Penerapan Dasar Perencanaan dan Pengendalian Produksi
-
Upload
rudini-mulya -
Category
Documents
-
view
222 -
download
3
Transcript of Penerapan Dasar Perencanaan dan Pengendalian Produksi
-
7/27/2019 Penerapan Dasar Perencanaan dan Pengendalian Produksi
1/7
13
1Production Planning and Control [PPC]) Teknik IndustriRudini Mulya Daulay Universitas Mercu Buana 2010
Konsep Dasar
Perencanaan dan Pengendalian Produksi
Rudini Mulya Daulay
Program Teknik Industri, Fakultas Teknik Universitas Mercu Buanaemail:[email protected]
Abstrak
Subjek Perencanan dan Pengendalian Produksi ditujukan untuk memberikan
pengertian mengenai masalah perencanaan dan pengendalian produksi, serta
memberikan kemampuan untuk memecahkan masalah yang terkait dengan
menggunakan teknik-teknik dasar peramalan permintaan, penyusunan
rencana agregat dan jadwal produksi induk, manajemen persediaan yang
independen, perencanaan kebutuhan material, dan sebagainya. Untuk
mendapatkan keberhasilan dalam bidang pengendalian persediaan dan
produksi secara modern, seseorang harus banyak terlibat dalam perhitungan,
teknik kuantitatif, dan metoda yang terkait dalam penyelesaian
permasalahan persediaan.
Perencanaan Produksi dilakukan dengan tujuan menentukan arah awal dari
tindakan-tindakan yang harus dilakukan di masa mendatang, mengenai apa,
seberapa banyak, dan kapan harus dilakukan. Karena perencanaan itu
berkaitan dengan masa mendatang, maka perencanaan disusun atas dasar
perkiraan yang dibuat berdasarkan data masa lalu dengan menggunakan
beberapa asumsi. Oleh karena itu perencanaan tidak akan selalu
memberikan hasil sebagaimana yang diharapkan dalam rencana tersebut,
sehingga setiap perencanaan yang dibuat harus dievaluasi secara berkala
dengan jalan melakukan pengendalian. Pekerjaan pengendalian produksi
akan sangat bergantung kepada ada tidaknya penyimpangan dalam
pelaksanaan produksi dibandingkan dengan rencana produksi yang telah
dibuat sebelumnya. Bila penyimpangan yang terjadi cukup besar, maka perlu
diadakan tindakantindakan penyesuaian untuk membenahi penyimpangan
yang terjadi. Hasil penyesuaian yang dilakukan tersebut akan dijadikan dasar
dalam penyusunan rencana produksi selanjutnya.
mailto:[email protected]:[email protected]:[email protected] -
7/27/2019 Penerapan Dasar Perencanaan dan Pengendalian Produksi
2/7
13
2Production Planning and Control [PPC]) Teknik IndustriRudini Mulya Daulay Universitas Mercu Buana 2010
Secara umum tujuan suatu perusahaan adalah memperoleh keuntungan di
samping tercapainya kelanjutan dan pengembangan usaha. Dengan
keuntungan yang diperoleh tersebut perusahaan akan mampu membayar
kompensasi manajemen dan karyawan dengan baik dalam konteks tingkat
kompensasi yang memadai dan ketepatan waktu pembayaran, membayar
tagihan dari pihak ketiga, misalnya pembayaran sewa listrik, sewa gudang,
pajak, bahan mentah, bahan baku, serta bahan pembantu dari pihak
pemasok, memelihara dengan baik peralatan produksi agar dapat berjalan
dengan lancar dan ekonomis, mengganti mesin-mesin dan peralatan lainnya
yang memang sudah saatnya harus diganti, dan melakukan perluasan atau
ekspansi perusahaan sehingga dengan demikian perusahaan tersebut betul-
betul maju dan berkembang.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa perancanaan dan pengendalian
produksi merupakan usaha manajemen untuk merencanakan dasar proses
produksi dan aliran bahan, sehingga menghasilkan produk yang dibutuhkan
pada waktunya, dengan biaya yang seminimal mungkin, serta mengatur dan
menganalisis organisasi dan koordinasi bahan-bahan, mesin-mesin dan
peralatan, tenaga manusia, dan tindakan-tindakan lain yang dibutuhkan.
