PENERAPAN COMPETENCY BASED HUMAN RESOURCES … · karena itu kemudian muncul istilah baru di ......

88
PENERAPAN COMPETENCY BASED HUMAN RESOURCES MANAGEMENT (CBHRM) DALAM RANGKA PENGEMBANGAN MODAL INSANI (HUMAN CAPITAL) KARYAWAN DI PT.TRAKTOR NUSANTARA JAKARTA Oleh TEDI RACHMAN H24104083 PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014

Transcript of PENERAPAN COMPETENCY BASED HUMAN RESOURCES … · karena itu kemudian muncul istilah baru di ......

PENERAPAN COMPETENCY BASED HUMAN RESOURCES

MANAGEMENT (CBHRM) DALAM RANGKA

PENGEMBANGAN MODAL INSANI (HUMAN CAPITAL)

KARYAWAN DI PT.TRAKTOR NUSANTARA JAKARTA

Oleh

TEDI RACHMAN

H24104083

PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2014

PENERAPAN COMPETENCY HUMAN RESOURCES

MANAGEMENT (CBHRM) DALAM RANGKA

PENGEMBANGAN MODAL INSANI (HUMAN CAPITAL)

KARYAWAN DI PT.TRAKTOR NUSANTARA JAKARTA

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA EKONOMI

pada Program Sarjana Alih Jenis Manajemen

Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh

TEDI RACHMAN

H24104083

PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2014

RINGKASAN

TEDI RACHMAN. H24104083. Penerapan Competency Based Human

Resources Management (CBHRM) dalam Rangka Pengembangan Modal Insani

(Human Capital) karyawan di PT. Traktor Nusantara Jakarta. Di bawah

bimbingan ANGGRAINI SUKMAWATI.

Dewasa ini persaingan di dunia usaha semakin ketat. Untuk itu diperlukan

suatu cara sehingga perusahaan bisa bersaing. Untuk menjadi perusahaan yang

memiliki daya saing tentu saja hal ini tidak terlepas dari peranan Sumber Daya

Manusianya. Keunggulan mutu bersaing suatu organisasi sangat ditentukan oleh

mutu SDM-nya sehingga dapat menghasilkan kinerja yang superior. Organisasi

sangat membutuhkan SDM yang kompeten untuk menunjang keberhasilan

pelaksanaan pekerjaannya. Paradigma terbaru memandang SDM bukan sebagai

sumber daya belaka, melainkan lebih berupa modal atau aset bagi organisasi, oleh

karena itu kemudian muncul istilah baru di luar Human Resources, yaitu Human

Capital (modal insani). Di sini SDM dilihat bukan sekedar sebagai aset utama,

tetapi aset yang bernilai, dapat dilipatgandakan, dan dikembangkan. Oleh karena

itu pengembangan modal insani perlu dilakukan sehingga perusahaan memiliki

keunggulan dan daya saing. Salah satu cara yang digunakan untuk

mengembangkan modal insani adalah dengan menerapkan Competency Based

Human Resources Management (CBHRM). CBHRM adalah suatu pola

pendekatan di dalam membangun suatu sistem manajemen sumber daya manusia

yang handal dengan memanfaatkan kompetensi sebagai titik sentralnya. CBHRM

merupakan salah satu pendekatan manajemen sumber daya manusia berdasarkan

kompetensi yang meliputi rekrutmen dan seleksi, pelatihan, penilaian kinerja,

penghargaan dan sanksi serta program pensiun. Tujuan CBHRM yaitu untuk

mengelola sumber daya manusia sebagai modal atau capital intelectual melalui

pembangunan kompetensi. Penelitian ini bertujuan :

1). Mengidentifikasi penerapan CBHRM di PT. Traktor Nusantara

2). Mengidentifikasi pengembangan modal insani di PT. Traktor Nusantara.

3). Menganalisis penerapan CBHRM dalam rangka pengembangan modal insani

di PT. Traktor Nusantara.

Metode pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan uji

kanonikal. Hasil penelitian menunjukkan penerapan CBHRM yang dilakukan

perusahaan tergolong baik. Dari hasil perhitungan korelasi antara penerapan

CBHRM dan pengembangan modal insani didapatkan hasil p-value sebesar

0,0064 dimana kurang dari 0,10 yang berarti tolak Ho dan dapat disimpulkan

bahwa terdapat korelasi kanonik yang cukup besar yaitu dengan nilai r sebesar

0,7131.

iii

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 16 Oktober 1986 dari ayah yang

bernama Surachman dan ibu bernama Aah Noerliah. Penulis merupakan anak

kedua dari empat bersaudara. Penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar di

SD Negeri Sukatani 4 pada tahun 1992 dan lulus pada tahun 1998. Kemudian

Penulis melanjutkan pendidikan di SLTP Negeri 11 Depok dan lulus pada tahun

2001. Penulis melanjutkan pendidikannya di SMU Negeri 4 Depok dan lulus pada

tahun 2004.

Setelah lulus SMU, penulis melanjutkan pendidikan pada program Diploma

Jurusan Manajemen Sumber Daya Manusia di Akademi Pimpinan Perusahaan

Jakarta dan lulus pada tahun 2007. Pada tahun 2010, penulis melanjutkan

pendidikannya di Program Sarjana Alih Jenis Manajemen, Departemen

Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor. Saat ini

penulis bekerja di perusahaan yang bergerak di bidang alat berat.

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia-

Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Penelitian ini dilaksanakan

sejak bulan Oktober 2013 dengan judul Penerapan Competency Based Human

Resources Management (CBHRM) dalam Rangka Pengembangan Human Capital

(Modal Insani) karyawan di PT. Traktor Nusantara Jakarta.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi masih jauh dari

kesempurnaan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang

membangun demi kesempurnaan penulisan skripsi ini.

Semoga Allah SWT melimpahkan anugerah dan karunia-Nya kepada semua

pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

Bogor, September 2014

Penulis

v

UCAPAN TERIMAKASIH

Dalam penulisan skripsi ini, ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya

ingin penulis sampaikan kepada :

1. Dr. Ir. Anggraini Sukmawati, MM, selaku dosen pembimbing yang telah

meluangkan waktu dengan penuh kesabaran dalam membimbing penulis,

memberikan saran, pengarahan, dan motivasi kepada penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini.

2. Dr. Mukhamad Najib, S.TP, MM, selaku Ketua Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB.

3. Seluruh staff PSAJM, Departemen Manajemen FEM IPB, atas bantuannya

selama penulis menempuh perkuliahan hingga terselesaikannya skripsi ini.

4. Ayahanda Surachman dan Ibunda Aah Noerliah atas kasih sayang, semangat

serta doanya demi kelancaran dan kesuksesan penulis.

5. Kakak kandung tercinta Noeraini Rachman dan adik tersayang Noerlia

Agustina Rachman dan Aditia Ferdiansyah Rachman.

6. Keluarga besar Manajemen Angkatan 8, terimakasih atas doa dan supportnya

selama berada di PSAJM manajemen. Semoga silaturahmi dapat terus terjaga.

7. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

vi

DAFTAR ISI

Halaman

RINGKASAN

RIWAYAT HIDUP ..................................................................................... iii

KATA PENGANTAR ................................................................................ iv

UCAPAN TERIMA KASIH ..................................................................... v

DAFTAR ISI ............................................................................................... vi

DAFTAR TABEL ...................................................................................... viii

DAFTAR GAMBAR .................................................................................. ix

DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. x

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah ................................................................... 1

1.2. Perumusan Masalah .......................................................................... 3

1.3. Tujuan Penelitian .............................................................................. 4

1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................ 4

1.5 Ruang Lingkup Penelitian ................................................................. 4

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi Competency Based Human Resources Management ......... 6

2.2. Kompetensi ....................................................................................... 7

2.2.1. Pengertian Kompetensi .............................................................. 7

2.2.2. Manajemen Sumber Daya Manusia berbasis kompetensi ......... 9

2.2.3. Kategori Kompetensi ................................................................. 11

2.2.3. Faktor-faktor yang mempengaruhi Kompetensi ....................... 12

2.2.5. Pengelolaan SDM berbasis Kompetensi ................................... 14

2.3. Rangkaian aktivitas CBHRM ........................................................... 16

2.4. Modal Insani ..................................................................................... 17

2.4.1. Pengertian Modal Insani ........................................................... 17

2.4.2. Peran Modal Insani ................................................................... 21

2.5. Penelitian Terdahulu ......................................................................... 23

III. METODE PENELITIAN

3.1. Kerangka Pemikiran ......................................................................... 25

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................ 28

3.3. Jenis dan Sumber Data ..................................................................... 29

vii

3.4. Populasi dan Prosedur Penentuan sampel ......................................... 29

3.5. Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 29

3.6. Metode Pengolahan dan Analisis Data ............................................. 30

3.6.1. Uji Validitas .............................................................................. 30

3.6.2. Uji Reliabilitas .......................................................................... 32

3.6.3. Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas ............................... 33

3.7. Analisis Korelasi Kanonikal ............................................................. 34

3.7.1. Proses Korelasi Kanonikal ........................................................ 34

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Perusahaan .......................................................... 36

4.1.1 Sejarah singkat PT. Traktor Nusantara ..................................... 36

4.1.2 Kegiatan Usaha PT. Traktor Nusantara .................................... 36

4.1.3 Visi dan Misi PT. Traktor Nusantara ........................................ 37

4.1.4 Fungsi Sosial dan Ekonomi PT. Traktor Nusantara ................. 37

4.1.5 Struktur Organisasi PT. Traktor Nusantara .............................. 37

4.2. Karakteristik Karyawan .................................................................... 39

4.2.1 Jenis Kelamin ............................................................................ 39

4.2.2 Usia ........................................................................................... 39

4.2.3 Masa Kerja ................................................................................ 39

4.2.4 Tingkat Pendidikan ................................................................... 40

4.3. Penerapan CBHRM pada PT. Traktor Nusantara ............................ 41

4.3.1 Pelaksanaan CBHRM ................................................................ 41

4.3.2 Tangggapan Responden terhadap penerapan CBHRM ............. 45

4.3.3 Tangggapan Responden terhadap penerapan CBHRM

dalam pengembangan Modal Insani .......................................... 51

4.4. Analisis Penerapan CBHRM dalam rangka pengembangan modal

insani di PT. Traktor Nusantara ....................................................... 54

4.4.1 Implikasi Manajerial .................................................................. 58

KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan ......................................................................................... 59

2. Saran ................................................................................................... 59

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 61

LAMPIRAN ................................................................................................ 62

viii

DAFTAR TABEL

No Halaman

1. Koefisien korelasi ……………………………………………………... 32

2. Koefisien validitas dan reliabilitas ……………………………………. 33

3. Tanggapan responden terhadap penerapan CBHRM …………………. 46

4. Tanggapan responden terhadap pengembangan modal insani ………… 51

ix

DAFTAR GAMBAR

No Halaman

1. Tren volume dan pertumbuhan penjualan Alat Berat 1990 – 2012 …… 1

2. Kerangka pemikiran penelitian ………………………………………... 28

3. Struktur organisasi PT. Traktor Nusantara ……………………………. 38

4. Hubungan antara penerapan CBHRM dengan modal insani ………….. 55

x

DAFTAR LAMPIRAN

No Halaman

1. Daftar kuesioner penelitian ………………………………………… 63

2. Uji validitas dan reliabilitas ………………………………………… 68

3. Hasil perhitungan korelasi kanonik ………………………………… 70

I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Globalisasi yang terjadi di dunia tentu akan membawa dampak bagi

perekonomian di seluruh negara. Tak terkecuali bagi industri alat berat. Seiring

dengan semakin baiknya laju pertumbuhan ekonomi yang diikuti dengan adanya

pembangunan infrastruktur di berbagai bidang, hal ini berdampak pada tren

penjualan alat berat di Indonesia. Penjualan alat berat selama kurun waktu 12

tahun terakhir terus mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari Gambar 1

berikut ini.

Gambar 1. Tren volume dan pertumbuhan penjualan alat berat Indonesia

1990 – 2012 (United Tractors, 2013)

Dalam era globalisasi sekarang ini, perusahaan dituntut untuk semakin

kompetitif dalam berbagai hal, oleh karena itu diperlukan SDM yang unggul

sehingga bisa bersaing menghadapi setiap tantangan yang terjadi dalam berbagai

kondisi. Seiring tuntutan teknologi dan persaingan dunia usaha, maka kompetensi

SDM dalam organisasi harus dapat dioptimalkan melalui pelatihan dan

pengembangan karyawan yang berbasis kompetensi. Hal ini memberikan dampak

yang positif ketika SDM yang kompeten mampu membawa keberhasilan

2

pribadinya pada peningkatan kinerja organisasi. Pengembangan manusia dalam

organisasi memberikan kualitas dan kemampuan kerja yang akan berdampak pada

peningkatan kinerja organisasi.

Paradigma terbaru memandang SDM bukan sebagai sumber daya belaka,

melainkan lebih berupa modal atau aset bagi organisasi, oleh karena itu kemudian

muncul istilah baru di luar Human Resources, yaitu Human Capital (modal

insani). SDM dilihat bukan sekedar sebagai aset utama, tetapi aset yang bernilai,

dapat dilipatgandakan, dan dikembangkan. Oleh karena itu pengembangan Human

Capital perlu dilakukan sehingga perusahaan memiliki keunggulan dan daya

saing.

Salah satu metode yang digunakan dalam mengembangkan Human Capital

adalah dengan model CBHRM (Competency Based Human Resources

Management). CBHRM adalah pendekatan mutakhir dalam Manajemen Sumber

Daya Manusia (SDM) yang mengintegrasikan strategi organisasi dengan

manajemen SDM. Sistem ini mencakup pengembangan model kompetensi yang

berkaitan dengan strategi instansi dan penggunaannya dalam fungsi-fungsi

manajemen SDM, seperti seleksi tenaga kerja, penilaian kinerja, kompensasi,

program pelatihan & pengembangan, dan perencanaan karir. Perusahaan sebagai

organisasi telah mempunyai rencana menyeluruh terhadap pengembangan sumber

daya manusia dengan memberikan pengakuan dan penghargaan terhadap

peningkatan kualitas individu karyawan. Sebagai hasilnya untuk setiap prestasi

yang disumbangkan maka karyawan akan mendapatkan reward.

Dari sini terlihat bahwa CBHRM dapat dijadikan sebagai bagian dari pola

pengembangan karir karyawan. Sehingga dengan adanya hal ini diharapkan setiap

individu dapat bekerja secara optimal guna mendukung kemajuan karir mereka.

Selain itu juga dapat dijadikan sebagai evaluasi terhadap kinerja karyawan yang

menurun sehingga dapat diambil langkah-langkah untuk perbaikan. CBHRM

memberikan pengaruh yang cukup besar bagi SDM dan perusahaan dalam hal

pengembangan modal insani. CBHRM ini juga meningkatkan hubungan industrial

yang harmonis karena adanya CBHRM merupakan penghubung SDM dengan

perusahaan dan strateginya.

3

PT. Traktor Nusantara merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang

industri alat berat, khususnya untuk industri, perkebunan, kontruksi, dan

pembangkit listrik. Sebagai salah satu perusahaan yang bergerak dalam industri

alat berat, tentu tidak terlepas dari persaingan yang semakin kompetitif. Untuk itu

dalam menjalankan bisnisnya PT. Traktor Nusantara memerlukan sumber daya

manusia yang kompeten. Tujuannya yaitu agar meningkatkan daya saing sehingga

mampu menjadi perusahaan yang unggul dibidangnya.

Sumber daya manusia merupakan asset yang berharga bagi perusahaan dan

menjadi faktor utama dalam menggerakkan lini bisnis secara keseluruhan, maka

diperlukan adanya pengelolaan sumber daya manusia yang berkelanjutan dengan

menempatkan kompetensi sebagai titik sentralnya. Dengan adanya pola

pengembangan sumber daya manusia berbasis kompetensi maka hal ini dapat

membantu sinergi bisnis perusahaan untuk mendorong tumbuhnya roda bisnis

yang dijalankan.

Salah satunya strategi yang digunakan oleh PT. Traktor Nusantara dalam

mengembangkan modal insani karyawan adalah dengan menerapkan konsep

manajemen berbasis kompetensi (CBHRM). PT.Traktor Nusantara mulai

menjalankan konsep manajemen berbasis kompetensi pada tahun 2010. PT.

Traktor Nusantara menerapkan konsep ini karena adanya kebutuhan akan sumber

daya manusia yang kompeten untuk menjalankan bisnisnya sehingga mampu

menjadi perusahaan yang terdepan baik dalam produk maupun pelayanan yang

diberikan.

1.2. Perumusan Masalah

Seiring dengan semakin pesatnya persaingan dalam berbagai bidang usaha,

maka diperlukan sumber daya manusia yang unggul untuk membantu kemajuan

bisnis perusahaan. Manusia adalah asset yang harus dipelihara dan dikembangkan.

Memiliki SDM yang kompeten merupakan suatu hal yang dibutuhkan oleh

perusahaan. Oleh karena itu perusahaan perlu membuat suatu sistem yang dapat

mengembangkan kompetensi karyawan melalui peningkatan modal insani

karyawan sehingga memiliki daya saing. Untuk itu PT. Traktor Nusantara

memiliki strategi dalam rangka mengembangkan modal insani melalui pola

manajemen sumber daya manusia berbasis kompetensi.

4

Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah yang dilakukan penulis

adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana pelaksanaan CBHRM yang diterapkan oleh PT. Traktor

Nusantara

2. Bagaimana perkembangan modal insani yang terjadi di PT. Traktor

Nusantara

3. Seberapa besar peranan CBHRM terhadap peningkatan modal insani

karyawan pada PT. Traktor Nusantara

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan ruang lingkup permasalahan diatas, adapun tujuan dari

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi penerapan CBHRM di PT. Traktor Nusantara

2. Mengidentifikasi pengembangan modal insani di PT. Traktor Nusantara.

3. Menganalisis penerapan CBHRM dalam rangka pengembangan modal

insani di PT. Traktor Nusantara.

