Penerapan Metode Blended Learning Berbasis ICT untuk...

22
Penerapan Metode Blended Learning Berbasis ICT untuk Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa (Studi Kasus SMAN 2 Salatiga) Artikel Ilmiah Diajukan kepada Fakultas Teknologi Informasi untuk memperoleh Gelar Sarjana Komputer Oleh: Andi Kuswara Nim: 702011182 Program Studi Pendidikan Teknik Informatika Dan Komputer Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga November 2015

Transcript of Penerapan Metode Blended Learning Berbasis ICT untuk...

Page 1: Penerapan Metode Blended Learning Berbasis ICT untuk ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10795/2/T1_702011182_Full... · Penerapan Metode Blended Learning Berbasis ICT untuk

Penerapan Metode Blended Learning Berbasis ICT untuk

Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa (Studi Kasus

SMAN 2 Salatiga)

Artikel Ilmiah

Diajukan kepada

Fakultas Teknologi Informasi

untuk memperoleh Gelar Sarjana Komputer

Oleh:

Andi Kuswara

Nim: 702011182

Program Studi Pendidikan Teknik Informatika Dan Komputer

Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen Satya Wacana

Salatiga

November 2015

Page 2: Penerapan Metode Blended Learning Berbasis ICT untuk ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10795/2/T1_702011182_Full... · Penerapan Metode Blended Learning Berbasis ICT untuk

i

Page 3: Penerapan Metode Blended Learning Berbasis ICT untuk ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10795/2/T1_702011182_Full... · Penerapan Metode Blended Learning Berbasis ICT untuk

ii

Page 4: Penerapan Metode Blended Learning Berbasis ICT untuk ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10795/2/T1_702011182_Full... · Penerapan Metode Blended Learning Berbasis ICT untuk

iii

Page 5: Penerapan Metode Blended Learning Berbasis ICT untuk ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10795/2/T1_702011182_Full... · Penerapan Metode Blended Learning Berbasis ICT untuk

iv

Page 6: Penerapan Metode Blended Learning Berbasis ICT untuk ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10795/2/T1_702011182_Full... · Penerapan Metode Blended Learning Berbasis ICT untuk

v

Page 7: Penerapan Metode Blended Learning Berbasis ICT untuk ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10795/2/T1_702011182_Full... · Penerapan Metode Blended Learning Berbasis ICT untuk

vi

Page 8: Penerapan Metode Blended Learning Berbasis ICT untuk ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10795/2/T1_702011182_Full... · Penerapan Metode Blended Learning Berbasis ICT untuk

1

Penerapan Metode Blended Learning Berbasis ICT untuk

Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa (Studi Kasus

SMAN 2 Salatiga)

1)Andi Kuswara 2) Krismiyati

Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen Satya Wacana

Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711, Indonesia

Email : 1)[email protected])[email protected]

Abstract

The application of learning methods that are less precise and a lack of use of

instructional media make students' learning activeness is low. Students feel bored, less

attention and lesson underestimate the Information and Communication Technology

(ICT) .Therefore research was done with the application of ICT-based blended learning

method on the subjects of ICT. The results showed that the application of ICT-based

blended learning method can improve students' learning activeness of the ICT lesson.

Activeness of student learning are applied with blended learning methods based on ICT

higher than the students in class are applied only by using conventional methods. So it

can be said that the implementation of blended learning methods based on ICT get effect

on students' learning activeness of the subjects of ICT.

Keywords: Blended Learning method, ICT, students' learning activeness

Abstrak

Penerapan metode pembelajaran yang kurang tepat dan kurangnnya penggunaan media

pembelajaran membuat keaktifan belajar siswa rendah. Siswa merasa bosan, kurang

memperhatikan dan menyepelekan matapelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi

(TIK).Oleh karena itu dilakuan penelitian dengan penerapan metode blended

learningberbasis ICT pada mata pelajaran TIK. Hasil penelitian menunjukan bahwa

penerapanmetode blended learning berbasis ICT dapat meningkatkan keaktifan belajar

siswaterhadap matapelajaran TIK. Keaktifan belajar siswa yang diterapkan dengan

metodeblended learning berbasis ICT lebih tinggi dari pada siswa dikelas yang

diterapkan hanya denganmenggunakan metode konvensional. Sehingga dapat dikatakan

bahwa penerapanmetode blended learning berbasis ICT berpengaruh terhadap keaktifan

belajar siswa terhadap mata pelajaran TIK.

KataKunci :Metode blended learning, ICT, Keaktifan belajar siswa

1) Mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi Jurusan Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer,

Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga 2) Staf Pengajar Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga

Page 9: Penerapan Metode Blended Learning Berbasis ICT untuk ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10795/2/T1_702011182_Full... · Penerapan Metode Blended Learning Berbasis ICT untuk

2

1. Pendahuluan

Kegiatan pembelajaran di kelas terdapat suatu interaksi yang melibatkan

antara guru dan pesertadidik dimana materi ajar adalah sebagai perantaranya yang

mengharuskan peserta didik lebih aktif dari gurunya [1].Dalam hal ini terdapat

masalah yang mempengaruhi peserta didik terhadap proses tersebut. Berbeda

dengan pembelajaran konvensional cendrung berfokus terhadap guru di kelas,

yang pada umumnya guru di dalam kelas lebih mendominasi untuk memaparkan

materi dari awal hingga akhir. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di

SMA Negeri 2 Salatiga kelas XI pada mata pelajaran TIK keaktifan belajar siswa

memperoleh persentase skor rata – rata 31,36%, menemukan bahwa dalam

kegiatan belajar perhatian, respon dan kedisiplinan siswa dalam belajar rendah

sebab di kelas guru masih menggunakan model pembelajaran konvesional, yang

hanya fokus terhadap pemaparan materi berdasarkan buku paket dan LKS

kemudian memberikan tugas kepada siswa dan membebaskan siswa untuk

mengkases internet dengan menggunakan komputer lab, shingga lab kurang

dimamfaatkan dengan baik, dan kurang komunikasi antara siswa dengan guru.

Selain itu kegiatan pembelajaran di kelas belum efektif waktunya ,dimana ketika

dalam kegiatan diskusi atau presentasi, tidak semua kelompok bisa

memprentasikan dan terpaksa mempresentasikan pada pertemuan selanjutnya

sehingga porsi waktu guru untuk menjelaskan materi kurang.

