PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …/Penerapan... · Achievement Divisions (STAD), (2) The...
Transcript of PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …/Penerapan... · Achievement Divisions (STAD), (2) The...
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD)
DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR
MATA PELAJARAN AKUNTANSI KELAS X AKUNTANSI 2
SMK KRISTEN 1 SURAKARTA TAHUN 2008/2009
(Penelitian Tindakan Kelas)
SKRIPSI
Oleh :
NOVIA PURNAWATI
K 7405085
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2009
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD)
DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR
MATA PELAJARAN AKUNTANSI KELAS X AKUNTANSI 2
SMK KRISTEN 1 SURAKARTA TAHUN 2008/2009
(Penelitian Tindakan Kelas)
Oleh :
NOVIA PURNAWATI
K 7405085
Skripsi
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan
gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi
Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2009
HALAMAN PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji
Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
Persetujuan Pembimbing,
Pembimbing I Pembimbing II
Dra. Sri Witurachmi, M.M Jaryanto, S.Pd, M.Si.
NIP 19540614 198103 2 001 NIP 19760909 200501 1 001
iii
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima
untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Pada hari :
Tanggal :
Tim Penguji Skripsi:
Nama Terang Tanda Tangan
Ketua : Drs. Wahyu Adi, M.Pd .......................
Sekretaris : Drs. Sukirman, M.m .......................
Anggota I : Dra. Sri Witurachmi, M. M. .......................
Anggota II : Jaryanto, S. Pd. M. Si. .......................
Disahkan oleh
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret
Dekan,
Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd
NIP. 19600727 198702 1 001
iv
ABSTRAK
Novia Purnawati. K 7405085. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN KOMPETENSI KEJURUAN AKUNTANSI KELAS X AKUNTANSI 2 SMK KRISTEN 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2008/2009. Skripsi. Surakarta. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juni 2009.
Tujuan Penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan Model Student Teams Achievement Divisions (STAD) dalam upaya peningkatan prestasi belajar akuntansi kelas X Akuntansi 2 SMK Kristen 1 Surakarta Tahun Pelajaran 2008/2009.
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian tindakan kelas (classroom action research) dengan menggunakan strategi siklus. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X Ak 2 SMK Kristen 1 Surakarta yang berjumlah 28 siswa. Obyek penelitian pada penelitian tindakan ini adalah berbagai kegiatan yang terjadi di dalam kelas selama berlangsungnya proses pembelajaran. Penelitian ini dilaksanakan dengan kolaborasi antara peneliti, guru kelas dan melibatkan partisipasi siswa. Sumber data yang digunakan dalam penelitian tindakan ini antara lain informan, tempat atau lokasi, peristiwa, dokumen dan arsip. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, tes, dokumentasi dan angket. Prosedur penelitian meliputi tahap: (1) identifikasi masalah, (2) persiapan, (3) penyusunan rencana tindakan, (4) implementasi tindakan, (5) pengamatan, dan (6) penyusunan laporan. Proses penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, masing-masing siklus terdiri dari empat tahap, yaitu: (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi dan interpretasi, dan (4) analisis dan refleksi. Setiap siklus dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan, alokasi waktu masing-masing pertemuan 8 x 45 menit.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan prestasi belajar melalui penerapan model pembelajaran Student Teams Achievement Divisions (STAD). Hal tersebut terefleksi dari beberapa indikator sebagai berikut: (1) Keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran menunjukkan peningkatan dari 48.21% atau 9 siswa menjadi 82.9% atau 21 siswa. (2) Selama diskusi berlangsung, siswa yang aktif sebanyak 10 siswa pada siklus I sedangkan pada siklus II sebanyak 24 siswa, (3) Dalam ketelitian dan ketepatan menyelesaikan soal pada siklus I terdapat 19 siswa, pada siklus II terdapat 23 siswa. (4) Adanya peningkatan pencapaian hasil belajar siswa dari 67.86% atau 19 siswa menjadi 92.86% atau 26 siswa. Peningkatan tersebut terjadi setelah guru melakukan beberapa upaya, antara lain: (1) Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD), (2) Guru membuat Rencana Pembelajaran terlebih dahulu sebelum mengajar sehingga kegiatan belajar mengajar dapat berlangsung terarah dan terprogram, (3) Guru melakukan evaluasi setelah pelaksanaan pembelajaran untuk meningkatkan prestasi belajar berikutnya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) dapat meningkatkan prestasi belajar akuntansi baik dari segi keaktifan maupun hasil belajar.
v
ABSTRACT Novia Purnawati. K7405085. THE IMPLEMENTATION OF COOPERATIVE LEARNING MODEL STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) TYPE TO IMPROVE STUDENTS’ ACHIEVEMENT IN ACCOUNTANCY VOCATIONAL COMPETENCE ECONOMIC SUBJECT ON CLASS X ACCOUNTANCY 2 SMK KRISTEN 1 SURAKARTA IN 2008/2009 ACADEMIC YEAR. Thesis. Surakarta. Teacher Training and Education Faculty. Sebelas Maret University Surakarta. July 2009.
The objective of the study is for describing the model of Students Teams Achievement Division (STAD) as a means of improving the students’ achievement in accountancy on class X Accountancy 2 SMK Kristen 1 Syurakarta in 2008/2009 academic year with 28 students as the number of subjects of the research.
This research used Classroom Action Research approach which makes use of cycle strategy. The object of the research is all the occurrence happened during the teaching and learning process. This study was conducted collaboratively among researcher, classroom teacher and involved students’ participation. The source of the data used in this research is informant, place or location, event, document, and files. The technique for collecting the data is observation, interview, test, and photograph. The procedure of the research consists of some stages, such as (1) problem identification (2) preparation (3) planning the action (4) action (5) observation (6) writing the report. This research is conducted in two cycles, each of the cycle consist of four steps, namely (1) planning the action (2) action (3) observation and interpretation (4) analysis and reflection. Each cycle is conducted in 3 meetings and the time allotment for each meeting was 8 X 45 minutes.
Based on the research, it can be concluded that there is an improvement of students’ achievement trough the implementation of Student Team Achievement Division (STAD) model. It was reflected in some indicator such as (1) the students participation in joining the instructional process that improves from 48.21% or 9 students to 82.9 % or 21 students. (2) During the discussion, the students who are active is 10 students and it improves as amount as 24 students in cycle 2. (3) In carefulness and coincidentally to finish the problems, in cycle 1 there are 19 students and in cycle II there are 23 students. (4) There is a n improvement of students’ learning result from 67.86 or 19 students to 92.86% or 26 students. This improvement happened after the teacher conducted some efforts, such as: (1) The implementation of Cooperative Learning type Student Team Achievement Divisions (STAD), (2) The teacher make lesson plan before conducting the instructional process so that the teaching and learning process can run directed and well organized, (3) Teacher conducting evaluation after conducting the instructional process to improve later achievement. Thus, it can be concluded that the implementation of cooperative learning type Students Team Achievement Divisions (STAD) can improve students’ achievement in accountancy either in activeness angle or learning result.
MOTTO
“ Tekad merupakan sumber motivasi bagi kemajuan dan kesuksesan.
Mereka yang memiliki tekad yang kuat, dia bisa menciptakan
apa yang tidak mungkin menjadi mungkin.”
(Adrie Wongso)
“ Bukan kecedasan saja yang membawa sukses,
tetapi juga hasrat untuk sukses, komitmen untuk bekerja keras,
dan keberanian untuk percaya akan dirimu sendiri”
(Jamie Winship)
“No Action! Nothing Happen!”
( Tung Desem Waringin)
“Sesudah kesulitan, pasti ada kemudahan”
(Dr. ‘Aid al Qarni)
“Percaya diri, berusaha dan berdoa adalah kunci sukses hidup,
siapapun kamu dan bagaimanapun keadaanmu”
(Penulis)
vi
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan sebagai wujud rasa sayang,
cinta kasih penulis dan terima kasih penulis kepada :
· Allah SWT dengan semua nikmatNya yang tak penah
dapat terhitung.
· Ibu dan Ayah serta keluaga tersayang yang telah
memberikan banyak pengorbanan dan doa restu
sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi
ini dengan lancar.
· Dra. Sri Witurachmi, M.M terimakasih untuk dorongan
dan bimbingannya selama ini.
· Jaryanto, S.Pd, M.Si. terima kasih untuk bimbingan dan
kesabarannya.
· Semua sahabatku, buat motivasi dan doanya
· Almamater UNS.
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
karunia rancangannya yang sempurna sehingga skipsi ini dapat diselesaikan
dengan baik oleh penulis untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk
mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Hambatan dan kesulitan yang penulis hadapi dalam menyelesaikan
penulisan skipsi ini dapat diatasi berkat bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu,
atas segala bentuk bantuannya penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Drs. Saiful Bachri, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial yang telah memberikan ijin penulisan skripsi ini.
3. Drs. Wahyu Adi, M.Pd., selaku Ketua Bidang Keahlian Khusus Pendidikan
Akuntansi yang telah memberikan bimbingan, pengarahan dengan bijaksana.
4. Dra. Susilaningsih, M.Bus, selaku Pembimbing Akademik yang telah
memberikan banyak doa dan bimbingan serta semangat.
5. Dra. Sri Witurachmii, M.M selaku pembimbing I yang telah memberikan
banyak sekali motivasi, ilmu dan arahan dengan penuh kesabaran.
6. Jaryanto, S. Pd. M. Si., selaku pembimbing II yang telah memberikan
dorongan, semangat dan bimbingan dengan baik.
7. Drs. Sri Haryanti, M.M., selaku kepala Sekolah SMK Kristen 1 Surakarta
terimakasih atas ijin dan kemudahan bagi penulis dalam pelaksanakan
penelitian.
8. Dra. Nunik Heriyanti, S.Pd selaku guru akuntansi SMK Kristen 1 Surakarta
yang telah banyak membantu penulis dalam penelitian ini. Terimakasih untuk
bantuan waktu tenaga serta pikiran dan juga doa yang selalu diberikan kepada
Penulis.
9. Siswa Kelas X Ak 2 SMK Kristen 1 Surakarta terimakasih atas kerjasamanya
dalam penelitian yang penulis lakukan.
10. Saudara-saudariku di Klaten dan Solo, terimakasih buat senyum dan doanya
viii
11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan,
namun penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada
umumnya dan perkembangan ilmu pengetahuan pada khususnya.
Surakarta, 2009
Penulis
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i
HALAMAN PENGAJUAN .......................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ..................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iv
HALAMAN ABSTRAK ............................................................................... v
HALAMAN MOTTO ................................................................................... vi
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................... vii
KATA PENGANTAR.................................................................................... viii
DAFTAR ISI .................................................................................................. x
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL ......................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................... 5
C. Pembatasan Masalah ................................................................... 6
D. Perumusan Masalah .................................................................... 6
E. Tujuan Penelitian ........................................................................ 6
F. Manfaat Penelitian ...................................................................... 7
BAB II. LANDASAN TEORI ...................................................................... 8
A. Tinjauan Pustaka ........................................................................ 8
1. Hakikat Pendidikan ................................................................ 8
a. Pengertian Pendidikan...................................................... 8
b. Tujuan Pendidikan .......................................................... 9
2. Hakikat Model Pembelajaran Kooperatif STAD..................... 10
a. Pembelajaran Kooperatif ................................................... 10
b. Kelebihan dan kekurangan pembelajaran kooperatif......... 15
c. Student Teams Achievement Divisions (STAD)................. 15
3. Hakikat Prestasi Belajar Akuntansi........................................ 21
a. Hakikat Belajar .................................................................. 21
x
b. Hakikat Prestasi Belajar ..................................................... 24
c. Hakikat Mata Pelajaran Akuntansi ..................................... 27
B. Penelitian Yang Relevan ............................................................ 28
C. Kerangka Pemikiran .................................................................... 31
D. Hipotesis Tindakan ...................................................................... 31
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................... 34
A. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................... 34
B. Subjek dan Objek Penelitian ........................................................ 35
C. Sumber Data ............................................................................... 36
D. Pendekatan Penelitian ................................................................. 37
E. Teknik Pengumpulsn Data............................................................ 41
F. Prosedur Penelitian ....................................................................... 42
G. Proses Penelitian ......................................................................... 43
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.............................. 46
A. Deskripsi Lokasi Penelitian.......................................................... 46
B. Identifikasi Masalah Pembelajaran Akuntansi Dasar Kelas X
di SMK Negeri 3 Surakarta .......................................................... 49
C. Deskripsi Hasil Penelitian ........................................................... 52
1. Siklus I ................................................................................... 52
a. Perencanaan Tindakan Siklus I ........................................ 52
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus I ........................................ 55
c. Observasi dan Interpretasi ................................................. 59
d. Analisis dan Refleksi Tindakan Siklus I .......................... 62
2. Siklus II .................................................................................. 63
a. Perencanaan Tindakan Siklus II ....................................... 64
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II ....................................... 67
c. Observasi dan Interpretasi ................................................. 70
d. Analisis dan Refleksi Tindakan Siklus II ......................... 72
D. Pembahasan.................................................................................. 73
BAB IV SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN .................................... 79
A. Simpulan ...................................................................................... 79
xi
B. Implikasi ...................................................................................... 80
C. Saran ............................................................................................ 81
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 83
LAMPIRAN ................................................................................................... 85
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Kerangka Pemikiran 32
Gambar 2. Siklus Penelitian Tindakan Kelas 38
Gambar 3. Grafik Prestasi Belajar Siklus I 61
Gambar 4. Grafik Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I 62
Gambar 5. Grafik Prestasi Belajar Siswa Siklus II 71
Gambar 6. Grafik Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I I 72
Gambar 7. Grafik Hasil Penelitian Siklus I dan II 74
Gambar 8. Grafik Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I dan II 74
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Perbandingan Empat Metode Pembelajaran Kooperatif 14
Tabel 2. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Dalam Penelitian 35
Tabel 3. Indikator Ketercapaian Belajar Siswa 44
Tabel 4. Prestasi Belajar Siswa Siklus I 60
Tabel 5. Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I 61
Tabel 6. Prestasi Belajar Siswa Siklus II 71
Tabel 7. Ketuntasan Belajar Siswa Siklus II 71
Tabel 8. Hasil Penelitian Siklus I dan II 73
Tabel 9. Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I dan II 74
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bidang pendidikan merupakan salah satu bidang yang memegang peran
penting dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Tujuan utama pendidikan
adalah memberi kemampuan pada manusia untuk hidup di masyarakat.
Kemampuan ini berupa pengetahuan dan/atau keterampilan, serta perilaku yang
diterima masyarakat. Kemampuaan seseorang akan dapat berkembang secara
optimal apabila memperoleh pengalaman belajar yang tepat. Untuk itu lembaga
pendidikan dalam hal ini sekolah, harus memberi pengalaman belajar yang sesuai
dengan potensi dan minat peserta didik. Sekolah merupakan suatu instansi atau
lembaga pendidikan yang mampu berperan dalam proses edukasi (proses
pendidikan yang menekankan pada kegiatan mendidik dan mengajar), proses
sosialisasi (proses bermasyarakat khususnya anak didik), dan proses transformasi
(proses perubahan tingkah laku ke arah yang lebih baik).
Pendidikan dapat mengalami perubahan kearah yang lebih baik sehingga
diperlukan adanya pembaharuan-pembaharuan. Salah satu upaya pembaharuan
dalam pendidikan adalah pembaharuan dalam metode mengajar dan model
pembelajaran yang digunakan atau dapat meningkatkan relevansi metode
mengajar. Metode mengajar dikatakan relevan jika mampu mengantarkan siswa
mencapai tujuan pendidikannya. Seperti yang tercantum dalam Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
disebutkan bahwa, ”Pendidikan Nasional bertujuan mengembangkan kemampuan
dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermanfaat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab.”
Proses pembelajaran dengan paradigma lama harus diubah dengan
paradigma baru yang dapat meningkatkan kreativitas siswa dalam berpikir, arah
pembelajaran yang lebih kompleks tidak hanya satu arah sehingga proses belajar
1
mengajar akan dapat meningkatkan kerjasama diantara siswa dengan guru, siswa
dengan siswa serta dengan metode yang tidak lagi dengan patokan metode
konvensional tapi dengan inovasi baru agar siswa lebih memahami materi yang
disampaikan.
Berdasarkan pandangan di atas, maka permasalahan yang muncul adalah
bagaimana guru dapat menciptakan suatu proses pengajaran yang hidup dan
mampu meningkatkan kualitas belajar siswa dalam pelajaran dengan model
pembelajaran yang tepat. Perubahan dalam dunia pendidikan memang merupakan
tantangan tersendiri bagi semua pihak yang terkait. Selain sistem pendidikan yang
perlu diperbaharui lagi, proses pembelajaran yang lebih inovatif perlu
dikembangkan untuk mencapai kompetensi peserta didik.
Proses pembelajaran yang efektif diciptakan agar prestasi belajar yang
dicapai siswa dapat optimal, maka diperlukan usaha dari guru untuk memotivasi
seluruh siswa untuk belajar dan saling membantu satu sama lain, menyusun
kegiatan kelas sedemikian rupa sehingga siswa dapat memahami ide, konsep, dan
keterampilan yang diberikan. Hal tersebut dapat dicapai melalui penerapan mpdel
pembelajaran kooperatif (cooperative learning), karena model pembelajaran
kooperatif menciptakan sebuah revolusi pembelajaran didalam kelas. Etin
Solihatin dan Raharjo (2007: 4) mengemukakan bahwa ”cooperative learning
merupakan suatu sikap atau perilaku bersama dalam bekerja dalam struktur kerja
sangat dipengaruhi oleh keterlibatan dari setiap anggota kelompok itu sendiri.”
Pada pembelajaran kooperatif, interaksi ditandai dengan tujuan saling
tergantung dengan individu yang lain. Bila dalam suatu kelompok siswa diberi
tugas untuk membuat laporan, tetapi hanya satu siswa saja yang mengerjakan
semuanya dan yang lain tidak mendukungnya, ini bukan suatu kelompok
kooperatif. Kelompok kooperatif mempunyai rasa tanggung jawab pribadi. Ini
berarti semua siswa perlu mengetahui materi yang sedang digarap dan
memberikan kontribusi agar seluruh kelompok berhasil.
http://journal.um.ac.id/index.php/pendidikan-dan-pembelajaran/article/view/712
diakses tanggal 24 Desember 2008.
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah salah satu dari beberapa
lembaga pendidikan yang bertujuan untuk menghasilkan lulusan yang siap
diterjunkan kedunia kerja. Lulusan dari SMK tentunya sudah dibekali berbagai
ilmu pengetahuan dan keterampilan yang telah diperoleh selama dibangku
sekolah. SMK Kristen 1 Surakarta merupakan salah satu Sekolah Menengah
Kejuruan yang mempunyai visi dan misi yang unggul dalam meningkatkan
prestasi. SMK Kristen 1 Surakarta mempunyai 4 bidang keahlian yaitu akuntansi,
administrasi perkantoran, penjualan dan multimedia.
Terkhusus mata pelajaran akuntansi, kelas X SMK Kristen 1 Surakarta
dibagi kedalam dua kelas yaitu kelas X Akuntansi 1 dan kelas X Akuntansi 2.
Berdasarkan obsevasi yang dilakukan peneliti pada saat mengikuti Program
Pengalaman Lapangan (PPL) tahun 2008, terdapat beberapa permasalahan yang
ditemukan pada kelas X Akuntansi 2. Masalah pertama, yaitu terbatasnya sarana
dan prasarana di sekolah. Buku paket yang dimiliki sekolah untuk mata pelajaran
akuntansi dagang tidak mencukupi untuk dibagi rata ke semua murid. Murid
cenderung lebih bergantung dari catatan yang diberikan guru saat pelajaran
dikelas. Selain itu, peralatan dan media pembelajaran yang dipakai sangat terbatas
dan lebih cenderung manual. Masalah kedua, yaitu dalam kegiatan belajar
mengajar, guru masih banyak menggunakan metode mengajar yang didominasi
metode konvensional. Walaupun kadang diselingi metode diskusi, tetapi metode
ini kurang efektif bagi siswa terbukti dengan sedikitnya siswa yang aktif dan
masih banyak siswa yang pasif dan kurang bersemangat ketika diskusi sedang
berlangsung. Hal tersebut berdampak pada prestasi atau hasil belajar yang kurang
optimal.
Berdasarkan survey awal yang dilakukan peneliti pada semester genap,
terdapat 16 siswa dari 28 siswa kelas X Akuntansi 2 belum memenuhi standar
nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) mata pelajaran kompetensi kejuruan
akuntansi perusahaan dagang, yaitu 75,00. Dari hasil ulangan (untuk materi
mengelola buku besar), nilai terendah yang diperoleh siswa kelas X Akuntansi 2
adalah 17,00. Sedangkan nilai tertinggi adalah 100. Untuk tugas-tugas rumah
yang diberikan oleh guru, mayoritas siswa masih mengerjakan di kelas sebelum
pelajaran akuntansi dimulai. Ini menunjukkan rendahnya keaktifan dan tanggung
jawab siswa dalam mengikuti pelajaran akuntansi.
Berdasarkan permasalahan ini, maka diperlukan suatu model pembelajaran
yang sesuai dengan standar kompetensi dan efektif untuk mendidik perilaku
humanis siswa adalah model pembelajaran kooperatif, yaitu suatu model yang
lebih memusatkan pada keaktifan siswa. Keterampilan kooperatif berfungsi
melancarkan hubungan kerja dan tugas. Peranan hubungan kerja dapat dibangun
dengan mengembangkan komunikasi antar anggota kelompok, sedangkan peranan
tugas dilakukan dengan membagi tugas antar anggota kelompok selama kegiatan
belajar sedang berlangsung.
Pembelajaran kooperatif mempunyai beberapa tipe pendekatan, yang salah
satu diantaranya adalah Student Teams-Achievement Divisons (STAD) . Menurut
Slavin (2008: 10) “Pada semua metode pembelajaran kooperatif bahwa siswa
yang bekerja sama dalam belajar dan bertanggung jawab terhadap teman satu
timnya mampu membuat diri mereka belajar sama baiknya.” Sama halnya dengan
gagasan utama dari STAD adalah untuk memotivasi siswa supaya dapat saling
mendukung dan membantu satu sama lain dalam menguasai kemampuan yang
diajarkan oleh guru.
Penelitian ini menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student
Teams Achievement Divisions (STAD). Model ini merupakan salah satu tipe
model dari pembelajaran kooperatif yang paling sederhana, dan merupakan model
yang paling baik digunakan untuk permulaan bagi para guru yang baru
menggunakan pendekatan kooperatif (Slavin: 143). STAD terdiri dari lima
komponen utama yaitu presentasi kelas, tim, kuis, skor kemajuan individual, dan
rekognisi tim. Siswa dibagi kedalam kelompok-kelompok tertentu dan pembagian
tiap kelompok terdiri dari siswa yang berbeda tingkat prestasinya, siswa yang
berbeda jenis kelamin, suku, agama, dan ras. Dalam pelaksanaannya, model
STAD menuntut siswa untuk ikut aktif berdiskusi pada saat guru memberikan
tugas saat proses belajar mengajar sedang berlangsung dikelas. Model ini
diharapkan dapat memotivasi siswa saling memberi semangat dan membantu
dalam menuntaskan pemahaman dan keterampilan yang dipresentasikan guru
khususnya materi pelajaran akuntansi. Dengan demikian diharapkan kualitas
belajar yang direalisasikan dengan peningkatan prestasi belajar siswa SMK
Kristen 1 Surakarta dapat tercapai.
Pembelajaran akuntansi akan lebih menarik jika disajikan dalam suatu
bentuk pembelajaran interaktif yang menyenangkan dalam rangka meningkatkan
prestasi belajar siswa. Untuk itu, peneliti bermaksud untuk mengadakan penelitian
dengan judul
“ PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE
STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DALAM
MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN
KOMPETENSI KEJURUAN AKUNTANSI KELAS X AKUNTANSI 2 SMK
KRISTEN 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2008/2009.”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka masalah dapat di
identifikasikan sebagai berikut:
1. Metode pembelajaran Kompetensi Kejuruan Akuntansi Dagang yang
diterapkan selama ini adalah metode konvensional, yaitu ceramah bervariasi.
2. Terbatasnya sarana dan prasarana yang digunakan dalam kegiatan belajar
mengajar di kelas X Akuntansi 2.
3. Siswa kelas X Akuntansi 2 kurang aktif berpartisipasi dalam proses
pembelajaran mata pelajaran akuntansi dagang
4. Siswa kelas X Akuntansi 2 kurang antusias terhadap mata pelajaran akuntansi
dagang.
5. Prestasi belajar siswa kelas X akuntansi 2 untuk mata pelajaran akuntansi
dagang belum maksimal.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah serta identifikasi masalah di atas,
maka permasalahan pada penelitian ini difokuskan pada peningkatan prestasi
belajar kelas X Akuntansi 2 pada mata pelajaran Kompetensi Kejuruan Akuntansi
yang rendah. Untuk menyelesaikan permasalahan tersebut akan digunakan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah disebutkan diatas, maka masalah
dapat dirumuskan sebagai berikut:
“ Apakah dengan diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe Student
Teams Achievement Divisions (STAD) dapat meningkatkan prestasi belajar siswa
mata pelajaran kompetensi kejuruan akuntansi dagang kelas X Akuntansi 2 SMK
Kristen 1 Surakarta tahun pelajaran 2008/2009?”
E. Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui
peningkatan prestasi belajar siswa setelah diterapkannya model pembelajaran
koopertif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) mata pelajaran
kompetensi kejuruan akuntansi dagang kelas X Akuntansi 2 SMK Kristen 1
Surakarta tahun pelajaran 2008/2009.
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi dunia
pendidikan yang dapat ditinjau dari dua segi, yaitu :
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah dan mengembangkan
pengetahuan dalam dunia pendidikan dan sebagai bahan pertimbangan dan
pengembangan penelitian dimasa yang akan dating
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa
Mendapatkan kemudahan dalam belajar dan memahami mata pelajaran
Kompetensi Kejuruan Akuntansi yang disampaikan oleh guru, sehingga
berdampak pada capaian prestasi belajarnya.
b. Bagi Guru
Sebagai masukan bagi guru di dalam menentukan model mengajar yang tepat
sesuai dengan kemampuan tiap kelas, pada mata pelajaran yang bersangkutan,
dalam rangka peningkatan prestasi belajar kepada siswanya.
c. Bagi Peneliti
Untuk menerapkan ilmu pengetahuan yang telah peneliti terima di bangku
kuliah khususnya yang berkaitan dengan akuntansi, serta untuk membekali
peneliti sebagai calon guru untuk menentukan model mengajar yang tepat
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Hakikat Pendidikan
a. Pengertian Pendidikan
Pendidikan yang berkualitas merupakan faktor yang sangat vital dalam
meningkatkan kemajuan suatu bangsa, karena masa depan manusia sangat
tergantung pada pendidikannya. Fenomena yang selalu terjadi dalam dunia
pendidikan di era globalisasi adalah selalu tertinggalnya perkembangan
pendidikan itu sendiri jika dibandingkan dengan perkembangan teknologi,
informasi, dan dunia bisnis yang mengiringinya.
John Dewey dalam Hasbullah (2005: 2) menyatakan bahwa
“Pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan-kecakapan fundamental
secara intelektual dan emosional kearah alam dan sesama manusia. Hasbullah
dalam bukunya (1999: 4) menyatakan bahwa “pendidikan adalah suatu proses
bimbingan, tuntutan atau pimpinan yang didalamnya mengandung unsur-unsur
seperti pendidik, anak didik, tujuan dan sebagainya.”
Sejalan dengan definisi pendidikan kedua ahli tersebut, dalam Undang-
Undang Republik Indonesia No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional dalam Bab I Pasal 1 ayat 1 menyebutkan:
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Berdasarkan pengertian tersebut, pendidikan adalah suatu usaha sadar
yang dilakukan oleh peserta didik untuk mengembangkan potensi dalam
dirinya. Keberhasilan suatu pendidikan yang dilakukan oleh peserta didik
dalam prosesnya tak lepas dari beberapa unsur yang dilibatkan. Umar
7
Tirtarahardja dan La Sula (2000: 51) menyebutkan beberapa unsur dalam
proses pendidikan antara lain:
1. subjek yang dibimbing (peserta didik) 2. orang yang membimbing (pendidik) 3. interaksi antara peserta didik dengan pendidik (interaksi edukatif) 4. kearah mana bimbingan ditujukan (tujuan pendidikan) 5. pengaruh yang diberikan dalam bimbingan (materi pendidikan) 6. cara yang digunakan dalama bimbingan (alat dan metode) 7. tempat dimana peristiwa bimbingan berlangsung (lingkungan
pendidikan)
b. Tujuan Pendidikan
Salah satu tujuan nasional bangsa Indonesia yang diamanatkan dalam
pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, yaitu mencerdaskan bangsa. Amanat
tersebut ditetapkan dan dirangkum lebih lanjut dalam Garis-Garis Besar Haluan
Negara, kemudian dijabarkan pula dalam Undang-Undang Republik Indonesia
No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Dengan demikian
upaya mencerdaskan kehidupan bangsa telah menjadi bagian dari strategi
pembangunan nasional yang sangat penting dan dilandasi serta dengan
perangkat perundang-undangan yang mantap.
Sistem Pendidikan Nasional adalah suatu upaya yang dilaksanakan
oleh pemerintah Indonesia untuk mencerdaskan bangsa. Hal tersebut sesuai
dengan tujuan pendidikan nasional Indonesia yang termaktub dalam Undang-
Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 (2003:7) yang berbunyi :
Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab.
2. Hakikat Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD)
a. Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar melalui
penempatan siswa belajar dalam kelompok kecil yang memiliki tingkat
kemampuan yang berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompok, setiap
anggota saling bekerja sama dan membantu memahami suatu bahan pelajaran
artinya bahan belum selesai jika salah satu teman dalam sekelompok belum
menguasai bahan pembelajaran. Di Sekolah Menengah Kejuruan metode
mengajar yang digunakan cenderung bersifat konvensional. Oleh karena itu,
diperlukan adanya inovasi dalam pemilihan dan penguasaan strategi mengajar
yang tepat serta penguasaan keterampilan dasar mengajar merupakan suatu
alternatif dalam usaha meningkatkan mutu pengajaran.
Slavin (2008: 4) berpendapat bahwa “Pembelajaran kooperatif merujuk
pada berbagai macam metode pengajaran dimana para siswa bekerja dalam
kelompok-kelompok kecil untuk saling membantu satu sama lainnya dalam
mempelajari materi-materi pelajaran.” Jadi pembelajaran kooperatif adalah
belajar bersama, saling membantu antar teman dalam satu kelompok untuk
memecahkan masalah dalam materi pelajaran yang dihadapi.
Menurut Slavin (2008: 33), “Tujuan yang paling penting dari
pembelajaran kooperatif adalah untuk memberikan para siswa pengetahuan,
konsep, kemampuan, dan pemahaman yang mereka butuhkan supaya bisa
menjadi anggota masyarakat yang bahagia dan memberikan kontribusi.” Dalam
pembelajaran kooperatif, siswa yang bekerja dalam kelompok kooperatif bisa
belajar lebih banyak daripada mereka yang diatur dalam kelas-kelas tradisional.
