa, yaitu apabila nilai hasil pengamatan siswa selama

proses pembelajaran

3. Penerapan model pembelajaran PBL dapat meningkatkan hasil belajar siswa

(diatas Kriteria Ketuntasan

Minimal).

Page 64: PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING ( · PDF file( Studi Pada Siswa Kelas X1.IPS SMA Negeri 1 ... Tabel 6 Peningkatan Nilai Ulangan Harian ... Negeri 1 Purwokerto pada semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

48

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Untuk kegiatan penelitian kali ini, peneliti menggunakan jenis Penelitian

Tindakan Kelas (PTK). Yang dimaksud dengan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

adalah merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah

tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara

bersama. Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru

yang dilakukan siswa. (Suharsimi Arikunto, 2012: 3)

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah juga merupakan penelitian tindakan

(action research) yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik

pembelajaran di kelasnya (Suhardjono, 2012: 58). Terkait dengan pengertian

Penelitian Tindakan Kelas (PTK), Supardi (2012: 104) mengatakan bahwa pada

intinya PTK merupakan suatu penelitian yang akar permasalahannya muncul di

kelas, dan dirasakan langsung oleh guru yang bersangkutan sehingga sulit

dibenarkan jika ada anggapan bahwa permasalahan dalam penelitian tindakan

kelas diperoleh dari persepsi atau lamunan seorang peneliti.

Penelitian Tindakan Kelas oleh guru dapat merupakan kegiatan reflektif

dalam berpikir dan bertindak dari guru yang bersangkutan. Menurut John Dewey

berpikir reflektif dalam pengalaman pendidikan sebagai selalu aktif, ulet, dan

selalu mempertimbangkan segala bentuk pengetahuan yang akan diajarkan

berdasarkan keyakinan adanya alasan-alasan yang mendukung dan memikirkan

Page 65: PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING ( · PDF file( Studi Pada Siswa Kelas X1.IPS SMA Negeri 1 ... Tabel 6 Peningkatan Nilai Ulangan Harian ... Negeri 1 Purwokerto pada semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

49

kesimpulan serta akibat-akibatnya kemana pengetahuan itu akan membawa

peserta didik. (Dewey, dalam Rochiati Wiriaatmadja, 2010:12).

Sedangkan tindakan reflektif guru dalam praktek sehari-harinya, yang

harus banyak melakukan pengambilan kesimpulan, dan untuk mencapai

kesimpulan yang benar itu ia perlu bereksperimen dan melakukan tes.(Rochiati

Wiriaatmadja, 2010:12).

Pengertian lain Penelitian Tindakan Kelas yaitu sebagai suatu penelitian yang

dilakukan secara sistematis, reflektif terhadap berbagai tindakan yang dilakukan

oleh guru atau orang lain dari perencanaan sampai dengan tahap penilaian

terhadap tindakan nyata di dalam kelas yang berupa kegiatan belajar mengajar

untuk memperbaiki kondisi pembelajaran yang dilakukan (Basuki Wibowo, dalam

Nunuk Suryani, 2010: 135).

Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya

Penelitian Tindakan Kelas adalah suatu jenis penelitian yang dilakukan oleh guru

yang dilakukan pada saat berlangsungnya proses pembelajaran dalam rangka

untuk melakukan refleksi dan peningkatan sistem pembelajaran konstruktif

sehingga dapat meningkatkan kualitas guru dalam melaksanakan kegiatan pembe

lajaran maupun hasil belajar siswa.

Menurut Suharsimi Arikunto (2012: 6-8) agar peneliti memperoleh

informasi atau kejelasan yang lebih baik tentang PTK, maka perlu memahami

prinsip-prinsip PTK. Prinsip-prinsip tersebut adalah :

1. Kegiatan nyata dalam situasi rutin.

Penelitian tindakan dilakukan oleh peneliti tanpa mengubah situasi rutin.

Page 66: PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING ( · PDF file( Studi Pada Siswa Kelas X1.IPS SMA Negeri 1 ... Tabel 6 Peningkatan Nilai Ulangan Harian ... Negeri 1 Purwokerto pada semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

50

2. Adanya kesadaran diri untuk memperbaiki kinerja

PTK didasarkan atas sebuah filosofi bahwa setiap manusia tidak suka atas

hal-hal yang statis, tetapi selalu menginginkan sesuatu yang lebih baik.

3. SWOT sebagai dasar berpijak

Penelitian tindakan harus dimulai dengan melakukan analisis SWOT, terdiri

atas unsur S-Strength ( kekuatan ), W-Weaknesses ( kelemahan ), O-

Opportunity ( kesempatan ), dan T-Threat ( ancaman ).

4. Upaya empiris dan sistematik, merupakan penerapan dari prinsip ketiga.

5. Ikuti prinsip SMART dalam perencanaan

- S (Specific), khusus/spesifik, tidak terlalu luas cakupannya

- M (Managable), mudah dikelola/dilakukan, tidak berbelit-belit

- A (Acceptable), dapat diterima oleh lingkungan (subyek, siswa) atau

Achievable (dapat dicapai / dijangkau peneliti dan subyeknya)

- R (Realistic), operasional, tidak menyimpang dari kenyataan dan jelas

bermanfaat bagi dirinya maupun subyek yang dikenai tindakan

- T ( Time-bound ), diikat oleh waktu, sudah terencana.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat : Penelitian ini dilaksanakan pada kelas XI.IPS SMA Negeri 1

Purwokerto, dengan jumlah siswa sebanyak 38 orang.

Waktu : Semester 1 (Agustus Desember 2012) Tahun Ajaran 2012-2013.

Page 67: PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING ( · PDF file( Studi Pada Siswa Kelas X1.IPS SMA Negeri 1 ... Tabel 6 Peningkatan Nilai Ulangan Harian ... Negeri 1 Purwokerto pada semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

51

Tabel 1 : Jadwal Kegiatan Penelitian

Kegiatan Penelitian B u l a n

Juli Agustus September Oktober Nopember Desember 1. Menyusun Proposal

Penelitian X

2. Menyusun Instru men Penelitian X

3. Melakukan Kegiatan Siklus 1

X

4. Melakukan Kegiatan Siklus 2

X

5. Melakukan Kegiatan Siklus 3

X

6. Menganalisis Data Penelitian

X

7. Menyusun Laporan Penelitian

X X X

C. Subyek Penelitian

a. Siswa :

Aktivitas dan hasil belajar siswa kelas XI.IPS Semester I (Ganjil) Tahun

Ajaran 2012/2013.

b. Guru :

Kemampuan guru dalam mengaplikasikan model pembelajaran PBL atau

model pembelajaran berbasis pemecahan masalah. Dalam kegiatan ini

guru harus menyiapkan instrumen dan program pembelajaran dalam

bentuk Silabus, Program Tahunan, Program Semester, dan Rencana

Pelaksanaan Pembalajaran (RPP). Disamping itu guru kemudian juga

melaksanakan program pembelajaran dengan menggunakan model PBL .

Dalam menggunakan model PBL ini guru sebagai fasilitator sekaligus

mediator yang membimbing dan mengarahkan peserta didik melalui

Page 68: PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING ( · PDF file( Studi Pada Siswa Kelas X1.IPS SMA Negeri 1 ... Tabel 6 Peningkatan Nilai Ulangan Harian ... Negeri 1 Purwokerto pada semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

52

diskusi kelompok untuk dapat bekerja sama dalam memecahkan masalah

tentang berbagai peristiwa yang terjadi pada masa kerajaan-kerajaan

Hindhu-Budha dan Islam di Indonesia.

Tugas akhir guru dalam proses pembelajaran ini adalah melakukanevaluasi

dalam bentuk post tes untuk siswa.

c. Kolaborator

Kolaborator ini bertugas untuk mengamati aktifitas peserta didik maupun

guru selama berlangsungnya proses pembelajaran. Dalam penelitian ini

yang menjadi kolaborator adalah PD. Beliau merupakan guru PKn di SMA

Negeri 1 Purwokerto yang sudah cukup senior dan berpengalaman dalam

penerapan pembelajaran kreatif. Kemudian hasil pengamatannya

didiskusikan bersama guru yang sedang melakukan praktek penelitian.

D. Prosedur Penelitian

1. Menyusun Rancangan Tindakan

Pada tahap perencanaan ini, peneliti menyusun menyiapkan rencana

program penelitian tindakan kelas, dilanjutkan dengan menyiapkan dan

menyusun perangkat pembelajaran. Adapun permasalahan penelitiannya

adalah Penerapan Model Problem Based Learning (PBL) dalam

Pembelajaran Sejarah Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis

Dan Hasil Belajar (Studi Pada Kelas X1.IPS. SMA Negeri 1 Purwokerto

Tahun Pelajaran 2012/2013)

Page 69: PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING ( · PDF file( Studi Pada Siswa Kelas X1.IPS SMA Negeri 1 ... Tabel 6 Peningkatan Nilai Ulangan Harian ... Negeri 1 Purwokerto pada semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

53

2. Melaksanakan Rancangan Tindakan

Peneliti mulai melakukan kegiatan penelitian dan disertai dengan praktek

penerapan model PBL di kelas dengan urutan kegiatan sebagai berikut :

a) Pelaksanaan siklus l, rincian seperti pada kolom siklus 1

b) Observasi dan refleksi hasil siklus l

c) Apabila hasil yang diperoleh dari kegiatan Siklus 1 belum sesuai dengan

target yang diinginkan , maka dilaksanaan siklus 2, rinciannya seperti

pada kolom siklus 2.

i. Observasi dan refleksi hasil siklus

3. Refleksi

Pada penelitian tindakan kelas (PTK) ini peneliti akan mengulas secara

kritis (reflektive) tentang perubahan-perubahan yang terjadi pada siswa,

situasi dan kondisi kelas yang dijadikan obyek penelitian.

Siklus I Siklus 2 Siklus 3

Kompetensi Dasar : Kerajaan-Kerajaan Hindhu-Budha di Indonesia (Mataram Kuno, Sriwijaya dan Majapahit) 1.Waktu : 2 kali pertemuan

( 2 x 90 menit ) 2.Model Pembelajaran PBL

Melalui metode Diskusi Kelompok

3.Lokasi di ruang Kelas X1.IPS.2

4.Evaluasi sikap berpikir kritis dan hasil belajar peserta didik

Kompetensi Dasar : Kerajaan-Kerajaan Islam di Indoneia (Samudra Pasai, Aceh dan Demak ). 1.Waktu : 2 kali

pertemuan (2 x 90 menit)

2. Model Pembelajaran PBL. Melalui metode Diskusi Kelompok

3. Lokasi di ruang Kelas X1.IPS.2

4. Evaluasi sikap berpikir kritis dan hasil belajar peserta didik

Kompetensi Dasar : Kerajaan-Kerajaan Islam di Indonesia (Banten Mataram Islam,Ternate- Tidore) 5.Waktu : 2 kali

pertemuan ( 2 x 90 menit )

6.Model Pembelajaran PBL Melalui metode Diskusi Kelompok

7.Lokasi di ruang Kelas X1.IPS.2

8.Evaluasi sikap berpikir kritis dan hasil belajar peserta didik

Page 70: PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING ( · PDF file( Studi Pada Siswa Kelas X1.IPS SMA Negeri 1 ... Tabel 6 Peningkatan Nilai Ulangan Harian ... Negeri 1 Purwokerto pada semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Diagram Rencana Penelitian Tiap Siklus adalah sebagai berikut :

Page 71: PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING ( · PDF file( Studi Pada Siswa Kelas X1.IPS SMA Negeri 1 ... Tabel 6 Peningkatan Nilai Ulangan Harian ... Negeri 1 Purwokerto pada semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

55

Prosedur Rencana Tindakan Siklus :

1. Tahap Perencanaan Pembelajaran

Kegiatan awal yang dilakukan dalam tahap persiapan ini adalah

melakukan identifikasi masalah yang dilakukan pada tahap pra penelitian

tindakan kelas, peneliti mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan

dalam proses pembelajaran, kemudian guru menjelaskan tujuan

pembelajaran yang ingin dicapai dan langkah-langkah yang akan dilakukan

peserta didik dalam proses pembelajaran tersebut.

Rencana kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model

pembelajaran PBL, disusun berdasarkan pada Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) yang dibuat oleh guru pengampu mata pelajaran yaitu

penulis sendiri. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ) tersebut disusun

berdasarkan pada silabus mata pelajaran Sejarah kelas XI.IPS semester 1.

2. Tahap Pelaksanaan Pembelajaran ( Siklus 1 )

a. Perencanaan Tindakan

Dalam tahap ini guru melakukan kegiatan antara lain :

- Menyusun skenario pembelajaran

- Membuat lembar pengamatan/observasi

- Guru menyiapkan alat pembelajaran yang diperlukan

b. Pelaksanaan tindakan

(1) Apersepsi : a) Guru menugaskan ketua kelas untuk memimpin

doa bersama, b) Guru mengabsen siswa, c) Guru membagikan

lembar masalah yang akan didiskusikan peserta didik dalam

Page 72: PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING ( · PDF file( Studi Pada Siswa Kelas X1.IPS SMA Negeri 1 ... Tabel 6 Peningkatan Nilai Ulangan Harian ... Negeri 1 Purwokerto pada semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

56

setiap kelompok, d) Guru menjelaskan cara menyusun format

laporan hasil diskusi.

(2) Kegiatan Inti

Pada tahap ini peserta didik melakukan kegiatan diskusi

dengan masalah yang sudah diberikan oleh guru, diteruskan

presentasti, dan tanggapan dari dari kelompok lain.

Dalam kegiatan inti ini siswa yaitu melakukan diskusi dengan

tema yang sudah diarahkan oleh guru yang dituangkan dalam

bentuk laporan, dilanjutkan dengan presentasi setiap kelompok

dan terakhir adalah tanggapan dari kelompok lain.

(3) Penutup

a) Guru memberi kesempatan siswa untuk menyampaikan

materi yang belum jelas

b) Guru melakukan evaluasi terhadap laporan hasil diskusi

siswa

c. Pengamatan

Pelaksanaan kegiatan proses pembelajaran pada siklus 1 ini,

pengamatan dilakukan secara langsung oleh kolaborator. Adapun

obyek yang diamati adalah aktifitas siswa dalam kegiatan diskusi

maupun pada saat presentasi kelompok, dengan menggunakan

lembar pengamatan/observasi.

