PENERAPAN JAMINAN MUTU PRODUK TANAMAN...
Transcript of PENERAPAN JAMINAN MUTU PRODUK TANAMAN...
PENERAPAN JAMINAN MUTU PRODUK
TANAMAN PANGAN
DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN
KEMENTERIAN PERTANIAN
2017
Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan
Jalan Raya Ragunan No. 15 Pasar Minggu
Jakarta Selatan – Jakarta
Telp: (021) 7806090
Faks: (021) 78832318
Email: [email protected]
Panduan Teknis Penerapan Jaminan Mutu Produk Tanaman Pangan
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan rahmat-Nya sehingga Panduan Teknis Penerapan
Jaminan Mutu Produk Tanaman Pangan Tahun 2017 dapat
diselesaikan.
Penerapan Jaminan Mutu Produk Tanaman Pangan bertujuan untuk
meningkatkan nilai tambah dan daya saing produk hasil pertanian
melalui mekanisme penjaminan mutu dalam bentuk sertifikasi
dan/atau registrasi yang dilakukan oleh lembaga atau otoritas yang
berkompeten.
Panduan Teknis Penerapan Jaminan Mutu Produk Tanaman Pangan
merupakan acuan bagi pihak terkait baik pemerintah pusat,
pemerintah daerah maupun instansi lainnya untuk melaksanakan
kegiatan fasilitasi standardisasi dan mutu tanaman pangan TA 2017
yaitu uji mutu produk, sertifikasi organik, sertifikasi non organik, serta
registrasi Produk Segar Asal Tumbuhan (PSAT).
Panduan Teknis ini menjadi bagian penting dalam mewujudkan
keberhasilan kegiatan standardisasi dan mutu tanaman pangan TA
2017.
Jakarta, Maret 2017
Direktur,
Yanuardi NIP. 195810131986031001
Panduan Teknis Penerapan Jaminan Mutu Produk Tanaman Pangan
ii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ..................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................. ii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................... iii
I. PENDAHULUAN ..................................................................... 1
A. LATAR BELAKANG ......................................................... 1
B. MAKSUD .......................................................................... 3
C. TUJUAN ............................................................................ 3
D. SASARAN ......................................................................... 4
E. RUANG LINGKUP ............................................................ 4
F. ACUAN ............................................................................. 5
II. UJI MUTU PRODUK ............................................................... 6
III. SERTIFIKASI .......................................................................... 16
IV. REGISTRASI PSAT ................................................................ 32
V. PENUTUP ............................................................................... 40
Panduan Teknis Penerapan Jaminan Mutu Produk Tanaman Pangan
iii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Parameter Pengujian Mutu Produk Beras ............................... 8
2. Parameter Pengujian Mutu Produk Kedelai ............................. 9
3. Parameter Pengujian Mutu Jagung Pakan Ternak ................... 9
4. Titik dan Jumlah Pengambilan Contoh ..................................... 11
Panduan Teknis Penerapan Jaminan Mutu Produk Tanaman Pangan
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Penerapan Jaminan Mutu Produk ......................................... 1
2. Ruang Lingkup Mutu ............................................................. 6
3. Alur Prosedur Pelaksanaan Uji Mutu .................................... 15
4. Alur Proses Pembinaan Penerapan Jaminan Mutu Melalui Sertifikasi dan/atau Registrasi Non-Organik .........................
18
5. Alur Permohonan Sertifikasi HACCP .................................... 23
6. Alur Fasilitasi Sertifikasi Sistem Pertanian Organik ............... 25
7. Alur Sertifikasi Sistem Pertanian Organik .............................. 30
8. Alur Permohonan Registrasi PSAT ....................................... 37
Panduan Teknis Penerapan Jaminan Mutu Produk Tanaman Pangan
v
DAFTAR LAMPIRAN
1. Formulir Kuisioner Pengambillan Contoh
2. Formulir Berita Pengambilan Contoh
3. Daftar Laboratorium Pengujian Yang Telah Diakreditasi Dengan Ruang Lingkup Mutu Dan Keamanan Pangan
4. Contoh Formulir Laporan Hasil Pengujian Mutu Produk
5. Contoh Panduan Mutu Penerapan Jaminan Mutu Berdasarkan Sistem HACCP (SNI CAC/RCP 1 : 2011)
6. Contoh Formulir Checklist Audit Internal Penerapan Jaminan Mutu Berdasarkan Sistem HACCP (SNI CAC/RCP 1 : 2011)
7. Contoh Struktur Tim ICS dan Uraian Tugas yang Diintegrasikan Dalam Struktur Poktan/Gapoktan
8. Contoh Formulir Check List Pra Assesment Budidaya Tanaman
Organik
9. Contoh Formulir Pendaftaran Petani
10. Contoh Formulir Check List Inspeksi Internal untuk Sistem Pertanian Organik
11. Contoh Formulir Daftar Petani yang Diajukan Sertifikasi Organik /
Approved Farmer List (AFL)
12. Contoh Formulir Check List Pra Assessment Untuk Sertifikasi Sistem Pertanian Organik
Panduan Teknis Penerapan Jaminan Mutu Produk Tanaman Pangan
vi
13. Contoh Dokumen Penerapan Jaminan Mutu Produk
14. Diagram Pohon Keputusan Untuk Titik Kendali Kritis untuk Penerapan Sistem HACCP
15. Lay Out Rice Milling Unit
16. Contoh Standar Operasional Prosedur Sanitasi (Sanitation Standard Operational Procedure /SSOP)
1
Panduan Teknis Penerapan Jaminan Mutu Produk Tanaman Pangan
Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam rangka meningkatkan daya saing produk hasil tanaman
pangan, diperlukan upaya penjaminan mutu dengan
memperhatikan standar dan perubahan lingkungan strategis.
Untuk mendapatkan jaminan mutu produk, pelaku usaha harus
menerapkan sistem jaminan mutu melalui uji mutu, sertifikasi
dan/atau registrasi.
Gambar 1. Penerapan Jaminan Mutu Produk
Penerapan jaminan mutu produk dapat dibedakan menjadi 2
(dua) jenis yaitu organik dan non-organik, baik untuk produk
pangan maupun produk non pangan.
2
Panduan Teknis Penerapan Jaminan Mutu Produk Tanaman Pangan
Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan
Penerapan jaminan mutu yang relevan ketika menggunakan
standar yang diterbitkan oleh institusi standardisasi atau
persyaratan teknis minimal oleh kementerian teknis.
Perkembangan pengujian dan sertifikasi saat ini menuntut setiap
pelaku usaha memperhatikan proses jaminan mutu produk yang
dihasilkan. Penerapan jaminan mutu produk sangat tergantung
pada kondisi standar yang ditetapkan dan kemampuan usaha.
Secara umum, penerapan jaminan mutu dapat dilakukan sejak
penyediaan sarana produksi sampai hasil produksi tersebut
tersaji sesuai kepentingan konsumen.
Penerapan jaminan mutu non organik untuk produk pangan hasil
pertanian umum mengacu pada sistem jaminan mutu produk
berdasarkan SNI CAC/RCP 1:2011 Prinsip Umum Higiene
Pangan. Standar ini merupakan salah satu sistem mutu yang
menggunakan model jaminan mutu dengan berdasarkan
keamanan pangan (food safety) sebagai pendekatan utama.
Sedangkan, penerapan jaminan mutu organik wajib mengikuti
aturan Standar Nasional Indonesia (SNI 6729:2016 Sistem
Pertanian Organik).
Keamanan pangan adalah aspek-aspek dalam proses produksi
yang dapat menyebabkan timbulnya penyakit atau kematian.
Masalah ini umumnya dihubungkan dengan masalah biologi,
kimia dan fisik. Standar ini dimaksudkan untuk dapat
dipergunakan untuk bisnis pangan dalam menerapkan jaminan
mutu kemanan pangan.
3
Panduan Teknis Penerapan Jaminan Mutu Produk Tanaman Pangan
Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan
Pada tahun 2017, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
mengalokasikan penerapan standardisasi dan mutu (terutama
pangan) sebagai melalui:
1. Uji Mutu Produk Beras, Jagung Pakan dan Kedelai
2. Uji Mutu Produk Beras yang telah disertifikasi
3. Sertifikasi (SNI Organik dan SNI Non Organik)
4. Registrasi
Bagi produk pangan, proses uji mutu atau sertifikasi harus
dilanjutkan dengan proses registrasi Produk Segar Asal
Tumbuhan (PSAT) sesuai peraturan yang berlaku.
Penerapan ini sangat penting dalam mengembangkan
kompetensi pelaku usaha tanaman pangan ditengah-tengah
pasar yang terus berkembang.
B. Maksud
Panduan Teknis Penerapan Jaminan Mutu Produk Tanaman
Pangan disusun sebagai acuan bagi petugas pusat, daerah dan
instansi terkait lainnya dalam melaksanakan kegiatan fasilitasi
penerapan standardisasi dan mutu hasil tanaman pangan di
wilayah kerjanya sesuai DIPA TA 2017.
C. Tujuan
Penerapan jaminan mutu produk tanaman pangan bertujuan
untuk meningkatkan nilai tambah dan daya saing produk
4
Panduan Teknis Penerapan Jaminan Mutu Produk Tanaman Pangan
Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan
pertanian melalui mekanisme penjaminan mutu produk (sertifikasi
atau registrasi) yang dilakukan oleh Lembaga Penilai Kesesuaian
(LS HACCP/LSO/LSPro/Lembaga Sertifikasi lainnya) dan/atau
Otoritas Kompeten Keamanan Pangan (OKKP-P/OKKP-D).
D. Sasaran
a. Tersedianya data uji mutu pproduk (beras 80 contoh, kedelai
14 contoh, produk beras yang telah disertifikasi organik/yang
akan disertifikasi organik 15 contoh dan dan jagung pakan
100 contoh)
b. Meningkatnya poktan/gapoktan lingkup tanaman pangan
yang mampu menerapkan sistem jaminan mutu produk non
organik sehingga dapat memperoleh sertifikasi SNI
6128:2015 Beras dan/atau SNI HACCP (6 unit);
c. Meningkatnya poktan/gapoktan lingkup tanaman pangan
yang mampu menerapkan sistem pertanian organik sehingga
dapat memperoleh sertifikasi organik (30 unit);
d. Meningkatnya poktan/gapoktan yang teregistrasi Produk
Segar Asal Tumbuhan (24 unit).
E. Ruang lingkup
Ruang lingkup panduan teknis ini mencakup:
1. Uji Mutu Produk
▪ Uji mutu untuk komoditas pangan non organik (beras,
kedelai)
▪ Uji mutu jagung pakan
5
Panduan Teknis Penerapan Jaminan Mutu Produk Tanaman Pangan
Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan
▪ Uji mutu produk yang telah disertifikasi organik dan/atau
produk yang akan disertifikasi organik
2. Sertifikasi
▪ Sertifikasi non organik (sertifikasi SNI 6128:2015 Beras
dan/atau SNI HACCP/SNI CAC/RCP 1:2011)
▪ Sertifikasi organik
3. Registrasi Produk Segar Asal Tumbuhan (PSAT)
F. Acuan
a. Petunjuk Teknis Pengelolaan Bantuan Pemerintah
TA 2017;
b. Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Pengolahan dan
Pemasaran Hasil Tanaman Pangan Tahun 2017;
c. SNI CAC/RCP 1:2011 Rekomendasi Nasional Kode
Praktis-Prinsip Umum Higiene Pangan;
d. SNI 7313:2008 Batas Maksimum Residu Pestisida pada Hasil
Pertanian;
e. SNI 7387:2009 Batas Maksimum Cemaran Logam Berat;
f. SNI 7385:2009 Batas Maksimum Kandungan Mikotoksin
dalam Pangan;
g. Pedoman BSN 1004:2002 tentang Penyusunan Rencana
Sistem Analisis Bahaya dan Pengendalian Titik Kritis
(HACCP);
h. Pedoman BSN 1003:1999 tentang Kriteria Auditor Sertifikasi
HACCP;
i. SNI 19-0428-1998 Petunjuk Pengambilan Contoh Padatan.
6
Panduan Teknis Penerapan Jaminan Mutu Produk Tanaman Pangan
Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan
BAB II
UJI MUTU PRODUK
A. Parameter Pengujian
Mutu produk adalah keadaan fisik, fungsi dan sifat suatu produk
bersangkutan yang dapat memenuhi selera dan kebutuhan
konsumen dengan memuaskan sesuai nilai uang yang
dikeluarkan.
Mutu Pangan adalah nilai yang ditentukan atas dasar kriteria
keamanan dan kandungan gizi pangan. Mutu pangan terdiri dari
keamanan pangan dan kandungan gizi. Keamanan produk terdiri
dari aspek fisik, biologi, dan kimia, sedangkan kandungan gizi
terdiri dari karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral.
Gambar 2. Ruang Lingkup Mutu
7
Panduan Teknis Penerapan Jaminan Mutu Produk Tanaman Pangan
Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan
Pengujian adalah penentuan satu atau lebih karateristik dari satu
objek penilaian menurut prosedur. Proses pengujian dapat
dilakukan secara manual dan melalui pemanfaatan alat tertentu
seperti di laboratorium.
Pengujian fisik dapat dilakukan secara makroskopis dan
mikroskopis
1. Pengujian Mutu untuk Komoditas Pangan Non Organik
(Beras dan Kedelai)
Pengujian mutu produk sangat penting dalam memastikan
kehandalan informasi mutu produk. Untuk itu, proses
pengujian mutu produk harus memenuhi kecermatan dan
konsistensi sesuai dengan standar sehingga menjadi
bermanfaat. Pengujian mutu produk harus dilakukan oleh
laboratorium yang terakreditasi oleh Komite Akreditasi
Nasional (KAN).
Parameter pengujian mutu produk untuk beras meliputi:
- Mutu Fisik : derajat sosoh, kadar air, butir kepala, butir
patah, butir menir, butir merah.
- Mutu Biologi : Mikotoksin, Kapang, E-coli, dan Alt.
- Mutu Kimia : residu kimia pestisida dan logam berat.
8
Panduan Teknis Penerapan Jaminan Mutu Produk Tanaman Pangan
Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan
Tabel 1. Parameter Pengujian Mutu Produk Beras
Keterangan: 1) SNI 6128:2015 Beras
2) SNI 7387:2009 Batas Maksimun Cemaran Logam Berat Dalam Pangan
3) SNI 7313:2008 Batas Maksimum Residu Pestisida Hasil Pertanian
4) Permentan Nomor 32 Tahun 2017 Tentang Pelarangan Penggunaan Bahan Kimia
Berbahaya pada Proses Penggilingan Padi, Huller dan Penyosoh Beras
5) SNI 7385:2009 Batas Maksimum Kandungan Mikotoksin Dalam Pangan
6) SNI 7388:2009 Batas Maksimum Cemaran Mikroba Dalam Pangan
7) PP Nomor 17 Tahun 2015 tentang Ketahan Pangan dan Gizi
Parameter pengujian mutu produk untuk kedelai meliputi:
- Mutu Fisik
- Mutu Biologi
- Mutu Kimia
9
Panduan Teknis Penerapan Jaminan Mutu Produk Tanaman Pangan
Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan
Tabel 2. Parameter Pengujian Mutu Produk Kedelai
Keterangan : 1) SNI 01-3922-1995 Kedelai
2) SNI 7387:2009 Batas Maksimun Cemaran Logam Berat Dalam Pangan
3) SNI 7313:2008 Batas Maksimum Residu Pestisida Hasil Pertanian
4) SNI 7388:2009 Batas Maksimum Cemaran Mikroba Dalam Pangan
5) PP Nomor 17 Tahun 2015 tentang Ketahan Pangan dan Gizi
2. Pengujian Mutu Jagung Bahan Pakan Ternak
Parameter pengujian mutu jagung bahan pakan ternak
meliputi:
- Mutu Fisik
- Mutu Biologi
Tabel 3. Parameter Pengujian Mutu Jagung Bahan Pakan
Ternak 1)
Keterangan: 1) SNI 4483:2013 Jagung-bahan pakan ternak
10
Panduan Teknis Penerapan Jaminan Mutu Produk Tanaman Pangan
Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan
3. Pengujian Mutu Produk yang Telah Disertifikasi Organik/
Produk yang Akan Disertifikasi
Dalam rangka identifikasi keyakinan memadai atas mutu
pada produk yang telah disertifikasi organik maupun yang
akan disertifikasi organik diperlukan pengujian residu
pestisida dan logam berat. Walaupun hal ini tidak wajib
dilakukan, kecuali jika inspektor organik mencurigai
kemungkinan kontaminasi bahan kimia sintetis. Pengujian
residu pestisida dilakukan secara kualitatif (screening test)
dan kuantitatif. Pengujian mutu produk organik juga dilakukan
untuk melihat konsistensi penerapan sistem pertanian
organik pada poktan/gapoktan setelah mendapatkan
sertifikasi organik. Perlakuan ini sebagai proses check and
balance atas penerapan sertifikasi sistem pertanian organik.
Pengujan mutu beras organik meliputi parameter kimia,
biologi dan kandungan gizi seperti terdapat pada Tabel 1.
B. Prosedur Pelaksanaan Uji Mutu
Prosedur pelaksanaan pengujian mutu untuk komoditas beras
non organik, beras organik, jagung pakan ternak, dan kedelai
sebagai berikut:
1. Dinas melakukan identifikasi titik/lokasi pengambilan contoh
• Titik pengambilan contoh beras dalam rangka sertifikasi
SNI 6128:2015 Beras dan/atau SNI HACCP dan/atau
dalam rangka registrasi PSAT dilakukan pada pelaku
11
Panduan Teknis Penerapan Jaminan Mutu Produk Tanaman Pangan
Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan
usaha penggilingan padi (poktan/gapoktan/lembaga
lainnya);
• Titik pengambilan contoh kedelai adalah petani kedelai
dan pedagang pengumpul kedelai
• Titik pengambilan contoh untuk produk beras organik
diambil pada poktan/gapoktan/lembaga lainnya yang
memproduksi beras organik dan sudah mendapatkan
sertifikasi organik berdasarkan SNI;
• Titik pengambilan contoh untuk jagung pakan diambil pada
poktan/gapoktan, pedagang pengumpul kecil dan
pedagang pengumpul sedang/besar.
Tabel 4. Titik dan Jumlah Pengambilan Contoh
Ket: *Komposisi jumlah sampel jagung pakan ternak di tingkat petani, pedagang pengumpul
kecil dan pedagang pengumpul besar dapat menyesuaikan kondisi lapang
12
Panduan Teknis Penerapan Jaminan Mutu Produk Tanaman Pangan
Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan
2. Dinas melakukan penunjukan Petugas Pengambil
Contoh (PPC) dan persiapan pengambilan contoh
Persiapan pengambilan contoh sebagai berikut:
1) Menyusun rencana pengambilan contoh;
2) Mempersiapkan dokumen pendukung serta peralatan
untuk pengambilan contoh sesuai komoditi yang akan
diambil contohnya. Dokumen pendukung yang
dipersiapkan antara lain:
▪ Surat penugasan tim pengambil contoh
▪ Standar Acuan SNI 19-0428-1998 Petunjuk
Pengambilan Contoh Padatan
▪ Berita acara pengambilan contoh
▪ Kuisioner untuk wawancara kepada pemilik contoh
agar memperoleh informasi data lainnya. Wawancara
dilakukan sebelum pelaksanaan pengambilan
contoh. Kuisioner untuk wawancara sesuai pada
lampiran 1.
3) Peralatan untuk pengambilan contoh yang harus
dipersiapkan antara lain : tombak tunggal (harus bersih
dan steril), plastik polietilen, wadah penyimpanan
contoh (harus bersih dan steril), sarung tangan, alkohol,
sekop kecil/pendek (harus besih dan steril), timbangan
(harus besih dan steril), hygrometer termometer digital,
grain moisture meter, label contoh, spidol permanen,
alumanium foil, dan lain-lain.
13
Panduan Teknis Penerapan Jaminan Mutu Produk Tanaman Pangan
Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan
3. PPC melakukan pengambilan contoh sesuai teknik
pengambilan contoh
- Contoh yang diambil harus mewakili populasi yang
komoditas yang tersedia dilokasi. Pelaksanaan
pengambilan contoh dilakukan dengan penjelasan
kepada pelaku usaha yang akan diambil contoh.
Pengambilan spot contoh untuk memenuhi keakurasian
harus diperhatikan petugas. Setelah petugas selesai
mengambil spot contoh, dilakukan penandatanganan
berita pengambilan contoh.
- Pengambilan contoh dilakukan oleh tim petugas
pengambilan contoh yang kompeten sesuai dengan
metode pengambilan contoh yang ditetapkan
berdasarkan acuan SNI 19-0428-1998 Petunjuk
Pengambilan Contoh Padatan. Pelaksanaan
pengambilan contoh dibedakan berdasarkan kondisi
yaitu pengambilan contoh berbentuk curah dan
pengambilan contoh berbentuk kemasan. Contoh akhir
diambil sebanyak 2 kg (1 kg contoh laboratorium dan 1
kg arsip contoh)
- Penanganan contoh antara lain memberi label atau
identitas pada kemasan contoh meliputi nama pemilik
contoh, lokasi tempat pengambilan contoh, jumlah
contoh, tanggal pengambilan contoh dan nama PPC.
Contoh yang diambil dikemas menggunakan plastik
polietilen yang kedap udara untuk uji aflatoksin,
sedangkan untuk uji residu pestisida contoh yang diambil
dibungkus almunium foil. Contoh akhir yang telah
14
Panduan Teknis Penerapan Jaminan Mutu Produk Tanaman Pangan
Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan
dikemas diletakkan dalam wadah penyimpanan contoh
agar tidak terkontaminasi
- Penandatanganan berita acara pengambilan contoh
dilakukan antara pemilik contoh dengan petugas
pengambil contoh. Contoh formulir berita acara
pengambilan contoh sebagaimana terlampir pada
lampiran 2.
4. Dinas melakukan pengiriman contoh kepada
laboratorium pengujian yang terakreditasi
Petugas pengambil contoh melakukan pengiriman contoh ke
laboratorium pengujian yang telah terakreditasi oleh KAN
sesuai dengan ruang lingkup yang akan diuji. Adapun daftar
laboratorium pengujian yang telah diakreditasi dengan ruang
lingkup mutu produk sebagaimana pada lampiran 3.
5. Dinas melaporkan hasil pengujian contoh kepada
Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman
Pangan melalui email [email protected] dan
Petugas pengambil contoh melaporkan hasil pengujian yang
telah dilaporkan oleh laboratorium pengujian yang sudah
terakreditasi KAN. Contoh formulir laporan hasil pengujian
mutu produk terdapat pada lampiran 4.
15
Panduan Teknis Penerapan Jaminan Mutu Produk Tanaman Pangan
Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan
Gambar 3. Alur Prosedur Pelaksanaan Uji Mutu
16
Panduan Teknis Penerapan Jaminan Mutu Produk Tanaman Pangan
Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan
BAB III
SERTIFIKASI
Penjaminan mutu dan keamanan produk untuk komoditas pangan
dapat dilakukan melalui berbagai proses sertifikasi antara lain
sertifikasi produk, sertifikasi HACCP (SNI CAC/RCP 1:2011), sertifikasi
sistem keamanan pangan (ISO 22000), dan sertifikasi sistem pertanian
organik.
1. Sertifikasi Beras Non Organik (SNI 6128:2015 Beras dan/atau
SNI HACCP)
Dalam rangka melaksanakan sertifikasi beras non organik dapat
dilakukan melalui sertifikasi SNI 6128:2015 Beras dan/atau SNI
HACCP.
A. Prosedur Pelaksanaan Sertifikasi Non Organik (SNI
6128:2015 Beras dan/atau SNI HACCP)
a. Dinas melakukan penetapan CPCL dengan ketentuan
seperti pada Petunjuk Teknis Pengelolaan Bantuan
Pemerintah TA 2017 dan Pedoman Pelaksanaan
Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman
Pangan Tahun 2017.
b. Dinas melakukan pengujian mutu pada produk yang
sudah dipastikan menjadi penerima sertifikasi beras non
organik. Hasil uji mutu yang dilakukan tersebut sebagai
acuan dalam melakukan pembinaan mulai dari budidaya
dan proses produksi beras.
c. Dinas melaksanakan pengadaan grader dan packing unit
17
Panduan Teknis Penerapan Jaminan Mutu Produk Tanaman Pangan
Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan
Untuk dapat menghasilkan beras yang memenuhi SNI
6126:2015 Beras, pelaku usaha penggilingan padi harus
memiliki sarana grading untuk memisahkan beras kepala
dengan butir pecah dan memiliki sarana pengemasan
(packing unit) yang memadai agar dapat menghasilkan
beras berkualitas dalam kemasan retail. Pada TA 2017
Kementerian Pertanian memberikan fasilitasi grading dan
packing pada poktan/gapoktan/lembaga lain yang
menjadi CPCL untuk sertifikasi SNI 6128:2015 Beras
dan/atau SNI HACCP.
Apabila CPCL untuk sertifikasi SNI 6128:2015 Beras
dan/atau SNI HACCP sudah memiliki fasilitas grading
dan packing untuk menghasilkan beras sesuai SNI maka
pengadaan sarana grading dan packing dapat dialihkan
ke poktan/gapoktan/lembaga lain yang membutuhkan.
d. Dinas melakukan tahapan pembinaan sertifikasi.
Tahapan pembinaan sertifikasi meliputi apresiasi dan
sosialisasi, pembentukanan tim mutu produk, tindakan
perbaikan, bimbingan teknis, penyusunan dokumen
sistem mutu, sosialisasi di poktan/gapoktan, penerapan
dokumen sistem mutu, tindakan perbaikan, permohonan
sertifikasi atau registrasi ke OKKP-D.
18
Panduan Teknis Penerapan Jaminan Mutu Produk Tanaman Pangan
Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan
Gambar 4. Alur Proses Pembinaan Penerapan Jaminan Mutu melalui Sertifikasi dan/atau Registrasi Non-Organik
1) Apresiasi dan Sosialisasi
Apresiasi bertujuan untuk mensosialisasikan standar
dan/atau regulasi yang dijadikan sebagai acuan
penerapan sistem jaminan mutu produk. Apresiasi dan
sosialisasi dilakukan langsung di poktan/gapoktan CPCL,
diikuti oleh anggota dan pengurus poktan/gapoktan,
dipandu oleh Petugas Pendamping/Pembina/Petugas
PMHP dari Dinas Kabupaten/Kota/ Provinsi, Instansi
Pusat atau dari Perguruan Tinggi, Badan Litbang dan
lain-lain yang memiliki kompetensi yang memadai.
Materi yang harus disosialisasikan:
▪ Prinsip-prinsip mutu produk
19
Panduan Teknis Penerapan Jaminan Mutu Produk Tanaman Pangan
Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan
▪ Permentan Nomor 51 Tahun 2008 tentang
Pendaftaran Pangan Segar Asal Tumbuhan, Good
Manufacturing Practices (GMP), Good Handling
Practices (GHP)
▪ SNI CAC/RCP-1:2011 tentang Rekomendasi Nasional
Kode Praktis-Prinsip Umum Higiene Pangan
▪ SNI 6128:2015 Beras
▪ SOP Proses dan SOP Sanitasi.
2) Pembentukan Tim Mutu Pangan
Untuk penerapan sistem jaminan mutu produk harus
dibentuk Tim Keamanan Pangan yang terdiri dari
anggota poktan/gapoktan yang memahami sistem
jaminan mutu produk. Pada tahap awal Tim Keamanan
Pangan bertugas untuk menyusun dokumen sistem
mutu, mensosialisasikan penerapan sistem jaminan mutu
kepada anggota.
3) Bimbingan Teknis Penyusunan Dokumentasi Sistem
Mutu (Doksistu)
Bimbingan teknis penyusunan dokumen sistem mutu
dilakukan langsung di poktan/gapoktan CPCL, diikuti oleh
anggota dan pengurus poktan /gapoktan, dipandu oleh
Petugas Pendamping/Pembina/Petugas PMHP dari
Dinas Kabupaten/Kota/ Provinsi, Ditjen Tanaman
Pangan, Badan Litbang dan lain-lain yang memiliki
20
Panduan Teknis Penerapan Jaminan Mutu Produk Tanaman Pangan
Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan
kompetensi yang memadai di bidangnya (pendidikan
formal, pelatihan, dan pengalaman pendampingan).
Dokumen Sistem Mutu untuk Penerapan Sistem Jaminan
Mutu produk yang akan disusun terdiri atas:
▪ Panduan Penerapan Sistem Jaminan Mutu produk.
Khusus untuk fasilitasi penerapan Sistem HACCP
harus disusun Rencana Penerapan HACCP (HACCP
Plan)
▪ Standar Operasional Prosedur Sanitasi (SOP
Sanitasi)/Standard Sanitation Operation Procedure
(SSOP)
▪ Standar Operasional Procedure (SOP) penggilingan
padi
▪ Standar Operasional Procedure (SOP) audit internal
▪ Formulir pencatatan penerapan sistem jaminan mutu
produk (catatan proses budi daya, catatan
penanganan pasca panen, catatan penanganan
proses pengolahan, catatan pelaksanaan prosedur
sanitasi)
Bimbingan teknis Penyusunan Dokumentasi Sistem Mutu
(Doksistu) dilaksanakan paling lambat 1 (satu) bulan
setelah apresiasi sistem jaminan mutu produk. Pada saat
bimbingan teknis penyusunan dokumentasi sistem mutu
(doksistu) harus dilakukan simulasi penerapan sistem dan
rencana tindak lanjut penerapan di poktan/gapoktan.
21
Panduan Teknis Penerapan Jaminan Mutu Produk Tanaman Pangan
Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan
Contoh dokumentasi sistem mutu untuk penerapan
sistem jaminan mutu berdasarkan sistem HACCP
terdapat pada lampiran 5.
4) Sosialisasi Dokumentasi Sistem Mutu (Doksistu)
Dokumen sistem mutu harus disosialisasikan kepada
seluruh anggota oleh tim penyusun. Penyuluh/Petugas
dari Kabupaten/Kota/Provinsi/Pusat harus membantu
mensosialisasikan dokumen sistem mutu. Kegiatan
sosialisasi dokumen sistem mutu harus
didokumentasikan.
5) Penerapan Dokumen Sistem Mutu
Dokumen sistem mutu yang telah disusun harus
dijadikan acuan dalam operasionalisasi kegiatan secara
konsisten oleh poktan/gapoktan. Penerapan dokumen
sistem mutu tersebut harus dibuktikan dengan
pencatatan. Peran penyuluh/pendamping dan tim
keamanan pangan sangat diperlukan dalam penerapan
sistem jaminan mutu keamanan pangan.
Verifikasi dilakukan untuk memastikan apakah
penerapan sistem jaminan mutu keamanan pangan
sudah dilakukan berdasarkan standar acuan yang telah
ditetapkan. Proses verifikasi dilakukan oleh tim
keamanan pangan dengan menggunakan checklist audit
internal terhadap penerapan sistem jaminan mutu produk
oleh tim keamanan pangan sesuai pada lampiran 6.
22
Panduan Teknis Penerapan Jaminan Mutu Produk Tanaman Pangan
Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan
Hasil audit internal akan ditemukan beberapa
ketidaksesuaian dari penerapan sistem yang sudah
dilakukan sehingga perlu dilakukan tindakan perbaikan
terhadap temuan ketidaksesuaian sebelum dilakukan
pengajuan permohonan sertifikasi SNI 6128:2015 Beras
dan/atau SNI HACCP.
6) Uji Mutu Produk (beras dan kedelai)
Untuk membuktikan efektifitas penerapan sistem jaminan
mutu produk terhadap produk yang dihasilkan dilakukan
validasi melalui pengujian keamanan pangan di
laboratorium pengujian yang telah terakreditasi oleh
Komite Akreditasi Nasional .
7) Permohonan Sertifikasi
Poktan/Gapoktan yang telah menyelesaikan tindakan
perbaikan dapat mengajukan permohonan sertifikasi ke
Lembaga Sertifikasi HACCP/ Lembaga Sertifikasi Produk
(LSPro) melalui Dinas Pertanian Provinsi penerima dana
dekonsentrasi.
23
Panduan Teknis Penerapan Jaminan Mutu Produk Tanaman Pangan
Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan
Gambar 5. Alur Permohonan Sertifikasi HACCP
Seluruh tahapan proses penerapan sistem jaminan mutu
produk, dilakukan pada lokasi CPCL dan harus diikuti oleh
anggota/pengurus yang berasal dari poktan/gapoktan,
penyuluh, dan petugas dinas kabupaten/kota/provinsi.
2. Sertifikasi Organik
Sesuai dengan Peraturan Menteri Pertanian Nomor
64/Permentan/OT.140/5/2016, seluruh produk organik yang
beredar di wilayah Indonesia baik produksi dalam negeri maupun
pemasukan (impor) harus mencantumkan logo organik Indonesia.
