PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MEANINGFUL...

9
ARTIKEL PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MEANINGFUL INSTRUCTIONAL DESIGN (MID) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA MTS HASANUDDIN PARE PADA MATERI SEGIEMPAT DAN SEGITIGA DITINJAU DARI GENDER Oleh: WINDA ESTI PRATIWI 12.1.01.05.0185 Dibimbing oleh : 1. Dr. Aan Nurfahrudianto, M.Pd 2. Aprilia Dwi Handayani, S.Pd.,M.Si PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI 2019

Transcript of PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MEANINGFUL...

Page 1: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MEANINGFUL …simki.unpkediri.ac.id/mahasiswa/file_artikel/2019/12.1.01.05.0185.pdfmodel pembelajaran yang kurang sesuai sehingga kegiatan siswa hanya

ARTIKEL

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MEANINGFUL

INSTRUCTIONAL DESIGN (MID) TERHADAP HASIL BELAJAR

SISWA MTS HASANUDDIN PARE PADA MATERI SEGIEMPAT DAN

SEGITIGA DITINJAU DARI GENDER

Oleh:

WINDA ESTI PRATIWI

12.1.01.05.0185

Dibimbing oleh :

1. Dr. Aan Nurfahrudianto, M.Pd

2. Aprilia Dwi Handayani, S.Pd.,M.Si

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI

2019

Page 2: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MEANINGFUL …simki.unpkediri.ac.id/mahasiswa/file_artikel/2019/12.1.01.05.0185.pdfmodel pembelajaran yang kurang sesuai sehingga kegiatan siswa hanya

Antikel SkripsiUniversitos Nussntoro PGRI Kediri

SURAT PERNYATAAN

ARTIKEL SKRIPSI TAHLTN 2019

Yang bertanda tangan di bawah

Nama Lengkap

NPM

TelepunlHP

Alamat Surel (Ernail)

Judul Artikel

Fakultas - Program Studi

Nama Perguruan Tinggi

Alamat Perguruan Tinggi

tnt:

: Winda Esti Pratiwi

: 12.1.01.05.0185

: 08564558141

: windaesti9 1 @email.com

: Penerapan Model Pembelajaran Meaningfill

Instructional Design (AtilD) Terhadap Hasil Belajar

Siswa MTs Hasanuddin Pare Pada Materi Segiempat

dan Segitiga Ditinjau dari Gender

: FKIP *Pendidikan Matematika

. Universitas Nusantara PGRI Kediri

: Jalan KH. Achmad Dahlan No. 76 Kediri

Dengan ini menyatakan bahwa :

&. artikel yang saya tulis merupakan karya saya pribadi (bersama tim penulis) dan

bebas plagiarisme;

b. artikel telah diteliti dan disetujui untuk diterbitkan oleh Dosen Pembimbing I dan IL

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari

ditemukan ketidaksesuaian data dengan pernyataan ini dan atau ada tuntutan dari pihak lain,

saya bersedia bertanggungjawab dan diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Winda Esti Pratiwi | 12.1.01.05.0185FKIP - Pendidikan Matematika

Mengetahui Kediri, 23luli2019

Pembimbing I

Dr. Aan Nurfahrudianto" M.Pd

Pembimbing II

Anrilialwi H., S.Pd.,M.Si

Penulis,

ltls,AWinda Esti PratiwiNPM. 121.A1.0s.0185MDN.0724477901 NIDN. 072rc48402

simki.unpkediri.ac.id

winda
Highlight
winda
Textbox
085645581341
Page 3: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MEANINGFUL …simki.unpkediri.ac.id/mahasiswa/file_artikel/2019/12.1.01.05.0185.pdfmodel pembelajaran yang kurang sesuai sehingga kegiatan siswa hanya

Artikel Skripsi

Universitas Nusantara PGRI Kediri

Winda Esti Pratiwi | 12.1.01.05.0185 FKIP – Pendidikan Matematika

simki.unpkediri.ac.id ||2|

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MEANINGFUL

INSTRUCTIONAL DESIGN (MID) TERHADAP HASIL BELAJAR

SISWA MTS HASANUDDIN PARE PADA MATERI SEGIEMPAT DAN

SEGITIGA DITINJAU DARI GENDER

Winda Esti Pratiwi

12.1.01.05.0185

FKIP – Pendidikan Matematika

[email protected]

