Implementasi Blended Learning Dalam Pembelajaran

12
Implementasi Blended Learning Dr. Sentot Kusairi, M. Si. Program Studi Pendidikan Fisika FMIPA UM Pendahuluan Dewasa ini perkembangan teknologi komputer dan informasi telah merambah dunia pendidikan. Dengan memasuki dunia on- line, guru dapat memperoleh berbagai informasi yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan bahan pembelajaran. Teks, foto, video, animasi, dan simulasi adalah beberapa contoh media yang tersedia di situs-situs pembelajaran. Dengan memanfaatkan berbagai media tersebut, guru dapat mempresentasikan konsep- konsep IPA dalam berbagai representasi (multiple representation) yang mempermudah siswa memahami sebuah konsep. Teknologi on-line juga memberikan kemudahan bagi siswa untuk mendapatkan tambahan informasi dalam rangka memenuhi tuntutan kompetensi dan juga pengayaan. Tersedianya fasilitas E-learning juga memungkinkan siswa menerobos sekat-sekat waktu dan tempat guna mengikuti course yang tersedia secara on-line. Perkembangan teknologi komputer informasi berpotensi meningkatkan kualitas pendidikan dan pembelajaran. Pembelajaran IPA perlu mengantisipasi perkembangan teknologi komputer dan informasi. Secara pedagogis, ada dorongan untuk melibatkan siswa secara lebih aktif (student centered) dalam proses pembelajaran. Praktik berpusat pada guru (teacher centered) dirasakan tidak relevan lagi dengan pesatnya perkembangan informasi sehingga perlu dimodifikasi. Guru perlu memberikan kesempatan pada para siswa untuk melakukan ekplorasi diantaranya dengan memanfaatkan teknologi on-line.

Transcript of Implementasi Blended Learning Dalam Pembelajaran

Page 1: Implementasi Blended Learning Dalam Pembelajaran

Implementasi Blended Learning

Dr. Sentot Kusairi, M. Si.

Program Studi Pendidikan Fisika FMIPA UM

Pendahuluan

Dewasa ini perkembangan teknologi komputer dan informasi telah merambah dunia

pendidikan. Dengan memasuki dunia on-line, guru dapat memperoleh berbagai informasi

yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan bahan pembelajaran. Teks, foto, video, animasi,

dan simulasi adalah beberapa contoh media yang tersedia di situs-situs pembelajaran.

Dengan memanfaatkan berbagai media tersebut, guru dapat mempresentasikan konsep-

konsep IPA dalam berbagai representasi (multiple representation) yang mempermudah siswa

memahami sebuah konsep. Teknologi on-line juga memberikan kemudahan bagi siswa untuk

mendapatkan tambahan informasi dalam rangka memenuhi tuntutan kompetensi dan juga

pengayaan. Tersedianya fasilitas E-learning juga memungkinkan siswa menerobos sekat-

sekat waktu dan tempat guna mengikuti course yang tersedia secara on-line. Perkembangan

teknologi komputer informasi berpotensi meningkatkan kualitas pendidikan dan

pembelajaran.

Pembelajaran IPA perlu mengantisipasi perkembangan teknologi komputer dan

informasi. Secara pedagogis, ada dorongan untuk melibatkan siswa secara lebih aktif (student

centered) dalam proses pembelajaran. Praktik berpusat pada guru (teacher centered)

dirasakan tidak relevan lagi dengan pesatnya perkembangan informasi sehingga perlu

dimodifikasi. Guru perlu memberikan kesempatan pada para siswa untuk melakukan

ekplorasi diantaranya dengan memanfaatkan teknologi on-line. Selain dapat meningkatkan

dinamika proses pembelajaran, pemanfaatan teknologi informasi dapat melatih siswa untuk

belajar bagaimana belajar (learn how to learn). Implementasi teknologi informasi akhirnya

diharapkan dapat menginspirasi siswa menjadi pembelajar sepanjang hayat (life long

learning), sosok pribadi yang mampu berkembang di tengah perkembangan informasi yang

pesat.