24
Panduan Teknis Penerapan Jaminan Mutu Produk Tanaman Pangan
Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan
Hanya pelaku usaha organik yang sudah disertifikasi oleh LSO
yang berhak mencantumkan logo organik Indonesia.
Pelaku usaha yang ingin mendapatkan sertifikasi organik harus
memenuhi persyaratan teknis sebagaimana tertuang dalam SNI
6729:2016 Sistem Pertanian Organik dan persyaratan manajemen
sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Untuk sertifikasi organik
berbasis kelompok, poktan/gapoktan organik selain menerapkan
budidaya organik juga harus menerapkan sistem kendali internal
(Internal Control System/ICS) untuk menjamin integritas organik
pada produk yang dihasilkan.
Mengingat sertifikasi pertanian organik tidak hanya didasarkan
pada penilaian produk akhir saja, melainkan dimulai dari proses
produksi sampai distribusi yang terdokumentasi, diperlukan
pendampingan oleh pihak terkait baik pemerintah pusat,
pemerintah daerah maupun instansi lainnya. Tahapan
pelaksanaan sertifikasi organik sebagai berikut: apresiasi dan
sosialisasi, pembentukan ISC, penyusunan sistem mutu,
sosialisasi dokumentasi petani, penerapan sistem pertanian
organik yang terdokumentasi, penerapan ICS, pengajuan
sertifikasi organik LSO, proses inspeksi oleh LSO, penerbitan
sertifikasi dan pengajuan registrasi PSAT.
25
Panduan Teknis Penerapan Jaminan Mutu Produk Tanaman Pangan
Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan
Gambar 6. Alur Fasilitasi Sertifikasi Sistem Pertanian
Organik
1) Apresiasi dan Sosialisasi
Apresiasi dan sosialisasi bertujuan untuk mensosialisasikan
standar dan regulasi yang dijadikan acuan dalam
penerapan sistem pertanian organik. Apresiasi juga
bertujuan untuk membangun komitmen poktan/gapoktan
dalam menerapkan sistem pertanian organik dan mengikuti
sertifikasi organik berbasis kelompok. Apresiasi/sosialisasi
dilakukan langsung di poktan/gapoktan CPCL, diikuti oleh
anggota dan pengurus poktan /gapoktan, dipandu oleh
Petugas Pendamping/Pembina/Petugas PMHP dari Dinas
Kabupaten/Kota/ Provinsi, Ditjen Tanaman Pangan, Badan
26
Panduan Teknis Penerapan Jaminan Mutu Produk Tanaman Pangan
Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan
Litbang dan instansi lainnya yang memiliki kompetensi yang
memadai.
Materi yang harus disosialisasikan:
▪ Kebijakan Pengembangan Pertanian Organik
▪ SNI 6729:2016 tentang Sistem Pertanian Organik
▪ Sertifikasi berbasis kelompok (Penerapan Internal Control
System/ICS)
▪ Strategi Membangun Bisnis Organik
2) Pembentukan Tim Internal Control System (ICS)
Untuk sertifikasi organik berbasis kelompok,
poktan/gapoktan harus membentuk Tim Internal Control
System (ICS). Tim ICS dapat diintegrasikan dalam struktur
organisasi poktan/gapoktan organik yang sudah ada.
Contoh struktur tim ICS dan uraian tugasnya yang
diintegrasikan dalam struktur poktan dan gapoktan sesuai
lampiran 7.
3) Bimbingan Teknis Penyusunan Dokumentasi Sistem
Mutu (Doksistu)
Bimbingan teknis penyusunan dokumen sistem mutu
dilakukan langsung di poktan/gapoktan CPCL, dipandu oleh
petugas pendamping / pembina / PMHP dari Kabupaten
/Kota /Provinsi/Pusat. Dokumentasi Sistem Mutu yang akan
disusun untuk sertifikasi sistem pertanian organik berbasis
kelompok terdiri atas:
27
Panduan Teknis Penerapan Jaminan Mutu Produk Tanaman Pangan
Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan
▪ Panduan Penerapan Sistem Kendali Internal (Internal
Control System/ICS)
▪ Prosedur Budidaya Organik
▪ Prosedur Pembuatan Pupuk Organik
▪ Prosedur Pembuatan Pestisida Organik
▪ Prosedur Penanganan Pascapanen
▪ Peta Lahan
▪ Formulir pencatatan (catatan budidaya organik, panen,
penyimpanan hasil panen, pengiriman dan penjualan)
Bimbingan teknis penyusunan dokumen sistem mutu
dilakukan langsung di poktan/gapoktan CPCL, diikuti oleh
anggota dan pengurus poktan/gapoktan, dipandu oleh
Petugas Pendamping/Pembina/Petugas PMHP dari Dinas
Kabupaten/Kota/Provinsi, Ditjen Tanaman Pangan, Badan
Litbang dan instansi terkait lainnya yang memiliki
kompetensi yang memadai di bidangnya (pendidikan formal,
pelatihan, dan pengalaman pendampingan).
Bimbingan teknis Penyusunan Dokumentasi Sistem Mutu
(Doksistu) dilaksanakan paling lambat 1 (satu) bulan
setelah apresiasi/sosialisasi. Pada saat bimbingan teknis
penyusunan dokumentasi sistem mutu (doksistu) juga harus
dilakukan simulasi penerapan sistem dan rencana tindak
lanjut penerapan di poktan/gapoktan. Contoh dokumentasi
sistem mutu untuk penerapan sistem pertanian organik
28
Panduan Teknis Penerapan Jaminan Mutu Produk Tanaman Pangan
Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan
berbasis kelompok (Panduan Sistem Kendali Internal/ICS)
terdapat pada lampiran 8.
4) Sosialisasi Dokumentasi Sistem Mutu (Doksistu)
Dokumen sistem mutu harus disosialisasikan kepada
seluruh anggota oleh tim penyusun. Penyuluh/Petugas
PMHP dari Kabupaten/Kota/Provinsi/Pusat harus
membantu mensosialisasikan dokumen sistem mutu.
Kegiatan sosialisasi dokumen sistem mutu harus
didokumentasikan.
5) Penerapan Internal Control System (ICS)
Untuk sertifikasi berbasis kelompok, pelaku usaha harus
menerapkan Internal Control System (ICS) dengan tahapan
sebagai berikut:
▪ Pendaftaran Petani
Seluruh petani yang tergabung dalam program sertifikasi
organik berbasis kelompok harus didaftar oleh tim ICS.
Contoh formulir pendaftaran terdapat pada lampiran 9.
▪ Inspeksi Internal
Pengawas internal dari Tim ICS melakukan inspeksi
internal penerapan sistem pertanian organik terhadap
seluruh petani anggota kelompok yang sudah didaftar.
Contoh check list inspeksi internal terdapat pada
lampiran 10.
Pada saat inspeksi pengawasan internal harus
memastikan bahwa sistem pertanian organik telah
29
Panduan Teknis Penerapan Jaminan Mutu Produk Tanaman Pangan
Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan
diterapkan dan terdokumentasi. Temuan ketidaksesuaian
pada saat inspeksi internal harus diperbaiki sebelum
diajukan ke komisi persetujuan dan hasil perbaikan harus
didokumentasikan.
▪ Persetujuan dan Sanksi
Hasil inspeksi internal diputuskan dalam komisi
persetujuan dengan status (organik, konversi tahun 1,
konversi tahun 2) dan direkapitulasi dalam form daftar
petani yang disetujui Approved Farmer List (AFL).
Formulir daftar petani yang disetujui Approved Farmer
List (AFL) menggunakan formulir seperti pada lampiran
11.
Masing-masing petani anggota harus mencatat kegiatan
budidaya dalam form pencatatan yang sudah disediakan
atau mencatat dalam buku.
▪ Pra Assessment
Pra Assessment dilakukan untuk memastikan
persyaratan sertifikasi pertanian organik baik aspek
teknis maupun manajemen telah dipenuhi oleh
poktan/gapoktan organik. Pra assessment dilakukan
oleh Petugas Pusat/Provinsi dengan menggunakan
check list pra assessment. Contoh check list pra
assessment terdapat pada lampiran 12.
30
Panduan Teknis Penerapan Jaminan Mutu Produk Tanaman Pangan
Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan
▪ Tindakan Perbaikan
Temuan ketidaksesuaian pada saat pra assessment
harus diperbaiki sebelum mengajukan permohonan
sertifikasi organik ke Lembaga Sertifikasi Organik.
▪ Permohonan Sertifikasi
Poktan/Gapoktan yang telah menyelesaikan tindakan
perbaikan dapat mengajukan sertifikasi organik ke LSO
melalui Dinas Pertanian Provinsi penerima dana
dekonsentrasi.
Gambar 7. Alur Sertifikasi Sistem Pertanian Organik
31
Panduan Teknis Penerapan Jaminan Mutu Produk Tanaman Pangan
Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan
6) Pengajuan Registrasi PSAT
Produk yang sudah disertifikasi organik dan dikemas dalam
kemasan retail harus didaftarkan registrasi PSAT ke
Otoritas Kompeten Keamanan Pangan Pusat (OKKP-P)/
Otoritas Kompeten Keamanan Pangan Daerah (OKKP-D).
Jika OKKP-D belum memiliki ruang lingkup verifikasi untuk
registrasi PSAT maka pengajuan registrasi PSAT
disampaikan ke OKKP-P. Proses pengajuan registrasi
sesuai pada gambar 8.
32
Panduan Teknis Penerapan Jaminan Mutu Produk Tanaman Pangan
Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan
BAB IV
REGISTRASI PSAT
Dalam rangka peredaran produk, registrasi PSAT perlu dilakukan oleh
pelaku usaha, khususnya untuk produk yang dalam kemasan retail.
Alur proses pembinaan penerapan jaminan mutu untuk mendapatkan
registrasi PSAT sebagaimana Gambar 4.
Produk yang telah disertifikasi yang telah dilakukan uji mutu produk
atau disertifikasi (antara lain SNI 6128:2015 Beras dan/atau sertifikasi
HACCP yang telah dikeluarkan oleh lembaga sertifikasi
HACCP/lembaga sertifikasi produk), wajib melakukan pengajuan
permohonan registrasi PSAT ke OKKP-D setempat.
Bagi pelaku usaha di daerah, registrasi PSAT bagi pelaku
usaha/poktan/gapoktan mengacu pada Permentan Nomor 51 Tahun
2008 pasal 11 dapat langsung dikeluarkan oleh OKKP-D setempat.
Tahapan proses pembinaan penerapan jaminan mutu untuk
mendapatkan registrasi Pangan Segar Asal Tumbuhan (PSAT) antara
lain:
1) Identifikasi
Dinas lingkup pertanian provinsi melakukan identifikasi calon
pelaku usaha yang akan dibina dan proses pengusulan dapat
dikoordinasikan dengan dinas kabupaten/kota.
Kriteria CPCL pelaku usaha yang akan dibina hingga siap
diajukan registrasi PSAT meliputi:
33
Panduan Teknis Penerapan Jaminan Mutu Produk Tanaman Pangan
Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan
▪ Pelaku usaha/poktan/gapoktan yang telah menghasilkan
produk segar asal tumbuhan dalam bentuk terkemas
(kemasan retail);
▪ Poktan/gapoktan penggilingan padi yang sudah menghasilkan
produk beras dalam kemasan;
▪ Diutamakan penerima kegiatan tugas pembantuan pasca
panen atau peralatan pengolahan dari Ditjen Tanaman
Pangan;
▪ Memiliki komitmen untuk menerapkan sistem jaminan mutu
produk yang baik.
2) Apresiasi dan Sosialisasi
Apresiasi bertujuan untuk mensosialisasikan standar dan/atau
regulasi yang dijadikan sebagai acuan penerapan sistem jaminan
mutu produk. Apresiasi/sosialisasi dilakukan langsung di
poktan/gapoktan CPCL, diikuti oleh anggota dan pengurus
poktan /gapoktan, dipandu oleh Petugas
Pendamping/Pembina/Petugas PMHP dari Dinas
Kabupaten/Kota/ Provinsi, instansi Pusat atau dari Perguruan
Tinggi, Badan Litbang dan lain-lain yang memiliki kompetensi
yang memadai.
Materi yang harus disosialisasikan:
▪ Kebijakan Mutu Produk
▪ Penerapan Good Handling Practices (GHP) dan Good
Manufacturing Practices (GMP)
34
Panduan Teknis Penerapan Jaminan Mutu Produk Tanaman Pangan
Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan
▪ Permentan Nomor 51 Tahun 2008 tentang Pendaftaran
Pangan Segar Asal Tumbuhan
3) Pembentukan Tim Mutu
Untuk penerapan sistem jaminan mutu produk harus dibentuk tim
mutu terdiri dari anggota poktan/gapoktan yang memahami
sistem jaminan mutu produk. Pada tahap awal tim mutu bertugas
untuk menyusun dokumen sistem mutu, dan mensosialisasikan
penerapan sistem jaminan mutu kepada anggota.
4) Bimbingan Teknis Penyusunan Dokumentasi Sistem Mutu
(Doksistu)
Bimbingan teknis penyusunan dokumen sistem mutu dilakukan
langsung di poktan/gapoktan CPCL, diikuti oleh anggota dan
pengurus poktan /gapoktan, dipandu oleh Petugas
Pendamping/Pembina/Petugas PMHP dari Dinas
Kabupaten/Kota/ Provinsi, instansi Pusat atau dari Perguruan
Tinggi, Badan Litbang dan lain-lain yang memiliki kompetensi
yang memadai di bidangnya (pendidikan formal, pelatihan, dan
pengalaman pendampingan).
Dokumen Sistem Mutu untuk Penerapan Sistem Jaminan Mutu
produk terdiri atas:
▪ Panduan Penerapan Sistem Jaminan Mutu produk. Khusus
untuk fasilitasi penerapan Sistem HACCP harus disusun
Rencana Penerapan HACCP (HACCP Plan)
▪ Standar Operasional Prosedur Sanitasi (SOP Sanitasi)
Standard Sanitation Operation Procedure (SSOP)
35
Panduan Teknis Penerapan Jaminan Mutu Produk Tanaman Pangan
Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan
▪ Standar Operasional Procedure (SOP) Penggilingan Padi
▪ Standar Operasional Procedure (SOP) Audit Internal
▪ Formulir pencatatan penerapan sistem jaminan mutu produk
(catatan proses budi daya, catatan penanganan pasca panen,
catatan penanganan proses pengolahan, dan catatan
pelaksanaan prosedur sanitasi)
Bimbingan teknis Penyusunan Dokumentasi Sistem Mutu
(Doksistu) dilaksanakan paling lambat 1 (satu) bulan setelah
apresiasi sistem jaminan mutu produk. Pada saat bimbingan
teknis penyusunan dokumentasi sistem mutu (doksistu) sistem
jaminan mutu dan keamanan juga harus dilakukan simulasi
penerapan sistem dan rencana tindak lanjut penerapan di
poktan/gapoktan. Contoh dokumentasi penerapan sistem
jaminan mutu dan keamanan pangan untuk mendapatkan
registrasi PSAT terdapat pada lampiran 13.
5) Sosialisasi Dokumentasi Sistem Mutu (Doksistu)
Dokumen sistem mutu harus disosialisasikan kepada seluruh
anggota oleh tim penyusun. Penyuluh/Petugas dari
Kabupaten/Kota/Provinsi/Pusat harus membantu
mensosialisasikan dokumen sistem mutu. Kegiatan sosialisasi
dokumen sistem mutu harus didokumentasikan.
6) Penerapan Sistem Jaminan Mutu
Dokumen sistem mutu yang telah disusun harus dijadikan acuan
dalam operasionalisasi kegiatan secara konsisten oleh
poktan/gapoktan. Penerapan dokumen sistem mutu tersebut
36
Panduan Teknis Penerapan Jaminan Mutu Produk Tanaman Pangan
Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan
harus dibuktikan dengan pencatatan. Peran
penyuluh/pendamping dan tim keamanan pangan sangat
diperlukan dalam penerapan sistem jaminan mutu keamanan
pangan.
Untuk membuktikan efektifitas penerapan sistem jaminan mutu
produk terhadap produk yang dihasilkan dilakukan validasi
melalui pengujian keamanan pangan oleh laboratorium pengujian
yang telah diakreditasi oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN).
Verifikasi dilakukan untuk memastikan apakah penerapan sistem
jaminan mutu keamanan pangan sudah dilakukan berdasarkan
standar acuan yang telah ditetapkan. Proses verifikasi dalam hal
ini dilakukan oleh petugas pembina/pendamping/PMHP
disesuaikan dengan persyaratan dalam pengajuan permohonan
registrasi PSAT yang tertera dalam Permentan Nomor 51 Tahun
2008. Selain itu, dilakukan pengambilan contoh produk agar
diperoleh hasil uji laboratorium terkait parameter uji mutu produk.
Hasil uji laboratorium dilampirkan dalam proses permohonan
registrasi PSAT.
7) Permohonan Registrasi PSAT
Pelaku usaha/Poktan/Gapoktan yang telah menyelesaikan
tindakan perbaikan dapat mengajukan permohonan registrasi
PSAT ke Otoritas Kompeten Keamanan Pangan (OKKP-
P/OKKP-D). Pada saat pengajuan registrasi PSAT pelaku usaha
pangan segar harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
▪ Kartu Tanda Penduduk Pemohon
37
Panduan Teknis Penerapan Jaminan Mutu Produk Tanaman Pangan
Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan
▪ Akte pendirian dan perubahannya (badan usaha/badan
hukum pembentukan poktan/gapoktan)
▪ Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) pemohon
▪ Surat Keterangan Domisili
▪ Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)
▪ Sertifikat Jaminan Mutu Produk (jika ada)
▪ Dokumen Sistem Manajemen Mutu (doksistu)
Gambar 8. Alur Permohonan Registrasi PSAT
38
Panduan Teknis Penerapan Jaminan Mutu Produk Tanaman Pangan
Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan
Bagi pelaku usaha/poktan/gapoktan yang tidak memiliki sertifikat
jaminan mutu keamanan pangan berdasarkan Permentan Nomor
51 Tahun 2008 pasal 11 harus dilakukan penilaian audit lapang
dan pengambilan contoh produknya. Pengambilan contoh produk
dapat dilakukan oleh Petugas Pengambil Contoh (PPC) yang
kompeten dan telah mendapatkan pelatihan pengambilan contoh
produk hasil pertanian dari Dinas Pertanian
Provinsi/Kabupaten/Kota/OKKP-D. Penilaian lapang dilakukan
oleh petugas inspektor dari OKKP-D/OKKP-P contoh produk yang
telah diambil oleh PPC harus sesegera mungkin dikirim ke
laboratorium pengujian yang ruang lingkupnya telah terakreditasi
oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN) agar dapat dilakukan
pengujian mutu produk sesuai dengan parameter uji mutu produk.
Laporan hasil uji dari laboratorium dapat dilampirkan dalam proses
pengajuan registrasi PSAT ke OKKP-P/OKKP-D. Alur proses
mekanisme registrasi PSAT sesuai gambar 8. OKKP-D yang
belum memiliki ruang lingkup verifikasi registrasi PSAT dapat
mengajukan permohonan registrasi PSAT ke OKKP-P.
Persetujuan nomor registrasi PSAT yang telah diterbitkan oleh
Ketua OKKP-D atas nama Gubernur harus disampaikan kepada
Dinas Pertanian sebagai penyelenggara agar nantinya dapat
diberikan kepada poktan/gapoktan pelaku usaha yang
mengajukan permohonan. Dinas Pertanian wajib melaporkan
pelaku usaha/poktan/gapoktan yang telah mendapatkan nomor
registrasi PSAT kepada kepada Direktur Pengolahan dan
Pemasaran Hasil Tanaman Pangan Cq. Subdit Standardisasi dan
Mutu Tanaman Pangan.
39
Panduan Teknis Penerapan Jaminan Mutu Produk Tanaman Pangan
Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan
Jika dari hasil penilaian proses permohonan registrasi PSAT yang
diajukan ke OKKP-P/OKKP-D dinyatakan bahwa pelaku
usaha/poktan/gapoktan yang telah dibina oleh Dinas Pertanian
Provinsi sebagai penyelenggara tidak layak untuk memperoleh
nomor registrasi PSAT, maka OKKP-P/OKKP-D yang melakukan
penilaian harus mengemukakan kejelasan secara tertulis
ketidaklayakan tersebut agar dapat dilakukan pembinaan lebih
lanjut.
40
Panduan Teknis Penerapan Jaminan Mutu Produk Tanaman Pangan
Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan
BAB V
PENUTUP
Penerapan sistem jaminan mutu produk merupakan langkah penting
bagi pelaku usaha pertanian sehingga mampu menghasilkan produk
pangan yang aman dikomsumsi dan memiliki transparansi kandungan
gizi.
Sebagai salah satu upaya peningkatan kemampuan sumberdaya
manusia pertanian, khususnya dibidang penerapan sistem jaminan
mutu produk, maka dilaksanakan penyelenggaraan kegiatan
bimbingan teknis bagi penyuluh, pendamping dan poktan/gapoktan
melalui kegiatan fasilitas penerapan standardisasi dan mutu hasil
tanaman pangan.
Agar kegiatan fasilitas penerapan standardisasi dan mutu hasil
tanaman pangan dapat terlaksana dengan baik sesuai dengan tujuan
dan sasaran yang diharapkan, maka panduan penerapan ini dibuat
sebagai acuan dalam pelaksanaan kegiatan pengembangan mutu
produk lingkup tanaman pangan Tahun Anggaran 2017 bagi petugas
pusat, daerah maupun instansi terkait lainnya.
LAMPIRAN 1
KUESIONER
PENGAMBILAN CONTOH SENTRA PRODUKSI
TINGKAT PETANI
KUESIONER
PENGAMBILAN CONTOH SENTRA PRODUKSI TINGKAT PETANI
Nama Petani/Pengumpul*) :
Nama Kelompok Tani :
Nama Gapoktan :
Dukuh :
Desa/Kelurahan :
Kecamatan :
Kabupaten :
Propinsi :
Jenis Komoditi : Jagung pakan/Kedelai*)
Kontak penghubung/Tlp/Hp :
Tanggal Wawancara :
A. DATA KEBUN (KOMODITI PERTANIAN) :
1. Luas kebun (total) .......................................................................................(ha)
2. Luas kebun yang produktif...........................................................................(ha)
3. Variasi tanaman di lokasi :…….....……………………….............................
4. Ketinggian di atas permukaan air laut : ...................................................... m
dpl
B. DATA PETANI/PENGUMPUL (KOMODITI PERTANIAN) *) :
1. Jumlah anggota kelompok ………………………………………………………….
2. Jumlah petani pemasok jagung/kedelai (total) *)...............................................
3. Daftarnama petani pemasok..............................................................................
4. Varietas jagung/kedelai*) :………………..........................................................
5. Sarana penanganan jagung/kedelai*) yang dimiliki dan
kapasitas............................................................................................................
6. Harga jagung/kedelai ditingkat pengumpul........................................................
7. Kondisi tempat penyimpanan.............................................................................
8. Apakah dilakukan tahapan penyimpanan komoditas sebelum
dipasarkan/didistribusikan ? Ya/tidak; Jelaskan prosesnya
9. Apakah petani memahami cara penanganan pasca panen yang baik?
Ya/tidak;
Jelaskan!
10. Apakah ada perlakuan pada saat penyimpanan?
11. Wadah yang digunakan, kondisi lokasi dan proses penyimpanan
12. Persyaratan mutu yang diminta..........................................................................
13. Acuan persyaratan mutu yang diminta...............................................................
C. PANEN (Tuliskan JENIS KOMODITAS PERTANIAN khususnya komoditas
target Pengambilan Contoh)
1. Berapa kali panen dilakukan dalam satu tahun ? : .................................... kali;
2. Pada bulan apa panen besar/raya dilakukan : ................................................ ;
3. Jelaskan secara ringkas alur proses produksi dilakukan.
4. Apakah dilakukan tahapan penyimpanan komoditas sebelum
dipasarkan/didistribusikan ? Ya/tidak;
Jelaskan prosesnya
5. Apakah petani memahami cara budidaya yang baik?
6. Apakah petani memahami cara penanganan pasca panen yang baik? Jelaskan!
7. Apakah ada perlakuan pada saat penyimpanan? ada/tidak; Jika ada jelaskan
8. Kondisi tempat penyimpanan jagung/kedelai*)
9. Sarana penanganan jagung/kedelai*) yang dimiliki
10. Jelaskan wadah, kondisi lokasi dan proses penyimpanan?
D. PENJUALAN …........... (KOMODITI PERTANIAN)
1. Penjualan komoditas pertanian (khususnya komoditas target sampling)
adalah: (lingkari salah satu/lebih)
a. Pedagang pengumpul;
b. Eksportir langsung;
c. Koperasi petani
d. Lain………
2. Nama pedagang pengumpul : ……………………….................................;
3. Nama eksportir : …..............................................................;
4. Harga penjualan jagung/kedelai *) : Rp. …............................................./kg;
5. Apakah harga cukup wajar ? : ya/tidak Jelaskan dengan singkat! 6. Apakah Saudara tahu harga dalam dan luar negeri) : Ya/tidak.
Bila Ya, jelaskan sumber informasi dari mana : …...............................
7. Informasi apa yang dibutuhkan terkait untuk komoditi saudara?
………………., ………………….20…..
Petugas Pengambil Sampel
(………………………..)
NIP. .....................................
*) Coret yang tidak perlu
74
LAMPIRAN 2
BERITA ACARA PENGAMBILAN CONTOH
75
BERITA ACARA PENGAMBILAN CONTOH
NOMOR :
Pada hari ini tanggal ............................ 2017 yang bertanda tangan di bawah ini, sebagai petugas pengambil contoh (PPC) :
No NAMA NIP JABATAN INSTANSI
1.
2.
3.
Berdasarkan Surat Tugas Pengambilan Contoh dari .................................................... nomor....................................., .................... 2017 dengan disaksikan oleh personil dari pihak petani/pengumpul/petugas dinas setempat *) :
Nama Petani/pengumpul/petugas dinas setempat*) : Nama Poktan/Gapoktan/UPH; : Alamat :
Dengan ini menyatakan bahwa telah melakukan pengambilan contoh : 1. Jenis komoditi : beras/jagung/kedelai*) 2. Varietas :.............................................................................. 3. Nama petani/pengumpul*) :.............................................................................. 4. Alamat petani/pengumpul*) :.............................................................................. ................................................................................ 5. Lokasi pengambilan contoh :............................................................................... 6. Jumlah contoh yang diambil : .............................................................................. 7. Tanggal pengambilan contoh :............................................................................... 8. Kemasan yang digunakan :...............................................................................
Kemasan Primer :............................................................................... Kemasan Sekunder :...............................................................................
9. Metode pengambilan : Acak Sederhana 10. Laboratorium Pengujian : .............................................................................. 11. Alamat Lab. Uji : ..............................................................................
12. Kondisi Lingkungan, Jelaskan secara singkat ! (kondisi cuaca, angin, sejarah/kondisi lahan, daerah aliran sungai (DAS), ketinggian dari permukaan laut, jarak dengan pemukiman dan tempat pembuangan sampah. Dll) ..................................................................................................................................
13. Jenis pengujian yang direncanakan :
No. KOMODITI VARIETAS PARAMETER UJI
76
14. Hasil pengujian dari laboratorium pengujian disampaikan kepada ; a. Dinas Pertanian Provinsi penyelenggara dana dekonsentrasi b. Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan, Ditjen
Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian
..................., ............ 20....
Saksi Petani Petugas Pengambil Contoh
(...................................) (..................................)
NIP ....................................
*) coret yang tidak perlu
76
LAMPIRAN 3
DAFTAR LABORATORIUM TERAKREDITAS
RUANG LINGKUP TANAMAN PANGAN
77
DAFTAR LABORATORIUM TERAKREDITASI RUANG LINGKUP KEAMANAN PANGAN
I. LABORATORIUM PENGUJIAN RUANG LINGKUP RESIDU PESTISIDA
No. Nama Laboratorium Alamat Paramater Pengujian
1 Balai Perlindungan Tanaman
Pangan dan Hortikultura
(BPTPH) Wilayah I Medan,
BPTPH Prov. Sumatera
Utara
Jl. Jend. Besar Abdul Haris Nasution
No. 4 Pangkalan Masyhur Medan
21043
Telp&Fax: 061-7864604
Mutu formulasi dan residu pestisida
- Pangan :
Padi, jagung
(organofospat, pyretroid, karbamat)
- Hortikultura :
Tomat, cabe, kentang, selada, peleng,
brokoli/bunga kol, bawang pre, bayam,
jeruk, kubis (organopospat, pyretroid)
2 Laboratorium Pestisida
BPTPH Sumatera Barat
Jl. Raden Saleh No. 2, Padang
Telp: 0751-7054686, 7055587;
Fax: 7055587
Email: [email protected]
1. Pengujian mutu: bahan aktif pestisida, sifat fisika-kimia
2. Pengujian residu: organoklor, organofosfat, piretroid
3 Balai Pengujian Mutu Produk Tanaman
Jl. AUP Pasar Minggu, Jakarta Selatan
Telp: 021-78835256
Pengujian mutu pestisida, pupuk, produk tanaman, aflatoksin dan logam berat
4 Balai Pengujian Mutu Hasil
Tanaman Pangan dan
Hortikultura Prov. DKI
Jakarta
Jl. Raya Jambore No. 1 Cibubur
Jaktim
Telp: 021-87752692
Pengujian residu pestida, logam berat,
mikotoksin dan mikrobiologi
5 Laboratorium Kimia Biokimia, Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian (BB-Pascapanen)
Jl. Tentara Pelajar No.12 Cimanggu
Telp: 0251-8321762 Fax: 0251-
8350921
Analisis proksimat, residu pestisida & cemaram logam berat, bahan tambahan pangan & komponen mikro (vitamin bioksib), lemak & asam lemak
6 Laboratorium Residu Bahan
Agrokimia (RBA), Balai
Penelitian Lingkungan
Pertanian (Balingtan)
Jl. Raya Laladon No.240, Ciomas,
Bogor 16610
Telp/Fax: 0251-8638987
Residu pestisida (organoklorin, organofosfat,
karbamat, piretroid, POPs, fungisida dan
herbisida) pada tanah, air dan tanaman,
residu pupuk, dan analisis kualitas arang dan
arang aktif (daya serap Iod, kadar air)
7 Laboratorium Terpadu, Balai
Penelitian Lingkungan
Pertanian (Balingtan)
Jl Raya Jakenen-Jaken Km.5 PO BoX
05 Jakenan Pati, Jawa Tengah
Telp: 0295-381592, 383927;
Fax: 0295-381592, 383927;
Email:
Analisis tanah rutin, logam berat, residu
pestisida (organoklorin, organofosfat,
karbamat, piretroid, fungisida dan herbisida)
pada tanah, air, tanaman, dan pupuk
8 Laboratorium Pupuk dan
Pestisida BPTPH Jawa
Timur
Jl. Pagesangan II, No. 58 Surabaya
Telp&Fax: 031-8282970
Pengujian residu pestisida
9 Laboratorium Pengujian
Pestisida, UPTD BPTPH
Sulawesi Selatan
Jl. DR. Ratulangi No. 69 Maros
Telp: 0411-3712323, 371593
Fax: 0411-371593
Email: [email protected]
Pengujian pestisida
10 Balai Besar Karantina
Pertanian (BBKP) Belawan
Jl. Sulawesi II Belawan 20414
Sumatera Utara
Telp: 061-6941484, 6940691
1. Entomologi (Araecerus fasciculatus), mikologi (Helminthosporium solani),
2. Uji residu pestisida, uji logam berat, uji aflatoksin
11 Balai Besar Karantina
Pertanian Tanjung Priok
Jl. Enggano no. 17 Tanjung Priok
14310
Telp: 021-43931549,43900544; Fax:
021-43931061
1. Tungau, lalat buah dan cendawan, bakteri, virus, nematoda, gulma, kolesi,
2. pestisida, logam berat, aflatoksin
12 Laboratorium Pestisida,
BPTPH Riau
Jl. Hang Tuah Ujung, No. 71
Pekanbaru
Telp/Fax: 0761-7074647/34392
Uji residu pestisida dan formulasi pestisida
13 Laboratorium Kimia Agro,
BPTPH Jawa Barat
Jl. Raya Tangkuban Perahu KM 22,
Cikole-Lembang, Bandung 40391
Telp: 022-2784949;
Email: [email protected]
Analisa pestisida (residu dan formulasi), air,
tanah, pupuk (organik dan anorganik),
makanan, logam berat (masih dlm ppm)
78
II. LABORATORIUM PENGUJIAN RUANG LINGKUP LOGAM BERAT
No. Nama Laboratorium Alamat Parameter Pengujian
1 Balai Pengujian Mutu Produk Tanaman
Jl. AUP Pasar Minggu, Jakarta Selatan
T: 021-78835256
Pengujian mutu pestisida, pupuk, produk tanaman aflatoksin dan logam berat
2 Laboratorium Kimia
Biokimia, Balai Besar
Penelitian dan
Pengembangan Pascapanen
Pertanian (BB-Pascapanen)
Jl. Tentara Pelajar No.12 Cimanggu
Telp: 0251-8321762;
Fax: 0251-8350921
Analisis proksimat, residu pestisida & cemaran logam berat, bahan tambahan pangan & komponen mikro (vitamin bioksib), lemak & asam lemak
3 Laboratorium Terpadu, Balai
Penelitian Lingkungan
Pertanian (Balingtan)
Jl Raya Jakenen-Jaken Km.5 PO BoX
05 Jakenan Pati, Jawa Tengah
Telp: 0295-381592;
Fax: 0295-381592
Email:
- Analisis kimia tanah: pH, C-Organik, P, N, K, S, Hara mikro (Fe, Cu, Mn, Zn), KTK, KB, Kation dd (Kdd, Nadd, Ca-dd dan Mgdd), NO3, NH4, Tekstur, Aidd, Hdd, Asam humat, fulvat, dll
- Analisis residu organoklorin, organofosfat, karbonat di tanah, tanaman, air
- Analisis logam berat (Pb, Cd, Co, Cr, Ni, Hg)
- Analisis kandungan pupuk
III. LABORATORIUM PENGUJIAN RUANG LINGKUP MIKOTOKSIN
No. Nama Laboratorium Alamat Parameter Pengujian
1 Balai Pengujian Mutu Produk Tanaman
Jl. AUP Pasar Minggu, Jakarta Selatan
Telp: 021-78835256
Pengujian mutu pestisida, pupuk, produk tanaman aflatoksin dan logam berat
2 Balai Pengujian Mutu Hasil
Tanaman Pangan dan
Hortikultura Prov. DKI
Jakarta
Jl. Raya Jambore No. 1 Cibubur
Jaktim
Telp: 021-87752692
Pengujian residu pestida, logam berat,
mikotoksin dan mikrobiologi
IV. LABORATORIUM PENGUJIAN RUANG LINGKUP MIKROBIOLOGI
No. Nama Laboratorium Alamat Parameter Pengujian
1 Balai Besar Pengembangan Pengujian Mutu Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura
Jl. Raya Tapos, Kotak Pos 20, Tapos
Depok
Telp: 021-8755046
Email: [email protected]
Benih tanaman pangan dan hortikultura
dengan parameter pengujian:
1. Biologi:
- Daya kecambah
- Vigor benih
- Verifikasi varietas
- Penanda genetik secara biomolekuler
- Verifikasi varietas secara biokimia
2. Fisika:
- Kadar air
- Berat 1000 butir
- Kemurnian
- Heterogenitas
3. Mikrobiologi
- Cendawan terbawa benih
- Bakteri terbawa benih
- Virus terbawa benih
IV. LABORATORIUM PENGUJIAN SWASTA RUANG LINGKUP KEAMANAN PANGAN
No. Nama Laboratorium Alamat Parameter Pengujian
1 Laboratorium PT. Saraswanti
Indo Genetech
Jl. Rasamala 46 Taman Yasmin Bogor
16006 Tlp. ((0251) 7540927-28 Fax.
(0251) 7540929
uji analisis GMO, uji analisis residu pestisida,
uji analisis pencemaran mikro, uji analisis
logam berat & mineral, uji analisis vitamin, uji
analisis asam lemak, uji analisis asam amino,
uji analisis proximate, uji analisisantioksidan,
uji analisis aflatoxsin, uji analisis pewarna
makanan, uji analisispengawet makanan, uji
analisis pemanis makanan, uji analisis
antibiotik, uji analisis gula dan uji analisis
alkohol
79
No. Nama Laboratorium Alamat Parameter Pengujian
2 PT. Angler Chemical Jl. Raya Sawo No. 17 -19, Kelurahan Beringin, Kecamatan Sambikerep, Surabaya 60218, Indonesia http;//vwtw.anglerlab.com
Telp;+62-(031)-99 200 900
Email: [email protected]
Uji analisis GMO, uji analisis residu pestisida,
uji analisis pencemaran mikro, uji analisis
logam berat & mineral, uji analisis vitamin, uji
analisis asam lemak, uji analisis asam amino,
uji analisis proximate, uji analisisantioksidan,
uji analisis aflatoxsin, uji analisis pewarna
makanan, uji analisispengawet makanan, uji
analisis pemanis makanan, uji analisis
antibiotik, uji analisis gula dan uji analisis
alkohol
80
LAMPIRAN 4
CONTOH FORMULIR LAPORAN HASIL
PENGUJIAN MUTU PRODUK
CONTOH FORMULIR LAPORAN HASIL PENGUJIAN MUTU PRODUK TAHUN…………….
