PENENTUAN NILAI PANJANG GELOMBANG DARI LAMPU …cahaya seperti yang terjadi pada pelangi yaitu...

112
i PENENTUAN NILAI PANJANG GELOMBANG DARI LAMPU LUCUTAN DENGAN ANALISIS FOTO SPEKTRUM CAHAYA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Fisika Disusun oleh: Septiana Ganeshi NIM: 131424028 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2018 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Transcript of PENENTUAN NILAI PANJANG GELOMBANG DARI LAMPU …cahaya seperti yang terjadi pada pelangi yaitu...

  • i

    PENENTUAN NILAI PANJANG GELOMBANG DARI LAMPU

    LUCUTAN DENGAN ANALISIS FOTO SPEKTRUM CAHAYA

    SKRIPSI

    Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

    Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

    Program Studi Pendidikan Fisika

    Disusun oleh:

    Septiana Ganeshi

    NIM: 131424028

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

    JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

    FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

    UNIVERSITAS SANATA DHARMA

    YOGYAKARTA

    2018

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • Scanned by CamScanner

    S K R 1P S I

    P E N E N T U A N N M I P A N JA N G G E L O M B A N G D A R I L A M P U

    L U C U T A N D E N G A N A N A L IS IS F O T O S P E K T R U M C A H A Y A

    D ip e r sia p k a n da n D itu lis 0 16h

    S ep tia n a G a n e sh i

    N IM 13 142 4 02 8

    T e la h d ip e rta h a n k a n di d e p a n p a n itia p e n g u ji

    p a d a tangg} 3 o A g u stu s 2 0 18

    d a n d igy am a n t¢liih « n e m e m ihi sy a r a t

    J u s t M Pitiapenguii

    N a m q Fe n gk a p

    K e tu a : D r M a rc e llin u s A Q dy R u dhito S P d

    s e k re taijs D r lg n a tld s Egjisantos M S

    A n g g o ta J m r lgnausmsaqto

    A n gg o ta 2 : D rs D o m i S e v e rin u s , M S i

    A n g g o ta ] : Ir S r} A g u s tin i S ula n d a ri M S i

    I

    iii

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • iv

    HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN

    KERJAKAN SEGALA SESUATU DENGAN IKHLAS HATI.

    Kupersembahkan untuk :

    - Bapak – Ibu terkasih, terimakasih untuk semua hal yang telah beliau berikan

    termasuk doa yang tiada berkesudahan sehingga penulis dapat menyelesaikan

    salah satu kewajiban ini.

    - Mas Ganesha Septiadi, Dek Jessica Septiana Saraswati dan Dek Septiani Sari

    Savitri, terimakasih sudah memberikan semangat dan tidak pernah bosan

    untuk selalu mengingatkan “skripsine gek digarap”.

    - Henry Iridanto, terimakasih sudah menjadi tempat berkeluh kesah ketika

    penulis merasa “nglokro” dan tak pernah lelah memberikan dorongan

    semangat selama penulis kuliah hingga selesai.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • vii

    ABSTRAK

    PENENTUAN NILAI PANJANG GELOMBANG DARI LAMPU

    LUCUTAN DENGAN ANALISIS FOTO SPEKTRUM CAHAYA

    Telah dibuat spektrometer sederhana dengan menggunakan kamera digital

    sebagai spektrometer konvensional. Cahaya lampu lucutan dilewatkan pada

    sebuah kisi akan membentuk spektrum cahaya. Dalam penelitian ini, kamera

    digital dimanfaatkan untuk merekam spektrum cahaya kemudian dianalisis

    menggunakan aplikasi video analyzer pada software Logger Pro. Hasil analisis

    foto spektrum pada jenis lampu lucutan yang sama, nilai panjang gelombang tiap

    spektrumnya berbeda karena tenaga yang dipancarkan juga berbeda. Jika semakin

    kecil nilai panjang gelombang spektrum pada jenis lampu lucutan yang sama,

    maka tenaga yang dipancarkan semakin besar.Sehingga mengakibatkan

    karakteristik dari masing-masing lampu lucutan tersusun atas spektrum yang

    berbeda. Karakteristik dari lampu lucutan merkuri berbeda dengan lampu lucutan

    helium dan lampu lucutan neon.

    Kata kunci : Panjang gelombang, kamera digital, foto spektrum, video analyzer,

    Logger Pro, dan tenaga yang dipancarkan.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • viii

    ABSTRACT

    DETERMINATION OF THE GAS DISCHARGE LAMP’S

    WAVELENGTH VALUE OF BY SPECTRUM LIGHT PHOTO ANALYSIS

    A simple spectrometer has created using a digital camera instead of a

    conventional spectrometer. The light of discharge lamp passed on a grating will

    form the spectrum light. In this research, digital camera’s were used to record the

    spectrum of light and then analyzed using a video analyzer application on

    Software Logger Pro. light discharge lamp and in the analysis using the video

    analyzer application on the Software Logger Pro 3.12. The result of spectral photo

    analysis on the same type of discharge lamp, the wavelength value of each

    spectrum is different because the energy emitted is also different. If the smaller

    the wavelength of the spectrum in the same type of discharge lamp, the greater the

    energy emitted. Thus resulting in the characteristic’s of each discharge lamp

    composed of different spectra. The characteristic’s of mercury’s discharge

    lamp,are different from helium’s discharge lamp and fluorescent’s lamp.

    Key words : wavelength, camera digital, photo of spectrum light, video analyzer,

    Logger Pro, and energy emitted.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • ix

    KATA PENGANTAR

    Segala Puji dan Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha

    Kuasa atas penyertaan – Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

    dengan baik. Skripsi dengan judul “PENENTUAN NILAI PANJANG

    GELOMBANG DARI LAMPU LUCUTAN DENGAN ANALISIS FOTO

    SPEKTRUM CAHAYA” ini disusun untuk memenuhi persyaratan memperoleh

    gelar Sarjana Pendidikan dari Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Sanata

    Dharma Yogyakarta.

    Penulisan skripsi ini merupakan suatu kerja keras yang tidak terlepas dari

    bantuan dan kerjasama dari berbagai pihak, yang telah membimbing, memberi

    petunjuk serta memberi motivasi. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima

    kasih kepada:

    1. Dr. Ign. Edi Santosa, M.S., selaku Kepala Program Studi sekaligus dosen

    pembimbing yang dengan penuh kesabaran membimbing dan meluangkan

    waktunya untuk menyelesaikan penelitian skripsi ini,

    2. Drs. T. Sarkim, M.Ed, Ph.D., selaku dosen pembimbing akademik yang telah

    memberi motivasi dan membimbing penulis selama menjalani studi di

    Prodram Studi Pendidikan Fisika,

    3. Bp. Ngadiono selaku staf bengkel Fisika yang telah bersedia membantu dan

    menyediakan penulis fasilitas selama melakukan penelitian di Laboratorium

    Fisika,

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xi

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

    HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. ii

    HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iii

    HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................................... iv

    PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .......................................................... v

    PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK

    KEPENTINGAN AKADEMIS ...................................................................... vi

    ABSTRAK ................................................................................................... vii

    ABSTRACT ................................................................................................. viii

    KATA PENGANTAR ................................................................................... ix

    DAFTAR ISI ................................................................................................. xi

    DAFTAR TABEL ....................................................................................... xiv

    DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xv

    DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xvii

    BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1

    I.1. Latar Belakang .......................................................................... 1

    I.2. Rumusan Masalah .................................................................... 8

    I.3. Batasan Masalah ......................................................................... 9

    I.4. Tujuan Penelitian ...................................................................... 9

    I.5. Manfaat Penelitian ..................................................................... 10

    I.6. Sistematika Penulisan ............................................................... 11

    BAB II DASAR TEORI ................................................................................ 12

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xii

    A. Gelombang ............................................................................... 12

    B. Interferensi Cahaya ................................................................... 12

    1. Interferensi ............................................................................... 12

    2. Pola Interferensi ....................................................................... 13

    C Difraksi Cahaya ........................................................................ 16

    D. Kisi difraksi .............................................................................. 17

    E. Teori Atom ................................................................................ 18

    BAB III METODE PENELITIAN ................................................................ 21

    A. Alat ............................................................................................ 22

    B. Rangkaian Penelitian .................................................................. 27

    C. Pengambilan Foto ....................................................................... 29

    D. Prosedur Penelitian ..................................................................... 30

    1. Pengambilan Data ..................................................................... 30

    2. Analisis Data ............................................................................. 31

    BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................... 40

    A. Hasil Penelitian ........................................................................... 40

    1) Hasil Data .............................................................................. 40

    a. Penghitungan nilai jarak antarcelah pada kisi ..................... 40

    b. Penentuan nilai panjang gelombang ................................... 41

    a) Pengaruh variasi orde terhadap panjang gelombang ....... 43

    b) Pengaruh variasi jarak L terhadap panjang gelombang .. 46

    c) Pengaruh variasi kisi terhadap panjang gelombang ........ 48

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xiii

    d) Pengaruh variasi jenis lampu lucutan terhadap panjang

    gelombang ......................................................................... 51

    c. Perhitungan nilai tenaga transisi spektrum atom (ΔE) ......... 53

    1) Nilai ΔE pada jenis lampu yang sama ........................... 53

    2) Nilai ΔE pada jenis lampu yang berbeda ........................ 55

    B. Pembahasan ................................................................................ 57

    BAB V PENUTUP ....................................................................................... 72

    A. Kesimpulan ................................................................................. 72

    B. Saran .......................................................................................... 73

    DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 75

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xiv

    DAFTAR TABEL

    Tabel 4.1. Hasil data pengukuran jarak terang pusat ke spektrum cahaya pada

    lampu lucutan gas merkuri ........................................................................... 42

    Tabel 4.2. Hasil variasi orde terhadap panjang gelombang pada spektrum kuning

    lampu lucutan merkuri ................................................................................. 44

    Tabel 4.3. Hasil variasi jarak L terhadap panjang gelombang pada spektrum

    kuning lampu lucutan merkuri........................................................................ 47

    Tabel 4.4 Variasi jumlah celah pada kisi terhadap panjang gelombang spketrum

    kuning pada lampu lucutan merkuri ............................................................. 49

    Tabel 4.5 Variasi jenis lampu lucutan terhadap panjang gelombang spektrum

    kuning pada jarak L dan kisi yang sama ....................................................... 52

    Tabel 4.6. Pengaruh nilai panjang gelombang terhadap nilai tenaga yang

    dipancarkan .................................................................................................. 54

    Tabel 4.7 Pengaruh jenis lampu yang berbeda terhadap nilai tenaga yang

    dipancarkan .................................................................................................. 56

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xv

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 2.1. Skema Percobaan Interferensi Celah Ganda Young. .................. 13

    Gambar 2.2. Skema pola interferensi yang membentuk segitiga .................... 15

    Gambar 2.3. Peristiwa deeksitasi ................................................................... 19

    Gambar 3.1. Lampu lucutan gas merkuri ...................................................... 22

    Gambar 3.2. Kamera Canon dengan lensa Fix yang digunakan ..................... 25

    Gambar 3.3. Kamera Fujifilm yang digunakan ............................................... 25

    Gambar 3.4. Statip Lampu Lucutan .............................................................. 26

    Gambar 3.5. Sumber Daya Bertegangan Tinggi............................................. 26

