PENERAPAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/383/1/KTI...
Transcript of PENERAPAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/383/1/KTI...
PENERAPAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN
DENGAN KASUS APENDISITIS DI RUMAH
SAKIT SANTA ANNA KENDARI
TAHUN 2015
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Program Diploma III
Keperawatan Di Poltekkes Kemenkes Kendari
OLEH :
ALBERT SULEKALE
P00320013035
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI
JURUSAN KEPERAWATAN
2016
RIWAYAT HIDUP
A. Identitas Diri
1. Nama : Albert sulekale
2. NIM : P00320013035
3. Tempat /Tanggal Lahir : Kendari, 11 Agustus 1996
4. Jenis Kelamin : Laki-laki
5. Agama : Katholik
6. Alamat : Jln. Belimbing, Komp. BTN Wirabuana
B. Pendidikan
1. SD Negeri 1 Rate - rate; tamat tahun 2006
2. SMP Negeri 1 Tirawuta ; tamat tahun 2010
3. SMA Negeri 1 Tirawuta; tamat tahun 2013
4. Terdaftar sebagai mahasiswa Poltekkes Kendari Jurusan Keperawatan tahun
2013 sampai sekarang.
MOTTO
“BERMIMPILAH SEMAU MU DAN KEJARLAH MIMPI ITU”
“GENGGAMLAH DUNIA SEBELUM DUNIA MENGGENGGAMMU”
KARYA TULIS INI
KUPERSEMBAHKAN SPESIAL BUAT KEDUA ORANG TUAKU, SAUDARA-
SAUDARAKU
SERTA ALMAMATER YANG KU CINTAI DAN KU BANGGAKAN
Thanks....!!!
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan rasa syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua yang dimanifestasikan
dalam bentuk kesempatan dan kesehatan, sehingga penulis dapat menyelesaikan
karya tulis ilmiah ini dengan judul “Penerapan Asuhan Keperawatan Pada Pasien
Dengan Kasus Apendisitis Di Rumah Sakit Santa Anna Kendari Tahun 2015”.
Dalam penyusunan karya tulis ilmiah, penulis mengalami banyak tantangan dan
hambatan namun atas bantuan bimbingan Ibu Ruth Mongan, B.Sc, S.Pd, M.Pd
sebagai pembimbing satu dan bapak Muslimin L, A.Kep, S.Pd, M.Si selaku
pembimbing dua dengan penuh kesabaran dan persahabatan membantu penulis dalam
menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.
Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
berbagai pihak yang telah banyak membantu :
1. Bapak Petrus, SKM. M.Kes selaku Direktur Politeknik Kesehatan Kendari.
2. Bapak Muslimin L, A.Kep, S.Pd, M.Si Selaku Ketua Jurusan Keperawatan
Politeknik Kesehatan Kendari.
3. Ibu Hj. Sitti Rachmi Misbah, S.Kp., M.Kep selaku penguji satu, Ibu Lena
Atoy, SST.,MPH selaku penguji dua, dan bapak Abdul Syukur Bau, SA.Kep.,
Ns., MM selaku penguji tiga, yang telah banyak memberikan saran dan
perbaikan karya tulis ilmiah.
4. Seluruh Dosen dan Staf tata usaha dilingkungan Poltekkes Kendari Jurusan
Keperawatan.
5. Bapak dr. Mario Polo Widjaya, M.Kes., Sp. OT Selaku Direktur Rumah Sakit
Santa Anna Kendari yang telah bersedia memberikan izin untuk melakukan
penelitian.
6. Teristimewa kupersembahkan kepada kedua orang tuaku serta saudaraku yang
telah tulus dan ikhlas memberikan dukungan moril dan material serta doa dan
motivasi selama mengikuti pendidikan.
7. Seluruh rekan-rekan mahasiswa di Politeknik Kesehatan Kendari terkhusus di
jurusan keperawatan yang selama ini bersama-sama penulis malalui suka dan
duka mengikuti perkuliahan sampai penulisan karya tulis ilmiah dan doa
penulis kiranya Tuhan Yang Maha Kuasa selalu memberkati dan melindungi
kita semua, amin.
Akhirnya semoga karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat dan memberikan
konstribusi ilmu pengetahuan kepada pembaca. Penulis menyadari bahwa karya tulis
ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan, kiranya kritik dan saran yang bersifat
konstruktif sangat diharapkan demi kesempurnaannya.
Kendari, Juli 2016
Penulis
ABSTRAK
Albert Sulekale (P00320013035). Penerapan Asuhan Pada Pasien Dengan
Kasus Appendisitis Di Rumah Sakit Santa Anna Kendari Tahun 2015. Di
bimbing ibu Ruth Mongan dan bapak Muslimin. L (74 Halaman + 13 tabel + 10
lampiran). Appendisitis adalah infeksi pada appendiks karena tersumbatnya lumen
oleh fekalith (batu feces), hiperplasi jaringan limfoid, dan cacing usus. Rumusan
masalahnya adalah Bagaimana Penerapan Askep Pada Pasien Appendisitis dengan
Post Operasi Appendisitis Di Rumah Sakit Santa Anna Kendari Tahun 2015?
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data Askep pasien Pre dan Post Operasi
Appendisitis yang dirawat di Rumah Sakit Santa Anna Kendari tahun 2015.
Penelitian ini telah dilaksanakan di Rumah Sakit Santa Anna Kendari selama 4 hari
pada tanggal 12 – 15 Juli 2016. Jenis Penelitian ini adalah penelitian deskriptif.
Sampel berjumlah 30 orang yang diambil secara Simpel Random Sampling. Data
yang diambil berupa data sekunder dengan instrument penelitian adalah lembar
cheklist. Hasil penelitian diperoleh data tentang asuhan keperawatan pre operasi
appendisitis di Rumah Sakit Santa Anna Kendari Tahun 2015 adalah kategori baik
sebanyak 30 pasien (100%) dan kategori kurang sebanyak 0 (0%), untuk data tentang
asuhan keperawatan pada pasien post operasi appendisitis di Rumah Sakit Santa
Anna Kendari Tahun 2015 adalah kategori baik sebanyak 30 orang (100%) dan
kategori kurang sebanyak 0 (0%), dan untuk penerapan asuhan keperawatan pasien
appendisitis di Rumah Sakit Santa Anna Kendari pada tahun 2015 adalah kategori
baik sebanyak 30 (100%) dan kategori kurang adalah 0 (0%). Berdasarkan hasil
penelitian tersebut diharapkan pihak Rumah Sakit Santa Anna Kendari tetap
mempertahankan kinerjanya khususnya perawat yang melaksanakan Asuhan
Keperawatan
Kata Kunci : Penerapan Asuhan Keperawatan Pada Pasien Appendisitis
Daftar Pustaka 12 (1985 – 2016)
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................... iii
RIWAYAT HIDUP .................................................................................... iv
MOTTO ....................................................................................................... v
KATA PENGANTAR ................................................................................. vi
ABSTRAK .................................................................................................. ix
DAFTAR ISI ................................................................................................. x
DAFTAR TABEL ..................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................... 3
C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 3
D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Dasar Penyakit Appendisitis .................................................. 5
B. Konsep Asuhan Keperawatan Appendisitis ...................................... 15
BAB III KERANGKA KONSEP
A. Dasar Pemikiran ................................................................................ 23
B. Kerangka Pikir Variabel Yang Diteliti .............................................. 24
C. Variabel Penelitian ............................................................................ 24
D. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif ....................................... 24
BAB IV METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian .................................................................................. 28
B. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................... 28
C. Populasi dan Sampel ......................................................................... 28
D. Jenis dan Cara Pengumpulan Data .................................................... 29
E. Instrumen Penelitian .......................................................................... 29
F. Pengolahan Data ................................................................................ 29
G. Analisa Data ...................................................................................... 30
H. Penyajian Data ................................................................................... 30
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian .................................................................................. 31
B. Pembahasan ....................................................................................... 37
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ........................................................................................ 41
B. Saran .................................................................................................. 41
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel Teks Halaman
Tabel 5.1 Distribusi Jenis Sarana Pelayanan Kesehatan di Rumah
Sakit Santa Anna Kendari Tahun 2016 33
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Pasien Appendisitis Berdasarkan
Jenis Kelamin Di Rumah Sakit Santa Anna Kendari
Tahun 2016
34
Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Pasien Appendisitis Berdasarkan
Umur Di Rumah Sakit Santa Anna Kendari Tahun 2016 35
Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Pasien Appendisitis Berdasarkan
tingkat pendidikan Di Rumah Sakit Santa Anna Kendari
Tahun 2016
35
Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Pasien Appendisitis Berdasarkan
Pekerjaan Di Rumah Sakit Santa Anna Kendari Tahun
2016
36
Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Penerapan Asuhan Keperawatan
Pada Pasien Pre Operasi Appendisitis Di Rumah Sakit
Santa Anna Kendari Tahun 2016
36
Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi Penerapan Asuhan Keperawatan
Pada Pasien Post Operasi Appendisitis Di Rumah Sakit
Santa Anna Kendari Tahun 2016
37
Tabel 5.8 Distribusi Frekuensi Penerapan Asuhan Keperawatan
Pada Pasien Appendisitis Di Rumah Sakit Santa Anna
Kendari Tahun 2016
37
DAFTAR LAMPIRAN
1. Surat pernyataan Persetujuan Responden
2. Surat Permohonan Izin Penelitian dari Direktur Poltekkes Kendari
3. Surat Izin Penelitian dari Badan Penelitian Dan Pengembangan Provinsi
Sulawesi Tenggara
4. Surat keterangan telah selesai melaksanakan penelitian dari Direktur RS.
Santa Anna Kendari.
5. Surat Keterangan Bebas Administrasi dari Jurusan Keperawatan
6. Surat Keterangan Bebas Pustaka Dari Perpustakaan Poltekkes Kendari
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Modernisasi gaya hidup manusia dalam berbagai bidang seperti tehnologi,
komunikasi, industri, lingkungan telah menimbulkan berbagai macam perubahan
dalam hidup manusia, yang memberi dampak negatif pada peningkatan derajat
kesehatan seseorang. Dampak negatif dan modernisasi tersebut adalah terjadinya
berbagai masalah kesehatan, peningkatan kompleksitas penyakit dan penyakit-
penyakit yang dapat membahayakan manusia. Sehingga pada era globalisasi saat
ini, sasaran perubahan paradigma sehat yang diambil dari penentu kebijakan lintas
sektor diharapkan pemangku kepentingan memperhatikan segi/ dampak kesehatan
dari kebijakan yang diambil baik dihulu maupun di hilir yang berdampak pada
menjadikan kesehatan sebagai arus utama pembangunan di Indonesia dan
meningkatkan peran lintas sektor dalam pembangunan kesehatan.