No Provinsi Titik
Pengambilan Contoh
Wilayah titik
sampel Lokasi
Pengumpul/ Petani/Kelompok
Tani**)
Parameter Uji Mutu *) Hasil Uji
Lab. Uji Mutu
Hasil Analisa
Ket
Beras Jagung Kedelai
Keterangan : *) Parameter uji mutu sesuai dengan tabel parameter uji mutu
**) Pilihan sesuai dengan pedoman pelaksana Dit PPHTP
LAMPIRAN 5
PANDUAN MUTU
PENERAPAN JAMINAN MUTU BERDASARKAN
SISTEM HACCP (SNI CAC/RCP 1:2011)
PANDUAN MUTU
PENERAPAN JAMINAN MUTU BERDASARKAN SISTEM
HACCP (SNI CAC/RCP 1:2011)
GAPOKTAN/POKTAN
ABCDEFGH
Disahkan oleh:
Direktur/Ketua Gapoktan/Poktan
Tanggal:
RMU……………… PANDUAN MUTU
Kode. Dok : Revisi :
A-PM
0
SISTEM HACCP Tanggal Berlaku:
Halaman :
……………..
1 dari 1
A. DAFTAR DISTRIBUSI :
No. Nama Pemegang
Panduan SHACCP Jabatan/ Bagian Tanda Tangan
1. Ketua Tim HACCP/ MARKETING
Manager
2. Anggota Tim HACCP/
PRODUCTION Manager
3. Anggota Tim HACCP/ QUALITY
CONTROL
4. PMHP/Dinas Pertanian
RMU……………… PANDUAN MUTU (PM)
Kode. Dok : Revisi :
B-PM
0
SISTEM HACCP Tanggal Berlaku:
Halaman :
……………..
1 dari 1
B. DAFTAR ISI
Kode. Dok Deskripsi Halaman
A-PM DAFTAR DISTRIBUSI 2
B-PM DAFTAR ISI 3
C-PM TUJUAN & RUANG LINGKUP 4
D-PM KEBIJAKAN PERUSAHAAN DAN SASARAN MUTU 6
E-PM PROFIL PERUSAHAAN 7
F-PM PENGENDALIAN DOKUMEN & REKAMAN 8
G-PM TIM HACCP 9
H-PM BAGAN ORGANISASI 10
I-PM LAY OUT PABRIK 12
J-PM DESKRIPSI PRODUK 13
K-PM DESKRIPSI BAHAN BAKU & BAHAN KEMAS 14
L-PM DIAGRAM ALIR 15
M-PM TABEL ANALISA BAHAYA 16
N-PM RENCANA KERJA JAMINAN MUTU (RKJM) 19
O-SSOP PERSYARATAN DASAR HACCP PROSEDUR OPERASI STANDAR SANITASI (SSOP) & PROGRAM SANITASI
23
P-SOP PROSEDUR PENARIKAN KEMBALI PRODUK (SOP) 31
Q-FR REKAMAN HARIAN SSOP & SOP 32
RMU……………… PANDUAN MUTU (PM)
Kode. Dok : Revisi :
C-PM 0
SISTEM HACCP Tanggal Berlaku:
Halaman :
……………..
1 dari 2
C. TUJUAN & RUANG LINGKUP
PT. ABCDEFG menerapkan Sistem Manajemen Mutu Keamanan Pangan berdasarkan Sistem HACCP
( Hazards and Critical control Points) yang mengacu pada CAC/RCP 1-1969 Rev. 4-2003 Recommended
Code of Practices of General of Food Hygiene, yang digambarkan secara umum dalam Panduan Mutu.
Semua kegiatan yang berkaitan dengan Pengendalian Mutu dan Kemanan Pangan di PT. ABCDEFG,
direncanakan, dijalankan, dimonitor, dan ditingkatkan secara terus menerus untuk meningkatkan
kepuasan pelanggan. Hal ini ditetapkan untuk memenuhi persyaratan pelanggan yang telah
ditentukan, perundang-undangan yang berlaku serta peraturan perusahaan yang ditetapkan.
Ruang lingkup PT. ABCDEFG menyangkut perannya dalam Industri pangan mencakup :
□ Rantai Pangan :
Dimulai sejak bahan baku diterima dari Supplier lalu diproduksi sesuai standard dan spesifikasi
yang disetujui hingga produk akhir siap diambil atau dikirim ke pelanggan
□ Jenis proses produksi :
1. Proses Kering (Dry Blending)
2. Proses Basah (Wet Process)
□ Jenis komoditi :
1. Padi varietas pandan wangi
2. Padi varietas sintanur
□ Jenis kemasan :
a. Plastic bungkus
b. Karton Box
Acuan normatif yang digunakan adalah :
a. Peraturan Pemerintah No, 28 Tahun 2004 tentang Keamanan Mutu dan Gizi Pangan
b. Peraturan Menteri Pertanian No. 35/permentan/Ot.140/7/2008 tentang Persyaratan dan
Penerapan Cara pengolahan Yang Baik
c. Peraturan Menteri Pertanian No. 22/permentan/HK.140/4/2015 tentang Pedoman Penanganan
Pasca Panen yang Baik (Good Handling Practices)
d. Syarat mutu Beras berdasarkan SNI 6128-2015
RMU………… PANDUAN MUTU (PM)
Kode. Dok : Revisi :
C-PM 0
SISTEM HACCP Tanggal Berlaku:
Halaman :
……………..
2 dari 2
e. Pedoman BSN 1004 :2002 tentanng Penyusun Rencana Sistem Analisis Bahaya dan Pengendalian
titik kritis (HACCP)
f. SNI CAC/RCP 1 :2011 Rekomendasi Nasional –Kode Praktis Prinsip Umum Higiene Pangan
Manajemen puncak adalah Direktur Utama yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan Sistem
HACCP secara efisien dan efektif, maka berperan :
a. Menetapkan Kebijakan Perusahaan dan sasaran bisnis perusahaan, serta mempromosikannya ke
seluruh lapisan organisasi untuk meningkatkan kesadaran, motivasi dan keterlibatan setiap
personel.
b. Memastikan bahwa persyaratan HACCP, peraturan perundang-undangan dan persyaratan
pelanggan diutamakan di seluruh lapisan.
c. Memastikan bahwa proses yang sesuai ditetapkan dan memungkinkan persyaratan pelanggan
dan pihak yang berkepentingan lainnya terpenuhi.
d. Memastikan tersedianya sumber daya yang diperlukan dan memberi pelatihan untuk
meningkatkan kompetensi masing-masing. Serta meningkatkan sumber daya organisasi yang
efektif untuk kepuasan pelanggan.
e. Meninjau secara periodik Sistem HACCP dan menetapkan tindakan perbaikan yang berkesinambungan
Jumlah karyawan yang berkerja di PT. ABCDEFG sebanyak …….. orang yang memiliki komitmen yang sama dalam rangka memastikan diterapkannya Sistem HACCP sebagai jaminan Pengendalian Mutu dan Keamanan Pangan. Manajemen puncak melakukan tinjauan Sistem HACCP minimal 2 kali setahun untuk menjamin kesesuaian, kecukupan dan efektifitasnya secara berkesinambungan. Proses tinjauan manajemen mencakup penilaian tentang peluang perbaikan dan kebutuhan akan perubahan Sistem HACCP termasuk kebijakan pangan.
RMU……………… PANDUAN MUTU (PM)
Kode. Dok : Revisi :
D-PM
0
SISTEM HACCP Tanggal Berlaku:
Halaman :
……………..
1 dari 1
D. KEBIJAKAN PERUSAHAAN
Manajemen puncak (Direktur) menetapkan dan memelihara Kebijakan Perusahaan sesuai dengan
peran organisasi dalam rantai pangan.
KEBIJAKAN KEAMANAN PANGAN
Menjamin dan Menjaga Keamanan Produk yang dihasilkan
menjadi kebijakan segenap pimpinan dan seluruh jajaran PT. ABCDEFG dengan sikap Keteladanan,
Kebersamaan, Dedikasi, Kerja Keras dan Disiplin ,berdasarkan kaidah profesionalisme dengan:
□ Memenuhi persyaratan peraturan perundang-undangan dan persyaratan pelanggan yang telah
disetujui bersama.
□ Mengkomunikasikan, menerapkan, dan memelihara Sistem HACCP pada seluruh tingkat
organisasi.
□ Melakukan tinjauan untuk meningkatkan perbaikan kualitas dan kuantitas yang
berkesinambungan.
□ Melakukan komunikasi secara memadai, didukung oleh sasaran yang terukur.
SASARAN MUTU
Sebagai tolak ukur pencapaian PT ABCDEF telah metetapkan sasaran mutu yang ingin dihasilkan
untuk beras dengan ketentuan sebagai berikut:
Kelas Mutu Kriteria Jumlah
Premiun (sesuaikan dengan standar yang
diacu SNI atau standar dari
pembeli/standar privat)
20 persen dari total produksi
Medium Kelas I 30 persen dari total produksi
Medium Kelas II 50 persen dari total produksi
RMU……………… PANDUAN MUTU (PM)
Kode. Dok : Revisi :
E-PM
0
SISTEM HACCP Tanggal Berlaku:
Halaman :
……………..
1 dari 1
E. PROFIL PERUSAHAAN
Perusahan penggilingan beras ini berdiri pada tahun……….disahkannya tanggal……………..milik
Gapoktan/Poktan/pelaku usaha dengan :
Nama Pemilik/Ketua Gapoktan/Poktan : ABCDEFGHIJ
Alamat : Jl.
Telepon/ Faksimili/Hp : …………………………….
Email : …………………………….
Alamat Pabrik penggilingan :Jl. …………………………
Telepon : ……………………………
Total produksi dari penggilingan : …………………………..ton/…….
Jenis beras kemasan yang produksi : 1. Pandan wangi dalam kemasan……kg dan…..kg
2. Sintanur dalam kemasan……kg dan ……kg
Jumlah keanggotaan dari gapoktan/poktan penggilingan beras ada ……orang dengan nama
keanggotaannya sebagaimana terlampir. Kepengurusan Gapoktan/Poktan terdiri dari…..orang
sebagaimana terlampir dalam bagan organisasi Poktan/gapoktan.
RMU……………… PANDUAN MUTU (PM)
Kode. Dok : Revisi :
F-PM
0
SISTEM HACCP Tanggal Berlaku:
Halaman :
……………..
1 dari 1
F. PENGENDALIAN DOKUMEN & REKAMAN
Pengendalian Mutu dan Keamanan Pangan di PT. ABCDEFG diterapkan untuk memberikan jaminan
mutu bagi pengendalian Keamanan hasil produksinya. Untuk itu semua kegiatan mutu
didokumentasikan dengan sistematika pendokumentasian sebagai berikut:
1. Panduan Mutu Sistem HACCP
2. Standar Operasional Prosedur & Sanitation Standar Operasional Prosedur (SOP/SSOP)
3. Form dan blanko rekaman
Pengendalian dokumen yang terdokumentasi juga ditetapkan untuk menentukan pengendalian yang
diperlukan dalam :
a. Menyetujui kecukupan dokumen sebelum diterbitkan.
b. Melakukan pengkajian dan jika perlu pemutakhiran dokumen, serta persetujuan ulang dokumen.
c. Menjamin bahwa perubahan dan status revisi terbaru dari dokumen diidentifikasi.
d. Menjamin bahwa versi dokumen yang berlaku tersedia pada tempat dan saat penggunaan.
e. Menjamin bahwa dokumen dapat dibaca dan mudah dikenali.
f. Menjamin bahwa dokumen relevan yang berasal dari luar diidentifikasi dan distribusinya
dikendalikan.
Mencegah penggunaan dokumen kadaluarsa yang tidak disengaja, dan menjamin bahwa dokumen
tersebut diidentifikasi dengan baik jika disimpan untuk maksud tertentu.
Rekaman ditetapkan dan dipelihara untuk menyediakan bukti kesesuaian terhadap persyaratan dan
bukti operasi yang efektif. Rekaman harus dapat dibaca, mudah dikenali serta mudah diperoleh.
Prosedur pengendalian rekaman yang terdokumentasi ditetapkan untuk menentukan pengendalian
yang diperlukan dalam melakukan koreksi, identifikasi, penyimpanan, proteksi, kemudahan diperoleh,
waktu retensi dan pemusnahan rekaman itu sendiri.
RMU……………… PANDUAN MUTU (PM)
Kode. Dok : Revisi :
G-PM
0
SISTEM HACCP Tanggal Berlaku:
Halaman :
……………..
1 dari 1
G. TIM HACCP
Manajemen PT. ABCDEFG telah menunjuk Tim HACCP yang terlatih berdasarkan Surat
Penunjukan Perusahaan No : ……………………. untuk menjamin diterapkannya Sistem
Manajemen Keamanan Pangan yang berdasarkan Sistem HACCP, dengan Ketua & Anggota
sebagai berikut :
No. Nama Jabatan Pengalaman/ Pelatihan/ Kompetensi
1 Ketua Tim HACCP/ MARKETING Manager
2 Manajer Teknis/ PRODUCTION Manager
3 Manajer Mutu/ QUALITY CONTROL
Bagan organisasi perusahaan menunjukkan hubungan fungsional dan area wewenang pada
masing-masing bagian untuk menjamin operasi dan pemeliharaan Sistem HACCP Tanggung
jawab dan wewenang terdapat pada Deskripsi kerja (Job Description) yang bersangkutan.
Semua personel memiliki tanggung jawab untuk melaporkan masalah-masalah dalam lingkup Sistem HACCP kepada personel yang ditetapkan dalam Tim Keamanan Pangan. Tim ini memiliki tanggung jawab dan wewenang yang jelas untuk memprakarsai dan merekam tindakan. Tugas dari tim HACCP adalah membuat lingkup utama dari HACCP lingkup tersebut antara lain ; 1. Menetapkan konteks antara masalah keamanan pangan atau penerapan karakteristik
mutu produknya 2. Mengidentifikasi potensi bahaya yang mungkin timbul 3. Menetapkan tingkat potensi resiko yang ditimbulkan 4. Mengidentifikasikan titik kritis (CCP) lalu menetapkan cara pengendaliannya 5. Menetapkan batas kritis dan bagaimana cara memonitoringnya 6. Melakukan verifikasi dari hasil pengujian Batas Kritis dan CCP nya 7. Merekomendasikan tindakan tepat yang harus dilakukan 8. Melakukan investigasi dan penelitian lebih lanjut tentang hal yang berhubungan dengan
HACCP
RMU……………… PANDUAN MUTU (PM)
Kode. Dok : Revisi :
H-PM
0
SISTEM HACCP Tanggal Berlaku:
Halaman :
……………..
1 dari 2
H. BAGAN ORGANISASI
Tanggung Jawab Manajemen:
Direktur
a. Memegang kendali manajemen
b. Memberikan mandat kepada tim keamanan pangan guna menjalankan aktivitas
pemeliharaan sistem keamanan pangan
c. ………………………………………………………………………………………………………………
d. ………………………………………………………………………………………………………………
e. ……………………………………………………………………………………………………………..
Manajer produksi
a. Bertanggungjawab dalam pelaksanaan dan pengendalian produksi
b. Melakukan pengawasan sanitasi hygine sarana dan prasarana produksi
c. Melakukan pengendalian terhadap seluruh proses produksi mulai dari bahan baku masuk
sampai pengiriman
d. ………………………………………………………………………………………………………….
Manajer mutu
a. Bertanggungjawab dalam pelaksanaan dan pengendalian mutu produk
b. Melakukan pelaksanaan audit internal untuk pengawasan dalam melakukan penilaia
penerapan sistem berjalan
DIREKTUR
(Pemilik Penggilingan)
………………..
Manajer produksi
………….........
Manajer Mutu
……………..
RMU……………… PANDUAN MUTU (PM)
Kode. Dok : Revisi :
H-PM
0
SISTEM HACCP Tanggal Berlaku:
Halaman :
……………..
2 dari 2
c. ……………………………………………………………………………………………………………
d. ……………………………………………………………………………………………………………
Tim HACCP bertanggung jawab dalam menyusun, mengembangkan, menerapkan,
memutakhirkan, merevisi dan mendistribusikan RKJM/HACCP Plan di lingkungan pabrik
penggilingan. Manajemen perusahaan PT. ABCDEFGH bertanggung jawab untuk memastikan
bahwa seluruh karyawan telah mengikuti pelatihan Higiene, Sanitasi dan GMP sebagai persyaratan
dasar pelaksanaan HACCP. Tujuan pelatihan tersebut adalah untuk memberikan pengetahuan
kepada karyawan tentang cara berproduksi yang baik dan keamanan pangan. Pelatihan dilakukan
dalam bentuk in house training dengan instruktur dari personil pabrik atau instruktur dari lembaga
lain.
RMU……………… PANDUAN MUTU (PM)
Kode. Dok : Revisi :
I-PM
0
SISTEM HACCP Tanggal Berlaku:
Halaman :
……………..
1 dari 1
I. LAY OUT PABRIK
RMU……………… PANDUAN MUTU (PM)
Kode. Dok : Revisi :
J-PM
0
SISTEM HACCP Tanggal Berlaku:
Halaman :
……………..
1 dari 1
J. DESKRIPSI PRODUK
Nama Produk : Beras pandan wangi dalam kemasan Bahan Baku : Padi (GKP/GKG)
Karakteristik
:
Syarat mutu beras berdasarkan SNI 6128:2015 meliputi :
No. Komponen Mutu Satuan
Kelas Mutu
Premium Medium
1 2 3
1 Derajat sosoh (%) 100 95 90 80
2 Kadar air (maks) (%) 14 14 14 15
3 Beras Kepala (%) 95 78 73 60
4 Butir patah (maks) (%) 5 20 25 35
5 Butir menir (maks)(%) (%) 0 2 2 5
6 Butir merah (maks) (%) 0 2 3 3
7 Butir kuning/rusak (maks)
(%) 0 2 3 5
8 Butir kapur (maks) (%) 0 2 3 5
9 Benda asing (maks) (%) 0 0,02 0,05 0,2
10 Butir gabah (maks) (butir/100g) 0 1 2 3
Metoda penggilingan : Penjemuran: padi < 15%
Jenis Kemasan Utama : ……. kg per bungkus dalam kemasan Plastik Bening (PE)
Kondisi Penyimpanan : Disimpan dalam ruang yang kering suhu kamar.
Masa Simpan : 12 Bulan
Label Khusus : Tidak ada
Cara Penggunaan : (jika ada harus dijelaskan)
Metoda Distribusi : Angkut dengan truck yang bersih, suhu ruang & bebas dari
bau dan hama.
Identifikasi
Penggunaan
: 1. Konsumsi Umum
2. Konsumsi di restoran dll
Metode Penjualan : dijual langsung kekonsumen/melalui agen dan sistem pemasaran
langsung ke pengecer (took dan swalayan)
Cara Distribusi : Tidak perlu penanganan khusus
Label kemasan : Dicantumkan secara khusus pada kemasan disertai kode produksi, volume/isi, Nomor ijin edar PSAT serta tanggal kadaluarsa.
RMU……………… PANDUAN MUTU (PM)
Kode. Dok : Revisi :
K-PM
0
SISTEM HACCP Tanggal Berlaku:
Halaman :
……………..
1 dari 1
K. DESKRIPSI BAHAN BAKU & BAHAN KEMAS
No Jenis Bahan Baku Kriteria penerimaan Bahan Baku
1 Padi varietas Pandan wangi Karakteristik fisik: 1. Bentuk gabah membulat agak panjang 2. Warna kulit gabah coklat muda 3. Beraroma khas daun pandan 4. Mempunyai bagian berkapur pada bagian perutnya yang
ditunjukkan warna putih 5. Panjang rata-rata 6.2 mm 6. Memiliki malay panjang berkisar 30 cm 7. Rata-rata nisbah p/l :2.4
2. Bahan tambahan (jika ada)
No Jenis Bahan Kemas Kriteria penerimaan Bahan Baku
1 Plastik Pembungkus Karakteristik fisik: PE
2 Karton Box Karakteristik fisik: Corrugated carton box
RMU……………… PANDUAN MUTU (PM)
Kode. Dok : Revisi :
L-PM
0
SISTEM HACCP Tanggal Berlaku:
Halaman :
……………..
1 dari 1
L. DIAGRAM ALIR
(Sesuaikan kondisi dilapangan)
Ruang Pembelian Gabah Kering Panen (KA. 27-30 %)
(Penerima bahan baku)
Padi
Cleaner Pengeringan (Lantai
Jemur/ Dryer) sampai KA 14-15 %
Gabah Kering Giling KA 14-15 %
Penggilingan (Mesin Pecah kulit/Husker)
Pengayakan (Separator)
Beras Pecah Kulit Gabah
Pemolesan (Polisher)
Dedak/Bekatul Beras
Pemilihan (Mesin grading)
Beras Premium Beras Medium Menir
Pengepakan (Packing)
Gudang Simpan
Distribusi
RMU……………… PANDUAN MUTU (PM)
Kode. Dok : Revisi :
M-PM
0
SISTEM HACCP Tanggal Berlaku:
Halaman :
……………..
1 dari 3
TABEL ANALISA BAHAYA
PRINSIP 1 PRINSIP 2
CCP NO
LANGKAH
POTENSI BAHAYA
SUMBER BAHAYA
ANALISA RESIKO TINDAKAN
PENCEGAHAN P1 P2 P3 P4 F/B/K JENIS KEPA -
RAHAN PELUA
NG
SIGNF (S)/ TDK SIGNF
(TS)
A Penerimaan Bahan Baku Padi
F Pengotor Penanganan Bongkar Muat
M L TS Menggunakan padi
cleaner
Y Y - - CCP
Gabah kosong , Batu, Ranting
L L TS
B E. Coli Kandungan Mikroba dari Bahan Baku sejak
dari Pemasok
M M S Diterima dari hanya Pemasok yang
disetujui bebas hama dan jamur
Hama (kutu)
K Endosulfan, Carbaril
H M S
B Pengeringan
(Lantai jemur/dryer)
F Pengotor Kebersihan Alat & Personel, lantai jemut
yang tidak baik
M M S Melakukan tindak Sanitasi Rutin pada
lantai jemur
Y T Y T CCP
Debu, batu, gabah kosong,
ranting
C Penggilingan
(Mesin pecah kulit/husker)
B Kutu beras, Jamur
Kebersihan penggiling yg tidak baik
M M S Melakukan tindak Sanitasi Rutin pada
mesin penggiling
Y T T - Bukan CCP
RMU……………… PANDUAN MUTU (PM)
Kode. Dok : Revisi :
M-PM
0
SISTEM HACCP Tanggal Berlaku:
Halaman :
……………..
2 dari 3
PRINSIP 1 PRINSIP 2
CCP NO
LANGKAH
POTENSI BAHAYA
SUMBER BAHAYA
ANALISA RESIKO TINDAKAN
PENCEGAHAN P1 P2 P3 P4 F/B/K JENIS KEPA -
RAHAN PELUA
NG
SIGNF (S)/ TDK SIGNF
(TS)
D Pengayakan
(Separator)
B Kutu beras, Jamur
Kebersihan pengayak yg tidak baik
M M S Melakukan tindak Sanitasi Rutin pada
mesin pengayak
Y T Y T Bukan CCP
E Pemolesan
(Polisher)
K Kontaminasi Pemutih (Klorin)
Kontaminasi air untuk pengkabutan
M M S Penggunaan air bersih sesuai standar baku air bersih yang digunakan
untuk proses pengkabutan
Y T Y T CCP
F Pemilihan
(Mesin Grading)
F Rambut Kontaminasi mesin saat pengangkatan
beras ke mesin pemilih
L L TS Kebersihan alat dan personel
Y T T - Bukan CCP
G Pengepakan/pengemasan (Packing)
F Kemasan rusak
Kontaminasi dari Alat & Personel dan jenis
plastic untuk kemasan yang tidak bersih dan
sesuai standar
M M S Kebersihan Alat, Personel pada saat
melakukan pengepakan dan pemilihan plastic
kemasan
Y T T - Bukan CCP
H Penyimpanan
(Gudang Simpan)
B Hama (tikus, kutu, laba-
laba, jamut/kapang)
Kontaminasi dari Alat & Personel dan
gudang simpan yang tidak bersih
H
M
S
Pengendalian suhu & kebersihan ruang penyimpan yang
terbebas kontaminasi
Y T Y T CCP
RMU……………… PANDUAN MUTU (PM)
Kode. Dok : Revisi :
M-PM
0
SISTEM HACCP Tanggal Berlaku:
Halaman :
……………..
3 dari 3
PRINSIP 1 PRINSIP 2
CCP NO
LANGKAH
POTENSI BAHAYA
SUMBER BAHAYA
ANALISA RESIKO TINDAKAN
PENCEGAHAN P1 P2 P3 P4 F/B/K JENIS KEPA -
RAHAN PELUA
NG
SIGNF (S)/ TDK SIGNF
(TS)
I Distribusi/
pengiriman
B Kutu beras
Sitophilus oryzae
Kontaminasi dari Alat , Personel, sarana
angkutan yang tidak bersih
M M S Kebersihan Alat, Personel dan
kendaraan pengangkut
Y T T - Bukan CCP
Keterangan : Untuk menentukan CCP dan bukan CCP lihat diagram pohon keputusan TKK untuk penerapan HACCP pada lampiran 15 Potensi bahaya F =fisik; B=Biologi; K=Kimia; Analisa Resiko L=Low (rendah);M=Middle (sedang); H=High (tinggi)
RMU……………… PANDUAN MUTU (PM)
Kode. Dok : Revisi :
N-PM
0
SISTEM HACCP Tanggal Berlaku:
Halaman :
……………..
1 dari 4
TABEL RENCANA KERJA JAMINAN MUTU
NO.
CCP LANGKAH
PRINSIP 3.
BATAS KRITIS
PRINSIP 4.
PEMANTAUAN
PRINSIP 5.
KOREKSI & TINDAKAN
KOREKSI
PRINSIP 6.
VERIFIKASI
PRINSIP 7.
REKAMAN Apa-Dimana-Kapan-Siapa-Bagaimana
1 Penerimaan
Bahan Baku
segar/beku; Padi
Kadar air 14-15 %
Tidak ada benda asing :
bebas hama (kutu) dan penyakit (tidak ada gabah hampa/kondisi jelek )/ tidak ada batu, ranting dll
Petugas penerima barang memeriksa
bahan baku gabah disetiap
kedatangannya harus sesuai kadar
airnya dan dalam kondisi bagus dan
bersih (tidak ada benda asing)
Lapor pada Inspektor dan tolak
Bahan Baku bila batas kritis
tidak tercapai
Memberi teguran
pada pemasok,
evaluasi setiap 6
(enam) bulan
sekali
Rekaman
bahan
baku
datang dan
laporan
inspeksi
masuk
GKP/GKG
2 Pengeringan
(Lantai
jemur/dryer)
Kondisi lantai jemur bersih mulus
(tidak retak/pecah)
Petugas memeriksa kondisi
kebersihan lantai jemur setiap akan
melakukan penjemuran padi GKP
dan terus memeriksa kebersihan dari
gabah kosong dan kadar air gabah
yang nanti siap digiling
Lapor pada Inspektor/petugas bila gabah tidak bersih, banyak yang kosong, kotoran dan kondisi tidak bagus
Untuk gabah kosong/kotor akan dilakukan cleaner padi untuk menyingkirkan kotoran/gabah kosong
Memberi teguran
pada pemasok,
evaluasi setiap 6
(enam) bulan
sekali
Form 2
(rekaman
sanitasi
lantai
jemur)
RMU……………… PANDUAN MUTU (PM)
Kode. Dok : Revisi :
N-PM
0
SISTEM HACCP Tanggal Berlaku:
Halaman :
……………..
2 dari 4
NO.
CCP LANGKAH
PRINSIP 3.
BATAS KRITIS
PRINSIP 4.
PEMANTAUAN
PRINSIP 5.
KOREKSI & TINDAKAN
KOREKSI
PRINSIP 6.
VERIFIKASI
PRINSIP 7.
