PENERAPAN DAN PENILAIAN TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI ...

17
1 PENERAPAN DAN PENILAIAN TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI BERDASARKAN COBIT 5 FRAMEWORK (STUDI KASUS PADA BPK RI) Hervandi Putra Pembimbing: M.Malik Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Abstrak Tujuan Penulisan, ialah untuk mengetahui tingkat kapabilitas pada biro TI BPK RI. Melakukan analisa terhadap pencapaian tingkat kapabilitasnya dengan lembaga sejenis lainnya pada negeri lain, serta membantu BPK menerapkan tata kelola TI berstandar internasional. Metodologi yang digunakan ialah kerangka kerja COBIT 5 sebagai panduan pengukuran tingkat kapabilitas. Hasil yang dicapai bahwa tingkat kapabilitas BPK saat ini yaitu 2,162 yang berarti berada pada level 2 (managed process), yang mana lembaga sejenis lainnya di luar negeri telah mencapai level 3. Kesimpulan adalah bahwa BPK RI telah dikelola dan di implementasi dengan tepat, meskipun pencapaian tingkat kapabilitas masih pada posisi menengah karena kurangnya persaingan yang memaksa BPK untuk melakukan perkembangan bisnisnya. Kata kunci : Audit Sistem Informasi, Tata Kelola Teknologi Informasi, COBIT 5 Abstract The purpose of this evaluation, is to know the capability level on BPK RI IT bureau. Performed an analysis achievement of the capability level with other similair institutions in other cpuntries, as well as to help BPK RI implement IT governance with international standard. The methodology used for the evaluation is COBIT 5 framework to measure capability level. The achieved results are that the BPK capability level is at level 2 (managed process) with 2,162, which other similiar institutions abroad has reached level 3. The conclusion from this thesis are that BPK already being ran, controlled and managed appropriately, although capability level is still at intermediate level because of the lack of competitor and make BPKs’ business is not growing. Key Words : Information Systems Audit, Information Technology Governance, COBIT 5 Penerapan dan..., Hervandi Putra, FE, 2014

Transcript of PENERAPAN DAN PENILAIAN TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI ...

Page 1: PENERAPAN DAN PENILAIAN TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI ...

1

PENERAPAN DAN PENILAIAN TATA KELOLA TEKNOLOGI

INFORMASI BERDASARKAN COBIT 5 FRAMEWORK

(STUDI KASUS PADA BPK RI)

Hervandi Putra

Pembimbing:

M.Malik

Program Studi Akuntansi

Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

Abstrak

Tujuan Penulisan, ialah untuk mengetahui tingkat kapabilitas pada biro TI BPK RI.

Melakukan analisa terhadap pencapaian tingkat kapabilitasnya dengan lembaga sejenis

lainnya pada negeri lain, serta membantu BPK menerapkan tata kelola TI berstandar

internasional. Metodologi yang digunakan ialah kerangka kerja COBIT 5 sebagai panduan

pengukuran tingkat kapabilitas. Hasil yang dicapai bahwa tingkat kapabilitas BPK saat ini

yaitu 2,162 yang berarti berada pada level 2 (managed process), yang mana lembaga sejenis

lainnya di luar negeri telah mencapai level 3. Kesimpulan adalah bahwa BPK RI telah

dikelola dan di implementasi dengan tepat, meskipun pencapaian tingkat kapabilitas masih

pada posisi menengah karena kurangnya persaingan yang memaksa BPK untuk melakukan

perkembangan bisnisnya.

Kata kunci : Audit Sistem Informasi, Tata Kelola Teknologi Informasi, COBIT 5

Abstract

The purpose of this evaluation, is to know the capability level on BPK RI IT bureau.

Performed an analysis achievement of the capability level with other similair institutions in

other cpuntries, as well as to help BPK RI implement IT governance with international

standard. The methodology used for the evaluation is COBIT 5 framework to measure

capability level. The achieved results are that the BPK capability level is at level 2 (managed

process) with 2,162, which other similiar institutions abroad has reached level 3. The

conclusion from this thesis are that BPK already being ran, controlled and managed

appropriately, although capability level is still at intermediate level because of the lack of

competitor and make BPKs’ business is not growing.

Key Words : Information Systems Audit, Information Technology Governance, COBIT 5

Penerapan dan..., Hervandi Putra, FE, 2014

Page 2: PENERAPAN DAN PENILAIAN TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI ...

2

Pendahuluan

Kebutuhan akan sistem informasi bagi semua jenis penggunanya menyebabkan

perkembangan teknologi yang begitu pesat dari waktu ke waktu. Penerapan teknologi

informasi pada suatu organisasi harus seimbang dengan investasi yang dikeluarkannya.