    Gambar 3.6. Kisi 300 L/mm ......................................................................... 27

    Gambar 3.7. Skema rangkaian peralatan spektroskopi sederhana yang tampak

    dari atas ......................................................................................................... 28

    Gambar 3.8. Foto rangkaian peralatan spektroskopi sederhana yang tampak dari

    atas . ............................................................................................................. 29

    Gambar 3.9. Keping kisi yang direkatkan pada lensa kamera ........................ 30

    Gambar 3.10. Proses pengecropan hasil potret. ............................................ 31

    Gambar 3.11. Lembar kerja software Logger Pro 3.12 ................................. 32

    Gambar 3.12. Dialog open folder ................................................................. 32

    Gambar 3.13. Dialog open picture ................................................................ 32

    Gambar 3.14. Tampilan foto yang sudah diperbesar pada lembar kerja Logger

    Pro. .............................................................................................................. 33

    Gambar 3.15. Ikon Set Scale ........................................................................ 33

    Gambar 3.16. Mengset scale mideline sebesar 1 cm ..................................... 34

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xvi

    Gambar 3.17. Pengisian acuan panjang ........................................................ 34

    Gambar 3.18. Ikon Set Origin ...................................................................... 34

    Gambar 3.19. Terang pusat yang sudah di set origin .................................... 35

    Gambar 3.20. Ikon Add Point ....................................................................... 35

    Gambar 3.21. Spektrum cahaya yang sudah diadd point ............................... 35

    Gambar 3.22. Tabel Video Analysis terisi angka berdasarkan penambahan titik

    pada spektrum cahaya .................................................................................. 36

    Gambar 3.23. Dialog New Manual Column pada menu data ........................ 36

    Gambar 3.24. Dialog Use Parameters pada menu data .................................. 37

    Gambar 3.25. Pemilihan angka desimal pada user parameters ..................... 37

    Gambar 3.26. Dialog New Calculated Column ............................................. 38

    Gambar 3.27. Pengisian rumus secara manual pada kolom expressions ........ 38

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xvii

    DAFTAR LAMPIRAN

    1. Lampu Lucutan Gas Merkuri

    a. Kisi 100 garis/mm

    b. Kisi 300 garis/mm

    2. Lampu Lucutan Gas Helium

    a. Kisi 300 garis/mm

    b. Kisi 600 garis/mm

    3. Lampu Lucutan Gas Neon

    a. Kisi 600 garis/mm

    4. Diagram Grotrian untuk Merkuri

    5. Diagram Grotrian untuk Helium

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Pelajaran Fisika, seringkali diartikan siswa sebagai mata pelajaran yang

    paling menakutkan karena tingkat kesusahannya yang tergolong tinggi.

    Sebagai guru mata pelajaran Fisika, seringkali mencari cara atau metode

    pembelajaran yang menarik untuk siswa agar siswa bisa lebih tertarik, santai

    dan mudah mengerti materi yang diajarkan. Optika adalah salah satu pokok

    bahasan dalam pelajaran fisika yang membahas tentang perilaku cahaya dan

    gelombang elektromagnetik lain. Hal yang dapat dipelajari dalam optika

    adalah agar siswa dapat lebih menghargai dunia yang tampak sehari-hari

    karena pada Optika tidak hanya dijelaskan mengenai optik dan alat-alatnya

    saja melainkan berbagai fenomena [Young dan Freedman, 2003].

    Materi optika dalam pelajaran fisika yang paling diminati oleh siswa

    adalah cahaya. Dimana cahaya tersebut dapat dipantulkan dan dibiaskan.

    Ketika sebuah cahaya putih (polikromatis) dilewatkan melalui celah yang

    sempit, maka akan mengalami peristiwa difraksi dan interferensi sehingga

    terurai menjadi beberapa spektrum cahaya (pola pelangi). Pelangi adalah

    salah satu contoh fenomena alam yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari.

    Pelangi merupakan akibat dari pembiasan dan pemantulan cahaya sehingga

    cahaya matahari terurai menjadi warna-warna cahaya seperti merah, jingga,

    kuning, hijau, biru, nila dan ungu. Mata manusia peka terhadap warna-warna

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 2

    cahaya seperti yang terjadi pada pelangi yaitu dengan panjang

    gelombang sekitar 400 hingga 700 nm. Warna-warna cahaya dengan rentang

    nilai tersebut disebut dengan cahaya tampak [Tipler, 2001; Young dan

    Freedman, 2003; Halliday et al, 2010].

    Cahaya yang dilewatkan melalui celah sempit akan mengalami

    peristiwa interferensi dan difraksi. Pada interferensi, cahaya yang melewati

    dua celah maupun banyak akan menghasilkan pola gelombang yang sifatnya

    konstruktif (pola terang) dan destruktif (pola gelap). Dari pola gelombang

    yang dihasilkan dari peristiwa interferensi ini, maka dapat diketahui besaran

    panjang gelombang cahayanya [Alonso, 1992; Halliday et al, 2010].

    Panjang gelombang merupakan suatu jarak ketika pola suatu gelombang

    tersebut berulang. Selain interferensi, panjang gelombang juga dapat

    diketahui dengan cara mendifraksikannya. Pada saat cahaya melewati banyak

    celah, cahaya akan mengalami pelenturan di belakang celah sehingga

    peristiwa ini disebut dengan difraksi. Salah satu alat yang biasa digunakan

    untuk mengukur panjang gelombang dengan cara mendifraksikannya pada

    banyak celah adalah kisi difraksi [Young dan Freedman, 2003; Tipler, 2001].

    Penelitian untuk menentukan panjang gelombang spektrum cahaya dari

    suatu sumber cahaya telah banyak dilakukan sebelumnya. Di tingkat

    universitas, praktikum tentang menentukan panjang gelombang suatu

    spektrum cahaya sudah pernah dilakukan di Laboratorium Pendidika Fisika

    Universitas Sanata Dharma. Pada praktikum optika tentang kisi difraksi,

    sedangkan pada praktikum fisika atom dan inti tentang spektroskopi atom.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 3

    Pada praktikum optika kisi difraksi, digunakan lucutan merkuri sebagai

    sumber cahaya. Cahaya dari sumber tersebut kemudian dilewatkan melalui

    kisi Rowland dengan banyak celah tiap milimeternya. Lampu lucutan dan kisi

    difraksi diletakkan saling tegak lurus yang kemudian di amati oleh praktikan.

    Selanjutnya jarak kisi ke lampu dan jarak setiap spektrum ke terang pusat di

    ukur untuk menentukan nilai panjang gelombang setiap spektrum [Tim

    Penyusun, 2014].

    Kelebihan praktikum kisi difraksi ini salah satunya adalah sederhana

    dan mudah untuk praktikum siswa di tingkat SMA maupun universitas,

    namun terdapat juga kelemahannya. Salah satu kelemahannya adalah keping

    kisi yang dipegang oleh praktikan itu sendiri sehingga posisi keping kisi

    sangat mudah tergeser dari posisi awalnya. Hal ini dapat terjadi jika praktikan

    tidak sadar kalau kisi bergeser dimana kemungkinan penyebabnya adalah

    tangan praktikan tidak stabil ketika memegang kisi, sehingga posisi spektrum

    yang semula teramati posisinya juga berubah. Dari adanya kelemahan yang

    mungkin terjadi pada praktikum ini, maka diharapkan pada penelitian yang

    akan dilakukan, memungkinkan keping kisi tidak dipegang oleh praktikan

    melainkan terpasang pada suatu penyangga sehingga posisi kisi maupun

    spektrum cahaya yang teramati tetap.

    Pada praktikum fisika atom dan inti tentang spektroskopi atom,

    digunakan lampu lucutan merkuri, neon dan helium sebagai sumber cahaya.

    Keping kisi Rowland yang mempunyai banyak celah tiap satu satuan

    milimeter digunakan untuk melewatkan berkas cahaya sehingga ketika

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 4

    diamati, terlihat spektrum cahaya yang terletak di sebelah kanan dan kiri

    lampu. Spektrometer konvesional yang sudah terkalibrasi dari pabriknya

    digunakan pada praktikum ini.

    Spektrometer adalah suatu alat yang digunakan untuk melihat dan

    mengukur spektrum dari sumber cahaya. Spektrometer tersusun atas

    kolimator, meja pendifraksi, dan teleskop. Dibawah meja spektrometer

    terdapat piringan yang disebut dengan skala vernier, yang terdiri dari skala

    utama dan skala nonius. Skala vernier ini prinsipnya sama seperti mikrometer

    sekrup. Kolimator merupakan sebuah tabung yang dilengkapi dengan lensa

    akromatik dimana salah satu ujungnya terdapat sebuah celah. Lebar celah

    tersebut dapat diatur menggunakan sekrup pengatur yang terdapat pada ujung

    kolimator di dekat celah [Tim penyusun, 2014].

    Spektrometer konvensional diletakkan didepan lampu lucutan dan

    keping kisi diletakkan di meja pendifraksi kemudian diatur sedemikian rupa

    sehingga pada saat lampu dinyalakan, spektrum cahaya dapat teramati.

    Teleskop yang dipasang pada rangka putar terlebih dahulu dipastikan ke arah

    depan, sehingga pada skala vernier akan menunjukkan skala tepat di angka 0.

    Ketika lampu lucutan dinyalakan, atom-atom gas penyusun lampu tersebut

    dipercepat dengan tegangan tinggi dalam tabung lampu sehingga atom-atom

    tersebut mengalami proses eksitasi dan deeksitasi. Kemudian cahaya dari

    lampu lucutan yang lewat melalui celah kolimasi sempit dan dibuat sejajar

    oleh lensa.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 5

    Cahaya sejajar dari lensa akan diteruskan melewati celah pada kisi.

    Spektrum cahaya yang dipancarkan merupakan spektrum yang khas yang

    menyusun lampu lucutan tersebut. Dengan menggeser teropong pada satu sisi

    spektrometer, maka akan teramati letak suatu spektrum pada sudut berapa pda

    skala vernier. Dari data yang diperoleh, maka dapat ditentukan nilai panjang

    gelombang suatu spektrum cahaya dari suatu lampu lucutan. Selain itu, dari

    panjang gelombang yang sudah diketahui dapat diketahui pula tenaga yang

    dipancarkanuntuk melakukan deeksitasi [Tim Penyusun, 2014]. Dari

    praktikum ini, penggunaan spektrometer konvensional sudah bagus dan

    memenuhi standar penelitian, namun jika digunakan untuk praktikum

    ditingkat SMA sangat sulit karena dari segi harga, harganya mahal. Sehingga

    diharapkan pada penelitian yang akan dilakukan dapat dibuat spektrometer

    lain yang sederhana, murah dan dapat dijangkau guna praktikum ditingkat

    SMA.

