PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTIONS PADA SISWA SMA DENGAN POKOK BAHASAN HUKUM...

23
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) mempengaruhi hampir seluruh kehidupan manusia di berbagai bidang. Untuk dapat menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, maka kualitas sumber daya manusia harus ditingkatkan melalui peningkatan mutu pembelajaran di sekolah. Pendidikan tidak hanya bertujuan memberikan materi pelajaran saja tetapi lebih menekankan bagaimana mengajak siswa untuk menemukan dan membangun pengetahuannya sendiri sehingga siswa dapat mengembangkan kecakapan hidup (life skill) dan siap untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan. Pembelajaran yang kurang melibatkan siswa secara aktif dapat menghambat kemampuan berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah sehingga perlu dipilih dan diterapkan suatu model pembelajaran untuk mewujudkan tercapainya tujuan pembelajaran. Ketika siswa belajar ilmu alam, maka yang dipelajari adalah ilmu alam sekitar yang dekat dengan kehidupan siswa. Situasi pembelajaran sebaiknya dapat menyajikan fenomena dunia nyata, masalah yang autentik dan bermakna yang dapat 1

Transcript of PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTIONS PADA SISWA SMA DENGAN POKOK BAHASAN HUKUM...

Page 1: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTIONS PADA SISWA SMA DENGAN POKOK BAHASAN HUKUM ARCHIMEDES

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)

mempengaruhi hampir seluruh kehidupan manusia di berbagai bidang. Untuk

dapat menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, maka kualitas sumber daya

manusia harus ditingkatkan melalui peningkatan mutu pembelajaran di

sekolah. Pendidikan tidak hanya bertujuan memberikan materi pelajaran saja

tetapi lebih menekankan bagaimana mengajak siswa untuk menemukan dan

membangun pengetahuannya sendiri sehingga siswa dapat mengembangkan

kecakapan hidup (life skill) dan siap untuk memecahkan masalah yang

dihadapi dalam kehidupan.

Pembelajaran yang kurang melibatkan siswa secara aktif dapat

menghambat kemampuan berpikir kritis dan keterampilan pemecahan

masalah sehingga perlu dipilih dan diterapkan suatu model pembelajaran

untuk mewujudkan tercapainya tujuan pembelajaran. Ketika siswa belajar

ilmu alam, maka yang dipelajari adalah ilmu alam sekitar yang dekat dengan

kehidupan siswa. Situasi pembelajaran sebaiknya dapat menyajikan fenomena

dunia nyata, masalah yang autentik dan bermakna yang dapat menantang

siswa untuk memecahkannya. Salah satu model pembelajaran yang dapat

diterapkan adalah pembelajaran berdasarkan masalah atau Problem Based

Instruction (PBI).

Menurut Nurhadi (2004:109), Problem Based Instruction merupakan

model pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu

konteks untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan keterampilan

pemecahan masalah, serta memperoleh pengetahuan dan konsep yang

essensial dari mata pelajaran. Guru harus mendorong siswa untuk terlibat

dalam tugas-tugas berorientasi masalah melalui penerapan konsep dan fakta,

serta membantu menyelidiki masalah autentik dari suatu materi.

1

Page 2: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTIONS PADA SISWA SMA DENGAN POKOK BAHASAN HUKUM ARCHIMEDES

Materi Hukum Archimedes merupakan materi dengan konsep yang

sederhana dan fenomenanya dapat diamati dan seringkali dijumpai dalam

kehidupan manusia. Dengan penerapan Problem Based Instruction, guru

berusaha menunjukkan kepada siswa bahwa materi Hukum Archimedes,

konkrit dan berkaitan langsung dengan pengalaman keseharian siswa.

Berkaitan dengan uraian dan fakta di atas, maka penulis berinisiatif

untuk mengangkat persoalan sebagai tugas akhir dengan judul:

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED

INSTRUCTION PADA SISWA SMA DENGAN POKOK BAHASAN

HUKUM ARCHIMEDES.