Di SMA Negeri 2 Salatiga sudah mempunyai sarana dan prasarana yang

baik untuk mendukung proses pembelajaran berbasisICT. Pada lab komputer

sudah diberi akses internet, sehingga bisa digunakan untuk mengakses sumber

belajar yang lebih banyak lagi, selain itu bisa diterapkan suatu aplikasi

pembelajaran berbasis offline maupun online untuk mendukung kegiatan belajar,

tetapi dengan adanya internet dapat menyebabkan siswa kurang konsentrasi

terhadap materi pembelajaran, karena disaat guru sedang menjelaskan materi,

siswa sibuk sendiri melihat video, bermain game, dan mengaktifkan akun di situs

sosial media. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka perlu adanya suatu

alternatif untuk membuat suatu proses pembelajaran yang aktif di kelas, sehingga

siswa fokus terhadap materi yang diberikan oleh guru, karena salah satu faktor

yang mempengaruhi keberhasilan dalam pembelajaran yaitu keaktifan siswa

[2].Proses pembelajaran aktif dengan ICT sendiri, adalah proses pembelajaran

aktif menggunakan media teknologi informasi dan komunikasi, seperti komputer

(PC)/laptop, internet, video, LCD, projector, radio, televisi, kamera digital untuk

mengemas pembelajaran aktif dan menarik dengan media ICT sehingga siswa

dapat berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran [3].Dengan proses

pembelajaran yang aktif, maka siswa akan aktif berpartisipasi dalam kegiatan

belajar untuk bertanya , menjawab dan juga mencari informasi. Selain itu juga,

perlu penggunaan e-leaning yang berguna untuk menggabungkan kegiatan dikelas

juga diluar kelas sehingga proses pembelajaran di kelas ketika waktu dirasa

kurang bisa dilakukan diluar kelas.

Salah satu alternatif yang tepat digunakansaat ini adalah metode blended

learning, yaitumetode pembelajaran yang menggabungkansistem pembelajaran

Page 10: Penerapan Metode Blended Learning Berbasis ICT untuk ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10795/2/T1_702011182_Full... · Penerapan Metode Blended Learning Berbasis ICT untuk

3

berbasis kelas (face to face) dan pembelajaran berbasis onlinedengan

memanfaatkan media elektronik [4], artinya,proses pembelajaran metode face to

face disupport dengan e-Learning sehingga interaktifdan manfaat pembelajaran

dapat dicapai denganbaik. Penerapan metodeblended learningpada penelitian ini

memungkinkan pengguna sumberbelajar online terutama yang berbasis web

dengantanpa meninggalkan kegiatan tatap muka[5], sehingga dapatdilaksanakan

dengan melakukan pengajaransecara langsungataupun dengan carasebagai tempat

pemusatan pengetahuan dengan beberapa pilihan proporsi untuk kegiatan

onlinenya muilai dari 25%, 50% hingga yang tertinggi 75% [6], dan dipenelitian

ini kegiatan olinennya hanya 25% karena kegiatan online sebagai pelengkap dari

kegiatan tatap muka.

Dengan penerapan metode blended learning berbasi ICT dapat membuat

kegiatan pembelajaran aktif dan suasana pembelajaran yang menyenangkan

dimana media yang digunakan berupa website Learning Managemen System

(LMS) yang saat ini sudah banyak guru yang memakai untuk sebagai sarana

media penyampaian sumber materi, dan sarana komunikasi. Salah

satunyaschoology, merupakan website LMS yang mendukung proses

pembelajaran secara online karena sifatnya seperti sosial media.Dengan penerapan

metode blended learning berbasis ICT dan media pendukung schoology,

diharapkan bisa meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran di

kelas, maupun diluar jam sekolah, sehingga siswa bisa fokus terhadap materi ajar

yang disampaikan oleh guru sehingga setidaknya terdapat suatu proses

pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa yang nantinya bisa mengacu

terhadap motivasi siswa untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Tinjauan Pustaka

Hasil Penelitian yang dilakukan oleh Safitri, Hindarto & Ellianawati

menunjukan bahwa Penerapan blended learning pada Materi Heat Transferdalam

memberikan materi memperoleh peningkatan hasil belajar kognitif diperoleh dari

hasil tes esai dari tiap siklus. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Istiqomah &

Azizah bahwa dalam penelitian ini, bahwa penerapan metode blended

learningmenggunakan aplikasi edmodo dapat meningkatkan hasil belajar

mahasiswa pada mata kuliah ISBD dengan ketuntasan klasikal sebesar 92%

sedangkan minat mahasiswa terhadap perkuliahan ISBD sebanyak 72%.

Sementara itu, penerapan pembelajaran berbasis teknologi informasi dan

komunikasi yang dilakukan oleh Permatasari dapat meningkatkan hasil belajar

siswa pada siklus I peningkatan rata-rata hasil belajar dari 67,82 menjadi 76,18

dan siklus II meningkat menjadi 85 dari sebelumnya 76,18. Hasil penelitian yang

dilakukan oleh Aminoto dan Pathoni menunjukan bahwapenerapan media

schoology dapat meningkatkan aktivitas dan hasilbelajar siswa dengan

peningkatan rata-rata aktivitas 34,84%, peningkatan rata-rata hasil belajar 32%,

dan peningkatan ketuntasan 38,84% .