Untuk itulah perlu adanya tata kelola teknologi informasi yang baik sebagai perancang

perencanaan hingga proses dan implementasi untuk mendapatkan hasil yang optimal.

Dalam melakukan tata kelola teknologi, teradapat beberapa kerangka kerja salah

satunya adalah COBIT framework (Control Objectives for Information and Related

Technology). Kerangka kerja tata kelola teknologi informasi yang disediakan oleh COBIT

menjadi panduan bagi organisasi untuk melakukan pengendalian akan pengelolaan teknologi

informasi yang baik dan dapat membantu mencapai tujuan-tujuan organisasi. COBIT

framework bergerak sebagai integrator dari praktik tata keola teknologi informasi dan

pertimbangan dari petinggi organisasi. Berdasarkan ulasan tersebut, maka perlu adanya

mekanisme pengendalian audit sistem informasi atau audit pengelolaan teknologi informasi.

Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan di atas pada bagian latar belakang, maka

penulis mencoba merumuskan permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Bagaimana penerapan tata kelola teknologi informasi yang baik menurut COBIT

Framework 5?

2. Sudah sejauh mana BPK RI menerapkan tata kelola teknologi informasi dengan

melakukan penilaian tingkat kapabilitas berdasarkan COBIT Framework 5?

3. Apakah tata kelola teknologi informasi telah memenuhi target tingkat kapabilitas yang

sesuai dengan Badan Audit lain setingkat BPK RI?

4. Apa saja perbaikan yang dapat dilakukan BPK RI untuk meningkatkan peranan tata

kelola teknologi informasi dalam meningkatkan kinerja BPK RI?

Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka dapat dirumuskan tujuan dari

penelitian ini, adalah:

1. Mengetahui bagaimana penerapan tata kelola TI yang dilakukan BPK RI.

2. Mengetahui sudah sejauh mana kinerja TI di BPK RI dengan menggunakan

pengukuran tingkat kapabilitas dan COBIT 5 sebagai acuan.

3. Agar bisa megoptimalkan penggunaan teknologi informasi pada BPK RI

4. Mengetahui langkah yang harus dilakukan oleh BPK RI untuk mengoptimalkan

peranan tata kelola teknologi informasi dalam meningkatkan kinerja BPK RI.

Penerapan dan..., Hervandi Putra, FE, 2014

Page 3: PENERAPAN DAN PENILAIAN TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI ...

3

Tinjauan Teoritis

Menurut ISACA (2010): “IT governance is the responsibility of the Board of

Directors and Executive Managment. It is an integral part of enterprise governance and

consist of the leadership and organizational structures and processes that ensure the

organization’s IT sustains and extends the organization’s strategy and objectives”. Sebagai

mana yang telah disebutkan bahwa IT Governance adalah tanggung jawab dari Dewan

Direksi dan manajemen eksekutif sebuah organisasi. Tata Kelola TI merupakan sebuah

bagian yang tak terpisahkan dari pengelolaan perusahaan yang terdiri dari kepemimpinan dan

struktur organisasi dan proses untuk memastikan keberlangsungan TI organisasi dan

pengembangan organisasi serta tujuan organisasi.

Keberadaan teknologi informasi saat ini telah melekat dengan keberlangsungan hidup

perushaan, sehingga pengguna harus bisa memberikan perhatian lebih terhadap teknologi

informasi dan seberapa bergantungnya bisnis perusahaan dengan penggunaan teknologi.

Menurut ITGI (2003):

Teknologi informasi sangat penting dalam mendukung dan mencapai tujuan

perusahaan.

Teknologi informasi sangat strategis terhadap bisnis (perkembangan dan

inovasi).

Due diligence semakin diperlukan relatif terhadap implikasi teknologi informasi

dalam hal merger dan akuisisi.

Tata kelola teknologi inforamsi menjadi penting karena seringkali sesuatu yang

diharapkan tidak sesuai dengan kenyataanya. Akibat dari ketidak sesuaian tersebut, maka

akan menimbulkan tata kelola teknologi informasi yang tidak efektif dan menjadi sesuatu hal

yang buruk yang harus dihadapi oleh dewan direksi, yaitu (ITGI, 2003):

Kerugian bisnis, berkurangnya reputasi, dan melemahkan posisi kompetisi.

Tenggang waktu yang telah melewati batas, biaya lebih tinggi dari yang

diperkirakan, dan kualitas lebih rendah dari yang telah diharapkan.

Efisiensi dan proses inti perusahaan terpengaruh secara negatif oleh rendahya

kualitas penggunaan teknologi informasi.

Kegagalan dari inisiatif teknologi informasi untuk menciptakan inovasi atau

memberikan keuntungan yang telah dijanjikan.