REKAMAN Apa-Dimana-Kapan-Siapa-Bagaimana
3 Penggilingan
(Mesin pecah kulit/husker)
Waktu pemanasan mesin
> 10 menit dan dalam kondisi bersih
Petugas operasional mesin
melakukan pengecekan kebersihan
mesin, bakar, air radiator, oli, belt
pemutar roda pada saat waktu
pemanasan mesin setiap mulai
operasi alat mesin pecah
kulit/husker dan baru dapat
dilakukan pemanasan untuk mesin
selama 10 (sepuluh) menit
berikutnya.
Tahan (hold) pengoperasional
mesin jika alat/bahan dan
kebersihan alat sebelum sesuai
dan bersih
Memberi teguran
pada petugas
operasional
mesin, evaluasi
setiap hari
sebelum
operasional
Rekaman
kebersihan
mesin dan
sarana
pendukung
mesin
Rekaman
pemantauan
speed
4 Pengayakan
(Separator)
kondisi separator harus bersih dan dalam kondisi baik
Petugas operasional pengecekan
kebersihan mesin, personal,
stamplet penggoyang mesin ayak
dan baru dapat dilakukan
pengayakan.
Lapor pada inspektor dan bila
kebersihan mesin pengayak
tidak baik saat akan gunakan
alat
Memberi teguran
pada petugas
operasional
mesin, evaluasi
setiap hari
sebelum
operasional
Rekaman
kebersihan
mesin dan
sarana
pendukung
mesin)
RMU……………… PANDUAN MUTU (PM)
Kode. Dok : Revisi :
N-PM
0
SISTEM HACCP Tanggal Berlaku:
Halaman :
……………..
3 dari 4
NO.
CCP LANGKAH
PRINSIP 3.
BATAS KRITIS
PRINSIP 4.
PEMANTAUAN
PRINSIP 5.
KOREKSI & TINDAKAN
KOREKSI
PRINSIP 6.
VERIFIKASI
PRINSIP 7.
REKAMAN
5 Pemolesan
(Polisher)
Tidak menggunakan
pemutih
Air utk pengkabutan
menggunakan mutu baku
air minum dan alat
penyosohan/
pemolesan dalam kondisi
baik
Petugas operasional mengecek
kebersihan mesin, personal dan
kualitas mutu baku air minum untuk
alat kabby (pengabut) setiap hari
Melakukan sanitasi
terhadap mesin dan
personil yang menangani
saat akan gunakan alat
Memberi teguran pada
petugas operasional mesin,
evaluasi setiap hari sebelum
operasional
Rekaman
kebersihan
alat
Laporan hasil
uji lab mutu
baku air
minum 6
sekali
6 Pemilihan
(Mesin Grading)
Kondisi mesh ayakan dalam
kondisi bagus, bersih dan
tidak berkarat
Petugas operasional mengecek
kebersihan mesin, personal dan
mesh ayakan jangan sampai robek
setiap hari
Mengganti ayakan jika
ada sobekan pada lobang
ayakannya/berkarat dan
membersihkan ayakan
jika dalam kondisi kotor
Memberi teguran pada petugas operasional mesin, evaluasi setiap hari sebelum operasional
Rekaman
kebersihan
dan laporan
perbaikan
kerusakan alat
7 Pengepakan/pengemasan (Packing)
Kemasan tidak bocor dan
tidak rusak fisiknya
Petugas melakukan inspeksi alat
dan jenis kemasan dengan
pengamatan visual setiap proses
pengepakan
Pemeliharaan mesin
packing, sortasi kemasan
plastik yang rusak
Review kinerja petugas pengemas, perbaiki mesin packing jika rusak parah atau bahkan diganti , review hasil inspeksi packing kemasan.
Rekaman hasil
kalibrasi
timbangan
RMU………………
PANDUAN MUTU (PM) Kode. Dok : Revisi :
N-PM
0
SISTEM HACCP Tanggal Berlaku:
Halaman :
……………..
4 dari 4
NO.
CCP LANGKAH
PRINSIP 3.
BATAS KRITIS
PRINSIP 4. PEMANTAUAN
PRINSIP 5. KOREKSI & TINDAKAN
KOREKSI
PRINSIP 6. VERIFIKASI
PRINSIP 7.
REKAMAN
8
Penyimpanan
(Gudang Simpan)
Kondisi gudang bersih, rapi
dan tidak ada serangga
kelembaban dalam suhu
normal
Petugas melakukan inspeksi
kebersihan gudang, kerapian
gudang dan melakukan pengamatan
kelembaban dan suhu gudang
simpan dan produk yang disimpan
sesuai tanggal produksi.
Sanitasi dan penataan
gudang simpan
Memberi teguran pada petugas gudang untuk memberihkan dan menata gudang setiap hari sesuai tanggal produksi
Rekaman
jenis barang
yang
disimpan
digudang
9 Distribusi/
pengiriman
Kendaraan angkut dalam
kondisi baik dan bersih
Petugas melakukan inspeksi
kelayakan kendaraan angkut setiap
saat pengiriman dan harus dalam
kondisi kebersihan serta tertata rapi
Sanitasi kendaraan angkut
dan perbaikan kendaraan
angkut jika terjadi
kerusakan dilakukan
perbaikan
Memberi teguran pada supir petugas pengirim barang untuk membersihkan dan mengecek kelayakan kondisi kendaraan angkut setiap satu hari sebelum pendistribusian barang.
Rekaman
banyak dan
jenis barang
yang dikirim
RMU………
PERSYARATAN DASAR HACCP
Kode. Dok
Revisi
:
:
O-SSOP
0
SANITASI STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
(SSOP)
Tgl Berlaku
Halaman
:
:
………………
1 dari 8
1. Keamanan air
- Pengendalian dan pengawasan
Air yang digunakan untuk produksi dan mencuci peralatan dan tangan harus bersih sesuai standar air minum.
Setiap hari sebelum mulai proses produksi dilakukan pengecekan secara visual (kejernihan, bau dan rasa) dan
analisa laboratorium dilakukan setahun sekali.
- Tindakan koreksi
Apabila dari hasil pengamatan, menunjukkan air yang tidak aman, maka stop produksi, dilakukan pengecekan
penyebab air tidak aman dan dilakukan perbaikan, sehingga air kembali aman, atau mencari pasokan air yang
aman selama sumber air belum aman
- Rekaman
Hasil analisa tahunan, rekaman monitoring form 1-01 dan form 1-02
2. Kondisi dan kebersihan alat yang kontak langsung dengan pangan
- Pengendalian dan pengawasan
Kondisi semua peralatan yang kontak langsung dengan pangan harus dari bahan yang aman dalam kondisi baik,
layak pakai serta bersih sehingga tidak menimbulkan kontaminasi terhadap pangan. Setiap hari sebelum dimulai
proses produksi dan setelah selesai proses dilakukan monitoring terhadap kondisi dan kebersihan alat tsb.
- Tindakan koreksi
Apabila dari hasil monitoring menunjukkan kondisi dan kebersihan alat tidak memenuhi persyaratan, maka
peralatan harus diperbaiki/diganti dan dibersihkan terlebih dahulu sebelum digunakan.
- Rekaman
Rekaman hasil monitoring form 1-01
RMU………
PERSYARATAN DASAR HACCP
Kode. Dok
Revisi
:
:
O-SSOP
0
SANITASI STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
(SSOP)
Tgl Berlaku
Halaman
:
:
………………
2 dari 8
3. Pencegahan kontaminasi silang
- Pengawasan dan Pengendalian
Untuk pencegahan kontaminasi silang, maka urutan proses harus teratur dan tidak bolak-balik, penyimpanan
bahan baku dan produk jadi/setengah jadi serta bahan pengemas harus terpisah, peralatan kotor tidak boleh
disimpan bersamaan dengan peralatan yang bersih, karyawan yang bekerja di bagian proses produksi harus
sehat, ruangan/lantai tempat kerja harus bersih, bahan bukan pangan harus diisolasi dari produk dan semua
lampu ditempat proses produksi harus berpelindung. Setiap hari sebelum proses produksi dan sesudah proses
produksi harus dilakukan monitoring terhadap hal-hal tersebut diatas.
- Tindakan Koreksi
Apabila dari hasil monitoring ditemukan hal-hal yang dapat menimbulkan kontaminasi silang, maka stop proses
produksi, hindari terjadinya kontaminasi silang dengan menangani penyebabnya sampai kondisi aman kembali
untuk berproduksi.
urutan proses tidak teratur, stop produksi dan perbaiki dahulu
bahan baku, bahan pengemas dan bahan jadi tercampur, pindahkan sesuai tempatnya, evaluasi produk
laporkan hasilnya ke QC untuk didisposisi (dilepas,diperbaiki, dimusnahkan)
Peralatan kotor tercampur dengan yang bersih, cek dan lakukan pembersihan ulang atau disimpan ditempat
yang disediakan.
Ada karyawan sakit, diistirahatkan
Lantai dan ruangan kerja kotor, bersihkan dulu sebelum proses produksi dimulai
Ada bahan bukan untuk pangan, segera simpan pada tempat penyimpanan, evaluasi keamanan produk,
laporkan hasilnya untuk didisposisi.
Lampu dibagian produksi tidak berpelindung, stop produksi dan perbaiki, ganti.
- Rekaman
Rekaman hasil monitoring form 1-01, form 1-02
4. Fasilitas cuci tangan, toilet dan sanitasi
- Pengendalian dan pengawasan
Kondisi fasilitas cuci tangan dan toilet harus memadai dan bersih serta lengkap dengan sarana prasarana (air,
gayung, bahan sanitasi/sabun, pengering). Toilet tidak menghadap langsung ke tempat proses produksi. Setiap hari
sebelum proses produksi dilakukan monitoring terhadap kebersihan dan kelengkapan sarana cuci tangan dan toilet.
RMU………
PERSYARATAN DASAR HACCP
Kode. Dok
Revisi
:
:
O-SSOP
0
SANITASI STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
(SSOP)
Tgl Berlaku
Halaman
:
:
………………
3 dari 8
- Tindakan koreksi
Apabila dari hasil monitoring ditemukan kondisi yang tidak sesuai persyaratan, maka proses produksi belum dapat
dimulai, sampai dilakukan perbaikan (memperbaiki, membersihkan dan melengkapi sarana) sesuai dengan hasil
monitoring.
- Rekaman
Rekaman hasil monitoring form1-01, form 1-02
5. Proteksi dari bahan-bahan toksin
- Pengendalian dan pengawasan
Tidak diperbolehkan bahan-bahan toksin (pembersih lantai, detergent, pembersih kaca, sarana budidaya dan
bahan-bahan lainnya yang berbahaya) berada pada lokasi produksi (lokasi grading dan pengemasan)
- Tindakan koreksi
Bila dijumpai bahan bahan yang bukan digunakan untuk makanan (bahan beracun/berbahaya bagi keamanan
pangan), cek apakah terjadi pencemaran dan segera pindahkan ketempat penyimpanannya.
- Rekaman
Hasil monitoring harian, form1-01
6. Penyimpanan dan pelabelan bahan-bahan kimia/ sarana-prasarana produksi
- Pengendalian dan pengawasan
Sarana prasarana untuk budidaya (pupuk dan obat-obatan), bahan pembersih lantai, kaca dsb.
berlabel dan disimpan ditempat tersendiri, sehingga tidak mengkontaminasi produk.
- Tindakan koreksi
Bila dijumpai bahan-bahan tersebut tidak berlabel, dicek dan diberi label atau dikembalikan ke
supplier, dan bila disimpan tidak pada tempatnya, segera pindahkan ke tempat penyimpanan.
RMU………
PERSYARATAN DASAR HACCP
Kode. Dok
Revisi
:
:
O-SSOP
0
SANITASI STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
(SSOP)
Tgl Berlaku
Halaman
:
:
………………
4 dari 8
- Rekaman
Hasil monitoring harian, form1-01, form 1-02
7. Hygiene karyawan
- Pengendalian dan pengawasan
Semua karyawan yang bekerja di lokasi penerimaan, pengemasan produk harus menggunakan pakaian kerja (tutup
kepala, masker, sarung tangan)yang bersih, kondisi sehat, tidak terdapat luka terbuka, tidak melakukan kebiasaan
buruk (makan, meludah, menggaruk dsb.) di lokasi produksi, tidak menggunakan perhiasan, tidak memanjangkan kuku
jari. Setiap hari sebelum mulai bekerja dilakukan pengecekan, dan dilakukan pelatihan atau pemberitahuan ulang
sekali seminggu.
- Tindakan koreksi
Bila dari hasil monitoring terdapat ketidak sesuaian maka karyawan yang bersangkutan ditegur dan tidak diijinkan untuk
ikut bekerja di lokasi proses produksi, dilakukan pelatihan dan kalo perlu diberi sangsi.
- Rekaman
Rekaman hasil monitoring, form 1-01
8. Pembersihan dan pengendalian pest.
- Pengendalian dan pengawasan
Lokasi produksi harus bersih, tidak diperbolehkan adanya benda yang menarik binatang (onggokan sampah harus
dihindari/ dibersihkan tiap hari, sisa-sisa produk yang berceceran atau menempel dilantai harus dibersihkan dsb.),
untuk meminimalkan kehadiran serangga. Saluran air di lokasi produksi harus bersih. Perlu pemasangan perangkap
tikus bila ada indikasi adanya binatang tersebut, lingkungan lokasi produksi bebas dari benda-benda yang menarik
binatang pengerat (tidak ada sisa2 makanan atau sisa-sisa produk yang dapat menarik kehadiran binatang pengerat).
Setiap hari dilakukan monitoring.
- Tindakan koreksi
Apa bila dari hasil monitoring terdapat ketidak sesuaian, proses produksi diberhentikan dulu, cari penyebabnya dan
perbaiki kondisi (pasang perangkap lalat, pembasmian kecoa dengan insektisida saat tidak ada kegiatan dsb.) sampai
kondisi kembali terkendali.
- Rekaman
Rekaman hasil monitoring harian, form 1-01
RMU………
PERSYARATAN DASAR HACCP
Kode. Dok
Revisi
:
:
O-SSOP
0
PROGRAM KEBERSIHAN LANTAI, DINDING DAN
LANGIT-LANGIT
Tgl Berlaku
Halaman
:
:
………………
5 dari 8
Lokasi/Peralatan Cara Frekuensi/ waktu pembersihan Pelaksana
Lantai pada lokasi proses
penerimaan bahan baku,
sortasi, pengemasan
- Disapu - Di semprot air
- Sebelum dan setelah proses - Minimal sekali seminggu atau
bila diperlukan dan telah disapu.
Petugas
kebersihan
Lantai kantor disapu dan dibersihkan Setiap hari sebelum jam kerja Petugas
kebersihan
Dinding dan langit-langit
gudang, kantor
dibersihkan Minimal sebulan sekali saat tidak ada
kegiatan
Petugas
kebersihan
Langit-langit, lokasi proses Disapu, bila perlu
menggunakan sapu
dengan tangkai panjang
Minimal sebulan sekali saat tidak ada
kegiatan
Petugas
kebersihan
Lantai ruang penyimpanan
pupuk, oli, bahan bakar dan
obat-obatan dibersihkan dan
dirapikan
- Disapu bila perlu di pel
- Tumpukan ppk kandang ditutup rapi
- Bahan bakar, oli, obat-obatan kimia ditata rapid dan terpisah dari produk bahan baku
- Minimal sebulan sekali
- Setiap hari
- Setiap hari
Petugas
kebersihan
Halaman sekitar unit
pengemasan
- Disapu dgn sapu lidi
- Memotong rumput - Tidak boleh ada
onggokan sampah yang terbuka
- Setiap hari
- Dua minggu sekali
- Selesai kegiatan setiap hari sampah dibersihkan.
Petugas
kebersihan
RMU………
PERSYARATAN DASAR HACCP
Kode. Dok
Revisi
:
:
O-SSOP
0
PROGRAM KEBERSIHAN PERALATAN, TOILET,
TEMPAT CUCI DAN PENAMPUNG AIR
Tgl Berlaku
Halaman
:
:
………………
6 dari 8
Lokasi/ Peralatan Cara Frekuensi/ waktu
pembersihan Pelaksana
Pisau Dicuci dengan menggunakan bahan yang
diijinkan dan membilasnya sampai bersih,
dikeringkan, dan disimpan di tempatnya
Minimal setiap hari
setelah dipakai
Petugas
kebersihan
Ember tempat produk Disemprot dengan air, disikat, dikeringkan
dan disimpan ditempatnya
Minimal setiap hari
setelah dipakai
Petugas
kebersihan
Tempat sampah Dibersihkan dengan air dan disikat atau
dengan mengganti kantongnya
Minimal setiap hari
setelah proses selesai.
Petugas
kebersihan
Mesin padi cleaner
dan Separator, mesin
grading
Dibersihkan dengan menggunakan
konfesor/vacum cleaner sampai bersih
Minimal setiap hari
setelah proses selesai.
Petugas
kebersihan
Tempat saluran
pembuangan
Dibersihkan dari sisa-sisa produk dengan
menggunakan konfesor/
facum cleaner sampai bersih
Setiap kali habis
digunakan atau kondisi
kotor
Petugas
kebersihan
Bak penampungan
sisa produk (sekam)
Dibersihkan dari sisa sekam dengan
memasukkan sisa sekam ke karung bekas,
ditumpuk dengan rapi
Minimal setiap hari
setelah proses selesai
Petugas
kebersihan
Lokasi penyimpanan
bahan pengemas
Dibersihkan dari debu dan bahan-bahan lain
dapat mengkontaminasi
Minimal setiap hari
setelah proses selesai
Petugas
kebersihan
Sarana pencuci tangan - Digosok, dibersihkan dan disanitasi - Dilengkapi peralatannya (sabun, lap
tangan).
- Minimal setiap hari setelah proses
- Dua kali sehari (setiap diperlukan)
Petugas
kebersihan
Sarana toilet - Digosok, dibersihkan, disanitasi - Sarana dilengkapi (air, gayung, sabun,
karbol dsb.)
Minimal setiap hari
sekali
Petugas
kebersihan
Sepatu boot Disikat dan dibersihkan dengan air bersih Setiap hari setelah
selesai dipakai
Petugas
kebersihan
Tempat penampung
air (jika ada)
Disikat dan dibersihkan dengan air bersih. Minimal seminggu
sekali
Petugas
kebersihan
RMU………
PERSYARATAN DASAR HACCP
Kode. Dok
Revisi
:
:
O-SSOP
0
PROGRAM KEBERSIHAN PERALATAN, TOILET,
TEMPAT CUCI DAN PENAMPUNG AIR
Tgl Berlaku
Halaman
:
:
………………
7 dari 8
Lokasi/ Peralatan Cara Frekuensi/ waktu
pembersihan
Pelaksana
Pipa aliran air Menggunakan bahan yang tidak
berkarat.
Minimal setiap bu-
lan dicek dan diber-
sihkan bila perlu
Petugas
kebersihan
Kendaraan
pengangkut
Dibersihkan, dibilas dengan air bersih,
bila perlu menggunakan saniter
Sebelum digunakan. Sopir
RMU………
PERSYARATAN DASAR HACCP
Kode. Dok
Revisi
:
:
O-SSOP
0
PROGRAM PENGENDALIAN HAMA, SUHU
PENYIMPANAN DAN PENGIRIMAN PRODUK
Tgl Berlaku
Halaman
:
:
………………
8 dari 8
Uraian Cara Frekuensi/ waktu
pembersihan Pelaksana
Pengendalian Hama
Mamalia
- anjing, kucing
- tikus
- Jauhkan dari lokasi (diku-rung,
diikat)
- Menggunakan perangkap atau
racun tikus
- setiap hari
- Setiap hari
Pengendali hama
Serangga
- Kecoa
- Lalat
- Semut
- Laba-laba (sarang)
- Kutu
- Dimatikan (secara fisik),
menggunakan insektisida
- Menggunakan perangkat, lampu uv
- Menggunakan insektisida, kapur
semut (waktu libur)
- Dibersihkan dengan sapu
- Dimatikan (secara fisik),
menggunakan pestisida
- Bila ada, setelah
proses (dengan
insektisida)
- Bila ada setiap hari
- Bila ada setiap hari
- Bila ada setiap hari
- Bila ada, setelah
proses (dengan
fumigasi)
Pengendali hama
Unggas
- Burung
- ayam
- Menggunakan jaring pelindung
- Jauhkan dari lokasi (dikurung,
dikandangkan)
Bila ada setiap hari
Bila ada setiap hari
Pengendali hama
Hewan melata
- cicak
Menutupi produk untuk menghindari
kotoran cicak
Setiap ada produk Bagian produksi
Suhu:
Ruang penyimpanan
tanpa pendingin
Produk tertutup dengan fentilasi
udara/sirkulasi udara cukup
Setiap kali melaku-kan
penyimpanan
Petugas
penyimpanan
produk
Pengangkutan tanpa
fasilitas pendingin
Produk selalu tertutup dengan sirkulasi
udara cukup. Untuk jarak jauh
diusahakan diangkut pada malam hari,
tergantung cuaca.
Setiap kali melakukan
pengangkutan
Petugas bagian
pengiriman.
RMU………
PROSEDUR (SOP)
Kode. Dok
Revisi
:
:
P-SOP
0
PENARIKAN PRODUK KEMBALI (RECALL) Tgl Berlaku
Halaman
:
:
………………
1 dari 1
Untuk menjaga kepuasan pelanggan dan menghindari konsumen dari mengkonsumsi produk yang tidak aman, maka
perusahaan mempunyai kebijakan untuk melakukan penarikan produk (produk recall). Informasi yang menjadi alasan
untuk melakukan penarikan produk terutama adalah keluhan atau komplain dari pelanggan, dan adanya kesalahan
bahan baku atau proses produksi. Produk yang telah ditarik selanjutnya dikumpulkan pada tempat yang terpisah dan
telah ditentukan. Informasi dan data penarikan produk akan didokumentasikan dan ditindaklanjuti. Tindak lanjut yang
dilakukan dengan adanya penarikan produk antara lain dapat berupa :
1. Penghentian proses produksi sampai diperoleh hasil perbaikan yang memenuhi persyaratan konsumen.
2. Menyelidiki penyebab masalah dan menyusun tindakan koreksi agar tidak terulang kembali.
3. Penanganan terhadap produk yang ditarik.
Pelaksanaan penarikan produk ini dilakukan dibawah tanggung jawab manajer produksi
Formulir 1- 01
FORMULIR MONITORING DAN PENERAPAN SSOP HARIAN
Uraian
Sblm
kerja
pagi
Sblm
kerja
siang
Stlh
kerja
sore
Slm
kerja
Tindakan
koreksi
Tindakan
verifikasi
Keamanan air (SSOP-01) (bau,rasa, kejernihan)
Kondisi dan kebersihan alat yang kontak dengan
produk (SOP-1, SOP-2):
- Kondisi peralatan (pisau, wadah untuk produk, lokasi sortasi dan grading, bak pencuci, bak tempat penampungan, lap produk, sarung tangan, bahan pengemas) utuh dan layak pakai
- Kebersihan peralatan (sda)
Pencegahan kontaminasi silang, hygiene karyawan
(SOP-1, SOP-2)
- Tidak terjadi simpang-siur alur proses
- Bahan pengemas bersih dan disimpan ditempat bersih dan tidak lembab
- Peralatan disimpan dalam kondisi bersih dan ditempat yang bersih dan tidak lembab
- Tidak ada karyawan yang sakit/ luka terbuka pada saat bekerja di bagian produksi
- Karyawan mencuci tangan setiap akan mulai kerja
- Karyawan tidak boleh merokok, meludah, makan, minum, dan harus menjaga kebersihan diri di ruang produksi
- Lampu di ruang produksi harus berpelindung dan bersih
- Lantai tempat produksi dan kantor harus bersih
Proteksi dari bahan toxin/ beracun (SOP-1) - Selama proses produksi tidak terdapat bahan
toxin/membahayakan keamanan pangan di ruang produksi
Formulir 1- 01
FORMULIR MONITORING DAN PENERAPAN SSOP HARIAN
(lanjutan)
Uraian
Sblm
kerja
pagi
Sblm
kerja
siang
Stlh
kerja
sore
Slm
kerja
Tindakan
koreksi
Tindakan
verifikasi
Kondisi dan kebersihan sarana pencuci tangan, toilet dan bahan sanitasi (SOP-1, SOP-2) - Kondisi sarana pencuci tangan (layak
dipakai air bersih tersedia, sabun/disinfektan ada, lap tangan ada) serta bersih.
- Kondisi toilet (layak dipakai, air bersih tersedia, gayung, sabun/disinfektan tersedia) dan bersih
- Kondisi sarana pencuci produk dan saluran pembuangan airnya bersih, cukup air
Pengendalian Hama (SOP-1, SOP-2)
- Pengendalian hama sudah dilakukan
dgn baik
.............., …………………………200....
Mengetahui QC Supervisor
( ) ( )
Formulir 1-02
FORMULIR MONITORING DAN PENERAPAN SSOP MINGGUAN DAN BULANAN
Uraian Bulan……
Jum’at minggu I
Bulan …… /Tahun….. Setiap Jum’at Tanggal
Tindakan koreksi Tindakan verifikasi
…….
…….
…….
…….
…….
Keamanan air (Dok.SPO-1) Pipa air tidak bocor dan tidak berlumut
Pencegahan kontaminasi silang dan Pengendalian hama (Dok.SPO-01, SPO-02) - Lantai lokasi kegiatan disemprot air dan
dibersihkan min setiap minggu - Dinding dan langit-langit ruang produksi,
kantor bersih - Dinding dan langit-langit tempat
penyimpanan sarana budidaya bersih (dibersihkan setiap bulan)
Penyimpanan dan pelabelan sarana budidaya - Semua pupuk dan obat-obatan /
pestisida telah disimpan dan dilabel dengan benar
………., ……….………200…..
Mengetahui QC Supervisor ( ) ( )
LAMPIRAN 6
CHECKLIST
AUDIT INTERNAL PENERAPAN JAMINAN
MUTU BERDASARKAN SISTEM HACCP (SNI
CAC/RCP 1:2011)
CHECKLIST AUDIT INTERNAL PENERAPAN JAMINAN MUTU BERDASARKAN SISTEM HACCP
(SNI CAC/RCP 1:2011)
Informasi Audit
Tanggal Audit : Nama Auditor :
Fasilitas yang diaudit : Lokasi :
Nama Auditee : Tlp/Hp :
Standar Acuan :
Olahan Produk :
Program di audit : Jumlah rencana HACCP :
Tipe audit :
Lama Waktu Audit :
(waktu mulai- akhir):
Tanda Tangan Auditor :
No Pertanyaan
Ya---------------- Tidak
Temuan 5 4 3 2 1 0
Sangat baik
Baik Cukup Kurang Sangat Kurang
Tidak ada
sama sekali
1. PRODUKSI PRIMER
- Kebersihan lingkungan
- Produksi Hygiene
- Penanganan, Penyimpanan dan Transportasi
2. FASILITAS PEMBENTUKAN, DESAIN &
2.1 Lokasi
- Pendirian
- Peralatan
2.2 Aset Kamar
- Desain dan Layout
- Struktur internal dan perlengkapan
- Sementara / Premises mobile dan Mesin penjual
2.3 Peralatan
- Umum
- Kontrol pangan dan pemantauan peralatan
- Wadah untuk limbah dan zat yang termakan zat
Pelaksanaan Audit Audit sistem tahun 1
Audit sertifikasi ulang Audit sistem tahun 2
No Pertanyaan
Ya---------------- Tidak
Temuan 5 4 3 2 1 0
Sangat baik
Baik Cukup Kurang Sangat Kurang
Tidak ada
sama sekali
1. PRODUKSI PRIMER
2.4
Fasilitas
- Persediaan air
- Drainase dan Pembuangan Limbah
- Pembersihan
- Personil Fasilitas Kebersihan dan Toilet
- Pengatur suhu
- Ventilasi
- Pencahayaan
3. PENGENDALIAN OPERASIONAL
3.1 Bahaya Makanan
3.2 Sistem Pengendalian Kebersihan
- Waktu dan Suhu Control
- Kontaminasi silang mikrobiologi
- Kontaminasi Fisik dan Kimia
3.3 Bahan/barang yang masuk
3.4 Pengepakan
3.5 Air
- Dalam kontak dengan makanan
- Sebagai bahan
3.6 Manajemen dan pengawasan
3.7 Dokumentasi dan Rekaman
4. PENDIRIAN -PEMELIHARAAN DAN SANITASI
4.1
Pemeliharaan dan Kebersihan
- Umum
- Prosedur dan metode Pembersihan
4.2 Program Pembersihan
4.3 Sistem Pengendalian Hama
4.4 Manajemen Limbah
4.5 Efektivitas Pemantauan
5. PENDIRIAN - KEBERSIHAN PERSONIL
5.1 Status Kesehatan
5.2 Kebersihan Personil
5.3 Personil Perilaku
6. TRANSPORTASI - ANGKUTAN
6.1 Desain dan Konstruksi
6.2 Penggunaan dan Perawatan
7 INFORMASI PRODUK DAN KESADARAN KONSUMEN
7.1 Identifikasi jumlah
7.2 Informasi Produk
7.3 Pelabelan
7.4 Pendidikan Konsumen
8. PELATIHAN
8.1 Kesadaran dan Tanggung Jawab
8.2 Program Pelatihan
8.3 Instruksi dan Pengawasan
8.4 Pelatihan Penyegaran
9. INFORMASI TAMBAHAN
- kode kebersihan setiap produk tertentu
- Prosedur Kalibrasi (jika ada)
- Program Penjual
No Pertanyaan
Ya---------------- Tidak
Temuan 5 4 3 2 1 0
Sangat baik
Baik Cukup Kurang Sangat Kurang
Tidak ada
sama sekali
1. PRODUKSI PRIMER
I AUDIT HACCP LANGKAH AWAL
1 Apakah semua lima langkah awal telah selesai ?
2 Adalah tim HACCP diidentifikasi
3 Apakah persetujuan rencana HACCP diperoleh dan revisi rencana diidentifikasi
4 Apakah makanan benar dijelaskan termasuk nama, negara makanan sebelum dikonsumsi, pelestarian, metode, pengemasan, distribusi, umur simpan, pelabelan dan kontrol khusus untuk distribusi
5 Telah bahan baku dan daftar bahan telah selesai untuk setiap Food
6 Apakah tujuan penggunaan makanan diidentifikasi
Apakah diagram alir mungkin dimulai pada titik awal dan berakhir pada titik penanganan terakhir dari produk
Diagram adalah termasuk tata letak mesin
Diagram alir telah selesai untuk memasukkan semua langkah bahkan langkah opsional jika ada
Diagram alir telah diverifikasi oleh tim HACCP untuk memastikan bahwa (bukti rekaman –yang diperlukan telah ditanda tangan) itu lengkap dan akurat
Jika sudah ada modifikasi pada produk pangan atau proses. Langkah awal telah dimasukkan dalam revalidation HACCP
II AUDIT KEPATUHAN TERHADAP PRINSIP HACCP
A Prinsip 1: Analisis Hazard
1. Memiliki penilaian terhadap bahaya biologi, kimia dan fisik untuk semua bahan, bahan baku, proses dan langkah-langkah pasca produksi telah selesai
2. Apakah semua bahaya telah dipertimbangkan untuk semua bahan baku dan semua langkah-langkah proses ?
3. Apakah langkah-langkah / tindakan pengendalian preventif untuk bahaya diidentifikasi ?
4. Apakah langkah-langkah pencegahan yang dilakukan seperti yang dijelaskan dalam rencana HACCP (bukti catatan dan amati apa yang dilakukan dalam penerapan)
5. Apakah penilaian risiko telah dilakukan untuk menentukan bahaya yang signifikan
No Pertanyaan
Ya---------------- Tidak
Temuan 5 4 3 2 1 0
Sangat baik
Baik Cukup Kurang Sangat Kurang
Tidak ada
sama sekali
6. Apakah penggunaan produk akhir pangan telah dipertimbangkan dalam penilaian risiko ?
7. Apakah bahan referensi yang digunakan oleh tim HACCP untuk menentukan bahaya dan risiko / keparahan tersedia sehingga memberikan rasional untuk keputusan (keputusan yaitu transparan) ?
