PENERAPAN METODE MUBĀSYARAH DALAM …digilib.uin-suka.ac.id/8645/2/BAB I, IV, DAFTAR...
Transcript of PENERAPAN METODE MUBĀSYARAH DALAM …digilib.uin-suka.ac.id/8645/2/BAB I, IV, DAFTAR...
PENERAPAN METODE MUBĀSYARAH DALAM PEMBELAJARAN BAHASA ARAB DI KELAS DASAR LEMBAGA JCC (JOGJA COURSE
CENTER) SAPEN YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta
Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memeperoleh Gelar Sarjana Strata Satu Pendidikan Islam
Oleh: Emi Rosyidatul Muhaddiyah
09420189
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA ARAB FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
2013
viii
MOTTO
فإنها من دينكم العربيةتعلموا “Pelajarilah bahasa Arab, karena ia adalah bagian dari agamamu”1
1 Maktabah As-Syāmilah, Al-Minhaju al Qowim fi Iqtisor Iqtido’, Juz 1, hlm. 47
ix
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan Karya Sederhana Ini Kepada :
Almamaterku Jurusan Pendidikan Bahasa Arab
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga
Yogyakarta
x
ABSTRAK
Emi Rosyidatul Muhaddiyah. Penerapan metode mubāsyarah dalam pembelajaran bahasa Arab di kelas dasar lembaga JCC (Jogja Course Center) Sapen Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta: Jurusan pendidikan bahasa Arab Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga, 2013.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses pembelajaran bahasa Arab dengan metode mubāsyarah di kelas dasar lembaga JCC (Jogja Course Center) Sapen Yogyakarta, untuk mengetahui kendala dan solusinya serta untuk mengetahui hasilnya.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif di lembaga JCC (Jogja Course Center) Sapen Yogyakarta. Pengumpulan data menggunakan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi serta analisis data kualitatif. Sedangkan dalam pemeriksaan keabsahan data dilakukan dengan mengadakan triangulasi sumber dan metode.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa : 1) Metode mubāsyarah dapat mewujudkan keterampilan berbahasa Arab peserta didik di kelas dasar karena pengajar mejelaskan dan berbicara menggunakan bahasa Arab secara langsung mulai dari awal sampai akhir pembelajaran, dan menggunakan media langsung, yakni dengan menunjuk bendanya lansung. 2) Kendala yang dihadapi yaitu problem metodologis yang berupa media audio, karena media audio dapat menunjang proses pembelajaran sedangkan disana terdapat beberapa kelas tetapi cuma satu kelas yang terdapat media audio. Adapun solusi yang dilakukan oleh pengajar adalah dengan pengajar berperan sebagai media audio itu sendiri. 3) Hasil yang diperoleh setelah diterapkan metode mubāsyarah di kelas dasar lembaga JCC (Jogja Course Center) yaitu peserta didik dapat menguasai keterampilan istima>’, kala>m, qira>’ah, kita>bah, dan dapat memperkaya kosa kata, serta pemahaman dalam qowā’id.
xi
ريدالتج
فصل الطريقة املباشرة يف تعليم اللغة العربية ب تطبيق. آمي رشيدة املهدية sapen (Jogja Course Center) JCCؤسسة امل ىف ئيةالعربية االبتدا
و قسم تعليم اللغة العربية بكلية علم التربية: يوكياكرتا . البحث العملي . يوياكرتا .2013جاكا اإلسالمية احلكومية ، هيل املعلمني جامعة سونان كاليتأ
عملية تعليم اللغة العربية بطريقة املباشرة يف هذا البحث ملعرفة من و الغرض JCC (Jogja Course Center)ؤسسة باملفصل العربية االبتدائية ال
Sapen امشكاليوكياكرتا ، و هاونتائجا وهلوحل. Sapen (Jogja Course ؤسسةامليف كيفي حبثهذا البحث Center) JCC باستخدام طريقة املراقبة و املقابلة ومجع البيانات . يوكياكرتا
قوم به تصحيح البيانات الذي تفحص و. كيفيبالتحليل الوحتليل البيانات .الوثائقو .ساليباألاملنابع وب triangulasi بطريقة ةالباحث
تقدر على وجود طريقة املباشرة )١: أن تدل على و نتيجة هذا البحث من املدرس من االبتدائية بشرح وكالم عريب لغوية لطالب يف الفصل العربية الهارة امل
املشكالت ) ٢. يف الفصل إىل اية احملاضرة وبوسائل مباشرة لنفسها اول حضورتعليم ألن وسائل الصوتية يقدر ان يستعد يف وسائل الصوتية ،يف الطريقة هي مشكلة
وحلها قام . كثري و الفصل اهز بالوسائل الصوتية فصل واحد هناك فصول لكنوطريقة املباشرة يف الفصل ان طبقتوالنتيجة بعد ) ٣. املعلم كوسائل صوتية نفسه
Sapen (Jogja Course Center) JCCؤسسة املالعربية االبتدائية ىف و الكتابة ةو القراءة احملادث اإلستماع ومهارة علىكفاءة التالميذ نال هي يوكياكرتا .لك ىف فهمهم عن القواعد ردات لدى التالميذ وكذو تنتزيد املف
xii
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN
Penulisan transliterasi Arab-Latin dalam penelitian ini menggunakan
pedoman transliterasi dari Keputusan Bersama Menteri Agama RI dan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 158 Tahun 1987 dan No. 05436/U/1987.
Secara garis besar uraiannya adalah sebagai berikut:
A. Konsonan
Huruf Arab Nama Huruf Latin Nama
Alif Tidak dilambangkan Tidak dilambangkan ا
Ba’ B Be ب
Ta’ T Te ت
Sa’ S| Es (dengan titik di atas) ث
Jim J Je ج
H{a H{ Ha (dengan titik di bawah) ح
Kha Kh Ka dan ha خ
Dal D De د
Z|al Z| Zet (dengan titik di atas) ذ
Ra’ R Er ر
Zai Z Zet ز
Sin S Es س
Syin Sy Es dan ye ش
S{ad S{ Es (dengan titik di bawah) ص
D{ad D{ De (dengan titik di bawah) ض
T{a T{ Te (dengan titik di bawah) ط
Z{a Z{ Zet (dengan titik di bawah) ظ
Ain ‘- Koma terbalik di atas‘ ع
Gain G Ge غ
Fa’ F Ef ف
Qaf Q Ki ق
Kaf K Ka ك
Lam L El ل
Mim M Em م
Nun N En ن
xiii
Wau W We و
Ha’ H Ha ه
Hamzah ’- Apostrof ء
Ya Y Ye ي
B. Vokal
1. Vokal Tunggal
Tanda Nama Huruf Latin Nama
Fath}ah a A
Kasrah i I
D{ammah u U
Contoh:
fa’ala : فعل
żukira : ذآر
2. Vokal Rangkap
Tanda dan Huruf Nama Gabungan Huruf Nama
ي Fath}ah dan ya ai a dan i
و Fath}ah dan wau au a dan u
Contoh:
kaifa : آيف
haula : هول
3. Maddah
Harkat dan huruf
Nama Huruf dan Tanda
Nama
ا ي Fath}ah dan alif atau ya ā a dan garis di atas
ي Kasrah dan ya i> i dan garis di atas
xiv
و D{ammah dan wau ū u dan garis di atas
Contoh:
qāla : قال
ramā : رمى
qi>la : قيل
yaqūlū : یقول
4. Ta Marbut{ah
a. Ta Marbut{ah Hidup
Ta Marbut{ah yang hidup atau mendapat harakat fathah, kasrah
dan dammah, transliterasinya adalah huruf t.
Contoh:
madrasatun : مدرسة
b. Ta Marbut{ah Mati
Ta Marbut{ah yang mati atau mendapat harakat sukun,
transliterasinya adalah huruf h.
Contoh:
rihlah : رحلة
c. Ta Marbut{ah yang terletak pada akhir kata dan diikuti oleh kata yang
menggunakan kata sandang al, serta bacaan kedua kata tersebut
dipisah maka transliterasi ta Marbut{ah tersebut adalah huruf h.
Contoh:
االطفال روضة : raudah al-atfāl
5. Syaddah (Tasydid)
Syaddah atau tasydid yang dalam tulisan Arab di lambangkan
dengan tanda (). Transliterasi tanda syaddah atau tasydid adalah berupa
dua huruf yang sama dari huruf yang diberi syaddah tersebut.
Contoh:
xv
rabbanā : ربنا
6. Kata Sandang Alif dan Lam
a. Kata sandang yang diikuti oleh huruf syamsiah
Contoh:
سمالش : asy-syams
b. Kata sandang yang diikuti oleh huruf qamariyah
Contoh:
al-qamaru : القمر
7. Hamzah
a. Hamzah di awal
Contoh:
umirtu : أمرت
b. Hamzah di tengah
Contoh:
ta’khużūna : تأخذون
c. Hamzah di akhir
Contoh:
syai’un : شيء
8. Penulisan Kata
Pada dasarnya penulisan setiap kata, baik fi’il, isim maupun huruf
ditulis terpisah. Bagi kata-kata tertentu yang penulisannya dengan huruf
Arab yang sudah lazim dirangkaikan dengan kata lain karena ada huruf
atau harakat yang dihilangkan, maka dalam transliterasi ini penulisan
kata tersebut bisa dilakukan dengan dua cara: bisa dipisah per kata dan
bisa pula dirangkaikan.
Contoh:
xvi
Fa aufū al-kaila wa al-mizāna - : فاوف الكيل والميزان
- Fa auful-kaila wal-mizāna
9. Huruf Kapital
Meskipun dalam sistem tulisan Arab huruf kapital tidak dikenal,
dalam transliterasi ini huruf tersebut digunakan juga. Penggunaan seperti
yang berlaku dalam EYD, diantara huruf kapital digunakan untuk
menuliskan huruf awal, nama diri dan permulaan kalimat. Bila nama diri
itu didahului oleh kata sandang, maka yang ditulis dengan huruf kapital
tetap huruf awal nama diri tersebut, bukan huruf awal kata sandang.
Contoh:
رسل اال محمد وما : Wa mā Muhammadun illā rasūlun.
xvii
KATA PENGANTAR
ميحالر منحالر اهللا مسب والصالة و السالم على أشرف األنبياء و المرسلين، الحمد هللا رب العالمين
أما بعد ، لى آله و صحبه أجمعينوع سيدنا و موالنا محمد، Alhamdulillah, segala puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT
yang telah memberikan segalanya sehingga penyusun mampu menyelesaikan
penulisan skripsi ini walaupun dengan begitu banyak hambatan dan rintangan
dalam prosesnya. Sholawat serta salam tak lupa tercurahkan ke pangkuan
Rasulullah SAW, suri tauladan terbaik bagi kita semua.
Dalam penulisan skripsi berjudul “ Penerapan Metode Muba>syarah dalam
Pembelajaran Bahasa Arab di Kelas Dasar Lembaga JCC (Jogja Course Center)
Sapen Yogyakarta” penyusun menyadari bahwa banyak pihak yang telah
membantu baik secara langsung maupun tidak langsung, sehingga pada akhirnya
skripsi ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati
penyusun mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Hamruni, M. Si., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.
2. Bapak Drs. H. Ahmad Rodli, M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa
Arab dan Penasehat Akademik.
3. Bapak Dudung Hamdun, M.Si. selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Bahasa
Arab Fakultas Ilmu Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga.
4. Ibu R. Umi Baroroh, M.Ag selaku Pembimbing yang telah mencurahkan
kesabaran dan ketekunannya dalam meluangkan waktu, tenaga, serta fikir
xviii
guna memberikan bimbingan dan arahan yang sangat berarti dalam
penyusunan dan penyelesaian skripsi.
5. Segenap Dosen dan Karyawan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, yang telah bersedia
melayani para mahasiswa dengan segenap hati.
6. Ust. Abusiri, M.S.I selaku Direktur Lembaga JCC (Jogja Course Center)
Sapen Yogyakarta. Ust. Muhammad Fahrun Nadhif, S.Pd.I, selaku pengajar
bahasa Arab di kelas dasar lembaga JCC (Jogja Course Center), beserta
seluruh karyawan lembaga JCC (Jogja Course Center) Sapen Yogyakarta,
yang sudah bersedia meluangkan waktu dan tenaga untuk membantu penulis
selama penelitian.
7. Peserta didik kelas dasar lembaga JCC (Jogja Course Center) Sapen
Yogyakarta yang telah ikhlas dan antusias untuk bekerjasama dengan peneliti
dalam penyusunan skripsi ini.
8. Bapak Khozim, Ibu Suhayatun serta adikku tercinta Renny Kholifatul A.,
yang tidak pernah lelah memanjatkan do’a, memberikan motivasi, dukungan
moril maupun materiil dalam menjalani setiap jejak langkahku dalam
menggapai segala mimpi dan cita-cita.