Page 73: PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING ( · PDF file( Studi Pada Siswa Kelas X1.IPS SMA Negeri 1 ... Tabel 6 Peningkatan Nilai Ulangan Harian ... Negeri 1 Purwokerto pada semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

57

d. Refleksi

Refleksi dalam Penelitian Tindakan Kelas merupakan upaya untuk

mengkaji apa yang telah terjadi dan juga apa yang telah dihasilkan

dalam proses pembelajaran tersebut. Kegiatan refleksi dilakukan

pada setiap akhir siklus. Setiap selesai melakukan tindakan

pembelajaran, guru dibantu oleh teman sejawat yang bertugas

sebagai kolaborator menilai dirinya sendiri secara objektif apabila

sudah berhasil menerapkan model pembelajaran PBL pada mata

pelajaran Sejarah dengan baik dan juga telah menganalisis laporan

hasil kerja kelompok peserta didik.

3. Perencanaan Siklus 2

Siklus 2 merupakan langkah berikutnya setelah peneliti

melakukan refleksi siklus 1 yang ternyata belum berhasil sesuai target

yang diinginkan yaitu :

a. Nilai kemampuan berpikir kritis masih < 80,00

b. Nilai hasil belajar siswa masih < 79,00

Tujuan dilaksanakan siklus II adalah mengulangi kegiatan pembelajaran

yang sama dengan persiapan dan perencanaan kegiatan pembelajaran

yang lebih baik lagi. Sehingga hasilnya diharapkan dapat mencapai target

yang diinginkan.

Dalam siklus ini guru memberi arahan kepada siswa dan

menyampaikan bahwa dalam kegiatan siklus 1 hasilnya belum sesuai

yang diinginkan sehingga perlu dilakukan siklus II dengan harapan

Page 74: PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING ( · PDF file( Studi Pada Siswa Kelas X1.IPS SMA Negeri 1 ... Tabel 6 Peningkatan Nilai Ulangan Harian ... Negeri 1 Purwokerto pada semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

58

hasilnya lebih baik seperti yang ditargetkan peneliti. Adapaun tindakan

yang akan dilakukan peneliti dalam siklus 2 adalah :

a. Perencanaan Tindakan

(1) Menetapkan materi pembelajaran

(2) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran

(3) Peserta didik diberi penjelasan tentang pelaksanaan diskusi,

penyusunan laporan hasil diskusi dan kemudian

mempresentasikannya

(4) Melaksanakan kegiatan pembelajaran

b. Pelaksanaan Tindakan

(1) Apersepsi : a) Guru membuka kegiatan pembelajaran dengan

memerintahkan ketua kelas untuk memimpin doa bersama, b)

Guru mengabsen siswa, c) Guru menjelaskan kronologi

kegiatan pembelajaran

(2) Kegiatan Inti

Pada pelaksanaan kegiatan inti ini siswa melaksanakan

kembali kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model

pembelajaran PBL

(3) Penutup

a) Guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk

menanyakan materi pelajaran yang belum jelas

b) Guru mengevaluasi laporan hasil diskusi peserta didik

Page 75: PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING ( · PDF file( Studi Pada Siswa Kelas X1.IPS SMA Negeri 1 ... Tabel 6 Peningkatan Nilai Ulangan Harian ... Negeri 1 Purwokerto pada semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

59

c. Pengamatan

Pelaksanaan proses pembelajaran pada siklus 2 diamati secara

langsung oleh kolaborator dengan objek utama aktifitas pserta didik

pada saat mengikuti rangkaian pembelajaran.

d. Refleksi

Refleksi dalam Penelitian Tindakan Kelas adalah upaya untuk

mengkaji apa yang telah terjadi dan yang telah dihasilkan. Refleksi

dilakukan pada setiap akhir kegiatan siklus. Setiap selesai

melakukan tindakan siklus, guru dibantu dengan teman sejawat

yang bertindak sebagai kolaborator menilai dirinya sendiri secara

objektif tentang pelaksanaan penerapan model PBL pada mata

pelajaran Sejarah, disertai dengan menilai serta menganalisa hasil

diskusi kelompok dan presentasi, sehingga diharapkan dapat

mewujudkan hasil pembelajaran yang diiinginkan.

4. Perencanaan Tindak Lanjut

Apabila dalam 2 siklus masalah yang diteliti belum sesuai target yang

diinginkan maka penelitian tindakan kelas dilanjutkan pada siklus 3. Jika

dalam pelaksanaan siklus 3 pelaksanaan tindakan sudah menyelesaikan

masalah, maka kegiatan penelitian selesai.

E. Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah ;

a. Informan (siswa), yang diperoleh melalui kegiatan tes hasil belajar dan

quisioner

Page 76: PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING ( · PDF file( Studi Pada Siswa Kelas X1.IPS SMA Negeri 1 ... Tabel 6 Peningkatan Nilai Ulangan Harian ... Negeri 1 Purwokerto pada semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

60

b. Lokasi penelitian yang diperoleh dengan melakukan kegiatan observasi

c. Dokumen, berasal dari analisis data, Silabus, dan Rancangan Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP)

F. Teknik Pengumpulan Data

1. Jenis Data

Jenis data yang dikumpulkan adalah data kuantitatif dan data kualitatif.

- Data kuantitatif diambil dari nilai diskusi kelompok, dan post-test

pada akhir kegiatan Pra-Siklus, siklus 1, siklus 2, maupun siklus 3.

- Data kualitatif diambil dari hasil informasi yang diperoleh melalui

kegiatan observasi dan quisioner.

2. Teknik Pengumpulan Data

Sumber untuk memperoleh data penelitian diambil dari :

a. Wawancara, yang dilakukan dengan siswa, guru, maupun stake holder

sekolah (Kepala Sekolah dan Wakil Kepala Sekolah)

b. Observasi, meliputi lingkungan sekolah dan kondisi siswa

c. Penelitian dokumen, diantaranya silabus, RPP, hasil kuisioner dan nilai

hasil kegiatan Post tes.

G. Teknik Validasi Data

Menurut H.B.Sutopo (2006: 93-96) untuk menjamin kepercayaan data

yang diperoleh melalui penelitian maka perlu dilakukan validasi data dengan

cara Trianggulasi sumber (Trianggulasi data) maupun Trianggulasi metode.

Untuk teknik Trianggulasi sumber bisa dilakukan dengan cara menggali data

dari sumber yang berbeda melalui wawancara dengan lebih dari satu informan

Page 77: PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING ( · PDF file( Studi Pada Siswa Kelas X1.IPS SMA Negeri 1 ... Tabel 6 Peningkatan Nilai Ulangan Harian ... Negeri 1 Purwokerto pada semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

61

yang berbeda status dan kelompoknya. Sedangkan dalam teknik Trianggulasi

metode peneliti menggunakan metode yang berbeda (kuisioner, wawancara dan

observasi) untuk memperoleh jenis data yang sejenis, sehingga diharapkan data

yang diperoleh akan lebih dapat dipercaya kebenarannya.

H. Analisis Data

Teknik analisis data dalam penelitian ini dengan cara :

1. Menjelaskan kondisi hasil belajar siswa pada Pra Siklus

Kondisi hasil belajar siswa masih rendah karena kegiatan pembelajaran masih

bersifat konvensional (teacher centered) dan metode pembelajaran yang

kurang variatif sehingga cenderung membosankan siswa.

Oleh karena itu perlu dilakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), karena

tujuan diadakannya PTK pada dasarnya adalah untuk perbaikan dan

peningkatan layanan profesional pendidik dalam menangani proses belajar

mengajar, melalui berbagai tindakan tindakan alternatif dalam memecahkan

berbagai persoalan dalam pembelajaran di kelas. (Supardi, 2012: 106).

2. Membandingkan kondisi hasil belajar siswa pada Pra Siklus dengan Siklus 1.

Setelah peneliti melaksanakan kegiatan siklus I, maka pada tahap refleksi

dilakukan analisis untuk membandingkan hasil belajar siswa pada Pra Siklus

dengan Siklus I. Walaupun hasilnya mungkin lebih baik, tetapi apabila belum

memenuhi target yang diinginkan maka dilanjutkan pada Siklus 2.

3. Membandingkan kondisi hasil belajar siswa pada Siklus 1 dengan Siklus 2.

Setelah peneliti melaksanakan kegiatan siklus 2, maka pada tahap refleksi

dilakukan analisis untuk membandingkan hasil belajar siswa pada Siklus I

Page 78: PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING ( · PDF file( Studi Pada Siswa Kelas X1.IPS SMA Negeri 1 ... Tabel 6 Peningkatan Nilai Ulangan Harian ... Negeri 1 Purwokerto pada semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

62

dengan Siklus II. Walaupun hasilnya mungkin lebih baik, tetapi apabila belum

memenuhi target yang diinginkan maka dilanjutkan pada Siklus 3.

4. Membandingkan kondisi hasil belajar siswa pada Siklus 2 dengan Siklus 3.

Setelah peneliti melaksanakan kegiatan siklus III, maka pada tahap refleksi

dilakukan analisis untuk membandingkan hasil belajar siswa pada Siklus 2

dengan Siklus 3. Apabila sudah memenuhi target ( KKM 79,00 ) yang

diinginkan, maka penelitian sudah selesai dan tidak perlu dilanjutkan lagi.

I. Indikator Kinerja

Yang menjadi tolak ukur atau indikator keberhasilan penelitian

tindakan kelas ini adalah:

1. Guru dapat menerapkan model PBL pada saat menyajikan materi

pembelajaran Sejarah di klas dengan menerapkan tahap 1 (apersepsi):

orientasi siswa pada masalah, tahap 2 (Elaborasi): mengorganisai siswa

untuk belajar, tahap 3 (Eksplorasi): membimbing kegiatan diskusi

kelompok, tahap 4: mengembangkan dan menyajikan hasil karya, tahap 5

(Konfirmasi ): menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah

2. Penerapan model PBL dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis

pada peserta didik apabila nilai kemampuan berpikir kritis berdasarkan

3. Penerapan model Problem Based Learning dapat meningkatkan hasil

belajar peserta didik apabila nilai hasil belajar sudah mencapai dan

Page 79: PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING ( · PDF file( Studi Pada Siswa Kelas X1.IPS SMA Negeri 1 ... Tabel 6 Peningkatan Nilai Ulangan Harian ... Negeri 1 Purwokerto pada semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

48

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Tempat Penelitian

1. Lokasi Sekolah

Lokasi SMA Negeri 1 Purwokerto terletak di Jalan Jendral Gatot Subroto No.73

Purwokerto, kabupaten Banyumas, propinsi Jawa Tengah. SMA Negeri 1

Purwokerto didirikan pada tanggal 1 Agustus 1958 berdasarkan Surat

Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No: 4791/B.III Tanggal 21

September 1958, merupakan salah satu SMA negeri dari tiga belas SMA negeri

yang ada di Kabupaten Banyumas, dan juga merupakan salah satu sekolah RSBI

dari 5 RSBI yang ada di kabupaten Banyumas. Gedung yang digunakan

merupakan gedung peninggalan Belanda dan merupakan cagar budaya Pemerintah

Kabupaten Banyumas. Sedangkan alamat E-Mail SMA Negeri 1 Purwokerto

adalah : [email protected], kemudian untuk Website : www

sma1purwokerto.sch.id, dan nomor tilpun / Fax : ( 0281 ) 636293.

Adapun Visi, Misi, Dan Tujuan dari SMA Negeri 1 Purwokerto adalah sebagai

berikut :

a. Visi

SMA Negeri 1 Purwokerto mempunyai visi menjadikan lulusannya bertakwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa (takwa), mempunyai keunggulan dibidang

akademik dan nonakedemik (unggul), dan tetap berpegang pada budaya nasional

(berbudaya), yang disingkat TANGGUL BUDAYA.

Page 80: PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING ( · PDF file( Studi Pada Siswa Kelas X1.IPS SMA Negeri 1 ... Tabel 6 Peningkatan Nilai Ulangan Harian ... Negeri 1 Purwokerto pada semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

49

b. Misi

Untuk mewujudkan visi Tanggul Budaya, SMA Negeri 1 Purwokerto memiliki

misi sebagai berikut : 1) Menyelenggarakan manajemen peningkatan mutu

berbasis sekolah yang partisipatif, akuntabel, dan transparan, 2)

Menyelenggarakan pendidikan keagamaan yang berkualitas, 3)

Menyelenggarakan proses pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif dan

menyenangkan, 4) Mengembangkan kecerdasan spiritual, intelektual dan

emosional secara seimbang, 5) Menumbuhkan budaya tertib dan disiplin serta

sikap kritis, kreatif, inovatif, sportif dan konstruktif pada seluruh komunitas

sekolah, 6) Menerapkan nilai-nilai budi pekerti, moral dan estetika, serta

semangat nasionalisme, 7) Meningkatkan profesionalisme tenaga pendidik dan

kependidikan, 8) Menyediakan sarana dan prasarana yang lengkap dan

berkualitas, 9) Membangun jaringan dan kerjasama dengan berbagai komponen

masyarakat di wilayah sekitar SMA Negeri 1 Purwokerto.

c. Tujuan

Untuk merealisasikan visi dan misi di atas, maka SMA Negeri 1 Purwokerto

merumuskan tujuan sekolah sebagai berikut . 1) Menghasilkan lulusan yang

beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, 2) Menghasilkan lulusan

yang dapat diterima di perguruan tinggi dalam dan luar negeri baik melalui tes

dan tanpa tes, 3) Memiliki tim Olimpiade Sains secara berkesinambungan untuk

menjadi juara dalam Olimpiade tingkat dunia, 4) Memiliki tim lomba karya ilmiah

remaja secara berkesinambungan dan menjadi juara dalam lomba tingkat nasional,

5) Memiliki tim debat Bahasa Inggris secara berkesinambungan dan menjadi juara

Page 81: PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING ( · PDF file( Studi Pada Siswa Kelas X1.IPS SMA Negeri 1 ... Tabel 6 Peningkatan Nilai Ulangan Harian ... Negeri 1 Purwokerto pada semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

50

dalam lomba tingkat nasional, 6) Memiliki tim olah raga sekurang-kurangnya tiga

cabang dan menjadi juara dalam lomba tingkat propinsi. 7) Memiliki tim kesenian

yang siap dipentaskan dan menjadi juara dalam lomba tingkat propinsi, 8)

Memilik

Menghasilkan lulusan yang berbudi pekerti luhur, bermoral, dan berestetika

tinggi, 10) Menghasilkan lulusan yang memiliki budaya tertib dan berdisiplin.