8. Lingkup rencana HACCP yaitu keamanan pangan saja atau keamanan pangan dan kualitas yang diterapkan secara konsisten ?
9. Apakah memiliki bahaya yang berada di luar kendali langsung dari pabrik telah dipertimbangkan dalam analisis bahaya (misalnya distribusi)
B Prinsip 2 : Critical Control Point
1. Apakah setiap bahaya yang signifikan memiliki CCP ?
2. Apakah CCP diterapkan dengan benar ?
3. Apakah ada prosedur / instruksi kerja untuk setiap CCP ?
4. Lihat titik kendali kritis (CCP) prosedur dan proses checklist
C Prinsip 3 Menetapkan Batas Kritis
1. Apakah batas kritis ditugaskan untuk setiap CCP
2. Apakah batas kritis divalidasi (meninjau bukti obyektif, dll)
3. Apakah dilaksanakan (review catatan pemantauan, mengamati proses) batas kritis
4. Apakah dijelaskan tepat batas kritis, yaitu maksimum / nilai minimumnya?
5. Apakah data yang disajikan menunjukkan kesesuaian dengan batas kritis?
D Prinsip 4 : Pemantauan
1. Apakah pemantauan catatan yang sedang dibuat sesuai dengan CCP
2. Pemantauan prosedur harus menjelaskan informasi apa, bagaimana, di mana, kapan, siapa
3. Untuk setiap batas kritis harus ada tindakan pemantauan yang mencakup jawaban
4. Adalah pemantauan yang memadai dan apakah hal itu memberikan jaminan tingkat tinggi bahwa proses ini di bawah kendali
E Prinsip 5. Penetapan tindakan perbaikan
1. Apakah catatan tindakan korektif selesai untuk semua penyimpangan dari batas kritis
No Pertanyaan
Ya---------------- Tidak
Temuan 5 4 3 2 1 0
Sangat baik
Baik Cuku
p Kuran
g
Sangat Kuran
g
Tidak ada
sama sekali
2. Apakah catatan tindakan korektif berkorelasi dengan catatan pemantauan yang relevan
3. tindakan korektif perlu mengalir template.
4. Deskripsi harus mencakup tindakan segregasi, koreksi dan disposisi dengan nama orang yang bertanggung jawab.
5. Apakah catatan tindakan korektif Ulasan, sehingga untuk menilai rencana HACCP untuk setiap tren.
F Prinsip 6 : Pencatatan
1. Ketika melihat catatan, cari perbedaan yang menunjukkan ketidakpatuhan dengan rencana HACCP.
2. Kegagalan untuk mengkorelasikan waktu hari yang sesuai dengan catatan.
3. Check setiap titik pemantauan terhadap batas kritis
4. Periksa catatan kalibrasi untuk melihat kalibrasi yang dilakukan dengan menggunakan metode yang tepat dan standar. Mencari potensi pemalsuan, pra-entri data dan kesalahan lainnya.
5. Periksa catatan pelatihan untuk melihat pelatihan yang diperlukan dalam prosedur
6 Apakah catatan semua kegiatan verifikasi HACCP dipertahankan
7 Catatan tindakan korektif harus mampu selaras dengan catatan pemantauan dan mencakup deskripsi masalah, koreksi dan disposisi.
8 catatan tindakan perbaikan harus diajukan dalam file terpisah untuk kemudahan akses
F Prinsip 7. Verifikasi
1 Apakah dilakukan kegiatan verifikasi yang melakukan diidentifikasi dengan frekuensi yang terpisah (yaitu harian, mingguan, bulanan) dan dicatat pada jadwal pemeriksaan verifikasi ?
2 Apakah ada ulasan dari rencana HACCP dan implementasinya ?
3 Apakah dilakukan validasi batas kritis?
4 Apakah terbukti kebenaran pemantauan CCP ?
5 Apakah terbukti ketepatan pemantauan CCP?
6 Apakah dilakukan analisis sampel untuk memverifikasi CCP yang di bawah kendali
No Pertanyaan
Ya---------------- Tidak
Temuan 5 4 3 2 1 0
Sangat baik
Baik Cuku
p Kuran
g
Sangat Kuran
g
Tidak ada
sama sekali
7 Apakah dilakukan verifikasi monitoring dan prosedur tindakan korektif.
8 Apakah kegiatan verifikasi menunjukkan bahwa program HACCP adalah efektif
9 Verifikasi prasyarat dan program pendukung juga diperlukan diantaranya untuk : - Kalibrasi peralatan, - Review spesifikasi pembelian, - Sampel produk akhir - Pengambilan sampel lingkungan - Tes produk - Konfirmasi kebersihan dan konsentrasi sanitizer
43
LAMPIRAN 7
CONTOH STRUKTUR
TIM ICS DAN URAIAN TUGAS YANG
DIINTEGRASIKAN DALAM STRUKTUR
POKTAN DAN GAPOKTAN
43
Lampiran 7
CONTOH STRUKTUR TIM ICS DAN URAIAN TUGAS YANG DIINTEGRASIKAN DALAM STRUKTUR POKTAN DAN GAPOKTAN
URAIAN TUGAS :
a. Koordinator ICS
Melakukan supervisi terhadap ICS secara keseluruhan
Mengalokasikan sumberdaya dan staf yang memadai untuk menjalankan ICS
Menjalin kerjasama dengan semua pihak untuk kelancaran ICS.
Menyusun ICS Manual.
Menjalin komunikasi dengan LSO
Melakukan supervisi terhadap Staf Lapang (Internal Inspektur dan Petugas
Lapang)
Mensosialisasikan ICS Manual dan mengkoordinasi penerapan Kontrol Internal.
Mengorganisir dan mendampingi pelaksanaan inspeksi eksternal dari LSO
b. Pembelian
Menjaga agar hanya ............ organik yang dibeli.
Menjaga agar gudang terbebas dan terhindar dari pencemaran
Menandatangani kuitansi penerimaan produk.
c. Pengolahan
Menjaga agar hanya ............ organik yang dibeli dan diolah
Menjaga agar proses pengolahan ............ terhindar dari pencemaran.
Menjaga agar produk yang telah diolah disimpan dengan baik dan terhindar dari
pencemaran
d. Penyimpanan
Mengelola file-file di dalam ICS
Melakukan pengolahan data dan mengirimkannya ke LSO
e. Inspektor
Melakukan registrasi petani dan meminta kontrak petani.
Melakukan inspeksi internal sesuai dengan pembagian wilayah
kerja.
Menginformasikan kepada petani tentang standar internal organik
f. Staf Lapangan (Penyuluh)
Memberikan pelatihan dan penyuluhan tentang pertanian organik
Menyusun peta umum dan peta lokasi lahan organik dan non-
organik
ICS
KOORDINATOR
PEMBELIAN PENGOLAHAN PENYIMPANAN PENJUALAN PENYULUH INSPEKTOR
LAMPIRAN 8
PANDUAN SISTEM KENDALI INTERNAL/
INTERNAL CONTROL SYSTEM (ICS)
PANDUAN SISTEM KENDALI INTERNAL (Internal Control System/ICS)
KELOMPOK TANI XYZ
Desa ............... Kecamatan ................... Kabupaten ....................
Propinsi ..................
[bulan] [tahun]
[nama penyusun] [Gapoktan/Poktan/lembaga tani]
DAFTAR ISI
0. DISTRIBUSI DAN REVISI PEDOMAN ICS.................................................. 3
0.1. Distribusi Pedoman ICS ..................................................................... 3 0.2. Penyesuaian dan Perbaikan Pedoman ICS ....................................... 3
1. URAIAN SINGKAT STRUKTUR DAN KEGIATAN .................................... 4 1.1. Gambaran Umum Organisasi Program Serfikasi Organik ............... 4 1.2. Gambaran Umum Pertanian ................................................................ 5 1.3. Gambaran Umum Pembelian, Penanganan dan Ekspor .................. 5
2. PENGELOLAAN RESIKO .......................................................................... 6 2.1. Perkiraan Resiko Dasar ...................................................................... 6 2.2. Titik Kritis dalam Pengkontrolan dan Mengatasi Resiko ................. 7
3. STANDAR INTERNAL ORGANIK .............................................................. 9 3.1. Cakupan Sertifikat ............................................................................... 9 3.2. Standar Internal Organik .................................................................... 9
4. PROSEDUR PENGKONTROLAN KEBUN DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN 10 4.1. Registrasi Petani ................................................................................. 10 4.2. Inspeksi Internal .................................................................................. 12 4.3. Perkiraan Hasil .................................................................................... 16 4.4. Prosedur Pengambilan Keputusan Internal ...................................... 17 4.5. Tidak Memenuhi Persyaratan dan Sanksi ......................................... 17 4.6. Dokumentasi ICS ................................................................................. 19
5. ORGANISASI DAN STAF ICS .................................................................... 20 5.1. Bagan Organisasi ................................................................................ 20 5.2. Koordinator ICS (ICS Manager) .......................................................... 22 5.3. Inspektur Internal ................................................................................ 23 5.4. Pembuat Keputusan Organik ............................................................. 23 5.5. Petugas Lapang (Penyuluh Lapang, Advisor) .................................. 23 5.6. Pertentangan Kepentingan ................................................................. 24
6. PELATIHAN ................................................................................................ 24 6.1. Pelatihan Staf ICS ............................................................................... 24 6.2. Pelatihan Petani .................................................................................. 25
7. PEMBELIAN, PENANGANAN, PENGOLAHAN, EKSPOR ....................... 26 7.1. Prosedur Pembelian ........................................................................... 26 7.2. Prosedur Penyimpanan ....................................................................... 26 7.3. Pengolahan ............ Organik di Kelompok ...................................... 27 7.4. Penjualan ke ....................................................................................... 27 7.5. Petugas Pembelian dan Pengolahan Pascapanen ........................... 28
8. INSPEKSI EKSTERNAL DAN SERTIFIKASI ............................................. 29
0 Distribusi dan Revisi Pedoman ICS
0.1 Distribusi Pedoman ICS
Keberhasilan Program Sertifikasi Pertanian Organik [komoditi] di kelompok tani [nama], Desa ........ ini, sangat ditentukan antara lain partisipasi aktif dan keterbukaan dari semua pihak yang terkait, mulai dari anggota dan pengurus kelompok, pengurus ICS, Lembaga yang memfasilitasi [nama] dan lembaga yang mengeluarkan sertifikat (LSO) serta lembaga pemasaran [nama exporter] atau lainnya.
Karena itu segala bentuk kebijakan dan prosedur Internal Control Sistem (ICS) serta dokumen lainnya perlu diketahui / didistribusikan kepada semua komponen terkait dalam program tersebut. Pedoman ICS yang lengkap akan diditribusikan / dibagikan kepada :
- ........... ( Lembaga yang memfasilitasi ) - Projek Manager ( Pusat Konsultasi Bisnis .................) - Koordinator / Wakil Koordinator ICS - Seluruh Inspektor Internal - Staff Lapangan / Penyuluh.
Pedoman ICS yang lengkap disimpan juga di : - Ketua / Sekretaris Kelompok Tani ............, sehingga para anggota
kelompok dapat membacanya - Bagian Administrasi ICS
Bagian-bagian tertentu dari pedoman ICS akan dibagikan/didistribusikan kepada : - Seluruh anggota kelompok ....... / Peserta Program Sertifikasi
Pertanian Organik .................. seperti, bagian standar/aturan Internal untuk organik, kontrak, alur dan aturan produksi dan prosedur pembelian.
- Bagian pengelolaan/pemrosesan seperti, standar Internal dalam pemrosesan dan prosedur pemrosesan.
- Bagian Pembelian seperti, Prosedur dan Formulir-formulir pembelian. 0.2. Revisi / Penyesuaian Dan Perbaikan Pedoman ICS
a. Pedoman ICS dapat di ubah/disesuaikan bilamana diperlukan. (Misalnya jika standar sertifikasi berubah atau jika prosedur-prosedur tidak bisa berjalan dengan baik).
b. Pedoman ICS paling sedikit setahun sekali diperiksa ulang, yakni pada bulan ....... - .......... sebelum ..............
c. Jika terjadi perubahan yang perlu, maka pedoman ICS yang telah diperbaharui itu dibagikan kepada semua komponen yang telah disebutkan di atas.
d. Perubahan Pedoman ICS harus mendapat persetujuan dari Ketua Kelompok Tani dan Koordinator/Wakil Koordinator ICS.
e. Koordinator ICS bertanggung jawab membagikan prosedur–prosedur dan formulir-formulir yang telah diubah/diperbaharui kepada semua pihak dan menjamin bahwa semua staff mampu menerapkannya.
1. Uraian Singkat Struktur Dan Kegiatan 1.1. Gambaran Umum Organisasi Program Sertifikasi Organik
Program sertifikasi pertanian ............. di kelompok Tani ..............., Desa .............., Kecamatan ................ Kabupaten .............., untuk tahun pertama (........ s/d ...........) di fasilitasi oleh ..................; Untuk kelancaran kegiatan di lapangan maka perlu dibentuk struktur internal control sistem (ICS) yang melibatkan petugas, pengurus dan anggota kelompok ........... yang susunan Kepengurusannya sebagai berikut :
Untuk memudahkan Pengontrolan dan Administarsi maka Inspektor Internal akan dibari tanggung jawab terhadap petani peserta program yang lokasinya sesuai dengan wilayah domisili sebagai berikut :
Dusun/Domisili Inspektur Internal Luas Areal (ha) Petani Organik
Lokasi 1 Nama inspektor 1 ..... ......
Nama inspektor 2 ............. ........
............. ............. ............. ….
............. ............. .............
............. ............. ............. ...........
............. ............. ...........
............. ............. ............. ...........
............. ............. ..........
TOTAL ............. ...........
Struktur ini akan berkembang disesuaikan dengan perkembangan aktivitas dalam pengelolaan program sertifikasi organik ..........
ICS Koordinator
Pembelian Pengolahan
n
Penyimpanan
an Penjualan Penyuluhan Inspektor
1.2. Gambaran Umum Pertanian
Masyarakat di desa ........... bermata pencaharian pokoknya adalah bertani. Luas lahan untuk pertanian kurang lebih ....... hektar dari ........ hektar luas wilayah. Yang sudah dimanfaatkan sebanyak ......... hektar sedangkan ........ hektar yang sisa masih dalam berupa ............. (belum dimanfaatkan).
Tanaman ............. merupakan tanaman yang mendominasi luas pertanian yang sudah dimanfaatkan tersebut yakni kurang lebih ....... hektar dan merupakan komoditi ungulan pertama, yang memberikan kontribusi pendapatan terbesar bagi masyarakat ....... selain .............
Rata-rata luas pemilikan lahan ........ hektar. Luas lahan yang paling sempit ........ hektar dan yang paling luas ......... hektar. Rata-rata produksi .............. Pola tanam pada lahan .......... . Tanaman ........... ditanam setiap tahun ditempat yang sama sampai tanaman ............ produksi hingga ..........
Pemeliharaan tanaman ............ yang dilakukan petani di Desa ................, baru pada tahap ...................; sedangkan teknologi lain seperti ....................
Selain tanaman ............ tanaman lain juga dibudidayakan adalah .............
1.3. Gambaran Umum Pembelian, Penanganan dan Ekspor
Kebiasaan petani di desa ....... memanen ............. dengan menunggu ........... Musim ........ di desa .............. dan di daerah .......... berlangsung mulai bulan ................; panen raya biasanya terjadi pada bulan .............
Total Produksi .......... di desa ............ permusim panen mencapai rata-rata .......... ton.
Sebelum ada pendampingan dari petugas lapangan, pada umumnya petani ................ secara sendiri-sendiri langsung menjual ......... pada pedagang pengumpul yang setiap hari datang membeli ......... pada petani di desa ............
Namun setelah ada pendampingan dari petugas, petani dihimpun dalam kelompok dan menjualnya di kendalikan oleh satuan tugas (satgas) pemasaran ............ .
Saat ini petani melalui kelompok sudah melakukan pemrosesan ............... sehingga para petani di desa .............. memasarkan produk dalam ...... bentuk yakni :
.............. yang di jual kepada pedagang pengumpul; ................ yang di jual ke ........ selanjutnya diolah lebih lanjut atau langsung dikirim ke PT. ....... untuk diolah sebelum di eksport sedangkan bentuk produk .......... yang ke tiga adalah ...........yang dijual ke pasaran Lokal.
Kedepan untuk pengolahan ......... organik kelompok menyepakati untuk produk ........... dalam dua bentuk dengan sistem dan mekanisme masing-masing bentuk sebagai berikut :
Produk ..........................................................................................................
2. Pengelolaan Resiko
2.1. Perkiraan Resiko Dasar
Kebijakan: Resiko yang bisa mengancam kualitas produk organik di setiap tahapan proses produksi, transportasi dan penyimpanan, pengolahan dan ekspor harus diketahui dan diperhitungkan/dicatat dalam prosedur-prosedur kontrol internal. Oleh karena itu identifikasi awal tentang resiko harus lengkap, identifikasi resiko harus dilakukan baik di lahan/teknik budidaya tanaman, pemanenan, pengolahan pasca-panen (penyortiran, penjemuran, penyimpanan dan pemrosesan), pengiriman/ transportasi bahkan kegiatan ekspor jika masih di bawah kontrol ICS. Setelah resiko diidentifikasi, ICS harus menetapkan cara-cara dan perlakuan untuk meminimalisir atau mengurangi timbulnya resiko. Selanjutnya perlu diketahui juga kemampuan petani maupun kelompok dalam mengelola resiko.
Berdasarkan hasil identifikasi awal terhadap resiko, resiko-resiko yang mungkin timbul adalah:
LAHAN (Resiko apa yang mungkin timbul berkaitan dengan lahan?): Apakah kepemilikan lahan jelas? Kepemilikan lahan di Desa ..........
jelas, tetapi letak lahan jauh dari pemukiman dan terpencar. Apakah petani melakukan ladang berpindah? Petani Desa ............
melakukan perladangan berpindah hanya untuk tanaman ........, tidak melakukan perladangan berpindah untuk tanaman...........
Apakah petani memanfaatkan lahan dengan sistem tumpangsari? Saat tanaman ........., petani menanam tanaman sela berupa tanaman ...................
Apakah lahan tanaman ........... bisa tercemari melalui irigasi dari lahan non-organik? Lahan tanaman ............. di Desa ............. umumnya berada di dataran tinggi (upland).
TEKNIK BUDIDAYA (Resiko apa yang mungkin timbul berkaitan dengan teknis budidaya?): Apakah bibit yang digunakan adalah bibit an-organik, rekayasa genetik?
Sumber bibit berasal dari ............ milik ............. yang berkualitas bagus dan tidak terkontaminasi bahan agrokimia.
Apakah mudah untuk memperoleh agrokimia (pestisida, herbisida dan pupuk)? Jarak dengan pusat perdagangan ........ km, tetapi masih relatif mudah untuk memperoleh bahan agrokimia.
Apakah penanggulangan hama dan penyakit untuk tanaman lain masih menggunakan bahan-bahan kimia? Petani di Desa ............ sudah tidak menggunakan bahan kimia, tetapi petani di desa tetangga masih menggunakan pestisida dan insektisida.
Apakah penanggulangan hama dan penyakit untuk ............ secara tradisional? Petani Desa ............ menggunakan cara-cara tradisional dalam penanganan hama dan penyakit ............ (cara pengasapan).
Apakah untuk penyiangan masih ada yang menggunakan bahan kimia? Petani di Desa ............ sudah tidak menggunakan bahan kimia, tetapi petani di desa tetangga masih menggunakan herbisida untuk penyiangan di lahan ............ .
Jika harga ............ naik, apakah akan mendorong petani menggunakan bahan-bahan kimia? Tidak, sebab petani sudah terbiasa tidak menggunakan bahan kimia.
Adakah program yang mendorong penggunaan bahan-bahan kimia? Meskipun sudah terhenti di Desa ............ , tetapi Proyek ......... dari Dinas Perkebunan Kabupaten ............ masih mengintrodusir bahan-bahan non-organik.
Apakah petani telah memahami teknik budidaya ............ organik? Pemahaman petani tentang pertanian organik masih terbatas pelarangan penggunaan in-put agrokimia. Petani belum mempunyai sikap sebagai petani organik yang mempunyai orientasi pada pertanian lestari, pertanian yang aman bagi lingkungan dan pertanian yang aman bagi kesehatan.
PANEN DAN PENGELOLAAN PASCA-PANEN (Resiko apa yang mungkin timbul saat panen dan pengelolaan paska-panen?): Apakah ada kemungkinan bercampur antara ............ organik & non-
organik saat pemanenan, penjemuran maupun penyimpanan? Ada tetapi kecil sebab selama ini petani melakukan pemanenan, penjemuran maupun penyimpanan milik sendiri dan hampir semua petani (...... dari .....) ikut program sertifikasi organik.
Apakah ada kemungkinan ............ organik terkontaminasi bahan an-organik saat penyimpanan, pemrosesan maupun pengiriman? Ada tetapi kecil, sebab bahan agrokimia telah dilarang di Desa Punaliput tetapi bisa terkontaminasi bahan-bahan kimia yang bukan agrokimia.
Apakah ada kemungkinan petani yang tidak ikut program menjual ............ non-organik melalui peserta program? Ada karena harga ............ organik lebih tinggi dari ............ non-organik.
Apakah petani maupun kelompok sudah memahami cara-cara panen dan pengelolaan pasca-panen ............ organik? Petani belum memahami secara baik cara pengelolaan pasca-panen ............ organik.
2.2. Titik Kritis dalam Pengkontrolan dan Mengatasi Resiko
Berdasarkan hasil analsisis terdapat resiko-resiko penting (titik kritis) dan saran-saran dalam penanganannya. Contoh resiko yang sering terjadi :
TITIK KRITIS CARA PENANGANAN RESIKO
Lahan yang berpencar menyulitkan saat inspeksi dan pengawasan.
Penerapan sistem pengawasan silang dan mewajibkan anggota untuk melaporkan jika ada ancaman terhadap pertanian organik (Poin ini dimasukkan dalam aturan internal)
Penggunaan bahan-bahan kimia oleh petani di desa tetangga bisa menimbulkan kontaminasi.
Sosialisasi ke desa-desa tetangga tentang arti penting pertanian organik sebagai tindakan preventif.
Bahan-bahan kimia relatif mudah diperoleh oleh petani
Pemberian sangsi bagi petani yang membeli bahan-bahan kimia, apalagi apabila petani mempergunakan dan (Poin ini dimasukkan dalam aturan internal).
Program atau proyek pemerintah yang mengintrodusir agrokimia.
Bekerjasama dengan dinas terkait untuk ikut mengamankan pilot proyek pertanian organik.
Pertanian organik belum menjadi ideologi petani, sehingga jika dirasa penerapannya susah maka petani bisa drop-out
Penyuluhan untuk penyadaran arti penting pertanian organik harus dilakukan terus-menerus dengan penekanan tidak hanya keuntungan finansial, tetapi untuk kelestarian lingkungan dan kesehatan.
Petani yang tidak ikut program menjual melalui peserta program
Peraturan internal harus secara tegas melarang peserta program untuk menerima titipan dari petani yang bukan peserta.
Kelompok Punaliput bertekad untuk tetap melakukan pemrosesan ............ organik, sementara mereka belum menerapkan prosedur pengolahan yang baik.
Jika kelompok tetap berkeinginan untuk melakukan pengolahan, maka prosedur pengolahan harus diperbaiki termasuk melakukan pengolahan secara terpusat di UPH Kelompok Punaliput bukan di masing-masing rumah petani.
Anggot kelompok/ peserta program mejual/ menimbang ............ pada pengusaha / pedagang lain karena:
Harga bersaing / lebih
Informasi harga pasar dunia diketahui oleh pengurus ICS (perubahan setiap minggu).
Diberikan modal awal untuk pembelian ............ sebulan
tinggi
Kebutuhan keluarga mendesak
Pelayanan tidak beebelit
sebelum musim panen tiba (bulan Mei) kepada pengurus ICS.
Pada waktu musim panen diharapkan seorang staff CCC ditempatkan di ............ kelompok, untuk bersama mengatur strategi pembelian agar dapat bersaing dengan pengusaha lain.
3. Standar Internal Organik
3.1. Cakupan Sertifikat
Dalam penyusunan standar internal organik harus mempertimbangkan: kemana komoditi organik tersebut akan dipasarkan? Apabila komoditi akan dipasarkan ke Uni Eropa maka dalam penyusunan standar internal organik harus mengacu pada EU-Regulation 2092/91. Apabila tujuan pemasarannya ke Amerika maka penyusunan standar internal organik harus mengacu pada USDA-NOP (National Organic Program) (disesuaikan)
Cakupan sertifikat dalam program sertifikasi ............ organik di ……….., khususnya di Kelompok ………… Desa ............ Kec. …………. Kab. ............ , disasarkan untuk pasar Uni Eropa sehingga dalam penyusunan standar internal organik mengacu pada EU-Regulation 2092/91.
3.2. Standar Internal Organik
Kebijakan: standar internal organik harus disusun oleh petani/kelompok tani sendiri sebagai acuan untuk melakukan kontrol internal dalam kelompok tani sebagai peserta program sertifikasi ............ organik.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan standar internal organik antara lain:
1. Standar internal organik harus mencakup persyaratan-persyaratan produksi agar produk yang dihasilkan memenuhi syarat sebagai produk organik.
2. Standar internal organik harus disusun secara jelas dan sederhana agar mudah dipahami oleh Petani, Pengurus Kelompok Tani maupun Staf ICS.
3. Standar internal organik harus disosialisasikan kepada seluruh petani peserta program sertifikasi ............ organik dengan bahasa yang sederhana sehingga petani memahaminya dan bersedia mematuhinya.
4. Standar internal organik secara umum meliputi: bagaimana pengelolaan/ budidaya ............ organik, aturan-aturan dalam budiddaya ............ organik (pengunaan benih, pupuk, konservasi lahan, perlindungan tanaman dari hama dan penyakit, sarana produksi yang diperbolehkan dan yang dilarang, pencegahan kontaminasi dari irigasi dan hewan ternak). Selain itu berisi tentang prosedur pemanenan dan prosedur pengolahan pasca-panen.
Standar internal organik di Kelompok Punaliput Desa ............ Kec. Tanjung Bunga Kab. ............ telah disusun bersama antara Pengurus Kelompok dan Internal Inspektur yang difasilitasi oleh Staf ICS Provider (lampiran 1: Standar Internal Organik di Kelompok Punaliput Desa ............ Kec. Tanjung Bunga Kab. ............ ).
4. Prosedur Pengontrolan dan Pengambilan Keputusan
4.1. Registrasi Petani
Kebijakan: semua petani yang akan ikut program sertifikasi ............ organik harus mendaftarkan diri serta menanda-tangani kontrak sebagai peserta program.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam melakukan registrasi petani adalah:
1. Pendaftaran petani dilakukan dengan menggunakan Formulir Pendaftaran Petani (lampiran 2: Formulir Pendaftaran Petani)
2. Formulir Pendaftaran Petani, minimal berisi: kode petani, nama, alamat, data semua bidang yang digarap baik lahan organik maupun non-organik (luas, lokasi/letak lahan, tanaman yang ditanam), pola pertanian organik atau tidak, kondisi tanaman yang disertifikasi/ ............ (jumlah pohon, umur pohon, perkiraan hasil).
3. Waktu pendaftaran, petani harus dijelaskan standar internal organik atau aturan internal.
4. Waktu pendaftaran, petani diminta kesediaannya untuk menandatangani kontrak yang dilampiri aturan internal dan telah dipahami oleh petani. (Lampiran 3: Kontrak Petani Organik)
Prosedur Pendaftaran Petani:
1. Tahap Persiapan:
a. Staf ICS Provider, Pengurus Kelompok dan Internal Inspektur mempersiapkan: Aturan Internal/Standar Internal Organik, Kontrak Petani, Formulir Pendaftaran dan Alat-Alat Tulis.
b. Staf ICS Provider, Pengurus Kelompok dan Internal Inspektur menyusun jadwal registrasi petani, menentukan petugas yang akan melakukan registrasi dan memberitahukan jadwal tersebut kepada semua petani calon peserta program sertifikasi organik.
2. Tahap Pelaksanaan Registrasi:
a. Petugas registrasi menemui petani sesuai jadwal yang telah ditentukan di rumah atau lahan petani (disarankan petani ditemui di lahannya).
b. Petugas menjelaskan maksud dan tujuannya, menjelaskan aturan internal dan menjelaskan kontrak petani dengan kelompok tani dalam program sertifikasi ............ organik.
c. Setelah petani memahami aturan internal dan kontrak, petugas meminta kesediaan petani untuk menjadi peserta program sertifikasi ............ organik. Jika petani bersedia menjadi peserta, petugas meminta petani menandatangani kontrak (kontrak dibuat rangkap 2 (dua): untuk petani dan kelompok)
d. Bagi petani yang tidak bersedia menjadi peserta, proses registrasi tidak perlu dilanjutkan. Sebaliknya bagi petani yang bersedia dan telah menanda-tangani kontrak dilanjutkan dengan proses registrasi atau pendataan.
e. Petugas melakukan wawancara dengan petani untuk memperoleh data/ informasi yang diperlukan sesuai Formulir Pendaftaran Petani.
f. Petugas disarankan untuk melakukan kunjungan lahan untuk re-check informasi dari petani dan menggambar sketsa lahan petani. Petugas juga bisa meminta ditunjukkan surat-surat/dokumen yang mendukung informasi.
g. Petugas mengisi data ke formulir dengan menggunakan pensil agar mudah diubah jika ada perbaikan.
h. Setelah semua data terisi, petugas meminta petani untuk membaca (bagi petani yang bisa membaca) atau petugas membacakan (bagi petani yang tidak bisa membaca) data-data yang telah diisikan dalam Formulir Pendaftaran Petani.
i. Jika petani menyatakan bahwa data sudah benar, maka petugas meminta kesediaan petani untuk menanda-tangani sebagai pernyataan bahwa data telah benar. Jika data belum sesuai maka harus diperbaiki dahulu, baru dimintakan tanda tangan petani. Petugas juga membubuhkan tanda-tangan di formulir tersebut.
3. Tahap Pengolahan Data/Dokumentasi
a. Petugas mengumpulkan Formulir Pendaftaran Petani yang telah diisi dengan rapi dengan pena, ditandatangani oleh petani dan petugas kepada Petugas Administrasi/Koordinator ICS.
b. Petugas Administrasi/Koordinator ICS akan melakukan entry-data dan membuat rekapitulasi data ke dalam Formulir Daftar Petani (Lampiran 4: Formulir Daftar Petani)
c. Daftar Petani dikirim ke LSO melalui SC untuk mendapatkan keputusan akhir dari LSO tentang petani yang disetujui menjadi peserta program sertifikasi ............ organik.
d. Formulir Pendaftaran Petani dan Daftar Petani didokumentasi/diarsip oleh Petugas Administrasi/Koordinator ICS. Adapun kontrak petani diarsip di Kelompok Tani, jika dirasa perlu Koordinator ICS bisa meminta copy kontrak sebagai arsip ICS Provider.
Jadwal Registrasi:
NO KEGIATAN WAKTU PELAKSANA
1. Finalisasi Standar Internal Organik dan Kontrak
1 – 9 Nop 2004 Pengurus Kelompok, Internal Inspektur dan Koordinator ICS
2. Finalisasi Format Registrasi, Pembuatan Peta
1 – 9 Nop 2004 Pengurus Kelompok, Internal Inspektur dan Koordinator ICS
3. Sosialisasi Standar Internal, Kontrak dan Registrasi
11 & 26 Nop 2004 Pengurus Kelompok dan Koordinator ICS
4. Registrasi Petani dan Finalisasi Peta
Des 04 – Jan 05 Internal Inspektur dan Koordinator ICS
5. Pengolahan Data Registrasi
Pebruari 2005 Koordinator ICS
4.2. Inspeksi Internal
Kebijakan: Semua petani yang mendaftar sebagai peserta program sertifikasi ............ organik harus bersedia diperiksa baik oleh Inspektur Internal maupun Inspektur Eksternal (Staf LSO). Inspeksi/pemeriksaan tidak terbatas di lahan petani, tetapi petani juga harus mengijinkan apabila dilakukan pemeriksaan di gudang/rumah, pemeriksaan surat-surat/dokumen.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam melakukan Inspeksi Internal:
1. Inspeksi dilakukan menggunakan Formulir Inspeksi Internal (Lampiran 5: Formulir Inspeksi Internal)
2. Inspeksi dilakukan terhadap semua petani dalam kelompok yang telah terdaftar sebagai peserta program sertifikasi ............ organik. Terhadap petani yang mempunyai potensi atau sudah melanggar Aturan Internal perlu mendapatkan perhatian khusus dalam inspeksi.
3. Inspeksi dilakukan terhadap seluruh proses produksi dari ............ organik (pembibitan, penanaman, pemupukan, penyiangan, pencegahan dan pemberantasan hama-penyakit, pemanenan, pengangkutan, penyimpanan maupun proses pengolahan pasca-panen).
4. Semua petani peserta program dan lahannya (100%) harus sudah di-inspeksi sebelum musim panen. Dalam pelaksanaannya dapat dilakukan secara bertahap.
5. Penentuan jadwal inspeksi yang tepat akan menentukan kualitas data yang dihasilkan. Inspeksi internal sebaiknya dilakukan sesuai siklus produksi dan saat/periode kritis dalam siklus produksi (misalnya: sebelum musim hujan, saat penyiangan, saat ada serangan hama, saat panen).