1.4. Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian ini, penulis mengharapkan kegunaan dan manfaat

diantaranya:

1. Bagi perusahaan, dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam rangka

mengambil keputusan dimasa yang akan datang dan upaya

pengembangan teori manajemen sumber daya manusia khususnya

berkaitan dengan penerapan CBHRM dalam rangka pengembangan

modal insani.

2. Bagi pembaca atau peneliti berikutnya.

1.5. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini melihat sampai sejauh mana hubungan

antara penerapan CBHRM dalam rangka pengembangan modal insani di

PT. Traktor Nusantara pada tahun 2013 dengan memperhatikan faktor-

faktor HR Planning, Perekrutan dan Seleksi, Pendidikan dan Pelatihan,

Pengembangan karir, Penilaian kinerja, Kompensasi. Kemudian faktor-

faktor tersebut dianalisis melalui Analisis Korelasi Kanonikal. Setelah itu

5

dapat dilihat hubungan antara penerapan CBHRM dengan pengembangan

modal insani dan akibat-akibat yang terjadi bagi perusahaan dan karyawan.

II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi Competency Based Human Resource Management ( CBHRM )

Dengan semakin ketatnya persaingan di dunia usaha, peranan sumber daya

manusia sebagai faktor penentu perusahaan untuk bersaing menjadi yang terdepan

semakin dirasakan arti pentingnya. Keunggulan mutu bersaing suatu organisasi

sangat ditentukan oleh mutu SDM-nya sehingga dapat menghasilkan kinerja yang

superior. Organisasi sangat membutuhkan SDM yang kompeten untuk menunjang

keberhasilan pelaksanaan pekerjaannya. Pengelolaan SDM harus dilakukan secara

berkesinambungan. Dalam hal ini diperlukan suatu sistem yang terintegrasi

dengan tujuan perusahaan. Perbaikan atau pemberdayaan terhadap sumber daya

manusia di suatu perusahaan dapat dilakukan melalui program-program seperti

pelatihan dan pengembangan karyawan (training and development), penilaian

potensi karyawan (assessment), maupun penerapan program Human Resources

Information System.

Salah satu pendekatan dalam Manajemen SDM sekarang ini adalah

menggunakan CBHRM. CBHRM adalah suatu pola pendekatan di dalam

membangun suatu sistem manajemen sumber daya manusia yang handal dengan

memanfaatkan kompetensi sebagai titik sentralnya. CBHRM merupakan salah

satu pendekatan manajemen sumber daya manusia berdasarkan kompetensi yang

meliputi rekrutmen dan seleksi, pelatihan, penilaian kinerja, penghargaan dan

sanksi serta program pensiun. Tujuan CBHRM yaitu untuk mengelola sumber

daya manusia sebagai modal atau capital intelectual melalui pembangunan

kompetensi. Perusahaan perlu mengembangkan model kompetensi yang

berintegrasi dengan tolok ukur penilaian kinerja yang dapat dijadikan dasar

pengembangan sumber daya manusia. Dalam lingkungan bisnis yang semakin

kompetitif, maka perusahaan dituntut untuk memberdayakan dan mengoptimalkan

seluruh sumber daya yang dimiliki, termasuk sumber daya manusia. Sumber daya

manusia sebagai pelaku organisasi mempunyai perbedaan dalam sikap (attitude)

dan pengalaman (Boyaritz, 2004). Perusahaan perlu mengelola sumber daya

manusia dengan berbagai macam sifat, sikap dan kemampuan yang beragam

sehingga dapat bekerja menuju tujuan yang direncanakan perusahaan.

7

2.2. Kompetensi

2.2.1. Pengertian Kompetensi

Menurut Kamus Kompetensi LOMA (1998), kompetensi didefinisikan

sebagai aspek-aspek pribadi dari seorang pekerja yang memungkinkan seseorang

untuk mencapai kinerja yang superior. Aspek-aspek pribadi ini termasuk sifat,

motif-motif, sistem nilai, sikap, pengetahuan, dan ketrampilan. Kompetensi -

kompetensi akan mengarahkan tingkah laku. Sedangkan tingkah laku akan

menghasilkan kinerja.

Suatu kompetensi terdiri atas keahlian, pengetahuan dan sikap, namun

dalam penerapannya secara konsisten, keahlian, dan pengetahuan tersebut harus

sesuai dengan standar kinerja yang dipersyaratkan dalam pekerjaan (Franscesco,

2003). Menurut Boyatzis (2008), kompetensi didefiniskan sebagai kapasitas yang

ada pada seseorang yang bisa membuat orang tersebut mampu memenuhi apa

yang disyaratkan oleh pekerjaan dalam suatu organisasi sehingga organisasi

tersebut mampu mencapai hasil yang diharapkan. Menurut Wibowo (2007)

kompetensi adalah suatu kemampuan untuk melaksanakan atau melakukan suatu

pekerjaan atau tugas yang dilandasi atas keterampilan dan pengetahuan serta

didukung oleh sikap kerja yang dituntut oleh pekerjaan tersebut. Menurut Spencer

& Spencer (2009) kompetensi adalah karakteristik dasar seseorang yang ada

hubungan sebab akibat dengan prestasi kerja yang luar biasa atau dengan

efektifitas kerja.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kompetensi adalah

kemampuan yang dimiliki seseorang yang menjadi karakteristiknya untuk dapat

melaksanakan tugas yang sesuai dengan standar yang ditentukan yang dilandasi

pengetahuan dan keterampilan serta perilaku yang membuat seseorang

menjalankan perannya dengan baik. Kompetensi teknis (technical competency)

maupun kompetensi perilaku (behavioral competency) sebenarnya memiliki

tujuan yang sama yaitu membentuk orang mampu melakukan suatu pekerjaan

dengan prestasi yang luar biasa. Hal Ini berarti orang yang berkompetensi adalah

orang yang memiliki prestasi lebih baik daripada rekan-rekan kerjanya, mampu

berinteraksi dan menyesuaikan diri dengan lingkungan kerja, mampu menghadapi

tantangan kerja dan memiliki konsistensi dalam berprestasi.

8

Menurut Spencer & Spencer (2009), ada tiga komponen utama pembentuk

kompetensi, yaitu : pengetahuan yang dimiliki seseorang, keterampilan, dan

perilaku individu, yang mana ketiga komponen tersebut dipengaruhi oleh konsep

diri, sifat bawaan diri (trait), dan motif.

1. Pengetahuan

Pengetahuan merupakan informasi yang dimiliki oleh seseorang dalam bidang

spesifik. Pengetahuan merupakan kompetensi yang kompleks namun

pengetahuan adalah komponen utama kompetensi yang mudah diidentifikasi.

2. Keterampilan

Keterampilan merupakan kemampuan seseorang untuk melakukan suatu

aktivitas atau pekerjaan. Keterampilan lebih sukar dimiliki daripada

pengetahuan. Namun, seseorang yang memiliki keterampilan dengan

sendirinya sudah memiliki pengetahuan atas pekerjaan yang mereka lakukan.

3. Konsep Diri

Konsep diri (self-concept) merupakan sikap atau nilai individu. Konsep diri

dipengaruhi oleh nilai-nilai yanng dimiliki oleh seseorang yang diperolehnya

sejak kecil hingga saat tertentu. Konsep diri menunjukkan bahwa seseorang

melihat dirinya sendiri atau sesuatu. Konsep diri mempengaruhi etika, cara

pandang atau pengertian sseorang tentang sesuatu.

4. Ciri Diri

Ciri diri (trait) karakter bawaan diri, misalnya reaksi yang konsisten terhadap

sesuatu. Ciri diri ini merupakan karekteristik fisik, kognitif, dan sosial yang

melekat secara permanen pada diri seseorang.

5. Motif

Motif adalah sesuatu yang dipikirkan atau diinginkan seseorang secara

konsisten, yang dapat menghasilkan perbuatan. Kebutuhan, keinginan, dan

perhatian yang biasanya terjadi tanpa disadari ini akan mempengaruhi

pemikiran seseorang untuk mencapai sasaran kerjanya sehingga pada akhirnya

akan berdampak pada perilaku seseorang.

Komponen utama kompetensi pengetahuan dan keterampilan memiliki ciri-

ciri yang berbeda dari ketiga komponen utama kompetensi lainnya, yaitu konsep

9

diri, ciri-ciri, dan motif. Berikut ini diterangkan ciri-ciri kedua kelompok

komponen utama kompetensi tersebut (Hutapea dan Nurianna, 2008).

Ciri-ciri pengetahuan dan keterampilan, yaitu:

1. Pengetahuan dan keterampilan lebih cenderung mempengaruhi kompetensi

teknis (technical competency).

2. Pengetahuan dan keterampilan lebih mudah terlihat.

3. Pengetahuan dan lebih mudah dimiliki oleh seseorang, biasanya dapat diperoleh

hanya dengan mendengar atau melihat.

4. Keterampilan merupakan komponen utama kedua yang mudah dimiliki oleh

individu, yang harus dapat dibuktikan kepemilikannya dengan menunjukkan

kemampuannya dalam melakukan pekerjaan.

5. Pengetahuan dan keterampilan relatif lebih mudah dikembangkan.

Ciri-ciri konsep diri, ciri diri, dan motif, di antara yaitu:

1. Konsep diri, ciri diri, dan motif lebih cenderung mempengaruhi kompetensi

perilaku (behavioral competency).

2. Konsep diri, ciri diri, dan motif lebih sukar dilihat.

3. Konsep diri, ciri diri, dan motif lebih sukar dikembangkan.

2.2.2 Manajemen Sumber Daya Manusia Berbasis Kompetensi

Penggunaan kompetensi dalam organisasi atau perusahaan pada umumnya

adalah untuk tujuan sebagai berikut (Hutapea dan Nurianna, 2008) :

1. Pembentukan pekerjaan (job design)

Kompetensi teknis dapat digunakan untuk menggambarkan fungsi, peran, dan

tanggung jawab pekerjaan di suatu organisasi. Besarnya fungsi, peran, dan

tanggung jawab tersebut tergantung dari tujuan perusahaan, besar kecilnya

perusahaan, tingkat/level pekerjaan dalam organisasi serta jenis usaha.

Sedangkan kompetensi perilaku digunakan untuk menggambarkan tuntutan

pekerjaan atas perilaku pemangku jabatan agar dapat melaksanakan pekerjaan

tersebut dengan prestasi luar biasa.

2. Evaluasi pekerjaan (job evaluation)

Kompetensi dapat dijadikan salah satu faktor pembobot pekerjaan, yang

digunakan untuk mengevaluasi pekerjaan. Pengetahuan dan keterampilan yang

dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan serta tantangan pekerjaan

10

merupakan komponen yang memberikan porsi terbesar dalam menentukan

bobot suatu pekerjaan. Pekerjaan dan keterampilan tersebut adalah komponen

dasar pembentuk kompetensi.

3. Rekrutmen dan seleksi (recruitment and selection)

Pembentukan organisasi biasanya diikuti dengan pembentukan pekerjaan serta

penentuan persyaratan/ kualifikasi orang yang layak melaksanakan pekerjaan

tersebut. Kompetensi dapat digunakan sebagai salah satu komponen dalam

persyaratan jabatan, yang kemudian dijadikan pedoman untuk menyeleksi

calon karyawan yang akan menduduki jabatan atau melaksanakan pekerjaan

tersebut. Untuk mengetahui kompetensi yang dimilliki calon karyawan,

pewawancara harus menggunakan metode wawancara yang dapat dipelajari

terlebih dahulu melalui pelatihan.

4. Pembentukan dan Pengembangan organisasi (organization design and

development)

Organisasi yang kokoh adalah organisasi yang mempunyai kerangka fondasi

yang kuat. Kekuatan kerangka dan fondasi ditentukan oleh kemampuan teknis,

nilai atau budaya organisasi serta semangat kerja atau motivasi orang-orang

yang bekerja dalam organisasi. Semua itu harus didasari oleh visi dan misi

organisasi. Kompetensi dapat menjadi fondasi yang kuat untuk pembentukan

dan pengembangan organisasi kearah organisasi yang produktif dan kreatif

apabila semua orang bekerja dalam organisasi.

5. Membentuk dan memperkuat nilai dan budaya perusahaan (company culture)

Peran kompetensi perilaku sangat diperlukan untuk membentuk dan

mengembangkan nilai budaya perusahaan (culture) ke arah budaya kerja yang

produktif. Pembentukan nilai-nilai produktif dalam organisasi akan mudah

tercapai apabila pemilihan nilai-nilai budaya perusahaan sesuai dengan

kompetensi inti perusahaan.

6. Pembelajaran organisasi (organisational learning)

Peran kompetensi bukan hanya untuk menambah pengetahuan dan

keterampilan, melainkan juga untuk membentuk karekter pembelajaran yang

akan menopang proses pembelajaran yang berkesinambungan.

11

7. Manajemen karier dan penilaian potensi karyawan (career mangement &

employee’s assessment)

Kerangka dan tindakan kompetensi dapat digunakan untuk membantu

perusahaan atau organisasi menciptakan pengembangan ruang karier bagi

karyawaan serta membantu karyawan untuk mencapai jenjang karier yang

sesuai dengan potensi yang dimiliki. Melalui assessment center (pusat

penilaian potensi karyawan), penggunaan kompetensi dapat mendorong

pengembangan karier yang lebih terpola dan sejalan dengan kebutuhan

perusahaan.

8. Sistem imbal jasa (reward system)

Sistem imbal jasa akan memperkuat dan diperkuat oleh kerangka pekerjaan

yang berbasis kompetensi. Artinya, pemberian imbal jasa yang dihubungkan

dengan pencapaian kompetensi individu akan mendukung pelaksanaan sistem

kompetensi individu akan mendukung pelaksanaan sistem kompetensi yang

digunakan oleh perusahaan secara keseluruhan. Sebaliknya sistem

kompetensi yang baik akan membantu mengefektifkan sistem imbal jasa yang

berlaku dalam perusahaan.

2.2.3 Kategori Kompetensi

Zwell (2008) membagi ke dalam lima kategori kompetensi, yaitu :

1. Task achievement merupakan kategori kompetensi yang berhubungan dengan

kinerja baik. Kompetensi yang berkaitan dengan task achievement ditunjukkan

oleh; orientasi pada hasil, mengelola kinerja, efisiensi produksi, fleksibilitas,

inovasi, peduli pada kualitas, perbaikan berkelanjutan, dan keahlian teknis.

2. Relationship merupakan kategori kompetensi yang berhubungan dengan

kompetensi dan bekerja dengan baik dengan orang lain dan memuaskan

kebutuhannya. Kompetensi yang berhubungan dengan relationship meliputi;

kerjasama, orientasi pada pelayanan, kepentingan antarpribadi, kecerdasan

organisasional, membangun hubungan, penyelesaian konflik, perhatian pada

komunikasi dan sensitivitas budaya.

3. Personal attribute merupakan kompetensi intrinisik individu dan

menghubungkan bagaimana orang berpikir, merasa, belajar, dan berkembang.

Personal attribute merupakan kompetensi yang meliputi integritas dan

12

kejujuran, pengembangan diri, ketegasan, kualitas keputusan, manajemen

stress, berpikir analitis, dan berpikir konseptual.

4. Managerial merupakan kompetensi yang secara spesifik berkaitan dengan

pengelolaan, pengawasan dan pengembangan orang. Kompetensi manajerial

berupa motivasi, memberdayakan, mengembangkan orang lain.

5. Leadership merupakan kompetensi yang berhubungan dengan memimpin

organisasi dan orang untuk mencapai maksud, visi, dan tujuan organisasi.

Kompetensi berkaitan dengan leadership meliputi kepemimpinan visioner,

berpikir strategis, orientasi kewirausahaan, manajemen perubahan, membangun

komitmen organisasional, membangun fokus dan maksud, dasar-dasar dan

nilai-nilai.

2.2.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi kompetensi

Menurut Zwell (2008) ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi

kecakapan kompetensi seseorang. Faktor-faktor yang mempengaruhi kompetensi

antara lain sebagai berikut:

1. Keyakinan dan nilai-nilai

Keyakinan orang tentang dirinya maupun terhadap orang lain akan sangat

mempengaruhi perilaku. Apabila orang percaya bahwa mereka tidak kreatif

dan inovatif, mereka tidak akan berusaha berpikir tentang cara baru atau

berbeda dalam melakukan sesuatu. Untuk itu setiap orang harus berpikir positif

baik tentang dirinya maupun terhadap orang lain dan menunjukkan ciri yang

berpikir kedepan.

2. Keterampilan

Keterampilan memainkan peranan pada kompetensi. Berbicara di depan umum

merupakan keterampilan yang dapat dipelajari, dipraktekkan, dan diperbaiki.

Pengembangan keterampilan yang secara spesifik berkaitan dengan kompetensi

dapat berdampak baik pada budaya organisasi dan kompetensi individual.

3. Pengalaman

Keahlian dari banyak kompetensi memerlukan pengalaman mengorganisasikan

orang, komunikasi di hadapan kelompok, menyelesaikan masalah, dan

sebagainya. Orang yang tidak pernah berhubungan dengan organisasi besar dan

13

kompleks tidak mungkin mengembangkan kecerdasan organisasional untuk

memahami dinamika kekuasaan dan pengaruh dalam lingkungan.