2. Keadaan Siswa

Pada Tahun Pelajaran 2012/2013 SMA Negeri 1 Purwokerto memiliki 996 peserta

didik (data per 1 Oktober 2012) . Jumlah tersebut ditampung dalam 29 rombongan

belajar (rombel), yang masing-masing berjumlah 10 rombel di kelas X, 9 rombel

di kelas XI, dan 10 rombel di kelas XII. Jumlah jurusan di SMA Negeri 1

Purwokerto ada dua, yaitu IPA (tujuh kelas) dan IPS (dua kelas). Berikut ini

adalah tabel data tentang jumlah siswa tiap rombel pada tahun pelajaran

2012/2013 :

Tabel 2 : Jumlah Siswa SMA Negeri 1 Purwokerto

Tahun Pelajaran 2012/2013

Kelas Laki-Laki Perempuan Jumlah X.1 14 24 38 X.2 14 24 38 X.3 14 23 37 X.4 15 22 37 X.5 14 22 36 X.6 14 23 37 X.7 14 22 36 X.8 14 22 36 X.9 15 22 37 Kelas Laki-Laki Perempuan Jumlah X. Akselerasi 6 17 23 XI. IPA.1 14 20 34 XI. IPA.2 15 19 34

Page 82: PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING ( · PDF file( Studi Pada Siswa Kelas X1.IPS SMA Negeri 1 ... Tabel 6 Peningkatan Nilai Ulangan Harian ... Negeri 1 Purwokerto pada semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

51

XI. IPA.3 14 20 34 XI. IPA.4 14 18 32 XI. IPA.5 12 22 34 XI. IPA.6 13 21 34 XI. IPA.7 12 22 34 XI. Akselerasi 6 18 24 XI. IPS.1 13 26 39 XI. IPS.2 15 22 37 XII. IPA.1 15 20 35 XII. IPA.2 15 20 35 XII. IPA.3 16 19 35 XII. IPA.4 15 19 34 XII. IPA.5 13 21 34 XII. IPA.6 14 20 34 XII. IPA.7 14 20 34 XII. IPS.1 15 16 31 XII. IPS.2 13 17 30 Jumlah 392 604 996

3. Keadaan Tenaga Pendidik dan Kependidikan

SMA Negeri 1 Purwokerto memiliki tenaga pendidik 64 orang, tenaga

kependidikan 29 orang, Sumber daya manusia dari tenaga pendidik di SMA

Negeri 1 Purwokerto termasuk relatif tinggi. Hal ini dapat diamati antara lain dari

tingkat pendidikan formalnya seperti terdapat dalam tabel berikut ini.

Tabel 3 : Tingkat Pendidikan Tenaga Pendidik

SMA Negeri 1 Purwokerto Tahun Pelajaran 2012/2013

No Tingkat Pendidikan Jumlah Keterangan 1. 2. 3.

< Sarjana ( S1 ) Sarjana ( S1 ) Pascasarjana ( S2 )

4 44 18

7 orang dalam proses studi

Jumlah 64

Dari hasil pengamatan peneliti dan wawancara dengan Kepala Sekolah,

guru-guru di SMA Negeri 1 Purwokerto memiliki rasa loyalitas dan tanggung

Page 83: PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING ( · PDF file( Studi Pada Siswa Kelas X1.IPS SMA Negeri 1 ... Tabel 6 Peningkatan Nilai Ulangan Harian ... Negeri 1 Purwokerto pada semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

52

jawab yang tinggi terhadap institusi maupun profesinya, serta selalu berusaha

untuk meningkatkan pengetahuannya untuk menunjang kualitas profesi. Semua

guru aktif dalam organisasi Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) baik

sebagai anggota maupun pengurus pada tingkat Kabupaten.

B. Kondisi Awal Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran

Data yang dikumpulkan untuk menyusun laporan penelitian diperoleh dari

wawancara dengan Kepala Sekolah, Waka Sarana Prasarana, Sie Kurikulum.

Pembicaraan antara peneliti dengan informan dimulai dengan Kegiatan Belajar

Mengajar ( KBM ) secara umum, kemudian menuju ke arah yang lebih spesifik

yaitu pada pembelajaran Sejarah. Kurikulum yang diterapkan di SMA Negeri 1

Purwokerto adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Pembelajaran

Sejarah pada kurikulum KTSP untuk kelas XI.IPS di SMA Negeri 1 Purwokerto

adalah 3 jam untuk 2 kali pertemuan setiap minggu.

Adapun sistem penilaian dalam pembelajaran Sejarah pada KTSP meliputi dua

aspek yaitu penguasaan konsep dan penerapan (aplikasi). Nilai penguasaan

konsep diperoleh dari tingkat pemahaman siswa berkaitan dengan kemampuan

kognitif, yang diukur melalui tes tertulis pada ulangan harian, ulangan tengah

semester, ulangan akhir semester dan ulangan kenaikan kelas. Sedangkan nilai

aspek penerapan diperoleh dari tingkat penguasaan siswa pada ranah afektif dan

psikomotor, yang diukur melalui penilaian unjuk kerja dan penilaian tugas

kokurikuler atau portofolio.Dalam KTSP ketuntasan belajar yang diharapkan

secara nasional adalah 75%, tetapi guru dapat menyusun Kriteria Ketuntasan

Minimal (KKM) sesuai dengan kondisi sekolahnya. KKM disusun berdasarkan 3

Page 84: PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING ( · PDF file( Studi Pada Siswa Kelas X1.IPS SMA Negeri 1 ... Tabel 6 Peningkatan Nilai Ulangan Harian ... Negeri 1 Purwokerto pada semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

53

komponen yaitu kompleksitas (tingkat kesulitan materi), intake (tingkat

kemampuan akademik siswa), dan daya dukung (sarana dan prasarana sekolah).

KKM ditentukan oleh guru mata pelajaran untuk satu tahun ajaran dan disusun

pada setiap awal tahun pelajaran. KKM mata pelajaran Sejarah di kelas XI.IPS

pada tahun pelajaran 2012/2013 di SMA Negeri 1 Purwokerto adalah 79

(Lampiran 6.2 CL 05)

Untuk lebih jelasnya di bawah ini terdapat tabel Kriteria Ketuntasan Minimal

SMA Negeri 1 Purwokerto tahun pelajaran 2012/2013.

Tabel 4 : Kriteria Ketuntasan Minimal SMA Negeri 1 Purwokerto Tahun

Pelajaran 2012/2013.

Komponen

Kriteria Ketuntasan Minimal ( KKM )

Kelas X

Kelas XI IPA

Kelas XI IPS

Kelas XII IPA

Kelas XII IPS

A, Mata Pelajaran 1. Pendidikan Agama 78 78 78 80 80 2. Pendidikan Kewarganegaraan 78 79 79 80 80 3. Bahasa Indonesia 76 78 78 80 80 4. Bahasa Inggris 78 79 79 80 80 5. Matematika 78 80 80 80 80 6. Fisika 76 78 - 80 - 7. Biologi 78 79 - 80 - 8. Kimia 78 78 - 78 - 9. Sejarah 78 79 79 80 80 10. Geografi 76 - 77 - 78 11. Ekonomi 76 - 77 - 78 12. Sosiologi 78 - 79 - 80 13. Seni Budaya

76 78 78 80 80

Page 85: PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING ( · PDF file( Studi Pada Siswa Kelas X1.IPS SMA Negeri 1 ... Tabel 6 Peningkatan Nilai Ulangan Harian ... Negeri 1 Purwokerto pada semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

54

Komponen

Kriteria Ketuntasan Minimal ( KKM )

Kelas X

Kelas XI IPA

Kelas XI IPS

Kelas XII IPA

Kelas XII IPS

14. Pendidikan Jasmani, Olah Raga dan Kesehatan

76 77 77 78 78

15. Teknologi Informasi dan Komunikasi

78 78 78 78 78

16. Keterampilan/Bahasa Asing 76 77 77 80 80 B. Muatan Lokal/Bahasa Jawa 77 78 78 79 79

Sarana dan prasarana pembelajaran di SMA Negeri 1 Purwokerto relatif sudah

cukup memadai, kecuali untuk mata pelajaran Penjasorkes karena lapangan olah

raga relatif sempit. Untuk lebih jelasnya di bawah ini terdapat tabel tentang

rincian sarana dan prasarana yang dimiliki SMA Negeri 1 Purwokerto. (Lampiran

6.3 CL 06)

Ruang Kelas dengan Fasilitas LCD dan Komputer : 29 ruang

Ruang Administrasi Sekolah : 10 ruang

Ruang Sekretariat Kegiatan Siswa : 5 ruang

Lab. Fisika : 1 ruang

Lab. Kimia : 1 ruang

Lab. Biologi : 1 ruang

Lab. Bahasa : 1 ruang

Lab. Komputer (70 Unit Komp) : 2 ruang

Ruang Kesenian : 2 ruang

Perpustakaan : 1 ruang

Page 86: PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING ( · PDF file( Studi Pada Siswa Kelas X1.IPS SMA Negeri 1 ... Tabel 6 Peningkatan Nilai Ulangan Harian ... Negeri 1 Purwokerto pada semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

55

Dengan fasilitas untuk kapasitas ruang baca 50 siswa, koleksi buku total terdapat

11346 judul, dan untuk koleksi buku berbahasa Inggris terdapat 527 judul.

Ruang Bimbingan dan Konseling : 1 ruang

Ruang UKS : 1 ruang

TRRC dilengkapi 5 Unit Komputer : 1 ruang

Aula : 1 ruang

Mushola : 1 ruang

Fasilitas Internet Hotspot Gratis : 24 jam

Laptop MGMP : 17 buah

Dari penjelasan di atas, dapat dilihat bahwa secara umum fasilitas penunjang

pembelajaran sudah cukup memadai. Demikian juga in put peserta didik yang

masuk ke SMA Negeri 1 Purwokerto cukup tinggi. Hal inilah yang mendorong

peneliti untuk mencoba menerapkan sistem pembelajaran Sejarah dengan

menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) atau

pembelajaran berbasis masalah. Karena model pembelajaran ini menuntut

kemampuan peserta didik yang relatif tinggi dan sarana pendukung yang

memadai. Masalahnya adalah untuk mata pelajaran Sejarah masih banyak peserta

didik yang meremehkannya karena dianggap merupakan mata pelajaran yang

membosankan. Oleh karena itulah melalui penerapan model pembelajaran PBL ini

diharapkan minat belajar peserta didik terhadap mata pelajaran Sejarah

meningkat, disamping juga untuk meningkatkan sikap berpikir kritis dan pada

akhirnya hasil belajarnyapun dapat meningkat pula.

Page 87: PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING ( · PDF file( Studi Pada Siswa Kelas X1.IPS SMA Negeri 1 ... Tabel 6 Peningkatan Nilai Ulangan Harian ... Negeri 1 Purwokerto pada semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

56

C. Pelaksanaan Kegiatan Penelitian

I. Siklus 1

Siklus 1 dilaksanakan pada tanggal 29 September dan 6 Oktober 2012 (2 x

pertemuan)

1. Materi :

a. Tumbuh dan berkembangnya kerajaan Mataram Kuno

b. Runtuhnya kerajaan Mataram Kuno

c. Tumbuh dan berkembangnya kerajaan Sriwijaya

d. Runtuhnya kerajaan Sriwijaya

e. Tumbuh dan berkembangnya Majapahit

f. Runtuhnya kerajaan Majapahit

2. Media pembelajaran yang digunakan dalam penelitian tindakan ini

adalah :

a. Buku Sejarah untuk SMA Kelas XI Program Ilmu Sosial, karangan

I Wayan Badrika, Tahun 2006, Penerbit Erlangga, Jakarta

b. Buku Eksplorasi Sejarah Indonesia dan Dunia Untuk Kelas XI,

karangan Ratna Hapsari dan Abdul Syukur, Tahun 2008, Erlangga,

Jakarta

c. Buku Sejarah SMA Kelas XI Program IPS, karangan M.Habib

Mustopo, dkk, Tahun 2007, Penerbit Yudhistira, Jakarta

d. Bahan Ajar Siswa Sejarah Untuk Siswa SMA, Penyusun Tim

MGMP Sejarah SMA/MA Kelas XI.IPS Semester 1, Penerbit

Prasasti, Kudus

Page 88: PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING ( · PDF file( Studi Pada Siswa Kelas X1.IPS SMA Negeri 1 ... Tabel 6 Peningkatan Nilai Ulangan Harian ... Negeri 1 Purwokerto pada semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

57

e. Internet

3. Alat pembelajaran yang digunakan dalam penelitian tindakan adalah :

a. Papan tulis/white board, digunakan untuk membantu guru dan

siswa dalam menulis hal-hal penting ketika proses pembelajaran

berlangsung.

b. Lembar soal yang berisi soal/tugas yang akan didiskusikan oleh

peserta didik.

c. Nomor kelompok yang digunakan untuk memudahkan guru

melakukan penilaian dan pengamatan kelompok dalam kegiatan

pembelajaran.

d. Kokar absen peserta didik yang dipasang di dada sebelah kiri

peserta didik untuk memudahkan guru melakukan proses penilaian

dan pengamatan dalam kegiatan pembelajaran secara individu.

e. Laptop yang digunakan untuk browsing internet dan menyusun /

mencatat laporan kegiatan diskusi untuk dipresentasikan.

f. Layar Kristal (Liquid cristal display atau LCD) yang digunakan

peserta didik pada saat mempresentasikan hasil diskusinya.

4. Pelaksanaan kegiatan siklus 1 meliputi :

a. Perencanaan Tindakan (Planning)

Aktifitas perencanaan dalam kegiatan penelitian tindakan kelas ini diantaranya

adalah :

1) Memilih dan menentukan kelas sebagai subyek penelitian yaitu

kelas XI.IS.2

Page 89: PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING ( · PDF file( Studi Pada Siswa Kelas X1.IPS SMA Negeri 1 ... Tabel 6 Peningkatan Nilai Ulangan Harian ... Negeri 1 Purwokerto pada semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

58

2) Melakukan studi pendahuluan sebelum melaksanakan tindakan

yaitu berupa wawancara dengan observer, dan melihat

dokumen nilai siswa

3) Menentukan materi pembelajaran yang meliputi Tumbuh dan

berkembangnya kerajaan Mataram Kuno, Runtuhnya kerajaan

Mataram Kuno, Tumbuh dan berkembangnya kerajaan

Sriwijaya, Runtuhnya kerajaan Sriwijaya, Tumbuh dan

berkembangnya Majapahit, Runtuhnya kerajaan Majapahit.