9. Sahabat-sahabatku di kontrakan rindu (Faizah, Neng Ima, Hiday, Syarifah,
Ita, Desy, Yanah, Fida, Ning, Siti, Anis, mbak Bunga, Ifa, Eka, Siska) sebagai
teman berbagi suka dan duka, saudara, bahkan keluarga yang selalu
menerimaku dalam setiap keadaan, memberikan semangat, motivasi, dan
senyum-senyum tulus mengiringi perjalanan hidupku.
xix
10. Teman- teman PBA’09 UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, khususnya teman-
teman yang selalu memberi support kepada penulis : Ulin, mbak Khoir,
Kholis, Mawar, Arif.
11. Teman-teman PPL-KKN Integratif: Ata, Sinta, Ulfi, Mbak Sanah, Septi, Mas
Fidi, Mas Novem, Aji, Awi, Pak Ipin, mereka telah memberikan motivasi
untuk terus maju, terimakasih atas persaudaraan yang indah ini.
12. Buat kakak-kakak kelasku (kak Hanif, mbak Tari, mbak Emy, mbak Ni’mah)
yang telah memberikan motivasi, kritik dan saran.
13. Sahabat-sahabatku di PMII, khususnya Korp “Suro 09” : Syaefudin (Ucok),
Ojan, Ulhaq, Azzah, Zaim, Latif, Ambon, Ririn, Hamdan, Faisal, Indra, dll
yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu. Teman-teman @POKER.YO
dan teman-teman di ISMAK ’09.
14. Semua pihak yang selalu memberikan motivasi dan membantu demi
terselesainya skripsi ini.
Penulis hanya bisa mendoakan semoga bantuan, arahan, bimbingan,
dorongan, dan pelayanan yang baik tersebut mendapatkan pahala yang setimpal
dari Allah SWT, amiin.
Yogyakarta, 21 Mei 2013
Penyusun,
Emi Rosyidatul Muhaddiyah NIM. 09420189
xx
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN .................................................... ii
HALAMAN PERNYATAAN BERJILBAB ................................................... iii
HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI/TUGAS AKHIR ............................. iv
HALAMAN PERBAIKAN SKRIPSI/TUGAS AKHIR ................................. v
HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI/TUGAS AKHIR .............................. vii
HALAMAN MOTTO ...................................................................................... viii
HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... ix
HALAMAN ABSTRAK .................................................................................. x
HALAMAN ABSTRAK ARAB ..................................................................... xi
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB LATIN ............................................. xii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... xvii
DAFTAR ISI .................................................................................................... xx
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xxii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xxiii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xxiv
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................... 5
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ................................................... 6
D. Kajian Pustaka ............................................................................... 7
E. Kerangka Teori .............................................................................. 10
F. Metode Penelitian .......................................................................... 16
G. Sistematika Penulisan ................................................................... 22
BAB II : GAMBARAN UMUM LEMBAGA JCC (JOGJA
COURSE CENTER) SAPEN YOGYAKARTA
A. Letak Geografis ............................................................................. 23
B. Sejarah dan Perkembangannya ...................................................... 25
xxi
C. Kurikulum ..................................................................................... 26
D. Visi Misi dan Tujuan Lembaga ..................................................... 28
E. Struktur Organisasi ........................................................................ 29
F. Tenaga Pengajar dan Karyawan .................................................... 31
G. Keadaan Peserta Didik .................................................................. 33
H. Sarana dan Prasarana di lembaga JCC ......................................... 34
BAB III : PROSES PEMBELAJARAN BAHASA ARAB
DENGAN MENGGUNAKAN METODE
MUBĀSYARAH DI KELAS DASAR LEMBAGA JCC
(JOGJA COURSE CENTER) SAPEN YOGYAKARTA
A. Pelaksanaan metode mubāsyarah dalam pembelajaran
bahasa Arab di kelas dasar lembaga JCC (Jogja
Course Center) Sapen Yogyakarta .............................................. 37
B. Kendala yang dihadapi serta solusinya setelah
diterapkan metode Mubāsyarah di kelas dasar
lembaga JCC (Jogja Course Center) Sapen
Yogyakarta .................................................................................. 55
C. Hasil yang diperoleh setelah diterapkan metode
mubāsyarah di kelas dasar lembaga JCC (Jogja
Course Center) Sapen Yogyakarta .............................................. 67
BAB IV : PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................... 72
B. Saran-saran .................................................................................... 73
C. Kata Penutup ................................................................................. 74
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xxii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 : Daftar Kelas Lembaga JCC (Jogja Course Center) Sapen Yk ......... 27
Tabel 2 : Daftar Nama Pengajar di Lembaga JCC Tahun Pelajaran 2013 ....... 32
Tabel 3 : Daftar Peserta Didik di Kelas Dasar Lembaga JCC Tahun 2013 ..... 34
Tabel 4 : Daftar Sarana Prasarana Lembaga JCC Tahun 2013 ........................ 35
Tabel 5 : Materi Qawa’id di Kelas Dasar Lembaga JCC ................................ 58
s
xxiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 : Salah Satu Peserta Didik Melakukan Perkenalan ........................ 40
Gambar 2 : Suasana Pembelajaran Kelas Dasar ............................................. 50
xxiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Catatan Lapangan
Lampiran 2 : Kisi-kisi Penelitian
Lampiran 3 : Instrument Pengumpulan Data
Lampiran 4 : Observasi Kegiatan Pembelajaran
Lampiran 5 : Bukti Seminar Proposal
Lampiran 6 : Surat Bimbingan Skripsi
Lampiran 8 : Surat Ijin Penelitian
Lampiran 9 : Sertifikat SOSPEM
Lampiran 10 : Sertifikat ICT
Lampiran 11 : Sertifikat TOEC dan IKLA
Lampiran 12 : Sertifikat PPL 1
Lampiran 13 : Sertifikat PPL – KKN Integratif
Lampiran 14 : Daftar Riwayat Hidup
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahasa Arab sebagai bahasa yang hidup baik yang berbentuk klasik
maupun modern mempunyai peranan penting dalam bidang agama, ilmu
pengetahuan dan hubungan internasional, bahkan mempunyai peranan
penting pula dalam pembinaan dan pengembangan kebudayaan nasional.1
Bahasa Arab juga merupakan bahasa yang unik karena bahasa Arab
mempunyai banyak kosakata dibandingkan bahasa yang lain. Bahasa Arab
diakui sebagai bahasa internasional karena bahasa Arab digunakan sebagai
alat komunikasi antar Negara. Di era ini bahasa Arab tidak hanya dipelajari di
sekolah, tetapi dapat dipelajari dimana saja, seperti di lembaga-lembaga
kursus dan lain sebagainya. Untuk mempermudah belajar bahasa Arab tidak
hanya membutuhkan fasilitas yang memadai tetapi juga harus mempunyai
metode yang bervariasi dan kreatif.
Bagi orang Indonesia bahasa Arab merupakan bahasa kedua setelah
bahasa Indonesia, karena sebagian besar penduduk Indonesia beragama
Islam. Bahasa Arab juga memiliki kedudukan yang istimewa di antara
bahasa-bahasa lain di dunia karena selain disebut dengan bahasa internasional
bahasa Arab juga berfungsi untuk mempelajari Al-Qur’an dan hadist serta
kitab-kitab lainnya. Oleh karena itu, orang-orang yang ingin mempelajari
1 A. Akrom Malibary L.A.S, Pedoman Pengajaran Bahasa Arab Pada Perguruan Tinggi
Agama Islam IAIN, (Jakarta: Departemen Agama RI, 1976), hlm. 63
2
hukum-hukum agama Islam lebih mendalam ia harus mempelajari bahasa
Arab.
Sekarang ini banyak lembaga kursus bahasa asing yang berkembang
di Indonesia. Seperti, bahasa Inggris, Arab, Mandarin, Jepang, dan lain
sebagainya. Ironisnya banyak masyarakat yang lebih memilih penguasaan
bahasa Inggris dan bahasa-bahasa yang lain daripada bahasa Arab, karena
mereka menganggap bahwa mempelajari bahasa Arab lebih sulit daripada
bahasa Inggris.
Lembaga kursus saat ini sangat dibutuhkan oleh masyarakat karena
lembaga yang didirikan di luar lingkungan sekolah dan di luar lingkungan
keluarga dapat membantu masyarakat untuk mendalami ilmu pengetahuan
khususnya bahasa Arab. Agar bahasa Arab tidak dianggap sulit dan sukar,
maka lembaga tersebut harus memiliki metode-metode pembelajaran yang
menarik dan kreatif. Hal ini untuk menegasikan pandangan masyarakat
bahwa bahasa Arab itu sukar.
Metode adalah cara yang berfungsi untuk sampai suatu tujuan
tertentu. Semakin baik sebuah metode, semakin efektif pula pencapaian
tujuan. Untuk menetapkan lebih dahulu apakah sebuah metode dapat disebut
baik, diperlukan patokan yang bersumber dari beberapa faktor. Namun
diantara faktor yang paling krusial adalah untuk mencapai tujuan yang
diinginkan.2
2 Winarno Surakhmad, Metodologi Pengajaran Nasional, (Bandung : Jemmars, 1980),
hlm. 75
3
Dalam pengajaran bahasa, salah satu aspek yang sering disorot orang
adalah aspek metode. Sukses tidaknya suatu program pengajaran bahasa
sering kali dinilai dari segi metode yang digunakan. Sebab metodelah yang
menentukan isi dan cara mengajar bahasa.3
Sebuah metode sangat penting dalam pembelajaran bahasa asing
(Arab), karena metode mempunyai kedudukan yang signifikan untuk
mencapai tujuan. Oleh karena itu, metode harus ada pada setiap proses belajar
mengajar yang dilakukan oleh seorang guru atau tenaga pendidik. Metode
dianggap sebagai seni dalam mentransfer ilmu pengetahuan atau materi
pelajaran kepada peserta didik.
Dalam pengajaran bahasa Arab, banyak sekali metode-metode yang
berkembang sekarang ini, seperti metode langsung (mubāsyarah), metode
diskusi, metode tanya jawab, metode ceramah, metode tata bahasa dan
terjemah, metode audiolingual dan lain sebagainya. Selain metode yang
berkembang, pengajaran bahasa Arab mempunyai beberapa faktor
penunjang, antara lain; fasilitas, lingkungan yang kondusif, guru yang
berkualitas serta teknik yang sesuai. Keberhasilan belajar peserta didik sedikit
banyak ditentukan oleh guru pengajar, pribadi guru, dan kemampuan
profesionalnya.
Di Indonesia telah banyak berdiri lembaga kursus bahasa Asing
(Arab) seperti, lembaga bahasa pendidikan profesional lia yang terletak di
Yogyakarta, LPK eFAC Yogyakarta, JCC (Jogja Course Center), Jogja
3 Muljanto Sumardi, Pengajaran Bahasa Asing : Sebuah Tinjauan Dari Segi Metodologi,
(Jakarta : Bulan Bintang, 1974), hlm. 07
4
Smart, Bezealous Course, dan lembaga yang di bawah binaan Yayasan
muslim Asia yakni ma’had abu ubaidah bin al jarrah medan, ma’had said bin
zaid batam, ma’had utsman bin affan Jakarta, ma’had al imarat bandung,
ma’had ali bin abi thalib Yogyakarta, ma’had umar bin al khattab Surabaya,
dan lain sebagainya. Lembaga kursus lebih sering disebut dengan lembaga
nonformal, karena lembaga ini didirikan di luar lingkungan sekolah dan di
luar lingkungan keluarga. Contohnya lembaga kursus yang berada di
Yogyakarta. Selama ini Yogyakarta dijuluki sebagai kota pelajar karena
banyak sekali universitas dan institut serta lembaga pendidikan (bahasa
Asing) yang disambut antusias oleh para pelajar dari berbagai daerah dan
masyarakat pada umumnya.
Dari berbagai lembaga pendidikan bahasa Asing yang berada di
Yogyakarta salah satunya adalah Lembaga JCC (Jogja Course Center)
sebagai lembaga kursus bahasa Asing (bahasa Arab) yang diminati
masyarakat dan para pelajar atau mahasiswa. Lembaga JCC (Jogja Course
Center) berdiri pada tahun 2012 lebih tepatnya pada tanggal 15 September
2012.4 Meskipun lembaga ini baru didirikan tetapi perkembangannya sangat
pesat, karena banyak dari kalangan masyarakat maupun mahasiswa yang
belajar di lembaga ini.