Penerapan dan..., Hervandi Putra, FE, 2014

Page 4: PENERAPAN DAN PENILAIAN TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI ...

4

Menurut ISACA (2007), terdapat lima area yang menjadi fokus dalam tata kelola

teknologi informasi, yaitu:

Gambar 2.1-Area Fokus IT Governance

Sumber: ISACA, 2007

Strategic Alignment (Keselarasan Strategi)

Berfokus untuk memastikan hubungan bisnis dan rencana TI; mendefinisikan,

merawat, dan memvalidasi proposisi nilai dari teknologi informasi, dan

menyelaraskan operasi TI dengan operasi perusahaan.

Value Delivery (Penyampaian Nilai)

Adalah tentang menjalankan proposisi nilai seluruh siklus penyampaian informasi,

memastikan bahwa informasi yang disampaikan melalui teknologi informasi

memberikan manfaat pada strategi, terkonsentrasi pada pengoptimalan biaya dan nilai

intrinsik teknologi informasi.

Risk Management (Manajemen Risiko)

Membutuhkan kesadaran risiko oleh karyawan senior di perusahaan, pemahaman

yang jelas mengenai enterprise’s appetite for risk, memahami kepatuhan persyaratan,

adanya transparansi mengenai risiko yang signifikan di perusahaan dan menanamkan

tanggung jawab terhadap risiko dalam sebuah organisasi.

Resource Management (Pengelolaan Sumber Daya)

Adalah tentang mengoptimalkan investasi, dan pengelolaan yang tepat pada sumber

daya TI yang penting, yaitu: aplikasi, informasi, infrastruktur, dan manusia. Isu-isu

penting yang berkaitan dengan optimalisasi pengetahuan dan infrastruktur.

Penerapan dan..., Hervandi Putra, FE, 2014

Page 5: PENERAPAN DAN PENILAIAN TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI ...

5

Performance Measurement (Pengukuran Kinerja)

Penelusuran dan pemantauan terhadap penerapan strategi, penyelesaian proyek,

penggunaan sumber daya, kinerja proses dan pengiriman jasa. Sebagai contoh,

balanced scorecards menjelaskan strategi kedalam suatu tindakan untuk mencapai

target yang terukur diluar akuntansi konvensional.

COBIT (Control Objective for Information and Related Technology) adalah sebuah

kerangka kerja yang digunakan dalam mengelola teknologi informasi. COBIT sendiri disusun

oleh Information System Audit and Control Association (ISACA) dan The IT Governance

Institute (ITGI).

COBIT 5 yang merupakan integrasi dari COBIT 4.1 dengan Val IT 2.0 dan Risk IT

menjadi sebuah kerangka kerja (COBIT 5), COBIT 5 juga menambahkan identifikasi

terhadap kebutuhan stakeholders sebagai titik awal dalam proses pemetaan bisnis dengan TI.

Sejak diterbitkannya COBIT 5, mulailah bermunculan produk-produk yang berhubungan

dengan COBIT 5 seperti COBIT 5 for information security dan COBIT 5 assurance, dan

sebagainya.

COBIT bukan hanya memiliki fungsi dalam mengelola teknologi informasi saja,

tetapi COBIT juga memiliki fungsi sebagai pengendalian investasi dan risiko pada

lingkungan TI. COBIT framework digunakan sebagai panduan untuk melakukan

pengendalian terhadap teknologi informasi agar dapat mengakomodir confidenciality,

integrity, dan availability agar informasi menjadi berguna.

COBIT 5 process reference model merupakan suksesor dari proses model COBIT 4.1,

yang mana proses model Risk IT dan Val IT terintegrasi secara baik. Pada kerangka COBIT 5

ini, terdapat 37 proses tata kelola dan manajemen. 37 proses tersebut di kelompokkan

kedalam 5 domain, berbeda pada COBIT 4.1 yang menggunakan 34 proses menjadi 4

domain. 5 domain tersebut terdiri dari:

1. Evaluate, Direct and Monitor (terdiri dari 5 proses)

Sebagai tahap awal dari proses pengelolaan tata kelola teknologi yang

menjelaskan pengaturan dan pemeliharaan kerangka kerja, memastikan

manfaatnya sudah diterima, optimisasi risiko dan sumber daya serta transparansi

kepada para pemangku kepentingan.

2. Align, Plan and Organise (terdiri dari 13 proses)

Pada domain ini ada beberapa kategori yang harus di pertimbangkan seperti

formluasi kebijakan TI, strategi TI, arsitektur perusahaan, inovasi teknologi,

manajemen keuangan dan portofolio.

Penerapan dan..., Hervandi Putra, FE, 2014

Page 6: PENERAPAN DAN PENILAIAN TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI ...