Appendisitis merupakan peradangan pada Apendiks yang berbahaya jika
tidak ditangani dengan segera di mana terjadi infeksi berat yang bisa
menyebabkan pecahnya lumen usus (Jurnal App:Williams & Wilkins, 2011 : 1).
Menurut (Jurnal Appendisitis:Lubis:2008 : 1), setiap tahun appendisitis
menyerang 10 juta penduduk Indonesia dan saat ini morbiditas angka appendisitis
di Indonesia mencapai 95 per 1000 penduduk dan angka ini merupakan tertinggi
di antara negara-negara di Association of South East Asia Nation (ASEAN).
Pada beberapa keadaan, appendisitis agak sulit didiagnosa. Sehingga bila
tidak ditangani tepat pada waktunya akan terjadi komplikasi, bila diagnosis klinik
sudah jelas maka tindakan yang tepat dan merupakan satu-satunya pilihan adalah
dengan “Apendiktomi”.
Berdasarkan data dari Medical Record Rumah Sakit Santa Anna Kendari,
jumlah penderita appendisitis pada tahun 2013 sebanyak 78 orang atau 65%, pada
tahun 2014 jumlah penderita appendisitis meningkat menjadi 85 orang atau
70,8% dan kembali meningkat di tahun 2015 dengan jumlah penderita 110 orang
atau 91,6%, dan untuk periode Januari 2016 jumlah penderita appendisitis
sebanyak 7 orang atau 58,3 %. Dan jumlah perawat, khususnya yang bertugas di
ruang perawatan dan ruang operasi berjumlah 15 orang dengan distribusi jenjang
pendidikan untuk di ruang perawatan yaitu Sarjana Keperawatan dengan profesi
Ners sebanyak 2 orang, Sarjana Keperawatan sebanyak 1 orang, Diploma III
Keperawatan sebanyak 6 orang dan 1 orang untuk jenjang pendidikan Sekolah
Perawat Kesehatan sedangkan untuk perawat yang bertugas di ruang operasi yaitu
Sarjana Keperawatan sebanyak 1 orang dan 4 orang lainnya masih berada pada
jenjang pendidikan Sekolah Perawat Kesehatan.
Berdasarkan data yang diambil dari hasil pengkajian perawat di ruang ST.
Clements Rumah Sakit Santa Anna Kendari, ternyata untuk menerapkan konsep
asuhan keperawatan yang sesuai dengan konsep teori itu sangat sulit karena tidak
semua data pengkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi dan evaluasi pada
teori ditemukan pada kasus dan tidak menutup kemungkinan pada kasus
ditemukan data-data baru yang tidak ada diteori, hal ini terjadi karena respon
klien terhadap penyakit itu berbeda - beda.
Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk mengetahui
lebih jauh tentang Asuhan Keperawatan pada pasien appendisitis dan post
appendisitis yang tertuang dalam karya tulis ini yang berjudul “Penerapan Askep
Pada Pasien Appendisitis dengan Post Operasi Appendisitis Di Rumah Sakit
Santa Anna Kendari Tahun 2015”.
B. Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah penulis adalah “Bagaimanakah
Penerapan Askep Pada Pasien Appendisitis dengan Post Operasi Appendisitis Di
Rumah Sakit Santa Anna Kendari Tahun 2015 ?”.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Memperoleh gambaran nyata tentang pelaksanaan asuhan keperawatan
dengan mengaplikasikan teori asuhan keperawatan pada klien dengan
gangguan sistem pencernaan khususnya kasus Appendisitis.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk memperoleh data Askep pasien Pre Operasi Appendisitis yang
dirawat di Rumah Sakit Santa Anna Kendari tahun 2015.
b. Untuk memperoleh data Askep pada pasien Post Operasi Appendisitis
yang dirawat di Rumah Sakit Santa Anna Kendari tahun 2015.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Manfaat Bagi Institusi
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan bacaan bagi mahasiswa
Politeknik Kesehatan Kendari, dan untuk penelitian selanjutnya yang ada
kaitannya dengan Proposal Karya Tulis Ilmiah ini.
b. Manfaat Bagi Rumah Sakit
Semoga menjadi acuan atau sumber informasi terhadap pedoman
kerja perawat di Rumah Sakit Santa Anna Kendari.
c. Manfaat Bagi Klien
Agar klien dapat memperoleh perawatan secara komprehensif dan
berkesinambungan.
d. Manfaat Bagi Penulis
Sebagai pengalaman nyata yang bersifat pembelajaran dan merupakan
salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan program D III
keperawatan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Dasar Penyakit Appendisitis
1. Pengertian Appendisitis
Appendiks adalah ujung seperti jari yang kecil panjangnya kira-kira 10 cm
(94 inci), melekat pada sekum tepat di bawah katup ileosekal. Appendiks
berisi makanan dan mengosongkan diri secara teratur ke dalam sekum. Karena
pengosongannya tidak efektif dan lumennya kecil, appendiks cenderung
menjadi tersumbat dan rentan terhadap infeksi. (Brunner dan Sudarth, 2002).
Appendisitis adalah infeksi pada appendiks karena tersumbatnya lumen
oleh fekalith (batu feces), hiperplasi jaringan limfoid, dan cacing usus.
Obstruksi lumen merupakan penyebab utama Appendisitis. Erosi membran
mukosa appendiks dapat terjadi karena parasit seperti Entamoeba histolytica,
Trichuris trichiura, dan Enterobius vermikularis (Ovedolf, 2006).
Appendisitis adalah peradangan dari apendiks vermivormis, dan
merupakan penyebab abdomen akut yang paling sering. Penyakit ini dapat
mengenai semua umur baik laki-laki maupun perempuan, tetapi lebih sering
menyerang laki-laki berusia antara 10 sampai 30 tahun (Mansjoer, Arief,dkk,
2007).
Appendisitis merupakan inflamasi di apendiks yang dapt terjadi tanpa
penyebab yang jelas, setelah obstruksi apendiks oleh feses atau akibat
terpuntirnya apendiks atau pembuluh darahya (Corwin, 2009).
Appendisitis merupakan inflamasi apendiks vermiformis, karena struktur
yang terpuntir, appendiks merupakan tempat ideal bagi bakteri untuk
berkumpul dan multiplikasi (Chang, 2010).
2. Anatomi dan Fisiologi Appendiks
a. Anatomi Appendiks.
Appendiks merupakan organ yang berbentuk tabung dengan panjang
kira-kira 10 cm dan berpangkal pada sekum. Appendiks pertama kali
tampak saat perkembangan embriologi minggu ke delapan yaitu bagian
ujung dari protuberans sekum. Pada saat antenatal dan postnatal,
pertumbuhan dari sekum yang berlebih akan menjadi appendiks yang akan
berpindah dari medial menuju katup ileocaecal.
Pada bayi appendiks berbentuk kerucut, lebar pada pangkal dan
menyempit kearah ujung. Keadaan ini menjadi sebab rendahnya insidens
Appendisitis pada usia tersebut. Appendiks memiliki lumen sempit di
bagian proksimal dan melebar pada bagian distal. Pada appendiks terdapat
tiga tanea coli yang menyatu dipersambungan sekum dan berguna untuk
mendeteksi posisi appendiks. Gejala klinik Appendisitis ditentukan oleh
letak appendiks. Posisi appendiks adalah retrocaecal (di belakang sekum)
65,28%, pelvic (panggul) 31,01%, subcaecal (di bawah sekum) 2,26%,
preileal (di depan usus halus) 1%, dan postileal (di belakang usus halus)
0,4%.
b. Fisiologi Appendiks.
Appendiks menghasilkan lendir 1-2 ml per hari. Lendir itu secara
normal dicurahkan ke dalam lumen dan selanjutnya mengalir ke sekum.
Hambatan aliran lendir di muara appendiks tampaknya berperan pada
patogenesis Appendisitis. Imunoglobulin sekretoar yang dihasilkan oleh
Gut Associated Lymphoid Tissue (GALT) yang terdapat disepanjang
saluran cerna termasuk appendiks ialah Imunoglobulin A (Ig-A).
Imunoglobulin ini sangat efektif sebagai pelindung terhadap infeksi yaitu
mengontrol proliferasi bakteri, netralisasi virus, serta mencegah penetrasi
enterotoksin dan antigen intestinal lainnya. Namun, pengangkatan
appendiks tidak mempengaruhi sistem imun tubuh sebab jumlah jaringan
sedikit sekali jika dibandingkan dengan jumlah di saluran cerna dan seluruh
tubuh.
3. Etiologi Appendisitis
Menurut (Nuzulul, 2009) Appendisitis belum ada penyebab yang pasti
atau spesifik tetapi ada factor prediposisi dimana faktor yang tersering adalah
obstruksi lumen. Pada umumnya obstruksi ini terjadi karena:
a. Hiperplasia dari folikel limfoid, ini merupakan penyebab terbanyak.
b. Adanya faekolit dalam lumen appendiks.
c. Adanya benda asing seperti biji-bijian.
d. Striktura lumen karena fibrosa akibat peradangan sebelumnya.
e. Infeksi kuman dari colon yang paling sering adalah E. Coli dan
Streptococcus.
f. Laki-laki lebih banyak dari wanita. Yang terbanyak pada umur 15-30
tahun (remaja dewasa). Ini disebabkan oleh karena peningkatan jaringan
limpoid pada masa tersebut.
g. Tergantung pada bentuk apendiks:
h. Appendik yang terlalu panjang.
i. Massa appendiks yang pendek.
j. Penonjolan jaringan limpoid dalam lumen appendiks.
k. Kelainan katup di pangkal appendiks.
4. Insiden Appendisitis
Menurut (Brunner dan Suddart, 2002 ) Appendisitis, penyebab paling
umum inflamasi akut pada kuadran bawah kanan dan rongga abdomen, adalah
penyebab paling umum untuk bedah abdomen darurat. Kira-kira 7 % dan
populasi akan mengalami appendisitis pada waktu yang bersamaan. Meskipun
ini dapat terjadi pada usia berapapun, appendisitis paling sering terjadi antara
usia 10 - 30 tahun.