Metode yang digunakan di lembaga ini adalah metode mubāsyarah
atau metode langsung. Metode ini sangat efektif untuk diterapkan di lembaga
tersebut karena peserta didik yang belajar di lembaga JCC (Jogja Course
4 Hasil wawancara dengan Ust. Abusiri selaku Direktur Lembaga JCC (Jogja Course
Center) pada tanggal 17 Januari 2013
5
Center) kebanyakan belajar mulai dasar. Metode langsung (mubāsyarah)
adalah metode yang dalam praktik pembelajarannya, guru sama sekali tidak
menggunakan bahasa siswa, tetapi guru menggunakan bahasa yang sedang
dipelajari. Jadi ketika proses pembelajaran bahasa Arab, guru mengajar
dengan berbahasa Arab tidak berbahasa dengan bahasa yang digunakan oleh
siswa sehari-hari.5
Penggunaan metode langsung atau metode “mubāsyarah” tidak
selamanya mendapatkan hasil yang sesuai dengan tujuan pembelajaran,
karena terkadang penggunaan metode langsung kurang tepat untuk diterapkan
dalam mewujudkan keterampilan berbahasa Arab. Kebanyakan metode ini
digunakan untuk mempermudah peserta didik dalam meningkatkan
keterampilan berbicara saja, akan tetapi di Lembaga ini menggunakan metode
mubāsyarah untuk mempermudah peserta didik dalam belajar bahasa Arab
terutama dalam mewujudkan empat keterampilan berbahasa Arab.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan, rumusan
masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimana implementasi metode “mubāsyarah” dapat mewujudkan
keterampilan berbahasa Arab di kelas dasar Lembaga JCC (Jogja Course
Center) Sapen Yogyakarta?
5 Bisri Mustofa, M. Abdul Hamid, Metode dan Strategi Pembelajaran Bahasa Arab,
(Malang : UIN Maliki Press, 2012), hlm. 58
6
2. Apa kendala yang dihadapi serta solusinya ketika menerapkan metode
“mubāsyarah” di kelas dasar Lembaga JCC (Jogja Course Center) Sapen
Yogyakarta?
3. Apa hasil yang diperoleh setelah diterapkan metode “mubāsyarah” di
kelas dasar Lembaga JCC (Jogja Course Center) Sapen Yogyakarta?
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan pertanyaan yang diajukan dalam perumusan masalah
di atas, maka tujuan yang ingin dicapai melalui pembahasan ini adalah :
a. Untuk mengetahui bagaimana implementasi metode “mubāsyarah”
dapat mewujudkan keterampilan berbahasa Arab di kelas dasar
Lembaga JCC (Jogja Course Center) Sapen Yogyakarta.
b. Untuk mengetahui kendala serta solusi yang dilakukan ketika
menerapkan metode “mubāsyarah” di kelas dasar Lembaga JCC
(Jogja Course Center) Sapen Yogyakarta
c. Untuk mengetahui hasil yang diperoleh setelah mengikuti
penerapkan metode “mubāsyarah” di kelas dasar Lembaga JCC
(Jogja Course Center) Sapen Yogyakarta
2. Kegunaan penelitian
Adapun kegunaan penelitian ini adalah :
1) Secara teoritis, penelitian ini dapat memberikan kontribusi bagi
pengajar dan peserta didik serta lembaga-lembaga pendidikan bahasa
7
Arab agar proses dan hasil dari pembelajaran bahasa Arab optimal
dan mengena.
2) Diharapkan dari penelitian ini dapat bermanfaat bagi pengajar
bahwasanya penggunaan metode sangat penting dalam pembelajaran
khususnya pembelajaran bahasa Arab.
3) Bagi peneliti sendiri bisa menambah wawasan dan pengetahuan
mengenai proses pembelajaran bahasa Arab dengan menggunakan
metode langsung (mubāsyarah) secara mendalam.
D. Kajian Pustaka
Fokus penelitian yang sedang dikerjakan perlu diulas melalui kajian
pustaka yang dihasilkan. Dalam kajian pustaka, peneliti membuat deskripsi
secara sistematis tentang hasil penelitian oleh peneliti sebelumnya, yang
sejalan dengan topik penelitian yang peneliti sedang lakukan. Dengan kata
lain, topik penelitian dibandingkan dengan kajian-kajian yang sama dengan
hasil penelitian terdahulu.6
Sejauh pengamatan dan penelaahan yang penyusun lakukan terkait
dengan tema yang hampir sama adalah sebagai berikut :
Pertama, skripsi yang ditulis oleh Qaimah dengan judul,
“Pembelajaran Bahasa Arab Dengan Metode Langsung Di Pondok Pesantren
Putra Ibnul Qoyyim Tegal Yosa Sitimulyo Piyungan Bantul Tahun Akademik
6 Muhammad, Metode Penelitian Bahasa, (Yogyakarta : Ar-Ruzz Media, 2011), hlm. 108
8
2007-2008 (Tinjauan Efektifitas Metode)”.7 Fokus pembahasan dari
penelitian Qaimah yaitu, pada pertanyaan apakah metode langsung tersebut
efektif dan mampu meningkatkan kemampuan bahasa Arab pembelajar serta
akan meninjau atau menelaah ulang kapan dan dimana sebetulnya metode
langsung ini baik dan relevan untuk digunakan sehingga penggunanya tidak
salah tempat dan sasaran. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa proses
pembelajaran bahasa Arab dengan menggunakan metode langsung di pondok
pesantren putra bisa dikatakan berjalan cukup efektif, karena mampu
meningkatkan kemampuan berbahasa Arab para santrinya dan mampu
menjadikan santrinya berbicara dan berinteraksi dengan bahasa Arab sesuai
dengan tujuan pembelajarannya.
Kedua, skripsi yang ditulis oleh Lathifiana Oktavia dengan judul,
“Penerapan Metode Langsung Dalam Meningkatkan KeterampilanBerbicara
Bahasa Arab di Kelas VII A MTs. Miftahul Huda Maguan Kaliori Rembang
(Penelitian Tindakan Kelas)”.8 Fokus pembahasan dari penelitian Lathifiana
Oktavia yaitu menerapkan metode langsung dengan mempraktekkan di
sekolah. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa adanya peningkatan
keterampilan siswa, antusiasme, dan rasa senang dalam mengikuti
pembelajaran, kemudian timbulnya rasa ingin tahu siswa terhadap materi
7 Qaimah, Pembelajaran Bahasa Arab dengan Metode Langsung di Pondok Pesantren
Putra Ibnul Qoyyim Tegalyosa Sitimulyo Piyungan Bantul Tahun Akademik 2007-2008 (Tinjauan Efektifitas Metode), Skripsi Jurusan Pendidikan Bahasa Arab, (Yogyakarta : Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN SUKA, 2008)
8 Lathifiana Oktavia, Penerapan Metode Langsung dalam Meningkatkan Keterampilan
Berbicara Bahasa Arab di Kelas VII A MTs Miftahul Huda Maguan Kaliori Rembang (Penelitian Tindakan Kelas), Skripsi Jurusan Pendidikan Bahasa Arab, (Yogyakarta : Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN SUKA, 2010)
9
yang dipelajari, adanya keinginan dan kemauan bertanya. Secara umum
peningkatan yang terjadi cukup baik, pada aspek keterampilan.
Ketiga, skripsi yang ditulis oleh Imron dengan judul, “Efektifitas
Metode Langsung Dalam Pengajaran Bahasa Arab Di Kelas II Madrasah
Aliyah Keagamaan Raudhatul Ulum Sakatiga Indralaya OKI Sumatra
Selatan”.9 Fokus pembahasan dari penelitian Imron yaitu tentang keefektifan
metode langsung dalam pengajaran bahasa Arab dan hambatan-hambatan
yang dialami oleh guru dalam menggunakan metode langsung dalam
pengajaran bahasa Arab. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengajaran
bahasa Arab dengan menggunakan metode langsung di Madrasah Aliyah
Keagamaan Raudhatul Ulum sudah cukup efektif diterapkan dalam mengajar
bahasa Arab.
Pada skripsi saudari Qaimah dan saudara Imron terdapat perbedaan
yang signifikan karena keduanya fokus pembahasannya tentang
keefektifitasan metode langsung dalam meningkatkan kemampuan berbahasa
Arab, dan penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Sedangkan penelitian
yang akan penulis teliti fokus pembahasannya tentang proses pembelajaran
bahasa Arab dengan menggunakan metode mubāsyarah dapat mewujudkan
keterampilan berbahasa Arab dan hasil yang diperoleh setelah diterapkan
metode mubāsyarah.
Adapun skripsi saudari Lathifiana Oktavia, penelitian yang digunakan
merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan fokus pembahasanya
9 Imron, Efektifitas Metode Langsung dalam Pengajaran Bahasa Arab di Kelas II Madrasah Aliyah Keagamaan Raudhatul Ulum Sakatiga Indralaya OKI Sumatra Selatan, Skripsi Jurusan Pendidikan Bahasa Arab, (Yogyakarta : Fakultas Tarbiyah UIN SUKA, 2003)
10
tentang penerapan metode langsung dalam meningkatkan keterampilan
berbicara bahasa Arab. Objek penelitiannya dilakukan di lembaga formal.
Sedangkan penelitian yang akan penulis teliti objek penelitiannya dilakukan
di lembaga nonformal dan penelitian yang digunakan adalah penelitian
kualitatif.
Oleh karena itu, penelitian yang berjudul Penerapan Metode
Mubāsyarah dalam Pembelajaran Bahasa Arab di Kelas Dasar Lembaga JCC
(Jogja Course Center) Sapen Yogyakarta yang akan peneliti lakukan
memiliki perbedaan dengan beberapa penelitian di atas.
E. Kerangka Teori
1. Metode Pengajaran bahasa
Kata “metode”merupakan kata turunan dari bahasa Yunani, yaitu
dari kata meta dan hodos. Kata meta artinya menuju, melalui, sesudah, dan
mengikuti, dan kata hodos artinya cara, jalan atau arah.10 Metode menurut
arti sempit adalah cara yang sudah teruji bila digunakan bagi objek
pekerjaan tertentu hasilnya akan lebih baik (lebih efektif dalam mencapai
tujuan dan prosesnya relative lebih cepat/ lebih efisien). Sedangkan
metode dalam arti luas, pada dataran implementasi, tidak lepas dan dapat
10 Asep Ahmad Hidayat, Filsafat Bahasa (mengungkap hakikat bahasa, makna dan
tanda), (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2009), hlm. 15
11
mencakup istilah-istilah “serumpun” lainnya (cara, strategi, pendekatan,
teknik, seni, dan metodologi pendidikannya).11
Dalam melakukan proses pembelajaran bahasa, khususnya bahasa
asing ada tiga istilah terkategori secara bertingkat, yaitu pendekatan
(madkhal al-tadris/teaching approach), metode (thariqah al-
tadris/teaching method), dan teknik (Uslub al-tadris/teaching tecnique).
Acep Hermawan mengutip dari ‘Abd al-Raziq bahwasanya
Pendekatan pembelajaran adalah tingkat pendirian filosofis mengenai
bahasa, belajar, dan mengajar bahasa. Dengan kata lain pendekatan
merupakan pendirian filosofis yang selanjutnya menjadi acuan yang
kegiatan belajar dan mengajar bahasa. Metode pembelajaran adalah tingkat
perencanaan program yang bersifat menyeluruh yang berhubungan erat
dengan langkah-langkah penyampaian materi pelajaran secara prosedural.
Dengan kata lain metode adalah langkah-langkah umum tentang penerapan
teori-teori yang ada pada pendekatan tertentu. Sedangkan teknik
pembelajaran lebih bersifat aplikatif, karena itu sering disebut gaya
pembelajaran. Dikatakan demikian karena aspek ini bersentuhan langsung
dengan kondisi nyata seorang guru dalam menjabarkan metode ke dalam
11 Ahmad Janan Asifudin, Mengungkit Pilar-Pilar Pendidikan Islam (Tinjauan
Filosofis), (Yogayakarta : SUKA Press UIN Sunan Kalijaga, 2010), hlm. 132
12
langkah-langkah aplikatif.12 Sedangkan teknik ialah pelaksanaan
pengajaran di dalam kelas.13
Metode adalah cara, yang didalam fungsinya merupakan alat untuk
mencapai suatu tujuan. Metode mengajar dipengaruhi oleh beberapa
faktor, misalnya :
1. Tujuan yang berbagai-bagai jenis dan fungsinya
2. Anak didik yang berbagai-bagai tingkat kematangannya
3. Situasi yang berbagai-bagai keadaannya
4. Fasilitas yang berbagai kwalitas dan kwantitasnya
5. Pribadi guru serta kemampuan profesionilnya yang berbeda-beda14
Bahasa adalah realitas yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan
tumbuh kembangnya manusia pengguna bahasa itu. Menurut Al-Khuli,
bahasa adalah system suara yang terdiri atas simbol-simbol arbitrer
(manasuka) yang digunakan oleh seseorang atau sekelompok orang untuk
bertukar pikiran atau berbagi rasa. Menurut ‘Abd al-Majid, bahasa adalah
kumpulan isyarat yang digunakan oleh orang-orang untuk
mengungkapkan pikiran, perasaan, emosi, dan keinginan. Dengan definisi
lain, bahasa adalah alat yang digunakan untuk mendeskripsikan ide,
pikiran, atau tujuan melalui struktur kalimat yang dapat dipahami oleh
12 Acep Hermawan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, (Bandung : PT Remaja
Rosdakarya Offset, 2011), hlm. 168 13 A. Akrom Malibary L.A.S, Pedoman Pengajara..., hlm. 93 14 Winarno Surakhmad, Metodologi…, hlm. 76
13
oran lain. Menurut Ronald Wardaugh, bahasa adalah sistem simbol ujaran
yang arbitrer yang digunakan oleh manusia untuk berkomunikasi.