B. Rumusan Masalah

Apakah model pembelajaran Problem Based Instruction (PBI) sesuai

dengan karakteristik siswa yang diajar pada pokok bahasan Hukum

Archimedes.

C. Tujuan

Untuk mengetahui bahwa model pembelajaran Problem Based

Instruction (PBI) sesuai dengan karakteristik siswa yang diajar pada pokok

bahasan Hukum Archimedes.

D. Manfaat

Agar dapat mengetahui model pembelajaran Problem Based

Instruction (PBI) sesuai dengan karakteristik siswa yang diajar pada pokok

bahasan Hukum Archimedes.

2

Page 3: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTIONS PADA SISWA SMA DENGAN POKOK BAHASAN HUKUM ARCHIMEDES

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Hakikat Belajar dan Pembelajaran Fisika

Belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses yang berlangsung

dalam diri seseorang yang mengubah tingkah lakunya, baik tingkah laku

dalam berpikir, bersikap dan berbuat (Gulo, 2002:8). Definisi ini menyiratkan

dua makna. Pertama, bahwa belajar merupakan suatu proses dalam diri

seseorang untuk mencapai tujuan tertentu. Kedua, perubahan tingkah laku

merupakan hasil belajar. Sehingga pada hakikatnya belajar menyangkut dua

hal yaitu proses belajar dan hasil belajar.

Menurut pandangan konstruktivisme, pembelajaran harus lebih

berpusat pada peserta didik, bersifat analitik, dan lebih berorientasi pada

proses pembentukan pengetahuan dan penalaran. Pembelajaran (Koes,

2003:39-44) memiliki ciri-ciri sebagai berikut.

1) Menyediakan pengalaman belajar dengan meningkatkan pengetahuan

yang telah dimiliki siswa sedemikian rupa sehingga belajar melalui

proses pembentukan pengetahuan.

2) Menyediakan berbagai alternatif pengalaman belajar.

3) Mengintegrasikan pembelajaran dengan situasi yang realistis dan

relevan dengan melibatkan pengalaman konkrit.

4) Mengintegrasikan pembelajaran sehingga memungkinkan terjadinya

transmisi sosial yaitu terjadinya interaksi dan kerjasama seseorang

dengan orang lain atau lingkungannya.

5) Memanfaatkan berbagai media termasuk komunikasi lisan dan tertulis

sehingga pembelajaran lebih efektif.

6) Melibatkan siswa secara emosional dan sosial sehingga Sains Fisika

menjadi lebih menarik dan siswa termotivasi untuk belajar.

Membicarakan hakikat Fisika sama halnya dengan membicarakan

hakikat Sains karena Fisika merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari

Sains. Oleh sebab itu, karakteristik Fisika pada dasarnya sama dengan

3

Page 4: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTIONS PADA SISWA SMA DENGAN POKOK BAHASAN HUKUM ARCHIMEDES

karakteristik Sains. Menurut Koes (2003:3), salah satu kata kunci untuk

pembelajaran Fisika adalah pembelajaran Fisika harus melibatkan siswa

secara aktif untuk berinteraksi dengan objek konkrit. Dalam pembelajaran

siswa terlibat secara aktif dalam mengamati, mengoperasikan alat, atau

berlatih menggunakan objek konkrit sebagai bagian dari pelajaran. Dengan

demikian diharapkan pembelajaran Fisika akan lebih bermakna.

B. Problem Based Instruction (PBI)

Banyak kritik yang ditujukan pada cara guru mengajar yang terlalu

menekankan pada penguasaan sejumlah informasi/konsep belaka.

Penumpukan informasi/konsep pada subjek didik dapat saja kurang

bermanfaat bahkan tidak bermanfaat sama sekali kalau hal tersebut hanya

dikomunikasikan oleh guru kepada subjek didik melalui satu arah seperti

menuang air kedalam sebuah selas (Rampengan 1993:1). Tidak dapat

disangkal, bahwa konsep merupakan suatu hal yang sangat penting, namun

bukan terletak pada konsep itu sendiri, tetapi terletak bagaimana konsep itu

dipahami oleh subjek didik. Pentingnya pemahaman konsep dalam proses

belajar mengajar sangat mempengaruhi sikap, keputusan dan cara-cara

memecahkan masalah. Untuk itu yang terpenting terjadi belajar yang

bermakna dan tidak seperti menuang air dalam gelas pada subjek didik.