4. Karakteristik kepribadian

Aspek kepribadian termasuk salah satu faktor yang sulit untuk diubah. Akan

tetapi, kepribadian bukanlah sesuatu yang tidak dapat berubah. Kepribadian

sesorang dapat berubah sepanjang waktu. Orang merespon dan berinteraksi

dengan kekuatan dan lingkungan sekitarnya. Kepribadian dapat mempengaruhi

keahlian manajer dan pekerja dalam sejumlah kompetensi termasuk dalam

penyelesaian konflik , menunjukkan kepedulian interpersonal, kemampuan

bekerja dalam tim, memberikan pengaruh dan dapat membangun hubungan

yang baik.

5. Motivasi

Motivasi merupakan faktor dalam kompetensi yang dapat berubah. Dengan

memberikan dorongan, apresiasi terhadap pekerjaan bawahan, dengan

memberikan pengakuan dan perhatian individual dari atasan dapat mempunyai

pengaruh positif terhadap motivasi bawahan. Jika seorang manajer dapat

mendorong motivasi pribadi seorang pekerja, kemudian menyelaraskan dengan

kebutuhan bisnis, maka akan sering ditemukan peningkatan penguasaan dalam

sejumlah kompetensi yang mempengaruhi kinerja. Kompetensi menyebabkan

orientasi pada hasil, kemampuan mempengaruhi orang lain, meningkatkan

inisiatif. Peningkatan kompetensi akan meningkatkan kinerja bawahan dan

kontribusinya pada organisasi akan meningkat.

6. Isu emosional

Hambatan emosional dapat membatasi penguasaan kompetensi. Adanya rasa

takut membuat kesalahan,rasa malu, merasa tidak disukai atau tidak menjadi

bagian, semuanya cenderung membatasi motivasi dan inisiatif. Perasaan

tentang kewenangan dapat mempengaruhi kemampuan komunikasi dan

meyelesaikan konflik dengan manajer.

7. Kemampuan intelektual

Kompetensi bergantung pada pemikiran kognitif seperti pemikiran konseptual

dan pemikiran analitis. Faktor pengalaman dapat meningkatkan kecakapan

dalam kompetensi.

14

8. Budaya organisasi

Budaya organisasi mempengaruhi kompetensi sumber daya manusia dalam

kegiatan sebagai berikut:

a. Praktik rekrutmen dan seleksi karyawan, untuk mempertimbangkan siapa di

antara pekerja yang dimasukkan dalam organisasi dan tingkat keahliannya.

b. Sistem penghargaan dapat mengkomunikasikan pada pekerja bagaimana

organisasi menghargai kompetensi.

c. Praktik pengambilan keputusan mempengaruhi kompetensi dalam

memberdayakan orang lain, inisiatif, dan memotivasi orang lain.

d. Filosofi organisasi : visi, misi, dan nilai-nilai berhubungan dengan

kompetensi.

e. Kebiasaan dan memberi prosedur memberi informasi kepada pekerja berapa

banyak kompetensi yang diharapkan.

f. Komitmen pada pelatihan dan pengembangan mengkomunikasikan pada

pekerja tentang pentingnya kompetensi tentang pembangunan berkelanjutan.

Proses organisasional yang mengembangkan pemimpin secara langsung

mempengaruhi kompetensi kepemimpinan.

2.2.5 Pengelolaan SDM berbasis Kompetensi

Di dalam dunia bisnis dewasa ini istilah kompetensi mulai sering

diperdengarkan dengan berbagai makna sesuai dengan isi pembicaraan, sehingga

seringkali terjadi perdebatan makna dengan penggunaan kata tersebut. Sering kali

para ahli maupun praktisi dalam menyampaikan suatu konsep, teori maupun

pendapat menggunakan istilah yang berbeda-beda meskipun seringkali bermakna

sama, demikian pula halnya dengan istilah kompetensi. Kompetensi merupakan

kalimat yang cukup kompleks artinya, di satu sisi dapat digunakan dalam

kaitannya dengan suatu kinerja (output) pegawai yang efektif, sehingga dapat

didefinisikan dan diukur, sementara disisi lain dapat pula diartikan sebagai suatu

karakteristik mendasar pada seseorang yang cukup sulit untuk diukur. Para pakar

dan praktisi telah melakukan beberapa review dan menyimpulkan bahwa psikotest

konvensional dan pengetahuan akademik kurang akurat untuk memprediksi

kinerja/prestasi kerja maupun keberhasilan dalam kehidupan bersosial. Disamping

itu dikemukakan pula bahwa psikotest dan pengetahuan akademik yang diperoleh

15

di bangku sekolah dan perguruan tinggi sering dijumpai adanya perlakuan

diskriminatif terhadap gender, kelompok minoritas, ataupun menurut strata sosial

ekonomi (Spencer & Spencer, 2009).

Kondisi tersebut di atas memicu adanya penelitian baru untuk mencari

metoda baru yang dapat mengidentifikasi kompetensi sesorang yang dapat

digunakan untuk memprediksi keberhasilan pegawai di tempat kerja. Beberapa

metode penting yang digunakan oleh Boyatzis (2008) saat itu adalah :

1. Memilih sample pegawai yang sukses dan mengidentifikasi faktor-faktor

penyebabnya. Metode ini membandingkan dan mengidentifikasi faktor-faktor

keberhasilan/kegagalan mereka yang sukses/gagal atau memiliki prestasi dalam

kerja dan dalam kehidupan sosial.

2. Mengidentifikasi tata nilai, pola pikir, motif dan sikap serta perilaku yang

mengakibatkan pegawai tersebut berhasil/sukses. Mengidentifikasi kompetensi

model ini dilakukan dengan menjawab beberapa pertanyaan terbuka untuk

mengeksplorasi tata nilai, pola pikir, motif sikap dan perilaku yang dinilai dan

dianggap sebagai faktor penyebab sukses dalam menunjukkan kinerja.

Identifikasi kompetensi menjadi suatu langkah yang sangat penting dalam

meramalkan keberhasilan seorang pegawai. Sehingga para ahli SDM berupaya

untuk mendapatkan metoda yang paling sesuai. Kemajuan dalam melakukan

pengukuran kompetensi seseorang telah memudahkan para praktisi SDM untuk

dapat menempatkan orang yang tepat pada jenis pekerjaan yang tepat pula.

Kompetensi dapat didefinisikan sebagai suatu karakteristik dasar yang memiliki

hubungan sebab-akibat dengan kriteria yang dijadikan acuan dalam memprediksi

kinerja seseorang di tempat kerja atau pada situasi tertentu. (Spencer & Spencer,

2009). Karakteristik dasar yang dimaksud adalah bahwa kompetensi harus bersifat

mandasar dan mencakup personality atau kepribadian seseorang dan dapat

memprediksi sikap seseorang pada suatu situasi tertentu. Kompetensi merupakan

suatu karakteristik dasar seseorang dan mengindikasikan cara berpikir, bersikap,

manarik kesimpulan dan bertindak yang dapat dilakukan dan dipertahankan

sesorang untuk periode waktu yang panjang (tidak sekedar kebetulan). Lima

karakteristik dasar kompetensi adalah:

16

1. Motif, sesuatu yang secara konsisten dipikirkan atau diinginkan oleh

sesorang yang menyebabkan munculnya suatu tindakan.

2. Bawaan, dapat berupa karakteristik fisik atau kebiasaan seseorang dalam

merespon situasi atau informasi tertentu.

3. Pengetahuan akademik, informasi yang dimiliki sesorang pada suatu area

pengetahuan tertentu.

4. Keahlian (skill), kemampuan untuk melakukan aktifitas fisik dan mental.

Icebergh model dapat menunjukkan bahwa kompetensi pengetahuan dan keahlian

(hard competency) cenderung tampak dipermukaan, sementara motif,

bawaan/bakat dan citra diri seringkali tersembunyi sifatnya, dalam dan terpusat

secara personal. Pengetahuan dan keahlian relatif mudah untuk dikembangkan,

dan cara paling efektif untuk mempertahankan kemampuan ini adalah dengan

suatu pelatihan. Motif dan sifat bawaan sebagai inti dari kompetensi pada

dasarnya sulit untuk diketahui dan dikembangkan, walaupun pada dasarnya

kompetensi inti inilah yang dapat digunakan untuk memprediksi kinerja superior

seorang pegawai (Spencer & Spencer, 2009).

2.3. Rangkaian Aktivitas CBHRM

CBHRM merupakan suatu pendekatan manajemen dalam mengelola sumber

daya manusia (SDM) yang mengintegrasikan aktifitas manajemen yang nyata

dalam pengelolaan SDM tersebut dengan mereferensikan semua aktifitas terhadap

sebuah rangkaian kompetensi yang sudah disepakai bersama. Rangkaian aktifitas

manajemen yang dilakukan dapat meliputi :

1. Desain Jabatan (Job Design). Bagaimana suatu pekerjaan akan didesain

sehingga meningkatkan kapabilitas organisasi?

2. Perekrutan dan Seleksi SDM (Recruitment & Selection). Kompetensi apa yang

perlu disediakan individu melalui proses rekrutmen? Siapa diantara kandidat

yang paling memiliki kompetensi sesuai kebutuhan organisasi?

3. Penilaian Kinerja, Pengembangan Kinerja dan Pengelolaan Kinerja

(Performance Management). Apa yang dapat kita pelajari dari kompetensi

karyawan terhadap kinerja mereka? Apa pengembangan kompetensi yang

17

diperlukan untuk meningkatkan kinerja? Apa pengaruh celah kompetensi

(competency gap) terhadap kinerja?

4. Remunerasi dan Penghargaan (Remuneration & Reward). Bagaimana tingkat

salary yang dibutuhkan sesuai kompetensi karyawan? Bagaimana kinerja

karyawan diberi penghargaan?

5. Analisa Kebutuhan Pelatihan (Training Need Analysis). Apa kompetensi yang

perlu didapatkan karyawan nanti, agar mereka dapat meningkatkan

produktifitas organisasi / perusahaan? Jenis pelatihan apa yang diperlukan

berdasarkan celah kompetensi (competency gap) yang mereka miliki?

6. Pelatihan dan Pengembangan (Training & Development). Strategi pelatihan apa

yang tersedia dalam rangka memfasilitasi kompetensi yang dibutuhkan?

Seberapa efektif strategi dan metode training yang diberikan untuk

mengembangkan kompetensi?

7. Perencanaan Suksesi (Succession Planning). Siapakah yang memiliki profil

kompetensi yang paling tepat untuk menggantikan kepemimpinan di dalam

perusahaan?

8. Rotasi, Terminasi (Redeployment). Bagaimana mengelola penempatan kembali

karyawan?

Aktifitas-aktifitas manajemen diatas biasanya berbasis kriteria yang

berbeda, dan tentu saja konsekuensinya seringkali aktifitas tersebut tidak terkait

satu sama lain secara efektif. Sebagai contoh, kriteria yang digunakan untuk

memilih seseorang menduduki jabatan tertentu, mungkin tidak cocok dengan

ketrampilan/pengetahuan yang dibutuhkan dalam jabatan tersebut. Atau bisa jadi

pelatihan yang karyawan pernah ikuti mungkin tidak sesuai dengan

ketrampilan/pengetahuan yang dibutuhkan untuk karir masa depan mereka. Atas

dasar itulah, kompetensi menyediakan sebuah jalan yang dapat meyakinkan

bahwa aktifitas-aktifitas terpisah tersebut dapat diintegrasikan dan dikaitkan satu

sama lainnya.

2.4. Modal Insani

2.4.1 Pengertian Modal Insani

Modal insani merupakan bentuk baru dari Human Resource dimana

perbedaannya adalah pada filosofi mendasar yang melekat pada kedua bentuk

18

tersebut. Pada Human Resource, manusia ditempatkan sebagai sumber daya.

Sedangkan pada Modal insani, manusia adalah capital atau asset. Perbedaan

selanjutnya dapat terlihat dari bagaimana strategi yang digunakan pada masing-

masing bentuk tersebut.

Menurut Larkan (2008), Modal insani lahir didasari oleh fenomena bahwa

pada abad 21 ini kesadaran manajemen perusahaan dalam pengelolaan SDM

semakin tinggi. Perusahaan-perusahaan mulai menyadari bahwa kinerja

perusahaan bukan hanya ditentukan oleh capital yang berupa finansial, mesin,

teknologi, dan modal tetap, melainkan terutama dipengaruhi oleh intangible

capital, yaitu Sumber Daya Manusia (SDM).

Menurut Setyanto (2010), kesuksesan organisasi ditentukan oleh SDM yang

bertalenta tinggi. Dengan demikian, perusahaan harus mengelola manusia sebagai

modal sehingga memberikan nilai tambah dan memberikan keunggulan kompetitif

dibandingkan kompetitornya. Hal itulah yang menjadi program unggulan berbagai

perusahaan Indonesia dalam rangka meraih visi, misi, dan sasaran stratejik serta

meningkatkan pertumbuhan dan keberlanjutan organisasi (growth sustainability).

Berangkat dari tujuan tersebut, maka upaya yang dilakukan untuk mendapatkan

dan menjaga karyawan bertalenta tinggi (talented people) sebagai upaya meraih

keunggulan kompetitif bagi perusahaan melalui managemen talenta menjadi salah

satu sasaran stratejik perusahaan.

Intelektual capital merupakan asset tidak berwujud (intangible asset) yang

dimiliki oleh perusahaan, dan merupakan salah satu asset terbesar yang dimiliki

oleh perusahaan. Modal insani dapat diartikan sebagai manusia itu sendiri yang

secara personal dipinjamkan kepada perusahaan dengan kapabilitas individunya,

komitmen, pengetahuan dan pengalaman pribadi. Walaupun tidak semata-mata

dilihat dari individual tapi sebagai tim kerja yang memiliki hubungan pribadi baik

di dalam maupun diluar perusahaan (Steward, 1997). Modal insani penting karena

merupakan sumber inovasi dan pembaharuan strategi yang dapat diperoleh dari

brainstorming melalui riset dari laboratorium, impian manajemen, proses

reengineering, dan perbaikan atau pengembangan keterampilan pekerja. Selain itu,

modal insani memberikan nilai tambah dalam perusahaan setiap hari, melalui

motivasi, komitmen, kompetensi serta efektivitas kerja tim. Nilai tambah yang

19

dapat dikontribusikan oleh pekerja berupa : pengembangan kompetensi yang

dimiliki oleh perusahaan, pemindahan pengetahuan dari pekerja ke perusahaan

serta perubahan budaya manajemen (Mayo, 2000). Modal insani merupakan

kombinasi dari pengetahuan, ketrampilan, inovasi, dan kemampuan seseorang

untuk menjalankan tugasnya sehingga dapat menciptakan suatu nilai untuk

mencapai tujuan. Pembentukan nilai tambah yang dikontribusikan oleh modal

insani dalam menjalankan tugas dan pekerjaanya akan memberikan manfaat

jangka panjang dimasa yang akan datang bagi suatu organisasi (Malhotra, 2003).

Menurut Totanan (2004) sebuah perusahaan akan memiliki kinerja yang berbeda

pada pengelolaan orang yang berbeda, artinya manusia yang berbeda dalam

mengelola asset yang sama akan menghasilkan nilai tambah yang berbeda.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa asset yang terlihat (tangible asset) yang

dimiliki perusahaan bersifat pasif tanpa sumberdaya manusia yang dapat

mengelola dan menciptakan nilai bagi suatu perusahaan. Menurut Steward (1998)

mengatakan bahwa modal insani merupakan nyawa dalam modal intelektual,

sumber dari inovasi, dan perbaikan. Tetapi merupakan komponen yang sulit untuk

diukur. Modal insani mencerminkan kemampuan kolektif perusahaan untuk

menghasilkan solusi terbaik berdasarkan pengetahuan yang dimiliki oleh orang-

orang yang ada dalam perusahaan tersebut, dimana akan meningkat jika

perusahaan mampu menggunakan pengetahuan yang dimiliki karyawannya.

Fitz-Enz (2000) mendeskripsikan modal insani sebagai kombinasi dari tiga

faktor, yaitu :

1) karakter atau sifat yang dibawa ke pekerjaan, misalnya intelegensi, energi,

sikap positif, keandalan, dan komitmen

2) kemampuan seseorang untuk belajar, yaitu kecerdasan, imajinasi, kreatifitas

dan bakat

3) motivasi untuk berbagi informasi dan pengetahuan, yaitu semangat tim dan

orientasi tujuan.

Chen dan Lin (2003) menyatakan bahwa pengeluaran perusahaan

sehubungan dengan sumber daya manusianya harus dipandang sebagai investasi

dalam modal insani. Pandangan organisasi bahwa pengelolaan artinya investasi

dalam sumber daya manusia (modal insani) dipandang bukan sebagai biaya-biaya

20

saat ini (current expenses) yang ditanggung perusahaan, melainkan sebagai

investasi pada assset yang memiliki nilai di masa depan serta pada nilai yang telah

diciptakan. Implikasinya adalah bila kondisi perusahaan mengalami kelesuan /

penurunan, biaya (cost) yang terkait sumber daya manusia tidak lagi dipandang

sebagai biaya yang pertama kali harus dilakukan oleh organisasi adalah mengubah

cara pandang, dari manajemen pengeluaran (managing expense) ke penciptaan

nilai (creation of value) karena modal insani telah menginvestasikan pengetahuan

dan keahliannya pada perusahaan, dimana pasar menilainya dengan melihat

aktivitas perusahaan, dan tercemin dari nilai tambah (value added) yang

dihasilkan.

Modal insani dipandang sebagai elemen strategik perusahaan karena

pengelolaan dan kinerja sumber daya manusia memberikan kontribusi yang besar

bagi penciptaan keunggulan bersaing (competitive advantage). Kemampuan

mengelola sumber daya manusia sebagai aset yang penting bagi keberhasilan

perusahaan seperti keahlian, pengetahuan, kemampuan dan perilaku tertentu dari

manusia diperlukan untuk mencapai keunggulan bersaing, karena pada intinya

manusialah yang akan mengimplementasikan strategi perusahaan.

