PENERAPAN HUKUMAN JINAYAH KHALWAT DI MAHKAMAH …repository.uinjambi.ac.id/394/1/Skripsi full 1 -...
Transcript of PENERAPAN HUKUMAN JINAYAH KHALWAT DI MAHKAMAH …repository.uinjambi.ac.id/394/1/Skripsi full 1 -...
i
PENERAPAN HUKUMAN JINAYAH KHALWAT DI MAHKAMAH
SYARIAH KOTA BHARU KELANTAN, MALAYSIA
(Studi Perbandingan Enakmen Jinayah Syariah No 2 Tahun 1985
Dengan Hukum Islam)
SKRIPSI
DiajukanUntukMelengkapkanSyarat-syarat
GunaMemperolehGelarSarjana Strata Satu (S1)
DalamIlmu Perbandingan Mazhab
FakultasSyariah
Oleh:
NURUL SABIRAH BINTI MD ZAIN
NIM : SPM160045
PROGRAM STUDI PERBANDINGAN MAZHAB
FAKULTAS SYARIAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN
JAMBI
1439 H / 2018 M
ii
iii
Pembimbing I : Dr. H. M. Umar, M.HI
Pembimbing II : Alhusni, S.Ag., M.HI
Alamat : FakultasSyariah UIN STS Jambi,
Jl.Jambi- MuaraBulian KM.16 Simp.Sei Duren,
Kab.Muaro Jambi 31346Telp. (0741) 582021
Jambi, Oktober 2018
Kepada Yth:
Bapak Dekan Fakultas Syariah
UIN Sulthan Thaha Saifuddin
Di -
Jambi
PERSETUJUAN PEMBIMBING
السلام عليكن ورحمة الله وبركاته
Setelah membaca dan mengadakan pembaikan seperlunya, maka kami
berpendapat bahwa skripsi sauadari Nurul Sabirah Binti Md Zain , Nim: Spm
160045 yang berjudul “PENERAPAN HUKUMAN JINAYAH KHALWAT
DI MAHKAMAH SYARIAH KOTA BHARU KELANTAN, MALAYSIA”
dapat diajukan untuk di munaqashahkan untuk melengkapi tugas-tugas dan
memenuhi syarat-syarat untuk mencapai gelar Sarjana Program Strata Satu (S1)
pada Fakultas Syariah UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. Maka dengan ini
kami ajukan skripsi tersebut agar dapat diterima dengan baik.
Demikianlah, kami ucapkan terima kasih, semoga bermanfaat bagi
kepentingan agama, nusa dan bangsa.
Wassalamu „alaikumWr. Wb.
Pembimbing I Pembimbing II
iv
v
MOTTO
Artinya: " Dan janganlah kamu mendekati zina; Sesungguhnya zina itu
adalah suatu perbuatan yang keji. dan suatu jalan yang buruk".
(Surah Al-Israa': Ayat 32)
vi
ABSTRAK
Khalwat merupakan kesalahan yang kini semakin mengkhawatirkan di
Malaysia. Tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk mengetahui beberapa
rumusan masalah antaranya pertama apa dasar pertimbangan hakim dalam
menjatuhkan putusan, kedua bagaimana prosedur pelaksanaan putusan kasus
jinayah khalwat dan ketiga bagaimana pelaksanaan kasus jinayah khalwat di
mahkamah Rendah Syariah di tinjau menurut hukum Islam. Penelitian ini
menggunakan penelitian lapangan (field research) dengan metode
pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan dokumentasi.Teknis
analisis data yang di gunakan adalah reduksi data, penyajian data dan
penarikan kesimpulan. Hasil penelitian dan pembahasan adalah pertama,
faktor penetapan hukuman terjadinya tangkapan khalwat adalah pengaruh
daripada penyatuan dua budaya dan pahaman muslim liberalism.kedua
prosedur pelaksanaan putusan dan pelaksanaan kasus jinayah di tinjau
menurut hukum Islam serta mengacu kepada Kitab Undang-undang Tatacara
Jinayah Syariah kelantan 2003. Jumlah tangkapan khalwat pada tahun 2014
kasusnya lebih tinggi berbanding tahun 2015 dan 2016 terdapat penurunan.
Ketiga penyelesaiannya pendakwaan, di mana bagian ini akan mengirim
fakta kasus ke mahkamah untuk di kenakan sanksi hukuman denda tidak
melebihi RM 2000.00 atau penjara selama tempoh tidak melebihi dua tahun.
Kata kunci: Penetapan sanksi khalwat, Prosedur dan Penyelesaiannya.
vii
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan skripsi ini
Untuk orang-orang yang kucintai
Ibunda Norizan Binti Che Ahmad dan Ayahanda Md Zain Bin Ibrahim yang telah mendidik dan mengasuh anaknda dari kecil hingga dewasa dengan penuh
kasih sayang, agar kelak ananda menjadi anak yang berbakti kepada kedua orang tua dan berguna bagi Agama, Nusa dan Bangsa, dan dapat meraih
cita-cita.
Tidak lupa kakanda Saiful, Syazuandan adindaku Zamzuraini, terima kasih di atas segala perhatian dan dorongan yang diberikan, semoga segala sesuatu yang
terjadi di antara kita merupakan rahmat dan anugerah dari-Nya, serta
menjadi sesuatu yang indah buat selama-lamanya.
Tidak lupa kepada kedua-dua pembimbing saya yaitu
bapak Dr. M. Umar, M.HI dan bapak Al Husni S.ag., M.HI karena banyak ilmu yang dicurahkan dan banyak memberi tunjuk ajar kepada saya arti daya
dan upaya untuk menghadapi cabaran hidup.
Serta tak lupa pula terima kasih juga untuk insan yang tercinta yaitu sahabat sejatiku Hajar, Amra, Raihanah, Husna, Bella serta teman-temanku lain yang tergabung dalam Persatuan Kebangsaan Pelajar-pelajar Malaysia di Indonesia Cabang Jambi, serta teman-teman dari Indonesia maupun teman-teman yang
berada
di Malaysia, yang setia telah memberikan semangat dan dorongan di kala
suka maupun duka, semoga persahabatan kita tetap terjalin dengan baik
dan semoga ini semua menjadi kenangan yang terindah dalam hidupku.
Terima kasih atas segalanya.
viii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah swt yang mana dalam
penyelesaian skripsi ini penulis selalu diberikan kesehatan dan kekuatan,
sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Di samping itu, tidak
lupa pula iringan shalawat serta salam penulis sampaikan kepada junjungan
Nabi Muhammad saw.
Skripsi ini diberi judul “Penerapan Hukuman Jinayah Khalwat Di
Mahkamah Kota Bharu Kelantan, Malaysia” merupakan satu kajian
mengenai hukuman kesalahan jinayah khalwat, khususnya pada masyrakat kini
yang mana merupakan dalam dunia kepesatan arus sains dan teknologis. Dan
inilah yang diketengahkan dalam skripsi ini.
Skripsi ini disusun sebagai sumbangan pemikiran terhadap pengembangan
ilmu syariah dalam bagian hukum.Juga memenuhi sebagaian persyaratan guna
memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S1) dalam Jurusan Perbandingan
Mazhab pada Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi, Indonesia.
Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis akui tidak terlepas menerima
hambatan dan halangan baik dalam masa pengumpulan data maupun
penyusunannya.Situasi yang mencabar dari awal hingga akhir menambahkan
lagi daya usaha untuk menyelesaikan skripsi ini agar selari dengan
penjadualan. Dan berkat kesabaran dan sokongan dari berbagai pihak, maka
skripsi ini juga dapat diselesaikan dangan baik seperti yang diharapkan.
Oleh karena itu, hal yang pantas ucapkan adalah jutaan terima kasih
kepada semua pihak yang turut membantu sama ada secara langsung maupun
secara tidak langsung menyelesaikan skripsi ini, terutama kepada:
Bapak Dr. M. Umar, M.HI. Pembimbing satu, Bapak Al husni, S.Ag.,
M.HI. Pembimbing dua. Juga pada Bapak dan Ibu dosen yang telah mengajar
sepanjang perkuliahan, asisten dosen serta seluruh karyawan dan karyawati
ix
yang telah banyak membantu dalam memudahkan proses menyusun skripsi di
Fakultas Syariah UIN STS Jambi, Indonesia.
Di samping itu, disedari juga bahwa skripsi ini masih ada kekurangan dan
jauh dari kesempurnaan baik dri segi teknis penulisan, analisis data,
penyusunan maklumat maupun dalam mengungkapkan argumentasi pada
bahan skripsi ini.Oleh karenanya diharapkan kepada semua pihak dapat
memberikan kontribusi pemikiran tanggapan dan masukan berupa saran,
nasihat dan kritik demi kebaikan skripsi ini. Semoga apa yang diberikan
dicatatkan sabagai amal jariyah di sisi Allah s.w.t dan mendapatkan ganjaran
yang selayaknya kelak.
Jambi, Oktober 2018,
(NURUL SABIRAH BINTI MD ZAIN)
SPM 160 045
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i
PERNYATAAN KEASLIAN ............................................................................ i
PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................... ii
PENGESAHAN PANITIA UJIAN .................................................................. iii
MOTO...................................................................................................................iv
ABSTRAK .......................................................................................................... v
PERSEMBAHAN .............................................................................................. vi
KATA PENGANTAR ....................................................................................... vii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... ix
DAFTAR SINGKATAN ................................................................................... xi
TRANSLITERASI ............................................................................................ xii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................... 5
C. Batasan Masalah ...................................................................... 6
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian .............................................. 6
E. Kerangka Konseptual .............................................................. 8
F. Tinjauan Pustaka ...................................................................... 14
BAB II METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................. 15
B. Pendekatan Penelitian ................................................................ 15
C. Jenis Penelitian dan Sumber Data ............................................. 15
D. Instrumen Pengumpulan Data ................................................... 17
E. Teknis Analisis Data .................................................................. 18
F. SistematikaPenulisan ................................................................. 18
xi
BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Sejarah dan Perkembangan (MSKB) ......................................... 20
B. Visi dan Misi (MSKB) ............................................................. 26
C. Struktur Organisasi ................................................................... 27
D. Wewenang Mahkamah Rendah Syariah Kota Bharu ............... 33
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Dasar Pertimbangan Dalam Penelitian Hukum ......................... 39
B. Pelaksanaan Putusan .................................................................. 46
C. Pelaksanaan Kasus Jinayah Khalwat Dimahkamah Rendah
Syariah Kota Bharu, Ditinjau Menurut Hukum Islam ............... 55
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................ 64
B. Saran-saran ................................................................................ 65
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN – LAMPIRAN
CURRICULUM VITAE
xii
DAFTAR SINGKATAN
PAS : Parti Islam Semalaysia
SOP : Standard Operating Prosedure
KPS : Ketua Pendakwa Syarie
PPA : Pegawai Penguatkuasa Agama
OYDS : Orang Yang Di Syaki
KTBT : Kesalahan Tidak Boleh Tangkap
KPPA : Ketua Pegawai Penguatkuasa Agama
KO : Ketua Operasi
KP : Ketua Pendaftar
KB : Kota Bharu
KDYMM : Kebawah Duli Yang Maha Mulia
JKSM: Jabatan Kehakiman Syariah Malaysia
MAIK : Majlis Agama Islam Kelantan
xiii
TRANSLITERASI
ا a خkh شsy غgh ن n
wو fف shص dد bب
h ه q ق dh ض dzذ t ت
'ء kك thط rر tsث
lً y ل zhظ zز jiج
mم ‟ ع sس hح
â = a panjang
î = u panjang
û = u panjang
au = او
ay = اى
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 1 :Struktur Kepimpinan Mahkamah Tinggi Syariah Kota Bharu,
Kelantan, Malaysia
Tabel 2 :Struktur Organisasi Mahkamah Rendah Syariah Kota Bharu,
Kelantan
Tabel 3 :Jumlah tangkapan kasus Khalwat Seksyen 29(a) dan sekysen 29(b)
Tabel 4 :Jumlah tangkapan kasus khalwat mengikut faktor usia
Tabel 5 :Statistik Draf Kes Jenayah Khalwat
Tabel 4 : Jumlah Tangkapan Kasus Khalwat Kategori Status
Table 5 : Jumlah Tangkapan Kasus Khalwat mengikut Kategori Pekerjaan
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 : Struktur Organisasi Kehakiman Mahkamah Syariah Kota Bharu
Gambar 2 : Logo Dan Peta Mahkamah Syariah
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Islam adalah agama yang lengkap dan sempurna di dalam mengatur
hidup manusia, justeru itu, Islam sentiasa menyeru umatnya supaya
mengamalkan pergaulan antara sesama manusia sama ada sifat peribadi atau
bentuk persatuan. Setiap hukum yang di perintahkan oleh Allah S.W.T adalah
bertujuan membawa kebaikan pada manusia dan menjauhkan mereka dari
kemudaratan baik yang dapat dilihat dari pancaindera dan logikal akal
manusia atau tidak. Selain itu juga tujuan hukum Islam adalah untuk
memelihara keadilan mengikut apa yang telah ditetapkan oleh Allah s.w.t.
Jinayah khalwat adalah permulaan dalam perlakuan zina. Larangan
dan pengharaman khalwat dapat dilihat jelas melalui firman. Allah S.W.T
dalam Surah Al-Isra' ayat 32:
Artinya: "Dan janganlahkamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu
adalahsesuatu perbuatan yang keji dan perbuatan yang buruk."1
Rasulullah SAW bersabda untuk memastikan keharamannya:
مغھا ولا اة اجل بامرن رلا یخلول سلم یخطب یقوعليه ولنبى صلى ا:سمغت لیقوس بن عبااعن
تى خرجت امران االله ل سوریا ل جل فقام رفقام محرذى لا مع اة المرالا تسافر وم محرذو
مسلم()رواه تقامرانطلق فحج مع ل اقاا كذا وكذوة كتتبت فى غزانى واحاجة
Artinya : "Dari Ibnu Abbas r.a katanya dia mendengar Nabi SAW
berkhutbah, sabdanya "Seorang laki-laki tidak boleh berada di
1 Surah Al-Isra' ayat: 32
2
tempat sunyi dengan seorang perempuan, melainkan harus disertai
mahram. Begitu pula seorang perempuan tidak boleh berjalan
sendirian, melainkan harus bersama-sama mahram." Tiba-tiba
berdiri seorang laki-laki, lalu dia bertanya: "Isteriku hendak
menunaikan ibadah haji, sedangkan aku ditugaskan pergi
berperang ke sana dan ke situ ; bagaimana itu ya Rasulullah?"
Jawab Rasulullah SAW. " Pergilah kamu haji bersama isterimu!"2
(H.R Muslim)
Dalil diatas jelas menggambarkan, sekiranya Islam mengharamkan zina
misalnya, maka apa saja yang dapat membawa kepada perbuatan itu, adalah
diharamkan. Justru itu pula, maka apa saja yang dapat membangkitkan seks
dan membuka pintu fitnah baik oleh laki-laki atau perempuan, serta
mendorong seseorang untuk berbuat yang keji atau paling tidak mendekatkan
perbuatan yang keji itu, atau yang memberikan jalan-jalan untuk berbuat yang
keji, maka Islam melarangnya demi untuk menutup jalan berbuat haram dan
menjaga daripada perbuatan yang merusak3.
Dalam membahas tentang jinayah khalwat, kita perlu memahami
tentang hukuman yang diterapkan dalam Islam bagi pelaku jinayah khalwat.
Bagi perlakuan jinayah khalwat, maka sanksinya berupa "ta'zir" atau
tergantung kebijakan pemerintah dan peraturan hukum negara. Hukum
"ta'zir" tidak terhad dengan denda, penjara, rampas harta atau diusir keluar
negeri. Lantaran itu ia meliputi ruang yang luas seperti khalwat, korupsi,
mengedar narkoba, dan lain-lain4.
2 Muslim, Shahih Muslim, Jilid II (Beirut: Darul Kutub Al-Alamiyah, 2004) hlm. 978
3 Yusuf Qardhawi, Halal Wa Haram , Penterjemah H. Mu‟ammal Hamidy, (Surabaya :PT
Bina Ilmu, 2007 ), Edisi Revisi, hlm. 233
4Abd. Latif Muda, Pengantar Fiqh (Kuala Lumpur :Musteread sdn bh, 1997) Cet. I,
hlm.322.