Blended Learning merupakan pola pembelajaran yang mempunyai suatu

campuran, atau metode balajar yang mengkombinasikan satu atau lebih dari

metode yang diterapkan dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan

[6].Metode blended learning memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk

Page 11: Penerapan Metode Blended Learning Berbasis ICT untuk ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10795/2/T1_702011182_Full... · Penerapan Metode Blended Learning Berbasis ICT untuk

4

bertatap muka dengan guru atau dengan peserta didik lainnya secara online yang

mempermudah mengikuti proses pembelajaran kapan saja dimana saja sehingga

memberikan rasa ketertarikan pembelajaran yang akan atau sedang

dipelajari.Menurut Chan (2008) blended learning mempunyai beberapa pilihan

proporsi untuk kegiatan onlinenya mulai dari 25%, 50% hingga yang tertinggi

75%. Beberapa mamfaat atau kelebihan blended learning adalah : (1) Siswa

leluasa untuk mempelajari materi pembelajaran secara mandiri dengan

memanfaatkan materi-materi yang tersedia secara online, (2) Siswa dapat

melakukan diskusi dengan guru maupun siswa lain diluar jam tatap muka, (3)

Guru dapat menambahkan materi maupun meminta siswa untuk membaca materi

atau mengerjakan tes yang dilakukan sebelum pembelajaran, (4) Guru dapat

menyelenggarakan kuis, memberikan balikan, dan memanfaatkan hasil tes dengan

efektif [7].Blended learningdibagi menjadi dua katagori utama yaitu : (1)

Peningkatan bentuk aktivitas tatap muka (face to face), dan (2) Pembelajaran

campuran (hybrid learning ).Metodeblended learning dalam penelitian

inidilakukan dengan menerapkan delapantahapan yaitu (1) prepare me: guru

mengkondisikansiswa untuk siap mengikuti pembelajaranyang akan dilakukan

serta membagisiswa dalam beberapa kelompok secaraheterogen. (2) tell me: guru

membimbingsiswa untuk memahami topik yangdiberikan kepada masing-

masingkelompok. (3) show me: gurumembimbing siswa untuk

melakukanobservasi, sehingga siswa dapatmenjelaskan topik yang dibahas. (4) let

me: guru membimbing siswa untukmelakukan pengelompokan (pengklasifikasian)

materi yang dibahas, sertamelengkapi lembar kerja siswa(LKS/Work Sheet)

dengan menggunakanberbagai sumber belajar yang diperolehdari buku atau

internet. (5) coach me: gurumembimbing siswa untuk berdiskusidalam kelompok

kecil dan membawanya dalam diskusi secara online. (6) connectme: guru

membimbing siswa untukmengkomunikasikan hasil diskusikelompok kecil di

depan kelas. Gurumembimbing siswa untuk menyimpulkanhasil kegiatan

pembelajaran yang telahdilakukan. (7) support me: gurumemberikan konfirmasi

kepada siswaagar tidak terjadi salah konsep. Gurumembimbing siswa jika di

dalam diskusiataupun pencarian sumber belajar terjadikekurangan. (8) check me:

guru memberikanpenugasan kepada siswa untukmengkaitkan pengetahuan siswa

terhadappembelajaran yang akan dilakukan padapertemuan selanjutnya [8].

Information and Communication Technology (ICT) atau bisa disebut juga

Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) adalah penggunaan perangkat keras

dan perangkat lunak dengan sumber teknologi, yang saling berkaitan untuk

penggunaan sarana komunikasi, pembuatan, penyebaran dan mengelolaan

informasi. Dalam pendidikan, TIK telah memberikan pengaruh terhadap dunia

pendidikan khususnya dalam proses pembelajaran. Guru dapat melakukan proses

pembelajaran kepada peserta didik tanpa harus bertatap muka di kelas. Dari

peserta didik pun dapat mencari informasi yang luas dari berbagai referensi yang

ada di dunia internet. ICT dalam pembelajaran dimana guru maupun peserta didik

mengharuskan memamfaatkan atau menggunakan media teknologi informasi dan

komunikasi, seperti penggunaan peralatan ICT atau penggunaan aplikasi berbasis

ICT [9]. Oleh karena itu kreativitas guru sangat berperan dalam mengembangkan

model-model yang dapat dikombinasikan dengan ICT, serta diharapkan guru

Page 12: Penerapan Metode Blended Learning Berbasis ICT untuk ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10795/2/T1_702011182_Full... · Penerapan Metode Blended Learning Berbasis ICT untuk

5

dapat memamfaatkan ICT dengan baik untuk memberikan suatu pembelajaran

yang inovatif dengan strategi dan metode pembelajaran yang terpusat kepada

siswa untuk mendorong dalam pengembangan skill siswa juga keaktifan siswa

[10].

Media pembelajarandalam pembelajaran yang berkaitan dengan

penggunaan sarana dan prasarana berbasis ICT juga dengan penggunaan metode

pembelajaran yang berkaitan dengan proses proses pembelajaran online, maka

perlu pemilihan media yang cocok agar sesuai dan juga mendukung sepenuhnya

terhadap proses pembelajaran. Dalam memilih media untuk proses pembelajaran

harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut : (1) Kesesuaian dengan tujuan guru,

yaitu media pembelajaran ditentukan dan pilih atas dasar tujuan-tujuan

instruksional yang sudah di tetapkan yang berisikan mengenai pemahaman,

aplikasi, analisis, sintesis lebih memungkinkan digunakannya media

pembelajaran, (2) Dukungan terhadap isi bahan ajar, yaitu bahan ajar yang

sifatnya fakta, prinsip, konsep, dan generalisasi perlu media pembelajaran karena

dapat memperjelas dan mempermudah pemahaman siswa, (3) Kemudahan dalam

memperoleh media, yaitu media mudah didapat, mudah dibuat oleh guru pada saat

merancang dan juga menerapkannya pada saat proses pembelajaran, (4)

Kreatifitas dalam menggunakan media, artinya bagaimnana pun medianya, tetap

guru harus bisa menggunakannnya karena itu sudah menjadi syarat, seperti

penggunaan OHP, proyektor film, komputer, dan alat canggih lainnya, (5)

Ketersedianya waktu untuk menggunakannya, dimana media tersebut dapat

digunakan dan bermamfaat bagi siswa selama proses pembelajaran, (6) Sesuai

dengan taraf berfikir siswa, memilih media pembelajaran harus sesuai dengan

taraf berfikir siswa sehingga materi yang disampaikan dan juga penggunaan

medianya dapat dipahami oleh siswa [11].Dengan kriteria pemilihan media

tersebut maka guru dapat mempermudah dalam melaksanakan tugas-tugasnya

sebagai pengajar. Berdasarkan kriteria diatas, dan juga proses pembelajaran juga

pemamfaatan ICT, maka media yang cocok untuk mendukung dalam proses

pembelajaran ini adalah Schoology, karenamerupakan media online untuk

mewadahi dalam proses pembelajaran,sangat mudah seperti media sosial yang

sudah terkenal seperti facebook yang sudah banyak dipakai oleh siswa.

