Penerapan Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (Ctl) Dalam Meningkatkan Hasil Belajar...
-
Upload
romadonie21 -
Category
Documents
-
view
2.493 -
download
1
Transcript of Penerapan Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (Ctl) Dalam Meningkatkan Hasil Belajar...
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING
AND LEARNING (CTL) DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
IPS SISWA KELAS V.A SEKOLAH DASAR NEGERI 183 TAMPAN
KOTA PEKANBARU
S K R I P S I
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
OLEH:
DARMITA
NIM. 1005187011
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU KEPENDIDIKAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2012
ABSTRAK
Darmita. 2012. Penerapan Model Pembelajaran Contextual Teaching And
Learning (CTL) Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas
V.A Sekolah Dasar Negeri 183 Tampan Kota Pekanbaru. Skripsi.
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Jurusan Ilmu
Pendidikan FKIP Universitas Riau.
Kata Kunci: Model CTL, Meningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa
Model pembelajaran CTL merupakan suatu pendekatan dalam
pembelajaran, yang menekankan pada proses keterlibatan siswa secara
penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan
menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata. Sehingga dengan
penerapan model ini siswa lebih berperan dari pada guru dalam
pembelajaran. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apakah
Penerapan Model Pembelajaran CTL Dapat Meningkatkan Hasil Belajar
IPS Siswa Kelas V.A Sekolah Dasar Negeri 183 Tampan Kota
Pekanbaru Pada Materi Pokok Menghargai Peranan Tokoh Pejuang dan
Masyarakat Dalam Mempersiapkan dan Mempertahankan Kemerdekaan
Indonesia. Untuk itu penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil
belajar IPS siswa Kelas V.A SDN 183 Tampan Pekanbaru Tahun
Pelajaran 2011/2012 yang berjumlah 40 orang siswa. Hal demikian
dapat diketahui dari: Peningkatan aktivitas belajar siswa dari setiap
pertemuan adalah sebesar 72,34, dengan kategori “baik”; Peningkatan
aktivitas guru dalam pembelajaran dari setiap pertemuan adalah sebesar
77,50, dengan kategori “baik”. Peningkatan hasil belajar siswa secara
individu dari setiap pertemuan adalah adalah sebesar 77,92 dengan
kategori “sangat baik”; dan Peningkatan hasil belajar siswa secara
klasikal dari setiap pertemuan adalah sebesar 80,83% dengan kategori
“amat baik”. Dari hasil penelitian yang dilakukan, dan dapat
disimpulkan bahwa Penerapan Model Pembelajaran CTL dapat
meningkatkan hasil belajar siswa pada kelas V.A Sekolah Dasar Negeri
183 Tampan Pekanbaru Tahun Pelajaran 2011/2012.
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, yang memberikan
taufik dan hidayah-Nya serta nikmat yang tak terhingga, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi dengan judul: “Penerapan Model Pembelajaran Contextual
Teaching and Learning (CTL) Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa
Kelas V.A Sekolah Dasar Negeri 183 Tampan Kota Pekanbaru”. Selanjutnya
shalawat serta salam tidak lupa penulis sampaikan kepada junjungan alam yakni
Nabi besar Muhammad SAW, yang merupakan seorang pejuang sejati yang telah
membawa ummatnya dari kehidupan yang penuh kebodohan sampai kepada
kehidupan yang penuh dengan ilmu penngetahuan dan akhlak mulia sebagaimana
kta rasakan sekarang.
Penelitian ini dilatar belakangi oleh suatu upaya untuk meningkatkan
hasil belajar siswa khususnya pada pembelajaran IPS di sekolah dasar yang dapat
mengembangkan hakikat pembelajaran IPS yaitu kognitif, afektif dan psikomotor.
Untuk menyelesaikan skripsi ini penulis banyak mendapatkan bimbingan
dan bantuan dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penulis tidak lupa
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ashaluddin Jali, MS, selaku Rektor Universitas Riau.
2. Bapak Dr. H. M. Nur Mustafa, M. Pd selaku Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Riau
3. Bapak Drs. Lazim. N. M.Pd, selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau.
4. Bapak Drs. Zulkifli, S.Pd, selaku Pembimbing I, dan Bapak Drs. H.
Damanhuri Daud, S.Pd, selaku Pembimbing II.
5. Yang berbahagia orang tua penulis; Ayahanda Bakri dan Teso Sakido , Ibunda
Katiamah dan Juminem (Almarhumah).
6. Suami tercinta (Achmad Yusuf) dan Anak-Anak tercinta (Ridza Fitria
Akhdar, Farhan Sakido), serta Keluarga Besar penulis.
7. Teman-teman seperjuangan pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah
Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau, yang tidak
dapat disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,
untuk itu kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan sangat penulis
harapkan. Semoga ini dapat memberikan manfaat, amin. Akhir kata penulis
mengucapkan terima kasih.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Pekanbaru, Juli 2012
Penulis
D A R M I T A
NIM. 1005187011
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
ABSTRAK ................................................................................................ i
KATA PENGANTAR .............................................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................................. iv
DAFTAR GAMBAR ................................................................................ vi
DAFTAR TABEL .................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................. 4
C. Tujuan Penelitian ............................................................... 5
D. Manfaat Penelitian ............................................................. 5
E. Defenisi Operasional .......................................................... 6
BAB II KONSEP TEORI
A. Model Pembelajaran Contextual Teaching and
Learning ............................................................................. 8
1. Pengertian ..................................................................... 8
2. Prinsip-Prinsip Pembelajaran CTL .............................. 10
3. Komponen Pembelajaran CTL ..................................... 12
4. Langkah-Langkah Penerapan Pembelajaran
CTL .............................................................................. 13
5. Kelebihan dan Kekurangan Model
Pembelajaran CTL ...................................................... 15
B. Hasil Belajar ....................................................................... 17
1. Pengertian ..................................................................... 17
2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil
Belajar .......................................................................... 18
3. Indikator Hasil Belajar ................................................. 19
4. Aktivitas Belajar Siswa ................................................ 21
C. Hubungan Penggunaan Model Pembelajaran
CTL dengan Hasil Belajar Siswa ....................................... 24
D. Hipotesis Tindakan............................................................. 25
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Setting Penelitian ............................................................... 26
B. Subjek Penelitian ................................................................ 26
C. Variabel Penelitian ............................................................. 26
D. Rencana Tindakan .............................................................. 27
E. Instrumen Penelitian........................................................... 29
F. Teknik Pengumpulan Data ................................................. 30
G. Teknik Analisis Data
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Tindakan ................................................................... 35
B. Pelaksanaan Tindakan Siklus I........................................... 36
1. Pertemuan Pertama....................................................... 36
2. Pertemuan Kedua ......................................................... 38
3. Pelaksanaan Ulangan Harian Siklus I .......................... 39
4. Refleksi Siklus I ........................................................... 40
C. Pelaksanaan Tindakan Siklus II ......................................... 42
1. Pertemuan Pertama....................................................... 42
2. Pertemuan Kedua ......................................................... 44
3. Ulangan Harian Siklus II .............................................. 45
4. Refleksi Siklus II .......................................................... 46
D. Analisis Hasil Penelitian .................................................... 47
1. Aktivitas Guru Dalam Pembelajaran ........................... 47
2. Aktivitas Siswa ............................................................ 49
3. Hasil Belajar Siswa ...................................................... 51
E. Pembahasan Hasil Penelitian ............................................. 54
1. Aktivitas Guru .............................................................. 54
2. Aktivitas Siswa ............................................................ 56
3. Ketuntasan Individu ..................................................... 57
4. Ketuntasan Klasikal ..................................................... 59
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ........................................................................ 61
B. Saran-Saran ........................................................................ 63
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 64
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Aktivitas Guru Dalam Pembelajaran ................................. 55
Gambar 4.2 Aktivitas Belajar Siswa ...................................................... 58
Gambar 4.3 Perbandingan Ketuntasan Individu .................................... 58
Gambar 4.4 Perbandingan Ketuntasan Klasikal .................................... 59
DAFTAR TABEL
Tabel III.1 Aktivitas Guru Dan Siswa .................................................. 33
Tabel III.2 Ketuntasan Hasil Belajar Siswa ......................................... 33
Tabel 4.1 Analisis Lembar Observasi Aktivitas Guru
Dalam Pembelajaran Di Kelas V.A Sekolah
Dasar Negeri 183 Tampan Pekanbaru Pada
Siklus I dan II ..................................................................... 48
Tabel 4.2 Rata-Rata Persentase Aktivitas Belajar Siswa
Dengan Menggunakan Model Pembelajaran
CTL Pada Siklus I dan II .................................................... 49
Tabel 4.3 Persentase Ketuntasan Belajar Secara Individu
Pada Siswa Kelas V.A Sekolah Dasar Negeri
183 Tampan Pekanbaru Siklus I dan II ............................. 51
Tabel 4.4 Persentase Ketuntasan Belajar Secara Klasikal
Pada Siswa Kelas V.A Sekolah Dasar Negeri
183 Tampan Pekanbaru Siklus I dan II ............................. 53
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I Jadwal Penelitian ............................................................. 66
Lampiran II Silabus ............................................................................. 67
Lampiran III Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ..................... 68
Lampiran IV Lembar Kerja Siswa (LKS) ............................................. 76
Lampiran V Rubrik Penilaian Aktivitas Guru Dan Lembar
Observasi Aktivitas Guru Selama Proses
Pembelajaran ................................................................... 80
Lampiran VI Rubrik Penilaian Aktivitas Siswa Dan Lembar
Observasi Aktivitas Siswa Dengan
Menggunakan Model CTL .............................................. 87
Lampiran VII Kisi-Kisi Soal .................................................................. 98
Lampiran VIII Soal Ulangan Harian ....................................................... 111
Lampiran IX Kunci Jawaban Soal Ulangan Harian .............................. 119
Lampiran X Skor Hasil Belajar Siswa ................................................. 121
Lampiran XI Dokumentasi Pelaksanaan Penerapan Model
Pembelajaran CTL ......................................................... 126
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan bidang kajian yang
diajarkan kepada peserta didik pada pendidikan formal yaitu sekolah. Karena,
bidang kajian ini memiliki pesan-pesan penting tentang kehidupan dan
keberlangsungan umat manusia. Oleh karena itu, pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS) sudah dikenalkan kepada peserta didik berada di
tingkat Sekolah Dasar (SD). Pelaksanaan pembelajaran Ilmu Pengetahuan
Sosial (IPS) mengacu kepada ketentuan Sistem Pendidikan Nasional.
Tujuan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) kepada siswa
kelas V tingkat Sekolah Dasar (SD) yaitu memberikan pengajaran kepada
peserta didik untuk menghargai besarnya peranan tokoh-tokoh perjuangan
serta masyarakat dalam mempersiapkan dan mempertahankan Kemerdekaan
Indonesia.
Agar tujuan pembelajaran tercapai, maka peran guru sangat
diharapkan, sehingga peserta didik benar-benar mampu menguasai dan
memahami dari setiap pembelajaran yang disampaikan. Untuk itu, guru harus
memilih dan menentukan model pembelajaran yang sesuai dan tepat agar
setiap materi yang diajarkan mudah dipahami. Dengan demikian, akan
berpengaruh terhadap hasil belajar siswa tersebut.
Hasil observasi sebelum penelitian dilakukan, diketahui hasil belajar
IPS siswa Kelas V.A Sekolah Dasar Negeri 183 Tampan Kota Pekanbaru
belum memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang telah
ditetapkan. Untuk ketuntasan individu yaitu 60, dan ketuntasan klasikal yaitu
70. Dari 40 orang siswa hanya 16 orang siswa yang mencapai Kriteria
Ketuntasan Minimum (KKM) dengan persentase 40,00%. Sementara jumlah
siswa yang mendapat nilai di bawah standar Kriteria Ketuntasan Minimum
(KKM) berjumlah 24 orang siswa dengan persentase 60,00%. Adapun nilai
rata-rata hasil belajar siswa IPS adalah 56,13%.
Dari observasi di atas, diketahui beberapa penyebab rendahnya hasil
belajar siswa Kelas V.A Sekolah Dasar Negeri 183 Tampan Kota Pekanbaru
khususnya pada pembelajaran IPS, yaitu:
1. Banyak siswa tidak terlibat dalam pembelajaran di kelas. Hal ini terlihat
dari banyaknya siswa yang tidak mengikuti arahan yang diberikan guru
dalam pada saat pembelajaran berlangsung.
2. Banyak siswa tidak dapat menemukan hubungan antara materi yang
dipelajari dengan situasi kehidupan nyata, yaitu kehidupan sehari-hari.
3. Rendahnya tingkat penguasaan dan pemahaman siswa.
4. Sebagian siswa merasa bosan dengan model pembelajaran yang diterapkan
guru saat pembelajaran IPS berlangsung, hal ini terlihat dari sikap siswa
yang kurang dalam memperhatikan pembelajaran yang disampaikan.
5. Banyak siswa yang tidak dapat mengerjakan tugas yang diberikan guru.
Hasil observasi di Kelas V.A Sekolah Dasar Negeri 183 Tampan Kota
Pekanbaru terutama pada pembelajaran IPS, ditemukan beberapa gelaja-gejala
sebagai berikut, yaitu:
1. Guru masih menggunakan model pembelajaran klasik dalam pembelajaran
IPS yaitu model pembelajaran ceramah dan tanya jawab. Model
pembelajaran ceramah masih menjadi pilihan dalam penyampaian materi,
sehingga siswa cenderung bosan, dan kurang bersemangat untuk belajar.
Dengan demikian, akan berdampak terhadap rendahnya kualitas
pembelajaran siswa, dan memungkinkan hasil belajar siswa akan menurun.
Sedangkan, metode tanya jawab merupakan salah satu metode yang
kurang efektif, karena tanpa disadari dalam metode ini hanya memberikan
kesempatan kepada siswa yang pintar dan aktif yang akan menjawab
pertanyaan yang diberikan, sehingga terbentuklah kesenjangan antara
siswa yang pintar dan siswa yang kurang pintar.
2. Belum adanya guru di Sekolah Dasar Negeri 183 Tampan Kota
Pekanbaru, yang menerapkan model pembelajaran Contextual Teaching
and Learning (CTL). Karena penerapan model pembelajaran Contextual
Teaching and Learning (CTL) bertujuan agar siswa terlibat secara penuh
untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya
dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat
menerapkannya dalam kehidupan mereka.
Berdasarkan beberapa penyebab dan gejala-gejala permasalahan di atas,
perlunya menemukan solusi alternatif sehingga siswa Kelas V.A Sekolah Dasar
Negeri 183 Tampan Kota Pekanbaru memperoleh hasil belajar Ilmu Pengetahuan
Sosial (IPS) yang optimal, di antaranya dengan menerapkan model pembelajaran
Contextual Teaching and Learning (CTL).
Model pembelajaran Contextual Teaching and Learning adalah konsep
belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan
situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara
pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka
sehari-hari (Tukiran, 2011: 49).
Setelah melakukan kajian sederhana, dimana model pembelajaran
Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan salah satu dari model
pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial
(IPS) siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri 183 Tampan Kota Pekanbaru, karena
dalam model pembelajaran CTL ini keterlibatan siswa secara dan siswa lebih
berperan aktif dari pada guru. Selanjutnya, siswa dapat memahami dan
menghubungkan secara langsung antara materi pembelajaran dengan kondisi yang
nyata yang ada di lingkungannya. Hal ini disebabkan adanya tujuh komponen
yang harus ada dan diterapkan dalam model pembelajaran tersebut, yaitu
kontruktivisme (Contructivism), bertanya (Questioning), menemukan (Inquiry),
masyarakat belajar (Learning Comunity), pemodelan (Modeling), dan penilaian
sebenarnya (Authentic Assessment)
Dengan menerapkan model pembelajaran Contextual Teaching and
Learning (CTL) diharapkan mampu meningkatkan hasil belajar Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS) siswa Kelas V.A Sekolah Dasar Negeri 183 Tampan
Kota Pekanbaru dengan pokok bahasan Persiapan Kemerdekaan Indonesia dan
Perumusan Dasar Negara.
Dari uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan
judul: “Penerapan Model Pembelajaran Contextual Teaching and
Learning (CTL) Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas
V.A Sekolah Dasar Negeri 183 Tampan Kota Pekanbaru”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas peneliti, maka dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut: “Apakah Penerapan Model Pembelajaran
Contextual Teaching and Learning Dapat Meningkatkan Hasil Belajar IPS
Siswa Kelas V.A Sekolah Dasar Negeri 183 Tampan Kota Pekanbaru?”.
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan hasil
belajar IPS siswa Kelas V.A SDN 183 Tampan Pekanbaru dengan penerapan
model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL).
D. Manfaat Penelitian
Penelitian tindakan ini diharapkan dapat bermanfaat untuk:
1. Siswa
a. Meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami model
pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL).
b. Meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas V.A Sekolah Dasar Negeri
183 Tampan Kota Pekanbaru.
c. Meningkatkan kualitas dan kuantitas proses belajar siswa kelas V.A
Sekolah Dasar Negeri 183 Tampan Kota Pekanbaru.
2. Guru
a. Sebagai bahan informasi untuk meningkatkan profesionalisme guru
kelas.
b. Memberikan sumbangan pengetahuan tentang model pembelajaran
Contextual Teaching and Learning (CTL) dalam belajar mengajar
dengan yang berkelanjutan.
c. Meningkatkan kualitas kegiatan mengajar bagi guru kelas.
3. Sekolah
a. Diharapkan dapat memanfaatkan model pembelajaran yang dapat
diterapkan pada guru-guru lainnya
b. Memberikan sumbangan pengetahuan tentang model pembelajaran
dalam belajar mengajar dengan pengajaran Contextual Teaching and
Learning (CTL) yang berkelanjutan.
c. Sebagai landasan untuk dapat dijadikan kajian lebih lanjut dalam
cakupan yang lebih luas.
E. Defenisi Operasional
Peneliti ingin menguraikan istilah-istilah yang ada pada judul skripsi
ini dengan tujuan agar tidak terjadi kesalahan dalam dalam menafsirkan judul,
yaitu:
Penerapan menurut kamus Bahasa Indonesia oleh Anwar (2001: 516)
adalah pemasangan, pengenaan prihal, dan mempraktekan. Adapun model
pembelajaran menurut menurut Joyce dalam Trianto (2007: 5) adalah suatu
perencanaan atau pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan
pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan
perangkat-perangkat pembelajaran termasuk didalamnya buku-buku, film,
komputer, kurikulum dan lain-lain.
Sementara model pembelajaran Contextual Teaching and Learning
(CTL) menurut Sanjaya (2009: 255) adalah Pembelajaran Contextual
Teaching and Learning adalah suatu pendekatan pembelajaran yang
menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat
menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi
kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya
dalam kehidupan mereka.
Hasil Belajar menurut Hamalik (2006: 51), adalah bila seseorang telah
belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari
tidak tahu menjadi tahu dan dari tidak mengerti menjadi mengerti. Adapun
peningkatan hasil belajar yang dikaji dalam penelitian ini adalah hasil belajar
dari aspek kognitif. Menurut Bloom dalam Poerwanto (2010: 43), secara garis
besar membagi hasil belajar ke dalam tiga ranah, di antaranya ranah kognitif,
berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni
pengetahuan hafalan, pemahaman atau komprehensif, penerapan aplikasi,
analisis, sintesis, dan evaluasi. Kedua aspek pertama disebut kognitif tingkat
rendah, dan keempat aspek berikutnya disebut kognitif tingkat tinggi.
Dari uraian defenisi konsep operasional di atas, maka dapat diketahui
dan dipahami bahwa dengan penerapan model pembelajaran Contextual
Teaching and Learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa, terutama hasil
belajar IPS siswa Kelas V.A Sekolah Dasar Negeri 183 Tampan Pekanbaru.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL)
1. Pengertian
Model pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus
dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara
efektif dan efisien (Rusman, 2010: 132). Model pembelajaran dapat dijadikan
pola pilihan, artinya guru boleh memilih model pembelajaran yang sesuai dan
efisien untuk mencapai tujuan pendidikannya (Rusman, 2010: 133). Adapaun
model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah suatu
pendekatan pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa
secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan
menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong
siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka (Sanjaya,
2009:255).
Menurut Candra (2010:23), mengemukakan tiga konsep yang harus
dipahami, yakni: 1) Contextual Teaching and Learning menekankan kepada
proses keterlibatan siswa untuk menemukan materi, artinya proses belajar
diorientasikan pada proses pengalaman langsung. 2) Contextual Teaching and
Learning mendorong agar siswa dapat menemukan hubungan antara materi
yang dipelajari dengan situasi kehidupan nyata, artinya siswa dituntut untuk
dapat menangkap hubungan antara pengalaman belajar di sekolah dengan
kehidupan nyata. 3) Contextual Teaching and Learning mendorong siswa
untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan, artinya Contextual Teaching
and Learning bukan hanya mengharapkan siswa dapat memahami materi yang
dipelajarinya.
Pengajaran dengan model pembelajaran Contextual Teaching and
Learning adalah suatu konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara
materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa
membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan penerapan
dalam kehidupan sehari-hari dengan melibatkan tujuh komponen utama
pembelajaran kontekstual, yakni kontruktivisme, bertanya, inkuiri, masyarakat
belajar, permodelan, dan penilaian nyata (Trianto, 2007:105).
Pengetahuan yang diperoleh dari hasil pemberitahuan orang lain, tidak
akan menjadi pengetahuan yang bermakna, pengetahuan yang demikian akan
mudah dilupakan dan tidak fungsional.
Dari asumsi dan karakteristik yang mendasarinya, maka terdapat
beberapa hal yang harus dipahami tentang belajar dalam pembelajaran
kontekstual (CTL), yakni:
a. Belajar bukanlah menghafal, akan tetapi proses mengkonstruksi
pengetahuan sesuai dengan pengalaman yang mereka miliki. Oleh karena
itulah, semankin banyak pengalaman maka akan semankin banyak pula
pengetahuan yang mereka peroleh.
b. Belajar adalah proses pemecahan belajar bukan sekadar mengumpulkan
fakta yang lepas-lepas, pengetahuan itu pada dasarnya merupakan
organisasi dari semua yang dialami, sehingga dengan pengetahuan yang
dimiliki akan berpengaruh terhada pola-pola perilaku manusia, seperti pola
piker, pola bertindak, kemampuan memecahkan persoalan termasuk
penampilan atau performance seseorang. Semangkin pengetahuan
seseorang luas dan mendalam, maka akan emangkin dalam berfikir.
c. Belajar secara kintekstual adalah belajar begaiman anak menghadap setiap
persoalan.
d. Belajar adalah proses pengalaman sendiri yang berkembang secara
bertahap dari yang sederhana menuju yang kompleks, oleh karena itu
belajar tidak dapat sekaligus akan tetapi sesuai dengan irama kemampuan
siswa.
e. Belajar pada hakikatnya adalah menangkap pengetahuan dari kenyataan,
oleh karena itu pengetahuan yang diperoleh adalah pengetahuan yang
memiliki makna untuk kehidupan anak (real world learning) (Sanjaya,
2009:256).
2. Prinsip-Prinsip Pembelajaran Contextual Teaching and Learning
Menurut Rusman (2010: 193-197), terdapat tujuh prinsip pembelajaran
Contextual Teaching and Learning, yaitu:
a. Kontruktivisme (contructivism)
Prinsip ini merupakan landasan berpikir (filosofi) dalam
pembelajaran Contextual Teaching and Learning, yaitu bahwa
pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit yang hasilnya
diperluas melalui konteks yang terbatas.
b. Menemukan (Inquiry)
Prinsip menemukan (inquiry) merupakan prinsip inti dari
pembelajaran Contextual Teaching and Learning, melalui upaya
menemukan akan memberikan penegasan bahwa pengetahuan dan
keterampilan serta kemampuan-kemampuan lain yang diperluas bukan
merupakan hasil dari mengingat seperangkat fakta-fakta, tetapi merupakan
hasil merumuskan sendiri.
c. Bertanya (Questioning)
Unsur lain yang menjadi karakteristik utama Contextual Teaching
and Learning adalah kemampuan dan kebiasaan untuk bertanya. Karena
pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang selalu dimulai dari bertanya.
Oleh karena itu, bertanya merupakan strategi utama dalam Contextual
Teaching and Learning.
d. Masyarakat Belajar (Learning Community)
Adapun maksud dari masyarakat belajar (Learning Community)
adalah membiasakan siswa untuk melakukan kerjasama dan
memanfaatkan sumber belajar dari teman-teman belajarnya. Seperti yang
disarankan dalam Learning Community, bahwa hasil pembelajaran
diperoleh dari kerjasama dengan orang lain melalui berbagai pengalaman
(sharing).
e. Permodelan (Modelling)
permodelan (Modelling) merupakan salah satu prinsip dalam
pembelajaran Contextual Teaching and Learning. Tahap permodelan dapat
dijadikan alternatif untuk mengembangkan pembelajaran, agar siswa bisa
memenuhi harapan siswa secara menyeluruh, dan membantu mengatasi
keterbatasan yang dimiliki oleh para guru dalam pembelajaran.
f. Refleksi (Reflection)
Refleksi adalah cara berpikir tentang apa yang terjadi atau baru
saja dipelajari. Dengan kata lain, refleksi adalah berpikir ke belakang
tentang apa-apa yang sudah dilakukan di masa lalu. Pada saat refleksi,
siswa diberi kesempatan untuk mencerna, menimbang, membandingkan,
menghayati, dan melakukan diskusi dengan dirinya sendiri (learning to
be).
g. Penilaian Sebenarnya (Authentic Assessment)
Prinsip terakhir dari pembelajaran Contextual Teaching and
Learning adalah melakukan penilaian. Tahap penilaian sebagai bagian dari
integral dari pembelajaran memiliki fungsi yang amat menentukan untuk
mendapatkan informasi kualitas proses dan hasil pembelajaran melalui
penerapan Contextual Teaching and Learning.