Kenyataan di lapangan siswa hanya menghafal konsep dan kurang

mampu menggunakan konsep tersebut jika menemui masalah dalam

kehidupan nyata yang berhubungan dengan konsep yang dimiliki. Lebih jauh

lagi, bahkan siswa kurang mampu menentukan masalah dan merumuskannya.

Berbicara mengenai proses pembelajaran dan pengajaran yang sering

membuat kita kecewa, apalagi dikaitkan dengan pemahaman siswa terhadap

materi ajar. Walaupun demikian, kita menyadari bahwa ada siswa yang

mampu memiliki tingkat hafalan yang baik terhadap materi yang diterimanya,

namun kenyataan mereka sering kurang memahami dan mengerti cara

mendalam pengetahuan yang bersifat hafalan tersebut (Depdiknas 2002:1).

Pemahaman yang dimaksud ini adalah pemahaman siswa terhadap dasar

4

Page 5: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTIONS PADA SISWA SMA DENGAN POKOK BAHASAN HUKUM ARCHIMEDES

kualitatif dimana fakta-fakta saling berkaitan dengan kemampuannya untuk

menggunakan pengetahuan dalam situasi baru. Sebagian besar siswa kurang

mampu menghubungkan antara apa yang mereka pelajari dengan bagaimana

pengetahuan tersebut akan dimanfaatkan / diaplikasikan pada situasi baru.

Menurut Arends (1997:243): “it is strange that we expect students to

learn yet seldom teach them about learning, we expect student to solve

problems yet seldom teact then about problem solving, “yang berati dalam

mengajar guru selalu menuntut siswa untuk belajar dan jarang memberikan

pelajaran tentang bagaimana siwa untuk belajar, guru juga menuntut siswa

untuk menyelesaikan masalah, tapi jarang mengajarkan bagaimana siswa

seharusnya menyelesaikan masalah.

Persoalan sekarang adalah bagaimana cara menemukan cara yang

terbaik untuk menyampaikan berbagai konsep yang diajarkan sehingga siswa

dapat menggunakan dan mengingat lebih lama konsep tersebut. Bagaimana

guru dapat berkomunikasi baik dengan siswanya. Bagaimana guru dapat

membuka wawasan berpikir yang beragam dari seluruh siswa, sehingga dapat

mempelajari berbagai konsep dan cara mengaitkannya dalam kehidupan nyata.

Bagaimana sebagai guru yang baik dan bijaksana mampu menggunakan

model pembelajaran yang berkaitan dengan cara memecahkan masalah

(problem solving).

Misalnya, suatu fenomena alam, mengapa tongkat seolah-olah

kelihatan patah saat dimasukan dalam air? Mengapa uang logam yang

diletakkan dalam sebuah gelas kosong jika dilihat pada posisi tertentu tidak

kelihatan tetapi saat diisi air menjadi kelihatan? Dari conyoh permasalahan

nyata jika diselesaikan secara nyata, memungkinkan siswa memahami konsep

bukan sekadar menghafal konsep (Rampengan, Depdiknas, Arends, dalam

Triyanto, 2009:89).

1. Proses Pemecahan Masalah

Dalam proses pemecahan masalah, aktivitas yang dilakukan cukup

kompleks karena memerlukan keterampilan berpikir yang sangat

beragam antara lain mengamati, melaporkan, menganalisis,

5

Page 6: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTIONS PADA SISWA SMA DENGAN POKOK BAHASAN HUKUM ARCHIMEDES

mengklasifikasi, menafsirkan, mengkritik, memprediksi dan menarik

simpulan berdasarkan informasi yang diperoleh dan diolah. Pemecahan

masalah dapat dipandang sebagai proses mencari atau memperoleh

informasi secara sistematis, langkah demi langkah dengan mengolah

informasi yang diperoleh melalui pengamatan untuk mencapai suatu hasil

pemikiran sebagai respon terhadap masalah yang dihadapi (Nasution,

2001:117).