5. Patofisiologi Appendisitis
Appendisitis biasanya disebabkan oleh penyumbatan lumen apendiks oleh
hiperplasia folikel limfoid, fekalit, benda asing, striktur karena fibrosis akibat
peradangan sebelumnya, atau neoplasma.
Obstruksi tersebut menyebabkan mukus yang diproduksi mukosa
mengalami bendungan. Makin lama mukus tersebut makin banyak, namun
elastisitas dinding apendiks mempunyai keterbatasan sehingga menyebabkan
penekanan tekanan intralumen. Tekanan yang meningkat tersebut akan
menghambat aliran limfe yang mengakibatkan edema, diapedesis bakteri, dan
ulserasi mukosa. Pada saat inilah terjadi terjadi appendisitis akut fokal yang
ditandai oleh nyeri epigastrium.
Bila sekresi mukus terus berlanjut, tekanan akan terus meningkat. Hal
tersebut akan menyebabkan obstruksi vena, edema bertambah, dan bakteri
akan menembus dinding. Peradangan yang timbul meluas dan mengenai
peritoneum setempat sehingga menimbulkan nyeri di daerah kanan bawah.
Keadaan ini disebut dengan appendisitis supuratif akut.
Bila kemudian aliran arteri terganggu akan terjadi infark dinding apendiks
yang diikuti dengan gangren. Stadium ini disebut dengan appendisitis
gangrenosa. Bila dinding yang telah rapuh itu pecah, akan terjadi appendisitis
perforasi.
Bila semua proses di atas berjalan lambat, omentum dan usus yang
berdekatan akan bergerak ke arah apendiks hingga timbul suatu massa lokal
yang disebut infiltrat apendikularis. Peradangan apendiks tersebut dapat
menjadi abses atau menghilang. Pada anak-anak, karena omentum lebih
pendek dan apediks lebih panjang, dinding apendiks lebih tipis. Keadaan
tersebut ditambah dengan daya tahan tubuh yang masih kurang memudahkan
terjadinya perforasi. Sedangkan pada orang tua perforasi mudah terjadi karena
telah ada gangguan pembuluh darah (Mansjoer, 2007) .
6. Manifestasi klinik Appendisitis
a. Nyeri kuadran bawah terasa dan biasanya disertai dengan demam ringan,
mual, muntah dan hilangnya nafsu makan.
b. Nyeri tekan local pada titik McBurney bila dilakukan tekanan.
c. Nyeri tekan lepas dijumpai.
d. Terdapat konstipasi atau diare.
e. Nyeri lumbal, bila appendiks melingkar di belakang sekum.
f. Nyeri defekasi, bila appendiks berada dekat rektal.
g. Nyeri kemih, jika ujung appendiks berada di dekat kandung kemih atau
ureter.
h. Pemeriksaan rektal positif jika ujung appendiks berada di ujung pelvis.
i. Tanda Rovsing dengan melakukan palpasi kuadran kiri bawah yang secara
paradoksial menyebabkan nyeri kuadran kanan.
j. Apabila appendiks sudah ruptur, nyeri menjadi menyebar, disertai abdomen
terjadi akibat ileus paralitik.
k. Pada pasien lansia tanda dan gejala appendiks sangat bervariasi. Pasien
mungkin tidak mengalami gejala sampai terjadi ruptur appendiks.
7. Komplikasi Appendisitis
Komplikasi terjadi akibat keterlambatan penanganan Appendisitis. Faktor
keterlambatan dapat berasal dari penderita dan tenaga medis. Faktor penderita
meliputi pengetahuan dan biaya, sedangkan tenaga medis meliputi kesalahan
diagnosa, menunda diagnosa, terlambat merujuk ke rumah sakit, dan
terlambat melakukan penanggulangan. Kondisi ini menyebabkan peningkatan
angka morbiditas dan mortalitas. Proporsi komplikasi Appendisitis 10-32%,
paling sering pada anak kecil dan orang tua.
CFR komplikasi 2-5%, 10-15% terjadi pada anak-anak dan orang tua.43
Anak-anak memiliki dinding appendiks yang masih tipis, omentum lebih
pendek dan belum berkembang sempurna memudahk an terjadinya perforasi,
sedangkan pada orang tua terjadi gangguan pembuluh darah. Adapun jenis
komplikasi diantaranya:
a. Abses
Abses merupakan peradangan appendiks yang berisi pus. Teraba
massa lunak di kuadran kanan bawah atau daerah pelvis. Massa ini mula-
mula berupa flegmon dan berkembang menjadi rongga yang mengandung
pus. Hal ini terjadi bila Appendisitis gangren atau mikroperforasi ditutupi
oleh omentum.
b. Perforasi
Perforasi adalah pecahnya appendiks yang berisi pus sehingga bakteri
menyebar ke rongga perut. Perforasi jarang terjadi dalam 12 jam pertama
sejak awal sakit, tetapi meningkat tajam sesudah 24 jam. Perforasi dapat
diketahui praoperatif pada 70% kasus dengan gambaran klinis yang timbul
lebih dari 36 jam sejak sakit, panas lebih dari 38,50C, tampak toksik, nyeri
tekan seluruh perut, dan leukositosis terutama polymorphonuclear (PMN).
Perforasi, baik berupa perforasi bebas maupun mikroperforasi dapat
menyebabkan peritonitis.
c. Peritonitis
Peritonitis adalah peradangan peritoneum, merupakan komplikasi
berbahaya yang dapat terjadi dalam bentuk akut maupun kronis. Bila
infeksi tersebar luas pada permukaan peritoneum menyebabkan timbulnya
peritonitis umum. Aktivitas peristaltik berkurang sampai timbul ileus
paralitik, usus meregang, dan hilangnya cairan elektrolit mengakibatkan
dehidrasi, syok, gangguan sirkulasi, dan oligouria. Peritonitis disertai rasa
sakit perut yang semakin hebat, muntah, nyeri abdomen, demam, dan
leukositosis.
8. Diagnostik test Appendisitis
a. Laboratorium
Terdiri dari pemeriksaan darah lengkap dan C-reactive protein (CRP).
Pada pemeriksaan darah lengkap ditemukan jumlah leukosit antara 10.000-
18.000/mm3 (leukositosis) dan neutrofil diatas 75%, sedangkan pada CRP
ditemukan jumlah serum yang meningkat. CRP adalah salah satu
komponen protein fase akut yang akan meningkat 4-6 jam setelah
terjadinya proses inflamasi, dapat dilihat melalui proses elektroforesis
serum protein. Angka sensitivitas dan spesifisitas CRP yaitu 80% dan 90%.
b. Radiologi
Terdiri dari pemeriksaan ultrasonografi (USG) dan Computed
Tomography Scanning (CT-scan). Pada pemeriksaan USG ditemukan
bagian memanjang pada tempat yang terjadi inflamasi pada appendiks,
sedangkan pada pemeriksaan CT-scan ditemukan bagian yang menyilang
dengan fekalith dan perluasan dari appendiks yang mengalami inflamasi
serta adanya pelebaran sekum. Tingkat akurasi USG 90-94% dengan angka
sensitivitas dan spesifisitas yaitu 85% dan 92%, sedangkan CT-Scan
mempunyai tingkat akurasi 94-100% dengan sensitivitas dan spesifisitas
yang tinggi yaitu 90-100% dan 96-97%.
c. Analisa urin
Bertujuan untuk mendiagnosa batu ureter dan kemungkinan infeksi
saluran kemih sebagai akibat dari nyeri perut bawah.
d. Pengukuran enzim hati dan tingkatan amilase
Membantu mendiagnosa peradangan hati, kandung empedu, dan
pankreas.
e. Serum Beta Human Chorionic Gonadotrophin (BHCG)
Bertujuan untuk memeriksa adanya kemungkinan kehamilan.
f. Pemeriksaan barium enema
Bertujuan untuk menentukan lokasi sekum. Pemeriksaan Barium
enema dan Colonoscopy merupakan pemeriksaan awal untuk kemungkinan
karsinoma colon.
g. Pemeriksaan foto polos abdomen
Pemeriksaan ini tidak menunjukkan tanda pasti Appendisitis, tetapi
mempunyai arti penting dalam membedakan Appendisitis dengan obstruksi
usus halus atau batu ureter kanan.
9. Differensial Diagnosis Appendisitis
Diagnosis appendisitis yang klasik sekalipun sangat rumit, hal ini
disebabkan oleh kenyataan bahwa banyak gangguan lain yang juga
rnemberikan gambaran klinis akut abdomen yang harus dibedakan dengan
appendisitis akut. Beberapa keadaan yang memiliki gambaran klinis
menyerupai appendisitis akut adalah:
a. Gastroenteritis
Pada gastroenteritis, mual, muntah, dan diare mendahului rasa sakit.
Sakit perut lebih ringan dan tidak terbatas tegas. Hiperperistaltik sering
ditemukan. Panas dan leukositosis kurang menonjol dibandingkan dengan
appendisitis akut.
b. Demam dengue
Demam dengue dapat dimulai dengan sakit perut mirip dengan
peritonitis.
c. Limfadenitis mesentrika.
Limfadenitis mesentrika yang biasa didahului oleh enteritis atau
gastroenteritis ditandai dengan nyeri perut, terutama kanan disertai dengan
perasaan mual, nyeri tekan perut samar terutama kanan.
d. Gangguan alat kelamin perempuan.
Folikel ovarium yang pecah (Ovulasi) mungkin memberikan nyeri
perut kanan bawah pada pertengahan siklus menstruasi.
e. Infeksi panggul
Salfingitis akut kanan sering dikacaukan dengan appendisitis akut.
Suhu biasanya lebih tinggi dari pada appendisitis dan nyeri perut bagian
bawah lebih difus.
f. Kehamilan di luar kandungan.
Hampir selalu ada riwayat terlambat haid dengan keluhan yang tidak
menentu. Jika ada ruptur tuba atau abortus kehamilan di luar rahim dengan
perdarahan akan timbul nyeri yang mendadak difus didaerah pelvis dan
mungkin terjadi syok hipovolemik.
g. Kista ovarium terpuntir
Timbul nyeri mendadak dengan intensitas yang tinggi dan teraba
massa dalam rongga pelvis pada pemeriksaan perut, colok vaginal atau
colok rektal.
h. Endometriosis eksterna.