Prosedur Inspeksi Internal:
1. Tahap Persiapan:
a. Koordinator ICS mempersiapkan draft Panduan ICS, Prosedur Inspeksi Internal dan Formulir Inspeksi Internal.
b. Koordinator ICS, Pengurus Kelompok dan Inspektur Internal mendiskusikan draft Panduan ICS, Prosedur Inspeksi Internal dan Formulir Inspeksi Internal.
c. Koordinator ICS melakukan sosialisasi atau pelatihan Panduan ICS, Prosedur Inspeksi Internal dan Formulir Inspeksi Internal kepada Inspektur Internal.
d. Koordinator ICS, Pengurus Kelompok dan Inspektur Internal mendiskusikan dan merumuskan jadwal inspeksi formal (jadwal diberitahukan kepada petani) maupun inspeksi non-formal (dilakukan inspeksi mendadak tanpa pemberitahuan jadwal ke petani).
e. Koordinator ICS menyerahkan data-data petani yang akan dinspeksi, Inspektur Internal membuat ringkasan atau review terhadap data-data petani dan menyiapkan perlengkapan inspeksi: alat tulis-menulis, file data-data petani, kamera (jika perlu), peta, sketsa lahan petani.
2. Tahap Pelaksanaan Inspeksi Internal
a. Inspektur Internal menemui petani sesuai jadwal inspeksi formal. Inspektur memberi penjelasan tentang maksud dan tujuan inspeksi.
b. Inspektur Internal melakukan check seluruh lahan milik petani yang ada ............ (lahan organik):
i. Pembibitan: Apakah media pembibitan pakai kimia atau tidak? Apakah bibit yang ditanam organik atau non-organik dan berasal dari mana?
ii. Penanaman: Apakah penyiapan lahan dengan sistem manual atau kimiawi (menggunakan herbisida)? Apakah lubang tanam/lubang tugal diberi pupuk buatan atau pupuk alami? Apakah biji yang akan ditanam diberi obat kimia pencegah hama-penyakit?
iii. Pemupukan: Apakah pupuk yang digunakan pupuk kimiawi atau pupuk alami (pupuk kandang, kompos)?
iv. Penyiangan: Apakah penyiangan dilakukan secara manual (menggunakan sabit/cangkul) atau secara kimiawi (menggunakan herbisida round-up/polaris dsb.)? Apakah lahan terbebas dari sampah-sampah non-organik?
v. Pencegahan dan Pemberantasan Hama-Penyakit: Apakah menggunakan bahan-bahan kimia atau secara alamiah?
c. Inspektur Internal juga check lahan petani yang tidak ditanami ............ maupun lahan non-organik (jika ada) sama seperti Poin b.
d. Inspektur Internal juga harus check gudang milik petani untuk mengetahui: Apakah ada disimpan bahan-bahan non-organik? Apakah penyimpanan sarana produksi dicampur antara organik dan non-organik?
e. Inspektur Internal juga harus check hasil panen: Apakah penyimpanan hasil juga terpisah atau terbebas dari pencemaran bahan-bahan kimia? Apakah penyimpanan terpisah dari ............ non-organik? Apakah hasilnya sesuai dengan perkiraan produksi? Jika lebih harus ditanyakan darimana kelebihannya, jika kurang ditanyakan kemana kekurangannya?
f. Inspektur Internal juga harus melihat tempat pengolahan/pemrosesan: Apakah alat-alat untuk pemrosesan juga digunakan untuk ............ non-organik? Apakah tempat penjemuran bercampur dengan ............ non-organik? Apakah karung yang digunakan untuk penyimpanan tidak tercemar bahan non-organik?
g. Inspektur Internal juga harus melihat tempat peternakan milik petani (apabila petani memelihara ternak): Apakah makanan ternak dicampur dengan bahan-bahan kimia? Apakah petani memelihara ayam broiler/ ayam pedaging?
h. Setelah semua lokasi (kebun, gudang/tempat penyimpanan, tempat pemrosesan, peternakan) diinspeksi, Inspektur Internal baru mengisi Formulir Inspeksi Internal di rumah petani sehingga ada kesempatan untuk bertanya kepada petani.
i. Setelah Formulir Inspeksi Internal diisi, baca kembali atau minta petani untuk membacanya.
j. Jika ada yang belum sesuai diperbaiki, apabila data-data sudah benar dan ada pelanggaran yang dilakukan petani maka Inspektur Internal berkewajiban mendiskusikan masalah itu dengan petani sesuai aturan internal dan kontrak.
k. Apabila di dalam aturan internal dan kontrak sudah jelas sangsi bagi pelanggarannya, maka pelanggaran dan sangsinya dicatat dalam Formulir Inspeksi. Apabila sangsi belum ada dalam aturan internal maupun kontrak, maka sangsi dibicarakan di Unit ICS antara Inspektur Internal.
l. Inspektur Internal meminta kesediaan petani untuk menandatangani Formulir Inspeksi Internal yang sudah diisi dengan lengkap (data dan catatan tentang pelanggaran dan sangsi). Inspektur Internal juga harus membubuhkan tanda tangan, disarankan minta petani lain ikut tanda-tangan sebagai saksi.
3. Tahap Pengolahan Data/Dokumentasi
a. Inspektur Internal membuat daftar petani yang telah diinspeksi disertai komentar ringkas dan rekomendasi tentang petani tersebut.
b. Inspektur Internal menyerahkan/membawa formulir, komentar ringkas dan rekomendasi berdasarkan hasil inspeksi ke Rapat Panitia Pengambilan Keputusan.
c. Panitia Pengambilan Keputusan melakukan rapat untuk menetapkan: petani-petani yang diusulkan untuk menerima sertifikat organik tanpa syarat, dengan syarat dan petani yang harus melakukan perbaikan atau menerima sangsi.
d. Hasil keputusan tersebut dituangkan menjadi: Daftar Petani yang Diterima dan Daftar Petani yang Memperoleh Sangsi (lampiran 6: Daftar Petani yang Diterima dan Daftar Petani yang Memperoleh Sangsi).
e. Daftar tersebut dikirim ke LSO untuk memperoleh keputusan akhir, petani yang berhak memperoleh sertifikat organik dan petani yang tidak berhak memperoleh sertifikat organik di tahun 2005.
Jadwal Inspeksi Internal
NO KEGIATAN WAKTU PELAKSANA
1. Finalisasi Prosedur dan Format Inspeksi Internal
…………………… Koordinator ICS
2. Pelatihan Inspektur …………………… Pengurus Kelompok,
Internal Inspektur Internal dan Koordinator ICS
3. Panyusunan Jadwal Inspeksi Internal
…………………… Pengurus Kelompok, Inspektur Internal dan Koordinator ICS
4. Try-out Inspeksi Internal …………………… Internal Inspektur dan Koordinator ICS
5. Inspeksi Internal (50%) …………………… Internal Inspektur
6. Inspeksi Internal Lanjutan (50%)
…………………… Internal Inspektur
7. Pengolahan Data dan Rapat Pengambilan Keputusan
…………………… Pengurus Kelompok, Inspektur Internal dan Koordinator ICS
4.3. Perkiraan Hasil
Kebijakan: Data perkiraan hasil ............ organik bagi setiap petani harus tersedia sebelum musim panen. Perkiraan hasil yang tepat sangat penting terutama pada saat pembelian, jumlah gelondong ............ yang dijual/disetorkan oleh petani dapat dibandingkan dengan data perkiraan hasil dari petani yang bersangkutan. Jika data perkiraan hasil tersedia dan tepat, maka petugas pembelian dapat mendeteksi jika petani berusaha menjual gelondong ............ yang tidak berasal dari lahan ............ organik milik sendiri.
Untuk memperoleh data perkiraan hasil yang tepat bukan perkara mudah karena dipengaruhi oleh banyak faktor (terutama oleh kondisi musim). Oleh karena itu, untuk memperoleh data perkiraan hasil yang tepat perlu dilakukan:
1. Catat hasil panen ............ di masing-masing lahan petani pada tahun sebelumnya (tahun 2004)
2. Catat hasil maksimal dan minimal per tahun di masing-masing lahan petani, jika perlu didasarkan pada umur dan jarak tanam.
3. Amati kondisi tanaman dan kondisi musim untuk memperkirakan apakah hasilnya akan lebih baik/lebih tinggi atau lebih buruk/lebih rendah dari tahun sebelumnya.
4. Berdasarkan data-data tersebut petani bisa melakukan perkiraan produksi tahun 2005.
5. Petugas ICS juga harus melakukan perkiraan produksi tahun 2005 untuk check apakah perkiraan yang dilakukan petani sudah tepat/realistis atau belum. Jika belum perlu dilakukan perbaikan dengan persetujuan/diketahui oleh petani yang bersangkutan.
Hasil panen ............ di tahun 2004 dari masing-masing petani dicatat pada saat melakukan registrasi petani. Berdasarkan pengalaman tahun-tahun sebelumnya, hasil panen ............ di Desa ............ Kec. ……….. Kab. ............ rata-rata …. kg / pohon.
4.4. Prosedur Pengambilan Keputusan Internal
Prosedur Pengambilan Keputusan
1. Data-data hasil inspeksi internal beserta saran/rekomendasi dari Inspektur Internal diserahkan kepada Panitia Pengambilan Keputusan.
2. Panitia membandingkan data-data hasil inspeksi internal dengan data-data registrasi petani dan data-data hasil inspeksi internal sebelumnya. Jika ada perubahan ataupun ketidaksesuaian harus diperbaiki terlebih dahulu sebelum dijadikan dasar pengambilan keputusan.
3. Dalam pengambilan keputusan juga didasarkan pada kondisi-kondisi, sangsi-sangsi dan rekomendasi dari Inspektur Internal yang telah tercatat dalam Formulir Inspeksi Internal.
4. Panitia membuat keputusan-keputusan yang meliputi:
a. Memberikan persetujuan pada petani untuk menerima sertifikat ............ organik tanpa syarat bagi petani-petani yang telah menjalankan standar internal organik dan memenuhi ketentuan-ketentuan dalam kontrak.
b. Memberikan persetujuan pada petani untuk menerima sertifikat ............ organik ataupun organik dalam konversi dengan syarat petani melakukan tindakan perbaikan-perbaikan tertentu bagi petani-petani yang melanggar standar internal organik tetapi tidak membahayakan sertifikasi.
c. Memberikan sangsi-sangsi yang keras termasuk mengeluarkan petani sebagai peserta program sertifikasi organik bagi petani-petani yang melanggar standar internal organik dan membahayakan sertifikasi organik.
5. Keputusan-keputusan internal panitia dicatat dan direkapitulasi ke dalam: daftar petani yang berhak mendapatkan status organik, daftar petani yang berhak mendapat status organik dalam konversi dan daftar petani yang mendapatkan sangsi-sangsi.
6. Daftar-daftar tersebut ditandatangani panitia dan dikirim ke LSO.
4.5. Tidak Memenuhi Persyaratan dan Sanksi
Penanganan Kasus
Untuk kasus-kasus pelanggaran terhadap standar internal organik tidak semua bisa serta–merta diberikan sanksi, ada kasus-kasus yang
memerlukan pengkajian lebih cermat dan teliti sebelum memberikan sanksi bahkan mungkin tanpa harus ada sanksi. Berikut adalah contoh kasus-kasus dan cara-cara penanganannya:
Tipe-Tipe Sangsi
SANGSI SITUASI
Memenuhi syarat-syarat yang harus dipenuhi petani
Petani menyimpan bahan-bahan kimia
Denda dari ICS Petani tidak pernah datang ke pertemuan
Ditunda sementara/skorsing Petani melanggar standar internal organik tapi tidak membahayakan sertifikasi (misal menjual ............ ke pembeli lain)
Masa konversi 3 tahun Pencemaran (misal petani menggunakan pestisida, pupuk kimia dan herbisida)
NO KASUS CARA PENANGANAN
1 Erosi Tidak harus dengan sanksi tetapi diberi peringatan untuk memperbaiki manajemen tanah.
2 Menggunakan pupuk kimia Menjalani konversi 3 tahun, hasil panen ditolak
3 Menyimpan pestisida kimia di gudang
Diberi sanksi tetapi harus diteliti lebih lanjut:
Check tanggal produksi
Check data registrasi awal
Check apa hanya digunakan untuk tanaman lain bukan untuk ..........
4 Menggunakan herbisida Menjalani konversi 3 tahun, hasil panen ditolak
5 Pencampuran organik dan non-organik
Seluruh hasil dianggap non-organik
6 Penyimpanan/karung yang tidak jelas organik atau non-organik
Bisa di-check dengan data panen, seluruh hasil dianggap non-organik.
Mengeluarkan petani dari kelompok tani
Petani menjual ............ non-organik milik petani bukan peserta program
4.6. Dokumentasi ICS
Dokumen yang harus ada di petani:
1. Kontrak: komitmen tertulis dari petani dan kelompok tani yang bersedia untuk memenuhi standar internal organik.
2. Buku Harian Petani: apabila petani bisa baca tulis bisa mencatat sendiri data-data yang penting dalam buku harian (Kapan dilakukan penanaman dan darimana asal bibitnya? Kapan dilakukan penyiangan dengan cara manual atau kimiawi? Kapan melakukan pemupukan dengan menggunakan pupuk apa? Kapan panen dan berapa hasilnya?)
3. Buku Setoran Hasil dan Pembayaran: buku untuk mencatat hasil panen yang telah disetor ke UPH/Tempat Pembelian dan mencatat pembayaran hasil.
Dokumen yang harus ada di Pengelola ICS:
1. Kontrak: komitmen tertulis dari petani dan kelompok tani yang bersedia untuk memenuhi standar internal organik.
2. Peta: peta umum (lokasi kebun peserta organik, pembagian blok); peta blok (lokasi kebun peserta organik, lokasi organik dan non-organik); skesa kebun peserta organik.
3. Data Dasar Petani: data-data hasil registrasi petani yang meliputi kepemilikan lahan, lahan organik & non-organik, kepemilikan ternak, terakhir penggunaan bahan kimia.
4. Buku Harian ICS:
a. Catatan Internal Inspektur tentang tindakan-tindakan perbaikan dan sangsi bagi petani.
b. Catatan Petugas Lapang tentang kunjungan lapang, kasus-kasus yang ditemui serta saran-saran yang diberikan kepada petani.
c. Catatan dari Eksternal Inspektur tentang rincian sangsi yang diberikan kepada petani.
5. Organisasi dan Staf ICS
5.1. Bagan Organisasi
POSISI NAMA TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB
Proyek Manager / Koordinator ICS
………………………… Melakukan supervisi terhadap ICS secara keseluruhan
Mengalokasikan sumberdaya dan staf yang memadai untuk menjalankan ICS
Menjalin kerjasama dengan semua pihak untuk kelancaran ICS.
Menyusun ICS Manual.
Menjalin komunikasi dengan LSO
Wakil Koordinator ICS/ Supervisor
………………………… Melakukan supervisi terhadap Staf Lapang (Internal Inspektur dan Petugas Lapang)
Mensosialisasikan ICS Manual dan mengkoordinasi penerapan Kontrol Internal.
Mengorganisir dan mendampingi pelaksanaan inspeksi eksternal dari LSO
Staf Lapang
(Internal Inspektur)
Dusun I: ………………..
…………….................
…………….................
Dusun II: ………………
………………............
Dusun III: ……………..
……………...............
Dusun IV: ……………..
………………………………
Melakukan registrasi petani dan meminta kontrak petani.
Melakukan inspeksi internal sesuai dengan pembagian wilayah kerja.
Menginformasikan kepada petani tentang standar internal organik
Staf Lapang
(Penyuluh Teknis)
……………… Memberikan pelatihan dan penyuluhan tentang pertanian organik
Menyusun peta umum dan peta lokasi lahan organik dan non-organik
Administrasi ………………
………………
Mengelola file-file di dalam ICS
Melakukan pengolahan data dan mengirimkannya ke LSO
Staf Pembelian
……………… Menjaga agar hanya ............ organik yang dibeli.
Menjaga agar gudang terbebas dan terhindar dari pencemaran
Menandatangani kuitansi penerimaan produk.
Pengawas Pemrosesan
……………… Menjaga agar hanya ............ organik yang dibeli dan diolah
Menjaga agar proses pengolahan ............ terhindar dari pencemaran.
Menjaga agar produk yang telah diolah disimpan dengan baik dan terhindar dari pencemaran
5.2. Koordinator ICS
Tugas Koordinator ICS
1. Melakukan koordinasi pelaksanaan/penerapan ICS (Internal Control System/ Sistem Kontrol Internal).
2. Mengorganisir pelaksanaan registrasi dan inspeksi internal (Siapa yang akan melakukan registrasi, inspeksi internal dan kapan akan dilakukan?, mempersiapkan sarana agar petugas registrasi dan inspeksi bisa menjalankan tugas dengan baik, memastikan bahwa setiap petani telah diregistrasi dan diinspeksi).
3. Melakukan koordinasi di antara staf lapang (Internal Inspektur, Penyuluh Lapang) dan staf-staf lain seperti: Staf Administrasi, Staf Pembelian dan Staf Pemrosesan.
4. Melakukan koordinasi dalam pelaksanaan Inspeksi Eksternal dengan LSO, berperan sebagai kontak person bagi lembaga sertifikasi.
5.3. Inspektur Internal
Syarat Inspektur Internal:
1. Lancar berbahasa lokal dan memahami istilah-istilah yang digunakan petani.
2. Bisa baca-tulis
3. Mengenal pola pertanian dan teknis budidaya ............ di wilayah kerjanya
4. Memahami prinsip-prinsip pertanian organik, prosedur-prosedur dalam sistem kontrol internal (ICS Procedures) dan memahami standar internal organik dan kontrak petani.
5. Tidak mempunyai konflik kepentingan yang bisa mempengaruhi tugasnya.
Tugas Inspektur Internal:
1. Membuat peta umum, peta lokasi lahan petani organik dan sketsa lahan petani.
2. Melakukan pendaftaran/registrasi petani.
3. Melaksanakan inspeksi internal minimal 1 kali dalam setahun dan melakukan dokumentasi terhadap hasil inspeksi dalam Formulir Inspeksi Internal.
4. Melakukan kunjungan secara rutin ke tempat-tempat pooling/pembelian selama musim panen untuk memastikan prosedur pembelian dijalankan sesuai standar internal organik.
5.4. Pembuat Keputusan Organik
Syarat Anggota Panitia Pengambil Keputusan:
1. Orang yang memahami prinsip-prinsip pertanian organik.
2. Orang yang memahami standar internal organik.
3. Orang yang dihormati dan disegani oleh petani dan pengurus kelompok.
4. Orang yang tidak mempunyai konflik kepentingan (bersedia membuat dan menandatangani Pernyataan tentang Konflik Kepentingan).
Tugas Panitia Pengambil Keputusan:
1. Melakukan perbaikan yang diperlukan terhadap data-data hasil inspeksi internal.
2. Melakukan seleksi terhadap data-data atau laporan yang perlu didiskusikan lebih lanjut oleh Panitia.
3. Melakukan pertemuan minimal 1 kali dalam setahun pada waktu setelah inspeksi internal dilakukan dan sebelum dimulai pembelian.
4. Mengambil keputusan organik sesuai Prosedur Pengambilan Keputusan Organik (lihat 4.4) dalam pertemuan tersebut.
5. Melakukan dokumentasi terhadap semua keputusan tentang petani yang memperoleh persetujuan maupun petani yang memperoleh sangsi.
6. Menandatangani hasil keputusan untuk diajukan/dikirim ke lembaga sertifikasi ( LSO).
Anggota Panitia Pengambilan Keputusan Organik Kelompok ……… Desa ............ Kec. …………. Kab. ............ terdiri dari:
1. Koordinator ICS: ………..
2. Kepala Desa ............ : ……………
3. Ketua Kelompok ………………: ………………
4. Petugas Penyuluh Lapangan: ………………
5.5. Petugas Penyuluh Lapang
Syarat Petugas Penyuluh Lapang:
1. Orang yang memahami prinsip-prinsip pertanian organik.
2. Orang yang memahami teknis budidaya ............ .
3. Orang yang memahami teknis penanganan pasca-panen komoditi ............
Tugas Petugas Penyuluh Lapang:
1. Melakukan kunjungan secara teratur kepada petani untuk memberikan saran-saran guna peningkatan produksi dan kualitas produk serta memberikan bantuan jika ada permasalahan dalam produksi.
2. Melakukan penyuluhan dan pelatihan kepada petani dalam rangka pertanian organik, peningkatan produksi dan kualitas produk.
3. Mengkoordinasi dan melakukan pembuatan peta umum dan peta lokasi lahan organik dan non-organik.
4. Mengkoordinasi pembelian input-input pertanian yang diijinkan untuk pertanian organik.
5. Membantu petani melakukan pendataan untuk keperluan pengisian Buku Harian Petani.
5.6. Pertentangan Kepentingan
Kebijakan: Petugas-petugas dalam ICS (terutama Koordinator ICS, Anggota Panitia Pengambil Keputusan, Internal Inspektur dan Petugas Pembelian) tidak boleh mempunyai konflik kepentingan agar dapat menjalankan tugas dan kewajibannya dengan baik (netral dan obyektif). Untuk itu, mereka harus menandatangani Surat Pernyataan Konflik Kepentingan (Lampiran 7: Surat Pernyataan Konflik Kepentingan dan Rahasia Tugas).
Koordinator ICS bertanggung jawab menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dengan cara tidak menugaskan staf yang mempunyai konflik kepentingan dalam aktivitas tertentu. Inspektur Internal tidak boleh melakukan inspeksi terhadap lahan milik sendiri, lahan tetangga (lahan yang berdekatan dengan lahan miliknya), lahan teman dan lahan milik keluarganya. Inspektur Internal tidak boleh merangkap sebagai petugas pembelian untuk menjaga obyektifitas dalam inspeksi jika dibayar oleh pembeli berdasarkan jumlah yang berhasil dia setorkan ke pihak pembeli.
6. Pelatihan
6.1. Pelatihan Staf ICS
Kebijakan: Inspektur Internal adalah Staf ICS yang harus menerima pelatihan sekali setahun. Adapun Staf ICS lain tidak harus menerima pelatihan tiap tahun tetapi harus memperoleh pelatihan sesuai dengan tugas-tugasnya dalam ICS.
Pelatihan Staf ICS:
1. Pelatihan tentang Sertifikasi Organik bagi Koordinator ICS dan Internal Inspektur.
2. Pelatihan tentang Manual ICS bagi Staf ICS (Internal Inspektur, Petugas Lapang dan Panitia Pengambil Keputusan Organik).
3. Pelatihan tentang Prosedur Registrasi dan Internal Inspeksi bagi Internal Inspektur.
4. Pelatihan tentang Prosedur Pembelian dan Penjual bagi Petugas Pembelian-Penjualan.
5. Pelatihan tentang Prosedur Pengolahan Pasca-Panen bagi Petugas Pengolahan, Petugas Penyimpanan.
Pelatihan-pelatihan itu harus disertai praktek langsung dengan pendampingan oleh Fasilitator dari ICS Provider (CCC). Jika ada perubahan-perubahan dalam prosedur, standar, format maka Staf ICS akan dilatih/minimal diberikan informasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi.
6.2. Pelatihan Petani ( Bila di perlukan)
Kebijakan: Dalam program sertifikasi organik tidak sekedar memperoleh sertifikat dan ............ organik. Akan tetapi yang lebih penting adalah “memperoleh” petani organik, artinya program harus mampu meningkatkan kesadaran petani akan arti penting pertanian organik dan petani bersedia menerapkan pertanian organik dengan motivasi menjaga kelestarian lingkungan, menjaga kesehatan diri dan kesehatan lingkungannya. Untuk itu perlu dilakukan pelatihan-pelatihan yang berkelanjutan bagi petani tentang bagaimana melakukan pertanian organik yang baik dan bukan hanya pertanian tanpa bahan-bahan kimia.
Pelatihan Petani Organik:
1. Pelatihan/Penyuluhan tentang Prinsip-Prinsip dan Metode Pertanian Organik.
2. Pelatihan/Penyuluhan tentang Penanggulangan Hama-Penyakit ............ Organik.
3. Pelatihan/Penyuluhan tentang Pemupukan ............ Organik.
4. Pelatihan/Penyuluhan tentang Penanggulangan Resiko dalam Pertanian ............ Organik.
5. Pelatihan/Penyuluhan tentang Penanganan Pasca-Panen ............ Organik.
Pelatihan-pelatihan baik untuk Staf ICS maupun Petani Organik dilakukan secara terus-menerus sesuai perkembangan yang terjadi (on-going training).
7. Pembelian, Penanganan, Pengolahan, Ekspor
7.1. Prosedur Pembelian
Pembelian gelondongan ............ organik dari anggota kelompok/peserta program organik ole pengurus kelompok puna Liput/pengurus ICS bagian pembelian yang ditempatkan dimasing-masing dusun.
Dalam proses pembelian gelondongan ............ organik dari petani peserta program, belum melalui proses sortasi. Sortasi dilakukan ditingkat pengurus kelompok / ICS.
Waktu pembalian ditetapkan: hari selasa dan jumat setiap minggu selama musim panen.
Penanganan dan pengawasan hasil pembelian dimasing-masing dusun merupakan tanggung jawab pengurus kelompok /ICS di dusun masing-masing.
Hal-hal yang perlu di perhatikan oleh staff pembelian dimasing-masing dusun:
a. Pembelian gelondongan ............ organik hanya berlaku bagi produk yang berasal dari anggota peserta program organik, dengan memperhatikan perkiraan hasil dari masing-masing anggota peserta program.
b. Mencatat hasil penimbangan/pembelian dikartu anggota dan formulir pembelian yang dipegang oleh ICS bagian pembalian di masing-masing dusun.
c. Pembayaran sesai dengan harga yang telah disepakati, dan kepada anggota diberikan kuitansi tanda terima.
7.2. Prosedur Penyimpanan
Yang diperhatikan oleh staff ICS bagian pembelian di masing-masing dusun adalah, wadah (karung) dan gudang, penyimpanan wadah harus bebas dari Bahan kimia, dan keadaan gedung pun harus memnuhi syarat organik. Dalam pengepakan di karung diberi label
............ Organik ............
Kelompok Tani: Puna Liput - ............ - Tanjung Bunga
Jumlah: . . . . . . . . . . . . . . Kg
Tanggal Beli: . . . . . .. . . .
7.3. Pengolahan ............ Organik di Kelompok………..
Produk ............ organik kelompok tani Puna Liput di kelola dalam 2 bentuk yakni:
1. ............ Gelondongan
Produk ............ gelondongan yang sudah dibeli oleh pengurus kelompok/ICS dijemur 1hari tanpa disortir, dikarungkan dan ditimbang dengan pemberian label, kemudian disimpan pada gedung di dusun amsing-masing sambil menunggu jadwal penjualan ke CCC Ende.
2. Kacang ............ Berkulit Ari
Gelondong ............ organik yang dibeli dari peserta program organik dijemur dan disortir oleh pengurus kelompok kemidian dilakukan pengacipan terpusat pada sub kelompok yang ada di dusun masing-masing yang dikoordinir atau diawasi ole staaf ICS bagian pemrosesan.
Kacang ............ berkulit ari ditimbang dan dikemas dalam kemasan (dos karton bebas bahan kimia) di beri label:
Kacang ............ organik ............
Produk ½ jadi
Produksi: Kelompok usaha bersama agribisnis ………………Desa ............ – ………………
Berat: . . . . . . . . .Kg
Tanggal Pembelian: . . . . . . . . .
Kacang ............ berkulit ari siap dijual ke CCC Ende.
7.4. Penjualan ............ Organik ke ………..
Dalam kesepakatan kelompok bahwa 2 bentu produk ............ organik yaitu: ............ gelondongan dan kacang ............ berkulit ari di jual ke CCC Ende. Untuk itu perlu dibuat dengan menandatangani surat kontrak kerjasama antara CCC dengan pengurus kelompok Tani Puna Liput, tentang segala sesuatu berkaitan dengan penjualan ............ organik, termasuk biaya transportasi, harga dan lain-lain.
Rantai pemasaran yang diharapkan dari kelompok adalah:
PRODUSEN PENGUMPUL EKSPORTIR
Anggota Kelompok/Peserta Program Organic
Kelompok Tani/Pengurus
ICS
CCC Ende
PMA Jakarta
7.5. Petugas Pembelian dan Pengolahan Pascapanen
a. Petugas Pembelian Gelondongan ............ Organik Sebanyak 8 Orang
Dibagi pada masing-masing dusun yaitu 2 orang.
Tugas adalah:
Menimbang Produk ............ organik dari anggota peserta program.
Menyiapkan kartu dan formulir pembelian.
Mengecek identitas penjual dan perkiraan produksi 2005
Membayar ............ sesuai harga yang telah ditetapkan.
Mengontrol dan mengawasi mutu di tempat penyimpanan ............ sebelum dijual ke CCC Ende.
b. Petugas Pengolahan.
Pengolahan kacang ............ berkulit ari akan dilaksanakan secara terpusat oleh anggota kelompok pengolah kacang ............ pada sub kelompok masing-masing yang diatur oleh pengurus masing-masing sub kelompok pengolah kacang ............ yang dikoordinir dan diawasi oleh satu orang staff ICS bagian pemrosesan.
Tugas anggota Pengelola :
Menjemur dan disortir ............ .
Melakukan proses pengacipan terpusat.
Tugas Pengurus kelompok pengolah:
Mengawasi semua peroses pengolahan kacang ............ sampai proses penjualan ke CCC Ende.
Mengatur pembagian tugas kepada anggota.
Menimbang dan mengemas produk kacang ............ .
Mencatat semua produk hasil penimbangan dan penjualan.
Membayar harga produk ............ kepada anggota.
8. Inspeksi Eksternal dan Pembuatan Sertifikat ............ Organik Prosedur Inspeksi Eksternal diserahkan sepenuhnya kepada LSO.
45
LAMPIRAN 9
FORMULIR PENDAFTARAN PETANI
45
Lampiran 9
FORMULIR PENDAFTARAN PETANI
I. IDENTITAS PETANI
Nama Petani : Nama Petugas Pendaftar :
Alamat : Tanggal Pendaftaran :
Tempat Penjualan :
II. KONDISI LAHAN PETANI (Daftar semua lahan milik/dikelola petani, termasuk yang tidak ada tanaman organik)
N0 NAMA BLOK
LUAS (H)
TANAMAN UTAMA
TGL TANAM
PRODUKSI THN SBLMNYA
PERKIRAAN PRODUKSI
PEMAKAIAN KIMIA TERAKHIR
(Tgl, Bln, Thn)
STATUS LAHAN (Sendiri/ Sewa)
LOKASI (dalam/ luar kampung)
(kemiringan, konservasi, dll)
STATUS SERTIFIKASI (O/K/Kon)
Total
Keterangan: O= Organik, K=Konversi, Kon=Konvensional
II. KONDISI TERNAK
JENIS TERNAK JUMLAH PENGELOLAAN TERNAK
(kandang, jenis makanan, penanggulangan penyakit
Total
46
IV. CATATAN PETUGAS (jika ada)
PERNYATAAN
Saya, petani, menyatakan bahwa informasi ini adalah benar dan bahwa saya memahami kondisi untuk produksi organik. Saya juga mendapatkan salinan/copy dari kontrak petani organik.
Tanggal :
Tempat :
Tanda tangan :
Nama Petani :
Saya, petugas pendaftar, menyatakan bahwa informasi ini adalah benar.
Petugas Pendaftaran
(..........................................................)
LAMPIRAN 10
CONTOH FORMULIR
CHECK LIST INSPEKSI INTERNAL PADA
PENERAPAN SISTEM PERTANIAN
ORGANIK
CONTOH FORMULIR CHECK LIST INSPEKSI INTERNAL PADA PENERAPAN SISTEM PERTANIAN ORGANIK
Kriteria Evaluasi Cara mengisi formulir
!!
Kriteria kritis!! Ketidak patuhan bisa menyebabkan gagalnya sertifikasi / adanya sanksi – perlu penjelasan luntuk tanda (!!)
Tandai dengan X jika YA
……..
Jika kotak bersama ………… ditandai , …………. harus diisi: misalnya - Bp H. Ajat Sudrajat
√ Sudah sesuai
∕ Diterima dengan syarat – komentar dan syarat dibutuhkan *
Coret yang tidak dipakai: misalnya - MT: 1 /2 /3* Х Tidak terpenuhi – komentar dan syarat dibutuhkan
+ Kinerja bagus
Komentar tambahan (lebih lengkap lebih bagus) - Kinerja lemah
A. DETAIL INSPEKSI
Identitas
Nama Petani Bp. ……… Ibu
Kelompok Tani
Desa, kecamatan
Kode petani
Tanggal Registrasi
Internal inspector Bp. ……… Ibu
Tanggal Inspeksi Standard untuk sertifikasi ICS NOP EU Reg JAS Fair Trade FFL SNI Lainnya: ……………………..