Dr. Aan Nurfahrudianto, M.Pd dan Aprilia Dwi Handayani, S.Pd., M.Si

UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI

ABSTRAK

Penelitian ini dilatar belakangi dari hasil observasi yang dilakukan peneliti di

kelas VII MTs Hasanuddin Pare. Yang menjadi faktor rendahnya hasil belajar siswa

diantaranya proses pembelajaran matematika di kelas yang masih didominasi oleh guru,

model pembelajaran yang kurang sesuai sehingga kegiatan siswa hanya mendengarkan

materi yang disampaikan guru. Dalam proses pembelajaran matematika tersebut

menjadikan siswa mudah bosan dan tidak fokus pada materi yang disampaikan. Tujuan

penelitian ini adalah (1) untuk mengetahui apakah hasil belajar siswa laki – laki jika

diterapkan model pembelajaran Meaningful Instructional Design dapat meningkat

sebesar ≥ 75. (2) untuk mengetahui apakah hasil belajar siswa perempuan jika

diterapkan model pembelajaran Meaningful Instructional Design dapat meningkat

sebesar ≥ 75. (3) untuk mengetahui adakah pengaruh penerapan model pembelajaran

Meaningful Instructional Design (MID) terhadap hasil belajar siswa MTs Hasanuddin

Pare. Jenis penelitian yang digunakan adalah Pre –Experimental Design dengan

pendekatan kuantitatif. Subjek penelitian siswa kelas VII MTs Hasanuddin Pare,

berjumlah 45 siswa dan dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2018/2019.

Didalam uji normalitas sampel terdistribusi normal, pada uji homogenitas sampel

homogen. Teknik analisis data yang digunakan adalah One Sample T-Test dan Paired

Sample T-Test berbantuan IBM SPSS Statistic 24. Data hasil belajar siswa diperoleh

dengan memberikan tes dalam bentuk 5 soal uraian yang diberikan masing – masing

sebelum diberikan perlakuan (pretest) dan sesudah diberikan perlakuan (pos tes). Data

respon siswa diperoleh dari memberikan angket respon setelah siswa diberikan pos tes.

Hasil penelitian ini adalah (1) terdapat peningkatan hasil belajar siswa laki-laki dengan

nilai rata – rata pretes pretest 51,9 dan nilai rata –rata postes 80,25. (2) terdapat

peningkatan hasil belajar siswa perempuan dengan nilai rata – rata pretes pretest 57,1

dan nilai rata – rata postes 84,2. (3) Terdapat pengaruh penerapan model Meaningful

Instructional Design terhadap hasil belajar siswa MTs Hasanudin Pare kelas VII Tahun

ajaran 2018/2019, dengan nilai rata-rata pretes siswa sebesar 54,33 sedangkan nilai

rata-rata postes siswa sebesar 82,08.

KATA KUNCI : Model Pembelajaran Meaningful Instructional Design (MID),

Hasil Belajar, Gender

Page 4: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MEANINGFUL …simki.unpkediri.ac.id/mahasiswa/file_artikel/2019/12.1.01.05.0185.pdfmodel pembelajaran yang kurang sesuai sehingga kegiatan siswa hanya

Artikel Skripsi

Universitas Nusantara PGRI Kediri

Winda Esti Pratiwi | 12.1.01.05.0185 FKIP – Pendidikan Matematika

simki.unpkediri.ac.id ||3|

I. LATAR BELAKANG

Matematika merupakan bahasa

numerik yang dikembangkan untuk

menjawab kekurangan bahasa verbal

yang bersifat alamiah. Oleh karena

itu diperlukan usaha tertentu untuk

menguasai matematika dalam bentuk

kegiatan belajar. Pembelajaran

matematika disekolah juga terus

berkembang dari waktu ke waktu

dengan harapan pembelajaran

matematika masa kini dapat

mengembangkan bakat dan

kemampuan siswa dengan lebih

optimal dan diharapkan dengan

mempelajari matematika siswa dapat

memecahkan masalah dalam

kehidupan sehari – hari, (Syafrida,

2018) .