4) Menentukan alokasi waktu penelitian

5) Pendekatan model pembelajaran yang digunakan adalah

Pendekatan Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based

Learning) dan metode lain yang sebagai pendukung kegiatan

pembelajaran (ceramah, tanya jawab, dan tugas).

b. Pelaksanaan Tindakan (Acting)

1) Pendahuluan (Appersepsi)

Dalam kegiatan pendahuluan ini ;

- Guru menyampaikan salam kepada peserta didik

- Ketua kelas memimpin doa awal kegiatan pembelajaran

- Guru mengecek kehadiran peserta didik dan membimbing

siswa dalam kegiatan apersepsi dan motivasi.

2) Kegiatan Inti

Page 90: PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING ( · PDF file( Studi Pada Siswa Kelas X1.IPS SMA Negeri 1 ... Tabel 6 Peningkatan Nilai Ulangan Harian ... Negeri 1 Purwokerto pada semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

59

Dalam kegiatan inti ini dilakukan tindakan khusus yaitu menerapkan

pembelajaran kooperatif Problem Based Learning (PBL). Model pembelajaran ini

dilakukan dengan melalui tahapan sebagai berikut :

- Tahap Eksplorasi

a) Guru membagi peserta didik menjadi 6 kelompok,

setiap kelompok terdiri dari 6 7 orang (jumlah peserta

didik 38 orang).

b) Guru menjelaskan langkah-langkah kegiatan

pembelajaran dilanjutkan dengan membagikan lembar

soal yang akan didiskusikan kepada semua kelompok.

c) Guru dibantu peserta didik menyiapkan perangkat LCD

dan layarnya.

d) Setiap kelompok menyiapkan buku referensi dan laptop

untuk browsing internet dan menyusun/mencatat

laporan kegiatan diskusi untuk dipresentasikan.

- Tahap Elaborasi

a) Ketua kelompok membagi tugas kepada setiap anggota

kelompok (membaca dan mencari jawaban soal diskusi

yang terdapat dalam buku referensi maupun di internet,

menyusun laporan hasil diskusi untuk dipresentasikan)

b) Setelah semua kelompok selesai menyusun laporan

hasil diskusi, guru menyilahkan setiap kelompok secara

bergilir mempresentasikan hasil diskusinya dengan

Page 91: PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING ( · PDF file( Studi Pada Siswa Kelas X1.IPS SMA Negeri 1 ... Tabel 6 Peningkatan Nilai Ulangan Harian ... Negeri 1 Purwokerto pada semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

60

ketentuan: bila kelompok 1 dan 2 maju untuk

mempresentasikan hasil diskusinya, kelompok 3 dan 4

menanggapi. Berikutnya apabila kelompok 3 dan 4

maju untuk presentasi, maka kelompok 5 dan 6

menanggapi. Sedangkan bila kelompok 5 dan 6 yang

maju untuk presentasi, maka kelompok 1 dan 2 yang

menanggapi.

c) Pemaparan hasil diskusi kelompok 1 sampai 4 dilaksa

nakan pada pertemuan ke 1, sedangkan kelompok 5

sampai 6 dilaksanakan pada pertemuan ke 2

d) Selama kegiatan diskusi dan presentasi berlangsung,

guru mencatat dan menilai aktifitas peserta didik dalam

lembar pengamatan.

- Tahap Konfirmasi

a) Guru sebagai nara sumber dan fasilitator menjawab

pertanyaan dari peserta didik yang menghadapi

kesulitan dalam menyelesaikan soal diskusi.

b) Guru memberikan motivasi kepada peserta didik yang

kurang atau belum berpartisipasi aktif dalam kegiatan

diskusi.

c) Guru memberikan umpan balik positif dan penguatan

dalam bentuk lisan maupun tulisan, terhadap peserta

didik yang berhasil mencapai target yang ditetapkan

Page 92: PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING ( · PDF file( Studi Pada Siswa Kelas X1.IPS SMA Negeri 1 ... Tabel 6 Peningkatan Nilai Ulangan Harian ... Negeri 1 Purwokerto pada semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

61

3) Kegiatan Penutup

Kegiatan dalam tahap penutup ini yaitu;

a) Guru bersama-sama dengan peserta didik menyampaikan

rangkuman/simpulan materi pembelajaran yang baru

dilaksanakan.

b) Guru melakukan penilaian atau evaluasi dalam bentuk :

o Penilaian kognitif berupa Post test untuk menguji peserta

didik terhadap penguasaan materi yang sudah selesai

dibahas. Post test disampaikan secara tertulis dengan

tujuan memacu peserta didik untuk latihan kecepatan dan

ketepatan dalam menjawab soal.

o Penilaian performance, berupa penilaian melalui sikap

kerja sama, tanggung jawab, menghargai teman, dan aktif

berpendapat

c) Guru menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan

berikutnya.

c. Tahap Observasi ( Observing )

Observasi dilaksanakan oleh observer terhadap kegiatan pembelajaran

sedang berlangsung. Pelaksanaan observasi dilakukan dengan menggunakan

panduan lembar observasi/pengamatan dan juga alat evaluasi yang berupa post

test.

Page 93: PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING ( · PDF file( Studi Pada Siswa Kelas X1.IPS SMA Negeri 1 ... Tabel 6 Peningkatan Nilai Ulangan Harian ... Negeri 1 Purwokerto pada semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

62

d. Tahap Refleksi ( Reflecting )

Pada kegiatan pra siklus (diadakan sebelum dilakukan PTK) ketuntasan belajar

baru mencapai 34,21%. Hal ini terjadi karena siswa belum siap untuk mengikuti

ulangan (guru tidak memberitahu terlebih dulu). Kemudian pada siklus I

ketuntasan klasikal relatif masih rendah yaitu baru mencapai 63,16 %.

Menurut hasil pengamatan kolaborator/observer pada siklus 1 ;

1. Pada pertemuan pertama sebenarnya persiapan guru sudah cukup

baik,misalnya lembar diskusi kelompok, kokar absen siswa, nomor meja

kelompok maupun persiapan format penilaian.

2. Pengelolaan waktu yang masih belum maksimal. Misalnya pada saat

pembagian kelompok sebagian siswa cenderung mau memilih sendiri,

sementara sebagian siswa mengusulkan guru saja yang membagi. Sehingga

untuk mencari kesepakatan cukup menyita waktu.

3. Kelemahan berikutnya adalah saat acara pemberian tanggapan dari tim

penyanggah maupun saat tim penyaji memberikan jawaban. Ini juga cukup

menyita waktu karena siswa masih merasa malu atau takut salah dalam

menyampaikannya. Diharapkan masalah ini dapat diatasi pada siklus

berikutnya.

Oleh karena pada siklus I kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar peserta

didik pada mata pelajaran Sejarah masih belum mencapai indikator yang telah

ditetapkan, maka peneliti akan melanjutkan pada tindakan siklus II.

Page 94: PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING ( · PDF file( Studi Pada Siswa Kelas X1.IPS SMA Negeri 1 ... Tabel 6 Peningkatan Nilai Ulangan Harian ... Negeri 1 Purwokerto pada semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

63

2. Siklus 2

Siklus 2 dilaksanakan selama 2 minggu yaitu pada tanggal 13 dan 20 Oktober

2012 (2 x pertemuan) dengan perincian pelaksanaan sebagai berikut :

1. Materi yang dibahas adalah : Peristiwa yang mendorong kerajaan Islam di

Indonesia (Samudera Pasai, Aceh dan Demak) ke masa kejayaan dan

keruntuhannya.

2. Media pembelajaran yang digunakan dalam penelitian tindakan adalah :

a) Buku Sejarah untuk SMA Kelas XI Program Ilmu Sosial, karangan I

Wayan Badrika, Tahun 2006, Penerbit Erlangga, Jakarta

b) Buku Eksplorasi Sejarah Indonesia dan Dunia Untuk Kelas XI, karangan Ratna

Hapsari dan Abdul Syukur, Tahun 2008, Erlangga, Jakarta

c) Buku Sejarah SMA Kelas XI Program IPS, karangan M.Habib Mustopo, dkk,

Tahun 2007, Penerbit Yudhistira, Jakarta

d) Bahan Ajar Siswa Sejarah Untuk Siswa SMA, Penyusun Tim MGMP Sejarah

SMA/MA Kelas XI.IPS Semester 1, Penerbit Prasasti, Kudus

e) Internet

3. Alat pembelajaran yang digunakan dalam penelitian tindakan adalah :

a) Papan tulis/white board, digunakan untuk membantu guru dan siswa dalam

menulis hal-hal penting ketika proses pembelajaran berlangsung.

b) Lembar soal yang berisi soal/tugas yang akan didiskusikan oleh peserta

didik.

Nomor kelompok yang digunakan untuk memudahkan guru melakukan penilaian

dan pengamatan kelompok dalam kegiatan pembelajaran.

Page 95: PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING ( · PDF file( Studi Pada Siswa Kelas X1.IPS SMA Negeri 1 ... Tabel 6 Peningkatan Nilai Ulangan Harian ... Negeri 1 Purwokerto pada semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

64

c) Kokar absen peserta didik yang dipasang di dada sebelah kiri peserta didik

untuk memudahkan guru melakukan proses penilaian dan pengamatan

dalam kegiatan pembelajaran secara individu.

d) Laptop yang digunakan untuk browsing melalui internet dan menyusun /

mencatat laporan kegiatan diskusi untuk dipresentasikan.

e) Layar Kristal ( Liquid Cristal Display atau LCD ) yang digunakan peserta didik

pada saat mempresentasikan hasil diskusinya.

4. Pelaksanaan kegiatan siklus 2 meliputi :

a. Perencanaan Tindakan (Planning)

Aktifitas perencanaan dalam kegiatan penelitian tindakan kelas pada siklus 2 ini

diantaranya adalah :

1) Memilih dan menentukan kelas sebagai subyek penelitian yaitu kelas

XI.IS.2

2) Menentukan materi pembelajaran yaitu Peristiwa yang mendorong

kerajaan Islam di Indonesia (Samudera Pasai, Aceh Darussalam dan

Demak) ke masa kejayaan dan keruntuhannya.

3) Menentukan alokasi waktu penelitian

4) Melakukan pembagian kelompok yang tidak lagi berdasarkan urutan

tempat duduk tetapi berdasarkan pada kemampuan siswa yang diamati

dari hasil ulangan harian. Dalam setiap kelompok terdiri dari peserta

didik yang masuk dalam kelompok atas (pintar), kelompok tengah

(cukup) dan kelompok bawah (kurang pintar). Dengan demikian

kemampuan tiap kelompok menjadi relatif berimbang.

Page 96: PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING ( · PDF file( Studi Pada Siswa Kelas X1.IPS SMA Negeri 1 ... Tabel 6 Peningkatan Nilai Ulangan Harian ... Negeri 1 Purwokerto pada semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

65

5) Pendekatan model pembelajaran yang digunakan adalah Pendekatan

Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) dan

metode lain sebagai pendukung kegiatan pembelajaran (ceramah, tanya

jawab, dan tugas).

b. Pelaksanaan Tindakan (Acting)

1) Pendahuluan (Appersepsi)

Dalam kegiatan pendahuluan ini ;

- Guru menyampaikan salam kepada peserta didik

- Ketua kelas memimpin doa awal kegiatan pembelajaran

- Guru mengecek kehadiran peserta didik dan membimbing siswa

dalam kegiatan apersepsi dan motivasi.

2) Kegiatan Inti

Dalam kegiatan inti ini dilakukan tindakan khusus yaitu menerapkan

pembelajaran model PBL . Model pembelajaran ini dilakukan dengan melalui

tahapan sebagai berikut :

- Tahap Eksplorasi

a) Guru membagi peserta didik menjadi 6 kelompok, setiap

kelompok terdiri dari 6 7 orang (jumlah peserta didik

seluruhnya 38 orang).

b) Guru menjelaskan langkah-langkah kegiatan pembelajaran

dilanjutkan dengan membagikan lembar soal yang akan

didiskusikan kepada semua kelompok.

Page 97: PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING ( · PDF file( Studi Pada Siswa Kelas X1.IPS SMA Negeri 1 ... Tabel 6 Peningkatan Nilai Ulangan Harian ... Negeri 1 Purwokerto pada semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

66

c) Guru dibantu peserta didik menyiapkan perangkat LCD dan

layarnya.

d) Setiap kelompok menyiapkan buku referensi dan laptop

untuk browsing melalui internet dan menyusun/mencatat

laporan kegiatan diskusi dalam bentuk power point untuk

dipresentasikan.

- Tahap Elaborasi

a) Pelaksanaan pembelajaran pada prinsipnya sama dengan

siklus I, namun beberapa hal pelaksanaannya lebih intensif

pada siklus II yaitu adanya perbaikan terutama pada kegiatan

inti, pada pembentukan kelompok tidak berdasarkan tempat

duduk lagi melainkan berdasarkan pada kemampuan siswa

yang diamati dari hasil ulangan harian siklus I. Dalam setiap

kelompok terdiri dari peserta didik yang masuk dalam

kelompok atas (pintar), kelompok tengah (cukup) dan

kelompok bawah (kurang pintar). Dengan demikian

kemampuan tiap kelompok relatif berimbang.

b) Kemudian ketua kelompok membagi tugas kepada setiap

anggota kelompok (membaca dan mencari jawaban soal

diskusi yang terdapat dalam buku referensi maupun di

internet, menyusun laporan hasil diskusi dalam bentuk power

point untuk dipresentasikan)

Page 98: PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING ( · PDF file( Studi Pada Siswa Kelas X1.IPS SMA Negeri 1 ... Tabel 6 Peningkatan Nilai Ulangan Harian ... Negeri 1 Purwokerto pada semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

67

c) Setelah semua kelompok selesai menyusun laporan hasil

diskusi, guru menyilahkan setiap kelompok secara bergilir

mempresentasikan hasil diskusinya dengan ketentuan: bila

kelompok 1 dan 2 maju untuk mempresentasikan hasil

diskusinya, kelompok 3 dan 4 menanggapi. Berikutnya

apabila kelompok 3 dan 4 maju untuk presentasi, maka

kelompok 5 dan 6 menanggapi. Sedangkan bila kelompok 5

dan 6 yang maju untuk presentasi, maka kelompok 1 dan 2

yang menanggapi.

d) Tanggapan disampaikan dalam bentuk menyampaikan kritik,

memberikan masukan saran dan pertanyaan yang kemudian

langsung ditanggapi atau dijawab oleh kelompok penyaji.

o Pemaparan hasil diskusi kelompok 1 sampai 4 dilaksa

nakan pada pertemuan ke 1, sedangkan kelompok 5 dan 6

dilaksanakan pada pertemuan ke 2

o Selama kegiatan diskusi dan presentasi berlangsung, guru

mencatat dan menilai aktifitas peserta didik dalam lembar

pengamatan.