Orang yang hadir dalam inspeksi Petani Buruh sewa: …………………….. Lainnya: ……………………..
Lahan dan Produksi 1.LAHAN DIINSPEKSI
Kode lahan Lokasi sawah Luas Area
Tgl terakhir gunakan kimia Kepemilikan Status terakhir Sumber air (Ha)
milik sendiri
garap lainnya:
sertifikasi: NOP/EU/JAS/SNI/FFL* konversi sertifikasi: 0 / 1 / 2 * organik tanpa sertifikasi
irigasi tadah hujan lainnya:
……………… konvensional ……………..
Panen sebelumnya MT: 1 / 2 / 3* Periode: …………….. s/d ………………..
Panen sekarang MT: 1 / 2 / 3* Periode: ……………… s/d……………….
Panen selanjutnya MT: 1 / 2 / 3* Periode: ……………… s/d………………
Keterangan
Tanaman, varietas Kwantitas (kg)
Tanaman, varietas Kwantitas (kg)
Tanaman, varietas
Kwantitas (kg)
2. LAHAN LAIN YANG DIOLAH PETANI (DIDAFTAR DI ICS ATAU TIDAK, DAN ORGANIK ATAU TIDAK)
Kode lahan Didaftar
di ICS
Lokasi sawah
Luas Area Tgl terakhir gunakan kimia Kepemilikan Status terakhir Sumber air
(Ha)
ya: tidak
milik sendiri garap lainnya:
………………..
sertifikasi: NOP/EU/JAS/SNI/FFL* konversi sertifikasi: 0 / 1 / 2 * organik tanpa sertifikasi konvensional
irigasi tadah hujan lainnya:
…………………
Panen sebelumnya MT: 1 / 2 / 3* Periode: ………………… s/d………………
Panen sekarang MT: 1 / 2 / 3* Periode: ……………….. s/d………………….
Panen selanjutnya MT: 1 / 2 / 3* Periode: ………………. s/d ………………
Keterangan
Tanaman, varietas Kwantitas
(kg) Tanaman, varietas
Kwantitas (kg) Tanaman, varietas Kwantitas (kg)
Kode lahan
Didaftar di ICS
Lokasi sawah Luas Area
Tgl terakhir gunakan kimia Kepemilikan Status terakhir Sumber air
(Ha)
ya: tidak
milik sendiri garap lainnya:
…………………
sertifikasi: NOP/EU/JAS/SNI/FFL* konversi sertifikasi: 0 / 1 / 2 * organik tanpa sertifikasi konvensional
irigasi tadah hujan lainnya:
………………..
Panen sebelumnya MT: 1 / 2 / 3* Periode: ………………… s/d ……………….
Panen sekarang MT: 1 / 2 / 3* Periode: …………………. s/d……………….
Panen selanjutnya MT: 1 / 2 / 3* Periode: ………………. s/d………………
Keterangan
Tanaman, varietas
Kwantitas (kg)
Tanaman, varietas
Kwantitas (kg) Tanaman, varietas
Kwantitas (kg)
(JIKA MASIH ADA LAHAN LAIN, TOLONG DICATAT DI LAMPIRAN FORMULIR UNTIK LAHAN TAMBAHAN )
B. SISTEM PRODUKSI (UNTUK LAHAN YANG DIINSPEKSI SAJA)
Pemupukan lahan organik
1. INPUT INTERNAL (BUATAN SENDIRI)
Pupuk kandang
Bahan KOHE DOMBA
Kwantitas (kg)
Asal
Berapa hari pengkomposan 1 BULAN
Jumlah penggunaan tiap musim tanam MT1: 5000 kg MT2: ………. kg MT3: ………. kg
Pupuk hijau
Bahan
Kwantitas (kg)
Asal KEBON
Berapa hari pengkomposan
2. INPUT EXTERNAL (PRODUK JADI )
Nama produk Perusahaan/ spesifikasi
Diijinkan ICS ya tidak
Jumlah penggunaan tiap musim tanam MT1: ……….. kg/ltr* MT2: ……….. kg/ltr* MT3: ……….. kg/ltr*
Pengendalian Hama lahan organik
1. INPUT INTERNAL (DIBUAT SENDIRI)
Nama
Bahan
Kwantitas
Asal
Cara:
Dijinkan ICS ya tidak
Penggunaan per musim MT1: ………. kg/ltr* MT2: ………. kg/ltr* MT3: ……….kg/ltr**
Nama
Bahan
kwantitas
Asal Cara:
Dijinkan ICS ya tidak
Penggunaan per musim MT1: ………. kg/ltr* MT2: ………. kg/ltr* MT3: ………. kg/ltr*
2. INPUT EXTERNAL (PRODUK JADI)
Nama produk/alat Perusahaan / spesifikasi
Dijinkan ICS ya tidak
Penggunaan per musim MT1: ……… kg/ltr* MT2: ……… kg/ltr* MT3: ……… kg/ltr*
Input Lain lahan organik (misal: MOL)
1. INPUT INTERNAL (DIBUAT SENDIRI)
Nama
Bahan
kwantitas
Asal Cara:
Dijinkan ICS ya tidak
Penggunaan per musim MT1: ……… kg/ltr* MT2: ……… kg/ltr* MT3: ……… kg/ltr*
2. INPUT EXTERNAL (PRODUK JADI)
Nama Produk
Perusahaan / spesifikasi
Dijinkan ICS ya tidak
Penggunaan per musim MT1: ……… kg/ltr* MT2: ……… kg/ltr* MT3: ……… kg/ltr*
Bahan Tanam lahan sertifikasi organik
Tanaman, varietas
Tipe: benih tanaman
Kwalitas organik konvensional
Perlakuan kimia
tidak ya:
…………
Non-GMO ya
Asal tanam sendiri ICS petani tersertifikasi petani tdk sertifikasi
pemerintah toko
Kwantitas MT1: ……… kg MT2: ……… kg MT3: ……… kg
Penjelasan
Tanaman, varietas
Tipe: benih tanaman
Kwalitas organik konvensional
Perlakuan kimia
tidak ya:
…………
Non-GMO ya
Asal tanam sendiri ICS petani tersertifikasi petani tdk sertifikasi
pemerintah toko
Kwantitas MT1: ……… kg MT2: ……… kg MT3: ……… kg
Penjelasan
Tanaman, varietas
Tipe: benih tanaman
Kwalitas organik konvensional
Perlakuan kimia
tidak ya:
…………
Non-GMO ya
Asal tanam sendiri ICS petani tersertifikasi petani tdk sertifikasi pemerintah toko
Kwantitas MT1: ……… kg MT2: ……… kg MT3: ……… kg
Penjelasan
Ekologi lahan organik + OK Penjelasan Ekologi lahan
organik + OK - Penjelasan
Rotasi tanaman Pengendalian hama & penyakit menyeluruh
Tumpang sari
Manajemen ternak
Kesuburan tanah Manajemen sampah organik
Kendali erosi tanah Manajemen sampah non organik
Manajemen gulma Keragaman di sekitar sawah
Kemurnian air (tdk ada kontaminasi)
Produksi berkelanjutan
Penjelasan tambahan
Titik Kontrol pengendalian kontaminasi √ ∕ Х Penjelasan
!! Ada pemisahan yang baik antara sawah organik dan non organik dari petani.
!! Tidak ada kontaminasi udara dari semprotan kimia lahan non organik lainnya.
!! Tidak ada kontaminasi air dari sawah non organic atau sudah diterapkan penyanga/ penyaring khusus
!! Tidak ada bahan bahan yang dilarang yang disimpan di sawah.
!! Tanaman konvensional tidak ditanam di sawah organik (termasuk pada tumpang sari dan rotasi tanaman)
!! Alat semprot hanya digunakan untuk perlakuan organik.
!! Tidak ada produksi sama (petani menanam beda varitas di lahan miliknya yang non organik).
!! Alat panen (mis: sabit, karung) tidak digunakan untuk non organik.
!! Penyimpanan tidak terkontaminasi dan dipisah dari produk non organik.
!! Tidak ada bahan tambahan pada pasca panen kecuali yang diperbolehkan oleh ICS
Penjelasan tambahan
C. FAIR TRADE (PERDAGANGAN ADIL)
Kwalitas Sosial √ ∕ Х Penjelasan
Petani paham prinsip Fair Trade: dasar HAM kondisi kerja yang baik sertifikasi premium dana bersama fair trade (untuk proyek komunitas)
Tidak ada anak dibawah 16 tahun diijinkan bekerja
Tidak ada kerja paksa atau hukuman masal
Sewa dan pembayaran buruh tercatat )bisa dalam buku harian petani)
Pembayaran tepat waktu sesuai dengan harga pasar
Pembayaran tidak diskriminatif terhadap kelamin (laki2 dan perempuan harus dibayar sama jika jam kerja dan produktivitas sama)
Penjelasan
tambahan
D. KINERJA ICS
Data dan Manajemen √ ∕ Х Penjelasan
Seluruh sawah petani sudah didaftar (termasuk yang tidak disertifikasi)
Seluruh dokumen ICS tersedia bagi petani: Kontrak Catatan harian petani Nota pembelian/ kuitansi Peta lahan Standar internal ICS Laporan inspeksi internal SOP Budidaya
Data konsisten di seluruh dokumen.
Petani memperhitungkan panen secara akurat (kecuali ada kondisi tak terduga spt ada hama)
Petani memahami standar internal
Petani sudah memperbaiki rekomendasi tahun sebelumnya
Penjelasan
tambahan
E. DEKLARASI INSPEKTOR
Tugas inspektor yg sdh dipenuhi: wawancara kunjungan lapangan pengecekan data pengecekan penyimpanan dan
pananganan produk pasca panen tindak lanjut rekomendasi
tahun lalu
Evaluasi inspektor lebih dari sesuai
(melakukan tindakan ekstra yang patut dicontoh)
sangat sesuai sesuai, butuh peningkatan tidak sesuai sanksi:
…………………………….
Status yang layak: NOP EU Reg JAS SNI Fair Trade FFL Lainnya:
…………………..
Rekomendasi/penjelasan:
Tanda tangan inspector, tempat, tanggal:
Tanda tangan petani, tempat, tanggal:
F. KOMITE PERSETUJUAN ICS
Kriteria persetujuan ICS: - data diisi dengan baik - pupuk - PHT - input lain - bahan tanam - ekologi umum - tdk ada pelanggaran di titik kontrol - fair trade - kinerja ICS petani
√
∕
Х
Keputusan Final ICS:
lebih dari sesuai (melakukan tindakan ekstra yang patut dicontoh)
sesuai, sepenuhnya
sesuai, butuh peningkatan tidak sesuai sanksi:
……………………………
Status yang diberikan: NOP EU Reg JAS SNI Fair Trade FFL Lainnya:
……………….
Rekomendasi/penjelasan:
Tanda tangan komite Persetujuan, Tempat, Tanggal
FORMULIR UNTUK LAHAN TAMBAHAN
…Lahan dan Produksi
…2. LAHAN LAIN YANG DIOLAH SAMA PETANI (MAUPUN DIDAFTAR DI ICS ATAU TIDAK, DAN ORGANIK ATAU TIDAK)
Kode lahan Didaftar di ICS Lokasi sawah Area Tgl terakhir
gunakan kimia Kepemilikan Status terakhir Sumber air
Patok Ha
ya: tidak
milik sendiri garap lainnya:
……………….
sertifikasi: NOP/EU/JAS/SNI/FFL* konversi sertifikasi: 0 / 1 / 2 * organik tanpa sertifikasi konvensional
irigasi tadah hujan lainnya: ……………….
Panen sebelumnya MT: 1 / 2 / 3* Periode: ………………… s/d ………………
Panen sekarang MT: 1 / 2 / 3* Periode: ……………….. s/d ………………...
Panen selanjutnya MT: 1 / 2 / 3* Periode: ………………. s/d………………..
Keterangan
Tanaman, varietas
Kwantitas (kg)
Tanaman, varietas
Kwantitas (kg) Tanaman, varietas
Kwantitas (kg)
Kode lahan Didaftar
di ICS Lokasi sawah Area Tgl terakhir
gunakan kimia Kepemilikan Status terakhir Sumber air
Patok Ha
ya: tidak
milik sendiri garap lainnya:
……………….
sertifikasi: NOP/EU/JAS/SNI/FFL* konversi sertifikasi: 0 / 1 / 2 * organik tanpa sertifikasi konvensional
irigasi tadah hujan lainnya:
……………….
Panen sebelumnya MT: 1 / 2 / 3* Periode: …………………. s/d ………………
Panen sekarang MT: 1 / 2 / 3* Periode: ………………… s/d………………..
Panen selanjutnya MT: 1 / 2 / 3* Periode: ……………… s/d……………….
Keterangan
Tanaman, varietas
Kwantitas (kg)
Tanaman, varietas
Kwantitas (kg) Tanaman, varietas
Kwantitas (kg)
Kode lahan Didaftar
di ICS Lokasi sawah
Area Tgl terakhir gunakan kimia
Kepemilikan Status terakhir Sumber air Patok Ha
ya: tidak
milik sendiri garap lainnya:
………………..
sertifikasi: NOP/EU/JAS/SNI/FFL* konversi sertifikasi: 0 / 1 / 2 * organik tanpa sertifikasi konvensional
irigasi tadah hujan lainnya:
…………………
Panen sebelumnya MT: 1 / 2 / 3* Periode: …………………. s/d ………………
Panen sekarang MT: 1 / 2 / 3* Periode: ………………… s/d………………..
Panen selanjutnya MT: 1 / 2 / 3* Periode: ……………… s/d……………….
Keterangan
Tanaman, varietas
Kwantitas (kg)
Tanaman, varietas
Kwantitas (kg) Tanaman, varietas
Kwantitas (kg)
Kode lahan Didaftar
di ICS Lokasi sawah
Area Tgl terakhir gunakan kimia
Kepemilikan Status terakhir Sumber air Patok Ha
ya: tidak
milik sendiri garap lainnya:
………………..
sertifikasi: NOP/EU/JAS/SNI/FFL* konversi sertifikasi: 0 / 1 / 2 * organik tanpa sertifikasi konvensional
irigasi tadah hujan lainnya:
…………………
Panen sebelumnya MT: 1 / 2 / 3* Periode: …………………. s/d ………………
Panen sekarang MT: 1 / 2 / 3* Periode: ………………… s/d………………..
Panen selanjutnya MT: 1 / 2 / 3* Periode: ……………… s/d……………….
Keterangan
Tanaman, varietas
Kwantitas (kg)
Tanaman, varietas
Kwantitas (kg) Tanaman, varietas
Kwantitas (kg)
LAMPIRAN 11
CONTOH FORMULIR
DAFTAR PETANI YANG DIAJUKAN
SERTIFIKASI ORGANIK/APPROVED FARMER
LIST (AFL)
56
CONTOH FORMULIR DAFTAR PETANI YANG DIAJUKAN SERTIFIKASI ORGANIK/APPROVED FARMER LIST (AFL)
No Nama
No. Kode
Nama petugas pendaftar
Tanggal Pendaftaran
Luas lahan (Ha)
Tanaman Utama
Varietas Produksi/ Ha/Panen Nama
Inspektur Internal
Tanggal Inspeksi
Tanggal pemakaian kimia
terakhir
Status (Organik/Konversi)
MT1 MT2 MT3
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
TOTAL
TOTAL
LAMPIRAN 12
CONTOH FORMULIR
CHECK LIST PRA ASSESSMENT
BUDIDAYA TANAMAN ORGANIK
CONTOH FORMULIR CHECK LIST PRA ASSESSMENT BUDIDAYA TANAMAN ORGANIK
Pengusul : ________________________
Alamat : __________________________
Telp. : ____________________________
Fax. : ____________________________
No. Sertifikasi : _____________________
Instansi : ___________________________
Nama Inspektor : _____________________
Tgl. mulai inspeksi : ___________________
Tgl. Selesai inspeksi : __________________
A Informasi Umum Ya Tidak Komentar
1 Apakah produsen punya SNI Sistem Pertanian Organik ?
2 Apakah informasi yang ada dalam lembar usulan sertifikasi akurat?
3 Apakah peta lahan sesuai dengan kenyataan?
4 Apakah sejarah peruntukan lahan benar?
5 Apakah semua lahan dijadikan organik?
6 Apakah semua lahan diinspeksi?
7 Apakah semua lahan berada dalam satu kesatuan?
8 Apakah tanaman/ hasil tanaman disimpan di lain lokasi?
9 Apakah operator ada selama inspeksi?
10 Apakah pernah disertifikasi oleh lembaga lain?
11 Apakah pernah ditolak dalam sertifikasi?
12 Untuk re-sertifikasi, jelaskan apakah ada perubahan budidaya: ________________________________________________________________________
13 Sebutkan semua jenis tanaman, hasil dan luasan pertanaman yang akan disertifikasi organik: _________________________________________________________________
14 Total luas lahan:________ Luas milik sendiri:_______ Luas yang disewa:________
15 Luas organik:___________ Luas transisi: _________ Luas konvensional: _______
16 Lama budidaya organik: ___________ Lama sertifikasi: ______________________
B Evaluasi Ya Tidak Komentar
Kondisi Tanaman
17 Apakah tanaman yang diusulkan disertifikasi telah ditanam?
18 Apakah tanaman yang diusulkan disertifikasi telah dipanen?
19 Apakah ada bukti bahwa bahan terlarang digunakan?
Benih / Bibit
20 Apakah benih / bibit dikenai perlakuan dengan bahan terlarang?
21 Apakah operator menggunakan benih/ bibit organik?
22 Apakah ada benih GMO yang digunakan?
23 Apakah ada benih konvensional yang digunakan?
24 Apakah benih/ bibit yang digunakan tersertifikasi?
25 Apakah ada greenhouse yang digunakan?
a). Apakah digunakan untuk organik saja?
b). Apakah digunakan media tanam organik?
c). Apakah pengendalian hama dilakukan dengan cara-cara organik?
d). Apakah pengendalian penyakit dilakukan dengan cara-cara organik?
Pengelolaan Kesuburan Tanah
26 Apakah tanaman menunjukkan gejala defisiensi nutrisi?
27 Apakah ada bukti digunakannya bahan-bahan terlarang?
28 Apakah digunakan kotoran ternak segar?
29 Apakah manure berasal dari luar?
Jika ya, jelaskan sumbernya: ________________________________________________
30 Apakah manure dikomposkan
31 Apakah digunakan bahan-bahan yang penggunaannya terbatas (restricted input)?
32 Apakah penggunaan bahan-bahan terbatas ada dasarnya?
33 Apakah operator punya rencana untuk meninggalkan penggunaan bahan-bahan terbatas tersebut?
34 Apakah digunakan pupuk daun?
35 Apakah dilakukan pengujian tanah?
Rotasi Pertanaman
36 Apakah dilakukan rotasi pertanaman?
37 Apakah rotasi pertanaman juga termasuk diversitas jenis tanaman?
Pengendalian Gulma
38 Apakah pengendalian gulma dilakukan sesuai kaidah organik?
39 Apakah upaya preventif dilakukan?
40 Apakah ada bukti digunakannya herbisida terlarang?
41 Apakah gulma mengancam produktivitas tanaman yang diusulkan disertifikasi?
Pengendalian Hama
42 Apakah pengendalian hama dilakukan sesuai kaidah organik?
43 Apakah upaya preventif dilakukan?
44 Apakah ada bukti digunakannya pestisida terlarang
45 Apakah digunakan restricted input?
46 Apakah operator punya rencana untuk tidak menggunakan lagi restricted input?
47 Apakah hama mengancam produktivitas tanaman yang diusulkan disertifikasi?
48 Apakah ada bukti adanya organisme bermanfaat untuk pengendalian hama?
49 Apakah operator menyediakan habitat yang berguna (untukhama)?
Pengendalian Penyakit
50 Apakah pengendalian penyakit dilakukan sesuai kaidah organik?
51 Apakah dilakukan tindakan preventif?
52 Apakah ada bukti digunakannya fungisida terlarang?
53 Apakah digunakan restricted input?
54 Apakah operator punya rencana untuk tidak menggunakan lagi restricted input?
55 Apakah operator punya rencana untuk
tidak menggunakan lagi restricted input?
56 Apakah penyakit mengancam produktivitas tanaman yang diusulkan disertifikasi?
Adjoining Land Use
57 Apakah lahan organik dipisahkan secara baik dari kemungkinan kontaminasi?
Jika tidak, jelaskan lahan yang mana serta sumber kontaminasi dan upaya yang dilakukan untuk mencegah kontaminasi: ________________________________________________
58 Apakah jalan / pematang disemprot dengan herbisida?
59 Apakah operator punya kesepakatan dengan lahan tetangga yang non-organik?
60 Apakah ada buffer zone?
61 Apakah buffer zone di tanaman dengan tanaman yang bermanfaat untuk mendukung organik?
Produksi Paralel (Organik dan Non-Organik diusahakan bersama)
62 Apakah operator melakukan budidaya tanaman organic dan transisi-organik bersama-sama?
Jika ya, apakah bisa secara kasat mata dibedakan arealnya?
63 Apakah operator melakukan budidaya tanaman organik dan non-organik bersama-sama?
Jika ya, apakah bisa secara kasat mata dibedakan arealnya?
64 Apakah tempat penyimpanan organik dipisahkan dengan non-organik?
65 Apakah operator punya catatan lengkap tentang budidaya organic dan non-organik
Air Irigasi Yang Digunakan
66 Apakah pemberian air mengenai langsung produk organik yang akan dipanen?
Jika ya, jelaskan sumber airnya: ______________________________________________
67 Apakah air pernah dianalisa di laboratorium?
68 Apakah air memenuhi standar kualitas air minum?
69 Apakah air digunakan hanya untuk irigasi?
70 Apakah ada kontaminan yang mempengaruhi kualitas air irigasi?
71 Apakah ada upaya konservasi air irigasi?
Stewardship
72 Apakah ada upaya pengendalian erosi?
73 Apakah ada bukti adanya erosi?
74 Apakah ada upaya menyediakan wildlife habitat (untuk membantu pengendalian hama dan penyakit) di lahan?
75 Apakah ada bukti adanya biodiversitas biologi?
Bangunan
76 Apakah ada bukti bahwa bahan-bahan terlarang disimpan dalam bangunan yang terpisah?
Peralatan
77 Apakah peralatan semprot digunakan untuk organik dan non-organik?
Jika ya, jelaskan prosedur pembersihannya: _____________________________________
78 Apakah peralatan untuk panen digunakan untuk organik dan non-organik?
Jika ya, jelaskan prosedur pembersihannya: _____________________________________
79 Apakah ada bukti bahwa peralatan yang ada punya potensi mengkontaminasi tanaman organik?
PenangananPascaPanen
80 Apakah ada unit pengolahan produk organik di lapang? Jika ya, lengkapilah Checklist Inspeksi Pengelolaan Pasca Panen.
81 Apakah ada bahan-bahan terlarang yang disimpan/ digunakan di areal penanganan produk organik?
82 Apakah semua peralatan dan fasilitas penanganan pascapanen dipunyai sendiri oleh operator?
83 Apakah unit/ peralatan pengangkutan dibersihkan sebelum digunakan untuk produk organik?
84 Apakah ada dokumentasi lengkap untuk memverifikasi pembersihan dan pengangkutan produk organik?
GudangPenyimpanan (Storage)
85 Apakah gudang penyimpanan digunakan hanya untuk produk organik?
86 Apakah gudang penyimpanan berada dalam kondisi bagus?
87 Apakah ada bahan-bahan terlarang yang disimpan/ digunakan dalam gudang penyimpanan?
88 Apakah ada kemungkinan hama bisa masuk ke gudang penyimpanan?
89 Apakah gudang penyimpanan diberi nomor?
90 Apakah gudang penyimpanan cukup luas untuk menampung semua produk organik?
91 Apakah digunakan gudang penyimpanan diluar lokasi?
a). Jika ya, apakah diinspeksi dahulu?
b). Jelaskan lokasi dan pemiliknya: ___________________________________________
Audit Control (sistem pencatatan)
92 Apakah peta lahan cukup jelas dan akurat?
93 Apakah informasi sejarah peruntukan lahan akurat dan lengkap?
94 Apakah kuitansi pembelian bahan-bahan yang digunakan dalam budidaya disimpan secara baik?
95 Apakah catatan setiap langkah budidaya disimpan rapi
96 Apakah catatan pemanenan disimpan rapi?
97 Apakah catatan penyimpanan disimpan rapi?
98 Apakah catatan penjualan cukup lengkap?
Manejemen
99 Apakah operator memahami standar pertanian organik?
100 Apakah operator menunjukkan komitmennya untuk mengikuti standar?
101 Apakah ada bukti bahwa semua tahapan operasi dikelola secara baik?
C. Assessment
Pengambilan Contoh (Sampling):
Jelaskan pengambilan contoh (tanah, tanaman, air, dll.) yang dilakukan selama inspeksi atau direkomendasikan untuk masa depan. Termasuk tatacara pengambilan contoh, alasannya, serta analisa yang akan dilakukan).
Pertimbangan Lainnya:
Jelaskan hal-hal lain yang belum tercakup dalam butir-butir di atas selama inspeksi, termasuk rekomendasi untuk inspeksi di masa depan.
Kesimpulan:
Jelaskan kesimpulan selama dilakukannya inspeksi berdasar data-data dan informasi yang diperoleh.
Tanggal…………………………………….
___________________________
Tandatangan Inspektor
Lampiran:
_____ Kuestioner
_____ Peta lahan
_____ Yang Lain (jelaskan)
LAMPIRAN 13
DOKUMEN PENERAPAN SISTEM JAMINAN
MUTU PRODUK
DOKUMEN PENERAPAN SISTEM JAMINAN MUTU PRODUK
Nama Unit Usaha
..........................
ALAMAT :
DESA : KECAMATAN : KAB/KOTA : PROVINSI :
Nomor Salinan : Pemegang Salinan : Status : Terkendali Tidak Terkendali
LEMBAR PENGESAHAN
DOKUMEN PENERAPAN SISTEM JAMINAN MUTU DAN KEAMANAN PANGAN
Nama Unit Usaha
...............................
………, ................... 201……
Disahkan oleh Tim Penyusun Pimpinan Unit Usaha
(..............................)
DOKUMEN SISTEM MUTU
Nomor 01
Tgl. Berlaku
Revisi ke /Tgl Revisi
PERUBAHAN DOKUMEN
Tanggal Revisi
Halaman ….. dari ……
Paraf PJ
Pencatatan perubahan dokumen selalu dimutakhirkan dan dilakukan dengan format sebagai berikut. Tabel Perubahan Dokumen Sistem Mutu
Perubahan Mencabut Memasukkan
Paraf
No Tanggal No.
Bag
Revisi/
Terbitan Halaman
No
Bag
Revisi/
Terbitan Halaman
DOKUMEN SISTEM MUTU
Nomor 02
Tgl. Berlaku
Revisi ke /Tgl Revisi
DISTRIBUSI DOKUMEN
Tanggal Revisi
Halaman ….. dari ……
Paraf PJ
Distribusi dokumen sistem mutu dicatat dan selalu dimutakhirkan dengan menggunakan formulir sebagai berikut : Tabel Distribusi Dokumen
No No
Dokumen Pemegang Dokumen
Keterangan Nama Jabatan
1 Asli
2 Copy 1
3 Copy 2
4 Copy 3
5 Copy 4
DOKUMEN SISTEM MUTU
Nomor 03
Tgl. Berlaku
Revisi ke /Tgl Revisi
DAFTAR DOKUMEN
Tanggal Revisi
Halaman ….. dari ……
Paraf PJ
Daftar Dokumen :
Nomor Dokumen
Nama Dokumen Tanggal Pengesahan
Pejabat yang Mengesahkan
Ket.
Dokumen Penerapan Sistem Jaminan Mutu dan Keamanan Pangan
SPO Sanitasi
SPO Proses Produksi
Dokumen Program kebersihan
Instruksi Kerja
Formulir
Dokumen Pendukung
DOKUMEN SISTEM MUTU
Nomor 04
Tgl. Berlaku
Revisi ke /Tgl Revisi
DAFTAR ISI
Tanggal Revisi
Halaman ….. dari ……
Paraf PJ
NOMOR JUDUL JUMLAH HALAMAN
i HALAMAN JUDUL
ii LEMBAR PENGESAHAN
01 PERUBAHAN DOKUMEN
02 DISTRIBUSI DOKUMEN
03 DAFTAR DOKUMEN
04 DAFTAR ISI
PROFIL UNIT USAHA
05 KEBIJAKAN MUTU
06 TIM KEAMANAN PANGAN
07 STRUKTUR ORGANISASI
08 PERSONALIA
09 VALIDASI DAN VERIFIKASI
10 PEMBELIAN JASA DAN PERBEKALAN
11 DESKRIPSI PRODUK AKHIR
12 DIAGRAM ALIR PROSES
13 PETA (LAYOUT) UN IT PENANGANAN DAN / ATAU PENGOLAHAN
14 IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENGENDALIAN
15 PROGRAM KEBERSIHAN
16 SPO SANITASI
17 SPO PROSES PRODUKSI
18 PENARIKAN PRODUK TIDAK SESUAI
19 PENGADUAN DAN K ELUHAN PELANGGAN
DOKUMEN SISTEM MUTU
Nomor 04
Tgl. Berlaku
Revisi ke /Tgl Revisi
PROFIL UNIT USAHA
Tanggal Revisi
Halaman ….. dari ……
Paraf PJ
DOKUMEN SISTEM MUTU
Nomor 05
Tgl. Berlaku
Revisi ke /Tgl Revisi
KEBIJAKAN MUTU
Tanggal Revisi
Halaman ….. dari ……
Paraf PJ
Visi Misi :
3 B Bersih, Benar dan bergizi Bersih : sistem kerja yang higienis Benar : sistem dokumentasi dan alur kerja yang sesuai standar Bergizi : menghasilkan produk akhir yang aman dan bergizi bagi konsumen
DOKUMEN SISTEM MUTU
Nomor 06
Tgl. Berlaku
Revisi ke /Tgl Revisi
SASARAN MUTU
Tanggal Revisi
Halaman ….. dari ……
Paraf PJ Contoh sasaran mutu Pelaku Usaha akan mengahasilkan beras dengan ketentuan sebagai berikut:
Kelas Mutu Kriteria Jumlah
Premiun (sesuaikan dengan standar yang diacu SNI atau standar dari pembeli/standar privat)
20 persen dari total produksi
Medium Kelas I 30 persen dari total produksi
Medium Kelas II 50 persen dari total produksi
DOKUMEN SISTEM MUTU
Nomor 07
Tgl. Berlaku
Revisi ke /Tgl Revisi
TIM KEAMANAN PANGAN
Tanggal Revisi
Halaman ….. dari ……
Paraf PJ
Tim keamanan pangan dibentuk berdasarkan surat penugasan dari SK penugasan dari Pimpinan Puncak dan dicatat serta selalu dimutakhirkan dengan formulir sebagai berikut : Tabel Tim Keamanan Pangan
NO. NAMA BAGIAN KUALIFIKASI PELATIHAN
1.
2.
3.
4.
5.
DOKUMEN SISTEM MUTU
Nomor 08
Tgl. Berlaku
Revisi ke /Tgl Revisi
STRUKTUR ORGANISASI
Tanggal Revisi
Halaman ….. dari ……
Paraf PJ
Struktur organisasi dituangkan dalam bentuk bagan, dilengkapi dengan uraian tugas dan selalu dimutakhirkan.
Logo Unit Usaha
DOKUMEN SISTEM MUTU
Nomor 08
Tgl. Berlaku
Revisi ke /Tgl Revisi
PERSONIL
Tanggal Revisi
Halaman ….. dari ……
Paraf PJ
Data seluruh personil dicatat dan selalu dimutakhirkan dengan menggunakan formulir sbb:
NO. NAMA BAGIAN KUALIFIKASI / PENDIDIKAN
PELATIHAN
Logo Unit Usaha
DOKUMEN SISTEM MUTU
Nomor 09
Tgl. Berlaku
Revisi ke /Tgl Revisi
VALIDASI DAN VERIFIKASI
Tanggal Revisi
Halaman ….. dari ……
Paraf PJ
Unit usaha harus secara periodik, dan sesuai dengan jadwal dan prosedur yang telah ditetapkan sebelumnya, menyelenggarakan validasi, yang meliputi validasi penerapan sistem sampai dengan kesesuaian produk yang diinginkan. Validasi dapat dilakukan dengan pengujian laboratorium. Terkait mutu dan keamanan pangan pengujian mutu dan keamanan pangan yang dilakukan minimal pengujian residu pestisida dan residu logam berat. Namun demikian pengujian kandungan nutrisi disarankan sebagai pelengkap informasi pada label.