3
Untuk melaksanakan syariat Islam, mestilah dilaksanakannya secara
keseluruhan, termasuklah dalam aspek perundang-undangan sebuah negara
itu, demi menegakkan hukum Islam. Pemerintah haruslah melakukan
kebijakan yang sepatutnya.Untuk mentadbirnya maka di wujudkan lembaga
pengadilan.Untuk menyelesaikan kasus-kasus yang berkaitan dengan umat
Islam dalam segala urusan termasuk kasus jinayah, maka di Malaysia
dibangunkan pengadilan yang dikenal sebagai Mahkamah Syariah.
Di negeri bagian Kelantan terdapat Peradilan Agama dalam
memutuskan putusan peradilan, yaitu Mahkamah Rendah Syariah Kota
Bharu, Kelantan dan hukumnya meliputi wilayah daerah-daerahnya yang di
pandu berdasarkan Enakmen5 Pentadbiran Mahkamah Syariah Negeri
Kelantan Nomor 3 tahun 1982. Berdasarkan kepada Enakmen Pentadbiran
Mahkamah Syariah Negeri Kelantan Nomor 3 tahun 1982 di bawah
wewenang Mahkamah, dapat dilihat bahwa Mahkamah Syariah berwenang
membicarakan kasus berkaitan dengan jinayah dan juga mal. Di sini penulis
hanya memfokuskan penelitian berkaitan dengan kasus jinayah, yaitu
khususnya jinayah khalwat berpandukan Enakmen Kanun Jinayah Syariah
Nomor 2 Tahun 1985 seksyen 9 tentang khalwat:
1) Seseorang lelaki yang didapati bersekediaman atau bersekedudukan atau
berkurung atau bersembunyi yang mendatangkan syak di mana-mana tempat
dengan seorang perempuan yang bukan mahramnya selain daripada isterinya
adalah bersalah atas kesalahan khalwat dan boleh disabitkan hukuman denda
5Enakmen adalah suatu undang-undang yang dugubal (dibentuk) oleh Dewan Undangan
(majlis yang menggubal undang-undang) negeri masing-masing di Malaysia selama mana tidak
bertentangan dengan Perlembagaan Persekutuan. Istilah ordinan digunakan di negeri Sarawak
untuk maksud yang sama.
4
tidak melebihi dua ribu ringgit atau penjara selama tempoh tidak melebihi
satu tahun atau kedua-duanya.
2) Seseorang perempuan yang di dapati bersekediaman atau bersekedudukan
atau berkurung atau bersembunyi yang mendatangkan syak di mana-mana
tempat dengan seorang lelaki yang bukan mahramnya6 selain daripada
suaminya adalah bersalah atas kesalahan khalwat dan boleh, apabila
disabitkan dikenakan hukuman denda tidak melebihi dua ribu ringgit atau
penjara selama tempoh tidak melebihi satu tahun atau kedua-duanya7.
Berdasarkan dokumentasi yang terdapat di Mahkamah Syariah Kota
Bharu, pada tahun 2017 sebanyak 52 kasus khalwat yang terdaftar di Kota
Bharu daripada keseluruhan kawasan yang terdapat di Negeri Kelantan. Dan
dalam merealisasikan ini, maka penulis menemukan kasus di Mahkamah
Syariah Kota Bharu yaitu kasus No: 03001-143-0137-10 Pendakwa Syarie
Kelantan (Penggugat) lawan yaitu Jamil Bin Asmawi dan Noor Raihanah Bt
Naif (Tergugat). Mereka telah didakwa melakukan kesalahan berkhalwat
yang boleh dihukum di bawah syeksyen 9 Kanun Jinayah Syariah No.2/85
Negeri Kelantan setelah melakukan kesalahan khalwat pada 10/2/17 jam lebih
kurang 3.15 pagi bertempat di kamar No. 180, Hotel Rennaissance, Jalan
Sultan Yahya Petra, Kota Bharu Kelantan. Terdakwa pertama yaitu Jamil Bin
Asmawi didenda RM 1800.00 atau 1 tahun penjara. Terdakwa kedua yaitu
Raihanah Bt Naif pula diberikan sanksi denda RM 700.00 atau 1 bulan
penjara. Kedua-dua mereka memilih membayar denda.
Kasus kedua adalah kasus No: 03001-143-5344-10 Pendakwa Syari'e
Kelantan (Penggugat) lawan Saidi Hashim dan Zuraidah Br Ali (Tergugat).
6 Yang dimaksud "mahram" adalah orang yang haram dinikahi seperti ibu, saudara kandung
perempuan, dan lain-lain berdasarkan sabda Rasulullah s.a.w: Artinya : "Tidaklah seorang laki-laki
berduaan dengan perempuan kecuali dengan mahramnya." (HR Bukhari)
7 Enakmen Kanun Jinayah Syariah Kelantan
5
Pada 3/3/17 jam lebih kurang 10.00 malam, tangkapan telah dilakukan di
sebuah Taman Permainan Kanak-kanak, Kota Bharu Kelantan.Mereka
didapati berdua-duaan tanpa hubungan suami isteri atau mahram dan mereka
telah dituduh melakukan kesalahan yang bertentangan dengan syeksyen 9
Enakmen Jinayah Syariah Negeri Kelantan. Dalam penghakiman hakim telah
menjatuhkan hukuman denda sebanyak RM 700 atau 1 bulan penjara kepada
kedua-duanya. Kedua-dua mereka memilih membayar denda8.
Menurut pemerhatian penulis, di dalam kasus-kasus ini hakim
menjatuhkan hukuman berdasarkan Enakmen Nomor 2 Tahun 1985 terhadap
terdakwa melalui dasar-dasar pertimbangan tertentu yang menyebabkan
perbedaan jumlah denda dan berat atau ringannya hukuman terhadap pelaku
tersebut.
Hal ini melatarbelakangi penulis tertarik untuk meneliti lebih mendalam
tentang pelaksanaan putusan kasus-kasus jinayah khalwat dan membuat
tinjauan dari perspektif hukum islam dengan melakukan penelitian berbentuk
skripsi berjudul Penerapan Hukuman Jinayah Khalwat Di Mahkamah Syariah
Kota Bharu Kelantan.
B. Rumusan Masalah
Dengan mengingat pembatasan masalah seperti yang dinyatakan
sebelum ini, maka perumusan masalah disusun dengan beberapa pertanyaan
seperti berikut:
8 Ustazah Fadzlina Bt Mamat, Wawancara,Mahkamah Rendah Syariah Kota Bharu, 31
Maret 2018
6
1. Apa dasar pertimbangan hakim dalam menjatuhkan putusan terhadap
kasus jinayah khalwat di Mahkamah Rendah Syariah Kota Bharu,
Kelantan?
2. Bagaimana pelaksanaan putusan kasus jinayah khalwat di Mahkamah
Rendah Syariah Kota Bharu, Kelantan?
3. Bagaimana pelaksanaan jinayah khalwat di Mahkamah Rendah Syariah
Kota Bharu di tinjau menurut hukum Islam?
C. Batasan Masalah
Agar pembahasan penelitian ini lebih terfokus, tersusun dengan
sistematis dan terarah, maka penulis membatasi lingkup permasalahan
dengan melakukan pembatasan masalah yang diteliti, penulis lebih
menfokuskan tentang dasar penetapan hukum serta pertimbangan hakim
dalam menjatuhkan putusan terhadap kasus jinayah khalwat di Mahkamah
Syariah Kota Bharu, Kelantan bagaimana pelaksanaan putusan kasus jinayah
khalwat.
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan sebelumnya, maka
dalam penelitian ini ditetapkan beberapa tujuan dan manfaat penelitian
yaitu:
1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian skripsi ini adalah:
7
1. Untuk mengetahui dasar pertimbangan hakim dalam menjatuhkan
putusan kasus jinayah khalwat di Mahkamah Rendah Syariah Kota
Bharu Kelantan.
2. Untuk mengetahui pelaksanaan putusan terhadap kasus jinayah
khalwat di Mahkamah Rendah Syariah Kota Bharu, Kelantan.
3. Untuk mengetahui pelaksanaan jinayah khalwat di Mahkamah Rendah
Syariah Kota Bharu di tinjau menurut hukum Islam.
2. Manfaat Penelitian
Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, maka kegunaan penelitian
adalah:
1. Dapat mengetahui pelaksanaan putusan jinayah khalwat di
Mahkamah Rendah Syariah Kota Bharu, Kelantan dan sanksi kepada
pelaku jinayah khalwat berdasarkan Enakmen di tinjau menurut
hukum Islam.
2. Untuk menambahkan pengetahuan kepada individu dan masyarakat
tentang hukum perundangan Islam yang terdapat di negara khususnya
berkaitan dengan jinayah khalwat.
3. Untuk melatih penulis dalam mengejar pencarian ilmu serta sebagai
latihan untuk meneruskan pengajian.
8
E. Kerangka Konseptual
Adapun kerangka teori ini digunakan penulis adalah karena ingin
memperjelaskan pengertian jinayah dan khalwat, undang-undang dan bentuk-
bentuk khalwat.
a) Pengertian Jinayah
Pengertian dari bahasa Arab Jinayah di petik dari kata jana, yajni yang
bermaksud kesalahan. Jinayah digunakan bagi merujuk kepada kesalahan
yang dilakukan terhadap tubuh, harta dan maruah. Jinayah menurut fuqaha
pula ialah pencerobohan terhadap tubuh yang boleh dikenakan qisas atau
denda.Dengan ini jinayah menurut fuqaha lebih kecil skopnya berbanding
istilahnya menurut bahasa9.
b) Khalwat
Khalwat merupakan salah satu perbuatan yang dilarang oleh Allah.
Namun demikian al-Quran tidak menyebut tentang istilah khalwat dan tidak
ada nash qat'ie yang membahas tentang kesalahan tersebut secara langsung.
Meskipun demikian ada dalil dan nash syara' yang melarang perbuatan itu.
Perkataan khalwat dalam bahasa Arab berasal daripada kata kerja (خلا)
iaitu berseorangan. Terdapat juga pengunaanya yang membawa arti yang
lain. Sebagai contoh di dalam kata terbitan (خلوة) yang bearti sunyi.
Menurut Kamus Dewan mendefinisikan perkataan khalwat sebagai
perihal perbuatan pengasingan diri berdua-duaan di tempat yang terpencil
atau tertutup oleh laki-laki atau perempuan yang bukan mahram dan bukan
9 Dr. Mustofa Al-Khin, Dr. Mustofa Al-Bugho & Ali Asy-Syarbiji, Kitab Fiqh Mazhab
Syafie, (Kuala Lumpur: PT: Salam Printers Sdn Bhd) Cetakan Mac 2010, hlm 1765
9
suami istri sehingga dapat di anggap sebagai suatu perbuatan yang sumbang.
Menurut Kamus Besar Bahasa Melayu, khalwat bearti perbuatan
mengasingkan dan memencilkan diri, duduk seorang diri dan berdua-duaan
dalam keadaan sumbang di tempat yang terpencil di antara laki-laki dan
perempuan yang belum menikah.10
Menurut istilah pula, para ulama mendefinisikan sebagai sendirian atau
sebagai tempat menenangkan pikiran dari berbagai-bagai hal dengan
mengigati Allah s.w.t semata-mata. Menurut Hanafi, Maliki, Syafie‟ dan
Hambali istilah ini dikonsultasikan dengan hubungan suami istri yang tingal
berdua-duaan sama ada berlaku persetubuhan.11
Menurut Hukum Islam yang tidak di kodifikasikan seperti yang ada di
dalam kitab-kitab fikih dan hadis Rasulullah s.a.w, pengertian khalwat di
berikan dalam bentuk berbeda-beda dari pengertian yang telah di kanunkan
dan di perundangkan di dalam Kitab Undang-undang Pentadbiran Agama
Islam setiap provinsi di Malaysia.
1) Bentuk-Bentuk Khalwat
Khalwat menurut ulama Hanafi, Syafie, Hambali dan Maliki terbagi
kepada tiga bentuk iaitu:
1. Khalwat sahihah
Khalwat "sahihah" ialah khalwat antara pasangan suami isteri dengan
berkumpul pada "suatu" tempat yang terhindar daripada pandangan orang
10
Ainul Bashirah BT Ismail, Zuliza Bt Mohd Kusrin, dkk”Kesalahan Khalwatdan
Perbuatan Tidak Sopan dan Hukumannya Menurut Islam”Fakulti Pengajian Islam, Universiti
Kebangsaan Malaysia, 2012,hlm. 67.
11Ibid.
10
ramai tanpa keizinan mereka yang membolehkan si suami melakukan
persetubuhan tanpa wujud sebarang halangan.
2. Khalwat ihtida‟
Khalwat ikhtida‟ ialah berdua-duaan atau bersunyi-sunyian di suatu
tempat yang "tertutup" serta jauh dari pandangan orang awam.12
3. Khalwat fasidah
Khalwat fasidah ialah khalwat yang terjadi antara laki-laki dan
perempuan yang "ajnabi".
2) Kreteria Khalwat
Berdasarkan uraian di atas, setiap bentuk-bentuk khalwat mempunyai
kriteria-kriteria tersendiri
Khalwat sahihah terbagi kepada tiga kriteria seperti berikut:
1. Halangan Hissi ialah seperti sakit yang dialami oleh pihak suami atau istri.
2. Halangan Tabie‟ ialah seperti adanya orang ketiga di antara pasangan
tersebut sama ada dalam keadaan sedar atau buta. Sebagai contoh apabila
adanya kanak-kanak yang dapat pahami percakapan, adanya orang buta
atau orang yang sedang tidur.
3. Halangan Syarie‟ ialah keadaan yang boleh menghalang pasangan suami
istri daripada melakukan persetubuhan secara syarie‟ seperti pasangan
berpuasa atau dalam keadaan uzur sewaktu haid atau selepas kelahiran.
12
Ainul Bashirah BT Ismail, Zuliza Bt Mohd Kusrin, dkk”Kesalahan Khalwatdan Perbuatan
Tidak Sopan dan Hukumannya Menurut Islam”Fakulti Pengajian Islam, Universiti Kebangsaan
Malaysia, 2012,hlm. 69.
11
Khalwat ihtida pula mempunyai kriteria seperti berikut:
1. Dalam kriteria khalwat ini, istri harus mencapai usia baligh.
2. Sekiranya belum usia baligh, dan dia mendakwa bahwa khalwat ikhtida
dan persetubuhan telah terjadi dan diakui oleh suami, wajib keatasnya
membayar setengah daripada mahar yang telah di wajibkan.
3. Setengah lagi daripada jumlah mahar tersebut akan di bayar apabila isteri
telah baligh.
Khalwat fasidah pula mempunyai kriteria seperti berikut:
1. Khalwat yang terjadi pada pasangan yang ajnabi.
2. Bilamana seorang laki-laki bersama seorang perempuan di tempat yang
gelap dalam keadaan yang mencurigakan.
3. Pasangan tersebut antara seorang suami dengan istri pada pasangan yang
lain.
c) Undang-undang
Undang-undang bermaksud perundangan, yang merupakan satu sistem
peraturan atau norma yang cuba diikuti oleh ahli-ahli masyarakat. Biasanya
ini adalah peraturan sesuatu negara. Jika peraturan-peraturan ini dilanggar,
orang yang melanggar peraturan tersebut mungkin dihukum atau didenda
oleh mahkamah. Peraturan ini biasanya dibuat oleh pemerintah negara
tersebut supaya rakyatnya boleh hidup, bekerja dan bersosial antara satu
sama lain. Kadangkala, undang-undang juga dibuat oleh sekumpulan orang
yang berfikiran sama.
11
12
Undang-undang secara lazimnya ditadbir oleh suatu sistem mahkamah
dimana hakimmendengar pertikaian diantara pihak, dan mengaplikasi satu
set peraturan untuk memastikan satu keputusan yang adil. Cara dimana
undang-undang ditadbir dipanggil sistem perundangan, yang lazimnya
berkembang mengikut adat-adat sendiri sesebuah negara.