Endometrium di luar rahim akan memberikan keluhan nyeri ditempat
endometriosis berada, dan darah terkumpul sewaktu menstruasi, karena
tidak ada jalan keluar.
i. Urolitiasis pielum / Ureter kanan.
Batu ureter atau batu ginjal kanan. Adanya riwayat kolik dari
pinggang ke perut menjalar ke inguinal kanan merupakan gambaran yang
khas.
j. Penyakit lain.
Penyakit lain yang perlu dipekirakan adalah peradangan di perut
seperti divertikulitis meckel, perforasi tukak duo denum atau lambung,
kolesistitis akut, pankreatitis, divertikulitis kolon, obstruksi usus awal,
perforasi kolon, demam tifoid abdominalis, karsinoid, dan molekul
apendiks (R. Sjamsuhidayat, 1997: 187).
B. Konsep Asuhan Keperawatan Appendisitis
Proses keperawatan adalah metode dimana suatu konsep diterapkan dalam
praktik keperawatan, hal ini biasa juga disebut sebagai suatu pendekatan problem
solving yang memerlukan ilmu : teknik keterampilan interpersonal dan ditujukan
untuk memenuhi kebutuhan klien / keluarga, yang terdiri dari lima tahap yaitu
pengkajian, diagnosis, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi yang berintegrasi
terhadap suatu tindakan keperawatan.
Langkah-langkah dalam proses keperawatan yaitu :
1. Pengkajian
Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan
suatu proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber
data untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan, dimana
tahap pengkajian terdiri dari 3 bagian yaitu : pengumpulan data,
pengelompokan data, dan analisa data.
Sesuai dengan kasus klien, maka pengkajian yang dapat dilakukan adalah :
a. Pengumpulan data
Pengumpulan data merupakan kegiatan untuk mengumpulkan data-
data atau informasi dari klien yang meliputi bio-psiko-sosial-spiritual
yang komprehensif dengan wawancara, observasi dan pemeriksaan fisik
yang meliputi data-data sebagai berikut :
1) Biodata
- Identitas klien
Identitas klien meliputi nama, umur, jenis kelamin, kawin /
belum kawin, agama, suku / bangsa, pendidikan, pekerjaan,
pendapatan dan alamat.
- Identitas penanggung
Nama penanggung, umur, jenis kelamin, suku / bangsa,
pendidikan, pekerjaan, agama, hubungan dengan klien dan alamat.
2) Keluhan utama
Keluhan yang dirasakan klien saat dilakukan pengkajian.
Keluhan-keluhan yang lazim ditemukan yaitu : nyeri pada daerah
operasi.
3) Riwayat kesehatan
- Riwayat kesehatan sekarang
Alasan klien masuk rumah sakit dan keadaan keluhan yang
dirasakan dapat dinilai dengan PQRST (P : Provokatif, Q :
Qualitatif, R : Radiasi / Regin, S : Skala, T : Time)
- Riwayat kesehatan masa lalu
Untuk mengetahui keadaan klien masa lalu apakah pernah
dirawat di rumah sakit dan dioperasi dan apakah pernah menderita
penyakit yang sama sebelumnya dan kejadiannya berulang.
- Riwayat kesehatan keluarga
Memberikan informasi ada tidaknya anggota keluarga yang
menderita penyakit yang sama dengan klien.
4) Riwayat psikososial
- Pola kognitif
Pengetahuan klien terhadap penyakit yang dideritanya.
- Pola koping
Menyangkut hal-hal yang dilakukan klien atau keluarga dalam
menangani masalahnya.
- Pola interaksi
Menggambarkan hubungan klien dengan keluarga, orang lain,
perawat, dan tenaga kesehatan lainnya.
5) Riwayat spiritual
Menggambarkan bagaimana ketaatan klien dalam menjalankan
ibadah sesuai dengan keyakinannya, bagaimana dukungan keluarga,
ritual atau acara keagamaan yang biasa dijalankan klien.
6) Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik atau pengkajian fisik dalam keperawatan
dilakukan untuk memperoleh data objektif dari riwayat kesehatan
klien yang meliputi : Inspeksi ( periksa lihat ), palpasi ( periksa raba
), perkusi ( periksa ketuk ), dan auskultasi ( periksa dengar ).
Pendengaran pengkajian fisik yang dilakukan yaitu persistem
yang terdiri atas : keadaan umum klien, tanda – tanda vital, sistem
pernafasan, sistem kardiovaskuler, sistem pencernaan, sistem indra,
sistem persarafan, sistem muskuloskletal, sistem integumen, sistem
endokrin, sistem perkemihan, sistem reproduksi dan sistem imum.
7) Aktivitas sehari-hari.
Menyangkut perubahan pola yang berhubungan dengan
penyimpangan atau terganggunya kebutuhan dasar klien yang
meliputi : nutrisi, cairan, eliminasi (BAB dan BAK), kebutuhan
istirahat tidur, personal hygiene, olahraga, rekreasi, dan apakah ada
riwayat ketergantungan obat-obat terlarang.
b. Pengelompokan Data
Setelah mengkaji status kesehatan klien, maka data dikumpulkan
secara akurat dan sistematis yang diklasifikasikan menjadi 2 macam :
1) Data subjektif
Data subjektif adalah Data yang didapatkan dari klien sebagai
suatu pendapat terhadap suatu situasi dan kejadian.
2) Data objektif
Data objektif adalah Data yang dapat diobservasi dan diukur.
c. Analisa data
Setelah data dikelompokkan data menurut subjektifitas dan objektifitas
maka dilakukan pengindentifikasian masalah keperawatan klien dan
merumuskannya. Umumnya sejumlah masalah klien saling berhubungan
dan dapat digambarkan dengan jelas melalui analisa data yang terdiri dari
3 komponen yaitu : data, etiologi (penyebab), dan masalah (problem).
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan merupakan keputusan klinik tentang respon
individu, keluarga dan masyarakat tentang masalah kesehatan aktual atau
potensial, dimana berdasarkan pendidikan dan pengalamannya, perawat
secara akuntabilitas dapat mengidentifikasi dan memberikan intervensi
secara pasti untuk menjaga, menurunkan, membatasi, mencegah dan
merubah status kesehatan klien. (Carpenito, 2000; Gordon, 1976 &
NANDA).
Tahapan diagnosa terdiri dari:
a. Proses diagnosa keperawatan terdiri dari: analisa data, interpretasi data,
identifikasi masalah klien dan perumusan diagnosa keperawatan.
b. Komponen diagnosa keperawatan terdiri dari :
P (Problem) atau masalah
E (Etiology) atau penyebab
S (Symtom) atau tanda dan gejala
Akan tetapi terkadang hanya terdiri dari P dan E saja
c. Validasi diagnosa di lakukan dengan cara bekerja sama dengan klien
dan berusaha untuk dekat dengan klien atau petugas kesehatan lain.
d. Melakukan pengkajian ulang dan merevisi diagnosa keperawatan
berdasarkan data terbaru.
Adapun diagnosa keperawatan yang lazim muncul pada kasus Pre
Operasi Appendisitis (NANDA, 2012) adalah sebagai berikut :
1) Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan peradangan pada
apendisitis.
2) Kurang pengetahuan tentang proses penyakit dan pengobatannya
berhubungan dengan kurang informasi.
3) Kecemasan berhubungan dengan perubahan status kesehatan.
4) Kekurangan volume cairan berhubungan dengan muntah praoperasi.
Sedangkan diagnosa keperawatan yang lazim muncul pada kasus Post
Operasi Appendisitis (NANDA, 2012) adalah sebagai berikut :
1) Gangguan rasa nyeri berhubungan dengan terputusnya kontinuitas
jaringan karena tindakan operasi
2) Risiko tinggi infeksi berhubungan luka post operasi.
3) Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi.
3. Perencanaan
Perencanaan meliputi pengembangan strategi desain untuk mencegah atau
mengoreksi masalah-masalah yang diidentifikasi pada diagnosa
keperawatan. (Nursalam, 2007).
Tahap perencanaan terdiri dari:
a. Perencanaan terdiri dari penetapan:
- Prioritas Masalah
- Tujuan
- Rencana Tindakan
b. Melibatkan klien dalam membantu perencanaan keperawatan.
c. Perencanaan bersifat individual sesuai dengan kondisi dan kebutuhan
klien saat ini.
d. Mendokumentasikan rencana keperawatan.
4. Pelaksanaan (Implementasi)
Perawat mengimplementasikan tindakan yang telah di identifikasi dalam
asuhan keperawatan.
Kriteria Proses:
a. Bekerja dengan klien dalam melaksanakan tindakan keperawatan.
b. Berkolaborasi dengan profesi kesehatan lain untuk meningkatkan
kesehatan.
c. Melakukan tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah kesehatan
klien.
d. Melakukan superfisi terhadap tenaga pelaksanaan keperawatan di bawah
tanggung jawabnya.
e. Mencari koordinator pelayanan dan advokator bagi klien dalam mencari
tujuan perawatan.
f. Menginformasikan kepada klien tentang status kesehatan dan fasilitas-
fasilitas palayanan yang ada.
g. Memberikan pendidikan pada klien dan keluarga mengenai konsep
keterampilan asuhan diri serta membantu klien memodifikasi lingkungan
yang di gunakan.
h. Mengkaji ulang dan merevisi pelasanaan tindakan keperawatan
berdasarkan respon klien.
5. Evaluasi
Perawat mengevaluasi kemajuan klien terhadap tindakan dalam
pencapaian tujuan dan merevisi data serta perencanaan.
Kriteria proses:
a. Menyusun perencanaan evaluasi hasil terhadap intervensi komprehensif,
tepat waktu dan terus-menerus.
b. Menggunakan data dasar dan respon klien dalam mengukur
perkembangan kearah pencapaian tujuan.
c. Menggunakan data dasar dan respon klien dalam mengukur
perkembangan kearah pencapaian tujuan.
d. Bekerjasama dengan klien dan keluarga untuk memodifikasi rencana
asuhan keperawatan.
e. Mendokumentasi hasil evaluasi.