Dalam usaha pencapaian tujuan perusahaan, diperlukan adanya koordinasi
manajemen berupa koordinasi dari berbagai bagian atau antar kegiatan dari
perusahaan tersebut, sehingga dapat tercapai suatu kerjasama yang baik
antara bagian pembelian, teknik, akuntansi, penjualan, dan sebagainya,
sebagai satu team yang terkoordinasikan untuk memproduksi dan menjual
hasil produksi dengan efektif dan efisien. Diketahui bahwa usaha koordinasi
segala aktivitas yang menyangkut kegiatan produksi menjadi tanggung jawab
production manager atau plant manager. Akan tetapi karena luasnya tugas
dan tanggung jawab production manager, maka seorang production manager
dapat melimpahkan wewenang atau otoritasnya kepada kepala bagian
Perencanaan dan Pengendalian Produksi dengan tugas kewajiban dan
wewenang jelas.
Tujuan pengendalian produksi adalah merencanakan dan mengendalikan arus
bahan-bahan memasuki suatu proses dan keluar dari pabrik sedemikian rupa
sehingga keuntungan yang menjadi sasaran perusahaan dapat tercapai.
-
7/27/2019 Penerapan Dasar Perencanaan dan Pengendalian Produksi
3/7
13
3Production Planning and Control [PPC]) Teknik IndustriRudini Mulya Daulay Universitas Mercu Buana 2010
Pengendalian produksi harus dapat senantiasa melakukan penilaian yang
terus menerus terhadap permintaan konsumen, keadaan permodalan,
kapasitas produksi, tenaga kerja, dan lain-lain.
Fungsi Pengendalian Produksi
1. Meramalkan permintaan produk yang dinyatakan dengan jumlah
sebagai suatu fungsi dari waktu.
2. Memantau permintaan nyata, dan membandingkannya dengan
peramalan permintaan
3. Membuat jumlah ekonomis untuk pembelian dan penjualan produk
yang dihasilkan
4. Membuat sistem pengendalian yang ekonomis
5.
Membuat keperluan produksi dan tingkat pengendalian sertamemperbaiki rencana produksi.
6. Memantau tingkat pengendalian dan membandingkannya dengan
tingkat pengendalian
7. Membuat rincian dari jadwal produksi dan beban mesin
8. Melakukan perencanaan projek
Dengan menambah penggunaan dan kepercayaan pada teknik kuantitatif
yang lebih tinggi pada pengendalian produksi dalam industri modern berarti
kecenderungan pada pendekatan OR (operational research, penelitian
operasional).
Gambar Pendekatan OR
Fungsi Produksi
Aktivitas produksi sebagai suatu bagian dari fungsi organisasi perusahaan
yang bertanggungjawab atas pengolahan bahan baku menjadi produk jadi
yang dapat dijual. Untuk melaksanakan fungsi produksi tersebut diperlukan
rangkaian kegiatan yang akan membentuk suatu sistem produksi. Terdapat
beberapa fungsi utama dari kegiatan produksi yang dapat diidentifikasikan
sebagai berikut:
Proses Produksi, yaitu metoda dan teknik yang digunakan dalam
mengolah bahan baku menjadi produk
-
7/27/2019 Penerapan Dasar Perencanaan dan Pengendalian Produksi
4/7
13
4Production Planning and Control [PPC]) Teknik IndustriRudini Mulya Daulay Universitas Mercu Buana 2010
Perencanaan Produksi, merupakan tindakan antisipasi untuk masa yang
akan datang sesuai dengan perioda waktu yang direncaanakan.
Pengendalian Produksi, merupakan tindakan yang menjamin bawa semua
kegiatan yang dilaksanakan dalam perencanaan telah dilakukan sesuai
dengan target yang telah ditetapkan.
Proses Pembuatan
Proses Pembuatan dapat digambarkan sebagai suatu sistem input-output.
Gambar Proses Pembuatan
Input adalah bahan baku yang digunakan untuk membuat produk. Operasimeliputi pengubahan bahan baku, dengan menggunakan perlatan, waktu,
keahlian, uang, manajemen, dan sebagainya, menjadi produk jadi yang
merupakan output. Bentuk proses pengubahan tersebut dapat dibuat dengan
cara yang sangat sederhana atau dengan cara yang sangat kompleks.