    Penelitian berbasis komputer telah banyak dilakukan, antara lain

    pengukuran distribusi intensitas cahaya yang dihasilkan kisi difraksi

    menggunakan Vernier Labpro [Asriningsih, 2008], identifikasi dan

    pengukuran konsentrasi pewarna merah dalam sampel minuman

    menggunakan detektor emission spectrometer dan colorimeter [Anggoro,

    2016] dan penentuan nilai koefisien konduktivitas termal pada beberapa jenis

    kayu menggunakan sensor suhu dan Logger Pro [Pratama, 2017]. Sedangkan

    penggunaan kamera untuk penelitian juga juga telah dilakukan, antara lain

    peluruhan pada ketinggian air dalam tabung sebagai model peluruhan bahan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 6

    radioaktif yang diamati dengan menggunakan rekaman video [Apriati, 2017]

    dan pemanfaatan kamera digital untuk mengukur panjang gelombang

    spektrum neon [Deomedes et al, 2012]. Software Logger Pro dilengkapi

    dengan berbagai program terkait dengan hukum-hukum fisika bahkan pada

    bidang ilmu yang lain seperti kimia dan biologi. Software Logger Pro juga

    dilengkapi dengan video analyzer yang mempermudah peneliti dalam

    menganalisa data [Anggoro, 2016; Apriati, 2016].

    Penelitian lain yang berbasis komputer dan menggunakan kamera

    dilakukan oleh Rodrigues, M, M. B. Marques, dan P. Simeão Carvalho pada

    tahun 2016. Kamera yang digunakan adalah kamera digital yang mempunyai

    resolusi sebesar 14 MP. Keping kisi yang digunakan adalah 530 celah/mm.

    Laser dan lampu lucutan merkuri serta helium digunakan sebagai sumber

    cahayanya.

    Kamera dalam penelitian ini dapat difungsikan sebagai spektrometer

    dan mata untuk melihat spektrum cahaya. Keping kisi yang direkatkan pada

    kamera diharapkan supaya kisi tidak mudah bergeser. Ketika menggunakan

    sumber cahaya laser, penelitian dilakukan diruangan yang gelap, sedangkan

    sumber cahayanya lampu lucutan, penelitian bisa dilakukan diruangan yang

    terang. Data yang diperoleh dari penelitian ini berupa foto spektrum cahaya

    yang kemudian bisa digunakan untuk menentukan nilai panjang gelombang

    spektrum tersebut. Foto tersebut kemudian di analisis menggunakan analisis

    video pada software Tracker yang sudah terinstal pada komputer [Rodrigues,

    2016].

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 7

    Dalam penelitian tersebut, terdapat kelebihan maupun kelemahannya.

    Kelebihan pada penelitian ini adalah kamera yang harganya relatif lebih

    murah dibandingkan spektrometer konvensional dapat digunakan untuk

    menentukan nilai panjang gelombang. Penelitian ini kemungkinan bisa

    digunakan untuk alternatif praktikum di tingkat SMA. Namun terdapat

    kelemahan pada penelitian ini, yaitu software yang digunakan masih

    tergolong baru, sehingga malah menjadi sulit untuk mengoperasikannya. Oleh

    karena itu, penelitian yang akan dilakukan diharapkan dapat menggunakan

    software yang mudah dan biasa dipergunakan di Pendidikan Fisika

    Universitas Sanata Dharma. Sehingga harapannya nanti bisa digunakan

    sebagai alternatif lain dalam praktikum.

    Penelitian yang akan dilakukan ini bertujuan memanfaatkan kamera

    sebagai pengganti spektrometer konvensional dan mata pengamat untuk

    melihat spektrum cahaya. Selain itu, untuk menentukan nilai panjang

    gelombang yang dihasilkan melalui kisi difraksi yang kemudian dianalisis

    menggunakan aplikasi analisis foto pada Software Loger Pro. Penggunaan

    kamera bertujuan untuk mempermudah mengidentifikasi spektrum cahaya

    dapat dilihat melalui layar kamera maupun komputer. Data yang ditampilkan

    berupa hasil foto spektrum yang kemudian ditampilkan pada software Logger

    Pro yang sudah terinstal di komputer. Sumber cahaya yang akan digunakan

    adalah lampu lucutan karena lampu tersebut tersedia di Laboratorium Fisika

    Universitas Sanata Dharma. Selain itu, jenis dari gas yang terkandung dalam

    lampu lucutan sudah banyak ditemui dalam kehidupan sehari-hari, misalnya

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 8

    merkuri, neon, helium dan sebagainya. Hasil foto spektrum yang didapatkan

    kemudian digunakan untuk menentukan nilai panjang gelombang dari lampu

    lucutan.

    Selain dalam bidang fotografi, kamera yang akan digunakan dalam

    penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi bidang pendidikan. Para guru

    diharapkan dapat menjadikan metode yang akan dilakukan pada penelitian ini

    sebagai salah satu referensi dalam melaksanakan praktikum. Penelitian ini

    dapat meningkatkan pembelajaran di tingkat SMA pada materi fisika optika

    serta fisika atom dan molekul. Hal ini dikarenakan penjelasan materi dan

    praktikum masih minim dan jarang dilakukan, sehingga penelitian ini

    diharapkan dapat menjadi salah satu sarana pendukung dalam memahami

    teori-teori fisika yang ada. Metode dalam penelitian ini juga dapat digunakan

    untuk praktikum pada tingkat universitas.

    A. Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang yang telah yang telah dipaparkan maka

    masalah yang akan dikaji adalah sebagai berikut:

    1. Bagaimana caranya memanfaatkan kamera sebagai pengganti spectrometer

    untuk melihat spektrum cahaya dan menentukan nilai panjang gelombang?

    2. Bagaimana pemanfaatan hasil foto spektrum cahaya untuk menentukan

    nilai panjang gelombang pada lampu lucutan?

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 9

    B. Batasan Masalah

    Untuk memberikan batasan pada masalah yang akan dikaji, maka pada

    penelitian ini masalah dibatasi pada:

    1. Sumber cahaya yang digunakan adalah lampu lucutan jenis Merkuri,

    helium dan neon.

    2. Pengukuran dibatasi pada orde pertama spektrum cahaya lampu lucutan

    neon dan helium sedangkan merkuri sampai orde kedua.

    3. Pada lampu lucutan merkuri hanya digunakan kisi 100 dan 300 celah/mm.

    4. Pada lampu lucutan helium hanya digunakan kisi 300 dan 600 celah/mm.

    5. Pada lampu lucutan neon hanya digunakan kisi 600 celah/mm.

    6. Hasil foto spektrum dianalisis dengan video analysis dari software Logger

    Pro.

    7. Besarnya tenaga yang dipancarkan dihitung.

    8. Penggunaan 2 buah kamera yang beresolusi tinggi yaitu:

    a) 20,2 MP dengan jarak L yang digunakan adalah antara 0,35 meter dan

    0,82 meter, dan

    b) 12 MP dengan jarak L yang digunakan adalah 0,075 meter.

    C. Tujuan Penelitian

    Penelitian ini bertujuan untuk:

    1. Memanfaatkan kamera sebagai pengganti spektrometer dan mata untuk

    melihat spektrum cahaya dan menentukan nilai panjang gelombang.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 10

    2. Memanfaatkan hasil foto untuk menentukan nilai panjang gelombang pada

    lampu lucutan menggunakan video analyzer pada software Logger Pro .

    D. Manfaat Penelitian

    1. Bagi Peneliti

    a. Mengetahui pemanfaatan hasil foto spektrum cahaya untuk memperoleh

    data.

    b. Mengetahui salah satu pemanfaatan kamera untuk penelitian.

    c. Menambah kemampuan dalam menganalisis data dengan menggunakan

    video analyzer pada software Logger Pro.

    2. Bagi Pembaca

    a. Menambah wawasan tentang pemanfaatan hasil foto spektrum cahaya

    pada kamera untuk penelitian.

    b. Menambah wawasan tentang Software Logger Pro.

    c. Mengetahui pemanfaatan kamera untuk melihat spektrum cahaya dan

    menentukan nilai panjang gelombangnya.

    3. Bagi Pembelajaran Fisika

    a. Sebagai salah satu cara atau metode praktikum untuk menunjukkan

    spektrum cahaya.

    b. Mengetahui nilai panjang gelombang pada lampu lucutan menggunakan

    analisis foto spektrum pada Logger Pro.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 11

    E. Sistematika Penulisan

    1. BAB I Pendahuluan

    Pada bab I akan diuraikan tentang latar belakang masalah, perumusan

    masalah, pembatasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan

    sistematika penulisan.

    2. BAB II Dasar Teori

    Pada bab II akan diuraikan tentang dasar-dasar teori pendukung dalam

    penelitian spektroskopi.

    3. BAB III Metode Penelitian

    Pada bab III akan diuraikan tentang alat-alat yang akan digunakan saat

    penelitian berlangsung serta langkah-langkah dalam melakukan penelitian.

    4. BAB IV Hasil dan Pembahasan

    Pada bab IV akan diuraikan tentang hasil penelitian dan pembahasan

    selama penelitian berlangsung.

    5. BAB V Penutup

    Pada bab V berisi tentang kesimpulan dari hasil penelitian serta saran.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 12

    BAB II

    DASAR TEORI

    A. Gelombang

    Gelombang merupakan energi yang merambat dalam suatu medium.

    Gelombang merambatkan energinya merata keseluruh medium. Peristiwa

    perambatan energi dari sumber ke seluruh medium memerlukan waktu.

    Dalam perambatannya medium yang dilaluinya tidak ikut merambat

    [Asriningsih, 2008]. Dengan kata lain, gelombang adalah gangguan fisik

    yang dihasilkan pada suatu titik dalam ruang, dan kemudian menghasilkan

    suatu efek pada tempat lain [Alonso, 1992].

    B. Interferensi Cahaya

    1. Interferensi

    Interferensi merupakan hasil interaksi sumber individual satu

    sama lain [Alonso, 1992]. Peragaan efek interferensi cahaya oleh

    Thomas Young dalam tahun 1801, meletakkan teori gelombang

    cahaya pada dasar eksperimen yang kukuh. Melalui percobaannya ini,

    Young berhasil memperoleh panjang gelombang cahaya dan ini

    merupakan hasil pengukuran pertama bagi besaran yang sangat

    penting ini [Halliday dan Resnick, 1993].

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 13

    2. Pola Interferensi

    Pola interferensi cahaya dari dua sumber atau lebih dapat

    diamati hanya jika sumber-sumber tersebut koheren dengan kata lain,

    hanya jika sumber-sumber sumber-sumber tersebut sefase atau

    memiliki perbedaan fase yang konstan terhadap waktu. Pancaran

    cahaya oleh atom yang acak berarti bahwa dua sumber cahaya yang

    berbeda umumnya tak koheren.

    Pada percobaan Young, setiap celah bertindak sebagai sumber

    garis, yang ekivalen dengan sumber titik dalam dua dimensi. Pola

    interferensi diamati pada layar yang jauh dari celah tadi, yang

    dipisahkan sejarak d. pada jarak yang sangat jauh dari celah, garis-

    garis dari kedua celah ke satu titik R di layar akan hampir sejajar, dan

    perbedaan lintasan d sin θ, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.1

    [Tipler, 2001].

    Gambar 2.1. Skema Percobaan Interferensi Young

    Ketika sumber cahaya melewati sebuah keping dengan jumlah

    celah yang banyak dan berjarak sama, maka cahaya tersebut akan di

    belokkan kemudian diteruskan menuju ke layar. Gambar 2.1

    merupakan perwakilan atau sebagian skema dari banyaknya celah

    yang dilewati oleh cahaya. Karena layarnya sangat jauh (berjarak L)

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 14

    dibandingkan dengan jarak pisah celah (d), sinar dari celah-celah

    tersebut ke suatu titik di layar hampir sejajar, dan perbedaan lintasan

    diantara kedua sinar (P) sama dengan d sin θ. Perhatikan gelombang

    cahaya datar yang datang secara normal pada kisi tembus (Gambar

    2.1) dan anggap bahwa lebar setiap celah sangat kecil sehingga saling

    berinterferensi dan menghasilkan spektrum cahaya dengan panjang

    gelombangnya masing-masing.