Blended learning merupakan merupakan inovasi pemanfaatan teknologi komputer dan

informatika. Blended learning merupakan istilah umum bagi kombinasi pemanfaatan

teknologi komputer dan informasi dalam pembelajaran tatap muka (face to face teaching

learning). Bentuknya dapat beragam mulai dari penggunaan komputer dalam menunjang

pembelajaran sampai dengan komplemen pembelajaran tatap muka dengan E-learning.

Pemanfaatan blended learning dalam pembelajaran tentu saja perlu memperhatikan sumber

daya alat dan sumber daya manusia yang tersedia. Makalah ini akan memaparkan blended

Page 2: Implementasi Blended Learning Dalam Pembelajaran

learning dengan terlebih dahulu mengenalkan integrasi teknologi dan komputer informasi

dalam pembelajaran.

Peranan Teknologi dalam Pembelajaran

Perkembangan teknologi informasi berkembang dengan cepat beberapa tahun

belakangan ini. Perkembangan teknologi informasi telah mengubah tata cara manusia

berkomunikasi dan mendapatkan informasi yang diinginkan. Dengan teknologi internet

misalnya, saat ini seseorang dapat dengan mudah dan murah mendapatkan informasi hanya

dengan menggunakan telepon genggam (Clyde&Delohery, 2005: xi). Demikian juga dengan

teknologi komputer, saat ini komputer telah menjadi kebutuhan pokok masyarakat.

Perkembangan teknologi informasi yang memiliki banyak manfaat ini belum

dimanfaatkan secara optimum dalam proses pembelajaran. Seringkali teknologi informasi

hanya dimanfaatkan sebagai alat bantu pembelajaran di kelas. Upaya untuk mengintegrasikan

teknologi informasi dalam proses pembelajaran masih kurang sehingga dampak teknologi

informasi kurang nyata. Sebagai contoh, perkembangan multimedia telah berkembang pesat

di masyarakat, namun pembelajaran di kelas tetap tertinggal meskipun telah menggunakan

teknologi komputer.

Beberapa penyebab kurang berkembangnya pengintegrasian teknologi komputer

dalam pembelajaran disebabkan antara lain; (1) Adanya asumsi bahwa komputer sebagai

perangkat keras hanya dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dengan mengindahkan

upaya meningkatkan aspek afektif dan kognitifnya. (2) Karena perangkat keras dianggap

sesuatu yang berbeda, teknologi ini akan dengan cepat dikenalkan dan mendapat sambutan

karena sesuatu yang baru, namun karena guru kurang trampil memanfaatkan beberapa saat

kemudian perangkat keras menjadi sesuatu yang biasa. (3) Guru tidak memiliki kemampuan

untuk mengintegrasikan komputer dalam pembelajaran sehingga peranannya monoton dan

kurang berkembang.

Penggunaan berbagai teknologi dalam pembelajaran memberikan manfaat baik bagi

guru, siswa, maupun masyarakat (Clyde&Dlohery, 2005: xii). Bagi guru penggunaan

teknologi akan meningkatkan efektivitas dan efisiensi pembelajarannya. Bagi siswa,

penggunaan berbagai tenologi akan memberikan kesempatan belajar yang lebih berkualitas.

Penggunaan teknologi secara umm juga akan menguntungkan masyarakat luas karena

informasi akan dengan mudah disebarkan dan dinikmati oleh masyarakat.

Page 3: Implementasi Blended Learning Dalam Pembelajaran

Peranan Teknologi Komputer dalam Pembelajaran

Teknologi komputer yang tersedia pada saat ini memiliki beberapa kemampuan yang

dapat dimanfaatkan sebagai alat bantu pembelajaran. Pertama, komputer memiliki

kemampuan menyimpan data yang sangat besar. Berbagai data dalam bentuk tulisan, gambar,

animasi, simulasi, audio dan gambar hidup (video) dapat disimpan dengan mudah dan

ditampilkan dengan cepat oleh komputer. Hal ini dapat meningkatkan kualitas komunikasi

dalam pembelajaran di kelas. Kedua, komputer memiliki kecepatan kerja yang sangat tinggi.