Sejalan dengan pengertian tersebut, Etin Solihatin dan Raharjo (2007:
5) mengemukakan bahwa ”cooperative learning merupakan suatu model
pembelajaran yang membantu siswa dalam mengembangkan pemahaman dan
sikapnya sesuai dengan kehidupan nyata di masyarakat, sehingga dengan
bekerja secara bersama-sama diantara sesama anggota kelompok akan
meningkatkan motivasi, produktivitas, dan perolehan belajar.”
Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai tiga
tujuan pembelajaran, yaitu kemampuan akademik, penerimaan perbedaan
individu, dan pengembangan keterampilan sosial. Arends (2000: 312)
mengatakan bahwa “The three important instrucsional goals of cooperative
learning are academic achievement, acceptance of diversity, and social skill.”
Ada beberapa konsep mendasar yang perlu diperhatikan dan
diupayakan oleh pendidik dalam menggunakan model belajar cooperative
learning di dalam kelas. Stahl dalam Etin Solihatin dan Raharjo (2007: 7)
mengemukakan beberapa prinsip dasar dalam coperative learning meliputi
sebagai berikut:
1) perumusan tujuan belajar harus jelas 2) penerimaan yang menyeluruh oleh siswa tentang tujuan belajar 3) ketergantungan yang bersifat positif. 4) interaksi yang bersifat terbuka 5) tanggung jawab individu 6) kelompok bersifat heterogen 7) interaksi sikap dan perilaku sosial yang positif 8) tindak lanjut (follow Up) 9) kepuasan dalam belajar
Keberhasilan belajar menurut model ini bukan semata-mata ditentukan
oleh kemampuan individu secara utuh, melainkan perolehan belajar itu akan
semakin baik apabila dilakukan secara bersama-sama dalam kelompok-
kelompok belajar kecil yang terstruktur dengan baik. Arends menyebutkan ada
empat pendekatan pembelajaran kooperatif yang biasa dilakukan oleh guru,
keempat metode tersebut yaitu: (http://www.damandiri.or.id/file.or.id/file
/yusufunsbab2 .pdf) tanggal 24 Desember 2008.
1) Metode Student Teams Achievement Divisions (STAD)
STAD dikembangkan oleh Robert E.Slavin dan kawan-kawannya
di Universitas John Hopkins dan merupakan metode pembelajaran
kooperatif. Yang paling sederhana. Dalam STAD, guru lebih menekankan
pada belajar kelompok siswa, menyajikan informasi akademik kepada
siswa dengan menggunakan presentasi verbal. Siswa ditempatkan kedalam
kelompok yang beranggotakan masing-masing 4-5 orang yang berbeda
jenis kelamin, suku, dan kemampuan akademiknya. Gagasan utama dari
STAD adalah untuk memotivasi siswa supaya dapat saling mendukung dan
membantu siswa satu sama lain dalam menguasai kemampuan yang
diajarkan oleh guru. Dalam penelitian ini yang digunakan adalah metode
pembelajaran kooperatif tipe STAD.
2) Metode Jigsaw
Metode pengajaran Jigsaw pertama kali dikembangkan oleh Elliot
Aronson dan teman-temannya. Sama seperti dalam metode STAD, metode
Jigsaw juga menempatkan siswa dalam kelompok yang heterogen. Para
siswa tersebut diberikan tugas untuk membaca beberapa bab atau unit, dan
diberikan lembar ahli yang terdiri atas topik-topik yang berbeda yang
mempunyai fokus topik yang sama bertemu untuk mendiskusikan topik
mereka sekitar tiga puluh menit. Setelah itu, siswa yang telah berdiskusi
dengan siswa yang berasal dari kelompok lain kembali kepada tim mereka
dan secara bergantian mengajari teman satu timnya mengenai topik mereka.
Selanjutnya adalah para siswa akan menerima penilaian yang
mencakup seluruh topik, dan skor kuis akan menjadi skor tim. Skor yang
dikontribusikan para siswa kepada tim lainnya. Hal tersebut, akan membuat
siswa termotivasi untuk mempelajari materi dengan baik dan untuk bekerja
keras dalam kelompok mereka dapat membantu timnya melakukan tugas
dengan baik.
3) Metode Investigasi Kelompok
Investigasi kelompok merupakan metode pembelajaran kooperatif
yang paling kompleks dan paling sulit untuk diterapkan karena pendekatan
ini memerlukan norma dan struktr kelas yang lebih rumit daripada
pendekatan yang lebih berpusat kepada guru. Dalam metode ini para siswa
dimasukkan kedalam kelompok-kelompok yang masing-masing
beranggotakan 5-6 siswa yang heterogen. Dalam beberapa kasus, siswa
dikelompokkan berdasarkan pertimbangan keakraban persahabatan maupun
minat yang sama dalam topik tertentu. Selanjutnya siswa memilih topik
untuk diselidiki dan melakukan penyelidikan yang mendalam mengenai
topik yang telah dipilih. Kemudian para siswa tersebut menyiapkan dan
mempresentasikan laporannya kepada seluruh kelas.
4) Metode Pendekatan Struktural
Pendekatan struktural ini memiliki banyak kesamaan dengan
pendekatan yang lain, namun pendekatan struktural lebih menekankan pada
penggunaan struktur tertentu yang dirancang untuk mempengaruhi pola
interaksi siswa. Struktur tugas ini dimaksudkan sebagai alternatif terhadap
struktur kelas tradisional, sebagai contoh resitasi, dimana guru memberikan
pertanyaan kepada seluruh kelas dan siswa memberi jawaban setelah
mengangkat tangan dan ditunjuk oleh guru. Pendekatan strultural ini
menghendaki siswa bekerja untuk saling membantu dalam kelompok kecil
dan lebih dicirikan dengan penghargaan kooperatif daripada penghargaan
individual. Ada struktur yang dikembangkan untuk meningkatkan
perolehan isi akademik, dan ada struktur yang dirancang untuk
mengajarkan struktur keterampilan sosial atau kelompok
Perbandingan keempat metode tersebut dapat diperjelas pada tabel
berikut ini.
Tabel 1. Perbandingan Empat Metode Pembelajaran Kooperatif
Tabel diambil dari Arends (2001: 327)
STAD Jigsaw GI Metode Struktural
Tujuan kognitif
Informasi akademik sederhana
Informasi akademik sederhana
Informasi akademik komplek dan keterampilan inkuiri
Informasi akademik sederhana
Tujuan sosial Kelompok belajar dan kooperatif
Kelompok belajar dan kooperatif
Kooperatif dalam kelompok yang komplek
Kelompok dan keterampilan social
Struktur anggota
Kelompok belajar terdiri dari 4-5 anggota yang heterogen
Kelompok belajar terdiri 5-6 anggota yang heterogen dan ada tim ahli
Kelompok belajar terdiri 5-6 anggota mungkin homogen
Bervariasi, berpasangan, bertiga atau 4-6 anggota kelompok
Pemilihan materi pelajaran
Biasanya dilakukan oleh guru
Biasanya dilakukan oleh guru
Biasanya dilakukan oleh siswa
Biasanya dilakukan oleh guru
Tugas utama Penggunaan lembar kerja dan saling membantu dalam memahami materi
Diskusi materi dalam kelompok ahli (expert term) dan kemudian membantu
Siswa dengan keterampilan inkuiri secara lengkap
Siswa diberi tugas kognitif dan sosial
Penilaian Tes mingguan Bervariasi, dapat dengan tes mingguan
Setelah selesai materi dan pelaporan, serta tes essay
Bervariasi
Penghargaan Laporan berkala dan publisitas lainnya
Laporan berkala dan publisitas lainnya
Setelah selesai materi dan pelaporan, mungkin dengan tes
Bervariasi
c. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Kooperatif
Model pembelajaran kooperatif memiliki kelebihan dan kekurangan
antara lain sebagai berikut:
a) Kelebihan pembelajaran kooperatif
1) Meningkatkan kerja sama dalam kelompok tim
2) Meningkatkan kemampuan dalam berdiskusi
3) Meningkatkan kemampuan siswa dalam bersosialisasi dengan siswa
lainnya.
4) Meningkatkan rasa percaya diri
b) Kekurangan pembelajaran kooperatif
1) Perlu persiapan yang matang.
2) Memungkinkan terjadinya persaingan negatif
3) Masih adanya siswa yang kurang bisa memanfaatkan waktu dengan
sebaik-baiknya.
4) Siswa yang tidak cocok dengan anggota kelompoknya kurang bisa
bekerja sama dalam memahami materi maupun menyelesaikan tugas.
(http://damandiri.co.id/) diakses tanggal 24 Desember 2008.
d. Students Teams Achievement Divisions (STAD)
Model Student Teams Achivement Divions (STAD) merupakan model
pembelajaran yang dikembangkan oleh Robert Slavin dan kawan-kawan dari
Universitas John Hopkins. Metode belajar ini berorientasi pada pendekatan
kontruktivis adalah siswa secara aktif membangun pengetahuan sendiri, Slavin
(2008: 143) mengatakan bahwa “STAD merupakan salah satu metode
pembelajaran kooperatif yang paling sederhana, dan merupakan model yang
paling baik untuk permulaan bagi para guru yang baru menggunakan
kooperatif.” STAD menitikberatkan pada pemberian motivasi kepada
kelompok siswa dalam situasi semangat pembelajaran kooperatif agar dapat
berinteraksi dalam kelompoknya untuk mencapai tujuan bersama. Dalam hal ini
peran serta pendidik hanya sebagai fasilitator dan bukan sebagai pemberi
informasi, sehingga diharapkan dengan pembelajaran kooperatif tipe STAD
dapat mengubah pembelajaran dari teacher centered menjadi student centered.
Pembelajaran kooperatif tipe STAD juga telah dikembangkan pada
Sekolah Menengah Atas di Uni Emirat Arab, seperti dijelaskan pada jurnal
yang ditulis oleh Nagib M. A Balfakih (2003) berikut.
Education in the United Arab Emirates (UAE) faces major problems which may hinder its future development. These include low achievement in science and a negative attitude toward science subjects, which have resulted in a high number of student dropouts from the science track in high school. It is believed among UAE educators that the main reason is the way science that has been taught in its schools. A solution to this problem depends on finding effective teaching methods, which maintain student achievement, improve students' attitude and provide opportunities to develop essential scientific skills. The effectiveness of Student Teams-Achievement Division (STAD) for teaching science to high school classes in the UAE was investigated. The sample was selected randomly. A representative group of UAE high school students was chosen from the northern province, which includes urban areas, and from the eastern province, which includes rural areas. The study involved sixteen tenth grade classes. During the second semester of the academic year 1998/1999, three units in the chemistry curriculum were covered. This study was designed to investigate the effectiveness of STAD in teaching high school chemistry in the UAE and to find out which groups, gender, area, and ability benefitted most. At the attempt, proven STAD method can improve achievement learn and livelines most of student.
Pendidikan di Uni Emirat Arab (UEA) menghadapi masalah besar yang
dapat menghambat pembangunan yang akan datang. Termasuk dalam masalah
tersebut yaitu rendahnya penghargaan dan sikap negatif terhadap pengetahuan
tersebut, yang telah muncul dengan banyaknya jumlah siswa putus dari Sekolah
Menengah Atas. Hal ini diyakini di kalangan pendidik UAE bahwa alasan
utama adalah bagaimana cara mengajarkan ilmu di sekolah. Sebuah solusi
untuk masalah ini tergantung pada penemuan metode mengajar yang efektif,
yang dapat mempertahankan prestasi siswa, meningkatkan siswa sikap dan
memberikan kesempatan penting untuk mengembangkan keterampilan ilmiah.
Efektivitas STAD untuk mengajar pada Sekolah Menengah Atas di Indonesia
telah diselidiki. Sampel yang telah dipilih secara acak adalah perwakilan
kelompok UAE siswa SMA meliputi dari utara propinsi, yang mencakup
daerah perkotaan dan provinsi timur daerah pedesaan. Penelitian tersebut
melibatkan enambelas dari kesepuluh tingkat kelas. Selama semester kedua
untuk tahun ajaran 1998/1999, ada tiga unit pada kurikulum pelajaran kimia
yang tercakup. Penelitian ini dirancang untuk menyelidiki efektivitas STAD
dalam pengajaran kimia pada SMA di Indonesia dan untuk mengetahui
kelompok, jenis kelamin, wilayah, dan terpenting adalah kemampuan siswa.
Berdasarkan penelitian tersebut, STAD terbukti dapat meningkatkan prestasi
dan keaktifan sebagian besar siswa.
(http://journal.um.ac.id/index.php/pendidikan-dan-
pembelajaran/article/view/712) diakses tanggal 6 Mei 2009 jam 18.00
Pelaksanaan model STAD tak lepas dari komponen-komponen yang
berperan. Slavin (2008: 143) menyebutkan bahwa STAD terdiri dari lima
komponen utama, yaitu:
1) Presentasi Kelas
Presentasi kelas dilakukan oleh guru menggunakan pengajaran langsung
atau dengan ceramah. Pada kegiatan ini siswa bekerja lebih dulu untuk
menemukan informasi atau konsep-konsep atas upaya mereka sendiri
sebelum pengajaran guru. Dengan cara ini, siswa lebih menyadari bahwa
mereka harus sungguh-sungguh memperhatikan presentasi kelas tersebut,
karena akan membantu mereka dalam mengerjakan kuis dengan baik, dan
skor kuis mereka menentukan skor timnya.
2) Kerja Tim
Tim tersusun dari empat atau lima siswa yang mewakili heterogenitas
kelas dalam kinerja akademik, jenis kelamin, dan suku. Fungsi utama dari
tim ini adalah memastikan bahwa semua anggota tim benar-benar belajar,
dan lebih khususnya lagi, adalah untuk mempersiapkan anggotanya untuk
bisa mengerjakan kuis dengan baik.
3) Kuis
Kuis diadakan setelah satu sampai dua periode latihan tim. Ketika kuis
berlangsung, siswa tidak diperkenankan untuk saling membantu dengan
teman yang lain. Sehingga, tiap siswa bertanggungjawab secara individual
untuk memahami materinya.
4) Skor Kemajuan Individual
Dalam hal ini, setiap siswa diberikan suatu tujuan kinerja yang dapat
dicapai oleh siswa tersebut, hanya jika ia belajar lebih keras dan kinerja
lebih baik dibandingkan dengan apa yang telah di lakukan masa lalu. Tiap
siswa memberikan kontribusi poin yang maksimal kepada timnya dan
selanjutnya siswa akan mengumpulkan poin untuk tim mereka
berdasarkan tingkat kenaikan skor kuis mereka dibandingkan dengan skor
awal mereka.
5) Rekognisi/ Penghargaan Tim
Penghargaan tim diberikan kepada kelompok apabila tim dapat
memperoleh sertifikat atau penghargaan lain apabila skor rata-rata mereka
melampaui kriteria tertentu.
Dalam pelaksanaannya, model pembelajaran kooperatif tipe STAD
mempunyai langkah-langkah sebagai berikut:
1) Tahap persiapan materi pelajaran dan penerapan siswa dalam
kelompok
Sebelum menyajikan guru harus mempersiapkan lembar kegiatan
dan lembar jawaban yang akan dipelajari siswa dalam kelompok-kelompok
kooperatif. Kemudian menetapkan siswa dalam kelompok heterogen dengan
jumlah maksimal 4-5 orang, aturan heterogenitas dapat berdasarkan pada:
(1) Kemampuan akademik
Kemampuan akademik dapat diperoleh dari hasil akademik (skor
awal) sebelumnya. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan nilai
yang diperoleh siswa dari ujian akhir semester.
(2) Jenis kelamin, latar belakang sosial, bawaan/sifat (pendiam dan
aktif) dan lain-lain.
2) Tahap penyajian materi pelajaran
Pada tahap ini bahan-bahan atau materi pelajaran diperkenankan
melalui penyajian kelas. Dalam penyajian materi pelajaran ini ditekankan
pada hal-hal antara lain sebagai berikut:
(1) Pendahuluan
Disini perlu ditekankan oleh para guru apa yang akan dipelajari
siswa dalam kelompok dan menginformasikan hal yang penting
untuk memotivasi rasa ingin tahu siswa tentang konsep-konsep
yang akan dipelajari.
(2) Pengembangan
Dilakukan pengembangan materi yang sesuai yang akan dipelajari
siswa dalam kelompok. Disini siswa belajar untuk memahami
makna dan bukan hafalan.
(3) Praktek Terkendali
Dalam praktek terkendali dilakukan hal-hal sebagai berikut:
(a). Menyuruh siswa mengerjakan soal atau mempersiapkan
jawaban terhadap pertanyaan yang diberikan guru.
(b). Memanggil siswa secara acak untuk menjawab atau
menyelesaikan masalah agar siswa selalu mempersiapkan diri
untuk menjawab pertanyaan.
(c). Memberikan tugas kelas
3) Kegiatan kelompok/ belajar tim
Selama kegiatan kelompok berlangsung masing-masing siswa
mempelajari materi yang telah disajikan oleh guru dan membantu teman
sekelompok untuk menguasai materi pelajaran tersebut. Guru
membagikan lembar kegiatan dan kemudian siswa mengerjakan secara
mandiri dan selanjutnya saling mencocokkan jawabannya dengan teman
sekelompok tersebut, jika ada yang kurang memahami maka anggota
kelompok yang lain harus membantunya.
4) Evaluasi
Pelaksanaan evaluasi dilakukan secara mandiri setelah satu atau
dua periode penyampaian materi oleh guru dan setelah satu atau dua
periode kerja kelompok, untuk menunjukkan apa yang telah dipelajari
siswa selama bekerja dalam kelompok. Hasil dari evaluasi akan
menentukan keberadaan dalam kelompok dan keberadaan kelompok
diantara kelompok-kelompok lain.
5) Nilai perkembangan individu
Tujuan utama dengan adanya nilai perkembangan individu
adalah untuk memberikan hasil akhir yang maksimal pada setiap peserta
didik. Hal ini dapat diperoleh kalau peserta didik bekerja lebih keras
dalam melaksanakan kuis. Nilai perkembangan individu didasarkan pada
nilai awal atau dasar yang didapat dari nilai-nilai peserta didik pada
pelaksanaan tes yang sama.
Tabel 2. Nilai Perkembangan Individu
No. Skor Kuis Nilai Perkembangan
1 Lebih dari sepuluh poin dibawah skor awal 5 2 Sepuluh poin sampai satu poin dibawah skor
awal 10
3 Skor awal sampai sepuluh poin diatas skor awal 20 4 Lebih dari sepuluh poin diatas skor awal 30 5 Kertas jawaban sempurna (terlepas dari skor
awal) 30
(Robert E. Slavin, 2008: 159)
6) Penghargaan Kelompok
Memberikan sumbangan kepada skor kelompok berdasarkan
rentang skor yang diperoleh pada kuis sebelumnya dengan skor kuis
terakhir. Be
Berdasarkan nilai perkembangan yang diperoleh kelompok
terdapat tiga tingkat penghargaan yang diberikan untuk prestasi
kelompok:
(1) Super Team (Tim Istimewa)
Diberikan kepada kelompok yang memperoleh skor rata-rata lebih
besar atau sama dengan 17 poin.
(2) Great Team (Tim hebat)
Diberikan kepada kelompok yang memperoleh skor rata-rata sampai
16 poin.
(3) Good Team (Tim Baik)
Diberikan kepada kelompok dengan skor rata-rata sampai 15 poin.
Untuk lebih memperjelas darimana poin tersebut diperoleh dapat
dilihat pada contoh penelitian Agus Setya Reni berikut:
Tabel Hasil Skor Tim
Tim Anggota Skor Dasar
Skor kuis Skor Perbaikan
Rata-rata
Siswa 1 96 95 10 Siswa 2 76 75 10 Siswa 3 72 85 30 Siswa 4 60 55 10
A
Jumlah 60
aJumlahSisw60
= 15
Keterangan: Berdasarkan tabel diatas, maka skor rata-rata tim adalah 15. Kelompok
tersebut termasuk dalam kelompok Good Team.
3. Hakikat Prestasi Belajar Akuntansi
a. Hakikat Belajar
1). Pengertian Belajar
Bertolak dari adanya pengertian belajar yang beragam, berikut ini
merupakan pengertian belajar yang dikemukakan oleh para ahli, seperti
menurut Winkels(1999: 53) mengatakan bahwa belajar adalah aktifitas mental
(psikis) yang berangsung dalam interaksi dengan ligkungan yang
menghasilkan perubahan-perubahan pengetahuan pemahaman, keterampilan
dan nilai sikap. Perubahan itu bersifat konstan dan berbekas.
Menurut Cronbach dalam bukunya yang berjudul Educational
Psycology sebagaimana yang dikutip oleh Sumadi Suryabrata (2006: 231)
menyatakan bahwa “Learning is shown by a change in behaviour as of
experience”. Cronbach berpendapat bahwa hasil belajar yang baik harus
melalui pengalaman. Pelajar harus mengalami dengan mempergunakan panca
indranya.
Muhibbin Syah (2005: 92) mengemukakan bahwa belajar dapat
dipahami sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang
relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan
yang melibatkan proses kognitif.
Berdasarkan ketiga pendapat yang telah dikemukakan oleh para ahli
mengenai pengertian belajar, maka dapat disimpulkan bahwa belajar adalah
proses perubahan tingkah laku yang terjadi pada diri seseorang sebagai hasil
dari pengalaman dan interaksi dengan lingkungan. Perubahan dan kemampuan
untuk berubahlah yang menjadikan manusia dapat secara bebas untuk
mengeksplorasi, memilih, dan menetapkan keputusan-keputusan penting
untuk kehidupannya.
2). Faktor- faktor yang mempengaruhi belajar
Muhibbin Syah (2005: 144) menyatakan bahwa secara global, faktor-
faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat dibedakan menjadi 3 macam,
yakni:
1. Faktor internal (faktor dari dalam diri siswa), yakni keadaan/kondisi
jasmani dan rohani siswa;
2. Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan di
sekitar siswa;
3. Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis upaya
belajar yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk
melakukan kegiatan mempelajari materi-materi pelajaran.
Sedangkan menurut Slameto (1995: 54) dalam bukunya menyatakan
bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dapat digolongkan menjadi
dua golongan, yaitu:
a) Faktor intern, adalah yang berasal dari dalam diri peserta didik itu sendiri, yaitu:
(1) faktor jasmaniah (faktor kesehatan dan cacat tubuh), (2) faktor psikologis (inteligensi, perhatian, minat, bakat, motif,
kematangan, dan kesiapan) dan (3) faktor kelelahan (kelelahan jasmani dan kelelahan rohani). b) Faktorn ekstern, adalah faktor yang berasal dari luar peserta didik, antara lain:
(1) faktor keluarga (cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, latar belakang kebudayaan),
(2) faktor sekolah (metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran diatas ukuran, keadaan gedung, metode belajar, tugas rumah), dan
(3) faktor masyarakat (kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, bentuk kehidupan masyarakat).
Berdasarkan pendapat kedua ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa
terdapat dua faktor pokok yang mempengaruhi belajar yaitu faktor yang
berasal dari dalam diri siswa itu sendiri (internal/individual) dan faktor yang
berasal dari luar diri siswa atau lingkungan sekitarnya (eksternal/sosial).
3) Unsur-unsur Belajar
Menurut Cronbach dalam Nana Syaodih Sukmadinata (2003: 157),
tujuh unsur utama dalam proses belajar diantaranya yaitu:
1) Tujuan 2) Kesiapan 3) Situasi 4) Interpretasi 5) Respon 6) Konsekuensi 7) Reaksi terhadap kegagalan
Ketujuh unsur utama dalam proses belajar tersebut diatas, dapat
dijelaskan sebagai berikut:
1) Tujuan
Belajar dimulai karena adanya sesuatu tujuan yang ingin dicapai.
2) Kesiapan
Untuk dapat melakukan belajar dengan baik anak atau individu perlu
memiliki kesiapan matang.
3) Situasi
Kegiatan belajar berlangsung dalam suatu situasi belajar
4) Interpretasi
Dalam menghadapi situasi, individu mengadakan intepretasi yang melihat
hubungan antara situasi belajar, melihat makna dari hubungan tersebut dan
menghubungkan dengan kemungkinan tujuan.
5) Respons
Berpegang hasil dari interpretasi apakah individu mungkin atau tidak
mungkin maka ia memberikan respons.
6) Konsekuensi
Setiap usaha akan membawa hasil, akibat tahu konsekuensi entah itu
keberhasilan atau kegagalan demikian juga dengan respons atau usaha
belajar siswa.
7) Reaksi terhadap kegagalan
Reaksi siswa adalah perasaan sedih dan kecewa.
b.Hakikat Prestasi Belajar
a. Pengertian Prestasi Belajar
Proses belajar mengajar dikelas dapat digunakan untuk mengetahui
berhasil atau tidaknya pembelajaran yang dicapai siswa maka harus dilakukan
evaluasi yang hasilnya berupa prestasi belajar siswa. Evaluasi terhadap
penilaian hasil dan proses belajar bertujuan untuk mengetahui ketuntasan
peserta didik dalam mengusai kompetensi dasar yang telah ditetapkan. Dari
hasil evaluasi terhadap penilaian tersebut dapat diketahui kompetensi dasar
dan materi yang belum dikuasai peserta didik.
Nana Syaodih Sukmadinata, (2004: 102) menyatakan bahwa “Prestasi
belajar dapat disebut juga sebagai hasil belajar yang merupakan realisasi atau
pemekaran dari kecakapan potensi atau kapasitas yang dimiliki oleh seseorang
yang dapat dilihat dari perilaku dalam bentuk penguasaan pengetahuan,
ketrampilan berpikir maupun ketrampilan motorik”. Sama halnya dengan
Nana Sudjana (2005: 22) dalam bukunya berpendapat bahwa “Hasil belajar
adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima
pengalaman belajarnya”. Prestasi belajar berasal dari kata “prestasi” dan
“belajar” (Zainal Arifin, 1990: 2-3). Prestasi merupakan hasil yang telah
dicapai.
Menurut Sri Ruspita Murni (2004: 147) “Prestasi merupakan wujud
dari keunggulan yang diperoleh seseorang dalam bidang tertentu”. Prestasi
diperoleh melalui perjuangan yang dilandasi oleh motivasi yang tinggi untuk
melakukan tindakan. Untuk mewujudkan prestasi diperlukan langkah-langkah
nyata yang harus dilakukan untuk mempersiapkan tujuan yang hendak dicapai.
Berdasarkan pengertian belajar dan prestasi dapat disimpulkan bahwa
prestasi belajar merupakan hasil belajar yang dicapai oleh siswa dalam
penguasaan pengetahuan dan keterampilan suatu mata pelajaran tertentu
sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Hasil belajar yang diperolah dapat
berupa keterampilan, pengetahuan, kebiasaan, dan cita-cita.
b.Fungsi dan Kegunaan Prestasi belajar
Tercapainya prestasi belajar peserta didik dapat dilakukan dengan
evaluasi pembelajaran. Evaluasi pembelajaran merupakan kegiatan yang
dilakukan secara sistematis dengan mengumpulkan bukti-bukti untuk
menentukan keberhasilan belajar. Oemar Hamalik (2001: 159) dalam bukunya
menyatakan tentang evaluasi hasil belajar merupakan:
Keseluruhan kegiatan pengukuran (pengumpulan data dan informasi),pengolahan, penafsiran, dan pertimbangan untuk membuat keputusan tentang tingkat hasil belajar yang dicapai oleh siswa setelah melakukan kegiatan dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Hasil belajar menunjuk kepada prestasi belajar, sedangkan prestasi belajar itu merupakan indikator adanya dan derajat perubahan tingkah laku.
Tujuan diadakannya kegiatan evaluasi adalah untuk mengetahui
keefektifan dan keberhasilan kegiatan belajar mengajar sehingga dalam
pelaksanaannya evaluasi harus dilakukan secara terus-menerus baik itu pada
awal, pada saat berlangsungnya kegiatan belajar mengajar maupun pada akhir
tatap muka kegiatan belajar mengajar. Evaluasi pada umumnya digunakan
untuk menilai dan mengukur hasil belajar peserta didik, terutama hasil yang
berkenaan dengan penguasaan bahan pengajaran sesuai dengan tujuan
pendidikan dan pengajaran. Zainal Arifin (1991:2) mengemukakan fungsi
utama prestasi belajar antara lain:
1) Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kualitas pengetahuan yang telah dikuasai anak didik.
2) Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu. 3) Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi
pendidikan. 4) Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu
institusi pendidikan.
5) Prestasi belajar dapat dijadikan indikator terhadap daya serap (kecerdasan) anak didik.
Berdasarkan pendapat tersebut, maka dapat diketahui bahwa betapa
pentingnya mengetahui prestasi belajar siswa, baik individual maupun
kelompok karena prestasi belajar tidak hanya sebagai indikator keberhasilan,
dan juga berguna bagi guru yang bersangkutan sebagai umpan balik dalam
melaksanakan pembelajaran dikelas apakah akan diadakan perbaikan dalam
proses belajar mengajar ataupun tidak.
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Salah satu indikator tercapainya prestasi belajar adalah dengan
diketahuinya prestasi belajar yang dicapai oleh siswa sebagai subyek belajar.
Untuk mencapai prestasi belajar siswa sebagaimana yang diharapkan, maka
perlu diperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar antara
lain; faktor yang terdapat dalam diri siswa (faktor intern), dan faktor yang
terdiri dari luar siswa (faktor ekstern). Faktor-faktor yang berasal dari dalam
diri anak bersifat biologis sedangkan faktor yang berasal dari luar diri anak
antara lain adalah faktor keluarga, sekolah, masyarakat dan sebagainya.
1). Faktor intern adalah faktor yang timbul dari dalam diri individu itu sendiri, adapun yang dapat digolongkan ke dalam faktor intern yaitu kecedersan/intelegensi, bakat, minat dan motivasi.
(a). Kecerdasan/intelegensi
(b). Bakat
(c). Minat
(d). Motivasi
2). Faktor Ekstern
Faktor ekstern adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar yang sifatnya di luar diri siswa, yaitu beberapa pengalaman-pengalaman, keadaan keluarga, lingkungan sekitarnya dan sebagainya.
(a). Keadaan Keluarga
(b). Keadaan Sekolah
(c). Lingkungan Masyarakat
http://journal.um.ac.id/index.php/pendidikan-dan-pembelajaran/article)
diakses tanggal 6 Mei 2009 jam 18.00
Berdasarkan pendapat diatas, maka pada dasarnya faktor-faktor yang
mempengaruhi prestasi belajar sama dengan faktor-faktor yang mempengaruhi
belajar yaitu faktor yang berasal dari dalam (internal) dan faktor yang berasal dari
luar (eksternal).
c. Hakikat Mata Pelajaran Akuntansi
American Accounting Association dalam Alam S (2004:2)
mendefinisikan pengertian akuntansi sebagai “suatu proses pengidentifikasian,
pengukuran dan pelaporan informasi ekonomi, yang memungkinkan adanya
penilaian dan pengambilan keputusan yang jelas dan tegas oleh mereka yang
menggunakan informasi keuangan tersebut.”