Dari definisi di atas dapat diambil kesimpulan bahwa hakikat
bahasa itu sistematik (bersistem), arbitrer ( manasuka), ujaran (berupa
ucapan), symbol (terdiri atas lambing-lambang), dan alat komunikasi.
Pembelajaran adalah suatu perubahan yang dapat memberikan hasil
jika (orang-orang) berinteraksi dengan informasi (materi, kegiatan,
pengalaman). Botkin menganjurkan perlunya kegiatan belajar yang
didasarkan pada upaya menghubungkan yang baru dengan yang telah
dikenal. Sedangkan belajar adalah perubahan tingkah laku yang dialami
oleh individu dalam berinteraksi dengan lingkungannya.15
Menurut Ellis bahwa pembelajaran bahasa asing adalah sebuah
proses yang kompleks dengan berbagai fenomena yang pelik sehingga
tidak mengherankan kalau hal ini bisa mempunyai arti yang berbeda-beda
bagi setiap orang. Pembelajaran bahasa dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Faktor utama yang berkaitan erat dengan pemerolehan bahasa asing adalah
Pertama, bahasa pembelajar, seperti kesalahan. Kedua,faktor eksternal,
seperti faktor lingkungan dan interaksi. Ketiga, faktor internal. Keempat,
faktor pembelajar sendiri sebagai individu.16
15 Anisah Basleman, Syamsu Mappa, Teori Belajar Orang Dewasa, (Bandung : PT
Remaja Rosdakarya, 2011), hlm. 12 16 Abdul Wahab Rosyidi, Media Pembelajaran Bahasa Arab, (Malang : UIN Malang
Press, 2009), hlm. 17-18
14
2. Metode Langsung (Metode Mubāsyarah)
Di antara sekian banyak metode, metode langsung inilah yang
paling banyak dikenal. Metode ini disebut metode mubāsyarah atau
metode langsung karena selama pembelajaran berlangsung menggunakan
bahasa asing yang diajarkan, sedangkan bahasa pelajar sedapat mungkin
tidak boleh digunakan. Untuk menjelaskan arti suatu kata atau kalimat
digunakan gambar-gambar atau peragaan.17
Metode ini berpijak dari pemahaman bahwa pengajaran bahasa
asing tidak sama halnya dengan mengajar ilmu pasti alam. Jika mengajar
ilmu pasti, siswa dituntut agar dapat menghafal rumus-rumus tertentu,
berpikir, dan mengingat, maka dalam pengajaran bahasa, siswa/anak didik
dilatih praktek langsunng mengucapkan kata-kata atau kalimat-kalimat
tertentu. Sekalipun kata-kata atau kalimat tersebut mula-mula masih asing
dan tidak dipahami anak didik, namun sedikit demi sedikit kata-kata dan
kalimat itu akan dapat diucapkan dan dapat pula mengartikannya.18
Metode ini berangkat dari satu asumsi dasar, bahwa pembelajaran
bahasa Asing tidaklah jauh berbeda dengan dengan belajar bahasa ibu,
yaitu dengan penggunaan bahasa secara langsung dan intensif dalam
komunikasi keseharian, dimana tahapannya bermula dari mendengar kata-
kata, menirukannya secara lisan, sedangkan mengarang dan membaca
dikembangkan kemudian. Metode ini berorientasi pada pembentukan
17 A. Akrom Malibary L.A.S, Pedoman Pengajaran…, hlm. 95 18 http://fandy-trk.blogspot.com/2010/11/pemahaman-direct-method-metode-
langsung.html (jam 10.47, hari rabu, 26 Desember 2012)
15
keterampilan pelajar agar mampu berbicara secara spontan dengan tata
bahasa yang fungsional dan berfungsi untuk mengontrol kebenaran.19
Metode langsung mempunyai ciri-ciri sebagai berikut : a. Tujuan dasar yang diharapkan dari metode ini adalah mengembangkan
kemampuan siswa untuk berpikir dengan bahasa Arab bukan dengan bahasa ibu siswa.
b. Pembelajaran bahasa Arab dengan menggunakan bahasa Arab tidak menggunakan bahasa lain.
c. Percakapan antara individu merupakan bentuk pertama dan yang umum digunakan dalam masyarakat. Sehingga pada awal pembelajaran bahasa Arab, hendaknya dalam percakapan menggunakan kosa kata dan susunan kalimat sesuai dengan maksud dan tujuan belajar siswa.20
d. Di awal pembelajaran, siswa dikondisikan untuk mendengarkan kalimat-kalimat sempurna dan mempunyai makna yang jelas sehingga siswa mampu dan mudah memahaminya.
e. Nahwu adalah sebagai alat untuk mengatur ungkapan bahasa. Sehingga pelajaran nahwu diberikan tidak secara khusus tetapi diajarkan di sela-sela penggunaan ungkapan-ungkapan bahasa dan kalimat-kalimat yang muncul dalam percakapan.
f. Teks Arab tidak disajikan kepada siswa sebelum mereka mengenal suara, kosa kata serta susunan yang ada di dalamnya. Dan juga siswa tidak menulis teks Arab sebelum mereka bisa membaca dengan baik serta memahaminya.
g. Penerjemahan dari dan ke bahasa Arab adalah sesuatu yang harus dihindari dalam metode ini, sehingga tidak dibenarkan menerjemahkan bahasa Arab dengan bahasa apapun.
h. Pengembangan keterampilan kognitif siswa seperti kemampuan analogis dan analisis merupakan hal yang tidak boleh menyibukkan perhatian pemakai metode ini.
i. Penjelasan kata-kata dan kalimat yang sulit cukup dengan menggunakan bahasa Arab dengan berbagai model, seperti syarhul al-makna, muradif (sinonim) atau memakai mudladad (antonim) atau dengan syiaq yang lain.
j. Guru lebih banyak menggunakan waktunya untuk tanya jawab dengan siswa.
k. Sebagian besar waktu pembelajaran digunakan untuk latihan bahasa, seperti imla’, mengulang cerita atau mengarang bebas.
l. Perhatian metode ini lebih banyak pada pengembangan kemampuan siswa untuk berbicara dibandingkan pada aspek yang lain.
19 Radliyah Zaenuddin, Metodologi Dan Strategi Alternative Pembelajaran Bahasa
Arab, (Cirebon : STAIN Press, 2005), hlm. 39-40 20 Bisri Mustofa, M. Abdul Hamid, Metode dan Strategi Pembelajaran Bahasa Arab,
(Malang : UIN Maliki Press, 2012), hlm. 39-41
16
Setiap metode mempunyai kekurangan dan kelebihan masing-masing. Berikut kekurangan dari metode mubasyarah :
a. Hanya dapat diterapkan pada kelompok kecil. b. Sukar menyediakan berbagai kegiatan yang menarik dan bersifat situasi
sebenarnya di dalam kelas. c. Sangat membutuhkan guru yang terampil dan fasih. d. Para siswa lemah dalam kemampuan membaca. e. Teknik yang digunakan cenderung membosankan. Sedangkan kelebihan metode ini adalah : a. Para siswa kuat dalam keterampilan menyimak dan berbicara. b. Para siswa menguasai palafalan dengan baik. c. Para siswa mempunyai keberanian (PD) yang tinggi untuk
berkomunikasi lisan dengan bahasa Arab d. Qawaaid yang dipelajari merupakan qawāid yang fungsional (dipakai
secara langsung) dalam berbahasa.21
F. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian dan Pendekatan
Muhammad mengutip dari Sudaryanto bahwa dalam
melaksanakan penelitian ini, pendekatan yang digunakan adalah
pendekatan deskriptif, yaitu penelitian yang dilakukan semata-mata hanya
berdasarkan pada fakta-fakta yang ada atau fenomena yang secara empiris
hidup pada penuturnya sehingga yang dihasilkan atau yang dicatat berupa
perian bahasa yang biasa dikatakan sifatnya seperti potret atau paparan
seperti apa adanya.22
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian lapangan atau
kancah (field research), yaitu penelitian yang pengumpulan datanya
dilakukan di lapangan. Oleh karena itu untuk mendapatkan data mengenai
penerapan metode mubāsyarah dalam pembelajaran bahasa Arab di
21 Ibid.., hlm. 39-41 22 Muhammad, Metode Penelitian Bahasa, (Yogyakarta : Ar-Ruzz Media, 2011), hlm.
192
17
Lembaga JCC (Jogja Course Center) Sapen Yogyakarta, yang berada di
belakang hotel saphir, Sapen, peneliti akan terjun langsung ke lapangan
dan meneliti hal-hal yang berhubungan dengan permasalahan yang diteliti
yaitu tentang penerapan metode mubasyaroh dalam pembelajaran bahasa
Arab.
2. Subyek Penelitian & Setting Penelitian
Dalam penelitian ini, yang menjadi subyek penelitian adalah semua
yang terlibat dalam proses belajar mengajar bahasa Arab di lembaga
bahasa tempat penelitian ini dilakukan. Subyek penelitian ini adalah :
a. Pimpinan Lembaga JCC (Jogja Course Center) Sapen Yogyakarta
b. Pengajar bahasa Arab di Lembaga JCC (Jogja Course Center) Sapen
Yogyakarta
c. Peserta didik di kelas dasar Lembaga JCC (Jogja Course Center) Sapen
Yogyakarta
3. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data yang valid dan akurat yang berkenaan
dengan masalah penelitian ini, maka diperlukan adanya usaha dan teknik
yang sesuai dengan data yang diperlukan. Dalam hal ini peneliti,
menggunakan beberapa metode untuk mengumpulkan data tersebut, yaitu
dengan :
a) Observasi
18
Observasi yaitu kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu
obyek dengan alat indera.23 Metode ini digunakan untuk mengetahui
sacara langsung obyek yang diteliti, mengenai letak geografis dan
pelaksanaan pembelajaran bahasa Arab di kelas dasar Lembaga JCC
(Jogja Course Center) Sapen, Yogyakarta.
b) Wawancara
Wawancara atau interview adalah metode pengumpulan data
yang digunakan penyusun untuk mendapatkan keterangan-keterangan
lisan melelui percakapan yang dilakukan oleh penyusun yang
mengajukan pertanyaan selaku pewawancara (intervier) dengan orang
yang memberikan jawaban atas pertnyaan tersebut selaku
terwawancara (interviewee).24
Metode ini digunakan untuk memperoleh data-data yang
berhubungan dengan penerapan metode mubāsyarah dalam
pembelajaran bahasa Arab di kelas dasar Lembaga JCC (Jogja Course
Center) Sapen, Yogyakarta.
c) Dokumentasi
Dokementasi adalah metode pengumpulan data dengan
melakukan penyelidikan terhadap benda-benda tertulis, seperti buku,
23 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta : Rinela
Cipta, 1998), hlm.146 24 Moleong, Lexy J, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung : Remaja Rosdakarya,
2006), hlm. 186
19
majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian
dan sebagainya.25
Metode ini peneliti gunakan sebagai pengumpulan data yang
berhubungan dengan sejarah berdirinya lembaga bahasa Arab di
Lembaga JCC (Jogja Course Center) Sapen Yogyakarta, struktur
organisasi dan data-data lain yang sesuai dengan penelitian ini.
4. Analisis Data
Analisis data merupakan upaya yang dilakukan untuk
mengklasifikasi dan pengelompokkan data. Dalam penelitian ini, analisis
data yang digunakan adalah analisis non statistik. Metode ini digunakan
untuk menganalisis dan menginterpretasikan data yang berupa fakta-fakta
dari hasil penelitian yang tidak berwujud angka.26
Adapun langkah-langkah dalam menganalisa data sebagai berikut :
a. Pengumpulan data
Dalam pengumpulan data peneliti menggunakan metode
observasi, wawancara, dan dokumentasi.
b. Reduksi data
Reduksi data merupakan proses pemilihan, pemokusan,
penyederhanaan, abstraksi, dan pentransformasian data mentah yang
terjadi dalam catatan- catatan lapangan tertulis.
25 Suharsimi Arikunto, Manajemen Pengajaran Secara Manusiawi, (Jakarta : Rineka
Cipta, 1993), hlm. 13 26 Sutrisno Hadi, Metodologi Research Jilid I, (Yogyakarta : Psikologi UGM Press,
1987), hlm. 04
20
c. Model data (data display)
Langkah selanjutnya adalah model data (data display). Model
data merupakan suatu kumpulan informasi yang tersusun yang
membolehkan pendeskripsian kesimpulan dan pengambilan tindakan.