3. Komponen Pembelajaran Contextual Teaching and Learning
Menurut Elain dalam Rusman (2010: 192), komponen pembelajaran
Contextual Teaching and Learning meliputi:
a. Menjalin hubungan yang bermakna (making meaningful connections)
b. Mengerjakan pekerjaan-pekerjaan yang berarti (doing significant work)
c. Melakukan proses belajar yang diatur sendiri (self regulated learning)
d. Mengadakan kolaborasi (collaborating)
e. Berpikir kritis dan kreatif (critical and creative thinking)
f. Memberikan layanan secara individual (natural the individual)
g. Mengupayakan pencapaian standar yang tinggi (reaching hight standards)
h. Menggunakan asesmen autentik (using authentic assessment).
Bila diperhatikan dari beberapa komponen dalam pelaksanaan
Contextual Teaching and Learning, maka dapat diasumsikan bahwa dengan
terpenuhinya beberapa komponen di atas, maka model pembelajaran
Contextual Teaching and Learning dapat dilaksanakan sesuai yang
diharapkan.
4. Langkah-Langkah Penerapan Pembelajaran Contextual Teaching and
Learning
Secara garis besar langkah-langkah pembelajaran Contextual Teaching
and Learning sebagai berikut:
a. Kembangkan pemikiran bahwa anak belajar lebih bermakna dengan
sendiri, menemukan sendiri, dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan
pengetahuan baru.
b. Laksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri (menemukan) untuk semua
topik.
c. Kembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya.
d. Ciptakan masyarakat belajar.
e. Hadirkan contoh dalam pembelajaran.
f. Lakukan refleksi diakhir pembelajaran.
g. Lakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara (Trianto, 2007:
105).
Beberapa langkah pembelajaran Contextual Teaching and Learning
yang dikemukan Trianto di atas, senada dengan beberapa langkah yang
dikemukan Rusman (2010: 192).
Menurut Zahorik dalam Taniredja (2011: 51), terdapat lima langkah-
langkah model pembelajaran Contextual Teaching and Learning, yaitu:
a. Pengaktifan pengetahuan yang sudah ada (activating knowledge), artinya
apa yang dipelajari tidak lepas dari pengetahuan yang sudah dipelajari,
dengan demikian pengetahuan yang akan diperoleh siswa adalah
pengetahuan yang utuh, yang memiliki keterkaitan satu sama lain.
b. Cara belajar dalam rangka memperoleh dan menambah pengetahuan baru
(acquiring knowledge). Pengetahuan baru itu diperoleh dengan cara
deduktif, artinya pembelajaran dimulai dengan mempelajari secara
keseluruhan, kemudian memperhatikan detailnya.
c. Pemahaman pengetahuan (understanding knowledge), artinya dengan cara
menyusun konsep sementara (hipotesis), melakukan sharing kepada orang
lain agar mendapat tanggapan (validasi) dan atas dasar tanggapan itu
konsep tersebut direvisi dan dikembangkan.
d. Mempraktekan pengetahuan dan pengalaman tersebut (applying
knowledge), artinya pengetahuan dan pengalaman yang diperolehnya harus
dapat diaplikasikan dalam kehidupan siswa, sehingga tampak perubahan
perilaku siswa.
e. Melakukan refleksi (reflecting knowledge) terhadap strategi
pengembangan pengetahuan. Hal ini dilakukan sebagai umpan balik untuk
proses perbaikan dan penyempurnaan strategi.
Dari beberapa langkah-langkah di atas, penulis memfokuskan pada
langkah-langkah yang dirumuskan oleh Zahorik dalam Taniredja (2011: 51),
karena langkah lebih fleksibel dan sistematis serta sesuai dengan tujuan yang
diharapkan dari penerapan model pembelajaran Contextual Teaching and
Learning, yaitu dengan mengaktifkan pengetahuan siswa (activating
knowledge), menambah pengetahuan baru yang dimiliki siswa (acquiring
knowledge), memberikan pemahaman dan pengetahuan (understanding
knowledge), mempraktekan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki siswa
(applying knowledge), melakukan refleksi (reflecting knowledge) terhadap
strategi pengembangan pengetahuan.
Selanjutnya, menurut Rusman (2010: 200), agar tujuan pembelajaran
dapat dicapai sesuai yang diharapkan, maka hendaklah:
a. Nyatakan keinginan utama pembelajaran, yaitu sebuah pertanyaan
kegiatan siswa yang merupakan gabungan antara kompetensi dasar, materi
pokok, dan indikator pencapaian hasil belajar
b. Rumuskan dengan jelas tujuan pembelajarannya
c. Uraikan secara terperinci media dan sumber pembelajaran yang akan
digunakan untuk mendukung kegiatan pembelajaran yang diharapkan
d. Rumuskan skenario tahap demi tahap kegiatan yang harus dilakukan siswa
dalam melakukan proses pembelajarannya, dan
e. Rumuskan dan lakukan sistem penilaian dengan memfokuskan pada
kemampuan sebenarnya yang dimiliki oleh siswa baik pada saat
berlangsungnya (proses) maupun setelah siswa tersebut selesai belajar.
5. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Contextual Teaching
and Learning
a. Kelebihan, yaitu:
1) Pembelajaran menjadi lebih bermakna dan riil. Artinya siswa dituntut
untuk dapat menagkap hubungan antara pengalaman belajar di sekolah
dengan kehidupan nyata. Hal ini sangat penting, sebab dengan dapat
mengorelasikan materi yang ditemukan dengan kehidupan nyata,
bukan saja bagi siswa materi itu akan berfungsi secara fungsional,
akan tetapi materi yang dipelajarinya akan tertanam erat dalam memori
siswa, sihingga tidak akan mudah dilupakan.
2) Pembelajaran lebih produktif dan mampu menumbuhkan penguatan
konsep kepada siswa karena metode pembelajaran CTL menganut
aliran konstruktivisme, dimana seorang siswa dituntun untuk
menemukan pengetahuannya sendiri. Melalui landasan filosofis
konstruktivisme siswa diharapkan belajar melalui ”mengalami” bukan
”menghafal”.
b. Kelemahan, yaitu:
a) Guru lebih intensif dalam membimbing. Karena dalam metode CTL.
Guru tidak lagi berperan sebagai pusat informasi. Tugas guru adalah
mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja bersama untuk
menemukan pengetahuan dan ketrampilan yang baru bagi siswa. Siswa
dipandang sebagai individu yang sedang berkembang. Kemampuan
belajar seseorang akan dipengaruhi oleh tingkat perkembangan dan
keluasan pengalaman yang dimilikinya. Dengan demikian, peran guru
bukanlah sebagai instruktur atau ” penguasa ” yang memaksa
kehendak melainkan guru adalah pembimbing siswa agar mereka dapat
belajar sesuai dengan tahap perkembangannya.
b) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan atau
menerapkan sendiri ide–ide dan mengajak siswa agar dengan
menyadari dan dengan sadar menggunakan strategi–strategi mereka
sendiri untuk belajar. Namun dalam konteks ini tentunya guru
memerlukan perhatian dan bimbingan yang ekstra terhadap siswa agar
tujuan pembelajaran sesuai dengan apa yang diterapkan semula.
B. Hasil Belajar
1. Pengertian
Hasil belajar adalah kapasitas, setelah belajar orang memiliki
keterampilan, pengetahuan, sikap dan nilai (Dimyati dan Mudjiono, 2002 : 9).
Pendapat ini sejalan dengan Muchtar Lutfzi yang mengatakan bahwa hasil
belajar adalah “Tingkatan pengusaan bahan pelajaran oleh siswa, tingkat
keterampilan yang diperoleh dari hasil tes yang dilakukan” (Luthfi, 1984 :
325).
Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa
setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Menurut Kingsley yang dikutip
oleh Sudjana hasil belajar dibagi dalam tiga macam, yaitu: (1) Keterampilan
dan kebiasaan, (2) Pengetahuan dan pengertian, (3) Sikap dan cita-cita
(Sudjana, 2010: 22).
Hasil belajar merupakan hasil yang dicapai siswa dalam belajar, yang
menunjukkan taraf kemampuan siswa dalam mengikuti program belajar dalam
waktu tertentu sesuai dengan kurikulum yang telah ditentukan. Hasil belajar
ini sering dicerminkan sebagai nilai (hasil belajar) yang menentukan berhasil
tidaknya siswa belajar. Hasil belajar merupakan terminal dari proses
pendidikan dan pengajaran.
Hasil belajar, meliputi tiga aspek, yaitu: Pertama, aspek kognitif,
meliputi perubahan-perubahan dalam segi penguasan pengetahuan dan
perkembangan keterampilan/kemampuan yang diperlukan untuk
menggunakan pengetahuan tersebut, kedua, aspek efektif, meliputi perubahan-
perubahan dalam sikap mental, perasaan dan kesadaran, dan ketiga, aspek
psikomotor, meliputi perubahan-perubahan dalam segi bentuk-bentuk tindakan
motorik (Drajat, 2008: 197). Sementara Bloom dalam Sudjana (2010: 22-23),
mengungkapkan ada tiga tujuan pengajaran yang merupakan kemampuan
seseorang yang harus dicapai dan merupakan hasil belajar yaitu:
a. Ranah Kognitif, berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri
dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi,
analisis, sintesis, dan evaluasi. Kedua aspek pertama disebut kognitif
tingkat rendah, dan keempat aspek berikutnya disebut kognitif tingkat
tinggi.
b. Ranah Afektif, berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yakni
penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi.
Dari pembagian hasil belajar di atas, dimana peningkatan hasil belajar
siswa yang diteliti adalah dalam ranah kognitif, yaitu berkenaan dengan hasil
belajar intelektual.
2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama
yaitu :
a. Faktor dari dalam diri siswa, meliputi kemampuan yang dimilikinya,
motivasi belajar, minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan belajar,
ketekunan, sosial ekonomi, faktor fisik dan psikis.
b. Faktor yang datang dari luar diri siswa atau faktor lingkungan, terutama
kualitas pengajaran (Sudjana, 2010: 25).
Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar adalah faktor intern (dari
dalam) diri siswa dan faktor ekstern (dari luar) siswa. Berkaitan dengan faktor
dari dalam diri siswa, selain faktor kemampuan, ada juga faktor lain yaitu
motivasi, minat, perhatian, sikap, kebiasaan belajar, ketekunan, kondisi sosial
ekonomi, kondisi fisik dan psikis. Kehadiran faktor psikologis dalam belajar
akan memberikan andil yang cukup penting. Faktor-faktor psikologis akan
senantiasa memberikan landasan dan kemudahan dalam upaya mencapai
tujuan belajar secara optimal.
Dari beberapa pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa
faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa adalah faktor internal
siswa antara lain kemampuan yang dimiliki siswa tentang materi yang akan
disampaikan, sedangkan faktor eksternal antara lain strategi pembelajaran
yang digunakan guru di dalam proses belajar mengajar. Prinsip dasar yang
perlu dilakukan dalam menyusun tes hasil belajar siswa, yaitu:
a. Tes tersebut hendaknya dapat mengukur secara jelas hasil belajar.
b. Mengukur sampel yang representtatif dari hasil belajar dan bahan
pelajaran yang telah diajarkan.
c. Mencakup bermacam-macam bentuk soal yang benar-benar cocok untuk
mengukur hasil belajar yang diingginkan sesuai dengan tujuan
(Poerwanto, 2010, 24-25).
3. Indikator Hasil Belajar
Menurut Isjoni Ishak, indikator keberhasilan sebagai patokan atau
ukuran bahwa suatu proses belajar mengajar dapat dianggap berhasil, apabila:
a. Daya serap terhadap bahan pengajaran (materi) yang diajarkan mencapai
hasil belajar atau prestasi belajar tinggi, baik secara individual maupun
secara klasikal atau kelompok.
b. Perilaku yang menggariskan dalam tujuan pengajaran atau instruksional
khusus telah dicapai oleh para siswa baik secara individual maupun
kelompok.
c. Terjadinya perubahan terhadap perilaku siswa, sehingga terdapat motivasi
untuk memahami, menguasai, dan mencerna materi yang diajarkan pada
tingkat ketuntasan belajar (Ishak, 2007: 31).
Dari beberapa indikator di atas dapat dipahami bahwa ketika indikator
di atas dimiliki siswa pada pelajaran matematika, maka tujuan dalam
pembelajaran tersebut dapat dikatakan berhasil dan sesuai dengan yang
diharapkan. Setiap proses belajar mengajar selalu menghasilkan hasil belajar.
Masalah yang dihadapi adalah sampai di tinggkat manakah hasil belajar yang
telah dicapai. sehubungan dengan hal ini keberhasilan proses belajar mengajar
itu dibagi atas beberapa tingkatan atau taraf, yaitu:
a. Istimewa (maksimal), apabila seluruh bahan yang diajarkan itu dapat
dikuasai oleh siswa.
b. Baik sekali (optimal), apabila sebagian besar (76% sampai 99%) bahan
pelajaran yang diajarkan dapat dipahami siswa.
c. Baik (minimal), apabila bahan pelajaran yang diajarkan hanya (60%
sampai 75%) saja dikuasai siswa.
d. Kurang, apabila bahan pelajaran yang diajarkan kurang dari (60%)
dikuasai siswa (Djamarah, 2006, 121).
Adapun indikator yang menjadi petunjuk suatu proses belajar mengajar
dianggap berhasil adalah sebagai berikut:
a. Daya serap terhadap bahan pengajaran yang diajarkan mencapai prestasi
tinggi, baik secara individual maupun secara kelompok.
b. Perilaku yang digariskan dalam tujuan pembelajaran telah dicapai oleh
siswa baik secara individual maupun secara kelompok (Djamarah, 2006:
120).
Menurut Djamarah (2006: 24), hasil belajar adalah kemampuan-
kemampuan dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.
Selanjutnya Djamarah, membagi hasil belajar, yaitu: (1) Keterampilan dan
kebiasaan, (2) Pengetahuan dan pengertian, (3) Sikap dan cita-cita.
Hasil belajar yang dicapai siswa menurut Sudjana (2010: 56), dapat
dicapai melalui proses belajar mengajar yang optimal yang dapat diketahui
dari ciri-ciri sebagai berikut:
a. Kepuasan dan kebanggaan yang dapat menumbuhkan motivasi belajar
intrinsik pada diri siswa. Siswa tidak mengeluh dengan prestasi yang
rendah dan ia akan berjuang lebih keras untuk memperbaikinya atau
setidaknya mempertahankan apa yang telah dicapai.
b. Menambah keyakinan dan kemampuan dirinya, artinya ia tahu
kemampuan dirinya dan percaya bahwa ia mempunyai potensi yang tidak
kalah dari orang lain apabila ia berusaha sebagaimana mestinya.
c. Hasil belajar yang dicapai bermakna bagi dirinya, seperti akan tahan lama
diingat, membentuk perilaku, bermanfaat untuk mempelajari aspek lain,
kemauan dan kemampuan untuk belajar sendiri dan mengembangkan
kreativitasnya.
d. Hasil belajar yang diperoleh siswa secara menyeluruh (komprehensif),
yakni mencakup ranah kognitif, pengetahuan atau wawasan, ranah afektif
(sikap) dan ranah psikomotorik, keterampilan atau perilaku, dan
e. Kemampuan siswa untuk mengontrol atau menilai dan mengendalikan diri
terutama dalam menilai hasil yang dicapainya maupun menilai dan
mengendalikan proses dan usaha belajarnya.
4. Aktivitas Belajar Siswa
Menurut Winkel (1991: 177), ada tiga komponen dalam aktifitas
proses belajar mengajar, yakni komponen prosedur didaktik, komponen
media pengajaran, komponen siswa dan materi pelajaran. Hal ini yang
mendasar yang harus dilakukan guru dalam prosedur didaktik adalah,
prosedur didaktik merupakan sarana yang memungkinkan kegiatan
pengajaran dapat menimbulkan aktifitas bagi siswa dalam proses belajar.
Proses didaktik dalam proses belajar mengajar dapat berjalan dengan
lancer, apabila kondisi yang terjadi di dalam kelas mempertimbangkan
beberapa hal, yakni kondisi tentang tujuan yang ingin dicapai oleh siswa
dalam belajar, hakekat pelajar sebagai individu yang terlibat dalam proses
belajar mengajar, hakekat bahan ajaran yang akan dikembangakan kepada
siswa yang belajar.
Aktivitas di atas, sejalan dengan pendapat Decorite dalam Winkel
(1991:183-184), bahwa aktifitas guru dalam melakukan aktifitas/prosedur
didaktik dalam proses belajar harus dapat mempertimbangkan beberapa
aspek yakni,
a. Tujuan instruksional khusus yang telah dirumuskan secara jelas, yang
meliputi aspek perilaku dan aspek isi,
b. Keadaan siswa yang actual yang terjadi dalam kelas. Dalam hubungan ini
prosedur didaktik tidak terbatas hanya pada satu cara, melainkan
diperlukan bermacam-macam prosedur didaktik, sehingga
keanekaragaman perilaku siswa dalam belajar dapat diwujudkan secara
konkrit.
c. Perilaku guru/performance guru dalam kegiatan belajar mengajar dikelas.
Performance guru itu merupakan hal yang amat penting.
Rochman (1991: 4), mengatakan bahwa performance guru dalam
proses belajar mengajar dapat dibedakan menjadi dua hal, yakni:
a. Menekankan pada segi proses interaksi guru siswa,
b. Menekankan pada hasil yang diperoleh siswa.
Komponen yang kedua dalam proses belajar mengajar adalah
komponen media pengajaran. Media pengajaran merupakan aspek penting
dalam membantu guru menyampaikan bahan ajaran, disamping
mempermudah siswa-siswa dalam menerima bahan ajaran. Menurut Gagne
dalam Arief (1986: 6), dikatakan bahwa media pendidikan adalah berbagai
jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk
belajar.
Sedangkan menurut Einkel (1991: 187) mengatakan bahwa media
pengajaran adalah suatu sarana nonpersonal yang digunakan atau disediakan
oleh tenaga pengajaran yang memegang peranan dalam proses belajar
mengaran untuk mencapai tujuan instruksional.
Komponen yang ketiga dalam aktifitas belajar adalah komponen
siswa dan materi pelajaran. Komponen siswa dan materi pelajaran
merupakan aspek penting yang harus diperhatikan guru dalam proses belajar
mengajar. Penting, oleh karena kedua komponen tersebut secara langsung
terlibat dalam konteks belajar yang pelaksanaannya dilakukan secara
bersamaan. Keberadaan siswa dalam proses belajar mengajar harus mampu
mendorong aktualisasi dirinya dimana mereka diberi kesempatan untuk
mengungkapkan perasaan, bertingkah laku, melakukan percobaan, membuat
kekeliruan, diamati dan diperhatikan tingkat perkembangan, yang dialami
selama pertumbuhan itu berlangsung. Karena itu anak didik diberi
kesempatan yang cukup untuk memilih berbagai alternatif dan
mengembangkan potensi yang dimilikinya, sesuai dengan wujud pendidikan
(Neil, 1997: 3-4).
Menurut Neil (1977: 5), dalam mengantisipasi anak didik pada
kegiatan kurikulum yang dikembangkan dalam proses belajar mengajar ada
beberapa hal yang harus mendapat perhatian guru yakni:
a. Partisipasi, anak didik diberi kesempatan untuk menyampaikan ide-ide.
b. Integrasi, adanya penyatuan antara aspek kognitif, afektif dan aspek
psikomotor.
c. Relevansi bahan ajaran harus sesuai dan relevan dengan kebutuhan dan
kehidupan anak didik bai dari emosional maupun secara intelektual.
d. Tujuan, bahwa kegiatan dalam proses belajar mengajar dikelas harus
mampu mengembangkan kehidupan sosial anak didik dalam suasana
yang manusiawi.
Untuk terwujudnya apa yang dikemukakan Neil di atas, maka
kurikulum yang disusun untuk kegiatan belajar mengajar haruslah
mencerminkan adanya relevansi antara kebutuhan anak didik dalam belajar
dengan materi bahan yang disampaikan. Menurut Leister dan Ali dalam
Nasution (1986 : 80-81), mengatakan bahwa:
a. Kurikulum hendaknya disesuaikan dengan keadaan perkembangan anak.
b. Isi kurikulum harus mencakup keterampilan, pengetahuan dan sikap,
c. Anak didik harus didorong untuk belajar, berkat kegiatannya sendiri, dan
tidak sekedar penerima pasif apa yang disampaikan guru, dan
d. Sejauh mungkin, apa yang dipelajari anak didik harus mengikuti minat
dan keinginannya, dan bukan menurut keputusan para guru mengenai
sesuatu yang dimilikinya.
C. Hubungan Penggunaan Model Pembelajaran Contextual Teaching and
Learning dengan Hasil Belajar Siswa
Penggunaan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning
dalam proses pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) diharapkan dapat
meningkatkan hasil belajar siswa. Pembelajaran Contextual Teaching and
Learning mendorong siswa untuk dapat menemukan dan mngkonstruksi
makna Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) yang sesungguhnya sehingga semua
siswa menjadi aktif dalam pembelajaran.
Dari pengertian pembelajaran Contextual Teaching and Learning dan
hasil belajar dapat dilihat bahwa pembelajaran ini mendorong semua siswa
untuk dapat menemukan dan mngkonstruksi makna Ilmu Pengetahuan Sosial
(IPS) yang sesungguhnya sehingga semua siswa menjadi aktif dalam
pembelajaran. Dengan memperhatikan hal-hal tersebut maka akan
berpengaruh pada hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) yang dicapai
siswa yang ditandai dengan meningkatnya tes yang telah dilakukan pada
siswa.
D. Hipotesis Tindakan
Jika model pembelajaran Contextual Teaching and Learning
diterapkan, maka dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas V.A
Sekolah Dasar Negeri 183 Tampan Kota Pekanbaru.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Setting Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 183
Tampan Kota Pekanbaru Provinsi Riau, khususnya pada siswa Kelas V.A.
Penerapan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning dalam
penelitian ini adalah pada mata pelajaran IPS. Adapun waktu penelitian ini
direncanakan selama 6 bulan terhitung dari bulan Oktober 2011 hingga bulan
Maret 2012.
Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri dari 3
kali pertemuan. Pada pertemuan pertama dan kedua guru menjelaskan materi
pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Contextual Teaching
and Learning, dan pada pertemuan ketiga peneliti melakukan ulangan harian.
B. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa Kelas V.A Sekolah Dasar
Negeri 183 Tampan Kota Pekanbaru Tahun Ajaran 2011/2012, dengan
jumlah siswa 40 orang, terdiri dari 23 orang laki-laki dan 17 orang perempuan.
C. Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini adalah variabel bebas (independent) dan
dan variabel terikat (dependent). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah
penerapan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning dan
variabel terikatnya adalah hasil belajar.
D. Rencana Tindakan
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas atau action
research. Menurut Suharsimi Arikunto (2010: 130) penelitian tindakan kelas
merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan yang sengaja dimunculkan,
dan terjadi di dalam kelas.
Menurut Kunandar (2011: 98-99) pelaksanaan tindakan dalam
penelitian tindakan kelas meliputi: (1) Perencanaan atau planning, (2)
Pelaksanaan atau acting, (3) Pengamatan tindakan atau observasi, dan (4)
Refleksi atau refleching. Untuk lebih jelasnya tahapan-tahapan dalam
penelitian tindakan kelas dapat dilihat pada gambar berikut ini:
Gambar 1: Siklus Penelitian Tindakan Kelas
Agar lebih mudah memahami tahapan-tahapan dalam penelitian
tindakan kelas yang akan penulis lakukan dapat dilihat pada penjelasan berikut
ini, yaitu:
Perencanaan
Pelaksanaan
Pengamatan
SIKLUS I Refleksi
Perencanaan
Pelaksanaan
Pengamatan
SIKLUS II Refleksi
1. Perencanaan
Tahap perencanaan merupakan tahap awal yang harus dilaksanakan
guru sebelum melakukan tindakan, sehingga tindakan yang dilakukan
menjadi lebih terarah. Adapun yang akan dipersiapkan pada tahap
perencanaan, yaitu:
a. Menyusun RPP berdasarkan pengembangan dari langkah-langkah
penerapan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning.
b. Menyiapkan format lembar observasi aktivitas guru dan aktivitas siswa
dalam pembelajaran.
c. Meminta kesediaan teman sejawat untuk menjadi observer dalam
pelaksanaan pembelajaran.
2. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan merupakan penerapan dari perencanaan yang
telah dibuat. Pelaksanaan program pembelajaran, pengambilan atau
pengumpulan data hasil belajar siswa, hasil observasi dengan menerapkan
model pembelajaran Contextual Teaching and Learning.
3. Observasi
Selama proses pembelajaran berlangsung, peneliti melakukan
pengamatan terhadap perkembangan hasil belajar siswa dalam proses
belajar mengajar dengan mengisi lembaran observasi yang telah dibuat
dengan dibantu oleh seorang observer.
4. Refleksi
Refleksi merupakan tahap akhir kegiatan observasi, dengan cara
mengumpulkan berbagai hasil yang diperoleh guna melihat dan menilai
apakah kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan dalam proses belajar
mengajar mampu meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan
model pembelajaran Contextual Teaching and Learning.
E. Instrumen Penelitian
Adapun instrumen dalam penelitian ini, sebagai berikut:
1. Silabus
Silabus merupakan penjabaran lebih lanjut dan standar dari
kompetensi dasar yang harus dicapai oleh siswa dalam proses
pembelajaran. Silabus memuat identifikasi mata pelajaran, penentuan
pengalaman belajar, penentuan berbagai indikator, penilaian, bentuk
instrumen, perkiraan waktu yang dibutuhkan, penentuan dan
sumber/bahan/alat. Silabus yang dibuat dalam penelitian ini bertujuan
untuk memberikan gambaran perencanaan pembelajaran secara
komprehensif untuk mencapai tujuan pembelajaran.
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) merupakan suatu
persiapan bagi guru atau penulis untuk melakukan pembelajaran. Dengan
kata lain, guru atau peneliti harus mempunyai rencana pembelajaran
sebelum pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan, agar materi yang akan
disampaikan dapat sesuai dengan tujuan pembelajaran. Untuk mencapai
tujuan pembelajaran yang tertuang dalam Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) dapat mempermudah penulis dalam memahami batas-
batas materi dan langkah-langkah pembelajaran yang akan disampaikan,
sehingga tidak penyimpangan materi yang disajikan.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun
secara sistematis yang berisi tentang identitas sekolah, standar kompetensi,
kompetensi dasar, materi, materi pokok, sumber dan bahan, kegiatan
pembelajaran (model atau tipe pembelajaran yang digunakan), kegiatan
awal, kegiatan inti, serta kegiatan akhir. Susunan sistematis tersebut, satu
sama lain mempunyai ketergantungan dan langkah-langkah yang jelas
dalam mencapai pembelajaran yang yang sesuai dengan indikator
keberhasilan yang akan dicapai.
3. Lembar Kerja Siswa (LKS)
Lembar Kerja Siswa (LKS) yang digunakan dalam pembelajaran
berisi nama, nama kelompok, kelas, hari dan tanggal pelaksanaan, materi
pokok, prosedur pelaksanaan yang terdiri dari soal akan diselesaikan serta
sumber bahan, latihan soal yang sesuai dengan model pembelajaran yang
digunakan, misalnya model pembelajaran Contextual Teaching and
Learning (CTL).
F. Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Tes
Menurut Kunandar (2011: 186) tes adalah sejumlah pertanyaan yang
disampaikan pada seseorang atau sejumlah orang untuk mengungkapkan
keadaan dan tingkat perkembangan salah satu atau beberapa asfek
psikologis didalam dirinya.
Penilaian hasil belajar siswa kelas V.A Sekolah Dasar Negeri 183
Tampan Kota Pekanbaru diperoleh dari hasil pelaksanaan tes, pada
pelaksanaan tindakan dalam setiap siklus kegiatan pembelajaran, sehingga
pengaruh penggunaan model pembelajaran Contextual Teaching and
Learning (CTL) pada mata pelajaran IPS dapat dihitung dari rata-rata dan
persentase hasil belajar siswa.
2. Observasi
Kunandar (2011: 143) berpendapat bahwa observasi adalah kegiatan
pengamatan (mengambil data) untuk memotret seberapa jauh efek
tindakan telah mencapai sasaran. Berdasarkan pengertian tersebut, maka
observasi yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah melakukan
pengamatan terhadap segenap aktivitas belajar mengajar guru dan ssiwa
kelas V.A Sekolah Dasar Negeri 183 Tampan Kota Pekanbaru dengan
menggunakan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning,
yaitu:
a. Aktivias guru, terdiri dari:
1) Guru meminta siswa bekerjasama dengan anggota kelompoknya
masing-masing
2) Guru membimbing siswa mengamati lingkungan sekitar yang
berhubungan dengan materi pembelajaran
3) Guru meminta masing-masing kelompok belajar mencari informasi
atau pengetahuan baru dari materi pembelajaran
4) Guru meminta masing-masing kelompok mengaplikasikan materi
pembelajaran dengan kehidupan nyata
5) Guru meminta masing-masing kelompok membahas kembali
materi pembelajaran dengan anggota kelompok masing-masing dan
mendiskusikannya dengan kelompok belajar lain
b. Aktivitas siswa, terdiri dari:
1) Siswa bekerjasama dengan anggota kelompoknya masing-masing
2) Siswa mengamati lingkungan sekitar yang berhubungan dengan
materi pembelajaran
3) Masing-masing siswa dan dengan anggota kelompoknya mencari
informasi atau pengetahuan baru dari materi pembelajaran
4) Masing-masing siswa dan dengan anggota kelompoknya
mengaplikasikan materi pembelajaran dengan kehidupan nyata
5) Masing-masing kelompok membahas kembali materi pembelajaran
dengan anggota kelompoknya masing-masing dan
mendiskusikannya dengan kelompok belajar lain
G. Teknik Analisis Data
1. Aktivitas Guru dan Siswa
Analisis aktivitas guru dan siswa selama kegiatan belajar mengajar
dengan di terapkannya model pembelajaran Contextual Teaching and
Learning dibukukan dalam lembar observasi dengan rumus:
%100xSM
JSNR
Keterangan:
NR = Persentase rata-rata aktivitas guru/siswa
JS = Jumlah skor aktivitas yang dilakukan
SM = Skor Maksimal yang di dapat dari aktivitas guru dan siswa
Untuk melihat aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran yang
menggunakan 4 (empat) alternatif pilihan yang dapat di lihat pada lembar
observasi aktivitas guru dan siswa. Adapun empat alternatif pilihan dalam
lembar observasi meliputi:
a. Bila aktivitas guru dan siswa sangat tidak baik
b. Bila aktivitas guru dan siswa kurang baik
c. Bila aktivitas guru dan siswa baik
d. Bila aktivitas guru dan siswa sangat baik
Dari 4 alternatif di atas, maka skala pengukuran aktivitas guru dan
siswa dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Dari 4 alternatif di atas, maka skala pengukuran aktivitas guru dan
siswa dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 3.1
Aktivitas Guru Dan Siswa
NO Persentase (%) Interval Kategori
1 81% - 100% Sangat Baik
2 61% - 80% Baik
3 41% - 60% Cukup
4 Kurang dari 40% Kurang
Sumber:Ngalim Poerwanto dalam Syahrilfuddin, dkk, 2011: 115
Sementara dalam menentukan kategori hasil belajar siswa ditetapak
lima kriteria atau kategori dari hasil belajar siswa. Untuk lebih jelas dapat
dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.2
Ketuntasan Hasil Belajar Siswa
NO Persentase (%) Interval Kategori
1 80% - 100% Amat Baik
2 70% - 79% Baik
3 60% - 69% Cukup
4 40% - 59% Kurang
5 0 - 49% Kurang Sekali
Sumber:Ngalim Poerwanto dalam Syahrilfuddin, dkk, 2011: 115
2. Hasil Belajar
Analisis yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa Sekolah
Dasar Negeri 183 Tampan Kelas V.A melalui penerapan model pembelajaran
Contextual Teaching and Learning (CTL), dengan menggunakan dua rumus
sebagai berikut:
a. Ketuntasan Individu:
%100xSM
SPPK
Keterangan:
K = Persentase ketuntasan individu
SP = Skor yang diperoleh siswa
SM = Skor maksimum
b. Ketuntasan Klasikal:
%100xN
STPK
Keterangan:
K = Ketuntasan klasikal
N = Jumlah siswa yang tuntas belajar
ST = Jumlah Siswa seluruhnya
Untuk mengetahui keberhasilan siswa dalam pembelajaran, dapat
dilihat melalui Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang telah
ditetapkan oleh Sekolah Dasar Negeri 183 Tampan Kota Pekanbaru,
dimana KKM untuk individu adalah 60 dan untuk klasikal adalah 70%.
Dari standar KKM tersebut dapat dipahami bahwa bila siswa mencapai
nilai rata-rata 60, maka siswa tersebut dinyatakan lulus, begitu sebaliknya,
bila nilai rata-rata yang diperoleh siswa di bawah nilai rata-rata 60, maka
siswa dinyatakan belum lulus atau berhasil.
BAB IV
ANALISA DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Tindakan
1. Pelaksanaan Tindakan
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri
183 Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru kelas V.A Tahun Ajaran 2011/2012
pada semester II yang dilaksanakan mulai pada bulan Maret hingga April dari
tanggal 13 Maret sampai tanggal 11 April 2012 dengan menggunakan
penerapan model pembelajaran Contextual Teaching Learning (CTL) pada
materi pokok perjuangan mempertahankan kemerdekaan.
Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus, terdiri dari siklus I
dilaksanakan dengan dua kali pertemuan dengan satu kali ulangan harian, dan
siklus II juga dilaksanakan dengan dua kali pertemuan dengan satu kali
ulangan harian. Selama tindakan dilakukan di kelas, peneliti dibantu observer,
dengan tujuan untuk membantu mengamati aktivitas siswa dan guru selama
proses pembelajaran berlangsung.
2. Tahapan Perencanaan
Pada tahapan ini, penelti telah merancang berbagai perangkat
penelitian dan istrumen yang dibutuhkan, berupa Jadwal Penelitian (lampiran
I), Silabus (lampiran II), Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk
empat kali pertemuan (lampiran III.1, III.2, III.3, III.4), Lembar Kerja Siswa
(LKS) untuk empat kali pertemuan (lampiran IV.1, IV.2, IV.3, IV.4), Lembar
Rubrik Penilaian Aktivitas Siswa dan Lembar Observasi Siswa untuk empat
kali pertemuan (lampiran V, V.1, V.2, V.3, V.4), Rubrik Penilaian Aktivitas
Guru dan Lembar Observasi Aktivitas Guru untuk empat kali pertemuan
(lampiran VI, VI.1, VI.2, VI.3, VI.4), Kisi-Kisi Soal Ulangan Harian Siklus dan
siklus II (lampiran VII.1, VII.2), Soal ulangan harian siklus I dan II (lampiran
VIII.1, VIII.2), Kunci jawaban soal ulangan siklus I dan II (lampiran IX.1,
IX.2), dan skor dasar (lampiran X).
Pada tahapan ini telah ditetapkan dan ditentukan kelas yang mengikuti
pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran CTL, yaitu kelas V.A
Sekolah Dasar Negeri 183 Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru, yang
berjumlah 40 orang siswa, terdiri dari 23 orang laki-laki dan 17 orang
perempuan, yang disebut sebagai kelas tindakan dengan tujuan untuk
mengetahui hasil belajar siswa, sebagaimana dijelaskan dalam pelaksanaan
tindakan berikutnya.
B. Pelaksanaan Tindakan Siklus I
1. Pertemuan Pertama (Selasa, 13 Maret 2012)
Pertemuan pertama dalam siklus I dalam penelitian ini dilaksanakan
pada tanggal 13 Maret 2012 dengan alokasi waktu 70 menit. Pertemuan ini
siswa yang hadir berjumlah 40 orang siswa. Adapun proses pembelajaran yang
dilaksanakan senantiasa selalu berdasarkan RPP yang telah ditetapkan, yaitu
RPP-1 (lampiran III.1) dengan materi pembelajaran “Perjuangan
mempertahankan kemerdekaan”. Pada kegiatan pembelajaran dilaksanakan
guru menyajikan materi pembelajaran dengan sesuai dengan materi
pembelajaran IPS yang telah dipilih pada untuk siswa kelas V pada semester
II, kemudian siswa dibagi ke dalam 8 kelompok belajar yang terdiri atas 5
orang siswa dari masing-masing kelompok belajar yang bersifat heterogen.
Adapun tujuan kelompok belajar dibentuk agar siswa bekerjasama dengan
anggota kelompoknya, sehingga kesulitan-kesulitan belajar yang ditemukan
dapat dicari solusi secara bersama-sama.
Ketika siswa sudah berada dalam kelompok belajarnya masing-
masing, guru membagikan LKS (lampiran IV.1) kepada masing-masing siswa
dengan dan kelompok. Selanjutnya guru membimbing siswa mengamati
lingkungan sekitar yang berhubungan dengan materi pembelajaran. Pada saat
mengamati, siswa diarahkan dan dibimbing mencari informasi baru dari setiap
yang diamati di lingkungannya secara berkelompok dengan selalu berdasarkan
tuntunan dari LKS yang telah mereka terima. Masing siswa dalam kelompok
merasa kesulitan dalam melakukan pengamatan, karena harus berpedoman
dengan LKS yang telah diberikan guru. Selanjutnya, masing-masing
kelompok dituntut untuk mengaplikasikan materi pembelajaran tentang
Perjuangan mempertahankan kemerdekaan dengan kehidupan nyata. Dalam
hal ini, observer akan melakukan pengamatan berbagai aktivitas yang
dilakukan guru dan siswa dengan mengacu pada lembar observasi aktivitas
siswa (lampiran V.1) dan lembar observasi aktivitas guru (lampiran VI.1).
Setelah pengamatan dan pengaplikasian dari materi pembelajaran
dengan kehidupan nyata, siswa akan memperoleh berbagai informasi baru dari
setiap yang mereka amati. Masing-masing siswa dituntut untuk membahas
kembali materi pembelajaran tentang informasi yang mereka peroleh, baik
dengan anggota kelompoknya masing-masing maupun dengan kelompok
belajar siswa lainnya dengan cara diskusi. Dalam hal ini, masing-masing
kelompok mempercayai salah seorang dari anggota kelompoknya untuk
mempresentasikan materi hasil diskusi dengan anggota kelompoknya masing-
masing dengan kelompok lain.
Saat diskusi antar kelompok, masing-masing siswa dalam kelompok
diminta berperan aktif dalam bertanya, menanggapi dan memberikan masukan
dari persentasi yang telah disampaikan oleh perwakilan kelompok lain.
Sementara kelompok yang mendapatkan kesempatan mempresentasikan,
berhak menjawab pertanyaan dari tanggapan dan menerima masukan dari
kelompok lain, sehingga diskusi berjalan dengan baik.
2. Pertemuan Kedua (Selasa, 20 Maret 2012)
Pertemuan kedua pada siklus I dilaksanakan pada tanggal 20 Maret
2012 di kelas V.A Sekolah Dasar Negeri 183 Tampan Pekanbaru, dengan
alokasi waktu 70 menit. Jumlah siswa yang hadir adalah 40 orang siswa.
Kegiatan pembelajaran berdasarkan RPP-2 (lampiran III.2) dengan materi
pembelajaran “agresi militer Belanda terhadap Indonesia”. Adapun kegiatan
pembelajarannya adalah dengan menghubungkan antara materi pembelajaran
dengan kehidupan nyata dengan menggunakan model pembelajaran CTL.
Pada proses pembelajaran berlangsung, siswa dikelompokkan menjadi
8 kelompok belajar terdiri atas 5 orang dari masing-masing kelompok yang
bersifat heterogen. Pada saat menghubungkan antara materi pembelajaran
dengan kehidupan nyata, guru memberikan LKS kepada siswa (lampiran IV.2)
sehingga pengamatan dilakukan siswa tetap terarah.
Pada pertemuan kedua, baik siswa maupun guru sudah mulai terbiasa
menggunakan model pembelajaran CTL, sehingga terlihat sebagian siswa
dapat melakukan pengamatan dengan panduan LKS mereka terima dari guru,
hal ini juga memudahkan siswa untuk mencari dan menemukan informasi baru
dari kehidupan nyata di sekitar mereka yang berhubungan dengan materi
pembelajaran. Pada pertemuan kedua ini, guru sudah mulai sepenuhnya
menggunakan model pembelajaran CTL pada saat proses pembelajaran
berlangsung. Dalam hal ini, observer melakukan pengamatan terhadap
aktivitas yang dilakukan guru dan siswa dengan melakukan ceklis dari
indikator-indikator aktivitas siswa yang ada pada lembar observasi aktivitas
siswa (lampiran V.2) dan lembar observasi aktivitas guru (lampiran VI.2).
Sehingga dari proses pembelajaran yang dilakukan pada pertemuan pertama
dan kedua mengalami peningkatan.
3. Pelaksanaan Ulangan Harian Siklus I (Rabu, 21 Maret 2012)
Setelah pertemuan pertama dan kedua dari siklus I selesai
dilaksanakan, peneliti/guru melakukan melakukan ulangan harian siklus I,
yang dilaksanakan pada tanggal 21 Maret 2012 dengan alokasi waktu selama
70 menit. Dalam ulangan haris siklus I, siswa akan menjawab 20 pertanyaan
objektif (lampiran IV.1), dengan tingkatan soal yang bersifat variatif
sebagaimana dalam kisi-kisi soal ulangan harian siklus I (lampiran VII.1).
Ulangan harian siklus I dilakukan untuk mengetahui skor hasil belajar siswa
kelas V.A Sekolah Dasar Negeri 183 Tampan Pekanbaru terhadap materi
pembelajaran dari pertemuan pertama dan kedua pada siklus I.
Adapun kegiatan pembelajaran pada pertemuan ini, guru membagi
lembaran soal objektif dan siswa dituntut untuk menjawab secara individu dari
lembaran soal atau pertanyaan yang telah mereka terima. Setelah siswa selesai
mengerjakan soal, guru meminta siswa untuk mengumpulkan lembar soal
tersebut. Guru melakukan koreksi dan memberikan penilaian dari lembar soal
yang telah dijawab siswa bersama dari lembar soal yang dijawab siswa. Dalam
hal ini guru bersama siswa membahas soal yang dianggap sulit oleh siswa.
Dengan demikian guru akan mengetahui skor hasil belajar siswa pada siklus I.
4. Refleksi Siklus I
Setelah dilakukan tindakan pada siklus pertama dengan pertemuan
pertama dan kedua, dapat diketahui hasil belajar siswa kelas V.A Sekolah
Dasar Negeri 183 adalah mengalami peningkatan dan memperoleh hasil yang
baik. Peningkatan dari hasil belajar siswa diketahui dari ketuntasan secara
individu yang dimiliki siswa dalam menjawab lembaran soal yang diberikan.
Selanjutnya, dari hasil pengamatan yang dilakukan observer selama
pelaksanaan tindakan siklus I melalui pertemuan pertama dan kedua
ditemukan kelebihan dan kelemahan. Adapun kelebihan yang ditemukan dari
pelaksanaan tindakan siklus I melalui pertemuan pertama dan kedua, adalah:
a. Siswa dalam belajar lebih aktif, sehingga pembelajaran tidak bersifat
searah, yang hanya menerima penyampaian materi yang disampaikan guru
saja.
b. Siswa baik secara individu maupun kelompok termotivasi untuk
membahas kembali materi pembelajaran.
c. Sebagian besar siswa mahu berdiskusi, terutama dalam mencari solusi dari
kesulitan-kesulitan yang mereka temukan.
Adapun kelebihan atau keuntungan yang ditemukan dari guru setelah
menggunakan model pembelajaran CTL yang terdapat pada siklus I melalui
pertemuan pertama dan kedua, yaitu:
a. Penerapan model pembelajaran CTL, guru merasa terbantu sehingga
tujuan dan target pembelajaran dapat tercapai
b. Guru dengan mudah memberikan motivasi kepada siswa dibandingkan
model pembelajaran yang telah dan selama ini digunakan
c. Kesulitan belajar yang ditemukan siswa tidak terfokus pada guru untuk
mencari dan menemukan solusinya, melainkan siswa sudah berusaha
terlebih dahulu. Dalam hal ini guru akan memberikan solusi, ketika siswa
tidak dapat menemukannya baika secara individu maupun secara
berkelompok setelah mereka melakukan diskusi.
Sementara kekurangan, yang ditemukan dari pertemuan pertama dan
kedua dari siklus I bagi siswa, adalah:
a. Masih banyaknya siswa yang tidak mahu bekerjasama dalam kelompok
baik dalam mencari informasi yang diamati dari lingkungan sekitar dengan
materi pembelajaran, maupun dalam berdiskusi.
b. Kurangnya kemampuan siswa dalam mencari informasi atau pengetahuan
baru tentang hubungan lingkungan sekitar dengan materi pembelajaran
yang telah diamanahkan guru.
Di samping berbagai kelemahan yang dialami siswa pada siklus I, juga
ditemukan adanya kelemahan-kelemahan guru dengan menggunakan model
pembelajaran CTL dalam pembelajaran, yaitu:
a. Guru belum terbiasa menggunakan model pembelajaran CTL, karena pada
saat mengajar, guru belum sepenuhnya menggunakan model pembelajaran
CTL dan masih menggunakan model pembelajaran klasik.
b. Kurangnya pemahaman dan penguasaan guru dalam menggunakan model
pembelajaran CTL, sehingga terlihat dari kurangya bimbingan dan arahan
yang diberikan kepada siswa. Akhirnya, waktu yang tersedia tidak
mencukupi dan kurang optimal digunakan, sehingga ketika kesempatan
yang diberikan kepada siswa untuk mencari informasi baru yang
berhubungan dengan pembelajaran, sebagian besar siswa tidak
menemukan dan kebingungan.
Dari berbagai sisi kelemahan di atas, maka perencanaan yang
dilakukan guru/peneliti untuk memperbaiki tindakan dalam penelitian ini
adalah dengan menerapkan model pembelajaran CTL pada siklus II, adalah:
a. Memotivasi siswa agar mengikuti kegiatan pembelajaran dengan sungguh-
sungguh dan mahu bekerjasama dengan anggota kelompoknya masing-
masing
b. Memberikan bimbingan dan arahan kepada siswa pada saat ditugaskan.
c. Meminta siswa agar memanfaatkan waktu yang diberikan untuk
menguasai pembelajaran.
C. Pelaksanaan Tindakan Siklus II
1. Pertemuan Pertama (Selasa, 02 April 2012)
Pertemuan pertama pada siklus II dalam penelitian ini dilaksanakan
pada tanggal 02 April 2012 dengan alokasi waktu 70 menit. Jumlah siswa
yang hadir pada pertemuan ini adalah 40 orang siswa. Adapun proses
pembelajaran yang dilaksanakan senantiasa selalu berdasarkan RPP yang telah
ditetapkan, yaitu RPP-3 (lampiran III.3) dengan materi pembelajaran “Usaha
Diplomasi dan Pengakuan Kedaulatan”. Pada kegiatan pembelajaran
dilaksanakan guru menyajikan materi pembelajaran dengan sesuai dengan
materi pembelajaran IPS yang telah dipilih pada untuk siswa kelas V.A pada
semester II, kemudian siswa dibagi ke dalam 8 kelompok belajar yang terdiri
atas 5 orang siswa dari masing-masing kelompok belajar yang bersifat
heterogen. Adapun tujuan kelompok belajar dibentuk agar siswa bekerjasama
dengan anggota kelompoknya, sehingga kesulitan-kesulitan belajar yang
ditemukan dapat dicari solusi secara bersama-sama.
Ketika siswa sudah berada dalam kelompok belajarnya masing-
masing, guru membagikan LKS (lampiran IV.3) kepada masing-masing siswa
dengan dan kelompok. Selanjutnya guru membimbing siswa mengamati
lingkungan sekitar yang berhubungan dengan materi pembelajaran. Pada saat
mengamati, siswa diarahkan dan dibimbing mencari informasi baru dari setiap
yang diamati di lingkungannya secara berkelompok dengan selalu berdasarkan
tuntunan dari LKS yang telah mereka terima. Masing siswa dalam kelompok
merasa kesulitan dalam melakukan pengamatan, karena harus berpedoman
dengan LKS yang telah diberikan guru. Selanjutnya, masing-masing
kelompok dituntut untuk mengaplikasikan materi pembelajaran tentang
Perjuangan mempertahankan kemerdekaan dengan kehidupan nyata. Dalam
hal ini, observer akan melakukan pengamatan berbagai aktivitas yang
dilakukan guru dan siswa dengan mengacu pada lembar observasi aktivitas
siswa (lampiran V.3) dan lembar observasi aktivitas guru (lampiran VI.3).
Setelah pengamatan dan pengaplikasian dari materi pembelajaran
dengan kehidupan nyata, siswa akan memperoleh berbagai informasi baru dari
setiap yang mereka amati. Masing-masing siswa dituntut untuk membahas
kembali materi pembelajaran tentang informasi yang mereka peroleh, baik
dengan anggota kelompoknya masing-masing maupun dengan kelompok
belajar siswa lainnya dengan cara diskusi. Dalam hal ini, masing-masing
kelompok mempercayai salah seorang dari anggota kelompoknya untuk
mempresentasikan materi hasil diskusi dengan anggota kelompoknya masing-
masing dengan kelompok lain.