Kunci keunggulan aset manusia menurut Setyanto (2010) juga bersumber

dari keunikan nilainya, karena nilai modal insani tidak akan mengalami

depresiasi, justru nilainya akan mengalami apresiasi apabila selalu dikembangkan

dan diperlakukan dengan cepat. Modal insani penting karena merupakan sumber

inovasi dan pembaharuan strategi yang dapat diperoleh dari pemikiran

(brainstorming) melalui riset laboratorium, impian manajemen, proses

menyeluruh, dan perbaikan atau pengembangan keterampilan pekerja. Selain itu,

modal insani memberikan nilai tambah dalam perusahaan setiap hari, melalui

motivasi, komitmen, kompetensi serta efektivitas kerja tim. Nilai tambah yang

dapat dikontribusikan oleh pekerja berupa: pengembangan kompetensi yang

dimiliki oleh perusahaan, pemindahan pengetahuan dari pekerja ke perusahaan

serta perubahan budaya manajemen (Rachmawati, 2004)

Modal insani merupakan kombinasi dari pengetahuan, ketrampilan, inovasi

dan kemampuan seseorang untuk menjalankan tugasnya sehingga dapat

menciptakan suatu nilai untuk mencapai tujuan. Pembentukan nilai tambah yang

21

dikontribusikan oleh modal insani dalam menjalankan tugas dan pekerjaannya

akan memberikan keuntungan terus menerus di masa akan datang bagi suatu

organisasi (Malhotra, 2003).

Menurut Totanan (2004) sebuah perusahaan akan memiliki kinerja yang

berbeda pada pengelolaan orang yang berbeda, artinya manusia yang berbeda

dalam mengelola asset yang sama akan menghasilkan nilai tambah yang berbeda.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa tangible aset yang dimiliki perusahaan

bersifat pasif tanpa sumber daya manusia yang dapat mengelola dan menciptakan

nilai bagi suatu perusahaan.

2.4.2 Peran Modal Insani

Dalam menghadapi perubahan lingkungan strategis yang sangat kompetitif

saat ini, pembinaan dan pengembangan sumber daya manusia merupakan suatu

hal yang harus dilakukan. Kemampuan organisasi dalam menyelenggaraan

kegiatan manajemen sumber daya manusia tergantung pada kapasitas manajemen

dalam menghasilkan, mengubah dan mendayagunakan kompetensi sumber daya

manusia yang dibutuhkan untuk mencapai hasil yang diinginkan melalui sumber

daya manusia yang dimiliki.

Konsep Modal insani (Human Capital) menjawab pemikiran bagaimana

seseorang mempunyai kompetensi sesuai dengan jabatan/posisi kerjanya dengan

menempatkan insan pekerja yang bertalenta tinggi untuk menempati

jabatan/posisi yang cocok dengan talenta mereka. Teori ini menganggap bahwa

profit bisnis berkembang dan berkelanjutan ketika perusahaan mampu

menghasilkan barang dan jasa yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan dengan

lebih baik ketimbang yang ditawarkan para pesaingnya.

Pendekatan Modal insani sebagai suatu sistem dirancang untuk

menciptakan keunggulan kompetitif yang berkesinambungan melalui

pengembangan karyawan. Tidak semua peran penting dalam suatu perusahaan

memiliki derajat yang sama dalam menciptakan kepuasan pelanggan dan

pemegang saham. Namun yang terpenting ketika menempatkan peran kinerja

karyawan terhadap perusahaan maka mereka harus memiliki kemampuan

terbaiknya dalam memenuhi kebutuhan pelanggan ketimbang karyawan di

perusahaan pesaingnya.

22

Modal insani menjadi sangat penting karena merupakan sumber inovasi dan

pembaruan. Terdapat dua hal yang mendukung kontribusi investasi Modal insani

ke dalam perusahaan, yaitu:

1. karyawan dengan modal insani yang tinggi lebih memungkinkan untuk

memberikan layanan yang konsisten dan berkualitas tinggi, sehingga

perusahaan dapat mempertahankan pelanggan atau menarik pelanggan baru.

2. pelanggan potensial dapat mempergunakan kualitas modal insani dari karyawan

perusahaan sebagai alat penyaring untuk memilih layanan yang mereka

sediakan.

Ulrich (1997) menjelaskan empat peran modal insani dalam membangun

organisasi yang kuat, diantaranya :

· Management of Strategic human resources

· Management of Transformation and Change

· Management of Firm Infrastructure

· Management of Employee Contribution

Peran pertama, Management of Firm Infrastructure berada pada kuadran

proses dan operasional dengan hasil yang diharapkan adalah infrastruktur yang

efisien, sehat dan produktif. Adapun kegiatan pokoknya adalah melakukan suatu

rekayasa ulang untuk menuju ke arah perbaikan organisasi.

Peran kedua, Management of Employee Contribution merupakan suatu

usaha untuk meningkatkan loyalitas kemampuan karyawan. Loyalitas hubungan

dengan motivasi dan etos, bukan sekedar uang. Kemampuan ini yang

berhubungan dengan keahlian, kecakapan, dan kecepatan dalam merespon

permasalahan.

Peran ketiga, Management of Strategic Human Resources yang membahas

mengenai keselarasan antara strategi manajemen modal insani dan strategi bisnis

secara keseluruhan, atau antara penyesuaian visi modal insani dengan visi

organisasi bisnis. Peran ketiga ini berada pada kuadran proses dan masa depan.

Peran keempat, Management of Transformation and Change, peran ini

tergolong sulit karena berhubungan langsung dengan orang, strategi dan masa

depan. Transformasi Manajemen merupakan suatu metodologi yang komprehensif

dari program percepatan pembaharuan organisasi. Desain utamanya adalah

23

membawa organisasi kearah yang lebih produktif dengan tingkat keuntungan yang

tumbuh secara berkesinambungan.

Strategi Modal insani dapat dikembangkan dengan menggunakan data yang

diberikan oleh pengukuran dan pelaporan modal insani. Strategi modal insani

dapat dipelajari dalam konteks strategi bisnis yang dijalankan perusahaan.

Adapun pendekatan yang digunakan Modal insani meliputi :

1. Menempatkan modal manusia sebagai asset yang unggul dalam menciptakan

kinerja bisnis maksimum.

2. Cara perhitungan dan pengelolaan modal manusia sama seperti yang

dilakukan dalam pengelolaan modal finansial.

3. Manajer perusahaan mampu belajar dari pengalamannya untuk membuat

keputusan-keputusan yang lebih baik secara progresiv.

Pendekatan modal insani dirancang untuk menciptakan keunggulan

kompetitif yang berkesinambungan melalui pengembangan karyawan. Penekanan

pada pendekatan modal insani adalah pengembangan potensi karyawan dan staf

manajemen. Karena itu maka ukuran-ukuran kinerja menjadi hal yang sangat

penting.

Tujuan dasar dalam pengembangan modal insani adalah untuk mencapai

satu pemahaman yang lebih baik dalam memutuskan sesuatu hal yang harus

dilaksanakan. Pada akhirnya, modal insani digunakan untuk mencapai tujuan

yaitu memperhatikan bagaimana bisnis ditingkatkan dan pengaruhnya terhadap

kinerja.

2.5. Penelitian Terdahulu

Amelia (2007) dalam penelitiannya mengenai “Analisis Pengaruh

Pendidikan dan Pelatihan Internal terhadap Pembelajaran Pegawai (Studi Kasus

BAKOSURTANAL Cibinong-Bogor) diketahui bahwa diklat internal yang

dilaksanakan khususnya diklat survey dan pemetaan yang periode 2002-2006 ada

tiga jenis. Pegawai menyatakan persepsi bahwa pelaksanaan diklat internal dan

pembelajaran sudah baik, terbukti dari skor rataan yang diperoleh untuk

keseluruhan variabel diklat dan pembelajaran yang berada pada rentang setuju.

Analisis regresi yang dilakukan menghasilkan kesimpulan bahwa seluruh variabel

diklat berpengaruh nyata terhadap pembelajaran pegawai, demikian pula dari hasil

24

uji t yang dilakukan menghasilkan kesimpulan bahwa variabel pelaksanaan diklat

internal secara individu berpengaruh terhadap pembelajaran pegawai

Muhi (2010) melakukan penelitian mengenai analisis investasi modal

manusia dalam perspektif pendidikan dan pelatihan. Penelitian ini memberikan

beberapa kesimpulan bahwa a). Pendidikan dan pelatihan merupakan salah satu

faktor yang penting dalam pengembangan sumber daya manusia (SDM).

Pendidikan dan pelatihan tidak hanya menambah pengetahuan, akan tetapi juga

meningkatkan keterampilan bekerja, dengan demikian meningkatkan

produktivitas kerja. Pendidikan dan pelatihan dipandang sebagai investasi yang

imbalannya dapat diperoleh beberapa tahun kemudian. b). Harapan terhadap hasil

investasi modal dalam diri manusia sebagai level yang lebih tinggi dalam

pendapatan, kemampuan bekerja selama hidup dan apresiasi yang lebih tinggi

dalam aktivitas non pasar dan keterkaitannya. c). Pendidikan dan pelatihan dapat

dilakukan dengan berbagai cara yaitu dilakukandi dalam maupun diluar pekerjaan.

Pelatihan diluar pekerjaan umumnya merupakan pelatihan yang bersifat formal

diluar jam kerja. Pendidikan dan pelatihan yang dilakukan di dalam pekerjaan

dapat dilakukan dengan cara mengikutsertakan karyawan dalam berbagai aktivitas

tertentu seperti kegiatan yang bersifat on the job training.

Erwina (2012) dalam penelitiannya mengenai “Analisis Pengaruh Pelatihan

Terhadap Pengembangan Human Capital (Modal Insani) Tenaga Kependidikan

Pada Institut Pertanian Bogor” diketahui bahwa pelatihan berpengaruh positif dan

signifikan terhadap pengembangan modal insani. Komponen yang memiliki nilai

kontribusi tertinggi pada modal insani adalah kemampuan dan keterampilan.

III METODE PENELITIAN

3.1. Kerangka Pemikiran

Dalam menghadapi persaingan global untuk bisa menjadi perusahaan yang

unggul dibidangnya, dan juga untuk memenuhi tuntutan pelanggan sehingga bisa

memberikan pelayanan yang terbaik guna menciptakan kepuasan pelanggan, maka

diperlukan sumber daya manusia yang kompeten. Perusahaan menyadari akan hal

itu, oleh karena itu perusahaan melakukan suatu pola pengembangan sumber daya

manusia berbasis kompetensi dalam rangka mengembangkan modal insani

karyawan sehingga bisa mencapai keunggulan bersaing.

Modal insani memiliki peran yang sangat penting karena merupakan sumber

inovasi dan pembaruan. Terdapat dua hal yang mendukung kontribusi investasi

Modal insani ke dalam perusahaan, yaitu :

1. Karyawan dengan modal insani yang tinggi lebih memungkinkan untuk

memberikan layanan yang konsisten dan berkualitas tinggi, sehingga

perusahaan dapat mempertahankan pelanggan atau menarik pelanggan baru.

2. Pelanggan potensial dapat mempergunakan kualitas modal insani dari karyawan

perusahaan sebagai alat penyaring untuk memilih layanan yang mereka

sediakan.

Merujuk pendapat yang dikemukakan Bontis (1999), indikator yang dinilai

dalam pengembangan modal insani meliputi : intelegensia, keterampilan, dan

keahlian yang memberi karakter tersendiri pada organisasi. Unsur manusia dari

organisasi adalah mereka yang mampu belajar, berubah, berinovasi, dan

memberikan dorongan kreatif yang jika dimotivasi dengan benar akan menjamin

kelanggengan jangka panjang organisasi.

Pengembangan Modal insani yang dilakukan PT. Traktor Nusantara yaitu

melalui suatu model yang dinamakan CBHRM (Competency Based Human

Resources Management). Disini kompetensi menjadi titik sentralnya, sehingga

diharapkan setiap karyawan menunjukkan kinerja superiornya dalam bekerja. Hal

ini tentu tidak lepas dari peran Manajemen dari PT. Traktor Nusantara yang selalu

melakukan perbaikan-perbaikan dalam pengembangan human capital yang ada

dalam organisasi.

26

Di dalam mengelola kompetensi SDM, maka diperlukan adanya identifikasi

untuk mengetahui bagaimana kompetensi ini dimulai dari segi perencanaan,

pengorganisasian sampai dengan evaluasi. CBHRM pada dasarnya adalah

menggunakan model kompetensi sebagai dasar dari sistem maupun program

Human Resources (HR) yang ada di dalam suatu organisasi. Karena kompetensi

menjadi dasarnya, maka yang diperlukan terlebih dahulu adalah memiliki model

kompetensi untuk organisasi tersebut, yang tentunya dibangun berdasarkan

kapabilitas organisasi yang ingin dibangun oleh organisasi tersebut. Dengan

adanya model kompetensi yang jelas, hal ini memberikan sebuah petunjuk yang

yang dapat membantu untuk memahami cara terbaik mencapai keberhasilan dalam

pekerjaan atau memahami cara mengatasi suatu situasi tertentu.

Berikut aplikasi dari sistem Manajemen Sumber Daya Manusia berbasis

kompetensi yang dilakukan perusahaan :

a. HR Planning

Strategi yang dilakukan sesuai dengan visi dan misi perusahaan.

b. Perekrutan & Seleksi

Strategi-strategi rekrutmen dan tes-tes yang digunakan untuk seleksi

didasarkan atas kompetensi-kompetensi khusus dari pekerjaan.

c. Pendidikan & Pelatihan

Program-program pelatihan dirancang untuk menjembatani kesenjangan antara

kompetensi yang dimiliki karyawan dan kompetensi yang diharapkan dimiliki

karyawan.

d. Pengembangan karir

Para karyawan pertama kali diukur untuk mengenali kesenjangan kompetensinya,

kemudian mereka dibimbing untuk membuat rencana-rencana pengambangan

untuk menutupi kesenjangan yang ada.

e. Penilaian Kinerja

Penilaian kinerja dari karyawan didasarkan atas kompetensi-kompetensi yang

dikaitkan dengan target-target yang penting dari perusahaan.

27

f. Kompensasi

Para karyawan diberikan kompensasi untuk prestasi-prestasi dan tingkah

laku-tingkah laku yang mencerminkan tingkat ketrampilan mereka pada

kompetensi-kompetensi kunci.

PT. Traktor Nusantara, Jakarta melakukan penilaian terhadap

pengembangan modal insani karyawan yang dilakukan setahun sekali dengan

menggunakan sasaran yang tercantum dalam Key Performance Indicator (KPI).

Penilaian yang diukur adalah sebagai berikut :

1. Kinerja

- Tingkat kesesuaian hasil dengan standar yang telah ditetapkan perusahaan,

- Tingkat kemampuan kerja karyawan,

- Tingkat ketelitian dalam bekerja, dan

- Tingkat kerapihan dalam bekerja.

2. Kompetensi

- Tingkat kemampuan karyawan untuk mengerjakan sesuai jabatan,

- Perilaku karyawan dalam bekerja, dan

- Sikap karyawan saat bekerja.

3. Pengembangan Diri

- Pengembangan diri karyawan,

- Disiplin karyawan dalam bekerja,

- Perbaikan berkesinambungan terhadap pekerjaan, dan

- Hubungan kemanusiaan antar karyawan.

Keseluruhan dari pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa penerapan

CBHRM menjadi faktor penentu dalam mengembangkan Modal Insani karyawan.

Modal Insani yang ada pada diri karyawan tidak dibangun begitu saja tetapi

dibangun dengan suatu konsep yang sistematis. Tentu saja konsep yang dibangun

harus sesuai dengan visi, misi, dan tujuan perusahaan. Berikutnya adalah

menentukan bagaimana strategi yang akan dijalankan. Kemudian dalam

pelaksanaanya akan di evaluasi mengenai dampak yang ditimbulkan. Berdasarkan

alur tersebut, maka dalam penelitian ini penulis berpendapat apabila seseorang

karyawan diberikan suatu pola pengembangan yang sistematis dan berkelanjutan

maka Modal Insani yang ada pada diri karyawan akan terus meningkat. Penulis

28

menempatkan CBHRM sebagai variabel X yang dihubungkan dengan

pengembangan Modal Insani sebagai variabel Y. Adapun kerangka pemikiran

dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 2. Kerangka pemikiran penelitian

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada PT. Traktor Nusantara Jakarta yang berada di

Jalan Raya Pulogadung No. 32. Waktu penelitian sejak Mei 2013 sampai dengan

Oktober 2013.

3.3. Jenis dan Sumber Data

Dalam penelitian ini, data yang digunakan berupa data primer dan data

sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari

29

sumbernya, sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh tidak secara

langsung dari sumbernya dan umumnya berupa catatan suatu peristiwa.

Data primer yang dibutuhkan diperoleh secara langsung dari kegiatan

wawancara dengan karyawan HRD. Data sekunder penelitian ini berupa data

tertulis yang diperoleh dari PT. Traktor Nusantara. Selain itu data sekunder juga

diperoleh dari hasil studi pustaka seperti buku, literatur, jurnal dan internet.

3.4. Populasi dan Prosedur Penentuan Sampel

Populasi adalah jumlah keseluruhan dari satuan-satuan atau individu-

individu yang karakteristiknya hendak diteliti. Dan satuan-satuan tersebut

dinamakan unit analisis, dan dapat berupa orang-orang, institusi-institusi, benda-

benda, dan seterusnya (Djawranto, 1994). Sampel atau contoh adalah sebagian

dari populasi yang karakteristiknya hendak diteliti (Djarwanto, 1994). Sampel

yang baik, yang kesimpulannya dapat dikenakan pada populasi, adalah sampel

yang bersifat representatif atau yang dapat menggambarkan karakteristik populasi.