Hal ini dilakukan supaya informasi dapat tersusun dalam suatu bentuk
yang praktis, sehingga peneliti dapat melihat apa yang terjadi dan dapat
dengan baik menggambarkan kesimpulan yang dijustifikasikan.
d. Penarikan kesimpulan
Langkah terakhir dalam menganalisa data adalah penarikan
kesimpulan.27 Dalam penarikan kesimpulan peneliti menggunakan
metode deduktif dan induktif. Metode induktif adalah metode yang
berangkat dari fakta-fakta yang khusus, peristiwa kongkrit, kemudian
ditarik kedalam generalisasi yang bersifat umum. Metode ini digunakan
oleh peneliti untuk mencari kesimpulan atas data dari fakta-fakta
khusus yang terjadi dalam penggalian data yang berbentuk observasi.
Sedangkan metode deduktif berangkat dari hal-hal yang bersifat
umum kemudian ditarik dalam bentuk kesimpulan yang bersifat khusus.
Metode ini digunakan dalam penelitian ini untuk mengambil
kesimpulan dari data yang digali dari hasil wawancara.
5. Uji keabsahan data
Agar data yang disajikan dalam penelitian dapat dikatakan absah,
maka menggunakan teknik triangulasi. Triangulasi adalah teknik
27 Emzir, Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data, (Jakarta : Rajawali Pres, 2012),
hlm. 129-135
21
pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Diluar
data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap
data itu. Denzin (1978) membedakan empat macam triangulasi sebagai
teknik pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan sumber, metode,
penyidik, dan teori.
Triangulasi yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah
triangulasi sumber dan metode. Triangulasi sumber yakni membandingkan
dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh
melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif (Pattona
1987:331). Hal itu dapat dicapai dengan jalan : (1) Membandingkan data
hasil pengamatan dengan hasil wawancara; (2) Membandingkan keadaan
dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang;
(3) Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang
berkaitan
Sedangkan triangulasi metode adalah mengecek derajat
kepercayaan data penelitian melalui beberapa teknik pengumpulan data
dan pengecekan derajat kepercayaan beberapa sumber data dengan metode
yang sama.28
28 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian…, hlm. 178
22
G. Sistematika Penulisan
BAB I adalah pendahuluan yang berisi : latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, kajian pustaka, kerangka teori,
metode penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II adalah Gambaran umum Lembaga JCC (Jogja Course Center) Sapen
Yogyakarta, yang berisi : letak geografis, sejarah berdiri dan
perkembangannya, visi, misi dan tujuan pendidikan, struktur organisasi,
tenaga pengajar, karyawan dan peserta didik serta fasilitas di lembaga
tersebut.
BAB III adalah penjelasan tentang proses pembelajaran bahasa Arab dengan
menggunakan metode mubāsyarah di kelas dasar lembaga JCC (Jogja Course
Center), kendala-kendala yang dihadapi setelah menerapkan metode
mubāsyarah serta solusinya, dan hasil yang diperoleh setelah diterapkan
metode mubāsyarah.
BAB IV adalah penutup yang berisi tentang kesimpulan, saran, dan penutup.
72
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan dari seluruh pemaparan skripsi penelitian dan hasil
analisis yang dilakukan di lapangan kiranya dapat disimpulkan dengan
sederhana tentang “Penerapan Metode Mubāsyarah di Kelas Dasar
Lembaga JCC (Jogja Course Center) Sapen Yogyakarta” sebagai berikut :
1. Penerapan metode mubāsyarah dalam pembelajaran bahasa Arab dapat
mewujudkan empat ketrampilan bahasa Arab yaitu ketrampilan istimā’,
ketrampilan kalām, ketrapilan qirā’ah, dan ketrampilan kitābah di kelas
dasar dengan menggunakan bahasa Arab mulai dari awal sampai akhir
pembelajaran. Tetapi pada mahārah qirā’ah dan qowā’id tidak selalu
menggunakan bahasa Arab terkadang menggunakan bahasa Indonesia,
karena ditakutkan peserta didik sulit untuk memahami materinya. Setiap
pengajar selesai menjelaskan materi, peserta didik langsung
mempraktekkan materi yang telah dijelaskan baik ketika pembelajaran
istimā’, kalām, qirā’ah maupun kitābah.
2. Kendala yang dihadapi ketika menerapkan metode mubāsyarah adalah
terkait kendala metodologis yang berupa media audio, sedangkan solusi
yang dilakukan oleh pengajar untuk mengatasi kendala tersebut dengan
pengajar berperan sebagai media audio itu sendiri, dan menggunakan
media pendukung lainnya seperti buku panduan, buku-buku yang
berkaitan dengan bahasa Arab.
73
3. Hasil yang diperoleh setelah diterapkan metode mubāsyarah di kelas dasar
lembaga JCC (Jogja Course Center) cukup barhasil, karena sesuai dengan
tujuan pembelajaran bahasa Arab di kelas dasar. Adapun hasilnya sebagai
berikut: peserta didik mampu berkomunikasi menggunakan bahasa Arab
baik secara lisan maupun tulisan, memperkaya kosa kata, dan menambah
pemahaman dalam tata bahasa Arab atau qowā’id.
B. Saran-saran
Setelah penulis menyelesaikan penelitian di kelas dasar lembaga JCC
(Jogja Course Center) Sapen Yogyakarta, ada beberapa saran yang dapat
penulis sampaikan diantaranya:
1. Kepada pihak lembaga : sebaiknya lembaga menyediakan fasilitas media
audio di setiap ruangan atau kelas guna menunjang keberhasilan dalam
pembelajaran. Supaya peserta didik bisa lebih termotivasi untuk belajar
bahasa Arab.
2. Kepada pengajar bahasa Arab : agar lebih memaksimalkan fasilitas
pendukung yang sudah tersedia di lembaga tersebut serta mengembangkan
media yang ada, supaya pembelajaran tidak terlihat monoton.
3. Kepada peserta didik : lebih meningkatkan motivasi dalam belajar bahasa
Arab, dan membiasakan diri untuk berkomunikasi menggunakan bahasa
Arab baik secara lisan maupun tulisan.
74
C. Kata Penutup
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT. yang telah melimpahkan
segala rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya kepada peneliti sehingga mampu
menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada
Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat, dan para pengikutnya, amin.
Dalam penulisan skripsi ini dan penyusunan skripsi ini, peneliti sangat
menyadari bahwa skripsi ini terdapat kekurangan atau kelemahan hal ini
karena keterbatasan yang ada pada diri peneliti. Oleh karena itu, saran dan
kritik dari semua pihak sangat diperlukan demi penyempurnaan dan
perbaikan karya ini.
Akhir kata, peneliti mohon maaf atas segala kesalahan dan kekurangan
dalam penyusunan skripsi ini. Semoga karya ini dapat bermanfaat bagi semua
kalangan khususnya bagi pembaca, dan peneliti sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Hidayat Asep, Filsafat Bahasa (mengungkap hakikat bahasa, makna dan
tanda), Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2009. Arikunto, Suharsimi, Manajemen Pengajaran Secara Manusiawi, Jakarta : Rineka
Cipta, 1993. , Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta : Rinela Cipta,
1998. Asyrofi Syamsudin, dkk., Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, Yogyakarta: Pokja
Akademik UIN Sunan Kalijaga, 2006. Basleman Anisah & Syamsu Mappa, Teori Belajar Orang Dewasa, Bandung : PT
Remaja Rosdakarya, 2011. Emzir, Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data, Jakarta : Rajawali Pres,
2012. Hadi, Sutrisno, Metodologi Research Jilid I, Yogyakarta : Psikologi UGM Press,
1987. Hermawan, Acep, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, Bandung : PT Remaja
Rosdakarya Offset, 2011. Janan Asifudin Ahmad, Mengungkit Pilar-Pilar Pendidikan Islam (Tinjauan
Filosofis), Yogayakarta : SUKA Press UIN Sunan Kalijaga, 2010. Malibary, A. Akrom, Pedoman Pengajaran Bahasa Arab Pada Perguruan Tinggi
Agama Islam IAIN, Jakarta: Departemen Agama RI, 1976. Moleong, Lexy J, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung : Remaja
Rosdakarya, 2006. Muhammad, Metode Penelitian Bahasa, Yogyakarta : Ar-Ruzz Media, 2011. Mustofa, Bisri & M. Abdul Hamid, Metode dan Strategi Pembelajaran Bahasa
Arab, Malang : UIN Maliki Press, 2012. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007
Tentang Standar Proses Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, Jakarta : Badan Standar Nasional Pendidikan, 2007.
Rosyidi Abdul Wahab, Media Pembelajaran Bahasa Arab, Malang : UIN Malang
Press, 2009.
Suja’i, Inovasi Pembelajaran Bahasa Arab, Semarang : Walisongo Press, 2008. Sumardi, Muljanto, Pengajaran Bahasa Asing : Sebuah Tinjauan Dari Segi
Metodologi, Jakarta: Bulan Bintang, 1974. Surakhmad, Winarno, Metodologi Pengajaran Nasional, Bandung : Jemmars,
1980. Zaenuddin, Radliyah, Metodologi Dan Strategi Alternative Pembelajaran Bahasa
Arab, Cirebon: STAIN Press, 2005 http://adf.ly/1477046/banner/http://www.sekolahoke.com/2012/03/pengertian-
eksplorasi-elaborasi.html. diakses pada tanggal 18 April 2013.
http://fandy-trk.blogspot.com/2010/11/pemahaman-direct-method-metode-langsung.html. diakses pada tanggal 26 Desember 2012.
Catatan lapangan I
Metode pengumpulan data : Observasi
Hari/Tanggal : Rabu, 27 Februari 2013
Pukul : 19.00-20.30 WIB
Lokasi : Kelas Dasar
Sumber Data : Muhammad Fahrun Nadhif, S.Pd.I
Deskripsi Data :
Observasi ini bertujuan untuk mengetahui proses pembelajaran yang
dilakukan ustadz Nadhif selaku pengajar pelajaran bahasa Arab. Adapun
observasi ini meliputi keterampilan membuka pelajaran, keterampilan
menjelaskan materi, interaksi pembelajaran, keterampilan bertanya, keterampilan
memberi penguatan, keterampilan menggunakan waktu, dan keterampilan
menutup pelajaran.
Dari hasil observasi tersebut diketahui bahwa dalam membuka pelajaran
pengajar menarik perhatian peserta didik dengan mengucapkan salam,
menanyakan keadaan peserta didik dan menyapa peserta didik dengan
menggunakan bahasa Arab yaitu آيف حالكم ؟ ، ليلة سعيدة ؟ kemudian peserta didik
menjawab الحمد هللا بخير، سعيدة مبارآة. Pengajar melakukan apersepsi yakni dengan
menanyakan materi yang sudah dipelajari sebelumnya mengenai perkenalan dan
kata ganti (dhomir) kepada peserta didik. Setelah itu pengajar memberikan
motivasi kepada peserta didik yakni تكلم ولو قليال ولو خطاء dan menjelaskan tujuan
pembelajaran. Kemudian pengajar menjelaskan materi tentang آلمة اسم و فعل.
Pengajar menjelaskan materi mulai dari pengertiannya, bentuknya dan contoh
dalam kalimat, serta melakukan penekanan pada hal penting. Ketika pembelajaran
mufrodat pengajar bertanya kepada peserta didik mengenai kosa kata dengan
menunjuk barangnya langsung. Sebelum pembelajaran berakhir, pengajar
menyuruh peserta didik untuk menghafal kosa kata yang sudah dipelajari. Setelah
itu pengajar menutup pelajaran dengan do’a penutup lalu salam.
Interpretasi :
Dari hasil observasi tersebut didapatkan kesimpulan bahwa proses
pembelajaran dengan menggunakan metode mubasyarah pengajar mampu
mengelola proses pembelajaran dengan baik, yaitu mampu menggunakan waktu
secara baik dan efektif, dapat menjelaskan materi dengan baik, mendorong peserta
didik untuk aktif yaitu dengan mempraktekkan materi yang telah dipelajari dan
sering bertanya.
Catatan lapangan II
Metode pengumpulan data : Observasi
Hari/Tanggal : Jumat, 01 Maret 2013
Pukul : 19.00-20.30 WIB
Lokasi : Kelas Dasar
Sumber Data : Muhammad Fahrun Nadhif, S.Pd.I
Deskripsi Data :
Observasi ini bertujuan untuk mengetahui proses pembelajaran yang
dilakukan ustad Nadhif selaku pengajar pelajaran bahasa Arab. Adapun observasi
ini meliputi keterampilan membuka pelajaran, keterampilan menjelaskan materi,
interaksi pembelajaran, keterampilan bertanya, keterampilan memberi penguatan,
keterampilan menggunakan waktu, dan keterampilan menutup pelajaran.