Pengamal Undang-undang lazimnya mesti mendapat latihan secara
professional dalam undang-undang sebelum mereka dibenarkan mewakili
satu pihak dalam satu mahkamah undang-undang, merangka dokumen
undang-undang, atau memberi bantuan guaman.
d) Takzir
Al-Mawardi mendefinisikan ta'zir sebagai hukuman yang bersifat
pendidikan atas perbuatan dosa (maksiat) yang hukumannya belum
ditetapkan oleh syara'13
.Wahbah Zuhaili memberikan definisi yang mirip
dengan definisi Al-Mawardi yaitu ta'zir menurut syara' adalah hukuman yang
ditetapkan atas perbuatan maksiat atau jinayah yang tidak dikenakan
hukuman hadd dan tidak pula kifarat14
.Hal ini jelas menunjukkan bahawa
pelaku khalwat perlu dihukum dengan hukuman ta'zir kerana hukumannya
belum ditetapkan syara'.
13
Al-Mawardi, Kitab Al-Ahkam Al-Sulthaniyyah, Penterjemah Fadli Bahri Le, (Jakarta
Darul Falah 2006) hlm 390
14
Wahbah Zuhaili, Al-Fiqh Al-Fiqh Islami Wa Adillatuhu, Juz VI, (Damaskus ,Dar Al-
Fikr, 1989) hlm
197
13
F. Tinjauan Pustaka
Ada di antara beberapa karya ilmiah yang diceritakan secara umum
tentang Jinayah Khalwat. Antaranya:
Pertama, Artikel yang berjudul "Khalwat Kepada Hukuman Sebat
Altenatif"15
yang ditulis oleh Nurul 'Izzti Mohamad , yang mengkaji tentang
peruntukan Khalwat di bawah enakmen Jinayah Syariah. Dalam artikel ini
juga, penulis turut membincangkan tentang keberkesanan hukuman penjara
dan denda yang diperuntukan di bawah enakmen kesalahan jinayah khalwat
negeri.
Kedua, Kitab yang berjudul "Kitab Fikah Mazhab Syafie"16
Pengarang
Dr. Mustofa Al-Khin, Dr. Mustofa Al-Bugho dan Ali Asy-Syarbaji.
Menghuraikan Bab Jinayah, Hudud, Jihad, Al-Futuwwah, Dakwaan, Bukti
dan Keterangan Saksi, Pembahagian, Pengakuan, Halangan, dan
Pemerintahan Tertinggi. Penerangan hukuman Islam terhadap kasus-kasus
jinayah ada di terangkan disini, bertepatan dengan karya penulisan skripsi ini
iaitu, berkait dengan penetapan hukuman jinayah khalwat.
Ketiga, Dalam tulisan jurnal lain juga ada pembahasan mengenai “Isu
Undang-undang Jinayah Islam di Malaysia dan Sejauah Manakah
Pelaksanaannya” hasil tulisan Zulkifli Hasan Ketua Program Diploma
Amalan Kehakiman dan Guaman Syarie, Fakultas Syariah dan Undang-
15
Nurul 'Izzati Mohamad, "Khalwat: Keperluan kepada Hukuman Sebat dan Alternatif",
Close Proximity: The Need for Whipping and Alternative Sentencing 2015, hlmn 1
16
Dr. Mustofa Al-Khin, Dr. Mustofa Al-Bugho dan Ali Asy-Syarbaji, Kitab Fikah
Mazhab Syafie 2010, hlmn1992
14
undang, Universiti Sains Islam Malaysia. Dalam jurnal ini, penulis telah
membahaskan mengenai kesalahan-kesalahan Jinayah Syariah, Kesalahan di
bawah Enakmen atau Akta Jinayah Syariah. Kesalahan berhubung dengan
rukum Islam, arak, judi dan kesusilaan. Manakala kesalahan berhubung
dengan seksual, kesalahan berhubung dengan kesejahteraan orang lain,
kesalahan berbagai, kesalahan di bawah Enakmen atau Akta Undang-undang
Keluarga Islam, Enakmen Undang-undang Keluarga Islam (Selangor 2003),
isu-isu semasa berkaitan undang-undang Jinayah Syariah di Malaysia,
kesalahan khalwat mendominasi statistik Jinayah Syariah. Penelitian ini telah
memberikan beberapa rujukan kepada penulis untuk mengkaji mengkaji
mengenai tangkapan khalwat dan penyelesaiannya.
Berdasarkan hasil penelitian diatas yang penulis gunakan terdapat
perbedaan dalam isi penelitian.hal ini karena lebih memfokuskan penelitian
mengenai "Penetapan Hukuman Jinayah Khalwat Di Mahkamah
Syariah Kota Bharu Kelantan".
15
BAB II
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Mahkamah Syariah Kota Bharu Kelantan,
Malaysia. Waktu penelitian adalah pada bulan April tahun 2018.
B. Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pendekatan kualitatif dengan mengunakan metode deskriptif. Analisis
deskriptif kualitatif ditunjuk untuk mendapatkan informasi tentang beberapa
kondisi dan menjelaskan serta menggambarkan hasil penelitian yang
dilakukan di lingkungan tempat penelitian.
C. Jenis penelitian dan sumber data
1. JenisPenelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan yang memadukan dua jenis
penelitian di dalamnya yaitu :
a. Penelitian Lapangan (Field Research)
Penulis langsung turun kelapangan untuk mendapatkan data hasil
pengamatan atau informasi dari responden.Menurut sifat dari penelitian
deskriptif ini, apa yang dimaksudkan dari jenis penelitian ini adalah untuk
memberi data terhadap apa yang diteliti sedetail mungkin. Kaidah penelitian
ini membantu penulis untuk mendapatkan informasi yang lebih tepat dan
terbaru serta berperan menguatkan informasi yang diperoleh dari bahan
16
bacaan.Selain itu, kaidah ini juga digunakan untuk mendapatkan informasi
tambahan dan penyelesaian kepada masalah yang dihadapi.Responden yang
di wawancara adalah Ketua Pendaftar Mahkamah Syariah Kota Bharu
kelantan, Penolong Pengurus Mahkamah Syariah Kota Bharu, serta mereka
yang mengetahui berhubung kasus ini.
b. Penelitian Pustaka(Library Research)
Kaidah penelitian ini penting dalam mengumpulkan data dan informasi
bagi penelitian ini terhadap semua bab serta menjadi pedoman kepada penulis
untuk mengetahui dengan lebih rinci tentang apa yang bakal dikaji dalam
penelitian ini. Informasi diperoleh dari bahan bacaan seperti buku, majalah,
jurnal, hasil penelitian, kertas kerja seminar dan sumber-sumber buku lain.
2. Sumber Data
a. Data Primer
Adalah data yang diperoleh langsung dari sumbernya. Diamati dan
dicatat untuk pertama kalinya. Data primer yang menulis dimaksudkan dalam
penelitian ini adalah data mengenai klasfikasi katagori Penetapan Hukuman
Jinayah Khalwat (Di Mahkamah Syariah Kota Bharu Kelantan, Malaysia).
b. Data Skunder
Adalah data yang bukan diusahakan sendiri pengumpulanya oleh
penelitian keterangan-keterangan atau publikasi lainya. Data skunder dalam
penelitian ini adalah data yang diambil digambaran umum di Mahkamah
Syariah Kota Bharu Kelantan Malaysia.
17
D. Instrumen Pengumpulan Data
1. Studi lapangan
Bagi mempermudahkan dalam menghimpun data-data dan fakta di
lapangan,maka penulis menggunakan beberapa teknis antara lain.
2. Wawancara
Yaitu cara yang digunakan untuk memperoleh keterangan secara lisan
guna mencapai sesuatu tujuan. Teknis yang paling esensial adalah dengan
mewawancarakan pihak yang terkait seperti pegawai-pegawai yang bertugas
di Mahkamah Syariah Kota Bharu.
3. Dokumentasi
Dokumentasi ini adalah sebagai pelengkap dari teknis wawancara
observasi. Dokumentasi yang dimaksudkan mengambil sebagai sumber data,
baik dari Mahkamah Rendah Syariah, maupun dari pihak-pihak yang terlibat
dalam pengurusan Khalwat. bahan-bahan ilmiah yang mempunyai hubungan
tentang fiqh-fiqh jinayah, serta mengambil informasi dari internet.
E. Teknis Analisis Data
Setelah data terkumpulsesuai dengan permasalahan yang dibahas dan
kemudian dipelajari serta dipahami, maka penulis akan menganalisis metode
seperti berikut:
1. Induktif
18
Dari pengetahuan menganalis data yang bersifat khusus, kemudian
dibahas kepada permasalahan yang bersifat umum. Metode ini digunakan
untuk mengutip pendapat ahli untuk menjelaskan lebih luas lagi.
2. Deduktif
Dari pengetahuan menganalis data yang bersifat umum, kemudian
dibahas kepada permasalahanyang bersifat khusus. Metode ini digunakan
untuk mengutip pendapat ahli untuk menjelaskan lebih luas lagi.
3. Komperatif
Dengan cara membandingkan antara dua data yang berlainan untuk
mengambilsuatu pendapat yang logis, tepat, dan kuat untuk dijadikan bahan
rujukan dan pedoman dalam menetapkan masalah yang dibahaskan.
F. Sistematika Penulisan.
Penyusunan skripsi ini terbahagi pada lima bab yang mana setiap bab
terdiri dari sub-sub bab. Masing-masing bab membahas permasalahan-
permasalahan tertentu tetapi saling berkaitan tara satu sub bab dengan sub bab
yang lainnya.
Bab pertama membahas tentang latar belakang masalah, rumusan
masalah, batasan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, kerang kateori dan
tinjauan pustaka.
Bab kedua membahas tentang metodologi penelitian yang terdiri
daripada tempat dan waktu penelitian, pendekatan penelitian, jenis penelitian
data dan sumber data, teknik analisis data, sistematika penulisa data dan serta
jadwal penelitian.
19
Seterusnya, bab ketiga membahas mengenai gambaran umum lokasi
penelitian yang mengandungi sub-sub seperti sejarah dan perkembangan
Mahkamah Syariah Kota Bharu; struktur organisasi Mahkamah Syariah Kota
Bharu; obyektif, visidanmisi; fungsi, dan Jawatankuasa Mahkamah Syariah
Kota Bharu.
Bab ke empat membahaskan mengenai pembahasan dan hasil
penelitian. Serta terdapat sub-sub bab berkaitan Penetapan Hukuman Jinayah
Khalwat di Mahkamah Kota Bharu Kelantan. Dengan adanya uraian bab
empat diharapkan dapat menjawab apa yang menjadi tujuan dan pokok
masalah penulisan skripsi.
Bab kelima merupakan penutup terdiri daripada kesimpulan, saran-
saran dan kata penutup
G. Jadwal Penelitian
Agar penelitian dan penulisan skripsi terencana dengan waktu yang
efektif dan efisien sehingga dapat selesai tepat waktu, maka penulis membagi
langkah-langkah penelitian yang akan dijalani dalam bentuk jadwal untuk
menjadi pedoman. Jadwal penelitian itu tentu saja tidak sekadar pelengkap
yang menghiasi sebuah rancangan proposal skripsi penulis, tapi jauh lebih
urgen adalah konsisten mengikuti jadwal yang sudah dibuat seperti berikut :
20
BAB III
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Sejarah Dan Perkembangan Bagian Mahkamah Syariah Kota Bharu
Sejarah Mahkamah Syariah Kota Bharu Kelantan terletak di Kompleks
Mahkamah Syariah, Bandar Baru Tunjung, Jalan Pasir Mas, Salor, sekitar dua
kilometer dari bandar Kota Bharu, kabupaten Kota Bharu, propinsi Kelantan
Darul Naim, Malaysia. Mahkamah Syariah yang pertama didirikan di propinsi
Kelantan ialah pada tahun 1060 H bersamaan 1650 M.
Kehakiman Syariah dan undang-undang Islam telah mula berkembang
di negeri Kelantan inisejak dari zaman pemerintahan Sultan Mohammed yang
pertama (I) tahun (1801M-1836M), seterusnya undang-undang tersebut kian
terserlah dalam pemerintahan Sultan Mohammed yang kedua (II) tahun
(1836M-1886M) dimana baginda memerintah mengikuti jejak langkah
Almarhum Sultan Muhammed yang pertama, yaitu memerintah negeri
mengikutiAl-Quran dan As-Sunnah17
.
Kelantan Darul Naim atau pendeknya Kelantan merupakan sebuah
negeri daripada 14 buah negeri di Malaysia yang kaya dengan sumber asli.
Mempunyai keluasan lebih kurang 14,922 km, terletak di timur laut
semenanjung Malaysia, berhadapan dengan Laut China Selatan, dan hampir
dengan perbatasan Thailand. Kota Bharu (KB) ialah ibu negeri kelantan
ataupun pusat kota. Kota ini terletak tidak jauh dari muara Sungai Kelantan
17
Pentadbiran Jabatan Kehakiman Syariah Negeri Kelantan, Sejarah Penubuhan Jabatan
Kehakiman Syariah Negeri Kelantan, (Kota Bharu: Mahkamah Syariah, 1998), h. 1.
21
Kota Bharu menjadi pusat pentadbiran dan perniagaan negeri Kelantan.
Jumlah penduduk ialah sekitar 425,294 orang18
. Kota Bharu tidak
mempunyai rangkaian kereta api tetapi boleh menggunakan stesen kereta api
terdekat di Wakaf Bharu 7 kilometer ke utara Kota Bharu.
Kelantan sekarang diperintah oleh Parti Islam Se-Malaysia (PAS)19
yang mana kepala pemerintahnya dipegang oleh Tuan Guru Dato' Haji
Ahmad Yakob sebagai Menteri Besar20
Kelantan. Negeri Kelantan digelar
sebagai Negeri Serambi Mekah di Malaysia.
Pada tahun 1949, ordinan21
Mahkamah Persekutuan dan sistem
kehakiman persekutuan memisahkan Mahkamah Syariah dan hirarki
mahkamah.Pada masa pemerintahan kuasa asing, segala urusan agama diberi
kuasa kepada raja-raja Melayu terhadap bidang yang terbatas seperti
perkahwinan, adat istiadat dan agama.Pada tahun 1952, negeri Selangor Daru
Ehsan yang mula-mula sekali mewujudkan Enakmen Pentadbiran Hukum
Syarak, kemudian diikuti oleh negeri-negeri lain di Malaysia barat22
.
Sultan merupakan Ketua Perlembagaan Negeri Bagian masing-
masing.Di bawah perlembagaan negeri, kuasa perundangan dipunyai oleh
Dewan Undangan yangmelantik ahli Dewan untuk membentuk Majlis
18
Bancian penduduk yang dilaksanakan 10 tahun sekali untuk menentukan jumlah
penduduk di Malaysia
19
Pas adalah partai oposisi yang mentadbir negeri Kelantan
20
Menteri Besar adalah kepala pemerintahan di setiap negeri di Malaysia kecuali Sabah,
Sarawak Melaka, Pulau Pinang yang menggunakan gelar Ketua Menteri dan Kuala Lumpur yang
menggunakan gelar Dato' Bandar.
21
Undang-undang yang dibuat sebelum Malaysia mencapai Kemerdekaan
22
Mahkamah Syariah di Malaysia, Wikipedia Bahasa Melayu, Ensiklopedia Bebas, 2
April2011
22
Mesyuarat Kerajaan (Exco)23
.Exco, yang diketuai oleh Menteri Besar
memegang kuasa Eksekutif dan merupakan badan yang membuat dasar
kerajaan negeri. Menteri Besar yang dilantik oleh Sultan adalah daripada
partai politik yang memenangkan kursi yang terbanyak dalam Dewan
Undangan hasil pilihanraya umum24
di negeri tersebut.25
Maka sultan bagi
setiap negeri di Malaysia dilantik sebagai ketua agama yang
bertanggungjawab terhadap pentadbiran Islam.
Manakala bagi negeri yang tidak mempunyai institusi beraja seperti
Melaka, Pulau Pinang, Sarawak, Wilayah Persekutuan, Sabah, Ketua Agama
yang bertanggungjawab terhadap pentadbiran agama Islam ialah Yang Di
Pertuan Agong26
. Kebanyakan negeri menjadikan Majlis Mesyuarat Dewan
Undangan Negeri sebagai institusi tertinggi (pembuat dasar) dan diikuti
Majlis Agama & Adat Istiadat, Jabatan Mufti, Jabatan Kehakiman Syariah
dan Jabatan Agama Islam.