- Tahap Konfirmasi

a) Guru sebagai nara sumber dan fasilitator menjawab pertanyaan

dari peserta didik yang menghadapi kesulitan dalam

menyelesaikan soal diskusi.

Page 99: PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING ( · PDF file( Studi Pada Siswa Kelas X1.IPS SMA Negeri 1 ... Tabel 6 Peningkatan Nilai Ulangan Harian ... Negeri 1 Purwokerto pada semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

68

b) Guru memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang

atau belum berpartisipasi aktif dalam kegiatan diskusi.

c) Guru memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam

bentuk lisan maupun tulisan, terhadap peserta didik yang berhasil

mencapai target yang ditetapkan

3) Kegiatan Penutup

Kegiatan dalam tahap penutup ini yaitu;

a) Guru bersama-sama dengan peserta didik menyampaikan rangkuman/

simpulan materi pembelajaran yang baru dilaksanakan.

b) Guru melakukan penilaian atau evaluasi dalam bentuk :

o Penilaian kognitif berupa Post test untuk menguji peserta didik

terhadap penguasaan materi yang sudah selesai dibahas. Post test

disampaikan secara tertulis dengan tujuan memacu peserta didik untuk

latihan kecepatan dan ketepatan dalam menjawab soal.

o Penilaian performance, berupa penilaian melalui sikap kerjasama,

tanggungjawab, menghargai teman, dan aktif berpendapat saat diskusi

maupun presentasi.

c) Guru merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembela

jaran remidi, dan atau program pengayaan,

c. Tahap Observasi (Observing)

Observasi dilaksanakan oleh observer terhadap kegiatan

pembelajaran yang sedang berlangsung. Pelaksanaan observasi dilakukan dengan

Page 100: PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING ( · PDF file( Studi Pada Siswa Kelas X1.IPS SMA Negeri 1 ... Tabel 6 Peningkatan Nilai Ulangan Harian ... Negeri 1 Purwokerto pada semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

69

menggunakan panduan lembar observasi/pengamatan dan juga alat evaluasi yang

berupa post test.

d. Tahap Refleksi (Reflecting)

Pada siklus 2 ini ketuntasan belajar sudah lebih baik dibandingkan pada siklus 1

yaitu mencapai 73,68%. Hal ini terjadi karena siswa sudah lebih siap dan

memahami materi yang dibahas sekaligus untuk mengikuti ulangan.

Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran siklus 2 ini diperoleh informasi dari

hasil pengamatan kolaborator sebagai berikut:

1. Pada kegiatan pembelajaran siklus 2 sudah lebih baik dibanding siklus 1.

Misalnya guru sudah menyiapkan catatan pembagian kelompok berdasarkan

kemampuan akademik, perlengkapan pembelajaran juga sudah disiapkan di

kelas sebelum kegiatan pembelajaran dimulai.

2. Pada saat akan presentasi LCD sempat macet sekitar 10 menit. Sehingga

mempengaruhi jatah waktu presentasi,

3. Pada saat menjawab pertanyaan, masih ada anggota tim penyaji yang

mendominasi pembicaraan, sehingga teman yang lain merasa kecewa.

Diharapkan hal seperti ini tidak terulang kembali pada kegiatan berikutnya.

Walaupun sudah ada peningkatan prosentase ketuntasan, tetapi karena masih

dibawah batas minimal ketuntasan minimal klasikal yaitu 75 %, maka peneliti

akan melanjutkan pada tindakan siklus 3.

Page 101: PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING ( · PDF file( Studi Pada Siswa Kelas X1.IPS SMA Negeri 1 ... Tabel 6 Peningkatan Nilai Ulangan Harian ... Negeri 1 Purwokerto pada semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

70

3. Siklus 3

Siklus 3 dilaksanakan selama 2 minggu yaitu pada tanggal 27 Oktober dan 3

Nopember 2012 ( 2 x pertemuan ), dengan perincian pelaksanaan :

1. Materi yang dibahas adalah : Peristiwa yang mendorong kerajaan Islam di

Indonesia (Banten, Mataram Islam, Ternate dan Tidore) ke masa kejayaan

dan keruntuhannya.

2. Media pembelajaran yang digunakan dalam penelitian tindakan adalah :

a) Buku Sejarah untuk SMA Kelas XI Program Ilmu Sosial, karangan I

Wayan Badrika, 2006, Penerbit Erlangga, Jakarta

b) Buku Eksplorasi Sejarah Indonesia dan Dunia Untuk Kelas XI, karangan Ratna

Hapsari dan Abdul Syukur, 2008, Erlangga, Jakarta

c) Buku Sejarah SMA Kelas XI Program IPS, karangan M.Habib Mustopo, dkk,

2007, Penerbit Yudhistira, Jakarta

d) Bahan Ajar Siswa Sejarah Untuk Siswa SMA, Penyusun Tim MGMP Sejarah

SMA/MA Kelas XI.IPS Semester 1, Penerbit Prasasti, Kudus

e) Internet

3. Alat pembelajaran yang digunakan dalam penelitian tindakan adalah :

a) Papan tulis/white board, digunakan untuk membantu guru dan siswa dalam

menulis hal-hal penting ketika proses pembelajaran berlangsung.

b) Lembar soal yang berisi soal/tugas yang akan didiskusikan oleh peserta

didik.

c) Nomor kelompok yang digunakan untuk memudahkan guru melakukan

penilaian dan pengamatan kelompok dalam kegiatan pembelajaran.

Page 102: PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING ( · PDF file( Studi Pada Siswa Kelas X1.IPS SMA Negeri 1 ... Tabel 6 Peningkatan Nilai Ulangan Harian ... Negeri 1 Purwokerto pada semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

71

d) Kokar absen peserta didik yang dipasang di dada sebelah kiri peserta didik

untuk memudahkan guru melakukan proses penilaian dan pengamatan

dalam kegiatan pembelajaran secara individu.

e) Laptop yang digunakan untuk browsing internet dan menyusun / mencatat

laporan kegiatan diskusi untuk dipresentasikan.

f) Layar Kristal (LCD) yang digunakan peserta didik pada saat

mempresentasikan hasil diskusi.

Adapun pelaksanaan kegiatan siklus 3 meliputi:

1. Perencanaan Tindakan (Planning)

Aktifitas perencanaan dalam kegiatan penelitian tindakan kelas pada siklus 3 ini

diantaranya adalah :

a. Memilih dan menentukan kelas sebagai subyek penelitian yaitu kelas

XI.IPS.2

b. Menentukan materi pembelajaran yaitu peristiwa yang mendorong

kerajaan Islam di Indonesia (Banten, Mataram Islam, Ternate dan

Tidore) ke masa kejayaan dan keruntuhannya.

c. Menentukan alokasi waktu penelitian

d. Melakukan pembagian kelompok yang tidak lagi berdasarkan urutan

tempat duduk tetapi berdasarkan pada kemampuan siswa yang

diamati dari hasil ulangan harian. Dalam setiap kelompok terdiri dari

peserta didik yang masuk dalam kelompok atas (pintar), kelompok

tengah (cukup) dan kelompok bawah (kurang pintar). Dengan

demikian kemampuan tiap kelompok menjadi relatif berimbang.

Page 103: PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING ( · PDF file( Studi Pada Siswa Kelas X1.IPS SMA Negeri 1 ... Tabel 6 Peningkatan Nilai Ulangan Harian ... Negeri 1 Purwokerto pada semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

72

e. Pendekatan model pembelajaran yang digunakan adalah Pendekatan

Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) dan

metode lain sebagai pendukung kegiatan pembelajaran (ceramah,

tanya jawab, dan tugas).

2. Pelaksanaan Tindakan (Acting)

a. Pendahuluan (Appersepsi)

Dalam kegiatan pendahuluan ini ;

- Guru menyampaikan salam kepada peserta didik

- Ketua kelas memimpin doa awal kegiatan pembelajaran

- Guru mengecek kehadiran peserta didik dan membimbing siswa dalam

kegiatan apersepsi dan motivasi.

b. Kegiatan Inti

Dalam kegiatan inti ini dilakukan tindakan khusus yaitu menerapkan model PBL.

Model pembelajaran ini dilakukan dengan melalui tahapan sebagai berikut :

- Tahap Eksplorasi

1) Guru membagi peserta didik menjadi 6 kelompok,

2) Guru menjelaskan langkah-langkah kegiatan pembelajaran

dilanjutkan dengan membagikan lembar soal yang akan

didiskusikan kepada semua kelompok.

3) Guru dibantu peserta didik menyiapkan perangkat LCD dan

layarnya.

Page 104: PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING ( · PDF file( Studi Pada Siswa Kelas X1.IPS SMA Negeri 1 ... Tabel 6 Peningkatan Nilai Ulangan Harian ... Negeri 1 Purwokerto pada semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

73

4) Setiap kelompok menyiapkan buku referensi dan laptop

untuk browsing internet dan menyusun/mencatat laporan

kegiatan diskusi untuk dipresentasikan.

- Tahap Elaborasi

1) Pelaksanaan pembelajaran pada prinsipnya sama dengan

siklus 2, namun dalam pelaksanaannya lebih intensif pada

siklus 3, yaitu pada formasi kelompok diubah agar siswa

lebih dapat belajar menyesuaikan diri dengan berbagai

karakter teman. Kriteria penetapan anggota kelompok tetap

mengacu seperti pada siklus 2.

2) Kemudian ketua kelompok membagi tugas kepada setiap

anggota kelompok (membaca dan mencari jawaban soal

diskusi yang terdapat dalam buku referensi maupun di

internet, menyusun laporan hasil diskusi dalam bentuk power

point untuk dipresentasikan)

3) Setelah semua kelompok selesai menyusun laporan hasil

diskusi, guru menyilahkan setiap kelompok secara bergilir

mempresentasikan hasil diskusinya dengan ketentuan: bila

kelompok 1 dan 2 maju untuk mempresentasikan hasil

diskusinya, kelompok 3 dan 4 menanggapi. Berikutnya

apabila kelompok 3 dan 4 maju untuk presentasi, maka

kelompok 5 dan 6 menanggapi. Sedangkan bila kelompok 5

Page 105: PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING ( · PDF file( Studi Pada Siswa Kelas X1.IPS SMA Negeri 1 ... Tabel 6 Peningkatan Nilai Ulangan Harian ... Negeri 1 Purwokerto pada semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

74

dan 6 yang maju untuk presentasi, maka kelompok 1 dan 2

yang menanggapi.

4) Tanggapan disampaikan dalam bentuk menyampaikan kritik,

memberikan masukan saran dan pertanyaan yang kemudian

langsung ditanggapi atau dijawab oleh kelompok penyaji.

5) Pemaparan hasil diskusi kelompok 1 sampai 4 dilaksanakan

pada pertemuan ke 1, sedangkan kelompok 5 sampai 6

dilaksanakan pada pertemuan ke 2

6) Selama kegiatan diskusi dan presentasi berlangsung, guru

mencatat dan menilai aktifitas peserta didik dalam lembar

pengamatan.

- Tahap Konfirmasi

1) Guru sebagai nara sumber dan fasilitator menjawab

pertanyaan dari peserta didik yang menghadapi kesulitan

dalam menyelesaikan soal diskusi.

2) Guru memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang

atau belum berpartisipasi aktif dalam kegiatan diskusi.

3) Guru memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam

bentuk lisan maupun tulisan, terhadap peserta didik yang

berhasil mencapai target yang ditetapkan

Page 106: PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING ( · PDF file( Studi Pada Siswa Kelas X1.IPS SMA Negeri 1 ... Tabel 6 Peningkatan Nilai Ulangan Harian ... Negeri 1 Purwokerto pada semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

75

c. Kegiatan Penutup

Kegiatan dalam tahap penutup ini yaitu;

1) Guru bersama-sama dengan peserta didik menyampaikan

rangkuman/simpulan materi pembelajaran yang baru dilaksanakan.

2) Guru melakukan penilaian atau evaluasi dalam bentuk :

o Penilaian kognitif berupa Post test untuk menguji peserta didik

terhadap penguasaan materi yang sudah selesai dibahas. Post test

disampaikan secara tertulis untuk memacu peserta didik latihan

kecepatan dan ketepatan dalam menjawab soal.

o Penilaian performance, berupa penilaian melalui sikap kerjasama,

tanggungjawab, menghargai teman, dan aktif berpendapat

3) Guru merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran

remidi, program pengayaan,

d. Tahap Observasi (Observing)

Observasi dilaksanakan oleh peneliti. Hal yang di observasi terutama

aktivitas peserta didik selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Pada siklus 3

ini hasil penguasaan kompetensi siswa terhadap materi telah tercapai, dan

ketuntasan belajar sudah lebih baik dibandingkan pada siklus 2 yaitu mencapai

92,11%. Hal ini terjadi karena siswa sudah lebih siap dan memahami materi yang

dibahas sekaligus untuk mengikuti ulangan. Demikian juga untuk peningkatan

prosentase ketuntasan, telah melampaui batas minimal ketuntasan klasikal yaitu

75 %. Oleh karena itu kegiatan penelitian tindakan telah dianggap selesai dan

berhasil.

Page 107: PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING ( · PDF file( Studi Pada Siswa Kelas X1.IPS SMA Negeri 1 ... Tabel 6 Peningkatan Nilai Ulangan Harian ... Negeri 1 Purwokerto pada semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

76

e. Tahap Refleksi ( Reflecting )

Data yang diperoleh peneliti pada siklus 3, selanjutnya digunakan sebagai bahan

refleksi. Nilai rata-rata 83,82 dan ketuntasan belajar klasikal mencapai 92,11 (lihat

lampiran). Jika dilihat pada KKM sebesar 79 maka hasil nilai ulangan harian

ketiga peningkatannya cukup baik dan sudah mencapai indikator yang ditetapkan.

Dalam ketuntasan belajar mengalami peningkatan dari 63,16 menjadi 92,11% dan

sudah melampaui indikator yang ditetapkan . Nilai tes akhir tindakan tertinggi 95

dan terendah 60, rata-rata nilai sebesar 92,11% .

Berdasarkan pengamatan kolaborator pada siklus 3, disampaikan bahwa :

1. Kegiatan siklus 3 mengalami peningkatan yang signifikan. Baik guru maupun

siswa sudah makin menunjukkan kesiapannya, tanpa banyak dipandu siswa

langsung menempati tempat duduk sesuai kelompoknya.

2. Siswa makin antusias berperan aktif, karena guru selalu memberikan

motivasi dan reward saat mereka menjawab maupun menanggapi dengan

baik.