Dari hasil observasi tersebut diketahui bahwa dalam membuka pelajaran
pengajar menarik perhatian peserta didik dengan mengucapkan salam, berdo’a
dan memberikan sapaan kepada peserta didik menggunakan bahasa Arab seperti
biasa yaitu آيف حالكم ؟ ، ليلة سعيدة ؟ kemudian peserta didik menjawab ،الحمد هللا بخير
kemudian dilanjutkan dengan melakukan apersepsi. Pengajar ,سعيدة مبارآة
memberikan pertanyaan terhadap peserta didik mengenai materi yang sudag
dipelajari. Ketika peserta didik sudah bisa mmemahami dan menjawab pertanyaan
dari pengajar, pengajar mengajak peserta didik untuk melanjutkan ke materi
selanjutnya.
Sebelum masuk ke materi inti pengajar memberikan kosa kata baru seperti
یستمر ( melanjutkan), مكان (tempat), قبيلة (qobilah), نشاء ینشاء (muncul) dan
qowāid baru tentang materi yang akan dipelajari yaitu mengenai جملة مفيدة و آان,
serta membagikan kertas bacaan yang berisi cerita berbahasa Arab tentang العربية
رهاالفصيحة و أث kepada peserta didik. Sebelum mempelajari isi cerita tersebut,
pengajar menyuruh peserta didik untuk mendengarkan cerita dari pengajar
mengenai “ مدرسة ” , setelah selesai bercerita pengajar bertanya kepada peserta
didik tentang kosa kata dalam cerita yang belum mereka pahami. Pengajar
memberikan motivasi kepada peserta didik bahwa “belajar bahasa berawal dari
mendengar”. Kemudian pengajar menyuruh peserta didik membaca cerita dan
mengidentifikasi kalimat yang ada di dalam teks bacaan yang sudah dibagikan
sebelumnya. Setelah itu, pengajar menutup pembelajaran dengan do’a penutup
dan salam.
Interpretasi :
Dari hasil observasi tersebut didapatkan kesimpulan bahwa pengajar
mampu mengelola proses pembelajaran dengan baik. Adapun pembelajaran
mengenai tentang mahārah istimā’ , mahārah qirā’ah, dan qowāid. Materi yang
disampaikan yaitu tentang madrasah, qowaid tentang جملة مفيدة، آان، حرف جر.
Catatan lapangan III
Metode pengumpulan data : Observasi
Hari/Tanggal : Senin, 04 Maret 2013
Pukul : 19.00-20.30 WIB
Lokasi : Kelas Dasar
Sumber Data : Muhammad Fahrun Nadhif, S.Pd.I
Deskripsi Data :
Observasi ini bertujuan untuk mengetahui proses pembelajaran yang
dilakukan ustadz Nadhif selaku pengajar pelajaran bahasa Arab. Adapun
observasi ini meliputi keterampilan membuka pelajaran, keterampilan
menjelaskan materi, interaksi pembelajaran, keterampilan bertanya, keterampilan
memberi penguatan, keterampilan menggunakan waktu, dan keterampilan
menutup pelajaran.
Dari hasil observasi tersebut diketahui bahwa dalam membuka pelajaran
pengajar menarik perhatian peserta didik dengan mengucapkan salam, berdo’a
dan memberikan sapaan kepada peserta didik menggunakan bahasa Arab
dilanjutkan dengan melakukan apersepsi. Kemudian pengajar menyuruh peserta
didik untuk mendengarkan sebuah cerita yang akan dibacakan oleh pengajar. Isi
cerita tentang المسكن, kemudian peserta diidk menjelaskan kembali tentang isi
cerita yang sudah mereka dengarkan.
Sebelum melanjutkan pembelajaran kalām pengajar memberikan motivasi
kepada peserta didik, kemudian memberikan apersepsi. Setelah itu, peserta didik
maju kedepan untuk melakukan percakapan mengenai “keluarga”. Dalam
percakapan tersebut pengajar juga ikut serta mempraktekkan, hal ini dilakukan
untuk memacu para peserta didik supaya mereka berbicara bahasa Arab. Setelah
pembelajaran kalām dikira cukup pengajar melanjutkan dengan pembelajaran
qirā’ah. Dalam pembelajaran ini satu persatu peserta didik membaca bacaan yang
berbahasa Arab tanpa ada harakatnya, kemudian mereka mengidentifikasi kalimat
yang ada dibacaan tersebut. Lalu pengajar menyuruh peserta didik untuk
menjelaskan bacaan yang telah diidentifikasi. Pengajar memberikan pertanyaan
kepada peserta didik kemudian memberikan pujian terhadap mereka yang
jawabaannya bagus. Peserta didik juga selalu bertanya apabila mereka belum
memahami materi yang telah disampaikan dan pengajar selalu memberikan
jawaban yang sesuai.
Pada pertemuan ini pelajaran terakhir yaitu tentang kitābah. Dalam
pembelajaran kitābah terlebih dahulu pengajar menjelaskan tentang qowāid, hal
yang dipelajari mengenai cara menyusun kalimat yang didalamnya terdapat ،اعراب
.مؤنث و مذآر، جملة إضافةفعل ماضى، فعل مضارع، Pengajar selalu memberikan contoh
yang sesuai dengan materi. Sebelum pembelajaran ditutup pengajar bertanya
kepada peserta didik penjelasan yang belum mereka pahami, setelah tidak ada
yang bertanya pengajar menutup pertemuan dengan membaca do’a bersama-sama
kemudian salam.
Interpretasi :
Dari hasil observasi tersebut didapatkan kesimpulan bahwa pengajar
mampu mengelola proses pembelajaran dengan baik. Sehingga peserta didik bisa
aktif ketika pembelajaran berlangsung.
Catatan lapangan IV
Metode pengumpulan data : Observasi
Hari/Tanggal : Senin, 11 Maret 2013
Pukul : 19.00-20.30 WIB
Lokasi : Kelas Dasar
Sumber Data : Muhammad Fahrun Nadhif, S.Pd.I
Deskripsi Data :
Observasi ini bertujuan untuk mengetahui proses pembelajaran yang
dilakukan ustadz Nadhif selaku pengajar pelajaran bahasa Arab. Adapun
observasi ini meliputi keterampilan membuka pelajaran, keterampilan
menjelaskan materi, interaksi pembelajaran, keterampilan bertanya, keterampilan
memberi penguatan, keterampilan menggunakan waktu, dan keterampilan
menutup pelajaran.
Dari hasil observasi tersebut diketahui bahwa dalam membuka pelajaran
pengajar menarik perhatian peserta didik dengan mengucapkan salam, dan
membaca do’a pembuka. Pengajar mengajak peserta didik untuk mendalami
materi mulai dari awal pertemuan sampai materi yang sedang dipelajari, yaitu
tentang التعارف، التهنئة، األسرة، االعمال اليومية، الطعام و الشراب، المهنة و األمل، المدرسة و
,Kemudian pengajar memberikan contoh mengenai percakapan .الجامعة، المسكن
setelah itu menyuruh satu persatu peserta didik untuk mempraktekkan percakapan
sesuai dengan contoh yang sudah disampaikan. Setelah itu pengajar menjelaskan
sedikit tentang materi qowā’id yaitu mutakallim. Selesai menjelaskan materi
pengajar bertanya kepada peserta didik tentang penjelasan materi yang belum
mereka pahami, ternyata peserta didik tidak ada yang bertanya.
Sebelum pembelajaran berakhir pengajar memberikan tugas kepada
peserta didik rumah untuk mencari dan mencatat kosa kata yang belum mereka
ketahui maknanya, mulai dari kosa kata yang berhubungan dengan materi pertama
sampai materi yang baru saja mereka pelajari, yakni tentang ،التعارف، التهنئة، األسرة
kemudian pengajar االعمال اليومية، الطعام و الشراب، المهنة و األمل، المدرسة و الجامعة، المسكن
menutup pelajaran dengan do’a lalu salam.
Interpretasi :
Dari hasil observasi tersebut didapatkan kesimpulan bahwa pengajar
mampu mengelola proses pembelajaran dengan baik. Sehingga peserta didik bisa
aktif ketika pembelajaran berlangsung dan dengan diadakan pendalaman materi
peserta didik lebih mengingat materi yang sudah dipelajari, sehingga dapat
menerapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Catatan lapangan V
Metode pengumpulan data : Wawancara
Hari/Tanggal : Senin, 11 Maret 2013
Pukul : 12.00-12.30 WIB
Lokasi : Perpustakaan
Sumber Data : Muhammad Fahrun Nadhif, S.Pd.I
Deskripsi data :
Sumber data merupakan pengajar atau tentor bahasa Arab di kelas dasar
lembaga JCC (Jogja Course Center). Wawancara ini bertujuan untuk mengetahui
tentang penerapan metode mubāsyarah di kelas dasar lembaga JCC (Jogja Course
Center).
Dari hasil wawancara tersebut diperoleh data bahwa tujuan pembelajaran
di kelas dasar adalah untuk menguasai ketrampilan bahasa Arab yaitu ketrampilan
istimā’, kalām, qirā’ah, dan kitābah. Tetapi disini lebih menekankan pada tiga
ketrampilan yaitu istimā’, kalām, dan qirā’ah. Sebelum proses pembelajaran
berlangsung pengajar atau tentor membuat rancangan materi yang akan
disampaikan sesuai dengan kondisi peserta didik, sehingga peserta didik bisa
belajar aktif di dalam kelas. Ketika pembelajaran berlangsung pengajar atau tentor
selalu menggunakan bahasa Arab mulai dari awal pembelajaran sampai
pembelajaran berakhir, meskipun terkadang masih menggunakan bahasa
Indonesia sedikit.
Setiap awal pembelajaran peserta didik disuruh untuk mempraktekkan
materi yang sudah dipelajari, hal ini dilakukan untuk menguji pemahaman mereka
tentang materi yang sudah dipelajari, sehingga sedikit demi sedikit peserta didik
bisa berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Arab. Dari hasil yang telah
diperoleh terdapat kendala yang dihadapi ketika menerapkan metode mubāsyarah
yaitu tentang media audio. Oleh karena itu, untuk mengatasi kendala tersebut
pengajar berperan sebagai media audio tersebut yaitu pengajar bercerita dengan
suara lantang dan jelas supaya peserta didik bisa mendengarkan dan memahami
cerita yang telah disampaikan. Adapun media yang mendukung proses
pembelajaran adalah buku panduan, dan buku-buku yang berkaitan dengan bahasa
Arab.
Interpretasi :
Dari hasil wawancara tersebut didapatkan kesimpulan bahwa ketika
pengajar atau tentor menerapkan metode mubāsyarah dalam proses pembelajaran
para peserta didik bisa belajar aktif dan hasil yang diperoleh sesuai tujuan yang
ingin dicapai. Dalam menerapkan metode mubāsyarah juga terdapat kendala-
kendala yang dihadapi.
Catatan lapangan VI
Metode pengumpulan data : Observasi dan Wawancara
Hari/Tanggal : Sabtu, 09 Maret 2013
Pukul : 12.30-13.00 WIB
Lokasi : Lingkungan Lembaga JCC (Jogja Course Center)
Sumber Data : Abusiri, M.SI
Deskripsi Data :
Lembaga JCC (Jogja Course Center) terletak di belakang mall Saphire
Square tepatnya di daerah Sapen kota Yogyakarta. Lembaga JCC (Jogja Course
Center) didirikan pada tanggal 15 September 2012. Meskipun lembaga JCC tidak
lama didirikan tetapi banyak mahasiswa yang belajar disini. Lembaga ini
didirikan di sekitar kampus karena untuk membantu mahasiswa dalam hal
akademik. Lembaga ini mempunyai 4 kelas, setiap kelas terdapat papan tulis,
meja, kursi, kipas angin, dan salah satu kelas terdapat media audio. Lembaga JCC
juga mempunyai halaman yang luas, sejuk serta nyaman untuk belajar.
Pengajar yang mengajar bahasa Arab disini ada empat orang, sedangkan
pesertanya terdapat 8-10 orang perpaket. Adapun keunggulan dari lembaga JCC
(Jogja Course Center) adalah dari faktor tempat, pelayanan, tentor atau pengajar
dipilih sesuai permintaan peserta. Fasilitas dan sarana prasarana yang dapat
menunjang pembelajaran di lembaga ini, seperti modul, video tutorial (bahasa
Arab, computer, offic), software pendukung (kamus, buku-buku, musik, dan
fahmul masmu’), sertifikat resmi, tempat belajar representatif, area parkir luas,
jadwal menyesuaikan peserta, konsultasi seumur hidup (gratis).
Dalam menentukan metode pembelajaran ada keseragaman bagi setiap
tentor atau pengajar yaitu menggunakan metode mubāsyarah (teori langsung
praktek), cara penerapannya tergantung dari setiap tentor atau pengajar. Adapun
tujuan utama pembelajaran bahasa Arab di lembaga ini adalah untuk akademik,
memahamkan mahasiswa tentang literatur bahasa Arab dan supaya mahasiswa
berani dalam berbicara bahasa Arab serta literatur bahasa Arab.
Interpretasi :
Dari hasil observasi dan wawancara tersebut didapatkan kesimpulan
bahwa lokasi lembaga JCC (Jogja Course Center) terletak di kota Yogyakarta,
letaknya sangat strategis karena lembaga ini dekat dengan kampus dan tempatnya
nyaman untuk belajar.