Dengan kecepatan yang sangat tinggi ini perhitungan dan siklus kerja yang panjang dapat

dilakukan dengan cepat oleh komputer. Data-data pengamatan misalnya, dapat diolah dan

ditampilkan dengan cepat dengan bantuan komputer. Ketiga, komputer dapat dengan mudah

dihubungkan ke jaringan internet sehingga memudahkan guru menelusuri informasi-

informasi yang dibutuhkan, Keempat, komputer dapat bekerja secara interaktif (Boohan ed,

2002: 211). Keuntungan lain adalah komputer juga relatif murah sehingga terjangkau oleh

guru, siswa, dan sekolah.

Beberapa keuntungan penggunaan komputer dalam pembelajaran adalah sebagai

berikut. (1) Sifat interaktif, komputer dapat melibatkan siswa secara aktif dalam

pembelajaran. Penggunaan komputer berbeda dengan buku atau mendengarkan ceramah guru

dimana siswa hanya berperan pasif (Barton, 2004: 29). (2) Perhatian individual, sebagaimana

diketahui bahwa setiap siswa memiliki cara belajar yang berbeda, kecepatan belajar yang

berbeda dan minat belajar yang berbeda. Semua perbedaan yang dimiliki oleh siswa ini akan

dapat diakomodasi oleh pembelajaran berbantuan komputer yang dirancang dengan baik. (3)

Berkembang pesat, perkembangan komputer yang pesat menjanjikan perkembangan

pembelajaran baru yang belum pernah ditemukan.

Multimedia merupakan salah satu produk teknologi komputer yang memiliki manfaat

tinggi dalam pembelajaran fisika. Multimedia dapat menampilkan teks, gambar, animasi,

simulasi dan video klip secara interaktif. Welington (2004: 95-96) menunjukkan beberapa

keuntungan penggunaan multimedia interaktif. (1) Multimedia dapat meningkatkan perhatian

dan motivasi siswa. (2) Multimedia dapat menggambarkan sesuatu yang tidak tergambarkan.

Gerakan-gerakan yang kompleks yang sulit dijelaskan akan dengan mudah ditamilkan dalam

multimedia. (3) Dapat menampilkan gambar-gambar dengan lebih mudah dan lebih dinamis.

(4) Dapat menampilkan sesuatu yang abstrak menjadi lebih mudah dipahami. (5) Dapat

menampilkan sesuatu yang terlalu kecil, terlalu cepat, dan terlalu berbahaya jika diamati

secara langsung.

Page 4: Implementasi Blended Learning Dalam Pembelajaran

Meskipun memiliki berbagai kelebihan, komputer dengan multimedia hanya

merupakan salah satu metode dalam pembelajaran. Komputer dan multimedia tidak dapat

dilepaskan dari keseluruhan proses pembelajaran. Dalam hal ini komputer dan multimedia

berperan sebagai alat bantu dalam pembelajaran.

Beberapa penelitian menunjukkan dampak penggunaan komputer dalam

pembelajaran. Beberapa penelitian menunjukan beberapa hal sebagai berikut. (1) Penggunaan

komputer dalam pembelajaran menunjukkan peningkatan belajar atau hasil yang sama

dengan pembelajaran tradisional (Hofe, 2001). (2) Penggunaan komputer menurunkan waktu

belajar jika dibandingkan dengan waktu belajar di kelas. (3) Penggunaan komputer

meningkatkan sikap posiif siswa terhadap penggunaan komputer dalam belajar. (4)

Pengembangan pembelajaran berbantuan komputer dengan mengikuti pedoman tertentu dapat

diadopsi dan dimanfaatkan oleh guru di lain tempat.

Penggunaan komputer dan teknologi informasi dalam pembelajaran juga memberikan

keuntungan bagi guru. Menurut Musker (Musker, 2004: 14) keuntungan bagi guru

diantaranya adalah sebagai berikut. (1) Dapat mengembangkan pembelajaran yang lebih

menarik. (2) Dapat mempercepat dan mempermudah tugas. (3) Dapat meningkatkan kualitas

presentasi. (4) Dapat mengembangkan pembelajaran yang lebih visual.

Blended Learning

Pengertian blended learning dapat berbeda antara satu orang dengan orang yang lain.