American Institute of Certified Publik Accountants (AICPA) dalam Agus
Suranto, dkk (2005:2) menjelaskan pengertian akuntansi adalah “seni dari
pencatatan, penggolongan, dan peringkasan dengan suatu cara tertentu dan dalam
nilai uang terhadap kejadian atau transaksi yang paling sedikit atau sebagian
bersifat keuangan dan penafsiran terhadap hasil-hasilnya.”
Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut, maka secara garis besar
pengertian akuntansi adalah suatu proses pencatatan, penggolongan, peringkasan,
dan pelaporan dari transaksi-transaksi yang bersifat keuangan yang terjadi pada
suatu entitas (badan usaha) dalam satu periode tertentu yang digunakan oleh
pihak-pihak yang berkaitan untuk pemgambilan keputusan.
Dilihat dari sudut kegiatan usahanya perusahaan secara garis besar dapat
digolongkan menjadi perusahaan jasa, perusahaan dagang, dan perusahaan
manufaktur/industri. Untuk SMK kelas 1 semester genap akan mempelajari siklus
akuntansi perusahaan jasa dan siklus akuntansi perusahaan dagang.
Karakteristik yang sangat menonjol dari mata pelajaran akuntansi adalah
banyak hitungan serta pembuatan kolom yang diperlukan pada hampir setiap
pokok bahasan. Sehingga untuk mata pelajaran akuntansi harus memahami
konsep, siswa juga dituntut untuk terampil dan teliti dengan cara
mempraktikkannya.
B. Penelitian Yang Relevan
Agus Setya Reni (2007) dalam penelitiannya yang berjudul “Penerapan
Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Divisions
(STAD) terhadap Prestasi Belajar Siswa Mata Diklat Akuntansi Kelas X SMK
Cokroaminoto I Surakarta Tahun Diklat 2007/2008”. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa terdapat peningkatan prestasi belajar siswa melalui metode
STAD dengan beberapa indikator antara lain: (1) siswa terlihat makin antusias dan
bersemangat dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar, (2) siswa terlihat makin
antusias dan bersemangat dalam mengikuti kegiatan diskusi kelompok, (3) selama
penyampaian materi oleh guru, siswa terlihat aktif dan memahami dalam arti
mereka merespon pertanyaan dari guru, (4) adanya peningkatan pancapaian hasil
belajar siswa dari 38,46% sebanyak 10 orang siswa pada siklus I meningkat
menjadi 21 orang siswa sebesar 80,77% pada siklus II.
Dwi Permestiati (2006) dalam penelitiannya yang berjudul “Penerapan
Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD)
disertai LKS untuk Penguatan Konsep Pokok Ekosistem”. Hasil penelitian
diperoleh bahwa: (1) konsep-konsep siswa pada materi pokok ekosistem yang
mengalami penguatan adalah organisasi kehidupan pada Siklus I dan Siklus II
mengalami peningkatan 43,59%, komponen penyusun ekosistem pada Siklus I
dan Siklus II mengalami peningkatan 15,39%, interaksi antar komponen
ekosistem pada Siklus I dan Siklus II mengalami peningkatan 38,46%, tipe-tipe
ekosistem pada Siklus I dan Siklus II mengalami peningkatan 10,26%, (2) kualitas
pembelajaran biologi yang mengalami peningkatan adalah belajar kelompok
meningkatkan motivasi belajar anda pada Siklus I dan Siklus II mengalami
peningkatan 0,5%. Dengan belajar kelompok saya lebih terdorong untuk berpikir
pada Siklus I dan Siklus II mengalami peningkatan 0%, saya lebih suka belajar
berkelompok daripada perorangan pada Siklus I dan Siklus II mengalami
peningkatan 0%, belajar kelompok lebih memudahkan memahami pelajaran pada
Siklus I dan Siklus II mengalami peningkatan 0%, belajar kelompok lebih
mendorong untuk mengemukakan pendapat 0,5%.
Jurnal dari UPI (Universitas Pendidikan Jakarta) tentang STAD oleh Rina
Theresia (2006) dalam penelitiannya tentang implementasi pembelajaran
kooperatif tipe STAD dimaksudkan sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan
pemahaman matematik siswa. Tujuan utama penelitian ini adalah untuk menelaah
tentang adanya peningkatan pemahaman matematik dalam setiap indikatornya.
Disamping itu penelitian ini juga untuk menelaah pendapat siswa dan guru
tentang penerapan pembelajaran kooperatif STAD. Subjek pada penelitian ini
adalah siswa kelas VIII A yang berkemampuan unggul di SMP Negeri 52
Bandung. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes pemahaman,
angket, lembar observasi, satuan pelajaran dan rencana pelajaran, jurnal harian,
dan wawancara. Penelitian ini dilaksanakan sebanyak 3 siklus, dimana setiap
siklus terdiri dari 4 kegiatan utama, yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan
refleksi. Dari hasil penelitian diperoleh adanya peningkatan rata-rata pemahaman
siswa dari pembelajaran sebelumnya. Ketuntasan belajar secara klasikal
meningkat pada tiap siklus, dari kategori kurang menjadi baik. Tetapi, ketuntasan
belajar klasikal setelah dilakukan tes sub sumatif dikatakan cukup karena hanya
77,27% dari jumlah siswa yang telah mencapai ketuntasan belajar. Selain itu,
adanya peningkatan tingkat pemahaman pada setiap indikatornya. Hal ini dilihat
dari tingkat pemahaman siswa yang paham seluruhnya meningkat pada tiap siklus,
sehingga menunjukkan bahwa siswa yang awalnya berada pada tingkat
pemahaman siswa yang paham sebagian, miskonsepsi sebagian, miskonsepsi atau
tidak paham telah beralih pada tingkat yang paham seluruhnya. Peningkatan
tersebut dapat dilihat pula pada rata-rata tingkat pemahaman siswa yang
meningkat pada tiap siklus. Ditinjau dari sikap, guru maupun siswa memberikan
respon positif terhadap pembelajaran kooperatif STAD. Dengan pembelajaran ini
siswa lebih mudah memahami setiap materi yang diberikan. Selain itu, keaktifan
siswa akan senantiasa mendorong pada tingkat keberhasilan pembelajaran.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat dikemukakan saran bahwa
pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat dijadikan alternatif dalam upaya
meningkatkan pemahaman siswa.
Mata pelajaran yang diambil dalam penelitian yang dilakukan oleh Agus
Setya Reni adalah perusahaan dagang. Materi pelajaran yang digunakan pada
Siklus I adalah mencatat transaksi kedalam jurnal khusus, sedangkan pada Siklus
II materi pelajaran yang digunakan adalah pemindahbukuan (posting) dari jurnal
khusus kedalam buku besar. Penelitian ini menggunakan objek yang berbeda
dalam menggunakan materi pelajaran yaitu jurnal penyesuaian pada Siklus I dan
neraca lajur pada Siklus II.
Penelitian yang dilakukan oleh Dwi Permestiati adalah menambah LKS
sebagai objeknya dan penerapannya dilakukan pada salah satu mata pelajaran
Ilmu Pengetahuan Alam yaitu biologi. Penelitian ini tidak menambah LKS
sebagai objeknya dan dilakukan pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
yaitu akuntansi
C. Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran merupakan arahan penalaran untuk dapat sampai
pada pemberian jawaban sementara atas masalah yang telah dirumuskan. Untuk
mencapai prestasi belajar yang optimal maka diperlukan kerangka pemikiran yang
sesuai dengan landasan teori yang telah dikemukakan sebelumnya.
Pengajaran yang bisa mendukung keberhasilan penanaman pemahaman
siswa adalah berkonsentrasi pada peserta didik, padahal pengajaran yang banyak
digunakan di sekolah menengah adalah pembelajaran konvensional yang berpusat
pada guru atau teacher center. Pelaksanaan pembelajaran dengan metode
konvensional, membuat siswa kurang aktif, dan guru tidak bisa menganalisis daya
tangkap atau pemahaman siswanya secara individu. Dikarenakan model tersebut
dilakukan secara klasikal atau menyeluruh. Maka dari itu, diperlukan model yang
bisa menarik perhatian siswa. Dinyatakan pada penelitian bahwa model STAD
ternyata efektif meningkatkan keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran.
Diharapkan model ini akan berhasil meningkatkan prestasi belajar siswa.
Selaras dengan judul penelitian yang diambil, yaitu “PENERAPAN
MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS
ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DALAM MENINGKATKAN
PRESTASI BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN KOMPETENSI
KEJURUAN AKUNTANSI KELAS X AKUNTANSI 2 SMK KRISTEN 1
SURAKARTA. TAHUN PELAJARAN 2008/2009”, maka dapat digambarkan
kerangka pemikiran sebagai berikut:
Gambar 1. Kerangka Pemikiran
Proses Belajar Mengajar
1. siswa kurang aktif selama proses pembelajaran berlangsung
2. rendahnya daya tangkap siswa terhadap materi pelajaran
3. kurangnya kerjasama antar siswa selama proses pembelajaran di kelas
Pembelajaran Konvensional
Prestasi belajar akuntansi rendah/ kurang maksimal
Setelah penerapan model pembelajaran kooperatif Student Teams Achievement Divisions (STAD)
Sebelum penerapan model pembelajaran kooperatif Student Teams Achievement Divisions (STAD)
1. siswa lebih aktif selama proses pembelajaran berlangsung
2. meningkatnya daya tangkap siswa terhadap materi pelajaran
3. meningkatnya kerjasama antar siswa selama proses pembelajaran di kelas
Prestasi belajar akuntansi meningkat
Penelitian Tindakan Kelas
D. Hipotesis Tindakan
Menurut Suharsimi Arikunto (2002: 64) menyatakan bahwa hipotesis
dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap
permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul.
Berdasarkan uraian yang telah disebutkan, maka hipotesis tindakan dapat
dirumuskan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams
Achievement Divisions (STAD) dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas X
Akuntansi 2 SMK Kristen 1 Surakarta mata pelajaran kompetensi kejuruan
akuntansi untuk perusahaan dagang.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di SMK Kristen 1 Surakarta yang
beralamatkan di Jln. Ahmad Yani No. 2 Surakarta. Sekolah ini dipimpin oleh Dra.
Sri Haryanti, M.M. yang bertindak sebagai kepala sekolah. Alasan peneliti
melakukan penelitian di SMK Kristen 1 Surakarta dengan pertimbangan sebagai
berikut:
a. Lokasi penelitian yaitu letak SMK Kristen 1 Surakarta yang dekat dengan
tempat tinggal peneliti sehingga mudah dilaksanakan.
b. SMK Kristen 1 Surakarta memberikan ijin kepada peneliti untuk mengadakan
penelitian.
c. SMK Kristen 1 Surakarta pernah menjadi tempat PPL (Program Pengalaman
Lapangan) peneliti, sehingga kondisi lingkungan dan karakteristik siswa
sudah diketahui.
d. Prestasi belajar akuntansi kelas X Akuntansi 2 yang belum optimal sehingga
perlu dilakukan penelitian dengan penerapan model Pembelajaran Student
Teams Achievement Divisions (STAD) dengan harapan prestasi belajar siswa
kelas X Akuntansi 2 dapat meningkat.
2. Waktu Penelitian
Waktu yang direncakan untuk kegiatan penelitian ini adalah mulai bulan
Januari 2009 sampai bulan Juni 2009. Waktu ini meliputi kegiatan persiapan
sampai penyusunan laporan penelitian, dengan jadwal sebagai berikut:
Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan dalam Penelitian
Jenis Kegiatan Januari Pebruari Maret April Mei Juni Persiapan Penelitian a. Penyusunan Judul b. Penyusunan proposal c. Perijinan 2. Perencanaan Tindakan 3. Implementasi Tindakan a. Siklus I b. Siklus II 4. Review 5. Penyusunan Laporan
B. Subjek dan Obyek Penelitian
1. Subjek Penelitian
Penelitian ini difokuskan pada kelas X Akuntansi, yang mana kelas X
Akuntansi dibagi kedalam dua kelas yaitu kelas X Akuntansi 1 dan kelas X
Akuntansi 2. Pada kedua kelas tersebut ditemukan adanya permasalahan-
permasalahan dalam kegiatan belajar-mengajar khususnya mata pelajaran
Kompetensi Kejuruan Akuntansi. Dalam penelitian ini, peneliti mengambil salah
satu subjek yaitu siswa kelas X Akuntansi 2 dengan jumlah siswa 28 siswa pada
semester 2 tahun ajaran 2008/2009.
2. Objek Penelitian
Objek penelitian pada penelitian tindakan kelas ini adalah berbagai
kegiatan yang terjadi didalam kelas selama berlangsungnya proses belajar
mengajar yang terdiri dari:
a. Pemilihan strategi atau model pembelajaran
b. Pelaksanaan strategi atau model pembelajaran yang dipilih, yaitu dengan
model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions
(STAD).
c. Suasana belajar saat berlangsungnya proses belajar mengajar.
d. Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran.
e. Materi pelajaran : Jurnal Penyesuaian dan Menyelesaikan Neraca Lajur untuk
Akuntansi Perusahaan Dagang.
f. Hasil proses pembelajaran
C. Sumber Data
Sumber data merupakan suatu sumber dimana data dapat diperoleh.
Dalam memilih sumber data, peneliti harus benar-benar berpikir mengenai
kelengkapan informasi yang akan dikumpulkan dan juga validitasnya. Sumber
data dalam penelitian ini, antara lain:
1. Informan
Dalam penelitian tindakan kelas (PTK) ini yang menjadi informan adalah
guru mata pelajaran akuntansi perusahaan dagang kelas X yaitu Dra. Nunik
Heriyanti tahun pelajaran 2008/2009.
2. Tempat atau lokasi
Tempat atau lokasi dalam penelitian tindakan kelas ini adalah sekolah ruang
kelas X Akuntansi 2 SMK Kristen 1 Surakarta.
3. Peristiwa
Melalui pengamatan pada peristiwa atau aktivitas, peneliti bisa mengetahui
proses bagaimana sesuatu terjadi secara langsung. Peristiwa dalam penelitian
ini adalah proses kegiatan belajar mengajar mata pelajaran Kompetensi
Kejuruan Akuntansi untuk perusahaan dagang.
4. Dokumen atau arsip
Dokumen dan arsip juga merupakan sumber data yang penting artinya dalam
penelitian tindakan kelas. Dokumen dan arsip sebagai sumber data yang dapat
membantu peneliti dalam mengumpulkan data penelitian yang ada kaitannya
dengan permasalahan dalam penelitian tindakan kelas ini, yaitu: silabus.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan hasil pekerjaan siswa, dalam
hal ini siswa kelas X Akuntansi 2 SMK Kristen 1 Surakarta tahun pelajaran
2008/2009.
D. Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) atau disebut juga classroom action research, karena kelas
merupakan bagian kecil dan bagian penting dalam sistem pembelajaran di
sekolah. Menurut pendapat Kemmis dan Carr sebagaimana dikutip Kasihani
Kasbolah (2001: 9), bahwa “Penelitian tindakan kelas merupakan suatu bentuk
penelitian yang bersifat refleksi yang dilakukan oleh pelaku dalam masyarakat
sosial dan bertujuan untuk memperbaiki pekerjaannya, memahami pekerjaan ini
serta situasi di mana pekerjaan ini dilakukan”.Definisi lain mengenai penelitian
tindakan kelas juga disebutkan oleh Ebbut dalam Kasihani Kasbolah (2001: 9)
“Penelitian Tindakan Kelas merupakan studi yang sistematis yang dilakukan
dalam upaya memperbaiki praktik-praktik dalam pendidikan dengan melakukan
tindakan praktis serta refleksi dari tindakan tersebut.”
Suharsimi Arikunto (2007: 2-3) dalam bukunya menyebutkan ada tiga kata
yang membentuk pengertian Penelitian Tindakan Kelas, yaitu:
1. Penelitian – menunjuk pada suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.
2. Tindakan – menunjuk pada suatu gerak kegiatan yang disengaja dilakukan dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan untuk siswa.
3. Kelas – dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi dalam pengertian yang lebih spesifik. Seperti sudah lama dikenal dalam bidang pendidikan dan pengajaran, yang dimaksud dengan istilah kelas adalah sekelompok siswa dalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula.
Menurut Kasihani Kasbolah (2001: 15-17), karakteristik PTK meliputi:
a. Munculnya penelitian tindakan kelas karena ada permasalahan praktik faktual. Permasalahan yang timbul dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari yang dihadapi oleh guru.
b. Adanya tindakan-tindakan, yang perlu dilakukan untuk memperbaiki proses belajar mengajar di kelas yang bersangkutan.
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan melalui empat langkah
utama yang saling berkaitan, yaitu: 1) Perencanaan Tindakan, 2) Pelaksanaan
Tindakan, 3) Observasi, dan 4) Refleksi. Dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan model PTK sebagaimana yang dikemukakan oleh Suhardjono
dalam Suharsimi Arikunto, Suhardjono, dan Supardi (2007: 74). Untuk lebih jelas
mengenai tahapan-tahapannya, dapat dilihat pada bagan berikut.
Gambar 2. Siklus Kegiatan Penelitian Tindakan Kelas
(Suhardjono dalam Suharsimi Arikunto, Suhardjono, dan Supardi, 2007: 74)
Keterangan :
Rincian kegiatan pada tahapan adalah sebagai berikut:
Permasalahan Perencanaan Tindakan I
Pelaksanaan Tindakan I
Pengamatan/ Pengumpulan Data I
Refleksi I
Perencanaan Tindakan II
Pelaksanaan Tindakan II
Refleksi II Pengamatan/ Pengumpulan Data II
Dilanjutkan ke siklus berikutnya
Permasalahan baru Hasil refleksi
Apabila permasalahan belum
terselesaikan
Siklus I
Siklus II
1. Perencanaan
Tahapan ini berupa menyusun rancangan tindakan yang menjelaskan
tentang apa, mengapa, kapan, di mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan
tersebut akan dilakukan.
Secara rinci, pada tahapan perencanaan terdiri dari kegiatan sebagai berikut :
a. mengidentifikasi cara menganalisis masalah, yaitu secara jelas dapat
dimengerti masalah apa yang akan diteliti. Masalah tersebut harus benar-
benar factual terjadi di lapangan, masalah bersifat umum di kelasnya,
masalah cukup penting dan bermanfaat bagi peningkatan mutu hasil
pembelajaran, dan masalah pun harus dalam jangkauan kemampuan
peneliti.
b. menetapkan alasan mengapa penelitian tersebut dilakukan, yang akan
melatarbelakangi PTK.
c. merumuskan masalah secara jelas, baik dengan kalimat Tanya maupun
kalimat pernyataan.
d. menetapkan cara yang akan dilakukan untuk menemukan jawaban, berupa
rumusan hipotesis tindakan. Umumnya dimulai dengan menetapkan
berbagai alternatif tindakan pemecahan masalah, kemudian dipilih
tindakan yang paling menjanjikan hasil terbaik dan yang dapat dilakukan
oleh guru.
e. menentukan cara untuk menguji hipotesis tindakan dengan menjabarkan
indikator-indikator keberhasilan serta berbagai instrument pengumpul data
yang dapat dipakai untuk menganalisis indicator keberhasilan itu.
f. membuat secara rinci rancangan tindakan.
2. Tindakan
Pada tahap ini, rancangan strategi dan skenario penerapan
pembelajaran akan diterapkan. Skenario atau rancangan tindakan yang akan
dilakukan, hendaknya dijabarkan serinci mungkin secara tertulis. Rincian
tindakan itu menjelaskan (a) langkah demi langkah kegiatan yang akan
dilakukan,(b) kegiatan yang seharusnya dialakukan oleh guru,(c) kegiatan
yang diharapkan dilakukan oleh siswa, (d) rincian tentang jenis media
pembelajaran yang akan digunakan dan cara menggunakannya, (e) jenis
intrumen yang akan digunakan untuk pengumpulan data/ pengamatan disertai
dengan penjelasan rinci bagaimana menggunakannya.
3. Observasi dan interpretasi
Tahap ini sebenarnya berjalan bersamaan dengan saat pelaksanaan.
Pengamatan dilakukan pada waktu tindakan sedang berjalan, jadi keduanya
berlangsung dalam waktu yang sama.
Pada tahap ini, peneliti melakukan pengamatan dan mencatat semua
hal yang diperlukan dan terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung.
Pengumpulan data ini dilaksanakan dengan menggunakan format observasi/
penilaian yang telah disusun, termasuk juga pengamatan secara cermat
pelaksanaan scenario tindakan dari waktu ke waktu serta dampaknya terhadap
proses dan hasil belajar siswa. Data yang dikumpulkan dapat berupa data
kualitatif (hasil tes, kuis, presentasi, nilai tugas, dan lain-lain) atau data
kuantitatif yang menggambarkan kretifitas siswa, antusias siswa, mutu diskusi
yang dilakukan, dan lain sebagainya.
Data yang dikumpulkan hendaknya dicek untuk mengetahui
keabsahannya. Data yang telah terkumpul memerlukan analisis, baik untuk
mempermudah penggunaan maupun dalam penarikan kesimpulan. Untuk hal
ini berbagai teknik analisis statistika dapat digunakan.
4. Refleksi
Tahapan ini dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh
tindakan yang telah dilakukan, berdasarkan data yang telah terkumpul,
kemudian dilakukan evaluasi guna menyempurnakan tindakan berikutnya.
Refleksi dalam PTK menyangkut analisis, sintesis, dan penilaian
terhadap hasil pengamatan atas tindakan yang dilakukan. Jika terdapat
masalah dari proses refleksi maka dilakukan proses pengkajian ulang melalui
siklus berikutnya yang meliputi kegiatan perencanaan ulang, tindakan ulang,
dan pengamatan ulang sehingga permasalahan dapat teratasi.
E. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memecahkan masalah dalam penelitian diperlukan data yang relevan
dengan permasalahannya, sedangkan untuk mendapatkan data tersebut perlu
digunakan teknik pengumpulan data sehingga dapat diperoleh data yang benar-
benar valid dan dapat dipercaya. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini, antara lain dengan menggunakan:
1. Wawancara
Wawancara dilakukan oleh peneliti terhadap guru dan siswa mengenai proses
pembelajaran yang selama ini dilakukan dan bagaimanakah respon atau hasil
yang timbul dari proses pembelajaran tersebut. Jenis wawancara yang
digunakan adalah wawancara bebas terpimpin dimana pewawancara
memberikan pertanyaan sesuai dengan rancangan yang telah dibuat, namun
cara menyampaikan pertanyaan tersebut tergantung pada kebijaksanaan
pewawancara.
2. Observasi
Observasi dilaksanakan oleh peneliti dengan mengamati proses pembelajaran
dikelas saat guru tengah memberikan materi pelajaran. Observasi hanya
dilakukan sebatas mengamati, mengidentifikasi, dan mencatat apa kekurangan
dan kelebihan dalam proses pembelajaran.
3. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan upaya untuk memberikan gambaran
4. Tes
Tes merupakan alat yang digunakan peneliti untuk mengetahui hasil dari
penelitian yang telah dilakukan. Tes dilakukan untuk mengetahui seberapa
jauh hasil belajar yang diperoleh siswa setelah kegiatan pemberian tindakan.
5. Angket
Angket merupakan alat yang digunakan peneliti untuk mengetahui tanggapan
siswa setelah diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe STAD.
F. Prosedur Penelitian Prosedur Penelitian merupakan tahapan-tahapan yang ditempuh dalam
penelitian dari awal sampai akhir secara urut. Prosedur penelitian ini terdiri dari
beberapa tahap kegiatan yaitu:
1. Tahap Pengenalan Masalah
Kegiatan yang dilakukan oleh peneliti pada tahap ini adalah :
a. Mengidentifikasi masalah
b. Menganalisis masalah secara mendalam dengan mengacu pada teori-teori
yang relevan
2. Tahap Persiapan Tindakan
Pada tahap ini peneliti melakukan persiapan yang meliputi :
a. Penyusunan jadwal penelitian
b. Penyusunan bentuk tindakan yang sesuai dalam bentuk RPP
c. Penyusunan soal evaluasi
3. Tahap Penyusunan Rencana Tindakan
Rencana tindakan disusun dalam dua siklus, yaitu : siklus I dan siklus
II. Setiap siklus terdiri dari empat tahap, yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan
tindakan, observasi dan interpretasi, serta tahap analisis dan refleksi.
4. Tahap Implementasi Tindakan
Dalam tahap ini peneliti melaksanakan tindakan dengan menerapkan
model STAD, yakni untuk menumbuhkan minat siswa dalam pembelajaran
akuntansi keuangan sehingga meningkatkan pemahaman yang akhirnya
meningkatkan pula hasil belajar akuntansi keuangan siswa. Hal ini diukur dari
tingkat keaktifan siswa dan pemahaman siswa terhadap materi dengan
diadakannya pre-test dan post-test. Hipotesis tindakan ini dimaksudkan untuk
menguji kebenarannya melalui tindakan yang telah direncanakan.
5. Tahap observasi dan interpretasi
Pada tahap ini peneliti melakukan pengamatan terhadap siswa yang
sedang melakukan kegiatan belajar-mengajar dibawah bimbingan guru.
Pengamatan dapat dilakukan secara beiringan bahkan bersamaan dengan
pelaksanaan tindakan (interperetasi metode). Semua hal yang berkaitan
dengan hal diatas perlu dikumpulkan dengan sebaik-baiknya.
6. Tahap refleksi
Pada tahap ini peneliti mengemukakan kembali apa yang sudah
dilakukan, kemudian bersama dengan guru pelaksana mendiskusikan
implementasi rancangan tindakan. Dalam hali ini, guru pelaksana
merefleksikan pengalamannya kepada peneliti yang baru saja mengamati
kegiatannya dalam tindakan.
7. Tahap Penyusunan Laporan
Pada tahap ini peneliti menyusun laporan dari semua kegiatan yang
telah dilakukan selama penelitian. Dalam kegiatan ini pertama-tama perlu
ditulis paparan hasil-hasil PTK. Paparan hasil PTK ini disatukan dengan
deskripsi masalah, rumusan masalah, tujuan, dan kajian konsep atau teoritis.
G. Proses Penelitian
Pelaksanaan Penelitian tindakan kelas ini direncanakan terdiri dari dua
siklus dimana setiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu: (1) Perencanaan
tindakan, (2) Pelaksanaan tindakan, (3) Observasi dan interpretasi, dan (4)
Analisis dan refleksi. Adapun kedua siklus tersebut dijelaskan sebagai berikut:
1. Rancangan Siklus I
a. Perencanaan Tindakan
Pada tahap ini peneliti bersama guru melakukan berbagai persiapan dan
perencanaan yang meliputi:
1) Mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
2) Mempersiapkan model mengajar dalam hal ini model yang digunakan
adalah model STAD,
3) Mempersiapkan media pembelajaran dan instrument berupa soal tes
tertulis.
4) Menetapkan indikator ketercapaian
Table 3. Indikator ketercapaian
Aspek yang diukur
Persentase Target
Capaian Cara mengukur
Keaktifan siswa selama mengikuti pembelajaran
80%
Diamati saat guru memberikan apersepsi kepada siswa pada awal pembelajaran
Keaktifan siswa dalam mengikuti diskusi kelompok
80%
Diamati saat pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi dan dihitung dari jumlah siswa yang menunjukkan perhatian dan kesungguhan dalam KBM
Ketelitian dan ketepatan siswa dalam menyelesaikan persoalan/soal
80%
Diamati saat pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi oleh peneliti dan dihitung dari jumlah siswa yang diteliti dan benar (tepat) dalam menyelesaikan soal
Ketuntasan hasil belajar (standar nilai minimal adalah 75)
80%
Dihitung dari jumlah siswa yang mendapatkan nilai 75 ke atas, untuk siswa yang mendapat nilai 75 dianggap telah mencapai ketuntasan belajar.
b. Pelaksanaan Tindakan
Peneliti melakukan tindakan pembelajaran sesuai dengan rencana yang telah
disusun bersama guru yang akan dilakukan di kelas X Akuntansi 2 SMK
Kristen 1 Surakarta, yaitu pembelajaran menggunakan model STAD untuk
meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Kompetensi
Kejuruan Akuntansi untuk perusahaan dagang. Skenario pembelajaran yang
akan peneliti lakukan bersama guru adalah sebagai berikut.
a) Apersepsi materi, yaitu guru menjelaskan tentang materi Jurnal
Penyesuaian.
b) Guru mendemonstrasikan mengenai posting jurnal transaksi dan
pembuatan jurnal penyesuaian perusahaan dagang dan memberikan
latihan terbimbing kepada siswa.
c) Guru memberi tugas mandiri kepada siswa agar siswa menyelesaikan soal
latihan mengenai Jurnal penyesuaian perusahaan dagang yang telah
dibahas.
d) Siswa membahas jawaban soal latihan yang sudah dikerjakan melalui
presentasi tugas.
e) Siswa didampingi guru membahas soal latihan yang telah dikerjakan.
c. Observasi/ Pengamatan
Pada tahap ini peneliti mengamati jalannya proses pembelajaran dan mencatat
hal-hal yang mungkin terjadi ketika tindakan berlangsung antara lain: (1)
perhatian siswa ketika menerima penjelasan , (2) keaktifan siswa selama
bekerja dalam kelompok, (3) tingkat pemahaman materi atau prestasi belajar
siswa, (4) hal-hal lain yang berpengaruh terhadap tindakan yang diberikan.
d. Refleksi
Data-data yang diperoleh melalui observasi dikumpulkan dan dianalisis
dengan model analisis interaktif dalam tahap ini. Berdasarkan hasil observasi
tersebut, peneliti dapat merefleksikan diri tentang kegiatan pembelajaran
model STAD yang telah dilakukan. Dengan demikian, dapat diketahui
peningkatan keaktifan siswa dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran
akuntansi dagang. Berdasarkan hasil refleksi ini akan dapat diketahui
kelebihan dan kelemahan kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan pada
siklus I sehingga dapat digunakan untuk menentukan tindakan kelas pada
pertemuan berikutnya atau siklus II.
2. Rancangan Siklus II
Pada siklus II perencanaan tindakan dikaitkan dengan hasil yang telah
dicapai pada tindakan siklus I sebagai upaya perbaikan dari siklus tersebut dengan
materi pembelajaran sesuai dengan silabus mata pelajaran akuntansi dagang,
termasuk perwujudan tahap pelaksanaan, observasi dan interpretasi, serta analisis
dan refleksi yang juga mengacu pada siklus sebelumnya. Berbeda pada siklus I,
pada siklus II materi yang digunakan adalah materi lanjutan dari siklus I yaitu
Menyelesaikan Neraca Lajur.
Berdasarkan kuis pada siklus I, ketuntasan hasil belajar (Kriteria
Ketuntasan Minimal adalah 75) yang tercapai pada siklus I sebanyak 19
siswa dengan presentase sebesar 67.86% dan nilai rata-rata kelas yang
dicapai sebesar 7.9. Ketuntasan belajar siswa tersebut dapat dilihat pada
tabel berikut.