6

3. Build, Acquire and Implement (terdiri dari 10 proses)

Pada domain ini hal-hal yang perlu diperhatikan seperti analisis bisnis, proyek

manajemen, evaluasi, program, sistem, perangkat lunak, dan kapasitas

manajemen.

4. Deliver, Service and Support (terdiri dari 6 proses)

Sedangkan pada domain DSS ini mempertimbangkan hal-hal seperti

ketersediaan manajemen, permasalahan manajemen, service desk dan peristiwa-

peristiwa berkaitan dengan manajemen, keamanan administrasi, operasi TI,

administrasi database.

5. Monitor, Evaluate and Assess (terdiri dari 3 proses)

Pada domain yang terakhir ada beberapa hal yang sebaiknya menjadi

pertimbangan seperti pemenuhan pengujian, pemantauan kinerja, dan

pengendalian audit.

Metodologi Penelitian

Metode yang digunakan dalam melakukan penelitian ini ialah metode penelitian kualitatif.

Penelitian ini menggunakan data pimer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari

wawancara dengan narasumber dari bagian biro teknologi informasi BPK RI. Wawancara

dilakukan dengan mempertimbangkan keahlian narasumber agar informasi yang didapat

akurat dan dapat dipertanggungjawabkan sehingga dapat digunakan untuk mendukung proses

penelitian ini. Sedangkan untuk data sekunder diperoleh dari dokumentasi yang dimiliki oleh

BPK RI. Data sekunder juga didapat dari studi pustaka atas buku, jurnal maupun artikel

internasional yang berkaitan dengan penelitian sebagai referensi

Pada gambar disain penelitian dijelaskan beberapa tahap yang dilakukan dalam

penelitian ini, yaitu:

Tahapan 1: Identifikasi Stakeholder Drivers

Pada tahap ini para pemangku kepentingan dipengaruhi oleh jumlah dari pengendali-

pengendalinya (yang dibutuhkan para pemangku kepentingan), seperti, perubahan strategi,

perubahan dalam usaha bisnis dan peraturan daerah, dan perkembangan teknologi-teknologi

yang baru.

Tahapan 2: Identifikasi COBIT Enterprise Goals.

Pada tahapan kedua ini kebutuhan pemangku kepentingan berhubungan dengan tujuan umum

perusahaan. Kemudian dilakukan identifikasi tujuan BPK RI dan kemudian dilakukan

maping dengan tujuan bisnis menurut COBIT 5.

Penerapan dan..., Hervandi Putra, FE, 2014

Page 7: PENERAPAN DAN PENILAIAN TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI ...

7

Adapun gambaran dari desain penelitan yaitu:

Tahapan 3: Identifikasi COBIT IT-Related Goals

Pada tahapan ketiga, akan dilakukan analisa antara COBIT enterprise goals dengan COBIT

IT-Related Goals. COBIT enterprise goals yang digunakan ialah dari hasil pemetaan tujuan

bisnis BPK dengan tujuan bisnis menurut COBIT 5 yang dilakukan pada tahapan

sebelumnya.

Tahapan 4: Identifikasi IT-Process

Pada tahapan ini, berdasarkan setiap mapping IT-Related Goals akan menghasilkan IT-

processes berdasarkan COBIT 5. Dari masing-masing IT-Process berfungsi sebagai proses

dalam pengukuran tingkat kapabilitas pada penilaian tata kelola teknologi informasi.

Tahapan 5: Mengukur Tingkat Kapabilitas

Menurut ISACA (Process Assessment Model (PAM): Using COBIT 5), terdapat enam

tingkatan dalam penilaian kapabilitas proses. Dalam setiap penilaian di masing-masing

tingkatan diklasifikasikan kedalam 4 kategori sebagai bentuk dari pencapaian suatu tingkat

Identifikasi Stakeholder Drivers

(Environment, Technology Evolution, ...)

Stakeholder Needs

Risk

Optimisation

Resource

Optimisation

Benefits

Realisation

Identifikasi COBIT Enterprise Goals

Identifikasi COBIT IT-Related Goals

Identifikasi IT Process

Mengukur Capability Level

Penerapan dan..., Hervandi Putra, FE, 2014

Page 8: PENERAPAN DAN PENILAIAN TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI ...

8

kapabilitas. ISACA juga menjelaskan bahwa pemenuhan dalam suatu capability level agar

bisa melanjutkan ke level berikutnya harus mencapai kategori largely achieved (L) atau fully

achieved (F).