Namun kenyataannya masih

banyak siswa tidak menyadari

pentingnya matemarka dan

menganggap matematika hanyalah

mata pelajaran wajib dan hanya

sebatas hitung – hitungan rutin, hal

ini berakibat rendahnya kemampuan

mengaitkan konsep matematika.

Menurut Sritresna (2015)

Matematika juga diperlukan oleh

semua orang dalam kehidupan sehari

– hari. Namun sampai saat ini mata

pelajaran matematika masih menjadi

hal yang membingungkan dan

dianggap sehagai pelajaran yang

kurang menarik, sukar dan

membosankan sehingga mata

pelajaran matematika kurang

disenangi yang berakibat pada

rendahnya hasil belajar siswa.

Hasil belajar siswa selain menjadi

indikator keberhasilan siswa juga

menjadi modal siswa dalam

menempuh pendidikan yang lebih

tinggi. Dalam proses belajar

mengajar terdapat hal-hal yang

menghambat dan mendukung

keberhasilan siswa dalam

memperoleh hasil belajar yang baik.

Faktor yang mempengaruhi hasil

belajar siswa yaitu faktor eksternal

dan internal. (Muthoharoh,1;2013).

Salah satu faktor internal adalah

gender. Gender adalah segala sesuatu

yang diasosiasikan dengan jenis

kelamin. Sedangkan faktor eksternal

yang mempengaruhi dalam proses

belajar mengajar salah satunya

model pembelajaran.

Menurut Bruce Joyce (1980) model

pembelajaran adalah kerangka

konseptual yang melukiskan

prosedur sistematis dalam

mengorganisasikan pengalaman

belajar untuk mencapai tujuan

belajar tertentu dan berfungsi sebagai

pedoman bagi para perancang

Page 5: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MEANINGFUL …simki.unpkediri.ac.id/mahasiswa/file_artikel/2019/12.1.01.05.0185.pdfmodel pembelajaran yang kurang sesuai sehingga kegiatan siswa hanya

Artikel Skripsi

Universitas Nusantara PGRI Kediri

Winda Esti Pratiwi | 12.1.01.05.0185 FKIP – Pendidikan Matematika

simki.unpkediri.ac.id ||4|

pembelajaran dan para pengajar

dalam merencanakan dan

melaksanakan pembelajaran.

Berdasarkan pengamatan peneliti

pada siswa, banyak peserta didik

tidak mampu menyebutkan definisi

segiempat, kurang terampil

menjelaskan sifat-sifat segi empat

yang berbeda, seperti perbedaan

yang jelas antara belah ketupat,

jajar genjang, dan layang-layang,

dan kurang dapat menyelesaikan

masalah kontekstual yang berkaitan

dengan luas dan dan keliling

segiempat dan segitiga. Hal ini

disebabkan karena model

pembelajaran yang dipakai di

sekolah cenderung monoton dan

kurang menarik bagi peserta didik.

Berdampak pula pada sikap siswa

yang enggan menjawab pertanyaan

karena takut salah, tidak ada

keberanian untuk maju ke depan

teman-temannya untuk

menyelesaikan soal Siswa juga

cenderung bercakap – cakap dan

bermain sendiri.

Melihat hal itu penulis ingin

materi segi empat dapat lebih

menarik minat peserta didik

dengan menggunakan model

pembelajaran yang bermakna,

menyenangkan serta menggali

pengalaman – pengalaman yang

telah ada untuk dikaitkan dengan

pengalaman belajar yang baru demi

mendukung terciptanya

pembelajaran yang kondusif.

Sehingga siswa dapat mengalami

sendiri atau menemukan sendiri

konsep-konsep yang terkait dengan

segi empat dan segitiga.

Pembelajaran bermakna

merupakan konsep dasar dari teori

Ausubel. Ausubel (Faidi 2013:161)

menyatakan bahwa belajar itu bisa

hapalan (rote learning) atau

bermakna. Lebih lanjut, Faidi

(2013:162) menyatakan bahwa

dengan belajar bermakna, siswa

menjadi kuat ingatannya dan transfer

belajar lebih mudah dicapai. Belajar

bermakna dapat terjadi jika siswa

berusaha menghubungkan informasi-

informasi baru ke dalam struktur

pengetahuan mereka.