Tabel 5. Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I
Ketuntasan Hasil Belajar Kriteria Jumlah siswa Persentase Tuntas 19 siswa 67.86% Tidak Tuntas 9 siswa 32.14% Jumlah 28 siswa 100%
Hasil capaian prestasi dan keaktifan siswa untuk pelajaran
akuntansi dagang tersebut juga dapat dilihat pada grafik berikut ini:
02468
101214161820
Aktif CukupAktif
KurangAktif
Keaktifan siswa selamapembelajaran
Keaktifan siswa dalammengikuti diskusi kelompok
Ketelitian dan ketepatansiswa dalam menyelesaikanpersoalan/soal
Gambar 3. Profil Hasil/ Prestasi Belajar Siswa Siklus I
Ketuntasan hasil belajar siswa juga dapat dilihat pada grafik berikut ini:
0
5
10
15
20
Jumlah siswa
Tuntas
Tidak Tuntas
Gambar 4. Profil Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I
Keterangan:
a. Tabel 4 dan gambar 3 diatas menunjukkan hasil/ prestasi belajar siswa pada
siklus I yang dapat diukur dari beberapa aspek:
1) Keaktifan siswa selama kegiatan pembelajaran dengan jumlah siswa
yang aktif, cukup aktif, dan kurang aktif masing-masing sebanyak 9
siswa, 10 siswa dan 9 siswa.
2) Keaktifan siswa selama mengikuti diskusi kelompok dengan jumlah
siswa yang aktif, cukup aktif, dan kurang aktif masing-masing sebanyak
8 siswa, 10 siswa dan 10 siswa.
3) Ketelitian dan ketepatan siswa dalam menyelesaikan persoalan/ soal
dengan jumlah siswa yang aktif, cukup aktif, dan kurang aktif masing-
masing sebanyak 19 siswa, 3 siswa, dan 6 siswa.
b. Tabel 5 dan gambar 4 diatas menunjukkan bahwa ketuntasan hasil belajar
yang dicapai siswa pada siklus I. Jumlah siswa yang tuntas sebanyak 19
siswa dari 28 siswa atau sebesar 67.86%. Sedangkan jumlah siswa yang
tidak tuntas sebanyak 9 siswa atau sebesar 32.14%
d. Analisis dan Refleksi Tindakan Siklus I
Berdasarkan hasil observasi dan interpretasi tindakan pada siklus I,
peneliti melakukan analisis sebagai berikut:
1) Beberapa kelemahan guru dalam siklus I ini adalah:
a) Guru kurang memberi motivasi pada siswa yang kurang aktif dan
lebih memberi perhatian pada siswa yang bertanya.
b) Guru juga belum dapat memahami kondisi konsentrasi siswa pada
saat itu sehingga masih banyak siswa yang kurang paham terhadap
materi,
mereka hanya mengetahui tanpa memahami, jadi siswa hanya
memiliki pengetahuan sesaat saja (tidak bersifat kekal).
c) Pada saat evaluasi, posisi guru lebih banyak duduk di depan dan
kurang memperhatikan kondisi siswa yang duduk dibarisan
belakang. Hal ini mengakibatkan siswa yang duduk dibelakang
kurang sportif dalam mengerjakan soal, masih ada beberapa siswa
yang bertanya dan menyontek jawaban teman sebelahnya tanpa
diketahui oleh guru.
2) Sedangkan dari segi siswa ditemukan beberapa kekurangan, yaitu
sebagai berikut:
a) Belum maksimalnya siswa dalam menggunakan waktu yang
diberikan saat diskusi. Hal ini dapat dilihat dari masih adanya
beberapa siswa yang melakukan aktivitas lain selain diskusi
tentang materi pelajaran.
b) Hanya satu siswa perwakilan dari kelompoknya yang bersedia
tampil untuk mempresentasikan hasil diskusi secara sukarela.
c) Pada saat kuis berlangsung, beberapa siswa yang duduk dibarisan
belakang kurang sportif dalam mengerjakan soal. Hal ini terbukti
dengan adanya siswa yang bertanya dan menyontek jawaban teman
sebelahnya tanpa sepengetahuan guru.
Berdasarkan observasi dan analisis diatas, maka tindakan refleksi
yang dapat dilakukan adalah :
1) Guru lebih banyak melakukan pendekatan dan motivasi kepada seluruh
siswa terutama siswa yang kurang aktif di kelas.
2) Pada saat guru mempresentasikan materi kepada siswa dikelas,
sebaiknya guru memastikan terlebih dahulu apakah para siswa telah
benar-benar memahami materi yang disampaikan tersebut. Setelah itu
baru kemudian beralih ke konsep atau materi selanjutnya.
3) Guru lebih memperhatikan kondisi siswa yang duduk dibarisan
belakang pada saat kuis sehingga hal tersebut tidak memungkinkan
bagi siswa yang mencoba bertanya jawaban pada teman yang duduk
disebelahnya.
2. Siklus II
Penerapan model pembelajaran kooperatif Tipe Student Teams
Achievement Divisions (STAD) berdasarkan refleksi pada Siklus I
menunjukkan bahwa masih terdapat kekurangan-kekurangan, yaitu masih
terdapat siswa yang kurang aktif dan hasil atau prestasi belajarnya kurang
maksimal. Langkah-langkah penerapan STAD pada Siklus II adalah sebagai
berikut:
a. Perencanaan Tindakan Siklus II
Kegiatan perencanaan tindakan II dilaksanakan pada hari Senin
tanggal 30 Maret 2009 di ruang Guru SMK Kristen 1 Surakarta. Guru
bersama peneliti mendiskusikan rancangan tindakan yang akan dilakukan
dalam penelitian ini. Peneliti mengungkapkan bahwa berdasarkan hasil
analisis dan refleksi dari siklus I, kemudian disepakati bahwa pelaksanaan
tindakan pada siklus II akan dilaksanakan selama 3 kali pertemuan, yakni
pada hari Selasa, Rabu dan Jumat masing-masing tanggal 31 Maret, 1
April dan 3 April 2009 dengan rancangan sebagai berikut:
1) Peneliti bersama guru mendiskusikan skenario pembelajaran akuntansi
dagang dengan menggunakan model pembelajaraan kooperatif tipe
Student Teams Achievement Divisions (STAD), yaitu dengan skenario
pembelajaran sebagai berikut:
a) Pertemuan Pertama ( Selasa, 31 Maret 2009)
(1) Salam pembuka, mengecek kehadiran siswa.
(2) Menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif untuk
membangkitkan minat siswa dengan mengecek kondisi baik
siswa maupun kelas.
(3) Guru membuka pelajaran dengan mengulas sedikit soal kuis
pada siklus I.
(4) Pelajaran dilanjutkan dengan penjelasan materi lanjutan dari
materi jurnal penyesuaian yaitu Menyelesaikan Neraca Lajur
oleh guru. Penjelasan dimulai dari fungsi neraca lajur dan
penyajian kolom pada neraca lajur.
(5) Guru menjelaskan pengisian tiap-tiap kolom pada neraca lajur
berdasarkan analog dari soal jurnal penyesuaian siklus I.
(6) Siswa diberi kesempatan untuk menanyakan materi yang
belum dipahami, kemudian guru menunjuk siswa secara acak
untuk menjawab soal agar siswa selalu siap dalam
menyelesaikan suatu permasalahan.
(7) Siswa mengerjakan tugas diskusi yang diberikan guru dengan
teman sebangkunya. Guru memperhatikan seluruh kondisi
siswa dan lebih memotivasi siswa terutama siswa yang
cenderung pasif.
(8) Siswa mempresentasikan hasil diskusi didepan kelas.
(9) Guru membuat kesimpulan dari materi yang sudah diajarkan
sebelum menutup pelajaran dengan salam penutup.
b) Pertemuan Kedua ( Rabu, 1 April 2009)
(1) Salam pembuka, mengecek kehadiran siswa.
(2) Menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif untuk
membangkitkan minat siswa dengan mengecek kondisi baik
siswa maupun kelas.
(3) Guru mengulangi sedikit materi yang telah dibahas pada
pertemuan sebelumnya yaitu memposting jurnal penyesuaian
dan neraca saldo pada kolom neraca lajur.
(4) Siswa diberi kesempatan untuk menanyakan materi yang
belum dipahami, kemudian guru memanggil siswa secara acak
untuk menjawab atau menyelesaikan soal agar siswa selalu
siap dalam menyelesaikan suatu permasalahan.
(5) Guru membagi kelas dalam kelompok-kelompok STAD.
Dalam Siklus II ini, anggota tiap-tiap kelompok sama dengan
Siklus I.
(6) Guru bersama peneliti membagikan lembar soal dan lembar
jawab kepada siswa. Guru memberi bantuan hanya dengan
mengulang sedikit konsep dan menjawab pertanyaan dari
siswa.
(7) Siswa mendiskusikan soal dengan kelompoknya.
(8) Siswa mewakili kelompoknya untuk mempresentasikan hasil
diskusinya di depan kelas.
(9) Siswa mencermati kembali lembar jawab yang telah
didiskusikan dengan anggota kelompoknya dan menanyakan
tentang kesulitan yang dihadapi saat mengerjakan tugas
tersebut.
(10) Siswa bersama guru membuat kesimpulan tentang materi yang
telah disampaikan kemudian menutup pelajaran dengan salam
penutup.
c) Pertemuan Ketiga ( Jum’at, 3 April 2009 )
(1) Salam pembuka, guru mengecek kehadiran siswa.
(2) Siswa diberi kesempatan oleh guru untuk mempersiapkan diri
sebelum mengerjakan soal kuis atas materi yang telah
dipelajari yaitu menyelesaikan neraca lajur.
(3) Guru bersama peneliti membagikan soal kuis dan meminta
siswa untuk mengerjakan secara tertib dan mandiri.
(4) Siswa mengerjakan soal kuis sampai waktu yang telah
ditentukan berakhir, sedangkan guru bersama peneliti
mengawasi dengan baik agar hasil kuis dapat mencerminkan
kemampuan mereka sebagai hasil dari diskusi dengan
kelompoknya pada pertemuan sebelumnya. Posisi guru tidak
hanya berada di depan kelas saat evaluasi berlangsung, tetapi
juga berkeliling untuk memastikan kondisi siswa. Hal ini
dilakukan agar siswa mengerjakan soal secara mandiri dan
tidak ada siswa yang berani mencoba menanyakan jawaban
kepada temannya terutama bagi siswa yang duduk dibarisan
belakang.
(5) Guru meminta lembar jawab soal kuis.
2) Guru menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk
materi menyelesaikan Neraca Lajur dengan model pembelajaran
kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD).
3) Peneliti dan guru menyusun instrumen penelitian, yang berupa tes dan
nontes. Instrumen tes dari hasil pekerjaan siswa (kuis), sedangkan
instrumen nontes dinilai berdasarkan pedoman observasi yang
dilakukan oleh peneliti dengan mengamati keaktifan dan sikap siswa
selama proses belajar mengajar berlangsung.
b. Pelaksanaan Tindakan II
Pelaksanaan tindakan II dilaksanakan selama 3 kali pertemuan
seperti yang telah direncanakan yaitu tanggal 31 Maret, 1 April dan 3
April 2009 di ruang kelas X Akuntansi 2. Pertemuan dilaksanakan selama
8 x 45 menit sesuai dengan skenario pembelajaran dan RPP. Pelaksanaan
tindakan II hampir sama dengan pelaksanaan tindakan I, hanya pada
pelaksanaan tindakan II ini terdapat penguatan yang masih diperlukan dari
tindakan I. Materi yang disampaikan pada pelaksanaan tindakan II juga
berbeda dengan pelaksanaan tindakan I. Materi pada pelaksanaan tindakan
II ini adalah menyelesaikan perhitungan pada Neraca Lajur.
Urutan pelaksanaan tindakan tersebut adalah sebagai berikut :
1) Pertemuan Pertama (Selasa, 31 Maret 2009)
a) Salam pembuka, mengecek kehadiran siswa.
b) Menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif untuk
membangkitkan minat siswa dengan mengecek kondisi baik
siswa maupun kelas.
c) Guru membuka pelajaran dengan mengulas sedikit soal kuis
pada siklus I.
d) Pelajaran dilanjutkan dengan penjelasan materi lanjutan dari
materi jurnal penyesuaian yaitu menyelesaikan neraca lajur oleh
guru. Penjelasan dimulai dari fungsi neraca lajur dan penyajian
kolom pada neraca lajur.
e) Guru menjelaskan pengisian tiap-tiap kolom pada neraca lajur
berdasarkan analog dari soal jurnal penyesuaian Siklus I.
f) Siswa diberi kesempatan kepada untuk menanyakan tentang
materi yang belum dipahami, kemudian menunjuk siswa secara
acak untuk menjawab pertanyaan. Siswa yang ditunjuk secara
acak untuk menjawab pertanyaan sudah mampu menjawab
dengan benar.
g) Siswa mengerjakan tugas diskusi yang diberikan guru dengan
teman sebangkunya. Guru memperhatikan seluruh kondisi siswa
dan lebih memotivasi siswa terutama siswa yang cenderung
pasif.
h) Guru memperhatikan seluruh kondisi siswa dan lebih
memotivasi siswa terutama bagi siswa yang cenderung pasif.
i) Siswa mewakili kelompoknya mempresentasikan hasil
diskusinya di depan kelas. Ada tiga siswa yang secara sukarela
mau mempresentasikan hasil diskusinya tanpa ditunjuk guru
terlebih dahulu.
j) Siswa bersama guru membuat kesimpulan dari materi yang
sudah diajarkan sebelum menutup pelajaran dengan salam
penutup.
2) Pertemuan Kedua (Rabu, 1 April 2009)
a) Sebelum guru memulai pelajaran, seperti biasanya guru
mengabsen siswa satu persatu.
b) Guru membahas sedikit materi yang telah disampaikan pada
pertemuan sebelumnya. Mayoritas siswa sudah memperhatikan
dan berkonsentrasi untuk menerima pelajaran.
c) Guru membuka pelajaran dengan mengulang kembali materi
yang telah disampaikan pada pertemuan sebelumnya yang
berkaitan dengan materi yang akan diajarkan dengan cara
memberikan pertanyaan kepada siswa. Siswa cukup antusias
memperhatikan guru, hal ini terbukti pada saat guru memberikan
pertanyaan, banyak siswa yang dapat menjawab dengan tepat
dan sebagian besar pertanyaan dijawab secara serempak.
d) Siswa diberikan kesempatan untuk menanyakan tentang materi
yang belum dipahami, kemudian menunjuk siswa secara acak
untuk menjawab pertanyaan. Siswa yang ditunjuk secara acak
untuk menjawab pertanyaan sudah mampu menjawab dengan
benar.
e) Guru membagi siswa kedalam kelompok-kelompok STAD.
Penetapan anggota kelompok pada Siklus II sama dengan
pembagian kelompok pada Siklus I.
f) Guru bersama peneliti membagikan lembar soal dan lembar
jawab kepada setiap kelompok sebagai bahan diskusi dengan
kelompoknya. Guru bersama peneliti mengawasi dengan baik
jalannya diskusi. Selama belajar dengan kelompok tim, tugas
anggota kelompok adalah menguasai materi pelajaran dan
membantu teman satu kelompok untuk memahami materi.
Materi yang sulit dipecahkan dengan kelompoknya baru boleh
ditanyakan kepada kelompok lain dan bisa ditanyakan pada guru.
Guru bersama peneliti berkeliling kelas dan mendatangi masing-
masing kelompok yang sedang berdiskusi dengan sesekali
memberikan pujian bagi kelompok yang aktif dan terus
memberikan motivasi.
g) Setelah waktu yang diberikan untuk diskusi berakhir, guru
mempersilakan kepada masing-masing kelompok untuk
mempresentasikan jawabannya. Berbeda pada Sikus I, pada
Siklus II ini siswa secara sukarela berani mempresentasikan
jawaban tanpa ditunjuk guru.
h) Guru memberikan kesimpulan tentang materi yang telah
disampaikan sebelum menutup pelajaran.
3) Pertemuan Ketiga (Jum’at, 3 April 2008)
a) Guru mengucapkan salam pembuka dan mengabsen siswa.
b) Siswa diberikan kesempatan untuk mempersiapkan diri
menjawab pertanyaan kuis berupa soal esai untuk materi yang
telah didiskusikan dalam pertemuan sebelumnya yaitu
Menyelesaikan Neraca Lajur.
c) Guru besama peneliti membagikan lembar soal dan lembar
jawab kepada siswa dan meminta siswa untuk mengerjakannya
secara tertib dan mandiri.
d) Siswa mengerjakan soal kuis sampai waktu yang telah
ditentukan berakhir, sedangkan guru bersama peneliti mengawasi
dengan tertib jalannya kuis. Berbeda pada Siklus I dimana posisi
guru lebih banyak didepan kelas, pada evaluasi (kuis) Siklus II
ini, guru berkeliling kelas dan lebih memperhatikan siswa yang
duduk dibarisan belakang agar tidak ada siswa yang berani
mencoba bertanya jawaban pada temannya. Pelaksanaan evaluasi
(kuis) pada Siklus II ini berjalan lebih tertib bila dibanding pada
Siklus I. Hal ini terbukti dari suasana kelas yang tenang dan
tidak ada siswa yang berbuat curang selama kuis berlangsung.
e) Kegiatan evaluasi (kuis) berlangsung baik, hasil kuis segera
dikumpulkan.
c. Observasi dan Interpretasi
Peneliti mengamati proses pembelajaran akuntansi dagang dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams
Achivement Divisions (STAD) di kelas X Akuntansi 2. Peneliti mengambil
posisi di dalam kelas, sebab guru kelas menginginkan agar peneliti dapat
mengamati langsung proses belajar mengajar akuntansi dagang pada hari
itu. Pada pertemuan pertama yaitu hari Selasa, tanggal 31 Maret 2009,
guru menyampaikan materi Menyelesaikan Neraca Lajur pada siklus II
dengan lebih didominasi metode ceramah secara jelas. Pertemuan kedua
digunakan guru untuk melanjutkan penyampaikan materi pada pertemuan
sebelumnya yaitu menyelesaikan neraca lajur perusahaan dagang dengan
model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions
(STAD) secara jelas. Sedangkan pertemuan yang ketiga hari Jumat,
tanggal 3 April 2009 digunakan guru dan peneliti untuk melakukan
evaluasi (kuis) akhir dari siklus II.
Berdasarkan hasil observasi terhadap pelaksanaan proses belajar
mengajar akuntansi dagang, diperoleh informasi tentang prestasi dan
aktivitas siswa selama kegiatan belajar mengajar berlangsung, yaitu
sebagai berikut:
Tabel 6. Hasil/ Prestasi Belajar Siswa Siklus II
Jumlah Siswa Aspek yang diukur Aktif Cukup aktif Kurang aktif
Keaktifan siswa selama pembelajaran
21 siswa 6 siswa 1 siswa
Keaktifan siswa dalam mengikuti diskusi kelompok
24 siswa 3 siswa 1 siswa
Ketelitian dan ketepatan siswa dalam menyelesaikan persoalan/soal
24 siswa 2 siswa 2 siswa
Berdasarkan nilai kuis siklus II, ketuntasan hasil belajar (standar
nilai minimal adalah 75) yang tercapai pada siklus I sebanyak 26 siswa
dengan presentase sebesar 92.86% dan nilai rata-rata kelas yang dicapai
sebesar 94.8.
Ketuntasan hasil belajar tersebut dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 7. Ketuntasan Belajar Siswa Siklus II
Ketuntasan hasil belajar Kriteria Jumlah siswa Persentase Tuntas 26 siswa 92.86% Tidak Tuntas 2 siswa 7.14% Jumlah 28 siswa 100%
Hasil capaian prestasi dan keaktifan siswa untuk pelajaran
akuntansi dagang tersebut juga dapat dilihat pada grafik berikut ini:
0
5
10
15
20
25
Aktif CukupAktif
KurangAktif
Keaktifan siswa selamaapersepsi
Keaktifan siswa dalammengikuti pembelajaran
Ketelitian dan ketepatansiswa dalam menyelesaikanpersoalan/soal
Gambar 5. Profil Capaian Prestasi dan Keaktifan Siswa Siklus II
Ketuntasan hasil belajar siswa juga dapat dilihat pada grafik berikut ini:
0
5
10
15
20
25
30
Jumlah Siswa
Tuntas
Tidak Tuntas
Gambar 6. Profil Ketuntasan Belajar Siswa Siklus II
Keterangan:
a. Tabel 6 dan gambar 5 diatas menunjukkan hasil/ prestasi belajar siswa pada
siklus II yang dapat diukur dari beberapa aspek:
1) Keaktifan siswa selama kegiatan pembelajaran dengan jumlah siswa
yang aktif, cukup aktif, dan kurang aktif masing-masing sebanyak 21
siswa, 6 siswa dan 1 siswa.
2) Keaktifan siswa selama mengikuti diskusi kelompok dengan jumlah
siswa yang aktif, cukup aktif, dan kurang aktif masing-masing sebanyak
24 siswa, 3 siswa dan 1 siswa.
3) Ketelitian dan ketepatan siswa dalam menyelesaikan persoalan/ soal
dengan jumlah siswa yang aktif, cukup aktif, dan kurang aktif masing-
masing sebanyak 24 siswa, 2 siswa, dan 2 siswa.
b. Tabel 7 dan gambar 6 diatas menunjukkan bahwa ketuntasan hasil belajar
yang dicapai siswa pada siklus II. Jumlah siswa yang tuntas sebanyak 26
siswa dari 28 siswa atau sebesar 92.86%. Sedangkan jumlah siswa yang
tidak tuntas sebanyak 2 siswa atau sebesar 7.14%
d. Analisis dan Refleksi Tindakan Siklus II
Berdasarkan hasil observasi dan interpretasi tindakan pada siklus II,
peneliti melakukan analisis sebagai berikut:
1) Guru lebih bisa membangkitkan semangat dan motivasi siswa untuk lebih
memperhatikan presentasi guru saat kegiatan belajar mengajar sedang
berlangsung.
2) Keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar mengalami
peningkatan. Siswa tidak lagi melakukan hal-hal yang tidak perlu dan jauh
lebih bersemangat saat diskusi berlangsung.
3) Sebagian besar siswa bersedia mempresentasikan hasil diskusi
kelompoknya tanpa ditunjuk guru.
4) Guru sudah dapat memposisikan diri saat evaluasi berlangsung dan tidak
hanya berada didepan kelas tetapi berkeliling untuk mengawasi dengan
ketat jalannya kuis. Hal tersebut dilakukan agar siswa terutama siswa
yang duduk dibarisan belakang tidak mempunyai kesempatan untuk
berbuat curang.
Berdasarkan hasil observasi dan analisis tersebut, peneliti dan guru
melakukan refleksi tindakan sebagai berikut:
1) Guru masih harus meluangkan waktu untuk melakukan pendekatan
terhadap siswa, sehingga setiap siswa yang mengalami kesulitan akan
mudah teratasi.
2) Guru lebih kreatif dalam menciptakan suasana pembelajaran yang
kondusif sehingga siswa memiliki motivasi belajar yang tinggi.
3) Guru lebih inovatif dalam menggunakan berbagai model pembelajaran
saat mengajar, sehingga siswa lebih bersemangat mengikuti pelajaran
dan tidak cepat bosan.
D. Pembahasan
Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan pada siklus I dan II dapat
dinyatakan bahwa terjadi peningkatan prestasi/ hasil belajar akuntansi dagang
melalui penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams
Achievement Divisions (STAD) dari siklus satu ke siklus berikutnya. Hal tersebut
dapat dilihat dari tabel berikut ini:
Tabel 8. Hasil Penelitian Siklus I dan II
Jumlah Siswa Aktif Cukup aktif Kurang Aktif
Aspek yang diukur
Siklus I
Siklus II
Siklus I
Siklus II
Siklus I
Siklus II
Keaktifan siswa selama pembelajaran
9 21 10 6 10 1
Keaktifan siswa dalam mengikuti diskusi kelompok
8 24 10 3 10 1
Ketelitian dan ketepatan siswa dalam menyelesaikan persoalan/soal
19 24 3 2 6 2
Berdasarkan kuis pada siklus I, ketuntasan hasil belajar (Kriteria
Ketuntasan Minimal adalah 75) yang tercapai pada siklus I sebanyak 19 siswa
dengan presentase sebesar 67.86% dan nilai rata-rata kelas yang dicapai sebesar
7.9. Sedangkan untuk siklus II, ketuntasan hasil belajar yang tercapai sebanyak 26
siswa dengan presentase sebesar 92.86% dan nilai rata-rata kelas yang dicapai
sebesar 94.8. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 9. Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus I dan II
Ketuntasan Hasil Belajar Jumlah Siswa Persentase Kriteria
Siklus I Siklus II Siklus I Siklus II Tuntas 19 siswa 26 siswa 67.86% 92.86% Tidak Tuntas 9 siswa 2 siswa 32.14% 7.14%
Peningkatan prestasi belajar akuntansi tersebut juga dapat dilihat pada
grafik berikut ini :
0
5
10
15
20
25
Aktif Cukup Aktif Kurang Aktif
Keaktifan siswa selamapembelajaran Siklus I
Keaktifan siswa dalam mengikutidiskusi kelompok Siklus I
Ketepatan dan ketelitian siswadalam menyelesaikan soal
Keaktifan siswa dalampembelajaran Siklus II
Keaktifan siswa dalam mengikutidiskusi kelompok Siklus II
Ketelitian dan ketepatan siswadalam menyelesaikan soal SiklusII
Gambar 7. Hasil Penelitian Siklus I dan II
Ketuntasan hasil belajar siswa juga bisa dilihat pada grafik berikut ini:
0
5
10
15
20
25
30
Ketuntasan hasil belajarsiswa Siklus I
Ketuntasan hasil belajarsiswa Siklus II
Tuntas
Tidak tuntas
Gambar 8. Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus I dan II
Keterangan:
a. Tabel 8 dan gambar 7 diatas menunjukkan hasil/ prestasi belajar siswa pada
siklus I dan II yang dapat diukur dari beberapa aspek:
1. Keaktifan siswa selama kegiatan pembelajaran dengan jumlah siswa yang
aktif, cukup aktif, dan kurang aktif masing-masing sebanyak 9 siswa, 10
siswa dan 10 siswa untuk siklus I. Sedangkan untuk siklus II, masing-
masing sebanyak 21 siswa, 6 siswa dan 1 siswa.
2. Keaktifan siswa dalam mengikuti diskusi kelompok dengan jumlah siswa
yang aktif, cukup aktif, dan kurang aktif masing-masing sebanyak 8 siswa,
10 siswa dan 10 siswa untuk siklus I. Sedangkan untuk siklus II, masing-
masing sebanyak 24 siswa, 3 siswa dan 1 siswa.
3. Ketelitian dan ketepatan siswa dalam menyelesaikan persoalan/ soal
dengan jumlah siswa yang aktif, cukup aktif, dan kurang aktif masing-
masing sebanyak 19 siswa, 3 siswa, dan 6 siswa. Sedangkan untuk siklus
II, masing-masing sebanyak 24 siswa, 2 siswa dan 2 siswa.
b. Tabel 9 dan gambar 8 diatas menunjukkan bahwa ketuntasan hasil belajar yang
dicapai siswa pada siklus II. Jumlah siswa yang tuntas sebanyak 19 siswa dari
28 siswa atau sebesar 67.86%, sedangkan jumlah siswa yang tidak tuntas
sebanyak 9 siswa atau sebesar 32.14% untuk siklus I. Pada siklus II, Jumlah
siswa yang tuntas sebanyak 26 siswa dari 28 siswa atau sebesar 92.86%,
sedangkan jumlah siswa yang tidak tuntas sebanyak 2 siswa atau sebesar
7.14%
Grafik dan tabel tersebut menunjukkan bahwa setelah adanya penerapan
model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions
(STAD) berdampak terhadap proses dan hasil kegiatan pembelajaran akuntansi.
Dampak positif tersebut antara lain siswa lebih memahami materi yang
disampaikan oleh guru, siswa menjadi lebih aktif dan bersemangat dalam
mengikuti proses pembelajaran dan siswa dapat bekerjasama dalam kelompok
dengan siswa yang lain serta mendiskusikan hasil pekerjaannya. Selain itu, hasil
belajar siswa mengalami peningkatan.
Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus
dilaksanakan dalam empat tahap, yaitu: (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan
tindakan, (3) observasi dan interpretasi, dan (4) analisis dan refleksi tindakan.
Deskripsi hasil penelitian dari siklus I sampai siklus II dapat dijelaskan sebagai
berikut:
Sebelum melaksanakan siklus I, peneliti melakukan survei awal untuk
mengetahui kondisi/ keadaan yang ada di kelas X Akuntansi 2 SMK Kristen 1
Surakarta dengan cara observasi dan wawancara baik dengan guru kelas maupun
dengan siswa. Dari hasil survei ini, peneliti menemukan bahwa prestasi belajar
akuntansi dagang pada siswa kelas X program keahlian akuntansi SMK Kristen 1
Surakarta masih belum maksimal. Oleh karena itu, peneliti mengadakan diskusi
dengan guru kelas dan mencari solusi untuk mengatasi masalah tersebut, yaitu
dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams
Achievement Divisions (STAD).
Setelah mengadakan diskusi dengan guru, selanjutnya peneliti dibantu
guru menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang akan
dilaksanakan dalam siklus I tindakan kelas. Sesuai dengan kesepakatan antara
peneliti dan guru mata pelajaran akuntansi, maka materi pada pelaksanaan
tindakan siklus I ini adalah Jurnal Penyesuaian. Setelah guru menjelaskan dan
mendemonstrasikan materi, siswa diberi latihan soal untuk didiskusikan dengan
kelompoknya berdasarkan kelompok STAD yang telah dibentuk dan diminta
untuk dapat mempresentasikan hasil pekerjaannya. Dalam pengerjaan soal, guru
membagi siswa dalam kelompok-kelompok STAD yang terdiri dari 4 sampai 5
siswa untuk setiap kelompok. Hal ini dilakukan agar siswa dapat belajar
bekerjasama dengan siswa yang lain. Namun, dari hasil pengamatan terhadap
proses belajar mengajar akuntansi pada siklus I masih terdapat kekurangan dan
kelemahan, yaitu siswa kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran akuntansi. Hal
ini dapat dilihat dari respon siswa pada saat apersepsi dan dominasi beberapa
siswa dalam mengemukakan pendapatnya selama proses pembelajaran
berlangsung. Selain itu, kesempatan tanya jawab yang diberikan guru juga cukup
terbatas. Karena itu, peneliti mencari solusi dan menyusun rencana pembelajaran
siklus II untuk mengatasi kekurangan dan kelemahan dalam pembelajaran
akuntansi pada siklus I.
Materi pembelajaran pada siklus II adalah lanjutan dari materi siklus I
yaitu menyelesaikan Neraca Lajur. Dalam siklus ke II ini, guru membagi siswa
dalam kelompok-kelompok STAD untuk menyelesaikan soal diskusi yang
diberikan oleh guru. Selain itu, siklus II dilaksanakan didasarkan atas perbaikan
dari kelemahan siklus I. Pada saat peneliti menyebarkan angket kepada siswa,
siswa merasa cukup tertarik dengan pembelajaran menggunakan model
pembelajaran kooperatif Tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD),
selain siswa menjadi aktif dalam pembelajaran, siswa juga merasa lebih bisa
memahami materi. Selain itu, siswa juga diajarkan untuk bekerja secara kelompok
dalam menyelesaikan latihan soal. Dengan cara ini, siswa menjadi lebih aktif
karena selain dapat bertanya langsung kepada guru, siswa juga dapat bertanya
dengan teman mereka dalam kelompok.