Beberapa kemungkinan tentang pengertian blended learning antara lain sebagai berikut. (1)

Penggabungan pembelajaran berbasis teknologi internet (laboratorium virtual, modul digital,

gambar, audio, dan text) untuk mencapai tujuan pembelajaran. (2) Kombinasi paradigma

pembelajaran (behavioristik, kognitivistik, dan konstruktivistik) dengan atau tanpa

melibatkan teknologi. (3) Kombinasi teknologi komputer dan informasi (video, pelatihan

berbasis internet, CD ROM) dengan pembelajaran tatap muka. Namun demikian, pengertian

blended learning yang banyak diikuti adalah upaya mengkombinasikan pembelajaran

berbasis internet (E-learning) dengan pembelajaran tatap muka (face to face). Blended

learning dapat melatih kemampuan siswa untuk beradaptasi dengan pembelajaran berbasis

internet.

Beberapa keuntungan pemanfaatan blended learning dalam pembelajaran diantaranya

adalah sebagai berikut. (1) Siswa leluasa untuk mempelajari materi pelajaran secara mandiri

memanfaatkan materi-materi yang tersedia secara on-line. (2) Siswa dapat melakukan diskusi

dengan guru atau siswa lain diluar jam tatap muka. (3) Kegiatan pembelajaran yang

Page 5: Implementasi Blended Learning Dalam Pembelajaran

dilakukan siswa di luar jam tatap muka dapat diadministrasikan dan dikontrol dengan baik

oleh guru. (4) Guru dapat menambahkan materi pengayaan melalui fasilitas internet. (5) Guru

dapat meminta siswa membaca materi atau mengerjakan tes yang dilakukan sebelum

pembelajaran. (6) Guru dapat menyelenggarakan kuis, memberikan balikan, dan

memanfaatkan hasil tes dengan efektif. (7) Siswa dapat saling berbagi file dengan siswa lain.

(8) dan masih banyak keuntungan lain dengan memanfaatkan kelebihan pembelajaran

berbasis internet.

Berbagai penelitian menunjukkan bahwa blended learning memiliki kelebihan

dibandingkan dengan dengan pembelajaran tatap muka dan pembelajaran murni E-Learning.

Blended learning dapat melakukan difersivikasi pembelajaran dan memenuhi karakteristik

belajar siswa yang berbeda-beda. Misalnya, siswa yang enggan berdiskusi di kelas mungkin

saja akan lebih aktif berdiskusi secara tertulis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Blended

learning lebih efektif dibandingkan dengan pembelajaran tatap muka maupun E-learning.

Blended learning juga menyebabkan berbagai masalah terutama bagi guru. (1) Guru

perlu memiliki ketrampilan dalam menyelenggarakan E- learning. (2) Guru perlu

menyiapkan referensi digital yang dapat diacu oleh siswa. (3) Guru perlu merancang referensi

yang sesuai atau terintegrasi dengan tatap muka. (4) Guru perlu menyiapkan waktu untuk

mengelola pembelajaran berbasis internet misalnya untuk mengembangkan materi,

mengembangkan instrumen asesmen dan menjawab berbagai pertanyaan yang diajukan oleh

siswa (Kusni, 2010).

Pelaksanaan blended learning tergantung pada beberapa faktor. (1) Sarana dan

prasarana. Guru perlu memiliki akses terhadap jaringan internet yang cukup besar dan cepat

sehingga memudahkan kerja. Penyediaan sarana dan prasarana yang memadai juga

memerlukan biaya. (2) Guru perlu meningkatkan kemampuannya dalam bidang TIK dengan

cara membaca dan berlatih mandiri maupun melalui pelatihan formal. Sekolah perlu

memperhatikan hal ini sebagai salah satu pengembangan profesional. (3) Siswa perlu

mendapatkan akses terhadap komputer dan internet dan memiliki kemampuan memanfaatkan

E-learning. Sekolah perlu membekali siswa sebelum blended learning diterapkan.

Mengingat kondisi setiap sekolah berbeda, implementasi blended learning dapat

dipilih sesuai dengan kondisi persekolahan. Beberapa ragam blended learning adalah

sebagaimana gambar di bawah.