Pengendalian Produksi
Masalah terpenting dalam pengendalian produksi banyak bergantung pada
pertimbangan yang diambil baik oleh suatu perusahaan industri.
Pertimbangan ini berupa data yang tersedia yand dapat digunakan, dan
bervariasi dari satu keadaan ke keadaan lainnya. Situasi yang sama terjadi
juga pada industri non produksi. Contoh: Toko pada industri retail dapat
menyimpan barang dalam waktu yang relatif sebentar atau lama,
bagaimanapun barang tersebut harus tahan lama agar tetap dapat dijual.
Sistem Produksi
Untuk melaksanakan fungsi-fungsi produksi secara baik, diperlukan
serangkaian kegiatan yang akan membentuk suatu sistem yang saling
berinteraksi dengan tujuan mentransformasikan input produksi menjadi
output produksi. Input produksi ini dapat berupa bahan baku, mesin, tenaga
kerja, modal, dan informasi. Sementara itu output produksi merupakan
produk yang dihasilakn berikut sampingannya, seperti limbah, informasi, dan
sebagainya.
-
7/27/2019 Penerapan Dasar Perencanaan dan Pengendalian Produksi
5/7
13
5Production Planning and Control [PPC]) Teknik IndustriRudini Mulya Daulay Universitas Mercu Buana 2010
Di antara subsistem-subsistem dari suatu sistem produksi adalah:
perencanaan dan pengendalian produksi, pengendalian kualitas, penentuan
standar operasi, penentuan fasilitas produksi, dan penentuan harga pokok
produksi. Subsistem tersebut membentuk konfigurasi sistem produksi.
Keandalan dari konfigurasi sistem produksi akan bergantung kepada produk
yang dibuat serta cara pembuatannya.
Gambar Input-Output Sistem Produksi
Proses Untuk Menghasilkan Output
Proses produksi merupakan metoda dan teknik untuk menciptakan atau
menambah keguanaan suatu produk dengan mengoptimalkan sumberdayaproduksi yang tersedia berupa tenaga kerja, mesin, bahan baku, dana, dan
sebagainya. Sistem produksi menurut proses untuk menghasilkan output
terdiri atas
Proses produksi kontinu
Proses produksi terputus
Perbedaan pokok antara kedua jenis ini adalah lamanya waktu setup
peralatan produksi. Proses produksi kontinu tidak memerlukan waktu setup
yang lama, karena proses ini memproduksi terus menerus untuk jenis produk
yang sama.
Contoh Pabrik susu instant.
Proses produksi terputus memerlukan total waktu setup yang lebih lama,
karena proses ini memproduksi berbagai jenis spesifikasi barang sesuai
pesanan, sehingga adanya pergantian jenis barang yang diproduksi akan
membutuhkan kegiatan setup yang berbeda. Contoh - Usaha bengkel.
Jenis proses produksi terputus akan mempengaruhi tataletak fasilitas dari
peralatan produksi.
Dapat diidentifikasikan macam tataletak dasar:
Tataletak berdasarkan produk
Tataletak berdasarkan proses
-
7/27/2019 Penerapan Dasar Perencanaan dan Pengendalian Produksi
6/7
13
6Production Planning and Control [PPC]) Teknik IndustriRudini Mulya Daulay Universitas Mercu Buana 2010
Tataletak berdasarkan produk digunakan saat suatu jenis produk yang
standar diproduksi secara masal. Masing-masing unit output membutuhkan
unit operasi yang sama dari awal hingga akhir pengerjaan, sehingga work
center (pusat kerja) dan fasilitas produksi diatur menurut urutan operasi.
Contoh perakitan mobil
Tataletak berdasarkan proses sesuai untuk digunakan pada proses produksi
terputus. Aliran kerjanya tidak bersifat standar untuk semua output yang
dihasilkan. Pada tataletak berdasarkan proses ini, pusat pemrosesan atau
departemen dikelompokkan sesuai dengan fungsinya. Tataletak berdasarkan
proses biasanya terdapat pada pabrik job-order yaitu bekerja dengan sistem
operasi berdasarkan pesanan.
Pendekatan dalam Merancang Sistem Produksi
Sistem produksi dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu Sistem Push
(tekan) dan sistem Pull (tarik). Sistem produksi tradisional dianggap sebagai
jenis sistem Push karena job-job yang diproduksi dibebankan secara
berturut-turut mulai dari stasiun produksi awal, kemudian diproses terus
(ditekan ke depan) menuju ke stasiun produksi berikutnya, sedemikian
sehingga produk tersebut selesai diproses pada stasiun produksi akhir.