Menentukan ukuran sampel menurut Gay dan Dehl (1996). Untuk penelitian

deskriptif, minimal diambil sampel sebesar 10% dari populasi. Sementara itu, jika

populasinya besar maka minimal diambil sampel sebesar 20% dari populasi.

Untuk penelitian yang sifatnya menguji hubungan korelasional, minimal diambil

30 sampel. Untuk penelitian yang sifatnya menguji hubungan kausalitas, minimal

diambil 30 subjek per kelompok. Untuk penelitian eksperimen, dianjurkan

minimal 15 subjek per kelompok.

Berdasarkan teori diatas penulis mengambil sampel sebanyak 40 orang,

dimana sampel yang diambil lebih dari 10% dari jumlah populasi. Pengambilan

sampel pada penelitian ini menggunakan teknik atau metode random sampling.

Sampel dipilih dari elemen populasi acak, dimana setiap anggota populasi

mempunyai hak yang sama untuk dijadikan sampel.

3.5. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan adalah

melalui :

30

1. Wawancara

Wawancara digunakan apabila peneliti ingin melakukan studi

pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga

peneliti ingin mengetahui permasalahan yang sedang diteliti. Teknik

wawancara yang digunakan yaitu teknik wawancara tidak terstruktur dimana

wawancara tidak terstruktur ini adalah wawancara yang bebas di mana peneliti

tidak memiliki pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan

lengkap untuk pengumpulan datanya.

2. Kuesioner

Kuesioner (angket) merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada

responden untuk dijawabnya. Dalam kuesioner ini penulis mengemukakan

beberapa pertanyaan yang mencerminkan pengukuran indikator dari variabel X

(CBHRM) dan Variabel Y (Pengembangan Modal Insani). Kemudian memilih

alternatif jawaban yang telah disediakan pada masing-masing alternatif

jawaban yang dianggap paling tepat.

3. Studi literatur

Studi literatur merupakan pengumpulan data dengan cara mempelajari

buku, makalah, situs web-site, dan majalah guna memperoleh informasi yang

berhubungan dengan teori-teori dan konsep-konsep yang berkaitan dengan

masalah dan variabel yang diteliti dari CBHRM dan modal insani.

3.6. Metode Pengolahan dan Analisis Data

Dari data yang dikumpulkan dilakukan analisis berikut :

3.6.1 Uji Validitas

Validitas adalah “suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan dan

kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai

validitas yang tinggi. Sebaliknya instrumen yang kurang berarti memiliki validitas

rendah” (Arikunto, 2009).

Di dalam penelitian, data mempunyai kedudukan paling tinggi karena data

merupakan penggambaran variabel yang diteliti, dan fungsinya sebagai

pembentukan hipotesis. Oleh karena itu benar tidaknya data sangat menentukan

31

mutu hasil penelitian. Sedangkan benar tidaknya data tergantung dari baik

tidaknya instrument pengumpulan data. Instrumen yang baik harus memenuhi dua

persyaratan penting yaitu valid dan reliable.

Tipe validitas yang digunakan adalah validitas konstruk yang menentukan

validitas dengan cara mengkorelasikan antar skor yang diperoleh dari masing-

masing item berupa pertanyaan dengan skor totalnya. Skor total ini merupakan

nilai yang diperoleh dari penjumlahan semua skor item. Korelasi antar skor item

dengan skor totalnya harus signifikan. Berdasarkan ukuran statistik, bila ternyata

skor semua item yang disusun berdasarkan dimensi konsep berkorelasi dengan

skor totalnya, maka dapat dikatakan bahwa alat ukur tersebut mempunyai

validitas. Adapun rumus yang dapat digunakan adalah rumus Korelasi Product

Moment yang dikemukakan oleh Pearson sebagai berikut:

2222 )()()()(

))(()(

YYnXXn

YXXYnrxy

Keterangan :

Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel

y = Jumlah perkalian antara variabel x dan Y

( )

( )

Untuk mengadakan interpretasi mengenai besarnya koefisien korelasi menurut

Arikunto (2009) dapat dilihat pada Tabel 1 sebagai berikut :

( 1 )

32

Tabel 1. Koefisien Korelasi

Besarnya Nilai Interpretasi

Antara 0,800 sampai dengan 1,00 Tinggi

Antara 0,600 sampai dengan 0,800

Cukup

Antara 0,000 sampai dengan 0,600 Agak rendah

Antara 0,200 sampai dengan 0,400 Rendah

Antara 0,000 sampai dengan 0,200 Sangat Rendah

Pengujian keberartian koefisien korelasi dilakukan dengan taraf signifikansi

10%. Keputusan pengujian validitas responden dengan menggunakan taraf

signifikan sebagai berikut :

1. Item pertanyaan yang diteliti dikatakan valid jika t hitung > t_tabel

2. Item pertanyaan yang diteliti dikatakan tidak valid jika t hitung < t_tabel

3.6.2 Uji Reliabilitas

Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup

dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data, karena instrumen

tersebut sudah baik. Instrumen yang sudah dapat dipercaya, yang reliabel akan

menghasilkan data yang dapat dipercaya juga. Reliable artinya dapat dipercaya,

jadi dapat diandalkan. Menurut Arikunto (2009) yang dimaksud dengan

reliabilitas adalah “menunjukkan suatu pengertian bahwa suatu intrumen cukup

dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data karena instrumen

tersebut sudah baik.

Reliabilitas menunjukan tingkat keterandalan tertentu” (Arikunto, 2009).

Pengujian reliabilitas instrumen dengan rentang skor antara 1-5 menggunakan

rumus Cronbach alpha (Arikunto, 2009) yaitu :

2

2

11 11 t

b

Vk

kr

(2)

33

Keterangan :

r11 = reliabilitas instrumen

k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

2

b = jumlah varian butir/item

2

tV = varian total

Keputusan uji reliabilitas ditentukan dengan ketentuan sebagai berikut :

1) Jika koefisian internal seluruh item (ri) ³ r_tabel dengan tingkat signifikasi 10%

maka item pertanyaan dikatakan reliabel.

1) Jika koefisian internal seluruh item (ri) < r_tabel dengan tingkat signifikasi

10% maka item pertanyaan dikatakan tidak reliabel.

Tabel 2. Klasifikasi koefisien validitas dan reliabilitas

Interval Reliabilitas Klasifikasi

0,800-1,000 Sangat Tinggi

0,600-0,800 Tinggi

0,400-0,600 Cukup

0,200-0,400 Rendah

0,000-1,200 Sangat Rendah

Sumber: Arikunto (2009).

Variabel yang akan diujikan tingkat validitas dan reliabilitasnya ialah

CBHRM sebagai variabel independent (X) serta modal insani sebagai variabel

dependent (Y).

3.6.3 Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas

Variabel yang diuji yaitu CBHRM (variabel X) dimana dari 30 item

pernyataan semuanya valid, sedangkan variabel modal insani (variabel Y) dari 18

item pernyataan semuanya valid. Hasil pengujian pada 40 responden, diperoleh

hasil r_tabel = 0,312.

34

3.7. Analisis Korelasi Kanonikal

Analisis korelasi kanonikal ialah suatu teknik statistik yang digunakan untuk

menentukan tingkatan asosiasi linear antara dua perangkat variabel, dimana

masing-masing perangkat terdiri dari beberapa variabel.

Analisis korelasi kanonikal digunakan untuk identifikasi dan kuantifikasi

hubungan antara dua himpunan variabel. Kekuatan korelasi antara variabel yang

tergabung dalam variat kanonikal yang sama dinyatakan dalam varians bersama

(shared variance), sedangkan hubungan antara variat kanonikal yang berbeda

dinyatakan dalam indeks redundansi (redundancy index).

Interpretasi koefisien variat kanonikal, mencakup tiga besaran, bobot

kanonikal (canonical weights), muatan kanonikal (canonical loadings) dan muatan

- silang kanonikal (canonical cross - loadings). Analisis dilengkapi dengan uji

sensitivitas variabel. Variabel yang diduga tidak memberi pengaruh dihapus dan

nilai besaran hasil analisis dibandingkan. Uji sensitivitas variabel bertujuan

menguji kestabilan fungsi linier yang dihasilkan.

Untuk menggunakan teknik analisis ini syarat-syarat yang harus dipenuhi

diantaranya adalah :

Variabel bebas terdiri dari lebih dari dua variabel yang berskala interval.

Variabel tergantung terdiri dari lebih dari dua variabel yang berskala interval.

Hubungan antar variabel bebas dan tergantung bersifat linier. Artinya semua

variabel bebas mempengaruhi secara searah terhadap semua variabel

tergantung,

misalnya korelasi antara variabel-variabel bebas personalitas yang digunakan

sebagai predictor dengan variabel-variabel tergantung yang digunakan sebagai

kriteria bersifat searah.

3.7.1 Proses Korelasi Kanonikal :

Menentukan mana yang termasuk dalam kumpulan variabel dependen (set of

multiple dependent variable) dan mana yang termasuk dalam kumpulan

variabel independen (set of multiple independent variable).

Menurunkan beberapa Canonical Functions, yakni korelasi antara set variabel

dependen dengan set variabel independen.

35

Dari beberapa Canonical Functions yang terbentuk, akan diuji Canonical

Function yang mana yang bisa digunakan. Pengujian dilakukan dengan Uji

Signifikan, Canonical Relationship serta Redudancy Index.

Dari Canonical Functions yang digunakan, dilakukan interpretasi hasil

dengan menggunakan beberapa metode, seperti Canonical Weights,

Canonical Loadings atau Cross Canonical Loadings.

Melakukan validasi atas hasil output tersebut. validasi biasanya dilakukan

dengan membagi dua bagian sampel, kemudian membandingkan kedua hasil

yang ada. Jika perbedaan hasil kedua sampel tidak besar, bisa dikatakan

korelasi kanonikal adalah valid.

Y11+Y12+…+Y1n = X11+X12+…+X1n

Y21+Y22+…+Y2n = X21+X22+…+X2n

Ym1+Ym2+…+Ymn = Xm1+Xm2+…+Xmn

Menguji Hipotesis:

Hipotesis

H0 : Tidak ada fungsi kanonik yang dapat menjelaskan keberagaman.

H1 : Minimal ada satu fungsi korelasi kanonik yang dapat menjelaskan

keberagaman.

Uji Statistik

Jika nilai “pr>f” < 10% menunjukkan bahwa Minimal ada satu fungsi korelasi

kanonik yang dapat menjelaskan keberagaman.

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Perusahaan

4.1.1 Sejarah singkat PT. Traktor Nusantara

PT. Traktor Nusantara merupakan salah satu anak perusahaan dari PT. Astra

International Tbk yang bergerak dibidang alat berat untuk industri, Pertanian,

Penggerak dan Energi serta Konstruksi Jalan. Perusahaan ini didirikan pada tahun

1974.

Berawal di sebuah kantor di Jalan Majapahit, Jakarta, PT. Traktor Nusantara

mengawali usahanya dengan menjadi distributor untuk Massey Ferguson Farm

Tractor. Selanjutnya berturut-turut PT. Traktor Nusantara menjadi distributor

Perkins Engine (1976), Toyota Industrial Equipment (1980), Hitachi Sumitomo

Crane (1981), Link Belt Crane (1981), JCB Construction Equipment (2000),

Sakai Road Construction Equipment (2000), Perkins Sabre Marine Engine (2006)

dan Gardner Denver Compressor „s (2008).

Pada Tanggal 23 Maret 1983, PT. Traktor Nusantara mendirikan anak

perusahaan, PT. Swadaya Harapan Nusantara, yang pada awalnya bergerak dalam

bidang perakitan Toyota Forklift dan Massey Ferguson Farm Tractor. Dalam

perkembangannya, PT. Swadaya Harapan Nusantara merubah bisnisnya dari

perakitan menjadi penyewaan Forklift Toyota (1997), distribusi Pembangkit

Listrik merk FG Wilson (2000), serta jasa perancangan dan pengerjaan instalasi

yang berhubungan dengan pembangkit listrik.

4.1.2 Kegiatan Usaha Perusahaan

Saat ini, PT. Traktor Nusantara bersama-sama dengan anak perusahaannya,

PT. Swadaya Harapan Nusantara, secara berkesinambungan mengembangkan

bisnisnya, yaitu distribusi, penyewaan dan kontrak, layanan purna jual, dan

peralatan bekas, untuk keperluan industri, pertanian, penggerak dan energi serta

konstruksi jalan.

Dalam rangka memasuki pasar global, PT. Traktor Nusantara telah

memberikan yang terbaik kepada semua rekan bisnisnya, berpegang teguh pada

prinsip jangka panjang “Partner in Progress” rekan menuju perkembangan dan

kesuksesan, berjalan terus ke depan dan tumbuh bersama-sama dengan rekanan

37

bisnisnya. Dengan memilih PT. Traktor Nusantara, konsumen mendapat jaminan

akan nilai tambah dalam hal servis, pengoperasian, dan pelatihan perawatan, serta

pasokan suku cadang dan unit cadangan yang lengkap dan akurat, dilengkapi

dengan teknisi yang berpengalaman serta servis yang menjangkau seluruh pelosok

Indonesia. Semua hal itu merupakan komitmen PT. Traktor Nusantara untuk

memberikan nilai terbaik bagi karyawan, customer, dan pemegang saham.

Bagi perusahaan, konsumen tidak hanya sekedar klien, melainkan rekan

menuju kesuksesan masa depan, yang didukung melalui perhatian serius dalam

segala hal yang penting. PT. Traktor Nusantara memiliki komitmen untuk

mengoptimalkan performa dalam segala hal, mulai dari perencanaan peralatan,

pengiriman, pengoperasian dan pemeliharaan sampai dengan revitalisasi.

4.1.3 Visi dan Misi PT. Traktor Nusantara

a. Visi

Menjadi perusahaan terdepan dengan memberikan solusi di bidang industri,

pertanian pembangkit listrik, dan konstruski jalan dengan nilai terbaik.

b. Misi

Menciptakan nilai terbaik bagi karyawan dan pemegang saham.

4.1.4 Fungsi Sosial dan Ekonomi PT. Traktor Nusantara

Sebagai bagian dari perusahaan yang tergabung dalam grup Astra, PT.

Traktor Nusantara memberikan kontribusi dalam setiap kegiatan CSR yang

dilakukan oleh induk perusahaan. PT. Traktor Nusantara ikut memberikan

kontribusi dalam rangkaian penyelenggaraan program CSR yang dilakukan oleh

Astra Group. Program CSR yang dilakukan PT. Traktor Nusantara diantaranya

adalah program 55.000 jam Astra Berbagi Ilmu, 55.000 jam Pelatihan Usaha

Kecil Menengah, 550.000 pohon Astra untuk Lingkungan, dan 55.000 kantong

darah untuk Kesehatan. Seluruh program tersebut merupakan rangkaian dalam

rangka memperingati HUT Astra yang melibatkan seluruh kelompok bisnis Astra.

4.1.5 Struktur Organisasi PT. Traktor Nusantara

Struktur organisasi PT. Traktor Nusantara adalah struktur garis dan staf.

Dalam menjalankan kegiatan usahanya terdapat seorang Presiden Direktur yang

dibantu oleh tiga orang Direktur. Tiap Direktur menangani bidang yang berbeda

yaitu Marketing & sales I, Marketing & sales II, dan Product Support, Finance &

38

Human Capital. Direktur dibantu oleh beberapa manager. Manajer menangani

beberapa bidang yaitu Marketing & support, Sales & Service, Marketing support

& Importation, Part Sales, Part Logistic & Warehouse, Customer care, Technical

support, Accounting & taxes, Finance, Information Technology, Human Capital,

General Affair, SEHS & IR. Bentuk struktur organisasi PT Traktor Nusantara

selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 3 berikut.

Gambar 3. Struktur organisasi PT. Traktor Nusantara.

Board of

Commisioneer

Board of Director

PDCA and AMS

Bus Dev ISO &

Innovation

Internal Audit

Legal

Branch Operation

Marketing & Sales I

Marketing & Sales II

Product Support,

Finance and

Human Capital

Material Handling

Power Generation

& Air Solution

Agro &

Construction

Parts

Service

Finance,

Accounting,

Human Capital, IT,

GA & EHS IR

39

4.2. Karakteristik Karyawan

4.2.1 Jenis Kelamin

Sebagian besar responden adalah laki-laki dibanding perempuan. Jumlah

karyawan laki-laki mencapai 80% dari total responden. Hal ini dikarenakan

perusahaan bergerak dibidang alat berat dan maintenancenya maka membutuhkan

lebih banyak karyawan laki-laki dibanding perempuan.

4.2.2 Usia

Responden memiliki usia antara 21 – 45 tahun. Sebagian besar responden

masih berusia relatif muda yaitu antara 26 – 30 tahun. Hal ini berarti bahwa

responden masih produktif dalam bekerja.

4.2.3 Masa Kerja

Sebagian besar responden memiliki masa kerja 6 - 10 tahun. Secara umum,

lama masa kerja tersebut menggambarkan tingkat pengalaman dan pengetahuan

dalam bekerja. Karakteristik karyawan berdasarkan masa kerja dapat dilihat pada

tabel berikut.

21 - 25 10%

26 - 30 22%

31 - 35 17%

36 - 40 20%

41 - 45 13%

> 45 18%

USIA (tahun)

40

4.2.4 Tingkat Pendidikan

Sebagian besar responden memiliki tingkat pendidikan S1 sebesar 55%, hal

ini berarti tingkat pendidikan sebagian besar karyawan adalah sarjana. Jumlah

yang paling sedikit yaitu dengan tingkat pendidikan S2 sebesar 3%.