BAB III
KERANGKA KONSEP
A. Dasar Pemikiran
Penerapan adalah perihal mempraktekkan (Kbbi, 1999.1044). Sedangkan
Penerapan asuhan keperawatan adalah mempraktekkan asuhan keperawatan
dalam pelayanan keparawatan kepada pasien. Asuhan keperawatan (SKPI PPNI,
2005 : 5) adalah proses atau rangkaian kegiatan pada praktik keperawatan baik
langsung atau tidak langsung diberikan kepada sistem klien di sarana dan tatanan
kesehatan lainnya, dengan menggunakan pendekatan ilmiah keperawatan
berdasarkan kode etik dan standar praktik keperawatan.
Asuhan keperawatan dilaksanakan dalam bentuk proses keperawatan yang
meliputi tahap :
1. Pengkajian.
2. Diagnosa keperawatan.
3. Perencanaan (Intervensi).
4. Pelaksanaan (Implementasi).
5. Evaluasi (Formatif/proses dan sumatif).
B. Skema Variabel
Adapun kerangka pikir dalam penelitian ini adalah :
C. Variabel Penelitian
1. Variabel independent (variabel bebas) adalah variabel yang mempengaruhi
variabel dependent (variabel terikat), yang mana dalam penelitian ini variabel
independent yaitu Asuhan keperawatan yang meliputi pengkajian, diagnosa
keperawatan, perencanaan, implementasi dan evaluasi.
2. Variabel dependent (variabel terikat) adalah variabel yang dipengaruhi oleh
variabel independent (variabel bebas), yang mana variabel dependent dalam
penelitian ini yaitu pasien appendisitis.
D. Definisi Operasional
Adapun definisi operasional dalam penelitian ini terdiri dari :
Asuhan Keperawatan
Pengkajian
Pasien
Appendisitis Diagnosa
Keperawatan
Perencanaan
Implementasi
Evaluasi
1. Pasien appendisitis yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pasien yang
didiagnosis oleh dokter mengalami peradangan akibat infeksi pada usus buntu
atau umbai cacing (apendiks) yang pernah dirawat di Rumah Sakit Santa
Anna Kendari.
2. Asuhan keperawatan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah metode
proses keperawatan dimana suatu konsep diterapkan dalam praktik
keperawatan, hal ini bisa juga disebut sebagai suatu pendekatan problem
solving yang memerlukan ilmu: teknik pengumpulan interpersonal dan
ditujukan untuk memenuhi kebutuhan klien/keluarga, yang terdiri dari lima
tahap yaitu pengkajian, diagnosis, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi
yang berintegrasi terhadap suatu tindakan keperawatan pada pasien,
khususnya pasien Appendisitis. Asuhan Keperawatan Appendisitis terdiri dari
Asuhan Keperawatan Pre Operasi dan Asuhan Keperawatan Post Operasi,
yang dimulai dari pengkajian sampai dengan evaluasi keperawatan.
a. Proses pengkajian yang di maksud adalah tahap pengumpulan data yang
dilakukan oleh perawat dengan cara melakukan wawancara dan
pemeriksaan fisik pada pasien penderita appendisitis. Jumlah pertanyaan
sebanyak 10 item dan untuk setiap item yang dilakukan diberi nilai 1 dan
item yang tidak dilakukan diberi nilai 0.
Kriteria hasil :
- Baik: jika dilakukan dan hasil observasi ≥ 60-100%
- Kurang : jika tidak dilakukan dan hasil observasi < 60%
b. Diagnosa keperawatan adalah tahap perumusan masalah keperawatan,
jumlah pertanyaan sebanyak 10 item dan untuk setiap item yang dilakukan
diberi nilai 1 dan item yang tidak dilakukan diberi nilai 0.
Kriteria hasil:
- Baik: jika dilakukan dan hasil observasi ≥ 60-100%
- Kurang : jika tidak dilakukan dan hasil observasi < 60%
c. Rencana tindakan keperawatan adalah suatu tahap pemberian asuhan
keperawatan di mana perawat merencanakan tindakan yang akan diberikan
sesuai dengan masalah pasien. Jumlah pertanyaan sebanyak 10 item dan
untuk setiap item yang dilakukan di beri nilai 1 dan item yang tidak
dilakukan diberi nilai 0.
Kriteria hasil:
- Baik: jika dilakukan dan hasil observasi ≥ 60-100%
- Kurang : jika tidak dilakukan dan hasil observasi < 60%
d. Implementasi keperawatan adalah tahap pelaksanaan tindakan yang sesuai
antara rencana dengan tindakan, meminta persetujuan pasien, item
pelaksanaan tindakan di sesuaikan dengan kondisi pasien. Jumlah
pertanyaan sebanyak 10 item dan untuk setiap item yang dilakukan di beri
nilai 1 dan item yang tidak dilakukan diberi nilai 0.
Kriteria hasil:
- Baik: jika dilakukan dan hasil observasi ≥ 60-100%
- Kurang : jika tidak dilakukan dan hasil observasi < 60%
e. Evaluasi keperawatan adalah tahap akhir dari pelaksanaan asuhan
keperawatan dimana perawat melakukan penilaian terhadap keberhasilan
asuhan keperawatan yang telah di lakukan. Jumlah pertanyaan sebanyak 10
item dan untuk setiap item yang dilakukan di beri nilai 1 dan item yang
tidak dilakukan diberi nilai 0.
Kriteria hasil:
- Baik: jika dilakukan dan hasil observasi ≥ 60-100%
- Kurang : jika tidak dilakukan dan hasil observasi < 60%
\
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang dimana jenis penelitian
ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang Penerapan Asuhan
Keperawatan Pada Pasien Dengan Kasus Appendisitis Di Rumah Sakit Santa
Anna Kendari Tahun 2015.
B. Waktu dan Tempat Penelitian
1. Waktu
Penelitian ini telah dilaksanakan pada tanggal 12 - 15 Juli 2016.
2. Tempat
Penelitian ini telah dilaksanakan di Rumah Sakit Santa Anna Kendari.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien appendisitis yang pernah
dirawat di Rumah Sakit Santa Anna Kendari dengan kasus appendisitis pada
tahun 2015 yaitu sebanyak 110 orang .
2. Sampel
Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 30 orang pasien
Appendisitis yang pernah dirawat di Rumah Sakit Santa Anna Kendari pada
tahun 2015. Hal ini didasarkan pada pendapat Arikunto (2006 : 96) bahwa
apabila populasi > 100, maka sampel diambil 15 – 30 % dan apabila jumlah
populasi < 100, maka sampel diambil 30 – 50 % dari jumlah populasi yang
ada untuk dijadikan sampel yang diambil. Dengan teknik pengambilan yaitu
Simple Random Sampling.
D. Jenis Dan Cara Pengumpulan Data
1. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diambil dari instansi terkait yang
berhubungan dengan penelitian, yaitu jumlah penderita appendisitis sejak 3
(tiga) tahun terakhir di Medical Record Rumah Sakit Santa Anna Kendari.
E. Instrumen Penelitian
Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar check list,
yang berisi tentang Penerapan Asuhan Keperawatan.
F. Pengolahan Data
Sebelum analisis data dilakukan pengolahan dilakukan dengan langkah
sebagai berikut :
a. Editing
Editing atau penyuntingan data dilakukan pada saat penelitian yakni
memeriksa semua lembar observasi yang telah di isi yaitu kelengkapan data
memeriksa keseragaman data.
b. Koding
Koding atau pengkodean pada lembar observasi, tahap ini kegiatan yang
dilakukan ialah mengisi daftar kode yang disediakan pada lembar observasi,
sesuai dengan hasil pengamatan yang dilakukan.
c. Skoring
Setelah melakukan pengkodean maka di lanjutkan dengan tahap pemberian
skor pada lembaran observasi dalam bentuk angka-angka.
d. Tabulating
Setelah selesai pengumpulan data kedalam satu tabel menurut sifat-sifat
yang dimiliki yang mana sesuai dengan tujuan penelitian ini. Tabel yang
digunakan yaitu berupa tabel sederhana atau tabel silang.
G. Analisa Data
Analisa data dilakukan secara manual dengan menggunakan kalkulator,
kemudian hasil di sajikan dalam bentuk tabel frekuensi di sertai penjelasan-
penjelasan.
P = f x K
N
keterangan: P = Persentase
f = Frekuensi
k = Konstanta (100%)
n = Jumlah Sampel
(Arikunto, 2002).
H. Penyajian Data
Penyajian data dalam penelitian ini yaitu dalam bentuk tabel distribusi
frekuensi, dinarasikan secara deskriptif variabel yang diteliti dan di presentatif.
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. HASIL PENELITIAN
1. Gambaran umum lokasi penelitian
a. Sejarah berdirinya Rumah Sakit Santa Anna.
Rumah Sakit Santa Anna Kendari adalah salah satu Rumah Sakit umum
swasta yang berada di kota Kendari yang dikelola oleh yayasann Yoseph
dari suster-suster tarekat Jesus Maria Joseph (JMJ), yang didirikan dan
memulai kegiatan pada tanggal 25 Juli 1978, di resmikan pada tanggal 08
Agustus 1978.
Rumah Sakit Santa Anna Kendari berdomisili di Jl.DR.Moh, Hatta
No,65A, Kelurahan Sanua Kecamatan Kendari, Kotamadya Kendari
Provinsi Sulawesi Tenggara
1) Lingkungan fisik
Rumah Sakit Santa Anna Kendari tempatnya yang strategis, juga
berada diantara pusat perkantoran pemerintahan maupun swasta serta
pusat perbelanjaan. Rumah Sakit Santa Anna berdiri diatas tanah seluas
5.138 m2 dan luas bangunan rumah sakit seluas 3.340 m
2 Yang terdiri
dari bangunan ruang Administrasi (Perkantoran, Keuangan, Aula dan
Diklat), Ruang Poliklinik ( poliklinik umum, poli kebidanan, poli THT,
poli bedah, poli Ortopedi, poli anak, poli penyakit dalam, poli jantung,
poli kulit dan kelamin, poli gigi), Ruang UGD, Ruang ICU, Ruang
perawatan anak dan perempuan (Santa Monica), Ruang perawatan laki-
laki (Santo Clemens), Ruang Kebidanan (Santa Yohana), OK dan Ruang
Pelayanan penunjang (Radiologi, USG, EKG, Ambulance, Ruang
Instalasi Gizi, Ruang Laundry, Ruang Jenazah).
2) Status
Rumah Sakit Santa Anna Kendari adalah Rumah Sakit Milik
Kongrease JMJ-Indonesia berdasarkan Skep. Menteri Kesehatan RI No.