3. Kesiapan ini lebih dibuktikan lagi saat nilai post test diumumkan yaitu nilai

rata-rata jauh melampaui batas ketuntasan minimal (92,11).

Karena faktor sikap berpikir kritis dan hasil belajar Sejarah pada siklus 3 telah

berhasil dicapai bahkan melampaui indikator yang telah ditetapkan maka siklus 3

tidak diperpanjang lagi dan penelitian diakhiri.

Penelitian tindakan kelas ini oleh peneliti dilakukan sampai siklus 3. Hal ini

dilakukan karena pada siklus 3 hasil peserta didik dalam mencapai kreatifitas dan

Page 108: PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING ( · PDF file( Studi Pada Siswa Kelas X1.IPS SMA Negeri 1 ... Tabel 6 Peningkatan Nilai Ulangan Harian ... Negeri 1 Purwokerto pada semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

77

hasil belajar telah mengalami peningkatan bahkan telah melampaui indikator

kinerja.

D. Hasil Penelitian

Berdasarkan pengamatan pada proses pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti,

hasil wawancara dengan peserta didik kelas XI IPS-2 dan pengamatan dokumen,

dipergunakan peneliti untuk mengambil tindakan. Pelaksanaan pembelajaran

meliputi tahap yaitu : (1) perencanaan (planning), (2) tindakan (acting), (3)

pengamatan (observing) dan (4) refleksi (reflecting). Pelaksanaan tindakan

tertuang dalam siklus, untuk permasalahan yang belum dapat diatasi dilakukan

tindakan selanjutnya pada siklus berikutnya sampai permasalahan dapat diatasi.

Dalam memperoleh data dengan validitas yang baik, diterapkan tindakan dalam

tiga siklus.

Setelah pelaksanaan tindakan yang berlangsung dalam tiga siklus hasil penelitian

tindakan kelas dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Implementasi Pembelajaran Kooperatif Model Problem Based learning

(PBL) dalam Pembelajaran.

Sebelum menerapkan tindakan pada siklus I peneliti terlebih dahulu melakukan

tindakan pra siklus. Tindakan pra siklus tersebut antara lain adalah :

a. Untuk mengawali pembelajaran, dilaksanakan tes pra siklus bagi

peserta didik kelas XI IPS-2. Instrumen yang digunakan adalah soal

tes tertulis bentuk pilihan ganda berjumlah 30 nomor. peserta didik

diberi waktu mengerjakan 40 menit. Setelah seluruh peserta didik

selesai mengerjakan soal dilanjutkan dengan koreksi bersama,

Page 109: PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING ( · PDF file( Studi Pada Siswa Kelas X1.IPS SMA Negeri 1 ... Tabel 6 Peningkatan Nilai Ulangan Harian ... Negeri 1 Purwokerto pada semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

78

jawaban peserta didik ditukar dengan jawaban peserta didik lain.

Selanjutnya guru memanggil peserta didik satu persatu, dan nilai

peserta didik ditulis pada instrumen penilaian. Hasil yang diperoleh

dari nilai pra-siklus digunakan untuk mengetahui salah satu

perkembangan hasil belajar peserta didik (Lampiran 7.2 CP 02).

b. Dalam setiap pertemuan kegiatan pembelajaran dimulai dengan

kegiatan pembiasaan dan pendahuluan, kegiatan inti dan penutup.

Kegiatan pembiasaan yang dilakukan yaitu berdoa, dan mengucap

salam. Kegiatan pendahuluan yang dilakukan guru adalah mengabsen

siswa, apersepsi dan motivasi. Selanjutnya guru menjelaskan tujuan

pembelajaran dan metode yang diterapkan serta aturan pembelajaran

atau tahapan dalam metode tersebut. Kegiatan inti disesuaikan dengan

strategi dan metode yang telah direncanakan dalam rencana

pelaksanaan tindakan tiap siklus. Pada akhir pertemuan dilakukan

kegiatan penutup yang berupa post tes, kesimpulan dan ditutup dengan

salam ( Lampiran 7 CP 01 dan 03 ).

Pelaksanaan pembelajaran model PBL dimodifikasi dengan berbagai metode,

teknik, dan sumber belajar yang tersedia disekolah. Adapun langkah-langkah

dalam pembelajaran yang ditempuh pada intinya adalah sebagai berikut :

1. Appersepsi

2. Kegiatan Inti, yang meliputi tahap Eksplorasi, Elaborasi dan Konfirmasi

3. Kegiatan Penutup

Page 110: PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING ( · PDF file( Studi Pada Siswa Kelas X1.IPS SMA Negeri 1 ... Tabel 6 Peningkatan Nilai Ulangan Harian ... Negeri 1 Purwokerto pada semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

79

Menurut hasil pengamatan kolaborator/observer pada siklus 1 diperoleh hal-hal

sebagai berikut :

1. Pada pertemuan pertama sebenarnya persiapan guru sudah cukup

baik,misalnya lembar diskusi kelompok, kokar absen siswa, nomor meja

kelompok maupun persiapan format penilaian.

2. Pengelolaan waktu yang masih belum maksimal. Misalnya pada saat

pembagian kelompok sebagian siswa cenderung mau memilih sendiri,

sementara sebagian siswa mengusulkan guru saja yang membagi. Sehingga

untuk mencari kesepakatan cukup menyita waktu.

3. Kelemahan berikutnya adalah saat acara pemberian tanggapan dari tim

penyanggah maupun saat tim penyaji memberikan jawaban. Ini juga cukup

menyita waktu karena siswa masih merasa malu atau takut salah dalam

menyampaikannya.

Diharapkan masalah ini dapat diatasi pada siklus berikutnya.

Kemudian dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran siklus 2 ini diperoleh

informasi dari hasil pengamatan kolaborator sebagai berikut:

1. Pada kegiatan pembelajaran siklus 2 sudah lebih baik dibanding siklus 1.

Misalnya guru sudah menyiapkan catatan pembagian kelompok berdasarkan

kemampuan akademik, perlengkapan pembelajaran juga sudah disiapkan di

kelas sebelum kegiatan pembelajaran dimulai.

2. Pada saat akan presentasi LCD sempat macet sekitar 10 menit. Sehingga

mempengaruhi jatah waktu presentasi,

Page 111: PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING ( · PDF file( Studi Pada Siswa Kelas X1.IPS SMA Negeri 1 ... Tabel 6 Peningkatan Nilai Ulangan Harian ... Negeri 1 Purwokerto pada semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

80

3. Pada saat menjawab pertanyaan, masih ada anggota tim penyaji yang

mendominasi pembicaraan, sehingga teman yang lain merasa kecewa.

Diharapkan hal seperti ini tidak terulang kembali pada kegiatan berikutnya.

Selanjutnya pada kegiatan siklus 3 kolaborator menyampaikan bahwa berdasarkan

hasil pengamatannya diperoleh informasi sebagai berikut :

1. Kegiatan siklus 3 mengalami peningkatan yang signifikan. Baik guru maupun

siswa sudah makin menunjukkan kesiapannya, tanpa banyak dipandu siswa

langsung menempati tempat duduk sesuai kelompoknya.

2. Siswa makin antusias berperan aktif, karena guru selalu memberikan motivasi

dan reward saat mereka menjawab maupun menanggapi dengan baik.

3. Kesiapan ini lebih dibuktikan lagi saat nilai post test diumumkan yaitu nilai

rata-rata jauh melampaui batas ketuntasan minimal (92,11).

Dengan demikian maka diputuskan kegiatan penelitian selesai, karena kegiaatan

penelitian sudah dapat melampaui indikator kinerja. Yaitu untuk kemampuan

Selama kegiatan pembelajaran ini guru/peneliti juga selalu menyempatkan waktu

untuk memberikan perhatian kepada peserta didik agar perhatian mereka terpusat

pada kegiatan pembelajaran. Selain itu guru/peneliti juga selalu memberikan

motivasi kepada peserta didik yang masih merasa malu atau enggan untuk

berpartsipasi aktif dalam pembelajaran. Dengan tindakan seperti tersebut ternyata

banyak membawa manfaat bagi keberhasilan kegiatan pembelajaran.

Page 112: PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING ( · PDF file( Studi Pada Siswa Kelas X1.IPS SMA Negeri 1 ... Tabel 6 Peningkatan Nilai Ulangan Harian ... Negeri 1 Purwokerto pada semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

81

2. Implementasi Model Problem Based Learning ( PBL ) dalam

Pembelajaran Sejarah untuk meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis

Semua komponen sikap berpikir kritis yang terdiri dari kemampuan dalam

membuktikan kebenaran, saat melakukan diskusi, mempertahankan pendapat, dan

saat menyelesaikan tugas, dan kemampuan untuk memperoleh ilmu pengetahuan

baru diupayakan meningkat dengan berbagai strategi yang telah dirancang pada

tiap siklus.Untuk kemampuan dalam membuktikan kebenaran, pembelajaran

kooperatif model PBL dilaksanakan dengan memberikan kesempatan untuk

mempelajari sumber-sumber referensi yang lain baik melalui media cetak maupun

internet untuk memperkuat bukti kebenaran pernyataan yang disampaikan peserta

didik saat berdiskusi untuk memecahkan masalah/soal yang diberikan oleh guru.

Pembelajaran seperti ini juga mendorong semangat mengikuti pelajaran dan

membuat peserta didik merasa senang serta terpacu untuk memberikan tanggapan

terhadap materi pelajaran Sejarah yang sedang dibahas, serta untuk mengubah

image yang telah melekat pada diri peserta didik bahwa Sejarah adalah pelajaran

yang banyak menuntut kemampuan hafalan yang cenderung membosankan.

Kemampuan saat melakukan diskusi, yang diperlihatkan saat peserta didik

membahas masalah yang didiskusikan maupun saat menjawab atau menanggapi

kelompok penyanggah setelah peseta didik dari kelompok penyaji

mempresentasikan hasil diskusinya. Disini mereka juga dapat termotivasi untuk

menjawab pertanyaan secara rasional, karena adanya pemberian penghargaan

pada peserta didik yang aktif berupa tambahan nilai dan memberikan peringatan

Page 113: PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING ( · PDF file( Studi Pada Siswa Kelas X1.IPS SMA Negeri 1 ... Tabel 6 Peningkatan Nilai Ulangan Harian ... Negeri 1 Purwokerto pada semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

82

bagi peserta didik yang pasif merupakan langkah yang dilakukan guru dan

hasilnya terjadi peningkatan.

Kemampuan mempertahankan pendapat dapat dilatih dan dilaksanakan saat

berdiskusi maupun presentasi. Hal ini bisa dilaksanakan setelah peserta didik

sudah banyak mempelajari materi dari berbagai sumber.. Pembelajaran dengan

melontarkan pernasalahan dan penerapan pengalaman belajar yang dipraktekkan

menghasilkan sikap peserta didik yang kritis dalam menanggapi permasalahan

sehari-hari sehingga peserta didik tahu manfaat mempelajari suatu peristiwa

sejarah untuk kehidupan sekarang maupun yang akan datang.

Kemampuan saat menyelesaikan tugas diperoleh peserta didik ketika mereka

membahas masalah yang diberikan guru dalam kegiatan diskusi. Pencarian

jawaban mereka lakukan baik melalui buku pegangan siswa, buku referensi,

maupun browsing melalui internet, sehingga hasilnya menjadi maksimal dan

membanggakan mereka.

Kemampuan untuk memperoleh ilmu pengetahuan baru dapat dilakukan peserta

didik saat mereka saling bertukar pikiran atau bertukar informasi baik saat

penyusunan laporan diskusi dalam bentuk power point maupun saat presentasi.

Peningkatan berpikir kritis peserta didik dari tiap siklus dapat dilihat pada uraian

berikut :

a. Aspek kemampuan dalam memberikan pertanyaan rasional, hal ini telah

dapat dilakukan peserta didik saat tim penyaji menyampaikan hasil

diskusinya didepan kelas. Mereka mulai merasa senang pada pelajaran

Sejarah yang menerapkan metode diskusi dan merasakan bahwa pelajaran

Page 114: PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING ( · PDF file( Studi Pada Siswa Kelas X1.IPS SMA Negeri 1 ... Tabel 6 Peningkatan Nilai Ulangan Harian ... Negeri 1 Purwokerto pada semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

83

Sejarah tidak sulit dan tidak membosankan karena dibahas melalui diskusi

yang menyenangkan.

b. Aspek kemampuan mengatasi masalah diperoleh dari pengakuan peserta

didik untuk belajar lebih dahulu jika esok hari ada pelajaran Sejarah

c. Aspek mempunyai rasa ingin tahu tampak pada usaha mencari jawaban yang

menjadi tugas kelompok maupun saat menjawab pertanyaan dari kelompok

penyanggah.

d. Aspek kemampuan menyampaikan ide/pendapat peserta didik dapat

ditunjukkan baik pada saat saling bekerjasama untuk menyelesaikan masalah

yang didiskusikan maupun saat melakukan presentasi.

e. Aspek dalam menyampaikan saran/kritik konstruktif diamati dari peserta

didik mengungkapkan tanggapan atau membuat kesimpulan dengan bahasa

sendiri (Lampiran 7 CP 14 CP 16).

Sementara itu berdasarkan pengamatan dan wawancara dengan peserta didik,

peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa dapat diuraikan sebagai berikut

1. Aspek kemampuan dalam membuktikan kebenaran, peserta didik mengaku

menjadi lebih senang dan tertarik belajar Sejarah karena selama kegiatan tiap

pertemuan cara pembelajarannya berbeda dan merasa tertantang untuk dapat

menyelesaikan tugas dengan baik sesuai target yang ditentukan oleh guru.

2. Aspek kemampuan melakukan diskusi, peserta didik merasa senang

mengerjakan soal diskusi pada saat melakukan diskusi karena komunikasi

dengan teman maupun guru dapat dilakukan dengan intensif dan tidak

Page 115: PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING ( · PDF file( Studi Pada Siswa Kelas X1.IPS SMA Negeri 1 ... Tabel 6 Peningkatan Nilai Ulangan Harian ... Negeri 1 Purwokerto pada semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

84

membosankan. Dengan demikian pemahaman tentang materi sejarahpun

dapat lebih baik.

3. Aspek kemampuan mempertahankan pendapat, hal ini dapat ditunjukkan saat

mereka berdebat atau adu argumentasi baik saat diskusi untuk menyelesaikan

masalah maupun saat menjawab pertanyaan ketika mereka melakukan

presentasi.