0 - 5 20%

6 - 10 28%

11 - 15 17%

16 - 20 15%

21 - 25 10%

> 25 10%

MASA KERJA (tahun)

SMA 7%

D3 35%

S1 55%

S2 3%

TINGKAT PENDIDIKAN

41

4.3. Penerapan CBHRM pada PT. Traktor Nusantara

PT. Traktor Nusantara merupakan perusahaan yang bergerak dibidang alat

berat yang bertujuan menjadi perusahaan yang terdepan dengan memberikan

solusi di bidang industri, pertanian, pembangkit listrik, dan konstruski jalan

dengan nilai terbaik dalam menghadapi persaingan global. Upaya PT. Traktor

Nusantara dalam rangka mencapai tujuan tersebut dapat dilakukan melalui suatu

pengelolaan organisasi yang efektif dan efisien yang dapat dilakukan diseluruh

bidang termasuk bidang pengembangan sumber daya manusia. Strategi yang

dilakukan perusahaan dalam mengembangkan sumber daya manusia adalah

dengan menerapkan CBHRM. Hal ini dilakukan untuk mengembangkan modal

insani karyawan sehingga memiliki daya saing baik secara nasional maupun

secara global. Penerapan CBHRM dianggap penting karena dapat meningkatkan

intelegensia, keterampilan, dan keahlian karyawan.

4.3.1 Pelaksanaan CBHRM

Dalam merancang model CBHRM manajemen melakukan suatu kajian yang

mendalam tentang bagaimana sistem ini akan dibuat. Sistem yang dirancang

disesuaikan dengan visi, misi, strategi, budaya, dan sasaran organisasi. Setelah

melalui suatu tahapan yang panjang, diperoleh hasil yang disusun ke dalam suatu

rangkaian proses.

Rangkaian pelaksanaan CBHRM yang dilakukan perusahaan meliputi :

1. HR Planning

Pelaksanan HR Planning yang dilakukan perusahaan menyangkut

rencana strategis perusahaan baik untuk jangka pendek, menengah, maupun

jangka panjang. Hal ini merupakan penjabaran dari visi, misi, tujuan, dan

strategi perusahaan. Dengan HR Planning yang baik maka perusahaan dapat

mengantisipasi segala kemungkinan yang ada sehingga kegiatan operasional

yang dilakukan perusahaan dapat berjalan dengan lancar.

2. Perekrutan dan Seleksi.

Proses rekrutmen adalah suatu proses penerimaan calon tenaga kerja

untuk memenuhi kebutuhan akan tenaga kerja (lowongan pekerjaan) pada

suatu unit kerja Tujuan utama dari proses rekrutmen dan seleksi adalah untuk

42

mendapatkan orang yang tepat bagi suatu jabatan tertentu, sehingga orang

tersebut mampu bekerja secara optimal dan dapat bertahan di perusahaan

untuk waktu yang lama. Dalam proses ini akan mempertimbangkan

kompetensi yang diperlukan untuk mengisi posisi yang dibutuhkan, dan

memilih siapa kandidat pelamar yang paling memiliki kompetensi sesuai

kebutuhan perusahaaan. Proses pencarian calon karyawan untuk ditempatkan

dalam suatu jabatan tertentu meliputi proses yang meliputi kegiatan seperti

berikut :

a. Proses rekrutmen

- memasang iklan di berbagai media cetak, seperti koran, majalah, tabloid,

atau internet

- pendekatan langsung ke sekolah, universitas, atau lembaga-lembaga

pendidikan

- pencari kerja melamar sendiri di perusahaan-perusahaan.

b. Seleksi calon karyawan

- seleksi surat-surat lamaran

- wawancara awal

- ujian, psikotes, wawancara

- penilaian akhir

- pemberitahuan dan wawancara akhir

- penerimaan

3. Pendidikan dan Pelatihan

Pendidikan dan pelatihan merupakan hal yang sangat penting dalam

pengembangan modal insani karyawan. Pendidikan dan pelatihan

merupakan suatu proses yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan,

keterampilan dan sikap seorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya.

Pendidikan dan pelatihan juga dapat menghilangkan kesenjangan yang

terjadi antara unsur-unsur yang dimiliki oleh seorang karyawan dengan

tujuan perusahaan. Metode yang digunakan dalam melaksanakan program

pendidikan dan pelatihan disesuaikan dengan kebutuhan dalam pendidikan

dan pelatihan itu sendiri. Adapun metode yang dipilih dalam suatu

pendidikan dan pelatihan bergantung pada beberapa faktor, seperti jenis

43

pelatihan yang diberikan, sasaran pelatihan/latar berlakang peserta maupun

latar belakang instruktur pelatihan yang terlibat.

Metode yang diterapkan perusahaan dalam melaksanakan proses

pendidikan dan pelatihan diantaranya :

a) Metode Didaktik (one way method)

Pemutaran film/slide

Penyebaran pamphlet, booklet, atau poster

b) Metode Sokratik (two way method)

Demonstrasi

Ceramah

Diskusi

Role Playing

Seminar

Symposium

Forum

4. Pengembangan Karir.

Pengembangan karir dapat membantu karyawan dalam

menganalisis kemampuan dan minat mereka untuk dapat disesuaikan

dengan kebutuhan SDM sejalan dengan pertumbuhan dan perkembangan

perusahaan. Pengembangan karir merupakan hal yang penting dimana

manajemen dapat meningkatkan produktivitas, meningkatkan sikap kerja,

menciptakan kepuasan kerja juga mencapai tujuan perusahaan. Bentuk-

bentuk dari pengembangan karir yang dilakukan perusahaan terdiri dari :

a. Pendidikan dan Pelatihan

Pendidikan dan pelatihan merupakan usaha meningkatkan

kemampuan kerja yang dimiliki karyawan dengan cara menambah

pengetahuan dan keterampilanya. Pendidikan menekankan pada penekanan

keahlian teoritis, konseptual, dan moral karyawan, sedangkan pelatihan

lebih menekankan pada peningkatan keterampilan teknik pelaksanaan

karyawan. Pelatihan (training) yang diberikan kepada karyawan operasional,

sedangkan pendidikan (education) diberikan kepada karyawan manajerial.

44

b. Promosi

Promosi diartikan sebagai perubahan posisi/jabatan/pekerjaan dari

tingkat yang lebih rendah ke tingkat yang lebih tinggi. Perubahan ini

biasanya akan di ikuti dengan meningkatnya tanggung jawab, hak serta

status sosial seorang karyawan.

5. Penilaian Kinerja.

Penilaian kinerja adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengevaluasi

perilaku prestasi kerja karyawan serta menetapkan kebijakan selanjutnya.

Penilaian perilaku meliputi penilaian kesetiaan, kejujuran, kepemimpinan,

kerja sama, loyalitas, dedikasi, dan partisipasi karyawan.

Aspek penting dari suatu sistem penilaian kerja adalah memiliki

standar yang jelas. Sasaran utama dari adanya standar tersebut ialah

teridentifikasinya unsur-unsur yang ada dalam suatu pekerjaaan. Standar

itulah yang merupakan tolak ukur seseorang melakukan pekerjaannya.

6. Kompensasi.

Kompensasi adalah seluruh imbalan yang diterima karyawan atas hasil

kerja karyawan tersebut pada organisasi. Kompensasi bisa berupa fisik

maupun non fisik dan harus dihitung dan diberikan kepada karyawan

sesuai dengan pengorbanan yang telah diberikan kepada perusahaan

tempat bekerja

Perusahaan dalam memberikan kompensasi kepada karyawan terlebih

dahulu melakukan penghitungan kinerja dengan membuat sistem penilaian

kinerja yang adil. Sistem tersebut umumnya berisi kriteria penilaian setiap

karyawan yang ada misalnya mulai dari jumlah pekerjaan yang bisa

diselesaikan, kecepatan kerja, komunikasi dengan pekerja lain, perilaku,

pengetahuan atas pekerjaan, dan lain sebagainya.

Jenis-jenis kompensasi yang diberikan pada karyawan yaitu :

a. Imbalan ektrinsik, yang berbentuk uang antara lain :

- gaji

- honor

- bonus

- komisi

45

- insentif, dll

b. Imbalan ektrinsik yang bentuknya sebagai benefit / tunjangan

pelengkap seperti :

- uang cuti

- uang makan

- uang transportasi / antar jemput

- asuransi

- jamsostek / jaminan sosial tenaga kerja

- uang pensiun

- rekreasi

- beasiswa untuk anak karyawan, dll

c. Imbalan Intrinsik

Imbalan dalam bentuk intrinsik yang tidak berbentuk fisik dan hanya

dapat dirasakan berupa kelangsungan pekerjaan, jenjang karir yang

jelas, kondisi lingkungan kerja, pekerjaan yang menarik, dan lain-

lain.

4.3.2 Tanggapan responden terhadap penerapan CBHRM

Penerapan CBHRM dijadikan sebagai cara yang digunakan untuk

mengembangkan modal insani karyawan. PT. Traktor Nusantara beranggapan

bahwa hal ini akan memberikan keuntungan baik untuk karyawan maupun untuk

perusahaan.

Dari jumlah responden sebanyak 40 orang, diketahui bahwa indikator

perekrutan dan seleksi merupakan komponen yang memiliki frekuensi paling

banyak berdasarkan tanggapan responden. Hal ini menandakan bahwa pelaksanan

perekrutan dan seleksi yang dilakukan perusahaan sudah berjalan dengan baik.

Proses rekrutmen calon pelamar dilakukan secara terbuka dan tanpa diskriminasi

dengan mempertimbangkan kompetensi calon pelamar sesuai dengan kebutuhan

perusahaan. Tanggapan responden terhadap penerapan CBHRM yang dilakukan

perusahaan dapat dijelaskan berdasarkan hasil jawaban dari pernyataan dalam

tabel 3 dibawah ini.

46

Tabel 3. Tanggapan responden terhadap penerapan CBHRM

No. Pernyataan

Alternatif Jawaban

Sangat Setuju

Setuju Kurang Setuju

Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

F % F % F % F % F %

A. HR Planning

1 Perusahaan melakukan kajian secara individu terhadap perencanaan suksesi karyawan

0 0,0 17 42,5 12 30,0 11 27,5 0 0,0

2 Sistem manajemen yang diterapkan perusahaan menunjang pencapaian kinerja secara optimal

0 0,0 18 45,0 5 12,5 17 42,5 0 0,0

3 Visi, misi, dan tujuan organisasi berorientasi terhadap peningkatan kinerja perusahaan

0 0,0 11 27,5 8 20,0 21 52,5 0 0,0

4 Strategi yang dijalankan perusahaan menunjang pencapaian kinerja secara optimal

0 0,0 11 27,5 7 17,5 22 55,0 0 0,0

5 Perusahaan mempunyai perencanaan suksesi untuk memilih calon pemimpin dimasa mendatang sesuai dengan kompetensinya

0 0,0 16 40,0 6 15,0 18 45,0 0 0,0

Total 0 73 38 89 0

B. Perekrutan dan Seleksi

6 Proses rekrutmen calon pelamar dilakukan secara terbuka dan tanpa diskriminasi

0 0,0 16 40,0 11 27,5 13 32,5 0 0,0

47

No. Pernyataan

Alternatif Jawaban

Sangat Setuju

Setuju Kurang Setuju

Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

F % F % F % F % F %

7 Proses seleksi dan penetapan karyawan baru dilakukan secara terbuka dan tepat sesuai dengan kebutuhan perusahaan

0 0,0 17 42,5 7 17,5 13 32,5 3 7,5

8 Dalam melakukan seleksi tenaga kerja, perusahaan mempertimbangkan kompetensi calon pelamar

10 25, 28 70,0 2 5,0 0 0,0 0 0,0

9 Perusahaan melakukan tahapan-tahapan penyeleksian kepada calon tenaga kerja guna menghasilkan tenaga kerja yang sesuai dengan kebutuhan

0 0,0 26 65,0 11 27,5 3 7,5 0 0,0

10 Perusahaan melakukan evaluasi dalam memutuskan penerimaan karyawan

0 0,0 24 60,0 2 5,0 14 35,0 0 0,0

Total

10 111 33 43 3

C.

Pendidikan dan Pelatihan

11 Perusahaan memberikan kesempatan kepada saya untuk mengikuti training/pelatihan yang sesuai dengan kebutuhan pekerjaan

0 0,0 20 50,0 11 27,5 9 22,5 0 0,0

12 Strategi dan metode training yang diberikan untuk mengembangkan kompetensi sudah efektif

0 0,0 19 47,5 10 25,0 11 27,5 0 0,0

Lanjutan Tabel 3

48

No. Pernyataan

Alternatif Jawaban

Sangat Setuju

Setuju Kurang Setuju

Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

F % F % F % F % F %

13 Strategi pelatihan yang dibutuhkan sudah sesuai dengan tujuan perusahaan

0 0,0 19 47,5 9 22,5 12 30,0 0 0,0

14 Jenis pelatihan yang diberikan oleh perusahaan sudah sesuai seperti yang diharapkan guna peningkatan kompetensi

0 0,0 20 50,0 8 20,0 12 30,0 0 0,0

15 Perusahaan memberikan training setidaknya satu tahun sekali kepada karyawan

0 0,0 24 60,0 7 17,5 9 22,5 0 0,0

Total 0 102 45 53 0

D. Pengembangan Karir Pengembangan karir

16 Saya mendapatkan kesempatan promosi dan mengembangkan karir di perusahaan ini

0 0,0 18 45,0 10 25,0 12 30,0 0 0,0

17 Perusahaan memberikan umpan balik terhadap kemajuan karier karyawan

0 0,0 14 35,0 15 37,5 11 27,5 0 0,0

18 Perusahaan menyediakan informasi dan data yang lengkap mengenai syarat untuk menempati suatu jabatan tertentu kepada setiap karyawan

0 0,0 13 32,5 18 45,0 9 22,5 0 0,0

19 Perusahaan memberikan pola karier yang jelas bagi karyawan

0 0,0 18 45,0 11 27,5 11 27,5 0 0,0

20 Perusahaan membantu karyawan untuk melakukan analisis diri sendiri terhadap karier mereka

0 0,0 14 35,0 12 30,0 14 35,0 0 0,0

Lanjutan Tabel 3

49

No. Pernyataan

Alternatif Jawaban

Sangat Setuju

Setuju Kurang Setuju

Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

F % F % F % F % F %

Total 0 77 66 57 0

E. Penilaian kinerja

21 Saya memahami sistem penilaian karya yang diterapkan di perusahaan

0 0,0 25 62,5 13 32,5 2 5,0 0 0,0

22 Perusahaan memberikan kesempatan kepada karyawan untuk mengembangkan kompetensi yang diperlukan untuk meningkatkan kinerja

0 0,0 24 60,0 10 25,0 6 15,0 0 0,0

23 Atasan saya melakukan evaluasi terhadap pencapaian target pekerjaan saya

0 0,0 18 45,0 11 27,5 11 27,5 0 0,0

24 Atasan saya melakukan penilaian karya dengan adil

0 0,0 18 45,0 7 17,5 15 37,5 0 0,0

25 Penghargaan diberikan kepada karyawan yang berhasil melaksanakan tugas dengan tepat waktu

0 0,0 18 45,0 8 20,0 14 35,0 0 0,0

Total 0 103 49 48 0

F. Kompensasi

26 Penghasilan setiap bulan yang saya terima sesuai dengan pekerjaan saya

0 0,0 15 37,5 7 17,5 18 45,0 0 0,0

27 Tingkat salary/gaji yang ada sudah sesuai dengan kompetensi karyawan

0 0,0 12 30,0 8 20,0 20 50,0 0 0,0

28 Pemberian bonus/insentif oleh perusahaaan mendorong saya untuk berprestasi lebih baik

0 0,0 28 70,0 10 25,0 2 5,0 0 0,0

Lanjutan Tabel 3

50

No. Pernyataan

Alternatif Jawaban

Sangat Setuju

Setuju Kurang Setuju

Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

F % F % F % F % F %

29 Penghasilan di perusahaan ini lebih menarik dibandingkan dengan pekerjaan yang sama di perusahaan lain yang sejenis

0 0,0 17 42,5 8 20,0 15 37,5 0 0,0

30 Perusahaan memberikan saya benefit yang menarik seperti insentif, tunjangan kesehatan, pemberian beasiswa untuk anak karyawan yang berprestasi, program training ke luar negri, dll

0 0,0 24 60,0 5 12,5 11 27,5 0 0,0

Total 0 96 38 66 0

Berdasarkan tabel 4 diatas pernyataan responden terhadap penerapan

CBHRM yang dilaksanakan PT. Traktor Nusantara dapat dijelaskan bahwa dalam

penerapan HR planning sebagian besar responden menyatakan bahwa penerapan

HR Planning yang dilakukan perusahaan dirasa masih belum terlaksana dengan

baik, hal ini didapat dari banyaknya jawaban responden yang menyatakan

ketidaksetujuan mereka. Dalam penerapan Seleksi dan perekrutan sebagian besar

responden menyatakan bahwa proses seleksi dan perekrutan yang dilakukan

perusahaan sudah dilaksanakan dengan baik, hal ini didapat dari jawaban

responden yang menyatakan kesetujuan mereka. Dalam penerapan Pendidikan dan

Pelatihan, sebagian besar responden menyatakan bahwa proses Pendidikan dan

Pelatihan yang dilakukan perusahaan sudah dilaksanakan dengan baik, hal ini

didapat dari jawaban responden yang menyatakan kesetujuan mereka. Dalam

penerapan pengembangan karir, sebagian besar responden menyatakan bahwa

proses pengembangan karir yang dilakukan perusahaan sudah dilaksanakan

dengan baik, hal ini didapat dari jawaban responden yang menyatakan kesetujuan

Lanjutan Tabel 3

51

mereka. Dalam penerapan penilaian kinerja, sebagian besar responden

menyatakan bahwa proses penilaian kinerja yang dilakukan perusahaan sudah

dilaksanakan dengan baik, hal ini didapat dari jawaban responden yang

menyatakan kesetujuan mereka. Dalam penerapan kompensasi, sebagian besar

responden menyatakan bahwa proses kompensasi yang dilakukan perusahaan

sudah dilaksanakan dengan baik, hal ini didapat dari jawaban responden yang

menyatakan kesetujuan mereka.