Schoology adalah sebuah websiteLearning Managemen System (LMS),

yang bertujuan dalam membuat suatu kegiatan pembelajaran berbasis online yang

mengupayakan suatu pembelajaran kolektif dan meningkatkan dampak

keseluruhan yang terlibat dalam suatu pendidikan. Schoology sifatnya seperti

media sosial, selain itu konsepnya seperti edmodo, dan lebih menguntungkan dari

pada moodle karena tidak perlu memerlukan hosting dan lebih user friendly[12].

Adapun fitur-fituryang dimiliki oleh schoology adalah sebagai berikut: Courses,

Group Discussion, Resources, Quiz, Attendance dan Analytics.

Keaktifan belajar siswa dilihat dari aktif dalam menerima materi,

menanyakan, proses dalam mengerjakan tugas dan memaparkan hasil kerjanya.

Dengan ini dapat membuat suasana pembelajaran yang aktif, sehingga dapat

meningkatkan keaktifan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran karena fokus

pembelajaran aktif adalah pembelajaran berpusat pada siswa (student center

learning) [4]. Beberapa aspek yang perlu diamati dalam kegiatan pembelajaran

Page 13: Penerapan Metode Blended Learning Berbasis ICT untuk ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10795/2/T1_702011182_Full... · Penerapan Metode Blended Learning Berbasis ICT untuk

6

diantaranya 1) Perhatian siswa pada saat waktu belajar, 2) Respon siswa dalam

belajar dan 3) Kedisiplinan siswa dalam belajar [11]. Di dalam penerapanblended

learningsiswadiharuskan lebih aktif dalam mencari informasi pelajaran, sehingga

peserta didik harus lebih sering mengakses internet dan berinteraksi dengan guru

atau mengunduh materi pelajaran, mengerjakan tugas atau mengirim tugas yang

telah disiapkan oleh guru seperti yang telah dijelaskan Proses pembelajaran dapat

menggunakan strategi-strategi pembelajaran konstruktivistik yang yang

terintegrasi dengan pembelajaran berbasis internet (internet-based learning) atau

blended learning [12]. Penerapan blended learningdiharapkan akan

meminimalisir adanya siswa melakukan aktivitas lain ketika dalam kegiatan

pembelajaran di kelas, dengan demikian siswa akan aktif untuk mengikuti

pembelajaran. Dengan aktifnya siswa pada saat mengikuti pelajaran, hal ini bisa

berpengaruh terhadap prestasi belajar atau hasil belajar siswa karena hasil belajar

sangat tergantung pada proses belajar yang dilaksanakan. Pemilihan metode

pembelajaran yang benar akan menggerakkan siswa untuk lebih aktif dalam

mencari materi dan selalu berinteraksi dengan guru, sehingga hasil belajar siswa

juga akan meningkat.

3. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kombinasi

(mixed methods) dengan model concurrent embedded (campuran tidak

berimbang). Metode kombinasi model concurrent embedded (campuran tidak

berimbang) adalah metode penelitian yang menggabungkan antara metode

penelitian kualitatif dan kuantitatif dengan cara mencampur kedua metode

tersebut secara tidak seimbang”, dimana metode kuantitatif adalah sebagai metode

primer, sedangkan metode kuantitatif sebagai metode sekunder[15].

Tabel 1 Rancangan Penelitian one shot case study [15]

Treatment Observasi

X O

Keterangan :

Kelas Eksperimen = kelompok siswa yang mendapatkan treatment

(pembelajaran dengan penerapan metode blended learning berbasis ICT

dengan penggunaan.

X = treatment yang diberikan kepada kelas eksperimen

O = Observasi terhadap kelas eksperimen

Populasi yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI

SMA Negeri 2 Salatiga tahun ajaran 2015/2016 yang berjumlah sembilan kelas

dengan jumlah siswa 298. Sample yang digunakan adalah kelas XI IPA 3

berjumlah 38 siswa yang diambil secara acak. Dalam penelitian ini eksperimen

(kelas XI IPA 3) adalah kelas dengan kegiatan pembelajaran yang menggunakan

metode blended learning berbasis ICT.

Penelitian ini dilaksanakan melalui tiga tahap, yaitu 1) Tahap persiapan, 2)

Tahap pelaksanaan, 3) Tahap pengolahan dan analisis data.

Page 14: Penerapan Metode Blended Learning Berbasis ICT untuk ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10795/2/T1_702011182_Full... · Penerapan Metode Blended Learning Berbasis ICT untuk

7

Tabel 2 Tahap Penelitian

No Tahap Penelitian Keterangan

1 Tahap persiapan - Wawancara

- Observasi

- Studi Literatur

- Menentukan populasi dan sample

- Mendesain Strategi metode

pembelajaran

- Konsultasi materi dan RPP

2 Tahap pelaksanaan - Memberikan perlakuan

(treatment)

- Mengamati prilaku siswa dengan

check list

3 Pengolahan dan analisis data - Mengolah hasil check list

- Mengolah hasil wawancara

Kegiatan yang dilakukan pada tahap persiapan meliputi observasi awal

yangdilakukan untuk melakukan studi pendahuluan melalui pengamatan terhadap

proses pembelajaran di sekolah tempat penelitian yang akan dilakukan. Studi

litelatur dilakukan untuk memperoleh teori – teori mengenai permasalahan yang

akan diteliti. Menentukan populasi dan sampel penelitian sebagai objek dalam

penerapan metode blended learning berbasis ICT.

Pada tahap kedua dalam penelitian ini, pelaksanaan kegiatan adalah diawali

dengan proses pembelajaran dikelas dengan metodde pembelajaran konvensional

kemudian diobservasi dengan instrument check list. Setelah kegiatan pertemuan

pertemuan pertama, maka pada kedua hingga ke empat memberikan perlakuan

(treatment) menggunakan metode blended learning berbasis ICT pada kelas XI

IPA 3 kemudian di observasi kembali setiap pertemuannya dengan check list.