Saat diskusi antar kelompok, masing-masing siswa dalam kelompok
diminta berperan aktif dalam bertanya, menanggapi dan memberikan masukan
dari persentasi yang telah disampaikan oleh perwakilan kelompok lain.
Sementara kelompok yang mendapatkan kesempatan mempresentasikan,
berhak menjawab pertanyaan dari tanggapan dan menerima masukan dari
kelompok lain, sehingga diskusi berjalan dengan baik.
2. Pertemuan Kedua (Selasa, 10 April 2012)
Pertemuan kedua pada siklus II dilaksanakan pada tanggal 10 April
2012 di kelas V.A Sekolah Dasar Negeri 183 Tampan Pekanbaru, dengan
alokasi waktu 70 menit. Jumlah siswa yang hadir adalah 40 orang siswa.
Kegiatan pembelajaran berdasarkan RPP-4 (lampiran III.4) dengan materi
pembelajaran “Tokoh-Tokoh yang Berperan Dalam Mempertahankan
Kemerdekaan”. Adapun kegiatan pembelajarannya adalah dengan
menghubungkan antara materi pembelajaran dengan kehidupan nyata dengan
menggunakan model pembelajaran CTL.
Pada proses pembelajaran berlangsung, siswa dikelompokkan menjadi
8 kelompok belajar terdiri atas 5 orang dari masing-masing kelompok yang
bersifat heterogen. Pada saat menghubungkan antara materi pembelajaran
dengan kehidupan nyata, guru memberikan LKS kepada siswa (lampiran IV.4)
sehingga pengamatan dilakukan siswa tetap terarah.
Pada pertemuan kedua, baik siswa maupun guru sudah mulai terbiasa
menggunakan model pembelajaran CTL, sehingga terlihat sebagian siswa
dapat melakukan pengamatan dengan panduan LKS mereka terima dari guru,
hal ini juga memudahkan siswa untuk mencari dan menemukan informasi baru
dari kehidupan nyata di sekitar mereka yang berhubungan dengan materi
pembelajaran. Pada pertemuan kedua ini, guru sudah mulai sepenuhnya
menggunakan model pembelajaran CTL pada saat proses pembelajaran
berlangsung. Dalam hal ini, observer melakukan pengamatan terhadap
aktivitas yang dilakukan guru dan siswa dengan melakukan ceklis dari
indikator-indikator aktivitas siswa yang ada pada lembar observasi aktivitas
siswa (lampiran V.4) dan lembar observasi aktivitas guru (lampiran VI.4).
Sehingga dari proses pembelajaran yang dilakukan pada pertemuan pertama
dan kedua mengalami peningkatan.
3. Ulangan Harian Siklus II (Rabu, 11 April 2012)
Setelah pertemuan pertema dan kedua dari siklus II selesai
dilaksanakan, peneliti/guru melakukan melakukan pertemuan ketiga yang
merupakan ulangan harian siklus II, yang dilaksanakan pada tanggal 11 April
201, dengan alokasi waktu 70 menit. Dalam ulangan haris siklus I, siswa akan
menjawab 20 pertanyaan objektif (lampiran IV.2), dengan tingkatan soal yang
bersifat variatif sebagaimana dalam kisi-kisi soal ulangan harian siklus I
(lampiran VII.2). Ulangan harian siklus I dilakukan untuk mengetahui skor
hasil belajar siswa kelas V.A Sekolah Dasar Negeri 183 Tampan Pekanbaru
terhadap materi pembelajaran dari pertemuan pertama dan kedua pada siklus I.
Adapun kegiatan pembelajaran pada pertemuan ini, guru membagi
lembaran soal objektif dan siswa dituntut untuk menjawab secara individu dari
lembaran soal atau pertanyaan yang telah mereka terima. Setelah siswa selesai
mengerjakan soal, guru meminta siswa untuk mengumpulkan lembar soal
tersebut. Guru melakukan koreksi dan memberikan penilaian dari lembar soal
yang telah dijawab siswa bersama dari lembar soal yang dijawab siswa. Dalam
hal ini guru bersama siswa membahas soal yang dianggap sulit oleh siswa.
Dengan demikian guru akan mengetahui skor hasil belajar siswa pada siklus
II.
4. Refleksi Siklus II
Tindakan yang dilakukan pada silus II melalui pertemuan pertama dan
kedua, serta ulangan harian, mengalami peningkatan. Pada siklus II aktivitas
pembelajaran sudah berjalan lancar baik dari sisi guru maupun siswa. Adapun
refleksi dari siklus II dapat dikategorikan baik. Hal ini terlihat dari
pengamatan yang dilakukan observasi pada saat proses tindakan berlangsung.
Dalam hal ini, baik guru maupu siswa sudah menerapkan model pembelajaran
CTL dengan menjalankan langkah-langkah dari pembelajaran CTL tersebut.
Selanjutnya, dari hasil pengamatan yang dilakukan observer selama
pelaksanaan tindakan pada siklus II diketahui, adalah:
a. Siswa termotivasi mengikuti kegiatan pembelajaran dengan sungguh-
sungguh dan mahu bekerjasama dengan anggota kelompoknya masing-
masing
b. Siswa dapat menemukan berbagai informasi baru yang hubungannya
dengan materi pembelajaran yang telah ditugaskan guru.
c. Siswa dapat memanfaatkan waktu seoptimal mungkin dalam menjalan
setiap tugas yang diberikan guru.
Adapun terlaksananya proses pembelajaran sehingga tercapainya
tujuan dari pembelajaran dalam penelitian ini merupakan hasil dari kerja keras
dan upaya guru dalam memberikan motivasi, bimbingan dan arahan kepada
siswa, sehingga guru bersama siswa mampu dan menerapkan model
pembelajaran CTL pada saat proses pembelajaran berlangsung. Sehingga,
hasil belajar siswa kelas V.A Sekolah Dasar Negeri 183 Tampan Pekanbaru
mengalami peningkatan.
Dengan demikian, dari data hasil penelitian yang dilakukan dan
merujuk kepada data-data yang telah dikumpulkan dari siklus I dan II dari
masing-masing pertemuan, sehingga dapat disimpulkan bahwa dengan
penerapan model pembelajaran CTL dapat meningkatkan hasil belajar IPS
siswa kelas V.A Sekolah Dasar Negeri 183 Tampan Pekanbaru.
D. Analisis Hasil Penelitian
Hasil tindakan yang dianalisis dalam penelitian ini adalah aktivitas
guru dan siswa selam proses pembelajaran berlangsung dan ketuntasan hasil
pembelajaran IPS siswa.
1. Aktivitas Guru Dalam Pembelajaran
Adapun observesi dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
tindakan yang dilakukan guru dari siklus I dan II pada saat proses
pembelajaran berlangsung. Dalam melakukan observasi aktivitas guru
dalam pembelajaran di kelas V.A Sekolah Dasar Negeri 183 Tampan
Pekanbaru dibantu observer. Untuk mengetahui secara rinci hasil observasi
tindakan yang dilakukan guru pada saat pembelajaran berlangsung dari
siklus I dan II pada setiap pertemuan, dapat dilihat dari tebel berikut:
Tabel 4.1
Analisis Lembar Observasi Aktivitas Guru Dalam Pembelajaran
Di Kelas V.A Sekolah Dasar Negeri 183 Tampan Pekanbaru
Pada Siklus I dan II
No Aktivitas Guru Jumlah Rata-Rata Persentase Kategori
1 Siklus I Pert. I 11 2,20 55,00% Cukup
2 Siklus I Pert. II 12 2,40 60,00% Cukup
3 Siklus II Pert. I 19 3,80 95,00% Sangat
Baik
4 Siklus II Pert. II 20 4,00 100,00% Sangat
Baik
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa aktivitas guru selama
proses pembelajaran berlangsung mengalami peningkatan dari setiap
siklus pada setiap pertemuan. Pada siklus I pertemuan I aktivitas guru
berjumlah 11 dengan rata-rata 2,20 dengan persentase 55,00%. Persentase
pada siklus I pertemuan I dapat dikategori „cukup”. Hal ini mengalami
peningkatan aktivitas guru pada siklus I pertemuan II sebesar 12 dengan
rata-rata 2,40. Dari jumlah yang diperoleh pada siklus I pertemuan II
dengan persentase 60,00%, dan dapat dikategori “cukup”.
Selanjutnya, dari aktivitas guru juga mengalami peningkatan pada
siklus II pertemuan I adalah sebesar 19 dengan rata-rata 3,80. Dari jumlah
yang diperoleh pada siklus II pertemuan I dengan persentase 95,00%, dan
dapat dikategori “sangat baik”. Hal ini juga mengalami peningkatan pada
siklus II pertemuan II dengan jumlah 20 dengan rata-rata 4,00. Dari jumlah
yang diperoleh pada siklus II pertemuan II dengan persentase 100,00%,
dan dapat dikategori “sangat baik”.
Berdasarkan persetasi dari tabel aktivitas guru dengan penerapan
model pembelajaran CTL dapat juga diketahui bahwa secara persentase
(angka) selalu mengalami peningkatan dari siklus I dan II pada setiap
pertemuan dan secara umum pada setiap pertemuan mengalami
peningkatan.
2. Aktivitas Siswa
Data aktivitas yang diperoleh selama pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran Contextual Teaching Learning pada
siklus I dan II (lampiran VI.1, VI.2, VI.3, VI.4). Rata-rata persentasenya
dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.2
Rata-Rata Persentase Aktivitas Belajar Siswa
Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Contextual Teaching Learning
Pada Siklus I dan II
No Aktivitas
Siswa Jumlah Rata-Rata Persentase Kategori
1 Siklus I Pert. I 419 10,48 52,38% Cukup
2 Siklus I Pert. II 489 12,23 61,13% Baik
3 Siklus II Pert. I 673 16,83 84,13% Sangat
Baik
4 Siklus II Pert. II 734 18,35 91,75% Sangat
Baik
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa aktivitas siswa kelas V.A
Sekolah Dasar Negeri 183 Tampan Pekanbaru selama proses
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran CTL selama
proses pembelajaran berlangsung mengalami peningkatan dari setiap
siklus pada setiap pertemuan. Pada siklus I pertemuan I aktivitas guru
berjumlah 419 dengan rata-rata 10,48 dengan persentase 52,38%.
Persentase pada siklus I pertemuan I dapat dikategori „cukup”. Hal ini
mengalami peningkatan aktivitas siswa pada siklus I pertemuan II sebesar
489 dengan rata-rata 12,23. Dari jumlah yang diperoleh pada siklus I
pertemuan II dengan persentase 61,13%, dan dapat dikategori “baik”.
Kemudian, dari aktivitas siswa selama proses pembelajaran
berlangsung juga mengalami peningkatan pada siklus II pertemuan I
adalah sebesar 673 dengan rata-rata 16,83. Dari jumlah yang diperoleh
pada siklus II pertemuan I dengan persentase 84,13%, dan dapat dikategori
“sangat baik”. Hal ini juga mengalami peningkatan pada siklus II
pertemuan II dengan jumlah 734 dengan rata-rata 18,35. Dari jumlah yang
diperoleh pada siklus II pertemuan II dengan persentase 91,75%, dan dapat
dikategori “sangat baik”.
Berdasarkan rata-rata aktivitas belajar siswa pada tabel di atas
dapat dipahami bahwa aktivitas belajar siswa kelas V.A Sekolah Dasar
Negeri 183 Tampan Pekanbaru. Pada siklus I rata-rata hasil belajar siswa
adalah 56,75 dengan kategori “Kurang Baik”, mengalami peningkatan
pada siklus II sebesar 87,94 dengan kategori “Baik”. Adapun secara umum
peningkatan aktivitas belajar siswa dari siklus I dan siklus II sebesar 72,34.
3. Hasil Belajar Siswa
Dari hasil belajar siswa dengan penerapan model pembelajaran
Contextual Teaching Learning pada siswa kelas V.A Sekolah Dasar
Negeri 183 Tampan Pekanbaru, dapat dianalisis melalui ketuntasan
belajar siswa terdiri dari ketuntasan individual dan ketuntasan klasikal,
sebagai berikut:
a. Ketuntasan Belajar Siswa Secara Individu
Ketuntasan belajar siswa secara individu setelah penerapan model
pembelajaran Contextual Teaching Learning pada siswa kelas V.A
Sekolah Dasar Negeri 183 Tampan Pekanbaru berdasarkan skor nilai
ulangan harian pada siklus I dan II (lampiran X.1, X.2), yang dianalisis
sebagai berikut:
Tabel 4.3
Persentase Ketuntasan Belajar Secara Individu
Pada Siswa Kelas V.A Sekolah Dasar Negeri 183 Tampan Pekanbaru
Siklus I dan II
No Pertemuan Rata-Rata
Ketuntasan Individu Kriteria
1 Sebelum Tindakan 61,63 Cukup
2 Siklus I 81,75 Amat Baik
3 Siklus II 90,38 Amat Baik
Berdasarkan tabel 4.3 di atas dapat diketahui ketuntasan hasil
belajar siswa kelas V.A Sekolah Dasar Negeri 183 Tampan Pekanbaru
secara individu pada siklus I dan II setelah penerapan model pembelajaran
Contextual Teaching Learning mengalami peningkatan. Hasil belajar
siswa sebelum dilaksanakan tindakan dengan rata-rata 61,63, adapun hasil
belajar siswa pada siklus I dengan rata-rata 81,75, sementara hasil belajar
siswa pada siklus II dengan rata-rata 90,38.
Jika diperhatikan dari persentase hasil belajar siswa secara individu
pada tabel di atas, secara umum hasilnya sudah memuaskan, namun dari
40 orang siswa masih ditemukan adanya siswa yang belum memperoleh
ketuntasan dalam belajar. Hal ini terjadi karena siswa belum terbiasa
dengan penerapan model pembelajaran CTL dan tidak terbiasa dengan
tugas yang diberikan guru dengan menggunakan LKS.
Berbagai kendala dalam pelaksanaan tindakan pada siklus I
dijadikan refleksi pada siklus II, dimana siswa harus lebih berperan aktif
dalam pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran CTL,
sehingga secara keseluruhan dari siswa mengalami ketuntasan dalam
belajar.
Beberapa kendala yang ditemukan pada sikus I, peneliti dan juga
selaku guru berupaya membiasakan dan mengoptimalkan diri dalam
menggunakan model pembelajaran CTL, sehingga dengan penggunaan
model pembelajaran tersebut hasil belajar siswa kelas V.A Sekolah Dasar
Negeri 183 Tampan Pekanbaru mengalami peningkatan dari siklus I dan
II dan begitu seterusnya.
b. Ketuntasan Belajar Siswa Secara Klasikal
Dari data hasil belajar siswa yang diperoleh melalui ulangan harian
dari siklus I dan II pada siswa kelas V.A Sekolah Dasar Negeri 183
Tampan Pekanbaru dengan menerapkan model pembelajaran Contextual
Teaching Learning, sehingga diketahui ketuntasan hasil belajar siswa
secara klasikal. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.4
Persentase Ketuntasan Belajar Secara Klasikal
Pada Siswa Kelas V.A Sekolah Dasar Negeri 183 Tampan Pekanbaru
Siklus I dan II
No Hasil Belajar
Siswa
Jumlah
Siswa
Ketuntasan Belajar
Tuntas % Tidak
Tuntas %
1 Sebelum Tindakan 40 23 57.50 17 42.50
2 Siklus I 40 34 85.00 6 15.00
3 Siklus II 40 40 100.00 - -
Pada tabel 4.4 di atas dapat diketahui perbandingan ketuntasan
secara klasikal dari hasil belajar siswa Kelas V.A Sekolah Dasar Negeri
183 Tampan Pekanbaru dari sebelum dilaksanakan tindakan, siklus I dan
siklus II. Sebelum tindakan, siswa yang mengalami ketuntasan secara
klasikal berjumlah 23 orang (57,50%), sementara 17 orang siswa yang
tidak tuntas (42,50%). Kemudian setelah dilaksanakan tindakan pada
siklus I, sehingga diketahui ketuntasan hasil belajar siswa secara klasikal,
dimana siswa yang tuntas berjumlah 34 orang (85,00%), sementara hanya
6 orang siswa (15,00%) yang tidak tuntas.
Meskipun, persentase ketidaktuntasan secara klasikla pada siklus I
sedikit, namun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, adalah
keseluruhan siswa kelas V.A Sekolah Dasar Negeri 183 Tampan
Pekanbaru memperoleh ketuntasan hasil belajar baik secara individu
maupun secara klasikal setelah menggunakan model pembelajaran CTL.
Dengan demikian, hal ini dijadikan sebagai refleksi pada siklus II. Dalam
hal ini diperlukan kerjasama siswa dalam kelompok belajar, sehingga
kesulitan-kesulitan yang ditemukan pada saat pembelajaran berlangsung
dapat dicari dan ditemukan solusi oleh mereka.
Pada siklus II ketuntasan belajar siswa kelas V.A Sekolah Dasar
Negeri 183 Tampan Pekanbaru mengalami peningkatan secara klasikal.
Sehingga, pada siklus II dari 40 orang siswa keseluruhannya (100,00%)
mengalami ketuntasan. Adapun persentase ketuntasan siswa secara
klasikal, karena guru dan siswa secara optimal dan benar-benar memahami
dan menjalankan setiap langkah-langkah dari model pembelajaran CTL
tersebut.
E. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan teknik analisis pengumpulan data penelitian pada bab III,
maka setelah data-data yang dibutuhkan terkumpul, selanjutnya dianalisis
berdasarkan klasifikasi data, yaitu data tentang aktivitas belajar siswa,
aktivitas guru dalam mennggunakan model pembelajaran Contextual Teaching
Learning, dan hasil baik belajar siswa, baik secara individu maupun secara
klasikal. Untuk lebih jelas dapat diketahui dari uraian berikut:
1. Aktivitas Guru
Pada saat pembelajaran berlangsung dengan menggunakan model
pembelajaran CTL, guru berupaya semaksimal mungkin menerapkan
berbagai langkah-langkah yang ada dalam model pembelajaran CTL
tersebut. Dalam hal ini yang diperhatikan adalah guru memberikan
motivasi kepada siswa serta membimbing siswa untuk berperan aktif
dalam mengikuti dan melaksanakan setiap langkah dari model
pembelajaran CTL. Karena model pembelajaran CTL merupakan model
pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk berperan
aktif secara individu maupun kelompok.
Dengan menerapkan model pembelajaran CTL sangat membantu
guru dalam melaksanakan proses pembelajaran di kelas. Sehingga
motivasi dan bimbingan yang diberikan guru sangat membantu kelancaran
dari aktivitas pembelajaran itu sendiri. Selanjutnya, untuk mengetahui
aktivitas guru dalam menerapkan model pembelajaran CTL pada siswa
kelas V.A Sekolah Dasar Negeri 183 Tampan Pekanbaru dapat dilihat
pada diagram berikut:
Gambar 4.1 Aktivitas Guru Dalam Pembelajaran
55.0060.00
95.00 100.00
-
20.00
40.00
60.00
80.00
100.00
Pert. I Pert. II Pert. III Pert. IV
Berdasarkan grafik di atas dapat diketahui peningkatan aktivitas
guru dari masing-masing pertemuan pada siklus I dan II dengan
menggunakan model pembelajaran CTL pada siswa kelas V.A Sekolah
Dasar Negeri 183 Tampan Pekanbaru. Pada siklus I pertemuan pertama
50,00% dan meningkat pada pertemuan kedua 60,00%. Sementara pada
siklus II pertemuan pertama 95,00% dan pertemuan kedua 100,00%. Dari
persentase peningkatan aktivitas belajar siswa pada siklus I dan II, dimana
peningkatan pada siklus I sebesar 57,50%, sementara peningkatan pada
siklus II sebesar 97,50%. Secara keseluruhan dari aktivitas guru dalam
pembelajaran mengalami peningkatan sebesar 77,50%, dengan kategori
“baik”.
2. Aktivitas Siswa
Aktivitas siswa yang diteliti dan dianalisis dalam penelitian ini
adalah aktivitas siswa pada saat pembelajaran berlangsung dengan
menggunakan model pembelajaran CTL. Berdasarkan data-data yang
diperoleh, secara umum mengalami peningkatan dari masing-masing
pertemuan pada siklus I dan II. Hal ini merupakan di antara tujuan dari
penerapan model pembelajaran CTL itu sendiri, dimana memberikan
kesempatan kepada siswa untuk belajar sendiri secara kelompok dalam
menghubungkan antara materi pembelajaran dengan lingkungan sekitar
atau kehidupan nyata. Dalam hal ini siswa lebih berperan aktif dari pada
guru dalam pembelajaran. Adapun peningkatan aktivitas belajar siswa
kelas V.A Sekolah Dasar Negeri 183 Tampan Pekanbaru setelah
menggunakan model pembelajaran CTL dapat dilihat pada grafik berikut:
Gambar 4.2 Aktivitas Belajar Siswa
52.3861.13
84.13 91.75
-
20.00
40.00
60.00
80.00
100.00
Pert. I Pert. II Pert. III Pert. IV
Berdasarkan grafik di atas dapat diketahui peningkatan aktivitas
belajar siswa dari masing-masing pertemuan pada siklus I dan II dengan
menggunakan model pembelajaran CTL pada siswa kelas V.A Sekolah
Dasar Negeri 183 Tampan Pekanbaru. Pada siklus I pertemuan pertama
52,38% dan meningkat pada pertemuan kedua 61,13%. Sementara pada
siklus II pertemuan pertama 84,13% dan pertemuan kedua 91,75%. Dari
persentase aktivitas belajar siswa pada siklus I dan II, dimana peningkatan
pada siklus I sebesar 56,75%, sementara pada siklus II mengalami
peningkatan sebesar 87,94%. Secara umum peningkatan dari aktivitas
belajar siswa sebesar 72,37%, dengan kategori “baik”.
3. Ketuntasan Individu
Ketuntasan suatu tindakan terhadap hasil belajar siswa, maka dapat
dilihat dari ketuntasan yang diperoleh siswa secara individu, begitu juga
halnya dengan ketuntasan siswa kelas V.A Sekolah Dasar Negeri 183
Tampan Pekanbaru dengan menerapkan model pembelajaran CTL.
Di samping itu, dalam menentukan siswa yang mengalami
ketuntasan hasil belajar secara individu dapat dilihat dari standar KKM
yang telah ditetapkan. Sebagaimana telah dijelaskan pada bab III siswa
kelas V.A Sekolah Dasar Negeri 183 Tampan Pekanbaru mengalami
ketuntasan dalam belajar IPS secara individu, ketika memenuhi standar
KKM 60. Dengan demikian, bila siswa yang memperoleh nilai ulangan
harian memperoleh skor di bawah 60, maka siswa tidak tuntas.
Berdasarkan hasil ulangan harian siswa kelas V.A Sekolah Dasar
Negeri 183 Tampan Pekanbaru pada siklus I dan II, dimana rata-rata hasil
belajar siswa secara individu mengalami peningkatan dari setiap ulangan
yang dilakukan (pada siklus I dan siklus II). Untuk mengetahui ketuntasan
hasil belajar siswa secara individu dapat dilihat dari diagram berikut:
Tabel 4.3 Perbandingan Ketuntasan Individu
61.63
81.7590.38
0
20
40
60
80
100
Sebelum Tindakan Siklus I Siklus II
Dari tabel di atas, diketahui bahwa rata-rata hasil belajar siswa
pada saat sebelum dilaksanakan tindakan sebesar 61,63, rata-rata hasil
belajar siswa mengalami peningkatan setelah dilaksanakan tindakan pada
siklus I dengan rata-rata sebesar 81,75, sementara rata-rata siswa juga
mengalami peningkatan pada siklus II, sebesar 90,38. Berdasarkan rata-
rata hasil belajar siswa sebelum dilaksanakan tindakan, pada siklus I dan
siklus II, dapat diketahui bahwa secara umum rata-rata peningkatan
ketuntasan hasil belajar siswa secara individu dalam penelitian ini adalah
sebesar 77,92 dengan kategori “Baik”.
4. Ketuntasan Klasikal
Untuk mengetahui ketuntasan klasikal dari hasil belajar siswa kelas
V.A Sekolah Dasar Negeri 183 Tampan Pekanbaru pada mata pelajaran
IPS dengan menggunakan model pembelajaran CTL dapat dilihat pada
diagram berikut:
Tabel 4.4 Perbandingan Ketuntasan Klasikal
57.50
85.00100.00
42.50
15.00
0
-
20.00
40.00
60.00
80.00
100.00
Tuntas Tidak Tuntas
Sebelum Tindakan Siklus I Siklus II
Dari diagram di atas dapat diketahui persentase ketuntasan hasil
belajar siswa secara klasikal dari sebelum tindakan, siklus I dan II pada
siswa kelas V.A Sekolah Dasar Negeri 183 Tampan Pekanbaru. Hasil
belajar siswa sebelum tindakan, dimana persentase siswa yang tuntas
sebesar 57,50%, meningkat pada siklus I sebesar 85,00% dan juga
meningkat pada siklus II sebesar 100,00%. Sementara persentase hasil
belajar siswa yang tidak tuntas sebelum tindakan adalah 42,50%,
mengalami penurunan pada siklus I menjadi 15,00 dan juga mengalami
penurunan pada siklus II menjadi 0,00%. Berdasarkan persentase hasil
belajar siswa secara klasikal dari diagram di atas, maka diketahui secara
umum peningkatan hasil belajar siswa secara klasikal yaitu sebesar
80,83% dengan kategori “amat baik”.