Ausubel (Shoimin, 2014:100)

menyatakan bahwa model

pembelajaran Meaningful-learning

merupakan salah satu model

pembelajaran kooperatif yang

menggunakan model pembelajaran

dasar dari pembelajaran

konstruktivistik. Sedangkan menurut

Ngalimun (2012:171), model

pembelajaran Meaningful

Page 6: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MEANINGFUL …simki.unpkediri.ac.id/mahasiswa/file_artikel/2019/12.1.01.05.0185.pdfmodel pembelajaran yang kurang sesuai sehingga kegiatan siswa hanya

Artikel Skripsi

Universitas Nusantara PGRI Kediri

Winda Esti Pratiwi | 12.1.01.05.0185 FKIP – Pendidikan Matematika

simki.unpkediri.ac.id ||5|

Instructional Design (MID) adalah

model pembelajaran yang

mengutamakan kebermaknaan

belajar dan efektifitas dengan cara

membuat kerangka kerja-aktifitas

secara konseptual kognitif-

konstruktivis.

Oleh karena itu penulis

mengajukan penelitian dengan

judul: “Penerapan Model

Pembelajaran Meaningful

Instructional Design (MID)

Terhadap Hasil Belajar Siswa MTs

Hasanuddin Pare Pada Materi

Segiempat dan Segitiga Ditinjau dari

Gender”

II. METODE

Penelitian ini

menggunakan pendekatan penelitian

kuantitatif dengan metode penelitian

eksperimen. Sehingga pengolahan

data yang berbentuk angka atau data

kualitatif yang diangkakan (skoring)

(Sugiono, 2016:23), kemudian diolah

menggunakan analisis statistik. Jenis

penelitian yang digunakan adalah

Pre Eksperimental Design, serta

menggunakan desain penelitian One

Group pretest – postest. (Sugiyono,

2010;110)

Penelitian dilaksanakan di

MTs Hasanuddin Pare pada semester

genap tahun ajaran 2018/2019.

Populasi dalam penelitian ini adalah

seluruh siswa kelas VII di MTs

Hasanddin Pare tahun ajaran

2018/2019 sebanyak 2 kelas dengan

jumlah 45 siswa. Berdasarkan jumlah

populasi yang jumlahnya kurang dari

100, maka jumlah sampel yang

diamati adalah populasi secara

keseluruhan (Arikunto, 2012:104).

Sehingga sampel dari penelitian ini

adalah seluruh siswa kelas VII MTs

Hasanuddin Pare tahun ajaran

2018/2019 sebanyak 45 siswa yang

terdiri atas 24 siswa laki-laki dan 21

siswa perempuan.

Instrumen yang digunakan

dalam penelitian ini adalah

instrumen non tes berupa lembar

angket respon siswa yang bertujuan

untuk mengetahui respon siswa

terhadap pembelajaran menggunakan

model Meaningful Instructional

Design (MID). Sedangkan instrumen

tes berupa soal uraian yan bertujuan

untuk mengukur hasil belajar siswa

pada pokok bahasan segiempat dan

segitiga. Instrumen pendukung

lainnya berupa perangkat

pembelajaran yang terdiri dari

silabus, RPP, soal soal pre tes dan

pos tes untuk mengukur hasil belajar

siswa.

Page 7: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MEANINGFUL …simki.unpkediri.ac.id/mahasiswa/file_artikel/2019/12.1.01.05.0185.pdfmodel pembelajaran yang kurang sesuai sehingga kegiatan siswa hanya

Artikel Skripsi

Universitas Nusantara PGRI Kediri

Winda Esti Pratiwi | 12.1.01.05.0185 FKIP – Pendidikan Matematika

simki.unpkediri.ac.id ||6|

Teknik analisi data yang

digunakan adalah uji statistika satu

sampel (One Sample T-Test) untuk

mengukur hasil belajar siswa setelah

perlakuan (pos tes) masing – masing

pada siswa laki – laki dan

perempuan. Sedangkan untuk

menguji hasil belajar seluruh siswa

sebelum dan sesudah perlakuan

menggunakan uji statistika sampel

berpasangan (Paired Sample T –

Test) yang sebelumnya digunakan

pula untuk menguji normalitas dan

homogenitas. Kedua uji tersebut

dilakukan dengan berbantuan IBM

SPSS statistic 24, dengan taraf

signifikan 5% dan dengan kriteria uji

: jika nilai Sig < α maka H0 ditolak

dan Ha diterima dan sebaliknya.