Mahkamah Syariah27
dinamakan Mahkamah Kadi bagi menjalankan
peraturan dan peruntukan Undang-undang Pentadbiran Agama Islam bagi
setiap negeri di Malaysia. Setiap negeri ditubuhkan sebuah Jabatan Agama
Islam untuk mentadbir perkara-perkara yang berkaitan dengan undang-
undang di bawah pentadbiran Jabatan Agama Islam pada setiap
23
Exco adalah Majlis Eksekutif Negeri yang mempunyai tanggungjawab untuk
menasihati Raja atau yang Di Pertua Negeri dalam menjalankan tugas Eksekutif mereka
24
Pilihanraya Umum= PEMILU
25
wikipedia.org/wiki/Malaysia_files/ads_002/Negeri_Kelantan, loc.cit
26
Yang Dipertuan Agung adalah ketua agama Islam dan adat istiadat melayu di Malaysia
di pilih di kalangan sultan-sultan setiap negeri setiap lima tahun sekali
27
Mahkamah syariah membicarakan perkara-perkara yang berkenaan dengan agama
Islam
23
negeri.Mahkamah Syariah juga ditubuhkan di setiap daerah bagi kebanyakan
negeri untuk memudahkan bagi menjalankan mentadbiran agama Islam28
.
Mahkamah Syariah menjalankan tugas yang berasingan dengan
Pejabat Agama. Pejabat Agama menjalankan pentadbiran dalam hal-hal
yang bersangkut dengan masyarakat Islam seperti pengurusan zakat
baitulmal, dakwah, pendidikan, pengurusan masjid dan sebagainya mengikut
kuasa bagi setiap negeri berkenaan di Malaysia.Pada masa kini semua
Mahkamah Syariah telah terpisah pentadbirannya dengan Jabatan Agama
Islam.Mahkamah Syariah telah ditukar identitasnya menjadi Jabatan
Kehakiman Syariah Negeri.
Mahkamah Rendah Syariah Negeri Kelantan ditubuhkan berdasarkan
peruntukan di bawah Seksyen 55 (1) Enakmen29
Pentadbiran Agama Islam
(Negeri Kelantan)2003. Akta tersebut memperuntukan bahawa "Duli Yang
Maha Mulia Sultan", di atas nasihat majlis melalui pemberitahuan dalam
Warta menubuhkan Mahkamah Rendah Syariah bagi negeri Kelantan di
tempat-tempat yang difikirkannya patut30.
Mahkamah Syariah di Negeri Kelantan mula ditubuhkan pada tahun
1060 H bersamaan 1650 M. Undang-undang yang berjalan pada masa itu
ialah undang-undang Islam sejak zaman Pemerintah Sultan Mohamad ke
28
Ensiklopedia Bebas, 28 April 2018
29
Enakmen adalah suatu undang-undang yang dugubal (dibentuk) oleh Dewan Undangan
(Majlis yang menggubal undang-undang) negeri masing-masing di Malaysia selama mana tidak
bertentangan dengan Perlembagaan Persekutuan. Istilah Ordinan digunakan di negeri Serawak
untuk maksud yang sama
30
Ibid
24
III31
, di mana pencuri-pencuri yang di dapati bersalah di Mahkamah Syariah
yang berada di Kota Bharu pada masa itu dikenakan hukuman Hudud.
Keadaan ini berjalan terus dengan baik sehinggalah pada suatu masa di
mana adanya campur tangan penjajah yang telah memperkenalkan undang-
undang mereka ke dalam sistem perundangan yang berkuatkuasa pada masa
itu serta mengenepikan undang-undang Islam sedikit demi sedikit melalui
Enakmen-Enakmen yang berkaitan dengan pelaksanaan undang-undang
Mahkamah Syariah sehinggalah tinggal undang-undang yang berkaitan
dengan keluarga Islam sahaja. Di antara enakmen-enakmen itu ialah:
1) Enakmen Tahun 1909 yang di kenali dengan peraturan berkuatkuasakan No.
5/1909
2) Enakmen Tahun 1910 yang membataskan bidangkuasa Mahkamah Syariah
yang ada di Kota Bharu pada masa itu.
3) Enakmen Tahun 1916 berhubung dengan nikah cerai No. 19/1916
4) Enakmen Tahun 1938 berhubung dengan kesalahan melanggar agama
Muhammadiah No. 21/1938 berhubung dengan nafkah.
5) Pada Tahun 1953 Enakmen berhubung dengan Majlis Agama Islam dan Adat
Istiadat Melayu Kelantan dan Qadhi No. 1/ 195332.
Pada masa itu Mahkamah-mahkamah Syariah adalah di bawah Pejabat
Mufti Kerajaan Negeri. Pada tahun 1966 melalui Enakmen No.1/ 1966,
Mahkamah-makamah Syariah dipisahkan daripada Pejabat Mufti.Tetapi
31
Sultan Mohamad KeIII adalah salah seorang Sultan Kelantan
32
Jabatan Kehakiman Syariah Malaysia, Pengenalan Ringkas Jabatan Kehakiman
Malaysia 2018
25
Mahkamah Rayuan masih lagi di bawah Pejabat Mufti dan dipengerusikan
oleh Mufti sendiri. Mulai 1 hb Julai 1998, Kerajaan Negeri telah menubuhkan
Jabatan Kehakiman Syariah Negeri Kelantan bagi menggantikan Mahkamah
Qadh. Susunan Mahkamah adalah sebagaimana berikut:-
1) Mahkamah Rayuan Syariah bertempat di Kota Bharu dan dipengerusikan
oleh Ketua Hakim Syarie dan tidak lagi dipengerusikan oleh Mufti seperti
mana sebelumnya.
2) Mahkamah Tinggi Syariah yang diketuai oleh Hakim Mahkamah Tinggi.
3) Hakim Mahkamah Rendah Syariah yang diketuai oleh Hakim Mahkamah
Rendah Syariah33
.
Tujuan penyusunan semula Mahkamah-mahkamah Syariah itu ialah
untuk memberi sepenuh penumpuan dan perhatian di dalam bidang
kehakiman Syariah serta pelaksanaan dan pengguatkuasaan undang-undang
dan kaedah-kaedah yang berkaitan dengan mahkamah. Undang-undang yang
berjalan sekarang di Mahkamah Syariah ialah:
(1) Enakmen Pentadbiran Mahkamah Syariah No. 3/1992
(2) Enakmen Kanun Jinayah Syariah No. 2 Tahun 1985
(3) Enakmen Keluarga Islam No. 6/2002
(4) Enakmen Tatacara Mal Mahkamah Syariah No. 7/2002
(5) Enakmen Tatacara Jinayah Syariah No. 8/2002
(6) Enakmen Keterangan Mahkamah Syariah No. 9/2002
33
Norliza Binti Ahmad , wawancara, Penolong Pegawai Syariah, Unit Fail
Mahkamah.28Maret 2018
26
(7) Enakmen Majlis Agama Islam Dan Adat Istiadat Melayu Kelantan
No. 4 Tahun 1994 berhubung dengan kesalahan-kesalahan
(8) Kaedah Hukum Sebat 1987
(9) Kaedah Peguam Syarie 200034
Mahkamah Rendah Syariah Kota Bharu mula ditubuhkan dan
beroperasi 06 April tahun 2004, ianya terletak di kawasan Kabupaten Kota
Bharu yang beralamat Mahkamah Kehakiman Syariah Tunjung, Kota Bharu
Kelantan.
B. Visi, Misi, Objektif dan Piagam Pelanggan Bagian Mahkamah Syariah
Kota Bharu Kelantan.
Misi
Pencapaian kearah visi yang diinginkan haruslah mempunyai misi yang
tertentu bagi mencapainya. Misi Mahkamah untuk mencapai visi yang
diinginkan adalah seperti berikut:
a. Menzahirkan keadilan berpandukan Hukum Syara' dan undang-undang sedia
ada.
b. Meningkatkan pengurusan pentadbiran yang cekap dan berkualiti.
c. Penggunaan ICT di dalam semua urusan pentadbiran.
d. Menyediakan kemudahan yang mencakupi kearah pelanggan yang
berpengetahuan.
34
Norliza Binti Ahmad, wawancara, Penolong Pegawai Syariah
27
Visi
"Merealisasikan Pengurusan Pentadbiran dan Keadilan Syariah Yang
Lengkap Sempurna dan Berwibawa Berlandaskan Hukum Syarak dan
Undang-Undang Kepada Semua Lapisan Masyarakat"
Objektif
Menyediakan dan melaksanakan pengurusan dan pengadilan kes-kes
syariah berdasarkan hukum syarak dan undang-undang secara adil, cekap, dan
berkesan.
Piagam Pelanggan :
1. Tarikh sebutan atau bicara kes dalam masa satu jam
2. Kes mal, jinayah dan faraid dibicarakan dalam tempoh 21 hari
3. Pengeluaran sijil faraid dalam tempoh lima hari
4. Penyelesaian kes mal, jinayah dan faraid dalam setahun
5. Laporan aduan awam dalam tiga hari bekerja
6. Kes rayuan kali pertama dalam tempoh 30 hari
7. Perintah bertulis bagi kes mal dan jinayah dalam tempoh 14 hari
8. Kes sulh diselesaikan dalam tempoh 3 bulan
C. Struktur dan Tugas Pokok Bagian Mahkamah Syariah Kota Bharu
a) Struktur Kepemimpinan Mahkamah Tinggi Syariah Kota Bharu,
Kelantan, Malaysia (Tabel 1)
N0 NAMA KETUA TAHUN BERKHIDMAT
1. Haji Wan Hasan Bin Muhammad 20.04.1920 - 31.09.1935
2. Dato‟ Haji Ahmad Maher Bin Haji IsmailAl- 15.10.1935 - 31.12.1938
28
Azhari
3. Dato‟ Haji Muhammad Noor Bin Haji Ibrahim 21.01.1939 - 31.01.1941
4. Haji Nik Muhammad Adeeb Bin HajiNik
Muhammad
01.09.1941 - 17.07.1957
5. Haji Umar Bin Haji Musa 20.08.1975 - 31.01.1961
6. Dato‟ Haji Ahmad Bin Haji Idris 01.02.1961 - 31.03.1969
7. Dato‟ Haji Yusoff Bin Haji Mohammad Othman 16.05.1969 - 31.12.1988
8. Dato‟ Haji Daud Bin Muhammad (Dato‟ Aria
Diraja)
21.01.1989 - Sekarang
Semua Ketua Hakim, Hakim-hakim Mahkamah Tinggi Syariah dan
Mahkamah Rendah Syariah adalah dilantik oleh Suruhanjaya Perkhidmatan
Negeri setelah mendapat ampun perkenan dan ditauliahkan oleh Kebawah
Duli Yang Mulia Tuanku Al-Sultan35
.
Organisasi Kehakiman Mahkamah Syariah Kota Bharu (Gambar 1)
35
http://www.esyariah.gov.my/portal/page/BM/E-Syariah%20JKSM, . diakses 16 April
2018
29
HAKIM
(Nik Najib Bin Che Hassan)
PENOLONG PEGAWAI
SYARIAH
(Norliza Bt Ahmad)
PEMBANTU TADBIR
(Nik Aniza Bt. Nik
Mahmood)
PEMBANTU TADBIR
RENDAH
(Rosmawati Bt
Ibrahim)
PEMBANTU TADBIR
(Mohd Syakirin B.
Saleh)
Struktur Organisasi Mahkamah Rendah Syariah Kota
Bharu, Kelantan : Tabel 2
PEGAWAI
PENDAFTAR
(Fadzlina Bt Mamat)
PEMBANTU SYARIAH
(Roslina Bt Abdul
Hamid)
PENYERAH NOTIS
(Kamaruddin
B.Ghani)
PEMBANTU AM
PEJABAT (Azhan B.
Umar)
PENYERAH NOTIS
(Mohd Nasir B.
Hamid)
PENYERAH NOTIS
(Lokman B. Yahya)
PEMBANTU
SYARIAH (Yusmini
Bt M. Yusoff)
30
Logo Dan Peta Mahkamah Syariah Kota Bharu Kelantan (Gambar 2)
b) Tugas pokok Penguatkuasaan Mahkamah
I. Tugas pokok Mahkamah Rendah Syariah Kota Bharu Dan Cara
Pelaksanaanya adalah berdasarkan kepada:
a. Menerima, mendengar dan memutuskan kasus-kasus yang dibawa ke
Amahkamah Syariah mengikut Hukum Syara' dan peruntukan undang-
undang.
b. Memutus, memberi kewenangan dan melaksanakan perintah berasaskan
Hukum Syara' dan undang-undang tertulis.
c. Menerima, mendengar dan memutuskan permohonan pembahagian harta
pusaka.
d. Membangunkan sumber manusia yang terlatih dan mencukupi36
.
Cara pelaksanaan di Mahkamah Syariah ada empat cara, antaranya adalah:
1. Membicarakan kasus-kasus yang diperuntukan oleh enakmen negeri.
2. Mendengar dan memutuskan kasus-kasus tersebut
3. Menyediakan kertas-kertas putusan dan laporan mahkamah
4. Membicarakan kasus-kasus diperingkat daerah37
.
36
Jabatan Mahkamah Syariah, "Pengenalan jabatan Syariah Malaysia" 2015
31
II. Begitu juga dengan tujuan dan peranan Jabatan Kehakiman Syariah
adalah:
1. Mengekalkan perundangan Islam yang diperuntukan kepada mahkamah ini
bagi menjamin setiap muslim patuh dan tidak melanggar perintah Allah
s.w.t berdasarkan Al-Quran adn as-sunnah.
2. Menjalankan pentadbiran agama Islam berdasarkan Al-Quran dan As-
sunah.
3. Melahirkan keluarga Islam yang berpegang teguh pada ajaran islam serta
mengawasi mereka supaya menjalankan kehidupan mengikut syariat
Islam.
4. Menyelamatkan umat Islam dari keruntuhan dan perpecahan rumahtangga.
5. Tempat rujuan untuk mendapatkan khidmat nasihat serta menyelesaikan
masalah rumahtangga.
6. Memberi bimbingan serta konseling kepada pasangan yang ingin
berumahtangga agar dapat membina rumahtangga yang bahagia
sebagaimana tuntutan agama.
7. Tempat menyelesaikan masalah kekeluargaan seperti nikah, kahwin,
penceraian, talak, fasakh, dan sebagainya.
8. Menyelesaikan masalah sosial dalam masyarakat seperti minum arak,
khalwat, riba dan lain-lain perkara mungkar.
9. Membantu serta menyelesaikan pembahagian harta pusakan dan hal-hal
berkaitan wasiat.
37
Jabatan Kehakiman Negeri Kelantan
32
10. Membantu serta menyelesaikan pembahagian harta pusaka dan hal-hal
berkaitan wasiat.
11. Badan yang dilantik kerajaan yang bertanggungjawab memberi
penerangan berkait dengan keagamaan, kekeluargaan, dan sentiasa
berdakwah sepanjang masa.
12. Menerapkan nilai-nilai islam agar orang islam mengamalkan system dan
cara hidup islam secara menyeluruh dalam kehidupan mereka38
.
III. Mahkamah Tinggi Syariah dan cara pelaksanaannya tersendiri,
antaranya:
1. Membicarakan kasus-kasus yang diperuntukan kepadanya
2. Mengeluarkan perintah kasus-kasus sivil dan jinayah
3. Menyelesaikan dan mengesahkan kasus-kasus Faraid
4. Mengurus kasus-kasus jinayah syariah
5. Menyediakan jurnal mahkamah untuk diterbitkan (bagi sesetengah negeri).
IV. Mahkamah Rayuan Syariah dengan pelaksanaannya
1. Bertugas untuk mendengar kasus-kasus rayuan.
2. Mempunyai kuasa pembatalan mana-mana sabitan hukum oleh mahkamah
syariah.
3. Mengurangkan hukuman.
4. Memerintahkan supaya diadakan pembicaraan semula atau ulang bicara.
38
Ensiklopedia Bebas, 2 Mac 2018
33
5. Setiap rayuan akan didengar sekurang-kurangnya oleh tiga panel (hakim)
rayuan dari panel (hakim) Rayuan Syariah yang dilantik dan ditauliahi oleh
KDYMM Sultan39
(Ketua Hakim adalah Pengerusi Panel Rayuan Syariah).