Rating Levels

N Not achieved 0 to 15% achievement

P Partially achieved > 15% to 50% achievement

L Largely achieved > 50% to 85% achievement

F Fully achieved > 85% to 100% achievement

Menurut ISACA (Process Assessment Model: Using COBIT 5), dalam

melakukan penilaian capability mature model terbagi menjadi enam tingkatan yang

dijelaskan sebagai berikut:

1. Level 0 – Incomplete Process

Pada tingkatan pertama, proses tidak diterapkan atau gagal dalam mencapai tujuan

dari prosesnya. Dan hanya sedikit atau tidak bukti dari setiap pencapaian sistematis

atas tujuan dari proses.

2. Level 1 – Performed Process

Pada tingkatan ini proses yang diterapkan mencapai tujuan dari prosesnya. Atribut

proses pada tingkatan pertama adalah:

PA 1.1 Process Performance

Dalam hal ini dimaksudkan mengenai sudah sejauh mana tujuan dari suatu proses

tersebut berhasil dicapai.

3. Level 2 – Managed Process

Pada tingkatan ini proses yang sedang diterapkan mencakupi perencanaan,

pengawasan, dan penyesuaian. Serta produk pekerjaannya telah ditetapkan,

dikendalikan, dan di pelihara secara tepat. Atribut proses pada tingkatan kedua

adalah:

PA 2.1 Performance Management

Dalam hal ini dimaksudkan untuk mengukur sudah sejauh mana proses dalam

pekerjaan telah di kelola.

PA 2.2 Work Product Management

Hal ini berfungsi untuk mengukur sudah sejauh mana hasil pekerjaan yang

diperoleh dari proses yang telah dikelola.

Penerapan dan..., Hervandi Putra, FE, 2014

Page 9: PENERAPAN DAN PENILAIAN TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI ...

9

4. Level 3 – Established Process

Pada tingkatan ini proses yang sudah dibuat kemudian diterapkan dengan

menggunakan proses yang didefinisikan mampu mencapai hasil dari prosesnya.

Atribut proses pada tingkatan ketiga adalah:

PA 3.1 Process Definition

Hal ini mengukur sudah sejauh mana standar proses diterapkan dalam mendukung

pengerjaan dari proses yang telah ditentukan.

PA 3.2 Process Deployment

Hal ini berfungsi mengukur sudah sejauh mana standar proses dijalankan secara

efektif pada proses yang telah dijelaskan untuk mencapai hasil pada proses

tersebut.

5. Level 4 – Predictable Process

Pada tingkatan ini proses yang telah didirikan beroperasi pada batasan yang telah

ditentukan untuk mencapai hasil dari prosesnya. Atribut proses pada tingkatan

keempat adalah:

PA 4.1 Process Measurement

Hal ini menjelaskan mengenai sudah sejauh mana hasil dari pengukuran digunakan

untuk meyakinkan bahwa performa dapat mendukung dalam mencapai tujuan dari

proses serta tujuan perusahaan

PA 4.2 Process Control

Hal ini menjelaskan mengenai sudah sejauh mana suatu proses dalam pengelolaan

kuantitatif dapat memberikan hasil yang stabil, kompeten, dan bisa diukur dalam

batasan yang telah ditentukan.

6. Level 5 – Optimising Process

Pada tingkatan ini proses diprediksi terus melakukan peningkatan untuk memenuhi

tujuan bisnis saat ini yang relevan dengan tujuan proyek. Atribut proses pada

tingkatan kelima adalah:

PA 5.1 Process Innovation

Hal ini menjelaskan pengukuran dari perubahan suatu proses berdasarkan

terdapatnya perbedaan pada performa, dan dari investigasi dengan pendekatan

inovatif dalam menjelaskan serta menerapkan proses tersebut.

PA 5.2 Process Optimisation

Hal ini menjelaskan mengenai pengukuran atas definisi, manajemen, dan proses

pekerjaan agar bisa mendukung pencapaian tujuan proses optimisasi secara efektif.

Penerapan dan..., Hervandi Putra, FE, 2014

Page 10: PENERAPAN DAN PENILAIAN TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI ...

10

Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penilaian yang dilakukan pada 37 proses COBIT, maka didapatlah

pencapaian level seluruh proses COBIT BPK RI. Maka dapat dilihat rata-rata proses COBIT

5 dalam BPK RI mendominasi pada level 2, seperti gambar dibawah ini:

Berdasarkan dari gambar diatas, dapat dilihat seberapa banyak proses COBIT 5 pada

setiap levelnya, yaitu:

Level 0 terdapat 1 proses

Level 1 terdapat 3 proses

Level 2 terdapat 22 proses

Level 3 terdapat 11 proses

Tidak adanya proses pada level 4 dan level 5.