Page 6: Implementasi Blended Learning Dalam Pembelajaran

Model implementasi yang paling sederhana adalah model 5 yakni pemanfaatan

bahan-bahan online tanpa harus mensyaratkan siswa untuk terhubung dengan internet. Hal ini

berarti guru melakukan pembelajaran tatap muka dengan melibatkan kegiatan siswa yang

memanfaatkan bahan-bahan yang tersedia di internet misalnya film, animasi, game dan

sebagainya. Model implementasi berikutnya adalah model pembelajaran tatap muka dengan

kegiatan siswa dan guru melakukan akses internet. Misalnya ketika berdiskusi, siswa dapat

mencari bahan-bahan di internet dan mempresentasikannya di kelas. Pada model ini

dibutuhkan jaringan internet di dalam dan di luar kelas. Model-model berikutnya adalah

model dengan pemanfaatan internet yang intensif.

Beberapa cara mengimplementasikan blended learning pada tahap permulaan

diantaranya:

1. Guru mengintegrasikan teknologi komputer dan informasi dalam materi

pembelajarannya. Misalnya guru mendownload video, animasi, dan simulasi yang

sesuai untuk dimanfaatkan di kelas. Berbagai media ini diintegrasikan dalam

pembelajaran.

2. Guru mengembangkan bahan ajar atau modul berbantuan komputer. Bahan ajar ini

dapat diakses oleh siswa dan dapat dipelajari di luar jam tatap muka. Bahan ajar akan

membantu siswa yang mengalami masalah dalam pembelajaran tatap muka

3. Guru mengoptimalkan email dengan mengembangkan email group sebagai wahana

diskusi guru-siswa-siswa. Group email juga dapat digunakan untuk berbagi file,

mengumpulkan tugas dan sebagainya.

4. Guru mempelajari moodle dan memanfaatkannya sebagai penunjang pembelajaran

tatap muka. Guru memanfaatkan fitur yang tersedia untuk meningkatkan kualitas

pembelajaran tatap muka.

Page 7: Implementasi Blended Learning Dalam Pembelajaran

Guru dan sekolah dapat memilih model yang sesuai dengan sarana prasarana yang

tersedia, kemampuan guru, dan kesiapan siswa. Implementasi model yang sesuai akan

berguna untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.

Daftar Rujukan

Barton, R. (2004). Why use computer in practical science? Dalam Barton, R. (eds.), Teaching secondary science with ICT (pp. 29). New York: Open University Press.

Boohan, R. (2002). ICT and Communication. Dalam Amos, S., & Boohan, R. (eds.), Aspects of teaching secondary science (pp. 211). New York: The Open University.

Clyde, W., & Delohery, A. (2005). Using Technology in Teaching. London: Yale University Press.

Hofe, R. V. (2001). Investigation into student‘ learning of application in computer-based learning environtment [versi electronik]. Teaching Mathematics and Its Applications, 20(3), 109-119

Kusni, M. (2010). Implementasi Sistem Pembelajaran Blended Learning pada Matakuliah AE3121 Getaran Mekanik di Program Aeronotika dan Astonotika, Seminar Tahunan Teknik Mesin.

Musker, R. (2004). Using ICT in a secondary science department. Dalam Barton, R. (eds.), Teaching secondary science with ICT (pp. 19). New York: Ope University Press.

Welington, J. (2004). Multimeda in science teaching. Dalam Barton, R. (eds.), Teaching secondary science with ICT (pp. 96). New York: Open University Press.

Page 8: Implementasi Blended Learning Dalam Pembelajaran

Nama : Dr. Sentot Kusairi, M. Si.

Alamat : Perum Tidar View Kav. 24 Karangbesuki, Sukun, Malang.

Tempat lahir : Malang

Tanggal lahir : 28 Oktober 1967

Pengalaman Pendidikan:

S1 Pendidikan Fisika IKIP Malang lulus 1992

S2 Ilmu Fisika UGM Yogyakarta lulus 1998

S3 Penelitian dan Evaluasi Pendidikan UNY Yogyakarta lulus tahun 2010

Pengalaman Kerja :

Dosen Prodi Pendidikan Fisika UM

Dosen PGSD UMM

Pengalaman Melatih :

Trainer Nasional Pelatihan Berbasis Kompetensi

Konsultan Pendidikan Dasar IAPBE

Penasihat Pendidikan Dasar LAPIS

Educational Advicer Hess Education

Motto “Education for better future”

Page 9: Implementasi Blended Learning Dalam Pembelajaran