Berdasarkan data penelitian diketahui bahwa ketuntasan siswa
dalam belajar, karena dalam guru dan siswa secara optimal dalam
menerapkan langkah-langkah dari Model Pembelajaran Contextual
Teaching Learning sehingga dengan penerapan secara optimal dari
langkah-langkah Model Pembelajaran Contextual Teaching Learning
tersebut dapat disimpulkan bahwa meningkatnya hasil belajar siswa secara
klasikal.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan
bahwa model pembelajaran Contextual Teaching Learning (CTL) dapat
meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan
Sosial (IPS) pada siswa Kelas V.A Sekolah Dasar Negeri 183 Tampan
Pekanbaru. Berdasarkan penelitian yang dilakukan dapat dilihat perbandingan
antara hasil belajar siswa dari siklus I dan siklus II baik secara individu
maupun secara klasikal.
1. Aktivitas guru dalam pembelajaran pada siklus I pertemuan I adalah 55,00
dan 60,00 pada pertemuan II. Adapun persentase dari aktivitas guru dalam
pembelajaran pada siklus II pertemuan I adalah 95,00 dan 100,00 pada
pertemuan II. Dengan demikian peningkatan aktivitas guru dalam
pembelajaran pada siklus I adalah sebesar 57,50 dengan kategori “cukup”,
pada siklus II adalah sebesar 97,50 dengan kategori “sangat baik”. Jadi,
secara umum peningkatan aktivitas belajar siswa dari siklus I ke siklus II
sebesar 77,50, dengan kategori “baik”.
2. Rata-rata aktivitas belajar siswa pada siklus I pertemuan pertama adalah
52,38 dan 61,13 pada pertemuan kedua. Adapun rata-rata aktivitas belajar
siswa pada siklus II pertemuan pertama adalah 81,13 dan 91,75 pada
pertemuan kedua. Dengan demikian peningkatan aktivitas belajar siswa
pada siklus I adalah sebesar 56,75 dengan kategori “cukup”, pada siklus II
adalah sebesar 87,94 dengan kategori “sangat baik”. Jadi, secara umum
peningkatan aktivitas belajar siswa dari siklus I ke siklus II sebesar 72,34,
dengan kategori “baik”.
3. Rata-rata hasil belajar siswa secara individu mengalami peningkatan bila
dibandingkan dari sebelum dilaksanakan tindakan hingga siklus I dan
siklus II. Rata-rata hasil belajar siswa secara individu sebelum tindakan
adalah 61,63 dengan kategori “cukup”, pada siklus I dengan rata-rata
sebesar 81,75 dengan kategori “amat baik”, dan siklus II dengan rata-rata
sebesar 90,38 dengan kategori “amat baik”. Adapun peningkatan hasil
belajar siswa secara umum dari sebelum tindakan hingga dilaksanakan
tindakan pada siklus I dan siklus II adalah sebesar 77,92 dengan kategori
“baik”.
4. Persentase ketuntasan hasil belajar siswa secara klasikal mengalami
peningkatan bila dibandingkan antara sebelum tindakan dan setelah
dilaksanakan tindakan pada siklus I dan siklus II. Rata-rata hasil belajar
siswa sebelum tindakan adalah 57,50% dengan kategori “kurang”
meningkat pada siklus I menjadi 85,00% dengan kategori “sangat baik”,
dan meningkat pada siklus II menjadi 100,00% dengan kategori “amat
baik”. Dari persentase hasil belajar siswa secara klasikal sehingga
diketahui peningkatan hasil belajar siswa adalah sebesar 80,83% dengan
kategori “amat baik”.
B. Saran-Saran
1. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa, guru hendaknya
mempertimbangkan model pembelajaran yang akan diterapkan.
2. Guru hendaknya memperhatikan dan memahami setiap kesulitan-kesulitan
yang dialami siswa dalam kegiatan belajar mengajar.
3. Sebelum menyajikan materi yang akan dibahas hendaknya guru
memotivasi siswa terlebih dahulu agar siswa belajar dengan sungguh-
sungguh.
4. Guru diharapkan berani menerapkan model-model pembelajaran yang
bervariasi agar siswa tidak bosan dalam belajar dan hasil belajar siswa
mengalami peningkatan.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi, dkk. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi
Aksara.
Atmasuki, 2006. Kiat-kiat mengarang dan menyunting. Padang: Citra Budaya.
Danim, Sudarwan. 2002. Menjadi Penelitian Kualitatif. Jakarta:Rineka Cipta.
Darajat, Zakiah dkk. 2008. Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam. Jakarta:
PT. Bumi Aksara.
Departemen Pendidikan Nasional, 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:
Depdikbud
Dimyaiti dan Mudjiono. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2006. Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta.
Fakultas Ilmu Pendidikan UNRI, 2006. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah
Mahasiswa. Pekanbaru: Cendikia Insani.
Gagne R. M Dan Briggs C. J. 1979. The Conditions of Learning, Holt Richart &
Winston, New York.
Hilda Taba. 1962. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta : Rineka Cipta.
I Made Wirartha, 2006. Pedoman Penulisan. Yogyakarta: ANDI
Ishak, Isjoni. 2007. Cooperatif Learning Efektivitas Pembelajaran Kelompok,
Bandung: Alfabeta.
Law, Glover. 2005. Improving Learning, Jakarta: Grasindo.
Lucio and Neil. 1981. Curriculum Planning for Better Teaching and Learning.
New York: Holt, Rinehart and Winston.
Madya, Suwarsih, 2006. Teori dan pratik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung:
Alfabeta.
Nasution, S. 1992. Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Purwanto, Ngalim. 2010. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Sadiman S. Arief dkk. 1996. Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan dan
Pemanfaatannya, Rajawali, Jakarta.
Sanjaya, Wina. 2008. Pembelajaran Dalam Inplementasi Kurikulum Berbasis
Kompetensi. Jakarta: Kencana.
Sudjana, Nana. 1989. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar
Baru Algensindo.
___________. 2010. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT.
Remaja Rosda Karya.
Syaodih, Nana. 1988. Prinsip-prinsip dan Pengembangan Kurikulum, Depdikbud,
Jakarta.
Jadwal Penelitian
No Hari/ Tanggal Jam
Pelajaran Mata Pelajaran
1 Selasa, 13 Maret 2012 1-2 Jam Pertemuan Pertama Siklus I
2 Selasa, 20 Maret 2012 1-2 Jam Pertemuan Kedua Siklus I
3 Rabu, 21 Maret 2012 1-2 Jam Ulangan Harian Siklus I
4 Selasa, 02 April 2012 1-2 Jam Pertemuan Pertama Siklus II
5 Selasa, 10 April 2012 1-2 Jam Pertemuan Kedua Siklus II
6 Rabu, 11 April 2012 1-2 Jam Ulangan Harian Siklus II
Lampiran: I
SILABUS
Sekolah : SDN 183 Tampan Pekanbaru
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial
Standar Kompetensi : Menghargai Peranan Tokoh Pejuang dan Masyarakat
Dalam Mempersiapkan dan Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia
Kompetensi
Dasar
Materi pokok
Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian
Alokasi
Waktu Sumber Belajar
2.4. Menghargai
perjuangan para
tokoh dalam
mempertahanka
n kemerdekaan
Perjuangan
Mempertahankan
Kemerdekaan
Melakukan Studi Pustaka
Berkelompok untuk
mencari lembaga-lembaga
bentukan Jepang dalam
mempersiapkan mencapai
kemerdekaan
Melakukan diskusi
mengenai perlunya
perumusan dasar Negara
Mengidentifikasi
beberapa tokoh yang
berperan dalam usaha
mempersiapkan
kemerdekaan
Menuliskan bagaimana
menghargai jasa para
pahlawan dilanjutkan
dengan presentasi.
Menceritakan
perjuangan bangsa
Indonesia dalam
mempertahankan
kemerdekaan
Menghargai jasa para
tokoh dalam
mempertahankan
kemerdekaan
Tes tertulis
Lisan
Diskusi
8 x 35 Menit Buku IPS
Terpadu Untuk
Sekolah Dasar
Kelas V Penerbit
Erlangga
Gambar para
pejuang dan
tokoh kemerde-
kaan
Mengetahui, Pekanbaru, Maret 2012
Kepala SDN 183 Tampan Peneliti
Zulkifli, M.Pd D a r m i t a
NIP. 19570720 197612 1001 NIM. 1055187011
Lampiran: II
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP-1)
Nama Sekolah : SDN 183 Pekanbaru
Mata Pelajaran : IPS
Kelas/Semester : V.A/ II (Dua)
Alokasi Waktu : 2 x 35 Menit
A. Standar Kompetensi
Menghargai Peranan Tokoh Pejuang dan Masyarakat Dalam Mempersiapkan dan
Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia
B. Kompetensi Dasar
Menghargai perjuangan para tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan
C. Indikator
Menceritakan perjuangan bangsa Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan
D. Tujuan Pembelajaran
Siswa menceritakan perjuangan bangsa Indonesia dalam mempertahankan
kemerdekaan
E. Materi Pembelajaran
Perjuangan mempertahankan kemerdekaan
F. Model Pembelajaran
Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning
G. Kegiatan Pembelajaran
Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran Waktu
Kegiatan Awal
Membaca doa
Mengabsensi siswa
Memotivasi siswa
10 menit
Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran Waktu
Pertama: Invitasi
Kedua: Eksplorasi
Kegiatan Inti
Guru mengemukakan pengetahuan
awal tentang materi pembelajaran
Guiru memancing siswa dengan
memberikan pertanyaan tentang
fenomena kehidupan sehari-hari
Guru memberikan kesempatan kepada
siswa mengkomunikasikan tentang
materi pembelajaran
Guru memberikan kesempatan kepada
siswa untuk menemukan konsep
50 menit
Lampiran: III.1
Ketiga: Penjelasan dan
Solusi
Keempat: Pengambilan
Tindakan
Kelima: Refleksi
Guru meminta siswa mendiskusikan
tentang materi pembelajaran
Guru meminta siswa mengemukakan
hasil solusi yang ditemukan dari
observasi yang dilakukan
Guru meminta siswa untuk membuat
rangkuman dan ringkasan dari hasil
observasi yang dilakukan
Guru meminta siswa membuat
keputusan dengan menggunakan
pengetahuan dan keterampilan yang
dimiliki
Guru meminta siswa mengajukan
pertanyaan lanjutan dan saran secara
individu maupun kelompok
Guru mengulangi penerapan model
pembelajaran bila memungkinkan
Kegiatan Akhir
Guru menginformasikan materi
pembelajaran selanjutnya
Menutup pembelajaran
10 menit
H. Sumber
Buku IPS Terpadu Kelas V Penerbit Erlangga
I. Penilaian
Penilaian awal : Apersepsi
Penilaian proses : Diskusi
Penilaian akhir : Evalusi
Mengetahui, Pekanbaru, 13 Maret 2012
Kepala SDN 183 Tampan Peneliti
Zulkifli, M.Pd D a r m i t a
NIP. 19570720 197612 1001 NIM. 1055187011
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP-2)
Nama Sekolah : SDN 183 Pekanbaru
Mata Pelajaran : IPS
Kelas/Semester : V.A/ II (Dua)
Alokasi Waktu : 2 x 35 Menit
A. Standar Kompetensi
Menghargai Peranan Tokoh Pejuang dan Masyarakat Dalam Mempersiapkan dan
Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia
B. Kompetensi Dasar
Menghargai perjuangan para tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan
C. Indikator
Menceritakan perjuangan bangsa Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan
D. Tujuan Pembelajaran
Siswa menceritakan perjuangan bangsa Indonesia dalam mempertahankan
kemerdekaan
E. Materi Pembelajaran
Agresi Militer Belanda terhadap Indonesia
F. Model Pembelajaran
Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning
G. Langkah Pembelajaran
Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran Waktu
Kegiatan Awal
Membaca doa
Mengabsensi siswa
Memotivasi siswa
10 menit
Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran Waktu
Pertama: Invitasi
Kedua: Eksplorasi
Kegiatan Inti
Guru mengemukakan pengetahuan
awal tentang materi pembelajaran
Guiru memancing siswa dengan
memberikan pertanyaan tentang
fenomena kehidupan sehari-hari
Guru memberikan kesempatan kepada
siswa mengkomunikasikan tentang
materi pembelajaran
Guru memberikan kesempatan kepada
siswa untuk menemukan konsep
50 menit
Lampiran: III.2
Ketiga: Penjelasan dan
Solusi
Keempat: Pengambilan
Tindakan
Kelima: Refleksi
Guru meminta siswa mendiskusikan
tentang materi pembelajaran
Guru meminta siswa mengemukakan
hasil solusi yang ditemukan dari
observasi yang dilakukan
Guru meminta siswa untuk membuat
rangkuman dan ringkasan dari hasil
observasi yang dilakukan
Guru meminta siswa membuat
keputusan dengan menggunakan
pengetahuan dan keterampilan yang
dimiliki
Guru meminta siswa mengajukan
pertanyaan lanjutan dan saran secara
individu maupun kelompok
Guru mengulangi penerapan model
pembelajaran bila memungkinkan
Kegiatan Akhir
Guru menginformasikan materi
pembelajaran selanjutnya
Menutup pembelajaran
10 menit
H. Sumber
Buku IPS Terpadu Kelas V Penerbit Erlangga
I. Penilaian
Penilaian awal : Apersepsi
Penilaian proses : Diskusi
Penilaian akhir : Evalusi
Mengetahui, Pekanbaru, 20 Maret 2012
Kepala SDN 183 Tampan Peneliti
Zulkifli, M.Pd D a r m i t a
NIP. 19570720 197612 1001 NIM. 1055187011
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP-3)
Nama Sekolah : SDN 183 Tampan Kota Pekanbaru
Mata Pelajaran : IPS
Kelas/Semester : V (Lima)/ II (Dua)
Alokasi Waktu : 2 x 35 Menit
A. Standar Kompetensi
Menghargai Peranan Tokoh Pejuang dan Masyarakat Dalam Mempersiapkan dan
Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia
B. Kompetensi Dasar
Menghargai perjuangan para tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan
C. Indikator
Menghargai Jasa Para Tokoh Dalam Mempertahankan Kemerdekaan
D. Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat Menghargai Jasa Para Tokoh Dalam Mempertahankan Kemerdekaan
E. Materi Pembelajaran
Usaha Diplomasi dan Pengakuan Kedaulatan
F. Model Pembelajaran
Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning
G. Langkah Pembelajaran
Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran Waktu
Kegiatan Awal
Membaca doa
Mengabsensi siswa
Memotivasi siswa
10 menit
Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran Waktu
Pertama: Invitasi
Kedua: Eksplorasi
Kegiatan Inti
Guru mengemukakan pengetahuan
awal tentang materi pembelajaran
Guiru memancing siswa dengan
memberikan pertanyaan tentang
fenomena kehidupan sehari-hari
Guru memberikan kesempatan kepada
siswa mengkomunikasikan tentang
materi pembelajaran
Guru memberikan kesempatan kepada
siswa untuk menemukan konsep
50 menit
Lampiran: III.3
Ketiga: Penjelasan dan
Solusi
Keempat: Pengambilan
Tindakan
Kelima: Refleksi
Guru meminta siswa mendiskusikan
tentang materi pembelajaran
Guru meminta siswa mengemukakan
hasil solusi yang ditemukan dari
observasi yang dilakukan
Guru meminta siswa untuk membuat
rangkuman dan ringkasan dari hasil
observasi yang dilakukan
Guru meminta siswa membuat
keputusan dengan menggunakan
pengetahuan dan keterampilan yang
dimiliki
Guru meminta siswa mengajukan
pertanyaan lanjutan dan saran secara
individu maupun kelompok
Guru mengulangi penerapan model
pembelajaran bila memungkinkan
Kegiatan Akhir
Guru menginformasikan materi
pembelajaran selanjutnya
Menutup pembelajaran
10 menit
H. Sumber
Buku IPS Terpadu Kelas V Penerbit Erlangga
I. Penilaian
Penilaian awal : Apersepsi
Penilaian proses : Diskusi
Refleksi : Evaluasi
Mengetahui, Pekanbaru, 2 April 2012
Kepala SDN 183 Tampan Peneliti
Zulkifli, M.Pd D a r m i t a
NIP. 19570720 197612 1001 NIM. 1055187011
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP-4)
Nama Sekolah : SDN 183 Tampan Kota Pekanbaru
Mata Pelajaran : IPS
Kelas/Semester : V.A/ II (Dua)
Alokasi Waktu : 2 x 35 Menit
A. Standar Kompetensi
Menghargai Peranan Tokoh Pejuang dan Masyarakat Dalam Mempersiapkan dan
Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia
B. Kompetensi Dasar
Menghargai perjuangan para tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan
C. Indikator
Menghargai Jasa Para Tokoh Dalam Mempertahankan Kemerdekaan
D. Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat Menghargai Jasa Para Tokoh Dalam Mempertahankan Kemerdekaan
E. Materi Pembelajaran
Tokoh-Tokoh yang Berperan Dalam Mempertahankan Kemerdekaan
F. Model Pembelajaran
Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning
G. Langkah Pembelajaran
Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran Waktu
Kegiatan Awal
Membaca doa
Mengabsensi siswa
Memotivasi siswa
10 menit
Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran Waktu
Pertama: Invitasi
Kedua: Eksplorasi
Kegiatan Inti
Guru mengemukakan pengetahuan
awal tentang materi pembelajaran
Guiru memancing siswa dengan
memberikan pertanyaan tentang
fenomena kehidupan sehari-hari
Guru memberikan kesempatan kepada
siswa mengkomunikasikan tentang
materi pembelajaran
Guru memberikan kesempatan kepada
siswa untuk menemukan konsep
50 menit
Lampiran: III.4
Ketiga: Penjelasan dan
Solusi
Keempat: Pengambilan
Tindakan
Kelima: Refleksi
Guru meminta siswa mendiskusikan
tentang materi pembelajaran
Guru meminta siswa mengemukakan
hasil solusi yang ditemukan dari
observasi yang dilakukan
Guru meminta siswa untuk membuat
rangkuman dan ringkasan dari hasil
observasi yang dilakukan
Guru meminta siswa membuat
keputusan dengan menggunakan
pengetahuan dan keterampilan yang
dimiliki
Guru meminta siswa mengajukan
pertanyaan lanjutan dan saran secara
individu maupun kelompok
Guru mengulangi penerapan model
pembelajaran bila memungkinkan
Kegiatan Akhir
Guru menginformasikan materi
pembelajaran selanjutnya
Menutup pembelajaran
10 menit
H. Sumber
Buku IPS Terpadu Kelas V Penerbit Erlangga
I. Penilaian
Penilaian awal : Apersepsi
Penilaian proses : Diskusi
Penilaian akhir : Evalusi
Mengetahui, Pekanbaru, 10 April 2012
Kepala SDN 183 Tampan Peneliti
Zulkifli, M.Pd D a r m i t a
NIP. 19570720 197612 1001 NIM. 1055187011
LEMBAR KERJA SISWA (LKS)
PERTEMUAN PERTAMA
Satuan Pendidikan : SDN 183 Tampan Pekanbaru
Mata Pelajaran : IPS
Materi Pokok : Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan
Kelas/Semester : V/II
Anggota Kelompok : ............................................
............................................
A. Petunjuk
1. Kerjakan LKS ini secara individu
2. Setelah selesai mengerjakan :LKS secara individu, guru meminta siswa
melakukan diskusi dengan kelompok masing-masing
3. Presentasikan hasil diskusi tentang perjuangan mempertahankan
kemerdekaan di depan kelas
B. Tujuan
Siswa dapat Menghargai Jasa Para Tokoh Dalam Mempertahankan
Kemerdekaan
C. Teori Singkat
Kemerdekaan Indonesia diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus
1945. Sejak saat itu bangsa Indonesia telah melepaskan diri dari penjajahan
Belanda, Jepang. Meskipun demikian, Belanda tidak mengakui kemerdekaan
Indonesia dan berusaha untuk kembali menjajah. Bangsa Indonesia berjuang
dengan gigih untuk mempertahankan kemerdekaannya. Peperangan pun
terjadi di beberapa kota di Indonesia, seperti di Surabaya, Ambarawa,
Bandung, dan Medan.
D. Soal
NO Tokoh Mempertahankan
Kemerdekaan Daerah Asal Tokoh
1
2
3
4
5
Pattimura
Pangeran Diponegoro
Pangeran Antasari
Imam Bonjol
Sultan Ageng Tirtayasa
Maluku
Yogyakarta
Banjarmasin
Sumatera Barat
Banten
Lampiran: IV.1
LEMBAR KERJA SISWA (LKS)
PERTEMUAN KEDUA
Satuan Pendidikan : SDN 183 Tampan Pekanbaru
Mata Pelajaran : IPS
Materi Pokok : Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan
Kelas/Semester : V/II
Anggota Kelompok : ............................................
............................................
A. Petunjuk
1. Kerjakan LKS ini secara individu
2. Setelah selesai mengerjakan :LKS secara individu, guru meminta siswa
melakukan diskusi dengan kelompok masing-masing
3. Presentasikan hasil diskusi tentang perjuangan mempertahankan
kemerdekaan di depan kelas
B. Tujuan
Siswa dapat Menghargai Jasa Para Tokoh Dalam Mempertahankan
Kemerdekaan
C. Teori Singkat
Kemerdekaan Indonesia diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945.
Sejak saat itu bangsa Indonesia telah melepaskan diri dari penjajahan Belanda,
Jepang. Meskipun demikian, Belanda tidak mengakui kemerdekaan Indonesia
dan berusaha untuk kembali menjajah. Bangsa Indonesia berjuang dengan
gigih untuk mempertahankan kemerdekaannya. Peperangan pun terjadi di
beberapa kota di Indonesia, seperti di Surabaya, Ambarawa, Bandung, dan
Medan.
D. Soal
NO Jenis Peperangan/ Perlawanan yang
Dilakukan Bangsa Indonesia Tanggal dan Tempat
1
2
3
4
5
Surabaya
Ambara
Bandung Lautan Api
Medan Area
Semarang
27 – 29 Oktober 1945
26 Oktober 1945
23 Maret 1946
13 Oktober 1945
15 Oktober 1945
Lampiran: IV.2
LEMBAR KERJA SISWA (LKS)
PERTEMUAN PERTAMA
Satuan Pendidikan : SDN 183 Tampan Pekanbaru
Mata Pelajaran : IPS
Materi Pokok : Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan
Kelas/Semester : V/II
Anggota Kelompok : ............................................
............................................
E. Petunjuk
4. Kerjakan LKS ini secara individu
5. Setelah selesai mengerjakan :LKS secara individu, guru meminta siswa
melakukan diskusi dengan kelompok masing-masing
6. Presentasikan hasil diskusi tentang perjuangan mempertahankan
kemerdekaan di depan kelas
F. Tujuan
Siswa dapat Menghargai Jasa Para Tokoh Dalam Mempertahankan
Kemerdekaan
G. Teori Singkat
Komisi PBB untuk Indonesia atau UNCI (United Nations Commision
for Indonesia) berhasil mempertemukan Belanda dan Indonesia dalam meja
perundingan. Perundingan dilakukan untuk mencapai pengakuan kedaulatan
Indonesia dan Belanda.
H. Soal
NO Tanggal & Jenis Perundingan Isi Perundingan
1
2
10 Nopember 1946 dilaksanakan
Perjanjian Linggarjati
27 Oktober 1947 dilaksanakan
Perjanjian Renville
Belanda mengakui
Republik Indonesia
Republik Indonesia dan
Belanda akan bekerjasama
dalam pembangunan negeri
Lampiran: IV.3
LEMBAR KERJA SISWA (LKS)
PERTEMUAN KEDUA
Satuan Pendidikan : SDN 183 Tampan Pekanbaru
Mata Pelajaran : IPS
Materi Pokok : Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan
Kelas/Semester : V/II
Anggota Kelompok : ............................................
............................................
A. Petunjuk
1. Kerjakan LKS ini secara individu
2. Setelah selesai mengerjakan :LKS secara individu, guru meminta siswa
melakukan diskusi dengan kelompok masing-masing
3. Presentasikan hasil diskusi tentang perjuangan mempertahankan
kemerdekaan di depan kelas
E. Tujuan
Siswa dapat Menghargai Jasa Para Tokoh Dalam Mempertahankan
Kemerdekaan
F. Teori Singkat
Kemerdekaan Indonesia diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus
1945. Sejak saat itu bangsa Indonesia telah melepaskan diri dari penjajahan
Belanda, Jepang. Meskipun demikian, Belanda tidak mengakui kemerdekaan
Indonesia dan berusaha untuk kembali menjajah. Bangsa Indonesia berjuang
dengan gigih untuk mempertahankan kemerdekaannya. Banyak tokoh yang
berperan dalam mempertahankan kemerdekaan. Mereka telah berjuang agar
kemerdekaan tetap menjadi milik rakyat Indonesia.