    Pola interferensi yang dihasilkan pada layar yang jauh dari kisi

    tersebut ialah pola akibat banyak sumber cahaya yang berjarak sama.

    Interferensi maksimal berada pada sudut θ yang diberikan oleh:

    d sin θ = n λ n = 0, 1, 2, … (1)

    dimana d: banyaknya celah tiap satu satuan millimeter

    n: bilangan orde ke-n

    λ: panjang gelombang cahaya sumber (nm)

    Kedudukan maksimum interferensi tidak tergantung pada

    jumlah sumbernya, tetapi lebih banyak sumber yang ada, semakin

    tajam dan semakin besar intensitas maksimum yang akan terjadi.

    Sedangkan interferensi minimum terjadi di

    d sin θ = (n + 1

    2 ) λ n = 0, 1, 2, … (2)

    Perbedaan fase δ di titik R ialah 2π/λ kali perbedaan lintasan d sin θ

    δ = 2𝜋

    𝜆 d sin θ (3)

    Dari gambar 2.1 dapat diambil skema berupa segitiga seperti

    pada gambar 2.2. Jarak P yang diukur sepanjang layar dari terang

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 15

    pusat O ke terang pertama R pada orde ke-n dihubungkan oleh sudut θ

    oleh:

    Gambar 2.2. Skema pola interferensi yang membentuk segitiga

    Dimana :

    L: jarak dari celah kisi ke sumber cahaya (m)

    d: jarak antarcelah (m)

    P: jarak dari terang pusat ke orde n (m)

    Maka, dari gambar 2.2 diperoleh persamaan:

    tan θ = 𝑃

    𝐿 (4)

    dengan L merupakan jarak dari celah ke layar. Untuk θ yang

    kecil, tan θ adalah sangat hampir mirip dengan sin θ [Young dan

    Freedman, 2003], sehingga dapat diperoleh

    sin θ ≈ tan θ = 𝑃

    𝐿 (5)

    sehingga d sin θ diberikan oleh

    d sin θ ≈ d 𝑃

    𝐿 (6)

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 16

    Dengan mensubstitusikan persamaan (6) ke dalam persamaan

    (1), dapat diperoleh bahwa persamaan (7) berlaku hanya untuk sudut

    kecil

    d 𝑃

    𝐿 = n λ (7)

    Dengan demikian, untuk sudut yang kecil, panjang gelombang

    yang diukur di sepanjang layar pola terang ke-n diberikan oleh

    λ = 𝑑 𝑃

    𝐿 𝑛 (8)

    C. Difraksi Cahaya

    Difraksi merupakan karakteristik semua jenis gelombang cahaya

    sehingga dapat terjadi peristiwa pelenturan cahaya ke belakang

    penghalang, seperti misalnya sisi daripada celah. Kita dapat melihat

    difraksi cahaya melelui sela-sela jari yang dirapatkan dan diarahkan pada

    sumber cahaya yang jauh [Halliday dan Resnick, 1986]. Padahal menurut

    Huygens, tiap-tiap titik dari sebuah muka gelombang dapat ditinjau

    sebagai sumber gelombang-gelombang kecil sekunder yang menyebar

    keluar ke segala arah dengan laju yang sama dengan laju perambatan

    gelombang itu [Young and Freedman, 2003].

    Difraksi teramati apabila sebuah gelombang terdistorsi oleh suatu

    perintang yang mempunyai dimensi yang sebanding dengan panjang-

    gelombang dari suatu gelombang. Perintang itu dapat berupa sebuah layar

    dengan sebuah lubang atau celah yang mengizinkan sebagian kecil muka

    gelombang datang untuk lewat. Perintang dapat juga merupakan sebuah

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 17

    benda kecil, seperti kawat, cakram, yang menghalangi lewatnya sebagian

    kecil muka gelombang [Young and Freedman, 2003].

    Pada zaman Maxwell (pertengahan 1880-an), cahaya yang diketahui

    hanyalah cahaya tampak, infra merah, dan ultraviolet. Karena Maxwell,

    kita dapat mengetahui barisan spektrum gelombang elektromagnetik atau

    yang disebut dengan pelangi Maxwell [Halliday, Resnick dan Walker,

    2010]. Hanya bagian yang sangat kecil dari spektrum ini yang dapat

    dideteksi secara langsung melalui indera penglihatan manusia. Jangkauan

    ini dinamakan dengan cahaya tampak. Panjang gelombangnya kira-kira

    480 sampai 700 nm (400 sampai 700 x 10-9 m), dengan frekuensi yang

    bersesuaian dengan kira-kira 750 sampai 430 Hz (7,5 sampai 4,3 x 1014

    Hz).

    D. Kisi difraksi

    Apabila banyaknya celah dalam sebuah percobaan interferensi

    ditambah (jarak antara celah-celah yang berdekatan dibuat konstan) maka

    akan memberi pola interferensi dimana maksimum-maksimum berada

    dalam posisi yang sama, tetapi semakin tajam dan semakin sempit,

    daripada dengan dua celah. Karena maksimum-maksimum ini begitu

    tajam, maka posisi sudutnya, dengan demikian juga panjang

    gelombangnya, dapat diukur sampai dengan ketelitian yang sangat tinggi

    [Young dan Freedman, 2003].

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 18

    Alat yang bermanfaat untuk mengukur panjang gelombang cahaya,

    yang terdiri atas sejumlah besar garis atau celah yang berjarak sama pada

    permukaan datar disebut dengan kisi difraksi. Dengan demikian, kisi dapat

    dibuat dengan memotong alur-alur yang berjarak sama pada kaca atau plat

    logam dengan mesin penggaris presisi. Pada kisi tembus, cahaya lewat

    melalui celah bening di antara garis.

    E. Teori Atom

    Pengembangan teori kuantum atom dan molekul oleh Rutherforf,

    Schrodinger dan lainnya di abad ke-20 menuntun ke pemahaman emisi

    (pemancaran) dan absorbsi (penyerapan) cahaya oleh materi. Cahaya yang

    dipancarkan atau diserap oleh atom-atom diketahui sebagai perubahan

    energi dari elektron-elektron terluar di dalam atom. Karena perubahan-

    perubahan energi ini dikuantisasikan dan bukannya berlangsung kontinu,

    foton-foton yang dipancarkan memiliki energi diskrit dengan hasilnya

    adalah gelombang-gelombang cahaya dengan satu set frekuensi dan

    panjang gelombang yang diskrit. Jika dilihat melalui sebuah spektroskop

    dengan lubang lensa dari celah sempit, cahaya yang dipancarkan oleh

    sebuah atom kelihatan sebagai satu set diskrit garis-garis dari warna-warna

    atau panjang gelombang-panjang gelombang berbeda dengan jarak dan

    intensitas garisnya menjadi ciri-ciri elemennya [Tipler, 2001].

    Elektron dapat berpindah dari aras yang paling rendah ke aras yang

    lebih tinggi, begitu pula sebaliknya. Jika elektron berpindah dari aras yang

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 19

    paling rendah ke aras paling tinggi disebut dengan proses eksitasi. Namun,

    jika elektron yang sudah mencapai aras yang lebih tinggi kemudian

    kembali lagi menuju ke aras yang paling rendah, maka proses tersebut

    disebut dengan proses deeksitasi. Proses deeksitasi seperti ditunjukkan

    pada gambar 2.3 [Anggoro, 2016].

    Gambar 2.3. Peristiwa Deeksitasi

    Perpindahan tersebut disebut proses deeksitasi dengan memancarkan

    tenaga mengikuti persamaan 9 berikut:

    ΔE = Ef - Ei (9)

    dengan, ΔE: selisih tenaga (eV)

    Ei : tingkat energi awal (eV)

    Ef : tingkat energi akhir (eV)

    Besarnya tenaga yang dipancarkan sebanding dengan frekuensinya

    mengikuti persamaan 10 berikut:

    ΔE = hf (10)

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 20

    Maka, dari persamaan 9 dan 10 disubstitusikan menjadi persamaan

    11 berikut:

    ΔE = hf = Ef - Ei (11)

    dengan , h : tetapan Planck sebesar 4,136 x 10-15 eV.s

    f : frekuensi gelombang elektromagnetik s-1 (Hz)

    Dari spektrum cahaya maka dapat diperoleh nilai panjang

    gelombangnya berdasarkan persamaan (8). Kemudian dari panjang

    gelombang maka dapat diketahui nilai frekuensinya mengikuti persamaan

    12:

    c = f x λ (12)

    Untuk mengetahui besarnya tenaga yang dipancarkan maka

    persamaan 11 dan 12 dapat disubstitusikan menjadi persamaan 13

    ΔE = hf = ℎ 𝑐

    𝜆 (13)

    dengan, ΔE : tenaga yang dipancarkan (eV)

    c : kelajuan cahaya sebesar 3 x 108 m/s

    λ : panjang gelombang (m)

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 21

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    Penelitian ini bertujuan untuk menentukan nilai panjang gelombang dari

    lampu lucutan dengan analisis foto spektrum cahaya. Pada bab ini akan dijelaskan

    mengenai alat yang digunakan, rangkaian peralatan, pengambilan foto, prosedur

    percobaan, serta cara analisis data. Penelitian yang akan dilakukan tersusun dari

    peralatan yang murah dan mudah diperoleh. Sensor cahaya yang terdapat pada

    kamera digunakan sebagai pengganti spektrometer. Lampu lucutan jenis merkuri,

    helium dan neon digunakan sebagai sumber cahaya dengan pertimbangan bahwa

    lampu dengan jenis tersebut beredar dipasaran. Lampu jenis tersebut terjual

    dengan harga yang murah sehingga dapat dijangkau bagi kalangan manapun, baik

    itu sekolah menengah maupun tingkat universitas.

    Penelitian ini diharapkan dapat menentukan nilai panjang gelombang dari

    suatu sumber cahaya dengan rangkaian yang sederhana. Dalam rangkaian ini

    digunakan lampu lucutan jenis merkuri, helium dan neon serta kisi difraksi. Kisi

    Difraksi yang digunakan ada beberapa yaitu, 100 celah/mm dan 300 celah/mm

    dan 600 celah/mm. Digunakan juga sebuah layar untuk menangkap cahaya

    sehingga ketika melihat spektrum cahaya bisa terlihat utuh tanpa terlihat benda-

    benda lainnya. Berikut alat, bahan, rangkaian peralatan, pengambilan foto,

    prosedur percobaan serta cara analisis data dijelaskan.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 22

    A. Alat

    1. Lampu lucutan digunakan sebagai sumber cahaya. Lampu lucutan yang

    digunakan adalah merkuri, helium dan neon. Adapun contoh lampu

    lucutan merkuri yang digunakan seperti pada gambar dibawah ini :

    Gambar 3.1. Lampu lucutan gas merkuri

    2. Kamera

    Kamera digunakan sebagai pengganti fungsi mata dan spektrometer

    untuk melihat spketrum cahaya dan menentukan nilai panjang

    gelombang. Kelebihan penggunaan kamera digital adalah kita bisa

    merekam data penelitian berupa foto spektrum cahaya. Sehingga data

    yang diperoleh sudah dicatat dalam bentuk foto oleh kamera. Selain itu,

    mata tidak perlu membidik atau melihat obyek melalui jendela bidikan

    sehingga mengurangi rasa sakit pada mata. Obyek berupa spektrum

    cahaya bisa dilihat melalui layar LCD pada kamera dan pengamat bisa

    melihat secara jelas spektrum-spektrum cahaya yang dihasilkan.