Pada proses pemecahan masalah, setiap siswa harus memiliki

konsep awal terhadap suatu masalah. Pada kegiatan pembelajaran,

penguasaan konsep pada taraf tertentu memerlukan penguasaan konsep

pada taraf di bawahnya, karena ini berguna untuk menentukan kelancaran

proses pemecahan masalah. Bila ada sesuatu yang tidak dikuasai dalam

konsep, maka siswa akan menghadapi masalah dalam pemecahan

masalah, (Nasution dalam Gathot Sumarsono 2006:15).

Metode pemecahan masalah yang dikenalkan para ahli (Nasution,

2001:121) adalah sebagai berikut.

a. Model John Dewey

Langkah-langkah pemecahan masalah, sebagai berikut.

1) Mengidentifikasi dan merumuskan masalah

2) Mengemukakan hipotesis

3) Mengumpulkan data

4) Menguji hipotesis

5) Menarik kesimpulan

b. Model Karl Albreacht

Terdiri dari enam langkah yang dapat digolongkan dalam dua fase

utama:

1. Fase perluasan atau ekspansi atau fase divergen

a) Menemukan masalah

b) Merumuskan masalah

c) Mencari pilihan atau alternatif

6

Page 7: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTIONS PADA SISWA SMA DENGAN POKOK BAHASAN HUKUM ARCHIMEDES

2. Penyelesaian atau fase konvergen

a) Mengambil keputusan (memilih diantara dua alternatif)

b) Mengambil tindakan (komitmen untuk melaksanakan

keputusan demi hasil yang diperoleh)

c) Mengevaluasi hasil (menentukan sampai manakah jerih

payah itu berhasil atau menemui kegagalan)

c. Model Berry K beyer

1) Mengidentifikasi masalah

2) Membuat rencana pemecahan

3) Melaksanakan rencana pemecahan masalah

4) Memeriksa jawaban

2. Ciri-ciri Problem Based Intruction

Menurut Ariends (2001:349), berbagai pengembangan Problem

Based Intruction telah memberikan model pengajaran itu memiliki

karakteristik sebagai berikut:

1) Pengajuan pertanyaan atau masalah.

Bukannya mengorganisasikan disekitar prinsip-prinsip atau

keterampilan akademik tertentu, Problem Based Intruction

mengorganisasikan pengajaran disekitar pertanyaan dan masalah

yang dua-duanya secara sosial penting dan secara pribadi bermakna

untuk siswa. Mereka mengajukan situasi kehidupan nyata autentik,

menghindari jawaban sederhana, dan memungkinkan adanya

berbagai macam solusi untuk situasi itu.

Contoh masalah :

a) Apa yang menyebabkan benda lebih berat di udara dari pada di

air?

b) Bagaimana cara menghitung volume benda di dalam air?

c) Prinsip apakah yang di gunakan oleh kapal selam?

7

Page 8: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTIONS PADA SISWA SMA DENGAN POKOK BAHASAN HUKUM ARCHIMEDES

d) Kenapa kapal laut yang besar bisa terapung sedangkan batu yang

kecil bila di jatuhkan di air akan tenggelam?

2) Berfokus pada keterkaitan antar disiplin.

Meskipun Problem Based Instruction mungkin berputar pada

mata pelajaran tertentu (IPA fisika dan ilmu-ilmu alam), masalah

yang akan diselidiki telah dipilih benar-benar nyata agar dalam

pemecahanya, siswa meninjau masalah itu dari banyak mata

pelajaran.

3) Menyelidiki autentik.

Problem Based Intruction mengharuskan siswa melakukan

penyelidikan autentik untuk mencari penyelesaian nyata terhadap

masalah nyata. Mereka harus menganalisis dan mendefinisikan

masalah, mengembangkan hipotesis, mengumpul dan menganalisa

informasi, melakukan eksperimen (jika diperlukan), membuat

inferensi, dan merumuskan kesimpulan. Sudah barang tentu, metode

penyelidikan yang digunakan, bergantung kepada masalah yang

sedang dipelajari.