Keputusan mahkamah adalah muktamad dan sah. Prestasi Mahkamah
Syariah menurut Ahmad Zaid Hamidi47
, sebanyak 90% kasus-kasus
melibatkan Mahkamah Syariah Berjaya diselesaikan dalam tempoh 12 bulan,
sekaligus melenyapkan tuduhan pihak tertentu terhadap institusi itu yang
dikatakan lewat menyelesaikan suatu kasus dan kerap tertangguh40
.
D. Wewenang Mahkamah Rendah Syariah Kota Bharu
Wewenang Mahkamah Rendah Syariah pula diperuntukkan di bawah
enakmen pentadbiran Mahkamah Syariah Negeri Kelantan Nomor 3 tahun
1982 yaitu sesuatu Mahkamah Rendah Syariah hendaklah mempunyai bidang
kuasa di seluruh Negeri Kelantan dan hendaklah diketuai oleh Hakim
Mahkamah Rendah.
Selain itu dalam Enakmen Pentadbiran Mahkamah Syariah Negeri
Kelantan Nomor 3 tahun 1982 dalam akta yang sama menjelaskan bidang
kuasa Mahkamah Rendah Syariah yaitu:
a. Bidang kuasa jinayahnya, membincangkan mana-mana kesalahan yang
dilakukan oleh seseorang orang Islam yang boleh dihukum di bawah
Enakmen ini atau mana-mana undang-undang bertulis lain yang mana
hukuman maksima yang diperuntukkan oleh undang-undang tidak lebih
39
Sultan adalah ketua agama Islam dan adat istiadat Malaysia
40
Ensiklopedia Bebas, 2 april 2018
34
daripada dua ribu ringgit atau penjara selama tempoh tidak melebihi satu
tahun atau kedua-duanya sekali dan bolehlah mengenakan apa-apa hukuman
yang ditetapkan baginya.
b. Bidang kuasa malnya, mendengar dan memutuskan semua tindakan dan
perbicaraan mengikut kuasa yang diberikan kepada Mahkamah Tinggi
Syariah untuk mendengar dan menentukan dalam mana amaun atau nilai hal
perkara yang dipertikaikan itu tidaklebih daripada lima puluh ribu ringgit
atau tidak dapat dianggarkan dengan uang, dikecualikan dalam perkara
nasab, penjagaan, atau pemeliharaan kanak-kanak (hadhanah) dan harta
sepencarian tak alih41
.
Ketika di dalam wawancara bersama Pak Hafiz prosedur tangkapan dan
pasca penangkapan ini bagian penguatkuasaan MAIK akan menyerahkan
maklumat yang berkaitan ke bagian pendakwaan MRSKB untuk menjalankan
prosedur yang seterusnya. Kasus khalwat ini harus di lihat dan di siasat
dengan sebaik mungkin agar tidak timbul ketidak adilan dalam menjatuhkan
hukuman.
Berdasarkan pada sumber yang dikeluarkan oleh Majlis Agama Islam
Kelantan jumlah kasus jenyah khalwat dari tahun 2014 hingga 2017 setiap
tahun mengalami kenaikan dan penurunan42
. berikut adalah tabel 6
menjelaskan jumlah tangkapan khalwat seksyen 29 (a) dan (b).
41
Enakmen Pentadbiran Mahkamah Rendah Syariah Negeri Kelantan, No 3/1982
42 Wawancara Tuan Mohd Hafiz Bin Daud, Penolong Pendaftar , Mahkamah Kehakiman
Syariah Kota Bharu, Kelantan (MKSKB), Pada 21 MEI 2018
35
Table 3: Jumlah Tangkapan Kasus Khalwat Mengikut Seksyen 29(a) dan
29(b)
SEKSYEN
29 (a)
TAHUN JUMLAH
2014 2015 2016
1474
433
373
358
SEKSYEN
29 (b)
430
357
344
1411
Sumber : Unit Statistik Jinayah
Berdasarkan tabel 6 di atas, jelas menunjukan bahwa ada sedikit
penurunan jumlah kasus khalwat di provinsi Selangor di bawah wewenang
JAIS. Dalam syeksyen 29(a) mencatat angka (433 kasus) pada tahun 2014,
manakala pada tahun 2015 susut sebanyak (373 kasus) kasus saja dan pada
tahun 2016 mencatat sebanyak (358 kasus). Jumlah keseluruhan bagi
syeksyen 29 (a) ini adalah sebanyak (1164 kasus). Berbanding kesalahan
seksyen 29(b), dimana pada tahun 2014 mencatat sebanyak (430 kasus) lebih
tinggi berbanding tahun 2015 sebanyak (357 kasus) dan terdapat penurunan
jumlah kasus sebanyak (344 kasus) pada tahun 2016. Jumlah keseluruhan
bagi kesalahan syeksyen 29 (b) adalah (1131 kasus). Maka jelaslah bahwa,
kasus jinayah khalwat ini lebih banyak terjadi pada kesalahan syeksyen 29 (a)
berbanding seksyen 29 (b).
36
Tabel di atas menjelaskan jumlah kasus mengikut kesalahan syeksyen
29 (a) dan (b), seterusnya penulis akan memaparkan tabel seterusnya.
Tabel 4: Jumlah Tangkapan Kasus Khalwat Mengikut Faktor Usia.
Faktor Usia
Tahun
2014 2015 2016
15-20 Tahun 131 108 104
21-30 Tahun 512 415 361
31-40 Tahun 155 141 153
40 > Tahun 65 66 64
JUMLAH 863 730 682
Sumber: Unit Statistik Jinayah
Berdasarkan tabel 2 ini, jelas menunjukan bahwa pada tahun 2014 bagi
kategori usia 15-20 Tahun sebanyak (131 kasus). Tetapi pada tahun
berikutnya jumlah kasus menurun dan hanya (108 kasus) saja. Begitu juga
pada tahun 2016 hanya (104 kasus) walaupun hanya beda (4 kasus) saja.
Kategori usia 21-30 tahun mencatat jumlah kasus sebanyak (512 kasus)
paling tinggi berbanding tahaun 2015 dengan jumlah (415 kasus). tahun
berikutnya 2016 menunjukan lingkungan usia ini semakin menurun hanya
(361 kasus) yang tercatat. Dalam usia 31-40 tahun juga telah mencatat
sebanyak (155 kasus) pada tahun 2014. Pada tahun berikutnya 2015, berlaku
penurunan jumlah kasus (141) saja. Berbeda tahun 2016, jumlah kasus
meningkat sebanyak (153 kasus) hampir sama dengan jumlah pada tahun
37
2014. Malah usia 40 tahun juga ada kasus tetapi jumlah kasus dari tahun ke
tahun tidak jauh beda, pada tahun 2014 jumlah hanya (65 kasus), hanya
bertambah satu kasus pada tahun 2015 yaitu sebanyak( 66 ) dan tahun 2016
mencatat dalam( 64 ) saja.Secara keseluruhan jinayah khalwat ini bukan saja
berlaku di usia remaja, akan tetapi orang yang melakukannya tidak kira
batasan usia.Setelah di tinjau dari faktor usia, penulis akan memaparkan
jumlah mengikut kategori status yang melakukan jinayah khalwat ini.
Bersesuaian dengan tabel 1 diatas, dimana seksyen 29 (a) lebih banyak
jumlah kasus berbanding 29 (b).
Berikut merupakan tabel 5 Statistik draf kes Jinayah Khalwat bagi
tahun 2014 sehingga 2016
0
100
200
300
400
500
600
700
800
900
1000
2014 2015 2016
Daftar kasus
Selesai-Daftar
Dalam Prosiding
38
Berdasarkan Tabel di atas jelas menunjukkan bahwa Jumlah kasus yang
daftar, terdapat penurunan dari tahun ke tahun dari 2014 hingga 2016. Di sini
jelas menunjukkan pada tahun 2014 kasus yang daftar sebanyak 863 dan yang
selesai daftar sebanyak 242, serta sebanyak 621 dalam prosiding. Sedangkan
penurunan pada tahun 2016, kasus yang daftar 704, selesai daftar 74, dan
dalam prosiding 633.
Berdasarkan ketiga-tiga tabel diatas jelas menunjukan bahwa kasus
khalwat di bawah terdapat penurunan dari tahun 2014 hingga tahun 2016.
Dalam tabel 1, jelas menunjukan kesalahan bagi seksyen 29(a) lebih banyak
kasus dibandingkan seksyen 29 (b), tabel 2 mengikut faktor usia, lingkungan
dalam 21-30 tahun mencatat angka teringgi dibandingkan yang lain. Tabel 3
statistik jumlah daftar kasus,selesai daftar, serta dalam prosiding.
39
BAB IV
PERBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN
A. Dasar Pertimbangan Dalam Penetapan Hukum
Berdasarkan peruntukan di dalam Enakmen Kanun Jinayah Syariah
Negeri Kelantan, dapat difahami bahwa mana-mana individu yang melanggar
peraturan yang ditetapkan di bawah seksyen 9 Enakmen Nomor 2 Tahun
1985, dianggap telah melakukan jinayah khalwat. Hukuman tersebut adalah
hukuman denda, penjara atau kedua-duanya. Menurut Ustaz Nik Najib Bin
Che Hassan yaitu Ketua Hakim Mahkamah Kota Bharu, untuk menentukan
setiap hukuman yang dikenakan terhadap tersangka, hakim akan meneliti
beberapa elemen-elemen yang boleh ditetapkan kesalahan terhadap tertuduh
yang mana kaedah ini lebih dikenali dengan dasar pertimbangan hakim dalam
menyelesaikan kasus jinayah khalwat43
.
1. Keadaan Yang Menimbulkan Keraguan
Pihak hakim akan menimbang hukuman terhadap pesalah melalui
bukti yang jelas menyatakan seseorang itu sedang berkhalwat yang boleh
menimbulkan syak, di mana mengikut penafsiran pihak pendakwa, seseorang
itu melakukan perkara-perkara tidak bermoral, penafsiran pendakwa juga
adalah berdasarkan tingkah laku, tempat, keadaan dan masa pasangan tersebut
ditangkap.
Tingkah laku dan tempat yang dianggap boleh menimbulkan keraguan
adalah seperti berada dalam keadaan berdua-duaan di tempat yang sunyi di
43
Nik Najib Bin Che Hassan, Wawancara ,Ketua Hakim Mahkamah Rendah Syariah Kota
Bharu, Kelantan, Tanggal.31 Maret 2018.
40
mana keadaan ini dicurigai akan berlaku perbuatan tidak bemoral yang
teruk seperti zina sekiranya tidak ditegah. Kebiasaannya masa berlaku
kejadian seperti ini disangka lebih banyak berlaku pada waktu malam
daripada siang hari. Seandainya terdapat keraguan dengan keterangan saksi,
hakim akan menimbang kasus ini samada melepaskan tersangka taupun
memberi sanksi44
.
Keadaan ini dapat dilihat melalui kasus yang pernah berlaku yaitu
Kasus Jinayah Syariah No: 14300-143-28-15 yaitu:
1) Antara Pendakwa Syarie lawan Jaiman Bin Masta (Tersangka 1) dan
Jamidah Bte Abdul Majid (Tersangka 2) atas tuduhan berkhalwat di
bawah Enakmen No.2 Tahun 1985 karena berkhalwat sebuah kantor.
Kedua-dua tersangka membuat pembelaan bahwa mereka adalah
pekerja dan kantor tersebut adalah sebagai pejabat tempat bekerja.
Surat keterangan majikan dikemukakan. Berdasarkan daripada kasus
ini, tersangka dibebaskan apabila terdapat alasan-alasan yang boleh
menimbulkan keraguan yang mana mereka ditangkap pada waktu bekerja di
siang hari. Saksi juga gagal untuk membuktikan bahwa mereka tidak dalam
waktu bekerja45
.
2. Latar belakang Terdakwa
Menurut Ustaz Nik Najib lagi, sebelum menjatuhkan hukuman ke atas
tertuduh, latar belakang tersangka juga diperhatikan. Apabila seseorang yang
terhormat dan baik-baik, suatu ketika dia tergelincir melakukan tindak pidana
ta‟zir maka kondisinya itu dapat dijadikan pertimbangan untuk menjatuhkan
44
Nik Najib Bin Che Hassan, Wawancara Tanggal.31 Maret 2018
45
Dokumen Mahkamah Rendah Syariah Kota Bharu, 2015, Fail Jinayah Syariah 143, No:
14300-143-28-15
41
hukuman yang lebih ringan46
. Sebagai contoh dalam kasus No: 03001-143-
0137-15 yaitu
1) Pendakwa Syarie Kelantan lawan Jamil Bin Asmawi (Tersangka 1)
dan Noor Raihanah Binti Naif (Tersangka 2). Kedua-dua tersangka
telah didakwa melakukan kesalahan berkhalwat yang boleh dihukum
di bawah syeksyen 9 Kanun Jinayah Syariah No.2/85 Negeri Kelantan
pada 10/2/2015. Mereka ditangkap oleh Penguatkuasa Agama Kota
Bharu dalam keadaan berdua-duaan tanpa ikatan perkahwinan.
Tersangka telah hadir ke mahkamah dan mengaku bersalah atas
tuduhan tersebut. Dalam kasus ini hakim menjatuhkan hukuman
yang sederhana yaitu denda RM 700 ringgit atau 1 bulan penjara
kepada Noor Raihanah Binti Naif.
Hakim meringankan hukuman apabila melihat bahawa tersangka
adalah seorang guru agama disebuah sekolah dasar di Kota Bharu47
.
3. Tempat Berlaku
Hukuman bagi kesalahan khalwat yang dilakukan di tempat terlindung
di dalam kereta, semak dan sebagainya adalah berbeda dengan kesalahan
yang dilakukan di dalam rumah dan hotel. Seperti:
1) kasus No: -03001-143-54-15 Pendakwa Syari'e lawan Saidi Hashim
(Tersangka 1) dan Zuraidah Bt Ali (Tersangka 2). Pada 3/3/15jam
lebih kurang 10.00 malam, tangkapan telah dilakukan di sebuah
Taman Permainan Kanak-Kanak, Kota Bharu Negeri Kelantan oleh
Penguatkuasa Agama.Mereka didapati berdua-duaan tanpa hubungan
suami isteri atau mahram dan mereka telah dituduh melakukan
kesalahan yang bertentangan dengan Syeksyen 9 Enakmen Jinayah
Syariah Negeri Kelantan.Tersangka telah hadir ke mahkamah dan
mengaku bersalah atas tuduhan tersebut.
46
Nik Najib Bin Che Hassan, Wawancara Tanggal.31 Maret 2017
47
Dokumen Mahkamah Rendah Syariah Kota Bharu, 2015, Fail Jinayah Syariah 143 No:
03001-143-0137-15
42
Dalam penghakimannya Yang Arif Hakim telah menjatuhkan hukuman
denda sebanyak RM 700 atau 1 bulan penjara kepada kedua- duanya.
Hukuman sederhana kerana mereka tidak berdua-duan di kamar dan peluang
melakukan zina adalah kecil48
.
Sekiranya dilakukan di dalam kereta atau semak, maka sanksinya
adalah tidak berat disebabkan kemungkinan berlaku zina adalah kecil karena
ada gangguan. Jika dilakukan di dalam kamar, rumah atau hotel maka
dendanya adalah berat karena tidak terdapat sebarang gangguan dan peluang
untuk melakukan zina adalah lebih besar49
. Seperti:
2) kasus No: 03001-143-44-15 Pendakwa Syari'e lawan Mohd
Ezri(Tersangka 1) dan Norlelawati (Tersangka 2). Tersangka telah
ditangkap pada 7/4/2015 di sebuah kamar No 347 Hotel Carlton Kota
Bharu.Terdakwa disyaki melakukan kesalahan di bawah Syeksyen 9
Enakmen Jinayah Syariah Negeri Kelantan 1985. Tersangka telah
hadir ke mahkamah dan mengaku bersalah atas tuduhan tersebut.
Mereka dihukum denda RM 1800 atau penjara 1 tahun. Hakim
menjatuhkan hukuman yang berat karena mereka ditangkap khalwat di dalam
sebuah kamar di hotel dan peluang untuk melakukan zina adalah besar50
.
4. Jumlah Kesalahan Jinayah Yang Dilakukan Dan Rekod Lampau
SekiranyaTersangka tidak pernah melakukan kesalahan jinayah maka
dendanya adalah rendah dan jika pernah melakukan kesalahan jinayah maka
48
Dokumen Mahkamah Rendah Syariah Kota Bharu, 2015, Fail Jinayah Syariah 143 No:
93001-143-54-15
49
Nik Najib Bin Che Hassan, Wawancara, Tanggal 31 Maret 2018
50 Dokumen Mahkamah Rendah Syariah Kota Bharu, 2015, Fail Jinayah Syariah 143 No: 03001-
143-44-15.