Pembahasan

Dalam melakukan penilaian kapabilitas untuk mengetahui proses apa saja yang akan

di nilai tingkat kapabilitasnya, maka BPK menjelaskan tujuannya ke dalam sasaran strategis

yang kemudian di kelompokkan kedalam empat dimensi balance scorecard sebagai berikut:

Dimensi pertama yaitu dimensi financial yang mana terdapat sasaran

strategis BPK RI nomor 1 dan nomor 10 tentang pemenuhan harapan

pemangku kepentingan dan pemanfaatan anggaran.

Dimensi yang kedua yaitu dimensi customer yang mana terdapat sasaran

strategis BPK RI nomor 7 tentang peningkatan mutu kelembagaan dan

ketatalaksanaan.

0

5

10

15

20

25

level 0 level 1 level 2 level 3 level 4 level 5

Tingkat Pencapaian

level 0

level 1

level 2

level 3

level 4

level 5

Penerapan dan..., Hervandi Putra, FE, 2014

Page 11: PENERAPAN DAN PENILAIAN TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI ...

11

Dimensi yang ketiga yaitu dimensi internal yang mana terdapat sasaran

strategis BPK RI nomor 2,3,4,5,67, dan nomor 9 mengenai fungsi proses

bisnis, perubahan program bisnis, operasional dan produktifitas karyawan,

serta pemenuhan terhadap peraturan internal.

Dimensi yang keempat yaitu dimensi learning and growth yang mana

terdapat sasaran strategis BPK RI nomor 3 dan 8 tentang keahlian dan

motivasi orang-orang serta budaya untuk berinovasi.

Untuk hasil yang lebih jelas, maka hasil pemetaan sasaran strategis BPK RI terhadap

COBIT 5 enterprise goals dibuat dalam bentuk tabel sebagai berikut:

No. Enterprise goals

COBIT Tujuan dan Sasaran bisnis BPK RI

BSC

Dimension

4. Compliance with

external laws and

regulations

1. Meningkatkan efektivitas tindak

lanjut hasil pemeriksaan dan

memenuhi harapan pemangku

kepentingan. Financial

5. Financial

Transparency

10. Meningkatkan Pemanfaatan

anggaran.

6. Customer-Oriented

service culture

7. Meningkatkan mutu

kelembagaan dan

ketatalaksanaan.

Customer

11. Optimisation of

business process

functionality

2. Meningkatkan fungsi manajemen

pemeriksaan.

4. Meningkatkan percepatan

penetapan tuntutan

perbendaharaan dan pemantauan

penyelesaian ganti kerugian

negara.

7. Meningkatkan mutu

kelembagaan dan

ketatalaksanaan.

9. Meningkatkan pemenuhan

standar dan mutu sarana dan

prasarana.

Internal

Penerapan dan..., Hervandi Putra, FE, 2014

Page 12: PENERAPAN DAN PENILAIAN TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI ...

12

No. Enterprise goals

COBIT

Tujuan dan Sasaran bisnis BPK RI BSC

Dimension

13. Managed business

change programmes 3. Meningkatkan mutu pemberian

pendapat dan pertimbangan

Internal

14. Operational and

staff productivity 2. Meningkatkan fungsi manajemen

pemeriksaan.

3. Meningkatkan mutu pemberian

pendapat dan pertimbangan

4. Meningkatkan percepatan

penetapan tuntutan

perbendaharaan dan pemantauan

penyelesaian ganti kerugian

negara.

15. Compliance with

internal policies 5. Meningkatkan efektivitas

penerapan sistem pemerolehan

keyakinan mutu.

6. Pemenuhan dan harmonisasi

peraturan di bidang pemeriksaan

keuangan negara.

9. Meningkatkan pemenuhan

standar dan mutu sarana dan

prasarana.

16. Skilled and

motivated people 3. Meningkatkan mutu pemberian

pendapat dan pertimbangan.

8. Meningkatkan kompetensi SDM

dan dukungan manajemen. Learning and

Growth

17. Product and

business innovation

culture

3. Meningkatkan mutu pemberian

pendapat dan pertimbangan.

Penerapan dan..., Hervandi Putra, FE, 2014

Page 13: PENERAPAN DAN PENILAIAN TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI ...

13

Setelah diketahui tujuan perusahaan menurut COBIT 5 yang sesuai dengan sasaran

strategis BPK RI, kemudian tujuan tersebut dilakukan pemetaan terhadap IT-Related goals

menurut COBIT 5. Dari hasil pemetaan tersebut dapat diketahui tujuan TI apa saja yang

dapat mendukung tujuan dan sasaran bisnis organisasi. Berikut tabel hasil pemetaannya:

Enterprise Goals IT-related Goals

Financial

4.

Compliance with

external laws and

regulations

2 10

5. Financial transparency

6

Customer 6.