HK.03.05/1/665.12 Tentang Penetapan Kelas Rumah Sakit, dan
ditetapkan bahwa Rumah Sakit Umum Santa Anna Kendari dengan tipe/
kelas D.
Rumah Sakit Santa Anna Kendari memperoleh surat izin
Operasional tetap dari Walikota Kendari dengan Nomor
56/IZN/XII/2012/001 Pada tanggal 17 Desember 2012 dan berlaku 5
tahun (17 Desember 2012 s/d 17 Desember 2017) dan statusnya tetap.
b. Visi dan misi Rumah Sakit Santa Anna
1) Visi
Rumah Sakit Santa Anna Kendari, “ Menjadi Rumah Sakit Umum Pilihan
di Wilayah Sulawesi Tenggara melalui pelayanan yang prima dan
terpercaya ”.
2) Misi
- Tetap memperhatikan golongan masyarakat yang lemah.
- Memberikan pelayanan kesehatan yang dilandasi oleh cinta kasih.
- Pelayanan kesehatan dengan standar kedokteran sesuai dengan
tuntutan zaman.
c. Sarana prasarana
Rumah Sakit Santa Anna Kendari tempatnya yang strategis, juga berada
diantara pusat perkantoran pemerintahan maupun swasta serta pusat
perbelanjaan. Rumkit berdiri diatas tanah seluas 5.138 m2 dan luas bangunan
rumah sakit seluas 3.340 m2 Yang terdiri dari bangunan ruang Administrasi
(Perkantoran, Keuangan, Aula dan Diklat), Ruang Poliklinik ( poliklinik
umum, poli kebidanan, poli THT, poli bedah, poli Ortopedi, poli anak, poli
penyakit dalam, poli jantung, poli kulit dan kelamin, poli gigi), Ruang UGD,
Ruang ICU, Ruang perawatan anak dan perempuan (Santa Monica), Ruang
perawatan laki-laiki (Santo Clemens), Ruang Kebidanan (Santa Yohana),
OK dan Ruang Pelayanan penunjang (Radiologi, USG, EKG, Ambulance,
Ruang Instalasi Gizi, Ruang Laundry, Ruang Jenazah).
Terdapat 16 Instalasi sebagai fasilitas Rumah Sakit Santa Anna Kendari
seperti pada tebel berikut:
Tabel 5.1
Distribusi Jenis Sarana Pelayanan Kesehatan di Rumah
Sakit Santa Anna Kendari Tahun 2016
No Instalasi
1 Farmasi
2 Gizi
3 Pemeliharaan Sarana Kesehatan
4 Kesling
5 Laboratorium
6 Kamar Jenazah
7 Ruang OK
8 Gynecologi
9 Gawat Darurat
10 Gedung Loundry
11 Perkantoran
12 Poli Klinik (Umum, KB, THT, Anak, Bedah, Orthopedy,
Jantung, Kulit dan Kelamin, Penyakit Dalam, )
13 Bangsal Perawatan (ST Clemens, STA Monica, STA Yohana ).
14 1 buah Apotek
15 Fisioterapi
16 Gengset
Sumber: Data Sekunder Tahun 2016
d. Ketenagaan
Jumlah tenaga kerja yang ada di Rumah Sakit Santa Anna Kendari pada
tahun 2016 sebanyak 141 yang terdiri dari :
1) Dokter : 10 orang
2) Bidan : 23 orang
3) Perawat : 52 orang
4) Pegawai khusus gizi : 1 orang
5) Pegawai khusus kefarmasian : 2 orang
6) Pegawai non kesehatan : 53 orang
e. Kapasitas tempat tidur
Jumlah tempat tidur yang ada di Rumah Sakit Santa Anna Kendari pada
tahun 2016 sebanyak 56 unit , yang terdiri dari :
1) Ruang Sta. Monica : 20 Unit
2) Ruang St. Clements : 23 Unit
3) Ruang Sta. Theresia : 9 Unit
4) Ruang ICU : 4 Unit
f. Distribusi Jenjang Pendidikan Perawat di Rumah Sakit Santa Anna Kendari
1) Sekolah Perawat Kesehatan : 11 Orang
2) Diploma III Keperawatan : 14 Orang
3) Strata Satu Keperawatan : 23 Orang
4) Ners : 4 Orang
2. Karakteristik Responden
a. Karakteristik Jenis Kelamin
Adapun karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin sebagaimana
di uraikan pada tabel 5.2 di bawah ini :
Tabel 5.2
Distribusi frekuensi Pasien Appendisitis Berdasarkan
Jenis Kelamin Di Rumah Sakit Santa Anna Kendari
Tahun 2015
No Jenis Kelamin Frekuensi (f) Persentase (%)
1
2
Laki-laki
Perempuan
16
14
53,33
46,67
Jumlah (n) 30 100,00
Sumber data sekunder 2015
Dari Tabel 5.2 menunjukkan bahwa dari 30 responden diteliti yang
terbanyak jenis kelamin Laki-laki sebanyak 16 orang (53,33%) yang
terendah jenis kelamin perempuan sebanyak 14 orang (46,67%).
b. Karakteristik Umur
Adapun karakteristik responden berdasarkan umur sebagaimana di
uraikan pada tabel 5.3 di bawah ini :
Tabel 5.3
Distribusi frekuensi Pasien Appendisitis Berdasarkan Umur
Di Rumah Sakit Santa Anna Kendari Tahun 2015
No Kategori Usia Frekuensi (f) Persentase (%)
1
2
3
4
17 – 25 Tahun
26 – 35 Tahun
36 – 45 Tahun
46 – 55 Tahun
2
11
15
2
6,67
36,66
50
6,67
Jumlah (n) 30 100,00
Sumber data sekunder 2015
Dari Tabel 5.3 menunjukkan bahwa dari 30 responden diteliti yang
terbanyak Kategori usia 36 - 45 Tahun sebanyak 15 orang (50%), yang
terendah kategori usia 17 – 25 dan 46 – 55 Tahun yang sama-sama
berjumlah 2 orang (6,67%).
c. Karakteristik Pendidikan
Adapun karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan
sebagaimana di uraikan pada tabel 5.4 di bawah ini :
Tabel 5.4
Distribusi frekuensi Pasien Appendisitis Berdasarkan Tingkat
Pendidikan pasien Appendisitis Di Rumah Sakit Santa Anna
Kendari Tahun 2015
No Jenjang Pendidikan Frekuensi (f) Persentase (%)
1
2
3
SMA
DIPLOMA III (DIII)
STRATA 1 (S1)
20
2
8
66,67
6,67
26,67
Jumlah (n) 30 100,00
Sumber data sekunder 2015
Dari Tabel 5.4 menunjukkan bahwa dari 30 responden diteliti yang
terbanyak adalah Jenjang pendidikan SMA dengan frekuensi 20 orang
(66,67%), dan Strata 1 (S1) dengan frekuensi 8 orang (26,67%).
d. Karakteristik Pekerjaan
Adapun karakteristik responden berdasarkan pekerjaan sebagaimana di
uraikan pada tabel 5.5 di bawah ini :
Tabel 5.5
Distribusi frekuensi Pasien Appendisitis Berdasarkan
Pekerjaan pasien Appendisitis Di Rumah Sakit
Santa Anna Kendari Tahun 2015
No Jenis Pekerjaan Frekuensi (f) Persentase (%)
1
2
3
4
Nelayan
PNS
Honorer
Wiraswasta
16
9
3
2
53,33
30
10
6,67
Jumlah (n) 30 100,00
Sumber data sekunder 2015
Dari Tabel 5.5 menunjukkan bahwa dari 30 responden diteliti yang
terbanyak adalah Jenis Pekerjaan Nelayan dengan frekuensi 16 (53,33%) dan
PNS dengan frekuensi 9 atau (30%).
e. Variabel Penelitian Penerapan Asuhan Keperawatan Pada Pasien Pre
Operasi Appendisitis Di Rumah Sakit Santa Anna Kendari Tahun 2015
Tabel 5.6
Distribusi Frekuensi Penerapan Asuhan Keperawatan Pada
Pasien Pre Operasi Appendisitis Di Rumah Sakit
Santa Anna Kendari Tahun 2015
No Kriteria Frekuensi (f) Persentase (%)
1 Baik 30 100
2 Kurang 0 0
Jumlah (n) 30 100%
Sumber data sekunder 2015
Dari Tabel 5.6 menunjukkan bahwa dari 30 responden yang diteliti yang
terbanyak adalah kategori baik dengan frekuensi 30 orang atau 100%
sedangkan untuk kategori kurang memiliki frekuensi 0 (0%).
f. Variabel Penelitian Penerapan Asuhan Keperawatan Pada Pasien Post
Operasi Operasi Appendisitis Di Rumah Sakit Santa Anna Kendari Tahun
2015
Tabel 5.7
Distribusi Frekuensi Penerapan Asuhan Keperawatan Pada
Pasien Post Operasi Appendisitis Di Rumah Sakit
Santa Anna Kendari Tahun 2015
No Kriteria Frekuensi (f) Persentase (%)
1 Baik 30 100
2 Kurang 0 0
Jumlah (n) 30 100%
Sumber data sekunder 2015
Dari Tabel 5.7 menunjukkan bahwa dari 30 responden yang diteliti yang
terbanyak adalah kategori baik dengan frekuensi 30 orang atau 100%
sedangkan untuk kategori kurang memiliki frekuensi 0 (0%).
g. Penerapan Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Kasus Appendisitis Di
Rumah Sakit Santa Anna Kendari Tahun 2015
Tabel 5.8
Distribusi Frekuensi Penerapan Asuhan Keperawatan Pada Appendisitis
Di Rumah Sakit Santa Anna Kendari Tahun 2015
No Kriteria Frekuensi (f) Persentase
(%)
1 Baik 30 100
2 Kurang 0 0
Jumlah (n) 30 100%
Sumber data sekunder 2015
Dari Tabel 5.8 menunjukkan bahwa dari 30 responden yang diteliti yang
terbanyak adalah kategori baik dengan frekuensi 30 orang atau 100%
sedangkan untuk kategori kurang memiliki frekuensi 0 (0%).
B. PEMBAHASAN
Adapun hasil pengolahan data tentang penerapan asuhan keperawatan pada
pasien Pre dan Post Appendisitis di Rumah Sakit Santa Anna Kendari Tahun 2015
adalah sebagai berikut :
1. Penerapan Asuhan Keperawatan Pada Pasien Pre Operasi Appendisitis Di
Rumah Sakit Santa Anna Kendari Tahun 2015.