    Kemudian dari data yang diperoleh berupa foto spektrum cahaya bisa di

    analisis berulang kali menggunakan software Logger Pro.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 23

    Pada penelitian ini digunakan kamera bermerk Canon EOS 70D dan

    FujiFilm X-S1. Kamera Canon EOS 70D ini dipasang lensa Fix yang

    bermerk Yongnuo dengan titik fokus tengah f /1,8 dan tebal lensa 35 mm.

    Kamera pertama yang digunakan adalah kamera Canon EOS dengan

    seri 70 D (gambar 3.2). Kamera ini mempunyai resolusi 20,2 MP dengan

    sensor APS-C CMOS. Kinerja autofokus dari kamera ini juga sangat cepat

    serta pengendalian noise sangat baik. Kamera kedua yang digunakan

    adalah Fujifilm dengan seri X-S1 (gambar 3.3). Kamera ini mempunyai

    resolusi sebesar 12 MP dengan sensor EPR CMOS. Lensa pada kamera ini

    dapat dilakukan perbesaran sebanyak 26 kali dengan maksimum titik

    fokus tengah f/2,8 dan memiliki jarak pemfokusan minimal 1 cm. Oleh

    karena itu, kamera ini disebut juga kamera superzoom. Noise biasa disebut

    dengan derau atau gangguan. Akan tetapi, dalam dunia fotografi, noise

    adalah sebuah istilah untuk menyebut titik-titik berwarna yang biasanya

    mengganggu hasil foto sehingga membuat foto menjadi tampak tidak

    halus.

    Sensor gambar menerima cahaya yang masuk melalui lensa dan

    mengubahnya menjadi muatan listrik untuk menghasilkan gambar. Setiap

    kamera tentu memiliki sensor yang tersusun atas jutaan pixel yang peka

    terhadap cahaya. Secara teori, pada saat kita melakukan foto, cahaya akan

    masuk ke lensa dan diterima oleh tiap pixel dari sensor yang kemudian

    diubah menjadi besaran sinyal tegangan. Sensitivitas dari sensor inilah

    yang dinyatakan dalam besaran ISO.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 24

    ISO adalah istilah dalam fotografi yang digunakan untuk mengukur

    tingkat sensitivitas sensor terhadap cahaya. Semakin tinggi ISO yang

    digunakan, maka sensor akan semakin sensitif sehingga kamera akan

    mampu menangkap gambar dengan lebih cerah sehingga tidak

    membutuhkan sorotan cahaya ke kamera yang lama. Jadi, semakin besar

    nilai ISO maka semakin sensitif pula sensor tersebut dalam menangkap

    cahaya sehingga foto akan nampak menjadi lebih terang (meskipun

    keadaan sekitar kita dalam keadaan gelap) meski menggunakan shutter

    speed yang rendah.

    Pada penelitian ini digunakan dua kamera dengan masing-masing

    resolusi, sebesar 20,2 MP dan 12 MP. MP disini berarti megapixel dimana

    mega mempunyai arti jutaan, sedangkan pixel menunjukkan skala resolusi

    (daya pisah) dari sebuah gambar dan merupakan representasi dari titik-titik

    kecil yang kemudian disatukan hingga menjadi sebuah gambar. Semakin

    besar resolusi kamera, maka semakin banyak pula jumlah pixel yang

    dihasilkan untuk menyusun sebuah gambar sehingga akan tampak lebih

    detail terutama jika dilakukan cropping atau zooming pada gambar

    tersebut.

    Lensa Fix tersebut dirancang untuk sensor full frame dan mempunyai

    7 elemen lensa dalam 5 grup dengan 7 bilah diafragma serta diameter filter

    52mm sehingga ketajaman lensa, warna dan kontras yang dihasilkan juga

    baik. Titik fokus lensa ini sedekat 25 cm dari obyek. Pada set ini, tuas

    MF/AF pada lensa digeser ke posisi AF supaya lebih mudah mendapat

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 25

    fokus yang akurat serta tajam tanpa memutar ring kecil pada lensa tersebut

    [Kurniawan, 2013].

    Gambar 3.2. Kamera Canon dengan lensa Fix yang digunakan

    Gambar 3.3. Kamera Fujifilm yang digunakan

    3. Statip lampu lucutan digunakan untuk menjepit lampu lucutan.

    Pada penelitian ini digunakan statip khusus untuk lampu lucutan

    seperti pada gambar 3.4 dibawah ini. Tujuan dari penggunaan statip

    khusus ini adalah supaya aman, karena dalam penelitian ini digunakan

    sumber bertegangan tinggi. Terdapat pula pelindung berbahan isolator

    pada kedua ujung statip penjepit lampu sehingga aman ketika digunakan.

    Jika menggunakan statip biasa, maka bisa terkena setrum dikarenakan

    tidak ada pelindung. Lampu Lucutan dipasang dengan cara menjepitkan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 26

    kedua ujungnya pada statip. Wujud dari lampu lucutan yang sudah dijepit

    pada statip seperti pada gambar 3.4 dibawh ini :

    Gambar 3.4. Statip Lampu Lucutan

    4. Tripod kamera digunakan sebagai penopang kamera agar tegak lurus

    dengan lampu lucutan dan tidak mudah goyang atau stabil.

    5. Sumber daya tegangan tinggi digunakan sebagai penyedia listrik

    bertegangan tinggi. Sumber daya ini digunakan karena colokan berwarna

    merah dan hitam ini nantinya akan dihubungkan ke kedua ujung statip

    lampu lucutan seperti gambar 3.5.

    Gambar 3.5. Sumber Daya Bertegangan Tinggi

    1. Keping kisi digunakan untuk melewatkan cahaya dari sumber cahaya agar

    terlihat spektrum cahayanya. Adapun keping kisi yang digunakan adalah

    100 dan 300 celah/mm untuk lampu merkuri, 600 celah/mm untuk lampu

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 27

    neon, serta 300 dan 600 celah/mm untuk lampu helium. Berikut adalah

    contoh keping kisi 300 celah/mm yang digunakan:

    Gambar 3.6. Kisi 300 L/mm

    B. Rangkaian Penelitian

    Penentuan panjang gelombang akan ditunjukkan dengan hasil foto.

    Kamera digunakan untuk mengganti spektrometer. Dalam penelitian ini,

    kamera yang digunakan adalah Canon seri 70 D dan Fujifilm X-S1 karena

    kamera tersebut sangat familiar dan penggunaannya pun mudah untuk semua

    kalangan. Untuk dapat melihat spektrum warna yang dihasilkan dari lampu

    lucutan jenis merkuri, neon dan helium, cahaya dari lampu dilewatkan

    terlebih dahulu ke sebuah keping kisi kemudian difoto. Oleh karena itu, layar

    yang digunakan diletakkan dibelakang lampu.

    Pemanfaatan kamera ini mengikuti prinsip alat spektrometer karena pada

    kamera terdapat lensa yang bisa digunakan sebagai teropong sehingga bisa

    dilakukan perbesaran obyek seperti halnya pada spektrometer serta terdapat

    sensor cahaya dan layar kamera dapat digunakan untuk melihat obyek seperti

    halnya pada mata manusia. Lampu lucutan jenis merkuri, helium dan neon

    digunakan sebagai sumber cahaya karena berdasarkan praktikum-praktikum

    yang sudah pernah dilakukan di Pendidikan Fisika Universitas Sanata

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 28

    Dharma, jenis lampu tersebut yang seringkali digunakan untuk praktik.

    Keping kisi digunakan untuk melewatkan cahaya dari sumber untuk

    didifraksikan agar dapat bisa dilihat spektrum cahayanya melalui layar

    kamera mengikuti prinsip praktikum kisi difraksi.

    Gambar 3.7 menunjukkan skema rangkaian peralatan spectrometer

    sederhana jika dilihat dari sisi atas. Adapun keping kisi yang digunakan

    adalah 100, 300 dan 600 celah tiap millimeter.

    Gambar 3.7. Skema rangkaian peralatan spektroskop sederhana yang

    tampak dari atas

    Keterangan gambar:

    1. Layar

    2. Lampu lucutan

    3. Keping kisi difraksi

    4. Kamera

    Dari gambar 3.7, peralatan yang sudah disiapkan dapat dirangkai menjadi

    gambar 3.8. Gambar 3.8 ini merupakan gambar rangkaian spektroskop

    sederhana yang tampak dari atas, seperti berikut:

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 29

    Gambar 3.8. Foto rangkaian peralatan spektroskop sederhana yang

    tampak dari atas.

    Rangkaian peralatan pada gambar 3.8 ini disusun tegak lurus antara

    kamera, kisi, lampu lucutan dan layar. Dengan begitu nantinya cahaya dari

    sebuah sumber cahaya dipisahkan menggunakan sebuah kisi melalui

    peristiwa difraksi. Spektrum cahaya akan ditangkap oleh layar sehingga dapat

    difoto menggunakan kamera. Lampu lucutan yang digunakan dihubungkan ke

    sumber tegangan tinggi. Ketika sumber tegangan tinggi dinyalakan, maka

    lampu lucutan juga akan menyala. Kemudian akan terlihat beberapa spektrum

    cahaya dari lampu lucutan di sebelah kanan dan kiri lampu melalui kamera.

    Pada penelitian ini, keping kisi yang digunakan kemudian diukur

    jaraknya ke lampu lucutan. Layar bermideline ini bertujuan untuk menangkap

    cahaya dan sebagai acuan satuan panjang agar ketika di olah menggunakan

    software Logger Pro bisa diketahui jarak yang sebenarnya dari terang pusat

    ke setiap warna dalam orde pertama.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 30

    C. Pengambilan Foto

    Hasil foto dalam hal ini berupa spektrum cahaya. Pengambilan foto

    dilakukan dengan menggunakan kamera Canon seri 70 D yang memiliki

    resolusi sebesar 20,2 MP serta menggunakan lensa Fix Yongnuo supaya tidak

    perlu melakukan perbesaran sehingga lensa tetap dan tidak berubah-ubah.

    Kamera lain yang digunakan adalah Fujifilm X-S1 yang memiliki resolusi

    sebesar 12 MP. Kamera yang dipasangkan ke sebuah tripot yang diarahkan

    tegak lurus ke set alat. Data yang diperoleh berupa hasil foto warna-warni

    cahaya. Hasil foto ini lah yang kemudian akan di analsis dengan

    menggunakan video analyzer pada software Logger Pro 3.12.