Customer-oreinted

service culture 1 7

Internal

11.

Optimisation of business

process functionality 1 7 8 9 12

13.

Managed business

change programmes 1 3 13

Internal

14.

Operational and staff

productivity 8 16

15.

Compliance with

internal policies 2 10 15

Learning

and Growth

16.

Skilled and motivated

people 16

17.

Product and business

innovation culture 9 17

Penerapan dan..., Hervandi Putra, FE, 2014

Page 14: PENERAPAN DAN PENILAIAN TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI ...

14

Kemudian pada tahapan selanjutnya akan diambil beberapa IT-Process yang relevan

dengan hasil identifikasi IT-related Goals to IT-Processes, yang mana hasilnya akan

digunakan dalam mengukur tingkat kapabilitas dan sebagai standar tata kelola teknologi yang

baik menurut COBIT 5 pada setiap proses TI nya..

IT process IT domain

EDM01, EDM02, EDM03,

EDM04, EDM05 Evaluate, Direct and Monitor

APO01, APO02, APO03, APO04,

APO05, APO06, APO07, APO08,

APO09, APO10, APO11, APO12,

APO13

Align, Plan, and Organise

BAI01, BAI02, BAI03, BAI04,

BAI05, BAI06, BAI07, BAI08,

BAI09, BAI10

Build, Acquaire and Implement

DSS01, DSS02, DSS03, DSS04,

DSS05, DSS06 Deliver, Service and Support

MEA01, MEA02, MEA03 Monitor, Evaluate and Assess

Untuk mengetahui tingkat kapabilitas biro TI BPK secara keseluruhan, maka perlu

dilakukan perhitungan nilai rata-rata dari keseluruhan proses COBIT 5 BPK yaitu:

Tingkat Kapabilitas = ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )

Tingkat Kapabilitas = 2,162

Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa tingkat kapabilitas biro TI BPK saat ini

berada pada level 2,162. Pencapaian ini dianggap masih rendah karena:

BPK sebagai lembaga pemeriksa keuangan yang menawarkan jasa dalam

melakukan penilaian keyakinan terhadap kondisi keuangan pemerintah,

sehingga TI hanya sebagai pendukung saja bukan penggerak utama bisnis.

Penerapan dan..., Hervandi Putra, FE, 2014

Page 15: PENERAPAN DAN PENILAIAN TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI ...

15

BPK dalam hal melakukan pemeriksaan keuangan pemerintahan,

mendominasi atau memonopoli pasarnya, karena hanya BPK lah lembaga

pemeriksaan keuangan terhadap pemerintahan. Hal tersebut membuat BPK

terlambat dalam mengembangkan bisnis dalam lingkungan yang tidak

kompetitif, kurangnya paksaan untuk berkembang.

Kemudian mencoba melihat institusi sejenis yang melakukan audit terhadap

pemerintahan pada negara lain, yaitu:

Australian National Audit Office pada tahun 2009 diukur oleh KPMG

menggunakan COBIT 4.1 dan mendapatkan niali 3 (defined process) pada

perencanaan strategi Information Communication Technology (ICT), dan

mendapatkan nilai 4 (managed and measurable) pada pengukuran tingkat

kematangan.

Berdasarkan dokumen-dokumen yang dicantumkan oleh Supreme Audit

Institution of India mengenai penilaian sistem informasi pada Indian Audit

and Accounts Department, bahwa dokumen telah didokumentasikan dan

sedang tahap implementasi, yang mana dapat dikategorikan saat ini IAAD

berada pada level 3 berdasarkan asumsi penulis dengan mempertimbangkan

bukti-bukti yang di dapatkan penulis dari situs resmi IAAD.

Sementara BPK sendiri masih berada pada level 2,162 yang mana masih tertinggal

jauh dari India dan Australia. Sehingga BPK harus memberikan output terhadap proses yang

belum dimunculkan pada level 1, dan kemudian membuat POS demi tercapainya level 3

sesuai dengan level rata-rata badan audit pemerintahan setiap negara.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan evaluasi tata kelola TI pada BPK, maka dapat ditarik

kesimpulan bahwa:

1. Dari hasil analisis dan evaluasi dengan melakukan penilaian pada COBIT 5

menunjukkan biro TI BPK saat ini berada pada level 2 (managed process), dengan

niali 2,162. Yang mana rinciannya adalah terdapat 1 proses pada level 0, 3 proses

pada level 1, 22 proses pada level 2, 11 proses pada level 3, dan tidak adanya

proses yang mencapai level 4 dan level 5. Dengan berada pada level 2, yang mana

artinya performa proses telah dikelola yang mencakupi perencenaan, pengawasan,

dan penyesuaian. Work product-nya telah dijalankan, dikontrol, dikelola dengan

tepat.