Berdasarkan tabel 5.6 menunjukkan bahwa dari 30 responden yang
diteliti berdasarkan Penerapan Asuhan Keperawatan Pada pasien Pre Operasi
Appendisitis di Rumah Sakit Santa Anna Kendari Tahun 2015 diperoleh data
untuk kategori baik memiliki frekuensi 30 sedangkan untuk kategori kurang
memiliki frekuensi 0 (0%).
Dari hasil penelitian didapatkan bahwa perawat yang melaksanakan
Asuhan Keperawatan di Rumah Sakit Santa Anna Kendari sudah memberikan
Asuhan Keperawatan secara optimal kepada pasien mulai dari perawat
melakukan pengkajian pada waktu pasien masuk sampai pada evaluasi tindakan
keperawatan. Hal ini kemungkinan besar didukung oleh tingkat pendidikan
perawat di Rumah Sakit Santa Anna Kendari yang rata-rata sudah berada pada
jenjang strata satu keperawatan.
Akan tetapi melihat dari 10 item yang dijadikan acuan untuk
mengetahui terkait tentang penerapan asuhan keperawatan di Rumah Sakit
Santa Anna Kendari, masih ada item yang belum diterapkan oleh perawat
khususnya pelaksana asuhan keperawatan, seperti item yang terdapat pada
Diagnosa Keperawatan yaitu Perawat selalu memodifikasi diagnosa ketika ada
perubahan status kesehatan pasien Appendisitis. Di harapkan kepada perawat
pelaksana asuhan keperawatan di Rumah Sakit Santa Anna Kendari agar lebih
atau mempertahankan kinerjanya terkait tentang asuhan keperawatan pasien pre
operasi appendisitis di Rumah Sakit Santa Anna Kendari.
2. Penerapan Asuhan Keperawatan Pada Pasien Post Operasi Appendisitis Di
Rumah Sakit Santa Anna Kendari.
Berdasarkan tabel 5.7 menunjukkan bahwa dari 30 responden yang
diteliti berdasarkan Penerapan Asuhan Keperawatan Pada pasien Post Operasi
Appendisitis di Rumah Sakit Santa Anna Kendari Tahun 2015 diperoleh data
untuk kategori baik memiliki frekuensi 30 sedangkan untuk kategori kurang
memiliki frekuensi 0 (0%).
Dari hasil penelitian didapatkan bahwa perawat yang melaksanakan
Asuhan Keperawatan khusunya pada pasien Post Operasi Appendisitis di
Rumah Sakit Santa Anna Kendari sudah memberikan Asuhan Keperawatan
dengan optimal, akan tetapi melihat dari 10 item yang dijadikan acuan untuk
mengetahui terkait tentang penerapan asuhan keperawatan pasien post operasi
Appendisitis di Rumah Sakit Santa Anna Kendari, masih ada item yang sangat
penting yang belum di terapkan dengan tujuan guna menilai tujuan dari pada
tindakan yang akan dicapai oleh perawat khususnya pelaksana asuhan
keperawatan, yaitu item yang terdapat pada Intervensi Keperawatan dimana
rencana tindakan mempunyai kriteria hasil. Jadi di harapkan kepada perawat
pelaksana asuhan keperawatan di Rumah Sakit Santa Anna Kendari agar
menerapkan Item ke 5 dari pada Intervensi Keperawatan dengan tujuan agar
dapat menilai tujuan yang dari pada tindakan yang akan dilakukan.
3. Penerapan Asuhan Keperawatan Pada Pasien Appendisitis Di Rumah Sakit
Santa Anna Kendari Pada Tahun 2015.
Berdasarkan tabel 5.8 diperoleh data terkait tentang gambaran nyata
penerapan asuhan keperawatan di Rumah Sakit Santa Anna Kendari Tahun
2015 di mana untuk Penerapan Asuhan Keperawatan Di Rumah Sakit Santa
Anna Kendari khususnya kasus Appendisitis, sudah berada pada kategori baik.
Hal ini merujuk pada item-item yang dijadikan sebagai acuan didalam menilai
kinerja perawat didalam melaksanakan asuhan keperawatan khususnya pasien
Appendisitis. Namun dari hasil penelitian juga di dapatkan bahwa masih ada
beberapa kriteria yang belum di terapkan, akan tetapi setelah di lakukan
pendataan kembali, maka ditarik kesimpulan bahwa Perawat pelaksana asuhan
keperawatan khususnya pada pasien Appendisitis di Rumah Sakit Santa Anna
Kendari sudah berada pada kategori baik. Namun tetap diharapkan perawat
dalam hal ini perawat pelaksana asuhan keperawatan di Rumah Sakit Santa
Anna Kendari khususnya pada pasien Appendisitis untuk lebih atau minimal
mempertahankan kinerja yang telah dilaksanakan selama ini. Hal ini dapat di
dukung oleh status jenjang pendidikan perawat di Rumah Sakit Santa Anna
Kendari yang rata-rata berada pada jenjang strata 1 (satu) keperawatan.
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas tentang Penerapan
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Kasus Appendisitis Di Rumah Sakit
Santa Anna Kendari Tahun 2015 maka disimpulkan :
1. Data Asuhan Keperawatan Pada pasien Pre Operasi Appendisitis yang di
rawat di Rumah Sakit Santa Anna Kendari Tahun 2015 berada pada kategori
baik dengan persentase 100%
2. Data Asuhan Keperawatan Pada pasien Post Operasi Appendisitis yang di
rawat di Rumah Sakit Santa Anna Kendari Tahun 2015 berada pada kategori
baik dengan persentase 100%
3. Pelaksanaan Asuhan Keperawatan pada klien dengan gangguan sistem
pencernaan khususnya kasus Appendisitis di Rumah Sakit Santa Anna
Kendari Tahun 2015 berada pada kategori baik dengan persentase 100%
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah ada maka penulis memberi beberapa
saran, antara lain :
1. Bagi Institusi
Semoga Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan bacaan bagi
mahasiswa Politeknik Kesehatan Kendari, dan untuk penelitian selanjutnya
yang ada kaitannya dengan Proposal Karya Tulis Ilmiah ini.
2. Bagi Rumah Sakit
Semoga menjadi acuan atau sumber informasi terhadap pedoman kerja
perawat di Rumah Sakit Santa Anna Kendari.
3. Bagi Klien
Semoga klien dapat memperoleh perawatan secara komprehensif dan
berkesinambungan.
4. Bagi Penulis
Semoga menjadi sebagai pengalaman nyata yang bersifat
pembelajaran dan merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan
pendidikan program D III keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi, 2006. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik Edisi
Revisi. PT. Rineka Cipta, Jakarta.
Apriyani Puji Hastuti. 2012. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan. Diakses pada
tanggal 18 maret 2016.
https://apriyanipujihastuti.wordpress.com/2012/07/09/konsep-dasar-asuhan-
keperawatan/
Dr. Lyndon Saputra.2014. Buku Saku Keperawatan Pasien Dengan Gangguan
Fungsi Gastrointestinal. PT. Bina Rupa Aksara, Pamulang
Drs. Latief Zainuar. 1985. Pedoman Ringkas Penyusunan Karya Tulis. PT. Pustaka
Indonesia, Bukittinggi
Kholi Drosyidi Mn. 2012. Pengertian Perawat dan Keperawatan. Diakses pada
tanggal 19 maret 2016.
http://nerskholidrosyidimn.blogspot.co.id/2012/08/pengertian-perawat-dan-
keperawatan.html
Masri Singarimbun dan Sofian Effendi. 1999. Metode Penelitian Survai. PT. Pustaka
LP3ES Indonesia : Jakarta
Nanda Internasional. 2012 – 2014. Diagnosis Keperawatan. Penerbit Buku
Kedokteran EGC: Jakarta
Nenda Purnama. 2013. Jurnal Apendisitis. Diakses pada tanggal 22 maret 2016.
http://nendapurnama.blogspot.co.id/2013/05/ apendisitis.html
Suyanto, S.Kp., M.Kes. 2011. Metodologi dan Aplikasi Penelitian Keperawatan. PT.
Nuha Medika, Yogyakarta
T.M. Marrelli, RNc, MA, MSN dan Debora S. Harper, RN, MS. 2008. Buku Saku
Dokumentasi Keperawatan Edisi 3. Buku Kedokteran EGC: Jakarta
Ummami Vanesa Indri, dkk. 2016. HUBUNGAN ANTARA NYERI, KECEMASAN
DAN LINGKUNGAN DENGAN KUALITAS TIDUR PADA PASIEN
POST OPERASI APENDISITIS. Diakses tanggal 01 maret 2016.
http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:qWdTeVL4tiAJ:jo
m.unri.ac.id/index.php/JOMPSIK/article/download/3378/3275+&cd=4&hl=
en&ct=clnk
Wiwing Setiono. 2014. Laporan Pendahuluan Apendisitis. Diakses tanggal 22 maret
2016. http://lpkeperawatan.blogspot.co.id/2014/01/laporan-pendahuluan-
apendisitis.html
LEMBAR PERMINTAAN MENJADI RESPONDEN
Kepada
Yth. Bapak dan Ibu…………………
Di -
Tempat
Dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan, maka saya :
Nama : Albert Sulekale
NIM : P00320013035
Sebagai mahasiswa Politeknik Kesehatan Kendari, saya bermaksud akan
melaksanakan penelitian dengan judul “Penerapan Asuhan Keperawatan Pada
Pasien Appendisitis Di Rumah Sakit Santa Anna Kendari Tahun 2015”.
Sehubungan dengan hal itu, saya mengharapkan Bapak/Ibu dapat meluangkan
waktu untuk menyetujui atau menolak manjadi responden. Apabila setuju,
saudara dipersilahkan untuk menandatangani surat persetujuan responden berikut
ini. Atas partisipasi dan kebijakan saudara, saya mengucapkan banyak terima
kasih.
Kendari, Juli 2016
Peneliti
ALBERT SULEKALE
NIM. P00320013035
SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN RESPONDEN
(INFORMED CONCENT)
Saya yang bertanda tangan di bawah ini tidak berkeberatan
menjadi responden dalam penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa
Politeknik Kesehatan Kendari dengan judul “Penerapan Asuhan
Keperawatan Pada Pasien Dengan Kasus Appendisitis Di Rumah Sakit
Santa Anna Kendari Tahun 2015”.