Kegiatan selama diberi perlakuan digambarkan pada tabel desain pembelajaran

dibawah ini :

Tabel 3 Desain pembelajaran blended learning (dimodifikasi dari Woodall & Hovis,

2010)

No Tahapan

Blended

Learning

Kegiatan guru

Guru

Kegiatan Siswa Deskripsi Bentuk

1 Prepare

me

Tell me

Show

me

Menjelaskan

materi dengan

ceramah

Memperhatikan

penjelasan guru Guru memberikan

pertanyaan kepada

siswa.

Guru melakukan

kegiatan pembelajaran

dengan penyampaian

materi secara ceramah.

Kemudian guru

melakukan diskusi

tanya jawab.

Face to

face

2 Let me

Choach

me

Guru menyuruh

siswa untuk

membuat 8

kelompok dengan

Siswa kemudian

membuat kelompok

dan duduk dengan

kelompoknya

Guru menjelaskan

mengenaik kegiatan

berkelompok yang

terdiri 8 kelompok dan

Face to face

Page 15: Penerapan Metode Blended Learning Berbasis ICT untuk ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10795/2/T1_702011182_Full... · Penerapan Metode Blended Learning Berbasis ICT untuk

8

nama kelompok

dan topik yang

sudah ditentukan

oleh guru

masing-masing setiap kelompok

beranggotakan 4 sampai

5 orang

Siswa mencari bahan

yang ada di internet.

3 Connect

me

Check

me

Guru menyuruh

siswa untuk

melakukan

presentasi dan

diskusi tanya

jawab terhadap

hasil temua yang

didapat oleh siswa

Siswa

memperhatikan

penjelasan guru

Siswa melakukan

presentasi secara

berkelompok dengan

setiap anggota harus

berbicara.

Siswa kemudian

melakukan diskusi

tanya jawab terhadap

kelompok yang sedang

presentasi.

Siswa melakukan

kegiatan debat pada

pertemuan ke tiga.

Face to

face

4 Check me Guru memberikan

tugas kepada siswa

Siswa

memperhatikan

penjelasan guru

Guru memberikan tugas

agar resume pertemuan

pertama dari hasil kerja

kelompok pada

pertemuan pertama.

Guru mengintruksikan

untuk siswa membuat

kelompok untuk

pertemuan minggu

depan dengan

kelompok sebanyak 8

kelompok.

Kemudian guru

memberikan

kesempatan diskusi

jarak jauh untuk

menanyakan tugas

maupun materi dengan

media Schoology.

Online

Tahap mengolah dan menganalisis data yang dilakukan pada tahap ini

adalah mengolah data hasil instrument check list dan wawancara secara

bersamaan setelah kegiatan per pertemuan. Hasil check list akan dibandingkan

antara sebelum diberi perlakuan dan sesudah diperlakuan dengan pertimbangan

data hasil wawancara untuk melihat dan menentukan apakah terdapat peningkatan

keaktifan belajar siswa sesudah menggunakan metode blended learning berbasis

ICT.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini antara lain :

(1) Metode observasi yang digunakan untuk mengetahui terhadap gambaran

suasana didalam kelas dan keaktifan belajar siswa sebelum dan saat penerapan

metode blended learning berbasis ICT. Untuk mengetahui dan mengamati

kegiatan pembelajaran berlangsung dikelas digunakan indikator keaktifan belajar

Page 16: Penerapan Metode Blended Learning Berbasis ICT untuk ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10795/2/T1_702011182_Full... · Penerapan Metode Blended Learning Berbasis ICT untuk

9

siswa : (1) Perhatian siswa pada saat waktu belajar, (2) Respon siswa dalam

belajar, (3) Kedisiplinan siswa dalam belajar [13]. (2) Metode wawancara yang

dilakukan pada penelitian ini digunakan untuk menggali lebih dalam terhadap

respon siswa selama peneltian. Wawancara yang akan dipakai adalah wawancara

terbuka, berikut daftar pertanyaannya: (1) Menurut anda, apakah guru pernah

menerapkan metode pembelajaran yang mengaktifkan siswa dalam proses

pembelajaran TIK ?. (2) Menurut anda, apakah pembelajaran dengan

menggunakan meotde blended Learning berbasis ICT dengan penggunaan

schoology menarik ?. (3) Jika dibandingkan dengan pembelajaran sebelumnya

(pembelajaran kovensional) bagaimana setelah menggunakan metode blended

learning berbasis ICT dengan penggunaan schoology ?. (4)Apakah dengan

menggunakan metode blended learning berbasis ICT dengan penggunaan

schoology anda belajar lebih aktif ?. (5) Apakah dengan menggunakan

pembelajaran metode blended learning berbasis ICT dengan penggunaan

schoology dapat mudah mempelajari dan memahami materi yang diajarkan ?[16].

Teknik analisis data yang dilakukan adalah analisis data kuantitatif serta

data kualitatif. Untuk data kuantitatif diolah secara deskriptif menggunakan

perangkat pengolahan data. Sementara itu data kualitatif, data dikodekan terlebih

dahulu sebelum dianalisis untuk menjawab permasalahan yang diangkat dalam

penelitian ini. Tingkat keaktifan siswa secara klasikal dapat dihitung dengan

menggunakan rumus sebagai berikut:

% Pencapaian = Skor tiap indikator X 100%

Jumlah seluruh siswa

Tabel 4 Penilaian Keaktifan [17]

Kriteria Keaktifan

Rentang Skor (%) Kriteria

80,1% - 100%

60,1% - 80%

40,01% - 60%

20,01% - 40%

0 – 19%

Sangat Tinggi

Tinggi

Sedang

Rendah

Sangat Rendah

4. Hasil Pembahasan

Proses pembelajaran dengan menggunakan metode blended learning

berbasis ICT dimulai dengan melakukan pengamatan dengan menggunakan check

list dari kegiatan awal hingga kegiatan akhir pada setiap pertemuan. Pertama

kegiatan awal diawali dengan penyampaian materi inti oleh guru secara ceramah,

kemudian siswa diberikan tugas secara berkelompok mencari materi yang

ditugaskan guru untuk dipresentasikan atau didebatkan selama kegiatan di kelas.