Catatan lapangan VII
Metode pengumpulan data : Wawancara
Hari/Tanggal : Senin, 12 Maret 2013
Pukul : 20.30 WIB
Lokasi : Lingkungan Lembaga JCC (Jogja Course Center)
Sumber Data : Luqman Al-Hakim
Deskripsi Data :
Sumber data adalah peserta didik kelas dasar. Pertanyaan yang
disampaikan menyangkut pendapat peserta didik tentang metode mubāsyarah
dalam pembelajaran bahasa Arab di kelas dasar lembaga JCC (Jogja Course
Center) Sapen Yogyakarta.
Dari hasil wawancara tersebut diperoleh data bahwa pembelajaran bahasa
Arab dengan menggunakan metode mubāsyarah menyenangkan karena cara
tentor atau pengajar sangat bagus sehingga pembelajaran tidak monoton. Adapun
hasil yang sudah diperoleh selama belajar bahasa Arab di lembaga ini adalah kosa
kata bertambah banyak dan paham tentang qowāid.
Interpretasi :
Dari hasil wawancara tersebut didapatkan kesimpulan bahwa peserta didik
merasa senang dan mudah memahami materi yang diajarkan dengan
menggunakan metode mubāsyarah.
Catatan lapangan VIII
Metode pengumpulan data : Wawancara
Hari/Tanggal : Rabu, 13 Maret 2013
Pukul : 17.30 WIB
Lokasi : Lingkungan Lembaga JCC (Jogja Course Center)
Sumber Data : Ulfatul Khoiriyah
Deskripsi Data :
Sumber data adalah peserta didik kelas dasar. Pertanyaan yang
disampaikan menyangkut pendapat peserta didik tentang metode mubāsyarah
dalam pembelajaran bahasa Arab di kelas dasar lembaga JCC (Jogja Course
Center) Sapen Yogyakarta.
Dari hasil wawancara tersebut diperoleh data bahwa pembelajaran bahasa
Arab dengan menggunakan metode mubāsyarah menyenangkan karena cara
tentor atau pengajar menyampaikan materi dapat mengolah kemampuan
mendengar, berbicara, membaca dan menulis, serta dapat mengembangkan materi
yang sudah dipelajari. Adapun hasil yang sudah diperoleh selama belajar bahasa
Arab di lembaga ini adalah sudah bisa membaca teks bahasa Arab sedikit dan
menerapkan qowāid yang sudah dipelajari.
Interpretasi :
Dari hasil wawancara tersebut didapatkan kesimpulan bahwa peserta didik
merasa senang dan mudah memahami materi yang diajarkan dengan
menggunakan metode mubāsyarah.
Catatan lapangan IX
Metode pengumpulan data : Wawancara
Hari/Tanggal : Jumat, 15 Maret 2013
Pukul : 17.15 WIB
Lokasi : Lingkungan Lembaga JCC (Jogja Course Center)
Sumber Data : Zanuwar Mubarok
Deskripsi Data :
Sumber data adalah peserta didik kelas dasar. Pertanyaan yang
disampaikan menyangkut pendapat peserta didik tentang metode mubāsyarah
dalam pembelajaran bahasa Arab di kelas dasar lembaga JCC (Jogja Course
Center) Sapen Yogyakarta.
Dari hasil wawancara tersebut diperoleh data bahwa pembelajaran bahasa
Arab dengan menggunakan metode mubāsyarah cukup menyenangkan dan
kadang membuat bosan karena cara tentor atau pengajar menjelaskan materi
lambat yakni dengan lebih mengajak berani berbicara aktif baru memasukkan
point-point atau inti pembelajaran. Adapun hasil yang sudah diperoleh selama
belajar bahasa Arab di lembaga ini adalah bertambah pengetahuan tentang
qowā'id bahasa Arab.
Interpretasi :
Dari hasil wawancara tersebut didapatkan kesimpulan bahwa peserta didik
cukup senang dan mudah memahami materi yang diajarkan dengan menggunakan
metode mubāsyarah.
Catatan lapangan X
Metode pengumpulan data : Wawancara
Hari/Tanggal : Jumat, 15 Maret 2013
Pukul : 17.35 WIB
Lokasi : Lingkungan Lembaga JCC (Jogja Course Center)
Sumber Data : Said Mujahid
Deskripsi Data :
Sumber data adalah peserta didik kelas dasar. Pertanyaan yang
disampaikan menyangkut pendapat peserta didik tentang metode mubāsyarah
dalam pembelajaran bahasa Arab di kelas dasar lembaga JCC (Jogja Course
Center) Sapen Yogyakarta.
Dari hasil wawancara tersebut diperoleh data bahwa pembelajaran bahasa
Arab dengan menggunakan metode mubāsyarah menyenangkan karena bisa
merangkul teman-teman yang lain dari berbagai orang yang berbeda baik dari
latar belakang maupun kemampuan dan cara tentor atau pengajar menyampaikan
materi dengan memahamkan peserta didik kemudian langsung dipraktekkan.
Adapun hasil yang sudah diperoleh selama belajar bahasa Arab di lembaga ini
adalah penambahan kosa kata, mengingat kembali qowā’id yang sudah pernah
dipelajari sebelumnya dan lebih dipraktekkan lagi materi yang telah dipelajari.
Interpretasi :
Dari hasil wawancara tersebut didapatkan kesimpulan bahwa peserta didik
merasa senang dan mudah memahami materi yang diajarkan dengan
menggunakan metode mubāsyarah.
Catatan lapangan XI
Metode pengumpulan data : Wawancara
Hari/Tanggal : Rabu, 13 Maret 2013
Pukul : 17.30 WIB
Lokasi : Lingkungan Lembaga JCC (Jogja Course Center)
Sumber Data : Ulfatul Khoiriyah
Deskripsi Data :
Sumber data adalah peserta didik kelas dasar. Pertanyaan yang
disampaikan menyangkut pendapat peserta didik tentang metode mubāsyarah
dalam pembelajaran bahasa Arab di kelas dasar lembaga JCC (Jogja Course
Center) Sapen Yogyakarta.
Dari hasil wawancara tersebut diperoleh data bahwa pembelajaran bahasa
Arab dengan menggunakan metode mubāsyarah menyenangkan karena cara
tentor atau pengajar menyampaikan materi dapat mengolah kemampuan
mendengar, berbicara, membaca dan menulis, serta dapat mengembangkan materi
yang sudah dipelajari. Adapun hasil yang sudah diperoleh selama belajar bahasa
Arab di lembaga ini adalah sudah bisa membaca teks bahasa Arab sedikit dan
menerapkan qowā’id yang sudah dipelajari.
Interpretasi :
Dari hasil wawancara tersebut didapatkan kesimpulan bahwa peserta didik
merasa senang dan mudah memahami materi yang diajarkan dengan
menggunakan metode mubāsyarah.
Catatan lapangan XII
Metode pengumpulan data : Wawancara
Hari/Tanggal : Rabu, 18 Maret 2013
Pukul : 17.30 WIB
Lokasi : Lingkungan Lembaga JCC (Jogja Course Center)
Sumber Data : U’lyatul Inayah
Deskripsi Data :
Sumber data adalah peserta didik kelas dasar. Pertanyaan yang
disampaikan menyangkut pendapat peserta didik tentang metode mubāsyarah
dalam pembelajaran bahasa Arab di kelas dasar lembaga JCC (Jogja Course
Center) Sapen Yogyakarta.
Dari hasil wawancara tersebut diperoleh data bahwa pembelajaran bahasa
Arab dengan menggunakan metode mubāsyarah menyenangkan karena cara
tentor atau pengajar menyampaikan materi tidak membosankan dan mudah
dipahami, selain itu pengajar juga sangat menguasai materi dan dapat memahami
kemampuan setiap peserta didik. Adapun hasil yang sudah diperoleh selama
belajar bahasa Arab di lembaga ini adalah sudah bisa berkomunikasi dan
menerapkan tata bahasa Arab.
Interpretasi :
Dari hasil wawancara tersebut didapatkan kesimpulan bahwa peserta didik
merasa senang dan mudah memahami materi yang diajarkan dengan
menggunakan metode mubāsyarah.
INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA
1. Observasi
a. Untuk guru atau tentor :
1) Proses pembelajaran bahasa Arab dengan menggunakan metode
langsung dalam kelas termasuk unsur-unsur yang terkait di
dalamnya
2) Materi bahasa Arab yang diajarkan dalam proses pembelajaran di
kelas dasar lembaga JCC (Jogja Course Center) Sapen Yogyakarta.
3) Media yang digunakan dalam proses pembelajaran di kelas dasar
lemabaga JCC (Jogja Course Center) Sapen Yogyakarta
4) Sarana dan prasarana yang mendukung proses pembelajaran bahasa
Arab di kelas dasar lembaga JCC (Jogja Course Center) Sapen
Yogyakarta
b. Untuk peserta didik
1) Antusias dalam pembelajaran bahasa Arab
2) Keaktifan bertanya
3) Kemampuan dalam praktek
4) Kemampuan berbahasa Arab
5) Penguasaan kosa kata
c. Lembaga :
1) Letak geografis
2) Ruang Lembaga JCC (Jogja Course Center) Sapen Yogyakarta
3) Sarana dan prasarana yang dimiliki Lembaga JCC (Jogja Course
Center) Sapen Yogyakarta
2. Wawancara :
a. Wawancara dengan pimpinan lembaga bahasa JCC (Jogja Course
Center) Sapen Yogyakarta
1) Sejarah berdirinya Lembaga JCC (Jogja Course Center) Sapen
Yogyakarta
2) Latar belakang berdirinya Lembaga JCC (Jogja Course Center)
Sapen Yogyakarta dan perkembangan selanjutnya
3) Tujuan berdirinya Lembaga JCC (Jogja Course Center) Sapen
Yogyakarta
4) Visi dan Misi Lembaga JCC (Jogja Course Center) Sapen
Yogyakarta
5) Keadaan guru dan siswa di Lembaga JCC (Jogja Course Center)
Sapen Yogyakarta
6) Fasilitas, sarana dan prasarana pendidikan yang tersedia di
Lembaga JCC (Jogja Course Center) Sapen Yogyakarta
b. Wawancara dengan tentor atau pengajar bahasa Arab
1) Apa tujuan pembelajaran bahasa Arab di kelas dasar lembaga JCC
(Jogja Course Center) Sapen Yogyakarta?
2) Bagaimana kondisi kelas ketika pembelajaran berlangsung?
3) Bagaimana persiapan sebelum proses pembelajaran berlangsung?
4) Bagaimana respon siswa terkait dengan strategi pembelajaran yang
diterapkan pada saat ini?
5) Bagaimana menerapkan metode langsung (mubasyarah) dapat
mewujudkan keterampilan berbahasa Arab di kelas dasar lembaga
JCC (Jogja Course Center) Sapen Yogyakarta?
6) Apa kendala-kendala yang dihadapi serta solusinya ketika
menerapkan metode langsung (mubasyarah) di kelas dasar
lembaga JCC (Jogja Course Center) Sapen Yogyakarta?
7) Apa hasil yang diperoleh setelah diterapkan metode mubasyarah di
kelas dasar lembaga JCC (Jogja Course Center) Sapen
Yogyakarta?
8) Apa media pendukung yang digunakan dalam proses pembelajaran
bahasa Arab di kelas dasar lembaga JCC (Jogja Course Center)
Sapen Yogyakarta?
9) Bagaimana cara mengevaluasi untuk melihat pemahaman peserta
didik dalam pembelajaran bahasa Arab?
c. Wawancara dengan peserta didik di kelas dasar lembaga JCC (Jogja
Course Center) Sapen Yogyakarta
1) Apa yang kamu rasakan terkait dengan pembelajaran bahasa Arab
sekarang?
2) Apa tanggapan kamu mengenai pembelajaran bahasa Arab saat ini?
3) Bagaimana cara tentor atau pengajar menyampaikan materi
pelajaran bahasa Arab?
4) Apakah kamu senang dengan metode pembelajaran bahasa Arab
yang diterapkan oleh pengajar? Mengapa?