Berdasarkan tindakan kelas tersebut, guru berhasil melaksanakan
pembelajaran akuntansi yang dapat menarik perhatian siswa, sehingga prestasi/
hasil pembelajaran akuntansi dapat meningkat. Selain itu, peneliti juga dapat
meningkatkan motivasi dan kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran yang
efektif, menarik, dan menyenangkan. Keberhasilan pembelajaran akuntansi
dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif Tipe Student Teams
Achievement Divisions (STAD) dapat dilihat dari indikator-indikator sebagai
berikut:
1) Siswa terlihat antusias dan bersemangat dalam mengikuti pembelajaran
akuntansi.
2) Siswa mampu memahami materi yang diberikan oleh guru. Hal ini terjadi
karena siswa yang mulanya belum memahami benar materi yang disampaikan
oleh guru dapat menanyakannya lebih lanjut dan leluasa baik kepada gur
secara langsung maupun kepada teman satu kelompoknya.
3) Siswa menjadi lebih menyadari pentingnya kerjasama dalam kelompok untuk
mnyelesaikan suatu tugas bersama. Mereka terlihat aktif dalam mengikuti
diskusi kelompok maupun diskusi pada saat presentasi.
4) Siswa sudah tidak malu dan berani untuk maju ke depan kelas
mempresentasikan tugas yang diberikan guru. Hal ini dikarenakan siswa sudah
paham tentang materi yang akan dipresentasikan, karena sebelumnya sudah
melihat secara langsung guru menjelaskan dan memberikan contoh secara
langsung mengenai materi yang sedang dipelajrari.
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan analisis data dan pembahasan yang telah penulis lakukan
pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan :
1. Penerapan model pembelajaran kooperatif Tipe Student Teams Achievement
Divisions (STAD) dapat meningkatkan prestasi belajar pada siswa kelas X
Akuntansi 2 SMK Kristen 1 Surakarta. Indikator peningkatan prestasi belajar
siswa antara lain :
a. Siswa terlihat antusias dan bersemangat dalam mengikuti pembelajaran
akuntansi, keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran menunjukkan
peningkatan dari 48.21 % (pada siklus I) menjadi 82.9 % (pada siklus II).
Siswa sudah tidak malu dan berani untuk maju ke depan kelas
mempresentasikan tugas yang diberikan guru (siswa menjadi lebih aktif).
b. Siswa mampu memahami materi yang diberikan oleh guru. Hal ini bisa
dilihat dari hasil evaluasi yang menunjukkan peningkatan pencapaian hasil
belajar siswa dari 67.86% menjadi 92.86%, sedangkan aspek dalam
ketelitian dan ketepatan menyelesaikan soal pada siklus I terdapat 19
siswa, pada siklus II terdapat 26 siswa.
c. Siswa menjadi lebih menyadari pentingnya kerjasama dalam kelompok
untuk menyelesaikan suatu tugas bersama. Selama proses pembelajaran
berlangsung siswa yang menunjukkan keaktifan mereka dalam kelompok
sebanyak 8 siswa pada siklus I sedangkan pada siklus II sebanyak 24
siswa.
2. Hambatan atau kendala yang dihadapi dalam meningkatkan prestasi belajar
akuntansi siswa kelas X Akuntansi 2 SMK Kristen 1 Surakarta antara lain
sebagai berikut :
a. Sarana dan prasarana sekolah yang kurang mendukung proses
pembelajaran. Fasilitas pembelajaran yang minim menyebabkan
kelancaran proses pembelajaran menjadi terganggu.
b. Kemampuan siswa dalam bekerjasama dan berkomunikasi dengan siswa
lain masih belum maksimal. Hal ini menyebabkan kemampuan siswa
untuk bekerjasama dengan kelompok yang menjadi agak sulit, khususnya
dengan anggota kelompok yang bukan dari siswa yang sudah dikenal
akrab sebelumnya.
c. Kemampuan guru dalam mengelola kelas, khususnya dalam merangsang
siswa untuk ikut aktif dalam proses pembelajaran masih belum optimal.
Selama proses pembelajaran dapat dilihat siswa yang aktif biasanya
didominasi oleh beberapa siswa tertentu.
B. Implikasi
Berdasarkan simpulan di atas, maka dapat dikaji implikasinya baik
implikasi teoritis maupun implikasi praktis sebagai berikut :
1. Implikasi Teoritis
Upaya peningkatan prestasi belajar akuntansi perlu bertumpu pada
kebutuhan siswa, artinya pengoptimalan penggunaan kemampuan berpikir dan
bekerja sama siswa menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari pembelajaran
kooperatif. Menurut Slavin, model STAD mengarah pada dunia akademis yaitu
model pengajar yang menggunakan materi untuk bahan diskusi kelompok dan
kuis untuk mengetahui capaian hasil belajar setelah diadakan diskusi dengan
kelompoknya. Pada model ini tujuan pada aktivitas pengajaran adalah jelas bagi
siswa, alokasi waktu untuk instruksi cukup dan kontinyu, isi materi berkembang,
performance siswa dimonitor dan feedback pada siswa diberikan segera dan
berorientasi akademis. Integrasi antara evaluasi(kuis) dengan pembelajaran
memungkinkan guru mengungkap potensi siswa secara optimal sehingga prestasi
belajar dapat tercapai.
2. Implikasi Praktis
Dari hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa penerapan model
pembelajaran kooperatif Tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD)
dapat meningkatkan prestasi belajar siswa yang dapat dilihat dari proses
(keaktifan) selama mengikuti pembelajaran dan hasil belajar siswa yang
meningkat. Siswa menjadi aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dan
diskusi karena lebih memahami materi yang diberikan oleh guru (92.86%, siswa
sudah mencapai kriteria ketuntasan minimal), sedangkan tingkat ketelitian siswa
dalam mengerjakan suatu soal menjadi lebih baik daripada sebelumnya.
Pelaksanaan tindakan dari siklus I sampai siklus II dapat dideskripsikan
bahwa terdapatnya kekurangan dan kelemahan yang terjadi selama proses
pembelajaran akuntansi berlangsung. Kelemahan tersebut antara lain kemampuan
siswa untuk bekerjasama dalam diskusi dan berkomunikasi baik dalam kelompok
maupun dengan guru masih belum maksimal. Belum maksimalnya kemampuan
guru untuk mengelola kelas dikarenakan kondisi kelas yang tidak mendukung,
media pembelajaran yang kurang lengkap, serta pengembangan model dan metode
pembelajaran yang masih sangat minim. Dari pelaksanaan tindakan yang
kemudian dilakukan refleksi terhadap proses pembelajaran, dapat dideskripsikan
terdapatnya peningkatan prestasi belajar akuntansi.
C. Saran
Berdasarkan simpulan dan implikasi yang telah dikemukakan, maka dapat
dikemukakan saran-saran sebagai berikut :
1. Bagi Sekolah :
a. Lebih mengusahakan fasilitas yang dapat mendukung kelancaran kegiatan
belajar mengajar.
b. Hendaknya mendorong dan memotivasi guru untuk selalu berusaha
mengembangkan model dan metode pembelajaran yeng merangsang siswa
untuk aktif dan lebih mudah dalam memahami materi pembelajaran.
c. Sebaiknya dalam struktur organisasi ditambah komponen siswa karena
siswa merupakan bagian dari anggota sekolah.
2. Bagi Guru:
a. Hendaknya guru selalu meningkatkan kemampuannya dalam
mengembangkan dan menyampaikan materi serta dalam mengelola kelas,
sehingga kualitas pembelajaran dapat terus meningkat seiring dengan
peningkatan kemampuan yang dimilikinya.
b. Kepada guru yang belum menerapkan model pembelajaran kooperatif Tipe
Student Teams Achievement Divisions (STAD) dapat menerapkan model
tersebut dalam kegiatan belajar mengajar yang tentunya disesuaikan
dengan materi dan kondisi siswa.
c. Kerjasama guru dan siswa selama proses pembelajaran harus diperhatikan
sehingga suasana pembelajaran menjadi lebih kodusif dan siswa dapat
lebih mudah memahami materi pembelajaran.
3. Bagi Siswa :
a. Hendaknya dapat bekerjasama dalam arti yang positif, baik dengan guru
maupun dengan siswa yang lain dalam proses belajar mengajar.
b. Siswa hendaknya mampu memiliki ketrampilan berkomunikasi yang baik
dimana hal ini pada akhirnya akan sangat bermanfaat bagi siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Agus Akhmadi. 2008. Model Pembelajaran Kooperatif. http://damandiri.co.id/. Diakses tanggal 24 Desember 2008.
Agus Setya Reni. 2008. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif tipe
Student Teams Achievement Divisions (STAD) Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Mata Pelajaran Kompetensi Kejuruan Akuntansi Kelas X Akuntansi 2 SMK Kristen 1 Surakarta Tahun Pelajaran 2008/2009
Agus Suranto, dkk. 2005. Prinsip-prinsip Akuntansi 1 SMA Kelas XI.
Jakarta: Yudhistira. Arrends. 2002. Learning to Teach Sixth Edition. United Stated of
America: The McGraw Hill Companies. Dwi Permestiati. 2006. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif tipe
Student Teams Achievement Divisions (STAD) Disertai LKS Untuk Penguatan Konsep Materi Pokok Ekosistem SMA Kelas X SMA Negeri I Ceper Tahun Ajaran 2005/2006. Skripsi Penelitian Tindakan Kelas Jurusan P.MIPA Biologi.
Etin Solihatin dan Raharjo. 2007. Cooperative Learning Analisis Model
Pembelajaran IPS. Jakarta: Bumi Aksara. Hasbullah. 2005. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka
Cipta.
http://journal.um.ac.id/index.php/pendidikan-dan-pembelajaran/article/view /712 Diakses tanggal 24 Desember 2008 jam 16.00 WIB.
http://journal.um.ac.id/index.php/pendidikan-dan-
pembelajaran/article/view /712) Diakses tanggal 6 Mei 2009 jam
18.00
Kasihani Kasbolah. 2001. Penelitian Tindakan Kelas. Malang: Universitas
Malang. Mohamad Nur. 2005. Pembelajaran kooperatif. Surabaya: Pusat Sains
dan Matematika Sekolah UNESA.
Muhibbin Syah. 2005. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Nana Sudjana. 2005. Penilaian Hasil Proses Belajar. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya. Nana Syaodih Sukmadinata. 2004. Landasan Psikologi Proses
Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Oemar Hamalik. 2001. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Slameto. 1995. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya.
Jakarta: Rineka Cipta Slavin, RE. 2008. Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik.
Bandung: Nusa Media. Suharsimi Arikunto, dkk. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT
Bumi Aksara. Sumadi Suryabrata. . 2006. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada. Umar Tirtarahardja dan SL. La. Sula. 2005. Pengantar Pendidikan.
Jakarta: PT. Rineka Cipta. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20. Tahun 2003. Tentang
Sistem Pendidikan Nasional. Semarang:Aneka Ilmu. Widodo. 2002. Kamus Ilmiah Populer. Yogyakarta: Absolut. W. S. Winkel. 1999. Psikologi Pengajaran. Jakarta: PT Gramedia. Zainal Arifin. 1990. Evaluasi Instruksional Prinsip Teknik Prosedur.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
CATATAN LAPANGAN 1
Hari/Tanggal : Jumat, 20 Maret 2009
Waktu : Jam 10.30 - 12.00 WIB
Data Kelas : Kelas X Akuntansi 2 SMK Kristen 1 Surakarta
Model Pembelajaran : Ceramah
Tema Pembelajaran : Jurnal Penyesuaian Perusahaan Dagang
Jumlah Siswa : 28 siswa
Jenis : Observasi mendalam (survei awal)
Deskripsi :
Mengawali kegiatan belajar mengajar guru memulai pelajaran dengan
mengabsen satu persatu siswa. Kegiatan rutin ini dilakukan untuk menegakkan
disiplin pada diri siswa. Guru menjelaskan tentang maksud kedatangan peneliti
dan mempersilakan peneliti untuk duduk dibelakang mengawasi proses belajar
mengajar yang sedang berlangsung. Guru membuka pelajaran dengan
memperkenalkan materi baru yaitu, Jurnal Penyesuaian (Adjusting Entries)
Perusahaan Dagang. Di saat guru menjelaskan, apabila ada siswa yang tidak
memperhatikan, maka guru akan menegur siswa tersebut dengan melontarkan
pertanyaan seputar materi yang sedang dijelaskan. Jika siswa tidak dapat
menjawab, maka pertanyaan itu akan dijawab oleh siswa yang lain dengan catatan
siswa yang belum bisa menjawab tersebut akan selalu dipantau secara diam-diam
oleh guru. Hal ini dilakukan guru agar siswa lebih memperhatikan apa yang
disampaikan guru.
Di akhir pertemuan, guru langsung memberikan latihan soal yang masih
berhubungan dengan materi yang baru saja disampaikan, dan buku tugas siswa
akan dikumpulkan kemudian.
Refleksi :
Proses belajar mengajar berjalan dengan baik, meskipun terdapat beberapa
kekurangan di dalamnya yang harus diperbaiki. Misalnya dalam kegiatan awal
pembelajaran guru terlalu tergesa-gesa untuk segera menyampaikan materi dan
kurang memperhatikan situasi dan kondisi siswa. Hal ini dilakukan guru karena
berdasarkan hasil wawancara dengan guru bahwa apabila guru menunggu sampai
anak benar-benar siap, maka waktu yang tersedia pasti akan habis dengan sia-sia
(siswa kurang dapat mempergunakan waktu sebaik mungkin). Selain itu, menurut
pendapat siswa, guru harus memberikan waktu kepada siswa untuk tanya jawab
sebelum kegiatan belajar mengajar diakhiri, sehingga siswa yang belum
memahami, mereka tidak berani untuk bertanya. Alasan lainnya adalah ketika
siswa mendengarkan penjelasan guru, siswa cepat merasa jenuh karena metode
guru dalam menjelaskan sangat monoton dan alur dari penjelasan sulit untuk
diterima oleh para siswa. Para siswa pun tidak ada yang mencatat dari penjelasan
guru, karena selain bingung dengan yang disampaikan guru, siswa juga belum
belajar sebelumnya karena tidak diberi kisi-kisi (materi yang akan dibahas pada
pertemuan yang akan datang). Meskipun siswa memperhatikan pada saat guru
menjelaskan, namun konsentrasi siswa tidak tertuju pada apa yang sedang
disampaikan guru. Mereka mau memperhatikan karena mereka beranggapan
bahwa jika tidak memperhatikan, maka akan ditunjuk guru untuk menjawab
pertanyaan. Jadi, mereka memperhatikan bukan karena mereka ingin tahu tetapi
karena rasa was-was.
Sedangkan dari segi hasil pekerjaan siswa saat diperiksa guru, masih
banyak siswa yang belum mengerjakan seluruh pertanyaan dengan alasan kurang
paham materi yang disampaikan. Walaupun ada yang mengerjakan penuh,
pekerjaan itu bukan hasil dari mengerjakan sendiri tetapi hasil dari mencontek
jawaban dari temannya.
CATATAN LAPANGAN 2
A. Pertemuan Pertama
Hari / Tanggal : Selasa, 24 Maret 2009.
Waktu : Jam 07.30 – 09.30
Kelas :X Akuntanasi 2 SMK Kristen 1 Surakarta
Model Pembelajaran : Ceramah bervariasi
Jumlah Siswa : 24 siswa
Jenis : Observasi mendalam
Deskripsi :
Kegiatan belajar mengajar diawali dengan ucapan salam dari guru dan
presensi siswa satu persatu. Guru kemudian membuka pelajaran dengan
mengulang kembali materi yang telah disampaikan pada pertemuan
sebelumnya yang berkaitan dengan jurnal penyesuaian. Guru mengulang
penjelasan secara garis besar dari akun-akun yang perlu disesuaikan akhir
periode perusahaan dagang.
Setelah itu guru menunjuk 3 siswa untuk menjawab pertanyaan
mengenai materi yang telah disampaikan pada pertemuan sebelumnya, namun
hanya dua anak yang menjawab dengan benar. Kemudian guru melanjutkan
materi dengan memberi contoh pencatatan penyesuaian persediaan barang
dagang akhir dengan metode ikhtisar laba/rugi. Dua anak yang menjawab
dengan benar adalah Yudhit Srinita dan Nite Choria.
Pelajaran dilanjutkan dengan penyampaian materi oleh guru yaitu
tentang akun-akun yang disesuaikan pada pos transitori pasif, pos antisipasi
aktif dan pos antisipasi pasif. Penjelasan dimulai dari penyesuaian dan
perhitungan akun pendapatan yang masih diterima, piutang penghasilan, dan
biaya yang masih harus dibayar pada akhir periode perusahaan dagang. Setelah
penjelasan materi dari guru selesai, guru mempersilakan para siswa untuk
menanyakan hal-hal yang mereka rasa belum jelas. Pada awalnya tidak ada
siswa yang mau bertanya, namun akhirnya guru memberikan beberapa
pertanyaan secara acak dan apabila siswa tidak dapat menjawab maka akan
dilemparkan ke siswa yang lain. Pada saat itu tidak ada satupun yang berani
maju untuk mempresentasikan jawabannya sampai guru menunjuk salah satu
siswa yang tidak memperhatikan penjelasan guru. Siswa yang ditunjuk untuk
menjawab pertanyaan sama sekali tidak siap, dan hal itu berdampak pada
kesalahan jawaban yang dikemukakan.
Setelah tanya jawab selesai, guru melanjutkan penjelasan tentang
penyesuaian dan perhitungan akun beban administrasi bank dan penyusutan
aktiva tetap sebelum memberikan tugas kepada siswa untuk didiskusikan
dengan teman sebangkunya.
Setelah waktu yang diberikan untuk diskusi berakhir, guru
mempersilakan salah satu perwakilan kelompok untuk mempresentasikan
jawaban kelompoknya. Guru meminta salah satu siswa secara sukarela untuk
mempresentasikan hasil diskusi dengan teman sebangkunya. Pada saat itu tidak
ada satupun yang berani maju untuk mempresentasikan jawabannya sampai
guru menunjuk salah satu siswa yang tidak memperhatikan penjelasan guru.
Siswa yang ditunjuk untuk menjawab pertanyaan sama sekali tidak siap, dan
hal itu berdampak pada kesalahan jawaban yang dikemukakan.
Refleksi:
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan melalui kolaborasi dengan
guru mengenai proses pembelajaran akuntansi dagang sudah berjalan dengan
baik meskipun terdapat beberapa kekurangan. Kekurangan-kekurangan tersebut
berasal dari pihak siswa maupun dari guru sendiri. Dari pihak guru, kekurangan
tersebut adalah kurang perhatiannya guru dalam mengelola waktu saat
penjelasan materi. Guru terlalu cepat dalam menjelaskan dengan alasan untuk
mengejar waktu. Selain itu, saat sesi tanya jawab guru juga belum dapat
memahami kondisi konsentrasi siswa pada saat itu sehingga masih banyak
siswa yang kurang paham terhadap materi, mereka hanya mengetahui tanpa
memahami, jadi siswa hanya memiliki pengetahuan sesaat saja (tidak bersifat
kekal). Guru juga lebih memperhatikan siswa yang sering aktif bertanya dan
kurang memperhatikan siswa yang cenderung pasif.
Jika dilihat dari pihak siswa, kekurangannya terletak pada kurang
perhatiannya siswa saat penjelasan materi oleh guru. Sebagian siswa masih
sering melakukan kegiatan-kegiatan yang tidak ada hubungannya dengan
pelajaran seperti bicara sendiri dengan teman sebangkunya, bermain alat tulis
dan bahkan ada yang bermain handphone tanpa sepengetahuan guru. Siswa
baru memperhatikan penjelasan guru ketika guru menegurnya. Hal itu
berdampak pada siswa sendiri, yaitu ketika ditanya guru untuk menjawab
pertanyaan seputar materi hanya sebagian kecil yang bisa menjawab.
B. Pertemuan kedua
Hari / Tanggal : Rabu, 25 Maret 2009
Waktu : Jam 10.30 – 13.00
Data Kelas :Kelas X Akuntanasi 2 SMK Kristen 1
Surakarta
Model Pembelajaran : Model Pembelajaran kooperatif Tipe
STAD
Jumlah Siswa : 24 siswa
Jenis : Observasi mendalam
Deskripsi:
Guru memulai pelajaran dengan mengucapkan salam dan mengabsen
siswa satu persatu. Sebelum memulai pelajaran, guru menanyakan kesulitan
tentang tugas rumah yang diberikan pada pertemuan sebelumnya. Setelah itu,
guru memberikan pengantar materi yang akan dipelajari. Guru memberi
motivasi siswa sebelum memulai pelajaran dengan memberi pertanyaan tentang
penyesuaian barang dagang, penyesuaian biaya dan penyesuaian pendapatan.
Pada awalnya, guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya materi
yang belum dipahami. Tetapi karena tidak ada siswa yang bertanya mengenai
kesulitan tentang materi yang baru saja dijelaskan, guru menganggap bahwa
sebagian besar siswa sudah paham. Kemudian guru menunjuk 3 siswa untuk
menjawab pertanyaaan dengan tujuan untuk mengetahui apakah siswa paham
dengan materi pelajaran yang baru saja dijelaskan. Namun hanya 2 yang mau
menjawab pertanyaan. Suasana kelas kembali tegang karena tidak biasanya
guru memberikan pertanyaan di awal pembelajaran. Banyak siswa yang protes
karena guru melakukan perubahan yang membuat siswa menjadi berdebar
hatinya. Namun perubahan tersebut berdampak positif bagi siswa, siswa
menjadi lebih memperhatikan guru meskipun ada beberapa siswa yang masih
tetap tidak memperhatikan. Dua siswa yang menjawab pertanyaan dengan
benar adalah Arti Mentari dan Yudhit Srinita.
Kegiatan belajar mengajar segera dilanjutkan dengan penjelasan materi
yang masih berhubungan dengan jurnal penyesuaian perusahaan dagang oleh
guru. Guru menjelaskan materi tentang penyesuaian dan perhitungan akun
pajak yang ditanggung perusahaan, hutang yang masih harus dibayar dan beban
yang disesuaikan pada akhir periode. Dalam penjelasan kali ini, guru sedikit
lebih lambat dalam menjelaskan dengan tujuan agar siswa lebih paham karena
materi ini cukup sulit dan perlu perhitungan yang teliti.
Setelah materi sudah dijelaskan seluruhnya, guru mempersilakan para
siswa untuk menanyakan hal-hal yang mereka rasa belum jelas. Pada awalnya
tidak ada siswa yang mau bertanya, namun akhirnya guru memberikan
beberapa pertanyaan secara acak dan apabila siswa tidak dapat menjawab maka
akan dilemparkan ke siswa yang lain. Pada saat itu hanya ada dua orang yang
menjawab dengan benar, yaitu Vivia Ayuntari dan Putri Dewi.
Presentasi yang dilakukan guru berakhir ketika tidak ada siswa yang
bertanya mengenai kesulitan yang dihadapi. Hal ini dirasa guru hampir semua
siswa sudah paham dengan materi jurnal penyesuaian. Pelajaran dilanjutkan
dengan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement
Divisions (STAD). Guru menjelaskan tentang langkah-langkah STAD dan
tugas yang harus dikerjakan oleh siswa sebelum menempatkan siswa kedalam
kelompok-kelompok STAD yang sudah dibentuk sebelumnya. Awalnya banyak
siswa yang protes dengan pembagian kelompok tersebut dengan alasan kurang
cocok dengan teman satu timnya. Tetapi, hal tersebut segera bisa dikondisikan
guru dan kelas menjadi tenang.
Terbentuk enam kelompok STAD dari 28 siswa yang terdiri dari
kelompok I, II, III, IV, V, dan VI. Tiap kelompok terdiri dari empat sampai
lima anggota. Hal tersebut dikarenakan dalam pembagian kelompok tidak
genap, maka terdapat dua kelompok yang beranggotakan empat orang, yaitu
kelompok II dan Kelompok V. Sedangkan kelompok I, III, IV dan VI
beranggotakan lima orang. Guru bersama peneliti membagikan soal diskusi dan
lembar jawab kepada setiap kelompok sebagai bahan yang akan dipelajari
siswa. Selama diskusi berlangsung, guru bersama peneliti mengawasi aktifitas
masing-masing kelompok supaya diskusi berjalan lancar.
Setelah waktu yang diberikan untuk diskusi berakhir, guru
mempersilakan kepada masing-masing kelompok untuk mempresentasikan
jawaban kelompoknya. Awalnya tidak ada satupun siswa yang berani secara
sukarela mewakili kelompoknya presentasi, hingga akhirnya salah satu
perwakilan dari kelompok II yaitu Arti Mentari berani mempresentasikan
jawabannya. Presentasi dilanjutkan dengan kelompok lain urut dari kelompok I,
III, IV, V, dan VI. Setelah semua wakil dari kelompok telah presentasi, guru
memberi kesimpulan tentang materi yang telah disampaikan kemudian
mengakhiri pertemuan hari itu dengan salam penutup dan meminta siswa untuk
mempersiapkan diri menghadapi kuis pada pertemuan berikutnya.
Refleksi:
Pengamatan yang dilakukan peneliti berkolaborasi dengan guru
akuntansi dagang yang berlangsung pada pertemuan pertama dan kedua,
menunjukkan bahwa proses belajar mengajar sudah berjalan dengan cukup baik
meskipun terdapat kekurangan-kekurangan. Kekurangan-kekurangan tersebut
berasal dari pihak siswa maupun dari guru sendiri.
Dilihat dari pihak guru, kekurangannya terletak pada pemberian motivasi
yang kurang pada siswa yang cenderung pasif dan lebih memberi perhatian
pada siswa yang bertanya. Hal tersebut menyebabkan siswa yang kurang aktif
menjadi semakin tidak berminat pada saat diskusi berlangsung, sehingga
banyak siswa yang kurang menggunakan waktu diskusi dengan baik. Guru juga
belum dapat memahami kondisi konsentrasi siswa pada saat itu sehingga masih
banyak siswa yang kurang paham terhadap materi, mereka hanya mengetahui
tanpa memahami, jadi siswa hanya memiliki pengetahuan sesaat saja (tidak
bersifat kekal).
Dari pihak siswa, kekurangan terletak pada belum aktifnya siswa pada
saat proses belajar mengajar berlangsung dikelas. Masih terdapat siswa yang
kurang memperhatikan saat guru menjelaskan materi pelajaran. Hal tersebut
dibuktikan pada saat apersepsi, guru melontarkan pertanyaan kepada 5 siswa
dan hanya 2 siswa yang menjawab dengan benar. Selain itu, hanya sebagian
kecil siswa yang aktif bertanya materi yang belum dipahami kepada guru.
Mereka cenderung lebih suka bertanya mengenai kesulitan pelajaran kepada
temannya daripada bertanya secara langsung kepada guru. Pada saat kegiatan
diskusi kelompok sedang berlangsung, masih terdapat siswa yang malas
berdiskusi tentang soal yang diberikan guru. Mereka cenderung mengandalkan
temannya yang lebih pintar dalam megerjakan tugas. Selain itu, masih ada
beberapa siswa yang melakukan aktifitas lain seperti berbicara dengan
temannya diluar materi pelajaran, memainkan alat tulis, dan bermain
handphone. Pada saat presentasi, hanya satu wakil dari kelompok yang suka
rela mau mempresentasikan jawabannya tanpa ditunjuk guru. Mereka
cenderung enggan melakukan presentasi dengan alasan takut salah dan harus
menunggu perintah dari guru dulu.
C. Pertemuan ketiga
Hari / Tanggal : Jumat, 27 Maret 2009.
Waktu : Jam 12.15 – 13.30
Data Kelas :Kelas X Akuntanasi 2 SMK Kristen 1
Surakarta
Model Pembelajaran : Model Pembelajaran kooperatif Tipe
STAD
Jumlah Siswa : 24 siswa
Jenis : Observasi mendalam
Deskripsi:
Guru mengucapkan salam sebelum memulai kegiatan pembelajaran dan
mengabsen siswa. Sebelum kegiatan evaluasi dimulai, guru memberikan
kesempatan kepada siswa untuk mempersiapkan diri menjawab kuis atas materi
yang telah didiskusikan dengan kelompoknya pada pertemuan sebelumnya.
Siswa diperbolehkan bertanya materi yang belum dimengerti kepada guru.
Setelah waktu yang diberikan untuk belajar dan bertanya habis, guru bersama
peneliti membagikan lembar jawab dan lembar soal untuk kuis berupa soal esai
untuk materi jurnal penyesuaian. Selama kuis berlangsung, guru bersama
peneliti mengawasi dengan baik jalannya kuis.
Selama kuis berlangsung, siswa cukup tenang dalam mengerjakan soal
evaluasi, meskipun ada yang masih bertanya teman sebelahnya, namun hal
tersebut masih dalam batas kewajaran. Guru mengawasi dengan ketat, sehingga
siswa cenderung takut dengan guru dan mengerjakan secara mandiri sesuai
kemampuannya. Setelah waktu yang diberikan untuk kuis berakhir, lembar
jawab siswa segera dikumpulkan. Berdasarkan hasil diskusi kelompok pada
pertemuan sebelumnya dan menjawab soal kuis, guru kemudian memberikan
penghargaan kepada kelompok yang mempunyai skor terbanyak. Penghargaan
yang diberikan oleh guru berupa ucapan selamat kepada kelompok yang
berhasil menjadi tim super, yaitu berupa reward card atau sertifikat
penghargaan. Pada siklus I ini belum ada kelompok yang berhasil menjadi tim
super.
Refleksi:
Pengamatan yang telah dilakukan oleh peneliti melalui kolaborasi
dengan guru akuntansi dagang kelas X Akuntansi 2 saat kuis berlangsung,
menunjukkan bahwa proses evaluasi berjalan cukup lancar. Materi yang
diajarkan tentang jurnal penyesuaian sudah berjalan baik meskipun terdapat
beberapa kekurangan-kekurangan baik itu dari guru maupun dari siswa sendiri.
Kekurangan guru terletak pada kurangnya pengawasan pada siswa yang
duduk dibarisan belakang pada saat kuis sedang berlangsung. Pengawasan guru
lebih tertuju pada siswa yang duduk dibarisan depan sehingga memberikan
kesempatan bagi siswa yang duduk dibarisan belakang untuk tidak sportif
dalam mengerjakan soal. Sebagian siswa yang duduk dibelakang ada yang
bertanya dan menyontek jawaban teman sebelahnya tanpa sepengetahuan guru.
Sedangkan dari pihak siswa, kekurangannya terletak pada tidak disiplinnya
siswa dalam mengerjakan soal kuis dan masih adanya siswa yang menyontek
dan melakukan hal-hal yang dapat mengganggu konsentrasi teman sebelahnya
misalnya meminjam kalkulator dan alat tulis pada temannya. Hal tersebut
disebabkan kurangnya persiapan siswa sebelum evaluasi. Selain itu, mayoritas
siswa tidak menggunakan kesempatan bertanya materi yang belum dipahami
kepada guru saat diberi kesempatan untuk bertanya.