4. Aspek kemampuan untuk menyelesaikan tugas dibuktikan peserta didik saat

menyelesaikan tugas untuk menjawab soal diskusi dengan berusaha

menyelesaikannya dengan tepat waktu tetapi tetap mengutamakan kualitas isi

dari tugas yang diberikan guru.

5. Aspek kemampuan untuk memperoleh ilmu pengetahuan baru, hal ini

dibuktikan peserta didik saat mereka saling kerjasama dengan teman satu

kelompok untuk menyelesaikan tugas untuk menjawab soal diskusi dengan

berusaha menggali potensi kemampuan pengetahuan yang sudah dimiliki

maupun saat mencarinya dari buku pegangan siswa maupun dari internet.

(Lampiran 6 CL 07- CL 12).

Untuk lebih jelasnya peningkatan kemampuan berpikir kritis dari tiap siklus dapat

diamati pada tabel berikut ini :

Page 116: PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING ( · PDF file( Studi Pada Siswa Kelas X1.IPS SMA Negeri 1 ... Tabel 6 Peningkatan Nilai Ulangan Harian ... Negeri 1 Purwokerto pada semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

85

Tabel 5: Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik

No Indikator

Siklus 1

Siklus 2

Siklus 3

1 Mampu menyampaikan pertanyaan 12 12 23

2 Mampu mengatasi masalah 20 21 34

3 Mempunyai rasa ingin tahu 23 28 38

4 Mampu menyampaikan ide/pendapat 12 15 29

5 Mampu menyampaikan saran/kritik konstruktif

7 9 16

Jumlah 74 85 140

Berdasarkan tabel diatas dapat dijelaskan bahwa sikap kemampuan berpikir kritis

peserta didik tiap siklus terus mengalami peningkatan. Pada siklus 1 aspek

kemampuan menyampaikan saran/kritik konstruktif paling rendah skornya 7. Hal

ini terjadi karena mereka belum terbiasa melakukannya dalam kegiatan

pembelajaran. Aspek yang paling tinggi pada aspek rasa ingin tahu yaitu sebesar

23, dan jumlah aspek keseluruhan 74. (Lampiran 9.1). Karena pada siklus 1

kemampuan berpikir kritis peserta didik belum mencapai indikator yang telah

ditetapkan maka peneliti melanjutkan tindakan pada siklus 2. Pada siklus 2 aspek

yang paling tinggi peningkatannya adalah pada aspek rasa ingin tahu yaitu sebesar

yaitu 28 sedangkan aspek yang paling rendah pada kemampuan menyampaikan

saran/kritik konstruktif yaitu 9, sedangkan jumlah keseluruhannya adalah 85

(Lampiran 9.2). Walaupun pada siklus 2 kemampuan berpikir kritis peserta didik

telah mencapai indikator yang telah ditetapkan yaitu 80, namun peneliti tetap

Page 117: PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING ( · PDF file( Studi Pada Siswa Kelas X1.IPS SMA Negeri 1 ... Tabel 6 Peningkatan Nilai Ulangan Harian ... Negeri 1 Purwokerto pada semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

86

melanjutkan ke siklus 3 karena indikator ketuntasan belajar klasikal nilai ulangan

harian dan nilai tugas belum mencapai hasil sesuai yang diharapkan yaitu 75%.

Pada siklus 3 tingkat kemampuan berpikir kritis peserta didik skor paling tinggi

peningkatannya tetap pada aspek rasa ingin tahu yaitu 38 poin, Sedangkan aspek

yang paling rendah pada aspek mampu menyampaikan saran/kritik konstruktif

sebesar 16 poin (Lampiran 9.3) sehingga jumlah keseluruhan adalah 140.

Karena aspek kemampuan berpikir kritis peserta didik pada siklus 3 telah

mancapai bahkan melampaui indikator yang telah ditetapkan, maka penelitian

diakhiri.

3. Penerapan Model Problem Based Learning (PBL) dalam Pembelajaran

Sejarah untuk Meningkatkan Hasil Belajar.

Dalam pembelajaran model PBL penilaian dilakukan secara intensif dan

menyeluruh. Komponen penilaian dilaksanakan pada semua aspek dengan

pencatatan otentik (authentic assessment) selama proses pembelajaran,

kemampuan siswa dalam bentuk berpendapat, bertanya, menjawab pertanyaan

guru, menyelesaikan tugas diskusi, mempertahankan argumentasi di depan kelas,

dan penampilan atau performance ternyata mendorong siswa untuk aktif dan

berusaha memperoleh nilai yang baik. Memberikan informasi tentang sistem

penilaian dan waktunya yaitu pada setiap akhir siklus berupa ulangan harian,

koreksi dan penilaiannya dilakukan bersama peserta didik, sehingga menyebabkan

peserta didik bersemangat dan bersaing secara sehat dengan teman-temannya

untuk memperoleh nilai yang maksimal. Penilaian juga dilakukan terhadap hasil

kerja kelompok yang merupakan komponen evaluasi yang berfungsi sebagai

Page 118: PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING ( · PDF file( Studi Pada Siswa Kelas X1.IPS SMA Negeri 1 ... Tabel 6 Peningkatan Nilai Ulangan Harian ... Negeri 1 Purwokerto pada semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

87

penilaian portofolio yang memiliki bobot 40% dari nilai siswa. Dengan pemberian

tugas yang dibatasi waktunya, siswa termotivasi untuk mengerjakan tugas dengan

sebaik-baiknya jika ingin nilainya baik. Setelah menerapkan pembelajaran

kooperatif model Problem Based Learning (PBL) dalam tiga siklus hasil belajar

siswa mengalami peningkatan sebagai berikut :

Hasil post test Pra-Siklus menunjukkan nilai tertinggi 82 dan nilai terendah 50 dan

rata-rata kelas sebesar 64,50 dengan ketuntasan klasikal 34,21 % (Lampiran 8.1).

Pada post test siklus I nilai tertinggi mencapai 90 (siswa BW,EY,KY, dan KM),

nilai terendah 50 (siswa AC) dan rata-rata nilai kelas 75,39 . Dengan ketuntasan

63,16 % (Lampiran 8.2). Nilai tersebut belum mencapai nilai ketuntasan minimal

yang telah ditentukan dalam KKM yaitu 79 dan belum mencapai indikator yang

ditentukan dalam PTK yaitu nilai rata-rata ketuntasan klasikal sebesar 75%.

Pada post test siklus 2 nilai peserta didik kelas XI IPS-2 yang tertinggi 100 (siswa

KM) dan terendah 50 (siswa AC). Sedangkan nilai rata-rata klasikal 81,84 dan

ketuntasan belajar klasikal mencapai 73,68 % (Lampiran 8.3). Jika dilihat pada

nilai KKM sebesar 79 memang sudah melampaui, tetapi nilai ketuntasan klasikal

belum mencapai nilai rata-rata sebesar 75%.

Pada post test siklus 3 peserta didik kelas XI IPS-2 nilai yang tertinggi 95 (siswa

DF) dan yang terendah 65 (siswa AR). Nilai rata-rata 83,82 dan ketuntasan belajar

klasikal mencapai. 92,11% (Lampiran 8.4). Jika dilihat pada KKM sebesar 79

maka hasil nilai ulangan harian ketiga peningkatannya cukup baik dan sudah

mencapai indikator yang. ditetapkan. Dalam ketuntasan belajar mengalami

peningkatan dari 73,68 menjadi 92,11 dan sudah melampaui indikator yang

Page 119: PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING ( · PDF file( Studi Pada Siswa Kelas X1.IPS SMA Negeri 1 ... Tabel 6 Peningkatan Nilai Ulangan Harian ... Negeri 1 Purwokerto pada semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

88

ditetapkan . Nilai tes akhir tindakan (siklus 3) tertinggi 95 dan terendah 65, rata-

rata nilai sebesar 83,82 (Lampiran 8.4). Hal ini berarti telah mengalami

peningkatan sangat maksimal bila dibandingkan dengan sebelum tindakan dan

telah melampaui indikator. Nilai KKM kelas XI.IPS adalah 79,00.

Untuk lebih memperjelas keterangan tersebut, di bawah ini Peningkatan hasil

belajar peserta didik dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 6 : Peningkatan Nilai Ulangan Harian Selama Tindakan

No Nilai Pra-Siklus Siklus 1 Silklus 2 Siklus 3

1 Tertinggi 82 90 100 95

2 Terendah 50 50 65 60

3 Rata-rata 64,50 75,39 81,84 83,82

4 Ketuntasan 34,21 % 63,16 % 73,68 % 92,11 %

E. Pembahasan

1. Penerapan Model Problem Based Learning ( PBL ) dalam pembelajaran

Sejarah.

Penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan pada kelas XI.IPS.2 di SMA Negeri 1

Purwokerto dengan menggunakan pembelajaran model Problem Based Learning (

PBL ) ternyata terdapat beberapa kendala baik dalam perangkat sarana penunjang

pembelajaran maupun dalam proses pelaksanaan pembelajarannya.

a. Pada awal peserta didik belum bisa menyesuaikan pembelajaran dengan

menggunakan model Problem Based Learning (PBL), pembelajaran masih

berpusat pada guru (teacher centered).

Page 120: PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING ( · PDF file( Studi Pada Siswa Kelas X1.IPS SMA Negeri 1 ... Tabel 6 Peningkatan Nilai Ulangan Harian ... Negeri 1 Purwokerto pada semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89

89

b. Kemudian untuk sarana penunjang seperti LCD kadang mengalami masalah,

juga pemanfaatan hot spot area untuk mencari materi lewat internet juga kadang

lambat karena terlalu banyak yang memakai.Tetapi pada siklus 2 dan siklus 3,

sudah ada perubahan dalam pembelajaran yaitu pembelajaran kontruktivisme

sudah mulai berjalan dengan baik karena siswa sudah mulai dapat beradaptasi

dengan pembelajaran model Problem Based Learning (PBL) ini.

Terkait dengan masalah tersebut, dalam teori konstruktivisme dikatakan bahwa

siswa harus menemukan sendiri dan menstransformasikan informasi yang

kompleks, mengecek informasi yang baru dengan aturan-aturan lama dan

merevisinya apabila aturan-aturan itu tidak lagi sesuai. Bagi siswa agar benar-

benar memahami dan dapat menerapkan pengetahuan, maka mereka harus bekerja

memecahkan masalah, menemukan segala ssesuatu, dan berusaha dengan susah

payah mengandalkan ide-idenya. (Slavin dalam Nur dalam Trianto : 28).

Konstruktivisme menganggap bahwa belajar sama dengan membentuk makna,

makna diciptakan pemelajar sendiri, konstruksi makna dipengaruhi oleh

pengetahuan yang telah dimiliki, kontruksi pengetahuan baru merupakn proses

yang terjadi terus-menerus, dan proses konstruksi pengetahuan baru didahului rasa

ingin tahu yang dapat dirangsang dengan penyajian masalah-masalah oleh guru

untuk dibahas oleh pemelajar.(Haris Mudjiman, 26-27).

Para konstruktivist memberikan kepada pemelajar kebebasan berpikir,

mengajukan pertanyaan, menganalisis jawaban, mencari hubungan berbagai

pendapat, memprediksi, memberikan jastivikasi dan berpikir jauh melebihi

Page 121: PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING ( · PDF file( Studi Pada Siswa Kelas X1.IPS SMA Negeri 1 ... Tabel 6 Peningkatan Nilai Ulangan Harian ... Negeri 1 Purwokerto pada semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

90

90

informasi awal yang masuk ke dalam pikirannya. (Brook & Brook dalam Haris

Mudjiman, 29-30).

Karena setiap model pembelajaran ada kelebihan dan kekurangannya, maka dalam

kegiatan belajar mengajar, seorang guru harus mampu memadukan dan

menciptakan proses pembelajaran yang inovatif yang pada prinsipnya mampu

mengaktifkan siswa, sehingga dapat memberi peluang untuk terjadinya proses

belajar mengajar yang aktif, inovatif dan menyenangkan. Metode diskusi yang

digunakan pada penelitian tindakan kelas ini, memberikan kesempatan kepada

siswa/peserta didik untuk menyampaikan pendapat, membuat kesimpulan atau

menyampaikan ide dan gagasannya.

Sedangkan hasil penelitian dari peneliti sendiri yang tertuang dalam tabel di

bagian depan dapat disimpulkn bahwa penerapan model PBL akan dapat

bermanfaat secara maksimal apabila dikolaborasikan dengan metode lain untuk

meminimalisir kelemahan dari masing-masing metode. Dan untuk menentukan

metode dan model pembelajaran yang akan dipakai guru harus mempehatikan

antara lain kondisi kemampuan intelegensi peserta didik, sarana dan prasarana

sekolah, materi yang akan diajarkan dan pengetahuan guru tentang metode dan

model pembelajaran itu sendiri.

2. Penerapan Model Problem Based Learning (PBL) dalam Pembelajaran

Sejarah untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis.

Dalam penelitian tindakan ini membuktikan bahwa model pembelajaran yang

digunakan oleh guru dapat mempengaruhi upaya untuk menggali kemampuan

Page 122: PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING ( · PDF file( Studi Pada Siswa Kelas X1.IPS SMA Negeri 1 ... Tabel 6 Peningkatan Nilai Ulangan Harian ... Negeri 1 Purwokerto pada semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

91

91

berpikir kritis siswa. Penerapan model pembelajaran yang menarik akan

memotivasi siswa/peserta didik untuk mengikuti kegiatan pembelajaran, karena

perasaan senang dan penuh antusias sehingga peserta didik akan lebih mudah

menerima dan memahami materi pelajaran. Apalagi bila guru mampu memotivasi

siswa dengan sering melontarkan permasalahan yang terkait dengan materi

pelajaran, maka siswa merasa terpacu untuk berpikir secara kritis untuk dapat

menjawab permasalahan tersebut.

Apabila kita merujuk pada pendapat Ruggiero (Elaine B.Johnson, 2011: 189)

berpikir kritis bukanlah sesuatu yang sulit dan esoteris yang hanya bisa dilakukan

oleh manusia yang memiliki nilai IQ berkategori genius. Sebaliknya, berpikir

kritis merupakan sesuatu yang dapat dilakukan oleh semua orang. Berpikir kritis

membantu kita memandang diri sendiri, bagaimana kita memandang dunia, dan

bagaimana kita berhubungan dengan orang lain. Berpikir kritis membantu kita

meneliti perilaku kita dan menilai nilai-nilai kita. Berpikir kritis merupakan

sebuah keterampilan hidup, bukan hobi dibidang akademik

Karena itulah perlu adanya suatu model pembelajaran yang mampu menggali

kemampuan berpikir kritis siswa, disamping juga situasi pembelajaran yang

kondusif dan menyenangkan. Salah satunya adalah model Problem Based

Learning (PBL).