G. Soal
NO
Nama Tokoh Yang Berperan
Mempertahankan
Kemerdekaan
Peran terhadap
Mempertahankan
Kemerdekaan
1
2
3
4
Ir. Soekarno
Drs. Mohd. Hatta
Bungtomo
Jendral Soedirman
Proklamator kemerdekaan
Indonesia
Memimpin delegasi
Membangkitkan semangat juang
rakyat dan pemuda Indonesia
Banyak membantu perjuangan
rakyat yang dikenal perjuangan
gerilya
Lampiran: IV.4
RUBRIK PENILAIAN AKTIVITAS GURU
No Aspek Penilaian Kriteria
Skala Deskriptor
1 Guru meminta siswa
bekerjasama dengan anggota
kelompoknya masing-masing
1 Tidak meminta siswa bekerjasama
dengan anggota kelompok
2
Meminta siswa untuk bekerjasama
dengan anggota kelompok, tetapi
tidak membimbing siswa
3
Meminta siswa untuk bekerjasama
dengan anggota kelompok dan
kurang membimbing siswa
4
Meminta siswa untuk bekerjasama
dengan anggota kelompok dan
membimbing siswa
2 Guru membimbing siswa
mengamati lingkungan sekitar
yang berhubungan dengan
materi pembelajaran
1 Tidak membimbing siswa dalam
mengamati lingkungan sekitar
2
Membimbing siswa dalam
mengamati lingkungan sekitar,
tetapi tidak berhubungan dengan
materi pembelajaran
3
Membimbing siswa dalam
mengamati lingkungan sekitar,
tetapi kurang berhubungan dengan
materi pembelajaran
4
Membimbing siswa dalam
mengamati lingkungan sekitar
yang berhubungan dengan materi
pembelajaran
3 Guru meminta masing-masing
kelompok belajar mencari
informasi atau pengetahuan
baru dari materi pembelajaran
1
Tidak meminta masing-masing
kelompok belajar siswa mencari
informasi atau pengetahuan baru
dari materi pelajaran
2
Meminta masing-masing
kelompok belajar mencari
informasi baru yang tidak
berhubungan dengan materi
pembelajaran
3
Meminta masing-masing
kelompok belajar mencari
informasi baru yang kurang
berhubungan dengan materi
pembelajaran
4
Meminta masing-masing
kelompok belajar mencari
informasi baru yang berhubungan
dengan materi pembelajaran
Lampiran: V
No Aspek Penilaian Kriteria
Skala Deskriptor
4 Guru meminta masing-
masing kelompok
mengaplikasikan materi
pembelajaran dengan
kehidupan nyata
1
Tidak meminta masing-masing
kelompok mengaplikasikan
materi pembelajaran dengan
kehidupan nyata
2
Meminta masing-masing
kelompok hanya menguasai
konsep dari materi pembelajaran
3
Kurang mengarahkan masing-
masing kelompok
mengaplikasikan materi
pembelajaran dengan kehidupan
nyata
4
Meminta masing-masing
kelompok mengaplikasikan
materi pembelajaran dengan
kehidupan nyata
5 Guru meminta masing-
masing kelompok membahas
kembali materi pembelajaran
dengan anggota kelompok
masing-masing dan
mendiskusikannya dengan
kelompok belajar lain
1
Tidak meminta masing-masing
kelompok membahas kembali
materi pembelajaran dengan
anggota kelompok masing-
masing dan mendiskusikannya
dengan kelompok belajar lain
2
Mengarahkan masing-masing
kelompok hanya membahas
materi pembelajaran dengan
anggota kelompok masing-
masing saja, tetapi tidak dengan
kelompok belajar lain
3
Mengarahkan dan kurang
membimbing masing-masing
kelompok dalam membahas
materi pembelajaran dengan
anggota kelompok masing-
masing dan dengan kelompok
belajar lainnya
4
Mengarahkan dan membimbing
masing-masing kelompok dalam
membahas materi pembelajaran
dengan anggota kelompok
masing-masing dan juga dengan
kelompok belajar lainnya
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS GURU
DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR
Nama Sekolah : Sekolah Dasar Negeri 183 Tampan Pekanbaru
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Kelas/ Semester : II/ II
Hari/ Tanggal : Selasa, 13 Maret 2012
Siklus/ Pertemuan : I/ I
Alokasi Waktu : 2 x 35 Menit
Materi Pelajaran : Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan
Petunjuk pengisian : Beri tanda ceklis (√) pada kolom nilai sesuai dengan unjuk
kerja.
No Aktivitas Yang Diamati Aktivitas Guru
Ket 1 2 3 4
1
Guru meminta siswa bekerjasama dengan anggota kelompoknya masing-masing
√
2
Guru membimbing siswa mengamati lingkungan sekitar yang berhubungan dengan materi pembelajaran
√
3
Guru meminta masing-masing kelompok belajar mencari informasi atau pengetahuan baru dari materi pembelajaran
√
4
Guru meminta masing-masing kelompok mengaplikasikan materi pembelajaran dengan kehidupan nyata
√
5
Guru meminta masing-masing kelompok membahas kembali materi pembelajaran dengan anggota kelompok masing-masing dan mendiskusikannya dengan kelompok belajar lain
√
Jumlah/ Total 8 3 11
Persentase 55,00%
Kategori Cukup
Pekanbaru, 13 Maret 2012
Observer
Titin Rositi, S.Pd
NIP.
Lampiran: V.1
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS GURU
DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR
Nama Sekolah : Sekolah Dasar Negeri 183 Tampan Pekanbaru
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Kelas/ Semester : II/ II
Hari/ Tanggal : Selasa, 20 Maret 2012
Siklus/ Pertemuan : I/ II
Alokasi Waktu : 2 x 35 Menit
Materi Pelajaran : Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan
Petunjuk pengisian : Beri tanda ceklis (√) pada kolom nilai sesuai dengan unjuk
kerja.
No Aktivitas Yang Diamati Aktivitas Guru
Ket 1 2 3 4
1
Guru meminta siswa bekerjasama dengan anggota kelompoknya masing-masing
√
2
Guru membimbing siswa mengamati lingkungan sekitar yang berhubungan dengan materi pembelajaran
√
3
Guru meminta masing-masing kelompok belajar mencari informasi atau pengetahuan baru dari materi pembelajaran
√
4
Guru meminta masing-masing kelompok mengaplikasikan materi pembelajaran dengan kehidupan nyata
√
5
Guru meminta masing-masing kelompok membahas kembali materi pembelajaran dengan anggota kelompok masing-masing dan mendiskusikannya dengan kelompok belajar lain
√
Jumlah/ Total 6 6 12
Persentase 60,00%
Kategori Cukup
Pekanbaru, 20 Maret 2012
Observer
Titin Rositi, S.Pd
NIP.
Lampiran: V.2
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS GURU
DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR
Nama Sekolah : Sekolah Dasar Negeri 183 Tampan Pekanbaru
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Kelas/ Semester : II/ II
Hari/ Tanggal : Selasa, 02 April 2012
Siklus/ Pertemuan : II/ I
Alokasi Waktu : 2 x 35 Menit
Materi Pelajaran : Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan
Petunjuk pengisian : Beri tanda ceklis (√) pada kolom nilai sesuai dengan unjuk
kerja.
No Aktivitas Yang Diamati Aktivitas Guru
Ket 1 2 3 4
1
Guru meminta siswa bekerjasama dengan anggota kelompoknya masing-masing
√
2
Guru membimbing siswa mengamati lingkungan sekitar yang berhubungan dengan materi pembelajaran
√
3
Guru meminta masing-masing kelompok belajar mencari informasi atau pengetahuan baru dari materi pembelajaran
√
4
Guru meminta masing-masing kelompok mengaplikasikan materi pembelajaran dengan kehidupan nyata
√
5
Guru meminta masing-masing kelompok membahas kembali materi pembelajaran dengan anggota kelompok masing-masing dan mendiskusikannya dengan kelompok belajar lain
√
Jumlah/ Total 3 16 19
Persentase 95,00%
Kategori Sangat Baik
Pekanbaru, 02 April 2012
Observer
Titin Rositi, S.Pd
NIP.
Lampiran: V.3
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS GURU
DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR
Nama Sekolah : Sekolah Dasar Negeri 183 Tampan Pekanbaru
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Kelas/ Semester : II/ II
Hari/ Tanggal : Selasa, 10 April 2012
Siklus/ Pertemuan : II/ II
Alokasi Waktu : 2 x 35 Menit
Materi Pelajaran : Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan
Petunjuk pengisian : Beri tanda ceklis (√) pada kolom nilai sesuai dengan unjuk
kerja.
No Aktivitas Yang Diamati Aktivitas Guru
Ket 1 2 3 4
1
Guru meminta siswa bekerjasama dengan anggota kelompoknya masing-masing
√
2
Guru membimbing siswa mengamati lingkungan sekitar yang berhubungan dengan materi pembelajaran
√
3
Guru meminta masing-masing kelompok belajar mencari informasi atau pengetahuan baru dari materi pembelajaran
√
4
Guru meminta masing-masing kelompok mengaplikasikan materi pembelajaran dengan kehidupan nyata
√
5
Guru meminta masing-masing kelompok membahas kembali materi pembelajaran dengan anggota kelompok masing-masing dan mendiskusikannya dengan kelompok belajar lain
√
Jumlah/ Total 20 20
Persentase 100,00%
Kategori Sangat Baik
Pekanbaru, 10 April 2012
Observer
Titin Rositi, S.Pd
NIP.
Lampiran: V.4
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS GURU
DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR
SIKLUS I DAN SIKLUS II
No Aktivitas Guru Siklus I
I II III IV
1
Guru meminta siswa
bekerjasama dengan anggota
kelompoknya masing-masing 2 3 4 4
2
Guru membimbing siswa
mengamati lingkungan
sekitar yang berhubungan
dengan materi pembelajaran
3 3 4 4
3
Guru meminta masing-
masing kelompok belajar
mencari informasi atau
pengetahuan baru dari materi
pembelajaran
2 2 4 4
4
Guru meminta masing-
masing kelompok
mengaplikasikan materi
pembelajaran dengan
kehidupan nyata
2 2 4 4
5
Guru meminta masing-
masing kelompok membahas
kembali materi pembelajaran
dengan anggota kelompok
masing-masing dan
mendiskusikannya dengan
kelompok belajar lain
2 2 4 4
Jumlah 11 12 19 20
Persentase 55,00% 60,00% 95,00% 100,00%
Kategori Cukup Cukup Sangat
Baik
Sangat
Baik
Lampiran: V.5
RUBRIK PENILAIAN AKTIVITAS SISWA
No Aspek Penilaian Kriteria
Skala Deskriptor
1 Siswa bekerjasama dengan anggota kelompoknya masing-masing
1 Siswa tidak mahu bekerjasama dengan anggota yang telah ditentukan guru
2 Siswa kurang mahu bekerjasama dengan anggota kelompoknya masing-masing
3 Siswa bekerjasama dengan anggota kelompoknya masing-masing, tetapi tidak secara kompak
4 Siswa bekerjasama dengan anggota kelompoknya masing-masing secara kompak
2 Siswa mengamati lingkungan sekitar yang berhubungan dengan materi pembelajaran
1 Siswa bersama anggota kelompoknya tidak melakukan aktivitas yang diberikan guru
2
Siswa bersama anggota kelompok mengamati lingkungan sekitar yang berhubungan yang kurang berhubungan dengan materi pembelajaran
3
Siswa bersama anggota kelompok mengamati lingkungan sekitar yang berhubungan dengan materi pembelajaran, tetapi tidak dapat mengambil pelajaran dari yang diamati
4
Siswa mengamati lingkungan sekitar yang berhubungan dengan materi pembelajaran dan dapat menarik kesimpulan dari setiap yang diamati
3 Masing-masing siswa dan dengan anggota kelompoknya mencari informasi atau pengetahuan baru dari materi pembelajaran
1 Siswa berdiam diri dan tidak melakukan tugas yang diberikan guru
2 Siswa mencari informasi atau pengetahuan baru dengan sendirinya
3
Siswa dengan anggota kelompoknya masing-masing mencari informasi atau pengetahuan baru dari materi pembelajaran, tetapi tidak mendapatkan informasi atau pengetahuan yang baru
4
Siswa dengan anggota kelompok masing-masing mencari informasi atau pengetahuan baru dari materi pembelajaran dan menemukan informasi atau pengetahuan yang baru
Lampiran: VI
No Aspek Penilaian Kriteria
Skala Deskriptor 4 Masing-masing siswa dan
dengan anggota kelompoknya
mengaplikasikan materi
pembelajaran dengan kehidupan
nyata
1
Siswa bersama anggota
kelompoknya tidak mampu
mengaplikasikan materi
pembelajaran dengan kehidupan
nyata
2
Siswa bersama anggota
kelompoknya kurang mampu
mengaplikasikan materi
pembelajaran dengan kehidupan
nyata
3
Siswa mampu mengaplikasikan
materi pembelajaran dengan
kehidupan nyata, tidak bersama
anggota kelompok
4
Siswa bersama anggota
kelompoknya mampu
mengaplikasikan materi
pembelajaran dengan kehidupan
nyata
5 Masing-masing kelompok
membahas kembali materi
pembelajaran dengan anggota
kelompoknya masing-masing
dan mendiskusikannya dengan
kelompok belajar lain
1
Masing-masing kelompok tidak
mahu membahas kembali materi
pembelajaran dengan anggota
kelompoknya masing-masing dan
mendiskusikannya dengan
kelompok belajar lain
2
Masing-masing kelompok
membahas kembali materi
pembelajaran dengan anggota
kelompoknya masing-masing, tetapi
tidak mahu mendiskusikannya
dengan kelompok belajar lain
3
Masing-masing kelompok
membahas kembali materi
pembelajaran dengan anggota
kelompoknya masing-masing dan
mendiskusikannya dengan
kelompok belajar lain, tetapi tidak
mampu menjawab pertanyaan yang
disampaikan oleh kelompok lain
4
Masing-masing kelompok
membahas kembali materi
pembelajaran dengan anggota
kelompoknya masing-masing dan
mendiskusikannya dengan
kelompok belajar lain dan mampu
menjawab setiap pertanyaan yang
disampaikan oleh kelompok lain
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA
Nama Sekolah : Sekolah Dasar Negeri 183 Tampan Pekanbaru
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Kelas/ Semester : II/ II
Hari/ Tanggal : Selasa, 13 Maret 2012
Siklus/ Pertemuan : I/ I
Alokasi Waktu : 2 x 35 Menit
Materi Pelajaran : Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan
1. Siswa bekerjasama dengan anggota kelompoknya masing-masing
2. Siswa mengamati lingkungan sekitar yang berhubungan dengan materi
pembelajaran
3. Masing-masing siswa dan dengan anggota kelompoknya mencari informasi
atau pengetahuan baru dari materi pembelajaran
4. Masing-masing siswa dan dengan anggota kelompoknya mengaplikasikan
materi pembelajaran dengan kehidupan nyata
5. Masing-masing kelompok membahas kembali materi pembelajaran dengan
anggota kelompoknya masing-masing dan mendiskusikannya dengan
kelompok belajar lain
No Nama Siswa Aktivitas yang Diamati
Ket 1 2 3 4 5
1 ADINDA 2 2 2 2 1
2 AJENG NUR OKTARIA. P 2 1 2 2 1
3 ANDRIAN MARULI 2 2 2 3 3
4 BUDI ARIO 2 2 2 2 3
5 CITRA MARLENI 2 2 2 3 2
6 ERMELIS SETIA HASANAH 1 2 2 2 2
7 FANI AFNI. D 2 2 2 3 2
8 FATTIYA NAHDA 1 2 1 1 1
9 IRFAN INDRA. P 2 2 2 2 3
10 JAKA PRATAMA 2 2 2 2 2
11 JEFRI MAULANA 3 3 3 3 2
12 JUWITA YOFI. S 2 2 2 2 1
13 KAPITA 2 2 2 2 3
14 KHAIRIL HIDAYAT 2 2 2 3 2
15 KURNIA BUDIARTI 1 2 1 2 1
16 LENA HARIANTI 2 2 2 2 3
17 LENI HARIANTI 2 2 2 3 2
18 LORENZA AULIA 1 2 1 1 2
19 M. AMIRUDDIN 3 2 3 2 3
20 M. ARIF 1 2 1 2 2
Lampiran: VI.1
No Nama Siswa Aktivitas yang Diamati
Ket 1 2 3 4 5
21 M. DWIFA SYUKRI FADLI 2 2 2 2 3
22 M. NUR FADLI 2 2 2 2 2
23 M. RYAN PRADANA 2 2 2 3 3
24 M. TEDDY PRATAMA 2 2 2 1 2
25 M. ZAKY HAKIM 3 3 3 2 3
26 MAILA FAIZA 2 2 2 3 2
27 MUHAMMAD YOGA 2 2 2 2 3
28 NURUL REZKI . D 1 2 1 2 2
29 QUEEN LAILA. Z 2 2 2 3 3
30 RAFIF MAHES 2 2 2 2 3
31 RAHMAD RAHARJA 2 2 2 3 3
32 RAHMATULLAH HIDAYAH 2 2 2 1 2
33 RENDI OKTA NANDI 2 2 2 2 3
34 RIDZKY CHAN 2 2 2 3 2
35 RIZKI YULIANSAH 2 2 2 2 2
36 RIZKI YUSPA RAMADHAN 2 2 2 2 2
37 RONI OKTAVIARDI 2 2 2 2 2
38 SYUKRI NOVALDO 2 2 2 2 3
39 TRI YULIANTI 2 2 2 2 3
40 VINA CARMILA 3 3 3 3 3
Jumlah 78 82 79 88 92
Persentase 48.75 51.25 49.38 55.00 57.50
Pekanbaru, 13 Maret 2012
Peneliti Observer
g Jelas D a r m i t a Titin Rositi, S.Pd NIM. 1055187011 NIP.
Mengetahui,
Kepala SDN 183 Tampan
Zulkifli, M.Pd
NIP. 19570720 197612 1001
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA
Nama Sekolah : Sekolah Dasar Negeri 183 Tampan Pekanbaru
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Kelas/ Semester : II/ II
Hari/ Tanggal : Selasa, 20 Maret 2012
Siklus/ Pertemuan : I/ II
Alokasi Waktu : 2 x 35 Menit
Materi Pelajaran : Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan
1. Siswa bekerjasama dengan anggota kelompoknya masing-masing
2. Siswa mengamati lingkungan sekitar yang berhubungan dengan materi
pembelajaran
3. Masing-masing siswa dan dengan anggota kelompoknya mencari informasi
atau pengetahuan baru dari materi pembelajaran
4. Masing-masing siswa dan dengan anggota kelompoknya mengaplikasikan
materi pembelajaran dengan kehidupan nyata
5. Masing-masing kelompok membahas kembali materi pembelajaran dengan
anggota kelompoknya masing-masing dan mendiskusikannya dengan
kelompok belajar lain
No Nama Siswa Aktivitas yang Diamati
Ket 1 2 3 4 5
1 ADINDA 2 2 2 2 2
2 AJENG NUR OKTARIA. P 3 2 2 3 2
3 ANDRIAN MARULI 2 3 2 3 3
4 BUDI ARIO 2 2 2 2 3
5 CITRA MARLENI 3 3 3 3 3
6 ERMELIS SETIA HASANAH 1 2 2 2 2
7 FANI AFNI. D 3 3 3 3 4
8 FATTIYA NAHDA 1 2 1 2 1
9 IRFAN INDRA. P 3 2 3 3 3
10 JAKA PRATAMA 2 3 2 2 2
11 JEFRI MAULANA 4 3 4 3 3
12 JUWITA YOFI. S 2 2 2 2 1
13 KAPITA 2 3 2 2 3
14 KHAIRIL HIDAYAT 2 2 2 3 2
15 KURNIA BUDIARTI 1 2 1 2 1
16 LENA HARIANTI 2 3 2 2 3
17 LENI HARIANTI 2 3 2 3 2
18 LORENZA AULIA 1 2 1 1 2
19 M. AMIRUDDIN 3 3 3 3 3
20 M. ARIF 1 2 1 2 2
Lampiran: VI.2
No Nama Siswa Aktivitas yang Diamati
Ket 1 2 3 4 5
21 M. DWIFA SYUKRI FADLI 3 3 3 3 3
22 M. NUR FADLI 2 2 2 2 2
23 M. RYAN PRADANA 2 2 2 3 3
24 M. TEDDY PRATAMA 2 2 2 1 2
25 M. ZAKY HAKIM 4 3 4 3 3
26 MAILA FAIZA 2 3 3 3 3
27 MUHAMMAD YOGA 2 2 2 2 3
28 NURUL REZKI . D 1 2 1 2 2
29 QUEEN LAILA. Z 2 2 2 3 3
30 RAFIF MAHES 3 3 3 3 3
31 RAHMAD RAHARJA 3 3 3 3 3
32 RAHMATULLAH HIDAYAH 2 2 3 3 2
33 RENDI OKTA NANDI 3 3 3 3 3
34 RIDZKY CHAN 2 2 2 3 2
35 RIZKI YULIANSAH 2 2 2 2 2
36 RIZKI YUSPA RAMADHAN 3 3 3 4 3
37 RONI OKTAVIARDI 3 3 3 3 3
38 SYUKRI NOVALDO 2 2 2 3 3
39 TRI YULIANTI 3 3 3 3 3
40 VINA CARMILA 4 3 4 3 3
Jumlah 92 99 94 103 101
Persentase 57.50 61.88 58.75 64.38 63.13
Pekanbaru, 20 Maret 2012
Peneliti Observer
g Jelas D a r m i t a Titin Rositi, S.Pd NIM. 1055187011 NIP.
Mengetahui,
Kepala SDN 183 Tampan
Zulkifli, M.Pd
NIP. 19570720 197612 1001
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA
Nama Sekolah : Sekolah Dasar Negeri 183 Tampan Pekanbaru
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Kelas/ Semester : II/ II
Hari/ Tanggal : Selasa, 02 April 2012
Siklus/ Pertemuan : II/ I
Alokasi Waktu : 2 x 35 Menit
Materi Pelajaran : Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan
1. Siswa bekerjasama dengan anggota kelompoknya masing-masing
2. Siswa mengamati lingkungan sekitar yang berhubungan dengan materi
pembelajaran
3. Masing-masing siswa dan dengan anggota kelompoknya mencari informasi
atau pengetahuan baru dari materi pembelajaran
4. Masing-masing siswa dan dengan anggota kelompoknya mengaplikasikan
materi pembelajaran dengan kehidupan nyata
5. Masing-masing kelompok membahas kembali materi pembelajaran dengan
anggota kelompoknya masing-masing dan mendiskusikannya dengan
kelompok belajar lain
No Nama Siswa Aktivitas yang Diamati
Ket 1 2 3 4 5
1 ADINDA 2 3 2 3 3
2 AJENG NUR OKTARIA. P 3 3 3 3 4
3 ANDRIAN MARULI 3 3 4 4 4
4 BUDI ARIO 3 3 3 3 4
5 CITRA MARLENI 4 4 4 4 4
6 ERMELIS SETIA HASANAH 2 3 3 3 3
7 FANI AFNI. D 3 3 4 4 4
8 FATTIYA NAHDA 2 2 3 2 3
9 IRFAN INDRA. P 4 4 4 3 4
10 JAKA PRATAMA 3 3 3 4 3
11 JEFRI MAULANA 4 4 4 4 4
12 JUWITA YOFI. S 3 3 2 4 3
13 KAPITA 3 3 3 4 4
14 KHAIRIL HIDAYAT 3 3 2 4 4
15 KURNIA BUDIARTI 3 2 2 3 3
16 LENA HARIANTI 4 3 3 4 4
17 LENI HARIANTI 4 3 3 4 4
18 LORENZA AULIA 3 2 2 3 3
19 M. AMIRUDDIN 4 4 4 4 4
20 M. ARIF 3 2 3 3 2
Lampiran: VI.3
No Nama Siswa Aktivitas yang Diamati
Ket 1 2 3 4 5
21 M. DWIFA SYUKRI FADLI 4 4 3 4 4
22 M. NUR FADLI 3 3 2 3 3
23 M. RYAN PRADANA 4 3 4 4 4
24 M. TEDDY PRATAMA 3 3 3 3 3
25 M. ZAKY HAKIM 4 4 4 4 4
26 MAILA FAIZA 4 4 3 4 4
27 MUHAMMAD YOGA 3 3 3 3 3
28 NURUL REZKI . D 2 2 3 2 2
29 QUEEN LAILA. Z 3 3 4 4 4
30 RAFIF MAHES 4 4 4 4 4
31 RAHMAD RAHARJA 4 3 4 4 4
32 RAHMATULLAH HIDAYAH 3 3 3 3 3
33 RENDI OKTA NANDI 4 4 4 4 4
34 RIDZKY CHAN 3 3 4 4 3
35 RIZKI YULIANSAH 3 2 3 2 3
36 RIZKI YUSPA RAMADHAN 4 3 4 4 3
37 RONI OKTAVIARDI 4 3 4 4 4
38 SYUKRI NOVALDO 3 4 3 4 3
39 TRI YULIANTI 4 4 4 4 4
40 VINA CARMILA 4 4 4 4 4
Jumlah 133 126 131 142 141
Persentase 83.13 78.75 81.88 88.75 88.13
Pekanbaru, 02 April 2012
Peneliti Observer
g Jelas D a r m i t a Titin Rositi, S.Pd NIM. 1055187011 NIP.