Pada kegiatan akhir siswa diperkenalkan media schoology dimana siswa

Page 17: Penerapan Metode Blended Learning Berbasis ICT untuk ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10795/2/T1_702011182_Full... · Penerapan Metode Blended Learning Berbasis ICT untuk

10

dibimbing oleh guru untuk membuat akun schoology,kemudian guru memberikan

tugas makalah yang dikerjakannya dalam waktu dua minggu, dan siswa diberi

kesempatan untuk diskusi atau menanyakan materi ajar yang sudah diajarkan

karena di schoology sudah di upload materi ajar dari guru.

Keaktifan belajar siswa sebelum dan sesudah diberi perlakuan selama empat

kali pertemuan dilihat dari check list untuk mengetahui prilaku siswa

selamapembelajaran TIK dengan pemberian perlakuan pada pertemuan kedua

sampai pertemuan ke empat. check list yang digunakan untuk mengamati 38 siswa

kelas eksperimensebelum diberikan perlakuan mencakup beberapa indikator yang

kemudian dibuat kedalam pernyataan – pernyataan. Data yang diperoleh dari

check list kemudian dianalisa setiap indikatornya sebagai berikut :

Tabel 5 Persentase Keaktifan siswa sebelum dan sudah diberi pelakuan

No Indikator Deskripsi Pertemuan

1 2 3 4

1 Perhatian

Siswa Pada

saat Waktu

Belajar

Siswa tidak mengobrol dengan temannya 2,63 2,63 2,63 2,63

2

Siswa tidak mengerjakan pekerjaan lain

pada saat mengajar

60,53 94,74 94,74 84,21

3

Siswa membawa buku penunjang

pelajaran

94,74 94,74 94,74 100,00

4

Siswa memperlihatkan dan

mendengarkan penjelasan guru

50,00 94,74 94,74 89,47

Rata - rata Per indikator 51,97 71,71 71,71 69,08

5 Respon Siswa

dalam Belajar Siswa bertanya kepada guru 0,00 94,74 94,74 100,00

6 Siswa berani mengungkapkan pendapat 0,00 94,74 28,95 100,00

7 Siswa menjawab pertanyaan guru 0,00 94,74 28,95 73,68

Rata - rata Per indikator 0,00 94,74 50,88 91,23

8 Kedisiplinan

Siswa dalam

Belajar

Siswa mengerjakan tugas yang diberikan 47,37 94,74 50,00 92,11

9 Siswa mengumpulkan tugas tepat waktu 0,00 94,74 94,74 100,00

10 Siswa tidak keluar masuk kelas 94,74 94,74 94,74 100,00

11

Siswa tidak membuat keributan saat guru

menjelaskan materi

78,95 94,74 94,74 100,00

Rata - rata Per indikator 55,26 94,74 83,55 98,03

Total Rata - rata Keaktifan Siswa 35,75 87,06 68,71 78,80

Tabel 5 menunjukan rincian persentase skor dari indikator keaktifan siswa

dimana terjadi peningkatan sesudah diberi perlakuan pada pertemuan kedua

hingga ke empat, tetapi terjadi penurunan pada pertemuan ketiga dengan rata –

rata persentase skor keseluruhan 68,71% hal ini biasa dilihat dari hasil tiap

indikator. Hasil Pada indikator perhatian siswa pada saat waktu belajar

memperoleh persentase skor 71,71%, hal ini siswa fokus terhadap kegiatan belajar

dimana siswa mencari materi yang ditugaskan oleh guru secara berkelompok

untuk di prsentasikan, selain itu juga siswa antusias apa yang dijelaskan oleh guru

karena guru menekankan akan menjelaskan materi hanya intinya saja dengan watu

Page 18: Penerapan Metode Blended Learning Berbasis ICT untuk ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10795/2/T1_702011182_Full... · Penerapan Metode Blended Learning Berbasis ICT untuk

11

selama 10 menit. Pada pertemuan keempat mengalami penurunan dengan rata -

rata persentase skor 69,08%, hal ini karena ada beberapa siswa yang sedang

mengerjakan tugas pelajaran lain dan juga bermain game di smartphone sehingga

siswa kurang memperhatikan dan mendengarkan penjelasan guru.

Pada indikator respon siswa dalam belajar di kelas mengalami

peningkatan sesudah diberi perlakuan pada pertemuan kedua dengan rata – rata

persentase skor 94,74%, hal ini karena siswa aktif bertanya dan menjawab kepada

guru ketika guru sedang mengecek progres kelompok kerja untuk mencari materi

yang ditugaskan oleh guru selain itu juga siswa berani mengungkapkan pendapat

ketika melakukan presentasi. Pada pertemuan ketiga mengalami penurunan

dengan rata – rata persentase skor 50,88%,hal ini karena beberapa siswa tiap

kelompok merasa terwakili oleh beberapa orang untuk pokus ke kegiatan debat

antar 2 kelompok pro dan kontrasehingga pada saat kegiatan debat hanya

perwakilan beberapa kelompok saja yang berani mengemukakan pendapat dan

juga disaat guru sedang menanyakan progres pengerjaan tugas kelas hanya

beberapa siswa yang menjawab ketika guru menanyakan karena ada beberapa

komputer dan koneksi internet yang error. Pada pertemuan keempat mengalami

peningkatan dengan rata – rata persentase skor91,23%, hal ini dikarenakan guru

menanyakan progress kerja siswa sehingga memberikan umpan balik kepada guru

kemudian guru memberikan pertanyaan kepada siswa sehingga siswa salinya

jawab dengan guru, selain itu juga siswa aktif mengungkapkan pendapat pada saat

presentasi.

Pada indikator kedisiplinan siswa dalam belajar terjadi peningkatan pada

pertemuan kedua hingga keempat terhadap sebelum diberikan perlakuan, tetapi

pada pertemuuan ketiga mendapatkan persentase skor terendah, hal ini karena tiap

siswa merasa terwakilkan dengan beberapa anggota kelompoknya dalam

pengerjaan tugas sehingga setiap kelompok hanya beberapa siswa saja yang

mengerjakan pekerjaan untuk mencari materi yang ditugaskan oleh guru

dikarenakan beberapa komputer dan koneksi internet yang error.