3. Dokumentasi :
a. Sejarah Lembaga JCC (Jogja Course Center) Sapen Yogyakarta
b. Struktur organisasi Lembaga JCC (Jogja Course Center) Sapen
Yogyakarta
c. Keadaan karyawan, guru dan peserta didik Lembaga JCC (Jogja
Course Center) Sapen Yogyakarta
d. Sarana dan prasarana maupun fasilitas yang ada di Lembaga JCC
(Jogja Course Center) Sapen Yogyakarta
e. Tujuan, Visi dan misi Lembaga JCC (Jogja Course Center) Sapen
Yogyakarta
KISI-KISI PENELITIAN
No Data
Instrument
Pengumpulan Data Keterangan
O D W
1 Gambaran Umum Lembaga
a. Profil Lembaga
b. Sejarah berdirinya lembaga
c. Visi, Misi dan tujuan
lembaga
d. Stuktur organisasi
e. Pengajar dan Karyawan
f. Jumlah siswa
g. Sarana dan prasarana
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
2 Gambaran Umum Pengajar atau
Tutor Bahasa Arab
a. Jumlah Pengajar atau Tutor
b. Latar belakang pendidikan
pengajar
c. Kursus/Diklat yang diikuti
d. Status (PNS/Non PNS)
e. Kiat pengajar dalam
mewujudkan keterampilan
berbahasa Arab
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
3 Gambaran Umum Proses
Pembelajaran Bahasa Arab
a. Tujuan pembelajaran bahasa
Arab di kelas dasar lembaga
JCC
b. Materi pembelajaran bahasa
Arab di kelas dasar lembaga
√
√
√
√
JCC
c. Metode pembelajaran
bahasa Arab di kelas dasar
lembaga JCC
d. Media pembelajaran bahasa
Arab di kelas dasar lembaga
JCC
e. Evaluasi pembelajaran
bahasa Arab di kelas dasar
lembaga JCC
f. Sarana dan Prasarana yang
mendukung pembelajaran
bahasa Arab di kelas dasar
lembaga JCC
√
ÿ
√
√
√
√
√
√
√
4 Implikasi metode langsung
(Mubasyarah) dalam pembelajaran
bahasa Arab
a. Proses pembelajaran bahasa
Arab dengan menggunakan
metode langsung
(mubasyarah) di kelas dasar
lembaga JCC
b. Pelaksanaan pembelajaran
bahasa Arab di kelas dasar
lembaga JCC
1) Pembukaan
a) Menyiapkan peserta
didik secara psikis
dan fisik
b) Apersepsi
c) Menjelaskan tujuan
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
pembelajaran
d) Cakupan materi
2) Kegiatan inti
a) Eksplorasi
b) Elaborasi
c) Konfirmasi
3) Penutup
a) Membuat
kesimpulan materi
b) Melakukan refleksi
atau penilaian
terhadap kegiatan
yang sudah
dilaksanakan
c) Memberikan umpan
balik terhadap
proses dan hasil
pembelajaran
d) Merencanakan
kegiatan tindak
lanjut
e) Menyampaikan
rencana
pembelajaran pada
pertemuan
berikutnya
c. Penilaian hasil
pembelajaran bahasa Arab
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
5 Peserta didik
a. Latar belakang peserta didik
b. Ketertarikan peserta
√
√
√
√
terhadap pembelajaran
bahasa Arab
c. Pemahaman peserta didik
terhadap materi
pembelajaran bahasa Arab
√
√
Keterangan
O : observasi
D : dokumentasi
W : wawancara
Observasi Kegiatan Pembelajaran
Tentor : Muhammad Fahrun Nadhif, S.Pd.I
Mata Pelajaran : Bahasa Arab
Topik Bahasan : Qowa’id ( kalimat isim )
Kelas : Dasar
Jam : 19.00-20.30 WIB
Hari & Tanggal : Rabu, 27 Februari 2013
No Aspek yang dinilai Realisasi
Keterangan Ada (√)
Tidak ( )
1
Mengembangkan kemampuan siswa untuk berpikir dengan bahasa Arab bukan bahasa Ibu √
Dengan mengajak peserta didik untuk selalu berbicara menggunakan bahasa Arab, seperti آيف حالكم ؟
2
Menggunakan bahasa Arab tidak menggunakan bahasa lain
Selain menggunakan bahasa Arab pengajar menggunakan bahasa Indonesia ketika menjelaskan materi qawa>’id
3 Percakapan antara individu pada awal pembelajaran bahasa Arab √
Peserta didik saling berkenalan, seperti ،مااسمك ؟dan lain sebagainya من این انت؟
4
Di awal pembelajaran, siswa dikondisikan untuk mendengarkan kalimat-kalimat sempurna dan mempunyai makna yang jelas
√
Terealisasikan
5
Pelajaran nahwu diajarkan di sela-sela penggunaan ungkapan-ungkapan bahasa dan kalimat-kalimat yang muncul dalam percakapan
√
Mengajarkan tentang bentuk dhomir yakni ،قلت، قلت، قلت الني
6
Teks Arab tidak disajikan sebelum mereka mengenal suara, kosa kata serta susunan yang ada di dalamnya. √
Dengan memberikan kosa kata baru kemudian menjelaskan makna kosa kota tersebut
7 Tidak menerjemahkan bahasa Arab dengan bahasa apapun √ Terealisasikan
8 Pengembangan keterampilan kognitif siswa
Tidak mengembangkan keterampilan kognitif peserta didik
9 Menjelaskan kata-kata dan kalimat yang sulit menggunakan bahasa Arab dengan berbagai model
√ Terealisasikan
10 Pengajar lebih banyak menggunakan waktunya untuk tanya jawab dengan √ Dengan selalu menanyakan
penjelasan yang belum
siswa dipahami oleh peserta didik
11 Sebagian besar waktu pembelajaran digunakan untuk latihan bahasa √ Terealisasikan
12 Pengembangan kemampuan siswa lebih banyak untuk berbicara dibandingkan pada aspek yang lain
√ Terealisasikan
Yogyakarta, 27 Februari 2013 Observer
(Emi Rosyidatul Muhaddiyah) NIM. 09420189
Observasi Kegiatan Pembelajaran
Tentor : Muhammad Fahrun Nadhif, S.Pd.I
Mata Pelajaran : Bahasa Arab
Topik Bahasan : Madrasah & Qowa’id (جملة مفيدة)
Kelas : Dasar
Jam : 19.00-20.30 WIB
Hari & Tanggal : Jumat, 01 Maret 2013
No Aspek yang dinilai Realisasi
Keterangan Ada (√)
Tidak ( )
1
Mengembangkan kemampuan siswa untuk berpikir dengan bahasa Arab bukan bahasa Ibu √
Dengan mengajak peserta didik untuk selalu berbicara menggunakan bahasa Arab, seperti آيف حالكم ؟
2
Menggunakan bahasa Arab tidak menggunakan bahasa lain
Selain menggunakan bahasa Arab pengajar menggunakan bahasa Indonesia ketika menjelaskan materi qawa>’id
3 Percakapan antara individu pada awal pembelajaran bahasa Arab √ Peserta didik saling bercerita
mengenai dirinya sendiri
4
Di awal pembelajaran, siswa dikondisikan untuk mendengarkan kalimat-kalimat sempurna dan mempunyai makna yang jelas
√
Menceritakan tentang المدرسة
5
Pelajaran nahwu diajarkan di sela-sela penggunaan ungkapan-ungkapan bahasa dan kalimat-kalimat yang muncul dalam percakapan
√
Mengajarkan tentang huruf jar, seperti yang terdapat dalam kalimat ن بيتي قریب م الجامعة
6 Teks Arab tidak disajikan sebelum mereka mengenal suara, kosa kata serta susunan yang ada di dalamnya.
√ Dengan memberikan kosa kata dan kaidah baru kemudian menjelaskannya
7 Tidak menerjemahkan bahasa Arab dengan bahasa apapun √ Terealisasikan
8 Pengembangan keterampilan kognitif siswa
Tidak mengembangkan keterampilan kognitif peserta didik
9 Menjelaskan kata-kata dan kalimat yang sulit menggunakan bahasa Arab dengan berbagai model
√ Terealisasikan
10 Pengajar lebih banyak menggunakan waktunya untuk tanya jawab dengan siswa
√ Dengan selalu menanyakan penjelasan yang belum dipahami oleh peserta didik
11 Sebagian besar waktu pembelajaran √ Terealisasikan
digunakan untuk latihan bahasa
12 Pengembangan kemampuan siswa lebih banyak untuk berbicara dibandingkan pada aspek yang lain
√ Terealisasikan
Yogyakarta, 01 Maret 2013 Observer
(Emi Rosyidatul Muhaddiyah) NIM. 09420189
Observasi Kegiatan Pembelajaran
Tentor : Muhammad Fahrun Nadhif, S.Pd.I
Mata Pelajaran : Bahasa Arab
Topik Bahasan : المسكن
Kelas : Dasar
Jam : 19.00-20.30 WIB
Hari & Tanggal : Senin, 04 Maret 2013
No Aspek yang dinilai Realisasi
Keterangan Ada (√)
Tidak ( )
1
Mengembangkan kemampuan siswa untuk berpikir dengan bahasa Arab bukan bahasa Ibu √
Dengan mengajak peserta didik untuk selalu berbicara menggunakan bahasa Arab, seperti آيف حالكم ؟
2 Menggunakan bahasa Arab tidak menggunakan bahasa lain √ Terealisasikan
3 Percakapan antara individu pada awal pembelajaran bahasa Arab √
Peserta didik saling bercerita tentang keluarganya, seperti .أسكن مع أبي و أمي و أختي و أخي
4
Di awal pembelajaran, siswa dikondisikan untuk mendengarkan kalimat-kalimat sempurna dan mempunyai makna yang jelas
√
Terealisasikan
5
Pelajaran nahwu diajarkan di sela-sela penggunaan ungkapan-ungkapan bahasa dan kalimat-kalimat yang muncul dalam percakapan
√
Mengajarkan tentang جملة مفيدة
6
Teks Arab tidak disajikan sebelum mereka mengenal suara, kosa kata serta susunan yang ada di dalamnya. √
Dengan memberikan kosa kata baru kemudian menjelaskan makna kosa kota tersebut
7 Tidak menerjemahkan bahasa Arab dengan bahasa apapun √ Terealisasikan
8 Pengembangan keterampilan kognitif siswa
Tidak mengembangkan keterampilan kognitif peserta didik
9 Menjelaskan kata-kata dan kalimat yang sulit menggunakan bahasa Arab dengan berbagai model
√ Terealisasikan
10 Pengajar lebih banyak menggunakan waktunya untuk tanya jawab dengan siswa
√ Dengan selalu menanyakan penjelasan yang belum dipahami oleh peserta didik
11 Sebagian besar waktu pembelajaran √ Terealisasikan
digunakan untuk latihan bahasa
12 Pengembangan kemampuan siswa lebih banyak untuk berbicara dibandingkan pada aspek yang lain
√ Terealisasikan
Yogyakarta, 04 Maret 2013 Observer
(Emi Rosyidatul Muhaddiyah) NIM. 09420189
Observasi Kegiatan Pembelajaran
Tentor : Muhammad Fahrun Nadhif, S.Pd.I
Mata Pelajaran : Bahasa Arab
Topik Bahasan : Qowa’id ( mutakallim )
Kelas : Dasar
Jam : 19.00-20.30 WIB
Hari & Tanggal : Senin, 11 Maret 2013
No Aspek yang dinilai Realisasi
Keterangan Ada (√)
Tidak ( )
1
Mengembangkan kemampuan siswa untuk berpikir dengan bahasa Arab bukan bahasa Ibu √
Dengan mengajak peserta didik untuk selalu berbicara menggunakan bahasa Arab, seperti نبداء بقراءة بسم اهللاهيا بنا
2
Menggunakan bahasa Arab tidak menggunakan bahasa lain
Selain menggunakan bahasa Arab pengajar menggunakan bahasa Indonesia ketika menjelaskan materi qawa>’id
3
Percakapan antara individu pada awal pembelajaran bahasa Arab √
Peserta didik saling bercakap-cakap mengenai materi yang sudah dipelajari pada pertemuan sebelumnya
4
Di awal pembelajaran, siswa dikondisikan untuk mendengarkan kalimat-kalimat sempurna dan mempunyai makna yang jelas
√
Terealisasikan
5
Pelajaran nahwu diajarkan di sela-sela penggunaan ungkapan-ungkapan bahasa dan kalimat-kalimat yang muncul dalam percakapan
√
Mengajarkan tentang mutakallim
6 Teks Arab tidak disajikan sebelum mereka mengenal suara, kosa kata serta susunan yang ada di dalamnya.
√ Dengan memberikan kosa kata dan kaidah baru kemudian menjelaskannya
7 Tidak menerjemahkan bahasa Arab dengan bahasa apapun √ Terealisasikan
8 Pengembangan keterampilan kognitif siswa
Tidak mengembangkan keterampilan kognitif peserta didik
9 Menjelaskan kata-kata dan kalimat yang sulit menggunakan bahasa Arab dengan berbagai model
√ Terealisasikan
10 Pengajar lebih banyak menggunakan waktunya untuk tanya jawab dengan √ Dengan selalu menanyakan
penjelasan yang belum
siswa dipahami oleh peserta didik
11 Sebagian besar waktu pembelajaran digunakan untuk latihan bahasa √ Terealisasikan
12 Pengembangan kemampuan siswa lebih banyak untuk berbicara dibandingkan pada aspek yang lain
√ Terealisasikan
Yogyakarta, 11 Maret 2013 Observer
(Emi Rosyidatul Muhaddiyah) NIM. 09420189