Mengetahui,
Kepala SDN 183 Tampan
Zulkifli, M.Pd
NIP. 19570720 197612 1001
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA
Nama Sekolah : Sekolah Dasar Negeri 183 Tampan Pekanbaru
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Kelas/ Semester : II/ II
Hari/ Tanggal : Selasa, 10 April 2012
Siklus/ Pertemuan : II/ II
Alokasi Waktu : 2 x 35 Menit
Materi Pelajaran : Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan
1. Siswa bekerjasama dengan anggota kelompoknya masing-masing
2. Siswa mengamati lingkungan sekitar yang berhubungan dengan materi
pembelajaran
3. Masing-masing siswa dan dengan anggota kelompoknya mencari informasi
atau pengetahuan baru dari materi pembelajaran
4. Masing-masing siswa dan dengan anggota kelompoknya mengaplikasikan
materi pembelajaran dengan kehidupan nyata
5. Masing-masing kelompok membahas kembali materi pembelajaran dengan
anggota kelompoknya masing-masing dan mendiskusikannya dengan
kelompok belajar lain
No Nama Siswa Aktivitas yang Diamati
Ket 1 2 3 4 5
1 ADINDA 3 4 3 4 3
2 AJENG NUR OKTARIA. P 4 4 3 3 4
3 ANDRIAN MARULI 3 3 4 4 4
4 BUDI ARIO 3 4 4 3 4
5 CITRA MARLENI 4 4 4 4 4
6 ERMELIS SETIA HASANAH 3 3 3 3 3
7 FANI AFNI. D 4 4 4 4 4
8 FATTIYA NAHDA 2 3 3 2 3
9 IRFAN INDRA. P 4 4 4 4 4
10 JAKA PRATAMA 3 4 4 4 3
11 JEFRI MAULANA 4 4 4 4 4
12 JUWITA YOFI. S 3 3 4 4 4
13 KAPITA 4 3 4 4 4
14 KHAIRIL HIDAYAT 3 4 3 4 4
15 KURNIA BUDIARTI 3 4 3 3 3
16 LENA HARIANTI 4 4 4 4 4
17 LENI HARIANTI 4 4 4 4 4
18 LORENZA AULIA 3 3 3 4 3
19 M. AMIRUDDIN 4 4 4 4 4
20 M. ARIF 3 3 3 3 3
Lampiran: VI.4
No Nama Siswa Aktivitas yang Diamati
Ket 1 2 3 4 5
21 M. DWIFA SYUKRI FADLI 4 4 4 4 4
22 M. NUR FADLI 3 4 3 4 3
23 M. RYAN PRADANA 4 4 4 4 4
24 M. TEDDY PRATAMA 3 3 4 3 4
25 M. ZAKY HAKIM 4 4 4 4 4
26 MAILA FAIZA 4 4 4 4 4
27 MUHAMMAD YOGA 4 3 4 4 3
28 NURUL REZKI . D 3 2 3 3 2
29 QUEEN LAILA. Z 3 4 4 4 4
30 RAFIF MAHES 4 4 4 4 4
31 RAHMAD RAHARJA 4 4 4 4 4
32 RAHMATULLAH HIDAYAH 3 4 3 4 3
33 RENDI OKTA NANDI 4 4 4 4 4
34 RIDZKY CHAN 3 4 4 4 4
35 RIZKI YULIANSAH 3 3 3 3 4
36 RIZKI YUSPA RAMADHAN 4 4 4 4 4
37 RONI OKTAVIARDI 4 4 4 4 4
38 SYUKRI NOVALDO 4 4 3 4 4
39 TRI YULIANTI 4 4 4 4 4
40 VINA CARMILA 4 4 4 4 4
Jumlah 141 148 147 150 148
Persentase 19.58 20.56 20.42 20.83 20.56
Pekanbaru, 10 April 2012
Peneliti Observer
g Jelas D a r m i t a Titin Rositi, S.Pd NIM. 1055187011 NIP.
Mengetahui,
Kepala SDN 183 Tampan
Zulkifli, M.Pd
NIP. 19570720 197612 1001
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA
SIKLUS I DAN SIKLUS II
No Aktivitas Siswa Siklus I Siklus II
I II III IV
1
Siswa bekerjasama
dengan anggota
kelompoknya masing-
masing
78 92 133 141
2
Siswa mengamati
lingkungan sekitar yang
berhubungan dengan
materi pembelajaran
82 99 126 148
3
Masing-masing siswa
dan dengan anggota
kelompoknya mencari
informasi atau
pengetahuan baru dari
materi pembelajaran
79 94 131 147
4
Masing-masing siswa
dan dengan anggota
kelompoknya
mengaplikasikan materi
pembelajaran dengan
kehidupan nyata
88 103 142 150
5
Masing-masing
kelompok membahas
kembali materi
pembelajaran dengan
anggota kelompoknya
masing-masing dan
mendiskusikannya
dengan kelompok belajar
lain
92 101 141 148
Jumlah 419 489 673 734
Persentase 53,385% 61,13% 84,13% 91,75%
Kategori Cukup Baik Sangat
Baik
Sangat
Baik
Lampiran: VI.5
KISI-KISI SOAL SIKLUS PERTAMA
Standar
Kompetensi
Kompetensi
Dasar
Indikator
Penerapan Soal
Kunci
Jawaban
Kognitif
C1 C2 C3 C4 C5 C6 Menghargai
Peranan Tokoh
Pejuang dan
Masyarakat
Dalam
Mempersiapkan
dan
Mempertahankan
Kemerdekaan
Indonesia
Menghargai
perjuangan para
tokoh dalam
mempertahankan
kemerdekaan
Menceritakan
perjuangan
bangsa
Indonesia dalam
mempertahankan
kemerdekaan
1. Siapa nama jenderal Inggris yang memimpin pendaratan di Jakarta pada peristiwa 10 Maret 1945 di Surabaya a. Sir Philip Christison b. Cristopher Colombus c. Raflessia d. Josh Bush
A √
2. Mengapa tentara Inggris mendarat di Indonesia pada tanggal 29 September 1945 di Surabaya adalah, untuk a. Melucuti senjata tentara Jepang b. Melakukan perdamaian dunia c. Menyerang kembali bangsa Indonesia d. Menguasai sebagian wilayah pulau Jawa
A √
3. Di bawah ini nama-nama tokoh perjuangan kemerdekaan Indonesia, sebagai berikut: 1) Ir. Soekarno 2) Mohammad Hatta 3) Suryadarma 4) Bungtomo 5) Jenderal Soedirman 6) Syarifuddin Prawiranegara
Klasifikasi dari nama-nama di atas, tiga tokoh yang ditahan Belanda pada saat agresi militer II, adalah a. 1, 2, dan 3 b. 3, 4, dan 5 c. 2, 3, dan 4 d. 4, 5, dan 6
A √
Lampiran: VII.1
4. Sebutkan beberapa desakan Negara- Negara
Asia dari Agresi Militer Belanda II, kecuali
a. Pemerintah RI segera dikembalikan ke
Yogyakarta
b. Belanda segera ditarik mundur dari
Indonesia
c. Pemerintahan RI diharapkan meminta
bantuan kepada negara-negara Asia
dalam melakukan sengketa dengan
Belanda
d. a dan b benar
C √
5. Apa yang harus dilakukan bagi seorang
siswa dalam mengenang jasa dan perjuangan
para pahlawan
a. Mengisi kemerdekaan dan berdoa di
kuburan pahlawan seharian pada hari 10
November setiap tahunnya
b. Mengunjungi keluarganya dan
mengucapkan terima kasih atas
perjuangan yang telah dilakukan oleh
pahlawan
c. Mengisi kemerdekaan dengan belajar
sungguh-sungguh
d. Melanjutkan perjuangan pahlawan
dengan melakukan perlawanan terhadap
setiap bentuk penjajahan yang ada saat
ini
C √
6. Apa akhir dari perlawanan masyarakat
Surabaya terhadap tentara Inggris pada
tanggal 10 November 1945
a. Tentara Inggris berhasil diusir dari
Surabaya
b. Masyarakat Surabaya meraih
kemenangan
D √
c. Markas tentara Inggris diusir dari
Surabaya
d. Markas Pertahanan Surabaya
dipindahkan ke Desa Lebaniwaras 7. Mengapa hari infantri diperingati setiap
tanggal 15 Desember oleh bangsa Indonesia a. Mengenang jasa dan perjuangan Kolonel
Soedirman dan pasukannya dalam mengusir tentara Inggris dari Ambarawa
b. Mengenang jasa dan perjuangan para ABRI dalam mengusir penjajahan di Indonesia
c. Mengenang jasa dan perjuangan Mohammad Toha dalam mengusir pasukan Belanda
d. Salah semua
A √
8. Dimanakah ibu kota PDRI yang dimandat oleh Soerkarno a. Surabaya c. Bukittinggi b. Jakarta d. Ambarawa
C √
9. Tuliskan salah satu isi peringatan pertama tentara sekutu dalam pertempuran Bandung Lautan Api a. Agar masyarakat Bandung tunduk
dengan sekutu b. Bagian utara kota Bandung harus
dikosongkan c. Bagian selatan kota Bandung menjadi
pangkalan militer sekutu d. Masyarakat Bandung harus
meninggalkan Bandung dalam waktu 2x24 jam
B √
10. Para ilmuan mengatakan bahwa bangsa Indonesia saat ini masih berada dalam kondisi terjajah. Sehingga, disimpulkan bahwa bangsa Indonesia belum merdeka. Berilah alasan kenapa bangsa Indonesia belum dikatakan merdeka dan masih dalam kondisi terjajah a. Karena bangsa Indonesia belum memiliki
kedaulatan sendiri
D √
b. Karena masih banyaknya kemiskinan yang dialami oleh bangsa Indonesia
c. Karena masih banyaknya penganguran di masyarakat
d. Karena bangsa Indonesia masih dijajah dari segi politik, ekonomi, sosial, budaya dan pertahanan keamanan
11. Apa yang harus dilakukan dalam mengisi
kemerdekaan Indonesia
a. Mengisi kemerdekaan dengan
melanjutkan perjuangan para pahlawan
dengan melawan setiap penjajahan yang
ada
b. Mengisi kemerdekaan dengan belajar
santai dan malas
c. Mengisi kemerdekaan dengan tetap
bersemangat belajar dan tidak
memperhatikan prestasi yang akan
diraih
d. Mengisi pembangunan dengan belajar
sungguh dan meraih prestasi yang
gemilang
D √
12. Sebutkan berapa jumlah pasukan sekutu
yang dikerahkan dalam perlawanan 10
November 1945 di Surabaya
a. 90. 000 c. 10. 000
b. 11. 000 d. 12. 000
C √
13. Mengapa Komisi Tiga Negara (KTN)
dibentuk, adalah
a. Untuk mendamaikan perseteruan antara
Indonesia dengan Belanda
b. Untuk mengantisipasi masuknya Inggris
ke Indonesia
c. Untuk mengusi tentara Belanda dan
Inggris dari wilayah Indonesia
A √
d. Untuk menyelesaikan berbagai
permasalahan yang dihadapi bangsa
Indonesia
14. Pada tanggal berapa hari pahlawan diperingati
a. 09 November c. 10 November b. 11 November d. 12 November
A √
15. Di bawah ini beberapa Negara di dunia 1. Indonesia 2. Inggris 3. Australia 4. Amerika 5. Beligia 6. Belanda 7. Malaysia Klasifikasikan beberapa Negara yang tergolong dalam KTN, adalah a. 1, 2, dan 3 c. 3, 4, dan 5 b. 5, 6, dan 7 d. 1, 4, dan 7
C √
16. Siapakah tokoh yang mendapatkan mandat dari Soekarno untuk membentuk Pemerintah Darurat Republik Indonesia a. Hamengkubuwono IX b. R. Abdul Kadir Widjojoatmodjo c. Mr. Syarifuddin Prawiranegara d. Drs. Mohammad Hatta
C √
17. NICA adalah singkatan dari a. Netherland Indies Company America b. Netherland Indies Club Administration c. Netherland Indies Civil Ambarawa d. Netherland Indies Civil Administration
D √
18. Dalam membentuk Komisi Tiga Negara (KTN), Australia adalah negara yang dipilih oleh
a. Indonesia b. Belanda c. Indonesia dan Belanda d. Mengusulkan sendiri
B √
19. Siapakah pahlawan yang dikenal gugur dalam peristiwa 23 Maret 1946 a. Mohammad Haryono b. Mohommad Toha c. Mohammad Hamdan d. Mohammad Hasbullah
B √
20. Perjanjian Renville diprakarsai oleh a. KTN c. NICA b. KNIL d. PDRI
A √
KISI-KISI SOAL SIKLUS KEDUA
Standar
Kompetensi
Kompetensi
Dasar
Indikator
Penerapan Soal
Kunci
Jawaban
Kognitif
C1 C2 C3 C4 C5 Menghargai
Peranan Tokoh
Pejuang dan
Masyarakat Dalam
Mempersiapkan
dan
Mempertahankan
Kemerdekaan
Indonesia
Menghargai
perjuangan para
tokoh dalam
mempertahankan
kemerdekaan
Siswa dapat
Menghargai Jasa
Para Tokoh Dalam
Mempertahankan
Kemerdekaan
1. Perjanjian Room Royen disetujui di
Jakarta pada tanggal Sir Philip
Christison
a. 6 Mei 1949
b. 7 Mei 1949
c. 8 Mei 1949
d. 9 Mei 1949
B √
2. Mengapa Konferensi Meja Bundar
dilaksanakan
a. Sebagai usaha yang dilakukan
pemerintah Belanda ingin
menguasai Indonesia
b. Sebagai tindak lanjut dari
perjanjian Rum Royen yang
telah dilakukan
c. Seabagi usaha yang dilakukan
Indonesia untuk membuktikan
kegagalan pemerintah Belanda
untuk menguasai Indonesia
d. a, b, c salah semua
B √
3. Di bawah ini beberapa isi perjanjian
yang pernah dilakukan bangsa
Indonesia dengan pemerintah
Belanda, sebagai berikut:
1) Pemerintah Republik Indonesia
dikembalikan ke Yogyakarta
2) Menghentikan gerakan-gerakan
militer dan membebaskan
semua tahanan politik
C √
Lampiran: VII.2
3) Indonesia menjadi Republik
Indonesia Serikat (RIS) dan
Belanda akan menyerahkan
kedaulatan kepada RIS pada
akhir bulan Desember 1949
4) RIS dan Belanda akan
tergabung dalam Uni Indonesia
dan Belanda
5) Irian Barat akan diserahkan
setahun setelah pengakuan
kedaulatan Belanda
Tunjukkanlah dari isi perjanjian di
atas yang tergolong ke dalam
perjanjian yang dihasilkan dari
KMB antara Indonesia dengan
Belanda:
a. 1, 2 dan 3
b. 2, 3 dan 4
c. 3, 4 dan 5
d. 1, 4 dan 5
4. Mengapa Konferensi Meja Bundar
antara Pemerintah Belanda dengan
Indonesia dilaksanakan, karena
a. Pemeritah Belanda ingin
mengakui kedaulatan bangsa
Indonesia
b. Keinginan bangsa Indonesia
agar diakui kedaulatannya oleh
pemerintah Belanda
c. Perdamaian yang ingin
dilakukan antara kedua negara,
yaitu Indonesia dan Belanda
B √
d. Belanda ingin meninggalkan
bangsa Indonesia
5. Bagaimanakah pendapat anda bila
KMB antara Pemerintah Belanda
dengan bangsa Indonesia tidak
dilaksanakan
a. Kedaulatan bangsa Indonesia
tidak diakui pemerintah Belanda
b. Pemerintah Belanda
mendapatkan peringatan tegas
dari PBB
c. Pemerintah Belanda akan
diserang oleh bangsa Indonesia
sampai titik darah terakhir
d. Pemerintah Indonesia akan rela
dan menerima setiap penjajahan
yang ada
A √
6. Siapa tokoh dan utusan dari
Indonesia yang mengikuti upacara
sekaligus menandatangai
kesepakatan dalam pengakuan
kedaulatan antara Indonesia dengan
pemerintah Belanda:
a. H. Agussalim
b. Hamengkubuwono IX
c. Ir. Soekarno
d. Drs. Moh Hatta
D √
7. Carilah hubungan antara perjanjian
Rum Royen dengan Konferensi Meja
Bundar antara bangsa Indonesia
dengan pemerintah Belanda:
a. Konferensi Meja Bundar (KMB)
merupakan tindak lanjut dari
perjanjian Rum Royen
A √
b. Konferensi Meja Bundar (KMB)
tidak memiliki hubungan sama
sekali dengan perjanjian Rum
Royen
c. Konferensi Meja Bundar (KMB)
merupakan perjanjian antara
pemerintahan Belanda dengan
bangsa Indonesia
d. Konferensi Meja Bundar (KMB)
merupakan perjanjian
kedaulatan antara Indoensia
dengan pemerintah Belanda
8. Kapan perjanjian Rum Royen
dilaksanakan c. 23 November 1949 d. 5 sampai 7 November 1949 e. 22 Juli sampai 1 November
1949 f. 23 Juli sampai 2 November
1949
D √
9. Sebutkan bukti kedaulatan yang
diakui pemerintahan Belanda atas
bangsa Indonesia:
a. Pemerintah Belanda diusir dari
wilayah Indonesia
b. Bangsa Indonesia mengadakan
syukuran bersama dengan
pemerintah Belanda
c. Bangsa Indonesia
memproklamasikan
kemerdekaannya
d. Dilakukannya upacara
penurunan bendera Belanda dan
dilanjutkan pengibaran bendera
Indonesia
D √
10. Mengapa upacara pengakuan kedaulatan juga dilakukan di Indonesia a. Agar bangsa Indonesia
menerima kedaulatan yang sebenarnya
b. Agar kedaulatan yang diberikan pemerintah Belanda juga disaksikan oleh bangsa Indonesia
c. Agar pemerintah Belanda tidak kembali ke Indonesia
d. Agar bangsa Indonesia tidak menerima segala bentuk penjajahan
B √
11. Mengapa Ir. Soekarno mengirimkan mandat kepada Menteri Kemakmuran sebelum ia ditangkap pada tanggal 19 Desember 1948 a. Agar membentuk dan dan
memimpin PDRI
A √
b. Agar melancarkan serangan kepada Belanda
c. Agar bangsa Indonesia merapatkan barisan dalam melawan sekutu
d. Agar mengusir Belanda dari bumi Indonesia
12. Tujuan PDRI dibentuk adalah: a. Memimpin NKRI selama
penjajahan Belanda berlangsung
b. Memimpin NKRI dalam melawan setiap penjajahan yang ada
D √
c. Membentuk Pemerintah Darurat Republik Indonesia
d. Pemerintahan sementara NKRI selama Soerkarno dalam pengasingan
13. Di bawah ini beberapa syarat yang diajukan Pemerintah Belanda, untuk menghadiri undangan Belanda dalam Konferensi Meja Bunda di Den Haag, kecuali: a. Pengembalian kekuasaan RI
sebagai syarat mutlak untuk memulai perundingan
b. Kedudukan dan kewajiban Komisi PBB untuk Indonesia dalam membantu melaksanakan resolusi PBB tidak terganggu
c. Pengakuan terhadap kedaulatan Indonesia
d. a dan b benar
C √
14. Apa saja yang telah dilakukan Sri
Sultan Hamengkubuwono IX dalam
perjuangan mempertahankan
kemerdekaan Indonesia, kecuali::
a. Mengembalikan pemerintah RI
ke Yogyakarta
b. Turut berperan dalam proses
penandatanganan hasil
perjanjian KMB
c. Membantu TNI dalam
menyediakan Keraton
Yogyakarta untuk tempat
persembunyian
d. Salah semua
D √
15. Tujuan Jenderal Soedirman diangkat menjadi Panglima Besar, adalah: c. Mengamankan NKRI d. Jasa dan perjuangan luar biasa
dalam memimpin secara gerilya e. Memimpin pasukan f. Perjuangan luar biasa
B √
16. Apa yang dilakukan Jendral Soedirman dalam memimpin pasukan TNI: a. Memimpin TNI dengan penuh
semangat b. Memimpin TNI dengan gerilya
melawan penjajah c. Memimpin TNI dalam
peperangan d. Memimpin TNI hingga akhir
hayatnya
B √
17. Tujuan dibentuk Kabinet Hatta, adalah
a. Menggalang persatuan nasional b. Menggalang persatuan di
kalangan TNI dan pejuang c. Melakukan pemberontakan di
Madiun d. Membentuk kabinet baru
A √
18. Mengapa Mohammad Hatta disebut sebagai Bapak Koperasi, karena: a. Berhasil memimpin koperasi di
tanah air b. Sukses dalam mensosialisasikan
koperasi kepada masyarakat c. Jasanya mempelopori lahirnya
koperasi di Indonesia d. a, b dan c salah semua
C √
19. Apa yang harus dilakukan siswa dalam meneruskan perjuangan Bungtomo: a. Mengisi dan mempertahankan
kemerdekaan Indonesia b. Mengisi dan mempertahankan
kemerdekaan Indonesia dengan cara belajar sungguh-sungguh
c. Melawan setiap penjajahan yang ada
d. Tidak melakukan apa-apa
B √
20. Bung Tomo membangkitkan semangat para pejuang dengan a. Pidatonya b. Nyanyian c. Teriakan d. Senjata yang lengkap
A √
SOAL ULANGAN HARIAN
SIKLUS PERTAMA
Hari/Tanggal : ...............................................
Nama Siswa : ...............................................
21. PETUNJUK
1. Waktu yang disediakan adalah 70 menit
2. Pilihlah jawaban di bawah ini!
22. SOAL-SOAL
2. Siapa nama jenderal Inggris yang memimpin pendaratan di Jakarta pada
peristiwa 10 Maret 1945 di Surabaya.....................
a. Sir Philip Christison c. Raflessia
b. Cristopher Colombus d. Josh Bush
3. Mengapa tentara Inggris mendarat di Indonesia pada tanggal 29 September
1945 di Surabaya adalah, untuk ....................
a. Melucuti senjata tentara Jepang
b. Melakukan perdamaian dunia
c. Menyerang kembali bangsa Indonesia
d. Menguasai sebagian wilayah pulau Jawa
4. Di bawah ini nama-nama tokoh perjuangan kemerdekaan Indonesia, sebagai
berikut:
1) Ir. Soekarno
2) Mohammad Hatta
3) Suryadarma
4) Bungtomo
5) Jenderal Soedirman
6) Syarifuddin Prawiranegara
Klasifikasi dari nama-nama di atas, tiga tokoh yang ditahan Belanda pada saat
agresi militer II, adalah ........................
a. 1, 2, dan 3 c. 2, 3, dan 4
b. 3, 4, dan 5 d. 4, 5, dan 6
5. Sebutkan beberapa desakan Negara- Negara Asia dari Agresi Militer Belanda
II, kecuali......................
a. Pemerintah RI segera dikembalikan ke Yogyakarta
b. Belanda segera ditarik mundur dari Indonesia
c. Pemerintahan RI diharapkan meminta bantuan kepada negara-negara Asia
dalam melakukan sengketa dengan Belanda
d. a dan b benar
Lampiran: VIII.1
6. Apa yang harus dilakukan bagi seorang siswa dalam mengenang jasa dan
perjuangan para pahlawan ............................
a. Mengisi kemerdekaan dan berdoa di kuburan pahlawan seharian pada hari
10 November setiap tahunnya
b. Mengunjungi keluarganya dan mengucapkan terima kasih atas perjuangan
yang telah dilakukan oleh pahlawan
c. Mengisi kemerdekaan dengan belajar sungguh-sungguh
d. Melanjutkan perjuangan pahlawan dengan melakukan perlawanan
terhadap setiap bentuk penjajahan yang ada saat ini.