Penghargaan pada Siklus I ini diberikan kepada kelompok yang
memiliki poin terbanyak. Penghargaan yang diberikan berupa ucapan selamat
dari guru dan sertifikat bagi kelompok terbaik. Pada siklus I ini, kelompok yang
berhasil menjadi tim super adalah kelompok II, III, V, dan VI. Sedangkan yang
berhasil menjadi tim baik adalah kelompok IV. Kelompok I belum dapat
penghargaan karena poin kelompok tersebut belum memenuhi kriteria poin
minimal yaitu 15.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama Sekolah : SMK Kristen 1 Surakarta
Mata Pelajaran : Kompetenasi Kejuruan Akuntansi Dagang
Kelas / Program Keahlian : X Ak 2 / Akuntansi
Semester : 2 (Dua)
Alokasi Waktu : 8 x 45 menit
Standar Kompetensi : Menyelesaikan siklus akuntansi perusahaan
dagang
A. Kompetensi Dasar
1. Menyiapkan proses penyusunan laporan keuangan Perusahaan Dagang.
B. Indikator
1. Memposting neraca saldo dan jurnal penyesuaian kedalam neraca lajur.
2. Menyelesaikan perhitungan neraca lajur.
C. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti mata pelajaran ini diharapkan siswa dapat:
1. Memposting neraca saldo dan jurnal penyesuaian kedalam neraca lajur
dengan benar.
2. Menyelesaikan perhitungan neraca lajur dengan benar dan teliti.
D. Sumber/Alat/ Bahan
Sumber : Akuntansi Dasar ( Henry Soemantri : Armico)
Bahan : Latihan soal
Alat : Papan tulis, kolom jurnal dan alat tulis
E. Materi Pokok : Menyelesaikan Neraca Lajur Perusahaan Dagang
F. Model Pembelajaran : Student Teams Achievement Divisions (STAD)
Surakarta, 19 Maret 2009
Pembimbing I Peneliti
Dra. Sri Witurachmi, M.M. Novia Purnawati
NIP. 130 906 761 NIM. K7405085
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama Sekolah : SMK Kristen 1 Surakarta
Mata Pelajaran : Kompetenasi Kejuruan Akuntansi Dagang
Kelas / Program Keahlian : X Ak 2 / Akuntansi
Semester : 2 (Dua)
Alokasi Waktu : 8 x 45 menit
Standar Kompetensi : Menyelesaikan siklus akuntansi perusahaan
dagang
A. Kompetensi Dasar
1. Menyiapkan proses penyusunan laporan keuangan Perusahaan Dagang.
B. Indikator
1. Mendefinisikan pengertian Jurnal Penyesuaian.
2. Mengidentifikasi akun-akun yang perlu disesuaikan pada akhir periode
3. Menghitung jumlah nominal akun-akun yang didebet dan dikredit.
D. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti mata pelajaran ini diharapkan siswa dapat:
1. Mendefinisikan pengertian Jurnal Penyesuaian dengan benar.
2. Mengidentifikasi akun-akun yang perlu disesuaikan pada akhir periode
dengan benar.
3. Menghitung jumlah nominal akun-akun yang didebet dan dikredit dengan
benar dan teliti.
D. Sumber/Alat/ Bahan
Sumber : Akuntansi Dasar ( Henry Soemantri : Armico)
Bahan : Latihan soal
Alat : Papan tulis, kolom jurnal dan alat tulis
E. Materi Pokok : Terlampir (Jurnal Penyesuaian perusahaan dagang)
F. Model Pembelajaran : Student Teams Achievement Divisions (STAD).
Surakarta, 19 Maret 2009
Pembimbing I Peneliti
Dra. Sri Witurachmi, M.M. Novia Purnawati
NIP. 130 906 761 NIM. K7405085
Modul Ayat Jurnal Penyesuaian
( Adjusting Entries)
A. Pengertian Ayat Jurnal Penyesuaian
Ayat jurnal penyesuaian adalah jurnal yang dibuat untuk menyesuaikan
saldo perkiraan-perkiraan ke saldo yang sebenarnya sampai akhir periode
akuntansi atau untuk memisahkan antara penghasilan dan biaya dari suatu
periode dengan periode yang lain.
B. Akun-akun yang perlu disesuaikan pada akhir periode
a. Persediaan barang dagang (inventory of merchandise)
b. Biaya dibayar dimuka (prepaid expense)
c. Penghasilan diterima dimuka ( defered revenue)
d. Piutang penghasilan (accrual receivable)
e. Biaya yang masih dibayar (accrual payable)
f. Penyusutan aktiva tetap (depreciation of fixed asset)
g. Taksiran piutang tak tertagih (estimate of bad debt)
C. Pencatatan Akun-akun yang telah disesuaikan kedalam Ayat Jurnal
Penyesuaian
Persediaan Barang Dagang
Penyesuaian terhadap persediaan barang dagang dapat dibuat dengan cara:
a. Memakai perkiraan-perkiraan Harga Pokok Penjualan (Cost Of Good
Sold/ CGS) sebagai berikut:
No. Akun Debet Kredit
1. Harga Pokok Penjualan
Persediaan Barang Dagang
(awal)
Rp....
Rp....
2. Harga Pokok Penjualan
Pembelian
Rp...
Rp...
3. Harga Pokok Penjualan
Beban Angkut Penjualan
Rp...
Rp...
4. Persediaan Barang Dagang (akhir)
Harga Pokok Penjualan
Rp...
Rp...
5. Retur Pembelian dan pengurangan
Harga
Harga Pokok Penjualan
Rp...
Rp...
6. Potongan Pembelian
Harga Pokok Penjualan
Rp...
Rp...
b. Memakai perkiraan-perkiraan ikhtisar Laba/Rugi
· Ikhtisar Laba/ Rugi Rp...
Persediaan Barang Dagang (awal) Rp...
· Persediaan Barang Dagang Rp...
Ikhtisar Laba/Rugi Rp...
Contoh: Dari catatan suatu perusahaan terdapat antara lain:
Ø Persediaan barang dagang (1 Januari) Rp 600.000,00
Ø Pembelian Rp 6.000.000,00
Ø Ongkos angkut pembelian Rp 160.000,00
Ø Retur pembelian Rp 420.000,00
Ø Persediaan Barang Dagang (31 Des) Rp 800.000,00
Ø Potongan Pembelian Rp 140.000,00
Berdasarkan keterangan-keterangan diatas penyesuaian untuk
persediaan barang dagang adalah sebagai berikut:
1) Memakai perkiraan ”Ikhtisar Laba/Rugi”
Ikhtisar Laba/Rugi Rp 600.000,00
Persediaan brg.dagang(awal) Rp 600.000,00
Persediaan brg. Dag (akhir) Rp 800.000,00
Ikhtisar Laba/Rugi Rp 800.000,00
2) Memakai perkiraan Harga Pokok Penjualan
Harga Pokok Penjualan (HPP) Rp 6.760.000,00
Persediaan brg. Dagang (awal) Rp 600.000,00
Pembelian Rp 6.000.000,00
Ongkos angkut pembelian Rp 160.000,00
Persediaan brg. Dagang Rp 800.000,00
Retur pembelian Rp 420.000,00
Potongan pembelian Rp 140.000,00
Harga Pokok penjualan (HPP) Rp 1.360.000,00
Pos transitoris aktiva
Akun yang termasuk transitoris aktiva adalah biaya dibayar dimuka
(prepaid expense).
Untuk membuat ayat penysuaian berhubungan dengan biaya dibayar
dimuka, maka perlu diperhatikan pembukuan pada saat pembayaran biaya
tersebut, sebagai berikut:
a. Apabila saat pembayaran dibukukan sebagai ”biaya dibayar dimuka”,
maka jurnal penyesuaian yang harus dibuat adalah:
· Biaya...
· Dibayar dimuka
b. Apabila saat pembayaran dibukukan sebagai ”biaya”, maka jurnal
penyesuaian yang harus dibuat adalah:
· .....dibayar dimuka
· Biaya...
Contoh:
Pada 1 Juli 1979 dibayar premi asuransi untuk masa 2 tahun Rp 24.000,00
Ø Transaksi ini dapat dijurnal sebagai berikut:
a. Asuransi dibayar dimuka Rp 24.000,00
Kas Rp 24.000,00
b. Biaya asuransi Rp 24.000,00
Kas Rp 24.000,00
Ø Berdasarkan cara adjusment yang dijelaskan pada keterangan diatas
maka adjusment yang harus dibuat pada akhir 1979 adalah sebagai
berikut:
a. Apabila ketika pembayaran dicatat sebagai ”asuransi dibayar
dimuka”, maka pada saat adjusment dicatat yang telah menjadi
biaya (expired) sebagai berikut:
Biaya asuransi Rp 24.000,00
Asuransi dibayar dimuka Rp 24.000,00
b. Apabila ketika pembayaran dicatat sebagai ”biaya”, maka pada saat
adjustment dicatat yang belum menjadi biaya (un expired) sebagai
berikut:
Asuransi dibayar dimuka Rp 24.000,00
Biaya asuransi Rp 24.000,00
Pos transitoris pasif
Akun yang termasuk pos ini adalah penghasilan diterima dimuka (defered
revenue)
Untuk mencatat adanya penghasilan yang diterima dimuka maka jurnal
penyesuaiannya adalah:
a. Apabila pada saat penerimaan dicatat sebagai utang:
· ....diterima dimuka
· Pendapatan...
b. Apabila dicatat sebagai pendapatan, maka penyesuaiannya:
· Pendapatan...
· ....diterima dimuka
Contoh:
Pada tanggal 1 Januari 1985, diterima sewa atas gedung untuk 3 tahun
(1985-1987), terhitung mulai 1 Januari 1985, sebesar Rp 6.000.000,00
Ø Jurnal untuk mencatat transaksi tersebut dapat dibuat sebagai berikut:
a. Pada saat penerimaan utang
Kas Rp 6.000.000,00
Sewa diterima dimuka Rp 6.000.000,00
b. Pada saat penerimaan dicatat sebagai pendapatan
Kas Rp 6.000.000,00
Pendapatan sewa Rp 6.000.000,00
Ø Jurnal Penyesuaian per 31 desember 1985, berdasarkan keterangan
tersebut diatas adalah:
a. Apabila pada saat penerimaan dicatat sebagai hutang, maka pada
saat penyesuaian dicatat yang telah menjadi pendapatan:
· Sewa diterima dimuka Rp 2.000.000,00
Pendapatan sewa rp 2.000.000,00
*perhitungan: pendapatan sewa untuk 1 tahun = 1/3 X Rp
6.000.000,00
= Rp2.000.000,00
b. Apabila pada saat penerimaan dicatat sebagai pendapatan, maka
pada saat penyesuaian, yang dicatat adalah yang belum menjadi
pendapatan (diterima dimuka/ utang) dengan penyesuaian:
· Pendapatan sewa Rp 4.000.000,00
Sewa diterima dimuka Rp 4.000.000,00
Pendapatan sewa = Rp 6.000.000,00
Pendapatan tahun 195 = (Rp 2.000.000,00)
= Rp 4.000.000,00
Pos antisipasi aktif
Akun yang termasuk pos aktif adalah piutang penghasilan (accrual
receivable). Akun ini untuk mencatat penghasilanyang masih harus
diterima maka adjusmentnya adalah:
· ....yang masih harus ditagih Rp...
Pendapatan.... Rp...
Contoh:
Ø Pada tanggal 31 desember 1985, masih harus diterima sewa gedung
untuk bulan oktober, november, dan desember 1985 sebesar Rp
4.000.000,00 per bulan. Ayat penyesuaian untuk mencatat keterangan
tesebut diatas pada tanggal 31 Desember 1985 adalah sebagai berikut:
Sewa yang masih harus diterima Rp 1.200.000,00
Pendapatan sewa Rp 1.200.000,00
Pos Antisipasi Pasif
Akun yang termasuk pos pasif adalah biaya yang masih harus dibayar
(accrual payable). Untuk mencatat adanya biaya yang masih harus dibayar
akhir periode akuntansi, maka adjusmentnya adalah sebagai berikut:
Biaya.... Rp....
Yang masih harus dibayar Rp...
Contoh:
Pada tanggal 31 desember 1985 terdapat biaya untuk 1 tahun yang belum
dibayar sebagai berikut:
a. biaya gaji pegawai toko Rp 300.000,00
b. biaya gaji pegawai kantor Rp 250.000,00
Maka, ayat penyesuaian biaya terutang adalah sebagai berikut:
· Biaya gaji pegawai toko Rp 300.000,00
Biaya gaji pegawai kantor Rp 250.000,00
Biaya yang masih harus dibayar Rp 550.000,00
Skenario Pembelajaran ( Siklus I) Pertemuan pertama (3 x 45 menit)
Kegiatan awal (15 menit)
(1) Salam pembuka, mengecek kehadiran siswa
(2) Menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif untuk membangkitkan minat
siswa dengan mengecek kondisi baik siswa maupun kelas.
Kegiatan inti (100 menit)
1. Mengulangi sedikit materi yang terdahulu yang masih ada kaitannya dengan
materi yang akan diajarkan dengan cara memberikan pertanyaan kepada siswa
(tanya jawab) agar guru tahu seberapa jauh pemahaman siswa.
2. Guru menekankan tentang materi apa yang akan dipelajari siswa dalam
kelompok dan memotivasi rasa ingin tahu siswa tentang konsep-konsep yang
akan mereka pelajari, yaitu tentang jurnal penyesuaian pada perusahaan
dagang.
3. Guru menyajikan materi tentang perhitungan akun-akun yang perlu
disesuaikan pada akhir periode pada perusahaan dagang. Penjelasan dimulai
dari penyesuaian persediaan barang dagang, pendapatan, beban dan
penyusutan aktiva.
4. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan materi yang
belum dipahami, kemudian guru memanggil siswa secara acak untuk
menjawab atau menyelesaikan soal agar siswa selalu siap dalam
menyelesaikan suatu permasalahan.
5. Guru membagi siswa kedalam kelompok-kelompok STAD.
6. Guru bersama peneliti membagikan lembar soal dan lembar jawab sebagai
bahan yang akan didiskusikan siswa. Guru memberi bantuan hanya dengan
memperjelas perintah, mengulang konsep, dan menjawab pertanyaan siswa.
Kegiatan akhir (20 menit)
1. Guru meminta salah satu kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi
kelompoknya di depan kelas..
2. Siswa mencermati lembar kegiatan yang telah dikerjakan bersama anggota
kelompoknya dan menanyakan tentang kesulitan yang dihadapi saat
mengerjakan tugas tersebut.
3. Guru membuat kesimpulan dari materi yang telah disampaikan.
4. Salam penutup.
Pertemuan Kedua (2 x 45 menit)
Kegiatan awal (15 menit)
1. Salam pembuka, mengecek kehadiran siswa
2. Guru menyampaikan rencana kegiatan yang akan dilakukan dalam
pembelajaran.
Kegiatan inti (60 menit)
1. Membahas sedikit materi yang terdahulu dengan tanya jawab kepada siswa
untuk menilai pemahaman/konsepsi yang ada pada diri siswa.
2. Guru membagikan soal untuk kuis berupa soal esai dan meminta agar siswa
dalam mengerjakan secara mandiri untuk menunjukkan apa yang telah siswa
pelajari selama bekerja dalam kelompok.
3. Guru bersama peneliti mengawasi dengan baik agar hasil dari kuis dapat
mencerminkan kemampuan mereka dan memberikan kesempatan kepada
siswa untuk mengerjakan soal dengan tertib dan tenang.
Kegiatan akhir (15 menit)
1. Guru meminta lembar jawab siswa.
2. Guru membuat kesimpulan dari materi dan tugas yang sudah dibahas dan
mereview pelaksanaan diskusi. Siswa akan berpikir apakah jawaban mereka
sudah sesuai dengan konsep yang diharapkan oleh kompetensi dasar.
SOAL DISKUSI KELOMPOK SIKLUS I
Mata Pelajaran : Kompetensi Kejuruan Akuntansi Perusahaan Dagang
Kompetensi dasar : Membuat Jurnal Penyesuaian
Hari/ Tanggal : Rabu, 25 Maret 2009
Kelas : X Akuntansi 2 SMK Kristen 1 Surakarta
Berikut ini adalah Neraca Saldo PD Makmur Agung pada tanggal 31 Desember
2007 PD Makmur Agung
Neraca Saldo Per 31 Des 2007
No. Akun
Nama Akun Debet Kredit
101 Kas Rp 5.200.000,00 102 Pitang Dagang Rp 5.150.000,00 103 Persediaan Barang Dagang Rp 5.000.000,00 104 Perlengkapan Rp 1.500.000,00 105 Iklan dibayar dimuka Rp 600.000,00 106 Asuransi dibayar dimuka Rp 2.400.000,00 111 Peralatan toko Rp 2.000.000,00 112 Akumulasi Penys. Peralatan Toko Rp 200.000,00 113 Kendaraan Rp 13.500.000,00 114 Akumulasi Penys. Kendaraan Rp 1.200.000,00 201 Utang dagang Rp 3.700.000,00 301 Modal Tn. Antok Rp 30.000.000,00 302 Prive Tn. Antok Rp 1.000.000,00 401 Penjualan Rp 58.600.000,00 402 Retur penjualan Rp 300.000,00 403 Potongan penjualan Rp 150.000,00 501 Pembelian Rp 45.750.000,00 502 Retur pembelian Rp 250.000,00 503 Potongan pembelian Rp 200.000,00 504 Beban angkut pembelian Rp 300.000,00 601 Beban gaji toko Rp 5.000.000,00 602 Beban gaji kantor Rp 3.000.000,00 603 Beban sewa toko Rp 2.000.000,00 604 Beban listrik dan telepon Rp 625.000,00 605 Beban umum dan rupa-rupa Rp 375.000,00 701 Pendapatan bunga Rp 100.000,00 801 Pajak penghasilan Rp 400.000,00
JUMLAH Rp 94.250.000,00 Rp 94.250.000,00
Data penyesuaian tanggal 31 Desember 2007
1. Laporan rekening Koran dari bank menyebutkan bahwa bank telah mendebit
akun Toko Rani Rp 75.000,00 untuk beban administrasi bank dan mengkredit
Rp 125.000,00
2. Persediaan barang menurut inventarisasi pada tanggal 31 Des 2007 adalah
Rp 8.300.000,00 (hitung dengan metode Ikhtisar Laba/Rugi dan metode HPP)
3. Perlengkapan yang terpakai selama setahun sebesar Rp 700.000,00
4. Iklan dibayar tanggal 6 Juli 2007 untuk 6 kali penerbitan sampai 31 Des 2007
sudah terbit 4 kali.
5. Premi asuransi dibayar tanggal 1 september 2007 untuk 1 tahun sampai dengan
tanggal 31 agustus 2008.
6. Peralatan toko disusutkan 10% dari harga perolehan.
7. Kendaraan dipakai untuk toko dalam 1 tahun disusutkan 10%.
8. Beban sewa toko Rp 2.800.000,00 dibayar 1 Juni 2007 untuk 1 tahun.
9. Pajak penghasilan ditaksir sebesar Rp 1.200.000,00
Diminta: buatlah ayat jurnal penyesuaian dari data-data tersebut.
Akun-akun yang dibuka:
No. Akun
Nama Akun No. Akun
Nama Akun
107 Sewa di bayar dimuka 608 Beban administrasi bank 204 Utang pajak 609 Beban asuransi toko 303 Ikhtisar Laba/Rugi 610 Beban penyusutan
peralatan toko 606 Beban perlengkapan 611 Beban penyusutan
kendaraan 607 Beban Iklan 404 Harga Pokok penjualan Penilaian:
1. Untuk penilaian jawaban, tiap jurnal diskor 10 kecuali nomor 2 diskor 20.
2. Total skor x 10 = 100
Kunci jawaban soal diskusi kelompok:
PD Makmur Agung Jurnal Penyesuaian
per 31 Desember 2007
No. Nama Akun Ref Debet Kredit 1 Kas 101 Rp 50.000,00
Beban administrasi Bank 608 Rp 75.000,00 pendapatan bunga 701 Rp 125.000,00
2 (Metode Ikhtisar Laba/Rugi) Ikhtisar Laba/Rugi 303 Rp 5.000.000,00
Persediaan Barang Dagang (awal) 103 Rp 5.000.000,00
Persediaan Barang Dagang (akhir) 103 Rp 8.300.000,00 Ikhtisar Laba/Rugi 303 Rp 8.300.000,00
3 Beban Perlengkapan 606 Rp 700.000,00 Perlengkapan 104 Rp 700.000,00
4 Beban Iklan 607 Rp 400.000,00 Iklan Dibayar dimuka 105 Rp 400.000,00
5 Beban Asuransi 609 Rp 800.000,00 Asuransi Dibayar dimuka 105 Rp 800.000,00
6 Beban penyusutan peralatan toko 610 Rp 200.000,00 Akum. Peny. Peralatan toko 112 Rp 200.000,00
7 Beban penyusutan Kendaraan 611 Rp 1.350.000,00 Akum. Penys. Kendaraan 114 Rp 1.350.000,00
8 Sewa Di bayar di muka 107 Rp 833.000,00 Beban sewa toko 603 Rp 833.000,00
9 Pajak Penghasilan 801 Rp 800.000,00 Utang Pajak 204 Rp 800.000,00
SOAL EVALUASI SIKLUS I
Mata Pelajaran : Kompetensi Kejuruan Akuntansi Perusahaan Dagang
Kompetensi dasar : Membuat Jurnal Penyesuaian
Hari/ Tanggal : Jum’at, 27 Maret 2009
Kelas : X Akuntansi 2 SMK Kristen 1 Surakarta
Kerjakan soal dibawah ini pada lembar jawab yang telah disediakan
Anda diperbolehkan memakai kalkulator dan kerja sama dalam bentuk apapun
tidak diperkenankan.
Berikut ini adalah Neraca saldo PD Maju Terus pada tanggal 31 Desember 2008
No.Akun Keterangan Debet Kredit
101 Kas Rp 3.500.000,00
102 Piutang Dagang Rp 3.800.000,00
103 Persediaan Barang
Dagang
Rp 6.100.000,00
104 Perlengkapan Rp 800.000,00
105 Iklan dibayar dimuka Rp 1.800.000,00
111 Peralatan Toko Rp 1.400.000,00
112 Akum. Penyusutan Toko Rp 200.000,00
113 Gedung Rp100.000.000,00
114 Akum. Penyusutan
Gedung
Rp 5.000.000,00
201 Utang dagang Rp 4.500.000,00
202 Utang Hipotek Rp 10.000.000,00
301 Modal Tn .Ramon Rp 95.000.000,00
302 Prive Tn. Ramon Rp 100.000,00
401 PEnjualan Rp 37.000.000,00
402 Retur Penjualan Rp 200.000,00
403 Potongan penjualan Rp 150.000,00
501 Pembelian Rp 25.000.0000,00
502 Retur Pembelian Rp 300.000,00
503 Potongan pembelian Rp 200.000,00
504 Beban angkut pembelian Rp 300.000,00
601 Beban gaji toko Rp 2.000.000,00
602 Beban gaji kantor Rp 2.800.000,00
603 Beban sewa toko Rp 2.400.000,00
604 Beban listrik dan telepon Rp 400.000,00
605 Beban asuransi Rp 1.200.000,00
606 Beban bunga Rp 400.000,00
701 Pendapatan bunga Rp 650.000,00
801 Pajak penghasilan Rp 500.000,00
Rp 152.850.000,00 Rp 152.850.000,00
Data penyesuian tanggal 31 Desember 2008 adalah sebagai berikut.
1. Perlengkapan yang tersisa Rp 300.000,00
2. persediaan barang dagang menurut inventarisasi pada tanggal 31 Desember
2008 adalah Rp 8.000.000,00 (hitung dengan metode ikhtisar laba/rugi)
3. Premi asuransi dibayar tanggal 1 Juli 2008 untuk satu tahun.
4. Laporan rekening bank menyebutkan bahwa bank telah mendebit akun toko
Agung Rp 100.000,00 untuk beban administrasi bank dan mengkredit Rp
150.000,00
5. Iklan dibayar tanggal 1 mei untuk 9 kali penerbitan sampai 31 desember 2008
sudah terbit 3 kali.
6. Pajak penghasilan ditaksir Rp 700.000,00
7. Gaji yang belum dibayar untuk toko Rp 600.000,00
8. Gedung disusutkan sebesar Rp 10%.
9. Beban sewa toko dibayar tanggal 8 Agustus untuk satu tahun.
10. Bunga hipotek 12% per tahun dibayar tiap tanggal 1 Maret dan 1 september
Diminta: Buatlah ayat jurnal penyesuaian dengan membuka akun-akun sebagai
berikut.
No. Akun Nama Akun No. Akun Nama Akun
606 Beban perlengkapan 203 Utang pajak
303 Ikhtisar Laba/Rugi 204 Utang gaji
106 Asuransi dibayar di muka 609 Beban penyusutan
gedung
607 Beban administrasi bank 107 Sewa di bayar dimuka
608 Beban iklan 205 Utang bunga
Kunci jawaban soal evaluasi:
PD Maju Terus
Jurnal Penyesuaian
Per 31 Desember 2008
Tanggal keterangan Ref Debet Kredit 31 Des Beban perlengkapan 606 Rp 500.000,00 perlengkapan 104 Rp 500.000,00 31 Des Ikhtisar Laba/Rugi 303 Rp 6.100.000,00 Persediaan barang
dagang 103 Rp 6.100.000,00
Persediaan barang dagang 103 Rp 8.000.000,00 Ikhtisar Laba/Rugi 303 Rp 8.000.000,00 31 Des Asuransi di bayar dimuka 106 Rp 700.000,00 Beban asuransi 605 Rp 700.000,00 31 Des Kas 101 Rp 50.000,00 Beban administrasi bank 607 Rp 100.000,00 Pendapatan bunga 701 Rp 150.000,00 31 Des Beban iklan 608 Rp 600.000,00 Iklan di bayar dimuka 105 Rp 600.000,00 31 Des Pajak penghasilan 801 Rp 200.000,00 Utang pajak 203 Rp 200.000,00 31 Des Beban gaji toko 601 Rp 600.000,00 Utang gaji toko 204 Rp 600.000,00 31 Des Beban penyusutan gedung 609 Rp 10.000.000,00 Akum.Penystn. gedung 114 Rp 10.000.000,00 31 Des Sewa di bayar dimuka 107 Rp 1.400.000,00 Beban sewa toko 603 Rp 1.400.000,00 31 Des Beban bunga 606 Rp 400.000,00
Utang bunga 205 Rp 400.000,00
DAFTAR NAMA SISWA KELAS X AKUNTANSI
NO. NIS NAMA 1 7412 Mila Ayu Wandari 2 7413 Milda Kristiyanti 3 7414 Monica Alvina Cahyadi 4 7415 Nanda Karya Triasari 5 7416 Nika Puji Lestari 6 7417 Nite Choria Dachi 7 7418 Oktaveni Putri Hartanti 8 7419 Putri Ayuningtyas Chrisina Cahya I 9 7420 Putri Dewi Yuliana 10 7421 Putri Vera Setianingsih 11 7422 Rahma Prananingtyas 12 7423 Rika Wulaningsih 13 7424 Ririn Rindi Antika Sari 14 7425 Selly Andriani 15 7426 Sri Lestari 16 7427 Tiara Prafanadifta 17 7428 Titik Juariyah 18 7429 Titis Efitasari 19 7430 Titis Handayani 20 7431 Veronika 21 7432 Vivia Ayuntari Kushartini 22 7433 Yuandita 23 7434 Yudhit Srinita Susilowati 24 7435 Yuliana Christy 25 7436 Yuliani Kristianti 26 7079 Yunus Adi Wibowo 27 7437 Yuyun Kristianingsih 28 7438 Arti Mentari
DAFTAR NAMA KELOMPOK STAD
Kelompok I Kelompok II Kelompok III Nite Choira Dhaci Ari Mentari Vivia Ayuntari K Nika Puji L Nanda Karya Triasari Oktaveni Putri Hartanti Rika Wulaningsih Putri Ayuningtyas C Putri Vera Setianingsih Ririn Rindi Antika S Mila Ayu Wandari Selly Andriani Yuliana Christy Milda Kristiyanti
Kelompok IV Kelompok V Kelompok VI Yuliani Kristianti Tiara Prafanadivta Yudhit Srinita S Rahma Prananing Titis Efitasari Titis Handayani Veronika Yuandita Sri Lestari Putri Dewi Yuliana Monica Alvina Cahyadi Yunus Adi W Titik Juariyah Yuyun Kristianingsih
DAFTAR HADIR SIKLUS I Mata Pelajaran: Akuntansi Perusahaan Dagang Kelas: X Akuntansi 2
No. NAMA Pertemuan Pertama Kedua Ketiga
1 Mila Ayu Wandari Ö Ö
2 Milda Kristiyanti _ Ö Ö
3 Monica Alvina Cahyadi Ö Ö Ö
4 Nanda Karya Triasari Ö Ö
5 Nika Puji Lestari Ö Ö Ö
6 Nite Choria Dachi Ö Ö Ö
7 Oktaveni Putri Hartanti Ö Ö Ö
8 Putri Ayuningtyas Chrisina Cahya I Ö Ö Ö
9 Putri Dewi Yuliana Ö Ö Ö
10 Putri Vera Setianingsih Ö Ö Ö
11 Rahma Prananingtyas Ö Ö Ö
12 Rika Wulaningsih Ö Ö Ö
13 Ririn Rindi Antika Sari Ö Ö Ö
14 Selly Andriani _ Ö
15 Sri Lestari Ö Ö Ö
16 Tiara Prafanadifta Ö Ö Ö
17 Titik Juariyah _ Ö
18 Titis Efitasari Ö Ö Ö
19 Titis Handayani _ Ö Ö
20 Veronika _ Ö
21 Vivia Ayuntari Kushartini Ö Ö Ö
22 Yuandita _ Ö Ö
23 Yudhit Srinita Susilowati Ö Ö Ö
24 Yuliana Christy Ö Ö Ö
25 Yuliani Kristianti Ö Ö Ö
26 Yunus Adi Wibowo Ö Ö
27 Yuyun Kristianingsih Ö Ö Ö
28 Arti Mentari Ö Ö Ö
DAFTAR NILAI (SKOR DASAR) MATA PELAJARAN: Akuntansi Dagang Kelas: X Akuntansi 2
KETUNTASAN BELAJAR
NO. NIS NAMA NILAI YA TIDAK 1 7412 Mila Ayu Wandari 87 Ö 2 7413 Milda Kristiyanti 29 Ö 3 7414 Monica Alvina Cahyadi 56 Ö 4 7415 Nanda Karya Triasari 79 Ö 5 7416 Nika Puji Lestari 82 Ö 6 7417 Nite Choria Dachi 97 Ö 7 7418 Oktaveni Putri Hartanti 45 Ö 8 7419 Putri Ayuningtyas Chrisina Cahya I 46 Ö 9 7420 Putri Dewi Yuliana 47 Ö 10 7421 Putri Vera Setianingsih 60 Ö 11 7422 Rahma Prananingtyas 41 Ö 12 7423 Rika Wulaningsih 91 Ö 13 7424 Ririn Rindi Antika Sari 79 Ö 14 7425 Selly Andriani 45 15 7426 Sri Lestari 70 Ö 16 7427 Tiara Prafanadifta 81 Ö 17 7428 Titik Juariyah 17 Ö 18 7429 Titis Efitasari 58 Ö 19 7430 Titis Handayani 69 Ö 20 7431 Veronika 19 Ö 21 7432 Vivia Ayuntari Kushartini 98 Ö 22 7433 Yuandita 58 Ö 23 7434 Yudhit Srinita Susilowati 85 Ö 24 7435 Yuliana Christy 89 Ö 25 7436 Yuliani Kristianti 97 Ö 26 7079 Yunus Adi Wibowo 48 Ö 27 7437 Yuyun Kristianingsih 56 Ö 28 7438 Arti Mentari 100 Ö
Keterangan: - Skor Dasar diambil dari nilai ulangan materi sebelumnya yaitu
memposting jurnal kedalam buku besar.