4) Menghasilkan produk dan memamerkannya.

Problem Based Instruction menurut siswa untuk

menghasilkan produk tertentu dalam bentuk karya nyata atau artefak

dan peragaan yang menjelaskan atau mewakili bentuk penyelesaian

masalah yang mereka temukan. Produk tersebut dapat berupa

transkip debat seperti pada pelajaran “Roots and wings”. Produk itu

dapat juga berupa laporan, model fisik, video maupun program

komputer. Karnya nyata dan peragaan seperti yang akan di jelaskan

kemudian, direncanakan oleh siswa untuk mendemonstrasikan

kepada teman-temannya yang lain tentang apa yang mereka pelajari

dan menyediakan suatu alternatif segar terhadap laporan tradisional

atau makalah.

8

Page 9: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTIONS PADA SISWA SMA DENGAN POKOK BAHASAN HUKUM ARCHIMEDES

5) Kolaborasi.

Problem Based Instruction dicirikan oleh siswa yang bekerja

sama atau satu dengan yang lainya, paling sering secara

berpasangan atau dalam kelompok kecil. Bekerja sama memberikan

motivasi untuk secara berkelanjutan terlibat dalam tugas-tugas

kompleks dan memperbanyak peluang untuk berbagai inkuiri dan

dialog dan untuk mengembangkan keterampilan sosial dan

keterampilan berpikir (Ariends, dalam Trianto, 2009: 93).

3. Tahap-Tahap Model Problem Based Instruction (PBI)

Problem Based Instruction terdiri dari lima tahap, yang disajikan

pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1. Tahap-Tahap Model Problem Based Instruction (PBI)

Tahap Tingkah Laku Guru

Tahap 1

Orientasi siswa pada

masalah

Tahap 2

Mengorganisasi siswa

untuk belajar

Tahap 3

Membimbing

penyelidikan individu

maupun kelompok

Tahap 4

Mengembangkan dan

menyajikan hasil karya

Menjelaskan tujuan pembelajaran,

logistik yang dibutuhkan, memotivasi

siswa terlibat pada aktivitas

pemecahan masalah yang dipilih.

Membantu siswa mengidentifikasi

dan mengorganisasikan tugas belajar

yang berhubungan dengan tugas

belajar tersebut (menetapkan topik,

tugas, jadwal, dan lain-lain).

Mendorong siswa untuk

mengumpulkan informasi yang

sesuai, melaksanakan eksperimen

untuk mendapatkan penjelasan dan

pemecahan masalah.

Membantu siswa dalam

merencanakan dan menyiapkan karya

yang sesuai, seperti laporan dan

9

Page 10: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTIONS PADA SISWA SMA DENGAN POKOK BAHASAN HUKUM ARCHIMEDES

Tahap 5

Menganalisis dan

mengevaluasi proses

pemecahan masalah

membantu mereka berbagi tugas

dengan temannya.

Membantu siswa untuk melakukan

refleksi atau evaluasi terhadap

penyelidikan mereka dan proses-

proses yang mereka gunakan.

Hamdani (2010:87)

4. Pelaksanaan Model Problem Based Instruction (PBI)

Pelaksanaan model problem based instruction meliputi dua

kegiatan, yaitu tugas perencanaan dan tugas interaktif (Ibrahim dkk,

2000:24).

1) Tugas-tugas Perencanaan

Tugas-tugas perencanaan terdiri dari :

a. Penetapan tujuan

Pertama kali guru mendeskripsikan bagaimana

pembelajaran berdasarkan masalah direncanakan untuk

membantu mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.

b. Merancang situasi masalah yang sesuai

Situasi masalah yang baik harus memenuhi kriteria antara

lain autentik, tidak terdefinisi secara ketat, bermakna bagi siswa

dan sesuai dengan tingkat perkembangan intelektualnya, luas,

serta bermanfaat.