7. Apa akhir dari perlawanan masyarakat Surabaya terhadap tentara Inggris pada
tanggal 10 November 1945 ........................... a. Tentara Inggris berhasil diusir dari Surabaya b. Masyarakat Surabaya meraih kemenangan c. Markas tentara Inggris diusir dari Surabaya d. Markas Pertahanan Surabaya dipindahkan ke Desa Lebaniwaras
8. Mengapa hari infantri diperingati setiap tanggal 15 Desember oleh bangsa
Indonesia ...................
a. Mengenang jasa dan perjuangan Kolonel Soedirman dan pasukannya dalam
mengusir tentara Inggris dari Ambarawa
b. Mengenang jasa dan perjuangan para ABRI dalam mengusir penjajahan di
Indonesia
c. Mengenang jasa dan perjuangan Mohammad Toha dalam mengusir
pasukan Belanda
d. Salah semua 9. Dimanakah ibu kota PDRI yang dimandat oleh Soerkarno .................
a. Surabaya c. Bukittinggi b. Jakarta d. Ambarawa
10. Tuliskan salah satu isi peringatan pertama tentara sekutu dalam pertempuran
Bandung Lautan Api ...................
a. Agar masyarakat Bandung tunduk dengan sekutu
b. Bagian utara kota Bandung harus dikosongkan
c. Bagian selatan kota Bandung menjadi pangkalan militer sekutu
d. Masyarakat Bandung harus meninggalkan Bandung dalam waktu 2x24
jam
11. Para ilmuan mengatakan bahwa bangsa Indonesia saat ini masih berada dalam
kondisi terjajah. Sehingga, disimpulkan bahwa bangsa Indonesia belum
merdeka. Berilah alasan kenapa bangsa Indonesia belum dikatakan merdeka
dan masih dalam kondisi terjajah ..................
a. Karena bangsa Indonesia belum memiliki kedaulatan sendiri
b. Karena masih banyaknya kemiskinan yang dialami oleh bangsa Indonesia
c. Karena masih banyaknya penganguran di masyarakat
d. Karena bangsa Indonesia masih dijajah dari segi politik, ekonomi, sosial,
budaya dan pertahanan keamanan
12. Apa yang harus dilakukan dalam mengisi kemerdekaan Indonesia....................
a. Mengisi kemerdekaan dengan melanjutkan perjuangan para pahlawan
dengan melawan setiap penjajahan yang ada
b. Mengisi kemerdekaan dengan belajar santai dan malas
c. Mengisi kemerdekaan dengan tetap bersemangat belajar dan tidak
memperhatikan prestasi yang akan diraih
d. Mengisi pembangunan dengan belajar sungguh dan meraih prestasi yang
gemilang
13. Sebutkan berapa jumlah pasukan sekutu yang dikerahkan dalam perlawanan
10 November 1945 di Surabaya ....................
a. 90.000 orang c. 10.0000 orang
b. 11.000 orang d. 12.000 orang
14. Mengapa Komisi Tiga Negara (KTN) dibentuk, adalah ..................
a. Untuk mendamaikan perseteruan antara Indonesia dengan Belanda
b. Untuk mengantisipasi masuknya Inggris ke Indonesia
c. Untuk mengusi tentara Belanda dan Inggris dari wilayah Indonesia
d. Untuk menyelesaikan berbagai permasalahan yang dihadapi bangsa
Indonesia
15. Pada tanggal berapa hari pahlawan diperingati ........................
a. 09 November c. 10 November
b. 11 November d. 12 November
16. Di bawah ini beberapa Negara di dunia:
1. Indonesia
2. Inggris
3. Australia
4. Amerika
5. Beligia
6. Belanda
7. Malaysia
Klasifikasikan beberapa Negara yang tergolong dalam KTN, adalah
a. 1, 2, dan 3 c. 3, 4, dan 5
b. 5, 6, dan 7 d. 1, 4, dan 7
17. Siapakah tokoh yang mendapatkan mandat dari Soekarno untuk membentuk
Pemerintah Darurat Republik Indonesia ................... a. Hamengkubuwono IX c. Mr. Syarifuddin Prawiranegara
b. R. Abdul Kadir Widjojoatmodjo d. Drs. Mohammad Hatta
18. NICA adalah singkatan dari ................. a. Netherland Indies Company America b. Netherland Indies Club Administration c. Netherland Indies Civil Ambarawa d. Netherland Indies Civil Administration
19. Dalam membentuk Komisi Tiga Negara (KTN), Australia adalah negara yang dipilih oleh .................. a. Indonesia c. Indonesia dan Belanda b. Belanda d. Mengusulkan sendiri
20. Siapakah pahlawan yang dikenal gugur dalam peristiwa 23 Maret 1946 ..............
a. Mohammad Haryono c. Mohammad Hamdan
b. Mohommad Toha d. Mohammad Hasbullah
21. Perjanjian Renville diprakarsai oleh ................
a. KTN c. NICA
b. KNIL d. PDRI
SOAL ULANGAN HARIAN
SIKLUS KEDUA
Hari/Tanggal : ...............................................
Nama Siswa : ...............................................
23. PETUNJUK
3. Waktu yang disediakan adalah 70 menit
4. Pilihlah jawaban di bawah ini!
24. SOAL-SOAL
1. Perjanjian Room Royen disetujui di Jakarta pada tanggal ............................... a. 6 Mei 1949 c. 8 Mei 1949 b. 7 Mei 1949 d. 9 Mei 1949
2. Mengapa Konferensi Meja Bundar dilaksanakan ....................
a. Sebagai usaha yang dilakukan pemerintah Belanda ingin menguasai Indonesia
b. Sebagai tindak lanjut dari perjanjian Rum Royen yang telah dilakukan c. Seabagi usaha yang dilakukan Indonesia untuk membuktikan kegagalan
pemerintah Belanda untuk menguasai Indonesia d. a, b, c salah semua
3. Di bawah ini beberapa isi perjanjian yang pernah dilakukan bangsa Indonesia
dengan pemerintah Belanda, sebagai berikut: 6) Pemerintah Republik Indonesia dikembalikan ke Yogyakarta 7) Menghentikan gerakan-gerakan militer dan membebaskan semua tahanan
politik 8) Indonesia menjadi Republik Indonesia Serikat (RIS) dan Belanda akan
menyerahkan kedaulatan kepada RIS pada akhir bulan Desember 1949 9) RIS dan Belanda akan tergabung dalam Uni Indonesia dan Belanda 10) Irian Barat akan diserahkan setahun setelah pengakuan kedaulatan
Belanda Tunjukkanlah dari isi perjanjian di atas yang tergolong ke dalam perjanjian yang dihasilkan dari KMB antara Indonesia dengan Belanda ............
a. 1, 2 dan 3 c. 3, 4 dan 5 b. 2, 3 dan 4 d. 1, 4 dan 5
4. Mengapa Konferensi Meja Bundar antara Pemerintah Belanda dengan Indonesia dilaksanakan, karena ..................... a. Pemeritah Belanda ingin mengakui kedaulatan bangsa Indonesia b. Keinginan bangsa Indonesia agar diakui kedaulatannya oleh pemerintah
Belanda c. Perdamaian yang ingin dilakukan antara kedua negara, yaitu Indonesia dan
Belanda d. Belanda ingin meninggalkan bangsa Indonesia
Lampiran: VIII.2
5. Bagaimanakah pendapat anda bila KMB antara Pemerintah Belanda dengan
bangsa Indonesia tidak dilaksanakan ..............................
a. Kedaulatan bangsa Indonesia tidak diakui pemerintah Belanda
b. Pemerintah Belanda mendapatkan peringatan tegas dari PBB
c. Pemerintah Belanda akan diserang oleh bangsa Indonesia sampai titik
darah terakhir
d. Pemerintah Indonesia akan rela dan menerima setiap penjajahan yang ada
6. Siapa tokoh dan utusan dari Indonesia yang mengikuti upacara sekaligus
menandatangai kesepakatan dalam pengakuan kedaulatan antara Indonesia
dengan pemerintah Belanda
a. H. Agussalim c. Ir. Soekarno
b. Sri Sultan Hamengkubuwono IX d. Drs. Moh. Hatta
7. Carilah hubungan antara perjanjian Rum Royen dengan Konferensi Meja
Bundar antara bangsa Indonesia dengan pemerintah Belanda ......................
a. Konferensi Meja Bundar (KMB) merupakan tindak lanjut dari perjanjian
Rum Royen
b. Konferensi Meja Bundar (KMB) tidak memiliki hubungan sama sekali
dengan perjanjian Rum Royen
c. Konferensi Meja Bundar (KMB) merupakan perjanjian antara
pemerintahan Belanda dengan bangsa Indonesia
d. Konferensi Meja Bundar (KMB) merupakan perjanjian kedaulatan antara
Indoensia dengan pemerintah Belanda
8. Kapan perjanjian Rum Royen dilaksanakan ......................
a. 23 November 1949 c. 22 Juli sampai 1 November 1949
b. 5 sampai 7 November 1949 d. 23 Juli sampai 2 November 1949
9. Sebutkan bukti kedaulatan yang diakui pemerintahan Belanda atas bangsa
Indonesia ................
a. Pemerintah Belanda diusir dari wilayah Indonesia
b. Bangsa Indonesia mengadakan syukuran bersama dengan pemerintah
Belanda
c. Bangsa Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya
d. Dilakukannya upacara penurunan bendera Belanda dan dilanjutkan
pengibaran bendera Indonesia
10. Mengapa upacara pengakuan kedaulatan juga dilakukan di Indonesia ..............
a. Agar bangsa Indonesia menerima kedaulatan yang sebenarnya
b. Agar kedaulatan yang diberikan pemerintah Belanda juga disaksikan oleh
bangsa Indonesia
c. Agar pemerintah Belanda tidak kembali ke Indonesia
d. Agar bangsa Indonesia tidak menerima segala bentuk penjajahan
11. Mengapa Ir. Soekarno mengirimkan mandat kepada Menteri Kemakmuran sebelum ia ditangkap pada tanggal 19 Desember 1948 .................... e. Agar membentuk dan memimpin PDRI f. Agar melancarkan serangan kepada Belanda g. Agar bangsa Indonesia merapatkan barisan dalam melawan sekutu h. Agar mengusir Belanda dari bumi Indonesia
12. Tujuan PDRI dibentuk adalah .................
a. Memimpin NKRI selama penjajahan Belanda berlangsung b. Memimpin NKRI dalam melawan setiap penjajahan yang ada c. Pemerintah Darurat Republik Indonesia d. Pemerintahan sementara NKRI selama Soerkarno dalam pengasingan
13. Di bawah ini beberapa syarat yang diajukan Pemerintah Belanda, untuk
menghadiri undangan Belanda dalam Konferensi Meja Bunda di Den Haag, kecuali: e. Pengembalian kekuasaan RI sebagai syarat mutlak untuk memulai
perundingan f. Kedudukan dan kewajiban Komisi PBB untuk Indonesia dalam membantu
melaksanakan resolusi PBB tidak terganggu g. Pengakuan terhadap kedaulatan Indonesia h. a dan b benar
14. Apa saja yang telah dilakukan Sri Sultan Hamengkubuwono IX dalam
perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia, kecuali .................... a. Mengembalikan pemerintah RI ke Yogyakarta b. Turut berperan dalam proses penandatanganan hasil perjanjian KMB c. Membantu TNI dalam menyediakan Keraton Yogyakarta untuk tempat
persembunyian d. Salah semua
15. Tujuan Jenderal Soedirman diangkat menjadi Panglima Besar TKR, adalah
sebagai berikut ................... g. Mengamankan NKRI h. Jasa dan perjuangan luar biasa dalam memimpin secara gerilya i. Melawan setiap penjajahan j. Memimpin pasukan
16. Apa yang dilakukan Jendral Soedirman dalam memimpin pasukan TNI .................
a. Memimpin TNI dengan penuh semangat b. Memimpin TNI dengan gerilya melawan penjajah c. Memimpin TNI dalam peperangan d. Memimpin TNI hingga akhir hayatnya
17. Tujuan dibentuk Kabinet Hatta, adalah .....................
a. Menggalang persatuan nasional b. Menggalang persatuan di kalangan TNI dan pejuang c. Melakukan pemberontakan di Madiun d. Membentuk kabinet baru
18. Mengapa Mohammad Hatta disebut sebagai Bapak Koperasi, karena ...............
a. Berhasil memimpin koperasi di tanah air
b. Sukses dalam mensosialisasikan koperasi kepada masyarakat
c. Jasanya mempelopori lahirnya koperasi di Indonesia
d. a, b dan c salah semua
19. Apa yang harus dilakukan siswa dalam meneruskan perjuangan Bungtomo ...........
a. Mengisi dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia
b. Mengisi dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia dengan cara belajar
sungguh-sungguh
c. Melawan setiap penjajahan yang ada
d. Tidak melakukan apa-apa
20. Bung Tomo membangkitkan semangat para pejuang dengan .........................
a. Pidatonya c. Teriakan
b. Nyanyian d. Senjata yang lengkap
Selamat Bekerja, Semoga Sukses
KUNCI JAWABAN ULANGAN HARIAN
SIKLUS PERTAMA
NO JAWABAN SKOR
1 A 5
2 A 5
3 A 5
4 C 5
5 C 5
6 D 5
7 A 5
8 C 5
9 B 5
10 D 5
11 D 5
12 C 5
13 A 5
14 A 5
15 C 5
16 C 5
17 D 5
18 B 5
19 B 5
20 A 5
JUMLAH SKOR 100
Lampiran: IX.1
KUNCI JAWABAN ULANGAN HARIAN
SIKLUS KEDUA
NO JAWABAN SKOR
1 B 5
2 B 5
3 C 5
4 B 5
5 A 5
6 D 5
7 A 5
8 D 5
9 D 5
10 B 5
11 A 5
12 D 5
13 C 5
14 D 5
15 B 5
16 B 5
17 A 5
18 C 5
19 B 5
20 A 5
JUMLAH SKOR 100
Lampiran: IX.2
SKOR DASAR HASIL BELAJAR SISWA
No Nama Siswa Skor Dasar Ket
1 ADINDA 60 Tuntas
2 AJENG NUR OKTARIA. P 40 Tidak Tuntas
3 ANDRIAN MARULI 75 Tuntas
4 BUDI ARIO 50 Tidak Tuntas
5 CITRA MARLENI 80 Tuntas
6 ERMELIS SETIA HASANAH 20 Tidak Tuntas
7 FANI AFNI. D 55 Tidak Tuntas
8 FATTIYA NAHDA 10 Tidak Tuntas
9 IRFAN INDRA. P 80 Tuntas
10 JAKA PRATAMA 55 Tidak Tuntas
11 JEFRI MAULANA 75 Tuntas
12 JUWITA YOFI. S 70 Tuntas
13 KAPITA 65 Tuntas
14 KHAIRIL HIDAYAT 35 Tidak Tuntas
15 KURNIA BUDIARTI 35 Tidak Tuntas
16 LENA HARIANTI 85 Tuntas
17 LENI HARIANTI 85 Tuntas
18 LORENZA AULIA 50 Tidak Tuntas
19 M. AMIRUDDIN 70 Tuntas
20 M. ARIF 45 Tidak Tuntas
21 M. DWIFA SYUKRI FADLI 80 Tuntas
22 M. NUR FADLI 70 Tuntas
23 M. RYAN PRADANA 45 Tidak Tuntas
24 M. TEDDY PRATAMA 55 Tidak Tuntas
25 M. ZAKY HAKIM 85 Tuntas
26 MAILA FAIZA 70 Tuntas
27 MUHAMMAD YOGA 85 Tuntas
28 NURUL REZKI . D 15 Tidak Tuntas
29 QUEEN LAILA. Z 50 Tidak Tuntas
30 RAFIF MAHES 65 Tuntas
31 RAHMAD RAHARJA 80 Tuntas
32 RAHMATULLAH HIDAYAH 55 Tidak Tuntas
33 RENDI OKTA NANDI 70 Tuntas
34 RIDZKY CHAN 55 Tidak Tuntas
35 RIZKI YULIANSAH 60 Tuntas
36 RIZKI YUSPA RAMADHAN 85 Tuntas
37 RONI OKTAVIARDI 85 Tuntas
38 SYUKRI NOVALDO 80 Tuntas
39 TRI YULIANTI 70 Tuntas
40 VINA CARMILA 65 Tuntas
Jumlah 2,465
Rata-Rata 61.63
Jumlah Siswa yang Tuntas 23 57.50
Jumlah Siswa yang Tidak Tuntas 17 42.50
Ketuntasan Klasikal Tidak Tuntas
Lampiran: X.1
SKOR NILAI HASIL BELAJAR SIKLUS I
No Nama Siswa Nilai Keterangan
1 ADINDA 80 Tuntas
2 AJENG NUR OKTARIA. P 85 Tuntas
3 ANDRIAN MARULI 75 Tuntas
4 BUDI ARIO 85 Tuntas
5 CITRA MARLENI 95 Tuntas
6 ERMELIS SETIA HASANAH 50 Tidak Tuntas
7 FANI AFNI. D 95 Tuntas
8 FATTIYA NAHDA 25 Tidak Tuntas
9 IRFAN INDRA. P 90 Tuntas
10 JAKA PRATAMA 80 Tuntas
11 JEFRI MAULANA 100 Tuntas
12 JUWITA YOFI. S 70 Tuntas
13 KAPITA 85 Tuntas
14 KHAIRIL HIDAYAT 85 Tuntas
15 KURNIA BUDIARTI 55 Tidak Tuntas
16 LENA HARIANTI 90 Tuntas
17 LENI HARIANTI 90 Tuntas
18 LORENZA AULIA 50 Tidak Tuntas
19 M. AMIRUDDIN 100 Tuntas
20 M. ARIF 45 Tidak Tuntas
21 M. DWIFA SYUKRI FADLI 95 Tuntas
22 M. NUR FADLI 85 Tuntas
23 M. RYAN PRADANA 90 Tuntas
24 M. TEDDY PRATAMA 85 Tuntas
25 M. ZAKY HAKIM 100 Tuntas
26 MAILA FAIZA 95 Tuntas
27 MUHAMMAD YOGA 90 Tuntas
28 NURUL REZKI . D 35 Tidak Tuntas
29 QUEEN LAILA. Z 90 Tuntas
30 RAFIF MAHES 95 Tuntas
31 RAHMAD RAHARJA 95 Tuntas
32 RAHMATULLAH HIDAYAH 65 Tuntas
33 RENDI OKTA NANDI 95 Tuntas
34 RIDZKY CHAN 90 Tuntas
35 RIZKI YULIANSAH 60 Tuntas
36 RIZKI YUSPA RAMADHAN 95 Tuntas
37 RONI OKTAVIARDI 95 Tuntas
38 SYUKRI NOVALDO 90 Tuntas
39 TRI YULIANTI 95 Tuntas
40 VINA CARMILA 100 Tuntas
Jumlah 3,270
Rata-Rata 81.75
Lampiran: X.2
SKOR NILAI HASIL BELAJAR SIKLUS II
No Nama Siswa Nilai Keterangan
1 ADINDA 85 Tuntas
2 AJENG NUR OKTARIA. P 90 Tuntas
3 ANDRIAN MARULI 90 Tuntas
4 BUDI ARIO 90 Tuntas
5 CITRA MARLENI 95 Tuntas
6 ERMELIS SETIA HASANAH 75 Tuntas
7 FANI AFNI. D 95 Tuntas
8 FATTIYA NAHDA 80 Tuntas
9 IRFAN INDRA. P 90 Tuntas
10 JAKA PRATAMA 85 Tuntas
11 JEFRI MAULANA 100 Tuntas
12 JUWITA YOFI. S 75 Tuntas
13 KAPITA 85 Tuntas
14 KHAIRIL HIDAYAT 90 Tuntas
15 KURNIA BUDIARTI 85 Tuntas
16 LENA HARIANTI 90 Tuntas
17 LENI HARIANTI 90 Tuntas
18 LORENZA AULIA 80 Tuntas
19 M. AMIRUDDIN 100 Tuntas
20 M. ARIF 80 Tuntas
21 M. DWIFA SYUKRI FADLI 100 Tuntas
22 M. NUR FADLI 90 Tuntas
23 M. RYAN PRADANA 90 Tuntas
24 M. TEDDY PRATAMA 95 Tuntas
25 M. ZAKY HAKIM 100 Tuntas
26 MAILA FAIZA 95 Tuntas
27 MUHAMMAD YOGA 90 Tuntas
28 NURUL REZKI . D 70 Tuntas
29 QUEEN LAILA. Z 90 Tuntas
30 RAFIF MAHES 100 Tuntas
31 RAHMAD RAHARJA 95 Tuntas
32 RAHMATULLAH HIDAYAH 90 Tuntas
33 RENDI OKTA NANDI 95 Tuntas
34 RIDZKY CHAN 95 Tuntas
35 RIZKI YULIANSAH 90 Tuntas
36 RIZKI YUSPA RAMADHAN 100 Tuntas
37 RONI OKTAVIARDI 95 Tuntas
38 SYUKRI NOVALDO 90 Tuntas
39 TRI YULIANTI 95 Tuntas
40 VINA CARMILA 100 Tuntas
Jumlah 3,615
Rata-Rata 90.38
Lampiran: X.3
Analisis Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kelas V.A
Sekolah Dasar Negeri 183 Tampan Pekanbaru
No Nama Siswa Jenis
Kelamin
Skor
Dasar
Ketuntasan
Individu
Ulangan
Harian I
Ketuntasan
Individu
Ulangan
Harian
II
Ketuntasan
Individu
1 ADINDA P 60 Tuntas 80 Tuntas 85 Tuntas
2 AJENG NUR OKTARIA. P P 40 Tidak Tuntas 85 Tuntas 90 Tuntas
3 ANDRIAN MARULI L 75 Tuntas 75 Tuntas 90 Tuntas
4 BUDI ARIO L 50 Tidak Tuntas 85 Tuntas 90 Tuntas
5 CITRA MARLENI P 80 Tuntas 95 Tuntas 95 Tuntas
6 ERMELIS SETIA HASANAH P 20 Tidak Tuntas 50 Tidak Tuntas 75 Tuntas
7 FANI AFNI. D P 55 Tidak Tuntas 95 Tuntas 95 Tuntas
8 FATTIYA NAHDA P 10 Tidak Tuntas 25 Tidak Tuntas 80 Tuntas
9 IRFAN INDRA. P L 80 Tuntas 90 Tuntas 90 Tuntas
10 JAKA PRATAMA L 55 Tidak Tuntas 80 Tuntas 85 Tuntas
11 JEFRI MAULANA L 75 Tuntas 100 Tuntas 100 Tuntas
12 JUWITA YOFI. S P 70 Tuntas 70 Tuntas 75 Tuntas
13 KAPITA P 65 Tuntas 85 Tuntas 85 Tuntas
14 KHAIRIL HIDAYAT L 35 Tidak Tuntas 85 Tuntas 90 Tuntas
15 KURNIA BUDIARTI P 35 Tidak Tuntas 55 Tidak Tuntas 85 Tuntas
16 LENA HARIANTI P 85 Tuntas 90 Tuntas 90 Tuntas
17 LENI HARIANTI P 85 Tuntas 90 Tuntas 90 Tuntas
18 LORENZA AULIA P 50 Tidak Tuntas 50 Tidak Tuntas 80 Tuntas
19 M. AMIRUDDIN L 70 Tuntas 100 Tuntas 100 Tuntas
20 M. ARIF L 45 Tidak Tuntas 45 Tidak Tuntas 80 Tuntas
21 M. DWIFA SYUKRI FADLI L 80 Tuntas 95 Tuntas 100 Tuntas
Lampiran: X.4
No Nama Siswa Jenis
Kelamin
Skor
Dasar
Ketuntasan
Individu
Ulangan
Harian I
Ketuntasan
Individu
Ulangan
Harian
II
Ketuntasan
Individu
22 M. NUR FADLI L 70 Tuntas 85 Tuntas 90 Tuntas
23 M. RYAN PRADANA L 45 Tidak Tuntas 90 Tuntas 90 Tuntas
24 M. TEDDY PRATAMA L 55 Tidak Tuntas 85 Tuntas 95 Tuntas
25 M. ZAKY HAKIM L 85 Tuntas 100 Tuntas 100 Tuntas
26 MAILA FAIZA P 70 Tuntas 95 Tuntas 95 Tuntas
27 MUHAMMAD YOGA L 85 Tuntas 90 Tuntas 90 Tuntas
28 NURUL REZKI . D P 15 Tidak Tuntas 35 Tidak Tuntas 70 Tuntas
29 QUEEN LAILA. Z P 50 Tidak Tuntas 90 Tuntas 90 Tuntas
30 RAFIF MAHES L 65 Tuntas 95 Tuntas 100 Tuntas
31 RAHMAD RAHARJA L 80 Tuntas 95 Tuntas 95 Tuntas
32 RAHMATULLAH HIDAYAH L 55 Tidak Tuntas 65 Tuntas 90 Tuntas
33 RENDI OKTA NANDI L 70 Tuntas 95 Tuntas 95 Tuntas
34 RIDZKY CHAN L 55 Tidak Tuntas 90 Tuntas 95 Tuntas
35 RIZKI YULIANSAH L 60 Tuntas 60 Tuntas 90 Tuntas
36 RIZKI YUSPA RAMADHAN L 85 Tuntas 95 Tuntas 100 Tuntas
37 RONI OKTAVIARDI L 85 Tuntas 95 Tuntas 95 Tuntas
38 SYUKRI NOVALDO L 80 Tuntas 90 Tuntas 90 Tuntas
39 TRI YULIANTI P 70 Tuntas 95 Tuntas 95 Tuntas
40 VINA CARMILA P 65 Tuntas 100 Tuntas 100 Tuntas
Jumlah Siswa yang Tuntas 23 57.50 34 85.00 40 100.00
Jumlah Siswa yang Tidak Tuntas 16 42.50 6 15.00 0 -
Ketuntasan Klasikal Tidak Tuntas Tuntas Tuntas
DOKUMENTASI AKTIVITAS PEMBELAJARAN CTL DI KELAS V.A
SEKOLAH DASAR NEGERI 183 TAMPAN PEKANBARU
Dok. 3: Siswa Menjelaskan Hasil Temuannya
Dok. 4: Observer Mengamati Aktivitas Pembelajaran
Dok. 1: Guru Menjelaskan Pembelajaran Dokumentasi 2: Guru membimbing siswa
mengamati
LAMPIRAN. XI