    D. Prosedur Penelitian

    1. Pengambilan Data

    a. Alat disusun seperti pada gambar 3.8.

    b. Rekatkan keping kisi pada lensa kamera. Usahakan keping kisi tegak

    lurus dengan lensa agar pada saat melihat obyek, obyek tidak miring

    seperti pada gambar 3.9:

    Gambar 3.9. Keping kisi yang direkatkan pada lensa kamera

    c. Kamera diset pada posisi on.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 31

    d. Lampu lucutan dinyalakan.

    e. Atur posisi kamera dan kisi supaya obyek yang terlihat tidak miring.

    f. Ukur jarak dari lampu lucutan ke keping kisi lalu dicatat.

    g. Spektrum cahaya difoto.

    h. Langkah 3 – 7 diulang untuk nilai jarak dari lampu lucutan ke kisi yang

    berbeda, lalu dicatat.

    i. Langkah 3 – 8 diulang untuk kisi yang berbeda, lalu dicatat.

    j. Langkah 3 – 9 diulang untuk lampu lucutan yang berbeda.

    k. Nilai panjang gelombang λ ditentukan dengan persamaan (8).

    l. Nilai tenaga yang dipancarkan ΔE dihitung dengan persamaan (13).

    2. Analisis Data

    Hasil data berupa foto akan dianalisis menggunakan video analyzer

    pada software Logger Pro. Cara menganalisis foto adalah sebagai berikut:

    a. Foto yang ingin dianalisis dicrop sampai pada orde pertama saja seperti

    pada gambar 3.10.

    Gambar 3.10. Proses pengecropan hasil foto.

    b. Buka software Logger Pro 3.12 kemudian akan tampil lembar kerja

    seperti pada gambar 3.11

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 32

    Gambar 3.11. Lembar kerja software Logger Pro 3.12

    c. Klik menu insert kemudian pilih picture with photo analysis lalu akan

    muncul dialog open folder seperti pada gambar 3.12. Pilih nama folder

    yang dituju seperti pada gambar 3.12.

    Gambar 3.12. Dialog open folder

    d. Pilih nama file foto yang ingin dianalisis kemudian pilih open seperti

    pada gambar 3.13.

    Gambar 3.13. Dialog open picture.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 33

    e. File foto yang terpilih akan tampil pada lembar kerja Logger Pro

    kemudian lakukan perbesaran tampilan pada foto tersebut dengan

    cara menarik sisi-sisi foto sesuai arah yang diinginkan seperti pada

    gambar 3.14.

    Gambar 3.14. Tampilan foto yang sudah diperbesar pada lembar kerja

    Logger Pro.

    f. Klik ikon Set Scale pada menu yang ada di samping foto seperti

    pada gambar 3.15.

    Gambar 3.15. Ikon Set Scale

    g. Arahkan kursor ke mideline kemudian klik salah satu sisi ukuran lalu

    tarik ke sisi lain yang berjarak 1 cm dengan tepat seperti pada

    gambar 3.16

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 34

    Gambar 3.16. Mengset scale mideline sebesar 1 cm.

    h. Setelah mengeset kemudian munculah dialog seperti pada gambar

    3.17 yang kemudian diisi angka dan satuan yang akan digunakan

    sebagai acuan panjang.

    Gambar 3.17. Pengisian acuan panjang

    i. Klik ikon set origin untuk mengetahui titik tengah dari lampu

    lucutan seperti pada gambar 3.18.

    .

    Gambar 3.18. Ikon Set Origin

    j. Arahkan kursor ke tengah-tengah lampu lucutan yang digunakan

    sebagai terang pusat kemudian diklik seperti pada gambar 3.19.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 35

    Gambar 3.19. Terang pusat yang sudah di set origin

    k. Klik ikon add point untuk memberi tanda titik pada tengah-tengah

    setiap warna seperti pada gambar 3.20.

    Gambar 3.20. Ikon Add Point

    l. Arahkan kursor ke tengah-tengah setiap spektrum cahaya untuk

    memberikan tanda titik warna merah mulai dari warna yang paling

    kiri, terang pusat hingga warna yang paling kanan seperti pada

    gambar 3.21.

    Gambar 3.21. Spektrum cahaya yang sudah di add point

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 36

    m. Setelah selesai memberikan add point pada masing-masing spektrum

    cahaya kemudian pada tabel video analysis P dan Y akan terisi angka

    seperti pada gambar 3.22.

    Gambar 3.22. Tabel Video Analysis terisi angka berdasarkan

    penambahan titik pada spektrum cahaya.

    n. Klik New Manual Column pada menu data untuk menambahkan

    kolom tabel “orde” secara manual kemudian muncul dialog seperti

    gambar 3.23.

    Gambar 3.23. Dialog New Manual Column pada menu data

    o. Ketik kolom name dengan “orde” dan kolom short name dengan

    “m” kemudian klik done. Lalu ketik angka 1 untuk orde spektrum

    cahaya yang berada di sebelah kanan terang pusat, angka -1 untuk

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 37

    spektrum cahaya yang berada di sebelah kiri terang pusat dan angka

    0 untuk terang pusatnya.

    p. Pilih menu data kemudian klik use parameters untuk menambahkan

    parameter-parameter yang akan digunakan seperti gambar 3.24.

    Gambar 3.24. Dialog Use Parameters pada menu data

    q. Ketik lambang yang digunakan pada kolom name dan ketik angka

    yang digunakan pada kolom value, ketik satuan “m” pada kolom

    units serta pilih angka berapa bilangan desimal/angka dibelakang

    “koma” pada kolom places kemudian klik ok seperti gambar 3.25.

    Gambar 3.25. Pemilihan angka desimal pada user parameters

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 38

    r. Pilih menu data kemudian klik New Calculated Column untuk

    menambahkan kolom tabel secara hitungan dengan menambahkan

    tulisan “Lambda” pada kolom name, lambang “λ” pada kolom short

    name dan menambahkan satuan yang digunakan “nm” pada kolom

    units seperti gambar 3.26.

    Gambar 3.26. Dialog New Calculated Column

    s. Pada kolom expression ditambahkan parameter dan variabel yang

    digunakan sesuai dengan persamaan (8) kemudian klik done seperti

    gambar 3.27.

    Gambar 3.27. Pengisian rumus secara manual pada kolom expressions

    t. Nilai panjang gelombang akan muncul pada kolom “lambda”.

    Kemudian nilai masing-masing spektrum cahaya dirata-rata

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 39

    u. Dihitung nilai ketidakpastiannya.

    v. Dihitung nilai tenaga transisinya menggunakan persamaan (13).

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 40

    BAB IV

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    A. Hasil Penelitian

    1) Hasil Data

    Diperoleh hasil foto spektrum cahaya dari lampu lucutan merkuri,

    helium dan neon yang dilewatkan melalui keping kisi untuk dianalisis

    menggunakan video analyzer pada software Logger Pro. Dari hasil analisis

    foto dapat diketahui nilai jarak antara terang pusat dan setiap warna

    spektrum untuk dihitung nilai panjang gelombangnya. Dengan

    menggunakan keping kisi yang jumlah celah tiap milimeternya berbeda

    yaitu 100, 300 dan 600 celah/mm. Penggunaan kisi 100 dan 300 celah

    untuk lampu merkuri, 300 dan 600 celah/mm untuk lampu helium dan 600

    celah/mm untuk lampu neon. Seluruh nilai panjang gelombang diperoleh

    dengan menggunakan hasil foto. Hasil foto tersebut dianalisis

    menggunakan persamaan (8) pada aplikasi video analyzer pada software

    Logger Pro 3.12.

    a. Penghitungan nilai jarak antarcelah pada kisi

    Dengan mengetahui jumlah celah tiap milimeter yang digunakan,

    maka dapat diperoleh nilai jarak antar celahnya, yaitu sebesar :

    1) 100 celah/mm = 0,00001 m,

    2) 300 celah/mm = 0,000003 m, dan

    3) 600 celah/mm = 0,0000017 m.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 41

    b. Penentuan nilai panjang gelombang

    Dalam penelitian ini, jenis sumber cahaya yang digunakan yaitu

    lampu lucutan merkuri helium dan neon. Kisi yang digunakan yaitu 100,

    300 dan 600 celah/mm. Orde serta jarak L diubah-ubah nilainya sehingga

    dapat diperoleh nilai panjang gelombang masing-masing spektrum.

    Penghitungan panjang gelombang yaitu dengan persamaan (8) yang

    ditulis pada kolom expression pada analisis video Logger Pro, dimana

    sebelumnya sudah mengisi terlebih dahulu nilai d dan L yang akan

    digunakan.

    Jarak antara sumber cahaya yaitu lampu lucutan dan keping kisi

    disebut sebagai L, dimana nilai L diperoleh dengan cara mengukur jarak

    antara celah dengan lampu. Nilai L ini bisa diubah-ubah maupun tidak.

    Jarak terang pusat ke spektrum cahaya diukur dengan menggunakan

    aplikasi picture with photo analysis pada software Logger Pro.

    Pengukuran dilakukan sebanyak satu kali hanya pada orde pertama pada

    masing-masing keping kisi yang digunakan pada sisi sebelah kanan dan

    kiri terang pusat.

    Pada data ini, spektrum cahaya penyusun lampu merkuri digunakan

    sebagai contoh data penentuan nilai P. Digunakan cara yang sama untuk

    spektrum dan lampu jenis helium dan neon. Hasil data lengkap dapat

    dilihat pada lampiran. Hasil akhir pengukuran jarak terang pusat ke

    warna spektrum cahaya menggunakan analisis foto spektrum ditunjukkan

    oleh tabel 4.1.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 42

    Tabel 4.1 Hasil data pengukuran jarak terang pusat ke spektrum

    cahaya pada lampu lucutan gas merkuri

    Kisi = 100 celah/mm

    L = 0,35 m

    n = 1

    Pada tabel 4.1 dapat dilihat bahwa spektrum penyusun lampu lucutan

    merkuri terdiri dari warna jingga, hijau dan ungu. Nilai jarak P (m)

    merupakan hasil rata-rata antara nilai P1 dan P2. Berikut adalah contoh

    perhitungan rata-rata nilai jarak P spektrum warna kuning pada lampu

    lucutan merkuri dengan kisi 100 celah/mm. Untuk spektrum warna lain

    pada lampu lucutan dihitung dengan cara yang sama.

    Warna kuning:

    P1 = -0,020 P2 = 0,021 m

    P1 = -(-0,020)

    P1 = 0,020m

    Rata-rata P = 𝑃1+ 𝑃2

    2

    = 0,020+ 0,021

    2

    = 0,021 m

    Warna Jarak P1 (m) Jarak P2 (m) Jarak P (m)

    Kuning -0,020 0,021 0,021

    Hijau -0,020 0,019 0,019

    Ungu -0,015 0,015 0,015

    Terang Pusat 0 0 0

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 43

    Dari hasil perhitungan nilai P1 dan P2 setiap spektrum dirata-rata

    sehingga diperoleh jarak P. Untuk spektrum warna kuning nilai P adalah

    0,021 m, spektrum warna hijau nilai P adalah 0,019 m, dan spektrum

    warna ungu adalah 0,015 m.