2) Tugas Interaktif

Tugas-tugas interaktif terdiri dari :

a. Tahap 1. Orientasi siswa pada masalah

Guru mengkomunikasikan tujuan pembelajaran dan

menjelaskan model pembelajaran yang akan digunakan.

Selanjutnya, guru menyajikan situasi masalah dengan prosedur

yang jelas untuk melibatkan siswa dalam identifikasi masalah.

Situasi masalah harus disampaikan secara tepat dan menarik.

10

Page 11: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTIONS PADA SISWA SMA DENGAN POKOK BAHASAN HUKUM ARCHIMEDES

Biasanya memberi kesempatan siswa untuk melihat,

merasakan dan menyentuh sesuatu atau menggunakan

kejadian-kejadian di sekitar siswa sehingga dapat

memunculkan ketertarikan, rasa ingin tahu dan motivasi.

b. Tahap 2. Mengorganisasikan siswa untuk belajar

Siswa dikelompokkan secara bervariasi dengan

memperhatikan tingkat kemampuan, keragaman ras, etnis dan

jenis kelamin yang didasarkan pada tujuan yang telah

ditetapkan.

c. Tahap 3. Membimbing penyelidikan individu dan kelompok.

1) Pengumpulan data.

Siswa melakukan penyelidikan atau pemecahan

masalah dalam kelompoknya. Guru bertugas mendorong

siswa untuk mengumpulkan data dan melaksanakan

penyelidikan sampai mereka benar-benar memahami

situasi masalah yang dihadapi. Tujuan pengumpulan data

yaitu agar siswa mengumpulkan cukup informasi untuk

membangun ide dan pengetahuan mereka sendiri.

2) Berhipotesis, menjelaskan dan memberikan pemecahan

Siswa mengajukan berbagai hipotesis, penjelasan

dan pemecahan dari masalah yang diselidiki. Pada tahap ini

guru mendorong semua ide, menerima sepenuhnya ide

tersebut, melengkapi dan membenarkan konsep-konsep

yang salah.

d. Tahap 4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya.

Guru meminta salah seorang anggota kelompok untuk

mempresentasikan hasil pemecahan masalah kelompok

dilanjutkan dengan diskusi dan membimbing siswa jika

mereka mengalami kesulitan. Kegiatan ini berguna untuk

mengetahui hasil sementara pemahaman dan penguasaan siswa

terhadap materi pelajaran.

11

Page 12: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTIONS PADA SISWA SMA DENGAN POKOK BAHASAN HUKUM ARCHIMEDES

e. Tahap 5. Analisis dan evaluasi proses pemecahan masalah.

Guru menganalisis dan mengevaluasi proses berpikir

dan keterampilan penyelidikan siswa serta proses

menyimpulkan hasil penyelidikan.

Ibrahim dkk (2000:7) merumuskan bahwa pembelajaran

berdasarkan masalah atau Problem Based Instruction dikembangkan

untuk membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir dan

pemecahan masalah, belajar berbagai peran orang dewasa melalui

perlibatan dalam pengalaman nyata dan menjadi pebelajar yang otonom

dan mandiri. Jadi penerapan pembelajaran berdasarkan masalah

mempunyai tujuan agar siswa mampu mencari dan menemukan sendiri

jawaban dari permasalahan yang dihadapinya dengan melaksanaan

penyelidikan autentik melalui demonstrasi atau percobaan. Dengan

menemukan dan mencari jawaban dari suatu permasalahan, maka siswa

dilatih untuk menjadi pebelajar yang otonom dan mandiri.

Dalam problem based instruction, siswa dituntut mengajukan

pertanyaan atau masalah dan mencari jawaban atas permasalahan yang

diajukan, sehingga diharapkan dapat mengubah cara belajar siswa,

mengembangkan rasa ingin tahunya dan menghubungkan konsep yang

dipelajari dengan alam lingkungannya. Jadi adanya informasi dan

pengalaman baru mengakibatkan terjadinya perubahan dan membentuk

pengetahuan baru sebagai hasil dari proses belajar. Hasil yang dicapai

siswa setelah proses belajar mencerminkan tingkat pengetahuan dan

keterampilan dalam penguasaan materi.