Kesimpulan yang didapat dari hasil penelitian ini adalah karyawan setuju

bahwa penerapan CBHRM yang meliputi Perekrutan dan Seleksi, Pendidikan dan

Pelatihan, Pengembangan Karir, Penilaian Kinerja dan Kompensasi yang

dilakukan PT. Traktor Nusantara sudah cukup baik, hanya komponen HR

Planning yang pelaksanaanya masih belum maksimal. Hal ini terlihat dari

banyaknya jawaban responden yang menyatakan kesetujuannya terhadap

pertanyaan-pertanyaan yang berisi mengenai penerapan CBHRM yang dilakukan

perusahaan.

4.3.3. Tanggapan responden terhadap penerapan CBHRM dalam

pengembangan modal insani

Tanggapan responden mengenai penerapan CBHRM dalam Pengembangan

Modal Insani pada PT. Traktor Nusantara dilakukan berdasarkan 3 (tiga) indikator

yaitu intelegensia, keterampilan, dan keahlian (Bontis,1999). Tanggapan

responden mengenai penerapan CBHRM dalam Pengembangan Modal Insani

dapat dilihat pada tabel 4.

Tabel 4. Tanggapan responden terhadap penerapan CBHRM dalam

pengembangan modal insani

NO Pernyataan

Alternatif Jawaban

Sangat Setuju

Setuju Kurang Setuju

Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

F % F % F % F % F %

A. HR Planning 1 Penerapan HR

Planning yang baik dapat meningkatkan Intelegensia

0 0,0 29 72,5 4 10,0 7 17,5 0 0,0

52

NO Pernyataan

Alternatif Jawaban

Sangat Setuju

Setuju Kurang Setuju

Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

F % F % F % F % F %

2 Penerapan HR Planning yang baik dapat meningkatkan Keterampilan

0 0,0 28 70,0 2 5,0 10 25,0 0 0,0

3 Penerapan HR Planning yang baik dapat meningkatkan Keahlian

0 0,0 22 55,0 4 10,0 14 35,0 0 0,0

Total 0

79

10

31

0

B. Perekrutan dan Seleksi

4 Penerapan Perekrutan dan Seleksi yang baik dapat meningkatkan Intelegensia

0 0,0 11 27,5 7 17,5 22 55,0 0 0,0

5 Penerapan Perekrutan dan Seleksi yang baik dapat meningkatkan Keterampilan

0 0,0 12 30,0 5 12,5 23 57,5 0 0,0

6 Penerapan Perekrutan dan Seleksi yang baik dapat meningkatkan Keahlian

0 0,0 12 30,0 4 10,0 24 60,0 0 0,0

Total 0 35 16 69 0 C. Pendidikan dan

Pelatihan 7 Penerapan

Pendidikan dan Pelatihan yang baik dapat meningkatkan Intelegensia

6 15,0 27 67,5 2 5,0 5 12,5 0 0,0

8 Penerapan Pendidikan dan Pelatihan yang baik dapat meningkatkan Keterampilan

2 5,0 35 87,5 3 7,5 0 0,0 0 0,0

9 Penerapan Pendidikan dan Pelatihan yang baik dapat meningkatkan Keahlian

0 0,0 34 85,0 4 10,0 2 5,0 0 0,0

Total 8 96 9 7 0

53

NO Pernyataan

Alternatif Jawaban

Sangat Setuju

Setuju Kurang Setuju

Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

F % F % F % F % F %

D. Pengembangan karir 10 Penerapan

Pengembangan karir yang baik dapat meningkatkan Intelegensia

0 0,0 29 72,5 3 7,5 8 20,0 0 0,0

11 Penerapan Pengembangan karir yang baik dapat meningkatkan Keterampilan

0 0,0 27 67,5 3 7,5 10 25,0 0 0,0

12 Penerapan Pengembangan karir yang baik dapat meningkatkan Keahlian

0 0,0 26 65,0 5 12,5 9 22,5 0 0,0

Total 0

82

11

27

0

E. Penilaian kinerja

13 Penerapan Penilaian kinerja yang baik dapat meningkatkan Intelegensia

0 0,0 27 67,5 3 7,5 10 25,0 0 0,0

14 Penerapan Penilaian kinerja yang baik dapat meningkatkan Keterampilan

0 0,0 26 65,0 6 15,0 8 20,0 0 0,0

15 Penerapan Penilaian kinerja yang baik dapat meningkatkan Keahlian

0 0,0 28 70,0 5 12,5 7 17,5 0 0,0

Total

0

81

14

25

0

F. Kompensasi

16 Penerapan Kompensasi yang baik dapat meningkatkan Intelegensia

0 0,0 25 62,5 2 5,0 13 32,5 0 0,0

17 Penerapan Kompensasi yang baik dapat meningkatkan Keterampilan

0 0,0 22 55,0 4 10,0 14 35,0 0 0,0

Lanjutan Tabel 4

54

NO Pernyataan

Alternatif Jawaban

Sangat Setuju

Setuju Kurang Setuju

Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

F % F % F % F % F %

18 Penerapan Kompensasi yang baik dapat meningkatkan Keahlian

0 0,0 21 52,5 2 5,0 17 42,5 0 0,0

Total 0 68 8 44 0

Berdasarkan tanggapan responden diperoleh hasil bahwa pelaksanaan HR

planning berpengaruh terhadap intelegensia, keterampilan, dan keahlian. Hal ini

didapat dari sebagian besar jawaban responden yang menyatakan kesetujuan

mereka. Pelaksanaan perekrutan dan seleksi tidak berpengaruh terhadap

intelegensia, keterampilan, dan keahlian. Hal ini didapat dari sebagian besar

jawaban responden yang menyatakan ketidaksetujuan mereka. Pelaksanaan

pendidikan dan pelatihan, berpengaruh terhadap intelegensia, keterampilan, dan

keahlian. Hal ini didapat dari sebagian besar jawaban responden yang menyatakan

kesetujuan mereka. Pelaksanaan pengembangan karir, berpengaruh terhadap

intelegensia, keterampilan, dan keahlian. Hal ini didapat dari sebagian besar

jawaban responden yang menyatakan kesetujuan mereka. Pelaksanaan penilaian

kinerja berpengaruh terhadap intelegensia, keterampilan, dan keahlian. Hal ini

didapat dari sebagian besar jawaban responden yang menyatakan kesetujuan

mereka. Pelaksanaan kompensasi berpengaruh terhadap intelegensia,

keterampilan, dan keahlian. Hal ini didapat dari sebagian besar jawaban

responden yang menyatakan kesetujuan mereka.

4.4. Analisis penerapan CBHRM dalam rangka pengembangan modal insani

di PT. Traktor Nusantara

Pengolahan data yang dilakukan menggunakan uji kanonikal menunjukkan

bahwa penerapan CBHRM yang diterapkan perusahaan sudah cukup baik. Dalam

pelaksanaanya CBHRM berpengaruh terhadap pengembangan modal insani

karyawan.

Lanjutan Tabel 4

55

Untuk mengetahui keterkaitan antara CBHRM dengan modal insani, dapat

dilihat dari gambar 4 berikut :

Gambar 4. Hubungan antara penerapan CBHRM (X) dengan modal insani

(Y).

Berdasarkan informasi diatas dapat dijelaskan bahwa HR Planning memiliki

hubungan terkuat terhadap intelegensia karyawan. Dalam rencana strategis

perusahaan, harus dipertimbangkan segala hal yang berkaitan dengan posisi dan

kondisi perusahaan dalam bisnis yang menjadi bidangnya, baik itu secara internal,

berupa kekuatan dan kelemahan perusahaan, maupun external, berupa peluang

dan berbagai ancaman pada perusahaan. Analisis ini akan mempengaruhi strategi

yang dipilih perusahaan untuk mencapai tujuan atau visi-nya. Dalam menerapkan

strategi tersebut tentunya diperlukan sumber daya-sumber daya, salah satunya

yang terpenting adalah sumber daya manusia, dengan kualifikasi dan kuantitas

yang diperkirakan mampu mencapai tujuan yang sudah ditetapkan perusahaan.

Disanalah peran penting perlu adanya HR planning.

56

Perekrutan dan seleksi memiliki hubungan terkuat terhadap keahlian

karyawan. Hasil analisis menunjukkan bahwa ada keterkaitan secara langsung

antara perekrutan dan seleksi dengan peningkatan keahlian karyawan. Tujuan

utama dari proses rekrutmen dan seleksi adalah untuk mendapatkan orang yang

tepat bagi suatu jabatan tertentu, sehingga orang tersebut mampu bekerja secara

optimal dan dapat bertahan di perusahaan untuk waktu yang lama.

Pendidikan dan Pelatihan memiliki hubungan terkuat terhadap keterampilan

karyawan. Karyawan yang mendapatkan pendidikan & pelatihan akan

meningkatkan modal insaninya. Semakin banyak karyawan mendapatkan

pendidikan & pelatihan maka akan semakin meningkat pula modal insaninya.

Pendidikan dan pelatihan merupakan suatu rangkaian kegiatan atau proses yang

bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap

seorang karyawan guna melaksanakan tugasnya. Pendidikan dan pelatihan juga

dapat menghilangkan kesenjangan yang terjadi antara unsur-unsur yang dimiliki

oleh seorang karyawan dengan unsur-unsur atau tujuan yang diharapkan oleh

suatu organisasi. Pendidikan dan pelatihan memiliki maksud yang hampir sama

dalam pelaksanaannya, namun terdapat perbedaan diantara keduanya, yaitu dalam

hal ruang lingkup yang mendasarinya. Pendidikan merupakan suatu proses untuk

meningkatkan pengetahuan dan pengertian umum seseorang mengenai suatu hal

dan pada umumnya pendidikan lebih menekankan teori daripada praktek.

Sedangkan pelatihan merupakan suatu proses untuk meningkatkan kecakapan,

keterampilan/skill seseorang dalam menunjang tuntutan pekerjaannya dan

biasanya lebih menekankan praktek daripada teori.

Pengembangan karir memiliki hubungan terkuat terhadap keterampilan

karyawan. Setiap orang yang bekerja pada suatu perusahaan akan memiliki

harapan untuk meraih posisi/jabatan yang lebih tinggi atau yang lebih baik dari

posisi/jabatan sebelumnya Pengembangan karier merupakan tanggung jawab

suatu organisasi yang menyiapkan karyawan dengan kualifikasi dan pengalaman

tertentu, agar pada waktu dibutuhkan organisasi sudah memiliki karyawan dengan

kualifikasi tertentu. Yang perlu dilakukan karyawan adalah bekerja sebaik

mungkin, mengikuti semua pelatihan yang diberikan, dan menunggu kesempatan

kenaikan jabatan yang ditawarkan oleh perusahaan. Pengembangan karier pada

57

umumnya berupa kenaikan karier secara vertikal dari satu jenjang pekerjaan

tertentu ke jenjang berikutnya. Jadi seseorang diharapkan mendalami suatu bidang

pekerjaan tertentu kemudian menduduki jabatan manajerial. Dengan adanya

strategi pengembangan karir yang baik akan membantu peningkatan modal insani

karyawan. Pengembangan karir akan membantu manajemen memusatkan

perhatian pada pengembangan kompetensi-kompetensi yang belum dimiliki oleh

karyawan yang akan dicalonkan untuk memegang suatu jabatan.

Penilaian kinerja memiliki hubungan terkuat terhadap keterampilan

karyawan. Penilaian kinerja adalah evaluasi yang sistematis terhadap pekerjaan

yang telah dilakukan oleh karyawan dan ditujukan untuk pengembangan. Dengan

penilaian kinerja berarti para bawahan mendapat perhatian dari atasannya

sehingga mendorong mereka bergairah bekerja, asalkan proses penilainnya jujur

dan objektif serta ada tindak lanjutnya. Tindak lanjut penilaian ini memungkinkan

karyawan dipromosikan, didemosikan, dikembangkan, atau balas jasanya di

naikkan. Jadi dengan penilaian kinerja dapat diketahui kinerja seorang karyawan

di mana terdapat kelebihan-kelebihan maupun kekurangan-kekurangan yang

dimilikinya. Bagi mereka yang memiliki kinerja kerja yang tinggi, memungkinkan

dirinya untuk diberikan promosi. Penilaian kinerja dapat memberikan pemahaman

kepada karyawan tentang hal-hal yang akan dimonitor dan diukur. Karyawan

yang merasa dihargai oleh atasan akan membantu kepercayaan dirinya dalam

melaksanakan tugas dan kewajibannya.

Kompensasi memiliki hubungan terkuat terhadap intelegensia karyawan.

Semakin tinggi kompensasi yang diterima seseorang maka akan lebih banyak

tuntutan yang menjadi tanggung jawabnya. Tentunya hal ini harus diimbangi

dengan modal insaninya, Dengan adanya kompensasi yang baik hal ini dapat

meningkatkan modal insani karyawan. Kompensasi adalah seluruh imbalan yang

diterima karyawan atas hasil kerja karyawan tersebut pada organisasi.

Kompensasi bisa berupa fisik maupun non fisik dan harus dihitung dan diberikan

kepada karyawan sesuai dengan pengorbanan yang telah diberikannya kepada

organisasi / perusahaan tempat bekerja. Dalam memberikan kompensasi kepada

karyawan terlebih dahulu melakukan penghitungan kinerja dengan membuat

sistem penilaian kinerja yang adil. Sistem tersebut umumnya berisi kriteria

58

penilaian setiap pegawai yang ada misalnya mulai dari jumlah pekerjaan yang

bisa diselesaikan, kecepatan kerja, komunikasi dengan pekerja lain, perilaku,

pengetahuan atas pekerjaan dan lain sebagainya. Tentunya dalam pemberian

kompensasi ini dipengaruhi oleh modal insaninya.

4.4.1. Implikasi Manajerial

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, penerapan CBHRM yang

dilakukan PT. Traktor Nusantara sudah berjalan dengan baik. Penerapan CBHRM

berdampak pada modal insani karyawan, sehingga semakin baik pelaksanaan

CBHRM yang dilakukan PT. Traktor Nusantara maka pengembangan modal

insani karyawan juga akan meningkat. Berdasarkan persepsi dari responden,

komponen yang memiliki nilai kontribusi paling rendah dalam komponen

CBHRM adalah HR Planning. Hal ini berarti bahwa pelaksanaan HR Planning

yang dilakukan PT. Traktor Nusantara belum dilaksanakan secara maksimal.

Komponen yang memiliki nilai kontribusi paling tinggi pada modal insani

karyawan adalah pendidikan dan pelatihan. Pendidikan dan pelatihan mampu

memberikan pengaruh yang besar bagi peningkatan modal insani karyawan. Hal

ini berarti PT. Traktor Nusantara perlu menyelenggarakan pendidikan dan

pelatihan secara terus menerus. PT. Traktor Nusantara perlu memberikan

pendidikan dan pelatihan secara berkala kepada karyawan secara rutin minimal

setahun sekali. Pendidikan dan pelatihan yang dimaksud yaitu seperti mengenai

etos kerja, performance diri, dan motivasi. Pelatihan ini perlu dilakukan sehingga

PT. Traktor Nusantara mempunyai sumber daya manusia yang memiliki

kompetensi sehingga tujuan untuk menjadi perusahaan yang unggul dibidang alat

berat dengan nilai terbaik bagi karyawan dan pemegang saham dapat tercapai.

Pada variabel modal insani, keterampilan merupakan komponen dengan

nilai kontribusi tertinggi. Oleh karena itu keterampilan yang dimiliki karyawan

harus terus ditingkatkan. Meningkatkan keterampilan karyawan dapat dilakukan

dengan berbagai cara diantaranya melalui pelatihan dan penguasaan terhadap

semua keterampilan yang diperlukan dalam pekerjaan, dengan demikian setiap

karyawan akan memiliki kontribusi yang besar dalam melaksanakan pekerjaannya

sehingga tujuan organisasi dapat tercapai.

KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

Hasil identifikasi secara umum PT. Traktor Nusantara telah menerapkan

CBHRM dengan baik. Perekrutan dan seleksi merupakan komponen yang dinilai

paling baik dalam pelaksanaanya, hal ini berarti bahwa proses perekrutan dan

seleksi yang dilaksanakan oleh PT. Traktor Nusantara dilaksanakan secara terbuka

tanpa ada diskriminasi dengan mempertimbangkan kebutuhan perusahaan.

Komponen yang paling rendah adalah HR Planning, hal ini berarti bahwa rencana

strategis yang dijalankan oleh PT. Traktor Nusantara belum dilaksanakan secara

maksimal.

Selain itu penilaian kinerja yang diterapkan oleh PT. Traktor Nusantara juga

sudah dilaksanakan dengan baik, hal ini berarti bahwa atasan melakukan penilaian

kinerja bawahannya secara adil sesuai dengan pencapaian target pekerjaanya. Dari

hasil penelitian dapat terlihat bahwa penerapan CBHRM yang dilakukan

perusahaan memiliki pengaruh terhadap pengembangan modal insani karyawan.

Hasil dari perhitungan korelasi kanonik menunjukkan bahwa komponen

dengan nilai kontribusi tertinggi pada CBHRM dalam pengembangan modal

insani adalah pendidikan dan pelatihan. Karyawan berpendapat bahwa dengan

pendidikan dan pelatihan yang baik dapat meningkatkan modal insani mereka.