III. HASIL DAN KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis

data angket respon siswa

menunjukkan respon siswa

terhadap model pembelajaran

Meaningful Instructional Design

(MID). Rata-rata dari hasil respon

siswa adalah 77%, hal ini

menunjukkan bahwa siswa

merespon positif pembelajaran

dengan menggunakan

pembelajaran Meaningful

Instructional Design (MID).

Artinya model pembelajaran

Meaningful Instructional Design

(MID) layak digunakan.

Berdasarkan analisis data

pada hasil belajar siswa laki – laki

dapat dilihat dari nilai rata-rata 24

siswa laki –laki sebelum perlakuan

(pre tes) adalah 51,91 dan belum

ada siswa yang mendapat nilai 75.

Sedangkan nilai rata – rata 24 siswa

laki –laki setelah perlakuan (pos

tes) adalah 80, 25 dengan 3 siswa

mendapat nilai kurang dari 75

dengan persentase 12,5 % dan 21

siswa mendapat nilai ≥ 75 dengan

persentase 87, 5 %. Peningkatan

nilai sebesar 28,59 poin dengan

persentase peningkatan 55%.

Berdasarkan analisis data hasil

belajar siswa perempuan dapat

dilihat dari nilai rata-rata 21 siswa

perempuan sebelum perlakuan (pre

tes) adalah 57,19 dan belum ada

siswa yang mendapat nilai 75.

Sedangkan nilai rata – rata 21 siswa

perempuan setelah perlakuan (pos

tes) adalah 84,19 dengan 1 siswa

mendapat nilai kurang dari 75

dengan persentase 4,70 % dan 20

siswa mendapat nilai ≥ 75 dengan

persentase 95,70 %. Peningkatan

nilai sebesar 27 poin dengan

persentase peningkatan 47,2%.

Page 8: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MEANINGFUL …simki.unpkediri.ac.id/mahasiswa/file_artikel/2019/12.1.01.05.0185.pdfmodel pembelajaran yang kurang sesuai sehingga kegiatan siswa hanya

Artikel Skripsi

Universitas Nusantara PGRI Kediri

Winda Esti Pratiwi | 12.1.01.05.0185 FKIP – Pendidikan Matematika

simki.unpkediri.ac.id ||7|

Berdasarkan analisis data

hasil belajar seluruh siswa dapat

dilihat dari nilai total sebelum

perlakuan (pre tes) 45 siswa adalah

2445, dengan rata-rata siswa

adalah 54,33 dan belum ada siswa

yang mendapat nilai 75, dengan

persentase siswa mendapat nilai

< 75 adalah 100%. Sedangkan nilai

total setelah perlakuan (pos tes) 45

siswa adalah 3694 , rata-rata siswa

adalah 82,088. Terdapat 4 siswa

yang mendapat nilai 75, dengan

persentase siswa mendapat nilai

< 75 adalah 8% sedangkan 41

siswa mendapat nilai ≥ 75 dengan

persentase 92%.

Berdasarkan pengujian

hipotesis pertama menggunakan

One Samples T-Tes untuk

menguji apakah hasil belajar siswa

laki-laki jika diterapkan model

Meaningful Instructional Design

(MID) meningkat ≥ 75, terlihat

bahwa nilai signifikasi 5%

diperoleh Sig (2 – tailed) < taraf

signifikasi 5%, yaitu 0,00 < 0,05.

Sehingga Ho ditolak dan Ha

diterima yaitu “hasil belajar siswa

laki – laki jika diterapkan model

MID meningkat”.