Pada proses pemecahan masalah yang dilakukan dengan

penyelidikan autentik melalui percobaan atau demonstrasi. Dari kegiatan

percobaan atau demonstrasi, maka keterampilan dan kemampuan

bertindak siswa dapat teramati dengan lembar observasi psikomotorik.

Pada proses pembelajaran, keterlibatan dan keaktifan siswa menunjukkan

sikap dan minat siswa terhadap pembelajaran yang dilakukan.

12

Page 13: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTIONS PADA SISWA SMA DENGAN POKOK BAHASAN HUKUM ARCHIMEDES

Keterlibatan dan keaktifan siswa diamati dengan lembar observasi

afektif, (Ibrahim dkk, dalam Gathot Sumarsono 2006:21)

C. Materi Hukum Archimedes

?

?

Bagaimana huhungan antara gambar di atas dengan hukum Archimedes?

13

Page 14: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTIONS PADA SISWA SMA DENGAN POKOK BAHASAN HUKUM ARCHIMEDES

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dapat disimpulkan bahwa dengan penerapan Problem Based

Instruction merupakan model pembelajaran yang menggunakan masalah

dunia nyata sebagai suatu konteks untuk belajar tentang cara berpikir kritis

dan keterampilan pemecahan masalah, serta memperoleh pengetahuan dan

konsep yang essensial dari mata pelajaran. Guru harus mendorong siswa

untuk terlibat dalam tugas-tugas berorientasi masalah melalui penerapan

konsep dan fakta, serta membantu menyelidiki masalah autentik dari suatu

materi pada pokok bahasan Hukum Archimedes dapat meningkatkan hasil

belajar aspek kognitif, afektif, psikomotorik siswa SMA.

B. Saran

Maka saran yang dapat diberikan adalah.

1. Problem Based Instruction atau Pembelajaran berdasarkan masalah

dapat dijadikan sebagai alternatif pembelajaran bagi guru dalam model

pembelajaran belajar siswa.

2. Dalam pelaksanaan Problem Based Instruction, jika proses pemecahan

masalah autentik untuk mencari dan mengkonstruksi pengetahuan

dilakukan melalui percobaan, maka diperlukan kelengkapan alat-alat

percobaan untuk mempermudah siswa melakukan percobaan dan

memperlancar proses pembelajaran.

14

Page 15: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTIONS PADA SISWA SMA DENGAN POKOK BAHASAN HUKUM ARCHIMEDES

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Muhammad. 2002. Guru dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar

Baru Algesindo

Arends, I.R. 1997. Classroom Instructional and Management. New York:

McGraw-Hill Companies,Inc.

Gulo, W. 2002. Strategi belajar mengajar. Jakarta: Grasindo

Hamdani. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV Pustaka Setia.

Haryadi Bambang. 2009. Fisika SMA/MA Kelas XI Semester 1. Jakarta:

Departemen Pendidikan Nasional

Ibrahim, Muslimin dkk. 2000. Pengajaran Berdasarkan Masalah. Surabaya:

Unesa

Koes, Supriyono. 2003. Strategi Pembelajaran Fisika. Malang: JICA

Nurhadi. 2004. Kurikulum 2004 Pertanyaan dan Jawaban. Jakarta: Grasindo

Nasution. 2001. Asas-asas Kurikulum. Jakarta: Bumi Aksara

Nurachmandani Setya. 2009. Fisika 2 Untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta:

Departemen Pendidikan Nasional.

Sarwono, Sunarroso, Suyatman. 2009. Fisika 2 Mudah dan Sederhana Untuk

SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Siswanto, Sukaryadi. 2009. Kompetensi Fisika Untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta:

Departemen Pendidikan Nasional.

Sudjana, Nana. 1989. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung:

Rosdakarya.

Trianto, M.Pd. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta:

Kencana.

15