Saya memahami bahwa data ini bersifat rahasia. Demikian surat
penyataan ini dengan sebenar-benarnya dibuat tanpa paksaan dari pihak
manapun, semoga dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Kendari, Juli 2016
Responden
( )
OBSERVASI PENELITIAN
PENERAPAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN KASUS
PRE OPERASI APPENDISITIS DI RUMAH SAKIT
SANTA ANNA KENDARI TAHUN 2015
Data identitas
Nama Inisial :
Umur :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Petunjuk
1. Berilah tanda checklist (√) pada kolom yang tersedia.
No Aspek yang di nilai Ya Tidak
Pengkajian
1. Perawat dalam malakukan
pengkajian melibatkan klien dan
keluarga klien.
2. Perawat melakukan pengkajian
sesuai dengan SAP di ruangan
perawatan.
3. Dalam mengkaji perawat melakukan
wawancara, observasi, dan pemeriksaan
fisik.
4. Perawat juga mempelajari
pemeriksaan penunjang pasien
Appendisitis.
5. Dalam melakukan pengkajian
perawat mempersiapkan peralatan yang
dibutuhkan dalam pengkajian
6. Data yang di evaluasi di masukkan dalam
pengklasifikasian data objektif dan subjektif.
7. Data objektif terdiri dari data yang
bersumber dari hasil observasi dan
pengkajian pasien Appendisitis
8. Data subjektif bersumber dari
keluhan pasien waktu pengkajian
9. Data hasil pengkajian di
dokumentasikan
10. Pendokumentasian sesuai dengan
respon klien
Diagnosa
1. Perawat setelah mengkaji kemudian
melakukan analisa data.
2. Perawat setelah menganalisa data
kemudian mengidentifikasi masalah
klien.
3. Perawat memprioritaskan masalah
klien.
4. Perawat menegakkan diagnosa
keperawatan.
5. Perawat melakukan pengkajian ulang
ketika terjadi masalah/ keluhan baru.
6. Perawat menegakkan diagnosa aktual ketika
ada data pendukung.
7. Perawat menegakkan diagnosa risiko
tinggi bila masalah belum terjadi tetapi
data penunjang sudah muncul
8. Perawat menegakkan diagnosa risiko
bila masalah belum terjadi dan data
penunjang belum muncul.
9. Perawat selalu memodifikasi
diagnosa ketika ada perubahan status
kesehatan pasien Appendisitis.
10. Perawat mendokumentasikan
diagnosa yang ditemukan.
Rencana Tindakan
1. Perencanaan di susun berdasarkan
prioritas masalah klien.
2. Rencana tindakan mempunyai
tujuan.
3. Tujuan tindakan memiliki jangka
waktu pencapaian.
4. Dalam membuat perencanaan
perawat melibatkan pasien.
5. Rencan tindakan mempunyai kriteria
hasil.
6. Kriteria hasil tersebut merujuk pada
keluhan pasien Appendisitis..
7. Komponen rencana tindakan terdiri
dari tindakan observasi, tindakan
mandiri, HE dan kolaborasi.
8. Penetapan urutan rencana tindakan
tidak memiliki prioritas atau di beri
nomor.
9. Rencana tindakan selalu berubah
ketika ada perubahan status kesehatan
penderita Appendisitis.
10. Rencana tindakan di
dokumentasikan.
Implementasi
1. Setelah langka perencanaan tindakan
maka perawat melaksanakannya.
2. Bekerjasama dengan klien dalam
pelaksanaan tindakan keperawatan.
3. Perawat berkolaborasi dengan tim
kesehatan lain.
4. Implementasi sudah sesuai dengan
intervensi.
5. Memberikan pendidikan pada klien
dan keluarga klien terkait dengan
penyakit lain.
6. Mengkaji ulang dan merevisi
pelaksanaan tindakan keperawatan
berdasarkan respon klien.
7. Implementasi memiliki evaluasi
proses dari pelaksanaan tindakan
keperawatan.
8. Evaluasi proses di sesuaikan dengan
respon pasien setelah pemberian
tindakan keperawatan.
9. Urutan penatalaksanaan
implementasi keperawatan di sesuaikan
dengan kondisi klien.
10. Perawat mendokumentasikan waktu
pelaksanaan implementasi.
Evaluasi
1. Setelah melakukan implementasi
tindakan, selanjutnya perawat
melakukan evaluasi tindakan.
2. Perawat menggunakan data hasil
observasi dan respon klien dalam
menilai perkembangan status kesehatan
klien.
3. Dalam evaluasi perawat menanyakan
kondisi pasien dan melakukan observasi.
4. Bekerjasama dengan klien dan
keluarga untuk memodifikasi rencana
asuhan keperawatan.
5. Perawat sering melibatkan keluarga
pasien dalam melakukan evaluasi.
6. Pelaksanaan evaluasi dilakukan
secara teratur sesuai dengan urutan
implementasi.
7. Evaluasi keperawatan berbentuk
SOAP.
8. Perawat menuliskan waktu
pelaksanaan evaluasi keperawatan.
9. Evaluasi keberhasilan asuhan
keperawatan berpedoman pada kriteria
hasil yang di tetapkan pada perencanaan
keperawatan.
10. Hasil evaluasi di dokumentasikan.
OBSERVASI PENELITIAN
PENERAPAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN
KASUS POST OPERASI APPENDISITIS DI RUMAH SAKIT
SANTA ANNA KENDARI TAHUN 2015
Data identitas
Nama Inisial :
Umur :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Petunjuk
2. Berilah tanda checklist (√) pada kolom yang tersedia.
N
o
Aspek yang di nilai Ya Tidak
Pengkajian
1
.
Perawat dalam malakukan pengkajian
melibatkan klien dan keluarga klien.
2
.
Perawat melakukan pengkajian sesuai
dengan SAP di ruangan perawatan.
3
.
Dalam mengkaji perawat melakukan
wawancara, observasi, dan pemeriksaan
fisik.
4
.
Perawat juga mempelajari pemeriksaan
penunjang pasien Appendisitis.
5
.
Dalam melakukan pengkajian perawat
mempersiapkan peralatan yang dibutuhkan
dalam pengkajian
6
.
Data yang di evaluasi di masukkan dalam
pengklasifikasian data objektif dan subjektif.
7
.
Data objektif terdiri dari data yang
bersumber dari hasil observasi dan
pengkajian pasien Appendisitis
8
.
Data subjektif bersumber dari keluhan
pasien waktu pengkajian
9
.
Data hasil pengkajian di
dokumentasikan
Diagnosa
1
.
Perawat setelah mengkaji kemudian
melakukan analisa data.
2
.
Perawat setelah menganalisa data
kemudian mengidentifikasi masalah klien.
3
.
Perawat memprioritaskan masalah
klien.
4
.
Perawat menegakkan diagnosa
keperawatan.
5
.
Perawat melakukan pengkajian ulang
ketika terjadi masalah/ keluhan baru.
6
.
Perawat menegakkan diagnosa aktual ketika
ada data pendukung.
7
.
Perawat menegakkan diagnosa risiko
tinggi bila masalah belum terjadi tetapi data
penunjang sudah muncul
8
.
Perawat menegakkan diagnosa risiko
bila masalah belum terjadi dan data
penunjang belum muncul.
9
.
Perawat selalu memodifikasi diagnosa
ketika ada perubahan status kesehatan
pasien Appendisitis.
1
0.
Perawat mendokumentasikan diagnosa
yang ditemukan.
Rencana Tindakan
1
.
Perencanaan di susun berdasarkan
prioritas masalah klien.
2
.
Rencana tindakan mempunyai tujuan.
3
.
Tujuan tindakan memiliki jangka waktu
pencapaian.
4
.
Dalam membuat perencanaan perawat
melibatkan pasien.
5
.
Rencan tindakan mempunyai kriteria
hasil.
6
.
Kriteria hasil tersebut merujuk pada
keluhan pasien Appendisitis..
7
.
Komponen rencana tindakan terdiri dari
tindakan observasi, tindakan mandiri, HE
dan kolaborasi.
8
.
Penetapan urutan rencana tindakan
tidak memiliki prioritas atau di beri nomor.
9
.
Rencana tindakan selalu berubah ketika
ada perubahan status kesehatan penderita
Appendisitis.
1
0.
Rencana tindakan di dokumentasikan.
Implementasi
1
.
Setelah langka perencanaan tindakan
maka perawat melaksanakannya.
2
.
Bekerjasama dengan klien dalam
pelaksanaan tindakan keperawatan.
3
.
Perawat berkolaborasi dengan tim
kesehatan lain.
4
.
Implementasi sudah sesuai dengan
intervensi.
5
.
Memberikan pendidikan pada klien dan
keluarga klien terkait dengan penyakit lain.
6
.
Mengkaji ulang dan merevisi
pelaksanaan tindakan keperawatan
berdasarkan respon klien.
7
.
Implementasi memiliki evaluasi proses
dari pelaksanaan tindakan keperawatan.
8
.
Evaluasi proses di sesuaikan dengan
respon pasien setelah pemberian tindakan
keperawatan.
9
.
Urutan penatalaksanaan implementasi
keperawatan di sesuaikan dengan kondisi
klien.
1
0.
Perawat mendokumentasikan waktu
pelaksanaan implementasi.
Evaluasi
1
.
Setelah melakukan implementasi
tindakan, selanjutnya perawat melakukan
evaluasi tindakan.
2
.
Perawat menggunakan data hasil
observasi dan respon klien dalam menilai
perkembangan status kesehatan klien.
3
.
Dalam evaluasi perawat menanyakan
kondisi pasien dan melakukan observasi.
4
.
Bekerjasama dengan klien dan keluarga
untuk memodifikasi rencana asuhan
keperawatan.
5
.
Perawat sering melibatkan keluarga
pasien dalam melakukan evaluasi.
6
.
Pelaksanaan evaluasi dilakukan secara
teratur sesuai dengan urutan implementasi.
7
.
Evaluasi keperawatan berbentuk SOAP.
8
.
Perawat menuliskan waktu pelaksanaan
evaluasi keperawatan.
9
.
Evaluasi keberhasilan asuhan
keperawatan berpedoman pada kriteria hasil
yang di tetapkan pada perencanaan
keperawatan.
1
0.
Hasil evaluasi di dokumentasikan.