    Dengan jumlah celah pada kisi, jarak antara terang pusat dengan

    spektrum serta jarak antara lampu lucutan dengan kisi sudah diketahui,

    maka dengan persamaan (8) dapat ditentukan nilai panjang gelombang

    setiap spektrum. Penentuan nilai panjang gelombang ini dilakukan

    beberapa variasi berupa variasi orde, jarak L, kisi, serta jenis lampu

    lucutan. Variasi tersebut untuk dilihat bagaimana pengaruhnya terhadap

    nilai panjang gelombang, seperti berikut ini:

    a) Pengaruh variasi orde terhadap panjang gelombang

    Dengan menganalisis nilai panjang gelombang pada orde pertama

    dan kedua pada lampu lucutan merkuri dengan kisi dan jarak L tetap,

    maka pengaruh orde terhadap nilai panjang gelombangnya dapat

    dilihat pada hasil analisis foto spektrumnya seperti pada tabel 4.2.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 44

    Tabel 4.2. Hasil variasi orde terhadap λ pada spektrum

    kuning lampu lucutan merkuri

    Sumber = Lampu Merkuri

    L = 0,35 m

    Kisi = 100 celah/mm

    Warna = Kuning Lampu Merkuri

    Panjang Gelombang Kuning Lampu Merkuri Ref = 579

    nm

    No. Orde

    ke

    Jarak P

    (m)

    Panjang Gelombang

    (nm)

    1 1 0,02 593 ± 3

    2 2 0,04 592 ± 3

    Dalam penelitian ini, dilakukan variasi orde spektrum cahaya.

    Sumber cahaya yang digunakan adalah lampu merkuri. Kamera yang

    digunakan yaitu Canon EOS 70 D. Jarak L yang digunakan adalah

    0,35 m, sedangkan kisi yang digunakan adalah kisi 100 celah/mm.

    Variasi orde spektrum yang akan dianalisis pada penelitian ini dibatasi

    hanya sampai orde ke-2. Penyebab pembatasan variasi orde yang

    hanya sampai orde ke-2 ini dikarenakan berdasarkan data yang

    diperoleh, pemisahan warna terjauh hanya bisa dilakukan sampai orde

    kedua saja. Ketika mem-variasikan orde, kisi, jenis lampu dan panjang

    L diatur tetap. Sehingga panjang gelombang dari warna kuning

    dengan beda orde dapat dilihat pada tabel 4.2.

    Dengan cara yang sama, di analisis nilai panjang gelombang pada

    masing-masing jarak P lalu dihitung nilai panjang gelombang rata-

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 45

    ratanya. Setelah mendapatkan nilai panjang gelombang rata-rata

    kemudian dihitung nilai ketidakpastiannya untuk warna kuning pada

    orde pertama dan kedua. Dari hasil perhitungan, diperoleh

    ketidakpastian dari nilai panjang gelombang kuning pada orde

    pertama adalah 593 nm dengan nilai ketidakpastiannya ±3 nm dan

    orde kedua adalah 592 nm dengan nilai ketidakpastiannya ±3 nm.

    Sedangkan menurut Grotrian Diagram untuk Merkuri (terlampir),

    pada warna kuning nilai panjang gelombangnya adalah 576 nm [Tim

    Penyusun, 2014].

    Dari tabel 4.2 dapat dilihat bahwa dengan jenis lampu lucutan

    yang sama, kisi yang digunakan sama, jarak L yang sama, dan juga

    spektrum warna yang sama dengan orde yang dipilih yaitu sebanyak

    2. Dari data tampak bahwa pengaruh banyaknya orde terhadap jarak P

    adalah pada orde kedua, jarak P nilainya 2 kali lebih besar daripada

    jarak P orde pertama. Nilai panjang gelombang untuk warna kuning

    pada lampu merkuri meskipun semakin banyak orde, dan semakin

    besar nilai jarak Pnya namun nilai λ nya sama.

    Untuk nilai panjang gelombang pada masing-masing orde, jarak

    L, kisi, spektrum warna serta jenis lampu yang berbeda digunakan

    cara yang sama untuk menentukan nilai panjang gelombangnya.

    Kemudian setelah menentukan nilai panjang gelombang, ditentukan

    pula nilai ketidakpastiannya. Sebenarnya terdapat 3 nilai panjang

    gelombang tiap warna, yaitu panjang gelombang spektrum kuning

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 46

    sebelah kanan λ1, sebelah kiri λ2 serta panjang gelombang rata-rata λr.

    Berikut adalah contoh untuk menentukan nilai ketidakpastian panjang

    gelombang dari warna kuning pada orde pertama:

    Ketidakpastian = √( 𝜆1− 𝜆𝑟)2+( 𝜆2− 𝜆𝑟)2

    𝑛−1

    Ketidakpastian λkuning = √( 𝜆1− 𝜆𝑟)2+( 𝜆2− 𝜆𝑟)2

    𝑛

    = √(591,3 − 593 )2 + (595,2−593)2

    2−1

    = 3 nm

    Dari hasil perhitungan ketidakpastian nilai panjang gelombang,

    dapat diperoleh bahwa nilai panjang gelombang warna kuning lampu

    lucutan merkuri dengan kisi 100 celah/mm dengan jarak L 0,35 m

    pada orde pertama ialah 593±3 nm. Dengan cara yang sama,

    penghitungan nilai ketidakpastian dihitung untuk masing-masing nilai

    panjang gelombang.

    a) Pengaruh variasi jarak L terhadap panjang gelombang

    Dengan mengubah nilai jarak antara lampu lucutan dengan kisi

    (L) pada jenis lampu dan kisi yang digunakan sama, maka pengaruh

    nilai jarak L terhadap nilai panjang gelombangnya dapat dilihat pada

    hasil analisis foto spektrumnya seperti pada tabel 4.3.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 47

    Tabel 4.3. Hasil variasi jarak L terhadap panjang

    gelombang pada spektrum kuning lampu lucutan merkuri

    Sumber = Lampu Merkuri

    Warna = Kuning lampu merkuri

    Orde = 1

    Kisi = 100 celah/mm

    Panjang Gelombang Kuning Lampu Merkuri Ref = 576

    nm

    No. Jarak

    L (m)

    Jarak P

    (m)

    Panjang Gelombang

    (nm)

    1 0,35 0,02 593 ± 3

    2 0,82 0,05 591 ± 1

    Dalam penelitian ini, dilakukan variasi jarak L. Sumber cahaya

    yang digunakan adalah lampu merkuri. Kamera yang digunakan yaitu

    Canon EOS 70 D. Sedangkan kisi yang digunakan adalah kisi 100

    celah/mm dan foto spektrum di analisis hanya pada orde pertama.

    Dengan cara yang sama, foto spektrum kuning di analisis nilai

    panjang gelombangnya pada masing-masing jarak L dan nilai

    ketidakpastiannya. Dari hasil perhitungan, diperoleh nilai panjang

    gelombang kuning lampu merkuri pada jarak L 0,35 m adalah 593 nm

    dengan ketidakpastian ±3 nm dan jarak L 0,82 m adalah 591 dengan

    ketidakpastian ±1 nm. Sedangkan menurut Grotrian Diagram untuk

    Merkuri (terlampir), pada warna kuning nilai panjang gelombangnya

    adalah 576 nm [Tim Penyusun, 2014].

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 48

    Dari tabel 4.3 dapat dilihat bahwa dengan jenis lampu lucutan

    yang sama, kisi yang digunakan sama, spektrum kuning pada orde

    pertama namun jarak L yang di ubah nilainya tampak bahwa jarak P

    juga berubah. Semakin jauh jarak antara kamera dan lampu (L), maka

    semakin jauh pula jarak dari terang pusat ke spektrum kuning lampu

    lucutan merkuri (P). Nilai panjang gelombang untuk warna kuning

    pada lampu merkuri meskipun semakin besar jarak L, dan semakin

    besar pula jarak Pnya namun nilai λ nya sama.

    b) Variasi kisi terhadap panjang gelombang

    Jumlah celah pada keping kisi yang digunakan diganti dari 100

    celah/mm menjadi 300 celah/mm. Jenis lampu lucutan yang

    digunakan juga sama yaitu merkuri. Oleh karena itu, pengaruh

    banyaknya kisi yang digunakan terhadap nilai panjang gelombang

    dapat dilihat berdasarkan hasil analisis foto spektrum kuningnya

    seperti yang tercantum pada Tabel 4.4.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 49

    Tabel 4.4. Hasil variasi jumlah celah pada kisi terhadap

    panjang gelombang spektrum kuning pada lampu lucutan gas

    merkuri

    Sumber = Lampu Merkuri

    n = 1

    Spektrum = Kuning lampu merkuri

    Panjang Gelombang Kuning Lampu Merkuri Ref = 576 nm

    No. Kisi

    (celah/mm)

    Jarak L

    (m)

    Jarak P

    (m)

    Panjang

    Gelombang (nm)

    1 100 0,35 0,02 593 ± 3

    2 300 0,39 0,07 594 ± 1

    Dalam penelitian ini, dilakukan variasi jumlah celah tiap

    milimeter pada kisi dari 100 celah/mm menjadi 300 celah/mm.

    Sumber cahaya yang digunakan adalah lampu merkuri. Kamera yang

    digunakan yaitu Canon EOS 70 D. Sedangkan jarak L yang digunakan

    seharusnya tetap, namun pada penelitian ini jarak L 0,35 m dan 0,39

    m digunakan karena keterbatasan alat ketika digunakan untuk

    memfoto spektrum pada kisi 100 celah/mm. Pada kisi 300 celah/mm

    digunakan jarak L 0,39 m karena ketika menggunakan jarak yang

    sama pada kisi 100 celah/mm hasil fotonya kurang fokus sehingga

    letak kamera sedikit dijauhkan dari lampu namun jarak Lnya tidak

    jauh berbeda dengan jarak L pada kisi 100 celah/mm. Sehingga

    diharapkan meskipun jarak L pada kisi 100 celah/mm dengan 300

    celah/mm selisih 2 cm, hal ini bisa dilihat pengaruh kisi terhadap jarak

    P dan nilai panjang gelombang.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 50

    Dengan cara yang sama, foto spektrum kuning di analisis nilai

    panjang gelombangnya pada masing-masing kisi dan nilai

    ketidakpastiannya. Dari hasil perhitungan, diperoleh nilai panjang

    gelombang kuning lampu merkuri pada kisi 100 celah/mm adalah 593

    nm dengan ketidakpastiannya ±3 nm dan kisi 300 celah/mm adalah

    594 nm dengan ketidakpastiannya ±1 nm. Sedangkan menurut

    Grotrian Diagram untuk Merkuri (terlampir), pada warna kuning nilai

    panjang gelombangnya adalah 576 nm [Tim Penyusun, 2014].

    Dari tabel 4.3 dapat dilihat bahwa pada jenis lampu lucutan yang

    sama, jarak L sama, spektrum kuning pada orde pertama namun

    jumlah celah pada kisi yang di ubah, tampak bahwa jarak P juga

    berubah. Semakin banyak celah pada kisi yang digunakan (d), maka

    semakin jauh pula jarak dari terang pusat ke spektrum kuning lampu

    lucutan merkuri (P). Hal ini dapat dibuktikan jika mula-mula jumlah

    celah pada kisi adalah 100 celah/mm diganti menjadi 3 kali lipatnya

    yaitu 300 celah/mm, maka nilai jarak P juga akan berubah menjadi 3

    kali lipatnya dimana jarak P mula-mula adalah 0,02 m berubah

    menjadi 0,07 m. Nilai panjang gelombang untuk warna kuning pada

    lampu merkuri meskipun semakin banyak jumlah celah tiap milimeter

    pada kisi, dan semakin besar pula jarak Pnya namun nilai λ nya sama.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 51

    c) Variasi jenis lampu lucutan terhadap panjang gelombang

    Jenis lampu lucutan yang digunakan diganti menjadi helium dan

    neon. Kamera yang digunakan juga berbeda dengan penelitian

    sebelumnya yaitu menggunakan Fujifilm XS-1. Hal ini karena adanya

    keterbatasan alat sebelumnya ketika digunakan untuk memfoto

    spektrum cahaya pada kedua jenis lampu ini.