Menurut Howard Barrows dan Kelson, dalam M.Taufik Amir, ( 2011:21 ) adalah

Problem Based Learning adalah kurikulum dan proses pembelajaran, yang di

dalamnya dirancang masalah-masalah yang menuntut mahasiswa mendapatkan

pengetahuan yang penting, membuat mereka mahir dalam memecahkan masalah,

Page 123: PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING ( · PDF file( Studi Pada Siswa Kelas X1.IPS SMA Negeri 1 ... Tabel 6 Peningkatan Nilai Ulangan Harian ... Negeri 1 Purwokerto pada semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

92

92

dan memiliki strategi belajar sendiri serta memiliki kecakapan berpartisipasi

dalam tim. Proses pembelajarannya menggunakan pendekatan yang sistemik

untuk memecahkan masalah atau menghadapi tantangan yang nanti diperlukan

dalam karir dan kehidupan sehari-hari.

Pada siklus I ini masih ada peserta didik yang merasa tidak percaya diri , tetapi

pada siklus 2 dan siklus 3 peserta didik menunjukkan sikap yang baik dan

tanggung jawab. Hal ini terlihat dari hasil nilai kempuan berpikir kritis yang

dilaksanakan selama proses pembelajaran tiap siklus. Pada siklus I hanya sekitar

memperoleh ketuntasan dengan skor 74. Tetapi dalam pembelajaran siklus 2

prestasi siswa yaitu menjadi 85. Kemudian pada pembelajaran siklus 3, guru

maupun peserta didik mulai bisa menyesuaikan diri dengan materi, metode dan

media dalam pembelajaran sehingga pada pembelajaran siklus 3 kemampuan

berpikir kritis peserta didik naik menjadi 140 poin, melewati batas tuntas minimal

yaitu skor 80.

3. Penerapan Model Problem Based Learning (PBL) dalam Pembelajaran

Sejarah untuk Meningkatkan Hasil Belajar.

Dalam penelitian tindakan ini membuktikan bahwa model pembelajaran yang

digunakan oleh guru dapat mempengaruhi upaya untuk meningkatkan nilai hasil

belajar siswa. Penerapan model pembelajaran yang menarik akan memotivasi

siswa/peserta didik untuk mengikuti kegiatan pembelajaran, karena situasi yang

kondusif dan penuh semangat sehingga peserta didik akan lebih mudah menerima

dan memahami materi pelajaran. Apalagi bila guru mampu memotivasi siswa

dengan sering melontarkan permasalahan yang terkait dengan materi pelajaran,

Page 124: PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING ( · PDF file( Studi Pada Siswa Kelas X1.IPS SMA Negeri 1 ... Tabel 6 Peningkatan Nilai Ulangan Harian ... Negeri 1 Purwokerto pada semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

93

93

maka siswa merasa terpacu untuk terus belajar. Dan pada akhirnya juga akan

memacu nilai hasil belajar siswa.

Terkait dengan masalah tersebut, terdapat pendapat dari hasil penelitian Gino (

2007 ) yang merupakan hasil penelitian tindakan yang juga sudah melalui uji

hipotesis disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara model

pembelajaran PBL terhadap prestasi belajar. Dan model pembelajaran PBL

menekankan pada pemecahan masalah pada kehidupan nyata.

Sementara itu perkembangan kemampuan hasil belajar peserta didik dari siklus 1

sampai siklus 3 terus meningkat. Semula pada siklus 1 ini masih ada peserta didik

yang merasa tidak mampu dan cenderung minder , pada siklus 1 hanya sekitar

memperoleh rata-rata ketuntasan klasikal 63,16%. Tetapi dalam pembelajaran

siklus 2 prestasi hasil belajar siswa naik yaitu menjadi 73,68%. Kemudian pada

pembelajaran siklus 3, guru maupun peserta didik mulai bisa menyesuaikan diri

dengan materi, metode dan media dalam pembelajaran sehingga pada

pembelajaran siklus 3 nilai hasil belajar peserta didik naik menjadi 92,11%,

melewati batas tuntas minimal yaitu 79,00. Hal ini terjadi karena potensi

kemampuan peserta didik dapat berkembang makin baik.

Dan akhirnya dari penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa terdapat

hubungan benang merah antara teori yang ada, hasil penelitian yang sudah

pernah dilaksanakan oleh peneliti lain, maupun hasil penelitian peneliti sendiri

yang pada prinsipnya sepakat bahwa penerapan model Problem Based

Learning ( PBL ) dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan hasil

belajar peserta didik.

Page 125: PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING ( · PDF file( Studi Pada Siswa Kelas X1.IPS SMA Negeri 1 ... Tabel 6 Peningkatan Nilai Ulangan Harian ... Negeri 1 Purwokerto pada semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

110

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan

Penelitian tindakan kelas yang menerapkan pembelajaran kooperatif

model Problem Based Learning (PBL) dalam pembelajaran Sejarah untuk

meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar siswa telah selesai

dilaksanakan dalam tiga siklus. Dalam setiap siklusnya ada empat tahapan yaitu

perencanaan ( planning), tindakan (acting), pengamatan (observing) dan refleksi

(reflecting). Ketidakberhasilan dalam siklus akan diperbaiki pada siklus

berikutnya. Adapun hasil penelitian selama tindakan dapat disimpulkan sebagai

berikut :

1. Implementasi model Problem Based Learning (PBL) dalam pembelajaran

Sejarah

Pelaksanaan pembelajaran kooperatif model Problem Based Learning

(PBL) dimodifikasi dengan berbagai metode, teknik, dan sumber belajar yang

tersedia di sekolah. Adapun langkah-langkah dalam pembelajaran yang

ditempuh adalah sebagai berikut :

4. Appersepsi ( guru/peneliti mempersiapkan siswa dan perangkat

pendukung kegiatan pembelajaran sesuai dengan perencanaan )

5. Kegiatan Inti, yang meliputi tahap Eksplorasi, Elaborasi dan Konfirmasi

6. Kegiatan Penutup

Dalam kegiatan pembelajaran ini guru/peneliti selalu menyempatkan

waktu untuk memberikan perhatian kepada peserta didik agar perhatian

Page 126: PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING ( · PDF file( Studi Pada Siswa Kelas X1.IPS SMA Negeri 1 ... Tabel 6 Peningkatan Nilai Ulangan Harian ... Negeri 1 Purwokerto pada semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

111

mereka terpusat pada kegiatan pembelajaran. Selain itu guru/peneliti juga

selalu memberikan motivasi kepada peserta didik yang masih merasa malu

atau enggan untuk berpartsipasi aktif dalam pembelajaran. Dengan

tindakan seperti tersebut ternyata banyak membawa manfaat bagi

keberhasilan kegiatan pembelajaran.

2. Penerapan Model Problem Based Learning (PBL) dalam pembelajaran

Sejarah dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa.

Kemampuan berpikir kritis siswa mengalami peningkatan dalam setiap

siklus. Komponen kemampuan berpikir kritis terdiri dari kemampuan dalam

membuktikan kebenaran, melakukan diskusi, mempertahankan pendapat,

menyelesaikan tugas, dan kemampuan untuk memperoleh ilmu pengetahuan

baru. Selama penelitian tindakan dari siklus pertama sampai siklus ke 3

keberhasilan menerapkan atau mengimplementasikan Kemampuan berpikir

kritis siswa terlihat nyata. Setelah melaksanakan PTK, siswa mulai menyukai

mata pelajaran Sejarah. Mereka akhirnya menyadari bahwa ternyata mata

pelajaran Sejarah ternyata bukan pelajaran yang sulit dan membosankan.

Bahkan sikap rasa ingin tahu siswa cukup menonjol, hal ini diperlihatkan

terutama dalam menyelesaikan tugas maupun saat presentasi dengan

browsing melalui internet. Hal ini memungkinkan karena sekolah sudah

memiliki hot spot area.

Page 127: PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING ( · PDF file( Studi Pada Siswa Kelas X1.IPS SMA Negeri 1 ... Tabel 6 Peningkatan Nilai Ulangan Harian ... Negeri 1 Purwokerto pada semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

112

3. Penerapan Model Problem Based Learning (PBL) dalam pembelajaran

Sejarah dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Pembelajaran model PBL yang di desain dengan metode yang

bervariasi mampu meingkatkan hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa

diperoleh dan penilaian otentik (authentic assessment) selama proses

pembelajaran, penilaian tugas dan penilaian hasil belajar pada tiap selesai

siklus. Ketrampilan guru dalam memilih pendekatan, strategi, metode dan

teknik pembelajaran akan menunjang motivasi siswa untuk meningkatkan

minat, motivasi dan semangat belajar siswa. Dengan semangat belajar yang

tinggi maka iklim belajar menjadi lebih kondusif dan pada akhirnya hasil

belajar siswapun menjadi meningkat. Setelah melakukan tindakan dalam tiga

siklus maka pada siklus 3 nilai rata-rata ulangan harian Sejarah siswa

mencapai 83,82 dan ketuntasan klasikal mencapai 92,11 %.

B. Implikasi

Berdasarkan hasil temuan dan hasil penelitian tindakan kelas bahwa

dengan penerapan model PBL dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan

hasil belajar siswa dalam mata pelajaran Sejarah di kelas XI IPS-2 SMA Negeri 1

Purwokerto, diimplikasikan sebagai berikut :

1. Pelaksanaan pembelajaran model PBL berhasil meningkatkan kemampuan

berpikir kritis siswa jika dilakukan dengan langkah yang tepat seperti

kemampuan memilih dan menyajikan topik yang menarik, adanya kesempatan

untuk membimbing dan memberi siswa dalam mengeluarkan potensi dan

kemampuannya melalui sistem pembelajaran dua arah (siswa dengan guru dan

Page 128: PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING ( · PDF file( Studi Pada Siswa Kelas X1.IPS SMA Negeri 1 ... Tabel 6 Peningkatan Nilai Ulangan Harian ... Negeri 1 Purwokerto pada semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

113

siswa dengan siswa) secara kontinyu dan konsisten. Kemampuan berpikir

kritis amat cocok untuk meningkatkan aspek afektif dan psikomotor, dengan

fungsi guru sebagai fasilitator dan sekaligus sebagai motivator.

2. Pembelajaran PBL dapat meningkatkan basil belajar siswa jika dilaksanakan

dengan penilaian yang otentik (authentic assessment). Penilaian otentik adalah

proses pengumpulan informasi oelh guru tentang perkembangan dan

pencapaian pembelajaran yang dilakukn oleh peserta didik melalui berbagai

teknik yang mampu mengungkapkan, membuktikan atau menunjukkan secara

tepat bahwa tujuan pembelajaran telah benar-benar dikuasai dan dicapai

( Nurhadi, 2004 : 172 ). Diunduh tgl 6 mei 2011 : http//akbar-

iskandar.blogspot.com/2011/05/penilaian otentik.html. Penilaian merupakan

bagian tak terpisahkan dalam proses pembelajaran, mencerminkan masalah

dunia nyata, menggunakan berbagai ukuran, metode, dan kriteria yang sesuai

dengan esensi pengalaman belajar dan bersifat holistik atau menyeluruh pada

setiap komponen evaluasi sehingga dapat mengukur berbagai kemainpuan

siswa. Hasil belajar dapat diketahui dari perubahan tingkah laku yang

mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotorik yang bersifat kontinyu,

positif permanen dan terarah.

3. Pembelajaran model PBL kurang berhasil meningkatkan kemampuan berpikir

kritis dan hasil belajar Sejarah pada siswa yang memiliki kecerdasan dibawah

rata-rata kelas. Dalam PTK di kelas XI IPS-2 ada 2 orang siswa yang tetap

kurang maksimal dalam kemampuan berpikir kritis rnaupun basil belajar

(Lampiran 8). Sehingga guru harus dapat memberikan perhatian secara

Page 129: PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING ( · PDF file( Studi Pada Siswa Kelas X1.IPS SMA Negeri 1 ... Tabel 6 Peningkatan Nilai Ulangan Harian ... Negeri 1 Purwokerto pada semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

114

menyeluruh sehingga peserta didik dari beragam tingkat kecerdasan mampu

mengembangkan potensinya secara maksimal.

C. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, simpulan dan implikasi yang telah diuraikan

diatas dapat disampaikan saran sebagai berikut :

1. Seorang guru hendaknya krreatif dan pandai didalam memilih model

pembelajaran yang tepat, guna menumbuhkan kemampuan berpikir kritis

siswa dalam pembelajaran. Guru dapat memilih alternatif pembelajaran model

PBL guna meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar siswa.

2. Guru dapat menerapkan pembelajaran model PBL dengan dimodifikasi

berbagai metode dan teknik tertentu dengan tetap berprinsip pada siswa

sebagai subyek belajar (student oriented), masyarakat belajar (learning

community), berbasis lingkungan (learning environment) untuk memperkaya

pengalaman belajar siswa.

3. Guru hendaknya menerapkan penilaian otentik (authentic assessment), agar

mengetahui perkembangan hasil belajar siswa secara menyeluruh yang

mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.

4. Guru hendaknya berusaha melakukan perbaikan pembelajaran melalui

penelitian tindakan kelas, untuk meningkatkan kualitas pembelajaran,

sehingga kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar siswa meningkat.

5. Guru hendaknya sabar dan memberi perhatian lebih pada 'siswa yang memiliki

kecerdasan dibawah rata-rata karena daya nalar siswa lebih lambat dibanding

Page 130: PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING ( · PDF file( Studi Pada Siswa Kelas X1.IPS SMA Negeri 1 ... Tabel 6 Peningkatan Nilai Ulangan Harian ... Negeri 1 Purwokerto pada semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

115

teman-temannya, sehingga sering minder dan tidak dapat memunculkan

kemampuannya.

6. Kepala sekolah hendaknya, memberi kebebasan kepada guru untuk

mengembangkan profesi dengan banyak aktif di organisasi seperti MGMP dan

forum ilmiah guru serta memberi kesempatan kepada guru untuk mengikuti

pelatihan agar tidak ketinggalan informasi tentang sistem pembelajaran aktif,

kreatif dan menyenangkan.

7. Kepala sekolah bersama komite hendaknya menyediakan sarana dan prasarana

serta sumber pembelajaran selaras dengan perkembangan kurikulum dan

IP'T'EK.

8. Peneliti lain dapat menerapkan penelitian sejenis untuk mengatasi

pembelajaran di kelas.

9. Peneliti lain dapat melakukan penelitian lebih lanjut guna menyempurnakan

kekurangan pada penelitian ini.