43
denda yang dikenakan adalah berat51
.Seperti kasus No: 03001-143-0137-15
yaitu Pendakwa Syarie Kelantan lawan Jamil Bin Asmawi (Tersangka 1) dan
Noor Raihanah Binti Naif (Tersangka 2). Mereka telah didakwa melakukan
kesalahan berkhalwat yang boleh dihukum di bawah syeksyen 9 Kanun
Jinayah Syariah No.2/85 Negeri Kelantan pada10/2/2015. Mereka gagal
mengemukakan dokumen perkahwinan apabila di minta oleh Penguatkuasa
Agama.Tersangka telah hadir ke mahkamah dan mengaku bersalah atas
tuduhan tersebut. Keputusan Hakim adalah Tersangka 1 didenda berat yaitu
denda RM 1800.00 atau 1 tahun penjara karena pernah ditangkap khalwat
tahun 200652
.
Selain itu kasus No: 03001-143-0024-15 yaitu Pendakwa Syarie
Kelantan lawan Anuar Nawawi (Tersangka 1) dan Murni Jusoh (Tersangka
2). Terdakwa disyaki melakukan kesalahan di bawah Syeksyen 9 Enakmen
Jinayah Syariah Negeri Kelantan 1985. Tersangka telah hadir ke mahkamah
dan mengaku bersalah atas tuduhan tersebut.Tersangka 1 dihukum denda RM
1800 atau penjara 1 tahun. Dia dikenakan hukuman berat kerana pernah
ditangkap atas jinayah minum arak. Hakim berpendapat terdakwa tidak insaf
dengan jinayah yang pernah dilakukan.Tersangka 2 juga didenda RM 1800
atau penjara 1 tahun. Hukuman berat diberikan karena dia pernah hamil luar
nikah53
.
51
Nik Najib Bin Che Hassan, Wawancara, 31 Maret 2018
52Dokumen Mahkamah Rendah Syariah Kota Bharu, 2015, Fail Jinayah Syariah 143 No: 03001-
143-0137-15
53
Dokumen Mahkamah Rendah Syariah Kota Bharu, 2015, Fail Jinayah Syariah 143 No:
03001-143-0024-15
44
Contoh dalam kasus No. 14300-143-77-15 Pendakwa Syarie Kelantan
lawan Zulaikha Bt Imran(Tersangka 1) dan Zulkifli B. Ismail (Tersangka 2).
Terdakwa telah ditangkap semasa berkhalwat pada 2 April 2015 di dalam
sebuah rumah di Kampung Kedai Lalat Kota Bharu.Tersangka telah dituduh
melakukan kesalahan yang bertentangan dengan Syeksyen 9 Enakmen
Jinayah Syariah Negeri Kelantan.Tersangka telah hadir ke mahkamah dan
mengaku bersalah atas tuduhan tersebut. Dalam penghakimannya Yang Arif
Hakim telah menjatuhkan hukuman denda sebanyak RM 700 atau 1 penjara
kepada kedua-duanya setelah hakim mendapati bahawa terdakwa tidak
pernah melakukan kesalahan jinayah sebelum ini dan mempunyai rekod
baik54
.
5. Permohonan & Pembelaan Tersangka.
Sebelum dijatuhkan hukuman, tersangka akan diberi peluang oleh
hakim untuk membuat rayuan di dalam mahkamah dan kebiasaannya rayuan
dilakukan agar diringankan kadar hukuman dengan mengemukakan
beberapa alasan seperti banyak tanggungan, tidak berkemampuan atau
berjanji tidak akan mengulangi kesalahan tersebut55
.
Seperti kasus No. 14300-143-908-15 yaitu Pendakwa Syarie Kelantan
lawan Shahrizal Bin Damsah (Tersangka 1) dan Julia Azhar (Tersangka 2).
Mereka telah didapati berkhalwat pada 8/7/2015 jam 12.30 di sebuah mobil
di kawasan letak kereta di Jalan Yahya Petra. Mereka melakukan kesalahan
54
Dokumen Mahkamah Rendah Syariah Kota Bharu, 2015, Fail Jinayah Syariah 143 No:
14300-143-77-15
55
Nik Najib Bin Che Hassan, Op, Cit, 31 Maret 2018
45
yang bertentangan dengan Seksyen 9 Enakmen Jinayah Syariah Negeri
Kelantan dan didapati bersalah.
Tertuduh telah mengaku kesalahan mereka dan mengemukakan
rayuan.Mereka dihukum RM 400 atau 1 sebulan setelah membuat rayuan
dengan alasan tidak mempunyai pekerjaan tetap dan Tersangka 2 masih
bersekolah. Hakim juga melihat mereka ditangkap didalam kereta dan
peluang melakukan zina adalah kecil menyebabkan hakim mengurangkan
hukuman56
. Kasus lain adalah No.14300-143-798-15 Pendakwa Syarie
Kelantan Lawan Akhtar Bin Ramli (Tersangka 1) dan Masliah Bin Al-Jebri
(Tersangka 2).Mereka telah didapati bersalah kerana berkhalwat pada
2/8/2015 jam 11.50 malam di sebuah sebuah Taman Permainan, Kota Bharu.
Telah dituduh melakukan kesalahan yang bertentangan dengan Syeksyen 9
Enakmen Jinayah Syariah Negeri Kelantan.
Tertuduh telah mengaku kesalahan mereka dan mengemukakan rayuan.
Dalam penghakimannya Hakim menjatuhkan hukuman denda Rm 300 atau
sebulan penjara memandangkan Tersangka 1 dan 2 berkelakuan baik, dan
berjanji tidak mengulangi perbuatan mereka. Mereka juga tidak mempunyai
pekerjaan dan bercadang untuk melanjutkan pelajaran57
.
Seterusnya kasus lain dalam hal ini adalah No. 14300-143-89-06
Pendakwa Syarie Kelantan lawan Nazri Bin Hasirin(Tersangka 1) dan
Norasyikin Ali(Tersangka 2). Tersangka telah didapati berkhalwat pada
56
Dokumen Mahkamah Rendah Syariah Kota Bharu, 2015, Fail Jinayah Syariah 143 No:
14300-143-908-15
57
Dokumen Mahkamah Rendah Syariah Kota Bharu, 2015, Fail Jinayah Syariah 143 No:
14300-143-798-15
46
21/10/2015 di Taman Saga di 214 Jalan Sultan Yahya Petra.Telah dituduh
melakukan kesalahan yang bertentangan dengan Syeksyen 9 Enakmen
Jinayah Syariah Negeri Kelantan.Tersangka telah mengaku kesalahan
mereka dan mengemukakan rayuan.
Dalam penghakimannya Yang Arif Hakim telah menjatuhkan hukuman
denda RM 300 atau penjara sebulan setelah tersangka membuat rayuan
mereka masih belum bekerja dan baru pertama kali membuat kesalahan
tersebut.Hakim juga melihat latar belakang keluarga mereka yang mana
keluarga mereka tidak mementingkan didikan agama.Ibu bapa Tersangka 1
juga telah bercerai dan hidupnya di abaikan.Tersangka juga masih
bersekolah58
.
B. Pelaksanaan Putusan
Mahkamah Syariah adalah lembaga yudikatif yang secara teori bersifat
„independent‟ berfungsi mengadili berbagai perkara yang ada di tengah
masyarakat. Antara kasus-kasus yang diputuskan adalah kasus jinayah. Disini
penulis menfokuskan kepada kasus-kasus jinayah khalwat yang diputuskan di
Mahkamah Syariah Kota Bharu, Kelantan.
Disini penulis memaparkan 10 putusan hakim berdasarkan kasus-kasus
yang telah diputuskan oleh Hakim Mahkamah Rendah Syariah Kota Bharu,
Kelantan.
(1) Kasus No: 03001-143-0024-15
58
Dokumen Mahkamah Rendah Syariah Kota Bharu, 2015, Fail Jinayah Syariah 143 No:
14300-143-89-06
47
Pendakwa Syarie Negeri Kelantan Lawan Anuar b. Nawawi(Terpidana
1 ) dan Murni bt. Jusoh (Terpidana 2). Pertuduhan : Melakukan kesalahan di
bawah Syeksyen 9 Enakmen Jinayah Syariah Negeri Kelantan 1985. Putusan
:Terpidana( 1): Denda Rm 1, 800 atau 1 tahun penjara. Terpidana ( 2 ):Denda
Rm 1800 atau denda 1 tahun penjara Terpidana memilih untuk membayar
denda59
.
(2) Kasus No: 03001-143-0137-15
Pendakwa Syarie Kelantan Lawan Jamil B. Asmawi (Terpidana 1) dan
Noor Raihanah Bt. Naif (Terpidana 2) Pertuduhan : Melakukan kesalahan di
bawah Syeksyen 9 Enakmen Jinayah Syariah Negeri Kelantan 1985.
Putusan:Terpidana (1) : Denda Rm 1, 800 atau denda 1 tahun penjara.
Terpidana ( 2 ):Denda Rm 700 atau denda 1 bulan penjara .Terpidana
memilih untuk membayar denda60
.
(3) Kasus No: 14300-143-77-15
Pendakwa Syarie Kelantan lawan Zulaikha Bt Imran (Terpidana 1) dan
Zulkifli B. Ismail (Terpidana 2)Pertuduhan : Melakukan kesalahan di bawah
Syeksyen 9 Enakmen Jinayah Syariah Negeri Kelantan 1985.
Putusan:Terpidana ( 1 ): Denda Rm 700 atau denda 1 bulan penjara.
59
Salinan Putusan Kasus Khalwat Mahkamah Rendah Kota Bharu, Kes Jinayah No:
63001-143-0024-15Thn 2015
60
Salinan Putusan Kasus Khalwat Mahkamah Rendah Kota Bharu, Kes Jinayah No:
03001-143-0137-15Thn 2015
48
Terpidana ( 2 ): Denda Rm 700 atau denda 1 bulan penjara .Tersangka
memilih untuk membayar denda61
.
(4) Kasus No: 03001-143-54-15
Pendakwa Syari'e lawan Saidi Hashim(Terpidana 1) dan Zuraidah Bt
Ali(Terpidana 2). Pertuduhan: Melakukan kesalahan di bawah Syeksyen 9
Enakmen Jinayah Syariah Negeri Kelantan 1985. Putusan:Terpidana ( 1 ):
Denda Rm 700 atau denda 1 bulan penjara. Terpidana ( 2 ): Denda Rm 700
atau denda 1 bulan penjara. Terpidana.memilih untuk membayar denda62
.
Berdasarkan kepada hasil kajian yang dilakukan oleh penulis terhadap
kadar hukuman yang dikenakan, kebanyakan tersangka memilih hukuman
untuk membayar denda. Noor Raihanah (Terpidana) memilih untuk
membayar denda karena jika di penjara mengakibatkan dia tidak dapat
menjalankan pekerjaannya dan tidak dapat membantu orang tuanya63
. Selain
itu, Anita Cheng (Terpidana) memilih membayar denda karena jika dipenjara
dia tidak dapat menjalankan tanggungjawabnya sebagai seorang isteri64
.
Menurut wawancara penulis dengan Tuan Mohd Hafiz Bin Daud yaitu
Ketua Pendaftar Mahkamah Syariah Kota Bharu, kesemua terpidana pada
tahun 2017 telah membayar denda secukupnya berdasarkan keputusan yang
ditetapkan hakim. Secara umumnya terpidana membayar denda karena
61
Salinan Putusan Kasus Khalwat Mahkamah Rendah Kota Bharu, Kes Jinayah No:
14300-143-77-15Thn 2015
62
Salinan Putusan Kasus Khalwat Mahkamah Rendah Kota Bharu, Kes Jinayah No:
03001-77-15Thn 2015
63
Noor Rihanah Binti Naif (Terpidana), Wawancara, 1 Mei 2017
64
Anita Cheng (Terpidana), Wawancara, 1 Mei 2017
49
mengelak dari di penjara.Hakim juga tidak pernah menjatuhkan hukuman
penjara dan denda secara serentak kepada tersangka pada tahun 201565
. Pada
kebiasaannya hakim akan menjatuhkan hukuman penjara dan denda secara
serentak sekiranya tersangka telah melakukan kesalahan
C. Pelaksanaan Kasus Jinayah Khalwat di Mahkamah Rendah Syariah
Kota Bharu Di Tinjau Menurut Hukum Islam
Berkaitan dengan kasus khalwat yang penulis kaji ini, penulis
menganalisanya sesuai analisa hukum Islam. Adpun fakta permasalahan
yang dianalisis sesuai hukum Islam adalah dasar pertimbangan hakim dalam
memberikan sanksi kepada pelaku khalwat dan juga pelaksanaan putusan
kasus khalwat di Mahkamah Rendah Syariah Kota Bharu Kelantan
Malaysia.
1. Dasar Pertimbangan Hakim Dalam Memberikan Sanksi Kepada Pelaku
Khalwat.
Setelah memaparkan dasar-dasar pertimbangan yang dibuat oleh
Hakim Mahkamah Rendah Syariah Kota Bharu, penulis menganalisanya
menurut hukum Islam. Antara dasar pertimbangan yang digunakan hakim
Mahkamah Rendah Syariah Kota Bharu adalah keadaan yang menimbulkan
keraguan, rekod lampau pelaku, pembelaan dan rayuan terdakwa, tempat
berlaku dan latarbelakang terdakwa.
Dasar pertimbangan hakim adalah sejalan dengan kehendak
Islam.Sebagai contoh hakim melihat keadaan yang menimbulkan keraguan
65
Tuan Mohd Hafiz Bin Daud, Wawancara Mahkamah Syariah Kota Bharu, 31 Maret
2017
50
sebagai dasar pertimbangan.Hal ini karena tersangka tidak dapat dibuktikan
scara jelas bersalah dan melakukan khalwat. Hakim tidak boleh memberikan
sanksi terhadap pelaku kerana terdapat keraguan didalam kasus tersebut
ataupun bukti yang belum kuat dan mencukupi. Dasar pertimbangan ini
didasari oleh kaidah fiqh yang berbunyi:
ةحخة قاصرارلأقروالبینة حخة متغدیة ا
Artinya:“Bukti adalah hujjah (alasan hukum) berdampak kepada orang lain
sedangkan pengakuan adalah hujjah yang hanya berlaku kepada
orang yang mengakuinya sahaja”66
Menurut kaidah di atas adalah bahwa suatu kasus yang di buktikan
dengan alat-alat bukti , maka alat-alat bukti tadi bisa melibatkan orang lain,
baik merupa saksi maupun keterangan ahli. Ibnu Qayyim menyatakan bukti
adalah sesuatu yang menjelaskan kebenaran67
. Hakim lebih baik memberi
maaf dari menjatuhkan sanksi jika terdapat keraguan dalam suatu kasus.
Dasar pertimbangan ini juga didasari dengan peristiwa Rasulullah
menahan seorang laki-laki yang diduga mencuri unta. Setelah diketahui
ternyata ia tidak mencuri, Rasulullan s.a.w melepaskannya. Analisis terhadap
tindakan Rasulullah s.a.w tersebut adalah penahanan merupakan hukuman
ta‟zir,sedangkan hukuman hanya dapat dikenakan terhadap suatu jarimah
setelah dapat dibuktikan68
. Kaidah fiqh juga berbunyi yang berbunyi:
ن ا لغقبةایخطئ فى ان لغفو خير من ایخطئ فى م أ ن لإماا
66
H.A Djazuli, Kaidah-kaidah Fikih, (Jakarta, Prenada Media Group 2007) hlm 158
67
Ibid
68
Abd Qadir Audah, At-Tasyri' Al-Jinaiy, Juz VI (Damascus, Dar Al-Fikr, 1989) hlm 150
51
Artinya:"Seorang pemimpin itu, salah dalam memberi maaf lebih baik dari
salah dalam menghukum”69
Maksud kaidah diatas menegaskan bahwa kehati-hatian dalam
mengambil keputusan amatlah penting.Jangan sampai akibat dari keputusan
pemimpin mengakibatkan kemudaratan kepada rakyat dan
bawahannya.Apabila seorang pemimpin ragu karena belum ada bukti yang
meyakinkan antara memberi maaf atau menjatuhkan hukuman, maka yang
terbaik adalah memberi maaf.