- Standar Ketuntasan Minimal (SKM) adalah
DAFTAR NILAI KUIS SIKLUS I Mata Pelajaran: Akuntansi Perusahaan Dagang Kelas: X Akuntansi 2
NO. NAMA NILAI
1 Mila Ayu Wandari
2 Milda Kristiyanti 50 3 Monica Alvina Cahyadi 60 4 Nanda Karya Triasari 5 Nika Puji Lestari 90 6 Nite Choria Dachi 70 7 Oktaveni Putri Hartanti 80 8 Putri Ayuningtyas Chrisina Cahya I 80 9 Putri Dewi Yuliana 90 10 Putri Vera Setianingsih 90 11 Rahma Prananingtyas 80 12 Rika Wulaningsih 90 13 Ririn Rindi Antika Sari 70 14 Selly Andriani 15 Sri Lestari 80 16 Tiara Prafanadifta 80 17 Titik Juariyah 18 Titis Efitasari 80 19 Titis Handayani 80 20 Veronika 21 Vivia Ayuntari Kushartini 80 22 Yuandita 80 23 Yudhit Srinita Susilowati 80 24 Yuliana Christy 80 25 Yuliani Kristianti 80 26 Yunus Adi Wibowo 80 27 Yuyun Kristianingsih 80 28 Arti Mentari 100
DAFTAR NILAI DAN PENGHARGAAN TIM KELAS X AKUNTANSI 2 MODEL STAD
Kelompok 1
No. Anggota Skor Dasar
Skor Kuis I
Skor Perbaikan Rata-rata
1 Nite Choria D 97 70 5 2 Nika Puji L 82 90 20 3 Rika Wulaningsih 91 90 10 4 Ririn Rindi Antika S 79 70 10 55 5 Yuliana Christy 89 80 10 5
Jumlah 438 400 55 Skor Tim 11 Penghargaan Tim
Kelompok 2
No. Anggota Skor Dasar
Skor Kuis I
Skor Perbaikan Rata-rata
1 Arti Mentari 100 100 30 2 Nanda Karya Triasari 79 5 3 Putri Ayuningtyas C 46 80 30 70 4 Mila Ayu Wandari 87 5 4
Jumlah 312 180 70 Skor Tim 18 Penghargaan Super Team Tim
Kelompok 3
No. Anggota Skor Dasar
Skor Kuis I
Skor Perbaikan Rata-rata
1 Vivia Ayuntari K 98 80 5 2 Oktaveni Putri H 45 80 30 3 Putri Vera S 60 90 30 100 4 Selly Andriani 45 5 5 5 Milda Kristiyanti 29 50 30
Jumlah 277 300 100 Skor Tim 25 Penghargaan Super Team Tim
Kelompok 4
No. Anggota Skor Dasar
Skor Kuis I
Skor Perbaikan Rata-rata
1 Yuliani Kristianti 97 80 5 2 Rahma Prananing 41 80 30 3 Veronika 19 5 75 4 Putri Dewi Yuliana 47 90 30 5 5 Titik Juariyah 17 5
Jumlah 221 250 75 Skor Tim 15 Penghargaan GoodTeam Tim
Kelompok 5
No. Anggota Skor Dasar
Skor Kuis I
Skor Perbaikan Rata-rata
1 Tiara Prafanadivta 81 80 10 2 Titis Efitasari 58 80 30 3 Yuandita 58 80 30 90
4 Monica Alvina Cahyadi 56 60 20 4
Jumlah 253 300 90 Skor Tim 22 Penghargaan Super Team Tim
Kelompok 6
No. Anggota Skor Dasar
Skor Kuis I
Skor Perbaikan Rata-rata
1 Yudhit Srinita S 85 100 30 2 Titis Handayani 69 90 30 3 Sri Lestari 70 80 20 140 4 Yunus Adi W 48 80 30 5 5 Yuyun Kristianingsih 56 90 30
Jumlah 328 440 140 Skor Tim 28 Penghargaan Super Team Tim
LEMBAR OBSERVASI
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVIONS (STAD)
PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI DAGANG KELAS X AK 2
SIKLUS I
(Pengamatan pada siswa)
Hari / Tanggal : 24, 25 dan 27 Maret 2009
Nama pengamat : Novia Purnawati
No Nama Siswa Aspek yang Diamati
Lembar ini diisi oleh pengamat pada saat proses pembelajaran. Lembar observasi
ini mencatat aspek-aspek pengukuran dari setiap peserta didik dengan penerapan
model pembelajaran kooperatif tipe STAD.
Untuk kegiatan pembelajaran dan diskusi kelompok:
Skor 3 : Siswa Aktif dengan dengan nilai Baik (B)
Skor 2 : Siswa Cukup Aktif dengan nilai Cukup (C)
Skor 1 : Siswa Kurang/ tidak aktif dengan nilai Kurang (K)
Untuk ketelitian dan ketepatan menyelesaikan soal:
Skor 3 : Siswa teliti dalam menyelesaiakan soal dengan nilai Baik (B)
Skor 2 : Siswa cukup teliti dalam menyelesaikan soal dengan nilai Cukup (C)
Skor 1: Siswa kurang teliti/ tidak teliti dalam mengerjakan soal dengan nilai Kurang
(K)
Keaktifan siswa selama mengikuti pembelajaran
Keaktifan siswa dalam mengikuti diskusi kelompok
Ketelitian dan ketepatan siswa dalam menyelesaikan soal
Nilai kuis
Ketuntasan belajar( KKM minimal 75)
1 Mila Ayu Wandari C = 2 C = 2 K = 1 TS 2 Milda Kristiyanti K = 1 C = 2 K = 1 50 TS 3 Monica Alvina C K = 1 C = 2 C = 2 60 TS 4 Nanda Karya T K = 1 C = 2 K = 1 TS 5 Nika Puji Lestari B = 3 B= 3 B = 3 90 T 6 Nite Choria Dachi B = 3 B = 3 C = 2 70 TS 7 Oktaveni Putri H B = 3 C = 2 B = 3 80 T 8 Putri Ayuningtyas B = 3 B = 3 B = 3 80 T 9 Putri Dewi Y C = 2 B = 3 B = 3 90 T 10 Putri Vera S K = 1 K = 1 B = 3 90 T 11 Rahma Prananing C = 2 K = 1 B = 3 80 T 12 Rika Wulaningsih C = 2 C = 2 B = 3 90 T 13 Ririn Rindi A S C = 2 K = 1 C = 2 70 TS 14 Selly Andriani K = 1 K = 1 K = 1 TS 15 Sri Lestari C = 2 C = 2 B = 3 80 T 16 Tiara Prafanadifta B = 3 C= 2 B = 3 80 T 17 Titik Juariyah K = 1 C = 2 K = 1 TS 18 Titis Efitasari C = 2 K = 1 B = 3 80 T 19 Titis Handayani C = 2 B = 3 B = 3 80 T 20 Veronika K = 1 K = 1 K = 1 TS
21 Vivia Ayuntari K B = 3 B = 3 B = 3 80 T 22 Yuandita K = 1 K = 1 B = 3 80 T 23 Yudhit Srinita S B = 3 B = 3 B = 3 80 T 24 Yuliana Christy C = 2 K = 1 B = 3 80 T 25 Yuliani Kristianti B = 3 C = 2 B = 3 80 T
26 Yunus Adi Wibowo
K = 1 K = 1 B = 3 80
T
27 Yuyun Kristianingsih
C = 2 K = 1 B = 3 80
T
28 Arti Mentari B = 3 B = 3 B = 3 100 T 56 54 69
Aspek yang dinilai: Keaktifan siswa selama mengikuti pembelajaran B = 27, C = 20, K= 9 B = 27 X 100% = 48.21%, C = 20 X 100% = 35.72, K = 9 X 100% = 16.07% 56 56 56 Keaktifan siswa dalam mengikuti diskusi kelompok B = 24 , C = 20 , K = 10 B = 24 X 100% = 44.44%, C = 20 X 100% = 37.04, K = 10 X 100% = 18.52% 54 54 54 Ketelitian dalam menyelesaikan soal B = 57, C = 6, K =6 B = 57 X 100% = 82.6%, C = 6 X 100% = 8.7%, K= 6 X 100% = 8.7% 69 69 69 Ketuntasan belajar (SKM minimal 75) Ketuntasan = jumlah siswa yang tuntas x 100% Jumlah siswa Ketuntasan = 19 siswa x 100% 28 siswa = 67.86%
Gambar 1. Guru mempresentasikan materi siklus I
Gambar 2. Siswa mendiskusikan soal materi pada siklus I
Gambar 3. Siswa mempresentasikan soal diskusi pada siklus I
Gambar 4. Siswa mengerjakan soal kuis pada siklus I
CATATAN LAPANGAN 3
A. Pertemuan pertama
Hari/ Tanggal : Selasa, 31 Maret 2009
Waktu : Jam 07.30 – 09.30
Data Kelas : Kelas X Akuntansi 2 SMK Kristen 1
Surakarta
Model Pembelajaran : Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
STAD
Jumlah Siswa : 27
Jenis : Observasi mendalam
Deskripsi:
Mengawali kegiatan belajar mengajar pada Siklus II ini, seperti biasa
guru memulai pelajaran dengan mengucapkan salam dan mengabsen siswa satu
persatu. Guru menciptakan suasana yang kondusif dengan lebih memotivasi
siswa agar lebih semangat dalam mengikuti proses belajar mengajar. Kemudian
guru membuka pelajaran dengan sedikit mengulang kembali materi sebelumnya
sebelum masuk ke materi selanjutnya dengan cara memberikan pertanyaan
kepada siswa. Berbeda dengan pertemuan pertemuan sikus I, pada siklus II ini
hampir semua siswa ikut aktif pada kegiatan apersepsi. Sebagian besar siswa
dapat menjawab pertanyaan dengan benar tanpa ditunjuk terlebih dahulu.
Setelah kegiatan apersepsi, guru memperkenalkan materi berikutnya
yang masih berhubungan dengan materi yang dijelaskan pada pertemuan
sebelumnya yaitu menyelesaikan neraca lajur. Guru mempresentasikan cara
melakukan posting neraca saldo dan jurnal penyesuaian kedalam kolom neraca
lajur berserta perubahan saldo pada kolom-kolom selanjutnya. Berbeda pada
saat presentasi siklus I, siswa lebih antusias memperhatikan guru, hal ini
terbukti pada saat guru memberikan pertanyaan, banyak siswa yang dapat
menjawab dengan tepat dan sebagian besar pertanyaan dijawab secara
serempak (bersama-sama) tanpa harus ditunjuk guru terlebih dahulu.
Proses belajar mengajar pada pertemuan pertama siklus I berjalan
dengan lancar, kemudian pelajaran dilanjutkan dengan penjelasan oleh guru
tentang penyesuaian dan perhitungan akun beban administrasi bank dan
penyusutan aktiva tetap sebelum memberikan tugas kepada siswa untuk
didiskusikan dengan teman sebangkunya.
Setelah waktu yang diberikan untuk diskusi berakhir, guru
mempersilakan salah satu perwakilan kelompok untuk mempresentasikan
jawaban kelompoknya. Guru menawarkan kepada salah satu siswa secara
sukarela untuk mempresentasikan hasil diskusi dengan teman sebangkunya.
Tanpa ditunjuk guru, ada tiga siswa yang secara sukarela mau
mempresentasikan hasil diskusinya. Siswa tersebut adalah Vivia, Arti dan Titis
Handayani.
Refleksi:
Kegiatan belajar mengajar pada pertemuan pertama sudah berlangsung
lancar. Hal itu dapat ditunjukkan dengan tidak ditemukannya kekurangan-
kekurangan seperti pada siklus I. Pada saat apersepsi, hampir semua siswa
merespon dengan baik ketika diberi pertanyaan guru. Saat guru menjelaskan,
semua siswa memperhatikan dengan seksama dan tidak ada siswa yang
melakukan aktifitas lain diluar pelajaran. Selain itu, guru juga sudah bisa
mengkondisikan dan memotivasi siswa terutama bagi siswa yang pasif.
B. Pertemuan kedua
Hari/ Tanggal : Selasa, 31 Maret 2009
Waktu : Jam 10.30 – 13.00
Data Kelas : Kelas X Akuntansi 2 SMK Kristen 1
Surakarta
Model Pembelajaran : Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
STAD
Jumlah Siswa : 27
Jenis : Observasi mendalam
Deskripsi:
Seperti hari-hari biasanya, guru mengabsen siswa satu persatu sebelum
memulai pelajaran. Guru menciptakan suasana yang kondusif dengan lebih
memotivasi siswa agar lebih semangat dalam mengikuti proses belajar
mengajar. Kemudian guru membuka pelajaran dengan sedikit mengulang
kembali materi sebelumnya sebelum masuk ke materi selanjutnya dengan cara
memberikan pertanyaan kepada siswa. Sebagian besar siswa dapat menjawab
pertanyaan dengan benar tanpa ditunjuk terlebih dahulu.
Setelah kegiatan apersepsi, guru mengulang sedikit penjelasan materi
pada pertemuan sebelumnya yaitu menyelesaikan neraca lajur. Berbeda pada
saat presentasi siklus I, siswa lebih antusias memperhatikan guru, hal ini
terbukti pada saat guru memberikan pertanyaan, banyak siswa yang dapat
menjawab dengan tepat dan sebagian besar pertanyaan dijawab secara
serempak (bersama-sama). Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menanyakan materi yang belum dipahami kemudian pelajaran dilanjutkan
dengan diskusi kelompok STAD.
Setelah waktu yang diberikan untuk kegiatan diskusi berakhir, guru
mempersilakan perwakilan dari kelompok untuk mempresentasikan
jawabannya. Terdapat empat siswa yang mengajukan diri secara suka rela, tapi
siswa yang sukarela tersebut adalah siswa yang kemarin sudah mengajukan
diri, meskipun belum mendapat kesempatan ke depan. Dalam pertemuan kali
ini, guru menginginkan siswa yang biasanya kurang aktif untuk berani maju ke
depan. Akhirnya setelah guru memberi motivasi akan pentingnya melatih
mental, salah satu perwakilan dari kelompok V yaitu Titis Efi yang mengajukan
diri untuk mempresentasikan hasil diskusinya. Meskipun siswa tersebut masih
ragu, namun karena semangat dan dorongan dari guru dan teman-temannya
akhirnya Titis Efi tersebut maju, dan ternyata dia juga bisa mempresentasikan
hasil diskusi dengan baik.
Refleksi:
Proses pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe
Student Teams Achievement Divisions (STAD) sudah berlangsung lancar dan
menunjukkan peningkatan dari pertemuan sebelumnya. Hal tersebut dapat
dilihat dari kegiatan saat diskusi siklus II, tidak lagi ditemukan kekurangan-
kekurangan yang muncul saat diskusi siklus I. Guru juga lebih bisa
membangkitkan semangat dan motivasi siswa untuk lebih aktif saat diskusi
sedang berlangsung. Dari pihak siswa, peningkatan terlihat dari keaktifan saat
diskusi sedang berlangsung. Berdasarkan pengamatan guru berkolaborasi
dengan peneliti, semua siswa sudah bisa menggunakan waktu diskusi kelompok
dengan sebaik-baiknya. Sebagian besar siswa sudah berani melakukan
presentasi tanpa ditunjuk guru.
C. Pertemuan ketiga
Hari/ Tanggal : Selasa, 3 April 2009
Waktu : Jam 07.00 – 09.30
Data Kelas : Kelas X Akuntansi 2 SMK Kristen 1
Surakarta
Model Pembelajaran : Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
STAD
Jumlah Siswa : 27
Jenis : Observasi mendalam
Deskripsi:
Guru mengawali kegiatan belajar mengajar pada hari itu dengan
mengucapkan salam kemudian dilanjutkan dengan presensi siswa satu persatu.
Guru memberikan kesempatan kepada siswa mempersiapkan diri sebelum
mengerjakan soal kuis berupa soal esai untuk materi menyelesaikan neraca
lajur. Guru bersama peneliti membagikan soal dan lembar jawab dan meminta
siswa untuk mengerjakan secara mandiri.
Pada saat kuis berlangsung, guru bersama peneliti mengawasi dengan
baik agar hasil diskusi dapat mencerminkan kemampuan mereka yang
sebenarnya. Guru dan peneliti berkeliling kelas untuk memastikan tidak ada
yang berbuat curang dalam mengerjakan soal terutama bagi siswa yang duduk
dibarisan belakang. Kegiatan evaluasi berlangsung dengan baik dan tidak ada
siswa yang mencoba menanyakan jawaban pada temannya.
Penghargaan pada Siklus II ini diberikan kepada kelompok yang
memiliki poin terbanyak. Penghargaan yang diberikan berupa ucapan selamat
dari guru dan sertifikat bagi kelompok terbaik. Pada siklus II ini, semua
kelompok berhasil menjadi tim super atau kelompok istimewa. Keberhasilan
semua kelompok menjadi tim super menunjukkan kemajuan yang signifikan
bila dibanding siklus I. Kemajuan tersebut dikarenakan mereka memperhatikan
penjelasan materi dari guru dan menggunakan waktu diskusi dengan sebaik
mungkin.
Refleksi:
Pengamatan yang dilakukan peneliti berkolaborasi dengan guru mata
pelajaran menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif Tipe
Student Teams Achievement Divisions (STAD) telah berlangsung dengan baik,
dan mengalami peningkatan dari pertemuan sebelumnya.
Wawancara yang dilakukan peneliti dengan siswa, menegaskan bahwa
siswa merasa lebih senang dengan model pembelajaran kooperatif Tipe Student
Teams Achievement Divisions (STAD). Mereka merasa lebih paham jika
pengetahuannya diperoleh melalui presentasi dari guru dan diskusi dengan
teman sekelompoknya. Mereka merasa lebih memahami pelajaran karena
mereka cenderung termotivasi jika dilakukan secara diskusi. Mereka
berpendapat bahwa dengan diskusi, soal materi yang diajarkan guru lebih
mudah dipahami dan lebih meningkatkan kerja sama dalam kelompok daripada
dikerjakan secara individual. Jadi, keaktifan dan motivasi belajar siswa pada
Siklus II ini lebih meningkat dari Siklus I. Hal tersebut nampak pada hasil
evaluasi atau soal kuis, yaitu peningkatan prestasi belajar.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama Sekolah : SMK Kristen 1 Surakarta
Mata Pelajaran : Kompetenasi Kejuruan Akuntansi Dagang
Kelas / Program Keahlian : X Ak 2 / Akuntansi
Semester : 2 (Dua)
Alokasi Waktu : 8 x 45 menit
Standar Kompetensi : Menyelesaikan siklus akuntansi perusahaan
dagang
C. Kompetensi Dasar
2. Menyiapkan proses penyusunan laporan keuangan Perusahaan Dagang.
D. Indikator
1. Memposting neraca saldo dan jurnal penyesuaian kedalam neraca lajur.
2. Menyelesaikan perhitungan neraca lajur.
E. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti mata pelajaran ini diharapkan siswa dapat:
3. Memposting neraca saldo dan jurnal penyesuaian kedalam neraca lajur
dengan benar.
4. Menyelesaikan perhitungan neraca lajur dengan benar dan teliti.
D. Sumber/Alat/ Bahan
Sumber : Akuntansi Dasar ( Henry Soemantri : Armico)
Bahan : Latihan soal
Alat : Papan tulis, kolom jurnal dan alat tulis
E. Materi Pokok : Menyelesaikan Neraca Lajur Perusahaan Dagang
F. Model Pembelajaran : Student Teams Achievement Divisions (STAD)
Surakarta, 19 Maret 2009
Pembimbing I Peneliti
Dra. Sri Witurachmi, M.M. Novia Purnawati
NIP. 130 906 761 NIM. K7405085
SOAL EVALUASI SIKLUS II
Mata Pelajaran : Kompetensi Kejuruan Akuntansi Perusahaan Dagang
Kompetensi dasar : Menyelesaikan Neraca Lajur
Hari/ Tanggal : Jum’at, 3 April 2009
Kelas : X Akuntansi 2 SMK Kristen 1 Surakarta
Analog soal pada PD Solo Raya dan jurnal penyesuaian Siklus I yang telah Anda
buat sebelumnya, buatlah neraca lajurnya pada kolom yang telah disediakan!
Berikut adalah Neraca Saldo pada PD Solo Raya.
No. Akun
Nama Akun Debet Kredit
101 Kas Rp 13.700.000,00 102 Piutang wesel Rp 4.800.000,00 103 Piutang dagang Rp 18.200.000,00 104 Persediaan barang dagang Rp 33.300.000,00 105 Perlengkapan Rp 3.600.000,00 106 Sewa dibayar dimuka Rp 1.800.000,00 107 Asuransi dibayar dimuka Rp 2.400.000,00 121 Bangunan Rp 100.000.000,00 122 Peralatan Rp 5.200.000,00 123 Akumulasi Penys.
Peralatan Rp 400.000,00
201 Utang dagang Rp 6.300.000,00 221 Utang hipotek Rp 8.000.000,00 301 Modal Nona Raya Rp160.000.000,00 302 Prive Nona Raya Rp 2.200.000,00 401 Penjualan Rp
89.000.000,00 402 Retur penj. dan
pengurangan harga Rp 1.700.000,00
403 Potongan penjualan Rp 900.000,00 501 Pembelian Rp 67.500.000,00 502 Retur pemb dan
pengurangan harga Rp
2.100.000,00 503 Potongan pembelian Rp
800.000,00 504 Beban angkut pembelian Rp 900.000,00 505 Beban gaji Rp 6.000.000,00 506 Beban iklan Rp 1.800.000,00
601 Beban bunga Rp 600.000,00 602 Pajak penghasilan Rp 2.000.000,00 JUMLAH Rp 266.600.000,00 Rp266.600.000,00
Penilaian:
Penilaian diambil dari jumlah perhitungan akun-akun nominal yang benar pada
setiap laporan.
1. Nilai untuk ayat jurnal penyesuaian adalah 20.
2. Nilai untuk neraca saldo disesuaikan adalah 30.
3. Nilai untuk laporan laba/rugi adalah 25.
4. Nilai untuk laporan neraca adalah 25.
SOAL DISKUSI KELOMPOK SIKLUS II
Mata Pelajaran : Kompetensi Kejuruan Akuntansi Perusahaan Dagang
Kompetensi dasar : Menyelesaikan Neraca Lajur
Hari/ Tanggal : Rabu, 1 April 2009
Kelas : X Akuntansi 2 SMK Kristen 1 Surakarta
Analog soal pada PD Makmur Agung dan jurnal penyesuaian Siklus I yang telah
Anda buat sebelumnya, buatlah neraca lajurnya pada kolom yang telah
disediakan!
Berikut adalah Neraca Saldo pada PD Makmur Agung
No. Akun
Nama Akun Debet Kredit
101 Kas Rp 5.200.000,00 102 Pitang Dagang Rp 5.150.000,00 103 Persediaan Barang Dagang Rp 5.000.000,00 104 Perlengkapan Rp 1.500.000,00 105 Iklan dibayar dimuka Rp 600.000,00 106 Asuransi dibayar dimuka Rp 2.400.000,00 111 Peralatan toko Rp 2.000.000,00 112 Akumulasi Penys. Peralatan
Toko Rp 200.000,00
113 Kendaraan Rp 13.500.000,00 114 Akumulasi Penys. Kendaraan Rp 1.200.000,00 201 Utang dagang Rp 3.700.000,00 301 Modal Tn. Antok Rp 30.000.000,00 302 Prive Tn. Antok Rp 1.000.000,00 401 Penjualan Rp 58.600.000,00 402 Retur penjualan Rp 300.000,00 403 Potongan penjualan Rp 150.000,00 501 Pembelian Rp 45.750.000,00 502 Retur pembelian Rp 250.000,00 503 Potongan pembelian Rp 200.000,00 504 Beban angkut pembelian Rp 300.000,00 601 Beban gaji toko Rp 5.000.000,00 602 Beban gaji kantor Rp 3.000.000,00 603 Beban sewa toko Rp 2.000.000,00 604 Beban listrik dan telepon Rp 625.000,00 605 Beban umum dan rupa-rupa Rp 375.000,00 701 Pendapatan bunga Rp 100.000,00
801 Pajak penghasilan Rp 400.000,00 JUMLAH Rp 94.250.000,00 Rp 94.250.000,00
Penilaian:
Penilaian diambil dari jumlah perhitungan akun-akun nominal yang benar pada
setiap laporan.
1. Nilai untuk ayat jurnal penyesuaian adalah 20.
2. Nilai untuk neraca saldo disesuaikan adalah 30.
3. Nilai untuk laporan laba/rugi adalah 25.
4. Nilai untuk laporan neraca adalah 25.
Skenario Pembelajaran ( Siklus II) Pertemuan pertama (3 x 45 menit)
Kegiatan awal (15 menit)
1. Salam pembuka, mengecek kehadiran siswa
2. Menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif untuk membangkitkan minat
siswa dengan mengecek kondisi baik siswa maupun kelas.
Kegiatan inti (90 menit)
1. Guru membuka pelajaran dengan memperkenalkan materi baru yaitu
menyelesaikan neraca lajur. Penjelasan dimulai dari fungsi neraca lajur dan
penyajian kolom pada neraca lajur.
2. Guru menjelaskan pengisian tiap-tiap kolom pada neraca lajur berdasarkan
analog dari soal jurnal penyesuaian Siklus I.
3. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan materi yang
belum dipahami, kemudian guru menunjuk siswa secara acak untuk menjawab
soal agar siswa selalu siap dalam menyelesaikan suatu permasalahan.
4. Siswa mengerjakan tugas diskusi yang diberikan guru dengan teman
sebangkunya. Guru memperhatikan seluruh kondisi siswa dan lebih
memotivasi siswa terutama siswa yang cenderung pasif.
Kegiatan akhir (30 menit)
1. Guru meminta salah satu kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi
dengan teman satu bangku di depan kelas..
2. Siswa mencermati lembar kegiatan yang telah dikerjakan bersama anggota
kelompoknya dan menanyakan tentang kesulitan yang dihadapi saat
mengerjakan tugas tersebut.
3. Guru membuat kesimpulan dari materi yang telah disampaikan.
4. Salam penutup.
Pertemuan kedua (3 x 45 menit)
Kegiatan awal (15 menit)
1. Salam pembuka, mengecek kehadiran siswa
2. Menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif untuk membangkitkan minat
siswa dengan mengecek kondisi baik siswa maupun kelas.
Kegiatan inti (90 menit)
1. Guru mengulangi sedikit materi yang telah dibahas pada pertemuan
sebelumnya yaitu posting jurnal penyesuaian dan neraca saldo pada kolom
neraca lajur.
2. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan materi yang
belum dipahami, kemudian guru memanggil siswa secara acak untuk
menjawab atau menyelesaikan soal agar siswa selalu siap dalam
menyelesaikan suatu permasalahan.
3. Guru menetapkan siswa kedalam kelompok-kelompok STAD.
4. Guru bersama peneliti membagikan lembar jawab dan lembar soal sebagai
bahan yang akan dipelajari siswa.
5. Guru bersama peneliti berkeliling kelas untuk memonitor jalannya diskusi dan
terus memberikan motivasi bagi seluruh siswa terutama siswa yang kurang
aktif.
Kegiatan akhir (30 menit)
1. Guru meminta salah satu kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi
kelompoknya di depan kelas..
2. Siswa mencermati lembar kegiatan yang telah dikerjakan bersama anggota
kelompoknya dan menanyakan tentang kesulitan yang dihadapi saat
mengerjakan tugas tersebut.
3. Guru membuat kesimpulan dari materi yang telah disampaikan.
4. Salam penutup.
Pertemuan Ketiga (2 x 45 menit)
Kegiatan awal (15 menit)
1. Salam pembuka, mengecek kehadiran siswa.
2. Guru menyampaikan rencana kegiatan yang akan dilakukan dalam
pembelajaran.
3. Guru memberikan kesempatan kepada siswa mempersiapkan diri untuk
mengerjakan soal kuis atas materi yang telah disampaikan pada pertemuan
terdahulu.
Kegiatan inti (60 menit)
1. Guru membagikan soal untuk kuis berupa soal esai dan meminta agar siswa
dalam mengerjakan secara mandiri untuk menunjukkan apa yang telah siswa
pelajari selama bekerja dalam kelompok.
2. Guru bersama peneliti mengawasi dengan baik agar hasil dari kuis dapat
mencerminkan kemampuan mereka dan memberikan kesempatan kepada
siswa untuk mengerjakan soal dengan tertib dan tenang.
Kegiatan akhir (15 menit)
1. Guru meminta lembar jawab kuis.
2. Guru membuat kesimpulan dari soal yang sudah diberikan. Siswa akan
berpikir apakah jawaban mereka sudah sesuai dengan konsep yang diharapkan
oleh kompetensi dasar.