    Kisi yang digunakan adalah 600 celah/mm. Jarak L yang

    digunakan adalah 0,075 m sedangkan spektrum yang di analisis hanya

    orde pertama. Hal ini dikarenakan spektrum yang tampak hanya satu

    orde saja. Adapun spektrum yang digunakan sebagai pembanding

    adalah spektrum kuning. Hal ini karena spektrum kuning merupakan

    salah satu warna yang sama yang menjadi spektrum penyusun masing-

    masing lampu tersebut Oleh karena itu, pengaruh beda jenis lampu

    lucutan yang digunakan terhadap nilai panjang gelombang dapat

    dilihat berdasarkan hasil analisis foto spektrum kuningnya seperti

    yang tercantum pada Tabel 4.5.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 52

    Tabel 4.5. Hasil variasi jenis lampu lucutan terhadap panjang

    gelombang spektrum kuning pada jarak L dan kisi yang sama

    Kisi = 600 celah/mm

    L = 0,075 m

    Spektrum = warna kuning

    n = 1

    Kamera = FujiFilm X-S1

    No.

    Jenis

    Lampu

    Lucutan

    Jarak P

    (m)

    Panjang

    Gelombang

    (nm)

    Panjang

    Gelombang

    Ref (nm)

    1. Helium 0,03 586 ± 5 588

    2. Neon 0,04 587 ± 14 598

    Dari tabel 4.5 dapat dilihat bahwa terdapat kesamaan spektrum

    penyusun antara lampu lucutan helium dan neon. Karakteristik lampu

    lucutan helium adalah terdiri dari warna ungu, biru, hijau kuning dan

    merah. Sedangkan karakteristik lampu lucutan neon adalah terdiri dari

    spektrum kuning dan merah. Spektrum kuning merupakan salah satu

    warna yang sama dari kedua jenis lampu tersebut. Sehingga warna

    kuning digunakan sebagai pembandingnya pada penelitian ini.

    Dengan cara yang sama, foto spektrum kuning di analisis nilai

    panjang gelombangnya pada masing-masing jenis lampu lucutan dan

    nilai ketidakpastiannya. Dari hasil perhitungan, diperoleh dari nilai

    panjang gelombang kuning pada lampu helium yang berjarak L 0,50

    m adalah 586 nm dengan ketidakpastiannya ±5 nm dan lampu neon

    yang berjarak L 0,48 m adalah 587 nm dengan ketidakpastiannya ±14

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 53

    nm. Sedangkan menurut Grotrian Diagram untuk Helium (terlampir),

    pada warna kuning nilai panjang gelombangnya adalah 588 nm [Lo

    Presto, 1998] dan untuk warna kuning pada Neon nilai panjang

    gelombangnya adalah 598 nm [Deomedes et al, 2012].

    Dari tabel 4.5 dapat dilihat pula bahwa meskipun kamera, orde,

    kisi dan jarak L yang digunakan sama namun jenis lampu yang

    digunakan berbeda, namun pengaruhnya terhadap nilai jarak P nya

    terdapat selisih jarak 1 cm. Panjang gelombang spektrum kuning pada

    lampu lucutan helium sebenarnya berbeda dengan lampu lucutan

    neon. Hal ini karena jenis lampu lucutan yang digunakan juga

    berbeda. Daya pisah antar spektrum sangatlah kecil sehingga

    mengakibatkan warna-warna spektrtum terlihat bercampur. Selain itu,

    pada lampu lucutan neon terdapat kesulitan untuk memfoto spektrum

    cahayanya karena keterbatasan alat.

    c. Perhitungan nilai tenaga yang dipancarkan (ΔE)

    1) Nilai tenaga yang dipancarkan pada jenis lampu yang sama

    Dari nilai panjang gelombang yang sudah diperoleh, maka dengan

    persamaan (13) dapat dihitung nilai tenaga yang dipancarkanuntuk

    memancarkan atom pada saat proses deeksitasi (ΔE). Lampu lucutan

    merkuri digunakan sebagai contoh data sedangkan data selengkapnya

    sudah tercantum pada lampiran. Oleh karena itu, pengaruh nilai

    panjang gelombang terhadap nilai tenaga yang dipancarkan pada

    lampu lucutan merkuri, hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.6.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 54

    Tabel 4.6. Hasil pengaruh nilai panjang gelombang terhadap

    tenaga yang dipancarkan

    Kisi = 100 celah/mm

    Sumber = Lampu Lucutan Merkuri

    L = 0,35 m

    Warna Jarak P

    (m)

    Orde

    ke λ (nm)

    λ ref

    (nm) ΔE (eV)

    Kuning 0,020 1 593 ± 3 579 2,10 ± 0,01

    Hijau 0,019 1 557 ± 3 492 2,20 ± 0,01

    Ungu 0,015 1 443 ± 5 366 2,80 ± 0,03

    Dari tabel 4.6 satu nilai panjang gelombang akan digunakan

    sebagai contoh perhitungan yaitu pada spektrum kuning lampu lucutan

    merkuri yang berkisi 100 celah/mm, berjarak L 0,35 m dan pada orde

    pertama. Panjang gelombang tersebut adalah 593 dengan

    ketidakpastian sebesar ± 3 nm. Perhitungan tenaga yang dipancarkan

    adalah sebagai berikut:

    ΔE = ℎ 𝑐

    𝜆

    ΔE = 4,136 𝑥 10−15 𝑥 3 𝑥 108

    593 𝑥 10−9 𝑒𝑉.𝑠 .𝑚𝑠−1

    𝑚

    ΔE = 2,10 eV

    Nilai ketidakpastian dari tenaga yang dipancarkan pada spektrum

    kuning diperoleh dari:

    Ketidakpastian : δE = 𝛥𝐸 . 𝛥𝜆 .

    𝜆

    δE= 2,09 . 3 .

    593

    δE = 0,01 eV

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 55

    Dari hasil perhitungan yang telah dicantumkan ke dalam tabel 4.6,

    dapat dilihat bahwa pada lampu lucutan merkuri, pengaruh nilai

    panjang gelombang λ yang semakin kecil, maka nilai ΔE nya semakin

    besar. Hal ini dikarenakan pada saat lampu lucutan dinyalakan, terjadi

    proses pelepasan (eksitasi) dan penyerapan (deeksitasi) atom-atom

    yang diskrit dari tingkat energi terendah ke tingkat yang lebih tinggi.

    Atom-atom gas tersebut mengalami proses deeksitasi karena

    elektron ditembakkan dipercepat dengan tegangan tinggi dalam

    tabung lampu lucutannya. Cahaya yang dipancarkan oleh sumber

    demikian tidak terdiri atas spektrum yang kontinu. Sehingga ketika

    cahaya dari lampu tersebut melewati kisi dengan jumlah celah yang

    banyak tiap milimeternya, maka dalam hal ini adalah atom, akan

    terdifraksi sehingga membentuk spektrum-spektrum cahaya. Namun,

    spektrum tersebut hanya terdiri atas panjang gelombang tertentu yang

    merupakan karakteristik atom dalam sumber tersebut [Johan, 2008].

    Karakteristik dari lampu lucutan merkuri terdiri atas spektrum

    kuning, hijau, dan ungu. Spektrum penyusun lampu lucutan merkuri

    ini berbeda dengan spektrum penyusun lampu lucutan helium dan

    neon. Hal ini dikarenakan karakteristik dari masing-masing lampu

    tersebut juga berbeda.

    2) Nilai tenaga yang dipancarkan pada jenis lampu yang berbeda

    Dari nilai panjang gelombang yang sudah diperoleh, maka dengan

    persamaan (13) dapat dihitung nilai ΔE nya. Spektrum warna kuning

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 56

    pada lampu lucutan helium dan neon digunakan sebagai contoh

    data sedangkan data selengkapnya sudah tercantum pada lampiran.

    Oleh karena itu, pengaruh jenis lampu lucutan yang berbeda terhadap

    nilai tenaga transisinya, hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.7.

    Tabel 4.7. Pengaruh jenis lampu yang berbeda terhadap ΔE

    Kisi = 600 celah/mm

    Spektrum = warna kuning

    L = 0,075 m

    Jenis

    Lampu

    Lucutan

    Jarak P

    (m)

    Orde

    ke λ (nm)

    λ ref

    (nm) ΔE (eV)

    Helium 0,026 1 586 ± 5 588 2,12 ± 0,02

    Neon 0,040 1 587 ± 14 598 2,11 ± 0,05

    Untuk menghitung nilai tenaga yang dipancarkan digunakan cara

    yang sama, sehingga perhitungan ΔE untuk masing-masing spektrum

    warna pada masing-masing jenis lampu selengkapnya tercantum pada

    lampiran.

    Dari hasil perhitugan yang telah dicantumkan ke dalam tabel 4.7,

    dapat dilihat bahwa nilai ΔE spektrum kuning pada lampu neon dan

    lampu helium berbeda. Hal ini dikarenakan nilai panjang gelombang

    pada spektrum kuning lampu helium berbeda dengan lampu neon

    karena jenis lampunya juga berbeda. Oleh sebab itu, pada jenis lampu

    lucutan berbeda, tenaga yang dipancarkan juga berbeda sehingga

    mengakibatkan nilai panjang gelombangnya juga berbeda.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 57

    B. Pembahasan

    Panjang gelombang λ adalah jarak ketika pola gelombang itu berulang

    (Young dan Freedman, 2003). Pola gelombang dalam penelitian ini berupa

    spektrum cahaya. Untuk bisa menentukan nilai panjang gelombang maka

    diperlukan alat untuk melihat spektrum cahaya dari sebuah sumber cahaya

    yang digunakan. Spektrum cahaya yang terdiri dari beberapa warna ini akan

    berulang pada jarak berikutnya. Pengulangan warna ini disebut dengan orde.

    Pada penelitian ini digunakan lampu lucutan sebagai sumber cahaya.

    Kemudian digunakan kisi difraksi untuk menguraikan atau memisahkan

    cahaya tersebut dengan cara mendifraksikannya menjadi warna-warna atau

    spektrum penyusun lampu tersebut (Tipler, 2001). Selanjutnya digunakan

    kamera untuk melihat atau memfoto spektrum cahaya penyusun lampu.

    Lampu lucutan yang digunakan dalam penelitian ini ada 3 jenis, yaitu

    merkuri, helium dan neon. Sedangkan kamera yang digunakan ada 2 buah

    yaitu Canon 70 D dan Fujifilm X-S1.

    Pengukuran panjang gelombang spektrum cahaya lampu lucutan gas

    merkuri yang dihasilkan kisi difraksi di analisis menggunakan aplikasi video

    analyzer pada software Logger Pro. Selama percobaan dilakukan, pada layar

    LCD kamera terlihat beberapa orde warna-warna spektrum cahaya secara

    berurutan dengan cahaya lampu warna putih sebagai terang pusatnya.

    Beberapa orde warna-warna spektrum cahaya tersebut kemudian difoto

    menggunaka