Sesuai dengan jadwal dan prosedur yang telah ditetapkan sebelumnya, eksekutif manajemen unit usaha harus secara periodik menyelenggarakan verifikasi pada sistem penerapan cara penanganan dan pengolahan hasil pertanian yang baik yang dilakukan untuk memastikan kesinambungan kecocokan dan efektivitasnya, dan untuk mengetahui perubahan atau peningkatan yang diperlukan
DOKUMEN SISTEM MUTU
Nomor 10
Tgl. Berlaku
Revisi ke /Tgl Revisi
PEMBELIAN BAHAN DAN SARANA
PRODUKSI
Tanggal Revisi
Halaman ….. dari ……
Paraf PJ
No Nama /alamat Pemasok
No Register Nama Bahan /jasa
Spesifikasi Bahan /Jasa
Ket.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Logo Unit Usaha
DOKUMEN SISTEM MUTU
Nomor 11
Tgl. Berlaku
Revisi ke /Tgl Revisi
DESKRIPSI PRODUK AKHIR
Tanggal Revisi
Halaman ….. dari ……
Paraf PJ
(Contoh Deskripsi Produk)
No Parameter Uraian
1. Kategori proses Kering
2. Nama Produk Sari Kedele Alamina
3. Tujuan Pengguna
produk
Sebagai minuman kesehatan penambah tenaga
4. Komposisi Kedelai, gula, vanili, cokelat
5, Pengemasan Alumunium foil (primer) dus (sekunder) ukuran ...
6. Masa kadaluarsa Tujuh belas bulan
7. Cara Penyajian Seduh (3 sendok makan untuk 250 cc)
8. Cara transportasi Mobil, Motor
9. Cara penyimpanan Suhu kamar
10. Peringatan mutu dan
keamanan pangan
Jangan dikonsumsi apabila produk berubah
warna, menggumpal dan berbau
11. Persyaratan SNI/regulasi SNI Kedelai bubuk instan (www.BPOM.go.id)
12. Persyaratan pelanggan Halal, bahan baku bukan dari PRG
Logo Unit Usaha
DOKUMEN SISTEM MUTU
Nomor 12
Tgl. Berlaku
Revisi ke /Tgl Revisi
DIAGRAM ALIR PROSES
Tanggal Revisi
Halaman ….. dari ……
Paraf PJ
(Contoh alur proses)
Pengumpulan bahan baku
Penyortiran
Buah durian kualitas baik
Pemisahan isi, kulit dan Biji
Mixing (Pencampuran isi durian ma gula)
Pengemasan
Dimasak
Buah Busuk, Berulat
Di simpan
Pemasaran
Logo Unit Usaha
DOKUMEN SISTEM MUTU
Nomor 13
Tgl. Berlaku
Revisi ke /Tgl Revisi
PETA (LAYOUT) UN IT PENANGANAN DAN / ATAU PENGOLAHAN
Tanggal Revisi
Halaman ….. dari ……
Paraf PJ
Logo Unit Usaha
DOKUMEN SISTEM MUTU
Nomor 14
Tgl. Berlaku
Revisi ke /Tgl Revisi
IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENGENDALIAN
Tanggal Revisi
Halaman ….. dari ……
Paraf PJ
No Potensi bahaya Pengendalian
1. Biologi: Jamur, kontaminasi E-coli
Dikemas dengan KA. maks 2 %, air pencucian hrs bersih
2. Fisik : Rambut, kulit kedelai Pekerja harus higienes, ruang produksi terpisah dengan ruang pengemasan produk akhir
3. Kimia : logam berat
Harus menggunakan peralatan yang food grade
4. dll
5.
Logo Unit Usaha
DOKUMEN SISTEM MUTU
Nomor 15
Tgl. Berlaku
Revisi ke /Tgl Revisi
PROGRAM KEBERSIHAN
Tanggal Revisi
Halaman ….. ....dari ……..
Paraf PJ
(contoh program kebersihan)
Lokasi dan sarana yang dibersihkan
Cara Membersihkan Frekwensi / Waktu Pembersihan
Pelaksana Penanggung Jawab
Tempat Produksi
Disapu, dicuci
Setiap hari/2 jam
Karyawan
Pemilik Usaha
Gudang
Disapu, dirapikan
Tiga hari sekali
Karyawan
Pemilik Usaha
Drainase Airnya harus mengalir Setiap hari Karyawan Pemilik Usaha
Logo Unit Usaha
DOKUMEN SISTEM MUTU
Nomor 16
Tgl. Berlaku
Revisi ke /Tgl Revisi
SPO SANITASI
Tanggal Revisi
Halaman 1 dari 2
Paraf PJ
(Contoh SOP Sanitasi)
No. Kunci Sanitasi Persyaratan Monitoring Tindakan
Koreksi
Rekaman
Form No Apa Dimana Bagaimana Kapan Siapa
1. Keamanan Air Air Harus Bersih Sumber air Penampun
gan
Pengecekan
air pertama dr
kran saat
dibuka
1 Jam
sebelum
produksi
Karyawan Mencari sumber air
yang lain Form 1
2.
Kondisi Dan
Kebersihan Permukaan
Yang Kontak Dengan
Bahan Pangan
Semua
peralatannya hrs
bersih
peralatan Tempat
produksi dilihat
1 jam
sebelum
produksi
Karyawan
produksi
Menggunakan ruangan
lain Form 2
3 Pencegahan
Kontaminasi Silang
Jangan sampai
terjadi kontaminasi
silang
Tata letak dan
kebersihan
karyawan
Tempat
produksi
Diamati Secara
visual
Pada saat
proses Karyawan
Tata letak diperbaiki dan
karyawan mengikuti
prosedur yg ada
Form 3
4 Menjaga Fasilitas
Pencuci Tangan,
Sanitasi Dan Toilet
Semua fasilitas
sanitasi hrs sesuai
dg aturan
Fasilitas sanitasi,
sanitizer
Tempat cuci
tangan
Diamati secara
visual Setiap hari Karyawan Menggunakan Sabun lain Form 4
Logo Unit Usaha
DOKUMEN SISTEM MUTU
Nomor 16
Tgl. Berlaku
Revisi ke /Tgl Revisi
SPO SANITASI
Tanggal Revisi
Halaman 1 dari 2
Paraf PJ
No. Kunci Sanitasi Persyaratan
Monitoring
Tindakan Koreksi Rekaman
Form No Apa Dimana Bagaim
ana Kapan Siapa
5. Proteksi Dari Bahan-Bahan
Kontaminan
Tidak ada
sumber
kontaminan
Sumber
kontaminan
Tempat
produksi
Diamati
secara
visual
Sebelum
produksi Karyawan
Menggantikan sarung
tangan dengan sarung
tangan yang baru
Form 5
6. Pelabelan, Penyimpanan,
Dan Penggunaan Bahan
Toksin Yang Benar
Bahan yang
bersifat toksin
hrs diberi
label dan
disimpan
ditempat
terpisah
Bahan
toksindan
tempat
menyimpan
Tempat
Penyimpanan
bahan toksin
Diamati
secara visual
Sebelum
produksi
Staf kesehatan
yang bertugas
Bahan toksin diberi label dan
disimpan ditempat tertentu Form 6
7
Pengawasan Kondisi
Kesehatan Personil Yang
Dapat Mengakibatkan
Kontaminasi
Personil yg
bekerja hrs
sehat
Karyawan Di tempat kerja Diamati Sebelum dan
selama bekerja Bagian produksi
Cek kesehatan karyawan ke
rumah sakit terdekat Form 7
8 Penanganan/Pengendalian
Hama
Tidak ada
hama di area
produksi dan
gudang
Keberadaan
hama Lokasi usaha Diamati
Sebelum,
selama, setelah
produksi
Bagian produksi Dilakukan pest kontrol Form 8
Logo Unit Usaha
DOKUMEN SISTEM MUTU
Nomor 17
Tgl. Berlaku
Revisi ke /Tgl Revisi
SPO PROSES PRODUKSI
Tanggal Revisi
Halaman ….. dari ……
Paraf PJ
Tujuan : Ruang Lingkup : Definisi : Acuan : Penanggung Jawab : Langkah kerja : Dokumen Terkait :
Logo Unit Usaha
DOKUMEN SISTEM MUTU
Nomor 18
Tgl. Berlaku
Revisi ke /Tgl Revisi
PENARIKAN PRODUK YANG TIDAK SESUAI
Tanggal Revisi
Halaman ….. dari ……
Paraf PJ
Kriteria Penarikan Produk : Prosedur Penarikan : (Mengacu kepada format SOP proses Produksi)
Logo Unit Usaha
DOKUMEN SISTEM MUTU
Nomor 19
Tgl. Berlaku
Revisi ke /Tgl Revisi
PENGADUAN DAN KELUHAN PELANGGAN
Tanggal Revisi
Halaman ….. dari ……
Paraf PJ
No Nama dan
Alamat Pengadu Tanggal Masalah
Tanggapan / Penyelesaian
Tanggal Penanggung
jawab
Halaman 1 dari 45
Lampiran Format Pencatatan 1. Formulir monitoring SOP sanitasi 2. Formulir pencatatan pelaksanaan program kebersihan 3. Formulir pencatatan SOP Proses produksi (catatan pembelian bahan baku,
catatan penanganan pasca panen, catatan sortasi/ hasil produk dan label kemasan dlsb)
4. Formulir pendaftaran petani 5. formulir kontrak petani 6. Formulir/ checklist internal audit (gunakan cheklist sebagaimana tercantum pada
Permentan 51:2008) 7. Formulir rekapan anggota petani 8. Formulir pembelian dari anggota 9. Formulir Penjualan 10. Formulir penyimpanan Dokumen Pendukung 1. SNI 2. Peraturan Permentan tentang GHP dan GMP Instruksi Kerja 1. Pencucian tangan 2. Mengoperasikan mesin/peralatan
80
LAMPIRAN 14
DIAGRAM POHON KEPUTUSAN UNTUK TKK
PENERAPAN HACCP
80
DIAGRAM POHON KEPUTUSAN UNTUK TKK PENERAPAN HACCP
Keterangan : (*) lanjutkan ke bahaya yang diidentifikasi berikutnya dalam uraian proses (**) tigkatan yang dapat diterima dan tidak dapat diterima perlu didefinisikan disemua tujuan dalam mengidentifikasi CCP dari rencana HACCP
Apakah tindakan pengendalian yang
bersifat mencegah ?
Ya Tidak
Apakah pengendalian pada tahap ini
diperlukan untuk pengamanan?
P1
Apakah tahapan dirancang khusus untuk menghilangkan
atau mengurangi bahaya yang mungkin terjadi sampai
tingkat yang dapat di terima ? **)
Tidak
Ya
Lakukan modifikasi tahapan, proses
atau produk?
Bukan CCP Berhenti (*)
P2 Ya
Tidak
Dapatkan kontaminasi dengan bahaya yang diidentifikasi terjadi melebihi
tingkatan yang dapat diterima atau dapatkah ini meningkat sampai
tingkatan yang tidak dapat diterima? (**)
P3
Ya Tidak Bukan CCP Berhenti (*)
Akankah langkah berikutnya menghilangkan bahaya yang teridentifikasi
atau mengurangi kemungkinan terjadinya sampai tingkat yang dapat
diterima? (**)
Ya Tidak CCP
P4
Bukan CCP Berhenti (*)
LAMPIRAN 15
LAY OUT
RICE MILLING UNIT
LAMPIRAN 16
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
SANITASI (SANITATION STANDARD
OPERASIONAL PROSEDURE/SSOP)
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR SANITASI
(SANITATION STANDARD OPERASIONAL
PROSEDURE/SSOP)
GAPOKTAN/POKTAN
........................
Disahkan oleh:
Ketua Gapoktan/Poktan
Tanggal:
RMU………
PERSYARATAN DASAR HACCP
Kode. Dok
Revisi
:
:
O-SSOP
0
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR SANITASI Tgl Berlaku
Halaman
:
:
………………
1 dari 8
1. Keamanan air
- Pengendalian dan pengawasan
Air yang digunakan untuk produksi dan mencuci peralatan dan tangan harus bersih sesuai standar air minum.
Setiap hari sebelum mulai proses produksi dilakukan pengecekan secara visual (kejernihan, bau dan rasa) dan
analisa laboratorium dilakukan setahun sekali.
- Tindakan koreksi
Apabila dari hasil pengamatan, menunjukkan air yang tidak aman, maka stop produksi, dilakukan pengecekan
penyebab air tidak aman dan dilakukan perbaikan, sehingga air kembali aman, atau mencari pasokan air yang
aman selama sumber air belum aman
- Rekaman
Hasil analisa tahunan, rekaman monitoring form 1-01 dan form 1-02
2. Kondisi dan kebersihan alat yang kontak langsung dengan pangan
- Pengendalian dan pengawasan
Kondisi semua peralatan yang kontak langsung dengan pangan harus dari bahan yang aman dalam kondisi baik,
layak pakai serta bersih sehingga tidak menimbulkan kontaminasi terhadap pangan. Setiap hari sebelum dimulai
proses produksi dan setelah selesai proses dilakukan monitoring terhadap kondisi dan kebersihan alat tsb.
- Tindakan koreksi
Apabila dari hasil monitoring menunjukkan kondisi dan kebersihan alat tidak memenuhi persyaratan, maka
peralatan harus diperbaiki/diganti dan dibersihkan terlebih dahulu sebelum digunakan.
- Rekaman
Rekaman hasil monitoring form 1-01
RMU………
PERSYARATAN DASAR HACCP
Kode. Dok
Revisi
:
:
O-SSOP
0
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR SANITASI Tgl Berlaku
Halaman
:
:
………………
2 dari 8
3. Pencegahan kontaminasi silang
- Pengawasan dan Pengendalian
Untuk pencegahan kontaminasi silang, maka urutan proses harus teratur dan tidak bolak-balik, penyimpanan
bahan baku dan produk jadi/setengah jadi serta bahan pengemas harus terpisah, peralatan kotor tidak boleh
disimpan bersamaan dengan peralatan yang bersih, karyawan yang bekerja di bagian proses produksi harus
sehat, ruangan/lantai tempat kerja harus bersih, bahan bukan pangan harus diisolasi dari produk dan semua
lampu ditempat proses produksi harus berpelindung. Setiap hari sebelum proses produksi dan sesudah proses
produksi harus dilakukan monitoring terhadap hal-hal tersebut diatas.
- Tindakan Koreksi
Apabila dari hasil monitoring ditemukan hal-hal yang dapat menimbulkan kontaminasi silang, maka stop proses
produksi, hindari terjadinya kontaminasi silang dengan menangani penyebabnya sampai kondisi aman kembali
untuk berproduksi.
urutan proses tidak teratur, stop produksi dan perbaiki dahulu
bahan baku, bahan pengemas dan bahan jadi tercampur, pindahkan sesuai tempatnya, evaluasi produk
laporkan hasilnya ke QC untuk didisposisi (dilepas,diperbaiki, dimusnahkan)
Peralatan kotor tercampur dengan yang bersih, cek dan lakukan pembersihan ulang atau disimpan ditempat
yang disediakan.
Ada karyawan sakit, diistirahatkan
Lantai dan ruangan kerja kotor, bersihkan dulu sebelum proses produksi dimulai
Ada bahan bukan untuk pangan, segera simpan pada tempat penyimpanan, evaluasi keamanan produk,
laporkan hasilnya untuk didisposisi.
Lampu dibagian produksi tidak berpelindung, stop produksi dan perbaiki, ganti.
- Rekaman
Rekaman hasil monitoring form 1-01, form 1-02
4. Fasilitas cuci tangan, toilet dan sanitasi
- Pengendalian dan pengawasan
Kondisi fasilitas cuci tangan dan toilet harus memadai dan bersih serta lengkap dengan sarana prasarana (air,
gayung, bahan sanitasi/sabun, pengering). Toilet tidak menghadap langsung ke tempat proses produksi. Setiap hari
sebelum proses produksi dilakukan monitoring terhadap kebersihan dan kelengkapan sarana cuci tangan dan toilet.
RMU………
PERSYARATAN DASAR HACCP
Kode. Dok
Revisi
:
:
O-SSOP
0
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR SANITASI Tgl Berlaku
Halaman
:
:
………………
3 dari 8
- Tindakan koreksi
Apabila dari hasil monitoring ditemukan kondisi yang tidak sesuai persyaratan, maka proses produksi belum dapat
dimulai, sampai dilakukan perbaikan (memperbaiki, membersihkan dan melengkapi sarana) sesuai dengan hasil
monitoring.
- Rekaman
Rekaman hasil monitoring form1-01, form 1-02
5. Proteksi dari bahan-bahan toksin
- Pengendalian dan pengawasan
Tidak diperbolehkan bahan-bahan toksin (pembersih lantai, detergent, pembersih kaca, sarana budidaya dan
bahan-bahan lainnya yang berbahaya) berada pada lokasi produksi (lokasi grading dan pengemasan)
- Tindakan koreksi
Bila dijumpai bahan bahan yang bukan digunakan untuk makanan (bahan beracun/berbahaya bagi keamanan
pangan), cek apakah terjadi pencemaran dan segera pindahkan ketempat penyimpanannya.
- Rekaman
Hasil monitoring harian, form1-01
6. Penyimpanan dan pelabelan bahan-bahan kimia/ sarana-prasarana produksi
- Pengendalian dan pengawasan
Sarana prasarana untuk budidaya (pupuk dan obat-obatan), bahan pembersih lantai, kaca dsb.
berlabel dan disimpan ditempat tersendiri, sehingga tidak mengkontaminasi produk.
- Tindakan koreksi
Bila dijumpai bahan-bahan tersebut tidak berlabel, dicek dan diberi label atau dikembalikan ke
supplier, dan bila disimpan tidak pada tempatnya, segera pindahkan ke tempat penyimpanan.
RMU………
PERSYARATAN DASAR HACCP
Kode. Dok
Revisi
:
:
O-SSOP
0
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR SANITASI Tgl Berlaku
Halaman
:
:
………………
4 dari 8
- Rekaman
Hasil monitoring harian, form1-01, form 1-02
7. Hygiene karyawan
- Pengendalian dan pengawasan
Semua karyawan yang bekerja di lokasi penerimaan, pengemasan produk harus menggunakan pakaian kerja (tutup
kepala, masker, sarung tangan)yang bersih, kondisi sehat, tidak terdapat luka terbuka, tidak melakukan kebiasaan
buruk (makan, meludah, menggaruk dsb.) di lokasi produksi, tidak menggunakan perhiasan, tidak memanjangkan kuku
jari. Setiap hari sebelum mulai bekerja dilakukan pengecekan, dan dilakukan pelatihan atau pemberitahuan ulang
sekali seminggu.
- Tindakan koreksi
Bila dari hasil monitoring terdapat ketidak sesuaian maka karyawan yang bersangkutan ditegur dan tidak diijinkan untuk
ikut bekerja di lokasi proses produksi, dilakukan pelatihan dan kalo perlu diberi sangsi.
- Rekaman
Rekaman hasil monitoring, form 1-01
8. Pembersihan dan pengendalian pest.
- Pengendalian dan pengawasan
Lokasi produksi harus bersih, tidak diperbolehkan adanya benda yang menarik binatang (onggokan sampah harus
dihindari/ dibersihkan tiap hari, sisa-sisa produk yang berceceran atau menempel dilantai harus dibersihkan dsb.),
untuk meminimalkan kehadiran serangga. Saluran air di lokasi produksi harus bersih. Perlu pemasangan perangkap
tikus bila ada indikasi adanya binatang tersebut, lingkungan lokasi produksi bebas dari benda-benda yang menarik
binatang pengerat (tidak ada sisa2 makanan atau sisa-sisa produk yang dapat menarik kehadiran binatang pengerat).
Setiap hari dilakukan monitoring.
- Tindakan koreksi
Apa bila dari hasil monitoring terdapat ketidak sesuaian, proses produksi diberhentikan dulu, cari penyebabnya dan
perbaiki kondisi (pasang perangkap lalat, pembasmian kecoa dengan insektisida saat tidak ada kegiatan dsb.) sampai
kondisi kembali terkendali.
- Rekaman
Rekaman hasil monitoring harian, form 1-01
RMU………
PERSYARATAN DASAR HACCP
Kode. Dok
Revisi
:
:
O-SSOP
0
PROGRAM KEBERSIHAN LANTAI, DINDING DAN
LANGIT-LANGIT
Tgl Berlaku
Halaman
:
:
………………
5 dari 8
Lokasi/Peralatan Cara Frekuensi/ waktu pembersihan Pelaksana
Lantai pada lokasi proses
penerimaan bahan baku,
sortasi, pengemasan
- Disapu - Di semprot air
- Sebelum dan setelah proses - Minimal sekali seminggu atau
bila diperlukan dan telah disapu.
Petugas
kebersihan
Lantai kantor disapu dan dibersihkan Setiap hari sebelum jam kerja Petugas
kebersihan
Dinding dan langit-langit
gudang, kantor
dibersihkan Minimal sebulan sekali saat tidak ada
kegiatan
Petugas
kebersihan
Langit-langit, lokasi proses Disapu, bila perlu
menggunakan sapu
dengan tangkai panjang
Minimal sebulan sekali saat tidak ada
kegiatan
Petugas
kebersihan
Lantai ruang penyimpanan
pupuk, oli, bahan bakar dan
obat-obatan dibersihkan dan
dirapikan
- Disapu bila perlu di pel
- Tumpukan ppk kandang ditutup rapi
- Bahan bakar, oli, obat-obatan kimia ditata rapid dan terpisah dari produk bahan baku
- Minimal sebulan sekali
- Setiap hari
- Setiap hari
Petugas
kebersihan
Halaman sekitar unit
pengemasan
- Disapu dgn sapu lidi
- Memotong rumput - Tidak boleh ada
onggokan sampah yang terbuka
- Setiap hari
- Dua minggu sekali
- Selesai kegiatan setiap hari sampah dibersihkan.
Petugas
kebersihan
RMU………
PERSYARATAN DASAR HACCP
Kode. Dok
Revisi
:
:
O-SSOP
0
PROGRAM KEBERSIHAN PERALATAN, TOILET,
TEMPAT CUCI DAN PENAMPUNG AIR
Tgl Berlaku
Halaman
:
:
………………
6 dari 8
Lokasi/ Peralatan Cara Frekuensi/ waktu
pembersihan Pelaksana
Pisau Dicuci dengan menggunakan bahan yang
diijinkan dan membilasnya sampai bersih,
dikeringkan, dan disimpan di tempatnya
Minimal setiap hari
setelah dipakai
Petugas
kebersihan
Ember tempat produk Disemprot dengan air, disikat, dikeringkan
dan disimpan ditempatnya
Minimal setiap hari
setelah dipakai
Petugas
kebersihan
Tempat sampah Dibersihkan dengan air dan disikat atau
dengan mengganti kantongnya
Minimal setiap hari
setelah proses selesai.
Petugas
kebersihan
Mesin padi cleaner
dan Separator, mesin
grading
Dibersihkan dengan menggunakan
konfesor/vacum cleaner sampai bersih
Minimal setiap hari
setelah proses selesai.
Petugas
kebersihan
Tempat saluran
pembuangan
Dibersihkan dari sisa-sisa produk dengan
menggunakan konfesor/
facum cleaner sampai bersih
Setiap kali habis
digunakan atau kondisi
kotor
Petugas
kebersihan
Bak penampungan
sisa produk (sekam)
Dibersihkan dari sisa sekam dengan
memasukkan sisa sekam ke karung bekas,
ditumpuk dengan rapi
Minimal setiap hari
setelah proses selesai
Petugas
kebersihan
Lokasi penyimpanan
bahan pengemas
Dibersihkan dari debu dan bahan-bahan lain
dapat mengkontaminasi
Minimal setiap hari
setelah proses selesai
Petugas
kebersihan
Sarana pencuci tangan - Digosok, dibersihkan dan disanitasi - Dilengkapi peralatannya (sabun, lap
tangan).
- Minimal setiap hari setelah proses
- Dua kali sehari (setiap diperlukan)
Petugas
kebersihan
Sarana toilet - Digosok, dibersihkan, disanitasi - Sarana dilengkapi (air, gayung, sabun,
karbol dsb.)
Minimal setiap hari
sekali
Petugas
kebersihan
Sepatu boot Disikat dan dibersihkan dengan air bersih Setiap hari setelah
selesai dipakai
Petugas
kebersihan
Tempat penampung
air (jika ada)
Disikat dan dibersihkan dengan air bersih. Minimal seminggu
sekali
Petugas
kebersihan
RMU………
PERSYARATAN DASAR HACCP
Kode. Dok
Revisi
:
:
O-SSOP
0
PROGRAM KEBERSIHAN PERALATAN, TOILET,
TEMPAT CUCI DAN PENAMPUNG AIR
Tgl Berlaku
Halaman
:
:
………………
7 dari 8
Lokasi/ Peralatan Cara Frekuensi/ waktu
pembersihan
Pelaksana
Pipa aliran air Menggunakan bahan yang tidak
berkarat.
Minimal setiap bu-
lan dicek dan diber-
sihkan bila perlu
Petugas
kebersihan
Kendaraan
pengangkut
Dibersihkan, dibilas dengan air bersih,
bila perlu menggunakan saniter
Sebelum digunakan. Sopir
RMU………
PERSYARATAN DASAR HACCP
Kode. Dok
Revisi
:
:
O-SSOP
0
PROGRAM PENGENDALIAN HAMA, SUHU
PENYIMPANAN DAN PENGIRIMAN PRODUK
Tgl Berlaku
Halaman
:
:
………………
8 dari 8
Uraian Cara Frekuensi/ waktu
pembersihan Pelaksana
Pengendalian Hama
Mamalia
- anjing, kucing
- tikus
- Jauhkan dari lokasi (diku-rung,
diikat)
- Menggunakan perangkap atau
racun tikus
- setiap hari
- Setiap hari
Pengendali hama
Serangga
- Kecoa
- Lalat
- Semut
- Laba-laba
(sarang)
- Kutu
- Dimatikan (secara fisik),
menggunakan insektisida
- Menggunakan perangkat, lampu uv
- Menggunakan insektisida, kapur
semut (waktu libur)
- Dibersihkan dengan sapu
- Dimatikan (secara fisik),
menggunakan pestisida
- Bila ada, setelah
proses (dengan
insektisida)
- Bila ada setiap hari
- Bila ada setiap hari
- Bila ada setiap hari
- Bila ada, setelah
proses (dengan
fumigasi)
Pengendali hama
Unggas
- Burung
- ayam
- Menggunakan jaring pelindung
- Jauhkan dari lokasi (dikurung,
dikandangkan)
Bila ada setiap hari
Bila ada setiap hari
Pengendali hama
Hewan melata
- cicak
Menutupi produk untuk menghindari
kotoran cicak
Setiap ada produk Bagian produksi
Suhu:
Ruang penyimpanan
tanpa pendingin
Produk tertutup dengan fentilasi
udara/sirkulasi udara cukup
Setiap kali melaku-kan
penyimpanan
Petugas
penyimpanan
produk
Pengangkutan tanpa
fasilitas pendingin
Produk selalu tertutup dengan sirkulasi
udara cukup. Untuk jarak jauh
diusahakan diangkut pada malam hari,
tergantung cuaca.
Setiap kali melakukan
pengangkutan
Petugas bagian
pengiriman.
RMU………
PROSEDUR (SOP)
Kode. Dok
Revisi
:
:
P-SOP
0
PENARIKAN PRODUK KEMBALI (RECALL) Tgl Berlaku
Halaman
:
:
………………
1 dari 1
Untuk menjaga kepuasan pelanggan dan menghindari konsumen dari mengkonsumsi produk yang tidak aman, maka
perusahaan mempunyai kebijakan untuk melakukan penarikan produk (produk recall). Informasi yang menjadi alasan
untuk melakukan penarikan produk terutama adalah keluhan atau komplain dari pelanggan, dan adanya kesalahan
bahan baku atau proses produksi. Produk yang telah ditarik selanjutnya dikumpulkan pada tempat yang terpisah dan
telah ditentukan. Informasi dan data penarikan produk akan didokumentasikan dan ditindaklanjuti. Tindak lanjut yang
dilakukan dengan adanya penarikan produk antara lain dapat berupa :
1. Penghentian proses produksi sampai diperoleh hasil perbaikan yang memenuhi persyaratan konsumen.
2. Menyelidiki penyebab masalah dan menyusun tindakan koreksi agar tidak terulang kembali.
3. Penanganan terhadap produk yang ditarik.
Pelaksanaan penarikan produk ini dilakukan dibawah tanggung jawab manajer produksi
Formulir 1- 01
FORMULIR MONITORING DAN PENERAPAN SOP SANITASI HARIAN
Uraian
Sblm
kerja
pagi
Sblm
kerja
siang
Stlh
kerja
sore
Slm
kerja
Tindakan
koreksi
Tindakan
verifikasi
Keamanan air (SSOP-01) (bau,rasa, kejernihan)
Kondisi dan kebersihan alat yang kontak dengan
produk (SOP-1, SOP-2):
- Kondisi peralatan (pisau, wadah untuk produk, lokasi sortasi dan grading, bak pencuci, bak tempat penampungan, lap produk, sarung tangan, bahan pengemas) utuh dan layak pakai
- Kebersihan peralatan (sda)
Pencegahan kontaminasi silang, hygiene karyawan
(SOP-1, SOP-2)
- Tidak terjadi simpang-siur alur proses
- Bahan pengemas bersih dan disimpan ditempat bersih dan tidak lembab
- Peralatan disimpan dalam kondisi bersih dan ditempat yang bersih dan tidak lembab
- Tidak ada karyawan yang sakit/ luka terbuka pada saat bekerja di bagian produksi
- Karyawan mencuci tangan setiap akan mulai kerja
- Karyawan tidak boleh merokok, meludah, makan, minum, dan harus menjaga kebersihan diri di ruang produksi
- Lampu di ruang produksi harus berpelindung dan bersih
- Lantai tempat produksi dan kantor harus bersih
Proteksi dari bahan toxin/ beracun (SOP-1) - Selama proses produksi tidak terdapat bahan
toxin/membahayakan keamanan pangan di ruang produksi
Formulir 1- 01
FORMULIR MONITORING DAN PENERAPAN SSOP HARIAN
(lanjutan)
Uraian
Sblm
kerja
pagi
Sblm
kerja
siang
Stlh
kerja
sore
Slm
kerja
Tindakan
koreksi
Tindakan
verifikasi
Kondisi dan kebersihan sarana pencuci tangan, toilet dan bahan sanitasi (SOP-1, SOP-2) - Kondisi sarana pencuci tangan (layak
dipakai air bersih tersedia, sabun/disinfektan ada, lap tangan ada) serta bersih.
- Kondisi toilet (layak dipakai, air bersih tersedia, gayung, sabun/disinfektan tersedia) dan bersih
- Kondisi sarana pencuci produk dan saluran pembuangan airnya bersih, cukup air
Pengendalian Hama (SOP-1, SOP-2)
- Pengendalian hama sudah dilakukan
dgn baik
.............., …………………………200....
Mengetahui QC Supervisor
( ) ( )
Formulir 1-02
FORMULIR MONITORING DAN PENERAPAN SSOP MINGGUAN DAN BULANAN
Uraian Bulan……
Jum’at minggu I
Bulan …… /Tahun….. Setiap Jum’at Tanggal
Tindakan koreksi Tindakan verifikasi
…….
…….
…….
…….
…….
Keamanan air (Dok.SPO-1) Pipa air tidak bocor dan tidak berlumut
Pencegahan kontaminasi silang dan Pengendalian hama (Dok.SPO-01, SPO-02) - Lantai lokasi kegiatan disemprot air dan
dibersihkan min setiap minggu - Dinding dan langit-langit ruang produksi,
kantor bersih - Dinding dan langit-langit tempat
penyimpanan sarana budidaya bersih (dibersihkan setiap bulan)
Penyimpanan dan pelabelan sarana budidaya - Semua pupuk dan obat-obatan /
pestisida telah disimpan dan dilabel dengan benar
………., ……….………200…..
Mengetahui QC Supervisor ( )
Nama Pemilik Lahan :
Alamat Lahan :
Nama dan Paraf
penjarangan Pemanenan
Jumlah Gabah
yang dipanen
dipetik (Kg
atau ton)
Kondisi
Cuaca/
Iklim Pel
aksa
na
Pen
gaw
as
Keterangan : *) Diberi tanda ( √ ) sesuai jenis kegiatan yang dilakukan
Catatan Kegiatan UtamaBLU -06
"PEMANENAN
Hari Tanggal & JamBlok/petak dan
luas lahan (Ha)
Informasi lapang
Tindakan /Cara Teknis yang
dilaksanakan
Hasil yang
dicapai
Tindak lanjut
yang perlu
dilakukan (bila
ada)
Jenis Kegiatan