Seterusnya hakim melihat latarbelakang terdakwa sebagai dasar
pertimbangan. Apabila seseorang yang terhormat dan baik-baik, suatu ketika
dia tergelincir melakukan tindak pidana ta‟zir maka kondisinya itu dapat
dijadikan pertimbangan untuk membebaskannya atau menjatuhkan
hukuman yang lebih ringan. Sebaliknya, kepada orang yang perilakunya
tidak baik yang melakukan jarimah yang sama maka dapat dijatuhkan
hukuman yang lebih berat70
. Hal ini didasarkan kepada hadis Nabi yang
artinya:
Artinya: Dari Aishah r.a bahwa Nabi s.a.w bersabda:“ Ringankanlah
hukuman untuk orang yang baik-baik atas kesalahan mereka kecuali dalam
jarimah hudud.” (Riwayat Imam Ahmad, Abu Dawud, Nasa‟I dan Baihaqi)71
Berdasarkan hadis ini hakim Mahkamah Rendah Syariah Kota Bharu
Kelantan telah memberikan sanksi sejalan dengan kehendak Islam karena
69
H.A Djazuli, hlm 149
70
Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah, Juz II, (Bairut: Dar Al-Fikr, 1980) hlm 497
71
Muhammad Ibn Ismail Al-Kahlani, Subul As-Salam, Juz IV, (Mesir: Maktabah
Mushtafar Al-Baby Al- Halaby, Mesir, 1960) hlm 37
52
telah memberikan sanksi ringan terhadap pelaku yang mempunyai latar
belakang yang baik dan memberikan hukuman berat kepada pelaku yang
mempunyai latar belakang yang buruk.
Selain itu hakim Mahkamah Rendah Syariah Kota Bharu, Kelantan
juga menggunakan dasar pertimbangan tempat berlaku dalam menentukan
berat atau ringannya sanksi kepada pelaku jinayah khalwat. Hal ini karena
jika tersangka didapati berkhalwat di dalam kamar, maka peluang untuk
melakukan zina amat luas.Ini berbeda jika tersangka ditangkap khalwat
didalam mobil atau sebagainya, maka peluang untuk melakukan zina adalah
kecil. Hal ini bertepatan dengan pendapat ulama bahwa pihak berwenang
perlu melakukan ijtihad dalam menjatuhkan sanksi sesuai dengan tingkat
kejahatan dan akibat dari perbuatan maksiat yang dilakukan72
.
Dasar pertimbangan ini juga dapat dikaitkan dengan kaidah fiqh yang
berbunyi:
لمصلحةامعور ید رلتغزیا
Artinya: Sanksi ta‟zir (berat atau ringannya) bergantung kepada
kemaslahatan”73
Berdasarkan kaidah fiqh di atas, dalam hal ini hakim harus
mempertimbangkan perbuatannya, pelakunya, tempat kejadian dan waktunya
dan bagaimana pelaku melakukan kejahatan. Sudah pasti hakim akan melihat
kesan yang terjadi dari jinayah tersebut. Hal ini karena jika tersangka didapati
72
Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah Jilid 4, Penerjemah Abdullah dan Masrukhin, (Jakarta:
Cekrawala Publishing, 2009), hlm 488
73
H.A Djazuri, hlm 141
53
berkhalwat di dalam kamar, maka peluang untuk berlakunya jinayah yang
lebih besar amat luas yaitu terjadinya zina dan berbeda jika tersangka
ditangkap khalwat didalam mobil atau sebagainya, maka peluang untuk
melakukan zina adalah kecil. Berat atau ringannya hukuman bergantung
kepada hakim seperti kaidah fiqh di bawah:
هصغرم و لجراعظن ر علي قدم لإهاالي إلتعزیر ا
Artinya: “Berat atau ringannya sanksi ta‟zir diserahkan kepada Imam
(Hakim) sesuai dengan besar kecilnya kejahatan yang dilakukan74
”
Kaidah ini memberi kewenangan kepada hakim dalam menjatuhkan
berat atau pun ringannya hukuman berdasarkan pertimbangannya75
. Maksud
besar atau kecilnya kejahatan yang di lakukan adalah termasuk kesan
kejahatan yang di lakukan.
Seterusnya hakim melihat rekod-rekod terdahulu sebagai dasar
pertimbangan dalam memberikan sanksi kepada pelaku khalwat. Sekiranya
pelaku khalwat tidak pernah melakukan kesalahan jinayah maka dendanya
adalah rendah dan jika pernah melakukan kesalahan jinayah maka denda yang
dikenakan adalah berat. Sekali lagi dasar pertimbangan ini bisa didasari
dengan kaidah fiqh dibawah:
لمصلحةامعور ید رلتغزیا
Artinya: Sanksi ta‟zir (berat atau ringannya)bergantung kepada
kemaslahatan”
74
Ibid hlm 142
75
Ibid
54
Hal ini karena Hakim melihat bahwa pelaku yang melakukan jinayah
berulang kali tidak insaf atas maksiat yang telah dilakukan.Demi untuk
menjaga kemaslahatan agar maksiat atau khalwat ini tidak di lakukan
berulang kali lagi oleh pelaku, hal ini menyebabkan hakim menjatuhkan
hukuman yang berat agar pelaku menginsafi dan tidak mengulangi
perbuatannya seterusnya kemaslahatan dapat dipelihara.
Hakim mengharapkan dengan beratnya hukuman yang diberikan dapat
mendidik, menginsafi serta memberi pengajaran kepada pelaku supaya tidak
melakukan maksiat berulang kali. Dasar pertimbangan yang terakhir adalah
pembelaan terdakwa. Hal ini adalah adalah berdasarkan pembelaan tersangka
dan hakim akan menggunakan ijtihadnya dalam memberikan sanksi kepada
tersangka. Ada diantara pelaku jinayah khalwat tidak diberikan agama
secukupnya oleh keluarga, masih kuliah,diabaikan orang tua, muallaf yang
belum sempurna pengetahuan agamanya, maka hakim boleh memtimbangkan
pembelaan dan rayuan mereka. Hal ini adalah bersandarkan dari Islam
membolehkan ta‟zir diberi syafaat (rekomendasi untuk menggugurkan atau
meringankan hukuman) setelah diajukan kepada hakim sementara hudud
tidak boleh diberi syafaat76
.
Melihat kepada dasar pertimbangan hakim Mahkamah Syariah Kota
Bharu dan setelah dianalisa menurut hukum Islam maka penulis
berpendapat bahwa ianya sejalan dengan kehendak Islam dan sanksi yang
diberikan keatas setiap pelaku adalah sanksi yang seadilnya berdasarkan
76
Sayyid Sabiq, hlm 487
55
pertimbangan yang dilakukan oleh hakim. Hakim menjatuhkan sanksi
berdasarkan dasar pertimbangan tertentu dan bukan berdasarkan nafsu
semata-mata.
2. Pelaksanaan Putusan Kasus Jinayah Khalwat
Dalam pelaksanaan putusan kasus jinayah khalwat di Mahkamah
Rendah Syariah Kota Bharu, sejalan dengan apa yang di inginkan perspektif
hukum Islam walaupun tidak bertepatan secara sepenuhnya. Karena menurut
hemat penelitian dalam penetapan tersebut hakim di Mahkamah Syariah
Kota Bharu Kelantan sudah mempertimbangkan dengan adil tentang sanksi
yang akan diberikan kepada pelaku khalwat77
. Hal ini dapat dilihat
berdasarkan beberapa putusan dan wawancara peneliti lakukan di Mahkamah
Syariah Kota Bharu Kelantan.
Putusan–putusan Mahkamah Rendah Syariah Kota Bharu yang telah
penulis paparkan sebelum ini menyimpulkan bahawa pelaksanaan putusan
pemberian sanksi kepada pelaku khalwat adalah sejalan dengan prinsip-
prinsip dasar dalam Islam diantaranya mengedepankan azas keadilan dan
menghin dari tindakan penganiyaan dan kezaliman. Hukuman ta‟zir dapat
berbeda antara satu pelaku dan pelaku lainnya tergantung kondisi kasus dan
kondisi masing-masing pelaku. Hal ini berbeda dengan hukuman hudud
karena hudud berlaku secara sama untuk semua orang78
.
77
Siti Zubaidah Ismail, Undang-undang Kesalahan Jinayah Syariah Di Malaysia, (Universiti
Malaya, Kuala Lumpur 2017) hlm 102
78 Ahmad Wardi Muslich Hukum Pidana Islam, (Jakarta: Sinar Grafik, 2005) hlm 254
56
Apa yang dapat dilihat di sini adalah pelaksanaan putusan yang
dilaksanakan oleh Enakmen Kanun Jinayah Syariah Negeri Kelantan 1985
tersebut mampu mencapai matlamat yang dikehendaki oleh hukuman
"ta'zir".
a) Hukuman Penjara
Jika dilihat dari segi "ta'zir" yaitu dari segi istilah yang digunakan
memang terdapat sedikit persamaan di antara istilah yang digunakan bagi
hukuman yang diperuntukkan dalam enakmen seperti perkataan kurung atau
penjara.Dalam bahasa Arab ada dua istilah untuk hukuman penjara. Pertama:
Al- Habsu. Kedua: Al-Sijnu. Pengertian Al-Habsu menurut bahasa adalah Al-
Man‟u yang berarti mencegah atau menahan. Kata Al-Habsu juga diartikan
dengan As-Sijnu.
Dengan demikian kedua kata tersebut mempunyai arti yang sama79
.
Ibnu Qayyim Al-Jauziyah , yang di maksud dengan Al-Habsu menurut syara‟
bukanlah menahan pelaku ditempat yang sempit, melainkan menahan
sesorang dan mencegahnya agar ia tidak melakukan perbuatan hukum, baik
penahanan itu didalam rumah, masjid atau di tempat lainnya. Penahanan
model itu dilaksanakan pada zaman nabi dan Abu Bakar. Artinya pada
zaman Abu bakar tidak ada tempat yang khusus dilaksanakan untuk menahan
seorang pelaku. Akan tetapi setelah umat islam betambah banyak dan
wilayah kekuasaannya bertambah luas maka Khalifah Umar pada masa
79
Zulfaqar Ramlee SSaad, Jurnal Hukum, Jabatan Kehakiman Syariah Malaysia, Jld. 40
BHG. 2, hlm169
57
pemerintahannya membeli rumah Shafwan Bin Umaiyah dengan harga 4000
dirham kemudian dijadikan sebagai penjara80
.
Selain tindakan Khalifah Umar ini, dasar hukum dibolehkan penjara
adalah melalui Firman Allah81
:
Artinya: Dan (terhadap) Para wanita yang mengerjakan perbuatan keji ,
hendaklah ada empat orang saksi diantara kamu (yang
menyaksikannya). kemudian apabila mereka telah memberi
persaksian, Maka kurunglah mereka (wanita-wanita itu) dalam
rumah sampai mereka menemui ajalnya, atau sampai Allah
memberi jalan lain kepadanya.
Disamping itu alasan lain untuk dibolehkan hukuman penjara sebagai
ta‟zir adalah tindakan Nabi S.A.W yang pernah memenjarakan beberapa
orang Madinah dalam tuntutan pembunuhan. Juga tindakan Khalifah
Utsman yang pernah memenjarakan Dhabi Bin Harits, salah satu pencuri dari
Bani Tamim, sampai ia mati di penjara. Demikian pula Khalifah Ali pernah
memenjarakan Abdullah Bin Az Zubair di Mekah ketika menolak untuk
membaiat Ali. Dari keterangan diatas jelaslah bahwa pemberian sanksi
penjara berdasarkan enakmen di Mahkamah Rendah Syariah Kota Bharu
adalah sejalan dengan kehendak Islam82
.
80
Ahmad Wardi Muslich, hlm 261
81 Surah An-Nisa ayat 15
82
Ibid, hlm 262
58
Adapun lamanya hukuman penjara tidak ada kesepakatan dikalangan
para ulama. Sebagian ulama, seperti dikemukakan oleh Imam Az-Zaila‟I yang
dikutip oleh Abdul Aziz Amir, berpendapat bahwa lamanya masa penjara bisa
dua bulan atau tiga bulan atau kurang atau lebih. Sebagian lagi berpendapat
bahwa penentuan itu diserahkan kepada hakim.
Menurut Imam Al-Mawardi, hukuman penjara dalam ta‟zir berbeda-
beda, tergantung kepada pelaku dan jenis jarimahnya. Diantara pelaku ada
yang lebih singkat masanya ada pula yang lebih panjang masanya. Batas
tertinggi untuk hukuman penjara juga tidak ada kesepakatan di kalangan
ulama.
Menurut Syafi‟iyah batas tertinggi untuk hukuman penjara ini adalah
satu tahun. Mereka mengqiyaskan kepada hukuman pengasingan dalam
hadd zina yang lamanya hanya satu tahun dan ta‟zir tidak bisa melebihi
hukuman hadd. Akan tetapi tidak semua ulama syafi‟iyah menyepakati
pendapat tersebut. Seperti yang dikemukakan oleh Imam Al- Mawardi bahwa
di antara para pelaku ada yang dikenakan penjara satu hari ada pula yang
lebih lama, tergantung kepada perbuatan pelaku dan jarimahnya.
Adapun pendapat yang dinukil dari Abdullah Az-Zubairi adalah
ditetapkan adalah satu bulan atau enam bulan. Az-Zailai‟ menebutkan Imam
Ibn Al- Majasyun dari ulama Malikiyah menetapkan lamanya hukuman bisa
setengah bulan, dua bulan, atau empat bulan tergantung kepada kadar harta
yang ditahannya.
59
Adapun batas terendah dari hukuman penjara ta‟zir juga tidak ada
kesepakatan dikalangan ulama.Menurut sebagian ulama, seperti Imam
Mawardi, batas terendah hukuman penjara adalah satu hari.Akan tetapi
menurut Ibn Qudamah, tidak ada ketentuan pasti melainkan diserahkan
kepada pemerintah. Menurut Ibn Qudamah, apabila hukuman penjara (ta‟zir)
ditentukan batasnya maka sama dengan hadd berarti tiada bedanya antara
hukuman hadd dan ta‟zir83
.
Dari uraian diatas, jelaslah bahwa tiada batas tertinggi dan terendah
yang dijadikan pedoman untuk hukuman penjara sebagai ta‟zir melainkan
diserahkan kepada pemerintah. Dan penetapan hukuman penjara oleh hakim
di Mahkamah Rendah Syariah Kota Bharu sejalan dengan kehendak Islam
kerana hakim berhak penetapkan batas tertinggi dan terendah bagi pesalah
yang melakukan khalwat sesuai dengan maksud ta‟zir itu sendiri.
b) Hukuman Denda
Enakmen Kanun Jinayah Syariah Nomor 2 1985 seksyen 9 menetapkan
bahwa pria atau wanita yang ditetapkan bersalah dalam kesalahan khalwat
boleh dikenakan hukuman denda tidak melebihi dua ribu ringgit dan hukum
syara' ia dikenali sebagai hukuman berbentuk harta84
.
Para ulama berbeda pendapat tentang dibolehkan hukuman ta‟zir
dengan cara mengambil harta. Menurut Imam Abu Hanifah, hukuman ta‟zir
dengan cara mengambil harta tidak diperbolehkan. Pendapat ini diikuti oleh
83
Abdul Monir Yaacob, Kehakiman Islam Dan Mahkamah Syariah , Universiti Islam
Malaysia, hlm 97
84
Enakmen kanun Jinayah Syariah Negeri Kelantan, Enakmen No 2 Thn 1985.
60
muridnya, yaitu Muhammad Ibn Hassan tetapi muridnya yang lain yaitu
Imam Abu Yusuf membolehkan apabila dipandang membawa maslahat.