Untuk mendapatkan hasil perbandingkan keaktifan belajar siswa sebelum

dan sesudah diberi perlakuan maka perlu dirata – ratakan hasil keaktifan belajar

siswa pada pertemuan kedua hingga ke empat selama diberi perlakuan, sehingga

diperoleh rata – rata persentase keaktifan belajar siswa setelah diberi perlakuan

dengan persentase sebesar 80,63% dengan kriteria sangat tinggi. Kenaikan ini

terjadi karena perubahan sikap siswa terhadap pembelajaran Teknologi Informasi

dan Komunikasi (TIK). Siswa di kelas yang diberikan perlakuan terlihat lebih

perhatian, responnya bagus dan kedisiplinannya lebih baik dibandingkan dengan

sebelum diberikan perlakuan.Walaupun dengan penerapan metode blended

learning berbasis ICT terjadi peningkatan terhadap keaktifan belajar di kelas

dengan porsi kegiatannya 75%, tetapi hal ini berbading terbalik dengan

penggunaan siswa terhadap media schoology untuk dijadikan wadah diskusi antar

guru dengan siswa maupun siswa dengan guru, hal ini bisa terlihat dengan gambar

dan tabel tabel dibawah ini.

Page 19: Penerapan Metode Blended Learning Berbasis ICT untuk ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10795/2/T1_702011182_Full... · Penerapan Metode Blended Learning Berbasis ICT untuk

12

Gambar 1 Kegiatan diskusi di schoology pada menu courses

Pada gambar 1 guru memberikan kegiatan diskusi dan juga memberikan

informasi kepada siswa di kelas XI IPA 3 dengan menggunakan menu

coursesdimana seluruh siswa yaang masuk courseskelas XI IPA 3 akan

mendapatkan pemberitahuan postingan atau komentar. Kegiatan pada

courseskelas XI IPA 3 hanya beberapa siswa saja yang yang memposting atau

memberi komentar terhadap diskusi yang diberikan oleh guru mengenai tugas dan

materi yang sudah dijelaskan dikelas.Permasalahannya karena beberapa siswa

mempunyai acara kegiatan sekolah diluar jam sekolah, lebih mementingkan

pekerjaan matapelajaran lain seperti pelajaran jurusan IPA dan matematika, serta

terkendala dengan koneksi internet.

Gambar 2 Kegiatan diskusi di schoology pada menu groups

Selain kegiatan diskusi secara umum untuk kelas XI IPA 3, terdapat juga

kegiatan diskusi secara kelompok dimana guru memberikan kesempatan diskusi

kelompok – kelompok di kelas XI IPA 3 dengan jadwal yang sudah ditentukan

oleh guru dimana guru memposting file panduan penyusunan makalah kepada

kelompok dan melakukan diskusi atau bimbingan kepada siswa mengenai

pengerjaan makalah dengan menggunakan menu grup sehingga hanya anggota

grup saja yang mengetahui kegiatan diskusi atau bimbingan kelompok. Walaupun

Page 20: Penerapan Metode Blended Learning Berbasis ICT untuk ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10795/2/T1_702011182_Full... · Penerapan Metode Blended Learning Berbasis ICT untuk

13

guru sudah memberikan kesempatan untuk diskusi atau bimbingan pada setiap

kelompok, tetapi hanya beberapa siswa saja yang aktif melakukan diskusi atau

bimbingan dengan guru, bahkan satu kelompok semuanya ada yang tidak.

Tabel 6 Persentase Keaktifan siswa di schoology

Respon Siswa dalam Belajar (online) Pertemuan

2 3 4

Siswa Bertanya kepada guru 7.89 0 0

Siswa berani mengungkapkan pendapat 5.26 0 0

Siswa menjawab pertanyaan guru 5.26 0 0

Rata - rata persentase skor 14.90 0 0

Pada kegiatan pembelajaran online yang proporsinya sebesar 25% keaktifan

belajarnya dinilai dengan dindikator Respon siswa dalam belajar, dengan hasil

rata – rata persentase skor tertinggi hanya pada pertemuan kedua persentase skor

sebesar 14,90% dengan kriteria sangat rendah bahkan pada pertemuan ketiga

hingga keempat pun 0% sehingga tidak berpengaruh terhadap peningkatan

keaktifan belajar siswa. Hal ini diakibatkan dari dari semua siswa kelas XI IPA 3

kurang meminati media schoology, hal ini dikarenakan beberapa sebab, yaitu (1)

siswa lebih suka pembelajaran langsung di kelas dari pada di media online karena

siswa merasa tidak efektif karena masalah koneksi internet juga waktu, (2) Siswa

terkendala terhadap koneksi internet diluar sekolah dengan alasan tidak

mempunyai paket data,

(3) Siswa merasa malas karena jam belajar siswa disekolah padat sampai sore

sehingga siswa lebih memilih istirahat ataupun mengerjakan tugas matapelajaran

lain, (4) Siswa memprioritaskan matapelajaran IPA dari pada TIK ketika diluar

sekolah (5) Kurangnya sosialisasi sekolah terhadap guru – guru maupun terhadap

siswa tentang pentingnya pembelajaran online diluar sekolah, hal ini jika pihak

sekolah maupun guru – guru satu persatu memulai kegiatan pembelajaran online

diluar jam sekolah untuk memberikan kesempatan siswa apa yang masih kurang

pada kegiatan pembelajaran di kelas, maka siswa akan mengikuti kegiatan

pembelajaran tersebut sehingga nantinya siswa akan terbiasa dengan kegiatan

pembelajaran online di luar sekolah.

5. Simpulan dan saran

Berdasarkan permasalahan, tujuan penelitian, hasil analisis data dan

pembahasan yang dipaparkan maka diperoleh bahwa pemilihan metode ceramah

dan kurangnya penggunaan media pembelajaran pada mata pelajaran Teknologi

Informasi dan Komunikasi di SMAN 2 Salatiga berdampak pada keaktifan belajar

siswa. Hasil observasi (pengamatan) dan olah data check listterhadap proses

pembelajaran sebelum diberikan perlakuan (treatment) disimpulkan bahwa

keaktifan belajar siswa termasuk dalam kriteria sedang dengan persentase skor

35,75%. Setelah diberikan perlakuan di kelas eksperimen yaitu penerapan metode

blended learning berbasis ICT disimpulkan bahwa ada perbedaan keaktifan belajar

Page 21: Penerapan Metode Blended Learning Berbasis ICT untuk ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10795/2/T1_702011182_Full... · Penerapan Metode Blended Learning Berbasis ICT untuk

14

siswa terhadap mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi antara

sebelum dan sesudah diberi perlakuan (treatment). Keaktifan belajar siswa di

kelas sesudah diberi perlakuan termasuk kriteria tinggi dengan persentase skor

80,63% artinya berpengaruhkarena mengalami peningkatan keaktifan belajar

siswa dengan kenaikan sebesar 44,88% walaupun dalam kegiatan online sangat

rendah dengan persentase skor 4,96%. Penerapan metode blended learning

berbasis ICT dapat dijadikan salah satu alternatif guru dalam pembelajaran untuk

membangkitkan minat siswa sehingga siswa dapat aktif di kelas.