Indikator yang memiliki hubungan kanonik paling kuat dengan dengan

pendidikan dan pelatihan adalah keterampilan. Hal ini berarti pendidikan dan

pelatihan menjadi komponen yang paling kuat korelasinya terhadap pembentukan

modal insani karyawan.

2. Saran

a. Modal insani karyawan dapat berkembang baik melalui pendidikan dan

pelatihan, untuk itu PT. Traktor Nusantara perlu memberi perhatian khusus

pada pelaksanaan program pendidikan dan pelatihan. PT. Traktor Nusantara

bisa melakukan program pendidikan dan pelatihan secara berkala minimal 1

(satu) tahun sekali kepada karyawannya.

60

b. Komponen kompensasi pada PT. Traktor Nusantara perlu ditingkatkan.

Dengan adanya perbaikan dari segi kompensasi maka diharapkan modal insani

yang ada pada diri karyawan dapat meningkat.

Daftar Pustaka

Amelia. 2007. Analisis Pengaruh Pendidikan dan Pelatihan Internal terhadap

Pembelajaran Pegawai (Studi Kasus BAKOSURTANAL Cibinong-Bogor).

[skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Arikunto. 2009. Metodologi Penelitian. Jakarta(ID): Rajawali Pers.

Baron A, Armstrong M. 2013. Human Capital Management. Jakarta (ID) : PPM

Management.

Bontis. 1999. Peran dan Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta (ID) :

Rineka Cipta.

Boyaritz. 2004. Personnel and Human Resources Management. Jakarta (ID) :

Grasindo.

Djawranto. 1994. Organisasi dan Manajemen. Jakarta(ID): Rajawali Pers.

Erwina. 2007. Analisis Pengaruh Pelatihan Terhadap Pengembangan Human

Capital (Modal Insani) Tenaga Kependidikan Pada Institut Pertanian Bogor.

[skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Fitz E 2000. Learning Organization. Jakarta (ID) : Bina Aksara.

Franscesco S. 2003. Manajemen Personalia: Segi Manusia dalam Organisasi.

Jakarta (ID) : Pustaka Binaman Presindo.

Gay LR, Dehl PL. 1996. Research Methods for Business and Management. New

York (US) : MacMillan Publishing Company.

Hutapea P, Nurianna T. 2008. Manajemen Sumber daya Manusia. Jakarta (ID) :

Bumi Aksara.

Larkan A. 2008. Sumber Daya Manusia Dalam Organisasi. Jakarta (ID) :

Gramedia Pustaka Utama.

Loma. 1998. Manajemen dan Organisasi. Jakarta (ID) : Bumi Aksara.

Malhotra. 2003. Segi-segi Pengembangan Organisasi. Jakarta (ID) : Grasindo.

Mayo. 2000. Organisasi dan Pengembangannya. Jakarta (ID) : Erlangga.

Muhi. 2010. Analisis investasi modal manusia dalam perspektif pendidikan dan

pelatihan. [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Rachmawati R. 2004. Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta(ID):

Gramedia Pustaka Utama.

Setyanto. 2010. Manajemen Personalia dan Sumber daya Manusia. Yogyakarta

(ID) : BPFE.

Spencer ML. 2009. Human Resources Management. Jakarta (ID) : Buana Cipta.

Steward R. 1997. Organization Developing. Jakarta (ID) : Gramedia.

Totanan A. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta (ID) : Rineka Cipta.

Ulrich. 1997. Personnel Management. Jakarta (ID) : Grafindo.

Wibowo. 2007. Organisasi dan Manajemen. Jakarta (ID) : Erlangga.

Zwell. 2008. Human Resources Management. Jakarta (ID) : Bumi Aksara

LAMPIRAN

63

KUESIONER

PROFIL RESPONDEN

1. Nama Anda :

2. Jenis kelamin Anda :

a. Pria b. Wanita

3. Usia Anda : tahun

4. Lama bekerja :

a. 1 - 2 tahun b. 3 - 4 tahun c. 5 - 6 tahun d. > 6 tahun

5. Tingkat Pendidikan :

a. SMA/SMK b. Diploma c. Sarjana d.Pasca Sarjana

PETUNJUK PENGISIAN KUESIONER

Kuesioner di bawah ini memuat sejumlah pertanyaan. Berikan tanda (√) pada kolom yang

sesuai yang menunjukkan seberapa besar tingkat persetujuan atau ketidaksetujuan anda

terhadap pernyataan tersebut.

Komponen kompetensi

Penilaian

(beri tanda √ pada pilihan anda)

Sangat

Setuju Setuju

Kurang

Setuju

Tidak

Setuju

Sangat tidak

setuju

A. HR Planning

1. Perusahaan melakukan kajian secara

individu terhadap perencanaan suksesi

karyawan

2. Sistem manajemen yang diterapkan

perusahaan menunjang pencapaian

kinerja secara optimal

3. Visi, misi, dan tujuan organisasi

berorientasi terhadap peningkatan kinerja

perusahaan

4. Strategi yang dijalankan perusahaan

menunjang pencapaian kinerja secara

optimal

5. Perusahaan mempunyai perencanaan

suksesi untuk memilih calon pemimpin

dimasa mendatang sesuai dengan

kompetensinya

Lampiran 1. Daftar kuesioner penelitian

64

Komponen kompetensi

Penilaian

(beri tanda √ pada pilihan anda)

Sangat

Setuju Setuju

Kurang

Setuju

Tidak

Setuju

Sangat tidak

setuju

B. Perekrutan dan Seleksi

1. Proses rekrutmen calon pelamar dilakukan

secara terbuka dan tanpa diskriminasi

2. Proses seleksi dan penetapan karyawan baru

dilakukan secara terbuka dan tepat sesuai

dengan kebutuhan perusahaan

3. Dalam melakukan seleksi tenaga

kerja,perusahaan mempertimbangkan

kompetensi calon pelamar

4. Perusahaan melakukan tahapan-tahapan

penyeleksian kepada calon tenaga kerja

guna menghasilkan tenaga kerja yang

sesuai dengan kebutuhan

5. Perusahaan melakukan evaluasi dalam

memutuskan penerimaan karyawan

C. Pendidikan dan Pelatihan

1. Perusahaan memberikan kesempatan

kepada saya untuk mengikuti

training/pelatihan yang sesuai dengan

kebutuhan pekerjaan

2. Strategi dan metode training yang diberikan

untuk mengembangkan kompetensi sudah

efektif

3. Strategi pelatihan yang dibutuhkan sudah

sesuai dengan tujuan perusahaan

4. Jenis pelatihan yang diberikan oleh

perusahaan sudah sesuai seperti yang

diharapkan guna peningkatan kompetensi

5. Perusahaan memberikan training setidaknya

satu tahun sekali kepada karyawan

D. Pengembangan karir

1. Saya mendapatkan kesempatan promosi dan

mengembangkan karir di perusahaan ini

2. Perusahaan memberikan umpan balik

terhadap kemajuan karier karyawan

Lanjutan Lampiran 1.

65

Komponen kompetensi

Penilaian

(beri tanda √ pada pilihan anda)

Sangat

Setuju Setuju

Kurang

Setuju

Tidak

Setuju

Sangat tidak

setuju

3. Perusahaan menyediakan informasi dan

data yang lengkap mengenai syarat untuk

menempati suatu jabatan tertentu kepada

setiap karyawan

4. Perusahaan memberikan pola karier yang

jelas bagi karyawan

5. Perusahaan membantu karyawan untuk

melakukan analisis diri sendiri terhadap

karier mereka

E. Penilaian kinerja

1. Saya memahami sistem penilaian karya

yang diterapkan di perusahaan

2. Perusahaan memberikan kesempatan

kepada karyawan untuk mengembangkan

kompetensi yang diperlukan untuk

meningkatkan kinerja

3. Atasan saya melakukan evaluasi terhadap

pencapaian target pekerjaan saya

4. Atasan saya melakukan penilaian karya

dengan adil

5. Penghargaan diberikan kepada karyawan

yang berhasil melaksanakan tugas dengan

tepat waktu

F. Kompensasi

1. Penghasilan setiap bulan yang saya terima

sesuai dengan pekerjaan saya

2. Tingkat salary/gaji yang ada sudah sesuai

dengan kompetensi karyawan

3. Pemberian bonus/insentif oleh perusahaaan

mendorong saya untuk berprestasi lebih

baik

4. Penghasilan di perusahaan ini lebih menarik

dibandingkan dengan pekerjaan yang sama

di perusahaan lain yang sejenis

5. Perusahaan memberikan saya benefit yang

menarik seperti insentif, tunjangan

kesehatan, pemberian beasiswa untuk anak

karyawan yang berprestasi, program

training ke luar negri, dll

Lanjutan Lampiran 1.

66

PETUNJUK PENGISIAN KUESIONER

Kuesioner di bawah ini memuat sejumlah pertanyaan. Berikan tanda (√) pada kolom yang

sesuai yang menunjukkan seberapa besar tingkat persetujuan atau ketidaksetujuan anda

terhadap pernyataan tersebut.

Manakah diantara faktor-faktor CBHRM berikut yang berpengaruh terhadap peningkatan

Human Capital anda.

Komponen

Penilaian

(beri tanda √ pada pilihan anda)

Sangat

Setuju Setuju

Kurang

Setuju

Tidak

Setuju

Sangat

tidak

setuju A. HR Planning

1. Penerapan HR Planning yang baik

dapat meningkatkan Intelegensia

2. Penerapan HR Planning yang baik

dapat meningkatkan Keterampilan

3. Penerapan HR Planning yang baik

dapat meningkatkan Keahlian

B. Perekrutan dan Seleksi

1. Penerapan Perekrutan dan Seleksi yang

baik dapat meningkatkan Intelegensia

2. Penerapan Perekrutan dan Seleksi yang

baik dapat meningkatkan

Keterampilan

3. Penerapan Perekrutan dan Seleksi yang

baik dapat meningkatkan Keahlian

C. Pendidikan dan Pelatihan

1. Penerapan Pendidikan dan Pelatihan

yang baik dapat meningkatkan

Intelegensia

2. Penerapan Pendidikan dan Pelatihan

yang baik dapat meningkatkan

Keterampilan

3. Penerapan Pendidikan dan Pelatihan

yang baik dapat meningkatkan

Keahlian

67

Komponen

Penilaian

(beri tanda √ pada pilihan anda)

Sangat

Setuju Setuju

Kurang

Setuju

Tidak

Setuju

Sangat

tidak

setuju D. Pengembangan karir

1. Penerapan Pengembangan karir yang

baik dapat meningkatkan Intelegensia

2. Penerapan Pengembangan karir yang

baik dapat meningkatkan

Keterampilan

3. Penerapan Pengembangan karir yang

baik dapat meningkatkan Keahlian

E. Penilaian kinerja

1. Penerapan Penilaian kinerja yang baik

dapat meningkatkan Intelegensia

2. Penerapan Penilaian kinerja yang baik

dapat meningkatkan Keterampilan

3. Penerapan Penilaian kinerja yang baik

dapat meningkatkan Keahlian

F. Kompensasi

1. Penerapan Kompensasi yang baik

dapat meningkatkan Intelegensia

2. Penerapan Kompensasi yang baik

dapat meningkatkan Keterampilan

3. Penerapan Kompensasi yang baik

dapat meningkatkan Keahlian

Lanjutan Lampiran 1.

68

Lampiran 2. Uji validitas dan reliabilitas

69

Lanjutan lampiran 2.

70

The SAS System

The CANCORR Procedure

Canonical Correlation Analysis

Ca

no

nic

al

Co

rre

lat

ion

Ad

jus

ted

Ca

no

nic

al

Co

rre

lat

ion

Ap

pro

xi

ma

te

Sta

nd

ard

Er

ror

Sq

ua

re

d

Ca

no

nic

al

Co

rre

lat

ion

Eigenvalues of

Inv(E)*H

= CanRsq/(1-

CanRsq)

Test of H0: The canonical cor

relations in the current row a

nd all that follow are zero

Ei

ge

nv

al

ue

Di

ffe

re

nc

e

Pr

op

or

tio

n

Cu

m

ula

tiv

e

Like

liho

od

Rati

o

Appr

oxim

ate

F

Valu

e

Nu

m

DF

De

n

DF

Pr

>

F

1 0.7

14

23

4

0.6

46

33

2

0.0

784

42

0.5

10

13

0

1.0

41

4

0.

65

94

0.7

13

1

0.7

13

1

0.34

181

587

2.26 18 88.

16

7

0.

00

64

2 0.5

25

72

9

0.4

59

03

0

0.1

158

70

0.2

76

39

1

0.3

82

0

0.

34

49

0.2

61

6

0.9

74

6

0.69

776

894

1.26 10 64 0.

27

10

3 0.1

88

97

2

0.0

13

91

8

0.1

544

10

0.0

35

71

0

0.0

37

0

0.0

25

4

1.0

00

0

0.96

428

960

0.31 4 33 0.

87

22

Hasil menunjukkan bahwa dengan menggunakan dua fungsi korelasi kanonik

dapat menjelaskan secara keragaman total sebanyak 97.47%. Namun dari hasil

signifikasi ternyata hanya fungsi pertama saja yang nilainya < 0.10 sehingga dari

hasil hanya menggunakan pada fungsi korelasi kanonik pertama dengan

menjelaskan sebesar 71.31%.

Lampiran 3. Hasil perhitungan korelasi kanonik

71

Multivariate Statistics and F Approximations

S=3 M=1 N=14.5

Statistic Value F Value Num DF Den DF Pr > F

Wilks' Lambda 0.34181587 2.26 18 88.167 0.0064

Pillai's Trace 0.82223136 2.08 18 99 0.0120

Hotelling-Lawley Trace 1.46035315 2.44 18 56.258 0.0057

Roy's Greatest Root 1.04135910 5.73 6 33 0.0004

NOTE: F Statistic for Roy's Greatest Root is an upper bound.

Hipotesis

H0 : Tidak ada fungsi kanonik yang dapat menjelaskan keberagaman.

H1 : Minimal ada satu fungsi korelasi kanonik yang dapat menjelaskan keberagaman.

Uji Statistik

Jika nilai “pr>f” < 10% menunjukkan bahwa Minimal ada satu fungsi korelasi

kanonik yang dapat menjelaskan keberagaman.

Kesimpulan

Hasil menunjukkan nilai Wilks‟ Lambda nilai “Pr>F” < 10% atau minimal ada satu

fungsi korelasi kanonik yang dapat menjelaskan keberagaman.

Lanjutan lampiran 3.

72

The SAS System

The CANCORR Procedure

Canonical Correlation Analysis

Raw Canonical Coefficients for the VAR Variables

V1 V2 V3

Intelegensia 0.958670239 1.652312188 0.699708023

Keterampilan 0.504011358 1.670673867 1.1123418423

Keahlian 2.3552266751 0.118844503 0.42479402

Raw Canonical Coefficients for the WITH Variables

W1 W2 W3

HR_Planning 0.459149321 0.7362438101 0.442420857

Perekrutan 1.0725522552 0.262730845 0.3986174676

Diklat 0.2300805543 1.1306178037 0.5400289094

Pengembangan_Karir 0.5852495815 0.87475343 0.5219452034

Penilaian_Kerja 0.0587426864 0.027311682 0.1327602698

Kompensasi 0.93509276 0.0897841989 0.7409767691

Lanjutan lampiran 3.

73

The SAS System

The CANCORR Procedure

Canonical Correlation Analysis

Standardized Canonical Coefficients for the

VAR Variables

V1 V2 V3

Intelegensia 0.5697 0.9820 0.4158

Keterampilan 0.2793 0.9258 0.6164

Keahlian 1.1298 0.0570 0.2038

Standardized Canonical Coefficients for the WITH Variables

W1 W2 W3

HR_Planning 0.3993 0.6403 0.3848

Perekrutan 0.6602 0.1617 0.2454

Diklat 0.2031 0.9982 0.4768

Pengembangan_Karir 0.4181 0.6249 0.3728

Penilaian_Kerja 0.0465 0.0216 0.1050

Kompensasi 0.7274 0.0698 0.5764

Lanjutan lampiran 3.

74

The SAS System

The CANCORR Procedure

Canonical Structure

Correlations Between the VAR Variables and

Their Canonical Variables

V1 V2 V3

Intelegensia 0.1727 0.5814 0.7950

Keterampilan 0.1362 0.4523 0.8814

Keahlian 0.7643 0.1814 0.6188

Correlations Between the WITH Variables and Their Canonical Variables

W1 W2 W3

HR_Planning 0.1929 0.1571 0.4167

Perekrutan 0.4863 0.1158 0.0811

Diklat 0.3529 0.6770 0.5613

Pengembangan_Karir 0.1540 0.3471 0.5659

Penilaian_Kerja 0.3529 0.0830 0.0970

Kompensasi 0.6630 0.1964 0.6433

.

Lanjutan lampiran 3.

75

Correlations Between the VAR Variables and the Canonical Variables of the

WITH Variables

W1 W2 W3

Intelegensia 0.1234 0.3057 0.1502

Keterampilan 0.0972 0.2378 0.1666

Keahlian 0.5459 0.0954 0.1169

Correlations Between the WITH Variables and the Canonical Variables of the

VAR Variables

V1 V2 V3

HR_Planning 0.1378 0.0826 0.0787

Perekrutan 0.0153 0.0609 0.3473

Diklat 0.2520 0.3559 0.1061

Pengembangan_Karir 0.1100 0.2521 0.1069

Penilaian_Kerja 0.0124 0.1825 0.1061

Kompensasi 0.2520 0.0436 0.0183

Lanjutan lampiran 3.