3. Salam penutup
DAFTAR HADIR SIKLUS II Mata Pelajaran: Akuntansi Perusahaan Dagang Kelas: X Akuntansi 2
No. NAMA Pertemuan Pertama Kedua Ketiga
1 Mila Ayu Wandari Ö Ö Ö
2 Milda Kristiyanti _ Ö Ö
3 Monica Alvina Cahyadi Ö Ö
4 Nanda Karya Triasari Ö Ö Ö
5 Nika Puji Lestari Ö Ö Ö
6 Nite Choria Dachi Ö Ö Ö
7 Oktaveni Putri Hartanti Ö Ö Ö
8 Putri Ayuningtyas Chrisina Cahya I Ö Ö Ö
9 Putri Dewi Yuliana Ö Ö Ö
10 Putri Vera Setianingsih Ö Ö Ö
11 Rahma Prananingtyas Ö Ö Ö
12 Rika Wulaningsih Ö Ö Ö
13 Ririn Rindi Antika Sari Ö Ö Ö
14 Selly Andriani _ Ö Ö
15 Sri Lestari Ö Ö
16 Tiara Prafanadifta Ö Ö Ö
17 Titik Juariyah _ Ö Ö
18 Titis Efitasari Ö Ö Ö
19 Titis Handayani _ Ö Ö
20 Veronika _ Ö Ö
21 Vivia Ayuntari Kushartini Ö Ö Ö
22 Yuandita _ Ö Ö
23 Yudhit Srinita Susilowati Ö Ö Ö
24 Yuliana Christy Ö Ö Ö
25 Yuliani Kristianti Ö Ö Ö
26 Yunus Adi Wibowo Ö
27 Yuyun Kristianingsih Ö Ö Ö
28 Arti Mentari Ö Ö Ö Keterangan: Tanda (Ö) kehadiran siswa
DAFTAR NILAI DALAM PEMBAGIAN KELOMPOKSTAD (skor dasar) SIKLUS II
NO. NAMA NILAI
1 Mila Ayu Wandari
2 Milda Kristiyanti 50 3 Monica Alvina Cahyadi 60 4 Nanda Karya Triasari 5 Nika Puji Lestari 90 6 Nite Choria Dachi 70 7 Oktaveni Putri Hartanti 80 8 Putri Ayuningtyas Chrisina Cahya I 80 9 Putri Dewi Yuliana 90 10 Putri Vera Setianingsih 90 11 Rahma Prananingtyas 80 12 Rika Wulaningsih 90 13 Ririn Rindi Antika Sari 70 14 Selly Andriani 15 Sri Lestari 80 16 Tiara Prafanadifta 80 17 Titik Juariyah 18 Titis Efitasari 80 19 Titis Handayani 80 20 Veronika 21 Vivia Ayuntari Kushartini 80 22 Yuandita 80 23 Yudhit Srinita Susilowati 80 24 Yuliana Christy 80 25 Yuliani Kristianti 80 26 Yunus Adi Wibowo 80 27 Yuyun Kristianingsih 80 28 Arti Mentari 100
Keterangan: nilai (skor dasar) dalam Siklus II ini, diambil dari nilai kuis Siklus I
DAFTAR NAMA KELOMPOK STAD
Kelompok I Kelompok II Kelompok III Nite Choira Dhaci Ari Mentari Vivia Ayuntari K Nika Puji L Nanda Karya Triasari Oktaveni Putri Hartanti Rika Wulaningsih Putri Ayuningtyas C Putri Vera Setianingsih Ririn Rindi Antika S Mila Ayu Wandari Selly Andriani Yuliana Christy Milda Kristiyanti
Kelompok IV Kelompok V Kelompok VI Yuliani Kristianti Tiara Prafanadivta Yudhit Srinita S Rahma Prananing Titis Efitasari Titis Handayani Veronika Yuandita Sri Lestari Putri Dewi Yuliana Monica Alvina Cahyadi Yunus Adi W Titik Juariyah Yuyun Kristianingsih
DAFTAR NILAI KUIS SIKLUS II
Kelas : X Akuntansi 2 Mata Pelajaran : Akuntansi Perusahaan Dagang Materi : Menyelesaikan Neraca Lajur
NO. NAMA NILAI
1 Mila Ayu Wandari 100 2 Milda Kristiyanti 88 3 Monica Alvina Cahyadi 4 Nanda Karya Triasari 100 5 Nika Puji Lestari 95 6 Nite Choria Dachi 93 7 Oktaveni Putri Hartanti 90 8 Putri Ayuningtyas Chrisina Cahya I 100 9 Putri Dewi Yuliana 96 10 Putri Vera Setianingsih 91 11 Rahma Prananingtyas 96 12 Rika Wulaningsih 100 13 Ririn Rindi Antika Sari 91 14 Selly Andriani 81 15 Sri Lestari 95 16 Tiara Prafanadifta 100 17 Titik Juariyah 96 18 Titis Efitasari 100 19 Titis Handayani 90 20 Veronika 96 21 Vivia Ayuntari Kushartini 96 22 Yuandita 100 23 Yudhit Srinita Susilowati 94 24 Yuliana Christy 90 25 Yuliani Kristianti 96 26 Yunus Adi Wibowo 27 Yuyun Kristianingsih 93 28 Arti Mentari 100
TABEL HASIL SKOR TIM SIKLUS II
Kelompok 1
No. Anggota Skor Dasar
Skor Kuis I
Skor Perbaikan Rata-rata
1 Nite Choria D 70 93 30 2 Nika Puji L 90 95 20 3 Rika Wulaningsih 90 100 20 120 4 Ririn Rindi Antika S 70 91 30 5 5 Yuliana Christy 80 90 20
Jumlah 400 469 120 Skor Tim 24 Penghargaan Super Team Tim Kelompok 2
No. Anggota Skor Dasar
Skor Kuis I
Skor Perbaikan Rata-rata
1 Ari Mentari 100 100 30 2 Nanda Karya Triasari 100 30 120 3 Putri Ayuningtyas C 80 100 30 4 4 Mila Ayu Wandari 100 30
Jumlah 180 400 120 Skor Tim 30 Penghargaan Super Team Tim Kelompok 3
No. Anggota Skor Dasar
Skor Kuis I
Skor Perbaikan Rata-rata
1 Vivia Ayuntari K 80 96 30 2 Oktaveni Putri H 80 90 20 3 Putri Vera S 90 91 20 130 4 Selly Andriani 81 30 5 5 Milda Kristiyanti 50 88 30
Jumlah 300 446 130 Skor Tim 26 Penghargaan Super Team Tim
Kelompok 4
No. Anggota Skor Dasar
Skor Kuis I
Skor Perbaikan Rata-rata
1 Yuliani Kristianti 80 96 30 2 Rahma Prananing 80 96 30 3 Veronika 96 30 140 4 Putri Dewi Yuliana 90 96 20 5 5 Titik Juariyah 96 30
Jumlah 250 480 140 Skor Tim 28 Penghargaan Super Team Tim Kelompok 5
No. Anggota Skor Dasar
Skor Kuis I
Skor Perbaikan Rata-rata
1 Tiara Prafanadivta 80 100 30 2 Titis Efitasari 80 100 30 3 Yuandita 80 100 30 95
4 Monica Alvina Cahyadi 60 5 4
Jumlah 300 300 95 Skor Tim 24 Penghargaan Super Team Tim Kelompok 6
No. Anggota Skor Dasar
Skor Kuis I
Skor Perbaikan Rata-rata
1 Yudhit Srinita S 80 94 30 2 Titis Handayani 80 90 20 3 Sri Lestari 80 95 30 115 4 Yunus Adi W 80 5 5 5 Yuyun Kristianingsih 80 93 30
Jumlah 400 372 115 Skor Tim 23 Penghargaan Super Team Tim
LEMBAR OBSERVASI
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVIONS (STAD)
PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI DAGANG KELAS X AK 2
SIKLUS II
(Pengamatan pada siswa)
Hari / Tanggal : 31 Maret, 1 April dan 3 April 2009
Nama pengamat : Novia Purnawati
Lembar ini diisi oleh pengamat pada saat proses pembelajaran. Lembar observasi
ini mencatat aspek-aspek pengukuran dari setiap peserta didik dengan penerapan
model pembelajaran kooperatif tipe STAD.
Untuk kegiatan apersepsi dan kegiatan pembelajaran:
Skor 3 : Siswa Aktif dengan dengan nilai Baik (B)
Skor 2 : Siswa Cukup Aktif dengan nilai Cukup (C)
Skor 1 : Siswa Kurang/ tidak aktif dengan nilai Kurang (K)
Untuk ketelitian dan ketepatan menyelesaikan soal:
Skor 3 : Siswa teliti dalam menyelesaiakan soal dengan nilai Baik (B)
Skor 2 : Siswa cukup teliti dalam menyelesaikan soal dengan nilai Cukup (C)
Skor 1: Siswa kurang teliti/ tidak teliti dalam mengerjakan soal dengan nilai Kurang
(K)
No Nama Siswa Aspek yang Diamati
Keaktifan
siswa
selama
apersepsi
Keaktifan
siswa dalam
mengikuti
pembelajaran
Ketelitian dan
ketepatan
siswa dalam
menyelesaikan
soal
Nilai
kuis
Ketuntasan
belajar(
SKM
minimal
75)
1 Mila Ayu Wandari B = 3 B = 3 B = 3 100 T
2 Milda Kristiyanti B = 3 B = 3 C = 2 88
T
3 Monica Alvina C C = 2 C = 2 K = 1
TS
4 Nanda Karya T B = 3 B = 3 B = 3 100
T
5 Nika Puji Lestari B = 3 B = 3 B = 3 95
T
6 Nite Choria Dachi B = 3 B = 3 B = 3 93
T
7 Oktaveni Putri H B = 3 B = 3 B = 3 90
T
8 Putri Ayuningtyas CCI
B = 3 B = 3 B = 3 100
T
9 Putri Dewi Yuliana B = 3 B = 3 B = 3 96
T
10 Putri Vera S C = 2 B = 3 B = 3 91
T
11 Rahma Prananing B = 2 B = 3 B = 3 96
T
12 Rika Wulaningsih B = 3 B = 3 B = 3 100
T
13 Ririn Rindi A S B = 3 B = 3 B = 3 91
T
14 Selly Andriani C = 2 C = 2 C= 2 81
T
15 Sri Lestari C = 2 B = 3 B = 3 95
T
16 Tiara Prafanadifta B = 3 B = 3 B = 3 100
T
17 Titik Juariyah C = 2 B = 3 B = 3 96
T
18 Titis Efitasari B = 3 B = 3 B = 3 100
T
19 Titis Handayani B = 3 B = 3 B = 3 90
T
20 Veronika C = 2 C = 2 B = 3 96
T
21 Vivia Ayuntari K B = 3 B = 3 B = 3 96
T
22 Yuandita B = 3 B = 3 B = 3 100
T
23 Yudhit Srinita S B = 3 B = 3 B = 3 94
T
24 Yuliana Christy B = 3 B = 3 B = 3 90
T
25 Yuliani Kristianti B = 3 B = 3 B = 3 96
T
Aspek yang dinilai: Keaktifan siswa selama apersepsi B = 63, C = 12, K= 1 B = 63 X 100% = 82.9%, C = 12 X 100% = 15.79% , K = 1 X 100% = 1.32% 76 76 76 Keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran B = 72 , C = 6 , K = 1 B = 72 X 100% = 91.14%, C = 6 X 100% = 7.6%, K = 1 X 100% = 1.26% 79 79 79 Ketelitian dalam menyelesaikan soal B = 72, C = 4, K =2 B = 75 X 100% = 92.6%, C = 4 X 100% = 4.94%, K= 2 X 100% = 2.46% 81 81 81 Ketuntasan belajar (SKM minimal 75) Ketuntasan = jumlah siswa yang tuntas x 100% Jumlah siswa Ketuntasan = 26 siswa x 100% 28 siswa = 92.86%
26 Yunus Adi Wibowo K = 1 K = 1 K = 1
TS
27 Yuyun K B = 3 B = 3 B = 3 93
T
28 Arti Mentari B = 3 B = 3 B = 3 100
T
76 79 81
LEMBAR OBSERVASI HASIL BELAJAR SISWA KELAS X AK 2 SMK NEGERI 3 SURAKARTA
KELAS X AKUNTANSI 2 SMK KRISTEN 1 SURAKARTA
NO. NAMA NILAI SKOR DASAR SIKLUS I SIKLUS II
1 Mila Ayu Wandari 87 100 2 Milda Kristiyanti 29 50 88 3 Monica Alvina Cahyadi 56 60 4 Nanda Karya Triasari 79 100 5 Nika Puji Lestari 82 90 95 6 Nite Choria Dachi 97 70 93 7 Oktaveni Putri Hartanti 45 80 90 8 Putri Ayuningtyas Chrisina Cahya I 46 80 100 9 Putri Dewi Yuliana 47 90 96 10 Putri Vera Setianingsih 60 90 91 11 Rahma Prananingtyas 41 80 96 12 Rika Wulaningsih 91 90 100 13 Ririn Rindi Antika Sari 79 70 91 14 Selly Andriani 45 81 15 Sri Lestari 70 80 95 16 Tiara Prafanadifta 81 80 100 17 Titik Juariyah 17 96 18 Titis Efitasari 58 80 100 19 Titis Handayani 69 80 90 20 Veronika 19 96 21 Vivia Ayuntari Kushartini 98 80 96 22 Yuandita 58 80 100 23 Yudhit Srinita Susilowati 85 80 94 24 Yuliana Christy 89 80 90 25 Yuliani Kristianti 97 80 96 26 Yunus Adi Wibowo 48 80 27 Yuyun Kristianingsih 56 80 93 28 Arti Mentari 100 100 100
Gambar 1. Guru mempresentasikan materi siklus II
Gambar 2. Siswa mendiskusikan soal materi pada siklus II
Gambar 3. Siswa mempresentasikan soal diskusi pada siklus II
Gambar 4. Siswa mengerjakan soal kuis pada siklus II
PEDOMAN WAWANCARA PENERAPAN
Congratulation to:
… … … … … . (Member’ s
name)
GREAT Team
Congratulation to:
… … … … … .
(Member’ s
name)
Super Team
Congratulation to:
… … … … … . (Member’ s
name)
Good Team
MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD
(Untuk Guru)
Responden Variabel Indikator Daftar Pertanyaan
Guru
Penerapan
model
pembelajaran
kooperatif
Tipe
Student Teams
Achievement
Divisions
(STAD)
a.Pengertian
model
pembelajaran
kooperatif
b. Pelaksanaan
model
pembelajaran
kooperatif
Tipe Student
Teams
Achievement
Divisions
(STAD)
c. Penilaian
1. Bagaimana pemahaman Ibu
tentang model pembelajaran
kooperatif?
2. Apa kelebihan dari pelaksanaan
model pembelajaran kooperatif?
1. Apakah siswa dapat lebih mudah
menguasai materi dengan adanya
penerapan model pembelajaran
ini?
2. Apakah model pembelajaran
kooperatif STAD dapat
meningkatkan prestasi belajar
siswa dibandingkan dengan
Model Pembelajaran
sebelumnya?
3. Bagaimana tanggapan atau
reaksi siswa dengan adanya
pelaksanaan model pembelajaran
kooperatif STAD ini?
1. Aspek apa sajakah yang dinilai
menurut Ibu dalam penerapan
model pembelajaran kooperatif
STAD ini?
2. Bagaimana cara Ibu melakukan
penilaian dalam pelaksanaan
Model Pembelajaran STAD?
3. Apakah langkah-langkah model
STAD mudah diterapkan untuk
pelajaran akuntansi dagang?
4. Apakah Ibu bersedia menerapkan
model pembelajaran kooperatif
STAD dalam mengajar pada
pertemuan selanjutnya?
ANGKET TANGGAPAN SISWA KELAS X AKUNTANSI 2 TERHADAP
PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF
TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD)
Petunujuk pengisian:
1. Tulis nama anda, kelas dan nomor absen pada tempat yang telah disediakan
2. Beri tanda silang (X) pada pilihan yang anda anggap paling benar.
3. Bacalah setiap item dengan teliti
Nama :
Kelas :
No. absent :
Daftar Pertanyaan:
1. Saya lebih suka menyelesaikan soal akuntansi dagang dengan belajar dalam
tim/kelompok daripada menyelesaikan soal secara individu
a. Sangat setuju b. Setuju c. Kurang setuju d. Tidak setuju
2. Saya lebih mudah memahami materi pelajaran akuntansi dagang dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif STAD daripada model
pembelajaran konvensional yang diterapkan guru sebelumnya
a. Sangat setuju b. Setuju c. Kurang setuju d. Tidak setuju
3. Saya lebih aktif dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar setelah
diterapkannya model STAD
a. Sangat setuju b. Setuju c. Kurang setuju d. Tidak setuju
4. Prestasi belajar (nilai) saya mengalami perubahan setelah diterapankannya
model pembelajaran STAD
a. Sangat setuju b. Setuju c. Kurang setuju d. Tidak setuju
5. Menurut saya, model pembelajaran kooperatif STAD cocok diterapkan dalam
pelajaran akuntansi dagang
a. Sangat setuju b. Setuju c. Kurang setuju d. Tidak setuju
Hasil Wawancara dengan Guru Akuntansi Dagang
Kelas X SMK Kristen 1 Surakarta
Nama informan : Dra. Nunik Heriyanti, S.Pd.
Tanggal wawancara :
Waktu :
Pewawancara : Novia Purnawati
1. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif
P : Bagaimana pemahaman Ibu tentang model pembelajaran kooperatif?
I : ……………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
P :Apakah kelebihan yang diperoleh dari pelaksanaan model pembelajaran
tersebut?
I :…………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………..
2. Pelaksanaan model pembelajaran kooperatif Tipe Student Teams
Achievement Divisions (STAD)
P : Bagaimana peranan model pembelajaran kooperatif STAD terhadap
peningkatan hasil belajar siswa?
I : ……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………..
P : Apakah model pembelajaran kooperatif STAD dapat meningkatkan
hasil belajar siswa dibandingkan dengan model pembelajaran
sebelumnya?
I : ……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………..
P : Apakah siswa dapat lebih mudah mengusasi materi dengan adanya
penerapan model pembelajaran ini?
I :…………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………..
P : Bagaimana tanggapan atau reaksi siswa dengan adanya pelaksanaan
model pembelajaran ini?
I : ……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………..
3. Penilaian
P : Aspek apa sajakah yang dinilai menurut Ibu dalam penerapan model
pembelajaran kooperatif STAD ini?
I : ……………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………..
P : Bagaimana cara Ibu melakukan penilaian dalam pelaksanaan model
pembelajaran STAD?
I : ……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………….
P : Apakah langkah-langkah model STAD mudah diterapkan untuk
pelajaran Akuntansi Dagang?
I : ……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
P : Apakah Ibu bersedia menerapkan model pembelajaran kooperatif STAD
dalam mengajar pada pertemuan selanjutnya?
I : ……………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………….
Hasil Wawancara dengan Guru Akuntansi Dagang
Kelas X SMK Kristen 1 Surakarta
Nama informan : Dra. Nunik Heriyanti, S.Pd.
Tanggal wawancara : 29 April 2009
Waktu : pukul 10.30 WIB
Pewawancara : Novia Purnawati
4. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif
P : Bagaimana pemahaman Ibu tentang model pembelajaran kooperatif?
I : Menurut saya, dalam pembelajaran ini dibentuk adanya kelompok-
kelompok siswa yang pemilihan anggotanya dibentuk dari siswa yang
pandai, sedang dan kurang pandai untuk membahas suatu masalah/ sub
kompetensi/ kompetensi.
P :Apakah kelebihan yang diperoleh dari pelaksanaan model pembelajaran
tersebut?
I : Kelebihan yang diperoleh dari model tersebut antara lain:
· Adanya kerja sama antar siswa
· Munculnya keberanian mengungkapkan pendapat
· Meningkatkan rasa percaya diri
· Berani mempertahankan pendapat
· Saling melengkapi satu sama lain dalam mengungkapkan pendapat
5. Pelaksanaan model pembelajaran kooperatif Tipe Student Teams
Achievement Divisions (STAD)
P : Bagaimana peranan model pembelajaran kooperatif STAD terhadap
peningkatan hasil belajar siswa?
I : Peranan model tersebut antara lain:
· Siswa dilatih lebih percaya diri untuk berani dalam berkomunikasi
dan berusaha mengembangkan wawasan saat presentasi.
· Siswa lebih aktif dalam kegiatan belajar mengajar.
· Siswa lebih siap dalam pelaksanaan evaluasi
P : Apakah model pembelajaran kooperatif STAD dapat meningkatkan
hasil belajar siswa dibandingkan dengan model pembelajaran
sebelumnya?
I : Ya. Karena model tersebut mendorong siswa untuk lebih kreatif dan
berani mengemukakan pendapat.
P : Apakah siswa dapat lebih mudah mengusasi materi dengan adanya
penerapan model pembelajaran ini?
I : Menurut saya siswa lebih bisa memahami materi karena mereka
dituntut untuk belajar lebih giat.
P : Bagaimana tanggapan atau reaksi siswa dengan adanya pelaksanaan
model pembelajaran ini?
I : Saya merasakan respon yang positif dari siswa.
6. Penilaian
P : Aspek apa sajakah yang dinilai menurut Ibu dalam penerapan model
pembelajaran kooperatif STAD ini?
I : Aspek yang dinilai antara lain:
· Kekompakan kelompok
· Penguasaan materi
· Kreatifitas kelompok/ anggota
· Cara menanggapi masalah/ pertanyaan.
P : Bagaimana cara Ibu melakukan penilaian dalam pelaksanaan model
pembelajaran STAD?
I : Saya menilai berdasarkan tiga aspek, yaitu:
· Pengamatan saat kegiatan belajar mengajar.
· Lisan, yaitu saat mereka menjawab pertanyaan
· Tes tertulis.
P : Apakah langkah-langkah model STAD mudah diterapkan untuk
pelajaran Akuntansi Dagang?
I : Saya rasa cukup mudah diterapkan, hanya saja butuh waktu yang
banyak dalam pelaksanaannya.
P : Apakah Ibu bersedia menerapkan model pembelajaran kooperatif STAD
dalam mengajar pada pertemuan selanjutnya?
I : Kemungkinan saya akan mempraktekkannya lagi karena model itu
cukup cocok diterapkan pada pelajaran akuntansi.
TANGGAPAN SISWA MENGENAI PENERAPAN
MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE
STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD)
Tanggapan Siswa Poin Pernyataan
SS S KS TS
Jumlah
siswa
A Saya lebih suka menyelesaikan soal akuntansi
dagang dengan belajar dalam tim/ kelompok
dari pada menyelesaikan soal secara individu
10 15 2 - 27
B Saya lebih mudah memahami materi
akuntansi dagang dengan model pembelajaran
kooperatif STAD daripada model
pembelajaran konvensional yang diterapkan
guru sebelumnya.
2 25 - - 27
C Saya lebih aktif dalam mengukuti kegiatan
belajar mengajar setelah diterapkannya model
STAD
3 21 3 - 27
D Prestasi belajar (nilai) saya mengalami
perubahan setelah diterapkannya model
STAD.
6 17 4 - -
E Menurut saya, model pembelajaran kooperatif
STAD cocok diterapkan dalam pelajaran
akuntansi dagang
10 13 4 - 27
Tabel 6. Tanggapan siswa untuk model STAD
Keterangan:
SS = Sangat Setuju
S = Setuju
KS = Kurang Setuju
TS = Tidak Setuju
Pernyataan:
Profil Hasil Tanggapan Siswa mengenai Penerapan model pembelajaran
Kooperatif Tipe STAD
0
5
10
15
20
25
SS S KS TS
A B
C D
E
Gambar 11. Grafik Tanggapan Siswa
Keterangan:
Poin Pernyataan
A Saya lebih suka menyelesaikan soal akuntansi dagang dengan belajar dalam tim/
kelompok dari pada menyelesaikan soal secara individu
B Saya lebih mudah memahami materi akuntansi dagang dengan model pembelajaran
kooperatif STAD daripada model pembelajaran konvensional yang diterapkan guru
sebelumnya.
C Saya lebih aktif dalam mengukuti kegiatan belajar mengajar setelah diterapkannya
model STAD
D Prestasi belajar (nilai) saya mengalami perubahan setelah diterapkannya model
STAD.
E Menurut saya, model pembelajaran kooperatif STAD cocok diterapkan dalam
pelajaran akuntansi dagang
PERSENTASE TANGGAPAN SISWA MENGENAI
PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE
STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS
(STAD)
Persentase Tanggapan Pernyataan
SS S KS TS
A 37,03% 55,56% 7,41% -
B 7,41% 92,59% - -
C 11,11% 77,78% 11,11% -
D 22,22% 62,97% 14,81% -
E 37,04% 48,15% 14,81% -
Tabel 7. Persentase tanggapan siswa
Keterangan:
SS = Sangat Setuju
S = Setuju
KS = Kurang Setuju
TS = Tidak Setuju
1. Tugas, Wewenang dan Tanggung Jawab Masing-Masing Jabatan
a. Kepala Sekolah
1) Tugas
Pengelolalaan teknik edukatif program diklat berdasarkan visi dan misi
sekolah, yaitu :
- Menjabarkan, melaksanakan, dan mengembangkan program diklat
kurikulum tingkat satuan pendidikan.
- Mengelola unsur pokok manajemen sekolah : man
(guru,karyawan,murid), money (dari orang tua murid dan pemerintah),
dan material (fasilitas berupa gedung, perabot sekolah, alat-alat
pelajaran teori dan praktek).
- Mengadakan kerjasama dengan pihak luar seperti orang tua, pengguna
produk (tamatan), jajaran pemerintah.
2) Wewenang
Menyelenggarakan seluruh kegiatan yang berhubungan dengan
penyelenggaraan pendidikan di sekolah, yang meliputi :
- Perencanaan program kerja sekolah, RIPS,RAPBS,RENSTRA
- Pengorganisasian seluruh program kegiatan sekolah
- Memonitor dan mengevaluasi seluruh kegiatan
- Menentukan kebijakan untuk perbaikan selanjutnya
3) Tanggung jawab
- Bertanggung jawab kepada pemerintah kota dan dinas pendidikan
- Bertanggung jawab kepada pengurus perhimpunan pendidikan kristen
surakarta
- Bertanggung jawab atas terselenggaranya pendidikan di sekolah sesuai
visi dan misi sekolah.
b. QMR
1) Tugas
- Memeriksakan kecukupan dokumen pedoman mutu pada sistem
manajemen mutu
- Mengesahkan dokumen standard operating prosedure (SOP) pada
sistem manajemen mutu
2) Wewenang
Mengatur, menumbuhkan kesadaran tentang pentingnya harapan
stakeholders, mengendalikan dan mengembangkan sistem dariseluruh
proses yang terjadi sesuai dengan ketentuan dalam dokumen mutu serta
kewenangan untuk menjalin hubungan dengan pihak luar khususnya
mengenai siatem manajemen mutu
3) Tanggung jawab
- Memastikan bahwa proses yang diperlukan untuk pelaksanaan Sistem
Manajemen Mutu ditetapkan, diterapkan, dan dipelihara.
- Melaporkan kepada kepala sekolah tentang kinerja sistem manajemen
mutu di sekolah dan kebutuhan apapun untuk perbaikannya.
- Membangkitkan kesadaran di sekolahtentang pentingnya harapan
stakeholders
- Menjadi penghubung dengan pihak luar dalam masalah yang berkaitan
dengan sistem manajemen mutu sekolah.
c. WKS 1
1) Tugas
- Menjabarkan kurikulum menjadi program operasional diklat di sekolah
melalui analisis kurikulum, sinkronisasi, menetapkan kurikulum
validasi
- Menetapkan program pembelajaran, jadwal kegiatan, pembagian tugas
mengajar, jadwal pelajaran, dan bahan ajar
- mengorganisasi kegiatan belajar mengajar baik teori maupun praktek
yang terdiri dari : persiapan kegiatan belajar mengajar, pelaksanaan
kegiatan belajar mengajar, evaluasi hasil belajar, analisis evaluasi hasil
belajar, perbaikan dan pengayaan.
- Mengelola administrasi pendidikan
- Merencanakan dan menyusun progrm pengembangan kurikulum
- Bersama WKS 2 melaksanakan kegiatan PSB
2) Wewenang
Menyelenggarakan seluruh kegiatan yang berhubungan dengan pendidikan
di sekolah yang berkaitan dengan kegiatan belajar mengajar
3) Tanggung jawab
Bertanggung jawab kepada kepala sekolah atas terlaksananya kegiatan
belajar mengajar.
d. WKS 2
1) Tugas
- Menyusun program kesiswaan dan mengkoordinasi pelaksanaannya
- Mengkoordinasi pelaksanaan dan npendampingan siswa
- Memonitor dan mengevaluasi seluruh kegiatan kesiswaan
- Merencanakan dan melaksanakan pendaftaran dan penerimaan siswa
baru
- Menegakkan disiplin tata tertib siswa
- Pembianaan dan pengembangan kepribadian siswa
- Pembinaan OSIS dan ekstrakurikuler
- Mengelola administrsai kegiatan siswa
- Memperhatikan, memelihara, dan menjaga suasana sekolah
- Merencanakan, membuat, dan merevisi buku pedoman siswa
2) Wewenang
- Menyelenggarakan PSB
- Penanganan ketertiban siswa
- Menyelenggarakan BP/BK
3) Tanggung jawab
Bertanggung jawab kepada kepala sekolah dalam penyelenggaraan PSB
dan kegiatan bidang kesiswaan
e. WKS 3
1) Tugas
- Menyusun program pemberdayaan dan pengembangan ketenagaan
- Mengerahakan urusan ketenagaan agar berfungsi sebagai man
fungsinya
- Secara rutin menyampaikan hasil kerja kepada kepala sekolah
- Memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan pemberdayaan dan
pengembangan ketenagaan
- Menetapkan kompetensi personil sesuai dengan tugas masing-masing
- Pendampingan seluruh guru sekolah
- Mengusulkan kebutuhan guru
- Mengusulkan pengembangan kemampuan guru
2) Wewenang
merencanakan pembinaan dan pengembangan karir serta kebutuhan tenaga
pendidik
3) Tanggung jawab
Bertanggung jawab kepada kepala sekolah dan membina, memberdayakan
dan pengembangan tenaga pendidik
f. WKS 4
1) Tugas
- Menyusun program kerja sama dengan DU/DI dan instansi
- Menjalin kerja sama dengan DU/DI dan instansi terkait
- Mempromosikan potensi sekolah
- Memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan program yang berkaitan
dengan hubungan masyarakat
2) Wewenang
Menyusun program kerja sama dengan melaksanakan promosi, komunikasi
dan kerja sam di DU/Di dan instansi terkait
3) Tanggung jawab
Bertanggung jawab kepada kepala sekolah atas terwujudnya kerja sama
dengan DU/DI dan instansi terkait
g. KAPRO
1) Tugas
Menyusun program jurusan dengan menkoordinasikan pelaksanaannya,
meliputi :
- Bersama WKS 1 menyusun jadwal kegiatan belajar mengajar praktek
- Membuat tat tertib laboratorium
- Menentukan kebutuhan bahan dan alat kegiatan belajar mengajar
praktek
- melaksanakan perbaikan dan perawatan sarana dan prasarana kegiatan
belajar mengajar praktek
- melaksanakan pengembangan laboratorium
2) Wewenang
Merencanakan dan melaksanakan seluruh kegiatan belajar mengajar
praktek yang diprogramkan keahlian masing- asing
3) Tanggung jawab
Bertanggung jawab kepada kepala sekolah atas terwujudnya kegiatan
belajar mengajar praktek dan pengelolaan laboraturium
h. Wali Kelas
1) Tugas
- Mewakili kepala sekolah dan orang tua dalam pembianaan siswa
- Membina kepribadian, ketertiban, dan kekeluargaan
- Membantu pengembangan peningkatan kecerdasan dan keterampilan
siswa
- evaluasi nilai rapor dan kenaikan kelas
- membatu WKS 1 dan WKS 2 dalam permasalahan yang terkait
- Membuat catatan tentang :
o Situasi keluarga dan ekonomi
o Ketidakhadiran, pelanggaran, dan perilaku siswa
o Prestasi akademik masing-masing
2) Wewenang
Melaksanakan kegiatan yang berhubungan dengan pendampingan dan
monitoring kelas
3) Tanggung jawab
Bertanggung jawab kepada kepala sekolah atas terlaksanaya pendampingan
dan monitoring kelas
i. Guru
1) Tugas
Melaksanakan program kegiatan belajar mengajar, yang meliputi :
- Persiapan meliputi analisis kurikulum, membuat SAP
- Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar
- Evaluasi
- Analisis
- Perbaikan
2) Wewenang
Melaksanakan seluruh kegiatan yang berhubungan dengan tugas mengajar
3) Tanggung jawab
Bertanggung jawab kepada kepala sekolah berkenaan dengan kegiatan
belajar mengajar menurut tingkat yang diajarkan.