Berdasarkan pengujian

hipotesis kedua menggunakan One

Samples T-Tes untuk menguji

apakah hasil belajar siswa

perempuan jika diterapkan model

Meaningful Instructional Design

(MID) meningkat ≥ 75, terlihat

bahwa nilai signifikasi 5%

diperoleh Sig (2 – tailed) < taraf

signifikasi 5%, yaitu 0,00 < 0,05.

Sehingga Ho ditolak dan Ha

diterima yaitu “hasil belajar siswa

perempuan jika diterapkan model

MID meningkat”.

Berdasarkan pengujian

hipotesis ketiga menggunakan

Paired Samples T-Tes untuk

melihat apakah terdapat pengaruh

penerapan model Meaningful

Instructional Design (MID)

terhadap hasil belajar siswa MTs

Hasanuddin Pare, terlihat bahwa

nilai signifikasi 5% diperoleh Sig

(2 – tailed) < taraf signifikasi 5%,

yaitu 0,00 < 0,05. Sehingga Ho

ditolak dan Ha diterima yaitu “ada

pengaruh penerapan model MID

terhadap hasil belajar siswa”

Kesimpulan

1. Terdapat peningkatan hasil belajar

siswa laki-laki,. yang dapat dilihat

dari perbedaan hasil nilai pretes dan

postes. Peningkatan nilai rata – rata

sebesar 28,59 poin dengan

persentase peningkatan 55%.

Page 9: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MEANINGFUL …simki.unpkediri.ac.id/mahasiswa/file_artikel/2019/12.1.01.05.0185.pdfmodel pembelajaran yang kurang sesuai sehingga kegiatan siswa hanya

Artikel Skripsi

Universitas Nusantara PGRI Kediri

Winda Esti Pratiwi | 12.1.01.05.0185 FKIP – Pendidikan Matematika

simki.unpkediri.ac.id ||8|

2. Terdapat peningkatan hasil belajar

siswa perempuan, yang dapat

dilihat dari perbedaan hasil nilai

pretes dengan hasil nilai postes.

Peningkatan nilai rata-rata sebesar

27 poin dengan persentase

peningkatan 47,2%.

3. Terdapat pengaruh penerapan model

Meaningful Instructional Design

terhadap hasil belajar siswa MTs

Hasanudin Pare kelas VII Tahun

ajaran 2018/2019, yang dapat dilihat

dari perbedaan hasil nilai rata-rata

pretes siswa sebesar 54,33 sedangkan

hasil nilai rata-rata postes siswa

sebesar 82,08.

IV. DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2012. Prosedur

Penelitian Suatu Pendekatan

Praktek. Jakarta: Rineka Cipta

Faidi, Ahmad. 2013. Tutorial

Mengajar untuk Melejitkan

Otak Kanan dan Kiri

Anak.Yogyakarta:Diva Press

Joyce, B dan Weil, M. 1980. Model

of Teaching Eight Edition.

New York:

Muthoharoh Umi, Budiyono, Puji

Nugraheni.2013. “Hubungan

Gender Terhadap Hasil

Belajar Matematika Pada

Siswa SMP”, Skripsi Program

Studi Pendidikan Matematika

Universitas Muhammadiyah

Purworejo,2013

Ngalimun.2012. Strategi dan Model

Pembelajaran. Yogyakarta:

Aswaja Pressindo

Shoimin, Aris. 2014. Model

Pembelajaran Inovatif dalam

Kurikulum 2013.

Yogyakarta:Ar-Ruzz Media.

Sritresna,Teni.2015.Meningkatkan

Kemampuan Koneksi

Matematis Siswa Melalui

Model Pembelajaran

Cooperativ-Meaningful

Instructional Design. Volume

5, Nomor 1,

tersedia:http://jurnalmtk.stkip-

garut.ac.id,diunduh 20 Januari

2016

Sugiyono.2016. Metode Penelitian

Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Sugiyono.2010. Statistik untuk

Penelitian. Bandung: Alfabeta

Syafrida.2018.Efektifitas Model

Pembelajaran Meaningful

Design Dalam Pembelajaran

Matematika Siswa dikelas Vii

Smp Negeri 5 Langsa.Skripsi

Institute Agama Islam Negeri

Langsa Aceh: Diterbitkan 2018