Pendapat ini diikuti oleh Imama Malik, Imam Syafi‟i dan Imam Ahmad Ibn
Hambali. Para ulama yang membolehkan hukuman ta‟zir dengan cara
mengambil harta
Dari uraian diatas jelaslah bahwa ramai ulama yang memperbolehkan
hukuman berbentuk harta.Tetapi pelaksanaan hukuman denda berdasarkan
enakmen kurang bertepatan dengan pendapat yang dikemukakan diatas
karena hakim mengambil harta denda tersebut dan dimasukkan kedalam
kasus negara, bukan dengan menahannya untuk sementara waktu. Karena
hakim perlu memulangkan harta itu setelah pelaku jinayah tersebut
bertobat85
.
c) Hukuman Penjara dan Denda Sekaligus
Enakmen Kanun Jinayah Syariah Negeri Kelantan 1985 turut
menetapkan bahwa tertuduh boleh dikenakan kedua-dua hukuman yaitu
hukuman penjara dan denda sekaligus. Jika dilihat dari perspektif syara'
timbul persoalan di sini adalah hukuman penjara boleh disertai dengan
hukuman denda dengan melihat dari sudut hukuman ta'zir yang disyariatkan
oleh Islam. Menurut pandangan Islam, perkara ini adalah terletak di bawah
budi bicara hakim, dan ini bersesuaian dengan maksud ta'zir itu sendiri yang
85
Abdul Monir Yaacob, Kehakiman Islam Dan Mahkamah Syariah , Universiti Islam
Malaysia, hlm 93
61
bermaksud sejenis hukuman yang diputuskan berdasarkan ijtihad dan
pertimbangan hakim86
.
Sekiranya hakim berpendapat memadai dengan hukuman kurung sahaja
selepas mengambil kira jenis kesalahan yang dilakukan, maka adalah harus
pihak hakim melaksanakan hukuman kurung sahaja tanpa disertai dengan
hukuman lain.
Tetapi sekiranya hukuman tersebut tidak mampu untuk mencegah
pesalah tersebut dari melakukan jinayah, maka harus ditambah dengan
hukuman sebat dan kurung dalam satu hukuman bertujuan untuk mencapai
matlamat ta'zir yaitu mencegah, memulih dan memberi pengajaran kepada
pesalah87
. Setelah penulis membahas tentang dasar pertimbangan dan
pelaksanaan putusan hakim di Mahkamah Rendah Syariah Kota Bharu di
tinjau menurut hukum Islam, penulis dapat menyimpulkan bahwa, dasar
pertimbangan hakim Mahkamah Syariah Kota Bharu setelah dianalisa
menurut hukum Islam maka penulis berpendapat bahwa ianya sejalan dengan
kehendak Islam. Hakim menjatuhkan sanksi berdasarkan dasar pertimbangan
tertentu dan bukan berdasarkan nafsu semata-mata.
Namun begitu pelaksaan putusan berdasarkan enakmen dirasakan
terlalu ringan bagi pelaku khalwat sehinggakan kasus khawat semakin banyak
terjadi di Malaysia khususnya di Kelantan.Hal ini di akui oleh Hakim
Mahkamah Rendah Syariah Kota Bharu Kelantan.Denda bagi pelaku khalwat
86
Nik Najib Bin Che Hassan, wawancara, 31 Maret 2018
87
Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah, Jilid 4, Penerjemah Abdurrahim dan Masrukhin, (Jakarta:
Cakrawala Publishing, 2009), hlm 490
62
begitu rendah dan bagi golongan yang kaya, mereka tidak merasa berat untuk
membayar denda.
Pemerintah Malaysia mungkin bisa mencontohi kerajaan Arab Saudi
yang menerapkan hukuman jilid 70 kali dan penjara seperti kasus yang terjadi
yang mana seorang dokter dan jururawat dari Malaysia yang bertugas di Arab
Saudi telah di dapati berkhawat. Pemerintah Arab Saudi telah menjatuhkan
hukuman maksimum 70 kali jilid beserta penjara kepada pelaku khalwat
tersebut88
.
Dengan beratnya hukuman yang diterapkan akan membuatkan pelaku
menginsafi serta tidak mengulangi perbuatannya sesuai dengan jinayah yang
di lakukan yaitu khalwat yang bisa menjerumuskan pelakunya kearah dosa
yang lebih besar yaitu zina. Walaupun begitu, hakim terpaksa menjatuhkan
hukuman berdasarkan enakmen yang ada karena telah di tetapkan
pemerintah.Apa yang bisa, Hakim di Mahkamah Syariah perlulah
menjatuhkan hukuman kepada pelaku berdasarkan dasar pertimbangan
tertentu bagi memberi kesedaran dan keinsafan kepada pelaku jinayah
khalwat tersebut. 89
Kaidah fiqh berbunyi:
كلھك كلھ لا یتررك ها لا ید
Artinya: “Apa yang tidak bisa dilaksanakan seluruhnya, maka jangan di
tinggal seluruhnya”90
.
88
http://www.sinarharian.com.my/nasional/khalwat-tetap-dosa-tak-timbul-soal dosa-
peribadi-1.459850/ akses 14 januari 2018.
89
Nik Najib Bin Che Hassan, Wawancara, 31 Maret 2018
90
H.A Djazuhi, hlm 153
63
Hal ini bermaksud sekiranya Hakim terpaksa menjatuhkan hukuman
berdasarkan enakmen walaupun tidak bertepatan secara menyeluruh mengikut
kehendak Islam, namun apa yang dapat dilaksanakan itulah dikerjakan sesuai
dengan kesempatan yang ada di samping pemerintah yang membuat enakmen
perlulah meneliti dan mengkaji semula hukuman yang paling berkesan dan
sejalan dengan kehendak Islam.
64
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah diadakan pembahasan dan penguraian tentang Pelaksanaan
Enakmen Jinayah Syariah Kelantan Nomor 2 Tahun 1985 Tentang Khalwat
(Studi Kasus di Mahkamah Rendah Syariah Kota Bharu, Kelantan, Malaysia)
maka dapatlah penulis mengambil kesimpulan bahwa :
1. Hakim di Mahkamah Syariah Kota Bharu Kelantan telah menggunakan dasar-
dasar pertimbangan tertentu dalam memberikan sanksi kepada pelaku jinayah
khalwat. Antara dasar pertimbangan yang digunakan hakim Mahkamah
Rendah Syariah Kota Bharu adalah keraguan dalam pembuktian, rekod masa
lalu pelaku, pembelaan terdakwa, tempat berlaku dan pribadi terdakwa.
2. Berdasarkan Enakmen Kanun Jinayah Syariah Kelantan Nomor 2 pelaku
jinayah khalwat boleh didenda tidak lebih 2 ribu ringgit atau satu tahun
penjara atau kedua-duanya sekali. Hakim telah memberikan sanksi
berdasarkan enakmen kepada pelaku khalwat. Hasil kajian yang dilakukan
oleh penulis terhadap kadar hukuman yang dikenakan, kebanyakan tersangka
memilih hukuman untuk membayar denda untuk mengelak daripada
dimasukkan ke dalam penjara.
3. Dasar pertimbangan adalah bersesuaian dengan kehendak Islam dalam usaha
memberi sanksi yang seadil-adilnya kepada pelaku jinayah khalwat. Namun
begitu pelaksanaan putusan yang dilakukan oleh Mahkamah Syariah Kota
Bharu adalah belum bertepatan dengan kehendak Islam karena hukuman yang
65
diberikan terlalu ringan dan tidak menginsafkan pelaku jinayah khalwat. Ini
bertentangan dengan tujuan ta‟zir yang bersifat mndidik dan menginsafkan
pelaku jinayah itu sendiri.
B. Saran
Setelah penulis menyelesaikan skripsi ini dengan segala usaha,
kemampuan dan pengetahuan, maka berikut adalah beberapa saranan yang
penulis rasa perlu diambil perhatian oleh pihak-pihak yang berkaitan
antaranya :
1. Kepada pihak Mahkamah khususnya Mahkamah Rendah Syariah Kota Bharu,
Kelantan agar dapat mempertingkatkan lagi usaha dalam menyelesaikan
kasus-kasus jinayah dengan cara memberikan sanksi yang lebih berat kepada
pelaku khalwat.
2. Bagi pihak Mahkamah Syariah agar mengembalikan fungsi Mahkamah sesuai
dengan fitrah islam, bertindak tegas dalam mengadili setiap kasus yang ada
di tengah masyarakat. Berbagai pihak terpentingnya Mahkamah Syariah Kota
Bharu, Kelantan harus bersikap pro aktif tanpa menuggu laporan dari
berbagai pihak.
3. Hukum Islam yang sedia ada haruslah diimplimentasikan sepenuhnya dalam
mengadili perkara yang berkaitan khalwat, aplikasi Mahkamah Syariah harus
sejalan dengan hukum Islam agar peranan Mahkamah Syariah bertepatan
dengan ketetapan Al-Quran dan As- Sunnah.
66
C. Penutup
Demikian uraian dan pembahasan yang dapat ditujukan dalam rangka
penyusunan skripsi yang berjudul “Penerapan Hukuman Jinayah Khalwat
Di Mahkamah Syariah Kota Bharu Kelantan (Studi Perbandingan
Enakmen Jinayah Syariah No 2 Tahun 1985 Dengan Hukum Islam).
Dalam penulisan ini penulis merasakan yang terbaik walau bagaimanapun
penulis tidak biasa untuk lari dari kesalahan dan kekhilafan karena penulis
adalah seorang manusia berkemungkinan masih banyak kekurangan. Hal ini
juga berlaku karena keterbatasan ilmu pengetahuan yang penulis miliki.
Oleh karena itu, penulis berbesar hati dan berharap agar semua pihak
dapat memberikan kritikan dan saran-saran yang bersifat membangun demi
perbaikan dan kesempurnaan penulisan skripsi ini. Untuk itu, penulis
berharap dan berdoa kehadrat Ilahi agar kehadiran skripsi ini dapat memberi
manfaat kepada masyarakat Islam dan dapat memenuhi persyaratan bagi
memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S.1) dalam ilmu Syari‟ah Jurusan
Perbandingan Mazhab (PM). Mudah-mudahan kita semua mendapat hidayah
dan petunjuk dari Allah swt. Amin ya Rabbal „ Alamin.
67
DAFTAR PUSTAKA
A. Literatur
Al-Quran dan Terjemahnya, Kuala Lumpur: Pusataka Darul Iman.
Wahbah Zuhaili, Al-Fiqh Al-Fiqh Islami Wa Adillatuhu, Juz VI,
(Damaskus ,Dar Al-Fikr, 1989) hlm 197
Ahmad Hidayat Buang, Undang-undang Islam di Malaysia Prinsip dan
Amalan,Universiti Malaya, 2007.
H. Sulaiman Rasjid, Fiqh Islam, Bandung :Sinar Baru Algensido, cet ke-67,
2014.
Ibrahim Deris dan Hanifah Haydar Ali Tajuddin, Penggunaan Garis Panduan
dan Etika Dalam Penambahbaikan Perjalanan Penguatkuasaan dan Pendakwaan
Kesalahan Syariah, Jabatan Kehakiman Syariah,Malaysia (JKSM), 2012.
Muhammad Bin Abdurrahman ad-Dimasyqi, Fiqh Empat Mazhab, Hasyimi,
cet ke-14, 2013.
Sayuti Una, Pedoman Penulisan Skripsi, Jambi: Fakultas Syariah UIN STS
Jambi: Syariah Press, 2014.
Syaikh Musthafa al-Adawy, Fikih Pendidikan Anak, Qithi Press: Jakarta
Timur,2015.
Yusuf al-Qaradhawi, Halal & Haram dalam Islam, Pustaka Cahaya Kasturi,
cet ke-3, 2014.
68
B. Peraturan Perundang-undangan
Elemen-elemen Kesalahan Jinayah Syariah (Keterangan yang diperlukan
dan sumber-sumbernya) Bahagian Penguatkuasaan Jabatan Mahkamah Rendah
Syariah Kota Bharu Kelantan.
Warta Kerajaan Negeri Kelantan, Enakmen No.9 Tahun 1995“Enakmen
Jinayah Syariah Negeri Kelantan Tahun 1995”, (Government of Kelantan
Gazette, 1995).
Warta Kerajaan Negeri Kelantan, Enakmen No.3 Tahun 2003“Enakmen
Tatacara Jinayah Syariah Negeri Kelantan Tahun 2003”, (Government of
Kelantan Gazette, 2003).
D. Wawancara
Wawancara Tuan Mohd Hafiz Bin Daud, Pendaftaran dan Pengurusan
Mahkamah, Jabatan Kehakiman Syariah Negeri Kelantan, Pada 23 Maret 2018.
Wawancara Ustazah Fadzlina Bt Mamat, Wawancara, Mahkamah Rendah
Syariah Kota Bharu, 31 Maret 2018
Wawancara Nik Najib Bin Che Hassan, Ketua Hakim Mahkamah Rendah
Syariah Kota Bharu, Pada 31 Maret 2018.
Wawancara Norliza Binti Ahmad, Penolong Pegawai Syariah, Unit
Pengurusan Fail (JKMSKB), Pada 23 Maret 2018.
69
E. Lain-lain
Ainul Bashirah BT Ismail, Zuliza Bt Mohd Kusrin dan Mat Noor Mat
Zain”Kesalahan Khalwat dan Perbuatan Tidak Sopan dan Hukumannya menurut
Islam” Fakulti Pengajian Islam, Universiti Kebangsaan Malaysia, 2012
Noor Asyikin Hamid, Shariffah Nuridah Aisyah Syed Nong Muhammad,
Lily Sayuti Mohd Jamil dan Nur Amni Fauzi, Khalwat dalam Kalangan Remaja di
Malaysia dan Aceh: Kajian Terhadap Pematuhan Syariah, Fakulti Undang-undang
dan Hubungan Luar Unisza, 2015.
Nur Asyima Binti Che Alias, Persepsi Mahasiswa UTM Terhadap Faktor
Berlakunya Khalwat, Kajian Kes di Kolej Tun Husein Onn, Mac 2004.
http://www.sinarharian.com.my/nasional/khalwat-tetap-dosa-tak-timbul-
soal dosa-peribadi-1.459850/ akses 14 januari 2018.
http://perundingtanahnegara.blogspot.co.id/2014/05/tangkapan-melibatkan
penahanan-terhadap.html , akses 11 Februari 2018.
www.jais.gov.my/content/penguatkuasaan/ akses 14 januari 2018.
70
LAMPIRAN
Tabel 6: Jumlah Tangkapan Kasus Khalwat Kategori Status
Kategori Status Tahun
2014 2015 2016
Bujang (L) 312 269 234
Bujang (P) 320 239 230
Berkawin 132 122 134
Duda 32 35 30
Janda 62 66 54
JUMLAH 863 730 682
Sumber: Jabatan Kehakiman Mahkamah Syariah Kota Bharu
Tabel 7: Jumlah Tangkapan Kasus Khalwat Mengikut Kategori Pekerjaan
Kategori
Pekerjaan
Tahun
2014 2015 2016
Kerajaan 42 35 33
Swasta 548 405 394
Sendiri 66 71 74
Suri Rumah 4 17 5
Tidak Bekerja 99 108 79
Pelajar sekolah
menengah
11 24 10
Pelajar
IPTA / IPTS
93 48 87
Lain-lain 0 22 0
JUMLAH 863 730 682
71
CURRICULUM VITAE
Nama : Nurul Sabirah Binti Md Zain
NIM : SPM 160045
Fakultas : Syariah
Jurusan : Perbandingan Mazhab (PMH)
Tempat / TinggalLahir : Johor, Malaysia / 16 Julai 1992
JenisKelamin : Perempuan
AlamatAsal : Pt 6832 Lorong Raja Bidin, Jalan Wan Ahmad,
Tanah Merah, Kelantan, Malaysia
Alamat Sekarang : Mess Pelajar Malaysia,
No. 44, Rt, 24, Rw, 08, JalanMelur 2, Kelurahan
Simpang IV Sipin, Telanaipura, 36124, Jambi
Indonesia
Pekerjaan : Mahasiswa
Pendidikan :
No. JenisPendidikan Tempat TahunTamat
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
SD, Kindermanja School
Sek. Ren. Keb. Desa Pahlawan
Sek. Ren. Keb. Sri Suria 3
Maahad Ahmadi
Madrasah Al Diniah
Kolej Islam Antarabangsa Sultan
Ismail Petra (KIAS)
UIN SulthanThahaSaifuddin Jambi
Pahang, Malaysia
Kelantan, Malaysia
Kelantan, Malaysia
Kelantan, Malaysia
Kelantan, Malaysia
Kelantan, Malaysia
Jambi, Indonesia
1998
2001
2004
2010
2013
2016
2018