Penerapan dan..., Hervandi Putra, FE, 2014

Page 16: PENERAPAN DAN PENILAIAN TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI ...

16

2. Apabila melihat standar akan batas nilai yang diperoleh oleh badan audit luar

negeri yang menunjukkan, bahwa seharusnya BPK dapat mencapai level 3 pada

tata kelola TI. Walaupun TI berperan sebagai pendukung, bukan sebagai peran

utama. Tetapi dengan meningkatnya tata kelola TI, dapat meningkatkan

pengendalian internal dan mempermudah auditor menjalankan pekerjaannya.

BPK yang memonopoli pasarnya, dan nyaris tidak memiliki saingan membuatnya

sulit untuk berkembang yang disebabkan juga oleh lingkungan bisnis yang tidak kompetitif.

Saran

Setelah melakukan penilitan dan evaluasi pada proses COBIT , maka didapat saran-

saran yang bisa menjadi pertimbangan bagi penelitian selanjutnya dan juga biro TI dalam

mengelola teknologi informasi, yaitu:

1. BPK RI terutama biro TI seharusnya memberikan perhatian lebih dalam

penanganan dan pengelolaan risiko, sehingga dapat mengurangi risiko yang terjadi

dan melakukan pengendalian terhadap risiko.

2. Dalam hal ini, apabila BPK berfokus hanya pada pencapaian level 3 agar setingkat

dengan badan audit pemerintahan luar negeri, maka BPK disarankan membuat

POS pada setiap prosesnya.

Dalam mencapai tujuan kedua biro TI yaitu “mewujudkan tata kelola TI BPK yang

komprehensif dan efektif”, biro TI akan lebih baik menambahkan tingkat kapabilitas dengan

skor minimal 3 pada indikator kinerja utama tujuan tersebut. Hal ini dimaksudkan agar

penerapan tata kelola TI BPK telah mengikuti standar internasional, yaitu COBIT 5.

Penerapan dan..., Hervandi Putra, FE, 2014

Page 17: PENERAPAN DAN PENILAIAN TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI ...

17

DAFTAR REFERENSI

Alvin., Soekamto, Wongso., Harsono, Riny (2013). Analisis dan Evaluasi Tata Kelola IT

Pada PT FIF Dengan Standar COBIT 5. Skripsi Universitas Bina Nusantara.

Gondodiyoto, S. (2007). Audit Sistem Informasi + Pendekatan CobIT. Jakarta: Mitra Wacana

Media.

ISACA. (2012). COBIT 5 A Business Framework for the Governance and Management of

Enterprise IT. USA: ISACA.

ISACA (2010). IT Standards, Guidelines, Tools and Techniques for Audit and Assurance and

Control Professionals. ISACA

ISACA (2013). Process Assessment Model (PAM): Using Cobit 5

ISACA. (2012). COBIT 5 Enabling Processes. USA: ISACA.

ISACA. (2012). COBIT 5 Implementation. USA: ISACA.

IT Governance Institute, (2003), “Board Briefing on IT Governance,” Illinoise, USA.

Kessinger, Kristen. (2012). ISACA Issues COBIT 5 Governance Framework. Targeted News

Service, , 1.

Metode Penelitian Kualitatif: Teorri & Praktik, Imam Gunawan (2013), bumi aksara Jakarta.

Oltsik, Jon (2003). Information Security Management: Analysis and Recommendations.

English. Hype-free Consulting

Ramadhani, Dwiani (2010). Penerapan Tata Kelola TI dengan Menggunakan COBIT

framework 4,1 (studi Kasus pada PT Indonesia Power). Tesis fakultas Ekonomi

Universitas Indonesia.

Rizki Kesumawardhani, Dwi (2012). Evaluasi IT Governance Berdasarkan COBIT 4.1 (Studi

Kasus di PT Timah (Persero) Tbk). Skripsi Fakultas Ekonomi universitas Indonesia.

Syafei, Henderi. (2008). IT Governance – Support for Good Governance. Banten:

IlmuTI.com.

Sucahyo, Yudo Giri dan Fitrianah, Devi (2007). Audit Sistem Informasi dengan kerangka

Kerja COBIT untuk Evaluasi Manajemen TI di Universitas XYZ Jurnal sistem

Informas MTI-UI.

Weill, Peter. & Ross Jeanne W., (2004). IT Governance – How To Performers Manage IT

Decision Rights for Superior Results. Harvard Business School Press, Boston.

Weber, Ron (2000). Information system controls and audit. New Jersey. Prentice Hall, Inc.

Penerapan dan..., Hervandi Putra, FE, 2014