Saran untuk peneliti lain jika ingin mengembangkan penelitian

pembelajaran metode blended learning berbasis ICT lebih diperhatikan dulu

terhadap kondisi kesiapan guru dan siswa dalam penggunaan media pembelajaran

di kelas maupun diluar kelas berbasisonline. Penelitian ini juga bisa dikembangan

dengan aspek yang diteliti selain keaktifan belajar siswa,misalnya saja dilihat dari

minat belajar siswa dan motivasi belajar siswa dengan menambahkan atau

mengkombinasikan beberapa metode pembelajaran ke dalam metode blended

learning.

6. Daftar Pustaka

[1] Sutikno, M. Sobry. 2014. Metode & Model-model Pembelajaran. Lombok:

Holistica

[2] Putriyani. (2012). Peningkatan Keaktifan dan Prestasi Belajar Matematika

Melalui Penerapan Pendekatan Open Ended Siswa Kelas VI Sekolah

Dasar.E-Jurnal Dinas Pendidikan Kota Surabaya; Volume 6. Diakses

pada 6 juni 2015 dari

http://dispendik.surabaya.go.id/surabayabelajar/jurnal/199/6.4.pdf

[3] Arifin, Z. 2012. Pengembangan Pembelajaran Aktif dengan ICT.

Yogyakarta : PT. Skipta Media Creative

[4] Kusman. 2011. Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan

Komunikasi. Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada

[5] Husamah. 2014. Pembelajaran BAURAN (BLENDED LEARNING).

Jakarta : Prestasi Pustakarya

[6] Chan. 2008. Different Degrees of Blending Benefit Students Diffrently : A

Pilot Study. NTI International University College, Malaysia. Diakses pada

8 juni 2015 dari

http://ro.ecu.edu.au/cgi/viewcontent.cgi?article=1006&context=ceducom

[7] Soekartawi. 2005.Issues e-Learning/Web-BasedLearning/Distance

Learning dan Kemungkinan Pelaksanaannya di Indonesia. Seminar

Nasional Pendidikan, Universitas Islam Sumatera Utara, Medan, 2 April

2005. Diperoleh 20 mei 2015 dari

https://www.academia.edu/5612646/BLENDED_LEARNING_EKOLOGI

[8] Woodall, (2010). Eight Phases of Workplace Learning: A Framework for

Designing Blended Programs. Diakses pada 16mei 2011, dari

http://www.skillsoft.com/assets/white-papers/eight_phases.pdf

[9] Permatasari, (2013). Penerapan Pembelajaran Berbasis ICT untuk

Meningkatkan Prestasi Belajar Mata Pelajaran Sosiologi Pada Siswa Kelas

Page 22: Penerapan Metode Blended Learning Berbasis ICT untuk ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10795/2/T1_702011182_Full... · Penerapan Metode Blended Learning Berbasis ICT untuk

15

X7 SMA Negeri 3 Surakarta Tahun Pelajaran 2012/2013. Thesis,

Surakarta: Faculty of Teacher Training and Education. Sebelas Maret

University of Surakarta. Diperoleh 20 mei 2015 dari

http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/sosant/article/view/2665

[10] Surjono. (2013). The Implementation of ICT to Enhance Student Learning

Activities. The International Conference on Computers in Education

(ICCE). Diakses pada 28 mei 2015 dari

http://eprints.uny.ac.id/11217/1/The%20implementation%20of%20ICT_IC

CE2013-sm.pdf

[11] Sudjana. 2010. Media Pengajaran. Bandung : Sinar BaruAlgensindo

Offset.

[12] Minoto, (2014). Penerapan Media E-Learning Berbasis Schoology

UntukMeningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Materi Usaha dan

EnergiDi Kelas XI SMA N 10 Kota Jambi. Jurnal Sainmatika Vol 8 No 1

2014 ISSN 1979-0910. Diakses pada 25 mei 2015 dari

http://onlinejournal.unja.ac.id/index.php/sainmatika/article/view/2222/156

1

[13] Desi, (2009). Peningkatan Keaktifan Siswa Melalui Penggunaan

Multimedia dalam Pembelajaran Kimia di SMA Negeri 10

Palembang.fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sriwijaya

[14] Effendi, (2013). Integrasi Pembelajaran Active Learning dan Internet-

Based Learning dalam Meningkatkan Keaktifan dan Kreativitas Belajar.

Jurnal Pendidikan IslamVol. 7, Nomor 2, Oktober 2013.Diakses pada 25

mei 2015 dari http://journal.walisongo.ac.id/index.php/nadwa

[15] Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung

: Alfabeta.

[16] Kurniawan, (2013). Perbedaan Penggunaan Media Pembelajaran E –

Learning Berbasis Websitedan Media Power Point Pada Pelajaran

Sosiologi Materi Interaksi Sosial Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X di

Mardasah Aliyah Pembangunan UIN Jakarta. fakultas ilmu tarbiyah dan

keguruan uin syarif hidayatullah jakarta. Diakses pada 4 april 2015 dari

http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25258/3/DEDE

%20KURNIAWAN-FITK.pdf

[17] Mardiyanti, (2012). Penerapan Metode Eksperimen Secara Kerja

Kelompok pada Pembelajaran IPA dalam Upaya Meningkatkan Hasil

Belajar dan Keaktifan Siswa Kelas IV SD Negeri Ledok 05 Kecamatan

Argomulyo Salatiga Semester 2 Tahun Pelajaran 2011/2012.fakultas

keguruan dan ilmu pendidikan universitas kristen satya wacana