Peramalan permintaan, termasuk kelonggaran waktu tenggangnya (lead
time), ditentukan untuk masing-masing stasiun dalam lintasan produksi.
Suatu jadwal produksi berupa Perencanaan Kebutuhan Material (Material
Requirement Planning, MRP) kemudian dibuat untuk menjadwalkan masing-
masing operasi dan urut-urutan produksi pembentukan produk akhir (dari
komponen-komponen pembentuknya). Sistem Push mencoba untuk
merencanakan masing-masing operasi sistem produksi dalam rangka
melaksanakan jadwal yang telah ditentukan sebelumnya.
Sistem Push merupakan pendekatan dari atas ke bawah, di mana dalam
merencanakan detail produksi pada masing-masing stasiun kerja tidak
dilakukan antisipasi semua faktor yang dapat menyebabkan terhentinya
jadwal yang telah ditentukan, sebagai contoh , kerusakan mesin, absen
pekerja, dan variasi waktu proses. Untuk mengantisipasi faktor-faktor
tersebut persediaan barang setengah jadi (Work in Process Inventory, WIP)
disediakan antara stasiun kerja.
-
7/27/2019 Penerapan Dasar Perencanaan dan Pengendalian Produksi
7/7
13
7Production Planning and Control [PPC]) Teknik IndustriRudini Mulya Daulay Universitas Mercu Buana 2010
Hal tersebut mengakibatkan panjangnya lead time pemrosesan perunit
barang yang diproduksi dalam melawati keseluruhan sistem produksi dan
meningkatkan biaya penyimpanan untuk persediaan WIP. Selain itu, biaya
kualitas produk pada sistem Push mungkin cukup tinggi.
Berbeda dengan sistem Push, persediaan WIP pada masing-masing stasiun
kerja pada sistem Pull yang ideal dibatasi hanya satu unit. Bila terjadi
permintaan output dari stasiun sebelumnya, maka unit dari stasiun
sebelumnya tersebut ditransfer ke stasiun berikutnya. Bila persediaan pada
suatu stasiun kosong, maka baru dimlai lagi kegiatan produksi untuk unit
yang baru. Dengan kata lain, produk akan diproduksi pada stasiun-stasiun
kerja hanya pada saat dibutuhkan (Just In Time, JIT) untuk memenuhipermintaan dari stasiun berikutnya.
Pemilihan apakah akan digunakan sistem produksi Pull atau Push bergantung
kepada variablitas waktu proses pada stasiun-stasiun kerja, jumlah
persediaan pengaman antar stasiun kerja, dan tingkat kerusakan mesin-
mesin pada stasiun-stasiun kerja. Selain itu juga bergantung kepada
keakuratan peramalan permintaan, variabilitas pada lead time, volume
produksi, dan variabilitas waktu permesinan. Jelasnya, sistem Pull adalah
lebih efisien digunakan untuk jenis produksi dengan volume rendah dan
variabilitas sistem yang rendah pula, dengan kondisi sistem
didetermistikkan. Kebalikannya, sistem push lebih tepat bila variabilitas
permintaan, lead time, dan pemrosesannya tinggi. Bila sistem Pull yang
ideal atau JIT murni tidak dapat diimplementasikan karena variabilitas-
variabilitas yang telah disebutkan sebelumnya, maka sistem JIT tiruan dapat
diimplementasikan sebagai gantinya. JIT tiruan tersebut ditentukan oleh
suatu kebijakan pengendalian yang sama dengan JIT murni, tetapi lot-lot
prosesnya lebih besar daripada satu unit, dan juga tanpa persediaan
pengaman antar stasiun kerja. Pada sistem JIT murni, bila kegagalan terjadi
pada beberapa stasiun kerja, maka keseluruhan lilntasan kerja akan
terhenti. Bila kegagalan tersebut terjadi pada sistem JIT tiruan, maka
lintasan produksi tidak akan berhenti dengan segera, beberapa stasiun kerja
tetap melanjutkan produksi hingga lot-lot pada stasiun-stasiun kerja
tersebut diselesaikan.