Penentuan Morfologi Sel Darah Putih

download Penentuan Morfologi Sel Darah Putih

of 3

description

morfologi

Transcript of Penentuan Morfologi Sel Darah Putih

PENENTUAN MORFOLOGI SEL DARAH PUTIH (LEUKOSIT)BERBASIS PENGOLAHAN CITRA DAN NEURO FUZZY

Egi Julian AshariJurusan Teknik Elektro [email protected] ini bertujuan untuk membuat suatu sistem yang dapat menentukan morfologi normal dan abnormal sel darah putih pada citra digital. Dimana penelitian ini dilakukan secara bertahap, yaitu (1) pengolahan citra yang meliputi akuisisi citra, grayscale, dan deteksi tepi, (2) ekstraksiciri, dan (3) identifikasi dengan menggunakan jaringan syaraf tiruan yang berupa pelatihan dan pengenalan.

PENDAHULUANMorfologi normal dan abnormal dari sel darah putih seorang pasien sangat membantu pasien dalam mendeteksi suatu penyakit. Pada saat ini, analitis tentang morfologi sel darah putih yang di lakukan oleh para dokter dan pihak laboratorium masih dengan cara konvensional, sehingga tidak selalu sama antara dokter yang satu dengan yang lainnya. Kondisi fisik, pengetahuan, ketelitian dan konsentrasi dokter sangat menentukan hasil analisis, karena dilakukan pengamatan langsung. Selain hal tersebut diatas, jika sel darah putih yang akan dketahuin morfologi normal dan abnormalnya cukup banyak, maka akan membutuhkan banyak waktu dan tenaga. Di lain pihak analisis tersebut, tidak menghasilkan bukti citra sehingga tidak dapat dianalisis oleh banyak dokter.Peran sistem multimedia, misalnya kamera atau video digital sagat penting untuk mengambil suatu objek penelitian dalam mengenali suatu objek. Misalnya berupa gambar atau suara. Data berupa citra yang diperoleh dari kamera video atau kamera digital akan melalui tahap pengolahan citra. Pengolahan cita merupakan metode atau teknik yang dapat digunakan untuk memproses citra atau gambar yang diinginkan atau keperluan analisis selanjutnya. Pengolahan citra dilakukan dengan bantuan computer.Jaringan saraf tiruan adalah salah satu representasi buatan dari otak manusia yang selalu mencoba untuk mensimulasikan proses pembelajaran pada otak manusia tersebut. Istilah buatan di sini digunakan karena jaringan saraf ini diimplementasikan dengan menggunakan computer yang mampu menyelesaikan sejumlah proses perhitungan selama proses pembelajaran.METODE2.1 leukositLeukosit adalah sel yang membentuk komponen darah. Leukosit ini berfungsi untuk membantu tubuh melawan berbagai penyakit infeksi sebagai bagian dari sistem kekebalan tubuh. Leukosit terdiri dari berbagai macam bentuk. Berdasarkan bentuknya maka Leukosit dibedakan lima jenis, yaitu basofil, eosinofil, neutrofil, limfosit dan monosit. (D.R Fifin, 2010)2.2 Pengolahan Citra DigitalPengolahan Citra adalah suatu metode atau teknik yang dapat digunakan untuk memproses citra atau gambar dengan jalan memanipulasi menjadi data gambar yang diinginkan untuk mendapatkan informasi tertentu.Dalam pengolahan citra digital, terdapat proses-proses: a. Peningkatan mutu citra.b. Detksi sisi.c. Registrasi dan resampling citra.d. Pemadatan data citra.e. Pengelompokan Pola dan analisis data.f. Klasifikasi dan segmentasi citra.(Warni, 2009)2.3 Jaringan Syaraf TiruanJaringan Syaraf Tiruan (JST) atau Artifical Neural Network (ANN) telah dikembangkan sejak tahun 1940-an. JST merupakan model komputasi terdistribusi yang meniru cara kerja dan sistem syaraf biologis. Para peneliti mendapatkan inspirasi arsitektur Jaringan Syaraf Tiruan ini berdasarkan model otak manusia dan sel-sel syarafnya. Metode ini berisi proses stimulasi-stimulasi yang berlangsung dalam otak yang diterjemahkan dalam bentuk simbol, nilai dan bobot.JST membentuk hubungan antar unit yang dibuat menyerupai bentuk sel syaraf. Tiap-tiap sel mengubah bentuk masukan yang diterima menjadi suatu bentuk keluaran yang kemudian dikirimkan ke sel berikutnya. Proses ini dapat dibagi menjadi dua yaitu :a. Penjumlahan nilai masukan. Nilai masukan dikalikan dengan suatu nilai bobot interkoneksi dimana harga masukan pada suatu sel merupakan keluaran dari sel pada lapisan sebelumnya. Tiap harga masukan dari sel-sel sebelumnya kemudian dijumlahkan. Total dari penjumlahan itu disebut dengan total input (net input) yang dapat dinyatakan dalam persamaan I :b. Total input akan diproses lebih lanjut oleh sebuah fungsi aktivasi F. Layer menggunakan fungsi aktivasi sel yang mengubah total input menjadi sebuah keluaran. Nilai dari fungsi aktivasi sel tersebut merupakan keluaran dari sel, dan dirumuskan dalam bentuk :c. Fungsi aktivasi biasa juga disebut sebagai fungsi pemampat. Fungsi pemampat ini merupakan fungsi yang memampatkan nilai Net sehingga Keluar tidak pernah melebihi suatu batas rendah tertentu, berapapun besarnya nilai Net. Fungsi pemampat yang sering dipilih adalah fungsi logistic atau fungsi sigmoid. Secara matematis fungsi sigmoid dapat dinyatakan dengan :

Daftar PustakaFifin, D. (2010). Pengenalan pola Citra Leukosit Dengan Metode Ekstaksi Fitur Citra.Warni, E. (2009). Penentuan Morfologi Sel Darah Merah(Eritrosit) Berbasis Pengolahan Citra Dan Jaringan Syaraf Tiruan.